bab iii manajemen lazis jateng cabang solo tahun 2000 … · a. perkembangan lazis jateng cabang...

27
49 BAB III MANAJEMEN LAZIS JATENG CABANG SOLO TAHUN 2000-2015 A. Perkembangan LAZIS JATENG Cabang Solo Tahun 2000-2015 Salah satu pengertian zakat adalah tumbuh dan berkembang, yaitu menumbuhakan dan mengembangkan martabat manusia. Dalam hal ini menegaskan bahwa keharusan zakat sebagai pemberdaya kaum lemah. Zakat harus menjadi pendorong, perbaikan dan peningkatan keadaan penerimanya. Kehadiran dan tumbuh kembangnya Lembaga Nirlaba yang bergerak dalam pengelolaan ZISWAF (zakat, infaq, shodaqoh dan wakaf), merupakan sarana masyarakat dalam menunaikan kewajibanya. Untuk itu setiap LAZ dan sejenisnya mesti mengembangkan manajemen pengelolaan dana yang amanah dan professional, karena pengelola dana ZISWAF tidak sekedar mngeumpulkan dan menyalurkannya kepada masyarakat yang membutuhkan. 1 Dana ZISWAF harus dikelola denga manajemen yang rapi dan professional. Baik dalam penghimpunan, penyaluran mapun pelayanan kepada masyarakat, agar kepercayaan masyarakat dalam menyalurkan dan ZISWAF nya kepada LAZ lebih baik. Peningkatan kepercayaan tersebut tidak lepas dari bagaimana strategi komunikasi yang dilakukan oleh para Lembaga Amil Zakat, penyajian progam- progam yang lebih inovatif agar lebih menarik bagi para donatur, dan juga 1 Noor Aflah, Strategi Pengelolaan Zakat di Indonesia, (Jakarta: Forum Zakat (FOZ) 2011), hlm. 26.

Upload: others

Post on 14-Jan-2020

7 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB III MANAJEMEN LAZIS JATENG CABANG SOLO TAHUN 2000 … · A. Perkembangan LAZIS JATENG Cabang Solo Tahun 2000-2015 Salah satu pengertian zakat adalah tumbuh dan berkembang, yaitu

49

BAB III

MANAJEMEN LAZIS JATENG CABANG SOLO TAHUN 2000-2015

A. Perkembangan LAZIS JATENG Cabang Solo Tahun 2000-2015

Salah satu pengertian zakat adalah tumbuh dan berkembang, yaitu

menumbuhakan dan mengembangkan martabat manusia. Dalam hal ini menegaskan

bahwa keharusan zakat sebagai pemberdaya kaum lemah. Zakat harus menjadi

pendorong, perbaikan dan peningkatan keadaan penerimanya. Kehadiran dan tumbuh

kembangnya Lembaga Nirlaba yang bergerak dalam pengelolaan ZISWAF (zakat,

infaq, shodaqoh dan wakaf), merupakan sarana masyarakat dalam menunaikan

kewajibanya. Untuk itu setiap LAZ dan sejenisnya mesti mengembangkan

manajemen pengelolaan dana yang amanah dan professional, karena pengelola dana

ZISWAF tidak sekedar mngeumpulkan dan menyalurkannya kepada masyarakat yang

membutuhkan.1 Dana ZISWAF harus dikelola denga manajemen yang rapi dan

professional. Baik dalam penghimpunan, penyaluran mapun pelayanan kepada

masyarakat, agar kepercayaan masyarakat dalam menyalurkan dan ZISWAF nya

kepada LAZ lebih baik.

Peningkatan kepercayaan tersebut tidak lepas dari bagaimana strategi

komunikasi yang dilakukan oleh para Lembaga Amil Zakat, penyajian progam-

progam yang lebih inovatif agar lebih menarik bagi para donatur, dan juga

1 Noor Aflah, Strategi Pengelolaan Zakat di Indonesia, (Jakarta: Forum

Zakat (FOZ) 2011), hlm. 26.

Page 2: BAB III MANAJEMEN LAZIS JATENG CABANG SOLO TAHUN 2000 … · A. Perkembangan LAZIS JATENG Cabang Solo Tahun 2000-2015 Salah satu pengertian zakat adalah tumbuh dan berkembang, yaitu

50

memberikan pelayanan yang prima kepada donatur. Salah satu bentuk profesionalitas

kerja adalah pelayanan kepada donatur dengan pendekatan modern, seperti halnya

bank atau dealer mobil yang begitu prima dalam melayani costumer. Sebuah

Lembaga Amil Zakat pun harus memperlihatkan kode etik pelayanan terhadap

donatur. Sebab, donatur juga membutuhkan service satisfication approach

(pendekatan kepuasan pelayanan) sebagaimana nasabah atupun

costumer.2Berkembnagnnya suatu Lembaga Amil Zakat tidak lepas dari peran para

donatur yang telah memberikan kepercayaan kepada LAZ tersebut untuk mnegelola

dan ZISWAF nya. Perkembangan Lembaga Amil Zakat Al-Ihsan Cabang Surakarta

dalam kurun waktu 2000-2015 mengalami peningkatan dalam berbagai hal, baik dari

segi penghimpunan dana ZISWAF maupun daerah cakupan wilayahnya.

Keberadaan LAZIS berawal dari menyewa rumah yang bertempat di Jl. Melati

Fajar Indah Jajar Laweyan Surakarta pada tahun 2000. Kemudian kurang lebih 4

tahun pindah tempat lagi di Gg. Nanas Fajar Indah IV No.33 Jajar. Pada tahun 2006,

LAZIS pindah kantor di Jalan Basuki Rahmat No.78 Jajar. Keberadaan Lembaga

Amil Zakat Al-Ihsan Surakarta mendapatkan dukungan dari berbagai pihak, baik

instansi pemerintah maupun swasta, ormas, dan para tokoh masyrakat Surakarta.

Pada awal tahun 2007, LAZIS diperluas wilayahnya menjadi lingkup

Propinsi Jawa Tengah dengan kantor pusat di kota Semarang, akta pendirian Yayasan

Al Ihsan Jawa Tengah oleh notaris Ida Widiyanti di Semarang tanggal 1 Agustus

2007 dan akta Badan Hukum Yayasan Al Ihsan Jawa Tengah dari DEPKUMHAMRI,

2Ibid., hlm. 27.

Page 3: BAB III MANAJEMEN LAZIS JATENG CABANG SOLO TAHUN 2000 … · A. Perkembangan LAZIS JATENG Cabang Solo Tahun 2000-2015 Salah satu pengertian zakat adalah tumbuh dan berkembang, yaitu

51

(no. 3328.HT.01.02.tahun 2007)3kemudian berubah menjadi LAZIS Jateng dan telah

memiliki 17 cabang (Semarang, Salatiga, Kab. Semarang, Kendal, Magelang,

Temanggung, Wonosobo, Kebumen, Banjarnegara, Purbalingga, Solo, Sukoharjo,

Wonogiri, Karanganyar, Tegal, Pemalang, Pekalongan, Grobogan, Pati, dan

Rembang) yang menjadi perwakilan kota maupun kabupaten di Jawa Tengah.

Sehingga dalam perkembangannya Lembaga Amil Zakat Al-Ihsan Surakarta berubah

menjadi Lembaga Amil Zakat Al-Ihsan Jawa Tengah Cabang Solo Raya.

Gambar 3.Transformasi Logo LAZIS Tahun 2000-2015

Sumber: Buku Profil LAZIS

Adapun untuk logo atau branding LAZIS di tahun 2007 juga berubah dari

logo awal. Tidak jauh berbeda dengan logo awal hanya saja diawal huruf LAZIS ada

gambar bulan sabit dan bintang yang melambangkan umat islam, dan dalam bulan

sabit ada gradasi tiga warna yaitu hijau yang kurang terang kemudian semakin terang

dan terakhir paling terang. Filosofi gradasi warna itu terinspirasi dari potongan surat

Al baqarah ayat 257 “Minazh zhulumaati ilan nuur” yang maksudnya dari yang

3Akta Notaris Yayasan Al-Ihsan Jawa Tengah Agustus 2007, Koleksi LAZIS,

Arsip pendirian Yayasan Al-Ihsan Jawa Tengah No.3328.HT.01.02.

Page 4: BAB III MANAJEMEN LAZIS JATENG CABANG SOLO TAHUN 2000 … · A. Perkembangan LAZIS JATENG Cabang Solo Tahun 2000-2015 Salah satu pengertian zakat adalah tumbuh dan berkembang, yaitu

52

gelap menuju yang lebih terang4. Serta di bawah nya ada tulisan JATENG dengan

maksud wilayah cakupan LAZIS yang semakin luas yang bermula hanya tingkat

Daerah kini menjadi tingkat Provinsi. Tahun 2015 logo LAZIS kembali berubah

dengan menerapkan konsep heksagonal yang terinspirasi dari sarang lebah madu.

Rasulullah saw bersabda: “Perumpamaan orang yang beriman itu bagaikan

lebah. Ia makan yang bersih, mengeluarakan yang bersih, hinggap ditempat

yang bersih, dan tidak merusak atau mematahkan (yang dihinggapinya).”

(Ahmad, Al-Hakim, dan Al-Bazzar)

Dengan konsep yang terinspirasi dari sarang lebah madu, diharapkan LAZIS

bisa menjadi lembaga pengelola zakat yang bersih dan amanah dalam masalah

keuangan, mampu membantu masyarakat baik masyarakat penyalur zakat maupun

penerima zakat dan selalu memberikan kebaikan untuk masyarakat disekitarnya.

LAZIS dalam menghimpun dana ZISWAF di Solo melalaui proses bertahap,

sedikit demi sedikit kemudian dari tahun ke tahun mengalami peningkatan. Hal

tersebut dapat dilihat dari tabel hasil rekapan penghimpunan LAZIS Cabang Solo dari

tahun 200-2015 berikut:

4 Wawancara dengan Ispranoto Tanggal 10 September 2016

Page 5: BAB III MANAJEMEN LAZIS JATENG CABANG SOLO TAHUN 2000 … · A. Perkembangan LAZIS JATENG Cabang Solo Tahun 2000-2015 Salah satu pengertian zakat adalah tumbuh dan berkembang, yaitu

53

Tabel. 6

Data Penghimpunan LAZIS JATENG Cabang Solo Tahun 2000-2015

TAHUN NOMINAL

2000 Rp 26,018,850.00

2001 Rp 52,000,500.00

2002 Rp 58,891,900.00

2003 Rp 224,090,550.00

2004 Rp 205,485,500.00

2005 Rp 167,333,385.00

2006 Rp 240,304,800.00

2007 Rp 354,649,500.00

2008 Rp 1,197,404,266.00

2009 Rp 2,407,793,450.00

2010 Rp 1,612,018,162.00

2011 Rp 1,839,595,405.00

2012 Rp 1,484,640,992.00

2013 Rp 2,164,771,505.00

2014 Rp 2,836,154,106.00

2015 Rp 2,577,002,782.00

Sumber: Data Rekapan Tahunan LAZIS Solo

Mengenai hal penghimpunan LAZIS JATENG Cabang Solo mengalami

peningkatan yang cukup signifikan. Berdasarkan data rekapan penghimpunan LAZIS

JATENG Solo Tahun 2000-2015, pada tahun 2000 LAZIS Solo hanya mampu

mengumpulkan dana ZISWAF sebesar Rp 26,018,850.00. Perlahan dari tahun ke

Page 6: BAB III MANAJEMEN LAZIS JATENG CABANG SOLO TAHUN 2000 … · A. Perkembangan LAZIS JATENG Cabang Solo Tahun 2000-2015 Salah satu pengertian zakat adalah tumbuh dan berkembang, yaitu

54

tahun penerimaan dana ZISWAF LAZIS Solo mengalami peningkatan walaupun

terkadang naik dan turun, berawal pada tahun 2008 penerimaan dana ZISWAF

LAZIS mencapai Rp 1,197,404,266.00. Pada tahun-tahun selanjutnya penghimpunan

LAZIS Solo selalu diatas 1 milyar rupiah.

Apabila dilihat dari diagram penghimpunan, LAZIS banyak mengalami

peningkatan dalam hal penghimpunan, namun juga dibeberapa tahun mengalami

penurunan. peningkatan penghimpunan dari tahun 2000-2007 masih terbilang kecil.

Tahun 2008 awal dari perkembangan LAZIS karena penghimpunan meningkat tajam,

setelah itu masih belum konsisten terkadang naik dan juga terkadang turun.

Peningkatan terbanyak terjadi pada tahun 2015. Berikut diagram penghimpunan

LAZIS Cabang Solo tahun 2000-2015

Gambar 4.Diagram Penghimpunan LAZIS JATENG Cabang Solo Tahun 2000-2015

Sumber: Data Rekapan Tahunan LAZIS Solo

Page 7: BAB III MANAJEMEN LAZIS JATENG CABANG SOLO TAHUN 2000 … · A. Perkembangan LAZIS JATENG Cabang Solo Tahun 2000-2015 Salah satu pengertian zakat adalah tumbuh dan berkembang, yaitu

55

Dari diagram diatas dapat kita simpulkan bahwa diawal berdirinya LAZIS

tahun 2000 penghimpunan dana ZISWAF di Solo masih sedikit, dikarenakan ditahun

tersebut awal keberadaan LAZIS sehingga masyarakat belum terlalu mengenal dan

belum terlalu percaya kepada LAZIS. Kemudian sedikit demi sedikit penghimpunan

di LAZIS semakin meningkat, dan peningkatan paling signifikan terjadi di tahun

2008 hal itu disebabkan karena pada tahun tersebut LAZIS mempunyai progam

pembangunan panti yatim Al-ihsan di Jajar, Surakarta. Hal tersebut menjadi daya

tarik bagi donatur untuk berpartisipasi dalam program tersebut, dan juga pada tahun

tersebut belum banyak lembaga pengelola zakat yang ada di Solo.

Penurunan penghimpunan terjadi lagi di tahun 2010 hal itu disebabkan

karena progam yang diminati oleh donatur sudah tidak ada lagi. Dalam penyaluran

dana ZISWAF donatur sangat selektif dalam memilih program yang akan diikutinya.5

Dalam hal ini program yang ditawarkan lembaga pengelola zakat sangat berpengaruh

dalam meningkatnya penghimpunan dana ZISWAF, karena semakin banyak minat

donatur akan program yang ditawarkan semakin banyak pula penghimpunan yang

akan diperoleh oleh lembaga tersebut

Tahun 2011 penghimpunan LAZIS kembali naik, hal ini disebabkan di tahun

2011 LAZIS mengadakan progam pembangunan asrama yatim dan sekolahan

AITAM Indonesia di Colomadu, yang menjadikan daya tarik bagi donatur untuk

berpartisipasi dalam progam tersebut. Kemudian tahun 2012 penghimpunan kembali

5 Wawancara dengan Catur Tanggal 26 November 2016

Page 8: BAB III MANAJEMEN LAZIS JATENG CABANG SOLO TAHUN 2000 … · A. Perkembangan LAZIS JATENG Cabang Solo Tahun 2000-2015 Salah satu pengertian zakat adalah tumbuh dan berkembang, yaitu

56

turun, hal ini disebabkan bebarapa faktor yaitu karena maintenance atau pemeliharaan

donatur yang kurang baik dari LAZIS, banyak donatur yang lepas karena tidak

dipantau secara baik oleh LAZIS.6 Komunikasi dari pihak lembaga dengan donatur

tidak hanya ketika ada pengambilan dana ZISWAF saja melainkan sebisa mungkin

komunikasi tetap dijaga walaupun tidak ada tugas pengambilan, hal tersebut untuk

menjaga agar komunikasi dengan donatur tidak terputus.

Penurunan juga disebabkan karena semakin banyaknya lembaga pengelola

zakat yang tumbuh di Solo, hal itu menyebabkan donatur juga harus membagi-bagi

donasinya ke lembaga lainya.7Karena terkadang donatur juga tertarik dengan progam

dari lembaga lain yang dirasa lebih menarik. Penurunan penghimpunan juga bisa

disebabkan karena ekonomi dari dotarur sendiri yang tidak stabil. Ketika ekonomi

donatur kuat maka donatur juga mampu berpartisipasi ke lemaga pengelola zakat ,

namun ketika ekonomi donatur dalam keadaan tidak stabil maka donatur juga tidak

bisa berpasrtisipasi ke lembaga tersebut.8

Peningkatan kembali terjadi di tahun 2013 dan 2014, peningkatan tersebut

tidak lepas dari pelayanan yang diberikan LAZIS Solo kepada masyarakat dan juga

progam-progam LAZIS Solo yang inovatif dan sesuai dengan kebutuhan masyarakat

kota Solo. Pada tahun tersebut LAZIS menawarkan progam wakaf tanah untuk

6 Wawancara dengan Sakidi Tanggal 28 November 2016

7 Wawancara dengan Catur Tanggal 26 November 2016

8 Wawancara dengan Siti Syamsiyah Tanggal 26 November 2016

Page 9: BAB III MANAJEMEN LAZIS JATENG CABANG SOLO TAHUN 2000 … · A. Perkembangan LAZIS JATENG Cabang Solo Tahun 2000-2015 Salah satu pengertian zakat adalah tumbuh dan berkembang, yaitu

57

pembangunan pesantren hafidz qur’an, dimana progam tersebutsangat diminati oleh

donatur.9 Jika LAZ ataupun lembaga lain yang menghimpun donasi masyarakat

memberikan rasa nyaman dan aman masyarakat untuk mendonasikan dananya

sehingga tertanam rasa kepercayaan masyarakat untuk menyumbang di

lembaga.10Apabila kinerja yang baik seperti diharapkan telah tercapai sebagaimana

lazimnya organisasi lain, BAZ dan LAZ perlu mengupayakan target yang lebih besar

lagi11.

Melihat dari data penghimpunan dana ZISWAF di LAZIS tersebut sebenarnya

kota Solo mempunyai potensi zakat, infaq, dan shodaqoh yang cukup besar. Apabila

dana ZISWAF tersebut bisa dimaksimalkan maka dapat membantu berbagai

permasalahan yang disebabkan dari ekonomi rendah seperti masalah pendidikan,

kesehatan, dan masalah kebutuhan pokok masyarakat dhuafa terutama masyarakat

dhuafa muslim yang ada di Solo, walaupun Solo menjadi salah satu kota yang

berkembang namun masih banyak permasalahan-peramasalahan khususnya masalah

yang ditimbulakan dari ekonomi rendah.

Perekembangan LAZIS dalam hal penghimpunan zakat tidak terlepas dari

pengorganisasian lembaga yang semakin ditingkatkan guna menunjang kinerja dari

LAZIS. Berikut gambaran struktur organisasi di LAZIS cabang Solo

9 Wawancara dengan Sri Rahayu Tanggal 28 November 2016

10 Noor Aflah, Strategi Pengelolaan Zakat di Indonesia, (Jakarta: Forum Zakat (FOZ) 2011), hlm. 29.

11 Umrotul Khasanah, Manajemen Zakat Modern, ( Malang: UIN-MALIKI PRESS(ANGGOTA IKAPI), 2010), hlm. 65.

Page 10: BAB III MANAJEMEN LAZIS JATENG CABANG SOLO TAHUN 2000 … · A. Perkembangan LAZIS JATENG Cabang Solo Tahun 2000-2015 Salah satu pengertian zakat adalah tumbuh dan berkembang, yaitu

58

Gambar 5.Struktur Organisasi LAZ Al-Ihsan Jawa Tengah Cabang Solo Raya

Sumber: Buku Profil LAZIS

Dari susunan pengurus LAZIS Jateng Cabang Solo diatas terdapat beberapa

divisi beserta staffnya yang mempunyai tugas masing-masing yang bertujuan untuk

menunjang kinerja dari LAZIS cabang solo

Page 11: BAB III MANAJEMEN LAZIS JATENG CABANG SOLO TAHUN 2000 … · A. Perkembangan LAZIS JATENG Cabang Solo Tahun 2000-2015 Salah satu pengertian zakat adalah tumbuh dan berkembang, yaitu

59

Tabel. 7Divisi dan Program Kerja LAZIS JATENG Cabang Solo

Divisi Program Kerja

Dewan Pengurus Sebagai susunan paling atas dan mempunyai tugas untuk mengurusi dan mempertimbangkan ssuatu yang berkaitan dengan lembaga.

LAZIS JATENG PUSAT Sebagai poros ataupun pedoman dalam menjalankan kelembagaan.

Direktur Mempunyai peran sebagai pengkoordinasi di sebuah kantor cabang agar berjalan dengan baik.

Keuangan Mempunyai tugas merekap semua hasil keuangan yang berkaitan dengan lembaga.

Dana dan Jaringan Mempunyai peran meningkatkan jaringan atau ekspansi dengan cara mensosialisasikan lembaga penglola zakat kepada masyarakat.

Manajer Fundraising Menyiapkan strategi ekspansi agar penghimpunan dana ZISWAF semakin meningkat dan juga mengkoordinasi para staff nya dalam hal penghimpunan baik pengambilan atau penjemputan dana ZISWAF dari para donatur.

Pemberdayaan Mempunyai tugas untuk menyalurkan dana ZISWAF kepada masyarakat.

UPT PESTIMA Mempunyai tugas mengkoordinasi bagian pesantren yatim.

Media & Kreatif Mempunyai tugas mnsosialisasikan LAZIS kepada masyarakat melalui berbagai media baik media cetak maupun media sosisal.

UPT KUBE Mengkoordinasi di salah satu progam pemberdayaan ekonomi.

.Sumber: Data LAZIS JATENG Cabang Solo

Berkembangnya LAZIS Al-Ihsan Cabang Solo dalam mengimpunan dana

ZISWAF tidak terlepas dari kondisi organisasi kepengurusan di dalam lembaga

tersebut. LAZIS menambah SDM dan juga staff kerja guna meningkatkan kinerja

lembaga. LAZIS tidak hanya bergantung pada karyawan dalam saja melainkan juga

Page 12: BAB III MANAJEMEN LAZIS JATENG CABANG SOLO TAHUN 2000 … · A. Perkembangan LAZIS JATENG Cabang Solo Tahun 2000-2015 Salah satu pengertian zakat adalah tumbuh dan berkembang, yaitu

60

melibatkan relawan yang berguna membantu progam kerja yang dibentuk oleh

LAZIS.

B. Manajemen Lembaga Amil Zakat Al-Ihsan Cabang Solo Tahun 2000-2015

1. Manajemen Lembaga

Berkembangnya sebuah organisasi maupun lembaga ditentukan bagaimana

cara mereka memenejemen orgnisasi ataupun lembaga itu dengan baik. Dengan

manajemen mampu mempraktikan cara-cara efektif dan efisien dalam pelaksanaan

pekerjaan. Begitu pula dengan pengurusan zakat, manajamen dapat dimanfaatkan

untuk merencanakan, menghimpun, mendayagunakan dan mengembangkan

perolehan zakat secara efektif dan efisien. Menurut Henry Fayol, manajemen dapat

diartikan sebagai proes perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan, koordinasi,

pengawasan atas usaha-usaha dari anggota organisasi dan dari sumber-sumber

organisasi lainnya untuk mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan.12

Manajemen dan organisasi adalah bagian tidak terpisahkan sebagi satu kesatuan.

Tanpa sebuah manajemen organisasi ataupun lembaga akan sulit untuk berkembang,

karena tidak adanya arah yang akan dituju dalam sebuah organisai atapun lembaga

tersebut. Manajemen adalah ilmu yang mengaarkan langkah dan cara terpadu dalam

memanfaatkan tenaga orang lain untuk mencapai tujuan organisasi.13

12 Mohammad Shoelhi, Sistem Manajemen Zakat, (Bandung: Pusat Studi

Mnajemen, 1995), hlm. 37.

13 Fremont E. Kast, James E. Roseinweig, Management and Organization, (New York: McGraw Hill Book Commpany, 1985), hlm. 3.

Page 13: BAB III MANAJEMEN LAZIS JATENG CABANG SOLO TAHUN 2000 … · A. Perkembangan LAZIS JATENG Cabang Solo Tahun 2000-2015 Salah satu pengertian zakat adalah tumbuh dan berkembang, yaitu

61

Dalam konteks organisasi ataupun lembaga manajemen merupakan suatu

kebutuhan yang tidak terelakan sebagai alat untuk memudahkan pencapaian

organisasi. Manajemen diperlukan untuk mengelola berbagai sumber daya organisasi

seperti sarana dan prasarana, modal, waktu, sumber daya manusia, metode kerja, dan

sebagainya secara efektif dan efisien. konsepsi dasar manajemen dibedakan dalam

tiga aspek , yakni:14

a. Cakupan manajemen

Cakupan manajemen adalah aplikasi manajemen yang menyentuh semua

dimensi kegiatan ekonomi dan bisnis dalam berbagai sektor seperti

perdagangan, pemerintahan, kesejahteraan sosial, dan perusahan jasa dan

dimensi kegiatan ekonomi lain beserta seluruh aspeknya.

b. Unsur dan fungsi manajemen

Selain sebagai alat, manajemen memiliki dua unsure lainnya, yaitu

subjek atau pelaku dan objek (tindakan). Pelaku manajemen adalah

manajer, sedangkan tindakan mencakup seluruh kegiatan pengelolaan

organisasi, system prosedur, sumber daya manusia, dana, waktu,

keuangan, pengadaan, produksi, pemasaran dan abjek lain. Disamping itu

manajemen memepunyai lima fungsi yaitu perencanaan,

pengorganisasian, pelaksanaan progam, pengarahan dan pengendalian.

Sebelumnya dalam hal manajeman, LAZIS memberikan kewenangan

kepada kantor cabang untuk menglola dana ZISWAF sendiri. Pada tahun

14Ibid., hlm. 127.

Page 14: BAB III MANAJEMEN LAZIS JATENG CABANG SOLO TAHUN 2000 … · A. Perkembangan LAZIS JATENG Cabang Solo Tahun 2000-2015 Salah satu pengertian zakat adalah tumbuh dan berkembang, yaitu

62

2015 dalam memenuhi standarisasi guna memenuhi syarat legalitas

sebagai LAZ nasional, LAZIS menggunakan sistem kuangan

terpusat.15Sistem keuangan terpusat dimana semua manajemen baik

keuangan dan progam ditentukan oleh pusat, jadi kantor cabang hanya

menjalankan apa yang telah ditetapkan oleh pusat. Dengan sistem

keuangan terpusat menjadikan progam yang diberikan LAZIS kepada

masyarakat kurang tepat sasaran, karena di setiap daerah kebutuhan

masyarakat berbeda-beda.

c. Orientasi

Suatu organisasi apapun jenisnya secara manajerial dapat dikategorikan

sebagai organisasi yang mempunyai orientasi apabila manajemen

organisasi tersebut memenuhi empat hal: (1) mempunyai visi dan misi

yang jelas, (2) secara terus menerus mengupayakan perbaikan mutu, (3)

menentukan dan mencapai target keuntungan apapun termasuk laba, (4)

menjaga pertumbuhan dan perkembangan berkelanjutan.

2. Strategi Penghimpunan Dana Zakat

Dalam pengelolaan zakat meliputi dua hal yaitu: pengumpulan dana zakat dan

pendistribusian zakat keduanya sangatlah penting, namun di dalam Al-Qur’an lebih

memperhatikan masalah pendistribusianya. Hal itu disebabkan karena ada ketentuan-

ketentuan bagi penerima zakat, dan juga perlu pengawasan dan juga pendataan

supaya pendistribusian zakat lebeh efektif. Dalam hal pengumpulan dana zakat di

15 Wawancara dengan Sakidi Tanggal 26 November 2016

Page 15: BAB III MANAJEMEN LAZIS JATENG CABANG SOLO TAHUN 2000 … · A. Perkembangan LAZIS JATENG Cabang Solo Tahun 2000-2015 Salah satu pengertian zakat adalah tumbuh dan berkembang, yaitu

63

LAZIS biasanya para muzakki datang langsung ke kantor LAZIS, namun untuk

memberi kemudahan para muzzaki yang tidak sempat datang langsung ke kantor,

LAZIS mempunyai layanan jemput zakat ke tempat muzakki tersebut.

Untuk menunjang kinerja LAZIS dalam mengelola dana Zakat, Infaq, Shodaqoh

dan Wakaf di kota Solo, terdapat beberapa struktur yang terdiri atas Fundraising atau

Bagian Penggerak Dana, Bagian Keuangan, Bagian Pemberdayaan, dan Bagian

Adminitrasi.16 Mereka mempunyai tugas dan peran masing-masing sesuai dengan

kebutuhan lembaga. Dalam meningkatkan manajemen LAZIS supaya lebih

berkembang, LAZIS menerapkan beberapa strategi diantaranya : melalui periklanan,

Hubungan Masyarakat, Post Mail, Sponsorship, Design, dan Observasi.

a. Periklanan

Strategi manajemen LAZIS agar lebih dikenal oleh masyarakat luas melalui

media periklanan. Iklan dapat di indentifikasikan sebagai sebuah pesan melalui suatu

media baik melalui televisi, radio, surat kabar, majalah, poster, dan lain-lain.17 Media

periklanan LAZIS melalui majalah Embun yang diterbitkan setiap satu bulan sekali,

siaran di radio MH FM Solo setiap satu bulan sekali, setiap ada event besar dimuat di

Solo Pos, dan juga spanduk yang dipasang di tempat-tempat yang strategis.18

16 Wawancara Dengan Ispranoto Tanggal 4 September 2016

17 Dididn Hafiduduin, Manajemen Zakat Indonesia, (Jakarta: Forum Zakat, 2012), hlm. 54

18 Wawancara Dengan Joko Triyono Tanggal 4 September 2016.

Page 16: BAB III MANAJEMEN LAZIS JATENG CABANG SOLO TAHUN 2000 … · A. Perkembangan LAZIS JATENG Cabang Solo Tahun 2000-2015 Salah satu pengertian zakat adalah tumbuh dan berkembang, yaitu

64

b. Hubungan Masyarakat

Supaya dapat menciptakan kesan terbaik di dalam masyarakat, LAZIS sangat

memperhatikan hubungan dengan masyarakat atau Public Relation. Karena kesan

atau penilaian masyarakat sangat penting untuk perkembangan sebuah lembaga baik

bagi para muzakki dan mustahik.19 Hubungan Masyarakat atau Public Relation (PR)

dapat melebihi iklan, karena PR dapat merespon berbagai peristiwa dengan sangat

cepat, sesuai setrategi yang direncanaakan. Dalam membangun hubungan masyarakat

LAZIS melibatkan tokoh masyarakat setempat bertujuan agar LAZIS bisa diterima di

kelompok masyarakat dan juga sebagai jembatan penghubung kepada masyarakat.

Sebagai lembaga yang bergerak untuk masyarakat dan berada di tengah-tengah

masyarakat maka sebaiknya hubungan dengan masyarakat juga terjaga dengan baik.20

c. Post Mail

Post Mail adalah salah satu cara LAZIS dalam meningkatkan jumlah donatur.

Tim marketing berupaya mendapatkan data prospek baru yang akan dijadikan

sasasran pengiriman Post Mail. Melalui Post Mail dirasa lebih efisien waktu dari

pada harus dikirim manual oleh tim marketing karena terkendala Sumber Daya

Manusia.21Melalui strategi post mail terdapat beberapa kekurangan diantaranya surat

yang dikirimkan LAZIS kepada calon donatur terkadang tidak sampai dan dengan

19 Wawancara Dengan Ispranoto Tanggal 4 September 2016.

20 Wawancara dengan Bambang Tanggal 27 November 2016

21 Wawancara Dengan Ispranoto Tanggal 4 September 2016.

Page 17: BAB III MANAJEMEN LAZIS JATENG CABANG SOLO TAHUN 2000 … · A. Perkembangan LAZIS JATENG Cabang Solo Tahun 2000-2015 Salah satu pengertian zakat adalah tumbuh dan berkembang, yaitu

65

strategi ini dirasa kurang maksimal karena proses pengiriman melalui perantara orang

lain, sehingga pengenalan lembaga kepada calon donatur kurang tersampaikan.

d. Sponshorship

Sponshorship adalah perjanjian kerjasama dengan lembaga atau instasi untuk

meningkatkan branding dari lembaga/intasi itu sendiri. Sponshorship memiliki

kemampuan dalam penyampaian sejumlah bidang komunikasi. Kemasan yang tepat

dapat menciptkan atau memperkuat kesadaran akan nama yang tinggi. LAZIS sering

mengadakan event atau progam yang dapat melibatkan perusahaan atau lembaga

lainya untuk berpartisipasi dalam progam-progam LAZIS.22

e. Design

Design adalah proses perencanaan bentuk dengan tujuan supaya benda yang

dirancang mempunyai fungsi atau berguna. Pengaruh Design akan menembus ke

segala bidang dan merupakan sentral komunikasi yang merupakan prasyarat meraih

keberhasilan dalam komunikasi.23 Penampilan kemasan, cara beriklan semua

mempunyai peran dalam membangkitkan respon emosional publik, dan respon itu

merupakan inti dari sesuatu yang ingin dicapai.

f. Observasi

Observasi merupakan pendataan langsung dilapangan tentang apa saja

kebutuhan yang diperlukan oleh masyarakat. Hal ini bertujuan agar dana ZISWAF

22 Wawancara dengan Najmudin Sholeh Tanggal 4 September 2016

23 Dididn Hafiduduin, Manajemen Zakat Indonesia, (Jakarta: Forum Zakat, 2012), hlm. 55

Page 18: BAB III MANAJEMEN LAZIS JATENG CABANG SOLO TAHUN 2000 … · A. Perkembangan LAZIS JATENG Cabang Solo Tahun 2000-2015 Salah satu pengertian zakat adalah tumbuh dan berkembang, yaitu

66

tersampaikan degan baik kepada masyarakat dalam menentukan progam kerja LAZIS

dalam hal penyaluran dana ZISWAF.24Observasi sangat penting untuk menentukan

setiap progam yang akan dijalankan. Dengan melakukan observasi, lembaga mampu

melihat kondisi masyarakat scara langsung sehingga mampu menentukan progam

sesuai kebutuhan masyarakat.

Menghimpun dana sesungguhnya tidak hanya berupa uang saja, tetapi juga

barang atau jasa yang memiliki nilai komersil. Apabila kinerja yang baik seperti

diharapkan telah tercapai, perlu mengupayakan target yang lebih besar lagi. Masih

ada tugas yang harus diemban yaitu mengupayakan dan mengembangkan perbaikan

terus-menerus (continuous improvement), khusunya dalam kualitas pelayanan dan

cara-cara kerja.25

Karena LAZIS tergolong sebagai lembaga publik, maka sudah selayaknya

jika menerapkan manajemen terbuka. Artinya lembaga tersebut secara sadar

mengembangkan hubungan timbal balik selaku pengelola dana ZISWAF dengan

masyarakat selaku pembayar ZISWAF. Selain itu LAZIS sebagai organisasi

pengelola zakat harus mempunyai empat prinsip yaitu; independen, netral, tidak

diskriminatif, dan tidak berpolitik praktis.26

24 Waawancara Dengan Geget Niko Tanggal 4 Sepember 2016.

25 Umrotul Khasanah, Manajemen Zakat Modern, ( Malang: UIN-Maliki Pres, 2010), hlm. 65

26Wawancara dengan Hatta Syamsyudin Tanggal 4 September 2016.

Page 19: BAB III MANAJEMEN LAZIS JATENG CABANG SOLO TAHUN 2000 … · A. Perkembangan LAZIS JATENG Cabang Solo Tahun 2000-2015 Salah satu pengertian zakat adalah tumbuh dan berkembang, yaitu

67

Lembaga Pengelola Zakat harus Dikelola secara independen maksudnya

lembaga tidak mempunyai ketergantungan kepada orang-orang tertentu atau lembaga

lain, LAZIS dalam hal ini dibawah naungan Yayasan Al-Ihsan Jawa Tengah,

Lembaga yang demikian lebih leluasa memberikan pertanggung jawaban kepada

masyarakat donatur, karena tidak terikat oleh siapapun. Netral berarti tidak

membedakan antar golongan satu dengan golongan lainnya. Karena lembaga ini

didanai oleh masyarakat, berarti lembaga ini milik masyarakat, sehingga dalam

menjalankan aktivitasnya tidak boleh mengguntungkan golongan tertentu saja. Dalam

hal ini LAZIS harus bersikap professional terutama dalam pendayagunaan dana

ZISWAF, jangan sampai mementingkan salah satu golongan tertentu sehingga

menyebabkan pendayagunaan dana ZISWAF kurang maksimal.

Dalam pengelola zakat dalam penyaluran dana ZISWAF juga tidak boleh

mendasarkan pada perbedaan suku atau golongan. Selalu menggunakan parameter-

parameter yang jelas dan dapat dipertanggung jawabkan, baik secara syariah maupun

secara manajemen.27Lembaga Amil Zakat jangan sampai terjebak dalam kaitanya

dengan politik, karena dikhawatirkan dana ZISWAF yang dikumpulkan oleh lembaga

digunakan untuk kepentingan partai politik, mengingat bahwasanya donatur tidak

hanya terdapat dari partai yang bersangkutan melainkan dari berbagai partai. secara

27Umrotul Khasanah, op. cit., hlm. 70.

Page 20: BAB III MANAJEMEN LAZIS JATENG CABANG SOLO TAHUN 2000 … · A. Perkembangan LAZIS JATENG Cabang Solo Tahun 2000-2015 Salah satu pengertian zakat adalah tumbuh dan berkembang, yaitu

68

alami dan benar-benar konsisten menjalankan komitmen sebagai organisasi yang

bertujuan mengentaskan kemiskinan.28

Aspek lain yang juga sangat penting adalah transparansi dana ZISWAF

dengan transparansi pengelola zakat maka akan tercipta susatu system control yang

baik, karena pengontrolan tidak hanya melibatkan pihak internal lembaga melainkan

juga melibatkan pihak eksternal seperti para muzakki maupun masyarakat luas. Oleh

sebab itu LAZIS mengaudit keuangan tiap bulannya kemudian di tampilkan di

majalah bulanan, supaya masyaraat mengetahui keluar-masuk dana ZISWAF di

LAZIS.29

C. Kondisi Sumber Daya Manusia (Amil) LAZIS Al-Ihsan Cabang Solo

1. Manajemen Sumber Daya Manusia (Amil)

Hal terpenting dalam sebuah organisasi adalah manusia, bukan uang, bukan

juga mesin dan peralatan lainnya. Manusia yang mengendalikan dan menggerakan

seluruh sub system dalam menjalankan sebuah system. Untuk mendapatkan sumber

daya manusia yang berkualitas perlu adanya manajemen sumber daya manusia dan

salah satu fungsinya adalah pelatihan danpengembangan (Training and

development)30. Setiap amil31 yang bekerja dengan tepat diperlukan latihan kerja yang

28 Winardi, Perilaku Organisasi, ( Bandung: Tarsito, 1989), hlm. 412

29 Wawancara dengan Sri Rahayu Tanggal 4 September 2016

30Didin Hafidhudduin, Manajemen Zakat Indonesia, ( Jakarta: Forum Zakat , 2012), hlm. 106

Page 21: BAB III MANAJEMEN LAZIS JATENG CABANG SOLO TAHUN 2000 … · A. Perkembangan LAZIS JATENG Cabang Solo Tahun 2000-2015 Salah satu pengertian zakat adalah tumbuh dan berkembang, yaitu

69

tepat. Hal ini penting untuk menghindari kemungkinan adanya ketimpangan antara

kemampuan dan tanggunngjawab dengan pekerjaan atau amanah yang diemban oleh

seorang amil, dengan pelatihan juga diharapkan ssorang amil dapat menyelesaikan

tugas jabatan lebih efektif dan efisien dan sesuai aturan yang sudah ditetapkan.

Pelatihan lebih terarah pada peningkatan kemampuan pada peningkatan

kemampuan dan keahlian SDM lembaga yang berkaitan dengan jabatan atau fungsi

yang menjadi tanggung jawab yang bersangkutan. Tujuannya adalah peningkatan

kinerja individu dalam jabatan atau fungsi saat ini. LAZIS dalam hal ini mengadakan

pelatihan bersama dengan seluruh amil LAZIS se-Jawa Tengah sesuai dengan bidang

masing-masing.32

Sedangkan Pengembangan cenderung lebih bersifat formal, menyangkut

antisipasi kemampuan dan keahlian individu yang harus dipersiapkan bagi

kepentingan jabatan yang akan datang. Sasaran dan progam pengembangan

menyangkut aspek yang lebih luas yaitu peningkatan kemampuan individu untuk

mengantisipasi perubahan yang mungkin terjadi tanpa direncankan atau perubahan

yang direncankan. LAZIS dalam hal ini selalu mengadakan rapat mingguan untuk

menyampaikan aspirasi dan inspirasi dari setiap amil dan juga mengadakan RAKER

31 Amil adalah orang yang diangkat untuk mengumpulkan zakat dan

mendistribusikannya. Mereka dibayar dari zakat sesuai dengan kadar upah orang-orang yang sepadan dengan mereka.

32 Wawancara dengan Ispranoto 4 September 2016

Page 22: BAB III MANAJEMEN LAZIS JATENG CABANG SOLO TAHUN 2000 … · A. Perkembangan LAZIS JATENG Cabang Solo Tahun 2000-2015 Salah satu pengertian zakat adalah tumbuh dan berkembang, yaitu

70

(Rapat Kerja) tahunan untuk menyiapkan dan mengembanngan progam kerja yang

akan dating.33

Sumber Daya Manusia pada sebuah lembaga zakat tidak hanya mempunyai

kemampuan pada skiil nya saja, meliputi aspek pengetahuan dan ketrampilan, serta

mental spiritual.Dalam menjalankan fungsi dalam sebuah lembaga zakat diperlukan

SDM yang memiliki karakteristik yang khas, dimana antara keahlian dan kejujuaran

bersatu padu dalam dirinya. Karakteristik teresebut adalah sebagai berikut:34

a. Muslim yang taat (Kader)

b. Pekerja keras (ulet)

c. Amanah dan tanggung jawab

d. Tabligh(penyampai) dan proaktif

e. Terampil dan jujur

f. Profesional

Menjalankan amanah sebagai seorang amil, dibutuhkan kemampuan dan

keahlian yang mumpuni, tidak hanya dipilih karena mereka tidak ada pekerjaan atau

penganggran. Namun lebih kepada idealisme dan kompetensi. Tanpa itu tujuan dan

maksud Allah terkait zakat akan menjadi kabur dan terjadi penyelewengan-

penyelewengan baik bersifat material maupun syariah.

33 Wawancara denngan Ispranoto 4 Septmber 2016

34Didin Hafidhudduin, Manajemen Zakat Indonesia, ( Jakarta: Forum Zakat , 2012), hlm. 106

Page 23: BAB III MANAJEMEN LAZIS JATENG CABANG SOLO TAHUN 2000 … · A. Perkembangan LAZIS JATENG Cabang Solo Tahun 2000-2015 Salah satu pengertian zakat adalah tumbuh dan berkembang, yaitu

71

2. Kode Etik Amil Zakat

Kode Etik Amil Zakat adalah panduan dan aturan bagi seluruh amil yang

bekerja di lingkungan Badan Amil Zakat maupun Lembaga Amil Zakat, dalam

pemenuhan tanggung jawab profesinya. Tujuan profesi amil zakat adalah mmenuhi

tanggung jawabnya dengan standar professionalisme tertinggi dan mencapai tingkat

kinerja tertinggi, dengan orientasi kepada kepentingan publik, baik muzzaki,

mustahik, mitra kerja, maupun masyarakat luas. Untuk mencapai tujuan tersebut,

terdapat empat kebutuhan dasar yang harus dipenuhi:35

a. Shiddiq / Integritas : Diperlukan individu yang dengan jelas dapat

diindentifikasikan oleh public sebagai sosok yang brakhlakul karimah.

b. Amanah / Kredibilitas : Diperlukan kredibilitas pelayanan dan system

pelayanan, serta terdapatnya keyakinan bahwa semua jasa yang diproleh

dari amil zakat diberikan dengan standar kinerja tinggi.

c. Tabligh / Edukasi, Advokasi, dan Sosialisasi: Diperlukan individu yang

dapat mengedukasi dan mensosialisasikan tentang zakat.

d. Fathanah / Profesionalisme : Diperlukan individu yang dengan jelas

dapat diindentifikasikan oleh publik sebagai professional di bidang

pengelola zakat.

Prinsip Etika Profesi dalam kode Etik Profesi Amil Zakat menyatakan

pengakuan profesi akan tanggung jawabnya kepada publik, yaitu muzzaki/donatur,

35Ibid., hlm. 112

Page 24: BAB III MANAJEMEN LAZIS JATENG CABANG SOLO TAHUN 2000 … · A. Perkembangan LAZIS JATENG Cabang Solo Tahun 2000-2015 Salah satu pengertian zakat adalah tumbuh dan berkembang, yaitu

72

mustahik, mitra kerja dan masyarakat luas. Prinsip ini memadu Amil Zakat dalam

memnuhi tanggung jawab profesionalnya dan merupakan landasan dasar perilaku

etika dan perilaku profesionalnya. Prinsip tersebut adalah sebagai berikut:36

a. Tanggung jawab profesi: Dalam melaksankan tanggung jawabnya

sebagai seorang profesional, setiap Amil Zakat harus senantiasa

menggunakan pertimbangan syariah, moral, dan professional dalam

semua kegiatan yang dilakukan. Profesi Amil Zakat dapat tetap berada

pada posisinya dengan terus menerus memberikan pelayanan pada

tingkat yang menunjukan bahwa kepercayaan masyarakat dipegang

teguh.

b. Kepentingan Publik : setiap Amil Zakat berkewajiban untuk senantiasa

bertindak dalam kerangka pelayanan kepada publik, menjaga

kepercayaan publik dan menunjukan komitmen dan profesionalisme.

c. Integritas : untuk memelihara dan mningkatkan kepercayaan publik,

setiap Amil Zakat harus memenuhi tanggung jawab profesionalnya

dengan integritas setinggi mungkin.

d. Netral dan objektif : setiap amil zakat harus menjaga netralitas dan

objektivitas sehingga bebas dari benturan kepntingan dalam pemenuhan

kewajiban profesionalnya.

36Ibid., hlm. 114

Page 25: BAB III MANAJEMEN LAZIS JATENG CABANG SOLO TAHUN 2000 … · A. Perkembangan LAZIS JATENG Cabang Solo Tahun 2000-2015 Salah satu pengertian zakat adalah tumbuh dan berkembang, yaitu

73

3. Kondisi Sumber Daya Manusia (Amil) di LAZIS Solo

Berkaitan dengan SDM yang ada di LAZIS Solo tidak hanya memanfaatkan

Amil tetap (Full Timer) saja melainkan juga dari Amil tidak tetap (Part Timer). Amil

tetap adalah karyawan/amil yang setiap hari stand by di kantor sesuai waktu yang

sudah ditentukan. Amil tetap layaknya seorang karyawan sebuah perusahaan ataupun

instasi dimana amil tetap harus bekerja sesuai divisi masing-masing yang sudah

diamanahkan. Amil tetap di LAZIS terdapat beberapa divisi untuk menunjang kinerja

LAZIS antara lain:37

a. Direktur : Pimpinan tertinggi di kantor cabang. Direktur berperan

mengkordinasi seluruh karyawan supaya kinerja dari LAZIS dapat berjalan

dengan lancar dan terkordinasi.

b. Keuangan : Sebagai pengatur siklus keuangan lembaga. Keuangan

mempunyai tugas mencatat semua hasil keuangan lembaga, agar keuangan

lembaga tidak berantakan. Lembaga zakat harus menyampaikan hasil

keuanganya kepada masyarakat.

c. Administrasi : Sebagai pencatat semua data-data yang dibutuhkan lembaga

seperti data donatur, mustahik dan juga membuat surat-surat yang

dibutuhkan oleh lembaga.

d. Fundraising : Sebagai penghimpun dana ZISWAF dari para donatur baik

pengambilan dana ZISWAF maupun ekspansi. Fundraising bisa disebut juga

dengan marketing.

37 Wawancara dengan Muhammad Makmur 5 September 2016

Page 26: BAB III MANAJEMEN LAZIS JATENG CABANG SOLO TAHUN 2000 … · A. Perkembangan LAZIS JATENG Cabang Solo Tahun 2000-2015 Salah satu pengertian zakat adalah tumbuh dan berkembang, yaitu

74

e. Pemberdayaan : Sebagai penyalur dana ZISWAF kepada mustahik.

Pemberdayaan juga mempunyai tugas menyiapkan program yang

dibutuhkan oleh masyarakat.

f. Media Kreatif : mempunyai tugas untuk mempromosikan lembaga agar

dikenal masyarakat baik melalui sosial media seperti facebook, blogger,

twitter, dll, dan juga melalui media cetak seperti majalah, buletin, brosur,

spanduk, dll.

g. UPT PESTIMA (Pesantren Yatim Al-Ihsan): merupakansalah satu progam

dari LAZIS Solo. UPT PESTIMA mempunyai tugas mengkoordinasi

Pesantren Yatim baik untuk musyrif maupun santri.

h. UPT KUBE (Kelompok Usaha Bersama) : merupakan salah satu progam

dari LAZIS Solo yang mempunyai tugas untuk mengkoordinasi progam-

progan usaha untuk masyarakat dan mendampinginya supaya progam

KUBE dapat berjalan dengan baik.

i. Relawan : merupakan seseorang yang bersedia membantu dalam setiap

kegiatan yang dilaksankan oleh LAZIS. Relawan tidak terikat kontrak

dengan lembaga hanya ada ketika dibutuhkan oleh lembaga.

Untuk menunjang kinerja dari LAZIS Solo terdapat 115 sumber daya manusia

di LAZIS Jateng Cabang Solo yang terbagi dari amil teteap (full timer) dan juga amil

tidak tetap (part timer). Untuk lebih jelasnya kita lihat table jumlah SDM amil LAZIS

berikut:

Page 27: BAB III MANAJEMEN LAZIS JATENG CABANG SOLO TAHUN 2000 … · A. Perkembangan LAZIS JATENG Cabang Solo Tahun 2000-2015 Salah satu pengertian zakat adalah tumbuh dan berkembang, yaitu

75

Tabel. 8

Jumlah SDM amil di LAZIS Solo Tahun 2015Jenis SDM Jumlah (orang)

Amil Tetap (Full Timer) 15

Amil Tidak Tetap (Part Timer) 100

Total 115

Sumber: Data pribadi LAZIS cabang Solo

Apabila dilihat dari tabel jumlah amil yang ada di LAZIS Solo sebanyak 100

orang amil, baik amil tetap (full timer) maupun amil tidak tetap (part timer. Amil

tetap lebih sedikit dibandingkan dngan amil tidak tetap, amil tetap berjumlah 15

orang sedangkan amil tidak tetap 100 orang. Amil tidak tetap yaitu orang-orang yang

mengelola zakat di OPZ (Organisasi Pengelola Zakat), tapi waktu yang digunakan

adalah paruh waktu atau sambil mengerjakan tugas lain yang lebih diprioritaskan.38

Amil tidak tetap bisa juga disebut relawan yang mempunyai tugas membantu

pelaksanaan progam-progam yang telah dibuat oleh LAZIS, baik membantu dalam

sosialisasi akan progam-progam LAZIS kepada masyarakat juga memabantu dalam

hal penghimpunan dana ZISWAF. LAZIS juga memberdayakan dari kalangan

mahasiswa yang terdapat dari berbagai Universitas di Solo untuk membantu

pelaksanaan progam-progam dari LAZIS.

38Noor Aflah, Strategi Pengelolaan Zakat di Indonesia, ( Jakarta: Forum

Zakat , 2011), hlm. 35