asidi-alkali.docx

12
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALISA AIR Asiditas dan Alkalinitas” Oleh : Nama : Sang Ayu Nyoman Candra Dewi NIM : PO7134013 033 Kelompok : C DIII ANALIS KESEHATAN

Upload: bagus-aji-kresnapati

Post on 05-Feb-2016

6 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Asidi-Alkali.docx

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALISA AIR

“Asiditas dan Alkalinitas”

Oleh :

Nama : Sang Ayu Nyoman Candra Dewi

NIM : PO7134013 033

Kelompok : C

DIII ANALIS KESEHATAN

2014/2015

Page 2: Asidi-Alkali.docx

Hari/Tanggal : Senin, 28 September 2014

Metode : Titrasi Asidimetri (Alkalinitas)

Prinsip :

- Prinsip Kerja : Sampel Na2B4O7 dititrasi dengan HCl dengan indikator MJ sampai

terbentuk warna merah muda

- Prinsip Reaksi : Na2B4O7 + 2HCl + 5H2O → 2 NaCl + 4 H3BO3

Dasar Teori :

Asidimetri adalah pengukuran konsentrasi asam dengan menggunakan larutan baku basa, sedangkan alkalimeteri adalah pengukuran konsentrasi basa dengan menggunakan larutan baku asam. Oleh sebab itu, keduanya disebut juga sebagai titrasi asam-basa.

Titrasi adalah proses mengukur volume larutan yang terdapat dalam buret yang ditambahkan ke dalam larutan lain yang diketahui volumenya sampai terjadi reaksi sempurna. Atau dengan perkataan lain untuk mengukur volume titran yang diperlukan untuk mencapai titik ekivalen. Titik ekivalen adalah saat yang menunjukkan bahwa ekivalen perekasi-pereaksi sama. Di dalam prakteknya titik ekivalen sukar diamati, karena hanya meruapakan titik akhir teoritis atau titik akhir stoikometri. Hal ini diatasi dengan pemberian indikator asam-basa yang membantu sehingga titik akhir titrasi dapat diketahui. Titik akhir titrasi meruapakan keadaan di mana penambahan satu tetes zat penitrasi (titran) akan menyebabkan perubahan warna indikator. Kadua cara  di atas termasuk analisis titrimetri atau volumetrik. Selama bertahun-tahun istilah analisis volumetrik lebih sering digunakan dari pada titrimetrik. Akan tetatpi, dilihat dari segi yang yang keta, “titrimetrik” lebih baik, karena pengukuran volume tidak perlu dibatasi oleh titrasi.Alkalinitas adalah kapasitas air untuk menetralkan tambahan asam tanpa menurunkan pH

larutan. Alkalinitas terdiri dari ion-ion bikarbonat (HCO3-), karbonat (CO3-) dan hidroksida

(OH-) yang merupakan buffer terhadap pengaruh pengasaman. Alkalinitas diperlukan untuk

mencegah terjadinya fluktuasi pH yang besar, selain itu juga merupakan sumber CO2 untuk

proses fotosintesis fitoplankton. Nilai alkalinitas akan menurun jika aktifitas fotosintesis naik,

sedangkan ketersediaan CO2 yang dibutuhkan untuk fotosintesis tidak memadai. Sumber

alkalinitas air tambak berasal dari proses difusi CO2 di udara ke dalam air, proses dekomposisi

atau perombakan bahan organik oleh bakteri yang menghasilkan CO2, juga secara kimiawi

dapat dilakukan dengan pengapuran secara merata di seluruh dasar tambak atau permukaan

air .Jenis kapur yang biasa digunakan adalah CaCO3 (kalsium karbonat), CaMg(CO3)2

(dolomit), CaO (kalsium oksida), atau Ca(OH)2 (kalsium hidroksida). Alkalinitas dinyatakan

dalam mg CaCO3/liter air (ppm).

            Alkalinitas berperan dalam menentukan kemampuan air untuk mendukung pertumbuhan

alga dan kehidupan air lainnya, hal ini dikarenakan :

Page 3: Asidi-Alkali.docx

a.       Pengaruh sistem buffer dari alkalinitas;                      

b.       Alkalinitas berfungsi sebagai reservoir untuk karbon organik. Sehingga alkalinitas diukur

sebagai factor kesuburan air.

            Alkalinitas secara umum menunjukkan konsentrasi basa atau bahan yang mampu

menetralisir kemasamaan dalam air. Secara khusus, alkalinitas sering disebut sebagai besaran

yang menunjukkan kapasitas pem-bufffer-an dari ion bikarbonat, dan sampai tahap tertentu ion

karbonat dan hidroksida dalam air. Ketiga ion tersebut di dalam air akan bereaksi dengan ion

hidrogen sehingga menurunkan kemasaman dan menaikan pH. Alkalinitas biasanya dinyatakan

dalam satuan ppm (mg/l) kalsium karbonat (CaCO3). Air dengan kandungan kalsium karbonat

lebih dari 100 ppm disebut sebagai alkalin, sedangkan air dengan kandungan kurang dari 100

ppm disebut sebagai lunak atau tingkat alkalinitas sedang. Pada umumnya lingkungan yang baik

bagi kehidupan ikan adalah dengan nilai alkalinitas diatas 20 ppm (Dewi, 2007).

Alkalinitas diukur dengan cara titrasi dengan asam yang distandarisasi sampai titik akhir methyl

orange (MO) pada sekitar pH 4.3 dan dicerminkan sebagai mg/L sebagai CaCO3. Sebagian

besar air beralkalinitas tinggi juga mempunyai pH alkalin (pH >7) dan konsentrasi TDS yang

tinggi .

Alat dan Bahan :

Alat :

Buret, Clem buret, Tiang, Meja

Erlenmeyer

Beaker Gelas

Pipet Volume 10,0ml dan 50,0ml

Pipet tetes

Labu ukur

Neraca Analitik

Filer

Botol semprot

Corong Gelas

Bahan:

Na2B4O7

HCl

Indikator MJ

Sampel Air Kali

Aquades

Cara Kerja :

Standarisasi :

Siapkan alat dan bahan

Page 4: Asidi-Alkali.docx

Tuangkan HCl kedalam buret sampai tanda 0

Dipipet 10,0 ml Na2B4O7 masukkan kedalam Erlenmeyer

Tambahkan aquades ±25ml

Tambahkan indicator MJ 3-4 tetes

Titrasi dengan HCl sampai Orange kemerahan dan catat volume titrasinya

Titrasi HCl dengan Sampel Air Kali :

Dipipet 50,0ml sampel, kemudian masukkan kedalam Erlenmeyer

Tambahkan 3-4 tetes indicator MJ

Titrasi dengan HCl sampai Orange kemerahan dan catat volume titrasinya

Data :

Volume Standarisasi

NO Volume Pemipetan (ml) Pembacaan Buret (ml) Volume Titrasi (ml)

I 10,0 0,0 – 11,5 11,5

II 10,0 0,4 – 11,9 11,5

Volume Titrasi PK

NO Volume Pemipetan (ml) Pembacaan Buret (ml) Volume Titrasi (ml)

I 50,0 11,5 – 14, 4 2,9

II 50,0 14, 4 – 16,5 2,1

Sebelum Titrasi Setelah Titrasi

Page 5: Asidi-Alkali.docx

Perhitungan :

Normalitas :

N1 x V1 = N2 x V2

Normalitas Standarisasi

N1 x V1 = N2 x V2

N1 x 11,5 = 0,1 x 10

N1 = 0,1x 10

11,5

= 0,0869 N

N I = N II = 0,0869 N

Titrasi HCl dengan sampel Air Kali :

1.Vt x Ns x BEx 1000

Vs

=2,9x 0,0869 x6,1 x1000

50,0

= 1537,261

50,0

= 30,74 mg/L

2.Vt x Ns x BEx 1000

Vs

= 2,1x 0,0869 x6,1 x1000

50,0

= 1113,189

50,0

= 22,26 mg /L

Rata-rata : I+ II

2 =

30,74+22,262

= 26,5 mg/L

Kesimpulan :

Page 6: Asidi-Alkali.docx

Dari praktikum ini diperoleh Normalitas Standarisasi 0,0869 N dengan perubahan warna dari

Kuning menjadi Orange kemerahan.

Pada titrasi HCl dengan sampel air kali diperoleh hasil 26,5 mg/L.

Page 7: Asidi-Alkali.docx

Metode : Titrasi Alkalimetri (Asiditas)

Prinsip :

- Prinsip Kerja : Sampel dititrasi dengan NaOH menggunakan indikator PP sampai

terbentuk warna merah muda.

- Prinsip Reaksi : 2NaOH + H2C2O4 → Na2C2O4 + 2H2O

Dasar Teori :

Asiditas adalah hasil dari adanya asam lemah seperti H2PO4-,  CO2,  H2S,  asam-asam lemak, dan

ion-ion logam asam, terutama Fe3+. Asiditas lebih sukar ditentukan daripada alkalinitas, karena

dua contributor utamanya adalah CO2 dan H2S merupakan larutan volatile yang segera hilang dari

sample.(Syafila, Mindriany) 

Untuk asam kuat seperti H2SO4 dan HCl dalam air dikenal dengan istilah “asam mineral bebas”

(free mineral acid). “Acid Mineral Water” mengandung asam mineral bebas dalam konsentrasi

yang harus diperhitungkan. (Manahan,Stanley).

Alat dan Bahan :

Buret, Clem buret, Tiang, Meja

Erlenmeyer

Indikator PP

Larutan NaOH

H2C2O4

Beaker Gelas

Pipet Volume 10,0ml dan 50,0ml

Pipet tetes

Filer

Botol semprot

Aquades

Corong Gelas

Cara Kerja :

Standarisasi

Tuangkan NaOH kedalam buret sampai tanda 0

Dipipet 10,0 ml NaOH masukkan kedalam Erlenmeyer kemudia tambahkan aquades

±25ml

Tambahkan indikator PP 3-4 Tetes

Titrasi dengan NaOH sampai merah muda dan catat volume titrasi

Dipipet 50,0ml sampel air kali

Masukkan kedalam Erlenmeyer

Tambahkan 3-4 Tetes indicator PP

Titrasi dengan NaOH sampai merah muda dan catat volume titrasi

Page 8: Asidi-Alkali.docx

Data :

Tabel volume titrasi

NO Volume Pemipetan (ml) Pembacaan Buret (ml) Volume Titrasi (ml)

I 10,0 0,0 – 9,6 9,6

II 10,0 0,0 – 9,7 9,7

Tabel Volume titrasi NaOH dengan sampel

NO Volume Pemipetan (ml) Pembacaan Buret (ml) Volume Titrasi (ml)

I 50,0 2,8 – 3,3 0,5

II 50,0 3,3 – 3,8 0,5

Sebelum Titrasi Setelah Titrasi

Perhitungan :

Titrasi I : N1 x V1 = N2 x V2

N1 x 9,6= 0,1 x 10

N1 = 1

9,6 = 0,1041 N

Page 9: Asidi-Alkali.docx

Titrasi II : N1 x V1 = N2 x V2

N1 x 9,7 = 0,1 x 10

N1 = 1

9,7 = 0,1030 N

N Rata – rata : N 1+N 1

2 =

0,1041+0,10302

= 0,1035 N

Titrasi NaOH dengan Sampel Air Kali:

Vt x Ns x BEx 1000

Vs

= 0,5 x0,1035 x 4,4 x1000

50,0

= 227,750,0

= 4,55 mg/L

Kesimpulan :

Titik akhir titrasi ditandai dengan berubahnya Larutan NaOH dari tidak berwarna menjadi

merah muda dengan normalitas 0,1035 N. Pada titrasi NaOH dengan sampel Air Kali diperoleh

hasil 4,55 mg/L.

Mataram, Oktober 2014

Praktikan, Dosen Pembimbing,

Sang Ayu Nyoman Candra Dewi Iswari Pauzi, SKM, M.Sc

Page 10: Asidi-Alkali.docx