askeb patologi dm

30
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di Indonesia insiden DMG sekitar 1,9-3,6% dan sekitar 40-60% wanita yang pernah mengalami DMG pada pengamatan lanjut pasca persalinan akan mengidap diabetes mellitus atau gangguan toleransi glukosa. Pemeriksaan penyaring dapat dilakukan dengan pemeriksaan glukosa darah sewaktu dan 2 jam post prandial (pp). Bila hasilnya belum dapat memastikan diagnosis DM, dapat diikuti dengan test toleransi glukosa oral. DM ditegakkan apabila kadar glukosa darah sewaktu melebihi 200 mg%. Jika didapatkan nilai di bawah 100 mg% berarti bukan DM dan bila nilainya diantara 100-200 mg% belum pasti DM. Pada wanita hamil, sampai saat ini pemeriksaan yang terbaik adalah dengan test tantangan glukosa yaitu dengan pembebanan 50 gram glukosa dan kadar glukosa darah diukur 1 jam kemudian. Jika kadar glukosa darah setelah 1 jam pembebanan melebihi 140 mg% maka dilanjutkan dengan pemeriksaan test tolesansi glukosa oral. Gangguan DM terjadi 2 % dari semua wanita hamil, kejadian meningkat sejalan dengan umur kehamilan, tetapi tidak merupakan kecenderungan orang dengan gangguan toleransi glokusa , 25% kemungkinan akan berkembang menjadi DM. DM gestasional merupakan keadaan yang perlu ditangani dengan professional, karena dapat mempengaruhi kehidupan janin/ bayi dimasa yang akan datang, juga saat persalinan. 1

Upload: yuniar-susilo-wati

Post on 31-Jan-2016

220 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Askeb patologi DM

TRANSCRIPT

Page 1: ASKEB PATOLOGI DM

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Di Indonesia insiden DMG sekitar 1,9-3,6% dan sekitar 40-60% wanita yang pernah

mengalami DMG pada pengamatan lanjut pasca persalinan akan mengidap diabetes mellitus atau

gangguan toleransi glukosa. Pemeriksaan penyaring dapat dilakukan dengan pemeriksaan

glukosa darah sewaktu dan 2 jam post prandial (pp). Bila hasilnya belum dapat memastikan

diagnosis DM, dapat diikuti dengan test toleransi glukosa oral. DM ditegakkan apabila kadar

glukosa darah sewaktu melebihi 200 mg%. Jika didapatkan nilai di bawah 100 mg% berarti

bukan DM dan bila nilainya diantara 100-200 mg% belum pasti DM. Pada wanita hamil, sampai

saat ini pemeriksaan yang terbaik adalah dengan test tantangan glukosa yaitu dengan

pembebanan 50 gram glukosa dan kadar glukosa darah diukur 1 jam kemudian. Jika kadar

glukosa darah setelah 1 jam pembebanan melebihi 140 mg% maka dilanjutkan dengan

pemeriksaan test tolesansi glukosa oral. Gangguan DM terjadi 2 % dari semua wanita hamil,

kejadian meningkat sejalan dengan umur kehamilan, tetapi tidak merupakan kecenderungan

orang dengan gangguan toleransi glokusa , 25% kemungkinan akan berkembang menjadi DM.

DM gestasional merupakan keadaan yang perlu ditangani dengan professional, karena dapat

mempengaruhi kehidupan janin/ bayi dimasa yang akan datang, juga saat persalinan.

1.2 Rumusan Masalah

a. Apa definisi diabetes mellitus dan diabetes mellitus gestasional ?

b. Apa saja klasifikasi diabetes mellitus

c. Bagaimana etiologi diabetes mellitus gestasional?

d. Apa saja factor resiko diabetes mellitus gestasional ?

e. Bagaimana patogenesis dari diabetes mellitus gestasional ?

f. Apa saja gejala klinis dari diabetes mellitus gestasional ?

g. Apa saja komplikasi dari diabetes mellitus gestasional ?

h. Bagaimana penanganan dari diabetes mellitus gestasional ?

i. Bagaimana prognosis dari diabetes mellitus gestasional ?

1

Page 2: ASKEB PATOLOGI DM

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Definisi

Diabetes melitus adalah suatu penyakit karena tubuh tidak mampu mengendalikan jumlah

gula, atau glukosa dalam aliran darah. Ini menyebabkan hiperglikemia, suatu keadaan gula darah

yang tingginya sudah membahayakan.

Faktor utama pada diabetes ialah insulin, suatu hormon yang dihasilkan oleh kelompok

sel beta di pankreas. Insulin memberi sinyal kepada sel tubuh agar menyerap glukosa. Insulin,

bekerja dengan hormon pankreas lain yang disebut glukagon, juga mengendalikan jumlah

glukosa dalam darah. Apabila tubuh menghasilkan terlampau sedikit insulin atau jika sel tubuh

tidak menanggapi insulin dengan tepat terjadilah diabetes.

Diabetes melitus gestational adalah keadaan intoleransi karbohidrat dari seorang wanita

yang diketahui pertama kali ketika dia sedang hamil. Disebut diabetes gestasional bila gangguan

toleransi glukosa yang terjadi sewaktu hamil kembali normal dalam 6 minggu setelah persalinan.

dianggap diabetes mellitus (jadi bukan gestasi) bila gangguan toleransi glukosa menetap setelah

persalinan. Pada golongan ini, kondisi diabetes dialami sementara selama masa kehamilan.

Artinya kondisi diabetes atau intoleransi glukosa pertama kali didapati selama masa kehamilan,

biasanya pada trimester kedua atau ketiga. Diabetes gestational terjadi karena kelainan yang

dipicu oleh kehamilan, diperkirakan karena terjadinya perubahan pada metabolisme glukosa.

Penyakit ini merupakan penyakit yang bersifat kronik, yang dapat muncul dan

berkembang secara lambat namun pasti. Komplikasi yang sering terjadi pada Diabetes mellitus

hampir di seluruh organ tubuh, yaitu gangguan pada mata (Retinopati), ginjal, jantung, otak,

infeksi yang sukar diobati sampai terjadinya pembusukan pada jaringan tubuh sehingga dapat

dilakukan penanganan dengan cara operasi atau tidak jarang dilakukan amputasi pada jaringan

tubuh tersebut.

2

Page 3: ASKEB PATOLOGI DM

2.2 Klasifikasi

a) Diabetes melitus yang tergantung pada insulin (Id DM atau jenis I), biasanya terdapat pada

orang yang masi muda, gejala-gejalanya terjadi dengan tiba-tiba, kadar glukosa (gula) darah

yang tinggi.

b) Diabetes Melitus yang tidak tergantung pada insulin (NID DM atau jenis II) biasanya

terdapat pada orang yang berusia > 40 tahun, terjadi secara perlahan-lahan, dan

kemungkinannya tidak ada tanda atau gejala, biasanya terdapat pada orang gemuk , usia

lanjut dan tidak aktif.

2.3 Etiologi

Selama kehamilan, peningkatan kadar hormon tertentu dibuat dalam plasenta (organ yang

menghubungkan bayi dengan tali pusat ke rahim) nutrisi membantu pergeseran dari ibu ke janin.

Hormon lain yang diproduksi oleh plasenta untuk membantu mencegah ibu dari

mengembangkan gula darah rendah. Selama kehamilan, hormon ini menyebabkan terganggunya

intoleransi glukosa progresif (kadar gula darah yang lebih tinggi). Untuk mencoba menurunkan

kadar gula darah, tubuh membuat insulin lebih banyak supaya sel mendapat glukosa

bagi memproduksi sumber energi.

Pankreas ibu mampu memproduksi insulin lebih (sekitar tiga kali jumlah normal) untuk

mengatasi efek hormon kehamilan pada tingkat gula darah. Namun, jika pankreas tidak dapat

memproduksi insulin yang cukup untuk mengatasi efek dari peningkatan hormon selama

kehamilan, kadar gula darah akan naik, mengakibatkan GDM.

2.4 Faktor Resiko

Faktor-faktor berikut meningkatkan risiko terkena GDM selama kehamilan:

Kelebihan berat badan sebelum hamil (lebih 20% dari berat badan ideal).

Merupakan anggota kelompok etnis risiko tinggi (Hispanik, Black, penduduk asli

Amerika, atau Asia).

3

Page 4: ASKEB PATOLOGI DM

Gangguan toleransi glukosa atau glukosa puasa terganggu (kadar gula darah yang tinggi,

tetapi tidak cukup tinggi untuk menjadi diabetes).

Riwayat keluarga diabetes (jika orang tua atau saudara kandung memiliki diabetes).

Sebelumnya melahirkan bayi lebih dari 4 kg.

Sebelumnya melahirkan bayi lahir mati.

Mendapat diabetes kehamilan dengan kehamilan sebelumnya.

Memiliki terlalu banyak cairan ketuban (suatu kondisi yang disebut polihidramnion).

Namun banyak wanita yang mengalami GDM tidak memiliki faktor risiko yang diketahui.

2.5 Patogenesis

Kehamilan adalah suatu kondisi diabetogenic ditandai dengan resistensi insulin dengan

peningkatan kompensasi sebagai respon β-sel dan hyperinsulinemia. Resistensi insulin biasanya

dimulai pada trimester kedua dan memaju ke seluruh sisa dari kehamilan. Plasenta sekresi

hormon seperti progesteron, kortisol laktogen, plasenta, prolaktin, dan hormon pertumbuhan,

merupakan penyumbang utama kepada resistensi insulin yang terlihat dalam kehamilan.

Resistensi pada insulin mungkin berperan dalam memastikan bahwa janin memiliki tenaga yang

cukup dari glukosa dengan mengubah metabolisme energi ibu dari karbohidrat ke lemak.

Wanita dengan GDM memiliki keparahan yang lebih besar dari resistensi insulin

dibandingkan dengan resistensi insulin terlihat pada kehamilan normal. Mereka juga memiliki

penurunan dari peningkatan kompensasi dalam sekresi insulin, khususnya pada fase pertama

sekresi insulin. Penurunan pada insulin fase pertama mungkin menandakan kerusakan fungsi sel

β. Xiang et al menemukan bahwa wanita dengan GDM Latino meningkat resistensi terhadap

pengaruh insulin pada clearance glukosa dan produksi dibandingkan dengan wanita hamil

normal.

Selain itu, mereka menemukan bahwa wanita dengan GDM mengalami penurunan

67% sebagai kompensasi β-sel mereka dibandingkan dengan normal peserta kontrol hamil.

Ada juga kebanyakan wanita dengan GDM yang memiliki bukti autoimun sel islet. Prevalensi

dilaporkan antibodi sel islet pada wanita dengan GDM berkisar 1,6-38%. Prevalensi autoantibodi

lain, termasuk autoantibodi insulin dan antibody asam glutamat dekarboksilase, juga telah

variabel. Wanita-wanita ini mungkin menghadapi risiko untuk mengembangkan bentuk autoimun

4

Page 5: ASKEB PATOLOGI DM

diabetes di kemudian hari. Akhirnya, dalam 5% dari semua kasus GDM, β-sel ketidakmampuan

untuk mengkompensasi resistensi insulin adalah hasil dari cacat di β -sel, seperti mutasi

pada glukokinase.

2.6 Gejala Klinis

Tanda awal yang dapat diketahui bahwa seseorang menderita DM yaitu dilihat langsung dari

efek peningkatan kadar gula darah, dimana peningkatan kadar gula dalam darah mencapai nilai

160 - 180 mg/dL dan air seni (urine) penderita kencing manis yang mengandung gula (glucose),

sehingga urine sering dilebung atau dikerubuti semut.

Penderita kencing manis umumnya menampakkan tanda dan gejala dibawah ini meskipun tidak

semua dialami oleh penderita :

1. Jumlah urine yang dikeluarkan lebih banyak (Polyuria)

2. Sering atau cepat merasa haus/dahaga (Polydipsia)

3. Lapar yang berlebihan atau makan banyak (Polyphagia)

4. Frekwensi urine meningkat/kencing terus (Glycosuria)

5. Kehilangan berat badan yang tidak jelas sebabnya

6. Kesemutan/mati rasa pada ujung syaraf ditelapak tangan & kaki

7. Cepat lelah dan lemah setiap waktu

8. Mengalami rabun penglihatan secara tiba-tiba

9. Apabila luka/tergores (korengan) lambat penyembuhannya

10. Mudah terkena infeksi terutama pada kulit.

Kondisi kadar gula yang drastis menurun akan cepat menyebabkan seseorang tidak sadarkan diri

bahkan memasuki tahapan koma. Gejala kencing manis dapat berkembang dengan cepat waktu

ke waktu dalam hitungan minggu atau bulan

2.7 Komplikasi

Komplikasi akibat GDM bisa berlaku pada janin dan juga pada ibu. Komplikasi janin

termasuk makrosomia, hipoglikemia neonatal, kematian perinatal, kelainan bawaan,

hiperbilirubinemia, polisitemia, hypocalcemia, dan sindrom gangguan pernapasan. Makrosomia,

5

Page 6: ASKEB PATOLOGI DM

yang didefinisikan sebagai berat lahir> 4.000 g, terjadi pada 20-30% bayi yang ibunya menderita

GDM.

Faktor-faktor lain yang dapat diperlihat pada ibu yang memicukan peningkatan insiden

kelahiran janin makrosomia termasuk hiperglikemia, Body Mass Index (BMI) tinggi, usia yang

lebih tua, multiparitas. Dengan ini, kasus makrosomia dapat menyebabkan untuk morbiditas

janin meningkat sewaktu dilahirkan, seperti distosia bahu, dan meningkatkan risiko kelahiran

secara sactio caesaria. Hipoglikemia neonatal dapat terjadi dalam beberapa jam setelah

dilahirkan . Hal ini adalah karena ibu yang hiperglikemia dapat menyebabkan janin

hiperinsulinemia Komplikasi jangka panjang pada janin dengan ibu GDM termasuk peningkatan

risiko intoleransi glukosa, diabetes, dan obesitas. Komplikasi pada ibu GDM meliputi hipertensi,

preeklampsia, dan peningkatan risiko kelahiran secara sactio caesaria. Hipertensi ini mungkin

terkait dengan resistensi insulin. Oleh karena itu, intervensi yang menunjukkan peningkatkan

sensitivitas insulin dapat membantu mencegah komplikasi ini. Selain itu, wanita dengan riwayat

GDM memiliki peningkatan risiko diabetes setelah kehamilan dibandingkan dengan populasi

umum, dengan tingkat konversi hingga 3% per tahun.

2.8 Penanganan

1. Pengobatan medik dan bekerjasama dengan ahli penyakit dalam

a. Diabetes diet

Penderita diabetes dengan berat badan rata-rata cukup diberi diet yang mengandung

1200-1800 kalori sehat selama berlangsungnya kehamilan. Pemeriksaan darah dan urin berkala

dilakukan untuk mengubah dietnya apabila perlu.

Dalam triwulan I diet dan pengobatan tidak banyak berbeda denagan keadaan di luar

kehamilan. White menganjurkan 30-40 kalori per Kg berat badan. Garam perlu dibatasi untuk

mengurangi kecenderungan akan retensi air dan edema. Diet yang dianjurkan ialah karbohidrat

40 %, protein 2 g/Kg berat badan, lemak 45-60 g.

Dalam triwulan II metabolisme hidrat-arang dalam tubuh itu berubah, ibu memerlukan

lebih banyak bahan makanan, terutama kalori dan protein. Penderita yang di luar kehamilan dan

dalam kehamilan triwulan I tidak memerlukan insulin, mungkin sekali perlu diobati dengan

insulin dalam triwulan II dan III. Karena itu, gula darah harus diperiksa ulang. Diet dan dosis

6

Page 7: ASKEB PATOLOGI DM

insulin setiap kali harus disesuaikan dengan keperluan yang berubah-ubah itu, lebih-lebih dalam

triwulan III. Juga dalam masa nifas dan laktasi pemeriksaan perlu diulang dan diet disesuaikan.

b. Pengobatan Insulin

Pada penderita diabetes dalam kehamilan daya tahan terhadap insulin meningkat dengan

makin tuanya kehamilan, yang dibebaskan oleh kegiatan antiinsulin plasenta.

Penderita yang sebelum kehamilan sudah memerlukan insulin diberi insulin dalam dosis

yang sama dengan dosis di luar kehamilan sampai terdapat tanda-tanda bahwa dosis perlu

ditambah atau dikurangi. Perubahan-perubahan dalam kehamilan disatu pihak memudahkan

terjadinya hiperglikemik. Karena itu, dosis insulin perlu diubah menurut keperluan. Perubahan-

perubahan dosis itu harus dilakukan dengan hati-hati, dengan berpedoman pada 140 mg/dl

pemeriksaan gula darah yaitu kadar PP (post prandial) <140 mg/dl.

Terutama dalam triwulan I mudah terjadi hipoglikemia apabila dosis insulin tidak

dikurangi karena wanita kurang makan akibat emesis dan hyperemesis gravidarum. Sebaliknya,

dosis insulin perlu ditambah dalam triwulan II apabila wanita sudah mulai suka makan, lebih-

lebih dalam triwulan III.

Selama berlangsungnya persalinan dan dalam hari-hari berikutnya cadangan hidrat-arang

berkurang dan keperluan akan insulin berkurang pula. Akibatnya ialah bahwa penderita mudah

mengalami hipoglikemia apabila diet tidak disesuaikan dan/atau dosis insulin tidak dikurangi.

Pemberian insulin yang kurang hati-hati dapat merupakan bahaya besar karena reaksi

hipoglikemik dapat disalahtafsirkan sebagai koma diabetikum. Dosis insulin perlu dikurangi

selama wanita dalam persalinan dan nifas dini. Dianjurkan pula supaya dalam masa persalinan

diberi infus glukosa dan insulin. Pada hiperglikemia berat dan keto-asidosis diberi insulin secara

infus intravena dengan kecepatan 2-4 satuan per jam untuk mengatasi komplikasi yang

berbahaya ini (Saifuddin, B. A, 2005).

2. Penanganan Obstetrik

a. Penanganan berdasarkan pertimbangan beratnya penyakit, lama penderita, umur,

paritas, riwayat persalinan terdahulu dan ada tidaknya komplikasi.

b. Penyakit tidak berat, persalinan biasa

c. Bila agak berat memerlukan insulin, induksi persalinan lebih dini 36-38 minggu

7

Page 8: ASKEB PATOLOGI DM

d. Diabetes agak berat riwayat IUFD lakukan SC pada 37 minggu

e. Diabetes berat dengan komplikasi (preeklamsi, hidramnion, dll), riwayat persalinan

yang lalu buruk, induksi persalinan/SC lebih dini

f. Dalam pengawasan persalinan monitor janin dengan baik (DJJ, EKG, USG)

g. Untuk kehamilan yg mengancam ibu dan janin sarankan tubektomi

2.9 PrognosisKehamilan kedua dalam waktu 1 tahun dari kehamilan sebelumnya yang mempunyai

GDM memiliki tingkat kekambuhan tinggi. Wanita didiagnosa dengan GDM memiliki

peningkatan risiko terkena diabetes melitus di masa depan.

Wanita yang membutuhkan insulin pengobatan sewaktu kehamilan kerana didiagnosa

dengan GDM mempunyai risiko tinggi untuk mendapat diabetes kerana telah mempunyai

antibodi yang terkait dengan diabetes (seperti antibody terhadap dekarboksilase glutamat, islet

sel antibodi dan / atau antigen insulinoma- 2), berbanding wanita dengan dua kehamilan

sebelumnya dan pada wanita yang gemuk.

Wanita membutuhkan insulin untuk mengelola gestational diabetes memiliki resiko 50%

terkena diabetes dalam lima tahun ke depan. Tergantung pada populasi yang diteliti, kriteria

diagnostik dan panjang tindak lanjut, risiko dapat bervariasi sangat besar. Risiko tampaknya

tertinggi dalam 5 tahun pertama, mencapai dataran tinggi setelahnya. Penelitian lain menemukan

risiko diabetes setelah GDM lebih dari 25% setelah 15 tahun. Ada data statistik terhadap risiko

kondisi lain pada wanita dengan GDM, dalam studi Perinatal Yerusalem, 410 dari 37.962 pasien

dilaporkan telah GDM, dan ada kecenderungan lebih mendapat kanker payudara dan kanker

pankreas , tetapi lebih banyak penelitian diperlukan untuk mengkonfirmasi temuan ini.

8

Page 9: ASKEB PATOLOGI DM

BAB III

TINJAUAN KASUS

KASUS

Seorang ibu Ny. S usia 25 tahun GIP0A0 hamil 24 minggu datang kepuskesmas sentani dengan

keluhan sering BAK, sering merasa haus dan lapar. Ibu mengeluh kepalanya pusing dan

mengatakan cemas dengan keadaannya saat ini

MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN ANTENATAL PADA NY. S

UMUR 25 TAHUN G1P0A0 UMUR KEHAMILAN 24 MINGGU

DENGAN DIABETES MELITUS

DI PUSKESMAS SENTANI

No. Register : 050

Tanggal pengkajian : 04 Maret 2015

Pengkajian Oleh : Bidan Mirena

LANGKAH I : PENGKAJIAN

A. DATA SUBJEKTIF

1. Biodata

Nama ibu : Ny. S Nama Suami : Tn. A

Umur : 25 tahun Umur : 30 tahun

Agama : Islam Agama : Islam

Pendidikan : SMA Pendidikan : S1

Pekerjaan : IRT Pekerjaan : PNS

9

Page 10: ASKEB PATOLOGI DM

Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia Suku/Bangsa : Jawa/Indonesia

Alamat : Jl. Cendrawasih Alamat : Jl. Cendrawasih

2. Riwayat pernikahan

a. Nikah ke : 1

b. Lama menikah : 1 tahun

3. Data biologis

a. Keluhan utama

Ibu mengatakan sering BAK, sering merasa haus dan lapar,

Ibu mengeluh kepalanya pusing dan cemas dengan keadaannya saat ini

b. Riwayat reproduksi

1) Riwayat menstruasi

a) Menarche : 13 tahun

b) Siklus haid : 28 hari

c) Durasi haid : 7 hari

d) Banyaknya : 2-3 kali ganti pembalut

2) Riwayat obstetri

a) Riwayat kehamilan, persalinan, dan nifas yang lalu :

Ibu mengatakan ini merupakan kehamilannya yang pertama dan tidak pernah

keguguran

b) Riwayat kehamilan sekarang :

G : I P : 0 A : 0

HPHT : 02-09-2014

HPL : 09-06-2015

ANC pertama : umur kehamilan 4 minngu

Kunjungan ANC

Trimester 1

10

Page 11: ASKEB PATOLOGI DM

Frekuensi : 2x

Tempat : Puskesmas

Oleh : Bidan

Keluhan : Mual, muntah

Terapi : Vit B6

Trimester II

Frekuensi : 2x

Tempat : Puskesmas

Oleh : Bidan

Keluhan : Mual dan pusing

Terapi : Tablet Fe, Vit B6, B12, Vit C, Asam folat

Trimester III : belum dilakukan

Imunisasi TT

TT 1 : 09-10-2014

TT 2 : 09-11-2014

Pergerakan janin dirasakan ibu

Ibu mengatakan merasakan gerakan janin 11x sehari

c) Riwayat penggunaan kontrasepsi

Ibu mengatakan belum pernah menggunakanan alat kontrasepsi

c. Riwayat kesehatan

1) Penyakit yang pernah / sedang di derita ( menular,menurun, menahun)

Ibu mengatakan tidak pernah/tidak sedang menderita penyakit menular

(TBC,Hepatitis, HIV), menahun (Jantung koroner).

2) Penyakit yang pernah/sedang di derita keluarga( menular,menurun, menahun)

Ibu mengatakan bahwa pada keluarganya tidak pernah/tidak sedang menderita

penyakit menular(TBC,Hepatitis,HIV) menurun(DM dan Hipertensi) menahun

3) Riwayat operasi

Ibu mengatakan tidak ada riwayat operasi

11

Page 12: ASKEB PATOLOGI DM

4) Riwayat alergi obat

Ibu mengatakan tidak memiliki alergi terhadap obat-obat tertentu

d. Pola pemenuhan kebutuhan sehari-hari

12

Page 13: ASKEB PATOLOGI DM

13

NO

POLA KEBUTUHAN SEBELUM HAMIL SELAMA HAMIL

1. Pola nutrisia. Makan

Frekuensi Jenis Porsi Pantangan Keluhan

b. Minum Frekuensi Jenis Porsi Pantangan Keluhan

3 x/hariNasi,sayur,lauk

1piringTidak adaTidak ada

8x/hariAir putih1 gelas

Tidak adaTidak ada

5 x/hariNasi,sayur,lauk

1piringTidak ada

Merasa lapar

15x/hariAir putih1 gelas

Tidak adaMerasa haus

2. Pola eliminasia. BAB

Frekuensi Konsistensi Warna Keluhan

b. BAK Frekuensi Konsistensi Warna Keluhan

1x/hariLembekKuning

Tidak ada

4x/hariCair

Kuning jernihTidak ada

1x/hariLembekKuning

Tidak ada

10x/hariCair

Kuning jernihSering BAK

3. Pola istirahata. Tidur siang

Lama Keluhan

b. Tidur malam Lama Keluhan

1jam/hariTidak ada

8jam/hariTidak ada

1-2jam/hariTidak ada

6-7jam/hariTidak ada

4. Pola Hygienea. Mandi b. Ganti pakaian c. Gosok gigi d. Keramas

2x/hari2x/hari2x/hari3x/hari

2x/hari3x/hari2x/hari3x/hari

5. Pola seksualitas a. Frekuensi b. Keluhan

3x/mingguTidak ada

1x/mingguTidak ada

Page 14: ASKEB PATOLOGI DM

e. Kebiasaan yang mengganggu kesehatan (merokok, minum jamu, minum beralkohol)

Ibu mengatakan tidak memiliki kebiasaan yang mengganggu kasehatan seperti

merokok, minum jamu, minun minuman beralkohol.

f. Psikososiospritual ( penerimaan ibu/suami/keluarga terhadap kehamilan, dukungan

sosisal, perencanaan persalinan, pemberian ASI, perawatan bayi, kegiatan ibadah,

kegiatan sosial, dan persiapan keuangan, ibu dan keluarga)

1) Ibu mengatakan senang dengan kehamilannya

2) Ibu mengatakan keluarga dan suami senang dan mendukung kehamilannya

3) Ibu mengatakan sudah mempersiapkan biaya persalinan

4) Ibu mengatakan akan memberikan ASI pada bayinya

5) Ibu mengatakan sudah mengetahui tentang perawatan bayi

6) Ibu mengatakan taat beribadah

7) Ibu mengatakan tidak pernah ikut kegiatan sosial

g. Pengetahuan ibu ( tentang kehamilan,persalinan dan laktasi)

Ibu mengatakan sudah mengetahui tentang proses kehamilan, persalinan dan laktasi

h. Lingkungan yang berpengaruh (sekitar rumah dan hewan peliharaan)

Ibu mengatakan tinggal di tempat yang bersih dan tidak memelihara hewan peliharaan

B. DATA OBJEKTIF

1. Pemeriksaan umum

a. Keadaan umum : Baik

b. Kesadaran : Composmentis

c. Keadaan emosianol : Stabil

d. Tinggi badan : 158 cm

e. LILA : 28 cm

f. BB sebelum hamil : 50 kg

14

Page 15: ASKEB PATOLOGI DM

g. BB terakhir : 60 kg

2. Tanda – tanda vital

a. Tekanan darah : 120/90 mmHg

b. Nadi : 84 x/menit

c. Respirasi : 24 x/menit

d. Suhu badan : 36,5 0C

3. Pemeriksaan fisik

a. Kepala

1) Rambut : Rambut hitam, lurus, kulit kepala bersih, tidak ada bekas luka

2) Wajah : Bentuk muka persegi, warna kulit pucat, tidak ada

cloasma gravidarum

3) Mata : Mata bulat, simertis, tidak ada secret, konjungtiva merah

Muda, sclera mata putih, reflek pupil baik, pandangan jelas

4) Hidung : Bentuk hidung mancung, tidak ada polip/pembekakan

5) Telinga : Daun telinga simetris, tidak ada sekret

6) Mulut : Bibir tidak ada peradangan, bibir tidak pucat, tidak kering,

Tidak ada kaarang gigi, tidak ada peradangan gusi, lidah

bersih, tidak ada pembesaran pada tonsil

7) Leher : Tidak ada pembesaran pada kelenjar tiroid dan kelenjar limfe

b. Payudara : Bentuk payudara simetris, putting susu menonjol,

Hiperpigmentasi pada areola, belum keluar kolostrum

c. Aksila : aksila bersih, tidak ada pembengkakan, tidak ada nyeri tekan

d. Ekstremitas atas : simetris kanan dan kiri, normal, tidak ada oedema

e. Abdomen

1) Inspeksi : tidak ada bekas operasi, tidak ada striae gravidarum dan linea

gravidarum, perut tampak membesar tidak sesuai dengan usia

kehamilan

2) Palpasi

15

Page 16: ASKEB PATOLOGI DM

a) Leopold I : TFU 3 jari di atas pusat, teraba bagian yang lunak, tidak

Melenting, susah digerakkan (bokong)

b) Leopold II : Perut sebelah kanan teraba bagian yang keras dan memanjang,

ada tahanan seperti papan, berarti PUKA (punggung kanan),

Bagian kiri teraba bagian yang kecil-kecil tidak beraturan

(ekstremitas)

c) Leopold III : Bagian terendah janin teraba bulat, keras, mudah digoyangkan

(kepala)

d) Leopold IV : kepala belum masuk panggul (konvergen)

e) TFU : Menurut Mc. Donald 28 cm

f) TBJ : 2480 gram

3) Auskultasi

1) DJJ : 134 x/menit

f. Ekstremitas bawah : Simetris kanan dan kiri, normal, tidak ada oedema, tidak ada

varises, reflek patella +/+, jumlah jari lenkap

g. Genitalia : Tidak ada varises, tidak ada peradangan, tidak ada perdarahan

4. Pemeriksaan penunjang

a. Glukosa : 1,5 %

b. Hb : 11,5 gr%

LANGKAH II : INTERPRETASI DATA DASAR

Diagnose :

Ny. S usia 25 tahun GIP0A0 hamil 24 minggu dengan diabetes melitus,

janin intra uterin, tunggal,hidup presntasi kepala, PUKA, penurunan 5/5, normal.

Dasar :

Data Subjektif

a. Ibu mengatakan usia 25 tahun

16

Page 17: ASKEB PATOLOGI DM

b. Ibu mengatakan ini merupakan kehamilannya yang pertama dan tidak pernah abortus

c. Ibu mengatakan HPHTnya tanggal 02-09-2014

d. Ibu mengatakan sering merasa sering BAK, sering merasa haus dan lapar.

Data Obyketif :

TD : 120/90 mmH

Nadi : 82 x/menit

Pernapasan : 24 x/menit

Suhu : 36,5 0C

Leopold I : bokong, TFU 28 cm

Leopold II : Punggung kanan (puka)

Leopold III : Kepala

Leopod IV : kepala belum masuk panggul (konvergen)

DJJ : 134 x/menit

Glukosa : 1,5 %

Hb : 11,5 gr%

LANGKAH III : MASALAH POTENSIAL

Diagnose potensial bayi besar (>4 kg), polihidramnion

LANGKAH IV : TINDAKAN SEGERA

Lakukan kolaborasi dengan ahli gizi terkait dengan pola makan ibu

kolaborasi dengan dokter untuk pemberian terapi insulin

LANGKAH V : PERENCANAAN

1. Jelaskan pada ibu tentang kondisinya saat ini

Beritahu ibu tentang hasil pemeriksaan dan jelaskan kondisi kehamilan ibu dan janin saat ini

2. Pemilihan menu makanan sesuai dengan anjuran ahli gizi

3. Jelaskan tanda bahaya selama kehamilan

4. Anjurkan ibu bersalin secara SC (Sectio Sesaria) jika kadar gula darah ibu belum normal

17

Page 18: ASKEB PATOLOGI DM

5. Kontrol kadar glukosa setiap 2 minggu sekali

6. Anjurkan ibu melakukan personal hygine

7. Anjurkan ibu untuk membatasi aktifitas sehari - hari

8. Anjurkan ibu untuk periksa kembali

LANGKAH VI : IMPLEMENTASI

1. Memberitahu ibu tentang hasil pemeriksaana.Menjelaskan kondisi ibu saat ini bahwa

keadaan ibu saat ini kurang baik, TFU 28 cm. TD 120/90mmHg. Ibu mengalami Diabetes

Gestasional dengan kadar gula dalam darah 1,5%. Bayi ibu dalam keadaan sehat, DJJ

132x/menit

2. Memilihkan ibu menu makanan yang telah dianjurkan oleh ahli gizi terkait dengan pola

pemenuhan gizi ibu sehari-hari, agar ibu dapat melakukan diet yang bertujuan untuk

mengontrol kadar gula dalam darah

3. Menjelaskan tanda bahaya yang dapat terjadi selama kehamilan seperti perdarahan, sakit

kepala yang hebat, odem, nyeri abdomen / ulu hati, gerakan janin berkurang dan ada

gangguan pada penglihatan, jika ibu mengalami salah satutanda bahaya tersebut maka

menganjurkan ibu untuk segera memeriksakan diri pada bidan, tenaga kesehatan lain dan

atau tempat pelayanan kesehatan terdekat untuk segera diberikanpenanganan lebih lanjut.

4. Memberikan terapi insulin agar dapat mencapai kadar gula darah normal dan memberikan

vitamin B1 3×1 (100mg) tablet sehari, untuk memenuhi kebutuhan vitamin ibu serta

memberitahu ibu cara penggunaann vitamin tersebut, yaitu diminum satu tablet setiap hari

dengan air putih

5. Menganjurkan ibu untuk bersalin secara Seksio sesaria (SC) jika kadar gula darah ibu masih

belum normal saat ibu sudah mendekati hari taksiran partus. Ibu bersedia melakukan SC

untuk keselamatan ibu dan bayi

6. Menganjurkan ibu untuk kunjungan ulang 2 minggu lagi atau jika ibu ada keluhan

LANGKAH VII : EVALUASI

1. Ibu mengerti tentang kondisi ibu, janin serta kehamilannya saat ini bahwa ibu mengalami

diabetes mellitus gestasional, janin ibu dalam keadaan baik

18

Page 19: ASKEB PATOLOGI DM

2. Ibu bersedia untuk konsultasi dengan ahli gizi terkait dengan pola makan dan minum ibu,

dan ibu bersedia untuk diet unuk mengontrol kadar gula dalam darahnya

3. Ibu sudah mengerti tentang tanda bahaya selama kehamilan

4. Ibu sudah diberi terapi insulin

5. Ibu bersedia untuk melahirkan secara SC (Sectio Sesaria) jika kadar gula dalam darah ibu

belum normal

6. Ibu bersedia untuk kunjungan ulang 2 minggu lagi, atau jika ibu merasakan keluhan.

19

Page 20: ASKEB PATOLOGI DM

BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

DM yang terjadi dan diketahuinya saat hamil, maka ini dinamakan dengan DM

gestasional, sedangkan bila DM telah diketahui sebelum hamil, maka dinamakan DM pregestasi.

DM yang terjadi pada ibu hamil dan diketahui saat hamil kemudian akan pulih kembali 6 minggu

pasca persalinan, maka ini dinamakan DM gestasional, namun apabila setelah 6 minggu

persalinan DM belum juga sembuh, maka ini bukannya diabetes Gestasional, tetapi DM. Dm

gstasional perlu penanganan yang serius, karena dapat mempengaruhi perkembangan janin, dan

dapat mengancam kehidupan janin kedepannya. sehingga perlu diberikan asuhan keperawatan

secara professional terhadap ibu hamil dengan DM,  supaya tidak lagi terjadi berbagai

komplikasi-komplikasi yang tidak diinginkan

4.2 Saran

a. Diharapkan bagi calon bidan untuk lebih memahami tentang diabetes mellitus dalam

kehamilan dan penanganannya.

b. Diharapkan dapat memberikan asuhan kebidanan yang tepat pada ibu hamil dengan diabetes

mellitus saat berada dilapangan dan tempat tugas masing-masing.

20

Page 21: ASKEB PATOLOGI DM

DAFTAR PUSTAKA

Prawirohardjo Sarwono. 2010. Ilmu Kebidanan . PT Bima Pustaka Sarwono

Prawirohardjo : Jakarta

Rukiyah, Yeyeh Ai S.Si.T. 2010. Asuhan Kebidanan IV (Patologi Kebidanan).

Trans Info Media : Jakarta

Nugraheny, Esti. 2009. Asuhan Kebidanan Patologi. Pustaka Rihama : Yogyakarta

21