anatomi pernafasan

24
Pernafasan ( respirasi) adalah peristiwa menghirup udara dari luar yang mengandung (oksigen) ke dalam tubuh serta menghembuskan udara yang banyak mengandung CO2(karbondioksida) sebagai sisab dari oksidasi keluar dari tubuh. Penghisapan udara ini disebut inspirasi dan menhembuskan disebut ekspirasi. Jadi, dalam paru-paru terjadi pertukaran zat antara dan oksigen ditarik dari udara masuk ke dalam darah dan CO2 akan dikeluarkan dari darah secara osmose. Seterusnya CO2 akan dikeluarkan melalui tractus respiratorius(jalan pernafasan) dan masuk ke dalam tubuh melalui kapiler –kapiler vena pulmonalis kemudian masuk ken serambi kiri jantung (atrium sinistra) kemudian ke aorta keseluruh tubuh disini terjadi oksidasi sebagai ampas dari pembakaran adalah CO2 dan zat ini dikeluarkan melalui peredaran darah vena masuk ke jantung, ke bilik kanan,dan dan dari sini keluar melalui arteri pulmonalis ke jaringan-jaringan paru-paru akhirnya dikeluarkan menembus lapisan epitel dari alveoli. Proses pengeluaran CO2 ini adalah sebagian dari sisa metabolisme sedangkan sisa dari metabolisme lainnya akan dikeluarkan melalui traktus urogenitalis, dan kulit. 2.2 Anatomi Sistem Pernafasan Sistem pernafasan pada dasarnya dibentuk oleh jalan atau saluran nafas dan paru- paru beserta pembungkusnya ( pleura) dan rongga dada yang melindunginya. Di dalamrongga dada terdapat juga jantung di dalamnya. Rongga dada dipisahkan dengan rongga perut oleh diafragma. 2.2.1 Hidung = Naso = Nasal Hidung merupakan saluran udara yang pertama, mempunyai dua lubang( cavum nasi), dipisahkan oleh sekat hidung ( septum nasi). Didalam terdapat bulu-bulu yang berguna untuk menyaring udara, debu dan kotoran-kotoran yang masuk kedalam lubang hidung. 1. Bagian luar dinding terdiri dari kulit 2. Lapisan tengah terdiri dari otot-otot dan tulang rawan. 3. Lapisan dalam terdiri dari selaput lendir yang berlipat-lipat yang dinamakan karang hidung (konka nasalis), yang berjumlah 3 buah: a) konka nasalis inferior ( karang hidup bagian bawah) b) konka nasalis media(karang hidung bagian tengah) c) konka nasalis superior(karang hidung bagian atas). Diantara konka-konka ini terdapat 3 buah lekukan meatus yaitu meatus superior (lekukan bagian atas), meatus medialis(lekukan bagian tengah dan meatus inferior (lekukan bagian bawah). Meatus-meatus inilah yang dilewati oleh udara pernafasan, sebelah dalam terdapat

Upload: nadiavidira

Post on 24-Dec-2015

28 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

anatomi pernafasan

TRANSCRIPT

Page 1: anatomi pernafasan

Pernafasan ( respirasi) adalah peristiwa menghirup udara dari luar yang mengandung (oksigen) ke dalam tubuh serta menghembuskan udara yang banyak mengandung CO2(karbondioksida) sebagai sisab dari oksidasi keluar dari tubuh. Penghisapan udara ini disebut inspirasi dan menhembuskan disebut ekspirasi.Jadi, dalam paru-paru terjadi pertukaran zat antara dan oksigen ditarik dari udara masuk ke dalam darah dan CO2 akan dikeluarkan dari darah secara osmose. Seterusnya CO2 akan dikeluarkan melalui tractus respiratorius(jalan pernafasan) dan masuk ke dalam tubuh melalui kapiler –kapiler vena pulmonalis kemudian masuk ken serambi kiri jantung (atrium sinistra) kemudian ke aorta keseluruh tubuh disini terjadi oksidasi sebagai ampas dari pembakaran adalah CO2 dan zat ini dikeluarkan melalui peredaran darah vena masuk ke jantung, ke bilik kanan,dan dan dari sini keluar melalui arteri pulmonalis ke jaringan-jaringan paru-paru akhirnya dikeluarkan menembus lapisan epitel dari alveoli. Proses pengeluaran CO2 ini adalah sebagian dari sisa metabolisme sedangkan sisa dari metabolisme lainnya akan dikeluarkan melalui traktus urogenitalis, dan kulit.2.2 Anatomi Sistem PernafasanSistem pernafasan pada dasarnya dibentuk oleh jalan atau saluran nafas dan paru- paru beserta pembungkusnya ( pleura) dan rongga dada yang melindunginya. Di dalamrongga dada terdapat juga jantung di dalamnya. Rongga dada dipisahkan dengan rongga perut oleh diafragma.

2.2.1 Hidung = Naso = NasalHidung merupakan saluran udara yang pertama, mempunyai dua lubang( cavum nasi), dipisahkan oleh sekat hidung ( septum nasi). Didalam terdapat bulu-bulu yang berguna untuk menyaring udara, debu dan kotoran-kotoran yang masuk kedalam lubang hidung.1. Bagian luar dinding terdiri dari kulit2. Lapisan tengah terdiri dari otot-otot dan tulang rawan.3. Lapisan dalam terdiri dari selaput lendir yang berlipat-lipat yang dinamakan karang hidung (konka nasalis), yang berjumlah 3 buah:a) konka nasalis inferior ( karang hidup bagian bawah)b) konka nasalis media(karang hidung bagian tengah)c) konka nasalis superior(karang hidung bagian atas).Diantara konka-konka ini terdapat 3 buah lekukan meatus yaitu meatus superior (lekukan bagian atas), meatus medialis(lekukan bagian tengah dan meatus inferior (lekukan bagian bawah). Meatus-meatus inilah yang dilewati oleh udara pernafasan, sebelah dalam terdapat lubang yang berhubungan dengan tekak, lubang ini disebut koana.Dasar dari rongga hidung dibentuk oleh tulang rahang atas, keatas rongga hidung berhubungan dengan beberapa rongga yang disebut sinus paranasalis, yaitu sinus maksilaris pada rongga rahang atas, sinus frontalis pada rongga tulang dahi, sinus sfenoidalis pada rongga tulang baji dan sinus etmodialis pada rongga tulang tapis.Pada sinus etmodialis, keluar ujung-ujung saraf penciuman yang menuju ke konka nasalis. Pada konka nasalis terdapat sel-sel penciuman, sel tersebut terutama terdapat di bagianb atas. Pada hidung di bagian mukosa terdapat serabut-serabut syaraf atau respektor dari saraf penciuman disebut nervus olfaktorius.Disebelah belakang konka bagian kiri kanan dan sebelah atas dari langit-langit terdapat satu lubang pembuluh yang menghubungkan rongga tekak dengan rongga pendengaran tengah, saluran ini disebut tuba auditiva eustaki, yang menghubungkan telinga tengah dengan faring dan laring. Hidung juga berhubungan dengan saluran air mata disebut tuba lakminaris.

Page 2: anatomi pernafasan

Fungsi hidung, terdiri dari1. bekerja sebagai saluran udara pernafasan2. sebagai penyaring udara pernafasan yang dilakukan oleh bulu-bulu hidung3. dapat menghangatkan udara pernafasan oleh mukosa4. membunuh kuman-kuman yang masuk, bersama-sama udara pernafasan oleh leukosit yang terdapat dalam selaput lendir (mukosa) atau hidung.2.2.2 Tekak=FaringMerupakan tempat persimpangan antara jalan pernapasan dan jalan makanan. Terdapat dibawah dasar tengkorak, dibelakang rongga hidung dan mulut sebelah depan ruas tulang leher. Hubungan faring dengan organ-organ lain keatas berhubungan dengan rongga hidung, dengan perantaraan lubang yang bernama koana. Ke depan berhubungan dengan rongga mulut, tempat hubungan ini bernama istmus fausium. Ke bawah terdapat dua lubang, ke depan lubang laring, ke belakang lubang esofagus.Dibawah selaput lendir terdapat jaringan ikat, juga dibeberapa tempat terdapat folikel getah bening. Perkumpulan getah bening ini dinamakan adenoid. Disebelahnya terdapat 2 buah tonsilkiri dan kanan dari tekak. Di sebelah belakang terdapat epiglotis( empang tenggorok) yang berfungsi menutup laring pada waktu menelan makanan.Rongga tekak dibagi dalam 3 bagian:1. bagian sebelah atas yang sama tingginya dengan koana yang disebut nasofaring.2. Bagian tengah yang sama tingginya dengan istmus fausium disebut orofaring3. Bagian bawah sekali dinamakan laringgofaring. 2.2.3 Pangkal Tenggorokan(Laring)Merupakan saluran udara dan bertindak sebagai pembentukan suara terletak di depan bagian faring sampai ketinggian vertebra servikalis dan masuk ke dalam trakea dibawahnya. Pangkal tenggorokan itu dapat ditutup oleh sebuah empang tenggorok yang disebut epiglotis, yang terdiri dari tulang-tulang rawan yang berfungsi pada waktu kita menelan makanan menutupi laring.Laring terdiri dari 5 tulang rawan antara lain:1. Kartilago tiroid (1 buah) depan jakun sangat jelas terlihat pada pria.2. Kartilago ariteanoid (2 buah) yang berbentuk beker3. Kartilago krikoid (1 buah) yang berbentuk cincin4. Kartilago epiglotis (1 buah).Laring dilapisi oleh selaput lendir, kecuali pita suara dan bagian epiglotis yang dilapisi oleh sel epiteliumnberlapis. Proses pembentukan suara merupakan hasil kerjasama antara rongga mulut, rongga hidung, laring, lidah dan bibir. Perbedaan suara seseorang tergsantung pada tebal dan panjangnya pita suara. Pita suara pria jauh lebih tebal daripada pita suara wanita.2.2.4 Batang Tenggorokan ( Trakea)Merupakan lanjutan dari laring yang terbentuk oleh 16-20 cincin yang terdiri dari tulang-tulang rawan yang berbentuk seperti kuku kuda. Sebelah dalam diliputi oleh selaput lendir yang berbulu getar yang disebut sel bersilia,hanya bergerak kearah luar. Panjang trakea 9-11 cm dan dibelakang terdiri dari jaringan ikat yang dilapisi oleh otot polos. Sel-sel bersilia gunanya untuk mengeluarkan benda-benda asing yang masuk bersama-sama dengan udara pernafasan. Yang memisahkan trakea menjadi bronkus kiri dan kanan disebut karina.2.2.5 Cabang Tenggorokan ( Bronkus)Bronkus terbagi menjadi bronkus kanan dan kiri, bronkus lobaris kanan ( 3 lobus) dan bronkus lobaris kiri ( 2 bronkus).bronkus lobaris kanan terbagi menjadi 10 bronkus segmental dan bronkus

Page 3: anatomi pernafasan

lobaris kiri terbagi menjadi 9 bronkus segmental. Bronkus segmentalisini kemudian terbagi lagi menjadi bronkus subsegmental yang dikelilingi oleh jaringan ikat yang memiliki: arteri, limfatik dan saraf.• BronkiolusBronkus segmental bercabang-cabang menjadi bronkiolus. Bronkiolus mengandung kelenjar submukosa yang memproduksi lendir yang membentuk selimut tidak terputus untuk melapisi bagian dalam jalan nafas.• Bronkiolus terminalisBronkiolus membentuk percabangan menjadi bronkiolus terminalis( yang mempunyai kelenjar lendir dan silia)• Bronkiolus respiratoriBronkiolus terminalis kemudian menjadi bronkiolus respirstori. Bronkiolus respiratori dianggap sebagai saluran transisional antara lain jalan nafas konduksi dan jalan udara pertukaran gas.• Duktus alveolar dan sakus alveolarBronkiolus respiratori kemudian mengarah ke dalam duktus alveolar dan sakus alveolar. Dan kemudian menjadi alvioli.

2.2.6 AlveoliMerupakan tempat pertukaran oksigen dan karbondioksida. Terdapat sekitar 300 juta yang jika bersatu membentuk satu lembar akan seluas 70 m2. Terdiri atas 3 tipe: Sel-sel alveolar tipe I : sel epitel yang membentuk dinding alveoli Sel-sel alveolar tipe II: sel yang aktif secara metabolik dan nensekresikan surfaktan ( suatu fosfolifid yang melapisi permukaan dalam dan mencegah alveolar agar tidak kolaps)ahanan Sel-sel alveolar tipe III: makrofag yang merupakan sel-sel fagotosis dan bekerja sebagai mekanisme pertahanan.2.2.7 Paru – paru

Merupakan organ yang elastis berbentuk kerucut. Terletak dalam rongga dada atau toraks. Kedua paru dipisahkan oleh mediastinum sentral yang berisi jantung dan beberapa pembuluh dareah besar. Setiap paru mempunyai apeks dan basis, paru kanan lebih besar dan terbagi menjadi 3 lobus dan fisura interlobaris. Paru kiri lebih kecil dan terbagi menjadi 2 lobus. Lobus-lobus tersebut terbagi menjadi beberapa segmen sesuai dengan segmen bronkusnya.2.2.8 pleuraMerupakan lapisan tipisyang mengandung kolagen dan jaringan elastis. Terbagi menjadi 2: Pleura perietalis yaitu yang melapisi rongga dada Pleura viseralis yaitu yang menyelubungi setiap paru-paru.Diantara pleura terdapat rongga pleura yang berisi cairan tipis pleura yang berfungsi untuk memudahkan kedua permukaan itu bergerak selama pernafsan. Juga untuk mencegah pemisahan toraks dengan paru-paru. Tekanan dalam rongga pleura lebih rendah dari tekanan atmosfir, hal ini untuk mencegah kolap paru-paru.

Fisiologi Sistem Pernafasan

Page 4: anatomi pernafasan

•SEL-SEL HIDUP MEMERLUKAN DAN MEMPERROLEH OKSIGEN SERTA MELEPASKAN KARBON DIOKSIDA PADA CAIRAN SEKITARNYA

•  (FUNGSI SUPPLY  OKSIGEN)

•PERNAPASAN EKSTERNAL: PERTUKARAN GAS-GAS PERNAPASAN ANTARA TUBUH DAN

LINGKUNGAN SEKITARNYA

•PERNAPASAN INTERNAL:PERTUKARAN GAS-GAS ANTARA SEL-SEL JARIGAN DAN LINGKUNGAN

CAIRAN SEKITARNYA

•SALURAN PERNAPASANFUNGSI PERNAPASAN HIDUNG :1.UDARA DIHANGATKAN OLEH PERMUKAAN KONKA DAN SEPTUM (LUAS AREA SEKITAR 160 cm2.2.UDARA DILEMBABKAN .3.UDARA DISARING OLEH:- BULU2 PADA PINTU MASUK          -  TURBNATES:  KONKA,SEPTUM,                                                DINDING FARING     MUKUS PELAPIS   DISAPU OLEH SILIA  KE FARING  DITELAN  UKURAN PARTIKEL > 6 MIKRO METER 

•FUNGSI PERNAPASAN TRAKEA,BRONKUS,BRONKIOLUS•DISEMUA BAGIAN TRAKEA,BRONKUS,BRONKIOLUS TERUTAMA TERBENTUK OLEH OTOT POLOS

DAN CINCIN2 KARTILAGO•MUKUS DISEKRESIKAN SEBAGIAN OLEH SEL GOBLET DALAM EPITEL SALURAN NAPAS DAN

SEBAGIAN OLEH KELENJAR SUBMUKOSA YANG KECIL•FUNGSI MUKUS:- MEMPERTAHANKAN KELEMBABAN UDARA                - MENANGKAP PARTIKEL2 KECIL DARI                                      UDARA INSPIRASI    EPITEL BERSILIA PADA PERMUKAAN MASING2 SALURAN NAPAS BERJUMLAH SEKITAR 200

SILIA YANG TERUS MENERUS MENYAPU DENGAN KECEPATAN 10-20 X /DETIK     ARAH MENYAPU KE FARING (KE ATAS),KECEPATAN ALIRAN MUKUS SEKITAR 1 cm /MENIT 

•VENTILASI PARU

•ADALAH PROSES KELUAR MASUKNYA UDARA KEDALAM PARU

•PADA SAAT INSPIRASI UDARA MASUK MELALUI SALURAN NAPAS,DAN UDARA KELUAR PARU

PADA SAAT EKSPIRASI

•PADA DEWASA NORMAL SETIAP MENITNYA TERJADI 12-18KALI NSPIRASI DAN EKSPIRASI

•SETIAP KALI INSPIRASI AKAN MASUK UDARA 400-500 ml

•SELAMA SATU MENIT BESARNYA VENTILASI 5000-8000 ml

 PRINSIPNYA SELURUH BAGIAN PERNAPASAN TETAP TERBUKA

 AGAR UDARA DAPAT KELUAR MASUK ALVEOLI 

•MEKANIKA VENTILASI•HAL-HAL YANG MENIMBULKAN PENGEMBANGAN DAN PENGEMPISAN PARU:     OTOT-OTOT:- DIAFRAGMA:BERGERAK TURUN NAIK UNTUK      MEMPERBESAR ATAU

MEMPERKECL RONGGA DADA (INSPIRASI ------KONTRAKSI DIAFRAGMA MENARIK PERMUKAAN BAWAH PARU KE BAWAH; EKSPIRASI-DIAFRAGMA RELAKSASI)

     - * M.INTERKOSTALIS EKSTERNA DAN DIBANTU OLEH M.STERNOCLEIDOMASTOIDEUS,M.SERRATUSANTERIOR,M.SKALENUS -----MENGANGKAT RANGKA IGA SEHINGGA DIAMETER ANTERO POSTERIOR MEMBESAR SAAT INSPIRASI.

Page 5: anatomi pernafasan

     * M.REKTUS ABDOMINIS DAN M.INTERKOSTALIS INTERNUS MENARIK IGA KE BAWAH SELAMA EKSPIRASI.

2. PERGERAKAN UDARA KE DALAM DAN KE LUAR PARU-PARU DAN TEKANAN YANG MENYEBABKAN HAL TERSEBUT

           TEKANAN PLEURA: NORMAL SAAT DIMULAI INSPIRASI MINUS 5cmH2O, SELAMA INSPIRASI

TURUN SEKITAR – 7,5 cmH2O KARENA RONGGA DADA MENGEMBANG MENDORONG PERMUKAAN PARU DENGAN KEKUATAN LEBIH BESAR--PENINGKATAN VOLUME PARU 0,5 L , PADA SAAT EKSPIRASI SEBALIKNYA

TEKANAN ALVEOLUS: UNTUK MENYEBABKAN ALIRAN UDARA KE DALAM SELAMA

INSPIRASI,TEKANAN ALVEOLI HARUS TURUN SAMPAI NILAINYA SEDIKIT DIBAWAH TEKANAN ATMOSFIR ATAU SEKITAR – 1 cm H2O (SAAT TIDAK ADA UDARA KELUAR MASUK PARU TEKANAN PADA SEMUA BAGIAN JALAN NAPAS = TEKANAN ATMOSFIR =0 cmH2O)

     ----SELAMA INSPIRASI NORMAL MENGALIRKAN UDARA SEKITAR 0,5 L KE PARU DALAM WAKTU 2 DETIK.

     SELAMA EKSPIRASI TEKANAN ALVEOLUS MENINGKAT SEKITAR +1 cmH2O -------MENDORONG 0,5 L UDARA INSPIRASI KE LUAR PARU SELAMA 2 – 3 DETIK

TEKANAN TRANSPULMONAL: PERBEDAAN ANTARA TEKANAN ALVEOLI DAN TEKANAN PLEURA ---NILAI DAYA ELASTISITAS PARU (COMPLIANCE PARU)    

    COMPLIANCE PARU ADALAH NILAI DIMANA PENGEMBANGAN PARU UNTUK SETIAP UNIT DAPAT

MENINGKATKAN TEKANAN TRANSPULMONER: 200 ml/cm H2O, ARTINYA SETIAP

PENINGKATAN TEKANAN TRASPULMONER 1 cmH2O TERJADI PENGEMBANGAN PARU 200 ml

    COMPLAIN PARU DAN TORAKS BERSAMA-SAMA :   110 ml/cm H2O

TEGANGAN PERMUKAAN ALVEOLAR

     CAIRAN YANG MELAPISI ALVEOLAR MENGADUNG :

     SURFAKTAN: SUATU LIPID YANG MERENDAHKAN TEGANGAN PERMUKAAN PADA SAAT

ALVEOLUS KECIL 

•DIFUSI GAS-GAS PERNAPASAN

   UDARA LUAR (ATMOSFIR) HAMPIR SELURUHNYA N2(78,62%) & O2(20,84%),SEDIKIT CO2((0,04%)

& H2O(0,50%) --INSPIRASI---SALURAN NAPAS ATAS (N2 74,09%;O2

19,67%;CO2 O,O4%;H2O 6,20%-- ALVEOLUS (N2 74,9%;O2 13,6%;CO2 5,3%;H2O 6,2%) -----

BERDIFUSI KE DALAM DARAH PARU-PARU)- ------DITRANSPORT KE JARINGAN----KAPILER

JARINGAN-----BERDIFUSI KELUAR DARI KAPILER KE RUANG INTERTITIAL---SELPROSES

METABOLISME DI DALAM SEL/JARINGAN---DITRANSPORT KEMBALI KE PARU----EKSPIRASI

(N2 74,5%;O2 15,7%;CO2 3,6%;H2O 6,2%)

•DIFUSI PADA MEMBRAN PERNAPASAN

   TERDAPAT LEBIH KURANG 300 JUTA ALVEOLI DI KEDUA PARU,

    1 ALVEOLUS BERDIAMETER 0,2mm DAN DALAM DINDING ALVEOLUS YANG SANGAT TIPIS

TERDAPAT ANYAMAN2 KAPILER--------MEMBENTUK MEMBRAN PERNAPASAN :

     1. LAPISAN CAIRAN YANG MELAPISI ALVEOLUS(SURFAKTAN)

     2. EPITEL ALVEOLUS

     3. MEMBRAN BASALIS EPITEL

     4. RUANG INTERTITIAL TIPIS ANTARA EPITEL DAN MEMBRAN

          KAPILER

      5. MEMBRAN BASALIS KAPILER--PADA BEBERAPA TEMPAT

Page 6: anatomi pernafasan

          BERSATU DENGAN MEMBRAN BASALIS EPITEL

      6. MEMBRAN ENDOTEL KAPILER  

  TEBAL MEMBRAN PERNAPASAN  O,2 – 0,6 mikrometer     LUAS PERMUKAAN KESELURUHAN  70 m2 (DEWASA NORMAL)     JUMLAH DARAH DALAM KAPILER SESAAT  60-140 cc     FAKTOR2 YANG MEMPENGARUHI KECEPATAN DIFUSI:     1.KETEBALAN MEMBRAN YANG DAPAT MENINGKAT OK:        - EDEMA DALAM RUANG INTERSTITIAL DAN DALAM ALVEOLI        - FIBROSIS PARU      2.LUAS PERMUKAAN MEMBRAN YANG DAPAT MENURUN OK:        - PENGANGKATAN BAGIAN PARU        - EMISEMA,BEBERAPA ALVEOLI BERSATU KARNA          HANCUR SEBAGIAN DINDING ALVEOLUS      3.KOEFISIEN DIFUSI (O2 1,0 ; CO2 20,3 ; CO 0,81 ; N2 0,53 )         ----TINGKAT KELARUTAN DALAM MEMBRAN      4.PERBEDAAN TEKANAN ANTARA KEDUA SISI MEMBRAN         PERNAPASAN (PERBEDAAN ANTARA TEKANAN GAS DALAM         ALVEOLI DAN DALAM DARAH )

•TRANSPOR O2 DAN CO2 DALAM DARAH

    TRANSPOR O2:

     TERGANTUNG PADA:

      - JUMLAH O2 YANG MASUK DALAM PARU

      - ADANYA PERTUKARAN GAS DALAM PARU YANG

         ADEKUAT

       - ALIRAN DARAH MENUJU JARINGAN (DERAJAT

         KONTRIKSI VASKULER DALAM JARINGAN DAN

         CURAH JANTUNG )

       - KAPASITAS DARAH MENGANGKUT O2 (JUMLAH

         O2 YANG LARUT,JUMLAH Hb DALAM DARAH,

          AFINITAS Hb TERHADAP O2

      DARAH ORANG NORMAL MENGANDUNG 15 gr Hb    SETIAP 100 ml DARAH ( 15 gr% )     O2 YANG DI TRANSPOR :- 97% DALAM IKATAN                                                   KIMIA DENGAN Hb                                                   ( HbO2 )                                                 - 3% TERLARUT DALAM                                                   AIR DARI PLASMA DAN                                                   SEL    JUMLAH TOTAL O2 YANG TERIKAT DENGAN Hb PADA DARAH ARTERI NORMAL (PO2 95mmHg)

19,4ml/100ml DARAH    SEWAKTU MELEWATI KAPILER JARINGAN (PO2 40mmHg) JUM    LAH O2 YANG TERIKAT Hb MENJADI 14,4ml/100ml DARAH---------- 5 ml O2 DITRANSPOR KE

JARINGAN SETIAP 100 ml DARAH  

•TRANSPOR CO2:

    RATA2 4ml CO2 DITRANSPOR DARI JARINGAN KE

    PARU-PARU DLM SETIA DESLITER DARAH

    BENTUK KIMIA CO2 SAAT DITRANSPOR:

Page 7: anatomi pernafasan

    1.CO2 TERLARUT DALAM DARAH (7%)

         PCO2 DARAH VENA 45mmHg,DARAH ARTERI

         40mHg

    2.DALAM BENTUK ION BIKARBONAT (70%)

    3.DALAM GABUNGAN DGN Hb DAN PROTEIN

       LASMA MEMBENTUK SENYAWA KARBAMINO

       HEMOGLOBIN(CO2Hgb)----23%

ANATOMI DAN FUNGSIONAL SISTEM RESPIRASI

Sistem respirasi berperan untuk penyediaan oksigen untuk darah dan membuang

CO2. Sistem respirasi dibagi menjadi 2 bagian utama yaitu bagian konduksi dan bagian

respirasi.

Bagian konduksi meliputi rongga hidung, nasopharynx, larynx, trakea, bronkus dan

bronkiolus. Bagian ini berperan untuk (1) menyediakan saluran di mana udara dapat

mengalir ke dan dari paru-paru, (2) memelihara udara yang diinspirasi (dibersihkan, dibasahi

dan dihangatkan). Untuk melaksanakan fungsi tersebut, maka pada saluran respirasi terdapat

tulang-tulang rawan, serabut elastin dan otot polos. Tulang rawan berperan sebagai

penyokong dinding bagian konduksi. Serabut-serabut elastin dapat menjamin fleksibilitas

struktur dan memungkinkan kembali ke bentuk semula setelah meregang. Berkas otot polos

terdapat pada lamina propria dan berperan untuk mengurangi diameter saluran berarti

mengatur aliran udara selama inspirasi dan ekspirasi.

Pada pemeliharaan udara, pembersihan dilakukan oleh epitel bersilia yang berfungsi

membuang partikel-partikel debu dan zat-zat lain. Untuk membasahi saluran respirasi

diperlukan peranan dari kelenjar-kelenjar mukus (sel-selnya terdiri sel mukosa dengan granul

sekresi yang besar dan jernih) dan seromukus (gabungan sel serosa dan mukosa, dimana sel

serosa mempunyai granul sekresi yang mudah diwarnai). Untuk menghangatkan diperlukan

peranan dari pembuluh darah.

Page 8: anatomi pernafasan

EPITEL RESPIRASI

Terdapat 6 macam epitel respirasi antara lain :

1. Sel-sel epitel yang meliputi beberapa bentuk antara lain :epitel silindris berlapis semu dan

bersilia, epitel kubus dan bersilia, epitel kubus dan epitel gepeng

2. sel goblet

3. sel brush dengan banyak mikrovilli (reseptor sensoris).

4. sel basal (merupakan sel-sel generatif)

5. sel granula

6. sel serosa dan mukosa pada kelenjar mukus dan seromukus

HISTOLOGI RONGGA HIDUNG, SINUS PARANASALIS

DAN NASOPHARYNX

Rongga hidung

Rongga hidung terdiri atas 2 struktur yang berbeda :

di luar adalah vestibulum dan di dalam fossa nasalis.

Vestibulum adalah bagian rongga hidung paling anterior yang melebar, kira-kira 1,5

cm dari lubang hidung. Bagian ini dilapisi oleh epitel berlapis pipih yang mengalami

keratinisasi, terdapat rambut-rambut pendek dan tebal atau vibrissae dan terdapat banyak

kelenjar minyak (sebasea) dan kelenjar keringat.

Fossa nasalis dibagi menjadi 2 ruang oleh tulang septum nasalis. Dari masing-

masing dinding lateral terdapat 3 penonjolan tulang yang dikenal sebagai concha, yaitu

concha superior, concha tengah dan concha inferior.

Dinding fossa nasalis terdiri dari sel epitel silindris berlapis semu bersilia, sel-sel

goblet yang menghasilkan mucus. Pada lamina propria terdapat jaringan ikat dan kelenjar

serous dan mukus yang mendukung sekresi sel goblet, dan juga terdapat vena yang

membentuk dinding tipis yang disebut cavernous bodies.

Pada concha superior dan septum nasal membentuk daerah olfaktori dengan sel-sel

khusus yang meliputi sel-sel olfaktori, sel pendukung dan sel sel basal. Sel olfaktori

merupakan neuron bipolar/ sel neuroepitel, yang mempunyai akson pada lamina propria dan

Page 9: anatomi pernafasan

silia pada permukaan epitel. Silianya mengandung reseptor olfaktori yang merespon bahan

yang menghasilkan bau. Pada laminar proprianya terdapat kelenjar Bowman, alveoli dan

salurannya dilapisi oleh sel epitel kubus. Kelenjar ini menghasilkan sekresi serous yang

berwarna kekuningan.

HISTOLOGI PHARYNX

Pharynx dibatasi oleh epitel respirasi. Pharynx terdiri dari nasopharynx dan

oropharynx. Nasopharynx dilapisi oleh epitel respirasi sedang oropharynx dilapisi oleh

epitel berlapis pipih. Limfosit banyak dijumpai di bawah epitel dari pharynx. Jaringan ikat

adalah fibroelastik yang dikelilingi oleh otot lurik.

HISTOLOGI LARYNX

Larynx menghubungkan pharynx dengan trakea. Larynx mempunyai 4 komponen

yaitu lapisan mukosa dengan epitel respirasi, otot ektrinsik dan intrinsic, tulang rawan.

Tulang rawannya meliputi tulang rawan tiroid, krikoid dan arytenoids (merupakan tulang

rawan hialin). Otot intrinsik menentukan posisi, bentuk dan ketegangan dari pita suara, otot

ekstrinsik menghubungan tulang rawan dengan struktur lain dari leher.

Pita suara terdiri dari epitel berlapis pipih yang tidak kornifikasi, lamina propria

dengan jaringan ikat padat yang tipis, jaringan limfatik dan pembuluh darah.

HISTOLOGI TRAKEA

Trakea adalah saluran pendek (10-12 cm panjangnya) dengan diameter sekir 2 cm. Trakea

dilapisi oleh epitel respirasi. Sejumlah sel-sel goblet terdapat di antara sel-sel epitelnya, dan jumlah

tergantung ada tidaknya iritasi kimia atau fisika dari epitelium ( yang dapat meningkatkan jumlah sel

goblet). Iritasi yang berlangsung dalam waktu yang lama dapat mengubah tipe sel dari tipe sel epitel

berlapis pipih menjadi metaplasia. Pada lapisan epitel terdapat sel brush, sel endokrin (sel granul

kecil ), sel klara (sel penghasil surfaktan) dan sel serous.

Lapisan-lapisan pada trakea meliputi lapisan mukosa, lapisan submukosa dan lapisan tulang

rawan trakeal dan lapisan adventitia. Lapisan mukosa meliputi lapisan sel-sel epitel respirasi dan

lamina propria. Lamina proprianya banyak mengandung jaringan ikat longgar dengan banyak

serabut elastik, yang selanjutnya membentuk membran elastik yang menghubungkan lapisan

Page 10: anatomi pernafasan

mukosa dan submukosa. Pada submukosa terdapat kelenjar muko-serous yang mensekresikan

sekretnya menuju sel-sel epitel.

Tulang rawan pada trakea berbentuk huruf C yang terdiri dari tulang rawan hialin.

Ujung-ujung dorsal dari huruf C dihubungkan oleh otot polos dan ligamentum fibroelastin.

Ligamentum mencegah peregangan lumen berlebihan, dan kontraksi otot polos

menyebabkan tulang rawan saling berdekatan. Hal ini digunakan untuk respon batuk. Tulang

rawan trakea dapat mengalami osifikasi dengan bertambahnya umur.

Lapisan adventitia terdiri dari jaringan ikat fibrous. Trakea bercabang dua yaitu dua bronkus

utama

HISTOLOGI BRONKUS dan BRONKIOLUS

Bronkus primer kiri dan kanan bercabang membentuk 3 bronkus pada paru-paru

kanan dan 2 bronkus pada paru-paru kiri. Bronkus-bronkus ini bercabang berulang-ulang

membentuk bronkus-bronkus yang lebih kecil, dan cabang-cabang terminalnya dinamakan

bronkiolus. Masing-masing bronkiolus bercabang-cabang lagi membentuk 5 – 7 bronkiolus

terminalis. Tiap-tiap bronkiolus terminalis bercabang menjadi 2 bronkiolus respiratorius atau

lebih.

Histologi bronkus terdiri dari lapisan mukosa, submukosa, dan lapisan adventitia.

Lapisan mukosa terdiri dari lapisan sel-sel epitel silindris berlapis semu bersilia dengan

lamina propria yang tipis (dengan banyak serabut elastin), limfosit yang tersebar dan berkas

otot polos yang silang menyilang tersusun seperti spiral. Limfosit dapat berupa nodulus

limfatikus terutama pada percabangan bronkus. Lapisan submukosa terdiri dari alveoli dari

kelenjar mukosa dan seromukosa. Pada lapisan adventitia terdapat tulang rawan berupa

lempeng-lempeng tulang rawan dan jaringan ikat longgar dengan serabut elastin.

Histologi bronkiolus meliputi lapisan mukosa, submukosa dan adventitia. Lapisan

mukosa seperti pada bronkus, dengan sedikit sel goblet. Pada bronkiolus terminalis,

epitelnya kubus bersila dan mempunyai sel-sel Clara (dengan permukaan apical berbentuk

kubah yang menonjol ke dalam lumen). Pada lamina propria terdapat jaringan ikat (terutama

serabut elastin) dan otot polos. Pada bronkiolus tidak ada tulang rawan dan kelenjar.

Lapisan adventitia juga terdiri dari jaringan ikat elastin. Lapisan otot pada bronkiolus lebih

Page 11: anatomi pernafasan

berkembang dibandingkan pada bronkus. Pada orang asma diduga resistensi jalan udara

karena kontraksi otot bronkiolus.

Bronkiolus respiratorius dilapisi oleh epitel kubus bersilia, dan pada tepinya terdapat

lubang-lubang yang berhubungan dengan alveoli. Pada bagian distal dari brionkiolus

respiratorius, pada lapisan epitel kubus tidak ada silianya. Terdapat otot polos dan jaringan

ikat elastin.

HISTOLOGI SALURAN ALVEOLARIS DAN ALVEOLUS

Saluran alveolaris dibatasi oleh lapisan epitel gepeng yang sangat tipis. Dalam

lamina propria terdapat jala-jala sel-sel otot polos yang saling menjalin. Jaringan ikatnya

berupa serabut elastin dan kolagen. Serabut elastin memungkinkan alveoli mengembang

waktu inspirasi dan sebut kolagen berperan sebagai penyokong yang mencegah peregangan

berlebihan dan kerusakan kapiler-kapiler halus dan septa alveoli yang tipis. Saluran

alveolaris bermuara pada atria (suatu ruang yang terdiri dari dua atau lebih sakus alveolaris).

Alveolus merupakan suatu kantung kecil yang terbuka pada salah satu sisinya pada

sakus alveolaris. Pada kantung kecil ini O2 dan CO2 mengadakan pertukaran antara udara

dan darah. Alveolus dibatasi oleh sel epitel gepeng yang tipis dengan lamina propria yang

berisi kapiler dan jaringan ikat elastin.

(JUNQUEIRA, LC DAN CARNEIRO J. 1980. HISTOLOGI DASAR. DITERJEMAHKAN OLEH ADJI DHARMA. EDISI 3. PENERBIT BUKU KEDOKTERAN. JAKARTA. )

Page 12: anatomi pernafasan
Page 13: anatomi pernafasan
Page 14: anatomi pernafasan
Page 15: anatomi pernafasan
Page 16: anatomi pernafasan
Page 17: anatomi pernafasan
Page 18: anatomi pernafasan
Page 19: anatomi pernafasan
Page 20: anatomi pernafasan
Page 21: anatomi pernafasan