anatomi pernafasan

16
Anatomi Sistem Pernafasan Saluran pernafasan terbentang dari lubang hidung (nares) dan bibir sampai ke alveoli paru-paru. Adapun uturan jalan nafas adalah sebagai berikut nares (lubang hidung) >> vestibulum nasi >> cavum nasi >> pharynx (nasopharynx >> oropharynx >> laryngopharynx) >> larynx >> trachea >> bifurcatio trachea >> bronchus primarius >> bronchus secundus (lobaris) >> bronchus tertius (segmentalis) >> bronchiolus >> bronchiolus terminalis >> bronchiolus respiratorius >> ductus alveolaris >> saccus alveolaris >> alveoli, di alveoli inilah terjadi pertukaran gas oksigen dan karbondioksida yang ada di alveoli dan kapiler darah. Sumber:

Upload: anggarani-nia

Post on 06-Aug-2015

139 views

Category:

Documents


19 download

DESCRIPTION

Anatomi pernafasan

TRANSCRIPT

Page 1: Anatomi Pernafasan

Anatomi Sistem Pernafasan

Saluran pernafasan terbentang dari lubang hidung (nares) dan bibir sampai ke alveoli

paru-paru. Adapun uturan jalan nafas adalah sebagai berikut nares (lubang hidung) >>

vestibulum nasi >> cavum nasi >> pharynx (nasopharynx >> oropharynx >> laryngopharynx)

>> larynx >> trachea >> bifurcatio trachea >> bronchus primarius >> bronchus secundus

(lobaris) >> bronchus tertius (segmentalis) >> bronchiolus >> bronchiolus terminalis >>

bronchiolus respiratorius >> ductus alveolaris >> saccus alveolaris >> alveoli, di alveoli inilah

terjadi pertukaran gas oksigen dan karbondioksida yang ada di alveoli dan kapiler darah.

Sumber:

Hidung

Hidung terdiri atas hidung luar dan cavum nasi. Cavum nasi dibagi oleh septum nasi

menjadi dua bagian, kanan dan kiri.

Hidung Luar

Page 2: Anatomi Pernafasan

Hidung luar mempunyai dua lubang berbentuk lonjong disebut nares, yang dipisahkan

satu dengan yang lain oleh septum nasi. Pinggir lateral, ala nasi, berbentuk bulat dan dapat

digerakkan.

Rangka hidung luar dibentuk oleh os nasale, processus frontalis maxillaries, dan pars

nasalis ossis frontalis. Di bawah, rangka hidung dibentuk oleh lempeng-lempeng tulang rawan

hialin.

Kulit hidung luar mendapatkan darah dari cabang-cabang arteria ophtalmica dan arteria

maxillaries. Kulit ala nasi dan bagian bawah septum mendapatkan darah dari cabang-cabang

arteria facialis. Sedangkan suplai saraf sensoris hidung luar diperankan oleh N.infratrochlearis

dan rami nasales externae nervus ophthalmicus (nervus cranialis V) dan ramus infraorbitalis

nervus maxillaries (nervus cranialis V).

Cavum Nasi

Cavum nasi terbentang dari nares di depan sampai ke apertura nasalis posterior atau

choanae di belakang, di mana hidung bermuara ke dalam nasopharynx. Vestibulum nasi adalah

area di dalam cavum nasi yang terletak tepat di belakang nares. Cavum nasi dibagi menjadi dua

bagian, kiri dan kanan oleh septum nasi. Septum nasi dibentuk oleh cartilago septi nasi, lamina

verticalis ossis ethmoidalis, dan vomer.

Setiap belahan cavum nasi mempunyai dasar, atap, dinding lateral, dan dinding medial

atau dinding septum. Dasar dibentuk oleh processus palatines ossis maxilla dan lamina

horizontalis ossis palatine. Atap sempit dan dibentuk di sebelah anterior mulai dari bagian bawah

batang hidung oleh os nasale dan os frontale, ditengah oleh lamina cribosa ossis ethmoidalis,

terletak di bawah fossa crania anterior, dan di sebelah posterior oleh bagian miring ke bawah

corpus ossis sphenoidalis. Dinding lateral mempunyai tiga tonjolan tulang disebut concha nasalis

superior, media dan inferior. Area di bawah setiap concha disebut meatus. Recessus

Sphenoethmaoidalis adalah sebuah daerah kecil yang terletak di atas concha nasalis superior. Di

daerah ini terdapat muara sinus spenoidalis. Maetus nasi superior terletak di bawah concha

nasalis superior. Di sini terdapat muara sinus ethmoidales posterior. Maetus nasi media terletak

di bawah concha nasalis media. Maetus ini mempunyai tonjolan bulat, disebut bulla ethmoidalis,

yang dibentuk oleh sinus ethmoidales medii yang bermuara pada dinding atasnya. Sebuah celah

Page 3: Anatomi Pernafasan

melengkung, disebut hiatus semilunaris, terletak tepat di bawah bulla. Ujung anterior hiatus yang

menuju ke dalam sebuah saluran berbentuk corong disebut infundibulum, yang akan

berhubungan dengan sinus frontalis. Sinus maxillaries bermuara ke dalam maetus nasi media

melalui hiatus semilunaris. Maetus nasi inferior terletak di bawah concha nasalis inferior dan

merupakan tempat muara dari ujung bawah ductus nasolacrimalis, yang dilindungi oleh sebuah

lipatan membrana mucosa. Dinding medial dibentuk oleh septum nasi. Bagian atas dibentuk oleh

lamina verticalis ossis ethmoidalis dan os vomer. Bagian anterior dibentuk oleh cartilage septalis.

Area diatas concha nasalis superior dilapisi membrana mucosa olfactorius dan berisi

ujung-ujung saraf sensitif reseptor penghidu. Bagian bawah cavum nasi dilapisi oleh membrana

mucosa respiratorius. Nervus olfacorius yang berasal dari membrana mucosa olfactorius berjalan

ke atas melalui lamina cribosa ossis ethmoidale menuju ke bulbus olfactorius. Saraf untuk

sensasi umum merupakan cabang-cabang nervus ophthalmicus (N.VI) dan nervus maxillaris

(N.V2) divisi nervus trigeminus.

Pendarahan cavum nasi berasal dari cabang-cabang arteri maxillaris, yang merupakan

salah satu cabang terminal arteri carotis externa. Cabang yang terpenting adalah arteri

sphenopalatina yang beranastomosis dengan ramus septalis arteria labialis superior yang

merupakan cabang dari arteria facialis di daerah vestibulum.

Pembuluh limfe mengalirkan limfe dari vestibulum ke nodi submandibulares. Bagian lain

cavum nasi dialirkan limfenya menuju ke nodi cervicales profundi superiores.

Sinus Paranasales

Sinus paranasales adalah rongga-rongga yang terletak di dalam os maxilla, os frontale, os

sphenoidale dan os ethmoidale. Sinus-sinus ini dilapisi oleh mucoperiosterum dan terisi udara,

berhubungan dengan cavum nasi melalui aperture yang relative kecil.

Sinus maxillaris berbentuk pyramid dan terletak di dalam corpus maxillaries di belakang

pipi. Atap dibentuk oleh dasar orbita, sedangkan dasar berhubungan dengan akar gigi premolar

dan molar. Sinus maxillaris bermuara ke dalam maetus nasi medius melalui hiatus semilunaris.

Page 4: Anatomi Pernafasan

Sinus frontalis ada dua buah terletak di dalam os frontale. Mereka dipisahkan satu dengan

yang lain oleh septum tulang. Sinus frontalis bermuara ke dalam maetus nasi medius melalui

infundibulum.

Sinus sphenoidalis ada dua buah, terletak di dalam corpus ossis sphenoidalis. Setiap sinus

bermuara ke dalam recessus sphenoethmaoidalis di atas concha nasalis superior.

Sinus ethmoidalis terletak di anterior, medius dan posterior, serta terdapat di dalam os

ethmoidale, di antara hidung dan orbita. Sinus ethmoidalis kelompok anterior bermuara ke dalam

infundibulum, kelompok media bermuara ke dalam maetus nasi medius, pada atau di atas bulla

ethmoidalis dan kelompok posterior bermuara ke dalam maetus nasi superior.

Sumber:

Page 5: Anatomi Pernafasan

Pharynx

Pharynx terletak di belakang cavum nasi, cavum oris dan larynx dan dibagi menjadi

bagian nasopharynx, oropharynx, dan laryngopharynx. Pharynx berbentuk corong, dengan

bagian atasnya yang lebar, terletak di bawah cranium dan bagian bawahnya sempit dilanjutkan

sebagai oesophagus setinggi vertebra cervicalis ke enam. Pharynx mempunyai dinding

musculomembranosa yang tidak sempurna di bagian depan. Ditempat ini, jaringan

musculomembranosa diganti oleh apertura nasalis posterior (choanae), isthmus faucium

(pembukaan ke rongga mulut) dan aditus laryngis. Melalui tuba auditiva, membrane mucosajuga

berhubungan dengan membrana mucosa dari cavitas tympani. Otot-otot dinding pharynx terdiri

dari musculus contrictor pharyngis superior, medius, dan inferior, serta musculus

stylopharyngeus, musculus salphingopharyngeus, musculus cricopharyngeus.

Nasopharynx

Nasopharynx terletak di atas palatum molle dan di belakang rongga hidung, Di dalam

submucosa atap terdapat kumpulan jaringan limfoid yang disebut tonsilla pharyngea. Isthmus

pharyngeus adalah lubang di dasar nasopharynx di antara pinggir bebas palatum molle dan

dinding posterior pharynx. Pada dinding lateral terdapat muara tuba auditiva yang disebut elevasi

tuba. Recessus pharyngeusadalah lekukan kecil pada dinding pharynx di belakang elevasi tuba.

Plica salpingopharyngea adalah lipatan vertical membrane mucosa yang menutupi

M.salpingopharyngeus. Nasopharynx diinervasi oleh nervus maxillaries (V2).

Oropharynx

Oropharynx terletak di belakang cavum oris. Dasar dibentuk oleh sepertiga posterior

lidah dan celah antara lidah dan epiglotis. Pada garis tengah terdapat plica glossoepiglottica

mediana dan plica glossoepiglottica lateralis pada masing-masing sisi. Pada kedua sisi dinding

lateral terdapat arcus atau arcus palatoglossus dan palatopharingeus dengan tonsila palatine

diantaranya. Celah di antara kedua arcus palatoglossus disebut isthmus faucium dan merupakan

batas antara rongga mulut dan pharynx. Recessus di antara arcus palatoglossus dan

palatopharyngeus diisi oleh tonsilla palatina. Oropharynx dinervasi oleh nervus

glossopharyngeus.

Page 6: Anatomi Pernafasan

Laryngopharynx

Laryngopharynx terletak di belakang aditus laryngis. Dinding lateral dibentuk oleh

cartilage thyroidea dan membrane thyrohyoidea. Laryngopharynx diinervasi oleh ramus

laryngeus internus dari nervus vagus.

Larynx

Larynx terletak di bawah lidah dan os hyoid, di antar pembuluh-pembuluh besar leher,

dan terletak setinggi vertebra cervicalis keempat, kelima, dan keenam. Saraf sensoris yang

menginervasi larynx yaitu di atas plica vocalis oleh ramus laryngeus internus, cabang dari nervus

laryngeus superior nervus vagus dan di bawah plica vocalis oleh nervus laryngeus recurrens.

Sedangkan saraf motoris yaitu nervus laryngeus recurrens menginervasi semua otot-otot intrinsik

kecuali musculus cricothyroideus dan ramus laryngeus externus dari nervus laryngeus superior

nervus vagus mempersyarafi musculus cricothyroideus.

Cartilago Thyroidea

Cartilago thyroidea terdiri dari dua lamina cartilago hyaline. Pinggir posterior menjorok

ke atas sebagai cornu superius dan ke bawah cornu inferius. Pada permukaan luar setiap lamina

terdapat linea oblique sebagai tempat lekat otot-otot.

Cartilago Cricoidea

Setiap cartilago mempuyai apex di atas yang bersendi dengan cartilage corniculata yang

kecil, serta basis di bawah yang bersendi dengan lamina cartilage cricoidea dan processus vocalis

yang menonjol ke depan yang merupakan perlekatan ligamentum vocale. Processus muscularis

menonjol ke lateral yang merupakan perlekatan musculus cricoarytenoideus lateralis et posterior.

Cartilago Corniculata

Cartilago ini bersendi dengan apex cartilaginis arytenoideae dan menjadi tempat lekat

plica aryepiglottica.

Cartilago Cuneiforme

Cartilagoini terletak di plica aryepiglottica dan berperan memperkuat plica tersebut.

Page 7: Anatomi Pernafasan

Epiglotis

Merupakan cartilago elastic berbentuk daun yang terletak di belakang radix linguae.

Plica Vestibularis

Merupakan lipatan terfiksasi pada masing-masing sisi larynx yang dibentuk oleh

membrana mucosa yang menutupi ligamentum vestibulare, mengandung banyak vascular dan

berwarna merah muda.

Plica Vocalis (Pita Suara)

Merupakan lipatan yang mudah bergerak pada masing-masing sisi larynx dan berperan

pada pembentukan suara yang dibentuk oleh membrana mucosa yang menutupi ligamentum

vocale, tidak mengandung pembuluh darah dan berwarna putih. Celah di antara kedua plica

vocalis disebut rima glottidis atau glottis.

Trachea

Trachea adalah sebuah tabung cartilaginosa dan membranosa yang dapat bergerak.

Dimulai sebagai lanjutan larynx dari pinggir bawah cartilago cricoidea setinggi corpus vertebrae

cervicalis VI. Berjalan turun ke bawah di garis tengah leher. Di dalam rongga thorax, trachea

berakhir pada carina dengan cara membelah menjadi bronchus principalis dexter dan sinister

setinggi angulus sterni (di depan discus antara vertebra thoracica IV dan V), terletak sedikit agak

ke kanan dari garis tengah. Ujung posterior cartilage yang bebas dihubungkan oleh otot polos,

musculus trachealis. Persyarafan sensoris berasal dari nervus vagus dan nervus laryngeus

recurrens. Dua pertiga bagian atas trachea mendapat darah dari arteria thyroidea inferior dan

sepertiga bagian bawah mendapat darah dari arteriae bronchiales.

Bronchi

Trachea bercabang dua di belakang arcus aortae menjadi bronchus principalis dexter dan

sinister (primer atau utama). Bronchus principalis dexter meninggalkan trachea dengan

membentuk sudut sebesar 25 derajat dengan garis vertical. Bronchus principalis sinister

meninggalkan trachea dengan membentuk sudut 45 derajat dengan garis vertical.

Page 8: Anatomi Pernafasan

Bronchus terus menerus bercabang dua sehingga akhirnya membentuk jutaan bronchiolus

terminalis yang berakhir di dalam satu atau lebih bronchiolus respiratorius. Setiap bronchiolus

respiratorius terbagi menjadi 2 sampai 11 ductus alveolaris yang masuk ke dalam saccus

alveolaris. Alveoli timbul dari dinding saccus sebagai diverticula.

Pleura

Pleura dan paru terletak pada kedua sisi mediastinum di dalam rongga dada. Pleura

merupakan dua kantung serosa yang mengelilingi dan melindungi paru. Setiap pleura terdiri dari

dua lapisan: lapisan parietalis, yang meliputi dinding thorax, meliputi permukaan thorachal

diaphragma dan permukaan lateral mediastinum, dan meluas sampai ke pangkal leher; dan

lapisan visceralis, yang meliputi seluruh permukaan luar paru dan meluas ke dalam fissura

interlobularis.

Lapisan parietalis dan lapisan visceralis pleura dipisahkan satu dengan yang lain oleh

suatu ruangan sempit, cavitas pleuralis. Normal cavitas pleuralis mengandung sedikit cairan

jaringan, cairan pleura, yang membasahi permukaan pleura.

Page 9: Anatomi Pernafasan

Pleura perietalis peka terhadap nyeri, suhu, raba, dan tekanan dan dipersarafi sebagai

berikut:

1. Pleura costalis secara segmental dipersarafi oleh nervus intercostalis

2. Pleura mediastinalis dipersarafi oleh nervus phrenicus

3. Pleur diaphragmatica di atas kubah dipersarafi oleh nervus phrenicus dan di sekitar

pinggirnya oleh enam nervus intercostalis bagian bawah.

Pleura visceralis mendapatkan persarafan otonom dari plexus pulmonalis. Pleura

visceralis peka terhadap tarikan, tetapi tidak peka terhadap sensasi umum seperti nyeri dan raba.

Paru

Paru terletak di samping kanan dan kiri mediastinum. Di antaranya, di dalam

mediastinum, terletak jantung dan pembuluh darah besar. Paru berbentuk kerucut dan diliputi

oleh pleura visceralis. Paru mempunyai apex yang tumpul, basis yang konkaf, facies costalis

yang konveks yang disebabkan oleh dinding thorax yang konkaf, facies mediastinalis yang

konkaf dengan bagian pertengahan terdapat hilus pulmonalis yaitu suatu cekungan di mana

bronchus, pembuluh darah, dan saraf yang membentuk radix pulmonalis masuk dan keluar dari

paru. Pinggir anterior terdapat incisura cardiaca.

Page 10: Anatomi Pernafasan

Paru kanan sedikit lebih besar dari paru kiri dan dibagi oleh fissure oblique dan fissure

horizontalis menjadi tiga lobus; lobus superior, lobus medius dan lobus inferior. Paru kiri dibagi

oleh satu fissura (fissure obliqua) menjadi dua lobus; lobus superior dan lobus inferior.

Radix pulmonis dibentuk oleh alat-alat (bronchus, arteria dan vena pulmonalis, pembuluh

limfe, arteria dan vena bronchialis, dan saraf) yang masuk dan keluar paru. Radix pulmonalis

dikelilingi oleh selubung pleura yang menghubungkan pleura perietalis pars mediastinalis

dengan pleura visceralis yang membungkus paru.

Bronchus, jaringan ikat paru dan pleura visceralis menerima darah dari arteriae

bronchialis, yang merupakan cabang dari aorta descendens. Venae bronchiales mengalirkan

darahnya ke vena azygos dan hemiazygos. Alveoli menerima darah terdeoksigenasi dari cabang-

cabang terminal arteria pulmonalis. Darah yang telah mengalami oksigenasi meninggalkan

kapiler-kapiler alveoli dan akhirnya bermuara ke dalam kedua vena pulmonalis. Dua vena

pulmonalis meninggalkan radix pulmonis masing-masing paru untuk bermuara ke dalam atrium

kiri jantung.

Pada radix setiap paru terdapat plexus pulmonalis. Plexus dibentuk dari cabang-cabang

truncus symphathicus dan serabut-serabut parasimpatik nervus vagus. (Richard S. Snell, 2011)

Page 11: Anatomi Pernafasan
Page 12: Anatomi Pernafasan

DAFTAR PUSTAKA:

Snell, Richard S. 2011. Anatomi klinik berdasarkan sistem. Jakarta: EGC.