asuhan keperawatan keluarga khususnya ny.s dengan

102
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA KHUSUSNYA NY.S DENGAN PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR RASA NYAMAN DAN NYERI : HIPERTENSI DI WILAYAH RT 10/02 KELURAHAN UTAN PANJANG KEMAYORAN JAKARTA PUSAT TANGGAL 12 April 2018 - 14 April 2018 Disusun Oleh : BAGUS SADEWO 2015750006 PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA TAHUN 2018

Upload: others

Post on 01-Oct-2021

10 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA KHUSUSNYA NY.S DENGAN

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA KHUSUSNYA NY.S

DENGAN PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR

RASA NYAMAN DAN NYERI : HIPERTENSI

DI WILAYAH RT 10/02 KELURAHAN UTAN PANJANG

KEMAYORAN JAKARTA PUSAT

TANGGAL 12 April 2018 - 14 April 2018

Disusun Oleh :

BAGUS SADEWO

2015750006

PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA

TAHUN 2018

Page 2: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA KHUSUSNYA NY.S DENGAN
Page 3: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA KHUSUSNYA NY.S DENGAN
Page 4: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA KHUSUSNYA NY.S DENGAN

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Warahmatullahhi Wabarakatuh

Alhamdulillahirobbil’alamin dengan segala puji dan Syukur penulis panjatkan

kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat taufik dan hidayahnya,

sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis ini dengan judul “asuhan

keperawatan pada keluarga Tn.P khususnya Ny.S dengan gangguan kebutuhan

dasar rasa nyaman nyeri : Hipertensi di wilayah RT 10/02 kelurahan utan panjang

kemayoran jakarta pusat pada tanggal 02 – 14 april 2018”.

Karya Tulis Ilmiah ini disusun dalam rangka menyelesaikan pendidikan program

DIII Keperawatan di Universitas Muhammadiyah Jakarta. Dalam menyusun

Karya Tulis Ilmiah ini, penulis banyak mengalami hambatan dan kesulitan.

Namun berkat bantuan bimbingan, pengarahan, serta pengalaman dari berbagai

pihak, juga ilmu pengetahuan penulis yang didapatkan selama mengikuti

perkuliahan di Program DIII Keperawatan Universitas Muhammadiyah Jakarta

dan motivasi dari semua pihak, maka penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis

Ilmiah ini.

Dengan selesainya Karya Tulis Ilmiah ini, penulis menngucapkan terima kasih

kepada berbagai pihak yang telah banyak membantu dalam menyelesaikan Karya

Tulis Ilmiah ini, terutama kepada:

1. Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang yang selalu

memberikan nikmat kesehatan untuk dapat mengerjakan Karya Tulis Ilmiah

ini dan kemudahan dalam mengerjakan karya tulis ilmiah ini serta

melimpahkan rahmat dan hidayahnya, sehingga penulis dapat menyelesaikan

Karya Tulis Ilmiah ini untuk memenuhi syarat kelulusan di Program D III

Keperawatan FIK-UMJ.

2. Dr. Muhammad Hadi, SKM.,M.Kep selaku Dekan Fakultas Ilmu Keperawatan

UMJ.

iii

Page 5: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA KHUSUSNYA NY.S DENGAN

3. Ns. Titin Sutini, M.kep., Sp.An selaku Ka Prodi Diploma III Keperawatan

Rumah Sakit Islam Jakarta Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas

Muhammadiah Jakarta.

4. Ns.Nuraenah M.Kes selaku wali Akademik tingkat III angkatan 33

Universitas Muhammadiyah Jakarta.

5. Drs. Dedi Muhdiana, M. Kes, sebagai pembimbing penulis dalam menyusun

Karya Tulis Ilmiah ini.

6. Ns. Fitrian Rayasari M.Kep., Sp.KMB yang senantiasa memberikan motivasi

untuk terus melangkah juga selalu menjadi tokoh inspirasional dalam hidup

penulis pribadi.

7. Ns. Lily Herlinah, M. Kep,.Sp.Kep.Kom sebagai penguji II dalam proses

sidang Karya Tulis Ilmiah ini.

8. Seluruh Staff Dosen Akademi Keperawatan Universitas Muhammadiyah

Jakarta.

9. Ibu RW 02 Kecamatan Kemayoran Jakarta Pusat yang telah banyak

membantu.

10. Ibu Ida selaku kader yang telah mempertemukan saya dengan keluarga Ny. S

11. Keluarga Ny. S yang telah banyak sekali memberi bantuan untuk terwujudnya

Karya Tulis Ilmiah ini.

12. Kedua orang tua saya yang telah banyak memberikan moril maupun material

serta doa sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini selesai

pada waktunya.

13. Dea Nanda Nur Cholidah yang telah membantu saya untuk mempermudah

membuat Karya Tulis Ilmiah ini.

14. Serta teman-teman D III keperawatan angkatan 33 Universitas

Muhammadiyah Jakarta yang telah berjuang bersama-sama selama 3 tahun ini.

iv

Page 6: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA KHUSUSNYA NY.S DENGAN

Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini, penulis menyadari masih banyak

kekurangan dan belum sempurna, oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik

dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak. Semoga Karya Tulis

Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi pembaca, tenaga keperawatan, dan khususnya

penulis, sehingga dapat digunakan sebagai bahan dalam menambah ilmu

pengetahuan dibidang keperawatan. Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Jakarta, 21 mei 2018

Penulis

v

Page 7: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA KHUSUSNYA NY.S DENGAN

DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN …………………………………………....i

LEMBAR PENGESAHAN …………………………………………....ii

KATA PENGANTAR ...........................................................................iii

DAFTAR ISI…………………………………………………………..vi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang .................................................................................1

B. Tujuan Penulis...................................................................................3

1. Tujuan Umum................................................................................3

2. Tujuan Khusus...............................................................................3

C. Ruang Lingkup ................................................................................4

D. Metode Penulisan ............................................................................4

E. Sistematika Penulisan........................................................................4

BAB II TINJAUAN TEORITIS

A. Konsep dasar Hipertensi……..…………….…………….…….…...6

1. Pengertian Hipertensi…..……………………………...……….6

2. Klasifikasi Hipertensi………………………………..……........6

3. Etiologi Hipertensi…...………………………………………....8

4. Patofisiologi Hipertensi………………………………….….....10

5. Tanda dan Gejala Hipertensi.……………………….….……....13

6. Komplikasi Hipertensi……..…………………………….…….15

7. Penatalaksanaan Hipertensi………..……………………….….16

vi

Page 8: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA KHUSUSNYA NY.S DENGAN

B. Pemenuhan Kebutuhan (rasa aman dan nyaman)……...…....….…18

1. Kebutuhan Keamanan.……………………………......…....….18

a. Pengertian…………………………………………...….....18

b. Lingkup Kebutuhan……………………………………….19

2. Kebutuhan Aman dan Nyaman Nyeri ………...………....…...20

a. Fisiologi Nyeri ……………………………….………...…20

b. Jenis Nyeri ………………………………………......…....21

c. Bentuk Nyeri….……………………………………….......21

d. Faktor Nyeri…………………………………………….....22

C. Asuhan Keperawatan Keluarga…………………………………...23

1. Konsep keluarga………………………………………………23

a. Pengertian…………………………………………………23

b. Tipe Keluarga……………………………………………..23

c. Struktur Keluarga………………………………………....25

d. Peran Keluarga……………………………………………26

e. Fungsi keluarga…………………………………………....26

f. Tahapan dan Tugas Perkembangan keluarga……………..27

2. Konsep Keperawatan Keluarga……………………………….32

a. Pengkajian………………………………………………...32

b. Diagnosa keperawatan……………………………………34

c. Perencanaan Keperawatan………………………………...38

d. Pelaksanaan Keperawatan……………………………...…35

e. Evaluasi Keperawatan…………………………………….41

BAB III TINJAUAN KASUS

A. Pengkajian keperawatan …………………………………........….43

B. Diagnosa keperawatan………………………………….…………57

C. Perencanaan keperawatan………………………………….……...62

D. Pelaksanaan & Evaluasi Keperawatan………..…....…..………….70

vii

Page 9: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA KHUSUSNYA NY.S DENGAN

BAB IV PEMBAHASAN

A. Pengkajian keperawatan ……………………………………..…...74

B. Diagnosa keperawatan………………………………………….....75

C. Perencanaan keperawatan…………..……………………………..76

D. Pelaksanaan keperawatan ………………………………..……….77

E. Evaluasi keperawatan………………………………………..……78

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan...……………………………………………….……..79

B. Saran …………………………………………..………………….80

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

viii

Page 10: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA KHUSUSNYA NY.S DENGAN

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Menurut Potter & Perry, 2010 dalam buku (Fundamental of Nursing)

Kebutuhan dasar yang terganggu pada seseorang penderita hipertensi salah

satunya kebutuhan rasa nyaman : nyeri, nyeri yang dirasakan dikarenakan

adanya peningkatan darah yang tinggi yang menimbulkan rasa nyeri pada

leher bagian belakang dan nyeri pada kepala. Nyeri adalah suatu keadaan

yang tidak menyenangkan akibat terjadinya rangsangan fisik maupun dari

serabut syaraf dalam tubuh ke otak dan di ikuti oleh reaksi fisik, fisiologis dan

emosional. Pada penderita hipertensi dapat mengakibatkan nyeri akut atau

sementara yang bersifat melindungi, memiliki sedikit kerusakan jaringan serta

respon emosional. Itu disebabkan karena nyeri akut dapat diprediksi waktu

penyembuhan dan penyebabnya dapat diidentifikasi.

Menurut Setiaati Siti, 2015 dalam buku (ilmu penyakit dalam edisi 6 jilid II)

Sekitar lebih dari 90% hingga 95% diantara mereka yang menderita penyakit

hipertensi esensial (primer) yang dapat menyebabkan kematian, dimana

sampai saat ini belum diketahui secara pasti penyebabnya. Beberapa factor

yang berpengaruh dalam terjadinya hipertensi primer yaitu factor genetik,

stress, dan psikologis. Sedangkan diantara mereka yang menderita penyakit

hipertensi sekunder dapat diketahui penyebab serta patofisiologis secara pasti

sehingga lebih mudah untuk dikendalikandengan obat-obatan.

Berdasarkan definisi menurut Riskesdas pada 2013 dalam buku (Penyakit

Degeneratif Cetakan I 2018) menunjukan bahwa penderita hipertensi yang

berusia di atas 18 tahun mencapai 25,8% dari jumlah keseluruhan penduduk

Indonesia. Dari angka tersebut, penderita hipertensi perempuan lebih banyak

6% disbanding laki-laki. Sementara itu, yang terdiagnosis oleh tenaga

Page 11: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA KHUSUSNYA NY.S DENGAN

2

kesehatan hanya mencapai sekitar 9,4%. Hal ini berarti masih banyak

penderita hipertensi yang tidak terjangkau dan terdiagnosis oleh tenaga

kesehatan serta tidak menjalani pengobatan sesuai anjuran tenaga kesehatan.

Hal tersebut menyebabkan hipertensi sebagai salah satu penyebab kematian

tertinggi di Indonesia.

Berdasarkan definisi menurut Pricilia LeMone (2015) dalam buku ajar

(keperawatan medical bedah) penyakit pada sistem kardiovaskular termasuk

hipertensi telah menjadi penyakit yang membahayakan bagi setiap seseorang,

karena akan berdampak terhadap gagal jantung, stroke, nefosklerosis dan

insufiensi ginja. Hipertensi juga bukan sekedar penyakit kardiovaskular tetapi

akan berdampak kebagian orang lain seperti ginjal, otak dan mata.

Menurut setiadi 2008 dalam buku (konsep dan proses keperawatan keluarga)

Upaya untuk mencegah akibat dari hipertensi, maka keluarga mempunyai

peran besar. Tugas keluarga dalam kesehatan yaitu mengenal maslah penyakit

hipertensi, keluarga mampu mengambil keputusan bagian anggota keluraga

yang menderita hipertensi, keluarga mampu merawat anggota keluarga,

keluarga mampu memofifikasi lingkungan keluarga yang menderita hipertensi

dan mampu memanfaatkan fasilitas kesehtan yang ada.

Menurut setiadi 2008 dalam buku (konsep dan proses keperawatan keluarga)

Peran perawat juga penting untuk mengatasi masalah hipertensi. Melalui

upaya promotif melakukan penyuluhan tentang hipertensi, preventif ialah

menganjurkan keluarga apabila pusing, nyeri pada bagian leher belakang

segera istirahat, kuratif ialah menganjurkan keluarga untuk berobat ke

puskesmas dan minum obat secara teratur.

Berdasarkan uraian data, maka penulis perlu untuk meningkatkan kemampuan

keterampilan melalui pelaksanaan asuhan keperawatan keluarga secara

langsung serta mempelajari teori dan konsep-konsepnya secara mendalam

Page 12: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA KHUSUSNYA NY.S DENGAN

3

untuk membahas lebih lanjut tentang : Asuhan keperawatan keluarga dengan

gangguan hipertensi. Seperti data diatas mengenai definisi hipertensi, dampak

dari hipertensi, upaya penanganan hipertensi peran perawat dalam asuhan

keperawatan hipertensi.

B. TUJUAN PENULISAN

1. Tujuan Umum

Mendapatkan gambaran dan memperoleh pengalaman nyata tentang

asuhan keperawatan keluarga dengan masalah kesehatan hipertensi.

2. Tujuan khusus

Study kasus ini dapat menggambarkan dan dapat pengalaman nyata

memperoleh/diperoleh dalam:

a. Mampu menguraikan hasil pengkajian keluarga dengan hipertensi

b. Mampu menguraikan masalah keperawatan keluarga dengan hipetensi

c. Mampu menguraikan rencana tindakan keperawatan keluarga dengan

hipertensi

d. Mampu menguraikan tindakan keperawatan keluarga dengan

hipertensi

e. Mampu menguraikan hasil evaluasi keperwatan keluarga dengan

hipertensi

f. Mampu mengidentifikasi kesenjangan yang terdapat antara teori dan

kasus dilapangan

g. Mampu memberikan saran ataupun guna meningkatkan mutu asuhan

keperawatan keluarga khususnya keluarga dengan hipetensi

h. Mampu mendokumentasikan semua kegiatan keperwatan dalam

bentuk narasi

i. Mampu mengidentifikasi faktor-faktor pendukung, penghambat serta

dapat mencari solusi

Page 13: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA KHUSUSNYA NY.S DENGAN

4

C. RUANG LINGKUP

Penulisan makalah ilmiah ini merupakan pembahasan tentang pemberian

asuhan keperawatan keluarga Tn.P khususnya Ny.S dengan hipertensi.

Mengingat banyaknya kasus hipertensi diwilayah ini, maka penulis hanya

membatasi pada keluarga Tn. P

D. METODE PENULISAN

Metode yang penulis gunakan dalam mnyusun karya tulis ilmiah adalah

melakukan pengalaman study kasus hipertensi secara deskriptif dengan

metode yang mempelajari, menganalisa, dan menarik kesimpulan dari

pengalaman secara nyata dalam memberikan asuhan keperawatan keluarga

dengan pendekatan studi kasus. Dan membandingkan dengan hasil study

kepustakaan. Adapun teknik yang digunakan adalah

1. Studi Kepustakaan

Yaitu dengan mempelajari dengan buku-buku, majalah, jurnal dan media

elektronika yang yang berhubungan dengan asuhan keperawatan keluarga

dengan asuhan keperawatan keluarga dengan hipertensi.

2. Studi kasus dengan cara:

a. Observasi partisipan

Melakukan observasi sekaligus memberikan asuhan keperawatan pada

keluarga dengan hipertensi

b. Wawancara

Wawancara dilakukan dengan petugas kesehatan dan masyarakat

untuk memperoleh informasi atau data hpertensi.

E. SISTEMATIKA PENULISAN

Makalah ini disusun secara sistematis terdir dari 5 bab yaitu :

BAB I : PENDAHULUAN

Meliputi latar belakang, tujuan penulis, ruang lingkup,

metode penulisan, dan sistematika penulisan.

Page 14: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA KHUSUSNYA NY.S DENGAN

5

BAB II : TINJAUAN TEORITIS

Terdiri dari konsep dasar hipertensi meliputi: Pengertian,

etiologi, patofisiologi, klasifikasi, manifestasi klinik,

komplikasi, dan penatalaksanaan, serta proses keperawatan

keluarga (pengkajian, diagnosa keperawatan). Dan konsep

keluarga meliputi (pengertian, jenis/tipe keluarga, struktur

keluarga, peran keluarga, fungsi keluarga, tahap

perkembangan keluarga dan tugas perkembangan keluarga)

BAB III : TINJAUAN KASUS

Merupakan laporan hasil asuhan keperwatan keluarga dengan

hipertensi yang meliputi pengkajian, diagnosa keperwatan,

perencanaan keperawatan, implementasi keperawatan, dan

evaluasi keperawatan.

BAB IV : PEMBAHASAN

Menguraikan yang terjadi selama memberikan asuhan

keperawatan keluarga meliputi tahap, evaluasi, sekaligus

meganalisis masalah-masalah dan kesenjangan yang terjadi.

Kesenjangan kasus menguraikan tentang kegiatan-kegiatan

yang dilakukan selama melakukan asuhan keperawatan

melalui kegiatan observasi melakukan asuhan dan melakukan

wawancara guna keperluan pelaksana asuhan keperawatan.

BAB V : PENUTUP

Pada bab ini penulis meguraikan tentang kesimpulan dan

saran pada hasil pembahasan dan penyampaian saran-saran

yang diperlukan untuk perbaikan asuhan keperawatan

keluarga dengan hipertensi.

DAFTAR PUSTAKA

RIWAYAT HIDUP

LAMPIRAN

Page 15: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA KHUSUSNYA NY.S DENGAN

6

BAB II

TINJAUAN TEORITIS

A. KONSEP DASAR MASALAH KESEHATAN

1. Pengertian

Hipertensi dapat didefinisikan sebagai tekanan darah persisten dengan

tekanan sitolik diatas 140 mmHg dan tekanan darah diastolic diatas 90

mmHg. Pada populasi manula, hipertensi didefinisikan sebagai

tekanan sistolik > 160 mmHg dan tekanan diastolic > 90 mmHg

(Brunner & Sudarth, 2001 dikutip Aspiani reny yuli 2014)

Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah yang melebihi tekanan

darah normal seperti apa yang telah disepakati oleh para ahli, yaitu >

140/90 mmHg (Sudoyo, 2006 dikutip Aspiani reny yuli 2014).

Hipertensi adalah suatu keadaan ketika seseorang mengalami

peningkatan tekanan darah diatas normal yang mengakibatkan

peningkatan angka kesakitan (mordibitas) dan angka kematian

(mortalitas) (Kushariyadi, 2008 dikutip Aspiani reny yuli 2014)

2. Klasifikasi

a. Klasifikasi berdasarkan etiologi:

1) Hipertensi Primer

Hipertensi Primer merupakan lebih dari 95% yang menderita

penyakit hipertensi yang mendapat menyebabkan kematian,

dimana saat ini belum diketahui secara pasti penyebabnya.

Beberapa factor yang berpengaruh dalam terjadinya hipertensi

primer yaitu factor genetic, sters, dan psikologi.

2) Hipertensi sekunder

Pada hipertensi sekunder ini penderita dapat diketahui

penyebab serta patofisiologi secara pasti sehingga lebih mudah

untuk dikendalikan dengan obat-obatan.

Page 16: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA KHUSUSNYA NY.S DENGAN

7

b. Klasifikasi berdasarkan derajat :

1) Kriteria hipertensi menurut JPC-V AS (Dalaimartha & Wijaya

2004)

No. Kriteria Sistolik Diastolik

1.

2.

3.

Normal

Perbatasan (high normal)

Hipertensi

Derajat 1: ringan

Derajat 2: sedang

Derajat 3: berat

Derajat 4: sangat berat

<130

130-139

140-159

160-179

180-209

> 210

<85

85-89

90-99

100-109

110-119

> 120

2) Jika penderita mempunyai tekanan sistolik dan diastolic yang

tidak termasuk dalam satu kriteria maka ia termasuk dalam

kriteria yang lebih tinggi. Misalnya, seseorang memiliki

tekanan darah 120/80 mmHg (dibaca sistolik 180 mmHg,

diastolik 120 mmHg). Berdasarkan ketentuan ini orang

penderita memiliki kerusakan atau risiko hipertensi, maka

risiko tersebut harus disebutkan. Misalnya, hipertensi derajat 4

dengan DM. (Aspiani reny yuni, 2014)

Page 17: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA KHUSUSNYA NY.S DENGAN

8

3. Etiologi

a. Usia

Tidak dapat dimungkiri factor usia merupakan salah satu penyebab

seseorang terkena tekanan darh tinggi. Semakin bertambah usia

seseorang semakin berkurang elastisitas pembuluh darahnya

sehingga tekanan darah didalam tubuh orang yang sudah lanjut

usia akan mengalami kenaikan dan dapat melebihi batas

normalnya.

b. Keturunan

Orangtua yang mempunyai tekanan darah tinggi atau hipertensi

ada kemungkinan dapat menurunkan kepada anaknya.

c. Factor Olahraga

Orang yang tidak pernah melakukan berbagai olahraga, akan lebih

beresiko terkena tekanan darah tinggi. Jika tidak pernah melakukan

olahraga akan menyebabkan jantung menjadi tidak sehat. Hal ini

berakibat jantung tidak bias memompa darah dan akan

mengakibatkan aliran darah di dalam tubuh tidak lancer.

d. Pola Makan

Pola makan yang buruk atau tidak sehat merupakan salah satu

penyebab orang terkena tekanan darah tinggi. Seseorang yang

sering mengkonsumsi makanan-makanan yang mempunyai kadar

lemak tinggi akan berisiko terkena hipertensi. Makanan yang

berlemak tinggi akan membuat penyumbatan di pembuluh darah

sehingga tekanan darah akan menjadi naik.

Page 18: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA KHUSUSNYA NY.S DENGAN

9

e. Minum Alkohol

Minuman beralkohol sangat tidak baik untuk kesehatan tubuh.

Minuman beralkohol akan meningkatkan kadar trigliserida dalam

darah. Padahal, trigliserida adalah kolesterol yang jahat yang dapat

menyebabkan tekanan darah menjadi naik secara derastis.

f. Stres

Orang yang sering mengalami stress biasanya tekanan darhnya

akan menjadi naik. Jika orang sedang stress, hormone adrenalin

dalam tubuhnya akan meningkat sehingga akan menyababkan

tekanan darah dalam tubuh menjadi naik. (Anies, cetakan I 2018)

g. Berdasarkan penyebabnya hipetensi dibagi menjadai 2 golongan

1) Hipertensi Primer

Hipertensi primer adalah hipertensi yang belum diketahui

penyebabnya. Diderita oleh sekitar 95% orang. Diperkirakan

disebabkan oleh factor berikut ini.

a) Faktor keturunan

Dari data statistic terbukti bahwa seseorang akan meiliki

kemungkinan lebih besar untuk mendapatkan hipertensi

jika orang tuanya adalah penderita hipertensi.

b) Kebiasaan hidup

Kebiasaan hidup yang sering menyebabkan timbulnya

hipertensi adalah konsumsi garam yang tinggi (lebih dari

30 gram), kegemukan atau makan berlebihan, stress,

merokok, minum alcohol.

Page 19: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA KHUSUSNYA NY.S DENGAN

10

2) Hipertensi sekunder

Terjadi akibat penyebab yang jelas. Salah satu contoh

hipertensi sekunder adalah hipertensi vascular renal, yang

terjadi akibat penyempitan salah satu atau lebih dari satu arteri

yang mengangkut darah menuju ginjal atau disebut stenosis

arteri renalis. (Aspiani reny yuli, 2014)

4. Patofisiologi

Mekanisme yang mengontrol kontriksi dan relaksasi pembuluh darah

terletak dipusat vasomotor pada medulla diotak. Dari pusat vasomotor

ini bermula jaras saraf simpatis, yang berlanjut kebawah ke korda

spinalis dan keluar dari kolumna medulla spinalis ke ganglia simpatis

di toraks dan abdomen. Rangsangan pusat vasomotor dihantarkan

dalam bentuk impuls yang bergerak kebawah melalui system saraf

simpatis ke ganglia simpatis.

Pada titik ini neuron pre-ganglion melepaskan asetilkolin, yang akan

merangsang serabut saraf pasca ganglion ke pembuluh darah, dimana

dengan dilepaskannya norepinefrin mengakibatkan kontriksi

pembuluh darah. Berbagai factor, seperti kecemasan dan ketakutan

dapat mempengaruhi respons pembuluh darah terhadap rangsang

vasokonstiktor. Klien dengan hipertensi sangat sensitive terhadap

norepinefrin, meskipun tidak diketahui dengan jelas mengapa hal

tersebut dapat terjadi.

Page 20: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA KHUSUSNYA NY.S DENGAN

11

Pada saat bersamaan ketika system saraf simpatis merangsang

pembuluh darah sebagai respons rangsang emosi, kelenjar adrenal juga

terangsang mengakibatkan tambahan aktivitas vasokontriksi. Medula

adrenal menyekresi epinefrin yang menyebabkan vasokontriksi.

Korteks adrenal menyekresi kortisol dan steroid lannya, yang dapat

memperkuat respons vasokontriktor pembuluh darah. Vasokontriksi

yang dapat mengakibatkan penurunan aliran darah ke ginjal,

menyebabkan pelepasan renin.

Renin yang dilepaskan merangsang pembentukan angiotensin I yang

kemudian diubah menjadi angiotensin II, vasokontriktor kuat, yang

pada akhirnya merangsang sekresi aldosterone oleh korteks adrenal.

Hormon ini menyebabkan retensi natrium dan air oleh tubulus ginjal,

menyebabkan peningkatan volume intravascular. Semua factor

tersebut cenderung mencetuskan hipertensi.

Data diatas merupakan patofisiologis mengenai bagaimana hipertensi

bisa terjadi dan dijelaskan secara teori menurut (Brunner & Suddarth,

2002 dikutip oleh Aspiani Reny Yuli, 2014)

Page 21: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA KHUSUSNYA NY.S DENGAN

12

Alur klinis

Faktor predisposisi

Merangsang pusat vasomotor

Merangsang neuron pre ganglion untuk melepaskan asetilkolin

Merangsang serabut pasca-ganglion ke pembuluh darah untuk

melepaskan norepinefrin

Kortisol dan steroid lainnya

disekresi oleh kelnjar

korteks adrenal

Kelenjar medulla adrenal

juga terangsang untuk

menyekresi epinefrin

Memperkuat

Vasokontriksi pembuluh darah

Penurunan aliran darah ke ginjal

Pelepasan renin

Merangsang pembentukan angiotensin I menjadi angiotensin II

Peningkatan resitensi terhadap pemompaan darah ventrikel

Peningkatan beban kerja jantung

Hipertrofi ventrikel kiri

Page 22: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA KHUSUSNYA NY.S DENGAN

13

5. Tanda dan Gejala

Klien yang menderita hipertensi terkadang tidak menampakan gejala

hingga bertahun-tahun. Gejala jika ada menunjukan adanya kerusakan

vascular, dengan manifestasi yang khas sesuai system organ yang

divaskularisasi oleh pembuluh darah bersangkutan. Perubahan

patologis pada ginjal dapat bermanifestasi sebagai nokturia

(peningkatan urinasi pada malam hari) dan azetoma (peningkatan

nitrogen urea dan kreatinin).

Ginjal

Obstruksi/ruptur

pembuluh darah

otak

Stroke hemoragik

Nyeri kepala

Diagnosa

keperawatan:

nyeri akut

Disfungsi ginjal

Gagal ginjal

Vasokontriksi

Peningkatan

afterload

Penurunan suplai

O2 ke koroner

Iskemik miokard

Nyeri dada

Diagnosa

keperawatan: nyeri

akut dan intoleransi

aktivitas

Diagnosa keperawatan:

Penurunan curah jantung

Kerusakan vaskular

sistemik Koroner

Otak

Page 23: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA KHUSUSNYA NY.S DENGAN

14

Pada pemeriksaan fisik, tidak dijumpai kelianan apapun selain tekanan

darah yang tinggi, tetapi dapat pula ditemukan perubahan pada retina,

seperti perdarahan, eksudat, penyempitan pembuluh darah, dan pada

kasus berat, edema pupil (edema pada diskus optikus).

Keterlibatan pembuluh darah otak dapat menimbulkan stroke atau

serangan iskemik transien (trancient ischemic attack, TIA) yang

bermanifestasi sebagai paralisis sementara pada satu sisi (hemiplegia)

atau gangguan tajam penglihatan (Smetzer, 2002 dikutip Aspiani Reny

Yuli, 2014)

Gejala umum yang ditimbulkan akibat menderita hipertensi tidak sama

pada setiap orang, bahkan terkadang timbul tanpa gejala. Secara umum

gejala yang dikeluhkan oleh penderita hipertensi sebagai berikut.

a. Sakit kepala

b. Rasa pegal dan tidak nyaman pada tengkuk

c. Seperti berputar sarasa ingin jatuh

d. Berdebar atau detak jantung serasa cepat

Gejala lain yang umumnya terjadi pada penderita hipertensi, yaitu

pusing, muka merah, sakit kepala, keluar darah dari hidung secara

tiba-tiba, tengkuk terasa pegal dan lain-lain (Novianti, 2006 dikutip

Aspiani reny yuli, 2014)

a. Biasanya orang yang menderita hipertensi akan mengalami sakit

kepala, pusing yang sering dirasakan akibat tekanan darahnya naik

melebihi batas normal.

b. Wajah akan menjadi kemerahan

c. Pada sebahian orang akan mengalami detak jantung yang

berdebar-debar.

d. Orang yang mengalami tekanan darah tinggi akan mengalami

gejala seperti pandangan mata menjadi kabur atau menjadi tidak

jelas.

Page 24: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA KHUSUSNYA NY.S DENGAN

15

e. Sulit berkonsentrasi

f. Sering mudah mengalami kelelahan saat melakukan berbagai

aktivitas.

g. Sering terjadi perdarahan dihidung atau mimisan.

h. Orang yang mempunyai darah tinggi biasanya akan sensitive dan

mudah marah terhadap hal-hal sepele yang tidak disukainya.

(Anies, cetakan I 2018)

6. Komplikasi

Menurut Aspiani Reny Yuli, 2014 :

a. Stroke dapat terjadi akibat hemoragi akibat tekanan darah tinggi di

otak, atau akibat embolus yang terlepas dari pembuluh selain otak

yang terpajan tekanan tinggi. Stroke dapat terjadi pada hipetensi

kronis apabila arteri yang mendarahi otak mengalami hipetrofi dan

penebalan, sehingga aliran darah ke area otak yang diperdarahi

berkurang.

b. Infark miokard dapat terjadi apabila arteri coroner yang

arterosklerotik tidak dapat menyuplai cukup oksigen ke

miokardium atau apabila terbentuk thrombus yang menghambat

aliran darah melewati pembuluh darah. Pada hipetensi kronis dan

hipertrofi ventrikel, kebutuhan oksigen miokardium mungkin tidak

dapat dipenuhi dan dapat terjadi iskemia jantung yang

menyebabkan infark.

c. Gagal ginjal apat terjadi karena kerusakan progresif akibat tekanan

tinggi pada kapiler glomerulus ginjal. Dengan rusaknya

glomerulus, aliran darah ke nefron akan terganggu dan dapat

berlanjut menjadi hipoksik dan kematian.

d. Ensefalopati (kerusakan otak) dapat terjadi, terutama pada

hipertensi maligna (hipertensi yang meningkat cepat dan

Page 25: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA KHUSUSNYA NY.S DENGAN

16

berbahaya). Tekanan yang sangat tinggi pada kelainan ini

menyebabkan peningkatan tekanan kapiler dan mendorong cairan

ke ruang interstisial di seluruh susunan saraf pusat.

e. Kejang dapat terjadi pada wanita preeklamsi. Bayi yang lahir

mungkin memiliki berat lahir kecil akibat perfusi plasenta yang

tidak adekuat, kemudian dapat mengalami hipoksia dan asidosis

jika ibu mengalami kejang selama atau sebelum proses persalinan.

7. Penatalaksanaan

Tujuan deteksi dan penatalaksanaan hipetensi adalah menurunkan

risiko penyakit kardiovaskular dan mortalitas serta mordibitas yang

berkaitan. Tujuan terapi adalah mencapai dan mempertahankan

tekanan sistolik dibawah 140 mmHg dan tekanan diastolik dibawah 90

mmHg dan mengontrol factor risiko. Hal ini dapat dicapai melalui

modifikasi gaya hidup saja, atau dengan obat antihipertensi (mansjoer,

2002 dikutip Apiani Reny Yuli, 2014).

a. Pengaturan diet

Berbagai studi menunjukan bahwa diet dan pola hidup sehat dan

atau dengan obat obatan yang menurunkan gejala gagal jantung

dan dapat memperbaiki keadaan hipertrofi ventrikel kiri.

Beberapa diet yang dianjurkan:

1) Rendah garam, diet rendah garam dapat menurunkan tekanan

darah pada klien hipertensi. Dengan pengurangan konsumsi

garam dapat mengurangi stimulasi system renin-angiotensin

sehingga sangat berpotensi sebagai anti hipertensi. Jumlah

asupan natrium yang dianjurkan 50-100 mmol atau setara

dengan 3-6 gram garam per hari.

Page 26: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA KHUSUSNYA NY.S DENGAN

17

b. Penurunan berat badan

Mengatasi obesitas, pada sebagian orang, dengan caera

menurunkan berat badan mengurangi tekanan darah, kemungkinan

dengan mengurangi beban kerja jantung dan volume sekuncup.

Pada beberapa studi menunjukan bahwa obesitas berhubungan

dengan kejadian hipertensi dan hipertrofi ventrikel kiri. Jadi,

penurunan berat badan adalah hal yang sangat efektif untuk

menurunkan tekanan darah. Penurunan berat badan (1 kh/minggu)

sangat dianjurkan.

c. Olahraga

Olahraga teratur seperti berjalan, lari, berenang, bersepeda

bermanfaat untuk menurunkan tekanan darah dan memperbaiki

keadaan jantung. Olahraga teratur selama 30 menit sebanyak 3-4

kali dalam satu minggu sangat dianjurkan untuk menurunkan

tekanan darah.

d. Memperbaiki gaya hidup yang kurang sehat

Berhenti merokok dan tidak mengonsumsi alcohol, penting untuk

mengurangi efek jangka panjang hipertensi karena asap rokok

diketahui menurunkan aliran darah ke berbagai organ dan dapat

meningkatkan kerja jantung. (Brunner & Suddarth, 2002 dikutip

Aspiani Reny Yuli, 2014)

e. Terapi relaksasi otot progresif

Terapi relaksasi otot progresif adalah teknik relaksasi otot yang

tidak menggunakan imajinasi, memusatkan perhatian pada suatu

aktivitas otot dengan mengidentifikasi otot yang tegang kemudian

menurunkan ketegangan dengan melakukan teknik relaksasi untuk

mendapatkan perasaan relaks.

1) Tujuan terapi relaksasi progresif (Dossey et al, 2005 dikutip

Patricia dkk, 2010)

Page 27: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA KHUSUSNYA NY.S DENGAN

18

Mengajarkan individu bagaimana beristirahat dengan efektif

dan mengurangi ketegangan pada tubuh. Individu belajar untuk

mendeteksi sensai ketegangan otot.

2) Indikasi terapi relaksasi progresif

a) Untuk yang mengalami gangguan tidur

b) Untuk yang mengalami stress

c) Untuk yang mengalami kecemasan

3) Teknik terapi relaksasi progresif

a) Menyediakan linkungan yang tenang

b) Membantu klien mendapatkan kenyamanan saat sedang

duduk atau berbaring, meminta klien untuk tetap diam

sebisa mungkin, dan bergerak jika perlu agar tetap merasa

nyaman.

c) Menginstrusikan klien untuk menutup mata

d) Menginstrusikan klien untuk bernapas kedalam dan keluar

secara perlahan

e) Ketika membantu klien, dapat memutuskan untuk memulai

dengan otot-otot pada wajah, diikuti dengan otot-otot pada

lengan, tanagn, perut, tungkai dan kaki.

f) Minta klien melakukan setiap jenis latihan selama 5-20

menit. Lakukan setiap hari untuk minimal satu jenis

latihan.

4) Kriteria evaluasi

a) Klien tidak mengalami gangguan tidur (insomnia) dan

tidak stress.

b) Kebutuhan dasar klien terpenuhi.

c) Tanda-tanda vital dalam batas normal.

Page 28: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA KHUSUSNYA NY.S DENGAN

19

B. Pemenuhan kebutuhan dasar (kebutuhan rasa nyaman dan nyeri)

Pemenuhan kebutuhan dasar yang terkait dengan hipertensi adalah :

1. Kebutuhan keamanan

a. Pengertian

Perhatian perawat yang paling mendasar, mulai dari sisi tempat

tidur hingga dirumah sampai komunitas. Perawat harus waspada

terhadap factor yang mendukung lingkungan yang aman bagi

individu tertentu atau bagi sekelompok orang ditatanan rumah dan

komunitas. Kemampuan individu untuk melindungi dirinya sendiri

dari cedera dipengaruhi oleh beberapa factor, seperti usia dan

perkembangan, gaya hidup, mobilitas dan status kesehatan,

perubahan sensori, kesadaran kognitif, status psikosoial, kesadaran

terhaap keamanan, dan factor lingkungan.

b. Lingkup kebutuhan keamanan

1) Mobilitas dan status kesehatan

Individu yang mengalami hambatan mobilitas akibat

kelemahan otot dan keseimbangan atau koordinasi yang buruk

sangat rentan terhadap cedera.

2) Faktor lingkungan

Rumah yang aman adalah rumah yang memiliki lantai dan

karpet yang terpasang dengan baik, permukaan lantai yang

tidak licin. Pencahayaan yang adekuat, baik didalam rumah

maupun di luar, meminimalkan kemungkinan terjadinya

kecelakaan.

3) Kesadaran kognitif

Kesadaran merupakan kemampuan untuk merasakan stimulus

lingkungan dan reaksi tubuh serta untuk berespons secara tepat

lewat proses piker dan tindakan.

Page 29: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA KHUSUSNYA NY.S DENGAN

20

4) Status emosi

Situasi yang penuh tekanan dapat menurunkan tingkat

konsentrasi individu, menyebabkan kesalahan penilaian, dan

penurunan kesadaran terhadap stimulus eksternal. Individu

yang mengalami depresi berat dapat berpikir dan bereaksi

terhadap stimulus lingkungan lebih lambat dari pada biasanya

(Kozier dkk, 2010)

2. Kebutuhan aman dan nyaman : nyeri

Nyeri adalah hal yang sangat tidak menyenangkan dan merupakan

sensasi yang sangat personal yang tidak dapat dibagi dengan orang

lain. Namun nyeri adalah konsep yang sulit didokumentasikan oleh

seorang klien, seorang perawat tidak dapat merasakan nyeri yang

dialami klien (Kozier dkk, 2010)

a. Fisiologi nyeri

1) Nosisepsi

Sisitem saraf tepi meliputi saraf sensorik primer yang khusus

mendeteksi kerusakan jaringan dan menimbulakn sensasi

sentuhan panas, dingin, nyeri dan tekanan. (Paice, 2002 dikutip

Kozier dkk 2010)

2) Transduksi

Selama fase transduksi, stimulus berbahaya (cedera jaringan)

memicu pelepasan mediator biokimia. Stimulasi menyakitkan

atau berbahaya juga meneybabkan pergerakan ion-ion

menembus membrane sel. Obat nyeri dapat bekerja selama fase

ini dengan menghambat produksi prostaglandin (mis., ibu

profen)

Page 30: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA KHUSUSNYA NY.S DENGAN

21

3) Transmisi

Impuls nyeri berjalan dari serabut saraf tepi ke medulla

spinalis.

4) Persepsi

Pada fase ini, individu mulai menyadari adanya nyeri.

Sehingga memungkinkan munculnya berbagai strategi perilaku

kognitif untuk mengurangi komponen sensorik dan afektif

nyeri (McCaffery & Pasero, 1999 dikutip Kozier, 2010)

5) Modulasi

Fase ini disebut juga sebagai (sistem desndens) terjadi saat

neuron dibatang otak mengirimkan sinyal kembali ke medulla

spinalis. Serabut desenden melepaskan zat seperti opioid,

serotonin, dan norepinefrin yang akan menghambat impuls

asenden yang membahayakan di bagian dorsal medulla

spinalis. (Paice, 2002 dikutip Kozier dkk 2010)

6) Teori gerbang kendali

Serabut saraf perifer yang membawa nyeri ke medulla spinalis

dapat memodifikasi inputnya ditingkat medulla spinalis

sebelum input tersebut ditansmisikan ke otak.

b. Jenis nyeri

1) Nyeri perifer di bagi 3 yaitu :

(a) Nyeri superfisial, nyeri yang muncul akibat rangsangan

pada kulit dan mukosa

(b) Nyeri fiseral, nyeri yang muncul akibat stimulasi pada

reseptor nyeri dirongga abdomen, cranium dan toraks

(c) Nyeri ahli, nyeri yang dirasakan pada daerah lain yang jauh

dari jaringan penyebab nyeri

Page 31: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA KHUSUSNYA NY.S DENGAN

22

2) Nyeri sentral

Nyeri yang muncul akibat stimulasi pada medulla spinalis,

batang otak, dan thalamus.

3) Nyeri psikogenik

Nyeri yang tidak diketahui penyebab fisiknya, dengan kata lain

nyeri ini muncul karena factor psikologis, bukan fisiologis.

c. Bentuk nyeri

1) Nyeri akut

Nyeri ini berlangsung tidak lebih dari 6 bulan, nyeri akut

ditandai dengan peningkatan tegangan otot dan kecemasan

yang keduanya meningkatkan persepsi nyeri.

2) Nyeri kronis

Nyeri ini berlangsung lebih dari 6 bulan, nyeri cenderung

hilang timbul dalam periode waktu tertentu. Selain itu

penginderaan nyeri menjadi lebih dalam sehingga penderita

sukar menunjukan lokasinya.

d. Factor mempengaruhi nyeri

1) Nilai etnik dan budaya

Telah lama dikenal sebagai factor-faktor yang memengaruhi

reaksi seseorang terhadap nyeri dan ekspresi nyeri tersebut.

Perilaku yang berhubungan dengan nyeri adalah sebuah bagian

dari proses sosialisasi. Contoh, individu dalam sebuah budaya

mungkin belajar untuk ekspresif terhadap nyeri, sementara

individu dari budaya lain mungkin belajar untuk menyimpan

perasaan nyerinya dan tidak menggangu orang lain.

Page 32: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA KHUSUSNYA NY.S DENGAN

23

2) Tahap perkembangan

usia dan tahap perkembangan seorang klien adalah variable

penting yang akan memengaruhi reaksi dan ekspresi terhadap

nyeri

3) Lingkungan dan orang pendukung

Lingkungan yang tidak dikenal seperti rumah sakit, dengan

kebisingan, cahaya, dan aktivitasnya, dapat menambah rasa

nyeri. Selain itu, orang kesepian yang tidak memeiliki orang

oendukung dapat mempersepsikan nyeri sebgai sesuatu yang

berat, sementara orang yang memiliki orang pendukung

disekitarnya dapat mempersiapkan nyeri sebagai sesuatu lebih

ringan.

4) Pengalaman nyeri di masa lalu

Pengalaman nyeri di masa lalu dapat mengubah sensitivitas

klien terhadap nyeri. Individu yang mengalami nyeri secara

pribadi atau yang melihat penderitaan orang terdekat sering

kali lebih terancam oleh kemungkinan nyeri dibandingkan

individu yang tidak memiliki pengalaman nyeri.

5) Ansietas dan stress

Ansietas seringkali menyertai nyeri. Ancaman dari sesuatu

yang tidak diketahui dan ketidak kemampuan mengontrol nyeri

atau peristiwa yang meyertai nyeri sering kali memperburuk

persepsi nyeri. Keletihan juga mengurangi kemampuan koping

seseorang, sehingga meningkatkan persepsi nyeri.

Page 33: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA KHUSUSNYA NY.S DENGAN

24

C. ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

1. Konsep keluarga

a. Pengertian

Keluarga adalah perkumpulan dua atau lebih individu yang diikat

oleh hubungan darah, perkawinan, adopsi, dan taip-tiap anggota

keluarga selalu berinteraksi satu sama lain.

Keluarga adalah sekumpulan orang yang dihubungkan oleh ikatan

perkawinan, adopsi, kelahiran yang bertujuan menciptakan dan

mempertahankan budaya umum; meningkatkan perkembangan

fisik, mental, emosional, dan social dari tiap anggota. (Mubarak

wahit iqbal dkk, 2009)

b. Tipe keluarga

Keluarga yang memerlukan pelayanan kesehatan berasal dari

berbagai macam pola kehidupan. Sesua dengan perkembangan

social, maka tipe keluarga berkembang mengikutinya. Agar dapat

mengupayakan peran serta keluarga dalam meningkatkan derajat

kesehatan, maka perawat perlu memahami dan mengetahui

berbagai tipe keluarga. (Mubarak wahit iqbal dkk, 2009)

1) Traditional Nuclear. keluarga inti yang terdiri atas ayah, ibu,

dan anak yang tinggal dalam satu rumah ditetapkan oleh

sanksi-sanksi legal dalam suatu ikatan perkawinan,

satu/keduanya dapat bekerja diluar rumah.

2) Extended Family. Keluarga inti ditambah dengan sanak

saudara, misalnya nenk, kakek, keponakan, saudara sepupu,

paman bibi, dan sebagainya.

3) Reconstituded Nuclear. pembentukan baru dari keluarga inti

melalui perkawinan kembali suami/istri, tinggal dalam

pembentukan satu rumah dengan ank-anaknya, baik itu bawaan

dari perkawinan lama maupun hasil dari perkawinan baru

Page 34: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA KHUSUSNYA NY.S DENGAN

25

4) Middle Age/Aging Couple. Suami sebagai pencari uang, istri

dirumah/kedua-duanya bekerja dirumah, anak-anak sudah

meninggalkan rumah karena sekolah/perkawinan/meniti karier.

5) Dyadic Nuclear. suami istri yang sudah berumur dan tidak

mempunyai anak, keduanya/salah satu bekerja diluar rumah

6) Single Parent. Satu orang tua sebagai akibat

perceraian/kematian pasangannya dan anak-anaknya dapat

tinggal dirumah/diluar rumah.

7) Dual Carier. Suami istri atau keduanya berkarier dan tanpa

anak.

8) Commuter Married. Suami istri/keduanya orang karier dan

tinggal terpisah pada jarak tertentu, keduanya saling mencari

pada waktu-waktu tertentu.

9) Single Adult. Wanita atau pria dewasa yang tinggal sendiri

dengan tidak adanya keinginan untuk menikah.

10) Three Generation. Tiga generasi atau lebih tinggal dalam satu

rumah.

11) Institusional. Anak-anak atau orang-orang dewasa tinggal

dalam satu panti.

12) Communal. Satu rumah terdiri atas dua/lebih pasangan yang

manogami dengan anak-anaknya dan bersama-sama dalam

penyediaan fasilitas.

13) Group marriage. Satu perumahan terdiri atas orang tua dan

keturunannya didalm satu kesatuan keluarga dan tiap individu

adalah menikah dengan yang lain dan semua adalah orang tua

dari anka-anak.

14) Unmarried Parent and child. Ibu dan anak dimana perkawinan

tidak dikehendaki, anaknya diadopsi.

15) Cohibing Couple. Dua orang/satu pasangan yang tinggal

bersama tanpa pernikahan

Page 35: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA KHUSUSNYA NY.S DENGAN

26

c. Struktur keluarga

Struktur sebuah keluarga memberikan gambaran tentang

bagaimana suatu keluarga itu melaksanakan fungsinya dalam

masyarakat. Adapun macam-macam struktur keluarga diantaranya

adalah :

1) Patrilineal

Patrilineal adalah keluarga sedarah yang terdiri atas sanak

saudara sedarah dalam beberapa generasi, dimana hubungan itu

disusun melalui jalur garis ayah.

2) Matrilineal

Matrilineal adalah keluarga sedarah yang terdiri atas sanak

saudara sedarah dalam beberapa gnerasai dimana hubungan itu

disusun melalui jalur garis ibu.

3) Mtrilokal

Mtrilokal adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama

keluarga sedarah istri.

4) Ptrilokal

Patrilokal adalah sepasang suami istri yang tinggal

bersamakeluarga sedarah suami.

d. Peran keluarga

Peran keluarga adalah tingkah laku spesifik yang diharapkan oleh

seseorang dalam konteks keluarga, jadi peranan keluarga adalah

menggambarkan seperangkat perilaku interpersonal, sifat, kegiatan

yang berhubungan dengan individu dalam posisi dan situasi

tertentu. Peranan individu dalam keluarga didasari oleh harapan

dan pola perilaku dari keluarga, kelompok, dan masyarakat. Setiap

anggota keluarga memiliki peran masing-masing, antara lain

adalah:

Page 36: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA KHUSUSNYA NY.S DENGAN

27

1) Ayah

Ayah sebagai pemimpin keluarga mempunyai peran sebagai

pencari nafkah, pendidik, pelindung atau pengayom, pemberi

rasa aman bagi setiap anggota keluarga dan juga sebagai

anggota masyarakat social tertentu.

2) Ibu

Ibu sebagai pengurus rumah tangga, pengasuh dan pendidik

anak-anak, pelindung keluarga dan juga sebagai anggota

keluarga dan juga sebagai anggota masyarakat social tertentu.

3) Anak

anak berperan sebagai pelaku psikososial sesuai dengan

perkembangan fisik, mental, social dan spiritual.

e. Fungsi keluarga

Fungsi keluarga merupakan hasil atau konsekuensi dari struktur

keluarga atau sesuatu tentang apa yang dilakukan oleh keluarga.

Terdapat beberapa fungsi keluarga menurut Friedman (1998) yaitu:

1) Fungsi afektif adalah berkaitan dengan fungsi internal keluarga

yang merupakan basis kekuatan dari keluarga, berguna untuk

pemenuhan kebutuhan psikososial. Anggota keluarga

menggambarkan gambaran dir yang positif, perasaan yang

dimiliki, perasaan yang berarti, dan merupakan sumber kasih

saying.

2) Fungsi sosialisasi merujuk pada proses perkembangan atau

perubahan yang dialami oleh individu sebagai hasil dari

interaksi social dan pembelajaran peran-peran social. Anggota

keluarga belajar disiplin, norma, budaya, serta perilaku melalui

hubungan dan interaksi dalam keluarga, sehingga individu

mampu berperan dimasyarakat

Page 37: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA KHUSUSNYA NY.S DENGAN

28

3) Fungsi perawatan kesehatan merupakan salah satu fungsi

keluarga yang memerlukan penyediaan kebutuhan-kebutuhan

fisik, seperti: makanan, pakaian tempat tinggal, dan perwatan

kesehatan. Jika dilihat dari perspektif masyatrakat, keluarga

merupakan system dasar, dimana perilaku sehat dan perawatan

kesehatan diatur, dilaksanakan, dan diamankan.

4) Fungsi ekonomi yaitu untuk memenuhi kebutuahan keluarga

seperti: makanan, pakaian, dan perumahan, maka keluarga

memerlukan sumber keungan. Fungsi ini sulit dipenuhi oleh

keluarga yang berada dibawah garis kemiskinan. Perawat

bertangguang jawab untuk mencari sumber sumber

dimasyarakat yang dapat digunakan oleh keluarga dalam

meningkatkan status kesehatan.

5) Fungsi reproduksi yaitu berfungsi untuk meneruskan

kelangsungan keturunan dan menambah sumber daya manusia

f. Tahapan dan tugas perkembangan kelauraga

Menurut Iqbal Mubarak Wahit (2009) tahapan dan tugas

perkembangan terbagai menjadi 8 yaitu :

1) Pasangan baru atau keluarga baru (berginning family)

Suami dan istri membentuk keluarga melalui perkawinan yang

sah dan meninggalkan keluarga masing-masing, secara

psikologis keluarga tersebut sudah memiliki keluarga baru.

Tugas perkembangan keluarga pada tahap ini antara lain:

a) Membangun perkawinan yang saling memuaskan.

b) Menghubungkan jaringan persaudaraan secara harmonis.

c) Keluarga berencana (keputusan tentang kedudukan sebagai

orang tua)

Page 38: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA KHUSUSNYA NY.S DENGAN

29

2) Tahap II keluarga dengan kelahiran anak pertama (child

bearing family)

Keluarga yang menantikan kelahiran di mulai dari kehamilan

sampai kelahiaran anak pertama sampai anak berusia 30 bulan.

Kehamilan dan kelahiran bayi perlu dipersiapkan oleh

pasangan suami istri melalui beberapa tugas perkembangan

yang penting. Tugas perkembangan pada masa ini antara lain :

a) Persiapan menjadi orang tua.

b) Membagi peran dan tanggung jawab.

c) Menata ruang untuk anak atau mengembangkan suasana

rumah yang menyenangkan.

d) Mempersiapkan biaya atau dana child bearing.

e) Memfasilitasi role learning anggota keluarga.

f) Bertanggung jawab memnuhi kebutuhan bayi sampai

balita.

g) Mengadakan kebiasaan keagamaan secara rutin.

3) Tahap III keluarga dengan anak pra sekolah (families with

preschool)

Tahap ini dimulai sat kelhiran anak 2,5 tahun dan berakhir saat

anak berusia 5 tahun. Pada tahap ini orang tua beradaptasi

terhadap kebutuhan-kebutuhan dan minat anak pra sekolah

dalam meningkatkan pertumbuhannya.

Tugas perkembangan pada masa ini anatara lain :

a) Memenuhi kebutuhan keluarga seperti: rumah, ruang

bermain, privasi, dan keamanan.

b) Mensosialisasikan anak.

c) Mempertahankan hubungan yang sehat dalam keluarga

(hubungan perkawinan dan hubungan antara orang tua dan

anak)

Page 39: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA KHUSUSNYA NY.S DENGAN

30

4) Tahap keluarga IV keluarga dengan anak usia sekolah (familie

with scool children)

Pada usia 6 tahun sampai 12 tahun, tahap ini keluarga (orang

tua) perlu belajar bepisah dengan anak, memberi kesempatan

pada anak untuk bersosialisasi, baik aktivitas disekolah

maupun diluar sekolah. Tugas perkembangan keluarga pada

tahap ini antara lain :

a) Mensosialisasikan anak-anak, termasuk meningkatkan

prestasi sekolah dan mengembangkan hubungan dengan

teman sebaya yang sehat.

b) Mempertahankan hubungan perkawinan yang memuaskan.

c) Memenuhi kebutuhan kesehatan fisik anggota keluarga.

5) Tahap V keluarga dengan anak reamaja (families with

teenagers)

Pada saat anak pertama berusia 13 tahun samapai 20 tahun.

Tujuan keluarga adalah melepas anak remaja dan memberi

tanggung jawab serta kebebasan yang lebih besar untuk

mempersiapkan diri menjadi lebih dewasa.

Tugas perkembangan keluarga pada tahap ini antara lain :

a) Menyeimbangkan kebebasan dengan bertanggung jawab

ketika remaja menjadi dewasa dan semakin mandiri.

b) Memfokuskan kembali hubungan perkawinan.

c) Berkomunikasi secara terbuka antara orang tua dan ank-

anak.

6) Tahap VI keluarga dengan anak dewasa awal atau pelepasan

(launching center families)

Page 40: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA KHUSUSNYA NY.S DENGAN

31

Tahap ini dimulai saat anak terkahir meninggalkan rumah.

Lamanya tahap ini bergantung pada jumlah anak dalam

keluarga atau jika anak yang belum berkeluarga dan tetap

tinggal bersam orang tua. Tujuan utama pada tahap ini adalah

mengorganisasi kembali keluarga untuk tetap berperan dalam

melepas anaknya untuk hidup sendiri. Tugas perkembangan

keluarga pada tahap ini antara lain :

a) Memperluas siklus keluarga dengan memasukan anggota

keluarga baru yang didapatkan melalui perkawinan.

b) Melanjutkan untuk memperbaharui dan menyesuaikan

kembali hubungan perkawinan.

c) Membantu orang tua usia lanjut dan sakit-sakitan dari

pihak suami maupun istri.

7) Tahap VII kelurga usia petengahan (middle age families)

Tahapan ini beberapa pasangan pada fase ini akan dirasakan

sulit karena masalah usia lanjut, perpisahan dengan anak,

perasaan gagal sebagai orang tua. Tugas perkembangan

keluarga pada tahap ini anata lain :

a) Mempertahankan kesehatan.

b) Memulihkan hubungan antara generasi muda dengan

generasi tua.

c) Keakraban dengan pasangan.

d) Memelihara hubungan/kontak dengan anak dan keluarga.

8) Tahap VIII keluarga usia lanjut

Tahap terakhir perkembangan keluarga dimulai pada saat salah

satu pasangan pension, proses usia lanjut dan pension

merupakan realitas yang tidak dapat dihindari karena berbagai

proses stressor dan kehilangan yang harus dialami keluarga.

Page 41: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA KHUSUSNYA NY.S DENGAN

32

a) Adaptasi dengan perubahan kehilangan pasangan, teman,

kekuatan fisik, dan pendapatan.

b) Mempertahankan keakraban suami istri dan saling

merawat.

c) Mempertahankan hubungan dengan anak dan social

masyarakat.

2. Konsep Keperawatan Keluarga

a. Pengkajian

Pengkajian adalah tahapan seseorang perawat mengumpulkan

informasi secara terus menerus terhadap anggota keluarga yang

dibinanya. (Mubarak wahit Iqbal dkk, 2009)

Hal-hal yang perlu dikaji pada tahap ini adalah sebagai berikut.

1) Wawancara

a) Nama kepala keluarga, umur, alamat, pekerjaan,

pendidikan, komposisi keluarga yang terdiri atas nama atau

inisial, jenis kelamin, tanggal lahir atau umur, hubungan

dengan kepala keluarga, status imunisasi dari masing-

masing anggota keluarga dan genogram (dalam tiga

generasi).

b) Tipe keluarga, menjelaskan jenis tipe keluarga beserta

kenada atau masalah yang terjadi dengan jenis tipe

keluarga tersebut.

c) Suku bangsa atau latar belakang budaya (etnik), mengkaji

asal suku bangsa keluarga tersebut. Tempat tinggal

keluarga bagaimana, kegiatan social budaya, rekreasi,

pendidikan, dan bahasa yang digunakan didalam keluarga.

Penggunaan jasa pelayanan kesehatan keluarga, apakah

keluarga terlibat dalam pelayanan kesehatan tradisional,

Page 42: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA KHUSUSNYA NY.S DENGAN

33

atau mempunyai kepercayaan tradisional dalam bidang

kesehatan.

d) Agama, mengkaji agama yang dianautoleh keluarga serta

kepercayaan yang dapat memengaruhi kesehatan sperti:

agama yang dianut keluarga, bagaimana keterlibatan

keluarga dalam kegiatan agama atau organisasi keagamaan,

kepercayaan dan nilai keagamaan yang dianut dalam

kehidupan keluarga terutama dalam hal kesehatan.

e) Status social ekonomi keluarga, ditentukan oleh

pendapatan baik dari kepala keluarga maupun anggota

keluarga lainnya seperti: jumlah pendapatan per bulan

jumlah penegeluaran perbulan, apakah sumber pendapatan

mencukupi kebutuhan per bulan, bagaimana keluraga

mengatur pendapatan dan pengeluarannya.

f) Aktivitas rekreasi keluarga dan waktu luang, rekreasi

kelaurga tidak hanya dilihat kapan keluarga pergi bersam-

sama untuk mengunjungi tempat rekreasi, namun dengan

menonton TV dan mendengarkan radio juga merupakan

aktivitas rekreasi, selain itu perlu dikaji pula penggunaan

waktu luang atau senggang keluarga.

2) Pengkajian lingkungan

a) Karakteristik rumah. Dilakukan yang berkaitan dengan hal-

hal yang tidak perlu ditanyakan seperti: gambaran kondisi

rumah, tipe tempat tinggal, dapur, kamar mandi, air,

fasilitas toilet, kamar tidur, kebersihan, ventilasi dan

pencahayaan.

b) Karakteristik lingkungan. Tipe lingkungan tempat tinggal,

lembaga pelayanan kesehatan, kemudahan pendidikan

Page 43: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA KHUSUSNYA NY.S DENGAN

34

dilingkungan, fassilitas-fasilitas rekreasi yang ada,

transport umum

3) Pemeriksaan fisik

Pemeriksaan fisik hanya dilakukan pada semua anggota

keluarga. Metode yang digunakan pada pemeriksaan ini tidak

berbeda dengan pemeriksaan fisik di klinik.

Pada awal pengkajian perawat harus membina hubungan yang

baik dengan keluarga dengan cara:

a) Perawat memperkenalkan diri dengan sopan dan ramah

b) Menjelaskan tujuan kunjungan

c) Meyakinkan keluarga bahwa kehadiran perawat adalah

untuk membantu keluarga menyelesaikan masalah

kesehatan yang ada.

4) Penjajakan I

Data-data yang dikumpulkan pada penjajakan I antara lain:

a) Data umum

b) Riwayat dan tahap perkembangan

c) Struktur keluarga

d) Fungsi keluarga

e) Stress dan koping keluarga

f) Kesehatan lingkungan

g) Fasilitas social dan kesehatan

h) Pemeriksaan fsik

i) Harapan keluarga

5) Penjajakan II

Pengkajian yang tergolong dalam penjajakan II diantaranya

pengumpulan data-data yang berkaitan dengan

ketidakmampuan keluarga dalam menghadapi masalah

Page 44: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA KHUSUSNYA NY.S DENGAN

35

kesehatan sehingga dapat ditegakan diagnosa keperawatan

keluarga. Adapun ketidakmampuan keluarga dalam

menghadapi masalah diantaranya:

a) Mengenal masalah

b) Mengambil keputusan

c) Ketidakmampuan merawat anggota keluarga yang sakit

d) Kemampuan keluarga memodifikasi lingkungan

e) Kemampuan menggunakan fasilitas kesehtan yang ada

b. Diagnosa keperawatan

Diagnosa keperawatan adalah keputusan klinis mengenai individu,

keluarga, atau masyarakat yang diperoleh melalui suatu proses

pengumpulan data dan analisis data secara cermat, memberikan

dasar untuk menetapkan tindakan-tindakan di mana perawat

bertangguang jawab untuk melaksanakannya.

Tahap dalam diagnosa keperawatan keluarga meliputi :

1) Data fokus

Data fokus adalah data tentang perubahan-perubahan atau

respon klien terhadap kesehatan dan masalahnya serta hal-hal

yang mencakup tindakan pelaksanaan terhadap klien.

2) Analisa data

Setelah data terkumpul dalam format pengkajian maka

selanjutnya dilakukan analisa data yaitu mengaitkan data dan

menghubungkan dengan konsep teori dan prinsip yang relevan

untuk membuat kesimpulan dalam menentukan masalah

kesehatan dan keperawatan keluarga. Cara menganalisa data

yaitu :

Page 45: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA KHUSUSNYA NY.S DENGAN

36

a) Validasi data.

b) Membuat kesimpulan tentang kesenjangan yang

ditentukan.

3) Perumusan masalah

Perumusan masalah keperawatan keluarga dapat diarahkan

kepada sasaran individu aatu keluarga. Berdasarkan hal

tersebut NANDA 1995 dalam Setiadi (2008) Komponen

diagnosis keperawatan kelaurga meliputi :

a) Problem atau masalah (P)

(1) Aktual (terjadi defisit/gangguan kesehatan)

Masalah ini memberikan gambaran berupa tanda dan

gejala yang jelas mendukung bahwa benar-benar terjadi

:

(a) Ketidak efektifan pola nafas

(b) Nyeri akut

(c) Ketidak efektifan koping

(d) Intoleransi aktivitas

(2) Risiko tinggi (ancaman kesehatan)

Masalah ini sudah ditunjang dengan data yang akan

mengarah pada timbulnya masalah kesehatan bila tidak

segera ditangani :

(a) Risiko injury (pecahnya pembuluh darah)

(b) Risiko penurunan curang jantung

(c) Risiko nyeri berulang

(d) Risiko nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

(e) Risiko kekurangan volume cairan dan elektrolit

Page 46: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA KHUSUSNYA NY.S DENGAN

37

(3) Potensial (keadaan sejahtera atau wellness)

Status kesehatan berada pada kondisi sehat dan ingin

meningkat lebih optimal.

(a) Potensial peningkatan pemeliharaan kesehatan

(b) Potensial meningkat proses keluarga

(c) Potensial peningkatan koping keluaga

(d) Risiko terhadap tindakan kekerasan

b) Etiology atau penyebab (E)

Dikeperawatan keluarga etiologi ini mengacu kepada 5

tugas keluarga yaitu :

(1) Mengenal masalah kesehatan setiap anggotanya

(2) Mengambil keputusan untuk melakukan tindakan yang

tepat

(3) Memberikan keperawatan anggotanya yang sakit atau

yang tidak dapat membantu dirinya sendiri karena cacat

atau usianya terlalu muda

(4) Mempertahankan suasana rumah yang menguntungkan

kesehatan

(5) Mempertahankan hubungan timbal balik antara

keluarga dan lembaga kesehatan (pemanfaatan fasilitas

kesehatan yang ada)

c) Sign atau tanda (S)

Tanda dan gejala adalah sekumpulan data subyektif dan

objektif yang diperoleh perawat dari keluarga yang

mendukung masalah dan penyebab.

Page 47: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA KHUSUSNYA NY.S DENGAN

38

4) Prioritas maslah

Setelah data dianalisis, kemungkinan perawat menemukan lebih

dari satu masalah. Mengingat keterbatasan kondisi dan sumber

daya yang dimiliki oleh keluarga maupun perawat, maka masalah-

masalah tersebut tidak dapat ditangani sekaligus. Oleh karena itu,

perawat kesehatan masyarakat dapat menyusun prioritas masalah

kesehatan keluarga. Menurut Bailon dan Magalaya (1978),

prioritas masalah kesehatan keluarga dengan menggunakan proses

skoring sebagai berikut.

No. Kriteria Skor Bobot

1. Sifat masalah 1

Potensial

Risiko

Aktual

3

2

1

2. Kemungkinan masalah dapat

diubah

2

Mudah

Sebagaian

Tidak dapat

2

1

0

3. Potensi masalah dapat dicegah 1

Tinggi

Cukup

Rendah

3

2

1

4. Menonjolnya masalah 1

Segera ditanagani

Ada masalah, tetapi tidak perlu

Masalah tidak dirasakan

2

1

0

Page 48: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA KHUSUSNYA NY.S DENGAN

39

Proses skoring dilakukan untuk setiap diagnosis keperawatan

dengan cara berikut ini.

a) Tentukan skor untuk setiap kriteria yang telah dibuat

b) Selanjutnya skor dibagi dengan angka tertinggi yang

dikalikan bobot

Skor

x Bobot

Angka Tertinggi

c) Jumlahkanlah skor untuk semua kriteria, skor tertinggi

adalah 5, sama dengan seluruh bobot

c. Perencanaan keperawatan

Rencana keperawatan keluarga merupakan kumpulan tindakan

yang direncanakan oleh perawat untuk dilaksanakan dalam

menyelesaikan atau mengatasi masalah kesehatan/masalah

keperawatan yang telah diidentifikasi. Beberapa hal yang perlu

diperhatikan dalam mengembangkan keperawatan keluarga

diantaranya.

1) Tujuan khusus

Tujuan khusus sifatnya adalah spesifik, dapat diukur, dapat

dicapai, realistis. Misalnya setelah dilakukan tindakan

keperawatan diharapkan anggota keluarga yang sakit hipertensi

dapat menegrti/menyebutkan tentang cara pencegahan,

pengobatan hipertensi.

Page 49: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA KHUSUSNYA NY.S DENGAN

40

2) Tujuan umum

Merupakan tujuan akhir yang menyatakan pencapaian pada

waktu yang telah ditentukan sebelumnya.

3) Penetapan kriteria dan standar

Kriteria merupakan tanda atau indicator yang digunakan untuk

mengukur pencapaian tujuan, sedangkan standar menunjukkan

tingkat penampilan yang diinginkan untuk membandingkan

bahwa perilaku yang menjadi tujuan tindakan keperawatan

telah tercapai. Bentuk dan kriteria ini adalah:

No. Kriteria standar

1 Pengetahuan a. keluarga mampu menyatakan

pengertian hipertensi secara umum

b. keluarga mamapu menyebutkan

jenis makanan yang dapat

menurunkan hipertensi

c. keluarga dapat menyebutkan akibat

jika tekanan darah tidak terkontrol

secara rutin

d. keluarga mampu melakukan

pemeriksaan tekanan darah sendiri

2 Sikap a. keluarga mampu memutuskan

untuk membuat rencana kontrol

kepuskesmas atau ke dokter terdekat

b. kelurga mampu membuat rencana

agar tensinya normal

3 Psikomotor a. keluarga menyediakan jenis

makanan yang dapat mengurangi

Page 50: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA KHUSUSNYA NY.S DENGAN

41

darah tinggi

b. keluarga dapat mengolah makanan

yang dapat mengurangi darah tinggi

c. keluarga mampu melakukan

pengukuran tekanan darah sendiri

d. Pelaksanaan keperawatan

Pengelolaan dan perwujudan dari rencana keperawatan yang telah

disusun pada tahap perencanaan. Ada 3 tahap di antaranya :

1) Tahap I : Persiapan

a) Kontrak dengan keluarga

b) Mempersiapkan peralatan

c) Mempersiapkan lingkungan yang kondusif

d) Mengidentifikasi aspek hokum dan etik

2) Tahap II : Intervensi

a) Menstimulasi kesadaran atau penerimaan keluarga

mengenai masalah dan kebutuhan kesehatan dengan cara

memberikan informasi, mengidentifikasi kebutuhan dan

harapan tentang kesehatan, serta mendorong sikap emosi

yang sehat terhadap masalah.

b) Menstimulasi keluarga untuk memutuskan cara perawatan

yang tepat dengan cara mengidentifikasi konsekuensi untuk

tidak melakukan tindakan dan mengidentifikasi sumber-

sumber yang dimiliki keluarga.

Page 51: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA KHUSUSNYA NY.S DENGAN

42

c) Memberikan kepercayaan diri dalam merawat anggota

keluarga yang sakit sengan cara mendemonstrasikan cara

perawatan dan menggunakan fasilitas yang ada dirumah.

d) Memotivasi keluarga untuk memanfaatkan fasilitas

kesehatan dengan cara mengenalkan fasilitas kesehatan

yang ada dilingkungn keluarga.

3) Tahap III : Dokumentasi

Pelaksaan tindakan keperawatan harus diikuti oleh pencatatan

yang lengkap dan akurat terhadap suatu kejadian dalam proses

keperawtan.

e. Evaluasi keperawatan

1) Perbandingan sistematis dan terencana tentang kesehatan

keluarga dengan tujuan yang telah ditetapkan. Evaluasi disusun

menggunakan SOAP secara operasional dengan tahap sumatif

dan formatif.

a) Evaluasi sumatif

Evaluasi sumatif adalah evaluasi yang dilakukan pada akhir

asuhan keperawatan.

b) Evaluasi formatif

Evaluasi formatif adalah evalusai yang dilakukan selama

proses asuhan keperawatan. Metode yang dipakai dalam

evaluasi ini antara lain :

(1) Observasi langsung

(2) Wawancara

(3) Memeriksa kondisi

(4) Latihan stimulasi

Page 52: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA KHUSUSNYA NY.S DENGAN

43

2) Evaluasi proses keperawatan ada dua yaitu : evaluasi

kuantitatif dan kualitatif.

a) Evaluasi kuantitatif

Dilaksanakan dalam kuantitas, jumlah pelayanan, atau

kegiatan yang telah dikerjakan. Pada evaluasi kuantitatif

jumlah kegiatan dianggap dapat memberikan hasil yang

memuaskan.

b) Evaluasi kualitatif

Merupakan evaluasi mutu yang dapat difokuskan pada

salah satu dari tiga dimensi yang saling terkait.

(1) Struktur atau sumber

Evalusai struktur atau sumber terkait dengan tenaga

manusia atau bahan-bahan yang diperlukan dalam

pelaksanaan kegiatan seperti minat atau dorongan,

waktu tebnaga yang digunakan, macam dan banyaknya

peralatan yang digunakan dan dana yang tersedia.

(2) Proses

Evaluasi proses berkaitan dengan kegiatan-kegiatan

yang dilakukan untuk mencapai tujuan.

(3) Hasil

Evaluasi ini difokuskan kepada bertambahnya

kesangguapan keluarga dalam melaksanakan tugas-

tugas keperawatan.

Page 53: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA KHUSUSNYA NY.S DENGAN

44

BAB III

TINJAUAN KASUS

Pada bab ini keluarga Ny. S dikepala keluargai oleh Tn. P bertempat

tinggal di Rt 10/Rw 02 Kelurahan Utan Panjang, untuk melengkapi dara

penulis mengadakan pengumpulan data dengan wawancara, observasi, dan

pemerikasaan fisik. Asuhan keperawatan keluarga yang penulis yang

penulis lakukan dalam kasus ini berlangsung 5 hari terhitung dari 2-14

April 2018 dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan keluarga

yang emliputi langkah-langkah sebgai berikut: pengumpulan data, analisa

data, perumusan masalah, prioritas maslah, perencanaan, pelaksanaan, dan

evaluasi keluarga.

A. PENGKAJIAN KEPERAWATAN

1. Identitas keluarga

Keluarga Ny. S dikepala keluargai oleh Tn. P dengan usia 68 tahun,

pendidikan STM, pkerjaan buruh, mempunyai seorang istri dan 2 orang

anak untuk memberikan gambaran lebih jelas maka penulis akan

memaparkan dalam bentuk susunan anggota dalam table.

2. Susunan keluarga

N

O

Nama

(inisial

)

Jenis

kelami

n

Hub

dg

KK

TTL/um

ur

Pendidiki

an

Pekerjaan Satatus

Imunisas

i

1.

2.

3.

Ny. S

Ny. Sn

Ny. Sr

P

P

P

Istri

Anak

Anak

65

43

40

SMEA

SMA

S1

IRT

Karyawan

Karyawan

Lengkap

Lengkap

Lengkap

Page 54: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA KHUSUSNYA NY.S DENGAN

45

a. Genogram Keluarga

: Laki -laki : Meniggal dunia

: Perempuan : Garis keturunan

: Tinggal serumah : Pasien

Ny.s

65th

Ny R Ny.y Tn. A Tn.S Tn. P

68th

Ny.sn

43th

Ny.sr

40th

Page 55: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA KHUSUSNYA NY.S DENGAN

46

b. Resume Keluarga

Ny. S mengalmi hipertensi sejak 6 bulan yang lalu, telah mendapat

pengobatan terapi obat oral amlodipine 1x sehari, Ny. S belum

mendapat penyuluhan tentang hipertensi dan penatalaksanaan

dirumah.

c. Suku bangsa

Tn. P berasal dari jawa dan Ny. S berasal dari sunda, bahasa yang

digunakan sehari-hari adalah bahasa Indonesia, tidak ada pantangan

makan apapun, dicurigai pola makan menjadi salah satu faktor yang

mempengaruhi kesehtan Ny. S.

d. Agama

Agama yang dianut oleh kelurga Ny. S adalah agama islam, anggota

keluarga tidak pernah meninggalkan solat wajib.

e. Status social ekonomi dan keluarga

Kondisi keuangan keluarga Ny. S didapat dari penghasilan anaknya,

Ny. S berperam sebagai pengatur dana untuk kebutuhan rumah tangga

dan kebutuhab sehari-hari.

f. Aktivitas rekreasi keluarga

Keluarga jarang rekreasi diluar rumah karena minimnya waktu luang.

Keluarga Ny. S hanya sering berekreasi bersama keluarga dirumah

sambil menonton tv bersama.

3. Tipe keluarga

Keluarga Ny. S memiliki tipe keluarga The Nuclear Family, kelarga

yang terdiri dari suami, istri, dan anak

Page 56: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA KHUSUSNYA NY.S DENGAN

47

4. Struktur keluarga

Riwayat dan tahap perkembangan keluarga

a. Tahap perkembangan keluarga saat ini

1) Tahap perkembangan keluarga Ny. S adalah anak usia dewasa

(pelepasan)

2) Tugas perkembangan yang ditempuh atau dipenuhi keluarga

adalah

3) Mempertahankan keintiman pasangan, Ny. S dan Tn. P

berkomunikasi dengan baik, selalu melangkan waktu berdua

4) Membantu orang tua suami istri yang sedang sakit dan

memasuki masa tua

5) Membantu anak untuk mandiri di masyarakat

b. Riwayat keluarga inti

Ny. S berasal dari sunda dan Tn. P dari jawa mereka bertem di

Jakarta lalu berpacaran dan saling menyayangi, setelah disetujui

oleh kedua orang tua mereka, akhirnya merekapun menikah dan

dikaruniai 2 orang anak, anak pertama dan kedua adalah

perempuan, hubungan keluuarga ini cukup harmonis dan saling

peduli satu sama lain.

c. Tugas perkembangan keluarga yang belum terpenuhi atau

terlaksana

1) Memperluas keluarga inti menjadi keluarga besar

2) Penataan kembali peran dan kegiatan rumah tangga

d. Pola interkasi

Dalam keluarga Ny. S waktu interaksi tidak menentu karena

aktivitas yang berbeda, biasanya mereka berinteraksi saat sudah

Page 57: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA KHUSUSNYA NY.S DENGAN

48

tidak ada pekerjaan dirumah, interaksi ibu dan anak terjalin dengan

baik, interaksi ayah dan anak kurang, interaksi anak dengan anak

cukup baik, jika ada masalah dalam keluarga biasanya anak

pertama yang akan mengambil keputusan yaitu Ny. Sr dengan cara

membicarakan baik – baik.

e. Cara berkomunikasi dalam keluarga

Komunikasi yang diterapkan oleh keluarga Ny. S adalah

komunikasi secara langsung (face to face). Sifat komunikasi yang

digunakan adalah terbuka, bahasa yang digunakan saat berbicara

adalah bahasa Indonesia.

f. Struktur nilai atau values

Keluarga Ny. S menerapkan aturan – aturan kepada anaknya sesuai

dengan ajaran islam, tidak ada yang menyimpang, nilai dalam keluarga

Ny. S jika ada yang sakit merawat, care dan saling menyayangi sampai

akhir hayat. Budaya yag paling dominana dalam keluarga Ny. S adalah

jawa. Jadi ketika salah satu anggota ada yag sakit maka akan dibawa

ke fasilitas kesehatan.

g. Struktur peran

1) Tn. P sebagai kepala keluarga bertanggung jawab dalam

melindungi mendidik dan menjaga keluarga.

2) Ny. S sebagai istri dan sebagai ibu bertanggung jawab dalam

mengatur ruah tangga, mendidik dan mengawasi anak – anak

dalam masalah perilaku.

3) Ny. Sn sebagai kaka bertanggung jawab untuk membantu

keluarga memenuhi kebutuhan sehari – hari.

Page 58: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA KHUSUSNYA NY.S DENGAN

49

4) Ny. Sn dan Ny. Sr sebagai anak bertangguang jawab saling

membantu dan tolong menolong serta membantu kedua orang

tua nya dalam menghadapi masalah ataupun sakit.

5. Fungsi peawatan keluarga

a. Fungsi afektif

Semua anggota keluarga Ny. S saling menyayangi dan saling

membantu satu sama lain sesuai dengan kemampannya.

b. Fungsi sosialisasi

Keluarga Ny. S bersosialisasi cukup baik dengan tetangganya, tidak

ada permusuhan dan berperilaku sopan.

c. Fungsi reproduksi

Ny. S sudah tidak menggunakan KB karena sudah faktor usia dan

tidak ingin memiliki anak lagi.

d. Fungsi ekonomi

Keluarga mengatakan kondisi keluarga mereka tetap stabil, keluarga

dibantu oleh anak kedua mereka dari mulai pengeluaran bulanan dan

kebutuhan makan.

6. Fungsi pemeliharaan kesehatan

a. Yang akan dilakukan Ny. S jika ada anggota keluarga yang sakit

yaitu segera dibawa ke klinik atau puskesmas

b. Keluarga Ny. S dalam menyiapkan makanan sehari – hari yaitu

dengan memasak sendiri dirumah menyajikan makanan pokok dan

sayuran

c. Cara menyajikan makanan dalam keluarga Ny. S adalah dengan

tidak membuat makanan dengan kandungan tinggi garam karena

Page 59: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA KHUSUSNYA NY.S DENGAN

50

Ny. S mempunyai darah tinggi dan kebiasaan keluarga Ny. S

dalam mengelola air minum ialah dengan memasak air sendiri

dirumah.

d. Pemenuhan kebutuhan istirahat dan tidur

Keluarga Ny. S memiliki kebiasaan tidur siang kurang lebih 1

jam/hari, keluarga Ny. S mempunyai kaar tidur masing - masing.

e. Pemenuhan rekreasi dan latihan

Keluarga Ny. S jarang berekreasi karena kedua anak mereka sibuk

untuk bekerja dan hanya bias berkumpul pada malam hari sambil

menonton tv

7. Stressor dan koping

a. Stressor jangka pendek daan panjang

Sejak 2 tahun yang lalu Ny. S sakit dan Ny. Sn sedikit cemas karena

memikirkan kondisinya, sedangkan yang lainnya hanya bias bersabar

dan berusa semaksimal mungkin untuk membantu Ny. S atau anggota

keluarga yang sedang sakit.

b. Kemampuan keluarga berespon terhadap masalah

Jika ada masalah dalam keluarga, keluarga Ny. S biasanya tidak

melakukan diskusi dengan keluarga yang lain tetapi langsung

membicarakannya dengan keluarga yang memiliki masalah

c. Strategi koping

Ny. Sn (anak pertama) biasanya kalau ada masalah dalam keluarganya

maka akan dibicarakan langsung tanpa melakukan musyawarah

8. Kesehatan lingkungan

a. Keluarga Ny. S memiliki rumah priadi dengan jenis rumah

paviliun, jenis bangunan permanen luas bangunan 10m2 dan luas

pekarangan 10m2 atap rumhnya terbuat dari genteng, ventilasi

rumahnya cukup sehingga pencahayaan dan udara di dalam rumah

Page 60: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA KHUSUSNYA NY.S DENGAN

51

baik, penerangan rumah mengguanakan listrik, lantai rumah

terbuat dari ubin, kebersihan rumahnya cukup bersih tetapi kurang

rapih

b. Pengelolaan sampah

Keluarga Ny. S mempunyai tempat pembuangan sampah yang

diletakan dihalaman rumahnya, dan nantinya aka diangkut oleh

petugas kebersihan.

c. Sumber air

Keluarga Ny. S mempunyai sumber air yaitu jenis pam kalau

masak air biasanya menggunakan air tersebut untuk dimasak dan

diminum

d. Jamban

Keluarga Ny. S mempunyai jamban yang tidak terpisah dengan

kamar mandi

e. Pembuangan air limbah

Keluarga Ny. S memiliki saluran pembuangan air limbah

f. Denah Rumah

g. Fasilitas social dan fasilitas kesehatan

Keluarga Ny. S dilingkungan rumah jarang mengikuti kegiatan

kemasyarakatan misalnya pertemuan warga, di daerah wilayah rumah Ny.

Kamar 1

Kamar 2

Ruang tamu & Ruang TV

Pintu Masuk Rumah

Kamar

mandi

Dapur

Page 61: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA KHUSUSNYA NY.S DENGAN

52

S mempunyai fasilitas pelayanan kesehatan dan dapat dijangkau dengan

menggunakan sepeda motor.

9. Pemeriksaan fisik

No PEMERIKSAAN Ny. S Tn. P Ny. Sn Ny. Sr

1 Kepala Rambut

tipis

beruban,

bersih,

tidak ada

benjolan

Rambut

tipis,

beruban,

tidak ada

benjolan

rambut

tebal,

bersih,

tidak ada

benjolan

rambut

tebal,

tidak

beruban,

tidak ada

benjolan

2 Tanda-tanda vital TD

:170/90

mmHg

N :

120x/mnt

RR :

18x/mnt

S : 36,5

oC

TD :

160/90

mHg

N :

115x/mnt

RR :

18x/mnt

S : 36,5 oC

TD :

120/80

mmHg

N :

95x/mnt

RR :

18x/mnt

S : 36,5 oC

TD :

115/70

N :

90x/mnt

RR :

18x/mnt

S : 36,5 oC

3 TB dan BB TB : 150

cm

BB : 80

kg

TB : 160

cm

BB : 60

kg

TB : 160

BB : 50

kg

TB : 160

BB : 55

kg

4 Mata konjungti

va

anemis,

tidak ada

kotoran,

konjungtiv

a anemis,

tidak ada

kotoran,

tidak

konjungtiv

a anemis,

tidak ada

kotoran,

tidak

konjungtiv

a anemis,

tidak ada

kotoran,

tidak

Page 62: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA KHUSUSNYA NY.S DENGAN

53

tidak

katarak

katarak katarak katarak

5 Hidung bersih,

tidak ada

cairan,

tidak ada

benjolan,

bersih,

tidak ada

cairan,

tidak ada

benjolan

bersih,

tidak ada

cairan,

tidak ada

benjolan

bersih,

tidak ada

cairan,

tidak ada

benjolan

6 Mulut bersih,

mukosa

bibir

lembab,

gigi

sudah

tidak

lengkap,

tidak ada

sariawan

bersih,

mukosa

bibir

lembab,

gigi sudah

tidak

lengkap,

tidak ada

sariawan

bersih,

mukosa

bibir

lembab,

gigi

lengkap,

tidak ada

sariawan

bersih,

mukosa

bibir

lembab,

gigi

lengkap,

tidak ada

sariawan

7 Leher tidak ada

pembesar

an

thyroid,

tidak ada

pembesar

an vena

jugularis

tidak ada

pembesara

n thyroid,

tidak ada

pembesara

n vena

jugularis

tidak ada

pembesara

n thyroid,

tidak ada

pembesara

n vena

jugularis

tidak ada

pembesara

n thyroid,

tidak adda

pembesara

n vena

jugularis

8 Dada simetris,

bunyi

ajntung

normal,

simetris,

bunyi

ajntung

normal,

simetris,

bunyi

ajntung

normal,

simetris,

bunyi

ajntung

normal,

Page 63: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA KHUSUSNYA NY.S DENGAN

54

penarikan

dinding

dada

normal

penarikan

dinding

dada

normal

penarikan

dinding

dada

normal

penarikan

dinding

dada

normal

9 Abdomen Nyeri

tidak ada,

distensi

abdomen

tidak ada

Nyeri

tidak ada,

distensi

abdomen

tidak ada

Nyeri

tidak ada,

distensi

abdomen

tidak ada

Nyeri

tidak ada,

distensi

abdomen

tidak ada

10 Keadaan umum baik baik baik baik

11 Kesadaran composm

entis

composme

ntis

composme

ntis

composme

ntis

10. Harapan keluarga

Keluarga Tn. P mengharapkan mahasiswa untuk membantu mengatasi

masalah penyakit hipertensi Ny. S yang dirasakan menjadi kendala, karena

keluarga Ny. S kurang mengerti tentang cara merawat keluarga dengan

hipertensi khususnya Ny. S

11. Penjajakan II

a. Masalah kesehatan keluarga : Hipertensi

1) Mengenal masalah

Menurut Ny. S hipertensi adalah darah tinggi dimana gejalanya

adalah pusing, badan lemas dan sakit di tengkuk leher, sudah

darah tinggi sejak 6 bulan yang lalu.

2) Mengambil keputusan

Page 64: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA KHUSUSNYA NY.S DENGAN

55

Menurut Ny. S sedang pusing dan tidak dapat ditahan maka

Ny. S akan memeriksakan ke puskesmas.

3) Kemampuan merawat anggota keluarga yang sakit

Menurut Tn. P bila Ny. S mengeluh pusing langsung dikasih

minum obat saja.

4) Kemampuan keluarga memodifikasi lingkungan

Keluarga Ny. S mengatakan lingkungan rumahnya agak sedikit

berisik karena berdekatan dengan jalan raya sehingga untuk

kegiatan aktifitas lebih baik didalam rumah.

5) Kemampuan mengguanakan fasilitas kesehatan yang ada

Menurut Ny. S jika obatnya sudah habis atau sakitnya tidak

bisa ditahan maka langsung berobat di puskesmas terdekat

b. Masalah kesehatan keluarga : Diabetes Militus

1) Mengenal masalah

Menurut Ny. S diabetes militus adalah penyakit gula yang

disebabkan oleh makanan yang manis, dan dapat diturunkan ke

anaknya.

2) Mengambil keputusan

Keluarga Ny. S mengatakan jika badan lemas maka Ny. S akan

langsung beristirahat sebentar.

3) Kemampuan merawat anggota keluarga yang sakit

Keluarga Ny. S mengatakan cara merawat anggota keluarga

yang sakit gula adalah dengan membatasi gula atau

mengurangi nya.

Page 65: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA KHUSUSNYA NY.S DENGAN

56

4) Kemampuan keluarga memodifikasi lingkungan

Keluarga Ny. S mengatakan tidak menyajikan makanan yang

manis-manis.

5) Kemampuan menggunakan fasilitas kesehatan yang ada

Keluarga Ny. S mengatakan bulan kemarin baru saja kontrol

gula darah karena ada teman yang mengajak untuk kontrol ke

puskesmas.

12. Data fokus masalah hipertensi

a. Ny. S mengatakan bila merasa pusing atau nyeri tidak bisa ditahan

klien langsung minum obat.

b. Ny. S mengatakan hipertensi adalah darah tinggi dimana gejalanya

adalah pusing

c. Ny. S mengatakan suka sakit dibagian kepala, sering pusing, sulit

tidur, dan pusing bila beraktivitas berat.

d. Ny. S mengatakan suka memasak dengan menggunakan garam

yang agak banyak

e. Saat dilakukan Tensi Tekanan darah Ny. S 170/90 mmHg.

f. Ny. S mengatakan aktivitas fisik olahraga kurang dan hanya

melakukan pekerjaan rumah.

g. Ny. S mengatakan jika badannya lemas langsung istirahat saja

h. Ny. S mengatakan keluarga jarang menyajikan makanan yang

manis

i. Setelah di cek terlihat GDS 237 mg/dl

Page 66: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA KHUSUSNYA NY.S DENGAN

57

13. Analisa data

Setelah data fokus terkumpul maka data – data yang ada dirumuskan

dalam data untuk mengetahui masalah kesehatan yang terjadi, adapun

analisa data yang disusun dalam table dibawah ini:

Nama keluarga : Ny. S

No Data fokus Masala

kesehatan

Diagnosa keperawatan

1 DS: Ny. S mengatakan

”hipertensi adalah darah

tinggi dimana gejalanya

adalah pusing”

“aktivitas fisik olahraga

kurang, hanya

mengerjakan pekerjaan

rumah”

“sudah merasa darah

tinggi sejak 6 bulan yang

lalu”

“suka sakit dibagian

kepala dan tengkuk

leher, sering pusing, sulit

tidur, dan pusing kalau

aktivitas berat”

“suka memasak dengan

menggunakan garam

yang agak banyak”

DO:

TD 170/90 mmHg

Hipertensi Nyeri akut b.d

peningkatan tekanan

vascular serebral

Page 67: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA KHUSUSNYA NY.S DENGAN

58

N 120x/mnt

RR 18x/mnt

S 36,5 oC

BB : 80 kg

2 DS: Ny. S mengatakan

“diabetes militus adalah

penyakit gula yang

disebabkan oleh

makanan yang manis,

dan dapat diturunkan ke

anaknya”

“bila badannya sedang

lemas maka Ny. S hanya

bisa beristirahat sambil

duduk”

“tidak menyajikan

makanan yang manis-

manis”

DO : DO:

TD 170/90 mmHg

N 120x/mnt

RR 18x/mnt

S 36,5 oC

BB : 80 kg

GDS : 237 mg/dl

Diabetes

Militus

ketidakmampuan

keluarga Tn. P dalam

mengambil keputusan

tentang

penatalaksanaan

pasien diabetes militus

b.d Ketidakmampuan

akibat dari penyakit

diabetes militus

Page 68: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA KHUSUSNYA NY.S DENGAN

59

B. DIAGNOSA KEPERAWATAN

Skoring Masalah

1. Nyeri akut pada keluarga Tn.P khususnya Ny.S b.d peningkatan

tekanan vascular serebral

No Kriteria Bobot Perhitungan Justifikasi

1. Sifat Masalah :

1. Potensial : 1

2. Resiko : 2

3. Aktual : 3

1 3/3 x 1 = 1 Berdasarkan

hasil pengkajian

tekanan darah

pada Ny. S

170/90 mmHg,

jika tidak

ditangani secara

segera akan

berlanjut pada

akibat yaitu

pecahnya

pembuluh darah

2. Kemungkinan

masalah untuk di

ubah :

1. Mudah : 2

2. Sebagian : 1

3. Tidak dapat :

0

2 1/2 x 2 = 1 Penyakit pasien

tentang

mengenal

hipertensi nya

baik, keluarga

memotivasi

untuk menjaga

pola makan,

pola kesehatan

dengan rutin

beristirahat dan

Page 69: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA KHUSUSNYA NY.S DENGAN

60

memeriksakan

kesehatannya di

puskesmas

terdekat

3. Potensial masalah

untuk dicegah :

1. Tinggi : 3

2. Cukup : 2

3. Rendah : 1

1 3/3 x 1 = 1 Masalah

hipertensi pada

Ny. S sulit di

cegah karena

pola makan

yang suka

mengkonsumsi

asin dan jarang

melakukan

olahraga fisik

4. Menonjolnya

masalah :

1. Segera

ditangani : 2

2. Masalah ada

tapi tidak

perlu : 1

3. Masalah tidak

dirasakan : 0

1 1/2 x 1 = 1/2 Ny. S

mengatakan jika

obatnya sudah

habis atau

sakitnya tidak

bisa ditahan

maka langsung

berobat di

puskesmas

terdekat

TOTAL 3 1/2

Page 70: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA KHUSUSNYA NY.S DENGAN

61

2. Ketidakmampuan keluarga Tn. P dalam mengambil keputusan tentang

penatalaksanaan pasien diabetes militus b.d ketidakmampuan akibat

dari penyakit diabetes militus.

No. Kriteria Bobot Perhitungan Justifikasi

1. Sifat Masalah :

1. Potensial : 1

2. Resiko : 2

3. Aktual : 3

1 2/3 x 1 = 2/3 Keluarga

mengatakan

Ny. S suka

minum yang

manis , badan

suka lemas, TD

170/90 mmHg,

Nadi

120x/menit,

Suhu 36,5o C,

RR 18x/menit,

GDS 237

mg/dl. Klien

belum terlihat

tanda-tanda

komplikasi DM

2. Kemungkinan

masalah untuk di

ubah :

1. Mudah : 2

2. Sebagian : 1

3. Tidak dapat :

0

2 1/2 x 2 = 1

3. Potensial masalah

untuk dicegah :

1 2/3 x 1 = 2/3

Page 71: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA KHUSUSNYA NY.S DENGAN

62

1. Tinggi : 3

2. Cukup : 2

3. Rendah : 1

4. Menonjolnya masalah

:

1. Segera

ditangani : 2

2. Masalah ada

tapi tidak

perlu : 1

3. Masalah tidak

dirasakan : 0

1 2/2 x 1 = 1

TOTAL 2 4/3

Dari hasil skoring diagnose keperawatan keluarga, maka prioritas

diagnoga keperawatan keluarga sebagai berikut :

No Diagnosa Keperawatan Skore

1. Nyeri akut pada keluarga Tn. P khususnya Ny.S

b.d peningkatan tekanan vaskular serebral

3 2/3

2 Ketidakmampuan keluarga Tn. P dalam

mengambil keputusan tentang penatalaksanaan

pasien diabetes militus b.d ketidakmampuan

akibat dari penyakit diabetes militus

2 4/3

Dari data diatas dalam diagnosa keperawatan sudah ditentukan bahwa

prioritas masalah dalam kasus ini yaitu nyeri akut yang sudah

ditentukan dengan cara skoring. (Mubarak Wahit Iqbal, 2009)

Page 72: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA KHUSUSNYA NY.S DENGAN

63

C. PERENCANAN KEPERAWATAN

N

o

Diagnosis

Keperawatan

Tujuan Kriteria Evaluasi Rencana keperawatan

Umum Khusus Kriteria Standart

1 Nyeri akut

pada keluarga

Tn. P

khususnya

Ny. S b.d

peningkatan

tekanan

vascular

serebral

Setelah

dilakukan

kunjungan

keperawatan

selama 1

minggu,

diharapkan

nyeri berkurang

kepada keluarga

Tn. P khusunya

Ny. S

Setelah dilakukan

kunjungan selama

1 x 60 menit,

Keluarga dapat

mengenal

masalah

hipertensi dengan

cara

1. Menyebut

kan

pengertian

Verbal : a. Pengertian

hipertensi :

peningkatan

tekanan darah

baik sistolik

maupun diastolic

diatas normal dan

merupakan salah

satu faktor resiko

terjadinya

komplikasi

penyakit

kardiovaskuler.

1. Diskusikan bersama

keluarga pengertian

Hipertensi

2. Tanyakan kembali pada

keluarga tentang

pengertian hipertensi

3. Berikan pujian atas

jawaban yang tepat

Page 73: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA KHUSUSNYA NY.S DENGAN

64

2. Menyebut

kan

penyebab

hipertensi

Verbal b. Penyebab :

- Keturunan

- Kelelahan

- Kurang olah raga

-Penyakit tekanan

darah tinggi

-konsumsi garam

berlebihan

1. Diskusikan dengan

keluarga tentang

penyebab hipertensi

2. Motivasi keluarga

untuk menyebutkan

kembali penyebab

hipertensi

3. Beri reinforcement

positif atas usaha yang

dilakukan keluarga

Page 74: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA KHUSUSNYA NY.S DENGAN

65

1. Menyebut

kan tanda

dan gejala

hipertensi

Verbal c. menyebutkan 3

dari 5 tanda – tanda

hipertensi :

- Rasa sakit kepala

- berat ditengkuk

- Mata berkunang

— kunang

- Gelisah sukar

tidur

- Keletihan, napas

pendek, terengah

engah, sesak napas

1. Diskusikan dengan

keluarga tentang tanda

– tanda hipertensi

2. Motivasi keluarga

untuk menyebutkan

kembali tanda – tanda

hipertensi

3. Beri reinforcement

positif atas usaha yang

dilakukan keluarga

Page 75: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA KHUSUSNYA NY.S DENGAN

66

Setelah 1 x 30

menit kujungan

keluarga mampu

mengambil

keputusan untuk

merawat anggota

keluarga yang

menderita

hipertensi dengan

cara :

Menyebutkan

takibat lanjut

tidak diobatinya

hipertensi

Verbal Menyebutkan 3 dari

5 akibat lanjut dari

hipertensi yang

tidak diobati :

- penyakit jantung

- Serangan otak/

stroke

- Penglihatan

menurun

- Gangguan gerak

dan

keseimbangan

- Kerusakan ginjal

1. Jelaskan pada

keluarga akibat

lanjut apabila

hipertensi telah

diobati

2. Motivasi untuk

menyebutkan

kembali akibat

lanjut dari

hipertensi yang

tidak diobati

3. Beri reinforcement

positif atas

jawaban keluarga

yang tepat

Page 76: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA KHUSUSNYA NY.S DENGAN

67

Setelah 1 x 30

menit kunjungan

keluarga mampu

merawat anggota

keluarga dengan

hipertensi dengan

cara :

1. Menyebut

kan cara

perawatan

hipertensi

dirumah

Verbal

Menyebutkan 3 dari

6 pencegahan

hipertensi :

- jaga berat badan

ideal

- Kurangi konsumsi

garam

berlebiham

dalam makanan

seperti ikan

asing

- Batasi konsumsi

makanan

kolestrol tinggi,

seperti jeroan

- Jangan merokok

- Banyak makan

sayur dan buah

- Batasi minum

kopi

1. Diskusikan dengan

keluaraga tentang

pencegahan

hipertensi

2. Motivasi keluaraga

untuk

menyebutkan

pencegahan

hipertensi

3. Beri

reinforcememnt

positif atas usaha

yang dilakukan

keluarga

Page 77: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA KHUSUSNYA NY.S DENGAN

68

2. Melakuka

n tehnik

relaksasi

progresif

Psikomotor

Keluarga dapat

mendemonstrasikan

cara melakukan

tehnik relaksasi

progresif dengan

benar dan tepat

1. Demonstrasikan

pada keluarga Tn.

P khususnya Ny. S

cara melakukan

tehnik relaksasi

progresif

2. Berikan

kesempatan pada

keluarga untuk

mencoba

melakukan teknik

relaksasi napas

dalam

3. Beri reinforcement

positif atas usaha

keluarga

Page 78: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA KHUSUSNYA NY.S DENGAN

69

Setelah 1 x 30

menit kunjungan

keluarga mampu

memanfaatkan

pelayanan

kesehatan dengan

cara :

1. Menyebut

kan

kembali

manfaat

kunjungan

ke fasilitas

kesehatan

Verbal

Manfaat kunjungan

ke fasilitas

kesehatan :

- Mendapatkan

pelayanan

kesehatan

pengobatan

hipertensi

- Mendapatkan

pendidikan

kesehatan

tentang

hipertensi

1. Informasikan

mengenai

pengobatan dan

pendidikan

kesehatan yang

dapat diperoleh

keluarga di balai

pengobatan

2. Motivasi keluarga

untuk

menggunakan

fasilitas kesehatan

terdekat

3. Beri reinforcement

positif atas hasil

yang dicapai

keluarga

Page 79: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA KHUSUSNYA NY.S DENGAN

70

2 Ketidak

mampuan

keluarga Tn. P

dalam

mengambil

keputusan

tentang

penatalaksanaan

pasien diabetes

militus b.d

ketidakmampuan

akibat dari

penyakit

diabetes militus

setelah

dilakukan

kunjungan

keperawatan,

keluarga Tn. P

khususnya Ny. S

mampu

memutuskan

tindakan tentang

penatalaksanaan

penyakit

diabetes militus

Setelah

dilakukan

kunjungan

selama 1 x 30

menit keluarga

Tn. P khususnya

Ny. S dapat

menyebutkan

akibat penyakit

diabetes militus

bila tidak segera

ditangani

Verbal

Keluarga dapat

menyebutkan 3 dari

5 akibat penyakit

diabetes militus :

a. Kelainan

mata

b. Gangguan

aktivitas

c. Penyakit

ginjal dan

jantung

d. Komplikasi

ganggren

1. Diskusikan

dengan

keluaraga

tentang akibat

penyakit

diabetes militus

2. Motivasi

keluaraga untuk

menyebutkan

akibat dari

diabetes militus

3. Beri

reinforcememnt

positif atas

usaha yang

dilakukan

keluarga

Page 80: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA KHUSUSNYA NY.S DENGAN

71

D. PELAKSANAAN & EVALUASI KEPERAWATAN

Setelah menyusun perencanaan, langkah berikutnya adalah melaksanakan

rencana tindakan bersama keluarga, adapun tindakan yang telah dilakukan

dalam bentuk tabel berikut.

Hari/Tanggal/Jam No

dx

Implementasi Evaluasai Paraf

RABU 4-04-18

11.30 wib

1 1. Mendiskusikan

dengan keluarga

pengertian

Hipertensi

2. Mendiskusikan

dengan keluarga

penyebab

Hipertensi

3. Memotivasi

keluarga untuk

mengungkapkan

lagi pengertian

hipertensi

S: Ny.s

Mengatakan

“Hipertensi

adalah darah

tinggi yang

membuat pusing

yang disebabkan

dari makanan

asin, dan

keturunan,

kelelahan

O: Ny. S tampak

menyimak

penjelasan

dengan baik, Ny.

S dapat menjawab

walaupun terbata-

bata

A: Masalah

belum teratasi

P: Lanjutkan

intervensi

-Diskusikan tanda

tanda hipertensi

-Motivasi

keluarga

menyebutkan

kembali tanda -

tanda hipertensi

Bagus

Page 81: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA KHUSUSNYA NY.S DENGAN

72

SENEN 9-04-18

10.00 wib

1 1. Diskusikan

dengan keluarga

tentang tanda

tanda hipertensi

2. Memotivasi

keluarga untuk

menyebutkan

kembali tanda –

tanda hipertensi

3. Beri

reinforcement

positif atas

usaha yang

dilakukan

keluarga

S: Ny. S

mengatakan

“kepala suka

pusing saat mau

tidur, badan pegal

O: Ny. S tampak

menyimak

penjelasan

dengan baik, Ny.

S dapat menjawab

walaupun terbata

– bata

A: Masalah

teratasi sebagian

P: Lanjutkan

intervensi

-Diskusikan

dengan keluarga

menegenai

pengobatan dan

pendidikan

kesehatan yang

dapat diperoleh di

fasilitas terdekat

Bagus

RABU 11-04-18

11.30 wib

1 1. Mendiskusikan

dengan keluarga

mengenai

pengobatan dan

pendidikan

kesehatan yang

dapat diperoleh

di fasilitas

kesehatan

terdekat

2. Memotivasi

keluarga agar

menggunakan

fasilitas

kesehtan

terdekat

3. Menjelaskan

kepada klien

akibat lanjut

S: Ny. S

mengatakan “jadi

tahu akibat dari

penyakit darah

tinggi bila tidak

ditangani yaitu

akan stroke”

O: klien tampak

kooperatif dan

mengikuti anjuran

perawat

A: masalah

teratasi

P: Pertahankan

intervensi

-Motivasi

keluarga agar

Bagus

Page 82: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA KHUSUSNYA NY.S DENGAN

73

dari penyakit

darah tinggi

4. Memotivasi

untuk

menyebutkan

kembali akibat

lanjut dari darah

tinggi

menggunakan

fasilitas kesehatan

yang ada

JUMAT 13-04-18

11.30 wib

1 1. Mendemonstrasi

kan cara

melakukan

teknik relaksasi

progresif

2. Memotivasi

keluarga untuk

redemonstrasi

3. Memberi pujian

atas apa yang

telah dilakukan

S: Ny. S

mengatakan

“Lebih rileks saat

melakukan teknik

relaksasi nafas

dalam, pusing

berkurang”

O: Ny. S dapat

melakukan teknik

relaksasi nafas

dalam dengan

baik, dan terlihat

rileks

A: Masalah

teratasi sebagian

P: Pertahankan

intervensi

-Motivasi

keluarga untuk

melakukan teknik

rileksasi progresif

Bagus

Page 83: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA KHUSUSNYA NY.S DENGAN

74

SABTU 14-04-18

11.30 wib

1. Mengkaji

pengetahuan

keluarga Tn. P

akibat penyakit

diabetes militus

2. Mendiskusikan

tentang akibat

penyakit

diabetes militus

bila tidak

ditangani

S: keluarga Tn. P

mengatakan

“diabetes militus

adalah penyakit

gula darah, akibat

dari makan

makanan yang

manis atau

keturunan, dan

tidak tahu apa

akibat lanjut dari

diabetes militus

bila tidak di

tangani segera”

O: keluarga Tn. P

tampak

memperhatikan

apa yang

dijelaskan oleh

perawat dan

kooperatif saat

diskusi, walaupun

masih terbata-

bata

A: masalah

teratasi sebagian

P: Lanjutkan

intervensi

-Diskusian

tentang akibat

penyakit diabetes

militus bila tidak

ditangani

Bagus

Page 84: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA KHUSUSNYA NY.S DENGAN

75

BAB IV

PEMBAHASAN

Pada bab ini penulis akan menguraikan pembahasan antara tinjauan teoritis

dengan laporan aksus penelitian. Dalam pembahasan ini penulis mencoba

membandingkan antara tinjauan teoritis dan laporan kasus tentang pemenuhan

kebutuhan dasar pada keluarga Tn. P khususnya Ny. S dengan hipertensi di

wilayah RT 10/RW 02 Kelurahan Utan Panjang Kecamatan Kemayoran,

dengan mengikuti tahap-tahap proses keperawatan mulai dari pengkajian,

diagnosa keperawatan, perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi.

A. Pengkajian keperawatan

Pengkajian adalah tahapan awal dari proses keperawatan dimana seorang

perawat mulai mengumpulakn informasi tentang keluarga yang dibinanya.

Dalam pengkajian pada keluarga Tn. P khususnya Ny. S penulis tidak

mendapatkan kendala karena sikap klien yang ramah dan kooperatif. Teknik

pengumpulan data dengan cara melakukan wawancara, dengan pemeriksaan

fisik, dan observasi klien.

Pada tinjaun konsep, penyebab dari hipertensi yaitu genetic, usia, stress, pola

makan, aktivitas olahraga, dengan tanda gejala sakit kepala, biasanya di

tengkuk dan leher, dapat muncul pada saat ingin tidur atau aktivitas berlebih,

dan berkurang saat siang hari atau istirahat cukup. Sedangkan penyebab yang

di temukan pada Ny. S adalah pola makan yang kurang sehat, kurang aktivitas

olahraga. Ny. S di diagnosis hipertensi sejak 6 bulan yang lalu dengan tanda

dan gejala sakit dibagian kepala, sering pusing, dan merasa lelah setelah

melakuakan aktivitas yang berat.

Page 85: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA KHUSUSNYA NY.S DENGAN

76

Dalam genogram terdapat kesamaan antara teori dengan kasus, yaitu keluarga

Tn. P khususnya Ny. S memiliki hipertensi bukan dari riwayat penyakit

keluarga, tetapi karena dari factor pola makan yang tidak sehat kurang

mengkonsumsi nutrisi yang seimbang, akibat dari factor status ekonomi

keluarga.

Dalam fungsi ekonomi terdapat kesamaan antara teori dengan kasus, yaitu

untuk memenuhi kebutuhan keluarga seperti sandang pangan papan, maka

keluarga memerlukan sumber keungan, dan sumber penghasilan keluarga Ny.

S dari anak-anak mereka yang sudah bekerja.

Dalam tahapan tugas perkembangan keluarga terdapat kesenjangan antara

teori dengan kasus, yaitu keluarga Ny. S sudah masuk pada tahap VI dengan

anak dewasa atau pelepasan, tahap ini memperluas siklus keluarga dengan

memasukan anggota keluarga baru yang didapatkan melalui perkawinan,

tetapi dalam kasus anak dari keluarga Ny. S belum mampu memperluas siklus

keluarga dengan melalui perkawinan karena terlalu sibuk dengan

pekerjaannya.

Dalam tahapan pengkajian lingkungan terdapat kesenjangan antara teori

dengan kasus, yaitu keluarga Ny. S memiliki lingkungan yang kurang baik

karena berdekatan dengan jalan raya yang sering dilewati kendaraan, dan

mengakibatkan polusi udara yang tidak baik untuk kesehatan, beda dengan

yang berada dalam teori yaitu lingkungan harus bersih, sehat dan terhindar

dari bahaya apapun

Dalam penjajakan I terdapat kesamaan antara teori dengan kasus, yaitu

perawat mengumpulkan data-data melalui data umum, riwayat dan tahap

perkembangan, struktur keluarag, fungsi keluarga, kesehatan lingkungan, dan

pemeriksaaan fisik.

Page 86: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA KHUSUSNYA NY.S DENGAN

77

Dalam analisa data terdapat kesamaan antara teori dengan kasus, yaitu

perawat melakukan analisa data dengan melakukan penjajakan II terlebih

dahulu dan kemudian membuat data yang penting saja untuk mentukan

masalah yang harus difokuskan, dan setelaah itu dilakukanlah analisa data

B. Diagnosa Keperawatan

Berdasarkan NANDA 1995 dalam setiadi (2008), diagnosa yang muncul

terbagi menjadi 3 yaitu : Aktual (terjadi defisit/gangguan kesehatan) adalah

masalah ini memberikan gambaran berupa tanda dan gejala yang jelas

mendukung bahwa benar-benar terjadi seperti ketidak efektifan pola nafas,

nyeri akut, ketidak efektifan koping, intoleransi aktivitas. Resiko (ancaman

kesehatan) masalahini sudah ditunjang dengan data yang akan mengarah pada

timbulnya masalah kesehatan bila tidak segera ditangani seperti : Resiko

injury (pecahnya pembuluh darah), resiko nyeri berulang, resiko penurunan

curah jantung, resiko nyeri berulang, resiko nutria kurang dari kebutuhan

tubuh, resiko kekurangan volume cairan elektrolit. Potensial (keadaan

sejahtera atau wellness) status kesehatan berada pada kondisi sehat dan ingin

meningkat lebih optimal seperti : potensial peningkatan pemeliharaan

kesehtan, potensial meningkat proses keluarga, potensial peningkatan koping

keluarga, resiko terhadap tindakan kekerasan.

Sedangkan pada kasus, penulis memunculkan diagnosa : Nyeri akut pada

keluarga Tn. P khususnya Ny. S berhubungan dengan peningkatan tekanan

vascular serebral. Diagnosa aktual karena masalah ini memberikan gambaran

berupa tanda dan gejala yang jelas mendukung bahwa benar-benar terjadi.

Dalam proses skoring terdapat kesamaan antara teori dengan kasus, yaitu

perawat melakukan skoring setiap diagnosis keperawatan dengancara

menentukan skor untuk setiap kriteria yang telah dibuat, selanjutnya skor

Page 87: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA KHUSUSNYA NY.S DENGAN

78

dibagi dengan angka tertinggi yang dikalikan bobot kemudian menjumlahkan

skor untuk semua kriteria,

C. Perencanaan Keperawatan

Perencanaan pada tinjauan kasus tidak jauh berbeda dengan yang ada pada

tinjauan teoritis yaitu diawali dengan menyusun urutan prioritas, menentukan

tujuan, kriteria hasil serta membuat rencana tindakan yang akan dilakukan

pada semua diagnosa yang muncul.

Pada kasus ini untuk menetapkan tujuan dapat disusun sesuai denga tujuan

yaitu jangka pendek yang sifatnya spesifik, dapat dikur, memeberikan

motivasi kepada keluarga, sedangkan jangka panjang sifatnya tujuan akhir

yang dapat menyatakan pencapaian waktu yang telah ditentukan. Pada

penetapan kriteria dan standar berdasarkan pengetahuan seperti keluarga

mampu mampu mengenal pengertian, keluarga mamapu menyebutkan

penyebab, keluarga mampu menyebutkan tanda-tanda hipertensi, keluarga

dapat mengetahui akibat lanjut, keluarga mampu menyebutkan pencegahan,

lalu sikap yang harus dimiliki seperti keluarga mampu mengambil keputusan,

keluarga mampu memanfaatkan pelayanan kesehatan, kemudian dari segi

psikomotor seperti keluarga dapat mendemonstrasikan teknik relaksasi

progresif. Penulis melakuakan rencana tindakan ke klien sesuai TUK mulai

dari masalah seperti pengertian, tanda dan gejala, akibat lanjut dan cara

perawatan, kemudian melakukan kegiatan psikomotorik.

D. Pelaksanaan Keperawatan

Pada tahap pelaksanaan ini, penulis melaksanakan tindakan sesuai dengan

rencana tindakan yang telah ditentukan. Pelaksanaan dilakukan dengan

memperhatikan keadaan atau kondisi klien dan sarana yang tersedia,

pelaksanaan dalam pemenuhan kebutuhan dasar dilakukan oleh penulis. Alat

Page 88: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA KHUSUSNYA NY.S DENGAN

79

yang diperlukan dalam melakukan tindakan keperawatan di sediakan oleh

penulis untuk melaksanakan asuhan keperawatan teknik relaksasi progresif,

saat setelah melakukan teknik relaksasi progresif perawat tidak melakukan

pengecekan kembali tensi Ny. S. Perawat dan keluarga memberikan motivasi

dan dukungan untuk kesembuhan Ny. S dengan mengingatkan untuk menjaga

pola kesehatan ataupun pola makan. Dalam kasus ini penulis melakukan

tindakan dengan TUK tentang Hipertensi mulai dari penegertian, tanda dan

gejala, akibat lanjut dan cara perawatan Hipertensi. Kemudian melakukan

kegiatan psikomotorik berupa teknik relaksasi progresif, dan memotivasi

memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada seperti puskesmas.

Dalam pelaksanaan keperawatan memiliki kesamaan dengan perencanaan

keperawatan, yaitu melakukan pelaksanaan sesuai perencanaan yang dibuat

oleh perawat, dengan landasan dasar teori yang ditemukan oleh perawat yaitu

mendiskusikan dengan keluarga pengertian hipertensi, diskusikan dengan

keluarga tentang tanda-tanda hipertensi, mendiskusikan dengan keluarga

mengenai pengobatan dan pendidikan kesehatan yang dapat diperoleh

difasilitas kesehatan tersekat, dan mendemonstrasikan cara melakukan teknik

relaksasi progresif.

E. Evaluasi

Tahap evaluasi adalah tahap keliama dimana dilakukan pengukuran

keberhasilan dari suatu tindakan asuhan keperawatan yang telah dilakukan

oleh penulis dari tanggal 04 – 14 April 2018. Adapun dalam evaluasi penulis

digabungkan dengan pelaksanaan keperawatan dan dengan menggunakan

SOAP (Subjektif, Objektif, Analisa, Planning). Adapun hasil dari diagnosa

yang teratasi sebagian seperti : Nyeri akut pada keluarga Tn. P khususnya Ny.

S berhubungan dengan peningkatan tekanan vascular serebral. Diagnosa ini

dapat teratasi sebagian selama 5x pertemuan karena klien mengatakan pusing

berkurang dan lebih rileks.

Page 89: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA KHUSUSNYA NY.S DENGAN

80

Dalam tahapan evaluasi keperawatan terdapat kesenjangan antara teori dengan

kasus, diteori terlihat antara pelaksanaan dengan evaluasi dipisah dan tiak

dijadikan satu, tetapi kalau dikasus perencanaan dengan evaluasi di gabung

dikarenakan menurut penulis itu adalah sesuatu yang sama saja apabila jika

digabung, dan lebih efisien jika di gabung antara perencanaan dengan evaluasi

keperawatan.

Tindak lanjut dari penulis menyarankan kepada keluarga Tn. T khususnya Ny.

S selalu menjaga kesehatan dan pola makan, serta melakukan teknik relaksasi

progresif yang telah diajarkan, dan memanfaatkan pelayanan kesehatan

terdekat seperti puskesmas.

Page 90: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA KHUSUSNYA NY.S DENGAN

81

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Setelah membahas mengenai laporan kasus pemenuhan kebutuhan dasar nyeri dengan

masalah hipertensi, dimana penulis melakukan perbandingan antara teori dengan kasus

dilapangan, kemudian penulis dapat mengambil kesimpulan dan saran sebagai berikut :

A. KESIMPULAN

Pengkajian pada keluarga Tn. P khususnya Ny. S dengan masalah Hipertensi dengan

mengguanakan teknik wawancara seperti menanyakan langsung kepada klien atau

keluarga, observasi seperti melihat langsung masalah apa yang terjadi pada klien tersebut,

studi dokumentasi seperti mencari informasi baik tulisan maupun lisan yang didapatkan

dari hasil wawancara dan pemeriksaan fisik shingga didapatkan data yang menegenai

keluhan klien.

Pada awal pengkajian perawat harus membina hubungan yang baik dengan keluarga

dengan cara : menjelaskan tujuan kunjungan, meyakinkan keluarga bahwa kehadiran

perawat adalah untuk membantu keluarga menyelesaikan masalah kesehatan yang ada

dikeluarga, menjelaskan luas kesanggupan bantuan perawat yang dapat dilakukan. Dalam

pengkajian keluarga terdapat tahap tahap pengkajian yang disebut sebagai penjajakan

untuk mempermudah proses pengkajian, didapatkan penjajakan I antara lain :

1. Data umum, riwayat dan tahap perkembangan, lingkungan, struktur keluarga, fungsi

keluarga, stress dan koping keluarga, harapan keluarga, data pemeriksaan fisik.

Kemudian didapatkan hasil pengkajian II seperti mengenal maslah, mengambil

keputusan, merawat anggota keluarga yang sakit, memodifikasi lingkungan yang baik

dan memanfaatkan pelayanan kesehatan yang ada seperti puskesmas.

Page 91: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA KHUSUSNYA NY.S DENGAN

82

2. Dari hasil pengkajian, perumusan masalah analisa penentuan masalah, maka penulis

merumuskan diagnose keperawatan resiko sebagai berikut : Nyeri akut berhubungan

dengan peningkatan tekanan vaskular serebral.

3. Perencanaan keperawatan : perencanaan tindakan keperawatan tidak bersama

keluarga, perencanaan menggunakan skoring dan sesuai dengan teori. Penulis juga

berdasarkan dengan TUK dengan mengetahui pengertian, tanda dan gejala, akibat.

Penulis juga mengajarkan teknik relaksasi progresif

4. Pelaksanaan keperawatan : pada tahap ini penulis melakukan pelaksanaan pada

diagnose yang muncul, yaitu mengkaji ulang tingkat pengetahuan keluarga,

mendiskusikan tentang pengertian, penyebab dan tanda gejala penyakit, akibat lanjut,

melakukan teknik relaksasi progresif dan memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada

seperti puskesmas.

5. Evaluasi keperawatan : pada tahap evaluasi harus sesuai dengan tujuan jangka

pendek dan jangka panjang yaitu : evaluasi yang diperoleh pada Ny. S dengan hasil

teratasi sebagian dengan tindak lanjut, memotivasi keluarga agar merawat anggota

keluarga yang sakit dan memanfaat fasilitas kesehatan yang ada.

B. SARAN

Berdasarkan kesimpulan dari seluruh proses asuhan keperawatan keluarga yang tertera

diatas, maka penulis ingin menyampaikan saran-saran untuk memperbaiki serta

meningkatkan mutu pelayanan asuhan keperawtan pada keluarga dengan hipertensi :

1. Kepada petugas puskesmas : mampu melakukan kunjungan rutin secara terjadwal

untuk meningkatkan derajat kesehatan khususnya di daerah Utan Panjang RW 02

terutama pada penyakit hipertensi karena menunjukan angka kejadian yang cukup

tinggi dari penyakit hipertensi yang ada di RW 02.

2. Kepada keluarga : diharapkan mampu menjaga kesehatan tubuh dengan baik dengan

sedikit ilmu yang telah diberikan oleh mahasiswa, dan selalu memanfaatkan fasilitas

kesehatan yang terdekat.

Page 92: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA KHUSUSNYA NY.S DENGAN

83

DAFTAR PUSTAKA

Aspiani Reny Yuli (2017) Buku Asuhan Keperawtan klien Gangguan Kardiovaskular

Aplikasi NIC & NOC. Jakarta:EGC

Harmoko (2012) Asuhan Keperawatan Keluarga. Yogyakarta:Pustaka Belajar

Iqbal Mubarak Wahit dkk (2009) Ilmu Keperawatan Komunitas. Jakarta: Salemba

Medika

Kozier dkk (2010). Fundamental Keperawatan Edisi Tujuh.Jakarta:EGC

LeMone, P dkk. (2015). Buku Ajar Keperawatan Medical bedah. Edisi 3. Jakarta:EGC

Nurafif Amin Huda. Dan Hardi Kusuma. (2015).Aplikasi Asuhan Keperawatan

Berdasarkan Diagnosa Medis & NANDA NIC.NOC.Jakarta: Medication.

Potter, Patricia A. dn Perry, Anne G. (2010). Fundamental Of Nursing Edisi Tiga Jilid

Tujuh. Jakarta:EGC

Riasmini Ni Made dkk (2017). Asuhan Keperawatan Individu, Keluarga, Kelompok &

Komunitas dengan Modifikasi NANDA, ICNP< NOC, dan NIC.

Jakarta:Universitas Indonesia

Setiadi. (2008). Konsep dan Proses Keperawatan Keluarga. Jakarta: Graha Ilmu

Setiati Siti. (2015.Buku ajar Ilmu Penyakit Dalam Edisi Keenam JILID II. Jakarta:Interna

Publisi

Page 93: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA KHUSUSNYA NY.S DENGAN

84

SATUAN ACARA PENYULUHAB PADA GANGGUAN PEMENUHAN

KEBUTUHAN DASAR RASA NYAMAN DAN NYERI : HIPERTENSI

Pokok Pembahasan : Hipertensi

Sub Pokok Pembahasan : Pengertian, Penyebab, Tanda dan Gejala, Diet dan

Pencegahan

Sasaran : Ny. S

Jam : 11.00 WIB

Waktu : 30 menit

Tanggal : 04 April 2018

Tempat : Rumah Ny. S

A. Tujuan Umum

Setelah diberikan penyuluhan 20 menit, diharapkan Ny. S mampu memahami dan

mengerti tentang hipertensi.

B. Tujuan Khusus

Ny. S dapat:

1. Menjelaskan tentang Hipertensi

2. Menyebutkan penyebab hipertensi

3. Menebutkan tanda dan gejala hipertensi

4. Menjelaskan tentang diet hipertensi

5. Menjelaskan tentang pencegahan hipertensi

C. Materi Penyuluhan (Terlampir)

1. Pengertian hipertensi

2. Penyebab hipertensi

3. Tanda dan gejala hipertensi

Page 94: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA KHUSUSNYA NY.S DENGAN

85

4. Diet hipertensi

5. Pencegahan hipertensi

D. Metode Penyuluhan

1. Ceramah

2. Tanya Jawab

E. Media

Leaflet

F. Kegiatan Penyuluhan

N

o

Tahap

Kegiatan

Wakt

u

Kegiatan Penyuluhan Sasaran

Pembukaan 5

Menit

a. Mengucapkan salam

b. Memperkenalkan diri

c. Menyampaikan

tentang tujuan

d. Menyampaikan pokok

pembahasan

e. Kontrak waktu

Menjawab salam

Mendengarkan dan

menyimak

Bertanya mengenai

perkenalan dan tujuan

jika ada yang kurang

jelas

2 Pelaksanaa

n

10

menit

a. Penyampaian materi

b. Menjelaskan tentang

pengertian hipertensi

c. Menjelaskan

penyebab hipertensi

d. Menjelaskan tanda

dan gejala

e. Menjelaskan tentang

diet hioertensi

- Mendengarkan

dan menyimak

- Bertanya

mengenai hal-hal

yang belum jelas

dan dimengerti

Page 95: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA KHUSUSNYA NY.S DENGAN

86

f. Menjelaskan

pencegahan hipertensi

g. Tanya jawab

h. Memberikan

kesempatan pada

peserta untuk bertanya

3 Penutup 5

menit

a. Melakukan evaluasi,

keluarga Tn. P

khususnya Ny. S

mampu :

1. Menjelaskan

tentang pengertia

hipertensi

2. Menjelaskan

tentang penyebab

hipertensi

3. Menjelaskan tanda

dan gejala

4. Menjelaskan

tentang diet

hipertensi

5. Menjelaskan

tentang

pencegahan

hipertensi

b. Menyampaikan

kesimpulan materi

c. Mengajukan kontrak

waktu yang akan

dating

d. Mengucapkan salam

- Sasaran dapat

menjawab tentang

pertanyaan yang

diajukan

- Mendengar

- Memperhatikan

- Menyetujui

kontrak yang

akan dating

- Menjawab salam

penutup

Page 96: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA KHUSUSNYA NY.S DENGAN

87

HIPERTENSI

A. Pengertian

Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah yang melebihi tekanan darah normal

seperti apa yang telah disepakati oleh para ahli, yaitu > 140/90 mmHg (sudoyo,

2006 dikutip Aspiani reny yuli, 2014). Hipertensi adalah suatu keadaan ketika

seseorang mengalami peningkatan tekanan darah diatas normal yang

mengakibatkan peningkatan angka kesakitan (mordibitas) dan angka kematian

(morttalitas) (Kushariyadi, 2008 dikutip Aspiani reny yuli 2014)

B. Penyebab Hipertensi

1. Usia

2. Keturunan

3. Faktor olahraga

4. Pola makan

5. Minum alcohol

6. Stress

7. Asupan garam yang tinggi

C. Tanda dan Gejala Hipertensi

1. Sakit kepala

2. Rasa pegal dan tidak nyaman pada tenggkuk

3. Seperti berputar serasa ingin jatuh

4. Berdebar atau detak jantung serasa cepat

5. Sering marah-marah

6. Sulit berkonsentrasi

7. Mudah mengalami kelelahan

8. Sukar tidur

Page 97: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA KHUSUSNYA NY.S DENGAN

88

D. Diet hipertensi

1. Makanan yang dianjurkan untuk penderita hipertensi :

a. Sumber berkarbohidrat seperti bikuit, singkong, roti, nasi

b. Sumber protein nabati seperti tahu dan tempe

c. Sumber vitamin (buah dan sayuran) seperti buah jeruk, pisang, melon,

tomat

2. Makanan yang dibatasi

a. Garam dapur

b. Makanan yang diawetkan dengan garam seperti ikan asin dan asinan

c. Makanan yang tinggi lemak dan kolesterol

E. Pencegahan hipertensi

1. Periksakan tekanan darah secara teratur ke pelayanan kesehatan terdekat

2. Diet hipertensi

3. Menjaga keseimbangan berat badan

4. Hindari alcohol dan merokok

5. Istirahat yang cukup

6. Hindari stress

7. olahraga

Page 98: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA KHUSUSNYA NY.S DENGAN

89

Page 99: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA KHUSUSNYA NY.S DENGAN

90

Page 100: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA KHUSUSNYA NY.S DENGAN

91

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

DATA PRIBADI

Nama Lengkap : Bagus Sadewo

Temapt, Tanggal Lahir : Jakarta, 27 April 1997

Jenis Kelamin : Laki-Laki

Kewarganegaraan : Indonesia

Agama : Islam

Status : Belum Menikah

Alamat : Jalan Plumpang B No. 23 RT 13 RW 04 Kel. Rawa

Badak Selatan Kec. Koja Jakarta Utara

No. Telepon : 08561947841

Email : [email protected]

DATA PENDIDIKAN

SDN Rawa Badak Selatan 03 Pagi : Tahun 2004 - 2010

SMPN 277 Jakarta : Tahun 2010 - 2012

SMAN 75 Jakarta : Tahun 2013 - 2015

DIII Keperawatan UMJ : Tahun 2015 - 2018

Page 101: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA KHUSUSNYA NY.S DENGAN

92

Page 102: ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA KHUSUSNYA NY.S DENGAN

i