analisis kelayakan pembiayaan mikro pada...

82
ANALISIS KELAYAKAN PEMBIAYAAN MIKRO PADA BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH AL SALAAM (Studi Kasus Pada BPRS Al Salaam Cabang Cinere) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy) SYAM MAULANA IDRIS NIM 1110046100212 KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH PROGRAM STUDI MUAMALAT (EKONOMI ISLAM) FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2015 M/1436 H

Upload: lamlien

Post on 23-Feb-2018

226 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: ANALISIS KELAYAKAN PEMBIAYAAN MIKRO PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28227/1/SYAM... · melakukan pinjaman ke bank tetapi ke lembaga Non bank seperti Koperasi

i

ANALISIS KELAYAKAN PEMBIAYAAN MIKRO PADA BANK

PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH AL SALAAM

(Studi Kasus Pada BPRS Al Salaam Cabang Cinere)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh

Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy)

SYAM MAULANA IDRIS

NIM 1110046100212

KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH

PROGRAM STUDI MUAMALAT (EKONOMI ISLAM)

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2015 M/1436 H

Page 2: ANALISIS KELAYAKAN PEMBIAYAAN MIKRO PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28227/1/SYAM... · melakukan pinjaman ke bank tetapi ke lembaga Non bank seperti Koperasi

.

ii

Page 3: ANALISIS KELAYAKAN PEMBIAYAAN MIKRO PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28227/1/SYAM... · melakukan pinjaman ke bank tetapi ke lembaga Non bank seperti Koperasi

.

iii

Page 4: ANALISIS KELAYAKAN PEMBIAYAAN MIKRO PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28227/1/SYAM... · melakukan pinjaman ke bank tetapi ke lembaga Non bank seperti Koperasi

.

iv

Page 5: ANALISIS KELAYAKAN PEMBIAYAAN MIKRO PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28227/1/SYAM... · melakukan pinjaman ke bank tetapi ke lembaga Non bank seperti Koperasi

.

v

ABSTRAK

Syam Maulana Idris, NIM:1110046100212, Analisis Kelayakan Pembiayaan

Mikro pada BPRS Al Salaam (Studi pada BPRS Al Salaam Cabang Cinere), Strata

Satu (S1), Kosentrasi Perbankan Syariah, Program Studi Muamalat, Fakultas Syariah

dan Hukum, UIN Syarif Hidayutullah Jakarta 2015, ix + 58 halaman + 13 halaman

lampiran.

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui prosedur kelayakan pembiayaan

mikro oleh BPRS Al Saalam Cabang Cinere, Untuk mengetahui analisis kelayakan

pembiayaan mikro pada BPRS Al Saalam Cabang Cinere, Untuk mengkaji strategi

BPRS Al Salaam Cabang Cinere dalam menganalisis kelayakan pembiayaan mikro.

Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif, yaitu pendekatan

studi kasus yang menghasilkan data-data deskriptif, mengenai kata-kata lisan maupun

tulisan dari fenomena yang diteliti atau dari orang-orang yang berkompeten

dibidangnya.

Kesimpulan dari analisis yang dilakukan adalah BPRS Al Salaam memiliki

prosedur yang mengedepankan kemudahan dan persyaratan yang sederhana untuk

memudahkan calon nasabah dalam mengajukan pembiayaan

Kata Kunci: Analisis Kelayakan, Pembiayaan Mikro, BPRS Al Salaam.

Pembimbing : Edy Setiadi, S.E., M.M.

Daftar Pustaka : Tahun 1985 s.d. Tahun 2015

v

Page 6: ANALISIS KELAYAKAN PEMBIAYAAN MIKRO PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28227/1/SYAM... · melakukan pinjaman ke bank tetapi ke lembaga Non bank seperti Koperasi

.

vi

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur kehadirat Allah SWT, Tuhan Semesta Alam, yang senantiasa

melimpahkan curahan rahmat dan kasih sayang yang tiada hentinya kepada penulis

sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. Shalawat serta Salam tidak lupa penulis

curahkan kepada Nabi Besar Muhammad SAW, keluarga, sahabat dan para pengikut-

Nya.

Tidak ada manusia yang luput dari kesalahan, untuk itu dengan segala

kerendahan hati penulis akan menerima setiap pandangan dan saran yang terkait

dengan skripsi ini dengan hati terbuka.

Dalam menyusun skripsi ini, penulis memperoleh bantuan, bimbingan dan

pengarahan dari berbagai pihak, oleh karena itu dengan kerendahan hati, penulis

ucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Dr. Asep Saepudin Jahar, M.A, selaku Dekan Fakultas Syariah dan

Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. A.M. Hasan Ali, MA. dan Bapak Abdurrauf, Lc., MA, selaku Ketua dan

Sekretaris Jurusan Muamalat.

3. Bapak Edi Setiadi, S.E., M.M, atas kesediaannya memberikan waktu kepada

penulis untuk membimbing dan mengarahkan dengan penuh perhatian dan

kesabaran.

4. A.M. Hasan Ali, MA. dan M. Nur Rianto Al Arif, S.E., M.Si selaku penguji pada

skripsi saya ini.

Page 7: ANALISIS KELAYAKAN PEMBIAYAAN MIKRO PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28227/1/SYAM... · melakukan pinjaman ke bank tetapi ke lembaga Non bank seperti Koperasi

.

vii

5. Ibu Yuke Rahmawati, MA, Penasehat Akademik yang telah memberikan

bimbingan dan motivasi dalam menuntut ilmu selama bangku kuliah.

6. Seluruh Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, yang dengan penuh kesabaran dan keikhlasan

untuk memberikan ilmunya kepada penulis selama bangku kuliah.

7. Bapak Azwar selaku Pimpinan BPRS Al Salaam Cabang Cinere yang telah

memberikan kesempatan bagi penulis untuk mengadakan riset.

8. Bapak Zulfikar Zulkarnain dan para staf BPRS Al Salaam Cabang Cinere dalam

memberikan data- data yang berkaitan dengan skripsi ini.

9. Kepala Perpustakaan Utama dan Perpustakaan Fakultas Syariah dan Hukum

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan

fasilitas untuk mengadakan studi kepustakaan.

10. Kedua orang tuaku tercinta. Orang-orang nomor satu di hati saya, motivasi

terbesar saya. Terima kasih atas setiap doa’nya, setiap dukungannya. Berkat doa

dan motivasi mereka penulis bisa menyelesaikan skripsi ini.

11. Untuk orang-orang terdekatku, kakak-kakakku dan tanteku serta teman-temanku

Jawa, Apoy (beserta kediamannya), Bendot (beserta kediamannya), Mamah

Dalillah, Abi (beserta semua putranya) dan semua teman Wew family yang tidak

bisa di sebutkan namanya satu persatu, dan juga teman kelas

PerbankanSyariah(E) yang selama perkuliahan selalu bersama, anak-anak kelas

Asuransi, anak Ekonomi, teman-teman Futsal FSH, serta teman KKN Tunas,

terima kasih atas dukungan, semangat dan keceriaannya yang meyakinkan

Page 8: ANALISIS KELAYAKAN PEMBIAYAAN MIKRO PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28227/1/SYAM... · melakukan pinjaman ke bank tetapi ke lembaga Non bank seperti Koperasi

.

viii

penulis untuk tidak berhenti dan selalu melakukan yang terbaik.terima kasih atas

dukungan, semangat dan keceriaannya yang meyakinkan penulis untuk tidak

berhenti dan selalu melakukan yang terbaik.

12. Seluruh pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, namun telah

memberikan kontribusi yang cukup besar sehingga penulis dapat lulusmenjalani

perkuliahan di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta hingga akhir.

Akhirnya semoga Tuhan Yang Maha Esa memberikan karunia,

limpahanrahmat dan berkat-Nya atas semua kebaikan yang telah diberikan kepada

penulis, danpenulis berharap semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi

pembaca danpihak-pihak yang memerlukan.

Ciputat, 28 Mei 2015 M

10 Syaban 1436 H

Page 9: ANALISIS KELAYAKAN PEMBIAYAAN MIKRO PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28227/1/SYAM... · melakukan pinjaman ke bank tetapi ke lembaga Non bank seperti Koperasi

.

ix

DAFTAR ISI

ABSTRAK…………………………………………………………………………...iii

KATA PENGANTAR………………………………………………………………..iv

DAFTAR ISI………………………………………………………………………...vii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ………………………………………..1

B. Pembatasan dan Rumusan Masalah ……………………………5

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ……………………………….6

D. Kerangka Teori…………………………………………………...8

E. Sistematika Penulisan …………………………………………..11

BAB II LANDASAN TEORI

A. Peran Serta BPRS Terhadap UMKM ……………………….13

1. Konsep Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) ……….13

2. Usaha Mikro, Kecil , Menengah (UMKM) ……………….17

B. Model Pembiayaan Bank Syariah ……………………………19

1. Teori Pembiayaan ……………..………………………..….19

2. Analisis Kelayakan Pembiayaan ………………………...…25

C. Strategi Bank Syariah Dalam Menganalisis Pembiayaan

Mikro…………………………………………………………….28

D. Tinjauan Kajian Terdahulu ……………………………………..29

Page 10: ANALISIS KELAYAKAN PEMBIAYAAN MIKRO PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28227/1/SYAM... · melakukan pinjaman ke bank tetapi ke lembaga Non bank seperti Koperasi

.

x

BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian …………………………………………………31

B. Tempat dan Waktu Penelitian …………………………………32

C. Jenis Data ……………………………………………………….32

1. Data Primer ………………………………………………...32

2. Data Sekunder ……………………………………………...32

D. Teknik Pengumpulan Data ……………………………………..33

1. Penelitian Kepustakaan (Library Research) …....................33

2. Penelitian Lapangan (Field Research) ……………………33

E. Teknik Analisis Data …………………………………………..34

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ……………………………………38

A. Gambaran Umum Objek Penelitian …………………………..38

B. Hasil dan Pembahasan ………………………………………..43

1. Prosedur Pembiayaan Mikro Pada BPRS Al Salaam ……44

2. Analisis Kelayakan Pembiayaan Mikro Pada BPRS Al-

Salaam……………………………………………………..49

3. Strategi dalam Menganalisis Pembiayaan Mikro Pada BPRS

Al-Salaam …………………………………………………57

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ……………………………………………………..61

B. Saran ……………………………………………………………63

Page 11: ANALISIS KELAYAKAN PEMBIAYAAN MIKRO PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28227/1/SYAM... · melakukan pinjaman ke bank tetapi ke lembaga Non bank seperti Koperasi

.

xi

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 12: ANALISIS KELAYAKAN PEMBIAYAAN MIKRO PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28227/1/SYAM... · melakukan pinjaman ke bank tetapi ke lembaga Non bank seperti Koperasi

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dengan semakin berkembangnya suatu kegiatan perekonomian atau

perkembangan usaha dari suatu perusahaan maka akan dirasakan perlu adanya

sumber-sumber untuk penyediaan dana guna membiayai kegiatan usaha yang

semakin berkembang tersebut. Salah satu bentuk sumber dana yang dapat

dimanfaatkan oleh perusahaan adalah pembiayaan. Hal ini menunjukkan

bahwa hubungan antara pertumbuhan suatu kegiatan perekonomian atau suatu

kegiatan usaha dari perusahaan dengan eksistensi pembiayaan mempunyai

koefisien, korelasi yang sangat erat.

Peraturan Bank Indonesia No.14/22/PBI/2012 tanggal 21 Desember

2012 tentang Pemberian Kredit Atau Pembiayaan dan Bantuan Teknis Dalam

Rangka Pengembangan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah, bawsannya bank

umum diwajibkan untuk menyalurkan dananya dalam bentuk kredit/

pembiayaan kepada UMKM dengan pangsa sebesar minimal 20% secara

bertahap yang diikuti dengan penerapan insentif/disinsentif.1

1 Peraturan Bank Indonesia No.14/22/PBI/2012 tanggal 21 Desember 2012 tentang

Pemberian Kredit Atau Pembiayaan dan Bantuan Teknis Dalam Rangka Pengembangan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah

1

Page 13: ANALISIS KELAYAKAN PEMBIAYAAN MIKRO PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28227/1/SYAM... · melakukan pinjaman ke bank tetapi ke lembaga Non bank seperti Koperasi

2

Badan Pusat Statistik (2003) di dalam Sri Winarni (2006)

mengidentifikasikan permasalahan umum yang dihadapi oleh UMKM adalah

(1) Kurang permodalan, (2) Kesulitan dalam pemasaran, (3) Persaingan usaha

ketat, (4) Kesulitan bahan baku, (5) Kurang teknis produksi dan keahlian, (6)

Keterampilan manajerial kurang, (7) Kurang pengetahuan manajemen

keuangan, dan (8) Iklim usaha yang kurang kondusif (perijinan,

aturan/perundangan)

Hasil penelitian kerjasama Kementerian Negara KUKM dengan BPS

(2003) di dalam Sri Winarni (2006) menginformasikan bahwa UKM yang

mengalami kesulitan usaha 72,47 %, sisanya 27,53 % tidak ada masalah.

Dari 72,47 % yang mengalami kesulitan usaha tersebut, diidentifikasi

kesulitan yang muncul adalah (1) Permodalan 51,09 %, (2) Pemasaran 34,72

%, (3) Bahan baku 8,59 %, (4) Ketenagakerjaan 1,09 %, (5) Distribusi

transportasi 0,22% dan (6) Lainnya 3,93 %.

Persentase kesulitan yang dominan dihadapi UMKM terutama meliputi

kesulitan permodalan (51.09%). Lebih lanjut disebutkan bahwa dalam

mengatasi kesulitan permodalannya diketahui sebanyak 17,50% UKM

menambah modalnya dengan meminjam ke bank, sisanya 82,50% tidak

melakukan pinjaman ke bank tetapi ke lembaga Non bank seperti Koperasi

Simpan Pinjam (KSP), perorangan, keluarga, modal ventura, lainnya.

Sedangkan permasalahan yang dihadapi UMKM dalam mendapatkan

kredit modal usaha antara lain adalah (1) Prosedur pengajuan yang sulit

Page 14: ANALISIS KELAYAKAN PEMBIAYAAN MIKRO PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28227/1/SYAM... · melakukan pinjaman ke bank tetapi ke lembaga Non bank seperti Koperasi

3

30,30 %, (2) Tidak berminat 25,34 %, (3) Pelaku UMKM Tidak punya

agunan 19,28 %, (4) UMKM yang tidak tahu prosedur 14,33 %, (5) Suku

bunga tinggi 8,82 %,, (6) Proposal ditolak (1,93 %).

Dibalik besarnya peran dari usaha mikro bagi perekonomian

nasional,sektor ini masih dihadapkan pada permasalahan utama yang dihadapi

oleh sektor UMKM untuk mengembangkan usahanya adalah kurangnya

modal.

Perkembangan sektor UMKM yang demikian menyiratkan bahwa

terdapat potensi yang besar atas kekuatan domestik, jika hal ini dapat

dikeloladan dikembangkan dengan baik tentu akan dapat mewujudkan usaha

menengah yang tangguh.Semakin hari persaingan dalam bisnis perbankan

dalam pembiayaan UMKM sangat ketat.

Persaingan tersebut tidak hanya terjadi antar bank,tetapi persaingan

juga datang dari lembaga keuangan lain yang berhasil mengembangkan

produk-produk keuangan baru.

Persaingan dan perkembangan yang cukup pesat pada usaha perbankan

tersebut menjadikan masing-masing lembaga perbankan harus berlomba

untuk memenangkanpersaingan bisnis.2

2 Chandra Dewi, Faktor-Faktor yang mempengaruhi Strategi Pemberian Kredit dan

Dampaknya Terhadap Non Performing Loan, 2009.

Page 15: ANALISIS KELAYAKAN PEMBIAYAAN MIKRO PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28227/1/SYAM... · melakukan pinjaman ke bank tetapi ke lembaga Non bank seperti Koperasi

4

Namun sektor UMKM memiliki resiko yang besar, karena suatu usaha

tidak ada yang bisa memastikan apakah akan mendapatkan keuntungan atau

justru akan mengalami kerugian.

Berdasarkan hal-hal tersebut maka penulis ingin meneliti lebih jauh

dan mencoba menuangkan hasil analisa berdasarkan data yang faktual melalui

penulisan karya ilmiah, yang berupa skripsi dengan judul “Analisis

Kelayakan Pembiayaan Mikro Pada Bank Pembiayaan Rakyat Syariah

(BPRS) Al-Salaam” (Studi Kasus BPRS Al Salaam Cabang Cinere).

B. Identifikasi, Pembatasan dan Rumusan Masalah

a. Identifikasi Masalah

Seiring berkembangnya lembaga keuangan yang menawarkan

pembiayan syariah di Indonesia, maka semakin beragam dan semakin

berinovasi akad dan sistem untuk mengakses pembiayaan tersebut.

Pembiayaan yang diberikan oleh BPRS Al-Salam tidak serta merta selalu

diberikan kepada nasabahnya, ada beberapa faktor yang akan didalami

dan di pertimbangkan oleh BPRS Al-Salam.

Dalam pemberian pembiayaan, suatu lembaga keuangan harus

mengidentifikasi apa yang dibiayai pada nasabahnya. Pada penelitian ini

penulis hanya akan membahas prosedur kelayakan pembiayaan mikro

pada BPRS Al-Salam.

Page 16: ANALISIS KELAYAKAN PEMBIAYAAN MIKRO PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28227/1/SYAM... · melakukan pinjaman ke bank tetapi ke lembaga Non bank seperti Koperasi

5

b. Pembatasan dan Rumusan Masalah

Agar permasalahan dalam penelitian ini lebih fokus dan terarah,

penulis akan membatasi masalah berkisar pada prosedur yang digunakan

BPRS Al-Salam dalam menganalisis kelayakan pembiayaan mikro.

Oleh karena itu secara spesifikasi perumusan masalah yang akan

dikaji dalam penelitian ini difokuskan pada pembahasan sebagai berikut:

1. Bagaimana prosedur pembiayaan mikro oleh BPRS Al-Salam Cabang

Cinere?

2. Bagaimana analisis kelayakan pembiayaan mikro pada BPRS Al-

Salam Cabang Cinere?

3. Bagaimana strategi BPRS Al-Salam Cabang Pembantu Cinere dalam

menganalisis kelayakan pembiayaan mikro yang diajukan oleh

nasabah?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan dari penelitian ini adalah :

Berdasarkan perumusan masalah yang telah diuraikan sebelumnya,

maka tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Untuk mengetahui prosedur kelayakan pembiayaan mikro oleh BPRS

Al-Salam Pembantu Cinere.

b. Untuk mengetahui analisis kelayakan pembiayaan mikro pada BPRS

Al-Salam Pembantu Cinere.

Page 17: ANALISIS KELAYAKAN PEMBIAYAAN MIKRO PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28227/1/SYAM... · melakukan pinjaman ke bank tetapi ke lembaga Non bank seperti Koperasi

6

c. Untuk mengkaji strategi BPRS Al-Salam Cabang Cinere dalam

menganalisis kelayakan pembiayaan mikro.

2. Manfaat penelitian

a. Bagi penulis, untuk meningkatkan pemahaman tentang ilmu

pembiayaan.

b. Bagi Akademisi

1. Dapat mengetahui praktek-praktek pada dunia perbankan, sehingga

2. dapat dijadikan bekal pada suatu saat nanti.

3. Sebagai sumber ilmu untuk menambah wawasan pengetahuan kita

secara langsung dengan menghubungkan dengan penerapan teori

yang ada di bangku kuliah.

c. Bagi Praktisi

1. Dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan pada nantinya untuk

meningkatkan kinerja BPRS dalam pemberian pembiayaan.

2. Sebagai bahan pertimbangan dalam mengambil keputusan dan

kebijaksanaan dalam menjalankan pemberian pembiayaan,

sehingga dapat meminimkan resiko tidak tertagihnya pembiayaan.

d. Bagi Masyarakat

Sebagai tambahan informasi bagi peneliti lain ataupun masyarakat

untuk mengetahui aktivitas yang dilakukan BPRS dan tata cara dalam

melakukan permohonan pembiayaan.

Page 18: ANALISIS KELAYAKAN PEMBIAYAAN MIKRO PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28227/1/SYAM... · melakukan pinjaman ke bank tetapi ke lembaga Non bank seperti Koperasi

7

D. Kerangka Teori

1. Pengertian BPRS

Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat

dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam

bentuk kredit atau bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup

rakyat.3 Berdasarkan Undang-Undang RI No. 21 Tahun 2008 tentang

perbankan, bank pembiayaan rakyat syariah (BPRS) adalah bank yang

melaksanakan kegiatan usaha berdasarkan Prinsip Syariah yang dalam

kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran.4

BPR yang status hukumnya disahkan melalui Paket Kebijakan

Keuangan Moneter dan Perbankan (PAKTO) tanggal 27 Oktober 1998

pada hakikatnya merupakan modifikasi (model baru) dari Lumbung Desa

dan Bank Desa yang ada sejak 1980-an.5

Bank Pembiayaan Rakyat Syariah umumnya melayani masyarakat

ekonomi menengah ke bawah. Di dalam operasionalnya Bank Pembiayaan

Rakyat juga melayani kegiatan atau operasional bank seperti menerima

simpanan dan menyalurkan pembiayaan khususnya pada masyarakat

ekonomi menengah ke bawah.

3 Zubairi Hasan, Undang-Undang Perbankan Syariah, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada,

2009), h. 6

4 Undang-undang Republik Indonesia No. 21 Tahun 2008 Tentang Perbankan Syariah

5 M. Ma’ruf Abdullah, Hukum Perbankan dan Perkembangan Bank Syariah di Indonesia,

(Banjarmasin: Antasari Press, 2006), h. 88

Page 19: ANALISIS KELAYAKAN PEMBIAYAAN MIKRO PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28227/1/SYAM... · melakukan pinjaman ke bank tetapi ke lembaga Non bank seperti Koperasi

8

2. Pengertian Pembiayaan

Pembiayaan adalah pemberian fasilitas penyediaan dana untuk

memenuhi kebutuhan pihak-pihak yang merupakan defisit unit. Menurut

sifat penggunaannya, pembiayaan dapat dibagi menjadi dua hal yaitu

pembiayaan produktif dan pembiayaan konsumtif.6

Sedangkan menurut Undang-Undang Perbankan No. 21 Tahun

2008 tentang pembiayaan adalah penyediaan dana atau tagihan yang

dipersamakan dengan itu berupa:

a. transaksi bagi hasil dalam bentuk mudharabah dan musyarakah;

b. transaksi sewa-menyewa dalam bentuk ijarah atau sewa beli dalam

bentuk ijarah muntahiya bittamlik;

c. transaksi jual beli dalam bentuk piutang murabahah,salam, dan

istishna’;

d. transaksi pinjam meminjam dalam bentuk piutang qardh; dan

e. transaksi sewa-menyewa jasa dalam bentuk ijarah untuk transaksi

multijasa

Berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara Bank Syariah

dan/atau UUS dan pihak lain yang mewajibkan pihak yang dibiayai

dan/atau diberi fasilitas dana untuk mengembalikan dana tersebut setelah

6 Muhammad Syafi’i Antonio, Bank Syariah Dari Teori Ke Praktik, (Jakarta: Gema Insani Press, 2001),

h.160

Page 20: ANALISIS KELAYAKAN PEMBIAYAAN MIKRO PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28227/1/SYAM... · melakukan pinjaman ke bank tetapi ke lembaga Non bank seperti Koperasi

9

jangka waktu tertentu dengan imbalan ujrah, tanpa imbalan, atau bagi

hasil.7

3. Analisis Pembiayaan

Sebelum penyaluran pembiayaan dilakukan maka harus diadakan

analisis untuk menentukan layak tidaknya suatu pembiayaan

direalisasikan. Ada beberapa prinsip-prinsip penilaian pembiayaan yang

sering dilakukan yaitu dengan analisis 5C (character, capacity, capital,

collateral, condition), analisis 7P (personality, party, purpose, prospect,

payment, profitability, protection) dan studi kelayakan. Kedua prinsip ini

5C dan 7P memiliki persamaan yaitu apa-apa yang terkandung dalam 5C

dirinci lebih lanjut dalam prinsip 7P dan di dalam prinip 7P di samping

E. Sistematika Penulisan

BAB I : PENDAHULUAN

Menguraikan dan menjelaskan tentang : latar belakang

permasalahan, perumusan masalah, pembatasan masalah, tujuan

dan manfaat, metodologi penelitian serta sistematika penulisan.

BAB II : LANDASAN TEORI

Pada bab ini akan diuraikan mengenai dasar–dasar teori yang

melandasi pembuatan skripsi ini.

7 UU No.21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah

Page 21: ANALISIS KELAYAKAN PEMBIAYAAN MIKRO PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28227/1/SYAM... · melakukan pinjaman ke bank tetapi ke lembaga Non bank seperti Koperasi

10

BAB III : METODE PENELITIAN

Bab ini menerangkan mengenai metode penelitian yang di gunakan

penulis.

BAB IV : ANALISIS PEMBAHASAN

Bab ini diuraikan mengenai proses penganalisisan data dan hasil

penelitian.

BAB V : PENUTUP

Pada Bab ini berisi tentang kesimpulan dan saran yang

berhubungan dengan penulisan skripsi yang dibuat.

Page 22: ANALISIS KELAYAKAN PEMBIAYAAN MIKRO PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28227/1/SYAM... · melakukan pinjaman ke bank tetapi ke lembaga Non bank seperti Koperasi

11

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Peran Serta Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS) Terhadap UMKM

1. Konsep Bank Pembiayaan Rakyat Syariah (BPRS)

Bank Perkreditan Rakyat (BPR) menurut Undang-Undang (UU)

Perbankan No.7 tahun 1992, adalah lembaga keuangan bank yang menerima

simpanan hanya dalam bentuk deposito berjangaka tabungan dan/ atau

bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu dan menyalurkan dana sebagai

usaha BPR. Sedangkan Dalam Undang-undang Perbankan No.10 Tahun

1998 disebutkan bahwa Bank Perkreditan Rakyat adalah bank yang

melaksanakan usaha secara konvensional atau berdasarkran prinsip syariah.8

Status hukum BPR diakui pertama kali dalam pakto tanggal 27

oktober 1998, sebagai bagian dari paket kebijakan keuangan, moneter, dan

perbankan. Secara historis BPR adalah penjelmaan dari banyak lembaga

keuangan seperti Bank Desa, Lumbung Desa, Bank Pasar, Bank Pegawai

Lumbung Pilih Nagari (LPN) , Lembaga Perkreditan Desa (LPD), Badan

Kredit Desa(BKD), Badan Kredit Kecamatan (KURK), Lembaga

Perkreditan Kecamatan (LPK), Bank Karya Produksi Desa (BKPD) dan atau

8 Lihat Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia tentang Bank Umum berdasarkanPrinsip

Syariah dalam UU RI No. 10 taun 1998 Tentang Perubahan atas UU No. 7 tahun 1992 tentang perbankan.

13

Page 23: ANALISIS KELAYAKAN PEMBIAYAAN MIKRO PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28227/1/SYAM... · melakukan pinjaman ke bank tetapi ke lembaga Non bank seperti Koperasi

12

lembaga lainnya yang dapat dipersamakan dengan itu.9 Sejak dikeluarkannya

UU No.7 Tahun 1992 tentang pokok perbankan, keberadaan lembaga-

lembaga keuangan tersebut diperjelas melalui izin dari menteri keuangan.

Sebagai langkah awal, ditetapkan tiga lokasi berdirinya BPR syariah

tersebut adalah:

a. PT. BPR Dana mardhatillah, Kec. Margahayu, Bandung

b. PT. BPR Berkah Amal Sejahtera, Kec. Pandalarang, Bandung

c. PT. BPR Amanah Rabbaniyah, Kec. Banjaran, Bandung

Tanggal 8 Oktober 1990, Ketiga BPR syariah tersebut telah

mendapatkan ijin prinsip dari Mentri Keuangan RI. Selanjutnya, dengan

technical assistance dari bank bukopin cabang bandung yang memperlancar

penyelanggaran pelatihan dan pertemuan para pakar perbankan, pada tanggal

5 juli 1991, BPR Dana Mardhatillah BPR berkah amal Sejahtera dan BPR

Amanah Rabbaniyah tersebut masing-masing mendapatkan ijin usaha dari

Mentri Keuangan RI.

Adapun tujuan yang dikehendaki dengan berdirinya BPR syariah

adalah:10

a. Meningkatkan kesejahteraan ekonomi umat islam, terutama masyarakat

golongan ekonomi lemah yang pada umumnya berada di pedesaan.

9 Subagyo, dll, 2002, Bank dan Lembaga KeuanganLainnya, (STIE YKPN, Yogyakarta), h, 117.

10

Warkum Sumitro, 2002, Asas-Asas Perbankan Islam dan Lembaga Lembaga Terkait, (Raja Grafindo Persada, Jakarta), h.117

Page 24: ANALISIS KELAYAKAN PEMBIAYAAN MIKRO PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28227/1/SYAM... · melakukan pinjaman ke bank tetapi ke lembaga Non bank seperti Koperasi

13

b. Menambah lapangan kerja terutama di tingkat kecamatan, sehingga dapat

mengurangi arus urbanisasi.

c. Membina semangant Ukhuwah Islamiyah melalui kegiatan ekonomi

dalam rangka meningkatkan pendapatan per kapita menuju kualitas hidup

yang memadai.

Untuk mencapai tujuan operasionalisasi BPR syariah tersebut di

perlukan strategi operasional sebagai berikut.11

a. BPR syariah tidak bersifat menunggu terhadap datangnya permintaan

fasilitas, melainkan bersifat aktif dengan melakukan sosialisasi/penelitian

kepada usaha-usaha yang berskala kecil dan perlu dibantu tambahan

mdal, sehingga memiliki prospek bisnis yang baik.

b. BPR syariah memiliki jenis usaha yang waktu perputaran uangnya jangka

pendek mengutamakan usaha skala menengah dan kecil.

c. BPR syariah mengkaji pangsa pasar, tingkat kejenuhan serta tingkat

kompetitifnya produk yang akan diberi pembiayaan.

Kegiatan usaha yang diperbolehkan oleh BPRS sangat terbatas, yaitu

meliputi perhimpunan dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan berupa

deposito berjangka, tabungan dan atau bentuk lainnya yang dipersamakan

dengan itu, memberikan pembiayaan serta menempatkan dana dalam bentuk

Sertifikat Wadiah Bank Indonesia (SWBI), deposito berjangka, sertifikat

deposito, dan atau tabungan pada bank lain. BPR tidak diperkenankan untuk

11 Warkum Sumitro, 2002, Ibid, h.120

Page 25: ANALISIS KELAYAKAN PEMBIAYAAN MIKRO PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28227/1/SYAM... · melakukan pinjaman ke bank tetapi ke lembaga Non bank seperti Koperasi

14

menerima simpanan yang berupa giro dan ikut serta dalam lalu lintas

pembayaran serta melakukan kegiatan usaha selain yang diperkenankan.

Selain itu BPRS tidak diperkenankan untuk melakukan kegiatan

usaha yang berbentuk valuta asing kecuali untuk digunakan sebagai

pedagang valuta asing (dengan izin Bank Indonesia), melakukan berbagai

penyertaan modal, dan melakukan usaha pengasuransian.

BPR Syariah tidak diijinkan pula untuk menerima dana simpanan

dalam bentuk giro sekalipun hal itu dilakukan dalam bentuk wadiah.12

Kantor operasional BPRS dibatasi dalam satu wilayah provinsi,

sedangkan Bank Umum Syariah wilayah kantor operasionalnya dapat

dilakukan di seluruh dunia.

BPRS berlokasi di tempat sekitar UKM dan masyarakat pedesaan,

serta mengfokuskan pada pelayanannya yang sesuai dengan kebutuhan dan

keinginan dan kebutuhan masyarakat tersebut. BPRS memiliki karakteristik

operasional yang spesifik yang memungkinkan BPRS dapat menjangkau dan

melayani UKM dan masyarakat pedesaan.

Pembatasan usaha BPRS secara lebih tegas dijelaskan dalam pasal 27

SK Direktur BI No. 32/KEP/DIR/1999. Menurut SK ini, kegiatan BPR

Syariah adalah :

a. Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan yang

meliputi:

12 Sutan Remy Sjahdeini, 1999, Op Cit, h. 168.

Page 26: ANALISIS KELAYAKAN PEMBIAYAAN MIKRO PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28227/1/SYAM... · melakukan pinjaman ke bank tetapi ke lembaga Non bank seperti Koperasi

15

1) Tabungan

2) Deposito berjangka

3) Bentuk lain yang menggunakan prinsip wadhiah atau mudharabah.

b. Menyalurkan dana kepada masyarakat dalam bentuk pembiayaan:

1) Pembiayaan Jual Beli (Ba’i)

a) Pembiayaan Murabahah

b) Pembiayaan Salam

c) Pembiayaan Istishna

2) Pembiayaan Bagi Hasil (Syirkah)

a) Pembiayaan musyarakah

b) Pembiayaan mudharabah

3) Pembiayaan lain.

a) Gadai/rahn

b) Al-qard

2. Usaha Mikro, Kecil , Menengah (UMKM)

Berdasarkan undang-undang (UU) nomor 20 tahun 2008 tentang Usaha

Mikro, Kecil , Menengah (UMKM).13

a. Usaha mikro adalah usah produktif milik perorangan dan atau badan

usaha perorangan yang memenuhi kriteria usaha mikro sebagaimana di

atur dalam undang-undang ini.

13 Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia, “ Kriteria Usaha

mikro, Kecil dan Menengah Tahun 2008 tentang UMKM”, artikel diakses pada 9 Februari 2015 http://www.depkop.go.id/index.php?option=com_content&view=article&id=129.

Page 27: ANALISIS KELAYAKAN PEMBIAYAAN MIKRO PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28227/1/SYAM... · melakukan pinjaman ke bank tetapi ke lembaga Non bank seperti Koperasi

16

b. Usaha kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang

dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan

merupakan anak perusahaan atau bukan cabang peruahaan yang

dimiliki,dikuasai atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak

langsung dari usaha menengah atau usaha besar yang memenuhi kriteria

usaha kecil sebagaimana dimaksud dalam undang-undang ini.

c. Usaha menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri,

yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan

merupakan anak perusahaan atau bukan cabang peruahaan yang

dimiliki,dikuasai atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak

langsung dengan usaha keci atau usaha besar dengan jumlah kekayaan

besih atau hasil penjualan tahunan sebagaimana diatur dalam undang-

undang ini.

Kriteria UMKM

Uraian

Kriteria

Asset Omset

Usaha Mikro Maks. 50 juta Maks. 300 juta

Usaha Kecil >50 jt-500 jt >300 jt-2,5 Miliar

Usaha Menengah >500 jt-10 Miliar >2,5 Miliar-50

Miliar

Sumber: www.depkop.go.id

Page 28: ANALISIS KELAYAKAN PEMBIAYAAN MIKRO PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28227/1/SYAM... · melakukan pinjaman ke bank tetapi ke lembaga Non bank seperti Koperasi

17

B. Model Pembiayaan Bank Syariah

1. Teori Pembiayaan

Pembiayaan berdasarkan prinsip syariah didefinisikan sebagai

penyediaan uang atau tagihan yang dipersamakan dengan itu, berdasarkan

persetujuan antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak yang

dibiayai untuk mengembalikan uang atau tagihan tersebut setelah jangka

waktu tertentu dengan imbalan atau bagi hasil.14

Sedangkan menurut Undang-Undang Perbankan No. 21 Tahun 2008

tentang perbankan syariah, Pembiayaan adalah penyediaan dana atau tagihan

yang dipersamakan dengan itu berupa:

a. transaksi bagi hasil dalam bentuk mudharabah dan musyarakah.

b. transaksi sewa-menyewa dalam bentuk ijarah atau sewa beli dalam

bentuk ijarah muntahiya bittamlik.

c. transaksi pinjam meminjam dalam bentuk piutang qardh.

d. transaksi sewa-menyewa jasa dalam bentuk ijarah untuk transaksi

multijasa.

Pembiayaan atau financing, yaitu pendanaan yang diberikan oleh

suatu pihak kepada pihak lain untuk mendukung investasi yang

direncanakan, baik dilakukan sendiri maupun lembaga. Dengan kata lain,

14 Adiwarman A. Karim, Bank Islam Analisis Fiqh dan Keuangan (Jakarta: PT Raja Grafindo

Persada, 2001), h. 46

Page 29: ANALISIS KELAYAKAN PEMBIAYAAN MIKRO PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28227/1/SYAM... · melakukan pinjaman ke bank tetapi ke lembaga Non bank seperti Koperasi

18

pembiayaan adalah pendanaan yang dikeluarkan untuk mendukung investasi

yang telah direncanakan.15

Menurut Syafi’I Antonio, Pembiayaan adalah pemberian fasilitas

penyediaan dana untuk memenuhi kebutuhan pihak-pihak yang merupakan

deficit unit.16

Menurut Syafi’i Antonio berdasarkan sifat penggunaannya,

pembiayaan dapat dibagi menjadi dua yaitu:

a. Pembiayaan produktif yaitu pembiayaan yang ditujukan untuk

memenuhi kebutuhan produksi dalam arti luas, yaitu untuk peningkatan

usaha, baik usaha produksi, perdagangan maupun investasi.

b. Pembiayaan konsumtif yaitu pembiayaan untuk memenuhi kebutuhan

konsumsi, yang akan habis digunakan untuk memenuhi kebutuhan.

Menurut keperluannya, pembiayaan produktif dapat dibagi menjadi dua hal

berikut:

a. Pembiayaan modal kerja, yaitu pembiayaan untuk memenuhi kebutuhan

1) peningkatan produksi baik secara kuantitatif, yaitu jumlah hasil

produksi, maupun secara kualitatif yaitu peningkatan kualitas dan mutu

hasil produksi dan 2) untuk keperluan perdagangan atau peningkatan

utility of place dari suatu barang.

15 Muhammad, Manajemen Pembiayaan Bank Syariah, (Yogyakarta, UPP AMP YKPN, 2005),

h. 17

16 Muhammad Syafi’i Antonio, Bank Syariah Dari Teori Ke Praktik, (Jakarta: Gema Insani

Press, 2001) h.160

Page 30: ANALISIS KELAYAKAN PEMBIAYAAN MIKRO PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28227/1/SYAM... · melakukan pinjaman ke bank tetapi ke lembaga Non bank seperti Koperasi

19

b. Pembiayaan Investasi

Pembiayaan ini diperuntukkan bagi nasabah untuk keperluan investasi,

yaitu keperluan penambahan modal guna mengadakan rehabilitasi,

perluasan usaha, ataupun pendirian proyek baru. Ciri-ciri pembiayaan

ini adalah untuk pengadaan barang-barang modal, mempunyai

perencanaan alokasi dana yang matang dan terarah, berjangka waktu

menengah dan panjang.

Secara prinsip pembiayaan bank syariah harus memenuhi dua aspek

yaitu aspek syariah dan aspek ekonomi. Artinya selain harus syariah, bank

syariah harus tetap memperhitungkan profitabilitas dari usaha yang dibiayai,

agar menguntungkan bagi bank maupun nasabah.

Menurut Kasmir dalam memberikan pembiayaan, suatu bank

berusaha untuk memperkecil risiko melalui pengelolaan pembiayaan.. Suatu

bank dalam pengelolaan pembiayaan melakukan proses sebagai berikut.17

a. Pengajuan Proposal. Dalam hal ini pemohon kredit mengajukan

permohonan kredit yang dituangkan dalam suatu proposal. Kemudian

dilampiri dengan berkas-berkas lainnya yang dibutuhkan. Pengajuan

proposal kredit hendaknya yang berisi antara lain sebagai berikut:

1) Latar Belakang Perusahaan seperti riwayat hidup singkat

perusahaan, jenis bidang usaha, identitas perusahaan, nama

pengurus berikut pengetahuan dan pendidikannya, perkembangan

17Kasmir, Manajemen Perbankan (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2007), h. 98

Page 31: ANALISIS KELAYAKAN PEMBIAYAAN MIKRO PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28227/1/SYAM... · melakukan pinjaman ke bank tetapi ke lembaga Non bank seperti Koperasi

20

perusahaan serta relasinya dengan pihak-pihak pemerintah dan

swasta.

2) Maksud dan tujuan Apakah untuk memperbesar omset penjualan

atau meningkatkan kapasitas produksi atau mendirikan pabrik baru

(perluasan) serta tujuan lainnya.

3) Besarnya kredit dan jangka waktu Dalam hal ini pemohon

menentukan besarnya jumlah kredit yang ingin diperoleh dan

jangka waktu kreditnya. Penilaian kelayakan besarnya kredit dan

jangka waktunya dapat kita lihat dari cash flow serta laporan

keuangan (neraca dan laporan rugi laba) tiga tahun terakhir. Jika

dari hasil analisis tidak sesuai dengan permohonan, maka pihak

bank tetap berpedoman terhadap hasil analisis mereka dalam

memutuskan jumlah kredit dan jangka waktu kredit yang layak

diberikan kepada sipemohon.

4) Cara pemohon mengembalikan kredit Dijelaskan secara rinci cara-

cara nasabah dalam mengembalikan kreditnya apakah dari hasil

penjualan atau cara lainnya.

5) Jaminan kredit Hal ini merupakan jaminan untuk menutupi segala

risiko terhadap kemungkinan macetnya suatu kredit baik yang ada

unsur kesengajaan atau tidak. Penilaian jaminan kredit haruslah

teliti jangan sampai terjadi sengketa, palsu, dan sebagainya.

Biasanya jaminan diikat dengan sutu asuransi tertentu.

Page 32: ANALISIS KELAYAKAN PEMBIAYAAN MIKRO PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28227/1/SYAM... · melakukan pinjaman ke bank tetapi ke lembaga Non bank seperti Koperasi

21

b. Tahap selanjutnya yaitu penyelidikan berkas pinjaman Tujuannya

adalah untuk mengetahui apakah berkas yang diajukan sudah lengkap

sesuai persyaratan dan sudah benar. Jika menurut pihak perbankan

belum lengkap atau cukup , maka nasabah diminta untuk segera

melengkapinya dan apabila sampai batas tertentu nasabah tidak sanggup

melengkapi kekurangan tersebut, maka sebaiknya permohonan kredit

dibatalkan saja.

c. Penilaian kelayakan pembiayaan/analisis pembiayaan. Langkah ini

untuk menilai nasabah dari berbagai aspek untuk menjadi bahan

pertimbangan bagi bank apakah nasabah tersebut layak mendapatkan

pembiayaan. Prinsip yang digunakan oleh bank dapat berupa 5C yaitu

character, capacity, capital, condition of economy, collateral maupun 7

P yaitu personality, party, prospect, purpose, payment, profitability, dan

protection. Namun untuk kredit yang lebih besar jumlahnya perlu

dilakukan metode penilaian dengan Studi Kelayakan. Dalam Studi

Kelayakan menurut Kasmir perlu adanya penilaian pada beberapa aspek,

yaitu aspek hukum, aspek pasar dan pemasaran, aspek keuangan, aspek

teknis/ operasi, aspek manajemen, aspek ekonomi social, dan aspek

AMDAL.

Page 33: ANALISIS KELAYAKAN PEMBIAYAAN MIKRO PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28227/1/SYAM... · melakukan pinjaman ke bank tetapi ke lembaga Non bank seperti Koperasi

22

d. Wawancara Pertama

Wawancara awal merupakan penyidikan kepada calon nasabah yang

berfungsi untuk meyakinkan bank bahwa berkas-berkas tersebut sesuai

dan lengkap sesuai persyaratan bank.

e. On The Spot (Peninjauan ke Lokasi)

Tahap ini berupa kegiatan pemeriksaan ke lapangan dengan meninjau

berbagai objek yang dijadikan usaha atau jaminan. Kemudian hasil

Onthe Spot dicocokkan dengan hasil wawancara.

f. Wawancara Kedua

Wawancara kedua ini merupakan kegiatan perbaikan berkas, jika

mungkin ada kekurangan-kekurangan pada saat setelah dilakukan on the

spot di lapangan.

g. Keputusan pemberian pinjaman.

Keputusan dalam hal ini berupa apakah pembiayaan akan diberikan atau

ditolak. Pada umumnya keputusan tersebut:

1) Akad kredit yang akan ditandatangani

2) Jumlah uang yang diterima

3) Jangka waktu pembiayaan

4) Biaya-biaya yang harus dibiayai.

Jika permohonan pembiayaan ditolak maka pihak bank akan melakukan

pemberitahuan kepada calon nasabah dan dikirim surat penolakan.

Page 34: ANALISIS KELAYAKAN PEMBIAYAAN MIKRO PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28227/1/SYAM... · melakukan pinjaman ke bank tetapi ke lembaga Non bank seperti Koperasi

23

h. Penandatanganan Akad Kredit/Perjanjian Lainnya

Kegiatan ini merupakan kelanjutan dari diputuskannya pembiayaan,

maka sebelum dana dicairkan, terlebih dahulu calon nasabah

menandatangani akad pembiayaan, mengikat jaminan dengan hipotik

dan surat perjanjian atau pernyataan yang dianggap perlu.

Penandatanganan dilakukan:

1) Antara bank dengan debitur secara lansung

2) Dengan melalui notaris

i. Realisasi pembiayaan

Realisasi pembiayaan diberikan setelah penandatanganan akad dan

surat-surat yang diperlukan dengan membuka rekening giro atau

tabungan di bank yang bersangkutan jika nasabah tidak memiliki

tabungan di bank.

Selain prinsip 5C ataupun 7P, Bank Perkreditan Rakyat juga harus

memenuhi prinsip mengenal nasabah Berkenaan dengan dikeluarkannya

Peraturan Bank Indonesia Nomor 5/23/PBI/2003 tanggal 23 Oktober 2003

tentang Penerapan Prinsip Mengenal Nasabah (Know Your Customer

Principles) Bagi Bank Perkreditan Rakyat (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2003 Nomor 116, Tambahan Lembaran Negara Nomor

4328), maka perlu ditetapkan Pedoman Standar Penerapan Prinsip Mengenal

Nasabah Bagi Bank Perkreditan Rakyat sebagaimana terdapat dalam

lampiran Surat Edaran Bank Indonesia ini. Pedoman Standar Penerapan

Page 35: ANALISIS KELAYAKAN PEMBIAYAAN MIKRO PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28227/1/SYAM... · melakukan pinjaman ke bank tetapi ke lembaga Non bank seperti Koperasi

24

Prinsip Mengenal Nasabah Bagi Bank Perkreditan Rakyat tersebut

merupakan acuan standar minimum yang wajib dipenuhi oleh Bank

Perkreditan Rakyat dalam menyusun Pedoman Pelaksanaan Penerapan

Prinsip Mengenal Nasabah.18

2. Analisis Kelayakan Pembiayaan

Prinsip-prinsip pemberian pembiayaan mengacu pada prinsip 5C

yaitu:19

a. Character

Character merupakan sifat atau watak seseorang. Sifat atau watak dari

orang-orang yang akan diberikan pembiayaan harus dapat dipercaya.

Untuk membaca watak atau sifat dari calon debitur dapat dilihat dari

latar belakang nasabah, baik yang bersifat latar belakang pekerjaan

maupun yang bersifat pribadi seperti cara hidup atau gaya hidup yang

dianutnya, keadaan keluarga, hobi dan jiwa sosial. Kegunaan dari

penilaian terhadap karakter ini adalah untuk mengetahui sejauh mana

kemauan nasabah untuk memenuhi kewajibannya (willingness to pay)

sesuai dengan perjanjian yang telah disepakati.

18 Peraturan Bank Indonesia mengenai Pedoman Standar Penerapan Prinsip Mengenal

Nasabah Bagi Bank Perkreditan Rakyat (BPR)

19 Kashmir, Dasar – dasar Perbankan (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2003), h. 117.

Page 36: ANALISIS KELAYAKAN PEMBIAYAAN MIKRO PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28227/1/SYAM... · melakukan pinjaman ke bank tetapi ke lembaga Non bank seperti Koperasi

25

b. Capacity

Capacity adalah analisis untuk mengetahui kemampuan nasabah dalam

membayar pembiayaan (ability to pay).20 Dari penilaian ini dapat terlihat

kemampuan nasabah dalam mengelola bisnis. Kemampuan ini

dihubungkan dengan latar belakang pendidikan dan pengalamannya

selama ini dalam mengelola usahanya, sehingga akan terlihat

kemampuannya dalam mengembalikan pembiayaan yang disalurkan.

capacity sering disebut dengan capability.

c. Capital

Capital digunakan untuk melihat penggunaan modal apakah efektif atau

tidak, dapat dilihat dari laporan keuangan (neraca dan laporan rugi laba)

yang disajikan dengan melakukan pengukuran seperti dari segi likuiditas

dan solvabilitasnya, rentabilitas dan ukuran lainnya. Capital juga harus

dianalisis dari sumber mana saja modal yang ada sekarang ini, termasuk

persentase modal yang digunakan untuk membiayai usaha yang akan

dijalankan, berapa modal sendiri dan berapa modal pinjaman.

d. Condition

Dalam menilai pembiayaan hendaknya juga dinilai kondisi ekonomi,

sosial politik yang ada sekarang dan prediksi di masa yang akan datang.

Penilaian kondisi atau prospek bidang usaha yang dibiayai hendaknya

20 Muchdarsyah Sinungan, Manajemen Dana Bank. (Jakarta: PT Bumi Aksara, 1997), h.243.

Page 37: ANALISIS KELAYAKAN PEMBIAYAAN MIKRO PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28227/1/SYAM... · melakukan pinjaman ke bank tetapi ke lembaga Non bank seperti Koperasi

26

benar-benar memiliki prospek yang baik, sehingga kemungkinan

pembiayaan tersebut bermasalah relatif kecil.

e. Collateral

Collateral merupakan jaminan yang diberikan calon nasabah baik yang

bersifat fisik maupun non fisik. Jaminan hendaknya melebihi jumlah

pembiayaan yang diberikan. Jaminan juga harus diteliti keabsahan dan

kesempurnaannya sehingga jika terjadi suatu masalah maka jaminan

yang dititipkan akan dapat dipergunakan.

f. Constrain

Constrain adalah batasan dan hambatan yang tidak memungkinkan

suatu bisnis untuk dilaksanakan pada tempat tertentu, misalnya

pendirian suatu usaha pompa bensin yang di sekitarnya banyak bengkel

las atau pembakaran batu bara.

C. Strategi Bank Syariah Dalam Menganalisis Pembiayaan Mikro

Mengamati realita bahwa UMKM khususnya usaha mikro memiliki

kontribusi besar dalam pengembangan sektor riil, maka baik bank konvensional

maupun bank syariah, masing-masing berusaha untuk menguasai pangsa pasar

tersebut. Maka diperlukan langkah dan strategi bank syariah untuk lebih berperan

Page 38: ANALISIS KELAYAKAN PEMBIAYAAN MIKRO PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28227/1/SYAM... · melakukan pinjaman ke bank tetapi ke lembaga Non bank seperti Koperasi

27

aktif dalam menggiatkan pembiayaan khususnya sektor mikro agar memperoleh

keunggulan kompetitif.21

Sejalan dengan visi pengembangan perbankan syariah yang tercantum

dalam blueprint Direktorat Perbankan Syariah Bank Indonesia yaitu terwujudnya

sistem perbankan syariah yang kompetitif, efisien dan memenuhi prinsip kehati-

hatian yang mampu mendukung sektor riil secara nyata melalui kegiatan

pembiayaan berbasis bagi hasil dan transaksi riil dalam kerangka keadilan, tolong

menolong, dan menuju kebaikan guna mencapai kemaslahatan masyarakat maka

poin inti yang tercantum pada blue print tersebut menjelaskan bahwa

pembiayaan pada bank syariah berlandaskan sistem bagi hasil tidak terlepas dari

prinsip kehati-hatian.22

Secara konseptual dalam pemberian pembiayaan bank syariah memiliki

konsep yang serupa dengan bank konvensional, tetapi jika ditinjau perbedaannya

terletak pada penekanan pada aspeknya yang lebih memprioritaskan pada aspek

karakter dan aspek syariah.

Bank syariah memposisikan nasabah sebagai mitra sedangkan pada bank

konvensional hubungan yang terjalin bersifat kreditur dan debitur. Prinsip

keadilan tercermin pada prinsip bagi hasil sehingga nasabah dan pihak bank

memberikan kontribusi terhadap usaha yang dijalankan.

21 Mudrajad Kuncoro, Strategi Bagaimana Meraih Keunggulan Kompetitif, (Jakarta: Gelora

Aksara Pertama, 2005), h. 31.

22 Rizqullah, “Pembenahan Manajemen Perbankan Syariah Menyongsong Industri Perbankan

2010”, Makalah disampaikan pada seminar Bulanan MES, 21 Februari 2010, h. 4.

Page 39: ANALISIS KELAYAKAN PEMBIAYAAN MIKRO PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28227/1/SYAM... · melakukan pinjaman ke bank tetapi ke lembaga Non bank seperti Koperasi

28

Seperti yang telah diuraikan pada sub bab sebelumnya bahwa usaha

Mikro, Kecil dan Menengah memiliki nature yang berbeda dimana sektor ini

menghadapi kendala dalam masalah permodalan dan prosedur bank yang

mewajibkan adanya jaminan, maka hal ini yang dapat menjadi peluang bagi bank

syariah dengan menerapkan strategi yang tepat seperti :

1. Kemudahan dan fleksibilitas dalam prosedur pembiayaan dengan

mengutamakan aspek karakter.

2. Analisis dengan berdasarkan prinsip syariah sehingga bisnis dan proyek

yang dibiayai sesuai dengan koridor syariah.

3. Adanya sistem pendekatan jemput bola yaitu para staf pembiayaan terjun

lansung ke tempat usaha untuk mengambil pembayaran angsuran sehingga

memudahkan nasabah dan lebih efisien dalam hal waktu dan biaya.

4. Penerapan prinsip kehati-hatian dalam menganalisis pembiayaan untuk

mencegah pembiayaan bermasalah.

5. Sikap indepedensi dan transparansi dalam melakukan analisis sehingga

terbebas dari kepentingan pribadi.

6. Mengembangkan produk yang berbasis bagi hasil yang berparadigma

kemitraan sangat tepat untuk pemberdayaan UMKM.

7. Pengelolaan bisnis berdasarkan moral dan transaksi sesuai dengan prinsip

syariah.

8. Memberi prioritas yang utama untuk melayani sektor UMKM dengan

dieksekusi lansung oleh kantor cabang syariah.

Page 40: ANALISIS KELAYAKAN PEMBIAYAAN MIKRO PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28227/1/SYAM... · melakukan pinjaman ke bank tetapi ke lembaga Non bank seperti Koperasi

29

9. Pengembangan skema atau model investasi syariah untuk UMKM.

10. Perbankan syariah bekerjasama dengan Kementerian Koperasi, Departemen

Perindustrian dan Perdagangan serta BUMN dan departemen terkait dalam

memberdayakan UMKM untuk meningkatkan kemampuan manajerial.

11. Kerjasama dengan lembaga-lembaga pendidikan atau lembaga sosial dalam

upaya meningkatkan kemampuan manajemen UMKM dalam bentuk

pembinaan-pembinaan nasabah.

Oleh karena itu, bank syariah seharusnya menerapkan strategi tersebut

secara komprehensif agar tercapai target dan peningkatan pangsa pasar. Selain itu

dengan mengimplementasikan strategi tersebut maka perbankan syariah dapat

meminimalisir pembiayaan bermasalah.

D. Tinjauan Kajian Terdahulu

No. Identitas Penelitian Isi Perbedaan

1. Rahmat Sunandar

Soleha, FSH UIN

Jakarta, 2008.

“Strategi Penyaluran

Pembiayaan Bank

Mandiri Syariah

kepada sektor UKM”

membahas

mengenai pola

penyaluran

pembiayaan,

prosedur dan

persyaratan,

mengajukan

pembiayaan pada

bank Mandiri

Syariah.

Skripsi ini menilai nasabah

melalui tahap penilaian

dokumentasi dengan

memperhatikan tujuh aspek

seperti aspek keuangan, yuridis,

pemasaran, karakter dan

manajemen, teknis sosial dan

ekonomi., sedangkan penulis

hanya mengkaji kelayakan

pembiayaan mikro dengan

analisis 5C.

Page 41: ANALISIS KELAYAKAN PEMBIAYAAN MIKRO PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28227/1/SYAM... · melakukan pinjaman ke bank tetapi ke lembaga Non bank seperti Koperasi

30

2. Selfie Rahayu,

“Analisis Pembiayaan

Usaha Mikro Syariah

Pada Bank Mega

Syariah,” Skripsi S1

Universitas Islam

Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta,

2010

Membahas

pemberian

pembiayaan mikro

pada Bank Mega

Syariah

Perbedaannya adalah, skripsi ini

membahas proses pemberian

pembiayaan dengan 3C dan 7P

Sedangkan penulis hanya

meggunakan 5C pada BPRS Al

Salaam.

3. Siti Amalia, FSH UIN

Jakarta, 2007 “Strategi

Pengembangan Bisnis

Unit Usaha Syariah

melalui Layanan

Syariah”

Membahas

mengenai langkah

Bank Permata

Syariah agar

implementasi

layanan Syariah

dapat memberikan

kontribusi terhadap

pengembangan

bisnis layanan

syariah

Perbedaannya yaitu, skripsi ini

membahas strategi dalam

mengembangkan bisnis

sedangkan penulis mengkaji

pembiayaan mikro.

Page 42: ANALISIS KELAYAKAN PEMBIAYAAN MIKRO PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28227/1/SYAM... · melakukan pinjaman ke bank tetapi ke lembaga Non bank seperti Koperasi

31

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Dalam penelitian ini penulis melakukan penelitian dengan metode

kualitatif. Penelitian yang menggunakan pendekatan kualitatif bertujuan

menggali atau membangun satu proporsi atau menjelaskan makna dibalik

realita.Peneliti berpijak dari realita atau peristiwa yang berlangsung

dilapangan.23

Penelitian metode kualitatif dapat diartikan sebagai penelitian yang

menghasilkan data-data deskriptif, mengenai kata-kata lisan maupun tulisan,

dan tingkah laku yang dapat diamati dari orang-orang yang diteliti.24

Penelitian kualitatif juga merupakan penelitian yang menghasilkan

deskripsi berupa kata-kata atau lisan dari fenomena yang diteliti atau dari

orang-orang yang berkompeten dibidangnya.25

Melalui penelitian kualitatif ini analisis yang digunakan yaitu

deskriptif. Data deskriptif mengandaikan bahwa data tersebut berupa teks.

Deskriptif-kualitatif adalah penggambaran secara kualitatif fakta, data, atau

23Burhan Bungin, Metode Penelitian Kualitatif, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2004),

h.82.

24Bagong Suyanto, Metode Penelitian Sosial, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2005),

h. 166.

25Lexy J. Moeloeng, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 2010),

h. 3.

31

Page 43: ANALISIS KELAYAKAN PEMBIAYAAN MIKRO PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28227/1/SYAM... · melakukan pinjaman ke bank tetapi ke lembaga Non bank seperti Koperasi

32

objek material yang bukan berupa rangkaian angka, melainkan ungkapan

berupa bahasa atau wacana (apapun itu bentuknya) melalui interpretasi yang

tepat dan sistematis.26

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian tentang Analisis Kelayakan Pembiayaan Mikro Pada Bank

Perkreditan Rakyat Syariah (BPRS) Al-Salaam. Kantor Pusat : Jl. Cinere

Raya Blok A No. 42 Cinere-Depok. Penelitian dilakukan pada bulan Maret

2015.

C. Jenis Data

1. Data primer

Data primer merupakan sebuah informasi dan data yang diperoleh penulis

secara langsung dari tempat penelitian atau objek penelitian.Data yang

diperoleh merupakan hasil dari wawancara dengan pimpinan BPRS AL –

Salaam cabang Cinere.

2. Data Sekunder

Data sekunder berupa data-data yang sudah tersedia dan dapat diperoleh

oleh penulis dengan cara membaca, melihat atau mendengarkannya.

26Wahyu Wibowo, Cara Cerdas Menulis Artikel Ilmiah,(Jakarta: PT. Kompas Media

Nusantara, 2011),h. 43.

Page 44: ANALISIS KELAYAKAN PEMBIAYAAN MIKRO PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28227/1/SYAM... · melakukan pinjaman ke bank tetapi ke lembaga Non bank seperti Koperasi

33

Dalam penelitian ini, penulis akan memperoleh data berupa laporan

keuangan serta informasi-informasi dari internet maupun jurnal.

D. Teknik Pengumpulan Data

1. Penelitian Kepustakaan (Library Research)

Ada beberapa metode pengumpulan data yang dikenal dalam

penelitian kualitatif, walaupun demikian bisa dikatakan bahwa metode

yang paling pokok adalah pengamatan atau observasi dan wawancara

mendalam atau in-depth interview.27

Penelitian yang dilakukan yaitu di perpustakaan, mengambil

setting perpustakaan ini sebagai tempat penelitian dengan objek

penelitiannya adalah bahan-bahan kepustakaan seperti buku-buku,

internet dan kepustakaan lainnya yang mendukung serta berkaitan dengan

penelitian ini yaitu manajemen operasional.

2. Penelitian Lapangan (Field Research)

Adapun penelitian lapangan yang dilakukan penulis yaitu dengan

cara melakukan observasi ke tempat penelitian dan melakukan

wawancara dengan narasumber, sehingga penulis mendapat informasi

langsung mengenai manajemen operasional yang diterapkan pada bisnis

syariah tersebut.

Wawancara adalah percakapan yang dilakukan oleh dua pihak,

yaitu pewawancara yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara yang

27 Bagong Suyanto, Metode Penelitian Sosial, (Jakarta: Kencana, 2011) h.56.

Page 45: ANALISIS KELAYAKAN PEMBIAYAAN MIKRO PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28227/1/SYAM... · melakukan pinjaman ke bank tetapi ke lembaga Non bank seperti Koperasi

34

memberikan jawaban atas pertanyaan.28 Hasil wawancara digunakan

penulis sebagai sumber data dalam penelitian ini.

E. Teknik Analisis Data

Data atau informasi yang diperoleh dalam penelitian ini dianalisis

secara kualitatif dengan pendekatan yang bersifat deskriptif yaitu metode

untuk memberikan pemecahan masalah dengan mengumpulkan data,

mengklarifikasi, menganalisis dan menginterpretasikannya. Tujuan dari

penelitian deskriptif kualitatif searah dengan rumusan masalah serta

pertanyaan penelitian atau identifikasi masalah. Hal ini disebabkan tujuan dari

penelitian ini akan menjawab pertanyaan sebelumnya dikemukakan oleh

rumusan masalah.29

Setelah keabsahan data telah terpenuhi, selanjutnya melakukan analisis

data. Analisis data dilakukan dengan cara:

Komponen-komponen Analisis Data Model Interaktif dari

Miles dan Hiberman

a. Pengumpulan Data

Pengumpulan data dalam hal ini berupa data-data mentah dari hasil

penelitian, seperti hasil wawancara, dokumentasi, catatan lapangan dan

28

Haris Herdiansyah, Metodologi Penelitian Kualitatif Untuk Ilmu-ilmu Sosial, (Jakarta:

Salemba Humanika, 2012), h. 118.

29

Artikel, “Deskriptif Kualitatif”, diakses pada 14 Mei 2014 dari http://aldoranuary26.blog.fisip.uns.ac.id/2012/02/29/deskriptif-kualitatif/

Pengumpulan

Data Penyajian Data

Kesimpulan

Atau Verifikasi Reduksi Data

Page 46: ANALISIS KELAYAKAN PEMBIAYAAN MIKRO PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28227/1/SYAM... · melakukan pinjaman ke bank tetapi ke lembaga Non bank seperti Koperasi

35

sebagainya.Hal pertama yang harus dilakukan adalah dimulai dengan

menyatukan semua bentuk data mentah kedalam bentuk transkip atau

bahasa tertulis.30

b. Reduksi Data

Setelah data terkumpul dari hasil pengamatan, wawancara, catatan

lapangan, serta bahan-bahan data lain yang ditemukan dilapangan,

kemudian dikumpulkan dan diklasifikasikan dengan membuat catatan-

catatan ringkasan untuk menyesuaikan hasil penelitian.

c. Penyajian Data (Display Data)

Data yang sudah dikumpulkan dan diklasifikasikan, kemudian disajikan

dalam bentukk deskriptif agar mudah dipahami secara keseluruhan dan

juga dapat menarik kesimpulan untuk melakukan penganalisisan data.

d. Kesimpulan atau Verifikasi

Penarikan kesimpulan merupakan tahapan terakhir dari analisis data di

mana kesimpulan yang akan diperoleh berasal dari hasil wawancara. Hasil

penelitian yang sudah terkumpul dan diringkas harus diulang kembali

untuk mencocokan dari reduksi data dan display data agar kesimpulan

yang telah dikaji dan disepakati untuk ditulis sebagai laporan yang

memiliki tingkat kepercayaan yang benar.31

30

Haris Herdiansyah, Wawancara, Observasi, Dan Focus Groups Sebagai Instrumen

Penggalian Data Kualitatif, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2013), h. 349. 31

Miles & Huberman (1992)

Page 47: ANALISIS KELAYAKAN PEMBIAYAAN MIKRO PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28227/1/SYAM... · melakukan pinjaman ke bank tetapi ke lembaga Non bank seperti Koperasi

36

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Objek Penelitian

1. Sejarah Singkat Bank Perkreditan Rakyat Syariah (BPRS) Al Salaam32.

PT BPR Amal Salman yang lebih dikenal dengan nama BPR Al

Salaam, didirikan pada tangga l 9 Oktober 1991. Pendiriannya diprakarsai

oleh para alumni Institut Teknologi Bandung (ITB) yang aktif di Masjid

Salman pada saat masih menjadi sebagai mahasiswa. Kebersamaan selama

menimba ilmu di perguruan tinggi telah mendorong para alumni ini untuk

melanjutkan kegiatan amalnya seperti yang telah dilakukan dahulu di Salman

ITB dengan membentuk lembaga yang bergerak di bidang sosial dengan nama

Yayasan Amal Salman. Salah satu bentuk kegiatan yang ditujukan untuk

membantu perekonomian masyarakat adalah dengan mendirikan sebuah

lembaga keuangan berbentuk Bank Perkreditan Rakyat (BPR) dengan nama

BPR Al Salaam.

Pendirian BPR Al Salaam juga dimaksudkan untuk turut serta dalam

pelayanan lembaga keuangan bagi masyarakat ekonomi menengah ke bawah,

dengan corak khusus yaitu pelayanan perbankan dengan nafas keislaman.

32 “Sejarah BPRS Al-Salam”, artikel diakses pada tanggal 12 Februari 2015 dari

http://www.bprsalsalaam.co.id/?fuseaction=home.general&section=profil&subsection=sejarah_bprs_alsalaam

36

Page 48: ANALISIS KELAYAKAN PEMBIAYAAN MIKRO PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28227/1/SYAM... · melakukan pinjaman ke bank tetapi ke lembaga Non bank seperti Koperasi

37

Berbeda dari badan usaha swasta pada umumnya BPR Al Salaam

merupakan usaha yang berlandaskan kebersamaan (Solidarity Corporate) yang

tetap menjunjung tinggi profesionalisme. BPR Al Salaam hadir untuk

memberikan pelayanan “retail banking” bagi kemajuan bersama sesuai dengan

motto “Maju Dalam Kebersamaan”.

2. Visi, Misi, Motto dan Tujuan BPRS Al Salaam33

a. Visi BPRS Al Salaam: “Menjadi Bank Perkreditan Rakyat Syariah

Terbaik di Indonesia”

b. Misi BPRS Al Salaam: “Menjadi lembaga keuangan yang menghasilkan

produk jasa perbankan terbaik bagi nasabah dan menciptakan kondisi

yang kondusif bagi pemerataan pembangunan perekonomian sektoral

dengan orientasi pengembangan usaha kecil dan menengah menuju

kesejahteraan bagi stake holder”.

c. Motto BPRS Al Salaam: “Maju Dalam Kebersamaan”

d. Tujuan BPRS Al Salaam:

1) Dengan profesionalisme tinggi berusaha memberikan pelayanan

kepada nasabah melalui penyediaan jasa keuangan yang optimal

dalam hal kualitas, kenyamanan, keamanan, dankeuntungan dalam

hal berinvestasi.

2) Memberikan tingkat kesejahteraan yang baik bagi seluruh karyawan.

33

“Visi dan Misi BPRS Al-Salam”, artikel diakses pada tanggal 12 Februari 2015 dari http://www.bprsalsalaam.com/?fuseaction=home.general&section=profil&subsection=visi_dan_misi

Page 49: ANALISIS KELAYAKAN PEMBIAYAAN MIKRO PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28227/1/SYAM... · melakukan pinjaman ke bank tetapi ke lembaga Non bank seperti Koperasi

38

3) Memberikan hasil yang terbaik bagi stake holder.

3. Produk-Produk BPRS Al Salaam:

a. Produk Penghimpunan Dana

1) Tabungan iB Amanah

2) Tabernas Platinum

3) Deposito Syariah Rakyat (DSR) Maxima

b. Produk Pembiayaan

1) Pembiayaan Al Salaam Syariah

2) Pembiayaan Pembiayaan Kepemilikan Sepeda Motor (PKSM).

3) Pembiayaan Syariah Kepemilikan Kendaraan Bermotor (PSKKB).

4) Pembiayaan Pembiayaan Mitra Usaha (disingkat MITRA iB).

Data pembiayaan Mitra Usaha BPRS Al Salaam

No. Deskripsi OS Pokok s/d 30 April 2015

001

A.3 PAS MITRA USAHA

1 Pembiayaan PAS MU 1,137,098,480

-/- PPAP khusus PAS MU

Net

2 Total Portofolio Pembiayaan 19,579,010,902

% PAS MU Terhadap Total Portofolio 5.81%

3 Total Net Aset

% PAS MU (Net) Terhadap Total Aset

4 Total Modal

% PAS MU (Net) Terhadap Total Modal

Persentase NPF 3.70%

Page 50: ANALISIS KELAYAKAN PEMBIAYAAN MIKRO PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28227/1/SYAM... · melakukan pinjaman ke bank tetapi ke lembaga Non bank seperti Koperasi

39

5 Non Performing Financing (NPF) khusus PAS MU

42,032,514

Kolektibilitas 1 1,095,065,966

Kolektibilitas 2

Kolektibilitas 3

Kolektibilitas 4 42,032,514

6 Jumlah Rekening Nasabah PAS MU 27

7 Jumlah Nasabah/Rekening Bermasalah PAS MU 6

Kolektibilitas 1 21

Kolektibilitas 2

Kolektibilitas 3

Kolektibilitas 4 6

8 NPF 31 Maret 2015 4.70%

Saldo NPF 56,043,876

Jumlah Rekening NPF 7

Sumber: BPRS AlSalaam cinere

Table diatas menunjukan bahwa Pembiayaan Mitra Usaha BPRS Al Salaam sampai

dengan 30 April 2015 berjumlah Rp. 1,137,098,480 dengan 27 rekening nasabah.

Sedangkan terdapat Rp. 42,032,514 pembiayaan bermasalah dengan 6 rekening

nasabah dari total Pembiayaan Mitra Usaha BPRS Al Salaam sampai dengan 30

April 2015. Namun Pembiayaan Mitra Usaha tertanggal 30 April diatas lebih baik

dari Pembiayaan Mitra Usaha tertanggal 30 Maret 2015 yang terdapat

Rp.56,043,876 dengan jumlah 7 rekening dari 27 rekening.

Page 51: ANALISIS KELAYAKAN PEMBIAYAAN MIKRO PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28227/1/SYAM... · melakukan pinjaman ke bank tetapi ke lembaga Non bank seperti Koperasi

40

4. Struktur Organisasi

Dewan Komisaris : Mulya Soepardi

B. Munir Sjamsoeddin

Direksi : Ichwanda Munir Syamsoeddin

Azwar

Dewan Pengawas Syariah : Mohammad Yahya

Mohammad Akmasj

B. Hasil dan Pembahasan

Bank BPRS Al-Salaam merupakan bank yang yang memiliki produk pada

pembiayaan mikro. BPRS Al-Salaam akan selalu memberikan perhatian terbaik

kepada masyarakat terutama masyarakat menengah ke bawah dalam memenuhi

kebutuhan pembiayaannya.

BPRS Al-Salaam memerlukan strategi dan kebijakan untuk dapat

memenuhi target tersebut dengan menerapkan kebijakan dalam analisis

pembiayaan. Analisis pembiayaan dilakukan oleh divisi khusus pembiayaan

mikro.

1. Prosedur Pembiayaan Mikro Pada BPRS Al Salaam

Berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak Azwar selaku Kepala Divisi

Bisnis & Produk – Modal Kerja & Investasi, maka penulis dapat

Page 52: ANALISIS KELAYAKAN PEMBIAYAAN MIKRO PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28227/1/SYAM... · melakukan pinjaman ke bank tetapi ke lembaga Non bank seperti Koperasi

41

mengemukakan bahwa prosedur pembiayaan dilakukan secara bertahap yaitu

sebagai berikut:34

a. Tahap permohonan pembiayaan

Pada tahap ini calon nasabah mengajukan permohonan

pembiayaan mikro secara tertulis kepada pihak BPRS Al-Salaam .

Permohonan fasilitas pembiayaan dapat mencakup penambahan fasilitas

yaitu nasabah mengajukan pembiayaan mikro tambahan dengan

ketentuan nasabah pada pembiayaan pertama telah berjalan setelah 6

bulan pertama dan pada angsuran ke 7 dengan kondisi lancar

persyaratannya jaminan untuk pencairan dan memeriksa kelengkapan

data.

Calon nasabah datang ke kantor kemudian dibantu oleh

Customer Service/Sales Officer mengisi formulir pendaftaran atau

formulir pengajuan permohonan pembiayaan yang sudah disediakan

pihak bank. Bilamana nasabah tidak dapat datang ke kantor maka pihak

SO (Sales Officer) yaitu staf marketing akan mendatangi nasabah dan

memberikan formulir pembiayaan untuk diisi lengkap.

Calon nasabah harus memenuhi persyaratan yang telah

ditetapkan dalam hal pengajuan permohonan pembiayaan.

34

Wawancara Pribadi dengan Azwar selaku Kepala Divisi Bisnis & Produk – Modal Kerja &

Investasi, Jakarta, 01 April 2015.

Page 53: ANALISIS KELAYAKAN PEMBIAYAAN MIKRO PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28227/1/SYAM... · melakukan pinjaman ke bank tetapi ke lembaga Non bank seperti Koperasi

42

Setelah permohonan diterima lisan maupun tulisan, pihak bank

mulai bekerja melalui investigasi awal dengan mencari informasi

mengenai diri calon nasabah melalui BI Checking dan ke berbagai

sumber. Apabila hasilnya menunjukkan sinyal positif maka dilanjutkan

ke tahap berikutnya.

Pada tahap pertama ini BPRS Al Saalam terdapat sedikit

perbedaan dengan teori Kasmir mengenai prosedur pemberian kredit.

BPRS Al Saalam mulai bekerja dengan investigasi awal melalui BI

Checking untuk mencari informasi mengenai diri calon nasabah setelah

permohonan diterima lisan maupun tulisan. Sedangkan pada teori

Kasmir penilaian jaminan kredit sudah diteliti.

b. Appraisal (Penilai Jaminan)

Tugas penilai jaminan adalah meneliti objek jaminan yang akan

dijaminkan di BPRS Al Salaam. Penulis mewawancarai Bapak Zulfikar

Zulkarnain selaku Customer Service Admin Appraisal,bahwasannya

untuk objek yang masuk dalam kriteia jaminan yaitu:35

1) Rumah

a) Layak huni.

b) Ada jalan masuk.

c) Jauh dari SUTET, SPBU, TPU/ makam, TPS/ TPA, pabrik.

35Wawancara Pribadi dengan Bapak Zulfikar Zulkarnain selaku Customer Service Admin

Appraisal, Jakarta 09 April 2015

Page 54: ANALISIS KELAYAKAN PEMBIAYAAN MIKRO PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28227/1/SYAM... · melakukan pinjaman ke bank tetapi ke lembaga Non bank seperti Koperasi

43

2) Kendaraan

a) Mobil pribadi umur 15 tahun.

b) Mobil niaga umur 7 tahun.

c) Motor 5 tahun.

d) Pabrikan Jepang.

Pada tahap ini terdapat perbedaan, pada teori Kasmir setelah

permohonan pembiayaan maka tahap selanjutnya adalah tahap

penyelidikan berkas pinjaman yang tujuannya untuk mengetahui apakah

berkas yang diajukan sudah lengkap sesuai persyaratan yang telah

ditetapkan, sedangkan pada BPRS Al Saalam setelah permohonan

pembiayaan maka tahap berikutnya adalah tahap penilaian jaminan yang

mana pada teori Kasmir tahap penilaian jaminan terdapat di dalam tahap

pengajuan proposal/ tahap permohonan pembiayaan.

c. Tahap analisis pembiayaan

Pada tahap ini reviewer akan memeriksa kelengkapan berkas calon

nasabah seperti slip gaji, rencana pembelian, dan kelengkapan berkas

lainnya. Apabila berkas kurang lengkap maka reviewer akan

mengembalikannya kepada marketing.

Tahap ini pun berbeda dengan yang disebutkan pada teori Kasmir, pada

teori Kasmir tahap ketiga adalah tahap penilaian kelayakan kredit yang

mana terdapat penilaian layak atau tidaknya suatu penyaluran kredit

dengan menggunakan 5C atau 7P, namun untuk kredit yang lebih besar

Page 55: ANALISIS KELAYAKAN PEMBIAYAAN MIKRO PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28227/1/SYAM... · melakukan pinjaman ke bank tetapi ke lembaga Non bank seperti Koperasi

44

jumlahnya perlu dilakukan metode penilaian dengan Studi Kelayakan.

Dalam Studi Kelayakan menurut Kasmir perlu adanya penilaian pada

beberapa aspek, yaitu aspek hukum, aspek pasar dan pemasaran, aspek

keuangan, aspek teknis/ operasi, aspek manajemen, aspek ekonomi

social, dan aspek AMDAL36

. Sedangkan pada BPRS Al salaam tahap

ketiga adalah tahap analisis pembiayaan yaitu tahap penyelidikan

berkas, yang mana tahap penyelidikan berkas ini pada teori Kasmir

terdapat pada tahap kedua setelah tahap pengajuan proposal/

permohonan pembiayaan.

d. Komite Pembiayaan

1) 50 juta harus mendapat persetujuan kepala cabang

2) 70-75 juta harus mendapat persetujuan direktur bisnis

3) 100 juta harus mendapat persetujuan direktur utama

4) 150 juta harus mendapat persetujuan komisaris

Setelah berkas lengkap BPRS Al Salaam lanjut kepada tahap komite

pembiayaan/ keputusan kredit. Sedangkan pada teori Kasmir sebelum

pada tahap keputusan kredit terdapat tiga tahap yang harus dipenuhi,

yaitu tahap wawancara pertama, tahap peninjauan ke lokasi, dan tahap

wawancara kedua.

36 Kasmir, Manajemen Perbankan (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2007), h. 98

Page 56: ANALISIS KELAYAKAN PEMBIAYAAN MIKRO PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28227/1/SYAM... · melakukan pinjaman ke bank tetapi ke lembaga Non bank seperti Koperasi

45

e. Admin (Order pengikatan notaris dari pembuatan akad pembiayaan).

Pada tahap ini terdapat kesamaan dengan teori Kasmir. Setelah tahap

komite pembiayaan/ keputusan kredit maka akan dilakukan pembuatan

atau penandatanganan akad pembiayaan.

f. Realisasi Pembiayaan (Bank Officer melakukan input data otorisasi

Supervisor)

Tahap ini pula sama dengan teori Kasmir, yaitu tahap realisasi

pembiayaan yang adalah tahap terakhir pada sebuah prosedur pemberian

pembiayaan.

Prosedur pemberian pembiayaan BPRS Al Salaam secara keseluruhan

jika dibandingkan dengan teori Kasmir memiliki kemiripan, namun ada

beberapa bagian yang berbeda yaitu tahap kedua setelah pengajuan proposal,

pada BPRS Al Salaam yaitu tahap penilaian jaminan sedangkan pada teori

Kasmir adalah tahap penyelidikan berkas pinjaman yang mana tahap

penyelidikan berkas pinjaman pada BPRS Al Salaam terdapat pada tahap

ketiga setelah tahap penilaian jaminan.

2. Analisis Kelayakan Pembiayaan Mikro Pada BPRS Al-Salaam

Dalam pemberian pembiayaan usaha mikro banyak hal yang perlu

diperhitungkan dan dipertimbangkan agar tidak terjadi hal-hal yang tidak

diinginkan sehingga analisis pembiayaan menjadi tepat guna. Hal ini

Page 57: ANALISIS KELAYAKAN PEMBIAYAAN MIKRO PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28227/1/SYAM... · melakukan pinjaman ke bank tetapi ke lembaga Non bank seperti Koperasi

46

diperuntukkan agar tidak membebani nasabah dan meminimalkan risiko

pembiayaan.

Menurut Kasmir ada beberapa hal yang menjadi pertimbangan yaitu

aspek character, capacity, capital, condition dan collateral.

a. Character

Character merupakan sifat atau watak seseorang. Sifat atau

watak dari orang-orang yang akan diberikan kredit benar-benar harus

dapat dipercaya.37 Keyakinan ini tercermin dari bagaimana sifatnya,

kejujurannya, gaya hidup yang dianutnya, tidak pemabuk, tidak penjudi,

usia debitur dan lain-lain. Watak calon nasabah dapat diketahui dengan

melihat kelancaran pembayaran pembiayaan di masa lalu jika nasabah

merupakan nasabah lama, sedangkan untuk nasabah permohonan baru

dapat diketahui dengan melihat kebiasaan setor tarik pada tabungan. SO/

AO akan memeriksa Daftar Hitam Bank Indonesia (BI Checking) untuk

melihat kolektibilitas pembiayaan/ tingkat kesehatan pembiayaan

nasabah. SO/ AO juga melakukan trade checking yaitu pencarian

informasi ke rekan bisnis permohonan pembiayaan, pesaingnya ataupun

pemilik usaha sejenis untuk memperoleh informasi mengenai reputasi.

etika, jenis usaha dan perilaku bisnis calon nasabah. Karakter

merupakan ukuran untuk menilai kemauan nasabah membayar

pengembalian pembiayaan. Orang yang memiliki karakter yang baik

37 Kasmir, Manajemen Perbankan, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2007), h. 91-92

Page 58: ANALISIS KELAYAKAN PEMBIAYAAN MIKRO PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28227/1/SYAM... · melakukan pinjaman ke bank tetapi ke lembaga Non bank seperti Koperasi

47

akan berusaha untuk membayar dengan berbagai cara, sifat-sifat khusus

yang menyertai kepribadian seseorang.

Menilai karakter didapat pada saat wawancara dengan cara tanya

jawab yang dilakukan pihak bank kepada nasabah pada saat nasabah

pertama kali berurusan dengan pihak bank dalam rangka pengajuan

pembiayaan. Hal yang biasa ditanyakan yang berhubungan dengan

karakter adalah seputar nama nasabah, nama istri dan anak-anak (jika

telah berkeluarga), tempat tinggal, kehidupan di sekitar tempat tinggal,

kebiasaan yang dilakukan, dan lain-lain yang berhubungan dengan

nasabah.

b. Capacity

Capacity digunakan untuk melihat kemampuan calon nasabah

dalam membayar pembiayaan yang dihubungkan dengan

kemampuannya mengelola bisnis serta kemampuan mencari laba,

dimana diteliti mengenai pendidikan dan pengalaman usahanya, reputasi

usaha, riwayat usaha, keahliannya dalam bidang usaha tersebut sehingga

bank memperoleh keyakinan bahwa suatu usaha yang dibiayai dengan

pembiayaan tersebut dikelola oleh orang yang tepat. Analis pembiayaan

akan melihat bagaimana kemampuan calon nasabah dalam

menghasilkan laba, kemampuan membiayai kegiatan operasional sehari-

hari, dan memenuhi kewajiban pembiayaan. Capacity dapat dilihat dari

aspek pemasaran meliputi harga pokok, pengelolaan, penagihan. Aspek

Page 59: ANALISIS KELAYAKAN PEMBIAYAAN MIKRO PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28227/1/SYAM... · melakukan pinjaman ke bank tetapi ke lembaga Non bank seperti Koperasi

48

pembelian terutama untuk sektor bisnis meliputi jumlah pembelian

perbulan, besarnya pembelian tunai, lama kredit pemasok, fluktuasi

pemasok, fluktuasi pasokan, dan melihat kualitas hubungan calon

nasabah dengan pemasok.

Sehingga pada akhirnya akan terlihat kemampuannya dalam

mengambil pembiayaan yang disalurkan. Semakin banyak sumber

pendapatan seseorang maka semakin besar kemampuannya untuk

membayar pembiayaan.

c. Capital

Capital adalah berkaitan dengan modal atau kekayaan yang

dimiliki calon nasabah untuk menjalankan dan memelihara

kelangsungan usahanya. Adapun penilaian terhadap capital adalah

untuk mengetahui keadaan permodalan sumber-sumber dana dan

penggunaannya, meneliti besar kecilnya modal dan bagaimana

pendistribusian modal, apakah ada modal yang cukup untuk

menggerakkan sumber daya secara efektif, apakah pengaturan modal

kerja baik, sehingga usaha dapat berjalan lancar, berupa besar modal

kerja, Jika dianalisis capital dapat diteliti berdasarkan aset, Misalkan

nasabah sudah memiliki usaha yang cukup lama 5 tahun, maka jika

terdapat penambahan aset berupa rumah, kendaraan bermotor atau

penggunaannya untuk usaha berupa investasi dan buka cabang.

Page 60: ANALISIS KELAYAKAN PEMBIAYAAN MIKRO PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28227/1/SYAM... · melakukan pinjaman ke bank tetapi ke lembaga Non bank seperti Koperasi

49

d. Condition

Condition adalah keadaan sosial ekonomi suatu saat yang

mungkin dapat mempengaruhi maju mundurnya usaha calon nasabah.

Penilaian terhadap kondisi ekonomi itu berpengaruh terhadap kegiatan

usaha calon nasabah dan bagaimana nasabah mengatasinya atau

mengantisipasi sehingga usahanya tetap hidup dan berkembang. Hal

yang dianalisis meliputi persaingan antarsesama pengusaha dalam batas

kewajaran atau tidak, prospek usaha nasabah dan jumlah pesaing yang

mengancam usaha nasabah jika banyak maka akan mempengaruhi

omset penjualan nasabah.

e. Collateral

Collateral merupakan jaminan yang diberikan calon nasabah.

Jaminan hendaknya melebihi jumlah pembiayaan yang diberikan,

jaminan juga harus diteliti keabsahannya, sehingga jika terjadi suatu

masalah, maka jaminan yang dititipkan akan dapat dipergunakan.

Fungsi jaminan adalah sebagai pelindung bank dari risiko kerugian.

Jaminan ini diperlukan bila suatu saat nasabah wanprestasi walaupun

demikian jaminan merupakan pendukung bukan aspek utama yang

diperhitungkan. Jaminan yang dapat digunakan dalam pembiayaan

adalah barang bergerak berupa kendaraan bermotor dan barang tak

bergerak berupa rumah, tanah, dan lain sebagainya.

Page 61: ANALISIS KELAYAKAN PEMBIAYAAN MIKRO PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28227/1/SYAM... · melakukan pinjaman ke bank tetapi ke lembaga Non bank seperti Koperasi

50

3. Strategi dalam Menganalisis Pembiayaan Mikro Pada BPRS Al-Salaam

a. Strategi BPRS Al-Salaam dalam Penyaluran Pembiayaan Mikro.

Beberapa hal yang dilakukan oleh BPRS Al-Salaam untuk

pencapaiannya terhadap peningkatan pangsa pasar atas pembiayaan

mikro antara lain:

1) Meningkatkan skill para staf yang terlibat dalam proses penilaian

pembiayaan mikro sehingga menjadi SDM yang berkualitas.

2) Meningkatkan capacity building UMKM dengan memberikan

technical assistance berupa pendampingan manajemen dan

penggunaan sistem IT.

3) Melakukan peran aktif dalam memperoleh nasabah dengan sistem

walk in customer dan mengunjungi nasabah ke tempat usaha atau

pasar-pasar untuk mensosialisasikan mengenai pembiayaan mikro.

4) BPRS Al Salaam menjadikan para nasabah UMKM sebagai mitra

dengan prinsip win-win solution yaitu pembiayaan tersebut

menguntungkan kedua belah pihak.

5) Fleksibel dalam pemberian pembiayaan.

6) Proses pembiayaan yang cepat yaitu 3 hari namun jika nasabah

terkendala berkas maka proses pembiayaan yaitu seminggu.

7) Para staf dalam pembiayaan mikro masing-masing menjalankan

tugasnya dengan baik dan berusaha untuk dapat mencapai target

pembiayaan.

Page 62: ANALISIS KELAYAKAN PEMBIAYAAN MIKRO PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28227/1/SYAM... · melakukan pinjaman ke bank tetapi ke lembaga Non bank seperti Koperasi

51

b. Strategi BPRS Al-Salaam dalam Menganalisis Kelayakan Pembiayaan

Mikro.

1) Melakukan pendekatan personal kepada calon nasabah dengan

komunikatif dimana nasabah dapat berkomunikasi lansung dan para

staf pembiayaan meresponnya dengan baik dan cepat dengan sikap

yang ramah saat nasabah bernegoisasi mengenai plafon tetapi tetap

menggunakan perhitungan yang tepat dalam menentukan plafond.

2) Pembagian tugas yang baik dan penjelasan yang detail mengenai

waktu dan tempat nasabah oleh Kepala Divisi Bisnis & Produk –

Modal Kerja & Investasi sebelum para staf pembiayaan melakukan

survei.

3) Perencanaan yang baik sebelum investigasi ke nasabah dengan

menyiapkan berbagai dokumen yang berkaitan.

4) SO/AO dalam menganalisis lebih menekankan pada aspek karakter,

aspek capacity dan syariah.

5) Aspek collateral merupakan pendukung bukan hal yang pertama

kali dianalisis.

6) Proses penilaian karakter dilakukan dengan dua cara yaitu

wawancara dan investigasi.

7) Kemudahan dalam prosedur pembiayaan.

8) Penjelasan secara detail oleh staf pembiayaan ketika calon nasabah

melakukan permohonan pembiayaan.

Page 63: ANALISIS KELAYAKAN PEMBIAYAAN MIKRO PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28227/1/SYAM... · melakukan pinjaman ke bank tetapi ke lembaga Non bank seperti Koperasi

52

Berdasarkan analisis penulis berdasarkan pertimbangan dari sisi

prosedur strategi menganalisis pembiayaan lebih mudah dibandingkan bank

lain sekalipun bank umum, Penelitian terdahulu mengemukakan bahwa Bank

Syariah Mandiri membutuhkan dua tahap penilaian pembiayaan yang

dilakukan dengan dua cara yaitu penilaian lisan yaitu dengan meneliti

beberapa prinsip seperti karakter dan kemampuan nasabah dan tahap

penilaian dokumentasi dengan memperhatikan tujuh aspek seperti aspek

keuangan, yuridis, pemasaran, karakter dan manajemen, teknis sosial dan

ekonomi.

Menurut Selfie Rahayu pada bank Mega Syariah dalam pemberian

pembiayaan mikro menggunakan prinsip 3 C yaitu character, capacity,

collateral dan aspek 7 P meliputi personality, party, purpose, prospect,

profitability, dan protection dan aspek penilaian lain seperti sumber supplier,

sumber penjualan, cara pembayaran pada konsumen dan kondisi hutang

debitur.38

Kedua bank tersebut dalam menilai kelayakan pembiayaan

membutuhkan persyaratan yang lebih banyak sedangkan pelaku usaha mikro

membutuhkan kesederhanaan dalam aspek penilaian. BPRS Al Salaam

dalam menganalisis kelayakan suatu permohonan pembiayaan hanya

meggunakan prosedur dan analisa yang tidak terlalu rumit sebagaimana teori

38 Selfie Rahayu, “Analisis Pembiayaan Usaha Mikro Syariah Pada Bank Mega Syariah,”(Skripsi S1

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2010), h. 62-81.

Page 64: ANALISIS KELAYAKAN PEMBIAYAAN MIKRO PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28227/1/SYAM... · melakukan pinjaman ke bank tetapi ke lembaga Non bank seperti Koperasi

53

Kasmir mengenai prinsip-prinsip pemberian kredit dan prosedur pemberian

kredit, hanya saja ada sedikit bagian yang berbeda yaitu tahap kedua setelah

pengajuan proposal, pada BPRS Al Salaam yaitu tahap penilaian jaminan

sedangkan pada teori Kasmir adalah tahap penyelidikan berkas pinjaman

yang mana tahap penyelidikan berkas pinjaman pada BPRS Al Salaam

terdapat pada tahap ketiga setelah tahap penilaian jaminan, namun secara

garis besar prinsip dan prosedur pembiayaan yang dilakukan BPRS Al

Salaam dengan teori Kasmir memiliki kesamaan.

Selain itu BPRS Al-Salaam dalam tahap pembiayaan melakukan

komunikasi yang efektif dan penjelasan secara detail pada saat tahap

pengajuan permohononan pembiayaan dan melakukan pembinaan pada

nasabah selama proses pembiayaan dengan pemantauan (monitoring).

Page 65: ANALISIS KELAYAKAN PEMBIAYAAN MIKRO PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28227/1/SYAM... · melakukan pinjaman ke bank tetapi ke lembaga Non bank seperti Koperasi

54

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis yang penulis lakukan pada

BPRS AL-Salaam:

1. Prosedur pembiayaan mikro oleh BPRS Al-Salam Cabang Cinere

mengedepankan kemudahan dan persyaratan yang sederhana cukup

menyertakan fotokopi KTP, KK dan SIUP dengan lima tahap pembiayaan

meliputi tahap permohonan pembiayaan, tahap analisis pembiayaan, tahap

pemberian putusan pembiayaan, tahap pencairan pembiayaan/akad

pembiayaan, dan tahap pemantauan pembiayaan.

2. Analisis kelayakan pembiayaan mikro Pada BPRS AL-Salaam dilihat dari

sejumlah kasus yang ditemukan pada nasabah dan implementasinya lebih

menekankan pada aspek character, capacity. Selain itu dipertimbangkan

pula aspek pendukung seperti capital, condition of economy dan collateral.

3. Strategi BPRS AL-Salaam dalam menganalisis pembiayaan mikro

menerapkan berbagai hal yang memudahkan nasabah dalam memberikan

pembiayaan dan meminimalisir risiko pembiayaan bermasalah seperti

melakukan pendekatan personal kepada calon nasabah dengan komunikatif,

pembagian tugas yang baik oleh Kepala Divisi Bisnis & Produk – Modal

54

Page 66: ANALISIS KELAYAKAN PEMBIAYAAN MIKRO PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28227/1/SYAM... · melakukan pinjaman ke bank tetapi ke lembaga Non bank seperti Koperasi

55

Kerja & Investasi sebelum para staf pembiayaan melakukan survei ke

nasabah, perencanaan yang baik sebelum investigasi ke nasabah dengan

menyiapkan berbagai dokumen yang berkaitan, Sales Officer dalam

menganalisis lebih menekankan aspek karakter, capacity dan syariah, aspek

collateral merupakan pendukung bukan hal yang pertama kali dianalisis,

proses penilaian karakter dilakukan dengan dua cara yaitu wawancara dan

investigasi, kemudahan dalam prosedur pembiayaan, penjelasan secara

detail oleh staf pembiayaan ketika calon nasabah melakukan permohonan

pembiayaan.

B. Saran

Dari penelitian ini dapat disarankan sebagai berikut:

1. BPRS AL-Salaam harus terus berusaha meningkatkan kinerja dalam

pembiayaan mikro sehingga pangsa pasar perbankan syariah dapat

meningkat.

2. Strategi yang telah dibuat seharusnya diterapkan secara komprehensif agar

memperoleh keunggulan kompetitif (competitive advantage).

3. Monitoring harus dilakukan oleh para staf pembiayaan mikro secara rutin

terhadap para calon nasabah agar memperkecil terjadinya penyalahgunaan

pembiayaan mikro

Page 67: ANALISIS KELAYAKAN PEMBIAYAAN MIKRO PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28227/1/SYAM... · melakukan pinjaman ke bank tetapi ke lembaga Non bank seperti Koperasi

56

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, M. Ma’ruf. Hukum Perbankan dan Perkembangan Bank Syariah di

Indonesia. Banjarmasin: Antasari Press, 2006.

Afiff, Faisal, dkk. Strategi dan Operasional Bank. Bandung: PT Eresco, 1996.

Dewi, Chandra. Faktor-Faktor yang mempengaruhi Strategi Pemberian Kredit dan

Dampaknya Terhadap Non Performing Loan. 2009.

Hamdan, Umar dan Andi, Wijaya, Analisis Komparatif resiko Keuangan Bank

Perkreditan Rakyat dan BPR Syariah. 2005.

Hasan, Zubairi. Undang-Undang Perbankan Syariah. Jakarta: PT RajaGrafindo

Persada, 2009.

Karim, Adiwarman A. Bank Islam Analisis Fiqh dan Keuangan. Jakarta: PT Raja

Grafindo Persada, 2001.

Kasmir, Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,

2011.

Dasar-dasar Perbankan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2003.

Manajemen Perbankan, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2007

Kuncoro, Mudrajad. Strategi Bagaimana Meraih Keunggulan Kompetitif. Jakarta:

Gelora Aksara Pertama, 2005.

64

Page 68: ANALISIS KELAYAKAN PEMBIAYAAN MIKRO PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28227/1/SYAM... · melakukan pinjaman ke bank tetapi ke lembaga Non bank seperti Koperasi

57

Rahayu, Selfie. “Analisis Pembiayaan Usaha Mikro Syariah Pada Bank Mega

Syariah.” Skripsi S1 Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta,

2010.

Rizqullah, “Pembenahan Manajemen Perbankan Syariah Menyongsong Industri

Perbankan 2010”, Makalah disampaikan pada seminar Bulanan MES, 21

Februari 2010, h. 4.

Sinungan, Muchdarsyah. Manajemen Dana Bank. Jakarta: PT Bumi Aksara, 1997.

Subagyo, dll, 2002, Bank dan Lembaga KeuanganLainnya, (STIE YKPN,

Yogyakarta), h, 117.

Susanto, Edi. Formulasi Strategi Bersaing PT. BPRS Pemerintah Kota Bekasi, 2012.

Undang-undang Republik Indonesia No. 21 Tahun 2008 Tentang Perbankan Syariah

Wawancara Pribadi dengan Azwar. Jakarta. 01 April 2015.

Wawancara Pribadi dengan Bapak Zulfikar Zulkarnain. Jakarta. 09 April 2015

BPRS Al-Salam”, artikel diakses pada tanggal 12 Februari 2015 dari

http://www.bprsalsalaam.com/?fuseaction=home.general&section=profil&sub

section=sejarah_bprs_alsalaam

Departemen Koperasi. “Kriteria UMKM”. diakses pada 14 Mei 2014 dari

http://www.depkop.go.id/index.php?option=com_content&view=article&id=1

29.

65

Page 69: ANALISIS KELAYAKAN PEMBIAYAAN MIKRO PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28227/1/SYAM... · melakukan pinjaman ke bank tetapi ke lembaga Non bank seperti Koperasi

58

“Deskriptif Kualitatif”, diakses pada 14 Mei 2014 dari

http://aldoranuary26.blog.fisip.uns.ac.id/2012/02/29/deskriptif-kualitatif/

Koto, Ferry. “UMKM Semakin Kuat”, Artikel diakses pada 08 April 2015 dari

http://ferrykoto.wordpress.com/2013/12/20/tahun-2014-ekonomi-menurun-

koperasi-berjaya-umkm-semakin-kuat/

Yasinta. “Kriteria UMKM”, Artikel diakses pada 15 Maret 2015 dari

http://yasintahening.wordpress.com/2013/03/27/kontribusi-umkm-dalam-

perekonomian-indonesia/

66

Page 70: ANALISIS KELAYAKAN PEMBIAYAAN MIKRO PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28227/1/SYAM... · melakukan pinjaman ke bank tetapi ke lembaga Non bank seperti Koperasi

59

Page 71: ANALISIS KELAYAKAN PEMBIAYAAN MIKRO PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28227/1/SYAM... · melakukan pinjaman ke bank tetapi ke lembaga Non bank seperti Koperasi

60

Page 72: ANALISIS KELAYAKAN PEMBIAYAAN MIKRO PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28227/1/SYAM... · melakukan pinjaman ke bank tetapi ke lembaga Non bank seperti Koperasi

61

Page 73: ANALISIS KELAYAKAN PEMBIAYAAN MIKRO PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28227/1/SYAM... · melakukan pinjaman ke bank tetapi ke lembaga Non bank seperti Koperasi

62

Page 74: ANALISIS KELAYAKAN PEMBIAYAAN MIKRO PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28227/1/SYAM... · melakukan pinjaman ke bank tetapi ke lembaga Non bank seperti Koperasi

63

Page 75: ANALISIS KELAYAKAN PEMBIAYAAN MIKRO PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28227/1/SYAM... · melakukan pinjaman ke bank tetapi ke lembaga Non bank seperti Koperasi

64

Page 76: ANALISIS KELAYAKAN PEMBIAYAAN MIKRO PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28227/1/SYAM... · melakukan pinjaman ke bank tetapi ke lembaga Non bank seperti Koperasi

65

Page 77: ANALISIS KELAYAKAN PEMBIAYAAN MIKRO PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28227/1/SYAM... · melakukan pinjaman ke bank tetapi ke lembaga Non bank seperti Koperasi

66

Page 78: ANALISIS KELAYAKAN PEMBIAYAAN MIKRO PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28227/1/SYAM... · melakukan pinjaman ke bank tetapi ke lembaga Non bank seperti Koperasi

67

Page 79: ANALISIS KELAYAKAN PEMBIAYAAN MIKRO PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28227/1/SYAM... · melakukan pinjaman ke bank tetapi ke lembaga Non bank seperti Koperasi

68

Page 80: ANALISIS KELAYAKAN PEMBIAYAAN MIKRO PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28227/1/SYAM... · melakukan pinjaman ke bank tetapi ke lembaga Non bank seperti Koperasi

69

HASIL WAWANCARA MENGENAI PEMBIAYAAN MIKRO

(Wawancara dengan Kepala Divisi Bisnis & Produk – Modal Kerja & Investasi)

Narasumber : Bapak Azwar selaku Kepala Divisi Bisnis & Produk – Modal Kerja

& Investasi

Waktu : 23 Maret 2015

Tempat : BPRS Al Salaam Cabang Cinere

1. Apa keunggulan pembiayaan mikro BPRS Al Salaam dibandingkan bank lain?

Untuk bisnis mikro sebenarnya semua bank tidak dapat dikatakan bahwa BPRS

Al Salaam lebih baik dibandingkan bank lain, ada keunggulan di masing-masing

bank, hanya BPRS Al Salaam mempunyai strategi meliputi SDM yang unggul

dan produk yang bersaing.

2. Bagaimana prosedur permohonan pembiayaan BPRS Al Salaam untuk sektor

UMKM?

Nasabah harus punya usaha minimal 2 tahun , entah nasabah datang lansung ke

kantor cabang terdekat atau didatangi lansung oleh marketing lalu bila minat

tinggal menyerahkan data yang wajib dipenuhi

3. Bagaimana kriteria UMKM yang mendapatkan persetujuan pembiayaan?

Usaha yang dapat dibiayai mikro adalah usaha kecil menengah memiliki tempat

usaha yang permanen, ada jaminan, 5C (Character ,Capacity,Capital Condition

Page 81: ANALISIS KELAYAKAN PEMBIAYAAN MIKRO PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28227/1/SYAM... · melakukan pinjaman ke bank tetapi ke lembaga Non bank seperti Koperasi

70

of economy,dan Collateral). Untuk mengetahui usaha tersebut mikro, menengah

atau makro berdasarkan UU No 25 Tahun 1999 tentang struktur modal usaha

mikro, menengah, macro (enterprise) untuk saat ini UU No. 20 Tahun 2008

4. Bagaimana strategi BPRS Al Salaam dalam menganalisis kelayakan pembiayaan

mikro yang diajukan nasabah?

Strategi BPRS Al Salaam dalam menganalisis kelayakan tetap mengacu pada 5C

dan aspek syariah tetapi tidak menutup kemungkinan adanya penilaian di luar 5C

itu sendiri tergantung implementasinya di lapangan misalkan dengan

penambahan pertimbangan terhadap aspek-aspek lain seperti pertimbangan

analisa pasar, hubungan dengan supplier dan lain- lain.

5. Berapa lama yang dibutuhkan dalam analisis pembiayaan hingga pembiayaan

tersebut disetujui? Sesuai SLA (Standar Layanan) 7 hari

6. Bagaimana kriteria UMKM yang mendapatkan persetujuan pembiayaan?

Usaha yang dapat dibiayai mikro adalah usaha kecil menengah memiliki tempat

usaha yang permanen, ada jaminan, 5C (Character ,Capacity, Capital , Condition

of economy,dan Collateral). Untuk mengetahui usaha tersebut mikro, menengah

atau makro berdasarkan UU No 25 Tahun 1999 tentang struktur modal usaha

mikro, menengah, macro (enterprise).

7. Bagaimana strategi BPRS Al Salaam dalam menganalisis kelayakan pembiayaan

mikro yang diajukan nasabah?

Strategi BPRS Al Salaam dalam menganalisis kelayakan tetap mengacu pada 5C

dan aspek syariah tetapi tidak menutup kemungkinan adanya penilaian di luar 5C

Page 82: ANALISIS KELAYAKAN PEMBIAYAAN MIKRO PADA …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/28227/1/SYAM... · melakukan pinjaman ke bank tetapi ke lembaga Non bank seperti Koperasi

71

itu sendiri tergantung implementasinya di lapangan misalkan dengan

penambahan pertimbangan terhadap aspek-aspek lain seperti pertimbangan

analisa pasar, hubungan dengan supplier dan lain- lain.

8. Bagaimana cara untuk menilai karakter calon nasabah?

Penilaian karakter calon nasavah dapat dilakukan dengan dua cara yaitu

wawancara dan investigasi atau penyidikan, Dengan wawanvara dapat dilihat

dari cara nasabah melakukan tanya jawab dengan bank sepertt berkomunikasi

dan respon nasabah saat diajukan pertanyaan sedangkan Investigasi atau

penyidikan bertujuan untuk melihat karakter nasabah dari lingkungan tempat

nasabah bertempat tinggal, tempat usaha atau sejenisnya.

9. Bagaimana mengenai analisa pasar?

Analisa pasar dilakukan ke nasabah dan mengklasifikasi jenis jaminan dengan

syarat jaminan harus bersifat marketable.

10. Apakah tujuan dari BI Checking? BI Checking bertujuan untuk melihat

pembayaran hutang di bank lain, melihat kolektibilitas pembiayaan/ tingkat

kesehatan pembiayaan nasabah.