analisis perlindungan hukum terhadap klaim ...terhadap klaim asuransi jiwa yang ditetapkan oleh pt....

17
ANALISIS PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KLAIM POLIS PERJANJIAN ASURANSI JIWA SYARIAH (STUDI KASUS ASURANSI PRUDENTIAL SURAKARTA) Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Ilmu Hukum Fakultas Hukum Oleh: ERDITYA ASA WIDYAWAN C100150085 PROGRAM STUDI ILMU HUKUM FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2020

Upload: others

Post on 22-Dec-2020

7 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: ANALISIS PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KLAIM ...terhadap klaim asuransi jiwa yang ditetapkan oleh PT. Prudential terhadap nasabah sebagai pemegang polis didasarkan Pasal 1 angka 22 Undang-undang

ANALISIS PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KLAIM

POLIS PERJANJIAN ASURANSI JIWA SYARIAH (STUDI

KASUS ASURANSI PRUDENTIAL SURAKARTA)

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I

pada Jurusan Ilmu Hukum Fakultas Hukum

Oleh:

ERDITYA ASA WIDYAWAN

C100150085

PROGRAM STUDI ILMU HUKUM

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2020

Page 2: ANALISIS PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KLAIM ...terhadap klaim asuransi jiwa yang ditetapkan oleh PT. Prudential terhadap nasabah sebagai pemegang polis didasarkan Pasal 1 angka 22 Undang-undang

i

Page 3: ANALISIS PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KLAIM ...terhadap klaim asuransi jiwa yang ditetapkan oleh PT. Prudential terhadap nasabah sebagai pemegang polis didasarkan Pasal 1 angka 22 Undang-undang

ii

Page 4: ANALISIS PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KLAIM ...terhadap klaim asuransi jiwa yang ditetapkan oleh PT. Prudential terhadap nasabah sebagai pemegang polis didasarkan Pasal 1 angka 22 Undang-undang

iii

Page 5: ANALISIS PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KLAIM ...terhadap klaim asuransi jiwa yang ditetapkan oleh PT. Prudential terhadap nasabah sebagai pemegang polis didasarkan Pasal 1 angka 22 Undang-undang

1

ANALISIS PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KLAIM POLIS

PERJANJIAN ASURANSI JIWA SYARIAH (STUDI KASUS ASURANSI

PRUDENTIAL SURAKARTA)

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ketentuan perjanjian asuransi syariah

dalam memberikan perlindungan kepada nasabah terhadap klaim asuransi jiwa; b)

untuk mengetahui proses pengajuan pada asuransi syariah terhadap klaim asuransi

jiwa; c) untuk mengetahui penyelesaian masalah pada asuransi syariah terhadap

klaim asuransi jiwa. Jadil penelitian yang diperoleh adalah dalam asuransi

Prudential Syariah menggunakan Akad Wakalah bil Ujrah adalah Akad Tijarah

yang memberikan kuasa kepada Perusahaan sebagai wakil Peserta untuk

mengelola Dana Tabarru’ dan/atau Dana Investasi Peserta, sesuai kuasa atau

wewenang yang diberikan, dengan imbalan berupa ujrah (fee). Dalam asuransi

Prudential Syariah ketentuan mengenai calon peserta atau nasabah berumur 1

sampai 70 tahun (ulang tahun berikutnya) harus sesuai dengan Peraturan MA

Nomor 2 Tahun 2008 Tentang Hukum Ekonomi Syariah Pasal 2 Ayat (1). Pasal 5

Ayat (1). Asuransi Prudential Syariah merupakan Ta'min/asuransi sebagaimana

dijelasakan pada Pasal 26 Peraturan MA Nomor 2 Tahun 2008 Tentang Hukum

Ekonomi Syariah. Akad daripada pengajuan klaim asuransi jiwa Prudential

Syariah berupa identitas para pihak terkait, dan kronologi terkait dengan jiwa

tertanggung sebagaimana dijelaskan pada Pasal 21 Peraturan MA Nomor 2 Tahun

2008 Tentang Hukum Ekonomi Syariah. Proses pengajuan asuransi syariah

terhadap klaim asuransi jiwa yang ditetapkan oleh PT. Prudential terhadap

nasabah sebagai pemegang polis didasarkan Pasal 1 angka 22 Undang-undang

Nomor 40 Tahun 2014 Tentang Perasuransian menyatakan, bahwa:“Pemegang

Polis adalah Pihak. Penyelesaian sengketa asuransi syariah yaitu melalui; a)

Alternative Dispute Resolution (ADR) atau dikenal juga dengan Alternatif

penyelesaian Sengketa (APS); b) BMAI adalah sebuah badan hukum berbentuk

Perhimpunan, berasaskan Pancasila, berlandaskan Undang-Undang Dasar 1945,

melakukan kegiatan di bidang sosial didirikan oleh asosiasi-asosiasi usaha

perasuransian di Indonesia. Badan Mediasi dan Arbitrase Asuransi Indonesia

(BMAI).

Kata kunci: perjanjian asuransi syari’ah, implementasi asuransi syari’ah,

penyelesaian sengketa asuransi syari’ah

Abstract

This study aims to determine the provisions of Islamic insurance agreements in

providing protection to customers against life insurance claims; b) to find out the

process of submitting sharia insurance for life insurance claims; c) to find out the

resolution of problems in Islamic insurance for life insurance claims. The research

schedule obtained is in Prudential Sharia insurance using Wakalah Akad Bil Ujrah

is a Tijarah Agreement which grants power to the Company as Participant's

representative to manage Tabarru 'Funds and / or Participant Investment Funds,

according to the power or authority granted, in return in the form of Ujrah (fee). In

Page 6: ANALISIS PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KLAIM ...terhadap klaim asuransi jiwa yang ditetapkan oleh PT. Prudential terhadap nasabah sebagai pemegang polis didasarkan Pasal 1 angka 22 Undang-undang

2

Sharia Prudential insurance the provisions regarding prospective participants or

customers aged 1 to 70 years (the following anniversary) must be in accordance

with MA Regulation Number 2 of 2008 concerning Sharia Economic Law Article

2 Paragraph (1). Article 5 Paragraph (1). Prudential Sharia Insurance is Ta'min /

insurance as explained in Article 26 of MA Regulation Number 2 of 2008

concerning Sharia Economic Law. The contract rather than filing a Prudential

Sharia life insurance claim in the form of the identity of the relevant parties, and

the chronology related to the life of the insured as explained in Article 21 of MA

Regulation Number 2 of 2008 concerning Sharia Economic Law. The process of

submitting Islamic insurance to life insurance claims established by PT.

Prudential for customers as policy holders is based on Article 1 number 22 of Act

Number 40 of 2014 concerning Insurance, states that: "Policyholders are

Parties.Sharia insurance dispute resolution through; a) Alternative Dispute

Resolution (ADR) or also known as Alternative Dispute Resolution (APS); b)

BMAI is a legal entity in the form of an Association, based on Pancasila, based on

the 1945 Constitution, carrying out social activities established by insurance

business associations in Indonesia. Indonesian Insurance Mediation and

Arbitration Board (BMAI).

Keywords: sharia insurance agreement, sharia insurance implementation; ah,

sharia insurance dispute settlement

1. PENDAHULUAN

Asuransi dalam bahasa Belanda yaitu assurantie (asuransi) dan verzekiring

(pertanggung). Inggris menggunakan istilah insurance dan assurance dengan

pengertian sama. Istilah insurance dipakai untuk asuransi kerugian dan assurance

dipakai untuk asuransi jiwa (Purba, 1997).

Penjelasan mengenai asuransi dijelaskan pada Pasal 1 Undang-undang

Nomor 40 Tahun 2014 Tentang Perasuransian yaitu “asuransi adalah perjanjian

antara dua pihak, yaitu perusahaan asuransi dan pemegang polis yang menjadi

dasar bagi penerimaan premi perusahaan sebagai imbalan untuk; Memberikan

penggantian kepada tertanggung atau pemegang polis karena kerugian, kerusakan,

biaya yang timbul, kehilangan keuntungan atau tanggungjawab huku kepada

pihak ketiga yang mungkin diderita tertanggung atau pemegang polis karena

terjadinya suatu peristiwa yang tidak pasti atau; Memberikan pembayaran yang

didasarkan pada meninggalnya tertanggung atau pembayaran yang didasarkan

pada hidupnya tertanggung dengan manfaat yang besarnya telah ditetapkan

dan/atau didasarkan pada hasil pengelolaan dana.

Page 7: ANALISIS PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KLAIM ...terhadap klaim asuransi jiwa yang ditetapkan oleh PT. Prudential terhadap nasabah sebagai pemegang polis didasarkan Pasal 1 angka 22 Undang-undang

3

Asuransi jenis konvensional dengan asuransi dengan jenis syariah berbeda,

hal ini dapat dilihat pada Fatwa Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia

(DSN-MUI) Nomor 21/DSN-MUI/X/2001 Tentang Pedoman Umum Asuransi

Syariah menjelaskan bahwa asuransi syariah merupakan usaha saling melindungi

dan tolong menolong diantara sejumlah pihak melalui investasi dalam bentuk

asset dan iuran tabarru’ yang memberikan pola pengembalian untuk menghadapi

resiko tertentu melalui akad yang sesuai dengan syariah. Tabbaru’ merupakan

derma atau dana kebajikan yang diberikan dan diikhlaskan oleh peserta asuransi

jika sewaktu-waktu akan dipergunakan untuk membayar klaim atau manfaat

asuransi.

Asuransi syariah adalah pengaturan pengelolaan risiko yang memenuhi

ketentuan syariah, tolong menolong secara mutual yang melibatkan peserta dan

operator. Syariah berasal dari ketentuan-ketentuan di dalam al-Qur’an dan Sunnah

(Muhaimin, 2005). Dalam perspektif ekonomi Islam, asuransi dikenal dengan

istilah takaful yang berasal dari bahasa arab taka-fala-yataka-fulu-takaful yang

berarti saling menanggung atau saling menjamin. Asuransi dapat diartikan sebagai

perjanjian yang berkaitan dengan pertanggungan atau penjaminan atas resiko

kerugian tertentu (Suhendi dan Yusuf, 2005).

Konsep asuransi Islam berasaskan konsep Takaful yang merupakan

perpaduan rasa tanggung jawab dan persaudaraan antara peserta. Takaful berasal

dari bahasa Arab yang berakar dari kata ”kafala yakfulu” yang artinya tolong

menolong, memberi nafkah dan mengambil alih perkara seseorang. Takaful yang

berarti saling menanggung/memikul resiko antar umat manusia merupakan dasar

pijakan kegiatan manusia sebagai makhluk sosial. Saling pikul resiko inidilakukan

atas dasar saling tolong menolong dalam kebaikan dengan cara, setiap orang

mengeluarkan dana kebajikan (tabarru) yang ditujukan untuk menanggung resiko

tersebut.

Asuransi syariah dalam ushul fiqh kontemporer dibagi menjadi 2 (dua)

jenis yaitu: a) Al-Ta’min (Asuransi Tolong Menolong); b) Al-Ta’Min Bi Qisth

Tsabit (Asuransi dengan Pembagian Tetap). Asuransi Al-Ta’min (Asuransi Tolong

Menolong) merupakan kesepakatan atas beberapa orang melakukan pembayaran

Page 8: ANALISIS PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KLAIM ...terhadap klaim asuransi jiwa yang ditetapkan oleh PT. Prudential terhadap nasabah sebagai pemegang polis didasarkan Pasal 1 angka 22 Undang-undang

4

berupa uang ketika diantara mereka terjadi musibah. -Ta’Min Bi Qisth Tsabit

(Asuransi dengan Pembagian Tetap) merupakan akad dimana seseorang wajib

melakukan pembayaran sejumlah uang kepada pihak asuransu yang terdiri dari

pemegang sahan dengan sebuah perjanjian, bila peserta asuransi mendapat

kecelakaan, maka akan diberikan ganti rugi (Thohari, 2011).

Dasar hukum diperbolehkannya Ta’min (Asuransi Tolong Menolong) dan

Al-Ta’Min Bi Qisth Tsabit (Asuransi dengan Pembagian Tetap) dianggap sejalan

dengan prinsip Islam sebagaimana Qs. Al-Maidah (5: 2); “dan tolong

menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan

tolong-menolong dalam berbuat dosa dari pelanggaran”.

Penulis akan melakukan penelitian perjanjian asuransi syariah, isi

perjanjian asuransi syariah, implementasi perjanjian syariah dan penyelesaian

masalah terkait perjanjian syariah. Oleh karena itu penulis akan melakukan

penelitian dengan judul skripsi: “Analisis Perlindungan Hukum Terhadap Klaim

Polis Perjanjian Asuransi Syariah (Studi Kasus Asuransi Prudential Surakarta)”

Berdasarkan penjelasan pada latar belakang mengenai perlindungan

hukum terhadap klaim polis asuransi perjanjian asuransi syariah, maka penulis

akan melakukan penelitian dengan rumusan masalah sebagai berikut: a)

Bagaimana isi perjanjian asuransi syariah dalam memberikan perlindungan

kepada nasabah terhadap klaim asuransi jiwa?; b) Bagaimana proses pengajuan

pada asuransi syariah terhadap klaim asuransi jiwa?; c) Bagaimana penyelesaian

masalah pada asuransi syariah terhadap klaim asuransi jiwa?

2. METODE

Metode pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode normatif,

karena dalam penelitian ini yang akan diteliti adalah kaidah-kaidah hukum, asas-

asas hukum tentang perlindungan hukum terhadap klaim polis perjanjian asuransi

syariah (Muhammad, 2004). Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif yaitu

untuk menggambarkan secara jelas mengenai perlindungan hukum terhadap klaim

polis perjanjian asuransi syariah.

Page 9: ANALISIS PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KLAIM ...terhadap klaim asuransi jiwa yang ditetapkan oleh PT. Prudential terhadap nasabah sebagai pemegang polis didasarkan Pasal 1 angka 22 Undang-undang

5

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Isi Perjanjian Asuransi Syariah Dalam Memberikan Perlindungan

Kepada Nasabah Terhadap Klaim Asuransi Jiwa

Dalam asuransi akad yang digunakan, yaitu akad tabarru’. tabarru’ yaitu semua

bentuk akad yang dilakukan dengan tujuan kebaikan dan tolong-menolong. Akad

tabarru’merupakan akad yang mendasari asuransi syariah karena akad tersebut

harus melekat pada semua produk asuransi syariah. Setiap peserta asuransi syariah

memberikan dana tabarru’ kepada pengelola asuransi kemudian dana tersebut

akan dikumpulkan dalam satu akun tabarru’ yang terpisah dari akun dana-dana

lain yang terdapat pada asuransi syariah. Dana tabarru’ ini boleh digunakan oleh

siapa saja yang mendapatkan musibah. Sementara, asuransi syariah merupakan

lembaga professional yang mempunyai tujuan komersil, maka dana tabarru’ ini

hanya terbatas pada peserta asuransi syariah. Dalam asuransi Prudential Syariah

menggunakan Akad Wakalah bil Ujrah adalah Akad Tijarah yang memberikan

kuasa kepada Perusahaan sebagai wakil Peserta untuk mengelola Dana Tabarru’

dan/atau Dana Investasi Peserta, sesuai kuasa atau wewenang yang diberikan,

dengan imbalan berupa ujrah (fee).

Dalam asuransi Prudential Syariah ketentuan mengenai calon peserta atau

nasabah berumur 1 sampai 70 tahun (ulang tahun berikutnya) harus sesuai dengan

Peraturan MA Nomor 2 Tahun 2008 Tentang Hukum Ekonomi Syariah Pasal 2

Ayat (1) Seseorang dipandang memiliki kecakapan untuk melakukan perbuatan

hukum dalam hal telah mencapai umur paling rendah 18 (delapan belas) tahun

atau pernah menikah. Pasal 5 Ayat (1) Dalam hal seseorang sudah berumur 18

tahun atau pernah menikah, namun tidak cakap melakukan perbuatan hukum,

maka pihak keluarga dapat mengajukan permohonan kepada pengadilan untuk

menetapkan wali bagi yang bersangkutan.

Asuransi Prudential Syariah merupakan Ta'min/asuransi sebagaimana

dijelasakan pada Pasal 26 Peraturan MA Nomor 2 Tahun 2008 Tentang Hukum

Ekonomi Syariah adalah perjanjian antara dua pihak atau lebih yang pihak

penanggung mengikatkan diri kepada tertanggung dengan menerima premi ta' min

untuk menerima penggantian kepada tertanggung karena kerugian, kerusakan,

Page 10: ANALISIS PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KLAIM ...terhadap klaim asuransi jiwa yang ditetapkan oleh PT. Prudential terhadap nasabah sebagai pemegang polis didasarkan Pasal 1 angka 22 Undang-undang

6

atau kehilangan keuntungan yang diharapkan, atau tanggungjawab hukum kepada

pihak ketiga yang mungkin akan diderita tertanggung yang timbul dari peristiwa

yang tidak pasti.

Akad daripada pengajuan klaim asuransi jiwa Prudential Syariah berupa

identitas para pihak terkait, dan kronologi terkait dengan jiwa tertanggung

sebagaimana dijelaskan pada Pasal 21 Peraturan MA Nomor 2 Tahun 2008

Tentang Hukum Ekonomi Syariah, yaitu: a) ikhtiyari/sukarela; setiap akad

dilakukan atas kehendak para pihak, terhindar dari keterpaksaan karena tekanan

salah satu pihak atau pihak lain; b) amanah/menepati janji; setiap akad wajib

dilaksanakan oleh para pihak sesuai dengan kesepakan yang ditetapkan oleh yang

bersangkutan dan pada saat yang sama terhindar dari cidera-janji; c)

ikhtiyati/kehati-hatian; setiap akad dilakukan dengan pertimbangan yang matang

dan dilaksanakan secara tepat dan cermat; d) Tuzum/tidak berobah; setiap akad

dilakukan dengan tujuan yang jelas dan perhitungan yang cermat, sehingga

terhindar dari praktik spekulasi atau maisir; e) saling menguntungkan; setiap akad

dilakukan untuk memenuhi kepentingan para pihak sehingga tercegah dari praktik

manipulasi dan merugikan salah satu pihak; f) taswiyah/kesetaraan; para pihak

dalam setiap akad memiliki kedudukan yang setara, dan mempunyai hak dan

kewajiban yang seimbang; g) transparansi; setiap akad dilakukan dengan

pertanggungjawaban para pihak secara terbuka; h) kemampuan; setiap akad

dilakukan sesuai dengan kemampuan para pihak, sehingga tidak menjadi beban

yang berlebihan bagi yang bersangkutan; i) taisir/kemudahan; setiap akad

dilakukan dengan cara saling memberi kemudahan kepada masing-masing pihak

untuk dapat melaksanakannya sesuai dengan kesepakatan; j) itikad baik; akad

dilakukan dalam rangka menegakan kemaslahatan, tidak mengandung unsur

jebakan dan perbuatan buruk lainnya; k) sebab yang halal; tidak bertentangan

dengan hukum, tidak dilarang oleh hukum dan tidak haram.

Akad daripada pengajuan klaim asuransi jiwa Prudential Syariah dengan

menggunakan prinsip wakalah bil ujrah yang dijalankan oleh sebuah perusahaan

asuransi dimana dalam pengajuan klaim asuransinya dengan system tabungan, Hal

ini seusai dengan ketenmtuan Pasal 555 Peraturan MA Nomor 2 Tahun 2008

Page 11: ANALISIS PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KLAIM ...terhadap klaim asuransi jiwa yang ditetapkan oleh PT. Prudential terhadap nasabah sebagai pemegang polis didasarkan Pasal 1 angka 22 Undang-undang

7

Tentang Hukum Ekonomi Syariah bahwa boleh dilakukan perusahaan asuransi

dan mengandung unsur tabungan. Akad daripada pengajuan klaim asuransi jiwa

Prudential Syariah merupakan objek sebagaimana dijelaskan Peraturan MA

Nomor 2 Tahun 2008 Tentang Hukum Ekonomi Syariah Pasal 556 Objek wakalah

bil ujrah meliputi antara lain: a. kegiatan administrasi b. pengelolaan dana C.

pembayaran klaim d. dhaman ishdar/underwriting e. pengelolaan portofolio risiko;

E) pemasaran; dan f) investasi.

3.2 Proses Pengajuan Pada Asuransi Syariah Terhadap Klaim Asuransi

Jiwa

Proses pengajuan asuransi syariah terhadap klaim asuransi jiwa yang ditetapkan

oleh PT. Prudential terhadap nasabah sebagai pemegang polis didasarkan Pasal 1

angka 22 Undang-undang Nomor 40 Tahun 2014 Tentang Perasuransian

menyatakan, bahwa:“Pemegang Polis adalah Pihak yang mengikatkan diri

berdasarkan perjanjian dengan Perusahaan Asuransi, Perusahaan Asuransi

Syariah, perusahaan reasuransi, atau perusahaan reasuransi syariah untuk

mendapatkan pelindungan atau pengelolaan atas risiko bagi dirinya, tertanggung,

atau peserta lain”.Pasal 1 angka 23 menyatakan: “Tertanggung adalah Pihak yang

menghadapi risiko sebagaimana diatur dalam perjanjian Asuransi atau perjanjian

reasuransi.”

Unsur premi pada asuransi syariah PT. Prudential sudah sesuai dengan

prisnip syariah yaitu terdiri dari; a) Unsur tabarru’ dan tabungan (untuk asuransi

jiwa); b) Unsur tabarru’ saja (untuk asuransi kerugian dan term insurance).Klaim

adalah suatu tuntutan atas hak, yang timbul karena evenemen yang persyaratannya

dalam perjanjian yang ditentukan sebelumnya telah dipenuhi. Penyebab terjadinya

klaim pada PT. Prudential.

Fasilitas yang diberikan oleh PT. Prudential atas klaim asuransi

jiwamerupakan pengajuan hak yang dilakukan oleh tertanggung kepada

penanggung untuk mendapatkan haknya berupa pertanggungan atas kerugian

berdasarkan perjanjian atau akad yang telah dibuat. Perusahaan sebagai mudharib

berkewajiban untuk menyelesaikan proses klaim secara cepat, tepat dan efisien

sesuai dengan amanah yang diterimanya sebagaimana firman Allah SWT, dalam

Page 12: ANALISIS PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KLAIM ...terhadap klaim asuransi jiwa yang ditetapkan oleh PT. Prudential terhadap nasabah sebagai pemegang polis didasarkan Pasal 1 angka 22 Undang-undang

8

QS. Al-Anfal ayat 27. Jenis-jenis kerugian dapat digolongkan menjadi dua, yaitu;

kerugian seluruhnya (total loss) dan kerugian sebagian (partial loss).

3.3 Penyelesaian Masalah Pada Asuransi Syariah Terhadap Klaim Asuransi

Jiwa

Lembaga penyelesaian sengketa yang disediakan oleh PT. Prudential jika terjadi

permasalahan hukum yaitu sebagai berikut; Konsultasi adalah suatu tindakan yang

bersifat “personal” antara suatu pihak tertentu (klien) dengan pihak lain yang

merupakan pihak konsultan, dimana pihak konsultan memberikan pendapatnya

kepada klien sesuai dengan keperluan dan kebutuhan kliennya. Negosiasi adalah

sutau upaya penyelesaian sengketa para pihak tanpa melalui proses pengadilan

dengan tujuan mencapai kesepakatan bersama atas dasar kerja sama yang lebih

harmonis dan kreatif.

Mediasi adalah cara penyelesaian sengketa melalui proses perundingan

untuk memperoleh kesepakatan para pihak dengan dibantu oleh mediator.

Konsiliasi merupakan penengah yang bertindak menjadi konsiliator dengan

kesepakatan para pihak dengan mengusahakan solusi yang dapat diterima.

Penilaian ahli yaitu merupakan pendapat para ahli untuk suatu hal yang bersifat

teknis dan sesuai dengan bidang keahliannya.

Arbitrase yaitu suatu kesepakatan berupa klausula arbitrase yang

tercantum dalam suatu perjanjian tertulis yang dibuat para pihak sebelum timbul

sengketa, atau suatu perjanjian arbitrase tersendiri yang dibuat para pihak setelah

timbul sengketa (Pasal 1 angka 3 Undang-Undang Nomor 30 Tahun 1999)25.

Pada pasal 1 Undang-Undang No.30 Tahun 1990 tentang Arbitrase dan Alternatif

Penyelesaian Sengketa dikatakan bahwa Arbitrase adalah cara penyelesaian suatu

sengketa perdata di luar peradilan umum yang didasarkan pada perjanjian

arbitrase yang dibuat secara tertulis oleh para pihak yang bersengketa.

Alternative Dispute Resolution (ADR) atau dikenal juga dengan Alternatif

penyelesaian Sengketa (APS) merupakan cara yang dapat dipergunakan dalam

menyelesaikan sengketa nonlitigasi. Mekanisme APS lazimnya melibatkan

penengah yang adil (tidak memihak) yang berperan sebagai pihak ketiga atau

pihak yang netral terhadap dua kubu yang sedang bersengketa. Menurut Takdir

Page 13: ANALISIS PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KLAIM ...terhadap klaim asuransi jiwa yang ditetapkan oleh PT. Prudential terhadap nasabah sebagai pemegang polis didasarkan Pasal 1 angka 22 Undang-undang

9

Rahmadi, APS merupakan sebuah konsep yang melingkupi berbagai bentuk

penyelesaian sengketa selain daripada proses peradilan melalui cara-cara yang sah

menurut hukum, baik berdasarkan pendekatan konsensus maupun tidak

Penyelesaian sengketa asuransi syariah dapat dilakukan oleh beberapa

lembaga non litigasi, diantaranya yaitu; BMAI adalah sebuah badan hukum

berbentuk Perhimpunan, berasaskan Pancasila, berlandaskan Undang-Undang

Dasar 1945, melakukan kegiatan di bidang sosial didirikan oleh asosiasi-asosiasi

usaha perasuransian di Indonesia yaitu: Asosiasi Asuransi Umum Indonesia

(AAUI), Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI), dan Asosiasi Asuransi

Jaminan Sosial Indonesia (AAJSI) yang secara resmi berdiri tanggal 12 Mei 2006

dan beroperasi pada tanggal 25 September 2006.

Badan Mediasi dan Arbitrase Asuransi Indonesia (BMAI) merupakan

lembaga independen dan imparsial yang dibentuk dengan tujuan untuk

memberikan representasi yang seimbang antara tertanggung atau pemegang polis

dan penanggung/perusahaan asuransi. Pendirian Badan Mediasi Asuransi

Indonesia (BMAI) digagas oleh industri asuransi dan semua Federasi Asosiasi

Perasuransian Indonesia (FAPI) yaitu Asosiasi Asuransi Umum Indonesia

(AAUI), Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI), dan Asosiasi Asuransi

Jaminan Sosial Indonesia (AAJSI), serta didukung oleh pemerintah. Tujuan

pendirian Badan Mediasi Asuransi Indonesia (BMAI) adalah untuk memberikan

pelayanan yang lebih profesional dan transparan yang berbasis pada kepuasan dan

perlindungan serta penegakan hak-hak tertanggung atau pemegang polis. Badan

Mediasi Asuransi Indonesia (BMAI) secara resmi didirikan pada tanggal 12 Mei

2006 dan mulai beroperasi pada tanggal 25 September 2006.i

Undang-Undang No. 21 Tahun 2008 mengatur perihal Penyelesaian

Sengketa (Bab IX) sebagaimana diatur dalam Pasal 55 ayatayatnya, sebagai

berikut:

“Penyelesaian sengketa Perbankan Syariah dilakukan oleh pengadilan

dalam lingkungan Peradilan Agama. Dalam hal para pihak telah

memperjanjikan penyelesaian sengketa selain sebagaimana dimaksud pada

ayat (1), penyelesaian sengketa dilakukan sesuai dengan isi Akad.

Penyelesaian sengketa sebagaimana dimaksud pada ayat (2) tidak boleh

bertentangan dengan Prinsip Syariah”.

Page 14: ANALISIS PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KLAIM ...terhadap klaim asuransi jiwa yang ditetapkan oleh PT. Prudential terhadap nasabah sebagai pemegang polis didasarkan Pasal 1 angka 22 Undang-undang

10

Berdasarkan ketentuan Pasal 55 ayatayatnya di atas, tampak suatu bentuk

penyelesaian sengketa keperdataaan Perbankan Syariah dengan nasabahnya yang

berdasarkan pada kompetensi absolut Peradilan Agama. Namun, di dalam

ketentuan Pasal 55 Ayat (2) terbuka kemungkinan dilakukannya penyelesaian

sengketa sesuai kesepakatan para pihak tanpa melalui Peradilan Agama sehingga

tidak menggunakan bentuk penyelesaiannya melalui Peradilan Agama. Dengan

ditandatanganinya Akad Pembiayaan Murabahah maka telah ada suatu dasar

hukum bagi para pihak, termasuk dalam penyelesaian sengketanya jika di

kemudian hari timbul persengketaan di antara Bank Syariah dengan nasabahnya.

Dalam akad tersebut dimuat suatu klausul tertentu apakah penyelesaian sengketa

melalui Peradilan Agama (penyelesaian sengketa secara ligitasi) atau non litigasi

seperti melalui musyawarah atau arbitrase. Fathurrahman Djamil menjelaskan,

klausul ini lazimnya dinyatakan bahwa apabila terdapat perselisihan dalam

pelaksanaan perjanjian, akan terlebih dahulu diselesaikan secara musyawarah dan

mufakat. Apabila tidak tercapai kesepakatan dalam musyawarah maka

sengketanya akan diselesaikan melalui arbitrase, atau badan peradilan.1

Dalam penyelesaian sengketa perdata antara Bank Syariah dengan

nasabahnya terdapat kecenderungan mengenyampingkan penyelesaian sengketa

melalui peradilan agama maupun melalui Badan Arbitrase Syariah Nasional

(Basyarnas), melainkan sesuai dengan bentuk-bentuk penyelesaian berdasarkan Isi

Akad Pembiayaan Murabahah.

4. PENUTUP

4.1 Kesimpulan

4.1.1 Isi Perjanjian Asuransi Syariah Dalam Memberikan Perlindungan Kepada

Nasabah Terhadap Klaim Asuransi Jiwa

Dalam asuransi Prudential Syariah menggunakan Akad Wakalah bil Ujrah adalah

Akad Tijarah yang memberikan kuasa kepada Perusahaan sebagai wakil Peserta

untuk mengelola Dana Tabarru’ dan/atau Dana Investasi Peserta, sesuai kuasa

1

Faturrahman Djamil, 2012, Penyelesaian Pembiayaan Bermasalaha Di Bank Syariah,

Jakarta:Sinar Grafika, hal. 33.

Page 15: ANALISIS PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KLAIM ...terhadap klaim asuransi jiwa yang ditetapkan oleh PT. Prudential terhadap nasabah sebagai pemegang polis didasarkan Pasal 1 angka 22 Undang-undang

11

atau wewenang yang diberikan, dengan imbalan berupa ujrah (fee). Dalam

asuransi Prudential Syariah ketentuan mengenai calon peserta atau nasabah

berumur 1 sampai 70 tahun (ulang tahun berikutnya) harus sesuai dengan

Peraturan MA Nomor 2 Tahun 2008 Tentang Hukum Ekonomi Syariah Pasal 2

Ayat (1) Seseorang dipandang memiliki kecakapan untuk melakukan perbuatan

hukum dalam hal telah mencapai umur paling rendah 18 (delapan belas) tahun

atau pernah menikah. Pasal 5 Ayat (1). Asuransi Prudential Syariah merupakan

Ta'min/asuransi sebagaimana dijelasakan pada Pasal 26 Peraturan MA Nomor 2

Tahun 2008 Tentang Hukum Ekonomi Syariah. Akad daripada pengajuan klaim

asuransi jiwa Prudential Syariah berupa identitas para pihak terkait, dan kronologi

terkait dengan jiwa tertanggung sebagaimana dijelaskan pada Pasal 21 Peraturan

MA Nomor 2 Tahun 2008 Tentang Hukum Ekonomi Syariah.

4.1.2 Proses Pengajuan Pada Asuransi Syariah Terhadap Klaim Asuransi Jiwa

Prosedur penyelesaian klaim pada asuransi syariah PT. Prudential berdasarkan

ketentuan syariah baik tabarru’ dan tabungan atau salah satunya yaitu sebagai

berikut: a) Pemberitahuan Klaim; b) Bukti Klaim Kerugian; c) Penyelidikan; d)

Penyelesaian Klaim. Proses pengajuan asuransi syariah terhadap klaim asuransi

jiwa yang ditetapkan oleh PT. Prudential terhadap nasabah sebagai pemegang

polis didasarkan Pasal 1 angka 22 Undang-undang Nomor 40 Tahun 2014

Tentang Perasuransian menyatakan, bahwa:“Pemegang Polis adalah Pihak yang

mengikatkan diri berdasarkan perjanjian dengan Perusahaan Asuransi, Perusahaan

Asuransi Syariah, perusahaan reasuransi, atau perusahaan reasuransi syariah untuk

mendapatkan pelindungan atau pengelolaan atas risiko bagi dirinya, tertanggung,

atau peserta lain”.Pasal 1 angka 23 menyatakan: “Tertanggung adalah Pihak yang

menghadapi risiko sebagaimana diatur dalam perjanjian Asuransi atau perjanjian

reasuransi.” Unsur premi pada asuransi syariah PT. Prudential sudah sesuai

dengan prisnip syariah yaitu terdiri dari; a) Unsur tabarru’ dan tabungan (untuk

asuransi jiwa); b) Unsur tabarru’ saja (untuk asuransi kerugian dan term

insurance).Klaim adalah suatu tuntutan atas hak, yang timbul karena evenemen

yang persyaratannya dalam perjanjian yang ditentukan sebelumnya telah dipenuhi.

Penyebab terjadinya klaim pada PT. Prudential.

Page 16: ANALISIS PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KLAIM ...terhadap klaim asuransi jiwa yang ditetapkan oleh PT. Prudential terhadap nasabah sebagai pemegang polis didasarkan Pasal 1 angka 22 Undang-undang

12

4.1.3 Penyelesaian Masalah Pada Asuransi Syariah Terhadap Klaim Asuransi

Jiwa

Alternative Dispute Resolution (ADR) atau dikenal juga dengan Alternatif

penyelesaian Sengketa (APS) merupakan cara yang dapat dipergunakan dalam

menyelesaikan sengketa nonlitigasi. Penyelesaian sengketa asuransi syariah dapat

dilakukan oleh beberapa lembaga non litigasi, diantaranya yaitu; BMAI adalah

sebuah badan hukum berbentuk Perhimpunan, berasaskan Pancasila, berlandaskan

Undang-Undang Dasar 1945, melakukan kegiatan di bidang sosial didirikan oleh

asosiasi-asosiasi usaha perasuransian di Indonesia. Badan Mediasi dan Arbitrase

Asuransi Indonesia (BMAI) merupakan lembaga independen dan imparsial yang

dibentuk dengan tujuan untuk memberikan representasi yang seimbang antara

tertanggung atau pemegang polis dan penanggung/perusahaan asuransi. Undang-

Undang No. 21 Tahun 2008 mengatur perihal Penyelesaian Sengketa (Bab IX)

sebagaimana diatur dalam Pasal 55 ayatayatnya.

4.2 Saran

Untuk asuransi, diharapkan kedepannya puihak asuransi memberikan penjelasan

kepada nasabah agar lebih memudahkan proses pengajuan nasabah. Untuk

nasabah, diharapkan membaca lebih detail mengenai asuransi yang ditawarkan

DAFTAR PUSTAKA

Ali, AM. Hasan. (2003). Masail Fiqhiyah: Zakat, Pajak, Asuransi dan Lembaga

Keuangan. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Djamil, Faturrahman. (2012). Penyelesaian Pembiayaan Bermasalaha Di Bank

Syariah. Jakarta:Sinar Grafika.

Haroen, Nasrun. (2007). Fiqh Muamalah. Jakarta: Gaya Media Pratama.

Hasan, M. Ali. (2003). Berbagai Macam Transaksi Dalam Islam. Jakarta: PT.

Raja Grafindo Persada.

Hraun, Nasrun. (2007). Fiqh Muamalah. Jakarta: PT. Gaya Media Pratama.

Muhaimin, Iqbal. (2005). Asuransi Umum Syariah dalam Praktik. Jakarta: Gema

Insani Press.

Muhammad, Abdulkadir. (2004). Hukum dan Penelitian Hukum. Cet. 1, Bandung:

PT. Citra Aditya Bakti.

Page 17: ANALISIS PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP KLAIM ...terhadap klaim asuransi jiwa yang ditetapkan oleh PT. Prudential terhadap nasabah sebagai pemegang polis didasarkan Pasal 1 angka 22 Undang-undang

13

Mustafa, Hasan. (2003). Teknik Sampling. Bandung: Alfabeta.

Purba, Radiks. (1997). Mengenai Asuransi Angkutan Darat dan Udara. Jakarta:

Djambatan.

Sohari, Ru’fah. (2014). Fiqh Muamalah. Bogor: Ghalia Indonesia.

Suhendi, Hendi dan Yusuf, Deni K. (2005). Asuransi Takaful dari Teoritis Ke

Praktik. Bandung: Mimbar Pustaka.

Thohari, Fuadh. (2011). Menyoal Asuransi Konvensional Versus Asuransi

Syariah. Al-Iqtishad, Vol. II, No. 2, Juli 2011.