orientasi pengembangan wacana …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... ·...

196
ORIENTASI PENGEMBANGAN WACANA PEMBERITAAN TENTANG KH. ABDURRAHMAN WAHID (STUDY ANALISIS PEMBERITAAN SKH KOMPAS EDISI JANUARI 2010) SKRIPSI untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Sarjana Sosial Islam (S.Sos.I) Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI) RICHA MISKIYYA 071211015 FAKULTAS DAKWAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) WALISONGO SEMARANG 2011

Upload: doantu

Post on 15-Feb-2018

234 views

Category:

Documents


10 download

TRANSCRIPT

Page 1: ORIENTASI PENGEMBANGAN WACANA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) WALISONGO SEMARANG ... Badrul Munir Chair di

ORIENTASI PENGEMBANGAN WACANA

PEMBERITAAN TENTANG

KH. ABDURRAHMAN WAHID

(STUDY ANALISIS PEMBERITAAN SKH

KOMPAS EDISI JANUARI 2010)

SKRIPSI

untuk memenuhi sebagian persyaratan

mencapai derajat Sarjana Sosial Islam (S.Sos.I)

Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI)

RICHA MISKIYYA

071211015

FAKULTAS DAKWAH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) WALISONGO

SEMARANG

2011

Page 2: ORIENTASI PENGEMBANGAN WACANA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) WALISONGO SEMARANG ... Badrul Munir Chair di
Page 3: ORIENTASI PENGEMBANGAN WACANA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) WALISONGO SEMARANG ... Badrul Munir Chair di
Page 4: ORIENTASI PENGEMBANGAN WACANA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) WALISONGO SEMARANG ... Badrul Munir Chair di

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi ini adalah hasil kerja saya sendiri dan

di dalamnya tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar

kesarjanaan di suatu perguruan tinggi di lembaga pendidikan lainnya.

Pengetahuan yang diperoleh dari hasil penerbitan maupun yang belum/tidak

diterbitkan, sumbernya dijelaskan di dalam tulisan dan daftar pustaka.

Semarang, 23 Desember 2011

Richa Miskiyya

NIM. 071211015

Page 5: ORIENTASI PENGEMBANGAN WACANA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) WALISONGO SEMARANG ... Badrul Munir Chair di

MOTTO

“Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang

fasik membawa berita, periksalah dengan teliti (tabayyun)

agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu

kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan

kamu menyesal atas perbuatan itu” (al Hujuraat : 6)

(Departemen Agama RI, 2006 : 516).

Page 6: ORIENTASI PENGEMBANGAN WACANA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) WALISONGO SEMARANG ... Badrul Munir Chair di

PERSEMBAHAN

Skripsi ini penulis persembahkan untuk...

1. Umi Siti Maunah, Ibu terhebat di dunia, Ibu yang di dalam setiap hela

nafasnya adalah doa untuk anak-anaknya, terima kasih untuk segala curahan

kasih Umi, untuk dekap kasih sayang Umi.

2. Abah Zuhri Ahmad, Abah nomor satu di dunia, terima kasih atas segala

nasihat dan semangat yang Abah berikan. Terima kasih telah menanamkan

kekuatan agar Icha selalu jadi perempuan yang kuat dan tak kalah dengan

masalah.

3. Adik-adikku tersayang, Rosa Diyana dan Roghib Azhar Haqiqi yang dengan

tawa dan senyum kalian memberikan pelajaran jika hidup ini terlalu indah

untuk ditangisi.

4. Badrul Munir Chair, Putra Madura dan Purnama yang bercahaya terang di

hatiku. Terima kasih untuk semua motivasimu yang selalu menanamkan

kekuatan dan pembelajaran bahwa semua persoalan tak akan pernah selesai

hanya dengan tangis dan air mata.

Page 7: ORIENTASI PENGEMBANGAN WACANA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) WALISONGO SEMARANG ... Badrul Munir Chair di

ABSTRAKSI

Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana konstruksi Surat Kabar

Harian Kompas dalam pemberitaan tentang KH. Abdurrahman Wahid (study

analisis edisi Januari 2010).

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan jenis penelitian kualitatif,

spesifikasinya adalah deskriptif dan pendekatan wacana. Adapun model wacana

yang dipilih adalah model wacana Teun A van Dijk dengan kognisi sosialnya.

Sebagai mahasiswa Komunikasi dan Penyiaran Islam, penulis tertarik

menggunakan pendekatan wacana ini, sekaligus untuk memperdalam bagaimana

pola kerja dari analisis wacana utamanya model kognisi sosial Teun A van Dijk.

Dalam meneliti dengan menggunakan model ini, profesor Universitas Amsterdam

ini digambarkan memiliki tiga dimensi/bangunan ; teks, kognisi sosial, dan

konteks sosial. Inti analisis van Dijk adalah menggabungkan ketiga dimensi

wacana tersebut ke dalam satu kesatuan analisis.

Kesimpulan yang dapat diambil dalam penelitian ini adalah Kompas

memiliki konstruksi berita yang cenderung pada sikap dukungan akan sepak

terjang Gus Dur tentang Pluralisme dan dukungan terhadap pengajuan gelar

Pahlawan terhadap Gus Dur. Kompas yang banyak mengangkat latar belakang

sikap pluralisme Gus Dur semakin menegaskan jika Kompas lebih mengupas

sosok Gus Dur dalam berita sebagai seorang Pluralis bukan sebagai seorang

Mantan Presiden maupun Kyai.

Dalam analisis keagamaannya, penulis melihat berita-berita yang ada

apabila dilihat dari kaca mata keagamaan termuat sikap-sikap toleransi yang juga

ada dalam Al Qur‟an dan Hadits. Kompas nampaknya menggunakan kesempatan

praktik ideologinya untuk membangun citra positif seorang KH. Abdurrahman

Wahid sebagai pahlawan pluralisme di mata masyarakat Indonesia.

Page 8: ORIENTASI PENGEMBANGAN WACANA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) WALISONGO SEMARANG ... Badrul Munir Chair di

KATA PENGANTAR

Bismillahirrohmanirrohim

Segala puji bagi Allah SWT, Tuhan semesta alam yang menciptakan

langit dan bumi serta segala isinya. Sang Maha Pengasih dan tak pilih kasih.

Segala kuasa milikNya, yang telah memberikan hamba segala petunjuk untuk

menjalani hidup di jalan yang benar dan diridloi.

Sholawat dan salam selalu tercurah kepada Nabi Muhammad SAW,

nabi akhir zaman yang diutus untuk menyebarkan Islam di dunia ini. Semoga

kelak kita mendapatkan syafaatnya serta diakui menjadi umatnya kelak di yaumil

akhir.

Penulis yakin, tanpa bantuan dari pihak-pihak terkait, skripsi dengan

judul Orientasi Pengembangan Wacana Pemberitaan Tentang KH. Abdurrahman

Wahid (Study Analisis Pemberitaan SKH Kompas Edisi Januari 2010) tidak

mungkin akan selesai. Penulis ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang

secara langsung maupun tidak langsung telah memberikan bantuan dan semangat

kepada penulis untuk dapat menyelesaikan skripsi ini.

Penulis meminta maaf sekiranya tidak dapat menyebut satu persatu

semua pihak yang telah membantu dalam proses penggarapan skripsi ini. Penulis

mengucapkan terima kasih, utamanya kepada :

1. Prof. Dr. H. Muhibbin, M.A, selaku Rektor IAIN Walisongo Semarang.

2. Dr. Muhammad Sulthon, M.Ag., selaku Dekan Fakultas Dakwah IAIN

Walisongo Semarang.

3. Dra. Hj. Siti Solihati, MA, selaku dosen wali sekaligus Dosen Pembimbing

Bid. Metodologi yang selalu sabar memberikan waktu serta nasihat di tahun-

tahun pembelajaran bagi penulis serta memberikan pelajaran tentang arti

penting semangat dan kesabaran dalam menuntut ilmu.

4. Dr. H. Moh Zuhri, selaku Dosen Pembimbing Bid. Materi yang dengan sabar

telah meluangkan waktu untuk membimbing penulis dalam menyelesaikan

skripsi ini.

5. Dosen Fakultas Dakwah yang selama ini telah menjadi guru yang sabar

mendidik mahasiswanya di bangku kuliah. Segenap karyawan yang telah

Page 9: ORIENTASI PENGEMBANGAN WACANA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) WALISONGO SEMARANG ... Badrul Munir Chair di

membantu menyelesaikan administrasi.

6. Abah H. Zuhri Ahmad dan Umi Siti Maunah, yang selalu memberikan doa

restu, selalu mengajarkan arti penting sebuah keluarga. Menghapus air mata

anak-anaknya dengan doa di tiap detiknya.

7. Adikku tersayang Rosa Diyana dan Roghib Azhar Haqiqi, my partner in crime

at home, terima kasih untuk semua tawa yang kalian berikan, karena tawa dan

kepolosan kalian menjadi semangat yang tak pernah padam untukku.

8. Keluarga besar Eyang H. Faidloni, Simbah Saidah, Budhe Kah, Budhe Ah, Om

In, Mbak Pur, Om Wing, Mbak Umi, semua kakak dan adik sepupuku, terima

kasih untuk semua kehangatan yang diberikan untukku.

9. Seseorang yang selalu menghiasi hari-hariku menjadi berwarna, selalu

membuatku tersenyum di setiap sedihku, membuatku tegar di setiap rapuhku,

membuatku tetap semangat menjalani hari-hari terberatku, Purnama yang

selalu bersinar terang di hatiku, Badrul Munir Chair di kota cinta, Yogyakarta.

10. Teman-teman KPI A angkatan 2007, Zuni Indana Zulfa, Andika, Ruru, Ririn,

Nia, Nisa, Iswati, Hanik, Irna, Jono, Mukti, Soleh.

11. Sahabat-sahabat terbaikku, Zuni, Usfy, Ruru, terima kasih untuk semua

kebahagiaan yang telah kalian berikan, kalian adalah sahabat terhebat.

12. Kawan-kawan LPM MISSI yang selalu setia mendengar ocehan dan keluh

kesahku, Mas Oji, Yudi, Diah, Sarx, Anam, Jibril, Arifah, Virly, Budiman,

Anif, Fitri, Meiwan, Sasa, Kiki, Ririn, Tien-tien, dan teman-teman yang tidak

bisa aku sebutkan satu persatu.

13. Anak Koz Crazy House, Mbak Izza, Yuyun, dan Mbak Nana, terima kasih

untuk ketulusan kalian, kita adalah keluarga yang indah.

14. Sohib-sohib KKN Dusun Pakisan Desa Patean, Mbak Dian, Mega, Ida, Umi,

Ika, Mas Bro, Mas Said, Mas Azani, Mas Sunawar. Terima kasih untuk semua

pembelajaran di setiap permasalahan.

15. Sahabat-sahabat di kelas Cendol (Cerita Nulis Diskusi On Line) Universal

Nikko, untuk Kepsek Mayoko Aiko, Suker Donatus A. Nugroho, Suker Putra

Gara, Sekretaris seksi Divin Nahb, semua cendolers di Jateng-DIY, Aceh,

Medan, Jakarta, Bandung, Cirebon, Surabaya, Hongkong, Singapura,

Page 10: ORIENTASI PENGEMBANGAN WACANA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) WALISONGO SEMARANG ... Badrul Munir Chair di

Melbourne, terima kasih untuk semua tawa stres kalian yang membangkitkan

inspirasi, untuk semua pelajaran menulis juga nasihat kehidupan, kalian adalah

keluargaku yang dengan setia selalu ada, satu untuk semua, bukan semua untuk

satu.

Semoga segala kebaikan yang telah diberikan mendapat balasan yang sesuai

dari Allah. Amin.

Penulis menyadari ada banyak kesalahan dalam skripsi ini. Oleh

karenanya kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan sebagai

pembelajaran untuk pencapaian yang lebih baik di masa mendatang.

Semarang, 23 Desember 2011

Penulis

Page 11: ORIENTASI PENGEMBANGAN WACANA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) WALISONGO SEMARANG ... Badrul Munir Chair di

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL .............................................................................. i

NOTA PEMBIMBING ........................................................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN ................................................................ iii

HALAMAN PERNYATAAN ............................................................... iv

HALAMAN MOTTO ............................................................................ v

PERSEMBAHAN .................................................................................. vi

ABSTRAKSI .......................................................................................... vii

KATA PENGANTAR ........................................................................... viii

DAFTAR ISI .......................................................................................... xi

DAFTAR TABEL .................................................................................. xiii

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah ...................................................... 1

1.2. Perumusan Masalah ............................................................. 7

1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian ............................................ 7

1.4. Tinjauan Pustaka ................................................................. 8

1.5. Metode Penelitian ................................................................ 14

1.6. Sistematika Penulisan .......................................................... 27

BAB II DAKWAH DAN MEDIA MASSA

2.1. Pengertian dan Tujuan Dakwah ........................................... 29

2.2. Materi dan Media Dakwah .................................................. 32

2.3. Surat Kabar Sebagai Media Dakwah .................................. 38

BAB III GAMBARAN UMUM SKH KOMPAS, PROFIL GUS DUR

DAN DATA PEMBERITAAN WAFATNYA GUS DUR

3.1. Profil SKH Kompas ............................................................ 62

3.2. Profil Gus Dur …………………………………………….. 75

3.3. Gambaran Umum Pemberitaan Kompas............................... 79

3.4. Data Pemberitaan Wafatnya Gus Dur .................................. 80

BAB IV ANALISIS WACANA TERHADAP PEMBERITAAN

WAFATNYA GUS DUR

Page 12: ORIENTASI PENGEMBANGAN WACANA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) WALISONGO SEMARANG ... Badrul Munir Chair di

4.1. Analisis Teks dan Kognisi Sosial ........................................ 90

4.2. Analisis Konteks Sosial ........................................................ 167

4.3. Analisis Keagamaan ............................................................. 168

BAB V PENUTUP

5.1. Kesimpulan .......................................................................... 176

5.2. Saran .................................................................................... 178

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................ 179

LAMPIRAN

BIODATA PENULIS

Page 13: ORIENTASI PENGEMBANGAN WACANA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) WALISONGO SEMARANG ... Badrul Munir Chair di

BIODATA

Nama : Richa Miskiyya

NIM : 071211015

TTL : Grobogan, 08 November 1989

Alamat Asli : Meubel STM, Jl. Ahmad Yani 139, Gubug-Grobogan 58164

E-mail : [email protected]

No. HP : 08985 696 246

Pendidikan :

1. SD Negeri 05 Gubug

2. SLTP Negeri 01 Gubug

3. MA NU Banat Kudus

4. IAIN Walisongo Semarang Fakultas Dakwah Jurusan KPI

Prestasi :

1. Juara II Lomba Cipta Cerpen Mahasiswa Tingkat Nasional di

STAIN Purwokerto 2010

2. Juara II Lomba TV News Reader di IAIN Walisongo 2010

3. 10 Besar Lomba Cipta Puisi Peksimida Jateng 2010

4. 10 Besar Lomba Cipta Cerpen Mahasiswa Tingkat Nasional di

UNTIRTA Banten 2011

5. Juara I Lomba Cerpen All About Grobogan 2011

6. Juara Favorit Lomba Cerpen Nasional Rohto 2011

Page 14: ORIENTASI PENGEMBANGAN WACANA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) WALISONGO SEMARANG ... Badrul Munir Chair di

BAB I

PENDAHULUAN

I.I Latar Belakang

Kepergian mantan Presiden KH. Abdurrahman Wahid (Gus Dur) telah

menciptakan kekosongan eksistensial bagi para sahabat, murid, dan

pengagumnya. Kepergian Gus Dur pun tidak hanya menyentuh rasa duka yang

mendalam, tetapi sekaligus menyingkap reputasinya sebagai tokoh agama,

pejuang demokrasi, pemimpin politik, pembela kaum minoritas, pengusung

hak asasi, dan pahlawan pluralisme (Kompas, Senin, 31 Desember 2009).

Berbagai kalangan pun berduka, tak hanya dari kalangan Nahdliyyin

saja, masyarakat dari kalangan minoritas Tiong hoa pun merasakan duka yang

mendalam. Selain warga Nahdliyyin, para pemuka agama lintas agama juga

hadir di kompleks Ponpes. Mereka duduk di tenda tamu pelayat. Di antara

mereka, tampak biksu yang mengenakan pakaian warna kuning dan merah hati

(Hadi, 2010 : 96).

Meninggalnya Gus Dur menjadi sesuatu yang berbeda tatkala

pemakamannya dihadiri tak hanya dari lintas kalangan, tapi juga dari lintas

agama. Setelah wafatnya Gus Dur wacana pemberian gelar pahlawan nasional

untuk Gus Dur pun bergulir (Kompas, 06 Januari 2010).

Berita mengenai Gus Dur menjadi headline di berbagai media massa.

Selama hampir sebulan berita-berita terkait pun menghiasi media, khususnya

media cetak pada bulan Januari 2010. Tak hanya berita bela sungkawa, namun

juga berita-berita seputar wacana gelar pahlawan Gus Dur. Para pakar

Page 15: ORIENTASI PENGEMBANGAN WACANA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) WALISONGO SEMARANG ... Badrul Munir Chair di

komunikasi mengakui bahwa pengaruh media massa tidak seampuh peluru

tajam. Tidak selalu apa yang dikehendaki dan diinformasikan oleh media

massa terjadi dan berpengaruh, baik itu positif maupun negatif pada diri si

penerima informasi. Namun dalam jangka panjang daya pengaruh itu diyakini

akan berdampak, sebagaimana air yang menitik dari langit-langit goa

membentuk stalagtit dan stalagmit (Baso, 1992 : xi).

Media massa menjalankan fungsi untuk mempengaruhi sikap dan

perilaku masyarakat. Melalui media, masyarakat dapat menyetujui atau

menolak kebijakan pemerintah. Lewat media pula, berbagai inovasi atau

pembaruan bisa dilakukan oleh masyarakat. Berbagai keinginan, aspirasi,

pendapat, sikap juga bisa disebarluaskan melalui media. Sosialisasi kebijakan

tentang devaluasi mata uang rupiah atau kenaikan tunjangan Pegawai Negeri

Sipil (PNS) yang perlu diketahui secara cepat oleh masyarakat, tidak perlu

dilakukan secara tatap muka. Pemerintah cukup melakukan press release ke

media atau mengundang wartawan untuk jumpa pers. Dalam waktu singkat

informasi itu akan terebar luas ke masyarakat (Nuruddin, 2004 : 69).

Indonesia kini memang sedang memasuki era baru, era demokrasi. Pers

dan media massa muncul bak jamur di musim hujan. Penampilannya pun jelas

jauh lebih berani bersikap kritis terhadap penguasa dibanding masa-masa Orde

Baru. Media massa selama era Orde Baru memang jauh dari fungsinya sebagai

penegakan suatu public sphere. Pers dan berbagai lembaga pendidikan serta

lembaga publik lainnya, diupayakan oleh penguasa agar sepenuhnya bisa

berfungsi sebagai aparatus ideologi negara berpasangan dengan sejumlah

Page 16: ORIENTASI PENGEMBANGAN WACANA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) WALISONGO SEMARANG ... Badrul Munir Chair di

aparatus represif negara, seperti militer dan kelompok-kelompok political

thugs (preman-preman politik) yang dibina penguasa. Setelah Orde Baru

lengser, pers memang tampil beda. Pers menjadi lebih agresif dan kreatif

dalam memberi nilai tambah suatu berita, dan juga dalam mengeksplorasi isu-

isu permasalahan untuk diolah menjadi komoditi informasi (Dedy N Hidayat

dalam Sudibyo, 2001 : viii).

Masa transisi yang kita alami sekarang membuat sebagian pers

menderita semacam krisis identitas atau gegar budaya. Mereka tercerabut dari

fondasi yang lama, akan tetapi belum berpijak pada fondasi baru yang kokoh.

Tidak mengherankan jika era reformasi sering didefinisikan sebagai era

kebebasan tanpa batas, sehingga banyak pers, terutama media baru yang

muncul pada masa transisi ini kebablasan dalam pemberitaan dan

penyajiannya (Mulyana, 2008 : 100).

Sesungguhnya tugas mulia media adalah menyampaikan kebenaran,

namun tugas menyampaikan kebenaran itu tidaklah sederhana. Ada berbagai

kepentingan yang ”berbicara” yang pada gilirannya memberi bentuk pada

kebenaran yang disampaikan. Selalu saja ada ketegangan di antara pihak yang

memiliki kepentingan dan masyarakat umum sebagai konsumen berita.

Media massa menyampaikan segala bentuk informasi sesuai dengan

kebutuhan dan keinginan masyarakat. Seiring dengan berkembangnya zaman,

media menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan masyarakat.

Keberadaan media massa nasional maupun lokal merupakan suatu bentuk

tuntutan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Perbedaan mendasar dari

Page 17: ORIENTASI PENGEMBANGAN WACANA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) WALISONGO SEMARANG ... Badrul Munir Chair di

keduanya adalah jangkauan wilayah yang berdampak pada berita yang

dihasilkan.

Berita bukanlah foto kopi dari realitas. Ia hanyalah rekonstruksi dari

realitas. Sedangkan rekonstruksi, tidak mungkin sama dan sebangun dengan

apa yang dikonstruksi ini, yaitu realitas. Hasil dari rekonstruksi bagaimanapun

banyak tergantung pada orang yang mengerjakan rekonstruksi tadi, yaitu

wartawan pada tahap permulaannya dan gatekeeper atau redaktur pada tahap

berikutnya (Shobur, 2002 :vii-viii).

Pers punya tugas besar dan mulia, yakni untuk mengembangkan wacana

yang sehat demi kepentingan rakyat banyak. Melalui penyajiannya, pers

seyogyanya lebih berempati terhadap pihak-pihak yang dirugikan dan

menderita. Pada gilirannya wacana yang sehat dapat dikembangkan untuk

mencari solusi atas persoalan yang ada (Mulyana, 2008 : 104 ).

Melalui studi wacana kritis ini, akan diketahui kontruksi berita yang

ditampilkan oleh Surat Kabar Harian (SKH) Kompas. Penulis akan berusaha

menemukan konstruksi yang ditampilkan Kompas dalam pemberitaan tentang

KH. Abdurrahman Wahid (Gus Dur).

Bagi sebagian insan pers, Gus Dur barangkali menjadi makluk yang

paling menggemaskan. Di satu sisi, sejarah telah menunjukkan Gus Dur

adalah gabungan dari kualitas negarawan, politisi, budayawan, agamawan, dan

intelektual dengan sumbangan pemikiran dalam proses demokratisasi selama

Orde Baru. Pers pun mengakui kepeloporan Gus Dur dalam memperjuangkan

Page 18: ORIENTASI PENGEMBANGAN WACANA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) WALISONGO SEMARANG ... Badrul Munir Chair di

gagasan-gagasan keterbukaan politik, pluralisme, inklusivisme, pemberdayaan

sipil, dan lain-lain.

Tingkah laku Gus Dur yang ”semau gue”, tak acuh terhadap kritik-kritik

yang datang dari berbagai penjuru menjadi kurang bersahabat di mata pers.

Sebagai kekuatan sosial yang telah sedemikian rupa terbuai oleh ”ideologi”

reformasi, pers tak bisa tinggal diam melihat polah tingkah Gus Dur

(Sudibyo, 2009 : 243-244)

Dalam pemberitaan Kompas ketika Gus Dur masih memegang tampuk

kekuasaan Kompas melakukan pemberitaan dengan memberikan ruang yang

relatif berimbang antara sumber berita yang pro maupun yang kontra Gus

Dur (Sudibyo, 2009 : 289)

Pada akhir tahun 2009 tokoh kontroversial yang terkenal dengan

kalimat ”Gitu Aja Kok Repot” telah tiada, tak hanya umat Islam saja yang

mengiringi kepergiannya, berbagai elemen masyarakat terdiri dari Kiai, Biksu,

serta masyarakat Tionghoa pun juga turut menghadiri pemakamannya

(http://www.inilah.com/read/detail/252742/gus-dur-dimakamkan-pukul-1300-

wib/ diakses 06 Maret 2011)

Gus Dur dipandang sebagai salah satu tokoh yang paling garang

menyerukan persamaan kaum minoritas, khususnya kaum Tionghoa. Tak

hanya dalam hal sosial dan ideologi saja, tapi Gus Dur juga dipandang sebagai

tokoh penting dalam bidang seni dan budaya. Sehingga itulah yang

menyebabkan Gus Dur bisa dekat dengan semua kalangan dan banyak orang

merasa kehilangan karena kepergiannya. Kompas pun menampilkan foto Gus

Page 19: ORIENTASI PENGEMBANGAN WACANA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) WALISONGO SEMARANG ... Badrul Munir Chair di

Dur penuh dalam halaman depannya sehari setelah wafatnya Bapak Pluralisme

tersebut.

Bagaimana Kompas memaknai peristiwa wafatnya Gus Dur? Apakah

Kompas menyorot Gus Dur sebagai tokoh Islam di Indonesia atau lebih

menyorot Gus Dur sebagai tokoh nasional yang inklusif?

Penelitian ini berusaha mengkaji seputar pemberitaan tentang tema

tersebut dalam harian Kompas. Penulis akan berusaha menemukan

kecenderungan sikap Kompas dan bagaimana Kompas mengkonstruksikan

berita dan mengembangkan wacana pemberitaan Gus Dur di tengah

masyarakat pasca Gus Dur wafat.

Alasan kenapa penulis memilih Kompas sebagai subyek penelitian ini

adalah karena Kompas dianggap sebagai representasi kaum Nasrani. Harian

ini diterbitkan atas inisiatif partai Katolik dan sejumlah jurnalis Katolik.

(Akbar, 1995 : 52). Ketika partai Katolik difusikan ke dalam PDI tahun1973

Kompas mulai berusaha menjadi koran yang independen (Nugroho, 1999 : 7).

Subyek ini penulis anggap relevan karena mengkaji media yang

memiliki ideologi berbeda dengan tokoh besar agama dalam peristiwa

tersebut.

Peneliti meneliti masalah di atas dengan judul “Orientasi Media dalam

Pengembangan Wacana Pemberitaan Wafatnya KH. Abdurrahman Wahid

(Study Kasus Pemberitaan dalam Surat Kabar Harian Kompas Edisi Januari

2010)”

Page 20: ORIENTASI PENGEMBANGAN WACANA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) WALISONGO SEMARANG ... Badrul Munir Chair di

1.2 Perumusan Masalah

Dari latar belakang yang telah diuraikan di atas, dapat dirumuskan

permasalahan yang menjadi pembahasan dalam penelitian ini yaitu :

1. Bagaimana konstruksi berita dalam pemberitaan KH. Abdurrahman

Wahid di SKH Kompas?

2. Bagaimana Orientasi media dalam pengembangan wacana pemberitaan

KH. Abdurrahman Wahid dalam SKH Kompas ?

3. Bagaimana pemberitaan KH. Abdurrahman Wahid dalam SKH

Kompas ditinjau dari sudut pandang keagamaan?

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian

a. Tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui konstruksi berita dalam pemberitaan tentang KH.

Abdurrahman Wahid di SKH Kompas.

2. Untuk mengetahui orientasi SKH Kompas dalam mengembangkan

wacana pemberitaan KH. Abdurrahman Wahid (Gus Dur).

3. Untuk meninjau pemberitaan tentang KH. Abdurrahman Wahid dalam

SKH Kompas ditinjau dari keagamaan / dakwah

b. Manfaat penelitian yang bisa diperoleh dalam penelitian ini :

1. Manfaat Akademis

Memberikan sumbangsih bagi Ilmu Komunikasi khususnya penelitian

dengan menggunakan metode analisis wacana kritis yang menjelaskan

Page 21: ORIENTASI PENGEMBANGAN WACANA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) WALISONGO SEMARANG ... Badrul Munir Chair di

bahwa media massa mempunyai ideologi dan politik yang berbeda –

beda dalam setiap pemberitaannya.

2. Manfaat Praktis

a). Untuk media, diharapkan agar lebih objektif, berimbang dan

netral dalam penyusunan berita.

b). Untuk masyarakat, agar mengetahui bagaimana sebuah berita

diproduksi sehingga diharapkan dapat lebih kritis dan selektif

dalam memahami berita yang disajikan oleh sebuah media tidak

selalu bersifat netral.

1.4 Tinjauan Pustaka

Dalam penelitian ini penulis menyadari bukanlah satu-satunya orang

yang mengangkat tema tentang pemberitaan di media massa. Setelah penulis

teliti, baik di perpustakaan maupun media-media lain, ternyata telah ada

beberapa pihak yang mengangkat penelitian pemberitaan media cetak. Namun

dalam penelitian ini tentu saja berbeda dengan yang lainnya, terutama masalah

tema dan obyek penelitian. Di antara penelitian yang pernah dilakukan antara

lain :

a. Januri Cholis (2006) Dalam penelitian tersebut penulis mengangkat

Studi Kritis terhadap Wacana Jaringan Islam Liberal (Pendekatan

Critical Discourse Analysis atas Teks rubrik Kajian Utan Kayu Jawa

Pos). Dalam penelitiannya Januri menggunakan Pendekatan yang

digunakan adalah Analisis Wacana Kritis (Critical Discourse Analyisis).

Page 22: ORIENTASI PENGEMBANGAN WACANA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) WALISONGO SEMARANG ... Badrul Munir Chair di

meneliti tentang pemikiran yang bisa dikatakan layak diteliti apabila teks

yang akan diteliti itu menjadi perbincangan dan perdebatan publik,

menjadi referensi banyak orang dan kebenaran tunggal (dogmatisme),

bahkan menjadi pusat kebenaran (logosentrisme) oleh sebagian orang

(bagi pendukungnya). Atas kebekuan logosentrisme dan otoritas

dogmatisme itulah diperlukan kajian ulang terhadap teks-teks (wacana)

yang demikian itu. Ulil sebagai representasi dari JIL telah menjadi tokoh

publik yang diperdebatkan banyak orang, pendapatnya dikutip di sana-

sini, ia dipuji dan dibela banyak kalangan intelektual, agamawan dan

yang berkepentingan dengannya. Di sisi lain, ia dihujat, difitnah, dan

dihalalkan darahnya untuk dibunuh. Di sinilah kajian terhadap teks

rubrik Kajian Utan Kayu Jawa Pos menjadi penting, mengingat teks-

teks yang diwacanakan merupakan wacana-wacana Islam Liberal dan

kontroversial.

Adapun hasil dari penelitian ini adalah dari analisis gagasan-gagasan JIL

rasanya sulit untuk mengatakan bahwa JIL sedang berdakwah,

melainkan sedang mencari keuntungan dari proyek liberalisme, karena

gagasan-gagasan yang disampaikannya itu tidak sesuai dengan cita-cita

JIL, kebutuhan masyarakat paling mendasar dan merupakan tuntutan

proyek Liberalisme Jika disepakati bahwa proses komunikasi JIL

melalui Jawa Pos proses dakwah Islamiah, yang menyampaikan pesan-

pesan dakwah, maka para penulis dalam rubrik Kajian Utan Kayu

merupakan juru dakwah(seorang da‟i). Namun demikian, dalam Islam

Page 23: ORIENTASI PENGEMBANGAN WACANA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) WALISONGO SEMARANG ... Badrul Munir Chair di

telah digariskan bagaimanaseorang da‟i yang ideal dalam membimbing

umat Islam.Ada istilah “penulis islami”, atau “penulis muslim”. Kedua

istilah ini bisa disamakan dengan “juru dakwah” atau “da‟i”. Penulis

islami selalu memadukan profesionalisme jurnalistik dan mendasarkan

pada prinsip-prinsip amar ma’ruf-nahi mungkar. Penulis Muslim selalu

mengabarkan kebenaran Islam dan berpegang teguh pada nilai-nilai

Islam. Juru dakwah selalu menghindari gambar-gambar porno, tidak

menebar fitnah, dan memutar balikkan fakta, tidak berbohong, tidak

menebar gosip, mendukung kemaksiatan dan kezaliman. Beberapa teori

di atas dapat dikaitkan dengan kenyataan sesungguhnya dari apa yang

dilakukan oleh JIL dan tangggapan masyarakat. Secara sekilas, benar

jika JIL dikatakan bahwa JIL sedang berdakwah, karena menyampaikan

materi-materi dakwah, namun jauh dari konsep yang ideal tentang

dakwah islamiah itu sendiri.

b. Jami‟atus Safi‟iyah (2006) berjudul Kecenderungan Media Cetak dalam

Memberitakan Terorisme di Indonesia (Analisis Harian Kompas dan

Republika Edisi Oktober-Desember 2002). Dalam penelitian ini penulis

dalam menganalisis menggunakan metode induktif, yang berangkat dari

hal-hal khusus kemudian ditarik kesimpulan secara umum. Untuk

pendekatannya sendiri, penulis menggunakan analisis framing yang

mencoba mengungkap rahasia perbedaan maupun pertentangan media

dalam mengungkapkan fakta.

Page 24: ORIENTASI PENGEMBANGAN WACANA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) WALISONGO SEMARANG ... Badrul Munir Chair di

Adapun hasil sementara penelitian ini adalah Kompas cenderung

memaknai peristiwa peledakan bom di Bali (12 Oktober 2002)

merupakan tindakan terorisme. Hal ini dipertegas Kompas dalam

mengambil kutipan Menkopolkam Susilo Bambang Yudhoyono, sebagai

judul berita tanggal 14 Oktober 2002. Ini semakin mempertegas Kompas

dalam memaknai terorisme, dengan menurunkan berita tersebut Kompas

memberikan tekanan terhadap peristiwa bom Bali adalah perbuatan

kelompok biadab sehingga mempertegas bahwa Indonesia sebagai

sarang teroris. Tidak hanya kutipan dari Yudhoyono yang mengarah

peristiwa bom Bali sebagai tindakan terorisme, Kompas juga

menurunkan beberapa berita yang membenarkan pandangan tersebut

c. Ahmad Nurdin (2006), penulis mengangkat penelitian dengan judul

Pemberitaan Aktifis Aliansi Gerakan Anti Pemurtadan (AGAP) di

Majalah Tempo Edisi 5-11 September 2005 Paska Tragedi Penutupan

Gereja-gereja di Bandung, penulis memilih majalah TEMPO disebabkan

media yang terbit perminggu ini mempunyai kekhasan dibanding dengan

majalah lain, antara lain bentuk penulisan majalah TEMPO yang

investigatif (indepth news) dan lugas juga memiliki sejarah yang unik

dibanding media-media yang lain. Tempo dalam pemberitaannya cenderung

menggunakan bahasa yang kritis sehingga sering mampu membuat telinga

merah para pejabat.

Karena kekritisannya tersebut majalah TEMPO dua kali mengalami

pelarangan terbit atau “pembredelan” oleh rezim orde baru pada tahun 1982

dan 1994. Tidak hanya itu, selepas orde baru TEMPO juga pernah

Page 25: ORIENTASI PENGEMBANGAN WACANA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) WALISONGO SEMARANG ... Badrul Munir Chair di

berurusan dengan Tomy Winata. Sehingga dalam menyikapi banyaknya

media yang beredar dengan berita yang hampir sama dan banyak

kecenderungan berbeda maka, kekritisan masyarakat dalam menikmati

sebuah media sangat diperlukan. Hal ini diperlukan guna menyaring

kebenaran pemberitaan dalam sebuah media.

Dalam penelitiannya ini penulis menggunakan penulis menggunakan

pendekatan analisis wacana Teun Van Dijk yang mencakup analisis teks,

analisis sosial dan analisis kognisi sosial. Hasil dari penelitian ini adalah

Berdasarkan data yang telah penulis teliti, maka dapat diambil beberapa

kesimpulan sebagai berikut:

1). SKB dua menteri antara Menteri Agama dan Menteri Dalam Negeri tahun

1969 dianggap sebagai batu sandungan oleh umat Nasrani dalam

mendirikan tempat peribadatan.

2). Banyaknya aliran dalam gereja Protestan menjadikan tuntutan kebutuhan

tempat ibadah.

3).Pemberitaan tentang AGAP (Aliansi Gerakan Anti Pemurtadan) cenderung

negatif. Hal ini karena kepiawaian penulis ditambah pihak Nasrani, mereka

cenderung memanfaatkan citra anarkisme dalam memberitakan AGAP.

4). Informasi tentang Nasrani cenderung mendorong kesan “Nasrani sebagai

pihak yang teraniaya”.

5). Wacana yang dikembangkan pihak Nasrani cenderung mendominasi.

d. Teguh Wibisono (2008), penulis mengangkat judul skripsi Analisis

Pemberitaan Al Jama’ah Al Islamiyah dalam Peristiwa Bom Bali II di

Page 26: ORIENTASI PENGEMBANGAN WACANA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) WALISONGO SEMARANG ... Badrul Munir Chair di

Majalah Gatra Edisi Oktober-Desember 2005. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa psikologis GATRA menolak jihad versi AL-Jama'ah

Al-Islamiyah dan menentang keras perilaku aksi teror, baik atas nama

idiologi tertentu maupun atas nama agama (Islam). GATRA dalam

membentuk berita lebih memfokuskan dan menyudutkan sekumpulan dari

anggota Al-Jama'ah Al-Islamiah sebagai pelaku teror di Indonesia.

Secara sosiologis GATRA, menampilkan dan memuat berita yang aktual,

tajam dan akurat, namun terdapat beberapa kejanggalan didalamnya bahwa

berita yang dimuat selalu menampilkan narasumber dari pihak pemerintah,

sehingga kebijakan yang muncul secara tidak langsung akan dipengaruhi

oleh kebijakan pemerintah pula. Meski GATRA berupaya menampilkan

berita yang akurat, aktual, tajam tanpa ada tendensi dari pihak manapun.

Dari telaah pustaka yang penulis deskripsikan di atas ada beberapa

perbedaan mendasar yang perlu digarisbawahi. Mengapa peneliti mengambil

rujukan dari beberapa peneliti terdahulu karena peneliti anggap cukup

relevan dalam pemilihan data dan media yang diteliti dengan penelitian

yang peneliti teliti. Adapun hal yang membedakan antara penelitian diatas

dengan yang akan penulis teliti yaitu terletak pada subjek, objek, waktu

penelitian dan metode analisis data. Sedangkan pada penelitian ini,

mengangkat sisi-sisi yang belum pernah dibahas oleh peneliti-peneliti

terdahulu yaitu dengan mengambil penekanan pada format konstruksi

pemberitaan media cetak dan orientasi pengembangan wacana dalam

masyarakat dengan menggunakan pendekatan analisis wacana Van Dijk

Page 27: ORIENTASI PENGEMBANGAN WACANA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) WALISONGO SEMARANG ... Badrul Munir Chair di

guna mengetahui bagaimana kecenderungan, penonjolan, maupun

frekuensi pemberitaan berkenaan dengan wafatnya Gus Dur dalam SKH

Kompas.

1.5 Metode Penelitian

a. Jenis dan Pendekatan

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Jenis penelitian ini

adalah penelitian pustaka. Dalam hal ini penulis memanfaatkan riset

pustaka yang mana dalam riset pustaka tidak hanya sekedar membaca dan

mencatat literatur namun juga berkenaan dengan kegiatan mengolah bahan

penelitian (Mestika Zed, 2004 : 3).

Sedangkan pendekatan yang digunakan adalah Wacana. Menurut

Van Dijk, penelitian analisis wacana tidak cukup hanya didasarkan pada

analisis teks semata, karena teks hanya hasil dari suatu praktik produksi.

Pemahaman produksi teks pada akhirnya akan memperoleh pengetahuan

mengapa teks bisa demikian. Van Dijk juga melihat bagaimana struktur

sosial, dominasi, dan kelompok kekuasaan yang ada dalam masyarakat dan

bagaimana kognisi/pikiran dan kesadaran yang membentuk dan

berpengaruh terhadap teks-teks tertentu.

b. Sumber Data

1). Sumber data primer

Sumber data primer adalah berita pada SKH Kompas yang terbit

pada bulan Januari 2010. Alasan mengapa rentang waktu ini yang

Page 28: ORIENTASI PENGEMBANGAN WACANA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) WALISONGO SEMARANG ... Badrul Munir Chair di

penulis pilih adalah karena intensitasnya dalam pemberitaan tema

tersebut lebih banyak dibandingkan dengan waktu-waktu yang lain.

2). Sumber data sekunder

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan segala data tertulis

yang berhubungan dengan tema yang bersangkutan baik itu dari buku,

jurnal, skripsi, tesis, surta kabar dan penelitian-penelitian lain

c. Definisi Operasional

Berita pada penelitian ini hanya tertuju pada pengertian berita

menurut jurnalistik, yaitu seperti didefinisikan oleh William J. Bleyer,

berita adalah sesuatu yang aktual yang dipilih wartawan untuk dimuat

dalam surat kabar, karena ia dapat menarik atau mempunyai makna bagi

pembaca, atau karena ia dapat menarik pembaca tersebut. Dengan

demikian berita dalam penelitian ini hanya mencakup berita aktual atau

berita lempang (stright news).

Berita lempang (stright news) yang diteliti dalam kajian ini khusus

seputar pemberitaan KH. Abdurrahman Wahid di SKH Kompas edisi

Januari 2010.

d. Tehnik Pengumpulan Data

Data dalam penelitian ini akan kami kumpulkan menggunakan

metode dokumentasi. Dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal

atau variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surta kabar, majalah,

prasasti, notulen rapat, agenda, dan sebagainya (Suharsimi Arikunto, 1998

: 236).

Page 29: ORIENTASI PENGEMBANGAN WACANA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) WALISONGO SEMARANG ... Badrul Munir Chair di

Data-data tersebut tak hanya penulis kumpulkan tetapi juga penulis

olah sesuai dengan metodologi analisi wacana yang digunakan. Data yang

kami maksud dalam penelitian ini adala data primer yang telah disebutkan

di atas.

e. Tehnik Analisis Data

Data dalam penelitian ini akan penulis analisis menggunakan

analisis wacana model Teun Van Dijk. Wacana digambarkan oleh Van

Dijk mempunyai tiga dimensi/bangunan yaitu teks, kognisi sosial, dan

konteks sosial. Inti analisis model Van Dijk adalah menggabungkan tiga

dimensi wacana tersebut dalam satu kesatuan analisis. Dimensi teks yang

diteliti adalah bagaimana struktur teks dan strategi wacana yang dipakai

untuk menegaskan suatu tema tertentu. Pada level kognisi sosial

dipelajari proses produksi teks berita yang melibatkan kognisi individu

dari wartawan. Sedangkan aspek konteks mempelajari bangunan wacana

yang berkembang dalam masyarakat akan suatu masalah. Analisis Van

Dijk menghubungkan analisis tekstual ke arah analisis yang komprehensif

bagaimana teks diproduksi, baik dalam hubungannya dengan individu

wartawan dan masyarakat.

Teks menurut Van Dijk terdiri dari atas beberpa struktur/tingkatan

yang saling mendukung yang terdiri struktur. Pertama, struktur makro

yaitu makna global/umum dari teks. Meminjam istilah Halliday disebut

topik/tema yang diangkat, misalnya teks tentang IPDN (Institut

Pemerintahan Dalam Negeri). Kedua, superstruktur yaitu kerangka suatu

Page 30: ORIENTASI PENGEMBANGAN WACANA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) WALISONGO SEMARANG ... Badrul Munir Chair di

teks, seperti bagian pendahuluan, isi, penutup dan kesimpulan. Ketiga,

makna suatu teks yang dapat diamati dari pilihan kata, kalimat, dan gaya

yang dipakai dalam suatu teks.

Kekhasan Van Dijk dalam melihat struktur berita dalam surat kabar

memfokuskan pada struktur tema (thematics structures) dan skemata

surat kabar (News scemata). Elemen tematik menunjuk pada gambaran

umum dari suatu teks. Disebut juga gagasan inti, ringkasan, atau yang

utama dari suatu teks. Teks juga mempunyai skema atau alur dari

pendahuluan sampai akhir. Bagaimana bagian-bagian dari teks disusun dan

diurutkan sehingga membentuk kesatuan arti. Wacana percakapan

misalnya, memiliki skema perkenalan, isi pemberitaan, dan penutup.

Demikian pula jurnal ilmiah memiliki skema tertentu. Meskipun

mempunyai skema yang beragam berita umumnya secara hipotetik

mempunyai dua kategori yaitu summary yang umumnya ditandai oleh

elemen judul dan lead dan kedua story yakni isi berita secara keseluruhan.

Teks tidak hanya didefinisikan suatu pandangan tertentu atau topik

tertentu tetapi suatu pandangan umum yang koheren. Van Dijk menyebut

sebagai koherensi global (global coherence) yaitu bagian dari teks jika

dirunut menunjukkan pada suatu titik gagasan umum, dan bagian-bagian

itu saling mendukung satu sama lain untuk menggambarkan topik umum

(Eriyanto, 2001 : 28).

Inti analisis Van Dijk adalah menggabungkan ketiga dimensi

wacana tersebut ke dalam satu kesatuan analisis. Dalam dimensi teks, yang

Page 31: ORIENTASI PENGEMBANGAN WACANA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) WALISONGO SEMARANG ... Badrul Munir Chair di

diteliti adalah bagaimana struktur teks dan strategi wacana yang dipakai

untuk menegaskan suatu tema tertentu. Van Dijk melihat suatu teks terdiri

atas beberapa struktur/ tingkatan yang masing-masing bagian saling

mendukung, ia membagi dalam tiga tingkatan, yaitu struktur makro,

superstruktur, dan struktur mikro.

Pada level kognisi sosial dipelajari proses produksi teks berita

yang melibatkan kognisi individu dari wartawan, sedangkan aspek ketiga

mempelajari bangunan wacana yang berkembang dalam masyarakat akan

suatu masalah (Eriyanto, 2001 : 224).

Adapun penjelasan dari tiga tingkatan dalam dimensi teks

menurut Van Dijk adalah sebagai berikut :

1). Sruktur Makro

Struktur makro merupakan makna global/umum dari suatu

teks yang dapat diamati dengan melihat topik atau tema yang

dikedepankan dalam suatu berita. Elemen tematik menunjuk pada

gambaran umum dari suatu teks. Bisa juga disebut sebagai gagasan inti,

ringkasan, atau yang utama dari suatu teks. Topik menggambarkan apa

yang ingin diungkapkan oleh wartawan dalam pemberitaannya

(Eriyanto, 229).

Menurut Van Dijk, seperti dikutip Sobur, dari topik kita bisa

mengetahui masalah dan tindakan yang diambil oleh komunikator

dalam mengatasi suatu masalah. Tindakan, keputusan, atau pendapat

dapat diamati pada struktur makro dari suatu wacana. Topik akan di

Page 32: ORIENTASI PENGEMBANGAN WACANA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) WALISONGO SEMARANG ... Badrul Munir Chair di

dukung oleh beberapa sub-topik. Masing-masing sub topik ini

mendukung, memperkuat, bahkan membentuk topik utama. (Sobur,

2009 : 76).

Gagasan Van Dijk ini didasarkan pada pandangan ketika

wartawan meliput suatu peristiwa dan memandang suatu masalah

didasarkan pada suatu mental/pikiran tertentu. Kognisi atau mental ini

secara jelas dapat dilihat dari topik yang dimunculkan dalam berita.

Karena topik disini dipahami sebagai mental atau kognisi wartawan,

makanya tak heran jika semua elemen dalam berita mengacu dan

mendukung topik dalam berita (Eriyanto, 2001 : 231).

2). Superstruktur

Superstruktur merupakan struktur wacana yang berhubungan

dengan kerangka suatu teks, bagaimana bagian-bagian teks tersusun ke

dalam berita secara utuh. Teks atau wacana umumnya mempunyai

skema atau alur dari pendahuluan sampai akhir. Alur tersebut

menunjukkan bagaimana bagian-bagian dalam teks disusun dan

diurutkan hingga membentuk kesatuan arti (Eriyanto, 2001 : 232).

Arti penting dari skematik adalah strategi wartawan untuk

mendukung topik tertentu yang ingin disampaikan dengan menyusun

bagian-bagian dengan urutan tertentu. Skematik memberikan tekanan

mana yang didahulukan, dan bagian mana yang bisa kemudian sebagai

strategi untuk menyembunyikan informasi penting. Upaya

Page 33: ORIENTASI PENGEMBANGAN WACANA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) WALISONGO SEMARANG ... Badrul Munir Chair di

penyembunyian itu dengan menempatkan dibagian akhir agar terkesan

kurang menonjol (Eriyanto, 2001 : 234).

3). Struktur mikro

Struktur mikro merupakan makna wacana yang dapat diamati

dari bagian kecil dari suatu teks yakni kata, kalimat, proposisi, anak

kalimat, paraphrase, dan gambar. Ada empat hal yang diamati dalam

struktur mikro ini, yaitu semantik, sintaksis, stilistik, dan retoris.

a). Semantik

Semantik adalah makna yang ingin ditekankan dalam teks.

Dalam studi linguistik konvensional, makna kata dihubungkan

dengan arti yang terdapat dalam kamus, sedangkan dalam analisis

wacana, makna kata adalah praktik yang ingin dikomunikasikan

sebagai suatu strategi.

Semantik dalam skema Van Dijk dikategorikan sebagai

makna lokal (local meaning), yakni makna yang muncul dari

hubungan antarkalimat, hubungan antarproposisi yang membangun

makna tertentu dalam suatu bagunan teks. Semua strategi semantik

selalu dimaksudkan untuk menggambarkan diri sendiri atau

kelompok sendiri secara positif, sebaliknya menggambarkan

kelompok lain secara buruk, sehingga menghasilkan makna yang

berlawanan (Sobur, 2009 : 78).

Ada bebrapa elemen yang diamati dalam semantik ini, yaitu

latar, detil, maksud, praanggapan, dan nominalisasi

Page 34: ORIENTASI PENGEMBANGAN WACANA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) WALISONGO SEMARANG ... Badrul Munir Chair di

a.1. Latar

Latar merupakan elemen wacana yang dapat dijadikan

alasan pembenar gagasan yang diajukan dalam suatu teks. Oleh

karenanya, latar teks dapat digunakan untuk membongkar apa

maksud yang ingin disampaikan wartawan (Eriyanto, 2001 :

235).

a.2. Detil

Berhubungan dengan kontrol informasi yang

ditampilkan seseorang (komunikator). Komunikator akan

menampilkan secara berlebihan informasi yang menguntungkan

dirinya atau citra yang baik (Eriyanto, 2001 : 238).

a.3. Maksud

Elemen maksud melihat apakah teks itu disampaikan

secara eksplisit ataukah tidak. Umumnya, informasi yang

merugikan akan diuraikan secara tersamar, implisit dan

tersembunyi. Tujuan akhirnya adalah kepada publik hanya

disajikan informasi yang menguntungkan komunikator

(Eriyanto, 2009 : 240).

a.4. Praanggapan

Praanggapan merupakan pernyataan yang digunakan

untuk mendukung makna suatu teks dengan memberikan premis

yang dipercaya kebenarannya. Ia merupakan fakta yang belum

Page 35: ORIENTASI PENGEMBANGAN WACANA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) WALISONGO SEMARANG ... Badrul Munir Chair di

terbukti kebenarannya, tetapi dijadikan dasar untuk mendukung

gagasan tertentu (Eriyanto, 2001 : 256).

a.5. Nominalisasi

Berhubungan dengan pertanyaan apakah wartawan

memandang objek sebagai suatu kelompok.

b). Sintaksis

Secara etimologis, kata sintaksis berasal dari kata Yunani

(sun = “dengan” + tattein = “menempatkan”). Sintaksis secara

etimologis berarti menempatkan bersama-sama kata-kata menjadi

kelompok kata atau kalimat (Sobur, 2009 : 80). Berkaitan dengan

bagaimana pendapat disampaikan.

Elemen-elemen yang diamati antara lain bentuk kalimat,

koherensi, dan kata ganti.

b.1. Bentuk Kalimat

Bentuk kalimat adalah segi sintaksis yang

berhubungan dengan cara berpikir logis, yaitu prinsip kausalitas.

Terdapat unsur subyek dan predikat dalam setiap kalimat.

Bentuk kalimat ini menentukan apakah subyek diekspresikan

secara eksplisit atau implisit di dalam teks berita (Sobur, 2009 :

81).

b.2. Koherensi

Webster, sebagaimana dikutip Sobur memberikan

keterangan koherensi dengan dua pengertian, yaitu kohesi dan

Page 36: ORIENTASI PENGEMBANGAN WACANA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) WALISONGO SEMARANG ... Badrul Munir Chair di

koneksi. Kohesi adalah perbuatan atau keadaan

menghubungkan, mempertalikan. Sedangkan koneksi adalah

hubungan yang cocok dan sesuai atau kebergantungan satu sama

lain yang rapi, beranjak dari hubungan-hubungan alamiah

bagian-bagian atau hal-hal satu sama lain, seperti dalam

argumen suatu rentetan penalaran (Sobur, 2009 : 80).

Dalam analisis wacana, koherensi adalah pertalian

atau jalinan antarkata, proposisi atau kalimat. Dua buah kalimat

atau proposisi yang menggambarkan fakta yang berbeda dapat

dihubungkan dengan memakai koherensi, sehingga fakta yang

tidak berhubungan sekalipun dapat menjadi berhubungan ketika

komunikator menghubungkannya (Sobur, 2009 : 81).

b.3. Kata Ganti

Elemen kata ganti merupakan elemen untuk

memanipulasi bahasa dengan menciptakan suatu komunitas

imajinatif. Kata ganti merupakan alat yang dipakai komunikator

untuk menunjukkan dimana posisi seseorang dalam wacana

(Eriyanto, 2001 : 253).

c). Stilistik

Alex Sobur mengutip pendapat Panuti Sudjiman yang

mengatakan bahwa pusat perhatian stilistika adalah style, yaitu cara

yang digunakan seorang pembicara atau penulis untuk menyatakan

maksudnya dengan menggunakan bahasa sebagai sarana. Dengan

Page 37: ORIENTASI PENGEMBANGAN WACANA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) WALISONGO SEMARANG ... Badrul Munir Chair di

demikian style dapat diterjemahkan sebagai gaya bahasa (Sobur,

2009 : 83). Elemen yang diamati dalam stilistik adalah leksikon.

Pada analisis wacana, leksikon pada dasarnya menandakan

bagaimana seseorang melakukan pemilihan kata atas berbagai

kemungkinan kata yang tersedia (Eriyanto, 2001 : 255)

d). Retoris

Berkaitan dengan bagaimana cara wartawan Kompas

menyampaikan pendapat terhadap berita pasca wafatnya KH.

Abdurrahman Wahid. Retoris mempunyai fungsi persuasif, dan

berhubungan erat dengan bagaimana pesan itu ingin disampaikan

kepada khalayak (Sobur, 2009 : 84). Elemen yang diamati meliputi

grafis, metafora, dan ekspresi.

d.1. Grafis

Bagian untuk memeriksa apa yang ditekankan atau

ditonjolkan (yang berarti dianggap penting) oleh seseorang yang

dapat diamati dalam teks (Eriyanto, 2001 : 258).

d.2. Metafora

Berisi kata-kata berupa kiasan, ungkapan, metafora,

yang dimaksudkan sebagai ornamen atau bumbu dari suatu teks.

Akan tetapi pemakaian metafora tertentu bisa jadi petunjuk

utama untuk mengerti makna suatu teks (Eriyanto, 2001 : 259).

d.3. Ekspresi

Page 38: ORIENTASI PENGEMBANGAN WACANA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) WALISONGO SEMARANG ... Badrul Munir Chair di

Bentuk intonasi komunikator yang dapat

mensugestikan komunikan untuk memperhatikan atau

mengabaikan bagian tertentu, dalam sebuah pesan gagasan yang

dikehendaki komunikator.

Selain meneliti teks, Teun Van Dijk juga memberikan

gagasan tentang kognisi sosial. Kognisi sosial terutama

dihubungkan dengan proses produksi berita. Menurutnya, titik

kunci dalam memahami produksi berita adalah dengan meneliti

proses terbentuknya berita. Ia juga menambahkan bahwa

produksi berita sebagian besar dan terutama terjadi pada proses

mental dalam kognisi seorang wartawan (Eriyanto, 2001 : 266).

Analisis kognisi sosial menekankan, bagaimana

peristiwa dipahami, didefinisikan, dianalisis, dan ditafsirkan

dalam suatu model dalam memori. Model ini menggambarkan

bagaimana : tindakan atau peristiwa yang domain, partisipan,

waktu dan lokasi, keadaan, objek yang relevan, atau perangkat

tindakan dibentuk dalam struktur berita. Wartawan

menggunkana model untuk memahami peristiwa yang telah

diliputnya. Model itu memasukkan opini, sikap, perspektif, dan

informasi lainnya. Menurut Van Dijk, sebagaimana dikutip

Eriyanto, ada beberapa strategi besar yang dilakukan (Eriyanto,

2001 : 268).

Page 39: ORIENTASI PENGEMBANGAN WACANA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) WALISONGO SEMARANG ... Badrul Munir Chair di

Pertama, seleksi. Seleksi adalah strategi yang kompleks

yang menunjukkan bagaimana sumber, peristiwa, informasi

diseleksi oleh wartawan untuk ditampilkan ke dalam berita.

Kedua, reproduksi. Kalau strategi seleksi berhubungan dengan

pemilihan informasi apa yang dipilih untuk ditampilkan,

reproduksi berhubungan dengan apakah informasi dikopi,

digandakan, atau tidak dipakai sama sekali oleh wartawan.

Ketiga, penyimpulan berita. Penyimpulan ini berhubungan

dengan bagaimana realitas yang kompleks dipahami dan

ditampilkan dengan diringkas. Keempat, transformasi lokal.

Transformasi lokal berhubungan dengan bagaimana peristiwa

akan ditampilkan, misalnya dengan penambahan (addition), atau

dengan menggunakan perubahan urutan (permutation)

(Eriyanto, 2001 : 269-270).

Dimensi ketiga dari analisis Van Dijk adalah analisis

sosial. Titik penting dari analisis ini adalah untuk menunjukkan

bagaimana makna yang dihayati bersama, kekuasaan sosial

diproduksi lewat praktik diskursus dan legitimasi. Menurut Van

Dijk sebagaimana dikutip Eriyanto, dalam analisis mengenai

masyarakat ini, ada dua poin yang penting : kekuasaan (power)

dan akses (acces) (Eriyanto, 2004 : 271).

Page 40: ORIENTASI PENGEMBANGAN WACANA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) WALISONGO SEMARANG ... Badrul Munir Chair di

Tabel 1.1

STUKTUR

WACANA

HAL YANG DIAMATI ELEMEN

Struktur Makro Tematik

Tema / topik yang

dikedepankan dalam suatu

berita

Topik

Superstruktur Skematik

Bagaimana bagian dan urutan

berita diskemakan dalam teks

berita utuh

Skema

Struktur Mikro Semantik

Makna yang ingin ditekankan

dalam teks berita. Misal

dengan memberi detil pada

satu sisi atau membuat

eksplisit satu sisi dan

mengurangi detil yang lain

Latar, Detil, Maksud,

Praanggapan,

Nominalisasi

Struktur Mikro Sintaksis

Bagaimana kalimat (bentuk,

susunan) yang dipilih

Bentuk Kalimat,

Koherensi, Kata Ganti

Struktur Mikro Stilistik

Bagaimana pilihan kata yang

dipakai dalam teks berita

Leksikon

Struktur Mikro Retoris

Bagaimana dan dengan cara

penekanan dilakukan

Grafis, Metafora,

Ekspresi

1.6 Sistematika Penulisan

Penelitian ini akan menggunakan sistematika penulisan sebagai berikut:

O Bagian muka, berisikan: halaman judul, nota pembimbing, halaman

pengesahan, halaman motto, halaman persembahan, kata pengantar

dan daftar isi.

Page 41: ORIENTASI PENGEMBANGAN WACANA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) WALISONGO SEMARANG ... Badrul Munir Chair di

o Bagian isi, berisi lima bab yang setiap bab memiliki sub bab tersendiri,

dengan rincian sebagai berikut:

BAB I

Berisikan Pendahuluan, yaitu mengungkap segala sesuatu yang mengarah

pada pembahasan, yakni: berisi tentang latar belakang, rumusan masalah,

tujuan dan manfaat penelitian, tinjauan pustaka, metodologi penelitian yang

meliputi jenis dan pendekatan penelitian, definisi operasional, sumber data,

teknik pengumpulan data dan teknik analisis data. Sedangkan bagian akhir

dari pendahuluan ini ialah sistematika penulisan penelitian.

BAB II

Dalam bab ini akan dibahas tentang Dakwah, pengertian-pengertian dakwah,

unsur-unsur dakwah, dan surat kabar sebagai media dakwah.

BAB III

Pada bab ini akan kami tampilkan data tentang SKH Kompas, Profil KH.

Abdurrahman Wahid dan data pemberitaan KH. Abdurrahman Wahid.

BAB IV

Bab ini membahas analisis sikap SKH Kompas terhadap pemberitaan KH.

Abdurrahman Wahid yang terdiri dari KH. Abdurrahman Wahid sebagai

tokoh Islam, KH. Abdurrahman Wahid sebagai Bapak Bangsa dan Tokoh

Pluralisme. Juga menganalisa pemberitaan Kompas dari kacamata keagamaan.

BAB V

Bab penutup ini akan berisikan tentang: kesimpulan, saran-saran dan penutup

Page 42: ORIENTASI PENGEMBANGAN WACANA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) WALISONGO SEMARANG ... Badrul Munir Chair di

BAB II

DAKWAH DAN MEDIA MASSA

2.1 Pengertian dan Tujuan Dakwah

Dakwah menurut bahasa berasal dari bahasa Arab (da’a – yad’u –

da’watan) yang mempunyai arti seruan, ajakan, atau panggilan (Syamsul,

2003:5). Sedangkan pengertian dakwah menurut istilah, secara garis besar ada

dua pola pengertian. Pertama, bahwa dakwah merupakan tabligh atau

penyebaran atau penerangan agama. Kedua, menurut Amrullah Ahmad

(dalam Abdullah, 1998 : 7) definisi dakwah adalah semua usaha untuk

merealisir ajaran Islam dalam semua segi kehidupan manusia. Definisi

tersebut di atas, mengandung dua unsur :

a. Unsur usaha pengembangan Islam bagi manusia (obyek) yang beragama

lain atau yang tidak beragama sama sekali agar mereka simpati dan

memeluk Islam.

b. Unsur usaha merealisir ajaran agama Islam bagi manusia (obyek) yang

sudah mengakui dan memeluk Islam agar mengamalkan ajarannya

Secara terminologis, pengertian dakwah dimaknai dari aspek positif,

yaitu ajakan kepada kebaikan dan keselamatan dunia akhirat. Sementara itu,

para ulama memberikan definisi yang bervariasi, antara lain :

a. Syaikh Ali Mahfuzh mengatakan dalam kitabnya Hidayatul

Mursyidin :

ال ل ع اس الن ث ح ر ك نمهالن ع يههالن و ف ورهعم الب رهمال و يد الهو ي ى.ل ج ال و ل اج ع الة اد ع س اب وزهوفهي ل

Page 43: ORIENTASI PENGEMBANGAN WACANA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) WALISONGO SEMARANG ... Badrul Munir Chair di

(Syaikh Ali Mahfuzh, 1979 : 17)

Dakwah adalah mendorong manusia untuk berbuat kebajikan dan

mengikuti petunjuk (agama), memerintahkan kebaikan dan

mencegah dari kemungkaran agar memperoleh kebahagiaan dunia

dan akhirat

b. Thoha Yahya Umar (dalam Sulthon, 2003 :8) mengatakan, Dakwah

adalah mengajak manusia dengan cara bijaksana kepada jalan yang

benar sesuai dengan perintah Tuhan untuk kemaslahatan dan

kebahagiaan mereka di dunia dan akhirat.

Islam adalah agama dakwah. Islam harus disebarkan kepada seluruh

umat manusia. Dengan demikian, umat Islam bukan saja berkewajiban

melaksanakan ajaran Islam dalam keseharian hidupnya, melainkan juga harus

menyampaikan (tabligh) atau mendakwahkan kebenaran ajaran Islam

terhadap orang lain.

Para pemeluk Islam digelari Allah SWT sebagai umat pilihan, sebaik-

baik umat (khairu ummah), yang mengemban tugas dakwah, yaitu mengajak

kebaikan dan mencegah kemungkaran. Oleh karena itu, aktivitas dakwah

harus menjadi bagian dalam kehidupan sehari-hari seorang muslim.

Dakwah sendiri secara umum bertujuan untuk menunjukkan

kebenaran, menyelamatkan umat manusia dari lembah kegelapan dan dan

jalan yang sesat menuju tauhid yang menjanjikan kebahagiaan seperti yang

difirmankan Allah dalam Al Qur‟an Surat Ali Imran ayat 110:

Page 44: ORIENTASI PENGEMBANGAN WACANA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) WALISONGO SEMARANG ... Badrul Munir Chair di

“Kalian (umat Islam) adalah umat yang terbaik yang dilahirkan

untuk manusia, menyuruh kepada yang makruf, dan mencegah

dari yang munkar, dan beriman kepada Allah” (Departemen

Agama RI, 1994 : 94)

Selain tujuan umum, dakwah juga memiliki tujuan secara khusus

yang dapat dijelaskan sebagai berikut :

a). Terlaksananya ajaran Islam secara keseluruhan dengan cara yang

benar dan berdasarkan keimanan, sehingga terwujud masyarakat

yang menjunjung tinggi kehidupan beragama dengan

merealisasikan ajaran Islam secara penuh dan menyeluruh.

b). Terwujudnya masyarakat muslim yang diidam-idamkan dalam

suatu tatanan hidup berbangsa dan bernegara, adil, makmur, damai,

sejahtera di bawah limpahan rahmat karunia dan ampunan Allah

SWT.

c). Mewujudkan sikap beragama yang benar dari masyarakat (Pimay,

2006 : 9 -11).

Pada hakikatnya dakwah adalah menyaru kepada umat manusia

untuk menuju kepada jalan kebaikan, memerintahkan yang ma‟ruf dan

mencegah dari yang munkar dalam rangka memperoleh kebahagiaan,

sehingga setiap muslim diwajibkan menyampaikan dakwah Islam kepada

seluruh umat manusia yang didasarkan pada hadits Nabi SAW :

Page 45: ORIENTASI PENGEMBANGAN WACANA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) WALISONGO SEMARANG ... Badrul Munir Chair di

م أ ر نم ف رك نمهمكهنى ف و ان س ل ب ف عط ت سي ل نإ ف ه د ي ب ههري غ ي هالا ل نإ ،.ان ي ال فهع ضا ك ذل ،و و ب لق ب ف عط ت سي

“Barang siapa di antara kamu melihat kemunkaran, hendaklah

merubahnya dengan tangan, jika tidak mampu dengan lisan, jika tidak

mampu dengan hati dan itu selemah-lemahnya iman”(HR.Ahmad) (Pimay,

2006 : 15).

2.2. Materi dan Media Dakwah

Membicarakan dakwah tentu saja tak pernah bisa dilepaskan dari

unsur-unsur dakwah. Unsur-unsur dakwah adalah komponen-komponen yang

membentuk perilaku dakwah itu sendiri sehingga menghasilkan suatu

kegiatan dakwah yang utuh. Ada pun unsur-unsur tersebut Ialah:

a. Da‟i (Pelaku dakwah), Nasaruddin Lathief mendefinisikan bahwa

dai adalah muslim dan muslimat yang menjadikan dakwah sebagai

suatu amaliah pokok. Ahli dakwah adalah da’i, mubaligh

mustami’in (juru penerang) yang menyeru, mengajak, memberi

pengajaran, dan pelajaran agama Islam. (dalam Munir, 2006 : 22).

Sejarah mencatat para juru dakwah yang tangguh dengan berbekal

keteguhan iman kepada Allah SWT, antara lain Abu Bakar, Umar,

Utsman, Ali, Khalid bin Walid, Sa‟ad bin Abi Waqash dan lain

sebagainya. Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan

bahwa, Pertama, para juru dakwah harus memiliki bekal

pengetahuan , pemahaman dan pengalaman keagamaan yang baik

agar proses dakwah berjalan lancar. Kedua, para juru dakwah harus

memiliki sifat-sifat kepemimpinan (qudwah) dan karenanya jiwa

Page 46: ORIENTASI PENGEMBANGAN WACANA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) WALISONGO SEMARANG ... Badrul Munir Chair di

para juru dakwah perlu ditempa terlebih dahulu agar mereka tabah,

sabar, dan tidak putus asa menghadapi berbagai cobaan (Pimay,

2006 : 25).

b. Mad‟u (Penerima dakwah/Audient) Mad‟u adalah manusia yang

menjadi sasaran dakwah, atau manusia penerima dakwah, baik

sebagai individu maupun sebagai kelompok, baik manusia yang

beragama Islam maupun tidak. Bagi yang belum beragama Islam

adalah bertujuan untuk mengajak mereka mengikuti agama Islam;

sedangkan kepada orang-orang Islam adalah untuk meningkatkan

lagi kualitas iman, Islam, dan ihsan (Aziz, 2004 :90).

Mengenali tipologi manusia adalah salah satu faktor penentu

suksesnya tugas dakwah. Muhammad Abduh (dalam Wahyu, 2010

: 91) membagi mad‟u menjadi tiga golongan :

1). Golongan cerdik cendekiawan yang cinta kebenaran, dan dapat

berpikir kritis, cepat menangkap persoalan.

2) Golongan awam, yaitu kebanyakan orang yang belum dapat

berpikir secara kritis dan mendalam, belum dapat menangkap

pengertian-pengertian yang tinggi.

3). Golongan yang berbeda dengan golongan di atas mereka senang

membahas sesuatu, tetapi hanya dalam batas tertentu, tidak

sanggup mendalam benar.

Page 47: ORIENTASI PENGEMBANGAN WACANA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) WALISONGO SEMARANG ... Badrul Munir Chair di

c. Maddah (Materi Dakwah) Maddah adalah isi pesan atau meteri

yang disampaikan Da‟i kepada Mad‟u. Secara umum materi

dakwah dapat diklasifikasikan menjadi empat masalah pokok,

yaitu:

1) Masalah akidah (Keimanan)

Ruang lingkup akidah sebagai materi dakwah erat

hubungannya dengan i’tiqad bathiniyyah (keyakinan dalam

batin) atau keimanan. Masalah ini di dalam Islam

terangkum dalam enam rukun dasar keimanan umat Islam

atau lebih dikenal dengan Rukun Iman

2) Masalah syariah (Hukum)

Pembahasan masalah syariah atau tata hukum dan aturan

yang berlaku dan harus ditaati oleh umat Islam terbagi

menjadi dua yakni berupa hukum yang berkaitan dengan

segala sesuatu yang harus dikerjakan dan hukum atas segala

sesuatu yang harus ditinggalkan. Hukum bagi umat Islam

terangkum dalam sumber-sumber hukum Islam yaitu Al

Qur‟an, Hadits, dan Ijma‟ para fuqaha.

3) Masalah muamalah (Hubungan social)

Segala sesuatu yang menyangkut aktivitas manusia muslim

dalam kehidupan bermasyarakat. Seperti jual beli dan

hutang-piutang.

Page 48: ORIENTASI PENGEMBANGAN WACANA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) WALISONGO SEMARANG ... Badrul Munir Chair di

4) Masalah Akhlak (Tingkah laku)

Akhlak dapat dibedakan ke dalam dua kelompok. Pertama,

adalah akhlak yang baik (akhlaqul karimah) dan akhlak

yang buruk (akhlaqul madzmumah). Akhlak menjadi bagian

dari ruang lingkup materi dakwah karena akhlak merupakan

bagian nyata (implementasi) seorang muslim dalam

memahami dan menjalankan iman sesuai dengan hukum

Islam. (Munir, 2006 : 24-31)

d. Wasilah (Media Dakwah). Dalam Ilmu Komunikasi, media adalah

alat yang digunakan komunikator untuk menyampaikan pesan

kepada penerima (Mulyana, 2007 : 70). Sedangkan arti dakwah

adalah ajakan untuk berbuat kebajikan dan menjauhi larangan,

sehingga tidaklah berlebihan jika disebutkan media dakwah adalah

alat yang digunakan da‟i untuk menyampaikan maddah (materi

dakwah) yang berisikan ajakan beramar ma’ruf nahi munkar

kepada mad‟u.

Media terbagi ke dalam dua jenis yaitu media massa dan media

nirmassa :

1) Media massa adalah media yang digunakan untuk kepentingan

massa dan pada lingkup luas sehingga menimbulkan efek yang

lebih besar pada penerima.

Misal : Televisi, Radio, Surat Kabar.

Page 49: ORIENTASI PENGEMBANGAN WACANA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) WALISONGO SEMARANG ... Badrul Munir Chair di

2) Media nirmassa adalah media yang digunakan tidak untuk

kepentingan massa dan pada lingkup yang lebih kecil sehingga

tidak menimbulkan efek yang besar.

Misal : Buletin komunitas, majalah komunitas, radio komunitas

(Mulyana, 2007 : 70).

e. Thariqah (Metode dakwah) Metode adalah jalan atau cara yang

dipakai untuk menyampaikan ajaran materi dakwah Islam.

Dalam menyampaikan suatu pesan dakwah, metode sangat

penting peranannya, karena suatu pesan walaupun baik, tetapi

jika disampaikan lewat metode yang tidak benar, maka pesan itu

bisa saja ditolak oleh si penerima pesan. Secara garis besar ada

tiga pokok metode dakwah, yaitu:

1) Bi al-hikmah, yaitu berdakwah dengan memperhatikan

situasi dan kondisi sasaran dakwah dengan menitik beratkan

pada kemampuan mereka, sehingga mudah dimengerti dan

mereka tidak merasa bosan dan apa yang da‟i sampaikan.

2) Mau’idzatul hasanah, yaitu berdakwah dengan memberikan

nasihat-nasihat atau menyampaikan ajaran Islam dengan

rasa kasih sayang (lemah lembut), sehingga apa yang

disampaikan dai tersebut bisa menyentuh hati si mad‟u.

3) Mujadalah billati hiya ahsan, yaitu berdakwah dengan cara

bertukar fikiran atau tanya jawab dengan cara sebaik-

baiknya dengan tidak memberikan tekanan-tekanan yang

Page 50: ORIENTASI PENGEMBANGAN WACANA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) WALISONGO SEMARANG ... Badrul Munir Chair di

memberatkan pada sasaran dakwah. Dengan ini dai bisa

mengetahui apa yang menjadi pertanyaan oleh sekelompok

orang/individu tentang suatu masalah dalam kehidupan.

(Munir, 2006 : 34)

f. Atsar (Efek) Aktifitas dakwah pasti akan menimbulkan efek atau

reaksi. Artinya jika dakwah telah dilakukan oleh seorang da‟i

dengan materi dakwah, wasilah dan thariqah tertentu maka akan

timbul respon dan efek pada si mad‟u. Kebanyakan da‟i

menganggap bahwa setelah berdakwah, maka selesailah dakwah,.

Padahal, atsar sangat besar artinya dalam penentuan langkah-

langkah dakwah berikutnya. Jalaluddin Rahmat (2003 : 223- 252)

menyatakan bahwa efek kognitif terjadi bila ada perubahan pada

apa yang diketahui, dipahami, atau dipersepsi khalayak. Efek ini

berkaitan dengan transmisi pengetahuan, keterampilan,

kepercayaan, atau informasi. Efek afektif timbul bila ada perubahan

apa yang dirasakan, disenangi atau dibenci khalayak, yang meliputi

segala yang berhubungan dengan emosi, sikap serta nilai.

Sedangkan efek behavioral merujuk pada perilaku nyata yang dapat

diamati, yang meliputi pola-pola tindakan, kegiatan, atau kebiasaan

perilaku.

Page 51: ORIENTASI PENGEMBANGAN WACANA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) WALISONGO SEMARANG ... Badrul Munir Chair di

2.3. Surat Kabar Sebagai Media Dakwah

2.3.1. Media Massa

Kata media berasal dari bahasa Latin “medius-medium”

(tunggal) “media” (jamak) yang secara harfiah berarti : (1)

pertengahan, (2) perantara, (3) penghubung, (4) pengantar, (5) alat

jalur, (6) pusat. (Kasman, 2010 : 48).

Media massa adalah institusi yang berperan sebagai agent of

change, yaitu sebagai institusi pelopor perubahan untuk mendidik

masyarakat supaya cerdas, terbuka pikirannya, dan menjadi

masyarakat yang maju (Kasman, 2010 : 50).

Media massa menjadi hasil karya budaya masyarakat manusia

yang semakin berkembang dan meluas, sehingga keperluan

berekspresi dan berkomunikasi tidak lagi memadai jika tidak dibantu

instrumen yang sanggup menyampaikan pesan secara serentak, cepat,

menjangkau luas. Instrumen itu adalah media massa.

Thomas L. Friedmen (dalam Abdalla, 2010 :2) menyatakan

“The world is flat”, dunia telah “didatarkan” kembali oleh inovasi

teknologi. Sejak bangun tidur kemudian melakukan aktivitas harian

hingga tidur kembali, kita tidak lepas dari terpaan atau menerpakan

diri terhadap media massa. Dalam era kompetisi, era komunikasi, era

perang citra atau lebih dikenal dengan era globalisasi, luberan

informasi menjadi hal yang tidak dapat dibendung lagi (Ardianto &

Erdiyana, 2004 : vii).

Page 52: ORIENTASI PENGEMBANGAN WACANA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) WALISONGO SEMARANG ... Badrul Munir Chair di

Sebagai suatu alat untuk menyampaikan berita, penilaian, atau

gambaran umum tentang banyak hal, ia mempunyai kemampuan untuk

berperan sebagai institusi yang dapat membentuk opini publik, antara

lain, karena media juga dapat berkembang menjadi kelompok penekan

atas suatu ide atau gagasan, dan bahkan suatu kepentingan atau citra yang

ia representasikan untuk diletakkan dalam konteks kehidupan yang lebih

empiris (Sobur, 2004 : 31)

Sehubungan dengan hal tersebut, sebenarnya media massa berada

pada posisi mendua, dalam pengertian bahwa ia dapat memberikan

pengaruh-pengaruh ”positif” maupun ”negatif”. Tentu saja, atribut-atribut

normatif ini bersifat sangat relatif, bergantung pada dimensi kepentingan

yang diwakili.

Media massa merupakan sebuah kekuatan raksasa yang sangat

diperhitungkan. Dalam berbagai analisis tentang kehidupan sosial,

ekonomi, dan politik, media sering ditempatkan sebagai salah satu

variabel determinan. Bahkan, media, terlebih dalam posisinya sebagai

suatu institusi informasi, dapat pula dipandang sebagai faktor yang paling

menentukan dalam proses-proses perubahan sosial-budaya dan politik.

(Sobur, 2004 : 31).

McQuail (dalam Subiakto, 2001 :10-11) merangkum pandangan

khalayak terhadap peran media massa. Setidaknya ada enam perspektif

dalam hal melihat peran media :

Pertama, media sebagai window on events and experience. Media

dipandang sebagai jendela yang memungkinkan khalayak “melihat” apa

Page 53: ORIENTASI PENGEMBANGAN WACANA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) WALISONGO SEMARANG ... Badrul Munir Chair di

yang sedang terjadi di luar sana. Media merupakan sarana belajar untuk

mengetahui berbagai peristiwa. Kedua, media sebagai a mirror of events

in society and the world, implying a faithful reflection. Cermin berbagai

peristiwa yang ada di masyarakat dan dunia, yang merefleksikan apa

adanya. Ketiga, media massa sebagai filter yang menyeleksi berbagai hal

untuk diberi perhatian atau tidak. Media senantiasa memilih issue,

informasi, atau bentuk content yang lain berdasar standar para

pengelolanya. Disini khalayak “dipilihkan” oleh media tentang apa-apa

yang layak diketahui, dan mendapat perhatian. Keempat, media massa

acap kali pula dipandang sebagai guide atau interpreter, yang

menerjemahkan dan menunjukkan arah atas berbagai ketidakpastian, atau

alternatif yang beragam. Kelima, melihat media massa sebagai forum

untuk mempresentasikan berbagai informasi dan ide-ide kepada

khalayak, sehingga memungkinkan terjadinya tanggapan dan umpan

balik. Keenam, media massa sebagai interlocutor, yang tidak hanya

tempat berlalu lalangnya informasi, tetapi juga partner komunikasi yang

memungkinkan terjadinya komunikasi yang interaktif

Gambaran tentang realitas yang “dibentuk” oleh isi media massa

inilah yang nantinya mendasari respons dan sikap khalayak terhadap

berbagai objek sosial. Informasi yang salah akan memunculkan gambaran

yang salah pula pada khalayak (Subiakto, 2001 :11).

Media massa secara umum dibagi pada dua jenis yakni media

cetak dan media elektronik. Sekurang-kurangnya media cetak terdiri

dari surat kabar, majalah, tabloid. Sedangkan pers adalah media massa

Page 54: ORIENTASI PENGEMBANGAN WACANA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) WALISONGO SEMARANG ... Badrul Munir Chair di

tempat jurnalistik disalurkan. Pers sama dengan media massa

(Ermanto, 2005 : 66).

Istilah pers berasal dari bahasa Belanda, yang dalam bahasa

Inggris berarti press. Secara harfiah pers berarti cetak dan secara

maknawiah berarti penyiaran secara tercetak atau publikasi secara

dicetak (printed publications) (Uchjana, 2006 : 145).

Pengertian pers menurut UU Nomor 40 tahun 1999 adalah

sebagai berikut : Pers adalah lembaga sosial dan wahana komunikasi

massa yang melaksanakan kegiatan jurnalistik meliputi mencari,

memperoleh, memiliki, menyimpan, mengolah, dan menyampaikan

informasi baik dalam bentuk tulisan, suara, gambar, suara dan gambar,

serta data dan grafik maupun dalam bentuk lainnya dengan

menggunakan media cetak, media elektronik, dan segala jenis aturan

yang tersedia (UU No.40 tahun 1999).

Kenyataan bahwa pengertian pers berdasarkan UU tersebut di

atas adalah pada penerbitan secara tertulis, dapat disimak dari

pengertian berikutnya (pasal 1 ayat 2) yang menyatakan bahwa

perusahaan pers adalah perusahaan surat kabar harian, penerbitan

berkala, kantor berita, buletin dan lain sebagainya (Wahidin, 2006

:49).

Dalam penelitian ini objek penelitian adalah media massa cetak

berupa surat kabar, kata pers diartikan sama dengan media cetak surat

kabar.

Page 55: ORIENTASI PENGEMBANGAN WACANA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) WALISONGO SEMARANG ... Badrul Munir Chair di

2.3.2. Surat Kabar

Surat Kabar atau Koran secara leksikal berarti lembaran-

lembaran kertas bertuliskan kabar (berita) dan sebagainya, terbagi

dalam kolom-kolom yang terbit setiap hari atau secara periodik

(DEPDIKBUD, 1995 : 525).

Berbicara tentang surat kabar, kata Agee sebagaimana dikutip

Ardiyanto dan Komala, orang akan tertuju kepada Sunday Time yang

terbit di New York, dengan oplah nasional setiap minggunya. Koran-

dengan sirkulasi nasional ini dikenal dengan surat kabar metropolitan,

yang selain terbit di New York, terdapat pula di Washington, Chicago,

Los Angeles (Ardianto & Erdiyana, 2004 : 97).

Kehidupan media cetak ditentukan oleh “kondisi di mana ia

hidup”, yakni : “system politik, system kekuasaan, serta kultur

kekuasaan.” Media cetak di Indonesia amatlah dekat dengan hal itu.

Tiap presiden punya aroma kekuasaan tertentu. Di fase Soekarno, Orde

Lama, dan Fase Soeharto, Orde Baru. Intinya setiap perubahan system

politik akan merubah system pers, sekaligus dan serentak, sesuai yang

dikehendaki kekuasaan. (Santana, 2005 : 85).

Deddy N. Hidayat (dalam Rahabeat, 2004 : 167) menyebutkan

bahwa perubahan diri pers menjelang Soeharto “lengser” bukanlah

perubahan yang terjadi tiba-tiba, tetapi bagian dari sebuah proses

panjang dinamika industri media di tanah air. Hal ini menandakan

Page 56: ORIENTASI PENGEMBANGAN WACANA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) WALISONGO SEMARANG ... Badrul Munir Chair di

adanya hubungan yang erat antara industri pers dan kebijakan negara

Orde Baru.

Perkembangan Surat Kabar, menurust ENCYCLOPEDIA

BRITANNICA (dalam Santana, 2005 :87-88) bisa dilihat dari tiga fase :

Fase pertama : fase para pelopor yang mengawali penerbitan

surat kabar yang muncul secara sporadic, dan secara gradual kemudian

menjadi penerbitan yang regular, yang teratur waktu terbit dan materi

pemberitaan serta khalayak pembacanya.

Fase kedua : pertumbuhan kemapanan jurnal-jurnal regular yang

masih rentan terhadap berbagai tekanan masyarakat. Sistem otokrasi

yang masih menguasai masyarakat membuat surat kabar kerap ditekan

kebebasan menyampaikan laporan pemberitaannya. Penyensoran

terhadap berbagai subyek materi informasinya kerap diterima surat

kabar. Setiap pendirian surat kabar mesti memiliki izin (lisensi) dari

berbagai pihak yang berkuasa. Semua itu akhirnya mengurangi

independensinya sebagai instrument media informasi. Ini bisa dilihat

dari peristiwa 1 Oktober 1965 yang mana tentara di bawah kendali

pemerintah melarang semua media cetak untuk terbit, tentara hanya

memberi izin terbit kepada koran atau lembaga pemberitaan milik

tentara.

Fase ketiga : masa penyensoran telah tiada namun berganti

dengan berbagai bentuk pengendalian. Kebebasan pers memang telah

didapat. Berbagai pemberitaan sudah leluasa disampaikan. Akan tetapi,

Page 57: ORIENTASI PENGEMBANGAN WACANA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) WALISONGO SEMARANG ... Badrul Munir Chair di

sistem kapitalisasi industri masyarakat kerap jadi pengontrol. Ini

dilakukan antara lain melalui pengenaan pajak, penyuapan, dan sanksi

hukum yang dilakukan kepada berbagai media dan pelaku-pelakunya.

Berdasar itulah kemandirian surat kabar ditentukan masyarakat.

Kebebasan pers diwarnai dengan kehidupan demokrasi.

2.3.2.1 Karakteristik Surat Kabar

Karekateristik dari surat kabar adalah sebagai berikut :

a) Publisitas; surat kabar itu diperuntukkan untuk umum,

karenanya berita, tajuk rencana, artikel, dan lain-lain harus

menyangkut kepentingan umum (Uchjana, 2006 : 154).

Asumsinya ialah setiap orang memiliki hak untuk

mengetahui segala pernak-pernik kejadian. Karena dari

bekal informasi itulah, setiap orang dapat turut urun rembug

berpartisipasi di dalam kehidupan masyarakat. Untuk

mendapatkan kepastian informasi dan kemampuan urun

rembug tersebut, surat kabar melakukan publisitas (Santana,

2005 : 87).

b) Universalitas ; surat kabar harus memuat aneka berita

mengenai kejadian-kejadian di seluruh dunia dan tentang

segala aspek kehidupan manusia (Uchjana, 2006 : 154).

Page 58: ORIENTASI PENGEMBANGAN WACANA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) WALISONGO SEMARANG ... Badrul Munir Chair di

c) Aktualitas ; merupakan kecepatan penyampaian laporan

mengenai kejadian di masyarakat kepada khalayak

(Uchjana, 2006 : 155)

d) Periodesitas ; artinya pers (surat kabar) harus secara teratur,

periodik, misalnya setiap hari, seminggu sekali, dua minggu

sekali, satu bulan sekali, atau tiga bulan sekali (Sumadiria,

2006 : 36).

e) Objektivitas ; merupakan nilai etika dan moral yang harus

dipegang teguh oleh surat kabar dalam menjalankan profesi

jurnalistiknya (Rachmadi, 1990 : 5).

Disamping memiliki ciri khas, surat kabar juga

mempunyai sifat sebagai berikut:

a) Menimbulkan perangkat mental, karena berita-berita yang

dikomunikasikan kepada khalayak menggunakan bahasa

dengan huruf yang tercetak “mati” di atas kertas, maka

untuk dapat mengerti maknanya pembaca harus

menggunakan perangkat mental secara aktif

b) Pesan menyangkut kebutuhan komunikan, mengingat sifat

surat kabar adalah satu arah (one-way traffic

communication), maka pesan yang disampaikan dirancang

menarik perhatian pembaca dengan menggunakan tanda-

tanda yang tertuju kepada pengalaman yang sama antara

sumber dan sasaran sehingga dapat membangkitkan

Page 59: ORIENTASI PENGEMBANGAN WACANA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) WALISONGO SEMARANG ... Badrul Munir Chair di

kebutuhan pribadi pembaca, dengan demikian pesan

memberikan jalan untuk membangkitkan respon pembaca.

c) Efek sesuai dengan tujuan, yang dirumuskan dengan

pemberian informasi agar pembaca tahu, untuk membuat

pembaca berubah sikap dan perilakunya serta untuk

membuat pembaca meningkat intelektualitasnya. (Uchjana,

2006 : 157-158)

Demikianlah karakteristik dari surat kabar yang

membedakan dengan media massa lainnya. Dari karakteristik

tersebut dapat diketahui bahwa media massa cetak (surat kabar)

harus selalu berpegang teguh pada identitas dirinya, karena dari

karakteristik itulah lahir sebuah identitas.

2.3.2.2. Fungsi Surat Kabar

Fungsi utama pers adalah melayani kebutuhan

informasi masyarakat. Dalam keadaan ini, pers mempunyai

dua posisi, yaitu sebagai media komunikasi dan lembaga

sosial. Sebagai media komunikasi, pers merupakan

perpanjangan tangan dan perluasan kemampuan jasmani dan

rohani manusia, sehingga ia harus senantiasa mengikuti

kemajuan teknologi komunkasi. Sedangkan sebagai lembaga

sosial, pers merupakan bagian integral dari masyarakat,

sehingga ia dipengaruhi oleh lembaga-lembaga sosial yang

Page 60: ORIENTASI PENGEMBANGAN WACANA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) WALISONGO SEMARANG ... Badrul Munir Chair di

terdapat dalam satu sistem sosial. Pengaruh paling utama pers

menurut Pamela J. Shoemaker sebagimana dikutip Fisher

(1986 : 70) adalah pembentukan peta kognitif tentang dunia

ini.

Sebagai lembaga sosial, pers sering dirumuskan

sebagai sub sistem dari sistem sosial. Karena itu, pers selalu

tergantung dan berkaitan erat dengan masyarakat di tempat

pers itu berada. Salah satu implikasinya adalah pers harus

beroperasi sesuai dengan kehendak masyarakat di tempat pers

itu berada. Kehendak masyarakat ini, bisa dilihat dari

keyakinan mereka tentang hakekat manusia, hakekat

masyarakat dan negara, hubungan manusia dengan negara,

serta hakekat pengetahuan dan kebenaran. (Fisher, 1986 : 71)

Konsep atau pengertian fungsi pers yang lebih luas

adalah sebagai penjaga gerbang (gatekeeper). Dalam

perannya sebagai penjaga gerbang, pers memperlihatkan

kekuatan luar biasa terhadap kehidupan suatu masyarakat

dalam mengatur arus butir informasi, mereka akan membuang

butir-butir informasi yang tidak laik disampaikan kepada

masyarakat. Ukuran benar menurut seorang gatekeeper,

biasanya diperoleh dari penggabungan nilai berita yang dianut

media tempat ia bekerja, ditambah dengan keinginan

menyajikan berita yang terbaik untuk khalayak menurut

Page 61: ORIENTASI PENGEMBANGAN WACANA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) WALISONGO SEMARANG ... Badrul Munir Chair di

ukuran perusahaan pers tempat ia bekerja. Berarti seorang

gatekeeper menggunakan parameter ini dalam melakukan

seleksi (Fisher, 1986 : 72).

Terdapat lima fungsi utama surat kabar (pers) yang

berlaku universal. Disebut universal, karena kelima fungsi

tersebut dapat ditemukan pada setiap negara di dunia yang

menganut paham demokrasi, yakni :

Fungsi pertama pers adalah menyampaikan informasi

(to inform) secepat-cepatnya kepada masyarakat (Sumadiria,

2005 : 32). Fungsi kedua adalah to educate. Sebagai sarana

pendidikan massa, surat kabar dan majalah memuat tulisan-

tulisan yang mengandung pengetahuan sehingga khalayak

pembaca bertambah pengetahuannya (Uchjana, 2006 : 149)

Fungsi ketiga adalah sebagai alat untuk mempengaruhi

(to influence), artinya pers adalah pilar demokrasi keempat

setelah legislatif, eksekutif, dan yudikatif (Sumadiria, 2005 :

33). Fungsi keempat pers adalah menghibur. Pers harus

mampu memerankan dirinya sebagai wahana rekreasi yang

menyenangkan sekaligus yang menyehatkan bagi semua

lapisan masyarakat.

Fungsi pers yang terakhir adalah mediasi yang artinya

penghubung. Bisa juga disebut fasilitator atau mediator.

Sehingga dengan fungsi ini, diharapkan pers mampu

Page 62: ORIENTASI PENGEMBANGAN WACANA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) WALISONGO SEMARANG ... Badrul Munir Chair di

menghubungkan tempat satu dengan tempat lain, peristiwa satu

dengan yang lain dan sebagainya (Sumadiria, 2005 : 34).

Fungsi yang paling menonjol pada surat kabar adalah

informasi. Hal ini sesuai dengan tujuan utama khalayak

membaca surat kabar, yaitu keingintahuan akan setiap

peristiwa yang terjadi di sekitarnya. Karenanya sebagian besar

rubrik surat kabar terdiri dari berbagai jenis berita (Ardianto &

Erdiyana, 2004 : 104).

2.3.3. Berita

2.3.3.1. Pengertian Berita

Berita berasal dari bahasa Sansekerta, yaitu Vrit yang

dalam bahasa Inggris disebut write, arti sebenarnya adalah ada

atau terjadi. Sebagian ada yang menyebut dengan Vritta,

artinya “kejadian” atau “yang telah terjadi”. Vritta dalam

bahasa Indonesia kemudian menjadi berita (Djuroto, 2004 :

46). Menurut Kamus Bahasa Indonesia karya WJS

Poerwadarminta (2006 : 144) “berita” berarti kabar atau,

sedangkan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia terbitan

Balai Pustaka (1994 : 123), arti berita diperjelaskan menjadi

“laporan mengenai kejadian atau peristiwa yang hangat”. Jadi

berita dapat dikaitkan dengan kejadian/peristiwa yang terjadi.

Page 63: ORIENTASI PENGEMBANGAN WACANA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) WALISONGO SEMARANG ... Badrul Munir Chair di

Para ahli publisistik dan jurnalistik memang belum ada

yang mampu mendefinisikan berita secara khusus dan bisa

diterima secara umum. Namun secara sederhana para pakar

jurnalistik mendefinisikan berita sebagai apa yang ditulis surat

kabar, apa yang disiarkan radio, dan apa yang ditayangkan

televisi (Sumadiria, 2005 : 63).

Dean M. Lyle Spencer sebagaimana dikutip Djuroto

(2004 :46) mendefinisikan berita sebagai suatu kenyataan

atau ide yang benar dan dapat menarik perhatian sebagian

besar pembaca.

Pendapat lain dikemukakan oleh Williard C. Bleyer

(dalam Djuroto, 2000 : 46), bahwa berita adalah sesuatu yang

aktual yang dipilih oleh wartawan untuk dimuat dalam surat

kabar karena ia dapat menarik/ mempunyai makna bagi

pembaca.

Sedangkan, berita menurut Sumadiria adalah laporan

tercepat mengenai fakta atau ide terbaru yang benar, menarik

dan atau penting bagi sebagian besar khalayak, melalui media

berkala seperti surat kabar, radio, televisi, atau media on line

internet (Sumadiria, 2005 : 65).

Dari definisi-definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa

berita bukan hanya merujuk pada pers atau media massa dalam

Page 64: ORIENTASI PENGEMBANGAN WACANA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) WALISONGO SEMARANG ... Badrul Munir Chair di

arti sempit dan “tradisional” melainkan juga pada radio dan

televisi.

Untuk membuat berita, paling tidak harus memenuhi

dua syarat, yaitu, 1). Faktanya tidak boleh diputar sedemikian

rupa sehingga kebenaran tinggal sebagian saja, 2). Berita itu

harus menceritakan segala aspek secara lengkap. Dalam

menulis berita, dikenal semboyan “Satu masalah dalam satu

berita”. Artinya, suatu berita harus dikupas dari satu masalah

saja (monofacta) dan bukan banyak masalah (multifacta)karena

akan menimbulkan kesukaran penafsiran, yang menyebabkan

berita tidak sempurna (Djuroto, 2004 : 48)

2.3.3.2. Jenis – jenis berita

Dalam dunia jurnalistik, berita berdasarkan jenisnya

dapat dibagi ke dalam tiga kelompok, yaitu elementary,

intermediate, dan advance. Berita elementary mencakup berita

langsung (straight news), berita mendalam (depth news

report), dan berita menyeluruh (comprehensive news report).

Berita intermediate meliputi pelaporan berita interpretatif

(interpretative news report), dan pelaporan karangan khas

(feature story report). Sedangkan untuk kelompok advance

menunjuk pada pelaporan mendalam (depth reporting),

Page 65: ORIENTASI PENGEMBANGAN WACANA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) WALISONGO SEMARANG ... Badrul Munir Chair di

pelaporan penyelidikan (investigative reporting), dan penulisan

tajuk rencana (editorial writing) (Sumadiria, 2005 : 69).

Berikut akan dijelaskan secara singkat tentang beberapa

jenis berita tersebut yang telah dikutip Sumadiria dari Rivers.

1. Straight news report

Straight news report adalah laporan langsung mengenai

suatu peristiwa. Biasanya, jenis berita ini ditulis dengan

unsur-unsur yang dimulai dari what, who, when, where,

why, dan how (5W + 1H). Misalnya pemberitaan tentang

seminar.

2. Depth news report

Depth new report merupakan yang sedikit berbeda dengan

straight news report. Reporter menghimpun informasi

dengan fakta-fakta mengenai peristiwa itu sendiri sebagai

informasi tambahan untuk peristiwa tersebut. Jenis laporan

ini memerlukan pengalihan informasi, bukan opini reporter.

Fakta-fakta yang nyata masih tetap besar.

3. Comprehensive news report

Comprehensive news report merupakan laporan tentang

fakta yang bersifat menyeluruh ditinjau dari berbagai aspek.

Berita menyeluruh mencoba menggabungkan berbagai

serpihan fakta itu dalam satu bangunan cerita peristiwa

Page 66: ORIENTASI PENGEMBANGAN WACANA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) WALISONGO SEMARANG ... Badrul Munir Chair di

sehingga benang merahnya terlihat dengan jelas (Sumadiria,

2005 : 69)

4. Interpretative report

Berita intepretatif biasanya memfokuskan sebuah isu,

masalah, atau peristiwa-peristiwa kontroversial. Namun

demikian, fokus laporan beritanya masih berbicara

mengenai fakta yang terbukti bukan opini. Laporan

interpretatif biasanya untuk menjawab pertanyaan mengapa.

5. Feature story

Dalam berita berbentuk feature, reporter mencari fakta

untuk menarik perhatian pembacanya, tidak begitu

menyajikan informasi yang penting untuk pembacanya.

Penulis feature menyajikan suatu pengalaman pembaca

yang lebih bergantung pada gaya (style) penulisan dan

humor daripada pentingnya informasi yang disajikan.

6. Depth reporting

Depth reporting merupakan pelaporan jurnalsitik yang

bersifat mendalam, tajam, lengkap dan utuh tentang suatu

peristiwa fenomenal atau aktual. Pelaporan mendalam

disajikan dalam beberapa judul untuk menghindari

kejenuhan pembaca (Sumadiria, 2005 : 70).

7. Investigative reporting

Page 67: ORIENTASI PENGEMBANGAN WACANA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) WALISONGO SEMARANG ... Badrul Munir Chair di

Investigative reporting berisikan hal-hal yang tidak jauh

berbeda dengan laporan interpretatif. Namun demikian,

dalam laporan investigasi, para wartawan melakukan

penyelidikan untuk memperoleh fakta yang tersembunyi

demi tujuan.

8. Editorial writing

Editorial writing merupakan pikiran sebuah institusi yang

diuji di depan sidang pendapat umum. Editorial adalah

penyajian fakta dan opini yang menafsirkan berita-berita

yang penting dan memengaruhi pendapat umum

(Sumadiria, 2005 : 71).

2.3.3.3. Kriteria umum nilai berita

Secara detail nilai-nilai berita (news value) tersebut

antara lain :

1. Terkini (Actual), yakni aktual atau terkini. Dalam unsur ini

terkandung makna harfiah berita (news) yakni sesuatu

yang baru (new) (Romli, 2005 : 5)

2. Nyata (faktual), yaitu informasi tentang segala fakta (fact)

bukan fiksi atau karangan. Dalam pengertian ini juga

terkandung pengertian bahwa sebuah berita harus

mempunyai informasi tentang sesuatu sesuai dengan

keadaan sebenarnya.

Page 68: ORIENTASI PENGEMBANGAN WACANA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) WALISONGO SEMARANG ... Badrul Munir Chair di

3. Penting (Significance), artinya penting bagi banyak orang.

Misalnya peristiwa yang akan berpengaruh pada

kehidupan masyarakat secara luas, atau dinilai perlu untuk

diketahui dan diinformasikan kepada orang banyak seperti

kebijakan pemerintah, kenaikan harga, dan lain-lain

(Romli, 2005 : 6)

4. Luas (magnitude), yaitu seberapa luas pengaruh suatu

peristiwa bagi khalayak. Contoh : Berita tentang kanaikan

harga BBM lebih luas pengaruhnya terhadap seluruh

masyarakat Indonesia ketimbang berita tentang gempa

bumi di Jawa Tengah (Sugiarto, 2006)

5. Kedekatan (proximity) ; Stieler dan Lippmann (dalam

Kusumaningrat, 2005 :62) menyebutkan bahwa

maksudnya adalah kedekatan secara geografis. Unsur

kedekatan ini tidak harus dalam pengertian fisik seperti

yang disebutkan Stieler dan Lippmann, tetapi juga

kedekatan emosional. Contoh : Bagi warga Jawa Barat,

berita tentang gempa bumi di Bandung lebih menarik

ketimbang berita tentang gempa bumi di Surabaya.

6. Keterkenalan (prominence) ; berita adalah tentang orang-

orang penting, orang-orang ternama, tersohor, selebriti,

figur publik. Orang-orang penting, orang-orang

terkemuka, dimana pun selalu membuat berita.

Page 69: ORIENTASI PENGEMBANGAN WACANA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) WALISONGO SEMARANG ... Badrul Munir Chair di

7. Akibat (impact) ; berita adalah sesuatu yang brdampak

luas. Suatu peristiwa tidak jarang menimbulkan dampak

besar dalam kehidupan masyarakat (Sumadiria, 2005 : 82).

8. Human Interest ; dalam berita, hendaknya terkandung

unsur yang menarik empati, simpati, atau menggugah

perasaan khalayak yang membacanya (Kusumaningrat,

2005 : 64)

9. Konflik (conflict) ; berita adalah konflik atau segala

sesuatu yang mengandung unsur atau sarat dengan

dimensi pertentangan. Konflik atau pertentangan,

merupakan sumber berita yang tak pernah kering dan tak

akan pernah habis (Sumadiria, 2005 : 87).

Meskipun terdapat perbedaan istilah dan penekanan di

antara para ahli komunikasi dan media massa, umumnya nilai

berita tersebut berlaku universal. Berlaku di seluruh dunia.

2.3.4. Pers Dakwah

Pers berasal dari bahasa Inggris (press) artinya mencetak.

Dalam pengertian operasional, pers berarti publikasi atau

pemberitahuan secara tercetak. Pers dalam arti sempit mencakup media

cetak (surat kabar dan majalah), sedangkan dalam arti luas ia berarti

seluruh bentuk komunikasi massa yang menggunakan media, baik

media cetak maupun media elektronik.

Page 70: ORIENTASI PENGEMBANGAN WACANA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) WALISONGO SEMARANG ... Badrul Munir Chair di

Pers memiliki fungsi dan peranan, yang secara umum terdiri

dari; memberi informasi (to inform), mendidik (to educate),menghibur

(to entertain) dan mempengaruhi (to influence) (Onong Uchjana, 1998

: 149).

Lalu, apa yang dimaksud dengan pers dakwah dan peran apa

yang bisa dimainkannya untuk mewujudkan cita-cita khaira ummah

sebagaimana idealisasi fungsi pers di atas?

“Pers dakwah adalah proses meliput, mengolah, dan

menyebarluaskan berbagai peristiwa yang menyangkut umat Islam dan

ajaran Islam kepada khalayak” (Djamaluddin, 1989 : 168)

Ciri khas sistem komunikasi massa Islam adalah menyebarkan

(menyampaikan) informasi kepada pendengar, pemirsa, atau pembaca

tentang perintah dan larangan Allah SWT (Al Qur‟an dan Hadits Nabi).

Pada dasarnya agama sebagai kaidah dan sebagai perilaku adalah pesan

(informasi) kepada warga masyarakat agar berperilaku sesuai perintah

dan larangan Tuhan (A. Muis, 1989 : 4).

Pers Islam – secara konseptual – tentu memiliki perbedaan

normatif dengan jenis-jenis pers lainnya. Pers Islami adalah pers yang

Islami, atau media cetak umum yang bernafaskan Islam dan

berpedoman pada nilai-nilai Islam (Romli, 2001 :90).

Pers Islami terasa lebih lunak dan adaptif, terutama bila

dihadapkan pada persoalan pluralitas keagamaan dan heterogenitas

frame of reference yang dimiliki umat. Saat ini memang dakwah

Page 71: ORIENTASI PENGEMBANGAN WACANA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) WALISONGO SEMARANG ... Badrul Munir Chair di

melalui pers Islami lebih bisa diterima oleh audien dan mudah

dilakukan oleh seorang da‟i, karena tidak membutuhkan dana yang

besar serta manajemen yang lebih profesional (Rahmat, 1997 :57).

Dalam konteks ini pers dakwah (Mafri Amir, 1999 :13) secara

konsepsional tentunya memiliki perbedaan normatif dengan pers-pers

lain, walaupun secara operasional tentu sama. Pers dakwah merupakan

salah satu institusi dalam proses transformasi intelektual dan kultural

masyarakat Muslim.

Dengan demikian batasan mengenai pers dakwah, sejauh ini

merupakan percikan pemikiran dan pengalaman yang lebih terfokus

pada sejumlah tantangan dan kendala yang tengah dan akan dihadapi.

Bila kita sependapat dan konsisten dengan paparan di atas, tampaknya

kebutuhan defenisi tidak menjadi persoalan. Andaipun diperlukan,

maka pemahaman harus berangkat dari kenyataan objektif dan jati diri

Islam itu sendiri, yang dalam hal ini telah melahirkan karya intelektual

yang sangat besar dan bernas. Dalam hal ini Asep Syamsul M. Romli

mengukur pers dakwah itu dengan kriteria “media khusus berita

tentang agama dan umat Islam, beratribut Islam, atau media massa

umum yang bernafaskan Islam dan berpedoman pada nilai-nilai Islam”

(Syamsul, 2000 : 90).

Pers jenis apapun merupakan bagian dari kegiatan jurnalistik.

Adapun jurnalistik dakwah menurut Sutirman Eka Ardhana adalah

suatu kegiatan menyampaikan pesan berupa dakwah kepada khalayak

Page 72: ORIENTASI PENGEMBANGAN WACANA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) WALISONGO SEMARANG ... Badrul Munir Chair di

ramai melalui saluran media. Tekanannya tentu pada media cetak, baik

surat kabar, majalah, maupun tabloid. Karena melalui media cetak,

pesan dakwah itu tentu saja disampaikan melalui karya tulisan (

Ardhana, 1995 : 26).

Sederhananya, jurnalistik dakwah adalah kegiatan berdakwah

melalui tulisan, baik dalam bentuk feature, artikel, laporan, tajuk dan

karya jurnalistik lainnya. Karena dimaksudkan sebagai pesan dakwah,

sudah barang tentu karya jurnalistik tersebut berisi ajakan dan seruan

mengenai amr ma 'ruf nahy munkar.

Pakar-pakar komunikasi semisal Harold Laswell, Wilbur

Schramm, Lazarsfeld mengklasifikasi lima peranan utama pers, yaitu

surveilliance, correlation, ethicizing function, interpreter, dan

watchdog. Tidaklah berlebihan seandainya fungsi dan peran pers

dakwah terinspirasi dari rumusan di atas. Pertama, pers dakwah harus

bersifat kritis terhadap lingkungan luar, sanggup menyaring informasi

Barat yang relevan dan tidak bias terhadap Islam. Kedua, pers dakwah

harus mampu merangsang terjadinya perubahan-perubahan sosial

dalam masyarakat. Ketiga, pers dakwah hendaknya sanggup

melakukan proses sosialisasi sebagai upaya untuk memelihara dan

mengembangkan khazanah intelektual Islam. Keempat, pers dakwah

harus mampu menjadi penerjemah bagi pembaharuan dan gagasan-

gagasan kreatif kontemporer. Dalam hal ini dakwah perlu

diorientasikan ke depan agar sanggup berbicara dengan berbagai

Page 73: ORIENTASI PENGEMBANGAN WACANA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) WALISONGO SEMARANG ... Badrul Munir Chair di

problema sosial dewasa ini. Kelima, karena pers dakwah merupakan

salah satu institusi dalam proses transformasi intelektual dan kultural,

pers dakwah harus mampu menjadi pengawas terhadap kebijakan-

kebijakan pemerintah (Sihombing, 2003 : 133) .

Paralel dengan itu, pers dakwah harus mampu

mengembangkan sikap profesionalismenya sehingga tidak dijadikan

sebagai komoditi politik tertentu, dijadikan sebagai kenderaan untuk

kepentingan golongan tertentu, tetapi dengan sikap netralnya mampu

memposisikan diri sebagai the fourth of estate (kekuatan keempat

setelah legislatif, eksekutif dan yudikatif). Untuk itu pers dakwah

harus bersifat dinamis, progresif dan antisipatif bagi proses

pembentukan kepribadian Muslim yang tangguh, membangun tatanan

kehidupan searah dengan ajaran Islam (Sihombing, 2003 : 134).

Secara umum ciri-ciri pers (baik cetak maupun elektronik)

adalah menyangkut proses komunikasinya yang berlangsung satu

arah, komunikatornya melembaga, pesannya bersifat umum,

medianya menimbulkan keserempakan dan komunikannya heterogen.

Antara media cetak dengan media elektronik memiliki perbedaan

yang khas. Onong Uchjana Effendy menjelaskan; Pertama, pesan-

pesan yang disiarkan oleh media massa elektronik diterima oleh

khalayak hanya sekilas dan khalayak harus selalu berada di depan

pesawat, sedangkan pesan-pesan yang disiarkan media cetak dapat

dikaji ulang dan dipelajari serta disimpan untuk dibaca pada tiap

Page 74: ORIENTASI PENGEMBANGAN WACANA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) WALISONGO SEMARANG ... Badrul Munir Chair di

kesempatan.Kedua, pada media elektronik pesan-pesan yang

disampaikan harus mudah dicerna pendengar atau pemirsa,

sedangkan pada media cetak dapat sophisticated dan ilmiah. Ketiga,

pada media cetak sering terjadi polemik pemikiran yang panjang,

sedangkan pada media elektronik tidak pernah terdapat. Keempat,

media cetak memiliki daya persuasi yang lebih tinggi bila

dibandingkan dengan media elektronik karena pesan-pesan persuasif

media cetak lebik ditujukan kepada rasio atau pikiran, sedangkan

pada media elektronik lebih banyak ditujukan kepada perasaan

(Onong Uchjana, 1998 :145-146).

Page 75: ORIENTASI PENGEMBANGAN WACANA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) WALISONGO SEMARANG ... Badrul Munir Chair di

BAB III

GAMBARAN UMUM SKH KOMPAS, PROFIL KH. ABDURRAHMAN

WAHID DAN PEMBERITAAN TENTANG

KH. ABDURRAHMAN WAHID

3.1. Profil Surat Kabar Harian Kompas

3.1.1. Sejarah dan Latar Belakang Kompas

Kompas mulai terbit di Jakarta pada 28 Juni 1965. Harian ini

diterbitkan oleh sejumlah wartawan yang waktu itu telah cukup sukses

menerbitkan majalah bulanan Intisari ; antara lain P.K. Ojong dan Jakob

Oetama.

Surat kabar Kompas dalam sejarah pers Indonesia menduduki

tempat yang unik, karena Kompas hidup dalam tiga periode yang

berlainan, yaitu masa Orde Lama, Orde Baru dan era reformasi

(Kasman, 2010 : 147).

Akhmad Zaini Abar, sebagaimana dikutip Darmanto (2005 : 60)

mengatakan bahwa pemerintahan pada masa akhir 1960-an adalah

periode terburuk bagi sejarah pers di Indonesia. Penguasa memandang

pers semata-mata dari sudut kemampuannya dalam memobilisasi massa

dan opini publik. Pers seakan-akan dilihat seperti senapan yang siap

menembakkan peluru (informasi) ke arah massa atau khalayak yang

tidak berdaya. Pers dianggap sebagai alat “revolusi” yang besar

pengaruhnya untuk menggerakkan atau meradikalisasi massa untuk

menyelesaikan sebuah revolusi.

Page 76: ORIENTASI PENGEMBANGAN WACANA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) WALISONGO SEMARANG ... Badrul Munir Chair di

Kompas dilahirkan dalam situasi politik yang tak menentu.

Partai politik diakui sebagai satu-satunya organisasi sosial yang boleh

menyalurkan aspirasi politik masyarakat. Karena itu setiap surat kabar

yang terbit diharuskan untuk mengaitkan dirinya (berafiliasi) dengan

salah satu partai politik yang ada. Dalam hal ini Kompas memilih

berafiliasi dengan Partai Katolik yang waktu itu dipimpin oleh IJ.

Kasimo (setelah keharusan untuk berafiliasi ini ditiadakan, Kompas

melepaskan diri dari Partai Katolik dan menjadi independen)

(Malarangeng, 2010 : 51)

Kehadiran surat kabar Kompas tidak lepas kaitannya dengan

kelompok militer dan aktivis Katolik. Suatu hari awal tahun 1965,

Letjen Ahmad Yani (1922-1965) selaku Menteri/Panglima TNI-AD

menelepon rekannya yang sekabinet, Drs. Frans Seda. Ia melemparkan

ide menerbitkan koran untuk membangkitkan semangat republik bagi

rakyat juga tentara untuk melawan pers komunis ( Kasman, 2010 : 150)

.

PK Ojong dan Jakob Oetama kemudian menggarap ide tersebut

dan mempersiapkan penerbitan Koran. Semula nama yang dipilih

“Bentara Rakyat”, penggunaan nama itu dimaksudkan untuk

menunjukkan kepada masyarakat bahwa pembela rakyat yang

sebenarnya bukanlah PKI. Dalam keperluan dinas Frans Seda sebagai

Menteri Perkebunan (1964-1966) menghadap Presiden di Istana

Merdeka (Kasman, 2010 : 152).

Page 77: ORIENTASI PENGEMBANGAN WACANA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) WALISONGO SEMARANG ... Badrul Munir Chair di

Presiden menanyakan nama koran yang akan terbit. Frans Seda

mengatakan bahwa koran tersebut bernama Bentara Rakyat. Spontan

Bung Karno memberikan komentar bahwa nama koran itu mirip koran

PKI, “Harian Rakyat”. Soekarno pun akhirnya menyarankan nama

Kompas “pemberi arah dan jalan dalam mengarungi lautan atau hutan

rimba”. Nama itulah yang kemudian dipakai untuk nama koran baru

tersebut, sebuah surat kabar nasional, dalam arti hadir di semua provinsi

dan isinya mencakup peristiwa berskala nasional (Kompas, Senin 28

Juni 2010).

Maka jadilah nama harian Kompas hingga saat ini, sementara

nama Yayasan Bentara Rakyat sebagai penerbit harian Kompas. Para

pendiri Yayasan Bentara Rakyat adalah para pemimpin organisasi

Katolik seperti : Partai Katolik, Wanita Katolik, PMKRI, dan PK.

Ojong. Pengurus yaysan terdiri dari Ketua : I.J. Kasimo, Wakil Ketua:

Drs. Frans Seda, Penulis I : F.C. Palaunsuka, Penulis II : Jakob Oetama,

dan Bendahara : PK Ojong (Kasman, 2010 : 153).

Walaupun restu dari Presiden Soekarno, berkat dari Mgr.

Soegijapranoto, dan bantuan pimpinan Angkatan Darat, proses izin

terbit mengalami kesulitan. PKI dan kaki tangannya menguasai

aparatur, khususnya Departemen Penerangan Pusat dan Daerah. PKI

tidak mentolerir sebuah harian yang akan menjadi saingan berat. Tahap

demi tahap rintangan dapat diatasi, pusat memberi izin prinsip namuun

harus dikonfirmasikan ke Daerah Militer V Jaya. Persyaratan terakhir

Page 78: ORIENTASI PENGEMBANGAN WACANA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) WALISONGO SEMARANG ... Badrul Munir Chair di

untuk dapat terbit, harus ada bukti 3000 (tiga ribu) orang pelanggan.

Frans Seda punya inisiatif mengumpulkan tanda tangan anggota partai,

guru sekolah, anggota-anggota koperasi Kopra Primer di Kabupaten

Ende Lio, Kabupaten Sikka, dan Kabupaten Flores Timur. Dalam waktu

singkat daftar 3.000 pelanggan lengkap dengan alamat dan tanda tangan

terkumpul. Bagian perizinan Puskodam V Jaya menyerah dan

mengeluarkan izin terbit. Pers PKI yang melihat kehadiran Kompas

bereaksi keras, bahkan mulai menghasut masyarakat dengan

menggantikan Kompas sebagai “Komando Pastor” (Suf Kasman, 2010 :

153).

PKI sejatinya sudah mencium maksud di balik pendirian

Kompas. “PKI tahu rencana kami, lantas dihadang, namun karena Bung

Karno setuju kita jalan terus hingga izinnya keluar,” ujar Seda. Jalan

sudah lancar, dan akhirnya dengan karyawan dan wartawan yang

direkrut dari Intisari, Yayasan Bentara Rakyat menerbitkan Kompas

edisi percobaan pada 28 Juni 1965. Setelah tiga edisi percobaan,

Kompas reguler pun terbit (Rahzen, 2007 : 237).

Kompas edisi pertama dicetak oleh PN Grafika milik harian

Abadi yang berafiliasi pada partai Majelis Syuro Muslimin Indonesia

(Masyumi) (http://www.scribd.com/doc/12617610/Sejarah-Harian-

Kompas-Sebagai-Pers-Partai-Katolik diakses 28 Oktober 2011).

Pada terbitan awal, Kompas menyajikan empat halaman. Berita

utama pada edisi pertama berjudul “KAA II Ditunda Empat Bulan”.

Page 79: ORIENTASI PENGEMBANGAN WACANA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) WALISONGO SEMARANG ... Badrul Munir Chair di

Halaman pertama edisi ini memasang 11 berita luar negeri dan 7 berita

dalam negeri. Tajuk rencana belum ada, dan iklan hanya enam buah.

Oplah pertama Kompas sebanyak 4.800 eksemplar, dan kemudian

dalam tempo tiga bulan dengan cepat meningkat menjadi 8.003

eksemplar (Malarangeng, 2010 :50). Di halaman pertama Kompas edisi

perdana di pojok kiri atas tertulis nama : Pemimpin Redaksi, Drs. Jakob

Oetama, Staf Redaksi : Drs. J. Adisubrata, Lie Hwat Nio SH, Marcel

Beding, Th. Susilastuti, Tan Soei Sing, J. Lambangdjaja, Tan Tik Hong,

Th. Ponis Purba, Tinon Prabawa, Eduard Liem (Kasman, 2010 : 155).

Kedua perintis Kompas setiap saat terjun ke bawah. Mereka

berusaha agar dari hari ke hari mutu Kompas kian baik. Karena itu,

setelah sebulan dicetak di Eka Grafika, harian ini kemudian dicetak di

Percetakan Masa Merdeka Jl. Sangaji, Jakarta. Setelah tahun 1980-an,

oplah Kompas mengalami perkembangan pesat, misalnya 600.000

eksemplar tahun 1986 selama sebulan. Kompas mengalami turun naik

dari segi penjualan, bahwa dalam sejarah harian Kompas pernah

mencapai oplah terbesar di Asia, yaitu sejak perang teluk terjadi 1990-

1991 tirasnya mencapai 700.000 eksemplar. Tahun 1995 oplah Kompas

turun naik sekitar 460.000 eksemplar. Tahun 2004 oplahnya mulai naik

lagi antara 550.000-600.000 eksemplar. Sekarang rata-rata 500.000

eksemplar (senin-jum‟at), sekitar 600.000 di hari Sabtu-Minggu.

Kompas pernah mencapai oplah terbesar pada waktu ulang tahun Bung

Page 80: ORIENTASI PENGEMBANGAN WACANA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) WALISONGO SEMARANG ... Badrul Munir Chair di

Karno ke 100 tahun dengan oplah mencapai 750.000 eksemplar dalam

edisi khusus (Kasman, 2010 : 156).

Sirkulasi besar yang dimiliki oleh harian Kompas tentunya

berkorelasi positif dengan banyaknya jumlah pembaca. Atau dengan

kata lain, Kompas merupakan surat kabar terbedar di Indonesia.

Apabila disimak secara mendalam Kompas sebagai surat kabar terbesar

maka pendistribusian sebagai saluran komunikasi politik semakin besar

pula dampaknya, apalagi berhubungan dengan pengaruh kekuasaan,

sehingga biasanya Kompas sering dijadikan salah satu cermin atau

barometer dalam melihat kehidupan sosial politik dan ekonomi

masyarakatnya (Kasman, 2010 : 157).

Menurut David T. Hill seperti yang dikutip oleh Darmanto,

Kompas adalah koran berkualitas dengan tiras terbesar di Asia

Tenggara. Penjualan meningkat secara konsisten karena Kompas

berhasil meraih reputasi yang baik dari laporan mendalamnya

(Darmanto, 2005 : 60). Meskipun begitu, Kompas pernah mendapat

larangan terbit pada tahun 1965 karena adanya penyatuan informasi

oleh Pemerintah Orde Baru yang mana hanya memberi izin terbit

kepada koran atau lembaga pemberitaan milik tentara. Tanggal 1

Oktober 1965, tentara mendatangi percetakan dan melarang terbit

semua koran, termasuk Kompas. Namun tanggal 6 Oktober 1965

Kompas diijinkan terbit kembali setelah mengantongi keputusan

Page 81: ORIENTASI PENGEMBANGAN WACANA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) WALISONGO SEMARANG ... Badrul Munir Chair di

Penguasa Perang Daerah Nomor Keputusan 04/P/X/1965 (Kompas,

Senin 28 Juni 2010).

Dalam usianya yang ke -35 (Tahun 2000), Kompas yang telah

memiliki online di situs http//kompas.com mencoba terus memperbaiki

kinerjanya. Hal ini dilakukan, misalnya dengan membuat Tim

Ombusman Kompas, suatu lembaga independent yang anggotanya

terdiri atas orang-orang yang berasal dari luar media ini. Tim ini

bertugas mengevaluasi isi Kompas dan memberi saran perbaikan pada

manajemennya (Zen, 2004:132) .

Selama lebih dari 45 tahun Kompas ikut mewarnai perjalanan

pers Indonesia. Berita yang mengisi halaman koran ini menjadi mozaik

rekaman sejarah perjalanan bangsa. Memotret pergulatan hidup mereka

yang papa dan berkekurangan. Menampilkan kekayaan alam yang

tersebar di seantero Nusantara, juga mengangkat kegagalan dan

keberhasilan kekayaan itu dimanfaatkan bagi sebesar-besarnya

kesejahteraan rakyat. Selama kurun waktu itu, Kompas sebagai koran

mengalami pasang surut dan perkembangan. Kompas membentuk

dirinya menjadi koran nasional yang tangguh. Agar tak lekang ditelan

zaman, Kompas harus berpandai-pandai beradaptasi. Kini Kompas

secara sadar menyiapkan diri memasuki era multimedia. Semua itu

dilakukan agar bisa memenuhi perannya sebagai amanat hati nurani

rakyat (Kompas, Senin, 28 Juni 2010).

3.1.2. Visi dan Misi

Page 82: ORIENTASI PENGEMBANGAN WACANA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) WALISONGO SEMARANG ... Badrul Munir Chair di

1) Visi Kompas

“Menjadi institusi yang memberikan pencerahan bagi

perkembangan masyarakat Indonesia yang demokratis dan bermartabat,

serta menjunjung tinggi asas dan nilai kemanusiaan”

Dalam kiprahnya di industri pers “Visi Kompas” berpartisipasi

membangun masyarakat Indonesia baru berdasarkan Pancasila melalui

prinsip persatuan dalam perbedaan dengan menghormati individu demi

terciptanya masyarakat adil dan makmur. Secara lebih spesifik prinsip

tersebut bisa diuraikan sebagai berikut : Pertama, Kompas adalah

lembaga pers yang bersifat umum dan terbuka ; kedua, Kompas tidak

melibatkan diri dalam kelompok-kelompok tertentu baik politik, agama,

sosial, atau golongan, ekonomi; ketiga, Kompas secara aktif membuka

dialog dan berinteraksi positif dengan segala kelompok; keempat,

Kompas adalah koran nasional yang berusaha mewujudkan aspirasi dan

cita-cita bangsa; kelima, Kompas bersifat luas dan bebas dalam

pandangan yang dikembangkan tetapi selalu memperhatikan konteks

struktur kemasyarakatan dan pemerintahan yang menjadi lingkungan

(Kasman, 2010 :168)

2) Misi Kompas

“Mengantisipasi dan merespon dinamika masyarakat secara

profesional, sekaligus memberi arah perubahan (Trend Setter) dengan

menyediakan dan menyebarluaskan informasi terpercaya”.

Page 83: ORIENTASI PENGEMBANGAN WACANA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) WALISONGO SEMARANG ... Badrul Munir Chair di

Kompas berperan serta ikut mencerdaskan bangsa. Hal tersebut

dicapai melalui etika usaha bersih dengan melakukan kerja sama

dengan perusahaan-perusahaan lain. Hal ini dijabarkan dalam 5 sasaran

operasional.

Pertama,Kompas memberikan informasi yang berkualitas

dengan ciri ; cepat, cermat, utuh, dan selalu mengandung makna;kedua,

Kompas memiliki bobot jurnalistik yang tinggi dan terus dikembangkan

untuk mewujudkan aspirasi dan selera terhormat yang dicerminkan

dalam gaya kompak, komunikatif, dan kaya nuansa kehidupan, dan

kemanusiaan;ketiga,kualitas informasi dan bobot jurnalistik dicapai

melalui upaya intelektual yang pernah empati dengan pendekatan

rasional, memahami jalan pikiran dan argumentasi pihak lain, selalu

berusaha mendudukan persoalan dengan penuh pertimbangan tetapi

tetap kritis dan teguh pada prinsip;keempat,berusaha menyebarkan

informasi seluas-luasnya dengan meningkatkan tiras. Untuk dapat

merealisasikan visi dan misi Kompas harus memperoleh keuntungan

dari usaha. Namun keuntungan yang dicari bukan sekedar demi

keuntungan itu sendiri tetapi menunjang kehidupan layak bagi

karyawan dan pengembangan usaha sehingga mampu melaksanakan

tanggung jawab sosialnya sebagai perusahaan (Kasman, 2010 : 169)

3.1.3. Lembar Daerah Kompas dan Penghargaan yang Diterima Kompas

1). Lembar Daerah Jawa Timur

Page 84: ORIENTASI PENGEMBANGAN WACANA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) WALISONGO SEMARANG ... Badrul Munir Chair di

Terbit sebagai halaman khusus per 9 Oktober 2000, kemudian

sejak 2003 menjadi lembar terpisah.

Lembar Daerah Jawa Tengah dan Jogja

Setelah tiga tahun terbit sebagai halaman khusus bersama-

sama (sejak 28 Juni 2001), lembar Jawa Tengah dan lembar

Jogja terbit berbeda. Namun, pada tahun 2010 lembar Jawa

Tengah dan Jogja ditiadakan dan diganti koran lokal di bawah

naungan Kompas bernama Warta Jateng dan Tribun Jogja

karena kebutuhan informasi di wilayah Jateng dan Jogja

semakin besar sehingga dibutuhkan media yang lebih mandiri.

Lembar Daerah Jawa Barat

Mulanya terbit sebagai halaman khusus sejak 1 Maret 2004,

kemudian menjadi lembar terpisah bersamaan dengan

dimulainya cetak jarak jauh di Bandung pada tahun 2006.

Lembar Daerah Sumatera Utara dan Selatan

Dirintis sebagai halaman khusus dalam satu edisi sejak 2

Februari 2005, lembar Sumbagut dan Sumbagsel terbit terpisah

dua tahun kemudian.

2) Beberapa Penghargaan yang diterima Kompas

1974 : Foto Pangeran Benhard (Belanda) menggendong orang

utan dalam kunjungannya ke Jakarta tahun 1973 karya Kartono

Riyadi memenangi penghargaan World Press Photo 1974.

Page 85: ORIENTASI PENGEMBANGAN WACANA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) WALISONGO SEMARANG ... Badrul Munir Chair di

1983 : Menjadi Juara Umum Penghargaan Jurnalistik

Adinegoro PWI Jaya 1982/1983 dengan 3 trofi, 1 medali

perak, 1 medali perunggu. Salah satu karya yang mendapatkan

trofi adalah karikatur GM Sudarta.

Februari 2008 : PWI memberikan “Lifetime Achievement

Award” kepada lima tokoh pers, termasuk Jakob Oetama

yang selama hidupnya telah membaktikan diri bagi pers

Indonesia (Kompas, Senin 28 Juni 2010).

3.1.4. Struktur Redaksi Kompas

Pemimpin Umum

Jakob Oetama

Wakil Pemimpin Umum

Agung Adiprasetyo, St. Sularto

Pemimpin Redaksi

Rikard Bagun

Wakil Pemimpin Redaksi

Trias Kuncahyono, Taufik H. Mihardja

Redaktur Senior

Ninok Leksono

Redaktur Pelaksana

Budiman Tanuredjo

Wakil RedPel

Andi Suruji, James Luhulima

Sekretaris Redaksi

Retno Bintarti, M. Nasir

Staf Redaksi

Page 86: ORIENTASI PENGEMBANGAN WACANA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) WALISONGO SEMARANG ... Badrul Munir Chair di

Sri Hartati Samhadi, Jimmy S. Harianto, Tri Harijono, P Tri Agung

Kristanto, Myrna Ratna M, J. Osdar, Pieter P. Gero, Hariadi Saptono,

Jhonny T. Gunardi, Mohammad Bakir, Banu Astono, Ninuk Pambudi,

Chris Pujiastuti, Bambang Sigap Sumantri, Bre Redana, Maria

Hartiningsih, Kenedi Nurhan, Simon Saragih, Johanes Waskita, Atika

Walujani, Gesit Ariyanto, Mohammad Subhan, Sidik Pramono, Frans

Sartono, Putu Fajar Arcana, Subur Tjahjono, A. Maryoto, M. Suprihadi,

Agus Mulyadi, Yovita Arika, Nasrullah Nara, Jannes Eudes Wawa,

Danu Kusworo, Ida Setyorini, Adi Prinantyo, Sutta Dhamasaputra, Sri

Fitrisia Martisasi, Agus Hermawan, Tjahja Gunawan Diredja, Wisnu

Nugroho, Maruli Tobing, Gunawan Setiadi, Diah Marsidi, Irwan

Julianto, Yesayas Oktavianus, Budiarto Shambazy, Julian Sihombing,

Mulyawan Karim, Yuni Ekawati, Rene L. Pattiradjawane, Brigitta

Isworo Laksmi, Agnes Astiarini, AW Subarkah, Fandri Yuniarti,

Ibrahimsyah Rahman, Soelastri, Ratih P. Sudarsono, Pepih Nugraha,

Elly Roosita, Arbain Rambey, Anton Sanjoyo, R. Adhi Kusumaputra,

Suhartono, Salomo Simanungkalit, C Windoro AT, Rakarjan

Sukaryaputra, Alif Ichwan, Eddy Hasby, Clara Wresti, Korano Nicholas

LMS, Pascal S. Bin Sadju, Ferry Santoso, Elok Dyah Meswati, Yunas

Santhani Aziz, Joice Tauris Santi, Buyung Wijaya Kusuma, Pingkan

Elita Dundu, Nasru Alam Aziz, Imam Prihadiyoko, Edna Caroline

Pattisina, Osa Triyatna, Agus Susanto, Lusiana Indriasari, Dahono

Fitrianto, Nawa Tunggal, Susana Rita, Iwan Santosa, Susi Ivvaty,

Marcellus Hernowo, Luki Aulia, Cokorda Yudistira, Iwan Setiyawan,

Yulia Septhiani, Dewi Indriastuti, Orin Basuki, Maria Susy Berindra A,

Nur Hidayati, Wisnu Dewabrata, Antonius Tomy Trinugroho, Amir

Sodikin, Evy Rachmawati, Indira Permanasari S, Gatot Widakdo, Budi

Suwarna, lasti Kurnia, M. Yuniadhi Agung, Hamzirwan, Prasetyo Eko

P, Samsul Hadi, Hermas Effendi Prabowo, Ester Lince Napitupulu, M.

Fajar Marta, Sarie Febriane, Dwie As Setyaningsih, Affan Adenensi

Riza Fathoni, Cyprianus Anto Saptowalyono, Anita Yossihara, Andi

Page 87: ORIENTASI PENGEMBANGAN WACANA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) WALISONGO SEMARANG ... Badrul Munir Chair di

Riza Hidayat, Khaeruddin, Emilius Caesar Alexey, Ahmad Arif, Neli

Triani, Brigita Maria Lukita, Haryo Damardono, Ilham Khoiri, M. Zaid

Wahyudi, Helena Fransisca Nababan, Fransisca Romana Ninik,

Ambrosius Harto, Demitrius Wisnu Widiantoro, Aryo Wisanggeni

Gentong, C. Wahyu Haryo P, R. Benny Dwi Koestanto, Bonivasius

Dwi Pramudyanto, Mahdi Muhammad, Lucky Pransiska, Priyombodo,

Totok Wijayanto, Agnes Rita Sulistyawati, Agung Setyahadi, Wisnu

Aji Dewabrata, Ichwan Susanto.

Biro Cairo Mustafa Abdurrahman Biro Bandung Dedi Muhtadi Biro

Semarang Sonya Hellen Sinombor, Winarto Herusansono Biro

Yogyakarta Thomas Pudio Widjayanto Biro Magelang Regina

Rukmorini Biro Surabaya Anwar Hudiono, Agnes Swetta Pandia

Mojokerto Abdul Lathif Malang Dody Wisnu Pribadi Jember

Syamsul Hadi Banyuwangi Siwi Yunita Cahyaningrum Denpasar Ayu

Sulistyowati Mataram Khaerul Anwar Ende Samuel Oktora Kupang

Frans Sarong, Kornelis Kewa Ama Manado Jean Rizal Layuck Palu

Reny Sri Ayu Jayapura B. Josie Susilo Hardianto Jambi Irma

Tambunan Medan Aufrida Wismi Warastri Pekanbaru Syahnan

Rangkuti

GM Litbang F. Harianto Santoso GM SDM Umum Bambang

Sukiartono Manajer Diklat Tony D. Widiastono.

Kantor Redaksi Jl. Palmerah Selatan 26-28, Jakarta 10270 Telepon

534 7710/20/30, 530 2200 Fax 548 6085/548 3581 Alamat Surat

(Seluruh Bagian) PO BOX 4612 Jakarta 12046 Alamat Kawat

Kompas Jakarta Penerbit PT Kompas Media Nusantara Surat Izin

Usaha Penerbitan Pers SK Menpen No.

013/SK/Menpen/SIUPP/A.7/1985 tanggal 19 November 1985, serta

keputusan Laksus pangkopkamtibda No. 103/ PC/1969 tanggal 21

Page 88: ORIENTASI PENGEMBANGAN WACANA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) WALISONGO SEMARANG ... Badrul Munir Chair di

Januari 1969 Anggota Serikat Penerbit Surat Kabar No

37/1965/11/A/2002 Percetakan PT. Gramedia ISSN 0215-207X ISI DI

LUAR TANGGUNG JAWAB PERCETAKAN

3.2 Profil KH. Abdurrahman Wahid (Gus Dur)

a. Data Pribadi

Nama : KH. Abdurrahman Wahid

Kewarganegaraan : Indonesia

Lahir : Jombang, 04 Agustus 1940

Wafat : Jakarta, 30 Desember 2009

Istri : Sinta Nuriyah

Anak : 1. Alissa Qotrunnada

2. Zannuba Arifah Khafsoh

3. Annita Hayatunnufus

4. Inayah Wulandari

Alamat : Jl. Warung Silah No. 10, Ciganjur

Jakarta Selatan 12630

b. Pendidikan

1966 – 1970 Universitas Baghdad, Irak Fakultas Adab Jurusan

Sastra Arab

1964 – 1966 Al Azhar University, Cairo- Mesir. Fakultas

Syari‟ah

1959 – 1963 Pesantren Tambak Beras, Jombang, Jawa Timur

1957 – 1959 Pesantren tegalrejo, Magelang, Jawa Tengah

Page 89: ORIENTASI PENGEMBANGAN WACANA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) WALISONGO SEMARANG ... Badrul Munir Chair di

1956 SMEP, Yogyakarta

1953 SD, Jakarta

c. Perjalanan Karir

- Guru Madrasah Mualliamat, Jombang (1959-1963)

- Dosen Universitas Hasyim Asy‟ari, Jombang (1972-1974)

- Dekan Fakultas Ushuluddin Universitas Hasyim Asy‟ari,

Jombang (1972- 1974)

- Sekretaris Pesantren Tebuireng, Jombang (1974-1979)

- Pengasuh Pondok Pesantren Ciganjur, Jakarta (sejak 1976)

- Ketua Tanfidziyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama/PBNU

(1984-1989, 1989-1994, 1994-1999, 2000-2005).

- MPR dari utusan golongan (1987-1992, 1999-2004)

- Presiden RI (20 Oktober 1999 – 23 Juli 2001)

- Ketua Umum Dewan Syuro PKB (2000-2005)

- Ketua Umum Dewan Syuro PKB hasil Muktamar II, Semarang

(2005-2010)

d. Penghargaan

- Bintang Tanda Jasa Kelas 1, Bidang Ilmu Pengetahuan dan

Kebudayaan dari pemerintah Mesir

- Tokoh 1990, Majalah Editor, Indonesia (1990)

- Islamic Missionary Award, Pemerintah Mesir (1991)

- Ramon Magsasay, Filipina (1993)

- Pin Penghargaan Keluarga Berencana dari PKBI (1994)

Page 90: ORIENTASI PENGEMBANGAN WACANA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) WALISONGO SEMARANG ... Badrul Munir Chair di

- Bintang Mahaputra Utama (1998)

- Man of The Year, Majalah REM, Indonesia (1998)

- Doktor Honoris Causa Universitas Jawaharlal Nehru, India

(2000)

- Doktor Honoris Causa Bidang Hukum dari Universitas

Thammasat Anant Anantukal, Thailand (2000)

- Ambassador of Peace, International and Interreligious

Federation for World Peace (IIFWP), New York, Amerika

Serikat (2000)

- Public Service Award, Universitas Columbia New York,

Amerika Serikat (2001)

- Doktor Honoris Causa Bidang Perdamaian dari Soka

University, Jepang (2002)

- Gelar Kanjeng Pangeran Aryo (KPA) dari Sampeyan dalem

Ingkang Sinuhun Kanjeng Susuhunan Pakubuwono XII,

Surakarta, Jawa Tengah, Indonesia (2002)

- PIN Emas NU, Pengurus Besar Nahdlatul Ulama, Jakarta,

Indonesia (2002)

- Global Tolerance Award dari Friends of The United Nations,

New York (2003)

- Dare to Fail Award, Billi PS Lim, penulis buku paling laris

“Dare to Fail”, Kuala Lumpur, Malaysia (2003)

Page 91: ORIENTASI PENGEMBANGAN WACANA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) WALISONGO SEMARANG ... Badrul Munir Chair di

- World Peace Prize Award dari World Peace Prize Awarding

Council (WPPAC), Seoul, Korea Selatan (2003)

- Presiden World Headquarters on Non-Violence Peace

Movement (2003)

- Global Tolerance Award dari Aliansi Jurnalis Independen

(2003)

- Anugerah Mpu Peradah, DPP Perhimpunan Pemuda Hindu

Indonesia, Jakarta, Indonesia (2004)

- The Culture of Peace Distinguished Award 2003, International

Culture of Peace Project Religions for Peace, Trento, Italia

(2004)

- Suardi Tasrif Award dari Aliansi Jurnalis Independen (2006)

- Penghargaan dari Dewan Adat Papua (2006)

- Penghargaan dari Simon Wiethemtal Center, Amerika Serikat

(2008)

- Penghargaan dari Mebal Valor, Amerika Serikat (2008)

- Penghargaan dan kehormatan dari Temple University,

Philadelphia, Amerika Serikat, yang memakai namanya untuk

penghargaan terhadap studi dan pengkajian kerukunan

antarumat beragama, Abdurrahman Wahid of Islamic Study

(2008).

3.3 Gambaran Umum Pemberitaan Surat Kabar Harian Kompas

Page 92: ORIENTASI PENGEMBANGAN WACANA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) WALISONGO SEMARANG ... Badrul Munir Chair di

Rizal Malarangeng pernah melakukan penelitian tentang isi

pemberitaan di Kompas secara umum, hasil dari penelitian tersebut

menunjukkan beberapa hasil.

a. Dalam orientasi realitas Tajuk Rencana Kompas lebih banyak

memperlihatkan realitas sosiologisnya daripada realitas psikologis

dengan tidak mengulas dan memberitakan pendapat serta opini yang

mendukung pemerintah dengan tidak menjadi pendukung salah satu

partai dalam setiap pemberitaannya (Malarangeng, 2010 : 78).

Realitas sosiologis adalah apa yang dilakukan oleh individu, kelompok,

lembaga dalam interaksi sosial atau dalam bahasa populer, apa yang

sungguh-sungguh terjadi dalam realitas (empiris). Sedangkan realitas

psikologis adalah apa yang dipikirkan atau dikatakan oleh individu atau

kelompok dalam suatu masyarakat (Malarangeng, 2010 : 137-138)

b. Kompas paling banyak mengulas tentang politik dan ekonomi

dibandingkan Hukum, Kebudayaan, dan berita tema lainnya

(Malarangeng, 2010 : 85).

c. Kompas lebih banyak menjadikan intelektual dan birokrat sebagai

narasumber dan sumber berita (Malarangeng, 2010 : 89).

3.4. Data Pemberitaan Tentang KH. Abdurrahman Wahid (Gus Dur)

Surat Kabar Harian Kompas

a. Berita pada hari Sabtu, 02 Januari 2010

Page 93: ORIENTASI PENGEMBANGAN WACANA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) WALISONGO SEMARANG ... Badrul Munir Chair di
Page 94: ORIENTASI PENGEMBANGAN WACANA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) WALISONGO SEMARANG ... Badrul Munir Chair di
Page 95: ORIENTASI PENGEMBANGAN WACANA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) WALISONGO SEMARANG ... Badrul Munir Chair di

b. Berita pada hari Minggu, 03 Januari 2010

Page 96: ORIENTASI PENGEMBANGAN WACANA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) WALISONGO SEMARANG ... Badrul Munir Chair di
Page 97: ORIENTASI PENGEMBANGAN WACANA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) WALISONGO SEMARANG ... Badrul Munir Chair di

c. Berita pada hari Senin, 04 Januari 2010

Page 98: ORIENTASI PENGEMBANGAN WACANA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) WALISONGO SEMARANG ... Badrul Munir Chair di

d. Berita pada hari Rabu, 06 Januari 2010

Page 99: ORIENTASI PENGEMBANGAN WACANA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) WALISONGO SEMARANG ... Badrul Munir Chair di
Page 100: ORIENTASI PENGEMBANGAN WACANA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) WALISONGO SEMARANG ... Badrul Munir Chair di
Page 101: ORIENTASI PENGEMBANGAN WACANA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) WALISONGO SEMARANG ... Badrul Munir Chair di
Page 102: ORIENTASI PENGEMBANGAN WACANA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) WALISONGO SEMARANG ... Badrul Munir Chair di

Tabel 3.1

Berita Surat Kabar Harian Kompas Tentang KH. Abdurrahman Wahid

pada bulan Januari 2010

No. Judul Jml Hlm Edisi

1. Gus Dur Penerobos Bidang Kelautan 1 02 Januari 2010

2. Amin Rais : Gus Dur Ikon

Pluralisme

1 02 Januari 2010

3. Belasungkawa dari LN 1 02 Januari 2010

4. Doa Umat Lintas Agama untuk Gus

Dur

2 03 Januari 2010

5. Gus Dur Diusulkan untuk Nama

Jalan

1 04 Januari 2010

6. F. PKB Surati Presiden, PDI-P dan

Partai Demokrat Dukung Gus Dur

sebagai Pahlawan

1 04 Januari 2010

7. Yenny Wahid : Keluarga Akan

Melanjutkannya

1 04 Januari 2010

8. 85 Tokoh Lintas Iman Tuntut

Pembersihan Nama Gus Dur

1 06 Januari 2010

Page 103: ORIENTASI PENGEMBANGAN WACANA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) WALISONGO SEMARANG ... Badrul Munir Chair di

BAB IV

ANALISIS WACANA TERHADAP PEMBERITAAN

TENTANG KH. ABDURRAHMAN WAHID

(STUDY KASUS KOMPAS EDISI JANUARI 2010)

Wacana (discourse) berasal dari bahasa latin discurrere (mengalir ke

sana kemari) dari nominalisasi kata discursus (mengalir secara terpisah yang

ditransfer maknanya menjadi terlibat dalam sesuatu, atau memberi informasi

tentang sesuatu (Elisa Vass dalam Ibrahim (ed), 2009 : 42).

Foucault, sebagaimana dikutip Eriyanto, mengatakan bahwa wacana

kadangkala sebagai bidang dari semua pernyataan (statement), kadangkala sebagai

sebuah individualisasi kelompok pernyataan, dan kadangkala sebagai praktek

regulatif yang dilihat dari sejumlah pernyataan (Eriyanto, 2005 : 2). Sudah

diterangkan di awal bahwa pada penelitian pemberitaan tentang KH Abdurrahman

Wahid ini, penulis menggunakan Model Teun A. Van Dijk, seorang profesor di

Universitas Amsterdam.

Model yang dipakai Van Dijk ini sering disebut sebagai kognisi sosial

(Social Cognition Analysis). Dari sekian banyak model analisis wacana yang

diperkenalkan dan dikembangkan oleh beberapa ahli, barangkali model ini adalah

model yang banyak dipakai. Menurut Eriyanto, hal ini terjadi kemungkinan

karena Van Dijk mengolaborasi elemen-elemen wacana, sehingga bisa digunakan

dan dipakai secara praktis.

Menurut Van Dijk, penelitian atas wacana tidak cukup hanya

didasarkan pada analisis atas teks semata, karena teks hanya hasil dari suatu

Page 104: ORIENTASI PENGEMBANGAN WACANA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) WALISONGO SEMARANG ... Badrul Munir Chair di

praktik produksi yang harus juga diamati. Selain itu dalam penelitian atas wacana

juga harus menganalisa secara kritis atas kognisi sosial dan konteks sosial yang

turut membangunnya (Eriyanto, 2005 : 221).

Dalam analisis teks ini, penulis mencoba mengurai makna wacana

mengenai pemberitaan tentang KH Abdurrahman Wahid di Kompas yang dilihat

dari struktur teks berita seperti tematik, skematik, semantik, sintaksis, stilistik

dan retorik. Penelitian ini bersifat kualitatif dan bertujuan untuk meneliti secara

kritis konstruksi dan makna berita mengenai pemberitaan wafatnya KH

Abdurrahman Wahid di Kompas.

Adapun berita-berita Kompas mengenai KH Abdurrahman Wahid pasca

wafatnya sebanyak delapan berita, yang dimuat sejak tanggal 02 Januari sampai

06 Januari 2010.

4.1. Analisis Teks dan Kognisi Sosial

1. Berita pertama pada Sabtu, 02 Januari 2010 dengan judul :

Gus Dur Penerobos Bidang Kelautan

1.1. Analisis teks

a. Tematik :

Elemen wacana yang diamati terdiri dari topik atau tema yang

merupakan inti gagasan berita yang ingin disampaikan wartawan Kompas

kepada khalayak. Struktur tematik ini meliputi headline dan lead.

Leadnya:

Tidak saja seorang ulama besar, tokoh pejuang

kemanusiaan, dan tokoh politik, Abdurrahman Wahid juga

penerobos pengelolaan laut Indonesia ketika masih

menjabat sebagai Presiden RI keempat. Tahun 1999, ia

Page 105: ORIENTASI PENGEMBANGAN WACANA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) WALISONGO SEMARANG ... Badrul Munir Chair di

mendirikan Departemen Eksplorasi Laut, cikal bakal

Departemen Kelautan dan Perikanan sekarang.

Tema yang diangkat dalam berita ini mengenai Abdurrahman

Wahid (Gus Dur) sebagai salah seorang sosok yang memberikan

kontribusi khusus di Bidang Kelautan. Sarwono Kusumaatmadja

memberikan pendapat yang menyatakan bahwa di bawah kepemimpina

Gus Dur, kekayaan hasil kelautan Indonesia yang seringkali ditelantarkan

menjadi lebih diperhatikan.

b. Skematik

Elemen wacana yang diamati adalah skema teks, atau alur berita,

dari pendahuluan sampai akhir. Alur tersebut menunjukkan bagaimana

bagian-bagian dalam teks disusun dan diurutkan sehingga membentuk

kesatuan arti.

Alur berita pertama Kompas tentang Gus Dur sebagai penerobos

bidang kelautan diawali dengan paragraf yang menyatakan bahwa selain

sebagai seorang ulama besar, tokoh pejuang kemanusiaan, dan politikus.

Gus Dur adalah seorang penerobos di bidang kelautan Indonesia.

Pada paragraf selanjutnya wartawan menuliskan pendapat

Sarwono Kusumaatmadja, Menteri Eksplorasi Kelautan saat Gus Dur

menjabat sebagai presiden. Ia berpendapat bahwa Abdurrahman Wahid

atau Gus Dur sebagai sosok yang sangat menguasai sejarah kemaritiman,

jauh sebelum menjabat sebagai presiden. Dari penguasaan sejarah itu lalu

Page 106: ORIENTASI PENGEMBANGAN WACANA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) WALISONGO SEMARANG ... Badrul Munir Chair di

memunculkan pemahaman kewilayahan dan akhirnya tahu Indonesia

kurang memerhatikan masalah kelautan.

Sarwono juga menambahkan bahwa dengan dibentuknya

Departemen Eksplorasi Laut oleh Gus Dur, isu-isu akan pentingnya laut

pun mulai terangkat ke permukaan. Menurutnya, dengan penggunaan

nama eksplorasi laut menyadarkan banyak pihak bahwa persoalan laut saat

itu ditelantarkan. Meskipun dalam bertindak seringkali Gus Dur

melakukan tindakan yang tak lazim, namun dalam bidang kelauutan Gus

Dur memang benar.

Sejak kepemimpinan Gus Dur pula, berbagai penelitian dan

pengembangan sumber daya laut banyak diungkap. Tahun 1999 pula,

Direktorat Budidaya Perikanan di bawah Departemen Pertanian bergabung

di bawah Departemen Eksplorasi Laut.

Sedangkan menurut Sekjen Koalisi Rakyat untuk Keadilan

Perikanan (Kiara) 2010, Riza Damanik, Gus Dur tak hanya

memperhatikan bidang kelautan saat menjabat saja. Tahun 2006, saat Gus

Dur sudah tidak menjabat sebagai presiden, Gus Dur membantu langsung

kesulitan nelayan tradisional Bengkalis, Riau, yang mengeluhkan

kebijakan penggunaan jaring batu yang hanya menguntungkan pengusaha.

Ia juga menyatakan bahwa Gus Dur menemui langsung Presiden

Yudhoyono dan akhirnya Gubernur Riau mencabut kebijakan itu.

Page 107: ORIENTASI PENGEMBANGAN WACANA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) WALISONGO SEMARANG ... Badrul Munir Chair di

Pada pertengahan berita, Kompas kembali menuliskan pendapat

Sarwono Kusumaatmadja bahwa jika departemen kelautan tidak didirikan,

kesadaran kemaritiman dan kelautan Indonesia sangat susah bangkit.

Di empat paragraf terakhir berita, Kompas beralih dengan Gus Dur

sebagai tokoh yang berkontribusi aktif di bidang kebudayaan. Kompas

mencatatkan pendapat budayawan, Radhar Panca Dahana yang

mengatakan bahwa tidak hanya saat menjadi presiden saja Gus Dur

memberikan perhatian luas kepada dunia seni dan kebudayaan, tapi sudah

sejak awal tahun 1980-an. Radhar Panca Dahana juga menambahkan jika

saat Gus Dur menjadi Ketua Dewan Kesenian Jakarta, Gus Dur berperan

kuat untuk mengusik kesenian agar tidak terjebak dalam tempurung

egoismenya sendiri.

Selanjutnya wartawan Kompas menuliskan pernyatan Butet

Kertaredjasa yang menilai Gus Dur sebagai sosok yang menjaga nilai

kemajemukan yang otomatis menjaga nilai kebhinnekaan.

Butet Kertaredjasa juga mengatakan bahwa Gus Dur adalah

seorang pemimpin yang tidak antikritik. Ia memaparkan pengalamannya

yang pernah mengkritik Gus Dur lewat penampilannya di panggung dan

Gus Dur bisa terima dan tidak marah.

c. Semantik

Semantik adalah makna yang ingin ditekankan dalam teks.

Dikategorikan sebagai makna yang muncul dari hubungan antar kalimat,

Page 108: ORIENTASI PENGEMBANGAN WACANA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) WALISONGO SEMARANG ... Badrul Munir Chair di

yang akan disampaikan pada khalayak dari struktur teks yang dibangun

Kompas. Elemen wacana yang diamati meliputi :

c.1. Latar

Latar yang dipilih Kompas untuk mendukung pemberitaannya

mengenai Gus Dur sebagai pelopor di bidang kelautan adalah

pernyataan Menteri Eksplorasi Laut era kepemimpinan Abdurrahman

Wahid adalah sebagai berikut :

Abdurrahman Wahid atau Gus Dur sebagai sosok yang

sangat menguasai sejarah kemaritiman, jauh sebelum menjabat

sebagai presiden. Dari penguasaan sejarah itu lalu

memunculkan pemahaman kewilayahan dan akhirnya tahu

Indonesia kurang memerhatikan masalah kelautan.

Kompas menuliskan bahwa Gus Dur merupakan seorang

pelopor dan pemerhati di bidang kelautan. Dari sini seolah wartawan

ingin menyampaikan bahwa kelautan Indonesia tidak akan bisa

bangkit tanpa adanya perhatian dan terobosan dari Gus Dur. Apalagi

dipertegas dengan pendapat Sarwono Kusumaatmadja selaku Menteri

Eksplorasi laut kala itu dan Riza Damanik, Sekjen Koalisi Rakyat

untuk Keadilan Perikanan (Kiara).

c.2. Maksud

Elemen maksud melihat apa informasi yang disampaikan

diuraikan secara eksplisit atau tidak. Informasi yang menguntungkan

komunikator akan diuraikan secara eksplisit dan jelas. Sebaliknya

informasi yang merugikan akan diuraikan secara tersamar, implisit

Page 109: ORIENTASI PENGEMBANGAN WACANA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) WALISONGO SEMARANG ... Badrul Munir Chair di

dan tersembunyi. Tujuan akhirnya publik hanya disajikan informasi

yang menguntungkan komunikator.

Sekjen Koalisi rakyat untuk Keadilan Perikanan (Kiara)

mengatakan, “Karena keberanian Gus Dur, persoalan nelayan

dan pesisir turut terangkat. Dialah penyedia kendaraan menuju

pengarusutamaan peran laut yang akhirnya dibelokkan menjadi

eksploitatif oleh generasi berikutnya”.

Dalam hal ini wartawan menggunakan elemen maksud dengan

mengutip pendapat Riza Damanik, Sekjen Koalisi Rakyat untuk

Keadlian Perikanan (Kiara) yang menyatakan bahwa ide Gus Dur

untuk mendirikan Departemen yang mengurusi laut Indonesia

merupakan ide yang brilian.

Dari pernyataan tersebut wartawan bermaksud untuk

menunjukkan bahwa Gus Dur adalah sosok yang penting dalam

bidang kelautan Indonesia dengan mengutip pendapat Riza Damanik.

Bisa ditarik kesimpulan bahwa wartawan Kompas terlihat berhati-hati

untuk menjaga obyektifitasnya dalam penilaiannya terhadap sosok

Gus Dur dengan hanya mengutip pendapat-pendapat tokoh.

c.3. Praanggapan

Pernyataan yang digunakan untuk mendukung makna suatu

teks dengan memberikan premis yang dipercaya kebenarannya

sehingga tidak perlu dipertanyakan lagi.

“Kalau saja departemen kelautan tidak didirikan, kesadaran

kemaritiman dan kelautan Indonesia sangat susah bangkit. Gus

Dur memahami betul masalah itu,” kata Sarwono.

Page 110: ORIENTASI PENGEMBANGAN WACANA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) WALISONGO SEMARANG ... Badrul Munir Chair di

Dalam kalimat tersebut, Kompas menekankan pernyataan

Sarwono, yang menyatakan bahwa kemaritiman dan kelautan

Indonesia akan susah bangkit jika Gus Dur tidak mendirikan

departemen yang khusus menangani masalah kelautan.

d. Sintaksis

d.1. Kata Ganti

Elemen kata ganti merupakan elemen untuk memanipulasi

bahasa dengan menciptakan suatu komunitas imajinatif. Kata ganti

merupakan alat yang dipakai oleh komunikator untuk menunjukkan

di mana posisi seseorang dalam wacana.

Menteri Eksplorasi Laut saat itu, Sarwono Kusumaatmadja,

menyebut Abdurrahman Wahid atau Gus Dur sebagai sosok

yang sangat menguasai sejarah kemaritiman, jauh sebelum

menjabat sebagai presiden.

Dalam paragraf berita di atas, komunikator atau wartawan

menunjukkan posisi seseorang dalam wacana dengan menyebutkan

nama lengkap sosok yang diwacanakan yaitu Abdurrahman Wahid

dan nama yang lebih familiar yaitu Gus Dur. Hal ini dipakai

wartawan untuk lebih mendekatkan sosok yang diwacanakan kepada

pembaca dengan penyebutan nama familiarnya.

d.2. Koherensi

Page 111: ORIENTASI PENGEMBANGAN WACANA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) WALISONGO SEMARANG ... Badrul Munir Chair di

Pertalian atau jalinan antarkata, proposisi atau kalimat.

koherensi mencoba menghubungkan dua buah kata, kalimat, atau

proposisi yang menggambarkan fakta yang berbeda.

Tidak saja seorang ulama besar, tokoh pejuang kemanusiaan,

dan tokoh politik, Abdurrahman Wahid juga penerobos

pengelolaan laut Indonesia ketika masih menjabat sebagai

Presiden RI keempat.

Penulis melihat kalimat “tokoh pejuang kemanusiaan” dan

“tokoh politik” tidak ada hubungannya. Tapi dengan kata sambung

“dan”, dua kalimat tersebut tampak koheren untuk mendukung

peranan Gus Dur di berbagai bidanng.

Selain paragraf tersebut, wartawan Kompas juga menggunakan

koherensi kondisional yang ditandai dengan pemakaian anak kalimat

sebagai penjelas. Seperti dalam paragraf berikut ini :

Menteri Eksplorasi Laut saat itu, Sarwono Kusumaatmadja,

menyebut Abdurrahman Wahid atau Gus Dur sebagai sosok

yang sangat menguasai sejarah kemaritiman, jauh sebelum

menjabat sebagai presiden.

Dari paragraf tersebut, wartawan Kompas ingin lebih

menjelaskan bahwa Gus Dur sudah menguasai ilmu kemaritiman jauh

sebelum menjadi presiden.

Kalimat kedua fungsinya dalam kalimat adalah penjelas (anak

kalimat), kalimat kedua berupa kalimat “jauh sebelum menjabat

sebagai presiden” memiliki fungsi sebagai penjelasan tambahan yang

memiliki maksud lebih penting daripada induk kalimat karena

pengetahuan masyarakat seputar penguasaannya terhadap dunia

Page 112: ORIENTASI PENGEMBANGAN WACANA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) WALISONGO SEMARANG ... Badrul Munir Chair di

maritim jauh sebelum menjabat sebagai presiden tidak banyak

diketahui oleh masyarakat luas.

Koherensi kondisional yang digunakan wartawan Kompas

dalam berita tersebut menunjukkan keterangan positif terhadap Gus

Dur.

Wartawan Kompas juga menggunakan koherensi pembeda

yang berhubungan dengan pertanyaan bagaimana dua peristiwa atau

fakta itu hendak dibedakan. Dua buah peristiwa dapat dibuat seolah-

olah saling bertentangan dan berseberangan (contrast) dengan

menggunakan koherensi ini, seperti dalam kalimat di bawah ini :

“Penggunaan nama eksplorasi laut menyadarkan semuanya

dan berhasil memancing kenyataan bahwa persoalan laut

hingga saat itu ditelantarkan. Jalan pikirannya memang kadang

tidak lazim, tapi sering kali dia yang benar dan dalam soal

kelautan dia memang benar,” kata Sarwono.

Dalam paragraf berita di atas, terdapat kalimat “tapi

seringkali dia yang benar dan dalam soal kelautan dia memang benar”,

dari kalimat tersebut, Wartawan Kompas ingin menjelaskan bahwa

meskipun tindakan Gus Dur seringkali tidak lazim, namun tindakan-

tindakannya di bidang kelautan adalah benar.

d.3. Bentuk Kalimat

Merupakan segi sintaksis yang berhubungan dengan cara

berpikir logis, yaitu prinsip kausalitas atau sebab akibat. Terdapat

unsur subjek dan unsur predikat dalam setiap kalimat. Dalam kalimat

Page 113: ORIENTASI PENGEMBANGAN WACANA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) WALISONGO SEMARANG ... Badrul Munir Chair di

yang berstruktur aktif, seseorang menjadi subjek dari pernyatannya,

sedangkan dalam kalimat pasif, seseorang dijadikan objek dari

pernyataannya. Dalam kutipan di di bawah ini, Kompas menjadikan

Gus Dur sebagai subjek dengan penggunaan kalimat aktif ditandai

dengan kata “menemui”

“Gus Dur menemui langsung Presiden Yudhoyono dan

akhirnya Gubernur Riau mencabut kebijakan itu.”

Dalam kalimat kutipan yang dipilih Kompas dari penyataan

Riza Damanik, dituliskan secara eksplisit bahwa Gus Dur bertindak

nyata dengan menemui langsung Presiden Yudhoyono. Dalam kalimat

tersebut menggunakan kalimat aktif yang menjadikan Gus Dur

sebagai subjeknya.

Kalimat tersebut merupakan kalimat aktif dengan

penempatan Gus Dur di awal kalimat yang menunjukkan posisi sentral

dalam kalimat karena pada umumnya pokok yang dipandang penting

selalu ditempatkan di awal kalimat.

e. Stilistik

Elemen wacana teks yang diamati adalah :

e.1. Leksikon

Menandakan bagaimana seseorang melakukan

pemilihan kata atas kemungkinan kata yang tersedia.

Abdurrahman Wahid juga penerobos pengelolaan laut

Indonesia ketika masih menjabat sebagai presiden RI

keempat.

Page 114: ORIENTASI PENGEMBANGAN WACANA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) WALISONGO SEMARANG ... Badrul Munir Chair di

Kompas memilih kata “penerobos” untuk menuliskan

bahwa Gus Dur adalah sebagai pemelopor di bidang kelautan

Indonesia. Dari sini terlihat bahwa wartawan lebih memilih kata

penerobos daripada pemelopor.

f. Retoris

f.1. Grafis

Merupakan bagian yang dicetak berbeda adalah bagian

yang dipandang penting oleh komunikator, dimana ia

menginginkan khalayak menaruh perhatian lebih pada bagian

tersebut.

Pada berita ini, Kompas menuliskan caption berupa

kalimat seperti di bawah ini :

“Jalan pikirannya memang kadang tidak lazim, tapi seringkali

dia yang benar dan dalam soal kelautan dia memang benar”.

Caption tersebut dicetak dengan font yang lebih besar

dan tercetak tebal dan diletakkan di bagian tengah berita, ini

digunakan untuk menarik pembaca pada kalimat tersebut karena

kalimat tersebut dianggap penting oleh wartawan.

Dari sini penulis dapat mengambil kesimpulan bahwa

Kompas ingin menunjukkan kepada pembaca bahwa di tengah

sikap Gus Dur yang sering tidak lazim, pemikiran Gus Dur sangat

mempunyai peran besar, salah satunya di bidang kelautan.

Page 115: ORIENTASI PENGEMBANGAN WACANA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) WALISONGO SEMARANG ... Badrul Munir Chair di

Dalam berita ini juga digunaan sub judul berupa

kalimat Ide brilian dan Kontribusi budaya. Melihat sub judul

ini, penulis mengambil kesimpulan bahwa Kompas ingin

menunjukkan kepada pembaca tentang besarnya dampak

pemikiran Gus Dur, juga peran Gus Dur di bidang kebudayaan.

f.2. Ekspresi

Merupakan elemen untuk memeriksa apa yang

ditekankan atau ditonjolkan (sesuatu yang dianggap penting) oleh

seseorang dalam suatu teks.

Wartawan Kompas dalam berita ini tidak berani

berekspresi dengan lugas, wartawan Kompas hanya berani

berekspresi dengan menuliskan pandangan dan pendapat beberapa

tokoh terhadap kontribusi Gus Dur di berbagai bidang. Seperti

ditulisnya kutipan pernyataan Sarwono Kusumaatmadja dalam

berita ini yang mengatakan, “Gus Dur berhasil mengangkat isu

kelautan ke permukaan karena nama itu. Waktu itu sama sekali

bukan arus utama”.

Selain pernyataan Sarwono Kusumaatmadja, wartawan

Kompas juga menuliskan kutipan pernyataan Riza Damanik,

“Karena keberanian Gus Dur, persoalan nelayan dan pesisir turut

terangkat. Dialah penyedia kendaraan menuju pengarusutamaan

Page 116: ORIENTASI PENGEMBANGAN WACANA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) WALISONGO SEMARANG ... Badrul Munir Chair di

peran laut yang akhirnya dibelokkan menjadi eksploitatif oleh

generasi berikutnya”

f.3. Metafora

Kiasan atau ungkapan yang dimaksudkan sebagai

ornamen atau bumbu dari suatu berita. Metafora tertentu dipakai

oleh wartawan secara strategis sebagai landasan berfikir, alasan

pembenar atas pendapat atau gagasan tertentu kepada publik.

“Pada masa itu, dunia seni dan kebudayaan sebenarnya

mendapatkan jenderal baru, yang dengan senjata kata-

katanya, rajin memperjuangkan posisi seni dan kebudayaan.”

Kompas memilih ungkapan jenderal baru dan senjata

kata-kata dalam berita ini. Jenderal dan senjata merupakan kata

yang dekat dengan dunia perjuangan. Penulis menilai bahwa

Kompas ingin mengungkapkan bahwa Gus Dur adalah sosok

seorang pejuang.

1.2. Analisis Kognisi Sosial

Analisis wacana tidak hanya membatasi perhatiannya pada

struktur teks, tetapi juga bagaimana suatu teks diproduksi. Dalam

kerangka analisis wacana Van Dijk, perlu adanya penelitian mengenai

kognisi sosial : kesadaran mental wartawan yang membentuk teks

Page 117: ORIENTASI PENGEMBANGAN WACANA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) WALISONGO SEMARANG ... Badrul Munir Chair di

tersebut. Pendekatan kognitif didasarkan pada asumsi bahwa teks tidak

mempunyai makna, tetapi makna itu diberikan oleh pemakai bahasa.

Pada berita pertama dengan judul Gus Dur Penerobos Bidang

Kelautan ini, semua narasumber yang diwawancarai oleh wartawan

Kompas adalah narasumber dengan pendapat positif tentang Gus Dur,

khususnya di bidang kelautan dan kebudayaan. Terlihat dari empat

narasumber, semuanya adalah pihak yang berpendapat bahwa Gus Dur

adalah tokoh yang berperan penting di bidang kelautan dan kebudayaan.

Wartawan Kompas banyak menuliskan kalimat-kalimat

langsung dari narasumber, sehingga wartawan ingin memberikan kesan

pada pembaca bahwa banyak orang yang masih pro dan kagum akan

pemikiran-pemikiran Gus Dur.

Sikap wartawan Kompas yang lebih banyak mengutip

pernyataan tokoh menunjukkan bahwa pengetahuan wartawan terhadap

tema berita seputar sosok Gus Dur di bidang kelautan sangat minim.

Namun, wartawan memilih menggunakan judul Gus Dur Penerobos

Bidang Kelautan, juga untuk menunjukkan pribadi Gus Dur di bidang

kelautan yang tidak banyak diketahui oleh masyarakat luas.

Page 118: ORIENTASI PENGEMBANGAN WACANA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) WALISONGO SEMARANG ... Badrul Munir Chair di

2. Berita kedua pada Sabtu, 02 Januari 2010, dengan judul :

Amien Rais : Gus Dur Ikon Pluralisme

2.1. Analisis Teks

a. Tematik

Wartawan Kompas memberi judul “Amien Rais : Gus Dur

Ikon Pluralisme” pada berita kali ini. Maksudnya dalam berita tersebut

terdapat pernyataan langsung Amien Rais yang menyebutkan bahwa

Gus Dur adalah ikon pluralisme.

Lead yang ditulis adalah :

Meskipun menilai KH. Abdurrahman Wahid (Gus Dur)

sebagai tokoh kontroversial, mantan Ketua Majelis

Permusyawaratan Rakyat Amien Rais sangat setuju apabila

Gus Dur dianugerahi gelar pahlawan nasional. Amien Rais

menilai Gus Dur adalah ikon pluralisme.

Kesimpulan yang dapat ditarik dari tema berita kali ini

adalah mengenai beberapa tokoh, salah satunya Amin Rais yang

menyetujui dan mendukung pemberian gelar pahlawan kepada Gus Dur

dan menyebut Gus Dur sebagai ikon pluralisme.

b. Skematik

Alur berita kedua Kompas tentang KH. Abdurrahman

Wahid diawali dengan paragraf yang menyebutkan pernyataan Amien

Rais tentang Gus Dur sebagai ikon pluralisme.

Pada paragraf selanjutnya wartawan menuliskan tindakan

Amien Rais yang saat berceramah menyambut Tahun Baru di Masjid

Gedhe, Keraton Yogyakarta, ia mengucapkan doa bagi Gus Dur.

Page 119: ORIENTASI PENGEMBANGAN WACANA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) WALISONGO SEMARANG ... Badrul Munir Chair di

Amien Rais juga berpendapat bahwa Gus Dur adalah tokoh

yang diterima segenap bangsa Indonesia. Senada dengan Amien Rais, di

paragraf selanjutnya juga ditampilkan pernyataan Arbi Sanit, pengamat

politik dari Universitas Indonesia bahwa Gus Dur wajib menjadi pahlawan

nasional.

Pada pertengahan berita, wartawan menuliskan tentang

kekhawatiran Gubernur DIY, Sultan Hamengku Buwono X akan

terancamnya pluralisme di Indonesia sepeninggal Gus Dur. Menurutnya

sampai saat ini belum ada satu tokoh pun yang mampu menggantikan Gus

Dur.

Kemudian pada paragraf selanjutnya, Kompas masih

menampilkan pendapat yang berhubungan dengan pluralisme dengan

pernyataan Budayawan, Garin Nugroho. Kompas mengutip pendapat

Garin Nugroho yang menyatakan jika penetapan Gus Dur sebagai

pahlawan nasional tidak saja akan merayakan pluralisme, namun juga akan

melahirkan pahlawan-pahlawan baru yang menjunjung pluralisme.

Di akhir berita Kompas juga mencatat pendapat Ketua Asosiasi

Pengusaha Indonesia, Sofjan Wanandi yang juga memberikan dukungan

untuk pemberian gelar pahlawan nasional pada Gus Dur. Menurutnya Gus

Dur meletakkan dasar negara sipil, reformasi demokrasi, terutama bagi

minoritas, hal ini terlihat diantaranya dari kebijakannya berkaitan dengan

kebudayaan, surat kabar, dan Tahun Baru Cina.

Page 120: ORIENTASI PENGEMBANGAN WACANA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) WALISONGO SEMARANG ... Badrul Munir Chair di

c. Semantik

c.1. Latar

Latar yang diambil Kompas untuk mendukung

pemberitaannya mengenai Gus Dur ikon pluralisme bisa dilihat pada

paragraf berikut :

Secara terpisah, Gubernur DIY Sultan Hamengku Buwono X

mengaku khawatir sepeninggal Gus Dur, pluralisme di

Indonesia akan terancam. Apalagi sampai saat ini belum ada

satu tokoh pun yang mampu menggantikan posisi Gus Dur.

Dalam paragraf di atas, Kompas mengutip pernyataan dari

Gubernur DIY, Sultan Hamengku Buwono X yang mengungkapkan

kekhawatirannya akan terancamnya pluralisme di Indonesia

sepeninggal Gus Dur. Kompas memilih pernyataan Hamengku

Buwono X ini untuk mendukung beritanya karena juga ingin

menunjukkan betapa pentingnya sosok seorang Gus Dur sebagai tokoh

pluralisme dan belum ada yang mampu menggantikan posisi Gus Dur.

c.2. Maksud

Pada kalimat di bawah ini dituliskan secara eksplisit tentang

persetujuan Amien Rais mengenai anugerah pahlawan nasional untuk

Gus Dur.

Meskipun menilai KH. Abdurrahman Wahid (Gus Dur)

sebagai tokoh kontroversial, mantan Ketua Mejelis

Permusyawaratan Rakyat Amien Rais sangat setuju apabila

Gus Dur dianugerahi gelar pahlawan nasional. Amien Rais

menilai Gus Dur adalah ikon pluralisme.

Page 121: ORIENTASI PENGEMBANGAN WACANA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) WALISONGO SEMARANG ... Badrul Munir Chair di

Kalimat tersebut menyatakan dukungannya terhadap

rencana penganugerahan gelar pahlawan nasional kepada Gus Dur.

Menurut penulis, kalimat tersebut sengaja dituliskan wartawan

Kompas untuk menunjukkan sikap wartawan yang juga bermaksud

mendukung penganugerahan gelar pahlawan tersebut, namun hal itu

tidak terungkap secara eksplisit, hanya terwakili dari pernyataan-

pernyataan yang dikutip wartawan dalam berita tersebut.

c.3. Praanggapan

Praanggapan dalam berita ini bisa dilihat dalam kalimat berikut

“Penetapan Gus Dur sebagai pahlawan nasional tidak saja akan

merayakan pluralisme, tetapi juga akan melahirkan pahlawan-

pahlawan baru yang menjunjung pluralisme” kata Garin.

Dapatlah dilihat dari kalimat tersebut, Kompas memilih

mengutip pendapat Garin Nugroho karena wartawan ingin

menunjukkan betapa pentingnya penetapan Gus Dur sebagai pahlawan

nasional. Meskipun penetapan tersebut belum terlaksana, namun

sudah ada keyakinan bahwa dengan adanya penetapan Gus Dur

sebagai pahlawan nasional akan memberikan dampak yang luar biasa,

khususnya terhadap perkembangan pluralisme di Indonesia.

d. Sintaksis

d.1. Koherensi

Page 122: ORIENTASI PENGEMBANGAN WACANA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) WALISONGO SEMARANG ... Badrul Munir Chair di

Dalam berita kedua ini koherensi yang digunakan dapat dilihat

dalam paragraf di bawah ini :

“Kita kehilangan tokoh besar yang selama ini

mengidealisasikan tidak hanya demokrasi, tetapi juga

pluralisme,” kata dia.

Dari paragraf di atas, wartawan menampilkan hubungan

koherensi kondisional. Wartawan menuliskan anak kalimat sebagai

penjelas dengan kata hubung (konjungsi) “yang”.

Sebagai penjelas, anak kalimat tersebut sangat mempengaruhi

arti kalimat. Kalimat tersebut memberikan penjelasan yang lebih

mendalam dibandingkan kalimat yang induknya. Dengan adanya anak

kalimat tersebut lebih menjelaskan tokoh besar seperti apa yang

dimaksud, yaitu tokoh besar yang tidak hanya mengidealisasikan

demokrasi tetapi juga pluralisme.

d.2. Kata Ganti

Berita kedua tentang Gus Dur, wartawan menggunakan beberapa

kata ganti seperti yang ada di bawah ini :

“Kita kehilangan orang besar yang selama ini

mengidealisasikan tidak hanya demokrasi, tetapi juga

pluralisme,” kata Sultan Hamengku Buwono X.

Kata ganti yang dipakai pada kalimat tersebut adalah

„kita‟. Pemakaian kata ganti „kita‟ menciptakan komunitas antara

Page 123: ORIENTASI PENGEMBANGAN WACANA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) WALISONGO SEMARANG ... Badrul Munir Chair di

wartawan dengan para pembacanya. Pemakaian kata ganti „kita‟

menciptakan perasaan bersama si antara wartawan dan khalayak.

Dalam paragraf di atas, wartawan menuliskan pernyataan

Hamengku Buwono X yang menyebut Gus Dur dengan kata ganti

“orang besar”. Menurut penulis, wartawan menuliskan pernyataan

Hamengku Buwono dengan kutipan langsung agar terhidar dari klaim

sepihak dari wartawan yang sebenarnya setuju dengan pernyataan

tersebut.

d.3. Bentuk Kalimat

Bentuk kalimat yang dipakai ketika menampilkan berita ini

adalah sebagai berikut :

Mantan Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat Amien Rais

sangat setuju apabila Gus Dur dianugerahi gelar pahlawan

nasional

Dalam kalimat tersebut, wartawan menggunakan struktur

kalimat pasif, yang menjadikan seseorang sebagai objeknya. Dapat

disimak bahwa yang menjadi objek adalah Gus Dur. Hal ini ditandai

dengan penggunaan kata pasif “dianugerahi”.

Sedangkan pada kalimat di bawah ini wartawan

menggunakan struktur kalimat aktif dalam penulisannya. Pada struktur

kalimat aktif, seseorang menjadi subjeknya. Terlihat bahwa yang

menjadi subjek dalam kalimat di bawah adalah Ketua Asosiasi

Page 124: ORIENTASI PENGEMBANGAN WACANA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) WALISONGO SEMARANG ... Badrul Munir Chair di

Pengusaha Indonesia Sofjan Wanandi. Wartawan menuliskan subjek

yang dimaksud dalam berita ini secara eksplisit. Kalimat aktif di

bawah ini ditandai dengan adanya kata bersifat aktif yaitu

“memberikan”.

Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia Sofjan Wanandi juga

memberikan dukungannya agar Gus Dur menjadi pahlawan

nasional.

e. Stilistik

e.1. Leksikon

Perhatikan paragraf di bawah ini :

Meskipun menilai KH. Abdurrahman Wahid (Gus Dur)

sebagai tokoh kontroversial, mantan Ketua Mejelis

Permusyawaratan Rakyat Amien Rais sangat setuju apabila

Gus Dur dianugerahi gelar pahlawan nasional. Amien Rais

menilai Gus Dur adalah ikon pluralisme.

Kata yang digunakan wartawan dalam menampilkan berita

ini adalah menulis dengan kata kontroversial. Wartawan memilih

menggunakan kata kontroversial untuk mengungkapkan maksud

kalimat yaitu menimbulkan banyak pro dan kontra.

f. Retoris

f.1. Grafis

Pada penulisan judul berita kedua, Kompas menuliskan kata

PAHLAWAN di atas judul berita.

Page 125: ORIENTASI PENGEMBANGAN WACANA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) WALISONGO SEMARANG ... Badrul Munir Chair di

Ini menunjukkan bahwa berita tersebut seputar berita

kepahlawanan. Judul berita ini menggunakan petikan kalimat

seseorang, “Amien Rais : Gus Dur Ikon Pluralisme”.

Kata pahlawan dan pluralisme yang ditonjolkan

menunjukkan pemberitaan bahwa Gus Dur adalah pahlawan

pluralisme.

f.2. Ekspresi

Di berita kedua ini, wartawan kembali mengungkapkan

ekspresinya hanya lewat petikan-petikan pernyataan narasumber yang

mendukung pemberian gelar pahlawan terhadapa Gus Dur. Seperti

pernyataan yang ditulis wartawan di bawah ini :

Budayawan Garin Nugroho juga mengatakan, pada era ini

pluralisme adalah isu yang sangat penting. Anarkisme terhadap

minoritas dan agama akan tetap menjadi gejala yang dominan

di masa depan. “Penetapan Gus Dur sebagai pahlawan nasional

tidak saja akan merayakan pluralisme, tetapi juga akan

melahirkan pahlawan-pahlawan baru yang menjunjung

pluralisme,” kata Garin.

Ekspresi yang digambarkan wartawan Kompas adalah

ekspresi persetujuan terhadap pemberian gelar pahlawan terhadap Gus

Dur. Hal ini dapat dilihat dari semua pernyataan yang ditampilkan

adalah pernyataan dukungan terhadap hal tersebut.

f.3. Metafora

Page 126: ORIENTASI PENGEMBANGAN WACANA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) WALISONGO SEMARANG ... Badrul Munir Chair di

Penggunaan metafora dalam berita kedua dapat dilihat

dalam paragraf berikut.

Penetapan Gus Dur sebagai pahlawan nasional tidak saja akan

merayakan pluralisme, tetapi juga akan melahirkan pahlawan-

pahlawan baru yang menjunjung pluralisme

Wartawan menggunakan kata merayakan dalam berita ini.

Ungkapan merayakan biasanya digunakan untuk sebuah pesta atau

perayaan kebahagiaan. Wartawan menggunakan kata ini dalam berita

kedua menunjukkan bahwa pemberian gelar pahlawan kepada Gus

Dur akan memberikan sebuah kebahagiaan besar yang patut

dirayakan..

2.2. Analisis Kognisi Sosial

Pada berita kedua yang berjudul Amien Rais : Gus Dur

Ikon Pluralisme ini, wartawan Kompas menggunakan judul petikan

pernyataan seorang tokoh.

Wartawan memulai berita dengan menuliskan pendapat

Amien Rais yang mendukung dianugerahinya Gus Dur gelar

pahlawan nasional. meletakkan pendapat ini di awal beritanya untuk

mendukung judul yang ditampilkan.

Penggunaan petikan kalimat Amien Rais sebagai judul

berita menjadi suatu hal yang menarik. Ini dikarenakan Amien Rais

dan Gus Dur merupakan kubu yang berbeda dalam wilayah

Page 127: ORIENTASI PENGEMBANGAN WACANA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) WALISONGO SEMARANG ... Badrul Munir Chair di

kepartaian dan politik. Apalagi setelah Amien Rais yang pada waktu

itu menjabat sebagai Ketua MPR RI memberhentikan Gus Dur dari

jabatannya sebagai presiden., hubungan mereka menjadi semakin

renggang.

Wartawan Kompas berani menampilkan pernyataan

Amien Rais sebagai judul menunjukkan bahwa wartawan ingin

mengungkapkan betapa pentingnya sosok seorang Gus Dur hingga

tokoh yang menjadi lawan politiknya pun memberikan dukungan

untuk pemberian gelar pahlawan kepada Gus Dur.

3. Berita ketiga pada Hari Sabtu, 02 Januari 2010, dengan judul :

Belasungkawa dari LN

Gus Dur Dinilai sebagai Pejuang Besar Kemanusiaan

3.1. Analisis Teks

a. Tematik

Dalam pemberitaan ini, tema yang diambil oleh Kompas

adalah mengenai belasungkawa untuk Gus Dur yang datang dari Luar

Negeri. Lead berita tersebut adalah sebagai berikut :

Ucapan belasungkawa terus mengalir dari negara-negara

sahabat atas kepergian Presiden RI ke-4 KH Abdurrahman

Wahid. Wahid akan dikenang sebagai pejuang demokrasi,

pembela kaum minoritas, dan berperan penting dalam

reformasi menuju demokrasi modern di Indonesia.

Tema yang diangkat dalam berita ketiga ini adalah tentang

belasungkawa untuk Gus Dur yang datang dari negara-negara sahabat

dan tokoh-tokoh penting dari luar negeri.

Page 128: ORIENTASI PENGEMBANGAN WACANA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) WALISONGO SEMARANG ... Badrul Munir Chair di

b. Skemantik

Alur berita ketiga ini, diawali dengan pernyataan Perdana

Menteri Australia Kevin Rudd atas nama pemerintah dan rakyat

Australia yang menyampaikan dukasita yang tulus atas kepergian

Wahid.

Paragraf selanjutnya, wartawan menuliskan tentang

hubungan Gus Dur dengan Australia. Kunjungan Gus Dur pada tahun

2001 ke Australia menjadi kunjungan yang bersejarah karena menjadi

kunjungan yang perama kali dilakukan oleh Presiden Indonesia sejak

tahun 1975, kunjungan ini menjadi landasan positif bagi hubungan

Indonesia-Australia.

Selanjutnya, dituliskan pendapat Rudd tentang sosok Gus

Dur yang sangat dikagumi tak hanya di Indonesia, tetapi juga oleh

banyak warga Australia.

Pada paragraf selanjutnya juga dituliskan ucapan

belasungkawa dari Duta Besar Amerika Serikat Cemeron R Hume yang

menyatakan bahwa Indonesia dan para sahabatnya, baik di AS maupun

sahaba lainnya di seluruh dunia, telah kehilangan seorang pemimpin

yang inspiratif dan pejuang besar kemanusiaan.

Hume juga menegaskan bahwa Wahid memiliki banyak

pengagum di AS dan akan selalu dikenang atas kelembutan hati,

toleransi serta penghormatannya terhadap keadilan dan HAM, serta

komitmen yang kuat terhadap demokrasi.

Page 129: ORIENTASI PENGEMBANGAN WACANA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) WALISONGO SEMARANG ... Badrul Munir Chair di

Paragraf selanjutnya menampilkan ungkapan belasungkawa

dari Presiden Republik Rakyat Cina Hu Jintao. Menurut Hu Jintao,

Wahid memberikan sumbangan penting dalam hubungan China dan

Indonesia.

Ucapan duka cita juga dinyatakan oleh Perdana Menteri

Jepang Yukio Hatoyama melalui Presiden Yudhoyono. Hatoyama atas

nama pemerintah dan rakyat Jepang menyampaikan penghormatan

setingi-tingginya atas jasa-jasanya KH. Abdurrahman Wahid.

Selanjutnya wartawan memunculkan ungkapan duka cita

dari lima orang petinggi negara Singapura, Presiden Singapura SR

Nathan, Perdana Menteri Lee Hsin Loong, Menteri Senior Goh Chok

Tong, Mentor Menteri Lee Kuan Yew, dan Menteri George Yeo yang

menulis surat dukacita kepada Shinta Nuriyah Wahid.

Di akhir berita dituliskan ungkapan Lee Hsin Loong selaku

Perdana Menteri Singapura yang mengenang Wahid sebagai penegak

Islam moderat dan pembela kaum minoritas. Lee Kuan Yewe juga

mengenang Wahid sebagai tokoh terkemuka Islam pada zamannya.

c. Semantik

c.1. Latar

Latar yang digunakan wartawan Kompas dalam

pemberitaan belasungkawa dari luar negeri adalah paragraf berikut.

Ucapan belasungkawa terus mengalir dari negara-negara

sahabat atas kepergian Presiden RI ke-4 KH Abdurrahman

Page 130: ORIENTASI PENGEMBANGAN WACANA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) WALISONGO SEMARANG ... Badrul Munir Chair di

Wahid. Wahid akan dikenang sebagai pejuang demokrasi,

pembela kaum minoritas, dan berperan penting dalam

reformasi menuju demokrasi modern di Indonesia.

Dari paragraf di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa

menurut wartawan Kompas, KH Abdurrahman Wahid akan

dikenang sebagai pejuang demokrasi, pembela kaum minoritas, dan

seseorang yang berperan penting dalam reformasi menuju

demokrasi modern di Indonesia.

c.3. Maksud

Maksud yang dituliskan wartawan untuk mendukung

gagasannya tentang belasungkawa dari LN yang menilai Gus Dur

sebagai pejuang besar kemanusiaan dapat dilihat di paragraf berikut

ini :

“Lee Hsien Loong menyatakan, Wahid akan dikenang sebagai

penegak Islam moderat dan pembela kaum minoritas. Bahkan,

ketika sudah tidak menjadi presiden pun Wahid masih terus

menyuarakan toleransi dan antiekstremisme.”

Secara eksplisit dan jelas, wartawan Kompas menuliskan

bahwa menurut Lee Hsin Loong, Abdurrahman Wahid akan

dikenang sebagai penegak Islam moderat dan pembela kaum

minoritas. Untuk mendukung pemberitaannya dengan

menggunakan pernyataan-pernyataan yang sesuai dengan maksud

wartawan, dalam hal ini adalah pernyataan yang menunjukkan

Page 131: ORIENTASI PENGEMBANGAN WACANA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) WALISONGO SEMARANG ... Badrul Munir Chair di

bahwa banyak tokoh-tokoh luar negeri yang kagum akan sosok Gus

Dur.

c.4.Praanggapan

Praanggapan ini merupakan fakta yang belum terbukti

kebenarannya, tetapi dijadikan dasar untuk mendukung gagasan

tertentu. Adapun kalimat yang ditulis sebagai berikut :

Ucapan belasungkawa terus mengalir dari negara-negara

sahabat atas kepergian Presiden RI ke-4 KH Abdurrahman

Wahid. Wahid akan dikenang sebagai pejuang demokrasi,

pembela kaum minoritas, dan berperan penting dalam

reformasi menuju demokrasi modern di Indonesia.

Dalam paragraf di atas, wartawan Kompas menuliskan

anggapan yang menyatakan Wahid atau Gus Dur akan dikenang

sebagai pejuang demokrasi, pembela kaum minoritas, dan berperan

penting dalam reformasi menuju demokrasi modern di Indonesia.

Meskipun berupa anggapan, namun hal ini menunjukkan sikap

wartawan Kompas terhadap Gus Dur karena kalimat dalam

paragraf di atas bukan merupakan petikan dari pernyataan

narasumber.

d. Sintaksis

d.1. Koherensi

Pada berita ketiga ini, ada koherensi dan pertautan antara

paragraf satu dengan paragraf yang lain. Hal ini bisa dilihat dari

Page 132: ORIENTASI PENGEMBANGAN WACANA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) WALISONGO SEMARANG ... Badrul Munir Chair di

pertautan tiap paragraf yang merupakan pernyataan bela sungkawa

dari tokoh berbagai negara. Perhatikan paragraf berikut :

Presiden Republik Rakyat China Hu Jintao, Kamis (31/12),

menyampaikan surat belasungkawa kepada Presiden RI Susilo

Bambang Yudhoyono atas wafatnya KH. Abdurrahman

Wahid. Menurut Hu Jintao, Wahid memberikan sumbangan

penting dalam hubungan China dan Indonesia.

Paragraf tersebut mempunyai koherensi dengan paragraf

selanjutnya yang juga menyatakan ungkapan bela sungkawa dari

negara sahabat. Perhatikan paragraf berikut :

Ucapan dukacita juga dinyatakan Perdana Menteri Jepang

Yukio Hatoyama melalui Presiden Yudhoyono. Wahid

dianggap sebagai pemimpin yang memiliki jiwa besar dan telah

mendorong proses reformasi di Indonesia, antara lain di bidang

politik, pendidikan, kebudayaan sosial, serta telah berjasa

dalam meningkatkan hubungan persahabatan antara Jepang dan

Indonesia.

d.2. Kata Ganti

Pada berita ketiga yang berjudul Bela Sungkawa dari LN ini

wartawan menggunakan kata ganti Wahid untuk menyebutkan

nama Gus Dur. Perhatikan paragraf berikut :

Perdana Menteri Australia Kevin Rudd atas nama pemerintah

dan rakyat Australia menyampaikan dukacita yang tulus atas

kepergian Wahid. Wahid dinilai berperan dalam

melaksanakan reformasi penting bagi demokrasi modern di

Indonesia. Ia juga merupakan pemimpin Islam moderat yang

kukuh terhadap toleransi etnis dan keagamaan.

Pada kalimat tersebut, wartawan menggunakan kata ganti

‟Wahid‟ untuk menyebut Gus Dur, penulis berpendapat bahwa

Page 133: ORIENTASI PENGEMBANGAN WACANA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) WALISONGO SEMARANG ... Badrul Munir Chair di

wartawan menyebut „Wahid‟ dikarenakan untuk menyelaraskan

pemberitaan seputar belasungkawa dari luar negeri, karena di luar

negeri saat menyebut nama seseorang biasanya disebutkan nama

belakangnya, bukan nama depannya.

d.3. Bentuk Kalimat

Dalam kalimat di bawah ini, wartawan menggunakan

struktur kalimat pasif. Dari kalimat tersebut, Wahid menjadi

objeknya. Wartawan menyampaikan Wahid sebagai objek secara

eksplisit dengan menempatkannya di depan. Penggunaan kalimat

pasif ditunjukkan dari penggunaan kata „dikenang‟ dalam kalimat.

Wahid akan dikenang sebagai pejuang demokrasi, pembela

kaum minoritas, dan berperan penting dalam reformasi menuju

demokrasi modern di Indonesia

Sedangkan pada kalimat di bawah ini, wartawan

menuliskannya dengan struktur aktif dengan penggunaan kata aktif

„menyampaikan‟. Struktur kalimat aktif menempatkan subjek di

awal kalimat. Adapun subjek yang dimaksud pada kalimat di

bawah adalah Perdana Menteri Australia Kevin Rudd atas nama

pemerintah dan rakyat australia.

Perdana Menteri Australia Kevin Rudd atas nama pemerintah

dan rakyat Australia menyampaikan dukacita yang tulus atas

kepergian Wahid.

e. Stilistik

e.1. Leksikon

Page 134: ORIENTASI PENGEMBANGAN WACANA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) WALISONGO SEMARANG ... Badrul Munir Chair di

Kata yang ditampilkan dan dipilih oleh wartawan dalam

berita ketiga adalah „toleransi‟ dan „antiekstremisme‟ yang bisa

dilihat dalam kalimat berikut, “Bahkan, ketika sudah tidak menjadi

presiden pun Wahid masih terus menyuarakan toleransi dan

antiekstremisme.”

Dalam pemberitaan ini, wartawan memilih kata toleransi.

Arti yang sepadan dengan kata tersebut adalah penghormatan beda

agama. Sedangkan antiekstremisme mempunyai arti tidak ekstrim

atau berpikiran terbuka, moderat. Dari pemilihan kata tersebut,

Wartawan terlihat ingin menunjukkan sikap-sikap Wahid yaitu

sikap toleransi dan antiekstremisme.

f. Retoris

f.1. Grafis

Pemberian judul Belasungkawa dari LN yang menggunakan

font huruf lebih besar dan dicetak tebal daripada judul kedua, „Gus

Dur Dinilai sebagai Pejuang Besar Kemanusiaan‟ menunjukkan

bahwa wartawan lebih ingin mengedepankan reaksi dunia atau luar

negeri atas wafatnya Abdurrahman Wahid dalam berita tersebut.

Di samping kiri berita dengan judul „Belasungkawa dari

LN‟ ditampilkan pula foto seorang wanita tionghoa yang sedang

menangis dan tiga orang lelaki tionghoa di belakangnya sedang

berdo‟a. Caption foto tersebut adalah “ Komunitas masyarakat

Page 135: ORIENTASI PENGEMBANGAN WACANA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) WALISONGO SEMARANG ... Badrul Munir Chair di

Tionghoa Kota Semarang turut mendoakan kepergian mantan

Presiden KH. Abdurrahman Wahid atau Gus Dur di Klenteng Tay

Kak Sie, Kota Semarang, Jawa Tengah, Kamis (31/12). Warga

Tionghoa tersebut mengenang sosok Gus Dur sebagai tokoh yang

membuka kebebasan dalam kebudayaan mereka yang sempat

terpasung selama puluhan tahun”.

Foto tersebut sama sekali tidak berkaitan dengan berita di

sampingnya. Namun, dengan ditampilkannya foto tersebut di

samping berita tentang belasungkawa dari luar negeri menunjukkan

bahwa Kompas ingin menunjukkan bahwa Gus Dur adalah sosok

yang penting bagi berbagai kalangan, tidak hanya bagi para tokoh

dari negara sahabat, tetapi juga bagi para kaum minoritas Tionghoa

di Indonesia.

f.2. Ekspresi

Berita ketiga adalah berita mengenai belasungkawa yang

datang dari luar negeri. Ekspresi Kompas dalam berita ini sangat

terlihat dari penulisan lead yang mengungkapkan secara langsung

pandangan wartawan terhadap Gus Dur tanpa menggunakan

kutipan pernyataan dari narasumber. Lead tersebut sebagai berikut

Ucapan belasungkawa terus mengalir dari negara-negara

sahabat atas kepergian Presiden RI ke-4 KH. Abdurrahman

Wahid. Wahid akan dikenang sebagai pejuang demokrasi,

pembela kaum minoritas, dan berperan penting dalam

reformasi menuju demokrasi modern di Indonesia.

Page 136: ORIENTASI PENGEMBANGAN WACANA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) WALISONGO SEMARANG ... Badrul Munir Chair di

Dari paragraf lead tersebut bisa dilihat ekspresi wartawan

Kompas yang menyatakan secara lugas bahwa Gus Dur adalah

pejuang demokrasi, pembela kaum minoritas, dan berperan penting

dalam reformasi menuju demokrasi modern di Indonesia.

f.3. Metafora

Pada berita yang berjudul Belasungkawa dari LN, Gus

Dur Dinilai sebagai Pejuang Besar Kemanusiaan. Wartawan

menggunakan kata pejuang dan pembela dalam berita ketiga ini.

Ucapan belasungkawa terus mengalir dari negara-negara

sahabat atas kepergian Presiden RI ke-4 KH.

Abdurrahman Wahid. Wahid akan dikenang sebagai

pejuang demokrasi, pembela kaum minoritas, dan

berperan penting dalam reformasi menuju demokrasi

modern di Indonesia.

Wartawan menggunakan kata pejuang dan pembela

dalam berita ini sehingga memberikan pemahaman bagi pembaca

bahwa Gus Dur adalah seorang pahlawan yang berjuang dan

membela kaum minoritas

3.2. Analisis Kognisi Sosial

Hal serupa kembali ditunjukkan wartawan Kompas

ketika menuliskan berita yang berjudul Belasungkawa dari LN, Gus

Dur Dinilai sebagai Pejuang Besar Kemanusiaan. Wartawan kembali

menuliskan pernyataan dari narasumber yang memberikan kesan

positif terhadap Abdurrahman Wahid.

Page 137: ORIENTASI PENGEMBANGAN WACANA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) WALISONGO SEMARANG ... Badrul Munir Chair di

Wartawan juga menunjukkan sikapnya dan

pemahamannya tentang Gus Dur bahwa ia adalah seorang pejuang

demokrasi, pembela kaum minoritas, dan seseorang yang punya

banyak sahabat yang begitu kagum akan sosok Gus Dur. Hal ini

ditunjukkan oleh wartawan dengan menampilkan pernyataan-

pernyataan positif dari tokoh-tokoh negara sahabat yang banyak

menyanjung dan mengagumi perjuangan Gus Dur semasa hidup.

4. Berita keempat pada Minggu, 03 Januari 2010, dengan judul :

Doa Umat Lintas Agama untuk Gus Dur

4.1. Analisis Teks

a. Tematik

Wartawan Kompas memberi judul “Doa Umat Lintas

Agama untuk Gus Dur”. Dalam berita tersebut memberitakan tentang

acara doa bersama berbagai umat beragama untuk Gus Dur. Lead yang

ditulis adalah :

Ratusan orang lintas agama dan suku bangsa bersetia

melantunkan doa buat KH abdurrahman Wahid atau Gus Dur

di tengah rinai hujan di Tugu Proklamasi, Jakarta, Sabtu (2/1)

malam. Selain berdoa, mereka juga menyatakan tekad untuk

meneruskan semangat pluralisme yang diwariskan Gus Dur.

Kesimpulan yang dapat ditarik dari tema berita kali ini

adalah acara doa bersama yang digelar umat lintas agama untuk Gus

Dur.

b. Skematik

Page 138: ORIENTASI PENGEMBANGAN WACANA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) WALISONGO SEMARANG ... Badrul Munir Chair di

Alur berita keempat Kompas tentang wafatnya KH.

Abdurrahman Wahid diawali dengan paragraf yang menyebutkan

gelaran acara doa bersama untuk Gus Dur yang dilakukan oleh umat

lintas agama.

Pada paragraf selanjutnya wartawan menuliskan beberapa

tokoh lintas agama yang hadir dalam acara “Sejuta Lilin Duka Lintas

Iman untuk Gus Dur” tersebut. Tokoh-tokoh tersebut menyampaikan

pikiran dan pengalaman mereka selama mengenal Gus Dur.

Dalam paragraf berikutnya dituliskan pernyataan Inayah

Wahid, putri bungsu Gus Dur tentang acara yang digelar untuk

ayahnya. Inayah menyatakan jika ia sangat terharu karena begitu

banyak orang yang mencintai ayahnya.

Mewakili keluarga, Inayah juga menyampaikan ucapan

terima kasih atas besarnya dukungan masyarakat, dan dia juga

mengharapkan bahwa perjuangan ayahnya untuk kemanusiaan harus

diteruskan.

Pada pertengahan berita, wartawan menuliskan sub judul

“Pejuang Pluralisme”. Wartawan selanjutnya juga menuliskan bahwa

kesan yang paling kuat yang disampika para tokoh itu adalah sosok Gus

dur sebagai pejuang pluralisme, demokrasi, dan kemanusiaan.

Kemudian pada paragraf selanjutnya, Kompas

menampilkan pendapat Djohan Effendi yang menyatakan bahwa Gus

Dur layak menjadi pahlawan nasional. Todung Mulya Lubis juga

Page 139: ORIENTASI PENGEMBANGAN WACANA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) WALISONGO SEMARANG ... Badrul Munir Chair di

menyebutkan jika Gus Dur sebagai tokoh gerakan sosial di Indonesia.

Todung juga mengatakan bahwa Gus Dur sebagai presiden pernah

dengan besar hati meminta maaf kepada korban dan keluarga korban

pembunuhan massal tahun 1965 dan 1966, juga kepada korban

kekerasan di Timor Timur hingga Aceh.

Dituliskan juga pendapat Pendeta Albertus Pati yang

menyatakan jika ia sangat setuju dengan pandangan Gus Dur membela

perdamaian dan minoritas. Di pertengahan berita selain sub judul

“Pejuang Pluralisme”, wartawan Kompas juga menuliskan sub judul

“Cahaya” yang mana di paragraf selanjutnya dituliskan tentang aksi

penyalaan lilin dalam acara serupa yang berlangsung di Tugu Muda

Kota Semarang sebagai lambang bahwa Gus Dur selama ini menjadi

cahaya di tengah kegelapan bangsa.

Paragraf selanjutnya juga menyebutkan jika acara malam itu

selain mengenang Gus Dur, juga mengenang wafatnya ekonom Frans

Seda. Disebutkan Frans Seda dan Gus Dur memiliki komitmen yang

sama, yaitu berjuang untuk keadilan.

Pada akhir berita wartawan menuliskan tentang Franky

Sahilatua menyanyikan lagu yang diciptakan khusus untuk KH

Abdurrahman Wahid berjudul “Gus” pada acara “Kongkow Bareng Gus

Dur : Spesial”. Lagu tersebut menceritakan tentang sosok pemimpin

dan sahabat yang mengembalikan makna “cinta kepada

panembahannya”

Page 140: ORIENTASI PENGEMBANGAN WACANA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) WALISONGO SEMARANG ... Badrul Munir Chair di

c. Semantik

c.1. Latar

Latar yang diambil Kompas untuk mendukung

pemberitaannya mengenai Doa Umat Lintas Agama untuk Gus Dur

bisa dilihat pada paragraf berikut :

Kesan yang paling kuat yang disampaikan para tokoh itu

adalah sosok Gus Dur sebagai pejuang pluralisme, demokrasi,

dan kemanusiaan. Selain itu, Gus Dur juga dikenang sebagai

sosok yang punya pendirian yang keras dan berani melawan

terhadap kezaliman, sekalipun itu harus melawan mainstream.

Dalam paragraf di atas, Kompas memberikan latar

pandangan tokoh-tokoh lintas agama dalam acara do‟a bersama

tersebut dan alasan mereka kenapa mengadakan doa bersama untuk

Gus Dur.

c.2. Maksud

Pada berita keempat ini, wartawan menuliskan secara

eksplisit maksudnya. Hal ini bisa dilihat dalam paragraf kelima

sebagai berikut :

Kesan yang paling kuat yang disampaikan para tokoh itu

adalah sosok Gus Dur sebagai pejuang pluralisme, demokrasi,

dan kemanusiaan. Selain itu, Gus Dur juga dikenang sebagai

sosok yang punya pendirian yang keras dan berani melawan

terhadap kezaliman, sekalipun itu harus melawan mainstream.

Page 141: ORIENTASI PENGEMBANGAN WACANA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) WALISONGO SEMARANG ... Badrul Munir Chair di

Kalimat tersebut menyatakan secara jelas maksud

wartawan dalam pemberitaannya di berita keempat ini yaitu tentang

sosok Gus Dur di mata para tokoh sebagai pejuang pluralisme,

demokrasi, kemanusiaan juga sebagai sosok yang punya pendirian

keras dan berani melawan terhadap kezaliman.

c.3. Praanggapan

Praanggapan dalam berita ini bisa dilihat dalam kalimat berikut

“....Integritas yang dia miliki layak dan boleh dicontoh kita

semua. Rakyat Indonesia apa pun agama dan suku bangsanya

mendoakan anda, Gus” kata Albetus.

Dapat dilihat dari kalimat tersebut, Kompas mengutip

pendapat Pendeta Albertus yang menyatakan bahwa rakyat

Indonesia apa pun agama dan suku bangsanya mendokan Gus Dur.

Ini masih anggapan bahwa apa pun agama dan suku bangsa

mendoakan Gus Dur, meskipun belum diketahui kebenarannya,

namun hal ini bisa diterima karena menjadi praanggapan yang

masuk akal dan logis sehingga tidak dipertanyakan kebenarannya.

d. Sintaksis

d.1. Koherensi

Page 142: ORIENTASI PENGEMBANGAN WACANA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) WALISONGO SEMARANG ... Badrul Munir Chair di

Pada berita keempat ini, wartawan kembali menampilkan

hubungan koherensi kondisional, seperti yang bisa dilihat dalam

kalimat berikut

Sementara Ulil Abshar Abdalla mengenang Gus Dur

sebagai sosok demokrasi yang telah membangun kehidupan

antar beragama di Indonesia

Wartawan menuliskan anak kalimat sebagai penjelas

dengan kata hubung (konjungsi) “yang”. Anak kalimat dalam

kalimat di atas adalah „telah membangun kehidupan antar

beragama di Indonesia. Anak kalimat di sini berfungsi untuk

menjelaskan lebih mendetail kalimat induk di depannya.

Pada berita keempat ini, wartawan tidak hanya

menggunakan koherensi kondisional saja, wartawan juga

menggunakan koherensi penghubung sebab akibat yang bisa dilihat

dalam kalimat berikut :

“Gus Dur sejak awal 1990-an mendengungkan demokrasi dan

korban terbesar dari perjuangannya adalah NU.”

Penggunaan konjungsi “dan” menjadi penghubung dua

fakta yang berbeda. Proposisi “Gus Dur sejak awal 1990-an

mendengungkan demokrasi” dan “korban terbesar dari

perjuangannya adalah NU” adalah dua fakta yang berlainan.

Dua buah kalimat itu menjadi berhubungan sebab akibat

ketika ia dihubungkan dengan kata hubung “mengakibatkan”

sehingga kalimatnya menjadi “Gus Dur sejak awal 1990-an

Page 143: ORIENTASI PENGEMBANGAN WACANA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) WALISONGO SEMARANG ... Badrul Munir Chair di

mendengungkan demokrasi mengakibatkan korban terbesar dari

perjuangannya adalah NU.

d.2. Kata Ganti

Kata ganti yang dipakai pada berita keempat ini adalah

„dia‟ dan „anda‟ saat menyebutkan sosok Gus Dur dalam kalimat

langsung, seperti yang tertulis dalam pernyataan berikut.

Prinsip itu dirasakan betul oleh Romo Beni dan Pendeta

Albertus Pati. “Saya pendeta, tetapi merasa sebagai anak

ideologi Gus Dur. Artinya, saya sangat setuju dengan

pandangan dia karena dia membela perdamaian dan minoritas.

Integritas yang dia miliki layak dan boleh disontoh kita semua.

Rakyat Indonesia apa pun agama dan suku bangsanya

mendoakan Anda, Gus,” kata Albertus

Kata ganti „dia‟ digunakan dalam kalimat ini

menjadikan subjek Gus Dur sebagai orang ketiga dalam

percakapan, sedangkan kata ganti „anda‟ di akhir kalimat

menunjukkan seolah-olah Pendeta Albertus berhadapan langsung

dengan Gus Dur, di sini terlihat bahwa wartawan ingin

mengungkapkan kedekatan Pendeta Albertus dengan Gus Dur

dengan penggunaan kata „anda‟ seolah-olah Gus Dur ada di

hadapan Pendeta Albertus.

d.3. Bentuk Kalimat

Page 144: ORIENTASI PENGEMBANGAN WACANA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) WALISONGO SEMARANG ... Badrul Munir Chair di

Bentuk kalimat yang dipakai ketika menampilkan berita

keempat ini adalah sebagai berikut :

Beberapa tokoh menyampaikan pikiran dan pengalaman

mereka selama mengenal Gus Dur dalam acara yang diberi

tajuk “Sejuta Lilin Duka Lintas Iman untuk Gus Dur”. Para

tokoh itu diantaranya Ulil Abshar Abdalla, Djohan Efendi,

Pendeta Albertus Pati, Romo Beni Susetya, BM Billah,

Todung Mulya Lubis, Syafii Anwar, dan Sudhamek.

Dalam kalimat tersebut, wartawan menggunakan struktur

kalimat aktif dalam penulisannya. Pada struktur kalimat aktif,

seseorang menjadi subjeknya. Terlihat bahwa yang menjadi subjek

dalam kalimat di bawah adalah Beberapa tokoh, yang kemudian

dijelaskan di akhir paragraf siapa saja tokoh-tokoh tersebut. Di

awal wartawan menuliskan subjek secara implisit, namun

kemudian di akhir paragfar dijelaskan secara eksplisit.

e. Stilistik

e.1. Leksikon

Pada berita keempat ini, pemilihan kata yang digunakan

wartawan terdapat dalam paragraf di bawah ini :

Ratusan orang lintas agama dan suku bangsa bersetia

melantunkan doa buat KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur

di tengah rinai hujan di Tugu Proklamasi, Jakarta, Sabtu (2/1)

malam. Selain berdoa, mereka juga menyatakan tekad untuk

meneruskan semangat pluralisme yang diwariskan Gus Dur.

Kata yang digunakan wartawan dalam menampilkan

berita ini adalah menulis dengan kata bersetia. Makna yang

sepadan adalah dengan setia, terus menerus. Dari pemilihan kata

Page 145: ORIENTASI PENGEMBANGAN WACANA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) WALISONGO SEMARANG ... Badrul Munir Chair di

tersebut terlihat bahwa wartawan ingin menunjukkan bahwa orang-

orang yang mencintai Gus Dur begitu setia melantunkan do‟a

untuknya. Kata setia mempunyai efek yang lebih mendalam

dibandingkan penggunaan kata terus-menerus.

f. Retoris

f.1. Grafis

Pada penulisan judul berita ini, Kompas menuliskan

judul Doa Lintas Agama untuk Gus Dur. Ini menunjukkan bahwa

berita tersebut seputar doa berbagai agama untuk Gus Dur.

Penggunaan sub judul „Pejuang Pluralisme‟, „Cahaya‟,

„Lagu buat Gus Dur‟ dengan font tebal menunjukkan arti penting

seorang Gus Dur bagi para pengagumnya, seorang pejuang

pluralisme dan cahaya untuk mereka.

Pada berita keempat ini juga ditampilkan foto umat lintas

agama yang berdoa sambil memegang lilin di tengah rinai hujan,

ini terlihat dari objek dalam foto yang memegang payung dengan

tangan kanannya dan lilin dengan tangan kirinya. Angle foto yang

menunjukkan seorang memegang payung dan lilin menunjukkan

jika wartawan ingin memberikan pandangan kepada pembaca

begitu setianya pengagum Gus Dur, meskipun di tengah hujan,

mereka tetap melanjutkan do‟a untuk Gus Dur.

Page 146: ORIENTASI PENGEMBANGAN WACANA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) WALISONGO SEMARANG ... Badrul Munir Chair di

f.2. Ekspresi

Ekspresi yang digambarkan wartawan Kompas adalah

dengan menampilkan aksi ratusan orang lintas agama dan suku

bangsa yang tetap berdoa untuk Gus Dur meskipun berada di

tengah rinai hujan, baik itu lewat kalimat dalam berita maupun

lewat foto. Ekspresi ini sekaligus menunjukkan jika wartawan

setuju dengan aksi yang dilakukan oleh para pengagum Gus Dur.

f.3. Metafora

Wartawan menggunakan kalimat dalam bahasa arab

rahmatan lil alamin dalam berita ini, seperti yang ada dalam

paragraf berikut

BM Billah menyebutkan, salah satu sumbangan terbesar Gus

Dur adalah meletakkan fondasi Islam sebagai rahmatan lil

alamin atau rahmat bagi alam, khususnya di Indonesia.

Dengan prinsip itu, Gus Dur membawa umat Islam untuk

menghormati secara tulus dan dalam iman terhadap umat

agama lain. “Sehingga yang lain merasa aman dan dihormati,”

katanya.

Dalam sebuah berita, wartawan akan menggunakan

kepercayaan masyarakat, ungkapan sehari-hari, peribahasa,

pepatah, petuah leluhur, kata-kata kuno, bahkan mungkin ungkapan

yang diambil dari ayat-ayat suci-yang semuanya dipakai untuk

memperkuat pesan utama.

Page 147: ORIENTASI PENGEMBANGAN WACANA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) WALISONGO SEMARANG ... Badrul Munir Chair di

Penggunaan ungkapan tersebut yang mempunyai arti

rahmat untuk seluruh alam menjadi penguat berita bahwa Gus Dur

milik semua golongan bukan milik golongan tertentu saja.

4.2. Analisis Kognisi Sosial

Pada berita keempat yang berjudul Doa Umat Lintas Agama

untuk Gus Dur wartawan memulai berita dengan deskripsi acara doa

umat lintas agama tersebut.

Wartawan Kompas menampilkan pendapat-pendapat

tentang Gus Dur dari beberapa tokoh lintas agama. Tak hanya dari

Islam, namun juga dituliskan pernyataan dari umat kristiani.

Ini dilihat dari tiga pernyataan dari lima pernyataan tokoh

lintas agama adalah dari tokoh non islam, yaitu Pendeta Albertus Pati,

Romo Aloysius Budi Purnomo, dan Pandita Henry Basuki. Dua

pendapat diantaranya dituliskan dengan kalimat langsung yang

memperlihatkan penjelasan secara eksplisit.

Dari penulisan petikan-petikan wawancara umat lintas

agama tersebut bisa diketahui pemahaman wartawan tentang Gus Dur

sebagai sosok yang dekat dengan umat lintas agama lain.

Page 148: ORIENTASI PENGEMBANGAN WACANA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) WALISONGO SEMARANG ... Badrul Munir Chair di

5. Berita kelima pada Hari Senin, 04 Januari 2010 dengan judul :

F-PKB Surati Presiden

PDI-P dan Partai Demokrat Dukung Gus Dur sebagai Pahlawan

5.1. Analisis Teks

a. Tematik

Lead berita yang kelima berjudul F-PKB Surati Presiden,

PDI-P dan Partai Demokrat Dukung Gus Dur sebagai Pahlawan. Ilegal,

Lead pada berita ini adalah :

Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa Dewan Perwakilan Rakyat,

Senin (4/1) ini, akan mengirim surat resmi kepada Presiden

Susilo Bambang Yudhoyono untuk mengajukan permohonan

pengangkatan KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur sebagai

pahlawan nasional.

Tema yang dituliskan pada pemberitaan ini adalah

mengenai Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa di DPR yang mengirim

surat kepada Presiden mengenai permohonan pengangkatan Gus Dur

sebagai pahlawan nasional.

b. Skematik

Di awal penulisan berita dengan judul F-PKB Surati

Presiden, PDI-P dan Partai Demokrat Dukung Gus Dur sebagai

Pahlawan ini, wartawan mengemukakan tentang pengajuan surat

permohonan pengangkatan KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur

kepada Presiden yang akan dilakukan oleh F-PKB.

Paragraf selanjutnya wartawan menuliskan pernyataan

Ketua Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (F-PKB) DPR Marwan Ja‟far

Page 149: ORIENTASI PENGEMBANGAN WACANA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) WALISONGO SEMARANG ... Badrul Munir Chair di

tentang rencana pengajuan surat tersebut, jika sudah ditandatangani

oleh Marwan Ja‟far, surat itu akan langsung dikirim ke Sekretariat

Negara.

Selanjutnya dituliskan kembali oleh wartawan tentang F-

PKB adalah fraksi di DPR yang pertama kali mengusulkan Gus Dur

sebagai pahlawan nasional. Dituliskan pula bahwa langkah konkret ini

diambil untuk merespons harapan publik yang kuat, meluas, dan merata

di semua lapisan sosial.

Pada paragraf ketiga, wartawan menuliskan isi Pasal 1 Ayat

(4) Undang-undang Nomor 20 Tahun 2009 tentang Gelar, Tanda Jasa,

dan Tanda Kehormatan. Usulan gelar pahlawan tersebut ditujukan

kepada presiden melalui Dewan Gelar, Tanda Jasa, dan Tanda

Kehormatan.

Paragraf selanjutnya disebutkan bahwa menurut F-PKB

DPR, Gus Dur memenuhi syarat umum ataupun khusus yang diatur

dalam UU 20/1999.

Di pertengahan berita, wartawan menuliskan dukungan

yang mengalir untuk pemberian gelar pahlawan nasional kepada Gus

Dur, khususnya dari kalangan politisi dan tokoh partai politik.

Ketua Umum Megawati Soekarnoputri dan Sekjen PDI-P

dalam siaran persnya, secara resmi mendukung dan mendorong

penganugerahan pahlawan nasional bagi Gus Dur. Dalam paragraf

Page 150: ORIENTASI PENGEMBANGAN WACANA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) WALISONGO SEMARANG ... Badrul Munir Chair di

selanjutnya wartawan juga menuliskan alasan PDI-P mendorong

pemberian gelar pahlawan kepada Gus Dur.

Paragraf berikutnya adalah tentang dukungan Ketua Fraksi

Partai Demokrat DPR Anas Urbaningrum. Di paragraf selanjutnya juga

dipaparkan tentang dukungan Partai Persatuan Pembangunan (PPP)

untuk memberikan gelar pahlawan kepada Gus Dur.

Di akhir berita, wartawan menuliskan pernyataan Wakil

Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat dari PPP Lukman Hakim

Saifuddin yang mengatakan bahwa salah satu jasa terbesar Gus Dur

bagi bangsa ini adalah perannya dalam memberikan pemahaman yang

utuh kepada warga Nahdlatul Ulama, khususnya, dan umat Islam

Indonesia, umumnya, tentang keberadaan Pancasila adalah final dalam

konteks kehidupan kenegaraan dan kebangsaan.

c. Semantik

c.1. Latar

Pada pemberitaan ini, latar yang dipakai wartawan terdapat

dalam paragraf berikut ini :

F-PKB adalah fraksi di DPR yang pertama kali mengusulkan

Gus Dur sebagai pahlawan nasional. Langkah konkret ini juga

diambil untuk merespons harapan publik yang kuat, meluas,

dan merata di semua lapisan sosial.

Kompas menuliskan paragraf ini untuk mendukung gagasan

berita yang mengambil tema dukungan pemberian gelar pahlawan

untuk Gus Dur.

Page 151: ORIENTASI PENGEMBANGAN WACANA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) WALISONGO SEMARANG ... Badrul Munir Chair di

c.2. Maksud

Secara eksplisit Kompas menuliskan bahwa Gus Dur

memenuhi syarat untuk meneriman gelar pahlawan. Ini tertulis

dalam paragraf keempat, yaitu :

F-PKB DPR menilai Gus Dur sangat memenuhi syarat umum

ataupun khusus yang diatur dalam UU 20/1999. F-PKB juga

mendorong pimpinan DPR dan semua fraksi di DPR ataupun

kepada semua pihak untuk melakukan langkah serupa.

Pada berita ini maksud wartawan untuk mendukung

pemberian gelar kepada Gus Dur terlihat jelas, dengan diuraikannya

secara eksplisit alasan-alasan dan dasar bahwa Gus Dur berhak

mendapatkan gelar pahlawan tersebut.

c.3. Praanggapan

Pada berita kelima ini terdapat paragraf yang

menunjukkan bahwa Kompas memberikan premis yang dipercaya

kebenarannya untuk mendukung pendapat dalam berita bahwa

dukungan yang diberikan sesuai dengan UU 20/1999 tentang Gelar,

Tanda Jasa, dan Tanda Kehormatan, bisa dilihat dalam paragraf

berikut :

F-PKB DPR menilai Gus Dur sangat memenuhi syarat

umum ataupun khusus yang diatur dalam UU 20/1999. F-

PKB juga mendorong pimpinan DPR dan semua fraksi di DPR

ataupun kepada semua pihak untuk melakukan langkah serupa.

Page 152: ORIENTASI PENGEMBANGAN WACANA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) WALISONGO SEMARANG ... Badrul Munir Chair di

d. Sintaksis

d.1. Koherensi

Dalam berita kelima ini, Kompas kembali menggunakan

pola hubungan koherensi kondisional ditandai dengan penggunaa

kata ‟yang‟. Anak kalimat menjadi cermin kepentingan wartawan

untuk dapat memberikan keterangan baik/buruk terhadap suatu

pernyataan.

F-PKB adalah fraksi di DPR yang pertama kali mengusulkan

Gus Dur sebagai pahlawan nasional. Langkah konkret ini juga

diambil untuk merespons harapan publik yang kuat, meluas,

dan merata di semua lapisan.

Dalam paragraf di atas disebutkan jika usulan Gus Dur

sebagai pahlawan adalah untuk merespons harapan publik, dengan

adanya konjungsi „yang‟ bisa diketahui harapan publik yang

dimaksud di induk kalimat adalah harapan publik yang kuat,

meluas, dan merata di semua lapisan.

d.2. Kata Ganti

Dalam berita kelima, Kompas menggunakan kata ganti

„bapak pluralisme dan multikulturalisme‟. Ini terdapat dalam

petikan pernyataan Anas Urbaningrum, “Sebagai bapak pluralisme

dan multikulturalisme, kepahlawanan Gus Dur amatlah nyata.”

Digunakannya kata ganti bapak pluralisme dan

multikulturalisme dalam berita ini oleh wartawan Kompas,

menunjukkan bahwa wartawan Kompas ingin menyatakan bahwa

Page 153: ORIENTASI PENGEMBANGAN WACANA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) WALISONGO SEMARANG ... Badrul Munir Chair di

Gus Dur adalah bapak atau sosok panutan dalam hal pluralisme dan

multikulturalisme.

d.3. Bentuk Kalimat

Bentuk kalimat dalam berita kelima ini adalah kalimat

aktif, subjek diekspresikan secara eksplisit oleh Kompas.

Wartawan memunculkan subjek tersebut untuk mendukung judul

yang ada di berita yang menyebutkan bahwa F-PKB Surati

Presiden. Bentuk kalimat aktif tersebut bisa dilihat di paragraf

berikut

F-PKB adalah fraksi di DPR yang pertama kali mengusulkan

Gus Dur sebagai pahlawan nasional. Langkah konkret ini juga

diambil untuk merespons harapan publik yang kuat, meluas,

dan merata di semua lapisan sosial.

Sedangkan struktur kalimat pasif dalam paragraf di bawah

ini Kompas menuliskan proposisi kalimat yang mendukung usulan

Gus Dur sebagai pahlawan, wartawan Kompas menuliskan

proposisi berupa penjelasan tentang respons publik. Perhatikan

kalimat di bawah :

F-PKB adalah fraksi di DPR yang pertama kali mengusulkan

Gus Dur sebagai pahlawan nasional. Langkah konkret ini juga

diambil untuk merespons harapan publik yang kuat, meluas,

dan merata di semua lapisan sosial.

e. Stilistik

e.1. Leksikon

Page 154: ORIENTASI PENGEMBANGAN WACANA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) WALISONGO SEMARANG ... Badrul Munir Chair di

Kata yang dipakai Kompas di berita kelima ini untuk

menggambarkan dukungan yang datang menggunakan kata

mengalir, terdapat dalam kalimat berikut, “Dukungan pun

mengalir dari berbagai elemen masyarakat.” Kata tersebut sama

artinya dengan datang terus menerus serupa air yang mengalir.

f. Retoris

f.1. Grafis

Berita kelima mengenai wafatnya Gus Dur membicarakan

tentang dukungan berbagai pihak untuk menjadikan Gus Dur

sebagai pahlawan nasional.

Pada berita yang berjudul F-PKB Surati Presiden, PDI-P

dan Partai Demokrat Dukung Gus Dur sebagai Pahlawan dituliskan

dengan font yang lebih besar pada proposisi pertama judul tersebut.

Pemberian judul yang lebih besar daripada berita usulan

gelar pahlawan sebelumnya pada Sabtu, 02 Januari 2010 yang

berjudul “Amien Rais : Gus Dur Ikon Pluralisme” menunjukkan

bahwa wartawan ingin memberitukan kepada khalayak bahwa

berita ini berisi tentang langkah konkret usulan tersebut daripada

berita sebelumnya yang masih dalam taraf usulan dan wacana.

f.2. Ekspresi

Kompas menuliskan ekspresi tentang F-PKB yang

mendorong pimpinan DPR dan semua fraksi di DPR ataupun

Page 155: ORIENTASI PENGEMBANGAN WACANA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) WALISONGO SEMARANG ... Badrul Munir Chair di

kepada semua pihak untuk melakukan dukungan pemberian gelar

pahlawan kepada Abdurrahman Wahid atau Gus Dur.

F-PKB DPR menilai Gus Dur sangat memenuhi syarat umum

ataupun khusus yang diatur dalam UU 20/1999. F-PKB juga

mendorong pimpinan DPR dan semua fraksi di DPR ataupun

kepada semua pihak untuk melakukan langkah serupa.

Penulisan ekspresi secara eksplisit ini menunjukkan

ekspresi wartawan Kompas yang juga menyetujui bahwa Gus Dur

memenuhi syarat untuk mendapatkan gelar pahlawan, namun

wartawan Kompas lebih memilih untuk menggunakan pendapat F-

PKB untuk mengekspresikan sikapnya.

f.3. Metafora

Metafora di berita kelima berjudul F-PKB Surati Presiden

ini terdapat dalam paragraf berikut

Partai Persatuan Pembangunan (PPP) juga mengusulkan

kepada pemerintah agar memberikan gelar pahlawan atas

peran Gus Dur yang luar biasa dalam membangun fondasi

masyarakat sipil. Toleraransi kehidupan beragama,

multikulturalisme, dan perdamaian abadi atas dasar

humanisme universal.

Ungkapan yang digunakan Kompas adalah fondasi yang

mempunyai arti dasar atau landasan.

5.2. Analisis Kognisi Sosial

Pada berita kelima yang berjudul F-PKB Surati Presiden,

PDI-P dan Partai Demokrat Dukung Gus Dur sebagai Pahlawan.

Page 156: ORIENTASI PENGEMBANGAN WACANA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) WALISONGO SEMARANG ... Badrul Munir Chair di

Wartawan memunculkan pendapat berbagai tokoh politik mengenai

dukungan pemberian gelar pahlawan kepada Gus Dur.

Dalam berita ini, pada awal berita, dari paragraf pertama

hingga keempat wartawan menuliskan seputar dukungan F-PKB

(Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa). Selain untuk mendukung judul

yang diangkat, wartawan secara implisit juga mendukung pemberian

gelar tersebut dikarenakan satu-satunya Fraksi yang mengambil

langkah kongkret dalam usulan pahlawan adalah Fraksi Kebangkitan

Bangsa.

Kognisi wartawan terhadap gelar pahlawan untuk Gus

Dur tertulis secara eksplisit, wartawan menuliskan Pasal 1 Ayat (4)

Undang-undanng Nomor 20 Tahun 2009 tentang Gelar, Tanda Jasa,

dan Tanda Kehormatan, karena kognisi wartawan tentang gelar

pahlawan ini, wartawan juga mendukung pemberian gelar tersebut.

6. Berita pertama pada Senin, 04 Januari 2010 dengan judul :

Gus Dur Diusulkan untuk Nama Jalan

6.1. Analisis teks

a. Tematik :

Perhatikan Lead berita keenam berikut ini :

Warga Tionghoa di Medan, Sumatera Utara, mengusulkan

nama KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur untuk nama

jalan utama di kota ini. Usulan ini dianggap sebagai bentuk

penghargaan konkret atas jasa dan peran mantan Presiden

itu terhadap warga Tionghoa di Indonesia.

Page 157: ORIENTASI PENGEMBANGAN WACANA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) WALISONGO SEMARANG ... Badrul Munir Chair di

Tema yang diangkat dalam berita ini mengenai warga Tionghoa di

Medan yang mengusulkan nama KH Abdurrahman Wahid atau Gus

Dur untuk nama jalan utama di Medan.

b. Skematik

Alur berita keenam Kompas tentang Gus Dur tentang

usulan warga Tionghoa Medan untuk menggunakan namanya sebagai

nama jalan dengan paragraf yang menyatakan bahwa usulan tersebut

merupakan penghargaan konkret atas jasa dan peran mantan Presiden

itu terhadap warga Tionghoa di Indonesia.

Pada paragraf selanjutnya wartawan menuliskan pendapat

tokoh warga Tionghoa Medan, Karya Elly bahwa usulan tersebut

diwacanakan oleh Paguyuban Sosial Marga Tionghoa Indonesia

(PSMTI). Karya juga menambahkan bahwa secara resmi organisasinya

akan menyurati Pemerintah Kota Medan agar menjadikan nama Gus

Dur sebagai nama salah satu jalan utama.

Di paragraf selanjutnya, wartawan menuliskan pendapat

anggota Komisi E DPRD Sumut, Brilian Moktar yang mengatakan akan

meminta Gubernur Sumut Syamsul arifin dan Wali Kota Medan

Rahudman Harahap untuk segera menjadikan nama Gus Dur sebagai

Page 158: ORIENTASI PENGEMBANGAN WACANA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) WALISONGO SEMARANG ... Badrul Munir Chair di

nama jalan. Menurut dia, warga Tionghoa Medan dan Sumut adalah

salah satu komunitas yang tidak akan melupakan jasa besar Gus Dur.

Pada pertengahan berita, Kompas menuliskan tentang

kegiatan mengenang Gus Dur yang berlangsung di Gereja katolik

Johanes Rasul, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. Pastor Widiatmaka

dalam khotbahnya menyatakan harapan munculnya tokoh semacam Gus

Dur yang bisa melindungi kaum minoritas. Ia juga mengatakan, betapa

bahagianya warga keturunan China di negeri ini karena barongsai bisa

diadakan dan aliran konghucu diakui.

Di tiga paragraf terakhir berita, Kompas beralih dengan

berita diselenggarakannya sembahyang arwah khusus bagi Gus Dur

oleh warga Konghucu di Jawa Timur. Semabahyang itu dilakukan

sebagai penghormatan dan rasa kehilangan warga Konghucu. Doa

tersebut diikuti umat Konghucu dari Tuban, Jombang, Sidorjo,

Surabaya, Mojokerto, dan Bojonegoro.

c. Semantik

c.1. Latar

Latar yang dipilih Kompas untuk mendukung

pemberitaannya mengenai usulan nama Gus Dur sebagai nama

jalan adalah pernyataan tokoh warga Tionghoa dan anggota

Paguyuban Sosial Marga Tionghoa Indonesia (PSMTI), Karya Elly

adalah sebagai berikut :

Page 159: ORIENTASI PENGEMBANGAN WACANA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) WALISONGO SEMARANG ... Badrul Munir Chair di

Karya, sesepuh PSMTI Sumut, mengutarakan, secara resmi

organisasinya akan menyurati Pemerintah Kota Medan agar

menebalkan nama Gus Dur sebagai nama salah satu jalan

utama. “Jika boleh, jalan yang diberi nama Gus Dur itu di

China Town (pecinan). Daerah itu merupakan pusat bisnis dan

banyak nama jalan yang tak terlalu istimewa,” katanya.

Kompas menuliskan jika organisasi Paguyuban Sosial

Marga Tionghoa Indonesia (PSMTI) akan mengirim surat resmi

permohonan menobatkan nama Gus Dur sebagai nama jalan.

c.3. Maksud

Wartawan menjelaskan secara eksplisit dan jelas alasan

pengusulan nama Gus Dur untuk nama jalan di Medan, Sumatera

Utara di berita keenam ini. Penjelasan tersebut terdapat dalam

paragraf berikut :

Warga Tionghoa di Medan, Sumatera Utara, mengusulkan

nama KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur untuk nama jalan

utama di kota ini. Usulan ini dianggap sebagai bentuk

penghargaan konkret atas jasa dan peran mantan Presiden itu

terhadap warga Tionghoa di Indonesia.

Penjelasan secara eksplisit tersebut, menunjukkan

maksud wartawan yang juga menyetujui penggunaan nama Gus

Dur untuk nama jalan.

c.3. Praanggapan

Pada berita keenam, wartawan Kompas menuliskan tentang

harapan anggota Komisi E DPRD Sumut, Brilian Moktar dalam

Page 160: ORIENTASI PENGEMBANGAN WACANA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) WALISONGO SEMARANG ... Badrul Munir Chair di

mempelopori pemberian penghargaan atas jasa dan peran Gus Dur

terhadap bangsa ini.

Anggota Komisi E DPRD Sumut, Brilian Moktar, mengatakan

akan meminta Gubernur Sumut Syamsul Arifin dan Wali Kota

Medan Rahudman harahap segera menabalkan nama Gus Dur

sebagai nama jalan. “Kami berharap Medan jadi pelopor

dalam memberikan penghargaan atas jasa dan peran Gus

Dur terhadap bangsa ini,” katanya.

Harapan ini menjadi praanggapan dimana jika Medan

menjadi yang pertama dalam penggunaan Gus Dur sebagai nama

jalan, maka ada anggapan akan menjadi pelopor dalam pemberian

penghargaan atas jasa kepada Gus Dur.

d. Sintaksis

d.1. Kata Ganti

Dalam menulis kata ganti di berita keenam ini, wartawan

Kompas menggunakan kata ganti „mantan presiden‟. Hal ini

terdapat dalam paragraf pertama berita keenam berikut ini :

Warga Tionghoa di Medan, Sumatera Utara, mengusulkan

nama KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur untuk nama

jalan utama di kota ini. Usulan ini dianggap sebagai bentuk

penghargaan konkret atas jasa dan peran mantan Presiden

itu terhadap warga Tionghoa di Indonesia.

Penggunaan kata ganti mantan presiden ini menunjukkan

jika jasa-jasa Gus Dur selama menjabat menjadi presiden begitu

dikenang, khususnya bagi warga Tionghoa.

d.2. Koherensi

Page 161: ORIENTASI PENGEMBANGAN WACANA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) WALISONGO SEMARANG ... Badrul Munir Chair di

Wartawan Kompas menggunakan koherensi kondisional

yang ditandai dengan pemakaian anak kalimat sebagai penjelas

„bisa melindungi kaum minoritas‟

Kegiatan mengenang Gus Dur masih terus berlangusng sampai

Minggu, termasuk dalam misa kudus di Gereja Katolik

Johanes Rasul, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. Dalam

khotbahnya pada misa pukul 10.30, Pastor Widiatmaka SJ

menyatakan harapan munculnya tokoh semacam Gus Dur

yang bisa melindungi kaum minoritas.

Wartawan Kompas menggunakan koherensi kondisional

yang ditandai dengan pemakaian anak kalimat sebagai penjelas

„bisa melindungi kaum minoritas‟

Dari paragraf tersebut, wartawan Kompas ingin lebih

menjelaskan bahwa Gus Dur bisa melindungi kaum minoritas.

d.3. Bentuk Kalimat

Dalam keenam, Kompas menggunakan kalimat aktif

dengan warga Tionghoa di Medan, Sumatera Utara sebagai

subjeknya. Kalimat aktif tersebut terdapat dalam paragraf di bawah

ini :

Warga Tionghoa di Medan, Sumatera Utara, mengusulkan

nama KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur untuk nama jalan

utama di kota ini. Usulan ini dianggap sebagai bentuk

penghargaan konkret atas jasa dan peran mantan Presiden itu

terhadap warga Tionghoa di Indonesia.

Kalimat tersebut merupakan kalimat aktif dengan

penempatan warga Tionghoa di Medan, Simatera Utara di awal

kalimat yang menunjukkan posisi sentral dalam kalimat karena

Page 162: ORIENTASI PENGEMBANGAN WACANA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) WALISONGO SEMARANG ... Badrul Munir Chair di

pada umumnya pokok yang dipandang penting selalu ditempatkan

di awal kalimat, dan penggunaan subjek tersebut sesuai dengan

judul berita mengenai nama Gus Dur yang diusulkan untuk nama

jalan.

e. Stilistik

e.1. Leksikon

Kompas memilih kata “Tionghoa” untuk menuliskan

warga keturunan China.

Warga Tionghoa di Medan, Sumatera Utara, mengusulkan

nama KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur untuk nama jalan

utama di kota ini.

Kompas memilih kata “Tionghoa” untuk menuliskan

warga keturunan China. Dari sini terlihat bahwa wartawan

berpendapat bahwa Tionghoa sudah termasuk bagian dari rakyat

Indonesia sehingga tak perlu menggunakan sebutan keturunan

China karena terlalu diskriminatif.

f. Retoris

f.1. Grafis

Pada berita ini, Kompas menuliskan caption berupa

petikan pernyataan seperti di bawah ini :

Page 163: ORIENTASI PENGEMBANGAN WACANA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) WALISONGO SEMARANG ... Badrul Munir Chair di

“Kami berharap Medan jadi pelopor dalam memberikan

penghargaan atas jasa dan peran Gus Dur terhadap bangsan

ini.”

Caption tersebut terletak di bagian kanan tengah berita

dengan penggunaan font yang lebih besar dari font tulisan berita

dan dicetak tebal.

Dari sini penulis dapat mengambil kesimpulan bahwa

Kompas ingin menunjukkan kepada pembaca bahwa selain untuk

pemberian penghargaan terhadap Gus Dur, Kompas juga ingin

menunjukkan harapan warga Medan untuk menjadi pelopor dalam

pemberian penghargaan kepada Gus Dur.

Dalam berita ini juga digunaan sub judul berupa kalimat

Doa bersama. Melihat sub judul ini, penulis mengambil

kesimpulan bahwa Kompas ingin menunjukkan kepada pembaca

tentang adanya kegiatan doa bersama untuk Gus Dur.

Selain adanya sub judul, di berita ini juga terdapat

penulisan tema berita berupa kalimat PENGHARGAAN WARGA

yang tertulis di atas judul utama, yang mana langsung

menunjukkan kepada pembaca jika isi berita tersebut adalah

seputar penghargaan warga untuk Gus Dur.

f.2. Ekspresi

Page 164: ORIENTASI PENGEMBANGAN WACANA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) WALISONGO SEMARANG ... Badrul Munir Chair di

Ekspresi wartawan Kompas tentang penghargaan untuk

Gus Dur tertulis di paragraf pertama berita keenam ini, yaitu :

Warga Tionghoa di Medan, sumatera Utara, mengusulkan

nama KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur untuk nama jalan

utama di kota ini. Usulan ini dianggap sebagai bentuk

penghargaan konkret atas jasa dan peran mantan Presiden itu

terhadap warga Tionghoa di Indonesia.

Ekspresi wartawan tersebut jelas menyetujui adanya

penghargaan konkret untuk Gus Dur, karena kalimat di atas

bukanlah kutipan dari narasumber berita.

f.3. Metafora

Kompas menggunakan ungkapan minoritas dalam berita

keenam ini, minoritas maknanya sama dengan kaum berjumlah

minor atau kecil.

Pastor widiatmaka mengakui memiliki pengalaman pribadi

terkait perhatian dan pembelaan Gus Dur pada kaum

minoritas.

Wartawan lebih memilih menggunakan kata minoritas

karena lebih mudah diingat daripada menggunakan kalimat

masyarakat dengan jumlah sedikit.

6.2. Analisis Kognisi Sosial

Pada berita keenam dengan judul Gus Dur Diusulkan

untuk Nama Jalan. Wartawan Kompas kembali menuliskan

narasumber dengan pendapat positif tentang Gus Dur, khususnya

seputar penghargaan warga.

Page 165: ORIENTASI PENGEMBANGAN WACANA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) WALISONGO SEMARANG ... Badrul Munir Chair di

Wartawan Kompas dalam berita ini lebih banyak

menuliskan pendapat dari tokoh-tokoh warga lintas agama dan suku,

yaitu Tionghoa, Katolik, dan warga Konghucu.

Pengetahuan kognitif wartawan yang mengetahui sepak

terjang Gus Dur dengan umat lintas agama mempengaruhi penulisan

berita keenam ini. Pada awal berita, wartawan menuliskan tentang

penghargaan warga Medan yang ingin menabalkan nama Gus Dur

sebagai nama jalan. Namun, karena pengetahuan kognitif wartawan

tentang kedekatan Gus Dur dengan umat kristiani membuat

wartawan juga menuliskan doa bersama umat kristiani di Gereja

Katholik Johannes Rasul, Kebayoran Baru, Jakarta di tengah berita,

yaitu di paragraf enam dan tujuh.

7. Berita kedua pada Senin, 04 Januari 2010, dengan judul :

Yenny Wahid : Keluarga Akan Melanjutkannya

7.1. Analisis Teks

a. Tematik

Wartawan Kompas memberi judul “Yenny Wahid :

Keluarga Akan Melanjutkannya” pada berita kali ini. Maksudnya dalam

berita tersebut terdapat pernyataan langsung Yenny Wahid yang

menyebutkan bahwa Keluarga akan melanjutkan cita-cita Gus Dur, ini

juga bisa dilihat dari pemberian tema di atas judul yang bertuliskan

CITA-CITA GUS DUR. Lead yang ditulis adalah :

Page 166: ORIENTASI PENGEMBANGAN WACANA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) WALISONGO SEMARANG ... Badrul Munir Chair di

Cita-cita Presiden Republik Indonesia (1999-2001) KH

Abdurrahman Wahid atau Gus Dur untuk mewujudkan

Indonesia yang damai dan toleran akan diteruskan keluarga

besarnya. Putri kedua Gus Dur, Zannuba Arifah Chafsoh

Rahman atau Yenny Wahid, bersama suaminya, Dhohir Farisi,

Sabtu (2/1) malam, menegaskan hal itu di Pondok Pesantren

Tebuireng, Kabupaten Jombang, Jawa Timur.

Kesimpulan yang dapat ditarik dari tema berita kali ini

adalah mengenai Keluarga Gus Dur yang akan meneruskan cita-cita

Gus Dur untuk mewujudkan Indonesia yang damai dan toleran.

b. Skematik

Alur berita ketujuh Kompas tentang wafatnya KH.

Abdurrahman Wahid diawali dengan paragraf yang menyebutkan

pernyataan Putri kedua Gus Dur, Zannuba Arifah Chafsoh Rahman atau

Yenny Wahid bersama suaminya bahwa keluarga akan meneruskan

cita-cita Gus Dur untuk mewujudkan Indonesia yang damai dan toleran.

Pada paragraf selanjutnya wartawan menuliskan kutipan-

kutipan langsung pernyataan Yenny Wahid tentang cita-cita Gus Dur.

Yenny Wahid juga berpendapat bahwa pemikiran Gus Dur yang dulu

dianggap kontroversial, saat ini justru menjadi arus besar pemikiran

banyak kaum muda.

Pada pertengahan berita, wartawan menuliskan tentang

sikap Yenny Wahid yang meyakinkan jika sikap Gus Dur yang total

pada kaum terpinggirkan akan diteruskannya. Ia menyebutkan jika

Page 167: ORIENTASI PENGEMBANGAN WACANA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) WALISONGO SEMARANG ... Badrul Munir Chair di

ingin mengadu, bisa mengadu kepada keluarga Gus Dur, yang nantinya

akan dimintakan perlindungan kepada negara.

Kemudian pada paragraf selanjutnya, Kompas masih

menampilkan pendapat Yenny Wahid seputar rencana terdekat keluarga

Gus Dur yaitu menata ulang koleksi buku Gus Dur yang mencapai

ribuan judul dan tersebar di berbagai lokasi. Disebutkan pula jika

koleksi buku tersebut nantinya akan diletakkan di lokasi khusus yang

akan menjadi Perpustakaan Abdurrahman Wahid.

Pada akhir berita Kompas juga mencatat pendapat adik

kandung Gus Dur, KH Salahuddin Wahid atau Gus Solah yang

mendukung keinginan sebagian masyarakat untuk menjadikan Gus Dur

sebagai pahlawan nasional. Kompas mengakhiri berita dengan kalimat

adanya Grup jejaring sosial facebook yang menggalang dukungan untuk

pemberian gelar pahlawan nasional bagi Gus Dur sudah berangotakan

ribuan orang.

c. Semantik

c.1. Latar

Latar yang diambil Kompas untuk mendukung

pemberitaannya dalam berita ketujuh ini bisa dilihat pada paragraf

berikut :

Mengenai sikap pembelaan Gus Dur yang total pada kaum

terpinggirkan semasa hidupnya, Yenny meyakinkan, sekarang

sikap itu akan diteruskannya, “Bisa mengadu kepada kami

Page 168: ORIENTASI PENGEMBANGAN WACANA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) WALISONGO SEMARANG ... Badrul Munir Chair di

semua, dan kami meminta negara melindungi mereka,”

tuturnya.

Dalam paragraf di atas, Kompas ingin menuliskan latar

berupa pernyataan langsung dari Yenny Wahid dan langkah

konkret Yenny Wahid dalam upaya meneruskan cita-cita Gus Dur.

c.2. Maksud

Pada kalimat di bawah ini dituliskan tentang akan

diteruskannya cita-cita Abdurrahman Wahid oleh keluarga.

Secara terpisah, adik kandung Gus Dur, KH Salahuddin Wahid

atau Gus Solah, Sabtu, mendukung keinginan sebagian

masyarakat untuk menjadikan Gus Dur sebagai pahlawan

nasional. Grup di jejaring Facebook yang menggalang

dukungan untuk pemberian gelar pahlawan nasional bagi Gus

Dur sudah beranggotakan ribuan orang.

Kalimat „sebagian masyarakat untuk menjadikan Gus

Dur sebagai pahlawan nasional‟ menunjukkan maksud wartawan

sebagai pendukung wacana untuk menjadikan Gus Dur sebagai

pahlawan nasional. Maksud tersebut secara implisit diungkapkan

melalui kalimat yang diutarakan KH Salahuddin Wahid atau Gus

Solah.

c.3. Praanggapan

Praanggapan dalam berita ini bisa dilihat dalam kalimat

berikut, “Saya rasa Gus Dur kini tersenyum,” ujar Yenny.

Dapatlah dilihat dari kalimat tersebut, Kompas menunjukkan

Page 169: ORIENTASI PENGEMBANGAN WACANA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) WALISONGO SEMARANG ... Badrul Munir Chair di

praanggapan dengan mengutip pendapat Yenny Wahid tentang

anggapan bahwa Gus Dur kini tersenyum di alam kubur.

d. Sintaksis

d.1. Koherensi

Dalam berita ketujuh ini, terdapat ketidakkoherensian

antara paragraf awal, tengah, dan akhir. Pada bagian awal dan

tengah masih membicarakan cita-cita Gus Dur yang akan

diteruskan oleh keluarga, namun di paragraf akhir tema tersebut

melenceng dengan dibicarakannya keinginan masyarakat untuk

menjadikan Gus Dur sebagai pahlawan nasional.

d.2. Kata Ganti

Kata ganti yang dipakai pada berita ketujuh ini adalah

digunakannya kata ganti „Bapak‟ untuk menyebutkan sosok Gus Dur.

Kata ganti tersebut diucapkan oleh Yenny Wahid yang kemudian

ditulis oleh wartawan Kompas dengan kalimat langsung sebagai

berikut, “Cita-cita Bapak (Gus Dur) adalah Indonesia damai dan

toleran. Kami berdua (Yenny dan Dhohir) akan meneruskannya,” kata

Yenny.

Penggunaan kata ganti Bapak yang ditulis dengan kalimat

langsung oleh wartawan Kompas dalam berita bertema cita-cita Gus

Dur yang akan diteruskan keluarga ini menunjukkan bahwa kalimat

Page 170: ORIENTASI PENGEMBANGAN WACANA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) WALISONGO SEMARANG ... Badrul Munir Chair di

tersebut diucapkan oleh keluarga, dalam hal ini adalah anak kandung

Gus Dur.

d.3. Bentuk Kalimat

Bentuk kalimat yang dipakai ketika menampilkan berita ini

adalah sebagai berikut :

Cita-cita Presiden Republik Indonesia (1999-2001) KH

Abdurrahman Wahid atau Gus Dur untuk mewujudkan

Indonesia yang damai dan toleran akan diteruskan keluarga

besarnya.

Dalam kalimat tersebut, wartawan menggunakan struktur

kalimat pasif, yang menjadikan seseorang sebagai objeknya. Dapat

disimak bahwa yang menjadi objek adalah Keluarga Besar Gus Dur.

Proposisi yang ditampilkan di awal adalah cita-cita Presiden Republik

Indonesia (1999-2001) KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur untuk

mewujudkan Indonesia yang damai dan toleran menunjukkan bahwa

proposisi tersebut menjadi penting karena mendukung judul dan tema

pemberitaan.

e. Stilistik

e.1. Leksikon

Kata yang digunakan wartawan dalam menampilkan berita

ini adalah menulis dengan kata kontroversial. Makna yang sepadan

adalah menimbulkan banyak pro dan kontra. Perhatikan paragraf di

bawah ini :

Page 171: ORIENTASI PENGEMBANGAN WACANA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) WALISONGO SEMARANG ... Badrul Munir Chair di

Menurut Yenny, Gus Dur semasa hidupnya merasa lega,

perdamaian dunia mulai terwujud. Hal lain yang juga patut

dicatat adalah pemikiran Gus Dur yang dulu dianggap

kontroversial, saat ini justru menjadi arus besar pemikiran

banyak kaum muda.

Wartawan lebih memilih kata kontroversial karena dinilai

lebih menghemat kalimat dibandingkan menggunakan kalimat

menimbulkan banyak pro kontra.

f. Retoris

f.1. Grafis

Pada penulisan judul berita ini, Kompas menuliskan

kalimat CITA-CITA GUS DUR di atas judul berita.

Ini menunjukkan bahwa berita tersebut seputar cita-cita

Gus Dur. Judul berita ini menggunakan petikan kalimat seseorang,

“Yenny Wahid : Keluarga Akan Melanjutkannya”

Penggunaan kalimat Keluarga akan melanjutkan

menunjukkan jika pemberitaan banyak menonjolkan pendapat-

pendapat dari keluarga Gus Dur.

f.2. Ekspresi

Ekspresi wartawan tidak nampak dalam berita ketujuh

ini, karena keseluruhan isi berita berisi kutipan dari Yenny Wahid

dan KH Salahuddin Wahid (Gus Solah).

f.3. Metafora

Page 172: ORIENTASI PENGEMBANGAN WACANA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) WALISONGO SEMARANG ... Badrul Munir Chair di

Wartawan menggunakan kata total dalam berita ini,

seperti yang tertulis dalam paragraf di bawah ini :

Mengenai sikap pembelaan Gus Dur yang total pada kaum

terpinggirkan semasa hidupnya, Yenny meyakinkan, sekarang

sikap itu akan diteruskannya. “Bisa mengadu kepada kami

semua, dan kami meminta negara melindungi mereka,”

tuturnya.

Wartawan menggunakan kata total dalam berita ini.

Ungkapan ini mempunyai padanan arti tidak setengah-setengah,

sepenuh hati. Jadi, diartikan bahwa perjuangan Gus Dur itu tidak

setengah-setengah dan sepenuh hati.

7.2. Analisis Kognisi Sosial

Pada berita ketujuh yang berjudul Yenny Wahid :

Keluarga Akan Melanjutkannya, wartawan Kompas menggunakan

judul petikan pernyataan seorang tokoh.

Kognisi sosial wartawan dalam berita ini adalah ketika

Gus Dur telah tiada dan belum ada orang yang sepadan sebagai

pengganti Gus Dur. Wartawan pun mulai mencari tahu bagaimana

sikap anggota keluarga yang secara tidak langsung adalah pewaris

pemikiran Gus Dur dan penerus cita-cita Gus Dur semasa hidup.

8. Berita kedelapan pada Rabu, 06 Januari 2010 dengan judul :

85 Tokoh Lintas Iman Tuntut Pembersihan Nama Gus Dur

8.1. Analisis teks

a. Tematik :

Page 173: ORIENTASI PENGEMBANGAN WACANA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) WALISONGO SEMARANG ... Badrul Munir Chair di

Pada berita kedelapan ini terdapat lead berita di bawah ini :

Sebanyak 85 tokoh komunitas lintas iman Indonesia yang

berasal dari berbagai agama dan keyakinan mendesak

pemerintah untuk segera memulihkan nama baik mantan

Presiden abdurrahman Wahid atau Gus Dur terkait dengan

kasus Buloggate dan Bruneigate yang pernah disangkakan

kepadanya. Mereka juga mengusulkan agar Gus Dur segera

dianugerahi gelar pahlawan nasional.

Tema yang diangkat dalam berita ini mengenai tokoh

komunitas lintas iman berbagai agama dan keyakinan yang mendesak

pemerintah untuk memulihkan nama baik Gus Dur dan agar segera

dianugerahinya gelar pahlawan nasional kepada Gus Dur.

b. Skematik

Alur berita kedelapan Kompas tentang Gus Dur mengenai

tuntutan 85 tokoh lintas iman Indonesia yang berasal dari berbagai

agama dan keyakinan untuk memulihkan nama baik mantan Presiden

Gus Dur, juga mendesak untuk segera dianugerahinya gelar pahlawan

untuk Gus Dur.

Pada paragraf selanjutnya wartawan memaparkan tentang

pembacaan tuntutan para tokoh lintas iman di Kantor The Wahid

Institute (TWI), Jakarta, Selasa (5/1) oleh Direktur Eksekutif

International Centre for Islam and Pluralism M Syafii Anwar. Ia juga

mengatakan bahwa pembersihan nama Gus Dur harus dilakukan

sebelum pemberian gelar kepahlawanan.

Page 174: ORIENTASI PENGEMBANGAN WACANA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) WALISONGO SEMARANG ... Badrul Munir Chair di

Di paragraf selanjutnya, wartawan menuliskan pendapat

Direktur Eksekutif TWI, Ahmad Suaedy bahwa MPR (Majelis

Permusyawaratan Rakyat) harus memberikan pernyataan resmi

kenegaraan bahwa Gus Dur tidak terlibat dalam kasus Buloggate dan

Bruneigate, apalagi MA (Mahkamah Agung) tidak pernah menyatakan

Gus Dur terlibat dalam kasus tersebut.

Pada pertengahan berita, Kompas menuliskan usulan gelar

pahlawan untuk Gus Dur. Dipaparkan pula tentang tokoh lintas iman

yang meminta negara menetapkan tanggal wafatnya Gus Dur, 30

Desember sebagai hari pluralisme Indonesia. Hal ini juga diperkuat

dengan pernyataan Guru Besar Sekolah Tinggi Filsafat Driyarkarya,

Franz Magnis Suseno dan Ketua Mahkamah Konstitusi Mahfud MD

yang ditulis wartawan dalam berita ini.

Di paragraf terakhir berita, Kompas beralih dengan berita

aksi unjuk rasa yang dilakukan oleh massa Pergerakan Mahasiswa

Islam Indonesia (PMII) Jombang yang meminta agar proses pemberian

gelar pahlawan nasional kepada Gus Dur dipercepat dan menuntut

untuk dipulihkannya nama Gus Dur yang tercitrakan terkait dengan

kasus Buloggate dan Bruneigate.

c. Semantik

c.1. Latar

Page 175: ORIENTASI PENGEMBANGAN WACANA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) WALISONGO SEMARANG ... Badrul Munir Chair di

Latar yang dipilih Kompas untuk mendukung

pemberitaannya mengenai tokoh-tokoh iman yang menuntut

pembersihan nama Gus Dur adalah sebagai berikut :

“Gelar kepahlawanan itu juga merupakan upaya menghargai

perjuangan Gus Dur yang gigih memperjuangkan terciptanya

tatanan masyarakat yang menghormati, melindungi, dan

memenuhi hak asasi manusia, kebebasan beragama,

demokrasi, dan keadilan sosial bagi semua.

Kompas menuliskan latar peristiwa yang menyediakan

hendak kemana teks dibawa, dan secara implisit menunjukkan

persetujuan wartawan Kompas tentang penghargaan dan pemulihan

nama baik Gus Dur.

c.2. Maksud

Dalam berita ini terdapat maksud yang ingin diungkapkan

wartawan seputar informasi pembersihan nama Gus Dur. Maksud

tersebut terdapat dalam paragraf di bawah ini :

“Negara, apakah itu Presiden atau MPR (Majelis

Permusyawaratan Rakyat) harus memberikan pernyataan resmi

kenegaraan bahwa Gus Dur tidak terlibat dalam kedua kasus

itu. Apalagi tidak ada putusan pengadilan ataupun MA

(Mahkamah Agung) yang menyatakan Gus Dur terlibat,”

tambah Direktur eksekutif TWI Ahmad Suaedy.

Dari pernyataan tersebut wartawan mempunyai maksud

memperjelas alasan dan dasar tuntutan pembersihan nama Gus Dur

dengan mengungkapkan bahwa tidak adanya putusan pengadilan

ataupun MA (Mahkamah Agung) yang menyatakan Gus Dur

terlibat kasus buloggate dan Bruneigate.

Page 176: ORIENTASI PENGEMBANGAN WACANA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) WALISONGO SEMARANG ... Badrul Munir Chair di

c.3. Praanggapan

Kompas menuliskan tentang pernyataan praanggapan Ketua

Mahkamah Konstitusi Mahfud MD bahwa Gus Dur akan

ditetapkan sebagai pahlawan nasional. “Ketua Mahkamah

Konstitusi Mahfud MD optimistis Gus Dur akan ditetapkan sebagai

pahlawan nasional”

Praanggapan tersebut menjadi bukti sikap optimisme Ketua

Mahkamah Konstitusi Mahfud MD bahwa Gus Dur akan

ditetapkan sebagai pahlawan nasional.

d. Sintaksis

d.1. Kata Ganti

Dalam menuliskan sosok Gus Dur di berita kedelapan,

wartawan menuliskan dengan kata ganti „Bapak Pluralisme‟,

sebutan ini dikutip dari pernyataan Presiden Susilo Bambang

Yudhoyono berikut ini

Pernyataan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang

menyatakan Gus Dur sebagai Bapak Pluralisme dan

Multikulturalisme.

Pemakaian kata ganti tersebut menunjukkan bukti jika

pluralisme yang diperjuangkan Gus Dur telah menjadi kesadaran

sejarah bangsa.

Page 177: ORIENTASI PENGEMBANGAN WACANA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) WALISONGO SEMARANG ... Badrul Munir Chair di

d.2. Koherensi

Wartawan Kompas menggunakan koherensi kondisional

yang ditandai dengan pemakaian anak kalimat sebagai penjelas

„tercermin melalui media massa agar menjadikan Gus Dur sebagai

pahlawan nasional‟. Koherensi kondisional tersebut terdapat dalam

paragraf di bawah ini :

Terkait gelar kepahlawanan, cendekiawan muda Nahdlatul

Ulama, Ulil abshar Abdalla, mengatakan, tuntutan tokoh lintas

iman itu merupakan upaya meneruskan permintaan masyarakat

sipil yang tercermin melalui media massa agar menjadikan

Gus Dur sebagai pahlawan nasional.

Anak kalimat tersebut menjadi penjelas kalimat di

depannya dan untuk memberikan pemahaman bagi pembaca

maksud dari induk kalimat.

d.3. Bentuk Kalimat

Dalam kalimat di bawah ini, Kompas menggunakan

kalimat aktif dengan para tokoh lintas iman sebagai subjeknya.

Kalimat aktif dalam kalimat di bawah ini ditandai dengan kata

berawalan me- yaitu meminta

Para tokoh lintas iman juga meminta agar negara menetapkan

tanggal wafatnya Gus Dur, 30 Desember, sebagai hari

pluralisme Indonesia.

Page 178: ORIENTASI PENGEMBANGAN WACANA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) WALISONGO SEMARANG ... Badrul Munir Chair di

Dari kalimat tersebut, wartawan menunjukkan

pentingnya tokoh lintas Iman sebagai subjek karena merujuk pada

judul berita, oleh karena itu ditempatkan di awal kalimat.

e. Stilistik

e.1. Leksikon

Kompas memilih kata “Multikulturalisme” untuk

menuliskan berbagai budaya. Kata tersebut terdapat dalam

pernyataan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di bawah ini :

Pernyataan Susilo Bambang Yudhoyono yang menyatakan Gus

Dur sebagai Bapak Pluralisme dan Multikulturalisme

merupakan bukti pluralisme yang diperjuangkan Gus Dur telah

menjadi kesadaran sejarah bangsa.

Pemilihan kata multikulturalisme juga bergantung pada

kognisi wartawan dalam pemahaman ilmu budaya yang dia miliki

dalam mengungkapkan masyarakat dengan berbagai budaya.

f. Retoris

f.1. Grafis

Pada berita ini, Kompas menuliskan judul dengan cetak

tebal ‟85 Tokoh Lintas Iman Tuntut Pembersihan Nama Gus Dur‟

Kompas juga menempatkan tema dengan tulisan

KEPAHLAWANAN di atas judul, dari sini penulis dapat

mengambil kesimpulan bahwa Kompas ingin menunjukkan kepada

Page 179: ORIENTASI PENGEMBANGAN WACANA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) WALISONGO SEMARANG ... Badrul Munir Chair di

pembaca bahwa berita tersebut selain seputar tuntutan pembersihan

nama Gus Dur juga seputar kepahlawanan Gus Dur.

f.2. Ekspresi

Wartawan Kompas menuliskan ekspresi optimismenya

melalui pernyataan Ketua Mahkamah Konstitusi Mahfud MD.

“Ketua Mahkamah Konstitusi Mahfud MD optimistis Gus Dur

akan ditetapkan sebagai pahlawan nasional.”

Wartawan tidak mempunyai keberanian untuk

mengungkapkan optimismenya dan dukungannya secara langsung,

namun dengan mengutip pernyataan dari para tokoh, salah satunya

pernyataan sikap optimis Ketua Mahkamah Konstitusi Mahfud

MD.

f.3. Metafora

Kompas menggunakan ungkapan pemulihan, ungkapan

tersebut terdapat dalam kalimat berikut, “Mereka juga menuntut

pemulihan nama Gus Dur yang tercitrakan terkait dengan kasus

Buloggate dan Bruneigate.”

Kompas menggunakan ungkapan pemulihan,

dikarenakan nama Gus Dur awalnya bersih, namun kemudian

tercemar karena kasus yang disangkakan kepadanya, oleh karena

Page 180: ORIENTASI PENGEMBANGAN WACANA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) WALISONGO SEMARANG ... Badrul Munir Chair di

itu kata pemulihan dipilih untuk menunjukkan makna pembersihan

kembali.

8.2. Analisis Kognisi Sosial

Pada berita kedelapan dengan judul 85 Tokoh Lintas

Iman Tuntut Pembersihan Nama Gus Dur, Kognisi sosial wartawan

dalam pembuatan berita ini berdasar pada pengetahuan wartawan

seputar kasus Buloggate dan Bruneigate yang pernah menyeret nama

Gus Dur dalam kasus tersebut.

Berita kedelapan ini menjadi representasi pemahaman

wartawan terhadap kasus tersebut dan pemahamannya terhadap

ketokohan seorang Gus Dur, hal ini terlihat dengan ditampilkannya

pernyataan Direktur Eksekutif TWI Ahmad Suaedy yang

menyatakan bahwa tidak adanya putusan pengadilan ataupun MA

(Mahkamah Agung) yang menyatakan Gus Dur terlibat.

4.2. Analisis Konteks Sosial

Analisis wacana Teun Van Dijk, elemen ketiga yang diteliti adalah

Konteks Sosial. Penelitian wacana Teun Van Dijk tak hanya meneliti teks

semata, namun juga konteks yang melingkupinya, dalam hal ini yaitu,

Kekuasaan dan Akses :

a. Kekuasaan

Page 181: ORIENTASI PENGEMBANGAN WACANA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) WALISONGO SEMARANG ... Badrul Munir Chair di

Pemberitaan tentang KH. Abdurrahman Wahid sangat terpengaruh

dengan adanya fakta bahwa KH. Abdurrahman Wahid atau Gus Dur

adalah Mantan Presiden RI. Fakta kekuasaan ini menimbulkan adanya

keberpihakan dalam konstruksi berita yang tercipta.

b. Akses

Pemberitaan tentang Gus Dur pun dipengaruhi oleh akses

wartawan untuk memperoleh berita dan narasumber dalam menyampaikan

aspirasi. Ketidakdekatan Kompas dengan narasumber dari pihak

masyarakat nahdliyin mengakibatkan pemberitaan dengan narasumber

nahdliyin begitu sedikit.

4.3. Analisis Keagamaan terhadap Pemberitaan KH. Abdurrahman Wahid

di Kompas edisi Januari 2010

Dalam analisis keagamaan, akan memandang dan mengaitkan

pemberitaan wafatnya KH. Abdurrahman Wahid dalam kaca mata

keagamaan.

1. Berita pertama pada Sabtu, 02 Januari 2010 dengan judul :

Gus Dur Penerobos Bidang Kelautan

Berita pertama membicarakan Gus Dur sebagai penerobos

bidang kelautan. Dalam berita tersebut disebutkan bahwa sejak Gus

Dur membentuk Departemen Eksplorasi Laut, Gus Dur berhasil

mengangkat isu kelautan. Karena Gus Dur pula, kekayaan laut

Page 182: ORIENTASI PENGEMBANGAN WACANA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) WALISONGO SEMARANG ... Badrul Munir Chair di

Indonesia lebih diperhatikan, Hal ini sejalan dengan kandungan Al

Qur‟an An Nahl ayat 14 :

Artinya : Dan Dia-lah, Allah yang menundukkan lautan

(untukmu), agar kamu dapat memakan daripadanya daging

yang segar (ikan), dan kamu mengeluarkan dari lautan itu

perhiasan yang kamu pakai; dan kamu melihat bahtera

berlayar padanya, dan supaya kamu mencari (keuntungan)

dari karunia-Nya, dan supaya kamu bersyukur (Departemen

Agama RI, 1992 : 212)

2. Berita kedua pada Sabtu, 02 Januari 2010 dengan judul :

Amien Rais : Gus Dur Ikon Pluralisme

Berita kedua membicarakan tentang sosok Gus Dur sebagai ikon

pluralisme. Manusia adalah makhluk ciptaan Tuhan berkewajiban

mengabdi kepadaNya, untuk mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan

akhirat. Sejalan dengan peradaban manusia, maka kehidupan beragama

mengalami juga perkembangan yang diwarnai dengan sering terjadinya

persinggungan antar pemeluk agama yang beragam itu. Sesungguhnya

tidak ada paksaan bagi manusia untuk masuk Islam, seperti yang

tertulis dalam Al Qur‟an surah Al Baqarah ayat 256, yang berbunyi :

Page 183: ORIENTASI PENGEMBANGAN WACANA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) WALISONGO SEMARANG ... Badrul Munir Chair di

Artinya : Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam);

sesungguhnya telah jelas jalan yang benar daripada jalan yang sesat.

Karena itu barang siapa yang ingkar kepada Thagut dan beriman

kepada Allah, maka sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul

tali yang amat kuat yang tidak akan putus. Dan Allah Maha Mendengar

lagi Maha Mengetahui (Departemen Agama RI, 1996 ; 33).

Sesungguhnya Islam merupakan agama yang sangat

menghormati kebebasan individu. Seseorang akan menjadi beriman

atau tidak merupakan urusan Allah sebagai pemberi hidayah. Karena itu

Allah hanya menyeru dengan memberikan dakwah tentang agama Nya

yang hak, tanpa boleh memaksa dengan kekerasan.

Kebebasan manusia untuk memilih agama tercantum dalam

beberapa kisah di zaman Nabi, misalnya yang dilakukan Khalifah Umar

bin Khaththab yang membebaskan kaum Illiya untuk tetap beragama

sesuai keyakinannya saat negeri Illiya dikalahkan pasukan Umar bin

Khaththab. Jaminan kebebasan seperti itu juga dilakukan Amr bin Ash

saat ia memerintah negeri Mesir (Lopa, 1999 : 78)

3. Berita ketiga pada Sabtu, 02 Januari 2010 dengan judul :

Belasungkawa dari LN

Berita ketiga memberitakan tentang ucapan belasungkawa

yang disampaikan oleh negara sahabat untuk Gus Dur. Sebagai

makhluk Allah, semua makhluk akan mati, begitu juga dengan Gus

Dur. Namun, sebagai orang Islam, apabila ada orang meninggal dunia

patutlah kita mengucapkan Innalillahi Wa Inna Ilaihi Rojiun. Allah

telah berfirman dalam Al Quran Surat Al Baqarah ayat 156 :

Page 184: ORIENTASI PENGEMBANGAN WACANA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) WALISONGO SEMARANG ... Badrul Munir Chair di

Artinya : (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka

mengucapkan: "Inna lillaahi wa innaa ilaihi raaji'uun" (Departemen

Agama RI, 1996 : 18).

Arti dari "Inna lillaahi wa innaa ilaihi raaji'uun" adalah

Sesungguhnya Kami adalah milik Allah dan kepada-Nya-lah Kami

kembali.

4. Berita ketiga pada Minggu, 03 Januari 2010 dengan judul :

Doa Umat Lintas Agama untuk Gus Dur

Doa umat lintas agama yang ditujukan untuk Gus Dur ini

menunjukkan sikap-sikap toleransi dan adanya rasa cinta antar sesama

manusia, meskipun itu beda agama, suku, maupun ras. Hal ini

diterangkan pula dalam Al Qur‟an Surat Al Hujurat ayat 13 :

Artinya : Hai manusia, Sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-

laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa - bangsa dan bersuku-

suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia

diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu.

Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal (Departemen Agama

RI, 1996 : 412)

5. Berita keempat pada Senin, 04 Januari 2010 dengan judul :

F-PKB Surati Presiden

Dalam berita keempat F-PKB Surati Presiden terdapat

kalimat yang memaparkan sosok Gus Dur adalah seorang yang luar

biasa dalam membangun fondasi masyarakat sipil, toleransi kehidupan

beragama, multikulturalisme, dan perdamaian abadi, sikap Gus Dur

Page 185: ORIENTASI PENGEMBANGAN WACANA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) WALISONGO SEMARANG ... Badrul Munir Chair di

yang menghargai perbedaan ini merupakan perwujudan dari Firman

Allah dalam Al Qur‟an Surat Al Hujurat ayat 11-13 :

Artinya :

11. Hai orang-orang yang beriman, janganlah sekumpulan orang laki-

laki merendahkan kumpulan yang lain, boleh Jadi yang ditertawakan

itu lebih baik dari mereka. dan jangan pula sekumpulan perempuan

merendahkan kumpulan lainnya, boleh Jadi yang direndahkan itu

lebih baik. dan janganlah suka mencela dirimu sendiri dan jangan

memanggil dengan gelaran yang mengandung ejekan. seburuk-buruk

panggilan adalah (panggilan) yang buruk sesudah iman dan

Barangsiapa yang tidak bertobat, Maka mereka Itulah orang-orang

yang zalim.

12. Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan purba-

sangka (kecurigaan), karena sebagian dari purba-sangka itu dosa. dan

janganlah mencari-cari keburukan orang dan janganlah

menggunjingkan satu sama lain. Adakah seorang diantara kamu yang

suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah

kamu merasa jijik kepadanya. dan bertakwalah kepada Allah.

Sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang.

13. Hai manusia, Sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang

laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa -

Page 186: ORIENTASI PENGEMBANGAN WACANA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) WALISONGO SEMARANG ... Badrul Munir Chair di

bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal.

Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah

ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah

Maha mengetahui lagi Maha Mengenal (Departemen Agama RI, 1996

: 412)

6. Berita keenam pada Senin, 04 Januari 2010 dengan judul :

Gus Dur diusulkan untuk Nama Jalan

Dalam berita Gus Dur diusulkan untuk Nama Jalan, menjadi bukti

betapa Gus Dur begitu membela kaum minoritas semasa hidupnya.

Dalam Al Qur‟an surat Luqman ayat 18 :

Artinya : Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia

(karena sombong) dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan

angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang

sombong lagi membanggakan diri (Departemen Agama RI, 1996 :

329).

Pembelaan Gus Dur terhadap kaum minoritas menunjukkan bahwa

Gus Dur tidak pernah membeda-bedakan orang yang ada di

hadapannya, Gus Dur membantu siapa saja, entah itu berbeda bangsa,

suku, ras dan agama.

Page 187: ORIENTASI PENGEMBANGAN WACANA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) WALISONGO SEMARANG ... Badrul Munir Chair di

7. Berita ketujuh pada Senin, 04 Januari 2010 dengan judul :

Yenny Wahid : Keluarga Akan Melanjutkannya

Dalam berita yang berjudul Yenny Wahid :Keluarga Akan

Melanjutkan, terdapat pernyataan Yenny Wahid yang akan

meneruskan cita-cita Gus Dur untuk membela kaum yang

terpinggirkan (kaum minoritas).

Cita-cita Gus Dur yaitu menciptakan Indonesia damai dan

toleran, selalu berbuat baik dan adil terhadap kaum minoritas, cita-cita

Gus Dur ini sesuai dengan Surat Al Quran Surat Al Mumtahanah

Imron ayat 8-9 :

Artinya : Allah tiada melarang kamu untuk berbuat baik dan berlaku

adil terhadap orang-orang yang tiada memerangimu karena agama

dan tidak (pula) mengusir kamu dari negerimu. Sesungguhnya Allah

menyukai orang-orang yang berlaku adil. Sesungguhnya Allah hanya melarang kamu menjadikan sebagai kawanmu orang-orang yang

memerangi kamu karena agama dan mengusir kamu dari negerimu dan

membantu (orang lain) untuk mengusirmu. Dan barangsiapa

menjadikan mereka sebagai kawan, maka mereka itulah orang-orang

yang zalim (Tafsir Al Ahkam, 2006 :587).

8. Berita kedelapan pada Rabu, 06 Januari 2010 dengan judul :

Page 188: ORIENTASI PENGEMBANGAN WACANA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) WALISONGO SEMARANG ... Badrul Munir Chair di

85 Tokoh Lintas Iman Tuntut Pembersihan Nama Gus Dur

Pada berita kedelapan terdapat pernyataan Guru Besar Sekolah Tinggi

Filsafat Driyarkarua, Franz Magnis Suseno yang menyebutkan bahwa

momen yang menentukan seseorang adalah kematiannya. Setelah

kematian, masyarakat akan mengenang semua budi baik yang telah

diperbuatnya. Dan kita tidak boleh memaki atau membahas keburukan

orang yang telah meninggal sebagaimana sabda Nabi Muhammad

SAW :

هللا عنها قال صل هللا عليو وسلم عن عائشة رض

إل ما قذ مىاتسبىااالمىات فإنهم قذ افضىاال

)رواه البخري وابى داودواحمذ(

Artinya : Dari Aisyah ra, berkata : Nabi Muhammad SAW bersabda :

Janganlah kamu memaki orang-orang yang telah meninggal karena

mereka telah sampai pada apa yang mereka kerjakan (HR. Bukari,

Abu Dawud, dan Ahmad) (Syakir, tt : 80).

Dalam analisis keagamaannya, penulis melihat berita-berita Surat Kabar

Harian Kompas tentang KH. Abdurrahman Wahid apabila dilihat dari kaca

mata keagamaan termuat sikap-sikap toleransi yang juga ada dalam Al

Qur‟an dan Hadits, seperti ayat-ayat tentang toleransi dan kebebasan

beragama Surat Al Baqarah ayat 256 dan Surat Ali Imron ayat 8-9.

Sikap toleransi tersebut menunjukkan jika agama Islam merupakan

agama yang cinta damai dan menjadi agama yang Rahmatan lil alamin. Al

Qur‟an yang menjadi dasar hukum agama pun mengungkapkan hal tersebut.

Page 189: ORIENTASI PENGEMBANGAN WACANA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) WALISONGO SEMARANG ... Badrul Munir Chair di

Sikap toleransi ini pun juga berhubungan dengan metode dakwah

yaitu berdakwah dengan al hikmah (memperhatikan situasi dan sasaran

dakwah), mau‟idzatul hasanah (memberi nasihat dengan cara yang baik), dan

mujadalah billati hiya ahsan (berdakwah dengan cara bertukar fikiran dengan

cara yang baik).

BAB V

Page 190: ORIENTASI PENGEMBANGAN WACANA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) WALISONGO SEMARANG ... Badrul Munir Chair di

PENUTUP

5.1. Kesimpulan

Penelitian mengenai pemberitaan tentang KH. Abdurrahman

Wahid di Kompas edisi Januari 2010 ini dengan menggunakan analisis

wacana sebagai alat untuk membedah teks media. Sedangkan pendekatan

yang dipakai adalah analisis kognisi sosial (Sosial Cognition Analysis).

Berdasarkan data yang telah diteliti maka dapat diambil kesimpulan sebagai

berikut :

1. Kompas memiliki konstruksi berita yang cenderung pada sikap dukungan

akan sepak terjang Gus Dur tentang Pluralisme dan dukungan terhadap

pengajuan gelar Pahlawan terhadap Gus Dur. Kompas banyak

menampilkan pendapat-pendapat tokoh lintas agama dalam beritanya. Hal

tersebut bisa kita lihat dalam berita berjudul Doa Umat Lintas Agama

untuk Gus Dur, kemudian di berita berjudul Gus Dur Diusulkan untuk

Nama Jalan, juga dalam berita 85 Tokoh Lintas Iman Tuntut Pembersihan

Nama Gus Dur.

2. Hasil analisis penulis terhadap pengembangan wacana pemberitaan

tentang KH Abdurrahman Wahid dalam SKH Kompas menunjukkan

beberapa hasil :

a. Kompas berulang kali menampilkan pendapat lintas agama terhadap

sikap Gus Dur selama masih hidup. Sedangkan berita dari kalangan

NU yang notabenenya adalah organisasi besar yang dipimpin Gus Dur

Page 191: ORIENTASI PENGEMBANGAN WACANA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) WALISONGO SEMARANG ... Badrul Munir Chair di

cenderung sedikit dan itupun hanya pendapat dari kalangan keluarga

saja. Hal ini dapat disimpulkan bahwa pemberitaan Kompas tentang

wafatnya Gus Dur lebih banyak menyorot Gus Dur dari sisi sosial dan

budayanya daripada sisi ketokohannya sebagai Kyai atau tokoh NU.

b. Penggunaan elemen koherensi yang banyak digunakan adalah

koherensi kondisional, memberikan pengaruh terhadap subjek yang

diberitakan, karena banyaknya koherensi kondisional positif ini

menunjukkan sikap wartawan yang ingin menggiring pembaca dalam

memaknai positif subjek yang diberitakan yaitu Gus Dur.

c. Wartawan Kompas dalam hal ini lebih bersifat mendukung terhadap

sepak terjang Gus Dur tanpa mengungkap secara eksplisit

kekontroversialan pada diri Gus Dur. Dari berita –berita yang dimuat

oleh Kompas, Kompas ingin mengatakan bahwa semua orang pro Gus

Dur, dan tidak ada yang kontra terhadap semua sikapnya semasa hidup.

Ini dilihat dari isi semua wawancara yang selalu menyanjung sosok

Gus Dur, baik itu dari sisi agamanya, pemikirannya, maupun rasa

toleransi dan jiwa pluralismenya.

d. Kompas yang banyak mengangkat latar belakang sikap pluralisme Gus

Dur semakin menegaskan jika Kompas lebih mengupas sosok Gus Dur

dalam berita sebagai seorang Pluralis bukan sebagai seorang Mantan

Presiden maupun Kyai.

3. Dalam analisis keagamaannya, penulis melihat berita-berita yang ada

apabila dilihat dari kaca mata keagamaan termuat sikap-sikap toleransi

Page 192: ORIENTASI PENGEMBANGAN WACANA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) WALISONGO SEMARANG ... Badrul Munir Chair di

yang juga ada dalam Al Qur‟an dan Hadits, seperti ayat-ayat tentang

toleransi dan kebebasan beragama Surat Al Baqarah ayat 256 dan Surat

Ali Imron ayat 8-9

5.2. Saran

Dalam menuliskan berita, seorang wartawan dipengaruhi oleh berbagai

hal, termasuk pemahamannnya memandang suatu masalah. Oleh karenanya

harus mampu memfilter informasi yang disebarkan oleh wartawan. Jangan

sampai berita yang disajikan media massa justru merugikan kita.

Penyerapan informasi di media massa hendaknya pembaca jangan

hanya membaca satu surat kabar saja, tetapi beberapa surat kabar. Hal ini

bertujuan agar pembaca mempunyai banyak referensi tentang suatu

pemberitaan.

Kepada seluruh mahasiswa yang membaca skripsi ini, khususnya

mahasiswa Dakwah untuk melakukan pengkajian terhadap analisi isi dengan

lebih serius. Analisis ini penting karena karena untuk melihat konstruksi

penulisan berita, bagaimana berita itu diciptakan dan dituliskan. Dengan

pengetahuan tersebut diharapkan mampu memanfaatkannya dalam berdakwah

di jalan Nya sebagai implementasi dari keilmuan yang selama ini digeluti.

Page 193: ORIENTASI PENGEMBANGAN WACANA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) WALISONGO SEMARANG ... Badrul Munir Chair di

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, D, 1989, Metodologi Dakwah, Semarang :Fakultas Dakwah IAIN

Walisongo

Akbar, A. Z, 1995, Kisar Pers Indonesia 1966-1974, Yogyakarta : LKiS

Amir, M, 1999, Etika Komunikasi Massa dalam Pandangan Islam, Jakarta:

Logos

Amrullah, A, 1983, “Dakwah Islam dan Perubahan Sosial, Suatu Kerangka

Pendekatan dan Permasalahan,” dalam Amrullah Achmad (ed.), Dakwah

Islam dan Perubahan Sosial, Yogyakarta :PLP2M

Ardhana, S. E 1995, Jurnalistik Dakwah ,Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Ardiyanto, E & Lukiati Komala Erdinaya. 2004. Komunikasi Massa Suatu

Pengantar. Bandung : Simbiosa Rekatama Media.

Arikunto, S, 1998, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta :

Rineka Cipta

Cholis, J, 2006, Studi Kritis terhadap Wacana Jaringan Islam Liberal

(Pendekatan Critical Discourse Analysis atas Teks rubrik Kajian Utan

Kayu Jawa Pos). (Tidak dipublikasikan, Skripsi, Fakultas Dakwah IAIN

Walisongo).

Danim, S, 2002, Menjadi Peneliti Kualitatif, Bandung : Pustaka Setia

Darmanto. 2005. Pemberitaan Media Massa Tentang Pengakuan Lembaga

Internasional Worldhelp yang Membawa 300 Anak Korban Bencana

Alam Tsunami di Aceh (Analisis Framing Harian Republika dan

Kompas). (Tidak Dipublikasikan. Skripsi, Fakultas Dakwah IAIN

Walisongo)

Departemen Agama Republik Indonesia, 1994, Al Qur’an dan Terjemahnya (ed.

Revisi), Jakarta

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1995, Kamus Besar Bahasa Indonesia,

Jakarta : Balai Pustaka

Djuroto, T, 2004. Menejemen Penerbitan Pers. Bandung : PT Remaja Rosda

Karya

Efendy, O.U, 2006. Ilmu Komunikasi, Teori dan Praktek. Bandung : Remaja

Rosdakarya

Page 194: ORIENTASI PENGEMBANGAN WACANA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) WALISONGO SEMARANG ... Badrul Munir Chair di

Eriyanto, 2001, Analisis Wacana : Pengantar Teks Media, Yogyakarta : LKiS

Eriyanto. 2005. Analisis Wacana. Pengantar Analisis Teks Media. Yogyakarta :

LkiS

Fisher, A, 1986, Teori-Teori Komunikasi, Bandung: Rosdakarya

Hamka, 1983, Tafsir Al Azhar Juzu’XXV-XXVI, Jakarta : Pustaka Panjimas

Hamka, R dan Rafiq (ed), 1989 Islam dan Era Reformasi, Jakarta : Pustaka Panji

Mas

Hamzah, A. V, 2001, “Demokratisasi Media Massa : Sebuah Trend Kebijakan

Komunikasi Global,” dalam Antar Venus Hamzah Jurnal ISKI Pers

Indonesia Era Transisi, Bandung : Rosdakarya

http://www.inilah.com/read/detail/252742/gus-dur-dimakamkan-pukul-1300-wib/

Fidela Hasworini, diakses 03 Januari 2012 Pukul 06:26

http://www.scribd.com/doc/12617610/Sejarah-Harian-Kompas-Sebagai-Pers-

Partai-Katolik, Gigih Sari Alam diakses 03 Januari 2012, Pukul 06 : 35 I

Ilaihi, W, 2010, Komunikasi Dakwah, Bandung : Rosdakarya

Kasman, S, 2010, Pers dan Pencitraan Umat Islam di Indonesia, Jakarta : Balai

Litbang dan Diklat Kemenag

______, 2004, Jurnalisme Universal, Jakarta : Teraju

Kompas, 31 Desember 2009

Kompas, Gus Dur Penerobos Bidang Kelautan, Edisi 02 Januari 2010

_______, 85 Tokoh Lintas Iman Tuntut Pembersihan Nama Gus Dur, Edisi, 06

Januari 2010

_______, Amin Rais : Gus Dur Ikon Pluralisme, Edisi 02 Januari 2010

_______, Belasungkawa dari LN, Edisi 02 Januari 2010

_______, Doa Umat Lintas Agama untuk Gus Dur, Edisi 03 Januari 2010

_______, F. PKB Surati Presiden, PDI-P dan Partai Demokrat Dukung Gus Dur

sebagai Pahlawan, Edisi 04 Januari 2010

_______, Gus Dur Diusulkan untuk Nama Jalan, Edisi 04 Januari 2010

_______, Yenny Wahid : Keluarga Akan Melanjutkannya, Edisi 04 Januari 2010

_______, 2004, Sistem Komunikasi Massa, Jakarta : Raja Grafindo Persada

Page 195: ORIENTASI PENGEMBANGAN WACANA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) WALISONGO SEMARANG ... Badrul Munir Chair di

_______, 2008, Komunikasi Massa, Kontroversi, Teori, dan Aplikasi, Bandung :

Widya Padjajaran

Kurnia, S. S, 2005, Jurnalisme Kontemporer, Yayasan Obor Indonesia

Mahfudh, S.A, 1399 H/1979 M, Hidayat- Al Mursyidin ila Thuruq Al Wa’zi wa Al

Khitabat (h), Darul I‟tisham

Malarangeng, R,2010, Pers Orde Baru, Jakarta : Kompas

Mapattoto, A.B, 1992 Tehnik Menulis Feature (karangan khas), Jakarta Gramedia

Pustaka

Mulyana, D, 2002, Ilmu Komunikasi, Suatu Pengantar, Bandung : PT. Remaja

Rosdakarya.

Munir, M & Wahyu Ilaihi (ed.), 2009, Manajemen Dakwah, Jakarta : Kencana

Nugroho, Bimo, dkk, 1999, Politik Media Mengemas Berita, ISAI, Jakarta

Nurdin, Ahmad. 2006. Pemberitaan Aktifis Aliansi Gerakan Anti Pemurtadan

(AGAP) di Majalah Tempo Edisi 5-11 September 2005 Paska Tragedi

Penutupan Gereja-gereja di Bandung. (Tidak dipublikasikan, Skripsi,

Fakultas Dakwah IAIN Walisongo)

Nuruddin, 2003, Komunikasi Massa, Malang : Cespur

Pimay, A, 2006, Metodologi Dakwah : Kajian Teoritik dari Khazanah Al Qur’an,

Semarang : Rasail.

Poerwadarminta, 2006, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Jakarta : Balai Pustaka

Rahzen, T, 2010, Tanah Air Bahasa : Seratus Jejak Pers Indonesia, Yogyakarta :

I Boekoe

Rakhmat, J, 2003, Psikologi Komunikasi ,Bandung: Remaja Rosda

Samantho, A. Y, 2002, Jurnalistik Islami, Jakarta : Harakah

Shobur, A, 2002, Analisis Teks Media, Bandung : Rosdakarya

Sihombing, B. A, 2003, “Pemanfaatan Surat Kabar sebagai Media Dakwah”

dalam Buyung A Sihombing, Jurnal Analytica Islamica vol 5 (1), Program

Pascasarjana IAIN – SU Medan.

Page 196: ORIENTASI PENGEMBANGAN WACANA …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/116/jtptiain-gdl... · INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) WALISONGO SEMARANG ... Badrul Munir Chair di

Sobur, A, 2009. Analisis Teks Media, Suatu Pengantar Untuk Analisis Wacana

Analisis Semiotik, dan Analisis Framing. Bandung : PT Remaja

Rosdakarya

Subiakto, H, 2001 “Menggagas Sistem Media yang Demokratis untuk Indonesia

Baru,” dalam Henry Subiakto Jurnal ISKI Pers Indonesia Era Transisi,

Bandung : Rosdakarya

Sudibyo, A, 2009, Politik Media dan Pertarungan Wacana, Yogyakarta : LKiS,

Cet IV

Sulthon, M, 2003, Desain Ilmu Dakwah, Yogyakarta : Pustaka Pelajar

Sumadiria, H.A, 2005. Jurnalistik Indonesia. Menulis Berita dan Feature,

Panduan Praktis Jurnalis Profesional. Bandung : Simbiosa Rekatama

Media.

Syakir, F, t.th, Washayar Rasul, Kairo : Maktabah at Turats al Islami

Syafiatus, J. 2006. Kecenderungan Media Cetak dalam Memberitakan Terorisme

di Indonesia (Analisis Harian Kompas dan Republika Edisi Oktober-

Desember 2002)(Tidak dipublikasikan, Skripsi, Fakulltas Dakwah IAIN

Walisongo).

Syamsul, A, 2003, Jurnalistik Dakwah, Visi dan Misi Dakwah bil Qolam,

Bandung : Rosdakarya

Umar, T.Y, 1971, Ilmu Dakwah, Jakarta : Wijaya

Wahidin, S, 2006, Hukum Pers, Yogyakarta : Pustaka Pelajar

Wibisono, T, 2008, Analisis Pemberitaan Al Jama’ah Al Islamiyah dalam Peristiwa

Bom Bali II di Majalah Gatra Edisi Oktober-Desember 2005.(Tidak

dipublikasikan, Skripsi, Fakultas Dakwah IAIN Walisongo).

Ya‟qub, H, 1992, Publisistik Islam, Teknik Dakwah dan Leadership, Bandung :

Diponegoro

Zed, Mestika, 2004, Metode Penelitian Kepustakaan, Jakarta :Yayasan Obor

Indonesia.

Zen, F, 2004, NU Politik : Analisis Wacana Media, Yogyakarta : LKIS