analisis strategi pemberdayaan zakat, infaq, dan...
TRANSCRIPT
ANALISIS STRATEGI PEMBERDAYAAN ZAKAT, INFAQ,
DAN SHODAQOH DI KJKS BMT FASTABIQ PATI
TERHADAP PENINGKATAN KESEJAHTERAAN UMMAT
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat
Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1 (S1)
Dalam Ilmu Ekonomi Islam
Disusun Oleh:
MUHAMMAD CHAIRUL ANAM
0 6 2 4 1 1 0 1 0
FAKULTAS SYARI’AH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2011
ii
iii
iv
MOTTO
ãã ãã≅≅≅≅ ss ssWWWW ¨¨ ¨¨ΒΒΒΒ tt tt ÏÏ ÏÏ%%%% ©© ©©!!!! $$ $$#### tt ttββββθθθθ àà àà)))) ÏÏ ÏÏ����ΖΖΖΖ ãã ãッƒƒ óó óóΟΟΟΟ ßß ßßγγγγ ss ss9999≡≡≡≡ uu uuθθθθ øø øøΒΒΒΒ rr rr&&&& ’’’’ ÎÎ ÎÎûûûû ÈÈ ÈÈ≅≅≅≅‹‹‹‹ ÎÎ ÎÎ6666 yy yy™™™™ «« ««!!!! $$ $$#### ÈÈ ÈÈ≅≅≅≅ ss ssVVVV yy yyϑϑϑϑ xx xx.... >> >>πππ𠬬 ¬¬6666 yy yymmmm ôô ôôMMMM tt ttFFFF uu uu;;;; // //ΡΡΡΡ rr rr&&&& yy yyìììì öö öö7777 yy yy™™™™ ŸŸ ŸŸ≅≅≅≅ ÎÎ ÎÎ////$$$$ uu uuΖΖΖΖ yy yy™™™™ ’’’’ ÎÎ ÎÎûûûû ÈÈ ÈÈ ee ee≅≅≅≅ ää ää.... 77 77'''' ss ss#### çç çç7777 // //ΨΨΨΨ ßß ßß™™™™ èè èèππππ ss ss���� (( (($$$$ ÏÏ ÏÏ ii iiΒΒΒΒ 77 77πππ𠬬 ¬¬6666 yy yymmmm 33 33 ªª ªª!!!! $$ $$#### uu uuρρρρ ßß ßß#### ÏÏ ÏÏèèèè≈≈≈≈ ŸŸ ŸŸÒÒÒÒ ãã ãッƒƒ yy yyϑϑϑϑ ÏÏ ÏÏ9999 ââ ââ !! !!$$$$ tt tt±±±± oo oo„„„„ 33 33 ªª ªª!!!! $$ $$#### uu uuρρρρ ìì ìììììì ÅÅ ÅÅ™™™™≡≡≡≡ uu uuρρρρ íí ííΟΟΟΟŠŠŠŠ ÎÎ ÎÎ==== tt ttææææ ∩∩∩∩⊄⊄⊄⊄∉∉∉∉⊇⊇⊇⊇∪∪∪∪
Artinya : Perumpamaan orang yang menginfakkan hartanya di jalan Allah seperti
sebutir biji yang menumbuhkan tujuh tangkai, pada setiap tangkai ada
seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang dia
kehendaki. dan Allah Maha luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui.1
(Q.S. Al-Baqarah : 261)
1 Tim Penyusun Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya, Surabaya : Mekar,
2004, hlm. 55
v
PERSEMBAHANPERSEMBAHANPERSEMBAHANPERSEMBAHAN
Dengan segala kerendahan hati, kupersembahakan karya kecilku ini untuk :
Persembahan yang tertinggi hanyalah kepada Allah SWT, yang telah
memberikan rahmat dan hidayahNya serta memberikan kemudahan dan
kelancaran dalam setiap langkah.
Nabi muhammad SAW, junjunganku yang menjadi penuntut umat di dunia dan di akhirat.
Ayahku (Ali Usman) dan Ibuku (Surati) yang selalu melimpahkan kasih
sayangnya dan tidak pernah bosan untuk terus mendoakan anak-anaknya.
Terima kasih, kasih sayangmu telah membawa anakmu pada pembelajaran arti
hidup. Sujud dan doa disepertiga malammu telah menjadi “ titian surga”
bagi perjalanan hidupku
Kakakku (Muawanah), adikku (Lailatul Nurul Hikmah)yang menjadi inspirasi
dan pendorong semangat dalam menghadapi cobaan hidup. Semoga Allah selalu
memberikan jalan yang terbaik untukmu..Amiin
Bapak ibu guruku, dosen-dosenku yang selalu membibingku dalam perjalanan
pencarian ilmu yang barokah.
Untuk orang yang selalu mensuport aku menuju jalan yang diridhoi sang
pencipta alam semesta
Untuk orang tercinta yang selalu mengisi hari-hariku
Orang-orang yang mencintai aku dan selalu menerima aku apa adanya dan
selalu menjadi semangat dalam hidupku untuk menjadi lebih dan lebih baik
perhatian, cinta dan kasih sayangmu menutup dahaga jiwaku,
terima kasih juga atas kesetiaan dan kesabarannya…
Only You in My heart
vi
DEKLARASI
Dengan kejujuran dan tanggung jawab, penulis menyatakan
bahwa skripsi ini tidak berisi materi yang pernah ditulis oleh
orang lain atau diterbitkan. Demikian juga skripsi ini tidak
berisi satupun pikiran-pikiran orang lain, kecuali informasi
yang terdapat dalam referensi yang dijadikan sebagai rujukan.
Semarang, 20 Juni 2011
Deklarator
Muhammad Chairul Anam
062411010
vii
ABSTRAK
Zakat merupakan sebuah ibadah yang mengandung dua dimensi, yaitu
dimensi ibadah langsung kepada Allah dan ibadah ke sesama manusia. Di sisi lain
zakat juga merupakan ibadah yang mengedepankan nilai-nilai sosial disamping nilai-
nilai spiritual. Selain itu penberdayaan dana zakat, infaq dan shodaqoh bila dikelola
dengan baik maka akan eningkatkan kesejahteraan ummat. Hal ini yang melatar
belakangi untuk diadakan penelitian. Permasalahan yang muncul dalam
permasalahan ini adalah: 1) Bagaimana pelaksanaan pengumpulan dan
pendistribusian ZIS di BMT Fastabiq Kecamatan tayu Kabupaten Pati. 2) Bagaimana
strategi pemberdayaan ZIS BMT Fastabiq tayu pati dapat meningkatkan
perekonomian ummat di Tayu Pati.
Penelitian ini bertujua untuk mengetahui: 1) Untuk mengetahui pelaksanaan
pengumpulan dan pendistribusian zakat di BMT Fastabiq Kecamatan Tayu
Kabupaten Pati. 2) Untuk mengetahui strategi pemberdayaan zakat di BMT Fastabiq
Kecamatan Tayu Kabupaten Pati dalam upaya meningkatkan perekonomian ummat.
Jenis penelitian ini menggunakan penelitian lapangan. Oleh karena itu
metode yang digunakan pada intinya adalah metode field research yaitu penelitian
yang dilakukan ditempat atau medan terjadinya permasalahan-permasalahan. Dengan
data yang diperoleh dari dokumentasi-dokumentasi, observasi, dan wawancara dari
penelitian dengan metode tersebut dapat diketahui pelaksanaan penngumpulan dan
pendistribusian dana ZIS. Penghimpunan dana ZIS didapatkan dari dalam (staff
KJKS BMT FASTABIQ) sendiri dan dari luar BMT FASTABIQ (masyarakat
umum). Untuk pendistribusian dalam zakat dalam BMT FASTABIQ Pati dibedakan
menjadi delapan program kerja antara lain; fastabiq institut, kampung mandiri,
Fastabiq peduli, fastabiq sehat, dakwah islami, mobil layanan sosial, Ambulance
aisyiyah, Al Khoirot.
Sedangkan strategi yang digunakan KJKS BMT FASABIQ Pati dalam
pendayagunaan dana ZIS mengunakan bentuk yang inovatif. Yang dimaksud dengan
inovatif KJKS BMT FASTABIQ PATI tidak hanya mengunakan pendistribusian
dana secara tradisional saja tetapi juga mengunakan pendistribusian secara produktif.
Dalam strategi yang digunakan Baitul Maal Fastabiq Pati dapat dibedakan menjadi
bagian: 1) Peningkatan perekonomian secara langsung memberikan santunan.
Digunakan untuk para mustahiq yang produktifitas kerjanya menurun. 2)
Peningkatan perekonomian secara pemberian skill dan ketrampilan tertentu untuk
modal kerja. Biasanya dikasihkan kepada para mustahiq yang masih produktif. 3)
Peningkatan perekonomian melaluai pemberian modal usaha untuk mustahiq yang
ingin meningkatkan kemandirian dalam perekonomian. 4) Peningkatan
perekonomian melalui membuka lapangan kerja bagi mustahiq yang tidak
mempunyai kemampuan mengurus wirausaha sendiri.
Berdasarkan penelitian ini diharapkan akan menjadi bahan informasi dan
masukan bagi para muzaki, amil dan mustahiq. Mengingat manfaat zakat para
muzaki, seberapa jauh pendayagunaan dana ZIS yang dilakukan para amil untuk
meningkatkan kesejahteraan ummat, dan senantiasa meningkatkan usaha para
mustahiq dalam menggunakan dana zakat itu agar tepat guna dan berdaya guna.
viii
KATA PENGANTAR
Asslamu’alaikum Wr. Wb.
Alhamdulillah Wasyukurillah, senantiasa kami panjatkan ke hadirat Allah
SWT yang telah melimpahkan rahmat dan nikmat kepada semua hamba-Nya,
sehingga sampai saat ini kita masih mendapatkan ketetapan Iman dan Islam.
Shalawat dan salam semoga tetap tercurah kepangkuan Rasulullah Muhammad
SAW pembawa rahmat bagi makhluk sekian alam, keluarga, sahabat dan para tabi’in
serta kita umatnya, semoga kita mendapat pertolongan di hari akhir nanti.
Pada penyusunan skripsi ini tentulah tidak terlepas dari bantuan berbagai
pihak, baik dalam ide, kritik, saran maupun dalam bentuk lainnya. Oleh karena itu
penulis ingin ucapkan terima kasih sebagai penghargaan atau peran sertanya dalam
penyusunan skripsi ini kepada:
1. Bapak Prof. Dr. H. Muhibbin, M.Ag selaku Rektor IAIN Walisongo Semarang
2. Bapak Dr. Imam Yahya, M.Ag, selaku Dekan Fakultas Syari’ah IAIN Walisongo
Semarang
3. Pembantu Dekan I, II, dan III Fakultas Syari’ah IAIN Walisongo Semarang
4. Bapak Dr .Ali Murtadho M.Ag selaku ketua Jurusan Ekonomi Islam dan Bapak
Nur Fatoni M.Ag selaku sekretaris jurusan, serta bapak Ratno
Agriyanto,SE,M.Si selaku staf ahli jurusan, atas kebijakan yang dikeluarkan
khususnya yang berkaitan dengan kelancaran penulisan skripsi ini
5. Bapak Prof. Dr . H. Mujiono, MA.selaku dosen pembimbing I dan bapak Drs. H.
Wahab, MM. selaku dosen pembimbing II yang telah banyak membantu, dengan
meluangkan waktu dan tenaganya yang sangat berharga semata-mata demi
mengarahkan dan membimbing penulis selama penyusunan skripsi ini
6. Segenap Dosen Fakultas Syari’ah yang telah banyak memberikan ilmunya
kepada penulis dan senantiasa mengarahkan serta memberi motivasi selama
penulis melaksanakan kuliah sehingga penulis mampu menyelesaikan penulisan
skripsi
ix
7. Bapak Agus Jamaludin S.Ag, selaku manajer Baitul Maal Fastabiq Pati beserta
seluruh karyawan, yang telah memberi izin penulis untuk melakukan penelitian
skrpsi ini
8. Bapak, Ibu dan segenap keluarga tercinta yang telah mengasuh dan membimbing
serta memberikan dorongan kepada penulis, baik moral maupun spiritual
9. Saudara-saudara di Posko KSR PMI Unit IAIN Walisongo semarang (penghuni
Pkm belakang audit) canda tawa bersama kalian tidak akan pernah terlupakan
10. Segenap teman-teman mahasiswa “khususnya insider EIA ‘06” Terima kasih,
penulis ucapkan untuk kalian yang telah setia berjuang bersama - sama mencari
ilmu di fakultas tercinta kita..Good Luck..!!
11. Untuk rekan-rekanita KSR PMI Unit IAIN Walisongo semarang yang selalu
membuat aku tertawa, melupakan sejenak kepenatan yang melanda, yang
mengajari aku tentang arti sebuah kebersamaan, dan yang selalu membuat aku
mengerti bagaimana menjalani kehidupan yang selalu bergulir. Para relawan-
relawan yang ada di PMI. Siamo tuti frateli inter arma caritas. One for all,all for
one
12. Teman-teman KKN posko 19 bendosari gringsing batang keluarga solei
tercinta(mega, aina, ida, ana, kubes, iwan, faqih) dan pak lurah sekeluarga, adek-
adek tersayang bedosari. Kebersamaan bersama kalian selalu diwarnai dengan
senyuman dan menjadikan kita sebagai keluarga.Thank for all...
13. Kepada guru-guruku tercinta (SD, Mts, MA, Dosen IAIN Walisongo Semarang).
Yang selalu mau menurunkan ilmu yang kalian punya dan selalu membimbingku
dengan setulus hati. Engkaulah paglawanku.
Semoga Allah membalas semua amal kebaikan mereka dengan balasan yang
lebih dari yang mereka berikan. Penulis juga menyadari sepenuhnya bahwa skripsi
ini masih jauh dari kesempurnaan, baik dari segi bahasa, isi maupun analisisnya,
sehingga kritik dan saran sangat penulis harapkan demi kesempurnaan skripsi ini.
Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi kita semua.
Amin Ya Rabbal Alamin.
Wassalamualaikum Wr. Wb.
Semarang, 20 Juni 2011
Penulis
x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ........................................ ii
HALAMAN PENGESAHAN ..................................................................... iii
HALAMAN MOTTO ................................................................................ iv
HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................. v
HALAMAN DEKLARASI.......................................................................... vi
HALAMAN ABSTRAK ............................................................................. vii
HALAMAN KATA PENGANTAR ........................................................... viii
DAFTAR ISI ............................................................................................... xi
DAFTAR TABEL………………………………………………………... xiii
BAB I : PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah .................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................. 8
1.3 Tujuan Penelitian………………………………………... 8
1.4 Manfaat Penelitian ............................................................ 9
1.5 Tinjauan Pustaka………………………………………… 10
1.6 Metodologi Penelitian ………………………………….. 13
1.7 Sistematika Penulisan ....................................................... 15
BAB II : TINJAUAN UMUM TENTANG ZAKAT, INFAQ, DAN SHODAQOH
2.1 Deskripsi Teori Zakat ........................................................ 17
2.1.1 Definisi Zakat ............................................................ 17
2.1.2 Hikmah danManfaat Zakat ......................................... 19
2.1.3 Tujuan Zakat .............................................................. 20
2.1.4 Dasar Hukum Zakat dan zakat yang berkaitan
kesejahteraan ummat………………………………… 21
2.1.5 Syarat Wajib Zakat ..................................................... 23
2.1.6 Jenis-Jenis Zakat ........................................................ 25
2.1.7 Jenis Harta Yang Wajib Dizakati ............................... 26
xi
2.1.8 Sasaran Zakat ............................................................. 31
2.1.9 Orang yang tidak berhak menerima ZIS..................... 33
2.2 Deskrpsi Teori Infaq ……………………………………… 34
2.3 Deskrpsi Teori Shodaqoh …………………………… ..... 36
2.4 Persamaan dan Perbedaan ZIS ........................................... 37
2.5 Pemberdayaan zakat, Infak dan Shodaqoh........................ 38
2.6 Pengelolaan Zakat............................................................. 41
2.7 Kewirausahawan…………………………………………. 48
2.8 Kesejahteraan umaat……………………………………... 51
BAB III : GAMBARAN UMUM KJKS BMT FASTABIQ PATI
3.1 Sejarah singkat berdirinya Baitul Maal Fastabiq Pati……. 56
3.2 Visi-Misi KJKS BMT Fastabiq Pati..…………………….. 59
3.3 Tujuan …………………… ................................................ 60
3.4 Letak Geografis Baitul Maal Fastabiq Pati……….............. 60
3.5 Struktur Organisasi Baitul Maal Fastabiq Pati.…………... 60
BAB IV : DESKRIPSI DAN ANALISIS
4.1 Sumber Dana Zakat, Infaq, dan Shadaqoh......................... 62
4.2 Program penghimpunan Zakat, Infaq, dan Shadaqoh
di Baitul Maal Fastabiq Pati................................................ 62
4.2.1 zakat ….......… ……………………………....……... 62
4.2.2 infaq……...........…………..…………………………. 64
4.2.3 Shodaqoh……………..……………………………... 65
4.3 Program Pendayagunaan Zakat, Infaq, dan Shadaqoh...... 65
4.3.1 Fastabiq Institut........................................................ 65
4.3.2 Kampung Mandiri..................................................... 67
4.3.3 Fastabiq Peduli.......................................................... 68
4.3.4 Mobil Layanan Sosial Gratis.................................... 68
4.3.5 Dakwah Islamiyyah.................................................. 69
4.3.6 Fastabiq sehat............................................................ 70
xii
4.3.7 Ambulance Aisyiyah................................................. 71
4.3.8 Al Khoirot ................................................................. 72
4.4 Deskripsi Data Mustahiq Binaan Baitul Maal Fastabik Pati.. 72
4.5 Analisis Pelaksanaan Penghimpunan dan Pendistribusian dana
ZIS di KJKS BMT Fastabiq Pati........………..................... 75
4.6 Analisis strategi pemberdayaan ZIS KJKS BMT Fastabiq
pati dapat meningkatkan perekonomian ummat di Pati..... 83
BAB V : PENUTUP
5.1 Kesimpulan……………………………………………… 91
5.2 Saran……………………………………………………. 93
5.3 Penutup…………………………………………………. 94
DAFTAR PUSTAKA
BIODATA PENULIS
LAMPIRAN-LAMPIRAN
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 : Sumber dana ZIS KJKS BMT Fastabiq Pati...............……. 7
Tabel 2.1 : Nisob zakat Hewan unta...................................................... 27
Tabel 2.2 : Nisob zakat Hewan sapi .....................................…….…… 28
Tabel 2.3 : Nisob zakat Hewan kambing............................................... 28
Tabel 4.1 :Sumber dana Zakat KJKS BMT Fastabiq Pati……………. 63
Tabel 4.2 : Data mustahiq binaan Baitul Maal dalam program kerja
kampung mandiri (ternak kelinci)............................................ 72
Tabel 4.3 : Data tingkat perkembangan jumlah kelinci mustahiq.......... 74
Tabel 4.4 : Data pemasukan dan pengeluaran dana ZIS selama
dua tahun di Baitul Maal Fastabiq pati................................. 75
Tabel 4.5: Data pemasukan dana ZIS 2009-2010……………………… 85
Tabel 4.6: Data alokasi pengeluaran program kerja Baitul Maal Fastabiq
tahun 2009-2010…………………………………………….. 83
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1 : Sruktur Organisasi Baitul Maal Fastabiq Pati................. 61
Gambar 4.1 : Diagram pertumbuhan ZIS di Baitul Maal Fastabiq Pati. 75
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : lampitran pertanyaan
Lampiran 2 : profil KJKS BMT Fastabiq
Lampiran 3 : laporan keuangan Baitul Maal Fastabiq
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Zakat adalah ibadah māliyah ijtimā'iyyah yang memiliki posisi sangat
penting, strategis dan menentukan, baik dilihat dari sisi ajaran Islam maupun dari
sisi pembangunan kesejahteraan ummat. Sebagai suatu ibadah pokok (`ibadah
mahdah), zakat termasuk salah satu rukun (rukun ketiga) dari rukun Islam yang
lima, sebagaimana diungkapkan dalam berbagai hadis Nabi SAW. Sehingga
keberadaannya dianggap sebagai ma'lum minad-diin bid-darūrah atau diketahui
secara otomatis adanya dan merupakan bagian mutlak dari keislaman seseorang.2
Zakat juga merupakan ibadah yang mengandung dua dimensi yaitu
dimensi vertikal atau hablum minallah dan dimensi horizontal atau hablum
minannas.3 Ibadah zakat apabila ditunaikan dengan baik maka akan
meningkatkan kualitas keimanan, membersihkan dan mensucikan jiwa dan
mengembangkan serta memberkahkan harta yang dimiliki. Di sisi lain zakat juga
merupakan ibadah yang mengedepankan nilai-nilai sosial disamping nilai-nilai
spiritual. Selain itu bila dikelola dengan baik zakat juga akan meningkatkan
kesejahteraan dan etos kerja yang akan memacu pertumbuhan ekonomi.
Dari zaman Nabi Muhammad Rasulullah SAW sampai pada zaman
sahabat-sahabat yang pemerintahanya sangat memperhatikan zakat. Hal itu
didukung dengan al-Qur'an terdapat berbagai ayat yang memuji orang-orang
2 Didin Hafihuddin, Zakat Dalam Perekonomian Modern, Jakarta: Gema Insani, 2002, hlm.1-2 3 ACH.Syaful Hidayat, Analisis Tatakelola dan Distribusi Zakat Lembaga Zakat, Infaq, dan
Sedekah (LAZIS) Di Malang, Unifersitas Muhammadiyah Malang, www.keos.umm.ac.id, diakses 24
maret 2011, hlm.1
2
yang secara sungguh-sungguh menunaikannya, dan sebaliknya memberikan
ancaman bagi orang yang sengaja meninggalkan. Oleh karena itu Khalifah Abu
Bakar aş-Şiddiq bertekad memerangi orang-orang yang shalat tetapi tidak mau
mengeluarkan zakat. Ketegasan sikap ini menunjukkan bahwa perbuatan
meninggalkan zakat adalah suatu kedurhakaan dan jika hal ini dibiarkan maka
akan memunculkan berbagai kedurhakaan dan kemaksiatan lain. Salah satu dari
berbagai kedurhakaan adalah pelaksanaan riba yang dapat menghancurkan
perekonomian. Lain halnya dengan zakat, selain mengangkat fakir miskin, jika
akan menambah produktifitas masyarakat sehingga meningkatkan lapangan kerja
sekaligus meningkatkan pula tabungan msyarakat.4
Zakat yang mempunyai fungsi sosio-ekonomi, apabila dilaksanakan
dengan penuh kesadaran dan tanggung jawab oleh umat Islam maka zakat dapat
menjadi sumber dana tetap yang sangat potensial. Dengan demikian pada
gilirannya dapat digunakan untuk meningkatkan kesejahteraan hidup ummat
terutama dari golongan yang berhak menerima zakat. Diharapkan mereka bisa
hidup dengan layak dan mandiri tanpa menggantungkan kepada orang lain.5
Yang lebih penting adalah untuk mencegah berputarnya harta kekayaan itu
berada di tangan orang-orang kaya saja dan demi mewujudkan pemerataan
pendapatan dan kesejahteraan masyarakat.
Untuk itu, zakat yang tetap dan jumlahnya cukup besar yang terkumpul
diperlukan sistem pengelolaan yang baik agar lebih mengena pada sasaran dan
terlihat jelas manfaatnya. Ada banyak faktor yang mempengaruhi lemahnya
4 Edi Bahtiar, Kea Rah Produktivitas Zakat, Yogyakarta: Idea Press,2009, Hlm 141 5 Nasrudin Rozak, Dienul Islam, Bandung: Al Ma'arif, 1985, Hlm 197.
3
sistem pengelolaan yang meliputi penghimpunan dan pemberdayaannya.6
Bahkan perhatian dari pemikir Islam tentang kajian zakat sangat kecil.
Persoalan zakat, sebetulnya bukanlah persoalan yang berdiri sendiri. Pada
prakteknya, zakat dapat dipandang sebagai fenomena ganda, keagamaan dan
sosial. Dipandang sebagai fenomena keagamaan sebab ia selalu terkait dengan
hukum-hukum agama yang secara normatif telah ditetapkan melalui wahyu. Hal ini
dapat dilihat sesuai dengan Firman Allah dalam surat Al Taubah ayat: 103
õ‹è{ ôÏΒ öΝÏλÎ;≡uθøΒr& Zπs%y‰|¹ öΝèδã�ÎdγsÜè? ΝÍκ)Ïj.t“è?uρ $pκÍ5 Èe≅|¹uρ öΝÎγø‹n=tæ ( ¨βÎ) y7s?4θn=|¹ Ös3y™ öΝçλ°; 3 ª!$#uρ ìì‹Ïϑy™
íΟŠÎ=tæ ∩⊇⊃⊂∪
Artinya: Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan akat itu kamu
membersihkan dan mensucikan mereka dan mendoalah untuk mereka
Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi) ketenteraman jiwa bagi mereka. Dan Allah
Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. 7
Pada sisi ini, eksistensi zakat dalam kaitannya dengan mukallaf sebagai
pelaksana hukum hampir tidak terdapat banyak masalah di kalangan ummat Islam.
Silang pendapat berkenaan dengan dasar hukum dan aturan yang terkait dengan
pelaksanaanya hampir tidak muncul kepermukaan.
Persoalan zakat justru datang pada sisi kedua, yaitu ketika ia dipandang
sebagai fenomena sosial di kalangan masyarakat muslim. Pelaksanaan zakat,
mulai dari tahap penghimpunan sampai pada pendistribusiannya memberikan
peluang yang luas untuk terjadinya silang pendapat, hal ini terjadi karena
ketentuan sosial yang diterapkan dalam pelaksanaan zakat masih sangat
6 Dawam Raharjo, Islam dan Transformasi Sosial-Ekonomi, Jakarta: LSAF, Cet I, 1999, Hlm
459-473. 7Al-Qur'an dan Terjemahnya, Terj Hasbi Ashiddiqi dkk, Jakarta; Yayasan Peyelenggara/
Penafsiran Al Qur’an,1971, hlm.290.
4
interpretable. Dilain pihak, ummat Islam sendiri memiliki jaminan normatif
dalam memberikan pemaknaanya secara subyektif secara bebas dan terbuka.
Di Indonesia, lemahnya sistem pengelolaan disebut sebagai faktor yang
dominan yang menjadikan hilangnya ruh zakat. Hal ini dibuktikan bahwa upaya
penghimpunan zakat terhitung sangat kecil dibanding negara tetangga kita seperti
Malaysia. Karena undang-undang pengelolaan zakat di Indonesia baru terwujud
dua belas tahun yang lalu, itupun tidak bisa menjawab masalah yang ada di
dalam pengelolaan zakat agar dapat meningkatkan perekonomian ummat, karena
selama ini pengelolaan zakat di Indonesia masih bayak dilakukan dengan sistem
yang masih tradisional dan konvensional.
Harapan ummat Islam di Indonesia agar pelaksanaan pemungutan zakat
bisa dilakukan dengan sebaik-baiknya semakin hari semakin besar. Berbagai
macam usaha dilakukan untuk mewujudkannya, baik itu dilakukan oleh badan
resmi seperti Kementrian Agama, Pemerintah Daerah, maupun lembaga-lembaga
yang lainnya, karena sejak zaman Nabi, Khulafa’ al Rasyidin dan pemerintahan
Islam, pengelolaan zakat ditangani oleh pemerintah.8
Harapan umat Islam akan suatu sistem pengelolaan zakat semakin
bertambah dengan adanya RUU yang kini sedang insentif dibahas adalah RUU
pengelolaan zakat yang merupakan amandemen terhadap UU. No. 38 tahun 1999
tentang pengelolaan zakat dimana di dalamnya mengatur pelaksanaan
pengelolaan zakat dimulai dari perencanaan sampai pada tahap pendistribusian
dan pendayagunaannya. Adapun penghimpunan zakat dilakukan oleh amil zakat
yang terdiri atas unsur masyarakat dan pemerintah yang pembentukannya
8 Masjfuk Zuhdi, Masail Fiqhiyyah, Yogyakarta: CV. Haji Masagung,1991, Hlm 256
5
disesuaikan dengan tingkat wilayahnya, karena secara struktural pemerintah
memiliki kewenangan untuk menegakkan kesejahteraan dan keadilan.9
Selama ini peneliti melihat lembaga atau badan amil zakat yang ada saat
ini kurang ada perhatian dari pemerintah. Entah itu karena adanya pengelolaan
zakat yang kurang baik atau kurangnya kepercayaan masyarakat terhadap badan
amil zakat yang ada di pemerintahan. Yang pasti saat ini badan amil zakat yang
ada di Kementrian Agama atau yang ada di tingkat kecamatan seakan-akan tidak
ada jiwa atau rohnya. Padahal kita tahu bahwa dana dari zakat bila terkumpul dan
disalurkan dengan semestinya pasti akan meningkatkan perekonomian ummat.
Koprasi Jasa Keuangan Syariah yang selama ini dikenal dengan BMT menyadari
itu, bahwa zakat yang dikelola dengan baik akan meningkatkan perekonomian
ummat.
BMT banyak didirikan untuk menjawab persoalan ummat tentang
masalah ekonomi Islam, serta pengelolaan zakat, karena BMT yang selama ini
keberadaanya cukup dekat dengan masyarakat kecil. Untuk itu di dalam BMT
didirikan lembaga yang mengurusi tentang zakat, infaq, dan shodaqoh. KJKS
BMT FASTABIQ merupakan salah satu lembaga pengelola dana zakat di daerah
Pati. KJKS BMT FASTABIQ Pati berdiri pada tahun 1998 dan sekarang berdiri
dengan 21 cabang yang berdiri di daerah Pati dan sekitarnya. Selama 11 tahun
pengeloaan zakat yang ada di BMT fastabiq kurang begitu diperhatikan.
Dikarenakan kurang adanya tenaga terdidik yang diberikan kepercayaan oleh
manajemen BMT dan karena kurang adanya kesadaran dari manajemen BMT
tentang manfaat dan potensi zakat, infaq, dan sedekah itu sendiri. Baru selama
9 Masdar F. Mas’udi, Agama Keadilan Risalah Zakat Dalam Islam, Jakarta: P3M, 1993, Hlm 124
6
dua tahun ini didirikan kantor dan tenaga kerja tersendiri untuk mengelola dan
meningkatkan pengelolaan dana ZIS. Mulai saat itu pengelolaan dana zakat
mulai tertata rapi, ada pencatatan, pengeluaran dan adanya pemasukan zakat
yang selama 11 tahun belum tersusun.
Dana zakat yang terkumpul di BMT Fastabiq itu berasal dari muzaki dari
dalam BMT dan muzaki dari luar BMT. Dana zakat yang terkumpul tahun
terakhir yaitu tahun 2010 Baitul Mal Fastabiq mendapat dana ZIS sebesar Rp.
440.283.457,81 yang berasal dari sebagai berikut:10
Tabel: 1.1
Sumber dana ZIS KJKS BMT Fastabiq Pati
No Sumber Dana Zakat Per 31 Des 2010 Total
1 Zakat dari dalam Bmt Fastabiq 76,924,696.56
2 Zakat dari luar Bmt Fastabiq 1,662,500.00
Total Pemasukan Dana Zakat 78.587.196,56
No. Sumber Dana Infak dan Sedekah Per 31 Des 2010 Total
1 Infaq/ Sedekah dari dalam BMT. 152,326,361.25
2 Infaq/ Sedekah dari luar BMT. 209,369,900.00
Total Pemasukan Infaq dan Sedekah 361.696.261,25
Jadi total dana ZIS: Rp. 440.283.457,81
Progam kerja yang dilakukan oleh KJKS BMT Fastabiq untuk
meningkatkan perekonomian ummat dengan tiga cara penyaluran dana ZIS yaitu:
pertama, zakat yang disalurkan secara konsumtif, yang kedua penyaluran dana
secara investasi skill, dan yang ketiga adalah panyaluran dana zakat secara
10 Laporan keuangan Baitul Maal Fastabiq tahun 2010, diminta pada tanggal 27 Maret 2011
7
produktif. Secara konsumtif dana langsung disalurkan sekali habis, contohnya
pembagian sembako dan barang barang konsumtif. Secara investasi skill BMT
mengadakan pelatihan-pelatihan untuk memberikan keahlian dalam bekerja.
Sedangkan secara produktif yaitu pemberian modal kerja.
Peneliti tertarik mengangkat tentang zakat yang ada di KJKS BMT
Fastabiq dikarenakan KJKS BMT Fastabiq merupakan BMT terbesar di Pati.
KJKS BMT Fastabiq juga penyaluran dana ZIS yang bervariasi dari bersifat
konsumsif, pelatihan skill sampai modal usaha. KJKS BMT Fastabiq merupakan
salah satu lembaga profesional pengelola dana zakat, yaitu dengan memberikan
perhatian besar kepada para mustahiq yang ingin berkembang dan tidak ingin
hanya menunggu belas kasihan orang lain saja yang ada di sekitar Pati, dengan
memberikan bantuan pelatihan usaha dan modal. Oleh karena itu penulis
bermaksud mengadakan penelitian tentang sistem pengelolaan zakat di BMT
Fastabiq dengan judul: “Analisis Strategi Pemberdayaan Zakat, Infaq, dan
Shodaqoh Di KJKS BMT Fastabiq Pati Terhadap Peningkatan Perekonomi
Ummat”
1.2 Perumusan Masalah
Berangkat dari permasalahan di atas, muncul pokok masalah sebagai
berikut:
1. Bagaimana upaya Baitul Maal Fastabiq Pati dalam progam kerja Fastabiq
Institut untuk membentuk wirausahawan asnaf.
2. Bagaimana strategi pemberdayaan ZIS BMT Fastabiq Tayu Pati dapat
meningkatkan perekonomian ummat di Tayu Pati.
8
1.3 Tujuan Penelitian
Dari rumusan masalah diatas peneliti mengambil tujuan penelitian adalah
sebagai berikut:
1. Untuk Bagaimana upaya Baitul Maal Fastabiq Pati dalam progam kerja
Fastabiq Institut untuk membentuk wirausahawan asnaf.
2. Untuk mengetahui strategi pemberdayaan zakat di KJKS BMT Fastabiq
Kecamatan Tayu Kabupaten Pati dalam upaya meningkatkan perekonomian
ummat.
1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian bagi penulis adalah :
1. Untuk mendapatkan wawasan serta pengetahuan tentang zakat, infaq, dan
shodaqoh
2. Untuk mengetahui sejauh mana penerapan zakat, infaq, shodaqoh yang
ada di BMT untuk peningkatan perekonomian ummat
3. Untuk memenuhi tugas dan melengkapi syarat guna memperoleh gelar
sarjana dalam ilmu Ekonomi Islam.
Manfaat penelitian bagi IAIN Walisongo adalah :
1. Sebagai bahan referensi dan informasi bagi mahasiswa IAIN Walisongo
khususnya bagi jurusan Ekonomi Islam.
2. Sebagai tambahan koleksi skipsi.
Manfaat bagi KJKS BMT Fastabiq:
1. Sebagai refrensi dan informasi bagi KJKS BMT Fastabiq.
9
2. Sebagai panduan untuk meningkatkan pengelolaan zakat di KJKS BMT
Fastabiq.
Manfaat penelitian bagi masyarakat :
1. Sebagai referensi dan informasi bagi masyarakat.
2. Sebagai pengetahuan tambahan tentang zakat, infaq, shodaqoh yang ada
di BMT
3. Sebagai bahan referensi untuk penelitian yang akan datang.
1.5 Tinjauan Pustaka
Dalam melakukan penelitian sekripsi ini, penulis bukanlah yang pertama
membahas materi tentang pemberdayaan zakat, infaq, shodaqoh guna
meningkatkan perekonomian ummat. Banyak buku dan hasil penelitian yang
dilakukan sebelum ini. Diantaranya adalah;
DR. Yusuf Qardhawi dalam bukunya yang berjudul Kiat Islam Mengatasi
Kemiskinan. (Jakarta, Gema Insani Press: 1895)11
. Di dalam buku ini membahas
tentang sarana-sarana yang diajarkan agama islam untuk mengatasi kemiskinan.
Sarana pertama adalah dengan berkerja dengan sungguh-sungguh tanpa putus
asa. Sarana yang kedua adalah jaminan sanak famili yang mempuyai rejeki yang
lebih. Sarana yang ketiga adalah dengan zakat, karena zakat adalah sumber yang
potensial untuk menuntaskan kemiskinan, terutama zakat mal.
11
Yusuf Qardhawi ,Kiat Islam Mengatasi Kemiskinan. Jakarta: Gema Insani Press, 1895, hlm. 50
10
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Mila Sartika12
, yang
berjudul; Pengaruh Pemberdayagunaan Zakat Produktif Terhadap
Pemberdayagunaan Mustahiq Pada Laz Yayasan Solo Peduli Surakarta, dengan
menggunakan penelitian lapangan, dengan menggunakan pendekatan kuantitatif.
Dalam penelitian yang dilakukan Mila Sartika pembahasan dititik beratkan
bagaimana pengarug jumlah dana zakat yang disalurkan untuk kegiatan produktif
di LAZ yayasan Solo peduli Surakarta terhadap jumlah pendapatan yang di
peroleh mustahiq pada periode 2007. dimana penelitian ini merupakan penelitian
laporan yaitu penelitian terhadap data primer melalui wawancara dan sekunder
melalui berbagai sumber tidak langsung. Subyek penelitian adalah yang dikenai
kesimpulan penelitian. Subyek penelitian kali ini menggunakan 60 mustahiq.
Dalam penelitian ini menyinpulkan bahwa ada pengaruh yang signifikan antara
jumlah dana yang disalurkan benar-benar mempengaruhi pendapatan mustahiq,
dengan kata lain semakin tinggi dana yang disalurkan maka akan semakin tinggi
pula pendapatan mustahiq. Berdasarkan analisis data SPSS, dari variable jumlah
dana zakat yang disalurkan terhadap pendapatan mustahiq sebesar 10,2%. Yang
berarti 89.8% dari pendapatan mustahik dipengaruhi oleh faktor lain. Selain itu
dari uji parsial yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa koefisien konstanta
(b) dan koefisien variable X (dana yang disalurkan) sama-sama mempuyai
pengaruh terhadap pendapatan mustahiq.
12 Mila Sartika, Pengaruh Pemberdayagunaan Zakat Produktif Terhadap Pemberdayagunaan
Mustahiq Pada Laz Yayasan Solo Peduli Surakarta, Jurnal Ekonomi Islam, 2008 Hlm. 87-88
11
Penelitian yang dilakukan oleh Budi Utomo13
, yang berjudul; Reaksi
Fikih Zakat, Infaq, Dan Sedekah Menuju Tata Kelola Yang Efektif, meyimpulkan
bahwa dalam rangka optimalisasi pendayagunaan zakat, infak dan shodaqoh,
untuk meningkatkan dan motivasi para muzaki untuk berzakat melalui lembaga
amil zakat serta mempercepat proses pengentasan kemiskinan dan perbaikan
taraf ekonomi, pengembangan sistem dan proses profesionalisme pengelolaan
dana ZIS merupakan sebuah keniscayaan. Tranformasi pengelolaan ZIS dari
manajen tradisional menuju professional harus segera direalisasikan oleh semua
pihak terkait termasuk didalamnya menerapkan prinsip-prinsip manajemen
modern dan good governance seperti membudayakan asas transparansi,
responsibilitas, akuntabilitas, kewajaran dan kesepadanan dan kemandirian.
Skala prioritas yang tetap sasaran dan distribusi yang efisien dan efektif
dari dana-dana ZIS merupakan keunggulan kompetitif dari lembaga amil zakat
yang ada disamping kejujuran, komitmen, konsisten dari para amilin dan pihak-
pihak yang terkait sangat berpengaruh signifikan dalam mobilisasi secara optimal
dana-dana voluntari sektor seperti ZIS. Pada akhirnya, pasar zakat akan memilih
LAZ yang merupakan prinsip profesionalisme, dan LAZ yang masih tradisional
meskipun didukung otoritas akan tersisih secara seleksi alamiah.
Penulis juga tertantang untuk meneliti lebih jauh tentang untuk meneliti
lebih jauh mengenai pemberdayaan zakat, infak, shodaqoh terhadap peningkatan
perekonomian ummat. Berapa besarkah pemberdayaan zakat, infaq, shodaqoh
dapat meningkatkan perekonomian ummat.
13 Setiawan Budi Utomo, Reaksi Fikih Zakat, Infaq, Dan Sedekah Menuju Tata Kelola Yang
Efektif, www.rumahzakat.org, diakses 20 Maret 2011, hlm. 10
12
1.6 Metode Penelitian
1.6.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan. Oleh karena itu metode
yang digunakan pada intinya adalah metode field research yaitu penelitian yang
dilakukan ditempat atau medan terjadinya permasalahan-permasalahan.14
1.6.2 Sumber Data
a. Data Primer
Data primer adalah data yang relevan dengan pemecahan masalah,
data yang di ambil dari sumber utama atau dikumpulkan langsung dari
peneliti sendiri15
. Dalam hal ini data yang diambil dari sumber data yang
diperoleh dari KJKS BMT Fastabiq Kecamatan Winong Kabupaten Pati,
b. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang mendukung pembahasan dan
diperoleh dari orang lain berupa laporan-laporan, buku-buku maupun
media lainnya. Data sekunder yang dipergunakan penulis adalah sebagai
berikut: Fiqih lima mazhab, Hukum Zakat, Kumpulan tulisan atau buku
tentang metodologi penelitian.
1.6.3 Teknik Penghimpunan Data
Data yang diteliti sebagai bahan penelitian dari KJKS BMT Fastabiq
Pati diperoleh dengan cara:
14Bambang Waluyo, Penelitian Hukum Dalam Praktek, Sinar Grafika, Jakarta: 2002, hal.15 15 Suharsini Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta: Pt Renika Cipta
2006, hlm 128-143
13
a. Dokumentasi
Metode dokumentasi adalah cara penghimpunan data dengan
mencari data mengenai hal-hal yang berupa catatan peristiwa.
Berdasarkan metode penghimpunan data, maka dalam penyusunan Tugas
Akhir ini dilakukan dengan menggunakan dua macam data, yaitu:
b. Observasi
Metode observasi adalah pengamatan secara seksama suatu objek
dengan menggunakan indera, baik langsung maupun tidak langsung.
Observasi diamati oleh penulis dengan mengamati secara langsung
pelaksanaan zakat pada KJKS BMT Fastabiq Pati.
c. Wawancara
Metode wawancara adalah metode penghimpunan data dengan
cara melakukan Tanya jawab sepihak yang dilakukan antara penulis
dengan koresponden. Wawancara ini dilakukan penulis dengan
karyawan/karyawati KJKS BMT Fastabiq Pati untuk memperoleh
ketengan tentang zakat.
1.6.4 Metode Analisis data
Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode deskriptif analisis.
Deskriptif bertujuan membuat data secara sistematis, factual dan akurat
mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat populasi atau daerah tertentu. Data-data
kemudian penulis analisa dengan mengaitkan antara pelaksana zakat di KJKS
BMT Fastabiq Pati dengan teori atau konsep yang ada.
14
1.7 Sistematika Penelitian
Sistematika penulisan laporan penelitian ini meliputi:
a) Bagian inti, terdiri dari lima bab yaitu:
Bab I: PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah, Perumusan Masalah, Tujuan Dan Manfaat
Penelitian, Tinjauan Pustaka, Kerangka Teori, Metodologi Penelitian,
Sistematika Penulisan
Bab II: PEMBAHASAN UMUM TENTANG ZAKAT
Pengertian Zakat, Dasar Hukum, Syarat Wajib Zakat, Jenis Harta
Yang Dizakati, Sasaran Zakat, Manfaat Zakat, Pengertian Infaq,
pengertian shodaqoh.
Bab III: GAMBARAN UMUM TENTANG KJKS BMT
FASTABIQ KECAMATAN WINONG KABUPATEN
PATI
Sejarah Berdirinya Baitul Mal di KJKS BMT Fastabiq Pati, Visi Misi,
Tujuan KJKS BMT Fastabiq Pati, Letak Geografis Baitul Maal
Fastabiq Pati, Struktur Organisasi Baitul Maal Fastabiq Pati,
Bab IV: DERKRIPSI DAN ANALISIS
Deskripsi Program Penghimpunan Dana ZIS di Baitul Maal Fastabiq
Pati. Program Pendayagunaan Dana ZIS, Deskripsi Data Mustahiq
Binaan Baitul Maal Fastabik Pati. Analisis Pelaksanaan
Penghimpunan dan Pendistribusian Dana ZIS di KJKS BMT Fastabiq
Pati, Analisis Strategi Pemberdayaan ZIS KJKS BMT Fastabiq Pati
Dapat Meningkatkan Perekonomian Ummat di Pati.
15
Bab V: PENUTUP
Kesimpulan, saran, dan penutup.
b) Bagian penutup, terdiri dari daftar pustaka dan lampiran
17
BAB II
TINJAUAN UMUM TENTANG ZAKAT, INFAQ, SHODAQOH, DAN
KESEJAHTERAAN UMMAT
2.1 Deskrpsi Teori Zakat
2.1.1 Definisi Zakat
Ditinjau dari segi bahasa, kata zakat mempunyai beberapa arti, yaitu
nama’ (kesuburan), thaharah (kesucian), barokah (keberkahan), dan juga taz-
kiyah tathier (mensucikan).16
Dijelaskan dalam Kamus al-Munawwir bahwa
kata zakat mempunyai arti kesucian dan kebersihan.17
Kata zakat merupakan
kata dasar (maşdar) dari zaka yang berarti tumbuh, berkah bersih dan
bertambahnya kebaikan.18
Menurut istilah syara', zakat adalah sejumlah harta tertentu yang
diberikan kepada golongan tertentu dengan syarat yang telah ditentukan
pula.19
Seseorang yang mengeluarkan zakat, berarti dia telah membersihkan
diri jiwa dan hartanya. Dia telah membersihkan jiwanya dari penyakit kikir
(bakhil) dan membersihkan hartanya dari hak orang lain yang ada dalam
harta itu. Orang yang berhak menerimanya pun akan bersih jiwanya dari
penyakit dengki, iri hati terhadap orang yang mempunyai harta.
16 Muhammad Hasbi al-Siddieqy, Pedoman Zakat, Jakarta: N.V. Bulan Bintang, 1953,
hlm. 24 17
Ahmad Warson Munawir, Al-Munawir Kamus Arab-Indonesia, Unit Pengadaan Buku-
buku Ilmiah Keagamaan Pondok Pesantren al-Munawir, Yogyakarta, 1984, hlm.577 18
Yusuf Qardawi, Hukum Zakat, terj Salman Harun dkk, cet 7, Bogor: Pustaka Lentera
Antar Nusa, 2004, hlm 34 19
Abu Bakar bin Muhammad al-Husaini, Kifayatul-Akhyar, juz 1, Toha Putra semarang,
tt, hml.172
18
Dilihat dari satu segi, bila seseorang mengeluarkan zakat, berarti
hartanya berkurang. Tetapi bila dilihat dari sudut pandang Islam, pahala
bertambah dan harta yang masih ada juga membawa berkah. Disamping
pahala bertambah, juga harta itu berkembang karena mendapat ridha dari
Allah SWT dan berkat panjatan doa dari faqir miskin dan para mustahiq
lainnya yang merasa disantuni dari hasil zakat itu.20
Menurut an-Nawawi mengutip pendapat al-Wahidi zakat adalah
sejumlah harta tertentu yang diwajibkan Allah, diserahkan kepada orang-
orang yang berhak. Jumlah yang dikeluarkan dari kekayaan itu disebut zakat
karena yang dikeluarkan itu menambah banyak, membuat lebih berarti dan
melindungi kekayaan dari kebinasaan.21
Menurut al-Zarqani dalam sarah al-Muwatha' menerangkan bahwa
zakat itu mempunyai rukun dan syarat. Rukunnya adalah ikhlas dan
syaratnya adalah sebab cukup setahun dimiliki. Zakat diterapkan kepada
orang-orang tertentu dan dia mengandung sanksi hukum, terlepas dari
kewajiban dunia dan mempunyai pahala di akhirat dan menghasilkan suci
dari kotoran dosa.22
Meskipun para ulama mengemukakan definisi zakat dengan redaksi
yang agak berbeda antara satu dan lainnya, akan tetapi pada prinsipnya
memiliki pengertian yang sama. Yaitu bahwa zakat adalah bagian dari harta
dengan persyaratan tertentu, yang Allah SWT mewajibkan kepada
20
M. Ali Hasan, Zakat, Pajak, Asuransi dan Lembaga Keuangan, Raja Grafindo
Persada, Jakarta, 2000, hlm. 1 21
An-Nawawi, al-Majmu', juz.V, Dar al-Fikri, Bairut, tt, hlm. 324 22
Muhammad Hasbi al-Siddieqy, Op. Cit, hlm. 26
19
pemiliknya, untuk diserahkan kepada yang berhak menerimanya, dengan
persyaratan tertentu pula.
Hubungan antara pengertian zakat menurut bahasa dengan menurut
istilah, sangat nyata dan erat sekali. Yaitu bahwa harta yang dikeluarkan
zakatnya akan menjadi berkah, tumbuh, berkembang dan bertambah, suci
dan baik. Hal ini sebagaimana dinyatakan dalam surat at-Taubah ayat 103
dan surat ar-Ruum ayat 39.
2.1.2 Hikmah dan Manfaat Zakat
Hikmah dan manfaat tersebut antara lain tersimpul sebagai berikut:
a. Sebagai perwujudan keimanan kepada Allah SWT, mensyukuri nikmat-Nya,
menumbuhkan akhlak mulia dengan rasa kemanusiaan yang tinggi,
menghilangkan sifat kikir, rakus dan materialistis, menumbuhkan ketenangan
hidup sekaligus membersihkan dan mengembangkan harta yang dimiliki.
b. Zakat berfungsi untuk menolong, membantu dan membina para mustahiq
terutama faqir miskin, dan sebagai pilar amal bersama.
c. Sebagai salah satu sumber dana bagi pembangunan sarana maupun prasarana
yang harus dimiliki umat Islam.
d. Untuk mengummatkan etika bisnis yang benar.
e. Dilihat dari sisi pembangunan kesejahteraan umat, zakat merupakan salah
satu instrumen pemerataan pendapatan (economic with equity).23
23
Didin Hafidhuddin, op.cit., hlm. 9-14.
20
2.1.3 Tujuan zakat
Adapun tujuan zakat antara lain:
1. Mengangkat derajat faqir-miskin dan membantunya keluar dari kesulitan
hidup serta penderitaan.
2. Membantu permasalahan yang dihadapi oleh para gharimin, ibnu sabil dan
mustahiq lainnya.
3. Membentangkan dan membina tali silaturahmi sesama ummat Islam dan
manusia pada umumnya.
4. Menghilangkan sifat kikir dan atau laba pemilik harta.
5. Membirsihkan sifat dengki dan iri (kecemburuan sosial) dari hati orang-orang
miskin
6. Mengembangkan rasa tanggung jawab sosial pada diri seseorang, terutama
pada mereka yang mempunyai harta.
7. Mendidik manusia untuk berdisiplin menunaikan kewajiban dan
menyerahkan hak orang lain yang ada padanya.
8. Sarana pemerataan pendapatan (rizki) untuk mencapai keadilan sosial.24
Dalam Undang-undang Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 1999
Tentang Pengelolaan Zakat Pada BAB II Tentang Tujuan Zakat di jelaskan
Pada Pasal 5 Berbunyi :
1. Meningkatkan pelayanan bagi ummat dalam menunaikan zakat sesuai
dengan tuntunan agama.
2. Meningkatkan fungsi dan peranan pranata keagamaan dalam upaya
mewujudkan kesejahteraan ummat dan keadilan sosial.
3. Meningkatkan hasil guna dan berdaya guna.25
24
Proyek Pembinaan Zakat dan Wakaf , Pedoman Zakat (4), (Jakarta: Departemen
Agama), 1982, hlm. 27 – 28. 25
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 1999, Tentang Pengelolaan
Zakat, www. Bpkp.go.id/unit/hokum/uu/1999/38-99.pdf, diakses tanggal 20 Maret 2011,
hlm.2
21
2.1.4 Dasar Hukum Zakat dan Zakat yang Berkaitan Kesejahteraan
Ummat
Zakat adalah salah satu dari rukun Islam yang lima, serta merupakan
kewajiban individu bagi setiap orang yang memiliki syarat-syarat tertentu.
Zakat diwajibkan pada tahun ke dua hijriyah. Kewajiban zakat merupakan
sesuatu yang ma'lūm minad-dīn bid-darūrah (diketahui keberadaannya
secara otomatis) dan merupakan bagian mutlak dari keislaman seseorang.
Dasar hukum zakat dapat dijumpai baik dalam Qur'an, hadis maupun
ijma'.
1. Al-Qur'an :
Artinya :"Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu
membersihkan dan mensucikan mereka dan mendoalah untuk
mereka. Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi) ketenteraman jiwa
bagi mereka. dan Allah Maha mendengar lagi Maha Mengetahui."
(QS. At-taubah : 103).26
2. Al-Hadiŝ :
���� ���ر��� ا� ������� ان ر����ل ا� ���� ا� ����� و����� ���� ا
� : ��ل��� وان م'��&ا -$���دة ان ال� ا ا� : ��� ا ���م ���
و�����م , وح���2 ال1����0 , وای.�ءال,آ����ة, وا�����م ال*���� ة , ر�����ل ا�
) م.78 ���. (رم�4ن
26
Al-Qur'an dan Terjemahnya, Terj Hasbi Ashiddiqi dkk, Jakarta; Yayasan Peyelenggara/
Penafsiran Al Qur’an,1971, hlm 297.
22
Artinya: Dari Ibnu Umar r.a bahwasanya Rasulullah SAW bersabda: Islam
itu ditegakkan atas lima dasar, 1. bersaksi bahwa tidak ada Tuhan yang haq
selain Allah, dan bahwa Muhammad itu utusan Allah, 2. mendirikan shalat
lima waktu, 3. membayar zakat, 4. mengerjakan ibadah haji ke Baitullah, 5.
berpuasa dalam bulan ramadhan (HR. Bukhari dan Muslim).27
ا� ����� و����� ���� و���� ا���� ����1س ر��� ا� ������� ان ال���1
اد���� ال� $��� دة ان : �<? م<��ذا ر�� ا� ��� ال� ال���� >;��ل
ان ا� : ال ا ا� وان� ر���ل ا� >��ن ه�� ا����Bا ل�Aل@ >�������
E����ی���م ول Fآ�� � �����ات >������>���ن ه��� , ت<���ل ا>.���ض �������
ان ا� ا>.�ض ����� �& �E تKحA م� ا�J��� : ا���Bا لAل@ >������
��Lا�;< ) م.78 ���(��L وت�د��
Artinya: Dari Ibnu Abbas r.a. bahwasanya Nabi SAW mengutus mu’adz r.a.
ke Yaman, kemudian beliau bersabda: ajaklah mereka untuk menyaksikan
bahwa tidak ada Tuhan kecuali Allah dan bahwasanya aku adalah utusan
Allah. Apabila mereka menuruti ajakanmu itu maka beritahukanlah kepada
mereka bahwasannya Allah ta’ala mewajibkan mereka untuk sholat lima kali
sehari semalam. Apabila mereka telah mematuhinya apa yang kamu
beritahukan itu maka beritahukan pula pada mereka bahwasannya Allah
mewajibkan mereka untuk mengeluarkan zakat yang dipungut dari orang-
orang yang kaya dan diberikan kepada orang-orang yang miskin. (Riwayat
Bukhari dan Muslim)28
Dasar hukum zakat yang berhubungan dengan kesejahteraan ummat;
!$̈Β u!$sùr& ª!$# 4’ n?tã Ï&Î!θß™ u‘ ô ÏΒ È≅ ÷δr& 3“t�à) ø9 $# ¬Tsù ÉΑθß™ §�=Ï9 uρ “Ï% Î!uρ 4’ n1ö�à) ø9 $# 4’ yϑ≈ tGuŠ ø9 $# uρ
ÈÅ3≈ |¡yϑø9 $# uρ Èø⌠ $# uρ È≅‹ Î6 ¡¡9 $# ö’ s1 Ÿω tβθä3tƒ P's!ρߊ t÷t/ Ï!$uŠ ÏΨ øî F{ $# öΝ ä3ΖÏΒ 4 !$tΒuρ ãΝ ä39s?# u
ãΑθß™ §�9 $# çνρä‹ã‚sù $tΒuρ öΝ ä39pκ tΞ çµ÷Ψ tã (#θßγ tFΡ$$sù 4 (#θà) ¨?$# uρ ©!$# ( ¨βÎ) ©!$# ߉ƒ ωx© É>$s) Ïèø9 $#
Artinya ; Apa saja harta rampasan (fai-i) yang diberikan Allah kepada
RasulNya (dari harta benda) yang berasal dari penduduk kota-kota Maka
adalah untuk Allah, untuk rasul, kaum kerabat, anak-anak yatim, orang-
orang miskin dan orang-orang yang dalam perjalanan, supaya harta itu
jangan beredar di antara orang-orang Kaya saja di antara kamu. apa yang
27 Muslih Shabir. Terjemah Riyadlus Shalihin, jus II, Semarang: CV Toha Putra, tt, hlm 171
28 Ibid, hlm 174
23
diberikan Rasul kepadamu, Maka terimalah. dan apa yang dilarangnya
bagimu, Maka tinggalkanlah. dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya
Allah Amat keras hukumannya. (QS. Al - Hasyr : 7).29
2.1.5 Syarat Wajib Zakat
1. Beragama Islam
Para ulama mengatakan bahwa zakat tidak wajib bagi orang non
muslim, karena zakat adalah merupakan salah satu rukun Islam. Syairozi
yang dikuatkan oleh An-Nawawi berdasarkan pendapat mazhab Syafi'i
mengemukakan alasan lain mengapa zakat tidak diwajibkan kepada orang
kafir, yaitu bahwa zakat bukan merupakan beban dan oleh karena itu tidak
dibebankan kepada orang kafir, baik kafir yang memusuhi Islam (harbi)
maupun yang hidup di bawah naungan Islam (żimmi). Ia tidak terkena
kewajiban itu pada saat kafir tersebut dan tidak pula harus melunasinya
apabila ia masuk Islam.30
2. Berakal Sehat dan Dewasa
Orang yang tidak memiliki akal sehat dan anak yang belum dewasa
tidak diwajibkan mengeluarkan zakat, sebab anak yang belum dewasa dan
orang yang tidak berakal tidak mempunyai tanggung jawab hukum.
3. Merdeka
Para ulama sepakat bahwa zakat hanya diwajibkan kepada seorang
muslim dewasa yang berakal sehat dan merdeka.31
29
Al-Qur'an dan Terjemahnya, Terj Hasbi Ashiddiqi dkk, Jakarta; Yayasan Peyelenggara/
Penafsiran Al Qur’an,1971, hlm 918. 30
Yusuf Qadawa , Op. Cit. hlm. 97. 31
Yusuf Qardawi, op.cit., hlm. 96
24
4. Milik penuh (sempurna)
Maksud dari milik penuh adalah bahwa kekayaan itu harus berada di
bawah kontrol dan di dalam kekuasaannya. Atau seperti yang dinyatakan
oleh sebagian ahli fiqih, bahwa kekayaan itu harus berada di tangannya, tidak
tersangkut di dalamnya hak orang lain, dapat ia pergunakan, dan faedahnya
dapat dinikmati.32
5. Harta itu berkembang
Salah satu syarat wajib zakat adalah berkembang, yakni harta itu
dikembangkan dengan sengaja atau memiliki potensi untuk berkembang
dalam rangka mendapatkan keuntungan.33
6. Cukup satu nishab
Islam tidak mewajibkan zakat atas beberapa besar kekayaan yang
berkembang sekalipun kecil sekali, tetapi memberikan ketentuan tersendiri
dengan jumlah tertentu yang dalam ilmu fiqih disebut nisah. Nishab adalah
kadar minimal jumlah harta yang wajib dizakati berdasarkan ketetapan
syara'.34
7. Sampai satu tahun dimiliki (haul).
Kekayaan yang dimiliki seseorang tidak wajib dizakati kecuali apabila
sudah genap satu tahun dalam keadaan genap satu nishab. Yang dimaksud
dengan satu tahun di sini adalah dengan hitungan tahun qomariyah (hijriyah)
bukan tahun syamsiyah (masehi).
32
Ibid ., hlm. 128 33
Ibid, hlm 138 34
Ibid. hlm 149
25
8. Melebihi kebutuhan biasa (pokok).
Di antara ulama-ulama fiqih ada yang menambah ketentuan nishab
kekayaan yang berkembang itu dengan lebihnya kekayaan itu dari kebutuhan
biasa pemiliknya, misalnya ulama-ulama Hanafi. Hal itu oleh karena dengan
lebih dari kebutuhan biasa itulah seseorang disebut kaya dan menikmati
kehidupan yang tergolong mewah.35
9. Bebas dari hutang
Pemilikan sempurna yang dijadikan persyaratan wajib zakat dan harus
lebih dari kebutuhan primer haruslah pula cukup satu nishab yang sudah
bebas dari hutang. Bila pemilik mempunyai hutang yang menghabiskan atau
mengurangi jumlah satu nishab itu, maka zakat tidaklah wajib.36
2.1.6 Jenis-Jenis Zakat
Menurut garis besarnya, zakat dibagi menjadi 2 bagian:
a) Zakat harta (zakat maal) misalnya zakat emas, perak,binatang ternak,hasil
tumbuh-tumbuhan dan harta perniagaan.
b) Zakat jiwa (zakat nafs) zakat ini popular di tengah ummat sebagai zakatul
fitri yaitu zakat yang dikeluarkan oleh setiap muslim di bulan ramadhan
dan menjelang sholat idul fitri.
2.1.7 Jenis Harta Yang Wajib Dizakati
Ada lima jenis harta yang wajib dizakati, yaitu hewan ternak, emas dan
perak (aŝman), tanaman-tanaman (zuru'), buah-buahan (aŝmar) dan harta
35
Ibid. hlm. 150. 36
Ibid., hlm. 155.
26
dagangan.37
Kewajiban zakat pada tiap-tiap jenis ini ditetapkan sesuai
dengan persyaratan tertentu, yaitu:
1. Hewan Ternak
Di antara hewan ternak yang wajib dizakati adalah unta, sapi/kerbau
dan kambing, karena jenis hewan ini diternakkan untuk tujuan
pengembangan (namma') melalui susu dan anaknya, sehingga sudah
sepantasnya dikenakan beban tanggungan.
Syarat wajib zakat hewan ternak selain ketentuan di atas adalah harus
digembalakan (saum). Adapun mengenai ketentuan nishabnya yaitu, awal
nishab ternak unta adalah:
Tabel 2.1
Nishab zakat Hewan unta
Jumlah hewan Zakat
5-9
10-14
15-19
20-24
25-35
36-45
46-60
61-75
76-90
1 ekor kambing/ domba
2 ekor kambing/ domba
3 ekor kambing/ domba
4 ekor kambing/ domba
1 ekor unta bintu makhad
1 ekor unta bintu labun
1 ekor unta hiqoh
1 ekor unta jadz’ah
2 ekor unta bintu labun
37
Al-Husaini, loc.cit.
27
91-100 2 ekor unta hiqoh
Keterangan:
� Kambing / domba berumur 2 tahun lebih
� Unta bintu makhad adalah unta betina umur 1 tahun, masuk ke umur 2
tahun.
� Unta bintu labun adalah unta betina umur 2 tahun, masuk ke umur 3
tahun.
� Unta hiqoh adalah unta betina umur 3 tahun, masuk umur 4 tahun.
� Unta jadz’ah adalah unta umur umur 4 tahun, masuk umur 5 tahun.
� Selanjutnya, dalam jumlah tersebut bertambah 40 ekor, maka zakatnya
bertambah 1 ekor bintu labun. Dan jika bertambah 50 ekor, zakatnya
bertambah 1 ekor hiqoh.
Tabel 2.2
Nishab zakat Hewan sapi
Jumlah Ekor Zakat
30-39
40-59
60-69
70-79
80-89
1 ekor sapi jantan / betina tabi’
1 ekor sapi betina musinah
2 ekor sapi tabi’
1 ekor musinah dan 1 ekor tabi’
2 ekor musinah
28
Keterangan:
� Sapi tabi’ adalah sapi berumur 1 tahun, masuk umur 2 tahun.
� Sapi musinah adalah sapi umur 2 tahun, masuk umur 3 tahun.
� Selanjutnya setiap bertambah 30 ekor. Zakatnya bertambah 1 ekor tabi’
dan setiap bertambah 40 ekor, maka zakatnya bertambah 1 ekor sapi
musinah.
Tabel 2.3
Nishab zakat Hewan kambing
Jumlah Ekor Zakat
40-120
121-200
201-300
1 ekor kambing / domba umur 2 tahun
2 ekor kambing / domba umur 2 tahun
3 ekor kambing / domba umur 2 tahun
� Selanjutnya jika setiap jumlah bertambah 100 ekor, maka zakatnya
bertambah 1 ekor. 38
2. Emas dan Perak
Emas dan perak merupakan tambang elok, Allah memberikan padanya
banyak manfaat yang tidak terdapat pada aneka tambang lain lantaran
kelangkaan dan keindahannya. Bangsa manusia telah menjadikannya uang
dan nilai tukar bagi segala sesuatu sejak beberapa kurun waktu lalu.
Menurut pendapat para ulama fiqih, nishab emas adalah 20 misqal.
Nishab perak adalah 200 dirham. Mereka memberi syarat berlalunya waktu
38
Yusuf Qardawi, op.cit., h. 176.
29
satu tahun dalam keadaan nishab, juga jumlah yang wajib dikeluarkan adalah
2,5%.
3. Tanaman dan Buah-buahan
Macam-macam tanaman yang wajib dikeluarkan zakatnya yaitu
tanaman yang memenuhi syarat sebagai berikut:
a. Berupa tanaman makanan pokok, yaitu makanan yang dapat
mengenyangkan perut orang di daerah masing-masing.
b. Ditanam oleh manusia, dipelihara serta dimiliki olehnya.
c. Mencapai satu nishab. Firman Allah SWT:
uθèδuρ ü“Ï% ©!$# r't±Σ r& ;M≈ ¨Ψ y_ ;M≈ x©ρá- ÷è̈Β u.ö; xîuρ ;M≈ x©ρâ/ ÷êtΒ Ÿ≅ ÷‚̈Ζ9 $# uρ tíö‘ ¨“9 $# uρ $̧� Î=tFøƒ èΧ
… ã&é#à2é& šχθçG÷ƒ ¨“9 $# uρ šχ$̈Β”�9 $# uρ $\κ È:≈ t±tFãΒ u.ö; xîuρ 7µÎ7≈ t±tFãΒ 4 (#θè=à2 ÏΒ ÿ Íν Ì�yϑrO !# sŒ Î)
t�yϑøO r& (#θè?# uuρ … çµ ¤) ym uΘöθ tƒ Íν ÏŠ$|Áym ( Ÿωuρ (# þθèùÎ.ô£ è@ 4 … çµ ¯ΡÎ) Ÿω 4= Ït ä† šÏùÎ.ô£ ßϑø9 $#
Artinya;”Dan Dialah yang menjadikan kebun-kebun yang berjunjung dan
yang tidak berjunjung, pohon korma, tanam-tanaman yang
bermacam-macam buahnya, zaitun dan delima yang serupa (bentuk
dan warnanya) dan tidak sama (rasanya). makanlah dari buahnya
(yang bermacam-macam itu) bila Dia berbuah, dan tunaikanlah
haknya di hari memetik hasilnya (dengan disedekahkan kepada faqir
miskin); dan janganlah kamu berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah
tidak menyukai orang yang berlebih-lebihan.”(QS. al-An'am:
141).39
Berdasarkan Firman Allah di atas bahwa kewajiban
mengeluarkan zakat tanaman adalah disaat panen.
39
Al-Qur'an dan Terjemahnya, Terj Hasbi Ashiddiqi dkk, Jakarta; Yayasan Peyelenggara/
Penafsiran Al Qur’an,1971, hlm 212.
30
4. Harta Dagangan
Barang dagangan ('urud at-tijarah) wajib dizakati berdasarkan
firman Allah pada surat al-Baqarah : 206.
# sŒ Î) uρ Ÿ≅Š Ï% ã&s! È, ¨?$# ©!$# çµø?x‹s{ r& äο ¨“ Ïèø9 $# ÉΟ øOM}$$Î/ 4 … çµ ç7 ó¡yssù æΛ © yγ y_ 4 }§ø⁄ Î6 s9 uρ ߊ$yγ Ïϑø9 $#
Artinya:”Dan apabila dikatakan kepadanya: "Bertakwalah kepada Allah",
bangkitlah kesombongannya yang menyebabkannya berbuat dosa.
Maka cukuplah (balasannya) neraka Jahannam. dan sungguh
neraka Jahannam itu tempat tinggal yang seburuk-buruknya”.(Q.S.
al-Baqarah : 206)40
Menurut Mujahid, ayat ini diturunkan berkenaan dengan zakat tijarah
(barang dagangan).
Alasan lain yang dikemukakan ialah bahwa harta dagangan itu
dimaksudkan untuk pengembangan (namma') sama halnya dengan hewan
ternak yang digembalakan, dan oleh karena itu dikenakan zakat.
Nishab barang dagangan sama dengan nishab emas dan perak yakni
200 dirham, menurut harganya pada akhir tahun (haul). Dengan demikian
bila perdagangan itu telah berlangsung satu tahun maka barang-barang itu
wajib diperhitungkan nilai harganya. Apabila pada akhir haul itu nilainya,
ditambah dengan uang yang ada (laba) mencapai nishab maka wajib
dikeluarkan zakatnya.
Besarnya zakat yang harus dikeluarkan juga sama dengan emas dan
perak, yakni 2,5 % dari keseluruhan nilai barang serta uang yang dimiliki dan
dibayarkan dalam bentuk uang.
40 Al-Qur'an dan Terjemahnya, Terj Hasbi Ashiddiqi dkk, Jakarta; Yayasan Peyelenggara/
Penafsiran Al Qur’an,1971, hlm 50
31
2.1.8 Sasaran Zakat
Al-Qur'an telah memberikan perhatian secara khusus dengan
menerangkan kepada siapa zakat harus diberikan. Tidak diperkenankan
membagikan zakat menurut kehendak sendiri atau karena kedekatan sosial
tertentu. Allah SWT berfirman :
$yϑ̄ΡÎ) àM≈ s%y‰¢Á9 $# Ï!# t�s) à� ù=Ï9 ÈÅ3≈ |¡yϑø9 $# uρ t, Î#Ïϑ≈ yèø9 $# uρ $pκ ö) n=tæ Ïπ x� ©9 xσ ßϑø9 $# uρ öΝ åκ æ5θè=è% †Îûuρ
É>$s% Ìh�9 $# tÏΒÌ�≈ tóø9 $# uρ †Îûuρ È≅‹ Î6 y™ «!$# Èø⌠ $# uρ È≅‹ Î6 ¡¡9 $# ( Zπ ŸÒƒ Ì�sù š∅ÏiΒ «!$# 3 ª!$# uρ íΟŠ Î=tæ
ÒΟ‹ Å6 ym
Artinya :"Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk orang-orang faqir,
orang-orang miskin, pengurus-pengurus zakat, para mu'allaf yang
dibujuk hatinya, untuk (memerdekakan) budak, orang-orang yang
berhutang, untuk jalan Allah dan untuk mereka yang sedang dalam
perjalanan, sebagai suatu ketetapan yang diwajibkan Allah, dan Allah
Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana." (QS. at-Taubah : 60).41
Ayat ini menyebutkan hanya ada delapan golongan (aşnaf) orang-
orang yang berhak (mustahiq) menerima zakat. Dengan demikian yang tidak
termasuk didalam salah satu golongan tersebut tidak berhak atas zakat.
Abu Hanifah dan Ahmad mensunahkan pembagian secara merata
kepada semua aşnaf jika hartanya mencukupi. Akan tetapi jika hartanya tidak
mencukupi maka zakat boleh diberikan kepada sebagian dari delapan
golongan tersebut, bahkan boleh diberikan kepada satu orang saja. Imam
Malik mengatakan tidak wajib memberikan harta zakat kepada semua aşnaf,
namun zakat harus diberikan kepada golongan yang lebih membutuhkan
santunan.
41
Al-Qur'an dan Terjemahnya, Terj Hasbi Ashiddiqi dkk, Jakarta; Yayasan Peyelenggara/
Penafsiran Al Qur’an,1971, hlm 288.
32
Delapan golongan yang termaktub pada surat at-Taubah ayat 60
tersebut adalah:
Menurut Buku Tafsir al Maraghi yang berhak menerima zakat ialah:
1. Orang faqir: orang yang amat sengsara hidupnya, tidak mempunyai harta
dan tenaga untuk memenuhi penghidupannya.
2. Orang miskin: orang yang tidak cukup penghidupannya dan dalam
Keadaan kekurangan.
3. Pengurus zakat: orang yang diberi tugas untuk mengumpulkan dan
membagikan zakat.
4. Muallaf: orang kafir yang ada harapan masuk Islam dan orang yang baru
masuk Islam yang imannya masih lemah.
5. Memerdekakan budak: mencakup juga untuk melepaskan Muslim yang
ditawan oleh orang-orang kafir.
6. Orang berhutang: orang yang berhutang karena untuk kepentingan yang
bukan maksiat dan tidak sanggup membayarnya.
7. Pada jalan Allah (sabilillah): Yaitu untuk keperluan pertahanan Islam dan
kaum muslimin.
8. Orang yang sedang dalam perjalanan yang bukan maksiat mengalami
kesengsaraan dalam perjalanannya.42
2.1.9 Orang-orang Yang Tidak Berhak Menerima Zakat.
Ada lima golongan yang tidak diperkenankan mendapat zakat yaitu:
42 Ahmad Mustafa Al-Maraghi(ed.),TerjemahTafsir Al-Maraghi, di terjemahkan oleh Hery Noer
Ali dkk dari “ Tafsir Al-Maraghi”, (Semarang: Toha Putra), 1992. h. 241.
33
1) Orang kaya, yakni orang yang dapat memenuhi kebutuhan hidupnya dari
harta atau hasil pekerjaannya. Namun bila orang yang kuat berkerja, tapi
tidak mendapatkan pekerjaan, ia dapat diberikan bagian. Menurut madzhab
Syafi’i, yang dikutip oleh Edi Bahtiar berpendapat, orang kaya ialah orang
yang memiliki harta kekayaan yang dapat dipakai untuk menghadapi dirinya
pada sebagian besar masa hidupnya, yaitu enam puluh tahun (sebuah ukuran
asumsi umur manusia secara umum)43
.
2) Budak, kecuali budak mukattab. Para budak dianggab sama dengan manusia,
karena segala kebutuhannya ditanggung oleh tuannya masing-masing.
3) Bani Hasyim dan Bani Mutholib. Namun mereka boleh melakukan tugas
(sebagai amil zakat) sehingga mereka berhak menerima gaji (yang diambil
dari sebagian zakat tersebut) sebagai imbalan dari apa yang mereka
lakukan.44
4) Orang yang wajib dibelanjai oleh muzakki, seperti anak dan orang tuanya,
mereka ini tidak dibenarkan menerima zakat sebagai faqir miskin bila
kebutuhannya terpenuhi dengan belanja yang diperolehnya, sebab dengan
demikian mereka dapat dianggap sebagai orang kaya. Tetapi bila
persyaratannya terpenuhi mereka dapat menerima zakat atas nama asnaf lain
selain faqir miskin.
5) Orang kafir.
43 Edi Bahtiyar, kea rah produktifitas zakat, (Yogyakarta:Idea Press), 2009, hlm 118 44 Ibid, hlm 132
34
2.2 Deskripsi Teori Infaq
Infaq berasal dari kata anfaqa yang berarti “ mengeluarkan sesuatu
(harta) untuk kepentingan sesuatu”. Termasuk dalam pengertian ini, infaq yang
dikeluarkan oleh orang kafir untuk kepentingan agamanya. Sedangkan menurut
terminology syariat, infaq berarti mengeluarkan sebagian hartanya atau
pendapatan/penghasilan untuk suatu kepentingan yang diajarkan agama Islam.
Jika zakat ada nishabnya kalau infaq tidak ada nishabnya.45
infaq dikeluarkan
oleh setiap orang yang beriman baik berpenghasilan tinggi maupun rendah,
baik disaat sempit ataupun lapang. Q.S Ali-Imran: 134
t tÏ% ©!$# tβθà) Ï�Ζム’ Îû Ï!# §.œ£9 $# Ï!# §.œØ9 $# uρ tÏϑÏà≈ x6 ø9 $# uρ xáø‹tóø9 $# tÏù$yèø9 $# uρ Ç tã Ĩ$̈Ψ9 $# 3 ª!$# uρ 4= Ït ä† šÏΖÅ¡ósßϑø9 $# ∩⊇⊂⊆∪
Artinya: “Orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu
lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan
amarahnya dan mema'afkan (kesalahan) orang. Allah menyukai
orang-orang yang berbuat kebajikan”46
. (Q.S Ali-Imran: 134)
Dana infaq didistribusikan kepada orang-orang terdekat kita, sesuai
dengan firman QS. Al-Baqarah: 215.
štΡθè=t↔ ó¡o„ # sŒ$tΒ tβθà) Ï�Ζム( ö≅ è% !$tΒ Ο çFø) x�Ρr& ô ÏiΒ 9.ö; yz Èøy‰Ï9≡ uθù=Î=sù tÎ/ t�ø% F{ $# uρ
4’ yϑ≈ tGuŠ ø9 $# uρ ÈÅ3≈ |¡pR ùQ $# uρ Èø⌠ $# uρ È≅‹ Î6 ¡¡9 $# 3 $tΒuρ (#θè=yèø� s? ô ÏΒ 9.ö; yz ¨βÎ* sù ©!$# ϵ Î/ ÒΟŠ Î=tæ
Artinya; mereka bertanya tentang apa yang mereka nafkahkan. Jawablah: "Apa saja harta
yang kamu nafkahkan hendaklah diberikan kepada ibu-bapak, kaum kerabat, anak-anak
yatim, orang-orang miskin dan orang-orang yang sedang dalam perjalanan." dan apa saja
45 Nunu El-Fasa, Menghitung Zakat http://www5.shoutmix.com, diakses 19 mei 2011, hlm 2 46 Al-Qur'an dan Terjemahnya, Terj Hasbi Ashiddiqi dkk, Jakarta; Yayasan Peyelenggara/
Penafsiran Al Qur’an,1971, hlm 66
35
kebaikan yang kamu buat, Maka Sesungguhnya Allah Maha mengetahuinya.(QS. Al-
baqarah: 215)47
2.3 Deskrpsi Teori Shodaqoh
Shodaqoh adalah memberikan sesuatu (sebagian hartanya) dari seorang
muslim kepada muslim lainnya yang membutuhkan tapi tidak terpaut dengan
nishab dan haulnya. Shodaqoh berasal dari kata shodaqoh yang berarti benar.
Orang yang suka shodaqoh adalah orang yang benar pengakuan imannya.
Adapun secara terminologi syari’at shodaqoh makna aslinya adalah tahqiqu
syai’in bisya’i atau menetapkan/ menerapkan sesuatu pada sesuatu. Sikap
sukarela dan tidak terikat pada syarat-syarat tertentu dalam pengeluarannya
baik mengenai jumlah, waktu, dan kadarnya. Atau pemberian sukarela yang
diberikan seseorang kepada orang lain, terutama diberikan kepada orang-orang
miskin setiap kesempatan terbuka yang tidak ditentukan baik jenis, jumlah
maupun waktunya, shodaqoh tidak terbatas pada pemberian materi saja tapi
juga dapat berupa apapun yang bisa bermanfaat bagi orang lain. Bahkan
senyum yang dilakukan dengan iklas untuk menyenangkan orang lain termasuk
katagori shodaqoh. Shodaqoh mempunyai cakupan yang sangat luas dan
digunakan al-Qur’an untuk mencakup segala jenis sumbangan. Shodaqoh
berarti memberi derma, termasuk memberi derma untuk memetuhi hukum
dimana kata zakat digunakan dalam Al-Qur’an dan sunnah. Zakat juga dapat
disebut shodaqoh karma zakat juga merupakan derma yang diwajibkan
sedangkan shodaqoh adalah sukarela. Zakat dikumpulkan oleh pemerintah
47 Al-Qur'an dan Terjemahnya, Terj Hasbi Ashiddiqi dkk, Jakarta; Yayasan Peyelenggara/
Penafsiran Al Qur’an,1971, hlm 52
36
sebagai suatu pungutan wajib, sedengkan shodaqoh adalah lainnya dibayar
sukarela48
.
2.4 Persamaan dan Perbedaan Antara Zakat, Infaq Dan Shodaqoh
persamaan zakat, infaq, dan shodaqoh itu banyak kesamaannya.
Kesamaan zakat, infaq, dan shodaqoh terdapat dalam kepentingannyadan
dalam tujuannya. Zakat, infaq, dan shodaqoh merupakan kebuktian iman kita
kepada Allah SWT dan sesama muslim yang membutuhkannya. Isilah
shodaqoh, zakat, dan infaq menunjukkan satu pengertian yaitu sesuau yang
dikeluarkan. Zakat, infaq, dan shodaqoh memiliki persamaan dalam
peranannya dalam memberikan kontribusi yang signifikan dalam pengentasan
kemiskinan.49
Pengerian shodaqoh sama dengan infaq, termasuk juga
ketentuan keentuannya hanya saja, kalau infaq berkaitan dengan materi saja
sedangkan shodaqoh memiliki arti yang lebih luas, menyangkut hal yang
bersifat non materiil
Adapun perbedaanya yaitu zakat hukumnya wajib sedangkan infaq
hukumnya sunnah.50
Atau zakat yang dimaksudkan adalah sesuatu yang wajib
dikeluarkan, sementara infaq dan shodaqoh adalah istilah yang digunakan
untuk sesuau yang tidak wajib dikeluarkan. Jadi pengeluaran yang sifatnya
sukarela itu yang disebut infaq dan shodaqoh. Zakat ditentukan nishabnya
sedangkan infaq dan shodaqoh tidak memiliki batas, zakat ditentukan siapa
48 Muhammad Zan, Pembedaan Zakat Infaq, dan Shodaqoh, http: //www. Eramuslim.
com/konsultasi/zakat/infaq-dan-shodaqoh. Diakses 28 april 2011, hlm 1 49 Ibid, hlm 2 50 Yasin, Solikhul Hadi, Fiqih Ibadah, (Kudus, 2008), hlm 67.
37
saja yang berhak menerimanya sedangkan infaq dan shodaqoh boleh di berikan
kepada siapa saja. Q.S Al-baqarah 215.
tΡθè=t↔ ó¡o„ # sŒ$tΒ tβθà) Ï�Ζム( ö≅ è% !$tΒ Ο çFø) x�Ρr& ô ÏiΒ 9.ö; yz Èøy‰Ï9≡ uθù=Î=sù tÎ/ t�ø% F{ $# uρ
4’ yϑ≈ tGuŠ ø9 $# uρ ÈÅ3≈ |¡pR ùQ $# uρ Èø⌠ $# uρ È≅‹ Î6 ¡¡9 $# 3 $tΒuρ (#θè=yèø� s? ô ÏΒ 9.ö; yz ¨βÎ* sù ©!$# ϵ Î/ ÒΟŠ Î=tæ
Artinya:”Mereka bertanya tentang apa yang mereka nafkahkan. Jawablah:
"Apa saja harta yang kamu nafkahkan hendaklah diberikan kepada
ibu-bapak, kaum kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin dan
orang-orang yang sedang dalam perjalanan." dan apa saja
kebaikan yang kamu buat, Maka Sesungguhnya Allah Maha
mengetahuinya.”51
Perbedaannya juga dapat dicermati antara lain:
1) Zakat itu sifatnya wajib dan adanya ketentuannya atau keterbatasan jumlah
harus zakat dan siapa yang zakat dan siapa yang boleh menerima
2) Infaq : sumbangan sukarela atau seiklasnya biasanya berupa materi
Shodaqoh lebih luas dari infaq, karena yang disedekahkan tidak
terbatas pada materi saja.52
2.5 Pemberdayaan Zakat, Infaq dan Shodaqoh
Pendayagunaan zakat, infaq dan shodaqoh adalah pengupayaan agar
harta zakat, infaq dan shodaqoh mampu mendatangkan hasil bagi penerimanya.
Zakat, infaq, dan shodaqoh merupakan menjadi sumber dana yang potensial
yang dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan kesejagteraan hidup ummat
manusia, terutama golongan orang faqir miskin, sehingga mereka bisa hidup
51 Al-Qur'an dan Terjemahnya, Terj Hasbi Ashiddiqi dkk, Jakarta; Yayasan Peyelenggara/
Penafsiran Al Qur’an,1971, hlm 63 52 Yasin, Op. Cit, hlm 48
38
layak secara mandiri, dan menggantungkan nasibnya tanpa belas kasihan orang
lain. Untuk menghilangkan ketergantungan pada harta orang lain tidak
mungkin mustahiq hanya diberi zakat yang bersifat konsumtif saja. Itu tidak
akan meningkatkan kemandirian tapi akan menembah ketergantungan orang
lain.
Menurut Al-Syafi’I, Al-Nawawi di dalam Al-Majmu’, Ahmad bin
Hambal, dan Al-Qasim bin Salam dalam kitab Al-Amwal, faqir miskin
hendaknya diberi dana yang cukup dari zakat, sehingga ia terlepas dari
kemiskinan dan dapat mencukupi kebutuhan hidupnya dan keluarganya secara
mandiri.
Seharusnya ummat Indonesia menjadikan al-Qur’an dan Hadist sebagai
landasan. Di dalam al-Qur’an yang dibolehkan membayar secara orang
perorang bagi infaq dan shodaqoh bukan zakat. Pada zaman Rasulullah zakat
berperan untuk mengatasi kesulitan perekonomian umat yang tidak mampu dan
dikelola melalui Baitul Mal. Pada zaman Tabiin, faqir miskin diberikan zakat
sebanyak 2 Ha kebun. Hal itu dimaksudkan agar faqir miskin dapat
memanfaatkan lahan dengan baik sehingga ia mampu meningkatkan
perekonomian keluarganya53
.
Namun zaman sekarang sepertinya pengelolaan zakat tidak
berlandaskan al-Qur’an akibatnya penyaluran zakat tidak mampu menyentuh
kepentingan dan peningkatan perekonomian ummat. Apabila zakat dikelola
dengan baik oleh suatu badan Amil zakat, maka dapat dikatakan penyaluran
53 Sofwan Nawawi. Zaman-Rosulullah-Zakat-Untuk-Atasi Kesulitan Ekonomi.
www.pkpu.or.id/news/. Diakses 20 Maret 2011
39
serta pemberian zakat akan mampu diberikan kepada orang−orang yang benar-
benar berhak menerima zakat dan badan amil zakat juga dapat mengontrol
pemberian zakat yang telah diberikan.
Dalam rangka optimalisasi pendayagunaan dana zakat, infaq dan
shodaqoh, untuk meningkatkan kepercayaan dan motivasi para muzakki untuk
berzakat melalui lembaga amil zakat serta mempercepat proses pengentasan
kemiskinan dan perbaikan taraf ekonomi, pengembangan sistem dan proses
profesionalisme pengelolaan dana ZIS merupakan sebuah keniscayaan.
Perubahan pengelolaan dana ZIS dari manajemen tradisional menuju
profesional harus segera direalisasi oleh semua pihak terkait termasuk
didalamnya penerapan prinsip-prinsip manajemen modern dan good
governance seperti membudayakan asas transparansi, responsibilitas,
akuntablitritas, kewajaran dan kesepadanan dan kemandirian. Skala prioritas
yang tepat sasaran dan distribusi yang efisien dan efektif dari dana-dana ZIS
merupakan keunggulana kompetetitif dari lembaga amil zakat yang ada
disamping kejujuran, komitmen dan konsistensi dari para amilin dan pihak-
pihak yang berwenang terkait yang sangat berpengaruh signifikan dalam
menggerakakkan secara optimal dana-dana seperti ZIS.
Pada awalnya zakat lebih didomianan pendistribusian secara konsumtif,
namun pada pelaksanaan secara modern dan muktahir saat ini, zakat mulai
dikembangkan dengan cara distribusi secara modern bentuk inovasi tersebut
dikatagorikan menjadi empat bentuk berikut:
1. Distribusi bersifat konsumtif tradisional, yaitu zakat yang dibagikan
secara langsung untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
40
2. Distribusi bersifat konsumtif kreatif, yaitu zakat yang di distribusikan
untuk dikonsumsi tapi dalam bentuk lain dari barang yang semula.
3. Disribusi bersifat produktif tradisional, yaitu dimana zakat diberikan
dalam bentuk barang-barang yang bersifat produktif seperti binatang
ternak.
4. Disribusi dalam bentuk produktif kreatif, yaitu zakat diwujudkan dalam
bentuk permodalan baik untuk membangun proyek sosial atau
menambah modal pedagang kecil.54
Pola distribusi zakat yang sangat menarik untuk segera
dikembangkan adalah pola menginvestasikan dana zakat. Konsep ini masih
belum pernah dibahas secara mendetail oleh ulama-ulama salaf. Padahal
konsep seperti ini dapat menjadi jaminan kelangsungan dana dari zakat
yang diharapkan akan selalu berkembang.
Pada akhirnya, pasar zakat akan memilih LAZ yang menerapkan
prinsip profesionalisme, dan LAZ yang masih tradisional meskipun didukung
otoritas akan tersisih secara seleksi alamiah. Bukankah yang ikhlas, istiqamah
dan ihsan itulah yang akan tetap eksis dan mengakar serta terus berkembang.
Wallahu A’lam
54 Arif Mufraini, Op Cit, hlm 147
41
2.6 Pengelolaan Zakat
2.6.1 Urgensi Pengelola Zakat
Pelaksanaan zakat baik pengumpulan maupun penditribusiannya
didasarkan pada firman Allah SWT yang terdapat dalam surat at-Taubah
ayat 60 dan surat at-Taubah ayat 103.
Dalam surat at-Taubah: 60 tersebut dikemukakan bahwa salah satu
golongan yang berhak menerima zakat (mustahiq zakat) adalah orang-
orang yang bertugas mengurus urusan zakat ('amilina 'alaiha). Sedangkan
dalam at-Taubah : 103 dijelasakan bahwa zakat itu diambil (dijemput) dari
orang-orang yang berkewajiban untuk berzakat (muzakki) untuk kemudian
diberikan kepada mereka yang berhak menerimanya (mustahiq). Orang
yang mengambil dan menjemput tersebut adalah para petugas (amil).
Imam al-Qurtubi ketika menafsirkan ayat tersebut (at-Taubah: 60)
menyatakan bahwa 'amil itu adalah orang-orang yang ditugaskan (diutus)
oleh pemerintah/imam untuk mengambil, menuliskan, menghitung, dan
mencatatkan zakat yang diambilnya dari para muzakki untuk kemudian
diberikan kepada yang berhak menerimanya.55
Karena itu Rasulullah SAW, pernah mempekerjakan seorang pemuda
dari suku Asad, yang bernama Ibnu Lutaibah untuk mengurus urusan zakat
Bani Sulaim.56
Pernah pula mengutus Ali bin Abi Thalib ke Yaman untuk
menjadi amil zakat. Muaz bin Jabal juga pernah diutus Rasulullah SAW
55
Al-Qurtubi, op.cit., h. 177. 56
Ibid.
42
pergi ke Yaman, disamping bertugas sebagai da'i (menjelaskan ajaran
Islam secara umum), juga mempunyai tugas khusus menjadi amil zakat.57
Demikian pula yang dilakukan oleh Khulafāur-Rāsyidin sesudahnya,
mereka selalu mempunyai petugas khusus yang mengatur masalah zakat,
baik pengambilan maupun pendistribusiannya. Diambilnya zakat dari para
muzakki melalui amil zakat untuk kemudian disalurkan kepada mustahiq,
menunjukkan bahwa kewajiban zakat itu bukanlah semata-mata bersifat
amal karitatif (kedermawanan), tetapi zakat juga merupakan kewajiban
yang bersifat otoritatif (ijbari).
Pengelolaan zakat oleh lembaga pengelola zakat, apalagi yang
memiliki kekuatan hukum formal akan memiliki beberapa keuntungan,
antara lain:
Pertama, untuk menjamin kepastian dan disiplin pembayar zakat.
Kedua, untuk menjaga perasaan rendah diri para mustahiq zakat apabila
berhadapan langsung untuk menerima zakat dari para muzakki.. Ketiga,
untuk mencapai efisien dan efektifitas, serta sasaran yang tepat dalam
penggunaan harta zakat menurut skala prioritas yang ada pada suatu
tempat. Keempat,untuk memperlihatkan syiar Islam dalam semangat
penyelenggaraan pemerintahan yang Islami. Sebaliknya, jika zakat
diserahkan langsung dari muzakki kepada mustahiq, meskipun secara
hukum syari'at adalah sah, akan tetapi disamping akan terabaikannya hal-
57
Al-Bukhari., loc.cit.
43
hal tersebut di atas, juga hikmah dan fungsi zakat, terutama yang berkaitan
dengan kesejahteraan umat akan sulit diwujudkan.58
2.6.2 Pengelolaan Menurut Undang-Undang No. 38 tahun 1999
Di Indonesia, pengelolaan zakat diatur berdasarkan Undang-undang
No. 38 tahun 1999 tentang Pengelolaan Zakat dengan Keputusan menteri
Agama (KMA) No. 581 tahun 1999 tentang Pelaksanaan Undang-undang
No. 38 tahun 1999 dan Keputusan Direktur Jendral Bimbingan Ummat
Islam dan Urusan Haji No. D/291 tahun 2000 tentang Pedoman Teknis
Pengelolaan Zakat.
Dalam Bab II pasal 5 undang-undang tersebut dikemukakan bahwa
pengelolaan zakat bertujuan:
a. Meningkatkan pelayanan bagi ummat dalam menunaikan zakat sesuai
dengan tuntunan agama.
b. Meningkatkan fungsi dan peranan pranata keagamaan dalam upaya
mewujudkan kesejahteraan ummat dan keadilan sosial.
c. Meningkatkan hasil guna dan daya guna zakat.59
2.6.3 Persyaratan Lembaga Pengelola Zakat
DR. Yusuf Qardawi dalam bukunya, Fiqih Zakat, menyatakan bahwa
seseorang yang ditunjuk sebagai amil zakat harus memiliki beberapa
persyaratan sebagai berikut:
1. Beragama Islam.
58
Didin Hafidhuddin, op.cit., h. 126. 59
Ibid.
44
2. Mukallaf, yaitu orang dewasa yang sehat akan pikirannya yang siap
menerima tanggung jawab mengurus urusan umat.
3. Memiliki sifat amanah atau jujur.
4. Mengerti dan memahami hukum-hukum zakat yang menyebabkan ia
mampu melakukan sosialisasi segala sesuatu yang berkaitan dengan
zakat kepada ummat.
5. Memiliki kemampuan untuk melaksanakan tugas dengan sebaik-
baiknya.60
6. DR.KH.Didin Hafidhuddin menambahkan satu syarat yakni,
kesunguhan amil dalam melaksanakan tugasnya. Menurut beliau, amil
zakat yang baik adalah amil zakat yang full time dalam melaksanankan
tugasnya, tidak asal-asalan dan tidak pula sambilan.
7. Di Indonesia, berdasarkan keputusan Menteri Agama RI No. 581 tahun
1999, dikemukakan bahwa lembaga zakat harus memiliki persyaratan
teknis, antara lain:
a. Berbadan hukum
b. Memiliki data muzakki dan mustahiq
c. Memiliki program kerja yang jelas
d. Memiliki pembukuan yang baik
e. Melampirkan surat pernyataan bersedia diaudit 61
60
Yusuf Qardawi, op.cit., h. 551-552. 61
Didin Hafidhuddin, op.cit., h. 129-130.
45
2.6.4 Organisasi Lembaga Pengelola Zakat
Undang-undang RI No. 38 tahun 1999 tentang pengelolaan zakat Bab
III pasal 6 dan pasal 7 menyatakan bahwa lembaga pengelola zakat di
Indonesia terdiri dari dua macam, yaitu Badan Amil Zakat (BAZ) dan
Lembaga Amil Zakat (LAZ). Badan Amil Zakat dibentuk oleh pemerintah,
sedangkan Lembaga Amil Zakat didirikan oleh ummat. DR. KH.
Hafidhuddin, M.Sc, dalam bukunya "Zakat Dalam Perekonomian Modern"
mengutuip dari buku petunjuk teknis pengelolaan zakat yang dikeluarkan
oleh Institut Manajemen Zakat (2001) mengemukakan susunan organisasi
lembaga pengelola zakat seperti Badan Amil Zakat sebagai berikut:
a. Susunan Organisasi Badan Amil Zakat.
b. Badan Amil Zakat terdiri atas Dewan Pertimbangan, Komisi Pengawas
dan Badan Pelaksana.
c. Dewan Pertimbangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi
unsur ketua, sekretaris dan anggota.
d. Komisi Pengawas sebagaimana dimaksud ayat (1) meliputi unsur ketua,
sekretaris dan anggota.
e. Badan Pelaksana sebagaimana dimaksud ayat (1) meliputi unsur ketua,
sekretaris, bagian keuangan, bagian pengumpulan, bagian pendistribusian
dan pendayagunaan.
f. Anggota pengurus badan Amil Zakat terdiri atas unsur ummat dan unsur
pemerintah. Unsur ummat terdiri atas unsur ulama, kaum cendikia, tokoh
ummat, tenaga professional dan lembaga pendidikan yang terkait.
46
2.6.5 Fungsi dan Tugas Pokok Pengurus Badan Amil Zakat.
A. Dewan Pertimbangan
• Fungsi
Memberikan pertimbangan, fatwa, saran, dan rekomendasi kepada badan
pelaksana dan Komisi Pengawas dalam pengelolaan zakat, meliputi
aspek syari'ah dan aspek manajerial.
• Tugas Pokok
a) Memberikan garis-garis kebijakan umum Badan Amil Zakat.
b) Mengesahkan rencana kerja dari Badan Pelaksana dan Komisi
pengawas.
c) Mengeluarkan fatwa syari'ah baik diminta maupun tidak
berkaitan dengan hukum zakat yang wajib diikuti oleh pengurus
Badan Amil Zakat.
d) Memberikan pertimbangan, saran dan rekomendasi kepada
Badan Pelaksana dan Komisi Pengawas baik diminta maupun
tidak.
e) Memberikan persetujuan atas laporan tahunan hasil kerja Badan
Pelaksana dan Komisi Pengawas.
f) Menunjuk Akuntan Publik.
B. Komisi Pengawas
• Fungsi
Sebagai pengawas intrernal lembaga atas operasional kegiatan yang
dilaksanakan Badan Pelaksana.
• Tugas Pokok
47
a) Mengawasi pelaksanaan rencana kerja yang telah disahkan.
b) Mengawasi pelaksanaan kebijakan-kebijakan yang telah
ditetapkan Dewan Pertimbangan.
c) Mengawasi operasional kegiatan yang dilaksanakan Badan
Pelaksana, yang mencakup pengumpulan, pendistribusian dan
pendayagunaan.
d) Melakukan pemeriksaan operasional dan pemeriksaan syari'ah.
C. Badan Pelaksana
• Fungsi
Sebagai pelaksana pengelolaan zakat.
• Tugas Pokok
a) Membuat rencana kerja.
b) Melaksanakan operasional pengelolaan zakat sesuai rencana
kerja yang telah disahkan dan sesuai dengan kebijakan yang telah
ditetapkan.
c) Menyusun laporan tahunan.
d) Menyampaikan laporan pertangungjawaban kepada pemerintah.
e) Bertindak dan bertanggung jawab untuk dan atas nama Badan
Amil Zakat ke dalam maupun ke luar.62
2.7 Wirausahawan
Wirausahawan adalah oramg yamg memiliki kemampuan untuk
menggelola suatu aktifitas produksi, mulai dari merencanakan, mengatur,
62
Ibid., h. 130-132.
48
melaksanakan proses produksi hingga menanggung resiko.63
Sedangkan
menurut mas’ud machfoed dan mahmud machfoed wirausahawan adalah
pribadi yang mandiri dalam mengejar prestasi, ia berani mengambil resiko
untuk mengelola bisnis demi mendapatkan laba.64
Ajaran agama islam adalah ajaran yang mendorong umatnya untuk
mampu berkerja, dan berusaha sehingga memiliki harta kekayaan yang
melebihi kebutuhan-kebutuhan pokok diri dan keluarganya, untuk kemudian
berlomba-lomba menjadi muzakki. Dalam konteks inilah perlu
dikembangkan etos kewirausahaan dikalangan kaum muslimin sehingga
mendorong lahirnya para usahawan muslim yang tangguh dan kuat, yang
kesemuannya akan memeberikan multiple effeck yang luas, antara lain
sebagai berikut:65
1. Menambah jumlah muzakki.
2. Melipatgandakan penguasaan asset dan modal di tangan ummat Islam.
3. Membuka lapangan kerja yang luas.
4. Menyebarluaskan dan memasyarakatkan etika bisnis yang benar.
Secara umum, seorang wirausahawan yang sukses mempunyai ciri-
ciri tersendiri dan unik dalam diri masing-masing. Oleh karena itu untuk
63 Eti Rohaeti, Ratih Tresnati, Kamus Istilah Ekonomi, Jakarta : Bumi Aksara 2005 hlm. 361. 64 Mas’ud Machfoed, Mahmud Machfoed, Kewirausahaan, Yogyakarta : BPFE 2005 hlm. 9. 65 Bahruddin, “ Indicator Kesejahteraan Dalam al-Qur’an, Http: // shariaeconomy.blogspot.
com/2008/09/indicator-sesejahteraan-dalam-al-qur’an. Diakses tanggal 1 Agustus 2011 hlm 2
49
menjadi seorang wirausahawan harus melengkapi diri dengan ciri-ciri
seperti:66
1. Bertanggung jawab
2. Berkeyakinan tinggi
Banyak kisah tentang wirausahawan yang cenderung menceritakan
alasan keberhasilan mereka dari pada alasan yang menyebabkan kegagalan.
Pada kenyataannya, kewirausahawan yang menemui kegagalan jauh lebih
banyak dari pada mereka yang berhasil.
Adapun beberapa penyebab alas an kegagalan yang perlu diperhatikan
sebagai berikut:
1. Kurang pengalaman management
2. Kurang mampu membuat perencanaan keuangan
3. Kurang mampu menganalisa lokasi
4. Bersifat boros
5. Kurang tersedianya berkorban67
Untuk menghindari kegagalan tersebut wiraushawan asnaf harus
mendapatkan binaan yang maksimal demi terciptanya seorang wirausahawan
mustahiq yang sukses. Ciri untuk menjadi wirasuahawan asnaf adalah:
1. Ingin mandiri
Mustahiq yang ingin menjadi wirausahawan ialah mereka yang ingin
mandir tanpa mengharapkan bantuan orang lain pada masa depan.
66 Mohd Abd Wahab Fatoni, Mohd Balwi, Adibah Hasanah, Abd Halim, Mobilisasi Zakat Dalam
Perwujudan Dan Usaha Asnaf, Jurnal syariah,2008 hlm. 576 67 Mas’ud Machfoed, Mahmud Machfoed, Op. C t hlm. 15
50
2. Tidak mudah putus asa
Setiap mustahiq perlu yakin terhadap kebolehan diri sendiri untuk
mengubah kehidupan mereka. Oleh karena itu, wirausahawan tersebut
perlulah gigih berusaha dan tidak mudah putus asa dengan tantangan
kehidupan yang akan datang.
3. Ingin meruubah diri dan kehidupan
Mustahiq yang ingin maju dan tidak terus ketinggalan tidak dapat lari
daripada kewajiban memperbaruhi sikap, jiwa dan raga serta menanam
semangat kewirausahaan
4. Mempunyai tekat yang tinggi
Mustahiq yang menjadi wirausahawan adalah mereka yang benar-
benar bertekad untuk mengubah kehidupan lama dan keluar dari
kepompong kemiskinan.68
2.8 Kesejahteraan Ummat
Sejahtera artinya “aman sentosa dan makmur; (terlepas dari segala
macam gangguan, kesukaran, dsb)” sedangkan kesejahteraan adalah
“keamanan dan keselamatan (kesenangan hidup dsb); kemakmuran”.69
jadi
makna ummat yang kesejahteraan adalah ummat yang aman, makmur, selamat
dan terlepas dari segala gangguan, kesukaran dan sebagainya sehingga
memperoleh kesenangan hidup.
68 Mohd Abd Wahab Fatoni, Mohd Balwi, Adibah Hasanah, Abd Halim, Op. Cit hlm. 567. 69 WJS Poerwadamita, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Jakarta Balai Pustaka. 2007, hal 1120
51
Kesejahteraan dalam pembangunan sosial ekonomi, tidak dapat
didefinisikan hanya berdasarkan konsep materialis dan hedonis, tetapi juga
memasukan tujuan-tujuan kemanusiaan dan kerohanian. Tujuan-tujuan tidak
hanya mencakup masalah kesejahteraan ekonomi, melainkan juga mencakup
permasalahan persaudaraan manusia dan keadilan sosial- ekonomi, kesucian
hidup, kehormatan individu, kehormatan harta, kedamaian jiwa dan
kebahagiaan, serta keharmonisan kehidupan keluarga dan ummat.
Salah satu cara menguji realisasi tujuan-tujuan tersebut adalah
dengan:
1. Melihat tingkat persamaan sosial dan pemenuhan kebutuhan dasar bagi
semua;
2. Terpenuhnya kesempatan untuk bekerja atau berusaha bagi semua ummat;
3. Terwujudnya keadilan dalam distribusi pendapatan dan kekayaan;
4. Stabilitas ekonomi yang dicapai tanpa tingkat inflasi yang tinggi;
5. Tidak tingginya penyusutan sumber daya ekonomi yang tidak dapat
diperbaharui, atau ekosistem yang dapat membahayakan kehidupan.
Cara lain untuk menguji realisasi tujuan kesejahteraan tersebut adalah
dengan melihat tingkat solidaritas keluarga dan sosial yang dicerminkan pada
tingkat tanggung jawab bersama dalam ummat, khususnya terhadap anak-anak,
usia lanjud, orang sakit dan cacat, fakir miskin, keluarga yang bermasalah, dan
penanggulangan kenakalan remaja, kriminalitas, dan kekacauan sosial.
Dari cakupan makna tersebut dapat dipilah bahwa seseorang
mendapatkan kesejahteraan apabila:
52
a) Beriman dan bertaqwa kepada tuhan yang maha esa dengan menjalankan
ajaran agama.
b) Sehat lahir dan bathin.
c) Situasi aman dan damai.
d) Memiliki kemampuan intelektual.
e) Memiliki ketrampilan atau skill.
f) Mengenal teknologi.
g) Mempunyai cukup pangan, sandang dan pangan.
Berdasarkan kerangka dinamika sosial ekonomi Islami, suatu
pemerintahan harus dapat menjamin kesejahteraan ummat dengan penyediaan
lingkungan yang sesuai untuk aktualisasi pembangunan dan keadilan melalui
implementasi syariah. Hal ini terwujud dalam pembangunan dan pemerataan
distribusi kekayaan yang dilakukan untuk kepentingan bersama dalam jangka
panjang. Sebuah ummat biasa saja mencapai puncak kemakmuran dari segi
materi, tetapi kejayaan tersebut tidak akan mampu bertahan lama apabila
lapisan moral individu dan sosial sangat lemah, terjadi disintegrasi keluarga,
ketegangan sosial dan anomie ummat meningkat, serta pemerintah tidak dapat
berperan sesuai dengan porsi dan sebagaimana mestinya. Salah satu cara yang
paling kostruktif dalam merealisasikan visi kesejahteraan lahir dan bathin bagi
ummat yang sebagian masih berada digaris kemiskinan, adalah dengan
menggunakan SDM secara efisien dan produktif dengan suatu cara yang
membuat individu mampu mempergunakan kemampuan artistik dan kreatif
yang dimiliki oleh setiap individu tersebut dalam merealisasikan kesejahteraan
53
mereka masing-masing. Hal ini tidak akan dapat dicapai jika tingkat
pengangguran dan semi pengangguran yang tinggi tetap berlangsung.70
Konsep kesejahteraan dalam ekonomi Islam didasarkan atas
keseluruhan ajaran Islam tentang kehidupan ini.
a) Kesejahteraan holistik dan seimbang. Artinya kesejahteraan ini mencakup
dimensi materiil maupun spiritual serta mencakup individu maupun sosial.
b) Kesejahteraan di dunia maupun di akhirat, sebab manusia tidak hanya hidup
didunia saja tetapi juga di alam akhirat. Istilah umum yang banyak
digunakan untuk mengambarkan suatu keadaan hidup yang sejahtera secara
materiil-spiritual pada kehidupan dunia maupun akhirat dalam bingkai
ajaran Islam adalah falah. Dalam pengertian sederhana falah adalah
kemuliaan dan kemenangan dalam hidup.71
Sejarah mencatat keberhasilan zakat dalam mengatasi kemiskinan
pada pemerintshsn Kholifsh Umar Bin Abdul Aziz. Zakat dikelola secara
transparan dan rapi sejak masa rasulullah SAW sampai pada masa umayyah,
khususnya pada masa Umar Bin Abdul Azis, bahkan pada masa kholifah al-
mansyur, negara memiliki surplus dana baitul maal sebanyak 810 juta dirham,
yang disimpan sebagai devisa.
Potensi ummat sangat besar, begitu juga dengan dana zakat. Bila
diberdayakan secara optimal, dana zakat itu bisa digunakan untuk kepentingan
dalam meningkatkan kesejahteraan taraf hidup masyarakat miskin. Indonesia
khussunya negara yang berkependudukan kurang lebih 230 juta jiwa dan
70 Eko subhan, “indicator kesejahteraan Islami”, http;//groups.yahoo.com/group/pengobatan-
alternatif / message / 607, diakses tanggal 15 juni 2011 71 Hendrie anto, pengantar ekonomika mikro Islam, yogykarta; ekonosia, 2003, hlm 8
54
terdapat sekitar 84-88 persen yang beragama Islam. Jumlah yang demikian
besar itu memiliki potensi zakat yang sangat besar dalam mengembankan
ekonomi ummat.
56
BAB III
GAMBARAN UMUM KJKS BMT FASTABIQ PATI
3.1 Sejarah Singkat Berdirinya Baitul Maal Fastabiq Pati
Muktamar pemuda muhammadiyah ke XI di Pekan Baru Riau tanggal 1
s.d. 4 juli 1998, merupakan inspirasi membangun ide melalui diskusi yang
dilakukan di perjalanan darat selama 4 hari, dari semarang menuju Riau. Dari
diskusi yang dilakukan oleh Muhammad Ridwan, Muhammad Sapuan, Abdul
Hadi, Ahmad Mubasyirin, Abdul Wahid lahirlah sebuah pemikiran bahwa:
“Pertama, pemuda muhammadiah adalah organisasi otonom muhammadiyah
yang bergerak dalam bidang dakwah amar makruf nahi mungkar sangat
dibutuhkan kemandirian dalam kegiatan-kegiatan dakwah dalam mengatur
rumah tangganya sendiri. Kedua, kekurangan kader dan keterbatasan dana
untuk kegiatan dakwah pimpinan daerah pemuda muhammadiyah dapat
menghambat perjalanan dakwah. Ketiga, adalah suatu kewajiban untuk dapat
melaksanakan islam secara utuh dalam menyeluruh dalam semua aspek
kehidupan, termasuk dalam menegakkan ekonomi syari’ah, dan keinginan
untuk mencabut ekonomi ribawi yang selama ini sudah mengakar pada
kehidupan ummat manusia.” Atas dasar kenyataan tersebut maka diadakan
kajian insentif solusi keprihatinan kondisi tersebut, dan lahirlah gagasan ide
untuk mendirikan lembaga keuangan syari’ah sebagai media kaderisasi dan
kemandirian pendanaan
Gagasan ide tersebut ditindaklanjuti oleh pimpinan daerah pemuda
muhammadiyah pati, dengan mengadakan rapat pada hari sabtu tanggal 25 Juli
57
1988 di SMA muhammadiyah pati, dihadiri oleh 33 orang dan memutuskan dan
membentuk badan usaha yang dinamakan BAITUL MAAL WAT TAMWIL
FASTABIQ yang kemudian disingkat BMT FASTABIQ. Kemudian pada Hari
senin tanggal 27 Juli 1998 hasil rapat diajukan ke kantor koprasi kabupaten pati
untuk mendapat pengesahan mentri Negara koprasi dan usaha kecil menengah.
Dengan payung Koprasi Serba Usaha ( KSU) dan disahkan oleh mentri koprasi
pengusaha kecil dan menengah melalui SK Nomor: 011/BH/KDK.11.9/X/1998
pada tanggal 31 Oktober 1998, secara resmi BMT FASTABIQ beroprasi
tanggal 18 nopember 1998. Pada tanggal 9 Oktober 2004 berdasarka Rapat
anggota khusus diputuskan perubahan AD/ART menjadi KJKS (koprasi jasa
keuangan syari’ah) BMT Fastabiq. Berdasarkan keputusan bupati a.n. menteri
Negara koperasi dan usaha kecil menengah nomor 518/758/V/2006 tentang
pengesahan akta perubahan anggaran dasar KSU Fastabiq tanggal 27 Mei 2006
memutuskan dan mengesahkan akta perubahan anggaran dasar koperasi jasa
keuangan syariah BMT Fastabiq dan selanjutnya disebut KJKS BMT
FASTABIQ dengan badan hukum nomor ; 011 a/BH/PAD/V/2006. pada hari
sabtu tanggal 24 januari 2009 KJKS BMT FASTABIQ mengadakan rapat
anggota khusus (RAK) untuk membahas perubahan anggaran dasar KJKS BMT
FASTABIQ tentang perubahan pengembangan wilayah tingkat JAWA
TENGAH. Hasil rapat tersebut telah mendapat pengesahan dari PEMPROF
JAWA TENGAH dinas koperasi dan usaha mikro kecil dan menengah
(UMKM) dengan keputusan gubernur Jawa Tengah no.
07/PAD/KDK.11/IV/2009 tanggal 07 April 2009, tentang pengesahan
perubahan anggaran dasar KJKS BMT FASTABIQ dengan badan hukum
58
nomor.011/BH/199/X/1998, TANGGAL 31 Oktober 1998. yang sampai
sekarang sudah mempunyai 21 cabang yang tersebar di kabupaten Rembang,
Jepara, Kudus dan Pati sendiri
Pada tahun 1998 KJKS BMT Fastabiq pati setelah bisa berdiri mulai
mengelola dana yang bertujuan untuk sosial. Pengelolaan dana tersebut ternyata
mengalami peningkatan dan perkembangan yang begitu pesat pada akhirnya
tahun 2006 di kantor pusat mulai dirintis dengan sosialisasi penggalangan dana
oleh KJKS BMT Fastabiq Pati. Tujuan dari KJKS BMT Fastabiq Pati tidak
hanya untuk mensejahterakan anggotanya tetapi juga untuk berbagi dengan
sesama terutama fakir miskin, maka pada tahun 2008 didirikan kantor Baitul
Maal yang kantornya terpisah dari KJKS BMT Fastabiq Pati. Pada saat awal-
awal pengelolaan baitul maal belum ada karyawan khusus yang menangani
dana ZIS, baru pada bulan November 2008 mulai merekrut 2 karyawan untuk
ditempatkan sebagai staff Baitul Maal. Karena mereka kekurangan tenaga kerja
mereka merekrut 1 orang lagi sebagai staff untuk diposisikan sebagai pengelola
mobil ambulance, dan pada bulan Februari merekrut 3 karyawan untuk
diposisikan sebagai staff LSQ (Lembaga Studi Al-Qur’an) yang bertujuan untuk
membantu buta aksara Al-Qur’an yang diutamakan untuk kaum fakir dan
miskin.72
Sampai saat ini Baitul Maal Fastabiq Pati mengalami perkembangan
pesat karena telah memiliki kantor tersendiri sehingga banyak masyarakat yang
mengenalnya dan banyak pula para muzaki dan para donatur yang ikut antusias
dalam program pemberdayagunaan zakat, infaq, dan shodaqoh.
72 Syahroni, Staff Baitul Maal, wawancara pribadi, pada tanggal 2 april 2011
59
3.2 Visi-Misi KJKS BMT Fastabiq Pati
Setiap lembaga pasti memiliki visi dan misi yang dijadikan sebagai acuan
dalam mengembangkan lembaganya, begitu juga dengan KJKS BMT Fastabiq
Pati memiliki visi dan misi sebagai berikut:73
� Visi
“Menjadi Koprasi Jasa Keuangan Syari’ah Yang Unggul dan Terpercaya”
� Misi
� Mengedepankan dan membudayakan transaksi sesuai dengan ekonomi
syari’ah
� Menjunjung tinggi akhlakul karimah dalam mengelola amanat ummat
� Mengutamakan kepuasan dalam melayani anggota.
� Menjadi KJKS yang tumbuh dan berkembang secara sehat
� Meningkatkan kesejahteraan anggota dan melakukan pembinaan kaum
dhuafa
3.3 Tujuan
Tujuan yang ingin dicapai oleh Baitul Maal KJKS BMT Fastabiq adalah:
“Meningkatkan kesejahteraan anggota dan pengelolaan dengan mengedepankan
nilai-nilai syari’ah, menjunjung tinggi akhlakul karimah, serta mengutamakan
kepuasan anggota.”
73 Company profil Baitul Maal Fastabiq Pati. Dikutip tanggal 20 Januari 2011
60
3.4 Letak Geografis Baitul Maal Fastabiq Pati
Baitul Maal Fastabiq Pati secara geografis terletak di pusat jantung Desa
Tambaharjo Kecamatan Pati Kabupaten Pati, yaitu menempati area yang sangat
strategis. Dikatakan strategis karma posisinya dekat dengan sarana transportasi,
pasar. Sekolahan, ruko, serta dikelilingi rumah penduduk.
Letak baitul maal Fastabiq Pati dibatasi oleh:
a. Sebelah utara berbatasan dengan Ruko
b. Sebelah timur berbatasab dengan SMK Muhammadiyah
c. Sebelah selatan berbatasan sekolah SMA dan SMK Muhammadiyah
d. Sebelah barat berbatasan dengan kantor pusat KJKS BMT Fastabiq Pati
3.5 Struktur Organisasi Baitul Maal Fastabiq Pati
Tujuan yang telah ditetapkan oleh perusahaan agar mudah dicapai, maka
perlu adanya struktur organisasi perusahaan. Organisasi perusahaan merupakan
hubungan struktural antara berbagai unsur di dalam rumah tangga perusahaan,
sehingga dapat dikatakan bahwa struktur organisasi adalah sesuatu yang
menunjukkan aktivitas dan batas saluran kekuasaan, tanggung jawab dan
wewenang masing-masing yang ada dalam organisasi.
61
Gambar 3.1
STRUKTUR ORGANISASI
BAITUL MAAL FASTABIQ PATI
RAT
PENGURUS
Ahyar (Staf Baitul Maal)
Agus jamaludin (Manajer
Baitil Maal)
Manajer Internal Audit
GENERAL MANAGER
PENGAWAS
SYARI’AH
Manajer Pembiayaan
Manajer Administrasi
Manager Keuangan
Layanan Cabang
Agung Basuki
(Staf Baitul Maal)
Miftachul amin (Staf
LSQ)
Imam Ghozali
(Staf LSQ)
Supriyanto (Staf
Ambulan)
62
BAB IV
DESKRIPSI DAN ANALISIS
4.1 Sumber Dana Zakat, Infaq, dan Shadaqoh
Sumber dana zakat, infaq, dan shadaqoh dibagi menjadi 2 yaitu:
4.1.1 Sumber dari dalam KJKS BMT Fastabiq
Sumber dana dari dalam KJKS BMT Fastabiq maksundnya adalah
zakat, infaq, shadaqoh yang di dapat dari semua anggota KJKS BMT
Fastabiq baik itu staf maupun pemilik modal, yang diambil dari gaji,
bonus, bagi hasil dari semua tabungan maupun pembiayaan nasabah yang
ada di KJKS BMT Fastabiq dari semua cabang.
4.1.2 Sumber dari luar KJKS BMT Fastabiq
Sumber ini di dapat dari masyarakat luar KJKS BMT Fastabiq yang
ingin mempercayakan dananya untuk di kelola oleh KJKS BMT Fastabiq.
4.2 Program penghimpunan Zakat, Infaq, dan Shadaqoh di Baitul Maal
Fastabiq Pati
4.2.1 Zakat74
Terdiri dari zakat profesi, harta tunai, pertanian, peternakan,
perhiasan, perniagaan, pertambangan, dll. Kesemua itu adalah kewajiban
yang harus dikeluarkan dari berbagai macam bentuk harta. Harta tersebut
dikenai kewajiban zakat dengan syarat dan rukun tertentu; kepemilikan,
nishab, haul, pertumbuhan, dll.
74 Program kerja pengumpulan dana ZIS Baitul Maal Fastabiq Pati, dikutip tanggal 13 Mei 2011
63
Baitul Maal Fastabiq selalu siap menghitungkan berbagai jenis harta
yang wajib dizakati, jika muzakki berkenan. Jika kurang berkenan maka
muzakki dapat berkonsultasi tentang tata cara penghitungan zakat secara
umum dari berbagai jenis harta yang dimiliki.
Muzakki bebas memilih program pendayagunaan zakatnya; obyek
sasaran (mustahik tetangga, yatim piatu, jompo, atau yang lain), bentuk
enyaluran (produktif, nonproduktif), waktu dan tempat penyaluran.
Dana zakat yang terkumpul di BMT Fastabiq itu berasal dari muzaki
dari dalam BMT dan muzaki dari luar BMT. Dana zakat yang terkumpul
tahun terakhir yaitu tahun 2010 Baitul Mal Fastabiq mendapat dana ZIS
sebesar Rp. 440.283.457,81 yang berasal dari sebagai berikut:75
Table: 4.1
Sumber dana Zakat KJKS BMT Fastabiq Pati
No Sumber Dana Zakat Per 31 Des 2009 Per 31 Des 2010
1 Zakat dari dalam Bmt Fastabiq 70.456.724,18 76,924,696.56
2 Zakat dari luar Bmt Fastabiq 6.625.473,00 1.662.500,00
Total Pemasukan Dana Zakat 77.082.197,18 78.587.196,56
3 Infak dan shodaqoh dari dalam 106.932.974,10 359.007.261,25
4 Infak dan shodaqoh dari luar 13.721.000,00 12.689.000,00
Total Pemasukan Dana infaq dan
shodaqoh
120.653.974,10 361.696. 261,25
75 Laporan keuangan Baitul Maal Fastabiq tahun 2010, diminta pada tanggal 27 Maret 2011
64
4.2.2 Infaq
Terdiri dari infaq dengan uang dan infaq tanpa uang. Infaq dengan
uang didayagunakan melalui program-program dakwah islamiyyah; kajian,
beasiswa pesantren, dll. Sedangkan infaq tanpa uang dikemas ke dalam 2
produk Warapahala Infaq:
1. Kabi-kabi (Kajian Berizki-kajian berbagi).
Merupakan kajian yang terselenggara atas kerjasama Baitul Maal
Fastabiq dan mitra warapahala. Mitra warapahala tidak perlu
mengeluarkan uang serupiahpun, cukup menyediakan waktu, tempat,
dan peserta kajian. Adapun snack, makalah, dan pembicara disiapkan
oleh Baitul Maal. Program ini di selenggarakan untuk menjadikan dan
untuk mepromosikan penghimpunan dana zakat yang ada di Baitul
Maal Fastabiq. Program ini digunakan untuk mengumpulkan dana
dari para muzaki. Program kerja ini dilaksanakan pertama kali pada
tahun 2010. Selama tahun 2010 program ini dilaksanakan 2 kali.
Dalam 2 kali palaksanaan program Kabi-kabi Baitul Maal Fastabiq
pati dapat mengumpulkan dana sebanyak Rp. 3.325.000,00
2. Al JUB (Afiliasi Jaringan Usaha Berbagi)
Merupakan sistem kerjasama penghimpunan dana ZIS atas kerjasama
Baitul Maal Fastabiq dengan mitra warapahala. Mitra hanya
menyediakan tempat untuk Kotak Penghimpun ZIS yang diberikan
oleh Baitul Maal. Dalam program kerja ini mitra waralaba yang di
beri kotak infaq sebanyak 5 mitra. Program ini juga baru dilaksanakan
65
pada tahun 2010, dan diambil dari mitra empat bulan sekali. Dalam
tahun 2010 dana yang terkumpul program Al JUB sebesar Rp.
4.773.000,00
4.2.3 Shadaqoh
Terdiri dari paket sedekah sembako dan paket sedekah perlengkapan
sekolah, dengan rincian:
� Paket sedekah sembako, dengan Donasi Rp 40.000,00 yang akan
dipack berisi: Beras 4 kg, Minyak goreng 1 liter, Mie Instan 4 buah.
Dalam tahun 2010. Untuk paket yang terkumpul untuk Rp 40.000,00
dalam tahun 2010 sebanyak 50 paket yang disalurkan 2 kali
penyaluran yaitu per semester.
� Paket sedekah perlengkapan sekolah, dengan donasi Rp 80.000,- yang
akan dipack berisi: Tas Sekolah, Buku Tulis, dan Paket alat tulis.
Untuk paket yang ini terkumpul pada tahun 2010 sebanyak 35 paket
yang disalurkan sama 2 kali penyaluran yaitu per semester
4.3 Program Pendayagunaan Zakat, Infaq, dan Shadaqoh
4.3.1 Fastabiq Institut
Santunan dalam bentuk pelatihan (kewirausahaan dan keterampilan
teknis) dan pembinaan (keberagamaan, motivasi, manajemen dan
keuangan) yang diperuntukkan bagi mustahiq produktif. Pelatihan-
pelatihan yang sudah diselenggarakan:76
76 Program kerja pendistribusian dana ZIS di Baitul Maal Fastabiq Pati, dikuip tanggal13 Mei
2011
66
1. Pelatihan kewirausahaan dan ketrampilan teknis.
Untuk menunjang pelatihan-pelatihan tersebut Baitul Maal
Fastabiq bekerja sama dengan anggota-anggota sebagai tempat
praktikum pelaksanaan pelatihan. Pelatihan-pelatihan tersebut di
antaranya: Pelatihan di Rumah makan Mak Nyos Jl. Penjawi Tanggal
03 juli 2008
2. Pelatihan potong rambut
Pada semester I tahun 2009, Baitul Maal Fastabiq telah
mengadakan program pelatihan potong rambut bagi beberapa pemuda
miskin yang telah terseleksi. Seluruh biaya pelatihan ditanggung Baitul
Maal Fastabiq. Bahkan tidak hanya sekedar memberikan pelatihan
gratis, Baitul Maal juga membantu mendirikan usaha setelah mereka
lulus pelatihan. Modal yang disedekahkan Baitul Maal Fastabiq rata-
rata berkisar 2-3 juta rupiah per peserta.
Dalam pelatihan potong rambut ini diikuti 10 peserta yang
mendaftar, dan yang sampai diberikam modal untuk mendirikan
potong rambut hanyalah 3 orang. Kenapa Cuma 3 orang? Karena 3
orang ini yang dianggap serius mengikuti pelatihan potong rambut, dan
3 orang ini yang mengajukan pembiayaan. 3 orang ini diberi modal
sebesar 2 juta rupiah untuk mendirikan usaha potong rambut, dan yang
masih berdiri sampai sekarang hanya 1 orang yang sudah menjadi
muzaki.77
77 Syahroni, staff, wawancara pribadi, tanggal 24 mei 2011
67
3. Diklat teknik otomotif
Dengan bekerja sama dengan Balai Pengembangan Pendidikan
dan Kejuruan (BP DIKJUR), Baitul Maal Fastabiq dapat memberikan
kesempatan kepada puluhan pemuda untuk menguasai teknik otomotif
sekaligus mendapatkan sertifikat secara gratis. Pelatihan ini dignakan
untuk memberikan skiil para pemuda di daerah tayu khususnya
pemuda mustahiq. Baitul Maal Fastabiq membuat program kerja ini
bertujuan untuk memberikan skiil sebagai modal untuk mencari
pekerjaan.
4.3.2 Kampung Mandiri
Dibangun dengan pembentukan kelompok-kelompok usaha dari
industri rumah tangga di daerah bidikan. Kriteria sasaran adalah mustahik
yang mampu berusaha secara berkelompok. Kelompok mustahik tersebut
akan didampingi secara berkala oleh tim yang sudah disiapkan. Dalam
kampung mandiri ini setiap mustahiq tidak langsung diberikan berupa
modal saja tetapi sebelum diberikan modal mustahiq diberi pelatihan
dahulu. Dalam pelatihan biaya yang dikeluarkan hanya untuk fasiliator
atau pemateri. Dalam biaya yang diberikan untuk mustahiq biasanya
sebesar 2-3 juta rupiah sebagai modal awal.
Di antara kampung mandiri Pada program ini yang telah
diselenggarakan antara lain:
◦ Penjahit di Tayu
◦ Batu bata di Dukuhseti,
68
◦ Kopi bubuk rosella di Penambuhan Margorejo
◦ Jamur merang di Kalidoro
◦ Ternak kelinci di Wonorejo Tlogowungu
◦ Ternak kambing di beberapa lingkungan cabang BMT Fastabiq
4.3.3 Fastabiq Peduli
Fastabiq peduli menyantuni secara langsung para mustahik.
Layanan santunan regular maupun nonreguler terhadap cobaan umat
islam seperti kekurangan pangan, kesehatan, bencana alam, beserta
bimbingan rohani pasien dan dhuafa. Sampai dengan semester I tahun
2009, Baitul Maal Fastabiq telah memberikan berbagai santunan kepada
mustahik regular maupun nonreguler, antara lain kepada:
1. Fakir miskin dan yatim piatu binaan setiap cabang BMT Fastabiq
2. Korban banjir di Tanjang Gabus, Juwana, dan daerah-daerah lain di
kabupaten Pati
3. Korban angin puting beliung di Talun
4. Tahun 2010: 260 dhuafa (per semester I)
4.3.4 Mobil Layanan Sosial Gratis
Dengan program ini Baitul Maal Fastabiq mengatasi keterbatasan
transportasi fakir miskin untuk kepeluan yang sifatnya urgen, misalnya
berobat jalan atau inap ke rumah sakit, melahirkan di rumah bersalin,
penjemputan terhadap keduanya, dan sejenisnya. Fakir miskin tidak
dikenakan biaya apapun untuk layanan ini (termasuk sopir). Program ini
69
ditujukan untuk memberikan kemudahan dan kenyamanan transportasi
untuk keperluan pengobatan atau tindakan kesehatan bagi fakir miskin.
Mudah mekanismenya, yakni via komunikasi line telepon Baitul Maal
Fastabiq di (0295) 550 4900. Nyaman biayanya, yakni fakir miskin dapat
secara gratis mengakses dan menggunakannya. Program kerja ini ditujukan
untuk memudahkan akses tranportasi untuk para mustahiq yang
membutuhkan tranportasi yang sifatnya urgen.
4.3.5 Dakwah Islamiyyah
Baitul Maal Fastabiq menyadari pentingnya pemenuhan kebutuhan
ekonomi fakir miskin, namun juga tidak bisa melupakan pembinaan
akhlak, rohani maupun keagamaan. Karena bagaimanapun, kepemilikan
harta tanpa akhlak yang benar maka rentan dapat digunakan di tempat
yang tidak tepat. Oleh karena itulah, Baitul Maal Fastabiq memprogram
Dakwah Islamiyyah yang terbagi menjadi:
1. Kajian Intensif
Baitul Maal membentuk kelompok kajian di setiap cabang BMT
Fastabiq dengan jadwal kajian yang rutin dan terkoordinasi dengan
baik. Diharapkan dengan program ini, pengetahuan keagamaan
masyarakat dapat terbina secara berkesinambungan.
2. Memakmurkan Masjid
Selain mengadakan kajian rutin perbulan, Baitul Maal bekerja sama
dengan takmir masjid, tokoh masyarakat, sampai remaja masjid untuk
mengadakan kegiatan pemakmuran masjid. Kegiatan ini dilakukan di
70
semua cabang KJKS BMT Baitul Maal Fastabiq Pati di setiap masjid
terdekat dengan KJKS BMT. Kegiatan-kegiatan yang diadakan adalah
yang bermanfaat dan mempererat ukhuwah islamiyah, di antaranya:
Shalat jamaah, bazaar, dll.
3. Beasiswa Pondok Pesantren
Baitul Maal Fastabiq memberikan santunan beasiswa pondok
pesantren bagi pelajar berprestasi yang kondisi ekonomi keluarga
berada dalam taraf fakir miskin. Beasiswa diberikan untuk
melanjutkan studinya ke pondok pesantren. Pelajar itu diberi santunan
dalam bentuk beasiswa secara reguler setiap bulan sampai masa
studinya selesai. Biasiswa ini diberikan perbulan dengan dana yang
diberikan sebesar Rp 150.000,00 perbulan. Program ini diharapkan
dapat menumbuhkan kader-kader dai muslim berwawasan luas.
4.3.6 Fastabiq sehat
� Baitul Maal Fastabiq bekerja sama dengan PKU Muhammadiyah
dalam menyantuni mustahik dengan bentuk pengobatan gratis. Fakir
miskin/dhuafa yang telah terseleksi diberi pengobatan gratis. Selama
bulan Juli 2009, Baitul Maal Fastabiq telah memberikan pengobatan
gratis kepada puluhan fakir miskin/ dhuafa yang diadakan di Ngablak
dan Kayen. Tidak hanya itu, Baitul Maal Fastabiq sedang
memprogram pelayanan kesehatan gratis bagi 1000 fakir miskin dan
dhuafa, dengan santunan Rp 25.000-30.000/fakir miskin dan dhuafa.
71
� Selain bekerja sama dengan PKU Muhammadiyah, Baitul Maal
Fastabiq juga bekerja sama dengan Puskesmas Kecamatan Kayen
dalam santunan berbentuk khitan massal, dan dengan Palang Merah
Indonesia(PMI) dalam penggalangan donor darah di Ngablak.
� Khitan massal dalam rangka peresmian kantor baru BMT Fastabiq
cabang Kayen
4.3.7 Ambulance Aisyiyah
Merupakan sarana dakwah ‘Aisyiyah untuk layanan kesehatan yang
bekerjasama dengan Baitul Maal Fastabiq dan PKU Muhammadiyah.
Program ini menyediakan bermacam-macam layanan:
� Nonstop Ambulans
Layanan 24 jam,
Telepon: (0295) 383999 KJKS BMT Fastabiq,
Kontak person: Supriyanto (085 226 321 836)
� Layanan Jenazah
Merawat jenazah sampai perlengkapan jenazah sesuai syariah
� Layanan PKU Muhammadiyah
4.3.8 Al Khoirot
Merupakan santunan yang diberikan kepada “gharim” yang tertimpa
musibah yakni meninggal dunia atau kebakaran.
72
4.4 Deskripsi Data Mustahiq Binaan Baitul Maal Fastabik Pati
4.1.1. Data Mustahiq Binaan Baitul Maal Fastabiq Pati
Adapun data mustahik binaan yang peneliti dapatkan dari
pemberdayagunaan zakat, infaq, dan shodaqoh di Baitul Maal Fastabiq
Pati adalah sebagai berikut:78
Table.4.2
Data mustahiq binaan Baitul Maal dalam program kerja kampung mandiri
(ternak kelinci).
Kampung mandiri Nama Asnaf
TERNAK KELINCI
Dwi Supriyono
Tiyoso
Karenawi
Warsono
Bayu Agung S
Warsito
Supriyono
Retno Wijayanti
Ternak kelinci merupakan salah satu pendayagunaan ZIS secara
produktif sudah terelisasi di Baitul Maal Fastabiq Pati mulai bulan april
2010 sampai saat ini mustahiq yang diberi modal berjumlah delapan orang.
Mustahiq tersebut didapatkan hasil dari pelaksanaan program kerja
78 Data dokumen Baitul Maal Fastabiq Pati, dikutip tanggal 7 Juni 2011
73
Fastabiq istitut yaiu pelatihan ternak kelinci yana ada di Baitul Maal
Fastabiq Pati. Mustahiq yang dipilih diutamakan muda, yang masih
mempunyai produktifitas kerja dan miskin. Masing-masing mustahiq
diberi modal awal sebesar Rp. 2.000.000,00 untuk pembuatan kandang
kelinci dan sisanya untuk membeli kelinci sert perawatannya.
4.1.2. Data Tingkat Perkembangan Perekonomian Mustahiq.
Adapun data peningkatan perekonomian mustahiq adalah sebagai
berikut:79
Table 4.3
Data tingkat perkembangan jumlah kelinci mustahiq
N
o
Nama
Perkembangan per tiga bulan
Awal Apr-
Jun
Jul-
Sept
Okt-
Des
Jan-
Mart
Jenis
kelinci
1 Dwi
supriyono
12
Ekor
10
Ekor
15
Ekor
25 Ekor 28 Ekor Lokal
2 Tiyoso 5 Ekor 5 Ekor 5 Ekor 10 Ekor 14 Ekor Luar
3 Karwani 6 Ekor 5 Ekor 6 Ekor 11 Ekor 15 Ekor Luar
4 Warsono 4 Ekor 4 Ekor 6 Ekor 10 Ekor 15 Ekor Luar
5 Bayu agung S 6 Ekor 4 Ekor 4 Ekor 8 Ekor 13 Ekor Luar
6 Warsito 5 Ekor 2 Ekor 8 Ekor 10 Ekor 15 Ekor Luar
7 Supriyono 5 Ekor 6 Ekor 9 Ekor 15 Ekor 19 Ekor Luar
8 Retno
wijayanti
3 Ekor 3 Ekor 7 Ekor 10 Ekor 16 Ekor Luar
79 Hasil observasi pada mustahiq tanggal 20 April 2011
74
Mustahiq diberi modal pertama kali sebesar Rp. 2.000.000,00 yang
gunakan untuk pembuatan kandang kelinci dan pembeliaan kelinci, mustahiq
diberi kebebasa untuk memberikan kelinci sesuai dengan keinginan mustahiq,
baik diberikan kelinci local maupun luar. Pada table di atas banyak mustahiq
yang membelikan kelinci luar, ini disebabkan karena adanya jual kelinci luar
lebih mahal dan laku dari pada kelinci lokal. Walaupun perawatan kelinci luar
dirasa lebih sulit dari pada kelinci lokal oleh para mustahiq.
4.1.3. Data Pertumbuhan Pemasukan dan Pengeluaran Dana Zakat Selama Dua
Tahun
Tabel. 4.4
Data pemasukan dan pengeluaran dana ZIS selama dua tahun di Baitul Maal
Fastabiq Pati
No
Per 31 desember 2009 Per 31 desember 2010
Pemasukan Pengeluaran Pemasukan Pengeluaran
1 Zakat 77.082.197,18 68.858.550 78.587.196.56 55.475.100
2 Infaq 120.653.974,10 103.647.400 361.696.261,25 342.874.527.70
3 jumlah 197.736.171,28 172.505.950 440.283.457,81 388.349.627,70
75
Gambar 4.1
Diagram pertumbuhan ZIS di Baitul Maal Fastabiq Pati
4.5 Analisis Upaya Baitul Maal Fastabiq Pati dalam Progam Kerja Fastabiq
Institut untuk Membentuk Wirausahawan Asnaf.
Wiraushawan adalah orang yang memiliki kemampuan untuk
mengelola suatu aktifitas prouktif, mulai dari merencanakan, mengatur,
melakukan proses produksi, hingga menanggung resiko.80
Kelemahan utama
orang miskin serta usaha kecil yang dikerjakannya sesungguhnya tidak
semata-mata pada kurangnya permodalan, tetapi lebih pada sikap mental dan
kesiapan management usaha. Untuk itu, pada tahap awal yang dilakukan
baitul maal guna meningkatkan kesejahteraan mustahiq harus mampu
mendidiknya sehingga benar-benar siap untuk berubah. Karena tidak
mungkin kemiskinan itu dapat berubah kecuali dimulai dari perubahan
mental simiskin itu sendiri.
80 Tresnati Ratih, Kamus Istilah Ekonomi, Jakarta; Bumi Aksara, 2007 hlm. 361
50
100
150
200
250
300
2009 2010
Zkt Zkt Infq Infq
Pemasukan
Pengeluaran
76
Dalam menganalisis wirausahawan asnaf di baiul maal fastabiq pati,
peniliti terlibat langsung sebagai instrument serta melakukan wawancara.
Dalam penelitian yang penulis lakukan terhadap asnaf tentang upaya
pembentukan wirausahawan. Upaya yang dilakukan baitul maal fastabiq pati
dalam membentuk wirausahawan adalah dengan memberikan pelatihan-
pelatihan kepada asnaf yang diberi modal sehingga nantinya asnaf sudah siap
terjun langsung menjadi wirausahawan. Peneliti hanya dapat meneliti 2
pelatihan yang telah dilakukan dalam fastabiq institut yaitu pelatihan potong
rambut dan ternak kelinci.
Ajaran agama islam adalah ajaran yang mendorong umatnya untuk
mampu berkerja, dan berusaha sehingga memiliki harta kekayaan yang
melebihi kebutuhan-kebutuhan pokok diri dan keluarganya, untuk kemudian
berlomba-lomba menjadi muzakki. Dalam konteks inilah perlu
dikembangkan etos kewirausahaan dikalangan kaum muslimin sehingga
mendorong lahirnya para usahawan muslim yang tangguh dan kuat, yang
kesemuannya akan memeberikan multiple effeck yang luas, antara lain
sebagai berikut:81
5. Menambah jumlah muzakki.
6. Melipatgandakan penguasaan asset dan modal di tangan ummat Islam.
7. Membuka lapangan kerja yang luas.
8. Menyebarluaskan dan memasyarakatkan etika bisnis yang benar.
81 Bahruddin, “ indicator kesejahteraan dalam al-Qur’an, Http: //
shariaeconomy.blogspot.com/2008/09/indicator-sesejahteraan-dalam-al-qur’an. Diakses tanggal 1
Agustus 2011 hlm 2
77
Untuk mencapai itu semua Baitul Maal Fastabiq telah memberikan
pelatihan materi jiwa kewirausahaan yang diberikan pertama kali setelah
mustahiq lolos seleksi, ini dimaksud untuk mendidik mereka, tidak hanya
penerima dana zakat, infaq, dan shodaqoh. Akan tetqapi bagaimana
kemudian, dari dana zakat, infaq, dan shodaqoh yang diterima menjadi dana
yang berkembang untuk memenuhi kebutuhab mustahiq. Dengan demikian
tidak menutup kemungkinan akan penjadikan mustahiq menjadi muzakki.
Inilah kurang lebihnya pesan moral dari pemberian dan pendayagunaan dana
zakat, infaq, dan shodaqoh.82
Setelah para mustahiq mendapatkan pelatihan materi jiwa
kewirausahaan Baitul Maal Fastabiq Institut baru memberikan materi tentang
uasaha tersebut contohnya dari pelatihan potong rambut dan ternak kelinci.
Untuk potong rambut pelatihan yang diberikan hanyalah berupa perkenalan
alat dan bemberian tehnik-tehnik memotong. Sedangkan untuk ternak kelinci
pelatihan yang diberikan mulai dari pembuatan kandang, sampai perawatan
anak kelinci, pelatihan diberikan selama 1 minggu sekali masing-masing 2
orang.83
Pelatihan yang diberikan dari potong rambut dan ternak kelinci dapat
membantu mustahiq dapat mendirikan usaha tersebut dari pemberian dana
ZIS dapat menjadi usaha mustahiq secara berkelanjutan.84
82 Shahroni, Staff Baitul Maal Fastabiq Pati, Wawancara Pribadi, tanggal 24 Mei 2011 83 Ibid 84 Warsono, Mustahiq, Wawancara Pribadi, tanggal 24 Mei 2011
78
Jayadi merupakan mustahiq satu-satunya yang usaha potong
rambutnya berkembang dari 3 mustahiq yang diberkan modal dari Baitul
Maal Fastabiq Pati. Berkat ketekunan dan kesabaran jayadi dalam menjalani
usaha ini jayadi sekarang dah bisa berdiri sendiri, tidak dipungkiri kalau
dalam perjalanan usahanya terdapat naik turunya usaha.85
Supriyono merupakan mustahiq yang pernah mengalami kegagalan
dalam berternak kelinci karena kebingungannya dalam merawat kelinci yang
disebabkan dari kurang keseriusannya mengikuti pelatihan. Supriyono ini
hanya mengikuti pelatihan sekitar satu minggu 86
Berwirausaha membutuhkan kesabaran dan keuletan jika tidak faham
dengan selul beluk usahanya maka kemungkinan besar kegagalan akan kita
alami. Seringnya peninjauan dari pihak Baitul Maal dapat membantu
meningkatkan usaha mustahiq, karena selain melakukan pemantauan Baitul
Maal juga memberikan pengarahan tentang tentang strategi peningkatan
usaha yang ditekuni mustahiq. Untuk menjadi wirausahawan yang sukses
haruslah mempunyai ciri-ciri yang tersendiri dan unik dalam diri masing-
masing. Oleh karena itu untuk menjadi wirausahawan yang perlu dimiliki
adalah sifat tanggung jawab dan berkeyakinan tinggi.87
Sedangkan dalam mendirikan usaha tidak bisa berdiri lama apabila
wirausahawan tersebut masih kurang pengalaman manajemen, kurang
85 Jayadi Mustahiq, Wawancara Pribadi, tanggal 24 Mei 201
86 Supriyono, Mustahiq, Wawancara Pribadi, tanggal 24 Mei 2011 87 Mohd Abd Wahab Fatoni, Mohd Balwi, Adibah Hasanah, Abd Halim, Mobilisasi Zakat Dalam
Perwujudan Dan Usaha Asnaf, Jurnal syariah,2008 hlm. 576
79
mampu membuat perencanaan keuangan, kurang mampu menganalisa lokasi,
bersifat boros, kurang adanya pengorbanan dalam berkerja.88
Dari penjelasan diatas, peneliti dapat menganalisis bahwa pemberian
modal yang diberikan untuk para mustahiq belum sepenuhnya berhasil,
karna masih banyak mustahiq mengeluh tentang sulitnya berternak kelinci,
kesalahan ini diakibatkan oleh beberapa faktor diantaranya: pertama;
kurangnya keseriuasan mustahiq mengikuti pelatihan. Kedua; kurang adanya
tanggung jawab dalam mengemban amanah. Ketiga; kurang adanya
pengawasan yang dilakukan oleh Baitul Maal Fastabiq Pati.masalah itulah
yang perlu mendapat perhatian dari Baitul Maal Fastabiq Pati selaku pemberi
modal. Percuma mendatangkan trainer kalau para mustahiq tidak serius
mengikuti pelatihan. Sehingga nantinya modal yang diberikan tidak sia-sia.
Pengawasan baik usaha maupun keuangan asnaf harus diperhatikan oleh
pihak Baitul Maal Fastabiq Pati, karena ini dapat membantu mustahiq dalam
usahanya. Untuk menghindari kegagalan dalam usahanya, wira uasahawan
mustahiq harus mendapatkan pengawasan dan binaan yang yang maksimal
demi tercapainya seorang wirausahawan mustahiq yang sukses, mulai dari
menejemen, pengawasan keuangan maupun pemilihan likasi. Dan modal
lebih baik dtidak hanya diberikan begitu saja tetapi perlu adanya syarat
tertentu untuk mendapatkan modal dari dana ZIS. Hal itu dapat mengurangi
kemungkinan dana yang diberikan tidak terbuang sia-sia. Dan yang lebih
penting lagi bila dana zakat, infaq, shodaqoh diberikan kepada mustahiq yang
88 Mas’ud Machfoedz, Kewirausahaan, Metode,Manajemen dan, Impelementas, Yogyakarta,
2006, Hlm15
80
dapat mengelolanya dengan baik tidak menutup kemungkinan seorang
mustahiq akan menjadi muzakki.
4.6 Analisis strategi pemberdayaan ZIS KJKS BMT Fastabiq Pati terhadap
peningkatan perekonomian ummat di Pati.
Dalam pemberdayaan dana zakat, infaq, dan shodaqoh pada awalnya
lebih didominasi oleh pola pendistribusian secara konsumtif, namun
demikian pada pelaksanaan yang lebih mutakhir saat ini, zakat mulai
dikembagkan dengan pola distribusi secara produktif.89
Sebagaimana yang di
canangkan dalam buku Pedoman Zakat yang diterbitkan Dirjen Bimas Islam
dan Urusan Haji Departemen Agama (2002:244), dalam bentuk strategi
pendayaan zakat dana ZIS dikatagorikan menjadi empat bentuk inovasi
sebagai berikut.
Dua pelatihan yang diberikan ini dapat membantu mustahiq
untukmendirikan usahanya sehingga pemberian dana zakat, infaq, dan
shodaqoh dapat menjadi usaha asnaf secara berkelanjutan.90
5. Distribusi bersifat konsumtif tradisional, yaitu zakat yang dibagikan
secara langsung untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.
6. Distribusi bersifat konsumtif kreatif, yaitu zakat yang di distribusikan
untuk dikonsumsi tapi dalam bentuk lain dari barang yang semula.
7. Disribusi bersifat produktif tradisional, yaitu dimana zakat diberikan
dalam bentuk barang-barang yang bersifat produktif seperti binatang
ternak.
89 M Arif mufraini, Op Cit, hlm 146 90 Warsono, Mustahiq, Wawancara Pribadi, Tanggal 24 Mei 2011
81
8. Disribusi dalam bentuk produktif kreatif, yaitu zakat diwujudkan dalam
bentuk permodalan baik untuk membangun proyek sosial atau menambah
modal pedagang kecil.91
Dari penelitian yang penulis lakukan dan dari program kerja yang ada
dalam Baitul Maal Fastabiq Pati dapat diketahui strategi yang digunakan
untuk meningkatkan perekonomian ummat. Dalam program peningkatkan
perekonomian ummat, tidak mungkin kalau dana ZIS diberikan selalu secara
komsumtif saja. Pemberian dana zakat secara konsumtif bukan akan
meningkatkan perekonomiaan ummat akan tetapi meningkatkan
ketergantungan ummat. Beda halnya kalau dana tersebut diberikan kepada
orang yang sudah tidak sanggup bekerja, dana tersebut akan menjadi manfaat
lebih daripada kemadhorotan. Untuk itu Baitul Maal Fastabiq Pati
mengunakan strategi peningkatan perekonomian ummat dengan
pemberdayaan dan ZIS secara inovatif, dari Pemberdayaan secara konsumtif
trdisional, konsumtif kreatif, produktif tadisional sampai produktif kreatif.
� Dari pemberdayaan secara konsumtif tradisional Baitul Maal Fastabiq
Pati menuangkan dengan program kerja yang disebut: Fastabiq peduli,
Fastabiq sehat, Al Khoirot,
� Pemberdayaan secara konsumtif kreatif Dakwah Islamiyah. Fastabiq
institute, pemberian biasiswa untuk siswa pondok yang kurang mampu.
� Pemberdayaan secara kreatif tradisional dituangkan dalam Kampung
mandiri
91 Ibid, hlm 147
82
� Sedangkan pemberdayaan produktif kreatif dituangkan dalam
Ambulance aisyiyah, Mobil layanan sosial gratis, pendirian sebuah
usaha yang manajemennya dilakukan oleh Baitul Maal Fastabiq Pati
sedangkan untuk karyawannya diambil dari mustahiq, khususnya bagi
anak jalanan.
Tabel 4.5
Data pemasukan dana ZIS 2009 -2010
No. Nama Pemasukan 2009 Pemasukan 2010
1. Zakat 77.082.197,18 78.587.196.56
2. Infaq 120.653.974,10 361.696.261,25
Jumlah 197.736.171,28 440.283.457,81
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa dalam jangka dua tahun
kenaikan dana ZIS yang terkumpul dari tahun 2009 - 2010 sebesar Rp.
242.674.453,02. Dalam jangka dua tahun kenaikan yang terjadi melebihi
100%, itu membuktikan bahwa dana ZIS bila di kumpulkan akan menjadi
dana yang begitu banyak. Tidak hanya banyak, apabila dana tersebut
dialokasikan untuk mensejahterakan ummat dengan baik pasti kemiskinan
sedikit demi sedikit akan teratasi walaupun tidak semua.
83
Tabel 4.6
Data alokasi pengeluaran program kerja Baitul Maal Fastabiq tahun 2009-2010
Dari tabel diatas dapat ditarik análisis bahwa pemberdayaan yang
digunakan untuk kesejahteraaan ummat dari tahun 2009-2010 lebih banyak
digunakan untuk pemberdayaan secara konsumtif. Itu terlihat dari alokasi
dana yang digunakan untuk program kerja fastabiq peduli mencapai 50 juta
lebih. Dana sebesar itu merupakan dana yang cukup besar untuk
pemberdayaan secara konsumtif.
No Program kerja Pengeluaran 2009 Pengeluaran 2010
1. Fastabik Intitut 9.602.000,00 11.284.700,00
2. Kampung Mandiri 16.000.000,00
3. Fastabiq Peduli 65.133.450,00 59.017.200,00
4. Mobil Layanan Sosial 32.200.000,00 10,500,000.00
5. Dakwah Islamyyah 847.500,00 2.245.000,00
6. Fastabiq Sehat 151.000,00 100.000,00
7. Ambulan Aisyiyah 2.459.500,00 1.325.000,00
8. Al Khoirot 5.939.000,00 10.000.000,00
Jumlah 116.330.450,00 117.442.600,00
84
Dalam strategi yang digunakan Baitul Maal Fastabiq Pati dapat
dibedakan menjadi empat bagian:
� Peningkatan perekonomian secara langsung memberikan santunan.
Digunakan untuk para mustahiq yang masa tingkat kerjanya menurun.
Dalam hal ini dana ZIS diberikan kepada orang yang sudah tidak mampu
berkerja untuk mencukupi diri sendiri. Penyaluran ini biasanya
dikasihkan berupa uang tunai ataupun makanan untuk mencukupi
kehidupan sehari-hari. Dalam strategi ini Baitul mal Fastabik
memberikan dana sebesar 100 ribu perbulan untuk sedikit memenuhi
kebutuhan mustahiq.
� Peningkatan perekonomian secara pemberian skill dan ketrampilan
tertentu untuk modal kerja. Biasanya dikasihkan kepada para mustahiq
yang masih produktif. Hal ini tertuaang dalam program kerja fastabiq
institut yang bertujuan memberikin kerampilan sebagai modal untuk
mencari pekerjaan. Dalam strategi ini alokasi dana yang dianggarkan
tidak menentu karena biasanya dalam pelaksanaan program kerja ini
berkerja sama dengan mitra waralaba yang bersedia membagikan ilmu.
Bahkan tempat usaha untuk dijadikan pelatihan. Setrategi pemberian skiil
ini selama ini kurang adanya pantauan yang efektif. Hal itu dapat dilihat
dari program pelatihan yang sudah dilaksanakan Baitul Maal Fastabiq
Pati yang masih terpantau hanyalah pelatihan yang berkesinambungan
dengan program kerja kampung mandiri yaitu pelatihan yang langsung
direalisasikan dengan pemberian modal usaha seperti pelatihan potong
85
rambut dan ternak kelinci. Sedangkan untuk pelatihan yang tidak
langsung diberikan modal usaha tidak ada pemantauan atau tindaklanjut
yang jelas untuk mencarikan pekerjaan yang layak untuk meningkatkan
kesejahteraan ummat. Dalam program kerja ini untuk pemberdayaannya
lebih signifikan untuk yang diberi modal saja. Untuk itu pemberdayaan
dari program pemberian skill ini masih kurang adanya peran yang banyak
untuk meningkatkan peningkatan kesejahteraan ummat. Hanya 35% dari
mustahiq yang kesejahteraanya meningkat karena masih kurang adanya
tindak lanjut dari pelatihan yang sudah dilaksanakan
� Peningkatan perekonomian melaluai pemberian modal usaha untuk
mustahiq yang ingin meningkatkan kemandirian dalam perekonomian.
Dalam hal ini tertuang dalam program kerja kampung mandiri yang
asnafnya dikasih modal untuk berwira usaha dengan tujuan menjadikan
asnaf mandiri. Dalam strategi pemberdayaan secara pemberian modal
biasanya diberikan binatang ternak maupun mesin yang dapat mendukung
usaha mustahiq. Kebrasilan program kerja yang dilaksanakan oleh Baitul
Maal Fastabiq Pati dalam kampung mandiri untuk meningkatkan
kesejahteraan ummat masih sekitar 40%. Hal ini dapat terlihat dari
beberapa mustahiq binaan Baitul Maal Fastabiq Pati yang bisa
mengembalikan dan qordul hasan hanya 40 % yang dapat
mengembalikannya. Sebut saja dari 8 asnaf yang diberi dana qordul hasan
yang dapat mengembalikan hanyalah 3 orang saja.
86
� Peningkatan perekonomian melalui membuka lapangan kerja bagi
mustahiq yang tidak mempunyai kemampuan mengurus wirausaha
sendiri. Strategi ini ditujukan untuk asnaf yang tidak mempunyai mental
untuk berwira usaha. Dalam strategi ini Baitul Maal. Dalam serategi ini
Baitul Maal Fastabiq Pati faham kalau tidak semua mustahiq mempunyai
mental wirausahawan. Jadi, untuk meningkatkan kesejahteraan ummat
yang kurang mempunyai mental tersebut Baitul Maal Fastabiq Pati
mendirikan usaha cuci mobil. Yang manajemennya dari Baitul Maal
Fastabiq Pati sedangkan para karyawannya diambil dari mustahiq. Dalam
program ini juga belum begitu banyak meningkatkan kesejahteraan
ummat karena selama ini hanya mendapat dua mustahiq sebagai
karyawannya.
Dari srategi yang dilakukan oleh Baitul Maal Fastabiq Pati untuk
meningkatkan perekonomian ummat dapat ditarik alur strateginya. Untuk
pendisribusian dana ZIS perlu dilakukan iventarisasi para mustahiq dan
membedakannya siapa-siapa yang perlu diberikan ZIS konsumtif dan ZIS
produktif. Setelah dibedakan, untuk zakat yang diberikan ZIS yang diberikan
secara konsumtif langsung diberikan melalui sembako atau melalui sebuah
jasa. Sedangkan untuk secara produktif tidak begitu saja diberikan modal
secara langsung. Untuk mengurangi kesalahan pemberian modal Baitul Maal
Fastabiq Pati menggunakan strategi pelatihan–pelatihan wirausaha untuk
menambah sekill terlebih dahulu sebelum memberikan modal usaha. Hal itu
dapat dilakukan untuk mengetahui seberapa banyak para peserta yang serius
87
mengikuti pelatian tersebut sebagai dasar Baitul Maal Fastabiq Pati
mengambil keputusan siapa yang pantas diberi modal usaha.
91
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari hasil penelitian yang penulis lakukan, penulis dapat menarik
kesimpulan sebagai berikut :
Dalam penghimpunan dana dari luar KJKS BMT Fastabiq Pati inilah
yang perlu digali. KJKS BMT Fastabiq Pati telah melakukan beberapa
program kerja untuk menggali dana dari para muzaki di luar KJKS BMT
Fastabiq Pati dapat di bedakan menjadi tiga yaitu: 1) Program Penghimpunan
dana zakat, 2) Program penghimpunan infaq, 3) Program penghimpunan
shodaqoh.
Sedangkan dalam pendistribusian dana zakat, infaq, dan shodaqoh
Baitul Maal Fastabiq Pati menggunakan 8 program kerja yaitu: Fastabiq
institute, Kampung mandiri, Fastabiq peduli, Mobil layanan sosial gratis,
Dakwah Islamiyah, Fastabiq sehat, Ambulance aisyiyah, Al Khoirot
Sedangkan untuk strategi yang digunakan Baitul Maal Fastabiq Pati
dapat dibedakan menjadi bagian:
� Peningkatan perekonomian secara langsung memberikan santunan.
� Peningkatan perekonomian secara pemberian skill dan ketrampilan
tertentu untuk modal kerja.
� Peningkatan perekonomian melalui pemberian modal usaha.
92
� Peningkatan perekonomian melalui membuka lapangan kerja.
5.2 Saran-saran
1. Baitul Maal Fastabiq Pati hendaknya meningkatkan pelayanan dan
sosialisasi program-program yang dijalankan supaya dikenal oleh
masyarakat.
2. Baitul Maal Fastabiq Pati hendaknya memberikan pelatihan atau pembinaan
dan pengawasan yang maksimal terutama untuk program yang bersifat
produktif atau pendistribusian yang bersifat model usahan. Serta memantau
usaha yang dimodali dari dana ZIS supaya nantinya dana tersebut tidak
terbuang sia-sia dan dapat dimanfaatkan lagi untuk program pemberdayaan
dana ZIS selanjutnya.
3. Baitul Maal Fastabiq Pati hendaknya meningkatkan pengalokasian dana
ZIS, terutama untuk program produktif dan semua program pendaya gunaan
zakat, infaq dan shodaqoh pada umumnya. Karena jika ini dapat berjalan
dengan baik maka dapat membantu peningkatan perekonomian ummat.
5.3 Penutup
Alhamdulillah segala puji bagi Allah SWT, keagungan dan kebesaran
hanya milik-Nya, tuhan penguasa alam dan seisinya yang tidak ada
kesempurnaan selain Allah SWT. Dan dengan Rahmat, Taufik, Hidayah, dan
Inayah-Nya, maka penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang
berjudul “ANALISIS PEMBERDAYAAN ZAKAT INFAQ DAN
93
SHADAQAH DI KJKS BMT FASTABIQ PATI TERHADAP
PENINGKATAN PEREKONOMI UMMAT”
Shalawat dan salam tak lupa kami haturkan kepada junjungan Nabi
besar Muhammad SAW yang menjadi penerang bagi kita semua umatnya dan
memberikan teladannya dan kasih sayangnya.
Besar harapan penulis, semoga dengan penulisan skripsi yang sangat
sederhana ini dapat membawa manfaat dalam memperluas cakrawala
pengetahuan dan menjadikan kesadaran berzakat, infaq, dan shodakoh bagi
penulis khususnya maupun pembaca pada umumnya.
Sebagai manusia biasa yang tak mungkin sempurna, penulis
menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kesalahan dan kekurangan. Tapi
bagi penulis, tulisan ini merupakan tulisan yang sangat berharga. Untuk itu
dengan segala kerendahan hati, penulis memohonbagi para pembaca untuk
memberikan masukan berupa saran maupun kritik yang sifatnya membangun
dan konstruktif upanya penyempurnaan skripsi ini.
Besar harapan saya, tulisan ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan
umat manusia pada umumnya, kemudian saran dan kritik yang konstruktif
akan sangat berguna bagi tulisan ini
91
DAFTAR PUSTAKA
Al-Husaini Abu Bakar bin Muhammad, Kifayatul-Akhyar, juz 1, Toha Putra semarang, tt.
Al-Maraghi Ahmad Mustafa (ed.),TerjemahTafsir Al-Maraghi, di terjemahkan oleh Hery
Noer Ali dkk dari “ Tafsir Al-Maraghi”, (Semarang: Toha Putra), 1992.
Al-Qur'an dan Terjemahnya, Terj Hasbi Ashiddiqi dkk, Jakarta; Yayasan
Peyelenggara/Penafsiran al Qur’an, 1971.
Al-Siddieqy Muhammad Hasbi, Pedoman Zakat, Jakarta: N.V. Bulan Bintang, 1953.
An-Nawawi, al-Majmu', juz.V, Dar al-Fikri, Bairut, tt.
Anto Hendrie, Pengantar Ekonomika Mikro Islam, Yogykarta; Ekonosia, 2003.
Arikunto Suharsini, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta: PT Renika
Cipta 2006.
Bahrudin, Indikator Kesejahteraan Dalam Al-Qur’an, http//shariaeconomy.
Blogspot.com/2008/09/indicator-kesejahteraan-dalam-Al-Qur’an. Diakses pada
tanggal 6 juni 2011.1
Bahtiar Edi, KeaRah Produktivitas Zakat, Yogyakarta: Idea Press,2009.
Bayu, Asnaf, Wawancara Pribadi, tanggal 24 Mei 2011
Company profil Baitul Maal Fastabiq Pati. Dikutip tanggal 20 Januari 2011.
Data dokumen Baitul Maal Fastabiq Pati, dikutip tanggal 7 Juni 2011.
El-Fasa Nunu, Menghitung Zakat http://www5.shoutmix.com, diakses 19 mei 2011
Hafihuddin Didin, M.Sc, Zakat Dalam Perekonomian Modern, Gema Insani, Jakarta,
2002
Hasan M. Ali, Zakat, Pajak, Asuransi dan Lembaga Keuangan, Raja Grafindo Persada,
Jakarta, 2000.
Hasil observasi pada mustahiq tanggal 20 April 2011.
Hidayat ACH.Syaful, Analisis Tatakelola dan Distribusi Zakat Lembaga Zakat, Infaq, dan
Sedekah (LAZIS) Di Malang, Unifersitas Muhammadiyah Malang,
www.keos.umm.ac.id, diakses 24 maret 2011.
Ibn Rusd, Bidayah al-Mujtahid wa Nihayah al-Muqtasid, Dar al-Ihya', Semarang, tt.
Laporan keuangan Baitul Maal Fastabiq tahun 2010, diminta pada tanggal 27 Maret 2011.
Laporan keuangan Baitul Maal Fastabiq tahun 2010, diminta pada tanggal 27 Maret 2011.
Mas’udi Masdar F. Agama Keadilan Risalah Zakat Dalam Islam, Jakarta: P3M, 1993.
Munawir Ahmad Warson, Al-Munawir Kamus Arab-Indonesia, Unit Pengadaan Buku-
buku Ilmiah Keagamaan Pondok Pesantren al-Munawir, Yogyakarta, 1984.
Nawawi Sofwan. Zaman-Rosulullah-Zakat-Untuk-Atasi Kesulitan Ekonomi.
www.pkpu.or.id/news/. Diakses 20 Maret 2011
Poerwadamita WJS, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 2007.
92
Program kerja pendistribusian dana ZIS di Baitul Maal Fastabiq Pati, dikuip tanggal13
Mei 2011.
Program kerja pengumpulan dana ZIS Baitul Maal Fastabiq Pati, dikutip tanggal 13 Mei
2011.
Proyek Pembinaan Zakat dan Wakaf, Pedoman Zakat (4), (Jakarta: Departemen Agama),
1982.
Qardawi Yusuf, Hukum Zakat, terj Salman Harun dkk, cet 7, Bogor: Pustaka Lentera
Antar Nusa, 2004.
_______, Kiat Islam Mengatasi Kemiskinan. Jakarta: Gema Insani Press, 1895.
Raharjo Dawam, Islam dan Transformasi Sosial-Ekonomi, Jakarta: LSAF, Cet I, 1999.
Rozak Nasrudin, Dienul Islam, Bandung: Al Ma'arif, 1985.
Sartika Mila, Pengaruh Pemberdayagunaan Zakat Produktif Terhadap
Pemberdayagunaan Mustahiq Pada Laz Yayasan Solo Peduli Surakarta, Jurnal
Ekonomi Islam, 2008.
Shabir Muslih. Terjemah Riyadlus Shalihin, jus II, Semarang: CV Toha Putra, tt.
Subhan Eko, “Indicator Kesejahteraan Islami”, http;//groups.yahoo.com/
group/pengobatan-alternatif / message / 607, diakses tanggal 15 juni 2011.
Syahroni, Staff Baitul Maal, Wawancara Pribadi, pada tanggal 27 Maret 2011
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 1999, Tentang Pengelolaan Zakat,
www. Bpkp.go.id/unit/hokum/uu/1999/38-99.pdf, diakses tanggal 20 Maret 2011.
Utomo Setiawan Budi, Reaksi Fikih Zakat, Infaq, Dan Sedekah Menuju Tata Kelola Yang
Efektif, www.rumahzakat.org, diakses 20 Maret 2011.
Waluyo Bambang, Penelitian Hokum Dalam Praktek, Jakarta: Sinar Gravika, 2002.
Yasin, Solikhul Hadi, Fikih Ibadah, Kudus, 2008.
Zan Muhammad, Pembedaan Zakat Infaq, dan Shodaqoh, http: //www.
Eramuslim.com/konsultasi/zakat/infaq-dan-shodaqoh. Diakses 28 April 2011
Zuhdi Masjfuk, Masail Fiqhiyyah, Yogyakarta: CV. Haji Masagung,1991.
93
HASIL WAWANCARA
Nama Daftar Wawancara Hasil Wawancara
Syahroni
(Staff Baitul
Maal Fastabiq
Pati)
7 Februari
2011
1. Bersumber darimanakah dana
ZIS yang dihimpun oleh Baitul
Maal Fastabiq Pati?
2. Bagaimana cara Baitul Maal
Fastabiq Pati dalam
mendayagunakan dana ZIS?
3. Siapa sajakah asnaf yang
menerima dana ZIS secara
produktif dan asnaf yang
menerima konsumtif?
4. Bentuk pelatihan apakah yang
diberikan kepada asnaf agar
dapat mandiri?
5. Bagaimana cara Baitul Maal
Fastabiq Pati agar dana yang
diberikan kepada asnaf dapat
dimanfaatkan sesuai dengan
yang diharapkan sehingga dapat
membantu asnaf dalam
meningkatkan kesejahteraannya?
1. Sumber dana ZIS yang
terkumpul terdiri dari dua
sumber yaitu sumber dari dalam
dan sumber dari luar
2. Melalui dua cara yaitu secara
konsumtif (fastabiq peduli) dan
secara produktif (kampong
mandiri, fastabiq institut)
3. Yang konsumtif diberikan untuk
orang-orangfakir miskin dan
usianga sudah tidak produktif
lagi, untuk produktif
diutamakan miskin dan usianya
masih produktif.
4. Pembekalan materi setelah asnaf
dinyatakan lolos dalam seleksi
dan memberikan pelatihan.
5. Melakukan pemantauan
terhadap usaha asnaf dan
member sangsi yang tidak
sungguh-sungguh dalam
berusaha, ini dapat dilihat dari
kemampuan asnaf dalam
pengembalian dana kordul
hasan.
Nama Daftar Wawancara Hasil Wawancara
Warsono
(Asnaf)
17 Februari
2011
1. Berapa jumlah modal yang anda
terima pertama kali dari Baitul
Maal Fastabiq Pati?
2. Sudah berapa kali ada
mengembalikan modal ke Baitul
Maal Fastabiq Pati?
3. Pelatihan apa sajakah yang anda
terima dari Baitul Maal Fastabiq
Pati dalam Fastabiq institute?
4. Apakah dana ZIS yang diberikan
oleh Baitul Maal Fastabiq Pati
dapat membantu anda dalam
meningkatkan kesejahteraan?
5. Berapa kali Baitul Maal Fastabiq
Pati melakukan pengawasan
terhadap usaha anda?
1. Rp. 2000.000,-
2. 7 kali mulai bulan agustus
sampai februari
3. Dapat materi berupa teori
ekonomi Islam dan bisnis
Islam serta pelatihan ternak
kelinci.
4. Belum karna saat ini masih
masa perkembangan, untuk
memperbanyak kelinci.
5. 1 kali setelah pencairan dana.
94
Nama Daftar Wawancara Hasil Wawancara
Supriyono
(Asnaf)
3 Maret 2011
1. Berapa jumlah modal yang anda
terima pertama kali dari Baitul
Maal Fastabiq Pati?
2. Sudah berapa kali ada
mengembalikan modal ke Baitul
Maal Fastabiq Pati?
3. Pelatihan apa sajakah yang anda
terima dari Baitul Maal Fastabiq
Pati dalam Fastabiq institute?
4. Apakah dana ZIS yang diberikan
oleh Baitul Maal Fastabiq Pati
dapat membantu anda dalam
meningkatkan kesejahteraan?
5. Berapa kali Baitul Maal Fastabiq
Pati melakukan pengawasan
terhadap usaha anda?
1. Rp. 2000.000,-
2. 3 kali mulai bulan agustus
sampai februari
3. Pelatihan ternak kelinci dari
triner.
4. Modal dari Fastabiq yang
sama terima sudah bisa saya
nikmati untuk membantu
usaha bengkel saya.
5. 1 kali setelah pencairan
dana.
Nama Daftar Wawancara Hasil Wawancara
Bayu Agung S.
(Asnaf)
3 Maret 2011
1. Berapa jumlah modal yang anda
terima pertama kali dari Baitul Maal
Fastabiq Pati?
2. Sudah berapa kali ada
mengembalikan modal ke Baitul
Maal Fastabiq Pati?
3. Pelatihan apa sajakah yang anda
terima dari Baitul Maal Fastabiq
Pati dalam Fastabiq institute?
4. Apakah dana ZIS yang diberikan
oleh Baitul Maal Fastabiq Pati dapat
membantu anda dalam
meningkatkan kesejahteraan?
5. Berapa kali Baitul Maal Fastabiq
Pati melakukan pengawasan
terhadap usaha anda?
1. Rp. 2000.000,-
2. 2 kali mulai bulan agustus
sampai februari
3. Perlatihan ternak kelinci dari
trainer.
4. Modal yang sayaterima
belum bisa saya nikmati
untuk mencukupi keperluan
hidup saya.
5. 1 kali setelah pencairan dana.
Nama Daftar Wawancara Hasil Wawancara
Warsito
(Asnaf)
19Maret 2011
1. Berapa jumlah modal yang anda
terima pertama kali dari Baitul
Maal Fastabiq Pati?
2. Sudah berapa kali ada
mengembalikan modal ke Baitul
Maal Fastabiq Pati?
3. Pelatihan apa sajakah yang anda
terima dari Baitul Maal Fastabiq
Pati dalam Fastabiq institute?
1. Rp. 2000.000,-
2. 2 kali
3. Perlatihan ternak kelinci dari
trainer.
4. Modal yang sayaterima
belum bisa saya nikmati
untuk mencukupi keperluan
hidup saya.
5. 1 kali setelah pencairan dana.
95
4. Apakah dana ZIS yang diberikan
oleh Baitul Maal Fastabiq Pati
dapat membantu anda dalam
meningkatkan kesejahteraan?
5. Berapa kali Baitul Maal Fastabiq
Pati melakukan pengawasan
terhadap usaha anda?
Nama Daftar Wawancara Hasil Wawancara
Dwi Suriyono
(Asnaf)
23Maret 2011
1. Berapa jumlah modal yang anda
terima pertama kali dari Baitul
Maal Fastabiq Pati?
2. Sudah berapa kali ada
mengembalikan modal ke Baitul
Maal Fastabiq Pati?
3. Pelatihan apa sajakah yang anda
terima dari Baitul Maal Fastabiq
Pati dalam Fastabiq institute?
4. Apakah dana ZIS yang diberikan
oleh Baitul Maal Fastabiq Pati
dapat membantu anda dalam
meningkatkan kesejahteraan?
5. Berapa kali Baitul Maal Fastabiq
Pati melakukan pengawasan
terhadap usaha anda?
1. Rp. 2000.000,-
2. 2 kali mulai bulan agustus
sampai februari
3. Perlatihan ternak kelinci dari
trainer.
4. Modal yang sayaterima
belum bisa saya nikmati
untuk mencukupi keperluan
hidup saya.
5. 1 kali setelah pencairan dana.
Nama Daftar Wawancara Hasil Wawancara
Bayu Agung S.
(Asnaf)
23 Maret 2011
1. Berapa jumlah modal yang anda
terima pertama kali dari Baitul
Maal Fastabiq Pati?
2. Sudah berapa kali ada
mengembalikan modal ke Baitul
Maal Fastabiq Pati?
3. Pelatihan apa sajakah yang anda
terima dari Baitul Maal Fastabiq
Pati dalam Fastabiq institute?
4. Apakah dana ZIS yang diberikan
oleh Baitul Maal Fastabiq Pati
dapat membantu anda dalam
meningkatkan kesejahteraan?
5. Berapa kali Baitul Maal Fastabiq
Pati melakukan pengawasan
terhadap usaha anda?
1. Rp. 2000.000,-
2. 2 kali mulai bulan agustus
sampai februari
3. Dapat materi berupa teori
ekonomi Islam dan bisnis
Islam serta pelatihan ternak
kelinci.
4. Modal yang sayaterima
belum bisa saya nikmati
untuk mencukupi keperluan
hidup saya.
5. 1 kali setelah pencairan
dana.
96
Nama Daftar Wawancara Hasil Wawancara
Karnawi
(Asnaf)
24 Maret 2011
1. Berapa jumlah modal yang anda
terima pertama kali dari Baitul
Maal Fastabiq Pati?
2. Sudah berapa kali ada
mengembalikan modal ke Baitul
Maal Fastabiq Pati?
3. Pelatihan apa sajakah yang anda
terima dari Baitul Maal Fastabiq
Pati dalam Fastabiq institute?
4. Apakah dana ZIS yang diberikan
oleh Baitul Maal Fastabiq Pati
dapat membantu anda dalam
meningkatkan kesejahteraan?
5. Berapa kali Baitul Maal Fastabiq
Pati melakukan pengawasan
terhadap usaha anda?
1. Rp. 2000.000,-
2. 2 kali mulai bulan agustus
sampai februari
3. Perlatihan ternak kelinci dari
trainer.
4. Modal yang sayaterima
belum bisa saya nikmati
untuk mencukupi keperluan
hidup saya.
5. 1 kali setelah pencairan
dana.
Nama Daftar Wawancara Hasil Wawancara
Retno Wijayanti
(Asnaf)
7 Februari
2011
1. Berapa jumlah modal yang anda
terima pertama kali dari Baitul
Maal Fastabiq Pati?
2. Sudah berapa kali ada
mengembalikan modal ke Baitul
Maal Fastabiq Pati?
3. Pelatihan apa sajakah yang anda
terima dari Baitul Maal Fastabiq
Pati dalam Fastabiq institute?
4. Apakah dana ZIS yang diberikan
oleh Baitul Maal Fastabiq Pati
dapat membantu anda dalam
meningkatkan kesejahteraan?
5. Berapa kali Baitul Maal Fastabiq
Pati melakukan pengawasan
terhadap usaha anda?
1. Rp. 2000.000,-
2. 7 kali mulai bulan agustus
sampai februari
3. Perlatihan ternak kelinci dari
trainer.
4. Modal yang sayaterima
belum bisa saya nikmati
untuk mencukupi keperluan
hidup saya. Karna masih
masa perkembangan ternak
kelinci
5. 1 kali setelah pencairan
dana.
91
92
BAITUL MAAL FASTABIQ
Merupakan bagian dari KJKS BMT Fastabiq yang bergerak pada sector social dengan
layanan Zakat Infak Sedekah. Melalui Baitul Maal, KJKS BMT Fastabiq mengelola dana zakat
infak sedekah baik dari internal karyawan, anggota, maupun masyarakat umum. Baitul Maal
mengelola dana zakat infak sedekah setiap hari setiap bulan setiap tahun, tidak hanya
mengelola secara temporal.
Melalui program-programnya, Baitul Maal Fastabiq mendakwahkan keutamaan dan
kemudahan menunaikan zakat infak sedekah. Baik program penghimpunan maupun
penyaluran, dibuat senyaman mungkin bagi donatur, secocok mungkin dengan mustahik,
namun tetap sesuai dengan syariah Islam.
Program Penghimpunan Zakat Infak Sedekah
Zakat
Terdiri dari zakat profesi, harta tunai, pertanian, peternakan, perhiasan, perniagaan,
pertambangan, dll. Kesemua itu adalah kewajiban yang harus dikeluarkan dari berbagai
macam bentuk harta. Harta tersebut dikenai kewajiban zakat dengan syarat dan rukun
tertentu; kepemilikan, nishab, haul, pertumbuhan, dll.
Baitul Maal Fastabiq selalu siap menghitungkan berbagai jenis harta yang wajib
dizakati, jika muzakki berkenan. Jika kurang berkenan maka muzakki dapat berkonsultasi
tentang tata cara penghitungan zakat secara umum dari berbagai jenis harta yang dimiliki.
Muzakki bebas memilih program pendayagunaan zakatnya; obyek sasaran(mustahik
tetangga, yatim piatu, jompo, atau yang lain), bentuk penyaluran(produktif, nonproduktif),
waktu dan tempat penyaluran.
Infak
Terdiri dari infak dengan uang dan infak tanpa uang. Infak dengan uang didayagunakan
melalui program-program dakwah islamiyyah; kajian, beasiswa pesantren, dll. Sedangkan
infak tanpa uang dikemas ke dalam 2 produk Warapahala Infak:
1. Kabi-kabi(Kajian Berizki-kajian berbagi).
Merupakan kajian yang terselenggara atas kerjasama Baitul Maal Fastabiq dan mitra
warapahala. Mitra warapahala tidak perlu mengeluarkan uang serupiahpun, cukup
93
menyediakan waktu, tempat, dan peserta kajian. Adapun snack, makalah, dan pembicara
disiapkan oleh Baitul Maal.
2. Al JUB(Afiliasi Jaringan Usaha Berbagi)
Merupakan sistem kerjasama penghimpunan dana ZIS atas kerjasama Baitul Maal Fastabiq
dengan mitra warapahala. Mitra hanya menyediakan tempat untuk Kotak Penghimpun ZIS
yang diberikan oleh Baitul Maal.
Sedekah
Terdiri dari paket sedekah sembako dan paket sedekah perlengkapan sekolah, dengan
rincian:
Paket sedekah sembako, dengan Donasi Rp 40.000,- yang akan dipack berisi: Beras 4 kg,
Minyak goreng 1 liter, Mie Instan 4 buahM
Paket sedekah perlengkapan sekolah, dengan donasi Rp 80.000,- yang akan dipack berisi: Tas
Sekolah, Buku Tulis, dan Paket alat tulis
Program Pendayagunaan Zakat Infak Sedekah
1. Fastabiq Institut
Santunan dalam bentuk
pelatihan(kewirausahaan dan keterampilan teknis)
dan pembinaan(keberagamaan, motivasi,
manajemen dan keuangan) yang diperuntukkan bagi
dhuafa produktif. Pelatihan-pelatihan yang pernah
diselenggarakan:
• Tahun 2008 : Memasak di RM, pemasaran optik, dll.
• Tahun 2009: Potong rambut/barbershop,
teknik otomotif, dll
94
• Tahun 2010: Ternak Kelinci, cuci mobil motor profesional, perawatan jenazah, dll.
2. Kampung Mandiri
Dibangun dengan pembentukan kelompok-
kelompok usaha dari industri rumah tangga di daerah
bidikan. Kriteria sasaran adalah mustahik yang mampu
berusaha secara berkelompok. Kelompok mustahik tersebut
akan didampingi secara berkala oleh tim yang sudah
disiapkan.
Di antara kampung mandiri yang telah
diselenggarakan antara lain: Konveksi di Tayu, batu
bata di Dukuhseti, kopi bubuk rosela di Margorejo,
Jamur merang di kalidoro, Ternak kelinci di
Tlogowungu, dll.
3. Fastabiq Peduli
Program santunan kebutuhan pokok secara langsung kepada para mustahik, reguler
maupun nonreguler; kekurangan pangan, kesehatan, bencana alam, beserta bimbingan
rohani pasien dan dhuafa.
• Tahun 2009: 314 dhuafa di 11 kecamatan
• Tahun 2010: 260 dhuafa(per semester I)
95
4. Mobil Layanan Sosial Gratis
Program jasa transportasi bagi
dhuafa binaan untuk kebutuhan urgen
kesehatan; bersalin, berobat ke rumah
sakit, dll
5. Dakwah Islamiyyah
Program pengembangan dan peningkatan kualitas keberagamaan mustahik. Di
antaranya berbentuk:
• Kajian intensif
• Memakmurkan masjid
• Beasiswa
Pondok
Pesantren
6. Fastabiq sehat
Santunan dalam bentuk program pemenuhan kesehatan mustahik. Di antaranya berbentuk:
• Pengobatan gratis
• Khitan massal
• Donor darah
96
7. Ambulance Aisyiyah
merupakan sarana dakwah
‘Aisyiyah untuk layanan kesehatan
yang bekerjasama dengan Baitul
Maal Fastabiq dan PKU
Muhammadiyah. Program ini
menyediakan bermacam-macam
layanan:
1. Nonstop Ambulans
Layanan 24 jam,
Telepon: (0295) 383999 KJKS BMT Fastabiq,
Kontak person: Supriyanto (085 226 321 836)
2. Layanan Jenazah
Merawat jenazah sampai perlengkapan jenazah sesuai syariah
3. Layanan PKU Muhammadiyah
8. Al Khoirot
merupakan santunan yang
diberikan kepada “gharim”
yang tertimpa musibah yakni
meninggal dunia atau
kebakaran.
97
GALERI FOTO KEGIATAN
Potong Rambut Gratis
Fastabiq Institut, pelatihan sistem ternak kelinci modern
Peduli Gempa Sumatera Barat
98
Fastabiq Peduli, Santunan Paket Sedekah Sembako
99
Donor Darah
Pemeriksaan Kesehatan Gratis dan Khitan Massal
100
Berbagi Hewan Qurban