asam folat sebagai agregat kanker
DESCRIPTION
..TRANSCRIPT
ASAM FOLAT SEBAGAI AGREGAT KANKER
Meski banyak penelitian yang menunjukkan bahwa asam folat dapat mencegah atau
mengatasi kanker, ternyata ada juga hasil penelitian yang berbeda. Dr. Shumin Zhang, seorang
guru besar pada Harvard Medical School di Boston, menyimpulkan bahwa suplemen makanan
yang mengandung vitamin B dan asam folat ternyata tidak terbukti mencegah kanker. Asam folat
adalah nutrisi penting yang diperlukan pada saat kehamilan atau merencanakan kehamilan
karena terdapat bukti yang nyata bahwa asam folat dapat mengurangi cacat pada kelahiran. Akan
tetapi untuk rata-rata wanita dalam kaitannya dengan risiko kanker, vitamin B dan asam folat
nampaknya tidak terlihat mampu menurunkan atau memperbesar risiko.
Penambahan Asam Folat Pada Makanan Memicu Kanker
Asam folat banyak dikonsumsi ibu hamil untuk mencegah anak cacat lahir dan terdapat
juga pada beberapa makanan dan suplemen. Tapi baru-baru ini, peneliti dari Norwegia
menemukan indikasi adanya risiko pertumbuhan kanker setelah pemberian asam folat.
Sejak tahun 1998, asam folat (vitamin B9) banyak difortifikasi (ditambah) pada makanan atau
minuman dengan tujuan untuk mengurangi cacat pembuluh saraf pada bayi yang baru lahir.
Sebanyak 40 persen orang di Amerika Serikat kini mengonsumsi suplemen yang berisi asam
folat. Tapi kini, asam folat dicurigai menjadi salah satu penyebab kanker.
"Kami menemukan indikasi ketidakamanan fortifikasi asam folat dan berbagai jenis
suplemennya. MAsyarakat dan produsen pangan perlu menjadikan hal ini bahan perhatian," ujar
Dr Marta Ebbing dari the Department of Heart Disease at Haukeland University Hospital,
Bergen seperti dikutip dari Healthday.
Ebbing menyebutkan bahwa di Norwegia, makanan tidak ada yang ditambah dengan
asam folat atau dijadikan suplemen. "Itulah yang menjadikan Norwegia sebagai tempat ideal
melakukan investigasi ini," katanya.
Dari hasil studi, diketahui bahwa mereka yang diberi asam folat selama kurang lebih tiga
tahun, mengalami peningkatan risiko kanker sebesar 21 persen. Bahkan jika diberi selama 6
tahun, berkembang menjadi risiko kematian.
Studi yang dimuat dalam Journal of the American Medical Association itu menganalisis
6.837 pasien sejak tahun 1998 hingga 2005. Hasilnya, sebanyak 341 partisipan yang diberi asam
folat diketahui memiliki pertumbuhan kanker dalam tubuhnya, dan 136 partisipan meninggal
dunia. Sebaliknya, mereka yang tidak diberi asam folat tidak mengalami hal itu.
Kanker yang paling banyak dilaporkan akibat konsumsi asam folat adalah kanker
paru-paru, prostat, darah dan usus besar.