mengungkap makna nasionalisme dalam kumpulan puisi perjaka tua karya syam s tamoe
TRANSCRIPT
Mengungkap Makna Nasionalisme Dalam Kumpulan Puisi “Perjaka Tua”
karya Syam S Tamoe 1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang Masalah
Kegiatan sehari hari merupakan bagian dari usaha untuk merubah diri menjadi lebih
baik, begitu pula pendidikan yang merupakan usaha sadar seseorang untuk
meningkatkan kualitas pribadi baik secara jasmani maupun rohani. Pembangunan
pendidikan salah satu bagian penting dari upaya menyeluruh dan sungguh-sungguh
untuk meningkatkan kualitas bangsa. Keberhasilan dalam membangun pendidikan akan
memberikan kontribusi besar pada pencapaian tujuan pembangunan nasional.
Berdasarkan hal tersebut, sangat pantaslah pendidikan mengenalkan patriotisme atau
kenegaraan. pembangunan pendidikan mencakup berbagai dimensi yang luas dan
diselenggarakan sebagai satu kesatuan yang sistematik dengan sistem terbuka dan
multimakna.
Dengan adanya pendidikan yang merata maka akan melahirkan bangsa yang maju,
adil dan makmur. Maka dari itu, hendaknya pemerintah menghimbau masyarakat agar
mengenyam pendidikan. Pemerataan pendidikan juga harus bisa dirasakan oleh semua
lapisan masyarakat yang mempunyai kekurangan maupun yang normal. Undang-undang
Nomor 20 Tahun 2003 pada Pasal 5 Ayat 1 s.d. 4 menyebutkan bahwa :
1. Setiap warga negara mempunyai hak yang sama untuk memperoleh
pendidikan yang bermutu.
2. Warga negara yang memiliki kelainan fisik, emosional, mental, intelektual
dan/atau sosial berhak memperoleh pendidikan khusus.
3. Warga negara di daerah terpencil atau terbelakang serta masyarakat adat yang
terpencil berhak memperoleh pendidikan layanan khusus.
4. Warga negara yang memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa berhak
memperoleh pendidikan khusus.
Pendidikan secara faktual merupakan pengalaman belajar seseorang sepanjang
hidup. Oleh sebab itu Pendidikan dapat dilakukan oleh siapa saja, di mana saja, dan
kapan saja. Artinya pendidikan dapat dilakukan tanpa mengenal batas usia, ruang, dan
Mengungkap Makna Nasionalisme Dalam Kumpulan Puisi “Perjaka Tua”
karya Syam S Tamoe 2
waktu.Setiap warga negara berhak untuk mendapatkan pendidikan dan sarana prasarana
dari pemerintah untuk menunjang keberlangsungan proses pendidikan.
Pendidikan juga tidak mengenal pembatasan bentuk dan kegiatan, dalam hal ini
pendidikan dapat dilakukan di sekolah, luar sekolah, pondok pesantren, perguruan-
perguruan, dan lain sebagainya. Kesadaran masyarakat (global) terhadap hak azasi
manusia (HAM) semakin tinggi. Hal ini menyebabkan meningkatnya apresiasi terhadap
keberagaman atau perbedaan. Kesadaran tersebut secara tidak langsung mengubah
paradigma penyeragaman dan penyamarataan menjadi sesuatu yang tidak lazim.
Perbedaan tidak lagi dipandang sebagai penyimpangan, melainkan sebagai sesuatu yang
patut disyukuri. Karena dengan adanya perbedaan setiap manusia dapat berinteraksi
untuk saling melengkapi kekekurangannya. Oleh karena itu adanya perbedaan di antara
manusia tidak harus diperlakukan ekslusif.
Maka dari itu dalam beberapa orasi, penyair melalui karya karyanya mengatakan
pemerintah tidak adil, dan semacamnya karna para penyair berpendapat hanyabagi
orang orang yang memiliki uang saja yang bisa mengenyam pendidikan yang
layak,padahal selaku pemerintah harus bertindak adil dan tidak pandang bulu dalam
memperhatikan warganya sehingga Pemerintah dapat dengan mudah mengajarkan
budaya, dan nasionalisme negaranya. Berdasarkan fakta yang ada warga indonesia tidak
sedikit yang tidak mengenal budayanya malahan mereka enggan untuk mengenal dan
menanamkan nasionalisme sehingga mereka tidak mau tahu apa yang sedang terjadi di
negaranya. Dengan ini jelas bahwa peran pemerintah kurang dalam memberikan materi
pendidikan khususnya di bidang kenegaraan (nasionalisme).
Dari permasalahan itu pemerintah berusaha lebih bijak dengan memberi perhatian
yang merata bagi masyarakat khususnya bagi yang mempunyai kelainan agar bisa
sejajar dengan mereka yang normal sehingga mereka juga akan merasa memiliki beban
untuk menjaga keutuhan negara. Hal ini sesuai dengan UU Sistem Pendidikan Nasional
No. 20 tahun 2003 yaitu pasal 32 tentang layanan pendidikan khusus menyebutkan
bahwa pendidikan khusus merupakan pendidikan bagi peserta didik yang memiliki
tingkat kesulitan dalam mengikutu proses pembelajaran karena kelainan fisik,
emosional, mental, sosial, dan/atau memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa.
Mengungkap Makna Nasionalisme Dalam Kumpulan Puisi “Perjaka Tua”
karya Syam S Tamoe 3
Sehingga mereka di harapkan mampu menjalan kan hak dan kewajiban sebagai
warga negara indonesia seperti yang tercantum dalam UUD 1945 Bab X Pasal 26, 27,
28, dan30 Warga Negara,
• Pasal 26 ayat (1) yang menjadi warga Negara adalah orang-orang bangsa
Indonesia asli dan orang-orang bangsa lain yang disahkan dengan undang-
undang sebagai warga Negara pada ayat (2), syarat –syarat mengenai
kewarganegaraanditetapkan dgn undang-undang.
• Pasal 27 ayat (1) bahwa segala warga Negara bersamaan kedudukannya didalam
hukum dan pemerintahan, wajib menjunjung hukum dan pemerintahan itu
dengan tidak ada kecualinya. Pada ayat (2) disebutkan bahwa tiap-tiap warga
Negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan.
• Pasal 28 disebutkan bahwa kemerdekaan berserikat dan berkumpul,
mengeluarkan pikiran dgn lisan dan sebagainya ditetapkan dengan undang-
undang.
• Pasal 29 ayat (2) adanyakemerdekaanuntukmemeluk agama
masingdanberibadahmenurutagamanyamasing-masing.
• Pasal 30 ayat (1) bahwa hak dan kewajiban warga negara untuk ikut serta dalam
pembelaan negara (ketahanan dan keamanan negara) dan ayat 2 mengatakan
pengaturan lebih lanjut diatur dengan Undang-Undang.
• Pasal 31 ayat (1) hakataspengajaran.
Warga negara indonesia banyak yang tidak selaras dan tidak sejalan dengan
undang undang tersebut atau bahkan ada yang tidak pernah tahu bahwa kita juga
memiliki kewajiban untuk ikut serta dalam membela negara dan ini sangat jelas bahwa
tidak adanya peran pemerintah dalam usaha menanamkan pendidikan yang berbasis
kenegaraan dari usia dini sehingga nasionalisme sangat sulit untuk dapat terpatre dalam
diri bangsa indonesia dari seluruh lapisan, begitu pula penyair yang kebanyakan suka
Mengungkap Makna Nasionalisme Dalam Kumpulan Puisi “Perjaka Tua”
karya Syam S Tamoe 4
mengkritisi pemerintah. Tidak sedikit dari merika yang hanya lebih suka menumpahkan
isi perasaan peribadi dari pada mengawal perjalan negerinya, ini disebabkan tidak
adanya ketertarikan akan tema nasionalisme dan kurangnya penekanan pemerintah
dalam memerankan dan menanamkan nasionalisme kedalam diri warganya.
Oleh karena itu, keberagaman yang terjadi di satu masyarakat adalah sesuatu yang
lumrah (“normal”). Keberagaman individu yang terjadi di masyarakat dapat berupa
perbedaan sosial kultural, sosio-emosional, kelainan fungsi anggota tubuh, kelainan
fungsi mental dan inteketual, dan sebagainya.
Keberagaman di atas kalau kita kaitkan dengan kenegaraan sangat krosial, namun
apabila seseorg yang memiliki perbedaan tersebut bisa memamfaatkan perbedaan itu
untuk menularkan kepada generasinya bahwa kita memiliki semboyan binnika tunggal
ika. Beberapa peristiwa yang menyeret petinggi negara, kita gambarkan kepada mereka
bahwa apabila mereka tidak mampu menjalankan pemerintahan maka kitalah yang
memiliki kewajiban untuk memperbaiki hal itu.
Salah satu usaha untuk menyadarkan masyarakat akan pentingnya patriotisme dan
ketidak puasa terhadap pemerintah penulis mengagkat puisi perjaka tua untuk di
analisis aspek patriotisme yang terkandung di dalamnya
1.2.Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka inti masalahnya dapat diidentifikasi
bahwa nasionalisme pada diri bangsa sudah mualai tersisihkan .
Dari identifikasi masalah tersebut, permasalahan dirumuskan dengan menggunakan
pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut:
1. Bagaimana penyair menggambarkan nasionalisme dalam kumpulan puisi
perjaka tua.
2. Bagaimana evaluasi dan tingkat keberhasilan penyair dalam mengkritisi serta
memberikan jalan terhadap pemerintah untuk menanamkan nasionalisme kepada
warga-warganya ?
1.3.Deskripsi Masalah
Mengungkap Makna Nasionalisme Dalam Kumpulan Puisi “Perjaka Tua”
karya Syam S Tamoe 5
Ada berbagai cara dan bentuk warga Negara khususnya indonesia dalam
usahanya membantu menjaga keutuhan, keamanan, dan kemajuan negara
(nasionalisme). Sehingga bagi yang merasa dirinya memiliki indonesia harus mengenal
segala hal yang berhubungan dengan nasionalisme, seperti melestarikan budaya,
Belajar dengan rajin bagi para pelajar, dan taat akan hukum dan aturan-aturan negara
1.4.Pembatasan Masalah
Dari berbagai masalah yang timbul, penulis hanya akan berusaha membahas
permasalahan bela negara saja, mengingan kemampuan penulis yang terbatas sehingga
dalam makalah ini akan lebih fokus pada cakupan “bela negara” saja.
1.5.Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini yaitu untuk menguraikan makna yang tersirat
dalam puisi perjaka tua khususnya dalam aspek kenegaraan sehingga pembaca dapat
benar benar memahami maksud dari puisi tersebut utamanya pemerintah dengan
harapan bisa memberikan dukungan kepada mereka.
1.6.Manfaat Penelitian
a. Guru yaitu sebagai acuan/media pembelajan.
b. Siswa yaitu sebagai sumber pembelajaran.
c. Peneliti yaitu sebagai bahan refrensi.
1.7.Sistematika Penelitian
PENDAHULUAN
Berisi tentang halaman kata pengantar, halaman daftar isi.
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini menguraikan tentnag latar belakang, rumusan masalah, deskripsi
masalah, pembatasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, sistematika
penulisan.
BAB II KAJIAN TEORI
Bab ini membahas tentang nasionalisme yang meliputi:
Kritik, saran dan dukungan terhadap negara
BAB III ANALISIS
Mengungkap Makna Nasionalisme Dalam Kumpulan Puisi “Perjaka Tua”
karya Syam S Tamoe 6
Dalam bab ini, dibahas mengenai nasionalisme yang terdapat dalam
kumpulan puisi Syam S tamoe “PERJAKA TUA”.
BAB IV PENUTUP
Dalam bab ini berisi simpulan, saran-saran, beserta kelengkapan penutup
yang berisi daftar rujukan.
Mengungkap Makna Nasionalisme Dalam Kumpulan Puisi “Perjaka Tua”
karya Syam S Tamoe 7
BAB II
KAJIAN TEORI
2.1. Pengertian Negara
Secara etiomologis, “negara” berasal dari bahasa asing yaitu, Staat (Belanda,
German), atau State (Inggris). Kata Staat maupun State berasal dari bahsa Latin, yaitu
status atau statum yang berarti “ menempatkan dalam keadaan berdiri, membuat berdiri,
dan menempatkan”. Kata status juga dapat diartikan sebagai suatu keadaan tegak dan
tetap. Sementara itu, Niccolo Machiavelli memperkenalkan istilah La Statodalam
bukunya “ Il Principle “ yang mengartikan negara sebagai kekuasaan.
Kata “ negara” yang lazim digunakan di Indonesia berasal dari bahasa
Sansekertanagari atau nagara yang berarti “ wilayah atau kota, atau penguasa”. Pada
masa kerajaan Majapahit abad XIV, seperti ditulis dalam buku “ Negara Kerta Gama “
karangan MpuPrapanca (1365), digambarkan tentang pemerintahan Majapahit yang
menghormati musyawarah, hubungan antar daerah, dan hubungan dengan negara-negara
tetangga.
Hakikat negara adalah organisasi kekuasaan. Yaitu lembaga yang memiliki
kekuasaan tertinggi/ terluas bila dibandingkan dengan organisasi lainnya dalam
masyarakat.
Definisi negara dapat dilihat dari beberapa sudut pandang seperti:
1. Negara sebagai organisasi kekuasaan, tokohnya J. H. A Logemann
Negara adalah organisasi kekuasaan yang bertujuan mengatur dan
menyelenggarakan masyarakat denagan kekuasaannya itu.
2. Negara sebagai organisasi politik, tokohnya Robert Mc. Iver
Negara adalah suatu organisasi politik yang berbeda dengan organisasi lain,
karena negara memiliki kedaulatan tertinggi dan keanggotaannya bersifat
mengikat semua orang.
3. Negara sebagai organisasi kesusilaan, tokohnya G. W. F. Hegel
Mengungkap Makna Nasionalisme Dalam Kumpulan Puisi “Perjaka Tua”
karya Syam S Tamoe 8
Negara aalahsuatu organisasi kesusilaan yang timbul sebagai sintesa antara
kemerdekaan universal dan kemerdekaan individual.
4. Negara integralistik, tokohnya B. Spinoza, Adam Muller, Soepomo
Negara merupakan suatu integrasi anatara pemerintah dengan rakyatnya. Negara
mengatasi seluruh faham golongan dalam masyarakat dan merupakan suatu
kesatuan yang organis.
Yang membedakan organisasi negara dengan organisasi kemasyarakatan
lainnya adalah, negara dilengkapi dengan “ kekuasaan” tertinggi. Kekuasaan
yang dimiliki negara bersifat: memaksa,memonopoli, dan mencakup semua.
Memaksa, artinya negara memiliki kekuatan fisik secara legal. Sarana untuk itu
adalah polisi, tentara, dan alat penjamin hukum lainnya. Memonopoli, artinya
negara dapat menetapkan tujuan bersama masyarakat. Mencakup semua, artinya
semua peraturan perundang-undangan yang berlaku adalah untuk semua orang.
Sebuah organisasi kekuasaan bisa disebut negara bila memiliki unsur-unsur
tertentu, meliputi:
1) rakyat,
2) wilayah,
3) pemerintah yang berdaulat, dan
4) pengakuan oleh negara lain.
Unsur “ rakyat, wilayah, dan pemerintah yang berdaulat” merupakan
unsur konstitutif/pembentuk negara yang mutlak harus adanya; sedang “
pengakuan dari negara lain” merupakan unsur tambahan (deklaratif). Ada dua
macam pengakuan yaitu, pengakuan de-facto, dan pengakiande-yure
Dari pengertian di atas ada beberapa hal yang terlupakan oleh perangkat
negara tersebut pada era ini khususnya pemerintah yang sudah banyak
melupakan tugas utamanya sebagai perancang, pelaksana, dan pemantau negara
sehingga mereka hanya memposisikan dirinya sebagai politisi saja, namun
Mengungkap Makna Nasionalisme Dalam Kumpulan Puisi “Perjaka Tua”
karya Syam S Tamoe 9
mereka tidak benar-benar tahu bahkan tidak pernah mengetahui apa hakikat
politik tersebut.
Politik adalah proses pembentukan dan pembagian kekuasaan dalam
masyarakat antara lain berwujud proses pembuatan, keputusan, khususnya
dalam negara. Atau dapat di pahami sebagai proses interaksi pemimpin dan yang
di pimpin. Ini adalah pengertian yang sering kali terabaikan sehingga pelaksana
politik menganggap bahwa politik hanya panggung sandiwara saja yang di
dalamnya selalu berproses dengan manipolitik.
Mengacu pada hal itu banyak masyarakat yang berusaha menyadarkan
perangkat negara agar kembali ke sanggar kebenaran salah satunya adalah
ungkapan dari para penyair yang mengungkapan kekesalan, kekecewaan, dan
kritik melalui sastra khususnya pada puisi seperti ungkapan penyair di bawah ini
Malam ini
Kami bersama anak bangsa
Dipaksa bersura membawa air mata
Tatkala bencana alam mahadahsyat
Menimpa saudara saudara kita di sumatra utara
Aceh, nabirepapua, dan yogyakarta
Lihatlah, negeri kita tercinta
Puluhan ribu anak anak tak berdosa
Hancur menjadi sarapan cacing laut belaka
Belum lagi korban harta benda
Yang menciptakan saudara saudara kita
Kurus tinggal tulang belulang hina
Mengungkap Makna Nasionalisme Dalam Kumpulan Puisi “Perjaka Tua”
karya Syam S Tamoe 10
Wahai penguasa
Kini rakyat menderita, kini rakyat berbaju darah...............
Pembelaan terhadap negara tidak hanya kewajiban menurut hukum negara saja
akan tetapi juga di sebutkan dalam hukum islam bahwa kita wajib membela negara
sampai darah penghabisan.
Persatuan dan kesatuan negara dapat di katakan berhasil dan terjalin apabila ada
kerja sama satu sama lain antara pimpinan dan yang di pimpin namun untuk berjalannya
hal itu harus ada yang berani angkat bicara dengan segala ketidaklurusan khususnya
rakyat yang di posisikan sebagai yang dipimpin karna kita tahu mayoritas rakyat enggan
mengkritisi hal itu karna mereka menganggap hanya pimpinan yang memiliki hak untuk
meluruskan.
Padahal setiap warga negara memiliki kewajiban untuk membela Negaranya, yaitu
sebuah konsep yang disusun oleh perangkat perundangan dan petinggi suatu negara
tentang patriotisme seseorang, suatu kelompok atau seluruh komponen dari suatu negara
dalam kepentingan mempertahankan eksistensi negara tersebut.
Secara fisik, hal ini dapat diartikan sebagai usaha pertahanan menghadapi serangan
fisik atau agresi dari pihak yang mengancam keberadaan negara tersebut, sedangkan
secara non-fisik konsep ini diartikan sebagai upaya untuk serta berperan aktif dalam
memajukan bangsa dan negara, baik melalui pendidikan, moral, sosial maupun
peningkatan kesejahteraan orang-orang yang menyusun bangsa tersebut.
Landasan konsep bela negara adalah adanya wajib militer. Subyek dari konsep
ini adalah tentara atau perangkat pertahanan negara lainnya, baik sebagai pekerjaan
yang dipilih atau sebagai akibat dari rancangan tanpa sadar (wajib militer). Beberapa
negara (misalnya Israel, Iran) dan Singapura memberlakukan wajib militer bagi warga
yang memenuhi syarat (kecuali dengan dispensasi untuk alasan tertentu seperti
gangguan fisik, mental atau keyakinan keagamaan). Sebuah bangsa dengan relawan
sepenuhnya militer, biasanya tidak memerlukan layanan dari wajib militer warganya,
kecuali dihadapkan dengan krisis perekrutan selama masa perang.
Mengungkap Makna Nasionalisme Dalam Kumpulan Puisi “Perjaka Tua”
karya Syam S Tamoe 11
Di beberapa negara, seperti Amerika Serikat, Jerman, Spanyol dan Inggris, bela
negara dilaksanakan pelatihanmiliter, biasanya satu akhir pekan dalam sebulan. Mereka
dapat melakukannya sebagai individu atau sebagai anggota resimen, misalnya
TentaraTeritorialBritania Raya. Dalam beberapa kasus milisi bisa merupakan bagian
dari pasukan cadangan militer, seperti Amerika Serikat National Guard.
Di negara lain, seperti Republik China (Taiwan), Republik Korea, dan Israel,
wajib untuk beberapa tahun setelah seseorang menyelesaikan dinas nasional.
Sebuah pasukan cadangan militer berbeda dari pembentukan cadangan, kadang-
kadang disebut sebagai cadangan militer, yang merupakan kelompok atau unit personel
militer tidak berkomitmen untuk pertempuran oleh komandan mereka sehingga mereka
tersedia untuk menangani situasi tak terduga, memperkuatpertahanan negara
2.2. Pengertian Bela Negara di indonesia
Adalah sikap dan perilaku warga negara yang dijiwai oleh kecintaannya kepada
Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang
Dasar 1945 dalam menjalin kelangsungan hidup bangsa dan negara yang seutuhnya.
Tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pembelaan negara dan
Syarat-syarat tentang pembelaan diatur dengan undang-undang.
Kesadaran bela negara itu hakikatnya kesediaan berbakti pada negara dan
kesediaan berkorban membela negara. Spektrum bela negara itu sangat luas, dari yang
paling halus, hingga yang paling keras. Mulai dari hubungan baik sesama warga negara
sampai bersama-sama menangkal ancaman nyata musuh bersenjata.[2] Tercakup di
dalamnya adalah bersikap dan berbuat yang terbaik bagi bangsa dan negara.
Unsur Dasar Bela Negara
1. Cinta Tanah Air
2. Kesadaran Berbangsa & bernegara
3. Yakin akan Pancasila sebagai ideologi negara
4. Rela berkorban untuk bangsa & negara
5. Memiliki kemampuan awal bela negara
Mengungkap Makna Nasionalisme Dalam Kumpulan Puisi “Perjaka Tua”
karya Syam S Tamoe 12
Contoh-Contoh Bela Negara :
1. Melestarikan budaya
2. Belajar dengan rajin bagi para pelajar
3. Taat akan hukum dan aturan-aturan negara
4. Dll.
2.3.Dasar Dasar Hukum Dan Peraturan Tentang Wajib Bela Negara
1. Tap MPR No.VI Tahun 1973 tentang konsep Wawasan Nusantara dan
Keamanan Nasional.
2. Undang-Undang No.29 tahun 1954 tentang Pokok-Pokok Perlawanan Rakyat.
3. Undang-Undang No.20 tahun 1982 tentang Ketentuan Pokok Hankam Negara
RI. Diubah oleh Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1988.
4. Tap MPR No.VI Tahun 2000 tentang Pemisahan TNI dengan POLRI.
5. Tap MPR No.VII Tahun 2000 tentang Peranan TNI dan POLRI.
6. Amandemen UUD '45 Pasal 30 ayat 1-5 dan pasal 27 ayat 3.
7. Undang-Undang No.3 tahun 2002 tentang Pertahanan Negara.
8. Undang-Undang No.56 tahun 1999 tentang Rakyat Terlatih
Namun apabila tidak sesuai dengan uraian itu maka kritik menjadi jalan keluar untuk
menyelesaikan dan meluruskannya.
Kritik terhadap pemerintah atau lembaga negara lainnya kerapkali disampaikan
melalui berbagai cara dan media. Kritik itu amat pedas, karena menohok kelemahan
atau kekurangan lembaga negara.
Ambil contoh kritik kepada DPR. Kritik bahwa lembaga DPR atau dulu disebut
Parlemen Indonesia kekanak-kanakan pernah dilontarkan oleh mantan Presiden Gus
Dur (Abdurrahman Wahid).
Kritik dengan cap kekanak-kanakan oleh Gus Dur bagi anggota DPR terjadi
karena anggota DPR kerap beradu jotos alias berantam di gedung tempat DPR
terhormat. Karena kritik Gus Dur itu, mungkin menjadi sala satu penyebab bahwa masa
pemerintahannya tidak bertahan lama.
Contoh lain, kritik senada dengan sebutan kekanak-kanakan itu juga pernah
dilontarkan pers luar negeri kepada Parlemen Indonesia sebagai kritik
Mengungkap Makna Nasionalisme Dalam Kumpulan Puisi “Perjaka Tua”
karya Syam S Tamoe 13
(1953)(lih.A.S.Sudiarja,SJ, Karya Lengkap Driyarkara: Gramedia: 2006, hlm.XXX).
Pers Barat (tidak disebutkan nama pers darimana) menyebut bahwa Parlemen Indonesia
itu childish (kekanak-kanakan), para pemimpin dan pegawainya tidak cakap, tidak jujur,
terlalu banyak korupsi dan sebagainya.
Mendengar kritik (kekanak-kanakan), terlebih lagi bila dijadikan cap bagi kita
akan menyakitkan. Kritik ini semestinya menjadi permenungan semua pemimpin di
negeri ini.
Sebab nyata-nyatanya dewasa ini, kritik pers luar negeri tersebut masih relevan
bagi bangsa kita. Masih banyak pemimpin entah di pusat atau di daerah, demikian juga
anggota DPR dan aparatur negara lainnya yang masih belum optimal mewujudkan
kesejahteraan rakyat. Sejumlah pegawai negeri tidak produktif, hanya datang ke kantor,
duduk, nongkrong lalu menunggu absen dan pulang.
Malahan karena penegakan hukum lemah, kasus korupsi tetap merajalela. Kasus
yang lain belum tuntas (kasus Bibit-Candra), kasus Gayus muncul menampar wajah
penegak hukum.
Elit partai politik sibuk mempersiapkan pencitraan diri, sementara rakyat korban
bencana belum pulih sepenuhnya dari penderitaannya.
Yang menjadi korban adalah rakyat kecil karena ulah yang tidak bertanggung
jawab dan kekanak-kanakan oleh oknum aparatur negara.
Untuk itu, kritik semacam kritik dari pers luar negeri yang pedas tersebut perlu
diterima bukan dengan emosi atau diabaikan saja.
Pada jamannya, Prof.Dr. N. Driyarkara memberi pendapat lewat tulisan di
sebuah majalah "Warung Pojok": 'Orang sini mendengar berondongan kritik pedas
macam itu tidak boleh marah atau juga tidak boleh tidur saja. Orang yang kalau dikritik
lalu marah, membantah, tidak akan memperbaiki tindakannya. Sebaliknya, jika nekad,
tidak peduli, ia akan celaka sendiri. Kritik Luar Negeri memang keras. Moga-moga saja
orang sini tidak keras kepala' (DiariumDriyarkara, 20-4-1954, ibid. SudiarjaSJ).
Masukan atau pandangan Driyarkara tersebut benar-benar kena di hati jika kita
membacanya dengan sepenuh hati. Namun, akan berlalu sia-sia begitu saja bila dibaca
dengan setengah hati.
Dari usur di atas poin kedua jelas bahwa kita harus memiliki Kesadaran
Berbangsa & bernegara maka dengan itu kita (warga)Indonesia akan sadar bahwa kita
mempunyai kewajiban untuk ikut serta menjaga ketahanan Negara.akhir akhir ini
Mengungkap Makna Nasionalisme Dalam Kumpulan Puisi “Perjaka Tua”
karya Syam S Tamoe 14
penyair seringkali memberikan sumbangan peringatan untuk memberi peringatan,
bahkan kritikan terhadap pemerintah beharap dengan usahaya ini pemerintah menyadari
terhadap banyak hal yang tidak sesuai dengan normanya, walaupun sebenarnya itu sulit
untuk sampai ke telinga mereka, karena mayoritas dari mereka enggan unk membaca.
Mengungkap Makna Nasionalisme Dalam Kumpulan Puisi “Perjaka Tua”
karya Syam S Tamoe 15
BAB III
ANALISIS UNSUR NASIONALISME DALAM KUMPULAN PUISI PERJAKA
TUA KARYA SYAM S TAMOE
Puisi sebagai sebuah karya seni sastra yang dapat dikaji dari bermacam-macam
aspek. Puisi dapat dikaji struktur dan unsur-unsurnya, mengigat bahwa puisi sebagai
struktur yang tersusun dari bermacam-macam unsure dan saran kepuitisan. Dapat pula
puisi dikaji jenis-jenis atau ragamnya, mengingat bahwa puisi memiliki beragam-ragam
jenisnya. Hal ini mengingat hakikat yang sebagai karya seni yang selalu terjadi
ketegangan antara konvensi dan pembaharuan (inovasi) (Teeuw, 1980:12).
Meskipun demikian, orang tidak akan dapat memahami puisi secara sepenuhnya
tanpa mengetahui dan menyadari bahwa puisi itu karya esteti yang bermakna, yang
mempunyai arti, bukan hanya sesuatu yang kosong tanpa makna. Oleh karena itu,
sebelum pengakjian aspek yang lain, perlu lebih dahulu puisi dikaji sebagai sebuah
struktur yang bermakna dan bernilai estetis.
Puisi mengekspresikan pemikiran yang membangkit akan perasaan, yang
merangsang imajinasi pancaindra dalam susunan panca indra. Semua itu merupakan
sesuatu yang penting, yang direkam dan diekspresikan, dinyatakan dengan menarik dan
member kesan. Puisi itu merupakan rekaman dan interpretasi pengalaman manusia yang
penting, digubah dalam wujud yang paling berkesan. Segala ulangan susunan baris
sajak yang nampak di baris lain dengan tujuan menambah kebagusan sajak, itulah yang
dimaksud dengan korespondensi (Slametmuljana, 1956: 113).
Dari ulasan-ulasan di atas tentang puisi, yang merupakan sebuah struktur yang
tersusun dari bermacam-macam unsure dan sarana-sarana kepuitisannya. Dalam
mencapai kepuitisan itu penyair mempergunakan banyak cara yang secara bersamaan
untuk mendapatkan jaringan efek puitis yang sebanyak-banyaknya yang lebih besar
daripada pengaruh beberapa komponen secara terpisah penggunaannya.
Sebagai gambaran puisi puisi yang ditulis oleh syam s tamoe adalah puisi yang
lebih menunjolkan kehidupan dan kenyataan sosial karna Sastra merupakan institusi
sosial yang ditentukan oleh sastrawan sebagai anggota masyarakat, selain itu puisi syam
s tamoe ini juga berusaha menampilkan bahasa yang sepadat mungkin untuk lebih
mudah di pahami mengingat puisi puisinya merupakan institusi sosial yang di dalamnya
terdapat kritik, budaya, dan saran.
Mengungkap Makna Nasionalisme Dalam Kumpulan Puisi “Perjaka Tua”
karya Syam S Tamoe 16
Analisis Karya
SAJAK KRITIK DI POJOK PAGI
“aku tak pahamjalan pikiran kalian”
sepenggal sajak putih di pojok malam
bila rakyat bermata rakyat
kritik rakyat akan merakyat
kritik rakyat akan dirakyatkan
kritik rakyat, rakyat dikritik
mengkritik rakyat, rakyat kritik
siapa lagi kritik-mengkritik?
“aku tak paham jalan pikiran kalian”
mimpi sebuah boneka di almari kosong
peradaban telah diadab
idealisme terapung dosa
nasionalisme diam membatu
demokrasi penjajah sejati
stop! kritik-mengkritik
biar rakyat bodoh berdialektika
negeri ni negeri musibah
negeri ini negeri bencana
negeri ini negeri berdarah
tapi bukan negeri-negerian
pengagum indonesia telah gugur
bung karno tinggal sejarah
ki hadjar dewantara lelah hidup
mas munir bosan merakyat
cak nurcholish madjid telah tiada
pak pramoedya ananta toer jenuh ber-tuhan
mereka menghilang bukan sakti
tapi ingin negeri ini jaya raya
Mengungkap Makna Nasionalisme Dalam Kumpulan Puisi “Perjaka Tua”
karya Syam S Tamoe 17
“aku tak paham jalan pikiran kalian”
sebat sajak gelisah di trotoar bolong
negeri ini bosan berwacana
wajah rakyat di terjang bencana
dekonstruksi anti reformasi
indonesia mengumbar sejuta janji
kritik-mengkritik pun lupa tersaji bukti
kita malu anak bangsa lugu
kita bingung anak negeri pintar
kita bangga anak indonesia ada
tapi sampai kapan kita mengkhayal
rakyat bukan teman permainan
pemerintah bukan dewan di agungkan
akhiri permainan politik licik
akhiri kritik-mengkritik picik
semua ingin indonesia jaya raya
seperti janji aparatur yang tertutur
“aku tak paham jalan pikiran kalian”
cuplikan tawa bayi di peru bumi
indonesia bangga punya bung karno
tapi kecewa hanya satu jumlahnya
akhir sebuah sajak kritik di pojok pagi
Sebuah karya sastra (fiksi), merupakan sebuah bangunan cerita yang
menampilkan sebuah dunia yang sengaja dikreasikan pengarang. Dengan demikian,
karya sastra (fiksi) menampilkan dunia dalam kata, bahasa, di samping juga dikatakan
menampilkan dunia dalam kemungkinan. Kata merupakan sarana terwujudnya
bangunan cerita. Kata merupakan sarana pengucapan karya sastra.
Karya sastra mempunyai unsur-unsur yang membangunnya baik dari dalam
maupun dari luar. Unsur-unsur yang membangun itu adalah unsur intrinsic dan unsure
ekstrinsik. Kedua unsure inilah yang sering banyak disebutkan oleh parakritikus dalam
rangka mengkaji atau membicarakan karya sastra pada umumnya.
Mengungkap Makna Nasionalisme Dalam Kumpulan Puisi “Perjaka Tua”
karya Syam S Tamoe 18
Unsur intrinsic adalah unsur-unsur yang membangun karya sastra itu sendiri.
Unsur-unsur ini yang menyebabkan karya hadir sebagai karya sastra, unsur-unsur yang
yang secara factual akan dijumpai jika orang membaca karya sastra. Unusur ekstrinsik
adalah unsur-unsur yang berada di luar karya itu, tetapi secara tidak langsung
mempengaruhi bangunan atau system organisme karya sastra.
“Sajak kritik di pojok pagi” kata kritik yang di gunakan dalam judul ini sangat
jujur dan jelas dengan harapan mudah dimengerti dan di sadari bahwa ini adalah sajak
kritik pojok pagi menggambarkan ke jelasan kritik yang tiada henti hingga di
gambarkan pojok pagi oleh bahasa penyair yang artinya sampai ujung malam, kritik
tetap ada.
Aku tak paham jalan pikir kalian dalam kalimat ini penyair berusaha
menyadarkan pejabat pemerintah dengan memposisikan dirinya sebagai wakil rakyat
yang tidak paham akan kinerja yang tidak sesuai posisinya sebagai pelaku
pemerintahan, bahkan dalam kata jalan pikir kalian dapat di artikan dengan kelakuan
yang jauh tidak sesuai dengan UU, penyair menanyakan dan menginginkan kejelasan
tentang hal itu.
sepenggal sajak putih di pojok malam
bila rakyat bermata rakyat
kritik rakyat akan merakyat
kritik rakyat akan dirakyatkan
kritik rakyat, rakyat dikritik
mengkritik rakyat, rakyat kritik
siapa lagi kritik-mengkritik?
Penggalan puisi ini, lahir karna ada ketidak puasan akan respon kritik yang tanpa
ada jawab dan titik temu sehingga dengan kata “kritik rakyat, rakyat di kritik” penyair
menyatakan ketidak puasanya terhadap tanggapan akan keritikan rakyat yang selalu di
tanggapi dengan membalas mengkritik rakyat, sehingga timbul kata tanya siapa lagi
yang akan saling mengkritik jika pemimpinnya saja tidak mau di kritik.
mimpi sebuah boneka di almari kosong
peradaban telah diadab
idealisme terapung dosa
nasionalisme diam membatu
demokrasi penjajah sejati
Mengungkap Makna Nasionalisme Dalam Kumpulan Puisi “Perjaka Tua”
karya Syam S Tamoe 19
stop! kritik-mengkritik
biar rakyat bodoh berdialektika
mimpi rakyat, aspirasi rakyat hanya seperti boneka di lemari kosong tidak ada
yang peduli seberapa indah, dan lucunya dia hanya bisa diam. hingga nasionalisme
tidak bisa berbuat banyak karna nasionalisme hanya bisa diam dan membatu saja.
Demokrasi yang di idam idamkan, menjadi penjajah setia hati akibat ke inginan
penguasa untuk menghentikan kretik tapi mereka tidak mau menghentikan kretik
terhadap rakyat.
negeri ni negeri musibah
negeri ini negeri bencana
negeri ini negeri berdarah
tapi bukan negeri-negerian
pengagum indonesia telah gugur
bung karno tinggal sejarah
ki hadjar dewantara lelah hidup
mas munir bosan merakyat
cak nurcholish madjid telah tiada
pak pramoedya ananta toer jenuh ber-tuhan
mereka menghilang bukan sakti
tapi ingin negeri ini jaya raya
hingga pada bait ini penyair menanyakan generasi orang orang yang berjasa bagi
bangsa dan negara bung karno, ki hadjar, monir, nurcholish, dan pramoedya menghilang
tanpa bekas, hanya sisa-sisa namanya yang membekas namun mereka tetap
menginginkan negeri ini jaya raya.
cuplikan tawa bayi di peru bumi
indonesia bangga punya bung karno
tapi kecewa hanya satu jumlahnya
akhir sebuah sajak kritik di pojok pagi
cuplikan bait terakhir ini mengisyaratkan bung karno-bung karno muda agar
indonesia tidak hanya bangga pada satu orang saja bukan kekecewaan bagi bung karno
muda sehingga demokrasi benar-benar ada, rakyat punya hak, rakyat punya kenya
kekuasaan, dan rakyat berhak mengkritisi pelaku negara yang tidak sesuai dengan
norma normanya.
Mengungkap Makna Nasionalisme Dalam Kumpulan Puisi “Perjaka Tua”
karya Syam S Tamoe 20
KADANG
Kadang
Aku berpikir negara
Kadang
Aku lupa
Kadang
Aku cinta negara
Kadang
Aku muak
Kadang
Bahkan kadang-kadang
Negara musuh nomer satu
Kadang
Bahkan kadang-kadang
Negara dewa nomer dua
Kadang negara
Kadang tak bernegara
Kadang negara
Kadang-kadang negara
Kadang
Hanya,kadang-kadang negara
Kadang
Negara,kadang hanya negara
Kadang
Cukup kadang-kadang saja!
Puisi kedua dari kumpulan puisi perjaka tua menjelaskan tentang ketidak
yakinan akan negara, yang selalu menghadirkan kebimbangan, sangat jelas dan tanpak
bahwa dalam bait bait di atas banyak menyatakan kejelekan negara tapi di tepis dengan
bait di bawahnya atau malah sebaliknya yaitu menyatakan kebaikan negara tapi di tepis
Mengungkap Makna Nasionalisme Dalam Kumpulan Puisi “Perjaka Tua”
karya Syam S Tamoe 21
dengan bait selanjutnya sehingga pengarang mengidentifikasi bahwa negara hanya
kadang kadang saja.
Setelah di teliti sajak sajak di atas lahir karna pelaku negara yang hanya
mementingkan diri sendiri berbeda dengan visi dan misi awalnya yang berjanjji untuk
memajukan negara, menjaga negara, dan bahkan ingin menyerahkan hidupnya terhadap
negara. Hingga penyair berani mengatakan negara musuh nomer satu dan negara dewa
nomer dua. Dengan harapan negara tidak hanya di jadikan pentas sandiwara saja yang
ketika di depan rakyat mereka berbangsa dan bernegara tapi di belakang itu mereka
tidak menghiraukan semua itu yang penting mereka di kagumi, di hormati, dan di
anggap bahwa dia adalah pemimpin.
SAJAK TUKANG PARKIR
Terus....
Terus ....
Terus ...
Terus ....
Stop !
“Terima kasih pak..”
Banyak orang memposisikan dirinya tidak sesuai dengan posisi sesungguhnya
begitu pula dalam puisi sajak tukang parkir pengarang mencoba menggambarkan rakyat
dengan tukang parkir yang kadang dicari saat di butuhkan tapi terlantar tak di
perhitungkan begitu saja. Kata terus....terus....terus...dan terus itu sebagai bukti bahwa
pemerintah menginginkan selalu di kawal oleh rakyat namun ketika sudah di kawal
sedemikian rupa mereka cukup membalas dengan kata “terima kasih pak “. Dan
selebihnya mereka tidak mau tahu bahkan terhadap janji mereka sendiri lupa, sama
persis seperti tukang parkir yang habis manis sepah di buang.
KITA RAKYAT
Kita rakyat
Untuk rakyat
Hidup merakyat
Kita rakyat
Mengungkap Makna Nasionalisme Dalam Kumpulan Puisi “Perjaka Tua”
karya Syam S Tamoe 22
Jangan lupa rakyat
Demi rakyat
Kasihan rakyat
Kita rakyat
Bersama rakyat
Karena rakyat kita rakyat
Puisi kita rakyat yang di petik dari kumpulan puisi PERJAKA TUA ini adalah
puisi yang bait kebaitnya berisikan peringatan atau keritik terhadap perangkat rakyat
khusnya mereka yang di pilih secara demokrasi.
Kita rakyat
Untuk rakyat
Hidup merakyat
Dalam bait ini pengarang berusaha menyadarkan bahwa kita semua adalah
rakyat khususnya bagi mereka yang melupakan asal usul mereka, dan melupakan tujuan
mereka. sehingga mereka hanya mementingkan diri sendiri, keluaga, dan kerabatnya
saja, dan hidup merakyat berubah menjadi hidup berkeluaga.
Kita rakyat
Jangan lupa rakyat
Demi rakyat
Kasihan rakyat
Dalam bait ini pengarang seakan-akan memposisikan dirinya sebagai orang yang
memiliki jabatan sama persis dengan yang di kritik, dengan demikian bait ini lebih
mengarah pada sebuah ajakan untuk tidak melupakan rakyat, demi rakyat, dan untuk
mengasihi rakyat.
Kita rakyat
Bersama rakyat
Karena rakyat kita rakyat
Dan dengan bait terakhir ini pengarang mempertegas bahwa kita semua,
termasuk pejabat adalah rakyat yang selalu membutuhkan rakyat untuk bersama sama
membangun bangsa, dan negara.
Mengungkap Makna Nasionalisme Dalam Kumpulan Puisi “Perjaka Tua”
karya Syam S Tamoe 23
PUTRA BANGSA
perjalananmu telah berakhir
sejarah terukir di mata dunia
kau putra bangsa di negeri semesta
berjuang tanpa mengenal waktu
puluhan tahun
kau kibar merah putih
pahit manis kau telan tanpa rasa
mengharap negeri jaya raya
rakyat hanyalah rakyat
selamat jalan putra bangsa
negeri mendoakan mu
negeri merindukanmu
negeri mengenangmu
tak ada dendam bagi indonesia
kau adalah putra perkasa
selamat jalan putra bangsa
merah putih teteskan air mata duka
entah lantaran kau tercipta
atau pergi tinggalkan indonesia
indonesia tak butuh jawaban
jasa dan pengurbanan mu
bukanlah hukum negeri
biarlah hukum berkata
selamat jalan putra bangsa
sampaikan salam untuk bung karno
beliau terptre sampai nanti
hingga badan termakan bumi
semoga tiada dendam diantara kalian
Mengungkap Makna Nasionalisme Dalam Kumpulan Puisi “Perjaka Tua”
karya Syam S Tamoe 24
doakan indonesia sejahtera
negeri ini dititik nadir kehancuran
doakan indonesia
Putra bangsa adalah judul puisi yang di ambil untuk mengenang putra bangsa
yang berprestasi karna sudah tidak menjadi rahasia lagi bahwa hanya mereka yang
memiliki prestasi saja yang punya jejulukan “putra bangsa”, selebihnya penyair juga
berusaha untuk menyadarkan masyarakat bahwa tidak hanya orang yang berprestasi saja
yang berhak mendapatkat jejulukan itu, akan tetapi orang-orang yang memiliki sifat
nasionalisme yang tinggi juga harus di golongkan ke dalam jejulukan itu.
Sebenarnya negara tidak hanya butuh prestasi tapi juga nasionalisme
masyarakat, sehingga ketahanan nasional tetap terjaga, secara sepintas tidak akan ada
gunanya prestasi apabila tidak ada ketahanan nasional (runtuhnya ketahanan nasional).
Selanjunya penyair ingin mengingatkan bahwa ada banyak putra bangsa yang
telah lebih dulu menghadapNYA, dengan menyebutnya” perjalananmu telah berakhir”
namun dalam bait ini juga di tegaskan bahwa sejarah tetap mencatat pengorbanan dan
prestasi beliau dalam memperjuangkan indonesia hingga merdeka, bahkan bukan hanya
tercatat di sejarah nasional tapi juga tercatat di sejarah dunia bahwa engkau pejuang
bangsa yang tak kenal lelah, dan waktu demi memperjungkan kemerdekaan.
Bangsa yang baik tidak hanya bangsa yang bisa berbicara saja tapi bangsa yang
baik adalah bangsa yang selalu mengingat jerih payah pahlawan dalam
memperjuangkan kemerdekaan indonesia, dengan demikian pengurbanan mereka tidak
dapat terlupakan oleh kita selaku penerus yang harus selalu menjaga keutuhan
kemerdekaan.
selamat jalan putra bangsa
negeri mendoakan mu
negeri merindukanmu
negeri mengenangmu
tak ada dendam bagi indonesia
kau adalah putra perkasa
kita ucapkan selamat jalan kepada pahlawan kita, yang pantang menyerah dalam
memerdekakan negara republik indonesia. Selain itu pengarang juga menyadarkan
bahwa negeri dan komponennya selalu berdoa, merindu, dan mengenang puta-putra
bangsa yang telah gugur, tanpa ada dendam karena beliau adalah putera perkasa bangsa.
Mengungkap Makna Nasionalisme Dalam Kumpulan Puisi “Perjaka Tua”
karya Syam S Tamoe 25
Namun dalam bait selanjutnya ada penegasan bahwa putera bangsa yang di
maksud adalah putera bangsa penerus bung karno yang meneruskan, dan
mempertahankan kemerdekaan hasil jerih payah bung karno
selamat jalan putra bangsa
sampaikan salam untuk bung karno
beliau terptre sampai nanti
hingga badan termakan bumi
semoga tiada dendam diantara kalian
doakan indonesia sejahtera
negeri ini dititik nadir kehancuran
doakan indonesia
Begitulah penyair mengambarkan kerinduannya terhadap pejuang bangsa yang
di pelopori bung karno, sambil berharap akan muncul bung karno-bung karno muda
agar semangat juang pemuda tetap sehingga keutuhan nasional dapat tetap bisa di giring
oleh pemuda, dan menyadarkan semua pihak, kalau sebenarnya negeri ini ada di titik
nadir kehancuran.
Oleh sebab itu semua usaha sadar dan menyadarkan tetap harus di lakukan oleh
semua pihak, untuk menyadarkan bahwa kita belum sepenuhnya merdeka walaupun
sudah tidak ada lagi penjajah, tapi kita belum bebas dari permasalahan ekonomi dan
politik, yang dari tahun-ketahun negeri ini semakin merosot di bidang ekonomi maupun
politik.
NEGERI AIR MATA
Gunung, sungai, pantai, dan laut
Glombang, bukit, dan lembah
Semua menangis
Negeri air mata
Penindasan, penderitaan,
bencana alam,tanah longsor,
penculikan, pengangguran
kemiskinan, pencabulan
pemerkosaan, bahkan
Mengungkap Makna Nasionalisme Dalam Kumpulan Puisi “Perjaka Tua”
karya Syam S Tamoe 26
gilanya harga BBM
memeras keringat air mata rakyat
yang hidup tergoncang bencana
negeriku air mata
ladang- ladang gersang
rumah-rumah kumuh
dan kamar-kamar tak beratap
kini menjadi taman sengsara
mereka telantar dimata penguasa
dan diam membatumemikul nasib
hingga kurus, kering, kerontang
air mata
air mata
air mata
negeriku air mata
akhir kisah air mata rakyat
Semua bangsa indonesia menangis, seperti di gambarkan gunung, sungai, pantai,
dan laut gelombang, bukit dan lembah semua menangis gambaran ini adalah untuk
menggambarkan seluruh rakyat indonesia dari seluruh suku yang berbeda, mereka
semua menangis atas semua apa yang terjadi di negeri ini, dari mulai penindasan,
penderitaan, bencana alam, tanah longsor, penculikan hingga pemerkosaan dan gilanya
harga BBM.
Dari kejadian itu semua rakyat merasa iba dan ikut berduka tidak memandang
mereka berbeda agama berbeda bahasa dan suku. Mereka hanya tahu bahwa mereka
adalah saudara senegara yang harus di perhatikan, namun dalam puisi ini ada baris
ketidak puasan terhadap penguasa, yang mana mereka seakan tak mau tahu tentang apa
yang terjadi di negeri ini, mereka terlantar di mata penguasa di bait ini pengarang
meluapkan kekesalan terhadap penguasa yang menelantarkan mereka, membiarkan
mereka hanya diam membatu, membiarkan mereka memikul nasib sendirian, hingga
mereka kurus kering kerontang.
Pengarang juga mendeskripsikan bahwa semua kisah tentang kejadian itu hanya
sebuah kisah air mata yang berakhir dengan airmata dengan kata lain mereka yang ada
Mengungkap Makna Nasionalisme Dalam Kumpulan Puisi “Perjaka Tua”
karya Syam S Tamoe 27
dalam kisah hanya bisa meratapi nasib dan berpasrah diri, walaupun semuanya ikut
menangis iba tapi mereka juga butuh perhatian lebih, bantuan, dan doa.
INDONESIAKU
indonesaku
rakyat dimana
dengarlah suara penyair
jakarta berbahasa
lampu merah berasap tawa
indonesiaku
kabarkan semua orang
bahwa disin rawan asap
asap kamar mandi , asap kamar ganti
asap kamar sepi, asap kamar serba jadi
bahkan asap kamar tak bertepi
indoesiaku
lihatlah berjuta-juta mata berpesta
dan siap menyapa siapapun yang daang.
tentu bulan depan, atau tahun akan datang
ada lagi tarian mata cinta
yang mendaftar untuk cerita panjang
tentang lipstik, tentang cantik, tentang duit
bahkan tentang yang buncit
indonesiaku
izinkan kami untuk bercerita
karna indonesia kami butuh harapan
banyak hal yang belum dapat kita pahami dari negeri ini, yang katanya
merdeka, dan berpegang teguh terhadap hukum tapi dari semua itu indonesia belum
bebas seperti bait pemberitahuan penyair ini
indonesiaku
Mengungkap Makna Nasionalisme Dalam Kumpulan Puisi “Perjaka Tua”
karya Syam S Tamoe 28
kabarkan semua orang
bahwa disin rawan asap
asap kamar mandi , asap kamar ganti
asap kamar sepi, asap kamar serba jadi
bahkan asap kamar tak bertepi
pengarang di sini berusaha mengambarkan huruk pikuk kehidupan perkotaan
yang penuh dengan ketidak sejalanan dengan undang-undang negara atau sejalan
dengan negara tapi tidak sejalan dengan agama banyak keputusan keputusan sepihak
yang tidak melihat bahwa kita punya norma agama selain norma negara sehingga
pengarang menggambarkan dengan asap di mana-mana, di kamar-kamar yang tidak
seharusnya ditempati. Kata asap di sini adalah gambaran di mana orang-orang kini
mulai berani melakukan hubungan intim tanpa memperhatikan tempat, namun
sepertinya tidak ada upaya dari pemerintah untuk menghapus kelakuan bejad itu
malahan mereka memberikan wadah, membiarkan mereka melakukan dengan leluasa
tanpa rasa takut.
Lihatlah berjuta-juta mata berpesta, mereka menikmati fasilitas yang di
sediakan pemerintah, tarian mata cinta, lipstik, cantik, duit bahkan buncit menjadi hal
bisa yang tak perlu disembunyikan atau sembunyi-sembunyi.
Rakyat bukan tidak jenuh, rakyat bukan tidak berusaha mengingatkan tapi
mereka pura pura tidak mendengar, mereka pura pura tidak tahu bahwa indonesia rindu
harapan, mungkin mereka berfikir biarkanlah rakyat yang mewujudkan harapan
indonesia.
SYAIRMU
kau tak seorang diri
negeri merindukan syairmu
berjuanglah di atas para pejuang
kau purnama di wajah kegelapan
negeri rindu syairmu
biarlah mata rabun melihatnya
walau satu persatu gugur tanpa kenangan
kau pewaris jiwa yang berkorban
Mengungkap Makna Nasionalisme Dalam Kumpulan Puisi “Perjaka Tua”
karya Syam S Tamoe 29
kau intelektual yang terlupakan
dan sosialis diatas kejujuran
penyair, bersyairlah
Berjuang untuk bangsa dapat berupa apa saja, dan dengan cara apapun begitu
pula penyair yang selalu memantau perjalanan negara ini dari segala bentuk penjajahan,
baik dari bangsa luar atau dari bangsanya sendiri, pejuang yang seperti ini berbeda
dengan pejuang-pejuang tempo dulu yang langsung blak-blakan melawan penjajah
disini penyair lebih menggunakan gaya bahasa dalam melontarkan keritiknya guna
membela negara sehingga sepedas apapun kritikan itu negara(pejabat negara) harus
berfikir panjang untuk mengartikannya.
Dalam bait puisi syairmu ini ada baris biarlah mata rabun melihatnya di adalah
sebuah sindirin bagi negara (pejabat negara) yang tidak memperhatikan penyair, atau
bahkan tidak mau di akui bahwa penyair bagian penting dalam membangun negara
sehingga penyair menyendir dengan kata rabun, begitu pula penyair yang telah gugur
tidak ada yang mau mengenangnya dengan penghormatan “ hari gugurnya
penyair....?” hanya pengagum-pengagum karyanya saja yang mau mengenangnya
sehingga dalam puisi ini dikatakan gugur tanpa kenangan namun penyair juga
menyadarkanpara pewaris bahwa penyair tetaplah pejuang, penyair tetaplah lah
intelektual yang tak terlupakan, karena masih banyak kader-kader bangsa yang
mengagumi hasil karyanya yang tidak menutup kemungkinan bahwa suatu saat nanti
akan menggantikan posisi mereka yang tidak mau tahu terhadap penyair.
BUMI PERSADA
Gratis
Keluhan orang lapar
Menjerit
Satu bahasa orang sakit
Memberontak
Satu tawa orang kalah
Menangis
Mengungkap Makna Nasionalisme Dalam Kumpulan Puisi “Perjaka Tua”
karya Syam S Tamoe 30
Satu pesan orang terlantar
Diam
satu senyum orang susah
bersolek
satu cerita orang orang kaya
telanjang
satu mimpi orang miskin
di sini semua ada
di atas bumi persada
begitulah penyair syam s temoe menggambarkan keberagaman rakyat indonesia
yang sampai saat itu masih terlalu banyak untuk di atasi, tidak adanya cara yang pas
untuk menyesuakan keadaan baik dari segi ekomi atau kehidupan lainnya maka
pemerintah kayaknya lebih memperhatikan bangsa/rakyat yang berekomi tinggi, suatu
contoh tentang masyarakat yang terjerat hukum, seakan akan hukum lebih memihak
terhadap orang yang ekonominya tinggi sehingga sebesar apapun kesalahan itu
kelonggaran selalu ada berbeda dengan masyarat tidak berekonomi terjerat hukum
mereka hanya meratami nasibnya saja, walaupun kesalahanya hanya kesalahan kecil.
Dari itu kita amati bait-bait puisi di atas gratis, menjerat, memberontak,
menangis, diam, bersolek, telanjang, ini adalah semua pemberitahuan bahwa rakyat
indonesia berbeda-beda dari segala sisi baik ekonomi atau kehidupan lainnya.
DAGING
Daging
Daging itu di tubuh mu
Daging itu di tubuhku
Daging dimangsa daging tubuhmu
Daging bertemu daging
Daging ?
Kau korupsi
Hahaha....
Mengungkap Makna Nasionalisme Dalam Kumpulan Puisi “Perjaka Tua”
karya Syam S Tamoe 31
Kau makan tubuh dagingku
Berbicara tentang hak, banyak masyarakat kita yang tidak mendapatkan haknya
karna di rampas oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab, dari itu penyair
berusaha menyampaikan hal itu dengan puisi danging dari bait kebait puisi berbicara
tentang perampasan hak yang sebenarnya mereka tidak berhak untuk itu Daging
dimangsa daging tubuhmu, kenapa musti merampas hak jika kau sudah memilikinya,
Kau makan tubuh dagingku kenapa harus kau makan hak ku padah kau sudah
memilikinya.
Secara keseluruhan dari analisis kumpulan pusi syam s tamoe “Perjaka Tua”
ini adalah puisi yang berisikan patriotisme, pembelaan terhadap negara, kritik, bahkan
ketidak puasan terhadap kinerja pelaku negara.
Mengungkap Makna Nasionalisme Dalam Kumpulan Puisi “Perjaka Tua”
karya Syam S Tamoe 32
BAB IV
PENUTUP
4.1. Simpulan
Dari berbagai ulasan derdasarkan refrensi di atas dapat di simpulkan bahwa
semua bangsa tak terkecuali penyair, memiliki gambaran tersendiri mengenai
nasionalisme.
Dalam hal ini penyair menggambarkan nasionalismenya melalui karya-karyanya
dengan menyekapi segala hal yang berhubungan dengan Negara, dari kritik, saran, dan
dukungan dengan harapan Negara ini bisa mempertahankan kemerdekaan dan kesatuan
tetap terjaga.
Dampak dari usaha penyair tersebut sangat jelas dan tampak bahwa Negara
dengan kawalan penyair Negara masih berfikir dua kali dalam memberikan keputusan,
agar keputusan tersebut bisa sejalan dengan keinginan seluruh rakyat Indonesia.
4.2. Saran-saran
Harapan saya semoga setelah membaca makalah ini, para pembaca dapat
meningkatkan kualitas pribadi baik secara jasmani maupun rohani. Pembangunan
pendidikan salah satu bagian penting dari upaya menyeluruh dan sungguh-sungguh
untuk meningkatkan kualitas bangsa. Serta mampu membangun pendidikan dan
memberikan kontribusi besar pada pencapaian tujuan pembangunan nasional.
Berdasarkan hal tersebut, sangat pantaslah pendidikan mengenalkan patriotisme atau
kenegaraan. pembangunan pendidikan mencakup berbagai dimensi yang luas dan
diselenggarakan sebagai satu kesatuan yang sistematik dengan sistem terbuka dan
multimakna. Dan berharap semua itu menjadi keberagaman yang indah dalam satu
wadah bhinneka tunggal ika.
Demikianlah makalah yang telah penulis susun. Penulis sebagai manusia biasa
yang tidak luput dari kekurangan, penulis juga mengharapkan kritik dan saran yang
membangun sehingga penulis sebagai pemakalah dapat memperbaiki kekurangan dan
mempertahankan kelebihan yang ada pada makalah ini. Terima kasih.
Mengungkap Makna Nasionalisme Dalam Kumpulan Puisi “Perjaka Tua”
karya Syam S Tamoe 33
DAFTAR RUJUKAN
C.F.STRONG, Konstitusi-Konstitusi Politik. 2008. Bandung : Nusa Media.
Elly M. Setiadi dan Usman kolip, Sosiologi Politik. 2013. Jakarta : Kharisma Putra Utama.
Djoko Pradopo, Rachmad , Kajian Puisi. 2009. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press.
Dr.H.Akh. Munif, sh.,M.Hum. Hukum Perdata. 2010. Yogyakarta : Suka Press
Siswantoro. 2011. Metode Penelitian Sastra: Analisis Struktur Puisi. Yogyakarta :
Pustaka Pelajar.