analisis ut cabai

10
Tugas individu ANALISIS USAHA TANI CABAI MERAH Makalah Di ajukan untuk memenuhi salah satu nilai tugas mata kuliah Manajemen Usaha Tani Oleh : Arisha Nursyamti Pramidyar (150610110026) Agribisnis A FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS PADJADJARAN JATINANGOR 2 12

Upload: pramidyar-arisha

Post on 18-Oct-2015

28 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 5/28/2018 Analisis UT Cabai

    1/10

    Tugas individu

    ANALISIS USAHA TANI CABAI MERAHMakalah

    Di ajukan untuk memenuhi salah satu nilai tugas mata kuliah Manajemen Usaha Tani

    Oleh :

    Arisha Nursyamti Pramidyar

    (150610110026)

    Agribisnis A

    FAKULTAS PERTANIANUNIVERSITAS PADJADJARAN

    JATINANGOR2 12

  • 5/28/2018 Analisis UT Cabai

    2/10

    KATA PENGANTAR

    Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan nikmat

    sehingga tugas ini dapat diselesaikan dengan baik.

    Tugas ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Manajemen Usaha Tani Berskala

    kecil. Saya mengucapkan terimakasih kepada bapak/Ibu dosen yang telah memberikan tugas

    ini sehingga dengan adanya tugas ini dapat menambah wawasan dan ilmu pengetahuan saya.

    Saya juga berterimakasih kepada teman-teman dan pihak-pihak yang telah membantu dalam

    menyelesaikan tugas ini.

    Namun, saya menyadari bahwa tiada gading yang tak retak, tiada manusia yang

    sempurna. Maka saya menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih jauh dari

    sempurna. Untuk itu saya meminta kepada para pembaca untuk memberikan kritik dan saran

    demi perbaikan di masa mendatang.

    Jatinangor, Desember 2012

    Penyusun

  • 5/28/2018 Analisis UT Cabai

    3/10

    BAB I

    PENDAHULUAN

    I.1 Latar Belakang

    Cabai yang dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia terdiri atas cabai besar, cabai hijau,

    dan cabai rawit. Diantara ketiga jenis cabai tersebut, cabai besar yang didalamnya termasuk

    cabai merah, merupakan jenis yang paling banyak dikonsumsi oleh masyarakat, disusul cabai

    rawit dan cabai hijau. Untuk jenis cabai merah, sebagian besar jenis cabai ini dikonsumsi oleh

    rumah tangga dengan pangsa penggunaannya yang mencapai 61% dari total konsumsi cabai

    dalam negeri. Selebihnya cabai merah dimanfaatkan sebagai bahan baku industri baik industri

    makanan maupun non makanan dan juga untuk keperluan ekspor baik dalam bentuk cabai

    segar maupun olahan, seperti cabai bubuk dan cabai kering.

    Berdasarkan data SUSENAS, rata-rata tingkat konsumsi cabai merah per kapita

    mencapai 1.4 kg per tahun. Dengan jumlah penduduk Indonesia yang saat ini berada pada

    kisaran 225 juta orang, maka kebutuhan cabai merah untuk keperluan rumahtangga

    diperkirakan mencapai 252 ribu ton per tahun. Ke depan, permintaan cabai merah untuk

    keperluan rumah tangga tersebut diperkirakan akan berkelanjutan dan stabil tinggi seiring

    dengan meningkatnya jumlah penduduk. Faktor-faktor yang mempengaruhinya antara lain

    kebiasaan masyarakat yang mengkonsumsi cabai merah dalam bentuk segar untuk keperluan

    sehari-hari dan belum terdapatnya bahan yang dapat mensubstitusi kebutuhan cabai tersebut.

    Meskipun saat ini terdapat industri yang menghasilkan cabai merah olahan, namun jumlah dan

    skala usahanya relatif masih terbatas dan umumnya ditujukan untuk memenuhi kebutuhan

    ekspor.

  • 5/28/2018 Analisis UT Cabai

    4/10

    I.2 Rumusan Masalah

    1. Bagaimana potensi cabai merah di Indonesia?

    2. Bagaimana analisis usaha tani cabai merah?

    I.3 Tujuan

    Tujuan dari disusunnya makalah ini adalah untuk memenuhi salah satu nilai tugas mata

    kuliah Manajemen Usaha Tani berskala kecil. Selain itu makalh ini juga bertujuan memberikan

    pengetahuan kepada pembaca mengenai nalisa usaha tani cabai merah di Indonesia.

  • 5/28/2018 Analisis UT Cabai

    5/10

    BAB II

    ISI

    II.1 Potensi Tanaman Cabai Merah

    Cabai merah (capsicum annuum spp.) merupakan salah satu jenis sayuran komersial yang sejak

    lama telah dibudidayakan di Indonesia, karena produk ini memiliki nilai ekonomi yang tinggi. Selain

    untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga sehari-hari, cabai banyak digunakan sebagai bahan baku

    industri pangan dan farmasi. Pemasaran cabai dapat dilakukan dalam bentuk segar, kering, bubuk

    sebagai bahan dasar industri maupun dalam bentuk pasta cabe.

    Meskipun harga pasar cabai sering berfluktuasi cukup tajam, namun hal ini tidak menurunkan

    minat petani dan pengusaha untuk membudidayakannya. Sentra produksi cabai di Indonesia adalah

    pulau Jawa, dan mulai dikembangkan di daerah di luar pulau Jawa. Luas areal panen cabai pada tahun

    1997 mencapai 161.602 Ha dengan produksi 801.832 ton. Data tahun 1992 menunjukkan bahwa ekspor

    cabai segar pada tahun tersebut hanya mencapai 90.320 kg, dengan tujuan ekspor ke negara Malaysia

    dan Singapura. Jumlah ini merupakan kontribusi yang sangat kecil jika dibandingkan dengan volume

    cabai yang diperdagangkan di pasaran internasional mencapai 30.000 - 40.000 ton per tahun (Santika,

    1999). Negara-negara pengekspor cabai yang utama adalah India, Pakistan, Bangladesh, Cina, dan

    Singapura. Hal ini menunjukkan bahwa cabai mempunyai potensi pemasaran baik untuk tujuan

    domestik maupun tujuan ekspor.

    Peluang ekspor cabai ini telah banyak dimanfaatkan antara lain oleh beberapa pengusaha di

    Sukabumi. Di wilayah ini komoditi cabai dibudidayakan dalam hamparan luas dengan tujuan pasar

    ekspor. Bisnis ini melibatkan banyak petani setempat di bawah manajemen yang profesional. Usaha ini

    terbukti dapat menjadi alternatif bagi pemberdayaan masyarakat untuk meningkatkan pendapatan dan

    taraf hidup petani setempat di satu sisi dan masuknya modal/investasi dari daerah lain. Dalam skala

    makro bisnis ini juga menyumbang devisa yang cukup besar bagi negara dan pendapatan bagi

    pemerintah setempat, di samping terbukanya peluang kerja baru bagi masyarakat di daerah, menunjang

    pengembangan agribisnis serta melestarikan sumberdaya alam.

  • 5/28/2018 Analisis UT Cabai

    6/10

    skema Industri cabai merah

    Dari pohon diatas dapat kita lihat bahwa usaha bertani cabai merah, seluruh bagian yang di

    hasilkan tanaman dapat di manfaatkan secara efektif. Dari buah hingga batang dan daun semua memiliki

    fungsi. Selain itu proses tumbuh cabai ini juga tidak ribet dan sangat sederhana.

    Syarat tumbuh cabai merah dapat dibudidayakan di dataran rendah maupun dataran tinggi,

    pada lahan sawah atau tegalan dengan ketinggian 0-1000 m dpl. Tanah yang baik untuk

    pertanaman cabai adalah yang berstruktur rema h atau gembur, subur, banyak mengandung bahan

    organik, pH tanah antara 6-7.

    Kandungan air tanah juga perlu diperhatikan. Tanaman cabai yang dibudidayakan di

    sawah sebaiknya ditanam pada akhir musim hujan, sedangkan di tegalan ditanam pada musim hujan.

    cabai

    buah

    olerosin

    tepungcabai

    ekstrak

    cabai

    manisancabai

    acar

    pewarna

    makanan

    insectisida

    saos sambal

    batang dandaun

    kayu bakar

    seratbatang

    makanan

  • 5/28/2018 Analisis UT Cabai

    7/10

    II.2 Analisa Perhitungan Input Produksi Komoditi Cabai (Intensif)

    Pada analisis ini, yang di perhitungkan adalah luas lahan 1 hektar dengan populasi 2000 pohon

    1) Biaya tetap

    Sewa tanah 1 Ha x 3.000.000 = Rp.3.000.000,- Drum untuk mencampur pestisida 2 bh @ Rp. 130.000,-:4 = Rp. 65.000,- Hand sprayer 5 buah @ Rp. 250.000 : 5 th : 4 tanam = Rp. 12.500,- Gembor untuk menyebor Rp. 38.000,- : 4 = Rp. 9.500,-

    Jumlah = Rp. 3.087.000,-

    2) Biaya variabel

    a. Persiapan lahan

    Pengolahan tanah 400 HKP @ Rp. 20.000 : 2 = Rp. 4.000.000, Pupuk kandang 15 ton @ Rp. 250,-/kg = Rp. 3.750.000,- Dolomit 2 ton @ Rp. 150,-/kg = Rp. 300.000,- Mulsa plastik 15 rol @ Rp. 350.000,- : 2 = Rp. 2.652.000,- Pupuk anorganik :

    Urea 200 kg @ Rp. 1.200,- = Rp. 240.000,- SP-36 150 kg @ Rp. 1.700,- = Rp. 255.000,- KCl 100 kg @ Rp. 2.000,- = Rp. 200.000,- Pupuk ZA 7 kg @ 2.000 = Rp. 14.000.- Pupuk NPK 4 kg @ 1800 = Rp. 7.200,- Pupuk pelengkap cair 5 ltr @ 20.000 = Rp. 100.000,-

    Bambu untuk mulsa 20 bt @ Rp. 4.000,- = Rp. 80.000,-Jumlah = Rp 11.598.200,-

  • 5/28/2018 Analisis UT Cabai

    8/10

    b. Penanaman dan pemeliharaan

    Benih 60 pack @ Rp. 20.000,- = Rp. 1.200.000,- Pembuatan lubang tanam 5 HKP @ Rp. 20.000,- = Rp. 100.000,- Penanaman 8 HKW @ Rp. 15.000,- = Rp. 1.200.000,- Penyulaman 4 HKW @ Rp. 15.000,- = Rp. 60.000,- Ajir 20.000 bt @ Rp. 120,- : 3 = Rp. 800.000,- Tali ravia 10 rol @ 2500 = Rp. 25.000,- Pemasangan ajir 20 HKP @ Rp. 20.000,- = Rp. 400.000,- Pemasangan tali 3 x 10 HKW @ Rp. 15.000,- = Rp. 450.000,- Tenaga pemupukan susulan 3 x 10 HKW @ Rp. 15.000,- = Rp. 450.000,- Pupuk susulan :

    Urea 225 kg @ Rp. 3.500,- = Rp. 787.500,- KCl 50 kg @ Rp. 2.400,- = Rp. 120.000,- KNO3 80 kg @ Rp. 28.000,- = Rp. 2.240.000,- NPK Phonska 500 kg @ Rp. 1.500,- = Rp. 750.000,-

    Tenaga penyemprotan 10 x 5 HKP @ Rp. 20.000,- = Rp. 1.000.000,- Pestisida :

    Matador zeon 250 ml = Rp. 60.000,- Ridomil 450 gr @ Rp. 50.000,-/500 gr = Rp. 450.000,- Agrimec 300 ml @ Rp. 100.000,-/100 ml = Rp. 300.000,- Amistartop 250 ml @ Rp. 125.000,-/250 ml = Rp. 125.000,- Curacron 10 lt @ Rp. 150.000,- = Rp. 1.500.000,- Actara 400 gr @ Rp. 20.000,-/10 gr = Rp. 800.000,-Jumlah = Rp.12.807.500,-

    c. Panen, penyortiran dan pengepakan :

    200 HKW @ Rp. 15.000,- = Rp. 3.000.000,- 40 HKP @ Rp. 20.000,- = Rp. 800.000,-

    Jumlah = Rp. 3.800.000,-

  • 5/28/2018 Analisis UT Cabai

    9/10

    Grand Total Biaya (GTB)

    1) Biaya tetap = Rp. 3.087.000,-

    2) Biaya variabel

    a. Persiapan lahan = Rp 11.598.200,-

    b. Penanaman dan pemeliharaan = Rp.12.807.500,-

    c. Panen, penyortiran dan pengepakan = Rp. 3.800.000,-

    Jumlah Biaya variable = Rp. 28.205.700 +

    Grand Total Biaya (GTB) = Rp. 31.292.700,-

    Ket. :

    HKP = hari kerja pria

    HKW = hari kerja

    3) Perkiraan Keuntungan

    Dalam 1ha terdapat 2000 pohon, dimana tiap pohon dapat menghasilkan 1 kg cabai dalam 1

    siklus. Cabai tersebut di jual dengan harga Rp. 25.000,- tiap kg.

    Sehingga perhitungannya:

    Produksi cabai/ha = 2000 phn x 1 kg/phn = 2000 kg Pendapatan/ha = 2000 kg x Rp. 25.000,- = Rp. 50.000.000,- Pengeluaran/ha = Rp. 31.292.700 perkiraan keuntungan bersihnya yaitu:

    = Rp. 50.000.000,-Rp. 31.292.700,- = Rp. 18.707.300

    Jadi, perkiraan keuntungan yang di dapat /ha adalah = Rp. 18.707.300,-

  • 5/28/2018 Analisis UT Cabai

    10/10

    Daftar Pustaka

    Tim penulis. 2008. Teknologi Budi daya Tanaman Cabai Bogor

    [email protected] akses 3 desember 2012

    www.google.com/sentrainformasiiptek.netdi akses 3 desember 2012

    mailto:[email protected]:[email protected]://www.google.com/sentrainformasiiptek.nethttp://www.google.com/sentrainformasiiptek.nethttp://www.google.com/sentrainformasiiptek.netmailto:[email protected]