askep seminar hfmd.docx

63
SEMINAR KASUS ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA An. M. R DENGAN DIAGNOSE MEDIA HFMD (HAND, FOOT, MOUTH DESEASE) DI RT 03 RW 02 KELURAHAN PETEMON KECAMATAN SAWAHAN SURABAYA OLEH: 1. ALFIA NOFITASARI (200902027) 2. INDRA HARY NUGROHO (200902042) 3. MARIA OKTAVIANI SIRI (200902056) 4. SERAFINA MELANI (200902070) 5. ELLY THURINA FRIDASARI (201102058) 6. FRANSISKA SOESETIJANTI (201102060)

Upload: bro-indra

Post on 26-Dec-2015

497 views

Category:

Documents


19 download

TRANSCRIPT

Page 1: ASKEP SEMINAR HFMD.docx

SEMINAR KASUS

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA An. M. R DENGAN DIAGNOSE MEDIA HFMD (HAND, FOOT, MOUTH

DESEASE) DI RT 03 RW 02 KELURAHAN PETEMON KECAMATAN SAWAHAN

SURABAYA

OLEH:

1. ALFIA NOFITASARI (200902027)2. INDRA HARY NUGROHO (200902042)3. MARIA OKTAVIANI SIRI (200902056)4. SERAFINA MELANI (200902070)5. ELLY THURINA FRIDASARI (201102058)6. FRANSISKA SOESETIJANTI (201102060)

PROGRAM PROFESI NERSSEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KATOLIK

ST. VINCENTIUS A PAULOSURABAYA

2014

Page 2: ASKEP SEMINAR HFMD.docx

LEMBAR PERSETUJUAN

Seminar Kasus Asuhan Keperawatan Keluarga Pada An. M.R Dengan DiagnoseMedis HFMD (Hand, Foot, Mouth Desease) Di Rt 03 Rw 02 Kelurahan

Petemon Kecamatan Sawahan Surabaya ini Telah Disetujui Pada Tanggal 19 Juli 2014

Menyetujui,

Pembimbing Akademik Pembimbing Klinik

Widayani Yuliana S.Kep, Ns Maisarah, Amd Kep

NRK: 05-022 NIP: 19661218 198901 2 003

Mengetahui,

Ketua Program Studi S1 Keperawatan

Yustina Kristianingsih, M. KepNRK: 06-025

Kepala Puskesmas Sawahan

Dr. Grace Agustien WorangNIP: 1957 0809 198503 2 004

Page 3: ASKEP SEMINAR HFMD.docx

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Hand, foot and mouth disease (HFMD) atau kaki, tangan dan mulut (KTM)

adalah penyakit virus dengan tanda-tanda klinis yang jelas pada mulut dan lesi khusus

pada ekstremitas bagian bawah. Penyebab paling sering adalah coxackievirus, bagian

dari picornaviridae family (Jayakar, e-journal 2009) . Hand, foot and mouth disease

adalah exandemateus (penyakit virus dengan gejala ringan pada anak-anak dengan

demam kontinue atau remiten yang berlangsung selama 3 hari) yang tidak teratur.

Sering terjadi pada anak-anak atau pada dewasa yang disebabkan oleh virus coxackie

A16. Pada beberapa kasus disebabkan oleh coxackie virus A15dan AIO dan yang

lebih jarang lagi tipe A6, B2, dan enterovirus 71 (Yirdiz Batirbaygil, 1988)

Jakarta, InfoPublik - WHO melaporkan bahwa level kasus Hand Foot Mouth

Disease (HFMD) atau Penyakit Tangan Kaki Mulut (PTKM) masih rendah, di bawah

ambang kewaspadaan. "Meski demikian, untuk kewaspadaan Kemkes terus

berkoordinasi dengan WHO untuk antisipasi kemungkinan munculnya outbreak

seperti 2012 yg lalu," kata Dirjen Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan

Kemkes, Tjandra Yoga Aditama, Minggu (13/4), menanggapi pemberitaan yang

menyebutkan terjadi kasus PTKM di beberapa tempat di Jawa Timur dan Jawa Barat.

Disampaikan, dari hasil pengamatan Ditjen P2PL dan Dinas Kesehatan setempat

didapati bahwa seluruh kasus diketahui berusia 10 sampai 24 bulan dan memiliki

riwayat kontak dengan penderita karena rumah saling berdekatan serta biasa bermain

bersama.

Menurut California Health and Human Services Agensy dan Jayakar, E-journal:

(2009), tanda dari HFMD akan muncul dalam waktu 12-36 jam, yaitu sebagai

berikut: Diawali dengan demam dengan suhu 380C dengan durasi 2-3 hari, exathem

(erupsi pada kulit) dan enathem (erupsi pada mukosa oral), nyeri telan atau

pharingitis, kehilangan nafsu makan , pilek dan gejala seperti flu, malaise, muncul

bintik-bintik merah kecil didalam mulut dan pipi bagian dalam, gusi dan lidah, bintik

merah disertai lepuhan atau luka/lesi, papulo vesikel tampak kemerahan dan tidak

gatal pada kulit dapat terjadi di tangan, kaki dan bokong kadang-kadang terjadi di

lengan dan betis. Papulo vesikel yang tidak gatal ditangan kanan dan kaki. Penyakit

ini akan membaik dalam 7-10 hari.

Menurut Judarwanto Widodo (2009) ada 2 penatalaksanaan bagi penderita

HFMD yaitu: Farmakologi diantaranya adalah Antiseptik diberikan di daerah mulut,

Page 4: ASKEP SEMINAR HFMD.docx

pemberian obat demam dengan penghilang rasa sakit analgesik misalnya

paracetamol, pemberian anti biotik untuk mencegah terhadap infeksi sekunder pada

anak kecil, dehidrasi merupakan masalah utama karena anak tidak dapat menyusui,

pemberian anastesi topikal untuk mengurangi nyeri pada ulkus dan mengatasi

athralgia (Batir baygil, 1988). Pada penderita dengan kekebalan tubuh yang rendah

atau neonatus dapat diberikan imuniglobulin IV (IgIV) pada pasien dengan

immunocompromis atau neonatus. Sedangkan penangan secara suportif antara lain:

Istirahat yang cukup, pemberian cairan yang cukup untuk rehidrasi dan meningkatkan

nutrisi yang optimal. Menurut Travira Air (2009) Bila ada muntah, diare, atau

dehidrasi dan lemah atau komplikasi lain akan perlu dirawat. Pada bayi dan anak

yang lebih mudah sebaiknya dirujuk ke rumah sakit.

1.2 Rumusan Masalah

1) Apa saja data fokus pada pasien dengan HFMD?

2) Diagnosa keperawatan apa saja yang dapat terjadi pada pasien dengan HFMD?

3) Bagaimana tindakan keperawatan yang dapat dilakukan pada keluarga dengan

anggota keluarga yang menderita HFMD?

4) Bagaimana evaluasi keperawatan yang dilakukan pada pasien dengan HFMD?

1.3 Tujuan

1.3.1 Tujuan Umum

Mampu melakukan asuhan keperawatan keluarga pada pasien dengan HFMD di

kelurahan Sawahan.

1.3.2 Tujuan Khusus:

1) Mampu menentukan analisa data pada keluarga dengan anggota keluarga

menderita HFMD

2) Mampu menentukan diagnosa keperawatan pada keluarga dengan anggota

keluarga yang menderita HFMD

3) Mampu melakukan tindakan keperawatan pada keluarga dengan anggota

keluarga yang menderita HFMD

4) Mampu melakukan evaluasi pada Keluarga dengan anggota keluarga menderita

HFMD

1.4 Manfaat

1) Manfaat Teoritis

Dapat mengaplikasikan teori tentang asuhan keperawatan pada keluarga dengan

anggota keluarga menderita HFMD serta pertimbangan perawatan sesuai teori

yang yang didapatkan.

Page 5: ASKEP SEMINAR HFMD.docx

2) Manfaat Praktis

Dapat membantu keluarga dengan anggota keluarga yang menderita HFMD

memperoleh asuhan keperawatan yang maksimal untuk memulihkan dan

meningkatkan kualitas kesehatannya.

Page 6: ASKEP SEMINAR HFMD.docx

BAB 2

LAPORAN PENDAHULUAN

2.1 Konsep Medis

2.1.1 Pengertian

Hand, foot and mouth disease (HFMD) atau kaki, tangan dan mulut (KTM)

adalah penyakit virus dengan tanda-tanda klinis yang jelas pada mulut dan lesi khusus

pada ekstremitas bagian bawah. Penyebab paling sering adalah coxackievirus, bagian

dari picornaviridae family (Jayakar, e-journal 2009)

Hand, foot and mouth disease adalah exandemateus (penyakit virus dengan

gejala ringan pada anak-anak dengan demam kontinue atau remiten yang berlangsung

selama 3 hari) yang tidak teratur. Sering terjadi pada anak-anak atau pada dewasa

yang disebabkan oleh virus coxackie A16. Pada beberapa kasus disebabkan oleh

coxackie virus A15dan AIO dan yang lebih jarang lagi tipe A6, B2, dan enterovirus

71 (Yirdiz Batirbaygil, 1988)

Hand, foot and mouth disease atau penyakit tangan, kaki dan mulut adalah

penyakit yang disebabkan oleh virus coxakie dan entero virus yang lain dengan ujud

kelainan yang khas yaitu enanthem dan vesikel di mulut dan eksanthem dan vesikel di

tangan dan kaki (Kow Tong Chen, dkk; 2008)

Menurt Widodo Judarwanto (2009) Penyakit KTM (kaki, tangan dan mulut)

adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus RNA yang masuk dalam familli

Picorna Viridae (Pico= kecil) genus enterovirus (Non Polio). Penyakit yang dapat

disebabkan oleh kelompok virus ini diantaranya:

1) Vesicular stomatitisdengan exanthem (KTM): Cox-16, EV 71

2) Vesicular pharyngitis (Herpangina)- EV 70

3) Acute lymphonodular pharyngitis- Cox A-10

2.1.2 Epidemiologi dan penularan penyakit

Menurut Widodo Judarwanto (2009) epidemiologi penyakit KTM adalah

sebagai berikut:

1) Penyakit ini sangat menular dan sering terjadi pada musim panas. KTM adalah

penyakit yang umum atau biasa dan sering terjadi pada masyarakat yang crowded

atau padat dengan higiene, sanitasi yang burukdan menyerang anak-anak usia 2

minggu-5 tahun (kadang samapai 10 tahun). Orang dewasa umumnya kebal

terhadap enterovirus. Selama terjadi peningkatan infeksi EV 71 dalam jumlah

yang banyak, seseorang akan mengalami penurunan anti bodi.

Page 7: ASKEP SEMINAR HFMD.docx

2) Penularannya bisa terjadi secara horisontal transmision yaitu dari anak ke anak

atau pun dari ibu ke fetus (Jayakar, e-journal: 2009). Penyebarannya dapat

melalui kontak langsung dari orang ke orang yaitu melalui droplet aerosol, pilek,

air liur (saliva), tinja, vesikel, atau ekskreta. Sedangkan penularan secara tidak

langsung melalui barang handuk, baju, peralatan makan, dan mainan yang

terkontaminasi oleh sekresi tersebut.Penyakit ini tidak meiliki vektor namun ada

pembawa (carrier) seperti lalat dan kecoak.

3) Penyakit KTM ini mempunyai imunitas spesifik, namun anak dapat terkena

KTM lagi oleh virus strain atau enterovirus lainnya. Menurut Kow-Ton-Cen,

pada saat terserang oleh EV71 dalam jumlah yang banyak seseorang akan

mengalami penurunan antibodi.

4) Masa inkubasi penyakit ini termasuk pendek yaitu antara 2-5 hari atau 2-6 hari.

Gejala sistemik muncul dalam 24-48 jam, lesi tersebar pada kulit dan mukosa

oral. Exandem akan muncul dengan makula, kemudian berubah menjadi papula

dan vesikulalesi ini tersebar dalam 10-14 hari (Yirdiz Batirbaygil, 1988).

2.1.3 Penyebab

HFMD/KTM disebabkan oleh beberapa virus yang berbeda yang sebelumnya

termasuk dalam enterovirus (Health and Human services agensy). Yang paling sering

adalah Coxackie Virus 16 dan kadang-kadang enterovirus 71atau enterovirus yang

lain.Yang termasuk didalam entero virus adalah rhinovirus, Cardiovirus, Aphtoviru.

Di dalam jenis aphtovirus. (Widodo Judarwanto; 2009).

2.1.4 Patofisiologi

Penyebaran virus terjadi melalui kontak dengan cairan oral atau nasal, materi

fekal maupun droplet aerosol (fekal-oral atau oral-oral rute). Virus implantasi ke

mukosa bucal oral (pipi bagian dalam) dan tengorokan dan bereplikasi di daerah

tersebut kemudian menyebar ke usus (ileum) dan bereplikasi di usus, dari usus virus

invasi ke darah dan kelenjar getah bening dalam 24 jam menuju organ target. Terjadi

viremia dan menyebar ke mukosa mulut, dan seluruh tubuh termasuk tangan dan

kaki. Pada hari ke 7 setelah terinfeksi virus, tubuh membentuk antibodi meningkat

dan virus tereliminasivirus dikeluarkan melalui feses (Jayakar, E-jurnal: 2009;

JabatanKesehatan Negeri Serawak: 2006).

Enterovirus 71 merupakan virus yang menyerang neuropati. Batang otak

merupakan organ target untuk diinfeksi oleh virus ini. Tandanya sama dengan akut

flaxid paralisis walaupun tidak menyerang percabangan neuron motorik tetapi melalui

mekanisme neuropatological. Kemungkinan ada 2 rute yaitu virus masuk melalui

central nervus sistem (CNS) dan melalui perpindahan dari darah ke blood brain barier

(BBB) atau ditransmisikan dari CNS menuju ke syaraf perifer melalui axon.

Page 8: ASKEP SEMINAR HFMD.docx

Edema paru dapat terjadi pada anak-anak yang terserang enterovirus 71 terjadi

brainstem ensephalitis, dimana akan diaktifkan sitokin abnormal sebagai respon

terhadap inflamasi. Sitokin yang abnormal ini akan menyebabkan peningkatan

permeabilitas pembuluh darah seperti yang terjadi pada akut inflamatori distress

sindrom (ARDS) (Kow-Tong Cen, dkk, 2008).

2.1.5 Manifestasi klinis

Menurut CaliforniaHealth and Human Services Agensy dan Jayakar, E-journal:

(2009), tanda dari HFMD akan muncul dalam waktu 12-36 jam, yaitu sebagai

berikut:

1) Diawali dengan demam dengan suhu 38,30C dengan durasi 2-3 hari

2) Exathem (erupsi pada kulit) dan enathem (erupsi pada mukosa oral)

3) Nyeri telan atau pharingitis

4) Kehilangan nafsu makan

5) Pilek dan gejala seperti flu

6) Malaise.

7) Muncul bintik-bintik merah kecil didalam mulut

dan pipi bagian dalam, gusi dan lidah. Bintik merah disertai lepuhan atau

luka/lesi.

8) Papulo vesikel tampak kemerahan dan tidak gatal pada kulit dapat terjadi di

tangan, kaki dan bokong kadang-kadang terjadi di lengan dan betis. Papulo

vesikel yang tidak gatal ditangan kanan dan kaki. Penyakit ini akan membaik

dalam 7-10 hari.

Ciri-ciri lesi pada tangan dan kaki (Yirdiz Batirbaygil, 1988):

1) Bentuknya seperti macula berukuran 3-10mm, yang mana akan berubah dengan

cepat menjadi vesikula.

2) Tanda ini lebih nampak pada falang distal di jari-jari dan ulna dan akan timbul

nyeri.

3) Pada kaki timbul pada pinggir kaki lateral.

Menurut dr. Widodo Judarwanto (2009) Gejala dan tanda bahaya sebagai berikut:

1) Hiperpireksiasuhu lebih dasri 390 C.

2) Demam tidak turun-turun (prolong fever).

3) Tachicardia (jantung berdenyut cepat).

4) Tachipnea atau apnea.

5) Tidak ingin makan, muntah atau diare sehingga kekurangan cairan atau

dehidrasi.

6) Lethargi atau lemah dan kesadaran menurun.

7) Nyeri pada leher, lengan dan kaki.

Gambar 1. Lokasi lesi

Page 9: ASKEP SEMINAR HFMD.docx

8) Kejang.

2.1.6 Pemeriksaan Diagnostik

2.1.6.1 Pemeriksaan Laboratorium

1) Darah Lengkap

Pada pemeriksaan darah lengkap, ditemukan peningkatan jumlah

Leukosit>10.000 u/L

2) Pemeriksaan PCR (polimerase chain reaction) ditemukan ada peningkatan

3) Pemeriksaan feses, usapan rektal, cairan serebrospinal dan usapan ulcus di mulut

atau tenggorokkan, vesikel di kulit atau biopsi otak. Pemeriksaan ini bertujuan

untuk deteksi virus, deteksi RNA dan serodiagnosis (Travira air, 2009).

2.1.6.2 Pemeriksaan Radiologi

MRI (Magnetic resonance Imaging): untuk mengetahui adanya barinstem

ensephalitis (Kow-Tong chen, dkk, 2008).

2.1.7 Penatalaksanaan

Menurut Judarwanto Widodo (2009) ada 2 penatalaksanaan bagi penderita

HFMD yaitu:

2.1.7.1. Farmakologi

1) Tidak ada pengobatan khusus dan spesifik. Belum ada vaksinasi yang tersedia.

2) Pengobatannya secara simptomatik.

(1) Antiseptik diberikan di daerah mulut.

(2) Pemberian obat demam dengan penghilang rasa sakit analgesik misalnya

paracetamol.

(3) Pemberian anti biotik untuk mencegah terhadap infeksi sekunder pada anak kecil,

dehidrasi merupakan masalah utama karena anak tidak dapat menyusui.

(4) Pemberian anastesi topikal untuk mengurangi nyeri pada ulkus dan mengatasi

athralgia (Batir baygil, 1988).

3) Pada penderita dengan kekebalan tubuh yang rendah atau neonatus dapat

diberikan imuniglobulin IV (IgIV) pada pasien dengan immunocompromis atau

neonatus.

2.1.7.2. Suportif

1) Istirahat yang cukup.

2) Pemberian cairan yang cukup untuk rehidrasi dan meningkatkan nutrisi yang

optimal.

3) Menurut Travira Air (2009) Bila ada muntah, diare, atau dehidrasi dan lemah

atau komplikasi lain akan perlu dirawat. Pada bayi dan anak yang lebih mudah

sebaiknya dirujuk ke rumah sakit.

Page 10: ASKEP SEMINAR HFMD.docx

2.1.8 Komplikasi (Travira air, 2009)

Dalam keadaan daya tahan tubuh yang sangat rendah atau immunocompromise

dapat terjadi komplikasi yang berbahaya dan mengancam jiwa. Namun hal ini sangat

jarang terjadi, diantaranya komplikasi yang dapat terajdi adalah:

1) Meningitis atau infeksi otak (aseptik meningitis, meningitis serosa/non bakterial).

2) Encephalitis

3) Myocarditis, ganguan jantung (Coxackie virus carditis) atau pericarditis

4) Paralisis akut flaxid (seperti penyakit polio)

2.1.9 Pencegahan dan Pengendalian penyakit (Judarwanto Widodo, 2009)

1) Penyakit ini sering terjadi pada masyarakat yang memiliki sanitasi yang kurang

baik. Pencegahan penyakit ini adalah dengan menjaga kebersihan (higiene dan

sanitasi) lingkungan perorangan seperti mencuci tangan, peralatan makan yang

tidak dicuci dangan baik, handuk dan pakaian yang telah terkontaminasi dan

digunakan secara bersamaan.

2) Perlu menggunakan universal precaution.

Page 11: ASKEP SEMINAR HFMD.docx

2.2. Konsep Keperawatan

2.2.1 Pengkajian

1) Biodata

(1) Usia: HFMD menyerang anak usia 2-5 tahun kadang sampai usia 10 tahun, orang

dewasa pun dapat mengalaminya namun kemungkinannya sangat kecil

(Judarwanto widodo, 2009).

(2) Jenis kelamin: tidak ada perbedaa antara laki-laki dan perempuan

(3) Lingkungan: penyakit ini sering terjadi pada musim panas dan pada masyarakat

yang padat penduduknya dengan sanitasi lingkungan hyang buruk

2) Riwayat Penyakit Sekarang

Demam dengan suhu 38,00Catau > 390C, nyeri telan (Pharingitis), nafsu makan

menurun, pilek atau flu, malaise, terdapat lesi di telapak tangan, kaki, bibir, lidah,

gusi, dan tenggorokkan seperti sariawan, takikardi, tachipnea atau apnea,

dehidrasi, letargie, kejang, muntah, diare (Jayakar, e- Jurnal, 2009; Widodo

Judarwanto, 2009).

3) Riwayat penyakit dahulu

Dahulu ibu pernah mengalami HFMD saat hamil atau anak pernah mengalami

HFMD dapat terkena lagi dengan enterovirus lainnya.

4) Pola pemenuhan kebutuhan sehari-hari

(1) Pola pemenuhan kebutuhan nutrisi

Status gizi anak yang terserang HFMD sangat bervariasi. Kebanyakan dari kasus

yang ada/ ditemukan akan terjdi penurunan gizi dan terjadi perubahan status gizi

dikarenakan adanya lesi di mulutnya dan tenggorokkan yang menyebabkan anak

menjadi malas makan (Batir baygil, 1988)

(2) Pola pemenuhan kebutuhan higiene perseorangan

Perilaku yang berhubungan dengan keberasihan diri seperti mencuci tangan

setiap kali melakukan kegiatan atau bermain. Frekuensi mandi, penggunaan

handuk dan pakaian, alat makan, pakaian dan mainan (Travira Air, 2009)

(3) Pola pemenuhan kebutuhan eliminasi

Dalam keadaan yang berat anak dapat mengalami dehidrasi dan diare (Widodo

Judarwanto, 2009) hal ini akan menyebabkan gangguan pada sistem Eliminasi

urinedan sistem eliminasi alvi anak dapat mengalami diare

(4) Pola pemenuhan kebutuhan aktivitas istirahat

Anak usia toodler merupakan masa bermain. Saat sakit aktivitas bermain dibatasi

untuk memenuhi kebutuhan energi tubuh, selan itu anak mengalmai peningkatan

suhu tubauh, anak menjadi gelisah, rewel, malaise dan lethargi akibatnya anak

cenderung gelisah sehingga kebutuhan tidur tidak terpenuhi (Three Rivers 2009).

Page 12: ASKEP SEMINAR HFMD.docx

5) Pemeriksaan fisik

Keadaan umum anak tampak sakit ringan sampai sedang, namun dalam keadaan

dapat juga tampak sakit berat. Anak tampaklemah, rewel, merah di tangan kaki dan

lesi di mulut dan tenggorokkan

(1) Tanda-tanda vital: suhu tinggi 38,00C atau bisa> 390C, nadi tachikardi,

pernapasan terkadang normal, namun dalam keadaan gawat dapat terjadi

Tachipnea atau apnea, TD dapat normal dapat juga meningkat

(2) Kepala: bentuk kepala normal,tidak ada nyeri tekan, pertumbuhan rambut

merata

(3) Mata: sklera putih, konjungtiva merah (ini terjadi pada anak yang demam tinggi),

pada palpasikelenjar lakrimalis diperiksa adanya nyeri tekan/ tidak.

(4) Hidung: inspeksi adanya sekret dan pernapasan cuping hidung

(5) Mulut: terdapat macula, papula dan vesikel. Vesikel yang telah pecah

menyebabkan stomatitis. Tampak kemerahan pada pangkal lidah dan uvula

(6) Leher: bentuk leher simetris, tidak ada bnejolan, tidak ada nyeri tekan

(7) Dada: bentuk simetris, tidak ada nyeri tekan, tidak terdapat suara nafas

tambahan/ ada suara nafas tambahan jika anak pilek berkepanjangan;Dapat

terjadi pernapasan cepat dan dalam jika anak mengalami edema paru

(8) Perut: inspeksi normal ( tidak tegang, tidak icterus, tidak adanya pelebaran

pembuluh darah abdomen), BU normal 5-35x/menit atau meningkat bisa juga

menurun, pada palpasi tidak ada pembesaran hepar. Perkusi timpani.

(9) Anggota gerak atas dan bawah

Inspeksi ada merah-merah di telapak tangan dan kaki, saat dipalpasi tidak ada

nyeri tekan . Lesi di telapak tangan dan kaki mulai dari bentuk macula sampai

vesikula. Pada keadaan berat lesi bisa sampai pada tungkai kaki.

(10)Integumen: terdapat merah-merah di tangan dan kaki, bisa juga di lengan dan

betis dan di bokong

(11)Genitalia: tidak mengalami kelainan/normal.

2.2.2 Diagnosa keperawatan (Wong, 2004)

1) Ketidakefektifan bersihan jalan nafas berhubungan dengan peningkatan

produksi sputum

2) Hipertermi berhubungan dengan viremia

3) Kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan sekunder akibat

demam

4) Perubahan kenyamanan (nyeri) berhubungan dengan degradasi vesikel pada

mukosa oral

Page 13: ASKEP SEMINAR HFMD.docx

5) Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan

ketidakadekuatan asupan sekunder akibat stomatitis.

6) Kerusakan integritas kulit behubungan dengann proses penyakit akibat virus

7) Ansietas orang tua berhubungan dengan hospitalisasi anak, kurang pengetahuan

orangtua tentang penyakit anak

8) Ansietas pada anak berhubungan dengan perubahan dalam lingkungan actual

akibat hospitalisasi, tindakan traumatik

9) Defisit pengetahuan orang tua dan keluarga tentang penyakit HFMD

(penularan, penanganan awal dan pencegahan) berhubungan dengan kurangnya

informasi

2.2.3 Intervensi keperawatan

1) Ketidakefektifan bersihan jalan nafas berhubungan dengan peningkatan produksi

sputum

Tujuan: jalan napas anak kembali efektif selama diberikan perawatan dengan

kriteria hasil:

a. RR dalam batas normal (usia 3-4 tahun RR 20-30x/menit)

b. Ronkhi berkurang/tidak terdengar ronkhi

c. Sesak nafas berkurang/tidak sesak lagi

d. Produksi sputum berkurang

e. Batuk efektif

Intervensi:

(1) Jelaskan pada orangtua penyebab ketidakefektifan bersihan jalan nafas dan

tindakan yang akan dilakukan seperti memberikan nebulazer, suction atau

fisioterapi nafas

R/ jalan napas anak tidak efektif disebabkan oleh stasis atau penumpukan sekret

di jalan napas tersebut sehingga menghambat aliran udara yang masuk ke paru.

Selain itu penjelasan dapat menigkatkan pengetahuan orang tua sehingga

kooperatif dalam tindakan yang akan dilakukan

(2) Anjurkan orang tua untuk memberi minum susu hangat atau air hangat

R/ uap panas yang diperoleh dari air hangat atau susu hangat dapat membantu

mengencerkan secret

(3) Lakukan kolaborasi nebulizer dengan terapi mukolitik dan bronkodilator.

R/ mukolitik membantu mengencerkan sekret dan bronkodilator dapat

melebarkan bronkus/jalan nafas.

(4) Berikan clapping dan fibrasi pada daerah paru yang terdapat sekret

R/ clapping dan fibrasi membantu merontokkan sekret pada dinding paru dan

membawanya ke saluran nafas yang lebih besar.

Page 14: ASKEP SEMINAR HFMD.docx

(5) Lakukan penghisapan/suction

R/ Merangsang batuk atau pembersihan jalan nafas secara mekanik pada pasien

yang tidak mampu batuk efektif.

(6) Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian obat antivirus atau agen mukolitik

atau broncodilator

R/ antivirus membantu menghambat replikasi virus di jalan napas.

(7) Observasi RR, suara nafas tambahan dan karakteristik sputum.

R/ menunjukkan keberhasilan tindakan keperawatan sehingga perlu dilakukan

tindakan.

2) Hipertermi berhubungan dengan viremia

Tujuan: suhu tubuh anak normal setelah diberikan dengan kriteria hasil :

a. Pasien panasnya turun (36,5-37,5oC)

b. Kulit tidak tampak kemerahan

c. Akral hangat

d. Nadi normal (70-110x/menit)

Intervensi:

(1) Jelaskan kepada orang tua penyebab demam dan tindakan yang akan dilakukan

untuk mengatasi demam.

R/ penyebab demam adalah proses infeksi dimana ada reaksi perlawanan

pertahanan tubuh terhadap virus yang masuk sehingga memicu terjadinya

peningkatan suhu tubuh selain itu pengetahuan yang cukup dapat membantu

orang tua lebih kooperatif dalam tindakan yang dilakukan.

(2) Berikan kompres dengan menggunakan air hangat

R/ kompres air hangat membantu melebarkan pembuluh darah sehingga

meningkatkan pengeluaran panas melalui evaporasi

(3) Anjurkan orangtua memberikan pakaian tipis dan menyerap keringat.

R/ Pakaian tipis mempercepat penurunan suhu dengan cara radiasi.

(4) Anjurkan orang tua untuk menggunakan kipas angin atau meningkatkan suhu AC

R/ membantu pengeluaran panas secra konveksi

(5) Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian antivirus dan antipiretik

(10-15mg/kgBB)

(6) R/ antipiretik membantu menghambat pembentukan atau produksi panas yang

berlebihan sedangkan antivirus dapat menghambat reprilasi virus dalam tubuh

(7) Observasi kondisi pasien: suhu tubuh 36,5 – 37,5oC, akral hangat, badan tidak

panas

R/ Hasil Observasi menunjukkan keberhasilan dari tindakan keperawatan yang

dilakukan dan membantu menentukan terapi selanjutnya.

Page 15: ASKEP SEMINAR HFMD.docx

3) Kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan sekunder akibat

demam

Tujuan: Anak tidak mengalami kekurangan cairan setelah dilakukan tindakan

keperawatan dengan kriteria hasil:

a. Mukosa bibir lembab

b. Mata tidak cowong

c. Turgor kulit elastis

d. Produksi urine 1-2 cc/kg BB/jam

e. Nadi 70-110x/mnt

f. Fontanela anterior tidak cekung ( pada bayi fonanela mayor masih belum

menutup)

Intervensi:

(1) Jelaskan pada ibu tentang pentingnya masukan oral yang adekuat bagi anak.

R/ Masukan oral yang adekuat dapat mengganti kehilangan cairan akibat demam.

(2) Jelaskan dan anjurkan ibu untuk tetap memberikan air atau susu.

R/ASI penting untuk mencegah kekurangan cairan,sebagai sumber nutrisi dan

sebagai antibodi untuk mencegah infeksi lanjut.

(3) Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian cairan melalui IV sesuai ketentuan

untuk dehidrasi.

R/ Cairan IV mengganti cairan yang hilang karena muntah agar terjadi

keseimbangan cairan. Kebutuhan cairan dihitung denga menggunakan rumus

holiday segar 10 kg I =100cc/kg BB, 10 kg II = 50 cc/kg/BB dan sisanya 20cc/

kg BB. Jumlah ditotal merupakan kebutuhan cairan dalam 24 jam.

(4) Observasi intake dan output mukosa, turgor kulit, fontanela, nadi, mata tidak

cowong.

R/ untuk mengetahui status hidrasi anak dan menentukan kebutuhan penambahan

cairan dan kemungkinan terjadinya syok.

4) Perubahan kenyamanan (nyeri) berhubungan dengan degradasi vesikel pada

mukosa oral

Tujuan: Anak mengungkapkan nyeri pada mulut berkurang setelah diberikan

perawatan dengan kriteria hasil:

Keluhan nyeri berkurang saat memmbuka mulut, saat mengunyah dan menelan

Intervensi

(1) Jelaskan penyebab nyeri pada mukosa mulut dan tenggorokan anak dan tindakan

yang akan dilakukan untuk membantu mengurangi nyeri

R/ adanya invasi virus ke mukosa oral, yang mana akan membentuk vesikel atau

lepuhan pada mulut, saat lepuhan ini pecah akan menyebabkan stomatitis atau

Page 16: ASKEP SEMINAR HFMD.docx

sariawan yang mengakibatkan adanya rasa nyeri

(2) Anjurkan orang tua untuk memberikan mainan yang disukai anak.

R/ Distraksi dengan mengalihkan perhatian pasien dari rasa sakit, misalnya

dengan menonton tv, membaca buku kesukaannya

(3) Anjurkan orang tua untuk menjaga agar mukosa mulut anak tetap lembab dengan

cara berkumur atau mengolesi air putih pada mukosa bibir atau oral

R/ Mukosa bibir yang lembab membantu menghambat terkupasnya mukosa bibir

(4) Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian obat analgesic topikal dan antivirus

per oral

R/ Obat analgesic membantu mengahmbat transmisi nyeri sehingga nyeri yang

dirasakan anak berkurang. Selain itu antivirus yang diberikan peroeal membantu

menghambat replikasi virus pada mukosa oral

(5) Observasi keluhan nyeri pasien.

R/ Keluhan dapat membantu menentukan terapi selanjutnya

5) Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan

ketidakadekuatan asupan sekunder akibat stomatitis

Tujuan: Anak menunjukkan perbaikan nutrisi setelah dilakukan tindakan

keperawatan dengan kriteria hasil:

a. BB dalam batas normal:

Menurut Behrman: - Pada usia < 1 tahun rumus usia (bulan)+ 9

2

Pada usia > 1 tahun rumus usia (tahun)x2+8

b. Hasil lab normal : Hb 11.5-16.5 g/dL, Albumin 3.5-5.0 g/dL.

c. Pasien dapat menghabiskan porsi makan yang telah disediakan

Intervensi

(1) Jelaskan pentingnya nutrisi yang adekuat dan tipe diet yang dibutuhkan pada

orang tua pasien.

R/ Intake nutrisi yang adekuat memberikan kalori untuk tenaga dan protein untuk

proses penyembuhan.

(2) Berikan makanan dalam jumlah sedikit tapi sering, jika mungkin kombinasikan

dengan makanan yang disukai anak.

R/ Makanan dalam jumlah sedikit namun sering akan menambah energi.

Makanan yang menarik dan disukai dapat meningkatkan selera makan.

(3) Kolaborasi dalam pemberian obat analgesik dan antijamur.

R/ Mengurangi nyeri stomatitis dan perkembangan stomatitis.

Page 17: ASKEP SEMINAR HFMD.docx

(4) Observasi BB dengan alat ukur yang sama, jumlah makanan yang dihabiskan

serta keluhan pasien .

R/ Peningkatan berat badan menandakan indikator keberhasilan tindakan.

6) Kerusakan integritas kulit behubungan dengann proses penyakit akibat virus

Tujuan anak menunjukan penyembuhan jaringan progresif setelah dilakukan

tindakan keperawatan denga kriteria hasil:

a. Pasien mengungkapkan tubuh tidak gatal

b. Tidak ada lecet

c. Eritema berkurang

Intervensi:

(1) Jelaskan kepada anak dan keluarga tindakan yang dilakukan untuk mengatasi

masalah.

R/ Pengetahuan yang cukup membantu meningkatkan pengetahuan sehingga

keluarga lebih kooperatif saat dilakukan tindakan.

(2) Anjurkan orang tua untuk menjaga kebersihan area kulit yang mengalami erupsi,

dan membersihkan area tersebut dengan sabun

R/ Kebersihan mambantu menjaga luka tetap bersih dan mencegah kontaminasi.

(3) Kolaborasi dengan dokter dalam memberikan obat secara topikal.

R/ membantu mengurangi bakteri atau kuman yang menginvasi.

(4) Observasi keadaan kulit dan keluhan pasien.

R/ Untuk mengetahui perkembangan luka dan menentukan terapi selanjutnya.

7) Ansietas orang tua berhubungan dengan hospitalisasi anak, kurang pengetahuan

orangtua tentang penyakit anak .

Tujuan: Ansietas pada orangtua berkurang setelah dilakukan tindakan

keperawatan dengan kriteria hasil: wajah orang tua tampak rileks, orang tua dan

anak menunjukkan perilaku yang kooperatif dalam proses pengobatan dan

perawatan, anak tidak menangis ketika didekati perawat.

Intervensi:

(1) Jelaskan kepada orangtua tentang penyebab HFMD.

R/ penyakit yang disebabkan oleh virus coxakie dan entero virus yang lain

dengan ujud kelainan yang khas yaitu enanthem (erupsi pada kulit) dan vesikel di

mulut dan eksanthem (erupsi pada mukosa oral) dan vesikel di tangan dan kaki.

(2) Jelaskan kepada orang tua mengenai kondisi anaknya

R/ meningkatkan pengetahuan orang tua dan orang tua menjadi kooperatif dalam

tindakan yang dilakukan

Page 18: ASKEP SEMINAR HFMD.docx

(3) Libatkan orang tua dalam proses perawatan anak

R/ keterlibatan dalam proses perawatan membantu orang tua memahami

peerkembangan kesehatan anak

(4) Fasilitasi orang tua untuk bertemu dengan dokter yang merawat

R/ membantu memberikan dukungan kepada orang tua dan membantu

mengurangi kecemasan orang tua

(5) Observasi tingkat kecemasan orangtua meliputi ekspresi dan tingkah laku orang

tua.

R/ Mengevaluasi keberhasilan dari tindakan keperawatan yang dilakukan.

8) Ansietas pada anak berhubungan dengan perubahan dalam lingkungan actual

akibat hospitalisasi, tindakan traumatik .

Tujuan : Ansietas pada anak berkurang setelah dilakukan tindakan keperawatan

dengan kriteria hasil:

a. Wajah anak tampak rileks

b. Anak tidak menangis saat didatangi petugas

c. Anak menunjukkan perilaku yang kooperatif dalam proses pengobatan dan

perawatan

Intervensi :

(1) Bina hubungan saling percaya dengan anak.

R/ meningkatkan rasa nyaman pada anak.

(2) Berikan dukungan kepada anak dengan mengajak anak kenalan

R/ Dukungan dapat menurunkan kecemasan.

(3) Anjurkan orangtua untuk membawakan mainan kesukaan anak.

R/ Membawakan mainan kesukaan anak membantu anak untuk mengalihkan

ketakutan anak ke mainan.

(4) Ciptakan lingkungan yang kondusif.

a. Kenalkan dengan teman sekamar

b. Orientasikan lingkungan kamar

c. Kenalkan dengan petugas

R/ menurunkan ansietas anak dan anak tidak merasa asing dengan lingkungan.

(5) Libatkan orangtua dalam pelaksanaan tindakan keperawatan

R/ keikutsertaan orangtua dalam memonitor anak, dapat mengurangi kecemasan

anak berhubungan tindakan keperawatan yang diberikan.

(6) Observasi tingkat kecemasan anak.

R/ mengevaluasi keberhasilan dari tindakan keperawatan yang dilakukan.

Page 19: ASKEP SEMINAR HFMD.docx

9) Defisit pengetahuan orang tua dan keluarga tentang penyakit HFMD (penularan,

penanganan awal dan pencegahan) berhubungan dengan kurangnya informasi

Tujuan: Pasien atau keluarga mampu mengungkapkan pemahaman tentang

penyakit (penularan, penanganan dan pencegahan) setelah dilakukan tindakan

dengan kriteria hasil:

a. Pasien atau keluarga mampu menjelaskan cara penularan, penanganan awal

dan pencegahan HFMD.

b. Pasien atau keluarga dapat melaksanakan tindakan penanganan dan

pencegahan selanjutnya dengan menyebut contoh konkritnya.

Intervensi :

(1) Kaji tingkat pengetahuan pasien/keluarga tentang penyakitnya.

R/mengetahui seberapa jauh pengalaman dan pengetahuan pasien tentang

penyakitnya.

(2) Berikan penjelasan pada pasien /keluarga tentang penyakitnya (penularan dan

penanganan).

R/ penularan HFMD dapat melalui kontak langsung dengan pasien yang

menderita HFMD maupun melalui kontak tidak lansung seperti penggunaan

barang-barang pribadi seperti pakaian, handuk, maunan, peralatan makan atau

minum dll.

(3) Anjurkan keluarga untuk menjaga kebersihan lingkungan.

R/ lingkungan rumah yang bersih membantu mencegah penularan virus.

(4) Observasi pemahaman tentang materi penulayang diberikan.

R/ keluarga mampu menjelaskan kembali materi yang diberikan, menunjukkan

pemahaman tentang penyakit.

Page 20: ASKEP SEMINAR HFMD.docx

BAB 3

LAPORAN KASUS

1.1 Pengkajian Tanggal: 9 Juni 2014

Pengumpulan Data

1.1.1 Identitas Kepala Keluarga

1) Nama kepala keluarga : Tn.A

2) Umur : 58 Tahun

3) Pekerjaan : Swasta

4) Pendidikan : SMA

5) Agama : Islam

6) Suku, Bangsa : Jawa, Indonesia

7) Alamat : Surabaya

1.1.2 Jarak dengan pelayanan kesehatan terdekat

1) Puskesmas : ± 500 m

2) Puskesmas pembantu : -

3) Posyandu : 300 m

4) Poliklinik : -

1.1.3 Susunan anggota kelurga

No Nama L/P Umur Agama Pendidikan Pekerjaan Hub. kel Ket

1.

2.

3.

4.

5.

Tn. A

Ny. M

Tn. M

Ny. N

An. M.R

L

P

L

P

L

58 thn

56 thn

32 thn

32 thn

13

bulan

Islam

Islam

Islam

Islam

Islam

Tamat SMA

Tamat SMA

Sarjana

Sarjana

Peg. Swasta

IRT

PNS

Swasta

KK

Istri

Menantu

Anak

Cucu

Sehat

Sehat

Sehat

Sehat

Sakit

HFMD

Page 21: ASKEP SEMINAR HFMD.docx

1.1.4 Genogram

= laki-laki

= perempuan

= pasien

= tinggal dalam satu rumah

1.1.5 Tipe keluarga

Keluarga ini tergolong dalam tipe keluarga ekstandet yang terdiri dari bapak,

ibu, anak dan cucu dalam satu rumah.

1.1.6 Status sosial ekonomi

Tn. A bekerja sebagai pegawai swasta dengan penghasilan ± 2 juta perbulan.

Rumah yang digunakan sebagai tempat tinggal merupakan milik dari anaknya

sedangkan rumahnya sendiri dikontrakkan. Tn. M bekerja sebagai PNS di Lumajang

dengan penghasilan ± 3 juta dan Ny. N bekerja sebagai pegawai swasta dengan

penghasilan ± 3 juta. Dalam keluarga memiliki 2 kendaraan sepeda motor, 1 televisi,

1 lemari es dan perabotan rumah tangga lain.

1.1.7 Aktivitas rekreasi keluarga

Keluarga ini sering menghabiskan waktu libur untuk bepergian ke tempat

saudara di Lumajang. Semua keluarga baru bisa berkumpul setelah pukul 18.00 WIB

dan biasa menonton TV bersama karena Tn. A dan Ny. N sibuk bekerja.

1.1.8 Kegiatan dalam kehidupan sehari – hari

1) Kebiasaan kebersihan perorangan: An.M.R mandi 2x/hari, keramas 1x/hari

dibantu oleh neneknya. Nenek mengungkapkan sudah melatih cucunya untuk

mencuci tangan sebelum makan.

An. M.R

Page 22: ASKEP SEMINAR HFMD.docx

2) Kebiasaan aktivitas, istirahat/tidur: nenek mengungkapkan An.M.R tidur siang

mulai jam 12.00-15.00, sedangkan malam mulai jam 21.00-06.00. An. M R

biasa tidur siang dengan neneknya dan tidur malam dengan ibunya. An. M.R

biasa langsung tidur di kamar tanpa harus digendong dulu. Sehari-hari An. M.F

bermain dengan teman di sebelah rumah. Permainan yang biasa dimainkan

adalah bermain pistol-pistolan dan menyusun balok. An. M.R jarang digendong

dan sering main di depan TV atau di teras rumah. Saat dikaji klien minta untuk

keluar rumah

3) Eliminasi

Nenek mengungkapkan An. M.R BAK 7-9 kali. Anak masih sering ngompol.

BAB setiap hari dengan konsistensi lembek.

4) Kebiasaan makan: klien makan 3x/hari dengan komposisi nasi tim, lauk dan

sayur. Lauk yang biasa diberikan adalah daging ayam, telur, hati ayam, dan

tahu tempe. Sayur yang diberikan adalah bayam, wortel, sawi. An. M.R tidak

memiliki alergi terhadap makanan. Lauk yang disukai oleh An. M.R adalah

telur ayam. An. M.R biasa menghabiskan makanan yang sudah disiapkan oleh

neneknya. Klien minum susu ± 1000 cc/ hari dengan pengenceran susu 1:30.

Minum air putih kadang-kadang bila minta saja. Saat dikaji, nenek

mengungkapkan An. M.R saat ini susah makan dan makan hanya 2-3 sendok

saja karena mengeluh mulutnya sakit.

1.1.9 Riwayat dan Tahap Perkembangan Keluarga

1.1.9.1 Tahap Perkembangan Keluarga Saat Ini

Keluarga ini memasuki tahap VI dengan anak sudah menikah dan

mempersiapkan anak untuk hidup mandiri dan mempersiapkan diri untuk kepergian

anaknya.

1.1.9.2 Tugas pada tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi

Masih terdapat tugas perkembangan keluarga yang belum terpenuhi yaitu Ny. N

masih tinggal dengan orang tuanya dan belum bisa hidup mandiri.

1.1.9.3 Riwayat kesehatan setiap anggota keluarga (yang serumah) sekarang dan

sebelumnya.

1) Riwayat kelahiran

BBL: 3300 gram

TB Lahir: 48 cm

Anak lahir normal dibantu oleh bidan.

Page 23: ASKEP SEMINAR HFMD.docx

2) Imunisasi

Anak M.R sudah mendapatkan imunisasi dasar lengkap yaitu BCG, Hepatitis 1-

3, DPT 1-3, Polio dan campak dan tidak mengikuti imunisasi tambahan selain

imunisasi dasar.

3) Tumbuh kembang

Pertumbuhan:

BB: 9,5 kg (berat badan turun 200 gram dari sebelum sakit)

BB anak usia 13 bulan normal: 2n+8= (2.1) + 8= 10 kg

LILA: 15 cm

Gigi susu sudah mulai tumbuh 4 gigi.

Perkembangan:

Motorik halus: nenek mengungkapkan bahwa cucunya sudah bisa memegang

sendok dan mencoba makan sendiri meskipun terkadang makanannya banyak

yang tumpah. An. M.R sudah bisa memegangi mainan.

Motorik kasar: Anak M.R belum bisa berjalan sendiri tetapi sudah bisa berdiri

dan berjalan dengan bantuan.

Sosialisasi: An. M.R tidak menangis dan takut saat didekati oleh orang asing

dan mau berjabat tangan.

Bahasa: Anak M.R sudah bisa mengucapkan satu kata seperti “mama dan

maem”.

4) Riwayat Penyakit Dahulu

An. M.R sering menderita sakit batuk-pilek ringan yang sembuh saat minum

obat dari Puskesmas. Dalam keluarga tidak ada yang sedang menderita penyakit

flu Singapura.

5) Riwayat Penyakit Sekarang

An. M.R sakit batuk-pilek dan demam sejak 1 minggu terakhir (2 Juni 2014)

dan sudah berobat ke Puskesmas dan diberikan obat Parasetamol, GG dan

Demacolin dalam bentuk puyer. Sejak 2 hari yang lalu (7 Juni 2014) batuk

pileknya belum sembuh dan kadang-kadang masih demam dan mulai timbul

bintik-bintik merah di telapak tangan dan kaki. Akhirnya nenek klien membawa

An. M.R ke Puskesmas. Pasien mendapat terapi Mycostatin Drop 3x6 tetes

sebelum makan, obat Parasetamol, GG dan Demacolin dalam bentuk puyer 3x1

dan mendapat pesanan dari dokter untuk tetap memberikan makan apa yang

anak mau, untuk sementara jangan biarkan An. M.R bermain dengan temannya

karena nanti dapat menularkan kepada teman-temannya.

Page 24: ASKEP SEMINAR HFMD.docx

6) Pemeriksaan Fisik

(1) Keadaan umum pasien: agak lemah, tidak rewel.

(2) Tanda – tanda vital:

Suhu 370 C, RR 28x/mnt, Nadi 106x/mnt

NRS: 2

(3) Kepala dan leher: Rambut bersih, warna hitam dan terlihat beberapa helai

rambut yang rontok, konjungtiva merah muda, sklera putih. Tidak terdapat

polip pada hidung, terdapat sariawan di seluruh permukaan mulut, mukosa

bibir lembab, keadaan kedua telingga bersih.

(4) Dada: Bentuk dada simetris, suara perkusi dada sonor. Saat di auskultasi

terdengar suara vesikuler di semua lapang paru dan terdengar jelas bunyi lup-

dup di mid clavicula ICS 4-5.

(5) Abdomen: Perut supel tidak ada nyeri tekan, saat diperkusi terdengar bunyi

suara timpani, saat diauskultasi bising usus 25 x/menit. Kandung kemih

kosong.

(6) Ekstremitas: Tidak ada kelemahan pada ektremitas, CRT < 2 detik.

(7) Punggung: Tidak terdapat kelainan tulang belakang.

(8) Integument: Kulit lembab, turgor kulit < 2 detik, terdapat vesikula pada

telapak tangan dan kedua tungkai klien.

1.1.10 Lingkungan

1) Karakteristik rumah (termasuk denah rumah)

Rumah yang dimiliki keluarga ini merupakan rumah milik anaknya sendiri

dengan panjang rumah 13 m2 dan lebar 6,5 m2 dinding rumah terbuat dari tembok,

tembok samping menempel dengan rumah tetangga, ruangan rumah terdiri dari ruang

tamu, 2 kamar tidur, dapur, kamar mandi, saptic terletak disamping rumah. Lantai

rumah terbuat dari keramik. Ventilasi sinar matahari cukup masuk ruangan, masing-

masing kamar tidur ada jendela dan diruang tamu juga ada jendela. Penataan rumah

rapi dan bersih. Terdapat satu tempat sampah yang tertutup di dapur dan di depan

rumah. Sampah diambil oleh petugas pengambil sampah 2 hari sekali. Terdapat

kamar mandi dengan bak air yang setiap hari air selalu diganti. Keadaan lantai kamar

mandi tidak licin. Keluarga mencuci alat makan dengan menggunakan bak kecil.

Page 25: ASKEP SEMINAR HFMD.docx

Keterangan:

1. ruang tamu

2. ruang tidur

3. dapur

4. kamar mandi/ WC

2) Karakteristik Tetangga dan Komunitas RW

Keluarga Tn. A tinggal di lingkungan yang padat penduduk, antara satu rumah

dengan rumah lain salin berhimpitan. Keluarga Tn.A tinggal di lingkungan RT yang

memiliki kerukunan hidup antar warga. Dalam kehidupan sehari – hari mereka saling

bantu dan tolong menolong. Hubungan antar keluarga Tn.A dan tetangga terjalin

baik. Terdapat balita di samping kanan-kiri rumah Tn. A

3) Mobilitas Geografis Keluarga

Tn.A tinggal di rumah ini sejak 3 tahun yang lalu.

4) Perkumpulan Keluarga dan Interaksi dengan Masyarakat

Tn. A rajin mengikuti kegiatan di masjid dekat rumah, sedangkan Ny.M rutin

dan aktif dalam kegiatan PKK di RT dan guru mengaji. Ny. M rutin mengikuti

kegiatan di masyarakat dan selalu mengikuti penyuluhan yang ada di masyarakat.

Penyuluhan terakhir yang didapatkan pada posyadu balita pada Bulan Juni adalah

tentang Flu Singapura. Anak M.R sering bermain dengan anak-anak tetangga yang

lain. Ny. M mengungkapkan bahwa di sekitar rumahnya belum ada yang menderita

Flu Singapura.

5) Sistem Pendukung Keluarga

Tn. A mengungkapkan bahwa biaya pengobatannya di puskesmas gratis karena

Tn. A dan keluarga terdaftar dalam BPJS In Health Silver.

1.1.11 Struktur Keluarga

1) Pola Komunikasi Keluarga

Pola komunikasi keluarga ini bersifat terbuka, apabila ada masalah selalu

dibicarakan bersama – sama dan berusaha mencari jalan keluar tanpa melibatkan

emosi. Tn.A mengatakan komunikasi dilakukan secara musyawarah. Dimana

keluarga saling tukar menukar informasi, menerima gagasan, dan memiliki batasan-

batasan dalam menyaring informasi yang diterima oleh keluarga dan segala

keputusan akan dipertimbangkan dan diputuskan oleh Tn.A sebagai kepala keluarga.

2

34

2

1

Page 26: ASKEP SEMINAR HFMD.docx

2) Struktur kekuatan keluarga

Sebagai kepala keluarga Tn.A paling berperan dalam pengambilan keputusan

meskipun bila ada masalah dibicarakan bersama istri dan anaknya. Tn. A juga

melibatkan Tn. M dalam pengambilan keputusan

1.1.12 Fungsi Keluarga

1) Fungsi Afektif

Sikap dan kebutuhan kasih sayang antar anggota keluarga dapat terjalin dan

terpenuhi dengan baik, keluarga saling memperhatikan. An. M.R bertemu dengan Tn.

M setiap ± satu bulan sekali.

2) Fungsi Social

Hubungan antar anggota keluarga baik dan saling membantu dalam

melaksanakan tugas dalam keluarga. Keluarga Tn.A juga membina hubungan yang

baik dengan tetangga sekitar rumahnya. Ny. M mengajarkan kepada cucunya untuk

berjabat tangan dengan orang lain yang bertamu di rumahnya.

3) Fungsi Perawatan Keluarga

Keluarga mengungkapkan bahwa seseorang dikatakan sakit apabila benar –

benar tidak dapat melakukan aktivitas apa – apa sedangkan sehat merupakan suatu

keadaan yang mampu melakukan aktivitas tanpa ada keluhan. Ny. M mengetahui

sakit yang diderita cucunya adalah sakit yang dapat menular dan harus segera diatasi

oleh tenaga kesehatan.

(1) Kemampuan Keluarga Mengenal Masalah Kesehatan

Ny. M mengungkapkan sudah pernah mendapat informasi tentang penyakit

anaknya dari dokter saat penyuluhan di Posyandu dan saat ditanya kembali nenek

bisa menjawab tentang sakit yang diderita anaknya yaitu penyakit flu Singapura yang

disebabkan kerane virus yang dapat menular ke anak-anak lain tetapi Ny. M

mengungkapkan masih bingung tentang tanda dan gejala, penanganan penyakit flu

Singapura dan cara pencegahan Flu Singapura. Ny. M mengungkapkan bahwa

cucunya dibelikan vitamin penambah napsu makan oleh Ny. N.

(2) Kemampuan Keluarga dalam Mengambil Keputusan

Ny. M mengungkapkan saat cucunya mulai sakit batuk-pilek dan panas maka

keputusan yang diambil Ny.M dan Ny. N adalah membawa anaknya berobat ke

Puskesmas atau ke dokter.

(3) Kemampuan Keluarga dalam Merawat Anggota Keluarga yang Sakit

Ny. M mengungkapkan bahwa saat ini merasa cucunya masih perlu banyak

istirahat dan untuk sementara tidak dapat bermain dengan anak tetangga karena dapat

menularkan penyakitnya ke anak tetangga. Ny. M mengungkapkan ingin membelikan

vitamin pada cucunya supaya cepat sembuh. Perawatan yang diberikan oleh Ny.M

Page 27: ASKEP SEMINAR HFMD.docx

dan Ny. N saat An. M.R sakit demam adalah memberikan kompres air hangat.

Keluarga selalu memberikan obat sesuai dengan yang dipesan oleh dokter.

(4) Kemampuan keluarga dalam memodifikasi lingkungan

Tn.A tinggal di rumah yang cukup nyaman. Ny. M mengungkapkan menutup

pintu rumahnya karena cucunya selalu minta untuk keluar rumah dan bermain dengan

teman-temannya. Ny. M tidak mengikuti kegiatan di Masjid karena takut cucunya

ikut dan menulari anak-anak yang di Masjid.

(5) Kemampuan memanfaatkan fasilitas kesehatan

Jarak puskesmas dari rumah Ny. M ± 500 m, jika ada keluarga yang sakit

langsung dibawa ke puskesmas. Dan keluarga ini juga tidak memiliki pengalaman

yang tidak menyenangkan dengan pelayanan kesehatan.

4) Fungsi reproduksi

Keluarga mengungkapkan bahwa tidak ada masalah dengan alat reproduksinya.

Ny.N mengikuti KB suntik 1 bulan sekali yang didapatkan dari Puskesmas.

1.1.13 Stres dan Koping keluarga

1) Stresor jangka panjang dan jangka pendek

(1) Stresor jangka panjang

Ny. M takut jika penyakit flu Singapur kambuh lagi.

(2) Stresor jangka pendek

Ny.M mengungkapkan takut cucunya tidak segera sembuh dari sakitnya dan

takut jika anaknya susah makan dan menulari anak-anak yang lain.

2) Strategi koping yang digunakan

Ny. M mengungkapkan apabila keluarga tidak dapat memecahkan masalah

maka akan dirundingkan dengan anggota keluarga lain untuk menemukan jalan

keluar.

1.1.14 Harapan Keluarga

Keluarga berharap An. M.R segera sembuh dan dapat bermain dengan teman-

teman di sekitar rumahnya.

Page 28: ASKEP SEMINAR HFMD.docx

1.1. Analisa Data

No Data Masalah Kemungkinan penyebab

1 S: Nenek mengungkapkan An.M.R makan hanya 2-3 sendok.O:- KU An.M.R lemah- Terdapat sariawan di semua

permukaan mulut- BB: 9,5 kg dengan usia 13

bulan (berat badan turun 200 gram dari sebelum sakit)

- LILA: 15 cm

Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

HFMD↓

Infasif ke mukosa oral↓

Terbentuknya vesikel↓

Nyeri saat makan/minum

↓Intake kurang adekuat

↓Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh.

2 S: nenek klien mengungkapkan An. M.R ingin keluar rumah dan bermain dengan teman-temanya, An. M.R sering ikut neneknya pergi mengajar mengaji di Masjid. Ny. M mengungkapkan bahwa di sekitar rumahnya belum ada yang menderita Flu Singapura. Ny. M mengungkapkan An. M.R sering bermain dengan anak-anak tetangga yang lain.O:- Saat dikaji klien minta

untuk keluar rumah

Resiko penularan penyakit

HFMD↓

Penyakit menular↓

Resiko penularan penyakit

1.2. Prioritas Diagnosa Keperawatan

1.2.1.Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

No Kriteria Perhitungan Skor Pembenaran

1. Sifat masalah(aktual)

3/3x1=1 1 An.M.F makan hanya 2-3 sendok saat makan. Pemenuhan asupan makanan yang tidak adekuat akan dapat mempengaruhi proses penyembuhan penyakit dan menggaggu proses tumbuh kembang anak

2. Kemungkinan masalah dapat diubah

(sebagian)

1/2x2=1 1 Ibu klien menyadari anaknya perlu intake nutrisi yang adekuat untuk mempercepat kesembuhan.

3. Potensial masalah dapat dicegah

(cukup)

2/3x1=2/3 2/3 Keluarga mendukung perawatan klien yaitu dengan mau membelikan vitamin penambah

Page 29: ASKEP SEMINAR HFMD.docx

napsu makan.4. Menonjolnya

masalah(masalah dirasakan

harus segera ditangani)

2/2x1=1 1 Klien mengalami masukan nutrisi yang kurang adekuat, sedangkan nutrisi diperlukan untuk mempercepat kesembuhan.

Total skor 3

1.2.2.Resiko penularan

No Kriteria Perhitungan Skor Pembenaran1. Sifat masalah

(resiko)2/3x1=1 2/3 Nenek klien mengungkapkan An.

M.R ingin keluar rumah dan bermain dengan teman-temanya, An. M.R sering ikut neneknya pergi mengajar mengaji di Masjid. Saat dikaji klien minta untuk keluar rumah

2. Kemungkinan masalah dapat diubah

(sebagian)

1/2x2=1 1 Nenek klien mengungkapkan tau bahwa penyakit yang diderita oleh cucunya dapat menular ke anak lain. Nenek sudah melarang cucunya untuk keluar rumah.

3. Potensial masalah dapat dicegah

(cukup)

2/3x1=2/3 2/3 Keluarga mendukung perawatan klien untuk mencegah penularan .

4. Menonjolnya masalah

(masalah dirasakan harus segera ditangani)

2/2x1=1 1 HFMD adalah penyakit yangdisebabkan oleh virus dan dapat menular.

Total skor 3 1/3

1.3. Diagnosa Keperawatan

1) Resiko penularan penyakit berhubungan dengan adanya agen penularan dari

infeksi virus.

2) Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan penurunan keinginan

napsu makan sekunder akibat anoreksia ditadai dengan nenek mengungkapkan

An.M.R hanya makan 2-3 sendok saja, An. M.R tampak lemah, BB sekarang

9,5 kg dengan usia 13 bulan, Lila 15 cm.

Page 30: ASKEP SEMINAR HFMD.docx

29

1.4. Perencanaan Asuhan Keperawatan Keluarga

No Diagnose Keperawatan

Keluarga

Tujuan Creteria/Evaluasi Rencana Tindakan

Umum Khusus Criteria Standart

1 Resiko penularan penyakit berhubungan dengan adanya agen penularan dari infeksi virus.

Tidak terjadi penularan penyakit setelah dilakukan 3x tindakan kunjungan dengan interval 1-2 hari

1. Keluarga mengerti tentang pengertian Flu Singapura, penyebab, gejala, cara penularan, dan penanganannya serta cara pencegahan dari Flu Singapura

2. Keluarga tidak menemukan adanya tanda dan gejala seperti tanda dan gejala dari Flu Singapura pada anggota keluarga atau tetangga sekitar

Verbal dan observasi

Psikomotor

1. Keluarga dapat mengetahui tentang pengertian Flu Singapura, penyebab, gejala, cara penularan dan cara penanganan.

2. Keluarga dapat menjelaskan tentang cara pencegahan penularan penyakit

3. Keluarga dapat menerapkan tindakan mencegahan penularan penyakit

4. Keluarga dapat mengetahui tentang tanda dan gejala adanya penularan Flu Singapura

1. Jelaskan kepada keluaga bahwa penyakit yg diderita An. M.R adalah penyakit menular

2. Jelaskan kepada keluarga tentang cara-cara pencegahan penularan penyakit.

3. Motivasi keluarga untuk melakukan tindakan pencegahan penularan penyakit

4. Jelaskan kepada keluarga tentang adanya tanda dan gelaja dari penularan penyakit Flu Singapura

5. Observasi pengetahuan dan tindakan keluarga tentang cara pencegahan penularan penyakit.

2. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan penurunan keinginan napsu

Kebutuhan nutrisi An. M.F terpenuhi setelah dilakukan 3x kunjungan dengan

1. Keluarga mengerti tentang pentingnya asupan nutrisi

2. Keluarga mengerti tentang pemberian

Verbal & observasi

1. Keluarga mengerti bahwa nutrisi sangat penting untuk pemenuhan gizi pada anak sehingga anak

1. Jelaskan pada keluarga tentang pentingnya asupan nutrisi yaitu untuk memenuhi gizi pada anak sehingga imunitas anak menjadi baik dan anak tidak mudah sakit.

Page 31: ASKEP SEMINAR HFMD.docx

30

makan sekunder akibat anoreksia ditadai dengan nenek mengungkapkan An.M.R hanya makan 2-3 sendok saja, An. M.R tampak lemah, BB sekarang 9,5 kg dengan usia 13 bulan, Lila 15 cm.

interval 1-2 hari makanan yang bervariasi

3. Keluarga mampu memberikan makanan yang bervariasi

4. Keluarga mampu memberikan makan sesuai dengan jam makan

5. Keluarga dapat menangani penyulit makan pada anak

6. Terjadi peningkatan nafsu makan pada anak

Psikomotor

menjadi tidak mudah sakit.

2. Keluarga dapat menjelaskan kembali tentang jadwal pemberian makan dan variasi makanan yang diberikan

3. Keluarga dapat memberikan makanan yang bervariasi

4. An. M.R dapat menghabiskan minimal ¾ porsi makan yang disediakan.

5. Keluarga dapat memberikan obat sesuai dengan resep dokter

6. Keluarga mengungkapkan bahwa nafsu makan anak meningkat

2. Sarankan pada keluarga untuk memberi makan pada klien dengan porsi sedikit tapi sering.

3. Motivasi keluarga untuk membujuk klien makan jika tidak mau makan

4. Ajarkan kepada keluarga dalam pembuatan modisko.

5. Sarankan kepada keluarga untuk menyajikan makanan dalam keadaan menarik dan bervariasi

6. Motivasi keluarga untuk menimbangkan anaknya di posyandu secara rutin.

7. Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian Mycostatin 3x 6 tetes dan pemberian vitamin 1x1/2 cth

8. Observasi keluhan dan kemampuan keluarga dalam memberikan makan, nafsu makan anak.

Page 32: ASKEP SEMINAR HFMD.docx

31

1.5. Pelaksanaan

No Tujuan Khusus Tanggal Implementasi Evaluasi

1. 1. Keluarga mengerti tentang cara penularan penyakit

2. Keluarga mengerti tentang cara pencegahan penularan penyakit

3. Keluarga dapat mengerti tentang gejala terjadinya penularan

9 Juni 2014

1. Jam 16.05 menjelaskan bahwa penyakit Flu Singapura disebabkan karena virus yang dapat menular. Penularan dapat disebabkan karena kontak dengan penderita, lewat udara dan lewat air liur. Tidak ada penanganan secara khusus, hanya sesuai dengan gejala yang muncul, seperti jika panas dilakukan kompres dengan air hangat.

2. Jam 16.27 menjelaskan kepada keluarga untuk tidak mengajak anak keluar rumah dan bermain dengan temannya dulu, selalu cuci tangan dan menjaga kebersihan sebelum dan sesudah memegang An. M.R

3. Jam 16.35 menjelaskan kepada keluarga tanda dan gejala adanya penularan penyakit Flu Singapura yaitu jika anak mengalami tanda dan gejala seperti Flu Singapura yaitu pada awal gejala akan terjadi demam dan seperti batuk pilek, akan muncul bintik-bintik merah pada kaki dan tangan sertja munculnya sariawan.

4. Jam 16.45 menanyakan kembali kepada keluarga tentang penjelasan yang sudah diberikan

Tanggal 11 juni 2014S: Nenek klien mengungkapkan sudah tahu kalau penyakit yang diderita oleh An M.R dapat menular, nenek klien mengungkapkan An. M.R sudah jarang keluar rumah dan jarang bermain dengan teman. Nenek mengungkapkan selalu mencuci tangan. Nenek mengungkapkan tidak ada anggota keluarga dan tetangga sekitar yang mengalami gejala seperti Flu SingapuraO: anak berada di dalam rumahA: masalah tidak terjadi

2. 1. Keluarga mengerti tentang pentingnya asupan nutrisi

2. Keluarga mengerti tentang pemberian makanan yang bervariasi

9 Juni 2014

1. Jam 16.00 menjelaskan pada keluarga pentingnya asupan makanan dan minuman yang cukup untuk dapat memenuhi kebutuhan gizi anaknya sehingga kekebalan anak menjadi lebih baik dan anak menjadi tidak mudah sakit.

Tanggal 11 Juni 2014S: Nenek klien mengungkapkan sariawan pada mulut anaknya sudah berkurang, nafsu makan

Page 33: ASKEP SEMINAR HFMD.docx

32

3. Keluarga mampu memberikan makanan yang bervariasi

4. Keluarga mampu memberikan makan sesuai dengan jam makan

5. Berat badan An. M.R meningkat atau tidak mengalami penurunan.

2. Jam 16.10 menyarankan pada nenek untuk memberi An. M.R asupan makanan dengan porsi sedikit tapi sering dan bervariasi. Seperti contohnya jam 7 pagi memberi makan nasi tim semampu klien menghabiskan kemudian jam 10 pagi memberi biskuit atau roti untuk camilan, kemudian jam 13.00 kembali memberi makan nasi atau bubur dan seterusnya diberikan makanan dan camilan sacara selang-seling dan lauk bisa bervariasi seperti telur, tahu tempe, atau daging yang yang dihaluskan.

3. Jam 16.13 Menyarankan pada nenek untuk memberikan makanan pengganti nasi seperti roti atau biskuit bila anak sama sekali tidak bisa mengkonsumsi nasi atau bubur.

4. Jam 16.20 menjelaskan kepada keluarga untuk memberikan modisko yaitu dengan membuatkan agar-agar tetapi dapat ditambahkan dengan susu.

5. Jam 1623 Memotivasi keluarga untuk membujuk anaknya supaya tetap mau menghabiskan makan.

6. Jam 16.25 menganjurkan kepada keluarga untuk tetap memberikan obat Mycostatin 6 tetes setelah makan dan tetap memberikan vitamin 1x ½ sendok obat

7. Jam 16.30 menganjurkan kepada keluarga untuk tetap rutin menimbangkan An. M.R ke posyandu yaitu pada tanggal 2 Juli 2014

8. Jam 16.45 menanyakan kembali kepada keluarga tentang penjelasan yang sudah diberikan.

anak M.R sudah mulai meningkat, anaknya sudah bisa menghabiskan ¾ porsi makanan yang biasa disediakan. Keluarga mengungkapkan memberikan makan 3x sehari dan menberikan selingan makanan ringan. Keluarga mengungkapkan tetap sabar dan mencoba untuk menyuapi anaknya meskipun agak susah, nenek mengungkapkan bahwa akan berusaha untuk selalu menimbangkan cucunya di posyandu.O: sariawan pada mukosa mulut berkurangA: masalah teratasi

Page 34: ASKEP SEMINAR HFMD.docx

3.7. Catatan Perkembangan

Diagnosa Keperawatan

Tanggal S.O.A.P.I.E

Resiko penularan penyakit berhubungan dengan adanya agen penularan dari infeksi virus.

10 Juni 2014

Jam 16.00S: nenek klien mengungkapkan sudah tahu bahwa penyakit yang diderita oleh cucunya adalah penyakit menular, nenek mengungkapkan tidak mengijinkan cucunya untuk keluar rumah dan bermain dengan temannya, nenek mengungkapkan tidak mengajak cucunya pergi ke Masjid untuk mengaji. Nenek mengungkapkan selalu mencuci tangan setelah menolong BAB dan BAK, sebelum dan setelah makan, keluarga mengungkapkan tidak ada anggota keluarga dan tetangga sekitar yang memiiki gejala seperti Flu SingapuraO: anak M.R berada di dalam rumahA: masalah tidak terjadiP: hentikan intervensi 1-2, lanjutkan intervensi 3-6I:- Pukul 16.20 tetap memotivasi keluarga untuk

tetap melakukan cuci tangan dan tidak mengajak anak keluar rumah dan bermain dengan temannya dulu.

E: jam 17.00 Anak M.R berada di dalam rumah, nenek tidak mengijinkan cucunya untuk keluar rumah.

Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan penurunan keinginan napsu makan sekunder akibat anoreksia ditadai dengan nenek mengungkapkan An.M.R hanya makan 2-3 sendok saja, An. M.R tampak lemah, BB sekarang 9,5 kg

10 Juni 2014

Jam 16.00S: nenek klien mengungkapkan sariawan pada mulut anaknya sudah berkurang tetapi anaknya masih sulit untuk makan, keluarga mengungkapkan anak hanya bisa menghabiskan ½ porsi dari yang biasa. Keluarga mengungkapkan bahwa belum membuatkan agar-agarO: KU An. M.R masih agak lemah, vesikula pada mukosa mulut berkurang.A: Masalah belum teratasiP: Intervensi diteruskan kecuali no: 1I:- Pukul 16.20 Tetap menyarankan pada ibu untuk

memberikan makanan dalam porsi sedikit tapi sering dan memberikan biskuit, roti atau agar-agar sebagai pengganti nasi.

- Pukul 16.23 Mendampingi keluarga saat memberikan makan kepada anak M.R

- Pukul 16.25 Memotivasi keluarga untuk tetap membujuk anaknya untuk menghabiskan makanan

- Mengobservasi cara keluarga dalam memberikan obat Mycostatin 6 tetes setelah makan

E: jam 17.00 keluarga tampak antusias dalam memberi makan dan minum pada An. M.R. An.M.R mau menghabiskan ½ porsi makan yang

33

Page 35: ASKEP SEMINAR HFMD.docx

dengan usia 13 bulan, Lila 15 cm.

disediakan. Keadaan vesikula pada mukosa mulut berkurang, nenek dapat memberikan obat Mycoctatin 6 tetes setelah makan

Resiko penularan penyakit berhubungan dengan adanya agen penularan dari infeksi virus.

Jam 16.00S: nenek klien mengungkapkan sudah tahu bahwa penyakit yang diderita oleh cucunya adalah penyakit menular, nenek mengungkapkan tidak mengijinkan cucunya untuk keluar rumah dan bermain dengan temannya, nenek mengungkapkan tidak mengajak cucunya pergi ke Masjid untuk mengaji. Nenek mengungkapkan selalu mencuci tangan setelah menolong BAB dan BAK, sebelum dan setelah makan, keluarga mengungkapkan tidak ada anggota keluarga dan tetangga sekitar yang memiiki gejala seperti Flu SingapuraO: anak M.R berada di dalam rumahA: masalah tidak terjadiP: hentikan intervensi 1-2, lanjutkan intervensi 3-6I:- Pukul 16.20 tetap memotivasi keluarga untuk

tetap melakukan cuci tangan dan tidak mengajak anak keluar rumah dan bermain dengan temannya dulu.

E: jam 17.00 Nenek klien mengungkapkan An. M.R sudah jarang keluar rumah dan jarang bermain dengan teman. Nenek mengungkapkan selalu mencuci tangan. Nenek mengungkapkan tidak ada anggota keluarga dan tetangga sekitar yang mengalami gejala seperti Flu Singapura

Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan penurunan keinginan napsu makan sekunder akibat anoreksia ditadai dengan nenek mengungkapkan An.M.R hanya makan 2-3

11 Juni 2014

Jam 16.00S: keluarga mengungkapkan sariawan pada mulut anaknya sudah berkurang, An.M.R mampu makan ¾ porsi makanan yang biasa disediakan. Keluarga mengungkapkan memberikan makan 3x sehari dan menberikan selingan makanan ringan. Keluarga mengungkapkan tetap sabar dan mencoba untuk menyuapi anaknya meskipun agak susah.O: KU An. M.R tampak segar, sariawan pada mukosa mulut berkurang.A: Masalah teratasi sebagianP: Intervensi dihentikan.I:- Pukul 16.10 mengingatkan keluarga untuk

menimbangkan anak M.R pada pertemuan posyandu bulan Juli yaitu pada tanggal 2 Juli 2014.

- Pukul 16.15 menyarankan kepada keluarga untuk mencoba menbuatkan agar-agar

- Pukul 16.20 memotivasi keluarga untk tetap memberikan makan sedikit tapi sering dan

34

Page 36: ASKEP SEMINAR HFMD.docx

sendok saja, An. M.R tampak lemah, BB sekarang 9,5 kg dengan usia 13 bulan, Lila 15 cm.

bervariasi kepada anak.E: nenek mengungkapkan bahwa akan berusaha untuk selalu menimbangkan cucunya di posyandu. Sariawan pada mukosa mulut anak berkurang.

BAB 4

PEMBAHASAN

4.1. Biodata

Pada kasus, pasien berumur 13 bulan. Menurut teori Judarwanto

Widodo (2009), HFMD sering menyerang anak-anak usia 2 minggu – 5 tahun

(kadang samapai 10 tahun). Terdapat kesesuaian antara fakta dan teori.

HFMD sering menyerang pada anak-anak dikarenakan antibody pada anak

masih belum terbentuk dengan baik sehingga mudah terserang oleh virus.

4.2. Riwayat Penyakit Sekarang

An. M.R sakit batuk-pilek dan demam sejak 1 minggu terakhir (2 Juni

2014) Sejak 2 hari yang lalu (7 Juni 2014) batuk pileknya belum sembuh dan

kadang-kadang masih demam dan mulai timbul bintik-bintik merah di telapak

tangan dan kaki. Berdasarkan teori, tanda dan gejalanya adalah diawali

dengan demam dengan suhu 38,30C dengan durasi 2-3 hari, exathem (erupsi

pada kulit) dan enathem (erupsi pada mukosa oral), nyeri telan atau

pharingitis, kehilangan nafsu makan, pilek dan gejala seperti flu, malaise

(Widodo Judarwanto, 2009). Terdapat kesesuaian antara fakta dan teori. Anak

M.R mengalami demam pada awal gejala dikarenakan masih dalam masa

inkubasi dan respon tubuh terhadap serangan virus. Erupsi pada kaki, tangan

dan mukosa oral muncul setelah hari 6 yaitu setelah masa inkubasi.

4.3. Pemenuhan Kebutuhan Sehari-hari (Activity Daily Life)

Anak M.R mengalami penurunan napsu makan. Saat dikaji, nenek

mengungkapkan An. M.R saat ini susah makan dan makan hanya 2-3 sendok.

Klien minum susu ± 1000 cc/ hari dengan pengenceran susu 1:30. Menurut

teori, kebanyakan dari kasus yang ada ditemukan akan terjadi penurunan gizi

dan terjadi perubahan status gizi dikarenakan adanya lesi di mulutnya dan

35

Page 37: ASKEP SEMINAR HFMD.docx

tenggorokkan (Jayakar, e-journal 2009). Terdapat kesesuaian antara fakta dan

teori. anak M.R mengalami penurunan nafsu makan dikarenakan adanya lesi

pada mukosa mulut yang dapat menurunkan napsu makan.

4.4. Pemeriksaan Fisik

Pada saat pemeriksaan fisik didapatkan adanya lesi pada kaki dan

tangan, adanya stomatitis, suhu 370 C, Saat di auskultasi terdengar suara

vesikuler di semua lapang paru, Menurut teori, penyakit virus dengan tanda-

tanda klinis yang jelas pada mulut dan lesi khusus pada ekstremitas bagian

bawah, demam dengan suhu 38,30C dengan durasi 2-3 hari (Jayakar, e-journal

2009). Terdapat kesesuaian antara fakta dan teori. Anak M.R sudah tidak

demam karena pada saat pemeriksaan fisik anak sudah melewati masa

inkubasi yaitu pada hari ke-6. Anak M.R didiagnosa oleh dokter menderita

Flu Singapura disebabkan karena tanda dan gejala yang muncul sesuai

dengan tanda dan gejala pada Flu Singapura.

4.5. Lingkungan

Anak M.R tinggal di lingkungan yang padat penduduk, antara satu

rumah dengan rumah lain salin berhimpitan. Menurut teori Judarwanto

Widodo (2009), penyakit ini sering terjadi pada masyarakat yang padat

penduduknya dengan sanitasi lingkungan yang buruk. Terdapat kesesuaian

antara fakta dan teori. Cara penularan dari penyakit ini dapat melalui kontak

langsung dari orang ke orang yaitu melalui droplet aerosol, pilek, air liur

(saliva), tinja, vesikel, atau ekskreta. Sedangkan penularan secara tidak

langsung melalui baranGg handuk, baju, peralatan makan, dan mainan yang

terkontaminasi oleh sekresi tersebut. Kepadatan penduduk sangat

mempengaruhi penyebaran penyakit karena penyebaran dapat terjadi dengan

droplet aerosol, penyebaran akan semakin mudah dengan udara. Selain itu,

semakin padat penduduk akan semakin banyak kemungkinan kontak dengan

penderita dan lingkungan sehingga virus dapat menyebar dengan mudah.

4.6. Terapi

Pasien mendapat terapi Mycostatin Drop 3x6 tetes sebelum makan, obat

Parasetamol, GG dan Demacolin dalam bentuk puyer 3x1. Menurut teori,

tidak ada pengobatan khusus dan spesifik. Belum ada vaksinasi yang tersedia

dan pengobatannya secara simptomatik. Terdapat kesesuaian antara fakta dan

teori. Anak M.R mendapatkan terapi simtomatik saja. Anak M.R

mendapatkan parasetamol karena pasien sempat mengalami demam. Pasien

mendapatkan obat Demacolin dan GG karena ada tanda batuk pilek. Anak

M.R mendapat obat Mycostatin untuk mengobati lesi pada mukosa oral.

36

Page 38: ASKEP SEMINAR HFMD.docx

4.7. Masalah Keperawatan

Pada kasus didapatkan 2 masalah yaitu nutrisi kurang dari kebutuhan

tubuh dan resiko penularan. Menurut teori, masalah yang bisa terjadi adalah:

ketidakefektifan bersihan jalan nafas berhubungan dengan peningkatan

produksi sputum; hipertermi berhubungan dengan viremia; kekurangan

volume cairan berhubungan dengan kehilangan sekunder akibat demam;

perubahan kenyamanan (nyeri) berhubungan dengan degradasi vesikel pada

mukosa oral; ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

berhubungan dengan ketidakadekuatan asupan sekunder akibat stomatitis;

kerusakan integritas kulit behubungan dengan proses penyakit akibat virus;

ansietas orang tua berhubungan dengan hospitalisasi anak, kurang

pengetahuan orangtua tentang penyakit anak; Ansietas pada anak

berhubungan dengan perubahan dalam lingkungan actual akibat hospitalisasi,

tindakan traumatic; defisit pengetahuan orang tua dan keluarga tentang

penyakit HFMD (penularan, penanganan awal dan pencegahan) berhubungan

dengan kurangnya informasi. Ada beberapa masalah keperawatan yang tidak

muncul pada kasus, hal ini dikarenakan anak M.R sudah melewati masa

inkubasi sehingga sudah tidak mengalami demam dan kekurangan volume

cairan. Anak tidak mengalami ketidakefektifan bersihan jalan nafas

dikarenakan anak sudah mendapatkan terapi dari Puskesmas sejak pertama

anak berobat ke Puskesmas. Masalah gangguan rasa nyaman tidak diangkat

karena data dari pemeriksaan tidak mendukung untuk diangkat masalah

gangguan rasa nyaman dan tidak ada terapi khusus untuk masalah nyeri.

Tidak diangkat kerusakan integritas kulit karena lesi yang muncul tidak

menimbulkan gatal dan akan hilang pada hari 7-10. Keluarga tidak mengalami

kurang pengetahuan dan ansietas karena keluarga sudah pernah mendapatkan

penyuluhan tentang Flu Singapura baik di Posyandu maupun di Puskesmas.

Terdapat masalah baru yang tidak terdapat pada teori yaitu resiko penularan.

Masalah tersebut diangkat karena keluarga tinggal di daerah yang padat

penduduk dan cara penularan juga dapat terjadi melalui udara.

4.8. Intervensi

Pada masalah Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh diberikan intervensi: Jelaskan

pada keluarga tentang pentingnya asupan nutrisi yaitu untuk memenuhi gizi pada

anak sehingga imunitas anak menjadi baik dan anak tidak mudah sakit, Sarankan

pada keluarga untuk memberi makan pada klien dengan porsi sedikit tapi sering,

Motivasi keluarga untuk membujuk klien makan jika tidak mau makan, Ajarkan

kepada keluarga dalam pembuatan modisko, Sarankan kepada keluarga untuk

37

Page 39: ASKEP SEMINAR HFMD.docx

menyajikan makanan dalam keadaan menarik dan bervariasi, Motivasi keluarga

untuk menimbangkan anaknya di posyandu secara rutin, Kolaborasi dengan dokter

dalam pemberian Mycostatin 3x 6 tetes dan pemberian vitamin 1x1/2 cth, Observasi

keluhan dan kemampuan keluarga dalam memberikan makan, nafsu makan anak.

Menurut teori, intervensi yang dapat diberikan adalah: Jelaskan pentingnya nutrisi

yang adekuat dan tipe diet yang dibutuhkan pada orang tua pasien, Berikan makanan

dalam jumlah sedikit tapi sering, jika mungkin kombinasikan dengan makanan yang

disukai anak, Kolaborasi dalam pemberian obat analgesik dan antijamur, Observasi

BB tiap hari dengan alat ukur yang sama, jumlah makanan yang dihabiskan serta

keluhan pasien. Tidak semua intervensi dapat dilakukan, yaitu pengukuran berat

badan karena pada saat dilakukan evaluasi masih 2 hari dari intervensi. Evaluasi yang

dilakukan adalah dengan mengobservasi napsu makan anak dan cara keluarga dalam

memberikan makan anak.

4.9. Evaluasi

Pada kasus didapatkan masalah nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

dapat teratasi dan masalah resiko penularan tidak terjadi. Secara teori masalah

nutrisi akan teratasi saat sudah tidak terdapat lesi pada mukosa mulut.

Penyakit ini akan membaik dalam 7-10 hari (Jayakar, e-journal 2009).

Evaluasi akhir dilakukan pada hari 9 dan sudah anak sudah dalam proses

penyembuhan. Keadaan lesi pada mukosa mulut sudah berkurang sehingga

intake nutrisi sudah mulai kembali seperti sebelum sakit. Untuk masalah

resiko penularan tidak terjadi karena keluarga dapat melakukan tindakan

pencegahan seperti melakukan isolasi pada pasien, gerakan gemar mencuci

tangan.

38

Page 40: ASKEP SEMINAR HFMD.docx

DAFTAR PUSTAKA

Carpenito, Lynda Jual. 2000. Buku Saku Diagnosa Keperawatan Edisi 8. Alih bahasa:

Monica Ester. 2006. Jakarta: EGC.

Dr. Widodo Judarwanto.SP.A. Kesehatan Anda dan Keluarga. Sent. April, 2009.

http://xa.yimg.com/kq/groups/15673815/389249912/name/18+QHSE+Tips+_Flu

+singapura_.pdf diakses selasa 1 Mei 2012

e-Journal of the Indian Society of Teledermatology, 2009;Vol 3, No.4 e-Jurnal

Masyarakat India Teledermatology, 2009; Vol 3, No.4. Prof. Jayakar Thomas,

MD., DD., MNAMS., PhD., FAAD.,Prof Jayakar Thomas, MD, DD..,

MNAMS., PhD., Faad.,

http://translate.google.co.id/translate?hl=id&langpair=en|id&u=http://

www.insted.in/ejournal/review34.pdf. Akses jam 19.42 2 mei 2012

Jabatan Kesehatan Negeri Serawak. 2006.

http://jknsarawak.moh.gov.my/en/uploads/Poster%20%28English%29.pdf

Diakses Selasa, 1 Mei 2012 Pukul 07.00 WIB

Travira Air & Safety Dept. Health, Safety, Environtment information FLU

SINGAPURA. 4 Januari 2009.

http://xa.yimg.com/kq/groups/21873903/207936553/name/Flu+Singapura,.pdf

Diakses senin, 30 April 2012, pukul 00.30 WIB

Wong, Donna L. 2004. Pedoman Klinis Keperawatan Pediatrik. Alih bahasa: Monica

Ester. 2004. Edisi 4. Jakarta: EGC

39