askep anak seminar (dhf)

39
ASKEP KEPERAWATAN ANAK PADA AN. K DENGAN DHF DI BANGSAL ANAK RSUD BREBES DI SUSUN OLEH 1. Ropiah Susanti 2. Diah Tiara S. 3. Vivi Ayu. 4. Elsi Ayu AKPER PEMKOT TEGAL 0

Upload: amykurtcobain

Post on 18-Apr-2017

270 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

Page 1: ASKEP ANAK Seminar (Dhf)

ASKEP KEPERAWATAN ANAK PADA AN. K

DENGAN DHF

DI BANGSAL ANAK

RSUD BREBES

DI SUSUN OLEH

1. Ropiah Susanti

2. Diah Tiara S.

3. Vivi Ayu.

4. Elsi Ayu

AKPER PEMKOT TEGAL TAHUN AKADEMIK 2013/2014

Jln.Dewi Sartika No.1 Debong Kulon Kec.Tegal Selatan Kota Tegal

Tlp. (0283) 32352

0

Page 2: ASKEP ANAK Seminar (Dhf)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Konsep Dasar Dengue Hemorrhagic Fever

2.1.1   Pengertian

DHF adalah demam khusus yang dibawa oleh aedes aegypty dan beberapa

nyamuk lain yang menyebabkan terjadinya demam. Biasanya dengan cepat

menyebar secara efidemik. (Sir,Patrick manson,2001).

Demam berdarah dengue adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh

virus dengue (arbovirus) yang masuk ke dalam tubuh melalui gigitan nyamuk

Aedes aegypti (Suriadi & Yuliani, 2001).                                                  

Demam Berdarah Dengue (DBD) atau Dengue Haemorrhagic Fever

(DHF) adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh virus Dengue Famili

Flaviviridae,dengan genusnya adalah flavivirus. Virus ini mempunyai empat

serotipe yang dikenal dengan DEN-1, DEN-2, DEN-3 dan DEN-4. Selama ini

secara klinik mempunyai tingkatan manifestasi yang berbeda, tergantung dari

serotipe virus Dengue. (Saroso, 2007)

2.1.2   Etiologi

DHF disebabkan oleh virus dengue yang termasuk dalam genus Flavivirus

dan ditularkan oleh nyamuk Aedes Aegypti. Di Indonesia, virus tersebut sampai

saat ini telah diisolasi menjadi 4 serotipe virus dengue yang termasuk dalam grup

B dari arthropedi borne viruses ( Arbovirus ), yaitu DEN-1, DEN-2, DEN-3, dan

DEN-4. Infeksi oleh salah satu serotype menimbulkan antibody seumur hidup

terhadap serotype bersangkutan, tetapi tidak ada perlindungan terhadap serotipr

lain. Virus dengue ini terutama ditularkan melalui vector nyamuk aedes aegypti.

Nyamuk aedes albopictus,

aedes polynesiensis dan beberapa spesies lain kurang berperan. Jenis nyamuk ini

terdapat hampir di seluruh Indonesia kecuali di ketinggian lebih dari 1000 m di

1

Page 3: ASKEP ANAK Seminar (Dhf)

atas permukaan laut. Perkembangan hidup nyamuk Aedes Aegypti dari telur

hingga dewasa memerlukan waktu sekitar 10-12 hari. Hanya nyamuk betina yang

menggigit dan menghisap darah serta memilih dari manusia untuk memotong

telurnya. Sedangkan nyamuk jantan tidak dapat menghisap darah, melainkan

hidup Dari sari bunga tumbuh-tumbuhan. Umur nyamuk Aedes Aegypti betina

sekitar ± 2 minggu. ( Hadinegoro, 1999 )

2.1.3   Patofisiologi

Virus dengue masuk pertama kali ke dalam tubuh manusia melalui gigitan

nyamuk, terinfeksi oleh virus dengue untuk pertama kalinya atau mendapat

infeksi berulang virus dengue lainnya. Saat virus masuk kedalam peredaran darah

melalui gigitan nyamuk, terjadi infeksi virus dengue yang akan merangsang

endotoxin,selanjutnya merangsang zat pyrogen dan endogen, mengakibatkan

interleukin 1, menggeser set point dari titik normal, sehingga terjadi menggigil,

demam, dan terjadi hipertermia mendadak. Dari hipertermi akan meningkatkan

stress, merangsang keluarnya histamine, menyebabkan peningkatan HCI,

mengiritasi lambung, terjadi mual dan penurunan nafsu makan, masukan yang

tidak adekuat sehingga menyebabkan ketidakseimbangan nutrisi yaitu kurang dari

kebutuhan tubuh.

2

Page 4: ASKEP ANAK Seminar (Dhf)

E. Pathways

3

Virus Dengue

Viremia

Hiperthermi

Hepatomegali DepresiSum – sum tulang

Permebilitas kapiler

meningkat

Perubahan

Nutrisi kurang

dari kebutuhan

Manifestasi perdarahan

Kehilangan plasma

Hipovolemia

Syok

Kematian

Permebilitas kapiler meningkat

Efusi pleura AscitesHemokonsntrasi

Resiko syok hipovolemia

Resiko tjd perdarahan

- Anoreksia- Muntah

Resti Kekurangan Volume cairan

Perubahan perfusi jaringan perifer

Page 5: ASKEP ANAK Seminar (Dhf)

.1.4   Pemeriksaan penunjang

a. Darah

Pada demam dengue terdapat leucopenia pada hari ke 2 atau ke 3 pada DBD

dijumpai trombositopenia dan hemokonsentrasi

b. Air Seni

Mungkin ditemukan albuminuria ringan

2.1.5   Tanda dan gejala

a. Demam tinggi mendadak selama 2-7 hari ( tanpa sebab jelas )

b. Manifestasi pendarahan, paling tidak terdapat uji tourniquet positif dan adanya salah

satu bentuk pendarahan yang lain, misalnya : ptekiae, ekimosis, epistaksis,

pendarahan gusi, melena atau hematemesis

c. pembesaran hati

d. mual, muntah, tidak ada nafsu makan, diare, dan konstipasi

e. Nyeri ulu hati karena adanya pendarahan di lambung, nyeri otot, nyeri  tulang

sendi.

f. Syok yang ditandai nadi lemah dan cepat disertai dengan tekanan nadi yang

menurun ( 20 mmHg atau kurang ), tekanan darah yang menurun ( tekanan

sistolik menurun sampai 80 mmHg atau kurang ), dan kulit yang teraba dingin dan

lembab, terutama pada ujung hidung, jari dan kaki. Penderita gelisah serta timbul

sianosis di sekitar mulut.

2.1.6   Penatalaksanaan

Bila anak diduga atau sudah didiagnosa medis DHF, maka hal yang harus

dilakukan adalah :

a.       Tirah baring

b.      Beri makanan yang lunak. Apabila belum ada nafsu makan dianjurkan untuk

minum banyak 1, - 2 liter dalam 24 jam ( susu, air, dengan gula atau sirup ). Atau

air tawar yang ditambahkan dengan garam saja.

4

Page 6: ASKEP ANAK Seminar (Dhf)

c.       Medikamentosa yang bersifat simtomatis. Hiperpireksia dapat diberikan kompres

es di kepala, ketiak dan inguinal. Antipiretik sebaiknya dari golongan

asetaminoferen, eukinin, atau dipiron. Hindari pemberian asetol karena bahaya

pendarahan.

d.      Pemberian cairan intravena pada anak tanpa renjatan dilakukan bila anak terus

menerus muntah, sehingga tidak mungkin diberi makanan peroral atau didapatkan

nilai hematokrit yang terus meningkat ( >40vol% ). Jumlah cairan yang diberikan

tergantung dari derajat dehidrasi dan kehilangan elektrolit, dianjurkan cairan

glukosa 5 % dalam 1/3 larutan NaCl 0,9% dengan jumlah tetesan 16 x/ menit.

2.1.7   Prognosis

Kasus DBD di Kaltim, tahun 2007 mencapai 5.244 kasus meninggal dunia

102 orang. Tahun 2008 sebanyak 5.777 kasus meninggal 105 orang dan tahun

2009 sebanyak 5.244 kasus meninggal sebanyak 68 orang. Terbanyak

penderitanya adalah di Samarinda, Balikpapan dan Kukar dengan angka kematian

sebesar 1,9 persen. Berdasarkan dana Dinkes Samarinda tahun 2009 terdapat

1.138 kasus dengan angka kejadian 26/10.000 penduduk. Sedangkan di Indonesia,

Dengan jumlah kematian sekitar 1.317 orang tahun 2010, Indonesia menduduki

urutan tertinggi kasus demam berdarah dengue di ASEAN. Untuk itu, Indonesia

bekerja sama dengan negara-negara anggota ASEAN dalam membasmi penyakit

DBD. Berdasarkan data P2B2, jumlah kasus DBD di Indonesia tahun 2010 ada

150.000 kasus.

2.1.8   Pencegahan

Pencegahan penyakit DBD sangat tergantung pada pengendalian

vektornya, yaitu nyamuk Aedes Aegypti. Pengendalian nyamuk tersebut dapat

dilakukan dengan menggunakan beberapa metode yang tepat, yaitu :

a.       Lingkungan

Metode lingkungan untuk mengendalikan nyamuk tersebut antara lain dengan

pemberantasan sarang nyamuk, pengelolaan sampah padat, modifikasi tempat

pengembangbiakan nyamuk hasil samping kegiatan manusia.

b.      Biologis

5

Page 7: ASKEP ANAK Seminar (Dhf)

Pengendalian biologis dengan menggunakan ikan pemakan jentik ( ikan

cupang )

c.                   Kimiawi

Pengendalian kimiawi antara lain :

1)      Pengasapan/fogging berguna untyk mengurangi kemungkinan penularan sampai

batas waktu tertentu.

2)      Memberikan bubuk abate pada tempat-tempat penampungan air seperti gentong

air, vas bunga, kolam, dan lain-lain.

1.2              Konsep Dasar Asuhan Keperawatan

1.2.1        Pengkajian

Pengkajian adalah langkah awal dan dasar bagi seorang perawat dalam

melakukan pendekatan secara sistematis untuk mengumpulkan data dan

menganalisa, sehingga dapat diketahui kebutuhan klien tersebut. Pengumpulan

data yang akurat dan sistematis akan membantu menentukan status kesehatan dan

pola pertahanan klien serta memudahkan dalam perumusan diagnosa keperawatan.

( Doenges : 2000 ).

Tahap pengkajian adalah sebagai berikut :

a.       Pengumpulan data, yaitu mengumpulkan informasi tentang kekuatan dan

kelemahan klien dengan cara wawancara, observasi, dan pemeriksaan fisik

melalui keluarga, orang terdekat, masyarakat, maupun rekam medic.

b.      Identitas klien dan keluarga, terdiri dari :

1)      Nama klien, umur, tanggal lahir, jenis kelamin, agama.

2)      Nama ayah, umur, agama, pekerjaan, pendidikan, alamat.

3)      Nama ibu, umur, agama, pekerjaan, pendidikan, alamat.

4)      Tanggal anak masuk rumah sakit, diagnose medis, dan segala sumber informasi

yang diperoleh.

c.       Keluhan utama, yaitu alas an yang paling menonjol pada pasien dengan DHF

untuk datang ke rumah sakit

d.      Riwayat kesehatan

1)      Riwayat penyakit sekarang

6

Page 8: ASKEP ANAK Seminar (Dhf)

Ditemukan adanya keluhan panas mendadak yang disertai menggigil dengan

kesadaran kompos mentis. Turunnya panas terjadi antara hari ke 3 dan ke 7 dan

keadaan anak semakin lemah. Kadang disertai keluhan batuk pilek, nyeri telan,

mual, diare/konstipasi, sakit kepala, nyeri otot, serta adanya manifestasi

pendarahan pada kulit

2)      Riwayat penyakit yang pernah diderita

Penyakit apa saja yang pernah diderita klien, apa pernah mengalami serangan

ulang DHF.

3)      Pemeriksaan fisik, terdiri dari :

Inspeksi, adalah pengamatan secara seksama terhadap status kesehatan klien

( inspeksi adanya lesi pada kulit ). Perkusi, adalah pemeriksaan fisik dengan jalan

mengetukkan jari tengah ke jari tengah lainnya untuk mengetahui normal atau

tidaknya suatu organ tubuh. Palpasi, adalah jenis pemeriksaan fisik dengan

meraba klien. Auskultasi, adalah dengan cara mendengarkan menggunakan

stetoskop ( auskultasi dinding abdomen untuk mengetahu bising usus )

e.       Riwayat imunisasi

Apabila anak mempunyai kekebalan yang baik, maka kemungkinan akan

timbulnya komplikasi dapat dihindari

f.       Riwayat gizi

Status gii anak yang menderita DHF dapat bervariasi. Semua anak dengan

status gizi baik maupun buruk dapat beresiko, apabila terdapat factor

predisposisinya. Anak yang menderita DHF sering mengalami keluhan mual,

muntah, dan nafsu makan menurun. Apabila kondisi ini berlanjut dan tidak

disertai dengan pemenuhan nutrisi yang mencukupi, maka anak dapat mengalami

penurunan berat badan sehingga status gizinya menjadi kurang.

g.      Pola kebiasaan

1)      Nutrisi dan metabolism : frekuensi, jenis, pantangan, nafsu makan berkurang, dan

nafsu makan menurun.

2)      Eliminasi alvi ( buang air besar ). Kadang-kadang anak mengalami

diare/konstipasi. Sementara DHF pada grade III-IV bisa terjadi melena.

7

Page 9: ASKEP ANAK Seminar (Dhf)

3)      Eliminasi urine perlu dikaji apakah sering buang air kecil, sedikit/banyak,

sakit/tidak. Pada DHF grade IV sering terjadi hematuria

4)      Tidur dan istirahat. Anak sering mengalami kurang tidur karena mengalami

sakit/nyeri otot dan persendian sehingga kuantitas dan kualitas tidur maupun

istirahatnya kurang.

5)      Kebersihan. Upaya keluarga untuk menjaga kebersihan diri dan lingkungan

cenderung kurang terutama untuk membersihkan tempat sarang nyamuk.

h.      Pemeriksaan laboratorium

Pada pemeriksaan darah klien DHF akan dijumpai :

1)      Hb dan PCV meningkat ( ≥20%)

2)      Trambositopenia (≤100.000/ml)

3)      Leukopenia

4)      Ig.D. dengue positif

5)      Hasil pemeriksaan kimia darah menunjukkan : hipoproteinemia, hipokloremia,

dan hiponatremia.

6)      Urium dan Ph darah mungkin meningkat

7)      Asidosis metabolic : Pco2<35-40 mmHg

8)      SGOT/SGPT mungkin meningkat

1.2.2        Diagnosa Keperawatan

Diagnosa keperawatan adalah pernyataan yang menggambarkan respons

actual atau potensial klien terhadap masalah kesehatan yang perawata mempunyai

lisensi dan kompeten untuk mengatasinya. ( Perry Potter, 2005 )

Nursalam ( 2001 ) menyatakan diagnosa keperawatan yang dapat timbul

pada klien dengan DHF adalah :

a.       Peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan peningkatan laju metabolisme

b.      Defisit volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan aktif

c.       Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan

ketidakmampuan untuk mencerna makanan

d.      Perubahan perfusi jaringan kapiler berhubungan dengan perdarahan

8

Page 10: ASKEP ANAK Seminar (Dhf)

e.       Defisiensi pengetahuan berhubungan dengan tidak familiar dengan sumber

informasi

Menurut Nanda, diagnose keperawatan dinyatakan dengan benar adalah sebagai

berikut :

a.       Hipertermia berhubungan dengan peningkatan laju metabolism

Batasan Karakteristik

-          Konvulsi

-          Kulit kemerahan

-          Peningkatan suhu tubuh diatas kisaran normal

-          Kejang

-          Takikardi

-          Takipnea

-          Kulit terasa hangat

b.      Defisit volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan aktif

Batasan Karakteristik

-          Perubahan status mental

-          Penurunan tekanan darah

-          Penurunan tekanan nadi

-          Penurunan volume nadi

-          Penurunan turgor kulit

-          Penurunan turgor lidah

-          Pengeluaran haluaran urine

-          Penurunan pengisian vena

-          Membrane mukosa kering

-          Kulit kering

-          Peningkatan hematokrit

-          Peningkatan suhu tubuh

-          Peningkatan frekuensi nadi

-          Peningkatan konsentrasi urine

-          Penurunan berat badan tiba-tiba

-          Haus

9

Page 11: ASKEP ANAK Seminar (Dhf)

-          Kelemahan

c.       Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan

ketidakmampuan untuk mencerna makanan

Batasan Karakteristik

-          Kram abdomen

-          Nyeri abdomen

-          Menghindari makanan

-          Berat badan turun 20 % atau lebih di bawah berat badan ideal

-          Kerapuhan kapiler

-          Diare

-          Kehilangan rambut berlebihan

-          Bising usus hiperaktif

-          Kurang makanan

-          Kurang informasi

-          Kurang minat pada makanan

-          Penurunan berat badan denagn asupan makanan adekuat

-          Kesalahan konsepsi

-          Kesalahan informasi

d.      Defisiensi pengetahuan berhubungan dengan tidak familiar dengan sumber

informasi

Batasan Karakteristik

-          Perilaku hiperbola

-          Ketidakakuratan mengikuti perintah

-          Ketidakakuratan melakukan tes

-          Perilaku tidak tepat

-          Pengungkapan masalah

1.2.3        Perencanaan Keperawatan

Perencanaan adalah kategori dari perilaku keperawatan dimana tujuan

yang berpusat pada klien dan hasil yang diperkirakan ditetapkan dan intervensi

keperawatan dipilih untuk mencapai tujuan tersebut. ( Perry Potter, 2005 )

10

Page 12: ASKEP ANAK Seminar (Dhf)

a.       Menetapkan prioritas bukan semata-mata memberikan nomor pada diagnose

keperawatan dengan dasar keparahan atau kepentingan fisiologis. Prioritas

diklasifikasikan sebagai tinggi, menengah, atau rendah. (Perry Potter, 2005 )

b.      Merumuskan tujuan dan criteria hasil, pedoman penulisan criteria hasil

berdasarkan “ SMART “

S    : Spesifik ( tujuan harus spesifik dan tidak menimbulkan arti ganda )

M   : Measurable ( tujuan harus dapat diukur )

A   : Achievable ( tujuan harus dapat dicapai )

R   : Reasonable ( tujuan harus dapat dipertanggungjawabkan secara   

        ilmiah )

T    : Time ( waktu keperawatan )

Nanda ( 2009 ) dan Doenges ( 2000 ), menyatakan bahwa rencana tindakan

keperawatan yang dapat disusun untuk setiap diagnose adalah :

a.       Peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan peningkatan laju metabolisme

Tujuan             : Mempertahankan suhu tubuh normal dengan criteria hasil suhu

tubuh 35,50-37,00c

Kriteria hasil    : Suhu tubuh antara 36 – 370 c, membrane mukosa basah, nyeri

otot hilang

Rencana    :

1)      Ukur tanda-tanda vital ( suhu )

2)      Berikan kompres hangat

3)      Tingkatkan intake cairan

b.      Defisit volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan aktif

Tujuan             :  Kebutuhan cairan terpenuhi dengan criteria hasil mata tidak cekung,

membrane mukosa tetap lembab, turgor kulit baik

Kriteria hasil    : Turgor kulit baik, kulit tidak kering, membrane mukosa tetap lembab

Rencana          :

1)      Observasi tanda-tanda vital paling sedikit setiap tiga jam

2)      Observasi dan cata intake dan output

3)      Timbang berat badan

11

Page 13: ASKEP ANAK Seminar (Dhf)

4)      Monitor pemberian cairan melalui intravena setiap jam

c.       Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan

ketidakmampuan untuk mencerna makanan

Tujuan             : Kebutuhan nutrisi adekuat dengan criteria hasil berat badan stabil

atau meningkat

Rencana          :

1)      Berikan makanan yang disertai dengan suplemen nutrisi untuk meningkatkan

kualitas intake nutrisi

2)      Anjurkan kepada orang tua untuk memberikan makanan dengan teknik porsi kecil

tapi sering secara bertahap

3)      Timbang berat badan setiap hari pada waktu yang sama dan dengan skala yang

sama

4)      Pertahankan kebersihan mulut klien

5)      Jelaskan pentingnya intake nutrisi yang adekuat untuk penyembuhan penyakit

d.      Perubahan perfusi jaringan kapiler berhubungan dengan perdarahan

Tujuan             : Perfusi jaringan perifer adekuat dengan criteria hasil tanda-tanda vital

stabil, nadi 8-100x/menit, pernapasan 15-25 x/menit, suhu tubuh aksila 35,5-37,0

c, tekanan darah 95-1a20/50-70 mmHg

Rencana          :

1)      Kaji dan catat tanda-tanda vital

2)      Nilai kemungkinan terjadinya kematian jaringan pada ekstremitas seperti dingin,

nyeri, pembengkakan kaki

e.       Kurang pengetahuan berhubungan dengan tidak familiar dengan sumber

informasi

Tujuan             : Klien mengerti dan memahami proses penyakit dan pengobatan

Rencana         :

1)      Tentukan kemampuan dan kemauan untuk belajar

2)      Jelaskan rasional pengobatan, dosis, efek samping dan pentingnya minum obat

sesuai resep

12

Page 14: ASKEP ANAK Seminar (Dhf)

3)      Beri pendidikan kesehatan mengenai penyakit DHF

1.2.4        Pelaksanaan Keperawatan

Implementasi, yang merupakan komponen dari proses keperawatan, adalah

kategori dari perilaku keperawatan dimana tindakan yang diperlukan untuk

mencapai tujuan dan hasil yang diperkirakan dari asuhan keperawatan dilakukan

dan diselesaikan. (Perry & Potter, 2005 )

a)      Tindakan Keperawatan Mandiri

Tindakan yang dilakukan Tanpa Pesanan Dokter. Tindakan keperawatan

mendiri dilakukan oleh perawat. Misalnya menciptakan lingkungan yang tenang,

mengompres hangat saat klien demam.

b)      Tindakan Keperawatan Kolaboratif

Tindakan yang dilakukan oleh perawat apabila perawata bekerja dengan

anggota perawatan kesehatan yang lain dalam membuat keputusan bersama yang

bertahan untuk mengatasi masalah klien

1.2.5        Evaluasi Keperawatan

Langkah evaluasi dari proses keperawatan mengukur respons klien

terhadap tindakan keperawatan dan kemajuan klien kea rah pencapaian tujuan.

Evaluasi terjadi kapan saja perawat berhubungan dengan klien. Penekanannya

adalah pada hasil klien. Perawat mengevaluasi apakah perilaku klien

mencerminkan suatu kemunduran atau kemajuan dalam diagnose keperawatan.

( Perry Potter, 2005 )

Pada saat akan melakukan pendokumentasian, menggunakan SOAP, yaitu:

S    : Data subyektif merupakan masalah yang diutarakan klien

O  : Data obyektif merupakan tanda klinik dan fakta yang berhubungan dengan

diagnose keperawatan

A   : Analisis dan diagnose

P   : Perencanaan merupakan pengembangan rencana untuk yang akan datang dari

intervensi

13

Page 15: ASKEP ANAK Seminar (Dhf)

BAB 3

TINJAUAN KASUS

.

3.1       Pengkajian

3.1.1    Identitas klien

Nama : An. K

Umur : 3 tahun

Jenis Kelamin : Perempuan

Alamat : Sawojajar

Nama ayah /ibu :Tn,D/Ny T

Pendidikan :-

Pekerjaan : Buruh

Agama : Islam

Suku Bangsa : Jawa/Indonesia

3.1.3    Riwayat kesehatan klien

a.       Keluhan utama

Ibu klien mengatakan anaknya demam sejak 3 hari yang lalu dan tidak mau

minum tidak mau makan,tiap kali makan pazti muntah

b.      Riwayat penyakit sekarang

Sebelumnya klien belum pernah masuk rumah sakit rawat inap. Klien demam

kira-kira selama 3 hari mulai tanggal 19 Mei 2014, paginya klien di kompres dan

sudah tidak panas lagi pada siang hari. Namun ternyata sore hari badan klien

demam kembali. Ibu klien langsung membawa ke rumah sakit karena khawatir

dengan keadaan anaknya.

c.       Riwayat penyakit lalu

1)      Prenatal Care

Pemeriksaan kehamilan rutin di bidan praktek, selama hamil tidak ada keluhan

atau penyakit yang ibu alami. Ibu klien tidak pernah terpapar dengan radiasi.

Berat badan selama kehamilan 62 kg.

14

Page 16: ASKEP ANAK Seminar (Dhf)

2)      Natal

Ibu melahirkan di bidan praktek. Jenis persalinan normal. Tidak ada

komplikasi selama/setelah persalinan

3)      Post natal

Kondisi bayi saat lahir tidak ada cacat. Klien lahir dengan BB : 1.8 Kg, PB :

45 Cm. Sebelumnya tidak pernah menderita penyakit seperti sekarang.

4)      Riwayat kesehatan keluarga

Keluarga Ibu klien mempunyai penyakit sesak nafas. Klien dan adiknya

mempunyai penyakit asma.

5)      Riwayat imunisasi

 Klien mendapatkan imunisasi polio pada umur 1 bulan dan reaksinya adalah

demam. Imunisasi terakhir pada umur 3 bulan dengan mendapatkan imunisasi

DPT.

6)      Riwayat tumbuh kembang

A.    Pertumbuhan Fisik

a.       BB saat sakit         : 17kg

b.      BB sebelum sakit  : 19 kg

c.       PB                         : 62 cm

B.     Perkembangan tiap tahap

a.       Berguling              : 6 bulan

b.      Merangkak            : 9 bulan

c.       Duduk                   : 10 bulan

d.      Mengeluarkan suara          : 1 tahun

C.      Riwayat nutrisi

a.       Pemberian asi

                        Klien menyusui setelah lahir, klien mendapatkan asi langsung dari ibu. Lama

pemberian asi ± 1 tahun

b.      Pemberian susu formula

Klien diberi susu formula sejak umur 5 bulan sampai sekarang

c.       Perubahan pola nutrisi tiap tahap usia – sekarang

15

Page 17: ASKEP ANAK Seminar (Dhf)

Klien usia 0 – 5 bulan mendapatkan asi eksklusif. Umur 6 – 10 bulan

mendapat asi dan bubur. Umur 11 – 16 bulan mendapatkan asi dan bubur TIM.

Umur 3 tahun sampai sekarang mendapatkan nasi, telur, sayur dan lain – lain.

d.      Riwayat psikososial

  Klien tinggal bersama dengan kedua orang tuanya dan seorang adiknya.

Klien tidur bersama dengan sang adik. Sehari – hari klien bermain dengan

adiknya karena klien tidak mempunyai kegiatan khusus.

e.       Riwayat spiritual

Anggota keluarga klien rajin dalam beribadah

f.       Aktivitas sehari –hari

1)      Nutrisi

Sebelum sakit klien suka makan. Sehari klien makan 3 kali dengan lauk

apapun. Tetapi saat sakit, klien hanya makan 1 – 2 kali yaitu sebanyak 3 – 4

sendok makan dari porsi makan yang disediakan. Ibu klien mengatakan “ anak

saya tidak nafsu makan “.

2)      Cairan

Sebelum sakit klien minum susu setiap pagi jika ada dan minum air putih.

Klien dalam sehari minum 5 – 7 gelas perhari. Pada saat sakit klien hanya minum

air putih saja dengan takaran 2 gelas / ± 400 cc per hari dan diberi tambahan

cairan infuse RL 28 tetes/menit.

3)      Eliminasi

A.    BAB

Sebelum sakit klien BAB 2 kali / hari dengan konsistensi lunak. Saat di rumah

sakit klien ada BAB 1 kali / hari dengan konsistensi lunak. Klien pergi ke toilet

tanpa bantuan dan tanpa pengawasan ibu klien.

B.     BAK

Sebelum sakit klien BAK 3 – 4 kali / hari dan saat sakit klien BAK ± 500 cc

perhari, klien tidak ada masalah dengan BAK.

C.     Istirahat Tidur

Sebelum sakit klien jarang tidur siang. Klien tidur malam mulai jam 21.00 –

06.00 WIB. Klien tidak mengalami kesulitan tidur.

16

Page 18: ASKEP ANAK Seminar (Dhf)

D.    Olahraga

Klien tidak mempunyai jadwal olahraga yang rutin. Klien biasanya hanya

bermain sepak bola hamper setiap hari dengan teman –temannya.

E.     Personal Hygene

Klien mandi 2 kali sehari menggunakan sabun, sikat gigi, dan pasta gigi. Saat

sakit klien tidak dapat mandi sendiri dan hanya di seka oleh ibu klien dengan

bantuan perawat sebanyak 1 kali sehari. Rambut klien terlihat bersih karena ibu

klien rajin menyisir rambut klien.

F.      Aktivitas / mobilitas fisik

Kegiatan sehari – hari klien adalah bermain dengan saudara dan teman –

teman klien di rumah. Saat sakit klien hanya berbaring di tempat tidur ditemani

sang ibu.

G.    Rekreasi

Klien hanya berkunjung ketempat keluarga terdekat. Dalam keluarga klien

tidak ada program khusus dalam rekreasi baik sebelum sakit maupun saat sakit.

g.      Pemeriksaan fisik

1)      Keadaan umum

KU            : sedang, kesadaran komposmentis

2)      Tanda – tanda vital

Nadi          : 126x/menit

Suhu          : 380 C

Pernafasan       : 28x/menit

3)      Antropometri

A.    BB             : 17 Kg

B.     TB             : 62 cm

C.     Lingkar kepala      : 44 cm

D.    Lingkar lengan atas           : 16 cm

E.     Lingkar dada                     : 51 cm

F.      Lingkar perut                    : 52 cm

4)      Sistem pernapasan

17

Page 19: ASKEP ANAK Seminar (Dhf)

Hidung simetris, tidak ada secret, tidak ada tumor teraba, gerakan dada saat

bernafas simetris.

5)      Kardiovaskuler

Konjungtiva tidak anemis, tidak ada sianosis, bibir kering

6)      Sistem pencernaan

Kemampuan menelan klien baik, tidak ada kembung, mukosa bibir kering.

7)      Sistem indra

Mata          : konjungtiva tidak anemis

Hidung      : Tidak ada secret

Telinga      : Daun telinga keadaannya semistris, fungsi pendengaran baik.

8)      Sistem syaraf

A.    Tingkat kesadaran komposmentis

B.     Gerakan tubuh lemah

C.     Fungsi sensorik klien baik pada sentuhan benda tajam dan benda dingin dengan

menolaknya

9)      Sistem integemen

Rambut     : warna hitam, terlihat bersih

Kulit          : akral hangat, tidak terdapat gatal – gatal

Kuku         : warna merah muda, tidak mudah patah dan bersih

h.      Terapi

Amoxsan : 3 x 500 mg

Sanmol : 3 x ½ sendok

Vometa ; 3 x ½ sendok

IVFD RL : 28 Tetes / menit

18

Page 20: ASKEP ANAK Seminar (Dhf)

I. ANALISA DATA

NO DATA ETIOLOGI PROBLEM

1. DS: Ibu klien mengatakan

anaknya demam sejak 5 hari

yang lalu dan tidak mau

minum

DO : klien tampak pucat

lemah,turgor kulit jelek.mata

cekung

Intake cairan yang

tidak adekuat

Kekurangan

volume cairan

2 DS : Ibu klien mengatakan

anaknya tidak mau makan,tiap

kali makan pazti muntah

DO:klien tampak lemas,bb

smrs19 kg

Bb sekarang 17kg

Porsi yang disajikan hanya

dimakan sesuap saja

Mual muntah dan

tidak nafsu makan

Peubahan nutrisi

kurang dari

kebutuhan tubuh

2. DIAGNOSA KEPERWATAN

1. Defisit volume cairan berhubungan dengan intake

cairan yang tidak adekuat

2. Kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan butuh

berhubungan dengan ketidakmampuan untuk

mencerna makanan

19

Page 21: ASKEP ANAK Seminar (Dhf)

3.        Intervensi Keperawatan

Tgl No Kriteria Hasil Intervensi

20/04/20014 1 Setelah dilakukan

tindakan keperawatan

selama 2x24 jam ,

diharapkan volume cairan

terpenuhi

Volume cairan

adekuat

Kekuatan tubuh

kembali normal

Klien tenang

Observasi tanda-

tanda vital paling

sedikit setiap tiga jam

Observasi dan catat

intake dan output

Anjurkan ibu klien

untuk memberikan

minum yang banyak

minimal 8 gelas/hari

Monitor pemberian

cairan melalui

intravena setiap jam

20//04/2014 2 Setelah dilakukan

tindakan keperawatan

selama 2x24 jam ,

diharapkan nafsu makan

meningkat

Nutrisi adekuat

BAB normal

Tidak ada

sariawan

Timbang berat badan

setiap hari atau sesuai

indikasi

Ciptakan lingkungan

yang nyaman

Berikan makanan

yang disertai dengan

suplemen nutrisi

untuk meningkatkan

kualitas intake nutrisi

Anjurkan kepada

orang tua untuk

memberikan

makanan dengan

teknik porsi kecil tapi

sering secara

20

Page 22: ASKEP ANAK Seminar (Dhf)

bertahap

Anjurkan kebersihan

oral

4. IMPLEMENTASI

Tgl No IMPLEMENTASI

1 Mengobservasi dan catat intake dan output

Menganjurkan ibu klien untuk memberikan minum yang

banyak minimal 8 gelas/hari

Menonitor pemberian cairan melalui intravena setiap jam

2 Memberikan makanan yang disertai dengan suplemen

nutrisi untuk meningkatkan kualitas intake nutrisi

Menganjurkan kepada orang tua untuk memberikan

makanan dengan teknik porsi kecil tapi sering secara

bertahap

Menimbang berat badan setiap hari pada waktu yang sama

dan dengan skala yang sama

Menimbang berat badan setiap hari atau sesuai indikasi

Menganjurkan istirahat sebelum makan

Mmberikan kebersihan mulut terutama sebelum makan

Menciptakan lingkungan yang nyaman

Mengkolaborasi dengan tim ahli gizi

21

Page 23: ASKEP ANAK Seminar (Dhf)

5. EVALUASI

Tgl No EVALUASI TTD

20/04/2014 1. Hari 1

S :I bu klien mengtakan anaknya hanya mau minum

1-2 gelas perhari

O : - Mukosa bibir kering, minum sehari 1-2 gelas

A : Volume cairan tidak adekuat

P  : Lanjutkan intervensi

1)                  Mengobservasi tanda-tanda vital paling

sedikit setiap tiga jam

2)                  Mengobservasi dan cata intake dan output

3)                  Menonitor pemberian cairan melalui

intravena setiap jam

21/04/2014 2. S : Ibu klien mengatakan anaknya belum mau

makan

O : BB 16,0 kg

A : Kebutuhan nutrisi tidak adekuat

P  : Lanjutkan intervensi

1)                  Menimbang berat badan setiap hari atau

sesuai indikasi

2)                  Memberikan kebersihan mulut terutama

sebelum makan

3) Mengkolaborasi dengan tim ahli gizi

Tgl No CATATAN PERKEMBANGAN TTD

21/04/2014 1. Hari 2

S : Ibu klien mengatakan anaknya sudah mulai

minum banyak dalam sehari

22

Page 24: ASKEP ANAK Seminar (Dhf)

O : - Mukosa bibir kering, minum sehari 1-2 gelas

A : Volume cairan tidak adekuat

P  : Lanjutkan intervensi

1)                  Mengobservasi tanda-tanda vital paling

sedikit setiap tiga jam

2)                  Mengobservasi dan cata intake dan output

3)                  Menonitor pemberian cairan melalui

intravena setiap jam

21/04/2014 2. S : “ anak saya belum mau makan “

O : BB 16,0 kg

A : Kebutuhan nutrisi tidak adekuat

P  : Lanjutkan intervensi

1)                  Menimbang berat badan setiap hari atau

sesuai indikasi

2)                  Memberikan kebersihan mulut terutama

sebelum makan

3) Mengkolaborasi dengan tim ahli gizi

BAB 4

PENUTUP

4.1              Kesimpulan

23

Page 25: ASKEP ANAK Seminar (Dhf)

a.       Pada pengkajian yang penulis lakukan didapatkan data yang menunjukkan gejala

DHF, adanya demam tinggi, badan lemas, mukosa bibir kering disertai sedikit

minum dan tidak nafsu makan. Terjadi penurunan berat badan hingga 2 kg. Klien

di diagnose medis DHF akibat terinfeksi virus dengue melalui gigitan nyamuk

Aedes Aegypti.

b.      Pada diagnose keperawatan yang penyusun dapatkan pada An. W ada 4 diagnosa

yaitu : Hipertermi berhubungan dengan peningkatan laju metabolism, defisit

volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan aktif, perubahan nutrisi

kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan ketidakmampuan untuk

mencerna makanan, defisiensi pengetahuan berhubungan dengan tidak familiar

dengan sumber informasi.

c.       Intervensi keperawatan yang telah disusun semua berdasarkan standar asuhan

keperawatan. Pada diagnose hipertermi intervensi yang dibuat adalah Ukur tanda-

tanda vital ( suhu  ), Berikan kompres hangat, Tingkatkan intake cairan. Diagnosa

deficit volume cairan intervensi yang dibuat adalah Observasi tanda-tanda vital

paling sedikit setiap tiga jam, dan Observasi dan cata intake dan output. Diagnosa

perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh intervensi yang dibuat adalah

Timbang berat badan, Monitor pemberian cairan melalui intravena setiap jam,

Timbang berat badan setiap hari atau sesuai indikasi, Ciptakan lingkungan yang

nyaman, Berikan makanan yang disertai dengan suplemen nutrisi untuk

meningkatkan kualitas intake nutrisi, Anjurkan kepada orang tua untuk

memberikan makanan dengan teknik porsi kecil tapi sering secara bertahap,

Anjurkan kebersihan oral, Timbang berat badan setiap hari pada waktu yang sama

dan dengan skala yang sama

Diagnosa defisiensi pengetahuan intervensi yang dibuat adalah Tentukan

kemampuan dan kemauan untuk belajar, Jelaskan rasional pengobatan, dosis, efek

samping dan pentingnya minum obat sesuai resep, Beri pendidikan kesehatan

mengenai penyakit DHF.

d.      Implementasi keperawatan yang dilakukan untuk mengatasi masalah diagnose

hipertermi berhubungan dengan peningkatan laju metabolism tindakan yang

dilakukan untuk mengatasinya adalah mengukur tanda-tanda vital ( suhu  ),

24

Page 26: ASKEP ANAK Seminar (Dhf)

memberikan kompres hangat, meningkatkan intake cairan. Diagnosa deficit

volume cairan tindakan yang dilakukan untuk mengatasinya adalah

mengobservasi tanda-tanda vital paling sedikit setiap tiga jam, dan mengobservasi

dan cata intake dan output. Diagnosa perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan

tubuh tindakan yang dilakukan untuk mengatasinya adalah menimbang berat

badan, memonitor pemberian cairan melalui intravena setiap jam, menimbang

berat badan setiap hari atau sesuai indikasi, menciptakan lingkungan yang

nyaman, memberikan makanan yang disertai dengan suplemen nutrisi untuk

meningkatkan kualitas intake nutrisi, menganjurkan kepada orang tua untuk

memberikan makanan dengan teknik porsi kecil tapi sering secara bertahap,

menganjurkan kebersihan oral, menimbang berat badan setiap hari pada waktu

yang sama dan dengan skala yang sama. Diagnosa defisiensi pengetahuan

tindakan yang dilakukan untuk mengatasinya adalah menentukan kemampuan dan

kemauan untuk belajar, menjelaskan rasional pengobatan, dosis, efek samping dan

pentingnya minum obat sesuai resep, dan tidak lupa memberikan pendidikan

kesehatan mengenai penyakit DHF.

e.       Pada tahap akhir, yaitu evaluasi disimpulkan bahwa 4 diagnosa yang ada telah

diatasi semua selama tiga hari perawatan pada An. W yaitu diagnose

Hipertermi berhubungan dengan peningkatan laju metabolism, ditandai dengan 

suhu tubuh kembali normal 36,5 C. Defisit volume cairan berhubungan dengan

kehilangan cairan aktif ditandai dengan tidak muntah lagi dan minum 5-6

gelas/hari. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan

ketidakmampuan untuk mencerna makanan ditandai dengan berat badan kembali

normal 18 kg,tidak ada muntah, dan menghabiskan porsi makan yang disediakan.

DAFTAR PUSTAKA

Doenges, Marilynn E. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan. EGC. Jakarta

Herdman, T. Heather. 2009. Diagnosa Keperawatan Nanda Internasional. EGC.

Jakarta

25

Page 27: ASKEP ANAK Seminar (Dhf)

Perry, Potter. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan. EGC. Jakarta

Agustiani, Nurlinda. 2008. Karya Tulis Ilmiah DHF. Samarinda

M. Nurs, Nursalam. 2005. Asuhan Keperawatan pada bayi dan anak. Salemba

Medika. Jakarta

Suriadi, Yuliani, Rita. 2010. Asuhan Keperawatan Pada Anak edisi 2. Sagung

Seto. Jakarta

26