asuhan keperawatan pada keluarga tn.c khususnya …
TRANSCRIPT
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA TN.C KHUSUSNYA NN.M DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN
RASA AMAN DAN NYAMAN GANGGUAN SISTEM REPRODUKSI : DISMINORE DI RT.15 RW.02 KELURAHAN
UTAN PANJANG KECAMATAN KEMAYORAN JAKARTA PUSAT
21 Aprli 2018- 27 April 2018
Disusun Oleh :
SAVIRA MELATI
2015750040
PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA TAHUN 2018
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum. Wr. Wb
Puji syukur kami panjatkan atas kehadiran Allah SWT yang telah
memberikan rahmat dan hidayahnya kepada kita semua sebagai makhluk-Nya,
sehingga dengan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah
yang berjudul Karya Tulis Ilmiah dengan judul “Asuhan Keperawatan pada
Keluarga Tn.C khususnya Nn. M dalam Pemenuhan Kebutuhan Rasa Aman
dan Nyaman Gangguan Sistem Reproduksi : Disminore di Rt. 15 Rw. 02
Kelurahan Utan Panjang Kecamatan Kemayoran Jakarta Pusat”
Selama proses pembuatan laporan kasus ini, penulis banyak memenuhi
hambatan dan kesulitan namun berkat bimbingan serta pengarahan dari pihak,
akhirnya penulis dapat menyelesaikan laporan kasus ini tepat pada waktunya.
Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan rasa terimakasih
yang sebesar-besarnya kepada
1. ALLAH SWT yang memberikan rahmat dan hidahnya kepada saya
sehingga saya dapat menyelesaikan penulisan ini dari awal pembuatan
hingga akhir penyelesaian.
2. Orang tua tercinta saya (Bapak Wakid dan Ibu Rukmini) yang selalu
memberikan motivasi dan dukungan serta doa untuk kelancaran dan
kesuksesan anaknya
3. Ibu Ns.Titin Sutini.M.Kep,.Sp.An selaku Ka. Prodi D III Keperawatan
Universitas Muhammadiyah Jakarta
4. Ibu Ns. Nurhayati,M.Kep.,Sp.Kep.Kom selaku dosen pembimbing dan
penguji dalam proses penyusunan Karya Tulis ilmiah ini yang telah
banyak meluangkan waktu memberikan bimbingan kepada penulis
5. Ibu Ns. Nuraenah,M.Kep selaku Wali Akademik angkatan 33 yang selalu
memberikan motivasi kepada penulis
6. Bapak RW beserta jajarannya, Bapak RT beserta jajarannya, Para Kader
Kelurahan Utan Panjang Kemayoran Jakarta Pusat yang telah banyak
membantu penulis dalam pembuatan Karya Tulis Ilmiah ini
7. Kakak tersayang Restianto yang selalu memberikan dukungan baik moril
maupun materi sehingga saya bisa kuliah dan menyelesaikan Karya tulis
ilmiah ini
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini
masih jauh dari kesempurnaan dan masih banyak kekurangan, oleh sebab itu
penulis sangat mengharapkan kririk dan saran yang bersifat membangun dari
semua pihak dan harapan penulis semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat berguna
bagi pembaca dan tenaga keperawatan khususnya dalam meningkatkan mutu
pelayanan asuhan keperawatan.
Jakarta, 24 Mei 2018
Penulis
DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN LEMBAR PENGESAHAAN KATA PENGANTAR DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ………………………………………………...... 1 B. Tujuan Penulisan ……………………………………………….. 4
1. Tujuan Umum ………………………….…………………..... 4 2. Tujuan Khusus ………………………………..……………... 5
C. Ruang Lingkup …………………………..…………………….... 5 D. Metode Penulisan ………..…………………………………….... 7 E. Sistematis Penulisan ……..…………………………………….... 7
BAB II TINJAUAN TEORITIS
A. Konsep Dasar Masalah Kesehatan 1. Pengertian …………………………………………………… 8 2. Etiologi ……………………………………………………… 9 3. Tanda Gejala ………………………………………………… 10 4. Patofisiologi …………………………………………………. 11 5. Klasifikasi. ……………………………………………...…… 13 6. Komplikasi …………………………………………………... 14 7. Penatalaksanaan ……………………………………………... 14 8. Pemeriksaan penunjang ……………………………………… 15
B. Asuhan Keperawatan pada Disminore 1. Pengkajian Keperawatan……………………………………… 15 2. Diagnosa Keperawatan ……………………………………….. 15 3. Implementasi Keperawatan …………………………………... 16 4. Evaluasi Keperawatan ………………………………………… 16
C. Asuhan Keperawatan Keluarga 1. Konsep Keperawatan Keluarga……………………………….. 16
a. Pengertian ………………………………………………… 17 b. Jenis/Tipe Keluarga ………………………………………. 17 c. Struktur Keluarga ……..….……………………………….. 17 d. Peran Keluarga ……………………………………………. 18 e. Fungsi Keluarga ……..….………………………………… 19 f. Tahap dan tugas perkembangan keluarga ………………… 20
2. Konsep Keperawatan Keluarga a. Pengkajian Keperawatan ………………………………… 24 b. Diagnosa Keperawatan …………………………………... 29 c. Perencanaan Keperawatan ……………………………….. 33 d. Evaluasi Keperawatan …………………………………… 36
BAB III TINJAUAN KASUS A. Pengkajian Keperawatan …………………………………………. 47 B. Diagnosa Keperawatan …………………………………………… 58 C. Perencanaan Keperawatan ……………………………………….. 62 D. Pelaksanaan Keperawatan ………………………………………... 80 E. Evaluasi Keperawatan ……………………………………..……... 88
BAB IV PEMBAHASAN
A. Pengkajian Keperawatan …………………………………... …….. 95 B. Diagnosa Keperawatan…………………………………………… 99 C. Perencanaan Keperawatan ……………………………………….. 99 D. Pelaksanaan Keperawatan ...……………………………………… 100 E. Evaluasi Keperawatan …………………………………………… 101
BAB V PENUTUP
A. KESIMPULAN…………………………………………………… 103 B. SARAN …………………………………………………………… 105
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Yang dimaksud remaja atau adolescence berasal dari bahsa latin adolesescere
(kata bedanya, adolecentia yang berarti remaja) yang berarti “tubuh” atau
tumbuh menjadi dewasa.
Masa remaja adalah usia saat individu berintegerasi dengan masyarakat
dewasa. Ketika anak tidak lagi merasa dibawah tingkat orang-orang yang lebih
tua. Melainkan berada didalam tingkatan yang sama. Sekurang-kurangnya
dalam masalah hak.
Masa remaja merupakan usia dimana individu berintegerasi dengan
masyarakat dewasa, usia dimana anak tidak lagi merasa dibawah tingkat
orang-orang yang lebih tua melainkan berada dalam tingkatan yang sama.
Pertumbuhan dan perkembangan pada masa remaja yang pesat, baik fifik
maupun psikologis. Diantara perubahan-perubahan fisik masa remaja itu, yang
terbesar pengaruhnya yaitu perubahan pada organ-organ fisik secara cepat,
seperti pertumbuhanpadda tubuh yang dimulai dari berfungsinya alat-alat
reproduksi pada laki-laki ditandai dengan mimpi basah sedangkan pada
perempuan ditandai dengan menstruasi (Sarlito,2011).
Menstruasi adalah proses keluarnya darah pada dinding rahim (endometrium)
yang terjadi secara rutinsetiap bulannya yang keluar melalui vagina.
Menstruasi juga merupakan proses mempersiapkan tubuh wanita untuk
mengandung anak atau hamil.
Menstruasi meruoakan siklus yang kompleks meliputi psikologis, pancaindra,
korteks serebri, hipofisis (ocarialaksis) dan endogran (uterus-end metrium, dan
alat seks sekunder
1
2
Menstruasi merupakan siklus bulanan yang normal terjadi pada wanita subur,
namun jika disertai dengan berbagai keluhan berat dan periodik setiap
menjelang menstruasi maka kondisi patologislah yang mungkin terjadi.
Keluhan yang timbul dapat berupa depresi, perasaan putus asa, rasa cemas,
tegang, perubahan mood secara tiba-tiba, mudah marah, sensitif, menurun
ketertarikan pada aktifitas sehari-hari yang biasa dilakukan dan keluhan
lainnya (Saryono,2009).
Menstruasi merupakan pendarahan secara periodic dan siklis dari uterus,
disertai dengan pelepasan (deskuamasi) endometrium. Menstruasi merupakan
bagian dari proses regular yang mempersiapkan wanita setiap bulannya untuk
kehamilan. Kebanyakan wanita mengalami gejala-gejala pada salah satu
waktu haid, tetapi sebagian kecil merasa berat di panggul atau merasa nyeri.
Ketidaknyamanan yang dirasakan pada remaja dinamakan disminore
(Prawirohardjo&Sarwono.2007).
Dismenore sangat berdampak pada remaja usia sekolah karena menyebabkan
terganggu nya aktivitas sehati-hari. Jika seorang siswi mengalami dismenora,
aktivitas belajar mereka di sekolah terganggu dan tak jarang hal ini membuat
mereka tidak masuk sekolah. Selain itu, kualitas hidup remaja menurun.
Seorang siswi yang mengalami dismenora tidak dapat berkonsentrasi belajar
dan motivasi belajar akan menurun karena dismenora yang di rasakan pada
saat proses belajar mengajar (Ningsih,2011).
Dismenore merupakan nyeri selama atau segera sebelum menstruasi menjadi
salah satu masalah ginekologi yang paling umum terjadi pada wanita dari
segala usia (Lowdermik, 2010). Dismenore primer terjadi pada 6-12 bulan
setelah menarche, disebabkan tingginya kadar prostaglandin (PGs) yang
direlease dari secretory endometrium sehingga menimbulkan kontraksi uterus
yang menyakitkan. Dismenore sekunder merupakan nyeri menstruasi yang
disebabkan oleh patologi pada pelvic atau uterus, dapat terjadi setiap waktu
setelah menarche (Bajrai, et al..2010).
3
Dismenore pada remaja harus di tangani dengan tindakan yang tepat untuk
menghindari dampak negative yang akan timbul .Dismenore dapat di kurangi
secara farmakologis dan non farmakologis. Secara nonfarmaklogis
diantaranya istirahat yang cukup, mengkonsumsi minuman hangat berkalsium
tinggi, relaksasi dalam atau yoga, melakukan aktivitas fisik seperti olahraga,
bersepeda dan senam aerobic, akupresure, mandi dengan air hangat, kompres
dengan kantong air panas (buli-buli) / hangat pada bagian yang terasa nyeri
(Kozier & Erb’s, 2009 dan Bobak 2005).
Penyebab timbulnya dismenora yang dialami oleh keluarga adalah kelainan
dan bentuk letak uterus ketidakseimbangan steroid ovarium, sering mengalami
stress, kurang nya berolahraga, selaput darah yang tidak berlubang. Gejala
yang dapat terlihat bila seorang mengalami dismenora yaitu merasakan nyeri
perut saat menjelang masa haid atau selama haid, mual, badan terrasa lemah
dan tidak bertenaga, mengalami demam (Prawiroharjo &Sarwono, 2009)
Kemampuan keluarga memelihara kesehatan anggota keluarga sangat
penting.keluarga harus dapat mengenal setiap anggota keluarga, mampu
mengambil keputusan untuk melakukan tindakan yang tepat pada keluarga
yang menderita dismenore, memberikan layanan kesehatan terhadap anggota
keluarga yang menderita dismenore, mempertahankan suasana dirumah yang
menguntungkan kesehatan dan perkembangan kepribadian anggota keluarga,
serta keluarga mampu memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada
Kemampuan keluarga dalam bidang kesehatan tidak lepas dari peran perawat
(Friedmen, 1998).
Hasil Penelitian pusat Informasi dan Konseling kesehatan Reproduksi Remaja
(PIK-KRR) di Indonesia tahun 2009 angka kejadian dismenore primer 72,89%
dan dismenore sekunder 27,11%. Angka kejadian dismenore sekitar 45-95%
dikalangan wanita usia produktif (Proverati &Misaroh, 2009).
4
Akibat dari Dismenore primer yaitu psikogen, konstitusional : anemia,
kelelahan, cervic sempit. Dan pada Dismenore sekunder terjadi nya
perdarahan, kanker servik (Offact elstar, 2010).
Peran perawat dalam mengatasi masalah melalui upaya promotif, preventif,
kuratif dan rehabilitative. Upaya promotif melalui penyuluhan kepada
masyarakat dan keluarga dengan tujuan keluarga mampu mengenal masalah
Dismenore dan dapat mengatasinya. Upaya preventif melalui deteksi dini
terhadap remaja yang beresiko mengalami Dismenore sehingga tidak terjadi.
Upaya kuratif pada remaja yang mengalami Dismenore melalui memotivasi
keluarga untuk memberikan perawatan yang sesuai dengan keluhan dan
kolaborasi dalam pemberian analgesic untuk mengurangi rasa nyeri pada saat
menstuasi. Rehabilitasi adalah upaya yang dilakukan untuk masa pemulihan,
dimana perawat dapat menurunkan skala nyeri dengan cara menghimbau
masyarakat untuk memanfaatkan fasilitas kesehatan seperti puskesmas,
sehingga jumlah remaja yang mengalami Dismenore dapat berkurang
(Kemenkes,2004).
Penulis merasa perlu meningkatkan kemampuan dalam keterampilan
pelaksanaan asuhan keperawatan keluarga secara langsung , serta mempelajari
teori dan konsep secara mendalam untuk membahas lebih lanjut. Oleh karena
itu, penulis akan melakukan asuhan keperawatan pada keluarga Tn.A
khususnya pada Nn.M yang bertempat tinggal di Jl. H. Jiung dalam Rt. 15 Rw.
02 No. 509 Kelurahan Utan Panjang, Kecamatan Kemayoran Jakarta Pusat.
Dan dapat mengetahui bagaimana cara mengatasi disminore tersebut sehingga
tidak menggaggu aktifitas sehari-hari.
B. TUJUAN PENULISAN
1. Tujuan Umum
Memberikan pelayanan asuhan keperawatan pada keluarga Tn.A
khususnya pada Nn.N dengan gangguan system reproduksi : Dismenore di
5
Rt.15 Rw.02 Kelurahan Utan Panjang Kecamatan Kemayoran Jakarta
Pusat”
2. Tujuan Khusus
Melalui proses pendekatan keperawatan keluarga diharapkan penulis
mampu :
a. Pengkajian pada keluarga Tn.A khususnya pada Nn.N dengan
gangguan system reproduksi : Dismenore
b. Merumuskan Diagnosa keperawatan keluarga Tn.A khususnya pada
Nn.N dengan gangguan system reproduksi : Dismenore
c. Menyusun rencana dalam asuhan keperawatan keluarga Tn.A
khususnya pada Nn.N dengan gangguan system reproduksi :
Dismenore
d. Melaksanakan rencana dalam asuhan keperwatan keluarga Tn.A
khususnya pada Nn.N dengan gangguan system reproduksi :
Dismenore
e. Melakukan evaluasi pada keluarga Tn.A khususnya pada Nn.N dengan
gangguan system reproduksi : Dismenore
f. Mengidentifikasi kesenjangan yang terdapat antara teori dan kasus
g. Mengidentifikasi faktor pendukung dan yang menghambat serta dapat
mencari solusinya
h. Mendokumentasi semua kegiatan keperawatan dalam bentuk narasi
i. Memberikan masukan berupa saran sehingga dapat meningkatkan
mutu perawatan keluarga dengan masalah disminore.
C. RUANG LINGKUP
Dalam penulisan karya ilmiah ini memberikan gambaran asuhan keperawatan
keluarga Tn. C khususnya Nn. M dengan gangguan reproduksi disminore di
Rt. 15 Rw. 02 kelurahan utan panjang , Kecamatan Kemayoran yang
dilaksanakan pada 21 April 2018 sampai 27 April 2018
6
D. METODE PENULISAN
Metode penulisan ini adalah menggunakan metode penulisan dekritif yaitu
menggambarkan secara sistmatis fakta dan karakteristik objek dan subjek yang
diteliti secara tepat, adapun teknik yang digunakan dalam penulisan karya tulis
ilmiah ini adalah sebagai berikut :
1. Studi kepustakaan, yaitu dengan mempelajari buku-buku literature yang
berkaitan dengan karya tulis ilmiah ini.
2. Studi kasus
a. Observasi langsung, mengadakan observasi secara langsung pada
keluarga untuk mengetahui keadaan fisik anggota keluarga, dan
mengobservasi keadaan rumah serta lingkungan
b. Wawancara dilakukan pada pasien, anggota keluarga, Rt setempat, dan
tim kesehatan (petugas puskesmas) untuk mendapat informasi yang
terkait status kesehatan keluarga
c. Pemeriksaan fisik, dilakukan padaseluruh anggota keluarga yang
mempunyai masalah kesehatan
d. Study kasus, suatu metode untuk memahami individu yang dilakukan
secara integrative dan komprehensif agar diperoleh pemahaman yang
mendalam tentang individu tersebut beserta masalah yang dihadapinya
dengan tujuan masalahnya dapat terselesaikan dan memperoleh
perkembangan diri yang baik .
E. SISTEM PENULISAN
Sistem penulisan yang digunakan dalam karya tulis ilmiah ini adalah sebagai
berikut :
BAB I :Pendahuluan
dalam bab ini terdiri dari latar belakang masalah batasan
masalah, tujuan penulisan, metode penulisan dan
sistematika penulisan
7
BAB II : Tinjauan Teoritis
yang terdiri dari konsep medis yang berhungan dengan
maslaah gangguan reproduksi : disminore, konsep dasar
asuhan keperawatan keluarga dengan gangguan
reproduksi : disminore
BAB III : Tinjauan Kasus
merupakan hasil observasi secara langsung tentang
asuhan keperawatan keluarga yang telah diberikan
melalui pendekatan proses keperawatan
BAB IV : Pembahasan
Dalam bab ini terdapat kesenjangan yang terjadi antara
landasan teoritis dengan hasil observasi melalui
pendekatan proses keperawatan
BAB V : Penutup
A. Kesimpulan
Berisi singkat mengenai Asuhan keperawatan dalam
pemenuhan kebutuhan rasa aman dan nyaman
gangguan sistem reproduksi : disminore mulai dari
pengkajian, diagnose keperawatan, perencanaan
keperawatan, penatalaksanaan keperawatan dan
evaluasi keperawatan
B. Saran
Berisi tentang usulan-usulan mengenai hal-hal yang
harus diperbaiki dalam melaksanakan asuhan
keperawaran dalam pemenuhan kebutuhan rasa aman
dan nyaman gangguan sistem reproduksi : disminore
serta meningkatkan mutu dalam pelayanan kesehatan
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A. Konsep Dasar masalah kesehatan
1. Definisi
Disminore adalah menstruasi yang nyeri disebabkan oleh kejang otot
uterus sebelum atau selama menstruasi. Nyeri ini berlangsung satu
sampai beberapa hari selama menstruasi. disminore merupakan
maslaah ginekologi yang paling terjadi mempengaruhi lebih dari 50%
wanita dan menyebabkan ketidakmampuan untuk melakukan aktivitas
harian selama 1 sampai 3 hari setiap bulannya pada sekitar 10% dari
wanita tersebut (Dunniho, 2012)
Disminore adalah menstruasi yang sangat nyeri dirasakan di punggung
bawah dan menjalar kebawah hingga kebagian atas panggul . Jadi
dapat di simpuljan disminore adalah suatu gejala menstruasi yang
sangat nyeri dirasakan pada wanita dari punggung hingga bagian atas
panggul dan belum dapat di pecahkan patogenesisnya. (William, 2001)
Diminore adalah rasa sakit yang timbul selama menstruasi yang
kadnag-kadang nyerinya begitu hebat sehingga seorang perempuan
tidak mampu melakukan apa-apa. Sebenarnya, intensitas nyeri yang
dialami oleh setiap wanita berbeda-beda. Sebagian wanita hanya
mengalami nyeri ringan berupa rasa tidak nyaman di bawah perut atau
kram pada betis; sedangkan wanita lain mengalami sakit perut hebat,
muntah bahkan pingsan pada saat menstruasi
Sebagian perempuan mengalami rasa sakit yang hebat, sedangkan
sebagian lainnya Cuma merasakan sakit yang tidak begitu ketara. Rasa
sakitnya karena disminore disebabkan kontraksi intens dari otot-otot
rahim. Secara umum disminore bisa bersifat primer atau sekunder,
8
9
tergantung factor penyebabnya (Bethsaida Janiwarty dan Herri Zan
Pieter, 2013)
2. Etiologi
Ada beberapa factor sebagai penyebab disminore, menurut
Prawirogarjo&Sarwono, 2009 antara lain:
a. Faktor Endokrin
Kejang pada disminore primer disebabkan oleh kontraksi yang
berlebihan. Hal ini disebabkan karena endometrium dalam fase
sekresi memproduksi prostaglandin F2 alfa yang menyebabkan
kontraksi otot polos. Jika jumlah prostaglandin F2 alfa berlebih
akan dilepaskan dalam peredaran darah, maka selain disminore
fijumpai efek umum seperti diare, nausea dan muntah.
b. Faktor kejiwaan
Wanita mempunyai emosional yang tidak stabil sehingga mudah
mengalami disminore primer. Factor kejiwaan bersamaan dengan
disminore akan menimbulkan gangguan tidur (insomnia)
c. Faktor konstitusi
Factor konstitusi berhubungan dengan factor kejiwaan yang dapat
menurunkan ketahanan terhadap nyeri. Factor konstitusi antaralain:
anemia, pentakit menahun dan sebagainya factor obstruksi kanalis
servikalis, akan tetapi sekarang sudah tidak lagi. Mioma
submukosum bertangkai pilop endometrium dapat menyebabkan
disminore karena otot-otot uterus berkontraksi kuat untuk
mengeluarkan kelainan tersebut.
d. Factor alergi
Teori ini dikemukakan setelah adanya asosiasi antara disminore
primer dengan urtikaria, migren atau asma bronchial.
10
3. Tanda Gejala
Gejala-gejala umum dari dismenore adalah:
Menurut Proverawati (2009) ciri-ciri dismenore primer antara lain:
• Terjadi beberapa waktu atau 6-12 bulan sejak menstruasi
pertama (menarche).
• Rasa nyeri timbul sebelum menstruasi, atau diawal menstruasi.
Berlangsung beberapa jam, namun adakalanya beberapa hari.
• Datangnya nyeri hilang timbul, menusuk-nusuk. Pada
umumnya diperut bagian bawah, kadang menyebar ke
sekitarnya.
• Ada kalanya disertai mual, muntah, sakit kepala dan diare
11
4. Patofisiologi
Fungsi Fisiologis
Produk prostagladin
Peningkatan produk vasopresin
Fungsi abstruksi komatis servik
Merangsang pengeluaran
neurotransmiter
Persepsi nyeri meningkat
Penumpukan darah haid dan prostagladin
Hipoksia dan iskemia jaringan uterus
Peningkatan kontraksi uterus
Gastrointestinal
MK : nutrisi
Mual, muntah
MK : nyeri
Kontraktilitas uterus/ endometrium
Terjadi hipersensitivitas
syaraf nyeri uterus
Uterus
Nyeri disminore
Fungsi endokrin
Kelabilan emosional
Adaptasi tubuh yang tidak efektif
MK : Koping individu yang tidak efektif
12
5. Klasifikasi
1) Dismenore Primer
Dismenore primer, (disebut juga Dismenore idiopatik, esensial,
intrinsik) adalah nyeri menstruasi tanpa kelainan organ reproduksi
(tanpa kelainan ginekologik). Terjadi sejak menarche dan tidak
terdapat kelainan pada alat kandungan (Proverawati & Misaroh,
2009).
Dismenore primer timbul sejak haid pertama dan akan pulih sendiri
dengan berjalannya waktu. Tepatnya saat lebih stabilnya hormon
tubuh atau perubahan posisi rahim setelah menikah dan melahirkan
(Wijayanti, 2009).
Dismenore primer terjadi beberapa waktu setelah menarche
biasanya setelah 12 bulan atau lebih, oleh karena siklus-siklus haid
pada bulan-bulan pertama setelah menarche umumnya berjenis
anovulatuar yang tidak disertai rasa nyeri. Rasa nyeri tidak timbul
lama sebelumnya atau bersama dengan permulaan haid dan
berlangsung untuk beberapa jam, walaupun pada beberapa kasus
dapat berlangsung beberapa hari (Prawirohardjo, 2006).
Dismenore primer biasanya dimulai 6 bulan hingga 1 tahun setelah
seorang gadis mendapatkan menstruasi pertamanya. Ini adalah
waktu ketika sel telur mulai matang setiap bulan dalam ovarium.
Pematangan sel telur disebut ovulasi. Dismenore tidak ada pada
siklus jika ovulasi belum terjadi. Dismenore primer jarang terjadi
setalah usia 20 tahun (Ramaiah, 2006).
13
Menurut Prawirohardjo (2006), ada beberapa faktor peranan
sebagai penyebab Dismenore primer, antara lain:
1. Faktor kejiwaan --- Pada gadis-gadis yang secara emosional
tidak stabil, apalagi jika mereka tidak mendapat penerangan
yang baik tentang proses haid, mudah timbul Dismenore.
2. Faktor kostitusi --- Faktor ini erat hubungannya dengan faktor
di atas karena dapat menurunkan ketahanan terhadap rasa nyeri,
misalnya anemia, penyakit menahun, dan sebagainya yang
dapat mempengaruhi timbulnya Dismenore.
3. Faktor obstruksi kanalis servikalis --- Salah satu teori yang
paling tua untuk menerangkan terjadinya Dismenore primer
adalah stenosis canalis servikalis.
4. Faktor alergi --- Teori ini dikemukakan setelah memperhatikan
adanya asosiasi antara Dismenore dengan urtikaria, migrane
atau asam bronkhiale, bahwa sebab alergi adalah toksi haid.
2) Dismenore Sekunder
Dismenore sekunder, (disebut juga sebagai Dismenore ekstrinsik,
acquired) adalah nyeri menstruasi yang terjadi karena kelainan
ginekologik, misalnya endometriosis (sebagian besar), fibroids,
adenomyosis. Terjadi pada wanita yang sebelumnya tidak
mengalami Dismenore (Proverawati dkk, 2009).
Dismenore sekunder merupakan nyeri yang disebabkan oleh
kelainan ginekologi seperti salpingitis kronika, endometriosis,
adenomiosis uteri, stenosis uteri dan lain-lain (Prawirohardjo,
2006).
Dismenore sekunder biasanya didapati pada wanita berusia diatas
20 tahun meskipun dalam beberapa kasus bisa mulai tampak pada
usia kurang dari 20 tahun (Ramaiah, 2004).
14
5. Komplikasi
Komplikasi yang biasa muncul yaitu: Syok dan penurunan kesadaran
6. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan Berdasarkan MIMS Indonesia (2008) penatalaksanaan
untuk Dismenorea, sebagai berikut :
1. Keperawatan
Kompres
Minum b
raga secara teratur bermanfaat untuk membantu mengurasi
dismenore
, dan vitamin
B komple
Lakukan
editasi, untuk membantu meminimalkan rasa nyeri
Pada saat
Analgesik (non opiat) ringan dan sederhana atau kombinasi
nalgesik dan AINS
2. emberian Analgesik Antiinflamasi Non Steroid (AINS)
3. Pemberian
a. bagian bawah abdomen dengan botol berisi air panas atau
bantal pemanas khusus untuk meredakan nyeri
b. anyak air, hindari konsumsi garam dan minuman yang
berkafein untuk mencegah pembengkakan dan retensi air
c. Olah
karena akan memicu keluarnya hormon endorfin yang
dinilai sebagai pembunuh alamiah untuk rasa nyeri
d. Makan makanan yang bergizi, kaya akan zat besi, kalsium
ks. Jangan mengurangi jadwal makan
e. Istirahat dan relaksasi dapat membantu meredakan nyeri
f. aktivitas yang dapat meredakan stres, misalnya pijat,yoga,
atau m
g. berbaring terlentang, tinggikan posisi pinggul melebihi
posisi bahu untuk membantu meredakan gejala dismenore
2. Medis
1. Pemberian
a
P
Antipasmodik
4. Pemberian Estrogen dan Progesteron
5. Pemberian Suplemen
15
7. Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan pada klien dengan
dismenore adalah:
1) Tes Laboratorium
a) Pemeriksaan darah lengkap: normal
b) Urinalisis: normal
2) Tes Diagnostik Tambahan
a) Laparaskopi: penyikapan atas adanya endomeriosi ataukelainan
pelvis yang lain.
B. Asuhan keperawatan pada disminore
1. Pengkajian
a. Hal-hal yang perlu dikaji pada klien dengan disminore adalah
1) Karakteristik nyeri
yang mengikutinya
n tersebut dikaji juga :
nyeri haid) b/d
ktif b/d
c. Gangguan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh
sebagai berikut :
2) Gejala
b. Selain pemeriksaa
1) Riwayat menstruasi
2) Riwayat kontrasepsi
2. Diagnosa Keperawatan
a. Gangguan rasa nyaman (
b. Koping individu tidak efe
16
3. Implementasi
Implementasi merupakan tindakan yang sesuai dengan yang telah
direncanakan mencangkup tindakan mandiri dan kolaborasi.
Tindakan mandiri adalah tindakan keperawatan berdasarkan analisis
perawat dan bukan atas petunjuk tenaga kesehatan
leh hasil
4. asi
u. Evaluasi
ang hendaknya dicapai dari asuhan keperawatan disminore ini adalah:
asien hilang
ga
a. Pengertian
dan kesimpulan
lain.
Tindakan kolaborasi adalah tindakan yang didasarkan o
keputusan bersama dokter ataupun petugas kesehatan lain.
Evalu
Evaluasi keperawatan merupakan hasil perkembangan klien dengan
berpedoman kepada hasil dan tujuan yang hendak dicapa
y
a. Nyeri p
b. Koping pasien afektif
c. Mempertahankan keseimbangan nutrisi
C. Asuhan keperawatan keluar
1. Konsep keluarga
Keluarga adalah dua atau lebih individu yang bergabung karena
hubungan perkawinan, darah atau adopsi dan hidup dalam satu
rumah yang saling berinteraksi satu sama lain dalam kebudayaan.
Menurut Salvicion dan Celis (1998) di dalam keluarga terdapat dua
atau lebih dari dua pribadi yang tergabung karena hubungan darah,
hubungan perkawinan atau pengangkatan, di hidupnya dalam satu
rumah tangga, berinteraksi satu sama lain dan di dalam perannya
masing-masing dan menciptakan serta mempertahankan
suatu kebudayaan (DepKes R.I, 1998).
17
b.
membagi tipe keluarga dari
tipe yaotu keluarga tradisional dan keluarga non tradisional :
) Tipe keluarga tradisional terdiri dari :
family atau keluarga inti adalah suatu rumah
sar adalah keluarga inti
adalah keluarga yang terdiri dari suami dan
Kondisi ini
iri dari satu
Tipe keluarga
Menurut Allender & Spradelly (2001),
2
1
a) Nuclear
tangga yang terdiri dari suami, istri dan anak kandung atau
anak adopsi.
b) Extended family atau keluarga be
ditambah dengan keluarga lain yang mempunyai hubungan
darah, misalnya kakek, nenek, bibi dan paman.
c) Dyad family
istri yang tinggal dalam satu rumah tanpa anak.
d) Single parent family adalah suatu keluarga yang terdiri dari
satu orang tua dan anak (kandung atau angkat).
dapat disebabkan oleh perceraian atau kematian.
e) Single adult adalah satu rumah tangga yang terd
orang dewasa.
f) Keluarga usia lanjut adalah keluarga yang terdiri dari suami
dan istri yang sudah lanjut usia.
2) Tipe keluarga non tradisional terdiri dari :
a) Keluarga communy yang terdiri dari satu keluarga tanpa
pertalian darah, hidup dalam satu rumah.
b) Orang tua (ayah, ibbu) yang tidak ada ikatan perkawinan
dan anak hidup bersama dalam satu rumah tangga.
c) Homo seksual dan lesbian adalah dua individu sejenis yang
hidup bersama dalam satu rumah dan berpefilaku layaknya
suami istri.
c. Struktur keluarga
Struktur keluarga terdiri dari bermacam-macam diantaranya :
18
1) Patrilineal adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak
n itu
enerasi dimana hubungan itu
beberapa sanak saudara yang menjadi
saudara sedarah dalam beberapa generasi, dimana hubunga
di susun melalui jalur garis ayah.
2) Matrilineal adalah keluarga sedarah yang terdiri atas sanak
keluarga sedarah dlam beberapa g
tersusun melalui jalur garis ibu.
3) Matrilokal adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama
keluarga sedarah istri.
4) Patrilokal adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama
keluarga sedarah suami.
5) Keluarga kawinan adalah hubungan suami istri sebagai dasar
pembinaan keluarga dan
bagian keluarga karena adanya hubungan dengan suami.
d. Peran keluarga
Peran keluarga menggambarkan seperangkat perilaku
interpersonal, sifat dan kegiatan yang berhubungan dengan
individu dalam posisi dan situasi tertentu. Peranan individu
didasari dalam keluarga dan kelompok masyarakat. Berbagai peran
yang terdapat dalam keluarga adalah sebagai berikut :
1) Peran ayah :
ayah sebagai suami dari istri dan ayah dari anak-anaknya,
berperan dari pencari nafkah, pendidik, pelindung dan pemberi
rasa aman sebagai kepala keluarga, anggota dari kelompok
sosial serta dari anggota masyarakat dari lingkungannya.
2) Peran ibu :
ibu sebagai istri dan ibu dari anak-anaknya. Ibu mempunyai
peran mengurus rumah tangga , sebagai pengasuh dan pendidik
anak-anaknya, pelindung dan sebagai salah satu kelompok dari
peranan sosialnya serta sebagai anggota masyarakat dari
19
lingkungannya, disamping itu ibu juga dapat berperan sebagai
pencari nafkah tambahan dalam keluarga.
3) Peran anak :
anak-anak melaksanakan peran psikososial sesuai engan tingkat
perkembangan fisik, mental, soaial dan spiritual.
e. Fungsi keluarga
merupakan hasil atau konsekuensi dari struktur
);
Fungsi keluarga
keluarga atau sesuatu tentang apa yang dilakukan oleh keluarga.
Terdapat beberapa fungsi keluarga menurut Friedman (1998
Setiawati & Dermawan (2005) yaitu :
1) Fungsi afektif
Fungsi afektif adalah fungsi keluarga yang utama untuk
mengajarkan segala sesuatu untuk mempersiapkan anggota
keluarga berhubungan dengan orang lain. Fungsi ini
dibutuhkan untuk perkembangan individu dan psikososial
anggota keluarga.
2) ungsi sosialisasi F
Fungsi sosialisasi yaitu proses perkembangan dan perubahan
yang dilalui individu yang menghasilkan interaksi sosial dan
belajar berperan dalam lingkungan sosialnya. Sosialisasi
dimulai sejak lahir. Fungsi ini berguna untuk membina
sosialisasi pada anak, membentuk norma-norma tinkah laku
sesuai dengan tingkat perkembangan anak dan dan meneruskan
nilai-nilai budaya keluarga.
3) Fungsi perawatan kesehatan.
Fungsi perawatan kesehatan keluarga merupakan fungsi
keluarga dalam melinduingi keamanan dan kesehatan seluruh
anggota keluarga serta menjamin pemenuhan kebutuhan
perkembangan fisik, mental dan spiritual dengan cara
20
memelihara dan merawat anggota keluarga serta mengenal
kondisi sakit setiap keluarga.
4) Fungsi ekonomi
Fungsi ekonomi yaitu keluarga berfungsi untuk memenuhi
kebutuhan keluarga secara ekonomi dan tempat untuk
mengembangkan kemampuan individu meningkatkan
penghasilan untuk memenuhi kebutuhan keluarga.
5) ungsi Biologis
bukan hanya di tunjukan untuk meneruskan
6) ungsi Psikologis
terlihat bagaimana keluarga memberikan
7) ungsi pendidikan
n diberikan kelurga dalam rangka
F
Fungsi biologis,
keturunan tetapi untuk memelihara dan membersarkan anak
untuk kelanjutan generasi selanjutnya
F
Fungsi psikologis,
kasih saying dan rasa aman, memberikan perhatian diantara
anggota, membina pendewasaan kepribadian anggota keluarga
dan memberikan identitas keluarga
F
Fungsi pendidika
memberikan pengetahuan, keterampilan membentuk perilaku
anak mempersiapkan anak untuk kehidupan dewasa, mendidik
anak sesuai denhan tahap perkembangannya.
f. Tahap-tahap perkembangan keluarga dan tugas
perkembangan keluarga
Menurut friedman (1998), tahap perkembangan keluarga
berdasarkan siklus kehidupan keluarga terbagi atas 8 tahap :
21
1) Keluarga baru (beginning family), yaitu perkawinan dari
sepasang insan yang menandakan bermulanya keluarga baru.
Keluarga pada tahap ini mempunyai tugas perkembangan, yaitu
a) membina hubungan dan kepuasan bersama
b) menetapkan tujuan bersama
c) membina hubungan dengan keluarga lain,
d) membina hubungan dengan teman, kelompok social
e) mendiskusikan rencana memiliki anak.
2) Kelahiran anak pertama (child bearing family), yaitu dimulai
dengan kelahiran anak pertama hingga bayi berusia 30 bulan.
Mempunyai tugas perkembangan seperti:
a) Persiapan menjadi orang tua.
b) Adaptasi dengan peribahan anggota keluarga baik peran,
interaksi, hubungan seksual dan kegiatan.
c) Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan
pasangan
3) Keluarga dengan usia anak pra sekolah, yaitu kelurga dengan
anak pertama yang berumur 2,5 bulan sampai dengan 5 tahun.
Mempunyai tugas perkembangan, yaitu :
a) Memenuhi kebutuhan anggota keluarga seperti kebutuhan
tempat tinggal dan privasi juga rasa aman
b) Membantu anak bersosialisasi
c) Beradaptasi dengan anak yang baru lahir
d) Sementara kebutuhan anak yang lain juga harus terpenuhi
e) Mempertahankan hubungan yang sehat baik di dalam
maupun diluar keluarga
f) Pembagian waktu untuk individu, pasangan dan anak (tahap
paling sulit)
g) Pembagian tanggung jawab anggota keluarga
22
h) Kegiatan dan waktu untuk stimulasi tumbuh dan kembang
anak
4) Keluarga dengan anak usia sekolah, yaitu dimulai saat anak
masuk sekolah pada usia 6 tahun dan berakhir pada 12 tahun.
Adapun tugas perkembangan keluarga ini, yaitu :
a) Membantu sosialisasi anak di tetangga sekolah
b) Mempertahankan keintiman pasangan
c) Memenuhi kebutuhan dan biaya kehidupan yang semakin
meningkat termasuk kebutuhan untuk meningkatkan
kesehatan anggota
5) Keluarga dengan anak remaja, yaitu dengan usia anak pertama
13 tahun sampai dengan 19 tahun. Tugas pekembangan
keluarga ini yaitu :
a) Memberikan kebebasan yang seimbang dengan tanggung
jawab mengingat remaja yang sudah bertambah dewasa dan
meningkat otonominya
b) Mempertahankan komunikasi terbuka antara anak dan
orang tua hindari perdebatan permusuhan dan kecurigaan
c) Perubahan system peran dan peraturan untuk tumbuh
kembang keluarga
6) Keluarga denagn anak dewasa, yaitu keluarga dengan anak
pertama, meninggalkan rumah dengan tugas perkembangan
keluarga, yaitu:
a) Memperluas keluarga inti menjadi keluarga besar
b) Mempertahnkan keintiman pasangan
c) Membantu orang tua suami/istri yang sedang sakit dan
emasuki masa tua di masyarakat
d) melepaskan anak dan mendapatkan menantu.
23
7) Keluarga usia pertengahan, yaitu dimulai ketika anak terakhir
meninggalakan rumah dan berakhir pada saat pensiun.
Adapaun tugas perkembangan, yaitu:
a) mempertahankan suasana yang menyenangkan
b) bertanggungjawab pada semua tugas rumah tangga
c) membina keakraban dengan pasangan
d) mempertahankan kontak dengan anak dan berpartisipasi
dalam aktivitas sosial.
8) Keluarga usia lanjut, tahap terakhir siklus kehidupan keluarga
dimulai dari salah satu pasangan memasuki masa pensiun, terus
berlangsung hingga salah satu pasangan meninggal dunia.
Adapun tugas perkembangan keluarga ini, yaitu:
a) Mempertahankan suasana rumah yang menyenangkan
b) menghadapi pensiun, saling rawat, memberi arti hidup,
mempertahankan kontak dengan anak, cucu dan
masyarakat.
2. Konsep Proses Keperawatan
Proses keperawatan merupakan metode ilmiah yang digunakan
sistematis untuk mengkaji dan menentukan masalah kesehatan dan
keperawatan keluarga, merencanakan asuhan keperawatandan
melaksanakan intervensi keperawatan terhadap keluarga sesuai dengan
rencana yang telah disusun dan mengevaluasi mutu hasil asuhan
keperawatan yang dilakukan terhadap keluarga
Asuhan keperawatan keluarga adalah rangkaian kegiatan yang
diberikan melalui praktek keperawatan dengan sasaran keluarga.
Asuhan ini bertujuan untuk menyelesaikan masalah kesehatan yang
dialami keluarga dengan menggunakan pendekatan proses
keperawatan.
24
Tahap-tahap dalam proses keperawatan saling ketergantungan satu
ama yang lainnya dan bersigat dinamis dan sisusun secara sistematis
untuk menggambarkan perkembangan dari tahap yang satu ketahap
yang lain, dengan tahap sebagai berikut.
A. Pengkajian (Assesment)
Pengkajian menurut Suprajitno (2004) adalah suatu tahapan ketika
seorang perawat mengumpulkan informasi secara terus-menerus
tentang keluarga yang dibinanya. Pengkajian merupakan lamgkah
awal pelaksanaan asuhan keperawatan keluarga. Agar diperoleh
pengkajian yang akurat dan sesuai dengan keadaan keluarga,
perawatan diharapkan menggunakan bahasa yang lugas dan
sederhana.
Pemgumpulan data dapat dilakukan melalui wawancara,
pengamatan, studi dokumentasi dan pemeriksaan fisik
Untuk mempermudah pengkajian ada 2 modelpengkajian keluraga
yaitu pengkajian keluarga model Friedman dan pengkajian model
Cargary
Pengkajuian keluarga Friedman memberikan batasan 6 kategori
dan memberikan pertanyaan-pertanyaan saat melakukan
pengkajian :
1. Data pengenalan keluarga
2. Riwayat dan tahapan perkembangan keluarga
3. Data lingkungan
4. Struktur keluarga
5. Fungsi keluarga
6. Koping keluarga
25
Pengkajian model Calgary menggambarkan konsep dan teori
system komunukasi dan konsep berubah, untuk mempermudah
perawatan keluarga saat melakukan pengkajian, dipergunakan
istilah penjajakan antara lain:
a. Penjajakan I
1) Meliputi nama keluarga, alamat, pekerjaan dan pendidikan
kepala keluarga, komposisi keluarga yang terdiri dari nama,
jenis kelamin, hubungan dengan KK, umur, pendidikan dan
status masing-masing anggota keluarga serta genogram.
2) Tipe keluarga
3) Suku keluarga
4) Agama
5) Status social ekonomi keluarga
6) Aktivitas rekreasi keluarga
b. Riwayat dan tahapan perkembangan:
1) Tahap dan perkembangan keluarga saat ini dimana
ditentukan oleh anak tertua dari keluarga ini
2) Tahao keluarga yang belum terpenuhi menjelaskan
bagimana tugas perkembangan yang belum terpenuhi oleh
keluarga serta hambatannya
3) Riwayat keluarga ini (riwayat kesehatan)
c. Riwayat lingkungan
1) Karakteristik rumah
Diidentifikasi dengan melihat luas rumah, tipe rumah,
jumlah ruangan, jumlah jendela, pemanfaatan ruangan,
peletakan perabotan rumah serta denah rumah
2) Karakteristik tetangga
Menjelaskan mengenal karakteristik tetangga dan
komunitas setempat meliputi kebiasaan, lingkungan fisik,
26
aturan penduduk setempat, budaya yang mempengaruhi
kesehatan
3) Mobilitas geografi keluarga, ditentukan dengan kebiasaan
keluarga berpindah tempat
4) Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
menjelaskan mengenai waktu yang digunakan keluarga
untuk berkumpul serta perkumpulan keluarga yang ada
5) System pendukung keluarga, jumlah anggota keluarga yang
sehat, fasilitas yang dimiliki keluarga untuk menunjang
kesehatan yang meliputi fasilitsa fisik, psikologis atau
pendukung dari anggota keluarga dan fasilitas social atau
dukungan masyarakat setempat.
d. Struktur keluarga
1) Pola komunikasi keluarga
Menjelaskan mengenai cara berkomunikasi antara anggota
keluarga
2) Struktur kekuatan keluarga
e. Kemampuan anggota keluarga mengendalikan dan
mempengaruhi orang lain untuk mengubah perilaku
1) Nilai/ norma keluarga
2) Menjelaskan mengenai nilai norma yang dianut keluarga,
yang berhubungan dengan kesehatan
f. Fungsi keluarga
1) Fungsi efektif
2) Fungsi sosialisasi
3) Fungsi perawatan kesehatan
4) Fungsi reproduksi
5) Fungsi ekonomi
27
g. Stress dan koping keluarga
1) Stressor jangka pendek
2) Kemampuan keluarga berespon terhadap situasi atau
stressor
3) Strategi koping yang digunakan bila menghadapi
permasalahan
4) Strategi adaptasi disfungsional
h. Pemeriksaaan fisik
Pemeriksaan fisik dilakukan pada semua anggota keluarga
i. Harapan keluargapada akhir pengajian, perawat menanyakan
harapan terhadap petugas kesehatan yang ada dari hasil
pengumpulan data tersebut maka akan dapat diidentifikasi
masalah kesehatan yang dihadapkan
j. Penjajakan II
Pengkajian yang tergolong dalam penjajakan yang kedua
diantaranya pengumpulan data-data yang berkaitan dengan
ketidakmampuan keluarga dalam menghadapi masalah
kesehatan sehingga dapat ditegakkan diagnose keperawatan
keluarga.
Adapun ketidakmampuan keluarga dalam menghadapi masalah
diantaranya :
1) Ketidakmampuan keluarga dalam mengenal masalah
kesehatan
2) Ketidakmampuan keluarga mengambil keputusan
3) Ketidakmampuan keluarga dalam merawat anggota
keluarga yang sakit
4) Ketidakmampuan keluarga memodifikasi lingkungan
5) Ketidakmampuan keluarga memanfaatkan fasilitas
kesehatan
28
k. Genogram keluarga
Genogram keluarga merupakan sebuah diagram yang
menggambarkan konstelasi keluarga atau pohon keluarga dan
genogram merupakan alat pengkajian informative yang
digunakan untuk mengetahui keluarga dan riwayat serta
sumber-sumber keluarga, serta untuk lebih memahami masalah
spesifik yang dialami oleh keluarga. Berdasarkan konvensi
yang digunakan dalam mendiagram pohon keluarga atau bagan
ginekologi dan genetika. Genogram keluarga memuat
informasi tentang tiga generasi keluarga .
Adapun symbol-simbol dengan genogram, antara lain :
Laki-laki perempuan menikah bercerai
Klien pisah meninggal
Anak kandung Aborsi Anak kembar
Anak angkat Tinggal satu rumah
29
B. Diagnosa keperawatan
Diagnose keperawatan adalah keputusan klinis mengenai individu,
keluarga atau masyarakat yang diperoleh melalui suatu proses
pengumpulan data dan analisi cermat, memberikan dasar untuk
menetapkan tindakan-tindakan dimana perawat bertanggung jawab
melaksanakannya.
Diagnose keperawatan keluarga di analisis dari hasil pengkajian
terhadap adanya masalah dalam tahap perkembangan keluarga,
lingkungan keluarga, struktur keluarga, fungsi keluarga dan koping
keluarga, baik yang bersifat actual, resiko maupun potensial
(sejahtera) dimana perawat memiliki kewenangan dan tanggung
jawab untuk melakukan tindakan keperawatan bersama-sama
dengan keljuarga dan berdasarkan data yang didapatkan pada
pengkajian, komponen diagnose keperawatan meliputi :
Problem atau masalah, etiologiatau penyebab dan sign atau tanda
yang dikenal dengan PES
Tipe diagnose keperawatan keluarga dibedakan menjaditiga
kelompok yaitu :
a. Diagnose actual (terjadi deficit atau gangguan kesehatan)
Dari hasil pengkajian didapatkan data mengenai tanda gejala
dari gangguan kesehatan dimana masalah kesehatan yang
dialami oleh keluarga memerlukan bantuan untuk segera
ditangani dengan cepat. Pada diagnosis keperawatan actual,
factor yang berhubungan merupakan etiologi atau factor
penunjang lain yang telah mempengaruhi perubahan status
kesehatan. Sedangkan factor tersebut dapat dikelompokan
kedalam empat kategori yaitu :
1) Patofisiologis (biologi atau psikologis)
2) Tindakan yang berhubungan
3) Situasional (lingkungan, personal)
30
4) Maturasional
Secara umum factor-faktor yang berhubungan atau etiologi dari
diagnose keperatan keluarga diantaranya :
1) Ketidaktahuan (kurangnya pengetahuan, pemahaman,
kesalahan)
2) Ketidakmampuan keluarga dalam mengambil keputusan
untuk merawat anggota keluarga yang sakit
3) Ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang
sakit
4) Ketidakmampuan keluarga dalam memodifikasi lingkungan
5) Ketidakmampuan keluarga dalam memanfaatkan fasilitas
kesehatan
b. Diagnosa resiko tinggi (ancaman kesehatan)
Sesuai dengan definisi NANDA, diagnosis keperawatan risiko
adalah “penilaian klinis bahwa suatu individu, keluarga, atau
komunitas lebih rentan mengalami masalah tersebut daripada
yang lainnya dalam situasi yang sama atau hampir sama”.
Diagnosis risiko tinggi harus tetap ada dalam daftar masalah
atau catatan perkembangan. Perawat tidak perlu memasukkan
diagnosis risiko ke dalam rencana atau catatan keperawatan
individu
c. Diagnose potensial ( Keadaan Sejahtera / ” Wellness” )
Suatu keadaan dimana keluarga dalam keadaan sejahtera
sehingga kesehatan keluarga dapat ditingkatkan. Diagnose
keperawatb sejahtera tidak mencangkup factor-faktor yang
berhubungan. Perawat dapat memperkirakan kemampuan atau
potensi keluarga dapat ditingkatkan dengan baik
1) Prioritas masalah
Setelah menentukan masalah atau diagnose keperawatan,
langkah selanjutnya adlah memntukan prioritas masalah
31
kesehatan dan keperawatan keluarga. Hal yang perlu di
perhatikan dalam menentukan prioritas masalah adalah
sebagi berikut :
a) Tidak mungkin masalah-masalah kesehatan dan
keperawatan yang ditemukan dalam keluarga dapat
diatasi sekaligus
b) Perlu dipertimbangkan masalah – masalah yang didapat
mengancam kehidupan keluarga seperti masalah
penyakit
c) Perlu mempertimbangkan respon perhatian keluarga
terhadap asuhan keperawatan keluarga yang diberikan
d) Keterlibatan keluarga dalam memecahkan masalah yang
mereka hadapi
e) Sumber daya keluarga dalam memecahkan kesehatan
atau keperawatan keluarga
f) Pengetahuan dan kebudayaan keluarga
2) Kriteria prioritas masalah
Dalam penyusun prioritas masalah kesehatan dan
keperawatan kelurga harus didasarkan kepada criteria, sifat
,masalah dikelompokan menjadi :
a) Keadaan sakit atau kurang sehat (actual)
b) Ancaman kesehatan (resiko)
c) Situasi krisis (potensial)
3) Pembenaran mengacu pada masalah yang sedang terjadi,
baru menunjukan tanda dan gejala atau bahkan dalam
kondisi sehat
a) Kemungkinan masalah dapat di ubah adalah
kemungkinan keberhasilan untuk mengurangi maslaah
atau mencegah masalah bila dilakukan intervensi
keperawatan dan kesehatan
32
b) Pembenaran mengaku berat ringannya masalah, jangka
waktu terjadi masalah, tindakan yang akan dilakukan,
kelompok resiko tinggi yang bisa divegah
c) Masalah yang menonjol adalah maslaah keluarga
melihat dan menilai masalah dalam beratnya dan
mendesaknya untuk diatasi melalui intervensi
keperawatan dan kesehatan
Pembenaran mengacu kepada persepsi keluarga
terhadap masalah
4) Penilaian diagnose keperawatan
Untuk menentukan prioritas diagnose keperawatan perlu
memerlukan penilaian yang dilakukan bila perawat
merumuskan diagnose keperawatan lebih dari satu. Proses
scoring menggunakan skala yang dirumuskan oleh Bilon
dan Maglaya
NO Kriteria Score Bobot
1 Sifat maslah
Tidak atau kurang sehat
Ancaman kesehatan
Krisis atau keadaan
sejahtera
3
2
1
1
2 Kemungkinan masalah
dapat diubah
Dengan mudah
Hanya sebagian
Tidak dapat
2
1
0
2
3 Potensial masalah untuk
dicegah :
Tinggi
Cukup
3
2
1
1
33
Rendah
4 Menonjolnya masalah :
Masalah berat, harus
segera ditangani
Ada masalah tetapi tidak
perlu segera di tangani
Masalah tidak dirasakan
2
1
0
1
Penilaian :
a) Tentukan penilaian yang dibuat perawat
b) Selanjutnya penilaian dibagi dengan skor tertinggi dan
dikalikan dengan bobot
Score x bobot
Score tertinggi
c) aksimum
semua dengan bobot, yaitu 5
Diagnosa keperawatan
Jumlah skor untuk semua criteria skor m
merpakan kumpulan pernyataan
C. Perencanaan keperawatan
Perencanaan keperawatan merupakan sekumpulan tindakan yang
t bersama-sama sasaran yaitu keluarga untuk
uraian dari hasil wawancara, pengamatan langsung dan
pengkajian dengan menunjukan status kesehatan mulai
potensial, resiko tinggi sampai dengan actual
ditentukan perawa
dilaksanakan, sehingga masalah kesehatan dan masalah
keperawatan yang diidentifikasi dapat diselesaikan (Tantut
Tusanto,2009)
34
Kualitas rencana asuhan keperawatan ditentukan oleh :
1. Rencana yang dibuat jelas atas analisa yang menyeluruh
. Bersifat realistis
Rencana dibuat bersama keluarga
Menentukan sasaran
Menetapkan keperawatan
kan
Sasaran : tujuan secara umum (keadaan situas n
n)
Tujuan : pernyataan setelah terperinci tenyang hasil yang
Criteria : tanda-tanda yang menunjukan tujuan
awatan yang telah disusun pada tahap
tindakan keperawatan keluarga,
tu:
Kegiatan ini bertujuan agar keluarga dan perawat
fisik dan psikis pada saat
implementasi
2
3. Sesuai dengan tujuan dan filsafah instansi kesehatan
4.
5. Dibuat secara tertulis
Dalam perencanaan keluarga terdiri dari :
1.
2. Tujuan keperawatan
3.
4. Menentukan rencana tinda
i yang diharapka
setelah tindaka
diharapkan
lebih tercapai
D. Pelaksanaan Keperawatan
Implementasi atau tindakan adalah pengelolaan dan perwujudan
dari rencana keper
perencanaan. Ada 3 tahap dalam
yai
1. Tahap I : Persiapan
Persiapan ini meliputi kegiatan-kegiatan :
a) Kontrak dengan keluarga
b) Mempersiapkan peralatan yang diperlukan
c) Mempersiapkan lingkungan yang kondusif
d) Mengidentifikasi aspek-aspek hokum dan etik
mempunyai kesiapan
35
2. Tahap II : Intervensi
Tindakan keperawatan keluarga berdasarkan kewenangan dan
tanggung jawab perawat secara professional adalah :
a) Independent
tan yang dilaksankan oleh perawat
pa petunjuk dan
n lainnya. Lingkup tindakan
ga melalui
anakan rencana pengukuran
a tenaga kesehatan lain
kesehatan
um sederhana
emeriksaan
Adalah suatu kegia
sesuai dengan kompetensi keperawatan tan
perintah dari tenaga kesehata
independent ini adalah:
• Mengkaji terhadap klien dan keluar
riwayat keperawatan dan pemeriksaan fisik
• Merumuskan diagnosa keperawatan
• Mengidentifikasi tindakan keperawatan
• Melaks
• Merujuk kepad
• Mengevaluasi respon klien
• Partisipasi dengan consumer atau tenaga
lainnya
Tipe tindakan Independent Keperawatan dapat
dikategorikan menjadi 4 yaitu:
1) Tindakan diagnostik
a) Wawancara
b) Observasi dan pemeriksaan fisik
c) Melakukan pemeriksaan laboratori
(Hb) dan membaca hasil dari p
laboratorium
2) Tindakan terapeutik
Tindakan untuk mencegah, mengurangi, dan mengatasi
masalah klien
36
3) Tindakan edukatif
Tindakan untuk merubah perilaku klien melalui
n dan pendidikan kesehatan kepada
t
aitu suatu kegiatan yang memerlukan suatu
tenaga kesehatan lainnya
aksanaan rencana tindakan medis,
misalnya dokter menuliskan “perawatan
kolostomy”,kemudian perawat melakukan tindakan
tersebut sesuai dengan kebutuhan klien.
3. Tahap III : Do
Pelaksa
pencatatan yang lengkap dan akurat terhadap suatu kejadian
E. Evaluasi Kepe
Evaluasi adala tentang
kesehatan keluarga dengan tujuan yang telah ditetapkan, dilakukan
dengan cara b
kesehatan lain
operasional de
1) v i berjalan (sumatif)
jakan dalam bentuk pengisian format
catatan perkembangan dengan berorientasi kepada masalah
promosi kesehata
klien.
4) Tindakan merujuk
Tindakan kerjasama dengan tim kesehatan lainnya
a) Interdependen
Y
kerjasama dengan
b) Dependent
Yaitu pel
kumentasi
naan tindakan keperawatan harus diikuti oleh
dalam proses keperawatan.
rawatan
h perbandingan sistematis dan terencana
ersinambungan dengan melibatkan klien dan tenaga
nya. Evaluasi disusun mengunakan SOAP secara
ngan tahapan sumatif dan formatif.
E aluas
Eavaluasi jenis ini diker
37
yang dialami oleh keluarga. Format yang dipakai adalah format
SOAP.
2) Evaluasi akhir (formatif)
Evaluasi jenis ini dikerjakan dengan cara membandingkan
kan dicapai. Bila terdapat kesenjangan
2) Wawancara
nitif (pengetahuan)
Lingkup evaluasi pada kognitif adalah:
ga mengenai penyakit
s emosional)
asi secara langsung yaitu dengan cara
i wajah, postur tubuh, nada suara, isi
waktu melakukan wawancara.
antara tujuan yang a
diantara keduanya, mungkin semua tahap dalam proses
keperawatan perlu ditinjau kembali, agar didapat data-data,
masalah atau rencana yang perlu dimodifikasi.
Metode yang dipakai dalam evaluasi antara lain adalah:
1) Observasi langsung
3) Memeriksa laporan
4) Latihan stimulasi
Faktor yang dievaluasi ada beberapa komponen, meliputi
1) Kog
a) Pengetahuan keluar
b) Mengontrol gejala-gejalanya
c) Pengobatan
d) Diet, aktifitas, dan persediaan alat-alat
e) Risiko komplikasi
f) Gejala yang harus dilaporkan
g) Pencegahan
2) Afektif (statu
Dengan cara observ
observasi ekspres
pesan secara verbal pada
3) Psikomotor
38
Yaitu dengan cara melihat apa yang dilakukan keluarga
usan pada tahap evaluasi ada 3
pai hasil yang ditentukan dalam
n dihentikan
h dalam proses mencapai hasil yang telah
ditentukan, sehingga perlu penambahan waktu, resources,
uan berhasil
3)
a)
utcome yang baru
c)
sebelumnya.
embangan
arga yang
at dengan uraian
tau
perubahan yang dirasakan
2) Objektif
sesuai dengan yang diharapkan.
Penentuan keput
kemungkinan, yaitu:
1) Keluarga telah menca
tujuan, sehingga rencana mungki
2) Keluarga masi
dan intervensi sebelum tuj
Keluarga tidak dapat mencapai hasil yang telah
ditentukan, sehingga perlu:
Mengkaji ulang masalah atau respon yang lebih akurat
b) Membuat o
Intervensi keperawatan harus dievaluasi dalam hal
ketepatan untuk mencapai tujuan
• Catatan perk
Catatan perkembangan keluarga merupakan factor
keberhasilan tindakan keperawatan kelu
dibnerikan kepada keluarga oleh petugas kesehatan.
Karakteristik evaluasi dengan pedoman SOAP
memberikan tuntunan pada peraw
berikut :
1) Subjektif
Pernyataan atau uraian keluarga, klien a
sumber lain tentang
oleh kemajuan ataupun kemunduran setelah
dilakukan tindakan keperawatan
39
an diukur melalui observasi,
ataan yang menunjukan sejauhmana
perawatan dapat tertanggulangi
4)
sebut sehingga
n inovasi dan modifikasi bagi perawaat
Data yang diamati d
palpasi, perkusi dan auskultasi sehingga dapat
dilihat kemajuan atau kemunduran pada sasaran
perawat sebelum dan sesudah diberikan
tindakan keperawatan
3) Analisa
Perny
masalah ke
Planning
Rencana yang ada dalam catatan perkembangan
merupakan rencana hasil evaluasi tentang
dilanjutkan atau tidak rencana ter
diperluka
40
BAB III
TINJAUAN KASUS
Asuhan keperawatan keluarga dilakukan selama 1 minggu mulai tanggal 20 April
2018 dengan melakukan tatap muka sebanyak 5 kali pertemuan. Asuhan
keperawatan keluarga dilakukan melalui pendekatan proses keperawatan dengan
langkah-langkah sebagai berikut : pengkajian, perumusan masalah, prioritas
masakah melalui teknik scoring, diagnosa keperawatan, perencanaan, pelaksanaan
dan evaluasi.
A.PENGKAJIAN KEPERAWATAN
Pengumpulan data merupakan langkah awal pengkajian dalam melaksanaan
asuhan keperawatan keluarga. Dari hasil pengumpulan data pada keluarga
diperoleh data-data sebagai berikut :
Penjajakan I yang dikaji adalah :
1. IDENTITAS KELUARGA
Nama kepala keluarga adalah Tn.C yang berusia 52 tahun, pendidikan
terakhir adalah S1, saat ini bekerja sebagai wiraswasta Keluarga Tn. C
tinggal di alamat Jl. H. Jiung dalam Rt. 15 Rw. 02 No. 509 Kelurahan
Utan Panjang, Kecamatan Kemayoran Jakarta Pusat, 10650
Adapun anggota keluarga dari Tn. C antara lain :
41
FORMAT PENGKAJIAN DATA KELUARGA
A. IDENTITAS KELUARGA
I. Kepala Keluarga
Nama Kepala Keluarga : Tn. C
Jenis Kelamin : Laki-laki
Umur/tanggal lahir : 52 th
Agama : Islam
Pendidikan : S1
Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Jl. H. Jiung dalam Rt. 15 Rw. 02 No. 509
Kelurahan Utan Panjang, Kecamatan
Kemayoran
Jakarta Pusat, 10650
No.Telepon : 021-4216339
2. Susunan Anggota Keluarga
No
Nama
Umur
Gender
Agama
Hubungan
dengan KK
Pendidikan
Pekerjaan
Ket
1 Ny. S 51 thn P Islam Istri S1 IRT
2 Nn. M 17 thn P Islam Anak SMA pelajar
3 An. I 16 thn L Islam Anak SMP pelajar
42
3. Genogram
Tn.A Ny.S Tn. M Ny. S
DM Ht Ht, stroke Ht,
Stroke
Ny. T Tn.P Ny.N Tn.D Ny.S Tn.M Ny.N Tn.M Ny.S
DM Ht GE Ht Ht Ht Ht Ht Ht
stroke
Tn.C Ny.S
GE Ht, stroke
Nn. M An. I
Disminore Ht
Keterangan : : laki-laki
: perempuan
: meninggal
: penderita
----- : tinggal satu rumah
# : bercerai
43
3. RIWAYAT dan TAHAP PERKEMBANGAN KELUARGA
a. Tahap Perkembangan Keluarga saat ini
Pada saat ini keluarga Tn. C sedang berada pada tahap perkembangan
keluarga dengan Remaja.
1. Memberikan kebebasan yang tanggung jawab
Pada keluarga Tn. C selalu memberikan kebebasan kepada kedua
anaknya tetapi juga memberikan tanggung jawab kepada anaknya,
tetapi tetap diawasi oleh orang tua. Misalnya Nn. M di percayai
kesekolah untuk membawa sepeda motor dan jika sudah selesai
urusan sekolah langsung pulang kecuali tidak ada belajar
tambahan.
2. Mempertahankan hubungan yang intim dalam keluarga
Pada keluarga Tn.C selalu mempertahankan hubungan yang
harmonis dan intim dalam menjalin hubungan keluarga
3. Mempertahankan komunikasi terbuka
Pada keluarga Tn. C selalu menerapkan system komunikai terbuka
didalam keluarga, jadi ketika kedua anaknya mengalami masalah
selalu berbicara kepada orangtua tidak diam dan memendam
sendiri masalahnya
4. Perubahan system peran dan peraturan untuk tumbuh kembang
keluarga
Pada keluarga Tn. C, Tn. C berperan penting dalam keluarga
karena bertugas menjadi kepala keluarga sekaligus bertugas untuk
mencari nafkah, Kepala keluarga juga sangat memperhatikan
perubahan system peran yang ada didalam keluarga dan juga
membuat peraturan untuk tumbuh kembang di dalam keluarga .
Ny. S bertugas sebagai ibu rumah tangga dimana Ny. S bertugas
sebagai mengurus rumah dan anak-anak, kedua anak Tn C dan Ny.
44
S yaitu Nn. M dan An. I bertugas sebagai pelajar dan membantu
pekerjaan rumah
b. Tugas Keluarga yang Belum Terpenuhi/ Terlaksana pada tahap
perkembangan anak dengan usia remaja
Dalam hasil wawancara pada keluarga Tn.C didapatkan anak dengan usia
remaja, dimana yang anak pertama masih duduk di bangku SMP dan anak
yang terakhir telah melaksanakan ujian Nasional untuk masuk
keperguruan tinggi negri, namun anak tersebut gagal untuk masuk
keperguruan negri tetapi anak tersebut ingin melakukan tes lagi untuk
masuk ke perguruan tinggi negri .
c. Riwayat Keluarga Inti
Pada saat masih duduk di bangku SMA Tn. C dan Ny. S bertemu dan
berteman sampai saat mereka kuliah masih menjalin hubungan baik
diantara mereka lalu mereka ber2 memutuskan untuk menikah dan
memiliki 2 orang anak yaitu Nn. M dan An. I mereka tinggal bersama
didalam satu rumah di Jl. H. jiung
d. Tipe keluarga
Keluarga Tn. C termasuk tipe keluaraga Nuclear Family yaitu dalam satu
rumah terdiri dari Tn. C (ayah), Ny. S (ibu), Nn. S (anak) dan An.I (anak).
Anak pertama Tn. C berusia 17 tahun dan baru selesai melaksanakan ujian
nasional SMA sedangkan anak kedua Tn.C berumur 16 tahun dan masih
duduk dibangku SMA kelas 2.
4. STRUKTUR KELUARGA
a. Komunikasi dalam keluarga
Komunikasi sehari-hari pada keluarga Tn. C dilakukan secara
terbuka, saat rapat atau diskusi anak-anak memberi masukan tentang
suatu hal kepada mereka tanpa mengurangi rasa hormat terhadap orang
45
tua, Ny.M adalah ibu yang santai yang jarang memarahi anak-anknya
tapi Tn. C sangat tegas tehadap anak-anaknya dan tak segan memarahi
anak-anaknya ketika mereka salah. Interkasi sering terjadi ketika
keluarga pada pagi hari dan malam hari dimana interaksi di mulai
sebelum Tn. C berangkat kerja dan kedua anaknya yaitu Nn. S dan An.
I berangkat sekolah dan ketika malah hari saat semua sudah kumpul
dirumah .
b. Struktur nilai atau values atau norma budaya
Pada keluarga Tn. C memiliki suku yang sama yaitu betawi. Pola
kebiasaan makan yang biasa ada dirumah adalah kebiasaan makan
yang dominan yaitu pedas dan rasa asin yang menjadi kebiasaan
keluarga Tn. C.
Nilai dan norma yang berlaku didlam keluarga menyesuaikan dengan
nilai dalam agama Islam yang dianutnya serta norma masyarakat
disekitarnya. Keluarga ini menganggap bahwa penyakit disminore
yang di derita oleh Nn. M adalah penyakit biasa yang sering dialami
anak rermaja setiap bulannya. Upaya untuk mengatasi nyeri pada
daerah perutnya Nn. M hanya beristirahat .
c. Struktur peran
Pembagian peran dalam anggota keluarga Tn. C yaitu Tn. C sebagai
kepala keluarga yang mencari nafkah untuk anggota keluarganya. Ny.
M sebagai ibu rumah tangga yang bertugas mengatur rumah dan
mendidik anak .
Nn. M dan An. I sebagai anak bertugas melaksanakan peran
psikososial sesuai dengan tingkat perkembangan fisik, mental, social
dan spiritual dan juga membantu pekerjaan dirumah.
46
5. FUNGSI KELUARGA
a. Fungsi Afektif
Semua anggota keluarga Tn. C selalu menyayangi satu sama lain.
Apabila ada yang menderita sakit semua anggota keluarga saling
membantu. Keluarga Tn. C sangat bangga jika ada salahsatu dari
keluarga yang bercita-cita yang baik keluarga akan mendukung dan
member support. Didalam keluarga Tn. C jika kehilangan sesuatu
keluarga mencoba mengikhlaskan nya karena keluarga yakin bahwa
setiap apa yang ada pasti akan kembali kepada Allah SWT
b. Fungsi Sosialisasi
Didalam keluarga Tn. C selalu menekankan kapada setiap anggota
keluarga harus bersikap baik kepada tetangga, berperilaku sopan dan
ramah terhadap setiap manusia. Tn. C juga menekankan agar semua
anggota keluarga dapat menghormati dan memantuhi nilai-nilai dan
norma yang berlaku di masyarakat. Keluarga Tn C ketika mengasuh
anaknya menggunakan pola asuh yang wajar artinya tidak terlalu
membebaskan ataupun terlalu protectif yang terpenting adalah tidak
menyimpang dan masih didalam batas nilai-nilai yang berlaku di
masyarakat.
c. Fungsi reproduksi
Ny. S mengatakan tidak ingin mempunyai anak lagi karena umur yang
sudah tidak muda lagi, Ny. S juga tidak mengikuti program keluarga
berencana
d. Fungsi Ekonomi
Tn. C bekerja sebagai direktur diperusahaan yang dia kelola sendiri
dan Ny. M istinya sebagai Ibu rumah tangga dan Ibu Rw di Rw.02
tempat ia tinggal. Pendapatan sebulan keluarga Tn. C kurang lebih Rp.
10.000.000 dan pengeluaran setiap bulan keluarga untuk bayar pajak,
biaya transportasi, kebutuhan makan dan kebutuhan sehari-hari
5. Fungsi pemeliharaan kesehatan
a. Perilaku keluarga dalam penanggulangan sakit
47
Keluarga Tn. C mengakui bahwa kesehatan adalah hal yang
paling terpenting. Tn. C mengalami penyakit lambung
dsedangkan Ny. S mengalami Hipertensi . keluarga selalu
menggunakan fasilitas kesehatan yang terdekat seperti
puskesmas. anak pertama mengalami masalah kesehatan yaitu
nyeri atau kesakitan saat datang bulan sehingga Tn. C dan Ny.
S merasa khawatir karena anaknya mengalami nyeri saat
datang bulan takut karena mengganggu aktifitas kesehatan.
b. Pemenuhan kebutuhan nutrisi
Ny. S selalu memasak untuk makan sehari-hari, komposisi
makanan biasanya keluarga Tn. C yaitu terdapat nasi, lauk
pauk, protein dan terdapat buah dan sayuran, cara menyajikan
makanan makanan pada keluarga Tn. C yaitu diletakkan di
meja makan dan dalam keadaan tertutup. Ny. M mengurangi
makan yang mengandung garam , kebiasaan keluarga Tn. C
mengelola makanan dengan mencuci dahulu baru memotong,
kebiasaan makan dalam keluarga terkadang sendiri-sendiri dan
bila ada waktu luang terkadang bersama-sama.
c. Kebutuhan eliminasi
Saat dilakukan pengkajian pada keluarga Tn. C tidak ada yang
mengalami masalah dalam kebutuhan eliminasi, rata-rata BAB
setiap hari 1 kali dan BAK 5-7 kali setiap hari
d. Kebiasaan keluarga dalam mengelola air minum
keluarga Tn. C menggunakan jenis sumber air PAM dan pompa
air, untuk minum menggunakan air galon isi ulang yang asli
dan air PAM untuk mandi, nyuci dll biasanya menggunakan
jenis pompa air.
e. Pemenuhan kebutuhan istirahat dan tidur
Keluarga Tn. C tidak pernah tidur siang dikarenakan Tn. C
bekerja dan kedua anaknya Nn. M dan An. I sekolah dan baru
pulang sekolah saat sore hari. Keluarga Tn. C memliki kamar
48
tidur masing-masing sehingga tidak ada anggota keluarga yang
mempunyai masalah sulit tidur.
f. Pemenuhan kebutuhan rekreasi dan Latihan
Keluarga Tn.C tidak mempunyai jadwal khusus untuk rekreasi.
Tapi jika ada waktu luang dan semua anggota keluarga tidak
ada keperluan biasanya pergi bersama seperti makan malam
diluar bersama, belanja ke mall bersama-sama dan aktivitas
yang lain yang bisa dilakukan bersama-sama.
Di dalam keluarga Tn.C anggota keluarga malas untuk
berolahraga, anggota kelarga beralasan malas jika berolahraga.
g. Pemenuhan kebutuhan kebersihan diri
keluarga Tn. C mandi 1 hari 2 kali yaitu pagi dan sore mandi
dengan menggunakan sabun mandi, sikat gigi sebanyak 3 kali
yaitu pagi, sore dan malam saat tidur dengan menggunakan
pasta gigi , keluarga Tn.C mencuci rambut 2 hari 1 kali dengan
menggunakan shampo.
6. STRESSOR DAN KOPING KELUARGA
a. Stressor jangka panjang dan jangka pendek
Keluarga Tn.C mengakui bahwa kesehatan itu sangat penting.
Ny. S mengatakan kondisi Nn. M yang sering mengeluh nyeri
haid cukup menyita perhatiannya. Upaya mengatasi atau
mengurangi nyeri Nn. M cukup beristirahat.
b. Kemampuan keluarga berespon terhadap masalah
Jika ada masalah keluarga Tn. C selalu mendiskusikan
bersama-sama dengan anggota keluarganya untuk menemukan
jalan keluar.
c. Strategi kooping
Keluarga mengatakan jika ada masalah selalu mendiskusikan
didalam keluarga tersebut agar mendapatkan jalan keluar dalam
permasalahan tersebut
49
7. KESEHATAN LINGKUNGAN
Keluarga Tn. C memiliki rumah pribadi dan jenis bangunan nya
permanen dengan luas bangunan 11x6 m2 dan luas perkarangan
rumah 2x2 m2 . status rumah keluarga Tn. C yaitu milik pribadi
dengan atap rumah asbes mempunyai ventilasi yang cukup,
penerangan yang digunakan keluarga Tn. C yaitu listrik dengan
lantai keramik dan secara keseluruhan rumah keluarga Tn. C
bersih.
DENAH RUMAH
Lantai I Lantai 2
Ruang Tamu
Dapur
Kamar Utama
Dapur Kamar Mandi
Kamar anak II
Kamar anak I
Kamar Mandi
a. Pengolahan sampah
Keluarga mempunyai tempat sampah yang tertutup dan nanti di ambil
oleh petugas kebersihan
b. Sumber air
keluarga Tn. C menggunakan jenis sumber air PAM dan pompa air,
untuk minum menggunakan air gallon isi ulang yang asli dan air PAM
untuk mandi, nyuci dll biasanya menggunakan jenis pompa air
50
c. Jamban keluarga
keluarga Tn. C mempunyai Wc sendiri yang jenis jamban nya
cemplung dan leher angsa, jarak dari penampungan WC ke sumber air
>10 meter
d. pembuangan air limbah
pembuangan air kotor dirumah keluarga Tn.C langsung mengalir ke
kali
8. FASILITAS SOSIAL dan FASILITAS KESEHATAN
Keluarga Tn. C selalu mengikuti kegiatan kemasyarakatan diwilayahnya
seperti : sebagai pengurus posyandu, PKK , arisan dan pengajian. Ada
fasilitas pelayanan di wilayah keluarga Tn. C dan jaraknya tidak terlalu
jauh masih bisa di jangaku dengan jalan kaki ataupun menggunakan
sepeda motor.
Hasil pemeriksaan fisik pada keluarga Tn. C
NO Pemeriksaan
Fisik
Tn. C Ny. S Nn. M An. I
1 Kepala Simetris,
rambut
Berwarna
hitam,
tidak ada
ketombe.
Simetris, rambut
Berwarna hitam,
tidak ada
ketombe
Simetris, rambut
Berwarna hitam,
tidak ada
ketombe
Simetris, rambut
Berwarna hitam,
tidak ada
ketombe.
2 Leher leher tidak
Nampak
adanya
peningkatan
tekanan vena
jugularis dan
arteri
carotis,
leher tidak
Nampak adanya
peningkatan
tekanan vena
jugularis dan
arteri
carotis,
tidak teraba
leher tidak
Nampak adanya
peningkatan
tekanan vena
jugularis dan
arteri
carotis,
tidak teraba
leher tidak
Nampak adanya
peningkatan
tekanan vena
jugularis dan
arteri
carotis,
tidak teraba
51
tidak teraba
adanya
pembesaran
kelenjar tiroid
(struma).
adanya
pembesaran
kelenjar tiroid
(struma).
adanya
pembesaran
kelenjar tiroid
(struma).
adanya
pembesaran
kelenjar tiroid
(struma).
3 Mata Konjungtiva
tidak
Terlihat
anemis,
tidak ada
katarak,
penglihatan
jelas
Konjungtiva
tidak
Terlihat anemis,
tidak ada
katarak,
penglihatan
jelas
Konjungtiva
tidak
Terlihat anemis,
tidak ada
katarak,
penglihatan
jelas
Konjungtiva
tidak
Terlihat anemis,
tidak ada
katarak,
penglihatan
jelas
4 Telinga Simetris,
keadaan
bersih,Fungsi
pendengaran
baik
Simetris,
keadaan
bersih,Fungsi
pendengaran
baik
Simetris,
keadaan
bersih,Fungsi
pendengaran
baik
Simetris,
keadaan
bersih,Fungsi
pendengaran
baik
5 Hidung Simetris,kead
aan
bersih,Tidak
ada
kelainan yang
ditemukan
Simetris,keadaa
n
bersih,Tidak ada
kelainan yang
ditemukan
Simetris,keadaa
n
bersih,Tidak ada
kelainan yang
ditemukan
Simetris,keadaa
n
bersih,Tidak ada
kelainan yang
ditemukan
6 Mulut Mukosa
mulut
lembab,keada
an
bersih,Tidak
ada kelainan
Mukosa mulut
lembab,keadaan
bersih,Tidak ada
kelainan
Mukosa mulut
lembab,keadaan
bersih,Tidak ada
kelainan
Mukosa mulut
lembab,keadaan
bersih,Tidak ada
kelainan
7 Dada Pergerakan
dada
Pergerakan dada
Terlihat
Pergerakan dada
Terlihat
Pergerakan dada
Terlihat
52
Terlihat
simetris,
Suara jantung
S1
dan S2
tunggal,tid
ak terdapat
palpitasi,
suara mur-
mur (-),
ronchi (-),
wheezing(-)
simetris,
Suara jantung
S1
dan S2
tunggal,tid
ak terdapat
palpitasi, suara
mur-mur (-),
ronchi (-),
wheezing(-)
simetris,
Suara jantung
S1
dan S2
tunggal,tid
ak terdapat
palpitasi, suara
mur-mur (-),
ronchi (-),
wheezing(-)
simetris,
Suara jantung
S1
dan S2
tunggal,tid
ak terdapat
palpitasi, suara
mur-mur (-),
ronchi (-),
wheezing(-)
8 Abdomen Pada
pemeriksaan
Abdomen
tidak
didapatkan
adanya
pembesaran
hepar,
tidak
kembung,
pergerakan
peristaltik
usus 35x/mnt,
tidak ada
bekas luka
operasi
Pada
pemeriksaan
Abdomen tidak
didapatkan
adanya
pembesaran
hepar,
tidak kembung,
pergerakan
peristaltik
usus 35x/mnt,
tidak ada bekas
luka operasi
Pada
pemeriksaan
Abdomen nyeri
pada saat haid
dan juga tidak
didapatkan
adanya
pembesaran
hepar,
tidak kembung,
pergerakan
peristaltik
usus 35x/mnt,
tidak ada bekas
luka operasi
Pada
pemeriksaan
Abdomen tidak
didapatkan
adanya
pembesaran
hepar,
tidak kembung,
pergerakan
peristaltik
usus 35x/mnt,
tidak ada bekas
luka operasi
9 TTV
dan
ekstremitas
TD :
130/80mmHg
,
N :
TD :
160/80mmHg,
N : 100x/menit,
S : 36,5 derajat
TD :
110/80mmHg,
N : 80x/menit,
S : 36.8 derajat
TD :
120/80mmHg,
N : 85x/menit,
S : 36 derajat
53
90x/menit,
S : 36 derajat
celcius
R: 19x/ menit
celcius
R: 20x/ menit
celcius
R: 18x/ menit
celcius
R: 20x/ menit
9. PEMERIKSAAN FISIK
Kesimpulan :
NO Inisial Anggota
Keluarga
Kesimpulan pemeriksaan fisik
1 Tn. C keadaan umum, kepala, mata, hidung, teling,
mulut, gigi, leher, dada dan paru-paru,
abdomen, ekstermitas, tanda-tanda vital
semuanya baik
2 Ny. S keadaan umum, kepala, mata, hidung, teling,
mulut, gigi, leher, dada dan paru-paru,
abdomen, ekstermitas, tanda-tanda vital
semuanya baik
3 Nn. M Nyetri di bagian perut bawah ketika haid.
keadaan umum, kepala, mata, hidung, teling,
mulut, gigi, leher, dada dan paru-paru,
abdomen, ekstermitas, tanda-tanda vital
semuanya baik
4 An.I keadaan umum, kepala, mata, hidung, teling,
mulut, gigi, leher, dada dan paru-paru,
abdomen, ekstermitas, tanda-tanda vital
semuanya baik
54
Penjajakan II
A. Disminore
1. Kemampuan keluarga mengenal masalah
a) Nn.M mengatakan “disminore adalah sakit perut saat haid”
b) Nn.M mengatakan “merupakan suatu hal yang biasa yang dialami
oleh setiap wanita ketika sedang datang bulan”
c) Nn.M mengatakan “sering mengeluh sakit di bagian perut bagian
bawah ketika ingin menstruasi sampai menjelang menstruasi skala
nyeri 7-8 dan bisa berlangung 1-2 hari saat menstruasi”
2. Kemampuan keluarga mengambil keputusan
Nn.M mengatakan bila sedang haid dan merasakan sakit perut, Nn. M
hanya beristirahat dikamar dan tengkurap untuk mengurai rasa sakit
yang dialaminya.
3. Kemampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit
Keluarga Tn. C mengatakan bilan Nn. M sakit perut saat haid hanya
perlu beristirahat karena itu nerupakan suatu hal yang wajar di alami
pada satiap wanita.
4. Kemampuan keluarga memodifikasi lingkungan
Keluarga Tn. C mengatakan “dapat memodifikasi lingkungan supaya
tenang untuk klien, misalnya tidak berisik saat Nn. M saat haid dan
tidak mengganggu Nn. M yang memicu Nn. M marah ..
5. Kemampuan keluarga memanfaatkan fasilitas kesehatan
keluarga Tn. C selalu menggunakan fasilitas kesehatan yang terdekat
seperti puskesmas. anak pertama mengalami masalah kesehatan yaitu
nyeri atau kesakitan saat datang bulan sehingga Tn. C dan Ny. S
merasa khawatir karena anaknya mengalami nyeri saat datang bulan
takut karena mengganggu aktifitas kesehatan.
55
B. Hipertensi
1. Kemampuan keluarga mengenal masalah
Ny. S mengatakan mengetahui bahwa penyakit yang diderita oleh
dirinya adalah hipertensi.
Ny. S sudah menderita hipertensi selama 10 tahun
Keluarga tidak mengetahui tentang pengertian hipertensi, penyebab,
tanda dan gejala, diet, pengobatan serta pencegahan kekambuhan
2. Kemampuan keluarga mengambil keputusan
Bila sedang sakit kepala biasanya Ny. S minum obat lalu beristirahat
dikamar agar sakit kepalanya hilang
3. Kemampuan keluarga dalam merawat anggota keluarga yang sakit
Keluarga Tn. C tidak memperhatikan penyakit yang diderita Ny. S,
Ny. S jarang memeriksakan diri ke petugas kesehatan.
4. Kemampuan keluarga memodifikasi lingkungan
Bila Ny. S sedang sakit kepala, keluarga memodifikasi lingkungan
dengan cara tidak membuat kekacauan atau berisik dirumah sehingga
Ny. S tidak bertambah sakit kepala
5. Kemampuan keluarga dalam memanfaatkan fasilitas kesehatan
Keluarga Tn. C jarang membawa Ny. S untuk mengontrol penyakit
hipertensi
56
10. Perumusan Masalah
ANALISA DATA
NO Data Fokus Masalah
kesehatan
Diagnosa
1. Data subjektif : klien
mengatakan
“setiap sebelum haid nyeri
perutnya skala nyerinya 7-
8 dan berlangsung selama
1 sampai 2 hari saat haid”
“ jika klien sedang nyeri
haid klien sampai tidak
bisa beraktivitas seperti
sekolah dan pada saat
disekolah klien izin pulang
dan tidak bisa membantu
orang tua dirumah”
“ bila sedang sakit haid
klien hanya beristirahat
dikamar dan tidur
tengkurap untuk
mengurangi rasa sakit”
Keluarga mengatakan
“tidak mengetahui
penyebab, akibat dan cara
mengatasi nyeri pada haid”
Data objektif
TD :110/80mmHg,
N : 80x/menit,
Disminore Gangguan rasa
nyaman (nyeri
haid) pada
keluarga T. C
khususnya
Nn. M
57
S : 36.8 derajat celcius
R: 18x/ menit
BB : 53 kg
TB : 155 cm
Nyeri tekan pada abdomen
2 Data Subjektif :
klien mengatakan
“sudah menderita
hipertensi ± 10 tahun,
Selama ini, Ny. S jarang
memeriksakan diri ke
petugas kesehatan.
Ny. S tidak mengetahui
tentang pengertian
hipertensi, penyebab,
tanda dan gejala, diet,
pengobatan serta
pencegahan kekambuhan.
mengeluh pusing dan kaku
pada leher saat tekanan
darahnya naik.
biasanya hanya istirahat
dan kerikan apabila
penyakitnya kambuh dan
dibawa ke petugas
kesehatan apabila
penyakitnya sudah parah.
Hipertensi Ketidakefektifan
manajement
regiment teraputik
pada keluarga Tn.C
khususnya Ny.S
58
Data Objektif :
TD : 160/80mmHg,
N : 100x/menit,
S : 36,5 derajat celcius
R: 20x/ menit
B. Diagnosa Keperawatan
1. Gangguan rasa nyaman (nyeri haid) pada keluarga T. C
khususnya Nn. M
2. Ketidakefektifan manajement regiment teraputik pada keluarga
Tn.C khususnya Ny.S
11. Prioritas Masalah Kesehatan
Diagnosa keperawatan keluarga yang muncul antara lain :
Dx.1 Gangguan rasa nyaman (nyeri haid) pada keluarga T. C khususnya
Nn. M
NO Kriteria Perhitungan Skor Pembenaran
1 Sifat masalah
- Aktual :1
- Resiko : 2
- Potensial :3
3/3x1 = 1
1
Setiap sebelum
haid selalu nyeri
perutnya dan skala
nyeri 7-8 dan bisa
berlangsung
selama 1-2 hari
Jika klien sedang
nyeri haid sampai
tidak bisa
beraktivitas seperti
sekolah atau
membantu orang
tua dirumah
59
2 Kemungkinan
masalah untuk
diubah
- Mudah :2
- Sebagian : 1
- Sulit : 3
1/2x2 = 1
2
Tn. C dan Ny/ S
mengetahui jika
anaknya Nn. M
sering mengalami
nyeri haid .
keluarga Tn. C
kooperatif dan
ingin mengetahui
tentang masalah
nyeri haid dan
ingin mengetahui
bagaimana cara
penanganan nya.
3 Potensial masalah
untuk dicegah
- Tinggi : 3
- Sedang :2
- Rendah : 1
2/3x1 = 2/3
1
Nn. M kalau
sedang datang
bulan dan nyeri
haid beristirahat
dikamar
4 Menonjolnya
masalah
- Masalah
dirasakan
dengan ada
upaya : 2
- Masalah
dirasakan
dengan tidak
ada upaya :
1
- Masalah
1/2x1 = 1/2
1
Keluarga Tn. C
menganggap nyeri
haid yang
dirasakan Nn.M
merupakan hal
yang biasa
60
tidak
dirasakan : 0
3 1/6
Dx.2 Ketidakefektifan manajement regiment teraputik pada keluarga
Tn.C khususnya Ny.S
No Kriteria Perhitungan Skor Pembenaran
1 Sifat masalah
1. Aktual :3
2. Resiko
Tinngi : 2
3. Potensial :1
3/3 x1 = 1
1
Berdasarkan hasil
pengkajian TD
Ny. S : 160/80
mmHg, jika tidak
ditamgani secara
segera akan
berlanjut pada
akibat yaitu
pecahnya
pembuluh
darah/stroke
2 Kemungkinan
masalah dapat
diubah
1. Tinggi : 2
2. Sedang : 1
3. Rendah : 0
2/2x2 = 2
2
Masalah untuk
diubah mudah
karena dalam hal
ini keluarga
mampu
mengetahui
mengenal
hipertensi dengan
baik, keluarga
memotivasi untuk
menjaga pola
makan, pola
kesehatan dengan
rutin minum obat
61
yang di
anjurkandan
memeriksakan
kesehatannya di
puskesmas
terdekat
3 Potensi untuk
mencegah masalah
1. Mudah : 3
2. Cukup :2
3. Tidak dapat :
1
2/3 x 1 =
2/3
2
Masalah
hipertensi pada
Ny. S cukup
dicegah karena
pola makan yang
suka
mengkonsumsu
asin masih bisa di
kontrol dengan
cara di
tegur/diingatkan
dan jarangnya
melakukan
olahraga karena
factor usia
4 Menonjolnya
masalah
1.Masalah dirasakan
dan perlu penanganan
segera
2.Masalah dirasakan,
tidak perlu ditangani
segera
3.Masalah tidak
dirasakan
2/2 x 1 = 1
1
Ny. S mengatakan
“masalah yang
dirasakan jika
pusing langsung
istirahat. Jika
pusing tidak reda
sampai berhari-
hari langsung
dibawa ke
puskesmas
terdekat
62
A. PERENCANAAN KEPERAWATAN
Perencanaan perawat akan menyusun rencana yang akan dilakukan pada pemenuhan kebutuhan dasar pada keluarga Tn.C khususnya
Nn. M dengan gangguan sistem reproduksi : Disminore yang disusun berdasarkan prioritas masalah. Berikut adalah tabel 3.3 yang
berisi rencana asuhan keperawatan pada keluarga Tn. C.
No. Diagnosa
keperawatan
Tujuan kriteria evaluasi Rencana tindakan
Umum khusus Respon Standar
1
Gangguan rasa
nyaman (nyeri
haid) pada
keluarga Tn. C
khususnya
pada Nn. M
Setelah
dilakukan
tindakan
keperawatan
selama 5 hari
kunjungan
rumah
diharapkan
Gangguan rasa
nyaman (nyeri
haid) tidak
terjadi
1.Setelah
dilakukan tindakan
keperawatan
selama 1x45 menit
kunjungan rumah
diharapkan
keluarga mampu
mengenal masalah
disminore pada
anggota keluarga
Tn. C dengan cara:
Respon
Verbal
63
1.1 menyebutkan
pengertian
disminore
1.2 menyebutkan
penyebab terjdinya
disminore
Respon
Verbal
Respon
Verbal
Disminore atau nyeri
haid adalah nyeri hebat
yang menyebabkan
penderita tidak bisa
melakukan aktivitas
sehati-hari selama
beberapa hari/ beberapa
jam
Menyebutkan beberapa
penyebab disminore
a. kontraksi
dinding rahim
b. kurang nya
aktivitas
c. stress
1.1 menjelaskan pengertian disminore dengan
keluarga dengan menggunakan leaflet
1.2 tanyakan kembali kepada keluarga tentang
pengertian disminore
1.3 berikan pujian atau usaha yang dilakukan
keluarga
1.1 menjelaskan bersama keluarga tentang penyebab
disminore yang dialami anak dengan
menggunakan leaflet
1.2 memotivasi keluarga untuk menyebutkan kembali
tentang penyebab disminore
1.3 beri pujian usaha yang dilakukan keluarga
64
1.3 menyebutkan
tanda gejala
disminore
2. Setelah
dilakukan tindakan
keperawatan
selama 1x30 menit
kunjungan rumah
diharapkan
keluarga mampu
mengambil
keputusan untuk
merawat disminore
menyebutkan salah satu
atau lebih dari tanda
gejala disminore
a. nyeri hebat saat
haid
b. kepala pusing
c. mual
d. demam
1.1 menjelaskan dengan keluarga tentang tanda-tanda
disminore
1.2 motivasi keluarga untuk menyebutkan kemabali
tanda disminore
1.3 beri pujian atas usaha yang dilakukan keluarga
65
pada anggota
keluarga Tn.C
khususnya pada
Nn. M dengan cara
2.1 menyebutkan
akibat kelanjutan
dari disminore jika
tidak diatasi
2.2 memutuskan
untuk merawat
anggota keluarga
Tn. C yang terkena
disminore
Respon
Verbal
Respon
Verbal
Menyebutkan akibat
lanjut dari disminore
yang tidak diobati :
a. dapat
mengganggu
aktivitas
b. dapat
mengganggu
kenyamanan
c. keputusan
keluarga untuk
merawat dan
mengatasi
disminore pada
2.1 menjelaskan pada keluarga akibat lanjut apabila
disminore tidak diobati dengan menggunakan leaflet
2.2 memotivasi keluarga untuk menyebutkan kembali
tindak lanjut dari disminore apabila tidak diobati
2.3 beri pujian positif atas jawaban keluarga
2.4 memotivasi keluarga untuk masalah yang
dihadapi
2.5 beri pujian atas keputusan yangdi ambil atas
perawatan keluarga yang mengalami disminore
66
3.Setelah
dilakukan tindakan
keperawatan
selama 1x30 menit
kunjungan rumah
diharapkan
keluarga mampu
merawat anggota
keluarga yang
mengalami
disminore
3.1 menyebutkan
cara perawatan
anak yang
mengalami
anggota keluarga
Keluarga dapat
mendemonstrasikan cara
mengompres dengan air
hangat :
67
disminore
3.2
mendemonstrasika
n cara
mengompres
dengan air hangat,
mendemonstrasika
n teknik relaksasi
senam disminore
Psikomotor
- tuangkan air hangat
didalam botol
- lalu letakkan air hangat
di perut yang sakit
-ulangi beberaoa kali
Cara latihan teknik
relaksasi
a. posisi duduk
rileks dan
bayangkan yang
indah-indah
b. tarik nafas dalam
dari hidung
buang perlahan-
lahan melalui
mulut
*ulangi sampai 3
kali
3.1 mendemontrasikan pada keluarga tentang cara
latihan atau teknik relaksasi
3.2 mendemontrsikan pada keluarga tentang cara
senam disminore
3.3 mendemontrasikan pada keluarga cara senam
disminore
3.4 beri kesempatan pada keluarga untuk mencoba
melakukan teknik relaksasi progresif
3.5 beri kesempatan pada keluarga untuk mencoba
melakukan kompres air hangat
3.6 beri kesempatan pada keluarga untuk melakukan
senam disminore
3.7 berikan pujian yang positif atas usaha keluarga
3.8 pastikan keluarga akan melakukan tundakan yang
diajarkan jika diperlukan
68
Cara latihan senam
disminore:
a. duduk tegak
dengan bersila
melebihi
menumangi kaki
di bawahnya lalu
tangan kiri
dibawah lalu
dilakukan untuk
bersentuhan
dengan posisi
tersebut lalu
dilakukan dibalik
(ulangi 3 kali)
b. selanjutnya
duduk dengan
telapak kaki
69
bersentuhan
berhadapan dan
dan tekan-tekan
(ulangi 3kali)
c. dengan setengah
berdiri lalu
tangan
diletakkan
didekat arah
depan, lalu
lanjutkan dengan
posisi duduk
dengan kaki
lurus diusahakan
tangan untuk
menyentuh
telapak kaki/
jari-jari kaki
(ulangi 3 kali)
70
d. yang terakhir
posisikan badan
berbaring lalu
tekuk kaki tulang
kering dan lepas
secara berulang
(ulangi 3 kali)
71
4.Setelah
dilakukan tindakan
keperawatan
selama 1x30 menit
kunjungan rumah
diharapkan
keluarga mampu
memelihara/
memodifikasi
lingkungan rumah
yang sehat
72
4.1 cara
memelihara/
memodifikasi
lingkungan yang
sehat
Respon
Verbal
Menyebutkan
memodifikasi
lingkungan sehat dengan
menciptakan suasana
tenang membiasakan
makanan yang bergizi
seimbang
4.1 Menyebutkan lingkungan yang dapat mencegah
disminore
4.2 memodifikasi lingkungan keluarga untuk
mengulangi penjelasan yang diberikan
4.3 beri pujian kepada keluarga yang telah dilakukan
73
5. Setelah
dilakukan tindakan
keperawatan
selama 1x30 menit
kunjungan rumah
diharapkan
keluarga mampu
mampu
memanfaatkan
pelayanan
kesehatan
Respon
Verbal
Memanfaatkan
kunjungan kesehatan :
a. memanfaatkan
pelayanan
kesehatan untuk
mengatasi
masalah
disminore
b. mendapatkan
pendidikan
tentang
pelayanan
kesehatan
menstruasi dan
disminore
c. menunjukan kartu berobat adanya terapi pengobatan
5.1 Menginformasikan mengenai pengobatan dan
pendidikan kesehatan yang dapat di peroleh keluarga
dipelayanan kesehatan
5.2 Memotifasi keluarga untuk menyebutkan kembali
hasil diskusi\
5.3 beri pujian positif atas hasil yang dicapai keluarga
74
RENCANA PERAWATAN KELUARGA Tn. M
HIPERTENSI
No.
Diagnose
keperawatan
keluarga
Tujuan Kriteriaevaluasi
Rencana intervensi Umum Khusus Kriteria Standart
1. Ketidakefektif
an manajement
regiment
teraputik pada
keluarga Tn.C
khususnya
Ny.S
Setelah
dilakukan
kunjungan
keperawat
an selama
5 hari
kunjungan
rumah,
1. Setelah dilakukan
kunjungan selama
1 x 30 menit,
Keluarga dapat
mengenal masalah
hipertensi dengan
cara
1.1 Menyebutkan
pengertian
Verbal :
a. Pengertian hipertensi :
hipertensi adalah
peningkatan tekanan
dalam pembuluh
darah dimana
melewati dalam batas
normal yaitu 120/80
mmHg.
Biasanya tekanan
darah penderita
hipertensi diatas
140/90 mmHg.
1. Diskusikan bersama keluarga
pengertian Hipertensi dengan
menggunakan lembar bolak balik atau
leaflet.
2. Tanyakan kembali pada keluarga
tentang pengertian hipertensi
3. Berikan pujian atas jawaban yang
tepat
75
1.2 Menyebutkan
penyebab
hipertensi
1.3 Menyebutka
n tanda dan
gejala
hipertensi
Verbal :
Verbal
b. Penyebab :
- Keturunan
- Kelelahan
- Kurang olah raga
- Penyakit tekanan
darah tinggi
- Konsumsi garam
berlebihan
c. menyebutkan 3 dari 5
tanda – tanda
hipertensi :
- Rasa sakit kepala
- Berat ditengkuk
- Mata berkunang –
kunang
1. Diskusikan dengan keluarga tentang
penyebab hipertensi dengan
menggunakan lembar bolakbalik atau
leaflet
2. Motivasi keluargau ntuk menyebutkan
kembali penyebab hipertensi
3. Beri reinforcement positif atas usaha
yang dilakukan keluarga
1. Diskusikan dengan keluarga tentang
tanda – tanda hipertensi
2. Motivasi keluarga untuk menyebutkan
kembali tanda – tanda hipertensi
3. Beri reinforcement positif atas usaha
yang dilakukan keluarga
76
- Gelisah sukar tidur
- Keletihan, napas
pendek, terenggah-
enggah, sesak napas
2. Setelah 1 x 30
menit kujungan
keluarga mampu
mengambil
keputusan untuk
merawat anggota
keluarga yang
menderita
hipertensi dengan
cara :
2.1 Menyebutkan
akibat lanjut
tidak diobatinya
hipertensi
Verbal d. Menyebutkan 3 dari 5
akibat lanjut dari
hipertensi yang tidak
diobati :
- Penyakit jantung
- Serangan otak /
stroke
- Penglihatan
menurun
- Gangguan gerak
dan keseimbangan
- Kerusakan ginjal
kematian
1. Jelaskan pada keluarga akibat
lanjut apabila hipertensi tidak
diobati dengan menggunakan
lembarbalik
2. Motivasi untuk menyebutkan
kembali akibat lanjut dari
hipertensi yang tidak diobati
3. Beri reinforcement positif atas
jawaban keluarga yang tepat
77
3. Setelah 1 x 30
menit kunjungan
keluarga mampu
merawat anggota
keluarga dengan
hipertensi dengan
cara
3.1 Menyebutkan
cara perawatan
hipertensi
dirumah
Verbal
e. Menyebutkan 3 dari 6
cara perawatan
hipertensi:
- Jaga berat badan
ideal
- Kurangi konsumsi
garam berlebihan
dalam makanan
seperti ikan asin
- Batasi konsumsi
makanan kolestrol
tinggi, seperti
jeroan
- Jangan merokok
- Banyak maka
sayur dan buah
n
- Batasi minum kopi
1. Diskusikan dengan keluaraga tentang
pencegahan hipertensi
2. Motivasi keluaraga untuk
menyebutkan pencegahan hipertensi
3. Beri reinforce mentpositif atas usaha
yang dilakukan keluarga
78
3.2 Melakukan
tehnik relaksasi
Psikomot
or
f. Keluarga dapat
melakukan 2 dari 4
cara melakukan tehnik
relaksasi
- Napas dalam
- Kompres hangat
- Relaksasi otot
- Teknik progresif
• Demonstrasikan pada keluarga cara
melakukan tehnik relaksasi
• Berikan kesempatan pada keluarga
untuk mencoba melakukan tehnik
relaksasi
• Beri reinforcement positif atas usaha
keluarga
• Pastikan keluarga akan melakukan
tindakan yang di ajarkan jika di
perlukan
4. Setelah 1 x 30
menit keluarga
mampu
memodifikasi
lingkungan yang
dapat mencegah
hipertensi:
4.1 Menyebutkan
Verbal g. Menyebutkan 2 dari 3
cara memodifikasi
lingkungan untuk
mencegah hipertensi :
- Menciptakan
lingkungan yang
tenang
- Pencahayaan yang
1. Jelaskan lingkungan yang dapat
mencegah hipertensi
2. Motifasi keluarga untuk mengulangi
penjelasan yang diberikan
3. Beri reinforcement positif atas
jawaban keluarga
79
cara –
memodifikasi
lingkungan
cukup
- Ventilasi yang baik
5. Setelah 1 x 30
menit kunjungan
keluarga mampu
memanfaatkan
pelayanan
kesehatan dengan
cara :
5.1 Menyebutkan
kembali
manfaat
kunjungan
kefasilitas
kesehatan
Verbal h. Manfaat kunjungan
kefasilitas kesehatan :
- Mendapatkan
pelayanan
kesehatan
pengobatan
hipertensi
- Mendapatkan
pendidikan
kesehatan tentang
hipertensi
1. Informasikan mengenai pengobatan
dan pendidikan kesehatan yang dapat
diperoleh keluarga di balai
pengobatan
2. Motivasi keluarga untuk
menyebutkan kembali hasil diskusi
3. Beri reinforcement positif atas hasil
yang dicapai keluarga
80
A. Implementasi Keperawatan
Dx.1 Gangguan rasa nyaman (nyeri haid) pada keluarga T. C khususnya Nn. M
Hari/tanggal/jam Jam Dx Tindakan Keperawatan Paraf
Sabtu, 21 April
2018
15.00
-
17.00
1 • Melakukan pengkajian
kepada keluarga Tn.C
khususnya Nn. M
• Melakukan pemeriksaan
fisik kepada Tn.C, Ny.S,
Nn. M dan An.I
DS : klien mengatakan
“setiap sebelum haid nyeri
perutnya skala nyerinya 7-8 dan
berlangsung selama 1 sampai 2
hari saat haid”
“ jika klien sedang nyeri haid
klien sampai tidak bisa
beraktivitas seperti sekolah dan
pada saat disekolah klien izin
pulang dan tidak bisa membantu
orang tua dirumah”
“ bila sedang sakit haid klien
hanya beristirahat dikamar dan
tidur tengkurap untuk
mengurangi rasa sakit”
Keluarga mengatakan
“tidak mengetahui penyebab,
akibat dan cara mengatasi nyeri
pada haid”
Savira
81
Data objektif
TD :110/80mmHg,
N : 80x/menit,
S : 36.8 derajat celcius
R: 18x/ menit
BB : 53 kg
TB : 155 cm
Nyeri tekan pada abdomen
Selasa,24 April
2018
15.00
-
17.00
1 TUK 1
Diskusikan bersama keluarga
tentang mengenal disminore:
• Pengertian
Ds : Nn. M mengatakan
“nyeri pada haid”
• Do : klien tampak
bingung
• Penyebab :
Ds : Nn. Mengatakan
penyebab dari nyeri haid
kurang istirahat.
Memberikan penyuluhan tentang
disminore
• Do : Nn.M tampak
mengerti dan memahami
TUK 2
Membantu keluarga dalam
mengambil keputusan dan
merawat keluarga
Savira
82
• Do : keluarga Tn.C
mengerti dan memahami
cara mengambil
keputusan
Rabu , 25April
2018
16.00
-
17.00
1 • Mengevaluasi keluarga
menyebutkan kembali apa
yang sudah dijelaskan dalam
pertemuan sebelumnya
Do: Nn. M dapat
menjelaskan kembali
apa yang sudah
dijelaskan sebelumnya.
• Mengkaji keluarga
bagaimana
cara modifikasi lingkungan
terhadap bila Nn.M sedang
disminore :
Ds : keluarga
mengatakan “sudah
memodifikasi rumah,
tidak berisik saat Nn.M
sedang mengalami
nyeri haid”
TUK 3
• Menginformasikan
mengenai pengobatan dan
penkes yang dapat diperoleh
oleh keluarga di fasilitas
kesehatan
Savira
83
Do : klien tampak
mengerti
Kamis, 26 April
2018
17.00
-
18.00
1 TUK 4
• mendemontrasikan pada
keluarga tentang cara latihan
atau teknik relaksasi
Do : klien tampak mengerti
• mendemontrsikan pada
keluarga tentang cara senam
disminore
Do : klien tampak memahami
dan mengerti
• Mendemonstrasikan cara
kompres hangat ada
disminore
Do : klien tampak mengerti
Savira
Jum’at, 27 April
2018
15.00
-
16.00
1 TUK. 5
Mengevaluasi tindakan yang
sebelumnya dilakukan
Cara latihan atau teknik
relaksasi progresif
Do : klien tampak ingat dan
melakukan teknik relaksasi
dengan benar
Cara mengompres air hangat
Do : klien tampak ingat dan
melakukan teknik relaksasi
dengan benar
Savira
84
Dx. 2 Ketidakefektifan manajement regiment teraputik pada keluarga Tn.C
khususnya Ny.S
Hari/tanggal/jam Jam Dx Tindakan Keperawatan Paraf
Sabtu, 21 April
2018
15.15
-
17.15
2 Melakukan pengkajian kepada
Ny. S
Melakukan pemeriksaan fisik
kepada Tn.C, Ny.S, Nn. M dan
An.I
DS : klien mengatakan
“sudah menderita hipertensi ±
10 tahun, Selama ini, Ny. S
jarang memeriksakan diri ke
petugas kesehatan.
Ny. S tidak mengetahui tentang
pengertian hipertensi,
penyebab, tanda dan gejala,
diet, pengobatan serta
pencegahan kekambuhan.
mengeluh pusing dan kaku pada
leher saat tekanan darahnya
naik.
biasanya hanya istirahat dan
kerikan apabila penyakitnya
kambuh dan dibawa ke petugas
kesehatan apabila penyakitnya
sudah parah.
Data Objektif :
TD : 160/80mmHg,
N : 100x/menit,
S : 36,5 derajat celcius
Savira
85
R: 20x/ menit
Selasa,24 April
2018
15.30
-
17.15
2 TUK 1
Diskusikan bersama keluarga
tentang hipertensi :
• Pengertian
Ds : Ny. S mengatakan
hipertemsi adalah darah
tinggi”
• Do : klien tampak
bingung
• Penyebab :
Ds : Ny. S mengatakan
penyebab hipertensi
adalah terlalu banyak
menkonsumsi garam
.
Memberikan penyuluhan
tentang hipertensi
• Do : Ny. S tampak
mengerti dan
memahami
TUK 2
Membantu keluarga dalam
mengambil keputusan dan
merawat keluarga
• Do : keluarga Tn.C
mengerti dan
memahami cara
mengambil keputusan
Savira
86
Rabu , 25April
2018
16.15
-
17.00
2 • Mengevaluasi keluarga
menyebutkan kembali apa
yang sudah dijelaskan dalam
pertemuan sebelumnya
Do: Ny. S dapat
menjelaskan kembali
apa yang sudah
dijelaskan
sebelumnya.
• Mengkaji keluarga
bagaimana
cara modifikasi lingkungan
terhadap bila Ny. S ketika
sedang merasakan sakit
kepala yang begitu hebat :
Ds : keluarga
mengatakan “sudah
memodifikasi rumah,
tidak berisik saat Ny.
S sedang sakit kepala”
TUK 3
• Menginformasikan
mengenai pengobatan dan
penkes yang dapat diperoleh
oleh keluarga di fasilitas
kesehatan
Do : klien tampak
mengerti
Savira
Kamis, 26 April 17.15
-
TUK 4
• mendemontrasikan pada
87
18.15 keluarga tentang cara
latihan atau teknik relaksasi
pada hipertensi
Do : klien tampak mengerti
Dan mengikuti latihan
relaksasi progresif pada
hipertensi
Savira
5 Jum’at,
27 April
2018
2 Mengevaluasi tindakan yang
sebelumnya dilakukan
TUK 5
Cara latihan atau teknik
relaksasi progresif
Do : klien tampak ingat dan
melakukan teknik relaksasi
dengan benar
Savira
88
B. Evaluasi Keperawatan
Dx. 1 Gangguan rasa nyaman (nyeri haid) pada keluarga T. C khususnya Nn. M
No Hari/tanggal/jam Dx Evaluasi (SOAP) Paraf
1 Sabtu , 21 April
2018
18.00
1 S : Nn. M mengatakan sakit ketika
haid berlangsung selama 1 sampai
2 hari dan tidak dapat beraktivitas
seperti sekolah dan membantu
orang tua”
O : TD :110/80mmHg,
• N : 80x/menit,
• S : 36.8 derajat celcius
• R: 18x/ menit
• BB : 53 kg
• TB : 155 cm
A : masalah belum teratasi
P : lanjutkan intervensi :
- Berikan penyuluhan
Savira
2 Selasa, 24April
2018
18.00
1 S :Nn. M mengatakan sudah tahu
cara mengatasi apabila sakit perut
di bagian bawah saat haid”
O : Keadaan umum Nn.M baik
- Td : 110/80 mmhg,
- N : 88x/menitt,
- S : 36,6’c,
- RR : 20x/menit
A : Masalah teratasi sebagian
P : lanjutkan intervensi
89
- Cara melakukan teknik
relaksasi
3 Rabu, 24 April
2018
17.30
1 S : Nn. M mengatakan sudah tahu
cara untuk mengatasi sakit perut
saat haid
O: keadaan umum Nn.M baik
- Td : 120/90 mmhg
- N : 84 x/menit
- S : 36,5’c
- RR: 20 x/ menit
A : Masalah teratasi sebagian
P : lanjutkan Intervensi
- Anjurkan teknik relaksasi
Savira
4 Kamis, 25 April
2018
18.30
1 S : Nn. M mengatakan sudah
melakukan teknik relaksasi jika
sakit haid
O : keadaan umum Nn. M baik
- TD : 110/80 mmHg
- RR : 18 x/ menit
- N : 90 x/menit
- SH : 36’ c
A : masalah teratasi
P : lanjutkan intervensi
- Anjurkan kompres hangat
dan anajrkan senam
disminore
Savira
90
5 Jum’at, 26 April
2018
17.00
1 S : Nn. M mengatakan “ sudah
menerapkan teknik relaksasi dan
kompres hangat dan senam
disminore
O : keadaan umum Nn. M baik
- TD : 110/80 mmHg
- RR : 18 x/ menit
- N : 90 x/menit
- SH : 36’ c
Nn. M mengikuti dengan baik
dan benar cara mengompres
hangat dan mengikuti senam
disminore dengan benar
A : Masalah teratasi
P : Pertahankan intervensi
Savira
91
Dx.1 Ketidakefektifan manajement regiment teraputik pada keluarga Tn.C
khususnya Ny.S
NO Hari/tanggal/jam Dx Evaluasi (SOAP) Paraf
1 Sabtu , 21 April
2018
17.30
2 S : pasien mengatakan
“sudah menderita hipertensi ± 10
tahun, Selama ini, Ny. S jarang
memeriksakan diri ke petugas
kesehatan.
Ny. S tidak mengetahui tentang
pengertian hipertensi, penyebab,
tanda dan gejala, diet, pengobatan
serta pencegahan kekambuhan.
mengeluh pusing dan kaku pada
leher saat tekanan darahnya naik”
keluarga tidak mengetahui tentang
pengertian hipertensi, penyebab,
tanda dan gejala, diet, pengobatan
serta pencegahan kekambuhan
O :
TD : 160/80mmHg,
N : 100x/menit,
S : 36,5 derajat celcius
R: 20x/ menit
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
- Lakukan penyuluhan
tentang hipertensi
Savira
92
2 Selasa, 24April
2018
17.30
2 S :Ny. S mengatakan sudah
mengerti tentang hipertensi”
O :
- Td : 150/70 mmhg
- N : 90x/menitt
- S : 36,6’c
- RR : 20x/menit
A : Masalah teratasi sebagian
P : lanjutkan intervensi
- Mengevaluasi tentang
hipertensi
Savira
3 Rabu, 25 April
2018
17.30
2 S : Mengevaluasi keluarga
menyebutkan kembali apa yang
sudah dijelaskan dalam pertemuan
sebelumnya
Do: Ny. S dapat
menjelaskan kembali apa
yang sudah dijelaskan
sebelumnya.
• Mengkaji keluarga
bagaimana
cara modifikasi lingkungan
terhadap bila Ny. S ketika
sedang merasakan sakit kepala
yang begitu hebat :
Ds : keluarga mengatakan
“sudah memodifikasi
rumah, tidak berisik saat
Ny. S sedang sakit
Savira
93
kepala”
• Menginformasikan
mengenai pengobatan dan
penkes yang dapat diperoleh
oleh keluarga di fasilitas
kesehatan
Do : klien tampak mengerti
A: masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan intervensi
- Mengajarkan cara latihan
teknik relaksasi progresif
4 Kamis, 25 April
2018
18.30
2 S : pasien mengatakan
“ setelah dilakukan teknik relaksasi
sakit kepala mereda dan sudah
enakan”
O : - Td : 130/70 mmhg
- N : 90x/menitt
- S : 36,6’c
- RR : 20x/menit
A : Masalah teratasi
P : Lanjutkan intervensi
- Mengevaluasi cara laihan
teknik relaksasi progresif
Savira
94
5 Jum’at, 26 April
2018
17.15
2 S : pasien mengatakan
“ bila sakit kepala sedang datang
Ny. S melakukan teknik relaksasi
progresif dan sakit kepala mereda
O : pasien tampak melakukan
teknik relaksasi progresif dengan
benar
A : masalah tertasi
P : pertahankan intervensi
Savira
BAB IV
PEMBAHSAN
Pada bab ini penulis akan membahasbeberapa kesenjangan yang terjadi
antara hasil Asuhan keperawatan keluarga dan teori Asuhan keperawatan
keluarga dengan masalah kesehatan Disminore pada keluarga Tn. C
khususnya Nn. M di kelurahan Utan panjang kemayoran Jakarta pusat.
Pembahasan ini penulis menggunakan pendekatan proses keperawatan yang
terdiri dari pengkajian, diagnose keperawatan, perencanaan keperawatan,
pelaksanaan dan evaluasi
A. Pengkajian
Pengkajian menurut Suprajitno (2004) adalah suatu tahapan ketika
seorang perawat mengumpulkan informasi secara terus-menerus tentang
keluarga yang dibinanya. Pengkajian merupakan langkah awal
pelaksanaan asuhan keperawatan keluarga. Agar diperoleh pengkajian
yang akurat dan sesuai dengan keadaan keluarga, perawatan diharapkan
menggunakan bahasa yang lugas dan sederhana
Penulis melakukan pengkajian pada pasien dengan masalah keperawatan
disminore pada keluarga Tn. C khususnya pda Nn. M berdasarkan 32
item data menurut Friedman. Dan diaplikasikan selama proses
pengkajian melalui proses wawancara dengan keluarga, observasi dan
pemeriksaaan fisik . pada kasus ini penulis melakukan proses pengkajian
dari wawancara dengan keluarga, observasi sampai pemeriksaan fisik
Dari hasil pengkajian yang sudah didapatkan dari mulai wawancara
sampai pemeriksaan fisik yang perlu dikaji pada penderita disminore
(nyeri haid) adalah karakteristik dan gejala yang mengikutinya pada
Nn.M. karakteristik seperti merasakan perut terpelintir dan merasakan
kram pada perut bagian bawah, tidak ada gejala yang mengikuti seperti
mual dan muntah. Penulis juga mengkaji riwayat menstruasi Nn. M,
pada Nn. M pada saat menstruasi terkadang suka telat beberapa hari,
95
96
pada saat pengkajian riwayat kontrasepsi penulis tidak mengkaji karena
klien belum menikah.
Klasifikasi disminore ada 2 yaitu disminore primer dan disminore
sekunder. Disminore primer biasanyaoleh usia muda , timbul setelah
siklus haid yang teratur nyeri sering sebagian kejang uterus, timbul
mendahului haid dan meningkat pada hari pertama atau kedua haid .
Disminore sekunder tanda gejalanya biasanya dialami oleh usia yang
lebih tua, cenderung timbul setelah 2 tahun siklus haid teratur dan nyeri
dimulai dari haid dan meningkat bersamaan dengan keluarnya darah
(Suparyanto, 2011).
Berdasarkan klasifikasi disminore Nn. M merupakan disminore primer
yang dialami oleh usia muda, timbul setelah siklus haid yang teratur.
Nyeri yang berlangsung pada saat satu sampai dua hari keluarnya darah
haid .
Etiologi disminore ada 5 yaitu factor kejiwaan, factor konstitusi, factor
endokrin, factor alergi dan factor neurologi . setelah di lakukan
pengkajian pada Nn. M penulis menyimpulkan penyebab disminore Nn.
M adalah factor kejiwaan karena emosiomal Nn. M yang tidak stabil
oleh karna itu factor disminore yang lain pada Nn. M penulis tidak
menemukannya.
Penatalaksanaan pada masalah kesehatan disminore dengan cara
kompres air hangat, dengan teknik relaksasi progresif atau melakukan
senam disminore bisa mengurangi disminore (Prawiraharjo&Sarwono,
2009)
Setelah dilakukan pengkajian pada Nn. M dengan disminore penulis
menyimpulkan bahwa dengan kompres air hangat sambil melakukan
teknik relaksasi progresif nyeri saat haid Nn. M berkurang.
Sesuai dengan fungsi pemeliharaan kesehatan keluarga mempunyai
tugas dibidang kesehatan keluarga mempuyai tugas dibidang kesehatan
97
yang perlu dipahami dan dilakukan. Tugas perkembangan tersebut
antara lain masalah fungsi dasar keluarga menurut (Friedman, 1998)
Mengidentifikasi lima fungsi dimana keluarga memberikan perawatan
kesehatan yang bersifat preventif dan secara bersama-sama merawat
anggota yang sakit. Kesanggupan keluarga melaksanakan perawatan dan
pemeliharaan kesehatan dapat dilihat dari tugas kesehatan keluarga yang
dilakukan. Setelah dikaji pada keluarga Tn. C masalah yang ada pada
keluarga disebabkan oleh ketidakmampuan keluarga merawat anggota
keluarga yang sakit, Nn. M sakit disminore tetapi keluarga membiarkan
saja dan tidak memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada karena
keluarga menganggap bahwa sakit saat haid adalah sesuatu yang wajar
dan tidak perlu membawa Nn. M ke pelayanan kesehatan.
Teknik pemeriksaan fisik pada seluruh anggota keluarga Tn. C dan
sudah di dokumentasi. Data-data tersebut diperoleh oleh penulis dari
hasil pengkajian yaitu data subjektif dan data objektif.
Pada saat dilakukan pengkajian kepada keluarga Tn. C yaitu Tn. C
sebagai kepala keluarga tinggal bersama seorang istri yang bernama Ny.
S dan kedua anaknya yang yaitu Nn. M dan An. I . Keluarga Tn. C
berasal dari suku betawi bahasa yang digunakan sehari-hari adalah
bahasa Indonesia, keluarga Tn. C semuanya beragama Islam, status
social ekonomi dari Tn . C mendapat penghasilan kurang lebih sebesar
10. 000.000 sebagai wiraswasta. Keluarga Tn. S terdiri dari 5 bersaudara
dimana Tn. C adalah anak pertama sedangkan Ny. S terdiri dari 6
bersaudara dimana Ny. S adalah anak ke 2
Tipe keluarga Tn. S adalahtipe keluarga inti (nuclear family) dimana
secara teori adalah keluarga yang terdiri dari ayah, ibu dan anak
kandung atau anak angkat. Peran dan tugas kepala keluarga dilakukan
oleh Tn. C berada pada tahap remaja akhir dimana tugasnya adalah
memberikan kebebasan yang bertanggung jawab, Mempertahankan
hubungan yang intim dalam keluarga, Mempertahankan komunikasi
98
terbuka, Perubahan system peran dan peraturan untuk tumbuh kembang
keluarga.
Pada saat pengkajian tidak adanya kesenjangan pada tipe keluarga Tn. C
menurut teori
Lingkungan rumah keluarga Tn. C bersih, rumah Tn. C merupakan
rumah pribadi yang jenis bangunannya permanen yang di tempati oleh
istri dan 2 orang anaknya.
Rumah keluarga Tn. C terdiri dari 2 lantai, lingkungan tempat tinggal
keluarga Tn. S bersifat heterogen dimana antara keluarga satu dengan
yang lainnya berbeda-beda sukunya.
Didalam keluarga Tn. C selalu saling terbuka satu sama lain, saling
komunikasi didalam keluarga terbuka sehingga bila ada masalah selalu
didiskusikan oleh anggota keluarga . pengambil keputusan oleh kepala
keluarga di sepakati melalui musyawarah.
Berdasarkan hasil pengkajian terhadap keluarga Tn. C bahwa anak
pertama dari Tn. C dengan Ny. S yaitu Nn. M mengalami nyeri haid.
Hasil pengkajian fisik didapatkan nyeri dibagian bawah perut. Nn.M
mengatakan sebelum haid selalu nyeri di bagian bawah perut, skala
nyerinya 7-8 dan biasanya berlangsung selama 1 sampai 2 hari. Jika Nn.
M sedang haid sampai tidak bisa melakukan aktivitas seperti sekolah
dan membantu orang tua dirumah, jika Nn. M sedang nyeri haid hanya
beristirahat dikamar . keluarga menganggap penyakit yang diderita oleh
Nn. M adalah masalah yang wajar di alami oleh setiap wanita. keluarga
dapat memodifikasi lingkungan dengan cara tidak berisik atau
mengganggu saat Nn. M sedang mengalami nyeri haid karena bila tidak
Nn. M akan merasa bertambah sakit dan kesal.
Kendala yang dihadapi perawat yaitu keluarga jarang ada dirumah. Tn.
C kerja dan Ny. S bertugas sebagai ibu Rw di lingkungan sekitar tempat
99
keluarga Tn. C tinggal, anak pertama An. I Sibuk sekolah begitu juga
dengan Nn. M yang smasih duduk di bangku kelas 3 SMA.
Karena kesibukan ssekolah perawat susah untuk bertemu dengan klien.
Solusi perawat dalam menghadapi kendala yaitu dengan cara melakukan
pengkajian diwaktu sore saat semua anggota keluarga Tn. C sudah
berkumpul atau pada saat hari libur dilakukan pengkajian keperawatan .
B. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah keputusan klinis untuk mengenal individu,
keluarga atau masyarakat yang diperoleh melalui suatu proses
pengumpulan data dan analisis cermat, memberikan dasar untuk
menetapkan tindakan-tindakan dimana perawat bertanggung jawab
melaksanakannya. Data yang diperoleh pada pengkajian tanggal
didapatkan data focus yang mengangkat kesehatan klien, klien
mengatakan setiap haid selalu nyeri dibagian perut bawah dan skala
nyerinya 7-8 dan bisa berlangsung 1-2 hari jika klien sedang nyeri haid
sampai tidak bisa melakukan aktivitas seperti sekolah dan membantu
orang tua, jika sedang nyeri haid Nn. M hanya beristirahat dikamar.
Keluarga tidak tahu penyebab, akibat dan cara mengatasi nyeri haid.
berdasarkan konsep keperawatan keluarga pada pasien disminore yaitu :
Nyeri , Defisiensi pengetahuan , Ketidakefektifan koping individu
Perubahan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh , Defisit perawatan diri,
Gangguan citra tubuh , Harga diri rendah situasional
Berdasarkan data diatas penulis hanya menegakkan diagnose satu saka
berdasarkan masalah keperawatan yaitu gangguan rasa nyaman (nyeri
haid) pada keluarga Tn. C khususnya Nn. M
C. Rencana Keperawatan
Perencanan keperawatan merupakan sekumpulan tindakan yang
ditentukan perawat bersama-sama sasaran yaitu keluarga untuk
100
dilaksanakan, sehingga masalah kesehatan dan masalah keperawatan
yang diindefikasi dapat diselesaikan (Tantut Tusanto, 2010). Perawat
bersama keluarga membuat rencana untuk mengatasi masalah yang
dirasakan oleh keluarga bertujuan untuk mempermudah dalam
menyampaikan informasi tentang kesehatan terutama penyakit disminore
sehingga rencana tindakan yang telah dibuat bermanfaat bagi keluarga
terutama bagi anggota keluarga yang mempunyai masalah dalam
kesehatan.
Penulis membuat rencana tindakan mengalami banyak hambatan karena
anggota keluarga dapat berkerjasama dengan penulis. Sebagian tindak
lanjut penulis juga meminta keluarga Tn. C untuk menyampaikan
rencana tindakan yang telah dibuat bersama.
Diagnosa pertama yaitu gangguan rasa nyaman (nyeri haid) pada
keluarga Tn. C khususnya Nn. M , Perawat dan keluarga merencanakan
untuk mengadakan penyuluhan tentang disminore mulai dari pengertian,
penyebab, tanda gejala, akibat dan pencegahan seperti teknik relaksasi
progresif, kompres air hangat dan senam dismonore dan keluarga
menyatakan setuju dan rencana tindakan yang lain bersifat anjuran
motivasi, factor pendukung untuk mengadakan rencana tindakan diatas
yaitu tingginya motivasi Nn. M dan keluarga untuk mengetahui lebih
lanjut tentang penyakit disminore dan ingin segera mengatasinya.
Sedangkan factor penghambat untuk menjalankan rencana yang telah
dibuat adalah keluarga Tn.C sangat sibuk dan bila ketemu dengan
perawat diwaktu sore atau hari libur
D.
Pelaksanaan
Pelaksanaan keperawatan
keperawatan merupakan salahs satu tahap atau proses
perilaku tiap hidup sehat (Tantut Susanto, 2010).
keperawatan keluarga dimana perawat mendapatkan kesempatan untuk
membangkitkan minat keluarga dalam mengadakan perbaikan kearah
101
Implementasi merupakan aktualisasi dari perencanaan yang telah disusun
ebelumnya bersama keluarga, pada tahap ini penulis melakukan
tindakan keperawatan yang
irencanakan dapat terlaksanakan semua seperti : pendidikan kesehatan,
ng dihadapi saat melakukan tindakan keperawatan pada Nn.
yaitu salah satu anggota keluarga anggota keluarga Ny. S tidak hadir
E. Evaluasi
Evaluasi merupakan kegiatan yang membandingkan antara hasil dan
implementasi dengan kriteria dan standar yang telah ditetapkan untuk
s
tindakan sesuai dengan rencana keperawatan yang telah dibuat, rencana
tindakan yang telah dibuat bersama kedatangan perawat kerumah Tn. C
saat perawat melakukan pengkajian, ada rencana tindakan keperawatan
yang telah disusun dan telah dilaksanakan.
Pada diagnosa pertama, semua rencana
d
teknik relaksasi progresif, kompres air hangat dan senam disminore.
Modifikasi lingkungan dan menganjurkan klien memanfaatkan fasilitas
kesehatan.
Kendala ya
M
karena sedang ada acara kepengurusan Rw. Penulis meninggalkan leaflet
pada anggota keluarga dengan harapan seluruh anggota keluarga dapat
membacanya.
melihat keberhasilan rencana tindakan. Keberhasilan evaluasi didasarkan
pada keefektifan yang dilakukan oleh perawat dan keluarga, keefektifan
intevensi dapat dilihat dari respon keluarga dan hasil yang sesuai dengan
tujuan yang telah dirumuskan, dalam mengevaluasi hasil tindakan yang
telah dilakukan perawat menggunakan metode observasi secara langsung,
wawancara dan pemeriksaan fisik.
102
valuasi dibagi menjadi 2 yaitu evaluasi proses dan evaluasi hasil.
asil evaluasi proses diagnose pertama perawat melakukan tindakan
rtian,
alam menjawab pertanyaan perawat, dan
yang pertama penulis lakukan pada tanggal 21
pril 2018 dan berdasarkan data yang diperoleh masalah belum teratasi.
,
si progresif dan
kepada keluarga untuk
enerapkan apa yang telah diajarkan oleh perawat kepada keluarga
E
H
keperawatan yaitu menjelaskan kepada keluarga tentang penge
penyebab, tanda gejala, akibat lanjut dari disminore dengan
menggunakan lembar balik.
Keluarga mengatakan paham tentang disminore dan tampak klien dan
keluarga saat kooperatif d
perawat mendemonstrasikan cara perawatan dengan teknik relaksasi
progresif, kompres air hangat dan disminore.
Klien mengatakan paham cara perawatan, klien tampak melakukan apa
yang diajarkan perawat.
Sedangkan evaluasi hasil
A
Karena keluarga mengerti belum mengetahui tentang disminore. Pada
pertemuan kedua, evaluasi yang diperoleh masalah teratasi sebagian
karena keluarga sudah mulai mengetahui tentang dismonore.
Pada pertemuan ketiga, evaluasi yang diperoleh masalah teratasi sebagian
karena keluarga sudah tahu cara mengatasi disminore.
Pada pertemuan keempat, evaluasi yang diperoleh masalah teratasi.
Karena keluarga sudah menerapkan teknik relaksa
kompres air hangat
Pada pertemuan kelima yaitu masalah teratasi.
Sebagai tindak lanjut penulis menganjurkan
m
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Kesimpulan yang dapat diambildari studi kasus ini antara lain :
1. Pengkajian terhadap masalah disminore pada keluara Tn. C khususnya
Nn. M yang telah dilakukan secara komprehensif dan diperoleh hasil,
yaitu terdapat keluhan utama setiap pertama sebelum haid selalu nyeri
perut pada bagian bawah skala nyerinya 7-8 dan bisa berlangsung 1
sampai 2 hari jika nyeri haid sampai tidak bisa melakukan aktivitas
seperti sekolah dan membantu orang tua dirumah.
a. Terdapat beberapa kesenjangan antara lain, fungsi afektif, fungsi
perawatan, fungsi ekonomi, riwayat kesehatan keluarga, fungsi
sosialisai dan status lingkungan
b. Faktor penghambat : satu anggota keluarga jarang dirumah dan
klien juga jarang dirumah karena kesibukan sekolah sehingga
perawat susah untuk bertemu dengan klien
Solusi : melakukan kontrak waktu dengan keluarga yang bersangkutan
agar efektifnya saat melakukan asuhan keperawatan
2. Diagnosa yang muncul dan prioritas yaitu gangguan rasa nyaman
(nyeri haid) pada keluarga Tn. C khususnya Nn. M
a. Faktor pendukung : keluarga menerima dan menyadari masalah
kesehatan yang dialami oleh Nn. M
b. Kesenjangan : dimana penulis hanya memunculkan
diagnose tunggal
103
104
3. Rencana keperawatan
Rencana keperawatan yang disusun , yaitu memberikan penyuluhan
kesehatan tetang disminore mendemonstrasikan teknik rileksasi,
mendemonstrasikan kompres air hangat dan mendemonstrasikan
senam disminore
a. Faktor pendukung : sikap kooperatif dan terbuka Nn. M serta
kerjasama dalam mengatasi masalah
b. Faktor penghambat : keluarga jarang ada dirumah, keluarga ada
ketika sore dan pada saat hari lubur
4. Tindakan keperawatan yang dilakukan merupakan implementasi dan
rencana keperawatan yang telah disusun yaitu mengkaji keluhan klien,
penyuluhan kesehatan, mendemonstrasikan senam disminore
a. Factor pendukung : keluarga kooperatif dan bersikap terbuka
dalam menerima setiap tindakan yang diberikan.
b. Kesenjangan dan factor penghambat : salahsatu anggota keluarga
sibuk jarang ada dirumah karena kesibukan pengurusan Rw di
daerah tempat tinggal keluarga Tn. C
c. Tindak lanjut penulis : berpesan kepada anggota keluarga yang
tidak hadir dan penulis meninggalkan leaflet pada keluarga dengan
harapan seluruh anggota keluarga dapat membacanya.
5. Evaluasi terhadap keberhasilan tindakan yang telah dilakukan setiap
pertemuan sebanyak 5 kali pertemuan hasil evaluasi hasil secara
subjektif yaitu : klien mengatakan “nyeri haid berkurang dan paham
tentang disminore”
Dan hasil evaluasi Objektif : pasien memperlihatkan penjelasan
tentang cara perawatan disminore dan pencegahan bila terjadi nyeri
haid.
105
B. SARAN
1. Perawat
Pada saat melakukan asuhan keperawatan keluarga dengan disminore,
diharapkan perawat mendapatkan hasil yang optimal saat pengkajian.
Bila di dalam melakukan pengkajian asuhan keperawatan ada
hambatan , misalnya keluarga jarang ada dirumah . kita sebagai
perawat harus menemukan solusi agar efektifnya saat melakukan
pengkajian keperawatan.
Solusi : melakukan kontrak waktu dengan keluarga yang bersangkutan
agar efektifnya saat melakukan asuhan keperawatan
2. Tenaga Kesehatan
Petugas kesehatan hendaknya melakukan penyuluhan seperti kegiatan
UKS dengan bertemakan disminore yang dilakukan dirumah warga
atau kantor RW setempat, bertujuan agar tidak terjadi peningkatan
disminore dari tahun-ketahun
3. Keluarga pasien
Diharapkan kepada keluarga Tn. C agar dapat menjaga kesehatan dan
makan yang bergizi 4 sehar 5 sempurna dan dapat memanfaatkan
fasilitas kesehatan seperti puskesmas, klinik maupun rumah sakit
sebagai salahsatu tindakan untuk mengatasi masalah keperawatan
kesehatan yang ada didalam keluarga
4. Puskesmas
Diharapkan pelayanan yang berada di puskesmas memberikan
penyuluhan setiap bulannya pada masyarakat, agar masyarakat paham
dan mengerti tentang kesehatan terutama tentang disminore. Dan
memotivasi kepada keluarga untuk datang kepelayanan kesehatan
seperti puskesmas
DAFTAR PUSTAKA
Sharon J, Reader dan Leonide L. Martin dan Deborah Koniak-Griffin (2003). “Keperawatan maternitas : kesehatan wanita, bayi&keluarga.(et al.) – Ed. 18. Jakarta : EGC 2011
Prawirahardjo Sarwono, (2010) “Ilmu kandungan”. Jakarta : Bina Pustaka
Friedman, M. Marilyn. (1998). Keperawatan keluarga: Teori dan Praktik Jakarta : EGC
Mubarak, dkk (2009) “Ilmu keperawatan komunitas konsep dan aplikasi. Jakarta : Salemba Medika
Kozier dan Erb’s (2009) “Buku Ajar Praktik Keperawatan Klinis Edisi ke-5. Jakarta : EGC
Sarwono Sarlito (2011) “Psikologi Remaja”. Jakarta : Rajawali Pers
Kemenkes RI. 2004. Keputusan RI Nomor 128/KEMENKES/SK/II2004 Kebijakan Dasar Pusat Kesehatan Masyarakat. Jakarta
dr. Siska Sulistami…(et al.) “Psikologi & Kesehatan Reproduksi Remaja”. Jakarta : Mustika Pustaka Negeri
Bobak. (2005). “Keperawatan Maternitas”. Jakarta : EGC
Oktaviana, A dan Imron, R. (2012). Menurunkan Nyeri Disminore dengan kompres hangat. Jurnal Keperawatan
Lampiran
SATUAN ACARA PENYULUHAN
DISMINORE
DI SUSUN OLEH :
SAVIRA MELATI
2015750040
PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA 2018
SATUAN ACARA PENYULUHAN DISMINORE
A. Identitas
a. Topik : nyeri haid pada anak remaja
b. Sasaran : Nn. M
c. Waktu : 30 menit
d. Tempat : dirumah Tn. C
B.Tujuan instruksional
TIU : setelah mengikuti kegiatan penyuluhan diharapkan klien
dapat memahamitentang nyeri haid/ disminore yang sering
dialami pada wanita saat menstruasi
TIK : setelah mengikuti kegiatan penyuluhan ini diharapkan klien
dapat menjelaskan kembali tentang pengertian, penyebab,
tanda dan gejala, cara pencegahan dan cara mengatasinya
C. Materi (terlampir)
a. Pengertian disminore
b. Penyebab disminore
c. Tanda dan gejala disminore
d. Carapencegahan disminore
e. Cara mengatasi disminore
D. Metode
a. Ceramah
b. Tanya jawab
c. Diskusi
d. Media : leaflet
KEGIATAN PEMBELAJARAN
No Fase Penyuluhan Sasaran Wa
ktu
1 Pra interaksi Menyiapkan
2 Orientasi
- Salam
- Perkenalan
- Menjelaskan tujuan
- Kontrak waktu
Melakukan appersepsi
- Mengucap salam
- Memperkenalkan diri
- Menjelaskan tujuan
- Melakukan kontrak waktu yang akan
digunakan
- Mengajukan
pertanyaan
-menjawab salam
- memperhatikan
- memperhatikan
- memperhatikan
-menjawab pertanyaan
5
me
nit
3 Kerja
- Menjelaskan materi dengan metode
a. Ceramah
b. Tanya jawab
- Memberikan kesempatan
bertanya
Menjelaskan materi dengan
metode
a. Ceramah
b. Tanya jawab
Mempersiapkan untuk
bertanya
a. Memperhatikan
b. Menjawab pertanyaan
Mengajukan pertanyaan
20
me
nit
4 Terminasi
Salam
Menyimpulkan
Mengucap salam
Menjawab pertanyaan
Menjawab salam
5
me
nit
E. Evaluasi
Jenis evaluasi
a. Evaluasi proses : klien dapat menyebutkan kembali tentang
pengertian Disminore, penyebab Disminore,
tanda gejala Disminore, cara pencegahan
Disminore, cara mengatasi Disminore
b. Evaluasi hasi : klien paham dan mengerti tentang disminore
SATUAN ACARA PENYULUHAN
HIPERTENSI
DI SUSUN OLEH :
SAVIRA MELATI
2015750040
PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN
FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA 2018
A. Identitas
a. Topik :Hipertensi
b. Sasaran : Ny. S
c. Waktu : 30 menit
d. Tempat : dirumah Tn. C
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah dilakukan penyuluhan tentang hipertensi selama 1 x 30 menit
masyarakat dapat memahami tentang penyakit darah tinggi.
2. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan selama 1x30 menit keluargadapat :
a. Menjelaskan pengertian darah tinggi
b. Menyebutkan 3 dari 5 penyebab darah tinggi dengan baik.
c. Mengetahui tanda dan gejala darah tinggi dengan baik.
d. Mengetahui makanan yang dianjurkan dan makanan yang dibatasi untuk
penderita Darah tinggi
e. Mengetahui komplikasi dari hipertensi
f. Mendemonstarsikan tehnik relaksasi/napas dalam
C. Materi (terlampir)
a. Pengertian hipertensi
b. Penyebab hipertensi
c. Tanda dan gejala hipertensi
d. Cara pencegahan hipertensi
e. Cara mengatasi hipertensi
D. Metode
a. Ceramah
b. Tanya jawab
c. Diskusi
d. Media : leaflet
KEGIATAN PEMBELAJARAN
NO TAHAP WAKTU KEGIATAN MEDIA
1. Pembukaan 5 menit o Salam perkenalan
o Menjelaskan kontrak dan tujuan
pertemuan
o Menyamakanpersepsi
2. Pelaksanaan 20 menit o Menjelaskan tentang :
o Pengertian darah tinggi
o Penyebab darah tinggi
o Tanda dan gejala darah tinggi
o Diet darah tinggi
o Mengetahui komplikasi yang
terjadi akibat hipertensi
o Mendemonstrasikantehnikrelaksa
si/napasdalam
o Membuka sesion pertanyaan
o Diskusi dengan keluarga
Leaflet
Dan
Lembar
Balik
3. Penutup 5 menit o Menyimpulkandaripembelajaran
yang diberikan
o Mengevaluasipembelajaran yang
diberikan
o Menutup pembelajaran dengan
salam
E. Evaluasi
Jenis evaluasi
a. Evaluasi proses : klien dapat menyebutkan kembali tentang
pengertian Hipertensi, penyebab Hipertensi,
tanda gejala Hipertensi, cara pencegahan
Hipertensi, cara mengatasi Hipertensi
b. Evaluasi hasi : klien paham dan mengerti tentang Hipertensi
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
DATA PRIBADI
Nama Lengkap : SAVIRA MELATI
Tempat, Tanggal Lahir : Jakarta, 11 Juni 1998
Jenis Kelamin : Perempuan
Kewarganegaraan : Indonesia
Agama : Islam
Status : Belum Menikah
Alamat : Jl. Sukamulya 7. Rt. 06 Rw. 04 no.1
Kelurahan Harapan Mulya, kecamatan Kemayoran
Jakarta Pusat
Email : [email protected]
Riwayat Pendidikan Formal
1. TK RA. DARUSSA’ADAH : Tahun 2004 - 2006 2. SDN Harapan Mulya 04 PT : Tahun 2006 - 2011
3. SMP. N 79 Jakarta : Tahun 2011 - 2013
4. SMA. N 41 Jakarta : Tahun 2013 - 2015
5. D III Keperawatan FIK UMJ : Tahun 2015 - 2018
Pendidkan Tambahan
1. Basic Trauma dan Cardiac Life Support Tahun 2017
2. Pelatihan Dasar Kepemimpinan Mahasiswa Tahun 2012
3. Pelatihan Darul Arqom Dasar Tahun 2015
4. Course National English Centre Tahun 2015-2017
Riwayat Organisasi
1. Ikatan Mahasiswa Muhammdiyah
2. Ikatan Keluarga Mahasiswa ( IKM ) Tahun 2016-2017