gestalt teknik konseling empty chair

44
TEKNIK KONSELING EMPTY CHAIR Asumsi Dasar Secara tersirat, tujuan konseling Gestalt adalah mengusahakan fungsi yang terpadu dan penerimaan atas aspek- aspek kepribadian yang dicoba dibuang atau diingkari. Konselor yang menggunakan prinsip Gestalt, menaruh perhatian yang sangat besar dalam fungsi kepribadian. Utamanya dalam pemisahan ‘top dog’ dan ‘under dog’. Top dog itu adil, otoriter, menuntut, berlaku sebagai majikan, dan manipulatif. Sedangkan under dog memanipulasi dengan memainkan peran sebagai korban, defensif, membela diri, tak berdaya, lemah, dan tak berkekuasaan. Top dog yang tiran menuntut seseorang untuk begini begitu sesuai dengan keinginannya. Sedangkan under dog terpaksa menurutinya karena tidak memiliki kekuatan yang seharusnya bisa digunakan untuk menolak. Konflik antara dua sisi kepribadian yang berlawanan itu akan berakar pada mekanisme introyeksi yang melibatkan aspek- aspek dari orang lain, misalnya saja orangtua atau teman, ke dalam sistem ego individu.

Upload: veeno-kiyo

Post on 23-Jan-2016

84 views

Category:

Documents


7 download

DESCRIPTION

bimbingan dan konseling

TRANSCRIPT

Page 1: Gestalt Teknik Konseling Empty Chair

TEKNIK KONSELING EMPTY CHAIR

     Asumsi Dasar

Secara tersirat, tujuan konseling Gestalt adalah mengusahakan fungsi yang terpadu

dan penerimaan atas aspek-aspek kepribadian yang dicoba dibuang atau diingkari. Konselor

yang menggunakan prinsip Gestalt, menaruh perhatian yang sangat besar dalam fungsi

kepribadian. Utamanya dalam pemisahan ‘top dog’ dan ‘under dog’.

Top dog itu adil, otoriter, menuntut, berlaku sebagai majikan, dan manipulatif.

Sedangkan under dog memanipulasi dengan memainkan peran sebagai korban, defensif,

membela diri, tak berdaya, lemah, dan tak berkekuasaan. Top dog yang tiran menuntut

seseorang untuk begini begitu sesuai dengan keinginannya. Sedangkan under dog terpaksa

menurutinya karena tidak memiliki kekuatan yang seharusnya bisa digunakan untuk menolak.

Konflik antara dua sisi kepribadian yang berlawanan itu akan berakar pada

mekanisme introyeksi yang melibatkan aspek-aspek dari orang lain, misalnya saja orangtua

atau teman, ke dalam sistem ego individu.

Pengambilan nilai-nilai dan sifat-sifat orang lain itu memang perlu dan diharapkan,

misalnya saja sebagai contoh yang baik. Akan tetapi ada bahayanya apabila seseorang

menerima seluruh nilai orang lain secara tidak kritis, yakni menyebabkan seseorang itu sulit

untuk menjadi pribadi yang otonom. Adalah suatu hal yang esensial bahwa orang menyadari

introyeksinya, terutama introyeksi yang beracun yang dapat meracuni sistem dan

menghambat integrasi kepribadian.

Empty chair merupakan salah satu teknik konseling Gestalt yang paling sering

digunakan dalam proses konseling. Teknik ini digunakan sehingga cara memperkuat apa

yang ada di pinggir kesadaran konseli, mengeksplorasikan polaritas, proyeksi-proyeksi, dan

introyeksi dalam diri konseli. Serta menyelesaikan urusan-urusan yang sebelumnya belum

selesai dalam kehidupan konseli (unfinished business).

Page 2: Gestalt Teknik Konseling Empty Chair

Empty chair ini mempunyai asuumsi dasar :

1.      Individu itu dapat mengatasi masalahnya sendiri dan memiliki kesanggupan untuk memikul

tanggung jawab pribadi.

2.     Kesadaran dan totalitas adalah bagian penting dari diri, agar ia mengetahui keseimbangannya

kemudian mencari dan menemukan apa yang diperlukan untuk memenuhi totalitas tersebut,

individu harus menyadari dirinya sendiri

3.     Manusia dalam kehidupannya selalu aktif sebagai suatu keseluruhan.

4.     Setiap individu bukan semata-mata merupakan penjumlahan dari bagian-bagian organ-organ

seperti hati, jantung, otak, dan sebagainya, melainkan merupakan suatu koordinasi semua

bagian tersebut.

5.     Manusia aktif terdorong kearah keseluruhan dan integrasi pemikiran, perasaan, dan tingkah

lakunya.

6.     Setiap individu memiliki kemampuan untuk menerima tanggung jawab pribadi, memiliki

dorongan untuk mengembangkan kesadaran yang akan mengarahkan menuju terbentuknya

integritas atau keutuhan pribadi

B.   Pengertian Empty Chair

Empty chair merupakan salah satu teknik dari terapi gestalt yang dikembangkan oleh

tokoh Frederick Fritz Perls. Empty chair merupakan teknik permainan peran di mana konseli

memerankan dirinya sendiri dan peran orang lain dengan menggunakan kursi sebagai

medianya.

Empty chair adalah suatu cara untuk mengajak konseli agar menginternalisasikan

introyeksinya. Dalam teknik ini dua kursi diletakkan di tengah ruangan. Konselor meminta

konseli untuk duduk di salah satu kursi dan berperan sebagai top dog, kemudian pindah ke

kursi yang lainnya sebagai under dog. Top dog itu sifatnya sebagai otoriter, menuntut,

Page 3: Gestalt Teknik Konseling Empty Chair

berlaku sebagai majikan, berkuasa dan otoriter. Sedangkan peran under dog sendiri adalah

sebagai korban, defensive, tak berdaya, lemah dan tak berkuasa.

C.   Tujuan Empty Chair

Tujuan utama dari empty chair ini adalah untuk menyelesaikan konflik yang ada pada

pribadi inidividu yang menggangggu totalitas kepribadiannya. Di samping itu ada tujuan lain

dari teknik ini, diantaranya :a

1.      Supaya terjadi katarsis dalam diri konseli.

2.     Mengungkapkan perasaan yang terpendam.

3.     Memperlancar komunikasi.

4.     Membantu konseli mencapai kesadaran yang lebih penuh dan menginternalisasi konflik yang

ada pada dirinya. Akan

5.     Mengusahakan fungsi yang terpadu dan penerimaan atas aspek yang coba dibuang atau

diingkari.

6.     Mengakhiri konflik-konflik dengan jalan memutuskan urusan-urusan yang tidak selesai yang

berasal dari masa lampau konseli.

7.     Mencegah konseli memisahkan perasaannya, dengan cara membantu konseli menyadari

bahwa perasaan adalah bagian diri yang sangat nyata.

8.     Membantu konseli mengenali introyeksi-introyeksi parental yang tidak menyenangkan bagi

konseli, yang sebelumnya mungkin diabaikan, tidak disadari sepenuhnya, dan tidak dianggap

ada.

9.     Teknik empty chair dengan menggunakan permainan dialog antara dua kecenderungan yang

berlawanan memiliki tujuan untuk meningkatkan taraf intregasi polaritas-polaritas dan

konflik-konflik yang ada pada diri seseorang ke taraf yang lebih tinggi.

Page 4: Gestalt Teknik Konseling Empty Chair

10.   Menggerakkan para konseli ke arah sungguh-sungguh mengalami peran-peran yang mereka

mainkan untuk seterusnya, yang acapkali akan menghasilkan penemuan kembali aspek-aspek

diri yang otonom.

11.   Memahami dan memiliki kembali kualitas-kualitas diri konseli yang selama ini terasing atau

disangkalnya, dan tidak ingin dialaminya. Menyelesaikan konflik yang berasal dari urusan-

urusan yang tak selesai di masa lampau.

D.   Karakteristik Empty Chair

Empty chair sebagai salah satu teknik dari pendekatan Gestalt ini mempunyai

karakteristik sebagai berikut :

1.      Orientasi pada afektif dan tindakan.

2.     Menekankan pada kesadaran disini dan sekarang.

3.     Penekanan proses daripada isi.

4.     Menuntut keaktifan konseli dalam mengekspresikan perasaannya.

5.     Fokus pada permainan dialog konseli yang menggambarkan dirinya dan tuntutan dari orang

lain yang penting dalam hidupnya.

6.     Pemusatan pada tanggung jawab konseli.

7.     Diselesaikan dengan aspek ‘what’ and ‘how’ (apa dan bagaimana).

8.     Kebanyakan digunakan untuk menyelesaikan masalah unfinished business (urusan-urusan

yang belum selesai).

9.     Digunakan untuk menyelesaikan intropeksi yang masih tertunda dan belum bisa diselesaikan

10.   Berusaha untuk meningkatkan kesadaran individu secara penuh dengan mengajak individu

mengalami kembali apa yang sebelumnya tidak ingin dialami atau diingkari.

11.   Konseli diperbolehkan berekspresi seperti apapun terhadap kursi kosong yang diumpamakan

sebagai kekuatan top dog dan under dog yang menjadi sumber masalah dalam kehidupannya.

Page 5: Gestalt Teknik Konseling Empty Chair

12.   Boleh mengungkapkan kata-kata kasar asalkan bisa membantu konseli untuk meningkatkan

kesadarannya.

E.   Prinsip Empty Chair

1.      Mengutamakan permaianan dialog yang diperankan oleh konseli sendiri.

2.     Memerlukan kecakapan konselor sebagai frustator.

3.     Mengungkap konflik antara top dog dan under dog.

4.     Mensyaratkan konsentrasi.

5.     Mengungkapkan unfinished bussines.

6.     Memerlukan kecakapan konselor untuk menjadi frustator.

7.     Keseluruhan peran dimainkan oleh koseli sendiri (top dog dan under dog).

8.     Teknik ini biasanya digunakan oleh orang-orang yang mengalami konflik internal dan untuk

menyelesaikan factor-faktor internal tersebut, seperti: kurang percaya diri mengakibatkan

rasa tertekan, minder.

9.     Perhatian terfokus pada pemisahan fungsi kepribadian dari individu antara top dog dan under

dog.

F.   Manfaat Empty Chair

Beberapa manfaat yang diperoleh dalam penggunaan Empthy chair ini adalah:

1.      Membantu konseli agar mengerti perasaan dari sisi dirinya yang mungkin diingkari.

2.     Untuk memahami unfinished bussines yang selama ini membebani dan menghambat

kehidupan konseli secara sehat.

3.     Menyelesaikan introyeksi yang tertunda.

4.     Membantu konseli mengungkapkan perasaan-perasaan yang bertentangan dengan dirinya

secara penuh.

Page 6: Gestalt Teknik Konseling Empty Chair

5.     Konseli dapat memperoleh pencapaian kesadaran, yaitu agar konseli menyadari apa yang

sedang dikerjakan, bagaimana mengerjakan, dan pada saat yang sama belajar menerima dan

menghargai dirinya.

6.     Konseli dapat memperoleh integrasi pribadi, bahwa klien datang pada konselor sebagai

pribadi yang mengalami perpecahan kepribadian, sehingga pribadinya tidak utuh. Sehingga,

konselor bertugas membantu klien agar mampu memberikan perhatian dan daya untuk

memenuhi kebutuhan-kebutuhannya secara layak.

7.     Konseli dapat memperoleh pencapaian tanggung jawab, terhadap tindakan-tindakan,

putusan-putusan, dan reaksi-reaksinya.

8.     Konseli dapat memperoleh kematangan, yaitu membantu klien untuk tumbuh sehingga ia

beralih dari kebergantungan terhadap orang lain menjadi independen.

9.     Membantu konseli untuk menyadari pengalaman-pengalaman yang semula tidak ingin

diakuinya.

10.   Menyelesaikan unfinished business yang selama ini membebani dan memperberat kehidupan

konseli.

G.   Relevansi Empty Chair

Teknik ini relevan digunakan pada unfinished bussines di masa lalunya. Teknik ini

juga sesuai untuk mengatasi hubungan social dalam lingkungan dari individu, baik dalam

lingkungan keluarga, sekolah atau dalam lingkungan masyarakat, yang mencakup juga

perasaan perasaan yang tidak terungkapkan seperti dendam, marah, benci, sakit hati, rasa

berdosa, rasa terabaikan dan sebagainya.

Teknik empty chair ini juga cocok untuk digunakan dalam mengatasi hal-hal sebagai

berikut:

1.      Unfinished business (urusan-urusan yang tak selesai), bisa diselesaikan dengan

menggunakan teknik empty chair melalui beberapa cara :

Page 7: Gestalt Teknik Konseling Empty Chair

a.     Identifikasikan situasi yang tak selesai, mungkin saja situasi ini diketahui setelah konselor

melakukan eksplorasi mendalam dan mempertajam masalah konseli.

b.     Menyelidiki ingatan konseli tentang situasi kejadian asli atau terutamanya di masa lalu

konseli yang dirasakannya tidak selesai.

c.     Menemukan di mana letak energi yang paling kuat kemunculannya, sebagai contoh energy

emosional.

d.     Mendorong konseli untuk mampu memunculkan perasaan-perasaan, pikiran-pikiran, senasi-

sensasi fisik, dan kepercayaannya di alam kesadaran penuh konseli.

e.     Mengidentifikasi interupsi-interupsi atau modifikasi kontak apa saja yang muncul dari

konseli.

2.     Penggunaan introyeksi-introyeksi yang berlebihan dalam diri konseli, yaitu suatu mekanisme

yang begitu saja menerima apa yang dikatakan oleh orang lain tanpa kritik.

3.     Konflik antara top dog dan under dog, dimana top dog dan under dog tersebut merupakan

dua kekuatan yang saling bertentangan antara yang satu dengan yang lain.

H.   Kendala Empty Chair

Beberapa kendala yang bisa menghambat proses penggunaan Empthy chair ini

diantaranya:

1.      Konseli kurang mampu melibatkan emosinya saat konseling.

2.     Konseli tidak jujur mengungkapkan perasaannya.

3.     Lemahnya konsentrasi.

4.     Minimnya kemampuan konselor yang berperan sebagai frustator.

5.     Ketidaksiapan konseli untuk mengekspresikan sikap, perasaan, dan pikirannnya secara

terbuka.

6.     Teknik ini memerlukan campur tangan konselor untuk menjadi frustator, untuk mendorong

konseli supaya lebih bisa mengungkapkan sikap, perasaan, dan pikirannya agar masalah

Page 8: Gestalt Teknik Konseling Empty Chair

konseli bisa diselesaikan dengan teknik ini. Sehingga, konselor yang kurang mampu menjadi

frustator yang baik, juga akan menghambat keberhasilan teknik empty chair.

I.    Langkah-langkah Empty Chair

1.      Konseli diminta untuk mengidentifikasi kekurangan dan kelebihan yang ada pada diri

konseli.

2.     Konselor memberitahukan bagaimana aturan main dalam Empthy chair ini.

3.     Konseli diminta agar ia benar benar bisa berperan sebagai top dog dan under dog.

4.     Jika konseli mengalami kesulitan dalam memainkan peran, maka konselor harus membantu

koseli untuk menemukan perannya kembali.

5.     Setelah permaianan peran berhasil dilaksanakan, konseli diminta untuk mendiagnosis

perasaan perasaan yang dialaminya.

6.     Mengevaluasi seberapa efektif akan keberhasilan dalam pengungkapan perasaan konseli.

J.   Aplikasi Terbatas

Empty chair, sebagai sebuah teknik eksperimentasi sesuai dengan namanya

menggunakan kursi kosong sebagai sarana untuk memperkuat proses eksperimentasi.

Ketika konseli mengekspresikan konfliknya dengan orang lain melalui teknik ini, konseli

diarahkan oleh konselor untuk berbicara pada orang lain yang dibayangkannya untuk duduk

di sebuah kursi kosong di samping atau di seberang konseli. Hal ini akan membantu konseli

untuk mengalami dan mengerti perasaan itu dengan lebih penuh. Hal ini juga bisa

menstimulasi pikiran, cara pandang, emosi, dan tingkah laku konseli.

Sebagai contoh, konselor bisa berkata “Bayangkan Ayahmu berada di kursi ini, kira-

kira sejauh 3 kaki, pandanglah beliau, dan sekarang, bicaralah pada beliau tentang apa yang

kamu rasakan ketika dia tidak setia pada Ibumu. ”Konselor mendorong konseli untuk

mengungkapkan perasaannya melalui kata-kata, bahkan melalui cacian pun diperbolehkan,

Page 9: Gestalt Teknik Konseling Empty Chair

yang paling penting adalah konseli dapat menyadari pengalaman-pengalaman yang selama ini

tidak diakuinya.

Contoh aplikasi dalam layanan konseling individual

1.    Jenis layanan: Konseling Individu

2.    Fungsi layanan: Perbaikan

3.    Sumber/media: Ruang Konseling

4.    Waktu: 2 x pertemuan

5.    Gambaran kasus:

Identitas konseli:

a.    Nama: Ardha Bayu

b.    Kelas: XI IPA 2

c.    Jenis kelamin: Laki-laki

d.    Agama: Islam

e.    Karakter dan situasi masalah konseli:

Arda adalah seorang siswa yang baru saja mengikuti program penjurusan sebelum dia

masuk ke kelas XI. Dan seperti yang diinginkan oleh kebanyakan orangtua, IPA adalah

pilihan yang favorit bagi mereka. Mungkin dengan masuk IPA, banyak yang bisa

dibanggakan. Banyak hitungannya, banyak melahirkan dokter yang kaya raya, dan bukan

jurusan terbuang. Nah, begitu pula dengan pilihan Ayah Arda. Beliau juga menginginkan

Arda untuk masuk IPA, bahkan lebih tepatnya memaksa. Padahal Arda tidak ingin masuk ke

jurusan IPA. Arda inginmasuk ke jurusan IPS yang lebih sesuai dengan jiwanya. Namun dia

tidak memiliki keberanian untuk melakukan itu karena takut diusir dari rumah. Nah, inilah

yang mengganggu Arda, sehingga baru masuk saja Arda sudha merasa sangat tidak nyaman

dengan jurusannya yang baru. Apalagi berhubungan dengan sekolah Arda yang tidak

menerapkan minggu percobaan untuk program penjurusan.

Page 10: Gestalt Teknik Konseling Empty Chair

6.    Urutan penerapan teknik

a.    Konseling pertama:

1)    Konseli datang pada konselor dengan sendirinya.

2)   Konseli menceritakan keadaan dirinya.

3)   Konselor membantu identifikasi apa yang diinginkan oleh konseli.

4)   Konselor membantu konseli memahami nilai-nilai dirinya.

5)   Konselor membantu konseli memahami pertentangan nilai yang ada pada dirinya, antara nilai

yang berperan sebagai top dog, dan nilai yang berperan sebagai under dog.

6)   Konselor membantu konseli menggunakan teknik empty chair supaya konseli bisa

mengambil keputusan akan apa yang mau dilakukannya sehubungan dengan konflik nilai

yang ada pada dirinya.

7)   Konseli mengambil keputusan nilai mana yang dimenangkannya dalam dirinya sendiri.

b.    Konseling kedua

1)    Konselor membantu konseli mengalami apa yang sebelumnya dia ingkari dalam teknik

empty chair.

2)   Konselor membantu konseli bagaimana cara menolak kekuatan top dog yang membuat

konseli menjadi pribadi yang tertekan.

3)   Konselor membantu konseli untuk mengambil keputusan.

7.    Kompetensi:

a.    Konseli dapat memperoleh pencapaian kesadaran, yaitu agar konseli menyadari apa yang

sedang dikerjakan, bagaimana mengerjakan, dan pada saat yang sama belajar menerima dan

menghargai dirinya.

b.    Konseli dapat memperoleh integrasi pribadi, bahwa klien datang pada konselor sebagai

pribadi yang mengalami perpecahan kepribadian, sehingga pribadinya tidak utuh. Sehingga,

Page 11: Gestalt Teknik Konseling Empty Chair

konselor bertugas membantu klien agar mampu memberikan perhatian dan daya untuk

memenuhi kebutuhan-kebutuhannya secara layak.

c.    Konseli dapat memperoleh pencapaian tanggung jawab, terhadap tindakan-tindakan,

putusan-putusan, dan reaksi-reaksinya.

d.    Konseli dapat memperoleh kematangan, yaitu membantu klien untuk tumbuh sehingga ia

beralih dari kebergantungan terhadap orang lain menjadi independent

K.     Verbatim Konseling

Subyek Dialog Tahap/teknik

Konseli Tok… Tok… Tok… (mengetuk pintu ruang konseling)

Konselor Ya, silahkan masuk (menghentikan aktivitas menulis dan

bersikap attending)

Penyambutan

Konseli ... (membuka pintu dan memandang konselor sebelum

masuk ke dalam ruangan)

Konselor Oh Arda! Ayo masuk Nak, jangan berdiri saja di situ. Coba

kesini…

Konseli ... (mengangguk dan berjalan masuk ke ruangan)

Konselor ... (berdiri dan menyambut kedatangan Arda dengan senyum

hangat) Nah, coba, Arda ingin duduk di mana? Pilih saja

tempat duduk yang kamu suka.

Konseli Di sini saja Pak (sambil memilih salah satu tempat duduk

yang paling nyaman menurutnya).

Konselor Baiklah.. (ikut duduk di kursi sebelah konseli). Opening.

Page 12: Gestalt Teknik Konseling Empty Chair

Seminggu liburan tidak terasa juga ya? Sekarang semester

baru sudah dimulai lagi. Anak-anak baru sudah mulai masuk

sekolah dengan kegiatan inti, kakak-kakakmu yang kelas XII

juga sudah mulai sibuk dengan persiapan Ujian Akhir

Nasional mereka yang syarat kelulusannya lebih rumit

dibandingkan dengan tahun lalu. Kamu dan teman-temanmu

yang duduk di kelas XI pun sudah mulai beradaptasi dengan

lingkungan kalian yang baru ya? Teman baru, guru baru,

materi-materi yang lebih spesifik, tahun ini kamu jadi masuk

IPA kan Nak?

Topik netral

8Konseli Iya Pak… (sambil menunduk lesu)

Konselor Di tahun ajaran ini, masih tetap setia dengan ekskul basket?

Bapak dengar, prestasi kamu di bidang basket benar-benar

mengagumkan ya? Sampai secara aklamasi kamu terpilih

menjadi kapten basket tim junior kita?

Konseli Ah, Bapak bisa saja! Hanya tim basket junior kok, bukan tim

basket inti. Dan saya rasa semua orang juga bisa menjadi

kapten tim basket junior, bukan hanya saya. Apalagi kan

memilihnya secara aklamasi. Kebetulan saja, kakak-kakak

kelas dan pelatih basket kita memilih saya. Padahal kalau

mau memilih yang lain juga banyak kok…

Konselor Meskipun kamu bilang hanya kebetulan, tapi Bapak rasa

keterampilan kamu dalam bidang basket itu bisa membuat

kamu menjadi orang yang sukses lho nantinya. Jadi, kalau

Reassurance,

predictive

Page 13: Gestalt Teknik Konseling Empty Chair

kamu tidak hanya memandang prestasi kamu sebagai suatu

kebetulan, melainkan kamu memang mempunyai keinginan

untuk menjadi yang terbaik dalam bidang basket, Bapak rasa

itu bukan sesuatu yang buruk. Kamu bisa menjadi pemain

basket yang ahli nantinya.

Konseli Terimakasih Pak, mungkin saya akan berusaha.

Konselor Jangan mungkin! Kamu harus berusaha! Kembangkan apa

yang kamu bisa lakukan sesuai dengan porsi yang tepat.

Konseli Baiklah Pak, semoga saya bisa.

Konselor Nah, begitu akan lebih baik untuk kamu. O ya, sejak tadi kita

sudah membicarakan mengenai liburan, dan juga prestasi

kamu dalam bidang basket. Selanjutnya, apakah mungkin

ada hal lain yang ingin kamu bicarakan pada Bapak

sehubungan dengan kedatangan kamu kesini? Kalau

memang ada, bicarakanlah.

Opening,

transisi

pembicaraan

Konseli Terus terang saja memang ada yang ingin saya bicarakan

dengan Bapak. Untuk itu saya datang kemari menemui

Bapak.

Konselor Nah, bicaralah Nak… Bapak akan mendengarkan kamu,

mendengarkan cerita kamu, dan pada akhirnya nanti akan

membantu kamu supaya kamu bisa menemukan solusi

sendiri atas masalah yang mungkin kamu hadapi saat ini.

Role limit

Page 14: Gestalt Teknik Konseling Empty Chair

Sudah tugas Bapak untuk membantu siswa-siswa di sini

menemukan solusi atas masalah yang dihadapinya.

Konseli Hhhh…. (menghela nafas panjang)

Konselor ... (Diam, membiarkan konseli berpikir sejenak) Silent

Konseli Saya ada masalah dengan Bapak saya Pak…

Konselor Hm… Acceptance

Konseli Sebenarnya masuk ke jurusan IPA kali ini bukanlah

keinginan saya Pak…

Konselor Bukan keinginan kamu? Restatement

Konseli Ya. Sungguh itu bukan keinginan saya sendiri. Saya justru

ingin masuk jurusan IPS, yang menurut saya lebih sesuai

dengan kemampuan dan jiwa saya. Saya tidak terlalu suka

dengan pelajaran-pelajaran eksak yang akan saya temui di

jurusan IPA, meskipun selama ini nilai-nilai saya selalu

bagus. Saya justru lebih suka dengan ilmu sosial, yang

menurut saya lebih nyata, dan lebih dekat dengan kehidupan

sehari-hari.

Konselor ... (mengangguk-angguk) Acceptance

Konseli Tapi Bapak saya memaksa saya untuk masuk ke jurusan

IPA. Kata Beliau, jurusan IPA adalah yang terbaik, memiliki

prestise yang lebih tinggi ketimbang jurusan IPS yang

biasanya berisi anak-anak buangan. Sudah begitu, kata

Page 15: Gestalt Teknik Konseling Empty Chair

Bapak, anak IPS nakal-nakal pula. Jadilah saat ini saya

terdampar di jurusan yang tidak sesuai dengan minat saya,

sebenarnya.

Konselor Nah, nah, nah, kalau memang menurut kamu itu tidak sesuai

dengan jiwa dan kemampuan kamu, mengapa kamu tetap

menuruti permintaan Bapak untuk masuk ke jurusan IPA?

Lead khusus

Konseli Selama ini saya tidak pernah bisa menolak keinginan Bapak

saya, Pak. Bapak saya punya sifat yang keras sekali. Kalau

keinginan Beliau tidak bisa terkabul, contohnya saja saat

Kakak saya menolak menikah dengan laki-laki yang

dijodohkan oleh Ayah saya, Bapak tidak segan-segan untuk

mengusir Kakak saya dari rumah. Saya tidak bisa menolak

keinginan Ayah saya meskipun saya ingin.

Konselor Dari cerita kamu tadi, rasa-rasanya sekarang ini kamu

sedang jengkel dengan diri kamu sendiri.

Reflection of

feeling

Konseli Bagaimana saya tidak jengkel dengan diri saya sendiri Pak?

Saya ini laki-laki. Yang saya tahu, laki-laki itu punya

keberanian. Punya kharisma. Punya otoritas. Tapi mana

keberanian, kharisma, dan otoritas saya? Saya hanya berani

tunduk di bawah ketiak Bapak saya.

Oke, kalau hanya masuk ke jurusan IPA, mungkin saya

masih bisa menerima. Tapi Bapak sudah menargetkan saat

kuliah nanti, saya harus bisa diterima di ITB, dengan jurusan

Page 16: Gestalt Teknik Konseling Empty Chair

yang sudah Beliau tetapkan pula. Padahal, saya sekarang ini

masih duduk di kelas XI. Pelajaran di jurusan IPA itupun

apa, saya belum bisa mengerti sepenuhnya. Saya bosan

dengan kehidupan yang seperti ini.

Konselor Arda, jika saya mengalami apa yang kamu alami, saya pun

pasti akan merasakan hal yang sama seperti yang kamu

rasakan saat ini. Lalu…

Sharing of

experience

Konseli Saya datang kemari, untuk minta pertolongan pada Bapak…

Saya ingin berubah.

Konselor Berubah? Restatement

Konseli Saya ingin sekali saja bisa mengatakan tidak pada Bapak

saya. Saya ingin mengaspirasikan apa yang sebenarnya saya

inginkan, tapi saya juga tidak ingin membuat beliau marah.

Di bangku sekolah, saya sudah harus memenuhi apapun

yang diinginkan beliau, saat kuliah nanti, saya tidak ingin

menyia-nyiakan diri saya lagi. Saya ingin kuliah sesuai

dengan minat dan kemampuan saya. Karena di mana saya

kuliah, akan berpengaruh terhadap kehidupan saya

selanjutnya.

Konselor Secara singkatnya, kamu tidak mau begitu saja mengiyakan

perintah Bapak kamu, kamu ingin mencoba menjadi diri

kamu sendiri, tapi tidak ingin menerima resiko negative dari

Clarification

Page 17: Gestalt Teknik Konseling Empty Chair

Bapak kamu.

Konseli Sekarang coba Bapak pikir, saya selalu mengikuti keinginan

Bapak saya, tanpa memperhatikan keinginan saya sendiri.

Apa saya ini boneka? Saya bukan boneka Pak… Saya

manusia, yang punya perasaan dan keinginan.

Konselor Baiklah, yang menjadi sumber masalah di sini adalah,

menurut kamu, Bapakmu senantiasa memaksakan apa yang

beliau inginkan untuk kamu laksanakan, tidak peduli apakah

kamu suka, mau atau tidak melaksanakannya. Dan sampai

saat ini kamu tidak bisa mengatakan tidak pada Bapakmu,

karena takut pengalaman yang terjadi pada Kakakmu, akan

terulang sekali lagi?

Clarification

Konseli Iya Pak.

Konselor Menurut kamu, selama ini kamu diperlakukan semena-mena

oleh Bapakmu, sehingga kamu tidak bisa mengeluarkan

pendapat kamu, tidak bisa memutuskan sedikit hal saja tanpa

dibayang-bayangi oleh Bapakmu.

Clarification

Konseli Benar Pak.

Konselor Jika demikian, mari coba kita kaji lebih mendalam, apa

sebenarnya yang menyebabkan kamu tidak berani

mengeluarkan pendapat kamu dengan terus terang dan apa

adanya.

Page 18: Gestalt Teknik Konseling Empty Chair

Konseli Sudah saya katakan kan Pak, kalau saya takut dengan Bapak

saya. Saya takut diusir dari rumah seperti Kakak…

Konselor Sudah pernahkah kamu mencoba untuk menolak keinginan

Bapak kamu sekali saja?

Lead khusus

Konseli Ibu saya selalu mengatakan ‘jangan nak, kasihan Bapak…’

yang akhirnya membuat saya tidak bisa menolak lagi Pak….

Saya terpaksa harus mengikuti keinginan Bapak saya.

Konselor Kamu setuju dengan apa yang dilakukan Ibumu?

Konseli Saya ingin sekali tidak setuju, tapi bagaimana lagi? Saya

tidak berani mencoba melawan Pak…

Konselor Nah, kalau kamu tidak mencoba, maka selamanya kamu

akan seperti ini. Selalu harus mengikuti apa kemauan Bapak

kamu. Tidak punya otoritas atas diri kamu sendiri, tidak

punya kesempatan untuk mandiri, dan terus saja dibayang-

bayangi oleh Bapak kamu.

Konseli Jadi sebenarnya saya harus melawan Pak?

Konselor Hari ini saya akan mengajari kamu, bagaimana caranya

supaya kamu bisa menjadi diri kamu sendiri, melawan

otoritas Bapak kamu, dan tidak selamanya tunduk di

hadapan beliau.

Kita akan coba permainan dialog, atau yang lebih dikenal

dengan sebutan empty chair.

Page 19: Gestalt Teknik Konseling Empty Chair

Konseli Empty chair? Kursi kosong?

Konselor Benar. (Konselor mengambil dua kursi yang ada di ruangan,

diletakkan berhadapan).

Kali ini kamu akan bermain peran dengan dua kursi ini

sebagai medianya. Teknik ini sendiri akan kita laksanakan 2

kali. Yang pertama adalah teknik untuk mengetahui apa

yang sebenarnya kamu inginkan sehubungan dengan

pertentangan nilai antara kamu dan Bapakmu. Dalam

pelaksanaan yang pertama ini, kamu tidak perlu

menggunakan dua kursi. Satu kursi saja cukup untuk

melaksanakan teknik yang pertama. Kali ini, kamu harus

membayangkan, pertentangan batin yang kamu alami saat ini

sehubungan dengan Bapakmu.

Bisa dimengerti?

Konseli Mmm… Saya masih bingung dengan apa yang mesti saya

lakukan Pak…

Konselor Baik. Begini… Saat ini kamu merasakan dua hal yang saling

bertentangan dalam pikiran kamu. Yaitu, pikiran ingin

melawan otoritas Bapakmu, dan pikiran akan ketakutan

untuk melawan beliau, padahal kamu ingin. Benar?

Konseli Mengangguk-anggukkan kepala setuju.

Konselor Nah, yang akan kamu lakukan sekarang adalah, katakan

apapun yang ada dalam pikiran kamu saat ini sehubungan

Page 20: Gestalt Teknik Konseling Empty Chair

dengan pertentangan tersebut. Anggap saja, pikiran yang

menyuruh kamu melawan adalah posisi under dog kamu,

sedangkan pikiran yang menyuruh kamu menuruti kata

Bapakmu adalah posisi top dog mu. Dari sini, kita akan tahu,

pikiran mana yang akan kamu menangkan, dan dari sini pula

kita akan mengambil tindakan ke depan. Bagaimana?

Mengerti?

Konseli Ya Pak… Saya mengerti.

Konselor Baik, siapkan diri kamu sebelum kita benar-benar mulai.

Jika sudah siap, katakana siap!

Konseli Saya siap Pak…

Konselor Baiklah, sekarang pikirkan apa yang sebenarnya kamu

inginkan saat ini sehubungan dengan keinginan-keinginan

Bapakmu!

Konseli Mmm… Saya ingin mengatakan tidak pada Bapak saya…

Konselor Hanya itu yang kamu pikirkan?

Konseli Tapi saya juga tahu itu tidak mungkin.

Konselor Kata siapa tidak mungkin?

Konseli Mana mungkin saya bisa melawan Bapak? Bapak selalu

bilang, tugas seorang anak adalah berbakti kepada

orangtuanya. Dan salah satu wujud keberbaktian itu adalah

dengan menuruti seluruh keinginan orangtuanya. Saya pikir

Page 21: Gestalt Teknik Konseling Empty Chair

itu benar… (top dog).

Konselor Ya… Itu memang benar. Tapi benarkah menuruti semua

keinginan orangtua itu namanya berbakti? Kamu mau, jadi

kerbau yang dicocok hidungnya terus menerus?

Konseli Tentu saja tidak mau seperti itu. Saya pun ingin melawan…

(under dog).

Tapi tentu saja saya tidak berani. Tiap hari saya dikasih

makan oleh Bapak, disekolahkan sampai saya bisa duduk di

bangku SMA seperti sekarang. Punya ilmu, masa saya harus

melawan…( top dog).

Tapi mungkin kalau hanya melawan sekali saja, saya tidak

akan berdosa.. ( under dog).

Namun, kalau saya tidak dosa, saya pasti tetap akan diusir

dari rumah karena tidak mau menuruti perintah Bapak…

( top dog)

Ah! Diusir kan juga masih ada rumah nenek yang bisa saya

singgahi. Lagian saya kan anak laki-laki. Masa takut dengan

ancaman macam itu? Saya harus melakukan perubahan!

Jangan sampai Bapak bersikap seperti ini terus. Kapan saya

bisa maju kalau hanya begini terus? (under dog).

Konselor Tidak ada satupun harapan bagi orang yang takut berusaha.

Dan kamu pun demikian! Selamanya kamu akan tetap

Page 22: Gestalt Teknik Konseling Empty Chair

menjadi bebek, mengikuti kemana saja Bapak mu

menggiringmu!

Konseli Tidak mau! Saya harus bisa menjadi diri saya sendiri, dan

sukses dengan pilihan saya!

Konselor Bagus! Cukup dulu Arya… Nah, dari sini kita tahu bahwa

sebenarnya kamu percaya pada dirimu, kamu mengatakan

bahwa kamu bisa. Dan kita bisa ambil kesimpulan, bahwa

kamu memang benar-benar harus bisa melawan otoritas

Bapakmu, kan?

Konseli Betul Pak, hanya saya tidak tahu bagaimana harus

mengungkapkan itu semua pada Bapak….

Konselor Nah, di sinilah kita akan melaksanakan teknik empty chair

yang kedua, yang mana kamu akan menjalankan peranmu

dan peran Bapakmu dengan bantuan dua buah kursi. Anggap

saja, kursi yang ada di sebelah kanan Bapak, adalah kursi top

dog, kursi tempat peran untuk Bapakmu. Sedangkan kursi

yang di sebelah kiri ini, sebagai kursi under dog, yaitu kamu

sendiri.

Kamu harus berperan berganti-ganti menjadi diri kamu

sendiri dan menjadi Bapak kamu sesuai dengan instruksi

saya. Dengan metode ini, Bapak berpengalaman untuk

membantu siswa menyelesaikan konflik dirinya sehubungan

dengan masalah-masalah yang tidak bisa selesai di waktu

Page 23: Gestalt Teknik Konseling Empty Chair

lalu. Kamu pun juga akan belajar untuk mengatakan tidak,

melalui teknik ini. Bagaimana, kamu bersedia untuk

mencoba?

Konseli Tentu saja mau Pak!

Konselor Baik, persiapkan diri kamu dari sekarang. Atur

pernafasan sebaik mungkin, usahakan untuk rileks, dan

silahkan duduk di kursi under dog sini.

Konseli (mengikuti apa yang dikatakan konselor sampai dia

benar-benar siap).

Konselor Siap?

Konseli ... (menggangguk-angguk)

Konselor Bayangkan ini adalah ruangan rumah kamu yang biasanya

menjadi tempat favorit Bapakmu. Dan kamu sedang duduk

di kursi itu, siap untuk mendapatkan wejangan yang berisi

instruksi dari Bapak kamu. Bayangkan, saat ini Beliau

sedang berada di mana, dengan baju apa, dengan dandanan

yang seperti apa, dan melakukan apa.

Konseli  (menghela nafas panjang). Bapak saya memakai kaos dalam

buntung tanpa lengan warna putih, dengan celana pendek

berwarna biru, sambil menyulut rokoknya di kursi goyang

kesayangannya.

Konselor Nah, bagus. Sekarang, coba kamu pindah ke kursi top dog,

Page 24: Gestalt Teknik Konseling Empty Chair

dan katakanlah apa yang Bapak kamu katakana sebagai

wejangan untukmu.

Konseli  (pindah ke kursi top dog) Kamu ini sebagai anak Bapak,

harus menjadi kebanggan Bapak. Bapak hanya punya kamu

sebagai anak laki-laki Bapak. Maka, kamu tidak boleh

mempermalukan Bapak. Lulus SMA nanti, kamu harus

diterima di ITB. Dengan jalur PMDK akan lebih baik lagi.

Supaya teman-teman Bapak ini berdecak-decak kagum

melihat kamu.

Konselor Lanjutkan dengan kursi under dog mu.

Konseli  (pindah ke kursi under dog). Tapi syarat masuk ITB kan

susah Pak…

Konselor Katakan kata-kata Bapakmu yang lebih keras lagi.

Konseli  (pindah ke kursi top dog). Justru karena susah itu yang

Bapak harapkan bisa kamu tempuh. Kalau teman-teman

kamu yang lain nggak bisa masuk ke sana, dan ternyata

kamu bisa, otomatis kan kamu bisa jadi unggulan to?

Konselor Lanjutkan dengan kursi under dog mu, dan lakukan terus itu

sampai kamu bisa mengatakan tidak.

Konseli (pindah ke kursi under dog). Iya Pak… Tapi kan masuk ke

ITB bukan semudah membalikkan telapak tangan. Lagipula

saya tidak ingin masuk ke sana kok.

Page 25: Gestalt Teknik Konseling Empty Chair

(pindah ke kursi top dog). Apa?!

(pindah ke kursi under dog). Saya ingin masuk Universitas

Airlangga saja Pak… Lebih dekat dengan sini

(pindah ke kursi top dog). Bapak tidak mau tahu. Pokoknya

Bapak ingin kamu masuk ke sana.

(pindah ke kursi under dog). Bapak pikir saya siapa? Saya

bukan robot Pak… Saya bisa menentukan apa yang harus

saya jalani sendirian, tanpa perintah dari Bapak.

(pindah ke kursi top dog). Ooo, kamu mau jadi anak durhaka

rupanya ya? Mahal-mahal sekolah, bisanya hanya seperti ini.

Melawan pada Bapaknya.

(pindah ke kursi under dog). Saya bukan melawan Pak…

Saya hanya ingin sekali saja menjadi diri saya sendiri. Saya

tidak mau menjalani hidup saya dengan terpaksa.

(pindah ke kursi top dog). Terpaksa kata kamu? Menuruti

keinginan orangtua itu terpaksa?

(pindah ke kursi under dog). Ya. Selama ini pernahkah

Bapak memberikan ruang gerak untuk saya berpikir dan

menentukan nasib saya sendirian? Pernahkan Bapak

mengizinkan saya untuk melakukan apa yang saya inginkan?

(pindah ke kursi top dog). Ya itu semua kan demi kebaikan

kamu. Kamu ini anak ingusan! Apa yang kamu tahu tentang

Page 26: Gestalt Teknik Konseling Empty Chair

kehidupan? Nggak ada to? Bapak ini lebih pinter daripada

kamu!

(pindah ke kursi under dog). Kalau Bapak memang lebih

pinter, tentunya Bapak tidak akan memaksakan kehendak

Bapak untuk saya. Bapak mestinya memberikan semacam

kebebasan untuk saya berpendapat dan memilih jalan hidup

saya sendiri.

(pindah ke kursi top dog). Ooo kamu ini memang sekarang

sudah keblinger ya?!

(pindah ke kursi under dog). Bukan keblinger Pak… Saya ini

justru terpenjara. Terpaksa mengikuti keinginan Bapak. Saya

yang sekolah, Bapak yang senang. Saya yang juara, Bapak

yang bangga. Saya memperoleh penghargaan, Bapak yang

bisa mengunggul-unggulkannya di depan teman-teman

Bapak. Sedang saya sendiri tidak pernah merasakan hal

semacam itu. Kalau saya tidak mengambil tindakan seperti

ini, lama-lama saya hanya tinggal kentut!

(pindah ke kursi top dog). Maksud kamu apa?

(pindah ke kursi under dog). Saya tidak mau lagi mengikuti

keinginan Bapak yang serba semaunya Bapak. Saya ingin

menjadi diri saya sendiri. Biarlah untuk sementara Bapak

katakan saya anak durhaka. Tapi saya akan buktikan, kalau

saya bisa menjadi diri saya sendiri. Kalau saya bisa berjaya

Page 27: Gestalt Teknik Konseling Empty Chair

dengan pilihan saya. Dan saya tetap bisa membuat Bapak

bangga dengan pilihan saya.

(pindah ke kursi top dog). Kamu mau mengikuti jejak Kakak

kamu, keluar dari rumah ini?

(pindah ke kursi under dog). Saya tidak takut dengan

ancaman itu. Sekali lagi saya akan menentukan pilihan saya

sendiri. Dengan atau tanpa persetujuan Bapak. Saya akan

tetap menjadi yang terbaik.

Konselor Cukup!

Konseli (menghela nafas panjang-panjang dan mengerjap-ngerjapkan

matanya). Ternyata saya bisa!

Konselor Nah, kamu sendiri bisa menyimpulkan kan? Kalau kamu

mau mencoba, maka kamu pasti bisa melakukannya. Namun,

Bapak tekankan di sini, jangan secepat itu mengambil

kesimpulan tentang kuliah kamu. Perjalanan untuk menuju

ke sana masih jauh. Mungkin nanti kamu akan jadi suka

dengan pilihan Bapak kamu. Latihan di sini tadi, adalah

latihan untuk membuat kamu lebih tegas dalam segala hal,

bukan hanya masalah kuliah. Kamu harus menjadi diri kamu

yang otonom, dan tidak bergantung orang lain.

Summary

Konseli Terimakasih Pak…

Konselor Baiklah, sepertinya, konseling harus kita akhiri dulu, karena

Bapak ada janji dengan temanmu yang lain. Ingat pesan

Terminasi

Page 28: Gestalt Teknik Konseling Empty Chair

Bapak! Jadilah dirimu sendiri!

Konseli Sekali lagi, terimakasih Pak…