artikel rina pdf
DESCRIPTION
XDFTRANSCRIPT
1
PENGARUH MADU HERBAL TERHADAP PENURUNAN
KADAR KOLESTEROL TOTAL PADA TIKUS PUTIH JANTAN
(Rattus novergicus L. ) YANG DIINDUKSI MSG (Monosodium
Glutamat)
Rina Andriani1, Robitah Asfur
2
1 Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara
2Departeman Fisiologi, Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah
Sumatera Utara
ABSTRAK
Latar Belakang: Madu herbal memiliki kandungan madu murni dan jamur tiram.
Flavonoid pada madu dan β- glukan pada jamur tiram adalah senyawa aktif yang
dapat menurunkan kolesterol total. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui efek dari madu herbal dalam menurunkan kadar kolesterol pada tikus
putih jantan yang diinduksi MSG (Monosodium Glutamat). Metodologi: Studi
percobaan dengan Pre dan Post Test dengan desain kelompok kontrol, menggunakan
tikus putih jantan sebagai subjek. Sampel ini dibagi menjadi tiga kelompok perlakuan
yaitu : kelompok kontrol, P1, dan P2, masing-masing kelompok perlakuan diberikan
madu herbal dengan dosis yang berbeda, P1 0,5 ml/200gr BB, P2 1 ml/200gr BB.
Hasil Penelitian: Didapatkan bahwa kadar kolesterol total menurun signifikan pada
kelompok P2. Didapatkan nilai statistik pada kelompok kontrol P=0,0258, nilai P1 P=
0,076 dan P2 P= 0,001. Kesimpulan: Madu Herbal dengan dosis 1 ml/200gram BB
menurunkan kadar kolesterol total dengan signifikan pada tikus putih jantan yang
diinduksi MSG.
Kata Kunci: Madu Herbal, Kolesterol total, tikus putih jantan
ABSTRACT
Background: Herbal Honey has a content of pure honey and oyster mushroom.
Flavonoid that content in honey and β-glukan in oyster mushrooms are the active
compound that can reduce total cholesterol. Objective: The research aims to
investigate the effects of herbal honey in reducing cholesterol levels in male white
rats induced MSG (Monosodium Glutamate). Methodology: This is an experimental
research with Pre and Post Test with control group design, using male white rats as
subjects. Sampel is divided into three groups. There are control group, P1, and P2,
2
each treatment groups was given herbal honey with different doses, P1 0.5 ml /200gr
BB, P2 1 ml / 200gr BB. Results: There was significant decrease in total cholesterol
levels in group P2. Statistical value obtained in the control group P = 0.0258, value
P1 P = 0.076 and value P2 P = 0.001. Conclusion: Herbal Honey with dose 1 ml /g
BB total cholesterol significantly in male white rats induced MSG
Keywords: Herbal honey, total cholesterol, male white rats
PENDAHULUAN
Meningkatnya kesejahteraan
masyarakat menyebabkan perubahan
terhadap gaya hidup, seperti aktifitas
fisik yang rendah, pola makan tinggi
energi dan rendah serat. Pada zaman
sekarang ini manusia cenderung sibuk
dengan aktifitas kehidupannya hingga
jarang sekali mengkonsumsi makanan
yang sehat dan bergizi. Makanan
instan atau junk food menjadi pilihan
bagi sebagian besar masyarakat saat
ini. Makanan tersebut sangat miskin
serat dan tidak mengandung komposisi
zat gizi yang dibutuhkan oleh tubuh.1
Peningkatan kolesterol
(hiperkolesterolemia) dapat terjadi
akibat faktor-faktor luar diantaranya
adalah dengan paparan MSG
(Monosodium Glutamat). MSG adalah
salah satu bahan penyedap masakan
dan banyak digunakan untuk
merangsang selera makan yang
ditambahkan kedalam masakan baik
sebagai garam monosodium murni
atau sebagai komponen dari campuran
asam amino yang dihasilkan dari
proses hidrolisis enzimatik protein.2
Penelitian terhadap tikus
pemberian MSG dengan dosis 4 mg/g
berat badan naik secara suntikan
subkutan ataupun intraperitoneal
menimbulkan efek toksik berupa lesi
neuron hipotalamus overweight,
hiperlipidemia, disfungsi metabolik
seperti peningkatan glukosa darah,
peningkatan kadar LDL dan
trigliserida serta terjadinya gangguan
reproduksi berupa hipogonadisma,
penurunan berat testis, jumlah sel
sertoli, jumlah sel leydig dan jumlah
sperma.3
Saat ini meskipun obat
tradisional cukup banyak digunakan
3
oleh masyarakat dalam usaha
pengobatan sendiri (self-medication),
Profesi kesehatan/dokter umumnya
masih enggan untuk meresepkan atau
menggunakannya. Hal tersebut
berbeda dengan di beberapa negara
tetangga seperti Cina, Korea, dan India
yang mengintegrasikan cara dan
pengobatan tradisional di dalam sistem
pelayanan kesehatan formal.4
Saat ini banyak sekali beredar
di pasaran, obat-obat penurun
kolesterol atau anti-kolesterol baik
obat alami maupun obat modern atau
sintesis. Untuk tahap awal, terapi non
farmakologis seperti diet dan gerak
badan lebih diutamakan, tetapi apabila
terapi non farmakologis ini gagal,
selanjutnya dilakukan terapi
farmakologis, baik dengan
menggunakan obat alami maupun obat
modern.5
Pada penelitian Ni Putu, tahun
2011, pemberian madu jamur dengan
dosis 0,15 ml/200gram BB sekali
sehari tidak menunjukan aktivitas
penurunan kolesterol sedangkan
pemberian madu dan cuka apel dengan
dosis 0,5 ml/200gram BB sekali sehari
menunjukkan aktivitas penurunan
kolesterol.17
Berdasarkan penelitian
tersebut, perlu dilakukan penelitian
untuk uji aktivitas antikolesterol
dengan dosis lebih besar atau
pemberian multiple dose. Dengan
demikian diharapkan dapat
mengetahui pengaruh madu jamur
terhadap penurunan kadar kolesterol
total tikus putih jantan galur wistar
(Rattus novergicus L.) yang diinduksi
MSG.6
METODE PENELITIAN
Jenis Penelitian
Penelitian menggunakan
metode penelitian True Experiment
dengan rancangan Pretest-Posttest
with Control Group Design untuk
mengetahui “Pengaruh madu herbal
terhadap penurunan kadar kolesterol
total pada tikus putih jantan yang
diinduksi MSG”.
Variabel Penelitian
Variabel Independent : Madu Herbal
Variabel Dependent : Kadar
kolesterol total
Sampel Penelitian
4
Sampel penelitian
ditentukan dengan menggunakan
rumus Federer dengan penjabaran
sebagai berikut :
Keterangan :
n = Jumlah sampel
t = Kelompok sampel
Penelitian menggunakan 3
kelompok, maka jumlah sample yang
dipergunakan diperoleh dari
perhitungan sebagai berikut :
Rumus :
(n-1) (t-1) > 15
(n-1) (3-1) > 15
(n-1) (2) > 15
2n-2> 15
2n >17
n > 9 (Jadi jumlah sampel minimal 9
tikus pada tiap kelompok)
Berdasarkan perhitungan
tersebut diperoleh bahwa masing –
masing kelompok sampel
mempergunakan 9 ekor tikus galur
wistar jantan. Jadi, jumlah sampel
secara keseluruhan dipergunakan
dalam penelitian ini adalah 27 ekor
tikus putih jantan kemudian disiapkan
tikus putih jantan tambahan apabila
dalam penelitian tikus putih jantan tiba
– tiba mati, ditambah 25% dari total
sampel penelitian. Jadi total tikus putih
sebanyak 33 ekor tikus putih jantan.
Ini artinya setiap perlakuan terdiri dari
9 ekor sebagai sampel dan 2 ekor tikus
sebagai tambahan.
Pengolahan Data
Adapun langkah-langkah
pengolahan data meliputi:
a. Editing
b. Coding
c. Entry
d. Data cleaning
e. Saving
Analisis Data
Data yang disajikan dalam
tabel distribusi, data yang didapat dari
setiap parameter (variable)
pengamatan dicatat dan disusun
kedalam bentuk tabel. Data kuantitatif
(variable dependen) yang didapatkan,
diuji kemaknaannya terhadap
pengaruh kelompok perlakuan
(variable independen) dengan bantuan
program statistic computer yakni
Program Statistical Product and
Rumus = ( n – 1 ) ( t – 1 ) ≥ 15
5
Service Solution(SPSS). Apabila hasil
uji normalitas dan homogenitas
menunjukkan tidak berbeda nyata
(p<0,05) maka dilanjutkan dengan uji
T tidak berpasangan dan bila uji
normalitas & homogenitas
menunjukkan berbeda nyata (p>0,05)
maka dilanjutkan dengan uji T
berpasangan.7
HASIL PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan
sampel sebanyak 27 ekor tikus putih
galur Wistar jantan (Rattus Novergicus
L.) dan dibagi menjadi tiga kelompok
perlakuan, masing-masing terdiri dari
9 ekor tikus yaitu kelompok kontrol,
kelompok perlakuan 1 dan perlakuan
2. Pada penelitian ini tikus putih galur
Wistar (Rattus Novergicus L.)
diinduksi MSG selama 1 minggu
selanjutnya diberikan madu herbal
dengan dosis bervariasi 0,5 ml/200g
BB dan 1 ml/200g BB selama satu
minggu lalu dilakukan pengukuran dan
dianalisis penurunan kadar kolesterol
total tikus putih galur Wistar jantan.
Pengukuran dilakukan
sebanyak dua kali, yaitu setelah
diberikan MSG dan setelah pemberian
madu. Kemudian hasil dari penelitian
didapati gambaran rerata kadar
kolesterol total serum tikus galur
Wistar pada tabel 4.1
Pada uji normalitas kolesterol
sesudah diinduksi MSG pada
kelompok kontrol dengan nilai P=
0.168, nilai P dari P1 =0.333, nilai P
dari P2= 0.292. Hasil ini menunjukkan
bahwa data kelompok Kontrol, P1 dan
P2 berdistribusi normal yang ditandai
dengan nilai P>0.05.
Selanjutnya untuk mengetahui
perbedaan kadar kolesterol total
setelah pemberian madu herbal antar
kelompok penelitian dilakukan uji T
berpasangan. Pada uji T berpasangan
didapatkan nilai P pada kelompok
kontrol P= 0,258, pada perlakuan 1
didapatkan niai P = 0,076, dan pada
perlakuan dua didapatkan nilai P=
0,001. Hal ini menunjukkan
6
bahwasannya terdapat penurunan
kadar kolesterol total yang nyata pada
kelompok tikus yang diberikan madu
dengan dosis 1 ml/gBB.
PEMBAHASAN
Berdasarkan Tabel 4.1
dapat dilihat penurunan kadar
kolesterol total pada kelompok
kontrol, perlakuan 1 dan perlakuan 2.
Pada kelompok kontrol tidak diberikan
madu herbal. Pada kelompok
perlakuan diberikan madu herbal
selama perlakuan 7 hari. Pada
kelompok P1 diberikan madu herbal
sebanyak 0.5 ml/gBB dan P2 sebanyak
1 ml/gBB. Kemudian diperoleh data
bahwa setelah diberikan madu herbal
terjadi penurunan kadar kolesterol
pada kelompok kontrol positif = 17.67
mg/dL, P1= 28.67 mg/dL, P2= 56.50
mg/dL. Pada kelompok perlakuan
yang diberikan madu herbal sebanyak
1 ml/gBB didapatkan kadar kolesterol
total menurun secara nyata hal ini
sesuai dengan yang diharapkan pada
penelitian sebelumnya yang dilakukan
Ariantasari (2010), setelah dilakukan
penelitian ini dengan pemberian madu
herbal selama 7 hari dapat
menurunkan kadar kolesterol total
tikus jantan, dimana semakin besar
dosis madu herbal yang diberikan
semakin besar pula penurunan kadar
kolesterol total.
Menurut Asih (2012) madu
mengandung senyawa flavonoid yaitu
golongan isoflavon.8 Kandungan
flavanoid dalam madu berperan dalam
penurunan kadar kolesterol total darah
dengan cara menurunkan sintesis
kolesterol dengan menghambat 3-
hydroxy-3-methyl-glutary (HMG)-CoA
reductase, menghambat sekresi
triasilgliserol, dan meningkatkan
HDL.9 Selain itu, kandungan vitamin
C pada madu juga dapat menurunkan
kadar kolesterol total darah dengan
meningkatkan pengubahan kolesterol
menjadi asam empedu didalam hati
dan mengekskresikan kedalam usus
kemudian dikeluarkan bersama feses.
Disamping itu vitamin C juga dapat
menurunkan pengabsorbsian kembali
asam empedu dan konversinya
menjadi kolesterol.10
7
Penelitian Perez et al
menunjukkan bahwa madu dapat
menurunkan lipid peroksida dan
malonaldealdehida atau sering
disingkat MDA. Mekanisme terjadinya
penurunan kolesterol dan MDA pada
pemberian madu tersebut diduga
karena adanya aktivitas antioksidan
yang terkandung di dalam madu.11
Didalam madu murni mengandung
beberapa kandungan gizi seperti
karbohidrat, protein, asam amino,
vitamin dan mineral. Vitamin yang
terkandung dalam madu antara lain Vit
B1, B2, B3, B6, C, A, E, flavonoid,
sedangkan untuk kandungan
mineralnya ada Na, Ca, K, Mg, Cl, Fe,
Zn dan lain-lain. Kandungan nutrisi
dalam madu yang berfungsi sebagai
antioksidan adalah vitamin C, B3,
asam organik, enzim, asam fenolik,
flavonoid, vitamin A serta vitamin E,
dengan demikian pada madu terdapat
banyak nutrisi yang berfungsi sebagai
antioksidan.12
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian dapat
disimpulkan bahwa :
a. Pemberian madu herbal pada P1
dengan dosis 0,5 ml/200g BB tikus
dapat menurunkan kadar kolesterol
total tikus yang diinduksi MSG
secara tidak signifikan dengan nilai
P>0,05.
b. Pemberian madu herbal pada P2
dengan dosis 1 ml/200g BB tikus
dapat menurunkan kadar kolesterol
total tikus yang diinduksi MSG
secara signifikan dengan nilai
P<0,05.
c. Setelah diberikan madu herbal
terjadi penurunan kadar kolesterol
pada kelompok kontrol positif
sebanyak = 17.67 mg/dL, pada
perlakuan satu dengan dosis 0,5
ml/gBB sebanyak = 28.67 mg/dL,
dan perlakuan dua dengan dosis 1
ml/gBB memberikan pengaruh
penurunan kadar kolesterol terbesar
yaitu 56.50 mg/dL.
8
SARAN
a. Diharapkan penelitian ini dilakukan
lebih lanjut pada manusia untuk
mengetahui apakah pemberian madu
memberikan pengaruh yang sama pada
manusia.
b. Pemberian kontrol positif berupa
obat antihiperkolesterol yang telah
banyak dipakai masyarakat, untuk
membandingkan keefektivitisan
diantara kelompok kontrol dan
perlakuan.
DAFTAR PUSTAKA
1. Jafar, Nurhaedar,. Sindrom
Metabolik. Program Studi Ilmu
Gizi Fakultas Kesehaan
Masyarakat Universitas
Hasanuddin, Makassar. 2011.
2. Abas MA, Abd El-Haleem MR.
Evaluation of Monosodium
Glutamate Induced
Neurotoxicity and
Nephrotoxicity in Adult Male
Albino Rats. Journal AM
Science. 2011; 7(8):264-276.
3. He K, ZhiaoL,Daviglus M, Dyer
A, Horn L, Garside D,et al.
Association of Monosodium
Glutamate Intake With
Overweight in Chinese Adults:
The INTERMAP Study. Obesity
a research journal. 2008; 16(18) :
1875-80.
4. Depkes (Departemen Kesehatan
Republik Indonesia).
Pharmaceutical Care Untuk
Pasien Jantung Koroner : Fokus
Sindrom KoronerAkut.
Direktorat Bima Farmasi
Komunitas dan Klinik, Ditjen
Bina Kefarmasian dan Alat
Kesehatan Departemen
Kesehatan, Jakarta. 2006.
5. Anwar, B.T.. Manfaat Diet pada
Penanggulangan
Hiperkolesterolemia. Repository
USU. 2004; Hlm 4-5.
6. Ariantasari, Ni Putu, et al. Uji
Aktivitas Penurunan Kolesterol
Produk Madu Herbal Yang
9
Beredar Di Pasaran Pada Tikus
Putih Diet Lemak Tinggi.
Jurusan Farmasi FMIPA
Universitas Udayana. Bukit
Jimbaran. 2010.
7. Sopiyudin D. Statistika
Kedokteran & Kesehatan.
Jakarta : Bina mitra press. 2004.
8. Asih, I.A.R.A., Ratnayani, K.,
Swardana, I.B. Isolasi dan
Identifikasi Senyawa Golongan
Flavanoid Dari Madu
Kelengkeng (Nephelium longata
L.). Jurnal Kimia. Bukit
Jimbaran : Fakultas Kimia
Universitas Udayana. 2012; hlm
72-78.
9. Sekhon. S., Loodu. Antioxidan,
Anti-iflammatory and
Hypolipidemic Properties of
Apple Flavanols. Departement
Enviromental of Science
Dalhaousie University. 2012; pp
57-62.
10. Inayah., Marianti, A., Lisdiana.
Efek Madu Randu dan Madu
Kolesterol dalam Menurunkan
Kadar Kolesterol pada Tikus
Putih Hiperkolesterolemia.
Semarang: Unnes Journal of Life
Science. 2012.
11. Munstedt dkk., Effect of Honey
On Serum Cholesterol and Lipid
Values. J Med Food. 2009;
12(3): 624-628.
12. Bagdanov,S. Jurendic,T., Sieber
R., Gallmann,P. Honey for
Nutrition and Health : a Review.
After :American Journal of the
College of Nutrition. 2008;
27:677-789.
10
Lampiran
Tabel 4.1. Kadar Kolesterol Total Rerata dan Standart Deviasi Tikus
Sebelum dan Setelah diberikan madu herbal
Kelompok
Pemeriksaan Kadar Kolesterol (mg/dL)
Rerata ± Standar Deviasi
Pre Tes Post Tes
Kontrol positif (K(+)) 82.67 ± 44.811 65.00 ± 13.229
73.44 ± 23.538
65.75 ± 26.521
Perlakuan 1 (P1) 102.11 ± 35.318
Perlakuan 2 (P2) 122.25 ± 27.660