anatomi

25
PBL 5 MUSKULOSKEKETAL Dwita Permata Sari 10-2008-214 Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana Jl. Arjuna Utara No.6-Jakarta Barat

Upload: dwita-permatasari-jacob

Post on 05-Dec-2015

23 views

Category:

Documents


9 download

DESCRIPTION

anatomi

TRANSCRIPT

Page 1: anatomi

PBL 5 MUSKULOSKEKETAL

Dwita Permata Sari

10-2008-214

Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana

Jl. Arjuna Utara No.6-Jakarta Barat

E-mail : [email protected]

Page 2: anatomi

Pendahuluan

Tulang adalah organ vital yang berfungsi untuk gerak pasif, proteksi alat-alat di dalam tubuh,

pembentuk tubuh, metabolisme kalsium dan mineral, dan organ hemopoetik. Tulang terdiri

dari komponen matriks dan sel. Matriks tulang terdiri dari serat-serat kolagen dan protein

non-kolagen. Sedangkan sel tulang terdiri dari osteoblas, oisteosit, dan osteoklas. Osteoblas

membangun tulang dengan membentuk kolagen tipe I dan proteoglikan sebagai matriks

tulang atau jaringan osteosid melalui suatu proses yang disebut osifikasi. Osteosit adalah sel-

sel tulang dewasa yang bertindak sebagai suatu lintasan untuk pertukaran kimiawi melalui

tulang yang padat. Osteoklas adalah sel-sel berinti banyak yang memungkinkan mineral dan

matriks tulang dapat diabsorbsi. Tulang-tulang tungkai bawah terdiri atas tulang tempurung

lutut (os patella), tulang kering (os tibia), tulang betis (os fibula), Tulang pergelangan kaki

(os tarsal), tulang telapak kaki (os metatarsal), tulang jari kaki (os phalanges pedis).1

Page 3: anatomi

Struktur tulang

Ekstremitas bawah

Ekstremitas bawah terdiri dari tulang pelvis, femur, tibia, fibula, tarsal, metatarsal, dan

tulang-tulang phalangs.

Pelvis

Pelvis terdiri atas sepasang tulang panggul (hip bone) yang merupakan tulang pipih. Masing-

masing tulang pinggul terdiri atas 3 bagian utama yaitu ilium, pubis dan ischium. Ilium

terletak di bagian superior dan membentuk artikulasi dengan vertebra sakrum, ischium

terletak di bagian inferior-posterior, dan pubis terletak di bagian inferior-anterior-medial.

Bagian ujung ilium disebut sebagai puncak iliac (iliac crest). Pertemuan antara pubis dari

pinggul kiri dan pinggul kanan disebut simfisis pubis. Terdapat suatu cekungan di bagian

pertemuan ilium-ischium-pubis disebut acetabulum, fungsinya adalah untuk artikulasi dengan

tulang femur.

Page 4: anatomi

Femur

Femur merupakan tulang betis, yang di bagian proksimal berartikulasi dengan pelvis dan

dibagian distal berartikulasi dengan tibia melalui condyles. Di daerah proksimal terdapat

prosesus yang disebut trochanter mayor dan trochanter minor, dihubungkan oleh garis

intertrochanteric. Di bagian distal anterior terdapat condyle lateral dan condyle medial untuk

artikulasi dengan tibia, serta permukaan untuk tulang patella. Di bagian distal posterior

terdapat fossa intercondylar.

Tibia

Tibia merupakan tulang tungkai bawah yang letaknya lebih medial dibanding dengan fibula.

Di bagian proksimal, tibia memiliki condyle medial dan lateral di mana keduanya merupakan

facies untuk artikulasi dengan condyle femur. Terdapat juga facies untuk berartikulasi dengan

kepala fibula di sisi lateral. Selain itu, tibia memiliki tuberositas untuk perlekatan ligamen. Di

daerah distal tibia membentuk artikulasi dengan tulang-tulang tarsal dan malleolus medial.1

Fibula

Fibula merupakan tulang tungkai bawah yang letaknya lebih lateral dibanding dengan tibia.

Di bagian proksimal, fibula berartikulasi dengan tibia. Sedangkan di bagian distal, fibula

membentuk malleolus lateral dan facies untuk artikulasi dengan tulang-tulang tarsal.

Tarsal

Tarsal merupakan 7 tulang yang membentuk artikulasi dengan fibula dan tibia

Page 5: anatomi

di proksimal dan dengan metatarsal di distal. Terdapat 7 tulang tarsal, yaitu calcaneus, talus,

cuboid, navicular, dan cuneiform (1, 2, 3). Calcaneus berperan sebagai tulang penyanggah

berdiri.2

Metatarsal

Metatarsal merupakan 5 tulang yang berartikulasi dengan tarsal di proksimal dan dengan

tulang phalangs di distal. Khusus di tulang metatarsal 1 (ibu jari) terdapat 2 tulang sesamoid.

Phalangs

Phalangs merupakan tulang jari-jari kaki. Terdapat 2 tulang phalangs di ibu jari dan 3

phalangs di masing-masing jari sisanya. Karena tidak ada sendi pelana di ibu jari kaki,

menyebabkan jari tersebut tidak sefleksibel ibu jari tangan.1,2

Mikroskopik

Jaringan Tulang Rawan (Kartilago)

Jaringan tulang rawan pada anak-anak berasal dari jaringan embrional yang disebut

mesenkim, pada orang dewasa berasal dari selaput tulang rawan atau perikondrium yang

banyak mengandung kondroblas atau pembentuk sel-sel tulang rawan. Fungsinya untuk

menyokong kerangka tubuh.

Ada 3 macam jaringan tulang rawan :

a.Kartilago hialin

Matriksnya bening kebiruan. Terdapat pada permukaan tulang sendi, cincin tulang rawan

pada batang tenggorok dan cabang batang tenggorok, ujung tulang rusuk yang melekat pada

tulang dada dan pada ujung tulang panjang.

Kartilago hialin merupakan bagian terbesar dari kerangka

embrio juga membantu pergerakan persendian,

menguatkan saluran pernafasan, memberi kemungkinan

pertumbuhan memanjang tulang pipa dan memberi

kemungkinan tulang rusuk bergerak saat bernafas. Gbr. Kartilago hialin

Page 6: anatomi

b.Kartilago fibrosa

Matriksnya berwarna gelap dan keruh. Jaringan ini

terdapat pada perekatan ligamen-ligamen tertentu pada

tulang, persendian tulang pinggang, pada calmam antar

ruas tulang belakang dan pada pertautan antar tulang

kemaluan kiri dan kanan. Fungsi utama untuk memberikan

proteksi dan penyokong.

 

Gbr. Kartilago fibrosa

(dari tulang lutut manusia).

c.Kartilago elastik

Matriksnya berwarna keruh kekuning-kuningan. Jaringan ini terdapat pada dawn telinga,

epiglottis, pembuluh eustakius dan laring.3

Jenis jaringan tulang :

Secara histologis tulang dibedakan menjadi 2 komponen utama, yaitu : jaringan tulang primer

dan jaringan tulang sekunder.

Jaringan tulang primer

Dalam pembentukan tulang atau juga dalam proses penyembuhan kerusakan tulang, maka

tulang yang tumbuh tersebut bersifat muda atau tulang primer yang bersifat sementara karena

nantinya akan diganti dengan tulang sekunder Jaringan tulang ini berupa anyaman, sehingga

disebut sebagai woven bone. Merupakan komponen muda yang tersusun dari serat kolagen

yang tidak teratur pada osteoid. Woven bone terbentuk pada saat osteoblast membentuk

osteoid secara cepat seperti pada pembentukan tulang bayi dan pada dewasa ketika terjadi

pembentukan susunan tulang baru akibat keadaan patologis. Selain tidak teraturnya serabut-

serabut kolagen, terdapat ciri lain untuk jaringan tulang primer, yaitu sedikitnya kandungan

garam mineral sehingga mudah ditembus oleh sinar-X dan lebih banyak jumlah osteosit kalau

dibandingkan dengan jaringan tulang sekunder. Jaringan tulang primer akhirnya akan

mengalami remodeling menjadi tulang sekunder (lamellar bone) yang secara fisik lebih kuat

dan resilien. Karena itu pada tulang orang dewasa yang sehat itu hanya terdapat lamella saja.

Jaringan tulang sekunder

Page 7: anatomi

Jenis ini biasa terdapat pada kerangka orang dewasa. Dikenal juga sebagai lamellar bone

karena jaringan tulang sekunder terdiri dari ikatan paralel kolagen yang tersusun dalam

lembaran-lembaran lamella. Ciri khasnya : serabut-serabut kolagen yang tersusun dalam

lamellae(lapisan) setebal 3-7μm yang sejajar satu sama lain dan melingkari konsentris saluran

di tengah yang dinamakan Canalis Haversi. Dalam Canalis Haversi ini berjalan pembuluh

darah, serabut saraf dan diisi oleh jaringan pengikat longgar. Keseluruhan struktur konsentris

ini dinamai Systema Haversi atau osteon. Sel-sel tulang yang dinamakan osteosit berada di

antara lamellae atau kadang-kadang di dalam lamella. Di dalam setiap lamella, serabut-

serabut kolagen berjalan sejajar secara spiral meliliti sumbu osteon, tetapi serabut-serabut

kolagen yang berada dalam lamellae di dekatnya arahnya menyilang.

Di antara masing-masing osteon seringkali terdapat substansi amorf yang merupakan bahan

perekat. Susunan lamellae dalam diaphysis mempunyai pola sebagai berikut: Tersusun

konsentris membentuk osteon. Lamellae yang tidak tersusun konsentris membentuk systema

interstitialis. Lamellae yang malingkari pada permukaan luar membentuk lamellae

circumferentialis externa. Lamellae yang melingkari pada permukaan dalam membentuk

lamellaecircum ferentialisinterna.3

Periosteum

Bagian luar dari jaringan tulang yang diselubungi oleh jaringan pengikat pada fibrosa yang

mengandung sedikit sel. Pembuluh darah yang terdapat di bagian periosteum luar akan

bercabang-cabang dan menembus ke bagian dalam periosteum yang selanjutnya samapai ke

dalam Canalis Volkmanni. Bagian dalam periosteum ini disebut pula lapisan osteogenik

karena memiliki potensi membentuk tulang. Oleh karena itu lapisan osteogenik sangat

penting dalam proses penyembuhan tulang.

Endosteum

Endosteum merupakan lapisan sel-sel berbentuk gepeng yang membatasi rongga sumsum

tulang dan melanjutkan diri ke seluruh rongga-rongga dalam jaringan tulang termasuk

Canalis Haversi dan Canalis Volkmanni. Sebenarnya endosteum berasal dari jaringan

sumsum tulang yang berubah potensinya menjadi osteogenik.

Komponen jaringan tulang :

Sepertinya halnya jaringan pengikat pada umumnya, jaringan tulang juga terdiri atas unsur-

unsur : sel, substansi dasar, dan komponen fibriler. Dalam jaringan tulang yang sedang

Page 8: anatomi

tumbuh, seperti telah dijelaskan pada awal pembahasan, dibedakan atas 4 macam sel :

Osteoblas

Sel ini bertanggung jawab atas pembentukan matriks tulang, oleh karena itu banyak

ditemukan pada tulang yang sedang tumbuh. Selnya berbentuk kuboid atau silindris pendek,

dengan inti terdapat pada bagian puncak sel dengan kompleks Golgi di bagian basal.

Sitoplasma tampak basofil karena banyak mengandung ribonukleoprotein yang menandakan

aktif mensintesis protein. Pada pengamatan dengan M.E tampak jelas bahwa sel-sel tersebut

memang aktif mensintesis protein, karena banyak terlihat RE dalam sitoplasmanya. Selain itu

terlihat pula adanya lisosom.

Osteosit

Merupakan komponen sel utama dalam jaringan tulang. Pada sediaan gosok terlihat bahwa

bentuk osteosit yang gepeng mempunyai tonjolan-tonjolan yang bercabang-cabang. Bentuk

ini dapat diduga dari bentuk lacuna yang ditempati oleh osteosit bersama tonjolan-

tonjolannya dalam canaliculi. Dari pengamatan dengan M.E dapat diungkapkan bahwa

kompleks Golgi tidak jelas, walaupun masih terlihat adanya aktivitas sintesis protein dalam

sitoplasmanya. Ujung-ujung tonjolan dari osteosit yang berdekatan saling berhubungan

melalui gap junction. Hal-hal ini menunjukkan bahwa kemungkinan adanya pertukaran ion-

ion di antara osteosit yang berdekatan. Osteosit yang terlepas dari lacunanya akan

mempunyai kemampuan menjadi sel osteoprogenitor yang pada gilirannya tentu saja dapat

berubah menjadi osteosit lagi atau osteoklas.3

Osteoklast

Merupakan sel multinukleat raksasa dengan ukuran berkisar antara 20 μm-100μm dengan inti

sampai mencapai 50 buah. Sel ini ditemukan untuk pertama kali oleh Köllicker dalam tahun

1873 yang telah menduga bahwa terdapat hubungan sel osteoklas (O) dengan resorpsi tulang.

Hal tersebut misalnya dihubungkan dengan keberadaan sel-sel osteoklas dalam suatu lekukan

jaringan tulang yang dinamakan Lacuna Howship (H). keberadaan osteoklas ini secara khas

terlihat dengan adanya microvilli halus yang membentuk batas yang berkerut-kerut (ruffled

border). Gambaran ini dapat dilihat dengan mroskop electron. Ruffled border ini dapat

mensekresikan beberapa asam organik yang dapat melarutkan komponen mineral pada enzim

proteolitik lisosom untuk kemudian bertugas menghancurkan matriks organic. Pada proses

persiapan dekalsifikasi (a), osteoklas cenderung menyusut dan memisahkan diri dari

Page 9: anatomi

permukaan tulang. Relasi yang baik dari osteoklas dan tulang terlihat pada gambar (b).

resorpsi osteoklatik berperan pada proses remodeling tulang sebagai respon dari pertumbuhan

atau perubahan tekanan mekanikal pada tulang. Osteoklas juga berpartisipasi pada

pemeliharaan homeostasis darah jangka panjang.

Sel Osteoprogenitor

Sel tulang jenis ini bersifat osteogenik, oleh karena itu dinamakan pula sel osteogenik. Sel-sel

tersebut berada pada permukaan jaringan tulang pada periosteum bagian dalam dan juga

endosteum. Selama pertumbuhan tulang, sel-sel ini akan membelah diri dan mnghasilkan sel

osteoblas yang kemudian akan akan membentuk tulang. Sebaliknya pada permukaan dalam

dari jaringan tulang tempat terjadinya pengikisan jaringan tulang, sel-sel osteogenik

menghasilkan osteoklas. Sel – sel osteogenik selain dapat memberikan osteoblas juga

berdiferensiasi menjadi khondroblas yang selanjutnya menjadi sel cartilago. Kejadian ini,

misalnya, dapat diamati pada proses penyembuhan patah tulang. Menurut penelitian,

diferensiasi ini dipengaruhi oleh lingkungannya, apabila terdapat pembuluh darah maka akan

berdiferensiasi menjadi osteoblas, dan apabila tidak ada pembuluh darah akan menjadi

khondroblas. Selain itu, terdapat pula penelitian yang menyatakan bahwa sel osteoprogenitor

dapat berdiferensiasi menjadi sel osteoklas lebih – lebih pada permukaan dalam dari jaringan

tulang.3,4

Matriks tulang

Berdasarkan beratnya, matriks tulang yang merupakan substansi interseluler terdiri dari ±

70% garam anorganik dan 30% matriks organic. 95% komponen organic dibentuk dari

kolagen, sisanya terdiri dari substansi dasar proteoglycan dan molekul-molekul non kolagen

yang tampaknya terlibat dalam pengaturan mineralisasi tulang. Kolagen yang dimiliki oleh

tulang adalah kurang lebih setengah dari total kolagen tubuh, strukturnya pun sama dengan

kolagen pada jaringan pengikat lainnya. Hampir seluruhnya adalah fiber tipe I. Ruang pada

struktur tiga dimensinya yang disebut sebagai hole zones, merupakan tempat bagi deposit

mineral. Kontribusi substansi dasar proteoglycan pada tulang memiliki proporsi yang jauh

lebih kecil dibandingkan pada kartilago, terutama terdiri atas chondroitin sulphate dan asam

hyaluronic. Substansi dasar mengontrol kandungan air dalam tulang, dan kemungkinan

terlibat dalam pengaturan pembentukan fiber kolagen. Materi organik non kolagen terdiri dari

osteocalcin (Osla protein) yang terlibat dalam pengikatan kalsium selama proses mineralisasi,

Page 10: anatomi

osteonectin yang berfungsi sebagai jembatan antara kolagen dan komponen mineral,

sialoprotein (kaya akan asam salisilat) dan beberapa protein. Matriks anorganik merupakan

bahan mineral yang sebagian besar terdiri dari kalsium dan fosfat dalam bentuk kristal-kristal

hydroxyapatite. Kristal –kristal tersebut tersusun sepanjang serabut kolagen. Bahan mineral

lain : ion sitrat, karbonat, magnesium, natrium, dan potassium. Kekerasan tulang tergantung

dari kadar bahan anorganik dalam matriks, sedangkan dalam kekuatannya tergantung dari

bahan-bahan organik khususnya serabut kolagen.3,4

Mekanisme

Kontraksi otot

Otot tersusun atas serat otot. Serat otot terdiri dari myofibril yang mengandung

filamen tebal dan filament tipis. Dibawah mikroskop memperluhatkan pita gelap (pita

A), dan pita terang (pita I). Pita A terdiri dari tumpukan filament tebal dan sebagian

filament tipis yang tumpang tindih di kedua ujung filament tebal. Dalam filament

tebal terdapat zona H yang lebih tipis, ini dikarenakan tidak adanya aktin pada daerah

tersebut. Pita I terdiri dari filamen aktin yang tidak tertutupi oleh myosin. Pada pita

tipis terdapat garis Z yang agak tebal, ini merupakan batas antara aktin yang satu dan

akitn yang berikutnya. Pertemuan antara dua buah garis Z disebut satu sarkomer.

Diyakini bahwa dipertengahan antara pita A dan zona H terdapat garis M yang

berfungsi untuk menjaga letak dari filamen myosin. Pada masa otot berkontraksi yang

terjadi adalah pengeseran dari filamen aktin. Sehingga zona H akan menjadi semakin

kecil, disertai dengan pengecilan dari pita I. Miosin merupakan suatu protein khusus

yang memiliki dua sifat yaitu sifat fibros dan grobular. Pada ekor myosin akan

berpilin dengan susunan tertentu dengan ekor myosin lainya. Sedangkan kepala dari

myosin berbentuk dua buah protein globular yang berfungsi untuk membentuk ikatan

silang dengan aktin yang juga berfungsi sebagai enzim ATPase. Filamen tipis yaitu

aktin terdiri dari tiga buah protein yaitu F-aktin, troponin, dan tropomiosin. Struktur

tulang dari filamen tipis yaitu terdiri dari dua buah F-aktin yang saling berpilin. Pada

saat berlelaksasi membentuk kompleks dengan troponin dan tropomiosin.

Tropomiosin adalah protein berbentuk benang yang terletak sepanjang alur spiral

aktin bersmbungan ujung ke ujung. Dalam posisi ini tropomiosin menutupi bagian

dari aktin yang akan berikatan silang dengan protein myosin. Keadaan seperti ini

distabilkan oleh troponin. Troponin berupakan suatu kompleks protein yang terdiri

Page 11: anatomi

dari tiga ujung polipeptida.. yang satu berikatan dengan aktin, tropomiosin dan Ca.

Apabila troponin berikatan dengan Ca maka troponin akan tergelincir sedemikian

rupa sehingga sisi aktif dari aktin untuk berikatan silang akan terbuka dan terjadi

kontraksi. Oleh karena itu troponin disebut sebagai protein regulator kontraksi. Pada

saat masa relaksasi kepala dari myosin bertindak sebagai ATPase yang

menghidrolosis ATP menjadi ADP dan Pi. Tetapi ADP dan Pi tidak dapat terlepas

dari kepala myosin sebelum berikatan dengan aktin. Dan pada saat ini kepala myosin

bergerak ke arah menjauhi dari ekor myosin. Apabila potensial aksi sampai pada

reticulum sarkoplasma, Ca akan keluar dari sana dan akan mengeser posisi dari

protein tropomiosin. Pada saat bagian dari aktin yang berfungsi untuk berikatan silang

dengan myosin terbuka, maka myosin akan membentuk ikatan silang. Setelah terjadi

ikatan silang kemampuan myosin untuk melepaskan ADP dan Pi akan meningkat

hingga 100 kali lebih besar. Setelah ADP tersbut lepas dari kepala myosin, kepala

myosin akan bergerak ke arah mendekati ekornya yang secara tidak langsung akan

menarik aktin untuk bergerak saling merapat. Apabila tidak terdapat ATP segar dalam

otot tersebut , maka ikatan silang yang terbentuk tidak dapat terlepas ini dapat dilihat

pada orang yang sudah meninggal yang sering disebut dengan rigor mortis.Untuk

melakukan suatu proses relaksasi ion Ca perlahan lahan ditarik kembali ke dalam

reticulum sarkoplasmik. Pada saat ion Ca mulai berkurang pada daerah aktin, maka

troponin akan kembali keposisi asalnya itu kembali ke daerah aktin. Yang secara tidak

langsung membawa tropomiosin untuk kembali menutupi daerah aktif dari aktin. Pada

saat tersebut kepala dari myosin tidak dapat berikatan kembali dengan aktin. Pada saat

ini lah yang dinamakan dengan masa relaksasi karena tidak akan terjadi lagi proses

pendekatan dari aktin. Pada saat relaksasi ini sama seperti yang telah disebutkan

diatas kepala dari myosin akan kembali melakukan proses mengubah ATP menjadi

ADP dan Pi. Kondisi melepaskan ikatan silang ini tidak berlangsung secara serentak,

tetapi berlangsung satu persatu karena apabila berlangsung secara serentak maka tidak

akan ada yang berfungsi untuk menahan beban tersebut.Setiap otot dipersyarafi oleh

sejumlah neuron motorik yang berlainan.4 Setiap satu neuron motorik mempersyarafi

beberapa serat otot, tetapi setiap serat otot hanya dipersyarafi oleh satu neuron

motorik. Sewaktu neuron motorik diaktifkan, semua serat otot yang dipersyarafinya

terangsang untuk berkkontraksi secara bersamaan. Yang disebut dengan unit motorik

adalah sebuah neuron motorik yang mempersyarafi serat – serat otot nya. Untuk

melaksanakan suatu kontraksi yang lemah, maka hanya satu atau beberapa unit

Page 12: anatomi

motorik yang diaktifkan, sedangkan untuk kontraksi yang lebih kuat, maka akan lebih

banyak unit motorik yang ikut terlibat. Proses ini disebut dengan retekumen unit

motorik. Untuk mencegah sebuah kelelahan tubuh melakukan sebuah proses yang

disebut dengan retekumen unit motorik yang asinkron. Maksudnya adalah tubuh

secara berselang-seling mengaktifkan unit-unit motorik yang berlainan untuk

memberikan waktu bagi unit motorik yang telah aktif.Dalam otot ada dua jenis

kontraksi yang utama, yaitu kontraksi isotonic dan kontraksi isometric. Pada kontraksi

isotonic, ketegangan otot tetap pada saat pemendekan otot atau pemanjangan otot

tetap sama. Hal ini terjadi pada usaha-usaha yang menghasilkan kerja. Misalnya saja

pad waktu mengangkat sebuah barang, otot yang berkontraksi tersebut akan

mengalami pemendekan, tetapi tetap memiliki ketonusan yang sama. Sedangkan pada

kontraksi isometric, panjang otot yang tetap pada saat melakukan kontraksi.

Konsekuensi dari keadaan tersebut adalah meningkatnya ketegangan dari otot tersebut

sehingga meningkatkan ketonusannya. Kontraksi isometric banyak terjadi pada kerja

otot-otot penyangga tubuh, hal ini diperlukan untuk menjaga tubuh tetap tegak. Pada

sebagian besar kerja kontraksi dari otot tubuh manusia, otot berkontraksi dengan cara

isometric dan isotonic. Misalnya pada saat mengangkat benda, otot tidak mungkin

mengangkatnya langsung pada puncak kontraksi, otot pasti akan menahannya

sebentar pada posisi tertentu dan inilah bagian pada saat otot mengalami kontraksi

isometric.4,5

Proses Osifikasi

Proses pengerasan tulang disebut penulangan atau osifikasi. Osifikasi pertama kali terjadi di

diafisis, yaitu pusat osifikasi primer, pada akhir masa embrionik. Pada waktu lahir, sebagian

besar diafisis telah mengalami osifikasi, sedang epifisis masih berupa kartilago. Osifikasi

sekunder baru berlangsung pada tahun-tahun pertama usia bayi. Karena osifikasi dari dua

arah, dari epifisis dan diafisis, hanya daerah di tengah-tengah kedua daerah itulah (lempeng

epifisis) yang masih berupa kartilago. Kartilago ini akan terus berproliferasi yang dibarengi

dengan osifikasi. Saat seluruh lempeng epifisis telang mengalami osifikasi, berarti masa

pertumbuhan tulang telah berhenti.6

Pembentukan tulang dimulai dari perkembangan jaringan penyambung seperti tulang

rawan yang berkembang menjadi tulang keras. Jaringan yang berkembang akan disisipi

Page 13: anatomi

dengan pembuluh darah. Pembuluh darah ini akan membawa mineral seperti kalsium dan

menyimpannya pada jaringan tersebut. Osifikasi atau yang disebut dengan proses

pembentukan tulang telah bermula sejak umur embrio 6-7 minggu dan berlangsung sampai

dewasa.6

Osifikasi dimulai dari sel-sel mesenkim memasuki daerah osifikasi, bila daerah tersebut

banyak mengandung pembuluh darah akan membentuk osteoblas, bila tidak mengandung

pembuluh darah akan membentuk kondroblas. Pembentukan tulang rawan terjadi segera

setelah terbentuk tulang rawan (kartilago). Mula-mula pembuluh darah menembus

perichondrium di bagian tengah batang tulang rawan, merangsang sel-sel perichondrium

berubah menjadi osteoblas. Osteoblas ini akan membentuk suatu lapisan tulang kompakta,

perichondrium berubah menjadi periosteum. Bersamaan dengan proses ini pada bagian dalam

tulang rawan di daerah diafisis yang disebut juga pusat osifikasi primer, sel-sel tulang rawan

membesar kemudian pecah sehingga terjadi kenaikan pH (menjadi basa) akibatnya zat kapur

didepositkan, dengan demikian terganggulah nutrisi semua sel-sel tulang rawan dan

menyebabkan kematian pada sel-sel tulang rawan ini. Kemudian akan terjadi degenerasi

(kemunduran bentuk dan fungsi) dan pelarutan dari zat-zat interseluler (termasuk zat kapur)

bersamaan dengan masuknya pembuluh darah ke daerah ini, sehingga terbentuklah rongga

untuk sumsum tulang.

Pada tahap selanjutnya pembuluh darah akan memasuki daerah epiphise sehingga

terjadi pusat osifikasi sekunder, terbentuklah tulang spongiosa. Dengan demikian masih

tersisa tulang rawan dikedua ujung epifise yang berperan penting dalam pergerakan sendi dan

satu tulang rawan di antara epifise dan diafise yang disebut dengan cakram epifise.6

Selama pertumbuhan, sel-sel tulang rawan pada cakram epifise terus-menerus

membelah kemudian hancur dan tulang rawan diganti dengan tulang di daerah diafise,

dengan demikian tebal cakram epifise tetap sedangkan tulang akan tumbuh memanjang. Pada

pertumbuhan diameter (lebar) tulang, tulang didaerah rongga sumsum dihancurkan oleh

osteoklas sehingga rongga sumsum membesar, dan pada saat yang bersamaan osteoblas di

periosteum membentuk lapisan-lapisan tulang baru di daerah permukaan.

Osifikasi ini biasanya terjadi pada tulang-tulang pipih. Osifikasi ini terjadi pada sel-sel

mesenkim dan berlangsung dalam suatu membran yang dibentuk oleh sel-sel mesenkim itu

sendiri. Sel-sel mesenkim yang telah berkondensasi berdiferensiasi menjadi osteoblast dan

Page 14: anatomi

mulai mensekresikan matriks dan substansi interselular. Osteoblast yang dikelilingi oleh

matriks menjadi osteocyte.

Pada diafisis, sel-sel kartilago mengalami tiga hal, yaitu hipertropi, kalsifikasi matriks serta

kematian sel-selnya. Selain itu, perichondrium akan mengalami vaskularisasi sehingga sel-sel

kartilago akan berubah menjadi osteoblast. Perichondrium pun sekarang disebut periosteum.7

Pemanjangan tulang berlangsung hanya pada perbatasan antara diafisis dan epifisis (lempeng

epifisis). Hal ini dikarenakan hanya sel-sel kartilago di bagian inilah yang mampu

berproliferasi. Mendekati diafisis, sel-sel ini mengalami hipertropi dan matriksnya akan

mengalami kalsifikasi.

Jenis Osifikasi :

Osifikasi intramembranosa (osifikasi desmalis=osifikasi primer) yaitu suatu proses

penulangan secara langsung. Osteoblast yang tumbuh menjadi osteosit akan

mempengaruhi zat-zat disekitarnya (matriks) yang mula-mula cair akan menjadi kental,

kemudian membentuk osteoid. Osteoid akan mengeras karena proses pengapuran

(cakification), sehingga akan mengurung osteosit. Disinilah mulai terbentuk pulau tulang

pertama, dan tempat proses ini disebut titik penulangan (punctum ossification). Contoh

tulang yang pembentukannya melalui proses ini pada umumnya terjadi pada tulang pipih

misalnya os frontalis, os parietalis.

Osifikasi intracartilaginosa (osifikasi endochondralis= osifikasi sekunder) yaitu suatu

penulangan tidak langsung, selalu didahului dengan terbentuknya tulang rawan (cartilago)

dan prosesnya lebih kompleks. Jaringan mesencym mula-mula membentuk tulang rawan

hyalin yang sekaligus merupakan pola tulang yang akan dibentuk. Pertumbuhan sampai

menjadi tulang berlangsung melalui tahap berikut :

pertumbuhan sel-sel tulang rawan: sel-sel mesencym menjadi sel calon tulang   rawan

(chondroblast) kemudian melanjut menjadi sel tulang rawan (chondrocyte).

perbanyakan dan pembesaran chondrocyte yang berderat-deret menurut poros panjang

tulang.

pengapuran matriks tulang rawan

Page 15: anatomi

pergantian tulang rawan yang mengapur dengan tulang secara proses penulangan

langsung.

Proses ini umumnya dimulai dari kedua ujung bakal tulang (bakal epiphyse), sedang

ditenha batang tulang yang juga merupakan pusat penulangan prosesnya berlangsung

secara primer. dengan demikian tulang yang proses pembentukannya secara tidak

langsung sekurang-kurangnya memiliki tiga punctum ossifikasi.6

Modelling tulang

Pada usia 0 – 30/35 tahun, disebut modeling tulang karena pada masa ini tercipta atau

terbentuk model tulang seseorang. Sehingga lain orang, lain pula bentuk tulangnya. Pada

usia 30 – 35 tahun, pertumbuhan tulang sudah selesai, disebut remodeling dimana modeling

sudah selesai tinggal proses pergantian tulang yang sudah tua diganti dengan tulang yang

baru yang masih muda. Secara alami setelah pembentukan tulang selesai, maka akan terjadi

penurunan massa tulang. Hal ini bisa dicegah dengan menjaga asupan kalsium setelah

tercapainya puncak massa tulang. Dengan assupan kalsium 800 – 1200 mg perhari, puncak

massa tulang ini bisa dipertahankan. Di pasaran sudah beredar asupan kalsium dan vit.D3

yang dilengkapi EPO mengandung kalsium 400 mg, Vit D3 50 iu dan EPO 400 mg, dengan

mengkonsumsi produk tersebut 2 x sehari, bisa mempertahankan puncak massa tulang.Tujuan

untuk mempertahankan puncak massa tulang adalah .Untuk mencegah penurunan massa

tulang, dimana penurunan massa tulang ini akan mengakibatkan berkurangnya kepadatan

tulang, dan tulang akan mengalami osteoporosis.Osteoporosis lebih baik dicegah dengan cara

asupan kalsium yang cukup setelah usia 30 atau 35 tahun.

Remodeling Tulang

Keseimbangan antara aktivitas osteoblas dan osteoklas menyebabkan tulang terus

menerus diperbarui atau mengalami remodeling. Osteoklas membuat terowongan ke dalam

tulang korteks yang diikuti oleh osteoblas, sedangkan remodeling tulang trabekular terjadi di

permukaan trabekular. Pada kerangka manusia, setiap saat sekitar 5% tulang mengalami

remodeling oleh sekitar 2 juta unit remodeling tulang. Kecepatan pembaruan untuk tulang

adalah sekitar 4% per tahun untuk tulang kompak dan 20% per tahun untuk tulang

trabekular.Pada anak dan remaja, aktivitas osteoblas melebihi aktivitas osteoklas, sehingga

kerangka menjadi lebih panjang dan menebal. Aktivitas osteoblas juga melebihi aktivitas

osteoklas pada tulang yang pulih dari fraktur. Pada orang dewasa muda, aktivitas osteoblas

Page 16: anatomi

dan osteoklas biasanya setara, sehingga jumlah total massa tulang konstan. Pada usia

pertengahan, khususnya pada wanita, aktivitas osteoklas melebihi aktivitas osteoblas dan

kepadatan tulang mulai berkurang. Aktivitas osteoklas juga meningkat pada tulang. Pada usia

dekade ketujuh atau kedelapan, dominansi aktivitas osteoklas dapat menyebabkan tulang

menjadi rapuh sehingga mudah patah.6,7

Page 17: anatomi

Daftar pustaka :

1. Munandar, A. Iktisar Anatomi Alat Gerak & Ilmu Gerak. Jakarta : EGC

2. Sloane, Ethel. Anatomi dan Fisiologi untuk Pemula. Jakarta : EGC

3. Fawwcett DW. Buku ajar histologi; alih bahasa: Jan Tambayong. Edisi 12. Jakarta:

EGC; 2002.

4. Sherwood L. Human physiology: from cells to system. Edisi 2. Sherwood L. In:

Santoso BI, editor. Fisiologi manusia dari sel ke sistem: Sistem saraf perifer: divisi

aferen; indera. Edisi 2. Jakarta: EGC; 2007.h.217-229.

5. Guyton AC, Hall JE. Buku ajar fisiologi kedokteran. Edisi 11. Jakarta: EGC; 2007.

6. Murray, Robet K., dkk. Biokoima Harper (edisi 24). Jakarta : EGC

7. Doroty E. Schumm. Intisari Biokimia. Jakarta : Binarupa Aksara