permasalahn nasionalisme

23
PERMASALAHAN NASIONALISME di INDONESIA A. Nasionalisme Bangsa Indonesia Indonesia saat ini memerlukan genre baru untuk mereinterpretasikan ide nasionalisme yang secara fundamental telah dibangun oleh founding father seperti Soekarno. Soekarno kita akui sebagai individu yang mampu membentuk nasionalisme Indonesia dengan membangun satu sistem berantai melalui penyatuan kepentingan. Dari kalangan Islam dan sekuler pada saat itu. Namun, dalam proses pembangunan tahap awal ideologi nasionalisme nampak terjadi dikotomi antara Islam dan Nasionalisme itu sendiri. Kita harus mengakui sebuah gagasan dalam masyarakat Indonesia yang majemuk tentu memerlukan proses. Di mana proses tersebut tentunya merupakan proses bersejarah dalam suatu bangsa. Saat ini nasionalisme sudah menjadi rapuh. Tentu kita harus mulai menghidupkan kembali spirit dan etika nasionalisme sebagai sebuah praktek politik negara dan masyarakat dalam konteks Indonesia kekinian di tengah-tengah arus milenium ke-3. Sumber dari kekuatan ideologi nasionalis saat ini memang belum ditemukan oleh banyak orang Indonesia sehingga

Upload: sahrul-ramadana

Post on 18-Jan-2016

45 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

5

TRANSCRIPT

Page 1: permasalahn nasionalisme

PERMASALAHAN NASIONALISME di INDONESIA

A. Nasionalisme Bangsa Indonesia

Indonesia saat ini memerlukan genre baru untuk mereinterpretasikan ide nasionalisme

yang secara fundamental telah dibangun oleh founding father seperti Soekarno. Soekarno kita

akui sebagai individu yang mampu membentuk nasionalisme Indonesia dengan membangun satu

sistem berantai melalui penyatuan kepentingan. Dari kalangan Islam dan sekuler pada saat itu.

Namun, dalam proses pembangunan tahap awal ideologi nasionalisme nampak terjadi dikotomi

antara Islam dan Nasionalisme itu sendiri. Kita harus mengakui sebuah gagasan dalam

masyarakat Indonesia yang majemuk tentu memerlukan proses. Di mana proses tersebut tentunya

merupakan proses bersejarah dalam suatu bangsa. Saat ini nasionalisme sudah menjadi rapuh.

Tentu kita harus mulai menghidupkan kembali spirit dan etika nasionalisme sebagai sebuah

praktek politik negara dan masyarakat dalam konteks Indonesia kekinian di tengah-tengah arus

milenium ke-3.

Sumber dari kekuatan ideologi nasionalis saat ini memang belum ditemukan oleh banyak

orang Indonesia sehingga ketika kita mencari arus apa yang seharusnya berada di depan kita

sebagai energi yang menuntun kemajuan nasional negara dan masyarakat kita seringkali

bimbang dan gelap. Oleh karena itu untuk menjawab tantangan ini sebuah organisasi politik

harus mampu menemukan sumber ideologi nasionalisme. Sekaligus mampu menggerakkan

menjadi kekuatan utama dalam pencapaian tujuan politiknya. Sebenarnya sangat mudah kita

temukan di mana sumber ideologi tersebut jika kita telah mencapai kesadaran penuh dengan

kualitas yang sehat. Karena ideologi nasionalisme itu bersumber pada mainstream persatuan dan

kesatuan.

Page 2: permasalahn nasionalisme

Namun, pemahaman akan persatuan dan kesatuan sering kali menjadi kesalahan dalam ide dan

prakteknya sehingga ketika kita berbicara tentang nilai tersebut kita tidak mampu mengambil

kekuatan intinya. Persatuan dan Kesatuan memiliki arti independen organik, atau sosial liberal

dalam konteks manifestasinya. Independen organik ini berarti sebuah penyatuan sosial secara

individual dan kolektif Ketika kita sebagai manusia tersadarkan melalui nalar, perasaan, dan

gerakan kemanusiaan untuk suatu keadilan, kemakmuran, dan kemajuan. Dari sumber kekuatan

nasionalisme ini kita akan bergerak ke arah revolusi nasional sebagai gerakan perlawanan

terhadap kejahatan dan ketidakadilan sistem yang mengatur manusia untuk kepentingan nafsu

dan syahwat. Namun, dalam memaknai revolusi kita harus menyadari juga bahwa revolusi

nasionalisme yang dimaksud di sini bukanlah revolusi berdarah yang menghadirkan konflik dan

perpecahan nasional, karena kembali pada sumber ide nasionalisme itu sendiri yaitu "persatuan

dan kesatuan".

B. Patriotisme Bangsa Indonesia

Patriotisme berasal dari kata Patriot, yang artinya adalah: pecinta dan pembela tanah air.

Sedangkan Patriotisme maksudnya adalah semangat cinta tanah air. Pengertian Patriotisme

adalah sikap Untuk selalu mencintai atau membela tanah air, seorang pejuang sejati, pejuang

bangsa yang mempunyai semangat, sikap dan perilaku cinta tanah air, dimana ia sudi

mengorbankan segala-galanya bahkan jiwa sekalipun demi kemajuan, kejayaan dan kemakmuran

tanah air.

Bangsa Indonesia terkenal akan budayanya yang beraneka ragam dan memiliki kekayaan

yang melimpah ruah yang tidak dimiliki bangsa lain. Indonesia juga terkenal dengan

penduduknya yang ramah - ramah dan menerima pendapat serta perbedaan - perbedaan di

lingkungan Bangsa Indonesia. Indonesia telah mulai belajar menerima dan memahami perbedaan

sesungguhnya dengan lebih terbuka. Patriotisme konstruktif juga membutuhkan keterlibatan

politik dalam arti luas. Tidak berarti harus tergabung dalam politik praktis, melainkan adanya

aktivitas untuk mendapatkan informasi politik atau hal-hal yang berkaitan dengan kelompoknya.

Dengan lebih mengenal kelompoknya baik karakteristik maupun permasalahannya, akan

Page 3: permasalahn nasionalisme

memudahkan seseorang untuk bisa lebih pedulli atau terlibat, termasuk mengkritisi untuk

menghasilkan perubahan positif.

Nasionalisme Pancasila

Pada prinsipnya nasionalisme Pancasila adalah pandangan atau paham kecintaan manusia

Indonesia terhadap bangsa dan tanah airnya yang didasarkan pada nilai-nilai Pancasila. Prinsip

nasionalisme bangsa Indonesia dilandasi nilai-nilai Pancasila yang diarahkan agar bangsa

Indonesia senantiasa:

1. menempatkan persatuan – kesatuan, kepentingan dan keselamatan bangsa dan negara di atas

kepentingan pribadi atau kepentingan golongan

2. menunjukkan sikap rela berkorban demi kepentingan bangsa dan negara

3. bangga sebagai bangsa Indonesia dan bertanah air Indonesia serta tidak merasa rendah diri

4. mengakui persamaan derajat, persamaan hak dan kewajiban antara sesama manusia dan

sesama bangsa

5. menumbuhkan sikap saling mencintai sesama manusia

6. mengembangkan sikap tenggang rasa

7. tidak semena-mena terhadap orang lain

8. gemar melakukan kegiatan kemanusiaan

9. senantiasa menjunjung tinggi nilai kemanusiaan

10. berani membela kebenaran dan keadilan

11. merasa bahwa bangsa Indonesia merupakan bagian dari seluruh umat manusia

12. menganggap pentingnya sikap saling menghormati dan bekerja sama dengan bangsa lain

Page 4: permasalahn nasionalisme

Strategi yang dapat dilakukan untuk menguatkan rasa Nasionalisme dan Patriotisme di Era

Global.

Semangat nasionalisme dan patriotisme sangat diperlukan dalam pembangunan bangsa

agar setiap elemen bangsa bekerja dan berjuang keras mencapai jati diri dan kepercayaan diri

sebagai sebuah bangsa yang bermartabat. Jati diri dan kepercayaan diri sebagai sebuah bangsa ini

merupakan modal yang kuat dalam menghadapi berbagai tantangan dan hambatan di masa

depan. Penguatan semangat nasionalisme dan patriotisme dalam konteks globalisasi saat ini

harus lebih dititikberatkan pada elemen-elemen strategis dalam percaturan global. Oleh karena

itu, strategi yang dapat dilakukan antara lain:

1. Penguatan peran lembaga-lembaga sosial kemasyarakatan dalam ikut membangun

semangat nasionalisme dan patriotisme, terutama di kalangan generasi muda. Sebagai contoh:

Gerakan Pramuka. Generasi muda adalah elemen strategis di masa depan. Mereka sepertinya

menyadari bahwa dalam era globalisasi, generasi muda dapat berperan sebagai subjek maupun

objek.

2. Penguatan semangat nasionalisme dan patriotisme pada masyarakat yang tinggal di

wilayah-wilayah yang dalam perspektif kepentingan nasional dinilai strategis

3. Penguatan semangat nasionalisme dan patriotisme pada masyarakat yang hidup di daerah

rawan pangan (miskin), rawan konflik, dan rawan bencana alam.

4. Peningkatan apresiasi terhadap anggota atau kelompok masyarakat yang berusaha

melestarikan dan mengembangkan kekayaan budaya bangsa. Demikian pula dengan anggota atau

kelompok masyarakat yang berhasil mencapai prestasi yang membanggakan di dunia

internasional.

Peningkatan peran Pemerintah dan masyarakat RI dalam ikut berperan aktif dalam penyelesaian

berbagai persoalan regional dan internasional, seperti: penyelesaian konflik, kesehatan,

lingkungan hidup, dan lain-lain

Page 5: permasalahn nasionalisme

Membangkitkan Rasa Nasionalisme dengan Menghargai Keragaman

Di Republik Indonesia kita ini tidak mengenal adanya perbedaan etnis, siapakah dia dan

dari rumpun manakah dia berasal yang jelas itulah Indonesia, yang melalui Kongres Pemuda

Tahun 1928 di Jakarta diikat dengan semangat Sumpah Pemuda. Ber Tanah Air yang Satu,

Tanah Air Indonesia. Berbangsa yang Satu, Bangsa Indonesia. Dan Berbahasa yang Satu, Bahasa

Indonesia.

Pemersatu

Berangkat hal itu semua, marilah kita selalu berpegang kepada semangat ber-Bhinneka

Tunggal Ika yang merupakan semboyan pemersatu bangsa sejak dulu. Hilangkan pikiran-pikiran

baru yang rusak dan tidak bertanggungjawab atas upaya untuk melakukan suatu pergeseran

makna rasa kebersamaan dalam Kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Semua

harus sadar bahwa ketika hak azasi seseorang yang terlahir dan berasal-usul dari wilayah negeri

yang terbentang dari Sabang hingga Merauke ini juga memiliki hak dan kewajiban serta

tanggungjawab yang sama atas bangsa dan negaranya. Oleh karena perlunya kita menghargai

keragamanan, tentunya dimanapun terjadinya pesta demokrasi baik di pusat atau di daerah,

hendaknya menjadi ajang aspirasi yang paling demokratis tanpa dibayangi atau dihantui serta

diracuni dengan pikiran-pikiran sempit dari sebagian atau sekelompok orang tertentu yang

hendak memudarkan semangat Nasionalisme dalam konteks berbangsa dan bernegara.

Dengan memegang semangat nasionalisme yang tinggi atau menghargai sebuah

keragaman seperti yang dimaksudkan di atas, maka pada akhirnya nanti masyarakat sebagai

pemegang kedaulatan tertinggi benar-benar akan menikmati pesta demokrasi ini secara lansung,

umum, bebas dan rahasia serta jujur dan adil sesuai dengan yang diamanatkan dalam Undang-

Undang Dasar 1945 dan Pancasila.

B.3 Pengaruh Globalisasi terhadap Nilai-Nilai Nasionalisme

Kehadiran globalisasi tentunya membawa pengaruh bagi kehidupan suatu negara

termasuk Indonesia. Pengaruh tersebut meliputi dua sisi, yakni pengaruh positif dan pengaruh

negatif. Pengaruh globalisasi juga merasuk dalam berbagai bidang kehidupan, termasuk

Page 6: permasalahn nasionalisme

kehidupan politik, ekonomi, ideologi, sosial budaya dan lain sebagainya. Hal ini tentunya akan

mempengaruhi nilai-nilai nasionalisme terhadap bangsa. Globalisasi berlangsung di semua

bidang kehidupan seperti bidang ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya, pertahanan keamanan

dan lain- lain. Teknologi informasi dan komunikasi merupakan faktor pendukung utama dalam

globalisasi. Dewasa ini, perkembangan teknologi begitu cepat sehingga segala informasi dengan

berbagai bentuk dan kepentingan dapat tersebar luas ke seluruh dunia. Oleh karena itu globalisasi

tidak dapat kita hindari kehadirannya.

Pengaruh positif

Dilihat dari globalisasi politik, pemerintahan dijalankan secara terbuka dan demokratis. Karena

pemerintahan merupakan bagian dari suatu negara, jika pemerintahan djalankan secara jujur,

bersih dan dinamis tentunya akan mendapat tanggapan positif dari rakyat. Tanggapan positif

tersebut berupa rasa nasionalisme terhadap negara menjadi meningkat. Dari aspek globalisasi

ekonomi, terbukanya pasar internasional, meningkatkan kesempatan kerja dan meningkatkan

devisa negara. Semakin terbukanya pasar internasional ini akan membuka peluang besar kerja

sama dalam sektor perekonomian nasional. Dengan adanya hal tersebut akan semakin

meningkatkan kehidupan ekonomi bangsa guna menunjang kehidupan nasional bangsa dan

Negara.

Pengaruh adanya globalisasi dalam sektor sosial budaya, kita dapat meniru pola berpikir yang

baik. Seperti membangun etos kerja yang tinggi dan disiplin, serta meniru Ilmu Pengetahuan dan

Teknologi (Iptek) dari bangsa lain yang sudah maju untuk meningkatkan kemajuan bangsa. Pada

akhirnya, akan membawa kemajuan bangsa serta mempertebal rasa nasionalisme kita terhadap

bangsa.

Pengaruh negatif

Selain berdampak positif, munculnya globalisasi juga berdampak negatif yang tak kalah

pentingnya untuk diperhatikan. Globalisasi mampu meyakinkan masyarakat Indonesia bahwa

liberalisme dapat membawa kemajuan dan kemakmuran. Sehingga tidak menutup kemungkinan

berubah arah dari ideologi Pancasila ke ideologi liberalisme. Jika hal tesebut terjadi akibatnya

rasa nasionalisme bangsa akan hilang.

Page 7: permasalahn nasionalisme

Munculnya globalisasi juga berdampak pada aspek ekonomi. Yakni, semakin hilangnya rasa

cinta terhadap produk dalam negeri. Sebab, sudah semakin banyaknya produk luar negeri seperti

Mc Donald, Coca-Cola, Pizza Hut, dan sebagainya, yang membanjiri dunia pasar di Indonesia.

Dengan hilangnya rasa cinta terhadap produk dalam negeri menunjukan gejala berkurangnya

rasa nasionalisme masyarakat kita terhadap bangsa Indonesia. Mayarakat kita, khususnya anak

muda, banyak yang lupa mengenai identitas diri sebagai bangsa Indonesia. Karena gaya

hidupnya cenderung meniru budaya barat yang oleh masyarakat dunia dianggap sebagai kiblat.

Selain itu, globalisasi juga mengakibatkan adanya kesenjangan sosial yang tajam antara orang

kaya dan miskin. Ini disebabkan karena adanya persaingan bebas dalam globalisasi ekonomi.

Pengaruh-pengaruh di atas memang tidak secara langsung berdampak terhadap nasionalisme.

Akan tetapi, secara keseluruhan dapat menimbulkan rasa nasionalisme terhadap bangsa menjadi

berkurang atau bahkan hilang. Sebab, globalisasi mampu membuka cakrawala masyarakat secara

global. Apapun yang ada di luar negeri dianggap baik serta mampu memberi aspirasi kepada

masyarakat kita untuk diterapkan di negara kita. Berdasarkan analisa dan uraian di atas,

pengaruh negatif globalisasi lebih banyak daripada pengaruh positifnya. Oleh karena itu,

diperlukan langkah untuk mengantisipasi pengaruh negatif globalisasi terhadap nilai

nasionalisme.

B.4 Nasionalisme Indonesia yang Kian Memudar

Apakah nasionalisme Indonesia pun akan segera berakhir? Pertanyaan ini relevan untuk

didiskusikan ketika kita akan merayakan hari Sumpah Pemuda, 28 Oktober 1928, ketika para

pemuda Indonesia bertekad untuk berbangsa satu, bertanah air satu dan berbahasa satu,

Indonesia.

Tidak Cukup Hanya Hasrat Untuk Bersatu

Nasionalisme Indonesia, yakni sebuah penegasan akan identitas diri versus kolonialisme-

imperialisme. Kesadaran sebagai bangsa yang adalah hasil konstruksi atau bentukan

mengandung kelemahan internal yang serius ketika kolonialisme dan imperialisme tidak lagi

menjadi sebuah ancaman. Karena itu, nasionalisme kita akan ikut lenyap jika kita berhenti

mengkonstruksi atau membentuknya—tanpa harus menyebutnya sebagai sebuah nasionalisme

baru.

Page 8: permasalahn nasionalisme

Pertama, beberapa pengalaman kolektif seharusnya menjadi “roh baru” pembangkit

semangat nasionalisme Indonesia. Kedua, negara Indonesia sangat plural. Identifikasi sebuah

kelompok etnis atau agama pada identitas kolektif sebagai bangsa hanya mungkin terjadi kalau

negara mengakui, menerima, menghormati, dan menjamin hak hidup mereka.

Masyarakat akan merasa lebih aman dan diterima dalam kelompok etnis atau agamanya

ketika negara gagal menjamin kebebasan beragama—termasuk kebebasan beribadah dan

mendirikan rumah ibadah, persamaan di hadapan hukum, hak mendapatkan pendidikan yang

murah dan berkualitas, hak memperoleh pekerjaan dan penghidupan yang layak, dan sebagainya.

Nasionalisme Kita Harus Bersifat Liberal

Nasionalisme bisa dipraktikkan dalam sebuah sistem pemerintahan sosialis, komunis,

ultranasionalis, etnis, atau liberal-demokratis. Masyarakat Indonesia yang sangat plural ini akan

menjadi ancaman serius bagi nasionalisme jika negara kebangsaan yang kita bangun bersifat

sosialis, ultranasionalis a la nazisme Jerman dan fasisme Italia, atau komunis. Alasannya

sederhana, hak individu akan kebebasan, otonomi dan kesetaraan (equality) dalam masyarakat

dirampas oleh negara dalam sistem pemerintahan sosialis, komunis, dan ultranasionalis (Ian

Adams, 1995: 82).

Tantangan bagi nasionalisme Indonesia ke depan adalah bagaimana kita mewujudkan

sebuah negara kebangsaan yang bersifat liberal-demokratis di mana hak-hak dasar setiap warga

negara diakui, dihormati, dan dijamin, di mana hukum ditegakkan secara pasti dan adil, di mana

negara mewujudkan kesejahteraan umum, dan sebagainya. Itulah alasan dasar tekad para pemuda

78 tahun yang lalu, yakni menjadi satu Indonesia demi mewujudkan masyarakat yang adil dan

makmur.

Page 9: permasalahn nasionalisme

Contoh sederhana yang menggambarkan betapa kecilnya rasa nasionalisme dan patriotisme para

pemuda, diantaranya :

- Pada saat upacara bendera, masih banyak pemuda yang tidak memaknai arti dari upacara

tersebut. Upacara merupakan wadah untuk menghormati dan menghargai para pahlawan yang

telah berjuang keras untuk mengambil kemerdekaan dari tangan para penjajah. Para pemuda

seakan sibuk dengan pikirannya sendiri, tanpa mengikuti upacara dengan khidmad;

- Pada peringatan hari-hari besar nasional, seperti Sumpah Pemuda, hannya dimaknai sebagai

serermonial dan hiburan saja tanpa menumbuhkan rasa nasionalisme dan patriotisme dalam

benak mereka;

- Lebih tertariknya pemuda terhadap produk impor dibandingkan dengan produk buatan dalam

negeri; dan lain-lain.

Rasa nasionalisme dan patriotisme di kalangan pemuda pada saat ini hanya muncul bila

ada suatu factor pendorong, seperti kasus pengklaiman beberapa kebudayan Indonesia oleh

Malaysia beberapa waktu yang lalu. Namun rasa nasionalisme para pemuda pun kembali

berkurang seiring dengan meredanya konflik tersebut.

Penyebab Memudarnya Nasionalisme dan Patriotisme di Kalangan Pemud

Faktor Penyebab Internal

a) Pemerintahan pada zaman reformasi yang jauh dari harapan para pemuda, sehingga

membuat mereka kecewa pada kinerja pemerintah saat ini. Terkuaknya kasus-kasus korupsi,

penggelapan uang Negara, dan penyalahgunaan kekuasaan oleh para pejabat Negara membuat

para pemuda enggan untuk memerhatikan lagi pemerintahan.

b) sikap keluarga dan lingkungan sekitar yang tidak mencerminkan rasa nasionalisme dan

patriotisme, sehingga para pemuda meniru sikap tersebut. Para pemuda merupakan peniru yang

baik terhadap lingkungan sekitarnya.

Page 10: permasalahn nasionalisme

c) Demokratisasi yang melewati batas etika dan sopan santun dan maraknya unjuk rasa, telah

menimbulkan frustasi di kalangan pemuda dan hilangnya optimisme, sehingga yang ada hanya

sifat malas, egois dan, emosional.

d) Tertinggalnya Indonesia dengan Negara-negara lain dalam segala aspek kehidupan,

membuat para pemuda tidak bangga lagi menjadi bangsa Indonesia.

e) Timbulnya etnosentrisme yang menganggap sukunya lebih baik dari suku-suku lainnya,

membuat para pemuda lebih mengagungkan daerah atau sukunya daripada persatuan bangsa.

Faktor Penyebab Eksternal

a) Cepatnya arus globalisasi yang berimbas pada moral pemuda. Mereka lebih memilih

kebudayaan Negara lain, dibandingkan dengan kebudayaanya sendiri, sebagai contohnya para

pemuda lebih memilih memakai pakaian-pakaian minim yang mencerminkan budaya barat

dibandingkan memakai batik atau baju yang sopan yang mencerminkan budaya bangsa

Indonesia. Para pemuda kini dikuasai oleh narkoba dan minum-minuman keras, sehingga sangat

merusak martabat bangsa Indonesia

b) Paham liberalisme yang dianut oleh Negara-negara barat yang memberikan dampak pada

kehidupan bangsa. Para pemuda meniru paham libelarisme, seperti sikap individualisme yang

hanya memikirkan dirinya sendiri tanpa memperhatikan keadaan sekitar dan sikap acuh tak acuh

pada pemerintahan.

Namun, dengan memudarnya rasa nasionalisme dan patriotisme dapat mengancam dan

menghancurkan bangsa Indonesia. Hal itu terjadi karena ketahanan nasional akan menjadi lemah

dan dapat dengan mudah ditembus oleh pihak luar. Bangsa Indonesia sudah dijajah sedari dulu

sejak rasa nasionalisme dan patriotisme pemuda memudar. Bukan dijajah dalam bentuk fisik,

namun dijajah secara mental dan ideology.

Banyak sekali kebudayaan dan paham barat yang masuk ke dalam bangsa Indonesia.

Kemampuan local genius bangsa tidak lagi berjalan dengan semestinya. Banyak budaya dan

paham barat yang berpengaruh negatif dapat dengan mudah masuk dan diterima oleh bangsa

Indonesia. Dengan terjadinya hal itu, maka akan terjadi akulturasi, bahkan menghilangnya

kebudayaan dan kepribadian bangsa yang seharusnya menjadi jati diri bangsa.

Page 11: permasalahn nasionalisme

Dalam aspek perekonomian Negara, dengan memudarnya rasa nasionalisme dan patriotism

pemuda, mengakibatkan perekonomian bangsa Indonesia jauh tertinggal dari Negara-negara

tetangga. Saat ini masyarakat hanya memikirkan apa yang Negara berikan untuk mereka, bukan

memikirkan apa yang mereka dapat berikan pada Negara. Dengan keegoisan inilah, masyarakat

lebih menuntut hak daripada kewajibannya sebagai warga Negara. Sikap individual yang lebih

mementingkan diri sendiri dan hanya memperkaya diri sendiri tanpa memberikan retribusi pada

Negara, mengakibatkan perekonomian Negara semakin lemah.

Upaya Untuk Menumbuhkan Kembali Nasionalisme dan Patriotisme di Kalangan Pemuda

Peran Keluaga

a) memberikan pendidikan sejak dini tentang sikap nasionalisme dan patriotism terhadap

bangsa Indonesia,

b) memberikan contoh atau tauladan tentang rasa kecintaan dan penghormatan pada bangsa,

c) memberikan pengawasan yang menyeluruh kepada anak terhadap lingkungan sekitar, dan

d) selalu menggunakan produk dalam negeri.

Peran Pendidikan

a) memberikan pelajaran tentang pendidikan pancasila dan kewarganegaraan dan juga bela

Negara.

b) menanamkan sikap cinta tanah air dan menghormati jasa pahlawan dengan mengadakan

upacara setiap hari senin.

c) memberikan pendidikan moral, sehingga para pemuda tidak mudah menyerap hal-hal negatif

yang dapat mengancam ketahanan nasional.

Peran Pemerintah

a) Menggalakan berbagai kegiatan yang dapat meningkatkan rasa nasionalisme dan patrotisme,

seperti seminar dan pameran kebudayaan.

Page 12: permasalahn nasionalisme

b) Mewajibkan pemakaian batik kepada pegawai negeri sipil setiap hari jum’at. Hal ini

dilakukan karena batik merupakan sebuah kebudayaan asli Indonesia, yang diharapkan dengan

kebijakan tersebut dapat meningkatkan rasa nasionalisme dan patrotisme bangsa.

c) Lebih mendengarkan dan menghargai aspirasi pemuda untuk membangun Indonesia agar

lebih baik lagi.

http://fadluvvita.blogspot.com/p/pudarnya-rasa-nasionalisme-dan.html

FAKTOR EKSTERNAL MEMUDARNYA NASIONALISME

· Budaya asing yang masuk ke Indonesia secara bebas dan kurangnya filterisasi dari

masyarakat Indonesia sendiri.

Pada era modernisasi dan globalisasi seperti saat ini segala informasi dari luar sangat mudah

untuk didapatkan. Jika masyarakat Indonesia tidak mampu menyaring apa saja yang baik dan

buruk bagi budaya Indonesia akan menjadi bumerang dan berdampak merusak budaya

nasionalisme. Contoh yang nyata akibat kurangnya filteriasi budaya asing yang masuk di tengah

masyarakat Indonesia saat ini adalah semakin berkurangnya budaya gotong-royong. Kita dapat

melihat di daerah perkotaan kehidupan masyarakatnya lebih individualis dibandingkan dengan

masyarakat perdesaan. Semua itu diakibatkan oleh budaya materialis yang mengakibatkan

masyarakat kota kurang mementingkan untuk bersosialisasi dengan masyarakat lain disekitarnya,

rata-rata dari mereka lebih memilih menghabiskan waktu untuk mencari uang dan materi untuk

memenuhi kebutuhan hidup yang cenderung glamour. Budaya tersebut adalah pengaruh dari

budaya asing yang secara langsung menjadi faktor lunturnya nasionalisme.

Contoh yang lainnya budaya asing yang masuk tanpa filterisasi pada saat ini adalah budaya acuh

tak acuh yang berlawanan dengan budaya sopan-santun yang pada hakikatnya adalah budaya

Page 13: permasalahn nasionalisme

yang di junjung tinggi oleh bangsa Indonesia. Salah satu bukti nyata adalah di kalangan

masyarakat Jawa yang terkenal dengan keramah-tamahannya sekarang mulai pudar akibat telah

terkontaminasi oleh budaya asing yang setiap hari mereka lihat dan mereka baca di media massa

yang kemudian mereka tirukan dan di terapkan di kehidupan bermasyarakat. Semua itu secara

tidak langsung dipengaruhi oleh media massa khususnya media massa elektronik yaitu televisi.

Sebagian besar tayangan di televisi kurang tepat bagi budaya bangsa Indonesia. Contoh,

maraknya film asing yang kurang mendidik yang di tayangkan di televisi Indonesia

mempengaruhi pola tingkah laku masyarakat Indonesia. Sehinga masyarakat Indonesia

berprilaku meniru budaya asing dengan menciptakan trend atau mode yang kurang relevan

dengan idiologi Pancasila yang notabene adalah sebagai dasar negara dan pandangan hidup

bangsa sehingga pada akhirnya nasionalisme menjadi korban dari budaya materialis dan

glamour. Dan kami rasa masih banyak lagi contoh-contoh nyata yang lain di masyarakat.

Tidak diragukan lagibudaya asing yang masuk ke Indonesia secara bebas dan kurang adanya

filterisasi menjadi titik awal penyebab mulai lunturnya rasa Nasionalisme bangsa Indonesia.

· Perdagangan bebas yang tidak terkebdali, produk dari luar negeri lebih digemari daripada

produk dalam negeri yang secara kualitas sama bahkan lebih baik.

Budaya materialis dan glamour telah membutakan sebagian besar masyarakat Indonesia sehingga

mereka rela menggadaikan rasa nasionalisme demi sebuah kemewahan dan gengsi. Mereka

beranggapan bahwa dengan memakai produk dari negeri asing lebih bergengsi daripada

memakai produk dalam negeri. Contoh, kebanyakan orang lebih bangga memakai sepatu dan

tasproduksi Paris dibanding dengan produksi Bandung, yang secara kualitas sama bahkan lebih

baik. Itu membuktikan bahwa masyarakat cenderung kurang menghargai produk dalam negeri.

Contoh yang lainnya, Indonesia adalah negara agraris yang sebagian besar masyarakatnya adalah

petani, namun beberapa tahun terakhir suplai bahan makanan lebih banyak diimpor dari negara

asing sehingga di pasaran hasil bumi petani Indonesia kalah dengan bahan makanan impor yang

Page 14: permasalahn nasionalisme

notabene lebih digemari oleh konsumen Indonesia, hal ini mengakibatkan petani Indonesia

sangat dirugikan. Hal tersebut membuktikan bahwa perdagangan bebas yang tidak terkendali

telah merusak pasar dalam negeri dan secara tidak sadar mengakibatkan rasa nasionalisme

perlahan terkikis.

Tentunya masih banyak contoh-contoh yata yang lain tentang adanya faktor luar (external) yang

mengakibatkan lunturnya nasionalisme yang secara sadar atau tidak kita juga terpengaruh

olehnya

b) Faktor dalam (Internal)

Faktor dari dalam adalah sesuatu yang muncul dari diri masyarakat Indonesia sendiri dan

berpengaruh terhadap lunturnya rasa nasionalisme.

Beberapa contoh yang bisa dikatakan faktor dari dalam adalah :

· Kurangnya kemauan masyarakat Indonesia untuk memahami arti Nasionalisme yang

sesungguhnya, sehingga berakibat pada kurangnya tindakan yang mencerminkan rasa

Nasionalisme.

Kemerdekaan yang telah di capai bangsa Indonesia pada 17 Agustus 1945 adalah anugrah

yang sangat besar dar Tuhan Yang Maha Esa. Seluruh bangsa Indonesia pada masa itu tentunya

ikut andil dalam memperjuangkan kemerdekaan, mereka adalah para pahlawan bagi kita saat ini.

Kemerdekaan yang mereka rebut dengan susah payah bahkan dengan darah sekalipun mereka

rela berkorban, sepatutnya harus kita jaga dan kita pelihara jangan sampai kemerdekaan ini

direbut oleh bangsa lain. Namun yang menjadi masalah pada akhir-akhir ini adalah semangat

nasionalisme bangsa Indonesia mulai luntur, akibat tergerus oleh moderenisasi yang melanda

Indonesia bahkan di seluruh dunia. Tidak dipungkiri bahwa moderenisasi mengakibatkan

timbulnya budaya-budaya dan paham-paham baru yang mengakibatkan paham nasionalisme

mulai luntur. Akibat modernisasi sebagian besar masyarakat Indonesia melupakan tentang

Page 15: permasalahn nasionalisme

pentingnya nasionalisme sehingga dikesehariannya mereka bertingkah laku yang tidak

mencerminkan rasa nasionalisme. Contoh yang nyata yang terjadi di masyarakat kita saat ini

khususnya generasi muda, kenapa generasi muda?. Karena generasi muda adalah calon penerus

peradaban Indonesia yang notabene generasi muda sangat rentan terpengaruh oleh budaya

budaya dan faham yang kurang relevan bagi Idiologi Indonesia yang notabene adalah Idiologi

Pancasila. Kebanyakan generasi muda telah melupakan pancasila, dan tidak mau mengkaji lebih

dalam tentang keluhuran pancasila yang dibuat oleh para pendiri bangsa yang juga merupakan

sebuah dasar negara. Jika generasi muda telah melupakan pandangan hidup dan dasar negaranya

otomatis rasa nasionalisme juga akan hilang.

· Korupsi yang semakin merajalela akhir-akhir ini menjadi sebuah indikator bahwa rasa

nasionalisme telah luntur.

Korupsi sangat merugikan bangsa dan negara Indonesia, hal tersebut seakan-akan telah

menjadi budaya dan karakter bangsa Indonesia di mata dunia. Korupsi yang merajalela

mengakibatkan kesenjangan sosial yang sangat terlihat dikalangan masyarakat Indonesia dan

menjadikan kesejahteraan yang kurang merata. Yang miskin semakin miskin dan yang kaya

semakin kaya, itulah kenyataan yang terjadi di masyarakat kita saat ini. Bukan tidak mungkin

jika korupsi dapat menjadikan nasionalisme semakin terpuruk.