analisis biaya produksi dan harga air minum pada … · pustaka di bagian akhir . skrips. ... tema...

81
ANALISIS BIAYA PRODUKSI DAN HARGA AIR MINUM PADA PT WATERTECH ESTATE CIKARANG LARAS LESTARI DEPARTEMEN EKONOMI SUMBERDAYA DAN LINGKUNGAN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2014

Upload: vandieu

Post on 08-Mar-2019

233 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: ANALISIS BIAYA PRODUKSI DAN HARGA AIR MINUM PADA … · Pustaka di bagian akhir . skrips. ... Tema yang dipilih dalam ... Permukiman dan Prasarana Wilayah, Departemen Kesehatan, Departemen

ANALISIS BIAYA PRODUKSI DAN HARGA AIR MINUM

PADA PT WATERTECH ESTATE CIKARANG

LARAS LESTARI

DEPARTEMEN EKONOMI SUMBERDAYA DAN LINGKUNGAN

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2014

Page 2: ANALISIS BIAYA PRODUKSI DAN HARGA AIR MINUM PADA … · Pustaka di bagian akhir . skrips. ... Tema yang dipilih dalam ... Permukiman dan Prasarana Wilayah, Departemen Kesehatan, Departemen

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Analisis Biaya

Produksi dan Harga Air pada PT Watertech Estate Cikarang adalah benar karya

saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk

apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau

dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah

disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir

skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut

Pertanian Bogor.

Bogor, Oktober 2014

Laras Lestari

NIM H44100070

Page 3: ANALISIS BIAYA PRODUKSI DAN HARGA AIR MINUM PADA … · Pustaka di bagian akhir . skrips. ... Tema yang dipilih dalam ... Permukiman dan Prasarana Wilayah, Departemen Kesehatan, Departemen

ABSTRAK

LARAS LESTARI. Analisis Biaya Produksi dan Harga Air Minum pada PT

Watertech Estate Cikarang. Dibimbing oleh YUSMAN SYAUKAT.

Air merupakan salah satu unsur penting dalam kehidupan. Kebutuhan air

bersih merupakan kebutuhan yang tidak terbatas dan berkelanjutan. PT Watertech

Estate Cikarang sebagai perusahaan penyedia air bersih harus dapat mengolah air

baku yang semakin menurun kualitasnya menjadi air bersih layak konsumsi untuk

didistribusikan kepada konsumen. Tingginya biaya produksi akan mempengaruhi

tarif air yang diberlakukan, sehingga analisis terhadap biaya produksi dan harga

air minum pada PT Watertech Estate Cikarang perlu dilakukan. Penelitian ini juga

menganalisis variabel-variabel yang berpengaruh terhadap produksi air serta

mengevaluasi penetapan tarif dengan mekanisme full cost recovery. Produksi air

pada PT Watertech Estate Cikarang dipengaruhi oleh variabel air baku dan

penggunaan listrik. Saat ini tarif yang berlaku di PT Watertech Estate Cikarang

telah memenuhi besaran tarif dengan mekanisme biaya pemulihan penuh.

Berdasarkan mekanisme penetapan tarif full cost recovery maka diperoleh tarif

dasar sebesar Rp 3.535/m3. Terdapat lima kelompok pelanggan yang mendapatkan

subsidi dengan total subsidi sebesar Rp 1.386.922.515 dan rata-rata subsidi

sebesar Rp 1.047/m3. Setelah adanya kenaikan tarif air pada bulan Maret 2013,

terdapat tiga kelompok pelanggan yang mendapatkan subsidi dengan total subsidi

sebesar Rp 453.042.830 dan rata-rata subsidi adalah Rp 1.558/m3.

Kata kunci: biaya produksi, full cost recovery, harga air, tarif dasar

ABSTRACT

LARAS LESTARI. Analysis of Production Costs and Pricing of Drinking Water

at PT Watertech Estate Cikarang. Supervised by YUSMAN SYAUKAT.

Water is one of the essential elements in life. The need of clean water is

unlimited and sustainable. PT Watertech Estate Cikarang as a supplier of clean

water companies must be able to process raw water to be clean water that is

feasible to be consumed by consumers. High production cost will affect the water

tariff imposed, so that the analysis of the cost of production and pricing of

drinking water at PT Watertech Estate Cikarang needs to be done. This research

also analized variables that affect to the production of water, and evaluated the

tariff the full cost recovery mechanism. Water production in PT Watertech Estate

Cikarang is positively and significantly determined by raw water and electricity

usage. Currently, Tariff in PT Watertech Estate Cikarang has fulfilled the

mechanism of full cost recovery. Based on the full cost recovery mechanism, the

basic tariff of clean water is Rp 3.535/m3. There were five groups of customers

that get the subsidy amount Rp1.386.922.515 in total with an average subsidy at

Rp 1.047/m3. After the increasing the tarrif in March 2013, there were three

groups of customer get subsidy amount Rp 453.042.830 in total with an average

subsidy at Rp 1.558/m3.

Keywords: base rate, full cost recovery, price water, production cost

Page 4: ANALISIS BIAYA PRODUKSI DAN HARGA AIR MINUM PADA … · Pustaka di bagian akhir . skrips. ... Tema yang dipilih dalam ... Permukiman dan Prasarana Wilayah, Departemen Kesehatan, Departemen

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Ekonomi

pada

Departemen Ekonomi Sumberdaya dan Lingkungan

ANALISIS BIAYA PRODUKSI DAN HARGA AIR MINUM

PADA PT WATERTECH ESTATE CIKARANG

LARAS LESTARI

DEPARTEMEN EKONOMI SUMBERDAYA DAN LINGKUNGAN

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2014

Page 5: ANALISIS BIAYA PRODUKSI DAN HARGA AIR MINUM PADA … · Pustaka di bagian akhir . skrips. ... Tema yang dipilih dalam ... Permukiman dan Prasarana Wilayah, Departemen Kesehatan, Departemen
Page 6: ANALISIS BIAYA PRODUKSI DAN HARGA AIR MINUM PADA … · Pustaka di bagian akhir . skrips. ... Tema yang dipilih dalam ... Permukiman dan Prasarana Wilayah, Departemen Kesehatan, Departemen

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas

segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang

dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Maret 2014 ini ialah

sumberdaya air, dengan judul Analisis Biaya Produksi dan Harga Air Minum pada

PT Watertech Estate Cikarang.

Terima kasih penulis ucapkan kepada orang tua tercinta, Bapak Pepen

Supendi dan Ibu Cicih Yuningsih, kakak dan adik penulis, Resti Gayatri dan Mia

Rahayu Ependi. Bapak Dr. Ir. Yusman Syaukat, M.Ec selaku pembimbing yang

telah banyak memberi saran. Di samping itu, penghargaan penulis sampaikan

kepada Bapak Chandra beserta staf PT Watertech Estate Cikarang, Bapak

Sudarsono dan Ibu Sumer dari PT Watertech Indonesia, Bapak Fauzi dari PDAM

Tirta Bhagasasi, serta Bapak Wajiman dari Perum Jasa Tirta 2 yang telah

membantu selama pengumpulan data. Selain itu, terimakasih penulis ucapkan

kepada Ibu Megawati Simanjuntak berserta staf Subdit Kesejahteraan Mahasiswa

yang telah banyak memberi dukungan serta kepada Kementerian Pendidikan dan

Kebudayaan melalui program Bantuan Biaya Pendidikan Bisikmisi. Ungkapan

terima kasih juga disampaikan kepada ayah, ibu, serta seluruh keluarga dan

sahabat, atas segala doa dan kasih sayangnya.

Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.

Bogor, Oktober 2014

Laras Lestari

Page 7: ANALISIS BIAYA PRODUKSI DAN HARGA AIR MINUM PADA … · Pustaka di bagian akhir . skrips. ... Tema yang dipilih dalam ... Permukiman dan Prasarana Wilayah, Departemen Kesehatan, Departemen

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI..........................................................................................................vii

DAFTAR TABEL.................................................................................................viii

DAFAR GAMBAR..............................................................................................viii

DAFTAR LAMPIRAN.........................................................................................viii

PENDAHULUAN ...................................................................................................1

Latar Belakang......................................................................................................1

Perumusan Masalah .............................................................................................4

Tujuan Penelitian .................................................................................................6

Manfaat Penelitian ...............................................................................................7

Ruang Lingkup Penelitian ...................................................................................7

TINJAUAN PUSTAKA...........................................................................................8

KERANGKA PEMIKIRAN.................................................................................. 18

METODE PENELITIAN .....................................................................................27

Lokasi dan Waktu Penelitian ............................................................................27

Jenis dan Sumber Data ......................................................................................27

Metode Pengambilan Data ................................................................................27

Metode Pengolahan dan Analisis Data .............................................................28

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN ..................................................37

HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................................40

Analisis Pola Pemanfaatan dan Pengelolaan Sumberdaya Air.......................... 40

Analisis Struktur Produksi dan Biaya Pengelolaan Air ....................................42

Analisis Fungsi Produksi Air ............................................................................45

Analisis Penetapan Tarif Air .............................................................................47

Dampak Kenaikan Tarif Air pada Maret 2013 ..................................................51

SIMPULAN DAN SARAN ..................................................................................56

Simpulan ...........................................................................................................56

Saran ..................................................................................................................57

DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................58

LAMPIRAN ..........................................................................................................60

RIWAYAT HIDUP ...............................................................................................73

Page 8: ANALISIS BIAYA PRODUKSI DAN HARGA AIR MINUM PADA … · Pustaka di bagian akhir . skrips. ... Tema yang dipilih dalam ... Permukiman dan Prasarana Wilayah, Departemen Kesehatan, Departemen

DAFTAR TABEL

1 Tarif air dan golongan pelanggan PT Watertech Estate Cikarang ...................23

2 Metode pengumpulan data dan analisis ...........................................................28

3 Penetapan tarif dasar PDAM ............................................................................31

4 Susunan variasi tarif air PT Watertech Estate Cikarang ..................................39

5 Komponen biaya pengelolaan air tahun 2011-2013 .........................................43

6 Hasil regresi fungsi produksi air PT Watertech Estate Cikarang .....................45

7 Biaya usaha PT Watertech Estate Cikarang tahun 2013 ..................................48

8 Perhitungan tarif dasar PT Watertech Estate Cikarng ......................................49

9 Perhitungan tarif rendah PT Watertech Estate Cikarang ..................................50

10 Perhitungan penerimaan air berdasarkan tarif aktual dan tarif dasar ................51

11 Perbandingan tarif lama dan tarif baru .............................................................52

DAFTAR GAMBAR

1 Perkembangan jumlah pelanggan PDAM Tirta Bhagasasi ..................................2

2 Marginal cost dan average cost pada average cost naik dan menurun ...............9

3 Alur kerangka pemikiran ....................................................................................26

4 Perkembangan pelanggan PT Watertech Estate Cikarang ..................................41

5 Perbandingan tarif dasar air PT Watertech Estate Cikarang ..............................53

5 Grafik laba/rugi PT Watertech Estate Cikarang Tahun 2011-2013....................54

DAFTAR LAMPIRAN

1 Komponen biaya pengelolaan air PT Awtertech Estate Cikarang .....................62

2 Penerimaan air PT Watertech Estate Cikarang ..................................................63

3 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 23 Tahun 2006...................................64

Page 9: ANALISIS BIAYA PRODUKSI DAN HARGA AIR MINUM PADA … · Pustaka di bagian akhir . skrips. ... Tema yang dipilih dalam ... Permukiman dan Prasarana Wilayah, Departemen Kesehatan, Departemen

1

I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Air merupakan salah satu unsur penting dalam kehidupan. Air juga

digunakan untuk berbagai kepentingan diantaranya untuk minum, masak,

mencuci, dan segala aktivitas lain yang berhubungan dengan kesejahteraan

manusia. Sumberdaya air merupakan bagian dari kekayaan alam yang dikuasai

oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat

sebagaimana tertuang dalam pasal 33 ayat 3 UUD 1945. Undang-Undang Nomor

5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria pasal 1 menegaskan

kembali bahwa bumi, air dan ruang angkasa termasuk kekayaan alam yang

terkandung di dalamnya termasuk wilayah Republik Indonesia sebagai karunia

Tuhan Yang Maha Esa dan merupakan kekayaan nasional. Dijelaskan pula dalam

Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumberdaya Air pasal 3, bahwa

sumberdaya air dikelola secara menyeluruh, terpadu, dan berwawasan lingkungan

hidup dengan tujuan mewujudkan kemanfaatan sumber daya air yang

berkelanjutan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat.

Menurut Fauzi (2006), air saat ini merupakan barang publik yang dapat

dinikmati oleh siapapun. Air juga merupakan barang ultra essential bagi

kelangsungan hidup manusia. Tanpa air, manusia tidak akan mungkin bisa

bertahan hidup. Bahkan dalam ilmu ekonomi dikenal istilah water-diamond

paradox atau paradoks air dan berlian, dimana air yang begitu essential dinilai

begitu murah sementara berlian yang sebatas perhiasan dinilai begitu mahal.

Kontribusi air terhadap pembangunan ekonomi dan sosial juga sangat vital

sehingga seiring bertambahnya penduduk dan eskalasi pembangunan ekonomi,

fungsi ekonomi dan sosial air sering terganggu karena semakin kritisnya suplai

air, sementara permintaan semakin meningkat.

Peningkatan jumlah penduduk dan penyebarannya yang tidak merata

menjadi suatu kendala bagi ketersediaan sumber daya air. Jumlah penduduk yang

semakin meningkat akan berpengaruh terhadap ketersediaan air. Hal ini akan

menyebabkan sumber daya air menjadi langka. Demikian pula halnya dengan

ketersediaan air bersih di alam yang semakin buruk kondisinya sehingga air

Page 10: ANALISIS BIAYA PRODUKSI DAN HARGA AIR MINUM PADA … · Pustaka di bagian akhir . skrips. ... Tema yang dipilih dalam ... Permukiman dan Prasarana Wilayah, Departemen Kesehatan, Departemen

2

menjadi tidak tersedia dengan baik secara kuantitatif dan kualitatif. Saat ini air

sudah menjadi barang yang mahal karena pengelolaan untuk mendapatkan air

yang baik secara kuantitatif maupun kualitatif memerlukan biaya yang sangat

tinggi.

Kebutuhan air bersih merupakan kebutuhan yang tidak terbatas dan

berkelanjutan. Kebutuhan akan penyediaan dan pelayanan air bersih dari waktu ke

waktu yang semakin meningkat ini tidak diimbangi oleh kemampuan pelayanan.

Peningkatan kebutuhan ini disebabkan oleh meningkatnya jumlah penduduk dan

derajat kehidupan warga serta perkembangan kota/kawasan pelayanan ataupun

hal-hal yang berhubungan dengan peningkatan kondisi sosial ekonomi warga.

Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Bhagasasi Bekasi adalah

sebuah lembaga/dinas/instansi yang berada di bawah dua pemerintahan, yaitu

Pemerintah Daerah Kabupaten Bekasi dan Pemerintah Kota Bekasi. Artinya

PDAM Tirta Bhagasasi memiliki cakupan wilayah pelayanan Kota dan Kabupaten

Bekasi. Perkembangan jumlah pelanggan PDAM Tirta Bhagasai terus mengalami

peningkatan setiap tahunnya.

Sumber : PDAM Tirta Bhagasasi (2014)

Berdasarkan data statistik hingga tahun 2012, pelanggan PDAM tercatat

sebanyak 165.885 rumah tangga. Pada tahun ini, jumlah pelanggan sudah

mencapai lebih dari 175.000 pelanggan untuk wilayah jangkauan Kota dan

Kabupaten Bekasi. Jumlah kecamatan di Kota Bekasi terdiri dari 12 kecamatan,

adapun daerah yang sudah terlayani sampai dengan tahun 2012 sebanyak 7

kecamatan, dengan jumlah kecamatan yang belum termasuk ke dalam cakupan

pelayanan PDAM sebanyak 5 kecamatan. Sementara wilayah pelayanan

0

50000

100000

150000

200000

2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012

Tahun

Jum

lah

Pel

ang

gan

Gambar 1 Perkembangan jumlah pelanggan PDAM Tirta Bhagasai

Page 11: ANALISIS BIAYA PRODUKSI DAN HARGA AIR MINUM PADA … · Pustaka di bagian akhir . skrips. ... Tema yang dipilih dalam ... Permukiman dan Prasarana Wilayah, Departemen Kesehatan, Departemen

3

Kabupaten Bekasi terdapat 23 kecamatan, 16 diantaranya sudah terlayani oleh

PDAM Tirta Bhagasasi dan 7 kecamatan belum terpasang pipa PDAM termasuk

salah satunya Kecamatan Cikarang Barat.

Air selain memiliki fungsi sebagai kebutuhan fisik juga memiliki fungsi

sosial, sehingga peran pemerintah masih sangat mendominasi. Persoalan air dan

sumber air termasuk persoalan pengelolaannya telah lama dihadapi oleh

masyarakat, salah satunya di Kecamatan Cikarang Barat Kabupaten Bekasi.

Seiring dengan kondisi geografis yang menyebabkan sulitnya mendapatkan air

bersih serta meningkatnya pertumbuhan penduduk maupun industri di wilayah

Cikarang, maka kebutuhan akan air bersih khususnya air minum semakin

meningkat dari tahun ke tahun. Kondisi ini diperparah dengan belum adanya

suplai air bersih oleh PDAM Tirta Bhagasasi dalam memenuhi kebutuhan air

bersih masyarakat Kecamatan Cikarang Barat.

Cikarang masuk ke dalam wilayah tingkat pencemaran lingkungan yang

tinggi salah satunya pencemaran air bersih yang dihasilkan oleh limbah pabrik.

Kondisi air tanah yang berada di wilayah ini sebagian besar merupakan air tanah

dalam yang pada umumnya didapat dengan kedalaman antara 90 dan 200 meter.

Desa Telagamurni merupakan wilayah padat perumahan dan industri yang berada

di Kecamatan Cikarang Barat Kabupaten Bekasi. Terdapat perumahan penduduk

non kavling dan empat perumahan yang sudah terisi penuh yaitu perumahan

Telaga Murni, Telaga Harapan, Telaga Sakinah serta Telaga Pesona yang seluruh

wilayahnya dikelilingi oleh berbagai industri.

Hampir seluruh masyarakat di wilayah Desa Telagamurni membutuhkan

pelayanan air bersih. Sumber air alami yang selama ini dimanfaatkan oleh

masyarakat tidak dapat diandalkan baik secara kualitas maupun kuantitas. Sumber

air yang kering pada musim kemarau semakin meningkatkan kebutuhan

masyarakat akan permintaan air bersih.

Berdasarkan kebijakan Nasional Pembangunan Air Minum dan

Penyehatan Lingkungan yang berbasis masyarakat yang ditandatangani oleh

Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), Depertemen

Permukiman dan Prasarana Wilayah, Departemen Kesehatan, Departemen Dalam

Negeri dan Depertemen Keuangan bahwa pengelolaan penyediaan air minum

Page 12: ANALISIS BIAYA PRODUKSI DAN HARGA AIR MINUM PADA … · Pustaka di bagian akhir . skrips. ... Tema yang dipilih dalam ... Permukiman dan Prasarana Wilayah, Departemen Kesehatan, Departemen

4

dapat dilakukan dengan cara pengelolaan lembaga (dalam hal ini pihak swasta)

bekerjasama dengan masyarakat yang diwakili yayasan maupun koperasi. PT

Watertech Estate Cikarang adalah perusahaan yang dibentuk antara PT Watertech

Indonesia dengan Koperasi Swadaya Terpadu (SANTER) merupakan salah satu

perusahaan swasta penyedia jasa air bersih di Desa Telagamurni. Sumber air

baku perusahaan ini berasal dari saluran Tarum Barat (Kalimalang). Kekurangan

air di jam–jam tertentu terutama di jam puncak pemakaian pada pagi hari mulai

pukul 05.00 WIB hingga pukul 07.00 WIB dan sore hari mulai pukul 16.00 WIB

hingga 20.00 WIB yang dapat mengganggu kebutuhan air untuk kebutuhan

penduduk, sehingga memerlukan alternatif penyedia jasa air bersih dan

pendistribusian air secara efektif yang memenuhi kebutuhan minimal di jam

puncak penggunaan air.

1.2 Perumusan Masalah

Perbandingan antara jumlah penduduk dan kebutuhan air dapat

mengakibatkan terjadinya kelangkaan air. Hal ini disebabkan oleh kurangnya

supply air dibandingkan dengan permintaannya. Komoditas air bersih yang layak

konsumsi telah menjadi sumberdaya yang sangat langka (resources scarcity),

artinya dari segi kuantitas tinggi pada musim hujan tetapi dari segi kualitas

rendah. Dipandang dari sudut ekonomi kelangkaan suatu sumberdaya dapat

mengarahkannya menjadi barang ekonomi (economic good) yang akan

mempengaruhi perilaku masyarakat dalam mengalokasikannya (Brouwer dan

Pearce, 2005).

Permasalahan ketersediaan air baik secara kualitatif dan kuantitatif saat ini

merupakan problematika yang sering terjadi. Hal ini tidak hanya terjadi pada

masyarakat perkotaan namun juga pada masyarakat pedesaan yang memiliki

sumberdaya alam yang melimpah. Keterbatasan pendanaan sering kali menjadi

kendala dalam pengelolaan sumber daya alam tersebut sehingga dikhawatirkan

suatu saat nanti sumber daya alam tersebut mengalami degradasi yang akan

merugikan berbagai pihak.

Salah satu sumber air yang diperlukan oleh masyarakat Desa Telagamurni

dalam mencukupi kebutuhan air bersih yang layak untuk dikonsumsi adalah

Page 13: ANALISIS BIAYA PRODUKSI DAN HARGA AIR MINUM PADA … · Pustaka di bagian akhir . skrips. ... Tema yang dipilih dalam ... Permukiman dan Prasarana Wilayah, Departemen Kesehatan, Departemen

5

Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM), namun dalam pelaksanaannya PDAM

menghadapi banyak kendala dalam melayani kebutuhan masyarakat Kecamatan

Cikarang Barat khususnya Desa Telagamurni terkait dengan penyaluran distribusi

air secara merata bagi masyarakat yang belum terjaring pipa distribusi air PDAM.

Kecamatan Cikarang Barat merupakan salah satu kecamatan yang belum

mendapatkan suplai air bersih oleh PDAM Tirta Bhagasai dari tujuh kecamatan

yang belum terdistribusi. Oleh karena itu, perusahaan air minum swasta menjadi

alternatif pilihan masyarakat dalam memenuhi kebutuhannya.

PT Watertech Estate Cikarang merupakan perusahaan swasta yang

bergerak dibidang pengelolaan sumberdaya air bersih, yang memberikan jasa

pelayanan dan menyelenggarakan kemanfaatan umum di bidang air minum.

Aktivitas PT Watertech Estate Cikarang antara lain mengumpulkan, mengolah

dan menjernihkan hingga mendistribusikan air bersih kepada pelanggan. Dalam

menjalankan aktivitasnya, PT Watertech Estate Cikarang dihadapkan pada dua

fungsi yaitu sebagai perusahaan yang harus mengemban prinsip-prinsip

perusahaan yang baik dengan meraih keuntungan usaha, sedangkan disisi lain

harus mengembangkan fungsi sosial dengan membantu ketersediaan air bersih

demi memenuhi kebutuhan masyarakat. PT Watertech Estate Cikarang seringkali

dihadapkan pada sebuah dilema kebijakan dalam menentukan tarif air. Di satu sisi,

tarif air minum yang diberlakukan harus dapat mencapai titik impas untuk

menutupi biaya produksi dan memberikan keuntungan bagi perusahaan. Di sisi

lain, tarif yang diberlakukan juga harus dapat menjangkau daya beli dan

kemampuan seluruh lapisan masyarakat, dalam hal ini masyarakat Desa

Telagamurni.

Kelompok pelanggan rumah tangga merupakan golongan pelanggan yang

paling banyak dan terbesar dalam pemakaian air. Meningkatnya jumlah pelanggan

golongan rumah tangga menunjukkan semakin tingginya tingkat kesadaran

masyarakat Desa Telaga Murni untuk menggunakan jasa PT Watertech Estate

Cikarang sebagai sumber pelayanan air bersih. Hingga bulan Januari 2014,

tercatat jumlah pelanggan WTC sebanyak 4.783 pelanggan dari jumlah target

pelanggan 8.000 rumah tangga.

Page 14: ANALISIS BIAYA PRODUKSI DAN HARGA AIR MINUM PADA … · Pustaka di bagian akhir . skrips. ... Tema yang dipilih dalam ... Permukiman dan Prasarana Wilayah, Departemen Kesehatan, Departemen

6

Seiring dengan pertumbuhan penduduk dan perkembangan industri yang

melaju pesat, sumber air baku PT Watertech Estate Cikarang yang berasal dari

saluran Tarum Barat (Kalimalang) semakin menurun kualitasnya. PT Watertech

Estate Cikarang sebagai perusahaan yang bergerak di bidang pengelolaan air

bersih ini, harus tetap mengolah air baku tersebut menjadi air bersih layak

konsumsi untuk didistribusikan kepada konsumen. Hal ini mengakibatkan

semakin tingginya biaya produksi yang harus dikeluarkan untuk mengolah air

tersebut. Peningkatan biaya produksi ini akan mempengaruhi tarif air yang

diberlakukan. Pada bulan Maret 2013, PT Watertech Estate telah menaikkan tarif

air sebesar Rp 1.000 disetiap tingkat golongan tarif pelanggan. Kebijakan

kenaikan tarif ini ditetapkan atas kesepakatan perusahaan dengan pengurus

setempat dan lembaga masyarakat.

Berdasarkan uraian tersebut, dapat ditarik beberapa perumusan masalah

antara lain:

1) Bagaimanakah pola pengelolaan sumberdaya air oleh PT Watertech Estate

Cikarang?

2) Bagaimanakah struktur produksi dan biaya pengelolaan air PT Watertech

Estate Cikarang?

3) Apa saja variabel-variabel yang mempengaruhi fungsi produksi dan biaya

pengelolaan air bersih PT Watertech Estate Cikarang?

4) Bagaimana evaluasi penetapan tarif air di PT Watertech Estate Cikarang

dengan menggunakan mekanisme Full Cost Recovery?

1.3 Tujuan Penelitian

1) Mengidentifikasi pola pengelolaan sumberdaya air oleh PT Watertech Estate

Cikarang.

2) Mengidentifikasi struktur produksi dan biaya pengelolaan air PT Watertech

Estate Cikarang.

3) Menganalisis variabel-variabel yang mempengaruhi fungsi produksi dan biaya

pengelolaan air bersih PT Watertech Estate Cikarang.

4) Mengevaluasi penetapan tarif air di PT Watertech Estate Cikarang dengan

menggunakan mekanisme Full Cost Recovery.

Page 15: ANALISIS BIAYA PRODUKSI DAN HARGA AIR MINUM PADA … · Pustaka di bagian akhir . skrips. ... Tema yang dipilih dalam ... Permukiman dan Prasarana Wilayah, Departemen Kesehatan, Departemen

7

1.4 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dapat bermanfaat bagi semua pihak

yang berkepentingan dan dapat dijadikan salah satu sumber yang relevan dalam

upaya memecahkan masalah serupa di masa yang akan datang, serta menjadi

masukan bagi pemerintah setempat maupun swasta dalam penentuan kebijakan

penyediaan air bersih bagi masyarakat. Bagi pembaca, diharapkan berguna

sebagai referensi penelitian lebih lanjut pada bidang yang sama dan dapat

menambah wawasan serta pengetahuan. Bagi penulis sendiri, penelitian ini

berguna untuk menambah pengetahuan dan pengalaman di lapangan serta

meyelaraskan ilmu yang didapat selama kuliah dengan kenyataannya di lapang.

1.5 Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian yang dilakukan di PT Watertech Estate Cikarang ini akan

mengkaji tentang perkembangan kondisi struktur biaya produksi dan harga air

minum pada pengelolaan sumberdaya air dari awal perusahaan berdiri antara

tahun 2010 dan 2013.

Page 16: ANALISIS BIAYA PRODUKSI DAN HARGA AIR MINUM PADA … · Pustaka di bagian akhir . skrips. ... Tema yang dipilih dalam ... Permukiman dan Prasarana Wilayah, Departemen Kesehatan, Departemen

8

II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Penetapan Tarif Air

Tingkat efisiensi alokasi sumber daya air dipengaruhi oleh sistem

penetapan tarif yang digunakan. Karakteristik sumberdaya air yang memiliki

mobilitas antar waktu dan tempat, ketersediaan yang selalu berubah, nilai

ekonomi yang melekat serta memiliki bobot yang besar dapat menimbulkan gejala

eksternalitas. Menurut Sudrajat (1997) eksternalitas pada sumberdaya air

menimbulkan perbedaan manfaat dan biaya yang dinilai oleh swasta (private)

dengan manfaat dan biaya yang dinilai oleh masyarakat (social).

Adanya eksternalitas mengarah kepada penentuan harga dari unit

sumberdaya secara tidak efisien, artinya harga-harga yang menjadi standar

pertukaran tidak mencerminkan kelangkaan sumberdaya tersebut. Hanemann

(1998) dalam Syaukat (2000) menyatakan bahwa perhatian utama dalam

perencanaan struktur harga adalah untuk menjelaskan kepada konsumen tentang

biaya-biaya yang digunakan dalam pengelolaan biaya tersebut. Asumsi yang

digunakan adalah bahwa konsumen bereaksi secara rasional, diharapkan

penetapan harga dengan metode-metode tersebut akan membantu mengontrol

pertumbuhan permintaan air, menjamin penggunaan air secara rasional, serta

penerimaan yang cukup untuk menutupi modal dan biaya operasional.

2.1.1 Marginal Cost Pricing

Hall (1996) dalam Syaukat (2000), marginal cost pricing memiliki dua

tujuan. Pertama, untuk memberikan tanda kepada konsumen mengenai biaya yang

digunakan dalam menghasilkan tambahan air, dengan menggunakan informasi ini

konsumen dapat memilih mengkonsumsi sejumlah tambahan air yang dapat

memberi tambahan manfaat yang setidaknya sama besar dengan biaya marjinal

untuk memproduksi air. Kedua, bagi pengelola air tujuannya adalah untuk

menandakan jumlah yang ingin dibayar konsumen pada tingkat harga tersebut.

Berdasarkan harga yang direspon oleh konsumen, pengelola air dapat melihat

mampu tidaknya konsumen membayar biaya marjinal dalam penyediaan air.

Page 17: ANALISIS BIAYA PRODUKSI DAN HARGA AIR MINUM PADA … · Pustaka di bagian akhir . skrips. ... Tema yang dipilih dalam ... Permukiman dan Prasarana Wilayah, Departemen Kesehatan, Departemen

9

Kusuma (2006) menyatakan beberapa ahli ekonomi menyatakan marginal

cost pricing dapat mengakibatkan kegunaan mengalami defisit. Hal ini tergantung

pada hubungan antara marginal cost dan average cost dalam produksi air.

Masalah defisit tersebut timbul jika marginal cost lebih tinggi dari average cost

pada jumlah keluaran dengan harga tersebut. Ketika kegunaan mengalami

penurunan average cost, maka harga marginal cost akan mengakibatkan kerugian.

Kondisi tersebut dijelaskan pada Gambar 2.

(a) Rising Average Cost (b) Falling Average Cost

Sumber: Syaukat (2000)

Gambar 2(a) menggambarkan sebuah solusi pada selang average cost

yang mengalami kenaikan dengan dd’ adalah kurva permintaan agregat. Biaya

rata-rata dan biaya marginal penawaran air ditunjukan oleh kurva AC dan MC.

Biaya marginal (MC) seharusnya lebih kecil dari biaya rata-rata (AC) ketika AC

naik. Jika sebuah harga tunggal untuk air dibebankan untuk menutupi biaya, maka

harga hanya sama dengan OT dan air yang diproduksi sebesar OA. Dalam hal ini

harga sama dengan biaya satuan dan kegunaan tidak mendapat keuntungan

(keuntungan sama dengan nol atau normal profit). Hal ini bukan merupakan solusi

yang tepat dalam penggunaan sumberdaya yang terbaik. Pengggunaan

sumberdaya yang terbaik adalah memproduksi air pada tingkat dimana marginal

cost untuk tambahan penawaran air sama dengan harga air yang ingin dibayar

konsumen. Pada solusi tersebut, jumlah keluaran yang tepat adalah sejumlah OB

Gambar 2 Marginal Cost dan Average Cost Pricing pada Average Cost Naik

(Rising) dan Menurun (Falling)

Page 18: ANALISIS BIAYA PRODUKSI DAN HARGA AIR MINUM PADA … · Pustaka di bagian akhir . skrips. ... Tema yang dipilih dalam ... Permukiman dan Prasarana Wilayah, Departemen Kesehatan, Departemen

10

dengan harga marginal sebesar BS. Harga BS lebih besar daripada average cost,

sehingga ada keuntungan bagi perusahaan.

Permasalahan pada penetapan harga berdasarkan biaya marjinal adalah

ketika marginal benefit (dd’) berpotongan dengan kurva average cost dalam

selang AC yang menurun seperti tersajikan pada gambar 5 bagian (b). Keluaran

pada average cost dan harga masing-masing sebesar OA dan AR, sementara itu

keluaran marginal sebesar OB dan harganya sebesar BS. Pada kondisi ini,

perusahaan tersebut akan sama dengan perbedaan antara average cost dan harga

yaitu sebesar SVTU.

2.1.2 Full Cost Recovery Pricing

2.1.2.1 Ramsey Pricing

Ramsey (1927) dalam Syaukat (2000) menyatakan harga Ramsey

menunjukan sekumpulan harga yang sama yang memaksimumkan keuntungan

sosial bersih yaitu surplus produsen dan surplus konsumen dalam permasalahan

penggunaan air yang sama. Ramsey melakukan modifikasi pada analisis efisiensi

ekonomi konvensional dengan menambahkan batasan eksplisit yang tidak hanya

memaksimumkan keuntungan sosial bersih tetapi juga mencapai kondisi break

even. Kondisi batasan pada break even berusaha mencegah kesalahan posisi dari

penetapan marginal cost yang optimal, first best price1. Hal yang mendasari

metode ini adalah untuk mempertahankan tingkat efisiensi sebanyak mungkin,

setiap orang ingin menghindari sesedikit mungkin dari pola konsumsi yang

muncul bersamaan dengan marginal cost pricing sementara masih menetapkan

harga yang dapat menjamin kecukupan penggunaan namun bukan merupakan

penerimaan yang berlebih. Harga Ramsey melakukan hal ini dengan

membebankan harga yang berbeda kepada berbagai pasar perusahaan yang diatur

untuk berbagai pasar regulasi perusahaan dengan tujuan menjaga kelangsungan

sejumlah kontribusi pasar yang memanipulasi harga melebihi MC, sehingga

mengganggu tingkat konsumsi lebih sedikit dari apa yang akan diberikan oleh

harga MC penuh (full marginal cost pricing).

1 Harga termasuk pengganda langgrange dijadikan sebagai pembatas dalam full cost recovery

sebagai tambahan dari marginal cost

Page 19: ANALISIS BIAYA PRODUKSI DAN HARGA AIR MINUM PADA … · Pustaka di bagian akhir . skrips. ... Tema yang dipilih dalam ... Permukiman dan Prasarana Wilayah, Departemen Kesehatan, Departemen

11

Hall dan Hanemann (1996) dalam Syaukat (2000) menyatakan harga

Ramsey adalah sebuah contoh dari strategi harga terbaik kedua dengan sebuah

instrumen kebijakan tunggal untuk menyatukan dua tujuan yaitu efisiensi dan

keuntungan pasar monopoli sama dengan nol (keuntungan normal). Solusinya

adalah membentuk harga sama dengan MC untuk konsumen (pelanggan) dengan

permintaan elastis dan menyatakan hambatan penerimaan melalui penyesuaian

beban harga kepada konsumen yang memiliki permintaan inelastis.

2.1.2.2 Coase’s Two Part Tariff

Pendekatan alternatif dalam permasalahan marginal cost pricing

diperkenalkan oleh Coase (1946) dalam Syaukat (2000) yang mengajukan dua

tarif untuk mempertemukan kondisi total dengan total manfaat harus lebih besar

dari total biaya. Prinsip penetapan dua tarif tersebut adalah biaya setiap unit

konsumsi diatur pada biaya marjinal dari tingkat keluaran yang diperkirakan dari

penjumlahan kekurangan disusun dari pengenaan bea lump sum kepada tiap

pelanggan. Sistem dua tarif adalah jenis sederhana dari non-uniform price

schedule.

2.1.2.3 Decreasing and Increasing Block Rate

Kusuma (2006) menyatakan inti dari sistem decreasing block tariff adalah

keberhasilan penjualan air dalam jumlah rendah dengan harga yang rendah.

biasanya tarif meliputi juga biaya tetap dan biaya minimum berhubungan dengan

kriteria ukuran seperti ukuran pipa suplai. Adanya decreasing block tariff akan

kurang memberikan dorongan bagi konsumen untuk melakukan penghematan.

Sistem ini banyak digunakan oleh negara maju seperti di Amerika dan Kanada.

Pemberlakuan sistem increasing block tariff dapat menyebabkan

terjadinya pemerataan pendapatan. Sistem ini banyak dipergunakan di negara-

negara berkembang termasuk di Indonesia. Konsumen lebih kaya menggunakan

air yang lebih banyak, sehingga biaya yang dikeluarkan juga lebih banyak. Dalam

sistem ini diberlakukan tarif progresif yang pada intinya semua keluarga

pengguna baik golongan kaya maupun miskin mempunyai hak dalam penggunaan

Page 20: ANALISIS BIAYA PRODUKSI DAN HARGA AIR MINUM PADA … · Pustaka di bagian akhir . skrips. ... Tema yang dipilih dalam ... Permukiman dan Prasarana Wilayah, Departemen Kesehatan, Departemen

12

air dalam jumlah yang sama. Dengan demikian penggunaan air dalam jumlah

yang besar akan mengakibatkan pembayaran yang lebih besar (Kusuma, 2006).

2.2 Konsep Ekonomi Sumberdaya Air

Sumberdaya air sebagai komoditas ekonomi pertama kali dideklarasikan

pada International Conference on Water and Environment di Dublin pada tahun

1992. Menurut Perry et al. (1997), air dikategorikan sebagai barang ekonomi

karena air memenuhi kriteria sebagaimana definisi ilmu ekonomi, yaitu ilmu yang

mempelajari perilaku manusia terkait dengan pemenuhan kebutuhannya dengan

sumberdaya yang terbatas dan bisa digunakan dalam berbagai alternatif

pemanfaatan.

Sumberdaya air secara ekonomi tergolong pada sumberdaya milik bersama.

Tietenberg (1984) menyatakan bahwa sumberdaya dapat dikelola secara efisien

asalkan sistem kepemilikan terhadap sumberdaya tersebut dibangun atas sistem

property right yang efisien pula, antara lain:

1) Universality, yang berarti bahwa semua sumberdaya dimiliki secara pribadi

(private owned) dan seluruh hak-haknya diperinci dengan lengkap dan jelas.

2) Exclusivity, berarti bahwa semua keuntungan dan biaya yang dibutuhkan

sebagai akibat dari kepemilikan dan pemanfaatan sumberdaya tersebut harus

dimiliki hanya oleh pemilik tersebut baik secara langsung maupun tidak

langsung dalam transaksi atau penjualan ke pihak lain.

3) Transferability, berarti seluruh hak kepemilikan dapat dipindahtangankan dari

satu pemilik ke pihak lainnya dengan transaksi yang bebas dan jelas.

4) Enforeceability, yang berarti bahwa hak kepemilikan tersebut harus aman dari

perampasan atau pengambilalihan secara tidak baik dari pihak lain.

Menurut Anwar (1992), karena seringnya menghadapi permasalahan

seperti yang disebutkan diatas, maka sumberdaya air sering mengarah kepada

sumberdaya yang bersifat akses terbuka (open access) pada beberapa wilayah.

Selanjutnya keadaan ini akan menimbulkan gejala eksternalitas yang meluas. Hal

tersebut terjadi jika ada pihak yang menanggung manfaat atau biaya dari proses

penggunaan sumberdaya oleh pemiliknya. Dengan kata lain, eksternalitas

menimbulkan perbedaan manfaat dan biaya yang dinilai oleh masyarakat.

Page 21: ANALISIS BIAYA PRODUKSI DAN HARGA AIR MINUM PADA … · Pustaka di bagian akhir . skrips. ... Tema yang dipilih dalam ... Permukiman dan Prasarana Wilayah, Departemen Kesehatan, Departemen

13

Sumberdaya air merupakan sumberdaya yang vital bagi kehidupan

manusia. Di beberapa wilayah, air masih dianggap sebagai free goods sehingga

dapat digunakan oleh siapapun. Sumberdaya memiliki sifat terbuka dan masih

dianggap milik umum, karena itu air mudah mengalami perubahan dalam

kuantitas dan kualitasnya sebagai akibat dari ketidakjelasan hak-hak atas

pengelolaan dan pemanfaatannya (Simanjuntak 2009).

Kusuma (2006) menyatakan bahwa sumberdaya air secara ekonomi

tergolong ke dalam sumberdaya milik bersama. Sumberdaya semacam ini

biasanya akan menghadapi masalah eksploitasi yang melebihi daya generasinya.

Adanya permasalahan yang timbul menimbulkan sulitnya menegaskan hak-hak

kepemilikan sumberdaya yang bersangkutan. Nilai dari air dibedakan dari dua

elemen yaitu permintaan yang merupakan kebutuhan manusia dan keinginan

membayar untuk kebutuhan tersebut serta penawaran yang merupakan biaya

untuk menyediakan sumberdaya pada kuantitas, kualitas dan lokasi tertentu

(Cech, 2005).

2.3 Pengelolaan Sumberdaya Air

Peningkatan jumlah penduduk dan taraf hidup masyarakat meningkatkan

kebutuhan sumberdaya air, sedangkan jumlah sumberdaya air mengalami

keterbatasan. Adanya pengelolaan sumberdaya air dibutuhkan untuk menjamin

adanya ketersediaan sumberdaya air di masa yang akan datang. Sugiarto (1995)

menyatakan pengelolaan sumberdaya air (water resource management) berbeda

dengan pengelolaan DAS (watershed management), dalam pengelolaan

sumberdaya air lebih menekankan pada pengaturan hubungan antara ketersediaan

dan kebutuhan sumberdaya air tersebut untuk suatu wilayah (tidak selalu berupa

DAS, dapat berupa suatu wilayah administratif).

Pengelolaan daerah aliran sungai (DAS) terkait dengan pengelolaan

sumberdaya air karena dalam pengelolaan DAS adanya stabilisasi produksi air

yaitu debit air pada musim kemarau dan musim penghujan yang seimbang.

Menurut Soenarno dalam Kodoatie (2003), pengelolaan sumberdaya air

mencakup empat hal sebagai berikut :

Page 22: ANALISIS BIAYA PRODUKSI DAN HARGA AIR MINUM PADA … · Pustaka di bagian akhir . skrips. ... Tema yang dipilih dalam ... Permukiman dan Prasarana Wilayah, Departemen Kesehatan, Departemen

14

1) Air sebagai bagian dari sumberdaya alam merupakan bagian dari ekosistem.

Pengelolaan sumberdaya air memerlukan pendekatan yang integratif,

komprehensif dan holistik yakni hubungan timbal balik antara teknik, sosial

dan ekonomi serta harus berwawasan lingkungan agar terjaga

kelestariannya.

2) Air menyangkut semua aspek kehidupan maka air merupakan faktor yang

mempengaruhi jalannya pembangunan dari berbagai sektor maka dari itu

pengelolaan sumberdaya air didasarkan pada pendekatan peran serta dari

semua stakeholders. Seluruh keputusan publik harus memperhatikan

kepentingan masyarakat dengan cara konsultasi publik, sehingga kebijakan

apapun yang diterapkan akan dapat diterima oleh masyarakat.

3) Secara alamiah air akan bergerak dari satu tempat ke tempat lain tanpa

mengenal batas politik, sosial, ekonomi, bangsa, maupun batas wilayah

administrasi bahkan batas negara. Air membutuhkan pengelolaan dalam

suatu kesatuan sistem berdasarkan pendekatan “one river, one plan and one

management system”.

4) Sistem aliran air menyangkut pengaruh antara hulu ke hilir yaitu apapun

yang terjadi di bagian hulu akan berpengaruh terhadap bagian hilir dan tidak

sebaliknya. Pengaruh tersebut antara lain terjadinya banjir, tanah longsor

dan pencemaran. Pengelolaan sumberdaya air menyangkut sistem yang

mengikat dan saling menguntungkan.

Menurut McKinney et al. (1999), tujuan pencapaian kualitas dan kuantitas

air berada dalam kerangka analisis berdasarkan hubungan antara kebijakan sosial

ekonomi dan kebijakan lingkungan. Berdasarkan Undang-Undang Republik

Indonesia Nomor 7 tahun 2004 tentang Sumberdaya Air Pasal 2, sumberdaya air

dikelola berdasarkan asas kelestarian, keseimbangan kemanfaatan umum,

keterpaduan dan keserasian, keadilan, kemandirian, serta transparansi dan

akuntabilitas.

Integrasi berbagai disiplin ilmu dan implementasi kebijakan pengelolaan

sumberdaya air dibutuhkan dalam rangka pencapaian ketersediaan air yang

berkelanjutan dalam waktu kedepan, kualitas air yang memenuhi standar yang

Page 23: ANALISIS BIAYA PRODUKSI DAN HARGA AIR MINUM PADA … · Pustaka di bagian akhir . skrips. ... Tema yang dipilih dalam ... Permukiman dan Prasarana Wilayah, Departemen Kesehatan, Departemen

15

ditetapkan dan pembangunan ekonomi berkelanjutan dalam jangka panjang

maupun jangka pendek.

2.4 Penelitian Terdahulu

Ariestis (2004) melakukan penelitian mengenai Analisis Ekonomi

Pengelolaan dalam Kerangka Kebijakan Pra dan Pasca Privatisasi, Studi Kasus

Pengelolaan Air oleh PAM Jaya Jakarta. Analisis data yang digunakan untuk

penetapan tarif air adalah analisis regresi berganda berdasarkan marginal cost

pricing melalui penurunan fungsi biaya pengelolaan air, sedangkan untuk biaya

pengelolaan air menggunakan fungsi Coob-Douglass yang ditransformasikan ke

dalam bentuk logaritma linear. Hasil penelitiannya menyebutkan bahwa adanya

perubahan pengalihan kekuasaan ke pihak swasta (privatisasi) memberikan

pengaruh yang cukup besar dalam pembiayaan pengelolaan air. Biaya-biaya

tersebut cenderung meningkat setelah adanya privatisasi. Sementara tarif yang

ditetapkan sesuai dengan kondisi masyarakat DKI Jakarta belum menutupi biaya

pengelolaan air (full cost recovery). Hasil analisis model biaya pengelolaan air

menunjukan bahwa biaya variabel, biaya ekspansi maupun jumlah produksi air

berpengaruh nyata dengan arah yang positif terhadap total biaya pengelolaan air.

Putri (2007) melakukan penelitian terhadap kebijakan tarif air PDAM

Kota Bandung serta respon pelanggan terhadap peningkatan tarif. Analisis data

yang dilakukan adalah dengan analisis kuantitatif dari biaya produksi air oleh

PDAM. Selanjutnya dilihat dari trend biaya produksi PDAM setiap tahunnya

dengan mengestimasi laju pertumbuhan dari biaya produksi tersebut. Hasil

penelitiannya menyebutkan bahwa jumlah anggota keluarga, tingkat pendapatan

dan jumlah air rata-rata yang dikonsumsi berpengaruh nyata terhadap nilai WTP

yang dibayarkan pelanggan.

Kusuma (2006) melakukan penelitian mengenai analisis ekonomi

pengelolaan sumberdaya air dan kebijakan tarif air PDAM kota Madiun. Analisis

data yang digunakan untuk tarif air PDAM adalah analisis regresi berganda

dengan variabel-variabel yang mempengaruhi kebijakan tarif air. Hasil

penelitiannya menyebutkan bahwa harga bahan bakar minyak dan tingkat inflasi

berpengaruh nyata terhadap tarif air. Artinya, kebijakan tarif air dipengaruhi oleh

Page 24: ANALISIS BIAYA PRODUKSI DAN HARGA AIR MINUM PADA … · Pustaka di bagian akhir . skrips. ... Tema yang dipilih dalam ... Permukiman dan Prasarana Wilayah, Departemen Kesehatan, Departemen

16

harga beli listrik per kwh, harga bahan bakar minyak, dan tingkat inflasi.

Selanjutnya, kebijakan tarif air berdampak positif yaitu meningkatkan penerimaan

dan keuntungan PDAM Kota Madiun. Kenaikan tarif air merupakan solusi untuk

mengatasi masalah kerugian usaha yang dialami perusahaan karena kenaikan tarif

mampu meningkatkan tarif penerimaan dan keuntungan perusahaan. Hasil analisis

model biaya pengelolaan air PDAM Madiun dari tahun 1995-2005 menunjukkan

bahwa baik biaya variabel, biaya investasi maupun jumlah produksi air

berpengaruh nyata dengan arah yang positif terhadap total biaya pengelolaan air

PDAM dan penetapan tarif air baik secara ekonomi maupun finansial telah dapat

memberikan susunan tarif yang sesuai dengan kondisi masyarakat telah mencapai

kondisi full cost recovery.

Esanawati (2009) melakukan penelitian mengenai fungsi produksi,

penetapan tarif dan alokasi air minum yang efisien di PDAM Tirta Patriot, Kota

Bekasi. Tujuan yang ingin dicapai adalah untuk mengidentifikasi pengelolaan air

dan memproyeksikan pengembangan kapasitas produksi PDAM Tirta Patriot

sepuluh tahun yang akan datang dengan menggunakan metode pemulusan dengan

teknik eksponensial ganda yang dilakukan dengan analisis kapasitas produksi,

analisis deskriptif juga melihat analisis pola pengelolaan sumberdaya air.

Hasil penelitian Esanawati menunjukkan bahwa tingkat kekeruhan air

baku berpengaruh nyata dan negatif, penggunaan tarif yang berlaku belum

memenuhi besaran tarif dasar dengan mekanisme biaya pemulihan penuh sebesar

Rp. 2.239/m3 kemudian proyeksi produksi air dengan model ARIMA 2,1,0, tren

produksi air yang meningkat dari tahun ke tahun dengan menggunakan teknik

pemulusan data eksponensial ganda menunjukkan hasil yang berfluktuatif yang

cenderung meningkat setiap tahunnya.

Fadillah (2011) melakukan penelitian mengenai analisis ekonomi

pengelolaan sumberdaya air pada instalasi pengolahan air di PDAM Bekasi.

Tujuan yang ingin dicapai pada penelitian ini adalah mengidentifikasi pengelolaan

sumberdaya air, biaya produksi air, faktor-faktor yang mempengaruhi produksi

air, serta harga pokok air bersih berdasarkan instalasi pengolahan air di PDAM

Bekasi. Hasil yang didapat menyatakan bahwa air baku, air produksi, penggunaan

bahan kimia, dan penggunaan daya listrik berpengaruh nyata terhadap fungsi

Page 25: ANALISIS BIAYA PRODUKSI DAN HARGA AIR MINUM PADA … · Pustaka di bagian akhir . skrips. ... Tema yang dipilih dalam ... Permukiman dan Prasarana Wilayah, Departemen Kesehatan, Departemen

17

produksi air. Sedangkan biaya instalasi dan produksi air diketahui berpengaruh

nyata terhadap fungsi biaya produksi air. Laju pertumbuhan marginal cost dan

average cost diketahui bernilai positif setiap tahunnya dan berbeda-beda untuk

setiap cabang instalasi pengolahan air. Penetapan harga air PDAM berdasarkan

marginal cost pricing sudah dapat mencapai kondisi tertutupinya seluruh biaya

pengelolaan.

Page 26: ANALISIS BIAYA PRODUKSI DAN HARGA AIR MINUM PADA … · Pustaka di bagian akhir . skrips. ... Tema yang dipilih dalam ... Permukiman dan Prasarana Wilayah, Departemen Kesehatan, Departemen

18

III KERANGA PEMIKIRAN

3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis

3.1.1 Komponen Biaya Produksi Air Bersih

Biaya produksi adalah semua pengeluaran perusahaan untuk

memperoleh faktor-faktor produksi yang digunakan untuk menghasilkan produk

berupa air bersih. Suparmoko (1995) menyatakan bahwa biaya produksi air

bervariasi pada tiga dimensi yaitu jumlah pelanggan, kapasitas untuk

menyediakan dalam arti kapasitas yang berbeda-beda untuk melayani daerah yang

berbeda-beda dan jarak pengiriman atau penyerahan air ke tempat pemakai. Atas

dasar klasifikasi tersebut, biaya produksi air dibagi ke dalam biaya kapasitas,

biaya langganan dan biaya penyerahan.

Biaya kapasitas berkaitan dengan ukuran perusahaan seperti instalasi

pengolahan air minum. Biaya langganan berkaitan dengan jumlah dan penyebaran

pelanggan yang meliputi biaya penagihan, biaya meteran, dan biaya pelayanan

atau perbaikan-perbaikan nama pada rekening serta biaya untuk membaca meteran

dan rekening. Biaya penyerahan berkaitan dengan volume pengiriman air sepeti

biaya transport dan biaya penyaluran. Berdasarkan Surat Keputusan Menteri

Dalam Negeri No 690-069 Tanggal 28 Januari 1999, bahwa komponen biaya

produksi pengelolaan air PDAM adalah biaya pengadaan bahan baku, biaya

pengolahan, biaya transmisi, biaya distribusi, biaya umum, biaya administrasi,

biaya penyusutan dan biaya amortisasi instalasi non pabrik. Adapun yang

diperhitungkan ke dalam komponen biaya produksi pengelolaan air PT Watertech

Estate Cikarang mengacu pada pengelolaan air PDAM.

Salah satu maksimisasi keuntungan produsen/perusahaan adalah dengan

minimisasi biaya produksi. Biaya eksplisit adalah pengeluaran aktual (secara

akuntansi) perusahaan untuk penggunaan sumber daya dalam proses produksi.

Sedangkan biaya implisit merupakan biaya ekonomi perusahaan atas penggunaan

sumber daya yang ditimbulkan karena proses produksi.

Page 27: ANALISIS BIAYA PRODUKSI DAN HARGA AIR MINUM PADA … · Pustaka di bagian akhir . skrips. ... Tema yang dipilih dalam ... Permukiman dan Prasarana Wilayah, Departemen Kesehatan, Departemen

19

3.1.2 Biaya Pengelolaan Air Bersih

Menurut Mc.Neill dan Tate (1991), biaya pengelolaan air PDAM terdiri

atas biaya ekspansi (expansion cost), biaya tetap (fixed cost) dan biaya variabel

(variabel cost). Biaya ekspansi adalah biaya yang dikeluarkan dalam rangka

pengembangan kapasitas pelayanan PDAM kepada masyarakat pelanggan.

Contoh dari biaya ekspansi adalah pengeluaran untuk sambungan baru. Biaya

tetap adalah biaya-biaya yang dikeluarkan dalam pengelolaan air PDAM yang

tidak berubah-ubah dalam waktu yang pendek terlepas dari volume air yang

disalurkan. Biaya-biaya yang termasuk dalam biaya tetap antara lain adalah biaya

gaji pegawai yang tidak berhubungan dengan proses produksi air, biaya

penyusutan peralatan, biaya beban kantor, biaya perjalanan dinas dan lain-lain.

Komponen biaya terakhir yaitu biaya variabel adalah biaya yang besarannya

berubah-ubah atau bervariasi sesuai dengan jumlah (volume) air yang disalurkan

kepada pelanggan dan yang terbuang dalam waktu yang pendek. Contoh biaya

variabel adalah biaya produksi air, biaya pemeliharaan alat-alat serta biaya

penelitian dan pengembangan.

3.2 Penetapan Harga Pokok Air

Manulang (1988) menyatakan bahwa yang dimaksud dengan harga pokok

adalah jumlah biaya yang harus dikeluarkan untuk memproduksikan suatu

produksi ditambah biaya lainnya sehingga barang itu berada di pasar. Unsur harga

pokok tersebut dapat digolongkan ke dalam dua golongan yaitu :

1. Biaya langsung, adalah biaya yang langsung diterapkan kepada sejumlah

hasil produksi tertentu, biaya yang dikeluarkan untuk membeli bahan

mentah dan upah yang dibayar kepada tenaga kerja dalam suatu proses

produksi dan merupakan biaya langsung kepada hasil produksi yang

bersangkutan.

2. Biaya tidak langsung, adalah biaya yang tak langsung ditetapkan kepada

sejumlah hasil produksi tertentu akan tetapi kepada suatu prestasi, dengan

perkataan lain biaya tak langsung merupakan biaya kepada prestasi

tertentu dan termasuk biaya umum dan biaya penjualan.

Page 28: ANALISIS BIAYA PRODUKSI DAN HARGA AIR MINUM PADA … · Pustaka di bagian akhir . skrips. ... Tema yang dipilih dalam ... Permukiman dan Prasarana Wilayah, Departemen Kesehatan, Departemen

20

Kusuma (2006) menyatakan yang termasuk biaya langsung dalam proses

produksi air PDAM adalah biaya sumber, biaya pengolahan, biaya transmisi, serta

distribusi. Sedangkan yang termasuk dalam biaya tidak langsung adalah biaya

administrasi dan umum yang terdiri dari biaya pegawai, biaya kantor, biaya

hubungan langganan, biaya litbang, biaya keuangan, biaya pemeliharaan, rupa-

rupa biaya umum, penyusutan, instalasi biaya umum dan biaya bank.

Penetapan harga pokok air dilakukan dengan Metode Pembagian

(Dealings Model) yakni dengan membagi total biaya keseluruhan yang

dikeluarkan untuk proses produksi dengan jumlah produk yang dihasilkan.

Metode ini hanya dapat digunakan jika barang yang diproduksi hanya satu jenis

barang yang homogen. Air termasuk ke dalam kategori barang tersebut, maka

metode ini dirasa paling cocok untuk diterapkan. Secara matematis dapat

dirumuskan sebagai berikut:

3.3 Penetapan Tarif Air Secara Ekonomi

Air merupakan barang ekonomi yang harus dikelola secara efisien.

Penetapan tarif penggunaan air bersih sangat mempengaruhi tingkat efisiensi

pengelolaan sumberdaya air tersebut. Metode penetapan tarif air bisanya untuk

menjaga kelangsungan penerimaan bagi perusahaan pengelola air yakni PT

Watertech Estate Cikarang itu sendiri, pengalokasian biaya-biaya dan menjaga

kelestarian air serta dapat menjamin keberlangsungan pengelolaan dan

sumberdaya itu sendiri. Hanemann (1998) dalam Syaukat (2000) menyatakan

bahwa perhatian utama dalam perencanaan struktur harga adalah untuk

menjelaskan kepada konsumen tentang biaya-biaya yang digunakan dalam

pengelolaan biaya tersebut. Dengan asumsi bahwa konsumen bereaksi secara

rasional, diharapkan penetapan harga dengan metode-metode tersebut akan

membantu mengontrol pertumbuhan permintaan air, menjamin penggunaan air

secara rasional serta menjamin penerimaan yang cukup untuk menutupi modal

dan biaya-biaya operasional.

Page 29: ANALISIS BIAYA PRODUKSI DAN HARGA AIR MINUM PADA … · Pustaka di bagian akhir . skrips. ... Tema yang dipilih dalam ... Permukiman dan Prasarana Wilayah, Departemen Kesehatan, Departemen

21

3.3.1 Marginal Cost Pricing

Efisiensi alokasi penggunaan umumnya dapat dicapai pada suatu titik

dimana keuntungan marjinal (marginal benefit) bernilai sama dengan biaya

marjinalnya (marginal cost), sehingga efisiensi ekonomi terjadi pada saat harga

air ditetapkan sama dengan biaya marjinal yang bertujuan memaksimumkan nilai

manfaat sosial bersih (net social benefit). Hall (1996) menyatakan bahwa

marginal cost pricing memiliki dua tujuan. Pertama, sebagai sinyal kepada

konsumen mengenai biaya yang harus dikeluarkan untuk mendapatkan tambahan

air. Dengan menggunakan informasi ini konsumen dapat memilih untuk

mengonsumsi sejumlah tambahan air yang hanya jika dapat memberi tambahan

manfaat yang setidaknya sama besar dengan biaya marjinal untuk memproduksi

air. Kedua, bagi pengelola air tujuannya adalah untuk memberi sinyal berapa

jumlah yang bersedia dibayar oleh konsumen pada tingkat harga tersebut.

Berdasarkan harga yang direspon oleh konsumen, pengelola air dapat melihat

mampu tidaknya konsumen membayar biaya marjnal dalam penyediaan air.

Syaukat (2000) menyatakan bahwa sebagian besar ahli ekonomi

berpendapat penetapan biaya marjinal dapat mengakibatkan kegunaan mengalami

defisit. Hal ini bergantung pada hubungan antara biaya marjinal dengan biaya

rata-rata produksi air. Masalah defisit tidak akan muncul pada kondisi ketika

biaya marjinal lebih tinggi daripada biaya rata-rata pada jumlah output dengan

harga tertentu. Namun jika utilitas memiliki bentuk kurva biaya rata-rata yang

menurun, maka penetapan harga atas dasar biaya marjinal akan menyebabkan

kerugian. Pengggunaan sumberdaya yang terbaik adalah memproduksi air pada

tingkat dimana marginal cost untuk tambahan penawaran air sama dengan harga

air yang ingin dibayar konsumen.

3.3.2 Full Cost Recovery Pricing

Marginal Cost Pricing hanya fokus pada kondisi biaya marjinal yang

ditunjukkan saat keuntungan marjinal dari mengkonsumsi air sama dengan biaya

marjinalnya dan mengabaikan kondisi secara total. Kondisi keduanya baik biaya

total dan marjinal perlu diaplikasikan saat menentukan tingkat harga dan

Page 30: ANALISIS BIAYA PRODUKSI DAN HARGA AIR MINUM PADA … · Pustaka di bagian akhir . skrips. ... Tema yang dipilih dalam ... Permukiman dan Prasarana Wilayah, Departemen Kesehatan, Departemen

22

kuantitas. Penetapan harga atau tarif yang memperhatikan kondisi total adalah

dengan FCRP.

Hanemann (1998) membagi metode FCRP kedalam tiga bentuk :

a) Ramsey Pricing : digunakan untuk menunjukkan sebuah kumpulan harga

yang sama yang memaksimumkan keuntungan sosial bersih.

b) Coase’s Two-part Tarif : metode ini menggunakan sebuah strategi tarif dua

bagian untuk menemukan kondisi total dimana keuntungan total seharusnya

melebihi total biaya. Ketika harga air dibentuk berdasarkan tarif dua bagian,

konsumen atau pelanggan harus membayar ongkos tetap atau biaya masuk

dalam bentuk sewa meteran dan bea administrasi dengan tujuan untuk

menutupi biaya penggunaan air yang tidak berubah menurut jumlah

penjualan.

c) Decreasing and Increasing Block Rates : Metode ini merupakan perluasan

dari penetapan tarif dua bagian increasing atau decreasing block rates

dibedakan hanya pada tingkat urutan harga. Increasing block rate terjadi

ketika p1 < p2 < p3 … < pn yakni harga akan semakin meningkat dengan

meningkatnya jumlah penggunaan air dan sebaliknya untuk decreasing block

rate. Pemberlakuan sistem decreasing dan increasing block rate berbeda-

beda tergantung kondisi yang dimiliki daerah. Decreasing block rate biasanya

digunakan pada daerah atau negara yang memiliki jumlah sumberdaya air

yang melimpah.

Sistem penentuan harga yang berlaku di Indonesia adalah increasing block

tariff yaitu konsep dimana tingkat harga yang sesuai dengan peningkatan jumlah

air dengan tujuan meningkatkan subsidi silang dari golongan masyarakat.

3.4 Penetapan Tarif Air Secara Finansial

Prinsip dasar dalam sisitem tarif air minum yang ditetapkan oleh PT

Watertech Estate Cikarang tidak jauh berbeda dengan PDAM, yaitu menggunakan

prinsip pemulihan biaya. Prinsip tersebut berarti bahwa penerimaan PT Watertech

Estate Cikarang harus dapat menutupi semua biaya atau pengeluaran perusahaan,

dapat mengganti barang modal pada waktu tertentu serta memberikan suatu

investasi bagi perusahaan dalam hal pengembangan usaha. Masalah

Page 31: ANALISIS BIAYA PRODUKSI DAN HARGA AIR MINUM PADA … · Pustaka di bagian akhir . skrips. ... Tema yang dipilih dalam ... Permukiman dan Prasarana Wilayah, Departemen Kesehatan, Departemen

23

keterjangkauan besarnya tarif bagi pelanggan khususnya pelanggan rumah tangga

dan adanya subsidi silang antara pelanggan dimana pelanggan yang memakai air

melebihi kebutuhan dasar akan dikenakan tarif yang lebih tinggi, menjadi perlu

diperhatikan dalam penetapan tarif. Hal tersebut dilakukan untuk menciptakan

efisiensi pemakaian air agar tidak berlebihan.

Berikut adalah tarif air yang diberlakukan pada PT Watertech Estate

Cikarang berdasarkan golongan pelanggan dan pemakaian air (m3)

.

Tabel 1 Tarif Air dan Golongan Pelanggan PT Watertech Estate Cikarang

No Kelompok Pelanggan Tarif Pemakaian Air (Rp)

0 m3 - 10 m

3 11 m

3 - 21 m

3 >21 m

3

1 Kelompok I

Sosial Umum : Hidran

Umum, Tempat Ibadah,

Asrama Yatim Piatu

2000 3000 4000

2 Kelompok II

Sosial khusus : Rumah

Sakit Pemerintahan,

Puskesmas

3000 4000 5000

3 Kelompok III

Rumah

5000 6000 7000

4 Kelompok IV A

Rumah Mewah dan Niaga

Kecil

5000 6000 7000

5 Kelompok IV B

Industri Kecil

6000 7000 8000

6 Kelompok IV C

Niaga Besar

8000 9000 10000

7 Kelompok V (Khusus)

Industri Besar

10000 11000 12000

Sumber: PT Watertech Estate Cikarang (2014)

Sistem tarif yang digunakan dilakukan penyederhanaan untuk

memudahkan perhitungan dan pemahaman atas komponen biaya yang

diperhitungkan dalam pemulihan biaya. Sistem tarif yang sederhana tersebut dapat

diwujudkan dengan cara sebagai berikut:

a. Pelanggan PT Watertech dikelompokkan menjadi 7 kelompok

b. Blok konsumsi dibagi menjadi tiga bagian, yaitu :

1. 0 m3 sampai dengan 10 m

3

2. 11 m3 sampai dengan 21 m

3

3. Lebih dari 21 m3

Page 32: ANALISIS BIAYA PRODUKSI DAN HARGA AIR MINUM PADA … · Pustaka di bagian akhir . skrips. ... Tema yang dipilih dalam ... Permukiman dan Prasarana Wilayah, Departemen Kesehatan, Departemen

24

c. Biaya perusahaan PT Watertech Estate Cikarang digolongkan menjadi tiga

macam, yaitu :

1. Biaya rendah

2. Biaya dasar

3. Biaya penuh

Ketiga tingkat biaya tersebut merupakan dasar bagi PT Watertech Estate

Cikarang untuk menentukan tingkat tarif yang akan diberlakukan.

3.6 Kerangka Pemikiran Operasional

PT Watertech Estate Cikarang dalam penyelenggaraannya, berusaha

mengelola sumberdaya air menjadi air bersih sehingga layak untuk memenuhi

kebutuhan masyarakat Desa Telagamurni khususnya sebagai sumber air minum.

Penyediaan air bersih di Indonesia sendiri menghadapi berbagai kendala yang

kompleks, mulai dari kelembagaan, teknologi, anggaran, pencemaran, maupun

sikap masyarakat. Salah satu permasalahan dalam pengelolaan air bersih adalah

ketersediaan dana dan meningkatnya biaya operasional unit-unit pengelolaan air.

Peningkatan ini dipicu oleh krisis ekonomi yang terjadi di Indonesia dan

berdampak besar terhadap kegiatan PT Watertech Estate Cikarang sebagai

penyedia air bersih.

Sebuah perusahaan air minum seringkali dihadapkan pada dillema

kebijakan dalam menentukan tarif air minum seperti yang dihadapi oleh PT

Watertech Estate Cikarang. Tarif air minum yang diberlakukan harus dapat

mencapai titik impas untuk menutupi biaya produksi dan memberikan keuntungan

bagi perusahaan. Selain itu, tarif air yang berlaku harus dapat menjangkau daya

beli dan kemampuan seluruh lapisan masyarakat. Kelangkaan ketersediaan air

bersih yang terjadi di Desa Telagamurni serta adanya peningkatan tarif air yang

diberlakukan oleh PT Watertech Estate Cikarang merupakan permasalahan yang

sedang dialami masyarakat Desa Telagamurni Kecamatan Cikarang Barat

Kabupaten Bekasi.

Keterkaitan ekonomi antara sumberdaya alam dan lingkungan merupakan

sistem pendukung yang erat kaitannya satu sama lain, oleh karena itu dibutuhkan

alternatif penyelesaian secara internal dan eksternal terhadap produksi dan

Page 33: ANALISIS BIAYA PRODUKSI DAN HARGA AIR MINUM PADA … · Pustaka di bagian akhir . skrips. ... Tema yang dipilih dalam ... Permukiman dan Prasarana Wilayah, Departemen Kesehatan, Departemen

25

pendistribusian air kepada masyarakat, hal tersebut yakni dengan mengidentifikasi

pola pemanfaatan dan pengelolaan sumberdaya air oleh PT Watertech Estate

Cikarang. Struktur produksi dan biaya pengelolaan air dianalisis dengan

mengidentifikasi komponen biaya pengelolaan air pada perusahaan tersebut.

Tahap selanjutnya adalah menganalisis variabel-variabel yang memengaruhi

fungsi produksi air dengan menggunakan regresi linier berganda. Hal ini

dilakukan agar diketahui variabel-variabel yang berpengaruh terhadap produksi

air PT Watertech Estate Cikarang. Tahap terakhir adalah mengevaluasi penetapan

tarif air PT Watertech Estate Cikarang dengan menggunakan mekanisme Full

Cost Recovery. Perhitungan didasarkan pada Peraturan Menteri Dalam Negeri

Nomor 23 Tahun 2006 tentang Pedoman Teknis dan Tata Cara Pengaturan Tarif

Air Minum pada Perusahaan Daerah Air Minum. Hasil yang diperoleh diharapkan

dapat menjadi rekomendasi bagi perusahaan dalam penentuan kebijakan

penetapan tarif air serta pemanfaatan dan pengelolaan sumberdaya air secara

berkelanjutan.

Hipotesis yang digunakan pada penelitian ini diantaranya tingkat

produksi air dipengaruhi oleh banyaknya air baku yang diolah,

jumlah pemakaian bahan kimia yang digunakan, jumlah pemakaian daya

listrik selama operasional, dan jumlah pelanggan. Biaya pengelolaan secara

keseluruhan menunjukkan kondisi yang relatif meningkat tiap tahun dengan laju

pertumbuhan positif. Biaya investasi, biaya variabel, dan jumlah produksi air

berpengaruh nyata dengan arah posiif terhadap pembentukan total biaya

pengelolaan air. Kebijakan kenaikan tarif air akan meningkatkan keuntungan PT

Watertech Estate Cikarang, serta meningkatkan pelayanan dan kinerja PT

Watertech Estatete Cikarang dalam meningkatkan kualitas air yang diproduksi.

Secara skematis kerangka operasional ini dapat dilihat pada Gambar 3.

Page 34: ANALISIS BIAYA PRODUKSI DAN HARGA AIR MINUM PADA … · Pustaka di bagian akhir . skrips. ... Tema yang dipilih dalam ... Permukiman dan Prasarana Wilayah, Departemen Kesehatan, Departemen

26

Analisis Deskriptif

PT Watertech Estate Cikarang sebagai

perusahaan pengelolaan air bersih

Mengidentifikasi

pola pemanfaatan

dan pengelolaan

sumberdaya air

Mengidentifikasi

struktur produksi

dan biaya

pengelolaan air

Menganalisis

variabel-variabel

yang memengaruhi

fungsi produksi air

Mengevaluasi

penetapan tarif

air pada PT

Watertech Estate

Cikarang

Kelangkaan ketersediaan air bersih dan menurunnya

kualitas sumber air sehingga meningkatnya biaya produksi

Analisis Regresi Linier

Full Cost Recovery

Kebijakan penetapan tarif air PT Watertech Estate Cikarang

Tarif

Rendah

Tarif Dasar Tarif Penuh

dan Khusus

Gambar 3 Alur Kerangka Pemikiran

Page 35: ANALISIS BIAYA PRODUKSI DAN HARGA AIR MINUM PADA … · Pustaka di bagian akhir . skrips. ... Tema yang dipilih dalam ... Permukiman dan Prasarana Wilayah, Departemen Kesehatan, Departemen

27

VI METODE PENELITIAN

4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di PT Watertech Estate Cikarang. Pemilihan

lokasi tersebut dilakukan secara sengaja (purposive) dengan mempertimbangkan

keberadaan perusahaan swasta yang melakukan pengelolaan sumberdaya air

secara mandiri dalam penyediaan kebutuhan air bersih. Penelitian ini dilaksanakan

pada bulan Maret-Mei 2014.

4.2 Jenis dan Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data primer dan

sekunder. Data primer yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh melalui

wawancara langsung dengan pihak-pihak yang dianggap mengetahui beberapa

informasi penting terkait penelitian ini. Sementara data yang akan digunakan

sebagai bahan analisa dalam penelitian ini adalah data sekunder yang berupa data

deret waktu (time series).

4.3 Metode Pengambilan Data

Pengambilan data sekunder pada penelitian ini diperoleh dari PT

Watertech Estate Cikarang melalui studi literatur dari data yang tersedia. Data

lainnya sebagai pendukung diperoleh dari instansi terkait yang berhubungan

dengan penelitian antara lain; PDAM Tirta Bhagasasi Bekasi, Perum Jasa Tirta II,

Kantor Kepala Desa Telaga Murni serta Koperasi Swadaya Terpadu.

Page 36: ANALISIS BIAYA PRODUKSI DAN HARGA AIR MINUM PADA … · Pustaka di bagian akhir . skrips. ... Tema yang dipilih dalam ... Permukiman dan Prasarana Wilayah, Departemen Kesehatan, Departemen

28

Tabel 2 Metode Pengumpulan Data dan Analisis

No Tujuan Penelitian Data yang

Diperlukan

Sumber

Data

Metode

Analisis

1 Mengidentifikasi pola

pemanfaatan dan

pengelolaan sumberdaya

air

Data sumber

air baku serta

mekanisme

pengelolaan

air dan

produksi air

PDAM,

Perum jasa

Tirta II,

Watertech,

Deskriptif

2 Mengidentifikasi struktur

produksi dan biaya

pengelolaan air

Seluruh

komponen

biaya

pengelolaan

dan data

produksi air

Bagian

Produksi dan

Bagian

Keuangan

Watertech

Deskriptif

3 Menganalisis variabel-

variabel yang

mempengaruhi fungsi

produksi air

Seluruh

komponen

biaya

pengelolaan

dan data

produksi air

Bagian

keuangan dan

produksi

Watertech

Regresi linier

4 Mengevaluasi penetapan

tarif air pada PT

Watertech Estate

Cikarang

Seluruh

komponen

biaya

pengelolaan

dan data

produksi air

Bagian

keuangan dan

produksi

Watertech

Full Cost

Recovery

Sumber: Penulis (2014)

4.4 Metode Pengolahan dan Analisis Data

Data yang diperoleh dianalisis secara kualitatif dan kuantitatif. Pengolahan

dan analisis data dilakukan secara manual dan menggunakan komputer dengan

program Microsoft Office Excel dan SPSS.

4.4.1 Analisis Deskriptif

Juanda (2007) menyatakan bahwa analisis data pada dasarnya digunakan

dalam rangka mengungkap informasi yang relevan di dalam data dan menyajikan

hasil dalam bentuk yang lebih ringkas dan sederhana. Analisis deskriptif

diperlukan dalam melakukan analisis data dengan menggunakan berbagai cara

misalnya dengan menampilkan grafik, diagram serta rekapitulasi data dalam

bentuk tabel. Analisis deskriptif bersifat eksploratif berupaya menelusuri dan

Page 37: ANALISIS BIAYA PRODUKSI DAN HARGA AIR MINUM PADA … · Pustaka di bagian akhir . skrips. ... Tema yang dipilih dalam ... Permukiman dan Prasarana Wilayah, Departemen Kesehatan, Departemen

29

mengungkapkan struktur dan pola data tanpa mengaitkan secara kaku asumsi-

asumsi tertentu.

Analisis deskriptif digunakan agar penelitian tidak hanya terbatas pada

data statistik yang bersifat kaku, selain itu agar penelitian dapat menghasilkan

kesimpulan yang lebih menarik. Dalam penelitian ini, analisis deskriptif

digunakan antara lain untuk membuat gambaran secara sistematis mengenai

karakteristik pola pemanfaatan dan pengelolaan sumberdaya air oleh PDAM Tirta

Bhagasasi untuk masyarakat Kota dan Kabupaten Bekasi serta PT Watertech

Estate Cikarang khusus untuk masyarakat wilayah Desa Telaga Murni Kabupaten

Cikarang Bekasi.

4.4.2 Analisis Struktur Produksi dan Biaya Pengelolaan Air

Menurut Mc.Neill dan Tate (1991), biaya pengelolaan air PDAM terdiri

atas biaya ekspansi (expansion cost), biaya tetap (fixed cost) dan biaya variabel

(variabel cost). Biaya ekspansi adalah biaya yang dikeluarkan dalam rangka

pengembangan kapasitas pelayanan PDAM kepada masyarakat pelanggan.

Contoh dari biaya ekspansi adalah pengeluaran untuk sambungan baru. Biaya

tetap adalah biaya-biaya yang dikeluarkan dalam pengelolaan air PDAM yang

tidak berubah-ubah dalam waktu yang pendek terlepas dari volume air yang

disalurkan. Biaya-biaya yang termasuk dalam biaya tetap antara lain adalah biaya

gaji pegawai yang tidak berhubungan dengan proses produksi air, biaya

penyusutan peralatan, biaya beban kantor, biaya perjalanan dinas dan lain-lain.

Komponen biaya terakhir yaitu biaya variabel adalah biaya yang besarannya

berubah-ubah atau bervariasi sesuai dengan jumlah (volume) air yang disalurkan

kepada pelanggan dan yang terbuang dalam waktu yang pendek. Contoh biaya

variabel adalah biaya produksi air, biaya pemeliharaan alat-alat serta biaya

penelitian dan pengembangan.

4.4.3 Analisis Fungsi Produksi Air

Model fungsi produksi untuk menduga variabel-variabel yang

berpengaruh terhadap produksi air PT Watertech Estate Cikarang berdasarkan

pendekatan fungsi regresi linier berganda sebagai berikut:

Page 38: ANALISIS BIAYA PRODUKSI DAN HARGA AIR MINUM PADA … · Pustaka di bagian akhir . skrips. ... Tema yang dipilih dalam ... Permukiman dan Prasarana Wilayah, Departemen Kesehatan, Departemen

30

Ln PA = α + β1 ln AB + β2 ln BKT + β3 ln PDL

keterangan:

Ln PA = Tingkat produksi air dalam logaritma natural (m3)

Ln AB = Pemakaian air baku dalam logaritma natural (m3)

Ln BKT = Pemakaian bahan kimia total dalam logaritma natural (Kg)

Ln PDL = Pemakaian daya listrik dalam logaritma natural (Kwh)

α = Konstanta

β1, β2, β3 = Koefisien regresi

Adapun tanda parameter dugaan yang diharapkan adalah : β1, β2, β3 > 0

4.4.4 Analisis Penetapan Tarif dengan Mekanisme Full Cost Recovery

Evaluasi penetapan tarif diberlakukan untuk mencapai keberpihakan pada

semua pemegang kepentingan dalam pemanfaatan dan pengelolaan air PT

Watertech Estate Cikarang. Peraturan Menteri Dalam Negeri No 23 tahun 2006

tentang Pedoman Teknis dan Tata Cara Pengaturan Tarif Air Minum pada

Perusahaan Daerah Air Minum menyebutkan bahwa pertimbangan kepentingan

masyarakat pelanggan berarti bahwa PDAM dan Pemerintah Daerah harus

menjamin kepentingan konsumen yang hak-haknya dilindungi peraturan

perundang-undangan dengan menyediakan pelayanan yang baik kepada

masyarakat pelanggan.

Pertimbangan kepentingan PT Watertech Estate Cikarang sebagai badan

usaha juga perlu diperhatikan untuk keberlangsungan kegiatan usahanya. Tarif

harus menjamin kepentingan perusahaan sebagai badan usaha dan penyelenggara

dalam mencapai target pemulihan biaya penuh (full cost recovery), mewujudkan

visi, mengemban misi dan mencapai tujuan dan sasaran pengembangan yang

direncanakan di dalam rencana jangka panjang perusahaan (corporate plan).

Tarif yang mengandung konsep full cost recovery adalah tarif yang sama dengan

biaya dasar PT Watertech Estate Cikarang yang mencakup seluruh total biaya baik

biaya tetap maupun biaya variabel. Perhitungan dilakukan dengan melakukan

pendataan pada semua biaya yang dikeluarkan oleh PT Watertech Estate Cikarang

dalam kurun waktu satu tahun yaitu dipilih pada tahun 2013. Hal ini karena

ketersediaan data terlengkap PT Watertech Estate Cikarang pada tahun ini.

Page 39: ANALISIS BIAYA PRODUKSI DAN HARGA AIR MINUM PADA … · Pustaka di bagian akhir . skrips. ... Tema yang dipilih dalam ... Permukiman dan Prasarana Wilayah, Departemen Kesehatan, Departemen

31

Pendataan dilakukan pada biaya langsung yang berkaitan secara langsung

dengan pengolahan air baku menjadi air bersih baik biaya tetap yang dikeluarkan

tiap tahun serta biaya variabel yang memang dikeluarkan setiap tahunnya.

Selanjutnya pendataan pada biaya tidak langsung yang berkaitan dengan

pembiayaan umum, administrasi dan keuangan. Perhitungan aktiva baik aktiva

tetap, aktiva lancar, investasi jangka panjang dan aktiva produktif juga dilakukan.

Perhitungan dengan mekanisme ini akan menghasilkan empat sistem penetapan

tarif dasar yaitu tarif dasar, tarif rendah, tarif penuh dan tarif khusus. Tarif yang

dianggap full cost recovery adalah tarif rata-rata yang minimal sama dengan tarif

dasar yang akan sama dengan biaya dasar per m3 air. Berikut ini Tabel tarif dasar

penetapan tarif.

Tabel 3 Penetapan Tarif Dasar PDAM

PELANGGAN BLOK KONSUMSI

BLOK I

(sampai dengan 10 m3)

BLOK II

(diatas 10 m3)

Kelompok I Tarif Rendah Tarif Dasar

Kelompok II Tarif Dasar Tarif Penuh

Kelompok III Tarif Penuh Tarif Penuh

Kelompok Khusus Berdasarkan Kesepakatan

Sumber : Peraturan Dalam Negeri No. 23 Tahun 2006

4.5 Uji Kesesuaian Model

Evaluasi parameter terutama dilakukan berdasarkan kriteria ekonomi yaitu

apakah tanda dan besaran estimator sesuai dengan yang diprediksi teori

(theoretically meaningful). Seperti yang dikatakan Koutsoyiannis (1977) jika

parameter yang dihasilkan memiliki tanda dan besaran yang tidak sesuai dengan

yang diprediksi teori ekonomi maka hasil yang diperoleh harus ditolak kecuali

terdapat alasan yang kuat untuk membuktikannya dan penjelasan itu harus

dinyatakan secara eksplisit.

Kriteria berikutnya adalah kriteria statistik yaitu parameter yang dihasilkan

memuaskan secara statistik, memiliki koefisien determinasi (R2) tinggi dan

standard error yang kecil (statistically satisfactory). R2 yang tinggi menunjukkan

explanatory variable yang digunakan dapat menjelaskan sebagian besar variasi

dari nilai variabel endogenous dan standard error parameter yang kecil

Page 40: ANALISIS BIAYA PRODUKSI DAN HARGA AIR MINUM PADA … · Pustaka di bagian akhir . skrips. ... Tema yang dipilih dalam ... Permukiman dan Prasarana Wilayah, Departemen Kesehatan, Departemen

32

menunjukkan tingginya reliabilitas model. Menurut Utama (2006), pengujian

statisatik dilakukan untuk mengetahui apakah variabel-variabel independen

berpengaruh secara nyata atau tidak terhadap variabel dependennya.

Kriteria terakhir yang digunakan adalah kriteria ekonometrika yaitu

apakah asumsi yang diperlukan (terutama asumsi yang paling kritis) telah

terpenuhi atau tidak. Jika asumsi tersebut tidak terpenuhi maka parameter estimasi

tersebut boleh jadi bersifat bias atau bahkan tidak valid untuk digunakan dalam

prediksi. Pengujian ekonometrik tersebut meliputi uji normalitas, autokorelasi, uji

multikolinearitas serta uji heteroskedatisitas.

4.5.1 Goodness of Fit (R- Square)

R-Square adalah proporsi variasi dalam variabel dependen yang dapat

dijelaskan oleh variabel-variabel independennya. R-Square memiliki range 0≤R-

Square≤1. Jika R-Square bernilai 1 maka 100 variasi dalam variabel dependen

dapat dijelaskan oleh variabel-variabel independen dalam model. Sedangkan jika

R-Square bernilai 0 maka variasi dalam variabel dependen tidak dapat dijelaskan

oleh variabel-variabel independennya. Nilai R-Square dirumuskan sebagai

berikut:

keterangan:

RSS = Jumlah kuadrat regresi;

TSS = Jumlah kuadrat total.

4.5.2 Uji Statistik F

Pengujian dilakukan untuk mengetahui apakah semua variabel eksogen

secara bersama-sama memberikan pengaruh kepada variabel endogen. Pengujian

dilakukan dengan menggunakan distribusi F yang memiliki derajat kebebasan

pembilang k-1 dan penyebut n-k. Nilai uji statistik untuk pengujian regresi k

variabel dirumuskan sebagai berikut:

Page 41: ANALISIS BIAYA PRODUKSI DAN HARGA AIR MINUM PADA … · Pustaka di bagian akhir . skrips. ... Tema yang dipilih dalam ... Permukiman dan Prasarana Wilayah, Departemen Kesehatan, Departemen

33

keterangan:

F− tabel = Fα (k-1, n-k)

n : Jumlah pengamatan

k : Jumlah variabel

α : Selang kepercayaan

Hipotesis :

H0 : β1 = β2 β1 = 0

H1 : β1 ≠ β2 β1 ≠ 0

F hitung > F tabel : Tolak H0

F hitung ≤ F tabel : Tidak cukup alasan untuk menolak H0.

Jika F-hitung lebih besar dari f tabel pada selang kepercayan tertentu

dengan derajat bebas k-1, n-k maka tolak H0, artinya variabel-variabel eksogen

secara bersama-sama mampu memberikan pengaruh kepada variabel endogen.

Sebaliknya jika nilai F-hitung lebih kecil, artinya parameter estimasi tidak

berbeda dengan nol sehingga tidak akan memberikan pengaruh kepada variabel

endogen.

4.5.3 Uji Statistik T

Pengaruh masing-masing variabel eksogen terhadap variabel endogen

dapat diketahui melalui uju statistik t yang dirumuskan sebagai berikut:

keterangan:

i = 0,1,2,3 .... n

t tabel = tα/2, (n-k)

𝛼𝑖 = Nilai koefisien regresi atau parameter

se (𝛼𝑖) = Standar error dugan parameter

n = Jumlah pengamatan

k = Jumlah variabel

α = Selang kepercayaan

Hipotesis:

Page 42: ANALISIS BIAYA PRODUKSI DAN HARGA AIR MINUM PADA … · Pustaka di bagian akhir . skrips. ... Tema yang dipilih dalam ... Permukiman dan Prasarana Wilayah, Departemen Kesehatan, Departemen

34

H0 : β1 = 0

H1 : β1 ≠ 0

t-hitung > t-tabel : Tolak H0

t-hitung ≤ t-tabel : Tidak cukup alasan untuk menolak H0

Apabila t-hitung lebih besar daripada nilai t-tabel pada selang kepercayaan

tertentu dengan derajat kebebasan n-k maka tolak H0, berarti variabel eksogen

tersebut berpengaruh nyata secara statistik terhadap variabel endogen. Semakin

besar nilai t-hitung, semakin menyatakan bahwa variabel tersebut signifikan

secara statistik. Sebaliknya jika nilai t-hitung lebih kecil dari nilai t-tabel maka

artinya variabel tersebut tidak berpengaruh secara nyata terhadap variabel

endogen.

4.5.4 Uji Multikolinearitas

Model yang melibatkan banyak variabel bebas seringkali mengalami

masalah multikolinearitas. Menurut Gujarati (1995), multikolinearitas adalah

adanya hubungan linear antara beberapa atau semua variabel yang menjelaskan

dari model regresi sehingga nilai koefisien sulit untuk ditentukan. Jika dalam

suatu persamaan regresi terdapat perfect multicolinearity maka nilai koefisien

tidak dapat ditentukan dan nilai standar error menjadi tidak terhingga (infinite).

Metode OLS (Ordinary Least Square) yang digunakan untuk menduga persamaan

yang mengandung near multicolinearity akan tetap menghasilkan parameter yang

tidak bias dan tetap mempunyai varians yang minimum.

Salah satu cara mendeteksi adanya multikolinearitas dengan melihat

Variance Inflation Factor (VIF). Jika nilai Variance Inflation Factor (VIF) < 10

maka tidak terdapat multikolinearitas. Sebaliknya, jika nilai Variance Inflation

Factor (VIF) > 10 maka terdapat multikolinearitas.

4.5.5 Uji Autokorelasi

Autokorelasi merupakan salah satu pelanggaran asumsi klasik yang

menyatakan bahwa dalam pengamatan yang berbeda tidak terdapat korelasi antar

error term. Autokorelasi menyebabkan error term memiliki korelasi satu sama

lain, sehingga nilai covarians antar keduanya tidak lagi bernilai nol (𝐶𝑜𝑣 (𝜀𝑖,𝜀𝑗) ≠

Page 43: ANALISIS BIAYA PRODUKSI DAN HARGA AIR MINUM PADA … · Pustaka di bagian akhir . skrips. ... Tema yang dipilih dalam ... Permukiman dan Prasarana Wilayah, Departemen Kesehatan, Departemen

35

0, 𝑖 ≠ 𝑗). Error yang berkorelasi ini dapat disebabkan oleh beberapa hal, dan sering

kali terjadi pada time series. Data yang dikumpulkan berdasar urutan waktu

tertentu seringkali memiliki sisaan yang saling berkorelasi. Sisaan dari

pengamatan pada waktu tertentu cenderung untuk berkorelasi dengan sisaan yang

berdekatan. Akibat adanya autokorelasi, metode OLS (Ordinary Least Square)

tidak menghasilkan nilai estimasi BLUE (Best Linear Unbiased Estimations).

Hasil estimasi parameter masih tetap linear dan unbiased tetapi tidak efisien

(varians under estimate). Nilai standar eror hasil estimasi OLS akan lebih kecil

dibandingkan dengan standar eror yang sebenarnya, sehingga nilai t-statistik akan

lebih besar (overestimate).

Uji yang paling sering dilakukan dalam mendeteksi adanya autokorelasi

dalam suatu model adalah uji DW (Durbin-Watson test). Nilai statistik DW

berada pada kisaran 0 sampai 4, dan jika hasilnya mendekati 2 makan

menunjukkan tidak ada autokorelasi ordo kesatu (Juanda, 2009). Hipotesis

mengenai daerah keputusan H0 dan H1 adalah sebagai berikut:

H0 : tidak ada autokorelasi

H1 : terdapat autokorelasi

Tolak H0 jika 4 – 𝑑𝐿 < 𝐷𝑊 < 4 atau 0 < 𝐷𝑊 < 𝑑𝐿 dan sebaliknya, tidak tolak H0

jika 𝑑𝑢 < 𝐷𝑊 < 4−𝑑𝑢.

4.5.6 Uji Heteroskedastisitas

Heteroskedastisitas terjadi jika varian eror tidak konstan untuk setiap

observasi, dimana var(εi) = E(εi² ) = σi² (Gujarati, 1995). Akibat adanya

heteroskedastisitas, estimasi dengan menggunakan OLS (Ordinary Least Square)

akan tetap menghasilkan estimator yang unbiased dan konsisten tetapi tidak

efisien. Hal ini disebabkan karena tidak memiliki varian yang minimum sehingga

nilai t-statistik dan f-stastistik yang didapatkan terlalu kecil (tidak signifikan) dan

interval dari nilai β terlalu lebar. Langkah-langkah pengujian heteroskedastisitas

dengan uji White heteroskedasticity dapat dilakukan sebagai berikut:

H0 : tidak ada heteroskedastisitas

H1 : ada masalah heteroskedastisitas

Tolak H0 jika obs* R2 > atau probability obs* R

2 < α

Page 44: ANALISIS BIAYA PRODUKSI DAN HARGA AIR MINUM PADA … · Pustaka di bagian akhir . skrips. ... Tema yang dipilih dalam ... Permukiman dan Prasarana Wilayah, Departemen Kesehatan, Departemen

36

Gejala heteroskedastisitas juga dapat dideteksi dengan melihat dari plot

grafik hubungan antara residual dengan fits-nya. Jika pada gambar ternyata

residual menyebar dan tidak membentuk pola tertentu, maka dapat dikatakan

bahwa dalam model tersebut tidak terdapat gejala heteroskedastisitas.

Page 45: ANALISIS BIAYA PRODUKSI DAN HARGA AIR MINUM PADA … · Pustaka di bagian akhir . skrips. ... Tema yang dipilih dalam ... Permukiman dan Prasarana Wilayah, Departemen Kesehatan, Departemen

37

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

5.1. Kondisi Objektif Desa Telagamurni

Desa Telagamurni yang terletak di Kabupaten Bekasi Kecamatan Cikarang

Barat ini merupakan daerah beriklim panas dengan suhu berkisar antara 28–32o C.

Desa seluas 437,8 hektar ini memiliki kelembaban udara antara 80-90% dan curah

hujan rata-rata sepanjang tahun adalah 2.000 mm dengan curah hujan tertinggi

terjadi disekitar bulan Januari dan yang terendah pada bulan September. Batas-

batas wilayah adminstrasi yang mengelilingi wilayah Desa Telagamurni adalah :

Sebelah Utara : Desa Wanajaya

Sebelah Selatan : Desa Sukadanau

Sebelah Barat : Desa Telaga Asih

Sebelah Timur : Desa Kalijaya

Secara administratif Desa Telagamurni terbagi menjadi 3 dusun dengan

jumlah penduduk sebanyak 43.923 jiwa. Mata pencaharian penduduk sebagian

besar adalah buruh pabrik karena desa ini merupakan wilayah padat perumahan

dan industri Cikarang. Kondisi air tanah yang ada di wilayah ini sebagian besar

merupakan air tanah dalam yang umumnya didapat pada kedalaman antara 90

dan 200 meter.

Kali Malang Bekasi memiliki potensi terhadap pencemaran yang berasal

dari industri, pemukiman padat penduduk di sepanjang bantaran kali, pusat-pusat

perdagangan dan kegiatan rumah sakit. Aliran air dari Kali Malang Bekasi dan

saluran Tarum Barat pada dasarnya adalah sumber air yang digunakan sebagai air

baku untuk penyediaan air bersih oleh PDAM baik Kota maupun Kabupaten

Bekasi termasuk PT Watertech Estate Cikarang

.

5.2 Gambaran Umum PT Watertech Estate Cikarang

Berdasarkan kebijakan Nasional Pembangunan Air Minum dan

Penyehatan Lingkungan yang berbasis masyarakat yang ditandatangani oleh

Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), Depertemen

Permukiman dan Prasarana Wilayah, Departemen Kesehatan, Departemen Dalam

Negeri dan Depertemen Keuangan bahwa pengelolaan penyediaan air minum

Page 46: ANALISIS BIAYA PRODUKSI DAN HARGA AIR MINUM PADA … · Pustaka di bagian akhir . skrips. ... Tema yang dipilih dalam ... Permukiman dan Prasarana Wilayah, Departemen Kesehatan, Departemen

38

dapat dilakukan dengan cara pengelolaan lembaga (dalam hal ini pihak swasta)

bekerjasama dengan masyarakat yang diwakili yayasan maupun koperasi. PT

Watertech Estate Cikarang adalah perusahaan yang dibentuk antara PT Watertech

Indonesia dengan Koperasi Swadaya Terpadu (SANTER) merupakan salah satu

perusahaan swasta penyedia jasa air bersih di Desa Telagamurni. Kajian terhadap

bentuk badan usaha sebagai badan yang akan mengelola industri air minum ini

bertujuan untuk memastikan bahwa pihak swasta dapat menjadi penyelenggara

sistem penyediaan air minum.

PT Watertech Estate Cikararang sebagai perusahaan swasta pengelolaan

air minum ini memiliki visi yaitu terpenuhinya kebutuhan masyarakat akan

pelayananan air bersih yang berwawasan lingkungan dan berkelanjutan. Maksud

dan tujuan didirikannya perusahaan ini diantaranya menyelenggarakan usaha

pengelolaan air minum bagi kepentingan umum dalam jumlah dan mutu yang

memadai serta usaha lainnya di bidang air minum. Selain itu juga memupuk

keuntungan dalam rangka menunjang pembangunan dengan menetapkan prinsip

dasar perusahaan.

PT Watertech Estate Cikarang melakukan pelayanan air bersih untuk

wilayah Desa Telagamurni. Sampai Desember 2013 jumlah pelanggan yang

terlayani adalah 4.594 unit yang terdiri dari pelanggan sosial, rumah tangga, dan

komersil. Jumlah kapasitas produksi yang terpasang di PT Watertech Estate

Cikarang adalah 80 liter/detik dengan jumlah fasilitas produksi sebanyak satu

unit Instalasi Pengolahan Air (IPA). Sistem pengolahan air yang digunakan

menggunakan sistem pengolahan konvensional lengkap. Bangunan pengolahan

terdiri dari bangunan penangkap air lengkap dengan pemompaan, bangunan

instalasi pengolahan air, bangunan reservoir, bangunan mekanik dan elektronik,

ruang pompa dan bahan kimia, gudang dan bangunan pelengkap lainnya.

Tarif air bersih disesuaikan berdasarkan Peraturan Bersama Bupati Bekasi

dan Walikota Bekasi No.01 tahun 2006 serta No.03 tahun 2006 tentang

Penyesuaian Tarif Dasar Air Bersih dan Biaya Langganan Perusahaan Daerah Air

Minum Bekasi melalui tarif progresif yaitu semakin banyak penggunaan air maka

ada kenaikan tarif air.

Page 47: ANALISIS BIAYA PRODUKSI DAN HARGA AIR MINUM PADA … · Pustaka di bagian akhir . skrips. ... Tema yang dipilih dalam ... Permukiman dan Prasarana Wilayah, Departemen Kesehatan, Departemen

39

Berikut merupakan variasi susunan tarif yang berlaku di PT Watertech

Estate Cikarang.

Tabel 4 Susunan variasi tarif air PT Watertech Estate Cikarang

No Kelompok Pelanggan Tarif Pemakaian Air (Rp)

0 m3 - 10 m

3 11 m

3 - 21 m

3 >21 m

3

1 Kelompok I

Sosial Umum : Hidran

Umum, Tempat Ibadah,

Asrama Yatim Piatu

2000 3000 4000

2 Kelompok II

Sosial khusus : Rumah

Sakit Pemerintahan,

Puskesmas

3000 4000 5000

3 Kelompok III

Rumah

5000 6000 7000

4 Kelompok IV A

Rumah Mewah dan Niaga

Kecil

5000 6000 7000

5 Kelompok IV B

Industri Kecil

6000 7000 8000

6 Kelompok IV C

Niaga Besar

8000 9000 10000

7 Kelompok V (Khusus)

Industri Besar

10000 11000 12000

Page 48: ANALISIS BIAYA PRODUKSI DAN HARGA AIR MINUM PADA … · Pustaka di bagian akhir . skrips. ... Tema yang dipilih dalam ... Permukiman dan Prasarana Wilayah, Departemen Kesehatan, Departemen

40

VI HASIL DAN PEMBAHASAN

6.1 Analisis Pola Pemanfaatan dan Pengelolaan Sumberdaya Air

PT Watertech Estate Cikarang merupakan salah satu perusahaan yang

bergerak dibidang pelayanan jasa penyediaan air bersih di wilayah Cikarang,

Bekasi. Sumber air utama yang digunakan oleh PT Watertech Estate Cikarang

berasal dari Saluran Sekunder Bulak Mangga. Sumber air baku yang berasal dari

Saluran Sekunder Bulak Mangga diperoleh dengan sistem kontrak dengan

Perusahaan Umum Jasa Tirta II dengan harga kontrak Rp 106,46/m3.

Air yang mengalir dari Saluran Bulak Mangga mengandung tingkat

pencemaran yang tinggi. Pencemaran air permukaan yang tinggi ini karena

banyak terdapat industri dan pemukiman di sepanjang aliran sungai. Faktor alam

antara lain curah hujan dan banyaknya hari hujan juga berpengaruh terhadap

kualitas dan kuantitas air baku yang akan diolah. Pada saat musim hujan tingkat

kekeruhan air permukaan tinggi karena air bercampur dengan endapan tanah yang

mengalami erosi. Pada saat musim kemarau air memiliki kuantitas yang lebih

sedikit dan mengandung tingkat pencemaran yang tinggi. Tingkat pencemaran ini

karena pada saat musim kemarau masyarakat kebanyakan melakukan aktivitas

mencuci di sungai sehingga sabun cuci, deterjen dan bahan kimia lainnya lebih

banyak. Pada dasarnya perbedaan musim tidak berpengaruh secara signifikan

pada pasokan air baku karena pembelian air yang bersifat kontrak, namun

berpengaruh pada penggunaan jenis dan jumlah bahan kimia.

Jumlah kapasitas produksi yang terpasang di PT Watertech Estate

Cikarang adalah 80 liter/detik dengan jumlah fasilitas produksi sebanyak satu

unit Instalasi Pengolahan Air (IPA). Kapasitas IPA yang sudah termanfaatkan saat

ini hanya 50 liter/detik sehingga masih terdapat sisa kapasitas sebesar 30

liter/detik. Air baku yang berasal dari sungai kemudian diolah melalui penangkap

air melalui pemompaan, kemudian melalui proses kimia dan pengendapan

dilakukan pengolahan air baku dalam instalasi pengolahan air. Air yang ada

kemudian disimpan di bangunan reservoir untuk sebelumnya dialirkan ke

pelanggan.

PT Watertech Estate Cikarang melakukan pelayanan air bersih untuk

wilayah Desa Telagamurni. Cakupan pelayanan untuk Desa Telagamurni sudah

Page 49: ANALISIS BIAYA PRODUKSI DAN HARGA AIR MINUM PADA … · Pustaka di bagian akhir . skrips. ... Tema yang dipilih dalam ... Permukiman dan Prasarana Wilayah, Departemen Kesehatan, Departemen

41

mencapai 50% pelayanan dari target pelayanan kebutuhan air total dan potensi

untuk meningkatkan pelayanan masih tinggi karena sumber air baku masih

tersedia serta kebutuhan dan permintaan masyarakat yang tinggi. Sumber air

penduduk masih terbatas karena kondisi air tanah dan air permukaan kurang baik

serta adanya dukungan dari pemerintah Kabupaten Bekasi dalam operasionalnya.

Perkembangan jumlah pelanggan air bersih PT Watertech Estate Cikarang

meningkat sepanjang tahun sejak berdiri tahun 2010. Gambar diagram dibawah

ini memperlihatkan perkembangan pelanggan PT Watertech Estate Cikarang dari

tahun 2011-2014.

0

500

1000

1500

2000

2500

3000

3500

4000

4500

5000

Jan-

11

Mar

-11

Mei

-11

Jul-1

1

Sep-1

1

Nov

-201

1

Jan-

12

Mar

-12

Mei

-12

Jul-1

2

Sep-1

2

Nov

201

2

Jan-

13

Mar

-13

Mei

-13

Jul-1

3

Sep-1

3

Nov

201

3

Jumlah Pelanggan

Gambar 4 Perkembangan Pelanggan PT Watertech Estate Cikarang Tahun 2011-2013

Sumber : PT Watertech Estate Cikarang (2014)

Diagram diatas memperlihatkan terjadi peningkatan jumlah pelanggan

setiap bulannya. Adanya peningkatan jumlah pelanggan dan prospek peningkatan

permintaan air kedepannya maka jumlah produksi juga meningkat setiap bulannya

walaupun peningkatannya bersifat fluktuatif. Hal ini karena semakin menurunnya

kualitas air dan sulitnya masyarakat sekitar memenuhi kebutuhan air bersih.

Mahalnya biaya yang dikeluarkan masyarakat jika tetap bertahan menggunakan

pompa di rumah membuat masyarakat lebih memilih untuk beralih menjadi

pengguna jasa pelayanan penyediaan air bersih PT Watertech Estate Cikarang.

Page 50: ANALISIS BIAYA PRODUKSI DAN HARGA AIR MINUM PADA … · Pustaka di bagian akhir . skrips. ... Tema yang dipilih dalam ... Permukiman dan Prasarana Wilayah, Departemen Kesehatan, Departemen

42

6.2 Analisis Struktur Produksi dan Biaya Pengelolaan Air

Peningkatan jumlah penduduk mengakibatkan tingginya jumlah kebutuhan

air bersih. PT Watertech Estate Cikarang sebagai penyedia air bersih di Desa

Telagamurni, Cikarang dituntut untuk dapat melayani pelanggan air bersih yang

meningkat seiring dengan pertumbuhan penduduk dan pengembangan

infrastruktur di kawasan industri. Proses yang higienis dan efisien dibutuhkan

dalam penyediaan air bersih untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat dan

faktor pendorong kehidupan ekonomi.

Pada pelaksanaannya, PT Watertech Estate Cikarang dihadapkan pada

masalah efisiensi sehingga belum dapat melayani masyarakat secara optimal.

Peluang penyediaan air di masa yang akan datang semakin besar namun

tantangannya juga semakin berat. Keadaan dan sifat kualitas air membatasi

pemanfaatan sumber daya air walaupun ketersediaan air permukaan dari waktu ke

waktu relatif tetap. Konsumen air PT Watertech Estate Cikarang saat ini tidak

hanya menuntut kuantitas air yang dihasilkan tetapi juga segi kualitas.

Pada bahasan berikut periode waktu yang digunakan adalah 36 bulan yaitu

tahun 2011 sampai 2013 karena perusahaan ini baru beroperasi tahun 2011.

Dalam kurun waktu tersebut telah terjadi kebijakan kenaikan tarif yang dilakukan

oleh PT Watertech Estate Cikarang, sehingga perlu adanya analisis struktur

prduksi serta biaya pengelolaan air pada perusahaan yang baru berdiri ini. Biaya

pengelolaan air PT Watertech Estate Cikarang mengalami perubahan setiap waktu

dalam aktivitas produksinya. Hal ini bergantung pada berbagai macam faktor

yang mempengaruhinya, seperti jumlah air yang diproduksi. Jika suatu

perusahaan berencana untuk meningkatkan produksinya, maka biaya pengelolaan

juga akan mengalami peningkatan. Namun ada kalanya jika perusahaan berupaya

untuk menurunkan produksi airnya, maka biaya pengelolaan tidak lantas

mengalami penurunan, akan tetapi yang terjadi adalah biaya pengelolaan air akan

tetap atau bahkan mengalami peningkatan.

Biaya pengelolaan air cenderung bersifat kaku atau stricky sehingga

apabila telah mengalami kenaikan maka akan sulit untuk diturunkan kembali

walaupun pemicu kenaikannya telah mengalami penurunan. Komponen biaya

Page 51: ANALISIS BIAYA PRODUKSI DAN HARGA AIR MINUM PADA … · Pustaka di bagian akhir . skrips. ... Tema yang dipilih dalam ... Permukiman dan Prasarana Wilayah, Departemen Kesehatan, Departemen

43

pengelolaan air PT Watertech Estate Cikarang tahun 2011-2013 dijelaskan pada

Lampiran 1.

Data tersebut menunjukkan bahwa komponen biaya pengelolaan

mengalami fluktuasi setiap tahunnya. Namun terdapat sedikit perbedaan, yaitu

biaya ekspansi cenderung mengalami penurunan. Sedangkan biaya tetap dan biaya

variabel cenderung meningkat. Biaya ekspansi disini merupakan biaya yang

dikeluarkan untuk investasi dalam rangka pengembangan kapasitas pelayanan

perusahaan kepada masyarakat pelanggan. Yang termasuk antara lain aktiva tetap,

aktiva tetap dalam penyelesaian, aktiva tetap tidak berfungsi, bahan instalasi,

beban biaya yang ditangguhkan serta biaya sambungan baru yang belum diterima.

Jumlah biaya ekspansi dipengaruhi oleh jumlah air yang ditawarkan dan

banyaknya pelanggan baru. Rata-rata biaya ekspansi per bulan selama periode

2011-2013 sebesar Rp 306 586 517.

Tabel 5. Komponen Biaya Pengelolaan Air Tahun 2011-2013

Produksi

Air (m3)

Jumlah

Pelang

gan

Biaya

Ekspansi

(Rp)

Biaya Tetap

(Rp)

Biaya

Variabel (Rp)

Biaya Total

(Rp)

Rata-rata

54.258

2.758

306.586.517

411.434.146

1.001.289.412

1.719.310.074

Laju

Pertumbuhan 20,6% 24,30% 9,48% 14,93% 19,36% 13,89%

Jan11-Feb13 27,6% 19,94 % 12,18 % 20,38 % 27,67 % 19,07 %

Mar13-

Des13 30,3% 1,55 % 28,97 % 27,52 % 29,82 % 29,01 %

Sumber : PT Watertech Estate Cikarang, 2014 (diolah)

Biaya ekspansi memiliki laju pertumbuhan sebesar 9,48 persen selama

periode tiga tahun. Pada periode bulan operasional Januari 2011 sampai Februari

2013, laju pertumbuhan mencapai 12,18 persen, lebih kecil dibandingkan laju

pertumbuhan pada periode setelah adanya kebijakan kenaikan tarif yaitu bulan

Maret 2013 yang mencapai 28,97 persen. Artinya pada periode tersebut jumlah

biaya ekspansi yang dikeluarkan lebih besar dibandingkan periode sebelumnya

seiring dengan meningkatnya jumlah air yang diproduksi, serta biaya operasional

pengembangan kapasitas pelayanan perusahaan kepada pelanggan setelah adanya

kenaikan tarif.

Biaya tetap adalah biaya yang umumnya dikeluarkan secara tetap pada

setiap tahun, namun kenyataan yang terjadi adalah jumlah biaya tetap juga

mengalami fluktuasi. Kondisi ini terjadi akibat adanya pengaruh faktor ekonomi

Page 52: ANALISIS BIAYA PRODUKSI DAN HARGA AIR MINUM PADA … · Pustaka di bagian akhir . skrips. ... Tema yang dipilih dalam ... Permukiman dan Prasarana Wilayah, Departemen Kesehatan, Departemen

44

di luar perusahaan seperti nilai inflasi yang berdampak pada kenaikan harga

kebutuhan pokok operasional perusahaan. Rata-rata biaya tetap per bulan sebesar

Rp 411 434 146 dengan laju pertumbuhan secara keseluruhan sebesar 14,93

persen. Pada periode sebelum adanya kebijakan kenaikan tarif, laju pertumbuhan

sebesar 20,38 persen semantara periode setelah diterapkannya kebijakan kenaikan

tarif, laju pertumbuhan mengalami peningkatan menjadi 28,97 persen per bulan.

Biaya variabel yang relatif meningkat setiap tahunnya dipengaruhi oleh

nilai tukar rupiah dan tingkat inflasi. Sering terjadi biaya variabel yang meningkat

pada bulan tertentu walaupun jumlah air yang diproduksi mengalami penurunan.

Rata-rata biaya variabel per bulan secara keseluruhan sebesar Rp 1 001 289 412

dengan laju pertumbuhan sebesar 19,36 persen per bulan. Pada periode awal

perusahaan beroperasi hingga sebelum ditetapkan kebijakan kenaikan tarif, laju

pertumbuhan biaya variabel sebesar 27,67 persen. Hal ini lebih kecil

dibandingkan laju pertumbuhan pada periode setelah adanya kenaikan tarif kepada

pelanggan yaitu sebesar 29,82 persen per bulan. Peningkatan biaya penggunaan

listrik dan bahan baku serta biaya operasional proses produksi air berpengaruh

terhadap peningkatan jumlah biaya variabel setiap bulannya.

Dengan adanya fluktuasi yang terjadi pada komponen biaya pengelolaan

air, maka hal ini berpengaruh juga pada biaya total. Biaya total dipengaruhi oleh

besarnya biaya ekspansi, biaya variabel, dan biaya tetap serta jumlah air yang

diproduksi. Berdasarkan tabel pada lampiran 1, dapat disimpulkan bahwa biaya

total mengalami fluktuasi setiap bulannya. Namun pada bulan Desember tahun

2011, biaya total mengalami peningkatan yang cukup tajam. Hal ini disebabkan

adanya peningkatan yang besar pada proses produksi sehingga berdampak pada

biaya total. Rata-rata biaya total per bulan selama periode Januari 2011 hingga

Desember 2013 sebesar Rp 1 719 310 074 dengan laju pertumbuhan sebesar 13,89

persen. Peningkatan laju pertumbuhan biaya total pengelolaan air PT Watertech

Estate Cikarang terjadi pada periode setelah adanya kebijakan kenaikan tarif

sebesar 29,01 persen.

Dari tabel pada Lampiran 1, dapat disimpulkan bahwa selama kurun waktu

2011-2013 secara keseluruhan komponen biaya pengelolaan dan produksi air

mengalami pertumbuhan yang positif. Biaya pengelolaan secara keseluruhan

Page 53: ANALISIS BIAYA PRODUKSI DAN HARGA AIR MINUM PADA … · Pustaka di bagian akhir . skrips. ... Tema yang dipilih dalam ... Permukiman dan Prasarana Wilayah, Departemen Kesehatan, Departemen

45

menunjukkan kondisi yang relatif meningkat setiap bulannya. Hal ini dapat

diasumsikan bahwa meningkatnya biaya pengelolaan menunjukkan kondisi

pengelolaan yang semakin membaik. Artinya telah terjadi peningkatan pelayanan

setelah diterapkannya tarif baru dengan adanya penambahan fasilitas serta

investasi perusahaan yang berujung pada kesejahteraan masyarakat.

6.3 Analisis Fungsi Produksi Air

Model fungsi produksi air PT Watertech Estate Cikarang dibangun oleh

beberapa variabel yaitu jumlah air baku (m3), penggunaan bahan kimia total (Kg),

dan penggunaan daya listrik (Kwh).

Tabel 6. Hasil Regresi Fungsi Produksi Air PT Watertech Estate Cikarang Tahun

2011-2013

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients t

P-

value

Collinearity

Statistics

B Std.

Error Beta Tolerance VIF

(Constant) -67565,92 51739,70 -1,306 0,024

ln Air Baku 6838,317 5564,800 0,156 1,229 0,023 0,111 2,987

Ln Bahan

Kimia

-0,490 0,423 -0,071 -1,158 0,025 0,481 1,079

Ln Daya

Listrik

165,215 20,711 0,870 7,977 0,000 0,151 2,611

R Square 0,957

Adjusted R Square 0,951

Durbin-

Watson

1,295

Berdasarkan tabel tersebut maka dapat dilihat bahwa koefisien determinasi

(R2) sebesar 95,7 % artinya keragaman produksi air PT Watertech Estate Cikarang

dapat dijelaskan secara linier sebesar 95,7 % oleh variabel-variabel penjelasnya,

sisanya sebesar 4,3 % digambarkan oleh variabel lain di luar model. Hasil uji

keseluruhan (Uji F) terhadap persamaan menunjukan bahwa nilai P-value=0,000 <

α=0,05 sehingga tolak H0 yang artinya model layak secara keseluruhan pada taraf

nyata alpha 5 % atau variabel bebas berpengaruh nyata terhadap variabel tidak

bebas secara bersama-sama.

Hasil analisis uji parsial (uji t) menunjukan bahwa variabel yang sudah

memiliki cukup bukti berpengaruh nyata terhadap produksi air pada taraf nyata

alpha 5 % adalah ln AB, ln BKT, dan ln PDL. ln AB memiliki P-value = 0,023 <

Page 54: ANALISIS BIAYA PRODUKSI DAN HARGA AIR MINUM PADA … · Pustaka di bagian akhir . skrips. ... Tema yang dipilih dalam ... Permukiman dan Prasarana Wilayah, Departemen Kesehatan, Departemen

46

α = 5%, ln BKT memiliki P-value = 0,025 < α = 5% dan ln PDL memiliki P-value

= 0,000 < α = 5%.

Berdasarkan hasil olahan regresi berganda yang telah ditransformasi maka

didapatkan persamaan regresi sebagai berikut :

Ln PA = - 67.565,9 + 6.838,3 ln AB - 0,49 ln BKT + 165,2 ln PDL

Keterangan:

Ln PA = Produksi air dalam Logaritma Natural (m3)

ln AB = Pemakaian air baku dalam Logaritma Natural (m3)

ln BKT = Pemakaian bahan kimia total dalam Logaritma Natural (Kg)

ln PDL = Pemakaian daya listrik dalam Logaritma Natural (Kwh)

Interpretasi yang didapatkan untuk air baku menggunakan logaritma

natural sehingga apabila ln air baku meningkat maka produksi air akan berubah

sebesar parameternya. Hal ini juga dapat berarti apabila rata-rata ln air baku

meningkat sebesar 1% maka akan merubah besarnya produksi air sebesar

parameter dikalikan dengan 1/100.

Air baku memiliki pengaruh positif dan signifikan pada produksi air

dimana interpretasinya adalah apabila rata-rata air baku naik sebesar 1% maka

akan meningkatkan rata-rata produksi air sebesar 6.838,3 m3. Penggunaan daya

listrik memiliki interpretasi secara statistik yaitu apabila rata-rata penggunaan

daya listrik naik sebesar 1 % maka rata-rata produksi air akan naik sebesar 165,2

m3. Tingkat penggunaan bahan kimia memiliki tanda negatif artinya apabila rata-

rata penggunaan bahan kimia naik sebesar 1 % maka rata-rata produksi air akan

turun sebesar 0,49 m3. Adanya eror menunjukan bahwa nilai dari model

merupakan nilai dugaan yang memiliki perbedaan dengan nilai pada data asli.

Berdasarkan hasil analisis regresi dapat diperoleh bahwa variabel yang

berpengaruh nyata dan positif terhadap produksi air adalah banyaknya air baku

yang digunakan serta jumlah pemakaian listrik. Penggunaan bahan kimia dalam

model ini tidak berpengaruh secara statistik namun secara ekonomi bahan kimia

dalam produksi air merupakan komponen penting, akan tetapi ketika terdapat

variabel pencemaran didalamnya maka dapat dilihat bahwa pada dasarnya yang

lebih berpengaruh adalah kualitas air yang akan diolah yang kemudian akan

menentukan jumlah penggunaan bahan kimia.

Page 55: ANALISIS BIAYA PRODUKSI DAN HARGA AIR MINUM PADA … · Pustaka di bagian akhir . skrips. ... Tema yang dipilih dalam ... Permukiman dan Prasarana Wilayah, Departemen Kesehatan, Departemen

47

6.4 Analisis Penetapan Tarif Air

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 23 Tahun 2006 tentang Pedoman

Teknis dan Tata Cara Pengaturan Tarif Air Minum pada Perusahaan Daerah Air

Minum terdapat biaya dasar yang merupakan biaya usaha yang dibagi volume air

terproduksi setelah dikurangi dengan volume kehilangan air standar atau dengan

kata lain sebagai jumlah air terdistribusi. Biaya pengelolaan PT Watertech Estate

Cikarang yang meliputi biaya sumber air, biaya pengolahan air, biaya transmisi

dan distribusi, biaya kemitraan, biaya umum dan administrasi dan biaya keuangan

dalam periode satu tahun.

Produksi air bersih oleh PT Watertech Estate Cikarang setiap waktu

membutuhkan biaya rutin yang dikeluarkan setiap periodenya oleh perusahaan

tersebut. Biaya rutin yang dikeluarkan PT Watertech Estate Cikarang mencakup

dua komponen yaitu biaya langsung dan biaya tidak langsung. Biaya langsung

terdiri dari biaya yang terkait langsung dengan produksi air, yaitu biaya air baku,

biaya penggunaan listrik, biaya bahan bakar dan pelumas, biaya bahan kimia,

biaya pemeriksaan air, biaya pengurasan bak reservoir, biaya pemeliharaan, biaya

tetap yang terkait dengan kontrak instalasi pengolahan air dan biaya tambahan

lainnya. Terdapat biaya tidak langsung yang terdiri dari biaya gaji pegawai,

tunjangan, iuran pensiun dan asuransi, biaya penyusutan, biaya pelatihan

karyawan dan biaya tambahan lainnya.

Dari tabel 7 dibawah ini dapat dilihat biaya langsung dalam produksi air

bersih PT Watertech Estate Cikarang bernilai Rp 1.441.242.132 sedangkan biaya

tidak langsung yang terkait dengan biaya umum, administrasi dan keuangan

bernilai Rp 4.082.877.741. Total biaya usaha dalam memproduksi air bersih oleh

PT Watertech Estate Cikarang pada tahun 2013 adalah Rp 5.524.119.846.

Biaya retribusi air baku pada tahun 2013 dibayarkan setiap bulannya

dengan total biaya retribusi air baku sebesar Rp 131.805.236 atau dengan rata-rata

biaya retribusi/m3 adalah Rp 50/m

3. Produksi air juga membutuhkan daya listrik

baik untuk pengolahan air baku menjadi air bersih maupun untuk operasional dan

kegiatan administrasi perkantoran perusahaan. Total biaya penggunaan listrik

pada tahun 2013 adalah Rp 494.191.207. Solar digunakan oleh PT Watertech

Estate Cikarang baik untuk pelumas maupun sebagai bahan bakar untuk

Page 56: ANALISIS BIAYA PRODUKSI DAN HARGA AIR MINUM PADA … · Pustaka di bagian akhir . skrips. ... Tema yang dipilih dalam ... Permukiman dan Prasarana Wilayah, Departemen Kesehatan, Departemen

48

menghidupkan generator. Generator digunakan pada saat terjadi pemadaman

listrik bergilir oleh Perusahaan Listrik Negara (PLN), hal ini dilakukan agar

pelanggan tetap mendapatkan pasokan air dari PT Watertech Estate Cikarang.

Tabel 7 Biaya Usaha PT Watertech Estate Cikarang Tahun 2013

Komponen Biaya Usaha PT Watertech Estate Cikarang Tahun

2013

Jumlah Biaya

(Rp/tahun)

1. Biaya Langsung Usaha

1.1 Biaya Air Baku

1.1.1 Biaya Retribusi Air Baku 131.805.236

1.1.2 Pajak Pengambilan/Pemanfaatan Air Permukaan 34.801.990

1.2 Biaya penggunaan Listrik 494.191.207

1.3 Biaya Bahan Bakar dan Pelumas 885.000

1.4 Biaya pemakaian Bahan Kimia dan Bahan Pembantu 255.934.000

1.5 Biaya Pengurasan Bak Reservoir 875.000

1.6

1.7

Biaya Pemeriksaan Air

Biaya Penyusutan

1.021.000

465.183.599

1.8 Biaya Pemeliharaan Instalasi Pompa 1.561.000

1.9 Biaya Pemeliharaan Instalasi Listrik 19.875.700

1.11 Rupa-rupa Biaya Produksi Air Tanah 9.176.500

1.12 Pemeliharaan Bangunan dan Tanah 250.000

1.13 Biaya Pemeliharaan Instalasi Pengolahan Air 25.681.900

Total Biaya Langsung 1441.242.132

2. Biaya Tidak Langsung

1.1 Biaya Pegawai 1.170.538.764

1.2 Biaya Tunjangan 44.000.000

1.3 Iuran Pensiun dan Asuransi 18.338.950

Bunga dan Hutang Lancar 2.850.000.000

Total Biaya Tidak Langsung 4.082.877.714

Total Biaya Usaha 5.524.119.846

Sumber: PT Watertech Estate Cikarang (2014), diolah

Pada tahun 2013, komponen bahan kimia yang utama digunakan adalah

PAC cair. PT Watertech Estate Cikarang juga melakukan uji coba bahan kimia

lainnya yaitu PAC Powder dan Sudflok A pada akhir tahun 2013 yaitu bulan

September, Oktober, November dan Desember. Uji coba bahan kimia ini

dilakukan untuk mencapai efisiensi dalam produksi dan melakukan penekanan

biaya produksi. Jumlah pemakaian bahan kimia total dan pemakaian bahan kimia

pembantu adalah sebesar Rp 255.934.000. Evaluasi tarif ini merupakan evaluasi

untuk tahun 2013, dimana pada periode ini perusahaan telah menetapkan

kebijakan kenaikan tarif untuk pelanggan dan pembelian air baku untuk produksi

air merupakan kontrak kerjasama antara PT Watertech Estate Cikarang dengan

Perum Jasa Tirta II.

Page 57: ANALISIS BIAYA PRODUKSI DAN HARGA AIR MINUM PADA … · Pustaka di bagian akhir . skrips. ... Tema yang dipilih dalam ... Permukiman dan Prasarana Wilayah, Departemen Kesehatan, Departemen

49

Tarif air pada dasarnya terbagi menjadi empat yaitu tarif rendah, tarif

dasar, tarif penuh dan tarif yang ditetapkan berdasarkan ketetapan. PT Watertech

Estate Cikarang memberlakukan penetapan tarif berdasarkan Peraturan Dalam

Negeri Nomor 23 Tahun 2006 tentang Pedoman Teknis dan Tata Cara Pengaturan

Tarif Air Minum pada PDAM yang terlampir pada Lampiran 3. Setiap PDAM

pada dasarnya diberikan kebebasan dalam menentukan kebijakan jenis-jenis

pelanggan untuk tiap kelompok berdasarkan kondisi objektif dan karakteristik

pelanggan di daerah masing-masing asalkan sesuai dengan Permendagri No.23

tahun 2006. Seperti halnya perusahaan air pada umumnya, PT Watertech Estate

Cikarang juga membagi lima kelompok penetapan tarif.

Tarif dasar memiliki nilai yang sama dengan biaya dasar dalam produksi

air. Pelanggan yang memperoleh tarif air dalam kelompok tarif dasar tidak

memperoleh subsidi dan tidak memberikan subsidi kepada pelanggan lainnya.

Tabel 8 Perhitungan Tarif Dasar PT Watertech Estate Cikarang

No Uraian Satuan Jumlah Keterangan

1 Biaya Dasar

A Total Biaya Usaha

(TBU)

Rp/tahun 5.524.119.846 Jumlah Total Biaya

Usaha

B Volume Air Terjual

(VAT)

m3/tahun 1.953.293 Data bagian produksi

C Tingkat Kehilangan Air

(TKA)

%/tahun 20 Rataan Kehilangan air

D Volume Kehilangan Air

(VKA)

m3/tahun 390.695 VKA=TKA x VAT

E Biaya Dasar Rp/m3 3.535 BD=TBU/(VAP-VKA)

2 Tarif Dasar

A Biaya Dasar (BD) Rp/m3 3.535

B Tarif Dasar (TD) Rp/m3 3.535 TD=BD

Sumber : PT Watertech Estate Cikarang (2014), diolah

Tabel 8 diatas memperlihatkan volume air yang terjual oleh PT Watertech

Estate Cikarang tahun 2013 adalah sebesar 1.953.293 m3/tahun yang diperoleh

dari bagian produksi PT Watertech Estate Cikarang. Tingkat kehilangan air yang

digunakan rata-rata 20% dengan volume kehilangan air sebesar 390.659 m3/tahun.

Biaya dasar didapatkan dari biaya usaha dibagi selisih antara volume air

terproduksi dan volume kehilangan air. Biaya dasar produksi air per m3 adalah Rp

3.535. Tarif dasar adalah tarif yang sama dengan biaya dasar yang dikeluarkan,

sehingga tarif dasar adalah Rp 3.535/m3.

Page 58: ANALISIS BIAYA PRODUKSI DAN HARGA AIR MINUM PADA … · Pustaka di bagian akhir . skrips. ... Tema yang dipilih dalam ... Permukiman dan Prasarana Wilayah, Departemen Kesehatan, Departemen

50

Tabel 9 Perhitungan Tarif Rendah PT Watertech Estate Cikarang

No Uraian Satuan Jumlah Keterangan

Penetapan Tarif Rendah

A Tarif Dasar (TD) Rp/m3 3.535

B Volume Air Terjual (VAT) m3/tahun 892.213 data historis

E Subsidi pelanggan sosial umum (SSU) % 0,48

F Subsidi pelanggan sosial khusus (SSK) % 0,52

I Besarnya subsidi sosial umum (BSU) Rp/m3 1.697 BSU=SSUxTD

J Besarnya subsidi sosial khusus (BSK) Rp/m3 1.838 BSK=SSKxTD

M Total subsidi sosial umum (TSU) Rp/tahun 1.513.907.018 TSU=BSUxVAT

N Total subsidi sosial khusus (TSK) Rp/tahun 1.640.065.937 TSK=BSKxVAT

Q Rata-rata subsidi sosial umum (RSU) Rp/m3 1.697 RSU=TSU/VAT

R Rata-rata subsidi sosial khusus (RSK) Rp/m3 1.838 RSK=TSK/VAT

U Tarif rendah sosial umum (TRSU) Rp/m3 1.838 TRSU=TD-RSU

V Tarif rendah sosial khusus (TRSK) Rp/m3 1.697 TRSK=TD-RSK

Sumber : PT Watertech Estate Cikarang (2014), diolah

Tarif rendah berada dibawah tingkat tarif lainnya, hal ini karena

merupakan tarif bersubsidi. Penetapan tarif diharapkan tidak lebih rendah dengan

biaya produksi air. Subsidi ditetapkan agar dapat menutupi biaya produksi

sekaligus mencapai ketersediaan air yang adil bagi seluruh masyarakat. Persentase

subsidi dalam penelitian ini dibagi dua yaitu untuk pelanggan sosial umum

(hidran umum, tempat ibadah, asrama yatim piatu) dan kelompok pelanggan

sosial khusus (rumah sakit pemerintah, puskesmas, lembaga pendidikan sosial).

Besarnya subsidi diperoleh dari perkalian antara persentase subsidi dengan

tarif dasar. Total subsidi untuk masing-masing kategori diperoleh dari mengalikan

jumlah air yang terjual dengan besarnya masing-masing subsidi. Pada dasarnya

berdasarkan Permendagri No.23 tahun 2006 hanya ada satu tarif rendah yang

diperhitungkan. PT Watertech Estate Cikarang berdasarkan peraturan tarifnya

membagi beberapa kelompok pelanggan, hal ini diperbolehkan karena masing-

masing perusahaan penyedia jasa air memiliki keunikan masing-masing

tergantung wilayah dan sistem manajemen pengelolaannya. Penetapan tarif penuh

mengandung subsidi silang kepada pelanggan yang membayar tarif yang rendah.

Perhitungan total subsidi didapat dari selisih antara total penerimaan air

berdasarkan tarif aktual dengan penerimaan air berdasarkan tarif dasar.

Berdasarkan tabel 10, diperoleh besarnya total subsidi dengan tarif yang berlaku

saat ini adalah Rp 453.042.830. Tingkat rata-rata subsidi pada tarif yang berlaku

Page 59: ANALISIS BIAYA PRODUKSI DAN HARGA AIR MINUM PADA … · Pustaka di bagian akhir . skrips. ... Tema yang dipilih dalam ... Permukiman dan Prasarana Wilayah, Departemen Kesehatan, Departemen

51

saat ini adalah Rp 1.558/m3 yang diperoleh dari total subsidi dibagi dengan

jumlah air yang terjual pada golongan pelanggan yang berada dibawah tarif dasar.

Tabel 10 Perhitungan penerimaan air berdasarkan tarif aktual dan tarif dasar

Pelanggan Air terjual TR Aktual (Rp) TR Tarif Dasar

(Rp) Tarif baru Tarif lama

Kelompok I 193.815 387.630.000 193.815.000 685.136.025

Kelompok II 290.723 872.169.000 581.446.000 1.027.705.805

Kelompok III 839.891 3.359.564.000 2.519.673.000 2.969.014.685

Kelompok IV A 224.432 1.122.160.000 897.728.000 793.367.120

Kelompok IV B 170.994 1.025.966.400 854.972.000 604.465.204

Kelompok IV C 127.330 1.018.636.800 763.977.600 450.110.136

Kelompok V 106.108 1.061.080.000 848.864.000 375.091.780

Total 1.953.293 8.847.206.200 6.660.475.600 6.904.890.755

Total subsidi berdasarkan tarif baru (Rp) 453.042.830

Total subsidi berdasarkan tarif lama (Rp) 1.386.922.515

Sumber : PT Watertech Estate Cikarang (2014), diolah

Rata-rata subsidi silang merupakan jumlah subsidi yang diberikan

pelanggan tarif penuh kepada tarif rendah. Perhitungannya diperoleh dengan

membagi total subsidi yang didapatkan dengan volume air terjual. Total subsidi

adalah jumlah subsidi untuk pelanggan sosial umum dan khusus sehingga

didapatkan Rp 1.386.922.515 berdasarkan tarif lama dan Rp 453.042.830

berdasarkan tarif baru setelah adanya kenaikan tarif.

Berdasarkan mekanisme penetapan tarif dasar sebesar Rp 3.535/m3 maka

terdapat lima kelompok pelanggan yang mendapatkan subsidi dengan total subsidi

sebesar Rp 1.386.922.515 dan rata-rata subsidi sebesar Rp 1.047/m3. Setelah

adanya kenaikan tarif, terdapat tiga kelompok pelanggan yang mendapatkan

subsidi dengan total subsidi sebesar Rp 453.042.830 dan rata-rata subsidi adalah

Rp 1.558/m3.

6.5 Dampak Kenaikan Tarif Air pada Maret 2013

Penetapan tarif rendah untuk kategori pelanggan sosial umum (hidran

umum, tempat ibadah, asrama yatim piatu) saat ini adalah Rp 2.000 sedangkan

hasil perhitungan didapatkan tarif rendah sebesar Rp 1.838. Hal ini menunjukkan

tarif pelanggan sosial umum sudah layak yaitu hanya selisih Rp 162/m3 dari yang

seharusnya disubsidi oleh pelanggan tarif penuh. Penetapan tarif rendah untuk

Page 60: ANALISIS BIAYA PRODUKSI DAN HARGA AIR MINUM PADA … · Pustaka di bagian akhir . skrips. ... Tema yang dipilih dalam ... Permukiman dan Prasarana Wilayah, Departemen Kesehatan, Departemen

52

kategori pelanggan sosial khusus (rumah sakit pemerintah, puskesmas, lembaga

pendidikan sosial) saat ini adalah Rp 3.000. Penetapan tarif dasar untuk pelanggan

rumah saat ini adalah Rp 5.000 sedangkan berdasarkan perhitungan didapatkan

tarif dasar sebesar Rp 3.535, artinya tarif yang diberlakukan sudah mencapai

kondisi biaya pemulihan penuh. Kelompok pelanggaan tarif bersubsidi (kelompok

I dan II) mendapatkan harga yang lebih rendah dari tarif dasar untuk konsumsi

blok 1. Sedangkan kelompok IV ke atas dikenakan tarif yang lebih tinggi. Variasi

tarif antar kelompok pelanggan dibentuk dalam upaya melakukan subsidi silang

untuk meringankan kelompok pelanggan berpendapatan rendah.

Tarif yang berlaku saat ini merupakan kebijakan tarif baru PT Watertech

Estate Cikarang setelah menaikkan tarif air sebesar Rp 1.000 pada bulan Maret

2013 untuk setiap blok konsumsi pelanggan. Hal ini dikarenakan semakin

tingginya biaya produksi yang harus dikeluarkan perusahaan dalam mengolah air

baku menjadi air bersih layak konsumsi untuk didistribusikan kepada pelanggan.

Kenaikan tarif air menjadi salah satu solusi bagi perusahaan untuk tetap dapat

memberikan kualitas dan pelayanan yang terbaik bagi pelanggan. Berikut adalah

perbandingan tarif lama dengan tarif baru PT Watertech Estate Cikarang yang

akan diuraikan pada Tabel 11.

Tabel 11 Perbandingan Tarif Lama dan Tarif Baru PT Watertech Estate Cikarang

Pelanggan Tarif lama Tarif baru

Blok 1

(0-10m3)

Blok 2

(11-21 m3)

Blok 3

(>21 m3)

Blok 1

(0-10 m3)

Blok 2

(11-21 m3)

Blok 3

(>21 m3)

Kelompok I

(sosial umum) 1 000 2 000 3 000 2 000 3 000 4 000

Kelompok II

(sosial

khusus)

2 000 3 000 4 000 3 000 4 000 5 000

Kelompok III

(rumah) 3 000 4 000 5 000 4 000 5 000 6 000

Kelompok IV

A (rumah

mewah dan

niaga kecil)

4 000 5 000 6 000 5 000 6 000 7 000

Kelompok IV

B (industri

kecil)

5 000 6 000 7 000 6 000 7 000 8 000

Kelompok IV

C (niaga

besar)

7 000 8 000 9 000 8 000 9 000 10 000

Kelompok V

(industri

besar)

9 000 10 000 11 000 10 000 11 000 12 000

Page 61: ANALISIS BIAYA PRODUKSI DAN HARGA AIR MINUM PADA … · Pustaka di bagian akhir . skrips. ... Tema yang dipilih dalam ... Permukiman dan Prasarana Wilayah, Departemen Kesehatan, Departemen

53

Pada Tabel terlihat bahwa telah terjadi kenaikan tarif sebesar Rp 1.000

pada setiap tingkat kelompok pelanggan atas blok konsumsi pemakaian air,

sehingga dapat menggambarkan perbandingan antara tarif lama dengan tarif baru.

Tarif dasar untuk blok konsumsi 1 sebelum adanya kenaikan tarif adalah Rp

4.000/m3 sementara berdasarkan perhitunga adalah Rp 3.535/m

3, artinya tarif

yang diberlakukan sudah mencapai kondisi biaya pemulihan penuh.

Mekanisme penetapan tarif diarahkan agar tarif rata-rata nilainya sama

atau lebih besar dibandingkan tarif dasar yang dibentuk. Pencapaian kondisi

pemulihan biaya penuh (full cost recovery), maka volume air yang terjual untuk

kategori tarif penuh lebih besar dibanding dengan tarif air yang dijual pada tarif

rendah. Tarif air dari kondisi full cost recovery memasukan biaya tetap baik

langsung maupun tidak langsung sebagai biaya usaha air.

Berikut ini adalah gambar grafik yang membandingkan antara tarif lama

dan tarif baru yang berlaku saat ini terhadap tarif dasar.

Gambar 5 Perbandingan Tarif Dasar Air PT Watertech Estate Cikarang

Dengan prinsip pemulihan biaya, penerimaan perusahaan seharusnya dapat

menutupi semua biaya atau pengeluaran perusahaan, sehingga dapat

menggantikan barang modal dan suatu investasi tertentu untuk pengembangan

usaha perusahaan. Akan tetapi telah terjadi kerugian usaha dari penerimaan

penjualan air pada PT Watertech Esate Cikarang sepanjang peridoe tahun 2011

Page 62: ANALISIS BIAYA PRODUKSI DAN HARGA AIR MINUM PADA … · Pustaka di bagian akhir . skrips. ... Tema yang dipilih dalam ... Permukiman dan Prasarana Wilayah, Departemen Kesehatan, Departemen

54

hingga tahun 2013 sebelum diberlakukan kebijakan kenaikan tarif. Penerimaan air

PT Watertech Estate Cikarang tahun 2011-2013 dijelaskan pada Lampiran 2.

Pada data tersebut menunjukkan bahwa penerimaan penjualan air PT

Watertech Estate Cikarang cenderung mengalami peningkatan. Pada periode

Januari 2011-Februari 2013 telah terjadi kerugian dari penerimaan penjualan air.

Kerugian paling besar terjadi pada bulan Januari 2011 sebesar Rp 394.338.172 hal

ini karena perusahaan baru mulai beroperasi. Adanya kenaikan bahan bakar

minyak mengakibatkan harga peralatan dan komponen biaya yang diperlukan

untuk produksi, distribusi, pemeliharaan serta pengelolaan air meningkat.

Kenaikan harga bahan bakar minyak, upah minimun rata-rata pegawai, dan harga

listrik per kwh untuk industri sangat berpengaruh terhadap biaya operasional

perusahaan sehingga diperlukan penyesuaian antara penerimaan dengan biaya

perusahaan. Oleh karena itu, pada bulan Maret 2013 kenaikan tarif mulai

diberlakukan. Adanya kenaikan tersebut penerimaan penjualan air terus

mengalami peningkatan, begitu juga dengan keuntungan usaha yang diterima

perusahaan dari penjualan air tersebut. Berikut adalah grafik laba dan rugi

perusahaan tahun 2011 sampai 2013.

Gambar 6. Grafik laba dan rugi PT Watertech Estate Cikarang Tahun 2011-2013

Pada gambar diatas dapat dilihat bahwa kenaikan tarif pada bulan Maret

2013 (bulan ke-27) memberikan dampak positif bagi perusahaan air ini.

Penerimaan perusahaan atas penjualan air setelah adanya kenaikan tarif berada

Page 63: ANALISIS BIAYA PRODUKSI DAN HARGA AIR MINUM PADA … · Pustaka di bagian akhir . skrips. ... Tema yang dipilih dalam ... Permukiman dan Prasarana Wilayah, Departemen Kesehatan, Departemen

55

diatas grafik total biaya produksi air. Demikan halnya pada grafik keuntungan

(laba/rugi) perusahaan, pada bulan ke-27 menunjukkan angka positif. Artinya

pada kondisi ini perusahaan sudah tidak mengalami kerugian. Dengan demikian,

dapat disimpulkan bahwa kebijakan kenaikan tarif memberikan dampak positif

bagi keuntungan PT Watertech Estate Cikarang.

Penetapan tarif air oleh PT Watertech Estate Cikarang telah mencapai

kondisi biaya pemulihan penuh (full cost recovery) yang berarti pendapatan

perusahaan dapat menutupi semua biaya atau pengeluaran perusahaan dan bisa

memberikan suatu tingkat hasil investasi tertentu diantaranya untuk

pengembangan usaha perusahaan. Penetapan tarif air juga harus memperhatikan

kemampuan para pelanggan dan subsidi silang diantara para pelanggan yang

bertujuan untuk membantu pelanggan yang tidak mampu membayar tarif di

tingkat kebutuhan dasar (10 m³ per bulan tiap rumah tangga) dan menetapkan tarif

yang lebih tinggi bagi pelanggan yang menggunakan air diatas kebutuhan dasar.

Hal ini dilakukan dalam rangka menciptakan efisiensi pemakaian air.

Selain itu, dapat disimpulkan bahwa penetapan tarif air minum oleh PT

Watertech Estate Cikarang didasarkan pada kombinasi antara konsep diskriminasi

harga (price discrimination) yang didasarkan pada kemampuan membayar dan

konsep struktur tarif increasing block tariff . Konsep diskriminasi harga bertujuan

untuk mendorong terjadinya subsidi silang (cross subsidies) dari golongan

masyarakat yang berpendapatan tinggi ke masyarakat yang berpendapatan rendah.

Sedangkan konsep increasing block tariff bertujuan untuk menimbulkan upaya

menekan konsumsi oleh pelanggan karena dengan semakin tinggi konsumsi air

maka secara progresif semakin besar tarif air minum per m³ yang dibayar.

Perbaikan mutu pelayanan merupakan pertimbangan yang harus dijadikan

dasar peningkatan tarif. Pencapaian target pemulihan biaya penuh dilakukan untuk

transparansi biaya dan hasil positif berupa keuntungan sehingga dapat digunakan

untuk penambahan area pelayanan dan fasilitas penyediaan air bagi masyarakat

pelanggan PT Watertech Estate Cikarang kedepannya secara menyeluruh.

Page 64: ANALISIS BIAYA PRODUKSI DAN HARGA AIR MINUM PADA … · Pustaka di bagian akhir . skrips. ... Tema yang dipilih dalam ... Permukiman dan Prasarana Wilayah, Departemen Kesehatan, Departemen

56

BAB VII

SIMPULAN DAN SARAN

7.1 Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian mengenai Analisis Biaya Produksi dan Harga

Air Minum PT Watertech Estate Cikarang dapat ditarik beberapa simpulan antara

lain:

1. Jumlah produksi air PT Watertech Estate Cikarang masih lebih tinggi dari

target pelayanan dalam rencana kerja. Cakupan pelayanan sudah mencapai

50 % dari target pelayanan kebutuhan air total. Potensi pemenuhan kebutuhan

air untuk keseluruhan jumlah penduduk di wilayah pelayanan masih tinggi

karena sumber air baku cukup tersedia dan permintaan masyarakat yang tinggi.

2. Secara keseluruhan komponen biaya pengelolaan dan produksi air mengalami

pertumbuhan yang positif. Hal ini dapat diasumsikan bahwa meningkatnya

biaya pengelolaan menunjukkan kondisi pengelolaan yang semakin membaik.

Artinya telah terjadi peningkatan pelayanan setelah diterapkannya tarif baru

dengan adanya penambahan fasilitas serta investasi perusahaan yang berujung

pada kesejahteraan masyarakat.

3. Variabel air baku dan penggunaan listrik berpengaruh nyata dan positif

terhadap produksi air. Penggunaan bahan kimia dalam model ini tidak

berpengaruh secara statistik namun secara ekonomi bahan kimia dalam

produksi air merupakan komponen penting, ketika terdapat variabel

pencemaran didalamnya dapat dilihat bahwa pada dasarnya yang lebih

berpengaruh adalah kualitas air yang akan diolah yang kemudian akan

menentukan jumlah penggunaan bahan kimia.

4. Tarif yang berlaku di PT Watertech Estate Cikarang telah memenuhi besaran

tarif dengan mekanisme biaya pemulihan penuh. Berdasarkan mekanisme

penetapan tarif full cost recovery maka diperoleh tarif dasar sebesar Rp

3.535/m3. Terdapat lima kelompok yang mendapatkan subsidi dengan total

subsidi sebesar Rp 1.386.922.515 dan rata-rata subsidi sebesar Rp 1.047/m3.

Setelah adanya kenaikan tarif, terdapat tiga kelompok pelanggan yang

mendapatkan subsidi dengan total subsidi sebesar Rp 453.042.830 dan rata-rata

subsidi adalah Rp 1.558/m3.

Page 65: ANALISIS BIAYA PRODUKSI DAN HARGA AIR MINUM PADA … · Pustaka di bagian akhir . skrips. ... Tema yang dipilih dalam ... Permukiman dan Prasarana Wilayah, Departemen Kesehatan, Departemen

57

5. Pada bulan Maret 2013 telah terjadi kenaikan tarif air yang memberikan

dampak positif bagi keuntungan PT Watertech Estate Cikarang. Kenaikan

harga bahan bakar minyak, upah minimun rata-rata pegawai, dan harga listrik

per kwh untuk industri sangat berpengaruh terhadap biaya operasional

perusahaan sehingga diperlukan penyesuaian antara penerimaan dengan biaya

perusahaan. Adanya kenaikan tarif air tersebut penerimaan penjualan air terus

mengalami peningkatan, begitu juga dengan keuntungan usaha yang diterima

perusahaan.

7.2 Saran

1. Proses pengolahan air baku menjadi air bersih dan air minum membutuhkan

proses produksi yang efisien. Penggunaan bahan kimia baik jumlah maupun

jenis, penggunaan daya listrik, kuantitas air baku dan variabel fisik teknik

lainnya harus diperhitungkan secara efisien dan efektif. Pertimbangan

mengenai variabel lingkungan salah satunya pencemaran air yang tertuang

dengan tingkat kualitas air juga harus diperhitungkan, agar produksi yang

dihasilkan oleh PT Watertech Estate Cikarang lebih optimum.

2. Penelitian mengenai willingness to pay pelanggan terhadap pelayanan air bersih

menarik untuk dikaji. Kajian mengenai rasio produktivitas antar tahun,

mekanisme biaya pemulihan penuh pada tahun selanjutnya, perspektif

pelanggan air PT Watertech Estate Cikarang serta proyeksi kebutuhan air

dikaitkan dengan variabel sosial ekonomi lainnya yaitu tingkat pendapatan

masyarakat juga menarik untuk menjadi kajian yang dapat diteliti.

Page 66: ANALISIS BIAYA PRODUKSI DAN HARGA AIR MINUM PADA … · Pustaka di bagian akhir . skrips. ... Tema yang dipilih dalam ... Permukiman dan Prasarana Wilayah, Departemen Kesehatan, Departemen

58

DAFTAR PUSTAKA

Anwar, Affendi. 1992. Masalah Pengembangan Sumberdaya Air dan Pembiayaan

Investasi Irigasi. Makalah dalam Seminar Pengkajian Kebijaksanaan

Pengelolaan Sumberdaya Air Jangka panjang di Indonesia di Bappenas

tanggal 28-29 Juli 1992. Jakarta.

Ariestis. 2004. Analisis Ekonomi Pengelolaan Sumberdaya Air dalam Kerangka

Kebijakan Pra dan Pasca Privatisasi. Skripsi. Departemen Ilmu-Ilmu Sosial

Ekonomi Pertanian. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor.

Arifah, F. N. 2008. Analisis Willingness to Pay Petani Terhadap Peningkatan

Pelayanan Irigasi melelui Rehabilitasi Jaringan Irigasi. Skripsi. Program

Studi Ekonomi Pertanian dan Sumberdaya. Fakultas Pertanian. Institut

Pertanian Bogor.

Brouwer, R and D. Pearce. 2005. Cost-Benefit Analysis and Water Resources

Management. Edward Elgar Publishing Limited. Cheltenham.

Esanawati, Ratih. 2009. Analisis Ekonomi Fungsi Produksi, Penetapan Tarif dan

Alokasi Air Minum yang Efisien Studi Kasus: PDAM Tirta Patriot.

Skripsi. Jurusan Ekonomi Sumberdaya Lingkungan. Fakultas Ekonomi

dan Manajemen. Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Fadillah, Nurul. 2011. Analisis Ekonomi Pengelolaan Sumberdaya Air pada

Instalasi Pengolahan Air di PDAM Bekasi. Skripsi. Departemen Ekonomi

Sumberdaya Dan Lingkungan. Fakultas Ekonomi dan Manajemen. Institut

Pertanian Bogor. Bogor.

Fauzi, Akhmad. 2006. Ekonomi Sumberdaya Alam dan Lingkungan. Jakarta :

Gramedia Pustaka Utama.

Hanley, N. and C.L. Spash. 1993. Cost Benefit Analysis and The Environment.

Departement of Economics University of Stirling Scotland.

Kusuma, N. E. 2006. Analisis Ekonomi Pengelolaan Sumberdaya Air dan

Kebijakan Tarif Air PDAM Kota Madiun. Skripsi. Program Studi

Ekonomi Pertanian Sumberdaya. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian

Bogor.

Page 67: ANALISIS BIAYA PRODUKSI DAN HARGA AIR MINUM PADA … · Pustaka di bagian akhir . skrips. ... Tema yang dipilih dalam ... Permukiman dan Prasarana Wilayah, Departemen Kesehatan, Departemen

59

Lestari, D. K. 2006. Analisis Willingness to Pay Konsumen Rumah Tangga

Terhadap Peningkatan Pelayanan PDAM dan Faktor-Faktor yang

mempengaruhinya. Skripsi. Program Studi Ekonomi Pertanian dan

Sumberdaya. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor.

Lipsey, Richard. G et.al. 1995. Pengantar Mikroekonomi. Wasana, Jaka,

penerjemah. Binarupa Aksara. Jakarta. Terjemahan dari Economics 10th

.

Putri, A. T. 2007. Analisis Ekonomi Kebijakan Tarif Air PDAM Kota Bandung

serta Respon Pelanggan Terhadap Peningkatan Tarif. Skripsi. Program

Studi Ekonomi Pertanian dan Sumberdaya. Fakultas Pertanian. Institut

Pertanian Bogor.

Ristiani, Mira. 2005. Analisis Harga Pokok Air Bersih PDAM dan Respon

Konsumen terhadap Kebijakan Tarif Air Minum (Studi Kasus di PDAM

Kabupaten Bogor). Skripsi. Jurusan Ilmu-Ilmu Sosial Ekonomi Pertanian,

Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor. Bogor.

Sanim, Bunasor. 2011. Sumberdaya Air dan Kesejahteraan Publik. IPB Press.

Bogor.

Simanjuntak, G. E. 2009. Analisis Willingness To Pay Masyarakat Terhadap

Peningkatan Pelayanan Sistem Penyediaan Air Bersih Dengan WSLIC

(Water Sanitation For Low Income Community). Skripsi. Program Studi

Sumberdaya dan Lingkungan. Fakultas Ekonomi dan Manajemen. Institut

Pertanian Bogor.

Sudrajat, Jajat. 1997. Analisis Ekonomi Pengelolaan Air PDAM di Kotamadya

Pontianak (Suatu Kajian Pengembangan Kebijaksanaan Ekonomi dalam

Pengelolaan Sumber Daya Air). Tesis. Program Pascasarjana, Institut

Pertanian Bogor. Bogor.

Suparmoko.1995. Ekonomi Sumberdaya Alam dan Lingkungan (Suatu

Pendekatan Teoritis). BPFE. Yogyakarta.

Syaukat, Yusman. 2000. Economics of Integrated Surface and Groundwater Use

Management In The Jakarta region, Indonesia. Tesis. The University of

Guelph : The Faculty of Graduate Studies.

Tietenberg, Thomas H. 1984. Environmental and Natural Resource Economics.

Scott, Foresman and Company. United States.

Page 68: ANALISIS BIAYA PRODUKSI DAN HARGA AIR MINUM PADA … · Pustaka di bagian akhir . skrips. ... Tema yang dipilih dalam ... Permukiman dan Prasarana Wilayah, Departemen Kesehatan, Departemen

60

LAMPIRAN

Page 69: ANALISIS BIAYA PRODUKSI DAN HARGA AIR MINUM PADA … · Pustaka di bagian akhir . skrips. ... Tema yang dipilih dalam ... Permukiman dan Prasarana Wilayah, Departemen Kesehatan, Departemen

61

Lampiran 1

Komponen Biaya Pengelolaan Air PT Watertech Estate Tahun 2011-2013

Tahun Bulan Produksi

Air (m3)

Jumlah

Pelanggan

Biaya

Ekspansi

(Rp)

Biaya Tetap Biaya Variabel Biaya Total

2011 1 2.730 - 466.696.218 80.247.652 394.338.172 941.282.042

2 3.640 49 297.223.766 247.307.150 360.772.222 905.303.138

3 5.460 177 261.867.516 98.196.456 380.460.372 740.524.344

4 10.920 498 264.935.915 178.132.406 378.809.222 821.877.543

5 16.500 822 213.276.066 94.555.726 377.261.722 685.093.514

6 19.290 954 173.923.566 173.774.947 382.836.222 730.534.735

7 30.450 1.158 335.943.066 514.105.897 380.232.322 1.230.281.285

8 31.488 1.305 489.980.066 80.591.724 384.872.222 955.444.012

9 32.526 1.418 248.833.965 225.093.064 396.980.108 870.907.137

10 33.564 1.616 540.189.396 428.552.232 397.796.457 1.366.538.085

11 34.602 1.763 263.187.166 319.069.536 441.761.622 1.024.018.324

12 35.640 1.949 455.494.004 354.525.056 393.737.722 1.203.756.782

2012 1 46.860 2.181 255.419.096 360.242.705 371.564.272 987.226.073

2 43.764 2.365 158.490.726 370.364.663 392.842.422 921.697.811

3 48.453 2.532 118.784.826 302.181.899 404.321.242 825.287.967

4 46.950 2.708 132.188.866 337.256.927 379.474.047 848.919.840

5 48.484 2.865 170.037.901 316.666.359 417.180.697 903.884.957

6 47.010 3.112 216.070.683 303.812.340 403.761.883 923.644.906

7 49.600 3.215 204.151.848 314.462.097 387.255.382 905.869.327

8 49.650 3.281 84.080.601 334.771.172 360.772.222 779.623.995

9 52.500 3.429 73.624.016 316.349.417 429.269.956 819.243.389

10 55.770 3.539 178.882.315 299.276.811 367.266.522 845.425.648

11 58.050 3.648 173.229.434 294.271.264 414.581.722 882.082.420

12 75.900 3.758 178.346.106 353.408.316 387.681.422 919.435.845

2013 1 76.470 3.852 36.673.066 283.807.270 394.526.922 715.007.259

2 70.500 3.938 22.905.266 266.017.456 405.662.176 694.584.899

3 72.000 4.024 40.923.666 251.894.465 426.989.721 719.807.852

4 75.720 4.106 48.994.526 320.303.181 407.218.104 776.515.811

5 79.620 4.167 129.370.406 256.716.995 438.551.560 824.638.961

6 82.050 4.233 58.898.866 251.800.381 410.493.536 721.192.783

7 91.505 4.294 84.925.146 401.811.711 400.451.032 887.187.889

8 90.806 4.333 63.706.766 262.069.128 439.687.316 765.463.210

9 93.161 4.414 49.763.136 256.070.423 424.740.255 730.573.814

10 112.452 4.466 22.905.266 266.675.260 425.163.499 714.744.025

11 117.231 4.531 102.607.421 347.618.044 437.071.840 887.297.305

12 111.977 4.595 24.817.666 290.405.014 432.918.604 748.141.284

Rata-rata 54.258 2.758 184.481.898 282.011.254 400.814.021 867.307.172

Laju

Pertumbuhan 20,65% 24,30% 9,48% 14,93% 19,36% 13,89%

Jan 2011-Feb

2013 27,60% 19,94% 12,18% 20,38% 27,67% 19,07%

Maret 2013-Des

2013 30,30% 1,55% 28,97% 27,52% 29,82% 29,01%

Sumber: PT Watertech Estate Cikarang, 2014 (diolah)

Page 70: ANALISIS BIAYA PRODUKSI DAN HARGA AIR MINUM PADA … · Pustaka di bagian akhir . skrips. ... Tema yang dipilih dalam ... Permukiman dan Prasarana Wilayah, Departemen Kesehatan, Departemen

62

Lampiran 2

Penerimaan Air PT Watertech Estate Cikarang Tahun 2011-2013

Tahun Bulan Air Terjual (m3) Penerimaan Air (Rp)

Biaya Produksi

Air (Rp)

Laba/Rugi

(Rp)

2011

1 0 0 394.338.172 (394.338.172)

2 391 2.489.500 360.772.222 (358.282.722)

3 917 7.095.500 380.460.372 (373.364.872)

4 5.736 34.592.000 378.809.222 (344.217.222)

5 8.903 54.646.000 377.261.722 (322.615.722)

6 12.801 76.431.000 382.836.222 (306.405.222)

7 13.127 80.715.000 380.232.322 (299.517.322)

8 17.165 102.665.500 384.872.222 (282.206.722)

9 18.294 109.639.000 396.980.108 (287.341.108)

10 23.583 142.873.250 397.796.457 (254.923.207)

11 27.393 164.360.000 441.761.622 (277.401.622)

12 29.593 178.668.650 393.737.722 (215.069.072)

2012

1 35.428 212.512.000 371.564.272 (159.052.272)

2 37.721 223.459.450 392.842.422 (169.382.972)

3 40.365 240.478.950 404.321.242 (163.842.292)

4 46.074 274.311.950 379.474.047 (105.162.097)

5 46.873 276.825.950 417.180.697 (140.354.747)

6 50.511 299.586.050 403.761.883 (104.175.833)

7 53.316 308.260.500 387.255.382 (78.994.882)

8 46.785 281.880.550 360.772.222 (78.891.672)

9 64.551 380.798.200 429.269.956 (48.471.756)

10 60.103 355.139.950 367.266.522 (12.126.572)

11 66.130 389.906.550 414.581.722 (24.675.172)

12 67.481 387.681.422 402.225.000 (14.543.578)

2013

1 66.700 394.526.922 398.377.850 (3.850.928)

2 68.452 405.019.450 405.662.176 (642.726)

3 65.516 453.527.200 426.989.721 26.537.479

4 72.078 498.137.050 407.218.104 90.918.946

5 72.406 499.825.400 438.551.560 61.273.840

6 76.102 525.706.850 410.493.536 115.213.314

7 73.710 511.908.200 400.451.032 111.457.168

8 70.562 490.391.900 439.687.316 50.704.584

9 79.253 547.080.200 424.740.255 122.339.945

10 80.224 556.461.350 425.163.499 131.297.851

11 81.803 562.488.750 437.071.840 125.416.910

12 85.407 588.752.450 432.918.604 155.833.846

Page 71: ANALISIS BIAYA PRODUKSI DAN HARGA AIR MINUM PADA … · Pustaka di bagian akhir . skrips. ... Tema yang dipilih dalam ... Permukiman dan Prasarana Wilayah, Departemen Kesehatan, Departemen

63

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI

NOMOR 23 TAHUN 2006

TENTANG

PEDOMAN TEKNIS DAN TATA CARA PENGATURAN TARIF AIR

MINUM

PADA PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MENTERI DALAM NEGERI,

Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 60 ayat (8) Peraturan

Pemerintah Nomor 16 Tahun 2005, tentang Pengembangan Sistem

Penyediaan Air Minum perlu menetapkan Peraturan Menteri

Dalam Negeri tentang Pedoman Teknis dan Tata Cara Pengaturan

Tarif Air Minum Pada Perusahaan Daerah Air Minum;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1962 tentang Perusahaan

Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1962

Nomor 10, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Nomor 2387);

2. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan

Konsumen (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

1999 Nomor 42, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 3821);

3. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya

Air (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004

Nomor 32, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Nomor 4377);

4. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan

Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 4389);

5. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang

Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah

dengan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2005 tentang

Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang

Nomor 3 Tahun 2005 tentang Perubahan Atas Undang-

Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah

Menjadi Undang-Undang (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2005 Nomor 108, Tambahan Lembaran

Negara Republik Indonesia Nomor 4493);

6. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan

Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Daerah (Lembaran

Page 72: ANALISIS BIAYA PRODUKSI DAN HARGA AIR MINUM PADA … · Pustaka di bagian akhir . skrips. ... Tema yang dipilih dalam ... Permukiman dan Prasarana Wilayah, Departemen Kesehatan, Departemen

64

Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

4438);

7. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2005 tentang

Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 33,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

4490);

8. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang

Pedoman Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan

Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 2005 Nomor 165, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 4593);

9. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 47 Tahun 1999

tentang Pedoman Penilaian Kinerja Perusahaan Daerah Air

Minum;

10. Keputusan Menteri Negara Otonomi Daerah Nomor 8 Tahun

2000 tentang Pedoman Akuntansi Perusahaan Daerah Air

Minum;

11. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 130 Tahun 2003

tentang Organisasi dan Tata Kerja Departemen Dalam Negeri.

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : PEDOMAN TEKNIS DAN TATA CARA PENGATURAN TARIF

AIR MINUM PADA PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM.\

BAB I

KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan ini yang dimaksud dengan:

1. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Provinsi dan/atau Pemerintah

Kabupaten/Kota.

2. Kepala Daerah adalah Gubernur atau Bupati atau Walikota.

3. Perusahaan Daerah Air Minum selanjutnya disingkat PDAM adalah Badan

Usaha Milik Daerah yang bergerak di bidang pelayanan air minum.

4. Air Minum adalah air minum produksi PDAM.

5. Direksi adalah Direksi PDAM.

6. Badan Pengawas adalah Badan Pengawas PDAM.

7. Pelanggan adalah Perorangan atau Badan yang memanfaatkan air minum dari

PDAM dan terdaftar sebagai pelanggan.

8. Standar Kebutuhan Pokok Air Minum adalah kebutuhan air sebesar 10 meter

kubik/kepala keluarga/bulan atau 60 liter/orang/hari, atau sebesar satuan

volume lainnya yang ditetapkan Iebih lanjut oleh Menteri yang

menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang sumber daya air.

Page 73: ANALISIS BIAYA PRODUKSI DAN HARGA AIR MINUM PADA … · Pustaka di bagian akhir . skrips. ... Tema yang dipilih dalam ... Permukiman dan Prasarana Wilayah, Departemen Kesehatan, Departemen

65

9. Biaya Usaha adalah total biaya untuk menghasilkan air minum yang

mencakup biaya sumber air, biaya pengolahan air, biaya transmisi dan

distribusi, biaya kemitraan, dan biaya umum dan administrasi.

10. Biaya Dasar adalah Biaya Usaha dibagi Volume Air Terproduksi dikurangi

Volume Kehilangan Air Standar.

11. Tarif air minum PDAM yang selanjutnya disebut tarif adalah kebijakan harga

jual air minum dalam setiap meter kubik (m3) atau satuan volume lainnya

sesuai kebijakan yang ditentukan Kepala Daerah dan PDAM yang

bersangkutan.

12. Tarif Rendah adalah tarif bersubsidi yang nilainya lebih rendah dibanding

Biaya Dasar.

13. Tarif Dasar adalah tarif yang nilainya sama atau ekuivalen dengan Biaya

Dasar.

14. Tarif Penuh adalah tarif yang nilainya lebih tinggi dibanding Biaya Dasar

karena mengandung tingkat keuntungan dan kontra subsidi silang.

15. Tarif Rata-rata adalah total pendapatan tarif dibagi total volume air terjual.

BAB II

DASAR KEBIJAKAN PENETAPAN TARIF

Pasal 2

Penetapan tarif didasarkan pada prinsip:

a. keterjangkauan dan keadilan;

b. mutu pelayanan;

c. pemulihan biaya;

d. efisiensi pemakaian air;

e. transparansi dan akuntabilitas; dan

f. perlindungan air baku.

Pasal 3

(1) Tarif untuk standar kebutuhan pokok air minum harus terjangkau oleh daya

beli masyarakat pelanggan yang berpenghasilan sama dengan Upah Minimum

Provinsi.

(2) Tarif memenuhi prinsip keterjangkauan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

apabila pengeluaran rumah tangga untuk memenuhi standar kebutuhan pokok

air minum tidak melampaui 4% (empat perseratus) dari pendapatan

masyarakat pelanggan.

(3) Keadilan dalam pengenaan tarif dicapai melalui penerapan tarif diferensiasi

dengan subsidi silang antar kelompok pelanggan.

Pasal 4

Tarif ditetapkan dengan mempertimbangkan keseimbangan dengan tingkat mutu

pelayanan yang diterima oleh pelanggan.

Pasal 5 (1) Pendapatan PDAM harus memenuhi prinsip pemulihan biaya.

(2) Pemulihan biaya secara penuh (full cost recovery) dicapai dari hasil

perhitungan tarif rata-rata minimal sama dengan biaya dasar.

Page 74: ANALISIS BIAYA PRODUKSI DAN HARGA AIR MINUM PADA … · Pustaka di bagian akhir . skrips. ... Tema yang dipilih dalam ... Permukiman dan Prasarana Wilayah, Departemen Kesehatan, Departemen

66

(3) Untuk pengembangan pelayanan air minum Tarif Rata-rata direncanakan

harus menutup biaya dasar ditambah tingkat keuntungan yang wajar.

(4) Tingkat keuntungan yang wajar dicapai berdasarkan rasio laba terhadap

aktiva produktif sebesar 10% (sepuluh perseratus).

Pasal 6

(1) Efisiensi pemakaian air dicapai antara lain melalui penerapan tarif progresif.

(2) Tarif progresif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diperhitungkan melalui

Penetapan blok konsumsi.

(3) Tarif progresif dikenakan kepada pelanggan yang konsumsinya melebihi

Standar Kebutuhan Pokok Air Minum.

Pasal 7

(1) Proses perhitungan dan penetapan tarif harus dilakukan secara transparan dan

akuntabel.

(2) Proses perhitungan dan penetapan tarif yang transparan sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) dilakukan PDAM dengan cara:

a. menyampaikan secara jelas informasi yang berkaitan dengan perhitungan

dan penetapan tarif kepada para pemangku kepentingan; dan

b. menjaring secara bersungguh-sungguh aspirasi yang berkaitan dengan

perhitungan dan penetapan tarif dari para pemangku kepentingan.

(3) Proses perhitungan dan penetapan tarif yang akuntabel sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) harus menggunakan landasan perhitungan yang

mudah dipahami dan dapat dipertanggungjawabkan kepada para pemangku

kepentingan.

Pasal 8

(1) Perhitungan tarif harus mempertimbangkan perlindungan dan pelestarian

fungsi sumber air dalam jangka panjang.

(2) Pengenaan tarif progresif sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 bertujuan

untuk perlindungan air baku.

BAB III

BLOK KONSUMSI DAN KELOMPOK PELANGGAN

Pasal 9

(1) Blok konsumsi pelanggan air minum PDAM meliputi:

a. Blok I; dan

b. Blok II.

(2) Blok I sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, merupakan blok

konsumsi air minum untuk memenuhi standar kebutuhan pokok.

(3) Blok II sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b, merupakan blok

konsumsi air minum untuk pemakaian di atas standar kebutuhan pokok.

Pasal 10

(1) Pelanggan PDAM dikiasifikasikan dalam 4 (empat) kelompok yaitu :

a. Kelompok I;

b. Kelompok II;

Page 75: ANALISIS BIAYA PRODUKSI DAN HARGA AIR MINUM PADA … · Pustaka di bagian akhir . skrips. ... Tema yang dipilih dalam ... Permukiman dan Prasarana Wilayah, Departemen Kesehatan, Departemen

67

c. Kelompok III; dan

d. Kelompok Khusus.

(2) Kelompok I sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, menampung jenis-

jenis pelanggan yang membayar tarif rendah untuk memenuhi standar

kebutuhan pokok air minum.

(3) Kelompok II sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b, menampung jenis-

jenis pelanggan yang membayar tarif dasar untuk memenuhi standar

kebutuhan pokok air minum.

(4) Kelompok Ill sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c, menampung

jenis-jenis pelanggan yang membayar tarif penuh untuk memenuhi standar

kebutuhan pokok air minum.

(5) Kelompok sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c, Khusus menampung

jenisjenis pelanggan yang membayar tarif air minum berdasarkan

kesepakatan.

Pasal 11

PDAM dapat menentukan kebijakan jenis-jenis pelanggan pada masing-masing

kelompok sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 ayat (1) berdasarkan kondisi

obyektif dan karakteristik pelanggan di daerah masing-masing sepanjang tidak

mengubah jumlah kelompok pelanggan.

BAB IV

PERHITUNGAN DAN PROYEKSI BIAYA USAHA DAN BIAYA DASAR

Pasal 12

(1) Biaya dasar yang diperlukan untuk memproduksi setiap meter kubik air

minum dihitung atas dasar biaya usaha dibagi dengan volume air terproduksi

dikurangi volume kehilangan air standar dalam periode satu tahun.

(2) Biaya usaha sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dihitung dengan

menjumlahkan seluruh biaya pengelolaan PDAM yang meliputi : biaya

sumber air, biaya pengolahan air, biaya transmisi dan distribusi, biaya

kemitraan, biaya umum dan administrasi, dan biaya keuangan dalam periode

satu tahun.

(3) Volume air terproduksi dihitung berdasarkan total volume air yang dihasilkan

oleh sistem produksi yang siap didistribusikan kepada konsumen dalam

periode satu tahun.

(4) Volume kehilangan air standar dihitung berdasarkan standar prosentase yang

ditetapkan oleh Menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di

bidang sumber daya air dikalikan volume air terproduksi.

Pasal 13

(1) Proyeksi biaya dasar dalam Rp/m3 atau Rp/satuan volume lainnya dihitung

atas dasar proyeksi biaya usaha dibagi dengan proyeksi volume air

terproduksi dikurangi proyeksi volume kehilangan air standar pada tahun

proyeksi.

(2) Proyeksi biaya usaha air minum dihitung berdasarkan data historis dengan

memperhatikan proyeksi tingkat harga, proyeksi tingkat inflasi, kemungkinan

Page 76: ANALISIS BIAYA PRODUKSI DAN HARGA AIR MINUM PADA … · Pustaka di bagian akhir . skrips. ... Tema yang dipilih dalam ... Permukiman dan Prasarana Wilayah, Departemen Kesehatan, Departemen

68

efisiensi biaya, rencana tingkat produksi, dan rencana investasi beserta

rencana sumber pendanaannya.

(3) Proyeksi volume air terproduksi dihitung berdasarkan data historis, dengan

memperhatikan rencana tingkat produksi, distribusi dan pengembangan usaha

baru.

(4) Proyeksi volume kehilangan air standar dihitung berdasarkan standar

prosentase yang ditetapkan oleh Menteri yang menyelenggarakan urusan

pemerintahan di bidang sumber daya air dikalikan proyeksi volume air

terproduksi.

Pasal 14

(1) Perhitungan dan proyeksi biaya yang akan dijadikan acuan dalam penetapan

tarif harus dilakukan secara wajar dan dapat dipertanggungjawabkan

(accountable dan auditable) serta mempertimbangkan aspek-aspek efisiensi

biaya.

(2) Untuk melakukan perhitungan dan proyeksi biaya harus dipersiapkan data

sebagai berikut:

a. komponen-komponen biaya sumber air;

b. komponen-komponen biaya pengolahan air;

c. komponen-komponen biaya transmisi dan distribusi;

d. komponen-komponen biaya kemitraan;

e. komponen-komponen biaya umum dan administrasi;

f. komponen-komponen biaya keuangan;

g. komponen-komponen aktiva produktif;

h. tingkat inflasi;

i. volume air terproduksi;

j. volume kehilangan air standar;

k. volume air terjual kepada kelompok pelanggan tarif rendah;

l. volume air terjual kepada kelompok pelanggan tarif dasar;

m. volume air terjual kepada kelompok pelanggan tarif penuh dan khusus;

n. blok konsumsi;

o. kelompok pelanggan;

p. jumlah pelanggan setiap blok konsumsi;

q. jumlah pelanggan setiap kelompok pelanggan;

r. tingkat konsumsi;

s. tarif yang berlaku;

t. komponen-komponen pendapatan penjualan air;

u. komponen-komponen pendapatan non air;

v. komponen-komponen pendapatan kemitraan;

w. tingkat elastisitas konsumsi air minum terhadap tarif;

x. rata-rata penghasilan masyarakat pelanggan; dan

y. upah minimum provinsi.

BAB V

PENDAPATAN DAN TARIF

Pasal 15

(1) Pendapatan PDAM terdiri dari :

Page 77: ANALISIS BIAYA PRODUKSI DAN HARGA AIR MINUM PADA … · Pustaka di bagian akhir . skrips. ... Tema yang dipilih dalam ... Permukiman dan Prasarana Wilayah, Departemen Kesehatan, Departemen

69

a. pendapatan penjualan air;

b. pendapatan non air; dan

c. pendapatan kemitraan.

(2) Pendapatan penjualan air sebagaiamana dimaksud pada ayat (1) huruf a,

meliputi :

a. harga air;

b. jasa administrasi termasuk abundemen; dan

c. pendapatan penjualan air lainnya.

(3) Pendapatan non air sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b meliputi :

a. pendapatan sambungan baru;

b. pendapatan sewa instalasi;

c. pendapatan pemeriksaan air lab;

d. pendapatan penyambungan kembali;

e. pendapatan denda;

f. pendapatan pemeriksaan instalasi pelanggan;

g. pendapatan penggantian meter rusak;

h. pendapatan penggantian pipa persil; dan

i. pendapatan non air Iainnya.

(4) Pendapatan kemitraan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c meliputi :

a. pendapatan royalti;

b. pembagian pendapatan dari kemitraan;

c. pembagian produksi dari kemitraan; dan

d. bagi hasil kerjasama.

Pasal 16

(1) Setiap pelanggan baru dikenakan biaya penyambungan.

(2) Biaya penyambungan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) termasuk biaya

pengadaan dan pemasangan meter.

(3) PDAM mengenakan beban tetap bulanan kepada setiap sambungan pelanggan

untuk biaya pemeliharaan meter dan biaya administrasi rekening.

(4) PDAM wajib mengupayakan agar meter air selalu berfungsi dengan baik,

dengan melakukan peneraan dan pemeliharaan yang memadai.

(5) PDAM dapat mengenakan beban tetap bulanan kepada pelanggan pasif.

Pasal 17

(1) Tarif dibedakan dalam 4 (empat) jenis, yaitu :

a. tarif rendah;

b. tarif dasar;

c. tarif penuh; dan

d. tarif kesepakatan.

(2) Tarif rendah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, nilainya Iebih

rendah dibanding biaya dasar.

(3) Tarif dasar sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b, nilainya sama atau

ekuivalen dengan biaya dasar.

(4) Tarif penuh sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c, nilainya Iebih

tinggi dibanding biaya dasar.

(5) Tarif kesepakatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d, nilainya

berdasarkan kesepakatan antara PDAM dengan pelanggan.

Page 78: ANALISIS BIAYA PRODUKSI DAN HARGA AIR MINUM PADA … · Pustaka di bagian akhir . skrips. ... Tema yang dipilih dalam ... Permukiman dan Prasarana Wilayah, Departemen Kesehatan, Departemen

70

Pasal 18

PDAM menetapkan struktur tarif berdasarkan ketentuan blok konsumsi,

kelompok pelanggan, dan jenis tarif.

Pasal 19

(1) Perhitungan tarif dilakukan dengan tahapan-tahapan sebagai berikut :

a. menghitung biaya dasar;

b. menghitung tarif dasar;

c. menghitung tarif rendah dan subsidi silang;

d. menghitung tarif penuh; dan

(2) Perhitungan tarif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan dengan

mengacu pada formula perhitungan tarif air minum.

(3) Besarnya subsidi silang dapat bervariasi antar kelompok pelanggan dalam

wilayah pelayanan yang berbeda dan dihitung dengan menggunakan formula

perhitungan subsidi.

BAB VI

MEKANISME DAN PROSEDUR PENETAPAN TARIF

Pasal 20

(1) Mekanisme penetapan tarif didasarkan asas proporsionalitas kepentingan:

a. masyarakat pelanggan;

b. PDAM selaku badan usaha dan penyelenggara; dan

c. pemerintah daerah selaku pemilik PDAM.

(2) Pertimbangan kepentingan masyarakat pelanggan sebagaimana dimaksud

pada ayat (1) huruf a, harus menjamin kepentingan konsumen.

(3) Pertimbangan kepentingan PDAM sebagaimana dimaksud dalam ayat (1)

huruf b, harus menjamin kepentingan PDAM sebagai badan usaha dan

penyelenggara dalam mencapai target pemulihan biaya penuh (full cost

recovery), mewujudkan visi, mengemban misi dan mencapai tujuan dan

sasaran pengembangan yang direncanakan di dalam rencana jangka panang

(corporate plan) PDAM yang bersangkutan.

(4) Pertimbangan kepentingan pemilik sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

huruf c, harus menjain kepentingan pemerintah daerah, pemilik modal atau

pemegang saham PDAM dalam memperoleh hasil atas pengelolaan PDAM

berupa pelayanan air minum yang berkualitas dan/atau keuntungan untuk

pengembangan pelayanan umum yang bersangkutan.

Pasal 21

(1) Tarif ditetapkan oleh kepala daerah berdasarkan usulan direksi setelah

disetujui oleh Dewan Pengawas.

(2) Konsep usulan tarif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diajukan oleh

direksi PDAM dengan mempertimbangkan mutu pelayanan, pemulihan biaya

dan target pengembangan tingkat pelayanan, dilengkapi data pendukung

sebagai berikut:

a. dasar perhitungan usulan penetapan tarif;

b. hasil perhitungan proyeksi biaya dasar;

Page 79: ANALISIS BIAYA PRODUKSI DAN HARGA AIR MINUM PADA … · Pustaka di bagian akhir . skrips. ... Tema yang dipilih dalam ... Permukiman dan Prasarana Wilayah, Departemen Kesehatan, Departemen

71

c. perbandingan proyeksi biaya dasar dengan tarif berlaku;

d. proyeksi peningkatan kualitas, kuantitas dan kontinuitas pelayanan;

e. perhitungan besaran subsidi yang diberikan kepada kelompok pelanggan

yang kurang mampu; dan

f. kajian dampak kenaikan beban per bulan kepada kelompok-kelompok

pelanggan.

(3) Konsep usulan penetapan tarif terlebih dahulu dikonsultasikan dengan wakil

atau forum pelanggan melalui berbagai media komunikasi untuk

mendapatkan umpan balik sebelum diajukan kepada kepala daerah.

(4) Konsep usulan penetapan tarif beserta data pendukung dan umpan balik dari

pelanggan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) diajukan secara

tertulis kepada kepala daerah melalui badan pengawas.

(5) Hasil pembahasan usulan penetapan tarif dan pendapat badan pengawas,

kepala daerah membuat ketetapan menyetujui atau menolak secara tertulis

kepada direksi PDAM paling lambat 2 (dua) bulan sejak usulan diterima.

(6) Berdasarkan penetapan tarif oleh kepala daerah sebagaimana dimaksud pada

ayat (5), direksi menerbitkan keputusan besarnya tarif bagi setiap pelanggan.

(7) Direksi melakukan sosialisasi keputusan besarnya tarif kepada masyarakat

pelanggan melalui media massa paling lama 30 (tiga puluh) hari sebelum tarif

baru diberlakukan secara efektif.

Pasal 22

(1) Penyesuaian tarif tahunan dilakukan dengan formula indeksasi dengan

memperhitungkan:

a. nilai indeks inflasi tahunan pada tahun yang bersangkutan yang diterbitkan

instansi pemerintah yang berwenang;

b. beban bunga pinjaman; dan/atau

c. parameter lain sesuai kontrak perjanjian kerjasama.

(2) Penyesuaian tarif sebagaimana dimaksud pada ayat (1), diusulkan oleh direksi

kepada kepala daerah melalui badan pengawas untuk ditetapkan.

Pasal 23

(1) Peninjauan tarif secara periodik dapat dilakukan dalam keadaan luar biasa

yang mengakibatkan diperlukannya perubahan rencana kerja perusahaan

(corporate plan).

(2) Untuk kesinambungan pelayanan PDAM paling lambat 5 (lima) tahun sekali

direksi dapat melakukan peninjauan tarif.

(3) Peninjauan tarif sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diusulkan oleh direksi

kepada Kepala Daerah melalui badan pengawas untuk ditetapkan.

Pasal 24

(1) Dalam hal Kepala Daerah menolak usul penetapan tarif yang diajukan direksi

dan telah disetujui badan pengawas berdasarkan perhitungan yang transparan

dan akuntabel, mengakibatkan tarif rata-rata berada di bawah biaya dasar,

pemerintah daerah mengupayakan subsidi untuk menutup kekurangannya

melalui APBD sesuai peraturan perundang-undangan.

(2) Untuk sinkronisasi perencanaan tarif dan pengembangan PDAM pada

umumnya dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah

Page 80: ANALISIS BIAYA PRODUKSI DAN HARGA AIR MINUM PADA … · Pustaka di bagian akhir . skrips. ... Tema yang dipilih dalam ... Permukiman dan Prasarana Wilayah, Departemen Kesehatan, Departemen

72

(RPJMD) dan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Direksi

wajib menyusun rencana jangka panjang perusahaan (corporate plan) serta

rencana kerja dan anggaran PDAM dengan melibatkan para pemangku

kepentingan (stakeholders).

(3) Pedoman penyusunan rencana jangka panjang perusahaan (corporate plan)

PDAM sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diatur oleh Menteri Dalam

Negeri.

BAB VII

PEMBINAAN DAN PENGAWASAN

Pasal 25

(1) Menteri Dalam Negeri melakukan pembinaan atas penetapan tarif.

(2) Gubernur melakukan pengawasan atas pelaksanaan pedoman penetapan tarif.

BAB VIII

KETENTUAN PERALIHAN

Pasal 26

Ketentuan peraturan perundang-undangan yang terkait dengan penetapan tarif air

minum pada PDAM yang ditetapkan Pemerintah Daerah disesuaikan paling lama

1 (satu) tahun sejak peraturan ini ditetapkan.

BAB IX

KETENTUAN PENUTUP

Pasal 27

Teknis penetapan tarif air minum pada PDAM tercantum dalam Lampiran

Peraturan ini.

Pasal 28

Pada saat berlakunya Peraturan ini, maka Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor

2 Tahun 1998 tentang Pedoman Penetapan Tarif Air Minum pada Perusahaan

Daerah Air Minum dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.

Pasal 29

Peraturan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di Jakarta

pada tanggal 3 Juli 2006

MENTERI DALAM NEGERI

Page 81: ANALISIS BIAYA PRODUKSI DAN HARGA AIR MINUM PADA … · Pustaka di bagian akhir . skrips. ... Tema yang dipilih dalam ... Permukiman dan Prasarana Wilayah, Departemen Kesehatan, Departemen

73

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Bogor pada tanggal 30 April 1992 dari ayah Pepen

Supendi dan ibu Cicih Yuningsih. Penulis adalah putri kedua dari tiga bersaudara.

Tahun 2010 penulis lulus dari SMA Negeri 5 Bogor dan pada tahun yang sama

penulis lulus seleksi masuk Institut Pertanian Bogor (IPB) melalui jalur Undangan

Seleksi Masuk IPB dan diterima di Departemen Ekonomi Sumberdaya dan

Lingkungan, Fakultas Ekonomi dan Manajemen.

Selama mengikuti perkuliahan, penulis menjadi asisten pengelolaan

beasiswa di Subdit Kesejahteraan Mahasiswa Direktorat Kemahasiswaan IPB.

Penulis juga aktif mengajar di bimbingan belajar Bintang Pelajar. Penulis juga

pernah aktif sebagai pengurus gedung asrama putri TPB IPB, staf Biro Human

Resource Development BEM FEM IPB pada tahun 2011/2012, badan pengawas

Himpro REESA tahun 2011/2012, staf Departemen Eksternal Sharia Economics

Student Club tahun 2012/2013, staf Kementerian Kebijakan Kampus tahun

2012/2013, dan aktif menjadi pengurus persatuan mahasiswa penerima Bidikmisi

tingkat IPB dan nasional.

Pengurus juga aktif mengikuti Program Kreativitas Mahasiswa (PKM)

dengan dua proposal bidang pengabdian masyarakat dan satu bidang gagasan

tertulis lolos didanai oleh DIKTI. Penulis aktif menjadi pekerja sosial dalam

pemberdayaan komunitas marjinal di Kota Bogor serta melakukan program

pengabdian masyarakat di Kampung Legok Nyenang, Desa Gunung Bunder

sebagai upaya pemberantasan buta huruf. Penulis juga pernah aktif membuat

tulisan yang berjudul Empowering Marginal Communities in Rain City to Shape

Human Resource Excellence and Entrepreneurship yang telah dipresentasikan

pada Shanghai International Conference on Social Science (SICSS) 2014 dan

buku Life Skill, Achieve Your Personal Best dengan nomor ISBN. 928-602-

98439-8-9.