bab iii paktek pengelolaan zakat infaq dan...
TRANSCRIPT
40
BAB III
PAKTEK PENGELOLAAN ZAKAT INFAQ DAN SHADAQAH (ZIS)
PADA LAZIZ MUHAJIRIN
A. Sekilas Tentang Kelurahan Ngaliyan
1. Kondisi Geografis Kelurahan Ngaliyan1
Secara geografis kelurahan Ngaliyan terletak di dataran tinggi
dengan ketinggian tanah dari permukaan air laut 42 m, banyaknya curah
hujan 2.413 mm/ tahun dan suhu udara rata-rata 25 c. adapun jarak dari
kecamatan kurang lebih 0,02 km, jarak dari ibu kota Kotamadya Dati II
Semarang 8 km, dan jarak dari ibu kota Propinsi Dati I Jawa Tengah 10
km. sedangkan batas wilayah kelurahan Ngaliyan yaitu sebagai berikut:
a. Sebelah utara berbatasan dengan kelurahan Purwoyoso.
b. Sebelah selatan berbatasan dengan kelurahan Kedungpani
c. Sebelah barat berbatasan dengan kelurahan Tambakaji
d. Sebelah timur berbatasan dengan kelurahan Bamban Kerep
Secara kuantitatif jumlah penduduk kelurahan Ngaliyan sampai
akhir bulan Desember 2005, sebanyak 11.766 orang dari 2.737 KK yang
terdiri dari :
a. Laki-laki : 5.604 orang
b. Perempuan : 6.162 orang
1 Data diambil dari Arsip Monografi Kelurahan Ngaliyan Kecamatan Ngaliyan
Kabupaten Semarang, Semester II, Juli s/d Desember, Tahun 2005
41
Dengan klasifikasi menurut usia sebagai berikut:
Tabel I
Jumlah Penduduk Menurut Usia
Kelompok Usia Jumlah Kelompok Balita Kelompok Pendidikan Kelompok Pendidikan Kelompok Pendidikan Kelompok Pendidikan Kelompok Tenaga Kerja Kelompok Tenaga Kerja Kelompok Tenaga Kerja Kelompok Usia Lanjut
0 – 03 tahun 04 – 06 tahun 07 – 12 tahun 13 – 15 tahun 16 – 19 tahun 20 – 26 tahun 27 – 40 tahun 41 – 60 tahun
61 tahun keatas
1.683 orang 1.051 orang 1.188 orang
977 orang 1.223 orang 1.623 orang 2.728 orang
881 orang 412 orang
Berdasarkan dokumentasi data monografi kelurahan Ngaliyan
tahun 2005, kelurahan Ngaliyan memiliki 81 RT dan 12 RW. Adapun
jenis tempat tinggal warga dapat dikelompokkan sebagai berikut:
Tabel II
Jumlah Perumahan
Perumahan Komplek Pemukiman Jumlah Rumah Permanen Rumah Semi PermanenRumah Non Permanen
BTN
1.421 buah 575 buah 339 buah
1.640 unit (21,5 Ha)
2. Kondisi Ekonomi dan Sosial Keagamaan Kelurahan Ngaliyan
Tingkat ekonomi dan tekhnologi merupakan faktor yang dominan
bagi dinamika suatu masyarakat, sehingga keduanya sering disimbolkan
sebagai kemajuan suatu masyarakat itu sendiri.
Penduduk kelurahan Ngaliyan pada umumnya bermata
pencaharian sebagai PNS, jasa dan karyawan. Karena di sekeliling
kelurahan Ngaliyan banyak terdapat kawasan industri sehingga
masyarakat banyak yang bekerja sebagai karyawan. Daftar mata
42
pencaharian masyarakat kelurahan Ngaliyan dapat dilihat dibawah ini
(tabel III):
Tabel III
Jumlah Penduduk Menurut Mata Pencaharian
Jenis pekerjaan Jumlah Karyawan Wiraswasta Tani Pertukangan Buruh Tani Pensiunan Pegawai Negeri Sipil/ ABRI Lain-Lain (Jasa)
2.481 orang 46 orang
300 orang 31 orang
306 orang 95 orang
2.046 orang 2.516 orang
Kegiatan sosial keagamaan tidak pernah lepas dari kehidupan
masyarakat karena semua warga negara Indonesia wajib menganut agama
sesuai dengan keyakinannya masing-masing. Agama Islam merupakan
salah satu agama yang paling banyak penganutnya di kelurahan Ngaliyan
sebagaimana terlihat dalam tabel IV.
Tabel IV
Jumlah Penduduk Menurut Agama
Jenis agama Jumlah Islam Katholik Protestan Budha Hindu
10.170 orang 783 orang 694 orang
59 orang 60 orang
Melihat perilaku masyarakat kelurahan Ngaliyan banyak diwarnai
oleh suasana agamis, terbukti dengan banyaknya kegiatan sebagaimana
dalam papan monografi kelurahan Ngaliyan tercatat ada 20 majelis taklim
43
dan juga peringatan hari-hari besar Islam. Hal ini menunjukkan bahwa
pemahaman penduduk kelurahan Ngaliyan terhadap agama cukup baik.
Adapun dalam menjalankan rutinitas keagamaan tidak lepas
ditunjang dengan sarana dan prasarana yang ada, seperti masjid dan
mushola. Banyaknya jumlah sarana peribadatan yang ada di kelurahan
Ngaliyan dapat dilihat dalam tabel V.2
Tabel V
Sarana Peribadatan
Tempat Ibadah jumlah Masjid Mushola Gereja
10 buah 10 buah 2 buah
B. Profil Lazis Muhajirin Ngaliyan
Lazis Muhajirin adalah suatu lembaga yang bernaung dibawah yayasan
Muhajirin, dimana yayasan tersebut memiliki 3 prodak, yaitu masjid, TPQ dan
Lazis itu sendiri. Yayasan tersebut resmi disahkan dengan akte notaris No: 1
Tanggal 1 Juli 1993 (SALEKOEN, SH) pada tahun 1993. Yayasan tersebut
bertempat di RW V Kelurahan Ngaliyan Kecamatan Ngaliyan kota Semarang,
yang secara administrasi terdiri dari 11 RT dengan jumlah warga 417 KK. RW
V merupakan salah satu daerah perumahan (Perum Karonsih) yang ada di
kecamatan Ngaliyan. Adapun rata-rata pekerjaan penduduk adalah PNS,
militer, polisi dan wiraswasta.
2 Ibid.
44
Jumlah orang mampu yang ada di RW V Kelurahan Ngaliyan lebih
besar dibandingkan dengan jumlah orang miskin. Pengertian orang mampu
(kaya) itu sendiri menurut tokoh setempat adalah orang yang mempunyai
pendapatan lebih untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari. Selain itu
biasanya juga ditandai dengan memiliki kendaraan, rumah mewah dan juga
memiliki tanah luas. Sedangkan pengertian orang miskin yaitu orang yang
pendapatannya hanya cukup atau bahkan kurang untuk memenuhi kebutuhan
hidupnya sehari-hari. Adapun bila mempunyai kendaraan biasanya karena
hanya sebagai alat pokok dalam mencari penghasilan.
Jumlah warga yang beragama Islam 395 KK, Kristen 2 KK dan
Katolik 20 KK. Kondisi sosial keagamaannya cukup agamis terbukti dengan
adanya rutinitas pengajian di masing-masing RT. Melalui kegiatan pengajian-
pengajian tersebut tokoh ulama RW V mensosialisasikan urgensi zakat, infaq
dan shadaqah.
Lazis Muhajirin adalah salah satu Lazis yang keberadaannya sudah
diakui bahkan dalam administrasi (pembukuan)nya merupakan yang terbaik
dan terapih di Kodya Semarang. Disamping itu, Lazis yayasan Muhajirin juga
telah dipercaya oleh PT. TELKOM DIVISI REGIONAL IV Jateng dan DIY
untuk membagikan Bea Siswa Program Bina Lingkungan kepada 19 siswa
dari RW V Kelurahan Ngaliyan.3 Keberhasilan tersebut ternyata tidak lepas
dari kerja keras pengurus Lazis dan tokoh masyarakat dalam
mensosialisasikan ZIS. Dengan keberhasilan pengelolaan Lazis tersebut, maka
3 Laporan Lazis Yayasan Muhajirin, Tahap IX-X, Periode Juli-Desember 2004.
45
Lazis bisa dikenal oleh masyarakat luas dan juga bisa dirasakan manfaatnya
serta dapat diterima dengan baik terutama olah masyarakat RW V Kelurahan
Ngaliyan pada khususnya.
1. Sejarah Berdirinya Lazis
Lazis Muhajirin merupakan embrio dari pembangunan masjid
Muhajirin. Masjid Muhajirin sendiri dibangun pada tahun 1989 atas
kesepakatan hasil musyawarah warga RW V dengan dana berasal dari
infaq dan shadaqah warga setempat. Pada awal pengumpulan dana
pembangunan masjid, masyarakat mengadakan sistem kontrak infaq, yakni
bagi beberapa orang tertentu saja yang dianggap mampu dengan nilai
nominal sebesar Rp 1.000.000,- dalam dua puluh bulan atau Rp 50.000,-
dalam perbulan. Bagi mereka warga biasa akan memberikan dana infaq
seikhlasnya sebagai bentuk partisipasinya dalam pembangunan masjid.
Karena pengumpulan dana infaq berjalan dengan lancar, maka
pembangunan dapat diselesaikan dalam waktu dua tahun.
Setelah itu masjid mulai digunakan dan menjalankan aktifitasnya.
Sampai suatu ketika bulan suci ramadhan tiba, warga membentuk panitia
pengumpulan zakat fitrah dan zakat mal yang dimotori oleh Drs. Dahlan
AR yang pada waktu itu sebagai ta'mir masjid. Adapun dana zakat fitrah
dan zakat mal yang telah terkumpul tersebut, didistribusikan kepada
mustahiq sebagaimana yang telah dijelaskan dalam surat at-Taubat ayat
60, yang salah satu diantaranya adalah masuk kepada pembangunan
masjid yang dikategorikan sebagai fi sabilillah. Zakat yang dibagikan
46
kepada mustahiq yaitu dalam bentuk uang, modal dan mesin jahit untuk
orang miskin. Berawal dari pengumpulan zakat pada bulan ramadhan,
kemudian pada bulan selanjutnya mulai digalakkan dan disosialisasikan
zakat, infaq dan shadaqah (ZIS) kepada masyarakat melalui pengajian-
pengajian, khotbah jum'at dan setiap ada kesempatan. Hasilnya ZIS dapat
berjalan dalam setiap bulannya, tetapi pengelolaannya masih dipegang
oleh pengurus masjid.
Ketika undang-undang No.38 tahun 1999 tentang pengelolaan
zakat muncul, yayasan Muhajirin mendapatkan informasi dari kecamatan
bahwa ZIS yang telah berjalan di RW atau daerah lingkungan masjid,
maka boleh membentuk pengurus Lazis untuk mendirikan lembaga zakat
dengan syarat-syarat sebagai berikut:
a. Sudah pernah mengurusi zakat, infaq dan shadaqah.
b. Ada panitia.
c. Mempunyai Muzakki, munfiq dan mushadiq.
d. Ada daftar mustahiq.
Atas usulan dari yayasan Muhajirin, maka pengurus membentuk panitia
dan proposal pengajuan mendirikan Lazis untuk diajukan ke kecamatan.
Lazis resmi mendapatkan surat keputusan dari kecamatan pada tanggal 7
Mei 2002 dengan No. SK: 451/04/2002. Pelantikan pengurus Lazis
dilaksanakan pada acara PHBI yang bertempat di RW V kelurahan
Ngaliyan oleh Bapak camat Ngaliyan. Setelah para pengurus resmi
47
dilantik, mareka mulai melaksanakan kewajiban dan aktivitasnya yaitu
dengan membuat administrasi.
2. Tujuan Berdirinya Lazis
Tujuan dari didirikannya Lazis RW V Kelurahan Ngaliyan adalah:
a. Untuk mengentaskan kemiskinan, kebodohan dan keterbelakangan.
b. Memupuk dan meningkatkan kesadaran umat Islam dalam
mengeluarkan zakat, infaq dan shadaqah, menanamkan rasa tanggung
jawab sosial, serta mendayagunakan ZIS guna meningkatkan
kesejahteraan kehidupan masyarakat.
c. Meningkatkan pendidikan dan ketrampilan bagi masa depan anak-
anak yatim piatu dan fakir miskin.
d. Berperan serta dalam mengatasi/ mengurangi pengangguran.4
3. Struktur Organisasi
Pengurus Lazis Muhajirin dibentuk oleh yayasan Muhajirin. Setiap
individu pengurus didasari dengan semangat ibadah dan mencari ridha
Allah SWT. Pengurus Lazis mendapat pengesahan dari kepala KUA
kecamatan Ngaliyan dengan surat keputusan (SK) Nomor: 451/04/2002
pada tanggal 7 Mei 2002. Adapun struktur organisasi Lazis Muhajirin
terlampir.
4 Hasil Wawancara dengan Bp. Darno, Ketua Lazis, pada tanggal 11 Januari 2006, Jam
19.40 WIB di Kantor Lazis Muhajirin
48
C. Prosedur Pengumpulan dan Pendayagunaan5
Sebelum lazis didirikan sebagai lembaga resmi, ZIS masih dikelola
oleh pengurus masjid Muhajirin. Pada waktu itu pengumpulan ZIS masih
memakai sistem door to door, yakni petugas pengumpul zakat akan
mendatangi rumah-rumah muzakki untuk menariki ZIS tiap satu bulan sekali.
Namun walaupun ZIS sudah disosialisasikan tingkat kesadaran mereka masih
saja belum tersentuh untuk mengeluarkan zakatnya, sehingga pengumpulan
ZIS masih belum bisa berjalan dengan lancar.
Dengan demikian, lama kelamaan petugas pengumpul zakat merasa
malu dalam menghadapi beberapa muzakki yang setiap kali ditariki belum
mau mengeluarkan zakatnya karena berbagai alasan. Dengan berbagai
pertimbangan pengurus, akhirnya sistem pengumpulan ZIS dirubah dari door
to door menjadi estafet dengan alasan meringankan beban kerja petugas
pengumpul zakat dan menghindari rasa pekewuh atau malu antara petugas dan
muzakki. Prosedur sistem estafet yaitu; lazis akan menyerahkan buku daftar
pengumpulan atau penerimaan zakat, infaq dan shadaqah kepada masing-
masing ketua RT yang jumlah keseluruhan ada 11 RT. Dengan diawali oleh
ketua RT, buku tersebut akan berjalan memutar dari rumah ke rumah. Apabila
sudah sampai pada rumah Muzakki yang terakhir maka dia akan menyerahkan
buku dan hasil ZIS nya kepada ketua RT, kemudian ketua RT akan
5 Yang dimaksud dengan pendayagunaan adalah sistem pembagian zakat yang efektif
manfaatnya sesuai dengan tujuan dan diterima orang-orang yang berhak sesuai dengan nash secara tepat guna. Suyitno,Heri Junaidi (eds), Anatomi Fiqh Zakat dan Pemahaman Badan Amil Zakat Sumatera Selatan, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, Cet. I, 2005, Hlm.143.
49
menyerahkan kepada pengurus (bendahara) dengan diketahui oleh kepala
Lazis, demikian seterusnya.
Pada awalnya menggunakan sistem estafet juga tidak mudah dan tidak
langsung berjalan dengan lancar. Melalui sistem ini para tokoh harus lebih
rajin mengisi buku pengumpulan ZISnya, karena sebagai suri tauladan dan
sebagai bentuk pensosialisasian yang paling utama selain melalui pengajian-
pengajian. Seiring dengan berjalannya waktu, usaha yang maksimal dari para
pengurus Lazis dan tokoh warga RW V akhirnya ZIS dapat berjalan dengan
lancar. Sehingga ketika Lazis didirikan sebagai badan resmi pengelolaan ZIS
dengan sistemnya tinggal meneruskan dan dapat berjalan sampai saat ini.
Dengan memakai sistem estafet, menurut Bp. Darno lebih baik dan
akan melatih masyarakat supaya terbentuk rasa ikhlas, saling percaya dan
tanggung jawab dalam mengeluarkan ZIS.6 Karena dalam pengumpulan ini
(sebagai contoh) apabila muzakki kedua dalam menerima buku daftar
pengumpulan ZIS dari muzakki pertama ternyata ada ketidak sesuaian antara
jumlah uang yang ada dengan yang tertulis dibuku, maka akan diteliti dan
dicari kebenarannya. Dengan begitu maka saling percaya dan tanggung jawab
akan terwujud dengan sendirinya.
Dalam mengeluarkan zakat para muzakki akan mengarahkan
alokasinya pada zakat, infaq dan shadaqah dengan cara mengisi kolom-kolom
yang telah tersedia. Bagi mereka yang belum mencapai 1 nishab akan
mengarahkan pada infaq dan shadaqah, Sedang bagi yang sudah mencapai 1
6 Wawancara dengan Drs. Darno, Kepala Lazis Muhajirin, Pada tanggal 11 Januari 2006,
Jam 19.40 WIB, di kantor Lazis Muhajirin.
50
nishab maka akan mengeluarkan zakatnya dengan cara menghitung sendiri
dengan ketentuan 2,5%. Adapun bagi muzakki yang merasa kesulitan dalam
menghitung zakatnya maka akan dibantu oleh pengurus lazis.7
Pengumpulan ZIS di RT 02 dan 11 sempat mengalami kemacetan
(berhenti) karena adanya sudut pandang yang berbeda dari para tokoh masing-
masing RT. Menurut RT 02 dan 11, ZIS adalah suatu ibadah yang ditunaikan
berdasarkan tiap individu dan dilandasi dengan rasa ikhlas sehingga tidak
perlu adanya (mengisi) buku daftar muzakki sebagaimana yang selama ini
berjalan karena hanya akan menimbulkan sifat riya'. Tetapi mereka
mengadakan kotak amal sendiri sebagai pengumpulan infaq dan shadaqah,
kemudian disetorkan ke Lazis bila dirasa sudah mencukupi. Berbeda dengan
sudut pandang RT 02 dan 11, menurut tokoh RT yang lain dan pengurus Lazis
dengan adanya buku daftar muzakki yang dijalankan secara estafet tersebut
justru malah lebih baik, karena selain melatih masyarakat supaya terbentuk
rasa tanggung jawab dan saling percaya, didalamnya juga mengandung unsur
dakwah.
Hasil pengumpulan atau penerimaan ZIS dalam setiap bulannya tidak
tetap atau naik turun, hal ini kemungkinan besar dipengaruhi8 oleh:
1. Petugas yang kurang rajin.
2. Pendapatan dan kebutuhan mereka yang tidak tetap dalam tiap bulannya.
3. Terlalu banyaknya iuran-iuran yang ditariki kepada warga.
7 Tapi menurut Bp. Hartono, sampai saat ini belum pernah ada muzakki yang minta
untuk dihitungkan oleh amil, hasil wawancara pada hari minggu, tgl 12 februari 2006, jam 10.30, dirumah Bp. Hartono.
8 Ibid.
51
4. Orang (muzakki) yang sebagai donatur tetap berpindah rumah.
Macam-macam atau jenis kekayaan yang dizakati pada dasarnya
sebagaimana yang disebutkan dalam Al-Qur'an dan hadis, namun karena
pekerjaan warga RW V pada umumnya sebagai PNS dan wiraswasta, sehingga
jenis harta yang dizakati ke Lazis Muhajirin hanya ada 2 macam, yakni dari
hasil profesi dan perdagangan.
1. Zakat Profesi
Zakat profesi adalah zakat penghasilan yang didapat dan diterima
dengan jalan yang halal dalam bentuk upah, honor ataupun gaji.9 Kadar
zakat yang dikenakan pada Lazis Muhajirin adalah sebesar 2,5% dengan
rumus penghitungannya adalah seluruh jumlah gaji sebelum dikurangi
dengan potongan-potongan yang lain (gaji kotor). Dasar nishabnya
dianalogikan zakat emas + 96 gram. Bila dicermati sebenarnya gaji para
PNS yang ada belum tentu sampai pada nishab, tetapi mereka yang sadar
dan memahami makna zakat tetap mengeluarkan zakat dari hasil
profesinya sebulan sekali, yakni setelah mendapat gaji, karena apabila
mengeluarkannya menunggu satu tahun maka biasanya akan habis dipakai
dan terkadang merasa sayang karena sangat terasa.
2. Zakat Perdagangan
Zakat perdagangan dikeluarkan apabila barang dagangannya telah
mencapai satu nishab dan cukup hasil. Dasar nishab dari zakat
9 Anatomi Fiqh Zakat, Op. Cit, hlm.50.
52
perdagangan juga dianalogikan dengan zakat emas yaitu 96 gram dengan
kadar zakatnya 2,5% setelah sampai 1 nishab.
Prosentase yang lebih banyak dalam pengumpulan zakat, infaq dan
shadaqah, adalah baru dalam infaq dan shadaqahnya, sedang dari zakatnya
masih sedikit karena sebenarnya penghasilan warga yang sudah cukup nishab
masih sedikit, kecuali yang bekerja sebagai dokter, sehingga kebanyakan dari
mereka baru mengeluarkan infaq dan shadaqahnya.10
Pada awalnya pendistribusian ZIS dalam satu periode adalah 3 bulan.
Namun mulai bulan Juli 2004 pendistribusian ZIS dalam satu periode adalah 6
bulan karena apabila 1 periode 3 bulan menurut pengurus Lazis hasil
pengumpulannya dirasa masih sedikit, sehingga pendistribusiannya terkadang
tidak bisa merata. Dan jika bisa merata maka mustahiq hanya mendapatkan
dana ZIS yang sangat kecil. Adapun pendistribusian hasil ZIS yaitu 70%
dibagi habis kepada mustahiq dan 30% sebagai dana abadi. Dana abadi adalah
dana untuk operasional organisasi dan dana untuk mustahiq yang bersifat
mendadak.
Dalam pendistribusian zakat sebelumnya diadakan pendataan dan
pengklasifikasian mustahiq oleh masing-masing ketua RT. Hal ini dilakukan
agar dalam membagikan zakat ada skala prioritas yaitu mana mustahiq yang
harus didahulukan dan dengan pola apa yang harus ditempuh, apakah
diberikan dalam bentuk konsumtif atau produktif. Setelah pendataan selesai
selanjutnya daftar mustahiq akan diserahkan kepada pengurus Lazis.
10 Hasil wawancara dengan kepala dan Bendahara Lazis, juga dapat dilihat dalam buku
penerimaan (pengumpulan) ZIS per bulan.
53
Kemudian dari pengurus Lazis (seksi pendistribusian) mengadakan
pemeriksaan terhadap daftar mustahiq tersebut, apakah memang benar-benar
membutuhkan atau tidak karena dikhawatirkan ketua RT dalam mendata asal-
asalan atau menyamakan dengan data mustahiq periode sebelumnya karena
malas atau sibuk, dengan demikian akan diketahui kebenarannya. Pendataan
mustahiq dilakukan oleh ketua RT masing-masing, karena untuk
memudahkan kinerja amil dan mencegah adanya kecurigaan masyarakat.
Apabila daftar mustahiq ditentukan oleh pengurus Lazis dikhawatirkan
masyarakat berprasangka ada kepentingan politis didalamnya dan tidak bisa
merata.11
Para mustahiq sebagian besar berasal dari RW V Kelurahan Ngaliyan
dan sebagian kecil dari luar Kelurahan Ngaliyan. Bagi mustahiq yang berasal
dari RW V cara mendapatkannya yaitu dengan pendataan yang dilakukan oleh
masing-masing ketua RT seperti yang telah penulis paparkan diatas.
Sedangkan mustahiq yang berasal dari luar Kelurahan Ngaliyan biasanya
datang ke Lazis untuk meminta bantuan dana, dan biasanya kepadanya
diberikan persyaratan berupa tanda bukti untuk apa uang tersebut akan
digunakan.
Pendistribuan ZIS yang dilakukan oleh lazis Muhajirin sampai saat ini
hanya ada lima asnaf, diantaranya yaitu:12
11 Wawancara dengan Bapak Qodirun, Dewan pertimbangan Lazis, Pada tanggal 12
Februari 2006, Jam 09.30 WIB, di rumah. 12 Op.cit., Bapak Darno
54
1. Fakir
Yaitu orang yang tidak memiliki apa-apa. Biasanya ZIS diberikan
dalam bentuk uang sebesar + Rp. 75.000,- sampai Rp. 150.000,- dalam
satu periode, disesuaikan dengan kebutuhan mereka sehingga tidak
menimbulkan sikap ketergantungan. Apabila dana ZIS dijatah sekian ribu
dalam setiap periode, akan menstrukturkan sikap ketergantungan dan
malas bekerja karena akan mengandalkan jatah ZIS dalam setiap periode.
2. Miskin
Yaitu orang yang memiliki harta dan pekerjaan, namun tidak dapat
untuk mencukupi kebutuhan hidupnya sehari-hari. ZIS yang diberikan
kepada orang miskin biasanya berupa:
a). Modal
Pemberian dalam bentuk modal kepada orang miskin yaitu
dengan harapan agar mustahiq ini bisa mendapatkan keuntungan yang
dapat memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari. Adapun banyaknya
disesuaikan dengan kebutuhan mereka, namun pada umumnya kurang
lebih antara Rp100.000,- - Rp200.000,-. Jika mustahiq dalam
menjalankan usahanya mengalami kemacetan atau bangkrut tetapi
berkeinginan untuk meneruskan, maka mustahiq akan diberi suntikan
modal (ZIS) lagi. Jika mustahiq telah diberi modal tetapi tidak
membuka usaha maka kepadanya tidak akan diberi modal lagi.
55
b). Bantuan untuk orang sakit
Yaitu ZIS akan diberikan kepada orang miskin yang sakit dan
tidak punya uang untuk berobat atau dirawat di rumah sakit dan tidak
bisa menebus obat, maka kepadanya akan diberi bantuan dari dana ZIS
secukupnya (maksimal Rp 500.000,-) dengan memperhatikan dana ZIS
yang ada.
c). SPP (Bea Siswa)
SPP akan diberikan kepada pelajar yang orang tuanya tidak
mampu membiayai. SPP diberikan kepada pelajar dari tingkat SD
sampai tingkat SMA. Dalam hal ini biasanya ketua RT akan mencari
data siswa warga RW V (orang miskin) yang belum bayar SPP, atau
terkadang guru yang berdomisili di RW V biasanya akan memberikan
daftar siswa warga RW V yang belum bayar SPP ke Lazis Muhajirin.
Adapun besarnya uang SPP biasanya disesuaikan dengan dana yang
ada.
SPP tidak hanya untuk pelajar warga RW V kelurahan
Ngaliyan saja, tetapi juga pernah diberikan kepada lembaga institusi
(sekolah-sekolah) seperti SD Negeri I dan II Kedungpane kecamatan
mijen, MI Podorejo, Krapyak dan lain lain.
3. Fi Sabilillah
Yaitu yang berjuang di jalan Allah yang masuk ke dalam sabilillah
diantaranya yaitu :
56
a. Guru Ngaji
ZIS diberikan kepada ustadz dan ustadzah yang mengajar di
TPQ Muhajirin, setiap 3 bulan sekali sebesar Rp 60.000,-. Tetapi
mulai bulan Juli 2004 pembayaran dilaksanakan setiap 6 bulan sekali
sebesar Rp 120.000,-.13
b. Bantuan Pembangunan
Yaitu seperti pemberian bantuan pembangunan Mushola
Klaten, Pembangunan masjid sidoluhur kebumen, komite MA Al-
Huda Purbalingga dan lain-lain. Bagi bantuan Pembangunan, mereka
disyaratkan membuat proposal pengajuan dana sebagai bukti bahwa
dana ZIS tersebut benar-benar akan dipakai untuk pembangunan dan
sebagai bahan pertimbangan bagi lazis. Sedangkan untuk bantuan
musibah biasanya warga mengadakan iuran sumbangan tersendiri dan
hasilnya akan ditambah dengan dana ZIS.
4. Gharim
Yaitu mereka yang menanggung utang, sebenarnya ini bisa
dikelompokkan dengan asnaf fakir miskin karena dana yang diberikan
pada fakir, tidak diprioritaskan untuk uang makan (walau ada hanya
sedikit) tapi untuk membayar hutang mereka seperti ke toko ataupun
tetangganya.
13 Wawancara dengan Arif dan Al Maidah, Guru Ngaji TPQ Muhajirin (mustahiq), Sabtu
18 Februari, di TPQ Muhajirin.
57
5. Muallaf
Yaitu orang yang baru masuk Islam. Kepadanya diberikan alat
shalat dengan tujuan agar menumbuhkan semangat dan menunjukkan
bahwa dia termasuk dianggap penting (diperhatikan) dalam agama Islam.14
6. Ibnu Sabil
Ini baru pernah diberikan satu kali yaitu untuk membayar uang
semesteran. Waktu itu ada mahasiswa S.I IAIN Wali Songo yang ikut
menjadi guru ngaji (mengajar TPQ Muhajirin). Dia berasal dari luar jawa,
setela lulus dia melanjutkan ke S.2 IAIN Wali Songo. Setelah semester IV
orang tuanya tidak mampu lagi untuk membiayai, akhirnya ia diberi
bantuan dana untuk membayar semester akhir oleh lazis Muhajirin.
Jumlah mustahiq per periode dapat dilihat dalam tabel III pada
halaman terakhir bab III.
Selama ini pegawai amil atau pengurus Lazis Muhajirin tidak
pernah mendapatkan bagian karena ZIS di prioritaskan untuk para fakir
miskin, hanya saja terkadang kalau menjelang lebaran Idul Fitri mereka
diberi semacam bisyaroh seperti sarung, baju atau kopiah.15
Pencatatan pembukuan (administrasi) tidak hanya dilakukan pada
saat penerimaan atau pengumpulan ZIS saja, tetapi untuk pendistribusian
dan pendayagunaan juga dibukukan secara rapi dalam bentuk laporan
sebagai pertanggung jawaban yang akan dilaporkan kepada camat
Ngaliyan dan diumumkan kepada Umat Islam melalui Ketua RW V dan
14 Hasil Wawancara dengan Kepala Lazis Muhajirin, Bp. Darno, pada tanggal 24 Januari 2006, Jam 20.00 WIB
15 Ibid
58
Ketua RT 01 s/d 11 serta melalui papan pengumuman di Masjid
Muhajirin. Laporan pendistribusian ZIS secara rinci atau keseluruhan
hanya dipegang oleh Lazis, ketua RW dan Ketua RT, sehingga bagi
mereka yang ingin mengetahui kemana larinya dana ZIS, bisa melihat ke
kantor Lazis atau ketua RT.16 Sedang laporan pendistribusian ZIS yang
diumumkam melalui papan pengumuman masjid hanya yang secara
global, yakni rekap jumlah ZIS yang dibagikan kepada mustahiq RT 01 s/d
RT 11.
Dari situ dapat kita lihat bahwa pengelolaan ZIS pada Lazis
Muhajirin menggunakan prinsip transparansi (open managemen). Adapun
maksud dari tidak dibagikannya laporan pendistribusian ZIS kepada para
muzakki yaitu untuk menjaga psikologi mustahiq, karena apabila laporan
dibagikan kepada para muzakki, dikhawatirkan nantinya akan
menimbulkan perasaan malu atau beban mental bagi mustahiq.
D. Upaya Dalam Meningkatkan Kesejahteraan Ekonomi Umat
Lazis Muhajirin dalam mengelola ZIS nya tidak lepas dari Visi dan
misinya, yakni mengupayakan agar masyarakat merasakan kesejahteraan
dalam hal ekonomi, bahkan kalau bisa merubah mustahiq menjadi muzakki.
Dalam kaitannya dengan upaya untuk merubah mustahiq menjadi
muzakki sudah semestinya memerlukan kerja serius, keuletan dan kesabaran
dari para pengurus lazis. Di dalam menentukan mustahiq mana yang
seharusnya lebih didahulukan dalam pemberian zakat perlu dilakukan
16 Lihat laporan Lazis Yayasan Muhajirin, hlm. 3.
59
pendataan yang sangat teliti, yaitu terhadap mana yang harus diberi secara
konsumtif atau produktif, sehingga benar-benar menimbulkan keadilan dalam
masyarakat.
Secara keseluruhan pendayagunaan ZIS di Lazis Muhajirin dalam
upayanya meningkatkan ekonomi umat, dapat digolongkan ke dalam 4 bentuk,
yaitu :
1. Konsumtif tradisional
Dalam hal ini ZIS diberikan untuk menyantuni fakir, piatu.
kepada mereka diberikan dalam bentuk uang sesuai dengan kebutuhan
mereka. Pemberian bentuk ini karena tidak mungkin lagi kepada mereka
diberi dalam bentuk produktif.
2. Konsumtif kreatif
Yaitu ZIS diberikan dalam bentuk lain dari barangnya semula,
seperti biaya pengobatan orang sakit, peralatan ibadah Muallaf dan
bantuan lembaga Pendidikan (Bea siswa). Dengan pemberian dalam
bentuk ini maka penyaluran dana ZIS tepat mengena pada sasaran.
3. Produktif tradisional
ZIS diberikan dalam bentuk barang-barang yang sifatnya produktif, dalam
hal ini misalnya pemberian dalam bentuk mesin jahit, alat dapur (seperti
yang sudah pernah yaitu untuk jualan bubur) dan sebagainya. Untuk bisa
mencapai sasaran, pemberian seharusnya diberikan berupa kail bukan
60
umpannya sehingga ia akan mau berusaha untuk kelangsungannya dan
tidak melatih ketergantungan. Demikian menurut Bapak Qodirun.17
4. Produktif kreatif
Bantuan dana produktif diperuntukkan bagi mustahiq yang
dikategorikan sebagai fakir miskin yang memiliki usaha kecil-kecilan
sebagai modal tambahan atau fakir miskin yang ingin membuka usaha
namun tidak memiliki modal. Nama penerima diajukan oleh ketua RT
yang telah didata terlebih dahulu kemudian diseleksi oleh pengurus lazis.
Dengan melihat dana yang ada amil akan menetapkan nama-nama
mustahiq yang berhak menerima bantuan modal tersebut dengan syarat
harus benar-benar dipergunakan untuk kepentingan usaha. Pemberian
dalam bentuk modal harapannya adalah agar mustahiq bisa mendapatkan
keuntungan yang dapat untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari.
Bahkan apabila usahanya bisa berkembang dengan baik maka nantinya
mustahiq akan berubah menjadi muzakki.
E. Kendala-kendala yang Dihadapi
Dalam menjalankan usaha untuk mencapai suatu tujuan, ternyata tidak
semudah seperti yang dibayangkan. Adapun kendala yang ada selama ini
yaitu; Pertama, Dalam mengumpulkan dana ZIS tidak semua muzakki warga
RW V akan mengeluarkan zakatnya di Lazis Muhajirin. Bisa juga dari mereka
memberikan zakatnya kepada saudara mereka yang miskin atau ke kantor
tempat mereka bekerja. Sehingga hasil pengumpulan ZIS jadi berkurang.
17 Hasil wawancara dengan Bapak Qodirun, Tokoh Masyarakat RW V(dewan pengawas
Lazis), pada hari Minggu, Tanggal 12 Februari 2006, Jam 10.00 WIB, di rumah.
61
Kedua, kurang rajinnya seksi pengumpul zakat. Pengumpulan ZIS
memang dilakukan oleh seluruh warga (muzakki) dengan sistem estafet,
namun dalam realisasinya tetap ada petugas atau seksi pengumpul ZIS yang
bertugas mengontrol keberadaan berjalannya buku penerimaan ZIS tersebut.
Karena apabila tidak rajian dikontrol biasanya buku akan macet akibat hilang,
tertumpuk, terselip dan sebagainya, ini yang mengakibatkan buku
pengumpulan ZIS tidak bisa berjalan dengan lancar.18
Ketiga, dalam hal controlling. Lazis sampai saat ini masih menghadapi
kesulitan dalam hal pengontrolan terhadap mustahiq yang diberi modal.
Pengurus Lazis dan ketua RT dalam melakukan pengontrolan yaitu secara
tidak langsung (melalui pengamatan). Dalam hal ini pengurus Lazis tidak bisa
mengontrol secara langsung karena dikhawatirkan mustahiq akan merasa
tersinggung. Jika mustahiq dilihat telah berhenti dalam menjalankan usahanya
(macet), maka dari pihak Lazis akan mencoba bertanya penyebab terjadi
kemacetan.19
Lazis Muhajirin berdiri sekitar 3,5 tahun yang lalu, dan dalam waktu
tersebut ternyata telah mengumpulkan ZIS nya dari para muzakki sebesar Rp.
77. 354.650,-. Besar omzet yang diterima dalam setiap periode sejak Lazis
Muhajirin didirikan dapat dilihat dalam tabel I pada halaman terakhir bab III.
Jika dilihat dari besarnya hasil ZIS yang telah terkumpul, maka bisa
dipastikan bahwa kesadaran masyarakat dalam membayar ZIS sudah cukup
18 Namun menurut Bapak Hartono, ini bukan merupakan suatu kendala tetapi hanya suatu
gangguan yang mengakibatkan pemutaran tidak bisa berjalan dengan lancar. 19 Hasil Wawancara dengan Kepala Lazis Bp. Darno, pada tanggal 2 Februari 2006, Jam
20.00 WIB, di rumah.
62
tinggi. Adapun faktor yang telah mempengaruhi kesadaran masyarakat
terhadap pengeluaran zakat antara lain adalah :20
1. Lingkungan kehidupan beragama yang cukup baik.
2. Rajinnya shalat berjama'ah dan mengikuti pengajian rutinan.
3. Penyuluhan tentang zakat, infaq dan shadaqah yang terus dilakukan oleh
lazis setiap kali ada kesempatan.
4. Kebiasaan warga memberikan makan kepada guru-guru TPQ selama 1
bulan ramadhan penuh.
Dari kebiasaan-kebiasaan mereka melakukan seperti yang tersebut
diatas, maka mendukung sekali untuk berbuat kebaikan seperti menunaikan
ZIS nya.
Tanggapan masyarakat terhadap Lazis sangat positif, hal ini terbukti
dari rajinnya mereka mengeluarkan ZIS yang dijalankan sebulan sekali.
Menurut bapak Satori dengan adanya Lazis itu baik, karena kewajiban seorang
muslim dalam mengeluarkan zakat untuk diberikan kepada yang berhak
menerima bisa ditangani oleh pengurus, sehingga sasarannya bisa lebih tepat.
Tetapi dalam mekanismenya, masih belum optimal karena kurang adanya
koordinasi langsung dari para ketua RT mengenai perkembangan-
perkembangan mustahiq. Seharusnya perlu dilaksanakan pengamatan dan
pengontrolan para ketua RT terhadap perkembangan mustahiq setiap 4 atau 6
bulan sekali. Sehingga bagi mustahiq yang sudah bisa berkembang tidak akan
menerima ZIS lagi pada periode tertentu yakni ZIS tidak hanya diberikan pada
20 Ibid.
63
daftar muzakki tetap, tapi bisa dialihkan lagi pada mereka yang lebih
membutuhkan.21
Memang pendirian Lazis merupakan hal yang sangat positif, karena
bisa memotivasi para muzakki untuk menunaikan ibadahnya yaitu
mengeluarkan zakat dan juga sebagai orientasi suara hati rakyat. Karena
apabila tidak ada Lazis, bagi mereka yang ingin mengeluarkan ZISnya
mungkin akan bingung kemana atau kepada siapa ZIS tersebut harus
disalurkan. Dengan adanya Lazis bisa menjadi wadah atau sarana untuk
menyalurkan ZISnya dan bisa diberikan pada sasaran yang tepat. Selain itu
juga bisa menumbuhkan sikap guyub rukun sesama warga.22
Hasil dari ZIS tersebut sangat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat
khususnya bagi warga RW V kelurahan Ngaliyan. Dana tersebut dibagikan
untuk fakir miskin, para pelajar yang tidak mampu dan untuk pengembangan
TPQ, dengan adanya seperti itu bisa meningkatkan taraf hidup masyarakat.23
Namun walaupun saat ini Lazis sudah bisa berjalan dengan baik, untuk lebih
baiknya pensosialisasian dan pendayagunaan masih perlu ditingkatkan dan
diupayakan lagi agar makna zakat benar-benar bisa dipahami oleh masyarakat
Islam, demikian menurut Bapak Qodirun.24
21 Wawancara dengan Bapak Satori BA, Ketua RW V, Pada hari minggu, Tanggal 12
Februari 2006, jam 09.30 WIB, di rumah. 22 Hasil wawancara dengan Bapak Hartono, Bendahara Lazis Muhajirin, pada tanggal 12
februari2006, jam 10.00 WIB, di rumah. 23 Hasil wawancara dengan Bapak Choliq Zain, Tokoh masyarakat RT 08 RW V
Kelurahan Ngaliyan. 24 Wawancara dengan Bapak Qodirun, Dewan pengawas Lazis, Pada tanggal 12 Februari
2006, Jam 10.00 WIB, di rumah.
64
TABEL I
DAFTAR REKAP PENERIMAAN ZAKAT INFAQ DAN SODAQOH
YAYASAN MUHAJIRIN RW 09
Periode I – XII (Juli 2002 s/d Juni 2005)
Periode Uraian Zakat Infaq Shadaqah Jumlah*
I II III IV V VI VII VIII IX-X
XI-XII
Juli – September 2002 Oktober – Desember 2002 Januari – Maret 2003 April – Juni 2003 Juli – September 2003 Oktober – Desember 2003 Januari – Maret 2004 April – Juni 2004 Juli – Desember 2004 Januari – Juni 2005
4.210.0004.152.5003.950.0003.940.0003.107.0002.785.0003.215.0002.706.5004.966.5004.490.000
2.470.000 4.152.500 1.605.000 1.641.000 1.276.000 1.768.000 1.783.000 1.676.000 2.038.000 2.046.000
1.550.0001.504.6001.751.8501.766.0001.901.5001.811.0001.572.0001.336.0003.830.5004.089.000
8.230.0008.072.6007.307.4007.347.6506.284.5006.364.0006.570.0005.718.500
10.835.00010.625.000
Jumlah 37.522.500 20.455.500 21.112.450 77.354.650
Ket : * Hasil ini 70% dibagikan habis kepada mustahiq dan 30% sebagai dana abadi.
Dari tabel di atas dapat diketahui prosentase perolehan dana ZIS pada periode
I-XII (lihat pada tabel II di bawah ini)
TABEL II
Prosentase Perolehan Dana ZIS Periode I-XII
Periode Zakat Infaq Shadaqah I II III IV V VI VII VIII IX-X
XI-XII
51% 51,5% 54%
53,5% 49,5% 44% 49%
47,5% 45,5% 42,5%
30% 30% 22%
22,5% 20,5% 28% 27% 29% 19% 19%
19% 18,5% 24% 24% 30% 28% 24%
23,5% 35,5% 38,5%
65
TABEL III
Daftar Mustahiq Periode I-XII (Juli 2002-Juni 2005)
Periode Keterangan Jumlah
Mustahiq Jumlah ZIS yang
dibagikan I II III IV V VI VII VIII IX-X
XI-XII
Juli – September 2002 Oktober – Desember 2002 Januari – Maret 2003 April – Juni 2003 Juli – September 2003 Oktober – Desember 2003 Januari – Maret 2004 April – Juni 2004 Juli – Desember 2004 Januari – Juni 2005
61 orang 57 orang 67 orang 61 orang 59 orang 60 orang 90 orang 53 orang 92 orang 57 orang
5.761.0005.650.0005.115.0005.100.0004.399.0004.154.0004.579.0004.590.0007.437.0007.329.000
Ketika penulis wawancara dengan pengurus Lazis, dalam
pendistribusiannya Lazis tidak memprioritaskan sekian % untuk fakir miskin,
sekian % untuk sabilillah dan sekian % untuk lainnya. Mereka hanya membagi
secara global bahwa 70% hasil pengumpulan ZIS dibagikan habis kepada
mereka yang membutuhkan karena mereka menganggap semua mustahiq
sama-sama penting, tidak ada yang lebih atau kurang penting untuk diurusi,
disantuni dan dibina. Sehingga golongan mana yang paling banyak
membutuhkan dalam periode tertentu maka golongan tersebut yang akan
mendapatkan prosentase paling banyak. Hal ini dapat dilihat dalam tabel
dibawah ini (Tabel IV).
66
Tabel IV
Daftar Prosentase Mustahiq Lazis Muhajirin Periode I-XII
Periode Fakir Miskin Fi Sabilillah Gharim I II III IV V VI VII VIII IX-X
XI-XII
17% 16,5% 16,5% 14,7% 10% 9% 8%
7,5% 12% 9,5%
57% 57% 58%
57,3% 62,5% 67%
68,9% 53% 47%
67,5%
26% 26,4% 25,5% 28%
27,5% 24% 23%
39,5% 25% 41%
0,1% 0,1%
0,1%
Tabel V
Jumlah Muzakki, Munfiq dan Mushadiq Lazis Muhajirin Tahun 2002
No. Bulan Muzakki Munfiq Mushadiq Jumlah ProsentaseResponden
1. 2. 3. 4. 5. 6.
Juli Agustus
September Oktober
November Desember
14 11 30 42 44 48
61 93 72 64 76 84
102 137 116 112 120 98
177 241 218 218 240 220
45 % 61 % 55 % 55 % 61 % 56 %
Tabel VI
Jumlah Muzakki, Munfiq dan Mushadiq Lazis Muhajirin Tahun 2003
No. Bulan Muzakki Munfiq Mushadiq Jumlah ProsentaseResponden
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12.
Januari Februari Maret April Mei Juni Juli
Agustus September Oktober
November Desember
34 61 52 46 57 61 66 26 34 33 23 47
55 36 21 39 32 33 45 51 45 62 44 84
128 123 152 131 123 139 114 147 123 112 123 102
217 220 225 216 212 233 225 224 202 207 190 233
55 % 56 % 57 % 55 % 54 % 59 % 57 % 57 % 51 % 52 % 48 % 59 %