hubungan antara motivasi siswa mengerjakan...
TRANSCRIPT
HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI SISWA MENGERJAKAN
LEMBAR KERJA SISWA DENGAN HASIL BELAJAR SISWA
PADA BIDANG STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM KELAS
V DI SD N PESANTREN KECAMATAN MIJEN KOTA
SEMARANG
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi dan Melengkapi Syarat
Guna Memperoleh Gelar Sarjana Program Strata 1 (S1)
Dalam Ilmu Tarbiyah Jurusan Pendidikan Agama Islam
m strata
OLEH :
SITI SAFA`ATUN
(073111146)
FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2011
PERNYATAAN KEASLIAN
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Siti Safa`atun
NIM : 073111146
Jurusan/Program Studi : Pendidikan Agama Islam
Menyatakan bahwa skripsi ini secara keseluruhan adalah hasil penelitian/karya
saya sendiri, kecuali bagian tertentu yang dirujuk sumbernya.
Semarang, 09 November 2011
Saya yang menyatakan,
Siti Safa`atun
NIM: 073111146
KEMENTERIAN AGAMA
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO
FAKULTAS TARBIYAH
Alamat: Jl. Prof. Dr. Hamka (kampus II) Ngaliyan Telp. (024) 7601295
Semarang 50185
PENGESAHAN
Nama : Siti Safa`atun
NIM : 073111146
Judul : Hubungan Antara Motivasi Siswa Mengerjakan Lembar
Kerja Siswa Dengan Hasil Belajar Siswa Pada Bidang Studi
Pendidikan Agama Islam Kelas V Di SD N Pesantren
Kecamatan Mijen Kota Semarang
Telah diujikan dalam siding munaqosyah oleh Dewan Penguji fakultas Tarbiyah
IAIN walisongo dan dapat diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar
sarjana dalam Ilmu Pendidikan Islam.
Semarang, 09 Desember 2011
Dewan Penguji
Ketua, Sekretaris,
Dr. H. Sukasih, M. Pd Ridwan, M.Ag
NIP.19570202 199203 2 001 NIP.19630106 199703 1 001
Penguji I Penguji II
Drs.Abdul Wahib, M.Ag Drs. Ani Hidayati, M.pd
NIP.19600615 199103 1 004 NIP.19611025 199303 2 001
Pembimbing I Pembimbing II
Dra. Muntholi’ah, M. Pd Drs. Abdul Rahman, M. Ag
NIP. 19670319 1993032 001 NIP: 19691105 199403 100 3
NOTA PEMBIMBING
Semarang, 09 Desember 2011
Kepada
Yth. Dekan Fakultas Tarbiyah
IAIN Walisongo
di Semarang
Assalamu’alaikum wr. Wb.
Dengan ini diberitahukan bahwa saya telah melakukan bimbingan, arahan dan
koreksi naskah skripsi dengan:
Judul : Hubungan Antara Motivasi Siswa Mengerjakan Lembar
Kerja Siswa Dengan Hasil Belajar Siswa Pada Bidang Studi
Pendidikan Agama Islam kelas V di SD Negeri Pesantren
Kecamatan Mijen Kota Semarang.
Nama : Siti Safa`atun
NIM : 073111146
Jurusan : Pendidikan Agama Islam
Program Studi : S1
Saya memandang bahwa naskah skripsi tersebut sudah dapat diajukan kepada
Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo untuk diujikan dalam Sidang Munaqosyah.
Wassalamu’alaikum wr. wb.
Dra. Hj. Muntholi’ah, M. Pd
NIP: 19670319 199303 2 001
NOTA PEMBIMBING
Semarang, 09 Desember 2011
Kepada
Yth. Dekan Fakultas Tarbiyah
IAIN Walisongo
di Semarang
Assalamu’alaikum wr. Wb.
Dengan ini diberitahukan bahwa saya telah melakukan bimbingan, arahan dan
koreksi naskah skripsi dengan:
Judul : Hubungan Antara Motivasi Siswa Mengerjakan Lembar
Kerja Siswa Dengan Hasil Belajar Siswa Pada Bidang Studi
Pendidikan Agama Islam kelas V di SD Negeri Pesantren
Kecamatan Mijen Kota Semarang.
Nama : Siti Safa`atun
NIM : 073111146
Jurusan : Pendidikan Agama Islam
Program Studi : S1
Saya memandang bahwa naskah skripsi tersebut sudah dapat diajukan kepada
Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo untuk diujikan dalam Sidang Munaqosyah.
Wassalamu’alaikum wr. wb.
Drs. Abdul Rahman, M. Ag
NIP: 19691105 199403 100 3
ABSTRAK
Judul : Hubungan antara motivasi siswa mengerjakan lembar kerja siswa
(LKS) dengan hasil belajar siswa pada bidang studi Pendidikan
Agama Islam kelas V di SD negeri pesantren Kecamatan Mijen
Kota Semarang.
Penulis : Siti Safa`atun
NIM : 073111146
Permasalahan yang menjadi kajian peneliti, yaitu: hubungan antara motivasi
siswa mengerjakan lembar kerja siswa (LKS) dengan hasil belajar siswa pada
bidang studi Pendidikan Agama Islam kelas V di SD negeri pesantren Kecamatan
Mijen Kota Semarang.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : 1) hubungan antara motivasi
siswa mengerjakan lembar kerja siswa (LKS) dengan hasil belajar siswa pada
bidang studi Pendidikan Agama Islam kelas V di SD negeri pesantren Kecamatan
Mijen Kota Semarang.
Penelitian ini adalah penelitian yang menggunakan metode korelasional
dengan analisis product moment. Penelitian ini merupakan penelitian populasi
karena responden berjumlah 25 siswa diambil hanya kelas V SD N Pesantren
Kec. Mijen kota Semarang. Data penelitian yang terkumpul kemudian dianalisis
dengan menggunakan teknik statistik inferensial, pengujian hipotesis penelitian
mnggunakan analisis korelasional Product Moment. Dari analisis uji hipotesis
diketahui, adanya hubungan positif yang signifikan antara motivasi siswa
mengerjakan lembar kerja siswa (LKS) dengan hasil belajar siswa pada bidang
studi Pendidikan Agama Islam kelas V di SD negeri pesantren Kecamatan Mijen
Kota Semarang. Hal ini ditunjukkan dari diperoleh dengan taraf signifikan 5%
dengan N = 25 diperoleh r observasi = 0,516 sedangkan r tabel = 0,396 maka ro > rt
berarti signifikan. Sedangkan pada taraf 1% dengan N = 25 diperoleh r observasi = 0,516 dan r tabel = 0.505 maka ro > rt berarti signifikan.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa ada hubungan positif yang signifikan
antara motivasi siswa mengerjakan lembar kerja siswa (LKS) dengan hasil
belajar siswa pada bidang studi Pendidikan Agama Islam kelas V di SD Negeri
Pesantren Kecamatan Mijen Kota Semarang. Berdasarkan hasil penelitian
diharapkan akan menjadi bahan informasi dan masukan bagi para civitas
akademika, para mahasiswa, para tenaga pengajar
TRANSLITERASI ARAB-LATIN
Penulisan transliterasi huruf-huruf Arab Latin dalam disertasi ini
berpedoman pada SKB Menteri Agama dan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
R.I Nomor: 158/1987 dan Nomor: 0543b/U/1987. Penyimpangan penulisan kata
sandang [ al-] disengaja secara konsisten sesuai teks Arabnya.
t ط a ا
z ظ b ب
` ع t ت
g غ S ث
f ف J ج
q ق h ح
k ك kh خ
l ل d د
m م z ذ
n ن r ر
w و z ز
h ه s س
` ء sy ش
y ي s ص
d ض
Bacaan Madd:
a = a panjang وا = au
i = i panjang اي = a
u = u panjang
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT dan Hidayat-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Sholawat serta salam semoga
tetap terlimpah kehadirat Nabi Muhammad SAW dan kepada keluarga serta para
sahabat dan pengikutnya.
Dalam menyusun skripsi yang berjudul “pengaruh motivasi siswa
mengerjakan lembar kerja siswa (LKS) terhadap pemahaman siswa pada bidang
studi Pendidikan Agama Islam kelas V di SD negeri pesantren Kecamatan Mijen
Kota Semarang”, penulis susun dengan berusaha semamksimal mungkin demi
terwujudnya susunan yang sebaik-bainya. Namun karena kekurangan dan
keterbatasan-keterbatasan yang ada pada penulislah yang membuat skripsi ini
menjadi masih jauh dari kesempurnaan.
Tersusunnya skripsi tidak lepas dari berbagai pihak yang membantu.
Untuk itu penulis ucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Prof. Dr. H. Muhibbin, selaku Rektor IAIN Walisongo Semarang
2. Dr. Sujai, M.Ag. selaku dekan Fakultas Tarbiyah Institut Agama Islam Negeri
Walisongo Semarang
3. Nasirudin, M. Ag selaku Kajur PAI IAIN Walisongo Semarang
4. Drs. Abdul Rahman, M. Ag selaku Dosen Wali yang tidak lelah memberikan
semangat dan dengan penuh kesabaran
5. Dra. Muntholi`ah, M.Pd dan Drs. Abdul Rahman, M. Ag selaku pembimbing,
dengan bantuan beliaulah penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
6. Segenap Dosen dan Karyawan di lingkungan fakultas Tarbiyah IAIN
Walisongo atas bantuannya pada penulis
7. Ayahanda Choeroma & Ibunda Khamidah tercinta, yang senantiasa
memberikan doa restu dan dukungan baik secara moral maupun material
terhadap keberhasilan studi ananda.
(Robbighfir lii waaliwaalidayya warhamhuma kama robbayaanii shoghiro
8. Adikku tersayang, Ali Murtadho yang selalu memberikan inspirasi baru lewat
senyum dan tawa nakal hingga menumbuhkan semangat yang berharga dalam
diriku serta keluarga besarku yang senantiasa mendoakanku
9. Guru-guru yang telah memperkenalkan jendela ilmu dan meletakkan dasar
akhlaqul karimah sehingga dapat memperluas wawasan dan ilmu pengetahuan.
Semoga jasa-jasa beliau mendapat balasan yang sebaik-baiknya oleh Allah.
10. Semua teman-temanku PAI D `07 yang berusaha meluangkan waktunya untuk
membantu menyelesaikan skripsi
11. Bapak Suraji Arifin, S. Pd. I selaku guru Pendidikan Agama Islam kelas V SD
N Pesantren Kota semarang yang telah memberi banyak bantuan dan masukan
12. Ibu Ninik Wuryani, S. Pd Selaku kepala sekolah SD N Pesantren Kota
Semarang dan beserta staf yang telah memberikan izin untuk melakukan
penelitian dan data-data yang diperlukan dalam menyusun skripsi
Kepada mereka semua peneliti tidak dapat memberikan apa-apa, hanya
ucapan terima kasih dengan tulus serta iringan doa, semoga Allah SWT membalas
semua amal kebaikan mereka dan melimpahkan Rahmat, Taufiq, Hidayah dan
Inayah-Nya. Pada akhirnya peneliti menyadari dengan sepenuh hati bahwa
penulisan skripsi ini belum mencapai kesempurnaan dalam arti yang sebenarnya
Kemudian penyusun mengakui kekurangan dan keterbatasan kemampuan
dalam menyusun skripsi ini, maka diharapkan kritik dan saran yang bersifat
konstruktif, evaluatif dari semua pihak guna kesempurnaan skripsi ini. Akhirnya
semoga dapat bermanfaat bagi semua yang membaca dan bagi diri si peneliti
khususnya.
Semarang, 09 Nopember 2011
Penulis,
Siti Safa`atun NIM: 073111146
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL……………………………………………………..……i
PERNYATAAN KEASLIAN…………………………………………………..ii
PENGESAHAN…………………………………………………………..…….iii
NOTA PEMBIMBING…………………………………………………..…….iv
ABSTRAK………………………………………………………………..…….v
TRANSLITERASI…………………………………………………………….vi
KATA PENGANTAR……………………………………………………..….vii
DAFTAR ISI………………………………………………………………….viii
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang………………………………………………….1
B. Rumusan Masalah………………………………….……………5
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian…………………………………5
BAB II : LANDASAN TEORI
A. Kajian Pustaka………………………………………………….6
B. Kerangka teoritik………………………………………………8
1. Motivasi mengerjakan LKS………………………………8
a. Motivasi……………………………….………………..8
1) Pengertian motivasi……………………………….....8
2) Fungsi motivasi dalam belajar………..……………..12
3) Macam-macam motivasi…………………………….14
4) Prinsip-prinsip motivasi………………………….....19
5) Cara meningkatkan motivasi siswa………….……..20
b. Mengerjakan LKS……………………………….……22
1) Pengertian mengerjakan………………..…………..22
2) Pengertian LKS………………………………..…22
3) Tujuan penggunaan LKS ………………..……….22
c. Manfaat penggunaan LKS ……………………….….22
d. Motivasi mengerjakan LKS………………………….22
2. Hasil Belajar Pendidikan Agama Islam…………………..26
a. Hasil Belajar……………………………………….…..26
1) Pengertian hasil Belajar…………………………….26
2) Tipe Hasil Belajar……………….………………....27
3) Faktor-faktor yang mempengaruhi Hasil belajar…..29
b. Pendidikan Agama Islam……………………………...34
1) Pengertian pendidikan Agama Islam…………….…34
2) Dasar dan tujuan Pendidikan Agama Islam………...35
3) Fungsi Pendidikan Agama islam…………………....39
c. Hasil Belajar Pendidikan Agama Islam………………...40
C. Kerangka Berfikir…………………………………………….41
D. Rumusan Hipotesis…………………………………………...42
BAB III : METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian………………………………………………..44
B. Tempat dan Waktu Penelitian…………………………….......44
C. Populasi Penelitian……………………………………………44
D. Variabel dan Indikator Penelitian…………………………….45
E. Pengumpulan Data Penelitian………………………………...46
F. Analisis Data ………………………………………………....47
BAB IV : PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN
A. Kondisi Umum SD N Pesantren Semarang.............................60
1. Sejarah Singkat Berdirinya................................................60
2. Visi dan Misi …………………………………………….60
3. Letak Geofrafis..................................................................60
4. Keadaan Guru dan Siswa MAN 1 Semarang..................... 61
B. Deskriptif Hasil Penelitian.........................................................53
1. Verifikasi Data......... ..........................................................53
2. Analisis Uji Hipotesis ........................................................ 61
3. Analisis Lanjut.....................................................................63
C. Pembahasan Hasil Penelitian………………………………….64
D. Keterbatasan Penelitian…………………………………….....65
BAB V : PENUTUP
A. Simpulan……………………………………...………………..66
B. Saran …………………………………………………………..66
C. Penutup ………………………………………………………..67
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan Agama Islam merupakan upaya sadar dan terencana
dalam menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati
hingga mengimani, bertaqwa dan berakhlak mulia dalam mengamalkan
ajaran agama Islam melalui kegiatan bimbingan, pengajian, latihan serta
penggunaan pengalaman dibarengi tuntutan untuk mengimani penganut
agama dalam masyarakat hingga terwujudnya kesatuan dan persatuan bangsa.
Pendidikan Agama Islam (PAI) merupakan materi pelajaran yang
diajarkan di jenjang sekolah dasar (SD). Khususnya di SD N Pesantren
Semarang yang merupakan salah satu pelajaran yang sangat penting dalam
kehidupan sehari-hari, karena di dalamnya terdapat nilai-nilai agama dan
mengajarkan budi pekerti. Dengan ini menjadikan manusia berakhlak mulia.
Akan tetapi, yang jadi permasalahan disini adalah jam pelajaran yang dirasa
masih kurang bagi setiap siswa hanya 2 jam pelajaran saja. Apakah dengan
ini materi yang disampaikan dapat langsung dipahami oleh siswa? Sedangkan
sebagian besar yang dialami siswa ketika pembelajaran berlangsung itu tidak
mempunyai motivasi yang kuat dalam menyelesaikan tugas-tugasnya dengan
sungguh-sungguh karena ada faktor-faktor tertentu yang selalu membuatnya
lemah seperti metode guru dalam KBM, orang tua/ keluarga, atau bahkan dari
dirinya sendiri, dan lain-lain.
Motivasi dapat dikatakan sebagai perbedaan antara dapat
melaksanakan dan mau melaksanakan. Motivasi lebih dekat pada mau
melaksanakan tugas untuk mencapai tujuan.1 Maka dari itu sebagai guru/
pendidik perlu strategi khusus untuk mengatasi semua ini agar yang dicita-
citakan dapat terwujud.
1 Hamzah B. Uno, Teori Motivasi dan Pengukurannya : Analisis di Bidang Pendidikan, (Jakarta : Bumi Aksara, 2010), Cet. 6, hlm. 1
2
Dalam proses belajar mengajar terjadi suatu proses pengaruh
mempengaruhi, bukan hanya guru yang bisa mempengaruhi siswa, tetapi
siswa pun juga bisa mempengaruhi guru. Perilaku guru akan berbeda apabila
menghadapi kelas yang aktif dan yang pasif, kelas yang disiplin dan kelas
yang kurang disiplin. Interaksi ini terjadi bukan hanya terjadi antara guru dan
siswa, tetapi juga antara siswa dengan manusia sumber (orang yang bisa
memberikan informasi) antara siswa dengan siswa dan siswa dengan media
pengajaran.2
Secara umum siswa dalam setiap kelas itu terbagi atas tiga kelompok,
yaitu kelompok pandai atau cepat belajar, kelompok sedang serta kelompok
kurang atau lambat belajar. Siswa yang tergolong cepat dalam belajar, pada
umumnya cepat dari yang diperkirakan. Mereka tidak mempunyai waktu
yang lama untuk memecahkan masalah karena lebih mudah menerima materi
pelajaran.3 Hal ini karena motivasi dalam diri siswa tersebut sudah terbentuk
sehingga tidak mengalami kesulitan dalam belajar. Sebaliknya dari anak yang
lambat dalam belajar, siswa/ anak ini lebih banyak membutuhkan waktu yang
lebih lama dari waktu yang diperkirakan.4 Dengan kata lain menurut penulis
bahwa ada siswa yang cepat dapat memahami materi pembelajaran yang
diajarkan, ada yang biasa-biasa atau sedang dan bahkan ada pula yang lambat
atau susah sekali mengerti dan memahami materi yang diajarkan, dan yang
terbanyak dalam kelas adalah kelompok yang sedang.
Dalam menghadapi siswa yang bermacam-macam karakter tersebut,
maka guru hendaknya mampu menyampaikan materi pelajaran secara
bervariasi pula seperti penggunaan metode mengajar secara bervariasi,
penggunaan media pengajaran dengan tetap sesuai dengan materi yang
disampaikan dan sebagainya. Tujuannya adalah agar materi yang
2 R. Ibrahim, Nana Syaodih S, Perencanaan Pengajaran, (Jakarta: Rineka Cipta, 1996), hlm. 30
3 M. Dalyono, Psikologi Pendidikan, (Jakarta : Rineka Cipta, 2009), hlm. 256 4 M. Dalyono, Psikologi Pendidikan, hlm. 256
3
disampaikan betul-betul dapat dipahami dan dimengerti secara mendalam
oleh siswa.
Di samping itu, untuk mengetahui hasil belajarnya siswa terhadap
suatu materi pelajaran bukanlah melihat dari sekedar tahu, akan tetapi juga
menghendaki agar siswa mampu memanfaatkan bahan-bahan yang telah
dipelajari dan dipahami. Kecenderungan dengan hanya sekedar mengetahui
tetapi tidak dimengerti dan memahami secara mendalam materi yang
disampaikan akan mudah hilang dan tidak membekas serta tidak tahan lama
di otak. Akan tetapi apabila materi pembelajaran itu betul-betul dimengerti
dan dipahami secara mendalam oleh siswa, maka mereka akan siap
memberikan jawaban-jawaban yang pasti atas pertanyaan-pertanyaan atau
berbagai masalah-masalah yang berkaitan dengan hal itu. Buku pelajaran
sebagai salah satu sumber belajar, mempunyai nilai strategis dan praktis
sebagai sarana dalam menentukan atau menunjang prestasi belajar. Oleh
karena itu agar menjamin bahwa sumber belajar tersebut adalah sumber
belajar yang cocok dengan pembelajaran, maka harus memenuhi kriteria
sebagai berikut :
1. Harus tersedia dengan cepat.
2. Memungkinkan siswa untuk memacu diri sendiri.
3. Harus bersifat individual, semisal dapat memenuhi kebutuhan siswa dalam
belajar mandiri.5
Dengan gambaran di atas dapat diidentifikasikan bahwa kehadiran
buku pelajaran sebagai salah satu sumber belajar merupakan suatu hal yang
sangat penting dan berguna, sedangkan upaya yang dilakukan oleh lembaga
pendidikan adalah dengan menerbitkan sebuah buku dengan sebutan Lembar
Kerja Siswa (LKS).
Lembar Kerja Siswa (LKS) dapat berpengaruh terhadap hasil belajar
siswa jika LKS tersebut dikerjakan oleh siswa dengan baik. Suatu
pembiasaan sebab dengan adanya kebiasaan untuk mengerjakan soal-soal
5 Sujarwo, Teknologi pendidikan, (Jakarta: PT Gelora Aksara Pratama, 1984), hlm. 19
4
latihan yang ada di LKS tersebut tertanam dalam ingatan siswa. Sebab
pembiasaan akan terus berpengaruh dalam pembentukan watak sampai hari
tua.6
Pengetahuan siswa apabila selalu dipergunakan yakni dengan mengisi
soal-soal latihan LKS, maka dengan kebiasaan tersebut akan menambah kuat
pengetahuan serta pemahaman siswa sehingga pada waktu ulangan akan
dengan mudah untuk menjawab soal-soal yang telah diberikan.
Tetapi agar kebiasaan mengerjakan LKS tersebut dapat dilaksanakan
dengan baik, maka perlu suatu pengajaran atau penguatan dan ganjaran atau
penguatan sebagai faktor yang penting dalam proses belajar. Oleh karena itu
agar siswa mau untuk mengerjakan LKS maka perlu diberikan suatu pujian
dan bagi siswa yang tidak mau mengerjakannya diberikan suatu hukuman.
Sebagai salah satu indikator untuk mengetahui hasil belajar siswa
terhadap materi yang disampaikan salah satunya adalah dengan melihat hasil
ulangan siswa (tes). Melalui hasil ulangan siswa ini akan dapat diketahui
tentang bagaimana hasil belajar siswa terhadap materi yang telah
disampaikan dengan menggunakan sumber belajar yang berupa Lembar
Kerja Siswa (LKS). Untuk mengetahui bagaimana hasil belajar siswa
terhadap materi yang disampaikan, ada tidaknya hubungan antara motivasi
siswa mengerjakan (LKS) dengan hasil belajar siswa serta seberapa besarnya,
maka perlu adanya penelitian secara ilmiah. Dengan adanya penelitian ini,
maka diharapkan akan dapat diketahui hal-hal sebagaimana dipaparkan di
atas.
Berpangkal dari permasalahan di atas, maka peneliti tertarik untuk
meneliti permasalahan tersebut dalam skripsi yang berjudul " HUBUNGAN
ANTARA MOTIVASI SISWA MENGERJAKAN LEMBAR KERJA
SISWA (LKS) DENGAN HASIL BELAJAR SISWA PADA BIDANG
STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM KELAS V DI SD N PESANTERN
KECAMATAN MIJEN KOTA SEMARANG ".
6 Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis, (Bandung : Remaja Rosdakarya, 2002), hlm. 177
5
B. Rumusan Masalah
Adakah hubungan antara motivasi siswa mengerjakan lembar kerja siswa
(LKS) dengan hasil belajar siswa pada bidang studi Pendidikan Agama Islam
kelas V di SD negeri pesantren Kecamatan Mijen Kota Semarang?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui adakah hubungan antara motivasi siswa mengerjakan
lembar kerja siswa (LKS) dengan hasil belajar siswa pada bidang studi
Pendidikan Agama Islam kelas V di SD negeri pesantren Kecamatan Mijen
Kota Semarang.
Manfaat Penelitian
1. Bagi guru
a. Guru dapat mengukur kemampuan dan kekurangan yang ada untuk
diperbaiki guna mengoptimalkan pelaksanaan KBM di kelas
b. Guru / penulis dapat memberikan alternatif pembelajaran yang lebih
baik, tepat sasaran dan dapat dipahami dengan baik oleh seluruh siswa
2. Bagi siswa
a. Siswa dapat mengerti pemahamannya yang disampaikan oleh guru
setelah PBM
b. Siswa dapat meningkatkan pembelajarannya yang lebih baik
3. Bagi kepala sekolah/ komite
a. Sekolah dapat memberikan dukungan dan motivasi sehingga guru dapat
meningkatkan peranannya dalam tugas pengajaran dan membimbing
siswa menjadi lebih maksimal
b. Sekolah dapat memberikan saran dan informasi guna meningkatkan
kualitas siswa
6
BAB II
LANDASAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS
HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI SISWA MENGERJAKAN LEMBAR
KERJA SISWA (LKS) DENGAN HASIL BELAJAR SISWA PADA
BIDANG STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
A. Kajian Pustaka
Sebagaimana disebutkan pada pokok permasalahannya, penelitian ini
akan memusatkan perhatian pada hubungan antara motivasi siswa
mengerjakan lembar kerja siswa (LKS) dengan hasil belajar siswa pada
bidang studi Pendidikan Agama Islam kelas V di SD negeri pesantren
Kecamatan Mijen Kota Semarang.
Dalam kaitannya dengan hubungan antara motivasi siswa
mengerjakan lembar kerja siswa (LKS) dengan hasil belajar siswa pada
bidang studi Pendidikan Agama Islam, belum pernah dilakukan penelitian
oleh penulis dan peneliti. Hanya saja, gagasan tentang wacana pembahasan
diatas telah banyaj disinggung oleh pemikir-pemikir sebelumnya.
Untuk menghindari terjadinya pengulangan hasil temuan yang
membahas permasalahan yang sama dari seseorang baik dalam bentuk buku/
kitab dalam bentuk tulisan yang lainnya, maka penulis akan memaparkan
beberapa kajian yang sudah ada. Buku-buku dan tulisan yang penulis
paparkan sebagai berikut:
Hamzah B. Uno dalam bukunya “Teori Motivasi dan
Pengukurannya”, ini menyatakan bahwa motivasi itu merupakan dorongan
dasar yang menggerakkan seorang individu untuk melakukan suatu
perbuatan. Karena itulah baik buruknya perbuatan seseorang sangat
bergantung pada motivasi yang mendorong perbuatan tersebut.7
7 Hamzah B. uno, Teori Motivasi dan Pengukurannya, (Jakarta : PT Bumi Aksara, 2010), Cet. VI
7
(Imroatul Afifah : 2009), Mahasiswa IAIN Walisongo Semarang,
Fakultas Tarbiyah “Motivasi dan minat siswa dalam penerapan pembiasan
ibadah di SD Hj. Isriati 2 Semarang”. Penelitian ini menunjukkan bahwa
dalam melakukan pembiasaan ibadah, motivasi dan minat sangat diperlukan
karena dengan adanya motivasi dan minat siswa akan lebih bersemangat
melaksanakan ibadah. Pembiasaan dengan tepat diterapkan pada siswa usia
SD. Karena pada usia dini, siswa baru tumbuh dan berkembang, mulai bisa
menalar, memahami, dan mengetahui. Oleh karena itu pembiasaan yang baik
perlu diterapkan agar kelak bisa menjadi kebiasaan diwaktu dewasa. Dan
orang tua dan guru juga harus memotivasi anak didiknya agar rajin beribadah
kepada Allah.
Dari (Fitri Wijayanti : 053111400, 2010) Mahasiswa IAIN
Walisongo Semarang, Fakultas Tarbiyah “pengaruh pemahaman mata
pelajaran ghorib terhadap kemampuan membaca Al-Qur`an jilid 7 TPQ
Sabilul Huda Karangayu Ceoiring Kabupaten Kendal”. Penelitian ini
menunjukkan bahwa ketika siswa memahami materi ghorib tidak
mempengaruhi kemampuan santri dalam membaca Al-Qur`an.
Dari siti mutmainah mahasiswa IAIN wali songo semarang, yang
berjudul “hubungan antara bimbingan orang tua dengan hasil belajar mapel
aqidah akhlak siswa MI Nurul Qur`an Tegal Kecamatan Pucak Wangi
Kabupaten Pati tahun pelajaran 2008/2009”. Penelitian ini menunjukan ada
hubungan yang positif antara motivasi mengerjakan lembar kerja siswa
dengan hasil belajar siswa pada bidang studi pendidikan agama Islam kelas V
di SD N Pesantren Kecamatan Mijen Kota Semarang.
Dari referensi yang penulis cantumkan diatas bahwasannya motivasi
sangat diperlukan bukan hanya dalam melakukan ibadah saja seperti apa
yang sudah tercantum dalam skripsi Imroatul, melainkan motivasi juga
sangat diperlukan proses belajar dan mengajar. Karena tanpa adanya motivasi
siswa yang tumbuh kuat maka seorang siswa pasti akan cenderung lebih
malas untuk belajar. Berbeda dengan siswa yang mempunyai motivasi yang
kuat maka secara tidak langsung dia akan selalu melaksanakan tugas-tugas
8
tanpa adanya suruhan dari orang lain, karena di dalam jiwa siswa tersebut
sudah termotivasi untuk melakukannya.
Dalam skripsi yang penulis paparkan bahwa dengan timbulnya
motivasi yang tinggi dalam diri siswa maka siswa cenderung aktif serta
kreatif untuk mengerjakan lembaran-lembaran soal yang telah diberikan oleh
guru di kelas. Sehingga sedikit-demi sedikit pemahaman siswa akan semakin
meningkat.
Sesungguhnya banyak literatur yang mendukung sasaran penulisan
ini. Dari tulisan tersebut maka penulis mencoba mengkaji permasalahan ini
dalam kajian yang lebih spesifik yaitu mencoba mengungkap “Hubungan
antara motivasi siswa mengerjakan Lembar Kerja Siswa (LKS) dengan hasil
Belajar siswa pada bidang studi Pendidikan Agama Islam kelas V Di SD N
Pesantren Kecamatan Mijen Kota Semarang”.
B. Kerangka Teoritik
1. Motivasi Mengerjakan LKS
a. Motivasi
1) Pengertian Motivasi
Motivasi merupakan suatu hal yang penting dalam segala kegiatan
atau aktivitas manusia, termasuk kegiatan belajar. Belajar tanpa didasari
motivasi akan kurang bersemangat dan akhirnya akan mempengaruhi
hasil belajar siswa. Kurang berhasilnya belajar siswa tidak mesti
ditentukan oleh kemampuannya, tetapi juga dipengaruhi oleh dorongan ke
arah belajar. Oleh karena itu, motivasi sangat diperlukan dalam kegiatan
belajar mengajar.
Istilah motivasi berasal dari kata motif yang dapat diartikan sebagai
kekuatan yang terdapat dalam individu, yang menyebabkan individu
tersebut bertindak atau berbuat. Motif tidak dapat diamati secara langsung,
9
tetapi dapat diinterpretasikan dalam tingkah lakunya, berupa rangsangan,
dorongan, atau pembangkit tenaga munculnya suatu tingkah laku tertentu.8
Sedangkan pengertian motivasi sendiri menurut para ahli dapat
dikemukakan dibawah ini, diantaranya adalah:
a) S. Nasution
Bahwa motivasi adalah usaha untuk menyediakan kondisi-kondisi
sehingga anak itu mau atau bertindak yang mana tindakan itu diarahkan
tujuan tertentu.9
b) Menurut Ngalim purwanto bahwa motivasi adalah segala sesuatu yang
mendorong seseorang untuk bertindak melakukan sesuatu.10
c) Menurut Clifford T. Morgan, “motivation is a general term,it refers to
states within the organism, to behavior and to the goals toward which
behavior is directed“, yang artinya motivasi adalah suatu istilah umum
yang menunjukkan pada suatu keadaan dalam suatu organisme, untuk
berbuat dan menuju suatu tujuan dimana suatu tingkah laku
diarahkan.11
d) MC. Donald mengatakan bahwa motivasi adalah suatu perubahan
energi di dalam pribadi seseorang yang ditandai dengan timbulnya
afektif (perasaan) dan reaksi untuk mencapai tujuan.12
e) Motivasi menurut Muhammad-muhammad `Uwaidhoh adalah sebagai berikut:
و ه ا�������ت ا�� ���ف ا���� ا��� �� ا�� و�� :ا���ا��
���و.� -ْ�ء+�� ان ���( �)' ازا�$ %��$ . ا"� ���� "�اء � � ه�� او ����ا �
3�1 ���. ا�2....��1ا��0/ اوا��� و.� ا.;)��� ا�:��م ا�8ي ��6�( %� 45 . ا��
. ا� �ع وا���ء ا�8ي ��6�( %�45 ا��:> وه�8ا
8 Hamzah B. Uno, Teori Motivasi dan Pengukurannya, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2010), hlm. 3
9 S. Nasution, Didaktik Asas-asas Mengajar, (Jakarta: Bumi ksara, 1982), hlm. 76 10 Ngalim purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2000), hlm.
71 11 Clifford T. Morgan, Introduction to Psikology, (New York: MC Grow. Hill, 1971), hlm.
187 12 Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2009), hlm. 158
10
Artinya: motivasi adalah memberi pendekatan kepada seseorang yang sanggup menerima. Meskipun orang yang diberi motivasi itu dekat/ jauh dengan orang yang memberi motivasi (motivator), cara pemberian motivasi yaitu kamu melakukan sesuatu untuk menghilangkan keadaan yang jenuh atau tegang. Sebagian dari contohnya adalah makanan yang bisa menghilangkan kelaparan dan air yang bisa menghilangkan dari kehausan.13
Berangkat dari pengertian-pengertian diatas dapat disimpulkan
bahwa secara harfiah motivasi berarti dorongan, alasan, kehendak atau
kemauan. Secara istilah motivasi berarti suatu daya penggerak kekuatan
dalam diri seseorang yang mendorongnya untuk melakukan suatu
aktivitas atau kegiatan tertentu dan memberikan arah dalam pencapaian
tujuan, baik yang didorong atau dirangsang dari luar maupun dari dalam
dirinya.
Seperti telah dikemukakan, motivasi merupakan dorongan yang
menyebabkan seseorang melakukan sesuatu. Dengan motivasi akan
tumbuh dorongan untuk melakukan sesuatu dalam kaitannya dengan
pencapaian tujuan. Dengan demikian, antara motivasi dan tujuan
berhubungan erat. Seseorang melakukan sesuatu kalau ia memiliki
tujuan yang jelas maka, akan bangkit dorongan untuk mencapainya.
Motivasi akan menyebabkan terjadinya suatu perubahan energi yang
ada pada diri manusia, baik yang menyangkut kejiwaan, perasaan, dan
emosi, untuk kemudian bertindak atau melakukan sesuatu untuk
mencapai tujuan.14
Dalam Al-Qur`an dijelaskan tentang ayat yang mengisyaratkan
dorongan manusia untuk mempertahankan diri yang berkaitan dengan
pemenuhan kebutuhan tersebut. QS Thaha: 118-119
13 Syaikh Muhammad-muhammad `Uwaidhoh, Syikolojiyatul Thuflah, (Bairut: Dar al-KOTOB al-ILMIYAH, 1996), hlm. 23
14 E. Mulyasa, Kurikilum Berbasisi Kompetensi, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2005), hlm. 114
11
¨βÎ) y7 s9 �ωr& tíθ ègrB $ pκ�Ïù Ÿωuρ 3“ t� ÷ès? ∩⊇⊇∇∪ y7̄Ρr& uρ Ÿω (# àσyϑôà s? $ pκ� Ïù Ÿωuρ 4 ys ôÒ s? ∩⊇⊇∪
118. Sesungguhnya kamu tidak akan kelaparan di dalamnya dan tidak akan telanjang, 119. dan Sesungguhnya kamu tidak akan merasa dahaga dan tidak (pula) akan ditimpa panas matahari di dalamnya".15
Ayat diatas menggambarkan ketakutan pada adam sekaligus
jaminan Allah tentang kehidupan surga dan jaminan perlindungan dari
segi fisik maupun psikis. Hanya saja perlu sebuah proses untuk
menempatkan diri seseorang dalam situasi yang tenang. Untuk itu
dorongan mempertahankan diri bukanlah sebuah jaminan yang dilalui
tanpa usaha.
Dengan kata lain motivasi merupakan suatu yang kompleks dan
akan menyebabkan terjadinya suatu perubahan, energi yang ada pada
diri manusia, sehingga akan berkaitan dengan masalah gejala kejiwaan,
perasaan dan emosi untuk kemudian melakukan sesuatu. Semua ini
didorong karena adanya tujuan, kebutuhan, dan keinginan.
Motivasi dianggap penting dalam upaya belajar dan
pembelajaran. Dalam kegiatan belajar mengajar, berlangsung dan
keberhasilannya bukan hanya ditentukan oleh faktor intelektual, tetapi
juga faktor-faktor non-intelektual, termasuk salah satunya ialah
motivasi. Oleh sebab itu motivasi di dalam pembelajaran dapat
diartikan sebagai keseluruhan daya penggerak psikis di dalam diri siswa
yang menimbulkan kegiatan belajar mengajar, menjamin kelangsungan
kegiatan belajar mengajar dan memberikan arah pada kegiatan belajar
mengajar itu demi mencapai tujuan. Dikatakan keseluruhan karena pada
umumnya ada beberapa motif yang bersama-sama menggerakkan siswa
untuk belajar. Ia, seperti yang telah dikemukakan diatas, merupakan
15 Tim Pelaksana Pentaskhikhan Muskhaf Al-Qur`an, Alqur`an dan Terjemahannya, (Bandung: PT Mizan, 2009), hlm. 321
12
faktor psikis yang bersifat non-intelektual. Peranannya yang khas
adalah dalam hal membangkitkan semangat untuk belajar.16
2) Fungsi motivasi dalam belajar
Motivasi dianggap penting dalam upaya belajar dan pembelajaran
dilihat dari segi fungsi dan nilai atau manfaatnya. Secara umum dapat
dikatakan bahwa fungsi motivasi adalah mendorong, menggerakkan atau
menggugah seseorang agar timbul keinginan dan kemauan untuk
melakukan sesuatu sehingga dapat memperoleh tujuan tertentu.
Fungsi motivasi adalah sebagai berikut:17
a) Motivasi mendorong manusia untuk berbuat atau bertindak. Ini
berfungsi sebagai penggerak atau sebagai motor yang memberikan
energi (kekuatan) kepada seseorang untuk melakukan suatu tugas
b) Motivasi menentukan arah perbuatan. Yakni ke arah perwujudan atau
cita-cita. Motivasi mencegah penyelewengan dari jalan yang harus
ditempuh untuk mencapai tujuan itu. Makin jelas tujuan itu, makin jelas
pula terbentang jalan yang harus ditempuh.
c) Motivasi menyeleksi perbuatan kita. Artinya menentukan perbuatan-
perbuatan mana yang harus dilakukan, yang serasi, guna mencapai
tujuan itu dengan menyampingkan perbuatan yang tak bermanfaat bagi
tujuan itu.
Sedangkan nilai motivasi adalah sebagai berikut:18
a) Motivasi menentukan tingkat berhasil atau gagalnya perbuatan belajar
murid. Belajar tanpa adanya motivasi kiranya sulit untuk berhasil.
b) Pengajaran yang bermotivasi pada hakikatnya adalah pengajaran yang
disesuaikan dengan kebutuhan, dorongan, minat yang ada pada murid.
16 Abd. Rachman Abror, Psikologi Pendidikan, (Yogya: Tiara Wacana, 1993), hlm. 114-115
17 Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung: CV Remaja Karya, 1984), hlm. 76-77
18 Oemar hamalik, proses Belajar Mengajar, hlm. 162-163
13
c) Pengajaran yang bermotivasi menuntut kreativitas dan imajinasi guru
untuk berusaha secara sungguh-sungguh mencari cara-cara yang
relevan sesuai guna membangkitkan dan memelihara motivasi belajar
siswa.
d) Berhasil atau gagalnya dalam membangkitkan dan menggunakan
motivasi dalam pengajaran erat pertaliannya dengan pengaturan disiplin
kelas. Kegagalan dalam hal ini mengakibatkan timbulnya masalah
disiplin di dalam kelas.
e) Asas motivasi menjadi salah aatu bagian yang integral dari pada asas-
asas mengajar. Penggunaan motivasi dalam mengajar buku saja
melengkapi prosedur mengajar, tetapi juga menjadi faktor yang
menentukan pengajaran yang efektif. Demikian penggunaan asas
motivasi adalah sangat esensial dalam proses belajar mengajar.
Perlu ditegaskan bahwa motivasi bertalian dengan tujuan. Dan
selain fungsi diatas motivasi dapat berfungsi sebagai pendorong usaha dan
pencapaian prestasi. Seorang melakukan suatu usaha karena adanya
motivasi. Adanya motivasi yang baik dalam belajar akan menunjukkan
hasil yang baik. Dengan kata lain bahwa dengan adanya usaha yang tekun
dan terutama didasari adanya motivasi maka akan dapat menghasilkan
prestasi yang baik. Intensitas motivasi seseorang siswa akan sangat
menentukan tingkat pencapaian prestasi belajarnya.19
Berdasarkan fungsi yang telah diketahui bahwa motivasi itu bukan
hanya berfungsi sebagai penentu terjadinya suatu perbuatan tetapi juga
merupakan penentuan hasil perbuatan. Sejalan dengan arti dan fungsi
motivasi tersebut dalam Agama Islam ada sejenis motivasi yang arti dan
fungsinya sama yaitu “niat”, seperti yang dikemukakan Rosulullah SAW
dalam sebuah hadits yang artinya “sesungguhnya setiap amal itu
tergantung dari niatnya, dan setiap orang akan mendapatkan sesuatu
(balasan perbuatan) sesuai dengan niatnya”.
19 Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: PT Raja Grafindi Persada, 2001), hlm. 83
14
Dengan demikian niat ini sama dengan motivasi akan mendorong
orang untuk bekerja atau melakukan suatu perbuatan dengan sungguh-
sungguh (tekun) dan selanjutnya niat/ motivasi itu pulalah yang akan
menentukan pahala/ balasan sebagai hasil perbuatannya.20
Dapat disimpulkan bahwa motivasi berfungsi mendorong manusia
untuk berbuat dan melakukan sesuatu. Motivasi menentukan arah
perbuatan yang diinginkan untuk mencapai tujuan yang dikehendaki dan
perbuatan, yakni perbuatan mana yang akan dikerjakan dengan tanpa rasa
keterpaksaan dan dengan senang hati dengan menyisihkan perbuatan-
perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut.
3) Macam-macam motivasi
Dalam proses belajar mengajar tidak lepas dari adanya motivasi
baik motivasi intrinsik yang berasal dari diri siswa atau motivasi ekstrinsik
yang berasal dari luar diri peserta didik. Dengan demikian proses belajar
mengajar pada hakikatnya adalah penciptaan sesuatu yang memungkinkan
timbulnya motivasi belajar ini. Motivasi dapat diartikan sebagai kekuatan
yang memberikan daya dorong dan arah dalam belajar. Motivasi yang
lebih menunjang proses belajar mengajar adalah motivasi intrinsik yang
tumbuh dari diri siswa. Motivasi intrinsik ini siswa akan lebih mandiri,
tanggung jawab, tidak mudah putus asa dan sadar akan upaya pencapaian
tujuan belajarnya.21
Macam-macam motivasi dapat dilihat dari berbagai sudut pandang.
Dengan demikian, motivasi atau motif-motif yang aktif itu sangat
bervariasi. Tetapi, pada pokoknya macam motivasi yang erat kaitannya
dengan kegiatan belajar mengajar hanya dua macam, yaitu:
20 M. Alisuf Sabri, Psikologi Pendidikan,(Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 2007), hlm. 86-87 21 Chabib Thoha, Abdul Mu`ti, PBM-PAI DI SEKOLAH, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Offset, 1998), hlm. 209
15
a) Motivasi intrinsik
Motivasi adalah hal atau keadaan yang berasal dari dalam diri
siswa sendiri yang dapat mendorongnya melakukan tindakan belajar.22
Atau apabila siswa sudah memiliki motivasi intrinsik akan memiliki
tujuan menjadi orang yang terdidik, yang berpengetahuan yang ahli
dalam bidang studi tertentu. Salah satu untuk mencapai tujuan adalah
dengan belajar. Dorongan yang menggerakkan itu bersumber dari suatu
kebutuhan yang berisikan keharusan untuk menjadi orang yang terdidik
dan berpengetahuan.23
Misalnya belajar karena ingin memecahkan suatu permasalahan,
ingin mengetahui mekanisme sesuatu berdasarkan hukum dan rumus-
rumus, ingin menjadi profesor, atau ingin menjadi seorang yang ahli
dalam bidang ilmu pengetahuan tertentu. Keinginan ini diwujudkan
dalam upaya kesungguhan seseorang untuk mendapatkannya dengan
usaha kegiatan belajar, melengkapi catatan, melengkapi literatur,
melengkapi informasi, pembagian waktu belajar dan keseriusannya
dalam belajar. Kegiatan belajar ini memang diminati dan dibarengi
dengan perasaan senang, dorongan tersebut mengalir dalam diri
seseorang akan kebutuhan belajar, ia percaya tanpa belajar yang keras
hasilnya tidak maksimal.24
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa motivasi
intrinsik muncul dari kesadaran diri sendiri dengan tujuan secara
esensial, bukan sekedar simbol.
Jenis motivasi ini timbul sebagai akibat dari dalam diri individu
sendiri tanpa ada paksaan, dorongan orang lain tetapi atas kemauan
sendiri.25 Misalnya anak mau belajar karena ingin memperoleh ilmu
pengetahuan dan ingin menjadi orang yang berguna bagi nusa dan
22 Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, (Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 2001), cet.3, hlm. 137 23 Sardiman., Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, hlm. 88 24 Martinis yamin, Strategi Pembelajaran Berbasis Kompetensi, hlm. 84 25 Uzer usman, Menjadi Guru Profesional, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1990), hlm. 24
16
bangsa dan negara. Oleh karena itu, ia belajar tanpa ada suruhan dari
orang lain.
Ada beberapa hal yang dapat merangsang timbulnya motivasi
intrinsik, diantaranya disebabkan:
(1) Adanya kebutuhan disebabkan karena adanya kebutuhan terhadap
suatu hal, seorang akan terdorong berbuat atau berusaha melakukan
sesuatu sehingga terpenuhi kebutuhannya.
(2) Adanya kemajuan tentang adanya tentang diri sendiri dengan
mengetahui hasil belajar atau prestasi yang dicapai baik itu
terbentuk kemajuan atau kemunduran dapat mendorong untuk
belajar untuk lebih giat lagi. Terlepas prestasi yang diraihya itu
baik atau justru sebaiknya prestasi nya berupa kemunduran , hal ini
akan membawa pengaruh semangatnya dalam melakukan kegiatan
belajar mengajar. Kalau prestasi bagus ia akan terdorong untuk
mempertahankan prestasinya, dan apabila prestasinya sedang
menurun ia akan berusaha memperbaikinya.
(3) Adanya aspirasi atau cita-cita
Cita-cita biasanya akan timbul karena adanya keinginan diri sendiri
untuk mencapai sesuatu. Maka cita-cita diri merupakan pembangkit
semangat belajar anak.26
(4) Prestasi
Kebutuhan untuk berprestasi adalah keinginan manusia untuk
memperjuangkan tugas dan melibatkan usaha individu dalam
menghadapi lawan dan tantangan.
(5) Pengakuan
Pengakuan adalah keinginan untuk diakui secara sosial dan
keinginan untuk terampil. Sedangkan reputasi adalah penghargaan
orang lain terhadap individu karena kecakapannya. Individu merasa
26 Nasution, Didaktik Asas-asas Mengajar, (Bandung: Jemmars Bandung, 1986), hlm. 40
17
dihargai apabila pengalamannya digunakan dalam partisipasi
menyelesaikan tugas yang lebih rumit dan penting.27
(6) Tanggung jawab
Tanggung jawab adalah keinginan manusia agar dapat mengerjakan
tugas dengan baik dan memadai. Hal ini berarti individu
mempunyai keinginan untuk merasa dapat melakukan tugas dan
tanggung jawab yang diharapkan.
(7) Kemajuan
Siswa merasa bahwa tugas yang diperoleh sekarang ini memberikan
kemajuan bagi ke depannya. Tugas-tugas yang diperoleh membawa
wawasan, mengembangkan bakat, dan kemajuan.
(8) Perkembangan
Sejalan dengan kemajuan, perkembangan yang banyak dan
jangkauan yang lebih luas. Kemajuan dapat meluas pada bidang
kehidupan. Yang akan memberikan kepercayaan diri sendiri untuk
mengembangkan diri pada segi kehidupan lain seperti bersosialisasi,
mengembangkan bakat, menambah wawasan dan pengetahuan.28
b) Motivasi ekstrinsik
Motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang aktif dan berfungsi
karena adanya perangsang dari luar.29 Menurut Martinis Yamin
motivasi ekstrinsik adalah hal atau keadaan yang datang dari luar
individu siswa yang juga mendorongnya untuk melakukan tindakan
belajar.30
Jenis motivasi ini timbul sebagai akibat pengaruh dari luar
individu atau karena ajakan, suruhan atau paksaan dari orang lain,
27 M. Nur Ghufron dan Rini Risnawati, Teori-teori Psikologi, (Yogyakarta: Ar-ruzz media, 2010), hlm. 92
28Sardiman, Teori-teori Psikologi, hlm. 93 29 Sardiman, Interaksi dan motivasi belajar mengajari, hlm. 88 30 Martinis, Strategi Pembelajaran Berbasis Kompetensi, hlm. 86
18
sehingga dengan adanya kondisi demikian akhirnya ia mau melakukan
sesuatu untuk belajar.31
Menurut Winkel bentuk motivasi belajar ekstrinsik adalah
sebagai berikut:
(1) Belajar demi memenuhi kewajiban
(2) Belajar demi menghindari hukuman yang diancamkan
(3) Belajar demi memperoleh hadiah material yang disajikan
(4) Belajar demi meningkatkan gengsi
(5) Belajar demi memperoleh pujian dari orang yang penting seperti
orang tua dan guru
(6) Belajar demi tuntutan jabatan yang ingin dipegang atau demi
memenuhi persyaratan kenaikan pangkat/ golongan administratif.32
Motivasi ekstrinsik dapat dikatakan sebagai bentuk motivasi
yang di dalamnya aktivitas belajar dimulai dan diteruskan berdasarkan
dorongan dari luar yang tidak secara mutlak berkaitan dengan aktivitas
belajar.
Tetapi perlu ditegaskan, bahwa bukan berarti motivasi ini tidak
baik dan tidak penting. Dalam kegiatan belajar, tetap penting, sebab
kemungkinan besar keadaan siswa dinamis, berubah-ubah dan juga
mungkin komponen-komponen lain dalam proses belajar mengajar ada
yang kurang menarik bagi siswa, sehingga diperlukan motivasi
ekstrinsik.
Sesungguhnya sulit untuk menentukan mana yang lebih baik
motivasi intrinsik atau motivasi ekstrinsik. Memang yang dikehendaki
adalah timbulnya motivasi intrinsik pada siswa akan tetapi motivasi ini
tidak mudah dan tidak selalu dapat timbul. Karena itu, adanya tanggung
jawab guru agar pengajaran siswa berhasil dengan baik maka
membangkitkan motivasi ekstrinsik ini menjadi kewajiban guru untuk
31 Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, hlm. 24 32 Martinis Yamin, Profesionalisasi Guru dan Implementasi KTSP, (Jakarta: Tim Gaung
Persada Press, 2008), hlm. 164
19
melaksanakannya. Diharapkan lambat laun akan timbul kesadaran
sendiri pada siswa untuk belajar. Jadi, sasaran guru ialah untuk
menimbulkan self motivation.33
4) Prinsip-prinsip motivasi
Dalam penerapan motivasi siswa dalam belajar untuk memperoleh
hasil pembelajaran yang optimal, perlu diperhatikan prinsip-prinsip
penerapan motivasi.34 Prinsip-prinsip disusun atas dasar penelitian yang
saksama dalam rangka mendorong motivasi siswa di sekolah yang
mengandung pandangan demokratis dan dalam rangka menciptakan self
motivation dan self discipline dikalangan para siswa. Kenneth H. Hover,
mengemukakan prinsip-prinsip motivasi sebagai berikut:35
a) Pujian lebih efektif daripada hukuman
b) Semua siswa mempunyai kebutuhan-kebutuhan psikologis (yang
bersifat dasar) tertentu yang harus mendapat kepuasan
c) Motivasi yang berasal dari dalam individu lebih efektif dari pada
motivasi yang dipaksakan dari luar. Karena, kepuasan yang diperoleh
oleh individu itu sesuai dengan ukuran yang ada dalam diri murid
sendiri.
d) Terhadap jawaban (perbuatan) yang serasi (sesuai dengan keinginan)
perlu dilakukan usaha pemantauan.
Apabila sesuatu perbuatan belajar mencapai tujuan maka terhadap
perbuatan itu perlu segera diulang kembali setelah beberapa menit
kemudian, sehingga hasilnya lebih mantap.
e) Motivasi itu mudah menjalar atau tersebar terhadap orang lain
33 Oemar hamalik, Proses Belajar mengajar,hlm. 163 34 Wina Sanjaya, Teori dan Praktik Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan,
(Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2008), Cet. 3, hlm. 258 35 Oemar Hamalik, Proses Belajar mengajar, hlm. 165-166
20
f) Tugas-tugas yang dibebankan oleh diri sendiri akan menimbulkan
minat yang lebuh besar untuk mengerjakannya dari pada apabila tugas-
tugas itu dipaksakan oleh guru
g) Pujian-pujian yang datangnya dari luar kadang-kadang diperlukan dan
cukup efektif untuk merangsang minat yang sebenarnya
h) Teknik dan proses mengajar yang bermacam-macam adalah efektif
untuk memelihara minat murid
i) Motivasi yang besar erat hubungannya dengan kreativitas murid.
Dengan teknik mengajar yang tertentu motivasi murid-murid dapat
ditujukan kepada kegiatan-kegiatan kreatif. Motivasi yang telah
dimiliki oleh murid apabila diberi semacam penghalang seperti adanya
ujian yang mendadak, peraturan-peraturan sekolah, dan lain-lain maka
kegiatan kreatifnya akan timbul sehingga ia lolos dari penghalang tadi.
Demikian beberapa prinsip yang dapat digunakan sebagai
petunjuk dalam rangka membangkitkan dan memelihara motivasi
siswa dalam proses belajar.
5) Cara Meningkatkan Motivasi Siswa
Secara umum guru wajib berupaya sekeras mungkin untuk
meningkatkan motivasi belajar siswa. Secara khusus guru perlu
melakukan berbagai upaya tertentu secara nyata untuk meningkatkan
motivasi belajar siswanya. Diantaranya adalah sebagai berikut:
a) Pujian
Pemberian pujian kepada murid atas hal-hal yang telah dilakukan
dengan berhasil besar manfaatnya sebagai pendorong belajar. Pujian
ini menimbulkan rasa puas dan segan.
b) Hadiah
Cara ini juga dapat dilakukan oleh guru-guru dalam batas-batas
tertentu, misalnya pemberian hadiah pada akhir tahun kepada para
siswa yang mendapat atau menunjukkan hasil belajar yang baik.
21
c) Kerja kelompok
Dalam kerja kelompok dimana melakukan kerjasama dalam belajar,
setiap anggota kelompok urutnya, kadang-kadang perasaan untuk
mempertahankan nama baik kelompok menjadi pendorong yang kuat
dalam perbuatan belajar.
d) Persaingan
Baik kerja kelompok ataupun persaingan memberikan motif-motif
sosial kepada murid. Hanya saja persaingan individual akan
menimbulkan pengaruh yang tidak baik, seperti rusaknya
persahabatan, perkelahian, pertentangan, persaingan antar kelompok
belajar.
e) Tujuan dan level of aspiration
Dari keluarga akan mendorong kegiatan siswa
f) Sarkasme
Ialah dengan jalan mengajak para siswa yang mendapat hasil belajar
yang kurang. Dalam batas-batas tertentu sarkasme dapat mendorong
kegiatan belajar demi nama baiknya, tetapi dipihak lain dapat
menimbulkan sebaliknya, karena siswa merasa dirinya dihina,
sehingga memungkinkan timbulnya konflik antara murid dan guru.
g) Penilaian
Penilaian secara kontinu akan mendorong murid-murid belajar, oleh
karena setiap anak memiliki kecenderungan untuk memperoleh hasil
yang baik. Disamping itu para siswa selalu mendapat tantangan dan
masalah yang harus dihadapi dan dipecahkan, sehingga
mendorongnya belajar lebih teliti dan saksama.
h) Karya wisata dan ekskursi
Cara ini dapat meningkatkan motivasi belajar siswa oleh karena di
dalam kegiatan ini akan mendapat pengalaman langsung dan
bermakna baginya. Selain itu suasana yang bebas, lepas dari
keterikatan ruangan kelas besar manfaatnya untuk menghilangkan
22
ketegangan-ketegangan yang ada sehingga kegiatan belajar dapat
dilakukan lebih menyenangkan.
i) Film pendidikan
Setiap siswa merasa senang menonton film. Gambaran dan isi cerita
film lebih menarik perhatian dan minat siswa dalam belajar.
j) Belajar melalui radio
Mendengarkan radio lebih menghasilkan daripada mendengarkan
ceramah guru.36
k) Hukuman
Hukuman sebagai reinforcement yang negatif tetapi kalau diberikan
secara tepat dan bijak bisa menjadi alat motivasi. Oleh karena itu
guru harus memahami prinsip-prinsip pemberian hukuman.37
b. Mengerjakan LKS
1) Pengertian mengerjakan
Mengerjakan berasal dari kata “kerja” yang artinya kegiatan
melakukan sesuatu yang dilakukan. Yang mendapat awalan dan akhiran
“me-an” menjadi “mengerjakan” artinya melakukan, melaksanakan,
menjalankan, berbuat sesuatu: contoh: Ia selalu melaksanakan tugas-
tugasnya dengan baik.38
2) Pengertian LKS
Lembar Kerja Siswa (LKS) adalah lembaran-lembaran yang berisi
tugas yang harus dikerjakan oleh peserta didik.39 Menurut Amin Suyitno,
LKS adalah media cetak yang berupa lembaran kertas yang berisi
36 Oemar Hamalik, Proses Belajar mengajar, hlm. 166-168 37 Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, hlm. 92 38 Tim Penyusun Kamus Besar Bahasa Indonesia, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta:
Balai Pustaka, 2005), hlm. 554 39 Abdul Majid, Perencanaan Pembelajaran, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2006),
hlm. 176
23
informasi sola atau pertanyaan yang harus dijawab peserta didik.40 Jadi
yang dimaksud dengan LKS adalah sebuah lembaran yang berisi
rangkuman materi pelajaran (PAI) dan soal-soal atau pertanyaan yang
harus dikerjakan oleh peserta didik guna mencapai tujuan pembelajaran.
Disamping itu LKS juga dapat dijadikan sebagai alat untuk mengukur dan
menguji seberapa jauh kemampuan siswa tentang materi yang sudah
diajarkan.
LKS disini sangat baik dipakai untuk menggalakkan keterlibatan
siswa dalam belajar, baik dipergunakan dalam strategi heuristik maupun
strategi ekspositorik. Dalam strategi heuristik LKS dipakai dalam
penerapan metode penemuan terbimbing, sedang strategi ekspositorik LKS
dipakai untuk memberikan latihan pengembangan. Lks ini sebaiknya
dirancang oleh guru sendiri sesuai dengan materi pokok dan tujuan
pembelajaran. Dalam penelitian ini menggunakan strategi ekspositorik.
LKS dalam kegiatan belajar mengajar ini dimanfaatkan pada
penanaman pemahaman karena LKS dirancang untuk membimbing siswa
dalam mempelajari materi pelajaran. Pada tahap pemahaman ini LKS
dimanfaatkan untuk mempelajari suatu topik/ materi dengan maksud
memperdalam pengetahuan tentang topik yang telah dipelajari.
LKS LKS disini adalah salah satu dari sekian banyak media yang
digunakan dalam proses belajar mengajar di sekolah. Dalam pengajaran,
media LKS banyak digunakan untuk memancing aktivitas belajar peserta
didik, karena dengan LKS siswa akan merasa diberikan tanggung jawab
moril untuk menyelesaikan sesuatu tugas dan merasa harus
mengerjakannya, terlebih lagi apabila guru memberikan perhatian penuh
terhadap hasil pekerjaan siswa dalam LKS tersebut.
40 Ade Sanjaya, “Lembar Kerja Siswa”, dalam
http://www.gudangmateri.com/2011/03/pengertian-dan-manfaat-lks.html, diakses 10 Februari 2011
24
3) Tujuan
Tujuan penggunaan LKS dalam proses belajar mengajar adalah
untuk menuntun siswa akan berbagai kegiatan yang perlu diberikan serta
mempertimbangkan proses berfikir yang kan ditumbuhkan pada diri siwa.41
Lembar Kerja Siswa merupakan salah satu dari sekian banyak
media yang digunakan dalam proses belajar mengajar di sekolah. Dalam
pengajaran mata pelajaran, media LKS banyak digunakan untuk
memancing kegiatan belajar siswa. Karena dengan LKS siswa akan
diberikan tanggung jawab moril untuk menyelesaikan sesuatu tugas dan
merasa harus mengerjakannya, terlebih guru ketika memberikan perhatian
penuh terhadap hasil pekerjaan siswa ketika mengerjakan LKS.
4) Manfaat42
Sedangkan manfaat yang diperoleh dengan penggunaan LKS dalam
proses pembelajaran adalah sebagai berikut:
(a) Mengaktifkan siswa dalam proses pembelajaran
(b) Sebagai alternatif guru untuk mengarahkan pengajaran atau
memperkenalkan suatu kegiatan tertentu kepada siswa
(c) Dapat mempercepat kegiatan proses belajar mengajar dan hemat waktu
mengajar
Pada dasarnya penggunaan LKS dapat mendidik siswa untuk
mandiri, percaya diri, disiplin, bertanggung jawab dan dapat mengambil
keputusan. Apabila motivasi sudah tertanam baik di dalam diri siswa, secara
tidak sadar siswa menjadi tekun belajar (mengerjakan soal-soal yang ada di
dalam LKS). Maka hasil belajar pemahaman siswa akan meningkat.
c. Motivasi Mengerjakan LKS
Dalam kegiatan belajar hal yang perlu diperhatikan dan yang
terpenting yaitu motivasi, karena motivasi disini antara mau dan tidak mau
41 Ade Sanjaya, Lembar Kerja Siswa 42
Ade Sanjaya, Lembar Kerja Siswa
25
melaksanakan atau mengerjakan sesuatu. Motivasi akan menyebabkan
terjadinya suatu perubahan energi yang ada pada diri manusia, sehingga akan
bergayut dengan persoalan gejala kejiwaan, perasaan dan juga emosi, untuk
kemudian bertindak atau melakukan sesuatu.
Untuk dapat melaksanakan sesuatu kegiatan, pertama-tama harus ada
dorongan untuk melaksanakan. Dengan kata lain, untuk dapat melakukan
sesuatu harus ada motivasi. Begitu juga dalam proses belajar atau pendidikan,
setiap individu harus mempunyai motivasi untuk mengikuti kegiatan belajar
atau pendidikan yang sedang berlangsung.
Motivasi yang ada pada diri setiap orang itu memiliki ciri-ciri sebagai
berikut:
1) Ketertarikan pada tugas
2) Tekun menghadapi tugas (dapat bekerja terus-menerus dalam
waktu yang lama), tidak pernah berhenti sebelum selesai.
3) Ulet dalam menghadapi kesulitan (tidak lekas putus asa)
4) Kreativitas siswa
5) Senang mencari dan memecahkan masalah-masalah soal
Apabila seseorang memiliki ciri-ciri diatas, berarti seseorang itu selalu
memiliki motivasi yang cukup kuat. Ciri-ciri diatas akan akan sangat penting
dalam kegiatan belajar mengajar.43
Dalam hal ini dalam mengerjakan Lembar Kerja Siswa/ LKS siswa
dibutuhkan motivasi yang tinggi dan harus tertanam dalam jiwa anak tersebut.
Karena jika siswa sudah mempunyai motivasi yang tinggi maka siswa akan
tertarik terhadap tugas-tugas yang diberikan oleh guru, lebih giat, serta tekun
dalam belajar serta dapat memecahkan masalah-masalah soal yang ada di
dalam LKS tersebut. Dan kegiatan belajarnya akan menjadi sukses.
Sebaliknya jika siswa tidak mempunyai motivasi atau motivasinya rendah,
maka semua yang dicita-citakan siswa tidak akan tercapai.
Sehubungan dengan hal kegiatan belajar motivasi sangat berpengaruh
terhadap hasil belajar siswa. Hasil belajar siswa akan semakin meningkat,
43
Sardiman, Interaksi dan motivasi Belajar Mengajar, hlm. 81-82
26
sehingga materi yang telah diajarkan yaitu bidang studi Pendidikan Agama
Islam, akan selalu teringat dalam ingatan siswa dan menjadi pedoman dalam
kehidupan sehari-harinya.
2. Hasil Belajar Pendidikan Agama Islam
a. Hasil Belajar
1) Pengertian Hasil Belajar
Hasil belajar terdiri dari dua suku kata yaitu hasil dan belajar. Dalam
KBBI hasil adalah sesuatu yang diadakan oleh suatu usaha.44 Hasil menurut
Purwanto adalah menunjuk pada suatu perolehan akibat dilakukannya suatu
aktivitas atau proses yang mengakiatkan berubahnya input secara fungsional.45
Sedangkan belajar menurut para ahli akak dikemukakan sebagai
berikut:
a) Menurut gagne belajar merupakan suatu kegiatan yang kompleks.46
b) Menurut skinner yang dikutip Barlow dalam bukunya Edicational
Psychology: the teaching leaching process, berpendapat bahwa belajar
adalah suatu proses adaptasi (penyesuaian tingkah laku) yang berlangsung
secara progresif.47
c) Witherington dalam bukunya educational Psychology, mengemukakan
bahwa belajar adalah suatu perubahan didalam didalam kepribadian yang
menyatakan diri sebagai suatu pola baru daripada reaksi yang berupa
kecakapan, sikap kebiasaan, kepandaian, atau suatu pengertian.48
Hasil belajar menurut para ahli sebagai berikut:
44
Tim Penyusun KBBI, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2005), hlm. 391
45 Purwanto, Evaluasi Hasil Belajar, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009), hlm. 44
46 Nana Sudjana, Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Sinar Baru Algesindo,
1989), hlm. 47 Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2009), hlm. 64 48
Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung: Remadja Karya CV Bandung, 1985), hlm. 80
27
a) Menurut Oemar Hamalik hasil belajar adalah bila seseorang telah belajar
akan terjadi perubahan tingkah laku pada orang tersebut, misalnya dari
tidak tahu menjadi tahu, dan dari tidak mengerti menjadi mengerti.49
b) Menurut Dimyati dan Mudjiono hasil belajar merupakan hal yang dapat
dipandang dari dua sisi yaitu sisi siswa dan dari sisi guru. Dari sisi siswa,
hasil belajar merupakan tingkat perkembangan mental yang lebih baik bila
dibandingkan pada saat sebelum belajar.50
Dari definisi-definisi diatas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar
adalah kemampuan aktual yang diukur secara langsung. Hasil pengukuran
belajar inilah akhirnya akan mengetahui seberapa jauh tujuan pendidikan dan
pengajaran yang telah dicapai
Hasil belajar merupakan suatu puncak proses belajar. Hasil belajar
tersebut terjadi terutama berkat evaluasi guru. Hasil belajar dapat berupa
dampak pengajaran dan dampak pengiring. Kedua dampak tersebut bermanfaat
bagi guru dan siswa
2) Tipe Hasil Belajar51
Tujuan pendidikan yang ingin dicapai dapat dikategorikan menjadi tiga
bidang yakni bidang kognitif, bidang afektif dan bidanh psikomotorik.
Ketiganya berdiri sendiri tapi merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan
bahkan membentuk hubungan hirarki. Sebagai tujuan yang dicapai ketiganya
harus nampak sebagai hasil belajar siswa disekolah. Oleh sebab itu ketiga aspek
tersebut harus dipandang sebagai hasil belajar siswa, dari proses pengajaran.
Hasil belajar tersebut nampak dalam perubahan tingkah laku, secara teknis
dalam sebuah pernyataan verbal melalui tujuan pengajaran.
Berikut ini dikemukakan unsur-unsur yang terdapat dalam ketiga aspek
hasil belajar tersebut.
a) Tipe hasil belajar bidang kognitif
49 Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2009), hlm. 30 50 Dimyati dan Midjiono, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 1999), hlm
30 51 Nana Sudjana, Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar, hlm 50-54
28
Tipe ini dapat dijabarkan antara lain: tipe hasil belajar pengetahuan
hafalan (knowledge), tipe hasil belajar pemahaman (comprehension), tipe hasil
belajar penerapan (aplikasi), tipe hasil belajar analisis, tipe hasil belajar sintesis
dan tipe hasil belajar evaluasi.
b) Tipe hasil belajar bidang afektif
Bidang afektif berkenaan dengan sikap dan nilai. Tipe hasil belajar
afektif tampak pada siswa pada berbagai tingkah laku seperti etensi/ perhatian
terhadap pelajaran, disiplin, motivasi belajar, menghargai guru dan teman
sekelas, kebiasaan belajar dan lain-lain. Sekalipun bahan pelajaran berisikan
bidang kognitif namun bidang afektif harus menjadi bagian integral dari bahan
tersebut, dan harus nampak dalam proses belajar dan hasil belajar yang dicapai
siswa. Ada tingkatan bidang afektif sebagai tujuan dan tipe hasil belajar.
Tingkat tersebut dimulai dari tingkat dasar/ sederhana sampai tingkatan
kompleks.
1.1 Receiving/ attending, yakni dalam tipe ini termasuk kesadaran, keinginan
untuk menerima stimulus, kontrol dan selesksi gejala atau rangsangan dari
luar.
1.2 Responding/ jawaban, dalam hal ini termasuk ketepatan reaksi, perasaan,
kepuasan dalam menjawab stimulus dari luar yang datang kepada dirinya.
1.3 Valuing/ penilaian, dalam evaluasi ini termasuk didalamnya kesediaan
menerima nilai, latarbelakang atau pengalaman untuk menerima nilai dan
kesepakatan terhadap nilai tersebut.
1.4 Organisasi, yakni pengembangan nilai kedalam satu sistem organisasi,
termasukmenentukan hubungan satu nilai yang telah dimilikinya.
1.5 Karakteritik nilai, yakni keterpaduan dari semua sistem nilai yang telah
dimiliki seseorang, yang mempengaruhi pola kepribadian dan tingkah
lakunya. Disini termasuk keseluruhan nilai dan karakteristiknya.
c) Tipe hasil belajar bidang psikomotorik
Hasil belajar bidang psikomotorik tampak dalam bentuk keterampilan,
kemampuan bertindak seseorang. Ada 6 keterampilan yakni, gerakan
29
refleks, keterampilan pada gerakan-gerakan dasar, kemampuan perseptual
termasuk didalamnya membedakan visual membedakan auditif motorik dan
lain-lain, kemampuan dibidang fisik, gerakan gerakan skill dan kemampuan
yang berkenaan dengan komunikasi seperti gerakan ekspresif dan
interpretatif.
3) Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Hasil belajar yang dicapai siswa dipengaruhi oleh dua faktor utama,
yakni faktor intern yang merupakan faktor yang ada dalam diri siswa dan
faktor ekstern yakni faktor yang ada pada luar diri siswa. Faktor yang
datang dari diri siswa terutama kemampuan yang dimilikinya. Faktor
kemampuan siswa besar sekali pengaruhnya terhadap hasil belajar yang
dicapai. Seperti dikemukakan Clark bahwa hasil belajar siswa di sekolah
70% dipengaruhi oleh kemampuan siswa dan 30% dipengaruhi oleh
lingkungan.52
Untuk lebih memperjelas tentang beberapa faktor yang
mempengaruhi hasil belajar akan dipaparkan secara rinci sebagai berikut:53
alam
luar lingkungan sosial
instrumental (kurikulum, program,
sarana dan fasilitas, guru)
fisiologi fisiologis
faktor dalam panca indra
kemampuan kognitif
psikologi minat
kecerdasan
bakat
motivasi
52 Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, hlm. 39 53
Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, (Jakarta: Rineka Cipta, 2008), hlm. 177
30
a) Faktor internal54
Faktor internal adalah faktor-faktor yang berasal dari dalam
individu. Meliputi faktor fisiologis dan psikologis.
(1) Faktor fisiologis
Faktor-faktor fisiologis adalah faktor-faktor yang
berhubungan dengan kondisi fisik individu. Faktor-faktor ini
dibedakan menjadi dua macam. Pertama, keadaan tonus jasmani.
Keadaan tonus jasmani pada umumnya sangat mempengaruhiu
aktivitas belajar seseorang. Kondisi fisik yang sehat dan bugar akan
memberikan pengaruh positif terhadap kegiatan belajar individu.
Sebaliknya kondisi fisik yang lemah atau sakit akan menghambat
tercapainya hasil belajar pemahaman yang maksimal.
Kedua, keadaan fungsi jasmani/fisiologis. Selama proses
belajar berlangsung, peran fungsi fisiologi pada tubuh manusia
sangat mempengaruhi hasil belajar, terutama panca indra. Panca
indra yang berfungsi baik akan akan mampermudah aktivitas belajar
dengan baik pula. Karena panca indra merupakan pintu masuk bagi
segala informasi yang diterima dan ditangkap oleh manusia,
sehingga manusia dapat mengenal dunia luar. Panca indra yang yang
memiliki peranan terbesar dalam aktivitas belajar adalah mata dan
telinga.55
(2) Faktor psikologis
Faktor-faktor psikologis adalah keadaan psikologis seseorang
yang dapat mempengaruhi proses belajar. Beberapa faktor psikologis
yang utama mempengaruhi proses belajar adalah kecerdasan siswa,
motivasi, minat, sikap dan bakat.56
(a) Kecerdasan/intelegensi siswa
54 Baharudin, Teori belajar dan Pembelajaran, (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2008), hlm. 19 55 Baharudin, Teori belajar dan Pembelajaran, hlm. 19 56 Baharudin, Teori belajar dan Pembelajaran, hlm. 19
31
Intelegensi adalah kesanggupan jiwa untuk dapat
menyesuaikan diri dengan cepat dan tepat dalam suatu situasi
yang baru.57Pada umumnya kecerdasan diartikan sebagai
kemampuan psiko-fisik dalam mereaksi rangsangan atau
menyesuaikan diri dengan lingkungan melalui cara yang tepat.
Dengan demikian, kecerdasan bukan hanya berkaitan dengan
kualitas otak saja, tetapi juga organ-organ tubuh yang lain.
Namun, bila dikaitkan dengan kecerdasan tentunya otak
merupakan organ yang penting dibandingkan organ yang lain,
karena fungsi otak itu sendiri sebagai pengendali tertinggi dari
hampir seluruh aktivitas manusia.58
Seorang ahli seperti Raden Cahaya Prabu berkeyakinan
bahwa perkembangan taraf intelegensi sangat pesat pada masa
umur balita dan mulai menetap pada akhir masa remaja. Taraf
intelegensi tidak mengalami penurunan, yang menurun hanya
penerapannya saja, terutama setelah berumur 65 th ke atas bagi
mereka yang alat indranya mengalami kerusakan.
Perlu diketahui bahwa intelegensi ikut menentukan
keberhasilan belajar seseorang, maka orang tersebut seperti M.
Dalyono misalnya, secara tegas mengatakan bahwa seseorang
yang memiliki intelegensi baik umumnya mudah belajar dan
hasilnya pun cenderung baik. Sebaliknya, orang yang
intelegensinya rendah, cenderung mengalami kesukaran dalam
belajar, lambat berfikir, sehingga prestasi belajarnya pun
rendah.59
(b) Motivasi
57 Agus Sujanto, Psikologi Umum, (Jakarta: Aksara Baru, 1981), hlm. 75
58 Baharudin, Teori belajar dan Pembelajaran, (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2008), hlm. 20
59 Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, hlm. 194
32
Seperti yang telah dipaparkan diatas bahwa motivasi
adalah suatu daya penggerak kekuatan dalam diri seseorang yang
mendorongnya untuk melakukan suatu aktivitas atau kegiatan
tertentu dan memberikan arah dalam pencapaian tujuan.
Jadi motivasi merupakan kondisi psikologis yang
mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Jika seseorang
mendapat motivasi yang tepat, maka lepaslah tenaga yang luar
biasa, sehingga tercapai hasil yang semula tidak terduga. Bahkan
menurut Slameto sering kali siswa yang tergolong cerdas tampak
bodoh karena tidak memiliki motivasi untuk mencapai prestasi
sebaik mungkin.
Kuat lemahnya motivasi belajar siswa turut
mempengaruhi kebutuhan belajar. Karena itu motivasi belajar
siswa perlu diusahakan, terutama yang berasal dari dalam
(motivasi intrinsik) dengan cara senantiasa memikirkan masa
depan yang penuh tantangan dan harus dihadapi untuk mencapai
cita-cita.
Mengingat motivasi merupakan motor penggerak dalam
perbuatan, maka bila ada siswa yang kurang memiliki motivasi
intrinsik diperlukan dorongan dari luar yaitu motivasi ekstrinsik
agar siswa termotivasu untuk belajar.60
(c) Minat
Minat menurut Slameto adalah suatu rasa lebih suka dan
rasa ketertarikan pada suatu hal/ aktivitas, tanpa ada yang
menyuruh. Minat merupakan penerimaan akan suatu hubungan
antara diri sendiri dengan sesuatu di luar diri. Semakin kuat/
dekat hubungan tersebut semakin besar minat. Minat dapat
diekspresikan melalui suatu pernyataan yang menunjukkan
bahwa siswa lebih menyukai suatu hal daripada hal yang lainnya.
60Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, hlm. 200-201
33
Menurut Dalyono, timbulnya minat disebabkan berbagai
hal, antara lain karena keinginan yang kuat untuk menaikkan
martabat/ memperoleh pekerjaan yang besar cenderung
menghasilkan prestasi yang tinggi, sebaliknya minat belajar
kurang akan menghasilkan prestasi yang rendah.
Dalam konteks inilah diyakini bahwa minat
mempengaruhi proses dan hasil belajar siswa.61
(d) Kemampuan Kognitif
Dalam dunia pendidikan ada tiga tujuan pendidikan yaitu
ranah kognitif, afektif dan psikomotorik. Ranah kogntif
merupakan kemampuan yang selalu dituntut kepada anak didik
untuk dikuasai. Karena peguasaan kemampuanpada tingkatan ini
menjadi dasar bagi penguasaan ilmu pengetahuan.62
(e) Bakat
Secara umum bakat adalah kemampuan potensial yang
dimiliki seseorang untuk mencapai keberhasilan pada masa yang
akan datang. Bakat juga dapat diartikan sebagai kemampuan
individu untuk melakukan tugas tertentu tanpa banyak
bergantung pada upaya pendidikan dan latihan. Bakat akan
mempengaruhi tinggi rendahnya prestasi belajar bidang studi
tertentu.63
Karena belajar juga dipengaruhi oleh potensi yang
dimiliki setiap individu, maka para pendidik, orang tua, dan guru
perlu memperhatikan dan memahami bakat yang dimiliki oleh
para siswanya atau anaknya.64
61Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, hlm. 191 62
Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, hlm. 202 63Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan DenganPendekatan Baru, (Bandung: PT Remjaja
Rosdakarya, 2000) hlm. 135. 64 Baharudin, Teori belajar dan Pembelajaran , hlm. 26
34
b) Faktor eksternal65
Faktor eksternal juga dapat mempengaruhi hasil belajar. Dapat
digolongkan menjadi dua golongan, yaitu faktor lingkungan dan faktor
instrumental.
(1) Lingkungan
(a) Lingkungan alami
(b) Lingkungan sosial budaya
(2) Instrumental
(a) kurikulum
(b) program
(c) sarana dan fasilitas
(d) guru
b. Pendidikan Agama Islam
1) Pengertian Pendidikan Agama Islam
Pada lembaga umum, mata pelajaran Pendidikan Agama Islam
dikenal dengan Pendidikan Agama Islam (PAI) yang merupakan gabungan
dari beberapa mata pelajaran yaitu; Sejarah Kebudayaan Islam (SKI),
Aqidah Akhlak, Al-Qur’an Hadist, Bahasa Arab dan Fiqh.
Untuk lebih jelasnya, berikut akan penulis kemukakan beberapa
pendapat mengenai definisi Pendidikan agama Islam.
a) Menurut Abd Rahman Saleh Pendidikan agama Islam adalah usaha
berupa bimbingan dan asuhan terhadap anak didik murid agar kelak
setelah selesai pendidikannya dapat memahami dan mengamalkan
ajaran-ajaran agama Islam serta menjadikannya sebagai way of life
(jalan kehidupan).66
65
Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, hlm. 202 66 Abd. Rahman Shaleh, Didaktik Pendidikan Agama, (Jakarta: Bulan Bintang, 1976), hlm.
19
35
b) Menurut Zakiyah Darajat Pendidikan Agama Islam adalah usaha-usaha
secara sistematis dan pragmatis dalam membantu anak didik agar supaya
mereka hidup sesuai dengan ajaran Islam.67
c) Menurut Tayar Yusuf Pendidikan Agama Islam adalah usaha sadar
generasi tua untuk mengalihkan pengalaman, pengetahuan, kecakapan
dan ketrampilan kepada generasi muda agara kelak menjadi manusia
bertakwa kepada Allah SWT.68
Dari beberapa definisi tersebut di atas dapat ditarik suatu
kesimpulan bahwa pendidikan agama Islam adalah suatu usaha bantuan
yang diberikan oleh guru kepada siswa yang bertujuan untuk
mengembangkan fitrah agama mereka agar mampu memahami dan
menghayati serta mengamalkan ajaran-ajaran Islam dan memperkuat iman
dan ketaqwaan mereka terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
2) Dasar dan tujuan pendidikan Agama Islam
Dasar ideal pendidikan Agama Islam sudah jelas yaitu firman Allah
dan Sunnah Rosulullah kalau pendidikan diibaratkan bangunan maka isi
Al-Qur`an dan Haditslah yang menjadi fundamennya. Qur`an adalah
sumber kebenaran dalam Islam, kebenarannya tidak dapat diragukan lagi.
Sedangkan Sunnah Rosulullah yang dijadikan landasan Pendidikan Agama
Islam adalah berupa perkataan, perbuatan atau pengakuan Rosulullah saw
dalam bentuk isyarat.
Yang dimaksud pengakuan dalam bentuk isyarat ini adalah suatu
perbuatan yang dilakukan oleh sahabat atau orang lain dan Rosulullah
membiarkan saja, dan perbuatan kegiatan serta kejadian itu terus
berlangsung.69
Allah Berfirman Dalam surat Al-Ahzab ayat 71 sebagai berikut:
67 Zuhairini et.all, Methodik Khusus Pendidikan Agama, (Surabaya: Usana Offset Printing, 1981), hlm. 27
68 Abdul Majid, Dian Andayani, Pendidikan Agama Berbasis Kompetensi, (Bandung: PT
Remaja Rosdakarya, 2006), hlm. 130
69 Zuhairini dkk, Metodologi Pendidikan Agama, (Solo,: Ramadhani, 1993), 15-16
36
ô 3 tΒuρ ÆìÏÜム©! $# …ã& s!θß™u‘ uρ ô‰ s)sù y—$ sù #·—öθsù $ ¸ϑŠ Ïàtã ∩∠⊇∪
niscaya Allah memperbaiki bagimu amalan-amalanmu dan mengampuni bagimu dosa-dosamu. dan Barangsiapa mentaati Allah dan Rasul-Nya, Maka Sesungguhnya ia telah mendapat kemenangan yang besar.70 Ayat tersebut tegas sekali mengatakan, bahwa apabila manusia
telah mengatur seluruh aspek kehidupannya (termasuk kehidupannya)
dengan kitab Allah dan sunnah Rosulnya maka akan bahagia hidupnya
dengan sebenar-benarnya bahagia baik di dunia ataupun di akhirat nanti.
Menurut ajaran Islam, bahwa melaksanakan pendidikan agama
adalah merupakan perintah dari Tuhan dan merupakan ibadah kepada-Nya.
Dalam al-Qur`an banyak ayat yang menunjukkan adanya perintah tersebut.
a. Surat An-Nahl: 125
äí ÷Š $# 4’ n<Î) È≅‹Î6y™ y7În/u‘ Ïπyϑõ3 Ït ø:$$ Î/ ÏπsàÏãöθyϑø9$#uρ ÏπuΖ|¡pt ø:$# ( ….
Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik. 71
b. Dalam surat al-Imron: 104
ä3 tFø9uρ öΝä3Ψ ÏiΒ ×π̈Βé& tβθããô‰ tƒ ’ n<Î) Î�ö$sƒ ø:$# tβρ ã�ãΒù' tƒuρ Å∃ρ ã�÷èpR ùQ$$ Î/ tβöθyγ ÷Ζtƒuρ Ç tã
Ì�s3Ψ ßϑø9$# 4 ....
Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf.72
c. Surat At-Tahrim: 6
70 Tim Pelaksana Pentaskhikhan Muskhaf Al-Qur`an, Al-Qur`an dan Terjemahannya, hlm.
428
71Tim Pelaksana Pentaskhikhan Muskhaf Al-Qur`an, Al-Qur`an dan Terjemahannya, hlm. 282
72Tim Pelaksana Pentaskhikhan Muskhaf Al-Qur`an, Al-Qur`an dan Terjemahannya, hlm. 64
37
$ pκš‰r' ¯≈ tƒ t Ï% ©!$# (#θãΖtΒ#u (#þθè% ö/ ä3 |¡à Ρ r& ö/ ä3‹Î=÷δr& uρ #Y‘$ tΡ
Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka73
Selain ayat tersebut juga disebutkan dalam hadits antara lain:
a. ��� �� � �� �� , �� �� �� �� � �������� ���� �� �� � �����
� �!�� ���"�� ,#�$� �� ��%� �� , �� &���� �� ' �(%�� )!�* +� ��
,�� .-�. :0(�, #�(� &� �(1 &� 2��3 -�. :)����, 4���5(�
Muhammad bin Yahya menyampaikan padaku, telah mengabarkan Muhammad bin Yusuf padaku dari abdur-Rahman tsabit bin tsuban al-`abid Syami, dari Hasan bin `utiyah, dari abi kabsyah salwa li dari `Abdullah bin umar berkata. Rosulullah SAW bersabda: sampaikanlah ajaranku kepada orang lain walaupun hanya sedikit (HR. Turmudzi)74 Ayat-ayat dan hadits diatas memberikan pengertian kepada kita
bahwa dalam ajaran Islam memang ada perintah mendidik agama. Baik
pada keluarganya maupun keadaan orang lain sesuai dengan
kemampuannya (walaupun hanya sedikit). Sedangkan tujuan Pendidikan
Agama Islam Adalah sebagai berikut:
Menurut Muhammad Athiyah Al Abrosyi dikemukakan bahwa
tujuan pendidikan agama Islam adalah untuk membantu pembentukan
akhlak mulia, persiapan untuk kehidupan dunia dan akhirat, menyiapkan
pelajar dari segi profesional, teknis dan perusahaan supaya ia dapat
menguasai profesi tertentu dan perusahaan tertentu, supaya dapat ia
mencari rezeki dalam hidup dan hidup dengan mulia disamping
memelihara segi kerohanian dan keagamaan.75
73Tim Pelaksana Pentaskhikhan Muskhaf Al-Qur`an, Al-Qur`an dan Terjemahannya, hlm. 561
74 Abdul Wahab Abdul Latif, Sunan Turmudhi Al-Jami`As-Shohekh, (Semarang: Toha Putra, t. th), Juz 4, hlm.147
75 Zuhairini, dkk, Filsafat Pendidikan Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 1995), hlm.164
38
Baharuddin menyatakan bahwa tujuan Pendidikan Agama Islam
pada hakikatnya sama dan sesuai dengan tujuan yang diturunkan agama
Islam, yaitu untuk membentuk manusia yang muttaqin.76
Menurut M. Toumy Al-Syaibani tujuan Pendidikan Agama Islam
adalah pembinaan pribadi Muslim yang berpadu pada segi spiritual, emosi,
intelektual dan sosial atau berkisar pada keseluruhannya pada pembinaan
warga negara muslim yang baik percaya kepada tuhan dan agamanya,
berpegang teguh pada agamanya, berakhlak mulia yang timbul dari
agamanya.77
Sedangkan tujuan Pendidikan Agama Islam yang tertera pada
Permendiknas adalah sebagai berikut:
1. Menumbuh kembangkan akidah melalui pemberian, pemupukan, dan
pengembangan pengetahuan, penghayatan, pengalaman, pembiasaan,
serta pengalaman peserta didik tentang agama Islam sehingga menjadi
manusia muslim yang terus berkembang keimanan dan ketakwaannya
kepada Allah SWT
2. Mewujudkan manusia indonesia yang taat beragama dan berakhlak
mulia yaitu manusia yang berpengetahuan, rajin ibadah, cerdas,
produktif, jujur, adil, etis, berdisiplin, bertoleransi (tasamuh), menjaga
keharmonisan, secara personal dan sosial serta mengembangkan budaya
agama dalam komunitas sekolah78
Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa tujuan Pendidikan
Agama Islam adalah sebagai usaha untuk mengarahkan dan membimbing
manusia dalam hal ini siswa agar mereka mampu menjadi manusia yang
beriman dan bertaqwa kepada Allah SWT, serta meningkatkan pemahaman,
penghayatan, dan pengamalan mengenai Agama Islam, sehingga menjadi
76 Baharuddin, Pendidikan dan Psikologi Perkembangan, (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2009), hlm. 196
77 Muhammad Zein, Metodologi Pengajaran Agama, (Yogyakarta: AK GROUP dan INDRA BUANA, 1995), hlm. 197
78 Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No. 22 tahun 2005 Tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah, Cabang Dinas Pendidikan Kecamatan Mijen
39
manusia Muslim, ber akhlak mulia dalam kehidupan baik secara pribadi,
bermasyarakat dan berbangsa dan menjadi insan yang beriman hingga mati
dalam keadaan Islam.
3) Fungsi Pendidikan Agama Islam
Pendidikan Agama Islam untuk sekolah tau madrasah berfungsi
sebagai berikut:
a) Pengembangan, yaitu meningkatkan keimanan dan ketakwaan siswa
kepada Allah SWT yang telah ditanamkan dalam lingkungan keluarga.
Pada dasarnya dan pertama-tama kewajiban menanamkan keimanan dan
ketakwaan dilakukan oleh setiap orang tua dalam keluarga, sekolah
berfungsi untuk menumbuhkembangkan lebih lanjut dalam diri anak
melalui bimbingan, pengajaran dan pelatihan agar keimanan dan
ketaqwaan tersebut dapat berkembang secara optimal sesuai dengan
tingkat perkembangannya.
b) Penanaman nilai sebagai pedoman hidup untuk mencari kebahagiaan
hidup di dunia dan di akhirat
c) Penyesuaian mental, yaitu untuk menyesuaikan diri dengan
lingkungannya baik lingkungan fisik maupun lingkungan sosial dan
dapat mengubah lingkungannya sesuai dengan ajaran agama Islam.
Penyesuaian mental yaitu untuk menyesuaikan diri dengan
lingkungannya baik lingkungan fisik maupun lingkungan sosial dan
dapat mengubah lingkungannya sesuai dengan ajaran agama Islam
d) Perbaikan yaitu untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan, kekurangan-
kekurangan dan kelemahan-kelemahan siswa dalam keyakinan,
pemahaman dan pengalaman ajaran dalam kehidupan sehari-hari
e) Pencegahan, yaitu untuk menangkal hal-hal negatif dari lingkungannya
atau dari budaya lain yang dapat membahayakan dirinya dan
menghambat perkembangannya menuju manusia Indonesia seutuhnya
f) Pengajaran tentang ilmu pengetahuan keagamaan secara umum
40
g) Penyaluran, yaitu untuk menyalurkan anak-anak yang memiliki bakat
khusus dibidang agama Islam agar bakat tersebut dapat berkembang
secara optimal sehingga dapat dimanfaatkan untuk dirinya sendiri dan
bagi orang lain.79
Selain fungsi diatas Rahmat Raharjo berpendapat bahwa Pendidikan
agama Islam berfungsi sebagai pengajaran agama Islam, proses sosialisasi
dan internalisasi nilai-nilai agama Islam, rekonstruksi sosial dan sumber
nilai dalam kehidupan masyarakat. Dalam rangka membentuk manusia
Indonesia yang beriman dan bertakwa kepada Allah SWT serta berakhlak
mulia dan mampu menjaga kedamaian dan kerukunan hubungan inter dan
antar umat beragama.80
Disamping fungsi-fungsi yang tersebut diatas, hal yang sangat perlu
di ingatkan bahwa Pendidikan Agama Islam merupakan sumber nilai, yaitu
memberikan pedoman hidup bagi peserta didik untuk mencapai kehidupan
yang bahagia di dunia dan di akhirat.
c. Hasil Belajar Pendidikan Agama Islam
Hasil belajar sering kali digunakan sebagai ukuran untuk mengetahui
seberapa jauh seseorang menguasai bahan yang sudah diajarkan. Untuk
mengaktualisasikan hasil belajar tersebut diperlukan serangkaian pengukuran
menggunakan alat evaluasi yang baik dan memenuhi syarat atau bisa disebut
dengan menggunakan tes. Pengukuran demikian dimungkinkan karena
pengukuran merupakan kegiatan ilmiah yang dapat diterapkan pada berbagai
bidang termasuk pendidikan.81
Hasil belajar merupakan suatu puncak proses belajar. Hasil belajar
tersebut terjadi terutama berkat evaluasi guru. Para guru selalu berusaha untuk
79 Abdul majid, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2006), hlm. 134
80Rahmat Raharjo, Inovasi kurikulum Pendidikan Agama Islam, (Yogyakarta:
Magnum Pustaka, 2010), Cet. 1, hlm. 67 81
Purwanto, Evaluasi hasil Belajar, hlm. 44
41
menciptakan suatu pembelajaran yang menarik agar materi yang diajarkan
dapat diterima oleh siswa khususnya pelajaran Pendidikan Agama Islam.
Karena Pendidikan Agama Islam memliliki peran yang sangat penting dalam
kehidupan manusia karena langsung bersinggungan dengan ideologi seseorang
terhadap Allah SWT. Dalam Pendidikan Agama Islam diajarkan bagaimana
seorang hamba berperilaku terhadap sang kholiq Allah SWT, terhadap
manusia dan terhadap alam semesta. Pendidikan Agama Islam juga
merupakan pembentukan kepribadian dalam masyarakat menuju terbentuknya
insan kamil.
Berdasarkan pengertian di atas maka dapat disintesiskan bahwa hasil
belajar adalah suatu penilaian akhir dari proses dan pengenalan yang telah
dilakukan berulang-ulang. Serta akan tersimpan dalam jangka waktu lama atau
bahkan tidak akan hilang selama-lamanya karena hasil belajar yang baik PAI
khususnya turut serta dalam membentuk pribadi individu yang selalu ingin
mencapai hasil yang lebih baik lagi sehingga akan merubah cara berpikir serta
menghasilkan perilaku kerja yang lebih baik.
C. Kerangka Berfikir
Motivasi dapat dikatakan sebagai perbedaan antara dapat
melaksanakan dan mau melaksanakan. Motivasi lebih dekat pada mau
melaksanakan tugas untuk mencapai tujuan. Motivasi inilah kekuatan, baik
dari dalam maupun luar yang mendorong seseorang untuk mencapai tujuan
tertentu yang telah ditetapkan sebelumnya. Atau dengan kata lain motivasi
dapat dikatakan sebagai dorongan mental terhadap perorangan atau orang-
orang sebagai anggota masyarakat. Motivasi dapat juga diartikan sebagai
proses untuk mencoba mempengaruhi orang atau orang-orang yang
dipimpinnya agar melakukan pekerjaan yang diinginkan, sesuai dengan tujuan
tertentu yang ditetapkan lebih dahulu.82
82 Hamzah B. Uno, Teori Motivasi dan pengeukurannya, hlm. 1
42
Dalam hal belajar siswa akan berhasil belajarnya kalau dalam dirinya
ada kemauan untuk belajar, keinginan atau dorongan inilah yang dinamakan
motivasi. Motivasi adalah dorongan mental yang menggerakkan,
mengarahkan sikap dan perilaku individu dalam belajar. Di dalam motivasi
terkandung adanya cita-cita atau aspirasi siswa. Dengan cita-cita atau aspirasi
ini diharapkan siswa dapat belajar dan mengerti dengan apa yang menjadi
tujuan dalam belajar dan dapat mewujudkan aktualisasi diri. Dengan
kemampuan siswa, kecakapan dan ketrampilan dalam menguasai mata
pelajaran diharapkan siswa dapat menerapkan dan mengembangkan kreativitas
belajar.
Kondisi siswa, dimana siswa yang dalam keadaan fit akan
menyebabkan siswa tersebut bersemangat dalam belajar dan mampu
menyelesaikan tugas dengan baik. Kebalikan dengan siswa yang sedang sakit
atau banyak persoalan maka siswa tersebut tidak mempunyai gairah dalam
belajar. Disamping itu, kondisi lingkungan siswa yang berupa keadaan alam,
lingkungan tempat tinggal, pergaulan sebaya, kehidupan kemasyarakatan juga
mendukung adanya semangat dalam belajar. Misalnya, dengan lingkungan
yang aman, tentram, tertib, indah, maka semangat dan motivasi belajar mudah
diperkuat.
Dengan tumbuhnya semangat atas tertanamnya motivasi di dalam jiwa
siswa maka siswa dapat menyelesaikan tugas dengan baik. Hal ini ketika
siswa diberi tugas oleh guru/pendidik untuk mengerjakan LKS PAI, maka
dengan semangat siswa dapat menyelesaikan tugasnya secara baik. Dan
seringnya siswa mengerjakan soal-soal yang ada, hasil belajar siswa terhadap
materi yang diberikan akan cukup baik, dan ini berpengaruh pada hasil
belajarnya. Hasil belajar yang baik merupakan salah satu tujuan yang ingin
dicapai oleh setiap siswa dalam proses belajar mengajar.
Dari uraian tersebut maka dapat diketahui adanya hubungan dengan
seringnya siswa mengerjakan LKS maka hasil belajar siswa akan lebih baik.
D. Rumusan Hipotesis
43
Sehubungan dengan rumusan diatas maka dalam penelitian ini
diajukan hipotesis (dugaan sementara) sebagai berikut :
Ada hubungan yang signifikan antara motivasi siswa mengerjakan
lembar kerja siswa (LKS) denagn hasil belajar siswa pada bidang studi
Pendidikan Agama Islam kelas V di SD negeri pesantren Kecamatan Mijen
Kota Semarang. Selanjutnya akan diuji kebenarannya melalui analisis statistik
pada bab berikutnya.
44
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan metode
korelasi (correlation reseach). Yang bertujuan untuk mendeteksi sejauhmana
variasi-variasi pada suatu faktor berkaitan dengan variasi-variasi pada satu
atau lebih faktor lain bedasarkan pada koefisien korelasi.83 Metode ini
merupakan metode yang penelitiannya dengan cara menghubungkan variabel
1 dengan variabel lainnya. Adapun teknis analisis yang dipakai untuk
menganalisis data tersebut menggunakan teknis analisis product moment.
B. Waktu dan Tempat Penelitian
Waktu yang peneliti pilih untuk melakukan penelitian ini adalah
dimulai pada tanggal 30 Maret 2011 s/d selesai. Sedangkan Tempat penelitian
yang berjudul : “hubungan antara motivasi siswa mengerjakan lembar kerja
siswa (LKS) dengan hasil belajar siswa pada bidang studi Pendidikan Agama
Islam kelas V Di SD Negeri Pesantren Kecamatan Mijen Kota Semarang” yaitu
Di SD N Pesantren Kecamatan Mijen kota Semarang.
C. Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi adalah semua individu yang menjadi sumber pengambilan
sampel.84 Sedangkan menurut Suharsimi populasi adalah keseluruhan subyek
penelitian. Apabila seseorang ingin meneliti semua elemen yang ada dalam
wilayah penelitian, maka penelitiannya merupakan penelitian populasi.85
83 Jalaludin Rahmat, Metode Penelitian Komunikasi, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
tth), 27 84 Mardalis, Metode Penelitian Suatu Pendekatan Proposal, (Jakarta: Bumi Aksara, 2009),
Cet. 11, hlm. 53 85 Suharsini Arikunto, Suharsini Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik,
hlm. 130
45
Yang dimaksud dengan sampel adalah sebagian atau wakil populasi
yang diteliti.86 Dan menurut Sukardi sebagian dari jumlah populasi yang
dipilih untuk sumber data tersebut disebut sampel atau cuplikan.87 Berhubung
penelitian ini respondennya hanya berjumlah 25 siswa (Laki-laki 15 siswa dan
Perempuan 10 siswi) dan kurang dari 100 siswa, maka tidak memerlukan
sampel, dan hanya menggunakan penelitian populasi. Jadi populasi pada
prinsipnya adalah semua anggota kelompok manusia, dapat berupa guru,
siswa, kurikulum, fasilitas, lembaga sekolah, masyarakat, karyawan dan
sebagainya. Populasi seringkali tidak mungkin dilakukan untuk jangka
panjang apabila karakteristik subjek dan variabel penelitiannya menyangkut
aspek-aspek perkembangan.88
D. Variabel dan Indikator Penelitian
1. Variabel
Variabel adalah objek penelitian, atau apa yang menjadi titik perhatian
suatu penelitian.89 Dalam penelitian ini terdapat dua variabel yaitu variabel
bebas (X) dan variabel terikat (Y).
a. Variabel bebas atau Independen variabel (X) adalah variabel yang
mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya
variabel dependen (terikat).90 Pada penelitian ini sebagai variabel bebas
adalah motivasi siswa mengerjakan lembar kerja siswa (LKS), dengan
indikator sebagai berikut:91
1) Ketertarikan pada tugas mengerjakan LKS
2) Tekun dalam mengerjakan LKS
3) Kreativitas siswa mengerjakan LKS
86 Suharsini Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik , hlm. 131
87
Sukardi, Ph.D, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2003), hlm. 54.
88 Syaifudin Azwar, Metode penelitian, hlm 79.
89 Suharsini Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, hlm. 118 90Suharsini Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, hlm. 119 91
Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, hlm. 81
46
4) Senang mencari dan memecahkan masalah soal-soal yang ada di LKS
5) Ulet menghadapi kesulitan dalam mengerjakan LKS
b. Variabel terikat atau dependen variable Y adalah Variabel yang di
pengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas, yaitu
hasil belajar siswa pada bidang studi Pendidikan Agama Islam kelas V di
SD N Pesantren Kecamatan Mijen Kota Semarang, dengan indikator
sebagai berikut:92
a) Membaca dan menerjemahkan surat-surat pendek seperti QS. Al-lahab
dan al-Kafirun
b) Menyebutkan nama-nama kitab Allah dan nama-nama rosul Allah
c) Menceritakan kisah-kisah para Nabi seperti Nabi Ayyub As, Nabi Musa
As, dan Nabi Isa As
d) Menerapkan perilaku para Nabi Ayyub As, Nabi Musa As, dan Nabi Isa
As dalam kehidupan sehari-hari
e) Melafadkan adzan dan iqomah
f) Mengumandangkan adzan dan iqomah dalam kehidupan sehari-hari
E. Pengumpulan Data Penelitian
Data yang dipakai dalam penelitian ini adalah data primer dan data
sekunder. Data primer adalah data yang langsung dari lapangan termasuk
laboratorium.93 Untuk mendapatkan data ini diperlukan beberapa metode
pengumpulan data, antara lain:
1. Metode Angket (Kuesioner)
Kuesioner adalah sebuah daftar pertanyaan yang harus diisi oleh orang
yang akan diukur (responden). Dengan kuesioner ini orang dapat diketahui
tentang keadaan/ data diri, pengalaman, pengetahuan sikap atau
92
Program Semester Satuan Tingkat Pendidikan Sekolah Dasar Mapel PAI 93 Nasution, Metode Research, (Jakarta: Bumi Aksara, 1995), cet. I, hlm.. 143.
47
pendapatnya.94Angket ini diberikan kepada siswa untuk mengetahui motivasi
siswa mengerjakan lembar kerja siswa/ LKS.
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan angket langsung dengan
tipe pilihan tertutup. Responden tinggal memilih jawaban yang tersedia.
Untuk memudahkan penggolongan dan statistiknya, maka dari setiap
item soal diberi skor sebagai berikut :95
a) Untuk alternatif jawaban “A” diberi skor 5
b) Untuk alternatif jawaban “B” diberi skor 4
c) Untuk alternatif jawaban “C” diberi skor 3
d) Untuk alternatif jawaban “D” diberi skor 2
e) Untuk alternatif jawaban “E” diberi skor 1
2. Metode Tes
Tes adalah cara atau prosedur dalam rangka pengukuran dan penilaian
dibidang pendidikan, yang berbentuk pemberian tugas atau serangkaian tugas
berupa pertanyaan-pertanyaan yang harus dijawab dan dikerjakan oleh
testee.96 Metode Tes ini digunakan untuk mengetahui hasil belajar siswa
terhadap materi yang telah diajarkan.
3. Metode Dokumentasi
Metode dokumentasi adalah metode yang dilakukan dengan cara
menyelidiki buku-buku tertulis seperti majalah, dokumen, peraturan-
peraturan, notulen, rapat, catatan harian, dan lain-lain.97 Metode ini digunakan
untuk memperoleh data tentang sejarah berdirinya sekolah, perkembangan
sekolah, keadaan guru, keadaan siswa, struktur organisasi sekolah.
F. Analisis Data
94 Suharsini Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2007), Cet. 7, hlm. 28
95 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik , hlm. 131 96 Anas Soediono, Pengantar Statistik Pendidikan , hlm. 67 97 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, hlm. 158
48
Untuk mendapatkan hasil akhir yang benar-benar valid dan terarah
kepada penyelesaian masalah yang dikaji, maka data-data yang terkumpul
akan diolah dan dianalisis dengan menggunakan statistik. Adapun analisis data
yang akan dilakukan adalah :
1. Analisis pendahuluan
Analisa kuantitatif digunakan untuk menganalisa dalam bentuk angka-
angka. Pada analisis pendahuluan ini diperoleh angka-angka dari hasil angket
yang diajukan kepada responden, kemudian memberikan penilaian dengan
memberikan skor pada setiap item soal.
Analisis pendahuluan meliputi beberapa kegiatan yang saling
berkaitan. Kegiatan-kegiatan yang dimaksud adalah sebagai berikut:
a. Penskoran
Untuk Angket
Untuk memudahkan penggolongan data statistiknya, maka dari setiap
item soal diberi skor sebagai berikut :
a) Untuk alternatif jawaban “A” diberi skor 5
b) Untuk alternatif jawaban “B” diberi skor 4
c) Untuk alternatif jawaban “C” diberi skor 3
d) Untuk alternatif jawaban “D” diberi skor 2
e) Untuk alternatif jawaban “E” diberi skor 1
Untuk Tes
Pedoman penilaian atau pedoman skoring berisi keterangan perincian tentang
skor yang akan diberikan kepada siswa bagi soal-soal yang telah dikerjakan.
Cara pedoman penilaian/pensekoran adalah setiap soal diberi skor 1.98 Akan
tetapi jika jawaban benar maka skornya 1 dan jika jawaban salah maka
skornya 0.
b. Menentukan kualifikasi dan interval nilai
K=1 + 3.3 log N Dimana: N= jumlah responden
98 Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, hlm. 159
49
K = panjang kelas interval R = H – L +1.99 Dimana R = total range
H = highest score (nilai tertinggi) L = lowest score (nilai terendah) I = R/K
c. Mencari nilai rata-rata (mean) dari variabel (X) dan (Y),100
Untuk variabel (X), Mx = N
X∑
Untuk variabel (Y), My = N
Y∑
2. Analisis uji hipotesis
Dalam analisis hubungan ini atau analisis Uji Hipotesis, penulis akan
memaparkan melalui perhitungan koefisien korelasi dengan menggunakan
korelasi product moment. Untuk mencari koefisien korelasi antara kedua
variabel tersebut maka terlebih dahulu diketahui data dari tiap-tiap variabel
yaitu variabel motivasi siswa mengerjakan LKS sebagai variabel pengaruh
(X), dan pemahaman siswa bidang studi Pendidikan Agama Islam sebagai
variabel terpengaruh dengan kode (Y). Untuk perhitungannya dengan
langkah-langkah sebagai berikut:
Untuk melakukan uji hipotesis dapat dilakukan dengan langkah-
langkah sebagai berikut:
a. Mencari nilai korelasi antara variabel x, yaitu motivasi siswa mengerjakan
LKS dan variabel y, yaitu pemahaman siswa pada bidang studi PAI, dengan
menggunakan rumus:
( )( )∑∑∑
=22 yx
xyrxy
99Anas Sudjiono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2006), hlm. 50-57
100Anas Sudjiono, Pengantar Statistik Pendidikan, hlm. 85-87
50
b. Selanjutnya untuk menyatakan besar kecilnya sumbangan variabel X
terhadap Y dapat ditentukan dengan rumus koefisien determinan sebagai
berikut:101
KP = r2 x 100%
Dimana:
KP: Nilai Koefisien Diterminan
r : Nilai Koefisien Korelasi
3. Analisis lanjut
Analisis ini digunakan untuk membuat interpretasi lanjut yaitu untuk
membuktikan ada atau tidaknya hubungan yang signifikan antara dua variabel.
Dari perhitungan menggunakan rumus korelasi di atas, maka dapat diketahui
hasilnya (ro) dengan membandingkan nilai hasil korelasi dengan nilai tabel (rt)
korelasi product moment, sehingga ada dua kemungkinan yaitu:
1) Jika ro yang diperoleh itu lebih besar dari rt yang ada pada tabel taraf
signifikan 1% dan 5%, maka harga ro yang diperoleh signifikan atau hipotesis
diterima.
2) Jika ro yang diperoleh itu lebih kecil dari rt yang ada pada tabel taraf
signifikan 1% dan 5%, maka harga ro yang diperoleh tidak signifikan atau
hipotesis ditolak.
101 Sambas Ali Muhidin, Maman Abdurrahman, Analisis Korelasi, Regresi, dan Jalur
dalam Penelitian, (Bandung: CV Pustaka Setia, 2009), hlm. 188.
51
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Kondisi Umum SD N Pesantren
1. Sejarah Berdirinya
SD N Pesantren Semarang didirikan pada tahun 1918 yang mana sejak
awal belum mempunyai ruang kelas yang lengkap sehingga kelasnya dipisah-
pisah. Zaman dahulu kelasnya hanya ada dua kelas karena keterbatasannya
biaya yang kemudian bergabung di perkampungan. Kemudian pada tahun
1980 SD ini sudah mempunyai ruang kelas tersendiri. Sehingga proses belajar
mengajar beroperasi secara maksimal.
2. Letak Geografis
Secara geografis SD N Pesantren, berada di pedesaan. Karena letaknya
di Pedesaan keadaan siswa sangat nyaman melaksanakan KBM karena jauh
dari polusi yang mengganggu aktivitas belajar mereka.
a. Sebelah Timur : Berbatasan dengan villa milik orang pendatang
b. Sebelah utara : Berbatasan dengan warga sekitar
c. Sebelah barat : Berbatasan dengan persawahan milik warga
d. Sebelah selatan : Berbatasan dengan perkebunan karet milik negara
Kemudian jika dilihat dari sudut pandang lingkungan sekitarnya, maka
SD N Pesantren mempunyai beberapa keuntungan. Diantaranya adalah berada
di daerah jauh dari keramaian kota, sehingga sangat menguntungkan dalam
proses belajar-mengajar.
3. Visi dan Misi SD N Pesantren
Visi
a. Membentuk siswa yang bertaqwa, berprestasi, berbudaya, terampil dalam
IPTEK serta sehat jasmani dan rohani
52
Misi
a. Mewujudkan siswa yang meyakini keberadaan Tuhan Yang Maha Esa
b. Menjadikan siswa yang taat beribadah sesuai dengan keyakinannya
c. Mewujudkan siswa yang santun dalam perkataan, sikap, dan perbuatan
d. Menanamkan kepada siswa untuk menghargai budaya daerah dan budaya
nasional
e. Menjadikan siswa yang berprestasi di bidang akademis
f. Menjadikan siswa yang berprestasi di bidang non akademis
g. Mewujudkan siswa yang mempunyai wawasan global
h. Mewujudkan siswa yang menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi
i. Mewujudkan siswa yang sehat jasmani dan rohani
j. Menjadikan siswa untuk memiliki sportifitas yang tinggi
4. Keadaan Guru dan Siswa SD N Pesantren
a. Guru
Guru merupakan salah satu faktor penentu dalam Proses Belajar
Mengajar. Maka ketersediaan tenaga pendidik dalam suatu lembaga
pendidikan yang berkualitas dan mempunyai dedikasi yang tinggi sangat
penting adanya. Di SD N Pesantren ini memiliki tenaga pendidik dan
karyawan sebanyak 10 orang, terdiri dari guru sebanyak 9 orang dan
karyawan sebanyak 1
b. Siswa
Berkenaan dengan kondisi siswa di SD N Pesantren sangat variatif,
ada yang pintar secara akademis, ada yang mempunyai kelebihan yang lain
seperti kemampuan menjalin hubungan sosial, ada yang aktif ada yang
pendiam, dan masih banyak karakter siswa yang tidak bisa teridentifikasi
secara lengkap, sebab butuh waktu yang lebih panjang untuk mempelajari
mereka. Keragaman tersebut ada karena mereka berasal dari latar belakang
atau background keluarga yang tidak sama.
53
No. Kelas Jumlah Murid
Jumlah putera puteri
1. I 11 7 18 2. II 7 14 21 3. III 18 11 31 4. IV 12 19 21 5. V 15 10 25 6. VI 23 11 34
Jumlah 86 64 150
B. Deskripsi Data Hasil Penelitian
1. Verifikasi Data
Pada analisis pendahuluan ini mencakup analisis motivasi siswa
mengerjakan LKS dengan Pemahaman Siswa pada bidang studi Pendidikan
Agama Islam Di SD N Pesantren Kematan Mijen Kota Semarang. Adapun
analisis tersebut terdiri dari dua materi yaitu analisis hasil angket tentang
motivasi siswa mengerjakan LKS dan analisis hasil tes tentang Hasil Belajar
Siswa pada bidang studi Pendidikan Agama Islam. Untuk lebih jelasnya kedua
analisis tersebut akan dipaparkan dalam penjelasan berikut :
a. Data Motivasi Siswa Mengerjakan LKS (X).
Untuk motivasi siswa mengerjakan Lembar Kerja Siswa (LKS),
peneliti telah membuat beberapa angket yang didasarkan pada indikator
variabel yang telah diajukan dalam bab sebelumnya. Angket dibuat sebanyak
30 soal dengan lima alternatif jawaban a.b, c, d dan e. Lalu angket tersebut
disebarkan kepada 25 siswa kelas V, dengan hal ini dapat dikatakan penelitian
ini adalah penelitian populasi.
Untuk selengkapnya hasil jawaban angket dari para responden
disajikan dalam tabel berikut dibawah ini:
Tabel I
Hasil Angket Tentang Motivasi Siswa mengerjakan Lembar kerja
Siswa (LKS) SD N Pesantren Semara
54
Langkah selanjutnya adalah mencari rata-rata dan kualitas variabel
pengaruh siswa mengerjakan LKS sebagai berikut:
a. Menentukan kualifikasi dan interval nilai, dengan cara menentukan range
R = H – L+1
= 86– 58+1
Res Opsi Jawaban Skor JML NILAI A B C D E 5 4 3 2 1
1. 10 4 2 1 13 50 16 6 2 13 87 58 2. 18 0 1 1 10 90 0 3 2 10 105 70 3. 18 3 2 2 5 90 12 6 4 5 117 78 4. 16 5 2 6 1 80 20 6 12 1 119 79 5. 20 4 3 0 3 100 16 9 0 3 128 85 6. 19 0 1 0 10 95 0 3 0 10 108 72 7. 20 1 1 2 6 100 4 3 4 6 117 78 8. 8 7 4 7 4 40 28 12 14 4 98 65 9. 22 2 0 1 5 110 8 0 2 5 125 83
10. 10 7 3 6 4 50 28 9 12 4 103 69 11. 15 5 0 3 7 75 20 0 6 7 108 72 12. 22 0 0 0 8 110 0 0 0 8 118 79 13. 16 3 1 0 10 80 12 3 0 10 105 70 14. 24 1 0 1 4 120 4 0 2 4 130 87 15. 20 4 0 2 4 100 16 0 4 4 124 83 16. 9 10 6 1 4 45 40 18 2 4 109 73 17. 18 1 3 5 3 90 4 9 10 3 116 77 18. 17 3 0 0 10 85 12 0 0 10 107 71 19. 18 0 1 1 10 90 0 3 2 10 105 70 20. 14 8 2 4 2 70 32 6 8 2 118 79 21. 12 4 1 5 8 60 16 3 10 8 97 65 22. 13 5 1 4 7 65 20 3 8 7 103 69 23. 18 3 0 4 5 90 12 0 8 5 115 77 24. 20 2 0 0 8 100 8 0 0 8 116 77 25. 6 7 4 8 5 30 28 12 16 5 91 61
Jumlah 1846
55
= 29
K = 1+3,3 log N
= 1+3,3 log 25
= 1+ 4,613
= 5,613 dibulatkan menjadi 6
Sehingga dapat diketahui Interval kelas
dibulatkan menjadi 5
Keterangan:
R = Range
H = Nilai tertinggi
L = Nilai terendah
I = Lebar interval
K = Jumlah
N = Jumlah responden
Dengan demikian dapat diperoleh kualifikasi dan interval nilai
seperti pada tabel berikut :
Tabel II
INTERVAL NILAI (x) DAN RATA- RATA (MEAN)
Interval F X fx X2 FX2 58-62 2 60 120 120 240
63-67 2 65 130 130 260
68-72 8 70 560 140 1120
73-77 4 75 300 150 600
78-82 5 80 400 160 800
83-87 4 85 340 170 680
JUMLAH 25 1850 3700
8.46
29===
k
Ri
56
b. Menentukan kualitas variable motivasi siswa mengerjakan LKS, maka
perlu dilihat tabel kualitas konsep diri siswa sebagai berikut:
1. �� � ∑ ���
� ���
� 74
Tabel III
Kualitas Motivasi siswa mengerjakan lembar Kerja siswa
Mean Interval Kualitas Kriteria
74
84 keatas Baik Sekali
Cukup
76-83 Baik
69-75 Cukup
62-68 Kurang
61 kebawah Kurang sekali
Dari uraian diatas diketahui bahwa Motivasi siswa mengerjakan
Lembar kerja Siswa (LKS) termasuk dalam kategori cukup, yaitu berada
pada interval 69-75 dengan nilai rata- rata 74.
c. Tabel Distribusi Frekuensi
Tabel IV
Distribusi Frekuensi Motivasi Siswa Mengerjakan Lembar Kerja
Siswa di SD N Pesantren Ngadirgo Semarang
No Interval F
Fr (%)
1 58-62 2
8%
2 63-67 2
8%
3 68-72 8
24%
4 73-77 4
16%
5 78-82 5
20%
6 83-87 4
16%
57
Berdasarkan data tentang distribusi frekuensi, kemudian
divisualisasikan dalam bentuk histogram sebagai berikut:
Gambar 1. Histogram Motivasi Siswa Mengerjakan LKS
b. Data Hasil Tes Tentang Hasil Belajar Siswa Pada Mapel Pendidikan
Agama Islam Kelas V Di SD N Pesantren Ngadirgo Semarang
Untuk mengukur tentang hasil belajar siswa pada mapel PAI kelas V,
peneliti telah membuat beberapa soal yang didasarkan pada indikator variabel
yang telah diajukan dalam bab sebelumnya. Tes dibuat sebanyak 30 soal
dengan empat alternatif jawaban yaitu a, b, c, d dan e. Lalu soal tersebut
disebarkan kepada 25 siswa, dengan hal ini dapat dikatakan penelitian ini
adalah penelitian populasi.
Untuk selengkapnya hasil jawaban soal tes para responden disajikan
dalam tabel berikut dibawah ini:
Tabel V
Analisis Hasil Tes Tentang Hasil Belajar Siswa Pada Mapel
Pendidikan Agama Islam Kelas V Di SD N Pesantren Ngadirgo
Semarang
0
1
2
3
4
5
6
7
8
9
58-62 63-67 68-72 73-77 78-82 83-87
Motivasi Siswa Mengerjakan LKS
F
58
No. No. responden
Nilai
1 1 60 2 2 70 3 3 77 4 4 80 5 5 90 6 6 63 7 7 67 8 8 57 9 9 83 10 10 63 11 11 70 12 12 80 13 13 73 14 14 70 15 15 70 16 16 60 17 17 67 18 18 83 19 19 77 20 20 67 21` 21 67 22 22 70 23 23 63 24 24 73 25 25 67
Langkah selanjutnya adalah mencari rata-rata dan kualitas variabel
hasil belajar siswa sebagai berikut:
a. Menentukan kualifikasi dan interval nilai, dengan cara menentukan
range
R = H – L+1
= 90 – 57+1
=34
K= 1+3.3 Log n
= 1+ 3.3 log 25
= 1+ 4, 613
= 5.613 dibulatkan menjadi 6
59
Sehingga dapat diketahui interval kelas
� � ��� ��
�� 5,6 dibulatkan menjadi 6
Keterangan:
R = Range
H = Nilai tertinggi
L = Nilai terendah
I = Lebar interval
K = Jumlah
N = Jumlah responden
Dengan demikian dapat diperoleh kulifikasi dan interval
nilai seperti pada tabel berikut :
Tabel VI
INTERVAL NILAI (x) DAN RATA- RATA (MEAN)
Interval F Y FY Y2 F Y2
57-62 4 59.5 238 3540.25 141.61
63-68 7 65.5 458.5 4290.25 300331.75
69-74 7 71.5 500.5 5112.25 35785.75
75-80 4 77.5 310 6006.25 24025
81-86 2 83.5 167 6972.25 13944.5
87-92 1 89.5 89.5 8010.25 8010.25
jml 25 1763.5 125958.25
b. Menentukan kualitas Variabel hasil belajar siswa di SD N Pesantren
Kota Semarang
1. �� � ∑ ���
� ����,�
� 70.54
60
Menentukan kualitas variabel hasil belajar siswa pada mapel
pendidikan agama Islam kelas V di SD N Pesantren Ngadirgo Semarang
Tabel VII
Mean Interval Kualitas kriteria
70.54
82 keatas Baik Sekali
Cukup
74-81 Baik
66-73 Cukup
58-65 Kurang
57 kebawah Kurang sekali
Dari uraian diatas diketahui bahwa hasil belajar siswa mapel
Pendidikan Agama Islam termasuk dalam kategori cukup baik, yaitu
berada pada interval 66-73 dengan nilai rata- rata 70,54.
c. Tabel distribusi frekuensi
Tabel VIII
Distribusi frekuensi Hasil Belajar Siswa Pada Mapel Pendidikan
Agama Islam Kelas V Di SD N Pesantren Ngadirgo Semarang
No Interval Frekuensi Fr (%)
1 57-62 4 16%
2 63-68 7 28%
3 69-74 7 28%
4 75-80 4 16%
5 81-86 2 8%
6 87-92 1 4%
Total 25 100%
Berdasarkan data tentang distribusi frekuensi, kemudian
divisualisasikan dalam bentuk histogram sebagai berikut:
Gambar 2. Histogram hasil belajar Siswa Pada Bidang Studi PAI
61
2. Analisis Uji Hipotesis
Berdasarkan data hasil angket dan data hasil tes maka diperoleh
hasil sebagai berikut:
Tabel IX
Tabel Hubungan antara motivasi siswa mengerjakan lembar
kerja siswa dengan hasil belajar siswa pada bidang studi
Pendidikan Agama Islam
No. Res
X
x = X-
x2 Y
y = Y-
y2 xy
1 58 -15.88 252.174 60 -10.68 114.0624 169.5984
2 70 -3.88 15.0544 70 -0.68 0.4624 2.6384
3 78 4.12 16.9744 77 6.32 39.9424 26.0384
4 79 5.12 26.2144 80 9.32 86.8624 47.7184
5 85 11.12 123.654 90 19.32 373.2624 214.8384
6 72 -1.88 3.5344 63 -7.68 58.9824 14.4384
7 78 4.12 16.9744 67 -3.68 13.5424 -15.1616
8 65 -8.88 78.8544 57 -13.68 187.1424 121.4784
9 83 9.12 83.1744 83 12.32 151.7824 112.3584
0
1
2
3
4
5
6
7
8
57-62 63-68 69-74 75-80 81-86 87-92
pemahaman siswa pada bidang studi PAI
frequency
X Y
62
10 69 -4.88 23.8144 63 -7.68 58.9824 37.4784
11 72 -1.88 3.5344 70 -0.68 0.4624 1.2784
12 79 5.12 26.2144 80 9.32 86.8624 47.7184
13 70 -3.88 15.0544 73 2.32 5.3824 -9.0016
14 87 13.12 172.134 70 -0.68 0.4624 -8.9216
15 83 9.12 83.1744 70 -0.68 0.4624 -6.2016
16 73 -0.88 0.7744 60 -10.68 114.0624 9.3984
17 77 3.12 9.7344 67 -3.68 13.5424 -11.4816
18 71 -2.88 8.2944 83 12.32 151.7824 -35.4816
19 70 -3.88 15.0544 77 6.32 39.9424 -24.5216
20 79 5.12 26.2144 67 -3.68 13.5424 -18.8416
21 65 -8.88 78.8544 67 -3.68 13.5424 32.6784
22 69 -4.88 23.8144 70 -0.68 0.4624 3.3184
23 77 3.12 9.7344 63 -7.68 58.9824 -23.9616
24 77 3.12 9.7344 73 2.32 5.3824 7.2384
25 61 -12.88 165.894 67 -3.68 13.5424 47.3984
Jml 1847
1288.64
1767
1603.44 742.04 73.88 70.68
Dari table diatas dapat diketahui:
N = 25
∑X = 1847
∑Y =1767
∑�2 =1288.64
∑�2 =1603.44
∑XY =742.04
� =73.88
� =70.68
Selanjutnya data tersebut diolah ke dalam rumus korelasi produc moment
dengan langkah- langkah sebagai berikut :
1. Mencari koefisien korelasi
63
rxy = ∑��
!"∑�#$"∑�#$
= ���.��
!"��.��$"����.��$ =
���.��√������.'���
= ���.��
����.�� = 0.516
Harga r (xy) = 0,516 Kemudian dikonsultasikan dengan harga r tabel pada
taraf signifikansi 1 % = 0.505 maupun 5 % = 0,396, dengan N= 25. Hipotesis
diterima jika r hitung lebih besar dari r tabel ( )to rr ≥ dan signifikan.
2. Nilai koefisien diterminan
KP = r2 x 100%
= (0,516)2 X 100%
= 26.6%
Jadi koefisien korelasi variable motivasi siswa mengerjakan
Lembar kerja siswa dengan pemahaman siswa sebesar 26.6 %.
3. Analisis Lanjut
Berdasarkan hasil penelitian, untuk mengetahui signifikansi hubungan
antara motivasi siswa mengerjakan lembar kerja siswa (LKS) dengan hasil
belajar siswa pada bidang studi Pendidikan Agama Islam kelas V di SD
Negeri Pesantren Kecamatan Mijen Kota Semarang, dengan jalan
membandingkan harga Fhit dengan Ftabel .
Adapun untuk mengetahui apakah nilai r observasi tersebut signifikan
atau tidak adalah dengan cara menunjukkan atau menguji taraf signifikan 5%
maupun 1 % dengan operasional sebagai berikut: hubungan antara motivasi
siswa mengerjakan lembar kerja siswa (LKS) dengan hasil belajar siswa pada
bidang studi Pendidikan Agama Islam kelas V di SD Negeri Pesantren
Kecamatan Mijen Kota Semarang pada taraf signifikan 5% dengan N = 25
diperoleh r observasi = 0,516 sedangkan r tabel = 0,396, maka ro > rt berarti
signifikan. Pada taraf 1% dengan N = 25 diperoleh r observasi = 0,516 dan r tabel =
0.505 maka ro > rt berarti signifikan.
64
Dengan demikian ro (observasi) lebih besar dari pada rt (r dalam tabel). Ini
berarti hasilnya adalah signifikan dan ada korelasi (ada hubungan yang positif) antara
kedua variabel tersebut. Artinya terdapat hubungan yang positif antara motivasi
siswa mengerjakan lembar kerja siswa (LKS) dengan hasil belajar siswa pada
bidang studi Pendidikan Agama Islam kelas V di SD Negeri Pesantren
Kecamatan Mijen Kota Semarang
Dan telah diketahui nilai koefisien determinasi antara variabel X (motivasi
siswa mengerjakan LKS) dan variabel Y (hasil belajar siswa pada bidang studi PAI)
sebesar 26.62%, sedangkan sisanya sebesar 73.38% merupakan variabel lain yang
belum diteliti oleh penulis.
C. Pembahasan Hasil Penelitian
Bedasarkan berbagai perhitungan yang telah dilakukan diatas maka
dapat diketahui hasilnya melalui perhitungan statistik dengan menggunakan
rumus product moment. Untuk itu langkah selanjutnya adalah
menginterpretasikan hasil analisis uji hipotesis setelah diperoleh ro dan rt. Jika
hasil yang ada menunjukkan bahwa ro> rt maka hasilnya signifikan atau
diterima, tetapi jika sebaliknya ro < rt maka hipotesis yang akan diajukan
ditolak.
Adapun dari tabel dengan N=25 baik pada taraf 5% maupun 1%
adalah sebagai berikut, pada taraf signifikan 5% dengan N = 25 diperoleh r
observasi = 0,516 sedangkan r tabel = 0,396, maka ro > rt berarti signifikan.
Sedangkan pada taraf 1% dengan N = 25 diperoleh r observasi = 0,516 dan r
tabel = 0.505 maka ro > rt berarti signifikan.
Bedasarkan perhitungan nilai antara variabel X (motivasi siswa
mengerjakan LKS) dengan variabel Y (hasil belajar siswa pada bidang studi
PAI) diperoleh hasil yang signifikan antara motivasi siswa mengerjakan
lembar kerja siswa dengan hasil belajar siswa pada bidang studi Pendidikan
Agama Islam Kelas V Di SD N Pesantren Kecamatan Mijen Kota Semarang.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hipotesis yang peneliti
ajukan (hubungan antara motivasi siswa mengerjakan lembar kerja siswa
65
dengan hasil belajar siswa pada bidang studi Pendidikan Agama Islam Kelas
V Di SD N Pesantren Kecamatan Mijen Kota Semarang) adalah dapat
diterima.
Dengan demikian ro (observasi) lebih besar daripada rt (r dalam tabel),
ini berarti hasilnya adalah signifikan dan ada korelasi (ada hubungan yang
positif) antara kedua variabel tersebut. Artinya ada hubungan yang positif
antara motivasi siswa mengerjakan lembar kerja siswa dengan hasil belajar
siswa pada bidang studi Pendidikan Agama Islam Kelas V Di SD N Pesantren
Kecamatan Mijen Kota Semarang.
D. Keterbatasan Penelitian
Dalam penelitian ini yang penulis lakukan tidak banyak mempunyai
kendala, meskipun ada kendala hanya berskala kecil, diantaranya :
1. Keterbatasan tempat penelitian
Penelitian yang penulis lakukan hanya terbatas pada satu tempat, yaitu
SD Negeri Pesantren Mijen Semarang. Namun demikian, tempat ini dapat
mewakili SD untuk dijadikan tempat penelitian dan walaupun hasil penelitian
di tempat lain akan berbeda, tetapi kemungkinannya tidak jauh menyimpang
dari hasil penelitian yang penulis lakukan.
2. Keterbatasan dalam obyek penelitian
Dalam penelitian ini, penulis hanya meneliti tentang hubungan antara
motivasi siswa mengerjakan Lembar kerja Siswa dengan pemahaman siswa
pada bidang Pendidikan Agama Islam kelas V.
3. Keterbatasan Biaya
Biaya juga merupakan faktor penting dalam penelitian, tetapi bukan berarti
menjadi penghambat dalam melaksanakan penelitian. Peneliti menyadari
bahwa dengan biaya yang minim penelitian akan mengalami kendala.
66
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan dari bab ke bab dalam skripsi yang berjudul
"Hubungan antara motivasi siswa mengerjakan Lembar kerja Siswa dengan
hasil belajar siswa pada bidang Pendidikan Agama Islam kelas V di SD
Negeri Pesantren Kecamatan Mijen Kota Semarang, maka dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut:
Ada korelasi yang signifikan antara variable X (motivasi mengerjakan lks) dan
variable Y (hasil belajar) hal ini dibuktikan pada taraf signifikan 5% dengan N =
25 diperoleh r observasi = 0,516 sedangkan r tabel = 0,396, maka ro > rt berarti
signifikan. Sedangkan pada taraf 1% dengan N = 25 diperoleh r observasi = 0,516
dan r tabel = 0.505 maka ro > rt berarti signifikan.
B. SARAN
Demi peningkatan dan perbaikan kegiatan proses belajar mengajar dan
kegiatan yang lain, tentu saja diperlukan adanya tegur sapa dan saran. Dalam
penulisan skripsi ini perkenankanlah untuk memberikan saran-saran yang
bersifat membangun dan memberikan motivasi kepada beberapa pihak yang
terkait antara lain:
1. Untuk civitas akademik. Untuk meningkatkan suksesnya proses belajar
mengajar di SD Negeri Pesantren Kecamatan Mijen Kota Semarang,
hendaklah selalu diciptakan situasi, kondisi, sarana dan prasarana
pembangunan, khususnya bidang pendidikan agar para siswa dapat
merasakan kenyamanan dan ketenangan dalam proses belajar mengajar.
2. Untuk guru, guru sebagai pendidik juga diharapkan memberikan perhatian
kepada anak didik terutama dalam perkembangan belajar siswa tentang pada
mapel Pendidikan Agama Islam. Hal ini sangat berhubungan dengan asumsi
masyarakat kelak ketika mereka keluar dari bangku sekolah. Selain itu guru
juga diharapkan lebih focus pada perkembangan kejiwaan anak dan
67
melakukan pengawasan terhadap perkembangan perilaku anak didik yang
menyimpang dengan menanamkan nilai-nilai agama sebagai landasan dalam
pergaulan dalam keseharian.
C. Penutup
Alhamdulillah, puji syukur selalu terpanjatkan kehadirat Allah SWT,
yang telah melimpahkan rahmat, hidayah dan inayah-Nya kepada penulis,
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik dan lancar.
Dengan disertai do’a, semoga skripsi yang cukup sederhana ini dapat
bermanfaat bagi penulis khususnya, serta bagi pembaca pada umumnya.
Sebagaimana pada umumnya karya setiap manusia, tentulah tidak ada
yang sempurna secara total. Oleh karena itu penulis sangat menyadari hal
tersebut, dengan mengharapkan kritik dan saran yang konstruktif dari para
pembaca, mengingat skripsi yang penulis susun ini masih jauh dari
kesempurnaan.
Semoga Allah SWT senantiasa memberikan ridho-Nya kepada kita
semua dan memberikan kemanfaatan yang besar pada skripsi yang penulis
susun dengan segenap kemampuan ini. Amin ya Rabbal ‘Alamin.
DAFTAR PUSTAKA
`Uwaidhoh, Syaikh Muhammad-muhammad, Syikolojiyatul Thuflah, Bairut: Dar
al-KOTOB al-ILMIYAH, 1996
Abror, Abd. Rachman, Psikologi Pendidikan, Yogya: Tiara Wacana, 1993
Arikunto, Suharsini Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: PT Bumi Aksara,
2007
Azwar, Saifudin, Metode penelitian, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2001
Baharuddin, Pendidikan dan Psikologi Perkembangan, Yogyakarta: Ar-Ruzz
Media, 2009
---------------, Teori belajar dan Pembelajaran, Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2008
Dalyono, M, Psikologi Pendidikan, Jakarta : Rineka Cipta, 2009
Dimyati dan Midjiono, Belajar dan Pembelajaran, Jakarta: PT Rineka Cipta,
1999
Djamarah, Syaiful Bahri, Psikologi Belajar, Jakarta: Rineka Cipta, 2008
Ghufron, M. Nur dan Rini Risnawati, Teori-teori Psikologi, Yogyakarta: Ar-ruzz
media, 2010
Hamalik, Oemar, Proses Belajar Mengajar, Jakarta: PT Bumi Aksara, 2009
Ibrahim, R, Nana Syaodih S, Perencanaan Pengajaran, Jakarta: Rineka Cipta,
1996
Latif, Abdul Wahab Abdul, Sunan Turmudhi Al-Jami`As-Shohekh, Semarang:
Toha Putra, t. th
Majid, Abdul, dan Dian Andayani, Pendidikan Agama Berbasis Kompetensi,
Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2006
Majid, Abdul, Perencanaan Pembelajaran, Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
2006
-----------------, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi, Bandung: PT
Remaja Rosdakarya, 2006
Mardalis, Metode Penelitian Suatu Pendekatan Proposal, Jakarta: Bumi Aksara,
2009
Morgan, Clifford T, Introduction to Psikology, New York: MC Grow. Hill, 1971
Muhidin, Sambas dan Ali Maman Abdurrahman, Analisis Korelasi, Regresi, dan
Jalur dalam Penelitian, Bandung: CV Pustaka Setia, 2009
Mulyasa, E, Kurikilum Berbasisi Kompetensi, Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
2005
Nasution, Didaktik Asas-asas Mengajar, Bandung: Jemmars Bandung, 1986
------------, Metode Research, Jakarta: Bumi Aksara, 1995
------------, Didaktik Asas-asas Mengajar, Jakarta: Bumi ksara, 1982
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No. 22 tahun 2005
Tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah, Cabang Dinas
Pendidikan Kecamatan Mijen
Program Semester Satuan Tingkat Pendidikan Sekolah Dasar Mapel PAI
Purwanto, Evaluasi Hasil Belajar, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009
Purwanto, Ngalim, Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis, Bandung : Remaja
Rosdakarya, 2002
-----------------------, Psikologi Pendidikan, Bandung: CV Remaja Karya, 1984
-----------------------, Psikologi Pendidikan, Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
2000
------------------------, Psikologi Pendidikan, Bandung: Remadja Karya CV
Bandung, 1985
Raharjo, Rahmat, Inovasi kurikulum Pendidikan Agama Islam, Yogyakarta:
Magnum Pustaka, 2010
Sabri, M. Alisuf, Psikologi Pendidikan, Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 2007
Sanjaya, Wina, Teori dan Praktik Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan, Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2008
Sanjaya,Ade“LembarKerjaSiswa”,dalamhttp://www.gudangmateri.com/2011/03/p
engertian-dan-manfaat-lks.html, diakses 10 Februari 2011
Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta: PT Raja Grafindi
Persada, 2001
Shaleh, Abd. Rahman Didaktik Pendidikan Agama, (Jakarta: Bulan Bintang, 1976
Sudjana, Nana, Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar, Bandung: Sinar Baru
Algesindo, 1989
Sudjiono, Anas Pengantar Statistik Pendidikan, Jakarta: Raja Grafindo Persada,
2006
Sujanto, Agus Psikologi Umum, Jakarta: Aksara Baru, 1981
Sujarwo, Teknologi pendidikan, Jakarta: PT Gelora Aksara Pratama, 1984
Sukardi, Metodologi Penelitian Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara, 2003
Syah, Muhibbin Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, Bandung: PT
Remjaja Rosdakarya, 2000
--------------------, Psikologi Belajar, Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 2001
--------------------, Psikologi Belajar, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2009
Thoha, Chabib, Abdul Mu`ti, PBM-PAI DI SEKOLAH, Yogyakarta: Pustaka
Pelajar Offset, 1998
Tim Pelaksana Pentaskhikhan Muskhaf Al-Qur`an, Alqur`an dan Terjemahannya,
Bandung: PT Mizan, 2009
Tim Penyusun Kamus Besar Bahasa Indonesia, Kamus Besar Bahasa Indonesia,
Jakarta: Balai Pustaka, 2005
Uno, Hamzah B, Teori Motivasi dan Pengukurannya : Analisis di Bidang
Pendidikan, Jakarta : Bumi Aksara, 2010
Usman, Uzer Menjadi Guru Profesional, Bandung: Remaja Rosdakarya, 1990
Yamin, Martinis, Profesionalisasi Guru dan Implementasi KTSP, Jakarta: Tim
Gaung Persada Press, 2008
Zein, Muhammad, Metodologi Pengajaran Agama, Yogyakarta: AK GROUP dan
INDRA BUANA, 1995
Zuhairini dkk, Metodologi Pendidikan Agama, Solo,: Ramadhani, 1993
-----------------, Methodik Khusus Pendidikan Agama, Surabaya: Usana Offset
Printing, 1981
-----------------, Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta: Bumi Aksara, 1995
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Hasil Angket Motivasi Siswa Mengerjakan Lembar Kerja Siswa
(LKS) Di SD N Pesantren Kecamatan Mijen Kota semarang, 53
Tabel 2 Interval Nilai (X) Rata-rata (Mean) Motivasi Siswa Mengerjakan
Lembar Kerja Siswa (LKS) Di SD N Pesantren Kecamatan Mijen
Kota semarang, 55
Tabel 3 Kualitas Motivasi Siswa Mengerjakan Lembar Kerja Siswa (LKS)
Di SD N Pesantren Kecamatan Mijen Kota semarang, 56
Tabel 4 Distribusi Frekuensi Motivasi Siswa Mengerjakan Lembar Kerja
Siswa (LKS) Di SD N Pesantren Kecamatan Mijen Kota semarang,
56
Tabel 5 Hasil Tes Tentang Hasil Belajar Siswa Pada Bidang Studi
Pendidikan Agama Islam Di SD N Pesantren Kecamatan mijen
Kota Semarang, 57
Tabel 6 Interval Nilai (Y) dan Rata-rata (Mean) Hasil Belajar Siswa Pada
Bidang Studi Pendidikan Agama Islam Di SD N Pesantren
Kecamatan mijen Kota Semarang, 59
Tabel 7 Kualitas Variabel Hasil Belajar Siswa Pada Bidang Studi
Pendidikan Agama Islam Di SD N Pesantren Kecamatan mijen
Kota Semarang, 60
Tabel 8 Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Siswa Pada Bidang Studi
Pendidikan Agama Islam Di SD N Pesantren Kecamatan mijen
Kota Semarang, 60
Tabel 9 Tabel Hubungan Antara Motivasi siswa Mengerjakan Lembar
Kerja Siswa Dengan Hasil Belajar Siswa Pada Bidang Studi
Pendidikan Agama Islam Di SD N Pesantren Kecamatan Mijen
Kota Semarang, 61
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Diagram Motivasi Siswa Mengerjakan Lembar Kerja Siswa Di SD
N Pesantren Kecamatan Mijen Kota Semarang, 57
Gambar 2 Diagram Hasil Belajar Siswa Pada Bidang Studi Pendidikan
Agama Islam Di SD N Pesantren Kecamatan Mijen Kota
semarang, 60
Lampiran 1
Kisi-kisi Angket Motivasi Siswa Mengerjakan Lembar Kerja
Siswa (LKS)
Variabel (X)
Indikator
Nomor
Jumlah butir
angket
Motivasi
Siswa
Mengerjakan
Lembar Kerja
Siswa (LKS)
1. Ketertarikan pada
tugas mengerjakan
LKS
2. Tekun dalam
mengerjakan LKS
3. Kreativitas siswa
mengerjakan LKS
4. Senang mencari dan
memecahkan masalah
soal-soal yang ada di
LKS
5. Ulet menghadapi
kesulitan yang ada di
LKS
1,2,3,4,5
6,7
8,9,10,
11,12
13,14,15
16,17,18
19,20,21
,23,22,
24
25,26,27
28,29,29
,30
7
5
6
6
6
Jumlah 20 30
Lampiran 2
Kisi-kisi Soal Pemahaman Siswa Pada Bidang Studi PAI
Variabel (Y) Indikator Jumlah Soal
Pemahaman Siswa
Pada Bidang Studi
Pendidikan Agama
Islam
1. Membaca dan menerjemahkan surat-
surat pendek seperti QS. Al-Lahab
dan Al-Kafirun
2. Menyebutkan nama-nama kitab allah
dan nama-nama Rosul Allah
3. Menceritakan kisah-kisah para nabi
seperti Nabi Ayyub As, Nabi Musa
As, dan Nabi Isa As
4. Menerapkan perilaku para nabi
seperti Nabi Ayyub As, Nabi Musa
As, dan Nabi Isa As
5. Melafadzkan adzan dan iqomah
6. Mengumandangkan adzan dan
iqomah dalam kehidupan sehari-hari
1, 2, 3, 4, 26, 30
5, 6, 7, 8, 22, 24, 28,
29
9,10, 11, 12, 23
13, 14
16,17, 20, 21, 27
15,18,19, 25
Jumlah 30
Lampiran 3
ANGKET MOTIVASI SISWA MENGERJAKAN LKS
A. IDENTITAS
NAMA :
KELAS :
NO. ABSEN :
B. PENGANTAR
1. Angket dan soal ini dibuat dalam rangka mengadakan penelitian untuk
mendapatkan data yang valid berkaitan dengan penulisan skripsi peneliti
2. Pengisian angket dan soal ini tidak akan berpengaruh terhadap hasil
belajar anda dan hasil jawaban anda akan terjaga kerahasiaannya
3. Kejujuran anda dalam menjawab pertanyaan ini sangat kami perlukan
4. Atas bantuannya kami ucapkan terima kasih
C. PETUNJUK PENGISIAN
1. Pilihlah salah satu jawaban yang tersedia dengan cara memberi tanda
silang (X) pada salah satu jawaban a, b, c, d atau e di lembar jawaban yang
tersedia !
2. Setelah jawaban ini diisi, mohon angket, soal dan lembar jawaban ini
dikembalikan lagi kepada peneliti !
D. DAFTAR PERNYATAAN
Ketertarikan pada tugas mengerjakan LKS
1. Apakah kamu mengharap mendapatkan tugas untuk mengerjakan LKS?
a. Ya, selalu mengharapkan tugas LKS agar cepat faham
b. Ya, ketika saya sedang bahagia
c. Ya, tapi kadang-kadang
d. Tidak, karena lebih baik bermain
e. Tidak, karena malas
2. Mengapa kamu mengulang kembali mengerjakan soal di LKS?
a. Karena untuk mendapatkan peringkat
b. Karena ingin mendapatkan hadiah
c. Karena ingin dipuji
d. Karena agar dibilang giat
e. Karena ingin pamer
3. Apa yang kamu lakukan ketika guru PAI memberikan tugas untuk
mengerjakan LKS?
a. Memperhatikan petunjuk guru
b. Tidak mendengarkan keterangan guru
c. Bicara dengan teman yang lain
d. Bermain sendiri
e. Membiarkan saja
4. Bagaimana sikap kamu ketika mengerjakan soal di LKS?
a. Senag sekali d. sedih
b. Senang e. malas
c. Biasa saja
5. Ketika mengerjakan soal di LKS apakah ada paksaan?
a. Sama sekali tidak
b. tidak karena saya ingin mendapatkan pujian
c. kadan-kadang mengerjakan
d. pernah saat malas
e. tidak mengerjakan
6. Apa yang mendorongmu mengerjakan soal-soal di LKS?
a. Karena ingin mendapatkan nilai yang baik
b. Karena ingin pamer kepada teman-teman
c. Karena mengukuti aturan sekolah
d. Karena takut pada guru
e. Karena ingin dipuji
7. Apa yang kamu lakukan sebelum mengerjakan soal di LKS?
a. Bersiap diri dengan berusaha dan berdo`a
b. Berusaha saja
c. Berdo`a saja
d. Mengumpulkan jawaban teman
e. Tidak akan mempersiapkan diri
Tekun dalam mengerjakan LKS
8. Ketika di LKS ada soal yang belum dipahami bagaimana sikap anda?
a. Berusaha menyelesaikan
b. Mengerjakan sebagian saja
c. Bersantai-santai
d. Meminta jawaban teman
e. Tidak mengerjakan
9. Untuk mendapatkan peringkat 1 apakah anda memanfaatkan waktu
dengan berlatih mengerjakan soal di LKS?
a. Memanfaatkan waktu dengan baik
b. Memanfaatkan waktu sesuai kemampuan
c. Memanfaatkan waktu seenaknya
d. Kadang saat saya mau
e. Tidak akan memanfaatkan waktu
10. Apa yang anda rasakan ketika mendapatkan tugas lks yang sulit?
a. Yakin pasti bisa mengerjakan d. putus asa
b. Ragu-ragu e. membiarkan saja
c. Sedih
11. Apakah anda memperbaiki nilai yang jelek dengan cara mengerjakan
LKS?
a. Ya, saya pasti akan mengulang kembali
b. Ya, ketika hanya diperintah
c. Ya, ketika mendapatkan hadiah
d. Hanya diam saja
e. Tidak akan memperbaikinya
12. Mengapa anda selalu berlatih mengerjakan LKS terus menerus?
a. Agar cepat memahami materi pelajaran
b. Karena ingin pamer kepada teman-teman
c. Karena mengikuti aturan sekolah
d. Karena takut pada guru
e. Karena ingin dipuji
Kreativitas siswa mengerjakan LKS
13. Jika ada guru yang berhalangan hadir, maka saya akan?
a. Mengerjakan LKS d. bicara sendiri
b. Diskusi e. tidur dikelas
c. Bicara dengan teman yang lain
14. Agar dapat melebihi teman-teman anda apakah anda berlatih
mengerjakan soal LKS?
a. Ya, saya rajin mengerjakan LKS
b. Ya, ketika ada paksaan
c. Sedikit berlatih
d. Kadang-kadang berlatih
e. Tidak akan berlatih
15. Ketika anda mengalami kegagalan dalam belajar apa yang anda lakukan?
a. Selalu belajar dan berdo`a
b. Belajar saja
c. Berdo`a saja
d. Membiarkan saja
e. Masa bodoh
16. Apabila diberi tugas apakah anda memanfaatkan waktu dengan
mengerjakan LKS?
a. Ya, akan memanfaatkan waktu dengan baik
b. Ya, Memanfaatkan waktu sesuai kemampuan
c. Memanfaatkan waktu seenaknya
d. Bermalas-malasan
e. Tidak akan memenfatkan waktu
17. Apakah anda senang mengerjakan LKS yang diberikan guru?
a. Ya, selalu
b. Ya, ketika awal-awal sekolah
c. Ya, ikut-ikutan teman
d. Ya, tapi kadang malas
e. Ya, karena terpaksa
18. Apa yang membuatmu semangat ketika mengerjakan soal LKS?
a. Mendapatkan prestasi yang baik
b. Mendapatkan hadiah
c. Mendapatkan pujian
d. Disayang guru dan orang tua
e. Ingin pamer kepada teman
Senang mencari dan memecahkan masalah soal-soal yang ada di LKS
19. Apakah anda terbiasa mengerjakan soal di LKS yang diberikan oleh
guru?
a. Ya, selalu
b. Ya, kalau tidak sibuk
c. Ya, kalau tidak malas
d. Kadang-kadang
e. Tidak pernah
20. Bagaimana sikap anda ketika diberikan tugas LKS dengan harus mencari
buku lain?
a. Tetap mengerjakan
b. Mengerjakan semampunya
c. Mengerjakan seenaknya
d. Mengerjakan sebagian saja
e. Tidak mengerjakan
21. Apa yang anda lakukan ketika guru belum menyuruh mengerjakan soal
LKS?
a. Berlatih terlebih dahulu
b. Meminta tugas agar dipuji
c. Sangat senang
d. Bersantai-santai
e. Bermain dengan teman
22. Apa yang anda lakukan jika tidak berkonsentrasi (mengerjakan LKS)
dirumah?
a. Mencari tempat lain
b. Marah-marah kepada orang lain
c. Cuek
d. Lebih baik tidur
e. Tidak akan belajar
23. Apa yang anda lakukan ketika ada temanmu yang belum mengerjakan
tugas LKS?
a. Membantu sebisa mungkin
b. Memberikan jawaban
c. Meledek teman
d. Hanya diam
e. Malas membantu
24. Apakah anda bertanya ketika guru mengadakan evaluasi?
a. Ya, bertanya
b. Diam saja karena faham
c. Diam saja karena takut
d. Pura-pura faham
e. Tidak akan bertanya
Ulet menghadapi kesulitan yang ada di LKS
25. Apabila diberi tugas di LKS apakah anda memanfaatkan waktu dengan
sebaik-baiknya?
a. Memanfaatkan waktu dengan baik
b. Memanfaatkan waktu sesuai kemampuan
c. Memanfaatkan waktu seenaknya
d. Bermalas-malasan saja
e. Tidak akan memanfaatkan waktu
26. Ketika guru memberikan soal LKS yang sulit apakah anada tetap
mengerjakannya?
a. Tetap mengerjakan d.mengerjakan karena
takut
b. Mengerjakan semampunya e. tidak mengerjakan
c. Mengerjakan seenaknya
27. Bagaimana cara anda untuk memperbaiki nilai yang jelek?
a. Berlatih lebih giat
b. Meminta tugas dari guru
c. Berlatih jika diberi hadiah
d. Kadang berlatih
e. Tidak akan memperbaiki
28. Apakah kamu tetap mengerjakan soal LKS meskipun soal itu sulit?
a. Tetap mengerjakan d. menyontek teman
b. Mengerjakan semampunya e. tidak mengerjakan
c. Mengerjakan seenaknya
29. Apa yang anda lakukan untuk mentelesaikan tugas LKS yang sulit?
a. Berusaha sekuat mungkin
b. Mengerjakan semampunya
c. Mengerjakan bersantai-santai
d. Membiarkan saja
e. Putus asa
30. Apa yang anda lakukan untuk menyelesaikan soal LKS yang
dikumpulkan dengan cepat?
a. Berusaha menyelesaikan secepatnya
b. Mengerjakan sebagian
c. Bersantai-santai
d. Meminta jawaban teman
e. Langsung dikumpulkan
Lampiran 4
Soal Pendidikan Agama Islam Kelas V SD
Nama :
No. Absen :
Kelas :
Petunjuk pengisian
1. Tulislah identitas diri anda pada tempat yang sudah disediakan
2. Pilihlah jawaban a, b, c, d atau e yang anda anggap benar
3. Kerjakanlah sendiri-sendiri
4. Terimakasih atas kerjasamanya
A. Berilah tanda silang (X) pada huruf a, b, c, datau e pada jawaban yang
paling benar!
1. Surah al-Lahab menceritakan tentang kisah ….
a. Abu bakar as- Siddiq c. Abu Jahal
b. Abu Lahab dan istrinya d. Umar bin Khattab
تبت يدا ابى لهب وتب .2Adalah surah Al-Lahab ayat ke ….
a. Satu c. tiga
b. Dua d. empat
قل يا ايها الكا فرون .3Adalah surah Al-Kafirun ayat ke ….
a. Satu c. tiga
b. Dua d. empat
4. Dalam surah al-Kafirun Laa a`budu ( لا اعبد ) artinya….
a. Wahai c. aku tidak menyembah
b. Orang-orang kafir d. agamamu
5. Kitab suci yang wajib kita imani ada ….
a. Empat c. dua
b. Tiga d. satu
6. Nabi Muhammad SAW menerima kitab …. a. Taurat c. injil
b. Zabur d. Al-Qur`an
7. Kitab Injil diberikan kepada Nabi ….
a. Musa c. Daud
b. Isa d. Muhammad
8. Al-Qur`an diturunkan pertama kali bulan ….
a. Muharram c. sya`ban
b. Rajab d. ramadhan
9. Orang yang mati disalib oleh tentara Yahudi Romawi adalah ….
a. Yudas Iskariot c. Nabi Musa a.s
b. Ibi nabi isa a.s d. nabi Isa a.s
10. Keteladanan yang dapat diambil dari nabi ayyub adalah
a. Sabar c. ketekunannya
b. Pemberani d. kekayaannya
11. Diantara mu`jizat nabi Isa adalah ….
a. Menghidupkan orang mati dan orang buta sejak lahir
b. Menerima kitab Al-Qur`an
c. Tongkatnya dipukulkan batu bisa keluar 11 mata air
d. Dapat membuat kapal yang besar
12. Dibawah ini mu`jizat nabi Musa, kecuali ….
a. Tongkatnya bisa menjadi kodok
b. Tangannya keluar cahaya
c. Tongkatnya dapat membelah laut
d. Dibakar tidak mempan
13. Sebagai murid kita dapat meneladani perilaku Nabi Musa yaitu ….
a. Memusuhi bapak angkat c. memusuhi orang
b. Berani berbuat benar d. seenaknya
14. Dalam kehidupan sehari-hari kita sebagai seorang muslim kita harus
mencontoh sifat nabi Ayyub, adalah sebagai berikut ….
a. Dermawan c. sabar dan tabah
b. Pandai bersyukur d. jawaban semua benar
15. Orang yang mengumandangkan adzan disebut ….
a. Muttaqin c. muslim
b. Mualim d. muazin
16. Iqamah adalah tanda segera akan ….
a. Diakhiri shalat c. dimulainya shalat b. Dihentikannya shalat d. ditutupnya shalat
17. Orang yang mengumandangkan adzan membaca “hayya `alas salaah”
.… sebanyak ( حي على الصلاة )
a. 2 kali c. 3 kali
b. 1 kali d. 4 kali
18. Mengumandangkan adzan disunahkan menghadap ….
a. Barat c. kiblat
b. Selatan d. utara
19. Orang yang pertama kali mengumandangkan adzan pada masa rosulullah
adalah ….
a. Abu Bakar c. Abu Sofyan
b. Billal bin Rabban d. Ali bin Abi Thalib
20. Assholatu Khairu minann naum, diserukan ketika shalat ….
a. Maghrib c. zuhur
b. Subuh d. ashar
21. Lafadz Allahu Akbar disebut bacaan ….
a. Tahmid c. tasbih
b. Tahlil d. takbir
22. Al-Qur`an memberi petunjuk kepada manusia agar selamat didunia dan ….
a. Perjalanan c. hari akhir
b. Hari kiamat d. akhirat
23. Nabi Isa diciptakan tanpa ayah membuktikan bahwa Allah ….
a. Maha kuasa c. maha Esa
b. Maha pengasih d. maha menyiksa orang durhaka
24. Kitab suci yang menyempurnakan kitab-kitab terdahulu adalah ….
a. Taurat c. injil
b. Zabur d. Al-Qur`an
25. Mengumandangkan adzan hendaknya dengan suara yang ….
a. Pelan-pelan c. nyaring
b. Keras d. berdengung
26. Anak yang suka mencela temannya, maka ia akan …. Temannya.
a. Disukai c. dihormati
b. Dijauhi d. disayangi
27. Iqamah adalah seruan atau panggilan bahwa shalat ….
a. Segera didirikan c. sudah dimulai
b. Sudah selesai d. segera dibubarkan
28. Iman kepada kitab Allah merupakan rukun iman yang ke ….
a. Pertama c. tiga
b. Dua d. empat
29. Menyekutukan Allah dengan sesuatu, misalnya dengan berhala disebut ….
a. Kufur c. munafik
b. Syirik d. murtad
30. Dalam surat al- kafirun terdapat …. Ayat.
a. Tiga c. lima
b. Empat d. enam
Lampiran 5
Jawaban Soal Pendidikan Agama Islam kelas V SD
1. B 11. A 21. D
2. A 12. C 22. D
3. A 13. B 23. A
4. C 14. D 24. D
5. A 15. D 25. B
6. D 16. C 26. B
7. B 17. A 27. A
8. D 18. C 28. B
9. A 19. B 29. B
10. A 20. B 30. D
RIWAYAT HIDUP
A. Identitas Diri
1. Nama Lengkap : Siti Safa`atun
2. Tempat dan Tgl. Lahir : Semarang, 30 Agustus 1990
3. NIM : 073111146
4. Alamat Rumah : Ngadirgo RT/RW: 02/02
Kec. Mijen Kota Semarang 50213
HP : 085727640770
E-mail : [email protected]
B. Riwayat Pendidikan
1. Pendidikan Formal
a. MI Miftahus Shibyan Ngadirgo-Mijen-Semarang (2001)
b. MTs NU 02 Al-Ma`arif Boja- Kendal (2004)
c. MA Negeri 01 Payaman- Magelang (2007)
d. IAIN Walisongo Semarang (2011)
2. Pendidikan Non-Formal
a. Pondok Pesantren Al-Mabrur Boja-Kendal
b. Pondok Pesantren Al-Husna Payaman Magelang
Semarang, 10 Nopember 2011
Siti Safa`atun
NIM: 073111146