status ujian psikiatri rina

Upload: moctorina

Post on 17-Jul-2015

67 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

STATUS UJIAN PSIKIATRI

I. Nama Umur

IDENTITAS PASIEN : : : Tn. R T 18 tahun Laki-laki Tomohon, 7 Januari 1993 Belum Menikah SMP tidak tamat Keturunan Tionghoa / Indonesia Katolik Rusunawa Tangkoko, Bitung 29 Desember 2011 Poli Jiwa RS Prof. Dr. V. L. Ratumbuysang Dibawa oleh ibu penderita dengan sukarela

Jenis Kelamin

Tempat/Tanggal Lahir : Status Perkawinan Jumlah Anak : :

Pendidikan Terkahir : Pekerjaan Suku/Bangsa Agama Alamat Sekarang : : : :

Tanggal Pemeriksaan : Tempat Pemeriksaan : Cara Masuk Rumah Sakit:

1

II.

PEMERIKSAAN FISIK UMUM A. Pemeriksaan Fisik Keadaan Umum Kesadaran Tanda Vital Kepala Toraks Abdomen : Cukup : Compos Mentis : T : 110/80; N : 80x/m; R : 20x/m; SB : 36,0 0C : Konjungtiva anemis -/-, Sklera ikterus -/: Simetris kiri = kanan, Rhonki -/-, Wheezing -/: Datar, lemas, bising usus normal Hepar/Lien : tidak teraba Ekstremitas : Edema , turgor kembali cepat, akral hangat

B. Pemeriksan Neurologis GCS : E4M6V5

TRM : Nervus Cranialis I-XII normal. Pemeriksaan Nervus Kranialis : a. Nervus Olfaktorius (NI) Dilakukan untuk memeriksa fungsi pembau pasien. Pasien disuruh menutup matanya dan membaui bahan-bahan yang khas didekat hidungnya dan ditanyakan apa yang dicium olehnya. Hasilnya pada pasien ini kesan normal b. Nervus Optikus (N.II) Dilakukan untuk memeriksa ketajaman penglihatan kasar. Kedua mata diperiksa secara bergantian dan disuruh menyebutkan barang atau huruf di sekitar ruangan tempat pasien berada. Hasilnya ketajaman penglihatan normal.

2

c. Nervus Okulomotorius (N.III), Nervus Troklearis (N.IV), dan Nervus Abducens (N.VI) Dilakukan untuk memeriksa gerakan bola mata. Kedua mata diperiksa secara bergantian. Pasien disuruh duduk dengan jarak 1 meter kemudian mata pasien mengikuti jari pemeriksa sampai membentuk huruf O. Pada pasien ini kesan normal. d. Nervus Trigeminus (N.V) Pasien disuruh memejamkan mata dan pada wajah pasien disentuhkan kertas yang sudah dipelintir, apakah pasien masih dapat merasakan. Selain itu pasien disuruh membuka mulut dan dilihat apakah simetris atau tidak. Pada pasien ini kesan normal. e. Nervus Facialis (V.II) Dilakukan dengan cara pasien disuruh mengangkat dahi, bersiul dan menyeringai. Dilihat apakah simetris atau tidak. Pada pasien ini kesan normal. f. Nervus Vestibulokoklearis (N.VIII) Dilakukan untuk memeriksa fungsi pendengaran pasien secara kasar. Pada pasien ini dibisikkan kata-kata mendesis dan lunak pada jarak dekat dan sedikit jauh. Pada pasien ini kesan pendengaran normal. g. Nervus Glossofaringeus (N.IX) dan Nervus Vagus (N.X) Dilakukan dengan menilai artikulasi bicara pasien, kemampuan menelan. Pada pasien ini kesan normal.

3

h. Nervus Aksesorius (N.XI) Dilakukan untuk menilai kekuatan otot-otot leher dan pundak. Dilakukan dengan cara pasien disuruh mengangkat bahu atau menggerakkan kepala ke kiri dan ke kanan dan diberi sedikit tahanan. Pada pasien ini kesan normal. i. Nervus Hipoglosus (N.XII) Dilakukan dengan cara menyuruh pasien menjulurkan lidah dan dilihat apakah ada deviasi. Pada pasien ini kesan normal. Fungsi sensorik Fungsi motorik : tidak terganggu : kekuatan otot 5 5 Tonus otot n n Ekstrapiramidal Sindrom 5 5 n n

:Tidak ditemukan gejala ekstrapiramidal (Tremor, Bradikinesia, rigiditas)

Refleks fisiologis Refleks patologis Mata

: Normal : Tidak ditemukan reflex patologis : Gerakan normal searah, pupil bulat isokor, refleks cahaya /

C. Pemeriksaan Penunjang Darah rutin, SGOT, SGPT, Ureum, Kreatinin.

4

III.

RIWAYAT PSIKIATRI Diperoleh dari : 1. Autoanamnesis, tanggal 29 Desember 2011. 2. Alloanamnesis, tanggal 29 Desember 2011 dengan ibu Aneke

Tjandra, umur 42 tahun, ibu penderita, pendidikan terakhir SMA, pekerjaan pedagang. A. Keluhan Utama Banyak bicara B. Riwayat Gangguan Sekarang 1. Autoanamnesis Pasien banyak bicara dan cepat sepanjang hari. Pasien mengaku berbicara dengan soerang wanita yang tidak terlihat tetapi sering terdengar menangis pada malam hari di kamar tidurnya. Wanita tersebut meminta pasien untuk menjadi seorang polisi dan presiden agar semua rakyat bahagia dan merasa tentram. Menurut pasien, ia pertama kali mendengar bisikan dari wanita tersebut saat masih duduk di bangku kelas tiga SMP, hampir setiap hari. Pasien juga mengaku bahwa dirinya adalah salah seorang komisaris, pengusaha terkaya di Indonesia, lebih pandai daripada presiden dan mampu membeli rumah sakit yang lebih besar daripada tempat ia dirawat sekarang. Tetapi pasien tidak ingin menyombongkan diri, karena semua hartanya hanya bersifat duniawi. Menurut pasien, dirinya tidak sakit ataupun gila, ia dirawat di rumah sakit hanya untuk memenuhi kemauan ibunya karena tidak ingin

5

durhaka pada orang tua. Tetapi ketika ditanya kembali, alasan pasien berada di rumah sakit adalah untuk menjaga saudara iparnya yang sakit. 2. Alloanamnesis Menurut ibu Aneke (ibu kandung pasien), keluhan yang dialami pasien saat ini dipicu oleh tekanan yang dialaminya dari keluarga ayahnya di Bachan, Maluku. Saat kecil perekonomian keluarga pasien lebih dari cukup, sehingga setiap keinginannya terpenuhi. Tetapi sejak kerusuhan, usaha keluarganya bangkrut hingga mengungsi ke Bitung saat berusia 10 tahun ikut ibu dan adik bungsunya, sedangkan ayah pasien tetap tinggal di Bachan bersama dengan adik keduanya. Ibu pasein berdagang di Bitung dan pasien hidup seperti anak normal lainnya dan melanjutkan sekolahnya. Pada saat SMP keluarga pasien pindah ke Manado, tetapi usahanya tetap dijalankan di Bitung. Pasien masuk SMP Katolik St. Rafael Manado bersekolah seperti anak normal lainnya dan termasuk anak yang berprestasi di sekolah. Pada saat duduk di bangku kelas 3 SMP, tingkah laku pasien mulai aneh. Pasien berhenti sekolah sejak saat itu. Pasien lalu dibawa oleh ibunya berobat ke poliklinik jiwa dan dirawat jalan atas permintaan keluarga. Beberapa bulan setelah pengobatan pasien terlihat membaik, sehingga ibunya memutuskan untuk tidak memberi obat lagi. Sejak saat itu pasien hidup seperti orang normal selama beberapa tahun, tetapi tidak meneruskan sekolah dan hanya membantu usaha ibunya. Pasien kemudian pindah ke Bachan awal Juni 2011, tinggal bersama ayahnya dan membantu usaha keluarga besar

6

ayahnya. Pasien diharuskan bekerja keras dengan aturan yang tidak wajar (waktu makan dan mandi dibatasi, tanpa waktu bermain, bahkan jika tidak ikut bekerja pasein dihukum). Pasien tidak sanggup menahan tekanan tersebut, hingga pasien mulai bertingkah aneh kembali, banyak bicara sepanjang hari kadang-kadang bicara sendiri, kurang tidur dan selalu ingin diperhatikan. Pasien lalu dipulangkan dari Bachan untuk berobat di Manado kurang lebih dua minggu yang lalu. 3. Riwayat Gangguan Sebelumnya a) Riwayat gangguan psikiatri sebelumnya Pasien sudah pernah mendapat sakit yang sama seperti ini pada saat duduk di kelas 3 SMP. b) Riwayat gangguan medis Riwayat kejang hingga tidak sadar selama 1 minggu dialami pasien saat berusia 2 tahun. Trauma kepala, malaria, serta digigit binatang disangkal oleh penderita dan ibu penderita. c) Riwayat penggunaan zat psikoaktif Pasien merokok. Penggunaan alkohol dan zat psikotropik disangkal. IV. RIWAYAT KEHIDUPAN PRIBADI 1. Riwayat prenatal dan perinatal Penderita dilahirkan di RS Gunung Maria Tomohon, ditolong oleh dokter. Pasien hanya minum susu formula sejak lahir dan tidak

7

pernah menyusui. Penderita merupakan anak sulung dari tiga bersaudara. 2. Riwayat masa kanak awal (usia 1-3 tahun) Pertumbuhan dan perkembangan masa kanak awal sesuai dengan usia penderita. Pada saat berusia 2 tahun, pasien pernah mengalami kejang hingga tidak sadar selama 1 minggu dan dirawat di rumah sakit. 3. Riwayat masa kanak pertengahan (usia 4-11 tahun) Tidak ada masalah yang menonjol, sifat ceria dan senang bergaul dengan teman-teman. 4. Riwayat masa kanak akhir dan remaja Pasien merupakan anak yang ceria dan riang, suka bergaul dengan teman-teman sebaya. Mulai menunjukkan perilaku aneh saat duduk di kelas 3 SMP. 5. Riwayat masa dewasa a) Riwayat pendidikan Pasien sudah tidak melanjutkan pendidikan yang sempat berhenti saat kelas 3 SMP. b) Riwayat pekerjaan Pasien saat ini membantu mengurus usaha orang tua sebagai pedagang. c) Riwayat psikoseksual Pasien mendapat pendidikan formal tentang seksualitas selama SMP dan dalam pendidikan agama.

8

d) Riwayat pernikahan Pasien belum pernah menikah dan belum punya anak. e) Kehidupan beragama Pasien beragama Katolik dan kurang terlibat dalam kegiatan keagamaan. f) Aktivitas sosial Pasien dikenal sebagai pribadi ceria dan riang. g) Riwayat pelanggaran hukum Tidak ada h) Situasi kehidupan sekarang Sebelum sakit pasien tinggal dengan ibu kandung dan seorang adik bungsunya yang berusia 10 tahun di Rusunawa Tangkoko, Bitung. Rumah susun, berdinding beton, memiliki 2 kamar tidur, 1 kamar mandi / WC. Saat ini pasien biaya hidup pasien ditanggung oleh ibu kandung pasien yang bekerja sebagai pedagang. i) Riwayat keluarga Pasien adalah anak sulung dari tiga bersaudara. Orang tua penderita masih hidup. Hubungan pasien dengan keluarga kurang harmonis. Ayah dan ibu kadung pasien tinggal terpisah.

9

Genogram :

Perempuan

Laki-laki

Penderita

Keluarga yang sakit seperti pasien Faktor herediter : Paman pasien (anak pertama dari pihak ayah) mengalami sakit seperti ini. V. PEMERIKSAAN STATUS MENTALIS A. Deskripsi Umum 1) Penampilan Pasien adalah seorang pria, umur 18 tahun, tampak sesuai dengan usianya, tidak kurus, berpakaian cukup rapih menggunakan kaos berwarna kuning dengan celana panjang kain berwarna coklat, kulit warna kuning langsat, rambut hitam cepak. Ekspresi wajah tampak ceria. Ada kontak mata dengan pemeriksa dan mudah teralih dengan perhatian dari luar. 2) Kesadaran Kompos Mentis

10

3) Perilaku dan aktivitas psikomotor Selama wawancara, penderita tidak duduk tenang, sering menggeser posisi duduknya kadang-kadang berdiri lalu duduk lagi disertai

dengan gerakan tangan. 4) Sikap terhadap pemeriksa Penderita kooperatif dan menjawab pertanyaan dengan baik namun berlebihan. B. Mood dan Afek 1) Mood : Euforia

2) Ekspresi Afektif : Meningkat 3) Keserasian C. Karakteristik Bicara Banyak bicara dan cepat disertai dengan suara keras, sering diselingi kata maaf untuk menunjukkan dirinya tidak sombong. D. Gangguan Persepsi Halusinasi auditorik berupa suara wanita yang menangis dan memintanya untuk menjadi seorang polisi dan presiden. E. Pikiran Bentuk pikiran : Lompat gagasan (flight of ideas) Isi pikiran : Waham kebesaran (+), ide bunuh diri (-) : Sesuai

F. Kesadaran dan Fungsi Kognitif Tingkat kesadaran Orientasi Daya Konsentrasi : kompos mentis : waktu, tempat, orang baik : kurang

11

Perhatian Daya Ingat

: baik

Jangka Panjang Jangka Pendek Segera

: baik (ingat tanggal lahir) : baik (ingat menu sarapan pagi) : baik (dapat mengulang enam angka yang diucapkan pemeriksa).

Kemampuan membaca dan menulis : baik (dapat menulis dan membaca dengan baik). Daya Nilai Daya Nilai Sosial : baik (menyatakan harus menghormati orang tua) Uji Daya Nilai : baik (memulangkan dompet yang ditemukan di jalan kepada pemiliknya) Penilaian Realitas G. Tilikan Tilikan 1 (penyangkalan penuh bahwa dirinya lagi sakit). H. Taraf dapat dipercaya Sebagian besar dapat dipercaya. VI. IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNA Telah diperiksa seorang pasien Tn. Raymond Tjandra, umur 18 tahun, belum menikah, belum mempunyai anak, suku Keturunan Tionghoa, agama Katolik, pendidikan SMP tidak tamat, bekerja membantu menjalankan usaha orang tua, sekarang tinggal di Rusunawa Tangkoko, Kota Bitung. Penderita dibawa ke RS Prof. Dr. V. L. Ratumbuysang : terganggu

12

Manado pada tanggal 29 Desember 2011 oleh ibu penderita secara sukarela dan diperiksa di poli jiwa dengan keluhan banyak bicara. Penderita tidak bisa tidur, nafsu makan baik, tidak terlihat kurus, sangat bersemangat, aktivitas psikomotor meningkat, ada kontak mata. Mood terlihat hipertimik, afeknya meningkat dan suara pasien keras. Terdapat halusinasi auditorik, bentuk pikirannya lompat idea (flight of ideas) dengan isi pikiran adanya waham kebesaran dan tidak ditemukan adanya ide bunuh diri. Orientasi waktu, tempat, dan orang cukup baik. Tidak ditemukan adanya kelainan pada pemeriksaan neurologis dan fisik umum. VII. DIAGNOSIS MULTIAKSIAL Aksis I : Gangguan Afektif Episode Manik dengan Gejala Psikotik (F 30.2) Aksis II Aksis III Aksis IV : Tidak ditemukan ciri-ciri kepribadian tertentu : Tidak ada diagnosis : Terdapat masalah dalam lingkungan keluarga dan tempat tinggal semasa kecil. Aksis V : GAF 70-61 (beberapa gejala ringan dan menetap, disabilitas ringan dalam fungsi, secara umum masih baik). VIII. PROBLEM A. Organobiologi B. Psikologi : Tidak ada :

Saat datang, pasien banyak bicara dan cepat, tampak bersemangat, tidak ada kecenderung memberontak atau merusak barang, . Terdapat

13

halusinasi auditorik, waham kebesaran, mood hipertimik dengan ekspresi afektif menigkat. C. Lingkungan & Sosial Ekonomi : Pasien sudah tidak memiliki teman dekat seperti dulu, kehidupan ekonomi keluarga tidak berlebihan lagi seperti dulu. IX. PERENCANAAN TERAPI A. Psikofarmakologi Haloperidol 5 mg, 1-0-1 Litium karbonat 300 mg, 1-0-0 (jika hasil laboratorium darah rutin, SGOT, SGPT, Ureum, Kreatinin normal dan gejala manik menetap dalam dua minggu). B. Psikoterapi dan intervensi psikososial Psikoterapi individual (suportif) C. Konseling Keluarga Memberi pengertian kepada orang tua kondisi pasien dan menyarankan untuk senantiasa memberi dukungan selama masa pengobatan, sering berkomunikasi dengan pasien, serta memberi dukungan kepada pasien untuk beraktivitas di luar rumah dan berinteraksi dengan orang lain. X. PROGNOSIS Dubia ad malam.

14

XI.

ANJURAN Dianjurkan kepada ibu penderita untuk mengawasi dan membantu penderita dalam melakukan pengobatan secara teratur dan berkelanjutan sesuai anjuran dokter ahli kesehatan jiwa.

XII.

DISKUSI Berdasarkan anamnesis, wawancara psikiatri, pemeriksaan fisik dan status mental dapat ditarik kesimpulan bahwa pasien ini menderita Gangguan Afektif Episode Manik dengan Gejala Psikotik (F30.2). Pasien menunjukkan gejala-gejala afek yang meningkat (hiperaktif, banyak bicara, dan selalu ingin diperhatikan) dan beberapa gejala psikotik seperti halusinasi (auditorik), waham kebesaran, lompat gagasan (fligh of ideas), namun ide untuk bunuh diri tidak ditemukan. Pasien tidak dapat melanjutkan sekolah lagi dan tidak dapat bekerja membantu mengurus usaha orang tua. Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, maka sesuai dengan kriteria diagnostik dalam PPDGJ III maka pasien termasuk dalam Gangguan Afektif Episode Manik dengan Gejala Psikotik untuk aksis I. Untuk aksis II dan III tdak ditemukan kelainan, aksis IV ditemukan adanya masalah pada primary support group dimana keluarga ayahnya mengharuskan pasien untuk bekerja dengan aturan yang tidak wajar, ayah dan ibu pasien yang tinggal terpisah. Terapi psikofarmaka yang diberikan adalah haloperidol dan litium karbonat. Haloperidol untuk menghilangkan gejala-gejala psikotik pada pasien ini berupa waham dan halusinasi. Selain itu haloperidol juga

15

berguna untuk mengatasi gejala manik yang akut pada pasien ini. haloperidol 5 mg diberikan dua kali sehari yaitu pada pagi dan malam hari sesudah makan, sebab obat ini memiliki waktu paruh 12 jam dan diserap dengan baik di saluran cerna. Pasien ini juga direncanakan diberi litium karbonat 300 mg untuk mengatasi gangguan afektif episode manik yang dialaminya jika dalam dua minggu pemberian haloperidol gejala manik menetap. Litium karbonat mencapai waktu paruh eliminasi 20 jam, sehingga hanya diberikan pada pagi hari setelah makan dan dianjurkan sering minum untuk mencegah efek samping akibat penggunaan obat ini. Terapi yang tak juga penting yang dapat diberikan pada pasien ini adalah psikoterapi. Intervensi psikososial dan konseling keluarga merupakan psikoterapi yang dipilih karena masalah pada pasien mencakup aspek biopsikososial, sehingga diharapkan dengan adanya kedua model terapi ini akan menyembuhkan keadaan penderita secara biopsikososial. Prognosis pada pasien ini dubia ad malam, sebab onset terjadi pada usia remaja dimana seseorang mulai mencari jati dirinya, jaminan masa depannya tidak pasti sebab tidak mengenyam pendidikan yang memadai, kedua orang tuanya tinggal terpisah sehingga dukungan untuk sembuh hanya diperoleh dari ibu pasien.

16

XIII. LAMPIRAN Wawancara Psikiatri (Heteroanamnesis) Keterangan : A B C A : pemeriksa : penderita : ibu penderita

:Selamat siang Tjandra (penderita menerima pemeriksa dengan baik duduk)

B

:Etz.maaf neh, ta pe nama bukan Tjandra, itu ta pe fam, ta pe nama Raymond, mar biasa dipanggil Uno

A B

: Kong mo panggil apa dank pa ngana? :Pangge Raymond jo (sambil tersenyum). Ini siapa dank? Umur

berapa? Mo pangge apa dank pa ngoni? A :Ohtorang ini dokter muda yang lagi tugas di sini, torang umur 23 tahun. Torang boleh batanya pa Raymond? B :Pangge kakak jo dank? (sambil tertawa) Boleh noh..mo Tanya apa soh? A B :Raymond umur berapa sekarang? :Kita lahir 7 januari 1993, jadi sekarang kita so 18 tahun lebesadiki le so mo 19 tahun hehehee.. 1 itu kita sandiri, 9 itu sembilan sahabat, 9 yang kadua 9 keluarga dekat, 3 itu polisi, pendeta, deng rakyat biasa. Polisi yang paling tinggi. (diucapkan berulang-ulang sambil tersenyum) A B :Kong Raymond tinggal di mana? :Kita tinggal di Rusunawa ta pe apartemen di Tangkoko deng kita pa mama deng kita pa adek so tau bakarja. Maaf neh, kita pa mama itu

17

kwa.. kekanak-kanakan (sambil menyilang jari telunjuknya di dahi), banyak mulu, kong cuma tau se hambur ta pe papa pe harta.. Mar biar jo, biar bagaimana pun dia tetap kita pe orang tua, jadi musti hormat. A B :Ngana masih sekolah? :Maaf eh, bukannya kita mo sombong.kita lebe pande dari presiden, kita da stop sekolah pas kelas 3 SMP, kita sebenarnya mo diangkat jadi komisaris deng polisi, mar..maaf neh, kita nda suka mo iko jalan pintas, mesti iko prosedur. ( diam sejenak) Kong kakak dank apa? A B : Oh.torang dokter muda. Kiapa dank Raymond berhenti sekolah? : Kita kwa lalu ada jerawat dokter.kong kita korek sampai kita pe muka rusak lantaran da pake albotil di kita pe sariawan, kong kita so malu mo pigi sekolah. (sambil menunjuk bekas jerawat dan tertawa kecil, hehehehe..) A B : Ohso nda sekolah dank? Kong bikin apa dank? : Kita cuma da bantu-bantu pa papa noh. Maaf eh, kita kwa lahir di Tomohon, mar torang keturunan Tionghoa, papa da punya 200 perusahaan minyak, kong ada kapal besar, torang salah satu orang terkaya di Indonesia. (sambil tersenyum). A B :Kong kiapa tinggal di rusunawa dang? :Maaf eh, torang kwa nda mau basombong.torang lagi berhemat so itu tinggal di rusunawa jo noh, samua tu kita pe harta cuma duniawi, jadi kita kase tinggal semua demi kita pe mama. A :Kong kiapa Raymond ada di rumah sakit sekarang?

18

B

:Kita kwa nyanda sakit kak, kita nyanda gila..kita pe mama tu yang gila (sambil menyilangkan jari telunjuk di dahi). Masa orang sakit kepala dikasi obat maag, orang sakit maag dikasi obat diare. Kita tau kwa kita dapa kase obat penenang. Kita tau kwa itu ilmu kedokteran. Pastiu le.

A

:Kong Raymond pernah badengar suara-suara ba bise di telinga ato balialia sesuatu?

B

:Ohio ada, qt da dengar perempuan ja menangis malam-malam di kita pe sudut kamar tidur. Kong dia suruh pa kita jadi polisi deng presiden supaya rakyat sejahtera dan aman. Maaf neh..Indonesia ini kwa negera paling bodok nomor 4 di dunia, nomor 1 Somalia karena banyak bajak laut ( ucapan ini diulang berkali-kali). Apa le kak mo tanya? Kita bisa jawab samua itukita kwa pintar.

A B

: Ngana tau sekarang ada dimana? :Di rumah sakit nohkira ta nentau, maaf ehkita nda gila, kita pe mama yang gila (sambil menunjuk ibunya dari jauh).

A B A B A

: Kong ngana tau kapan so tahun baru? :Lusa noh.sekarang kwa baru tanggal 29 Desember 2011 : Ngana bisa berhitung? :Adoh..cume berhitung le, berapa co tanya kamari! 5 x 5 dank berapa? Kong ngana boleh sekalian tulis ngana pe nama deng tanggal lahir?

B

:25..pande to kita, mana kertas dank.(lalu pasien menulis nama lengkap dan tanggal lahirnya dengan benar).

A

:kalau bagambar segitiga deng segiempat dang?

19

B

:Hadehhhhlebe gampang le itu (sambil menggambar segitga dan segiempat dengan benar). Apa le mo Tanya?

A B A B

:Coba ngana ulang cumu angka yang kak mo bilang..2,3,5,4,7,6. :Dua, tiga, lima, empat, tujuh, enam. :Raymond so minum obat? :Sudah..baru da minum obat, kong tadi malam kita dapa suntik di tangan.kira kita nen tau. Adohmama so datang, kita so pastiu. (sambil meniggalkan pemeriksa).

A C A

:Selamat pagi ibu..maaf mengganggu, boleh mo tanya-tanya sedikit? :Oh.io boleh. :Waktu ibu hamilakang pa Raymond, ada pernah sakit-sakit? Kong Raymond da lahir bagaimana kang?

C

:Nyanda.da sehat-sehat kita, lalu dia da lahir di RS Gunung Maria, lahir normal kong dokter yang se lahir leh. Mar dia komang nyanda batoto, cuma da minum susu formula di dot.

A C

:Waktu kecil dia pernah sakit-sakit? :Waktu umur 2 tahun pernah kejang sampe koma kong da rawat di rumah sakit satu minggu sto itu. Mar setelah sembuh.biasa-biasa noh dia rupa anak-anak laen.

A

:Kong waktu sekolah bagaimana? Pernah ada masalah dengan de pe teman?

C

:Dia komang pande waktu sekolah.ja dapat-dapat rangking le. Nda pernah ada masalah deng de pe teman-teman le, banyak teman le.

A

: Mulai kapan dank dia jadi bagini, kong awalnya bagaimana?

20

C

:Dia kwa pertama kali saki waktu kelas 3 SMP, pertama cuma babadiam deng suka ba kurung di kamarlama-lama komang dia so mulai banyak ba carita sendiri deng so mulai marontak. Kong kita iko bawa ke Rumah Sakit, dokter da suruh rawat inap mar nyanda ada yang mo jaga pa dia, jadi ya torang minta rawat jalan jo. Lantaran kita pe usaha di Bitung nda boleh se tinggal. Jadi dia cuma ja minum-minum obat sampai dapa lia baekong kita coba se stop de pe obat, kong so bae-bae no dia, so ja babantu pa kita. Sampe dia pi ka Bachan pa de pe papa, dari sana no dia mulai ba jadi ulang. Lantaran kwak dia ja dapa tekan kong musti kerja keras. Tau to..dorang kwa Cinajadi musti kerja keras deng banyak aturan.

A C

:Aturan bagaimana so ibu?. :Pa dorang kwa musti kerja iko dorang pe aturan keluarga, mandi musti cepat makang le ba gitu, kong so nda dapa kase bermain. Kalau pa kita kwa dia masih ja bebas jadi serta disana dia so rasa siksa deng tertekan. Itu no yang bekeng dia kambuh ulang sampe se rusak barang-barang, kong dorang disana se pulang no dia kamari.

A

:Maaf Ibu..di ibu pe keluarga atau pa de pe papa ada yang sakit begini?

C

:Oh.de pe om, de papa pe kakak pertama da saki rupa bagini no. Mar pa kita nyanda ada.

A

:Oh.. Ok dank ibu, makase so kase luang waktu for torang tanya-tanya akang neh.

C

: Iosama-sama. (sambil bangun dari tempat duduknya)

21

22