analisis semiotik pesan non verbal melalui teater...

105
ANALISIS SEMIOTIK PESAN NON VERBAL MELALUI TEATER DALAM PERTUNJUKAN BIB-BOB KARYA W.S RENDRA Skripsi Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos) Oleh: RIZKI YANUARTI NIM: 1113051000094 JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1439H/2017M  

Upload: vodat

Post on 16-Apr-2019

234 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: ANALISIS SEMIOTIK PESAN NON VERBAL MELALUI TEATER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41538/1/RIZKI... · non verbal secara lebih lanjut dalam sebuah pementasan

1

ANALISIS SEMIOTIK PESAN NON VERBAL MELALUI TEATER

DALAM PERTUNJUKAN BIB-BOB KARYA W.S RENDRA

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi

untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)

Oleh:

RIZKI YANUARTI

NIM: 1113051000094

JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

1439H/2017M

 

Page 2: ANALISIS SEMIOTIK PESAN NON VERBAL MELALUI TEATER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41538/1/RIZKI... · non verbal secara lebih lanjut dalam sebuah pementasan

 

Page 3: ANALISIS SEMIOTIK PESAN NON VERBAL MELALUI TEATER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41538/1/RIZKI... · non verbal secara lebih lanjut dalam sebuah pementasan

 

Page 4: ANALISIS SEMIOTIK PESAN NON VERBAL MELALUI TEATER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41538/1/RIZKI... · non verbal secara lebih lanjut dalam sebuah pementasan

 

Page 5: ANALISIS SEMIOTIK PESAN NON VERBAL MELALUI TEATER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41538/1/RIZKI... · non verbal secara lebih lanjut dalam sebuah pementasan

i

ABSTRAK

Nama : Rizki Yanuarti

NIM : 113051000094

Fakultas : Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi

Dosen Pembimbing : Dr. Roudhonah, M.Ag

Analisis Semiotik Pesan Non Verbal melalui Teater dalam Pertunjukkan

Bib-bob karya W.S Rendra

Bib – bob adalah salah satu pertunjukan teater mini-kata yang

mengandalkan kekuatan gerak dan gestur (bahasa tubuh) yang juga menjadi ciri

khas teater Rendra dan cukup langka dilakukan pegiat teater lainnya. Hampir 99

persen ucapan kedua tokoh utamanya hanya mengucap kata “Bib Bob” dan “Zzz”

secara bergantian. Selebihnya berupa simbolisasi dari gerak dan gestur para

tokohnya. Tak heran jika pentas Bib Bob begitu multi tafsir,

Pertunjukkan Bib-Bob diteliti dengan menggunakan metode Kualitatif,

kemudian subjek penelitiannya adalah pesan non verbal dan objek penelitiannya

adalah pertunjukkan Bib-Bob, serta menggunakan paradigma konstruktivisme.

Berdasarkan latar belakang tersebut, muncul pertanyaan, Bagaimana

menganalisis pesan nonverbal dalam pertunjukan Bib Bob dengan menggunakan

Semiotika Roland Barthes? Bagaimana makna konotasi, denotasi dan mitos

dalam pertunjukan Bib Bob?

Teori yang digunakan dalam penelitian ialah Semiotika Roland Barthes.

Yang erat kaitannya dengan tanda, penanda, dan petanda. Untuk membongkar

struktur makna yang tersembunyi dalam tontonan, pertunjukan sehari – sehari.

Berdasarkan hasil penelitian, ditemukan bahwa pesan non verbal yang

terdapat dalam pertunjukkan Bib-Bob sangat erat kaitannya dengan simbol-simbol

yang digunakan di atas pentas. Sehingga penonton mampu terlibat dalam proses

berfikir menemukan makna.salah satu pesan non verbal yang ditemukan adalah

tidak diperbolehkan dalam Islam untuk mencari kemenangan, kemakmuran, atau

kesejahteraan dengan cara menyembah selain kepada Allah (musrik) dengan

melakukan ritual sesajen.

Kata kunci : pesan, teater, non verbal, pertunjukkan, simbol, Bib-Bob

 

Page 6: ANALISIS SEMIOTIK PESAN NON VERBAL MELALUI TEATER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41538/1/RIZKI... · non verbal secara lebih lanjut dalam sebuah pementasan

ii

KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.

Puji dan syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat, nikmat dan

karunia-Nya sehingga penulis akhirnya dapat menyelesaikan skripsi berjudul

“Analisis Semiotik Pesan Dakwah Non Verbal Melalui Teater dalam

Pertunjukkan Bib-bob Karya W.S Rendra”. Untuk memenuhi syarat memperoleh

gelar Sarjana Sosial dari Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah

Jakarta. Shalawat serta salam semoga selalu tersampaikan kepada Nabi

Muhammad SAW. yang menjadi suri tauladan bagi para pengikutnya.

Selama proses penyelesaian skripsi ini, Dengan segala kerendahan hati,

penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak akan selesai tanpa doa, bantuan dan

dukungan dari semua pihak. seringkali penulis mendapat kesulitan juga

tantangan. Bersyukur, atas kehendak Allah SWT, penulis dikirimkan orang-orang

yang senantiasa memberikan bantuan. Maka dari itu, pada kesempatan kali ini,

penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Dede Rosyada, MA, selaku Rektor UIN Syarifhidayatullah

Jakarta beserta jajarannya.

2. Bapak Dr. Arief Subhan, MA, selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu

Komunikasi, , Bapak Suparto, M. Ed, Ph. D, selaku Wakil Dekan 1 Bidang

Akademik, Ibu Dr. Hj. Roudhonah, MA selaku Wakil Dekan II Bidang

Administrasi Umum sekaligus sebagai pembimbing skripsi, serta Bapak Dr.

Suhaimi, M. Si. Wakil Dekan III Bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama

 

Page 7: ANALISIS SEMIOTIK PESAN NON VERBAL MELALUI TEATER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41538/1/RIZKI... · non verbal secara lebih lanjut dalam sebuah pementasan

iii

3. Bapak Drs. Masran M. Ag, Ketua Program Studi Komunikasi dan Penyiaran

Islam, dan Ibu Fita Fathurokhmah, M.Si ,Sekretaris Program Studi

Komunikasi dan Penyiaran Islam,

4. Seluruh Dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan pengajaran kepada penulis

semasa kuliah.

5. Seluruh Staf Tata Usaha dan Staf Perpustakaan Fakultas Ilmu Dakwah dan

Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

6. Orangtua tercinta Ayahanda Bagus Sunarso dan Ibunda Risnawati yang

senantiasa memberikan dukungan baik moril maupun materil, juga sekaligus

sebagai motivasi penulis untuk segera mendapatkan gelar Sarjana.

Terimakasih juga untuk adik satu-satunya Hanan Ilun yang menjadi motivasi

penulis supaya segera menyelesaikan tugasnya agar dapat membahagiakan

kalian semua.

7. Ibu Ken Zuraida selaku narasumber juga sebagai Istri Almarhum W.S Rendra,

yang telah bersedia menyempatkan waktunya dikala sibuk untuk penulis

wawancarai dengan kondisi yang sedang tidak sehat pada saat itu.

8. Putu Wijaya selaku narasumber yang telah meluangkan waktunya untuk

bersedia diwawancarai penulis demi mendapatkan data-data juga informasi

yang dibutuhkan.

 

Page 8: ANALISIS SEMIOTIK PESAN NON VERBAL MELALUI TEATER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41538/1/RIZKI... · non verbal secara lebih lanjut dalam sebuah pementasan

iv

9. Taufiqi Rahman yang memberi banyak pendapat, saran, juga motivasi selama

proses pembuatan skripsi ini.

10. Sanggar Teater Syahid sebagai tempat singgah yang seringkali menjadi tempat

penulis untuk menyelesaikan skripsi.

11. Teman-teman KPI angkatan 2013, terutama KPI B dan pengurus HMJ KPI

periode 2014/2015.

12. Sahabat-sahabat seperjuangan, Ayu Utami, S.Sos, Delsha Amanda Pohan,

S.Sos, Vicky Dianiya, S.Sos, Desty Aryani, S.Sos, Intan Afrida Rafni, S.Sos,

terima kasih untuk kebersamaannya sejak awal perkuliahan sampai sekarang.

13. Dan semua pihak yang terlibat tetapi tidak bisa disebutkan satu persatu, terima

kasih banyak dan semoga amal dan kebaikan kalian dibalas oleh Allah SWT,

Aamiin.

Akhir kata, semoga karya skripsi ini dapat bermanfaat untuk meningkatkan

pengetahuan para pembaca. Mohon maaf apabila ada kekurangan atau kesalahan,

oleh karena itu kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan.

Jakarta, 9 Januari 2018

Rizki Yanuarti

 

Page 9: ANALISIS SEMIOTIK PESAN NON VERBAL MELALUI TEATER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41538/1/RIZKI... · non verbal secara lebih lanjut dalam sebuah pementasan

v

DAFTAR ISI

ABSTRAK ....................................................................................................... i

KATA PENGANTAR ..................................................................................... ii

DAFTAR ISI .................................................................................................... v

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ 1

A. Latar Belakang Masalah ................................................................. 1

B. Batasan dan Rumusan masalah ...................................................... 6

1. Batasan Masalah....................................................................... 6

2. Rumusan Masalah .................................................................... 6

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ...................................................... 6

1. Tujuan Penelitian .................................................................... 6

2. Manfaat Penelitian .................................................................. 7

D. Metodologi Penelitian .................................................................... 7

1. Metode Penelitian ..................................................................... 7

2. Tahapan Penelitian ................................................................... 9

E. Sistematika Penulisan .................................................................... 11

BAB II KAJIAN TEORI .................................................................................. 13

A. Tinjauan Mengenai Semiotika ...................................................... 13

1. Pengertian semiotika ............................................................... 13

2. Semiotika Roland Barthes ..................................................... 17

B. Tinjauan Umum Komunikasi Nonverbal ...................................... 22

1. Pengertian Komunikasi Non Verbal ....................................... 22

2. Jenis-jenis Komunikasi Non Verbal ........................................ 23

3. Fungsi Komunikasi Nonverbal ............................................... 25

C. Tinjauan Umum Teater ................................................................. 27

1. Pengertian teater ..................................................................... 27

2. Sejarah Teater .......................................................................... 28

3. Fungsi Teater ........................................................................... 29

4. Unsur – unsur Teater ............................................................... 31

 

Page 10: ANALISIS SEMIOTIK PESAN NON VERBAL MELALUI TEATER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41538/1/RIZKI... · non verbal secara lebih lanjut dalam sebuah pementasan

vi

BAB III GAMBARAN UMUM PERTUNJUKKAN BIB-BOB..................... 33

A. Pertunjukkan Bib-bob ................................................................... 33

B. Profil Sutradara .............................................................................. 41

1. Profil WS. Rendra .................................................................. 41

2. Profil Ken Zuraida ................................................................... 42

3. Biografi W.S Rendra .............................................................. 44

4. Biografi Ken Zuraida ............................................................... 48

5. Tim Produksi Bib-bob .............................................................. 51

BAB IV DATA DAN HASIL PENELITIAN ................................................. 52

A. Pesan Non Verbal dalam Pertunjukkan Bib-bob ......................... 52

1. Pesan non verbal melalui tokoh Bib-Bob ................................. 52

2. Pesan non verbal melalui tokoh Zzz ......................................... 55

3. Pesan non verbal melalui tokoh orang-orang ........................... 56

B. Makna Denotasi, Konotasi, Mitos dan pesan non verbal ............... 58

BAB V PENUTUP ........................................................................................... 78

A. Kesimpulan .................................................................................... 78

B. Saran ............................................................................................... 79

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 81

LAMPIRAN

 

Page 11: ANALISIS SEMIOTIK PESAN NON VERBAL MELALUI TEATER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41538/1/RIZKI... · non verbal secara lebih lanjut dalam sebuah pementasan

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Komunikasi merupakan sebuah proses penyampaian pesan dari

komunikator terhadap komunikan. Komunikasi juga sebagai alat manusia

dalam menyampaikan keinginannya, mengungkapkan perasannya,

memberikan informasi, menyampaikan pendapat, ide dan pikirannya baik

verbal maupun non verbal. Dalam penelitian ini akan membahas komunikasi

non verbal secara lebih lanjut dalam sebuah pementasan teater. Komunikasi

non verbal yakni komunikasi tanpa menggunakan suara atau kata-kata

melainkan menggunakan gerak tubuh, sentuhan, isyarat, signal dan lainnya.

Menurut Edward T.Hall komunikasi nonverbal merupakan “bahasa

diam” (silent language) dan “dimensi tersembunyi” (hidden dimention) suatu

budaya. Disebut diam dan tersembunyi, karena pesan – pesan nonverbal

tertanam dalam konteks komunikasi. Selain isyarat situasional dan relasional

dalam transaksi komunikasi, pesan nonverbal memberi isyarat – isyarat

kontekstual. Bersama isyarat verbal dan isyarat kontekstual, pesan nonverbal

membantu menafsirkan seluruh makna pengaaman komunikasi. 1

Kaitannya dengan komunikasi non verbal, dalam Al-Qur’an terdapat

ayat mengenai komunikasi non verbal yang digunakan Rasulullah ketika

berbicara dengan Ibnu Ummi Maktum. Yakni dalam Surat Abasa ayat 1-3 :

1 Deddy Mulyana. Ilmu Komunikasi. (Bandung : PT Remaja Rosdakarya cet 9, 2007), h.

344.

 

Page 12: ANALISIS SEMIOTIK PESAN NON VERBAL MELALUI TEATER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41538/1/RIZKI... · non verbal secara lebih lanjut dalam sebuah pementasan

2

Artinya : Dia (Muhammad bermuka masam dan berpaling (1) Karena

telah datang seorang buta kepadanya (2) Tahukah kamu barangkali ia

ingin membersihkan dirinya (dari dosa) (3)

Menurut riwayat, pada suatu ketika Rasulullah SAW menerima dan

berbicara dengan pemuka-pemuka Quraisy yang beliau harapkan agar mereka

masuk Islam. Pada saat itu datang Ibnu Ummi Maktum, seorang sahabat yang

buta yang mengharapkan agar Raulullah SAW membacakan kepadanya ayat-

ayat Al-Qur’an yang telah diturunkan Allah SWT tetapi Rasulullah SAW

bermuka masam dan memalingkan muka dari Ibnu Ummi Maktum yang buta

itu, lalu Allah menurunkan surat ini sebagai teguran atas sikap Rasulullah

terhadap Ibnu Ummi Maktum.

Pada ayat tersebut, terlihat jelas komunikasi non verbal yang dilakukan

Rasulullah ketika diajak berbicara dengan Ibnu Ummi Maktum yakni bermuka

masam dan memalingkan muka. Arti dari komunikasi non verbal tersebut

yakni, Rasulullah enggan untuk diajak berbicara dengan Ibnu Ummi Maktum

dikarenakan lebih memilih untuk berbincang-bincang dengan pemuka kaum

Quraisy. Dalam komunikasi non verbal, bermuka masam dan juga

memalingkan muka termasuk dalam klasifikasi pesan kinesis, yakni pesan

emblem Affect display yang menggunakan gerakan tubuh atau ekspresi wajah

atau mimik wajah sebagai alat penyampaian pesan non verbalnya.

Komunikasi atau pesan nonverbal juga dapat dilihat dari sebuah

pertunjukan teater, yang dapat dijadikan sebagai media komunikasi. Dalam

pertunjukan teater yang berjudul Bib-Bob terdapat objek-objek dan tindakan-

 

Page 13: ANALISIS SEMIOTIK PESAN NON VERBAL MELALUI TEATER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41538/1/RIZKI... · non verbal secara lebih lanjut dalam sebuah pementasan

3

tindakan yang lebih banyak membangkitkan emosi daripada kata – kata,

karena objek dan tindakan bersifat abstrak dibandingkan kata-kata yang

bersifat verbal. Isyarat-isyarat nonverbal terikat begitu dekat dengan emosi,

sejauh mana mengenai pesan-pesan non verbal bergantung pada bagaimana

empatiknya seseorang.2 Komunikasi non verbal mencakup bagaimana

seseorang mengutarakan kata-kata (misalnya, perubahan nada, volume), fitur-

fitur lingkungan yang mempengaruhi interaksi (misalnya, pakaian, perhiasan,

perabotan), lima pokok kunci menyoroti sifat dan kekuatan komunikasi non

verbal untuk mempengaruhi makna.3

Semiotika adalah suatu ilmu atau metode analisis untuk mengkaji

tanda.4 Dalam bahasa Yunani kuno, kata personae menandai “topeng” yang

dipakai seorang aktor diatas panggung.Kemudian karakter tersebut menjadi

bermakna “karakter pengguna topeng.”Makna ini masih dapat ditemukan

dalam istilah teater,dramatis personae “sekelompok karakter / tokoh” (secara

harfiah berarti “orang-orang dalam drama”).Akhirnya, kata person sampai

pada maknanya yang sekarang, mungkin karena dalam masyarakat barat

terlihat betapa penting teater bagi penggambaran manusia. Inilah alasan

mengapa kita masih mengatakan bahwa orang-orang “memainkan peran

dalam kehidupan”, “berinteraksi”, “melakonkan perasaaanya”, “menampilkan

raut muka (topeng) yang cocok”, dan seterusnya. 5

2 Muhammad Budyatna dan Leila Mona Ganiem, TEORI KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI,

(Jakarta : KENCANA,2011) h. 110-113 3 Julia T. Wood, Komunikasi, Teori dan Praktik (Jakarta : Salemba Humanika 2013) h. 112

4 Alex Sobur, Semiotika Komunikasi (Bandung : PT Remaja Rosdakarya 2013) h. 15

5 Marcel Danesi,Pesan, Tanda dan Makna (Yogyakarta: JALASUTRA 2004) h. 12

 

Page 14: ANALISIS SEMIOTIK PESAN NON VERBAL MELALUI TEATER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41538/1/RIZKI... · non verbal secara lebih lanjut dalam sebuah pementasan

4

Bentuk komunikasi non verbal juga dapat dilihat dalam sebuah karya

seni. Salah satunya adalah Pertunjukkan “Bib Bob” karya W.S Rendra. Bib

Bob merupakan drama mini kata Rendra yang terbilang sukses saat pertama

kalinya dipentaskan pada masa Orde Baru. Kemudian di garap ulang oleh Ken

Zuraidah, istri alm. Rendra di beberapa kota. Pertunjukan yang berlangsung

satu jam dengan dialog 99 persen hanya “Bib Bob” dan “Zzzz” mampu

menyita perhatian ribuan pasang mata yang menyaksikannya. Bib Bob

bercerita tentng perebutan kekuasaan, pendangkalan nilai – nilai kemanusiaan,

pelanggaran Hak Azasi Manusia, dan pemberontakan.

Selain pertunjukan Bib Bob ini menjadi media komunikasi, juga dapat

dijadikan sebagai media dakwah, lebih tepatnya dakwah melalui seni. Karena

didalamnya terdapat banyak pesan dakwah yang disampikan tidak dengan

bahasa verbal. Pesan – pesan tersebut disampaikan melalui bahasa tubuh,

musik, bau - bauan , artistik, dan property yang digunakan para pemain.

Semua elemen tersebut berbicara dan bermakna.

Dakwah berasal dari bahasa Arab yang يدعو-دعا menjadi bentuk masdar

yang berarti Seruan, Ajakan, atau Panggilan. Seruan yang digunakan دعوة

dalam Dakwah bertujuan untuk mengajak seseorang baik dalam melakukan

sesuatu kegiatan atau dalam merubah pola serta kebiasaan hidup. Dari kata

Seruan, Dakwah memiliki banyak arti yang bisa digunakan secara luas tidak

hanya dalam Agama, dimana kata Dakwah sering digunakan namun Seruan

yang diberikan bisa dimaknai dalam hal positif maupun negatif. 6

6 http://www.eurekapendidikan.com/2015/11/pengertian-dakwah-dalam-pandangan-

hukum.html diakses pada tanggal 14 Maret 2017 pukul 15:30

 

Page 15: ANALISIS SEMIOTIK PESAN NON VERBAL MELALUI TEATER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41538/1/RIZKI... · non verbal secara lebih lanjut dalam sebuah pementasan

5

Berdasarkan hasil wawancara bersama Ibu Ken Zuraidah, istri alm.

WS Rendra di Bengkel Teater Cipayung Depok pada bulan November 2016,

berikut gambaran umum Bib – bob menurut Ibu Ken :

“Bib-bob merupakan drama mini kata nya Rendra yang

terbilang sangat sukses dalam pementasannya. Pertunjukkan Bib - Bob

ini adalah alibi Rendra untuk membuktikan bahwa dengan kata bisa

menjadi apapapun. Dan ketika kata - kata tidak lagi bisa berbicara,

maka ada rasa, ada elemen lain, bahasa lain dan orang bisa

berkomunikasi dengan bahasa yang semua orang bisa mengerti

maksud dari pesannya. Yakni segala element panggung bisa berbicara

dalam pertunjukkan Bib - bob W.S Rendra. Hanya dengan kata, bisa

menjadi apa saja, sebuah peristiwa yang memiliki pesan yang sangat

kuat, dan pesan itu disampaikan tidak dengan verbal.”7

Dalam hal ini dapat diartikan bahwa Rendra dengan bib-bob nya itu

tidak hanya mengungkap terjadinya dehumanisasi (penghilangan harkat

manusia) pada masyarakat modern , akan tetapi juga mengungkap sosal

hilangnya hak asasi manusia (HAM) yang disebabkan oleh tindak represif

para penguasa dalam pengertian seluas-luasnya. Dalam hal ini antara lain tari

kecak bali, yang tanpa dialog sanggup mengkomunikasikan berbagai makna

spriritual. Rendra menyimpulkan bahwa selain bahasa lisan dan tulisan ada

juga cara lain yakni bahasa tubuh. Dalam mengungkapkan rasa cinta pada

seseorang misalnya, ternyata bahasa verbal tidak selalu bisa memberikan

jawaban. 8

Berdasarkan latarbelakang diatas, peneliti tertarik untuk meneliti

sekaligus dijadikan sebagai judul skripsi yaitu “Pesan Dakwan Non verbal

Melalui Teater dalam Pertunjukan Bib – Bob Karya W.S Rendra.

7 Wawancara ibu Ken Zuraida di Bengkel Teater Rendra pada tanggal 14 mei 2017

8 https://www.jakartabeat.net/kolom/konten/menafsirkan-bib-bob?lang=id diakses pada 7

Juni 2017 pukul 21:10 WIB

 

Page 16: ANALISIS SEMIOTIK PESAN NON VERBAL MELALUI TEATER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41538/1/RIZKI... · non verbal secara lebih lanjut dalam sebuah pementasan

6

B. Batasan dan Rumusan masalah

1. Batasan Masalah

Agar penelitian ini tidak melebar, maka diperlukan adanya batasan

masalah. Fokusnya ada pada cara mengupas makna (pesan dakwah

nonverbal) dibalik simbol-simbol yang disampaikan oleh para pemain dan

elemen teater yang mendukung selama pertunjukkan Bib – Bob.

2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latarbelakang di atas, maka rumusan masalah dalam

penelitian ini adalah :

a. Bagaimana menganalisis pesan dakwah nonverbal dalam pertunjukan

Bib Bob dengan menggunakan Semiotika Roland Barthes?

b. Bagaimana makna konotasi, denotasi dan mitos dalam pertunjukan Bib

Bob?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitin ini adalah untuk mengetahui pesan dakwah

nonverbal dalam pertunjukan Bib Bob berdasarkan analisis Semiotika

Roland Barthes, dan mengetahui makna konotasi, denotasi serta mitos

dalam pertunjukkan Bib-Bob

2. Manfaat Penelitian

a. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu referensi

tambahan, dalam memahami pesan non verbal melalui teater dalam

 

Page 17: ANALISIS SEMIOTIK PESAN NON VERBAL MELALUI TEATER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41538/1/RIZKI... · non verbal secara lebih lanjut dalam sebuah pementasan

7

symbol-simbol dengan metode Semiotik.Penelitian ini juga diharapkan

dapat dapat bermanfaat untuk menambah wawasan dan pengetahuan

dalam penelitian mengenai kajian semiotika.Khususnya semiotik

dalam menyampaikan sebuah pesan nonverbal melalui seni khususnya

teater.

b. Manfaat Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat membuka pemikiran baru

khususnya bagi khalayak bahwa komunikasi nonverbal dalam sebuah

pertunjukkan teater juga dapat menyampaikan berbagai jenis pesan

melalui gerak, ekspresi wajah, dan symbol-simbol lain yang ada

didalam ruang, serta dapat membuka pemikiran para penonton untuk

memaknai setiap pertunjukkan tidak hanya secara verbal.

D. Metodologi Penelitian

1. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif

kualitatif, dimana hasil temuan akan dideskripsikan kemudian ditinjau

kembali untuk dianalisis dari hasil pengamatan dan penelusuran pustaka.

Metode deskriptif kualitatif adalah proses pencarian data untuk memahami

masalah sosial yang didasari pada penelitian menyeluruh.

Peneliti menggunakan metode deskriptif kualitatif untuk memperoleh

hasil akhir dalam penelitian, yaitu dengan cara menggambarkan ke dalam

bentuk kalimat disertai kutipan-kutipan data dan menganalisis data yang

 

Page 18: ANALISIS SEMIOTIK PESAN NON VERBAL MELALUI TEATER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41538/1/RIZKI... · non verbal secara lebih lanjut dalam sebuah pementasan

8

diperoleh dari observasi, wawancara, dan dari kumpulan dokumen yang

didapat.

2. Subjek dan Objek Penelitian

Yang menjadi subjek utama dalam penelitian ini adalah pesan

nonverbal melalui teater sedangkan objek penelitian ini adalah

pertunjukkan Bib-bob karya W.S Rendra.

3. Jenis penelitian

Peneliti menggunakan jenis penelitian kualitatif dengan analisis

semiotik.Teknik analisis yang digunakan adalah merujuk pada teori

Roland Barthes yang memiliki konsep tentang konotasi, denotasi, dan

mitos penelitiannya.Secara teknik analisis mencakup upaya-upaya

memaknai lambang-lambang yang dipakai dalam komunikasi.

4. Paradigma Penelitian

Peneliti menggunakan paradigma konstruktivisme, hal ini menganggap

bahwa realitas dianggap sebagai hasil konstruksi berpikir dari kemampuan

seseorang. Pengamatan merupakan hasil pengamatan indra peneliti

terhadap apa yang diteliti.9

5. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang dilakukan yakni melalui tahapan

sebagai berikut :

a. Observasi

Observasi dilakukan agar peneliti mendapatkan data yang

dibutuhkan yang selanjutnya mengolah data sesuai dengan tahapan

9 Imam Gunawan, Metode Penelitian Kualitatif: Teori dan Praktik, (Jakarta: PT. Bumi

Aksara, 2013), h. 49-50

 

Page 19: ANALISIS SEMIOTIK PESAN NON VERBAL MELALUI TEATER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41538/1/RIZKI... · non verbal secara lebih lanjut dalam sebuah pementasan

9

penelitian, yakni dalam hal pengumpulan dokumentasi

pementasaan yang dijadikan subjek dan objek penelitian.

b. Wawancara

Penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data

dengan cara melakukan kegiatan wawancara tatap muka mendalam

untuk mengumpulkan informasi dari informan. Peneliti

menggunakan teknik wawancara yakni percakapan yang dilakukan

dua pihak atau lebih dimana peneliti mengajukan pertanyaan

kepada narasumber.10

c. Dokumentasi

Dalam hal ini dokumentasi berfungsi sebagai media untuk

memperkuat atau melengkapi data-data yang diperoleh selama

penelitian.Dokumentasi ini dapat berupa gambar atau rekaman atau

video.

d. Literature

Yaitu menggunakan berbagai sumber informasi yang

membahas mengenai analisis semiotik pesan dakwah non verbal

melalui teater dalam pertunjukan Bib-Bob karya W.S Rendra.

6. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan untuk mencari makna

pesan dakwah nonverbal menggunakan analisis Semiotika Roland

10

Lexy.J. Meleong, Metodologi Penelitian Kualoitatif, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,

2007),h.186

 

Page 20: ANALISIS SEMIOTIK PESAN NON VERBAL MELALUI TEATER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41538/1/RIZKI... · non verbal secara lebih lanjut dalam sebuah pementasan

10

Barthes.dengan cara menonton video pementasan tersebut , mengamati

secara menyeluruh dari semua adegan dalam pertunjukan.

7. Tinjauan Pustaka

Untuk menghidari penelitian dengan objek yang sama, maka

diperlukan kajian terdahulu. Berdasarkan pengamatan dan kajian yang

telah dilakukan terhadap beberapa sumber kepustakaan terkait dengan

permasalahan yang dibahas dalam penulisan ini, maka peneliti

menemukan penelitian yang memiliki kesamaan dan perbedaan dengan

penelitian yang dilakukan. Berikut penelitian terdahulu yang menjadi

bahan rujukan bagi peneliti yakni :

Skripsi dari Niken Kusumaningsih Universitas Islam Negeri

Sunan Kalijaga Yogyakarta Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora

dengan judul skripsi “ Pesan Komunikasi Non Verbal dalam

Sebuah Pementasan Teater” yang membahas tentang Bagaimana

Pesan Komunikasi Non verbal Anggota Deaf Art Community Dalam

Sebuah Pementasan Teater. Persamaan dari penelitian ini adalah

sama-sama mencari pesan non verbal dalam pertunjukan teater, namun

peneliti lebih kepada pesan dakwah nonverbal nya, sama-sama

menggunakan metode kualitatif.

Namun perbedaannya penulis menggunakan teori semiotika

Roland Barthes sedangkan Skripsi Niken Kusumaningsih

menggunakan teori prngartian secara semantik, dalam penelitiannya

 

Page 21: ANALISIS SEMIOTIK PESAN NON VERBAL MELALUI TEATER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41538/1/RIZKI... · non verbal secara lebih lanjut dalam sebuah pementasan

11

penulis lebih fokus untuk mengetahui makna denotasi, konotasi, dan

mitos dalam pertunjukan Bib-Bob. Sedangkan skripsi yang ditulis oleh

Niken Kusumaningsih lebih kepada klasifikasi perilaku non verbal

kinesisnya.

Sejauh ini belum ada penelitian di Universitas Islam Negeri

(UIN) Jakarta yang membahas mengenai pesan dakwah non verbal

dalam teater.

E. Sistematika Penulisan

Pada penelitian ini, peneliti akan membahas lima bab dan masing -

masing bab terdiri dari :

BAB I PENDAHULUAN.Pada bab ini, penulis menjelaskan latar

belakang masalah dari topik yang penulis ambil. Pada bab ini penulis juga

membatasi permasalahan agar tidak melebar kemana-mana dan terfokus,

setelah itu di jelaskan pula apa rumusan masalahnya, dijelaskan apa subjek

dan objek penelitiannya dan menuliskan metodelogi apa yang digunakan

lengkap dengan penjelasan serta alasannya, lalu penulis juga menuliskan

tujuan dari dilakukannya penelitian ini serta apa manfaatnya, tidak lupa

penulis menuliskan tinjauan pustaka yang di lakukan dan yang terakhir

menuliskan sistematika penulisan agar lebih sistematis dan sebagai gambaran

dari isi skripsi ini .

 

Page 22: ANALISIS SEMIOTIK PESAN NON VERBAL MELALUI TEATER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41538/1/RIZKI... · non verbal secara lebih lanjut dalam sebuah pementasan

12

BAB II KAJIAN TEORI. Dalam bab ini penulis menguraikan tentang

pengertian semiotika, teori roland barthes, pengertian komunikasi non verbal,

pengertian dakwah, dan pengertian teater.

BAB III GAMBARAN UMUM Bab ini menjelaskan tentang

pertunjukan Bib-bob, profil dan biografi sutradara.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada Bab ini

fokus pada hasil analisis semiotik Roland Barthtes “Pesan Dakwah Non

Verbal Melalui Teater dalam Pertunjukkan Bib-bob karya W.S Rendra.

BAB V PENUTUP. Pada bab penutup ini, penulis akan menuliskan

tentang kesimpulan dari apa yang telah di dapatkan, dan memberikan saran.

DAFTAR PUSTAKA

Penguraian sumber buku-buku, jurnal atau artikel-artikel yang digunakan

dalam penulisan baik itu online ataupun tidak.

 

Page 23: ANALISIS SEMIOTIK PESAN NON VERBAL MELALUI TEATER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41538/1/RIZKI... · non verbal secara lebih lanjut dalam sebuah pementasan

13

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Tinjauan Mengenai Semiotika

1. Pengertian semiotika

Secara etimologis, istilah semiotika berasal dari kata Yunani

Semion yang berarti tanda. Tanda itu sendiri didefinisikan sebagai sesuatu

yang atas dasar konvensi sosial yang terbangun sebelumnya dapat

dianggap mewakili sesuatu lain. Tanda pada awalnya dimaknai sebagai

sesuatu hal yang menunjuk pada adanya hal lain.1

tanda dianggap dapat mengidentifikasi sesuatu yang sedang dan

akan terjadi. Melalui simbol-simbol yang digunakan. Untuk dapat

mempermudah membaca tafsir atau makna dari tanda-tanda yang ada,

maka tanda erat kaitannya dengan penanda.

Umberto Eco menjelaskan bahwa “tanda dapat dipergunakan untuk

menyatakan kebenaran, sekaligus juga kebohongan. Semiotika pada

dasarnya adalah disiplin ilmu yang mengkaji segala sesuatu yang dapat

digunakan untuk mendustai, mengelabui, atau mengecoh”.2

Berdasarkan pengertian Umberto Eco tersebut, yang dimaksud

tanda dapat mengelabui, mengecoh atau bahkan dapat menyatakan suatu

kebenaran adalah bagian dari bagaimana penonton menafsirkan tanda

tersebut. Karena hal – hal yang berhubungan dengan tanda dapat

menimbulkan banyak tafsir.

1 Indiawan Seto Wahyu Wibowo. Semiotika Komunikasi (Aplikasi Praktis Bagi Penelitian

dan Skripsi Komunikasi), (Jakarta : Mitra Wacana Media, 2013), h. 7 2 Alex Sobur. Semiotika Komunikasi. (Bandung : Remaja Rosdarya,2009), h. 17

 

Page 24: ANALISIS SEMIOTIK PESAN NON VERBAL MELALUI TEATER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41538/1/RIZKI... · non verbal secara lebih lanjut dalam sebuah pementasan

14

Definisi semiotika menurut Alex Sobur adalah “Suatu ilmu atau

metode analisa untuk mengkaji tanda. Tanda – tanda adalah perangkat

yang kita pakai dalam upaya berusaha mencari jalan di dunia ini, di tengah

– tengah manusia dan bersama – sama manusia. Semiotika hendak

mempelajari bagaimana kemanusiaan (Humanity) dalam memakai hal –

hal (Things). Memaknai berarti bahwa objek – objek tidak hanya

membawa informasi, dalam hal mana objek – objek itu hendak

berkomunikasi, tetapi juga mengkonstitusi sistem terstruktur tanda.3

Maksudnya adalah tentang seberapa penting peran tanda di dunia

ini bagi manusia. Dalam hal ini tanda berperan sebagai perangkat yang di

gunakan manusia dalam mencari dan mempelajari suatu objek, baik dari

sifat dan sikap serta karakter manusia lainnya dengan tanda – tanda yang

ada di dalamnya, kemudian dapat memaknai bahwa objek – objek tersebut

tidak hanya sekedar memberikan informasi, tetapi objek – objek tersebut

juga hendak berinteraksi dan berkomunikasi.

Marcel Danesi dalam buku nya mengutip pernyataan Roland

Barthes yang menyatakan mengenai kekuatan penggunaan semiotika

sebagai berikut : “Roland Barthes menggambarkan kekuatan penggunaan

semiotika untuk membongkar struktur makna yang tersembunyi dalam

tontonan, pertunjukan sehari – sehari , dan konsep – konsep umum.4

Semiotika yang dikemukakan oleh Roland Barthes sangat erat

kaitanya antara tanda, penanda dan petanda baik dalam sehari – hari

3 Alex Sobur. Semiotika Komunikasi. (Bandung : Remaja Rosdarya,2009) h. 15

4 Marcel Danesi. Pesan, Tanda, dan Makna.(Buku Teks Dasar Mengenai Semiotika dan

Teori Komunikasi), (Yogyakarta : Jalasutra, 2012), h. 12

 

Page 25: ANALISIS SEMIOTIK PESAN NON VERBAL MELALUI TEATER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41538/1/RIZKI... · non verbal secara lebih lanjut dalam sebuah pementasan

15

terutama dalam sebuah pertunjukan. Untuk membongkar makna apa yang

tersirat dalam sebuah tontonan, pertunjukan maupun dalam keseharian.

Karena dalam sebuah pertunjukan banyak sekali tanda – tanda yang bisa di

kaji baik secara verbal maupun secara non verbal.

Tanda dan kode tubuh yang mengatur perilaku nonverbal

dihasilkan oleh persepsi atas tubuh sebagai sesuatu yang lebih dari sekedar

zat fisik. Kedipan mata, isyarat tangan, ekspresi wajah, postur, dan

tindakan badaniyah lainnya mengomunikasikan sesuatu yang relevan

dengan budaya dalam situasi – situasi sosial tertentu.5 Artinya, bahasa

tubuh mampu menyampaikan gagasan, atau pesan secara tersirat dan

mampu menimbulkan berbagai macam perserpsi bagi penerima pesan itu

sendiri. Karena semiotika erat kaitanya dengan simbol, sehingga kaya akan

makna.

Pembentukan tanda membangkitkan semiotika yang tak terbatas,

selama suatu penafsir (gagasan) yang membaca tanda sebagai “tanda” bagi

yang lain ( yaitu sebagai wakil dari suatu makna atau petanda ) bisa

ditangkap oleh penafsir lainnya. Penafsir ini adalah unsur yang harus ada

untuk mengaitkan tanda dengan objeknya (induksi, deduksi, dan

penangkapan [hipotesis] untuk membentuk tiga jenis penafsir yang

penting). Agar bisa ada sebagai suatu tanda, maka tanda tersebut harus

ditafsirkan.6

5 Marcel Danesi. Pesan, Tanda, dan Makna.(Buku Teks Dasar Mengenai Semiotika dan

Teori Komunikasi), h. 54 6 Marcel Danesi. Pesan, Tanda, dan Makna, h. 40 – 41.

 

Page 26: ANALISIS SEMIOTIK PESAN NON VERBAL MELALUI TEATER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41538/1/RIZKI... · non verbal secara lebih lanjut dalam sebuah pementasan

16

Pada dasarnya, semiosis dapat dipandang sebagai suatu proses

tanda yang dapat diberikan dalam istilah semiotika sebagai suatu

hubungan antara lima istilah:

S adalah untuk semiotic relation (hubungan semiotic); s untuk sign (tanda);

i untuk interpretet (penafsir ); e untuk effect atau pengaruh (misalnya,

suatu disposisi dalam i akan bereaksi dengan cara tertentu terhadap r pada

kondisi – kondisi tertentu c karena s ); r untuk refrence (rujukan); dan c

untuk context (konteks) atau conditions (kondisi). Semiotika berusaha

menjelaskan jalinan tanda atau ilmu tentang tanda; secara sistematik

menjelaskan esensi, ciri – ciri, dan bentuk suatu tanda, serta proses

signifikasi yang menyertainya.7

Berdasarkan rumus semiotik diatas, dapat disimpulkan bahwa semiotik

sangat berhubungan dengan tanda, tanda tersebut kemudian menimbulkan

banyak tafsir bagi si penerima pesan, lalu tafsir yang bersumber dari

penonton itu memberikan efek atau pengaruh terhadap pesan yang

sebenarnya ingin disampaikan. Apakah memiliki kesamaan makna dengan

pesan yang sebenarnya atau tidak.

Menurut Berger Semiotika menaruh perhatian pada apapun yang dapat

dinyatakan sebagai tanda. Sebuah tanda adalah semua hal yang dapat

diambil sebagai penanda yang mempunyai arti penting untuk

menggantikan sesuatu yang lain. Sesuatu yang lain tersebut tidak perlu

7 Marcel Danesi. Pesan, Tanda, dan Makna, h. 18.

S (s, i, e, r, c )

 

Page 27: ANALISIS SEMIOTIK PESAN NON VERBAL MELALUI TEATER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41538/1/RIZKI... · non verbal secara lebih lanjut dalam sebuah pementasan

17

harus ada, atau tanda itu secara nyata ada disuatu tempat pada suatu waktu

tertentu. Dengan begitu semiotika pada prinsipnya adalah sebuah disiplin

yang mempelajari apapun yang bisa digunakan untuk menyatakan suatu

kebohongan. Jika sesuatu tersebut tidak dapat digunakan untuk

mengatakan suatu kebohongan, sebaliknya, tidak bisa digunakan untuk

mengatakan kebenaran.8

2. Semiotika Roland Barthes

a. Pengertian

Roland Barthes pada tahun 1915 – 1980 adalah seorang ahli

semiotika Perancis yang membongkar struktur makna yang tersembunyi

dalam tontonan, pertunjukan sehari –hari, dan konsep umum.9 Roland

Barthes lahir tahun 1915 dari keluarga kelas menengah Protestan di

Cherbourg dan dibesarkan di Bayonne, kota kecil dekat pantai Atlantik

di sebelah barat daya Perancis. Ia dikenal sebagai salah seorang pemikir

srukturalis yang antusias dengan model linguistik dan semiology

Saussarean.10

Salah satu wilayah penting yang dirambah Barthes dalam

studinya tentang tanda adalah pesan pembaca (the reader). Konotasi,

walaupun merupakan sifat asli tanda, membutuhkan keaktifan pembaca

agar dapat berfungsi. Barthes secara lugas mengulas apa yang sering

disebutnya sebagai sistem pemaknaan tataran ke-dua, yang dibangun

diatas sistem lain yang telah ada sebelumnya. Sistem ke-dua ini oleh

8 Marcel Danesi. Pesan, Tanda, dan Makna, h. 17-18

9 Marcel Danesi, Pesan, Tanda dan Makna, h.12

10 Alex Sobur, Semiotika Komunikasi. (Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2006), cet ke 3,

h. 63.

 

Page 28: ANALISIS SEMIOTIK PESAN NON VERBAL MELALUI TEATER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41538/1/RIZKI... · non verbal secara lebih lanjut dalam sebuah pementasan

18

Barthes disebut dengan konotatif , yang dalam buku Mythologies-nya

secara tegas membedakan dari denotative atau sistem pemaknaan

tataran pertama. 11

Barthes mengembangkan semiotika menjadi dua tingkatan, yaitu

tingkat denotasi dan konotasi. Kata konotasi berasal dari bahasa latin

connotare, “menjadi makna” dan mengaruh pada tanda – tanda kultural

yang terpisah atau berbeda dengan kata dan bentuk – bentuk konotasi

dari komunikasi. Kata melibatkan symbol – symbol , historis dan hal –

hal yang berhubungan dengan emosional. Barthes juga memiliki aspek

lain dari penandaan yaitu mito yang menandai suatu mayarakat. Mitos

menurut Barthes terletak pada tingkat kedua penandaan, jadi setelah

terbentuk sistem sign – signifer – signified, tanda termksud akan

menjadi penanda baru yang kemudian memiliki petanda kedua dan

membentuk tanda baru. Jadi, ketika satu tanda yang memiliki makna

konotasi kemudian berkembang menjadi makna denotasi, maka makna

konotasi kemudian berkembang menjadi makna denotasi, maka makna

denotasi tersebut akan menjadi mitos.12

Barthes menjelaskan bahwa signifikasi tahap pertama merupakan

hubungan antara signifier (ekspresi) dan signified (content) di dalam

sebuah tanda terhadap realitas eksternal. Itu lah yang di sebut Barthes

sebagai denotasi yaitu makna paling nyata dari tanda (sign).

11

Alex Sobur. Semiotika Komunikasi, (Bandung ; PT Remaja Rosdakarya 2013), h. 68. 12

Indah Nurjanah, Skripsi Analisis Semiotik Makna Kesalehan Sosial Tokoh Zainudin

dalam Film Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck. (Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam, Fakultas

Dakwah dan Ilmu Komunikasi). H.23.

 

Page 29: ANALISIS SEMIOTIK PESAN NON VERBAL MELALUI TEATER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41538/1/RIZKI... · non verbal secara lebih lanjut dalam sebuah pementasan

19

b. Denotasi, Konotasi, dan Mitos

1) Denotasi

Barthes menjelaskan bahwa signifikasi tahap pertama

merupakan hubungan antara signifier (ekspresi) dan signified

(content) di dalam sebuah tanda terhadap realitas eksternal. Itu lah

yang di sebut Barthes sebagai denotasi yaitu makna paling nyata

dari tanda (sign). Dengan kata lain, denotasi adalah apa yang

digambarkan tanda terhadap sebuah objek.13

Denotasi yaitu tingkat pertandaan yang menjelaskan

hubungan antara penanda dan petanda, atau antara tnda dan

rujukannya pada realitas yang menghasilkan makna yang eksplisit,

langsung dan pasti. Makna denotasi dalam hal ini adalah makna

pada apa yang tampak. 14

Dapat diartikan bahawa denotasi merupakan makna pertama

atau makna sesungguhnya dari apa yang kit abaca atau kita lihat.

Dimana tidak ada unsur atau makna lain atau makna tersembunyi

yang terkandung di dalamnya.

2) Konotasi

Konotasi adalah istilah yang digunakan Barthes untuk

menunjukkan signifikasi tahap kedua. Hal ini menggambarkan

interaksi yang terjadi ketika tanda bertemu dengan perasaan atau

13

Indiawan Seto Wahyu Wibowo. Semiotika Komunikasi (Aplikasi Praktis Bagi Penelitian

dan Skripsi Komunikasi), (Jakarta : Mitra Wacana Media, 2013) h. 21 14

Yasraf Amir Piliang, Hipersemiotika: Tafsir Cultural Studies Atas Matinya Makna,

(Yogyakarta: Jalasutra, 2003), h. 261.

 

Page 30: ANALISIS SEMIOTIK PESAN NON VERBAL MELALUI TEATER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41538/1/RIZKI... · non verbal secara lebih lanjut dalam sebuah pementasan

20

emosi dari pembaca serta nilai-nilai dari kebudayaannya. Dengan

kata lain, konotasi adalah bagaimana cara menggmbarkannya.15

Konotasi adalah tingkat pertandaan yang menjelaskan

hubungan antara penana dan petanda, yang di dalamnya beroperasi

makna yang tidak berbelit-belit, tidak langsung, dan tidak dalam

arti terbuka dalam berbagai kemungkinan. Konotasi menciptakan

makna-makna lapis dua yang terbentuk ketika penanda dikaitkan

dengn berbagai aspek psikologis, seperti perasaan, emosi atau

keyakinan. 16

Konotasi merupakan makna yang bukan makna sebenarnya

dari apa yang seseorang baca ataupun lihat. Makna konotasi

merupakan gambaran makna kedua atau makna tambahan dari

makna denotasi ketika suatu tanda bertemu dengan perasaan atau

emosi.

3) Mitos

Pada signifikasi tahap kedua yang berhubungan dengan isi,

tanda berkerja melalui mitos (myth) mitos adalah bagaimana

kebudayaan menjelaskan atau memahami beberapa aspek tentang

realitas atau gejala alam. Mitos merupakan produk kelas social

yang sudah mempunyai suatu dominasi. Mitos primitive, misalnya

mengenai hidup dan mati, manusia dan dewa, sedangkan mitos

15

Indiawan Seto Wahyu Wibowo. Semiotika Komunikasi, h. 21. 16

Yasraf Amir Piliang, Hipersemiotika: Tafsir Cultural Studies Atas Matinya Makna,h.261.

 

Page 31: ANALISIS SEMIOTIK PESAN NON VERBAL MELALUI TEATER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41538/1/RIZKI... · non verbal secara lebih lanjut dalam sebuah pementasan

21

masa kini misalnya mengenai feminimitas, maskulinitas, ilmu

pengetahuan dan ilmu kesuksesan. 17

Studi mitos bukan saja terkonsentrasi pada pengeksposan

posisi ideologis tetapi analisis bagaimana pesan dikonstitusikan.

Mitos mnurut Barthes adalah suatu “system komunikasi suatu

pesan”. 18

Mitos adalah unsur penting yang dapat mengubah seuatu

yang kultural atau historis menjadi alamiah dan mudah dimengerti.

Mitos bermula dari konotasi yang telah menetap di masyarakat.

Sehingga pesan yang di dapat dari mitos tersebut sudah tidak lagi

dipertanyakan oleh masyarakat.

Menurut Budiman “Di dalam mitos juga terdapat pola tiga

dimensi penanda, petanda, dan tanda, namun sebagai suatu sistem

yang unik, mitos dibangun oleh suatu rantai pemaknaan yang telah

ada sebelumnya, atau dengan kata lain, mitos adalah juga suatu

sistem pemaknaan tataran ke-dua. Di dalam mitos juga petanda

dapat memilki beberapa penanda.19

17

Indiawan Seto Wahyu Wibowo. Semiotika Komunikasi, h. 22 18

Roland Barthes, Mythologies Selected and Translated from the French by Annette

Lavers, (New York: Noondy Press, 1972), h. 107. 19

Alex Sobur. Semiotika Komunikasi, h.71

 

Page 32: ANALISIS SEMIOTIK PESAN NON VERBAL MELALUI TEATER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41538/1/RIZKI... · non verbal secara lebih lanjut dalam sebuah pementasan

22

B. Tinjauan Umum Komunikasi Nonverbal

1. Pengertian Komunikasi Non Verbal

Pesan nonverbal adalah semua isyarat yang bukan kata-kata.

Menurut Larry A. Samovar dan Richard E. Porter, komunikasi nonverbal

mencakup semua rangsangan (kecuali rangsangan verbal) dalam suatu

setting komunikasi, yang dihasilkan oleh individu dan penggunaan

lingkungan oleh individu, yang mempunyai nilai pesan potensial bagi

pengirim atau penerima.20

Komunikasi nonverbal menurut Hudjana sebagai penciptaan dan

pertukaran pesan dengan tidak menggunakan kata – kata seperti

komunikasi yang menggunakan gerakan tubuh, sikap, kontak mata,

ekspresi muka, kedekatan jarak, dan sentuhan.21

S. Djuarsa Sendjaja dalam buku karangan HJ. Roudhonah Ilmu

Komunikasi mengenai Komunikasi non verbal (Non Verbal

Communication), yaitu “Non” berarti tidak, Verbal bermakna kata-kata

(words), sehingga komunikasi non verbal dimaknai sebagai komunikasi

tanpa kata-kata. Sedangkan menurut Onong Effendy, komunikasi non

verbal adalah komunikasi dengan menggunakan gejala yang menyangkut:

gerak-gerik (gestures), sikap (postures), ekspresi wajah (facial

expressions), pakaian yang berifat simbolik, isyarat dan lain gejala yang

sama, yang tidak menggunakan bahasa lisan dan tulisan.22

20

Deddy Mulyana, Ilmu Komunikasi (Bandung : PT Remaja Rosdakarya 2007), h. 343. 21

www.kajianpustaka.com diakses pada 12 Agustus 2017 pukul 14:00 WIB 22

Roudhonah, Ilmu Komunikasi. (Jakarta : Atma Kencana Publishing 2013) h. 101.

 

Page 33: ANALISIS SEMIOTIK PESAN NON VERBAL MELALUI TEATER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41538/1/RIZKI... · non verbal secara lebih lanjut dalam sebuah pementasan

23

Komunikasi non verbal adalah komunikasi paling jujur karena

menggunakan gerak isyarat, bahasa tubuh, ekspresi wajah, dan kontak

mata. Juga sangat bermain dengan “rasa”. Di dukung lagi dengan

penggunaan objek atau simbol-simbol yang dapat membantu proses

penyampaian makna dari pesan yang ingin di sampaikan.

2. Jenis-jenis Komunikasi Non Verbal

Komunikasi non verbal dalam kehidupan manusia sangat dibutuhkan

sesuai dengan situasi dan kondisi. Jenis-jenis non verbal pun dapat

diklasifikasikan sebagai berikut :

a. Pesan Proksemik. Proxemics,

Yang diciptakan oleh Edward T.Hall yaitu penggunaan komunikasi

non verbal melalui pengaturan jarak dan ruang, yang dipergunakan

ketika berhubungan dengan orang lain.

b. Pesan Artifaktual

Yaitu pesan Artifaktual yang diungkapkan melalui penampilan tubuh

(fisik), pakaian, dan kosmetik. Setiap orang memiliki prsepsi

mengenai penampilan fisik seseorang baik itu busananya

(model,kwalitas bahan, warna) dan juga aksesoris yang dipakainya.

c. Pesan Paralinguistik,

Pesan paralinguistik (para bahasa atau vocalika/vocalics), yaitu pesan

non verbal yang berhubungan dengan cara mengucpkan pesan verbal,

karena kecepatan berbicara, nada tinggi atau rendah, intensitas suara,

intonasi, siulan, tawa, tangisan, erangan, gumaman, desahan dan lain

 

Page 34: ANALISIS SEMIOTIK PESAN NON VERBAL MELALUI TEATER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41538/1/RIZKI... · non verbal secara lebih lanjut dalam sebuah pementasan

24

sebagainya. Setiap karakteristik suara ini mengkomunikasikan emosi

dan pikiran seseorang.

d. Pesan Sentuhan (Haptics)

Pesan sentuhan, yaitu pesan non verbal melalui sentuhan, ini melalui

sensitifitas kulit. Seperti hal nya orang yang sedang marah, maka ia

akan mencubit dengan geram, lain halnya orang yang sedang jatuh

cinta maka cubitannya pun akan beda.

e. Pesan Kinestik,

Pesan Kinestik adalah pesan dengan menggunakan gerakan tubuh,

yang terdiri dari tiga komponen utama, yaitu;

1) pesan fasial (air muka)

Seperti pandangan mata. Banyak orang yang menganggap perilaku

non verbal yang paling banyak “berbicara” adalah ekspresi wajah,

khususnya mata. Meskipun mulut tidak berkata-kata.

2) Pesan Gestural

Pesan Gestural (gerakan bagian tubuh), seperti menggunakan

gerakan tangan, dan gerakan kepala.

3) pesan Postural (gerakan semua bagian tubuh) sebagai contoh air

muka seseorang menyampaikan pesan dengan makna tertentu,

penelitian mengungkapkan 10 kelompok makna: kebahagiaan,

rasa takut, kebencian, rasa terkejut, marah, kesedihan,

pengecaman, minat, ketakjuban, dan tekad.23

23

Roudhonah, Ilmu Komunikasi. h. 107-109.

 

Page 35: ANALISIS SEMIOTIK PESAN NON VERBAL MELALUI TEATER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41538/1/RIZKI... · non verbal secara lebih lanjut dalam sebuah pementasan

25

Jenis komunikasi non verbal dapat menyampaikan berbagai

macam pesan, dari pesan-pesan yang sudah dijelaskan seperti

pesan fasial, pesan gestural, dan pesan postural dapat ditemukan di

dalam pertunjukkan Bib-bob.

3. Fungsi Komunikasi Nonverbal

Menurut Em Griffin. A Frist Look at Communication Theory. New

York: McGraw-hill, 1991, halaman 57. Yang menjelaskan mengenai

fungsi pesan nonverbal. dilihat dari fungsinya sebagai perilaku nonverbal

mempunyai beberapa fungsi. Paul Ekman menyebutkan lima fungsi pesan

nonverbal, seperti yang dapat dilukiskan dengan perilaku mata, yakni

sebagai :

Emblem. Gerakan mata tertentu merupakan simbol yang memiliki

kesetaraan dengan simbol verbal. Kedipan mata dapat mengatakan, “Saya

tidak sungguh – sungguh”. Ilustrator. Jika pandangan wajah ke bawah

dapat menunjukan depresi atau kesedihan. Regulator. Kontak mata berarti

saluran percakapan terbuka. Memalingkan muka menandakan

ketidaksediaan berkomunikasi. Penyesuai. Kedipan mata yang cepat

meningkat ketika orang berada dalam tekanan. Itu merupakan upaya tubuh

untuk mengurangi kecemasan. Affect display. Pembesaran manik mata

(pupil dilation) menunjukan peningkatan emosi,. Isyarat awajah lainnya

menunjukkan perasaan takut, terkejut, atau senang.24

24

Deddy Mulyana. Ilmu Komunikasi. (Bandung : PT Remaja Rosdakarya 2007) cet. Ke 9,

h. 349 – 350.

 

Page 36: ANALISIS SEMIOTIK PESAN NON VERBAL MELALUI TEATER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41538/1/RIZKI... · non verbal secara lebih lanjut dalam sebuah pementasan

26

Dalam hubungannya dengan perilaku verbal, perilaku nonverbal

mempunyai fungsi – fungsi sebagai berikut :

Perilaku nonverbal dapat mengulangi perilaku verbal, misalnya

menganggukkan kepala ketika mengatakan “Ya” atau menggelengkan

kepala ketika mengatakan “Tidak,” atau menunjukkan arah (dengan

telunjuk) kemana seseorang harus pergi untuk menemukan toilet.

Memperteguh, menekankan atau melengkapi perilaku verbal.

Misalnya melambaikan tangan seraya mengucapkan “Selamat Jalan”

“Sampai Jumpa Lagi, ya” atau “Bye – bye”, atau menggunakan gerakan

tangan, nada suara yang meninggi, atau suara yang lambat ketika anda

berpidato dihadapan khalayak. Isyarat nonverbal demikian itulah yang

disebu Affect display. 25

Perilaku nonverbal dapat menggantikan perilaku verbal menjadi

berdiri sendiri. Misalnya, menggoyangkan tangan dengan telapak tangan

mengarah ke depan (sebagai pengganti kata “tidak”) Isyarat nonverbal

yang menggntikan kata atau frase ini lah yang disebut emblem .

Perilaku nonverbal dapat membantah atau bertentangan dengan

perilaku verbal. Misalnya, seorang suami mengatakan, “bagus! Bagus!”

ketika dimintai komentar oleh istrinya mengenai gaun yang baru dibelinya,

seraya terus membaca surat kabar atau menonton televisi atau seorang

dosen melihat jam tangan dua – tiga kali, padahal tadi mengatakan bahwa

dosen itu mempunyai waktu untuk berbicara dengan mahasiswanya.

25

James G. Robbins. Komunikasi yang Efektif. h.350.

 

Page 37: ANALISIS SEMIOTIK PESAN NON VERBAL MELALUI TEATER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41538/1/RIZKI... · non verbal secara lebih lanjut dalam sebuah pementasan

27

Jika terdapat pertentangan antara pesan verbal dan pesan

nonverbal, biasanya lebih mempercayai pesan nonverbal, yang

menunjukkan pesan sebenarnya, karena pesan nonverbal lebih sulit

dikendalikan daripada pesan verbal. Seseorang dapat mengendalikan

sedikit perilaku nonverbal, namun kebanyakan perilaku nonverbal diluar

kesadaran. Seseorang dapat memutuskan dengan siapa dan kapan bisa

berbicara serta menentukan topik – topik apa yang akan dibicarakan, tetapi

sulit bagi seseorang untuk mengendalikan ekspresi wajah senang, malu,

ngambek, cuek.

C. Tinjauan Umum Teater

1. Pengertian teater

Teater berasal dari kata teatron (Bahasa Yunani), artinya tempat

melihat. (Romawi, auditorium; tempat mendengar). Atau area yang tinggi

tempat meletakkan sesajian untuk para dewa. Amphiteater di Yunani

adalah sebuah tempat pertunjukkan.

Teater juga diartikan mencakup gedung, pekerja (pemain dan kru

panggung), sekaligus kegiatannya (isi pentas peristiwanya). Sementara itu ada

juga yang mengartikan teater sebagai semua jenis dan bentuk tontonan (seni

tradisional, rakyat, kontemporer), baik di panggung tertutup maupun panggung

terbuka. Jika peristiwa tontonan mencakup “Tiga Kekuatan” (pekerja-tempat-

penikmat), atau ada “Tiga Unsur” (bersama-saat-tempat) maka peristiwa itu

adalah teater.

 

Page 38: ANALISIS SEMIOTIK PESAN NON VERBAL MELALUI TEATER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41538/1/RIZKI... · non verbal secara lebih lanjut dalam sebuah pementasan

28

Teater juga disebut “gerakan social” dan bisa jadi merupakan profesi

tertua sesudah kekuasaan / politik. Teater juga suatu gerakan atau kekuatan

pribadi. Didalamnya terkandung unsur-unsur komitmen, kerja sama, kepekaan,

kerja keras demi hasil akhir yang maksimal.

Teater adalah suatu kegiatan manusia yang secara sadar menggunakan

tubuhnya sebagai alat atau mdia utama untuk menyatakan rasa dan daya nya

untuk mewujud dalam suatu karya (seni). Di dalam menyatakan rasa dan daya

nya tersebut, alat atau media utama ditunjang oleh unsur-unsur gerak, suara,

bunyi dan rupa.26

2. Sejarah Teater

Dalam sejarahnya, kata “Teater” berasal dari bahasa Inggris Theater

atau Theatre, bahasa Yunani theatron. Secara etimologis “teater dapat

diartikan sebagai segala hal yang dipertunjukan di atas pentas untuk

konsumsi penikmat. Selain itu, istilah teater dapat diartikan dengan dua

cara yaitu dalam arti luas dan dalam arti sempit. Teater dalam arti sempit

dideskrisikan sebagai sebuah drama (perjalanan hidup seseorang yang

dipertunjukkan di atas pentas, disaksikan banyak orang dan berdasarkan

naskah yang tertulis). Sedangkan dalam arti luas, teater adalah segala

peran yang dipertunjukkan di depan orang banyak, seperti ketoprak,

ludruk, wayang, sintren, janger, mamanda, dagelan, sulap, acrobat, dan

lain sebagainya.

Dari penjelasan di atas, istilah “teater” berkaitan langsung dengan

pertunjukan, sedangkan “drama” berkaitan dengan peran atau naskah

26

N.Riantiarno, KITAB TEATER (Jakarta: GRASINDO 2011) h. 1

 

Page 39: ANALISIS SEMIOTIK PESAN NON VERBAL MELALUI TEATER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41538/1/RIZKI... · non verbal secara lebih lanjut dalam sebuah pementasan

29

cerita yang akan dipentaskan. Jadi, teater adalah visualisasi dari drama

atau drama yang dipentaskan di atas panggung dan disaksikan oleh

penonton. Dengan kata lain drama merupakan bagian atau unsur dari

teater.

3. Fungsi Teater

Peranan seni teater telah mengalami pergeseran seiring dengan

berkembangnya teknologi. Seni teater tidak hanya dijadikan sebagai sarana

upacara maupun hiburan, namun juga sebagai sarana pendidikan, dan

berpesan dalam nilai afektif masyarakat. Adapun beberapa fungi seni

teater, diantaranya adalah :

a. Teater sebagai Sarana Upacara

Teater yang berfungsi untuk kepentingan upacara tidak membutuhkan

penonton karena penontonnya adalah bagian dari pesera upacara itu

sendiri. Di Indonesia seni teater yang dijadikan sebagai sarana upacara

dikenal dengan istilah teater tradisional.

b. Teater sebagai Media Ekspresi

Teater merupakan salah satu bentuk seni dengn fokus utama pada laku

dan dialog. Dalam praktiknya, seniman teater akan mengekspresikan

seninya dalam bentuk gerakan tubuh dan ucapan – ucapan.

c. Teater sebagai Media Hiburan

Dalam peranannya sebagai sarana hiburan, sebelum pementasannya

sebuah teater itu harus dengan persiapan dan usaha yang maksimal.

Sehingga harapannya penonton akan terhibur dengan pertunjukan yang

digelar.

 

Page 40: ANALISIS SEMIOTIK PESAN NON VERBAL MELALUI TEATER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41538/1/RIZKI... · non verbal secara lebih lanjut dalam sebuah pementasan

30

d. Teater sebagai Media Pendidikan

Teater adalah seni kolektif, dalam artian teater tidak dikerjakan secara

individual. Melainkan untuk mewujudkannya diprlukan kerja tim yang

harmonis. Diharapkan pesan yang ingin disampaikan dapat diterima

penonton dengan baik. Melalui pertunjukkan biasanya manusia akan

lebih mudah mengerti nilai baik buruk kehidupan dibandingkan

dengan hanya membaca lewat sebuah cerita.

e. Teater sebagai Media Komunikasi

Teater sebagai media komunikasi karena teater memberikan pesan

terhadap penikmatnya. Seperti pesan moral, agama, politik, social, dan

lainnya. Pertunjukan teater merupakan upaya mengkomunikasikan

pesan-pesan kepada masyarakat. teater sebagi media komunikasi

berfungsi sebagai representasi kehidupan yang mampu memberikan

akses informasi dan komunikasi cukup efektif. Selain itu, teater

sebagai pertunjukan mampu menghadirkan isu-isu actual seputar kritik

pembangunan dan masalah social. Masyarakat diajak untuk bebas

beribicara soal apapun dan mencermati kehidupan sehari-hari melalui

representasi yang menghadirkan lakon di atas panggung. Teater

berkomunikasi sedemikian akrab bersama penonton yang masih awam

atau pun masyarakat yang sudah begitu mengenal produk pertunjukan

lokal mereka sendiri.

4. Unsur – unsur Teater

Unsur – unsur yang terdapat dalam seni teater dibedakan menjadi dua,

antara lain:

 

Page 41: ANALISIS SEMIOTIK PESAN NON VERBAL MELALUI TEATER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41538/1/RIZKI... · non verbal secara lebih lanjut dalam sebuah pementasan

31

a. Unsur Internal

Unsur internal merupakan unsur yang menyangkut tentang bagaimana

keberlangsungan pementasan suatu teater. Unsur internal meliputi :

1) Naskah atau Skenrio

Naskah atau scenario berisi kisah dengan nama tokoh dan dialog

yang nantinya akan dipentaskan. Naskah menjadi penunjang yang

menyatukan berbagai macam unsur yng ada yaitu pentas, pemain,

kostum dan sutradara.

2) Pemain

Pemain merupakan salah satu unsur yang paling penting dalam

sebuah pertunjukkan teater. Pemain berperan dalm menghasilkan

beberap unsur lain, seperti unsur suara dan gerak. Ada tiga jenis

pemain, yaitu peran utama (protagonist / antagois)

3) Sutradara

Sutradara merupakan salah satu unsur yang paling sentral, karena

sutradara adalah orang yang memimpin atau mengatur dan

membuat sebuah pertunjukkan. Sutradara menjadi otak dari

jalannya suatu erita, misalnya mengarahkan para aktor, membedah

naskah, menciptakan ide – ide yang berkaitan dengan

pertunjukkan.

4) Pentas

Pentas adalah salah atu unsur yang mampu menghadirkan nilai

estetika dari sebuah pertunjukkan. Didalamnya terdapat unsur

penunjang pertunjukan seperti property, tata lampu, tata ria, tata

 

Page 42: ANALISIS SEMIOTIK PESAN NON VERBAL MELALUI TEATER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41538/1/RIZKI... · non verbal secara lebih lanjut dalam sebuah pementasan

32

busana, tata suara, music dan beberapa dekorasi lain yang

berkenaan dengan pentas.

b. Unsur Eksternal

Unsur eksternal adalah unsur yang mengurus segala sesuatu yang

berkaitan dengan hal –hal yang dibutuhkan dalam sebuah pementasan.

Unsur eksternal diantaranya tim Produksi, sutradara, stage manager,

desainer, dan crew.27

27

www.softilmu.com diakses pada 27 agustus 2017 pukul 20:00 WIB

 

Page 43: ANALISIS SEMIOTIK PESAN NON VERBAL MELALUI TEATER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41538/1/RIZKI... · non verbal secara lebih lanjut dalam sebuah pementasan

33

BAB III

GAMBARAN UMUM PERTUNJUKAN BIB-BOB

A. Pertunjukkan Bib-bob

Bib-bob karya (alm) Rendra yang banyak diperbincangkan sejak

penampilan perdananya pada 1968 di Yogyakarta, Jakarta dan kota-kota besar

lain. Pentas teater berdurasi kurang lebih 1 jam ini, agak berbeda dengan teater

pada umumnya yang mengandalkan dialog.

Bib Bob sebagai sebuah eksperimen, adalah salah satu pertunjukan

(meminjam istilah GM) teater mini-kata yang mengandalkan kekuatan gerak

dan gestur (bahasa tubuh), sebuah konsep pertunjukan yang juga menjadi ciri

khas teater Rendra dan cukup langka dilakukan pegiat teater lainnya.

Bisa disimak, hampir 99 persen ucapan kedua tokoh utamanya hanya

mengucap kata Bib Bob dan Zzzzzzzz secara bergantian. Selebihnya berupa

simbolisasi dari gerak dan gestur para tokohnya. Tak heran bila pentas Bib

Bib begitu multi tafsir, bahkan bagi pemainnya sendiri.

Mengingat pertunjukkan ini pada masa Orde Baru dan kekangan rezim

saat itu terhadap gerak berkesenian Rendra, secara umum bisa dibilang bahwa

Bib Bob adalah kritik terhadap kakunya sistem masyarakat yang berlaku saat

itu. Soni Farid Maulana dalam salah satu resensinya tentang lakon ini (Pikiran

Rakyat, 15 November 2009) menyebutkan bahwa Bib Bob tidak hanya

mengungkap terjadinya dehumanisasi (penghilangan harkat manusia) dalam

masyarakat modern (Orba), akan tetapi juga mengungkap soal hilangnya

HAM akibat penguasa Rezim yang terlampau represif.

 

Page 44: ANALISIS SEMIOTIK PESAN NON VERBAL MELALUI TEATER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41538/1/RIZKI... · non verbal secara lebih lanjut dalam sebuah pementasan

34

Sepeninggal Rendra, Ken Zuraida segera mengumpulkan anak-anak

Bengkel Teater Rendra seperti Daryanto Bended, Usman Agus dan lain-lain

untuk mewujudkan wasiat tersebut dan mementaskan Bib Bob. Kemudian

tidak lama setelah wafatnya Rendra, Bib Bob atau populer disebut 'drama mini

kata' pada langkah mula dipentaskan oleh Bengkel Teater Rendra di 12 kota di

Indonesia. Wasiat tersebut -selalu pada mulanya adalah menunjukkan harapan

batin WS Rendra terhadap kekalnya karya-karyanya. Dan wasiat Rendra, tentu

harus ditangkap dengan tafsir yang membuka pada pentingnya memberikan

ruang terhormat bagi jejak sejarah lahirnya fenomena teater modern di

Indonesia. Tafsir demikian menjadi niscaya,ketika kita sadar bahwa teater

modern kita pada era '50-'60-an lebih erat pada jalan satu arah, yaitu realisme

murni. Rendra membuka jalan alternatif dan warna baru pada jagad teater

modern Indonesia dengan menciptakan model Bib Bob yang keluar dari

kelaziman pada masa itu dan dianggap sebagai lakon pemberontakkan.

Namun, pemberontakkan Rendra adalah sebuah laku tanggung jawab terhadap

proses berkebudayaan. Sebuah laku yang didasarkan pada 'keyakinan' bahwa

hidup haruslah memiliki daya. Baik sebagai daya hidup dan daya cipta.

Dengan dasar itu, laku kebudayaan dan kemanusiaan tidak menjadi stagnan

pada satu titik konsentrasi laku kreasi budaya. Bib Bob pada dasarnya adalah

implikasi laku kreasi dan budaya tersebut. Rendra menunjukkan bukan saja

pada aras teknikal artistik dramaturgi baru pada panggung, tetapi ia

merangkum secara simbolik realitas-determinan dan laku dialektika filosofis

alam semesta. Baik sebagai hukum alam dan laku naluriah seperti yang

 

Page 45: ANALISIS SEMIOTIK PESAN NON VERBAL MELALUI TEATER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41538/1/RIZKI... · non verbal secara lebih lanjut dalam sebuah pementasan

35

digambarkan dalam psiko-analisis Freud. Dua warna dalam dunia yang saling

melenyapkan secara alamiah. Baik dan buruk. Kuat dan lemah. Mengalahkan

dan dikalahkan. Hegemoni dan kertindasan. Intimidasi dan naluri bertahan.

Dehumanisasi dan humanisasi. Fuad Hasan merangkum tafsirnya pada Bib

Bob menjadi dua kata: skizofrenis dan Konflik. Tidak salah kemudian, apabila

beberapa tokoh seperti Prof. A Teeuw (Belanda) dan Karl Mertes ( Jerman )

memberikan penilaian bahwa Bib Bob adalah drama modern yang memiliki

gerak yang fleksibel dan mencerminkan setiap laku jaman. Karena Bib Bob

pada dasarnya adalah cermin besar bagi fenomena narasi laku konflik dunia

modern.Pandangan Rendra dengan demikian pada Bib Bob adalah sebuah laku

kontemplasi yang transendental dalam konteks nilai-nilai budaya modernisme.

Serta mengukuhkan pandangan Ibnu Khaldun bahwa manusia memiliki naluri

yang disebut power of the animal. Dan inilah yang kita sebut sebagai diantara

pencapaian kreatifitas budaya Rendra. 1

Menurut Ken Zuraida, penanggung jawab pertunjukan yang

merupakan istri almarhum Rendra ini menyatakan, Bib Bob diciptakan pada

bulan Oktober 1967, dan dipentaskan pertama kali pada tahun 1968. Sejak saat

itu Bib Bob selalu jadi bahan perbincangan di kalangan praktisi pertunjukan

teater. Ken juga menceritakan ihwal lahirnya Bib Bob yang dianggap berbagai

kalangan sebagai karya masterpiecenya WS Rendra.

”Suatu ketika, Dia (Rendra-red) mengalami sebuah peristiwa

menarik. Saat itu ada seorang ibu yang sedang bercakap-cakap

dengan seseorang lainnya. Dia terus memperhatikan peristiwa itu di

1 http://www.kompasiana.com/ranang/wasiat-bib-bob-rendra_550079b6813311c91afa77b9

diakses pada 20 Juni 2017 pukul 22:00 WIB

 

Page 46: ANALISIS SEMIOTIK PESAN NON VERBAL MELALUI TEATER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41538/1/RIZKI... · non verbal secara lebih lanjut dalam sebuah pementasan

36

balik jendela seberang jalan. Dan berusaha untuk mengerti dan

memahami percakapan mereka....”

Dan Rendra pun menyimpulkan, bahwa selain bahasa lisan dan tulisan

ada juga cara lain, yakni bahasa tubuh. Dalam mengungkapkan rasa cinta pada

seseorang misalnya, ternyata bahasa verbal tidak selalu bisa memberikan

jawaban.2

Pentas teater berdurasi kurang lebih 1 jam ini, agak berbeda dengan

teater pada umumnya yang mengandalkan dialog. Bib Bob sebagai sebuah

eksperimen, adalah salah satu pertunjukan teater mini-kata yang

mengandalkan kekuatan gerak dan gestur (bahasa tubuh), sebuah konsep

pertunjukan yang juga menjadi ciri khas teater Rendra dan cukup langka

dilakukan pegiat teater lainnya. hampir 99 persen ucapan kedua tokoh

utamanya hanya mengucap kata Bib Bob dan Zzzzzzzz secara bergantian.

Selebihnya berupa simbolisasi dari gerak dan gestur para tokohnya dan

beberapa kata kunci yang mengangkat kasus yang sedang marak

diperbincangkan di masa itu. Tak heran bila pentas Bib Bib begitu multi tafsir,

bahkan bagi pemainnya sendiri.

Mengingat naskah ini ditulis pada masa Orde Baru dan kekangan

rezim saat itu terhadap gerak berkesenian Rendra, secara umum bisa dibilang

bahwa Bib Bob adalah kritik terhadap kakunya sistem masyarakat yang

berlaku saat itu.3

2 https://irvanmulyadie.blogspot.co.id/2010/02/pentas-bib-bob.html diakses pada minggu 18

juni 2017 pukul: 20:00 WIB 3 Edi Haryono, Menonton Bengkel Teater, h. 15

 

Page 47: ANALISIS SEMIOTIK PESAN NON VERBAL MELALUI TEATER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41538/1/RIZKI... · non verbal secara lebih lanjut dalam sebuah pementasan

37

Ada tiga simbol penting yang bisa di simak dalam menyibak Bib Bob.

Pertama adalah simbol tatanan, ketertiban, keteraturan, keseragaman, bahkan

keajegan yang direpresentasikan tokoh Bib Bob dengan karakter tegas, kaku,

dan tangguh. Kedua adalah simbol kebebasan, petualangan, dan kematian

direpresentasikan tokoh Zzzzzzzz dengan memikat.

Dan ketiga adalah simbol massa yang direpresentasikan keempat tokoh

penurut tapi juga mampu jadi pembangkang. Pada simbol inilah dapat

diletakkan poin penting penafsiran Bib Bob dalam konteks masyarakat hari ini

yang tengah melaju di tengah riuhnya arus informasi media, budaya populer

dan konsumerisme, serta bagaimana globalisasi telah merombak segala

lingkup kehidupan sosial budaya. menjadi apa yang disebut mazhab Frankfurt

sebagai masyarakat satu dimensi; yakni masyarakat yang disetir demi

kepentingan pemodal untuk menjadi ajeg, kian seragam dan monoton.

Sedangkan di sisi lain ada sekelompok kecil orang yang berupaya

menyadarkan massa agar keluar dari sistem dan hidup berbeda dari orang

kebanyakan.

“Bib-bob Tema nya adalah kekuasaan. Di dalam proses latihan, timing

tidak boleh lambat, tidak boleh cepat, harus tepat. Jika tidak tepat, pesan nya

tidak sampai. Drama ini ketat sekali. Rendra menemukan teater sejenis ini

pada tahun 1968 kemudian beliau latih, sampai akhirnya menjadi sebuah

pertunjukkan. Kemudian di perbarui, pemainnya, lingkungannya,

nyanyiannya, music serta art nya. Pada saat itu dunia gempar.

 

Page 48: ANALISIS SEMIOTIK PESAN NON VERBAL MELALUI TEATER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41538/1/RIZKI... · non verbal secara lebih lanjut dalam sebuah pementasan

38

Yang membedakan pementasan Bib-Bob dengan lainnya, saat ini kita

membutuhkan itu. Membutuhkan sosok pemimpin yang baik, tidak otoriter.

Buat saya, Bib-bob itu dakwah. Dakwah versi seniman melalui sebuah kaya,

dengan contoh kasus kemudian sampai pada tahap perenungan, dimana

penonton akan memiliki penilaian sendiri. Cerita akhir dari pertunjukannya

pun menggantung. Terserah bagaimana penonton menafsirkannya. Bib-Bob

adalah contoh keras tetapi intinya untuk mengajak kebaikan. Bib-Bob disini

mengakat kasus yang sedang hangat di perbincangkan. Menunjukkan nurani

seseorang yang tergerus karena tidak mau berfikir menanggapi sebuah

persoalan dan pemberitaan . pada akhirnya, menjadi manusia massa. Terbawa

kesana kesini”4

Menurut Goenawan Mohamad, tidak salah bila ia menyebut

pertunjukan teater tersebut adalah teater mini kata. Hampir 99 persen dialog

antara tokoh Bib-Bob (Daryanto Bended) dan tokoh Zzz( Usman Agus) hanya

mengucap kata “bib bob” dan “zzzz” yang diucap oleh kedua tokoh itu secara

bergantian. Kadang-kadang tokoh Zzzzzz mengucap juga patahan kata

berbunyi “Bulan”, “Monalisa”, “Panser”, “KPK”, dan beberapa kata lainnya,

yang disambut dengan jawaban ya yang mulia dari mulut empat tokoh lainnya

tanpa nama secara serempak (koor), yang dimainkan oleh Maryam Supraba,

Deni Setiawan, Khiva Rayanka, dan Tatang Rusmawan.

Tidak salah bila pada zamannya pertunjukan teater garapan penyair

Rendra ini cukup menggemparkan. Ini terjadi bukan hanya disebabkan

4 Wawancara Ibu Ken Zuraida pada tanggal 27 Juni 2017 di Bengkel Teater Rendra,

Cipayung Depok.

 

Page 49: ANALISIS SEMIOTIK PESAN NON VERBAL MELALUI TEATER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41538/1/RIZKI... · non verbal secara lebih lanjut dalam sebuah pementasan

39

minimnya kata-kata yang diucapkan para tokohnya, akan tetapi juga

disebabkan daya tahan para tokohnya dalam olah tubuh, yang setiap geraknya

mengisyaratkan atau mencitrakan dialog-dialog tertentu, baik dalam konteks

kelembutan, persaudaraan, hingga kekerasan tanpa batas.

Kuasa bahasa yang diucap oleh tokoh Bib Bob dan Zzz pada satu sisi

memang mencerminkan kekuasaan tidak hanya haus kekayaan, tetapi juga

darah. Pada sisi semacam ini saya bisa mengerti dan memahami sekaligus

akan apa yang dikatakan oleh Fuad Hasan almarhum, bahwa Rendra dengan

"Bib Bob"-nya itu, tidak hanya mengungkap terjadinya dehumanisasi dalam

masyarakat modern, akan tetapi juga mengungkap soal hilangnya hak asasi

manusia (HAM) yang disebabkan oleh tindak represif para penguasa dalam

pengertian seluas-luasnya.

Rendra sendiri, ketika masih hidup, dalam percakapannya dengan

penulis, baik di Leiden maupun di Bengkel Teater Rendra di Cipayung Depok,

berkali-kali mengatakan apa yang dikreasinya itu pada satu sisi diinspirasi

oleh seni tradisi, dalam hal ini antara lain Tari Kecak Bali, yang tanpa dialog

sanggup mengomunikasikan berbagai makna spiritual. 5

“Pertunjukkan Bib-bob yang multi tafsir sebenarnya tiap penonton bisa

menceritakan masing-masing. Karena naskahnya tidak tertulis. Bib-bob disini

mengenai kekuasaan, dimana disitu terdapat pemerintah yang otoriter. Bib-

bob ini minikata. Setelah pentas ini ada beberapa kawan yang menulis tentang

bib-bob yang menyebutnya ini adalah mini kata. Bib bob adalah ide spontan.

5 http://ensiklopedia.kemdikbud.go.id/sastra/artikel/Teater_Minikata diakses pada 20 Juni

2017 pukul 21:00 WIB.

 

Page 50: ANALISIS SEMIOTIK PESAN NON VERBAL MELALUI TEATER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41538/1/RIZKI... · non verbal secara lebih lanjut dalam sebuah pementasan

40

Pada tahun pertama kali di pentaskan tahun 1967 durasi nya pendek 15 menit.

Namun sekarang sudah berkembang, terdapat banyak penambahan baik dari

music, dan lainnya. Karena sudah berganti pemain, tempat, dan lingkungan,

tentunya akan berbeda kemasannya. Tapi tokoh Zzzz ini durasinya agak

panjang. Karena ada politiknya, kritik sosialnya. Kalau Bib-bob seperti puisi

bisa ditafsirkn apa saja.

Bagi saya, setiap tontonan atau pertunjukan itu ya dakwah. Tetapi,

tergantung orang mengartikan dakwah itu apa. Menurut saya, dakwah aalah

sebuah tuturan kepada orang untuk mengajarkan suatu kebenaran. Semua

pertunjukan itu ada arah kesana. Semua memberikan tuturan, ada sesuatu yang

ingin diucapkan, ada misi, dan ada kemauannya. Tidak sekedar bentuk dan

keindahan. Tapi ada pesan yang akan disampaikan. Hampir semua tontonan

modern itu berdakwah. Cuma dakwahnya bermacam-macam. Ada yang

positif, ada yang negatf. Mungkin kalau yang negatif, orang tidak mau

menganggap itu dakwah. Ada yang jelas, ada yang kabur, ada yang pasti. Mau

nya seperti in, dalam artian tidak bisa ditafsirkan yang lain. Tapi ada yang

maunya ambigu. Tergantung kita menerimanya. Nah, bib-bob ini ambigu. jika

dakwah dalam pengertian baku kan satu arah. Tidak bisa ditafsirkan lain.

Maka kalo ditafsirkan yang lain , bisa salah. Tapi kalo pertunjukan modern

seperti bib-bob ini, bisa diartikan macam-macam. 6

6 Wawancara Putu Wijaya, pada tanggal 27 Juli 2017 pukul 16;00 di Astya Puri

 

Page 51: ANALISIS SEMIOTIK PESAN NON VERBAL MELALUI TEATER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41538/1/RIZKI... · non verbal secara lebih lanjut dalam sebuah pementasan

41

B. Profil Sutradara

1. Profil WS. Rendra

Nama Lengkap : Willibrordus Surendra Broto Rendra

Alias : WS Rendra

Profesi : Sastrawan

Agama : Islam

Tempat Lahir : Solo, Jawa Tengah

Tanggal Lahir : Kamis, 7 November 1935

Zodiac : Scorpion

Warga Negara : Indonesia

Istri : Ken Zuraida

Anak : Teddy Satya Nugraha, Andreas Wahyu Wahyana,

Daniel Seta, Samuel Musa, Klara Sinta, Yonas

Salya, Sarah Drupadi, Naomi Srikandi, Rachcel

Saraswati, Isaias Sadewa, Maryam Suparba

Ayah : R. Cyprianus Sugeng Brotoatmodjo

Ibu : Raden Ayu Catharina Ismadillah

 

Page 52: ANALISIS SEMIOTIK PESAN NON VERBAL MELALUI TEATER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41538/1/RIZKI... · non verbal secara lebih lanjut dalam sebuah pementasan

42

2. Profil Ken Zuraida

Nama Lengkap : Ken Zuraida

Tempat, Tanggal lahir : Salatiga, 15 Mei 1954

Agama : Islam

Pasangan : W.S. Rendra (1976–2009)

Profesi : Aktris, sutradara dan produser teater

Anak : Maryam Supraba, Isaias Sadewa

Pendidikan : Universitas Padjadjaran, Akademi Seni

Rupa dan Desain Akseri

Kiprah kesenian :

a. Tahun 1960-an teater kanak-kanak di lingkungan terbatas

b. Sejak 1975 berpentas sebagai Setyawati dalam Kisah Perjuangan

Suku Naga produksi Bengkel Teater di Jakarta, Bandung dan

Surabaya. Selanjutnya dalam drama “Egmont” di Teater Terbuka,

Taman Ismail Marzuki pada tahun yang sama.

c. Tahun 1985 menangani artistik panggung di pentas baca sajak

Rendra di gedung besar beberapa kota.

 

Page 53: ANALISIS SEMIOTIK PESAN NON VERBAL MELALUI TEATER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41538/1/RIZKI... · non verbal secara lebih lanjut dalam sebuah pementasan

43

d. Tahun 1986 artistik direktor pentas Panembahan Reso.

e. Costume dan Set Desi gner's Rendra's adaptasi Hamlet 1990, TIM

Jakarta

f. Tahun 1987 mengubah suasana gereja St. Ann di New York

untuk pentas “Selamatan Anak Cucu Sulaeman”, lalu di Tokyo,

Hiroshima, pentas berikutnya di kota besar di Indonesia dan th

1998 di Kwachon, Korea Selatan.

g. Koreografer dan penari "Nocturno", di Malang dan Bandung 1994

h. Produser bersama Rendra, dan Agus.S.Sarjono, Internasional

Puisi Indonesia tur ke Belanda, Jerman, Austria, Palestina,

Maroko, Malaysia, Makasar, Bandung dan Solo, 2002

i. Menulis Wayang Plastik Drama Akarawa, penampilan di sekolah

umum di Sumatera dan Jawa

j. Membaca puisi Brigitte Oleschinski TIM Jakarta, 2003

k. Sejak itu menangani pentas “Oidipus Sang Raja” serta pentas-

pentas di luar negeri hingga “Sobrat”, 2005, di Graha Bhakti

Budaya, Jakarta.

l. Tenaga ahli artistik di beberapa pentas di Eropa, juga Asia.

m. Sebagai pemain Nenek berusia 678 tahun dalam pentas berdua

dengan Rendra “Kereta Kencana” memperoleh pujian di kota-

kota besar Indonesia hingga Kuala Lumpur Malaysia.

n. Menerjemahkan drama dari bahasa asing ke dalam bahasa

Indonesia untuk beberapa pentas grup drama di Indonesia.

 

Page 54: ANALISIS SEMIOTIK PESAN NON VERBAL MELALUI TEATER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41538/1/RIZKI... · non verbal secara lebih lanjut dalam sebuah pementasan

44

o. Menulis Monolog dan memainkannya sendiri pada festival

Monolong di Taman Ismail Marzuki, 2005.

p. Beberapa bulan menyutradarai Pementasan Teater Nyai

Ontosoroh pada tahun 2006, tapi tidak jadi tayang karena

penyutradaraan kemudian digantikan oleh Wawan Sofwan pada

tahun 2007.

q. Menyutradarai pertunjukan naskah Mastodon dan Burung Kondor

karya W.S Rendra dan berpentas di tiga Kota, Jakarta (2011),

Surabaya (2011), dan Bandung (2012).

r. Menyutradarai pertunjukan keliling naskah Kalung Mutiara

Barzanji, didukung oleh 98 santri dari 9 pesantren se-Babakan

Ciwaringin Cirebon (2014)

3. Biografi W.S Rendra

Willibrordus Surendra Broto Rendra atau populer dengan nama

W.S. Rendra dikenal sebagai sastrawan ternama yang mendapat

julukan 'si Burung Merak' dari sahabatnya, (alm.) Mbah Surip.

Kabarnya, inisial W.S berubah menjadi Wahyu Sulaiman, setelah

Rendra menjadi seorang muslim. Rendra adalah anak dari pasangan R.

Cyprianus Sugeng Brotoatmodjo dan Raden Ayu Catharina Ismadillah.

Ayahnya merupakan seorang dramawan tradisional dan guru Bahasa

Indonesia dan Bahasa Jawa di sekolah Katolik, Solo, sedangkan

ibunya adalah penari serimpi di keraton Surakarta. Rendra semula

 

Page 55: ANALISIS SEMIOTIK PESAN NON VERBAL MELALUI TEATER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41538/1/RIZKI... · non verbal secara lebih lanjut dalam sebuah pementasan

45

adalah seorang Kristen, tetapi kemudian ia menjadi muallaf yang

memeluk Islam ketika menikahi istrinya yang kedua.

Pria yang pernah menikah tiga kali ini mulai mengenal sastra

saat kuliah di Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Ia aktif menulis

ratusan cerpen dan esai di berbagai majalah, ia juga menciptakan sajak

dan lagu. Bakat sastra Rendra sudah mulai terlihat ketika ia masih

duduk di bangku SMP. Saat itu ia menunjukkan kemampuannya

dengan menulis puisi, cerita pendek dan drama untuk berbagai

kegiatan sekolah. Ia juga mementaskan beberapa drama karyanya dan

tampil sebagai pembaca puisi yang sangat berbakat. Puisi Rendra

berhasil dipublikasikan ke media massa untuk pertama kalinya di

majalah Siasat pada 1952. Setelah itu puisi-puisinya lancar mengalir

muncul di majalah lain, terutama majalah era 60-an dan 70-an, seperti

Kisah, Seni, Basis, Konfrontasi, dan Siasat Baru. Selain di dalam

negeri, karya-karya Rendra juga terkenal di luar negeri. Banyak

karyanya yang sudah diterjemahkan ke dalam bahasa asing, di

antaranya bahasa Inggris, Belanda, Jerman, Jepang dan India.

Pria asal Solo ini juga aktif mengikuti festival-festival di luar

negeri, di antaranya The Rotterdam International Poetry Festival (1971

dan 1979), The Valmiki International Poetry Festival, New Delhi

(1985), Berliner Horizonte Festival, Berlin (1985), The First New

York Festival Of the Arts (1988), Spoleto Festival, Melbourne,

 

Page 56: ANALISIS SEMIOTIK PESAN NON VERBAL MELALUI TEATER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41538/1/RIZKI... · non verbal secara lebih lanjut dalam sebuah pementasan

46

Vagarth World Poetry Festival, Bhopal (1989), World Poetry Festival,

Kuala Lumpur (1992), dan Tokyo Festival(1995).

Sementara itu, drama pertama Rendra yang ia pentaskan ketika

SMP adalah Kaki Palsu. Kemudian ketika SMA, drama Orang-orang

di Tikungan Jalan berhasil mendapat penghargaan dan hadiah pertama

dari Kantor Wilayah Departemen Pendidikan dan Kebudayaan,

Yogyakarta. Rendra sempat mengecap pendidikan di Amerika pada

tahun 1964-1967. Sepulangnya dari Amerika Serikat, Rendra sempat

mendirikan Bengkel Teater di Yogyakarta pada tahun 1967 dan juga

Bengkel Teater Rendra di Depok. Rendra juga aktif membintangi

sejumlah pertunjukan teater, yang di antaranya adalah Orang-orang di

Tikungan Jalan, SEKDA, Mastodon dan Burung Kondor, Hamlet,

Macbeth, Oedipus Sang Raja, Kasidah Barzanji dan Perang Troya

Tidak Akan Meletus. Prof. A. Teeuw, di dalam bukunya Sastra

Indonesia Modern II (1989), berpendapat bahwa dalam sejarah

kesusastraan Indonesia modern, Rendra tidak termasuk ke dalam salah

satu angkatan atau kelompok seperti Angkatan 45, Angkatan 60-an,

atau Angkatan 70-an. Dari karya-karyanya terlihat bahwa ia

mempunyai kepribadian dan kebebasan sendiri.

Rendra tutup usia pada 6 Agustus 2009. Ia menghembuskan

napasnya yang terakhir setelah sebelumnya sempat dirawat di RS

Harapan Kita dan RS Mitra Keluarga, Depok, akibat komplikasi.

 

Page 57: ANALISIS SEMIOTIK PESAN NON VERBAL MELALUI TEATER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41538/1/RIZKI... · non verbal secara lebih lanjut dalam sebuah pementasan

47

Pendidikan :

a. SD-SMU Katolik, St. Yosef, Solo (tamat pada tahun 1955)

b. Jurusan Sastra Inggris, Fakultas Sastra dan Kebudayaan,

Universitas Gajah Mada, Yogyakarta (tidak tamat)

c. Mendapat beasiswa American Academy of Dramatical Art (1964-

1967)

Karier :

Sastrawan

Penghargaan :

a. Hadiah Pertama Sayembara Penulisan Drama dari Bagian

Kesenian Departemen Pendidikan dan Kebudayaan , Yogyakarta

(1954)

b. Hadiah Sastra Nasional BMKN (1956)

c. Hadiah Puisi dari Badan Musyawarah Kebudayaan Nasional

(1957)

d. Anugerah Seni dari Departemen P & K (1969)

e. Anugerah Seni dari Pemerintah Republik Indonesia (1970)

f. Hadiah Seni dari Akademi Jakarta (1975)

g. Hadiah Yayasan Buku Utama, Departemen Pendidikan dan

Kebudayaan (1976)

h. Penghargaan Adam Malik (1989)

i. The SEA Write Award (1996)

 

Page 58: ANALISIS SEMIOTIK PESAN NON VERBAL MELALUI TEATER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41538/1/RIZKI... · non verbal secara lebih lanjut dalam sebuah pementasan

48

j. Penghargaan Achmad Bakri (2006)7

4. Biografi Ken Zuraida

Ken Zuraida lahir di Salatiga, Jawa Tengah, 15 Mei 1954,

berusia 63 tahun. Beliau adalah aktris, sutradara dan produser teater

berkebangsaan Indonesia. Beliau juga dikenal sebagai istri sastrawan,

aktor legendaris Indonesia, W.S. Rendra. Sepeninggal Rendra, Ken

Zuraida melanjutkan pertunjukan-pertunjukan Bengkel Teater Rendra,

selaku produser dan sutradara.

Sejak kecil, Ken Zuraida sudah akrab dengan lingkungan

alamiah sekaligus dididik oleh keluarga yang sangat memegang teguh

pendidikan dan budayaan. Ia tumbuh dengan kepekaan naluriah amat

kuat dan kecerdasan kebudayaan lingkungan yang berlapis-lapis. Ini

antara lain karena selalu bergerak di antara lingkungan elitis dan

lapisan di bawahnya, antara Jawa Tengah dan Jawa Barat, di mana ia

menghayati masa remajanya di kota Bandung.

Pendidikan :

a. Unpad, Bandung (1973)

b. Akademi Seni Rupa Indonesia, Yogyakarta (1974)

Karier :

Ia terlibat di Bengkel Teater Rendra sejak 1974 hingga sekarang.

Kegiatannya dari daerah ke daerah lain selama lebih 30 tahun itu

7 https://profil.merdeka.com/indonesia/w/willibrordus-surendra-broto-rendra/ diakses pada

20 Juni 2017 pukul 22:30 WIB

 

Page 59: ANALISIS SEMIOTIK PESAN NON VERBAL MELALUI TEATER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41538/1/RIZKI... · non verbal secara lebih lanjut dalam sebuah pementasan

49

sampai ke hampir sebagian besar kota di dunia. Selain mengorganisir

keseharian Bengkel Teater Rendra, ia juga mempraktikan metode-

metode latihan yang selama ini digali Rendra bersama bengkelnya.

Kiprah kesenian :

a. Tahun 1960-an teater kanak-kanak di lingkungan terbatas

b. Sejak 1975 berpentas sebagai Setyawati dalam Kisah Perjuangan Suku

Naga produksi Bengkel Teater di Jakarta, Bandung dan Surabaya.

Selanjutnya dalam drama “Egmont” di Teater Terbuka, Taman Ismail

Marzuki pada tahun yang sama.

c. Tahun 1985 menangani artistik panggung di pentas baca sajak Rendra

di gedung besar beberapa kota.

d. Tahun 1986 artistik direktor pentas Panembahan Reso.

e. Costume dan Set Designer's Rendra's adaptasi Hamlet 1990, TIM

Jakarta

f. Tahun 1987 mengubah suasana gereja St. Ann di New York untuk

pentas “Selamatan Anak Cucu Sulaeman”, lalu di Tokyo, Hiroshima,

pentas berikutnya di kota besar di Indonesia dan th 1998 di Kwachon,

Korea Selatan.

g. Koreografer dan penari "Nocturno", di Malang dan Bandung 1994

h. Produser bersama Rendra, dan Agus.S.Sarjono, Internasional Puisi

Indonesia tur ke Belanda, Jerman, Austria, Palestina, Maroko,

Malaysia, Makasar, Bandung dan Solo, 2002

 

Page 60: ANALISIS SEMIOTIK PESAN NON VERBAL MELALUI TEATER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41538/1/RIZKI... · non verbal secara lebih lanjut dalam sebuah pementasan

50

i. Menulis Wayang Plastik Drama Akarawa, penampilan di sekolah

umum di Sumatera dan Jawa

j. Membaca puisi Brigitte Oleschinski TIM Jakarta, 2003

k. Sejak itu menangani pentas “Oidipus Sang Raja” serta pentas-pentas di

luar negeri hingga “Sobrat”, 2005, di Graha Bhakti Budaya, Jakarta.

l. Tenaga ahli artistik di beberapa pentas di Eropa, juga Asia.

m. Sebagai pemain Nenek berusia 678 tahun dalam pentas berdua dengan

Rendra “Kereta Kencana” memperoleh pujian di kota-kota besar

Indonesia hingga Kuala Lumpur Malaysia.

n. Menerjemahkan drama dari bahasa asing ke dalam bahasa Indonesia

untuk beberapa pentas grup drama di Indonesia.

o. Menulis Monolog dan memainkannya sendiri pada festival Monolong

di Taman Ismail Marzuki, 2005.

p. Beberapa bulan menyutradarai Pementasan Teater Nyai Ontosoroh

pada tahun 2006, tapi tidak jadi tayang karena penyutradaraan

kemudian digantikan oleh Wawan Sofwanpada tahun 2007.

q. Menyutradarai pertunjukan naskah Mastodon dan Burung Kondor

karya W.S Rendra dan berpentas di tiga Kota, Jakarta (2011), Surabaya

(2011), dan Bandung (2012).

r. Menyutradarai pertunjukan keliling naskah Kalung Mutiara Barzanji,

didukung oleh 98 santri dari 9 pesantren se-Babakan

Ciwaringin Cirebon (2014)

 

Page 61: ANALISIS SEMIOTIK PESAN NON VERBAL MELALUI TEATER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41538/1/RIZKI... · non verbal secara lebih lanjut dalam sebuah pementasan

51

5. Tim Produksi Bib-bob

Category : Drama

Genre : Mini kata

Cast : Daryanto Bended, Usman Agus, Deni Setiawan,

Isaias Sadewa, Khiva Rayanka, Tatang

Rusmawan, Muh. Fadil

Crew : Ega, Fery, Edi Haryono, Iwan Burnani, Toni,

Haris N.

Director : Ken Zuraida

Producer : Ken Zuraida

Art director : Bambang Isworo, Lili Suardi, Otiq Pakis

Music director : Yadi Keduk, Zaky, Cahyo Harimurti, Monik

Sekar B, Maryam Supraba, Dewo dan Owed

 

Page 62: ANALISIS SEMIOTIK PESAN NON VERBAL MELALUI TEATER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41538/1/RIZKI... · non verbal secara lebih lanjut dalam sebuah pementasan

52

BAB IV

ANALISIS SEMIOTIK PESAN NON VERBAL MELALUI TEATER

DALAM PERTUNJUKKAN BIB-BOB W.S RENDRA

A. Pesan Non Verbal dalam Pertunjukkan Bib-bob

Dalam pertunjukkan Bib-bob yang berdurasi satu setengah jam dan dengan

sedikit kata-kata, Bib-bob mampu memberikan pesan yang bisa diambil sisi

positif nya dari pertunjukkan ini secara tersirat. Pesan non verbal yang

disajikan dalam pertunjukkan ini adalah pesan yang disampaikan oleh seorang

Seniman, melalui proses perenungan. Walaupun tergambar pada adegan

banyak mengandung kekerasan, namun disinilah peran Seniman untuk

menyampaikan dakwahnya yang melalui “perenungan” . penonton dapat

mengambil pelajaran dari apa yang penonton saksikan. Pertunjukkan ini

sangat mengajak penontonnya untuk berfikir dan merenung agar tidak sampai

pada tahap “terbawa” atau mencontoh dari pertunjukkan tersebut. Disitu lah

guna nya proses berfikir dan perenungan pada saat menonton video atau

pertunjukkan Bib-Bob itu, agar penonton tidak keluar dari kaidah-kaidah

agama Islam.

Ada banyak pesan non verbal yang dapat diambil melalui pertunjukkan

tersebut yang diperankan oleh tokoh Bib=Bob dan tokoh Zzz. Diantaranya :

a. Tokoh Bib-bob

Bib-bob adalah sosok yang tinggi, kekar, gerakannya macho,

berkuasa. Pada adegan ke dua, Diiringi lagu durma, yang merupakan

 

Page 63: ANALISIS SEMIOTIK PESAN NON VERBAL MELALUI TEATER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41538/1/RIZKI... · non verbal secara lebih lanjut dalam sebuah pementasan

53

bentuk komposisi tembang jenis macapat (terdapat di Jawa, Sunda,

Bali), biasanya untuk melukiskan cerita-cerita keras (perkelahian,

perang) , yang jika dibahasa Indonesiakan sebagai berikut :

Ada kabar apa di jalan?

Di jalan ada orang mati

Mati karena apa

Mati teraniaya

Tertusuk ulu hati menembus belikat

Nyawa hilang tinggal mayat mengering

Dari lirik tersebut, menjelaskan bahwa musik juga dapat

mengantarkan pesan terhadap penontonnya. Dapat menggambarkan

pula situasi dan kondisi yang sedang terjadi saat itu.

Para koor (orang-orang) masuk membentuk formasi duduk

bersila tegak. Kemudian Bib-bob bergerak menghampiri para koor

tersebut sambil berkata “Bib-bob” dan mengulang kata tersebut

sepanjang gerakan yang dilakukan. Gerakan dan setiap langkah Bib-

bob terlihat sangat tegas, keras, dan yakin. Seakan yakin dia lah yang

berkuasa. Kemudian kembali menghampiri satu per satu dengan tujuan

memaksa orang itu untuk mendukungnya dengan berkata “bib-bob”

berulang-ulang. Dan keempat orang itu mengikutinya dan Zzz menarik

selendang merah yang dikenakan Bib-bob pada pinggangnya dan

selendang merah yang dikenakan Bib-bob sebagai simbol kekuasaan.

Di dalam Akhlak Agama Islam terdapat empat point yang

ditinjau dari pesan non verbal pada tokoh Bib-bob ini. yaitu dilihat dari

bentuk Fisik dan Sifat. Bib-bob adalah sosok yang berkepala botak,

 

Page 64: ANALISIS SEMIOTIK PESAN NON VERBAL MELALUI TEATER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41538/1/RIZKI... · non verbal secara lebih lanjut dalam sebuah pementasan

54

berbadan tinggi, kekar, dan macho. Bib-bob terlihat sangat tegas,

keras, dan yakin. Seakan yakin dia lah yang berkuasa.

Dilihat dari bentuk fisik dan sifat tokoh tersebut merupakan

sebuah simbol yang menggambarkan keangkuhan dan kesombongan.

Yang mana sifat seperti Bib-Bob tidaklah baik untuk dicontoh. Seperti

yang dijelaskan pada surat Al-Luqman ayat 18 :

“dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia

(karena sombong) dan janganlah kamu berjalan dimuka bumi

dengan angkuh. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang

yang sombong lagi membanggakan diri.”(QS. Al-Luqman:18) 1

Ayat ini mengajarkan akhlak yang mulia yaitu bagaimana

seorang muslim sebaiknya bersifat ketika berbicara, dimanakah

pandangan wajahnya. Dalam ayat ini diajarkan agar seorang

muslim tidak bersifat sombong. Inilah yang dinasehatkan Luqman

kepada anaknya.

Dilihat dari tokoh Bib-bob ini, bertolak belakang dengan

apa yang diajarkan Al-Qur’an di dalam surat Al-Luqman bahwa

sejatinya umat Muslim harus berbuat baik antar sesamanya, karena

umat muslim adalah cerminan bagi muslim lainnya, dari Abu

Hurairah, “Rasulullah shallallahu „alaihi wa sallam bersabda,

المؤمن مسآة أخيه، إذا زأى فيه عيبا أصلحه

“Seorang muslim adalah cerminan bagi muslim lainnya”

1

 

Page 65: ANALISIS SEMIOTIK PESAN NON VERBAL MELALUI TEATER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41538/1/RIZKI... · non verbal secara lebih lanjut dalam sebuah pementasan

55

b. Tokoh Zzz

Tokoh Zzz dengan gaya tubuh lepas melenggak-lenggok.

Wajahnya menyeringai dan mengucapkan tiada lain hanya desisan

berbunyi “Zzzzzzzz” yang keluar dari bibirnya. Gerakannya lebih

gemulai, lebih lembut. Tubuhnya kecil, kurus. Pada durasi ke 12:47 –

13: 09 menunjukkan saat Zzzz Bergerak kearah orang-orang, dengan

gerakan lembut, perlahan namun pasti gerakannya dari sudut satu ke

sudut lainnya menghampiri satu per satu dari mereka. Sambil

mengeluarkan desisan “Zzzzz” secara berulang-ulang. Terdengar

seperti mendesis panjang, dengan tujuan mengajak orang-orang

tersebut untuk mendukung Zzzz. Namun belum ada respon positif dari

orang-orang tersebut. Kemudian Zzzz seketika menghentak salah satu

orang, kemudian memukulnya.

Dalam agama Islam dalam surat An-Nas, ayat tersebut

dijelaskan mengenai Allah sebagai Tuhan dari Manusia dan godaan

serta gangguan Jin dan Syaitan yang mana mengganggu dengan

bisikan-bisikan di dalam hati setiap manusia.

“katakanlah: „aku berlindungkepada Tuhan (yang memeilhara dan

menguasai) manusia. Raja manusia. Sembahan manusia. Dari

kejahatan (bisikan) syaitan yang biasa bersembunyi. Yng membisikkan

(kejahatan) ke dalam dada manusia. Dari (golongan) jin dan

manusia”

 

Page 66: ANALISIS SEMIOTIK PESAN NON VERBAL MELALUI TEATER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41538/1/RIZKI... · non verbal secara lebih lanjut dalam sebuah pementasan

56

Dilihat dari perpektif Agama Islam, dalam pesan non verbal

yang disampaikan tokoh Zzz ini menyerupai sifat syaitan, dilihat dari :

1) Gerakannya tubuhnya yang lentur dan elastis, seperti tidak ada

batas antara ruang dan waktu. Seperti tubuh syetan yang tidak

terliat oleh kasat mata. Sehingga dapat menembus ruang dan

waktu.

2) Vokal dari tokoh Zzz yang terdengar dari desisan dan gumaman

tanpa ada kata verbal lainnya dan dilakukan secara berulang-ulang.

Terdengar seperti mendesis panjang, dengan tujuan mengajak

orang-orang tersebut untuk mendukung tokoh Zzzz. Seperti hal nya

orang yang sedang berbisik. Sifat tersebut sama dengan sifat syetan

yang selalu membisikan umat manusia untuk keluar dari jalan yang

benar.

c. Tokoh Orang-orang

Alih-alih sekedar figuran, justru menjadi subjek panggung sebagai

pelengkap adegan yang menjadi korban pelampiasan dari tokoh Bib-

bob dan tokoh Zzz. Yakni empat orang duduk tegap bersidekap

memandang kosong ke depan. Tokoh orang-orang adalah cerminan

sifat dari manusia yang tidak memiliki pendirian yang kuat. Sehingga

dapat dengan mudahnya terpengaruh atau bahkan menjadi budak-

budak zaman. Empat tokoh anonim inilah yang tiap kali didekati tokoh

Bib Bob atau tokoh Zzz, lantas mematuhinya dengan kompak. Dalam

akidah agama Islam dalam Hadis yang diriwayatkan bukhori :

 

Page 67: ANALISIS SEMIOTIK PESAN NON VERBAL MELALUI TEATER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41538/1/RIZKI... · non verbal secara lebih lanjut dalam sebuah pementasan

57

تـي قسني ثم الرين يلون هم ثم الرين يلونه خيس أم

“sebaik-baik umatku adalah pada masaku. Kemudian orang-orang

setelah mereka (generasi berikutnya, lalu orang-orang yang

setelah mereka.”(Shahih AI-Bukhori,no.3650)

Hadist ini menjelaskan mengenai generasi terbaik umat manusia

adalah para sahabat Nabi (mereka adalah sebaik-baiknya manusia). Di

dalam empat tokoh orang-orang ini merupakan gambaran orang-orang

yang tidak teguh terhadap pendiriannya, sehingga dapat dengan mudah

terpengaruh oleh ajakan-ajakan yang bisa menjerumuskan, dan sifat

seperti ini lah yang tidak diajarkan oleh Nabi Muhammad.SAW,

seperti yang diajarkan Nabi Muhammad.SAW di dalam hadist nya

yang mana mengajarkan bahwa sebaik-baiknya umat manusia

khususnya umat Islam adalah pada masaKu. Substansi dari hadist ini

harus mengikuti ajaran-ajaran Nabi (sunnah) dan menjauhi larangan-

laranganNya, sudah jelas pembahasan dalam hadis ini, bahwa manusia

harus memiliki tujuan dalam hidupnya. Sebagaimana yang

digambarkan dari keempat tokoh orang-orang dalam pertunjukkan ini

yang tidak memiliki pendirian dan hanya menjadi pengikut orang-

orang yang berkuasa, maka selamanya akan menjadi pengikut. Serta

dampak dari orang-orang yang tidak memiliki pendirian hanya akan

menjadi budak-budak zaman.

Untuk mengetahui makna Denotasi, Konotasi, mitos dan pesan non verbal

dalam pertunjukan Bib-Bob, dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

 

Page 68: ANALISIS SEMIOTIK PESAN NON VERBAL MELALUI TEATER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41538/1/RIZKI... · non verbal secara lebih lanjut dalam sebuah pementasan

58

B. Makna Denotasi, Konotasi, Mitos

Gambar 1

Adegan 1

Durasi : 10:47 – 13:09

Denotasi Pada adegan awal diiringi music dan lampu temaram,

nampak tokoh Bib-bob dan orang-orang yang sedang

berjalan menuju pelataran di sudut ruang. Terdapat barang-

barang yang terlihat mistis seperti tampah, dupa, pohon

kecil, dan boneka .

Konotasi Mereka terlihat menyembah sesajen, meletakan boneka

sebagai symbol sebuah tumbal.

Mitos Dengan melakukan ritual tersebut, dipercaya akan

mendapatkan kemenangan, kesejahteraan,dan kemakmuran

dalam hidupnya.

Pesan

non verbal

Sebagai umat muslim, tidak dianjurkan untuk mendapatkan

kesejahteraan dalam hidup dengan cara seperti itu. Tidak

juga dibenarkan dalam agama Islam untuk mendapatkan

sesuatu yang kita inginkan dengan melakukan ritual

sesembahan seperti itu. Sesungguhnya dalam surah Al-

Ikhlas ayat 1-4 dijelaskan dijelaskan mengenai ke-ESAan

 

Page 69: ANALISIS SEMIOTIK PESAN NON VERBAL MELALUI TEATER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41538/1/RIZKI... · non verbal secara lebih lanjut dalam sebuah pementasan

59

Allah sebagai pencipta bumi dan langit serta seluruh isinya

baik yang hidup maupun mati, dan sebagai manusia harus

menyembah Allah dan tidak menyekutukanNya

Gambar 2

Adegan : 2

Durasi : 14:08 - 48

Denotasi Diiringi music dan lagu durma, para koor (orang-orang)

masuk membentuk formasi duduk bersila tegak. Makna

denotasi terdapat pada lirik atau lagu durma tersebut yang

menyimbolkan sebuah peperangan, atau perkelahian

sehingga dapat menjadi tanda terhadap situasi bahwa ada

kabar di jalan, yakni kabar orang mati, mati karena di

aniaya.

Konotasi Ketika mendengar music tersebut, kemudian Bib-bob

bergerak menghampiri para koor tersebut sambil berkata

“Bib-bob” dan mengulang kata tersebut sepanjang gerakan

yang dilakukan. Gerakan dan setiap langkah Bib-bob

terlihat sangat tegas, keras, dan yakin. Seakan yakin ia lah

 

Page 70: ANALISIS SEMIOTIK PESAN NON VERBAL MELALUI TEATER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41538/1/RIZKI... · non verbal secara lebih lanjut dalam sebuah pementasan

60

yang berkuasa. Kemudian

kembali menghampiri satu per satu dengan tujuan

memaksa orang itu untuk mendukungnya dengan berkata

“bib-bob” berulang-ulang. Dan keempat orang itu

mengikutinya. Kemudian Bib-bob bergerak menghampiri

Zzzz dengan gaya yang sedikit mengejek dan gerak

melakukan perlawanan. Lalu Zzz bergerak melawan Bib-

bob dengan memukul bahu hingga membuat Bib-bob

terjatuh. Dan Zzz menarik selendang merah yang

dikenakan Bib-bob pada pinggangnya. Dengan tujuan ingin

merebut selendang merah tersebut sebagai symbol

kekuasaan.

Mitos Mitosnya lagu durma adalah salah satu lagu dlam macapat.

Macapat adalah kumpulan lagu jawa yang mencakup

sebelas pakem (Dhanggula, mijil, pocung, megatruh,

gambuh, sinom, maskumambang, pangkur, durma,

asmarandana, dan kinanthi).

Setiap tembang dalam Macapat mencerminkan watak yang

berbeda- beda. Durma, disebut sebagai bagian Macapat

yang mencerminkan suasana atau sifat keras, sangar, dan

suram. Bahkan kadang menggunakan hal-hal yang angker

dalam kehidupan. Untuk lagu-lagu ritual biasanya tidak

berdiri sendiri untuk memfungsikannya. Lagu itu

 

Page 71: ANALISIS SEMIOTIK PESAN NON VERBAL MELALUI TEATER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41538/1/RIZKI... · non verbal secara lebih lanjut dalam sebuah pementasan

61

dinyanyikan dengan iringan syarat ritual yang lain. Setiap

ritual atau syesajinya biasanya sangat spesifik. Jika tidak

menggunakan sesaji tersebut, lagu yang dinyanyikan tidak

akan berpengaruh.

Seperti halnya ritual sesembahan pada pertunjukkan ini.

Pesan

Non Verbal

Tembang atau nyantian-nyanyian seperti itu adalah

nyanyian orang-orang yang hendak melakukan

persembahan. Dalam Islam, baiknya melantunkan

sholawat-sholawat, menyebut asma Allah demi

mendapatkan keberkahan dan keselamatn dalam hidup.

Gambar 3

Adegan : 3

Durasi : 17:54 – 24:7

Denotasi Bergerak ke arah orang-orang, dengan gerakan lembut,

perlahan namun pasti gerakannya sampai dari ujung ke

ujung menghampiri satu per satu dari mereka. Sambil

mengucapkan “Zzzzz” secara berulang-ulang.

Terdengar seperti mendesis panjang. Engan tujuan

mengajak orang-orang tersebut untuk mendukung Zzzz.

 

Page 72: ANALISIS SEMIOTIK PESAN NON VERBAL MELALUI TEATER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41538/1/RIZKI... · non verbal secara lebih lanjut dalam sebuah pementasan

62

Namun belum ada respon positif dari orang-orang

tersebut. Kemudian Zzzz seketika menghentak salah

satu orang, kemudian memukulnya.

Konotasi Aksi kekerasan tersebut dikarenakan orang-orang tidak

ada yang mau menuruti perintah dari Zzz. Oleh sebab

itu Zzz melampiaskan amarahnya terhadap orang-orang

tersebut dengan menganiaya nya.

Mitos Tokoh Zzz merasa dirinya yang berkuasa, karena itu

semua orang harus tunduk serta patuh dan mengikuti

perintah-perintahnya. Jika tidak, maka dengan bebasnya

Zzz dapat memberikan sanksi terhadap rakyat nya atau

orang-orang itu.

Pesan

Non Verbal

Tidak dianjurkan dalam Islam seorang pemimpin

bersikap kasar. Karena Rasulullah SAW mengingatkan

di dalam sabda nya, “Sebaik-baiknya pemimpin kalian

ialah orang-orang yang kalian mencintai mereka, dan

mereka mencintai kalian. Sedangkan seburuk-buruknya

pemimpin kalian ialah orang-orang yang kalian

membenci mereka dan mereka pun membenci kalian,

juga yang kalian menghujatnya dan mereka menghujat

kalian.” (HR Muslim dari Auf bin Malik).

 

Page 73: ANALISIS SEMIOTIK PESAN NON VERBAL MELALUI TEATER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41538/1/RIZKI... · non verbal secara lebih lanjut dalam sebuah pementasan

63

Gambar 4

Adegan 3

Durasi: 32:16 - 33:00

Denotatif Bib-bob berjalan menghampiri orang-orang kemudian

memaksa satu per satu orang itu dengan mengadu kepala

seraya berkata “Bib-bob” yang artinya, orang-orang

dipaksa untuk menuruti perintah Bib-bob dan mendukung

Bib-bob menjadi pemimpin mereka.

Konotatif Sama hal nya dengan Zzz, Bib-bob layak nya penguasa

yang sedang mempengaruhi rakyatnya agar mereka

menurutinya.

Mitos Mitosnya adalah, Siapa orang yang disegani, di takuti

oleh rakyatnya, maka dia dianggap yang paling berkuasa.

Pesan

Non Verbal

Allah menyebutkan di dalam ayat-Ny, “Sesungguhnya

telah datang kepadamu seorang Rasul dari kaummu

sendiri, berat terasa olehnya penderitaanmu, sangat

menginginkan (keimanan dan keselamatan) bagimu, amat

belas kasih lagi penyayang terhadap orang-orang

mukmin.” (QS at-Taubah : 128)

 

Page 74: ANALISIS SEMIOTIK PESAN NON VERBAL MELALUI TEATER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41538/1/RIZKI... · non verbal secara lebih lanjut dalam sebuah pementasan

64

Ayat ini mendorong jiwa para pemimpin untuk selalu

sehati dan memiliki solidaritas yang tinggi terhadap umat

atu rakyatnya. Adanya sikap yang merakyat, kasih

sayang, dan menginginkan kebaikan warga yang menjadi

amanahnya adalah sifat-sifat utama yang harus dimiliki

oleh seorang pemimpin. Sehingga ia mendapat keutamaan

dan keselamatan di duni dan di akhirat.

Gambar 5

Adegan : 4

Durasi : 34:42 – 34:53

Denotasi Melihat perlakuan Bib-bob, Zzz kesal, tidak senang

dengan tindakannya yang ingin merebut kekuasaan secara

otoriter. kemudian Zzzz bergerak mengambil dan menarik

selendang yang dikenakan Bib-bob.

Konotasi Direbutnya selendang Bib-bob oleh Zzz, seakan Zzz

merasa dirinya lah yang lebih pantas mendapatkan

kekuasan tersebut, merasa lebih pantas, dan merasa lebih

baik dari Bib-bob

 

Page 75: ANALISIS SEMIOTIK PESAN NON VERBAL MELALUI TEATER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41538/1/RIZKI... · non verbal secara lebih lanjut dalam sebuah pementasan

65

Mitos Selendang merah disini diartikan symbol kekuasaan.

Pesan

Non Verbal

Simbol selendang yang sedang diperebutkan oleh kedua

tokoh Bib-Bob dengan tokoh Zzz merupakan tarik

menarik antara hak dan kewajiban inilah yang kemudian

Islam memberikan petunjuk bagaimana sebaiknya

Muslim memilih pemimpin. Beberapa isyarat Rasulullah

mengatakan, “Barang siapa yang mengangkat seseorang

untuk mengurus urusan Mukmin padahal ia tahu ada

orang yang lebih pantas untuk mengurus itu, maka berarti

ia telah berkhianat kepada Allah, khianat kepada

Rasulullah, dan khianat terhadap orang Mukmin.” (HR

Hakim).

Gambar : 6

Adegan : 4

Durasi : 35:12 – 35:27

Denotasi Bib-bob dengan gerakan perlawanannya berusaha merebut

selendang merah itu dari tangan Zzzz, namun kekuatan

 

Page 76: ANALISIS SEMIOTIK PESAN NON VERBAL MELALUI TEATER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41538/1/RIZKI... · non verbal secara lebih lanjut dalam sebuah pementasan

66

Zzzz lebih kuat dari Bib-bob sehingga selendang merah itu

jatuh ke tangan Zzzz dan dengan tegasnya Zzzz

membentangkan selendang merah itu ke atas dengan kedua

tangannya.

Konotasi Sikap Zzz seperti itu membuat dirinya semakin percaya

diri, menganggap bahwa Zzz telah berhasil mengalahkan

Bib-bob.

Mitos Karena selendang merah dipercaya sebagai symbol

kekuasaan, maka siapapun yang berhasil mendapatkan

slendang merah tersebut dianggap yang paling kuat dan

berhasil mendapatkan kekuasaan dan menjadi pemimpin

diantara mereka.

Pesan

Non verbal

Pada dasarnya umat taat kepada pemimpin. Namun,

keharusan taat ini, tidak berarti masyarakat kehilangan

fungsi control. Terlepas dari apakah pengontrolan itu

terlembaga atau tidak. Islam tetap mengisyaratkan srtiap

individu untuk melakukan control terhadap berbagai

kemungkaran, termasuk yang dilakukan oleh

pemimpinnya.

 

Page 77: ANALISIS SEMIOTIK PESAN NON VERBAL MELALUI TEATER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41538/1/RIZKI... · non verbal secara lebih lanjut dalam sebuah pementasan

67

Gambar : 7

Adegan : 4

Durasi : 36:10 – 36:45

Denotasi Dengan gerakan yang sudah mulai melemah dan tak

berdaya, Bib-bob menghampiri satu per satu orang-orang

sambil mengucapkan kata “Bib-bob” berulang kali.

Seakan mengajak orang-orang untuk mengikutinya.

Namun tidak ada satu pun yang mengikuti.

Konotasi Sikap Bib-bob yang seperti itu seakan sedang mencari

pembelaan terhadap Bib-bob. Namun tidak satu pun yang

merespon nya.

Mitos Bib-bob dengan gerakan perlahan seakan menunjukkan

bahwa Bib-bob tidak mau kalah dengan Zzz, tetap

berusaha meyakinkan pada mereka bahwa Bib-bob lah

pemimpin yang sebenarnya.

Pesan

Non Verbal

Dapat dipastikan bahwa pemimpin yang dipilih adalah

mereka yang adil atau yang paling berpotensi untuk

berbuat adil. Sedangkan orang yang paling jauh dengan-

Nya adalah pemimpin yang jahat.” (HR Tirmidzi).

 

Page 78: ANALISIS SEMIOTIK PESAN NON VERBAL MELALUI TEATER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41538/1/RIZKI... · non verbal secara lebih lanjut dalam sebuah pementasan

68

Gambar 8

Adegan : 4

Durasi : 42:01 – 43:00

Denotasi Bib-bob memakai selendang merah yang diberikan oleh

Zzz tersebut .ini merupakan bagian dari tipu muslihat

yang dilakukan Zzz.

Konotasi Dengan sikap yang terlihat “mengalah” Seolah bersikap

baik dengan memberikan selendang merah tersebut,

Mitos Berpura-pura maenjadi baik, dengan harapan ketika

kejahatan Bib-bob dilawan dengan kelembutan Zzz (yang

padahal itu hanya tipu muslihat saja) maka Zzz akan

mendapatkan hasil yang baik.

Pesan

Non Verbal

Menurut pandangan Ikhwanul Muslimin Islam yang hanif

ini mengharuskan pemerintahannya tegak di atas kaidah

system social yang telah digariskan oleh Allah untuk

Umat manusia. Ia tidak menghendaki terjadinya

kekacauan dan tidak membiarkan umat islam hidup tanpa

pemimpin.

 

Page 79: ANALISIS SEMIOTIK PESAN NON VERBAL MELALUI TEATER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41538/1/RIZKI... · non verbal secara lebih lanjut dalam sebuah pementasan

69

Gambar 9

Adegan : 4

Durasi : 50:58 – 51:20

Denotasi Bib-bob dan Zzz sama-sama tergelegak. Kemudian

perlahan orang-orang mendekati Bib-bob dan Zzz,

namun orang-orang itu lebih berempati kepada Zzz,

berusaha menyadarkan Zzzz, dan membangkitkan Zzz

kembali.

Konotasi Karena masyarakat mengira tokoh Zzz dirasa lebih baik

dari Bib-bob, kerena itu orang-orang lebih berempati

kepada Zzz, dengan berupaya mendekati Zzz untuk

menolongnya.

Mitos Orang-orang akan menilai atas apa yang terlihat dalam

diri orang tersebut. Ketika kita berbuat baik, maka orang

pun akan bersikap baik pulakepada kita, namun

sebaliknya.

Pada adegan ini, orang-orang menilai bahwa sejahat-

jahatnya Zzz masih ada sisi baik nya yang bisa dilihat.

Sehingga membuatnya merasa iba dan empati. Dengan

 

Page 80: ANALISIS SEMIOTIK PESAN NON VERBAL MELALUI TEATER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41538/1/RIZKI... · non verbal secara lebih lanjut dalam sebuah pementasan

70

lebih memilih menolong Zzz daripada Bib-bob.

Pesan

Non Verbal

Dengan cara yang berbeda, tokoh Zzz yang terlihat lebih

baik dimata orang-orang, berhasil membuat orang-orang

tersebut berempati kepadanya.

Gambar 10

Adegan : 4

Durasi : 57:39 – 59:02

Denotasi Zzz mengangkat kedua tangannya sementara rang-orang

dibuatnya tewas. Lalu mengucapkan dialog “Tidak ada

Bib-bob” yang berarti Zzz merasa dirinya yang berhasil

mengalahkan Bib-bob dan dirinya yang berhak berkuasa.

Konotasi Pada akhir cerita, Zzz mengucapkan dialog “TIDAK

ADA BIB-BOB” dengan kedua tangan membentang ke

atas secara kuat.

Mitos Melihat Bib-bob tergeletak (tewas) Zzz merasa sangat

yakin. Bahwa sudah tidak ada lagi Bib-bob. Dan Zzz lah

yang berhasil memegang kuasa di dalamnya.

Pesan

Non Verbal

Pada dasarnya kekuasaan diperuntukkan untuk

melindungi masyarakat yang dipimpinnya, dengan

kemuliaan tujuan kekuasaan itu maka hendaknya

kekuasaan jangan sampai disalahgunakan, sebagai alat

memperkaya diri sendiri, atau kelompok tertentu.

 

Page 81: ANALISIS SEMIOTIK PESAN NON VERBAL MELALUI TEATER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41538/1/RIZKI... · non verbal secara lebih lanjut dalam sebuah pementasan

71

c. Makna Konotasi dalam Pertunjukan Bib-bob

Konotasi adalah istilah yang digunakan Barthes untuk

menunjukkan pemaknaan tahap kedua. Hal ini menggambarkan interaksi

yang terjadi ketika tanda bertemu dengan perasaan atau emosi dari

pembaca atau penonton. Dengan kata lain, konotasi ini adalah bagaimana

cara menggambarkannya.

d. Mitos

Pada signifikasi tahap kedua yang berhubungan dengan isi, tanda

berkerja melalui mitos (myth) mitos adalah bagaimana kebudayaan

menjelaskan atau memahami beberapa aspek tentang realitas atau gejala

alam. Mitos merupakan produk kelas social yang sudah mempunyai suatu

dominasi. Mitos primitive, misalnya mengenai hidup dan mati, manusia

dan dewa, sedangkan mitos masa kini misalnya mengenai feminimitas,

maskulinitas, ilmu pengetahuan dan ilmu kesuksesan. 2

2 Indiawan Seto Wahyu Wibowo. Semiotika Komunikasi (Aplikasi Praktis Bagi Penelitian

dan Skripsi Komunikasi), h. 22

 

Page 82: ANALISIS SEMIOTIK PESAN NON VERBAL MELALUI TEATER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41538/1/RIZKI... · non verbal secara lebih lanjut dalam sebuah pementasan

78

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Bedasarkan hasil penelitian yang dilakukan dengan mengunakan

analisis semiotik terhadap tanda-tanda dalam pertunjukan teater yang berjudul

“Bib-Bob” Sebagai salah satu bentuk komunikasi dan dakwah yang bersifat

non verbal, Bib-bob merupakan sebuah pertunjukkan teater atau seringkali

disebut drama mini kata.

1. Pesan Non verbal

Pada pertunjukan “Bib-bob” dijumpai komunikasi non verbal yang

dilakukan oleh tokoh Bib-bob dan tokoh Zzz, karena penggunaan bahasa

isyarat sebagai penyampaian dialog dalam pementasan. Dalam bahasa

isyarat tidak selalu tiap kata yang diucapkan secara verbal dialih

bahasakan ke dalam bahasa isyarat. Penggunaan bahasa bibir kerap

digunakan guna menyempurnakan dan mendukung gerakan non verbal

yang dilakukan dan diikuti dengan mimik wajah atau lainnya yang

berorientasi pada tubuh.

Komunikasi non verbal dalam pertunjukan “Bib-Bob” dan

pemaknaan pesan dakwah non verbal dari seorang Bib-bob dan Zzzz harus

dilakukan dengan latihan dan pembelajaran yang relative intense untuk

mencapai kesamaan persepsi agar mengerti apa yang di utarakan seorang

Bib-bob dan Zzz terlebih dikarenakan komunikasi non verbal yang

 

Page 83: ANALISIS SEMIOTIK PESAN NON VERBAL MELALUI TEATER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41538/1/RIZKI... · non verbal secara lebih lanjut dalam sebuah pementasan

79

digunakan bukan bersifat alamiah naluriah namun dengan pembelajaran

dan proses latihan.

2. Makna Denotasi, Konotasi, dan Mitos dalam pertunjukkan Bib-bob

Makna denotasi, konotasi, dan mitos diperkuat dengan adanya

simbol-simbol yang digunakan dalam pertunjukkan tersebut. Sehingga

walaupun pertunjukkan Bib-bob ini sangat sedikit kata-kata yang

diunakan, namun pesan non verbal yang ada didalamnya tetap dapat

tersampaikan dengan baik melalui proses berfikir dan perenungan pada

saat menyaksikannya. Sehingga setelah menonton pertunjukkan tersebut,

dapat memilah bagian mana yang baik dan bagian mana yang tidak patut

untuk dicontoh oleh seorang Muslim..

B. Saran-saran

Berdasarkan penelitian yang membahas mengenai Analisis Semiotik Pesan

Non Verbal melalui Teater dalam Pertunjukan Bib-bob Karya W.S Rendra,

dan hasil penelitian sudah dipaparkan maka penulis memberikan saran-saran

untuk pengembangan penelitian selanjutnya.

1. Bagi Peneliti Selanjutnya :

Perlunya penelitian selanjutnya yang mengkaji lebih dalam

mengenai Analisis Semiotik Pesan Non verbal melalui Teater dalam

Pertunjukkan Bib-Bob. Selain dengan menggunakan teknik pengumpulan

data seperti observasi, peneliti selanjutnya dapat menggunakan teknik

pengumpulan data atau metode lainnya untuk menggali lebih dalam

 

Page 84: ANALISIS SEMIOTIK PESAN NON VERBAL MELALUI TEATER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41538/1/RIZKI... · non verbal secara lebih lanjut dalam sebuah pementasan

80

mengenai subjek yang ditelitinya. Dengan demikian peneliti akan

mendapatkan data lapangan yang lebih lengkap dan dapat menganalisisnya

dengan lebih mendalam.

2. Bagi Komunitas Terkait :

Dalam pertunjukkan ini, “Bib-bob” berada dibawah naungan

Bengkel Teater Rendra yang kini dikelola oleh Ken Zuraida (Isteri alm.

Rendra), sebaiknya perlu melakukan pentas ulang dengan memberikan

peluang kepada sutradara-sutradara teater lainnya untuk menyutradarai

pertunjukan tersebut. Dengan harapan akan ada inovasi yang berbeda jika

berbeda penyutradaraan. Namun tidak merubah karya asli nya.

3. Bagi penonton :

Bagi penonton, diharapkan selain seringnya menonton hiburan

seperti film di Televisi, bioskop dan lainnya, diharapkan untuk mencoba

menonton sebuah pertunjukan teater, karena pertunjukan ini dapat

mengedukasi penonton dalam melihat dan memahami bahwa pesan dalam

komunikasi tidak hanya dapat dilakukan dengan bahasa verbal, karena

bahasa tubuh atau bahasa non verbal juga sangat kuat makna yang terdapat

didalamnya.

 

Page 85: ANALISIS SEMIOTIK PESAN NON VERBAL MELALUI TEATER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41538/1/RIZKI... · non verbal secara lebih lanjut dalam sebuah pementasan

81

DAFTAR PUSTAKA

Buku

Alawiyah, Tutty, Strategi Dakwah di Lingkungan Majlis Taklim. Bandung:

Mizan, 1997.

Barthes, Roland, Mythologies Selected and Translated from the French by Annette

Lavers, New York: Noondy Press. 1972.

Bisri, Mustofa, Saleh Ritual Saleh Sosial, Bandung : Mizan, 1995.

Danesi Marcel, Pesan Tanda dan Makna.Yogyakarta: Jalasutra. 2004.

Haryono, Edi, Menonton Bengkel Teater Rendra, Jakarta : KEPEL PRESS. 2005.

Hujana Onong Effendy, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, Bandung : PT

Remaja Rosdakarya, cet. Ke-2. 1997.

Indiawan, Seto, Semiotika Komunikasi, Jakarta: Mitra Waca Media. 2013.

Ilaihi, Wahyu, Komunikasi Dakwah, Bandung: PT REMAJA ROSDAKARYA,

cet . ke-1. 2010.

Imam, Gunawan,. Metode Penelitian Kualitatif: Teori dan Praktik, Jakarta: PT.

Bumi Aksara, 2013.

Islamiyah, Indriansyah, Akhlak Islamiyah, Jakarta: Parameter. 1998.

Jalaludin, Rakhmat, Metode Penelitian Komunikasi, Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya. 2004.

Meleong, Lexy J, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: PT.Remaja

Rosdakarya. 2007.

Mulyana, Dedi, Ilmu Komunikasi. Bandung : PT. Rosdakarya cet. 9. 2007.

Piliang, Yasraf Amir, Hipersemiotika: Tafsir Cultural Studies Atas Matinya

Makna. Yogyakarta: Jalasutra. 2003.

Riantiarno,Nano, Kitab Teater, Jakarta : PT. Gramedia Widyasarana, 2011

Pribadi,(Jakarta : KENCANA, 2011)

Roudhonah, Ilmu Komunikasi, Jakarta : Atma Kencana Publishing. 2003.

Sobur Alex, Semiotika Komunikasi, Bandung : PT Remaja Rosdakarya. 2013.

T.Wood. Julia Komunikasi Teori dan Praktik, Jakarta: Salemba Humanika, 2013.

Wahidin Saputra, PENGANTAR ILMU DAKWAH, Jakarta : Rajawali Pers. 2011.

 

Page 86: ANALISIS SEMIOTIK PESAN NON VERBAL MELALUI TEATER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41538/1/RIZKI... · non verbal secara lebih lanjut dalam sebuah pementasan

82

Widjaja, H.A.W, Komunikasi dan Hubungan Masyarakat, Jakarta : Bumi Aksara,

cet. Ke-2, 1997.

Website

https://www.jakartabeat.net/kolom/konten/menafsirkan-bib-bob?lang=id

http://www.eurekapendidikan.com/2015/11/pengertian-dakwah-dalam-

pandangan- hukum.html

http://cabiklunik.blogspot.co.id/2009/11/bib-bob-dan-teater-rendra.html

www.kajianpustaka.com

www.softilmu.com

http://www.kompasiana.com/ranang/wasiat-bib-bob-

_rendra_550079b6813311c91afa77b9

https://irvanmulyadie.blogspot.co.id/2010/02/pentas-bib-bob.html

http://ensiklopedia.kemdikbud.go.id/sastra/artikel/Teater_Minikata

https://profil.merdeka.com/indonesia/w/willibrordus-surendra-broto-rendra

https://id.wikipedia.org/wiki/W.S._Rendra

Skripsi dan Jurnal Ilmiah

Niken Kusumaningsih “Pesan Komunikai Non Verbal dalam sebuah

Pementasan Teater” Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan

Humaniora Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta 2015

Indah Nurjanah, “Analisis Semiotik Makna Kesalehan Sosial Tokoh

Zainuddin dalm Film Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck” Fakultas Dakwah

dan Ilmu Komunikasi Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam

 

Page 87: ANALISIS SEMIOTIK PESAN NON VERBAL MELALUI TEATER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41538/1/RIZKI... · non verbal secara lebih lanjut dalam sebuah pementasan

Lampiran 1

TRANSKRIP WAWANCARA

Narasumber : Putu Wijaya

Profesi : Seniman

Waktu : 27 Juli 2017

Pukul : 16:00 WIB

Tempat : Astya Puri Pisangan, Ciputat

Judul Skripsi : Pesan Dakwah Non Verbal melalui Teater dalam Pertunjukkan

Bib-bob Karya W.S Rendra

Hasil Wawancara :

1. bagaimana asal mula pertunjukkan Bib-bob?

Jawab : Bib-bob pada awaalnya hanya sebuah kado kepada arif budiman. Para

seniman ingin memberikan kado. Mereka berkumpul di bentara budaya. Saya

memberikan dua improvisasi. Juga Rendra. Dulu, awal pertunjukn ini, tidak ada

musik, dan durasi nya hanya 15 menit.

2. Apakah pada saat itu ada proses latihan nya?

Jawab: pertunjukkan itu spontan, dari gabungan ide teman-teman pada saat itu

yang ingin memberikan kado untuk Arif Budiman. Dialog nya pun semua

improvisasi. Tidak ada naskahnya saat itu. Walaupun itu improvisasi tapi dilatih

juga. Malam mau main, siang nya latihan . music di stel, gerak, menari.

improvisasi dalam artian tidak begitu saja spontan dilakukan. Tapi datang ide,

diolah, lalu mainkan. improvisasi dengan persiapan. Bukan improve sebenarnya.

Kalo improvisasi sebenarnya kan usaha atau upaa yang dilakukan untuk

menutupi kesalahan.

 

Page 88: ANALISIS SEMIOTIK PESAN NON VERBAL MELALUI TEATER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41538/1/RIZKI... · non verbal secara lebih lanjut dalam sebuah pementasan

3. Mengapa dinamakan Bib-bob ?

Jawaban : Saya tidak tau, karena ide itu datang dari kepala Rendra. Bib-bob itu

di luar negeri ada tari jalanan, ada tarian, ada music. Waktu itu kami tidak tau

yang ada di pikiran dia apa. Cara kami berlatih ya dari perintah-perintah aja.dari

latihan mengucapkan kata-kata, ide itu sesuai dengan hasil apakah sama atau

tidak engan keinginan rendra. Bisa saja lebih bagus visualnya, bisa juga tidak.

Berangkat dari ide. Ketika ide datang, kemudian latih. Ide itu baru seperti tema.

Ketika ide itu di latih, pasti akan berkembang.

4. Bib-bob bercerita tentang apa?

jawaban : Tiap penonton bisa menceritakan masing2. Karena naskahnya tidak

tertulis. Bib-bob disini mengenai kekuasaan, dimana disitu terdapat pemerintah

yang otoriter. Bib-bob ini minikata. Setelah pentas ini ada beberapa kawan yang

menulis tentang bib-bob yang menyebutnya ini adalah mini kata. Bib bob adalah

ide spontan. Durasi pendek. 15 menit. Tapi zzz ini durasinya agak panjang.

Karena ada politiknya, kritik sosialnya. Bibbob seperti puisi bisa ditafsirkn apa

saja. Dulu sih hanya 15 menit, nggak tau sekarang sudah berkembang, pastinya

aka nada perubahan. Mungkin dari penambahan set artistic, music, atau yang

lainnya. Tapi sepertinya kalau cerita sih nggak jauh berbeda. Hanya kemasanny

saja mungkin yang membedakan Bib-bob di era 60’an dengan Bib-bob era

200’an. Secara harfih Bib-bob ini tidak verbal. Ini pertunjukan visual, tapi

mengandung dakwah tersirat.

5. Menurut bapak apakah pertunjukan Bib-bob ini bisa disebut atau

dijadikan sarana dakawah bagi penontonnya?

 

Page 89: ANALISIS SEMIOTIK PESAN NON VERBAL MELALUI TEATER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41538/1/RIZKI... · non verbal secara lebih lanjut dalam sebuah pementasan

Jawaban: Ya kalau bicara soal dakwah, Tergantung orang itu mengartikan

dakwah itu apa. Dakwah itu kan kalau mnurut saya sebuah tuturan kepada orang

untuk mengajarkan suatu kebenaran. Nah, semua pertunjukan itu ada arah

kesana. Semua memberikan tuturan.ada sesuatu yang ingin diucapkan. Ada misi

adakemauannya tidak sekedar bentuk dan keindahan. Tapi ada pesan yang akan

disampaikan. Hampir semua tontonan modern itu berdakwah. Cuma dakwahnya

macam-macam. Ada yang positif, ada yang negatf. Mungkin kalau yang

negative, kamu nggak mau menganggap itu dakwah. Ada yang jelas, ada yang

kabur, ada yang pasti. Mau nya ini. Ngga bisa ditafsirkan yang lain. Tapi ada

yang maunya ambigu. Tergantung kita menerimanya. Nah, bib-bob ini ambigu.

Kalo dakwah dalam pengertian baku kan berarti satu arah. Tidak bisa

ditafsirkan lain. Maka kalo ditafsirkan yang lain , bisa salah. Tapi kalo

pertunjukan modern seperti bib-bob ini, bisa diartikan macam-macam. Bib-bob

ini hanya gerakan-gerakan saja. Namun setiap gerakan itu ada makna nya.

6. Dakwah positif dalam pertunjukkan Bib-bob seperti apa yang bapak

maksud ?

Jawaban : Dalam konteks Bib-bob, kekuasaan itu baik. Akan tetapi kalau yang

berkuasa itu bersifat otoriter, mengancam, itu juga tidak baik. Kekuasaan itu

bagus atau baik, ya karena ada yang mengatur. Pertunjukan atau dakwah ini

memberi kesempatan penonton untuk berpartisipasi. Ending dari Bib-bob ini

gantung. Kenapa gantung? Supaya timbul persepsi dari penonton “oh yang ini

baik” , “oh yang ini tidak baik” jadi disini penonton yang menilai. Pertunjukan

ini tradisi. Bicara soal baik dan buruk. Kalo konvensional, ending nya itu jelas.

 

Page 90: ANALISIS SEMIOTIK PESAN NON VERBAL MELALUI TEATER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41538/1/RIZKI... · non verbal secara lebih lanjut dalam sebuah pementasan

Rendra dalam Bib-bob nya ini mendobrak, mencari pembaruan dan sangat

menghargai orang lain.

7. Bibob-bob ini seperti apa?

Jawaban: kalau ditanya bib-bob ini seperti apa, tidak mau menjelaskan, karena

mau memberikan kesempatan penonton untuk berpartisipasi menangkap

maksutnya. Meskipun Rendra tau, tapi dia tidak akan menjelaskan. Karnya nya

ini disebut dengan Diktastis yang artinya mendidik.

8. Seperti apa yang dimaksud dengan contoh dakwah negative ?

Jawaban : yaa seperti misalnya dalam pertunjukan terdapat visual yang

menunjukkan suatu kekerasan. Pemberontakan, dan sebagainya. Orang mungkin

tidak mau menganggap bahwa itu juga dakwah. Sebenarnya, positif atau

negative itu tergantung dari penonton nya melihat dan menilai dari sisi apa.

Kekuasaan kalau tidak ada disiplinnya bisa kebablasan.

9. Apa saja kesulitan yang dialami selama proses nya?

jawaban : kesulitannya lebih kepada fisik dan nafas. Karena tidak ada dialog.

10. Apakah bib-bob erat kaitannya dengan symbol?

Jawaban : sangat berhubungan. Pesan yang disampaikan ya memang sebagian

besar dari simbpl-simbol property yang ada di atas panggung, juga dari tubuh

para pemain nya. Secara intristik ada, tapi tidak ada verbalisme nya.

11. Bagaimana gambaran sosok Bib-bob dan sosok Zzz?

Jawaban : bib-bob itu sosok yang tinggi, kekar, gerakannya maco, berkuasa.

Klo Zzz yang saya tau, kebalikannya dari Bib-bob. Gerakannya lebih gemulai,

lebih lembut. Tubuhnya kecil, kurus.

 

Page 91: ANALISIS SEMIOTIK PESAN NON VERBAL MELALUI TEATER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41538/1/RIZKI... · non verbal secara lebih lanjut dalam sebuah pementasan

Lampiran 2

TRANSKRIP WAWANCARA

Narasumber : Ken Zuraida

Profesi : Seniman

Waktu : 27 Juni 2017

Pukul : 13:00 WIB

Tempat : Bengkel Teater Rendra

Judul Skripsi : Pesan Dakwah Non Verbal melalui Teater dalam Pertunjukkan

Bib-bob Karya W.S Rendra

Hasil Wawancara :

1. Apa yang dimaksud dengan Bib-bob ?

Jawaban : pertunjukan Bib-bob merupakan drama mini kata nya Rendra yang

terbilang cukup sukses dalam pementasannya karena berhasil menyita perhatian

ribuan pasang mata yang menyaksikannya. Jiwa manusia itu dasarnya

“mencari”, semua makhluk hidup diberi kesempatan berkomunikasi yang semua

orang bisa mengerti. Sekalipun orang itu memiliki “keterbatasan” secara fisik

dan itu disampaikan tidak dengan verbal. Bib-bob juga alibi Rendra untuk

mengungkapkan bahwa dengan sedikit kata bisa menjadi apa saja. Dari mini

kata Rendra ini lah yang menemukan cara komunikasi yang hakiki.

Bahasa merupakan alat komunikasi. Sejauh ini belum ada yang pernah

menemukan Idio komunikasi dalam mini kata selain Rendra. Karena itu Bib-bob

sangat sukses mengkomunikasikan apa yang dimaksud oleh penulismya. Bib-

bob juga sebagai reportoar Rendra yang berbentuk mini kata. Dan ternyata,

penonton lebih cerdas. Dari teaterikus. Pertunjukan ini multi makna. Tergantung

bagaimana kontak mata penonton dengan pemainya.

 

Page 92: ANALISIS SEMIOTIK PESAN NON VERBAL MELALUI TEATER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41538/1/RIZKI... · non verbal secara lebih lanjut dalam sebuah pementasan

2. Bib-bob itu tema nya apa ?

Jawaban : Tema nya kekuasaan.

3. Apakah proses latihan ini sama dengan proses teater pada umumnya ?

Jawaban : Prosesnya sama, ada bloking ada urut-urutannya dan harus tepat.

Timing tidak boleh lambat, tidak boleeh cepat, harus pas. Kalo nga, ngga

nyampe pesannya. Ketat sekali drama ini. Rendra menemukan teater sejenis ini

pada 1968 kemudian dia latih, jadi orang yang dilatih aja ngga ngerti. Di

terangkan diterangkan di terangkan tetep ngga bisa. Tapi akhirnya pementasan

sukses tahun 1967

4. Berapa lama proses latihan nya ?

Jawaban : Proses latihan lama. Kecuali orang yang tubuhnya sudh lentur sih

okelah. Tapi proses menuju seperti itu yang lama. Sekitar 6 bulan sampai 1

tahun. Dan untuk menentukan cast atau pemainnya juga tidak sembarangan.

Harus tepat.

5. Apakah pertunjukan Bib-bob mengalami perubahan dari tahun ke tahun ?

Jawaban : Tentu ada. Yang di perbarui pemainnya, lingkungannya,

nyanyiannya, pada saat itu Bib-bob menggemparkan dunia. Disitu Rendra

menemukan inspirasi baru, membuktikan bahwa hanya dengan sedikit kata, bisa

menjadi sebuah pertunjukan yang memiliki pesan sangat kuat. Dan semua

mengerti. Pesan-pesan yang disampaikan dengan bahasa tidak verbal, bisa

dipahami penontonnya. Walaupun Bib-bob ini multi tafsir. Tergantung

bagaimana penonton mengangkapnya.

 

Page 93: ANALISIS SEMIOTIK PESAN NON VERBAL MELALUI TEATER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41538/1/RIZKI... · non verbal secara lebih lanjut dalam sebuah pementasan

6. Apakah yang membedakan Bib-bob dengan pertunjukan mini kata lainnya

?

Jawaban : Yang bedakan bibbob dengan lainnya, saat ini kita membutuhkan itu.

Bib-bob isinya kan tentang kritik social. Bagaimana ketika memperebutkan

suatu kekuasan dengan cara kekerasan. Kekerasan dilawan dengan kekerasan

hasilnya seperti apa. Itu digambarkan dalam Bib-bob. Pemimpin itu harus ada.

Tetapi, kalau pemimpin nya otoriter, itu juga tidak baik. Apa lagi

memperebutkan kekuasaan dengan cara yang tidak sportif. Pertunjukan ini

mengedukasi penontonnya lewat perenungan. Kita sajikan sebuah kasus di

dalam sebuah pentas dengan permasalahan umum, kemudian penonton yang

menilai. Oh kalau berbuat seperti ini, hasilnya begini loh. Oh kalo berbuat

seperti itu hasilnya begitu loh. Dan tafsir penonton tidak bisa disamaratakan.

Semua penonton mungkin memaknai pertunjukan ini berbeda-beda.

7. Apakah pertunjukan Bib-bob ini bisa dikatakan sebagai media dakwah

bagi penontonnya?

Jawaban : Buat saya itu dakwah. Dakwah dengan contoh. Bib-bob ini contoh

keras tetapi intinya untuk mengajak kebaikan. Kalo kamu gini, kamu akan

begini. Bukan bicara soal kebaikan seperti Ustad di TV - TV . Karena itu tugas

Ustad. Ini dakwah nya versi Seniman. Pasti beda dong. Kalo Seniman masuk ke

dunia perenungan.

Kekerasan VS kekeasan akan ada perlawanan. Tidak habis-habis dong.karena

itu, . Kekerasan dilawan dengan kelembutan . Itu sudah pasangaan nya. Di akhir

 

Page 94: ANALISIS SEMIOTIK PESAN NON VERBAL MELALUI TEATER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41538/1/RIZKI... · non verbal secara lebih lanjut dalam sebuah pementasan

pertunjukkan digambarkan bahwa ada yang di bunuh. Apa yang di bunuh?

Nurani manusia. Contohnya wanita di perkosa, orang-orang di siksa. Orang

dipaksa buat bilang bib bob sedangkan Zzz tidak dipaksa. Konsep ini membahas

dua idealis itu. Kebaikan dan keburukan.

8. Pesan dakwah apa yang Ibu dapatkan dalam pertunjukkan Bib-bob ini ?

Jawaban : Sebenarnya, fitrah manusia lahir sebagai Individu atau insan

merdeka yang bisa memilih apa saja tetapi tuntutannya tetap ada di Al-Qur’an.

Berbeda Mahzab bukan berarti saling berbenturan. Tidak ada orang yang ingin

berbuat jahat, tapi untuk menjadi seperti itu ada sebabnya.

9. Dengan banyaknya tafsir dalam pertunjukan Bib-bob, apakah ada

kekhawatiran dari Sutradara ketika pesan apa yang ingin disampaikan ke

penonton tidak sesuai dengan yang penonton terima ?

Jawaban : Tidak ada. Sutradara yg baik tidak boleh memikirkan hasil. Org yang

berfikir hasil adalah orang yang kecil hati. Sutradara yang baik ya kerjakeras,

dengan nama Allah, untuk kehidupan, selebihnya bagaimana orang menilainya.

10. Jika Bib-bob bicara soal perebutan kekuasaan, kasus apakah yang saat itu

sedang di bahas?

Jawaban : Mengangkat kasus yang lagi bodoh. Ini loh orang yang nurani nya

tergerus karena tidak mau berfikir. Akhirnya jadi manusia massa. Kebawa

kesana kesuini. Kalau ada berita, tidak dicerna dengan baik. Langsung kemakan

issue.

 

Page 95: ANALISIS SEMIOTIK PESAN NON VERBAL MELALUI TEATER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41538/1/RIZKI... · non verbal secara lebih lanjut dalam sebuah pementasan

Lampiran 3

TRANSKRIP WAWANCARA

Narasumber : Taufiqi Rahman

Status : Mahasiswa

Waktu : 30 September 2017

Pukul : 17:00 WIB

Tempat : Sanggar Teater Syahid

Judul Skripsi : Pesan Dakwah Non Verbal melalui Teater dalam Pertunjukkan

Bib-bob Karya W.S Rendra

Hasil Wawancara :

1. Apakah sebelumnya pernah menonton pertunjukan Bib-bob

Jawaban : sudah

2. Apakah kakak mengerti dan paham maksud dari pertunjukkan tersebut?

Jawaban : yaaa, sedikit paham

3. Bagaimana pementasan ini menurut kakak?

Jawaban : Bagus. Menarik. Sebagai mata penikmat yang masih awam, pertunjukkn

ini cukup menguras fikiran dan memanjakan keseriusan sehingga memaksa mata

untuk terus mengikuti alur cerita pementasan.

4. Apakah menurut kakak, Bib-bob bisa dikatakan sebagai media dakwah ?

Jawaban : bisa, karena pada umumnya menurut saya, tidak hanya di Bib-bob saja.

Setiap pementasan teater sedikit banyak mengandung pesan moril berupa kritik,

sindiran, dan motivasi. Karena setiap pementasan berangkat dari kehidupan nyata

pada masanya, dan berangkat dari kegelisahan penulis, sutradara, orang-orang yang

memainkan, bahkan penonton. Di dalam kehidupan sebenarnya, yang mana

digambarkan melalui visualpementasan drama teater.

 

Page 96: ANALISIS SEMIOTIK PESAN NON VERBAL MELALUI TEATER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41538/1/RIZKI... · non verbal secara lebih lanjut dalam sebuah pementasan

pada khususnya, pertunjukan Bib-bob yang dipentaskan oleh Bengkel Teater Rendra

ini penuh dengan kegelisahan manusiayang terjadi pada masanya hingga masa kini.

5. Pesan dakwah apa saja yang di dapat setelah menonton pertunjukkan

tersebut?

Jawaban : yang pertama symbol yang di tangkap dari mata awam seperti saya,

disitu ada symbol perjalanan yang digambarkan pada music saat opening,

kemudian dilanjut dengan adegan ritual persembahan yang biasa disebut orang

Hawa sebagai sesajen. Pada dasarnya sesajen ini dilkukan oleh setiap suku.

Khususnya di Indonesia yang memiliki beragam suku kebanyakan melakukan

ritual ini. Nah, sesajen ini bisa diartikan sebagai persembahan untuk alam

sekitar, para leluhur yang menjaga suku itu, bahkan ada yang melakukan ritual

itu untuk mencari kekayaan, dan kemakmuranbagi suku tersebut. Namun, saat

ini ritual tersebut sudah banyak berubah. Seringkali adanya penyelewengan yang

mengatasnamakan tradisi adat. Seperti contohnya orang menyembah pohon

dengan memberikan sesajen untuk meminta kekayaan, memberikan sesajen

berupa kepala kerbau di lautan untuk meminta kemakmuran.

Jika ditarik dari segi Religi, penyembahan seperti itu adalah perbuatan musyrik.

Karena saya menganut agama Islam, saya menganggap perbuatan seperti itu

adalah musyrik. Karena meminta kekayaan kepada selain Allah itu musyrik.

Seperti yang kita lafaldzkan dalam dua kalimat syahadat. “Aku bersaksi tiada

Tuhan yang wajib disembah selain Allah. Dan aku bersaksi bahwa Muhammad

adalah utusan Allah. Dari dua kalimat syahadat itu saja sudah jelas.

Kemudian symbol kekuatan, atau kekuasaan. Pada symbol ini dapat

menghalalkan segala cara untuk memperoleh tujuan mereka. Biasanya lebih

 

Page 97: ANALISIS SEMIOTIK PESAN NON VERBAL MELALUI TEATER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41538/1/RIZKI... · non verbal secara lebih lanjut dalam sebuah pementasan

mengutamakan ambisi untuk kepentingan diri sendiri. Istilahnya “halal haram

hantam”

Symbol berikutnya adalah symbol kelembutan, kelemahan, atau keluwesan yang

diperankan oleh tokoh Zzz. Adalah tipu muslihat dari karaktr yang dibawakan.

Zzzz ini licik. Dengan kelembutan yang dia mainkan, dia dapat memanfaatkan

situasi dengan berbagai aksi untuk menyembunyikan ambisi. Yang padahal,

tokoh Bib-bob dan Zzz berambisi sama, yakni mendapatkan kekuasaan. Untuk

kepentingan pribadi. Sifat tipu muslihat seperti ini yang di benci Allah, karena

sifat seperti ini dimiliki oleh syetan. Yang bertujuan menjerumuskan manusia

untuk meninggalkan segala perintah Allah, dan maenjalankan apa yang dilarang

oleh Allah. Sehingga menjadi pengikutnya di akhirat nanti. Yaitu neraka

Jahannam.

Seperti janji iblis kepada Allah, ketika Nabi Adam melanggar. Seperti kisah

buah Quldi. Sebenarnya sifat itu sudah ada sejak zaman nabi Adam.

“dia akan menggnggu setiap anak cucu Adam yang lahir untuk menjadi

kaumnya di neraka kelak.”

Jakarta, 30 September 2017

Taufiqi Rahman

 

Page 98: ANALISIS SEMIOTIK PESAN NON VERBAL MELALUI TEATER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41538/1/RIZKI... · non verbal secara lebih lanjut dalam sebuah pementasan

 

Page 99: ANALISIS SEMIOTIK PESAN NON VERBAL MELALUI TEATER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41538/1/RIZKI... · non verbal secara lebih lanjut dalam sebuah pementasan

Foto bersama Narasumber

Artikel Bib-bob

 

Page 100: ANALISIS SEMIOTIK PESAN NON VERBAL MELALUI TEATER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41538/1/RIZKI... · non verbal secara lebih lanjut dalam sebuah pementasan

 

Page 101: ANALISIS SEMIOTIK PESAN NON VERBAL MELALUI TEATER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41538/1/RIZKI... · non verbal secara lebih lanjut dalam sebuah pementasan

 

Page 102: ANALISIS SEMIOTIK PESAN NON VERBAL MELALUI TEATER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41538/1/RIZKI... · non verbal secara lebih lanjut dalam sebuah pementasan

 

Page 103: ANALISIS SEMIOTIK PESAN NON VERBAL MELALUI TEATER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41538/1/RIZKI... · non verbal secara lebih lanjut dalam sebuah pementasan

 

Page 104: ANALISIS SEMIOTIK PESAN NON VERBAL MELALUI TEATER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41538/1/RIZKI... · non verbal secara lebih lanjut dalam sebuah pementasan

Foto bersama Narasumber

 

Page 105: ANALISIS SEMIOTIK PESAN NON VERBAL MELALUI TEATER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/41538/1/RIZKI... · non verbal secara lebih lanjut dalam sebuah pementasan

AN

AL

ISIS

SE

MIO

TIK

PE

SA

N N

ON

VE

RB

AL

ME

LA

LU

I TE

AT

ER

D

AL

AM

PE

RT

UN

JUK

AN

BIB

-BO

B K

AR

YA

W.S

RE

ND

RA

R

IZK

I YA

NU

AR

TI

NIM

: 1113051000094JA

KA

RT

A1439H

/2017M

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARANTHINK PAIR AND SHARE TERHADAP KETERAMPILAN BERBICARA

SISWA KELAS V SDIT LATANSA CENDEKIA

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi SalahSatu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.)

Oleh

Kharisma Luthfi HanifahNIM. 1113018300035

JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAHFAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAHJAKARTA

2017 M / 1438 H

PE

NG

AR

UH

PE

NE

RA

PA

N M

OD

EL

PE

MB

EL

AJA

RA

NT

HIN

K P

AIR

AN

D S

HA

RE

TE

RH

AD

AP

KE

TE

RA

MP

ILA

N B

ER

BIC

AR

AS

ISW

A K

EL

AS

V S

DIT

LA

TA

NS

A C

EN

DE

KIA

Kh

arisma L

uth

fi H

anifah

NIM

. 1113018300035JA

KA

RT

A2017 M

/ 1438 H

Tek

nik

Pel

apis

an N

ikel

, Alu

mu

niu

m d

an P

adu

anya

Men

ggu

nak

an M

etod

e E

lek

trop

lati

ng

dan

Pac

kC

omen

tati

on

Lap

oran

Pra

kti

k K

erja

Lap

anga

n

Ari

n N

arip

a

1113

0970

0001

0

PR

OG

RA

M S

TU

DI

FIS

IKA

FA

KU

LT

AS

SA

INS

DA

N T

EK

NO

LO

GI

UN

IVE

RS

ITA

S I

SL

AM

NE

GE

RI

SY

AR

IF H

IDA

YA

TU

LL

AH

JAK

AR

TA

2017

M/1

438

H