anastesi diazepam

Upload: aconk-yama

Post on 06-Jul-2015

863 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Diazepam

DIAZEPAM

PENDAHULUAN(1,3,6) Diazepam merupakan obat golongan benzodiazepin yang digunakan untuk mengatasi gejala kecemasan berupa rasa takut, gelisah, cemas yang mungkin timbul dari penyebab yang tidak diketahui. Pada gejala kecemasan yang ringan sebenarnya tidak memerlukan pengobatan, namun bila gejala kecemasan sudah memberat dan kronis berupa takikardi, berkeringat, gemetar, palpitasi dan peningkatan aktivitas simpatik yang mengganggu aktivitas sehari-hari, maka perlu diobati dengan obat anticemas yang disebut juga obat ansiolitik atau tranquilizers minor. Diazepam merupakan ansiolitik yang paling banyak digunakan. Obat ini telah menggantikan barbiturat dalam pengobatan ansietas karena diazepam lebih efektif dan aman. Namun semakin luasnya pemakaian obat ini justru dapat menimbulkan terjadinya penyalahgunaan obat. Diazepam juga bisa menyebabkan ketergantungan psikologik dan fisik jika diberikan dengan dosis tinggi dan dalam jangka panjang, namun penghentian mendadak pemakaian obat ini dapat menimbulkan gejala putus obat. Pada kesempatan ini kami menulis tentang diazepam dan pembahasannya untuk melengkapi persyaratan Kepaniteraan Klinik Senior di Bagian Anestesiologi sekaligus untuk memahami penggunaan obat diazepam ini dengan lebih baik.

Rofi, Wina, Haszilwati, Yelly, Andrian, Desti, Adriel, Evi Halaman KKS SMF Anastesi RSU. Dr. Pirngadi Medan 2005

1

Diazepam

STRUKTUR KIMIA(1) Diazepam adalah suatu benzodiazepin derivative. Nama kimia diazepam adalah 7 Chloro - 1,3 dihydro 1 methyl 5 phenyl 2H 1,4 benzodiazepin 2 1 merupakan suatu campuran dari kristal berwarna kuning jernih, tidak dapat larut didalam air. Rumus empirisnya C16H13CIN2O dengan bobot molecular 284.75. Rumus Bangun

O H3C 2 N1 4N 9 5 8 7 6 3

FARMAKODINAMIK1,3,4,5,6) Susunan Saraf Pusat Diazepam bekerja pada sistem limbik, thalamus dan hipotalamus, dengan efek utamanya sedasi, hypnosis, pengurangan terhadap rangsangan emosi/ ansietas, relaksasi otot dan antikonvulsi. Pada jaringan perifer mempunyai dua efek yaituRofi, Wina, Haszilwati, Yelly, Andrian, Desti, Adriel, Evi Halaman KKS SMF Anastesi RSU. Dr. Pirngadi Medan 2005

2

Diazepam

vasodilatasi koroner setelah pemberian dosis terapi secara intravena dan blokade neuromuscular yang hanya terdapat pada pemberian dosis sangat tinggi. Diazepam bekerja pada reseptor GABA dan SSP dimana Asam Gamma Amino Butirat adalah penghambat neurotransmitter yang utama pada SSP. Diazepam merupakan potensiasi inhibisi neuron dengan asam amino butirat. Pada penelitian elektrofisiologi menunjukkan bahwa diazepam menguatkan transmisi GABAergik pada semua tingkat neuroaksis yang mencakup medulla spinalis, hipokampus, substansia nigra, korteks serebelli dan korteks serebri. Peningkatan dosis diazepam menyebabkan depresi SSP yang meningkat dari sedasi ke hipnosis dan dari hipnosis ke stupor. Keadaan ini sering dinyatakan sebagai efek anestesi, tapi obat ini tidak benar-benar memperlihatkan efek anestesi umum yang spesifik karena kesadaran penderita biasanya tetap bertahan dan relaksasi otot yang diperlukan untuk pembedahan tidak tercapai. Tapi pada dosis preanestetik, diazepam menimbulkan amnesia bagi kejadian yang berlangsung setelah pemberian obat (Amnesia Anterograd). Jika diazepam akan digunakan sebagai anestesi umum untuk pembedahan, diazepam harus dikombinasikan dengan obat pendepresi SSP lain. Diazepam bekerja selektif dalam menghilangkan kejang epileptik grandmal dan status epileptikus. Otot Diazepam menginduksi hipotonia otot tanpa menggangu gerak otot normal. Obat ini juga dapat melemaskan otot skelet yang spastik, dengan cara meningkatkanRofi, Wina, Haszilwati, Yelly, Andrian, Desti, Adriel, Evi Halaman KKS SMF Anastesi RSU. Dr. Pirngadi Medan 2005

3

Diazepam

inhibisis presinaptik dalam sumsum tulang. Diazepam mengurangi kekakuan pada penderita cerebral palsy. Efek relakson otot diazepam 10 kali lebih selektif dibandingkan meprobomat. Pernafasan Diazepam hanya berefek sedikit pada pernafasan. Dosis hipnotik tidak berefek pada pernafasan orang normal. Diazepam dosis preanastetik mendepresi ringan ventilasi alveolar dan menyebabkan asidosis respiratorik, lebih dikarenakan perangsangan hipoksia dari pada karena penurunan rangsangan hiperkapnia. Diazepam yang diberikan sewaktu anestesi atau diberikan bersama opioid dapat menyebabkan apnea. Gangguan pernafasan yang berat pada intoksikasi diazepam hanya terjadi pada penderita yang juga mendapat pendepresi SSP lain terutama alkohol. Kardiovaskular Efek diazepam pada sistem kardiovaskular umumnya ringan, kecuali pada intoksikasi berat. Pada dosis anestesi diazepam dapat menurunkan tekanan darah dan peningkatan frekuensi denyut jantung. Saluran Cerna Diazepam diperkirakan dapat menyembuhakan berbagai gangguan saluran cerna yang dihubungan dengan adanya ansietas. Diazepam secara nyata menurunkan sekresi cairan lambung waktu malam.Rofi, Wina, Haszilwati, Yelly, Andrian, Desti, Adriel, Evi Halaman KKS SMF Anastesi RSU. Dr. Pirngadi Medan 2005

4

Diazepam

FARMAKOKINETIK(1,3,5,6) Absorbsi Diazepam diabsorbsi secara sempurna setelah pemberian oral, kadar plasma puncaknya dicapai dalam waktu 0,5 0,8 jam. Diazepam mempunyai masa paruh yang bertambah panjang dengan meningkatnya usia yaitu pada usia 20 tahun, kirakira 20 jam dan kira-kira 90 jam pada usia 80 tahun. Bersihan plasma hampir konstan (20-32 ml/ menit) karena itu pemberian diazepam jangka lama tidak memerlukan koreksi dosis. Distribusi Volume distribusi pada steady state 1,11/ kg. Diazepam dalam bentuk non ionic memiliki koefisien distribusi lemak : air yang sangat tinggi. Namun sifat lipofiliknya dapat bervariasi lebih dari 50 kali, bergantung kepada polaritas dan elektronegativitasnya. enterohepatik. Metabolisme Diazepam dimetabolisme secara ekstensif oleh beberapa sistem enzim mikrosom hati menjadi senyawa yang aktif kemudian bersama dengan metabolit aktifnya terikat dengan protein plasma, kekuatan ikatannya berhubungan erat dengan sifat lipofiliknya. Berkisar antara 99%. Redistribusi diazepam dipengaruhi oleh sirkulasi

Rofi, Wina, Haszilwati, Yelly, Andrian, Desti, Adriel, Evi Halaman KKS SMF Anastesi RSU. Dr. Pirngadi Medan 2005

5

Diazepam

Ekskresi Diazepam dikeluarkan dalam urine sebagai metabolit glukoronat atau metabolit oksidasi.

INDIKASI(3,4,5,6) 1. Mengobati insomnia. 2. Menghilangkan ansietas. 3. Sebagai sedatif dan hipnotik pada anesthesia IV. 4. Mengobati spasme otot skelet pada kaku otot. 5. Sebagai obat medikasi preanestesi dan anestesi. 6. Mengendalikan kejang pada epileptik grandmal dan status epileptikus. 7. Pengobatan akut pada putus alkohol. 8. Sedasi pasca bedah. 9. Menghilangkan halusinasi karena ketamin. 10. Sedasi basal pada anestesi regional. 11. Mengatasi konvulsi yang disebabkan obat anestesi lokal.

KONTRA INDIKASI(2,4,6) 1. Penderita myastenia gravis. 2. Penderita yang hipersensitifitas terhadap obat golongan benzodiazepin. 3. Tidak dianjurkan untuk digunakan terhadap anak berusia < 6 bulan. 4. Penderita glaukoma sudut tertutup yang akut.Rofi, Wina, Haszilwati, Yelly, Andrian, Desti, Adriel, Evi Halaman KKS SMF Anastesi RSU. Dr. Pirngadi Medan 2005

6

Diazepam

5. Tidak dianjurkan untuk dipakai pada wanita dalam trimester pertama kehamilan karena dapat beresiko cacat sejak lahir.

EFEK SAMPING(2,4,6) 1. Kardiovaskular 2. Pulmoner 3. SSP : Bradikardi, hipotensi, sakit dada. : Depresi pernafasan. : Mengantuk dan bingung merupakan efek samping yang paling sering, sakit kepala, vertigo, ataksia, disartria, amnesia anterograd, inkoordinasi motorik, gangguan fungsi mental dan psikomotor, gangguan koordinator motorik. 4. Mata 5. Gastro Intestinal 6. Otot 7. Gastro Urologi 8. Kulit : Pandangan kabur, diplopia. : Mual, muntah, diare, sakit epigastrik. : Lemah badan, sakit sendi. : Inkontinensia urine. : Ruam kulit.

9. Diazepam dengan efek antikonvulsan kadang malahan dapat meningkatkan frekuensi bangkitan kejang pada penderita epilepsy. 10. dapat menimbulkan efek psikologik paradoks yaitu mimpi buruk dan halusinasi. 11. Menyebabkan ketergantungan pada pemakaian jangka lama.

Rofi, Wina, Haszilwati, Yelly, Andrian, Desti, Adriel, Evi Halaman KKS SMF Anastesi RSU. Dr. Pirngadi Medan 2005

7

Diazepam

12. dapat menimbulkan gejala putus obat seperti tremor, anoreksia, pusing, berkeringat, mimpi buruk bila pemakaian obat jangka lama dihentikan tibatiba. 13. Perubahan ringan pada gambaran EEG, aktivitas cepat bervoltase rendah pernah ditemukan pada pasien setelah dan selama terapi dengan diazepam. 14. Perubahan dalam libido. 15. Pernah dilaporkan terjadi lekopenia, jaundice dikarenakan adanya gangguan pada fungsi hati. 16. Bisa terjadi trombosis vena dan flebitis pada tempat suntikan bila dicampur dengan larutan lain. 17. Mengantuk dapat kembali terjadi setelah dosis diberikan karena resirkulasi enterohepatik.

INTERAKSI OBAT(4,6) 1. Efek sedatif dan depresi sirkulasi dipotensiasi oleh opioid, alkohol dan pendepresi SSP lain. 2. Eliminasi diazepam dikurangi oleh pemakaian simetidin. 3. Mengurangi kebutuhan akan anestetik volatile. 4. Efek diazepam diantagonisir oleh flumazenil. 5. Pemakaian bersama klozapin, lithium, omeprazole, asam valproat akan mengakibatkan efek inhibisi terhadap efektifitas diazepam.

Rofi, Wina, Haszilwati, Yelly, Andrian, Desti, Adriel, Evi Halaman KKS SMF Anastesi RSU. Dr. Pirngadi Medan 2005

8

Diazepam

DOSIS(2,4,5,6) 1. Dosis diazepam untuk induksi adalah 0,1 0,5 mg/kgBB. 2. Pada orang sehat dosis diazepam 0,2 mg/kgBB untuk medikasi preanestetik yang diberikan bersama narkotika analgesik sudah menyebabkan tidur. 3. Pada penderita dengan resiko tinggi (poor risk) hanya dibutuhkan 0,1 0,2 mg/kgBB. 4. Untuk sedasi basal, penambahan 2,5 mg diazepam tiap 30 detik diberikan sampai penderita yidur ringan atau terjadi nistagmus, ptosis atau gangguan bicara, umumnya dibutuhkan 5 30 mg untuk sedasi ini. 5. Untuk sedasi pada analgesia regional 5 10 mg. 6. Pemakaian pada gejala withdrawal alkohol akut adalah 10 mg/3-4 kali sehari untuk 24 jam pertama, kemudian dikurangi menjadi 5 mg/3-4 kali sehari, atau sesuai kebutuhan. 7. Untuk pemakaian pada anak-anak dianjurkan untuk memakai dosis terendah dan dosis dinaikkan perlahan-lahan apabila benar-benar dibutuhkan. Dosis pemberiannya adalah : 1 2,5 mg/3-4 kali sehari.

SEDIAAN(4) Diazepam tersedia dengan nama generic valium, bentuk sediaan yang bisa ditemukan antara lain : Sediaan oral = tablet 2 mg, 5 mg, 10 mg ; larutan oral 5 mg/5 ml dan 5 mg/ml. Sediaan oral lepas lambat = kapsul 15 mg.Rofi, Wina, Haszilwati, Yelly, Andrian, Desti, Adriel, Evi Halaman KKS SMF Anastesi RSU. Dr. Pirngadi Medan 2005

9

Diazepam

Sediaan parenteral = suntikan 5 mg/ml.

KESIMPULAN 1. Diazepam adalah obat golongan benzodiazepin yang mempunyai efek sedasi, hipnosis, pengurangan terhadap ansietas, relaksasi otot dan sebagai anti konvulsi tapi tidak memiliki efek analgesik. 2. Diazepam bekerja pada reseptor GABA di SSP dimana Asam Gamma Amino Butirat adalah penghambat neurotransmitter yang utama pada SSP. 3. Peningkatan dosis diazepam menyebabkan depresi SSP yang meningkat dari sedasi ke hipnosis dan dari hipnosis ke stupor. 4. Diazepam bisa digunakan sebagai anestesi umum tetapi harus dikombinasikan dengan obat pendepresi SSP lain karena bila diberikan tunggal efek penurunan kesadarannya kurang, efek analgesiknya tidak ada dan relaksasi otot yang diperlukan untuk pembedahan tidak tercapai. 5. Diazepam menimbulkan amnesia anterograd yaitu tidak mampu mengingat kejadian yang terjadi selama kerja obat. 6. Diazepam bekerja selektif dalam menghilangkan kejang epileptik grandmal dan status epileptikus. 7. Pada sistem respirasi dan kardiovaskuler diazepam hanya berefek sedikit, namun bisa menimbulkan depresi yang nyata pada dosis tinggi. 8. Diazepam dapat mengurangi gangguan pencernaan dihubungkan dengan ansietas.Rofi, Wina, Haszilwati, Yelly, Andrian, Desti, Adriel, Evi Halaman KKS SMF Anastesi RSU. Dr. Pirngadi Medan 2005

10

Diazepam

9. Diazepam dimetabolisme menjadi metabolit aktif pada enzim mikrosom hati. 10. Diazepam dan metabolitnya terikat pada protein plasma. Retribusi diazepam dipengaruhi oleh sirkulasi enterohepatik. 11. Diazepam dapat melewati sawar uri dan diekskresikan ke dalam ASI. 12. Diazepam diekskresikan melalui ginjal. 13. Diazepam diindikasi untuk mengobati insomnis, sebagai sedative, hipnotik, ansiolitik, antikonvulsi, premedikasi, relaksasi otot dan pengobatan penderita putus alkohol. 14. Dikontraindikasi pada penderita myastenia gravis, hipersensitif pada obat golongan benzodiazepin, glaukoma sudut tertutup, anak berusia < 6 tahun dan wanita pada trimester pertama kehamilan. 15. Diazepam memiliki berbagai efek samping mulai ringan sampai berat. 16. suntikan diazepam IV sebaiknya tidak dicampur dengan larutan obat lain, dan disuntikan pada vena besar untuk mencegah trombosis vena dan flebitis. 17. Diazepam tersedia dalam sediaan oral )tablet, kapsul, larutan oral) dan parenteral. 18. Efek sedasi dan depresi sirkulasi dipotensiasi oleh opioid, alkohol dan pendepresi SSP lain. 19. Efek diazepam diantagonisir oleh flumazenil. 20. Pemakaian bersama klozapin lithium, omeprazole, asam valproat akan mengakibatkan efek inhibisi terhadap efektifitas diazepam. 21. Diazepam dapat menghilangkan halusinasi karena ketamin.Rofi, Wina, Haszilwati, Yelly, Andrian, Desti, Adriel, Evi Halaman KKS SMF Anastesi RSU. Dr. Pirngadi Medan 2005

11

Diazepam

DAFTAR PUSTAKA

1. Katzung G. Bertram, Farmakologi Dasar dan Klinik, Edisi VI, FK UNSRI, Jakarta, 1998, Hal : 351-368. 2. Linda C (editor), Metode Penulisan Resep Menurut WHO : Obat-obat Yang Digunakan Dalam Anestesi, 1997, EGC, Jakarta, Hal : 14-15. 3. Mecek J. Mary, Harvey A. Richard, Champe C. Pamela, Farmakologi Ulasan Bergambar, Edisi 2, EGC, Jakarta, 2001, Hal : 89-92. 4. Omoigui Sota, Buku Saku Obat-obat Anestesia, Edisi II, EGC, 1997, Hal : 8184. 5. Staf Pengajar Bagian Anestesiologi dan Terapi Intensif FK-UI, Anestesiologi, FK-UI, Jakarta, 1989, Hal : 69-70. 6. Ganiswarna G. Sulistia (dkk), Farmakologi dan Terapi, Bagian Farmakologi dan Terapi, Edisi 4, FK-UI, UI Press, Jakarta, 1995, Hal : 121-130.

Rofi, Wina, Haszilwati, Yelly, Andrian, Desti, Adriel, Evi Halaman KKS SMF Anastesi RSU. Dr. Pirngadi Medan 2005

12

Diazepam

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, berkat rahmat dan karunianya kami dapat menyelesaikan paper ini Dengan judul Diazepam. Tujuan penulisan ini adalah Sebagai salah satu syarat dalam kegiatan Kepaniteraan Klinik Senior di SMF Anesthesiologi Rumah Sakit Umum Dr. Pirngadi Medan. Dalam kesempatan ini kami ingin menghaturkan banyak terima kasih kepada: Dr. Rina Manurung, Sp.An. Dr. Syamsul Bahri, Sp.An. Dr. A. Hanafi, Sp.An. Dr. Walman Sihotang, Sp.An. Dr. Asmin Lubis, Sp.An. Atas bimbingan dan arahannya selama kami mengikuti KKS di bagian Anesthesiologi RSU. Pirngadi Medan. Kami menyadari bahwa paper ini belumlah sempurna serta terdapat berbagai kekurangan, kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan untuk perbaikan di masa yang akan datang. Dan semoga paper ini bermanfaat bagi kita semua.

Medan,

Februari 2005

Hormat kami,

PenulisRofi, Wina, Haszilwati, Yelly, Andrian, Desti, Adriel, Evi Halaman KKS SMF Anastesi RSU. Dr. Pirngadi Medan 2005

13

Diazepam

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..................................................................................... DAFTAR ISI.................................................................................................... PENDAHULUAN............................................................................................ STRUKTUR KIMIA........................................................................................ FARMAKODINAMIK..................................................................................... FARMAKOKINETIK...................................................................................... INDIKASI......................................................................................................... KONTRA INDIKASI....................................................................................... EFEK SAMPING............................................................................................. INTERAKSI OBAT......................................................................................... DOSIS............................................................................................................... SEDIAAN......................................................................................................... KESIMPULAN................................................................................................. DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................

i ii 1 2 2 5 6 6 7 8 9 9 10 12

Rofi, Wina, Haszilwati, Yelly, Andrian, Desti, Adriel, Evi Halaman KKS SMF Anastesi RSU. Dr. Pirngadi Medan 2005

14