asuhan keperawatan pada ny.s power point

Upload: dmayangsah

Post on 20-Jul-2015

724 views

Category:

Documents


17 download

TRANSCRIPT

ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. S DENGAN POST SECTIO CAESARIA HARI KE 3 ATAS INDIKASI KETUBAN PECAH DINI DAN GAGAL DRIP DIRUANG JADE RSU dr. SLAMET GARUTDari Tanggal 23 25 Juni 2011

Oleh : RESTI FAUZIAH 05200ID08110 3-C

PEMERINTAH KABUPATEN GARUT AKADEMI KEPERAWATAN 2011

BAB I PENDAHULUANA. Latar Belakang Masalah

WHO 2010

Di seluruh dunia terdapat kematian ibu sebesar 500.000 jiwa/tahun dan kematian bayi khususnya neonatus sebesar 10.000.000 jiwa/tahun.

Indonesia 2010

Di Indonesia Kematian ibu berkisar 390/100.000 persalinan hidup. Sedangkan kematian bayi sekitar 56/10.000 pesalinan hidup.Data terakhir di Jawa Barat hingga bulan Februari jumlah kematian ibu melahirkan mencapai 700 orang, dari 600.000 jumlah ibu melahirkan.

Jawa Barat 2010

Kabupaten Garut 2009 - 2010

Angka Kematian IBU

Pada tahun 2009 angka kematian ibu melahirkan mencapai 43 kasus dengan variasi penyebab antara lain Perdarahan (46,51%), Aklampsia (41,86%), Infeksi (4,65%), Jantung (4,65%), Emboli (2,32%).Dinkes Kabupaten Garut, 2011

Sedangkan pada tahun 2010 menjadi 34 kasus dengan variasi penyebab antara lain, Perdarahan (58,82%), Eklampsia (20,59%), Infeksi (14,70%), Jantung (5,9%), Post SC (2,94%), Inversio Uteri (2,94%) dan Anemis (2,94%). Pada tahun 2009 angka kematian bayi mencapai 322 kasus dengan variasi penyebab antara lain Berat Badan Lahir Rendah/ BBLR 145 kasus (45,03%) ,Asfiksia 133 kasus (41,3%, Very Low Body Weight/ VLBW 10 kasus (3,11%), Infeksi 9 kasus (2,8%), dll. Sedangkan pada tahun 2010 menjadi 294 kasus dengan variasi penyebab antara lain Asfiksia 140 kasus (47,61%), Berat Badan Lahir Rendah/ BBLR 87 kasus (29,59%), Very Low Body Weight/ VLBW 63 kasus (21,42), Infeksi 4 kasus (1,36%).

Angka Kematian BAYI

Tindakan Sectio Caesaria di ruang Jade RSU dr.Slamet Garut Januari Juni 2011 Tindakan sectio caesaria mengalami peningkatan pada bulan Februari yang mencapai 41 kasus atau sekitar 18,6% dari 220 kasus yang dilakukan sectio caesaria. Namun angka tersebut mengalami penurunan pada bulan Maret sampai bulan Mei, tetapi angka tersebut mengalami peningkatan kembali pada bulan Juni mencapai 51 kasus atau sekitar 23,2%. Hal ini menunjukan bahwa angka kelahiran dengan sectio caesaria pada Januari sampai bulan Juni mengalami fluktuasi.

Indikasi Sectio Caesaria di ruang jade RSU dr.Slamet Garut Januari Juni 2011Tindak dilakukan sectio caesaria atas indikasi ketuban pecah dini menduduki urutan pertama dengan jumlah 51 kasus atau sekitar 23,2%. Bahaya ketuban pecah dini adalah kemungkinan infeksi dalam rahim yang dapat meningkatkan morbiditasdan mortalitas ibu dan bayi.

B. Tujuan PenulisanTujuan Khusus Tujuan Umum Penulis memperoleh pengalaman serta mampu melaksanakan asuhan keperawatan secara langsung pada klien dengan post sectio caesaria atas indikasi KPD dan Gagal Drip. Penulis Mampu : Melakukan pengkajian Merumuskan diagnosa keperawatan Menyusun rencana tindakan keperawatan Melakukan tindakan keperawatan Mengevaluasi hasil tindakan keperawatan Mendokumentasikan hasil asuhan keperawatan

C. Jenis Penelitian dan Teknik Pengumpulan Data

Jenis Penelitian menggunakan studi kasus dengan pendekatan asuhan keperawatan

Teknik Pengumpulan Data Wawancara Observasi

Studi Dokumentasi

BAB II TINJAUAN TOERITISA. Konsep Dasar1. Ketuban Pecah Dini a. b. c. d. a. b. c. d. e. a. b. c. d. e. f. Pengertian Etiologi Patofisiologi Predisposisi e. f. g. h. Komplikasi Manifestasi Klinis Penatalaksanaan Komplikasi

2. Induksi Persalinan

Pengertian Cara Indikasi Kontra Indikasi Syarat syarat Pemberian Infus Oksitosin Pengertian Jenis Jenis Indikasi Tujuan Konsep penyembuhan Luka Dampak Post SC terhadap KDM

3. Sectio Caesaria

B. Pendekatan Proses KeperawatanProses keperawatan merupakan cara yang sistematis yang dilakukan oleh perawat bersama klien dalam menentukan kebutuhan klien,

asuhan

keperawatan

dilakukan

dengan

lima

tahap

dari

proses

keperawatan : 1. melakukan pengkajian

2. menentukan diagnosis3. merencanakan tindakan yang akan dilakukan 4. melaksanakan tindakan serta 5. mengevaluasi hasil asuhan yang telah diberikan dengan berfokus pada klien, berorientasi pada tujuan, setiap tahap saling terjadi dan ketergantungan dan saling berhubungan. (Hidayat, 2004 : 95)

A. Pengkajian

BAB III TINJAUAN TEORITIS

Keluhan Utama

Klien mengeluh nyeri pada luka operasi

Riwayat Kesehatan Sekarang klien mengeluh nyeri pada daerah luka bekas operasi. Nyeri yang dirasakan seperti ditusuk tusuk dan menyebar kedaerah pinggang serta pinggang klien teras panas. Nyeri yang dirasakan oleh klien nyeri sedang dengan skala nyeri 3 dari rentang 0 5. Nyeri yang dirasakan terus menerus, nyeri dirasakan apabila klien melakukan aktivitas yang berat. Nyeri berkurang apabila klien tidur terlentang dan beristirahat. Riwayat Kesehatan Dahulu mengalami sectio caesaria Riwayat Kesehatan Keluarga mengalami sectio caesaria Klien sebelumnya belum pernah Diantara Keluarga tidak pernah Sistem Integumen,

Pemeriksaan Fisik, sistem yg terganggu Sistem Reproduksi.

B. Diagnosa Keperawatan

1) Ganguan rasa nyaman nyeri sehubungan dengan terputusya kontinuitas jaringan 2) Gangguan integritas kulit dan jaringan sehubungan dengan adanya luka insisi akibat sectio caesaria pada daerah abdomen 3) Gangguan pola aktivtas sehari hari sehubungan dengan adanya nyeri pada luka bekas operasi 4) Resiko tinggi terjadi infeksi sehubungan dengan luka bekas operasi pada daerah perut 5) Resiko tinggi terjadinya bendungan ASI sehubungan dengan penumpukkan ASI dalam payudara

C. Intervensi

1) Kaji nyeri 2) Observasi tanda tanda vital 3) Atur posisi 4) Ajarkan teknik relaksasi dan distraksi 5) Kolaborasi pemberian obat 6) Kaji luka 7) Ganti balutan 8) Monitor kemampuan klien terhadap aktifitas 9) Bantu klien dalam beraktifitas perawatan diri 10) Bantu ambulasi dini 11) Letakkan barang barang ditempat yang terjangkau oleh klien 12) Mengkaji status nutrisi 13) Lihat balutan abdominal terhadap eksudat 14) Lihat catatan operasi 15) Anjurkan klien untuk mandi 16) Kaji payudara klien 17) Ajarkan cara perawatan payudara 18) Anjurkan segera mentusui 19) Latih cara mengeluarkan ASI secara manual

D. Implementasi 1) Mengkaji nyeri 2) Mengatur posisi 3) Mengobservasi tanda tanda vital 4) Mengajarkan teknik relaksasi dan distraksi 5) Berkolaborasi pemberian obat 6) Mengkaji luka 7) Mengganti balutan 8) Memonitor kemampuan klien terhadap aktifitas 9) Membantu klien dalam beraktifitas perawatan diri 10) Membantu ambulasi dini 11) Meletakkan barang barang ditempat yang terjangkau oleh klie 12) Melihat balutan abdominal terhadap eksudat 13) Melihat catatan operasi 14) Menganjurkan klien untuk mandi 15) Mengkaji payudara klien 16) Mengajarkan cara perawatan payudara 17) Menganjurkan segera menyusui E. Evaluasi

BAB IV PEMBAHASANA. PengkajianTeori Hasil Pengkajian dapat dalam

Pada post sectio caesaria pola Adapun kenyataannya klien istirahat tidur yang dimanifestasikan tidur dengan nyenyak dan dengan jumlah waktu tidur yang jumlah waktu yang cukup kurang dan kualitas tidur tidak nyenyak

pada post sectio caesaria ada Pada kenyataannya tidak ditemukan keluhan mual dan muntah akibat mual dan muntah bahkan klien makan anestesi sehingga mempengaruhi pola pagi habis 1 porsi makan klien dan porsi yang disajikan tidak habis Pada post sectio caesaria akan Pada kenyataanya klien tidak mengalami gangguan pola eliminasi mengalami retensio urine dan tidak buang air kecil (BAK) berupa retensio mengalami konstipasi urine akibat distensi kandung kemih dan ganguan pola eliminasi buang air besar (BAB) berupa konstipasi

B. Diagnosa KeperawatanDiagnosa keperawatan yang tidak muncul pada Ny. S adalah : 1) Gangguan eliminasi, konstipasi, dan retensio urine 2) Gangguan rasa aman cemas berhubung kurangnya informasi tentang perawatan pasca operasi 3) Gangguan pola istirahat tidur berhubung adanya gangguan rangsangan nyeri 4) Gangguan perfusi jaringan berhubung hypovolemik dan trauma intra operasi

C. PerencanaanDalam perencanaan keperawatan tidak terdapat kesenjangan

D. PelaksanaanPada tahap ini penulis melaksanakan asuhan keperawatan sesuai dengan rencana yang telah disusun sesuai dengan kemampuan penulis, situasi, kondisi dan peralatan yang tersedia

E. EvaluasiPada tahap ini tidak ada kesenjangan antara teori dengan kenyataan karena hampir semua masalah keperawatan klien dapat teratasi, meskipun tidak diselesaikan dirumah sakit berhubung dengan kondisi klien yang sudah memungkinkan untuk pulang. Hanya pada diagnosa gangguan integritas kulit teratasi sebagian karena dalam kriteria evaluasi gangguan integritas kulit teratasi dalam waktu 7 hari sedangkan waktu yang dipakai oleh penulis hanya 3 hari

BAB V KESIMPULAN

A. Pengkajian

DO1. Tampak ada luka bekas operasi didaerah perut 2. Klien tampak meringis saat bergerak 3. Skala nyeri 3 4. Luka tampak kering sebagian 5. Keadaan umum klien tampak lemah 6. Klien tampak takut bergerak 7. Aktivitas klien tampak dibantu seperti kekamar mandi, makan, minum, dll. 8. Luka tampak kering sebagian 9. Tidak tampak adanya pus 10.Leukosit 10.900/ mm3 11.Payudara tampak besar 12.Puting susu menonjol 13.Daerah areola tampak berwarna lebih tua dan gelap 14.Pada saat di palpasi payudara tampak bengkak dan nyeri tekan 15.ASI tampak keluar apabila dipijat

DS 1. Klien mengeluh nyeri pada daerah luka bekas operasi 2. Klien mengatakan ada luka bekas operasi pada daerah perut bagian bawah 3. Klien mengatakan susah bergerak karena nyeri pada daerah luka 4. Klien mengatakan payudara nyeri dan bengkak

B. Diagnosa KeperawatanDiagnosa keperawatan yang muncul pada Ny. S adalah : 1. Gangguan rasa nyaman nyeri sehubungan dengan terputusnya kontinuitas jaringan 2. Gangguan integritas kulit dan jaringan sehubungan dengan adanya luka insisi 3. Gangguan pola aktifitas sehari hari sehubungan dengan adanya nyeri 4. Resiko tinggi infeksi sehubungan dengan luka bekas operasi 5. Resiko tinggi bendungan ASI sehubungan dengan penumpukan ASI

C. PerencanaanRencana tindakan keperawatan disusun berdasarkan permasalahan yang muncul pada klien yang bertujuan untuk mengatasi masalah masalah tersebut. Rencana tindakan keperawatan ini disusunberdasarkan konsep yang telah ditetapkan.

D. PelaksanaanTidak semua rencana keperawatan yang konseptual dapat dilakukan kepada klien, diantaranya adalah : pada diagnosa Resiko tinggi terjadinya infeksi tidak dapat mengkaji status nutrisi klien. Kemudian pada diagnosa Resiko tinggi bendungan ASI tidak dapat melatih cara mengeluarkan ASI secara manual. Rencan tindakan keperawatan yang dilakukan kepada klien untuk mengatasi masalah yang muncul adalah perencanaan yang dapat disesuaikan dengan keadaan klien, ketersediaan sarana dan prasarana yang ada.

E. Evaluasimasih ada diagnosa keperawatan yang belum teratasi, diagnosa tersebut Gangguan integritas kulit dan jaringan adalah

REKOMENDASI1. Pengkajian ; Diharapkan rumah sakit lebih melengkapi sarana dan prasarana seperti pemeriksaan analisa gas darah dan pH guna mendapatkan hasil yang akurat sehingga klien mendapatkan perawatan dan pengobatan yang tepat. 2. Diagnosa Keperawatan ; Diharapkan perawat memiliki pengetahuan dan keterampilan dalam pengkajian serta kecermatan dalam menganalisis datadata yang diperoleh sehingga dapat ditegakkan diagnosa yang akurat. 3. Perencanaan ; Diharapkan dalam membuat rencana keperawatan perawat selain melibatkan pasien juga dapat melibatkan keluarga sehingga dapats mendukung proses penyembuhan pasien. 4. Tahap pelaksanaan ; Diharapkan perawat dapat menjalin komunikasi terapetik sebelum melakukan tindakan agar pasien dapat menerima tindakan keperawatan demi tercapainya tujuan yang telah ditentukan. 5. Tahap evaluasi ; Diharapkan perawat juga dapat melakukan evaluasi proses kepada pasien saat dilakukan tindakan keperawatan selain evaluasi hasil.