angkasa cendekia · yang lebih luas dengan bagian-bagian dunia lain, ... tidak hanya kepada pasien...

148

Upload: vonga

Post on 13-Mar-2019

246 views

Category:

Documents


8 download

TRANSCRIPT

Page 1: ANGKASA CENDEKIA · yang lebih luas dengan bagian-bagian dunia lain, ... tidak hanya kepada pasien psikiatri, dan juga dapat diterapkan pada ingatan sosial kelompok,
Page 2: ANGKASA CENDEKIA · yang lebih luas dengan bagian-bagian dunia lain, ... tidak hanya kepada pasien psikiatri, dan juga dapat diterapkan pada ingatan sosial kelompok,

1Edisi Juli 2009

ANGKASA CENDEKIA

Selama ini, sebagian orang menganggap bahwa sejarah hanya bisa ditulis oleh para

sejarawan, hal ini mengakibatkan minimnyaproduk dan berkurangnya perhatian terhadapsejarah.Sutherland dalam tulisannya menyatakan bahwa, selama metodologi dapat diujisesuai prosedur ilmiah, maka siapa yang menulistidak menjadi persoalan. Namun, karena tidaksemua orang memahami metode pencariansumber penulisan, akan saya perkenalkan salah

satu sumber alternative yang disebut oral history (sejarah lisan).Sejarah lisan sebenarnya telah lama dikenal oleh umat manusia diseluruh dunia, karena lisan adalah alat komunikasi utama umatmanusia yang digunakan untuk mewarisi pengetahuan masa lalukepada generasi selanjutnya. Fungsi lisan ini tergantikan oleh tulisansetelah umat manusia menuliskan pengetahuan masa lalunya padatulang, batu, kulit binatang, pelepah pohon, kertas maupun medialainnya.

Di dalam ilmu sejarah, ada sementara penilaian yangmengatakan bahwa sumber tertulis dikatakan lebih obyektif, lebihakurat, lebih otentik, dan lebih dapat dipercaya kebenarannyadibandingkan sumber lisan. Dengan alasan karena sumber tulisanbersifat tetap dari mulai ditulis hingga ditemukan dan digunakan parasejarawan untuk melakukan rekonstruksi masa lalu. Sebaliknyasumber lisan dianggap bersifat tidak tetap akibat adanya penambahanatau pengurangan informasi sehingga dianggap dapat berpotensi“menyesatkan kerja sejarawan”.

ORAL HISTORY SEBAGAISUMBER ALTERNATIF PENULISAN

SEJARAH

Oleh Kolonel M. Akbar Linggaprana(Wakapusjarah TNI)

Page 3: ANGKASA CENDEKIA · yang lebih luas dengan bagian-bagian dunia lain, ... tidak hanya kepada pasien psikiatri, dan juga dapat diterapkan pada ingatan sosial kelompok,

2 Edisi Juli 2009

ANGKASA CENDEKIA

Paradigma semacam ini menimbulkan kepercayaan yangberlebihan terhadap sumber tertulis. Sehinga tanpa disadari pekerjaansejarawan seolah-olah identik sebatas mengumpulkan, menyeleksi,dan menafsirkan sumber-sumber tertulis yang sudah ada menjadisebuah rekonstruksi persitiwa masa lalu. Agaknya sebagian besarsejarawan sempat bersepakat dengan pemikiran Charles-VictorLangois dan Charles Seignobos dari Universitas Sorbone, Paris-Perancis bahwa tidak ada yang bisa menggantikan fungsi sumbertertulis untuk melakukan rekontsruksi masa lalu. Secara demonstratifkedua sejarawan ini kemudian mempopulerkan adagium : nodocuments, no history ? (tidak ada sumber tertulis, tidak ada sejarah).

Pemikiran dan adagium yang memuja sumber tertulis tersebutkemudian digugat oleh para sejarawan Amerika. Mereka menyadarisepenuhnya bahwa sebagian besar masa lampaunya tidak adadalam catatan-catatan tertulis, sehingga timbul upaya-upaya untukmerekam pengalaman para orang tua dalam membangun wilayahAmerika. Dari sinilah cikal bakal kelahiran sejarah lisan yang dimulaipada tahun 1930; dan 18 tahun kemudian (1948) berdirilah pusatsejarah lisan di Universitas Columbia, New York. Selanjutnyamenyusul pendirian pusat sejarah lisan di beberapa negara sepertiKanada, Inggris, Italia kemudian Indonesia baru menyusul.

Pada pendekatan konvensional, khususnya pada metodepenulisan sejarah memang masih sering muncul suara yangmembedakan antara validitas sumber tertulis dan sumber lisan.Bahkan sampai dengan saat ini, sumber tertulis masih dianggap jauhlebih dapat dipercaya ketimbang sumber lisan. Meskipun sudah adayang mengakui manfaat sumber lisan, terutama untuk mengisi celah-celah sejarah dalam hal tidak ditemukannya dokumentasi tertulis;dengan catatan bahwa sumber lisan pun perlu diperiksa secara kritisdari sisi metodologi pengumpulannya.

Memperhatikan perkembangan penulisan sejarah akhir-akhir ini,surat kabar, laporan pemerintah, laporan LSM, dan website yang adadi internet telah membentuk arsip baru sebagai dokumen yang bisadipakai sebagai acuan untuk penulisan sejarah masa kini. Namun,cara-cara bahan-bahan ini dihimpun, dimasukkan dalam katalog dandisimpan, hendaknya juga menjadi fokus penyelidikan yang kritis.Untuk itu, perlu kita sepakati bersama adanya kenyataan bahwaternyata ada lebih dari satu macam metoda untuk menulis sejarah.Di luar bidang penulisan sejarah akademis yang sebagian tumpang

Page 4: ANGKASA CENDEKIA · yang lebih luas dengan bagian-bagian dunia lain, ... tidak hanya kepada pasien psikiatri, dan juga dapat diterapkan pada ingatan sosial kelompok,

3Edisi Juli 2009

ANGKASA CENDEKIA

tindih dengan historiografi resmi, dewasa ini berkembang genre lain,yang kita sebut historiografi populer ( Wood 2005 : 3-4 ). Di Indonesiapun, akhir-akhir ini sejarawan muda kritis mulai berani bersuaralantang yang menyatakan bahwa arsip tertulis pun perlu penafsirankritis. Tidak saja bahwa arsip negara merupakan hasil dari prosessejarah, tetapi juga dokumen-dokumen dan sumber-sumber yanglain merupakan bagian dari perjalanan sejarah tertentu (Dirks 2002 :48)

Untuk mampu menulis sejarah yang kritis, maka sumber, subyek,dan thema yang baru perlu senantiasa dicari dan digali untuk dapatmembawa warga biasa beserta kehidupan keseharian ke dalamsejarah mereka. Namun pada waktu yang bersamaan, kita haruspula menyadari bahwa sejarah Indonesia tidak berkembang dalamruang hampa. Sejarah Indonesia harus dilihat dalam konteksnya, baikdari sisi pembingkaian dengan masa lalu maupun dari segi jaringanyang lebih luas dengan bagian-bagian dunia lain, dan juga dari sisipartisipasi dalam perdebatan yang berlangsung di perguruan tinggi.Jika tradisi-tradisi teori tertentu telah dan dapat berkembang di wilayahtertentu, sudah sewajarnya jika tradisi-tradisi itu juga diberi ruangdan kesempatan untuk dapat berkembang di Indonesia.

Sejarah Lisan Sebagai Sumber AlternatifBagi para pemerhati sejarah, khususnya para peneliti yang rajin

mengkaji perkembangan penulisan sejarah di tanah air, sejarah lisansebenarnya menawarkan banyak harapan. Sejarah lisan sebagaisumber alternatif untuk menggali pengalaman orang biasa,diharapkan bisa mengatasi keterbatasan dokumen-dokumen tertulisyang tidak banyak dan pada kenyataannya sering tidak terawat.Disamping itu sejarah lisan dapat pula menyoroti sisi gelap penulisansejarah guna melengkapi episode masa lalu yang masih menyisakansejumlah pertanyaan dan permasalahan.

Sejak jatuhnya Orde Baru pada Mei 1998, sejumlah individu danorganisasi telah berupaya melakukan berbagai penelitian sejarah lisanmengenai bermacam-macam topik, dari sejarah komunitas kelasbawah hingga kerusuhan di daerah perkotaan yang terjadi pada saatjatuhnya Orde Baru. Tidak diragukan lagi minat baru terhadap kisah-kisah pribadi ini sebetulnya merupakan perkembangan yang sehatbagi penulisan sejarah Indonesia, yang masih dihinggapi obsesipositivis akan obyektivitas dan keterpukauan pada sejarah politik

Page 5: ANGKASA CENDEKIA · yang lebih luas dengan bagian-bagian dunia lain, ... tidak hanya kepada pasien psikiatri, dan juga dapat diterapkan pada ingatan sosial kelompok,

4 Edisi Juli 2009

ANGKASA CENDEKIA

pemerintah pusat, yang bisa disebut sebagai pendekatan istana-sentris.

Dewasa ini sudah semakin mudah kita jumpai di pusat-pusatpertokoan seri buku-buku sejarah populer hasil penelitian sejarawanmuda yang secara terbuka berani menulis suara korban kekerasan,suara kaum miskin, dan suara orang kecil atau mereka yang padamasa lalu merasa dipinggirkan. Meski wawancara lisan dengan kaumelit politik jelas masih diperlukan untuk memahami lebih baik kejadian-kejadian tertentu yang terjadi setelah kemerdekaan, janji lebih besaryang ditawarkan sejarah lisan di Indonesia dewasa ini merupakansebuah peluang emas sekaligus rangsangan untuk menulis sejarahsosial.

Menurut Henk Schulte-Nordholt, “sejarah lisan sangat pentingbagi historiografi Indonesia,” bukan saja karena birokrasi pemerintahpada era Orde Baru “tidak banyak meninggalkan arsip yang bisadiakses untuk umum,” akan tetapi juga karena sejarah lisanmembuka peluang bagi sejarawan untuk mengalihkan perhatiannyadari negara dan “menyoroti pengalaman-pengalaman pribadi yangberada di luar kerangka baku yang telah ditetapkan lembaga-lembaganegara” (2004 : 18).

Beberapa dari buku-buku sejarah Indonesia yang cukup terkenaldan didasarkan pada hasil wawancara lisan (seperti buku BenedictAnderson Java in a Time of Revolution) menggunakan wawancaralisan dengan cara yang persis sama dengan cara buku-buku itumenggunakan dokumen-dokumen tertulis, yakni sebagai sumber laininformasi faktual.

Peneliti yang berminat kepada teori sosial, seperti mazhabFrankfurt yang sudah diperkenalkan dan disebarluaskan di sejumlahuniversitas Katolik, menghadapi kesulitan membangkitkanantusiasme menjelajahi dusun dan kampung untuk belajar dari orang-orang miskin yang tidak pernah mendengar nama-nama besar filsuf.Teori sosial, di Indonesia seperti halnya di tempat-tempat lain,menjadi setara dengan teologi sekuler baru, yang bukannyamembantu penganutnya memahami masalah-masalah kehidupansehari-hari, melainkan merentangkan jarak antara mereka danmasalah-masalah itu.

Baik penganut empirisme maupun ahli teori sosial, belum berhasilmengembangkan narasi-narasi baru tentang sejarah Indonesia. Bisadikatakan bahwa narasi pada era Orde Baru yang kadang-kadang

Page 6: ANGKASA CENDEKIA · yang lebih luas dengan bagian-bagian dunia lain, ... tidak hanya kepada pasien psikiatri, dan juga dapat diterapkan pada ingatan sosial kelompok,

5Edisi Juli 2009

ANGKASA CENDEKIA

menyederhanakan permasalahan, mampu bertahan sedemikiankokohnya antara lain disebabkan oleh ketidakmampuan sejarawanIndonesia menembus asumsi-asumsi mereka sendiri mengenaimetodologi dan cara melakukan penelitian sejarah.

Sejarah lisan menuntut perimbangan antara berbagai prioritasyang saling bersaing, dan banyak dari prioritas ini berkaitan dengankepekaan peneliti akan hubungan pribadi antar manusia. Sisi afektifdan emosi dalam penelitian sejarah paling menonjol dalam sejarahlisan, karena dalam sejarah lisan kita bisa berdialog dengan orang-orang / tokoh-tokoh yang masih hidup. Di luar beberapa masalahteknis, seperti misalnya bagaimana menyusun hasil rekaman danlainnya.

Tidak banyak buku penuntun yang dapat menetapkan dasar-dasar aturan main yang benar untuk memperkenalkan diri kita kepadaorang lain, bercakap-cakap dengan mereka, dan menuliskanpengalaman-pengalaman mereka. Untuk melakukan penelitiansejarah lisan, peneliti harus melakukan apa yang disebut “workingthrough” sehubungan dengan respons emosional mereka terhadaporang yang diwawancarai dan kejadian-kejadian yang sedang dikaji.“Working through” adalah proses yang berlangsung terus-menerusuntuk menguji kembali asumsi-asumsi yang telah berurat-akar dalamdiri kita, memeriksa apa yang kita anggap wajar, atau pandanganapa yang kita kendalikan agar tidak muncul ke permukaan.

Istilah “working through” berasal dari Freud dalam tulisannyapada 1914, “Remembering, Repeating, and Working Through,” yangmembahas neurosis pada pasien yang mengulang-ulang suatuperilaku/tindakan tanpa henti, seolah-olah ia terperangkap dalamsebuah lingkaran (Freud 1911). Pasien seperti itu tidak ingat bahwaia sudah pernah melakukan tindakan tersebut dan karena itumengulang-ulanginya terus : “Ia mereproduksi tindakan itu bukansebagai ingatan tetapi sebagai tindakan; ia mengulangi tindakantersebut, tentu saja, tanpa menyadari bahwa ia sedangmengulanginya.” (Freud 1958 :150).

Pengulangan suatu tindakan dari masa lampau tanpa berpikiradalah salah satu cara untuk menekan ingatan terhadap tindakantersebut. Ia tidak memiliki jarak agar dapat melihat masa lalu danmembuat masa lalu itu sebuah obyek yang dapat digambarkan,

Page 7: ANGKASA CENDEKIA · yang lebih luas dengan bagian-bagian dunia lain, ... tidak hanya kepada pasien psikiatri, dan juga dapat diterapkan pada ingatan sosial kelompok,

6 Edisi Juli 2009

ANGKASA CENDEKIA

diceritakan, atau dinilai. Freud menggunakan istilah “working through”untuk mengacu ke proses menciptakan jarak dengan masa lalu danmengakhiri apa yang ia namakan “acting out” [memperagakan] masalalu yang tidak reflektif. Tugas bagi penganalis dan si pasien adalahmengidentifikasi, melalui dialog, akar masalah ketakmampuan sipasien mengambil jarak tersebut.

Freud tidak menawarkan standar yang tegas, bebas konteks,dan universal untuk menilai jarak yang tepat. Sebaliknya iamengusulkan bahwa pengungkapan dengan kata-kata tentangkejadian pada masa lalu saja sudah menunjukkan adanya suatugerakan menjauhi pengulangan kejadian pada masa lampau. Padatahap ini, kita dapat berbicara tentang seberapa dekat atau jauh kitaakan bergerak (Philips, 2004).

Analisa Freud mengenai seseorang yang terlalu dekat dengankejadian pada masa lampau, bahwa kejadian pada masa lalu itu bagidia tetap ada pada masa kini, dapat diterapkan kepada siapa saja,tidak hanya kepada pasien psikiatri, dan juga dapat diterapkan padaingatan sosial kelompok, bukan hanya pada ingatan pribadi individu.Konsep Freud tentang “working through” digunakan di Jerman,setelah pemusnahan kaum Yahudi (Holocaust), oleh salah seorangfilsuf terkemuka di negeri itu, yakni Theodor Adorno.

Perkembangan Sejarah Lisan di IndonesiaPengakuan terhadap sejarah lisan sebenarnya sudah bergaung

di Indonesia, meskipun terlambat 34 tahun, yakni dimulai pada tahun1964 oleh para sejarawan dari Universitas Indonesia, NugrohoNotosusanto dengan proyek Monumen Nasionalnya yangmengumpulkan data-data sejarah Revolusi Indonesia 1945-1950.Kerja sejarah lisannya lalu dipusatkan pada keberhasilan para perwiraTNI Angkatan Darat menggagalkan kudeta Gerakan 30 September1965 sebagaimana terlihat dalam karyanya, “40 Hari Kegagalan G-30-S”. Sejak tahun itu Notosusanto memfokuskan kerja sejarahlisannya pada upaya menulis riwayat hidup para tokoh militer atautentang sejarah militer Indonesia.

Sejarah lisan semakin kokoh di Indonesia terutama setelah ANRI(Arsip Nasional Republik Indonesia) melaksanakan proyek sejarahlisan. Penanggung jawabnya adalah Soemartini, Kepala ANRI periode

Page 8: ANGKASA CENDEKIA · yang lebih luas dengan bagian-bagian dunia lain, ... tidak hanya kepada pasien psikiatri, dan juga dapat diterapkan pada ingatan sosial kelompok,

7Edisi Juli 2009

ANGKASA CENDEKIA

1971-1991. Ia dibantu tim Panitia Pengarah Sejarah Lisan denganketua Harsja W. Bachtiar, seorang guru besar sosiologi dan sejarahperkembangan masyarakat pada Universitas Indonesia. PanitiaPengarah beranggotakan empat sejarawan, yaitu Sartono Kartodirdjo,Taufik Abdullah, Abdurrachman Surjomihardjo, dan A.B. Lapian. Padasaat itu Kartodirdjo sudah berpredikat sebagai guru besar sejarahpada Universitas Gajah Mada, Yogyakarta.

Meski Notosusanto merupakan perintis sejarah lisan di Indonesia,namun yang paling berjasa menyebarluaskan perkembangan sejarahlisan di Indonesia sebenarnya adalah Soemartini dan Harsja Bachtiar.Hal ini bisa terjadi karena keduanya banyak melibatkan sejarawandari berbagai perguruan tinggi di Indonesia dengan memberikanpelatihan dan membentuk pusat sejarah lisan di beberapa daerahantara bulan Juni hingga Desember 1981.

Hasilnya adalah 9 kelompok sejarah lisan daerah, yaitu Medan(Sumatera Utara), Pekanbaru (Riau), Palembang (SumateraSelatan), Jakarta, Bandung (Jawa Barat), Yogjakarta, Banjarmasin(Kalimantan), Ujung Pandang (sekarang Makassar, SulawesiSelatan), dan Menado (Sulawesi Utara). Perwakilan dari masing-masing kelompok sejarah lisan daerah inilah yang diundang padaacara Lokakarya Sejarah Lisan ANRI pada tanggal 14-17 Juni 1982di Jakarta.

Sejumlah kursus singkat seputar sejarah lisan diadakan misalnyaoleh Masyarakat Sejarawan Indonesia (MSI) Cabang Yogjakartabekerja sama dengan Fakultas Sastra Universitas Gajah Mada padatahun 1988 dan 1990 serta MSI Cabang Sulawesi Selatan denganFakultas Sastra Universitas Hasanudin pada tahun 1990. Pesertakursus singkat ini terdiri dari para sejarawan dari berbagai perguruantinggi di Indonesia.

Meningkatnya minat sejarawan Indonesia terhadap penelitiansejarah lisan mendorong pihak ANRI pada tahun 1992 untukmembentuk divisi khusus yang menangani sejarah lisan, yaitu SubBidang Sejarah Lisan. ANRI melalui Proyek Sejarah Lisannyamempunyai peranan sebagai motor penggerak dalammengembangkan sejarah lisan di Indonesia yang telah dirintis olehNugroho Notosusanto dengan proyek Monumen Nasionalnya. Dalamkurun waktu 1964-1992, sejarah lisan di Indonesia telah mengalamimasa pasang surut. Tahun 1964 – 1975 merupakan era pertumbuhanawal yang dipelopori oleh dua lembaga pemerintah, yakni Pusat

Page 9: ANGKASA CENDEKIA · yang lebih luas dengan bagian-bagian dunia lain, ... tidak hanya kepada pasien psikiatri, dan juga dapat diterapkan pada ingatan sosial kelompok,

8 Edisi Juli 2009

ANGKASA CENDEKIA

Sejarah ABRI yang dipimpin Nugoroho Notosusanto dan ANRI yangdipimpin Soemartini.

Selama periode 1973-1979 menghasilkan 313 kaset rekamanwawancara dengan 121 pengkisah (istilah yang perludipertimbangkan kembali) dari 21 kota oleh 31 pewawancara. Dalamperiode ini terjadi peningkatan jumlah kaset rekaman wawancara danpengkisah yang cukup signifikan pada tahun 1976, yakni 103 kasetrekaman wawancara dengan 56 pengkisah. Jumlahnya menurundrastis pada tahun 1979 karena hanya mampu melakukanwawancara kepada 6 pengkisah yang tersimpan dalam 23 kasetrekaman wawancara. Kegairahan program sejarah lisan meningkatkembali pada periode 1980-1990, terutama untuk tahun 1982 dan1983 yang berhasil menghimpun 637 kaset rekaman wawancaradari 214 pengkisah dari 12 kota oleh 62 pewawancara. Setelah ituterjani penurunan. Pada tahun 1989 tercatat 197 kaset rekamanwawancara dari 48 pengkisah dari 2 kota oleh 13 pewawancara.Agaknya sejarah lisan di Indonesia telah mengalami ‘orgasme’ padatahun 1982-1983. Setelah itu, segera memasuki era kelesuan.

Kelesuan sejarah lisan di Indonesia pernah juga terjadi antaratahun 1977-1981 sebagaimana dilaporkan redaksi Lembaran BeritaSejarah Lisan pada edisi nomor 8 bulan Maret 1982, “Panitia PengarahSejarah Lisan Arsip Nasional R.I telah memulai lagi berbagaikegiatannya. Mungkin karena sudah begitu lama terhenti seolah-olahkegiatan sekarang ini seperti mulai dari bawah lagi.” Memasuki tahun1990-an, sejarah lisan di Indonesia juga seperti mulai dari bawahlagi karena bergantinya model, yakni dari sejarah lisan para tokohmenjadi sejarah lisan orang biasa.

Berbeda dengan Amerika, sejarah lisan di Indonesia tumbuhdengan kesadaran untuk menyimpan pengalaman para tokoh yangmempunyai peranan besar dalam perjuangan mendirikan danmembangun negara RI. Sebagian sejarawan, terutama dari UniversitaGajah Mada di Yogjakarta sejak awal mengkritisi kecenderungantersebut sebagaimana diungkap oleh anggota Panitia PengarahSejarah Lisan ANRI, Abdurrahman Surjomihardjo dalampengarahannya pada pertemuan sejarah lisan sub kegiatanPalembang, Sumatera Selatan, “Salah seorang sejarawan dari Yogyamengamati selama 20 tahun ini sejarah kita terlalu berorientasikepada elite, kepada pemimpin-pemimpin, yang kemudian dianggappahlawan”. Tahun 1991, redaksi Lembaran Berita Sejarah Lisan

Page 10: ANGKASA CENDEKIA · yang lebih luas dengan bagian-bagian dunia lain, ... tidak hanya kepada pasien psikiatri, dan juga dapat diterapkan pada ingatan sosial kelompok,

9Edisi Juli 2009

ANGKASA CENDEKIA

akhirnya menurunkan tiga tulisan sejarawan dari UGM yangmenganjurkan perlunya menggalakkan sejarah lisan orang biasa.

Gayung pun bersambut sehingga terjadi penguatan kesadaranperlunya merekonstruksi peristiwa masa lalu berdasarkan penuturanorang-orang biasa yang selama ini terabaikan dalam penulisansejarah Indonesia. Perkembangan sejarah lisan orang biasadipercepat setelah kehancuran pemerintahan Orde Baru pada 21Mei 1998. Sudah menjadi rahasia / tuntutan umum, sebagaimanakita ketahui bahwa Orde Baru telah memanfaatkan sejarah untukmemperkuat legitimasi kekuasaan. Akibatnya dari para pemerhatidan peneliti sejarah di Indonesia muncul gerakan penolakan terhadapseluruh rekonstruksi masa lalu yang dibuat selama masa Orde Baru.

Sejarah lisan merupakan salah satu metoda alternatif dalampengumpulan dokumen sejarah, dimana data-data seorang tokohdiperoleh melalui wawancara. Tokoh-tokoh yang dipilih biasanyamerupakan para pelaku yang terlibat dalam sebuah peristiwabersejarah atau karena pengalaman mereka memiliki nilai sejarah,yang terkait langsung dengan pribadi, atau sebuah peristiwa tertentu.Dokumen yang diperolehi dari hasil wawancara tersebut kemudiandapat digunakan sebagai bahan penelitian dan kajian untuk penulisansejarah.

Pendokumentasian sejarah lisan ditujukan untuk menghasilkanarsip lisan dari keterangan saksimata atau tradisi lisan dalam bentukcatatan atau transkripsi. Tugas pewawancara adalah membantutokoh tersebut membuat penuturan dan analisis yang sebaik mungkintentang perannya dalam peristiwa tersebut.

Di negara Indonesia, juga di negara-negara lain, cerita-cerita,pengalaman atau peristiwa penting masa lalu bisa menguap begitusaja jika tidak disimpan atau didokumentasikan dengan baik. Lebih-lebih dewasa ini manusia memiliki sarana komunikasi modern sepetitelefon, faks, email atau tatap muka. Tradisi menulis surat yangpanjang, menyimpan catatan-catatan harian yang lengkap menjadisemakin berkurang dan tidak menarik lagi. Dalam keadaan sepertiini, Sejarah Lisan bisa membantu agar tidak semua peristiwa yangberlalu dilupakan atau hilang begitu saja tanpa didokumentasikan.Permasalahan ini akan menjadi lebih serius karena tidak banyak diantara kita yang memiliki tradisi menyimpan catatan harian,menyimpan dokumen-dokumen atau kebiasaan menulis riwayathidup / otobiografi yang kurang memasyarakat. Dalam hal ini Sejarah

Page 11: ANGKASA CENDEKIA · yang lebih luas dengan bagian-bagian dunia lain, ... tidak hanya kepada pasien psikiatri, dan juga dapat diterapkan pada ingatan sosial kelompok,

10 Edisi Juli 2009

ANGKASA CENDEKIA

Lisan bisa dan akan memainkan peran yang cukup besar dalammemelihara dan mengembangkan sumber-sumber yang adasebagai bahan penulisan sejarah Indonesia mutakhir.

Dalam upaya membangun budaya menulis sejarah, tidaksemestinya penulisan berlaku hanya pada tokoh-tokoh ternama danperistiwa-peristiwa utama yang berlaku pada suatu zaman.Permasalahan yang perlu kita sadari bersama ádalah adanyakenyataan bahwa sejarah itu sebenarnya juga merupakan cerita danperistiwa rakyat biasa. Maka tulisan-tulisan yang berciri sejarahsetempat dan juga sejarah negeri perlu diberi tempat sewajarnya. Disinilah sejarah lisan sangat berguna karena rakyat biasa tidakmeninggalkan sumber-sumber tulis-menulis. Di Indonesia meskipuntradisi menulis kurang membudaya tetapi kita memiliki kekayaantradisi lisan. Peluang untuk mendokumentasikan peninggalan ini bisadilaksanakan melalui sejarah lisan.

Di sisi lain, pemanfaatan sejarah lisan sebagai saranapembelajaran belum sepenuhnya digunakan. Sejarah lisanberdasarkan daya ingat seseorang yang terlibat dalam sebuahperistiwa penting yang memiliki nilai tinggi untuk memahamiperisitwa-peristiwa terkait, dilihat dari sudut pandang yang luas.

Sejarah lisan dikatakan unik karena ia dapat menghubungkanmasa lalu dengan masa kini melalui catatan pengalaman bersejarah.Pita rekaman dan transkripsi sejarah lisan ini bisa menghidupkanmetoda pembelajaran di sekolah-sekolah maupun di institusi-institusipendidikan. Museum misalnya dapat memberikan gambarantambahan dengan pemirsa melalui pameran, bahan-bahan yangdiambil dari buku-buku dan filem-filem. Di Indonesia, cara ini kurangdibiasakan sebagai satu metoda pembelajaran yang bisadimanfaatkan di kelas. Di lain sisi hasil-hasil rekaman wawancarabersama tokoh-tokoh tertentu yang memiliki peran penting dimasyarakat bisa memberi suatu gambaran yang berkesan untukdapat memahami masa lalu. Catatan-catatan ini bisa memberigambaran lebih komprehensif terhadap peristiwa-persitiwabersejarah yang telah berlalu, di samping dapat pula menggambarkanaspek-aspek / materi yang sulit dipamerkan.

Fungsi dan peran institusi kesejarahan di Indonesia dapat lebihberkembang jika memiliki kepedulian untuk mengembangkan proyek-projek sejarah lisan. Bukan hanya untuk tujuan menggalakkanpengkajian dan meningkatkan minat orang banyak terhadap

Page 12: ANGKASA CENDEKIA · yang lebih luas dengan bagian-bagian dunia lain, ... tidak hanya kepada pasien psikiatri, dan juga dapat diterapkan pada ingatan sosial kelompok,

11Edisi Juli 2009

ANGKASA CENDEKIA

dokumentasi saja akan tetapi juga sangat bermanfaat untukmemelihara peninggalan sejarah Indonesia. Dalam hal ini merekabisa dilibatkan dalam pencarian, pengumpulan, pemeliharaan danpenyediaan dokumen sebagai bahan penyelidikan dan pengkajianlebih lanjut.

Institusi-institusi kesejarahan di Indonesia patut memelihara alat-alat dan gambar-gambar mengenai kehidupan masyarakat padawaktu lalu dan museum masa lalu, bahan-bahan tersebut bisadipamerkan kepada khalayak ramai. Begitu juga dengan jejak-jejakbersejarah yang patut dipelihara dan dilestarikan untuk dapatdikunjungi khalayak ramai. Insitusi kesejarahan diharapkan dapatmenggiatkan lagi penelitian yang telah dilakukan. Sejarah lisan jugabisa menambahkan rancangan-rancangan persatuan sejarahkhasnya dalam memenuhi kekurangan yang terdapat dalam sejarahsetempat. Jadi melalui sarana dan metode ini peristiwa dan kejadianbersejarah yang tidak terdokumentasikan dengan baik dapatdiperoleh.

Sekali lagi, sejarah lisan bukan sebatas untuk melengkapikekurangan data tertulis sebagaimana yang dikerjakan oleh ProyekSejarah Lisan ANRI. Rekonstruksi masa lalu dapat dilakukan melaluisejarah lisan, meskipun tidak ada data tertulis. Di sini data tertulisjustru berperan sebagai pelengkap dari data lisan yang dikumpulkan.Secara garis besar, data lisan dapat dipisahkan menjadi tiga bentuk,yaitu kisah yang dialami, kisah yang disaksikan, dan kisah yangdiketahui. Ketiga bentuk kisah ini dapat berasal dari satu pengkisah.Untuk itu peneliti sejarah lisan harus melakukan penyeleksian kisahtersebut sebelum merangkaikannya menjadi sebuah kisah yang utuhterhadap satu tema penelitian.

Page 13: ANGKASA CENDEKIA · yang lebih luas dengan bagian-bagian dunia lain, ... tidak hanya kepada pasien psikiatri, dan juga dapat diterapkan pada ingatan sosial kelompok,

12 Edisi Juli 2009

ANGKASA CENDEKIA

Daftar Pustaka

Communities of Singapore 1989, A Catalogue of Oral HistoryInterviews. Oral History Department. Singapore.

Freud, Sigmund, (1958) “Remembering, Repeating andWorking-through,” The Standard Edition of the CompletePsychological Works of Sigmund Freud, terj. dan ed. JamesStrachey, Vol. XII (London: Hogarth)

LaCapra, Dominick (2001), Writing History, Writing Trauma(Baltimore: Johns Hopkins University Press)

LaCapra, Dominick (2004), History in Transit (Ithaca: CornellUniversity Press)

Oral History Association Newsletter. 1981. Volume XV, Number1.

Oral History Looking to the 1980s. The New Catalogue: Whereto Find It. 1979. Columbia University.

Philips, Adam, 2004 “Close-Ups”, History Workshop Journal, no.57, hal.142-149.

Schulte-Nordholt, Henk, 2004 “De-colonizing Historiography,”Centre for East and South-East Asian Studies, Lund University,Working Paper no. 6, 2004.

Syonan Singapore Under The Japanese. A Catalogue of OralHistory Interviews. 1986. Singapore : Oral History Department 2003Order Has Been Carried Out: History, Memory, and Meaning of aNazi Massacre in Rome (New York: Palgrave).

*****

Page 14: ANGKASA CENDEKIA · yang lebih luas dengan bagian-bagian dunia lain, ... tidak hanya kepada pasien psikiatri, dan juga dapat diterapkan pada ingatan sosial kelompok,

13Edisi Juli 2009

ANGKASA CENDEKIA

Kepemimpinan MiliterDalam Konteks Demokrasi

(Jerman Pasca Perang Dunia II)

Oleh Kolonel Sus Sri Saptari, M.T.(Tafung Gol.IV Dit PKBNDitjen Pothan, Dephan)

Setelah dua kali menjadi alat petaka, pengobar dua Perang Dunia, maka pada sekitar tahun

1950 Jerman kembali membangun militernya.Pembangunan militer Jerman kali ini, tidak hanyaberfokus pada pembangunan militer yang kuat,namun juga membangun militer yang tidak akanlagi menjadi momok bagi perdamaian dunia.Simetris dengan hal tersebut di atas, makasebagai salah satu upaya dimaksud, adalahdengan membangun sebuah institusi yang

bertanggung jawab dalam merumuskan integrasi militer Jermandalam sistem demokrasi serta mengembangkan modelkepemimpinan militer dan kode etik militer dalam konteks demokrasi.Zentrum Innere Führung (Center of Military Leadership Development,and Civic Education) atau pusat kepemimpinan militer dan pendidikankomunitas besar dalam lingkungan militer yang didirikan pada tahun1953 ini merupakan institusi yang dimaksud. Institusi ini sejajar denganinstitusi lain sejenis, seperti dua Universitas Militer dan SeskoGabungan yang dimiliki Angkatan Bersenjata Jerman (Bundeswehr)di bawah pengelolaan Kementerian Pertahanan Jerman(Bundesministerium der Verteidigung, BmVg). Institusi inibertanggung jawab dalam membangun dan mengembangkanprinsip-prinsip kepemimpinan yang terkait dengan loyalitas dankomando (Befehl und Gehorsamt; Command and Obidience) yangmelekat dalam Angkatan Bersenjata Jerman agar segaris denganprinsip-prinsip demokrasi yang mereka anut, khususnya terkaitdengan sebuah konsepsi militer yang mereka kembangkan yaitu

Page 15: ANGKASA CENDEKIA · yang lebih luas dengan bagian-bagian dunia lain, ... tidak hanya kepada pasien psikiatri, dan juga dapat diterapkan pada ingatan sosial kelompok,

14 Edisi Juli 2009

ANGKASA CENDEKIA

‘Warga Negara Dalam Seragam Militer’ (Staatsbürger in Uniform;Citizens in Uniform). Konsepsi ini merupakan revisi dari konsep-konsep militer tradisional yang terkait dengan definisi perintahkomando militer dan loyalitas prajurit serta hubungan antara atasandan bawahan. Tujuannya adalah untuk mengatur perintah komandodan loyalitas tradisional yang bersifat hirarki militer tradisional menjadipembagian tanggung jawab dan kerjasama antara atasan terhadapbawahan yang harmonis dan demokratis. Proses panjang perjalananmiliter Jerman sebagai institusi militer yang mengaplikasikan norma-norma dan kaidah-kaidah demokrasi merupakan suatu hal yangsangat menarik untuk dicermati dan dipelajari.

Integrasi militer dalam sistem demokrasiPemahaman terhadap fungsi, peran dan posisi militer Jerman

sebagai bagian dari masyarakat merupakan kunci bagi prosesintegrasi militer Jerman dalam sistem demokrasi. Dalam konsepsiini militer digambarkan sebagai sosok dengan tiga tanggung jawabmoral yang melekat pada dirinya yaitu sebagai militer profesional,warga negara dan individu yang independen.

Militer dengan tiga tanggung jawab moral

Sebagai militer profesional kapanpun dan di manapun, setiapprajurit berkewajiban memegang teguh dan meningkatkan kapasitas(virtues) yang berhubungan dengan kompetensi utamanya (corecompetence) agar dapat menjawab pertanyaan tentang bagaimanaseharusnya seorang prajurit bertempur dan berperang sebagai

Page 16: ANGKASA CENDEKIA · yang lebih luas dengan bagian-bagian dunia lain, ... tidak hanya kepada pasien psikiatri, dan juga dapat diterapkan pada ingatan sosial kelompok,

15Edisi Juli 2009

ANGKASA CENDEKIA

prajurit profesional sejati. Kapasitas tersebut diantaranya disiplin tinggi,loyalitas, konsistensi, keberanian dalam menjalankan misi atau tugas,bertanggung jawab, kepedulian, kepemimpinan, kemampuan dalammengambil keputusan, penghormatan akan penugasan. Selain itusetiap prajurit juga berkewajiban memahami dan memegang teguhnilai-nilai yang berlaku secara universal, seperti kebebasan individu,kesetaraan, demokrasi, keadilan dan penghormatan terhadap umatmanusia, agar dapat menjawab pertanyaan tentang untuk apasebenarnya seseorang prajurit harus bertempur atau berperang.

Tugas dan kehormatan militer bagi militer Jerman dalam konsepsimiliter modern yang terintegrasi dengan sistem demokrasi memilikibatas. Batas tersebut adalah ketika pengetahuan, hati nurani (hatikecil) dan tanggung jawab pribadi dan akal sehat secara moralmenghalangi atau memberikan rasionalitas, ketika suatu perintahyang diberikan melanggar norma moralitas dan etika yang bersifatuniversal dijunjung tinggi dalam masyarakat, sehingga patut untuktidak dilaksanakan. Hal tersebut tersurat dari pernyataan JenderalWilhelm Keitel (1946) dalam persidangan penjahat perang yangdigelar pasca berakhirnya Perang Dunia II di Nürnberg, Jerman: “Sayatelah berbuat kesalahan, saya mengetahui sesuatu yang salah telahdan sedang terjadi, namun saya tidak mampu melindungi sesuatuyang seharusnya menjadi kewajiban bagi saya untuk melindunginya.Adalah sesuatu hal yang tragis, ketika saya menyadari bahwakehormatan dan loyalitas saya sebagai seorang prajurit sejati telahdieksploitasi tanpa saya sadari. Kini saya menyadari, bahwakehormatan militer dan loyalitas seorang prajurit seharusnya memilikibatasan, yaitu ketika hati nurani, pengetahuan dan akal sehat berkatabahwa apa yang sedang saya lakukan adalah salah.”

Pengalaman pahit militer Jerman pada dua Perang Dunia,akhirnya memunculkan kesadaran sekaligus memberikanpengalaman berharga tentang bagaimana membentuk militer yangsesuai dengan sistem demokrasi. Untuk menjadikan militer Jermansebagai militer profesional, maka setiap personel militer haruslahmendapatkan instruksi, informasi dan penjelasan secara lengkapagar dapat mengerti dan memahami fungsi, tugas dan tanggungjawabnya. Untuk itu setiap prajurit harus memiliki kesempatan yangsetara untuk memperoleh pendidikan dan pelatihan secara konsisten,sehingga akan didapatkan hasil sosok prajurit yang secara profesi

Page 17: ANGKASA CENDEKIA · yang lebih luas dengan bagian-bagian dunia lain, ... tidak hanya kepada pasien psikiatri, dan juga dapat diterapkan pada ingatan sosial kelompok,

16 Edisi Juli 2009

ANGKASA CENDEKIA

merupakan prajurit profesional, secara umum merupakan warganegara yang berdaya guna dan secara khusus merupakan individuyang bernilai tambah. Bekal moralitas dan pengetahuan bagi militerJerman akan menjadi benteng sekaligus membentuk kemampuanrasional yang dapat digunakan untuk membatasi penyalahgunaanwewenang, tugas dan tanggung jawab secara politis maupun hirarkidengan mengatasnamakan kehormatan militer dan loyalitas.

Tugas baru militerPerkembangan keamanan sejak berakhirnya Perang Dingin telah

mempengaruhi aspek militer di seluruh dunia. Militer memiliki tugasbaru, Operasi Militer Selain Perang (OMSP) di samping tugaslamanya melaksanakan Operasi Militer Perang (OMP) yangmerupakan tugas intinya. Kini OMSP umum bagi militer di seluruhdunia untuk terlibat dalam melaksanakan beberapa fungsi sebagaiberikut:1

1. Melindungi dan menjaga kedaulatan sertaintegritas wilayah negara.

2. Melindungi warga negara.3. Menjaga perdamaian dunia dan secara aktif

berpartisipasi dan berkontribusi dalam berbagaimisi perdamaian dunia.

4. Membantu mengatasi akibat bencana alam danbantuan kemanusiaan.

5. Tugas keamanan dalam negeri (membantuotoritas sipil dalam penegakan hukum untukmemelihara ketertiban dalam kasus-kasustertentu ketika dibutuhkan).

6. Berpartisipasi dalam pembangunan bangsa(fungsi sosial).

Derajat kiprah militer dalam melaksanakan OMSP ini memilikiragam yang berbeda antara satu negara dengan negara lainnya, 2

1Parliamentary Oversight in Security Sector. Democratic Control on the ArmedForces (DCAF).

Page 18: ANGKASA CENDEKIA · yang lebih luas dengan bagian-bagian dunia lain, ... tidak hanya kepada pasien psikiatri, dan juga dapat diterapkan pada ingatan sosial kelompok,

17Edisi Juli 2009

ANGKASA CENDEKIA

2Ibid. bergantung kepada kerangka hukum masing-masing negaradan situasi keamanannya.2 Tugas baru ini tentunya juga dikenali dandilaksanakan oleh militer Jerman. Tidaklah mudah untuk mengubahkarakter dalam pelaksanaan tugas pokok yang merupakankompetensi inti dari militer profesional menjadi sebuah karakter lainuntuk melaksanakan tugas-tugas di luar kompetensi intinya. Untukitu dibutuhkan adanya rumusan dan panduan kode etik yang dapatmenjadi jembatan bagi pelaksanaan tugas-tugas tersebut.Perumusan dan pengembangan kode etik bagi militer tersebut jugadilaksanakan oleh Zentrum Innere Führung dengan mengedepankanprinsip-prinsip dan kaidah demokrasi serta nilai-nilai moral.

Sinergitas pelaksanaan kode etik militer dalam melaksanakanOMP maupun OMSP

Untuk dapat melaksanakan OMP dan OMSP, maka perumusandan pengembangan kode etik bagi militer yang dilaksanakan olehZentrum Innere Führung dengan mengedepankan prinsip-prinsip dankaidah demokrasi serta nilai-nilai moral menggunakan sebuah prinsipatau aturan dasar (golden rule) yang harus benar-benar dipahamioleh setiap personel militer Jerman. The golden rule tersebut adalahketika seorang prajurit dihadapkan pada suatu aksi pengambilankeputusan yang melibatkan dirinya secara langsung, maka diwajibkanbagi mereka untuk selalu bertanya ke dalam hati kecilnya dengantujuan membangkitkan aspek nurani serta selalu mengedepankanrasionalitas. Pertanyaan pembangkit aspek nurani tersebut adalah,“inginkah Anda jika hal ini terjadi pada diri dan keluarga Anda?”Sedangkan untuk dapat berpikir secara rasional dalam kontekspengambilan keputusan secara individu, militer Jerman menggunakanprinsip moralitas universal yang dikenalkan dan dikemukakan olehPagano (1987) sebagai sebuah uji singkat untuk pengambilankeputusan secara individu, yaitu:

1. Uji aspek legal (Legality)Untuk menguji aspek legal, maka digunakan pertanyaan, “Apakahaksi atau tindakan yang akan dilaksanakan bertentangandengan hukum? Atau dibenarkan secara hukum?” Sebagaikelanjutan dari politik pemerintah, maka aktivitas militer adalahaktivitas yang dilindungi dan dibatasi oleh hukum, sehingga

Page 19: ANGKASA CENDEKIA · yang lebih luas dengan bagian-bagian dunia lain, ... tidak hanya kepada pasien psikiatri, dan juga dapat diterapkan pada ingatan sosial kelompok,

18 Edisi Juli 2009

ANGKASA CENDEKIA

sangatlah penting dalam setiap aksi militer yang dilakukan olehindividu maupun kelompok untuk selalu mengedepankan aspeklegalitas. Hal ini juga seyogyanya dilaksanakan, termasuk dalamOMSP dengan menggunakan kekuatan bersenjata, seperti dalammengatasi gangguan keamanan bersenjata maupun separatisbersenjata.

2. Uji Aspek Kepentingan (Kant’s Imperative)3

Untuk menguji aspek kepentingan, maka digunakan pertanyaan,“Apakah aksi atau tindakan yang akan dilaksanakan dapatditerima secara universal?” Penggunaan militer merupakanupaya terakhir yang ditempuh apabila upaya-upaya diplomasi tidakdapat ditempuh, namun dalam praktek operasi militer diharapkandilaksanakan dan ditegakkannya aturan berperang secara benar,termasuk dalam pelaksanaan OMSP dengan menggunakankekuatan bersenjata, seperti dalam mengatasi gangguankeamanan bersenjata maupun separatis bersenjata. Dalam setiaptindakan, seyogyanya personel militer secara individu dapatmembatasi diri dalam melaksanakan aksinya sesuai dengan cara-cara berperang secara benar yang diatur dalam hukum humaniter.

3. Uji aspek obyektivitas (filter of impartial)Untuk menguji aspek obyektivitas, maka digunakanpertanyaan, “Apakah yang akan dikatakan oleh keluarga dankerabat dekat kita akan aksi yang akan dilakukan? Akankanmempengaruhi penilaian individu lain terhadap diri dan citradiri kita?” Dalam setiap OMP atau OMSP terdapat faktor-faktorpencapaian sebagai tolak ukur keberhasilan operasi, dimanaterdapat tujuan-tujuan seperti tujuan pokok, tujuan politik, maupuntujuan psikologis. Dalam operasi militer, adakalanya untukmencapai tujuan-tujuan tersebut dilakukan berbagai upaya yangterkait dengan taktik dan strategi serta situasi dan kondisi yangterkait pula dengan kondisi psikologis dan emosi serta moralitas

3 Kant’s Imperative merujuk pada pendapat Filsuf Jerman yang menduniasebagai peletak dasar politik dan demokrasi modern dunia, Immanuel Kant(1724 - 1804), “Act only according that maxim by which you can at the same timewill that it would become a universal law“.

Page 20: ANGKASA CENDEKIA · yang lebih luas dengan bagian-bagian dunia lain, ... tidak hanya kepada pasien psikiatri, dan juga dapat diterapkan pada ingatan sosial kelompok,

19Edisi Juli 2009

ANGKASA CENDEKIA

personel militer di lapangan; maka untuk membatasi implementasipencapaian taktik dan strategi tersebut, diperlukan adanya kontrolmoral individu secara obyektif.

4. Uji aspek reaksi publik (fire of public)Untuk menguji aspek reaksi publik, maka digunakan pertanyaan,“Apabila aksi yang dilakukan terekam oleh media dan menjadipublikasi umum, maka akankah aksi tersebut mendapat reaksinegatif atau positif dari publik? Atau akankah kemudianmenjadi kajian sebagai contoh yang baik atau buruk dariberbagai pihak secara baik secara opini maupun akademis?”Sebagai alat kontrol publik, maka media memainkan peran penting.Di sisi lain sebagai sebuah kekuatan, maka militer secarakelompok maupun individu, akan selalu menjadi sorotan mediadalam setiap aksi dan kegiatannya, termasuk dalam menjalankanOMP dan OMSP. Kesalahan dalam bertindak tentunya akanmenyebabkan adanya tanggapan dan reaksi yang berujung padapencitraan serta akhirnya dapat mempengaruhi keputusan-keputusan politik terkait dengan penggunaan militer tersebut.

5. Uji aspek manfaat (utility-filter)Untuk menguji aspek manfaat, maka digunakan pertanyaan,“Apakah aksi yang akan dilakukan memberikan manfaat bagikepentingan umum?” Untuk membatasi aksi kelompok atauindividu personel militer di lapangan secara berlebihan, maka perluadanya penekanan akan tidak perlunya melaksanakan hal-halyang sebenarnya tidak memiliki manfaat dan cenderungmerugikan pelaksanaan operasi militer.

Sebagai angkatan bersenjata yang aktif terlibat dalam berbagaikonflik internasional, maka perlu adanya penerapan berupa pelatihandan pendidikan bagi tiap individu personel militer Jerman yang terkaitdengan kode etik militer yang telah dirumuskan dalam golden ruledan uji singkat pengambilan keputusan sebelum melaksanakan aksi-aksi militer secara kelompok maupun individu. Nilai-nilai danpandangan universal yang terdapat dalam rumusan kode etik militertersebut sangatlah penting untuk dipahami dan sebenarnya dapatdigali serta diserap sebagai alat kontrol, khususnya bagi individu

Page 21: ANGKASA CENDEKIA · yang lebih luas dengan bagian-bagian dunia lain, ... tidak hanya kepada pasien psikiatri, dan juga dapat diterapkan pada ingatan sosial kelompok,

20 Edisi Juli 2009

ANGKASA CENDEKIA

personel militer agar tidak terjebak untuk melaksanakan aksi militeryang bertentangan dengan norma dan kaidah yang berlaku secarauniversal. Sebagai contoh terkini, apabila militer Amerika dapatmengenali, merumuskan dan mengimplementasikan prinsip-prinsipuniversal yang terdapat dalam kode etik militer Jerman (tentu dengancara Amerika dan tidak harus mem-plagiat model Jerman) tersebut,maka peristiwa di Abu Ghraib (2005) tentunya tidak akan terjadi. Begitupula pembantaian etnis yang terjadi di Srebrenica (1995) yangdilakukan militer Serbia tentunya dapat dihindari.

Pelajaran bagi IndonesiaPasca reformasi 1998, TNI telah menarik diri dari kegiatan politik

praktis dan berkonsentrasi hanya pada pelaksanaan tugas pokoknya.Reformasi TNI pun bergulir dilaksanakan berdasarkan prioritas dangradual untuk mencapai tujuan dimaksud. Sejalan denganpelaksanaan dan penerapan demokrasi di Indonesia, maka TNI punmemposisikan dirinya sebagai angkatan bersenjata profesional dalamkoridor demokrasi. Menarik diri dari kegiatan politik praktis danberfokus pada kompetensi utamanya sebagai angkatan bersenjataprofesional sepertinya belum cukup, terlebih lagi TNI juga turutberpartisipasi dalam berbagai misi perdamaian dunia. Pemahamandan pelatihan serta pendidikan yang terkait dengan pemahaman nilai-nilai demokrasi dan kaidah-kaidah yang berlaku secara universalseyogyanya perlu dirumuskan kembali. TNI telah memiliki kode etikberupa Sapta Marga dan Sumpah Prajurit serta Delapan Wajib TNIditambah pula dengan Pancasila yang pelaksanaannya dijabarkandalam 45 butir sebagai penjabaran lima sila dalam Pancasila.

Permasalahannya adalah bagaimana kode-kode etik yang telahada tersebut dapat dimengerti, dipahami dan dapat diaplikasikandengan baik dan benar oleh setiap individu dan personel TNI daristrata terendah hingga tertinggi. Untuk itu perlu adanya perumusandan pengkajian kembali terhadap kode etik yang telah ada sertaperumusan terhadap implementasinya, mengingat kode etik tersebuttelah ada sebelum terjadinya reformasi 1998 maupun reformasi TNI.Keberadaan kode etik tersebut terbukti masih belum dapat mencegahdigunakannya TNI sebagai alat kekuasaan di masa lampau.Pertanyaan-pertanyaan seperti: telah tepatkah pelaksanaan danpengimplementasian kode etik yang ada dan apakah kaidah universal

Page 22: ANGKASA CENDEKIA · yang lebih luas dengan bagian-bagian dunia lain, ... tidak hanya kepada pasien psikiatri, dan juga dapat diterapkan pada ingatan sosial kelompok,

21Edisi Juli 2009

ANGKASA CENDEKIA

maupun norma demokrasi telah terumuskan dalam kode etiktersebut, adalah suatu hal yang perlu dicari jawabannya.

Konflik horizontal antara personel TNI dan Polri, maupun antarsesama personel TNI masih sering terjadi. Peristiwa perlawananprajurit yang menentang atau membantah kebijakan dan keputusanatasan yang terjadi beberapa waktu lalu di Papua merupakan buktinyata belum dipahaminya batasan-batasan sosok militer sebagaiindividu, warga negara dan sebagai tentara profesional. Lebih jauhlagi, maka harus diakui bahwa sebenarnya belum ada rumusan bakuyang mengatur batasan kapan seorang prajurit diakui sebagai sosokindividu yang memiliki hak dan kebebasan serta bernilai tambah,sebagai warga negara yang bertanggung jawab dan berdaya gunaserta kapan ia harus memainkan peran sebagai prajurit profesionalyang selalu harus menyiapkan dirinya untuk senantiasa siap sediaditugaskan pada misi-misi OMP maupun OMSP.

Rumusan baku tersebut pada akhirnya diharapkan dapatdijadikan sebagai pedoman bagi tiap individu personel militer,sehingga tidak lagi terjadi penafsiran yang keliru terhadap status yangmelekat sebagai sosok militer. Sebagai militer profesional, makasosok militer yang melekat pada tiap individu personel militer harusdiletakkan dalam konteks untuk senantiasa siap sedia dalam berbagaimisi penugasan militer. Di sisi lain harus pula dikenali sosok individupersonel militer tersebut dalam konteks sebagai pribadi maupunsebagai warga negara yang memiliki tugas dan tanggung jawabsosial, karena dalam kehidupan sehari-hari individu personel militertersebut akan selalu berinteraksi dengan masyarakat umum. Sebagaiindividu, maka sosok personel militer tidaklah berbeda dengan sosokindividu lainnya dalam masyarakat. Sedangkan sebagai warganegara, maka terdapat hak dan kewajiban yang harus dipahami,dengan mengingat serta memperhatikan bahwa setiap warga negaraterikat dengan aturan hukum yang bersifat mengatur dan setara,misalnya dalam berlalu lintas di jalan raya dan sebagainya.

Pelajaran dan manfaat berharga dari pengalaman sertapembangunan dan pengembangan militer Jerman dapat dijadikanmodel bagi pembangunan dan pengembangan militer Indonesia, tidakdengan serta merta mencontoh model yang diaplikasikan oleh militerJerman, namun dengan mengambil sisi filosofis daripengimplementasian kode etik militer Jerman untuk menjadikan militer

Page 23: ANGKASA CENDEKIA · yang lebih luas dengan bagian-bagian dunia lain, ... tidak hanya kepada pasien psikiatri, dan juga dapat diterapkan pada ingatan sosial kelompok,

22 Edisi Juli 2009

ANGKASA CENDEKIA

Indonesia sebagai militer profesional yang sesuai dengan sistemdemokrasi.

Ke depan, harapan bersama adalah TNI sebagai organisasimiliter profesional akan diawaki oleh individu-individu militer yangbermoral dan dapat menjunjung tinggi kode etik yang terumuskandengan baik; ampu memahami dan melaksanakan fungsinya denganbaik sebagai personel militer profesional, sebagai warga negara dansebagai pribadi yang menyadari hak dan kewajibannya sertasenantiasa mengedepankan prinsip-prinsip demokrasi dan kaidah-kaidah yang berlaku secara universal.

Daftar Pustaka

Fluri, Philip. (2003). Parliamentary Oversight in Security Sector.Democratic Control on the Armed Forces (DCAF).

Hadiwinata, Bob and Schuck Christoph. (2007). Democracy inIndonesia: The Challenge of Consolidation. NomosVerlagsgesellschaft, Baden-baden. Germany.

Meyer, Thomas (2004). Militer dan Demokrasi. Friedrich Ebert Stiftung– FES, Jakarta.

______________. (2007). Integration of Armed Forces into aDemocratic System, Zentrum Innere Führung, Koblenz, Germany.

______________. (2007). Military Professional Conception. ZentrumInnere Führung, Koblenz, Germany.

______________. (2007). Out of Area – Engagements of the FederalArmed Forces (Bundeswehr), Zentrum Innere Führung, Koblenz,Germany.

****

Page 24: ANGKASA CENDEKIA · yang lebih luas dengan bagian-bagian dunia lain, ... tidak hanya kepada pasien psikiatri, dan juga dapat diterapkan pada ingatan sosial kelompok,

23Edisi Juli 2009

ANGKASA CENDEKIA

Masyarakat Indonesia dewasa ini sedang mengalami perubahan yang luar biasa

besarnya. Dalam perspektif politik perubahantersebut menyangkut transformasi dari sistemkekuasaan yang otoritarian menjadi tatanankekuasaan dimana rakyat berdaulat. Dalamterminologi politik perubahan itu biasa disebuttransisi menuju demokrasi. Secara empirikperubahan itu sendiri tidak selalu mudah, karena

hal tersebut tidak hanya menyangkut struktur dan sistem kehidupanpolitik, melainkan berkenaan pula dengan internalisasi nilai-nilaidemokrasi universal yang mengutamakan kesetaraan, pluralisme,toleransi, hak azasi manusia, perlindungan minoritas, penegakanhukum, dan lain-lain. Mengingat sifat perubahan yang sangatmendasar, maka jalan menuju demokrasi kearah transformasibiasanya sangat rumit, berliku, penuh duri serta melelahkan.Perjalanan panjang semakin melelahkan karena akhir-akhir ini krisisekonomi global berimbas pula ke Indonesia.

Bertitik tolak dari pemahaman di atas, makalah ini akan mencobamencermati proses transformasi di Indonesia dengan ini sistematikasebagai berikut. Pertama, membahas mengenai rumitnya

Menuju Sistem PolitikDemokratis *)

Oleh J. Kristiadi(Peneliti CSIS)

*)Makalah disampaikan kepada para peserta Peringatan Hari Ibu ke 80 yangdiselenggarakan oleh KOWANI, pada hari Rabu, 19 Desember 2008, di WismaBhawangkali, Jln. Sanjaya I no. 1, Jakarta Selatan.

Page 25: ANGKASA CENDEKIA · yang lebih luas dengan bagian-bagian dunia lain, ... tidak hanya kepada pasien psikiatri, dan juga dapat diterapkan pada ingatan sosial kelompok,

24 Edisi Juli 2009

ANGKASA CENDEKIA

perjuangan menegakkan demokrasi. Kedua, memahami prosestransformasi melalui masa transisi politik dengan mencermatigelombang demokrasi yang telah terjadi selama ini. Ketiga, konflikdalam masyarakat demokrasi. Keempat, satu dasawarsa reformasi.Kelima, memanipulasi demokrasi prosedural.

Transformasi Politik: Berjuang Menegakkan DemokrasiSuatu masyarakat disebut mempunyai tertib yang demokratis

bila interaksi seluruh anggota dalam masyarakat selalu berorientasikepada semakin meningkatnya martabat dan harkat manusia. Halini sejalan dengan kecenderungan alamiah manusia yang selalumenghendaki persamaan, kebebasan dan kemerdekaan dari segalabentuk pemaksaan kehendak. Pada tataran masyarakat, hubunganantara anggota masyarakat baik secara individual maupun melaluiberbagai organisasi harus dilandasi oleh semangat kesetaraan dankebersamaan tanpa melakukan perbedaan status sosial-ekonomi,asal-usul, ikatan primordial serta alasan apa saja. Semua itu harusberlangsung dalam suatu tertib hukum yang dapat mewujudkantegaknya hukum dan keadilan dalam masyarakat. Sementara itupada tataran hubungan antara negara dan masyarakat harus terjadikeseimbangan yang memungkinkan masyarakat mempunyaibargaining power agar mempunyai kemampuan membatasi sertamelakukan kontrol terhadap pemegang jabatan publik.

Salah satu manifestasi masyarakat yang demokratis adalahterwujudnya sistem politik demokratis. Artinya, siapapun yangmemerintah atau pemegang kekuasaan harus mendapat mandat darimereka yang diperintah atau dikuasai. Perwujudan kehidupan politikyang demokratis dilakukan melalui dua tiang utama, pertama,parlementarisme dan kedua, civil liberty, pengakuan terhadap hak-hak sipil warga negara. Parlementarisme merupakan menifestasidari prinsip representasi (keterwakilan) dan mekanisme melakukanpengawasan kepada pemegang kekuasaan. Sementara itu civilliberty adalah instrumen yang terpenting dalam kehidupan demokrasiagar prinsip kedaulatan rakyat tidak diredusir oleh formalisme politik.Mengembangkan hak-hak sipil warga negara menjadi sangat pentingmengingat secara empirik di beberapa negara demokrasi proporsijumlah pemilih yang menghasilkan parlemen tidak mungkin akansama besarnya dengan populasi jumlah warga yang berhak memilih.

Page 26: ANGKASA CENDEKIA · yang lebih luas dengan bagian-bagian dunia lain, ... tidak hanya kepada pasien psikiatri, dan juga dapat diterapkan pada ingatan sosial kelompok,

25Edisi Juli 2009

ANGKASA CENDEKIA

Oleh sebab itu meskipun suatu negara telah melakukan pemilihanumum secara demokratis dan oleh karena itu menghasilkan parlemendan lembaga perwakilan yang secara relatif representatif, tetapi tidakberarti demokrasi hanya diwujudkan dengan kehadiran parlemenyang representatif.

Kedaulatan rakyat terlalu besar hanya diserahkan kepadaparlemen saja. Dengan kata lain, keberadaan civil liberty merupakaninstitusi sosial yang dapat memberikan jaminan kedaulatan rakyatdalam demokrasi. Ia akan memberikan tempat yang penting bagipartisipasi langsung anggota masyarakat. Prasyarat pokok darikehadiran civil liberty adalah hak untuk mendirikan organisasiindependen, jaminan masyarakat mengekspresikan aspirasi dankeyakinannya serta jaminan dari ancaman pemegang kekuasaan.Tentu saja dalam melaksanakan kebebasan individu dan kelompokdibatasi oleh kebebasan individu dan kelompok lain yangmenginginkan hal yang sama. Kelangsungan civil liberty memerlukanpers yang bebas dan otonom serta kelompok-kelompok kepentinganyang sekaligus berfungsi sebagai penekan demi terwujudnya tonggakkedua demokrasi.

Dengan demikian demokrasi sistem pengelolaan kekuasaanyang sangat menghargai hak azasi manusia tidak dengan sendiridapat dengan mulus diwujudkan dalam sistem politik yang lebihkonkrit. Sedemikian rumitnya praktik kehidupan demokrasi, sehinggadata empirik menunjukkan bahwa seringkali sistem tersebut gagaldiselenggarakan dan mengundang kembalinya sistem otoriter yangmenjadi musuh utama demokrasi. Karena tidak ada jaminan negarayang mengalami masa transisi akan secara linier dan otomatis akanmenuju demokrasi. Hal itu disebabkan oleh karena demokrasi lebihdari sekedar seperangkat aturan dan prosedur konstitusional. Iahanya dapat diselenggarakan bila didukung oleh kultur masyarakatyang bersangkutan atau struktur politik tetapi juga sekaligus kulturdari suatu kehidupan masyarakat.

Dalam alam demokrasi pemerintah hanya merupakan salah satudari lembaga politik yang harus berinteraksi dengan lembaga-lembaga politik lainnya. Ia harus berinteraksi dengan lembaga-lembaga yang sangat banyak beraneka ragam, seperti partai politk,

Page 27: ANGKASA CENDEKIA · yang lebih luas dengan bagian-bagian dunia lain, ... tidak hanya kepada pasien psikiatri, dan juga dapat diterapkan pada ingatan sosial kelompok,

26 Edisi Juli 2009

ANGKASA CENDEKIA

organisasi kemasyarakatan, LSM, serta organisasi-organisasiindependen lainnya baik di tingkat pusat maupun lokal. Organisasi-organisasi tersebut yang jumlahnya sangat banyak berperan sebagaimediator antara warga masyarakat dengan institusi-institusi sosialdengan pemerintah. Organisasi-organisasi ini mempunyai peranyang tidak dilakukan oleh pemerintah dengan maksud memberikankesempatan warga masyarakat berpartisipasi dalam prosespengambilan keputusan politik. Organisasi-organisasi ini jugamewakili anggotanya dari berbagai kepentingan, dan melalui berbagaicara memperdebatkan isu-isu yang dimaksudkan untukmempengaruhi kebijakan publik. Melalui perdebatan publik,masyarakat ikut serta membicarakan masalah-masalah yangmenyangkut kepentingan dirinya. Melalui lembaga-lembaga tersebutsetiap anggota masyarakat mempunyai saluran untuk berpartisipasidalam kehidupan politik.

Dalam alam demokrasi, kekuasaan biasanya diselenggarakanoleh partai politk yang memenangkan mayoritas. Namun harus diingatbahwa mayoritas tersebut diperoleh melalui pemilihan umum yangterbuka, dilakukan secara adil, jujur serta regular. Oleh karena itumayoritas dalam konteks tatanan politik yang demokratis bukanmayoritas karena statistik maupun pilihan yang didasarkan olehkategori-kategori primordialistik seperti suku, agama, ras, keturunandan lain-lain. Pemenang mayoritas adalah mereka yang memperolehkemenangan dalam suatu persaingan mengenai suatu paradigmakeyakinan politik, pemikiran, visi, gagasan ataupun aspirasi politik.Walaupun harus diakui kadang-kadang keyakinan politikbersinggungan dengan sentimen primordial baik itu berupa suku,agama, keturunan, ras dan lain-lain, bahkan jenis kelamin. Namunpada dasarnya prinsip mayoritas dalam tertib politik yang demokratisadalah persaingan dalam aspirasi dan gagasan politik dari kelompok-kelompok masyarakat yang berkompetisi.

Dalam hal ini perlu pula dicatat bahwa kekuasaan mayoritas,meskipun diperoleh melalui pemilihan umum, tidak akan disebut adilbilamana pemenang pemilu atas nama mayoritas menindak secarasewenang-wenang mereka yang kalah dalam pemilihan umum. Initentu suatu aturan yang tidak adil. Oleh sebab itu kekuasaan

Page 28: ANGKASA CENDEKIA · yang lebih luas dengan bagian-bagian dunia lain, ... tidak hanya kepada pasien psikiatri, dan juga dapat diterapkan pada ingatan sosial kelompok,

27Edisi Juli 2009

ANGKASA CENDEKIA

mayoritas harus selalu tidak dapat dipisahkan atau merupakan bagianyang tidak dapat dipisahkan dengan jaminan atas hak-hak asasimanusia. Pemenang juga harus memberikan perlindungan kepadahak-hak minoritas seperti entik, agama, golongan dan lain-lain.Perlindungan terhadap hak-hak minoritas tidak tergantung kepadabelas kasihan mayoritas mereka yang memenangkan pemilihanumum. Demikian pula hak minoritas tidak dapat dihapuskan olehmayoritas. Hak-hak minoritas dilindungi melalui undang-undangmaupun pelembagaan hukum. Oleh sebab itu dalam setiap sistemdemokratis selalu diperlukan suatu instrumen yang dapat berfungsisebagai jiwa yang menghidupkan demokrasi. Mereka itu adalah,pertama, pluralisme dan kedua, toleransi.

Pluralisme adalah pengakuan keanekaragaman masyarakat.Prinsipnya setiap kelompok masyarakat, atas dasar apapun, berhakmendapatkan kesempatan menyatakan pendapatnya. Oleh sebabitu prinsip pluralisme harus disertai pula tersedianya ruang publikyang bebas untuk menyatakan pendapat yang berbeda di antaraanggota-anggota masyarakat. Prinsip ini sangat penting, karena iamenghindarkan dan mencegah kemenangan suatu kelompokmayoritas bertindak sewenang-wenang terhadap minoritas. Dengandemikian gagasan pluralisme menjadi sangat vital karena ia menjadilembaga sosial yang penting bagi perlindungan eksistensi nilai,ideologi, kepentingan dan aspirasi politik individu dan kelompok darinegara. Sebagaimana dikatakan oleh Gabriel A.Almond and SidneyVerba1: “pluralism, even if not explicitly political pluralism, may indeedbe one of the most impormant foundation of political democracy”.Sementara itu Kornhauser menegaskan lagi dengan menyatakansebagai berikut: “Forstering pluralism is especially important today.Religious, racial, ethnic, and nasional indentities have reassertedthemselves in may places with a vigor that is often frightening. Andyet modern societies are increasingly diverse”.

1Dikutip dalam Mercedo, Stephen; The Social Foundation of the DemicraticCitizenship dalam Hollifield, James & Jillison Calvin (eds); Pathways toDemocracy: The Political Economy of Democratic Transitions, Routledge, London,2000.

Page 29: ANGKASA CENDEKIA · yang lebih luas dengan bagian-bagian dunia lain, ... tidak hanya kepada pasien psikiatri, dan juga dapat diterapkan pada ingatan sosial kelompok,

28 Edisi Juli 2009

ANGKASA CENDEKIA

Sementara itu jiwa kedua adalah toleransi. Prinsip ini sangatpenting dalam kehidupan demokratis karena mengakui , menghormatiserta menghargai perbedaan. Toleransi adalah instrumen spiritualdemokrasi yang dapat menjadi perekat agar perbedaan-perbedaantidak menjadi ajang pertarungan habis-habisan diantara masyarakatsehingga mengakibatkan kekacauan dalam masyarakat itu sendiri.Tanpa adanya toleransi, kehidupan politik akan penuh dengan risiko.Berpolitik seperti itu akan menciptakan dua jenis individu atau wargamasyarakat yang hanya mengejar kepentingan politik sempit. Merekadisebut psychopan dan petualang politik 2. Sychopan adalahseseorang yang mengejar kedudukan politik secara oportunistik danmencari selamat sendiri dan tidak bersedia bertanggung jawab atasperbuatannya. Oleh sebab itu selama kedudukan politik dilakukandengan kooptasi, mereka mencari kedudukan itu dengan penuh risiko.Oleh sebab itu keluhan umum terhadap praktik politik yang demikianadalah rasa kurang percaya diri kepada para politisi dan kesegananmereka menunjukkan prakarsanya.

Berpolitik risiko tinggi mendorong pula munculnya demagogpolitik dan petualang politik. Mereka menganggap medan politik adalahpertempuran hidup dan mati, antara kebaikan dan kejahatan.Pandangan semacam ini tidak memberikan ruang bagi terjadinyakompromi. Dalam konteks semacam ini, di mana kesempatanterbatas dan perolehan yang tinggi atas keberhasilan berpetualang,mendorong munculnya petualang politik.

Dengan demikian kehidupan demokrasi tidak mengenalfanatisme. Bahkan fanatisme terhadap demokrasi itu sendiri.Sehingga ungkapan berikut ini perlu dicamkan : Democracy calls forcompromise, not fierce partisanship even in support or democracy;for. As British Philosopher Bertrand Russell wrote, “A fanatical beliefin democrac makes democracy institutions impossible.

Dengan demikian kehadiran pluralisme dan toleransi akanmemelihara dan mengembangkan pemikiran dan gagasan yang

2Lihat Kristiadi, J; Sistem Pemilihan Umum dan Reprensentasi Politik dalamRefleksi Setengah Abad Kemerdekaan Indonesia; Bantarto Bandoro (eds) CSIS,Jakarta 1995).

Page 30: ANGKASA CENDEKIA · yang lebih luas dengan bagian-bagian dunia lain, ... tidak hanya kepada pasien psikiatri, dan juga dapat diterapkan pada ingatan sosial kelompok,

29Edisi Juli 2009

ANGKASA CENDEKIA

dianggap dapat meningkatkan kesejahteraan dan keadilanmasyarakat dapat dilakukan secara adil, beradab dan demokratis.Kedua prinsip tersebut juga memberikan tempat terhormat bagikomponen-komponen masyarakat lokal, suku, ras, agama, keturunanuntuk berkembang dan mempertahankan eksistensinya. Dengandemikian semua individu, kelompok dan masyarakat secarakeseluruhan diberikan kesempatan yang adil untuk memberikankontribusi bagi berkembangnya kehidupan bangsa tanpa melihat latarbelakang agama, suku, ras, keturunan, jenis kelamin, status sosialberdasarkan prinsip kesetaraan, kebebasan dan persaudaraan.

Konflik Dalam Masyarakat DemokratisPerlu ditegaskan di sini bahwa demokrasi bukan hanya berupa

struktur politik yang diwujudkan dalam lembaga-lembaga politik yangberbeda dan kemudian saling kontrol satu dengan lainnya.Demokrasi adalah fenomena yang lebih mendalam dari pada itu. Iaadalah value (tata nilai) yang menjadi pedoman sikap dan perilakuwarganya. Ia adalah nilai yang beroperasi dalam kehidupan politiksehari-hari yang didasari bahwa rakyat mempunyai kemampuan untukmemerintah sendiri. Warga negara suatu masyarakat yangdemokratis mempunyai kebebasan untuk mengejar cita-citakehidupannya dan menjalankan hak-haknya serta bertangung jawabatas hidup mereka sendiri. Oleh karena itu dalam masyarakatdemokratis pendidikan politik merupakan faktor yang sangat pentingmendukung terwujudnya masyarakat yang demokratis.

Pendidikan paling penting yang dapat membangun tatanan politikyang demokratis adalah mengakui keunggulan orang lain, danmenerima kekalahan dengan ikhlas. Melalui pendidikan semacamitu, diharapkan masyarakat memandang setiap konflik bukanlahpermusuhan yang ditarik menjadi perselisihan mengenai kebenarandan kekalahan. Tetapi hal itu dilihat sebagai sesuatu peristiwa darisudut yang berbeda. Sehingga tidak ada kebenaran dan kesalahanmutlak, yang ada adalah perbedaan sudut pandang masing-masingkelompok yang mempunyai pendapat yang berbeda. Oleh sebab itujustru konflik harus dikelola sehingga menjadi suatu konsensusbersama ataupun aturan yang dapat diterima oleh semua pihak.

Dengan demikian pada dasarnya dapat dikemukakan bahwasuatu masyarakat disebut demokratis bila mereka dapat mengelola

Page 31: ANGKASA CENDEKIA · yang lebih luas dengan bagian-bagian dunia lain, ... tidak hanya kepada pasien psikiatri, dan juga dapat diterapkan pada ingatan sosial kelompok,

30 Edisi Juli 2009

ANGKASA CENDEKIA

konflik secara damai. Manusia mempunyai perbedaan kepentingansatu dengan lainnya yang kadang-kadang perbedaan tersebut salingbertentangan. Bahkan suatu paradok selalu terdapat dalammasyarakat yang demokratis. Oleh karena itu demokrasi tidak dapathanya dianggap sebagai instrumen atau wahana untuk mendesakkankepentingan suatu golongan terhadap golongan lain. Kalau anggapanini yang terjadi maka masyarakat itu tentu akan mengalami gangguandan bahkan mungkin akan menyebabkan kehancuran masyarakatdari dalam.

Namun demikian harus diakui bahwa melakukan hal itu tidakmudah mengingat hal itu sangat berkaitan erat dengan budayamasyarakat setempat dalam menyikapi kehidupan sehari-hari. Wargamasyarakat harus secara gradual diberikan sosialisasi mengenalinilai-nilai yang mendorong terjadinya sikap yang mengakui perbedaansecara wajar tanpa menimbulkan dendam atau bahkan merusak.Artinya bahwa pihak lain yang berbeda pendapat karena mempunyaisudut pandang yang berbeda merupakan pendapat yang secara sahharus diakui. Dengan mengembangkan budaya politik seperti itu akandiperoleh suatu perdebatan dan wacana publik yang akan dapatmempertemukan pendapat-pendapat yang berbeda untuk mencaripenyelesaian mengenai isu-isu yang penting dalam masyarakat.

Dalam masyarakat yang demokratis setiap warga masyarakatyang mempunyi perbedaan dengan pemerintah mempunyaimekanisme untuk menyatakan sikapnya melalui protes dalam bentukdemonstrasi, mogok, memboikot serta tindakan-tindakan lain yangmerupakan bentuk dari perbedaan sikap tersebut. Cara-cara inidipergunakan sebagai manifestasi untuk mempengaruhi kebijakanpemerintah. Dengan demikian protes merupakan ujian bagi setiapnegara demokrasi. Sebab dalam melakukan protes unsur emosionaladalah sikap yang manusiawi, sementara itu dalam masyarakat yangdemokratis dalam menyampaikan protes selayaknya dilakukansecara sopan dan tertib adalah sesuatu yang penting pula. Olehsebab itu tantangan yang dihadapi oleh setiap masyarakat demokratisadalah bagaimana memelihara keseimbangan antara kebebasanberbicara dan menyatakan pendapat dengan mempertahankan sikaptertib masyarakat. Membungkam protes dengan alasan menggangguketertiban dan kestabilan akan mengundang penindasan. Sebaliknya,

Page 32: ANGKASA CENDEKIA · yang lebih luas dengan bagian-bagian dunia lain, ... tidak hanya kepada pasien psikiatri, dan juga dapat diterapkan pada ingatan sosial kelompok,

31Edisi Juli 2009

ANGKASA CENDEKIA

membiarkan protes dengan kekerasan akan menimbulkan anarkisosial.

Sejarah panjang demokrasi telah memberikan bukti bahwasebagai tertib masyarakat dan sebagai sistem politik demokrasi iamempunyai kemampuan menyesuaikan diri dengan dinamikaperkembangan masyarakat. Hal itu terutama disebabkan oleh karenadalam masyarakat yang demokratis selalu dijunjung tinggi martabatmanusia serta kemampuan rakyat mengawasi serta membatasiperilaku penguasa. Rakyat dapat melakukan koreksi sesuai dengankehendak rakyat sendiri, bilamana rakyat melakukan kesalahan.Namun demikian tidak berarti bahwa demokrasi merupakan tatananyang sempurna. Sejarah telah memberikan pelajaran pula bahwadalam beberapa abad perkembangan negara-negara yang menganutsistem demokrasi telah mengalami gelombang balik dalam wujudperubahan sistem politik yang semula demokratis berubah menjadiotoriter kembali. Oleh sebab itu perlu ditegaskan bahwa membangundemokrasi bukan saja membangun lembaga-lembaga atau strukturpolitik tetapi membangun budaya yang menempatkan persamaanhak-hak individu tanpa membedakan status sosial serta perbedaanlain karena alasan primodial serta ciri-ciri eksklusif lainnya.

Diskursus Transisi Menuju DemokrasiPertanyaan yang selalu muncul berkenaan dengan proses

transisi dari penguasa otoriter menuju tatanan politik yang demokratisadalah sebagai berikut. Pertama, bagaimana proses transisidemokrasi itu dimulai. Kedua, apakah syarat-syarat yang diperlukanterjadinya transisi. Ketiga, sejauh mana proses transisi dipengaruhioleh perkembangan politik domestik dan internasional. Keempat, apayang harus dilakukan agar proses demokrasi dapat berlangsungdengan tetap menjaga stabilitas dan kemudian mencapai apa yangdisebut konsolidasi demokrasi.

Transisi demokrasi yang terjadi saat ini bukanlah yang pertamakali terjadi, dan mudah-mudahan bukan pula yang terakhir kalinya.Studi yang dilakukan Huntington3 mengungkapkan bahwa sejakdemokrasi muncul sebagai sistem politik modern awal abad

3Huntington, Samuel P; The Third Wave : Democratization in the LateTweintienth Century; University of Oklahoma Press, 1991.

Page 33: ANGKASA CENDEKIA · yang lebih luas dengan bagian-bagian dunia lain, ... tidak hanya kepada pasien psikiatri, dan juga dapat diterapkan pada ingatan sosial kelompok,

32 Edisi Juli 2009

ANGKASA CENDEKIA

kesembilan belas hingga kini telah terjadi tiga gelombang demokrasi.Ia mencatat tiga gelombang panjang demokrasi sebagai berikut.Pertama, dimulai pada tahun 1828 sampai dengan 1926 (hampir satuabad) dan ditandai dengan meluasnya hak pilih masyarakat di negara-negara tertentu, antara lain Amerika Serikat. Pada kurun waktu itutercatat sebanyak 29 negara demokrasi. Gelombang kedua, dimulaipada tahun 1943 sampai dengan tahun 1964 dimulai dengankemenangan Sekutu pada PD II. Pada kurun waktu itu muncul 39negara demokrasi baru. Namun terjadi peristiwa menarik bahwasetiap gelombang diakhiri dengan terjadinya fenomena gelombangbalik yang mengembalikan negara-negara demokratis menjadiotoriter kembali. Pada gelombang pertama, arus balik terjadi padatahun 1922-1943, yaitu dimulai dengan munculnya Mussolini yangtampil sebagai penguasa di Italia, telah mereduksi jumlah negarademokrasi hanya tinggal 12. Sementara itu arus balik gelombang kedua dimulai tahun 1961-1975 yang menyebabkan jumlah negarademokrasi turun menjadi 30. Gelombang ketiga yang dimulai denganrevolusi bunga di Portugal pada tahun 1974, ekspansi negarademokrasi semakin mengesankan dan meningkat setiap tahun.Kalaupun pada tahun 1974, pada awal gelombang ketiga, jumlahnegara demokrasi hanya berjumlah 39 dari 142 negara yang merdeka(27,5%), pada tahun 1990-an telah bertambah menjadi 76 dari 145negara yang merdeka (46,1%). Pada akhir tahun 1995 jumlah negarademokrasi telah bertambah menjadi 117 dari 191 negara merdekaatau 61,3%4. Namun perlu dicatat bahwa ukuran dan kriteria negarademokrasi tidak seragam dari satu negara dengan negara lain.Hungtington juga memberikan catatan mungkin pada gelombangketiga itu akan muncul pula gelombang balik sebagaimana terjadisebelumnya.

Proses transisi dari satu gelombang demokrasi ke gelombangdemokrasi berikutnya nampaknya berbeda satu dengan yang lainnya.Perbandingan antara masa transisi demokrasi gelombang pertamadan kedua disatu pihak dengan proses demokratisasi gelombangketiga adalah sebagai berikut. Transisi demokrasi gelombang pertamadiawali dengan fenomena tuntasnya dua revolusi politik dan ekonomi

4Diamond, Larry; Is The Third Wave Over, Journal of Democracy, July 1966.

Page 34: ANGKASA CENDEKIA · yang lebih luas dengan bagian-bagian dunia lain, ... tidak hanya kepada pasien psikiatri, dan juga dapat diterapkan pada ingatan sosial kelompok,

33Edisi Juli 2009

ANGKASA CENDEKIA

yang menghasilkan liberalisme mengenai pemerintahan oleh rakyatdan pasar bebas (self regulating market). Gagasan-gagasan tersebutberakar di Eropa dan Amerika yang didorong oleh kekuatan revolusipolitik di Amerika (1776) dan Perancis (1789) serta terjadinya revolusiindustri yang dimulai di Inggris dan kemudian menyebar secara cepatkeseluruhan dunia. Reformasi Jacksonian pada tahun 1820-an dan1830-an di Amerika Serikat, bersamaan dengan Reforms Act padatahun 1832 dan 1867 di Inggris, meningkatkan secara drastis hakpilih masyarakat.

Demikian pula kemenangan pihak utara dalam perang saudaradi Amerika pada tahun 1865 mengakhiri perbudakan di Amerika bagianselatan. Bersamaan itu pula keseluruhan tatanan hidup yangdidasarkan atas manusia di atas manusia lainnya menjadi runtuh.Di Inggris sendiri kaum tuan tanah dan para aristokrat telah dipangkaskekuasaannya dengan terbitnya Parliament Act pada tahun 1911 yangsecara drastis mengurangi kewenangan House of Lord. PembebasanCaptain Dreyfus pada Republik ketiga Perancis (1906) menandaiperubahan penting bagi prinsip-prinsip pemerintahan yang liberal dandemokratis, seperti penegakan hukum, persamaan semua wargamasyarakat di depan hukum dan lain-lain. Lebih kurang dua dekadesetelah itu, wanita diperbolehkan mempunyai hak memilih di Amerika(1920) dan di Inggris pada tahun 1928.

Demikian pula pada akhir abad kesembilan bekas kapitalismemenunjukan keberhasilannya di Eropa, Amerika Utara; dan di Jepangberkat Retorasi Meji tahun 1868. Revolusi industri mengubahfeodalisme kuno dan masyarakat di Eropa. Pendapatan perkapitameningkat secara drastis, pabrik-pabrik diibaratkan betebaran dalamsemalam. Ramalan Parson Malthus bahwa kebutuhan makanan tidakakan dapat mengejar percepatan tingkat perkembangan penduduk,ditertawakan karena ramalan tersebut jauh dari kenyataan.

Gelombang demokrasi pertama sebagaimana dikatakan olehHuntington sekitar antara tahun 1820-1914, secara historismenunjukkan adanya hubungan antara ekonomi dan pembangunanpolitik. Pengalaman tersebut di Eropa Barat menghadirkan teorimodernisasi pembangunan. Dalam perspektif ini ekonomipembangunan akan menuju kepada sesuatu yang kompleks, sepertidivision of labor, termasuk pemisahan ruang privat dan ruang publik,pemisahan antara negara dan gereja, meningkatnya tingkatpendapatan dan pendidikan, berkembangnya demokrasi dan civic

Page 35: ANGKASA CENDEKIA · yang lebih luas dengan bagian-bagian dunia lain, ... tidak hanya kepada pasien psikiatri, dan juga dapat diterapkan pada ingatan sosial kelompok,

34 Edisi Juli 2009

ANGKASA CENDEKIA

culture5 disertai dengan upaya penegakan hukum dan persyaratan

bagi suatu pemerintahan yang demokratis, khususnya kompetisipartai politik dalam pemilihan umum yang adil dan jujur.

Gelombang demokrasi kedua dimulai setelah berakhirnya PerangDunia II. Proses tersebut ditandai dengan dekolonisasi sertaperluasan bentuk pemerintahan demokratik. Namun dalam banyakkasus, negara-negara yang mengalami masa transisi civil society-nya lemah dan tidak mempunyai pengalaman sejarahberpemerintahan demokratis serta ekonomi yang didasarkan ataspasar bebas. Proses tersebut ditandai pula dengan pola hubunganinternasional yang baru. Tatanan internasional yang semula bersifatmultilateral dan dilandasi oleh Great Power Politic, dimana masing-masing penguasa di Eropa bersaing memperebutkan teritori danpasar di Asia, Afrika dan Amerika Latin menuju ke sistem bipolar yangdidasarkan pada ancaman perimbangan persenjataan nuklir. Dalampola baru hubungan internasional ini pelakunya hanya dua negaraadikuasa (AS dan Uni Soviet), dan mereka berkompetisi sertamendominasi pengaruhnya di seantero dunia. Selama perang dingin,semua wilayah termasuk Eropa menjadi ajang pertarungan antaradua negara adikuasa tersebut. Bahkan banyak bekas koloninya diAfrika dan Asia menjadi medan pertempuran.

Bila direnungkan, proses demokratisasi gelombang kedua sangatkurang menjanjikan dibandingkan dengan gelombang demokrasipertama. Demokratisasi gelombang pertama diuntungkan olehpencerahan (aufklarung) serta perkembangan sosial ekonomiselama dua sampai tiga abad. Negara-negara yang mengalamiproses demokrasi mempunyai waktu untuk memperkuat posisinyadalam perkembangan ekonomi global, sehingga negara-negaratersebut memperoleh akar demokratisasi. Sebaliknya, negara-

5Lucian W.Pye mengartikan civic culture adalah masyarakat yang anggota-anggotanya mempunyai tingkat pengetahuan yang memadai bagaimana suatupemerintahan dan proses politik berlangsung. Pemahanan tersebut disertaidengan sikap positif dan respek terhadap pandangan politik orang lain, rasasaling percaya, serta keinginan bekerjasama untuk mencapai tujuan. (Pye,Lucian; Democracy and Its Enimes; dalam Hollfield, James F& Jillson, Calvin;Path Ways to Democracy: The Political Economy of Democratiic Transition;Routledge, Great Britain, 2000.

Page 36: ANGKASA CENDEKIA · yang lebih luas dengan bagian-bagian dunia lain, ... tidak hanya kepada pasien psikiatri, dan juga dapat diterapkan pada ingatan sosial kelompok,

35Edisi Juli 2009

ANGKASA CENDEKIA

negara yang mengalami proses demokrasi mempunyai waktu untukmemperkuat posisinya dalam perkembangan ekonomi global,sehingga negara-negara demokrasi baru di Asia, Afrika dan AmerikaLatin selama tahun 1950-1960-an terpuruk oleh perang dingin danterperangkap dalam ketergantungan kepada negara-negara barat.Nasib ekonomi dan lejitimasi di banyak negara berkembangnampaknya berada di tangan negara bangsa Amerika dan Eropa (parapemilik bank, perusahaan multi nasional, dan sebagainya) dankerabatnya, seperti World Bank dan IMF. Perlu dicatat dua lembagatersebut didirikan setelah Perang Dunia II untuk membantu stabilisasiekonomi internasional dengan menyediakan loan untuk pembangunanekonomi dan bantuan dana untuk masalah anggaran belanja se-ra bantuan dana untuk penyehatan ekonomi. Dalam kasus yangsama, Uni Soviet mempunyai negara-negara sebagai client,khususnya, di Eropa Tengah yang tergantung sama sekali secarapolitik dan ekonomi dengan Uni Soviet.

Dalam banyak negara berkembang, demokrasi dengan cepatberubah menjadi pseudo democracy karena muncul kronisme, kolusidan korupsi termasuk mengkorupsi bantuan dari Work Bank danIMF. Akibatnya, ekonomi negara berkembang menjadi hancurberantakan, dan biasanya diikuti dengan krisis anggaran belanja daninflasi yang tinggi. Seringkali situasi semacam ini dimanfaatkan olehmiliter untuk menegaskan dirinya sebagai lembaga yang dapatmemelihara ketertiban dalam masa transisi. Kata kunci daripembangunan politik dan keterbelakangan selama tahun 1960-andan 1970-an adalah ketergantungan, buyarnya demokrasi danmunculnya authoritarian baru. Para pengikut aliran Marx dan kaumstrukturalis tiba-tiba muncul dan mencoba menjelaskan mengapaproses demokratisasi gagal di banyak negara.

Sementara itu studi yang di lakukan oleh Gretchen Casper danMichelle M. Tailor, dalam bukunya berjudul Negotiating Democracy :Transition from Authoritarian Rule; Universityof Pitsburgh Press(1996)6 menyebutkan bahwa dari 24 negara yang diteliti (semuanyadalam konteks masa transisi dari negara otoriter menuju demokrasi),

6 Gretchen Casper & Tailor, Michelle M; Negotiating democracy: Transition fromAuthoritarian Rule;Universty of Pittsburgh Press,1996).

Page 37: ANGKASA CENDEKIA · yang lebih luas dengan bagian-bagian dunia lain, ... tidak hanya kepada pasien psikiatri, dan juga dapat diterapkan pada ingatan sosial kelompok,

36 Edisi Juli 2009

ANGKASA CENDEKIA

sebanyak delapan gagal mencapai demokrasi. Mereka itu adalah:Afganistan, Angola, Iran, Bolivia, Kenya, Liberia, Myanmar danRomania. Sebanyak tujuh negara berhasil melakukan apa yangdisebut instalasi demokrasi. Mereka itu adalah Brazil, Honduras,Nigeria, Philipina, Sudan, Turki dan Uganda. Sebanyak sembilanberhasil membangun konsolidasi demokrasi. Mereka itu adalahArgentina, Cili, Yunani, Hongaria, Polandia, Portugal, Korea Selatan,Spanyol dan Uruguay.

Studi ini seakan-akan ingin menegaskan bahwa arah masatransisi tidak selalu merupakan jalan linier menuju demokrasi. Dalamperjalanan panjang yang melelahkan dari sistem otoriter menujudemokrasi selalu terjadi kemungkinan arus belok menuju ke tatananlama.

Memahami proses demokratisasi gelombang ketiga dapatdilakukan dengan melihat cara yang ditempuh masyarakat yangberbeda dari negara-negara seantero dunia. Sejauh ini terdapat tigamodel terjadinya proses demokratisasi. Model tersebut adalah sebagaiberikut. Pertama, jalan terbukanya demokratisasi dimulai dari militerdengan harapan agar keikutsertaan mereka mengambil bagian dalamproses transisi masih memberikan peran mereka pada bidang politik.Hal itu terjadi antara lain Eropa Selatan, misalnya Yunani, Spanyoldan Portugal. Di Amerika Latin antara lain di Brazil, Argentina danChili. Kedua, transisi tumbuh dari pemerintahan yang otoriter dalambentuk partai tunggal seperti dalam kasus Taiwan, Filipina dan AfrikaSelatan. Ketiga, proses demokrasi muncul dari rejim yang dikuasaioleh komunis sebagaimana terjadi di Eropa Tengah dan bekas UniSoviet.

Pertanyaan berikutnya dalam memahami negara-negara yangmengalami masa transisi adalah sebagai berikut: faktor apakah yangmenentukan kecepatan dan kemudahan yang membuat masyarakatmelakukan transisi? Dan langkah apa yang harus dilakukan agartransisi tersebut mengarah kepada demokrasi yang terkonsolidasi.Meskipun jawab tersebut tidak terlalu mudah, namun setidak-tidaknyatiga faktor sebagai berikut yang dapat menjelaskan pertanyaan diatas. Pertama, kekuatan civil society pada saat terjadi proses transisi.Faktor ini penting sekali mengingat bahwa dalam masa seperti itu

Page 38: ANGKASA CENDEKIA · yang lebih luas dengan bagian-bagian dunia lain, ... tidak hanya kepada pasien psikiatri, dan juga dapat diterapkan pada ingatan sosial kelompok,

37Edisi Juli 2009

ANGKASA CENDEKIA

tidak hanya diperlukan suatu masyarakat yang dapat bertahanterhadap proses transisi tanpa merusak tertib politik melainkandiperlukan pula kemampuan masyarakat menyediakan alternatif bagilandasan hukum dan kepemimpinan yang baru. Kedua, kinerjaekonomi rejim baru, dan reformasi ekonomi yang dapat menjadikanjalan menuju terbentuknya pemerintahan yang dapat memperkuatcivil society. Ketiga, terbentuknya civic culture, penegakkan hukumserta pemilihan umum yang kompetitif, adil dan jujur.

Mencermati proses transisi dalam gelombang ketiga demokrasi,beberapa hal perlu dicatat sebagai berikut. Pertama, transisidemokrasi gelombang terakhir ini terjadi dengan kecepatan yangtinggi. Ibaratnya negara-negara tersebut berubah dari otoriter kedemokrasi hanya dalam satu hari. Oleh sebab itu masyarakat tidakmempunyai waktu yang cukup untuk mempersiapkan pemerintahanyang demokratis serta mengembangkan civic culture. Akibatnya,masyarakat banyak melakukan improvisasi dengan risiko mengalamikegagalan. Sementara itu demokrasi di Eropa Barat, Amerika Serikatserta bekas dominion Inggris mempunyai waktu yang cukup, satuatau dua abad untuk memperkuat tumbuhnya demokrasi secarabertahap.

Kedua, perbedaan antara transisi gelombang pertama dan ketigaadalah peran internasional atau eksternal sebagai unsur yangmendorong terjadinya proses demokratisasi. Globalisasi ekonomimemainkan peran yang penting dengan memberikan tekanan hampirpada semua masyarakat. Hanya beberapa negara yang dapatmenghindar dari migrasi serta sistem perdagangan dan keuanganinternasional.

Mengakhiri pembicaraan mengenai transisi menuju demokrasi,ingin disampaikan bahwa jalan yang secara spesifik mengantarkanwilayah-wilayah tertentu menuju demokrasi adalah kondisi sosial,politik dan ekonomi sebelum negara-negara tersebut mengalamitransisi. Misalnya kondisi sosial, politik dan ekonomi di negara EropaTimur, berbeda dengan kondisi-kondisi di negara birokratik otoritarianserta militer, seperti di Asia dan Amerika Latin maupun bekas negarajajahan di Afrika. Namun demikian terdapat satu kesamaan yangsangat perlu digarisbawahi yang terdapat pada negara-negara yang

Page 39: ANGKASA CENDEKIA · yang lebih luas dengan bagian-bagian dunia lain, ... tidak hanya kepada pasien psikiatri, dan juga dapat diterapkan pada ingatan sosial kelompok,

38 Edisi Juli 2009

ANGKASA CENDEKIA

mengalami proses transisi. Kesamaan tersebut adalah urgensimelakukan reformasi stabilitas ekonomi disertai dengan pertumbuhanekonomi yang memadai untuk merespon tuntutan masyarakat dantekanan-tekanan politik ekonomi domestik dan internasional. Satuhal yang sangat menonjol yang dapat dipelajari dari transisi gelombangketiga adalah kecilnya ruang manuver negara-negara demokrasi barudi bidang ekonomi. Lembaga-lembaga keuangan internasional(swasta atau pemerintah) dapat dengan cepat memberikan hukumankepada rejim yang tidak melakukan secara efektif program pemulihanekonominya.

Satu Dasawarsa ReformasiBangsa Indonesia selama satu dekade telah mengalami suatu

proses perubahan politik yang sangat subtansial. Suatu perubahanpolitik dari sistem ototarian ke demokrasi yang kalau dilihat dari tingkatpercepatan perubahan dapat dikategorikan sebagai sebuah revolusidemokrasi. Sebuah peristiwa yang bias disebut contradiction interminis, karena demokrasi tidak dapat dilakukan secara revolusioner.Sementara itu bangsa Indonesia dalam waktu yang sangat singkattelah terjadi perubahan yang luar biasa, mulai dari perubahan UUD1945, pemilihan presiden secara langsung, dibentuknya parlemenbikameral, pembentukan Mahkamah Konstitusi, pemilihan kepaladaerah langsung, dan sebagainya. Karakter revolusioner itulah yangmenyebabkan bangsa Indonesia tidak dapat menyusun konstitusiyang sempurna serta membangun lembaga dan kultur politik yangdapat segera menopang bayi demokrasi. Oleh karena itu wajahperpolitikan di Indonesia selama lebih kurang sepuluh tahun saratdengan pertarungan politik dari para elit yang ingin berkuasa,mempertahankan kekuasaan atau mereka yang ingin lebih berkuasa.Kiblat politik yang sangat didorong oleh godaan nafsu berkuasa telahmenyingkirkan jauh-jauh arti politik sebagai perjuangan bersamamewujudkan cita-cita luhur bangsa. Manuver politik didominasi olehnafsu berkuasa sehingga jagad politik Indonesia sarat dengan intrikdan kompromi politik yang pragmatis dan oportunistik, politik uang,tebar pesona dan janji kosong sebagai alat merayu dukungan,perselingkuhan politik dan segala bentuk serta manifestasi

Page 40: ANGKASA CENDEKIA · yang lebih luas dengan bagian-bagian dunia lain, ... tidak hanya kepada pasien psikiatri, dan juga dapat diterapkan pada ingatan sosial kelompok,

39Edisi Juli 2009

ANGKASA CENDEKIA

keserakahan mengejar kenikmatan kekuasaan. Selain beberapafaktor obyektif di atas, aspek utama yang menyebabkan transisi politikseakan-akan berjalan tanpa arah disebabkan pula oleh karena paraelit politik tidak memahami konsep-konsep dasar politik dan tatanegara untuk menyusun tatanan kehidupan demokrasi ke depan.

Sebagian besar elite lebih mengedepankan daftar keinginansubyektif yang dikemas secara retorik sekadar mendapatkandukungan atau popularitas masyarakat. Kedangkalan memahamikonsep adalah salah satu contoh yang dapat dilihat dalammerumuskan Indonesia sebagai negara kesatuan dalam aturan dasaryang disebut konstitusi. Dalam alam pikiran para perumusamandemen UUD 1945 yang sangat gandrung negara kesatuan,nampaknya untuk mewujudkan negara kesatuan cukup merumuskankeinginan tersebut dalam konstitusi sehingga Negara KesatuanRepublik Indonesia akan langgeng. Hal itu dapat disimak dalam pasal1, ayat (1) UUD 1945 yang berbunyi sbb: “Negara Indonesia adalahNegara Kesatuan yang berbentuk republik’. Rumusan tersebut jelasdan limitatif bahwa negara Indonesia adalah negara kesatuan, jadikalau bukan negara kesatuan bukanlah Negara Indonesia. Untuklebih kuat agar negara kesatuan tidak goyah dan tidak dapat di uthak-uthik lagi, pasal tersebut dikunci melalui ketentuan pasal 37 ayat (5)yang berbunyi sbb: “Khusus mengenai bentuk Negara KesatuanRepulik Indonesia tidak dapat dilakukan perubahan”. Para penyusunUUD 1945 nampaknya sangat meyakini bahwa kalimat dalam UUD1945 sudah sedemikian sakti sehingga dengan mencantumkanrumusan tersebut negara kesatuan tidak dapat diubah.Pertanyaannya: apakah benar keputusan politik tidak dapat diubah.Apakah benar bangsa Indonesia tidak akan mengalami dinamikapolitik yang mungkin akan mengubah struktur kekuasaan yangdianggap lebih responsif terhadap dinamika perkembangan politikke depan. Mereka nampaknya lupa bahwa dalam hidup ini, lebih-lebih kehidupan politik selalu berubah. Dimanika politik telahmembuktikan bahwa UUD ’45 yang pernah dijadikan jimat ternyatadapat diamandemen sebanyak empat kali.

Nampaknya para penyusun UUD 1945 menyadari juga bahwamerumuskan pasal tersebut adalah sesuatu yang mustahil atau tidakmasuk akal. Oleh Karena itu, meskipun sudah terdapat pasal yang

Page 41: ANGKASA CENDEKIA · yang lebih luas dengan bagian-bagian dunia lain, ... tidak hanya kepada pasien psikiatri, dan juga dapat diterapkan pada ingatan sosial kelompok,

40 Edisi Juli 2009

ANGKASA CENDEKIA

menjamin kelestarian UUD 1945, penyusunan konstitusi memberikankemungkinan perubahan pasal tersebut dengan merumuskan pasal37 ayat (3) sbb: “Untuk mengubah pasal-pasal UUD 1945, sidangMPR dihadiri oleh sekurang-kurangnya 2/3 dari jumlah anggota MPR”.Pasal yang sama pada ayat berikutnya (4) lebih menegaskan lagi,dengan bunyi sbb: “Putusan untuk mengubah pasal UUD 1945dilakukan dengan persetujuan sekurang–kurangnya lima puluh persenditambah satu anggota dari seluruh anggota MPR.” Keseluruhanilustrasi tersebut hanya memberikan beberapa kesan sebagai berikut:Pertama, para penyusun konstitusi tidak memahami konsepbernegara secara mendalam. Kedua, percaya bahwa kalimat bagusdalam konstitusi dan dapat bertuah dan mempunyai kekuatan magisyang dapat menjamin kehendak agar negara kesatuan tidak berubah.Namun yang jelas rumusan kontradiktif tersebut bagi masyarakatmenimbulkan kebingungan, setidak-tidaknya kontroversial dalammemahami konstitusi yang telah diamandemen empat kali.

Hal yang mirip juga dilakukan dalam melakukan desentralisasi.Kalau semangat dan komitmen terhadap bentuk negara kesatuanakan dipertahankan, maka prinsip-prinsip tersebut secara konsistenharus dijadikan pegangan dalam melakukan kebijakan desentralisasi.Salah satu prinsip yang penting adalah besaran urusan dankewenangan yang didelegasikan ke daerah berasal dari pemerintahpusat. Konsekwensinya bila daerah tidak dapat mengembangkankewenangan yang diberikan tidak dilaksanakan secara bertanggungjawab, atau terjadi krisis pemerintahan daerah, pemerintahan pusatharus mempunyai instrumen dan mekanisme menyelesaikan kemeluttersebut. Pemicu krisis di daerah yang paling potensial adalahtiadanya jaminan hubungan kekuasaan yang simetris di tataran politiklokal. Lebih-lebih kalau calon independen untuk pemilihan kepaladaerah telah menjadi keputusan politik. Asimetris hubungankekuasaan antara kepala daerah dan parlemen lokal menjadi potensikonflik daerah yang berlarut-larut.

Dalam hal intervensi pemerintah pusat terhadap krisispemerintahan daerah, harus dilakukan berdasarkan prinsip-prinsipdemokratis, seperti aturan yang jelas, evaluasi yang obyektif sertabimbingan yang cukup dan sebagainya. Tetapi karena desentralisasiselama ini tidak dilakukan dengan pakem yang konsisten, banyaksekali terjadi konflik antara kepala daerah dan parlemen lokal yang

Page 42: ANGKASA CENDEKIA · yang lebih luas dengan bagian-bagian dunia lain, ... tidak hanya kepada pasien psikiatri, dan juga dapat diterapkan pada ingatan sosial kelompok,

41Edisi Juli 2009

ANGKASA CENDEKIA

berlarut-larut. Misalnya, mengenai penyusunan AnggaranPendapatan Belanja di Daerah.

Dalam mengantisipasi krisis pemerintahan mungkin dapatmengambil perlajaran negara India. Meskipun bentuk negara Indiaadalah quasi federal, namun bila terjadi krisis pemerintahan di negarabagian (state), presiden mempunyai kewenangan diskresi, melaluipasal 356 Konstitusi, membubarkan parlemen di negara bagian danmemecat gubernur. Namun kewenangan tersebut dilakukan melaluipersyaratan yang sangat ketat. Pertama, diskresi harus merupakanjalan terakhir setelah segala upaya sebelumnya tidak dapat mengatasimasalah tersebut. Kedua, presiden harus mendapatkan persetujuankedua parlemen dan benar-benar memperhatikan laporan gubernur.Ketiga, pernyataan situasi dalam keadaan darurat oleh presidendapat dilakukan judicial review kepada Mahkamah Agung. BilamanaMahkamah Agung menolak, maka gubernur dan Lembaga Perwakilandi daerah (state) dapat berfungsi kembali. Pengaturan yang rumittersebut selain untuk mencegah agar presiden tidak sembaranganatau menyalahgunakan kewenangan yang kontroversial tersebut.Oleh sebab itu kewenangan presiden tersebut tidak multak dan tetapdalam kerangka demokrasi. Pengalaman tersebut kiranya sangatberharga untuk dijadikan konsiderasi membuat regulasi yangkomprehensif. Dengan demikian munculnya calon independen tidaksaja semakin membuka peluang tumbuhnya demokrasi, tetapi jugamerupakan momentum untuk mewujudkan kehidupan politik yangstabil, pemerintahan yang efektif serta sistem kepartaian yangmultipartai.

Pemekaran daerah juga menandai betapa desentralisasisemakin tidak terkendali serta tidak menjamah kepentinganmasyarakat. Sumber utama kegagalan pemekaran daerah adalahmenjadikan pemekaran daerah seringkali hanya sebagai ladangbisnis politik para elit politik serta sementara di kalangan birokrasipemerintahan. Peraturan Pemerintah No. 129 tahun 2000 yangmengatur pemekaran daerah meskipun dianggap kurang sempurna,namun sebenarnya cukup ketat mengatur pemekaran. Namunkadang kala karena nafsu untuk berkuasa lebih dari niat untukmenyejahterakan masyarakat, maka pemekaran hanya menjadimedan pertarungan kepentingan pribadi dan golongan. Sehinggadalam praktiknya, tidak jarang persyaratan pemekaran baik yangbersifat kualitatif maupun kuantitatif dapat lolos berkat deal-deal politik

Page 43: ANGKASA CENDEKIA · yang lebih luas dengan bagian-bagian dunia lain, ... tidak hanya kepada pasien psikiatri, dan juga dapat diterapkan pada ingatan sosial kelompok,

42 Edisi Juli 2009

ANGKASA CENDEKIA

yang sangat oportunistik dan pragmatis. Lebih-lebih pembuatan UUpemekaran tidak terlalu sulit karena praktis hanya mengubah sedikitkonsideran dan diktum dari UU yang telah ada dengan daerah baru.Kalau semangat para pengambil kebijakan tidak berubah, meskipunPP 129/2000 telah diganti dengan PP7 8/2007 yang lebih ketatpersyaratannya, tidak menjamin bahwa pemekaran akan bermanfaatbagi masyarakat.

Manipulasi Demokrasi ProseduralPerilaku para elit telah memanipulasi demokrasi prosedural.

Mereka menganggap sudah mendapatkan legitimasi kalau sudahmengikuti prosedur dan regulasi yang mereka buat sendiri. Denganmengatasnamakan rakyat mereka bahkan dapat menguras kekayaannegara untuk dinikmati sendiri atau bersama kelompoknya. Perilakupara elit yang sangat merusak tatanan tersebut kalau tidak segeradihentikan akan menggerogoti modal sosial (social capital) bangsayang selama satu dekade ini dapat dijadikan aset dalam melakukantransisi politik. Modal sosial yang disumbangkan masyarakat dalammasa transisi adalah kesanggupan rakyat melakukan kompetisi politiksecara relatif dan adil secara maraton sejak tahun 1999. Kontribusitersebut lebih fenomenal lagi karena rakyat Indonesia sejakpertengahan tahun 2005 sampai dengan bulan Desember 2008 telahmelakukan pemilihan kepala daerah lebih kurang 466 kali pemilihanbupati/walikota dan 32 kali pemilihan gubernur. Bahkan pemilihankepala daerah dapat dilakukan di Aceh, dimana wilayahnya tersebutpernah mengalami perang saudara lebih dari dua puluh tahun, pilkadadapat dilakukan dengan damai dan adil. Hal yang sama terjadi diPapua. Provinsi di ujung timur yang sebelum pilkada Irjabar diwarnaidengan ketegangan yang sangat tinggi, terutama berkenaan denganeksistensi Irjabar, artinya pilkada di provinsi tersebut dapat dilakukandengan damai pula.

Makna penting yang dapat dipetik bahwa meskipun transisi politikdilakukan dengan sangat cepat, tetapi kontestasi politik yang dilakukandalam skala yang masif dapat dilakukan dengan aman. Hal itumenunjukkan bahwa bangsa Indonesia mempunyai peradaban yangcukup tinggi sebagai landasan untuk menjadi bangsa yang besar.Pertarungan politik yang rawan konflik komunal karena bangsaIndonesia disebabkan ikatan-ikatan primordial kesukuan, ras, bahasa,agama serta pengelompokan eksklusif lainnya ternyata tidak

Page 44: ANGKASA CENDEKIA · yang lebih luas dengan bagian-bagian dunia lain, ... tidak hanya kepada pasien psikiatri, dan juga dapat diterapkan pada ingatan sosial kelompok,

43Edisi Juli 2009

ANGKASA CENDEKIA

membawa ekses yang destruktif dalam masyarakat. Oleh sebab itubanyak kalangan baik dalam negeri maupun luar negeri yangmemberikan apresiasi terhadap keberhasilan pemilihan umum diIndonesia7. Salah satunya adalah dalam tajuk majalah TheEconomist, tahun 20048.

Mencermati perkembangan tersebut, proses transisi politikmemberikan makna bahwa meskipun masa-masa kritikal telahdilewati, namun reformasi politik harus segera dibenahi. Legimasipolitik prosedural harus segera ditingkatkan menjadi legitimasi politikyang bermartabat mendesak untuk dilakukan. Membiarkan demokrasiprosedural dimanipulasi oleh elit politik hanya akan memberikanpembenaran yang merasa mendapat mandat rakyat untuk merusaktatanan demokrasi. Membiarkan demokrasi prosuderal dijadikan alatlegitimasi juga akan mengakibatkan bayi demokrasi tumbuh menjadidemokrasi kunthet. Perpolitikan semacam itu jelas lebih banyakmudaratnya dari pada manfaatnya bagi masyarakat. Reformasi masihjauh dari pembentukan sikap dan perilaku yang santun, yaknimengutamakan kepentingan umum serta berpolitik yang didasarkanatas komitmen lahir batin untuk mewujudkan kehidupan bersamayang sejahtera.

Oleh sebab itu proses transformasi politik harus terusdisempurnakan. Agenda yang sangat penting melakukanpenyempurnaan terhadap berbagai regulasi politik sistempemerintahan, sistem pemilihan umum dan sistem kepartaian.Beberapa prinsip mendasar yang harus dijadikan acuan dalam

7 Bandingkan dengan pemilu di Timor Leste, negara berpenduduk lebih kurangsatu juta, pemilihan umum diancam kurusah atau bahaya konflik yangberkepanjangan (Harian Kompas, Selasa, 10 April 2007, halaman 6). Sertapemilu di Zimbabwe bulan Desember 2007 yang mengakibatkan ribuan orangmeninggal dan meninggalkan negara karena situasi yang kaotik.8 The Economist, edisi bulan 10-16 Juli, 2004: “But perhaps there is a lesson inIndonesia’a experience not just for Islamic countries, but for one of Asia’s othergiants too. The party men who run Chinan like to argue that democracy thatdemocracy is unsuited to a poor, sprawling country that has no experience of it:chaos is what China’s leaders say the fearabove all. But it does now seem thatIndonesia-a polyglot rag-bag of islands that emerged as anation only throughthe accident of having been collectively administered by the dutch-has given theworld apowerful cunter-example”.

Page 45: ANGKASA CENDEKIA · yang lebih luas dengan bagian-bagian dunia lain, ... tidak hanya kepada pasien psikiatri, dan juga dapat diterapkan pada ingatan sosial kelompok,

44 Edisi Juli 2009

ANGKASA CENDEKIA

menyusun penyempurnaan regulasi politik adalah sebagai berikut.Pertama, proses demokratisasi yang sedang berlangsung dewasaperlu dipertahankan, bahkan secara gradual proses demokratisasijuga harus dapat melembagakan dan terkonsolidasi. Kedua,sementara itu pada saat yang sama diperlukan pemerintahan yangefektif agar rakyat dapat menikmati secara konkrit hasil dari prosesdemokrasi dalam wujud kesejahteraan masyarakat yang semakinbaik. Hal itu harus menjadi pilihan mengingat demokrasi dalam dirinyaselalu mengandung kontradiksi antara governability (pemerintahanyang efektif) disatu pihak, representativeness (keterwakilan) di pihaklain.

Secara lebih rinci prinsip-prinsip tersebut harus dituangkan dalamperatuaran perundangan sebagai berikut. Pertama, dalam UUPemilihan Umum, prinsip-prinsip tersebut adalah: (1) meningkatkanakuntabilitas wakil rakyat dengan pemilihnya; (2) demokratisasi dalammekanisme pencalonan kandidat anggota lembaga perwakilan; (3)penguatan dan perluasan basis keanggotaan Dewan PerwakilanDaerah; (4) mempertegas sistem auditing dan pengelolaan dana-dana politik yang digunakan dalam proses pemilu. Sementara itu UUpemilihan presiden disempurnakan dengan persyaratan partai-partaiyang mencalonkan presiden harus memenuhi komitmen setidak-tidaknya selama lima tahun tetap konsisten menjadi pendukungpemerintah.

Kedua, kehidupan kepartaian harus didukung oleh suatu regulasiyang mempunyai pardigma sbb: (1) pengkaderan partai politik;(2) mendorong kepemimpinan partai yang demokrasis; (3) mendorongpenggabungan partai-partai kecil dan partai-partai yang gagalmendapatkan Eletoral Thershold (ET) berdasarkan persamaankepentingan maupun idelogi kepemihakan ; (4) mendorong prosesinstitusional partai dengan mempunyai sumberdaya yang independen;serta, (5) larangan merangkap jabatan bagi pengurus partai yangterpilih menjadi pejabat publik. Ketiga, prinsip penyempurnaan UUSusunan dan Kedudukan MPR dan Lembaga Perwakilan Rakyatadalah sebagai berikut: (1) peningkatan kemampuan danakuntabilitas lembaga dan anggota DPR; (2) pertanggungjawabanyang jelas bagi setiap anggota DPR yang melakukan reses; (3)meningkatkan hubungan antara anggota DPR dan DPD perlupembentukan kantor DPD dan DPR di daerah agar terjadi komunikasipolitik yang intensif antara wakil rakyat dan konstituensinya; (4)

Page 46: ANGKASA CENDEKIA · yang lebih luas dengan bagian-bagian dunia lain, ... tidak hanya kepada pasien psikiatri, dan juga dapat diterapkan pada ingatan sosial kelompok,

45Edisi Juli 2009

ANGKASA CENDEKIA

peningkatan efektivitas lembaga DPR dilakukan dengan penciutanjumlah pengelompokan politik (fraksi) di DPR dengan menentukanjumlah minimal anggota fraksi di DPR sama dengan jumlah komisi;(5) harmonisasi hubungan DPR dan DPD dengan membentuk panitiabersama (joint committee) DPR-DPD untuk mengatur mekanismepembahasan RUU yang menjadi kewenangan DPD & DPR; (6)memperjelas fungsi MPR. Hal itu dapat dilakukan dengan mengubahlembaga pimpinan MPR permanen menjadi fungsional, yaitumemimpin siding gabungan DPR-DPD. Selain itu memberikankewenangan MPR membentuk joint committee dan peraturan tentangsidang gabungan (joint session) serta membentuk komisi konstitusimembantu MPR menyiapkan bahan amandemen UUD 1945.

Dewasa ini sedang berlangsung pembahasan di DPR rencanaundang-undang SUSDUK. Tidak mustahil dalam pembahasantersebut akan terjadi kompromi-kompromi politik yang tidak sejalandengan aspirasi masyarakat. Oleh sebab itu, seandainya beberapaparadigma tersebut telah dikalahkan dengan kompromi politik yangoportunistik, tidak berarti masyarakat harus menyerah dan menjaditidak peduli. Justru sebaliknya, masyarakat justru harus membangunkekuatan agar dapat mengontrol perilaku anggota parlemen yangtelah memanipulasi mandat rakyat. Masyarakat harus disadarkanpula bahwa kedaulatan yang dimilikinya tidak tersedot habis,terabsorsi , oleh lembaga perwakilan rakyat. Dalam negarademokrasi rakyat berdaulat sehari dua puluh empat jam. Oleh sebabsudah pada tempatnya rakyat selalu mengontrol wakil-wakilnya yangtidak melaksanakan tugasnya dengan baik.

Dengan melakukan penyempurnaan tersebut diharapkan dalammenapak masa depan, transformasi politik berjalan berdasarkanparadigma serta landasan pemikiran yang jelas dan benar. Kurunwaktu sepuluh tahun proses demokrasi, harus dapat dijadikantonggak penyempurnaan kehidupan politik di masa depan. Mudah-mudahan sementara kalangan yang merasa cemas dengan prosestransisi dewasa ini tidak perlu terlalu khawatir bahwa transformasipolitik di Indonesia menuju ke arah kegagalan. Berbagai pengalamanselama sepuluh tahun reformasi, telah membuktikan bahwa bangsaIndonesia mempunyai akar peradaban yang dapat dijadikan modalbangsa ini melanjutkan reformasi menuju suatu kehidupan politik yangdemokratis untuk mewujudkan masyarakat yang adil dan sejahtera.

Tranformasi politik yang telah berjalan selam lebih kurang sepuluhtahun telah membawa perubahan politik yang sangat mendasar.

Page 47: ANGKASA CENDEKIA · yang lebih luas dengan bagian-bagian dunia lain, ... tidak hanya kepada pasien psikiatri, dan juga dapat diterapkan pada ingatan sosial kelompok,

46 Edisi Juli 2009

ANGKASA CENDEKIA

Karena yang terjadi bukan sekadar perubahan struktur dan sistemkekuasaan, tetapi yang lebih mendasar adalah perubahan peradaban.Artinya sistem kekuasaan baru bila dilaksanakan harus semakinmenghargai harkat dan martabat manusia.

Bangsa Indonesia harus memikirkan secara cerdas agendaapakah yang paling mendesak dalam kurun waktu lima sampaisepuluh tahun yang akan datang agar dapat menyelamatkan bayidemokrasi. Dalam menentukan agenda tersebut yang harusdiperhatikan adalah tuntutan rakyat yang semakin keras agardemokrasi segera dapat menghasilkan tingkat kesejahteraan yangdibutuhkan rakyat. Untuk itu dua hal yang harus dipertimbangkansecara matang. Pertama, adalah kepemimpinan nasional lima tahunmendatang. Kedua, mengenai agenda yang menjadi prioritas adalahbagaimana demokrasi dapat menghasilkan peningkatankesejahteraan masyarakat. Sementara itu modal bangsa ini tidakperlu dikhawatirkan. Bangsa Indonesia mempunyai kekayaan yangsangat melimpah untuk dijadikan modal agar bangsa Indonesiamenjadi bangsa yang makmur dan modern. Karena selain memilikisumber daya alam yang melimpah, demokrasi yang stabil; tetapiyang lebih penting lagi, Bangsa Indonesia mempunyai modal sosialyaitu peradaban bangsa yang menghargai nilai-nilai kemanusian.

*****

Page 48: ANGKASA CENDEKIA · yang lebih luas dengan bagian-bagian dunia lain, ... tidak hanya kepada pasien psikiatri, dan juga dapat diterapkan pada ingatan sosial kelompok,

47Edisi Juli 2009

ANGKASA CENDEKIA

Information Fusion for Terrain StateFeasibility Assessment Based on

Maximum Score of The Total Sum ofJoint Probabilities Method*)

Oleh Mayor Lek Arwin D. W Sumari, S.T., M.T.Dosen Golongan V AAU

Departemen Elektronika, Akademi Angkatan Udara

Abstract

T errain state is one of very important aspects in conducting logistics support for

remote locations or locations that cannot bereached by normal transportation infrastructureespecially after natural disasters. Before decid-ing the most appropriate transportation media forconducting logistics support mission, the autho-rized authority has to assess many aspects inorder that the mission can be done safely and

securely in quick manner. Before the decision is made, the autho-rized authority has to have high Degree of Certainty (DoC) when ex-ecuting the mission.For this purpose, we propose a novel information fusion method calledMaximum Score of the Total Sum of Joint Probabilities (MSJP).In this paper we give a plain explanation in designing and implement-

*) Makalah ilmiah ini adalah versi lengkap dari makalah yang telah dipresentasikanpada forum “International Graduate Conference on Engineering and Science 2008(IGCES2008)” yang diselenggarakan oleh School of Postgraduate Student,Universiti Teknologi Malaysia (UTM), Johor, Malaysia pada 23-24 Desember 2008.See [8] for the detail.

Page 49: ANGKASA CENDEKIA · yang lebih luas dengan bagian-bagian dunia lain, ... tidak hanya kepada pasien psikiatri, dan juga dapat diterapkan pada ingatan sosial kelompok,

48 Edisi Juli 2009

ANGKASA CENDEKIA

ing Information Fusion System for Terrain State Feasibility As-sessment (IFS-TSFA) that utilizes MSJP method. The system’soutcome is DoCs of all available decision support information thatcan be selected by the decision maker. A simple example will begiven as well as the results from our research.

Keywords: decision support, degree of certainty, IFS-TSFA, in-formation fusion, MSJP, terrain assessment.

A quick and accurate decision is the first thing that has to bedone when something that can cause big loss occurs such as natu-ral disasters. When this phenomenon occurs, transportation infra-structures such as roads and bridges are destroyed and these disin-tegrate the connections between locations. Problems when thesedisconnected or remote locations need quick life supports such aslogistics. Before the authorized authority makes a decision on how todeliver the logistics support, the authority has to have comprehen-sive information to give an assessment regarding the most appropri-ate transportation media so that the mission execution does not bringanother problem. In order to deliver comprehensive information tothe authority as the decision maker, we propose a novel informationfusion method called Maximum Score of the Total Sum of Joint Prob-abilities (MSJP)1 . We utilize this method in a system called Informa-tion Fusion System for Terrain State Feasibility Assessment (IFS-TSFA).

The structure of the paper is as follows. Section 1 covers thepaper background followed with section 2 which covers some re-lated theories. In section 3 we present a simple logistics support mis-sion scenario and will be succeeded by section 4 which explains thedesign and implementation of IFS-TSFA for supporting the mission.The paper converges in section 5 with some concluding remarks.

1Metoda Maximum Score of the Total Sum of Joint Probabilities (MSJP)diperkenalkan pertama kali oleh Mayor Lek Arwin D.W. Sumari S.T., M.T. dalamTesis Magister Teknik yang dipertahankannya pada bulan Maret 2008. Sejakakhir tahun 2008, metode tersebut telah berganti nama menjadi Metoda FusiPenginferensian-Informasi A3S (Arwin-Adang-Aciek-Sembiring) setelahdikenalkannya beberapa operator matematika baru sebagai pembeda signifikanterhadap metoda-metoda sejenis, lihat [7] untuk lebih lengkapnya. Pengembanganke depan A3S adalah Metoda Multi-Time Observation A3S (Mobius-A3S) untukaplikasi Sistem Berpengetahuan Tumbuh (knowledge growing system).

Page 50: ANGKASA CENDEKIA · yang lebih luas dengan bagian-bagian dunia lain, ... tidak hanya kepada pasien psikiatri, dan juga dapat diterapkan pada ingatan sosial kelompok,

49Edisi Juli 2009

ANGKASA CENDEKIA

Related Theories and ResearchesInformation FusionThe information fusion originates from the examination of the way

human makes a decision or an action in accurate and quick mannerafter having comprehensive information from the observations of aphenomenon. By using this information, human can also predict orestimate the situation that can probably occur in the future by com-bining recent information with the previous knowledge.

How can human have comprehensive information? If we makean observation of human sensing organs and brain, we can see thatthey establish a system called as human Information Fusion Sys-tem (IFS). The sensing organs act as the sensors that sense thephenomenon and deliver the phenomenon’s information to the hu-man brain. The brain fuses or joins all information collected by thesensors to obtain comprehensive information regarding the sensedphenomenon. By having this complete information human can makea decision or perform an action regarding this phenomenon. The il-lustration of the human information fusion system is depicted in Fig-ure 1.

Figure I Human information fusion system

Page 51: ANGKASA CENDEKIA · yang lebih luas dengan bagian-bagian dunia lain, ... tidak hanya kepada pasien psikiatri, dan juga dapat diterapkan pada ingatan sosial kelompok,

50 Edisi Juli 2009

ANGKASA CENDEKIA

Emulating Human Information Fusion SystemInformation fusion is one of human grandeur and if it can be emu-

lated to computer-based system, we argue that the system can givemany benefits in solving real-life problems that require quick and ac-curate decisions. In endeavor to create an information fusion sys-tem, many researches have been done in all over the world. Someearly researches prefer to use data fusion term [1]. But after we didsome studies on this matter, we found that “information fusion” termis the most appropriate term. According to [2], “information” term hasbroader definition than data. So, we prefer to use “information fusion”term throughout the paper.

We define information fusion as a method of fusing informationdelivered from diverse sources to obtain comprehensive informa-tion. The method in this definition is the method that emulates thehuman information fusion mechanism.

Three Matters in Emulating Human IFSBefore emulating human IFS, we have to know types of input that

perceive by human in his/her everyday life. Human perceives not onlyphysical inputs but also non-physical inputs. An example of physicaland non-physical inputs are input delivered from sensing organs andinput gathered by making a communication with others. In an IFS,these two types of input are analogy with inputs delivered from dis-tributed sensors, instructions or command from user/operator, andexisting database for physical inputs and information gathered fromcommunications with other systems or real-life models for non-physi-cal data.

The next matters have to be apprehended are how the inputs areprocessed and what kind of outputs we require. The input-output re-lation is mapped by using information fusion process models whilethe types of fusion are defined by information fusion class levels. Thelast thing is we need architecture to establish the IFS. There are sev-eral architectures that can be selected as well as their related infor-mation fusion methods.

Page 52: ANGKASA CENDEKIA · yang lebih luas dengan bagian-bagian dunia lain, ... tidak hanya kepada pasien psikiatri, dan juga dapat diterapkan pada ingatan sosial kelompok,

51Edisi Juli 2009

ANGKASA CENDEKIA

Page 53: ANGKASA CENDEKIA · yang lebih luas dengan bagian-bagian dunia lain, ... tidak hanya kepada pasien psikiatri, dan juga dapat diterapkan pada ingatan sosial kelompok,

52 Edisi Juli 2009

ANGKASA CENDEKIA

There are six process models that are commonly used for data/information fusion, namely intelligent cycle, joint director’s laboratory(JDL), OODA or Boyd’s loop, waterfall, dasarathy, omnibus, and anew hybrid process model [3]. These information fusion processmodels are depicted in Figure 2.

We use architectures defined by [4] for information fusion appli-cations domain as well as their respective information fusion me-thods as follow. They are centralized architecture which accepts rawdata or feature vector as inputs, autonomous architecture which ac-cepts feature vector inputs or raw data and produces joint declara-tion outputs or estimation of the state vector. Techniques that arecommonly used are voting, classical inference, and Bayes theorem,and hybrid architecture which is the combination the two previousarchitectures.

Information fusion level classes are classified as follow. Theyare pixel level fusion, feature level fusion, decision level fusion, andinferencing level fusion. The last class level is a new definition andthis level is applied to inferencing resulted from information inferenceprocesses that are done in previous level of information fusion [1].

Figure 2. Information fusion process models

(g) Hybrid

Page 54: ANGKASA CENDEKIA · yang lebih luas dengan bagian-bagian dunia lain, ... tidak hanya kepada pasien psikiatri, dan juga dapat diterapkan pada ingatan sosial kelompok,

53Edisi Juli 2009

ANGKASA CENDEKIA

A Simple Mission Scenario

We create a simple mission scenario as depicted in Figure 3. Inthis scenario we assume that location “F” in Area 3 is in alert condi-tion because of a natural disaster and needs logistics support. Know-ing this, the authorized authority as the decision maker which is basedin location “A” in Area 1 makes a plan to deliver logistics support to“F” via available connecting points, that is, locations “B”, “C”, “D”,and “E”.

In order that the decision maker can make a quick and accuratedecision so the mission can be accomplished safely and success-fully, he/she has to have comprehensive information regarding thecurrent situation so as to estimate the most appropriate transporta-tion means to deliver the logistics support. There are three alterna-tives of transportation mediums to deliver the logistic, that is, via air,water (sea), and land. The availability of the transportation medium isdetermined by four subfeatures, namely transportation links, forestcondition, seashore condition, and mountain condition. The trans-portation medium data is presented in Table 1 to Table 3 [5]. In thisexample we assume that the medium state in all connecting pointsis the same.

This simple mission scenario is a kind of multi-hypothesis multi-indication problem. In the other words, given medium state indica-tions, what the most likely transportation medium selected as thebasis for decision making. For this purpose, we propose, design,and implement Information Fusion System for Terrain State Feasibil-ity Assessment (IFS-TSFA). The task of this system is to deliver com-prehensive information to the decision maker as the basis for deci-sion making. So, in the next section we will present the design andimplementation of IFS-TSFA.

Page 55: ANGKASA CENDEKIA · yang lebih luas dengan bagian-bagian dunia lain, ... tidak hanya kepada pasien psikiatri, dan juga dapat diterapkan pada ingatan sosial kelompok,

54 Edisi Juli 2009

ANGKASA CENDEKIA

Page 56: ANGKASA CENDEKIA · yang lebih luas dengan bagian-bagian dunia lain, ... tidak hanya kepada pasien psikiatri, dan juga dapat diterapkan pada ingatan sosial kelompok,

55Edisi Juli 2009

ANGKASA CENDEKIA

IFS-TSFA Design and ImplementationRecalling Section 2, the system will receive raw data as its in-

puts and do fusion to the data to obtain comprehensive information.The system then converts the outputs becoming features as the nextinformation fusion level’s inputs. So, the appropriate information fu-sion process model is the hybrid model supported by autonomousarchitecture and feature fusion class level. By referring to the aboveconcept, we can establish our IFS-TSFA as depicted in Figure 4.

Information Fusion MethodThe heart of an IFS is the information fusion method. We have

mentioned that the created scenario is a multi-hypothesis multi-indi-cation problem. Of the mature data fusion methods that have beenused for years is Bayes method combined with Maximum A Poste-riori (MAP) technique. Our investigation shows that this method-com-bination has limitations when handling such a problem. Equation (1)shows Bayes method.

where i = 1,…,n is the number of hypothesis and j = 1,…,m is thenumber of indication. We can see that by using this method, systemwill be confuse to select the best estimation hypothesis from all avail-able ones as illustrated in Table 4.

Table 4. Bayes method illustration

(1)

Page 57: ANGKASA CENDEKIA · yang lebih luas dengan bagian-bagian dunia lain, ... tidak hanya kepada pasien psikiatri, dan juga dapat diterapkan pada ingatan sosial kelompok,

56 Edisi Juli 2009

ANGKASA CENDEKIA

After noting Bayes method’s limitations, we propose a novel informa-tion fusion method called Maximum Score of the Total Sum of JointProbabilities (MSJP) [6,7] as presented in Equation (2).

where i = 1, ...,n is the number of hypothesis and j = 1, ...,m is thenumber of indication. The P(Ai B1 & ... & B1) notation means as“joint (fused) probabilities” of all a posteriori probabilities from the samehypothesis. The word “estimated” means the selected hypothesis isthe most likely hypothesis from all available hypothesis given indi-cation. P(Ai Bj ) estimated is the largest value of P (Ai B1 & ... & B1 ) orwe call is as degree of certainty (DoC). MSJP mechanism is illus-trated in Table 5

Table 5. MSJP method illustration

(2)

Page 58: ANGKASA CENDEKIA · yang lebih luas dengan bagian-bagian dunia lain, ... tidak hanya kepada pasien psikiatri, dan juga dapat diterapkan pada ingatan sosial kelompok,

57Edisi Juli 2009

ANGKASA CENDEKIA

Information Fusion ModelingThis system will not work before the information fusion mecha-

nism in each level is defined. In this example we only focus in twoinformation fusion levels, namely JDL Level 0 and Level 1. The infor-mation fusion mechanism implementations at these two levels are:

Level 0-MSJP method

Level 1

where “ + “ is information fusion operator.

IFS-TSFA Information Fusion ProductsLevel 0

Information fusion products at Level 0 are listed in Table 6, whileone fusion product example is depicted in Figure 4. Fusion productsat Level 0 only provide the decision maker a single view of eachlocation’s transportation medium availability, so it will take a time forhim/her to make a decision. This is the reason we need Level 1 fu-sion to combine all fused information into single integrated view.

Table 6. Medium states DoCs at all locations

(3)

(4)

Page 59: ANGKASA CENDEKIA · yang lebih luas dengan bagian-bagian dunia lain, ... tidak hanya kepada pasien psikiatri, dan juga dapat diterapkan pada ingatan sosial kelompok,

58 Edisi Juli 2009

ANGKASA CENDEKIA

Level 1Information fusion product at Level 1 is depected in Figure 5

Fusion Product InferencingAfter observing the Level 1 fusion product, the decision maker

will have situation awareness regarding the transportation mediumavailability in all areas. From Figure 5, it can be inferred that the larg-est DoC for the mission can be accomplished successfully is if thelogistics support is delivered via Sea or Air Medium. For the fastestdelivery, the decision maker can select Air Medium. Before the deci-sion is made, this inferencing is also used as the basis for preparingsupporting matters for the successfulness of the mission.

Concluding RemarksWe have presented the utilization of Maximum Score of the

Total Sum of Joint Probabilities (MSJP) information fusion method

Figure 4. Level O Information fusion product for area 3

Figure 5. Level I Information fusion product

Page 60: ANGKASA CENDEKIA · yang lebih luas dengan bagian-bagian dunia lain, ... tidak hanya kepada pasien psikiatri, dan juga dapat diterapkan pada ingatan sosial kelompok,

59Edisi Juli 2009

ANGKASA CENDEKIA

in producing fused information. We apply this method in IFS-TSFA toproduce comprehensive information regarding a phenomenon underobservation which in this case is transportation medium availabilityafter a natural disaster that disconnects locations. From our simpleexample it shows MSJP method is a promising method for informa-tion fusion purposes to support decision makers when making deci-sions in quick and accurate manner. If the example is a sample forlarger problems, then the method has big possibilities to be appliedto solve larger multi-hypothesis multi-indication problems.

Further works will be in elaborating the information fusion methodso as to provide better results. By this paper writing, we have imple-mented MSJP method in multi-agent-based information fusion sys-tems.

MSJP method is the stepping-stone for the development of anintelligent method for Knowledge Growing System (KGS) which isa new perspective in Artificial Intelligence. The more advancedversion of MSJP method is called as A3S Multi-Time ObservationInformation-Inferencing Fusion is now being developed by MayorLek Arwin D.W. Sumari, S.T., M.T. as a part of his Doctorate Dis-sertation in Electrical Engineering and Informatics field in InstitutTeknologi Bandung since 2008.

References

A.D.W. Sumari, and A.S. Ahmad, “Design and Implementation ofMulti Agent-Based Information Fusion System for Supporting Deci-sion Making (a Case Study On Military Operation)”, ITB Journal onInformation and Communication Technology, Vol. 2, No. 1, May, InstitutTeknologi Bandung, Bandung, Indonesia, May 2008, pp. 42-63. Avail-able: http://proceedings.lppm.itb.ac.id.

A.D.W Sumari, “Design and Implementation of MultiAgent-basedInformation Fusion System for Supporting Decision Making in Air Op-eration Planning”, Magister Teknik Thesis, Institut Teknologi Bandung,Bandung, Indonesia, March 2008. (in Indonesian).

Page 61: ANGKASA CENDEKIA · yang lebih luas dengan bagian-bagian dunia lain, ... tidak hanya kepada pasien psikiatri, dan juga dapat diterapkan pada ingatan sosial kelompok,

60 Edisi Juli 2009

ANGKASA CENDEKIA

A.D.W. Sumari, A.S. Ahmad dan A.I. Wuryandari, ”InformationFusion for Terrain State Feasibility Assessment based on MaximumScore of the Total Sum of Joint Probabilities Method”, Proceedings ofthe 1st International Graduate Conference on Engineering and Science2008 (IGCES2008), 23-24 Desember 2008, Universiti TeknologiMalaysia, Johor, Malaysia, C25, ISSN 1823-3287.

A.D.W. Sumari, 2008, “Mathematical Modeling of A3S (Arwin-Adang-Aciek-Sembiring) Information Inferencing Fusion”, TechnicalReport, Institut Teknologi Bandung, Bandung, Indonesia, 2008. (in In-donesian)

A.S. Ahmad, and A.D.W. Sumari, Multi-Agent InformationInferencing Fusion in Integrated Information System, School of Elec-trical Engineering and Informatics, Institut Teknologi Bandung, ITBPublisher, Bandung, Indonesia, 2008, ISBN 978-979-1344-31-9.

US Department of Defense, “Dictionary of Military and Associ-ated Terms”, Joint Publication 1-02. [Online]. Available: http://www.dtic.mil/doctrine/jel/new_pubs/ jp1_02.pdf, 2006.

Command Post Rehearsal of the Class 73rd Student Officer,School of Unity Command of the Indonesian Air Force, Jakarta, Indo-nesia, 2003.

D.L. Hall, and J. Llinas, Handbook of Multisensor Data Fusion,CRC Press LLC, 2001.

****

Page 62: ANGKASA CENDEKIA · yang lebih luas dengan bagian-bagian dunia lain, ... tidak hanya kepada pasien psikiatri, dan juga dapat diterapkan pada ingatan sosial kelompok,

61Edisi Juli 2009

ANGKASA CENDEKIA

PEMANFAATAN OPERASISERANGAN UDARA STRATEGIS

GUNA MENDUKUNG TUGAS-TUGASTNI ANGKATAN UDARA

PADA MASA MENDATANG

Oleh Mayor Pnb Budi Ahmadi(Karuops Lanud Iswahyudi)

Dalam penyelenggaraan pertahanan negara, implementasi peran TNI Angkatan Udara

adalah menghadapi segala bentuk ancamanbaik ancaman militer maupun non militer yangmenggunakan media udara. Dalam menghadapiancaman militer, TNI Angkatan Udara berperansebagai komponen utama dengan didukung olehkomponen cadangan dan komponen pen-dukung, sedangkan dalam menghadapiancaman non militer, TNI Angkatan Udara

berperan sebagai penegak hukum dan penjaga keamanan di udaraserta sebagai pendukung bagi lembaga pemerintah di luar bidangpertahanan.1 Dalam melaksanakan peran tersebut maka diperlukansuatu doktrin yang baik kombinasi antara sejarah, teori dan teknologi- sebagai pedoman dalam pelaksanaan tugas TNI Angkatan Udara.

Doktrin TNI Angkatan Udara Swa Bhuwana Paksa 2007,menetapkan bahwa dalam pelaksanaan tugas-tugasnya, TNIAngkatan Udara mengadakan kegiatan Operasi Militer Perang (OMP)dan Operasi Militer Selain Perang (OMSP). Salah satu operasi militerperang yang dilaksanakan adalah operasi serangan udara strategisyang meliputi kegiatan operasi pengamatan dan pengintaian udarastrategis, operasi penyerangan udara dan operasi perlindungan

1Bujuklak Operasi Serangan Udara Strategis

1 Buku Petunjuk Induk TNI AU

Page 63: ANGKASA CENDEKIA · yang lebih luas dengan bagian-bagian dunia lain, ... tidak hanya kepada pasien psikiatri, dan juga dapat diterapkan pada ingatan sosial kelompok,

62 Edisi Juli 2009

ANGKASA CENDEKIA

udara.2 Namun demikian, konsep tentang operasi serangan udarastrategis yang dinamis dan terus berkembang, dihadapkan padakemampuan TNI Angkatan Udara yang terbatas, menghadapipermasalahan yang tidak ringan. Sampai saat ini TNI AU tidakmemiliki siklus penyusunan doktrin yang sesuai denganperkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta intensitasancaman, serta alutsista yang kurang memadai, telah melahirkanperbedaan pemahaman tentang konsep operasi serangan udarastrategis. Menyikapi kondisi ini, maka saran masukan dan analisatentang konsepsi serangan udara strategis tetap diperlukan agaroperasi udara yang diemban dapat dilaksanakan dengan baik.

Untuk mengurai segala permasalahan tentang pelaksanaan danpemanfaatan operasi serangan udara strategis maka perlu adanyaanalisa yang integral komprehensif, dengan membandingkan operasiyang sudah saat ini dibandingkan dengan konsepsi yang dimilikinegara-negara maju serta disesuaikan dengan pengalaman TNIAngkatan Udara, sehingga doktrin serta perangkat lunak tentangoperasi serangan udara strategis mampu memandu seluruh prajuritTNI Angkatan Udara dalam pelaksanaan tugas pada masamendatang.

Operasi serangan udara strategis telah berkembang dalambeberapa dekade, sebagai berikut :

a. Teori. Teori tentang serangan udara strategis pertamakali diucapkan pada tahun 1920-an oleh Giulio Douhet,Brigadir General Billy Mitchell dan Air Marshal HughTrenchard berupa high – altitude precision bombing,yang kemudian dikembangkan oleh US Air Corps TacticalSchool pada tahun 1930-an.

b. World War II. Sebelum tahun 1941, US Army Air Forcetelah membangun sebuah strategi berdasarkan teoriserangan udara strategis yang mengandalkan high-altitude, berupa serangan presisi pada siang hari untukmenyerang negara musuh dengan formasi besar yang

2 Doktrin TNI AU SBP 2007

Page 64: ANGKASA CENDEKIA · yang lebih luas dengan bagian-bagian dunia lain, ... tidak hanya kepada pasien psikiatri, dan juga dapat diterapkan pada ingatan sosial kelompok,

63Edisi Juli 2009

ANGKASA CENDEKIA

tidak dikawal, namun terdiri dari pesawat bomber yangdipersenjatai. Saat itu, target yang akan dihancurkanoleh US Army Air Force adalah infrastruktur ekonomidan industri milik Jepang dan Jerman, dengan sasaranpenyerangan pada lokasi-lokasi penting yangmenyebabkan lumpuhnya kemampuan mengadakanperang Jepang dan Jerman.

c. Eropa. Pada PD II, operasi serangan udara strategisdiarahkan pada industri senjata, pabrik pesawat, jalurtransportasi dan kilang minyak,yang merupakan kuncikemenangan Jerman dalam pertempuran dandilaksanakan dengan formasi besar pesawat bomber.

d. Perang Pasifik. Pada tahun 1944 dan 1945, pesawatbomber AS dan pesawat escort melaksanakanserangan terhadap posisi Jepang yang sudah terisolasisecara ekonomi dan militer. Pesawat-pesawat B-29melaksanakan serangan bom besar-besaran terhadapkota-kota besar Jepang, termasuk Hiroshima danNagasaki.

e. Korea dan Vietnam. Operasi serangan udarastrategis yang dilaksanakan secara terbatas selamakonflik Korea dan Vietnam, tidak sesukses saat PD IIatau operasi Desert Storm. Kegagalan operasiserangan udara strategis pada konflik Korea danVietnam terjadi akibat minimnya identifikasi atau dataintelijen tentang target yang menjadi center of gravity(CG). Saat perang Vietnam, para perancang perangudara mulai memikirkan penggunaan pesawat tempurdan bomber jarak jauh untuk pelaksanaan operasiserangan udara strategis. Pasca konflik Vietnam,penggunaan precision guided missile (PGM) mulaidigunakan.

f. The Gulf War. Perang Teluk merupakan buktikesuksesan penerapan operasi serangan udara

Page 65: ANGKASA CENDEKIA · yang lebih luas dengan bagian-bagian dunia lain, ... tidak hanya kepada pasien psikiatri, dan juga dapat diterapkan pada ingatan sosial kelompok,

64 Edisi Juli 2009

ANGKASA CENDEKIA

strategis yang telah dikombinasikan dengan kekuatanluar-angkasa, untuk menghancurkan center of gravityIrak. Dalam perang ini, kekuatan udara mampumembuktikan dua hal yaitu : kekuatan udara mampumenjadi kekuatan tempur yang mandiri dan kekuatanpenyerang paling mematikan dibanding kekuatan matralain.

Dalam sejarah perkembangan operasi serangan udara strategis,baik yang dilakukan oleh negara-negara maju ataupun TNI AngkatanUdara, telah terjadi beberapa kali perubahan bentuk, taktik dan jumlahkekuatan yang digunakan. Sebagai salah satu operasi udara tertuadan tidak pernah terhapus dalam konsep operasi yang dilaksanakanoleh TNI Angkatan Udara hingga kini, konsepsi operasi serangan udarastrategis secara dinamis mengikuti perkembangan ancaman danmedan pertempuran. TNI Angkatan Udara pun memiliki keterbatasandalam kemampuan uji doktrin karena rendahnya jumlah kekuatanyang dimiliki, sehingga pemahaman konsep operasi serangan udarastrategis sering berbeda. Beberapa perbedaan pemahaman berkaitandengan operasi serangan udara strategis, memunculkan beberapapertanyaan sebagai berikut :

a. Bagaimana serangan udara strategis dilaksanakan?b. Bagaimana suatu sasaran dikategorikan sebagai

centre of gravity atau bukan?c. Bagaimana komando dalam operasi serangan udara

strategis dan operasi pertahanan udara, memegangteguh prinsip-prinsip penggunaan kekuatan udara,terutama sentralisasi kodal dan desentralisasi dalampelaksanaan?

d. Bagaimana membedakan operasi serangan udarastrategis dengan operasi lawan udara ofensif padatataran perencanaan, pelaksanaan dan tujuan yangakan dicapai ?

e. Bagaimana bentuk komando dari operasi seranganudara strategis? Bisakah operasi serangan udarastrategis dilaksanakan secara mandiri ataugabungan?

Page 66: ANGKASA CENDEKIA · yang lebih luas dengan bagian-bagian dunia lain, ... tidak hanya kepada pasien psikiatri, dan juga dapat diterapkan pada ingatan sosial kelompok,

65Edisi Juli 2009

ANGKASA CENDEKIA

Pertanyaan-pertanyaan di atas muncul akibat tumpang-tindihnyapenjelasan perangkat lunak tentang operasi serangan udara strategisdihadapkan pada pelaksanaan operasi-operasi udara lainnya.Tinjauan Teoritis Tentang Operasi Udara

Operasi udara merupakan manifestasi dari prinsip penggunaankekuatan udara di medan perang, yang dihadapkan pada kemampuanalutsista, serta efesiensi dan efektivitas dalam pencapaian tujuandalam perang. Pada masa awal digunakannya operasi serangan udarastrategis, pembagian jenis operasi lebih menitik-beratkan padapertimbangan keterbatasan kemampuan pesawat dalam melaksakantugas tertentu. Pesawat yang digunakan untuk operasi seranganudara strategis adalah tipe bomber yang mampu membawa ribuanton bom, mampu terbang tinggi dan jauh. Sedangkan pesawat untukoperasi pengintaian, perang udara (air to air) dan bantuan seranganudara ke darat (combat air support), pun memiliki spesifikasi yangberbeda. Dengan adanya perbedaan misi operasi udara, makadesain berbagai jenis pesawat pun disesuaikan dengan tuntutanoperasi yang akan dilaksanakan.

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telahmemungkinkan adanya penggabungan beberapa kemampuantempur dalam satu jenis pesawat, sehingga muncul pesawat tempurmultirole yang bisa melaksanakan misi serangan udara strategis,combat air support, air interdiction, ataupun operasi pertahanan udara(counter air), sehingga rumusan tentang macam operasi udara jugaharus direkonstruksi pembatasannya. Untuk memperjelaspemahaman tentang perkembangan dan pembatasan operasiserangan udara strategis, maka perlu diuraikan perbandingan jumlahoperasi udara yang dimiliki TNI AU, AU Amerika Serikat (USAF) danAU Inggris (RAF).

Operasi Udara TNI AU. Berdasarkan Doktrin TNI AU SwaBhuwana Paksa 2007, terdapat lima jenis operasi udara sebagaiberikut :

a. Operasi Pertahanan Udara (Opshanud). Opshanuddidefinisikan sebagai operasi untuk menegakkan hukumdan menjaga keamanan wilayah udara yuridiksi nasionalsesuai dengan ketentuan hukum nasional dan hukum

Page 67: ANGKASA CENDEKIA · yang lebih luas dengan bagian-bagian dunia lain, ... tidak hanya kepada pasien psikiatri, dan juga dapat diterapkan pada ingatan sosial kelompok,

66 Edisi Juli 2009

ANGKASA CENDEKIA

internasional yang telah diratifikasi. Operasi ini terdiridari dua kegiatan yaitu hanud aktif adalah operasi yangsecara langsung menghadapi penyerangan udara,meliputi pengamatan udara dan penindakan sasaranudara ; serta hanud pasif adalah operasi yang secaralangsung menghadapi unsur penyerangan udara,meliputi kegiatan pencegahan dan penanggulanganakibat serangan udara.

b. Operasi Serangan Udara strategis (OSUS). OSUSdidefinisikan sebagai operasi untuk mengamati,mengidentifikasi, menyerang dan menghancurkansasaran-sasaran bernilai strategis yang merupakancentre of gravity guna menetralisasi kemampuan danmotivasi perang musuh dalam rangka perang. Operasiini terdiri dari tiga kegiatan yaitu pengintaian udara,penyerangan udara terhadap sasaran yang bernilaistrategis, serta perlindungan udara untuk melindungipesawat penyerang agar terhindar atau aman dariserangan udara musuh.

c. Operasi Lawan Udara Ofensif (OLUO). OLUOdidefinisikan sebagai operasi untuk menghancurkanataupun menetralisasi kekuatan udara musuh gunamendapatkan keunggulan udara di mandala operasi,sehingga operasi darat, laut, dan udara kawan dapatterlaksana tanpa ada gangguan dan ancaman darikekuatan udara musuh. OLUO terdiri dari dua kegiatanyaitu operasi penyerangan udara sebagai bentuk operasiyang dilaksanakan guna menyerang kekuatan udaramusuh yang berada di darat, laut maupun udara ;operasi perlindungan sebagai bentuk operasi yangdilaksanakan guna melindungi pesawat kawan yangterlibat dalam OLUO.

d. Operasi Dukungan Udara (Opsdukud). Opsdukuddidefinisikan sebagai operasi yang bersifat taktismaupun strategis, dilaksanakan untuk mendukungkekuatan darat, laut, udara, dan instansi lain yang

Page 68: ANGKASA CENDEKIA · yang lebih luas dengan bagian-bagian dunia lain, ... tidak hanya kepada pasien psikiatri, dan juga dapat diterapkan pada ingatan sosial kelompok,

67Edisi Juli 2009

ANGKASA CENDEKIA

sedang atau akan melaksanakan operasi dalam rangkamencapai keberhasilan pelaksanaan tugasnya.Operasi dukungan udara juga ditujukan untukmenciptakan keberlangsungan (sustainability) perangyang sedang dilaksanakan. Opsdukud terdiri dari 10kegiatan yaitu operasi penyekatan udara, operasiserangan udara langsung, operasi pengungsian medikudara, operasi angkutan udara (airlift), operasi patroliudara,operasi pengintaian udara taktis operasi pengisianbahan bakar di udara, operasi perlindungan udara,operasi SAR tempur, dan operasi pengamananalutsista.

e. Operasi Informasi (Opsinfo). Opsinfo didefinisikansebagai operasi yang penyelenggaraannya memadukanberbagai kemampuan intelijen, teknologi informasi,komunikasi dan elektronika, psikologi, infolahta danpenerangan. Untuk mendapat hasil yang optimal, harusberpedoman pada pokok-pokok Opsinfo yang meliputitujuan, sasaran, asas, batasan dan fungsi serta bentuk-bentuk operasi. Opsinfo terdiri dari dua kegiatan yangbersifat ofensif dan defensif.

Operasi Udara AU Amerika Serikat (USAF).Operasi udara yang dilaksanakan USAF menurut Air Force DoctrineDocument 1 “Air Force Basic Doctrine” ada tujuh belas yaitu :

a. Serangan strategis (strategic attack). Seranganstrategis adalah serangan ofensif yang dilaksanakanoleh suatu komando dengan tujuan untuk menghasilkanefek paling cepat dalam pencapaian tujuan keamanannasional, serta mempengaruhi kepemimpinan, sumberkonflik berkepanjangan dan strategi musuh.

b. Lawan udara (ofensif dan defensif - counter Air).Operasi lawan udara adalah untuk mencapai danmempertahankan keunggulan udara yang diinginkandengan cara penghancuran, penurunan, atau

Page 69: ANGKASA CENDEKIA · yang lebih luas dengan bagian-bagian dunia lain, ... tidak hanya kepada pasien psikiatri, dan juga dapat diterapkan pada ingatan sosial kelompok,

68 Edisi Juli 2009

ANGKASA CENDEKIA

mengganggu kekuatan musuh.c. Lawan antariksa (ofensif dan defensif - counter space).

d. Lawan darat (counter land). Operasi lawan darat terdiridari air interdiction yaitu bentuk manuver udara untukmenghancurkan, mengganggu, mengubah, menundapotensi militer musuh sebelum dapat digunakan secaraefektif untuk berperang dengan kekuatan kawan, sertacombat air support (CAS) sebagai manuver udarauntuk membantu secara langsung untuk menolongkekuatan kawan yang sedang bertempur.

e. Lawan laut (counter sea). Operasi lawan lautmerupakan pengembangan kemampuan angkatanudara pada wilayah maritim, terdiri dari seasurveillance, antiship warfare, perlindungan sea linesof communication dari ancaman anti submarine danperang lawan udara.

f. Operasi informasi (information operation). Operasiinformasi terdiri dari influence operation, electronicwarfare operation, network warfare organization.

g. Operasi dukungan perang (combat support). Operasidukungan perang terdiri dari agile combat support danexpeditionary combat support.

h. Komado dan kendali (command and control).Merupakan kewenangan legal yang diberikanberdasarkan pangkat atau penugasan.

i. Angkutan udara (air lift). Merupakan transportasipersonel dan materiil melalui udara.

j. Pengisian bahan-bakar udara (air refuelling).Merupakan pengisian bahan-bakar di udara daripesawat tanker kepada pesawat penerima.

k. Angkutan antariksa (space lift). Merupakan angkutan

Page 70: ANGKASA CENDEKIA · yang lebih luas dengan bagian-bagian dunia lain, ... tidak hanya kepada pasien psikiatri, dan juga dapat diterapkan pada ingatan sosial kelompok,

69Edisi Juli 2009

ANGKASA CENDEKIA

yang bertugas menempatkan satelit, muatan danmateriil lain ke antariksa.

l. Operasi khusus (special operation). Merupakanpenggunaan kekuatan udara khusus untukmelaksanakan fungsi-fungsi operasi khusus, yaituperang nonkonvensional, aksi langsung, pengintaiankhusus, counter terrorism, pertahanan dalam negeri,operasi psikologi dan counter proliferation.

m. Operasi intelijen (intelligence). Intelijen merupakankegiatan pengumpulan, pemrosesan, integrasi, analisa,evaluasi dan intepretasi dari informasi yang dibutuhkantentang negara lain atau suatu wilayah.

n. Pengamatan dan pengintaian (surveillance danreconnaisance). Operasi ini mengandung pengertiansebagai berikut :

1). SAR tempur (combat SAR). Merupakanoperasi yang bertugas untuk menyelamatkanpersonel yang terisolasi dalam operasi militerperang maupun operasi militer selain perang.

2). Navigasi dan posisi (navigation & positioning).Merupakan operasi untuk menyediakan akurasilokasi dan waktu, untuk mendukung operasistrategis, operasional dan taktis.

3). Pelayanan cuaca (weather service).Merupakan operasi untuk menyediakan dukungandan informasi lingkungan dan cuaca.

Operasi Udara AU Inggris (RAF).Operasi udara yang dilaksanakan RAF menurut RAF Air Power

3000 Doctrine yaitu :

a. Eksploitasi informasi (information exploitaion). Terdiri

Page 71: ANGKASA CENDEKIA · yang lebih luas dengan bagian-bagian dunia lain, ... tidak hanya kepada pasien psikiatri, dan juga dapat diterapkan pada ingatan sosial kelompok,

70 Edisi Juli 2009

ANGKASA CENDEKIA

dari information, surveillance and reconnaissance,intelligence, surveillance, target acquisition andreconnaissance (ISTAR), space operation, unmannedaerial vehicle (UAV), command and control warfare(C2W) dan defensive information operation.

b. Penguasaan udara (control of the air).

1) Operasi lawan udara aktif (offensive counterair - OCA). Operasi yang dilakukan untukmenghancurkan, membatasi atau menggangukekuatan udara musuh di tempat paling dekatdengan pangkalannya. Dalam pelaksanaannyaterdiri dari komponen airfield attack againstaircraft, operating surfaces and airfieldfacilities, suppression of enemy air defences(SEAD), fighter sweep, escort dan commandand control warfare (C²W).

2) Operasi lawan udara defensif (defensivecounter air - DCA). Operasi terdiri dari semuaupaya untuk menihilkan atau mengurangiefektifitas dari serangan udara lawan.

3) Operasi pertahanan udara aktif dan pasif(active and passive air defence operation).

c. Joint force employment. Dilaksanakan dalam bentukoperasi udara langsung dan tidak langsung (direct andindirect air operation). Terdiri dari air reconnaissanceand surveillance, air defence, anti-surface force airoperation, air transport (AT), combat support airoperation. Pelaksanaannya sebagai berikut :

1) Indirect air operation - land /air operation. Yaituair interdiction (AI) dan air reconnaissance.

2) Indirect air operations - maritime air operation.

Page 72: ANGKASA CENDEKIA · yang lebih luas dengan bagian-bagian dunia lain, ... tidak hanya kepada pasien psikiatri, dan juga dapat diterapkan pada ingatan sosial kelompok,

71Edisi Juli 2009

ANGKASA CENDEKIA

Terdiri dari anti-submarine warfare (ASW)operation, anti-surface unit warfare (ASUW)operation, associated support (AS) operation,composite air operation (COMAO), indirect airoperation - mobility operation dan

3) Direct air operation. Terdiri dari close airsupport (CAS) dan tactical air support formaritime operation (TASMO).

d. Operasi udara untuk efek strategis (air operation forstrategic effect).

e. Operasi dukungan udara (combat support airoperation).

f. Perlindungan kekuatan (force protection).

g. Sustainability.

Beberapa perbedaan penting antara operasi udara TNI AU, USAFdan RAF sebagai berikut :

a. TNI AU. Operasi udara menganut pembatasansebagai berikut :

1) Operasi serangan udara srategis TNI AU belummerupakan operasi gabungan TNI atau operasimandiri, karena satu-satunya operasi gabunganyang menempatkan kekuatan udara sebagaikekuatan utama hanya operasi pertahananudara.

2) Konsep operasi lawan udara ofensif dan operasipertahanan udara TNI AU menjadi operasi yangberbeda.

b. USAF. Operasi udara dan antariksa menganut

Page 73: ANGKASA CENDEKIA · yang lebih luas dengan bagian-bagian dunia lain, ... tidak hanya kepada pasien psikiatri, dan juga dapat diterapkan pada ingatan sosial kelompok,

72 Edisi Juli 2009

ANGKASA CENDEKIA

pembatasan sebagai berikut :

1) USAF dapat melakukan strategic attack dalampola operasi gabungan atau operasi mandirisebagaimana dalam Operasi Badai Gurun.

2) USAF tidak mengenal dikotomi antara operasipertahanan udara dan lawan udara (counter air),karena bagi USAF istilah pertahanan udara adalahbagian dari operasi counter air yang terdiri daridefensif counter air dan ofensif counter air. Istilahair defence hanya digunakan untuk sarana ataualutsista yang digunakan untuk pelaksanaanoperasi counter air.

c. RAF. Operasi udara dan antariksa menganutpembatasan adalah sebagai berikut :

1) RAF dapat melakukan strategic attack dalam polaoperasi gabungan atau operasi mandirisebagaimana dalam Operasi Badai Gurun.

2) Konsep operasi lawan udara RAF terdiri daridefensif dan ofensif, terpisah dengan operasipertahanan udara (seperti TNI AU).

c) Konsep operasi dukungan udara (combat support)berbeda bersifat nontempur, terpisah dengandirect/indirect air operation yang bersifat tempur(sama seperti USAF, berbeda dengan konsep TNIAU).

Prinsip Penggunaan Kekuatan Udara.Dalam pelaksanaan operasi udara, maka perencanaan operasi

harus mengacu kepada prinsip-prinsip penggunaan kekuatan udara(tenets of air power) sebagai berikut :

a. Menurut Doktrin TNI AU Swa Bhuwana Paksa 2007,

Page 74: ANGKASA CENDEKIA · yang lebih luas dengan bagian-bagian dunia lain, ... tidak hanya kepada pasien psikiatri, dan juga dapat diterapkan pada ingatan sosial kelompok,

73Edisi Juli 2009

ANGKASA CENDEKIA

kharakteristik (tenets) air power terdiri dari sentralisasikomando dan desentralisasi pelaksanaan, keunggulanudara, tindakan strategis dan taktis, serta serang potensiperang musuh.

b. Menurut USAF Basic Doctrine, kharakteristik (tenets) ofair power terdiri dari centralized control and decentralizedexecution (sentralisasi komando dan desentralisasipelaksanaan), flexibility and versatility (fleksibel dan serbaguna), synergistic effects (dampak yang salingberhubungan), persistence (kehadiran terus-menerus),concentration (konsentrasi), priority (prioritas) sertabalance (keseimbangan).

c. Menurut RAF Air Power Manual 3000, Faktor air poweradalah aircraft carrier, airfield, basing consideration,coalition capability, flexibility/versality, fragility,impermanence, pace and tempo, payload, penetration,perspective, poise and stand-off, reach, speed ofresponse, dan sustainability.

Dari ketiga pengertian yang diambil dari sumber berbeda di atas,maka prinsip-prinsip penggunaan kekuatan udara ternyatamerupakan nilai universal yang kesahihannya diakui oleh hampirseluruh angkatan udara dunia.

Analisa Operasi Serangan Udara StrategisUntuk memperjelas pemahaman tentang operasi serangan

udara strategis, maka perlu diidentifikasi dua pemaknaan operasidari tiga sumber yang berbeda, yaitu :

a. Surat Keputusan Kasau Nomor : Skep / 271 / X / 2004.Operasi serangan udara strategis merupakan salah satumacam operasi udara untuk menghancurkan ataupunmenetralisir kekuatan musuh yang bernilai strategis (centreof gravity) guna membatalkan niat pihak musuh untukberperang dan melemahkan kemampuan musuh dalammelanjutkan peperangan.

b. USAF Doctrine Document 2 - 1.2. Serangan udara

Page 75: ANGKASA CENDEKIA · yang lebih luas dengan bagian-bagian dunia lain, ... tidak hanya kepada pasien psikiatri, dan juga dapat diterapkan pada ingatan sosial kelompok,

74 Edisi Juli 2009

ANGKASA CENDEKIA

strategis (strategic attack) “is not defined by the weaponsor delivery system used – their type, range, speed, ordestructiveness – but their effective contribution to directlyachieving national or theatre strategic objectives. Strategicattack is defined as those operations intended to directlyachieve strategic effects by striking directly at the enemy’scenters of gravity (COG). These operations are designedto achieve their objectives without first having to directlyengage the adversary’s fielded military forces in extendedoperations at the operational and tactical levels of war”3

Dari pengertian ini diambil pemahaman bahwa “Sebuahserangan udara strategis tidak ditentukan oleh senjata dansistem penembakan yang digunakan – termasuk jenis,jarak, kecepatan dan daya hancur – tetapi yang dijadikanalat ukur adalah efektifitas dukungan agar secara langsungdapat meraih tujuan nasional atau tujuan strategis perang.Serangan strategis merupakan operasi yang bertujuanuntuk secara langsung menghasilkan dampak strategisdengan menyerang pusat kekuatan musuh. Operasi inidirencanakan untuk menghindarkan digelarnya operasiyang berkelanjutan, pada pertempuran level operasionaldan taktis.”

c. RAF Air Power Manual 3000. Air operations for strategiceffect are aimed to destroy or disrupt the defined strategiccentre of gravity of an opponent. The effect sought by airpower could be destructive, non-destructive or acombination of both, against target sets which underminethe opponent’s ability, will and means to continue hisaggression. Air operations for strategic effect are not limitedto bombing or solely the domain of attack aircraft. Allcombat aircraft and associated weapon systems arecapable of action for strategic effect. Operasi udara untukefek strategis bertujuan untuk menghancurkan ataumengganggu pusat kekuatan musuh. Efek yang dihasilkan

3 USAF, Strategic Attack, Air Force Doctrine Document,1998

Page 76: ANGKASA CENDEKIA · yang lebih luas dengan bagian-bagian dunia lain, ... tidak hanya kepada pasien psikiatri, dan juga dapat diterapkan pada ingatan sosial kelompok,

75Edisi Juli 2009

ANGKASA CENDEKIA

bersifat menghancurkan, tidak menghancurkan ataugabungan dari keduanya, terhadap sasaran tertentu untukmelumpuhkan kemampuan, keinginan dan peralatanmusuh untuk melanjutkan perang. Operasi udara untukefek strategis tidak terbatas pada pesawat tempur ataubomber, namun melibatkan semua jenis pesawat dansistem senjata. Pelaksanaannya dibagi menjadi tiga leveloperasi yaitu concurrent operation, simultaneous operation,dan autonomous operation.

Pada saat ini TNI AU telah memiliki operasi serangan udarastrategis dan ditetapkan dalam Doktrin Swa Bhuwana Paksa 2007,dengan beberapa keterbatasan sebagai berikut :

a. Konsep operasi serangan udara strategis TNI AU masihterbatas menggunakan kekuatan pesawat, oleh komandooperasi TNI maupun komando bentukan, selainKohanudnas, dalam rangka penghancuran kekuatanstrategis musuh (center of gravity).4 Operasi udarastrategis TNI AU belum ditentukan sebagai operasi matratunggal atau operasi gabungan yang menempatkankekuatan udara TNI AU sebagai inti. Kemampuankekuatan udara yang memiliki daya hancur dan dayaserang terbesar, menjadi tidak bisa difungsikan sebagaiujung tombak dalam perang di luar wilayah NKRI karenaoperasi serangan udara strategis bukan operasi matratunggal atau gabungan.

b. Doktrin TNI AU SBP 2007 menempatkan operasiserangan udara strategis (termasuk operasi udara lawanudara ofensif, pertahanan udara, dukungan udara daninformasi) sebagai operasi untuk perang saja, sedangkannegara-negara lain dapat menggunakannya dalam keduasituasi, sebagai operasi udara untuk perang maupun untukselain perang. Operasi Eldorado Canyon sebagai aksiserangan preemptive terhadap terorisme dan Operasi

4 Surat Keputusan Kasau Nomor : Skep/271/X/2004 Tentang Bujuklak OperasiSerangan Udara Strategis

Page 77: ANGKASA CENDEKIA · yang lebih luas dengan bagian-bagian dunia lain, ... tidak hanya kepada pasien psikiatri, dan juga dapat diterapkan pada ingatan sosial kelompok,

76 Edisi Juli 2009

ANGKASA CENDEKIA

Babylon untuk menghancurkan kemampuan weapon ofmass destruction (WMD) adalah contoh penggunaanoperasi serangan udara strategis dalam operasi untukselain perang.

c. Operasi serangan udara strategis TNI Angkatan Udaramerupakan operasi udara yang dilaksanakan sebagaibagian dari operasi gabungan dan tidak bisa dilaksanakandalam bentuk matra tunggal. Operasi serangan udarastrategis milik USAF dan RAF merupakan operasi matratunggal atau gabungan untuk menghancurkan sasaranstrategis musuh dengan melibatkan berbagai jenispesawat, rudal jarak jauh, radar dan kekuatan udaralainnya. Pengertiannya adalah kekuatan udara groundbase seperti rudal dan sebagainya, belum diwadahi dalamkonsep operasi serangan udara strategis TNI AU. USAFmenggunakan istilah strategic attack, RAF menggunakanistilah air operation for strategic effect, dimanapelaksanaannya melibatkan kekuatan udara ground base,seperti radar, rudal darat ke darat balistic missile ataudarat ke udara.

d. Tata cara dan prosedur pemilihan center of gravity yangakan menjadi sasaran belum standar, yang seharusnyamelibatkan keputusan pemimpin politik, mengingatdampak yang dihasilkan. Dalam pelaksanaan strategicattack (USAF), pemilihan sasaran merupakan keputusanpolitik, sedangkan dalam operasi serangan udarastrategis belum diatur.

Konsepsi Operasi Serangan Strategis di Masa MendatangBeberapa hal pokok dalam pelaksanaan serangan udara strategis

perlu dipahami agar didapatkan kesamaan persepsi, yaitu :a. Operasi serangan udara strategis dapat dilaksanakan

dalam satu serangan, terus-menerus maupun seranganbalas sesuai dengan kebutuhan operasi, dalam operasiperang atau selain perang.

b. Operasi dilakukan oleh suatu komando bentukan ataupermanen dengan mengintegrasikan seluruh kekuatan

Page 78: ANGKASA CENDEKIA · yang lebih luas dengan bagian-bagian dunia lain, ... tidak hanya kepada pasien psikiatri, dan juga dapat diterapkan pada ingatan sosial kelompok,

77Edisi Juli 2009

ANGKASA CENDEKIA

udara, berbagai macam operasi udara, dalam satukomando, untuk mendapatkan efek strategis yangdiinginkan. Konsep operasi serangan udara strategisbukan semata-mata mempermasalahkan bentuk atautaktik, bukan memperdebatkan metode pelaksanaannya(matra tunggal atau gabungan), namun pada efek strategisyang dihasilkan.

c. Centre of gravity yang akan diserang ditentukan melaluiproses baku dan melibatkan pemimpin politik atau lembagaintelijen di luar TNI AU, karena tingginya tekanan politiksebagai akibat serangan.

d. Sasaran serangan udara strategis adalah menghindarkandari terjadinya perang terbuka dan berlarut-larut, sehinggakekuatan musuh harus dihancurkan dalam suatugelombang serangan berdaya gempur besar.

e. Serangan udara strategis menawarkan kemungkinanuntuk mengalahkan secara langsung strategi yang dimilikimusuh, serta mencapai tujuan nasional atau tujuanstrategi perang secara efektif dan efisien.

f. Operasi serangan udara strategis dapat dilakukan denganatau tanpa keunggulan udara, karena bisa dilakukandengan kerahasiaan tinggi dan teknologi stealth. Namunperlu dipertimbangkan faktor resiko dan kemampuan untukmenangkal serangan balasan bila serangan udarastrategis gagal mencapai tujuan.

g. Daya hancur tidak menjadi alat ukur tunggal, namun efekdari serangan dalam membatalkan keinginan,kemampuan dan kepemimpinan musuh untuk melanjutkanperang menjadi alat ukur utama.

Dari analisa yang telah dilakukan, maka beberapa bagian dalambuku petunjuk pelaksanaan operasi serangan udara strategis perludirevisi, bahwa operasi serangan udara strategis merupakan suatuoperasi udara matra tunggal atau gabungan untuk menghancurkan

Page 79: ANGKASA CENDEKIA · yang lebih luas dengan bagian-bagian dunia lain, ... tidak hanya kepada pasien psikiatri, dan juga dapat diterapkan pada ingatan sosial kelompok,

78 Edisi Juli 2009

ANGKASA CENDEKIA

sebuah sasaran bernilai strategis (centre of gravity), untukmenghindarkan terjadinya perang terbuka, serta sebagai cara palingefektif untuk mencapai tujuan perang dan tujuan nasional, denganserangan tunggal, simultan atau terus-menerus dalam kurun waktutertentu. Dalam operasi serangan udara strategis bentuk kegiatanyang dilaksanakan adalah :

a. Operasi Matra Tunggal. Kegiatan yang dilakukan adalahpengamatan udara, pengintaian udara, penyerangan, danperlindungan.

b. Operasi Gabungan. Kegiatan dilaksanakan denganmelibatkan kekuatan matra lain untuk mendukung operasiserangan udara strategis.

Operasi serangan udara strategis dapat dilaksanakan denganmenggunakan kekuatan udara oleh komando operasi TNI maupunkomando bentukan dalam rangka penghancuran kekuatan strategismusuh (center of gravity), dimana proses pemilihan sasaran terpilihmerupakan kebijakan politik pemerintah. Susunan tugas operasiserangan udara strategis merupakan gabungan kekuatan udara(pesawat, rudal, radar, dan lain-lain) untuk menghancurkan sasaranstrategis musuh. Operasi serangan udara strategis merupakan salahsatu macam operasi udara matra tunggal atau gabungan, dimanapengorganisasiannya menggunakan struktur organisasi KomandoUtama Operasional TNI atau menggunakan struktur organisasibentukan (Kogasgab).

Kesimpulan dan SaranBeberapa hal yang dapat disimpulkan adalah sebagai berikut

a. Operasi serangan udara strategis tidakmempermasalahkan bentuk atau taktik, tidakmemperdebatkan metode pelaksanaannya (matratunggal atau gabungan), namun pada efek strategis yangdihasilkan.

b. Daya hancur tidak menjadi alat ukur tunggal, namun efekdari serangan dalam membatalkan keinginan,

Page 80: ANGKASA CENDEKIA · yang lebih luas dengan bagian-bagian dunia lain, ... tidak hanya kepada pasien psikiatri, dan juga dapat diterapkan pada ingatan sosial kelompok,

79Edisi Juli 2009

ANGKASA CENDEKIA

kemampuan dan kepemimpinan musuh untukmelanjutkan perang menjadi alat ukur utama.

Beberapa hal yang disarankan adalah sebagai berikut :

a. Ketentuan dalam Doktrin TNI AU SBP 2007 bahwa limaoperasi TNI AU hanya dapat digunakan dalam operasiperang, seharusnya diubah karena tidak sesuai dengankenyataan, dimana lima operasi tersebut dapat digunakandalam operasi untuk perang maupun selain perang.

b. Operasi serangan udara strategis diusulkan sebagaioperasi gabungan dengan nama serangan strategisdengan melibatkan semua matra, dengan kekuatan udarasebagai inti.

*****

Page 81: ANGKASA CENDEKIA · yang lebih luas dengan bagian-bagian dunia lain, ... tidak hanya kepada pasien psikiatri, dan juga dapat diterapkan pada ingatan sosial kelompok,

80 Edisi Juli 2009

ANGKASA CENDEKIA

Quo Vadis P2BS SetelahBerjalan 15 Tahun

Oleh Mayor Adm Ridwan Gultom, S.IP, M.Si Kasi P2BS/PNS Subdisdikbangum Disdikau

Pembinaan personel sebagai salah satu fungsi TNI AU mempunyai peranan yang

sangat penting dalam membangun kekuatanpertahanan udara. Untuk menghasilkan prajurityang profesional dan dapat menjalankan tugasdengan baik, maka sistem pendidikan menjadipilihan tepat. Penggolongan pendidikan sepertiyang tercantum dalam Surat keputusan KasauNomor Skep/38/IV/2007 tanggal 26 April 2007tentang Buku Petunjuk Pelaksanaan TNI AU

Tentang Pendidikan Prajurit teridiri dari pendidikan sekolah danpendidikan luar sekolah. Perbedaan pengertian antara pendidikansekolah dan luar sekolah pada intinya terletak padapenyelenggaraannya. Pendidikan sekolah dilaksanakan di lembagapendidikan sedangkan pendidikan luar sekolah dilaksanakan di luarlembaga pendidikan dan P2BS termasuk dalam penggolongan ini.

Paket Pendidikan Belajar Sendiri merupakan salah satu kebijakanpimpinan TNI AU yang bertujuan untuk membekali, memelihara,meningkatkan pengetahuan para Pama TNI AU. Selain untukmemenuhi tujuan tersebut hasil evaluasi P2BS kemudian diujikanuntuk dijadikan salah satu syarat kenaikan pangkat perwira para PamaTNI AU. Program P2BS yang semestinya dijalankan oleh setiap PamaTNI AU setelah mengikuti pendidikan dasar kecabangan, saat ini kalaudicermati sedang mengalami deviasi. Dikatakan demikian karenaproses belajar mandiri (P2BS) tidak lagi menjadi proses untukmeningkatkan pengetahuan tetapi justru lebih dipandang hanyasebagai sebuah syarat guna memenuhi kriteria kenaikan pangkat.

Page 82: ANGKASA CENDEKIA · yang lebih luas dengan bagian-bagian dunia lain, ... tidak hanya kepada pasien psikiatri, dan juga dapat diterapkan pada ingatan sosial kelompok,

81Edisi Juli 2009

ANGKASA CENDEKIA

Bagaimana menyegarkan kembali pemikiran tentang konsep belajarmandiri dan apa saja yang perlu dilakukan, berikut ini disampaikanbeberapa pemikiran.

Sejarah P2BSPada tahun 1993 Kepala Staf TNI AU saat itu Marsekal TNI Rilo

Pambudi membentuk tim kelompok kerja (Pokja) untuk menyusunmateri program pendidikan perwira di luar sekolah demi peningkatanpengetahuan dan kemampuan perwira dalam melaksanakantugasnya. Pembentukan tim Pokja tersebut didasarkan pada SuratPerintah Kepala Staf TNI AU Nomor Skep/457/V/1993 tanggal 13Mei 1993 tentang Pokja Penyusunan Materi Program PendidikanPerwira Di Luar Sekolah (P3DS). Satu tahun setelah tim tersebutbekerja, maka pada tahun 1994 Kepala Staf TNI Angkatan Udaramengeluarkan penyelenggaraan kebijakan dimaksud melalui SuratKeputusan Kasau Nomor Skep/112/V/1994 tanggal 10 Mei 1994tentang Program Pendidikan Perwira Di Luar Sekolah (P3DS).

Program pendidikan dengan metode belajar sendiri inidiselenggarakan untuk memenuhi keinginan pimpinan pada saat ituyaitu menjadikan perwira pertama TNI AU yang mengerti dan mampumelaksanakan tugasnya dengan baik dan benar. Berbekal SuratKeputusan Kasau tersebut maka penyelenggaraan ujian P3DSdimulai pertama sekali tahun anggaran 1994/1995. Seperti diketahuipada saat itu tahun anggaran dimulai bulan Juli tahun 1994 danberakhir bulan Juni tahun 1995. Berdasarkan pada ketentuan kenaikanpangkat di tahun itu, maka yang digunakan adalah Surat KeputusanPanglima ABRI Nomor Skep/06/X/1991 tanggal 5 oktober 1991tentang Petunjuk Pembinaan Prajurit ABRI. Ketentuan kenaikanpangkat pada saat itu adalah :

a. Letda ke Lettu 3 tahun Masa Dinas Perwira untuk Pamalulusan AAU, Pa PK S-1 dan 3,6 tahun untuk lulusanSecapa/Pa PK D-3.

b. Lettu ke Kapten 6 tahun Masa Dinas Perwira untuk lulusanAAU, Pa PK S-1 dan 7 tahun untuk Pama lulusan Secapa/Pa PK D-3.

Dengan melihat ketentuan tersebut maka yang pertama kalimengikuti ujian P3DS pada saat itu adalah perwira lulusan AAU tahun

Page 83: ANGKASA CENDEKIA · yang lebih luas dengan bagian-bagian dunia lain, ... tidak hanya kepada pasien psikiatri, dan juga dapat diterapkan pada ingatan sosial kelompok,

82 Edisi Juli 2009

ANGKASA CENDEKIA

1991 yang akan naik ke Lettu dan perwira lulusan AAU tahun 1989yang akan naik ke Kapten. Adapun materi ajaran yang ditetapkanuntuk diujikan adalah tugas staf, petunjuk administrasi, komunikasilisan/tulisan, manajemen dan leadership, organisasi ABRI, matraudara, dan kejuangan.

Setelah kegiatan P3DS berlangsung selama lebih kurang limatahun, maka terjadi perubahan nama pada tahun 1999, berdasarkanSurat Keputusan Kasau Nomor Skep/158/VIII/1999 tanggal 19Agustus 1999 tentang Buku Petunjuk teknis TNI AU TentangPendidikan Paket Belajar Sendiri (P2BS). Perubahan nama inisekaligus menambah mata pelajaran yang diberikan kepada paraPama TNI AU dari tujuh mata pelajaran menjadi 18 mata pelajaran(MP). Meskipun terlihat lebih banyak namun sesungguhnya matapelajaran tersebut lebih banyak dari pecahan-pecahan materi ajaranterdahulu. Seperti contoh matra udara dipecah menjadi pengantaroperasi udara, pengantar operasi pernika, pengantar K3I danpengantar pengendalian penerbangan.

Pelaksanaan P2BS sejalan dengan Buku PetunjukPelaksanaan TNI AU tentang Pendidikan Prajurit yang berdasarkanSkep Kasau Nomor Skep/38/IV/2007 tanggal 26 April 2007 masukdalam golongan pendidikan luar sekolah, karena dilaksanakan di luarlembaga pendidikan. Sampai dengan saat ini (periode April 2009)P2BS tetap dilaksanakan sebanyak dua kali dalam setahun yaitu padaperiode kenaikan pangkat April dan Oktober. Jika dihitung sejakpertama kali (TA 1994/1995) diselenggarakan maka sudah terlaksanalebih kurang 30 kali.

Penyelenggaraan P2BS SelamaEmpat tahun terakhir (April 2005-April 2009)

P2BS sebagai salah satu upaya pimpinan TNI AU untukmemberdayakan sumber daya manusia secara mandiri gunameningkatkan kemampuan mereka dalam ilmu pengetahuan danperaturan yang ada di TNI AU. Tujuan P2BS adalah untukmeningkatkan kemampuan Para Pama TNI AU yang belum mengikutipendidikan Sekkau dalam rangka memperluas pengetahuan/wawasan agar mampu melaksanakan tugas dan tanggung jawabjabatan sesuai strata kepangkatan yang dibebankan kepadanya.1

Melihat tujuan yang terdapat dalam Bujuknis tersebut dapat

Page 84: ANGKASA CENDEKIA · yang lebih luas dengan bagian-bagian dunia lain, ... tidak hanya kepada pasien psikiatri, dan juga dapat diterapkan pada ingatan sosial kelompok,

83Edisi Juli 2009

ANGKASA CENDEKIA

disimpulkan bahwa P2BS ditujukan bagi seluruh perwira pertamayang belum mengikuti Sekkau dan diharapkan dengan mengikutiprgram ini para perwira dimaksud mampu melaksanakan tugas dantanggung jawabnya.

Permasalahan yang muncul adalah belum adanya batasan/tolokukur yang mengatur secara umum seberapa besar kewenangan daripengelompokan setiap pangkat (Letda, Lettu dan Kapten) sehinggapemberian materi pelajaran dapat dipisahkan. Hal ini penting karenaselama pelaksanaan ujian P2BS materi (modul) yang didistribusikansama, dengan kata lain tidak ada perbedaan materi bacaan yangmenjadi acuan dalam mengikuti P2BS bagi para Pama naik Letda,Lettu maupun Kapten. Ketika materi tersebut akan diujikan belumada batasan yang menegaskan bahwa untuk pangkat letda, lettu dankapten mempunyai tingkat pengetahuan yang berbeda. Kalaupunhal tersebut harus dibedakan tingkat kesulitannya maka sudahsemestinya modul yang disediakanpun harus berbeda sesuai dengantuntutan tugas yang akan diberikan. Rekapitulasi yang dapat disajikanadalah pelaksanaan mulai tahun 2005 sd 2009 sebagai berikut :

Konsepsi Belajar Mandiri.Belajar mandiri mempunyai beragam pengertian namun hal

terpenting dalam proses belajar sendiri adalah peningkatan kemauandan keterampilan siswa/peserta didik dalam proses belajar tanpa

1 Skep Kasau Nomor Skep/158/VIII/1999 tanggal 19 Agustus 1999 tentangBujuknis TNI AU tentang P2BS hal. 4.

Page 85: ANGKASA CENDEKIA · yang lebih luas dengan bagian-bagian dunia lain, ... tidak hanya kepada pasien psikiatri, dan juga dapat diterapkan pada ingatan sosial kelompok,

84 Edisi Juli 2009

ANGKASA CENDEKIA

bantuan orang lain, sehingga pada akhirnya siswa/peserta didik tidaktergantung pada guru/instruktur, pembimbing, teman atau orang laindalam belajar. Selain itu penekanan yang diberikan pada belajarmandiri terletak pada tanggung jawab pribadi personel dalam prosespembelajaran. Terdapat beberapa istilah yang mengacu padapengertian yang sama tentang belajar mandiri antara lain adalah :Independent learning, Self-directed learning dan Autonomouslearning. Seorang ahli pendidikan Wedemeyer mengatakan sebagaiberikut : Independent study consists of various forms of teaching-learning arrangements in which teachers and learners carry out theiressential tasks and responsibilities apart from one another,communicating in a variety of ways for the purpose of freeing internallearners from inappropriate class pacings or patterns, of providingexternal learners with opportunities to continue learning in their ownenvironments, and of developing in all learners the capacity to carryon self-directed learning.2 (belajar mandiri mengandung beragambentuk pengaturan pembelajaran dimana antara para guru dan siswasaling menjalankan tugas masing-masing dan bertanggung jawabterhadap keberadaan masing-masing, kemudian mengkomunikasi–kannya dalam bermacam cara dengan maksud untuk membebaskanpeserta belajar dari pola-pola atau jadwal di ruang kelas, menyediakanpengajar di luar kelas yang memberi kesempatan untuk melanjutkanpelajaran di lingkungan mereka sendiri dan pengembangan dalamseluruh kapasitas para peserta belajar untuk melanjutkan belajarmandiri). Wedemeyer menjelaskan bahwa belajar mandiri adalahcara belajar yang memberikan derajat kebebasan, tanggung jawabdan kewenangan yang lebih besar kepada pebelajar dalammerencanakan dan melaksanakan kegiatan-kegiatan belajarnya.Proses belajar mandiri tidak berarti hanya dilakukan oleh diri sendirisecara pribadi namun juga bisa dilakukan dengan kelompok-kelompok kecil sebagai pengganti proses belajar di kelas seperti yangdikatakan oleh Baskin ; Several definitions emphasize the idea of thelearner’s aloneness as a key characteristic of independent study.Baskin writes, Independent study is defined as independent work or

2. Charles A. Wedemeyer, “Independent Study,” in The Encyclopedia of Education,Vol. 4, Lee C. Deightons Editor-in-Chief (New York: The MacMillan Co., 1971), p.550. http://www.ajde.com/Documents/Chapt%20ii%20dissertation.pdf

Page 86: ANGKASA CENDEKIA · yang lebih luas dengan bagian-bagian dunia lain, ... tidak hanya kepada pasien psikiatri, dan juga dapat diterapkan pada ingatan sosial kelompok,

85Edisi Juli 2009

ANGKASA CENDEKIA

reading, sometimes on one’s own, sometimes in small groups, butwith such work taking place in the absence of the teacher and in lieuof certain regularly scheduled class meetings.3 (Beberapa defenisimenekankan ide kesendirian peserta belajar sebagai ciri-ciri kuncidari belajar mandiri. Baskin menuliskan, belajar mandiri didefinisikansebagai berusaha sendiri atau membaca sendiri, terkadang denganseseorang yang di dekatnya, terkadang dalam kelompok-kelompokkecil, namun hal tersebut dijadikan sebagai pengganti ketidakhadiranguru/pengajar dalam jadwal pertemuan-pertemuan di dalam kelas).Peserta belajar mandiri harus mempunyai komitmen yang kuat gunamengisi dirinya dengan memanfaatkan sumber ilmupengetahuan yang ada. Pengertian lainnya yang dikatakanKnowles (1975) bahwa belajar mandiri adalah suatu prosesdimana individu mengambil inisiatif dengan atau tanpa bantuanorang lain untuk :

a. Merumuskan/menentukan tujuan belajarnya sendiri.b. Mengidentifikasi sumber-sumber belajar.c. Memilih dan melaksanakan strategi belajarnya.d. Mengevaluasi hasil belajarnya sendiri.

Dengan memcermati beberapa pendapat yang disampaikan olehpara ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa dalam pendidikan dengansistem belajar mandiri peserta belajar diberikan kemandirian (baiksecara individu atau kelompok) dalam menentukan :

a. Tujuan belajarnya (apa yang harus dicapai).b. Apa saja yang harus dipelajari dan dari mana sumber

belajarnya (materi dan sumber belajar).c. Bagaimana mencapainya (strategi belajar).d. Kapan serta bagaimana keberhasilan belajarnya diukur

(evaluasi).

3 Samuel Baskin, “Quest for Quality,” New Dimensions in Higher Education, No.7 (Washington, D.C..- U.S. Government Printing Office, 1965) dalam InvestigationOf The Interaction between the cognitive style of field indpendence and ... oleh M.Moore, 1976.

Page 87: ANGKASA CENDEKIA · yang lebih luas dengan bagian-bagian dunia lain, ... tidak hanya kepada pasien psikiatri, dan juga dapat diterapkan pada ingatan sosial kelompok,

86 Edisi Juli 2009

ANGKASA CENDEKIA

Konsekuensi Penerapan Sistem Belajar MandiriKonsekuensi penerapan sistem belajar mandiri pada realitasnya

menjadi berbeda-beda, tergantung bagaimana individu ataukelompok menghadapinya, namum bagaimana para pelajar benar-benar melakukan prose belajar mandiri menurut Race (1996) akanmuncul pada kondisi sebagai berikut :4

a. Peserta punya keinginan/motivasi untuk belajar dan haus akanilmu pengetahuan (wanting to learn).

b. Belajar dengan cara praktek langsung (learning by doing),ujicoba ( trial and error) dan belajar dari pengalaman orang lain.

c. Belajar dari umpan balik (learning from feedback), baik dariorang lain (tutor, guru, teman dan diri sendiri (seeing the result)

d. Mencerna dan memahamai bahan pelajaran (digesting),artinya membuat apa yang telah mereka pelajari masuk akaldan dapat dirasakan sendiri aplikasinya bagi kehidupannya.

Bagi para peserta belajar mandiri agar proses belajar dapatberhasil optimal maka lebih lanjut menurut Race (1994), sebagianbesar orang akan memilih belajar pada situasi dan kondisi sebagaiberikut :5

a. Sesuai dengan situasi dan kondisinya (at their own place).b. Pada saat dan tempat yang mereka pilih sendiri (at their own

place).

c. Sering bersama dengan orang-orang sekitarnya terutamasesama peserta belajar mandiri. (often with other peoplearound, especially fellow-learners).

4http://www.londonmet.ac.uk/deliberations/effective-learning/independent.cfm AFresh Look at Independent Learning

5 Ibid.

Page 88: ANGKASA CENDEKIA · yang lebih luas dengan bagian-bagian dunia lain, ... tidak hanya kepada pasien psikiatri, dan juga dapat diterapkan pada ingatan sosial kelompok,

87Edisi Juli 2009

ANGKASA CENDEKIA

d. Peserta belajar mengendalikan sendiri cara belajarnyabelajarnya (feel in control of their learning).

Beberapa pernyataan di atas menunjukkan bahwa secara umumperistiwa belajar terjadi secara independent (mandiri). Disamping itu,peristiwa belajar terjadi apabila ditunjang oleh sumber belajar(resource-based learning). Apa implikasinya dalam pendidikandengan menerapkan sistem belajar mandiri? Race (1994)menyatakan bahwa implikasi utamanya adalah perlunyamengoptimalkan sumber belajar dengan tetap memberikan peluangotonomi yang lebih besar kepada pebelajar dalam mengendalikanbelajarnya. Bentuk-bentuk sumber belajar yang perlu dioptimalkantersebut meliputi :

a. Sumber belajar berupa orang (human resources); sepertitutor, guru, atau teman seprofesi. Dalam menerapkan sistembelajar mandiri, peran guru/tutor bergeser dari pemberiinformasi menjadi fasilitator dengan cara:

1) Menyediakan berbagai sumber belajar yang dibutuhkanpebelajar.

2) Merangsang gairah/selera/kemauan pebelajar untukbelajar.

3) Memberi peluang kepada pebelajar untuk menguji ataumempraktekkan belajarnya.

4) Memberikan umpan balik tentang perkembanganbelajarnya.

5) Membantu pebelajar bahwa apa yang telah dipelajarinyamasuk akal dan berguna dalam kehidupannya(kontekstual).

Sementara itu, teman seprofesi diberdayakan sebagai mitrabelajar dengan cara memberikan peluang kepada mereka untuk:

1) Belajar dari kesalahan satu sama lain.2) Saling membantu menyamakan perspektif dari apa yang

telah dipelajari.

Page 89: ANGKASA CENDEKIA · yang lebih luas dengan bagian-bagian dunia lain, ... tidak hanya kepada pasien psikiatri, dan juga dapat diterapkan pada ingatan sosial kelompok,

88 Edisi Juli 2009

ANGKASA CENDEKIA

3) Membantu satu sama lain mencari/bertukan/memberisumber belajar yang terbaik.

4) Mendiskusikan ide-ide atau konsep-konsep sulit bersama.

b. Sumber belajar berupa informasi (information-type resources).Secara historis, jenis sumber belajar berupa informasibiasanya ditulis/disimpan di atas kertas (paper-based) sepertibuku, modul, jurnal, artikel, handout atau catatan, bukupanduan, buku tugas, dll. Jenis sumber informasi seperti iniadalah yang paling umum digunakan dan paling mudahdikembangkan. Jenis sumber informasi lain, seiring denganperkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi antara lainadalah paket belajar berbantuan computer (seperti CD ROMinteraktif dan hypermedia), media komunikasi berbasiskankomputer (seperti computer conferencing, e-mail, onlinedatabase, dan internet), atau media belajar lain sepertiprogram video, program audio, practical kits dan lain-lain.Jenis yang kedua ini kebanyakan memerlukan bantuanelektronik dan komputer (electronic and computer-based).

Bagaimana cara mengoptimalkan kedua sumber belajartersebut. Phill Race (1994) menyarankan beberapa hal sebagaiberikut:

1) Motivasi untuk belajar sangat penting bagi peserta belajarsehingga mereka mempunyai tanggung jawab untukbelajar secara mandiri. Oleh karenanya, semua sumberbelajar (orang maupun no norang) harus dirancang/direncanakan dan dikembangkan sedemikian rupasehingga benar-benar atraktif agar dapat merangsanggairah/minat mereka untuk belajar/mempelajarinya.

2) Belajar mandiri tergantung pada belajar sambilmelakukan (learning by doing). Jangan biarkan pebelajarhanya mempelajari bahan belajar tanpa diberikan peluanguntuk mempraktekkannya. Sumber belajar yang efektifadalah sumber belajar yang memberikan peluang kepadapeserta belajar memilih dan menentukan sendiri tugasnyadan mempraktikkannya.

Page 90: ANGKASA CENDEKIA · yang lebih luas dengan bagian-bagian dunia lain, ... tidak hanya kepada pasien psikiatri, dan juga dapat diterapkan pada ingatan sosial kelompok,

89Edisi Juli 2009

ANGKASA CENDEKIA

3) Peserta belajar memerlukan umpan balik tentangperkembangan belajarnya. Sumber belajar harusmemungkinkan adanya pemberian umpan balik sebagairespon terhadap kegiatan belajar yang telah merekalakukan.

4) Peserta belajar harus merasa bahwa apa yangdipelajarinya itu berarti bagi dirinya. Oleh karena itumereka, harus memperoleh arti/makna tersebut darilatihan yang mereka lakukan, umpan balik yang merekaterima dan atau dari kegiatan melakukan tugas/ praktekbersama kelompok (teman seprofesi/satu kantor).

Setelah melihat bagaimana konsep belajar mandiri dankonsekuensi penerapannya, maka dapat dilihat bahwa belajar mandirimembutuhkan kemauan/motivasi yang tinggi dari peserta belajarmandiri. Keterlibatan orang lain dan sumber belajar juga tidak kalahpentingnya dalam mewujudkan program belajar mandiri yang optimal.Program TNI AU dalam P2BS yang sudah berjalan selama 15 tahunperlu dikembangkan dengan terus menyadarkan para pama TNI AUbahwa program tersebut bukan hanya semata-mata syarat untukkenaikan pangkat. Tujuan utama P2BS bukan hanya syarat untukkenaikan pangkat namun untuk mengisi dan mengembangkan secaraberlanjut pengetahuan individu sehingga menjadi perwira yangmampu menjalankan tugas. Upaya-upaya untuk mengembangkanpengetahuan indidvidu secara mandiri (P2BS) dalam menghadapitantangan global perlu secara intens dilakukan.

Beberapa upaya yang dapat dilakukan yaitu perlu mengkaji bahan-bahan (resource based-learning) yang selama ini belum dimiliki, olehkarena itu perlu diberikan sumber belajar kepada setiap pama lulusanAAU, Semapa PK TNI maupun Setukpa ketika akan menyelesaikanDikma. Pemberian sumber belajar tersebut bisa dalam bentuk modulyang terintegrasi maupun dalam bentuk CD yang dapat denganmudah diakses. Peran setiap komandan/pimpinan satuan secaraberkelanjutan juga menjadi kunci sukses keberhasilan program P2BSini.

Dengan penyampaian tulisan ini semoga pada masa mendatangprogram P2BS dapat menjadi salah satu sarana memperoleh prajuritTNI AU yang memiliki kapabilitas pengetahuan yang baik. Dengan

Page 91: ANGKASA CENDEKIA · yang lebih luas dengan bagian-bagian dunia lain, ... tidak hanya kepada pasien psikiatri, dan juga dapat diterapkan pada ingatan sosial kelompok,

90 Edisi Juli 2009

ANGKASA CENDEKIA

demikian tugas TNI AU dalam pembangunan dan pengembangankekuatan matra udara dapat tercapai optimal. Sebagai bahanrenungan bukan tidak mungkin program ini bisa diterapkan kepadaseluruh strata kepangkatan seperti bintara maupun tamtama selamaorganisasi memang membutuhkan. Semoga tulisan ini mampumembuka cakrawala bahwa proses belajar mandiri sudahseharusnya dimiliki setiap orang, bukan hanya pada saat untukkenaikan pangkat saja tetapi sampai kapanpun selama hidup.

Daftar Pustaka

A Fresh Look at Independent Learning, akses tgl 25 Maret 2009http://www.londonmet.ac.uk/deliberations/effective-learning/independent.cfm

Candy, Philip C., “Independent Learning: Some Ideas fromLiterature”, (http://www.brookes.ac.uk /services/ocsd/2_learntch/independent.html)

C. Deightons Editor-in-Chief (New York: The MacMillan Co.,1971), p.550.http://www.ajde.com/Documents/Chapt % 20ii %20dissertation.pdf

Charles A. Wedemeyer, “Independent Study,” in TheEncyclopedia of Education, Vol.4, Lee C. Deightons Editor-in-Chief(New York: The MacMillan Co., 1971), p. 550. http://www.ajde.com/Documents/Chapt%20ii%20dissertation.pdf

Cuya Hoga Community College, http://www.dle.tre-c.cc.ch.us/docs/l.html

Hughes, Peter, “Developing Independent Learning Skills”, http://www.herts.ac.uk./envstrat/HLP/dowconfproc/proc2/hughes%20.htm.h. 7.

Irene, S. C. Siauw, Fostering Self-Directed Learning Readinessby Way of PBL Intervention in Bussiness Education”, Open University

Page 92: ANGKASA CENDEKIA · yang lebih luas dengan bagian-bagian dunia lain, ... tidak hanya kepada pasien psikiatri, dan juga dapat diterapkan pada ingatan sosial kelompok,

91Edisi Juli 2009

ANGKASA CENDEKIA

of Hongkong, http://www.TPK.edu.sg/pblconference/full/irene%20siauw.pdf. h. 1

Open University of Hongkong, http://www.TPK.edu.sg

Samuel Baskin, “Quest for Quality,” New Dimensions in HigherEducation, No. 7 (Washington, D.C..- U.S. Government PrintingOffice, 1965). F. 3.

Skep Kasau Nomor Skep/158/VIII/1999 tanggal 19 Agustus 1999tentang Bujuknis TNI AU tentang P2BS

*****

Page 93: ANGKASA CENDEKIA · yang lebih luas dengan bagian-bagian dunia lain, ... tidak hanya kepada pasien psikiatri, dan juga dapat diterapkan pada ingatan sosial kelompok,

92 Edisi Juli 2009

ANGKASA CENDEKIA

Aviation Safety Culture(Refleksi dan ImplementasinyaBagi Segenap Prajurit TNI AU)

Oleh Mayor Tek N. F. Alamie, M.T.(Ps. Kasi Fixed Wing Subdis Pesbang Dislitbangau)

“Safety is freedom from danger and risk”

B eberapa tahun terakhir menjadi sejarah kelam bagi dunia penerbangan diIndonesia dengan banyaknya kecelakaanpesawat baik pesawat komersil maupunmiliter. Begitupun TNI Angkatan Udaramenghadapi saat yang berat dan harusmenerima kenyataan pahit dengan berbagaikecelakaan tragis yang menimbulkan kerugiantidak hanya materiil (alutsista dan prajurit-prajurit terbaiknya) akan tetapi juga kerugian

immateriil dari sisi moral, confidence dan khususnya dari aspekkepentingan yang lebih luas yaitu tereduksinya kemampuan untukmelaksanakan tugas pokoknya sebagai penegak dan pengawalkedaulatan di udara.

Rentetan kecelakaan seperti Pesawat C-212 Casa yang jatuhdilereng Gunung Salak, mengakibatkan hilangnya 18 awak pesawatyang merupakan putra-putra terbaik TNI AU. Sebelumnya terjadi 2kecelakaan pesawat di awal tahun 2008 yang menimpa HelikopterBell 47 G Soloy di Lanud Suryadarma Kalijati pada 1 Maret 2008yang menewaskan 2 orang awaknya serta jatuhnya Helikopter S-58Twin Pack di Pekanbaru pada tanggal 8 Januari 2008 yangmenewaskan seorang warga asing asal Singapura. Dalam tahun2009 paling tidak sudah 4 accident/insident yang menimpa pesawat-pesawat TNI AU, diawali pada tanggal 6 april 2009 yang menimpapesawat Fokker F-27 No reg A-2703 yang menewaskan seluruh crewdan 18 prajurit paskhas. Kecelakaan kembali terjadi pada tanggal11 Mei 2009, menimpa pesawat Hercules No reg A-1320 saat landing

Page 94: ANGKASA CENDEKIA · yang lebih luas dengan bagian-bagian dunia lain, ... tidak hanya kepada pasien psikiatri, dan juga dapat diterapkan pada ingatan sosial kelompok,

93Edisi Juli 2009

ANGKASA CENDEKIA

di bandara Wamena, Biak Papua. Kecelakaan tragis berikutnya yangmenelan korban 101 korban jiwa termasuk warga sipil menimpapesawat Hercules Noreg A-1325 dalam misi PAUM rutin jatuh di DesaGeplak, Kec. Karas Magetan, Jawa Timur. Terakhir, kecelakaan terjadipada pesawat jenis Puma yang sedang dalam misi flight test terhadapunjuk kerja komponen autopilot. Kejadian-kejadian tak diharapkanini t tentu saja tidak sejalan dengan spirit yang diusung oleh pimpinanTNI AU baik ditingkat pusat maupun Satker yang telah dicanangkanoleh Kasau, dengan slogan “No Change No Future”. Dan tentu sajatidak sejalan dengan gradual program konseptual Dislambangjaauyang selalu mendengungkan Road Map to Zero Accident.1

Terlepas dari perdebatan yang muncul tentang faktor penyebabkecelakaan yang sudah banyak dibahas oleh berbagai media, penulisingin membahas hal-hal yang berkaitan dengan safety level baikteknis maupun nonteknis baik ditinjau dari sudut pandang budayaorganisasi. Sebagaimana telah jamak diketahui bahwa accident/incident yang menimpa pesawat udara tidak disebabkan oleh faktortunggal, akan tetapi merupakan rangkaian dari beberapa proses yangmemberikan kontribusi yang mendahului sebelumnya sampaiaccident/insident itu terjadi.

Contributing factors (faktor-faktor yang memberikan kontribusiterhadap kecelakaan), khususnya faktor manusia (human factors)menjadi salah satu komponen yang memberikan kontribusi terbesarsebagai penyebab utama terjadinya accident/incident rate. Hal inidiperkuat dengan bukti bahwa selalu ditemukan adanya pelanggaran(violation), kegagalan (error) dan kondisi yang tidak standar(substandard condition) baik yang sengaja maupun tidak sengajabaik oleh para pengambilan keputusan, perencana operasi, pelaku(crew) maupun pendukung operasi penerbangan yang turut memberikontribusi terjadinya kecelakaan. Dari fakta-fakta tersebut tergambarbagaimana sebenarnya kondisi dan lambangja (safety level) TNI AUsaat ini, jika dihadapkan pada cita-cita untuk mewujudkan ataumengimplementasikan zero accident. Belum maksimalnya fungsisistem pembinaan yang berkaitan dengan peningkatan kualitas SDMTNI AU yang difokuskan pada faktor manusia, menyangkut empathal dasar yaitu, sosialisasi safety culture, standar dan norma kolektif

1 Road to Zero Accident TNI AU 2006-2010: For A Better Air Force, 2007

Page 95: ANGKASA CENDEKIA · yang lebih luas dengan bagian-bagian dunia lain, ... tidak hanya kepada pasien psikiatri, dan juga dapat diterapkan pada ingatan sosial kelompok,

94 Edisi Juli 2009

ANGKASA CENDEKIA

tentang Lambangja (safety level) di TNI AU, kurangnya kepedulian(awareness) serta pola pembinaan bidang lambangja TNI AU.

Mewujudkan zero accident sesuai dengan standar performancedari safety level dari segenap insan prajurit TNI AU yang diharapkan,perlu upaya-upaya dengan mempersiapkan sedini mungkin prajuritTNI AU yang memiliki budaya safety secara bertahap, terpadu,berkesinambungan serta terencana. Untuk itulah penting kiranyaseberapa besar sebuah organisasi seperti TNI AU yang banyakmengelola alutsista pesawat terbang mempunyai komitmen yangtinggi, tidak hanya pada level menajemen akan tetapi sampai kepadainstitusi yang terendah dalam organisasi, sistem yang dijalankan sertabagaimana semua personel yang telibat bisa menjalankan danmenerapkan apa yang sudah digariskan oleh organisasi.

Pengertian-pengertian

a. Safety Culture 2. Safety culture is a sub-facet oforganizational culture, which is thought to affect member’sattitudes and behaviorin relation to an organization’s ongoing health and safety performance.

b. A Global Definition3. Safety culture is the enduring valueand priority placed on worker and public safety by everyonein every group at every level of organization. It refers to theexistent to which individuals and groups will committo persona; responsibility for safety, act to preserve,enhance and communicate safety c o n c e r n s ,str ive to act ive learn, adapt and modify (bothindividual and organizational) behavior based onlessons from mistakes and be rewarded in a mannerconsistent with these values.

c. Falsafah Lambangja TNI AU4. Secara garis besar adalah :1) Bahwa kecelakaan dapat dicegah.2) Prioritas utama Lambangja adalah pada pencegahan

kecelakaan.3) Penggunaan personel yang trampil di bidangnya, materiil

dan informasi di bidang media yang saling terkait untukterlaksananya suatu operasi yang aman dan selamat.

2 Cooper – Theoretical (2000)3 Materi kuliah “Aviation Safety” ITB4TNI AU tentang Pembinaan Pencegahan Kecelakaan Penerbangan dan Kerja

Page 96: ANGKASA CENDEKIA · yang lebih luas dengan bagian-bagian dunia lain, ... tidak hanya kepada pasien psikiatri, dan juga dapat diterapkan pada ingatan sosial kelompok,

95Edisi Juli 2009

ANGKASA CENDEKIA

Safety CultureDalam dunia penerbangan keselamatan penerbangan (aviation

safety) menjadi perhatian utama sehingga banyak melahirkan konsepkeselamatan (safety management). Secara umum safetydidefinisikan sebagai bebas dari bahaya maupun risiko yang akanditimbulkan (safety is freedom from danger and risk). Dalammengelola risiko terjadinya kecelakaan yang melibatkan institusional/organisasional, Dr. James Reason menyatakan bahwa ada 3instrumen penting untuk mengarahkan suatu organisasi agar menjadimotor atau penggerak dalam hal keselamatan, yang semuanyamengarah kepada kehendak dari top manager (dalam hal ini pimpinanTNI AU) yaitu : komitmen (commitment), kompetensi (kompetence)dan keberpihakan (cognizance).

Akan tetapi karena top manager selalu berganti-ganti dalamsebuah organisasi (TOA/TOD) yang berdampak kepada kebijakanyang berbeda pula, sehingga yang terpenting adalah bagaimanaorganisasi memelihara sebuah komitmen tentang safety dihadapkankepada perpindahan personel, tuntutan tugas, dan kondisiperekonomian (keterbatasan anggaran)? James menyatakan, inilahsaatnya peran safety culture dimainkan oleh suatu organisasi, “Agood safety culture is something that endures and so provides thenecessary driving force” Untuk menyatakan bahwa organisasi yangkita miliki, apakah sudah memiliki safety culture yang baik (sehat),Dr. James Reason mempersiapkan checklist (terlampir).

Page 97: ANGKASA CENDEKIA · yang lebih luas dengan bagian-bagian dunia lain, ... tidak hanya kepada pasien psikiatri, dan juga dapat diterapkan pada ingatan sosial kelompok,

96 Edisi Juli 2009

ANGKASA CENDEKIA

Ada empat hal utama yang harus dibangun dan dikembangkandalam mencapai safety cultures yang disesuaikan dengankarakteristiknya, yaitu :

a Learning and informed culture. Budaya belajar, di manaorganisasi mempunyai budaya untuk selalu siap belajar dalam rangkameningkatkan kemampuan untuk mengimplementasikan apa yangdibutuhkan untuk menyelesaikan suatu perubahan. Sedangkanbudaya menginformasikan adalah setiap level pimpinan dalamorganisasi mempunyai kemauan untuk mengetahui dan melaporkanapa yang dan akan terjadi dalam organisasi atau lingkup kerjanyaterkait dengan kesalahan-kesalahan (errors) ataupun kesalahan-kesalahan yang hampir terjadi (near misses).

b. Wary culture. Bahwa organisasi dan seluruh individu yangterlibat harus mencari hal-hal yang kiranya tidak diharapkan, sertamemelihara tingkat kewaspadaan yang tinggi.

c. Just culture. Bahwa organisasi harus menjalankan budaya“tidak menyalahkan (no blame)” untuk tidak membatasi terhadapberbagai tindakan yang telah disepakati bersama secara total tanpaterkecuali dan menerima dengan baik orang yang telah berjasa dalamorganisasi.

d. Flexible culture. Dinamisasi dalam organisasi, di mana satuanbawah diberi keleluasaan untuk menjalankan organisasi sesuaidengan kemampuannya, sehingga dapat menyeimbangkanoperasional organisasi baik dalam tempo tinggi atau tempo rutin dandapat mengubahnya sesuai dengan lingkup yang disyaratkan.

Beberapa indikator safety culture yang bisa dilihat secaralangsung terkait tingginya kecelakaan (accident rate) yang melibatkanhuman factors (kualitas SDM), sarpras serta tindakan preventif untukmencegah terjadinya kecelakaan yang masih kurang memadai, sertaimplementasi dari piranti lunak yang sangat erat hubungannya dengansafety culture, adalah:

a. Personel (safety culture prajurit TNI AU). Indikator kualitasSDM dapat dilihat dari proses pembinaan prajurit tentang

Page 98: ANGKASA CENDEKIA · yang lebih luas dengan bagian-bagian dunia lain, ... tidak hanya kepada pasien psikiatri, dan juga dapat diterapkan pada ingatan sosial kelompok,

97Edisi Juli 2009

ANGKASA CENDEKIA

pengetahuan safety, dimana tidak adanya kesinambungandalam pembinaan karier prajurit yang berorientasi kepadaspesialisasi dan pengetahuan yang bedrorientasi kepadakebutuhan mendasar organisasi untuk mencapai zero accident.Seringkali pendidikan dan latihan yang ada hanya sekedarformalitas dan hanya memenuhi program pendidkan yang telahdiprogramkan oleh Disdikau ataupun Kodikau. Kontinyuitasmenjadi kata kunci dalam pembinaan personel.

1) Sosialisasi safety culture. Budaya adalah suatu standaryang diterima sebagai kebenaran dalam sebuah institusi ataumasyarakat dalam hal ini organisasi TNI AU. Sebagai institusiyang mengawaki alutsista yang padat materiil dan sarat akanteknologi, tentu butuh kesadaran dan tanggung jawab yang tinggi.Sementara budaya ini dirasakan kurang saat ini, dimanatanggung jawab di semua level dalam organisasi terutamapersonel yang mengawaki organisasi belum terintegrasi untukmencapai tujuan bersama.

2) Perilaku unsafe act yaitu budaya yang masih kerapdilakukan dan sulit untuk dihilangkan sampai saat ini,seperti: cenderung ceroboh dalam bertindak, meremehkandan mengabaikan aturan dan kurangnya kesadaranuntukmeminimalkan setiap peluang kesalahan yang akanmuncul.

3) Belum adanya budaya adil dalam hal keselamatan (justculture) seperti: sistem pelaporan safety yang tidak berjalan(malas untuk berbuat), kecendrungan untuk menutup-nutupikesalahan, kecendrungan untuk menyalahkan orang lain (mencarikambing hitam).

b. Minimnya sarpras yang ada dalam pencapaian safety culturesesuai kualifikasi. Permasalahan utama dalam peningkatan safetyculture, yaitu materiil dan media yang digunakan untuk mencapai

Page 99: ANGKASA CENDEKIA · yang lebih luas dengan bagian-bagian dunia lain, ... tidak hanya kepada pasien psikiatri, dan juga dapat diterapkan pada ingatan sosial kelompok,

98 Edisi Juli 2009

ANGKASA CENDEKIA

safety level belum memadai. Ada banyak kendala untuk mewujudkansafety level antara lain :

1) Hubungan man – machine. Jika alutsista TNI AUdianggap sebagai machine terutama aircraft maka harus adapemahaman terhadap materiil yang sedang kita hadapiterutama yang berkaitan dengan Standart OperatingProsedure (SOP). Manusia dalam hal ini prajurit TNI AUharus memahami alutsistanya sehingga tidak terjadikesalahan-kesalahan yang tidak perlu (miss atau lips).Kondisi saat ini hubungan ini tidak terlalu dipahami, karenabudaya kita yang cenderung hanya menunggu tanpa adainisiatif untuk meningkatkan pengetahuan. Selain itu Lutsistayang sudah tua (aging aircraft) dengan segala keterbatasandalam sistem penunjang/alat pendukungnya menjadikan kitaterjebak kepada apa yang disebut stagnasi dalammengembangkan kreativisme.

2) Sarana dan prasarana yang tidak memadai, banyakperalatan yang kita miliki saat ini dalam operasionalnya tidakdilengkapi dengan sistem pendukung yang memadai,sehingga program safety tidak dapat dimaksimalkan, sepertifasilitas pemeliharaan yang tidak terintegrasi, banyaknyaspare yang memiliki status AWP serta sistem logistik yanglemah, tuntutan misi dan operasional pesawat yang tinggidan sebagainya menjadikan program pencapaian zeroaccident menjadi sulit untuk dicapai.

c. Minimnya piranti lunak serta lemahnya implementasi dilapangan. Pencapaian safety level yang tinggi harus didukungdengan perangkat piranti lunak yang memadai. Kondisi saat inisangat jauh dari harapan, hal ini bisa dilihat dari indikator darikomitmen TNI AU untuk memasukkan organisasi Dislambangjauditingkat Mabes TNI AU dan pejabat-pejabat struktural di satuan-satuan operasional yang berada dibawah Disops (perwiralambangja). Masalahnya terkadang ada banyak penyimpangandan deviasi dalam pelaksanaan tugas dilapangan. Tidak adanya

Page 100: ANGKASA CENDEKIA · yang lebih luas dengan bagian-bagian dunia lain, ... tidak hanya kepada pasien psikiatri, dan juga dapat diterapkan pada ingatan sosial kelompok,

99Edisi Juli 2009

ANGKASA CENDEKIA

mekanisme kontrol sebagai instrumen yang mengukur tingkatpencapaian safety level menjadikan piranti lunak yang adamenjadi mandul dalam implementasinya.

Fakta bahwa manusia memegang peranan penting dalampenerbangan dan pencapaian safety level, sedangkan disisi lainmanusia tidak dapat diharapkan berkinerja sempurna setiap waktu.Di luar kemajuan teknologi, peranan manusia tetap dominan, danmemegang 90% porsi urusan keselamatan5. Jika peran manajemenorganisasi dalam setiap level dalam hal ini SDM-nya lemah makakondisi ini akan terjadi stagnasi dalam mencapai safety level.

Beberapa faktor yang mempengaruhi kondisi belum adanyasafety culture dilingkungan TNI AU dapat diuraikan sebagai berikut :

a. Faktor transparansi dan penyalahgunaan wewenang olehpara pemegang regulasi cenderung membawa dampak negatifterhadap kemajuan dunia penerbangan di tanah air, tidakterkecuali di TNI AU. Seringkali aturan-aturan yang adadiintervensi oleh kepentingan kelompok atau pribadi sehinggamengabaikan faktor lambangja itu sendiri. Produk-produkperaturan yang dihasilkan acapkali merupakan manifestasi darikepentingan sesaat dan tidak berorientasi jauh kedepan. Banyakaccident/insident lahir sebagai produk dari lemahnya penegakanperaturan oleh lembaga otorisasi yang mengabaikan prinsip-prinsip atau falsafah lambangja.

b. Faktor minimnya anggaran, memegang peranan pentingdalam mata rantai keselamatan penerbangan. Kalau dalamdunia penerbangan sispil dikenal istilah low cost carier (LCC),maka dimiliter khususnya institusi TNI AU untuk menyiasatikurangnya dukungan anggaran, terpaksa melaksanakanpenggantian suku cadang dengan cara rotasi untuk memenuhijam terbang dari masing-masing pesawat. Adanya kebijakan

4 Sarasehan Penerbangan Nasional, Angkasa 7 November 2007 yangmengangkat tema”Human Factor”

Page 101: ANGKASA CENDEKIA · yang lebih luas dengan bagian-bagian dunia lain, ... tidak hanya kepada pasien psikiatri, dan juga dapat diterapkan pada ingatan sosial kelompok,

100 Edisi Juli 2009

ANGKASA CENDEKIA

pemerintah untuk pemotongan anggaran sebesar 15 % disemua departemen, tentu saja menghambat upaya mewujudkanzero accident TNI AU khususnya dalam memberdayakanintrumen prajurit TNI AU yang memegang peranan penting dalammenciptakan habit/budaya yang berujung pada lambangja.

c. Safety culture banyak berhubungan dengan budaya kita untukmelakukan tindakan/perilaku ceroboh atau melakukan sesuatukesalahan baik disengaja ataupun tidak (unsafe act). Budaya-budaya negatif yang masih sering dilakukan antara lain :meremehkan hal-hal kecil karena terbukti tidak menimbulkandampak apapun baik terhadap organisasi maupun alutsista;faktor rutinitas cenderung membawa seseorang pada situasikelengahan karena menganggap sesuatu yang biasa. Selainitu budaya tertutup untuk tidak melaporkan hal-hal kecil yangsebetulnya dapat berujung pada akumulasi kesalahan yangbesar yang akan berakibat fatal, serta kurangnya kepedulianterhadap aturan yang ada.

d. Kendala keterbatasan prajurit TNI AU dalam menjalankantugas antara lain adanya disparitas kecepatan dalam mengantisipasiperkembangan teknologi, faktor akses terhadap teknologi, danlambatnya proses modernisasi alutsista sehingga peluang prajuritdalam mengembangkan kemampuan sesuai dengan perkembanganteknologi kedirgantaraan terkini termasuk sistem manajemenkeselamatan (safety management system-SMS) ataupun crewresources management (CRM) terkendala juga.

Safety Culture Yang DiharapkanKondisi tingkat safety culture prajurit TNI AU yang diharapkan

adalah terwujudnya insan prajurit TNI AU yang memiliki tingkat safetyculture yang baik serta ditunjang dengan organisasi dan manajemenyang baik, sistem pembinaan, tingkat disiplin dan piranti lunak yangmemadai. Implementasi peningkatan safety culture prajurit TNI AUsebagai berikut :

a. Personel (safety culture prajurit TNI AU tinggi). Indikatortingginya kualitas SDM dapat dilihat dari proses pembinaan

Page 102: ANGKASA CENDEKIA · yang lebih luas dengan bagian-bagian dunia lain, ... tidak hanya kepada pasien psikiatri, dan juga dapat diterapkan pada ingatan sosial kelompok,

101Edisi Juli 2009

ANGKASA CENDEKIA

prajurit tentang pengetahuan safety, khususnya prosespendidikan dan latihan. Adanya kesinambungan dalampembinaan tingkat safety culture prajurit yang berorientasikepada spesialisasi sebagai bagian dari kebutuhan mendasardalam lingkup tugas yang berkaitan dengan lambangja.

1) Tingginya sosialisasi safety culture. Dibutuhkan kesadarandan tanggung jawab yang tinggi disemua level untuk mewujudkansafety culture, dimana tanggung jawab di semua level merata dalamorganisasi terutama personel yang mengawaki organisasi beradadalam struktur yang terintegrasi untuk mencapai tujuan bersama.

2) Perilaku safe act yaitu budaya-budaya yang masih h a r u sdilakukan dan dihilangkan adalah :

a) Tindakan yang bisa dibertanggung jawabkan (tidakceroboh), harus menjadi budaya dan commonsense dari seluruh prajurit TNI AU.

b) Tingkat kepatuhan kepada sistem dan aturan yangberlaku, khususnya yang berkaiatan denganLambangja.

c) Tingginya kesadaran untuk meminimalkan setiappeluang kesalahan (error, miss and lips) yangakan muncul.

3) Terciptanya budaya adil dalam hal keselamatan (just culture).

a) Sistem pelaporan safety yang berjalan dengan baik.b) Adanya transparansi untuk melaporkan hal-hal kecil

tanpa takut untuk menjadi bumerang bagi dirinya.c) Hilangnya sifat/perilaku untuk selalu menyalahkan

orang lain ( mencari kambing hitam), denganmenjadi pribadi-pribadi yang bertanggung jawab.

b.Sarana dan prasarana dalam pencapaian safety culturememadai dan sesuai kualifikasi. Materiil dan media yangdigunakan untuk mencapai safety level tersedia secara luassesuai dengan kebutuhan operasional dalam organisasi baikdipusat maupun ditingkat satker, hal ini dapat diwujudkan melaluiantara lain :

Page 103: ANGKASA CENDEKIA · yang lebih luas dengan bagian-bagian dunia lain, ... tidak hanya kepada pasien psikiatri, dan juga dapat diterapkan pada ingatan sosial kelompok,

102 Edisi Juli 2009

ANGKASA CENDEKIA

1) Hubungan man – machine, Adanya pemahamanterhadap materiil yang dihadapi terutama yang berkaitandengan operating prosedure. Prajurit TNI AU harusmemahami alutsistanya sehingga tidak terjadi kesalahan-kesalahan yang tidak perlu (Miss atau Lips). Bahwa safetyculture (budaya/kultur keselamatan) adalah menerimakesalahan sebagai keadaan yang normal dalam hubunganman–machine/pesawat. Kondisi yang diharapkan adalahpemahaman terhadap budaya dengan melakukan inisiatifuntuk meningkatkan pengetahuan. Keterbatasan dalamsistem penunjang/alat pendukungnya diharapkan dapatdiminimalisir sehingga ada kedinamisan dalam organisasiuntuk mengembangkan kreativisme.

2) Sarana dan prasarana yang memadai, diharapkanperalatan yang kita miliki dalam operasionalnya harusdilengkapi dengan sistem pendukung yang memadai,sehingga program safety dapat dimaksimalkan, sepertifasilitas pemeliharaan yang terintegrasi, tidak ada lagi spareyang memiliki status AWP serta ditunjang dengan sistemlogistik yang kuat, tuntutan misi dan operasional pesawatyang tinggi harus diimbangi dengan menjadikan programpencapaian zero accident yang seimbang.

c. Piranti Lunak dan implementasi dilapangan yangmemadai. Pencapaian safety level yang tinggi harusdidukung dengan perangkat piranti lunak yang memadai.Diharapkan timbulnya komitmen yang kuat dalam organisasiTNI AU melalui Dislambangjau untuk menegakkan aturansehingga terbebas dari penyimpangan dan deviasi dalampelaksanaan tugas dilapangan. Adanya mekanisme kontrolsebagai instrumen yang dapat mengukur tingkat pencapaiansafety level dan implementasinya.

Implementasi tentang adanya perubahan menuju kondisiyang lebih baik dalam hal peningkatan kualitas SDM sertapengawakan personel yang sesuai dengan kualifikasi, tingkatdisiplin dari prajurit yang memegang norma safety cultureserta didukung dengan piranti lunak yang memadai

Page 104: ANGKASA CENDEKIA · yang lebih luas dengan bagian-bagian dunia lain, ... tidak hanya kepada pasien psikiatri, dan juga dapat diterapkan pada ingatan sosial kelompok,

103Edisi Juli 2009

ANGKASA CENDEKIA

merupakan satu langkah dasar/batu loncatan (milestone)dalam mewujudkan zero accident . Keselamatanpenerbangan adalah suatu keadaan yang harus diupayakansungguh-sungguh oleh seluruh personel yang terlibat dalamproses penerbangan, mulai dari personel pemeliharaan,personel pengatur lalu lintas udara (PLLU), personel Lanud(PK, Meteo, Disops, dll), serta awak pesawat itu sendiri,sehingga diharapkan ada komitmen bersama dalammewujudkan Lambangja.

Upaya-UpayaUpaya meningkatkan safety culture prajurit TNI AU dalam rangka

mewujudkan zero accident dilingkungan kerja harus dilakukanpentahapan secara jelas dan terstruktur yang disesuaikan denganperkembangan teknologi serta tuntutan pelaksanaan tugas secaraberjenjang dari tingkat Mabes TNI AU sebagai organisasi tertinggiuntuk menyelenggarakan dan menata organisasi yang menyangkutpersonel, sarana dan prasarana serta piranti lunak sampai ke tingkatsatuan terkecil sebagai berikut :

a. Mabes TNI AU. Mabes TNI AU sebagai level tertinggi dalamorganisasi harus memiliki komitmen dan tanggung jawab yangkuat dalam melakukan sistem kontrol dan monitoring denganmelakukan upaya-upaya seperti :

1) Memberikan pembelajaran safety culture kepada seluruhprajurit TNI AU.

2) Penerapan safety culture secara menyeluruhdilingkungan organisasi sampai ditingkat satker terkecil.

3) Bertanggung jawab untuk menghilangkan bebanpsikologis dari seluruh awak maintenance terutama dalamisu kelalaian.

4) Menyediakan jalur komunikasi dalam organisasi yangdapat diakses oleh seluruh prajurit TNI AU, sehinggasafety dapat dipahami, dihayati dan menjadi budaya sertabetul-betul menjadi salah satu media penting dalammencapai tujuan organisasi yaitu zero accident.

5) Sistem Top to Down. Dimana faktor organisasi pentingdalam membangun kultur keselamatan melaluipenyediaan; Software, Hardware, Enviranment danLiveware.

Page 105: ANGKASA CENDEKIA · yang lebih luas dengan bagian-bagian dunia lain, ... tidak hanya kepada pasien psikiatri, dan juga dapat diterapkan pada ingatan sosial kelompok,

104 Edisi Juli 2009

ANGKASA CENDEKIA

b. Dislambangjaau. Sebagai institusi yang mempunyai tugaspokok dalam pembinaan Lambangja maka Dislambangjaaumemiliki peran besar dalam membentuk prajurit yang memilikisafety level yang tinggi. Upaya-upaya yang dapat dilakukan olehDislambangjaau antara lain :

1) Dibidang personel dengan meningkatkan kualitasSDM.

a) Membentuk prajurit yang mampu meminimalisirerror.

(1) Training/Pelatihan, pengetahuan teknologi sertapembuatan regulasi/peraturan yang baik.

(2) Membuat pola pendidikan yang baik denganberorientasi kepada apa yang terpikir, penjelasanyang terperinci dan apa yang harus dilakukan.

(3) Menghilangkan isu Power Distance sebagainorma tinggi yang diterima. Yaitu mengubahperilaku menjadi efektif (harus terus menerusdilakukan), solusinya dengan mengadakanpelatihan CRM (Crew Resource Management)yang diarahkan untuk menghilangkan PowerDistance. Isu ini penting karena menyangkuthubungan antara senior dan junior dalam hirarkikemiliteran yang membuat jarak (rasa segan/gap antara senior dan junior) diantara personelyang memiliki kewenangan berbeda.

b) Membangun sifat humanistic yang mengedepankanperan lembaga sosial yaitu daripada berantem lebih baikmemaafkan. Ini sering terjadi dan memicu tumpang tindihkewenangan terutama jika ada pilot dan kopilot dalamsatu kokpit.

2) Membangun potensi kultur yang sebenarnya sudah adadalam diri setiap insan prajurit TNI AU, yaitu bahwa tidak adaprajurit yang mau mengalami kecelakaan. Bahwakecelakaan itu tidak pernah direncanakan.

Page 106: ANGKASA CENDEKIA · yang lebih luas dengan bagian-bagian dunia lain, ... tidak hanya kepada pasien psikiatri, dan juga dapat diterapkan pada ingatan sosial kelompok,

105Edisi Juli 2009

ANGKASA CENDEKIA

3) Membangun budaya untuk tidak mudah menyalahkanpersonel/prajurit yang telah menjalankan aturan dengan baikdan benar, meskipun dengan hasil terjadinya kecelakaankarena itu semua merupakan tanggung jawab organisasiuntuk memperbaikinya.

4) Road Map Safety yang Terukur dan Terstruktur. Adatujuh langkah penting yang harus dibangun dalam membuatRoad Map Safety, yaitu menumbuhkan safety culture,regulatory oversight, transparan dalam melaporkankesalahan/insiden, investigasi terhadap insiden dankecelakaan yang lebih efektif, konsisten terhadapimplementasi SMS, konsistensi untuk mengadop industrybest practice, dan jumlah tenaga kualified yang memadai.

c. Satker-satker. Sebagai teraran pelaksana dalampembinaa prajurit melakukan perbaikan dalam hal :

1) Memaksimalkan standar dan norma kolektiftentang Lambangja dilingkungan TNI AU. Upaya-upaya yang dapat dilalukan secara sektoral satuanantara lain:

a) M e m b u a t s t a n d a r b u d a y a p e l a p o r a ndengan melaporkan sekecil apapun informasiyang mengarah kepada tindakan yang t idakaman (unsafe act).

b) Rasio perbandingan antara personel otorisasiLambangja di semua level maintenance yangTNI AU tentang Pembinaan PencegahanKecelakaan Penerbangan dan Kerja seimbangdengan menambah jumlah inspektor yang adaserta adanya pengawasan yang ketat danpemeriksaan secara berkala untuk menghindari adanyapenyimpangan dari operasional yang telah ditetapkanoleh Lambangja.

Page 107: ANGKASA CENDEKIA · yang lebih luas dengan bagian-bagian dunia lain, ... tidak hanya kepada pasien psikiatri, dan juga dapat diterapkan pada ingatan sosial kelompok,

106 Edisi Juli 2009

ANGKASA CENDEKIA

2) Peningkatan kualitas personel Lambangja di tiap-tiap Satker

a) Sistem pendidikan safety dibangun dari halyang TNI AU tentang Pembinaan Pencegahan KecelakaanPenerbangan dan Kerja sederhana dan yang terpentingdiajarkan secara menyeluruh, bukan sekedar pesanberdasarkan SOP (Standard Operating Prosedur).

b) Melaksanakan pengawasan melekat (Waskat)terhadap hal-hal yang berpotensi untuk dilanggarprajurit. Adanyanorma dan rambu yang jelas yangdapat menjadi tauladan serta sistem “reward andpunishment” di satker-satker.

d. Membangun Sarana dan prasarana yang memadai.Sarana dan prasarana yang memadai mutlak diperlukansebagai bagian dari upaya meningkatkan budaya safety.Bagaimana mungkin kita akan mencapai safety level yangtinggi jika sarana pendukung operasional. Tidak nemodi saranadan prasarana memang dapat menimbulkan kreatifitasuntuk mencari solusi yang tepat. Akan tetapi ada syarat angharus dipenuhi agar peralatan yang dibuat dengan caraswadaya harus melalui tahapan seperti riset, uji coba dansertifikasi yang menjadi standar yang harus dijalani oleh suatuproduk yang akan digunakan di pesawat. Upaya-upaya yangdapat dilakukan untuk meningkatkan safety culture, antaralain :

a) Standarisasi materiil dan peralatan harus disesuaikandengan lingkup kerja personel TNI AU.

b) Adanya prosedur yang jelas dan mudah dimengerti dalammengoperasikan peralatan dan alutsista sehingga dapatmeminimalkan adanya kesalahan dalam pengoperasian.

c) Perlunya melibatkan institusi Dislitbangau dalamsertifikasi produk-produk yang diproduksi oleh depo-depo pemeliharaan (produk lokal) untuk memenuhipersyaratan agar produk layak dan sesuai dengans t a n d a r keselamatan.

Page 108: ANGKASA CENDEKIA · yang lebih luas dengan bagian-bagian dunia lain, ... tidak hanya kepada pasien psikiatri, dan juga dapat diterapkan pada ingatan sosial kelompok,

107Edisi Juli 2009

ANGKASA CENDEKIA

e. Piranti Lunak. Aturan-aturan yang digunakan sebagaipedoman dalam meningkatkan safety culture yang mendukungpencapaian zero accident perlu dituangkan dalam suatukebijakan oleh instansi terkait dan kemudian disosialisasikankepada Satker-satker sebagai pedoman dalam pelaksanaanlambangja dengan melakukan upaya-upaya :

a) Revisi. Piranti lunak yang sudah tidak sesuai denganperkembangan lingkungan strategis, perkembangan Iptekserta peningkatan kemampuan personel TNI AU harussegera di revisi.

b) Sosialisasi. Sosialisai suatu kebijakan bukan merupakansuatu kegitan rutin, baik melalui ceramah disatuan-satuankerja yang dijadikan pelajaran di lembaga pendidikan, akantetapi harus merupakan suatu kebutuhan yang mendasaryang mampu menciptakan ruang dalam menampungpermasalahan dalam pembinaan safety level serta harusdiwujudkan dalam bentuk implementasi dan pertanggung–jawaban kepada publik bahwa TNI AU memang mempunyaiformat yang jelas dalam bidang lambangja. Selain itu untukmencegah sikap resistensi dan ambigu dari prajurit TNI AUsendiri terhadap aturan yang telah menjadi kebijakandilingkungan TNI. Upaya-upaya dalam sosialisasi antara lain :

(1) Kampanye safety culture perlu ditingkatkan disetiaplevel organisasi, melalui petunjuk yang jelas danberulang-ulang yang menekankan tentang pentingnyasafety culture.

(2) Penerapan budaya informasi, agar menjadi budayapositif bagi seluruh prajurit TNI AU

(3) Sosialisasi terhadap prosedur Lambangja melaluipamflet, buletin, ceramah tentang resiko dan ancamanyang mungkin timbul.

Semua upaya yang diprogramkan diatas hanya akan efektif jikaditunjang dengan komitmen dari seluruh elemen dalam organisasiTNI AU, karena memang kita mempunyai tujuan yang sama untukmeningkatkan safety level sebagai bagian dari budaya dalamorganisasi modern yang lebih menekankan kepada prosedur yangtepat, manajemen organisasi yang kuat serta implementasi dari

Page 109: ANGKASA CENDEKIA · yang lebih luas dengan bagian-bagian dunia lain, ... tidak hanya kepada pasien psikiatri, dan juga dapat diterapkan pada ingatan sosial kelompok,

108 Edisi Juli 2009

ANGKASA CENDEKIA

aturan yang telah menjadi kesepakatan bersama. Mudah-mudahanapa yang telah dipaparkan dalam upaya-upaya untuk mencapaipeningkatan safety culture prajurit TNI AU akan mengubah mindsetting kita semua untuk lebih nyata dalam bertindak dan bukan hanyaslogan, sehingga zero accident akan benar-benar terwujud.

Dari pembahasan dan uraian yang telah dibahas di atas, makadapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

a. Banyaknya kecelakaaan yang terjadi sebagai akibat darirendahnya safety culture yang banyak berhubungan denganperilaku dari sifat dasar manusia dalam hal ini Prajurit TNIAU dalam memberikan kontribusi besar terhadap terjadinyakecelakaan akibat dari faktor manusia (Human Factor).

b. Permasalahan yang terjadi saat ini adalah kurangnyakomitmen organisasi dan institusi terkait dalam meningkatkansafety culture. Ada semacam kontradiksi antara tuntutanbeban tugas opersional yang harus ditunaikan dengankondisi alutsista yang sudah usang serta minimnya anggaranyang dialokasikan untuk menjalankan program keselamatan.

c. Dengan upaya-upaya yang dilaksanakan seperti perbaikandalam manajemen keselamatan penerbangan (SMS), CRM,sarana dan prasarana serta piranti lunak yang mendukungpeningkatan proram safety ke depan ada perubahan kondisiyang signifikan dalam mewujudkan pencapaian zeroaccident.

Untuk dapat menunjang proses peningkatan safety culture prajuritTNI AU, beberapa kiranya dapat menjadi bahan pertimbangan, yaitu :

a. Membuka ruang wacana bagi publik dan peran serta seluruhkomponen bangsa dalam mewujudkan tingkat safety levelprajurit TNI AU sebagai bagian dari mewujudkan zeroaccident.

b. Me-refresh prinsip-prinsip dasar penerbangan, karena padadasarnya setiap personel/prajurit akan aware jika mereka tahuakan resiko yang akan terjadi serta memiliki pengetahuan

Page 110: ANGKASA CENDEKIA · yang lebih luas dengan bagian-bagian dunia lain, ... tidak hanya kepada pasien psikiatri, dan juga dapat diterapkan pada ingatan sosial kelompok,

109Edisi Juli 2009

ANGKASA CENDEKIA

yang cukup tentang prinsip-prinsip dasar bagaimana sistemkerja pesawat.

c. Meningkatkan alokasi anggaran untuk program safety, karenamemang biaya (cost) yang harus dikeluarkan untukmeningkatkan program safety sangat tinggi, akan tetapi jikadibandingkan dengan biaya yang harus dikeluarkan sebagaiakibat terjadinya kecelakaan maka investasi yang dikeluarkandengan effort yang telah dikeluarkan untuk mencegahterjadinya kecelakaan (Potensial/total loss).

Jadi sambil kita mencoba mengisi checklist yang terdapat padahalaman lampiran, jadikan hasil (score) yang didapat sebagaimoment untuk merefleksikan diri bagi segenap insan TNI AU darisetiap strata kepemimpinan dan satuan, sejauhmana kita memilikikomitmen, kompetensi, dan kepedulian. Semoga dengan musibahberuntun yang terjadi akhir-akhir ini membawa hikmah untukmenyadari bahwa setiap individu mempunyai peran penting dalammencapai tujuan organisasi yang selalu didengung-dengungkan danmenjadi cita-cita bersama yaitu “zero accident” dapat tercapai,semoga !!!

Lampiran :

Checklist for Assesing Institutional ResilienceScoring :

YES = This is definitely the case in my organization (scores 1);? = “Don’t know,” “maybe” or “could be partially true” (scores 0.5);NO = This is definitely not the case in my organization (scores zero).

1. MINDFUL OF DANGER: Top managers are ever mindful of thehuman organizational factors that can endanger their operations.

A Yes B ? C No

2. ACCEPT SETBACKS: Top management accepts occasionalsetbacks and nasty surprises as inevitable. They anticipate that staffwill make errors and train them to detect and recover from them.

A Yes B ? C No

Page 111: ANGKASA CENDEKIA · yang lebih luas dengan bagian-bagian dunia lain, ... tidak hanya kepada pasien psikiatri, dan juga dapat diterapkan pada ingatan sosial kelompok,

110 Edisi Juli 2009

ANGKASA CENDEKIA

3. COMMITTED: Top managers are genuinely committed toaviation safety and provide adequate resources to serve this end.

A Yes B ? C No

4. REGULAR MEETINGS: Safety-related issues are consideredat high-level meetings on a regular basis, not just after some badevent.

A Yes B ? C No

5. EVENTS REVIEWED: Past events are thoroughly reviewed attop-level meetings and the lessons learned are implemented as globalreforms rather than local repairs.

A Yes B ? C No

6. IMPROVED DEFENCE: After some mishap, the primary aimof top management is to identify the failed system defences andimprove them, rather than to seek to divert responsibility to particularindividuals.

A Yes B ? C No

7. HEALTH CHECKS: Top management adopts a proactive stancetoward safety. That is, it does some or all of the following: takessteps to identify recurrent error traps and remove them; strives toeliminate the workplace and organizational factors likely to provokeerror; brainstorms new scenarios of failure; and conducts regular“health checks” on the organizational process known to contributeto mishaps.

A Yes B ? C No

8. INSTITUTIONAL FACTORS RECOGNIZED: Top managementrecognizes that error-provoking institutional factors (under-staffing,inadequate equipment, inexperience, patchy training, bad human-machine interfaces, etc.) are easier to manage and correct thanfleeting psychological states, such as distraction, inattention andforgetfulness.

A Yes B ? C No

Page 112: ANGKASA CENDEKIA · yang lebih luas dengan bagian-bagian dunia lain, ... tidak hanya kepada pasien psikiatri, dan juga dapat diterapkan pada ingatan sosial kelompok,

111Edisi Juli 2009

ANGKASA CENDEKIA

9. DATA: It is understood that the effective management of safety,just like any other management process, depends critically on thecollection, analysis and dissemination of relevant information.

A Yes B ? C No

10. VITAL SIGNS: Management recognizes the necessity ofcombining reactive outcome data (i.e., the near-miss and incidentreporting system) with active process information. The latter entailsfar more than occasional audits. It involves the regular sampling of avariety of institutional parameters (scheduling, budgeting, fostering,procedures, defences, training, etc.), identifying which of these vitalsigns are most in need of attention, and then carrying out remedialactions.

A Yes B ? C No

11. STAFF ATTEND SAFETY MEETINGS: Meetings relating to safetyare attended by staff from a wide variety of departments and levels.

A Yes B ? C No

12. CAREER BOOST: Assignment to a safety-related function (qualityor risk management) is seen as a fast-track appointment, not a deadend. Such functions are accorded appropriate status and salary.

A Yes B ? C No

13. MONEY VS. SAFETY: It is appreciated that commercial goalsand safety issues can come into conflict. Measures are in place torecognize and resolve such conflicts in an effective and transparentmanner.

A Yes B ? C No14. REPORTING ENCOURAGED: Policies are in place to encourageeveryone to raise safety-related issues (one of the definingcharacteristics of a pathological culture is that messengers are “shot”and whistleblowers dismissed or discredited).

A Yes B ? C No

Page 113: ANGKASA CENDEKIA · yang lebih luas dengan bagian-bagian dunia lain, ... tidak hanya kepada pasien psikiatri, dan juga dapat diterapkan pada ingatan sosial kelompok,

112 Edisi Juli 2009

ANGKASA CENDEKIA

15. TRUST: The organization recognises the critical dependence ofa safety management system on the trust of the workforce—particularly in regard to reporting systems. A safe culture—that is, aninformed culture—is the product of a reporting culture that, in turn,can only arise from a just culture.

A Yes B ? C No

16. QUALIFIED INDEMNITY: Policies relating to near-miss andincident reporting systems make clear the organization’s stanceregarding qualified indemnity against sanctions, confidentiality, andthe organizational separation of the data-collecting department fromthose involved in disciplinary proceedings.

A Yes B ? C No

17. BLAME: Disciplinary policies are based on an agreed (i.e.,negotiated) distinction between acceptable and unacceptablebehaviour. It is recognized by all staff that a small proportion of unsafeacts are indeed reckless and warrant sanctions but that the largemajority of such acts should not attract punishment. The keydeterminant of blameworthiness is not so much the act itself—erroror violation—as the nature of the behaviour in which it was embedded.Did this behaviour involve deliberate unwarranted risk-taking or acourse of action likely to produce avoidable errors? If so, then the actwould be culpable regardless of whether it was an error or a violation.

A Yes B ? C No

18. NON-TECHNICAL SKILLS: Line management encourages theirstaff to acquire the mental (or non-technical) as well as the technicalskills necessary to achieve safe and effective performance. Mentalskills include anticipating possible errors and rehearsing theappropriate recoverable recoveries. Such mental preparation at bothindividual and organizational levels is one of the hallmarks of high-reliability systems and goes beyond routine simulator checks.

A Yes B ? C No

19. NON-TECHNICAL SKILLS: Line management encourages theirstaff to acquire the mental (or non-technical) as well as the technical

Page 114: ANGKASA CENDEKIA · yang lebih luas dengan bagian-bagian dunia lain, ... tidak hanya kepada pasien psikiatri, dan juga dapat diterapkan pada ingatan sosial kelompok,

113Edisi Juli 2009

ANGKASA CENDEKIA

skills necessary to achieve safe and effective performance. Mentalskills include anticipating possible errors and rehearsing theappropriate recoverable recoveries. Such mental preparation at bothindividual and organizational levels is one of the hallmarks of high-reliability systems and goes beyond routine simulator checks.

A Yes B ? C No

20. ACKNOWLEDGE ERROR: The organization has the will andthe resources to acknowledge its errors, to apologize for them andto reassure the victims (or their relatives) that the lessons learnedfrom such accidents will help to prevent their recurrence.

A Yes B ? C No

Your score : ………

(Berapa score anda yang diperoleh/setiap prajurit – insan TNI AUdalam organisasi boleh untuk mencobanya), kemudian cobalah untukmenginterprestasikan score yang dimiliki dengan kategori sebagaiberikut :

16-20 So healthy as to be barely credible.11-15 You’re in good shape, but don’t forget to be uneasy.6-10 Not at all bad, but there’s still a long way to go.1-5 You are very vulnerable.0 Jurassic Park

Catatan : Sehat atau tidaknya organisasiNilai yang tinggi dari hasil checklist diatas tidak menjamin

kekebalan (terbebasnya) organisasi dari accidents/incidents. Bahkaninstitusi yang paling sehat sekalipun masih memungkinkan untukterjadinya hal-hal yang buruk atau tidak kita inginkan. Jika organisasikita berada pada nilai moderat atau nilai yang baik (8-15) menyiratkanbahwa kita harus bekerja keras untuk mencapai tingkat sehatorganisasi tertinggi dengan menemukan tujuan organisasi yang lain.The price of safety is chronic unease: complacency is the worstenemy. There are no final victories in the struggle for safety.

****

Page 115: ANGKASA CENDEKIA · yang lebih luas dengan bagian-bagian dunia lain, ... tidak hanya kepada pasien psikiatri, dan juga dapat diterapkan pada ingatan sosial kelompok,

114 Edisi Juli 2009

ANGKASA CENDEKIA

Abstrak

P ada sistem peluru kendali ,s i s tem navigasi yang d igunakan hanyae f e k t i f p a d a m a s a - m a s a a w a l d a npertengahan perjalanan. Oleh karenai t u d i r a n c a n g s u a t u s i s t e m y a n gd inamakan DSMAC (D ig i t a l SceneM a t c h i n g A r e a C o r r e l a t o r ) u n t u km e n i n g k a t k a n a k u r a s i p a d a t a h a pakhir pendekatan target.

DSMAC yang d i rancang te rd i r ida r i sa tu buah kompu te r embedded dan sa tu buahkamera Giga Bi t Ethernet . Pada komputer embedded,di implementasikan perangkat lunak yang dibuat denganbahasa pemrograman C.Perangkat lunak ini akan mem–bandingkan f i tu r dar i c i t ra yang d idapat dar i kameradengan f i tur c i t ra target yang sudah tersimpan di dalamm e m o r i n y a , d a n k e m u d i a n m e m b e r i k a n i n f o r m a s ikoo rd ina t t a rge t ke s i s tem nav igas i pe lu ru kenda l i .P e r a n g k a t l u n a k i n i m e n g g u n a k a n a l g o r i t m a S U R F(Speeded-Up Robust Features) untuk mengekstrak f i turc i t ra da r i kamera dan member ikan desk r ips i vek to r.Fi tur- f i tur yang diperoleh tersebut kemudian dibanding–kan dengan algor i tma Kd-tree yang dipercepat dengan

Pengembangan Digital Scene MatchingArea Correlator Menggunakan Metoda

Speeded-up Robust Features PadaSistem Peluru Kendali

Oleh: Lettu Lek I Made Sukrawan, S.T. / Palek Gol. VII Depohar 50 & Dr. Ir. Bambang Riyanto, M.Sc. / Staf Pengajar STEI-ITB

Page 116: ANGKASA CENDEKIA · yang lebih luas dengan bagian-bagian dunia lain, ... tidak hanya kepada pasien psikiatri, dan juga dapat diterapkan pada ingatan sosial kelompok,

115Edisi Juli 2009

ANGKASA CENDEKIA

algor i tma Best Bin First . Koordinat target diasumsikansebagai koordinat pusat massa antara f i tur- f i tur yangterdeteksi .

S i s t e m D S M A C i n i d a p a t m e n d e t e k s i t a r g e tdalam berbagai keadaan l ingkungan pengambi lanc i t ra pada tahap te r ten tu , dengan waktu p rosesterbaiknya sekitar 100 mil idet ik untuk set iap ci tra.Dari hasi l pengujian dan anal isis, dapat disimpulkanbahwa sistem DSMAC yang dirancang telah bekerjadengan baik dan siap untuk di implementasikan padasistem yang sebenarnya.

D S M A C a d a l a h s u a t u p e r a n g k a t k e r a s y a n gdigunakan untuk membantu meningkatkan presisi s istemnavigasi peluru kendal i . DSMAC diakt i fkan pada saatpe luru kendal i te lah mendekat i targetnya. Komponenutama pembentuk DSMAC adalah komputer embeddeddan kamera . Kamera d igunakan sebaga i a l a t un tukm e n a n g k a p c i t r a s e d a n g k a n k o m p u t e r e m b e d d e dd igunakan sebaga i a la t un tuk memproses c i t ra da r ik a m e r a . U n t u k m e n g e t a h u i l e b i h j e l a s m e n g e n a iperangkat keras dari DSMAC, dapat di l ihat pada gambar1 di bawah ini .

Gambar 1: Perangkat keras DSMAC. (4)

Page 117: ANGKASA CENDEKIA · yang lebih luas dengan bagian-bagian dunia lain, ... tidak hanya kepada pasien psikiatri, dan juga dapat diterapkan pada ingatan sosial kelompok,

116 Edisi Juli 2009

ANGKASA CENDEKIA

Metoda pengolahan ci t ra di tu jukan untuk mengem-bangkan perangkat lunak penunjang DSMAC. Tu juanutama perangkat lunak in i adalah untuk mencocokkanantara citra target dengan citra dari kamera. Atau dengankata lain mencari target dalam ci t ra yang d iambi l dar ikamera. Target dapat dicari dengan cara membandingkanfitur-f i tur dari citra target dengan f i tur-f i tur dari citra yangdi tangkap oleh kamera. Banyak perangkat lunak yangsudah dikembangkan untuk tujuan di atas, akan tetapidalam apl ikasi DSMAC ini d iper lukan perangkat lunakyang memil iki kecepatan komputasi yang t inggi sehinggabisa mengimbangi kecepatan terbang dari peluru kendali.

C i t ra te rd i r i a tas kumpu lan p ixe l seh ingga un tukkomputas inya akan d ibutuhkan waktu yang lama danmemori yang relat i f besar. Oleh karena i tu dipergunakanperhi tungan menggunakan f i tur karena lebih cepat j ikadibandingkan dengan perhi tungan menggunakan pixel .Resolusi dasar dar i apl ikasi pendeteksi obyek adalah 30x 30 pixel . Jumlah f i tur yang mungkin dar i area seluasini sangat besar (seki tar 642592 f i tur, l ihat [13] untukdetai l perhitungannya).

Sudah banyak deskr iptor f i tur yang diajukan, akantetapi deskr iptor f i tur oleh Lowe [20] telah terbukt i lebihb a i k d a r i d e s k r i p t o r - d e s k r i p t o r y a n g d i s e b u t k a n d iatas[21]. Hal ini bisa dijelaskan dengan fakta bahwa Lowedengan SIFT-nya menggunakan sejumlah informasi yangsubstansial tentang pola-pola intensitas spasial dan jugaf i tur dar i SIFT memil ik i ketahanan yang baik terhadapdeformas i yang kec i l dan kesa lahan loka l isas i . S IFTmenghi tung h is togram dar i grad ien yang beror ientas ilokal d i seki tar t i t ik f i tur dan menyimpannya di dalamsebuah vektor berdimensi 128.

Akan tetapi meskipun SIFT merupakan salah satuyang terbaik, SIFT memil ik i kelemahan yang berart i j ikaperangkat lunak in i d ipergunakan untuk apl ikasi yanglebih mengutamakan waktu komputasi daripada performapencocokan f i tur yang tepat dan ketahanannya.

U n t u k m e n g a t a s i k e l e m a h a n d a r i S I F T d a l a m

Page 118: ANGKASA CENDEKIA · yang lebih luas dengan bagian-bagian dunia lain, ... tidak hanya kepada pasien psikiatri, dan juga dapat diterapkan pada ingatan sosial kelompok,

117Edisi Juli 2009

ANGKASA CENDEKIA

apl ikasi penunjang DSMAC maka untuk pengembanganperangka t l unak pada tugas akh i r i n i d i pe rgunakanalgor i tma Speeded-Up Robust Features (SURF) sebagaia lgor i tma pendeteks ian dan pendeskr ips ian f i tu r dar ic i t ra. Algor i tma SURF merupakan pengembangan darialgor i tma SIFT dimana SURF memanfaatkan kecepatankomputasi tapis kotak dengan menggunakan ci t ra inte-gral. Algoritma ini dipi l ih karena beberapa faktor sebagaiberikut:

1. D a p a t m e n d e t e k s i f i t u r - f i t u r d e n g a n c e p a t( d i k l a i m l e b i h c e p a t d a r i S I F T ) [ 9 ] d e n g a nrespresentasi c i t ra integral ( integral image) .

2. Dapat mendeskripsikan f i tur-f i tur yang terdeteksisecara unik (dist inct ive) .

3. M e m i l i k i k e t a h a n a n ( i n v a r i a n t ) t e r h a d a ptransformasi c i t ra sepert i :• rotasi c i t ra(rotat ion) ,• perubahan skala(scal ing) ,• perubahan pencahayaan( i l luminat ion) ,• dan perubahan sudut pandang (viewpoint) yang

relat i f keci l .

4. Ta h a n t e r h a d a p g a n g g u a n ( n o i s e ) d e n g a nintensi tas tertentu.

Pengambilan Fitur Citra dengan SURFSURF bekerja berdasarkan t iga tahap utama, yai tu:

1. P r o s e s a w a l : m e ngu b a h f o r m a t R G B 2 4 - b i tmenjadi Grayscale 32-b i t dengan menghi tungni lai representasi c i t ra integral ( integral image) .Represen tas i c i t ra i n teg ra l b i sa mengurang iwaktu komputasi .

2. Mendeteks i t i t i k - t i t i k f i t u r : mencar i f i t u r - f i tu rb l o b - l i k e p a d a c i t r a d e n g a n m e n g g u n a k a nmatr iks Hessian.

Page 119: ANGKASA CENDEKIA · yang lebih luas dengan bagian-bagian dunia lain, ... tidak hanya kepada pasien psikiatri, dan juga dapat diterapkan pada ingatan sosial kelompok,

118 Edisi Juli 2009

ANGKASA CENDEKIA

a. Membentuk piramid ci t ra: melakukan konvolusitapis kotak dengan ukuran yang semakin besardengan ci t ra untuk membentuk piramid ci t ra.

b. Mencari ekstrema dari determinan matr iks Hes-sian : menghi tung ni la i dar i determinan matr iksHess ian kemud ian mencar i n i la i eks t remanya(ni lai maksima atau minima dibandingkan denganni lai-ni lai tetangganya)

c. Lokal isasi calon f i tur: mencari lokasi calon f i turpada set iap ruang skala (scale space ) denganmenggunakan metoda non-maximum supressiont e r h a d a p e k s t e r m a d a r i d e t e r m i n a n m a t r i k sHessian.

3. Pendeskr ipsian f i tur: mendeskr ipsikan t i t ik- t i t ik f i turmenggunakan respon Haar wavelet sebagai uni t-uni tvektor.a. P e m b e r i a n o r i e n t a s i : m e m b e r i k a n o r i e n t a s i

kepada f i tur- f i tur yang sudah terdeteksi denganmenggunakan respon Haar wavelet .

b. E k s t r a k s i k o m p o n e n d e s k r i p t o r : m e n g h i t u n gdeskr iptor vektor dar i t i t ik- t i t ik f i tur yang sudahdiberikan or ientasi .

Proses AwalTa h a p a w a l d a r i a l g o r i t m a S U R F i n i a d a l a h

mempersiapkan citra masukan. Citra masukan merupakancitra dengan format grayscale 32-bit. Pada tahap ini, citramasukan baik citra target yang diberikan oleh pemrogramdan ci t ra yang diperoleh dar i kamera direpresentasikanmenjadi ci tra integral yang kemudian akan menghasi lkanrepresentasi citra dengan format grayscale 32-bit. Setiapf i tur akan sangat efekt i f d ihi tung dengan menggunakancitra integral yang juga disebut sebagai summed areatables [12]. Citra integral adalah representasi tengah ( in-termediate) untuk citra dan terdiri dari jumlah nilai keabu-abuan (grayscale pixel ) dar i c i t ra dengan t inggi y dan

Page 120: ANGKASA CENDEKIA · yang lebih luas dengan bagian-bagian dunia lain, ... tidak hanya kepada pasien psikiatri, dan juga dapat diterapkan pada ingatan sosial kelompok,

119Edisi Juli 2009

ANGKASA CENDEKIA

lebar x . Perumusannya adalah sebagai ber ikut:

Mendeteksi Tit ik-Tit ik FiturF i t u r - f i t u r H a a r - l i k e t e r d i r i d a r i d u a a t a u t i g a

gabungan seg iempat pan jang ( rec tang les ) h i tam danput ih sepert i pada gambar 2 di bawah ini .

Gambar 2: Fi tur- f i tur Haar- l ike

Dar i f i tu r - f i tu r Haar- l i ke pada gambar 2 .6 d i a tasmaka hanya dipi l ih f i tur gelembung (blob- l ike feature )untuk mendeteksi t i t ik- t i t ik f i tur. Adapun pert imbanganpemi l ihan f i tu r ge lembung ada lah un tuk mengurang ijumlah f i tu r yang te rde teks i dan leb ih mempercepa twaktu komputasi .

Untuk membentuk piramid ci t ra digunakan box f i l tersebaga i aproks imas i dar i tu runan pars ia l kedua dar iGaussian sebagai ber ikut:

Gambar 3: Dari k ir i ke kanan Turunan parsial kedua dariGaussian (discret ised dan cropped ) pada arah sumbu-y dan

Page 121: ANGKASA CENDEKIA · yang lebih luas dengan bagian-bagian dunia lain, ... tidak hanya kepada pasien psikiatri, dan juga dapat diterapkan pada ingatan sosial kelompok,

120 Edisi Juli 2009

ANGKASA CENDEKIA

sumbu-xy, pendekatan yang digunakan dengan tapis kotak(box f i l ter). Daerah abu-abu sama dengan 0.

Ci t ra dengan ska la yang leb ih kec i l d ibentuk dar ikonvolusi citra Idengan up-scall ing box f i l ter sebelumnya.

Pada tahap pendeteks ian f i tu r d igunakan mat r iksHess ian ka rena memi l i k i pe r fo rma yang ba ik da lamkecepa tan wak tu kompu tas i dan aku ras i [9 ] . Ma t r i ksH e s s i a n d i t i t i k x = (x,y) dar i c i t ra I dengan skala σdidef inis ikan sebagai ber ikut:

d imana:

LXX (x,σ) hasi l konvolusi dari turunan parsial kedua dariGaussian dengan ci t ra I pada t i t ik x ,

LXy (x,σ) hasi l konvolusi dari turunan parsial kedua dariGaussian dengan ci t ra I pada t i t ik x dan,

Lyy (x,σ) hasil konvolusi dari turunan parsial kedua dariGaussian dengan citra I pada titik x.

Agar fitur yang terdeteksi tahan terhadap penskalaan makadicari ekstrema dari matriks Hessian dengan perumusansebagai berikut:

det(Happrox) = DxxDyy - (0,9 Dxy)2

Pembobotan diberikan terhadap rumus di atas untukmenjaga efisiensi dan mempermudah perhitungan sesuaidengan aturan matriks. Pembobotan diberikan menurut aturanFrobenius sebagai berikut:

Page 122: ANGKASA CENDEKIA · yang lebih luas dengan bagian-bagian dunia lain, ... tidak hanya kepada pasien psikiatri, dan juga dapat diterapkan pada ingatan sosial kelompok,

121Edisi Juli 2009

ANGKASA CENDEKIA

Loka l i sas i ca lon f i t u r d i t en tukan dengan me todametoda non-maximum suppress ion pada 3x3x3 ska laci tra tetangganya. Kemudian ekstrema dari determinanmat r i ks Hess ian d i in te rpo las ikan padas ska la ruangdengan metoda yang dia jukan lokasi extrema sete lahdi interpolasi . 3D quadrat ic menggunakan ekspansi Tay-lor terhadap fungsi scale-space, D(x,y,σ ), yang digesersedemikian rupa sehingga titik originnya digunakan sebagaititik uji:

dimana, D dan turunan-turunannya dihitung pada tit ik ujidan x= (x,y,σ)Τ adalah simpangan dari tit ik uji. Sedangkanlokasi ekstremum dapat dihitung sebagai berikut:

J i ka n i l a i s impangan l eb ih besa r da r i 0 ,5 da lamdimensi manapun, maka ekstremum ter letak pada t i t ikl a i n d i d e k a t t i t i k t e r s e b u t . U n t u k m e n c a r i l o k a s iekstremum tersebut, maka t i t ik uj i d ipindahkan ke t i t ikyang memi l ik i s impangan leb ih dar i 0 ,5 tersebut dand i h i t u n g k e m b a l i s i m p a n g a n n y a p a d a t i t i k i t u , d a nhasi lnya di jumlahkan dengan t i t ik uj i .

Pendeskripsian FiturPendesk r ips ian t i t i k - t i t i k f i t u r men jad i desk r ip to r

vektor di lakukan agar t i t ik- t i t ik f i tur memil ik i ketahanante rhadap ro tas i , kekon t rasan , dan pe rubahan sudu tpandang.

Agar tahan terhadap rotasi , maka set iap f i tur yangt e r d e t e k s i a k a n d i b e r i k a n o r i e n t a s i . P e r t a m a a k a nd ih i tung respon Haar-wave le t te rhadap sumbu-x dansumbu-y dengan t i t ik-t i t ik di l ingkungan tetangganya padaradius 6s di sekitar t i t ik f i tur, dengan s adalah skala padat i t ik f i tur yang terdeteksi . Dengan langkah sampl ing t iap

Page 123: ANGKASA CENDEKIA · yang lebih luas dengan bagian-bagian dunia lain, ... tidak hanya kepada pasien psikiatri, dan juga dapat diterapkan pada ingatan sosial kelompok,

122 Edisi Juli 2009

ANGKASA CENDEKIA

skala adalah s dar i masing-masing skala begi tu jugaperhitungan respon wavelet-nya sesuai dengan skalanya.Sehingga pada skala yang besar ukuran dari wavelet akanbesar pula. Untuk i tu akan digunakan perhi tungan ci t raintegral untuk pentapisan yang cepat. Dengan demikianhanya dibutuhkan enam operasi untuk menghitung responpada sumbu-x dan sumbu-y di set iap skala, lebar dar iwavelet adalah 4s.

Gambar 4. Pemberian Orientasi (8)

Untuk mengekst raks i deskr ip tor, langkah per tamayang diambil adalah membuat daerah bujur sangkar yangberpusat di seki tar t i t ik f i tur, dan or ientasinya mengarahke orientasi yang sudah ditentukan sebelumnya. Ukurandari jendela bujur sangkar tersebut adalah 20s. Contohgambarnya adalah sepert i gambar 2.14. Daerah tersebutkemudian dibagi lagi menjadi 4x4 subdaerah. Daerah inite tap ber i s i i n fo rmas i ruang sesua i dengan as l inya .Un tuk mas ing -mas ing subdae rah i n i , akan d i h i t ungbeberapa f i tur sederhana pada 5x5 t i t ik sampel ruang.Untuk alasan kesederhanaan, respon Haar-wavelet padaarah horisontal akan disebut dengan dy. Yang dimaksud“ver t ika l ” dan “hor isonta l ” da lam hal in i d idef in is ikansesuai dengan orientasi dari t i t ik f i tur yang bersangkutan.Untuk meningkatkan ketahanannya terhadap deformasigeometr ik dan kesalahan lokal isasi , maka respon d x dand y akan dibobot dengan sebuah Gaussian (6 = 3,3 s) yang

Page 124: ANGKASA CENDEKIA · yang lebih luas dengan bagian-bagian dunia lain, ... tidak hanya kepada pasien psikiatri, dan juga dapat diterapkan pada ingatan sosial kelompok,

123Edisi Juli 2009

ANGKASA CENDEKIA

berpusat pada t i t ik f i tur.Setelah ci t ra-ci t ra target pada memori dan ci t ra dar i

kamera d iambi l f i tu r - f i tu rnya dan d ipero leh deskr ips ivek tornya, langkah se lan ju tnya ada lah mencocokkanc i t r a - c i t r a t e r sebu t . Pada pene l i t i an i n i , d i gunakanmetoda kd-Tree dengan algor i tma Best Bin First (BBF).Set iap vektor f i tur pada ci tra kamera dicocokkan denganvektor-vektor f i tur dar i c i t ra yang berasal dar i memori .Namun sa lah sa tu kenda la yang muncu l ada lah adabeberapa vektor f i tur yang muncul akibat adanya ambigupada ci t ra, dan mengakibatkan adanya gangguan padahasi l pencocokkan. Untuk mengatasi permasalahan inimaka dilakukan pembatasan nilai jarak nearest neighborsuntuk mengurangi gangguan yang t imbul.

F i tu r yang men jad i ca lon f i tu r yang pa l ing cocokditentukan dengan mel ihat nearest neighbor pada ci t radalam memori . Nearest neighbors d idef inis ikan sebagaif i tu r yang memi l ik i ja rak Eucl idean yang pa l ing kec i lantara vektor deskr iptornya. Fi tur- f i tur yang dicocokkankebanyakan akan memil ik i pasangan yang salah akibatlatar belakang ci t ra yang t idak beraturan atau karenaadanya ambigu dengan f i tur la in yang memil ik i karakteryang m i r i p . O leh ka rena i t u , ha rus ada ca ra un tukmenghilangkan fitur-f i tur tersebut. Hal ini dapat dilakukandengan menga tu r ba tasan m in ima l pada j a rak f i t u rtersebut dengan f i tur terdekatnya, tapi ternyata hasi lnyatidak terlalu baik, karena kebanyakan deskriptor berbedacukup jauh dengan t i t ik la innya. Cara yang lebih baikadalah dengan mengatur batasan pada jarak tetanggaterdekat dengan tetangga kedua terdekatnya. Jarak Eu-cl idean yang digunakan adalah Eucl idean dimensi satu

Perancangan dan ImplementasiPada pe rancangan awa l s i s tem DSMAC in i akan

dirancang perangkat keras dan perangkat lunak. Hasi lpe rancangan in i akan d igabungkan men jad i sebuahsistem DSMAC yang siap untuk diapl ikasikan.

Page 125: ANGKASA CENDEKIA · yang lebih luas dengan bagian-bagian dunia lain, ... tidak hanya kepada pasien psikiatri, dan juga dapat diterapkan pada ingatan sosial kelompok,

124 Edisi Juli 2009

ANGKASA CENDEKIA

a. Perangkat Keras Perangkat keras dar i DSMAC ini mencakup : 1. Komputer Embedded dengan Sistem Operasi Win-

dows 2. Kamera Giga Bit Ethernet GC650C Prosi l ica 3. Hardisk 4. Catu daya

Sistem ini di tunjukkan oleh gambar 5 di bawah ini .

Gambar 5: Sistem DSMAC yang digunakan pada penelitian.

A d a p u n s p e s i f i k a s i k o m p u t e r e m b e d d e d y a n gdigunakan bisa di l ihat pada tabel 1 di bawah ini .

Tabel 1: Spesifikasi komputer embedded

Processor Intel Core Duo 1,6 GHz

RAM 1 GB VisiproSistem Operasi Windows XP Profesional SP93Hardisk 10 GB Seagate

LAN Card dua 10/100/1000 Mbps PCI Ethernet

IP address 169.254.1.1

Page 126: ANGKASA CENDEKIA · yang lebih luas dengan bagian-bagian dunia lain, ... tidak hanya kepada pasien psikiatri, dan juga dapat diterapkan pada ingatan sosial kelompok,

125Edisi Juli 2009

ANGKASA CENDEKIA

Perangkat LunakPerangkat lunak yang akan diterapkan pada penelitian ini

dibuat dengan menggunakan bahasa pemrograman C, dibantudengan library dari Open CV yang diperoleh secara bebas dariinternet dan Software Development Kit (SDK) dari GSL yangdiperoleh dari situs resmi Prosilica. Library Open CV ini adalahlibrary tambahan yang dirancang untuk membantu menanganipengolahan citra dan perhitungan matematis kompleks padabahasa pemrograman C.

Perangkat lunak yang dirancang dibagi menjadi duabagian utama :

1. Pengambi lan f i tur c i t ra dan pendeskr ipsianvektor dengan algor i tma SURF.

2. Pencocokan citra target dengan citra dari kameradengan metoda Best Bin First .

Implementasi Perangkat LunakP e r a n g k a t l u n a k y a n g d i i m p l e m e n t a s i k a n a k a n

memproses dua jenis ci t ra. Citra yang pertama diprosesadalah ci t ra yang sudah tersimpan di hardisk. Citra in ise lan ju tnya d isebu t sebaga i c i t ra ta rge t . C i t ra yangkedua adalah citra yang diperoleh dari tangkapan kamera.Citra in i selanjutnya disebut sebagai c i t ra uj i .

Adapun tahap-tahap proses perangkat lunak adalahsebagai ber ikut:

1. Pengolahan ci t ra targeta. Persiapan ci t ra targetb. Pengambi lan f i tur c i t ra targetc. Pembentukan deskr iptor vektord. Penyimpanan deskr iptor vektor

2. Pengolahan ci t ra uj ia. Akuisis i c i t ra uj ib. Persiapan ci t ra uj ic . Pengambi lan f i tur c i t ra uj id. Pembentukan deskr iptor vektore. Penyimpanan deskr iptor vektor

3. Pembentukan kd-tree dengan deskriptor vektor

Page 127: ANGKASA CENDEKIA · yang lebih luas dengan bagian-bagian dunia lain, ... tidak hanya kepada pasien psikiatri, dan juga dapat diterapkan pada ingatan sosial kelompok,

126 Edisi Juli 2009

ANGKASA CENDEKIA

ci tra uj i .4. P e n c o c o k a n d e s k r i p t o r v e k t o r c i t r a t a r g e t

dengan ci t ra uj i .5. Penentuan t i t ik tengah target pada ci t ra uj i .6. Penggambaran ci t ra keluaran.7. Penampi lan ci t ra keluaran.

Pengujian dan AnalisisPengu j ian has i l imp lementas i perangkat lunak ke

dalam perangkat keras adalah suatu proses yang harusd i l akukan un tuk menge tahu i apakah s i s tem DSMACs u d a h b e r j a l a n d e n g a n b a i k a t a u b e l u m . D e n g a npenguj ian ini juga bisa diketahui batasan-batasan daris istem yang sudah dirancang.

a. Pengujian Perangkat LunakPengujian perangkat lunak dilakukan dengan dua cara

yaitu penguj ian secara off- l ine dan penguj ian secara on-l i n e . P e n g u j i a n s e c a r a o f f - l i n e d i l a k u k a n t a n p amenggunakan kamera. Ci t ra yang seharusnya didapatdari kamera dial ihkan dan diambi l dar i hardisk.

Cara kedua adalah penguj ian secara on-l ine denganm e n g g u n a k a n k a m e r a . P e n g u j i a n p e r a n g k a t l u n a kd i lakukan un tuk mengetahu i ke tahanannya te rhadappenska laan , r o tas i , dan pe rubahan sudu t pandang .Penguj ian juga di lakukan terhadap faktor pencahayaandan fakor gangguan.

Pengujian terhadap penskalaan, ketahanan algori tmapencar ian target dengan perangkat lunak in i memi l ik ik e t e r b a t a s a n s a m p a i s k a l a c i t r a t a r g e t t e r t e n t u .Ke te rba tasan in i be rgan tung pada jumlah f i tu r yangterdeteksi pada target.

Penguj ian terhadap rotasi , perangkat lunak memil ik iketahanan yang sangat baik terhadap rotasi c i t ra u j i .Pengujian terhadap perubahan sudut pandang, perangkatlunak memil ik i ketahanan yang terbatas terhadap sudutpandang tangkapan kamera.perangkat lunak memil ik i ketahanan yang baik terhadap

Page 128: ANGKASA CENDEKIA · yang lebih luas dengan bagian-bagian dunia lain, ... tidak hanya kepada pasien psikiatri, dan juga dapat diterapkan pada ingatan sosial kelompok,

127Edisi Juli 2009

ANGKASA CENDEKIA

faktor pencahayaan dan noise dengan batasan tertentu.Mende teks i t a rge t pada saa t pencahayaan c i t r a u j iberubah terhadap pencahayaan pada saat c i t ra targetdiambi l akan mempengaruhi jumlah f i tur yang dideteksi .Untuk pencahayaan yang lebih besar maupun lebih keci ldar i pencahayaan pada saat c i t ra target diambi l makafi tur yang terdeteksi akan berkurang. Pencahayaan akanmemperbesar jumlah f i tur yang bisa dihasi lkan pada saatpendeteksian f i tur baik pada ci t ra target dan ci t ra uj i .U n t u k n o i s e y a n g s e m a k i n b e s a r m a k a f i t u r y a n gterdeteksi juga akan semakin berkurang.

Batasan-batasan tersebut ditentukan oleh berbagai faktorseperti jarak target (penskalaan), banyaknya titik fitur yangterdeteksi, dan kualitas dari kamera yang digunakan. Hasilpencocokan titik-titik fitur pada saat pengujian bisa dilihat padagambar 6 di bawah ini.

Sasaran Citra dari Google Earth dengan ketinggian diatas 500 m s/d 5 km

Gambar 6: Citra hasil Pengujian

Page 129: ANGKASA CENDEKIA · yang lebih luas dengan bagian-bagian dunia lain, ... tidak hanya kepada pasien psikiatri, dan juga dapat diterapkan pada ingatan sosial kelompok,

128 Edisi Juli 2009

ANGKASA CENDEKIA

b. Pengujian Waktu ProsesPengu j ian waktu yang d iper lukan o leh perangkat

lunak untuk menyelesaikan satu l ingkaran pemrosesanc i t ra d i lakukan dengan dua komputer yang berbeda.kompute r yang per tama d igunakan ada lah kompute rlaptop, sedangkan komputer yang kedua menggunakankomputer embedded (untuk spesi f ikasi kedua komputerdapat dilihat pada Bab III). Hal ini dilakukan dengan tujuanuntuk mendapatkan perbandingan kinerja perangkat lunakpada saat beroperasi pada dua spesif ikasi komputer yangberbeda.

Pengujian waktu proses di lakukan terhadap satu citratarget . Adapun waktu yang d ih i tung da lam penguj ianadalah waktu yang dibutuhkan untuk mengambil citra darikamera, waktu untuk mendeteksi f i tur, dan waktu untukmencocokkan f i tur yang terdeteksi . Adapun hasi l yangdiperoleh dapat di l ihat pada di bawah ini .

Tabel 2: Hasil pengujian waktu proses dengan metodaSURF pada komputer embedded.

D a r i p e n g u j i a n i n i j u g a d i s i m p u l k a n b a h w apeningkatanjumlah data ci t ra pada memori DSMAC akanmenambah waktu proses yang dibutuhkan oleh perangkatlunak. Pada penambahan dua buah data sebesar 213,3

Page 130: ANGKASA CENDEKIA · yang lebih luas dengan bagian-bagian dunia lain, ... tidak hanya kepada pasien psikiatri, dan juga dapat diterapkan pada ingatan sosial kelompok,

129Edisi Juli 2009

ANGKASA CENDEKIA

x 160, penambahan waktu proses yang diperlukan adalahseki tar 20 mi l idet ik.

Hasi l la in yang diperoleh adalah bahwa besar ataur e s o l u s i c i t r a y a n g d i a m b i l o l e h k a m e r a j u g am e m p e n g a r u h i w a k t u p r o s e s y a n g d i b u t u h k a n o l e hperangkat lunak. Secara default , kamera GigE Prosi l icaakan menangkap ci t ra sebesar 640 x 480 untuk set iapf rame-nya. Pada pengolahan ci t ra sebesar 213,3 x 160(satu per t iga besar ci t ra default ) dan 160 x 120 (satuper empat besar c i t ra defaul t ) terdapat se l is ih waktuproses seki tar 20 mi l idet ik.

Faktor penskalaan terhadap citra uj i dari kamera jugas a n g a t m e m p e n g a r u h i k e c e p a t a n w a k t u p r o s e skomputasi . Semakin besar penskalaan terhadap ci t ra uj isemakin cepat waktu komputasi yang diper lukan untukmendeteksi f i tur- f i tur c i t ra uj i akan tetapi semakin keci ljumlah f i tur yang bisa dideteksi . Dengan memperbesarpenska laan sa tu t ingkat maka waktu komputas i b isad i p e r c e p a t s e k i t a r 2 0 m i l i d e t i k . J u m l a h f i t u r y a n gterdeteksi berkurang sekitar 2n dengan n adalah nilai skalac i t ra . .

c. Perbandingan Waktu Proses SURF dengan SIFTTabel di bawah ini adalah tabel pengujian waktu proses

yang d ipero leh dar i s imu las i dengan mengggunakanmetoda perangkat lunak SIFT[21].

Tabel 3: Hasi l penguj ian waktu proses dengan metodaSIFT pada komputer embedded .

Page 131: ANGKASA CENDEKIA · yang lebih luas dengan bagian-bagian dunia lain, ... tidak hanya kepada pasien psikiatri, dan juga dapat diterapkan pada ingatan sosial kelompok,

130 Edisi Juli 2009

ANGKASA CENDEKIA

Jika dibandingkan antara total waktu proses antaraTa b e l 4 . 3 d a n Ta b e l 4 . 4 m a k a d a pa t d i l i h a t b a h w aperangkat lunak SURF memil ik i waktu komputasi yangl e b i h c e p a t d i b a n d i n g k a n d e n g a n S I F T. R a t a - r a t ak e c e p a t a n k o m p u t a s i S U R F t e r h a d a p S I F T a d a l a hsebagai ber ikut:

Sehingga dar i perh i tungan d i a tas b isa d i l ihat bahwaperforma SURF lebih baik 7x dar ipada performa SIFT.Jumlah f i tur yang cocok terdeteksi antara citra target danci tra uj i pada SIFT lebih banyak dar ipada SURF.

AnalisisAnal isa di lakukan setelah penguj ian terhadap sistem

berhasi l dengan baik. Anal isa di lakukan mel iput i anal isaterhadap fungs iona l i tas perangkat keras dan ana l isaterhadap hasi l penguj ian perangkat lunak.

Dari penguj ian yang sudah di lakukan dapat diketahuibahwa perangkat lunak dapat bekerja dengan baik padaperangkat keras yang disediakan.Penguj ian perangkat lunak memperoleh hasi l sebagaiber ikut :1. Waktu komputas i perangkat lunak dengan metoda

S U R F 7 x l e b i h c e p a t d i b a n d i n g k a n d e n g a nmenggunakan metoda SIFT.

2. Ukuran ci t ra target juga mempengaruhi jumlah f i turyang terdeteksi dan pencocokan ci t ra sehingga bisam e m p e n g a r u h i w a k t u k o m p u t a s i . S e m a k i n k e c i lukuran ci t ra target maka semakin keci l jumlah f i turyang terdeteksi dan semakin cepat waktu komputasiperangkat lunak.

3. P e n s k a l a a n b e r p e n g a r u h b e s a r t e r h a d a p h a s i lpendeteksian target. Semakin keci l skala ci t ra targetyang terdapat pada ci t ra uj i semakin keci l pula f i tur

Page 132: ANGKASA CENDEKIA · yang lebih luas dengan bagian-bagian dunia lain, ... tidak hanya kepada pasien psikiatri, dan juga dapat diterapkan pada ingatan sosial kelompok,

131Edisi Juli 2009

ANGKASA CENDEKIA

yang bisa dideteksi .4. S u d u t p a n d a n g t e r h a d a p c i t r a u j i b e r p e n g a r u h

terhadap jumlah f i tur yang terdeteksi . Semakin besarsudut pandang ci t ra semakin keci l jumlah f i tur yangterdeteksi .

5. Faktor pencahayaan terhadap citra target dan citra uj isangat berpengaruh terhadap jumlah f i tur yang akand i d e t e k s i d a n p e n c o c o k a n f i t u r . S e m a k i n b e s a rperbedaan pencahayaan pada saat pengambilan ci trata rge t dan c i t ra u j i semak in kec i l f i t u r yang b isadideteks i . Pencahayaan yang t inggi akan semakinm e m p e r b e s a r j u m l a h f i t u r y a n g b i s a t e r d e t e k s is e h i n g g a b i s a m e m p e r b e s a r w a k t u k o m p u t a s ipendeteksian f i tur.

6. Rotas i c i t ra u j i berpengaruh terhadap jumlah f i tu ryang terdeteksi . Fi tur yang terdeteksi dar i c i t ra uj ibe rku rang seca ra maks ima l pada ro tas i sebesa r(180=45)0.

Dalam pengujian dengan kamera, dapat di l ihat bahwabaik perangkat keras maupun perangkat lunak dapatbekerja dengan baik. Hasil yang didapat pun telah sesuaidengan yang diharapkan yakni waktu komputasi yanglebih cepat sebesar 7x dari perangkat lunak SIFT. Waktut e r b a i k y a n g d i p e r l u k a n p e r a n g k a t l u n a k k e t i k amemproses suatu f rame adalah seki tar 100 mi l idet ik .D e n g a n k a t a l a i n , k e c e p a t a n t e r b a i k y a n g d a p a tdihasilkan perangkat lunak adalah sekitar 10 frame /detik.Dengan kecepatan 10 frame /detik dan kecepatan terbangpeluru kendal i seki tar 100 km/jam atau kira-kira 30 m/de t i k maka s is tem akan keh i langan in fo rmas i ta rge tset iap 3 meter. Kendala yang muncul adalah apabi lakecepatan pe luru kenda l i yang d igunakan mendekat ik e c e pa ta n p e l u r u k e n d a l i To m a h a w k y a n g m e m i l i k ikecepatan terbang ki ra-k i ra 880 km/jam atau berkisar245 m/det ik . Dengan kecepatan komputas i perangkatl u n a k s e b e s a r 1 0 f r a m e / d e t i k m a k a s i s t e m a k a nkehilangan informasi citra target setiap 24,5 meter. Akan

Page 133: ANGKASA CENDEKIA · yang lebih luas dengan bagian-bagian dunia lain, ... tidak hanya kepada pasien psikiatri, dan juga dapat diterapkan pada ingatan sosial kelompok,

132 Edisi Juli 2009

ANGKASA CENDEKIA

tetapi kehi langan informasi pada jarak sejauh ini , targetmas ih b isa d i - t rack ing dengan ba ik meng inga t padarentang jarak 500 meter sampai 4,5 km pendeteksianmasih bisa di lakukan dengan baik. Apabi la diasumsikansistem DSMAC akt i f pada saat peluru kendal i ber jarak 5km da r i t a rge t maka wak tu sebe lum pe lu ru kenda l imenghantam target adalah detik. Waktu ini adalah waktuyang dimi l ik i o leh s istem dalam melakukan komputasiuntuk men- t racking target. Dengan kecepatan komputasiberkisar antara 120 mi l idet ik atau seki tar 8 f rame /det ikmaka sistem dapat melakukan komputasi terhadap 163f rame yang d i tangkap o leh kamera . In fo rmas i f rames e b a n y a k i n i s u d a h b i s a d i p e r g u n a k a n u n t u k m e n -t racking target dengan baik sehingga peluru kendal i bisamenghantam target dengan tepat.

Penambahan spes i f i kas i pe rangka t ke ras seca ralogika akan meningkatkan kiner ja perangkat lunak yangt e r i n t e g r a s i d i d a l a m n y a . H a l i n i j u g a t e r j a d i p a d aperangkat lunak DSMAC yang dirancang. Pengujian padakomputer embedded dengan processor intel (R) pentium (R)M 1,73 GHz, memori 2 giga byte dan pada PC denganprocessor intel core duo TM 3,0 GHz, memori 1 giga bytememberikan selisih waktu proses sebesar 180 milidetik. Selisihwaktu pemrosesan ini cukup signif ikan j ika di l ihat darikemampuan processor yang semakin besar dengan hargayang tidak begitu jauh berbeda.

Dengan menambahan jumlah data ci t ra target padamemori, akan ter jadi penambahan jumlah f i tur yang akandicocokkan dengan f i tur- f i tur yang dideteksi pada ci t radar i kamera, yang akhirnya akan meningkatkan waktuproses yang diper lukan oleh perangkat lunak. Denganpeningkatan kira-kira sebesar 20 milidetik untuk setiap duabuah data citra target dengan resolusi 213,3 x 160 tentunyapemilihan data yang aka diintegrasikan dengan perangkat lunakperlu sangat diperhatikan. Penambahan data citra targetmemori sebaiknya dilakukan hanya untuk menutupi kelemahan-kelemahan perangkat lunak, misalnya pada rotasi tiga dimensicitra target.

Page 134: ANGKASA CENDEKIA · yang lebih luas dengan bagian-bagian dunia lain, ... tidak hanya kepada pasien psikiatri, dan juga dapat diterapkan pada ingatan sosial kelompok,

133Edisi Juli 2009

ANGKASA CENDEKIA

Waktu proses yang dibutuhkan oleh perangkat lunakjuga bergantung pada resolusi c i t ra yang diambi l olehkamera. Dari hasi l penel i t ian dis impulkan bahwa untukci tra kamera dengan resolusi 640

x 480 dengan n = 1,2,3, ... se

n n

tiap penambahan satu nilai n, maka akan terjadi pengurangan waktuproses sekitar 20 ilidetik. Pada nilai n sebesar 5, atau resolusi citrakamera sebesar 128 x 96, proses pencocokan citra sudah tidak lagiakurat karena fitur yang terdeteksi pada citra berkurang sangat banyak.Dari hasil penelitian tugas akhir ini, nilai n maksimum disarankanadalah 4.

Kesimpulan

Dari semua proses yang telah dilewati pada tugas akhir ini, yangmeliputi proses perancangan, implementasi, pengujian, dan analisisdapat ditarik beberapa kesimpulan berikut:• Metode yang digunakan SURF 7 x lebih cepat dari metoda yang

digunakan SIFT.• Metoda SURF dapat diimplementasikan ke dalam sistem-sistem

yang membutuhkan pencarian fitur citra dan pendeteksian targetatau obyek tertentu.

• Algoritma SURF merupakan algoritma pencarian fitur yangbekerja berdasarkan perbedaan nilai keabu-abuan piksel padacitra (blobs detector). Hal ini akan membuat proses pencarianfitur bergantung pada pencahayaan yang diterima oleh benda-benda pada citra.

• Penambahan data citra target pada memori akan menambahwaktu proses yang dibutuhkan oleh perangkat lunak sekitar 20milidetik untuk setiap empat buah citra dengan resolusi 213,3x 160.

Page 135: ANGKASA CENDEKIA · yang lebih luas dengan bagian-bagian dunia lain, ... tidak hanya kepada pasien psikiatri, dan juga dapat diterapkan pada ingatan sosial kelompok,

134 Edisi Juli 2009

ANGKASA CENDEKIA

• Untuk citra kamera dengan resolusi (640/n) x (320/n); dengan n= 1,2,3, ... setiap penambahan satu nilai n, maka akan terjadipengurangan waktu proses sekitar 20 milidetik. Nilai n maksimunyang disarankan adalah 4

• Perangkat keras dan perangkat lunak yang dirancang padapenelitian ini telah terintegrasi dan beroperasi dengan baik.Pengujian dengan sistem DSMAC sederhana ini membuktikanbahwa perangkat lunak yang dirancang dapat mencari posisitarget pada suatu citra. Hal ini akan sangat membantu sistempeluru kendali dalam menentukan posisi target secara lebihakurat, karena posisi target dapat diketahui mendekati nyatawaktu.

Walaupun perangkat lunak secara umum telah bekerja denganbaik, namun terdapat beberapa keterbatasan pada perangkat lunakini, diantaranya:• Pada skala citra target yang kecil (mungkin dihasilkan karena

citra target diambil dari jarak jauh) akan terjadi kesulitan dalammengidentifikasikan target. Hal ini disebabkan karena fitur yangdideteksi pada citra target terlalu sedikit.

• Diperlukan lebih dari satu citra target dengan skala yang berbedapada memori sehingga peluru kendali bisa mendeteksi targetdari jarak yang relatif jauh sehingga menambah waktu komputasiyang diperlukan.

• Diperlukan pula lebih dari satu target yang berbeda intensitaspencahayaannya agar target bisa dideteksi pada intensitaspencahayaan yang berbeda-beda sehingga waktu komputasi jugasemakin bertambah besar.

Page 136: ANGKASA CENDEKIA · yang lebih luas dengan bagian-bagian dunia lain, ... tidak hanya kepada pasien psikiatri, dan juga dapat diterapkan pada ingatan sosial kelompok,

135Edisi Juli 2009

ANGKASA CENDEKIA

Daftar Pustaka

Acharya, Tinku and Ray, Ajoy K. Image Processing : Principlesand Applications. John Wiley & Sons, Inc. 2005.

Baumberg, A.: Reliable feature matching across widely sepa-rated views. In: CVPR. 2000.

Bay, H., Tuytelaars,T. & Van Gool, L. (2006) SURF: SpeededUp Robust Features. Proceedings of the ninth European Conferenceon Computer Vision.

Bradley, D. 2007, Adaptive Thresholding Using Integral Image,published in the Journal of Graphics Tools. Volume 12, Issue 2. pp.13-21. 2007. NRC 48816.

Brown, M., Lowe, D.: Invariant Features from Interest PointGroups. In: BMVC. 2002.

Carneiro, G., Jepson, A.: Multi-scale phase-based local fea-tures. In: CVPR. 2003.

David. Pengembangan Digital Scene Auto Correlator (DSMAC)pada Sistem Peluru Kendali dengan SIFT. ITB. 2007.

Freeman, W. T., Adelson, E. H.: The design and use of steerablefilters. PAMI 13. 1991.

Florack, L. M. J., HaarRomeny, B. M. t., Koenderink, J. J.,Viergever, M. A.: General intensity transformations and differentialinvariants. JMIV 4. 1994.

h t t p : / / w w w . a d v a n t e c h . c o m / p r o d u c t s /search.aspx?keyword=PCM-4390.

http://www.ais.fraunhofer.de/~surmann/papers/icra2005/node12.html.

http://www.earth.google.com.http://gnuwin32.sourceforge.net/packages/gsl.htm.http://prosilica.com/products/gc650.html.Koenderink, J.: The Structure of Images. Biological Cybernet-

ics 50 (1984) 363-370.

KAIST University. MAE800-Lecture 2.1.Lowe, David G. Distinctive Image Features from Scale-Invari-ant Keypoints. 2004.

Page 137: ANGKASA CENDEKIA · yang lebih luas dengan bagian-bagian dunia lain, ... tidak hanya kepada pasien psikiatri, dan juga dapat diterapkan pada ingatan sosial kelompok,

136 Edisi Juli 2009

ANGKASA CENDEKIA

Mikolajczyk, K., Schmid, C.: A performance evaluation of local descriptors. In: CVPR. Volume 2. 2003.Mindru, F., Tuytelaars, T., Van Gool, L., Moons, T.: Moment in-

variants for recognition under changing viewpoint and illumination.CVIU 94. 2004.

P. Viola, M. J. Jones. Robust real-time face detection. Interna-tional Journal of Computer Vision, 57 (2): 137-154, May 2004.

R. Lienhart and J. Maydt. An Extended Set of Haar-like Fea-tures for Rapid Object Detection. In Proc. of the IEEE Conf. on Im-age Processing (ICIP ’02), pages 155 - 162, New York, USA, 2002.

Schaffalitzky, F., Zisserman, A.: Multi-view matching for un or-dered image sets, or “How do I organize my holiday snaps?”. In:ECCV. Volume1. 2002.

Siouris, George M. Missile Guidance and Control Systems.Springer. 2004

SLCM Ship Launched Cruise Missile diambil dari http://www.navysite.de/ tomahawk.htm pada tanggal 14 April 2007.

Page 138: ANGKASA CENDEKIA · yang lebih luas dengan bagian-bagian dunia lain, ... tidak hanya kepada pasien psikiatri, dan juga dapat diterapkan pada ingatan sosial kelompok,

137Edisi Juli 2009

ANGKASA CENDEKIA

Design and Implementation ofSecurity System

Based on ATMega8535Microcontroller 1)

Oleh Sersan Mayor Satu Karbol AdrisDepartment of Electronics, Akademi Angkatan Udara

Abstract

Pecurity is very important matter for personnels as well as valuable materials.For this reasons a good security system isextremely needed. In this paper, we proposethe design and implementation a securitysystem based on ATMega8535microcontroller which will be applied to theheadquarter main gate. For doubling theprotection, the system uses object detectionsensor, user identification card, and

passworded-security identification number. In the operation mode,there will be two steps that will be carried out by the system. At thefirst step, the sensor detects the presence of an object that is enteringthe main gate area which then activates the system. After activated,the system is waiting for the security identification card to be entered.At the second step, the system detects the correctness of securitypassword entered by the user. If it is correct, the ATMega8535

1This paper was presented in the 1st Makassar International Conference onElectrical Engineering and Informatics 2008 (MICEEI2008) organized byDepartment of Electrical Engineering, Faculty of Engineering, UniversitasHasanuddin, on 13-14 November 2008.

Page 139: ANGKASA CENDEKIA · yang lebih luas dengan bagian-bagian dunia lain, ... tidak hanya kepada pasien psikiatri, dan juga dapat diterapkan pada ingatan sosial kelompok,

138 Edisi Juli 2009

ANGKASA CENDEKIA

microcontroller will drive signal to activate the motor to open the maingate. The security system is implemented by using C programminglanguage combined with CodeVisionAVR as the compiler. The privateidentity and the security password is costumizable and can bedesigned for our own needs.

Keywords: ATMega8535 microcontroller, object detection sensor,security system, passworded-security identification number, useridentification card.

Security system is an important matter for very importantinstallations not only for military but also for civilians. In the case ofmilitary, the main access to the installation is through the main gate.That is one of the reasons the security protection of trespassing inthis area is very strict. It is a common thing if a security systeminstalled at an installation’s main access area employs multi-protection scheme in order to anticipate if one of the protectionschemes is failed to operate or being attacked.

Motivated by the reason mentioned above, in this paper wepresent the design and implementation of a security system basedon ATMega8535 microcontroller. In a simple way, the system waitsfor inputs from object detection sensors to activate the Liquid CrystalDisplay (LCD) that displays instructions for accessing the main gatesuch as enter the passworded-security identification number toactivate the gate’s buttons. If this step is passed, the user can openthe main gate by using the buttons provided at the main gate. Thepaper is started with Section I which covers the background of thepaper and continued with Section II which explain some brieflyfoundation theories on object detection sensor and microcontroller.Section III describes the design and implementation of theATMega8535 microcontroller based-security system. Section IVcovers some concluding remarks of the paper that has beenpresented.

Page 140: ANGKASA CENDEKIA · yang lebih luas dengan bagian-bagian dunia lain, ... tidak hanya kepada pasien psikiatri, dan juga dapat diterapkan pada ingatan sosial kelompok,

139Edisi Juli 2009

ANGKASA CENDEKIA

Foundation Theories

A. Object detection sensor [2], [9]

The presence of an object that is entering the main gate area isrepresented by a user identification card. There are some holes atthe card that will be used by the sensors to identify the user. Thecombination of the holes uniquely represents the authorized cardholder. For object detection, optocouplers are used as the sensors.Other reference calls it as opto-isolator, photocoupler, or photoMOS(Metal Oxide Semiconductor). It is defined as a device that that usesa short optical transmission path to transfer a signal between twoelectronic parts in an electronic circuit, namely transmitter andreceiver, while keeping them electrically isolated. The transmitter usesinfrared Light Emitting Device (LED) since it is much better than theordinary one. The sensor is activated when the transmitted light fromthe transmitter to the receiver is blocked by an object.

B. ATMega8535 Microcontroller [1]Microcontroller is defined as a single chip that contains the Central

Processing Unit (CPU), Read-Only Memory (ROM), or Flash,Random Access Memory (RAM), a clock, and input-output controlunit. It is also called as a computer on a chip [7]. ATMega8535microcontroller is an 8-bit microcontroller with 8 Kbytes of In-SystemSelf-Programmable (ISP) Flash. This microcontroller only needs oneclock cycle for executing an instruction which is aimed to optimizethe trade-off between power consumption and speed.

The main components of the ATMega8535 microcontroller arethree timers/counters, a 32-register Central Processing Unit (CPU),a 512-byte Static RAM (SRAM), a 512-byte Electrically ErasableProgrammable Read-Only Memory (EEPROM), and a programmableUniversal Synchronous Asynchronous Receiver Transmitter (USART)port for serial communication. For the details of the ATMega8535microcontroller specification, see [4].

C. CodeVisionAVR [1], [8]CodeVisionAVR is a C cross-compiler, Integrated Development

Environment (IDE) and Automatic Program Generator designed for

Page 141: ANGKASA CENDEKIA · yang lebih luas dengan bagian-bagian dunia lain, ... tidak hanya kepada pasien psikiatri, dan juga dapat diterapkan pada ingatan sosial kelompok,

140 Edisi Juli 2009

ANGKASA CENDEKIA

the Atmel AVR family of microcontrollers such as ATMega8535. TheC cross-compiler implements nearly all the elements of the ANSI Clanguage, as allowed by the AVR architecture, with some featuresadded to take advantage of specificity of the AVR architecture andthe embedded system needs.

The IDE has built-in AVR Chip In-System Programmer (ISPr)software that enables the automatically transfer of the program tothe microcontroller chip after successful compilation/ assembly. TheISPr software is designed to work in conjunction with the AtmelSTK500, Kanda Systems STK200+/300, Dontronics DT006, VogelElektronik VTEC-ISP, Futurlec JRAVR and MicroTronics’ ATCPU/Mega2000 development boards. For debugging embedded systems,which employ serial communication, the IDE has a built-in terminal.The CodeVisionAVR C compiler has dedicated libraries for supportingmany applications such as alphanumeric LCD modules that will beused in our designed security system.

Design and Implementation of the ATMega8535 MicrocontrollerBased-Security System

A. Hardware Design and Implementation

Fig. 1 Block diagram of the ATMega8535 microcontrollerbased-security system

The ATMega8535 microcontroller based-security system blockdiagram is depicted in Fig. 1. There will be two kinds of inputs thatare accepted by the system. The first is the correct combination ofpassworded user identification card and the second is the correct

Page 142: ANGKASA CENDEKIA · yang lebih luas dengan bagian-bagian dunia lain, ... tidak hanya kepada pasien psikiatri, dan juga dapat diterapkan pada ingatan sosial kelompok,

141Edisi Juli 2009

ANGKASA CENDEKIA

combination of passworded-security identification number. Thecorrectness of the user identification card will be detected by theobject detection sensor that consists of eight 4N25 general purpose6-pin phototransistor optocouplers [10]. A 4x4 keypad is used forinputting security identification number which is a combination ofkeypad numbers. The scheme of the number combination in thiscase is P = 2n where n is the number of keypad button used forpassworded-security identification number. In our system, we onlyuse 5 keypad numbers, so that there will be 25 or 32 combinationsthat can be selected as passworded-security identification number.

The L293 quadruple high-current half-H driver [11] integrated circuitis selected as the motor driver to activate the main gate. The stepdown transformator as the power supply produces 7.5 volt onsecondary output. This output voltage is then downgraded to 5 voltby using LM7805 voltage regulator. The complete circuit of theATMega8535 microcontroller based-security system is depicted inFig. 2.

Fig. 2 The complete circuit of the ATMega8535 microcontroller based-security system [12]

Page 143: ANGKASA CENDEKIA · yang lebih luas dengan bagian-bagian dunia lain, ... tidak hanya kepada pasien psikiatri, dan juga dapat diterapkan pada ingatan sosial kelompok,

142 Edisi Juli 2009

ANGKASA CENDEKIA

B. Sofware design and ImplementationIn order that the LCD and the keypad can be recognized and

activated by the ATMega8535 microcontroller, we have to putfunnctions for these two devices. The C lanquage is used to producethe C source code and is compiled by the Code Vision AVR C cross-compiler. The STK200+/300 Kanda System [13] or compatible isneeded for downloading the executable files to the ATMega8535microcontroller.

1) LCD: The LCD is connected to the microcontroller’s A port and usesCodeVisionAVR standard library for driving the alphanumeric LCD. TheLCD function module is as follow://Alphanumeric LCD Module functions#asm.equ __lcd_port=0x12; PORT A#endasm#include <lcd.h>

1) Keypad: The 4x4 keypad is connected to the microcontroller’s Bport and uses the library take from [5]. The function module declarationfor using the B port for the keypad is as follow:

//using a telephone style keypad#define KEYPAD_TELPAD//wish to connect keypad to port B#define KEYPAD_USEPORTB//wish to use the LCD for displaying the instruction#define KEYPAD_USEDISPLAY#include “keypad.h”

System ValidationIn this section we will explain how the system works in a simple

way as well as the system validation.

A. System OperationThe system waits for any user identification card to be entered in

its entry slot. When a card is entered, the object detection sensordetects the correctness of the holes combination in it. If the

Page 144: ANGKASA CENDEKIA · yang lebih luas dengan bagian-bagian dunia lain, ... tidak hanya kepada pasien psikiatri, dan juga dapat diterapkan pada ingatan sosial kelompok,

143Edisi Juli 2009

ANGKASA CENDEKIA

combination is correct, the system activates the LCD to display aninstruction. In this case is the instruction is to enter a password,which is the security identification number to enable the main gate’sbuttons.

The mechanism presented above shows a double protectionscheme which means to have an access to the main gate, a userhas to pass two security steps. The complete mechanism of theATMega8535 microcontroller based-security system is depicted inFig. 3.

B. System ValidationSystem validation is used to ensure that every important device

in the ATMega8535 microcontroller based-security system is workingas specified in the design. Table I summaries the results of thesystem validation.

Fig. 3. The complete mechanism of the ATMega8535 microcontrollerbased-security system [12]

Page 145: ANGKASA CENDEKIA · yang lebih luas dengan bagian-bagian dunia lain, ... tidak hanya kepada pasien psikiatri, dan juga dapat diterapkan pada ingatan sosial kelompok,

144 Edisi Juli 2009

ANGKASA CENDEKIA

Table 1Result of The System Validation

Concluding RemarksThe design and implementation of the ATMega8535

microcontroller based-security system for the main gate of strategicinstallations has been presented as well as the results of the systemvalidation. The double protection scheme is presented by the use of

Page 146: ANGKASA CENDEKIA · yang lebih luas dengan bagian-bagian dunia lain, ... tidak hanya kepada pasien psikiatri, dan juga dapat diterapkan pada ingatan sosial kelompok,

145Edisi Juli 2009

ANGKASA CENDEKIA

optocouplers as the object detection sensor and passworded-security identification number. By this way, anyone who intends toaccess the main gate has to have a valid user identification card andsecurity identification number.

The advantage of using the ATMega8535 is we can do on-the-flyprogramming if we want to customize the security identificationnumber. The system validation results show that this ATMega8535-based security system prototype is feasible to be applied in the realworld and can be a stepping-stone for the further works.

References

[1] A. Bejo, C & AVR: Easy Secret of C Language in ATMega8535Microcontroller, Graha Ilmu, Yogyakarta, 2008 (in Indonesian).

[2] Adris, “Design and Implementation of ATMega8535Microcontroller-based Main Gate Security System at theIndonesian Air Force Academy Barracks”, Final Project toachieve 2nd Lieutenant of the Indonesian Air Force, Departmentof Electronics, Akademi Angkatan Udara, Yogyakarta, Indonesia,October 2008. (in Indonesian)

[3] AVR Microcontroller Tutorial Part 1. [Online]. Available: http://[email protected]. (in Indonesian).

[4] CodeVisionAVR version 1.23.8b User Manual. [Online]. Available:http://instruct1.cit.cornell.edu/Courses/ee476/codevisionC/cvavrman.pdf.

Page 147: ANGKASA CENDEKIA · yang lebih luas dengan bagian-bagian dunia lain, ... tidak hanya kepada pasien psikiatri, dan juga dapat diterapkan pada ingatan sosial kelompok,

146 Edisi Juli 2009

ANGKASA CENDEKIA

Reference

A. Bejo, C & AVR : Easy secret of C Language in ATMega8535Microcontroller Graha Ilmu, Yogyakarta, 2008 (in Indonesian)

Adris, “Design and Implementation of ATMega8535 Microcontroller-basedMain Gate Securty System at the Indonesian Air Force AcademyBarracks”Final Project to achieve 2nd Lietenent of the Indonesian Air Force,Departemen of Electronics, Akademi Angkatan Udara, Yogyakarta, Indone-sia, October 2008, (in Indonesian)

(2008) ATMega8535 Microcontroller Datasheet (Online) Available

AVR Microcontroller Tutorial Part 1. (Online) Available(in Indonesian)

CodeVision AVR version 1.23.gb User Manual. (Online) Available

4N25M General Purpose 6-Pin Phototransistor Optocouplers, (Online)Available

Keypad Instruction (Online) Available

L. Wardhana ATMega8535 AVR Microcontroller Self-Study : HadwareSimulation and Aplication, Andi Offset, Yogyakarta, Indonesia, 2006. (in Indonesian)

Microcontroller Definiton (Online) Available

Optocoupler Sensor (Online) Available(2008) L293, L293D Quadruple Half-H Driver (Online) Available

STK200 and STK300 AVR Boards (Online)

Page 148: ANGKASA CENDEKIA · yang lebih luas dengan bagian-bagian dunia lain, ... tidak hanya kepada pasien psikiatri, dan juga dapat diterapkan pada ingatan sosial kelompok,