analisis rantai pasokan terhadap produktivitas di

109
ANALISIS RANTAI PASOKAN TERHADAP PRODUKTIVITAS DI UKM KERAMIK KLAMPOK BANJARNEGARA Oleh ANA OKTIYA H24102024 DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2006

Upload: vutruc

Post on 03-Jan-2017

249 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: ANALISIS RANTAI PASOKAN TERHADAP PRODUKTIVITAS DI

ANALISIS RANTAI PASOKAN TERHADAP

PRODUKTIVITAS DI UKM KERAMIK KLAMPOK

BANJARNEGARA

Oleh

ANA OKTIYA

H24102024

DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2006

Page 2: ANALISIS RANTAI PASOKAN TERHADAP PRODUKTIVITAS DI

ABSTRAK

Ana Oktiya. H24102024. Analisis Rantai Pasokan Terhadap Produktivitas di UKM Keramik Klampok Banjarnegara. Di bawah bimbingan Heti Mulyati.

Sektor industri merupakan salah satu penyangga dalam perekonomian Indonesia. Salah satunya adalah Usaha Kecil dan Menengah (UKM) yang mempunyai peranan strategis baik secara ekonomi, sosial maupun politik. Peranan dan kontribusi UKM yang cukup besar, memberikan tanda bahwa UKM harus dapat ditingkatkan sehingga memiliki daya saing. Agar perusahaan unggul dalam bersaing, harus memiliki konsep ataupun misi dan strategi yang tepat. Salah satu strategi yang dapat diterapkan adalah Manajemen Rantai Pasokan (MRP). Konsep tersebut mampu mengatur aliran barang atau produk dalam suatu rantai pasokan sehingga memiliki keunggulan bersaing. Tujuan dari penelitian ini adalah 1) Menganalisis model rantai pasokan UKM Keramik Klampok, 2) Menganalisis hubungan MRP terhadap produktivitas UKM keramik Klampok, 3) Memberikan solusi dengan pendekatan MRP pada UKM keramik Klampok.

Data yang diambil dalam penelitian adalah data primer dan sekunder. Pengumpulan data menggunakan metode observasi, wawancara dan kuesioner. Penelitian dilakukan di UKM keramik Klampok Banjarnegara yang berjumlah 20 UKM. Pengambilan responden menggunakan teknik judgement sampling. Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan analisis deskriptif, regresi stepwise, forward selection, backward elimination dan regresi logistik. Alat analisis yang digunakan adalah Microsoft Excel for Windows, SPSS 11.0 dan Minitab 14.

Model rantai pasokan di UKM keramik Klampok terdiri dari beberapa anggota antara lain: pemasok, persediaan, UKM/produksi, pengepul barang ekspor, retailer dan konsumen. Hasil analisis hubungan MRP (pemasok, persediaan, produksi, distributor, retailer, kerjasama dan tenaga kerja) dengan produktivitas menunjukkan bahwa hanya satu variabel yang memiliki hubungan signifikan yaitu variabel kerjasama (p-value sebesar 0,122 < taraf nyata 0,2).

Solusi dalam penerapan manajemen rantai pasokan di UKM keramik Klampok adalah menjalin hubungan dengan pemasok bahan kimia melalui Sentra, penggunaan Sentra sebagai pusat pengolahan tanah liat untuk siap pakai dengan pemanfaatan teknologi, peningkatan koordinasi diantara pemasok dan perusahaan manufaktur.

Page 3: ANALISIS RANTAI PASOKAN TERHADAP PRODUKTIVITAS DI

ANALISIS RANTAI PASOKAN TERHADAP

PRODUKTIVITAS DI UKM KERAMIK KLAMPOK

BANJARNEGARA

SKRIPSI

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

SARJANA EKONOMI

pada Departemen Manajemen

Fakultas Ekonomi dan Manajemen

Institut Pertanian Bogor

Oleh

ANA OKTIYA

H24102024

DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2006

Page 4: ANALISIS RANTAI PASOKAN TERHADAP PRODUKTIVITAS DI

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

DEPARTEMEN MANAJEMEN

ANALISIS RANTAI PASOKAN TERHADAP

PRODUKTIVITAS DI UKM KERAMIK KLAMPOK

BANJARNEGARA

SKRIPSI

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

SARJANA EKONOMI

pada Departemen Manajemen

Fakultas Ekonomi dan Manajemen

Institut Pertanian Bogor

Oleh

ANA OKTIYA

H24102024

Menyetujui, Juni 2006

Heti Mulyati, S.TP, MT

Dosen Pembimbing

Mengetahui,

Dr. Ir. Jono Munandar, M.Sc

Ketua Departemen

Tanggal ujian : 9 Juni 2006 Tanggal lulus:

Page 5: ANALISIS RANTAI PASOKAN TERHADAP PRODUKTIVITAS DI

iii

RIWAYAT HIDUP

Penulis lahir pada 16 Oktober 1984 di Banjarnegara, Jawa Tengah. Penulis

adalah anak kedua dari dua bersaudara, putri pasangan Bapak Bhudi Hartanto dan

Ibu Turinah.

Penulis mulai mengenyam pendidikan pada tahun 1988 di bangku Taman

Kanak-Kanak PGRI Medayu. Pada tahun 1990 penulis melanjutkan pendidikan ke

SDN I Medayu dan lulus pada tahun 1996. Selanjutnya, penulis diterima sebagai

siswa SLTPN I Wanadadi hingga lulus pada tahun 1999. Setelah itu, penulis

melanjutkan pendidikan di SMUN I Banjarnegara selama tiga tahun dan lulus

pada tahun 2002. Pada tahun yang sama, penulis diterima di Institut Pertanian

Bogor (IPB) melalui jalur USMI pada Departemen Manajemen, Fakultas

Ekonomi dan Manajemen. Selama menjalani perkuliahan, penulis pernah

mengikuti organisasi himpunan profesi Manajemen, Centre of Management

(COM@) sebagai staf Direktorat Keuangan pada tahun 2003-2004. Penulis juga

aktif dalam organisasi Forum Mahasiswa Studi Islam (Formasi) FEM sebagai

anggota Departemen Syiar pada tahun 2004-2005, serta terlibat dalam beberapa

kepanitiaan kegiatan kampus.

Page 6: ANALISIS RANTAI PASOKAN TERHADAP PRODUKTIVITAS DI

iv

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah

memberikan karuniaNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi berjudul

“Analisis Rantai Pasokan Terhadap Produktivitas di UKM Keramik Klampok

Banjarnegara” ini sebagai syarat memperoleh gelar Sarjana Ekonomi..

Usaha Kecil dan Menengah (UKM) adalah salah satu sektor industri yang

cukup berkembang serta memiliki kontribusi yang signifikan dalam perekonomian

Indonesia. Namun dalam perkembangannya banyak kendala yang dihadapi UKM,

sehingga perlu adanya konsep atau strategi yang tepat agar unggul dalam

bersaing. Salah satu strategi yang dapat diterapkan adalah Manajemen Rantai

Pasokan (MRP). Konsep tersebut merupakan kunci proses bisnis dalam

melakukan integrasi dari pemasok sampai ke pelanggan akhir. Penerapan MRP di

UKM diharapkan mampu meningkatkan produktivitas dan memiliki daya saing.

Penyusunan skripsi ini banyak dibantu oleh berbagai pihak baik secara

moril maupun materiil. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih yang

sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak, Ibu dan kakakku yang telah memberikan dukungan, kasih sayang,

nasehat, doa dan pengorbanan demi tercapai kesuksesan.

2. Heti Mulyati, S.TP, MT. sebagai dosen pembimbing yang telah meluangkan

waktu dan banyak memberikan arahan, bimbingan, motivasi, serta saran pada

penulisan skripsi.

3. Ir. Pramono D Fewidarto, MS dan Dr.Ir. M. Syamsun, M.Sc sebagai penguji

atas masukan dan saran yang diberikan.

4. Bapak Budi Purnama dan seluruh pengusaha keramik yang telah membantu

dalam melakukan penelitian di Klampok.

5. Seluruh staf pengajar dan karyawan/wati di Departemen Manajemen, FEM

IPB

6. Dinas Perindustrian Perdagangan dan Koperasi Kabupaten Banjarnegara yang

telah membantu dalam penelitian ini

7. Sahabatku (Ajeng, Sri.S, Bima. R, Ari.P, Widi, Retno), yang telah banyak

membantu dan memberi dukungan. Puryani, Idath, puji Rahma atas

Page 7: ANALISIS RANTAI PASOKAN TERHADAP PRODUKTIVITAS DI

v

bantuannya dalam meyusun skripsi. Seluruh teman Liqo, atas ukhuwah atas

telah terjalin selama ini.

8. Rekan-rekan di Departemen Manajemen angkatan 39 yang memberikan

warna baru dalam kehidupanku.

Akhir kata penulis berharap skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi

semua pihak yang memerlukannya.

Bogor, Juni 2006

Penulis

Page 8: ANALISIS RANTAI PASOKAN TERHADAP PRODUKTIVITAS DI

vi

DAFTAR ISI

Halaman ABSTRAK

RIWAYAT HIDUP .....................................................................................iii

KATA PENGANTAR..................................................................................iv

DAFTAR ISI.................................................................................................vi

DAFTAR TABEL ........................................................................................viii

DAFTAR GAMBAR....................................................................................ix

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................x

I. PENDAHULUAN .................................................................................1 1.1. Latar Belakang .................................................................................1 1.2. Rumusan Masalah ............................................................................4 1.3. Tujuan Penelitian .............................................................................4 1.4. Manfaat Penelitian ...........................................................................4

II. TINJAUAN PUSTAKA........................................................................5 2.1. Manajemen Rantai Pasokan .............................................................5

2.1.1. Definisi Manajemen Rantai Pasokan ...................................5 2.1.2. Identifikasi Anggota Rantai pasokan ...................................7 2.1.3. Strategi Manajemen Rantai Pasokan ...................................8 2.1.4. Perencanaan Manajemen Rantai Pasokan............................11 2.1.5. Mengelola Rantai Pasokan...................................................13 2.1.6. Permasalahan dalam Rantai Pasokan yang Terintegrasi......14

2.2. Produktivitas ....................................................................................14 2.3. Faktor-Faktor Produktivitas .............................................................15 2.4. Usaha Kecil dan Menengah .............................................................17 2.5. Penelitian Terdahulu.

III. METODOLOGI PENELITIAN ..........................................................21 3.1. Kerangka Pemikiran.........................................................................22 3.2. Tahapan Penelitian...........................................................................23 3.3. Pengumpulan Data ...........................................................................24 3.4. Populasi dan Contoh ........................................................................27 3.5. Pengolahan Data ..............................................................................28

3.5.1. Uji Kuesioner .......................................................................28 3.5.2. Regresi Stepwise..................................................................29 3.5.2. Regresi Logistik ...................................................................29

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ..............................................................30 4.1. Gambaran Umum UKM Keramik Klampok....................................30 4.2. Rantai pasokan .................................................................................33

4.2.1. Pemasok ...............................................................................34 4.2.2. Produksi ...............................................................................36 4.2.3. Retailer.................................................................................49 4.2.4. Distributor ............................................................................50

Page 9: ANALISIS RANTAI PASOKAN TERHADAP PRODUKTIVITAS DI

vii

4.2.5. Konsumen ............................................................................50 4.2.6. Kerjasama ............................................................................51 4.2.7. Sumber Daya Manusia.........................................................52

4.3.Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas...................................................53 4.4.Tanggapan Responden terhadap Pernyataan-Pernyataan dalam

Kuesioner .........................................................................................53 4.2.1. Tanggapan responden terhadap pernyataan

mengenai produktivitas ...................................................... 54 4.2.2. Tanggapan responden terhadap pernyataan

mengenai pemasok .............................................................. 55 4.2.3. Tanggapan responden terhadap pernyataan

mengenai persediaan ........................................................... 56 4.2.4. Tanggapan responden terhadap pernyataan

mengenai produksi .............................................................. 57 4.2.5. Tanggapan responden terhadap pernyataan

mengenai distributor ........................................................... 58 4.2.6. Tanggapan responden terhadap pernyataan

mengenai konsumen............................................................ 60 4.2.7. Tanggapan responden terhadap pernyataan

mengenai kerjasama............................................................ 61 4.2.8. Tanggapan responden terhadap pernyataan

mengenai tenaga kerja......................................................... 62 4.3. Analisis Hubungan MRP terhadap Produktivitas ..........................63 4.4. Solusi yang Dapat Diterapkan dengan Pendekatan MRP ..............66

KESIMPULAN DAN SARAN ....................................................................68 1. Kesimpulan......................................................................................68 2. Saran ................................................................................................68

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................69

Page 10: ANALISIS RANTAI PASOKAN TERHADAP PRODUKTIVITAS DI

viii

DAFTAR TABEL

No Halaman

1. Kebutuhan, jenis, metode, sumber data ..................................................... 25 2. Indikator dari setiap variabel dalam kuesioner.......................................... 27 3. Nama perusahaan, jumlah tenaga kerja, dan omzet per bulan

dari inti sentra kerajinan keramik Klampok.............................................. 32 4. Diagram proses pembuatan keramik terracota ......................................... 40 5. Diagram proses pembuatan keramik cat.................................................... 44 6. Diagram proses pembuatan keramik glazuur ............................................ 46 7. Hasil nilai alpha ........................................................................................ 53 8. Faktor-faktor penentu produktivitas .......................................................... 54 9. Pentingnya pemasok dalam peningkatan produktivitas............................. 55 10. Pentingnya persediaan dalam peningkatan produktivitas.......................... 56 11. Pentingnya kegiatan produksi dalam peningkatan produktivitas .............. 58 12. Pentingnya distributor dalam peningkatan produktivitas .......................... 59 13. Pentingnya konsumen dalam peningkatan produktivitas .......................... 60 14. Pentingnya kerjasama dalam peningkatan produktivitas........................... 61 15. Pentingnya tenaga kerja dalam peningkatan produktivitas ....................... 62

Page 11: ANALISIS RANTAI PASOKAN TERHADAP PRODUKTIVITAS DI

ix

DAFTAR GAMBAR

No Halaman

1 Rantai pasokan (Siagian, 2005) ................................................................ 8 2 Tahapan rantai Pasokan (Chopra dan Meindl, 2004) ................................ 8 3 Aliran produk dari pemasok ke tangan konsumen akhir

(Siagian,2005) ........................................................................................... 10 4 Strategi drop ship (Siagian, 2005)............................................................. 10 5 Kerangka pemikiran .................................................................................. 22 6 Tahapan penelitian..................................................................................... 23 7 Model rantai pasokan UKM keramik Klampok Banjarnegara.................. 33

Page 12: ANALISIS RANTAI PASOKAN TERHADAP PRODUKTIVITAS DI

x

DAFTAR LAMPIRAN

No Halaman

1. Penelitian terdahulu..............................................................................71 2. Peta potensi Produk Unggulan daerah Kabupaten Banjarnegara.........73 3. Kuesioner untuk Identifikasi Rantai Pasokan ......................................74 4. Kuesioner untuk menilai hubungan manajemen rantai pasokan

dengan produktivitas ............................................................................82 5. Tabel uji validitas dengan korelasi product moment ...........................87 6. Hasil uji reliabilitas dengan rumus alpha.............................................88 7. Data responden.....................................................................................90 8. Hasil pengolahan dengan Regresi Stepwise.........................................91 9. Hasil pengolahan dengan backward elimination .................................93 10. Hasil Perhitungan Ordinal Logistic Regression dengan Minitab 14 ...97

Page 13: ANALISIS RANTAI PASOKAN TERHADAP PRODUKTIVITAS DI

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Sektor industri merupakan salah satu penyangga dalam perekonomian

Indonesia. Perekonomian akan berkembang jika usaha-usaha yang dijalankan

oleh sektor industri tumbuh dan berkembang secara pesat, sehingga

menghasilkan keuntungan yang cukup besar. Salah satu sub sektor industri

yang memberikan kontribusi terhadap pembangunan ekonomi adalah Usaha

Kecil dan Menengah (UKM). UKM mempunyai peranan yang strategis baik

secara ekonomi, sosial maupun politik.

Dilihat dari aspek ekonomi, UKM berfungsi sebagai penyedia barang

dan jasa bagi konsumen dan memberikan kontribusi besar terhadap devisa

negara. Produk-produk manufaktur maupun barang kerajinan UKM

memberikan kontribusi yang signifikan dalam pertumbuhan ekonomi

Indonesia. Sedangkan dari aspek sosial dan politis, sektor UKM memiliki

fungsi yang sangat penting dalam hal penyerapan tenaga kerja, upaya

pengentasan kemiskinan, dan sarana untuk membangkitkan ekonomi

kerakyatan.

Di Indonesia, UKM cukup berkembang dan memberikan kontribusi

yang sangat tinggi dalam pembangunan. Hal ini dapat dilihat dari beberapa

indikator, yaitu jumlah pelaku UKM yang semakin bertambah, penyerapan

tenaga kerja, sumbangan terhadap Produk Domestik Bruto (PDB), dan

peningkatan ekspor non migas. Pada tahun 2004 jumlah pelaku UKM sebesar

43.221.829, meningkat 1,61 persen dari tahun 2003 yang hanya sebesar

42.535.336 (BPS, 2005).

Pertambahan jumlah pelaku UKM ini memberikan pengaruh positif

terhadap angkatan kerja. Menurut BPS (2005), jumlah angkatan kerja pada

Oktober 2005 diperkirakan mencapai 106,9 juta orang bertambah 1,1 juta

orang dibanding Februari 2005 (105,8 juta orang) atau bertambah 2,9 juta

orang dibanding Agustus 2004 (93,7 juta orang). Selain itu, UKM juga

memberikan kontribusi yang cukup besar terhadap penyerapan tenaga kerja.

Hal ini dibuktikan dengan jumlah tenaga kerja di sektor UKM pada tahun

Page 14: ANALISIS RANTAI PASOKAN TERHADAP PRODUKTIVITAS DI

2

2003 tercatat 79,0 juta pekerja atau meningkat 8,6 juta pekerja dibanding

tahun 2000 dengan 70,4 juta pekerja. Selama periode 2000-2003 meningkat

sebesar 12,2 persen atau rata-rata 4,1 persen per tahun (BPS, 2004).

Sumbangan yang diberikan UKM terhadap PDB menurut BPS (2005),

pada tahun 2004 sebesar Rp.1.135.864.343 naik 11,69 persen dari tahun

2003 yang baru mencapai Rp. 1.017.004.948. Selain itu UKM juga berperan

dalam ekspor non migas yang tercatat 19,9 persen di tahun 2003, sedikit lebih

tinggi dibandingkan dengan sumbangannya di tahun 2000 yaitu 19,4 persen

(BPS, 2004).

Peranan dan kontribusi UKM yang sangat besar tersebut, memberikan

tanda bahwa UKM harus dapat ditingkatkan lebih baik lagi. UKM akan

mampu bertahan dan bersaing apabila mampu menerapkan pengelolaan

manajemen secara baik. Pengelolaan manajemen secara umum mencakup

bidang pemasaran, pengendalian produksi, Sumber Daya Manusia (SDM),

dan keuangan.

Sebagian besar perusahaan melakukan kegiatan produksi dan

operasinya hanya sampai membuat produk saja, termasuk perusahaan

berskala kecil dan menengah. Padahal seharusnya kegiatan perusahaan

mencakup rangkaian proses yang terintegrasi dari hulu sampai hilir melalui

aspek keterkaitan. Hal tersebut dimulai dari perencanaan produk, peramalan

kebutuhan, pengadaan bahan baku, produksi, pengendalian persediaan,

penyimpanan, distribusi/transportasi ke pusat distributor, gudang, pedagang

kecil, retailer, pelayanan pada pelanggan proses pembayaran, dan sampai

pada konsumen akhir.

Serangkaian proses tersebut lebih terkait dengan aktivitas pada satu

perusahaan. Namun demikian, dalam melakukan rangkaian proses tersebut,

dibutuhkan hubungan dengan perusahaan lain. Hubungan yang dilakukan

dengan perusahaan lain, seringkali menimbulkan suatu permasalahan.

Masalah yang muncul karena adanya penyekatan dalam rantai pasokan.

Selama ini, kegiatan perencanaan produksi, distribusi, transportasi dilihat

sebagai aktivitas yang terpisah satu sama lain.

Page 15: ANALISIS RANTAI PASOKAN TERHADAP PRODUKTIVITAS DI

3

Pada saat konsumen menuntut penyediaan produk secara tepat waktu

dan mampu memuaskan kebutuhannya. Hal ini mendorong perusahaan untuk

lebih antisipasif terhadap kebutuhan konsumen. Salah satu solusi yang dapat

diterapkan oleh perusahaan adalah Manajemen Rantai pasokan (MRP).

Keunggulan MRP adalah mampu mengatur aliran barang atau produk

dalam suatu rantai pasokan. MRP mampu mengaplikasikan suatu jaringan

kegiatan produksi dan distribusi dari suatu perusahaan untuk memenuhi

tuntutan konsumen secara bersama. Tujuan utama dari MRP adalah

penyerahan pengiriman produk tepat waktu untuk memuaskan konsumen,

mengurangi biaya, meningkatkan hasil dari seluruh rantai pasokan,

mengurangi waktu, memusatkan kegiatan perencanaan dan distribusi.

UKM keramik di Kecamatan Purworejo-Klampok Banjarnegara adalah

salah satu UKM yang cukup berkembang dan menjadi salah satu produk

unggulan di Kabupaten Banjarnegara. Sebelum mengalami krisis ekonomi

yang melanda Indonesia pada Juli 1997, industri ini mampu melakukan

ekspor ke negara Australia (umumnya guci), Malaysia dan Singapura

(suvenir kecil), Timur Tengah (vas bunga kecil), Jepang, dan bahkan ke

negara-negara Eropa. Tapi akibat krisis tersebut industri keramik mengalami

kemerosotan, karena tidak mampu menanggung biaya produsi terutama bahan

baku produksi yang harganya mengalami kenaikan yang cukup tinggi.

Sehingga industri ini tidak sanggup memenuhi pesanan pembeli luar negeri.

Pemenuhan kebutuhan konsumen berhubungan dengan aliran rantai

pasokan barang di UKM. Pengaturan aliran rantai pasokan barang tidak

hanya dilakukan dalam satu UKM, tetapi diperlukan adanya hubungan

kerjasama dengan perusahaan lain. Untuk itu, pengaturan aliran rantai

pasokan yang baik akan mendorong peningkatan produktivitas di setiap

anggota rantai pasokan. Selama ini, para pelaku UKM hanya fokus kepada

aspek produksinya saja tanpa memperhatikan hubungan dalam rantai

pasokan. Oleh karena itu, penelitian mengenai MRP di UKM keramik

Klampok perlu dilakukan untuk melihat penerapan MRP di UKM dan

seberapa besar pengaruhnya terhadap produktivitas.

Page 16: ANALISIS RANTAI PASOKAN TERHADAP PRODUKTIVITAS DI

4

1.2. Rumusan Masalah

Hal-hal yang menjadi rumusan masalah berkaitan dengan rantai

pasokan yang dilakukan oleh UKM antara lain:

1. Bagaimana model rantai pasokan di UKM keramik Klampok

Banjarnegara ?

2. Bagaimana hubungan MRP terhadap produktivitas UKM keramik

Klampok ?

3. Bentuk solusi yang dapat diterapkan dengan pendekatan MRP di UKM

keramik Klampok?

1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian adalah:

1. Menganalisis model rantai pasokan UKM Keramik Klampok.

2. Menganalisis hubungan MRP terhadap produktivitas UKM keramik

Klampok.

3. Memberikan solusi dengan pendekatan MRP pada UKM keramik

Klampok.

1.4. Manfaat Penelitian

1. Usaha Kecil dan Menengah

Mengetahui solusi dalam menerapkan MRP sehingga mencapai efisiensi

biaya agar mampu bertahan dan bersaing di pasar.

2. Pemerintah Daerah

Meningkatkan kinerja UKM sehingga mampu menambah pendapatan

daerah dan membangun citra daerah melalui UKM ini.

3. Penelitian Penulis

Peneliti mengetahui model rantai pasokan di UKM dan menemukan

solusi dalam penerapan MRP di UKM.

Page 17: ANALISIS RANTAI PASOKAN TERHADAP PRODUKTIVITAS DI

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Manajemen Rantai Pasokan

2.1.1. Definisi Manajemen Rantai Pasokan

Heizer dan Render (2004) mendefinisikan MRP sebagai

pengintegrasian aktivitas pengadaan bahan dan pelayanan, pengubahan

menjadi barang setengah jadi dan produk akhir, serta pengiriman ke

pelanggan. Seluruh aktivitas ini mencakup aktivitas pembelian dan

outsourcing, ditambah fungsi lain yang penting bagi hubungan antara

pemasok dan distributor. Russel dan Taylor (2004) menambahkan

bahwa MRP mengatur aliran informasi yang diteruskan ke rantai

pasokan di dalam pemesanan untuk mencapai tingkat sinkronisasi

dalam memenuhi kebutuhan konsumen dengan menurunkan biaya.

Chopra dan Meindl (2004) menyatakan bahwa rantai pasokan

melibatkan seluruh bagian, baik secara langsung atau tidak langsung,

untuk memenuhi permintaan konsumen. Rantai pasokan tidak hanya

berkaitan dengan manufaktur dan pemasok, tetapi juga melibatkan

transportasi, gudang, retailer, dan pelanggan itu sendiri. Tujuan dari

rantai pasokan adalah memaksimalkan keseluruhan nilai. Keseluruhan

nilai rantai pasokan merupakan perbedaan diantara nilai dari produk

akhir terhadap pelanggan dan upaya rantai pasokan di dalam memenuhi

permintaan pelanggan.

Mentzer (2004) menambahkan bahwa MRP adalah strategi

manajemen dari seluruh fungsi bisnis yang meliputi beberapa aliran,

hulu atau hilir, untuk beberapa aspek pada sistem rantai pasokan. MRP

meliputi seluruh fungsi bisnis yang dikoordinasikan di dalam

perusahaan dan perusahaan lain yang terdapat pada rantai pasokan.

Ballou (2004) menambahkan bahwa rantai pasokan adalah sekumpulan

aktivitas (transportasi, pengendalian persediaan, dan sebagainya) yang

membutuhkan waktu di sepanjang jaringan untuk mengubah bahan

baku menjadi produk akhir dan memiliki nilai tambah bagi konsumen.

Rantai pasokan adalah tentang membuat nilai, nilai untuk pelanggan

Page 18: ANALISIS RANTAI PASOKAN TERHADAP PRODUKTIVITAS DI

6

dan pemasok didalam perusahaan, dan nilai untuk stakeholders di

perusahaan.

Watanabe (2001) menyatakan bahwa MRP adalah konsep atau

mekanisme untuk meningkatkan produktivitas total perusahaan dalam

rantai pasokan melalui optimalisasi waktu, lokasi dan aliran kuantitas

bahan. Zabidi (2001) menambahkan bahwa MRP adalah modifikasi

praktek tradisional dari manajemen logistik yang bersifat adversial ke

arah koordinasi dan kemitraan antar pihak-pihak yang terlibat dalam

pengelolaan aliran informasi dan produk tersebut. Ross dalam Miranda

dan Tunggal (2005) menyebutkan bahwa MRP adalah filosofi

manajemen yang secara terus-menerus mencari sumber-sumber fungsi

bisnis yang kompeten untuk digabungkan baik dalam perusahaan

maupun luar perusahaan.

Simchi-Levi et al. dalam Miranda dan Tunggal (2005)

mendefinisikan MRP sebagai serangkaian pendekatan yang diterapkan

untuk mengintegrasi pemasok, pengusaha, gudang (warehouse) dan

tempat penyimpanan lainnya secara efisien sehingga produk dihasilkan

dan didistribusikan dengan kuantitas yang tepat, lokasi tepat dan waktu

tepat untuk memperkecil biaya dan memuaskan kebutuhan pelanggan.

Miranda dan Tunggal (2005) menyebutkan elemen-elemen dalam

MRP adalah:

1. Struktur jaringan rantai pasokan

Jaringan kerja anggota dan hubungan dengan rantai pasokan

lainnya.

2. Proses bisnis rantai pasokan

Aktivitas-aktivitas yang menghasilkan nilai keluaran tertentu bagi

pelanggan.

3. Komponen MRP

Variabel-variabel pembelian dimana proses bisnis disatukan dan

disusun sepanjang rantai pasokan

Page 19: ANALISIS RANTAI PASOKAN TERHADAP PRODUKTIVITAS DI

7

Siagian (2005) menyatakan ruang lingkup MRP meliputi:

1. Rantai pasokan mencakup seluruh kegiatan arus dan transformasi

barang mulai dari bahan mentah, sampai penyaluran ke tangan

konsumen termasuk aliran informasinya. Bahan baku dan aliran

informasi adalah rangkaian dari rantai pasokan.

2. Rantai pasokan sebagai suatu sistem tempat organisasi

menyalurkan barang produksi.

2.1.2. Identifikasi Anggota Rantai Pasokan

Menurut Miranda dan Tunggal (2005), anggota rantai pasokan

meliputi semua perusahaan dan organisasi yang berhubungan dengan

perusahaan inti baik secara langsung maupun tidak langsung melalui

pemasok atau pelanggannya dari point of origin hingga point of

consumption, yaitu terdiri dari :

a. Anggota primer adalah semua perusahaan/unit bisnis strategik

yang benar-benar menjalankan aktivitas operasional dan manajerial

dalam proses bisnis yang dirancang untuk menghasilkan keluaran

tertentu bagi pelanggan atau konsumen.

b. Anggota sekunder adalah perusahaan-perusahaan yang

menyediakan sumber daya, pengetahuan, utilitas atau aset-aset bagi

anggota primer di rantai pasokan.

Siagian (2005) menyatakan bahwa MRP berkaitan langsung

dengan siklus bahan baku dari pemasok ke produksi, gudang, dan

distribusi kemudian sampai ke konsumen. Perusahaan meningkatkan

kemampuan bersaing melalui penyesuaian produk, kualitas yang tinggi,

pengurangan biaya, dan kecepatan meraih pasar dengan penekanan

pada rantai pasokan. Rantai pasokan mencakup keseluruhan interaksi

antara pemasok, perusahaan manufaktur, distributor dan konsumen.

Interaksi ini juga berkaitan dengan transportasi, informasi,

penjadwalan, transfer kredit maupun tunai, serta transfer bahan baku

antara pihak-pihak yang terlibat. Rantai pasokan menurut Siagian

(2005) digambarkan pada Gambar 1.

Page 20: ANALISIS RANTAI PASOKAN TERHADAP PRODUKTIVITAS DI

8

Gambar 1. Rantai pasokan (Siagian, 2005)

Menurut Chopra dan Meindl (2004), tahapan dalam rantai

pasokan ditunjukkan pada Gambar 2.

Gambar 2. Tahapan rantai pasokan (Chopra dan Meindl, 2004)

2.1.3. Strategi Manajemen Rantai Pasokan

Menurut Sisilian dan Satir dalam Siagian (2005), unsur-unsur

pembuat strategi MRP terdiri dari: 1) Faktor Primer, yaitu keunggulan

bersaing, fleksibilitas permintaan dan 2) Faktor Sekunder, yaitu

kapabilitas proses, batas waktu proses, dan risiko strategi.

1. Faktor Primer

a. Keunggulan bersaing

Porter dalam Miranda (2005) menyatakan secara umum

keunggulan bersaing dapat diperoleh melalui diferensiasi

produk, kepeloporan biaya (berusaha meminimalisasi biaya

- Informasi penjadwalan - Arus kas - Arus pesanan

Pemasok Persediaan Perusahaan Distribusi Konsumen

- Arus kredit - Arus bahan baku

Supplier

Customer Manufakturer

Distributor Retailer

Manufakturer Distributor Retailer Customer

Customer Retailer Distributor Manufakturer

Supplier

Supplier

Page 21: ANALISIS RANTAI PASOKAN TERHADAP PRODUKTIVITAS DI

9

tanpa mengurangi nilai dan kualitas produk), respon yang

cepat dimana ditandai dengan sifat fleksibel, reliabel, cepat

tanggap terhadap perubahan-perubahan.

b. Fleksibilitas permintaan

Menurut Slack dalam Miranda (2005), fleksibilitas permintaan

dipengaruhi oleh produk itu sendiri, campuran produk,

volume, dan tipe pengantaran.

2. Faktor Sekunder

a. Kapabilitas proses

Berkaitan dengan sejauh mana perusahaan dapat menjalankan

aktivitas-aktivitas yang dibutuhkan.

b. Kematangan proses

Berkaitan dengan tingkat kinerja proses, bagaimana proses ini

dapat tanggap dan memenuhi tawaran pasar.

c. Risiko strategi

Risiko strategi mencakup penyebaran risiko, yaitu risiko yang

diterima perusahaan akibat adanya kebocoran informasi

tentang produk dan layanannya, baik itu yang diterima atau

diberikan pemasok, sehingga pesaing dapat mengetahui

strategi-strategi perusahaan.

Proses strategi MRP memiliki tiga tujuan, yaitu :

1. Menurunkan biaya, strategi MRP yang diberikan harus dapat

meminimalkan biaya logistik yang terjadi.

2. Menurunkan modal, strategi yang ditujukan untuk meminimalisasi

tingkat investasi di dalam strategi logistik.

3. Meningkatkan pelayanan, pelayanan harus selalu diperbaiki.

Menurut Siagian (2005), beberapa strategi yang digunakan

dalam MRP:

a. Postponement yaitu strategi untuk menunda modifikasi atau

penyesuaian terhadap produk selama mungkin. Bantuan rancangan

dan bantuan pemasok dapat mempertahankan karakteristik generic

dari produk suatu perusahaan manufaktur selama mungkin.

Page 22: ANALISIS RANTAI PASOKAN TERHADAP PRODUKTIVITAS DI

10

Postponement dapat dilakukan berkaitan dengan teknologi dan

karakteristik proses, karakteristik produk dan karakteristik pasar.

b. Drop ship merupakan strategi yang sering digunakan distributor.

Pada awalnya tahapan produk dari pemasok untuk sampai ke

tangan konsumen cukup panjang, seperti yang digambarkan pada

Gambar 3. Akan tetapi pada strategi drop ship, pemasok akan

langsung mengirimkan ke konsumen pemakai dan bukan kepada

penjual agar menghemat waktu dan biaya pengangkutan ulang

seperti yang terlihat di Gambar 4. Hal lain yang dapat menghemat

biaya mencakup penggunaan kemasan khusus, label khusus, dan

lokasi tertentu dari label atau kode barang (barcode).

Gambar 3. Aliran produk dari pemasok ke tangan konsumen akhir

(Siagian,2005)

Gambar 4. Strategi drop ship (Siagian, 2005)

c. Pembentukan lini kredit bagi pemasok.

d. Penurunan float bank ketika uangnya sedang dalam transit.

e. Pengkoordinasian produksi dan jadwal pengiriman dengan

pemasok dan distributor.

f. Pemanfaatan yang optimal atas ruangan di gudang penyimpanan.

Kunci MRP yang efektif adalah penyeimbangan arus produksi

dengan permintaan konsumen yang selalu berubah-ubah. Strategi MRP

yang sudah dijalankan dapat dilihat kinerjanya melalui cash flow,

saving, dan Return On Investment (ROI)

Menurut Heizer dan Render (2004), perusahaan harus

memutuskan suatu strategi rantai pasokan dalam rangka memperoleh

barang dan jasa dari luar. Salah satu strategi adalah pendekatan

Pemasok konsumen Retailer Distributor Manufaktur

Manajamen Rantai Pasokan

Pemasok Konsumen

Page 23: ANALISIS RANTAI PASOKAN TERHADAP PRODUKTIVITAS DI

11

bernegosiasi dengan banyak pemasok dan mengadu satu pemasok

terhadap pemasok yang lain. Strategi kedua adalah untuk

mengembangkan hubungan kemitraan jangka panjang, dengan sedikit

pemasok untuk memuaskan pelanggan. Strategi ketiga adalah integrasi

vertikal, dimana perusahaan dapat memutuskan untuk menggunakan

integrasi balik vertikal dengan benar-benar membeli pemasok tersebut.

Variasi keempat adalah kombinasi sedikit pemasok dengan integrasi

vertikal, yang dikenal sebagai keiretsu. Dalam keiretsu, pemasok

menjadi bagian dalam kesatuan perusahaan. Strategi kelima adalah

mengembangkan perusahaan virtual yang menggunakan para pemasok

sesuai dengan kebutuhan.

2.1.4. Perencanaan Manajemen Rantai Pasokan

Siagian (2005), menyatakan bahwa perencanaan manajemen

rantai pasokan terdiri dari enam topik, yaitu tingkatan perencanaan,

luasnya daerah perencanaan, tujuan pelayanan konsumen, strategi

fasilitas lokasi, keputusan persediaan dan strategi transportasi.

a. Tingkatan Perencanaan

Perencanaan MRP bertujuan untuk menjawab pertanyaan tentang

what (apa), when (kapan), how (bagaimana). Hal tersebut

berlangsung pada tiga tingkatan, yaitu strategis, taktikal, dan

operasional. Perbedaan utama antara tingkatan tersebut ditentukan

oleh waktu untuk perencanaan. Perencanaan strategis digolongkan

sebagai rencana jangka panjang logistik, dimana waktu yang

dibutuhkan lebih dari satu tahun. Perencanaan ini biasanya

berhubungan dengan kebijakan-kebijakan perusahaan dalam

menjalankan perusahaan. Perencanaan taktis merupakan

perencanaan logistik jangka menengah, biasanya berlaku pada

jangka menengah yang tidak terlalu lama, kurang dari satu tahun.

Perencanaan operasional berorientasi pada kegiatan operasional

logistik sehari-hari, sehingga jangka waktunya sangat pendek

bahkan bisa direncanakan secara harian atau jam.

Page 24: ANALISIS RANTAI PASOKAN TERHADAP PRODUKTIVITAS DI

12

b. Luasnya Daerah Perencanaan

Kegiatan logistik menyangkut empat keputusan penting, meliputi:

1. Tingkat layanan kepada pelanggan;

2. Lokasi fasilitas logistik, yaitu menentukan strategi logistik

dapat berjalan lancar dan menjamin akan mendapatkan stock;

3. Keputusan persediaan, berkaitan dengan persediaan yang

dimiliki dan kecukupan stock barang;

4. Keputusan transportasi, yaitu memilih model transportasi yang

akan digunakan.

c. Tujuan Pelayanan Konsumen

Pada tingkat pelayanan jasa yang rendah, pemusatan persediaan

dapat dilakukan di beberapa tempat, akibatnya biaya menjadi

mahal. Tetapi, pada usaha dengan pelayanan jasa yang tinggi maka

akan terjadi sebaliknya.

d. Strategi Fasilitas Lokasi

Perencanaan logistik terhadap fasilitas lokasi, sangat tergantung

pada posisi geografis dari tempat penyimpanan dan tempat sumber

daya. Menetapkan jumlah, lokasi, besarnya fasilitas, dan

menentukan pasar yang dituju adalah cara penentuan produk yang

tepat untuk dipasarkan. Menentukan biaya rendah atau

mendapatkan keuntungan yang maksimal adalah tujuan dari

perencanaan strategi fasilitas lokasi.

e. Keputusan Persediaan

Keputusan persediaan menunjukkan tata cara bagaimana

persediaan diatur. Kebijakan yang diambil perusahaan biasanya

mempengaruhi keputusan fasilitas lokasi, untuk itu kebijakan ini

digolongkan sebagai strategi logistik.

f. Strategi Transportasi

Keputusan transportasi yang digunakan sangat bergantung pada

mode, seperti ukuran pengiriman, rute pengiriman, dan

penjadwalan.

Page 25: ANALISIS RANTAI PASOKAN TERHADAP PRODUKTIVITAS DI

13

Selain itu, masalah perencanan logistik dapat dilihat dari

jaringan kerjanya. Jaringan tersebut menggambarkan pergerakan barang

mulai dari toko pengecer – gudang – pabrik atau vendor. Jaringan kerja

yang akan dibuat sangat bergantung pada hal-hal berikut:

1. Kapan direncanakan

2. Pola permintaannya

3. Pelayanan konsumen, mencakup kemampuan pengadaan

persediaan, kecepatan pengiriman barang, dan kecepatan serta

ketepatan memenuhi permintaan

4. Karakteristik produk, meliputi berat, volume, harga dan risiko

5. Biaya logistik

6. Kebijakan harga terhadap barang.

2.1.5. Mengelola Rantai Pasokan

Menurut Heizer dan Rander (2004), pengelolaan rantai pasokan

yang sukses adalah dimulai dengan kesepakatan tujuan bersama, diikuti

dengan kepercayaan bersama, dan dilanjutkan dengan budaya

organisasi yang sejalan.

1. Kesepakatan tujuan bersama

Sebuah rantai pasokan yang terintegrasi memerlukan kerjasama

yang baik dalam hubungan dengan anggotanya. Anggota rantai

pasokan harus menghargai bahwa satu-satunya pihak yang

menanamkan modal pada sebuah rantai pasokan adalah pelanggan

akhir. Oleh karena itu, perlu pemahaman timbal balik mengenai

misi, strategi, dan sasaran dari organisasi. Rantai pasokan yang

terintegrasi menambah nilai ekonomi dan memaksimalkan isi total

produk.

2. Kepercayaan

Kepercayaan merupakan hal penting dalam rantai pasokan yang

efektif dan efisien. Anggota rantai pasokan harus masuk ke dalam

hubungan dan saling berbagi informasi. Hubungan yang dibangun

berdasar saling percaya. Hubungan antar pemasok cenderung akan

berhasil, jika risiko dan penghematan biaya dibagi. Aktivitas

Page 26: ANALISIS RANTAI PASOKAN TERHADAP PRODUKTIVITAS DI

14

seperti penelitian konsumen, analisis penjualan, prediksi, dan

perencanaan produksi merupakan aktivitas bersama.

3. Budaya organisasi yang sejalan

Sebuah hubungan yang positif diantara organisasi pembeli dan

pemasok dengan budaya organisasi yang sesuai, dapat menjadi

keuntungan nyata dalam membuat rantai pasokan menjadi lebih

baik.

2.1.6. Permasalahan dalam Rantai Pasokan yang Terintegrasi

Heizer dan Render (2004) menyatakan ada tiga permasalahan

dalam mengembangkan rantai pasokan yang efisien dan terintegrasi :

1. Optimasi Lokal

Anggota rantai pasokan harus memusatkan perhatian untuk

memaksimalkan keuntungan lokal atau meminimalkan biaya

langsung berdasarkan pada pengetahuan mereka yang terbatas.

2. Insentif (Insentif Penjualan, Potongan karena Kuantitas, Kuota, dan

Promosi)

Insentif memasukkan barang dagangan ke rantai pasokan untuk

penjualan yang belum terjadi. Hal ini menimbulkan fluktuasi yang

mahal bagi semua anggota rantai pasokan.

3. Lot Besar

Sering terjadi penyimpangan pada lot besar sebab hal ini

cenderung mengurangi biaya per unit.

2.2. Produktivitas

Handoko (2000) mendefinisikan produktivitas sebagai hubungan

antara masukan-masukan dan keluaran keluaran suatu sistem produktif.

Produktivitas mengukur hubungan ini sebagai rasio keluaran dibagi

masukan. Bila lebih banyak keluaran diproduksi dengan jumlah masukan

sama, produktivitas naik. Begitu juga, bila lebih sedikit masukan digunakan

untuk sejumlah keluaran sama, produktivitas juga akan naik.

Rivanto (1986) menyebutkan bahwa daya produksi (production force)

adalah kekuatan yang meningkat dari setiap elemen produksi. Produktivitas

mempunyai arti ukuran relatif (efisiensi), nilai atau ukuran yang ditampilkan

Page 27: ANALISIS RANTAI PASOKAN TERHADAP PRODUKTIVITAS DI

15

oleh daya produksi. Produktivitas dapat diartikan sebagai campuran

(compound) dari produksi dan aktivitas, dimana daya produksi menjadi

penyebabnya dan produktivitas mengukur hasil dari daya produktivitas itu.

Menurut Mundel (1983), produktivitas merupakan rasio dari output

yang diproduksi untuk dimanfaatkan oleh pihak luar organisasi yang

meliputi semua jenis produk. Produktivitas ditentukan oleh sumber daya

yang digunakan dan ditentukan dengan rasio yang sama periode dasarnya.

Sedangkan efektivitas mengukur seberapa baik kinerja sumber daya yang

dipakai dalam mencapai tujuan produksi. Menurut Syamsu (1978),

produktivitas sebagai perbandingan diantara ouput yang dihasilkan suatu

organisasi dan input yang dimasukkan kedalamnya.

2.3. Faktor-Faktor Produktivitas

Siagian (2005) mengemukakan faktor-faktor produktivitas yang

dianggap sebagai kekuatan dan mempengaruhi dinamika produktivitas

secara langsung maupun tak langsung dengan pengubahan unsur-unsur

pemasukan dan hasil hubungan satu sama lain. Faktor-faktor produktivitas

ini terdiri dari delapan faktor produktivitas yang umum, antara lain: manusia,

modal, metode/proses, lingkungan organisasi (internal), produksi,

lingkungan negara, lingkungan internasional maupun regional dan umpan

balik. Semua faktor-faktor ini dipandang sebagai sub-sistem untuk

menunjukkan dimana potensi produktivitas dan cadangannya disimpan. Di

bawah ini dijelaskan menganai sub-sistem yang perlu dipertimbangkan:

1. Manusia

- Kuantitas

- Tingkat keahlian

- Latar belakang kebudayaan dan pendidikan

- Kemampuan dan sikap

- Minat

- Struktur pekerjaan, keahlian umur dan jenis kelamin dari angkatan

kerja

Page 28: ANALISIS RANTAI PASOKAN TERHADAP PRODUKTIVITAS DI

16

2. Modal

- Modal tetap (mesin, gedung, alat-alat, volume dan strukturnya)

- Teknologi penelitian dan pengembangan

- Bahan baku (volume dan standar)

3. Metode/Proses

- Tata ruang tugas

- Penanganan bahan baku penolong dan mesin

- Perencanaan dan pengawasan produksi

- Pemeliharaan melalui pencegahan

- Teknologi yang memakai cara alternatif

4. Lingkungan organisasi (internal)

- Organisasi dan perencanaan

- Sistem manajemen

- Kondisi kerja (fisik)

- Iklim kerja (sosial)

- Tujuan perusahaan dan hubungannya dengan tujuan lingkungan

- Sistem insentif

- Kebijaksanaan personalia

- Gaya kepemimpinan

- Ukuran perusahaan (ekonomi skala)

5. Produksi

- Kuantitas

- Kualitas

- Ruangan produksi

- Struktur campuran

- Spesialisasi produksi

6. Lingkungan negara

- Kondisi ekonomi dan perdagangan

- Struktur sosial dan politik

- Struktur industri

- Tujuan pengembangan jangka panjang

- Pengakuan/pengesahan

Page 29: ANALISIS RANTAI PASOKAN TERHADAP PRODUKTIVITAS DI

17

- Kebijakan ekonomi pemerintah (perpajakan dan lain-lain)

- Kebijakan tenaga kerja

- Kebijakan penelitian dan pengembangan

- Kebijakan energi

- Kebijakan pendidikan dan latihan

- Kondisi iklim dan geografis

- Kebijakan perlindungan lingkungan

7. Lingkungan internasional maupun regional

- Kondisi perdagangan dunia

- Masalah-masalah perdagangan internasional

- Investasi dan usaha bersama

- Spesialisasi internasional

- Kebijakan migrasi tenaga kerja

- Fasilitas latihan internasional

- Bantuan internasional

- Standar tenaga kerja dan teknik internasional

8. Umpan balik

Dalam pengertian umum, umpan balik adalah informasi yang ada

pada hubungan timbal balik masukan (input) dan hasil (output) dalam

perusahaan, antara perusahaan dengan ruang lingkup negara

(internasional). Umpan balik menunjukkan bagaimana masyarakat

menilai kuantitas dan kualitas produksi (hasil) berapa banyaknya uang

yang harus dibayarkan dari sudut lain berapa banyak yang mau

dibayarkan untuk masukan-masukan utamanya (tenaga kerja dan modal)

dimana masyarakat menawarkan pada perusahaan.

2.4. Usaha Kecil dan Menengah

Menurut UU No. 9 Tahun 1995, kriteria usaha kecil dilihat dari segi

keuangan dan modal yang dimilikinya ialah:

1. Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp. 200 juta (tidak termasuk

tanah dan bangunan tempat usaha, atau

2. Memiliki hasil penjualan paling banyak Rp. 1 milyar per tahun.

Page 30: ANALISIS RANTAI PASOKAN TERHADAP PRODUKTIVITAS DI

18

Untuk kriteria usaha menengah:

1. Untuk sektor industri, memiliki total aset paling banyak Rp. 5 milyar.

2. Untuk sektor non industri, memiliki kekayaan bersih paling banyak

Rp.600 juta tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha, dan

memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp. 3 milyar.

Menurut Departemen Keuangan yang tercantum dalam keputusan

Mentri Keuangan Republik Indonesia No 40/KMK.06/2003, menyebutkan

bahwa usaha mikro adalah usaha produktif milik keluarga atau perorangan

Warga Negara Indonesia dan memiliki hasil penjualan paling banyak

Rp100.000.000 per tahun.

Badan Pusat Statistik (BPS) dalam Deperindag (2002) memberikan

batasan jumlah tenaga kerja dalam menentukan skala usaha terutama di

sektor industri, yaitu industri kerajinan rumah tangga (IKRT) dengan 1-4

pekerja, dan industri kecil (IK) dengan 5-19 pekerja dengan pemiliknya,

industri berskala sedang dengan jumlah pekerja 20-49 orang, dan industri

berskala besar dengan jumlah pekerja lebih dari 50 orang.

Departemen Perindustrian dan Perdagangan (2002) memberikan

kriteria skala usaha berdasarkan jumlah pekerja dan jumlah penjualan per

tahun. Berdasarkan jumlah pekerja, skala usaha dibagai menjadi industri

dagang mikro (1-4 pekerja), industri dagang kecil (5-19 pekerja), dan industri

dagang menengah (20-99 pekerja). Sedangkan dari jumlah penjualan per

tahun, industri dan dagang kecil (termasuk mikro) adalah industri yang

memiliki jumlah penjualan per tahun kurang dari satu milyar.

Pengertian usaha mikro menurut lembaga-lembaga internasional

adalah usaha non pertanian dengan jumlah pekerja maksimal 10 orang

(termasuk wirausaha, pekerja magang, pekerja upahan dan pekerja yang tidak

dibayar, karena termasuk anggota keluarga), menggunakan teknologi

sederhana atau tradisional, memiliki keterbatasan akses dalam kredit,

mempunyai kemampuan manajerial rendah dan cenderung beroperasi di

sektor informal.

Bank Dunia dalam Heryadi (2004) mendefinisikan usaha mikro

sebagai perusahaan perorangan dengan total aset kurang daripada USD

Page 31: ANALISIS RANTAI PASOKAN TERHADAP PRODUKTIVITAS DI

19

100.000 dan mempekerjakan kurang daripada 10 orang. Sementara itu, usaha

kecil didefinisikan sebagai usaha dengan total penjualan mulai dari USD

100.000 hingga USD 3 juta dan mempekerjakan 10-50 orang.

Partomo dan Soejoedono (2004) mendefinisikan UKM mencakup

sedikitnya dua aspek yaitu aspek penyerapan tenaga kerja dan aspek

pengelompokkan perusahaan, ditinjau dari jumlah tenaga kerja yang diserap

dalam gugusan atau kelompok perusahaan tersebut (range of the member of

employes).

Kriteria umum UKM dilihat dari ciri-cirinya adalah sebagai berikut :

1. Struktur organisasi yang sangat sederhana.

2. Tanpa staf yang berlebihan.

3. Pembagian kerja yang "kendur".

4. Memiliki hirarki manajerial yang pendek.

5. Aktifitas sedikit yang formal dan sedikit menggunakan proses

perencanaan.

6. Kurang membedakan aset pribadi dari aset perusahaan.

Partomo dan Soejoedono (2004), menyatakan bahwa strategi bisnis

yang perlu diambil untuk mempertahankan dan mengembangkan UKM,

antara lain adalah sebagai berikut:

1. Untuk dapat mengembangkan UKM perlu dipelajari terlebih dulu tentang

ciri-ciri, definisi/pengertian, kelemahan-kelemahan, potensi-potensi yang

tersedia serta perundang-perundangan yang mengatur.

2. Diperlukan bantuan manjerial agar tumbuh inovasi-inovasi dalam

mengelola UKM secara berdampingan dengan usaha-usaha besar.

3. Secara vertikal dalam sistem gugus usaha, UKM bisa menjadikan diri

sebagai komplemen-komplemen usaha bagi industri perusahaan

produsen utama. Diperlukan suatu strategi UKM untuk menjalin kerja

komplementer dengan usaha-usaha besar.

4. Kerjasama bisa berbentuk koperasi dan secara bersama-sama beroperasi

masuk (entry) dalam usaha tertentu. Di Indonesia, kemitraan usaha yang

berbentuk koperasi merupakan strategi bisnis yang sangat penting,

Page 32: ANALISIS RANTAI PASOKAN TERHADAP PRODUKTIVITAS DI

20

sehingga pemerintah menganggap perlu membentuk Departemen khusus

untuk menangani UKM dan koperasi.

2.5. Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu yang telah dilakukan berkaitan dengan UKM dan

MRP (Lampiran 1), antara lain:

1. Adhi (2005), mengenai produktivitas kerja pada industri kecil penghasil

knalpot di Kabupaten Purbalingga. Metode yanng digunakan adalah

diagram fishbone, rasio produktivitas dan rank spearman. Hasil yang

diperoleh adalah mengenai faktor-faktor yang berpengaruh terhadap

produktivitas, yaitu jenis bahan baku, produktivitas tenaga kerja dan

sumber modal.

2. Adriansyah (2005), mengenai manajemen rantai persediaan barang

(SCM) di bagian hulu produk pasteurisasi. Metode yang digunakan

adalah studi kasus case study.

3. Susiana (2005), mengenai analisis rantai persediaan (SC) komoditas jeruk

medan. Metode analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif, margin

pemasaran dan elastisitas transmisi harga.

Page 33: ANALISIS RANTAI PASOKAN TERHADAP PRODUKTIVITAS DI

III. METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Kerangka Pemikiran

Usaha Kecil dan Menengah dalam perekonomian Indonesia dituntut

supaya terus maju dan berkembang menghadapi persaingan global.

Perkembangan UKM di Indonesia memiliki fungsi yang cukup signifikan

baik dilihat dari aspek ekonomi, sosial dan politik. UKM berperan dalam

pertumbuhan ekonomi Indonesia, penyerapan sektor tenaga kerja, upaya

pengentasan kemiskinan, dan sarana untuk membangkitkan ekonomi

kerakyatan. Hal tersebut dapat dilihat dari jumlah pelaku UKM yang semakin

bertambah, penyerapan tenaga kerja, sumbangan terhadap PDB, dan

peningkatan ekspor non migas.

UKM dapat berkembang baik, jika mampu melakukan pengelolaan

perusahaan dengan baik. Pengelolaan perusahaan mencakup kegiatan dalam

rantai pasokan. Kegiatan rantai pasokan dapat berjalan secara efisien jika

dikelola dan dirancang dengan baik, sehingga dapat meningkatkan

produktivitas. Salah satu model yang dapat diterapkan adalah MRP. MRP

mampu mengatur aliran barang dari pemasok ke konsumen sehingga

memiliki keunggulan bersaing. Selain itu, MRP lebih memfokuskan pada

operasi lintas perusahaan dalam satu kesatuan rantai pasokan dari pada hanya

berusaha sendiri dalam organisasi tunggal. Oleh karena itu, penerapan MRP

dapat memperbaiki produktivitas di perusahaan-perusahaan sebagai anggota

rantai pasokan. Kerangka pemikiran penelitian digambarkan dalam Gambar

5.

Page 34: ANALISIS RANTAI PASOKAN TERHADAP PRODUKTIVITAS DI

22

Gambar 5. Kerangka pemikiran

Produktivitas UKM

Studi Kasus: UKM Keramik Klampok,

Banjarnegara

Manajemen Rantai Pasokan

Struktur rantai pasokan

Perkembangan UKM di Indonesia

Page 35: ANALISIS RANTAI PASOKAN TERHADAP PRODUKTIVITAS DI

23

3.2. Tahapan Penelitian

Tahapan peneltian disajikan pada Gambar 6:

Gambar 6. Tahapan penelitian

Rekomendasi solusi penerapan MRP

Kesimpulan dan Saran

Identifikasi minat Penelitian

Gagasan-gagasan

Penentuan objek penelitian

Studi Pustaka dan Diskusi

Pemilihan topik penelitian: Analisis Rantai Pasokan Di UKM Keramik Klampok Banjarnegara

Perumusan Masalah 1. Bagaimana model rantai pasokan di UKM keramik Klampok? 2. Bagaimana hubungan MRP terhadap produktivitas UKM keramik Klampok? 3. Bentuk solusi yang dapat diterapkan dengan pendekatan MRP di UKM keramik Klampok?

Tujuan Penelitian 1. Menganalisis model rantai pasokan UKM keramik Klampok. 2. Menganalisis hubungan MRP terhadap produktivitas UKM keramik Klampok. 3. Memberikan solusi dengan pendekatan MRP pada UKM keramik Klampok

Rancangan Pengumpulan Data; Identifikasi kebutuhan data, Metode pengumpulan data, Pemilihan teknik analisis

Studi Pendahuluan/initial assesment

Pengumpulan dan kompilasi data lapangan - Pengisian kuesioner - Observasi dan wawancara

Pengumpulan dan pengolahan data

Analisis data

- Analisis rantai pasokan Analisis deskriptif - Tanggapan responden Frekuensi - Analisis MRP terhadap produktivitas UKM

Regresi Logistik

Pra penelitian

Penyusunan riset desain dan kuesioner Uji reliabilitas Uji validitas

Pengolahan data - Tabulasi data dan informasi - Identifikasi model rantai pasokan - Pengolahan data dan informasi

Page 36: ANALISIS RANTAI PASOKAN TERHADAP PRODUKTIVITAS DI

24

3.3. Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan melalui data primer dan data sekunder.

Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari UKM Keramik

Banjarnegara. Lokasi penelitian berada di UKM keramik Klampok

Kabupaten Banjarnegara (Lampiran 2). Data sekunder adalah berupa

dokumen-dokumen atau literatur-literatur dari BPS, internet, surat kabar dan

jurnal.

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut:

1. Observasi, yang bertujuan untuk mengamati obyek penelitian, sehingga

memahami kondisi yang sebenarnya. Pengamatan bersifat non

partisipatif, yaitu peneliti berada di luar sistem yang diamati.

2. Wawancara, yang dilakukan kepada para pengusaha dan instansi-instasi

terkait sebagai responden.

3. Kuesioner berisi mengenai daftar-daftar pertanyaan dan pernyataan yang

ditujukan kepada pihak-pihak terkait. Kuesioner dibagi menjadi dua

jenis, yaitu kuesioner untuk mengidentifikasi rantai pasokan (Lampiran

3) dan kuesioner untuk menilai hubungan antara manajemen rantai

pasokan dengan produktivitas (Lampiran 4). Kuesioner pertama terdiri

dari pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan dengan rantai pasokan

seperti pemasok, persediaan, produksi, distributor, konsumen, kerjasama

dan SDM yang terkait dengan tenaga kerja. Kuesioner kedua berisi

pernyataan-pernyataan tertutup yang berarti setiap responden tidak dapat

memberikan jawaban dan tanggapan selain dari yang disediakan dalam

kuesioner. Skala pengukuran yang digunakan untuk menilai jawaban

responden adalah skala likert 5 tingkat, dengan keterangan pemberian

bobot sebagai berikut:

bobot 5 = sangat setuju

bobot 4 = setuju

bobot 3 = netral

bobot 2 = tidak setuju

bobot 1 = sangat tidak setuju

Page 37: ANALISIS RANTAI PASOKAN TERHADAP PRODUKTIVITAS DI

25

Kebutuhan, jenis, metode dan sumber data dibuat dalam Tabel 1

berikut:

Tabel 1. Kebutuhan, jenis, metode dan sumber data Kebutuhan data Jenis Data Metode Sumber Data

Identifikasi rantai pasokan keramik

Primer Wawancara, kuesioner, observasi

Pengusaha keramik

- Perkembangan UKM Keramik di Banjarnegara

- Jumlah pelaku usaha keramik

Primer, sekunder

Wawancara, - Pengusaha keramik - BPS kabupaten

Banjarnegara - surat kabar - internet

- Jumlah tenaga kerja - Jumlah bahan baku yang

digunakan - Jumlah produk yang

dihasilkan - Besarnya modal usaha - Omzet penjualan

Primer, sekunder

Wawancara, kuesioner,

- Pengusaha keramik - staf dan pekerja

- Kuesioner hubungan MRP dengan produktivitas

Primer Kuesioner - Pengusaha keramik

Setelah identifikasi rantai pasokan kemudian penelitian dilanjutkan

dengan mengkaji hubungan variabel dalam MRP terhadap produktivitas.

1. Produktivitas (Y)

Beberapa faktor yang dimasukkan menjadi batasan dalam

pengukuran produktivitas antara lain berkaitan dengan keahlian tenaga

kerja, teknologi, perencanaan dan pengawasan produksi, ukuran

perusahaan, bentuk kerjasama yang dilakukan pihak perusahaan, kebijakan

pendidikan dan pelatihan oleh pemerintah daerah serta kualitas produk.

2. Manajemen Rantai Pasokan

Beberapa faktor yang terkait dengan manajemen rantai pasokan antara

lain:

a. Pemasok (X1)

Hal-hal yang menjadi batasan dalam kaitan dengan pemasok antara

lain: hubungan dengan pemasok, jumlah pemasok, sistem kerjasama

dengan pemasok.

Page 38: ANALISIS RANTAI PASOKAN TERHADAP PRODUKTIVITAS DI

26

b. Persediaan (X2)

Hal-hal yang menjadi batasan dalam kaitan dengan persediaan antara

lain: jumlah persediaan, jangka waktu penyimpanan dan efektifitas

persediaan yang terkait dengan kelancaran hubungan dengan

pemasok.

c. Produksi (X3)

Hal-hal yang menjadi batasan dalam kaitan dengan produktivitas

antara lain: mutu produk, pengawasan mutu, jumlah produksi, desain

produk dan informasi untuk kegiatan produksi.

d. Distributor (X4)

Hal-hal yang menjadi batasan dalam kaitan dengan distributor antara

lain: pemilihan penggunaan distributor, sistem pengangkutan,

frekuensi pendistribusian dan ketepatan pendistribusian.

e. Konsumen (X5)

Hal-hal yang menjadi batasan dalam kaitan dengan konsumen antara

lain: peningkatan produktivitas, peningkatan pelayanan, promosi dan

peningkatan kualitas produk.

f. Kerjasama (X6)

Hal-hal yang menjadi batasan dalam kaitan dengan kerjasama adalah

kerjasama vertikal dan horisontal. Kerjasama vertikal terkait dengan

kerjasama antara perusahaan atau lembaga pendidikan dan informasi,

sedangkan kerjasama horisontal terkait dengan pemasok.

g. Sumber Daya Manusia (X7)

Hal-hal yang menjadi batasan dalam kaitan dengan tenaga kerja

antara lain : kualitas tenaga kerja, pendidikan dan pelatihan tenaga

kerja dan penggunaan tenaga ahli dalam proses produksi.

Indikator dan nomor item di dalam kuesioner disajikan pada Tabel 2.

Page 39: ANALISIS RANTAI PASOKAN TERHADAP PRODUKTIVITAS DI

27

Tabel 2. Indikator dari setiap variabel dalam kuesioner No Variabel Indikator Nomor di

Kuesioner 1 Produktivitas - Keahlian tenaga kerja

- Teknologi - Perencanaan dan pengawasan produksi - Ukuran perusahaan - Bentuk kerjasama yang dilakukan pihak

perusahaan - Kebijakan pendidikan dan pelatihan oleh

pemerintah daerah - Kualitas produk

1 2 3 4 5 6 7

2 Pemasok - Hubungan dengan pemasok - Jumlah pemasok - Sistem kerjasama dengan pemasok

8 dan 11 9

10 3 Persediaan - Jumlah persediaan

- Jangka waktu penyimpanan - Efektifitas persediaan yang terkait dengan

kelancaran hubungan dengan pemasok.

13 dan 16 14 15

4 Produksi - Mutu produk - Pengawasan mutu - Jumlah produksi - Desain produk - Informasi untuk kegiatan produksi.

17 18 19 20 21

5 Distributor - Pemilihan penggunaan distributor - Sistem pengangkutan - Frekuensi pendistribusian - Ketepatan pendistribusian

22 23 24 25

6 Konsumen - Peningkatan produktivitas - Peningkatan pelayanan - Promosi - Peningkatan kualitas produk

26 27 dan 29

28 30

7 Kerjasama - Kerjasama vertikal - Kerjasama horisontal

31, 33, 34 32,

8 SDM - Kualitas tenaga kerja - Pendidikan dan pelatihan tenaga kerja - Penggunaan tenaga ahli

35 dan 36 37 38

3.4. Populasi dan Sampel

Jumlah populasi UKM keramik Klampok adalah 20 UKM. Untuk

mengidentifikasi rantai pasokan, diambil 20 UKM. Responden yang

digunakan untuk menilai hubungan MRP terhadap produktivitas adalah

populasi dari pengusaha keramik sebesar 20 pengusaha keramik. Pengusaha

dijadikan sebagai responden karena dianggap mewakili dan mengetahui

keadaan usahanya, terutama mengenai rantai pasokan dan produktivitas

perusahaannya.Teknik pengambilan jenis responden menggunakan non

probability sampling, yaitu judgement sampling.

Page 40: ANALISIS RANTAI PASOKAN TERHADAP PRODUKTIVITAS DI

28

3.5. Pengolahan dan Analisis Data

Analisis deskriptif dilakukan untuk mengidentifikasi penerapan MRP.

Faktor-faktor yang digunakan dalam mengidentifikasi MRP adalah pemasok,

persediaan, produksi, distributor, konsumen, kerjasama dan SDM. Faktor-

faktor ini kemudian dikaji berdasarkan teori mengenai MRP.

3.5.1. Uji Kuesioner

Kuesioner dibuat untuk mengetahui tanggapan responden

mengenai produktivitas dan MRP. Sebelum menyebarkan kuesioner

dilakukan uji validitas dan reliabilitas. Validitas menunjukkan sejauh

mana suatu alat pengukur (instrument) itu mengukur apa yang ingin

diukur. Langkah-langkah dalam mengukur validitas kuesioner antara

lain mendefinisikan secara operasional suatu konsep yang akan diukur,

melakukan uji coba tersebut kepada responden, mempersiapkan tabel

tabulasi jawaban, menghitung korelasi antara data pada masing-masing

pernyataan dengan skor total memakai rumus teknik korelasi product

moment.

Rumus korelasi product moment, yaitu:

( ) ( )( )( )[ ] ( )[ ]2222 YYnXXn

YXXYnrhitung∑−∑∑−∑

∑∑−∑= ............................... (1)

Keterangan :

hitungr = nilai koefisien Pearson

n = jumlah reponden

X = skor pertanyaan

Y = skor total

Setelah kuesioner dinyatakan valid, selanjutnya dilakukan uji

reliabilitas. Reliabilitas adalah suatu nilai yang menunjukkan

konsisitensi suatu alat pengukuran di dalam mengukur gejala yang

sama. Uji reliabilitas dilakukan dengan menggunakan rumus alpha,

yaitu:

( )tt

tttot r

rr+

=12 ................................................................................ (2)

Page 41: ANALISIS RANTAI PASOKAN TERHADAP PRODUKTIVITAS DI

29

Pengujian validitas dan reliabilitas menggunakan program

Microsoft Excel dan SPSS versi 11.

3.5.2. Regresi Stepwise

Menurut Iriawan dan Astuti (2006), regresi stepwise merupakan

salah satu solusi menyelesaikan masalah regresi yang variabel

prediktornya saling berkorelasi. Tipe-tipe regresi ada tiga, yaitu regresi

stepwise, forward selection dan backward elimination.

Pada forward selection, pembuatan model terbaik dilakukan

dengan menambahkan variabel satu-persatu. Dalam backward

elimination, pembuatan model regresi terbaik dilakukan dengan

membuat terlebih dahulu model regresi untuk semua variabel prediktor.

Selanjutnya, mengurangi variabel satu-persatu sampai tinggal satu

variabel. Pengolahan dengan regresi stepwise menggunakan program

Minitab 14 for Window.

3.5.3. Regresi Logistik

Menurut Irawan dan Astuti (2006), regresi logistik digunakan

untuk menganalisis data dengan variabel respon bersifat kualitatif.

Dalam penelitian ini, regresi logistik digunakan untuk menganalisis

hubungan MRP (pemasok, persediaan, produksi, distributor, konsumen,

kerjasama, dan SDM) terhadap Produktivitas. Persamaan dalam regresi

logistik dinyatakan dalam bentuk berikut:

( )[ ] ( )( ) xx

xx βαπ

ππ +=⎟⎟⎠

⎞⎜⎜⎝

⎛−

=1

logitlog ....................................... (3)

Dalam hal ini, ( )xπ adalah peluang sukses apabila variabel

prediktor bernilai x. Bentuk lain dari logistik dapat dinyatakan dalam:

( ) ( )( )x

xxβα

βαπ++

+=

exp1exp ............................................................. (4)

Pengolahan regresi logistik menggunakan program Minitab 14

for Window.

Page 42: ANALISIS RANTAI PASOKAN TERHADAP PRODUKTIVITAS DI

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Umum UKM Keramik Klampok

Sentra kerajinan keramik Klampok Kabupaten Banjarnegara terletak di

Desa Klampok Kecamatan Purworejo Klampok, yang jaraknya 30 km dari

Ibukota Banjarnegara ke arah Barat menuju Purbalingga, Banyumas dan

Purwokerto. Keramik Klampok merupakan salah satu produk unggulan

Kabupaten Banjarnegara, selain produk lain seperti kerajinan bambu, batik

tulis, border, kerajinan kulit kerang, meubel, VCO (Virgin Coconut Oil),

jamur, jenang salak, kering kentang, sirup salak, nata decoco, dan salak

pondoh. Kerajinan keramik memiliki potensi tinggi terutama dengan nilai

investasi sebesar Rp.900 juta dan jumlah rata-rata produksi per tahun

mencapai 540.000 buah (Dinas Indagkop, 2004).

Keramik Klampok dikembangkan pertama kali oleh perusahaan yang

dimiliki bangsa Belanda, dengan mempekerjakan masyarakat Klampok

sebagai pegawainya. Salah satu pegawainya yang bernama Bapak Kandar

Atmowinoto mendirikan perusahaan keramik pada tahun 1957 dengan nama

keramik Meandallai yang berarti “Mendidik Anak dalam Lapangan Industri”.

Dalam mengajarkan kepada pegawainya, Bapak Kandar menggunakan sistem

pendidikan yang digunakan Belanda. Pendidikan yang diajarkan cukup keras

serta menuntut ketekunan dan disiplin yang cukup tinggi. Penerapan sistem ini

memberi pengaruh positif pada perkembangan usaha keramik. Hal ini

dibuktikan pada tahun berikutnya, yaitu tahun 1964, berdiri perusahaan

keramik Usaha Karya dan pada tahun 1967 berdiri perusahaan keramik

Mustika, yang kemudian disusul dengan berdirinya perusahaan-perusahaan

lain yang bergerak di bidang keramik.

Sentra kerajinan keramik Klampok merupakan tempat berkumpulnya

para pengrajin keramik Klampok. Sentra ini terdiri dari inti dan plasma.

Plasma adalah kegiatan usaha yang dilakukan seseorang dalam satu proses

produksi keramik dan hasil produksinya disetorkan ke inti yang bersangkutan

berdasarkan perjanjian kontrak yang disepakati antara inti dan plasma.

Sebelum Sentra terbentuk, ada empat organisasi yang telah terbentuk terlebih

Page 43: ANALISIS RANTAI PASOKAN TERHADAP PRODUKTIVITAS DI

31

dahulu. Empat organisasi tersebut antara lain ASKRI (Asosiasi Keramik

Indonesia), TUNAS ASKRI, Alunik dan Al Barokah. Di dalam Sentra

terdapat Forum Rembug Klaster, dimana Forum Rembug Klaster ini bertujuan

untuk menjembatani, mengidentifikasi, merumuskan permasalahan yang ada

di Sentra. Dalam melakukan tugasnya, Forum Rembug Klaster didampingi

oleh BDS (Bussines Development Service) "Faizul Muna". Forum Rembug

Klaster bertugas menyampaikan program yang telah disepakati oleh Sentra ke

Fedep (Federasi Development Provider) di kabupaten, yang kemudian akan

dilanjutkan ke FPESD (Forum Pengembangan Ekonomi Sosial Daerah) di

tingkat propinsi.

Pada awal perkembangannya usaha keramik mengalami kemajuan

cukup pesat. Berdasarkan data dari Dinas Perindustrian Perdagangan dan

Koperasi (Dinas Indagkop) pada tahun 2002, jumlah UKM keramik adalah

sebanyak 51 perusahaan dengan jumlah tenaga kerja 640 orang. Namun akibat

perekonomian di Indonesia yang belum stabil, jumlah UKM keramik semakin

berkurang. Menurut BPS Kabupaten Banjarnegara pada tahun 2004, jumlah

UKM keramik sebesar 34 perusahaan dengan jumlah tenaga kerja 700 orang.

Pada tahun 2005 jumlah UKM keramik berkurang menjadi 24 perusahaan, dan

sampai saat ini jumlah UKM keramik hanya sebesar 20 perusahaan dengan

jumlah tenaga kerja sebesar 236 orang. Dari 20 UKM ini, semuanya menjadi

bagian inti dari Sentra selain 10 plasma yang ikut bergabung dalam Sentra. Ke

20 UKM tersebut dapat dilihat pada Tabel 3.

Produk kerajinan keramik yang dihasilkan oleh para pengrajin

Klampok dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu keramik glazuur, keramik

terracota, dan keramik cat. Keramik glazuur adalah keramik yang

menggunakan bahan glazuur sebagai pewarna yang kemudian disemprot

dengan transparan untuk membuat tampilan akhirnya lebih mengkilap.

Keramik terracota adalah keramik yang dalam proses produksinya

menggunakan engobe sebagai pewarna. Engobe adalah bahan yang terbuat

dari sari tanah, water glass dan air. Sedangkan keramik cat adalah keramik

yang pada proses finishing-nya menggunakan cat sebagai pewarna. Tidak

semua pengrajin hanya memproduksi satu jenis keramik, ada beberapa

Page 44: ANALISIS RANTAI PASOKAN TERHADAP PRODUKTIVITAS DI

32

pengrajin yang memproduksi lebih dari satu jenis keramik, bahkan

memproduksi tiga jenis keramik sekaligus.

Tabel 3. Nama perusahaan, jumlah tenaga kerja, dan omzet per bulan dari inti Sentra kerajinan keramik Klampok.

No.

Nama Perusahaan Jumlah Tenaga Kerja (orang)

Omzet per bulan (juta rupiah)

1. Keramik Mustika 22 20 2. Keramik Usaha Karya 60 50 3. Keramik Kiat 4 30 4. Keramik Nur 16 12 5. Keramik Apicta 3 3 6. Kismoadji Keramik 15 12 7. Keramik Kencana 12 8,5 8. Keramik Al Barokah 3 2 9. Keramik Karunia Pertiwi 11 6 10. Kharisma Keramik 14 8 11. Keramik Kurnia 13 10 12. Duta Serayu Keramik 8 3 13. Keramik Mekar 3 1 14. Khamishama Art Ceramic 16 12 15. Ratu Indah Keramik 4 2 16. Keramik Prisma 5 3 17. Keramik Anugrah Sakti 7 4 18. Keramik Karya Mandiri 8 6 19. Ipoenk Keramik 7 6 20. Keramik Makmur 5 4,5

Faktor-faktor Pendukung

Faktor-faktor pendukung untuk kerajinan keramik antara lain:

1. Sumber Daya Alam (SDA)

Bahan baku (tanah liat) yang digunakan untuk membuat keramik berada di

daerah yang letaknya dekat dengan Sentra, yaitu Ajibarang Banyumas.

Tempat ini bukan termasuk wilayah Kabupaten Banjarnegara, tetapi

wilayahnya cukup dekat dengan Sentra dan mudah dijangkau.

2. Sumber Daya Manusia (SDM)

Keahlian pengelolaan keramik bagi masyarakat di sekitar Sentra

diwariskan turun temurun dari nenek moyang mereka. Dalam rangka

meningkatkan kualitas dan keahlian SDM, pihak Sentra maupun

pemerintah daerah memberikan beberapa pelatihan untuk meningkatkan

keahlian.

Page 45: ANALISIS RANTAI PASOKAN TERHADAP PRODUKTIVITAS DI

33

3. Sarana dan Prasarana

Pada umumnya dukungan jalan raya sampai ke lokasi sumber bahan baku

dan show room, tenaga listrik dan telepon, telah menjangkau lokasi Sentra.

Sarana perijinan satu atap yang tersedia dan dukungan yang mantap dari

pemerintah kabupaten melalui kebijakan penciptaan iklim yang kondusif.

4.2. Rantai Pasokan

Model rantai pasokan yang terjadi di UKM keramik Klampok adalah

digambarkan pada Gambar 7, sebagai berikut:

Gambar 7. Model rantai pasokan UKM keramik Klampok Banjarnegara

Model rantai pasokan ini terdiri dari elemen pemasok, produksi,

pengepul barang, retailer, dan konsumen. Gambar 7 menunjukkan model

rantai pasokan UKM keramik Klampok Banjarnegara . Pemasok tanah liat,

minyak tanah dan kayu bakar mengirimkan barang ke tempat pengusaha

sebagai barang persediaan bagi pengusaha selama satu bulan. Barang-barang

tersebut masuk ke proses produksi untuk menghasilkan produk jadi. Produk

jadi yang siap di jual disalurkan ke tiga saluran elemen rantai pasokan yaitu

melalui konsumen secara langsung, didistribusikan langsung ke retailer yang

kemudian menjualnya ke konsumen akhir, dan melalui Sentra dan

didistribusikan ke pengepul barang yang kemudian disalurkan ke konsumen

akhir.

Pemasok tanah liat

Pemasok kayu bakar

UKM/ produksi

Retailer

Pengepul barang ekspor

Konsumen

Pemasok minyak tanah

Sentra kerajinan keramik

Tanah liat Produk jadi

Page 46: ANALISIS RANTAI PASOKAN TERHADAP PRODUKTIVITAS DI

34

Pada umumnya, elemen-elemen di dalam rantai pasokan tersebut

terdiri dari pemasok, produksi, retailer, pengepul barang, konsumen,

kerjasama, dan sumber daya manusia. Masing-masing elemen dari rantai

tersebut dijelaskan pada sub bab berikut:

4.2.1. Pemasok

Pemasok terdiri dari pemasok bahan baku dan bahan penolong.

Bahan baku utama pembuatan keramik adalah tanah liat. Tanah liat

yang digunakan berasal dari Ajibarang Banyumas. Pemilihan tanah liat

ini didasarkan pada penelitian dan uji kelayakan yang dilakukan oleh

Balai Penelitian Keramik Bandung. Pengrajin atau pengusaha keramik

memperoleh tanah liat langsung dari pemasok yang berasal dari

Ajibarang, dimana pemasok ini adalah sebagai pengumpul tanah liat

dari beberapa kuli tanah liat.

Tanah liat yang berasal dari pemasok Ajibarang adalah tanah

liat yang belum siap olah. Para pengusaha yang menggunakan

pemasok ini harus mengolah tanah liat tersebut terlebih dahulu menjadi

tanah liat siap olah dalam kegiatan produksinya. Pengiriman tanah liat

dari pemasok ke pengusaha didasarkan pada sistem order atau pesanan

oleh pengrajin. Untuk jangka waktu satu bulan pemasok mengirimkan

tanah liat ke pengusaha 1-2 rit atau setara dengan 3-6 ton tanah liat.

Sistem pembayaran dilakukan secara tunai atau pembayaran

jatuh tempo, tergantung kesepakatan pemasok dan pengusaha.

Pengangkutan tanah liat dilakukan oleh pemasok sampai ke tempat

pengusaha. Kendala yang dihadapi pengusaha dalam pemenuhan

kebutuhan bahan baku tanah liat oleh pemasok adalah mutu barang

kurang bagus, keterlambatan dalam pengiriman, harganya cukup mahal

dan kurangnya modal untuk membeli tanah liat dalam jumlah besar.

Selain pemasok dari Ajibarang, pengrajin juga dapat

memperoleh tanah liat dari Sentra Kerajinan Keramik Klampok yang

berasal dari Ajibarang. Sentra menyediakan tanah liat siap olah untuk

pengrajin. Sentra mengolah tanah liat sendiri kemudian disalurkan ke

pengrajin. Sistem pemesanan bahan baku oleh pengusaha ke Sentra

Page 47: ANALISIS RANTAI PASOKAN TERHADAP PRODUKTIVITAS DI

35

dilakukan secara langsung dengan cara membeli ke Sentra.

Pembayaran dilakukan secara tunai atau jatuh tempo satu bulan,

tergantung kesepakatan antara pengusaha dengan Sentra. Sistem

pengangkutan dilakukan oleh pengusaha dengan mengambil bahan

baku di Sentra. Jumlah tanah liat yang diambil pengusaha ke Sentra

per bulan antara 8-10 kwintal dengan dua kali pengangkutan. Kendala

yang dihadapi pengusaha dalam pemenuhan kebutuhan tanah liat oleh

Sentra adalah sistem pengangkutan yang mahal karena harus

mengambil bahan baku sendiri ke Sentra. Hal ini disebabkan Sentra

belum memiliki alat pengangkutan bahan baku.

Pemasok bahan penolong terdiri dari pemasok minyak tanah

dan kayu bakar. Minyak tanah dan kayu bakar digunakan sebagai

bahan bakar untuk proses pembakaran dalam produksi. Pemasok

minyak tanah adalah agen minyak tanah dan pedagang eceran. Agen

mengantar minyak tanah ke tempat pengusaha berdasarkan permintaan

pengusaha, dimana pembayaran dilakukan secara tunai. Sedangkan

untuk pengusaha yang mengambil minyak tanah dari pedagang eceran,

pengusaha harus mengambil sendiri minyak tanah ke tempat pedagang,

dengan pembayaran dilakukan secara tunai menggunakan sistem jual

beli. Jumlah minyak tanah yang diambil dari pemasok sebesar 600-800

liter per bulan.

Pemasok kayu bakar berasal dari pengumpul kayu bakar yang

mengumpulkan kayu bakar dari para pencari kayu bakar. Pengumpul

menyediakan tempat di dekat pengrajin untuk menampung kayu bakar.

Sistem pemesanan kayu bakar dilakukan secara langsung oleh

pengusaha ke pemasok. Pemasok mengantarkan kayu bakar ke tempat

pengusaha sesuai dengan pesanan pengusaha. Pembayaran antara

pihak pengusaha ke pemasok dilakukan secara tunai. Jumlah kayu

bakar yang dibutuhkan setiap pengusaha per bulan mencapai 10 kubik.

Page 48: ANALISIS RANTAI PASOKAN TERHADAP PRODUKTIVITAS DI

36

4.2.2. Produksi

1. Persediaan

Persediaan menjadi faktor yang sangat penting terutama

dalam kegiatan produksi dan rantai pasokan. Persediaan sangat

berpengaruh terhadap fleksibilitas operasi suatu perusahaan. Untuk

itu perlu adanya manajemen persediaan untuk mengatur kelancaran

kegiatan produksi dan operasi. Akan tetapi, banyak kendala yang

harus dihadapi dalam mengatur persediaan, seperti permintaan

yang sangat bervariasi, perputaran waktu yang tidak stabil,

hubungan dengan pemasok yang terganggu, sehingga berakibat

pada gangguan penjadwalan, mutu produk dan gangguan pada

pemenuhan persediaan.

UKM keramik Klampok juga mempunyai persediaan untuk

memperlancar kegiatan produksi dan operasi. Persediannya

mencakup persediaan bahan baku dan persediaan bahan penolong.

Persediaan bahan baku tanah liat terdiri dari tanah liat murni yang

belum diolah dan tanah liat yang siap diolah. Persediaan tanah liat

belum siap olah memiliki jumlah rata-rata per bulan mencapai 1-2

rit atau setara dengan 3-6 ton dengan frekuensi 1-2 kali

pengiriman. Pengusaha yang menggunakan tanah liat siap olah,

melakukan penyimpanan sebesar 1 ton per bulan sebagai

persediaan. Biaya persediaan yang dikeluarkan adalah biaya

penyimpanan. Tanah liat yang disimpan terlalu lama akan

mengeras, sehingga memerlukan tenaga untuk mengolah tanah liat

kembali agar menjadi lunak dan siap untuk diolah.

Terdapat beberapa kendala yang dihadapi pengusaha dalam

penyimpanan persediaan. Kendala-kendala yang dihadapi adalah

tidak adanya gudang penyimpanan tanah liat, padahal suhu udara

sangat berpengaruh pada mutu tanah liat. Jika tanah liat diletakkan

di tempat panas, maka lama-kelamaan tanah liat akan mengeras,

sehingga perlu gudang khusus untuk menyimpan tanah liat agar

terjaga kelembabannya. Kendala lainnya adalah mencakup masalah

Page 49: ANALISIS RANTAI PASOKAN TERHADAP PRODUKTIVITAS DI

37

dana. Pengusaha sering kali kesulitan modal untuk membeli

persediaan yang berakibat pada penentuan besarnya persediaan.

Selain itu, penentuan besarnya persediaan juga dipengaruhi oleh

jumlah pesanan, dimana untuk setiap bulannya jumlah pesanan

tidak selalu sama atau sangat bervariasi.

Persediaan bahan penolong terdiri dari persediaan untuk

bahan bakar seperti minyak tanah dan kayu bakar serta bahan-

bahan lain yang dibutuhkan untuk membuat keramik berdasarkan

jenis keramik yang di produksi. Untuk keramik glazuur, bahan

penolong yang digunakan adalah glazuur. Bahan penolong yang

digunakan untuk membuat keramik terracota, antara lain isermeni,

manhan, water glass, semir dan cuka. Sedangkan untuk keramik

cat, bahan penolong yang digunakan antara lain cat tembok, cat

minyak, bensin, tiner, aseton, melamin, pernis, superglos, resin,

prodo, semir MAA dan tali hias.

Jumlah persediaan minyak tanah yang dibutuhkan per bulan

rata-rata sebesar 600-800 liter. Jumlah ini digunakan untuk 1-2 kali

pembakaran. Sedangkan untuk jumlah kayu bakar yang dibutuhkan

mencapai 4-10 kubik kayu bakar. Jumlah persediaan minyak tanah

dan kayu bakar sudah mencukupi untuk proses pembakaran yang

dilakukan 1-2 kali setiap bulannya. Kendala yang dihadapi untuk

pemenuhan bahan bakar terutama minyak tanah adalah kenaikan

harga BBM, kenaikan tersebut berakibat pada kenaikan biaya

produksi.

Jumlah persediaan bahan penolong lain yang dibutuhkan

untuk melakukan kegiatan produksi dalam waktu satu bulan adalah

glazuur sebanyak 5 kg, isermeni 3-6 kg, water glass 0,5-1 kg,

manhan 4-5 kg, semir 4 kg, cuka 1 botol, cat tembok 5 kg, cat

minyak 3-4 kg, bensin 5 liter, tiner 10 liter, aseton 1 liter, melamin

4 liter, pernis 8 kg, superglos 4 botol, resin 2 liter, prodo 1 meter,

semir MAA 2 kg dan tali hias 10 meter. Pemenuhan bahan

penolong dilakukan oleh pengusaha dengan mencari sendiri bahan-

Page 50: ANALISIS RANTAI PASOKAN TERHADAP PRODUKTIVITAS DI

38

bahan tersebut langsung ke toko-toko yang menyediakan tanpa

menjadi pelanggan. Pengusaha sering kali mengalami banyak

kendala dikarenakan terbatasnya toko-toko di Banjarnegara yang

menyediakan bahan-bahan tersebut. Oleh karena itu, pengusaha

harus mencari bahan-bahan tersebut di luar wilayah Banjarnegara

seperti Yogyakarta, Sokaraja, dan Purwokerto.

Faktor yang menjadi kendala adalah informasi mengenai toko

tersebut masih sangat kurang, sehingga pengusaha harus

melakukan survei toko dan berakibat biaya lebih mahal. Apabila

terjadi kehabisan atau kekurangan barang di toko, pengusaha yang

tidak menjadi pelanggan toko harus menunggu sampai barang

tersebut ada. Hal tersebut sangat berpengaruh pada kelancaran

kegiatan produksi. Biaya persediaan yang dikeluarkan adalah biaya

kehabisan bahan, dimana jika bahan yang dibutuhkan habis, maka

membutuhkan biaya yang besar untuk mencari bahan tersebut. Hal

ini dikarenakan toko yang menyediakan bahan tersebut berada di

luar wilayah Banjarnegara dan tidak selalu toko yang ada

menyediakan bahan yang dibutuhkan, sehingga perlu melakukan

survei.

2. Proses Produksi

UKM keramik Klampok menghasilkan beberapa produk

unggulan, diantaranya asbak, vas dalam ukuran besar dan kecil,

poci ukuran besar dan kecil, kaligrafi, hiasan dinding, patung, guci

dan souvenir. Berbagai macam produk yang dihasilkan memiliki

desain yang berbeda baik dari segi bentuk maupun dekoratif (ukir).

Pengusaha berperan besar terutama dalam membuat dan

menentukan kebijakan mengenai jenis desain yang akan dibuat.

Ada beberapa macam dekorasi keramik yang digunakan oleh UKM

keramik Klampok, diantaranya:

Page 51: ANALISIS RANTAI PASOKAN TERHADAP PRODUKTIVITAS DI

39

a. Dekorasi Terah

Barang di engobe (dicelupkan ke dalam bahan engobe yang

terdiri dari sari tanah, water glass dan air), kemudian diberi

glasir ukir/motif dengan menggunakan pisau ukir atau gores.

b. Dekorasi Isi (inlay)

Barang yang indah diukir/digores, kemudian diisi dengan

pewarna tanah.

c. Dekorasi Cap

Barang yang basah siap diberi dekorasi ditempelkan dengan

pengecap yang dibuat dari gibs, plastik, logam, besi.

d. Dekorasi tempel/catat

Barang basah yang siap diberi dekorasi motif dari hasil cetakan

yang terbuat dari gibs, ditempelkan pada barang yang basah.

e. Dekorasi dengan lilin cair/malam

Benda keramik yang sudah dibakar (biscuit) diberi motif

dengan alat canting atau kuas. Setelah itu, di spray dengan

glasir dan dibakar. Permukaan lilin akan cair sehingga

menghasilkan motif baru.

f. Dekorasi dibawah glasir (under glase)

Bidang barang basah diberi engobe pewarna dan siap diukir

menurut bahan pewarna glasir. Setelah itu, motif yang diglasir

transparan akan dibuat dan dibakar, sehingga dekorasi dibawah

glasir transparan.

g. Dekorasi Klaim

h. Dekorasi Krawangan

Bidang barang basah siap ukir berlubang sehingga bodi barang

itu tampak pada bagian tertentu.

Produk-produk yang dihasilkan dengan berbagai dekorasi

tersebut, membutuhkan serangkaian proses produksi. Proses

produksi ini didasarkan pada jenis keramik, yaitu keramik glazuur,

keramik terracota, dan keramik cat. Masing-masing proses ini

akan di jelaskan dengan menggunakan diagram proses

Page 52: ANALISIS RANTAI PASOKAN TERHADAP PRODUKTIVITAS DI

40

a. Keramik Terracota

Keramik terracota adalah keramik yang dalam proses

produksinya menggunakan bahan celup berupa engobe, dimana

engobe merupakan larutan tanah bewarna, baik berupa warna

alami maupun warna buatan atau modern. Warna alami terdiri

dari krem, coklat, dan coklat tua. Sedangkan warna buatan atau

modern mencakup putih, hijau, biru, merah tua, dan kuning.

Fungsi dari engobe adalah sebagai penutup permukaan dan

sebagai dekorasi warna. Serangkaian proses produksi

ditunjukkan pada Tabel 4.

Tabel 4. Diagram proses pembuatan keramik terracota. Waktu (hari)

Simbol Diagram Deskripsi Proses

7

Proses pengolahan tanah liat (penyaringan, pengendapan, penghisatan, penjemuran)

1 Putar dan cetak

3 Penjemuran

1 Pengerikan

2 Penyetelan

7 Penjemuran sampai kering

8

Pengamplasan

2 Di engobe

4 Dekorasi

0,62

Pembakaran

2

Pendinginan

1

Pembongkaran

1

Finishing

3

Disemir

1

Packing

43,62 15 - - - - TOTAL Keterangan: = Operasi, = Transportasi, = Inspeksi

= menunggu, = Penyimpanan

Page 53: ANALISIS RANTAI PASOKAN TERHADAP PRODUKTIVITAS DI

41

Serangkaian proses produksi dijelaskan sebagai berikut:

1. Proses pengolahan tanah liat

Proses pengolahan tanah liat merupakan tahap awal dalam

pembuatan keramik. Dalam melakukan pengolahan tanah

liat, pertama yang harus dilakukan adalah merendam dalam

bak selama 3-4 hari, kemudian dilakukan pengadukan.

Setelah tanah diaduk, proses selanjutnya adalah

penyaringan. Tanah disaring dengan alat penyaring agar

terpisah dengan kerikil-kerikil. Kemudian tanah diendapkan

di bak-bak selip. Setelah tanah mengendap, dilakukan

penghisatan mengambil airnya. Dan untuk proses terakhir

agar menjadi tanah siap olah, dilakukan penjemuran tanah.

2. Putar dan cetak

Setelah dihasilkan tanah liat yang siap olah, kemudian

dilakukan proses putar dan cetak. Proses putar dilakukan

dengan menggunakan alat putar. Alat putar yang digunakan

masih sangat sederhana. Proses putar biasanya dilakukan

untuk membuat produk yang memiliki bentuk bulat seperti

vas, poci, guci dan lain-lain. Sedangkan untuk proses cetak,

dilakukan dengan menggunakan cetakan yang terbuat dari

gips.

3. Penjemuran

Setelah dilakukan proses cetak dan putar, kemudian

dilakukan penjemuran yang bertujuan untuk mengurangi

kadar air.

4. Pengerikan

Pengerikan bertujuan untuk menyempurnakan bentuk hasil

cetak atau putar.

5. Penyetelan

Penyetelan dilakukan untuk menggabungkan satu set poci,

yaitu terdiri dari satu poci, satu bintang, dan tiga gelas.

Page 54: ANALISIS RANTAI PASOKAN TERHADAP PRODUKTIVITAS DI

42

6. Penjemuran

Penjemuran dilakukan sampai barang tersebut benar-benar

kering. Lamanya penjemuran tergantung keadaan cuaca,

karena proses penjemuran menggunakan tenaga matahari.

Penjemuran dilakukan hingga tujuh hari, jika cuaca

mendung dan hujan.

7. Pengamplasan

Pengamplasan dilakukan untuk menghaluskan barang.

8. Engobe

Engobe adalah proses pencelupan barang ke dalam bahan

engobe, dimana engobe ini merupakan pewarna untuk

keramik. Engobe terbuat dari sari tanah ditambah water

glass dan air.

9. Dekorasi

Untuk melakukan dekorasi engobe warna butan/modern

kondisi barang harus basah, karena jika kering akan

mengakibatkan keretakan. Sedangkan untuk dekorasi

engobe pewarna alami, kondisi barang harus kering.

Dekorasi bisa berupa ukir, tulisan, dan lain-lain tergantung

pesanan.

10. Pembakaran

Proses pembakaran dilakukan di tungku pembakaran

dengan bahan bakar minyak selama 20 jam. Dalam 20 jam

tersebut dilakukan pengaturan suhu. Selama 3,5 jam

pertama, pembakaran dilakukan dengan suhu 0-100 oC,

kemudian suhu dinaikkan sampai 300 oC untuk 2,5 jam

berikutnya. Lalu suhu dinaikkan lagi sampai 500 oC dalam

waktu 3 jam, dan dinaikkan lagi sampai 700 oC selama 3

jam. Pada 8 jam terakhir suhu tidak dinaikkan atau

menggunakan suhu tetap, yang pada akhirnya kenaikan

suhu mencapai 900 oC.

Page 55: ANALISIS RANTAI PASOKAN TERHADAP PRODUKTIVITAS DI

43

11. Pendinginan

Setelah tahap pembakaran, tungku tidak boleh langsung

dibongkar karena akan menimbulkan terjadi keretakan.

Oleh karena itu, perlu dilakukan pendinginan selama dua

hari.

12. Pembongkaran

Barang-barang yang telah mengalami proses pendinginan,

kemudian dibongkar dari tungku pembakaran.

13. Finishing

Pada proses ini, barang-barang yang telah dibongkar dari

pembakaran perlu digosok kembali untuk menghilangkan

kotoran atau noda-noda akibat pembakaran. Setelah itu,

barang-barang diperiksa apakah mengalami cacat atau

tidak. Jika cacat maka perlu dilakukan perbaikan.

14. Disemir

Barang-barang yang telah dibersihkan kemudian di semir

sehingga terlihat lebih mengkilap.

15. Packing

Proses ini terdiri dari pengepakan barang di keranjang atau

kardus. Setelah di packing barang siap untuk dipasarkan.

b. Keramik Cat

Keramik cat adalah keramik yang terbuat dari bahan

tanah liat asli tanpa dicampur dengan bahan lain, dimana pada

tahap finishing-nya menggunakan cat sebagai pewarna. Cat

yang digunakan untuk pewarnaan adalah cat tembok dan cat

minyak. Proses pembuatan keramik cat ditujukkan pada Tabel

5.

Page 56: ANALISIS RANTAI PASOKAN TERHADAP PRODUKTIVITAS DI

44

Tabel 5. Diagram proses pembuatan keramik cat. Waktu (hari)

Simbol Diagram Deskripsi Proses

7

Cetak, putar, dibuat patung, ukir/dekoratif

3

Pengeringan

7

Penghalusan bodi barang

0,33

Pembakaran

7

Finishing/ pengecetan

1

Tambah asesoris, pengemasan dengan plastik/kertas kado

25,33 6 - - - - TOTAL Keterangan : = Operasi, = Transportasi, = Inspeksi

= Menunggu, = Penyimpanan

Serangkaian proses produksi dijelaskan sebagai berikut:

1. Cetak, putar, buat patung, ukir/dekoratif

Tanah yang siap oleh kemudian dilakukan proses cetak,

putar, buat patung, ukir/dekoratif. Cetak merupakan proses

pembuatan keramik dengan menggunakan alat cetak yang

terbuat dari gips. Putar adalah proses pembentukan tanah

dengan cara di putar menggunakan alat putar. Barang-

barang yang biasa dibentuk dengan putar adalah barang-

barang yang memiliki bentuk bulat seperti guci, vas bunga,

poci dan lain-lain. Pematungan adalah proses

pembentukkan tanah liat langsung menggunakan tangan.

Setelah barang-barang dicetak, putar ataupun dibuat patung,

barang-barang tersebut dijemur, sehingga siap untuk

dilakukan ukir atau dekoratif. Tidak semua barang diukir,

karena barang yang diukir tergantung pada pesanan.

2. Pengeringan

Pengeringan dilakukan untuk mengurangi kadar air dengan

cara menjemur langsung dengan sinar matahari.

Page 57: ANALISIS RANTAI PASOKAN TERHADAP PRODUKTIVITAS DI

45

3. Penghalusan bodi barang

Setelah barang-barang menjadi kering, kemudian dilakukan

penghalusan bodi barang. Penghalusan bodi barang

dilakukan dengan menggunakan amplas.

4. Pembakaran

Barang-barang yang telah dihaluskan, dimasukkan ke

tungku pembakaran. Setelah tersusun rapi, dilakukan proses

pembakaran dengan menggunakan kayu bakar.

5. Pengecatan

Barang-barang yang telah mengalami proses pembakaran

dapat langsung diambil (jika tidak terlalu panas) untuk

dilakukan pengecatan. Pendinginan tidak perlu dilakukan

karena barang bisa langsung diambil tanpa mengalami

keretakan. Pengecatan adalah proses pemberian warna

barang dengan menggunakan cat tembok ataupun cat

minyak. Setelah barang dikeluarkan dari tungku

pembakaran, barang tersebut dibersihkan dari kotoran debu,

kemudian baru dilakukan pengecatan. Setelah di cat, barang

tersebut dijemur selama lima menit sampai cat menjadi

kering. Apabila barang telah kering dan cat tidak lengket,

maka barang tersebut siap dikemas.

6. Tambah asesoris, pengemasan dengan plastik/kertas kado

Barang yang siap dikemas, sebelumnya ditambah asesoris.

Asesoris yang ditambahkan adalah tali hias, pita, dan

sebagainya, tergantung pada pesanan. Setelah ditambah

dengan asesoris, barang siap dikemas menggunakan plastik

atau kertas kado dan berarti barang siap dijual.

c. Keramik Glazuur

Keramik glazuur adalah keramik yang menggunakan

bahan glazuur sebagai pewarna yang kemudian disemprot

dengan transparan untuk membuat tampilan akhirnya lebih

mengkilap. Dalam proses pembuatan keramik glazuur,

Page 58: ANALISIS RANTAI PASOKAN TERHADAP PRODUKTIVITAS DI

46

pembakaran dilakukan dua kali. Pembakaran pertama

dilakukan sebelum melakukan pengglasiran, sedangkan

pembakaran kedua adalah pembakaran sempurna setelah

barang di glasir. Proses pembuatan keramik situnjukkan pada

Tabel 6, sebagai berikut:

Tabel 6. Diagram proses pembuatan keramik glazuur. Waktu (hari) Simbol Diagram Deskripsi Proses

3

Tanah liat direndam

1

Tanah liat disaring

1

Proses pengendapan

7

Penjemuran

2

Putar, cetak, ukir

3

Penjemuran

2

Penggosokan

2

Penyusunan keramik ke tempat pembakaran

1

Pembakaran

2

Pendinginan

2 Finishing dan glazuur

26 10 1 - 1 - TOTAL Keterangan: = Operasi, = Transportasi, = Inspeksi

= Menunggu, = Penyimpanan

Serangkaian proses produksi tersebut, dijelaskan

sebagai berikut:

1. Pengolahan tanah

Tanah liat yang telah diaduk sampai rata kemudian

direndam selama tiga hari. Rendaman tanah tersebut

dilumatkan dan disalurkan pada saluran yang berkelok-

kelok. Hal ini dilakukan untuk menyaring tanah liat tersebut

agar terpisah dengan kerikil kasar yang tertinggal di

saluran. Larutan tanah liat yang telah halus ini kemudian

diendapkan dengan cara menampungnya di bak-bak untuk

memperkecil kadar nit guna mencapai kepekatan tertentu.

Page 59: ANALISIS RANTAI PASOKAN TERHADAP PRODUKTIVITAS DI

47

Langkah selanjutnya, dilakukan penjemuran untuk

engurangi kadar air sampai tanah liat siap diolah.

2. Putar, cetak dan ukir

Tanah liat yang siap olah kemudian dibentuk dengan cara

putar atau cetak. Untuk melakukan proses cetak, larutan

tanah dimasukkan ke dalam cetakan yang terbuat dari gips,

sehingga tanah terhisap dalam dinding cetakan. Penuangan

dilakukan dengan berulang-ulang, sehingga terjadi suatu

lapisan dengan ketebalan tertentu. Sisa cetakan dituangkan

ke luar dan cetakan dibiarkan selama dua hari. Setelah

cetakan dilepas diperoleh bentuk kasar dari barang yang

dikehendaki. Sedangkan untuk proses putar, tanah liat yang

sudah mencapai kepekatan tertentu dan siap olah kemudian

diputar dan dibubut dengan pisau penghalus, sehingga

diperoleh bentuk yang sempurna.

Setelah mengalami proses cetak atau putar, barang-barang

tersebut kemudian dipertegas motifnya dengan pisau ukir

dan diberi hiasan sesuai dengan kebutuhan untuk menjadi

barang seni yang sempurna.

3. Penjemuran dan penggosokan

Penjemuran dilakukan sampai barang menjadi kering.

Setelah barang kering, dilakukan penggosokan agar

permukaan lebih rata.

4. Penyusunan keramik di tempat pembakaran

Setelah digosok, barang tersebut dimasukkan ke dalam

tungku pembakaran. Penyusunan keramik terbagi ke dalam

tiga rak. Rak pertama berada pada paling bawah diisi

dengan keramik untuk dibuat glazuur. Rak kedua diisi

dengan keramik untuk dibuat terra, sedangkan pada bagian

rak ketiga, yang berada pada paling atas, diisi keramik yang

sudah mengalami proses pembakaran pertama dan sudah

diglazuur. Penyusunan ini dimaksudkan agar dalam proses

Page 60: ANALISIS RANTAI PASOKAN TERHADAP PRODUKTIVITAS DI

48

pembakaran diperoleh kematangan yang diinginkan. Pada

bagian bawah barang-barang yang dibakar hasilnya mentah,

semakin ke atas proses pematangan akan lebih sempurna.

5. Pembakaran

Barang-barang yang telah dimasukkan ke dalam tungku

kemudian dibakar dengan pemanasan mencapai suhu

950oC. Dalam pembakaran harus diawasi secara khusus,

karena apabila terjadi kenaikan suhu terlalu cepat akan

terjadi keretakan.

6. Pendinginan

Barang yang telah di bakar selama 24 jam tidak boleh

langsung dibongkar, karena jika langsung dibongkar , akan

menjadi retak. Untuk itu perlu dilakukan proses

pendinginan selama dua hari.

7. Finishing dan glazuur

Setelah proses pendinginan, barang-barang kemudian

dibongkar. Semua barang dibersihkan dari kotoran atau

noda akibat pembakaran dengan cara digosok

menggunakan gendra. Barang-barang yang telah digosok

dipisahkan menurut penyusunan rak. Untuk keramik yang

berada di rak pertama, dimana hasil pembakaran lebih

mentah kemudian di berikan pewarna glazuur dengan

menggunakan kuas, setelah itu disemprot dengan

transparansi sehingga terlihat mengkilap, siap dilakukan

proses pembakaran sempurna. Keramik di bagian rak kedua

yaitu keramik terra, setelah digosok kemudian di semir,

dan siap dipasarkan. Pada bagian rak ketiga, keramik

glazuur yang sudah digosok siap untuk dipasarkan.

Kendala yang dihadapi UKM dalam melakukan proses

produksi antara lain: faktor cuaca, tenaga kerja dan peralatan.

Faktor cuaca sangat berpengaruh pada kelancaran proses

produksi. Jika musim hujan, proses produksi akan semakin

Page 61: ANALISIS RANTAI PASOKAN TERHADAP PRODUKTIVITAS DI

49

lama terutama pada proses pengeringan. Hal ini sangat

mengganggu, terutama jika pengusaha memiliki banyak

pesanan yang harus segera dikirim, sehingga menyebabkan

keterlambatan yang berpengaruh pada hubungan dengan si

pemesan. Selain itu, pengusaha sangat kesulitan mencari

pekerja yang terampil dan disiplin. Pekerja yang terampil

sangat dibutuhkan dalam kegiatan produksi, terutama untuk

memproduksi produk yang membutuhkan dekorasi cukup

rumit. Pekerja yang terampil akan lebih mudah dalam

menguasai jenis desain yang diinginkan. Banyaknya pekerja

yang sering tidak masuk kerja akan sangat mengganggu

kelancaran produksi, sehingga diperlukan tenaga yang benar-

benar memiliki disiplin tinggi. Kendala lainnya yaitu peralatan

yang digunakan masih tradisional dan sangat bergantung pada

tenaga manusia, sehingga proses produksi lebih lama.

4.2.3. Retailer

Produk jadi didistribusikan secara langsung oleh pengusaha ke

pedagang eceran/retailer/toko yang telah menjadi langganan.

Pedagang-pedangang eceran yang telah menjadi langganan antara lain

Moro, Rita, Hero dan Matahari yang berada di wilayah Purwokerto

dan Semarang, pedagang eceran yang menjual aneka guci seperti

Karisma, Mansur, Lima-Lima, Amanah di daerah Tegal dan Brebes,

serta beberapa pengecer lain di daerah Cirebon, Pekalongan,

Yogyakarta, Solo dan Pemalang.

Jumlah pengiriman ke retailer tergantung pesanan. Rata-rata

pengiriman perbulan mencapai 1-4 kali pengiriman. Sistem

pembayaran yang dilakukan sesuai dengan kesepakatan antara

pengusaha dengan pemilik toko. Pengangkutan barang dilakukan oleh

pengusaha dengan biaya transportasi ditanggung pengusaha. Hal ini

dapat menjadi kendala bagi pengusaha karena biaya transpotasi cukup

mahal. Selain itu, pengusaha memberikan jaminan jika terjadi

Page 62: ANALISIS RANTAI PASOKAN TERHADAP PRODUKTIVITAS DI

50

kerusakan, barang-barang yang rusak akan dikembalikan ke

pengusaha.

4.2.4. Pengepul Barang

Selain melakukan distribusi langsung, ada beberapa pengusaha

yang menggunakan jasa pengrpul barang untuk menjualke konsumen.

Barang-barang yang menggunakan pengepul ini adalah barang-barang

yang akan di ekspor ke luar negeri, seperti Malaysia, Singapura, dan

Korea. Ada beberapa kendala yang dihadapi pengusaha keramik dalam

mendistribusikan barangnya, antara lain : pendistribusian yang tidak

bisa dilakukan secara rutin, pengusaha tidak mampu membuat

kemasan yang bagus, ini dapat disebabkan karena biaya kemasan

sangat mahal dan bahan yang digunakan tidak tersedia di daerah

sekitar Banjarnegara. Akibatnya produk menjadi kalah saing dengan

produk-produk keramik lain. Selain itu, anggapan bahwa produk

keramik Klampok Banjarnegara memiliki harga yang mahal.

4.2.5. Konsumen

Konsumen sebagai tujuan pasar menjadi faktor penting bagi

setiap pengusaha. Kepuasan konsumen, yang menjadi tujuan utama

bagi pengusaha, dapat diperoleh dengan meningkatkan kualitas dan

pelayanan. Tercapainya kepuasan pada diri konsumen diharapkan

mampu meningkatkan daya beli akan produk yang ditawarkan.

UKM keramik Klampok memiliki daerah pemasaran sebagai

target untuk memperoleh konsumen. Daerah yang menjadi tujuan pasar

produk keramik terdiri dari dalam negeri dan luar negeri. Daerah di

dalam negeri dibagi menjadi daerah di wilayah Banjarnegara dan di

luar Banjarnegara. Daerah di luar Banjarnegara meliputi Purwokerto,

Purbalingga, Tegal, Brebes, Solo, Semarang, Pekalongan, Pemalang,

Yogyakarta, Cirebon, Tasikmalaya, Pekanbaru, Jambi, Riau dan

Batam. Sedangkan pasar luar negeri meliputi negara Malaysia,

Singapura, dan Korea. Selain memasarkan produknya ke daerah

pemasaran yang dituju, pengusaha juga sering mengikuti beberapa

pameran melalui Sentra. Tujuan mengikuti pameran adalah untuk

Page 63: ANALISIS RANTAI PASOKAN TERHADAP PRODUKTIVITAS DI

51

mempromosikan produk keramik Klampok kepada konsumen.

Pameran-pameran yang pernah diikuti antara lain SMESCo, PRJ

(Pekan Raya Jakarta), PRPP (Pekan Raya Promosi Pembangunan),

Bengawan Solo Fair, dan Cheng Ho.

Para pengusaha juga mengalami kendala akibat daya beli

masyarakat yang cenderung menurun. Hal ini disebabkan kondisi

perekonomian nasional yang belum pulih, terutama di Banjarnegara.

Konsumen akan lebih memilih produk bahan pangan daripada

keramik. Oleh karena itu, pengusaha sangat berharap pemerintah

daerah dan pusat dapat membantu dan bekerjasama dalam

meningkatkan perekonomian masyarakat.

4.2.6. Kerjasama

Kerjasama menjadi faktor penting dalam menunjang kelancaran

rantai pasokan. Kerjasama dapat dilakukan secara vertikal dan

horisontal. Kerjasama horisontal mencakup hubungan antar pengusaha

dalam aliran pasokan. Kerjasama vertikal terkait pada hubungan antara

pengusaha dengan pengusaha atau lembaga lain yang menunjang

kelancaran rantai pasokan, tapi tidak masuk kedalam variabel rantai

pasokan.

Kerjasama vertikal yang dilakukan pengusaha dengan pengusaha

lain yang sejenis meliputi penjualan barang, promosi produk (pameran)

dan kegiatan produksi seperti pemenuhan bahan produksi. Selain itu,

UKM atau pengusaha juga melakukan hubungan dengan beberapa

lembaga, diantaranya Balai Latihan Kerja (BLK) yang merupakan

kerjasama dari Sentra dengan Dinas Indagkop Kabupaten

Banjarnegara. Kerjasama lain juga dilakukan dengan lembaga

teknologi, seperti Balai Penelitian Keramik Bandung. Kerjasama yang

dilakukan dengan Balai Penelitian Keramik Bandung adalah

pembuatan mesin untuk kegiatan produksi, dimana rancangan dan

desain mesin berasal dari Sentra.

Page 64: ANALISIS RANTAI PASOKAN TERHADAP PRODUKTIVITAS DI

52

4.2.7. Sumber Daya Manusia

Sumber Daya Manusia menjadi faktor penggerak dalam rantai

pasokan terutama kegiatan produksi. Dalam kegiatan produksi SDM

terkait dengan tenaga kerja. Dalam hal ini sangat dibutuhkan tenaga

kerja yang berkualitas dengan memiliki keahlian, keterampilan dan

disiplin kerja yang tinggi. Apabila tenaga kerja berkualitas maka akan

meningkatkan produktivitas tenaga kerja yang berimplikasi positif

pada produktivitas dan kinerja perusahaan.

Salah satu kendala yang dihadapi oleh pengusaha keramik di

Klampok adalah kesulitan mencari tenaga kerja yang berkualitas

dengan memiliki keahlian, keterampilan dan disiplin kerja tinggi.

Apalagi pengusaha dituntut untuk menciptakan produk yang

berkualitas dengan desain yang bagus dan tidak stagnan. Jika tenaga

kerja tidak memiliki keterampilan dan keahlian yang tinggi, maka akan

sangat sulit untuk menciptakan produk yang berkualitas. Pekerja yang

kurang terampil akan sangat sulit untuk menerima desain produk baru,

membutuhkan waktu lama untuk mempelajarinya. Hal ini akan banyak

memakan waktu dan biaya, sehingga berakibat pada kelancaran proses

produksi.

Tenaga kerja dengan disiplin tinggi sangat sulit didapatkan.

Mereka menganggap bekerja di perusahaan keramik belum cukup

menjanjikan masa depan yang baik. Mereka lebih memilih untuk

melakukan urbanisasi demi memperoleh penghidupan yang layak.

Selain itu, pekerja juga beranggapan bahwa bekerja di perusahaan

keramik bukan pekerjaan utama. Pekerjaan utamanya sebagian besar

bertani, sehingga jika musim panen tiba seringkali memilih untuk tidak

memproduksi keramik.

Pengusaha sangat berharap adanya kerjasama dengan

pemerintah daerah. Kerjasama ini bertujuan untuk meningkatkan minat

para pekerja di bidang keramik dan menciptakan tenaga kerja yang

terampil dan memiliki keahlian, serta komitmen tinggi untuk bekerja.

Page 65: ANALISIS RANTAI PASOKAN TERHADAP PRODUKTIVITAS DI

53

4.3. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas

Uji kuesioner dilakukan kepada 10 responden yang merupakan

pengusaha keramik di Klampok Banjarnegara. Uji kuesioner terdiri dari uji

validitas dan reliabilitas. Validitas menggambarkan sejauh mana alat data

yang ditampung pada kuesioner dapat mengukur apa yang ingin diukur.

Reliabilitas merupakan suatu penilaian yang menunjukkan konsistensi suatu

pengukur di dalam mengukur gejala yang sama. Uji validitas dilakukan

dengan menggunakan korelasi product moment. Hasil dari uji validitas

menunjukkan bahwa setiap pertanyaan adalah valid (Lampiran 5). Uji

reliabilitas menggunakan rumus alpha dengan taraf nyata 0,05. Nilai alpha

yang dihasilkan setiap variabel (Lampiran 6) ditunjukkan pada Tabel 7:

Tabel 7. Hasil nilai alpha Variabel Alpha Produktivitas (Y) 0,8183 Pemasok (X1) 0,7781 Persediaan (X2) 0,7500 Produksi (X3) 0,8829 Distributor (X4) 0,6883 Konsumen (X5) 0,8729 Kerjasama (X6) 0,8789 SDM (X7) 0,8967

Nilai alpha yang dihasilkan dari seluruh variabel menunjukkan lebih

besar dari nilai r tabel Pearson yaitu 0,632. Hal ini berarti kuesioner tersebut

andal untuk digunaan dalam penelitian.

4.4. Tanggapan Responden terhadap Pernyataan-Pernyataan dalam Kuesioner

Tanggapan responden dapat diketahui dari pernyataan-pernyataan

yang diajukan dalam kuesioner kepada 20 responden. Pembahasan

dilakukan dengan menggunakan analisis deskriptif dengan melihat

kecenderungan atau frekuensi dari setiap jawaban. Tanggapan respoden

dilihat dari aspek produktivitas, pemasok, persediaan, produksi, distributor,

konsumen, kerjasama dan SDM, dijelaskan pada sub bab berikut :

Page 66: ANALISIS RANTAI PASOKAN TERHADAP PRODUKTIVITAS DI

54

4.4.1. Tanggapan responden terhadap pernyataan mengenai produktivitas

Tabel 8 memperlihatkan tanggapan responden terhadap

pentingnya faktor-faktor yang berpengaruh dalam produktivitas. Dua

puluh persen responden menjawab tidak setuju terhadap pernyataan

mengenai perencanaan dan pengawasan produksi lebih mampu

meningkatkan produktivitas dibanding penanganan bahan baku dan

mesin. Hal tersebut dikarenakan hanya sebagian responden memiliki

mesin produksi berteknologi. Responden ini lebih memilih

penggunaan mesin berteknologi untuk penanganan bahan baku dan

produk. Penggunaan mesin berteknologi akan lebih mempercepat

proses produksi, dan kesalahan yang diakibatkan oleh manusia akan

terkurangi. Apabila proses produksi dapat berjalan dengan lancar

maka memperlancar pendistribusian barang ke distributor atau

konsumen. Pendistribusian yang cepat dan fleksibel akan

meningkatkan kepuasan konsumen sehinggan dapat meningkatkan

tingkat profitabilitas perusahaan.

Tabel 8. Faktor-faktor penentu produktivitas

Keahlian tenaga

menentu-kan tingkat

produk-tivitas

Penggunaan teknologi

lebih mampu meningkatkan produktivitas dibandingkan volume dan

standar bahan baku

Perencana-an dan

pengawas-an produksi

lebih mampu

meningkat-kan

produk-tivitas

dibanding penanganan bahan baku dan mesin

Semakin besar

ukuran perusahaan

semakin tinggi tingkat produk-tivitas

Kerjasama dengan

perusahaan sejenis

meningkat-kan

produk-tivitas

Kebijakan pendidikan

dan pelatihan oleh

pemerintah daerah

berdampak pada

peningkatan mutu

pegawai

Kualitas produk dan pelayanan

sebagai faktor utama peningkatan

produk-tivitas

Tang-gapan

respon-den

(bobot)

R (%) R (%) R (%) R (%) R (%) R (%) R (%) 1 1 5 0 0 0 0 1 5 0 0 0 0 0 0 2 0 0 1 5 4 20 3 15 0 0 1 5 1 5 3 0 0 1 5 3 15 3 15 4 20 3 15 3 15 4 7 35 15 75 12 60 11 55 14 70 11 55 11 55 5 12 60 3 15 1 5 2 10 2 10 5 25 5 25

TOTAL 20 100 20 100 20 100 20 100 20 100 20 100 20 100 Keterangan: R = jumlah responden

Bobot 1 = sangat tidak setuju Bobot 2 = tidak setuju Bobot 3 = netral Bobot 4 = setuju Bobot 5 = sangat setuju

Page 67: ANALISIS RANTAI PASOKAN TERHADAP PRODUKTIVITAS DI

55

Dua puluh persen responden menyatakan tidak setuju terhadap

pernyataan mengenai semakin besar ukuran perusahaan maka

semakin tinggi tingkat produktivitas. Responden menganggap

produktivitas perusahaan tidak ditentukan dengan besar kecilnya

perusahaan tetapi kemampuan perusahaan dalam memenuhi

kebutuhan konsumen, mampu untuk bertahan dan bersaing. Ada

sebagian perusahaan keramik di Klampok yang memiliki ukuran

perusahaannya besar tidak mampu bertahan dengan terjadinya

perubahan lingkungan yaitu adanya krisis ekonomi.

4.4.2. Tanggapan responden terhadap pernyataan mengenai pemasok

Tabel 9 menunjukkan pentingnya pemasok sebagai bagian dari

rantai pasokan terhadap peningkatan produktivitas.

Tabel 9. Pentingnya pemasok dalam peningkatan produktivitas

Kerjasama dengan

pemasok menurunkan

biaya produksi

Mengguna-kan banyak

pemasok memper-

lancar kegiatan produksi

Kerjasama dengan

pemasok melalui sistem kontrak

bermanfaat untuk

efisiensi biaya

Kelancaran informasi dengan

pemasok ber-

pengaruh positif pada

produk-tivitas

Kunci utama meningkatkan produktivitas

adalah menjaga

hubungan baik dengan

pemasok

Tanggapan responden

(bobot)

R (%) R (%) R (%) R (%) R (%) 1 0 0 0 0 1 5 0 0 0 0 2 6 30 6 30 4 20 0 0 3 15 3 3 15 2 10 4 20 0 0 2 10 4 9 45 11 55 8 40 16 80 12 60 5 2 10 1 5 3 15 4 20 3 15

TOTAL 20 100 20 100 20 100 20 100 20 100 Keterangan: R = jumlah responden Bobot 1 = sangat tidak setuju

Bobot 2 = tidak setuju Bobot 3 = netral Bobot 4 = setuju Bobot 5 = sangat setuju

Terlihat pada Tabel 9, responden merasa tidak setuju bahwa

kerjasama dengan pemasok memberikan pengaruh terhadap

produktivitas (45 persen). Hal ini disebabkan kondisi hubungan

pengusaha dengan pemasok yang cenderung kurang menguntungkan

bagi pengusaha. Pengusaha sering kali merasa tidak puas dengan

terjadinya keterlambatan pengiriman dan mutu barang yang dipesan

kurang berkualitas. Padahal pemasok merupakan salah satu komponen

Page 68: ANALISIS RANTAI PASOKAN TERHADAP PRODUKTIVITAS DI

56

strategi MRP sebagai penyedia bahan baku untuk keperluan produksi

lanjutan, sehingga sangat dibutuhkan kerjasama yang harmonis dengan

pemasok agar kebutuhan dapat terpenuhi dan proses produksi akan

lancar.

Dua puluh persen responden menyatakan tidak setuju bahwa

kerjasama dengan pemasok melalui sistem kontrak bermanfaat untuk

efisiensi biaya. Sebagian responden tidak menggunakan sistem kontrak

dalam menjalin hubungan dengan pemasok. Hal ini disebabkan

responden merasa hubungan dengan pemasok jenderung kurang

menguntungkan. Perngusaha sering kali merasa tidak puas dengan

tejadinya keterlambatan pengiriman dan mutu barang yang dipesan

kurang berkualitas. Padahal pemasok merupakan salah satu komponen

strategi MRP sebagai penyedia bahan baku untuk keperluan lanjutan.

Sangat dibutuhkan kerjasama yang harmonis dengan pemasok agar

kebutuhan dapat terpenuhi dan proses produksi akan lancar.

4.4.3. Tanggapan responden terhadap pernyataan mengenai persediaan

Tabel 10 menunjukkan tanggapan responden terhadap

pernyataan mengenai persediaan.

Tabel 10. Pentingnya Persediaan dalam Peningkatan Produktivitas

Jumlah persediaan yang kecil akan lebih

menghemat biaya

Penyimpanan persediaan

dalam jangka waktu pendek

akan lebih memperkecil

biaya penyimpanan

Kelancaran dengan

pemasok berpengaruh

pada efektifitas persediaan

Jumlah persediaan akan sulit ditentukan jika jumlah permintaan

sangat bervariasi

Tanggapan respoden (bobot)

R (%) R (%) R (%) R (%) 1 1 5 1 5 0 0 0 0 2 15 75 1 5 1 5 4 20 3 1 5 1 5 0 0 3 15 4 3 15 16 80 16 80 10 50 5 0 0 1 5 3 15 3 15

TOTAL 20 100 20 100 20 100 20 100 Keterangan: R = jumlah responden

Bobot 1 = sangat tidak setuju Bobot 2 = tidak setuju Bobot 3 = netral Bobot 4 = setuju Bobot 5 = sangat setuju

Page 69: ANALISIS RANTAI PASOKAN TERHADAP PRODUKTIVITAS DI

57

Responden menganggap jumlah persediaan yang sedikit tidak

menghemat biaya (85 persen). Hal ini berkaitan permintaan yang tidak

konstan, seringnya terjadi keterlambatan dalam pemesanan barang

untuk persediaan bahan baku, kehabisan barang seperti bahan kimia

untuk produksi akan mengakibatkan biaya yang cukup tinggi. Untuk

itu diperlukan persediaan yang cukup besar jika sewaktu-waktu

mendapat pesanan dalam jumlah besar.

Respoden menganggap penyimpanan persediaan dalam jangka

waktu pendek akan lebih menghemat biaya penyimpanan (85 persen).

Semakin lama penyimpanan persediaan bahan baku, maka akan

berakibat semakin besar biaya penyimpanan, karena bahan baku yang

terlalu lama disimpan lama-kelamaan akan semakin mengeras

sehingga dibutuhkan pengolahan ulang.

Mayoritas responden menganggap bahwa kelancaran pemasok

akan berpengaruh pada efektifitas persediaan (95 persen). Jika tercipta

koordinasi dan kerjasama yang baik antara pemasok dan perusahaan

manufaktur, maka pemenuhan untuk persediaan dapat dilakukan

dengan baik. Sebagian besar responden juga mengganggap jumlah

persediaan akan sulit dilakukan jika jumlah permintaan sangat

bervariasi (65 persen). Hal ini disebabkan sebagian besar responden

belum melakukan peramalan permintaan pelanggan dengan baik.

4.4.4. Tanggapan responden terhadap pernyataan mengenai produksi

Tabel 11 memperlihatkan tanggapan responden terhadap

kegiatan produksi. Mayoritas responden mengganggap bahwa dalam

kegiatan produksi perlu diperhatikan hal-hal penting, seperti mutu

produk (95 persen), pengawasan mutu secara langsung terhadap

produk (100 persen), pengembangan desain produk (95 persen),

informasi untuk mengembangkan kegiatan produksi (95 persen) dan

penentuan jumlah produksi yang didasarkan pada jumlah permintaan

per bulan (90 persen). Mutu dan desain produk menjadi hal penting

dalam meningkatkan produktivitas produk dan mencapai kepuasan

pelanggan. Mutu yang semakin baik dan desain produk yang semakin

Page 70: ANALISIS RANTAI PASOKAN TERHADAP PRODUKTIVITAS DI

58

menarik akan perpengaruh positif pada kepuasan pelanggan. Hal ini

akan berimplikasi pada tingkat profitabilitas perusahaan.

Tabel 11. Pentingnya kegiatan produksi dalam peningkatan produktivitas

Mutu produk faktor utama

pening-katan

produk-tivitas

Pengawasan mutu secara

langsung terhadap

produk lebih efisien untuk

menjaga kualitas produk

Jumlah produksi

ditentukan berdasarkan

jumlah permintaan per bulan

Pengem-bangan desain produk dapat

meningkat-kan

produk-tivitas produk

Informasi sangat

diperlukan untuk

mengem-bangkan kegiatan produksi

Tanggap-an

responden (bobot)

R (%) R (%) R (%) R (%) R (%) 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 5 2 0 0 0 0 2 10 0 0 0 0 3 1 5 0 0 2 10 1 5 0 0 4 8 40 10 50 14 70 9 45 13 65 5 11 55 10 50 2 10 10 50 6 30

TOTAL 20 100 20 100 20 100 20 100 20 100 Keterangan: R = jumlah responden

Bobot 1 = sangat tidak setuju Bobot 2 = tidak setuju Bobot 3 = netral Bobot 4 = setuju Bobot 5 = sangat setuju

Mutu produk sangat diutamakan dalam kegiatan produksi di

UKM keramik Klampok. Hal tersebut dapat dilihat dari penggunaan

dan pemilihan bahan baku, serta proses produksi. Untuk memilih

bahan baku yang berkualitas, para pengusaha bekerjasama dengan

Balai Penelitian Keramik. Proses produksi membutuhkan waktu yang

lama, karena dalam proses penghalusan bodi barang dilakukan dua kali

sebelum barang dibakar dan sesudah proses pembakaran. Pengusaha

melakukan pengawasan langsung terhadap kegiatan produksi untuk

mengantisipasi terjadinya kesalahan.

4.4.5. Tanggapan responden terhadap pernyataan mengenai distributor

Tabel 12 menunjukkan pentingnya distributor dalam

peningkatan produktivitas.

Page 71: ANALISIS RANTAI PASOKAN TERHADAP PRODUKTIVITAS DI

59

Tabel 12. Pentingnya distributor dalam peningkatan produktivitas Distribusi

secara langsung akan

lebih menguntung-

kan dibadingkan

dengan menggunakan jasa distributor

independen

Sistem pengangkutan yang baik akan memperlancar

kegiatan distribusi

Kegiatan distribusi

dalam setiap bulan dapat

meningkatkan efisiensi biaya

Tidak melakukan

keterlambatan dalam

pendistribusian dapat menjaga kepercayaan distributor

Tanggapan respoden (bobot)

R (%) R (%) R (%) R (%) 1 0 0 0 0 0 0 1 5 2 2 10 0 0 3 15 0 0 3 3 15 0 0 4 20 1 5 4 10 50 14 70 12 60 8 40 5 5 25 6 30 1 5 10 50

TOTAL 20 100 20 100 20 100 20 100 Keterangan: R = jumlah responden

Bobot 1 = sangat tidak setuju Bobot 2 = tidak setuju Bobot 3 = netral Bobot 4 = setuju Bobot 5 = sangat setuju

Sebagian besar responden mengganggap bahwa pendistribusian

secara langsung akan lebih menguntungkan daripada menggunakan

jasa distributor independen (75 persen). Pendistribusian langsung

dilakukan para pengusaha keramik ke toko-toko yang menjadi

langganan. Kendala yang dihadapi dalam pendistribusian adalah belum

memiliki kendaran sebagai alat transportasi dan biaya angkut yang

mahal. Padahal untuk menunjang kegiatan distribusi secara langsung,

diperlukan persediaan Sentral dari mana pesanan-pesanan nasabah

dapat dipenuhi. Penggunaan transportasi berkecepatan tinggi dan alat

pengolahan data elektronik untuk mengatasi jauhnya jarak dengan

nasabah sangat dibutuhkan, sehingga kegiatan distribusi dapat berjalan

dengan lancar.

Selain itu responden juga menganggap kegiatan distribusi

dalam setiap bulan dapat meningkatkan efisiensi biaya (65 persen).

Responden menganggap pendistribusian setiap bulan akan mengurangi

biaya transportasi. Jika biaya transportasi dapat ditekan maka akan

meningkatkan keuntungan.

Page 72: ANALISIS RANTAI PASOKAN TERHADAP PRODUKTIVITAS DI

60

4.4.6. Tanggapan responden terhadap pernyataan mengenai konsumen

Tabel 13. Pentingnya Konsumen dalam Peningkatan Produktivitas Pening-katan

produk-tivitas produk akan

mening-katkan

kepuasan pelanggan

Pelayanan jasa

pengiriman barang kepada

pelanggan akan

berpengaruh terhadap kepuasan pelanggan

Kegiatan promosi seperti

pameran adalah bentuk

pelayanan kepada

pelanggan

Pelayanan purna jual

kepada konsumen

dapat menjaga kepercayaan konsumen

Kualitas produk

menjadi hal utama dalam memenuhi kebutuhan pelanggan

Tang-gapan

respon-den

(bobot)

R (%) R (%) R (%) R (%) R (%) 1 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 2 0 0 1 5 3 15 3 15 0 0 3 1 5 1 5 2 10 2 10 1 5 4 10 50 12 60 12 60 11 55 7 35 5 9 45 6 30 3 15 4 20 12 60

TOTAL 20 100 20 100 20 100 20 100 20 100 Keterangan: R = jumlah responden

Bobot 1 = sangat tidak setuju Bobot 2 = tidak setuju Bobot 3 = netral Bobot 4 = setuju Bobot 5 = sangat setuju

Konsumen merupakan mata rantai terakhir dari rantai pasokan.

Pelayanan konsumen menjadi tujuan utama dari manajemen rantai

pasokan untuk menciptakan kepuasan pelanggan. Tabel 13

menunjukkan pentingnya konsumen dalam peningkatan produktivitas.

Responden menganggap bahwa untuk menciptakan kepuasan

pelanggan dibutuhkan peningkatan produktivitas produk ( 95 persen),

pelayanan jasa pengiriman barang (90 persen), kegiatan promosi (75

persen) dan pelayanan purna jual (75 persen). Mayoritas responden

mengganggap kualitas produk menjadi hal utama dalam memenuhi

kebutuhan pelanggan (95 persen).

Lima belas persen responden tidak setuju terhadap pernyataan

mengenai kegiatan promosi seperti pameran adalah bentuk pelayanan

terhadap pelanggan. Pameran adalah kegiatan yang dilakukan oleh

Sentra untuk mempromosikan produk keramik Klampok. Setiap

pengusaha memberikan produknya kepada Sentra untuk dipromosikan.

Page 73: ANALISIS RANTAI PASOKAN TERHADAP PRODUKTIVITAS DI

61

4.4.7. Tanggapan responden terhadap pernyataan mengenai kerjasama

Tabel 14 menunjukkan pentingnya kerjasama dalam

peningkatan produktivitas.

Tabel 14. Pentingnya Kerjasama dalam Peningkatan Produktivitas Kerjasama

dengan lembaga atau perusahaan

lain akan lebih menguntung-

kan

Kerjasama dengan

pemasok akan memperlancar

kegiatan produksi

Kerjasama dengan lembaga pendidikan dapat

meningkatkan mutu produk

Kerjasama dengan lembaga

teknologi dan informasi dapat memperlancar

hubungan dengan pemasok dan distributor

Tang-gapan

respon-den

(bobot)

R (%) R (%) R (%) R (%) 1 1 5 0 0 3 15 0 0 2 1 5 0 0 0 0 1 5 3 5 25 2 10 4 20 2 10 4 11 55 17 85 8 40 13 65 5 2 10 1 5 5 25 4 20

TOTAL 20 100 20 100 20 100 20 100 Keterangan: R = jumlah responden

Bobot 1 = sangat tidak setuju Bobot 2 = tidak setuju Bobot 3 = netral Bobot 4 = setuju Bobot 5 = sangat setuju

Kerjasama yang baik diantara anggota rantai pasokan akan

mampu meningkatkan kinerja rantai pasokan. Tabel 14 menunjukkan

bahwa mayoritas responden menganggap bahwa kerjasama perlu

dilakukan seperti kerjasama dengan lembaga atau perusahaan lain (65

persen), kerjasama dengan pemasok untuk memperlancar kegiatan

produksi (90 persen), kerjasama dengan lembaga pendidikan untuk

meningkatkan mutu produk (65 persen), dan kerjasama dengan

lembaga informasi memperlancar hubungan dengan pemasok dan

distributor (85 persen).

Kerjasama yang dilakukan dengan perusahaan lain adalah

berkaitan dengan pemenuhan bahan baku dan barang setengah jadi

untuk meemnuhi kebutuhan pelanggan. Kerjasama dengan Balai

Latihan Kerja untuk melatih keterampilan tenaga kerja.

Lima belas persen responden tidak setuju dengan pernyataan

bahwa kerjasama dengan lembaga pendidikan dapat meningkatkan

mutu produk. Selama ini peran lembaga pendidikan sangat kurang

Page 74: ANALISIS RANTAI PASOKAN TERHADAP PRODUKTIVITAS DI

62

terutama untuk desain produk dan pembuatan mesin produksi.

Pembuatan desain produk dan rancangan mesin dilakukan oleh pemilik

perusahaan.

4.4.8. Tanggapan responden terhadap pernyataan mengenai tenaga kerja

Tabel 15 menunjukkan pentingnya tenaga kerja dalam

peningkatan produktivitas.

Tabel 15. Pentingnya Tenaga Kerja dalam Peningkatan Produktivitas Tenaga kerja

yang berkualitas

dapat meningkatkan produktivitas tenaga kerja

Disiplin tenaga kerja yang tinggi akan

berpengaruh terhadap

kelancaran kegiatan produksi

Pendidikan dan pelatihan tenaga

kerja dapat meningkatkan produktivitas tenaga kerja

Penggunaan tenaga ahli

penting untuk meningkatkan

kualitas produk

Tanggapan respoden (bobot)

R (%) R (%) R (%) R (%) 1 0 0 0 0 0 0 0 0 2 1 5 0 0 0 0 0 0 3 0 0 0 0 0 0 0 0 4 7 35 10 50 9 45 7 35 5 12 60 10 50 11 55 13 65

TOTAL 20 100 20 100 20 100 20 100 Keterangan: R = jumlah responden

Bobot 1 = sangat tidak setuju Bobot 2 = tidak setuju Bobot 3 = netral Bobot 4 = setuju Bobot 5 = sangat setuju

Tenaga kerja merupakan komponen dalam rantai pasokan yang

berfungsi sebagai penggerak dalam kegiatan produksi. Responden

menganggap peningkatan produktivitas dipengaruhi tenaga kerja yang

berkualitas (95 persen) dan disiplin kerja yang tinggi (100 persen).

Responden juga beranggapan pendidikan dan pelatihan diperlukan

untuk meningkatkan produktivitas tenaga kerja (100 persen).

Tenaga kerja di UKM keramik klampok memiliki disiplin dan

keterampilan rendah. Sangat dibutuhkan pelatihan kerja sehingga

menumbuhkan disiplin dan keterampilan kerja tinggi. Peltihan yang

dilakukan dengan Balai Latihan Kerja belum menunjukkan hasil yang

signifikan, terbukti permasalahan dalam ketenagakerjaan masih ada

sampai saat ini.

Page 75: ANALISIS RANTAI PASOKAN TERHADAP PRODUKTIVITAS DI

63

Seluruh responden berpendapat bahwa tenaga ahli sangat

penting untuk meningkatkan kualitas produk. Tenaga yang berkualitas

dan memiliki disiplin tinggi sangat dibutuhkan untuk mencapai

produktivitas tenaga kerja yang nantinya berpengaruh terhadap

produktivitas perusahaan. Penciptakan tenaga kerja yang berkualitas

dan memiliki disiplin tinggi memerlukan andanya pendidikan dan

pelatihan yang baik oleh perusahaan, baik secara langsung maupun

dengan menggunakan lembaga pendidikan. Tenaga ahli juga sangat

dibutuhkan terutama untuk penciptaan produk atau desain produk baru

agar tercipta kepuasan pelanggan.

Penggunaan tenaga ahli belum dimiliki oleh pengusaha

keramik. Pengusaha sangat membutuhkan tenaga ahli untuk desain

produk agar tidak stagnan, pemilihan bahan baku produk yang

berkualitas dan rancangan mesin produksi untuk efisiensi produksi.

4.5. Analisis Hubungan MRP terhadap Produktivitas

Data responden yang telah diambil (Lampiran 7) diolah dengan

menggunakan regresi stepwise, forward selection, backward elimination dan

regresi logistik.

Pengolahan dengan regresi stepwise menunjukkan bahwa variabel

yang memiliki hubungan signifikan dengan produktivitas adalah kerjasama

(X6). Hal tersebut dapat dilihat dari nilai p-value sebesar 0,02 dan koefisien

determinasi sebesar 26,76 persen (Lampiran 8) Pengolahan dengan

backward elimination dihasilkan urutan variabel MRP yang paling

berpengaruh dengan produktivitas. Urutan dari tingkat variabel yang paling

berpengaruh berdasarkan nilai p-value antara lain: kerjasama (X6),

distributor (X4), persediaan (X2), tenaga kerja (X7), konsumen (X5),

pemasok (X1) dan produksi (X3) (Lampiran 9). Jika salah satu variabel

dihilangkan, maka nilai koefisien determinasi semakin menurun. Semakin

kecil nilai koefisien determinasi maka semakin tidak kuat hubungan suatu

variabel.

Analisis regresi logistik dilakukan untuk mengetahui hubungan MRP

(pemasok, persediaan, produksi, distributor, konsumen, kerjasama, tenaga

Page 76: ANALISIS RANTAI PASOKAN TERHADAP PRODUKTIVITAS DI

64

kerja) dengan produktivitas. Dari ketujuh faktor MRP sebagai variabel bebas

tersebut, akan dilihat apakah memiliki hubungan yang signifikan atau tidak

dengan produktivitas.

Hasil dari pengolahan data menggunakan regresi logistik menunjukkan

taksiran logistik untuk variabel pemasok (0,597), persediaan (2,175),

produksi (-0,45), distributor (-1,835), konsumen (-1,095), kerjasama (-2,29)

dan tenaga kerja (3,308) (Lampiran 10). Hanya satu variabel yang memiliki

hubungan signifikan, yaitu kerjasama dengan produktivitas. Hal ini

didasarkan dari nilai p-value variabel kerjasama, yaitu sebesar 0,112 atau

lebih kecil dari taraf nyata ( )2,0=α .

Ketujuh variabel tersebut akan dijelaskan satu-persatu berdasarkan

urutan kekuatan hubungan:

1. Kerjasama (X6)

Kerjasama antar anggota rantai pasokan menjadi bagian yang

penting dalam rantai pasokan, karena pengaruhnya terhadap kinerja

MRP. Kinerja MRP yang baik akan berpengaruh pada produktivitas

perusahaan. Kerjasama dalam rantai pasokan terdiri dari kerjasama

vertikal dan horisiontal. Kerjasama vertikal terkait dengan kerjasama

antara perusahaan inti dan beberapa lembaga/perusahaan lain di luar

rantai pasokan yang bertujuan untuk memperlancar kegiatan rantai

pasokan. UKM keramik Klampok melakukan kerjasama vertikal dengan

BLK dan Balai Penelitian Keramik. Jika kerjasama dengan BLK berjalan

baik, akan berpengaruh pada peningkatan kualitas tenaga kerja yang

berimplikasi terhadap peningkatan produktivitas perusahaan. Kerjasama

dengan Balai Penelitian Keramik untuk menghasilkan mesin produksi

berteknologi modern akan sangat berpengaruh pada kelancaran kegiatan

produksi, sehingga pendistribusian ke pelanggan dapat berjalan lancar.

Kelancaran pendistribusian akan meningkatkan kepuasan pelanggan dan

produktivitas perusahaan.

Kerjasama horisontal yang baik antara anggota rantai pasokan akan

berpengaruh pada produktivitas perusahaan. Hal ini dapat dilihat dari

proses dalam rantai pasokan. Proses dalam rantai pasokan diawali

Page 77: ANALISIS RANTAI PASOKAN TERHADAP PRODUKTIVITAS DI

65

dengan pemesanan oleh pelanggan, pemenuhan persediaan retailer,

proses manufaktur, pemenuhan bahan baku oleh pemasok untuk kegiatan

dan penjadwalan dalam proses manufaktur. Seluruh proses dalam rantai

pasokan berjalan lancar jika mampu memenuhi kebutuhan pelanggan

tepat pada waktunya. Hal tersebut akan dapat meningkatkan kepuasan

pelanggan dan produktivitas perusahaan.

2. Distributor (X4)

Distibutor tidak memiliki hubungan yang erat dengan

produktivitas. Hal tersebut dikarenakan pendistribusian ke distributor

tidak bisa dilakukan secara rutin, akibatnya proses penyaluran barang ke

pelanggan tidak berjalan lancar. Distributor adalah sebagai pengepul

barang ekspor. Tidak semua pengusaha melakukan pendistribusian

barang ke pengepul ini. Barang yang didistribusikan adalah barang-

barang yang telah dipromosikan melalui pameran.

3. Persediaan (X2)

Kendala yang dihadapi UKM dalam persediaan adalah terkait

dengan pemenuhan bahan penolong. UKM tidak melakukan kerjasama

dengan pemasok bahan penolong. UKM sering mengalami kesulitan

dalam mencari bahan penolong yang dibutuhkan, karena perlu

melakukan survei toko, sehingga meningkatkan biaya produksi.

4. Tenaga kerja (X7)

Tenaga kerja yang dimiliki oleh UKM sangat terbatas, terutama

bagi mereka yang memiliki keahlian dan disiplin tinggi. Keterbatasan

tenaga kerja tersebut akan sangat menganggu kelancaran produktivitas.

Adanya Balai Latihan Kerja belum bisa memberi pengaruh yang

signifikan terhadap peningkatan kualitas tenaga kerja.

5. Konsumen (X5)

Daya beli konsumen semakin menurun akibat kondisi

perekonomian kurang stabil. Hal ini berpengaruh pada tingkat penjualan.

Pangsa pasar yang dituju sebagian besar UKM adalah wilayah di bagian

barat Banjarnegara seperti Purwokerto, Brebes, Tegal dan sebagainya.

Kondisi ini menyebabkan penumpukan barang di daerah tersebut,

Page 78: ANALISIS RANTAI PASOKAN TERHADAP PRODUKTIVITAS DI

66

akibatnya tidak terjadi keseimbangan antara jumlah permintaan dan

penawaran. Pengusaha tidak berusaha menciptakan pangsa pasar baru di

wilayah lain.

6. Pemasok (X1)

Sebagian besar UKM melakukan kerjasama dengan pemasok

dalam hal jual beli. Mereka tidak menggunakan perjanjian/kontrak

kerjasama dengan pemasok. Hubungan antara UKM dengan pemasok

kurang baik, dimana pemasok melakukan keterlambatan dala pengiriman

dan bahan baku kurang berkualitas. Padahal pemenuhan persediaan

sangat tergantung dengan pemasok. Hubungan dan koordinasi yang baik

dengan pemasok akan memperlancar proses penyediaan barang.

7. Produksi (X3)

Produksi tidak memiliki hubungan yang erat terhadap

produktivitas. Hal ini disebabkan ada beberapa faktor yang menjadi

kendala seperti penggunaan peralatan produksi masing sangat tradisional

dan kekurangan tenaga kerja yang memiliki disiplin kerja dan

keterampilan tinggi. Pengusaha keramik belum mampu mengatasi

kendala tersebut sampai saat ini.

4.6. Solusi yang Dapat Diterapkan dengan Pendekatan MRP

Menurut Mentzer (2004) penerapan MRP perlu memperhatikan

beberapa hal, antara lain: lingkungan MRP secara global, keluaran yang

dihasilkan oleh MRP, pemasaran, penjualan, penelitihan dan pengembangan,

peramalan, produksi, pembelian, logistik, sistem informasi, keuangan,

pelayanan konsumen, koordinasi antar fungsi, koordinasi antar perusahaan,

dan penilaian kinerja MRP.

Beberapa solusi yang dapat diberikan untuk menerapkan MRP di

UKM antara lain:

1. Jalinan kerjasama dengan pemasok bahan kimia melalui Sentra.

Hal ini disebabkan terjadinya kesulitan dalam pemenuhan persediaan

bahan-bahan kimia yang digunakan dalam produksi karena tidak memiliki

pemasok menyebabkan terhambatnya pola rantai pasokan. Kerjasama bisa

dilakukan antara Sentra keramik yang mewakili pengusaha keramik di

Page 79: ANALISIS RANTAI PASOKAN TERHADAP PRODUKTIVITAS DI

67

Klampok dengan pemasok bahan kimia. Dari Sentra, bahan tersebut dapat

disalurkan ke setiap pengusaha sebagai persediaan.

2. Penggunaan Sentra sebagai pusat pengolahan tanah liat siap pakai dengan

pemanfaatan teknologi.

Pengolahan tanah untuk menjadi tanah siap pakai membutuhkan waktu

lama karena peralatan yang digunakan masih sangat tradisional. Hal

tersebut berakibat pada proses produksi yang berjalan lama. Penggunaan

teknologi sangat diperlukan untuk menunjang proses produksi.

Penggunaan teknologi tersebut membutuhkan dana yang cukup besar,

sehingga setiap pengusaha tidak dapat menggunakan teknologi tersebut.

Untuk itu diperlukan kerjasama antara perusahaan dengan yang lain.

Sentra sebagai organisasi pengusaha keramik dapat dijadikan pusat

pengolahan tanah bagi seluruh perusahaan. Pemenuhan teknologi tersebut

dapat dilakukan dengan kerjasama antara Sentra dan Dinas Indagkop

terkait serta Balai Penelitian Keramik Bandung.

3. Peningkatan koordinasi antara pemasok dan perusahaan

Nilai tambah produk dapat ditingkatkan melalui kualitas produk,

pelayanan konsumen yang diberikan, dan ketepatan pengiriman. Semua

faktor tersebut dapat dipenuhi jika dalam suatu rantai pasokan diatur

dengan baik, yaitu memiliki koordinasi dan kerjasama yang mantap

diantara anggota rantai pasokan. Keterlambatan pengirimanan bahan baku

dari pemasok akan mengakibatkan keterlambatan proses produksi dan

distribusi barang jadi. Konsumen jadi tidak puas dan mempengaruhi

profitabilitas perusahaan. Keterlambatan dapat disebabkan kurangnya

koordinasi antara pemasok dan perusahaan manufaktur. Oleh karena itu,

perlu dilakukan peningkatan koordinasi antara pemasok dan perusahaan.

Page 80: ANALISIS RANTAI PASOKAN TERHADAP PRODUKTIVITAS DI

KESIMPULAN DAN SARAN

1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan, dapat disimpulkan

bahwa:

1. Model rantai pasokan di UKM keramik Klampok terdiri dari beberapa

anggota yaitu pemasok, UKM/produksi, pengepul barang ekspor, retailer

dan konsumen.

2. Hasil pengolahan dengan regresi logistik menunjukkan hanya terdapat

satu variabel yang berhubungan signifikan dengan produktivitas, yaitu

variabel kerjasama (p-value sebesar 0,122 < taraf nyata 0,2).

3. Solusi yang dapat diterapkan dalam MRP di UKM keramik Klampok

adalah menjalin hubungan dengan pemasok bahan kimia melalui Sentra,

menggunakan Sentra sebagai pusat pengolahan tanah liat untuk siap pakai

dengan pemanfaatan teknologi dan meningkatkan koordinasi antara

pemasok dan perusahaan manufaktur.

2. Saran

Mengacu pada kesimpulan yang diperoleh maka, maka dapat disarankan:

1. Pendidikan dan pelatihan diperlukan untuk meningkatkan keahlian dan

keterampilan pekerja.

2. Koordinasi dan kerjasama diantara anggota rantai pasokan perlu

ditingkatkan.

3. Kerjasama antara pengusaha, pemerintah daerah dan Balai Penelitian

Keramik dalam menggunakan teknologi.

4. Perlunya penelitian lebih lanjut mengenai manajemen rantai pasokan,

terutama disetiap elemen/anggota rantai pasokan UKM keramik Klampok.

Page 81: ANALISIS RANTAI PASOKAN TERHADAP PRODUKTIVITAS DI

DAFTAR PUSTAKA

Adhi, F.W. 2005. Mempelajari Produktivitas Kerja pada Industri Kecil Penghasil Knalpot di Kabupaten Purbalingga. Skripsi pada Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Adriansyah. 2005. Manajemen Rantai Penyediaan Barang (Supply Chain Management) Bagian Hulu Produk Susu Pasteurisasi (Studi Kasus di Koperasi Peternakan Bandung Selatan, Jawa Barat). Skripsi pada Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Badan Pusat Statistik Kabupaten Banjarnegara. 2004. Banjarnegara Dalam Angka 2004.

Badan Pusat Statistik. 2005. Perkembangan Jumlah Pelaku UKM Menurut Skala Usaha Tahun 2003-2004. http://www.depkop.go.id/index.php?option= com_content&task=view&id=25&Itemid=43. [22 November 2005].

Badan Pusat Statistik. 2005. Perkembangan Nilai Produk Domestik Bruto Menurut Skala Usaha Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2003-2004. www.bps.go.id. [22 November 2005].

Ballou, R. H. 2004. Business Logistic: Supply Chain Management. Fifth Edition. Pearson Prentice Hall, New Jersey.

Chopra, S. dan P. Meindl. 2004. Suppy Chain Management (Strategy, Planning, and Operating). Second Edition. 2004. Pearson Prentice Hall, New Jersey.

Departemen Perindustrian dan Perdagangan. 2002. Rencana Induk Pengembangan Industri Kecil Menengah 2002-2004 buku 1 Kebijakan dan Strategi Umum Pengembangan Industri Kecil Menengah. http://www.dprin.go.id/Ind/Publikasi/buku_brosur/RI-PIKM_BukuI.pdf. [20 Desember 2005]

Dinas Perindustrian Perdagangan dan Koperasi. Komoditas Andalan Kabupaten Banjarnegara. 2004. Pemerintah Kabupaten Banjarnegara, Banjarnegara.

Handoko, T.H. 2000. Dasar-Dasar Manajemen Produksi Operasi. BPFE-Jogjakarta, Jogjakarta.

Hasan, I. 2003. Pokok-Pokok Materi Statistika 2 (Statistik Inferensi). PT Bumi Aksara, Jakarta.

Heizer, J dan B. Rander. 2004. Manajemen Operasi, Edisi 7. Jakarta.

Heryadi. 2004. Pengembangan Usaha Mikro. http://www.bni.co.id/Document/198%20 Micro.pdf [20 Desember 2005]

Page 82: ANALISIS RANTAI PASOKAN TERHADAP PRODUKTIVITAS DI

70

Iriawan, N. dan S.P. Astuti. 2006. Mengolah Data Statistik dengan Mudah Menggunakan Minitab 14. Penerbit Andi, Jogjakarta.

Mentzer, J.T. 2004. Fundamentals of Supply Chain Management (Twelve Driver of Competitive Advantage). Response Books, New Delhi.

Miranda dan A.W. Tunggal. 2005. Manajemen Logistik dan Supply Chain Management. Harvarindo, Jakarta.

Mundel, M.E. 1983). Improve Productivity And Effectiveness. Prentice hall, United States of America.

Partomo, T.K. dan A.B. Soejoedono.. 2004. Ekonomi Skala Kecil/Menengah. Penerbit Galia Indonesia, Bogor Selatan.

Russel, R.S. dan B.W. Taylor. 2003. Operation Management. Prentice Hall, New Jersey.

Siagian, Y.M. 2005. Aplikasi Supply Chain Management dalam Dunia Usaha. Grasindo, Jakarta.

Sinungan, M. 2005. Produktivitas Apa dan Bagaimana. Bumi Aksara, Jakarta.

Susiana, A.O. 2005. Analisis Rantai Persediaan (SC) Komoditas Jeruk Medan (Studi Kasus di Pasar Induk Keramat Jati dan Carefour Cempaka Mas, jakarta). Skripsi pada Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Syamsu, T. 1978. Teknik dan Manajemen untuk Meningkatkan Produktivitas Sistem Produksi. Di dalam Teknik dan Manajemen Industri Untuk Meningkatkan Produktivitas Sistem Produksi. Prosiding Pertemuan Tahunan Ketiga 18,19 dan 20 Juli 1978. Gresik: Yayasan Komunikasi Ilmu dan Praktek Teknik Serta Manajemen Industri. Hlm 19-24.

Watanabe, R. 2001. Supply Chain Management Konsep dan Teknologi. Usahawan, 02: hlm.8-11.

Zabidi, Y. 2001. Supply Chain Management: Teknik Terbaru Dalam Mengelola Aliran Material/Produk dan Informasi dalam Memenangkan Pesaing. Usahawan, 02: hlm.3-7.

Page 83: ANALISIS RANTAI PASOKAN TERHADAP PRODUKTIVITAS DI

71

Lampiran 1. Penelitian terdahulu

No. Nama Judul Tujuan Metode Hasil/Kesimpulan 1 Fauz

Winahyu Adhi

Mempelajari Produktivitas Kerja Pada Industri Kecil Penghasil Knalpot Di Kabupaten Purbalingga

1. Mengidentifikasi sumber-sumber ketidakefektifan dan ketidakefisienan dari Industri Kecil Knalpot (IKK)

2. Menghitung tingkat produktivitas

3. Rekomendasi teknis untuk peningkatan produktivitas

Diagram Fishbone, Rasio Produktivitas, Rank Spearman

Permasalah yang dihadapi industri kecil knalpot (IKK) adalah tidak adanya standar harga yang berimplikasi terhadap pemasaran, kurangnya akses dan informasi terhadap sumber modal (bank), kesulitan dalam pengadaan bahan baku yang kontinyu dengan harga murah, masih menggunakan sistem pembukuan sederhanan, penggunaan teknologi produksi yang masih pada tingkat kurang maju/modern. Berdasarkan analisis deskriptif, faktor-faktor yang yang berpengaruh terhadap produktivitas seperti tingkat pendidikan, pengalaman usaha, serta intensitas masalah pemasaran tidak memiliki keterkaitan erat terhadap produktivitas. Sedangkan jenis bahan baku, produktivitas tenaga kerja serta sumber modal memiliki kecenderungan yang berbeda terhadap produktivitas.

2. Adriansyah Manajemen Rantai Persediaan Barang (SCM) Bagian Hulu Produk Susu Pasteurisasi (Studi Kasus Di Koperasi Pertenakan bandung Selatan Jawa Barat)

1. Bagaimana mekanisme SCM di KPBS untuk menjamin ketersediaan bahan baku dan bahan penolong dari para pemasoknya.

2. Apa manfaat dan kendala dalam penerapan SCM

Studi Kasus Case Study

Manajemen persediaan barang bagian hulu produk susu meliputi siklus yang berjalan dalam jaringan sistem organisasi yang mencakup pihak KPBS, Industri Pengolahan Susu (IPS), serta para distributor dan agen-agen. Siklus produksi dipicu oleh permintaan konsumen yang sebagian besar bersumber dari captive market dan dikembangkan dalam bentuk proses produksi. Pengolahan persediaan mencakup proses masuk dan keluar barang serta penyimpanan yang penilaiannya dilakukan dengan First In First Out (FIFO). Siklus pengadaan barang meliputi pengadaan bahan baku susu dalam bentuk jual beli antara pihak KPBS dengan pemasoknya, dan pengadaan bahan penolong dengan strategi sedikit pemasok dengan mengembangkan kepercayaan antara pemasok dengan pihak KPBS. Pengadaan persediaan yang dilkukan oleh KPBS tidak dilakukan pada bahan baku utama, tetapi hanya terbatas pada bahan baku penolongnya. Pengendalian bahan baku utama tidak dilakukan karena bahan baku susu segar memiliki masa simpan yang sangat singkat yaitu

Page 84: ANALISIS RANTAI PASOKAN TERHADAP PRODUKTIVITAS DI

72

paling lama disimpan selama satu hari sejak datangnya susu segar yang diterima harus langsung diolah pada hari itu juga. Dalam menjaga kualitas dan kesegaran bahan penolong maka KPBS melakukan order bahan penolong yang dilakukan setiap bulan. Manfaat yang diperoleh perusahaan adalah memberikan kontinuitas dalam proses produksi susu pasteurisasi dan efisiensi produk pengolahan di KPBS

3. Anita Oktariani Susiana

Analisis Rantai Persediaan (SC) Komoditas Jeruk Medan (Studi Kasus di Pasar Induk Keramat Jati dan Carefour Cempaka Mas, jakarta)

Menganalisis pola rantai pasokan (supply Chain) dan sebaran nilai (value chain) komoditas jeruk Medan dari tingkat petani hingga tingkat konsumen akhir melalui pasar modern atau pasar tradisional.

Analisis deskriptif, analisis margin pemasaran, dan analisis elastisitas transmisi harga

Penelitian rantai pasokan jeruk medan melalui pasar tradisional diwakili oleh dua pola rantai pasokan yang melalui Pasar Induk Kramat Jati dan pasar grosir Cililitan. Sedangkan rantai pasokan melalui pasar modern diwakili oleh hyper market Carrefour Cempaka Mas. Pada ketiga pola rantai pasokan yang dianalisis, penyebaran margin dan besar margin pemasaran memiliki kecenderungan yang sama. Berdasarkan distribusi margin dan bagian anggota rantai pasokan pada ketiga rantai diatas, diperoleh bahwa penyebaran margin belum merata diantara ketiga rantai pasokan. Penyebaran yang belum merata karena adanya perlakuan-perlakuan atau biaya-biaya dalam penanganan komoditas jeruk medan antar anggota rantai pasokan. Berdasarkan margin pemasaran, dapat dilihat bahwa rantai pasokan komoditas melalui pola rantai pasokan 1 paling efisien jika dibanding dengan pola rantai pasokan 2 dan 3, dilihat dari total biaya pemasaran paling rendah, total keuntungan yang diperoleh terendah, margin pemasaran yang rendah, tingkat rasio keuntungan dan biaya yang diterima paling tinggi, serta farmer’s share yang tinggi sehingga pola pemasaran 1 dapat memberikan nilai lebih bagi petani. Berdasarkan elastisitas transmisi harga dapat diketahui bahwa suatu pemasaran dari komoditi jeruk medan tidak efisien. Komoditas jeruk medan menghadapi pasar tidak bersaing sempurna dengan struktur pasar tidak terintegrasi dimana nilai elastisitas transmisi (Et) tidak sama dengan 1, baik di pasar tradisional maupun pasar modern. Perilaku pembelian konsumen pada ketiga rantai pemasok dipengaruhi oleh faktor budaya, faktor pribadi, dan faktor psikologi.

Page 85: ANALISIS RANTAI PASOKAN TERHADAP PRODUKTIVITAS DI

73

Lampiran 2. Peta potensi Produk Unggulan daerah Kabupaten Banjarnegara

Page 86: ANALISIS RANTAI PASOKAN TERHADAP PRODUKTIVITAS DI

74

Lampiran 3. Kuesioner untuk Identifikasi Rantai Pasokan Profil Perusahaan Nama Perusahaan : ......................................................................................... Alamat : ......................................................................................... ......................................................................................... Telp./Fax/HP : ......................................................................................... Lamanya usaha : ......................................................................................... Produk utama dan produk sampingan : .................................................................. I. Pemasok

A. Bahan Baku

1. Bahan baku utama yang digunakan untuk membuat keramik? 2. Jenis pemasok bahan baku :

a. Perusahaan besar b. Perusahaan kecil dan menengah c. Pemerintah (Dinas Perindustrian dan Perdagangan, Dinas Koperasi UKM) d. Lain-lain ......................................................................................................

3. Bagaimana saudara memperoleh informasi tentang pemasok tersebut? a. Melalui promosi pemasok tersebut b. Pemberitahuan dari pihak lain c. Mencari pemasok sendiri d. Lain-lain ......................................................................................................

4. Berapa jumlah pemasok bahan baku? a. 1 pemasok b. 2 pemasok c. > 2 pemasok

5. Berapa kali pemasok mengirimkan bahan baku setiap bulan? Asal pemasok Jumlah pengiriman per bulan

6. Berapa jumlah pengiriman bahan baku dalam satu kali pengiriman?

Asal Pemasok Jumlah bahan baku

7. Berapa rata-rata jumlah bahan baku yang dipesan setiap bulan berdasar jumlah pemasok:

Asal Pemasok Jumlah Pembelian Harga

8. Sistem Pemesanan bahan baku yang dilakukan: a. Sistem kontrak (sudah ada perjanjian kerjasama dengan pemasok) b. Dipesan tanpa ada perjanjian dengan pemasok atau secara langsung c. Cara lainnya.................................................................................................

9. Bagaimana mekanisme pembayaran yang dilakukan kepada pemasok : a. Pembayaran tunai pada saat barang dikirim b. Pembayaran dimuka c. Pembayaran melalui rekening, cek, atau giro. d. Pembayaran dilakukan diakhir minggu/bulan.

Page 87: ANALISIS RANTAI PASOKAN TERHADAP PRODUKTIVITAS DI

75

e. Lainya.......................................................................................................... 10. Bagaimana sistem pengangkutan bahan baku yang telah dibeli :

a. Diangkut oleh pemasok sampai ke gudang b. Diambil oleh perusahaan di tempat pemasok c. Lainnya .......................................................................................................

11. Kerjasama yang dilakukan antara persahaan dengan pemasok selama ini : a. Hanya sebagai penyedia bahan baku yang tidak konsisten b. Mutu bahan baku tidak sesuai dengan yang diharapkan c. Kerjasama lainnya .......................................................................................

12. Permasalahan yang sering dihadapi dalam penyediaan bahan baku : a. Ketersediaan bahan baku yang tidak konsisten b. Mutu bahan baku tidak sesuai dengan yang diharapkan c. Kurangnya informasi d. Keterbatasan sarana fisik e. Lainnya .......................................................................................................

B. Bahan Penolong 1. Bahan penolong yang digunakan untuk membuat keramik? 2. Jenis pemasok bahan penolong :

a. Perusahaan besar b. Perusahaan kecil dan menengah c. Pemerintah (Dinas Perindustrian, Perdagangan, Dinas Koperasi UKM) d. Lain-lain ......................................................................................................

3. Bagaimana saudara memperoleh informasi tentang pemasok tersebut? a. Melalui promosi pemasok tersebut b. Pemberitahuan dari pihak lain c. Mencari pemasok sendiri d. Lain-lain ......................................................................................................

4. Berapa jumlah pemasok bahan penolong? a. 1 pemasok b. 2 pemasok c. > 2 pemasok; sebutkan ...............................................................................

5. Berapa kali pemasok mengirimkan bahan penolong setiap bulan? Asal pemasok Jenis bahan penolong Jumlah pengiriman per

bulan

6. Berapa jumlah pengiriman bahan penolong dalam satu kali pengiriman? Asal Pemasok Jenis bahan penolong Jumlah bahan penolong

7. Berapa rata-rata jumlah bahan penolong yang dipesan setiap bulan berdasar jumlah pemasok:

Jenis Bahan Penolong

Asal Pemasok

Jumlah Pembelian

Harga

8. Sistem Pemesanan bahan penolong yang dilakukan:

a. Sistem kontrak (sudah ada perjanjian kerjasama dengan pemasok) b. Dipesan tanpa ada perjanjian dengan pemasok atau secara langsung

Page 88: ANALISIS RANTAI PASOKAN TERHADAP PRODUKTIVITAS DI

76

c. Cara lainnya ................................................................................................ 9. Bagaimana mekanisme pembayaran yang dilakukan kepada pemasok :

a. Pembayaran tunai pada saat barang dikirim b. Pembayaran dimuka c. Pembayaran melalui rekening, cek, atau giro. d. Pembayaran dilakukan diakhir minggu/bulan. e. Lainnya........................................................................................................

10. Bagaimana sistem pengangkutan bahan penolong yang telah dibeli : a. Diangkut oleh pemasok sampai ke gudang b. Diambil oleh perusahaan di tempat pemasok c. Lainnya .......................................................................................................

11. Kerjasama yang dilakukan antara perusahaan dengan pemasok selama ini : a. Hanya sebagai penyedia bahan baku yang tidak konsisten b. Mutu bahan baku tidak sesuai dengan yang diharapkan c. Kerjasama lainnya.......................................................................................

12. Permasalahan yang sering dihadapi dalam penyediaan bahan penolong : a. Ketersediaan bahan baku yang tidak konsisten b. Mutu bahan baku tidak sesuai dengan yang diharapkan c. Kurangnya informasi d. Keterbatasan sarana fisik e. Lainnya .......................................................................................................

II. Persediaan

A. Bahan Baku 1. Berapa jumlah rata-rata persediaan bahan baku per bulan ?

No Jenis Persediaan Jumlah Persediaan

2. Apakah jumlah persediaan sesuai dengan kebutuhan untuk pengolahan? a. Ya b. Tidak, jika tidak bagaimana cara memperolehnya ..................................... .....................................................................................................................

3. Berapa biaya persediaan yang dikeluarkan tiap bulan? No Biaya-biaya

persediaan Cakupan biaya Besarnya biaya

1. Biaya simpan 2. Biaya pesan 3. Biaya penyiapan 4. Biaya kehabisan

bahan

4. Bagaimana proses penerimaan bahan baku ? a. Bahan baku diterima di tempat pembeli/perusahaan b. Bahan baku diambil di tempat pemasok. c. Lainnya .......................................................................................................

5. Lama daya tahan penyimpanan?...........................hari/minggu/bulan 6. Faktor-faktor yang mempengaruhi penyimpanan persediaan bahan baku:

(jawaban boleh lebih dari satu):

Page 89: ANALISIS RANTAI PASOKAN TERHADAP PRODUKTIVITAS DI

77

a. Gudang b. Pemasok c. Suhu udara d. Lainnya .......................................................................................(sebutkan)

7. Bagaimana mekanisme penyaluran persediaan bahan baku? 8. Persoalan-persoalan dalam manajemen persediaan bahan baku:

a. Permintaan yang terlalu bervariasi b. Perputaran waktu yang tidak stabil c. Hubungan dengan pemasok yang terganggu d. Mutu produk e. Lainnya .......................................................................................................

B. Bahan Penolong 1. Berapa jumlah rata-rata persediaan bahan penolong per bulan ?

No Jenis Persediaan Jumlah Persediaan

2. Apakah jumlah persediaan sesuai dengan kebutuhan untuk pengolahan? a. Ya b. Tidak, jika tidak bagaimana cara memperolehnya .....................................................................................................................

3. Berapa biaya persediaan yang dikeluarkan tiap bulan? No Biaya-biaya

persediaan Cakupan biaya Besarnya biaya

1. Biaya simpan 2. Biaya pesan 3. Biaya penyiapan 4. Biaya kehabisan

bahan

4. Bagaimana proses penerimaan bahan penolong ? a. Bahan penolong diterima di tempat pembeli/perusahaan b. Bahan penolong diambil di tempat pemasok. c. Lainnya

5. Lama daya tahan penyimpanan?...........................hari/minggu/bulan 6. Faktor-faktor yang mempengaruhi penyimpanan persediaan bahan penolong:

(jawaban boleh lebih dari satu): a. Gudang b. Pemasok c. Suhu udara d. Lainnya .......................................................................................(sebutkan)

7. Bagaimana mekanisme penyaluran persediaan bahan penolong? 8. Persoalan-persoalan dalam manajemen persediaan bahan penolong:

a. Permintaan yang terlalu bervariasi b. Perputaran waktu yang tidak stabi c. Hubungan dengan pemasok yang terganggu d. Mutu produk e. Lainnya .......................................................................................................

Page 90: ANALISIS RANTAI PASOKAN TERHADAP PRODUKTIVITAS DI

78

III. Produksi 1. Berapa jumlah permintaan keramik per bulan?

Jenis Produk Jumlah permintaan

2. Berapa jumlah produksi keramik per bulan? Jenis Produk Jumlah produksi

3. Bagaimana proses penentuan kebijakan produksi? a. Ditentukan oleh pemilik usaha berdasarkan jumlah permintaan. b. Kesepakatan antara pengusaha dan pekerja berdasarkan jumlah permintaan c. Lainnya .......................................................................................................

4. Bagaimana urutan proses produksi? 5. Lama waktu produksi rata-rata dibutuhkan untuk menghasilkan produk jadi?

Jenis Produk Ukuran Produk Waktu Produksi

6. Faktor-faktor yang mempengaruhi keterlambatan waktu produksi? a. Keterlambatan bahan baku dan bahan penolong b. Penggunaan alat atau mesin produksi c. Keterlambatan pekerja d. Lainnya .......................................................................................................

7. Dari segi mutu apakah produk keramik saudara sudah memenuhi keinginan konsumen ? a. Ya b. Tidak

8. Pengawasan mutu yang dilakukan terhadap proses pembuatan keramik : a. Mengontrol secara langsung b. Ada bagian pengawas mutu yang mengontrolnya. c. Lainnya .............................................................................. (sebutkan)

9. Bagaimana mengenai desain produk, apakah desain produk keramik saudara memenuhi keinginan konsumen? a. Ya b. Tidak

10. Apakah saudara menggunakan ahli untuk melakukan desain produk? a. Ya b. Tidak

11. Apakah harga dari keramik yang dihasilkan selama ini cukup bersaing? a. Ya b. Tidak

12. Dari pertama berproduksi, apakah proses yang dilakukan sekarang sudah mengalami perkembangan ? a. Belum. Mengapa?........................................................................................ b. Sudah (lanjutkan ke pertanyaan no.5-10)

13. Jika sudah, dalam segi apa perkembangan tersebut? ...........................................................................................................................

14. Informasi pembuatan keramik diperoleh dari : a. Pemerintah (Dinas Perindustrian dan Perdagangan, Dinas Koperasi dan

UKM) b. Media massa dan elektronik

Page 91: ANALISIS RANTAI PASOKAN TERHADAP PRODUKTIVITAS DI

79

c. Pihak lainnya ...............................................................................(sebutkan) 15. Bagaimana informasi perkembangan tersebut sampai ?

a. Melalui pelatihan-pelatihan b. Berlangganan majalah yang berhubungan dengan keramik c. Penyuluhan-penyuluhan d. Lain-lain ......................................................................................(sebutkan)

16. Daerah yang menjadi saingan dalam memproduksi keramik? a. Jawa Tengah (sebutkan daerah mana)......................................................... b. Luar Jawa Tengah (sebutkan daerah mana) ................................................

17. Apa yang diharapkan saudara dalam meningkatkan mutu keramik : a. Adanya lembaga informasi melalui mutu b. Pelatihan-pelatihan c. Lain-lain ......................................................................................(sebutkan)

IV. Distributor 1. Apakah dalam menyalurkan barang saudara menggunakan distributor dari

perusahaan saudara sendiri atau menggunakan jasa distributor yang independen? a. Hanya distributor dari perusahaan? b. Hanya menggunakan jasa distributor independen? c. Distributor perusahaan (........%) dan jasa distributor (..........%)

2. Jenis distributor? a. Agen b. Retailer/pedagang eceran c. Lainnya....................................................................................... (sebutkan)

3. Berapa kali saudara menyalurkan barang ke distributor dalam tiap bulan: a. 1 kali b. 2 kali c. Lainnya........................................................................................................

4. Berapa jumlah barang yang didistribusikan setiap kali pengiriman? Jenis Distributor Jenis Keramik Jumlah Keramik

5. Jika perusahaan anda menggunakan distributor independen untuk menyalurkan produk, bentuk kerjasama apa yang dilakukan antara perusahaan dengan distributor? a. Sistem kontak (sudah ada perjanjian dengan pemasok) b. Dipesan tanpa ada perjanjian dengan pemasok atau secara langsung. c. Cara lainnya ................................................................................................

6. Jenis keramik yang banyak diminati? a. Guci b. Vas bunga c. Souvenir kecil d. Lainnya........................................................................................................

7. Permasalah yang dihadapi dalam melakukan kegiatan distribusi a. Keterlambatan dalam pendistribusian b. Kerusakan pada produk yang didistribusikan

Page 92: ANALISIS RANTAI PASOKAN TERHADAP PRODUKTIVITAS DI

80

c. Lainnya ....................................................................................................... V. Konsumen

1. Daerah yang menjadi tujuan pasar (konsumen) keramik :

a. Jawa Tengah................................................................................(sebutkan) b. Luar Jawa Tengah .......................................................................(sebutkan) c. Luar negeri .................................................................................(sebutkan)

2. Pangsa pasar masyarakat mana yang dapat dipenuhi oleh saudara? a. Menengah ke bawah b. Menegah ke atas c. Menengah ke bawah (........%) dan menengah ke atas (.........%)

3. Daerah mana yang memiliki pangsa pasar terbesar? a. Jawa Tengah................................................................................(sebutkan) b. Luar Jawa Tengah .......................................................................(sebutkan) c. Luar negeri .................................................................................(sebutkan)

4. Jenis pelayanan apa yang Saudara berikan pada konsumen? a. Jasa antar barang b. Jasa kredit c. Lainnya .......................................................................................(sebutkan)

5. Cara memasarkan keramik kepada pelanggan? a. Ada pengumpul individu yang membeli b. Saudara yang menawarkan keramik kepada mereka c. Pihak lain seperti pemerintah d. Melalui pameran-pameran e. Lain-lain........................................................................................................

6. Apakah saudara sering melakukan pameran-pameran? a. tidak b. Ya. (lanjutkan ke pertanyaan no.7)

7. Dimana saja? a. Dalam negeri b. Luar negeri c. Dalam negeri (.......%) dan luar negeri (.......%)

8. Permasalahan apa yang sering dihadapi dalam meghadapi pelanggan? a. Permintaan keramik oleh pelanggan tidak terpenuhi b. Mutu yang tidak sesuai dengan keinginan pelanggan c. Pelayanan yang kurang memuaskan d. Lainnya ........................................................................................................

VI. Kerjasama

No Kerjasama Ya Tidak Bentuk kerjasama yang dilakukan

1 Perusahaan lain yang sejenis

2 Perusahaan lain beda jenis

3 Lembaga pelatihan SDM

Page 93: ANALISIS RANTAI PASOKAN TERHADAP PRODUKTIVITAS DI

81

4 Perbankan/ lembaga keuangan lainnyayang memberikan modal

5 Lembaga teknologi dan informasi

6 Lembaga pemasaran 7 ..............

VII. Sumber Daya Manusia 1. Berapa jumlah tenaga kerja yang dimiliki?............................orang. 2. Berasal dari mana saja tenaga kerja yang ada sekarang?

a. Dari Banjarnegara. Daerah.......................................................... (sebutkan) b. Dari Luar Banjarnegara............................................................... (sebutkan) c. Dari Banjarnegara (………%) dan luar Banjarnegara (………%)

3. Sistem perekrutan yang dilakukan : a. Melalui pengumuman b. Iklan di media massa c. Secara lisan melalui orang lain d. Lannya ........................................................................................................

4. Gaji yang diberikan kepada pekerja : Rp………………../hari/minggu/bulan 5. Fasilitas apa saja yang diberikan kepada pekerja selain gaji?

........................................................................................................................... 6. Permasalahan apa yang sering dihadapi dalam tenaga kerja?

a. Sulitnya memperoleh tenaga kerja b. Keterampilan atau keahlian tenaga kerja belum memadai c. Disiplin kerja kurang d. Lain-lain ......................................................................................................

7. Usaha apa yang dialakukan untuk mengatasi permasalahan tersebut? ...........................................................................................................................

8. Peran pemerintah daerah yang haru dilakukan dalam meningkatkan kualitas SDM?

...........................................................................................................................

Page 94: ANALISIS RANTAI PASOKAN TERHADAP PRODUKTIVITAS DI

82

Lampiran 4. Kuesioner untuk menilai hubungan manajemen rantai pasokan dengan produktivitas

KUESIONER

ANALISIS MANAJEMEN RANTAI PASOKAN TERHADAP

PRODUKTIVITAS UKM KERAMIK KLAMPOK BANJARNEGARA

Disusun Oleh:

ANA OKTIYA

H24102024

DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2006

Page 95: ANALISIS RANTAI PASOKAN TERHADAP PRODUKTIVITAS DI

83

PENGANTAR Bapak/Ibu/Saudara yang Terhormat Pada saat ini, saya sedang mengadakan penelitian yang berjudul 'Analisis Manajemen Rantai Pasokan terhadap Produktivitas UKM keramik Klampok Banjarnegara'. Penelitian ini dilakukan dalam rangka penelitian mahasiswa tingkat akhir sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi di Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut pertanian Bogor (IPB). Bapak/Ibu/Saudara dimohon untuk melakukan penilaian hubungan manajemen rantai pasokan terhadap produktivitas. Hasil dari kuesioner ini akan digunakan untuk menganalisis seberapa besar hubungan manajemen rantai pasokan terhadap produktivitas di UKM Keramik Banjarnegara. Tidak ada jawaban benar atau salah dalam pengisian kuesioner ini serta bersifat rahasia. Kejujuran Bapak/Ibu/Saudara sangat diperlukan untuk kebenaran kuesioner ini. Saya ucapkan terima kasih atas kerjasama dan kesediaannya.

Banjarnegara, Maret 2006

Ana Oktiya No. responden : Latar Belakang Responden Nama : ................................................................................................. Perusahaan : ................................................................................................. Jabatan : ................................................................................................. Alamat : ................................................................................................. Telp/HP : ................................................................................................. Petunjuk Pengisian Kuesioner Bapak/Ibu/Saudara dimohon untuk menilai hubungan antara manajemen rantai pasokan dengan produktivitas. Penilaian hubungan didasarkan atas pernyataan-pernyataan yang tersedia dalam tabel, apakah Bapak/Ibu/Saudara merasa sangat setuju (SS) , setuju (S) , netral (N) , tidak setuju (TS), sangat tidak setuju (STS), terhadap pernyataan tersebut. Berilah tanda silang (X) pada penilaian yang diberikan.

No Uraian STS TS N S SS 1. Menurut saya, keahlian tenaga kerja

menentukan tingkat produktivitas perusahaan

2. Menurut saya penggunaan teknologi lebih menentukan tingkat produktivitas dibandingkan dengan volume dan standar bahan baku

3. Menurut saya, perencanaan dan pengawasan produksi lebih mampu meningkatkan produktivitas produk dibandingkan dengan penanganan bahan baku dan mesin.

Page 96: ANALISIS RANTAI PASOKAN TERHADAP PRODUKTIVITAS DI

84

No. Uraian STS TS N S SS 4. Menurut saya, semakin besar ukuran

perusahaan maka semakin tinggi tingkat produktivitas.

5. Menurut saya, kerjasama dengan perusahaan sejenis akan meningkatan produktivitas perusahaan.

6. Menurut saya, kebijakan pendidikan dan pelatihan oleh pemerintah daerah berdampak pada peningkatkan mutu pegawai

7. Menurut saya, kualitas sebagai factor utama meningkatkan produktivitas dibandingkan spesialisasi produksi

8. Menurut saya, kerjasama dengan pemasok mampu menurunkan biaya produksi.

9. Menurut saya, menggunakan banyak pemasok dapat memperlancar kegiatan produksi.

10. Menurut saya, kerjasama dengan pemasok melalui sistem kontrak bermanfaat untuk efisiensi biaya.

11. Menurut saya, kelancaran informasi dengan pemasok akan berpengaruh positif pada peningkatan produktivitas.

12. Menurut saya, kunci utama meningkatkan produktivitas adalah menjaga hubungan baik dengan pemasok.

13. Menurut saya, jumlah persediaan yang kecil akan lebih menghemat biaya.

14. Menurut saya, penyimpanan persediaan dalam jangka waktu pendek akan memperkecil biaya penyimpanan.

15. Menurut saya, kelancaran hubungan dengan pemasok berpengaruh pada efektifitas persediaan .

16. Menurut saya, jumlah persediaan akan sulit ditentukan jika jumlah permintaan sangat bervariasi.

17. Menurut saya, mutu produk factor utama untuk peningkatan produktivitas produk.

18. Menurut saya, pengawasaan mutu secara langsung terhadap produk lebih efisien untuk menjaga kualitas produk.

19. Menurut saya, jumlah produksi ditentukan berdasarkan pada jumlah permintaan per bulan.

20. Menurut saya, pengembangan desain produk dapat meningkatkan produktivitas produksi.

Page 97: ANALISIS RANTAI PASOKAN TERHADAP PRODUKTIVITAS DI

85

No. Uraian STS TS N S SS 21. Menurut saya, informasi sangat

diperlukan untuk mengembangkan kegiatan produksi.

22. Menurut saya, distribusi produk secara langsung akan labih menguntungkan dari pada menggunakan jasa distributor independen.

23. Menurut saya, system pengangkutan yang baik akan memperlancar kegiatan distribusi.

24. Menurut saya, kegiatan distribusi dalam setiap bulan dapat meningkatkan efisiensi biaya.

25. Menurut saya, tidak melakukan keterlambatan dalam pendistribusian dapat menjaga kepercayaan distributor.

26. Menurut saya, peningkatkan produktivitas produk akan meningkatkan kepuasan pelanggan.

27. Menurut saya, pelayanan jasa pengiriman barang kepada pelanggan akan berpengaryhterhadap kepuasan pelanggan.

28. Menurut saya kegiatan promosi seperti pameran adalah bentuk pelayanan kepada pelanggan.

29. Menurut saya, pelayanan purna jual kepada konsumen dapat menjaga kepercayaan konsumen.

30. Menurut saya, kualitas produk menjadi hal utama dalam memenuhi kebutuhan pelanggan.

31. Menurut saya, kerjasama dengan perusahaan atau lembaga lain akan lebih menguntungkan.

32. Menurut saya, kerjasama dengan pemasok akan memperlancar kegiatan produksi.

33. Menurut saya, kerjasama dengan lembaga pendidikan dapat meningkatkan mutu produk kita.

34. Menurut saya, kerjasama dengan lembaga informasi dapat memperlancar hubungan dengan pemasok dan distributor.

35. Menurut saya, tenaga kerja yang berkualitas dapat meningkatkan produktivitas tenaga kerja.

36. Menurut saya, disiplin tenaga kerja yang tinggi akan berpengaruh pada kelancaran kegiatan produksi dan distribusi.

Page 98: ANALISIS RANTAI PASOKAN TERHADAP PRODUKTIVITAS DI

86

No. Uraian STS TS N S SS 37. Menurut saya, pendidikan dan

pelatihan tenaga kerja dapat meningkatkan produktivitas tenaga kerja

38. Menurut saya, penggunaan tenaga ahli penting untuk meningkatkan kualitas produk.

Page 99: ANALISIS RANTAI PASOKAN TERHADAP PRODUKTIVITAS DI

87

Lampiran 5. Tabel Uji Validitas dengan Korelasi Product Moment

Pertanyaan r Keterangan Pertanyaan r Keterangan1 0.73216497 VALID 21 0.632603 VALID 2 0.259011177 VALID 22 -0.17437 VALID 3 -0.09070685 VALID 23 0.553515 VALID 4 0.618800493 VALID 24 -0.13734 VALID 5 0.780010672 VALID 25 0.905299 VALID 6 0.181771895 VALID 26 0.762064 VALID 7 0.238838687 VALID 27 0.553515 VALID 8 -0.188508759 VALID 28 0.915205 VALID 9 -0.055390315 VALID 29 0.619315 VALID 10 0.444338141 VALID 30 0.34386 VALID 11 0.397595104 VALID 31 0.860033 VALID 12 0.255901552 VALID 32 0.459339 VALID 13 0.03572568 VALID 33 0.86084 VALID 14 0.697010534 VALID 34 0.559195 VALID 15 0.370653926 VALID 35 0.366188 VALID 16 -0.144291505 VALID 36 0.525058 VALID 17 -0.158882541 VALID 37 0.178628 VALID 18 0.360977454 VALID 38 0.652676 VALID 19 -0.036487507 VALID 20 0.288052716 VALID

Page 100: ANALISIS RANTAI PASOKAN TERHADAP PRODUKTIVITAS DI

88

Lampiran 6. Hasil Uji Reliabilitas dengan Rumus Alpha

1. Reliabilitas variabel productivitas Reliability R E L I A B I L I T Y A N A L Y S I S - S C A L E (A L P H A) Reliability Coefficients N of Cases = 10.0 N of Items = 3 Alpha = .8183 2. Reliabilitas variabel pemasok

Reliability R E L I A B I L I T Y A N A L Y S I S - S C A L E (A L P H A) Reliability Coefficients N of Cases = 10.0 N of Items = 3 Alpha = .7781

3. Reliabilitas variabel persediaan Reliability R E L I A B I L I T Y A N A L Y S I S - S C A L E (A L P H A) Reliability Coefficients N of Cases = 10.0 N of Items = 3 Alpha = .7500

4. Reliabilitas variabel produksi Reliability R E L I A B I L I T Y A N A L Y S I S - S C A L E (A L P H A) Reliability Coefficients N of Cases = 10.0 N of Items = 3 Alpha = .8829

5. Reliabilitas variabel retailer Reliability R E L I A B I L I T Y A N A L Y S I S - S C A L E (A L P H A) Reliability Coefficients N of Cases = 10.0 N of Items = 3 Alpha = .6883

6. Reliabilitas variabel distributor Reliability R E L I A B I L I T Y A N A L Y S I S - S C A L E (A L P H A) Reliability Coefficients N of Cases = 10.0 N of Items = 3 Alpha = .8729

Page 101: ANALISIS RANTAI PASOKAN TERHADAP PRODUKTIVITAS DI

89

Lanjutan lampiran 5. 7. Reliabilitas variabel kerjasama Reliability R E L I A B I L I T Y A N A L Y S I S - S C A L E (A L P H A) Reliability Coefficients N of Cases = 10.0 N of Items = 3 Alpha = .8789 8. Reliabilitas variabel SDM

Reliability R E L I A B I L I T Y A N A L Y S I S - S C A L E (A L P H A) Reliability Coefficients N of Cases = 10.0 N of Items = 3 Alpha = .8967

Page 102: ANALISIS RANTAI PASOKAN TERHADAP PRODUKTIVITAS DI

90

Lampiran 7. Data responden

Y X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7 4 5 4 5 4 5 5 5 4 3 4 5 5 5 4 5 5 5 4 5 4 5 5 5 4 4 4 4 5 5 4 5 4 4 5 5 5 5 5 5 3 4 3 5 4 4 2 5 5 3 3 5 5 5 4 5 3 4 3 4 3 4 3 5 4 5 4 5 5 5 5 5 4 5 4 5 5 5 5 5 4 3 3 4 4 3 5 5 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 5 4 4 5 5 4 3 4 4 5 4 5 5 4 3 4 5 5 5 5 5 4 4 4 5 5 4 5 5 4 5 4 5 5 5 5 5 4 5 5 4 5 5 5 5 4 3 4 4 5 3 3 5 4 4 4 5 5 5 5 5

Page 103: ANALISIS RANTAI PASOKAN TERHADAP PRODUKTIVITAS DI

91

Lampiran 8. Hasil pengolahan dengan Regresi Stepwise Stepwise Regression: Y versus X1, X2, X3, X4, X5, X6, X7 Alpha-to-Enter: 0.05 Alpha-to-Remove: 0.05 Response is Y on 7 predictors, with N = 20 Step 1 Constant 2.809 X6 0.27 T-Value 2.56 P-Value 0.020 S 0.403 R-Sq 26.76 R-Sq(adj) 22.69 C-p -1.3 BacStepwise Regression: Y versus X1 Forward selection. Alpha-to-Enter: 0.05 Response is Y on 1 predictors, with N = 20 No variables entered or removed Stepwise Regression: Y versus X1, X2 Forward selection. Alpha-to-Enter: 0.05 Response is Y on 2 predictors, with N = 20 No variables entered or removed Stepwise Regression: Y versus X1, X2, X3 Forward selection. Alpha-to-Enter: 0.05 Response is Y on 3 predictors, with N = 20 No variables entered or removed Stepwise Regression: Y versus X1, X2, X3, X4 Forward selection. Alpha-to-Enter: 0.05 Response is Y on 4 predictors, with N = 20 No variables entered or removed

Page 104: ANALISIS RANTAI PASOKAN TERHADAP PRODUKTIVITAS DI

92

Stepwise Regression: Y versus X1, X2, X3, X4, X5 Forward selection. Alpha-to-Enter: 0.05 Response is Y on 5 predictors, with N = 20 No variables entered or removed Stepwise Regression: Y versus X1, X2, X3, X4, X5, X6 Forward selection. Alpha-to-Enter: 0.05 Response is Y on 6 predictors, with N = 20 Step 1 Constant 2.809 X6 0.27 T-Value 2.56 P-Value 0.020 S 0.403 R-Sq 26.76 R-Sq(adj) 22.69 C-p -0.8 Stepwise Regression: Y versus X1, X2, X3, X4, X5, X6, X7 Forward selection. Alpha-to-Enter: 0.05 Response is Y on 7 predictors, with N = 20 Step 1 Constant 2.809 X6 0.27 T-Value 2.56 P-Value 0.020 S 0.403 R-Sq 26.76 R-Sq(adj) 22.69 C-p -1.3

Page 105: ANALISIS RANTAI PASOKAN TERHADAP PRODUKTIVITAS DI

93

Lampiran 9. Hasil pengolahan dengan backward elimination Stepwise Regression: Y versus X1, X2, X3, X4, X5, X6, X7 Backward elimination. Alpha-to-Remove: 0.05 Response is Y on 7 predictors, with N = 20 Step 1 2 3 4 5 6 7 Constant 4.357 4.468 4.544 3.999 2.428 2.193 2.809 X1 -0.09 -0.09 T-Value -0.52 -0.53 P-Value 0.613 0.606 X2 -0.20 -0.21 -0.26 -0.23 -0.19 T-Value -0.73 -0.82 -1.11 -1.02 -0.88 P-Value 0.480 0.427 0.284 0.325 0.394 X3 0.03 T-Value 0.12 P-Value 0.904 X4 0.19 0.20 0.26 0.28 0.24 0.17 T-Value 0.78 0.83 1.31 1.46 1.32 1.06 P-Value 0.449 0.422 0.212 0.165 0.207 0.305 X5 0.15 0.16 0.11 T-Value 0.67 0.83 0.68 P-Value 0.517 0.420 0.511 X6 0.27 0.28 0.27 0.29 0.27 0.23 0.27 T-Value 1.92 2.04 2.05 2.25 2.19 2.03 2.56 P-Value 0.079 0.063 0.060 0.040 0.043 0.059 0.020 X7 -0.43 -0.43 -0.49 -0.34 T-Value -0.78 -0.81 -0.96 -0.75 P-Value 0.451 0.431 0.353 0.462 S 0.447 0.429 0.418 0.410 0.405 0.402 0.403 R-Sq 40.18 40.11 38.82 36.83 34.43 31.29 26.76 R-Sq(adj) 5.29 12.46 16.97 19.98 22.13 23.20 22.69 C-p 8.0 6.0 4.3 2.7 1.2 -0.2 -1.3 Stepwise Regression: Y versus X1, X2, X4, X5, X6, X7 Backward elimination. Alpha-to-Remove: 0.05 Response is Y on 6 predictors, with N = 20 Step 1 2 3 4 5 6 Constant 4.468 4.544 3.999 2.428 2.193 2.809 X1 -0.09 T-Value -0.53 P-Value 0.606 X2 -0.21 -0.26 -0.23 -0.19 T-Value -0.82 -1.11 -1.02 -0.88

Page 106: ANALISIS RANTAI PASOKAN TERHADAP PRODUKTIVITAS DI

94

P-Value 0.427 0.284 0.325 0.394 X4 0.20 0.26 0.28 0.24 0.17 T-Value 0.83 1.31 1.46 1.32 1.06 P-Value 0.422 0.212 0.165 0.207 0.305 X5 0.16 0.11 T-Value 0.83 0.68 P-Value 0.420 0.511 X6 0.28 0.27 0.29 0.27 0.23 0.27 T-Value 2.04 2.05 2.25 2.19 2.03 2.56 P-Value 0.063 0.060 0.040 0.043 0.059 0.020 X7 -0.43 -0.49 -0.34 T-Value -0.81 -0.96 -0.75 P-Value 0.431 0.353 0.462 S 0.429 0.418 0.410 0.405 0.402 0.403 R-Sq 40.11 38.82 36.83 34.43 31.29 26.76 R-Sq(adj) 12.46 16.97 19.98 22.13 23.20 22.69 C-p 7.0 5.3 3.7 2.2 0.9 -0.1 Stepwise Regression: Y versus X2, X4, X5, X6, X7 Backward elimination. Alpha-to-Remove: 0.05 Response is Y on 5 predictors, with N = 20 Step 1 2 3 4 5 Constant 4.544 3.999 2.428 2.193 2.809 X2 -0.26 -0.23 -0.19 T-Value -1.11 -1.02 -0.88 P-Value 0.284 0.325 0.394 X4 0.26 0.28 0.24 0.17 T-Value 1.31 1.46 1.32 1.06 P-Value 0.212 0.165 0.207 0.305 X5 0.11 T-Value 0.68 P-Value 0.511 X6 0.27 0.29 0.27 0.23 0.27 T-Value 2.05 2.25 2.19 2.03 2.56 P-Value 0.060 0.040 0.043 0.059 0.020 X7 -0.49 -0.34 T-Value -0.96 -0.75 P-Value 0.353 0.462 S 0.418 0.410 0.405 0.402 0.403 R-Sq 38.82 36.83 34.43 31.29 26.76 R-Sq(adj) 16.97 19.98 22.13 23.20 22.69 C-p 6.0 4.5 3.0 1.7 0.8 Stepwise Regression: Y versus X2, X4, X6, X7 Backward elimination. Alpha-to-Remove: 0.05

Page 107: ANALISIS RANTAI PASOKAN TERHADAP PRODUKTIVITAS DI

95

Response is Y on 4 predictors, with N = 20 Step 1 2 3 4 Constant 3.999 2.428 2.193 2.809 X2 -0.23 -0.19 T-Value -1.02 -0.88 P-Value 0.325 0.394 X4 0.28 0.24 0.17 T-Value 1.46 1.32 1.06 P-Value 0.165 0.207 0.305 X6 0.29 0.27 0.23 0.27 T-Value 2.25 2.19 2.03 2.56 P-Value 0.040 0.043 0.059 0.020 X7 -0.34 T-Value -0.75 P-Value 0.462 S 0.410 0.405 0.402 0.403 R-Sq 36.83 34.43 31.29 26.76 R-Sq(adj) 19.98 22.13 23.20 22.69 C-p 5.0 3.6 2.3 1.4 Stepwise Regression: Y versus X2, X4, X6 Backward elimination. Alpha-to-Remove: 0.05 Response is Y on 3 predictors, with N = 20 Step 1 2 3 Constant 2.428 2.193 2.809 X2 -0.19 T-Value -0.88 P-Value 0.394 X4 0.24 0.17 T-Value 1.32 1.06 P-Value 0.207 0.305 X6 0.27 0.23 0.27 T-Value 2.19 2.03 2.56 P-Value 0.043 0.059 0.020 S 0.405 0.402 0.403 R-Sq 34.43 31.29 26.76 R-Sq(adj) 22.13 23.20 22.69 C-p 4.0 2.8 1.9 Stepwise Regression: Y versus X4, X6 Backward elimination. Alpha-to-Remove: 0.05 Response is Y on 2 predictors, with N = 20 Step 1 2

Page 108: ANALISIS RANTAI PASOKAN TERHADAP PRODUKTIVITAS DI

96

Constant 2.193 2.809 X4 0.17 T-Value 1.06 P-Value 0.305 X6 0.23 0.27 T-Value 2.03 2.56 P-Value 0.059 0.020 S 0.402 0.403 R-Sq 31.29 26.76 R-Sq(adj) 23.20 22.69 C-p 3.0 2.1 Stepwise Regression: Y versus X6 Backward elimination. Alpha-to-Remove: 0.05 Response is Y on 1 predictors, with N = 20 Step 1 Constant 2.809 X6 0.27 T-Value 2.56 P-Value 0.020 S 0.403 R-Sq 26.76 R-Sq(adj) 22.69 C-p 2.0

Page 109: ANALISIS RANTAI PASOKAN TERHADAP PRODUKTIVITAS DI

97

Lampiran 10. Hasil Perhitungan Ordinal Logistic Regression dengan Minitab 14 Ordinal Logistic Regression: Y versus X1, X2, X3, X4, X5, X6, X7 Link Function: Logit Response Information Variable Value Count Y 3 2 4 16 5 2 Total 20 Logistic Regression Table Odds 80% CI Predictor Coef SE Coef Z P Ratio Lower Upper Const(1) -6.06053 28.3870 -0.21 0.831 Const(2) 1.78064 28.4569 0.06 0.950 X1 0.597051 1.11966 0.53 0.594 1.82 0.20 16.31 X2 2.17474 2.36894 0.92 0.359 8.80 0.08 914.03 X3 -0.449529 2.28977 -0.20 0.844 0.64 0.01 56.74 X4 -1.83465 1.84790 -0.99 0.321 0.16 0.00 5.97 X5 -1.09518 1.60026 -0.68 0.494 0.33 0.01 7.70 X6 -2.29039 1.48076 -1.55 0.122 0.10 0.01 1.84 X7 3.30841 5.69364 0.58 0.561 27.34 0.00 1920195.84 Log-Likelihood = -7.832 Test that all slopes are zero: G = 9.897, DF = 7, P-Value = 0.194 Goodness-of-Fit Tests Method Chi-Square DF P Pearson 21.1368 25 0.685 Deviance 12.8916 25 0.978 Measures of Association: (Between the Response Variable and Predicted Probabilities) Pairs Number Percent Summary Measures Concordant 56 82.4 Somers' D 0.66 Discordant 11 16.2 Goodman-Kruskal Gamma 0.67 Ties 1 1.5 Kendall's Tau-a 0.24 Total 68 100.0