askep-individu-ny.s-minggu 2.docx

35
MANAJEMEN ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny. S (62 tahun) DENGAN DIAGNOSA STROKE HAEMORAGIC DI RUANG FLAMBOYAN I RUMAH SAKIT PARU ARIO WIRAWAN SALATIGA Disusun untuk Memenuhi Tugas pada Stase Manajemen Keperawatan Dosen Pembimbing: M. Hasib Ardani, S.Kp., M.Kes Disusun oleh: Dieta Suryaningsih 22020115210024 PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS JURUSAN KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN

Upload: dieta-suryaningsih

Post on 29-Jan-2016

228 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: ASKEP-INDIVIDU-Ny.S-Minggu 2.docx

MANAJEMEN ASUHAN KEPERAWATAN

PADA Ny. S (62 tahun) DENGAN DIAGNOSA STROKE HAEMORAGIC

DI RUANG FLAMBOYAN I RUMAH SAKIT PARU ARIO WIRAWAN

SALATIGA

Disusun untuk Memenuhi Tugas pada Stase Manajemen Keperawatan

Dosen Pembimbing: M. Hasib Ardani, S.Kp., M.Kes

Disusun oleh:

Dieta Suryaningsih

22020115210024

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS

JURUSAN KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS DIPONEGORO

SEMARANG

2015

Page 2: ASKEP-INDIVIDU-Ny.S-Minggu 2.docx

MANAJEMEN ASUHAN KEPERAWATAN

PADA Ny. S (62 tahun) DENGAN DIAGNOSA STROKE HAEMORAGIC

DI RUANG DAHLIA II RUMAH SAKIT PARU ARIO WIRAWAN

SALATIGA

A. IDENTITAS

1. Identitas Klien

Nama : Ny.S

No. Rekam Medis : 100.560

Tanggal lahir :06 Juni 1953

Ruang Rawat Inap : Kamar A15 Ruang Flamboyan I Kelas I

Tgl Masuk Ruangan/Jam : 16 Oktober 2015/ Pukul 15.05

Umur : 62 tahun

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Status : Menikah

Pendidikan Terakhir : SMP

Pekerjaan : Ibu rumah tangga

Suku : Jawa

Bahasa : Jawa, Indonesia

Alamat : Gintungan, Bandungan

Pembiayaan Kesehatan : Umum

Kelas Ruangan : Kelas 3

2. Identitas Penanggung Jawab

Nama : Tn.Y

Umur : 45 tahun

Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

Suku : Jawa

Hubungan dg Klien : Suami Klien

Bahasa : Jawa, Indonesia

Alamat : Gintungan, Bandungan

2

Page 3: ASKEP-INDIVIDU-Ny.S-Minggu 2.docx

B. RESUME ASUHAN KEPERAWATAN

Ny.S datang ke Dahlia 2 pada tanggal 12 Oktober 2015 pukul 14.05

WIB. Hasil observasi yang didapatkan menurut Teori Douglas (1984, dalam

Swansburg 1999) yaitu klien dapat melakukan kebersihan diri seperti mandi

dan ganti pakaian sendiri, makan dan minum dilakukan sendiri, ambulasi

dengan pengawasan, pengobatan minimal dengan status psikologis stabil, dan

klien dilakukan observasi tanda-tanda vital setiap shift. Sehingga klien dapat

dikategorikan kedalam Minimal care/perawatan mandiri.

Klien datang ke IGD RS Paru Ario Wirawan Salatiga dengan rujukan

dari Balai Kesehatan Paru Masyarakat (BKPM) Ambarawa. Saat di BKPM,

klien didiagnosa efusi pleura e/c non TB dd. TB dan keganasan. Telah

dilakukan pemeriksaan BTA sputum 3x dengan hasil negatif/negatif/negatif

dan pemeriksaan haematologi dengan hasil Hb: 14,0 mg/dL, Leukosit 11,6 x

103/uL, GDS 89 mg/dL, SGOT 10,3 mg/dL, dan SGPT 9,8 mg/dL. Selain itu

klien sudah dilakukan proof di ICS VI LAPS dan didapatkan 5cc cairan di

dalam rongga pleura. Saat di IGD, klien diberikan terapi D5% / RL 20 tpm,

Picyn Inj. 1500 gr 2 x 1, Methyl prednisolon Inj. 62,5 mg 2 x 1, Torasic Inj.

30 mg 2 x 1 dan Epexol syr. 2 C. Oleh dokter, klien didiagnosa

Klien datang dengan keluhan utama batuk sudah lebih dari 2 bulan yang

lalu, batuk tidak berdahak dan membuat nyeri pada paru-paru bagian kiri.

Skala nyeri yang dirasakan oleh klien yaitu 5 dengan menggunakan alat ukur

VAS. Keluhan penyerta lainnya adalah sesak nafas yang sering terjadi pada

malam hari, klien mengatakan sesak yang dirasakan akan bertambah ketika

batuk. Riwayat kesehatan dahulu yaitu keluarga klien mengatakan Ny.S tidak

memiliki riwayat penyakit paru-paru seperti asma, selain itu tidak ada riwayat

penyakit hipertensi, diabetes mellitus, dan batuk darah. Keluarga juga

mengatakan tidak ada keluarga yang memiliki penyakit yang sama seperti

yang dialami oleh klien saat ini.

Keadaan umum klien saat datang ke ruang Dahlia 2 yaitu composmentis

dengan GCS 15 (E4M6V5), klien tampak meringis kesakitan dan memegangi

dada bagian kiri, pola nafas cepat dan dangkal, dan tidak ada pernapasam

3

Page 4: ASKEP-INDIVIDU-Ny.S-Minggu 2.docx

cuping hidung. Kemudian dilakukan pemeriksaan vital sign dan didapatkan

hasil yaitu TD: 141/88 mmHg, HR: 93 kali/menit, RR: 24 kali/menit, T: 37oC

per aksila, BB: 78 kg, dan GDS: 90 mg/dL. Pemeriksaan fisik dada paru

didapatkan hasil inspeksi yaitu perkembangan dada kanan dan kiri simetris,

irama napas reguler terdapat dispnoe, tidak terdapat penggunaan otot bantu

pernapasan. Saat dilakukan palpasi, taktil fremitus kanan dan kiri getaran

sama dan tidak terdapat nyeri tekan. Hasil perkusi didapatkan hasil sonor

pada paru-paru kanan dan redup pada paru-paru kiri mulai dari IC 3 sampai

pada IC 7. Auskultasi didapatkan hasil suara nafas menurun, terdapat suara

nafas tambahan berupa ronkhi di bagian sinistra apeks. Pengkajian resiko

jatuh menunjukkan nilai 20 yaitu resiko jatuh rendah.

Pemeriksaan penunjang yang sudah dilakukan yaitu pemeriksaan

haematologi, SGOT, SGPT, Ureum, Creatinin, dan EKG yang dilakukan pada

tanggal 12 Oktober 2015. Hasil pemeriksaan EKG menunjukkan sinus rhytem

atau normal dan Rontgen Thorax menunjukkan kesan efusi pleura sinistra.

Selain itu klien sudah dilakukan pemeriksaan BTA sputum pada tanggal 13

Oktober 2015 dan didapatkan hasil BTA negatif dan dilakukan pemeriksaan

cairan pleura pada tanggal 15 Oktober 2015 didapatkan hasil yang sama yaitu

BTA negatif.

Diagnosa yang muncul pada Ny. S berdasarkan pada hasil pengkajian

yang dilakukan pada tanggal 12 Oktober 2015 pukul 14.10 WIB adalah

ketidakefektifan bersihan jalan nafas berhubungan dengan eksudat yang

berlebih dari permukaan pleura. Intervensi yang dilakukan berupa

mengajarkan batuk efektif dan memposisikan klien pada posisi semi fowler

untuk memaksimalkan ventilasi. Selain itu diagnosa lain yang muncul adalah

Nyeri akut yang berhubungan dengan terangsangnya saraf intra thorax

sekunder terhadap iritasi pleura. Intervensi keperawatan yang diberikan

kepada klien adalah pain management yaitu dengan mengajarkan teknik

manajemen nyeri non farmakologi seperti nafas dalam. Klien dapat

mendemonstrasikan nafas dalam yang diajarkan ketika merasakan nyeri.

4

Page 5: ASKEP-INDIVIDU-Ny.S-Minggu 2.docx

Terapi yang diberikan kepada klien yaitu pada tanggal 12 Oktober 2015

klien mendapatkan terapi yang diberikan oleh dokter IGD. Pada tanggal 13

dan 14 klien mendapatkan terapi NaCl 0,9% 16 tpm, Cefotaxime Inj. 1 gr 2 x

1, Asma cap 3 x 1, dan Vit.B Complex 3 x 1 tablet. Pada tanggal 15 Oktober

2015 obat injeksi yaitu Cefotaxime 1 gr di stop oleh advice dari dokter

spesialis paru. Pada tanggal 16 Oktober 2015, klien mendapatkan obat oral

FDC kategori I 1 x 4 tablet, Vit.B Complex 3 x 1 tablet, dan NaCl 0,9% 16

tpm.

Pada tanggal 16 Oktober 2015 klien telah dilakukan pungsi kedua dan

diambil cairan pleura sebanyak 1000cc. Kondisi umum klien sudah membaik

(composmentis, GCS 15: E4M6V5), klien mengatakan sesak berkurang (RR:

20 kali/menit), batuk berkurang, dan nyeri pada paru-paru bagian kira

berkurang menjadi skala 3. Oleh dokter residen paru klien diperbolehkan

pulang karena kondisi klien sudah stabil dan dapat dilakukan perawatan jalan.

Berikut ini merupakan tabel ceklist derajat ketergantungan yang dialami

oleh Ny. S:

Tabel Klasifikasi pasien berdasarkan derajat ketergantungan

Kriteria Ketergantungan Ya Tidak Kategori

1. Kebersihan diri, mandi, ganti pakaian dilakukan sendiri

2. Makan dan minum dilakukan sendiri3. Ambulasi dengan pengawasan4. Observasi tanda-tanda vital dilakukan setiap shift5. Pengobatan minimal, status psikologis stabil6. Pengobatan prosedur memerlukan pengobatan

Minimal

1. Kebersihan diri dibantu, makan dan minum dibantu dilakukan sendiri

2. Observasi tanda-tanda vital setiap 4 Jam3. Ambulasi dibantu, pengobatan lebih dari sekali4. Folley kateter, intake ouput dicatat5. Pasien dengan pasang infus, persiapan pengobatan

memerlukan prosedur

Parsial

1. Segalanya diberi bantuan2. Posisi yang diatur, observasi tanda-tanda vital setiap 2

jam3. Makan memerlukan NGT, inravena terapi4. Pemakaian suction

Total

5

Page 6: ASKEP-INDIVIDU-Ny.S-Minggu 2.docx

5. Gelisah/disorientasiC. KEBUTUHAN SELAMA PENGELOLAAN KLIEN

1. Waktu perawatan

Tingkat ketergantungan Ny.S adalah ketergantungan minimal yang

membutuhkan perawatan langsung selama 1-2 jam/hari (Douglas, 1999).

Berdasarkan total waktu dari tindakan yang diberikan dapat diketahui

bahwa selama 5 hari perawatan klien membutuhkan waktu perawatan

langsung yaitu selama 5-10 jam.

Perhitungan waktu perawatan Ny.S dapat dihitung melalui tabel

Douglas berikut ini:

JUMLA

H

PASIEN

KLASIFIKASI PASIEN

MINIMAL PARSIAL TOTAL

Pag

i

Sian

g

Mala

m

Pag

i

Sian

g

Mala

m

Pag

i

Sian

g

Mala

m

1 0,17 0,14 0,07 0,27 0,15 0,10 0,36 0,30 0,20

2 0,34 0,28 0,14 0,54 0,30 0,20 0,72 0,60 0,40

3 0,51 0,42 0,21 0,81 0,45 0,30 1,08 0,90 0,60

dst

(Douglas, 1999)

Kebutuhan waktu perawatan minimal shift pagi:

0,270,52

x (3 x60 menit )=93,46 menit

Kebutuhan waktu perawatan maksimal shift pagi:

0,270,52

x (4 x 60 menit )=124,6 menit

Kebutuhan waktu perawatan minimal shift siang:

0,150,52

x (3 x 60 menit )=51,92 menit

Kebutuhan waktu perawatan maksimal shift siang:

0,150,52

x (4 x 60 menit )=69,23 menit

6

Page 7: ASKEP-INDIVIDU-Ny.S-Minggu 2.docx

Berikut ini adalah rincian intervensi yang dilakukan pada Ny.S :

Hari/ tanggal

Waktu (WIB)

Kegiatan Keperawatan yang dilakukan

LangsungWaktu yang

diperlukanTidak Langsung

Waktu yang

diperlukanKolaborasi

Waktu yang

diperlukanSenin/12 Oktober 2015

14.00-14.05 Persiapan klien datang (CM dan Bed Making)

5 menit

14.05-14.10 Penerimaan klien baru dan orientasi ruangan pada klien dan keluarga

5 menit

14.10-14.13 Memberikan posisi semi fowler

3 menit

14.15-14.25 Menghubungi Dokter Residen Paru.Advice:

- D5% / RL 20 tpm- Picyn Inj. 1500 gr 2 x

1- Methyl prednisolon

Inj. 62,5 mg 2 x 1- Torasic Inj. 30 mg 2 x

1- Epexol syr. 2 C- Kolaborasi program

pungsi (pengambilan cairan pleura)

10 menit

7

Page 8: ASKEP-INDIVIDU-Ny.S-Minggu 2.docx

14.30-14.40 Melakukan pengkajian klien

Melakukan pemeriksaan fisik pada sistem pernapasan

10 menit

15.00-15.10 Menyiapkan obat oral 5 menit Konsultasi gizi:- Diit lunak

5 menit

15.30-15.35 Memberikan edukasi pada keluarga untuk menggunakan masker, cuci tangan, dan cara membuang sputum

5 menit

16.00-16.10 Mendokumentasikan hasil pengkajian

Membuat diagnosa keperawatan

Membuat rencana keperawatan

10 menit

17.00-17.05 Memberikan edukasi pada klien tentang teknik manajemen nyeri yaitu dengan menggunakan nafas dalam

5 menit

18.00-18.05 Melakukan vital sign 5 menit18.30-18.33 Memotivasi klien untuk

makan3 menit

19.00-19.02 Memberikan obat oral: Epexol syr. 2 C

2 menit

8

Page 9: ASKEP-INDIVIDU-Ny.S-Minggu 2.docx

19.30-19.35 Mendokumentasikan implementasi dan hasil/evaluasi

5 menit

20.00-20.05 Mengikuti operan jaga siang ke malam

5 menit

Total waktu perawatan shift siang 38 menit=45,8%

30 menit=36,2%

15 menit= 18%

Selasa/13 Oktober 2015

14.00-14.05 Melakukan operan jaga pagi ke siang

5 menit

14.05-14.10 Membaca status klien:Telah dilakukan pungsi evaluasi cairan pleura di ICS VI LAM sinistra sebanyak 1500cc dan dilakukan mantoux test

3 menit Advice dr. Residen Paru:- NaCl 0,9% 16 tpm- Cefotaxime Inj. 1 gr 2

x 1- Asma cap 3 x 1- Vit.B Complex 3 x 1

tablet

5 menit

14.30-14.35 Memonitor kondisi klien dan megevaluasi teknik nafas dalam untuk mengurangi nyeri

5 menit

15.00-15.03 Menyiapkan obat oral dan injeksi

3 menit

16.00-16.02 Menghubungi laboratorium untuk pengiriman cairan pleura

2 menit

16.05.16.10 Mengantaran cairan pleura ke laboratorium

5 menit

17.00-17.05 Mengganti cairan infus klien 5 menit

9

Page 10: ASKEP-INDIVIDU-Ny.S-Minggu 2.docx

yang habis (NaCl 0,9% 16 tpm)

18.00-18.05 Melakukan vital sign 5 menit18.30-18.35 Memotivasi klien untuk

makan5 menit

19.00-19.05 Memberikan obat oral: Asma cap 1 capsul Vit.B Complex 1 tablet

5 menit

19.30-19.35 Mendokumentasikan implementasi dan hasil/evaluasi

5 menit

20.00-20.05 Mengikuti operan jaga siang ke malam

5 menit

Total waktu perawatan shift siang 25 menit=43,1%

28 menit=48,3%

5 menit=8,6%

Rabu/14 Oktober 2015

07.20-17.25 Membaca status klien 5 menit Melakukan visite Dokter Residen Paru.Advice:

- NaCl 0,9% 16 tpm- Cefotaxime Inj. 1 gr 2

x 1- Asma cap 3 x 1- Vit.B Complex 3 x 1

tablet- Rencana pungsi ke-2

untuk pengambilan cairan pleura

5 menit

07.30-17.35 Melakukan bed making 5 menit

10

Page 11: ASKEP-INDIVIDU-Ny.S-Minggu 2.docx

07.45-17.50 Menyiapkan obat oral dan injeksi

5 menit

08.00-08.05 Memberikan injeksi: Cefotaxime 1 gr

5 menit

11.30-11.35 Melakukan vital sign 5 menit12.00-12.03 Memotivasi klien untuk

makan3 menit

12.05-12.07 Memberikan obat oral: Asma cap 1 capsul Vit.B 1 capsul

2 menit

13.15-13.18 Mengganti cairan infus klien yang habis (NaCl 0,9% 16 tpm)

3 menit

13.30-13.35 Menganjurkan klien untuk istirahat yang cukup

5 menit

13.45-13.50 Mendokumentasikan implementasi dan hasil/evaluasi

5 menit

14.00-14.05 Mengikuti pre dan post conference

5 menit

Total waktu perawatan shift pagi 28 menit=52,9%

20 menit=37,7%

5 menit=9,4%

Kamis/15 Oktober

2015

07.20-17.25 Membaca status klien:Hasil mantoux test dari laboratorium yaitu 2 cm

5 menit Melakukan visite Dokter Residen Paru.Advice:

- NaCl 0,9% 16 tpm- Vit.B Complex 3 x 1

tablet

5 menit

11

Page 12: ASKEP-INDIVIDU-Ny.S-Minggu 2.docx

- Persiapan pungsi ke-2 untuk pengambilan cairan pleura

07.30-07.35 Melakukan bed making 5 menit07.45-07.50 Menyiapkan obat oral dan

injeksi5 menit

08.00-08.05 Memonitor keadaan klien dan memberikan edukasi pada klien untuk mengoptimalkan nafas dalam ketika merasakan nyeri

5 menit

09.00-09.05 Menghubungi ruang tindakan untuk pendaftaran program pungsi

5 menit

10.00-10.10 Melakukan visite dokter spesialis paru.Advice:- OAT Kategori I- Setelah dilakukan

pungsi cairan pleura ke-2 kemudian dilakukan pemeriksaan thorax

10 menit

11.05-11.08 Mengganti cairan infus klien yang habis (NaCl 0,9% 16 tpm)

3 menit

11.30-11.35 Melakukan vital sign 5 menit12.00-12.03 Memotivasi klien untuk 3 menit

12

Page 13: ASKEP-INDIVIDU-Ny.S-Minggu 2.docx

makan12.03-12.05 Memberikan obat oral:

Asma cap 1 capsul Vit.B Complex 1 tablet

2 menit

13.45-13.50 Mendokumentasikan implementasi dan hasil/evaluasi

5 menit

14.00-14.05 Mengikuti pre dan post conference

5 menit

Total waktu perawatan shift pagi 23 menit=36,6%

20 menit=31,7%

20 menit=31,7%

Jumat/16 Oktober

2015

07.20-07.25 Membaca status klien 5 menit Melakukan visite Dokter Residen Paru.Advice:

- NaCl 0,9% 16 tpm- Vit.B Complex 3 x 1

tablet- FDC kategori I 1 x 4

tablet- Setelah dilakukan

pungsi cairan pleura ke-2 kemudian dilakukan pemeriksaan thorax dan klien boleh pulang

- Mantoux test 1,5 cm

5 menit

07.30-17.35 Melakukan bed making 5 menit

13

Page 14: ASKEP-INDIVIDU-Ny.S-Minggu 2.docx

07.45-07.50 Menyiapkan obat oral dan injeksi

5 menit

08.00-08.05 Menghubungi ruang tindakan untuk melakukan pungsi

5 menit

09.30-09.35 Menjelaskan kepada klien dan keluarga dan mempersiapkan informed consent

5 menit

10.00-10.05 Mengantar klien ke ruang tindakan

5 menit

10.05-10.20 Kolaborasi dengan residen paru dan perawat ruang tindakan dalam tindakan pungsi di ICS VI LAM sinistra

15 menit

10.30-10.35 Menjemput klien dari ruang tindakan ke radiologi untuk pemeriksaan thorax

5 menit

11.00-11.05 Mempersiapkan administrasi kepulangan klien

5 menit

11.15-11.20 Memberikan resep obat pulang pada petugas apotek

5 menit

11.30-11.35 Melakukan vital sign 5 menit12.00-12.03 Memotivasi klien untuk

makan3 menit

12.05-12.07 Memberikan obat oral: Vit.B Complex 1 tablet

2 menit

14

Page 15: ASKEP-INDIVIDU-Ny.S-Minggu 2.docx

FDC 1 tablet13.45-13.50 Mendokumentasikan

implementasi dan hasil/evaluasi

5 menit

13.50-13.55 Memberikan edukasi pada keluarga dan klien tentang dosis, waktu, dan cara minum obat di rumah

5 menit

14.00-14.05 Mengikuti pre dan post conference

5 menit

Total waktu perawatan shift pagi 35 menit=38,8%

30 menit=33,4%

25 menit=27,8%

Jumlah waktu perawatan yang diberikan pada Ny.S paling banyak adalah perawatan langsung pada setiap shift yang dilakukan (pagi

dan siang), yaitu berkisar antara perhitungan waktu minimal 26,84 menit sampai maksimal 53,68 menit pada shift pagi dan minimal

22,10 menit sampai maksimal 44,21 menit pada shift siang.

15

Page 16: ASKEP-INDIVIDU-Ny.S-Minggu 2.docx

2. Kebutuhan Logistik

No.Hari/

TanggalTindakan

Jenis LogistikHabis Pakai Jumlah Tidak Habis Pakai Jumlah

1. Senin/12 Oktober

2015

Transfer Apotek 1. D5%2. Picyn Inj. 1500 gr3. Methyl prednisolon Inj. 125 mg4. Torasic 30 mg Inj.5. Epexol syrup

32121

Laboratorium Tempat sputum 1Bed making 1. Sprei

2. Selimut3. Sarung bantal

111

Memberikan obat oral

Plastik obat

Ruang kelas III 1. Tempat tidur (1 ruangan 2 pasien)

2. Tong sampah3. Tirai4. Penerangan + listrik5. Lemari6. Kursi7. Tiang infuse

1

21

1111

Asuhan Keperawatan 1 hariAdministrasi 1 hari

2. Selasa/13 Oktober

Transfer Apotek 1. NaCl 0,9% infus2. Cefotaxime 1 gr injeksi

32

16

Page 17: ASKEP-INDIVIDU-Ny.S-Minggu 2.docx

2015 3. Asma cap4. Vit.B Complex5. Extrac belladona6. Handscoen non steril7. Spuit 3 cc8. Spuit 5 cc

333522

Laboratorium pengantaran cairan PA

Tempat sputum 1

Tindakan pungsi 1. Pehacain injeksi2. Spuit 20 cc3. Spuit 3 cc4. Abocath no.145. Threeway6. Handscoen steril no.77. Urine bag

1111111

Mantoux test dan injeksi intravena

1. Spuit 1 cc2. Alkohol swab/kapas alkohol 1

14

Bak instumen 1

Bed making 1. Sprei2. Selimut3. Sarung bantal

111

Memberikan obat oral

Plastik obat

Ruang kelas III 1. Tempat tidur (1 ruangan 2 pasien)

2. Tong sampah3. Tirai4. Penerangan + listrik

1

21

17

Page 18: ASKEP-INDIVIDU-Ny.S-Minggu 2.docx

5. Lemari6. Kursi7. Tiang infuse

111

Asuhan Keperawatan 1 hariAdministrasi 1 hari

3. Rabu/14 Oktober

2015

Transfer Apotek 1. NaCl 0,9% infus2. Cefotaxime 1 gr injeksi3. Asma cap4. Vit.B Complex5. Extrac belladona6. Handscoen non steril7. Spuit 3 cc8. Spuit 5 cc

32336522

Laboratorium Tempat sputum 1Memberikan terapi injeksi intravena

Alkohol swab/kapas alkohol 1 2 Bak instumen 1

Bed making 1. Sprei2. Selimut3. Sarung bantal

111

Memberikan obat oral

Plastik obat

Ruang kelas III 1. Tempat tidur (1 ruangan 2 pasien)

2. Tong sampah3. Tirai4. Penerangan + listrik5. Lemari6. Kursi

1

21

11

18

Page 19: ASKEP-INDIVIDU-Ny.S-Minggu 2.docx

7. Tiang infuse 1Asuhan Keperawatan 1 hariAdministrasi 1 hari

4. Kami Transfer Apotek 1. NaCl 0,9% infus2. Vit.B Complex

33

Laboratorium Tempat sputum 1Bed making 1. Sprei

2. Selimut3. Sarung bantal

111

Memberikan obat oral

Plastik obat

Ruang kelas III 1. Tempat tidur (1 ruangan 2 pasien)

2. Tong sampah3. Tirai4. Penerangan + listrik5. Lemari6. Kursi7. Tiang infuse

1

21

111

Asuhan Keperawatan 1 hariAdministrasi 1 hari

5. Jumat/16 Oktober 2015

Transfer Apotek 1. NaCl 0,9% infus2. Vit.B Complex3. FDC

334

Transfer ke ruang tindakan dan radiologi

1. Bed 1

Bed making 4. Sprei 1

19

Page 20: ASKEP-INDIVIDU-Ny.S-Minggu 2.docx

5. Selimut6. Sarung bantal

11

Memberikan obat oral

Plastik obat

Ruang kelas III 8. Tempat tidur (1 ruangan 2 pasien)

9. Tong sampah10.Tirai11.Penerangan + listrik12.Lemari13.Kursi14.Tiang infuse

1

21

111

Asuhan Keperawatan 1 hariAdministrasi 1 hari

20

Page 21: ASKEP-INDIVIDU-Ny.S-Minggu 2.docx

3. Metode Pemberian Askep pada Klien

Metode asuhan keperawatan yang diberikan pada Ny.S adalah dengan

metode tim modifikasi pada shift pagi hari. Metode tim adalah

pengorganisasian pelayanan keperawatan dengan menggunakan tim yang

terdiri atas kelompok klien dan perawat. Terdapat 1 tim pada ruang dahlia yang

dipimpin oleh seorang Karu, seorang Katim, dan 3 orang perawat pelaksana.

Sedangkan pada sore dan malam hari metode pemberian asuhan yang diberikan

adalah metode fungsional, dimana perawat berperan dalam memberikan asuhan

keperawatan pada klien secara menyeluruh. Jumlah perawat pada shift sore dan

malem hari yaitu berjumlah 2 orang, hal ini dikarenakan keterbatasan SDM

pada ruangan.

4. Kebutuhan Edukasi

Setelah dilakukan pengkajian, terdapat beberapa hal yang belum dipahami

oleh klien sehingga dibutuhkan edukasi yang perlu diberikan kepada klien.

Klien dan keluarga mau mengetahui hal yang belum diketahui. Edukasi yang

dibutuhkan oleh klien yaitu mengenai cara mengurangi nyeri yang dirasakan.

Klien belum mampu untuk mengurangi nyeri sehingga diberikan edukasi pada

tanggal 12 Oktober 2015. Edukasi yang diberikan yaitu tentang teknik

manajemen nyeri melalui nafas dalam. Metode yang diberikan adalah

demonstrasi nafas dalam dan setelah dilakan edukasi klien dapat

mempraktikkan cara nafas dalam.

Edukasi lain yang belum dipahami oleh keluarga dan klien yaitu cara

pengendalian infeksi seperti pemakaian APD (masker) dan penerapan 6

langkah cuci tangan dengan menggunakan hand rub. Kemampuan klien dalam

mencuci tangan yaitu hanya sebatas cuci tangan yang belum tepat 6 langkah

benar. Keluarga mau mengetahui cara mencuci tangan yang baik dan sesuai

prinsip penerapan 6 langkah cuci tangan. Perawat melakukan edukasi

penerapan 6 langkah cuci tangan dengan menggunakan hand rub pada tanggal

12 Oktober 1015, metode edukasi yang diberikan adalah ceramah dan

demonstrasi. Hasil dari edukasi yaitu keluarga mampu menjelaskan kembali

21

Page 22: ASKEP-INDIVIDU-Ny.S-Minggu 2.docx

waktu mencuci tangan yaitu sebelum dan sesudah berkunjung, serta keluarga

mampu mendemonstrasikan kembali cara cuci tangan yang benar sesuai

penerapan prinsip 6 langkah benar.

5. Alat yang Dibutuhkan

No

.

Peralatan yang digunakan Jumlah

1.

2.

3.

4.

5.

6.

7.

8.

Tensimeter

Termometer

Torniket

Tiang infuse

Spuit

Stetoskop

Gunting plester

Pispot

1

1

1

1

1

1

1

1

6. Discharge Planning

Klien dinyatakan meninggal, maka discharge planning yang dilakukan

yaitu mengurusi pemulangan klien dari rumah sakit sampai rumah duka.

Perawat melakukan kolaborasi dengan petugas jenazah dan menjelaskan

kepada keluarga klien mengenai penyakit klien dan adanya kemungkinan

keluarga yang terjangkit penyakit yang sama. Selain itu discharge planning

yang diberikan adalah pemberian penguatan secara psikologis kepada keluarga

klien dalam menghadapi proses berduka.

7. Kepuasan Keluarga

Berdasarkan hasil yang didapatkan dari lembar kuesioner kepuasan klien

menurut RS Paru Ario Wirawan Salatiga diketahui bahwa dari 10 item

pernyataan terdapat 8 item pernyataan dengan jawaban "ya" dan 2 item

pernyataan dengan jawaban "kadang-kadang". Jawaban kadang-kadang ini

diberikan klien pada pernyataan "ada perawat atau kepala ruang yang

22

Page 23: ASKEP-INDIVIDU-Ny.S-Minggu 2.docx

menunjukkan kepada pasien tentang perawat yang bertanggung jawab kepada

pasien" dan "perawat menjelaskan prosedur tindakan yang akan dilakukan

sebelum melakukan tindakan" (lembar kepuasan pasien terlampir).

Sedangkan hasil kuesioner aplikasi caring perawat dalam pelayanan

keperawatan berdasarkan lembar kuesioner RS Paru Ario Wirawan Salatiga

didapatkan hasil dari 10 item pernyataan terdapat 9 item pernyataan dengan

jawaban "ya" dan 1 item pernyataan dengan jawaban "kadang-kadang".

Jawaban kadang-kadang yang diberikan klien yaitu pada pernyataan "perawat

mengucapkan salam dan memperkenalkan diri saat melakukan tindakan

keperawatan" (lembar kepuasan pasien terlampir).

D. Analisa Pelaksanaan Askep

1. Hambatan/Tantangan

Terdapat sedikit tantangan dalam memberikan asuhan keperawatan

pada Ny.S yaitu klien merasa takut ketika akan diprogramkan tindakan

pungsi untuk pertama pada tanggal 13 Oktober 2015. Sebelumnya klien

pernah dilakukan pungsi di Balai Kesehatan Paru Masyarakat (BKPM)

sebanyak 5cc dan masih memiliki trauma ketika dilakukan tindakan

tersebut. Selain itu hambatan yang terjadi yaitu waktu pelaksanaan pungsi

yang harus menunggu jadwal dari ruang tindakan karena terdapat beberapa

program yang dilakukan di ruang tindakan pada hari tersebut. Tidak terdapat

hambatan pada materials, alat-alat yang diperlukan dapat tersedia di

ruangan.

2. Faktor Pendukung

Keluarga kooperatif dalam merawat klien dan dapat bekerjasama

dengan tenaga kesehatan demi kesembuhan klien. Keluarga sebagai family

of center memberikan motivasi pada klien dengan cara menenangkan klien

dan berada di samping klien untung memberi dukungan.

23

Page 24: ASKEP-INDIVIDU-Ny.S-Minggu 2.docx

3. Solusi Penyelesaian

Bekerjasama dengan dokter residen paru dan perawat ruang tindakan

dalam menjelaskan prosedur yang akan dilakukan dan memberikan

pengertian kepada klien. Selain itu memberikan motivasi kepada keluarga

untuk tetap menemani klien agar klien merasa lebih tenang dalam

menghadapi tindakan pungsi. Kemudian untuk mengatasi permasalahan

waktu pelaksanaan pungsi yaitu dengan cara mendaftarkan tindakan pungsi

sehari sebelum dilakukan tindakan kepada klien.

E. Kebutuhan Komunikasi Interprofesional

Kebutuhan komunikasi interprofesional yang dibutuhkan klien yaitu

komunikasi kepada dokter spesialis paru dan ahli gizi.

1. Hasil pemeriksaan PA pleura dan BTA pleura klien menunjukkan hal

negatif yang menunjukkan bahwa klien tidak terjangkit penyakit

tuberculosis, akan tetapi dokter spesialis paru memberikan advice FDC

yaitu obat yang diberikan pada klien yang menderita penyakit tuberculosis.

Saya bertanya kepada dokter spesialis paru mengapa klien diberikan obat

FDC sedangkan hasil laboratorium menunjukkan hasil BTA negatif. Hasil

dari diskusi komunikasi dengan dokter spesialis paru yaitu klien belum

diketahui penyebab dari efusi pleura yang terjadi, maka untuk mencegah

bahwa hal tersebut terjadi akibat bakteri TB diberikan terapi FDC dan

terapi Cefotaxime 1 gr diberhentikan pada tanggal 15 Oktober 2015.

Selain itu komunikasi yang dilakukan adalah pembacaan hasil rontgen

klien yaitu paru-paru sebelah kiri yang tertutupi cairan hingga ke IC 3.

2. Klien merasakan kurang nafsu makan ketika makan nasi yang diberikan

oleh ahli gizi, oleh karena itu perawat mengkonsultasikan kepada ahli gizi.

Advice dari ahli gizi yaitu diit klien diganti dari nasi menjadi diit lunak.

24