askep dhf teori word 03
DESCRIPTION
askep dhfTRANSCRIPT
![Page 1: Askep Dhf Teori Word 03](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082407/55cf9da0550346d033ae74ed/html5/thumbnails/1.jpg)
PATHWAY DHF
Vektor aedes aegypti Komplek antibodi virus
Virus yang masuk Aktivitas komplemen Depresi sumsum tulang
melalui kulit yang
tergigit nyamuk Histamin dilepaskan oleh C3a C5a Trombosit kehilangan fungsi
Viremia Peningkatan permeabilitas agregasinya dan PO (Plasma leakage) mengalami
Stimulasi sel Metabolism
makrotag DMN Plasma ke ekstravaskuler
untuk produksi Dimusnakan oleh
pirogen endogen Volume plasma turun sistem RE
Masuk hipotalamus Hematokrit meningkat Trombositopenia
Mengacaukan Aliran darah ke jantung PerdarahanTermoregulasi
PERUBAHAN PERFUSI Hepatumegali Hiperpireksia JARINGAN PERIFER
Peregangan kapsul hati
PENINGKATAN Hipoksia jaringan
SUHU TUBUH(HIPERTERMI) Mobilitas usus Metabolisme
lambat Sel an aerob
NUTRISI
KURANG DARI KEBUTUHAN
Mual muntah Penimbunan
Asam laktat
Dehidrasi
Keletihan,
KEKURANGANVOLUMECAIRAN
Malaise, nyeriotot, sendi, GANGGUANnyeri kepala NYAMAN
(NYERI)
![Page 2: Askep Dhf Teori Word 03](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082407/55cf9da0550346d033ae74ed/html5/thumbnails/2.jpg)
ASUHAN KEPERAWATAN ANAK
DENGAN DENGUE HEMORRAGIC FEVER ( DHF )
A. PENGKAJIAN
1. ANAMNESA
a. Identitas
DHF dapat menyerang dewasa atau anak-anak terutama anak berumur < 15
tahun. Tidak terrdapat perbedaan jenis kelamin tetapi kematian lebih sering terjadi
pada anak perempuan. Lingkungan tempat tinggal pasien merupakan endemic DHF
dan sering terjadi pada musin hujan
b. Keluhan Utama
Panas / Demam
c. Riwayat Penyakit Sekarang
Demam akut (mendadak) disertai menggigil dan terus menerus selama 2 – 7
hari (tanpa sebab) disertai juga lemah, nafsu makan menurun, mual dan muntah,
batuk pilek, sakit menelan, nyeri pada anggota badan, punggung, sendi, kepala dan
ulu hati, perdarahan gusi, epitaksis, sampai perdarahan yang hebat berupa muntah,
bisa juga diare atau melena, pegal-pegal pada seluruh tubuh (Ngastiyah; 1997:342).
d. Riwayat Penyakit Dahulu
Ada kemungkinan anak yang telah terjangkau penyakit DHF bisa berulang
DHF lagi, Tetapi penyakit ini tidak ada hubungannya dengan penyakit yang pernah
diderita dahulu.
e. Riwayat Tumbuh Kembang
Pertumbuhan dan perkembangan menjadi bahan pertimbangan yang penting
karena setiap individu mempunyai ciri-ciri struktur dan fungsi yang berbeda,
sehingga pendekatan pengkajian fisik dan tindakan harus disesuaikan dengan
pertumbuhan dan perkembangan (Robert Priharjo, 1995).
f. Riwayat Prenatal – Natal – Post Natal
1) Prenatal
Pengaruh konsumsi obat atau jamu-jamuan terutama pada kehamilan
semester pertama,trauma perdarahan pervaginam, penyakit selama kehamilan
yang menyertai seperti TORCH, DM, Hipertiroid yang dapat mempengaruhi
pertumbuhan dan perkembangan janin di dalam rahim.
2) Natal
Umur kehamilan, persalinan dengan bantuan alat yangdapat
mempengaruhi fungsi dan maturitas organ vital. Apakah ada kelahiran sukar,
spontan, tindakan (forcep/vokum) perdarahan antepartom,
![Page 3: Askep Dhf Teori Word 03](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082407/55cf9da0550346d033ae74ed/html5/thumbnails/3.jpg)
3) Post Natal
Apgar skor < 6 berhubungan dengan asfiksia, resusitasi atau
hiperbilirubinemia. berat badan dan panjang badan untuk mengikuti
pertumbuhan dan perkembangan anak pada usia sekelompoknya. Pemberian ASI
dan PASI terhadap perkembangan daya tahan tubuh alami dan imunisasi buatan
yang dapat mengurangi pengaruh infeksi pada tubuh.
g. Riwayat Penyakit Keluarga
Penyakit DHF dibawah oleh nyamuk jadi bila terdapat anggota keluarga
yang menderita penyakit ini dalam satu rumah besar kemungkinan tertular karena
penyakit ini ditularkan lewat gigitan nyamuk
h. Riwayat Kesehatan Lingkungan
Daerah atau tempat yang sering dijadikan tempat tinggal nyamuk ini adalah
lingkungan yang kurang pencahayaan dan sinar matahari, banyak genangan air, vas
bunga yang jarang diganti airnya, kaleng bekas tempat penampungan air, botol dan
ban bekas. Tempat –tempat seperti ini biasanya banyak dibuat sarang nyamuk Janis
ini. Perlu ditanyakan pula apakah didaerah itu ada riwayat wabah DHF karena
inipun juga dapat terulang kapan-kapan
i. Riwayat Psiko Sosio Spiritual
Derajat IV dapat terjadi pasien gelisah
j. Activity Daily Living
1). Nutrisi : Mual, muntah, anoreksia, sakit saat menelan
2). Aktivitas : Nyeri pada anggota badan, punggung sendi, kepala, ulu hati, pegal-
pegal pada seluruh tubuh, menurunnya aktivitas bermain.
3). Istirahat, tidur :Dapat terganggu karena panas, sakit kepala dan nyeri
4). Eliminasi : Diare / konstipasi, melena, oligouria sampai anuria
5). Personal hygiene : Meningkatnya ketergantungan kebutuhan perawatan diri.
2. PEMERIKSAAN FISIK
a. Keadaan umum
1) Stadium I
Kesadaran composmentis suhu tubuh meningkat sampai 39 – 41,1 OC (103 –
106 OF), nadi dan TD masih dalam batas normal dan pada kulit terjadi
perdarahan yang dipaksakan ( RL test ).
2) Stadium II sampai IV
Suhu tubuh masih tinggi, kesadaran menurun (terutama pada stadium III – IV),
nadi cepat dan lemah, tekanan darah rendah atau hipotensi (pada stadium III),
![Page 4: Askep Dhf Teori Word 03](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082407/55cf9da0550346d033ae74ed/html5/thumbnails/4.jpg)
pada stadium IV nadi tidak teraba dan tekanan darah tidak dapat diukur, kulit
dingin, lembab, sianosis (FKUI; 1985:613)
b. Kepala da Leher
1) Wajah : kemerahan pada muka, pembengkakan sekitar mata, lakrimasi dan
fotobia, pergerakan bola mata nyeri
2) Mulut : mukosa mulut kering, perdarahan gusi, lidah kotor, (kadang-kadang)
sianosis
3) Hidung : Epistaksis
4) Tenggorokan : Hiperemi
5) Leher : terjadi pembesaran kelenjar limfe pada sudut atas rahang daerah servikal
posterior
c. Dada ( Thorak )
Nyeri tekan epigastrik, nafas dangkal
Pada Stadium IV : Palpasi : vocal – fremitus kurang bergetar
Perkusi: suara paru pekak, auskultasi didapatkan suara nafas
vesikuler yang lemah.
d. Abdomen ( perut )
Pada palpasi : terjadi pembesaran hati dan limfe, pada keadaan dehidrasi turgor kulit
dapat menurun, sufftg dulness, balote ment point (Stadium IV)
e. Anus dan Genetalia
1) Eliminasi alvi : diare, konstipasi, melena
2) Eliminasi uri : dapat terjadi oligouria sampai anuria
f. Extremitas
1) Stadium I : Ekstremitas atas nampak petekie akibat RL test,
2) Stadium II – III : terdapat petekie dan ekimose di kedua ekstrimitas
3) Stadium IV : Ekstrimitas dingin, berkeringat dan sianosis pada jari tangan
dan kaki
3. PEMERIKSAAN PENUNJANG
a. Laboratorium:
- HB, Hematokrit / PCV meningkat sama atau lebih dari 20 %
- Trombosit menurun 100.000 / mm3
- Leucopenia, kadang-kadang Leucositosis ringan
- Waktu perdarahan memanjang
- Waktu protombin memanjang
b. Radiologi: Rontgen thorak ditemukan Effusi Pleura
c. Uji test Tourniquet Positif
![Page 5: Askep Dhf Teori Word 03](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082407/55cf9da0550346d033ae74ed/html5/thumbnails/5.jpg)
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Peningkatan suhu tubuh (hipertermi) berhubungan dengan proses infeksi virus
2. Kurangnya volume cairan tubuh berhubungan dengan peningkatan permeabilitas
pembuluh darah, perdarahan, munta demam
3. Gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan intake yang
tidak adekuat akibat dari mual, muntah, anoreksia dan sakit menelan
4. Perubahan perfusi jaringan perifer berhubungan dengan perdarahan, peningkatan
permeabilitas pembuluh darah ( plasma lekage )
5. Gangguan rasa nyaman (nyeri) berhubungan dengan keletihan, malaise sekunder akibat
DHF
C. NURSE CARE PLANNING
1. Diagnosa 1 : Peningkatan suhu tubuh (hipertermi) berhubungan dengan proses infeksi
virus
a. Tujuan: Suhu tubuh klien stabil
b. Kriteria hasil: - Suhu tubuh normal (36 – 37O C)
- Pasien bebas dari demam
c. Intervensi:
1) Kaji saat timbulnya demam
R / Identifikasi pola demam pasien yang bersifat akut (mendadak) disertai
menggigil
2) Monitor temperatur tubuh
R/ Perubahan temperatur dapat terjadi pada proses infeksi akut
3) Observasi tanda-tanda vital (suhu, tensi, nadi, pernafasan) tiap 3 jam atau lebih
sering
R/ Tanda vital merupakan acuan untuk mengetahui keadaan umum pasien
4) Berikan penjelasan tentang penyebab demam atau peningkatan suhu tubuh
R/ Penjelasan tentang kondisi yang dialami pasien dapat membuat pasien /
keluarga mengurangi kecemasan yang timbul
5) Anjurkan dan berikan hidrasi peroral secara adekuat sesuai dengan kebutuhan
tubuh pasien ( 1 ½ -2 liter dalam 24 jam )
R/ Peningkatan suhu tubuh mengakibatkan penguapan tubuh meningkat
sehingga perlu diimbangi dengan asupan yang banyak
6) Berikan kompres hangat (pada daerah axila dan lipatan paha)
R/ Kompres hangat dapat menghindarkan kekacauan termoregulasi karena
pembuluh darah mengalami vasodilatasi
![Page 6: Askep Dhf Teori Word 03](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082407/55cf9da0550346d033ae74ed/html5/thumbnails/6.jpg)
7) Anjurkan pasien untuk menggunakan pakaian yang tipis dan mudah menyerap
keringat
R/ Memberikan rasa nyaman dan pakaian yang tipis mudah menyerap keringat
dan tidak merangsang peningkatan suhu tubuh
8) Observasi intake dan output cairan
R/ Mendeteksi dini kekurangan cairan serta mengetahui keseimbangan cairan
9) Anjurkan dan beri penjelasan tentang pentingnya tirah baring
R/ Memotivasi pasien dan keluarga untuk lebih kooperatif karena tirah baring
sangat diperlukan untuk proses penyembuhan infeksi akut.
10) Kolaborasi : pemberian cairan intravena dan pemberian obat antipiretik sesuai
program
R/ Cairan intra vena dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan cairan dan
antipiretik dibutuhkan untuk penurunan suhu tubuh pasien
2. Diagnosa 2 : Kurangnya volume cairan tubuh berhubungan dengan peningkatan
permeabilitas pembuluh darah, perdarahan, munta demam
a. Tujuan: kekurangan volume cairan teratasi
b. Kriteria hasil: - TTV (nadi, tensi) dalam batas normal
- Capilarry refill < 2 detik
- Akral hangat
- Tidak ada tanda-tanda pre syok
- Ubun-ubun datar
c. Intervensi:
1) Kaji keadaan umum pasien
R/ menetapkan data dasar pasien untuk mengetahui dengan cepat penyimpangan
dari keadaan normalnya
2) Observasi tanda-tanda syok (nadi lemah dan cepat, tensi menurun, okeral dingin,
kesadaran menurun, gelisah)
R/ mengetahui tanda syok sedini mungkin sehingga dapat segera dilakukan
tindakan
3) Monitor tanda-tanda dehidrasi (turgor kulit turun, ubun-ubun cekung produksi
urin turun)
R/ mengetahui derajat dehidrasi (turgor kulit turun, ubun-ubun cekung, produksi
urine turun)
4) Jelaskan penyebab dan cara mengatasi kekurangan cairan
R/ Memotivasi pasien dan keluarga untuk lebih kooperatif sehingga masalah
segera dapat diatasi
![Page 7: Askep Dhf Teori Word 03](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082407/55cf9da0550346d033ae74ed/html5/thumbnails/7.jpg)
5) Observasi intake dan output cairan
R/ Mendeteksi dini kekurangan cairan serta mengetahui keseimbangan cairan
6) Anjurkan dan berikan hidrasi peroral secara adekuat sesuai dengan kebutuhan
tubuh pasien ( 1 ½ -2 liter dalam 24 jam )
R/ asupan cairan sangat diperhatikan untuk menambah volume cairan tubuh
7) Kolaborasi : pemberian cairan intravena
R/ Cairan intra vena dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan cairan dan
3. Diagnosa 3: Gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan
intake yang tidak adekuat akibat dari mual, muntah, anoreksia dan sakit menelan
a. Tujuan: kebutuhan nutrisi terpenuhi
b. Kriteria hasil: - Adanya minat/ selera makan
- pasien mampu menghabiskan makanan sesuai dengan porsi yang
diberikan / dibutuhkan
c. Intervensi:
1) Kaji factor penyebab gangguan pemenuhan nutrisi
R/ Untuk menentukan intervensi atau tindakan selanjutnya
2) Kaji adanya keluhan mual, muntah dan nyeri telan yang dialami pasien
R/ dengan mengetahui keluhan pasien, perawat dapat segera menentukan cara
mengatasinya
3) Jelaskan pentingnya nutrisi yang cukup untuk proses penyembuhan pasien
R/ meningkatkan pengetahuan pasien dan keluarga tentang nutrisi sehingga
motivasi untuk makan meningkat
4) Monitor dan catat intake makanan pasien
R/ mengetahi pemenuhan nutrisi pasien / jumlah diit yang dikonsumsi oleh
pasien
5) Berikan makanan dalam porsi kecil dan frekuensi sering
R/ dengan pemberian makanan dalam porsi kecil dan frekwensi sering dapat
meringankan aktivitas lambung dan usus halus sehingga dapat mengurangi
keluhan mual dan muntah dari pasien
6) Berikan makanan yang muda ditelan seperti bubur, nasi tim dan hidangkan
selagi masih hangat
R/ membantu mengurangi kelelahan pasien dan meningkatkan asupan makanan
karena mudah ditelan
7) Hindari makanan yang merangsang dan dan bergas
R/ Menghindari distensi dan iritasi lambung
8) Timbang BB pasien tiap hari bila memungkinkan
![Page 8: Askep Dhf Teori Word 03](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082407/55cf9da0550346d033ae74ed/html5/thumbnails/8.jpg)
R/ Memonitor kurangnya BB dan efektifitas intervensi nutrisi yang diberikan
9) Kolaborasi dengan tim ahli gizi
R/ menentukan makanan yang tepat dan aman untuk dikonsumsi pasien
10) Kolaborasi pemberian nutrisi parenteral dan obat anti emetic sesuai indikasi
R/ Parenteral sangat dibutuhkan bila asupan peroral kurang dan obat anti emetic
bibutuhkan unuk mengurangi mual muntah sehingga diharapkan intake dapat
meningkat
4. Diagnosa 4: Perubahan perfusi jaringan perifer berhubungan dengan perdarahan,
peningkatan permeabilitas pembuluh darah ( plasma lekage )
a. Tujuan: Perfusi jaringan perifer tetap adekuat
b. Kriteria hasil: - Suhu ekstrimitas hangat, tidak lembab, warna merah muda
- Ekstrimitas tidak nyeri, tidak ada pembengkakan
- CRT kembali kurang dari 2 detik
c. Intervensi:
1) Kaji dan catat tanda-tanda vital (kualitas dan frekuensi nadi, tensi, capilary
reffil)
R/ tanda vital merupakan acuan untuk mengetahui penurunan perfusi ke jaringan
2) Kaji dan catat sirkulasi pada ekstrimitas (suhu, kelembaban dan warna)
R/ suhu dingin, warna pucat pada ekstrimitas menunjukkan sirkulasi darah
kurang adekuat
3) Nilai kemungkinan kematian jaringan pada ekstrimitas seperti dingin, nyeri,
pembengkakan kaki
R/ mengetahui tanda kematian jaringan ekstrimitas lebih awal dapat berguna
untuk mencegah kematian jaringan
4) Jelaskan manfaat dan ajarkan cara pemeriksaan tanda-tanda keadekuatan perfusi
kepada keluarga pasien
R/ Meningkatkan kooperatif keluarga untuk mengetahui secara dini gangguan
perfusi sehingga dapat diatasi secepat mungkin
5. Diagnosa 5: Gangguan rasa nyaman (nyeri) berhubungan dengan keletihan, malaise
sekunder akibat DHF
a. Tujuan: Rasa nyaman pasien terpenuhi
b. Kriteria hasil: - nyeri berkurang atau hilang
c. Intervensi:
1) Kaji tingkat nyeri yang dialami pasien dengan memberi rentang nyeri (0 – 10)
![Page 9: Askep Dhf Teori Word 03](https://reader036.vdokumen.com/reader036/viewer/2022082407/55cf9da0550346d033ae74ed/html5/thumbnails/9.jpg)
R/ mengetahui seberapa berat nyeri yang dialami pasien sehingga perawat dapat
menentukan cara mengatasinya
2) Kaji faktor-faktor yang mempengaruhi reaksi pasien terhadap nyeri
R/ dengan mengetahui faktor-faktor tersebut maka perawat dapat melakukan
intervensi yang sesuai dengan masalah klien
3) Berikan posisi yang nyaman dan ciptakan suasana ruangan yang tenang
R/ posisi yang nyaman dan situasi yang tenang dapat membuat perasaan yang
nyaman pada pasien
4) Berikan suasana gembira bagi pasien, alihkan perhatian pasien dari rasa nyeri
dengan mainan, membaca buku cerita
R/ dengan melakukan aktivitas lain pasien dapat sedikit mengalihkan
perhatiannya terhadap nyeri
5) Beri kesempatan pasien berkomunikasi dan berinteraksi dengan keluarga
terdekat
R/ Untuk mengalihkan perhatian dan merasa tenang
6) Kolaborasi pemberian obat-obatan analgesic
R/ obat analgetik dapat menekan rasa nyeri