analisis pengaruh gone theory, integritas, dan

24
ANALISIS PENGARUH GONE THEORY, INTEGRITAS, DAN RELIGIUSITAS TERHADAP ACADEMIC FRAUD Oleh: Intan Wahyuningsih Universitas Brawijaya, Jl. Mt. Hariyono 165 Email: [email protected] Dosen Pembimbing: Nurlita Novianti, MSA., Ak., CA. Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk menguji faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kecurangan akademik mahasiswa akuntansi menggunakan teori GONE (keserakahan, kesempatan, kebutuhan, dan pengungkapan), integritas, dan religiusitas. Metode pengumpulan data yang digunakan peneliti adalah metode survei. Responden penelitian ini adalah 120 mahasiswa akuntansi Universitas Negeri di Kota Malang. Metode analisis data menggunakan anailsis partial least square dengan bantuan software SmartPLS. Hasil analisis model penelitian ini menunjukkan bahwa keserakahan, kesempatan, kebutuhan, pengungkapan, dan religiusitas berpengaruh terhadap kecurangan akademik. Sebaliknya, integritas tidak berpengaruh terhadap kecurangan akademik. Implikasi dari penelitian ini relevan bagi Jurusan Akuntansi agar memperhatikan faktor keserakahan, kesempatan, kebutuhan, pengungkapan, dan religiusitas yang dapat mempengaruhi kecurangan akademik mahasiswa akuntansi. Kata kunci: kecurangan akademik, keserakahan, kesempatan, kebutuhan, pengungkapan, integritas, dan religiusitas.

Upload: others

Post on 26-Apr-2022

7 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: ANALISIS PENGARUH GONE THEORY, INTEGRITAS, DAN

ANALISIS PENGARUH GONE THEORY, INTEGRITAS, DAN

RELIGIUSITAS TERHADAP ACADEMIC FRAUD

Oleh:

Intan Wahyuningsih

Universitas Brawijaya, Jl. Mt. Hariyono 165

Email: [email protected]

Dosen Pembimbing:

Nurlita Novianti, MSA., Ak., CA.

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk menguji faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kecurangan

akademik mahasiswa akuntansi menggunakan teori GONE (keserakahan, kesempatan,

kebutuhan, dan pengungkapan), integritas, dan religiusitas. Metode pengumpulan data yang

digunakan peneliti adalah metode survei. Responden penelitian ini adalah 120 mahasiswa

akuntansi Universitas Negeri di Kota Malang. Metode analisis data menggunakan anailsis

partial least square dengan bantuan software SmartPLS. Hasil analisis model penelitian ini

menunjukkan bahwa keserakahan, kesempatan, kebutuhan, pengungkapan, dan religiusitas

berpengaruh terhadap kecurangan akademik. Sebaliknya, integritas tidak berpengaruh terhadap

kecurangan akademik. Implikasi dari penelitian ini relevan bagi Jurusan Akuntansi agar

memperhatikan faktor keserakahan, kesempatan, kebutuhan, pengungkapan, dan religiusitas

yang dapat mempengaruhi kecurangan akademik mahasiswa akuntansi.

Kata kunci: kecurangan akademik, keserakahan, kesempatan, kebutuhan, pengungkapan,

integritas, dan religiusitas.

Page 2: ANALISIS PENGARUH GONE THEORY, INTEGRITAS, DAN

ANALYSIS OF EFFECT OF GONE THEORY, INTEGRITY,

AND RELIGIOSITY TOWARD ACADEMIC FRAUD

Abstract

This research aims to examine factors that influence accounting students to commit academic

fraud using GONE Theory (greed, opportunity, need, and exposure), integrity, and religiosity.

The data are collected throrgh survey to120 accounting students in universities in Malang. The

data are through partial least square technique using SmartPLS. The result of the analysis

shows that greed, opportunity, need, exposure, and religiosity influence students to commit

academic fraud. However, integrity does not effect them. The implications of this study are

relevant to be considered by accounting departments. They should pay more attention to of

greed, opportunity, need, exposure, and religiosity, which can influence academic fraud thet

might be commited by accounting students.

Keywords: academic fraud, greed, opportunity, need, exposure, integrity, religiosity.

PENDAHULUAN

Saat ini pendidikan merupakan sebuah salah satu sarana pendidikan untuk meningkatkan

kualitas sumber daya manusia. Fenomena yang cukup menarik dan mengancam dunia

pendidikan akademis yaitu banyak ditemukan praktik-praktik kecurangan (fraud) yang terjadi.

Kecurangan dapat terjadi di instansi pendidikan seperti Perguruan Tinggi. Dalam penelitian

Aziz dan Novianti (2016) menyatakan bahwa sarana pendidikan moral maupun pengetahuan

bangsa berubah menjadi sarana mendapatkan ijazah dengan nilai yang baik tanpa

memperdulikan cara yang ditempuh untuk menghasilkan nilai yang setinggitingginya. Salah

satunya dengan berbuat curang.

Perguruan Tinggi merupakan puncak tertinggi dalam pendidikan yang bertujuan memberikan

pengetahuan praktik maupun softskill untuk dikembangkan mahasiswa agar dapat menjadi

bekal pada saat berada di dunia kerja. Perguruan tinggi juga diharapkan mencetak tenaga

profesional yang mempunyai kualitas secara ilmu, moral, dan etika profesi. Oleh karena itu,

perguruan tinggi harus membangun pandangan mahasiswa untuk berorientasi pada proses,

tidak hanya beorientasi pada hasil saja. Nursani dan Irianto (2014) dalam penelitiannya

mengatakan bahwa fakta di lapangan masih banyak mahasiswa yang melakukan berbagai

Page 3: ANALISIS PENGARUH GONE THEORY, INTEGRITAS, DAN

praktik kecurangan untuk mendapatkan hasil yang maksimal, praktik inilah yang kemudian

disebut dengan academic fraud.

Majalah terkemuka di Amerika, Fortune pernah melakukan survei yang dikutip Irianto

(2003) mengenai perilaku tidak etis pelajar, mahasiswa dan alumnus perguruan tinggi negeri.

Hasil survei menunjukkan bahwa di lingkungan pendidikan menengah (setingkat SMU)

melakukan kecurangan akademik (ngrepek, menjiplak, dan lain-lain) sebesar 70-80%

responden, di perguruan tinggi juga melakukan kecurangan oleh 40-50%, dan 12-24% para

alumnus melakukan kecurangan dengan menulis informasi yang tidak benar dalam curriculum

vitae mereka.

Penelitian yang dilakukan oleh Sierra dan Hyman (2008) menyebutkan bahwa pelajar yang

selaku melakukan kecurangan akan cenderung terlibat dalam situasi serupa ketika menemui

kesempatan di dunia kerja nantinya. Seseorang melakukan tindak kecurangan didasari oleh

berbagai macam faktor. Terdapat tiga elemen kecurangan yang dikemukakan oleh Albrecht

(2003) yaitu tekanan (pressure), kesempatan (opportunity), dan rasionalisasi (rationalization).

Ketiga elemen ini sering disebut dengan Fraud Triangle. Pertama, tekanan adalah situasi saat

seseorang merasa perlu untuk melakukan kecurangan. Ada beberapa faktor tekanan yang

dirasakan pelaku kecurangan yaitu (1) tekanan keuangan; (2) tekanan untuk melakukan

perbuatan jahat; (3) tekanan terkait pekerjaan; dan (4) tekanan lainnya. Kedua, kesempatan

adalah situasi ketika seseorang merasa memiliki kombinasi situasi dan kondisi yang

memungkinkan untuk berbuat curang dan tidak terdeteksi. Kesempatan untuk berbuat

kecurangan bisa terjadi akibat kurangnya pengendalian yang mencegah dan/atau mendeteksi

kecurangan, tidak adanya pemisahan tugas, dan lain-lain. Ketiga, rasionalisasi adalah

pembenaran diri sendiri atas perilaku yang salah.

Selain Fraud Triangle terdapat teori yang menjelaskan seseorang melakukan

kecurangan yaitu GONE Theory. Teori ini dikenalkan oleh Jack Bologne dalam buku Fraud

Auditing and Forensic Accounting: New Tools and Techniques (1993) dan dalam Buku

Panduan Fraud Auditing yang dikeluarkan oleh BPKP (2008). Elemen yang terdapat pada Teori

GONE yaitu keserakahan (greeds), kesempatan (opportunity), kebutuhan (needs),

pengungkapan (exposures). Apabila salah satu dari empat elemen diatas, dapat diminimalisir,

maka tingkat terjadinya kecurangan akan semakin rendah. Dalam buku BPKP teori ini

digunakan untuk menjelaskan penyebab seseorang melakukan korupsi. Korupsi dan

kecurangan akademik merupakan tindakan yang tidak diperbolehkan, oleh karena itu peneliti

ingin meneliti apakah teori GONE bisa dijadikan alasan mahasiswa untuk melakukan

kecurangan akademik.

Page 4: ANALISIS PENGARUH GONE THEORY, INTEGRITAS, DAN

Permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini adalah:

1. Apakah keserakahan berpengaruh positif terhadap kecurangan akademik?

2. Apakah peluang berpengaruh positif terhadap kecurangan akademik?

3. Apakah kebutuhan berpengaruh positif terhadap kecurangan akademik?

4. Apakah pengungkapan kecurangan berpengaruh positif terhadap kecurangan

akademik?

5. Apakah integritas berpengaruh negatif terhadap kecurangan akademik?

6. Apakah religiusitas berpengaruh negatif terhadap kecurangan akademik?

TINJAUAN PUSTAKA

GONE Theory

Keserakahan (Greed)

Keserakahan merupakan berkaitan dengan adanya perilaku serakah yang secara potensial ada

dalam diri setiap orang (Bologna, 1993). Keserakahan (greeds) akan menuntut seseorang untuk

memenuhi kebutuhan dengan berlebihan. Menurut Sarna, keserakahan adalah keinginan yang

berlebihan untuk memperoleh atau memiliki lebih dari apa yang dibutuhkan atau diinginkan,

terutama berkenaan dengan kekayaan material. Menurut Simanjuntak (2008) keserakahan

berhubungan dengan moral seseorang. Menurutnya semua orang berpotensi untuk berperilaku

serakah karena pada umumnya manusia itu mempunyai sifat yang tidak pernah puas. Jadi

kecurangan muncul karena keserakahan dalam diri seseorang. Penyusunan indikator ini

mengacu Zaini dkk. (2015). Kuesioner yang diperlukan dalam meneliti variabel keserakahan

adalah sebagai berikut: Tabel 2.1

Item Kuesioner Variabel Keserakahan

Variabel Indikator Item Pertanyaan

Keserakahan

Merupakan faktor

Perilaku serakah

atas IPK

a. Saya kurang puas dengan IPK yang

didapatkan meskipun sudah tinggi (≥3).

individual, dimana

rasa tidak puas

akan menuntut

pemenuhan

melebihi apa yang

dibutuhkan.

Perilaku serakah

karena takut

tersaingi

b. Saya orang yang pelit untuk berbagi

ilmu kepada teman, karena takut

tersaingi.

c. Saya kurang maksimal dalam

membantu teman, karena saya takut

tersaingi dan ingin menjadi yang

terunggul.

Page 5: ANALISIS PENGARUH GONE THEORY, INTEGRITAS, DAN

Misalnya: nilai dan

IPK.

(Bologna, 1993)

(Zaini, 2003)

Perilaku serakah

atas nilai

d. Saya sering berbohong dalam hal tugas

perkuliahan, karena takut dicontek

teman dan mendapatkan nilai lebih

rendah.

Kesempatan (Opportunity)

Kesempatan merupakan faktor yang berhubungan dengan organisasi sebagai korban

pembuatan kecurangan (disebut juga faktor generik/umum). Menurut Albrecht dkk. (2012:34)

kesempatan adalah sebuah situasi yang memungkinkan seseorang untuk dapat melakukan

kecurangan dan menghindari risiko tertangkapnya seseorang tersebut akibat melakukan

kecurangan. Seseorang akan melakukan tindakan fraud ketika mereka memiliki kesempatan.

Kesempatan ini bisa berupa sistem pengendalian yang lemah. Ketika suatu organisasi memiliki

pengendalian yang lemah, pelaku fraud akan memiliki kesempatan untuk melakukan tindakan

kecurangan. Penyusunan indikator ini mengacu Nursani dan Irianto (2014) yang diadopsi dari

Becker dkk. (2006). Kuesioner yang diperlukan dalam meneliti variabel kesempatan adalah

sebagai berikut:

Tabel 2.2

Item Kuesioner Variabel Kesempatan

Variabel Indikator Item Pertanyaan

Kesempatan

Kesempatan

diartikan

sebagai

kombinasi

antara situasi

dan kondisi

Pemeriksaan

plagiarisme oleh

dosen

a. Saya merasa dosen tidak pernah

melakukan pemeriksaan plagiarism

pada tugas saya.

b. Dosen tidak pernah memberikan

punishment kepada mahasiswa yang

melakukan plagiarism.

c. Saya melihat perilaku teman sekelas

yang dirasa

memungkinkan

untuk

melakukan

kecurangan dan

tidak terdeteksi.

(Albrecht,

yang curang dalam mengerjakan

tugas (misal titip nama dalam

mengerjakan tugas).

d. Teknologi internet memudahkan saya

untuk melakukan copy paste hasil

karya orang lain tanpa menyebutkan

sumbernya.

Page 6: ANALISIS PENGARUH GONE THEORY, INTEGRITAS, DAN

2003)

Nursani (2014)

diadopsi dari

Becker dkk.

(2006) Dalam

hal ini terkait

dengan

pemeriksaan

plagiarism pada

tugas

mahasiswa dan

pengawasan

pada saat ujian

Tidak ada

pembedaan soal

ujian

e. Soal ujian yang diberikan dosen

kepada kakak tingkat saya sama

dengan soal yang saya kerjakan.

Lingkungan

pengawasan saat

ujian

f. Saya merasa pengawas

membiarkan kecurangan yang

terjadi di kelas saat ujian.

g. Pada saat ujian, pengawas tidak

memberikan pengawasan secara

ketat.

h. Saya melihat teman sekelas pernah

melakukan kecurangan akademik

pada saat ujian berlangsung.

Sumber:

Kebutuhan (Need)

Kebutuhan merupakan faktor yang berhubungan dengan individu pelaku kecurangan. Bologna

(1993) menyatakan bahwa kebutuhan merupakan faktor yang berhubungan dengan perilaku

yang ada pada diri seseorang. Kebutuhan biasanya terjadi apabila adanya suatu desakan yang

mengharuskan seorang mahasiswa mendapatkan nilai sempurna. Desakan ini dapat berasal dari

lingkungan keluarga ataupun dari lingkungan kampus. Menurut Maslow

(1943), menyatakan bahwa “manusia di motivasi untuk memenuhi sejumlah kebutuhan yang

melekat pada diri setiap manusia yang cenderung bersifat bawaan”. Penyusunan indikator ini

mengacu Zaini dkk. (2015). Kuesioner yang diperlukan dalam meneliti variabel kebutuhan

adalah sebagai berikut:

Tabel 2.3

Item Kuesioner Variabel Kebutuhan

Variabel Indikator Item Pertanyaan

Page 7: ANALISIS PENGARUH GONE THEORY, INTEGRITAS, DAN

Kebutuhan

Kebutuhan adalah

motivasi untuk

memenuhi sejumlah

kebutuhan yang

melekat pada diri

setiap manusia yang

cenderung bersifat

bawaan.

(Maslow,1943)

(Zaini, 2015)

Kebutuhan

akademik

a. Saya sering menitip tanda-tangan

atau TA agar mencapai jumlah

kehadiran sesuai aturan untuk

mengikuti ujian.

b. Saya melakukan kecurangan

akademik supaya lulus tepat waktu.

c. Saya melakukan kecurangan

akademik karena saya merasa IP

merupakan suatu kebutuhan.

d. Saya melakukan kecurangan

akademik supaya nilai saya bagus

dan mendapatkan beasiswa.

e. Saya melakukan kecurangan

akademik agar nilai saya bagus dan

mendapat pengakuan dari orangtua.

Pengungkapan (Exposure)

Pengungkapan merupakan faktor yang berhubungan dengan organisasi sebagai korban

pembuatan kecurangan (disebut juga faktor generik/umum). Pengungkapan adalah berkaitan

dengan tindakan atau konsekuensi yang dihadapi oleh pelaku kecurangan apabila pelaku

diketemukan melakukan kecurangan. Menurut Bologna (1993) menyatakan bahwa

pengungkapan adalah faktor yang berhubungan dengan organisasi sebagai korban tindakan

kecurangan. Pengungkapan ini tidak dapat menjamin tidak terulangnya kecurangan oleh pelaku

kecurangan yang sama atau pelaku lain. Oleh karena itu, setiap pelaku kecurangan seharusnya

dikenakan sanksi apabila perbuatannya terungkap. Penyusunan indikator ini mengacu Zaini

dkk. (2015). Kuesioner yang diperlukan dalam meneliti variabel pengungkapan adalah sebagai

berikut:

Tabel 2.4

Item Kuesioner Variabel Pengungkapan

Variabel Indikator Item Pertanyaan

Pengungkapan

adalah hukuman

Hukuman ringan a. Saya menjiplak tugas, karena teman

saya ketahuan melakukan

Page 8: ANALISIS PENGARUH GONE THEORY, INTEGRITAS, DAN

yang dijatuhkan

kepada para pelaku

yang tidak

memberikan efek

jera pelaku

maupun orang lain.

(Bologna, 1993)

(Zaini dkk., 2015)

hal yang serupa tetapi tidak

mendapatkan tindakan tegas.

b. Saya membuka catatan kecil,

karena teman saya ketahuan

melakukan hal yang serupa tetapi

tidak mendapatkan tindakan tegas.

c. Saya memberikan contekan

kepada teman pada saat ujian,

karena teman saya ketahuan

melakukan hal yang serupa tetapi

tidak mendapatkan tindakan tegas.

d. Saya membuka materi lewat

eletronik saat ujian, karena teman

saya ketahuan melakukan hal yang

serupa tetapi tidak mendapatkan

tindakan tegas.

e. Saya membuka HP untuk

browsing saat ujian, karena teman

saya ketahuan melakukan hal yang

serupa tetapi tidak mendapatkan

tindakan tegas.

f. Saya menitip absen, karena teman

saya ketahuan melakukan hal yang

serupa tetapi tidak mendapatkan

tindakan tegas.

g. Saya melakukan plagiat dari

internet, karena teman saya

ketahuan melakukan hal yang

serupa tetapi tidak mendapatkan

tindakan tegas.

Page 9: ANALISIS PENGARUH GONE THEORY, INTEGRITAS, DAN

Integritas

Dalam penelitian Jahja (2007) mengatakan bahwa integritas merujuk pada kualitas keutuhan

moralitas pada diri seseorang, sehingga orang tersebut akan berpegang teguh pada nilai-nilai

moral, bersifat jujur, dan konsisten dengan perkataan dan perbuatannya. KPK (2009)

mengatakan integritas merupakan kesatuan antara pola pikir, perasaan, ucapan, dan perilaku

yang selaras dengan hati nurani dan norma yang berlaku. Dalam kode etik KPK, integritas

diartikan sebagai kesatuan antara pola pikir, perasaan, ucapan, dan perilaku yang selaras

dengan hati nurani dan norma yang berlaku.

Penyusunan indikator ini mengacu KPK (2009) dalam Aziz dan Novianti (2016).

Kuesioner yang diperlukan dalam meneliti variabel integritas adalah sebagai berikut:

Tabel 2.5

Item Kuesioner Variabel Integritas

Variabel Indikator Item Pertanyaan

Integritas

diartikan sebagai

kesatuan antara

pola pikir,

perasaan, ucapan,

dan perilaku yang

selaras dengan

hati nurani dan

norma yang

berlaku.

(KPK, 2009)

Aziz (2016)

Lingkungan

akademik

a. Saya terbiasa menghindari kerjasama

dalam kecurangan akademik dengan

mahasiswa lain.

b. Saya percaya dengan kemampuan

sendiri untuk mengerjakan soal ujian,

meskipun sulit sekalipun.

Sistem

administrasi

c. Dosen yang mangajar saya menghindari

jasa pembuatan tugas.

Sikap individu

mahasiswa

d. Saya tidak terbiasa untuk berinteraksi

atas jasa pembuatan tugas.

e. Saya tidak terbiasa untuk bertransaksi

atas kunci jawaban.

Religiusitas

Mangunwijaya (1986) mengatakan religiusitas adalah sesuatu hal yang melekat dalam diri dan

diyakini sebagai kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Menurut Ancok (2008)

religiusitas adalah cara individu menunjukkan aspek-aspek religi yang ada dalam hatinya.

Menurut Sofyan (2014) religiusitas adalah realisasi dari ajaran agama yang diterapkan ke dalam

hidup kita, sebagai bentuk kepercayaan beragama yang diyakini. Seseorang yang memiliki

religiusitas merasa lebih dekat dengan Tuhan, sehingga orang tersebut akan lebih mematuhi

Page 10: ANALISIS PENGARUH GONE THEORY, INTEGRITAS, DAN

norma agama yang dianutnya dan lebih bertanggung jawab, dan jujur dengan apa yang dia

lakukan.

Penyusunan indikator ini mengacu pada penelitian Basri (2012) dan Aziz dan Novianti

(2016) yang diadopsi dari Glock (1962). Kuesioner yang diperlukan dalam meneliti variabel

religiusitas adalah sebagai berikut:

Tabel 2.6

Item Kuesioner Variabel Religiusitas

Variabel Indikator Item Pertanyaan

Religiusitas

adalah tingkat

kepercayaan

kepada Tuhan

dalam beragama.

(KBBI) Aziz

(2016) diadopsi

dari Glock dan

Stark

(1962)

Pentingnya nilainilai

agama

a. Saya merasa bahwa agama

merupakan dasar rujukan yang

sangat penting dalam setiap

perilaku kehidupan saya.

b. Mempelajari nilai-nilai

keagamaan sejak dini

merupakan hal penting.

Keterlibatan dalam

kegiatan keagamaan

c. Saya selalu melakukan sholat

atau ibadah lainnya (untuk

nonmuslim) tepat pada

waktunya.

d. Saya merasa aktif dalam

melibatkan diri pada

organisasi keagamaan.

Tingkat keyakinan

kepada pemuka

agama

e. Saya menghormati pemuka

agama yang saya ikuti.

f. Pemuka agama adalah pihak

utama selain orang tua yang

saya ajak diskusi untuk

permasalahan agama maupun

sosial.

Kecurangan Akademik

Menurut Tuanakotta (2007), ada ungkapan yang secara mudah menjelaskan penyebab atau

akar permasalahan dari fraud. Ungkapan itu adalah: fraud by need, by greed, and by

opportunity. Namun ada makna dari ungkapan itu. Kalau ingin mencegah fraud, hilangkan atau

Page 11: ANALISIS PENGARUH GONE THEORY, INTEGRITAS, DAN

tekan sedapat mungkin penyebab. Menghilangkan ayau menekan need dan greed yang

mengawali terjadinya fraud dilakukan sejak menerima seseorang (recruitment process).

Sedangkan unsure by opportunity dalam ungkapan tersebut biasanya ditekan melalui

pengendalian intern. Penyusunan konstruk ini mengacu Nursani (2014) yang diadopsi dari

Becker dkk (2006). Kuesioner yang diperlukan dalam meneliti variabel kecurangan akademik

adalah sebagai berikut:

Tabel 2.7

Item Kuesioner Variabel Kecurangan Akademik

Variabel Konstruk Item Pertanyaan

Kecurangan

akademik

merupakan

perilaku individu

maupun

kelompok untuk

mendapatkan

keberhasilan

dengan cara tidak

jujur.

(Malgwi dan

Rakovski, 2009).

Nursani (2014)

diadopsi dari

becker dkk.

(2006)

Kecurangan

dalam tugas

individu

a. Saya sering menyalin tugas teman dan

mengakuinya sebagai tulisan sendiri.

b. Saya sering menyalin kalimat dari

tulisan orang lain (Buku Referensi)

tanpa menyebutkan sumbernya.

c. Saya sering menyalin kalimat dari

internet tanpa menyebutkan sumbernya.

Kecurangan

dalam tugas

kelompok

d. Saya sering titip nama saja saat ada

tugas kelompok.

e. Pada saat mengerjakan tugas

kelompok, kami sering melakukan

kecurangan akademik dengan cara

bertransaksi dalam penyelesaian tugas.

Kecurangan

dalam ujian

f. Saya sering menggunakan cara yang

curang untuk mengetahui soal ujian

seperti mencari bocoran soal dari kelas

lain.

g. Saya sering menyontek dengan berbagai

cara pada saat ujian.

h. Saya sering membantu teman dalam

melakukan kecurangan saat ujian.

Page 12: ANALISIS PENGARUH GONE THEORY, INTEGRITAS, DAN

Pengembangan Hipotesis Pengaruh Keserakahan terhadap Kecurangan Akademik

GONE Theory merupakan teori yang dikemukakan oleh Jack Bologna yang terdiri dari

keserakahan (greed), kesempatan (opportunity), kebutuhan (need), dan pengungkapan

(exposure). Pertama, Keserakahan. Menurut Bologna (1993) keserakahan merupakan perilaku

individu yang tidak pernah puas secara potensial melekat di dalam diri setiap orang.

Berdasarkan hasil pengujian Ismatullah dan Eriswanto (2006), disimpulkan bahwa keserakahan

berpengaruh positif signifikan terhadap kecurangan akademik. Keserekahaan terjadi karena

ketidakpuasan mahasiswa akan sesutau yang telah diperolehnya sehingga faktor greed ini

dijadikan kebiasaan yang dilakukan untuk mendapat nilai yang sempurna. Selanjutnya, hasil

penelitian Indrawati dkk (2017) juga menunjukkan bahwa keserakahan berpengaruh positif

terhadap perilaku kecurangan akademik. Hal ini disebabkan adanya tuntunan dari orang tua

yang menginginkan anaknya mendapatkan nilai baik, mahasiswa memiliki keinginan untuk

lulus dengan cepat, dan adanya tekanan dari lingkungan/teman untuk bersaing mendapatkan

nilai yang tinggi.

Dari hasil penelitian di atas diketahui bahwa keserakahan dapat mempengaruhi kecurangan

akademik mahasiswa. Semakin tinggi sifat serakah yang dimiliki seseorang, maka semakin

tinggi seseorang untuk melakukan kecurangan. Seseorang dengan tingkat keserakahan yang

tinggi cenderung melakukan segala cara untuk memenuhi ketidakpuasannya, sehingga

berpengaruh terhadap niat seseorang melakukan tindakan kecurangan akademik.

Berdasarkan uraian diatas peneliti merumuskan hipotesis alternative sebagai berikut:

H1: Keserakahan berpengaruh positif terhadap kecurangan akademik

2.7.2 Pengaruh Kesempatan terhadap Kecurangan Akademik

Elemen kedua dari GONE Theory yaitu kesempatan. Peluang atau kesempatan (opportunity)

merupakan suatu situasi ketika seseorang merasa memiliki kombinasi situasi dan kondisi yang

memungkinkan dalam melakukan kecurangan dan kecurangan tidak terdeteksi (Albrecht,

2003). McCabe dan Trevino (1997) menyebutkan bahwa seseorang merasa mereka

mendapatkan keuntungan yang berasal dari sumber lain, dan itulah yang disebut dengan

peluang.

Hasil penelitian Pratama dkk. (2017) menunjukkan bahwa kesempatan berpengaruh

positif terhadap kecurangan akademik. Hal ini dikarenakan kurangnya pengawasan saat ujian

berlangsung dan posisi tempat duduk yang sulit dijangkau pengawas. Pada penelitian Indrawati

dkk. (2017) mengatakan bahwa variabel kesempatan berpengaruh positif terhadap kecurangan

akademik mahasiswa. Hal ini karena mahasiswa melakukan kecurangan karena tidak ada

peraturan yang tegas, dan pihak dosen tidak mengawasi mahasiswa secara ketat pada saat ujian.

Page 13: ANALISIS PENGARUH GONE THEORY, INTEGRITAS, DAN

Ketika pengendalian internal lemah, maka pelaku kecurangan akan dengan mudah

menemukan celah untuk berbuat curang. Sama halnya dengan mahasiswa, ketika pengawasan

pada saat ujian tidak dijaga secara ketat mahasiswa akan memanfaatkan peluang tersebut untuk

berbuat curang. Semakin tinggi kesempatan yang tersedia maka semakin tinggi seseorang akan

melakukan kecurangan.

Berdasarkan uraian diatas peneliti merumuskan hipotesis alternative sebagai berikut:

H2: Kesempatan berpengaruh positif terhadap kecurangan akademik

2.7.3 Pengaruh Kebutuhan terhadap Kecurangan Akademik

Elemen ketiga dari GONE Theory yaitu Need (kebutuhan). Bologna (1993) menyatakan bahwa

kebutuhan merupakan faktor yang berhubungan dengan perilaku yang ada pada diri seseorang.

Kebutuhan biasanya terjadi apabila adanya suatu desakan yang mengharuskan seorang

mahasiswa mendapatkan nilai sempurna. Desakan ini dapat berasal dari lingkungan keluarga

ataupun dari lingkungan kampus.

Penelitian yang dilakukan Ismatullah dan Eriswanto (2016) menyatakan bahwa kebutuhan

berpengaruh positif terhadap kecurangan akademik. Menurutnya, kebutuhan terjadi adanya

desakan yang dirasakan mahasiswa untuk memperoleh nilai yang bagus. Desakan ini bisa

berasal dari keluarga maupun lingkungan kampus.

Setiap orang pasti memiliki kebutuhan yang perlu dipenuhi. Kebutuhan bisa terjadi akibat

adanya dorongan orang tua yang menginginkan anaknya mendapat nilai sebagus mungkin

tanpa melihat kemampuan dari anak tersebut maupun kebutuhan dari diri sendiri. Dengan

banyaknya kebutuhan tersebut mahasiswa akan melakukan kecurangan akademik, agar

kebutuhannya terpenuhi.

H3: Kebutuhan berpengaruh positif terhadap kecurangan akademik

2.7.4 Pengaruh Pengungkapan Terhadap Kecurangan Akademik

Elemen keempat dari GONE Theory yaitu Pengungkapan. Menurut Bologna (1993)

pengungkapan adalah hukuman yang dijatuhkan kepada para pelaku tetapi tidak memberikan

efek jera. Pengungkapan suatu kecurangan bukan jaminan tidak terulangnya kecurangan

tersebut baik dilakukan oleh orang yang sama maupun dilakukan orang lain.

Hasil penelitian yang dilakukan Zaini (2015) menunjukkan bahwa pengungkapan

berpengaruh positif terhadap kecurangan akademik mahasiswa. Artinya, semakin tinggi

pengungkapan yang tidak dilakukan oleh pihak kampus, maka semakin tinggi mahasiswa

berbuat curang. Hal ini dapat terjadi karena mahasiswa yang melakukan kecurangna tidak

mendapatkan tindakan tegas maupun sanksi, sehingga menyebabkan mahasiswa lain tidak takut

untuk berbuat yang sama.

Page 14: ANALISIS PENGARUH GONE THEORY, INTEGRITAS, DAN

Berdasarkan uraian diatas peneliti merumuskan hipotesis alternative sebagai berikut:

H4: Pengungkapan berpengaruh positif terhadap kecurangan akademik

2.7.5 Pengaruh Integritas Terhadap Kecurangan Akademik

Dalam penelitian Jahja (2007) mengatakan bahwa integritas merujuk pada kualitas keutuhan

moralitas pada diri seseorang, sehingga orang tersebut akan berpegang teguh pada nilai-nilai

moral, bersifat jujur, dan konsisten dengan perkataan dan perbuatannya. KPK (2009)

mengatakan integritas merupakan kesatuan antara pola pikir, perasaan, ucapan, dan perilaku

yang selaras dengan hati nurani dan norma yang berlaku.

Penelitian yang dilakukan oleh Aziz dan Nurlita (2016) menunjukkan bahwa integritas

berpengaruh negatif terhadap kecurangan akademik. Artinya semakin tinggi tingkat integritas

yang dimiliki seseorang, semakin rendah orang tersebut berbuat curang. Hal ini dikarenakan

mahasiswa yang memiliki integritas mampu memahami dan melaksanakan mana yang benar

dan akan menjauhi yang salah.

Mahasiswa yang memiliki integritas tidak akan menyalahi aturan yang ada. Hal ini bisa

dijadikan salah satu cara untuk mencegah terjadinya kecurangan akademik mahasiswa.

Semakin tinggi integritas yang dimiliki mahasiswa, semakin rendah mahasiswa melakukan

kecurangan. jadi, integritas berpengaruh negatif terhadap kecurangan akademik mahasiswa.

Berdasarkan uraian diatas peneliti merumuskan hipotesis alternative sebagai berikut:

H5: Integritas berpengaruh negatif terhadap kecurangan akademik

2.7.6 Pengaruh Religiusitas Terhadap Kecurangan Akademik

Mangunwijaya (1986) mengatakan religiusitas adalah sesuatu hal yang melekat dalam diri dan

diyakini sebagai kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Menurut Sofyan (2014)

religiusitas adalah realisasi dari ajaran agama yang diterapkan ke dalam hidup kita, sebagai

bentuk kepercayaan beragama yang diyakini. Seseorang yang memiliki religiusitas merasa

lebih dekat dengan Tuhan, sehingga orang tersebut akan lebih mematuhi norma agama yang

dianutnya dan lebih bertanggung jawab, dan jujur dengan apa yang dia lakukan.

Hasil penelitian yang ditunjukkan oleh Aziz dan Nurlita (2015) menyatakan bahwa religiusitas

berpengaruh negatif terhadap kecurangan akademik. Artinya ketika religiusitas seseorang

tinggi, maka perbuatan curang akan semakin rendah. Hal ini dikarenakan mahasiswa

menerapkan religiusitas dalam kehidupan sehari hari dan agama mengajarkan untuk

berperilaku baik dan menghindari perbuatan buruk.

Religiusitas merpakan terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Ketika mahasiswa memiliki

kepercayaan pada Tuhan yang besar, maka akan mengurangi mahasiswa untuk berbuat curang.

Setiap agama mengajarkan untuk menghindari perilaku yang buruk termasuk berbuat curang.

Page 15: ANALISIS PENGARUH GONE THEORY, INTEGRITAS, DAN

Berdasarkan uraian diatas peneliti merumuskan hipotesis alternatif sebagai berikut:

H6: Religiusitas berpengaruh negatif terhadap kecurangan akademik

METODE PENELITIAN

Jenis Penelitian

Jenis penelitian pada penelitian ini adalah penelitian penjelasan (explanatory research),

yakni hipotesis yang menyatakan hubungan variabel independen (keserakahan, kesempatan,

kebutuhan, pengungkapan, integritas, dan religiusitas) menyebabkan perubahan variabel

dependen (kecurangan akademik mahasiswa) (Jogiyanto, 2017:59).

Populasi Penelitian

Populasi adalah keseluruhan orang maupun kelompok kejadian ataupun keinginan yang

ingin peneliti investigasi (Sekaran, 2006 : 121). Populasi yang digunakan adalah mahasiswa S1

Jurusan Akuntansi Universitas Negeri di Kota Malang yang berstatus aktif berdasarkan tahun

angkatan yang masih aktif saat penelitian berlangsung, yaitu angkatan 2013, 2014, 2015, 2016.

Sampel Penelitian

Menurut Sekaran (2011:123) sampel adalah bagian dari populasi yang terdiri atas

sejumlah anggota yang dipilik dari populasi. Penelitian ini menggunakan metode pengambilan

sampel secara nyaman (convenience sampling). Menurut Jogiyanto (2017:98) convenience

sampling atau pengambilan sampel secara nyaman adalah pengambilan sampel yang dilakukan

oleh peneliti secara bebas. Untuk penentuan ukuran sampel penelitian ini didasarkan pada

pendapat Sekaran (2011:160), yaitu ukuran sampel lebih dari 30 dan kurang dari 500. Oleh

karena itu, sampel yang digunakan 120.

Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei.

Menurut Jogiyanto (2017:140) survei merupakan metode pengumpulan data secara primer

dengan cara memberikan beberapa pertanyaan kepada responden individu. Penelitian ini

menggunakan survei dalam bentuk kuesioner yang diisi oleh responden untuk mendapatkan

data primer, yaitu mahasiswa akuntansi Universitas Negeri di Kota Malang.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Page 16: ANALISIS PENGARUH GONE THEORY, INTEGRITAS, DAN

Pengujian Hipotesis

Dalam pengujian hipotesis apabila nilai koefisien path yang ditunjukkan oleh nilai

statistik T ≥ 1,64 untuk hipotesis satu ekor (one-tailed), maka hipotesis alternatif dapat

dinyatakan didukung. Namun apabila nilai statistik tidak memenuhi parameter yang telah

ditentukan tersebut, makan hipotesis alternatif dinyatakan tidak dapat didukung. Dari hasil

pengolahan data pada Tabel Total Efek (Tabel 4.7), dapat dilihat nilai statistik T pada masing-

masing konstruk menentukan didukung atau tidaknya hipotesis peneliti. Tabel 4.7

Tabel Total Efek (Bootstraping)

Original

Sampel

(O)

Sample

Mean

(M)

Standard

Deviation

(STDEV)

Standard

Error

(STERR)

T Statistics

(|O/STERR|)

Keterangan

G -> Y 0.1740 0.1778 0.1083 0.1083 2.3876 H1 diterima

O -> Y 0.1971 0.2022 0.0612 0.0612 3.2186 H2 diterima

N -> Y 0.2539 0.2448 0.0885 0.0885 2.8672 H3 diterima

E -> Y 0.3432 0.3289 0.1083 0.1083 3.1678 H4 diterima

I -> Y 0.0322 0.0161 0.0612 0.0612 0.4361 H5 ditolak

R -> Y -0.1673 -0.1785 0.0772 0.0772 2.1663 H6 diterima

Sumber: Data Primer (diolah) Keterengan:

G: Keserakahan, O: Kesempatan, N: Kebutuhan, E:Pengungkapan, I: Integritas, R: Religiusitas, Y:

Kecurangan Akademik.

Diskusi Hasil Penelitian Keserakahan Terhadap Kecurangan Akademik

Hipotesis pertama dalam penelitian ini menyatakan bahwa keserakahan berpengaruh

positif terhadap kecurangan akademik mahasiswa. Berdasarkam tabel 4.7 variabel keserakahan

memiliki nilai statistik T sebesar 2,4654 melebihi nilai statistik T yang telah ditetapkan yaitu

1,96. Artinya bahwa mahasiswa yang memiliki pribadi serakah cenderung melakukan

kecurangan. Hasil penelitian ini menunjukkan beberapa keserakahan yang menyebabkan

mahasiswa melakukan kecurangan yaitu mahasiswa merasa tidak puas apabila ada seorang

teman yang memiliki nilai atau IPK yang lebih tinggi darinya dan merasa tersaingi, pelit berbagi

ilmu karena takut tersaingi, dan berbohong dalam hal tugas perkuliahan karena takut dicontek

dan mendapatkan nilai lebih rendah. Semakin tinggi keserakahan, semakin besar kemungkinan

mahasiswa melakukan tindak kecurangan.

Penelitian ini konsisten dengan Zaini dkk. (2015) dan Indrawati dkk. (2017).

Page 17: ANALISIS PENGARUH GONE THEORY, INTEGRITAS, DAN

Kesempatan Terhadap Kecurangan Akademik

Hipotesis kedua dalam penelitian ini menyatakan bahwa kesempatan berpengaruh

positif terhadap kecurangan akademik mahasiswa. Albrecht (2012:55) menyatakan bahwa

kesempatan merupakan bagian penting dari tindak kecurangan karena kesempatan dianggap

faktor pemicu terjadinya kecurangan atau fraud. Dalam kecurangan akademik, semakin besar

kesempatan, maka semakin besar kemungkinan mahasiswa melakukan kecurangan. Diketahui

bahwa variabel kesempatan berpengaruh terhadap academic fraud mahasiswa akuntansi. Hal

ini dapat dilihat dari nilai statistik T sebesar 3,1187 melebihi nilai statistik T yang telah

ditetapkan yaitu 1,96. Penelitian ini menunjukkan beberapa sebab kesempatan dapat terjadi

dalam kecurangan akademik, yaitu Dosen tidak melakukan pemeriksaan plagiarism dan tidak

ada hukuman jika ada mahasiswa melakukan plagiarism, pengawas ujian tidak mengawasi

secara ketat saat ujian, dan teknologi internet yang memudahkan mahasiswa untuk melakukan

copy paste tanpa menyebutkan sumbernya. Penelitian ini konsisten dengan penelitian Becker

dkk. (2006), Nursani dan Irianto (2014), dan Pratama (2017).

Kebutuhan Terhadap Kecurangan Akademik

Hipotesis ketiga dalam penelitian ini menyatakan bahwa kebutuhan berpengaruh positif

terhadap kecurangan akademik mahasiswa. Diketahui nilai statistic T dari variabel kebutuhan

sebesar 2,8158. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kebutuhan berpengaruh terhadap

kecurangan akademik. Kebutuhan merupakan faktor yang berasal dari diri sendiri. Dalam

kecurangan akademik, nilai merupakan suatu kebutuhan yang penting untuk mahasiswa,

dengan nilai yang bagus mahasiswa akan mendapat apresisasi dari orang tua dan mendapat

beasiswa. Untuk mendapatkan nilai bagus mahasiswa melakukan tindakkan kecurangan.

Penelitian ini konsisten dengan hasil penelitian Ismatullah dkk. (2016) dan Indrawati dkk

(2017).

Pengungkapan Terhadap Kecurangan Akademik

Hipotesis keempat dalam penelitian ini menyatakan bahwa pengungkapan (exposures)

berpengaruh positif terhadap academic fraud mahasiswa akuntansi. Pengungkapan berkaitan

dengan tindakan atau konsekuensi yang dihadapai oleh pelaku kecurangan apabila diketemukan

berbuat kecurangan. Penelitian ini memperoleh hasil bahwa pengungkapan berpengaruh positif

terhadap kecurangan akademik. Hal ini terjadi karena tidak ada hukuman yang tegas untuk

memberikan efek jera bagi pelaku, dan mahasiswa melakukan perilaku kecurangan karena

melihat mahasiswa lain pernah melakukan tindakan serupa tetapi tidak mendapatkan tindakan

tegas. Semakin kecil pengungkapan yang dilakukan oleh instansi atau pihak kampus kepada

pelaku kecurangan, semakin besar mahasiswa melakukan kecurangan.

Page 18: ANALISIS PENGARUH GONE THEORY, INTEGRITAS, DAN

Penelitian ini konsisten dengan Zaini dkk. (2015) dan Indrawati dkk. (2017).

Integritas Terhadap Kecurangan Akademik

Hipotesis kelima menunjukkan integritas tidak berpengaruh terhadap kecurangan

akademik. Berdasarkan hasil analisis pada tabel 4.7, maka dapat disimpulkan bahwa Integritas

tidak mempunyai pengaruh terhadap kecurangan akademik mahasiswa akuntansi. Diketahui

bahwa nilai statistik T dari integritas sebesar 0,4182 yang kurang dari nilai yang telah

ditetapkan yaitu > 1,64. Hal ini disebabkan mahasiswa terbiasa melakukan kerjasama dengan

temannya untuk berbuat curang, dan pelaku kecurangan tidak percaya diri dengan kemampuan

dirinya saat mengerjakan soal ujian. Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian Irianto

dkk. (2009).

Religiusitas Terhadap Kecurangan Akademik

Hipotesis keenam dalam penelitian ini menyatakan bahwa religiusitas berpengaruh negatif

terhadap kecurangan akademik mahasiswa. Hasil penelitian ini menyatakan bahwa religiusitas

berpengaruh negatif terhadap kecurangan akademik. Nilai negatif yang dihasilkan memiliki arti

bahwa religiusitas memiliki hubungan negatif dengan kecurangan akademik mahasiswa.

Apabila tingkat religiusitas mengalami kenaikan, sebaliknya kecurangan akademik mahasiswa

akan mengalami penurunan. Hal ini dikarenakan mahasiswa menerapkan bahwa agama adalah

dasar yang penting dalam setiap berperilaku, mahasiswa telah mempelajari nilai-nilai

keagamaan sejak dini, aktif dalam mengikuti organisasi keagamaan, dan berdiskusi dengan

pemuka agama dalam masalah agama maupun sosial. Hasil penelitian ini konsisten dengan

yang dilakukan oleh Purnamasari (2013) dan Aziz dan Novianti (2016).

Uji Beda (t-test)

Peneliti melakukan uji beda (t-test) untuk religiusitas dari Universitas Brawijaya (UB)

dan nonUIN. Tujuannya untuk mengetahui ada atau tidak ada perbedaan variabel religiusitas

yang akan mempengaruhi kecurangan akademik dari kedua universitas tersebut. Dalam

pengujian uji-t ini menggunakan SPSS versi 17 for windows.

Mengetahui apakah terdapat perbedaan atau tidak dengan hipotesis berikut:

H0: tingkat religiusitas pada mahasiswa UIN dan nonUIN tidak terdapat perbedaan atau sama

HA: tingkat religiusitas pada mahasiswa UIN dan nonUIN berbeda Pengambilan

Keputusan:

Jika nilai sig > 0,05, maka H0 tidak dapat ditolak jadi variance sama

jika nilai sig < 0,05 H0 ditolak menjadi variance berbeda Gambar 4.7

Hasil Analisi Regresi (Uji t) Religiusitas

Page 19: ANALISIS PENGARUH GONE THEORY, INTEGRITAS, DAN

Dari gambar 4.7 terlihat bahwa f hitung levene test sebesar 0,028 dengan nilai sig 0,868

karena nilai sig > 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa H0 tidak dapat ditolak menjadi variance

yang sama. Dengan demikian, analisis uji beda harus menggunakan equal variance assumed.

Pada nilai t pada equal variance assumed adalah 29,903 dengan signifikansi (two tailed) 0,000.

Jadi dapat disimpulkan bahwa terdapat perbedaan religiusitas antara Universitas Brawijaya dan

non UIN.

PENUTUP

Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat diambil oleh peneliti dalam penelitian ini adalah pertama, hasil

studi ini menyimpulkan bahwa keserakahan berpengaruh positif terhadap kecurangan

akademik mahasiswa akuntansi Universitas Negeri di Kota Malang. Individu yang memiliki

rasa tidak puas dalam diri cenderung melakukan kecurangan akademik.

Kedua, hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa kesempatan berpengaruh positif

terhadap kecurangan akademik mahasiswa akuntansi Universitas Negeri di Kota Malang.

Kondisi dan situasi yang mendukung mahasiswa untuk berbuat curang dalam penelitian ini

berupa semakin berkembangnya teknologi internet, kondisi kelas, dan pengawas ujian.

Ketiga, hasil pengujian penelitian ini menunjukkan bahwa kebutuhan berpengaruh

positif terhadap kecurangan akademik mahasiswa akuntansi Universitas Negeri di Kota

Malang. Nilai yang bagus merupakan suatu kebutuhan yang penting bagi mahasiswa, dengan

mendapatkan nilai tersebut mahasiswa cenderung melakukan segala cara termasuk berbuat

kecurangan.

Keempat, hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pengungkapan berpengaruh positif

terhadap kecurangan akademik mahasiswa akuntansi Universitas Negeri di Kota Malang.

Pengungkapan berhubungan dengan hukuman yang akan diterima oleh pelaku kecurangan.

Dalam penelitian ini, hukuman yang diterima pelaku tidak memberikan efek jera, dan bahkan

ada mahasiswa yang berbuat curang tidak mendapat tindakan tegas.

Page 20: ANALISIS PENGARUH GONE THEORY, INTEGRITAS, DAN

Kelima, hasil pengujian penelitian ini menyimpulkan bahwa tidak terdapat pengaruh

antara integritas dan kecurangan akademik mahasiswa akuntansi Universitas Negeri di Kota

Malang. Mahasiswa memiliki kepercayaan diri untuk mengerjakan soal ujian, dan tidak

terpengaruh untuk berkerjasama dengan temannya melakukan kecurangan.

Keenam, hasil penelitian ini menunjukkan bahwa religiusitas berpengaruh negatif

terhadap kecurangan akademik mahasiswa akuntansi Universitas Negeri di Kota Malang.

Semakin tinggi tingkat religius yang dimiliki mahasiswa, maka kecurangan akademik yang

terjadi akan semakin rendah. Hal ini disebabkan mahasiswa menerapkan agama sebagai dasar

untuk berperilaku dan bertindak.

Saran

Peneliti menyadari bahwa penelitian ini memiliki keterbatasan, yaitu pada penelitian ini,

Kuesioner yang kembali hanya 120 kuesioner dari 200 kuesioner yang disebar. Tidak semua

mahasiswa bersedia untuk mengisi kuesioner dikarenakan peneliti menyebarkan kuesioner

pada masa akhri UAS dan kebanyakan mahasiswa sudah tidak berada di kampus. Peneliti

menyarankan bagi penelitian selanjutnya untuk lebih mempertimbangkan waktu penyebaran

kuesioner, misalnya dengan menyebarkan saat hari efektif kampus bukan saat mahasiswa

melakukan ujian.

DAFTAR PUSTAKA

Abdillah, W., & Jogiyanto. 2015. Prtial Least Aquare (PLS) – Alternative Structura; Equation

Modeling (SEM) dalam Penelitian Bisnis. Yogyakarta: Penerbit Andi.

Albercht, W.S. 2003. Fraud Examination. USA: South Western.

Ancok, D, & Suroso, F. 2001. Psikologi Islam; Solusi Islam atas Problem-problem Psikologi.

Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Aziz, M. R., & Novianti, Nurlita . 2016. Analisis Pengaruh Fraud Diamond, Integritas, dan

Religiusitas Terhadap Perilaku Kecurangan Akademik Mahasiswa. Jurnal Mahasiswa.

Universitas Brawijaya. Malang.

Basri, Y. M., Satriawan, R. A., Fitriasai R., Novriyan R., Tania T.S. 2012. Studi

Ketidakpatuhan Pajak: Faktor Yang Mempengaruhinya Kasus pada Wajib pajak Orang

Pribadi yang terdaftar di KPP Pratama Tampan Pekanbaru (In Indonesian) Universitas

Riau. Diakses pada http://asp.trunojoyo.ac.id/ tanggal 12 April 2017.

Page 21: ANALISIS PENGARUH GONE THEORY, INTEGRITAS, DAN

Becker, J. Coonoly, Paula L., & J. Morrison. 2006. Using the business fraud triangle to predict

academic dishonesty among business students. Academy of Educational Leadership

Journal, Volume 10, Nomor 1, Halaman 37-54.

Bertens, K. 1993. Etika. Gramedia Pustaka Umum, Jakarta.

Bolin, A.U. 2004. Self-control, perceived opportunity, and attitudes as predictors of academic

dishonesty. The Journal of Psychology. Volume 2, Nomor 138, Halaman 101–114.

Cizek. 2003. Preventing, Detecting, and Addressing Academic Dishonesty. Handbook of The

Teaching of Psychology.

Eickstein, Max A. 2003. Combating academic fraud – towards a culture of integrity.

International Institute for Educational Planning. 5 - 101

Gagola, Antonius Stanny Christo. 2011. Analisis Faktor Risiko yang Mempengaruhi

Kecenderungan Kecurangan Pelaporan Keuangan Perusahaan Publik di Indonesia.

Tesis. Universitas Dipenogoro. Semarang.

Hasanah, Faridatul. 2016. Pengaruh Kejujuran, Konformitas, dan Jenis Kelamin terhadap

Perilaku Kecurangan Akademik Mahasiswa (Academic Dishonesty) pada Perguruan

Tinggi Umum dan Berbasis Agama di Kota Malang dengan Persepsi Religiusitas sebagai

Variabel Moderator. Karya Ilmiah. Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Malang.

Malang.

Hendricks, B. 2004. Academic dishonesty: A study in the magnitude of and justification

for academic dishonesty among college undergraduate and graduate students. Journal

of College Students Development, Volume 35, Halaman 212-260.

Huelsman, Melissa A., Joan Piroch., & David Wasieleski. 2006. Religion of Religiosity with

Academic Dishonesty in a Sample of College Students. Reports Psychological of Sage

Jounals. Diakses dari http://journals.sagepub.com/doi/pdf/10.2466/PR0.99.3.739-742.

Irianto, G., Novianti, N., Rosalina, K., & Firmanto, Y. 2009. Integrity, Unethical Behavior, and

Tendency of Fraud. Jurnal Ekonomi dan Keuangan. Volume 16, Nomor 12, 144163

Irianto, Gugus. 2003. Skandal Korporasi dan Akuntan. Lintasan Ekonomi, volume XX, Nomor

2, 104-114.

Page 22: ANALISIS PENGARUH GONE THEORY, INTEGRITAS, DAN

Ismatullah, Ismet dan Elan Eriswanto. 2016. Analisa Pengaruh Teori Gone Fraud Terhadap

Academic Fraud di Universitas Muhammadiyah Sukabumi. Riset Akuntansi dan

Keuangan Indonesia, 1(2), 2016.

Jogiyanto H. M. 2016. Konsep & Aplikasi PLS (Partial Least Square) untuk Penelitian Empiris.

Yogyakarta: BPFE.

Jogiyanto, H. M. 2010. Metodologi Penelitian Bisnis. Yogyakarta: BPFE.

Jusup, Al Haryono. 2010. Auditing. Yogyakarta: STIE YKPN.

Komisi Pemberantasan Korupsi. 2009. Integritas Sektor Publik Indonesia tahun 2009.

www.kpk.go.id. Diakses 17 April 2017.

Kompasiana on line. 25 Juni 2015. Kecurangan Akademik Pada Mahasiswa Pendidikan.

Diakses dari http://www.kompasiana.com/anna_rangkuti/kecurangan-akademik-

padamahasiswa-kependidikan_5510bfb5a33311c339ba8bca

Kurniawan, Gusnardi. 2013. Pengaruh Moralitas, Motivasi, dan Sistem Pengendalian Intern

Terhadap Keuangan Laporan Keuangan. Jurnal Fakultas Ekonomi Universitas Negeri:

Padang. Diakses dari http://ejournal.unp.ac.id/students/index.php/akt/article/view/714

Lisa, Amelia Herman. 2013. Pengaruh Keadilan Organisasi dan Sistem Pengendalian Intern

terhadap Kecurangan (Studi Empiris pada Kantor Cabang Utama Bank Pemerinta di

Kota Padang). Padang: Artikel Universitas Negeri Padang.

McCabe, D. L., & Trevino, L. K. 1997. Individual and contextual influences on academic

dishonesty: A multicampus investigation. Research in Higher Education, Volume 38,

Nomor 3, 379-396.

n.p. 1 November 2015. Jurnal Integritas. Jurnal Integritas volume 1. Diakses dari

https://acch.kpk.go.id/id/jurnal-integritas-volume-01

Nursani, Rahmalia. 2014. Perilaku Kecurangan Akademik Mahasiswa Dimensi Fraud

Diamond. Skripsi. Universitas Brawijaya. Malang.

Page 23: ANALISIS PENGARUH GONE THEORY, INTEGRITAS, DAN

Pambudi, Kharisma Oktavian. 2016. Pengaruh Fraud Diamond dan Teknologi terhadap

Tendensi Kecurangan Karyawan pada Dealer Otomotif. Skripsi. Universitas Brawijaya.

Malang.

Pratama, Reza Yuka Satria. 2017. Analisis Dimensi Fraud Diamond dan Gone Theory

Terhadap Academic Fraud. Publikasi Ilmiah. Universitas Muhammadiyah: Surakarta.

Probovury, Ratih Azka. 2015. Pengaruh Penyalahgunaan Teknologi Informasi dan Integritas

Mahasiswa terhadap Perilaku Kecurangan Akademik Mahasiswa Akuntansi sebagai

Calon Akuntan (Studi pada Mahasiswa Akuntansi Universitas Negeri Yogyakarta).

Doctoral Dissertation. Fakultas Ekonomi. Universitas Yogyakarta.

Santiso, Muhammad Hadi dan Helmy Adam. 2014. Analisis Pengaruh Kecurangan Akademik

Pada Mahasiswa Akuntansi Dengan Menggunakan Konsep Fraud Triangle (Studi Pada

Mahasiswa S1 Akuntansi Kota Malang). Jurnal Akuntansi FEB Universitas Brawijaya.

Malang.

Sarna, David E. Y. 2010. History Of Greed: Financial Fraud from Tulip Mania to Bernie

Madoff. Diakses dari https://books.google.co.id/books.

Satya Prawira, I Dewa Made. 2015. Analisis Pengaruh Dimensi Fraud Diamond Terhadap

Perilkau Kecurangan Akademik Mahasiswa (Studi Kasus Pada Mahasiswa S1 Jurusan

Akuntansi Perguruan Tinggi Negeri Kota Malang). Jurnal Akuntansi FEB Universitas

Brawijaya. Malang.

Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.

Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. 2011. Statistik untuk Penelitian. Bandung: Alphabeta.

Subekti, Imam dan Anna Widayanti. 2001. Analisis Keahlian Auditor BPK-RI Menuyu

Pelaksanaan Fraud Auditing. Tema, Volume II, 2, 97-115.

Tuanakotta, Theodorus M.. 2006. Mendeteksi Manipulasi laporan Keuangan. Jakarta: Salemba

Empat.

Tunley, Martin. 2010. Need, Greed or Opportunity? An Examination of Who Commits Benefit

Fraud and Why They Do It. Security Journal (2011) 24, 302-319. UK.

Page 24: ANALISIS PENGARUH GONE THEORY, INTEGRITAS, DAN

Zaini M., Carolina A,. & Setiawan A.R. 2015. Analisis Pengaruh Fraud Diamond dan Gone

Theory Terhadap Academic Fraud. Symposium Nasional Akuntansi 18. Universitas

Trunojoyo Madura.