departemen sdm

34
DEPARTEMEN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL - REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL MINERAL, BATUBARA DAN PANAS BUMI Jl. Prof. Dr. Supomo, SH No. 10 Jakarta-12870 Telepon/Faximile: (021)-8307836 Email : mbptadimbD.esdm.ao.id www.djmmbp.esdm.go.id Kotak Pos: 4632yKBY SURAT PERINTAH MULAI KERJA (SPMK) Nomor: 7/53/91.04/P2K-II/DJB/2009 Pada hari ini Senin tanggal Dua puluh tujuh bulan Juli Tahun dua ribu sembilan (27-07-2009) berdasarkan Surat Perjanjian Kerja/Kontrak Nomor: 6/53/91.04/P2K-II/DJB/2009 tanggal Dua puluh empat bulan Juli Tahun dua ribu sembilan (24-07-2009) kami yang bertanda tangan dibawah ini: I. Nama : Ir. Indriyatmoko, MM Jabatan : Pejabat Pembuat Komitmen Non Fisik Direktorat Jenderal Mineral, Batubara dan Panas Bumi Alamat : Jalan Prof. Dr. Supomo, SH. No. 10, Jakarta Selatan bertindak untuk dan atas nama Direktorat Jenderal Mineral, Batubara dan Panas Bumi yang selanjutnya disebut: PIHAK PERTAMA Memberi Perintah Kerja kepada: II. Nama : Dra. Muflizah Jabatan : Direktur Alamat : Jl. Raya Pasar Minggu No. 39A Duren Tiga Pancoran Jakarta Selatan, bertindak untuk dan atas nama PT. Tritunggal Selaras Consultant Utama yang selanjutnya disebut : PIHAK KEDUA Jenis Pekerjaan yang diperintahkan : Pemantauan Produksi dan Evaluasi Kebutuhan Mineral Industri di Pulau Jawa. Jumlah Harga : Rp. 449.000.000,- (Empat ratus empat puluh sembilan juta rupiah.),

Upload: mzz-johnatan

Post on 24-Jun-2015

410 views

Category:

Documents


3 download

TRANSCRIPT

Page 1: departemen SDM

DEPARTEMEN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL - REPUBLIK INDONESIA

DIREKTORAT JENDERAL MINERAL, BATUBARA DAN PANAS BUMIJl. Prof. Dr. Supomo, SH No. 10 Jakarta-12870

Telepon/Faximile: (021)-8307836 Email : mbptadimbD.esdm.ao.id www.djmmbp.esdm.go.id Kotak Pos: 4632yKBY

SURAT PERINTAH MULAI KERJA (SPMK)Nomor: 7/53/91.04/P2K-II/DJB/2009

Pada hari ini Senin tanggal Dua puluh tujuh bulan Juli Tahun dua ribu sembilan (27-07-2009) berdasarkan Surat Perjanjian Kerja/Kontrak Nomor: 6/53/91.04/P2K-II/DJB/2009 tanggal Dua puluh empat bulan Juli Tahun dua ribu sembilan (24-07-2009) kami yang bertanda tangan dibawah ini:I. Nama : Ir. Indriyatmoko, MM

Jabatan : Pejabat Pembuat Komitmen Non Fisik Direktorat Jenderal Mineral, Batubara dan Panas Bumi

Alamat : Jalan Prof. Dr. Supomo, SH. No. 10, Jakarta Selatan bertindak untuk dan atas nama Direktorat Jenderal Mineral, Batubara dan Panas Bumi yang selanjutnya disebut: PIHAK PERTAMA

Memberi Perintah Kerja kepada:

II. Nama : Dra. MuflizahJabatan : DirekturAlamat : Jl. Raya Pasar Minggu No. 39A Duren Tiga Pancoran Jakarta

Selatan, bertindak untuk dan atas nama PT. Tritunggal Selaras Consultant Utama yang selanjutnya disebut : PIHAK KEDUA

Jenis Pekerjaan yang diperintahkan : Pemantauan Produksi dan Evaluasi Kebutuhan Mineral

Industri di Pulau Jawa.

Jumlah Harga : Rp. 449.000.000,- (Empat ratus empat puluh sembilan juta rupiah.),(rincian terlampir)

Pembayaran dilakukanmelalui : Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN) Jakarta II

dari Dana DIPA Direktorat Jenderal Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2008

Ditujukan kepada : PT. Tritunggal Selaras Consultant UtamaBank : Bank Mandiri KK Universitas PancasilaNo. Rek : 157-00-0044874-7

Pekerjaan tersebut :a. Dimulai tanggal : 27 Juli 2009b. Selesai tanggagal : 24 November 2009

Page 2: departemen SDM

Dengan ketentuan:

1. Jumlah harga tersebut akan dibayar dari dana DIPA Direktorat Jenderal Mineral, Batubara dan Panas Bumi Tahun Anggaran 2009;

2. Tidak diperkenankan mengadakan perubahan harga dan ketentuan-ketentuan yang tertuang dalam dokumen kontrok

3. Hasil pekerjaan secara keseluruhan diserahkan selambat-lambatnya tanggal 24 November 2009 kepada Pemberi Perintah (Pejabat Pembuat Komitmen Non Fisik) setelah dilakukan pemeriksaan/pengujian oleh Panitia Penguji dan Penerima Barang/Jasa Non Fisik yang diangkat berdasarkan Keputusan Direktur Jenderal Mineral, Batubara dan Panas Bumi No. 013.K/82/DJB/2009 tanggal 29 Januari 2009;

4. Segala sesuatu yang belum diatur/tercantum dalam ketentuan ini, berlaku ketentuan umum yang lazim dipakai dalam perjanjian/kontrak;

5. Apabila terjadi perselisihan maka kedua belah pihak akan mengupayakan penyelesaian secara musyawarah mufakat, namun bila tidak tercapai mufakat maka sepakat menyelesaikan secara hukum yang berlaku dengan memilih tempat yang sama dan sah di Kantor Panitera Pengadilan Negeri Jakarta Selatan;

6. Untuk setiap hari keterlambatan penyerahan hasil pekerjaan, maka kepada pelaksana pekerjaan akan dikenakan denda sebesar 1%0 (satu permit) dari nilai kontrak.

Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK) ini dibuat 6 (enam) eksemplar; 2 (dua) eksemplar diantaranya bermeterai secukupnya dan berlaku sah setelah ditandatangani oleh kedua belah pihak.

PIHAK KEDUAYANG DIBERI PERINTAH

PT. Tritunggal Selaras Consultant Uatama

Dra. MuflizahDirektur

PIHAK PERTAMAYANG MEMBERI PERINTAH

Pejabat Pembuat Komitmen Non FisikDitjen Mineral, Batubara dan Panas Bumi

Ir. Indriyatmoko, MMNIP. 100009684

Page 3: departemen SDM

DEPARTEMEN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL - REPUBLIK INDONESIA

DIREKTORAT JENDERAL MINERAL, BATUBARA DAN PANAS BUMIJl. Prof. Dr. Supomo, SH No. 10 Jakarta-12870

Telepon/Faximile: (021)-8307836 Email : mbptadimbD.esdm.ao.id www.djmmbp.esdm.go.id Kotak Pos: 4632yKBY

SURAT PERJANJIAN KERJA/KONTRAKJASA KONSULTANSI PEMANTAUAN PRODUKSI DAN EVALUASI KEBUTUHAN

MINERAL INDUSTRI Dl PULAU JAWA

DARI DANA DIPA DIREKTORAT JENDERAL MINERAL, BATUBARADAN PANAS BUMI

Tahun Anggaran 2009

Nomor: 6/53/91.04/P2K-II/DJ8/2009

Pada hari ini, Jum’at tanggal Dua puluh empat bulan Juli tahun duja ribu sembilan (24-07-2009), kami yang bertanda tangan dibawah ini:I. Nama : Ir. Indriyatmoko, M.M.

Jabatan : Pejabat Pembuat Kornitmen Non Fisik, Direktorat Jenderal Mineral, Batubara dan Panas Bumi

Alamat : Jl. Prof. Dr. Supomo, SH No. 10 Jakarta SelatanDalam hal ini bertindak untuk dan atas nama Direktorat Jenderal Mineral, Batubara dan Panas Bumi, sesuai Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor : 2960.K/73/MEM/2008 tanggal 30 Desember 2008 yang seianjutnya disebut PIHAK PERTAMA.

II. Nama : Dra. MuflizahJabatan : Direktur Alamat : Jl. Raya Pasar Minggu No. 39A Duren Tiga Pancoran Jakarta Selatan

Dalam hai ini bertindak untuk dan atas nama PT. Tritunggal Selaras Consultant Utama, sesuai Anggaran dasarnya berdasarkan Akte Pendirian PT Nomor : 251 Tanggal 22 Februari 2006 oleh Notaris Dradjat Darmadji, SH dengan Akta Perubshan rerakhir Nomor : 90 Tanggal 14 Agustus 2007 oleh Notaris Dradjat Darmadji, SH yang selanjutnya disebut PIHAK KEDUA.

Kedua belah pihak berdasarkan 1. Surat Penawaran Nomor: 61/Tender/VI/2009 Tanggal 24 Juni 20092. Surat Penetapan Peringkat Calon Pemenang Nomor : 4/53/91.04/P2K-II/DJB/2009 tanggal 10

Juli 2009;3. Surat Keputusan Penunjukan Pemenang Seleksi Umum Nomor : 5/53/91.04/P2K-II/DJB/2009

tanggal 23 Juli 2009.

Dengan ini menyatakan setuju dan sepakat untuk mengikatkan diri dalam suatu Perjanjian Pemborongan Pekerjaan Jasa Konsultansi Pemantauan Produksi dan Evaluasi Kebutuhan Mineral Industri di Pulau Jawa dengan nilai kontrak yang telah ditetapkan dan pasti, serta kedua belah pihak juga menyatakan setuju untuk melaksanakan perjanjian ini sesuai dengan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku di Indonesia, dengar ketentuan-ketentuan dan syarat-syarat sebagai berikut:

BAB I KETENTUAN UMUM

Page 4: departemen SDM

Pasal 1 Definisi

Istilah-istilah yang digunakan dalam Perjanjian/Kontrak sebagaimana disebut di bawah ini harus diartikan sebagai berikut:1. “Dokumen Kontrak” adalah perikatan secara tertulis berikut lampirannya yang memuat

persyaratan dan ketentuan yang harus dipenuhi oleh para pihak;2. “Tanggal Penyelesaian” adalah tanggal dimana Pengguna Barang/Jasa Pekerjaan telah

menerima hasil pekerjaan yang dituangkan dalam Berita Acara Penyerahan Pekerjaan;3. “Pengguna Barang/Jasa” adalah pihak yang ditujukan sebagai pemilik pekerjaan yang memberi

tugas kepada Penyedia Barang/Jasa untuk melaksanakan pemborongan pekerjaan sesuai dokumen kontrak atau disebut PIHAK PERTAMA:

4. “Penyedia Barang/Jasa” adalah perusahaan/mitra kerja yang telah ditunjuk untuk melaksanakan pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan dokumen Kontrak atau disebut PIHAK KEDUA;

5. “Penawar Penyedia Barang/Jasa” adalah Dokumen Penawar lengkap yang diajukan Penyedia Barang/Jasa kepada Pengguna Barang/Jasa;

6. “Harga Kontrak” adalah harga vang harus dibayarkan oleh PIHAK PERTAMA kepada PIHAK KEDUA berdasarkan kontrak;

7. “Panitia Pemeriksa/Penguji” adalah panitia yang diberi tugas dalam pemeriksaan/pengawasan pelaksanaan pekerjaan.

Pasal 2DOKUMEN KONTRAK

Dokumen Kontrak terdiri dan harus dibaca serta merupakan bagian dari Kontrak ini, yaitu :BAB I KETENTUAN UMUM

Pasal 1, Definisi Pasal 2, Dokumen Kontrak

BAB II TUGAS DAN LINGKUP PEKERJAANPasal 3, Jenis PekerjaanPasal 4, Ketentuan dan Dasar Pelaksanaan PekerjaanPasal 5, Jangka Waktu Pelaksanaan PekerjaanPasal 6, Pemeriksaan/Penguji PekerjaanPasal 7, Serah Terima PekerjaanPasal 8, Persyaratan Teknis Pekerjaan dan Tenaga Kerja

BAB III KEUANGANPasal 9, Harga Kontrak PekerjaanPasal 10, Tata Cara dan Syarat PembayaranPasal 11, Jaminan Uang Muka

BAB IV LAIN-LAINPasal 12, Hak dan Kewajiban Para PihakPasal 13, Kenaikan HargaPasal 14, Keadaan Kahar (Force Majeure)Pasal 15, Sangsi dan Denda Karena Keterlambatan

Page 5: departemen SDM

Pasal 16, ResikoPasal 17, Perselisihan dan DomisiliPasal 18, Pemutusan Hubungan KerjaPasal 19, Amandemen KontrakPasal 20, Ketentuan TambahanPasal 21, Penutup

Larnpiran : Dokumen Seleksi Umum/RKS, Berita Acara Prakualifikasi, Berita Acara Penjelasan Pekerjaan, Surat Penunjukan. Surat penawaran.

BAB II TUGAS/LINGKUP PEKERJAAN

Pasal 3 Jenis Pekerjaan

PIHAK PERTAMA memberikan tugas/pekerjaan kepada PIHAK KEDUA dan PIHAK KEDUA menerima tugas/pekerjaan dari PIHAK PERTAMA berupa Pekerjaan Jasa Konsultansi Pemantauan Produksi dan Evaluasi Kebutuhan Mineral Industri di Pulau Jawa sebagaimana tertera pada Dokumen Seleksi Umum Nomor : 6/53/91.04/PPBJ-II/DJB/DBP/2009 tanggal 16 Juni 2009.

Pasal 4 Ketentuan dan Dasar Pelaksanaan Pekerjaan

Pekerjaan tersebut dalam Pasal 1 harus dilaksanakan oleh PIHAK KEDUA, berdasarkan :

1. Undang-undang Nomor 41 Tahun 2008 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2009 (Lembaran Negara Rl Tahun 2008 Nomor 171, Tambahan Lembaran Negara Rl Nomor 4920)

2. Keputusan Presiden Nomor 80 Tahun 2003 tanggal 3 November 2003 tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 95 Tahun 2007 tanggal 23 Oktober 2007

3. Peraturan Menteri Keuangan Nornor : 134/PMK-06/2005 tanggal 27 Desember 2005 tentang Pedoman Pembayaran Dalam Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara

4. Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor : 2960.K/73/MEM/2008 tanggal 30 Desember 2008 tentang Pengangkatan Pengelolaan APBN Tahun Anggaran 2009 di Lingkungan Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral

5. Dokumen Seleksi Umum Nomor : 6/53/91.04/PPBJ-II/DJB/DBP/2009 tanggal 16 Juni 2009;6. Berita Acara Penjelasan Pekerjaan (Aanwijzing) Nomor : 8/53/91.04/PPBJ-II/DJB/DBP/2009

tanggal 18 Juni 2009.

Pasal 5 Jangka Waktu Pelaksanaan Pekerjaan

Seluruh pekerjaan sebagaimana dimaksud Pasal 3 tersebut di atas, harus dilaksanakan dalam jangka waktu 4 (empat) bulan terhitung sejak tanggal Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK) ditandatangani kedua belah pihak dan seluruh pekerjaan harus selesai dan diserahkan paling lambat tanggal 24 November 2009.

Page 6: departemen SDM

Pasal 6 Pemeriksaan/Pengujian Pekerjaan

1. Panitia Penguji/Penerima Barang/Jasa Non Fisik yang diangkat berdasarkan Keputusan Direktur Jenderal Mineral, Batubara dan Panas Bumi Nomor. 013.K/82/DJB/2009 tanggal 29 Januari 2009, untuk melakukan Pengujian/ Penerimaan terhadap pelaksanaan pekerjaan yang sudah dan sedang dilaksanakan oleh PIHAK KEDUA;

2. Setiap tahap pekerjaan yang sudah selesai atau yang akan diserahterimakan dari PIHAK KEDUA harus dilakukan Pengujian/Pemeriksaan yang dituangkan dalam Berita Acara;

3. Apabila hasil Pengujian/Pemeriksaan terhadap pekerjaan yang diserahkan oleh PIHAK KEDUA dinyatakan tidak memenuhi syarat sesuai ketentuan, maka PIHAK KEDUA diwajibkan untuk memperbaiki/mengganti sehingga memenuhi persyaratan yang ditentukan dalam Dokumen Seleksi Umum/RKS.

Pasal 7 Serah Terima Pekerjaan

1. Penyerahan pekerjaan dilakukan sesuai dengan yang tertuang dalam dokumen yang menyertai penyerahan pekerjaan;

2. Apabila hasil pekerjaan tidak sesuai dengan yang ditetapkan dalam Kontrak, PIHAK PERTAMA berhak menolak hasil pekerjaan tersebut, dan PIHAK KEDUA harus memperbaiki pekerjaan yang tidak sesuai tersebut dengan biaya sepenuhnya ditanggung penyedia barang/jasa;

3. Perpanjangan waktu penyerahan pekerjaan dapat dipertimbangkan atas permohonan tertulis dari PIHAK KEDUA dengan alasan/bukti yang dapat diterima oleh PIHAK PERTAMA sebelum berakhirnya batas waktu penyerahan pekerjaan yang dimaksud.

Pasal 8 Persyaratan Teknis Pekerjaan dan Tenaga Kerja

1. PIHAK KEDUA wajib melaksanakan pekerjaan sebagaimana yang dituangkan dalam dokumen Seleksi Umum;

2. PIHAK KEDUA harus memenuhi segala petunjuk pelaksanabn pekerjaan dan pengarahan serta perintah dari Pemberi Pekerjaan berdasarkan Kerangka Acuan Kerja (KAK);

3. PIHAK PERTAMA berhak untuk melakukan pengendalian pekerjaan yang terdiri atas pengawasan, pengoreksian dan pengujian pekerjaan dilakukan oleh Panitia Penerima/Penguji Barang/Jasa Non Fisik Direktorat Jenderal Mineral, Batubara dan Panas Bumi;

4. PIHAK KEDUA wajib menugaskan tenaga ahli dalam jumlah cukup sesuai kebutuhan pekerjaan;

5. Penunjukan/Penugasan tenaga ahli harus memenuhi kualifikasi, kemampuan dan pengalaman dibidangnya dengan melampirkan curiculum vitae;

6. Jika PIHAK PERTAMA memhta PIHAK KEDUA untuk mengganti tenaga ahli dengan alasan kurang memenuhi persyaratan, maka PIHAK KEDUA harus memenuhinya.

7. Cara Pelaksanaan Kegiatana. Metode Pelaksanaan

Pelaksanaan kegiatan Pemantauun Produksi den Evaluasi Kebutuhan Mineral Industri di Pulau Jawa dilakukan dengan inventarisasi data realisasi produksi dan penjualan bahan

Page 7: departemen SDM

galian nineral industri dan pemanfaatannya oleh sektor industri, serta analisa keekonomian dan evaluasi terhadap kebutuhan mineral industri

b. Tahap KegiatanTahapan pelaksanaan kegiatan Pemantauan Produksi dan Evaluasi Kebutuhan Mineral Industri di Pulau Jawa adalah sebagai berikut1. Inventarisasi data potensi, cadangan, produksi, penjualan dan pemanfaatan bahan galian

industri di Pulau Jawa melalui Dinas Pertambangan dan Energi Kabupaten/Provinsi maupun pelaku usaha pertambangan bahan galian industri di Pulau Jawa;

2. Inventarisasi sektor industri yang menggunakan bahan galian industri serta jumlah kebutuhannya;

3. Evaluasi dan analisis produksi bahan galian industri terhadap jumlah kebutuhan untuk sektor industri;

4. penyusunan data rencana suply dan demand mineral industri di Pulau Jawa;5. Diskusi dan konsolidasi di lingkungan Diqen Mineral, Batubara dan Panas Bumi6. Penyusunan Data dan Laporan Pemanvauan Produksi dan Evaluasi Kebutuhan Bahan

Galian Industri di Pulau Jawa/7. Rekomendasi prioritas bahan galian industri yang potensial di kembangkan di Pulau

jawa

Page 8: departemen SDM

BAB III KEUANGAN

Pasal 9 Harga Kontrak Pekerjaan

Jumlah harga keseluruhan pekerjaan adalah sebesar Pp. 449,000.000,- (Empat ratus empat puluh sembilan juta rupiah.),- termasuk didalamnya perhitungan-perhitungan pajak, dan semua kewajiban pembayaran lainnya yang menjadi tanggungan PIHAK KEDUA sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku, dan harga pekerjaan tersebut dibebankan pada Anggaran Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Direktorat Jenderal Mineral, Batubara dan Panas Bum! Nornor. 0150.0/020-06.1/-/2009 tanggal 31 Desember 2008 Tahun Anggaran 2009.

Pasal 10 Tata Cara dan Syarat-syarat Pembayaran

1 Pembayaran atas Harga Pekerjaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9, dilaksanakan. melalui Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN) Jakarta II, secara bertahap melalui rekening :

PT. Tritungpal Selaras Consultant UtamaBank : Bank Mandiri KK Universitas PancasilaNo. Rekening : 157-00-0044874-7

2 Pembayaran dilakukan 3 (tiga) kali angsuran berdasarkan prestasi pekerjaan yang telah selesai dilaksanakan oleh PIHAK KEDUA dan dibayarkan setelah dilakukan pengujian/pemeriksaan yang dituangkan dalam Berita Acara yang ditandatangani oleh kedua belah pihak.

3 Diberikan uang muka kepada PIHAK KEDUA sebesar 100% (Seratus persen) dari jaminan uang muka atau sebesar 20 % dari nilai kontrak, apabila PIHAK KEDUA berminat;

4 Pembayaran kepada PIHAK KEDUA dilakukan dengan pengaturan sebagai berikut:a. Apabila PIHAK KEDUA mengajukan uang muka perincian pembayarannya sebagai

berikut:

No Uraian Jumlah1 Pembayaran Uang Muka sebesar 20

% dari nilai kontrak borongan20% x Rp 449.000.000,- = Rp. 89.800.000,-Dh = Delapan puluh sembilan juta delapan ratus ribu rupiah,-

2 Pembayaran Tahap I sebesar 30 %

30% x Rp. 449.000.000,- = Rp. 134.700.000.-

Dikurangi Pengembalian Uang Muka 30% x Rp. 89.800.000,- = Rp. 26.940.000,-

Rp. 134.700.000,- - Rp 26.940.000,- = Rp. 107.760.000,-Dh = Seratus tujuh juta tujuh ratus enam puluh ribu rupiah,-

Page 9: departemen SDM

3 Pembayaran Tahap II sebesar 40 %40% x Rp. 449.000.000,- = Rp. 179.600.000,-Dikurangi Pengembalian Uang Muka 40% x Rp. 89.800.000,- = Rp. 35.920.000,-

Rp. 179.600.000,- - Rp 35.920.000,- = Rp. 143.680.000,-Dh = Seratus empat puluh tiga juta enam ratus delapan puluh ribu rupiah,-

4 Pembayaran Tahap III sebesar 30 %30% x Rp. 449.000.000,-

= Rp. 134.700.000,-Dikurangi Pengembalian Uang Muka 30% x Rp. 89.800.000,- = Rp. 26.940.000.-

Rp. 134.700.000,- - Rp 26.940.000,= Rp. 107.760.000,-

Dh = Seratus tujuh juta tujuh ratus enam puluh ribu rupiah.

b. Apabila PIHAK KEDUA tidak mengajukan uang Muka perincian pembayarannya sebagai berikut:1 Pembayaran tahap I : 30 % x Rp.449.000.000,- = Rp. 134.700.000,-(Seratus tiga puluh

empat juta tujuh ratus ribu rupiah) akan dibayarkan setelah PIHAK KEDUA menyerahkan Laporan Pendahuluan.

2 Pembayaran tahap II : 40 % x Rp. 449.000.000,- = Rp. 179.600.000.-(Seratus tujuh puluh sembilan juta enam ratus ribu rupiah) akan dibayarkan setelah PIHAK KEDUA menyerahkan Laporan Antara/Draf Laporan Akhir.

3 Pembayaran tahap III : 30 % x Rp. 449.000.000,- = Rp. 134.700.000,-(Seratus tiga puluh empat juta tujuh ratus ribu rupiah) akan dibayarkan setelah PIHAK KEDUA menyerahkan Laporan Akhir.

Pasal11 Jaminan Uang Muka

Apabila PIHAK KEDUA mengambil Uang Muka, sebagaimana. Pasal 10 ayat (4) huruf/kolom a, maka PIHAK KEDUA harus menyampaikan Jaminan Uang Muka dengan nilai sebesar Uang Muka 20 % dari nilai Kontrak atau sebesar Rp 89.800.000.,- (Delapan puluh sembilan juta delapan ratus ribu rupiah.),- yang dikeluarkan/diterbitkan oleh Bank Umum atau Bank Pemerintah.

BAB IV L A I N - L A I N

Pasal 12 Hak dan Kewajiban Para Pihak

1 Hak dan Kewajiban Pengguna Jasaa. Berhak menerima hasil pekerjaan dari Penyedia Jasa sesuai dengan jenis pekerjaan yang

diperjanjikan; b. Berhak meminta laporan-laporan secara periodik mengenai pelaksanaan pekerjaan yang

dilakukan oleh Penyedia Jasa; c. Berhak melakukan pengawasan, penelitian, pemeriksaan dan pengujian terhadap pekerjaan

yang dilakukan oleh Penyedia jasa, Pengujian/Evaluasi harus dilakukan bersama oleh Panitia Penguji Barang dan Jasa, kemudian hasil pemeriksaannya dituangkan dalam satu Berta Acara;

Page 10: departemen SDM

d. Berhak menolak atau mengembalikan hasil pekerjaan kepada Penyedia Jasa, apabila ternyata pekerjaan yang dilaksanakan tidak sesuai dengan perjanjian;

e. Berhak memeriksa dan menggandakan dokumen pengeluaran yang telah diaudit sampai dengan 1 (satu) tahun setelah berakhirnya kontrak dengan sepengetahuan Penyedia Jasa atau Kuasanya;

f. Berhak memiliki seluruh dokumen yang disiapkan oleh Penyedia Jasa; g. Berkewajiban membayar jumlah harga pekerjaan sesuai kontra-, perjanjian, apabila

Penyedia Jasa telah memenuhi semua kewajiban.

2 Hak dan Kewajiban Penyedia Jasaa. Berhak menentukan jadwal pelaksanaan pekerjaan yang akan dilaksanakan;b. Berhak menerima pembayaran dari Pengguna Jasa sesuai dengan Kontrak Perjanjian yang

telah ditetapkan; c. Berkewajiban merinci setiap biaya-biaya yang berhubungan dengan pelaksanaan perjanjian,

sehingga dapat dilakukan pemeriksaan keuangan; d. Berkewajiban melaporkan pelaksanaan pekerjaan secara periodik kepada Pengguna Jasa; e. Berkewajiban memberikan keterangan-keterangan yang diperlukan oleh oleh Pengguna jasa

sehubungan dengan pelaksanaan pekerjaan,f. Berkewajiban menyerahkan seluruh hasil pekerjaan yang telah dilaksanakan sesuai dengan

jadual yang telah ditetapkan dan Kontrak Perjanjian.

Pasal 13 Kenaikan Harga

Untuk pelaksanaan Kontrak Perjanjian ini tidak ada claim kenaikan harga kecuali Perintah secara khusus mengaturnya

Pasal 14 Keadaan Kahar

1. Yang dimaksud dengan keadaan kahar adalah suatu keadaan/kejadian diluar kekuasaan atau kemampuan kedua belah pihak, keadaan dimaksud antara lain, adalah : a. Peperangan; b. Kerusuhan; c. Kevoiusi; d. Bencana Alam (Banjir, Gempa Bumi, Badai, Gunung Meletus, Tanah Longsor, Wabah

Penyakit dan Angin Ribut) e. Kebakaran; f. Pemogokan.

2. Dalam hal terjadi keadaan kahar PIHAK KEDUA memberikan kepada PIHAK PERTAMA dalam waktu 14 (empat belas) hari kalender sejak terjadinya keadaan Kahar, apabila dilampauinya jangka waktu tersebut, PIHAK KEDUA memberitahukan dan tidak menunjukan bukti keadaan Kahar, maka hak untuk menuntut akibat keadaan Kahar kepada PIHAK PERTAMA tidak dapat dilakukan;

3. Sesuai dengan jangka waktu dan bukti terjadinya keadaan Kahar yang merugikan PIHAK KEDUA, yang diajukan kepada PIHAK PERTAMA maka PIHAK PERTAMA harus rnenyelesaikan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Page 11: departemen SDM

Pasal 15 Sanksi dan Denda Karena Keterlambatan

1. Apabila PIHAK KEDUA tidak dapat rnenyelesaikan pekerjaan sesuai dengan jangka waktu pelaksanaan yang tercantum pada Pasal 5 Kontrak Perjanjian ini, maka untuk setiap hari keterlambatan, PIHAK KEDUA wajib membayar denda keterlambatan sebesar 1‰ (satu permil) dari nilai pekerjaan/kontrak;

2. Denda-denda tersebut dalam ayat 1 Pasal ini, akan diperhitungkan dengan kewajiban pembayaran PIHAK PERTAMA kepada PIHAK KEDUA;

3. Besarnya denda yang dibayarkan oleh PIHAK PERTAMA atas keterlambatan pembayaran kepada PIHAK KEDUA adalah sebesar bunga terhadap nilai tagihan yang terlambat dibayarkan, berdasarkan tingkat suku bunga yang berlaku pada saat itu menurut ketetapan Bank Indonesia.

Pasal 16 R E S I K O

1. Jika hasil pekerjaan PIHAK KEDUA tidak sesuai dengan yang diminta dalam kontrak, maka PIHAK KEDUA wajib memperbaiki atau mengganti dalam jangka waktu yang disepakati;

2. Segala biaya yang diakibatkan kesalahan sebagaimana dimaksud dimaksud dalam ayat 1 pasai ini, menjadi tangungjawab PIHAK KEDUA.

Pasal 17 Perselisihan dan Domisili

1. Perselisihan yang timbul mengenai pelaksanaa Kontrak Perjanjian ini akan diselesaikan secara musyawarah untuk mufakat antara kedua belah pihak;

2. Perselisihan yang tidak dapat diselesaikan secara musyawarah akan diusahakan penyelesaiannya melalui suatu Komisi yang anggotanya terdiri dari wakil PIHAK PERTAMA wakil PIHAK KEDUA dan anggota lainnya yang dipilih atas persetujuan PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA yang semuannya akan duduk dalam Komisi Penyelesaian;

3. Apabila Komisi sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) pasal ini tidak berhasil mencapai suatu penyelesaian, maka permasalahan akan diajukan ke Pangadilan Negeri Jakarta Selatan.

Pasal 18 Pemutusan Hubungan Kerja/Kontrak

1. PIHAK PERTAMA berhak memutuskan kontrak perjanjian ini secara sepihak, dergan pemberitahuan sebelumnya secara tertulis 3 (tiga) kali berturut-turut kepada PIHAK KEDUA, apabila a. Secara langsung atau tidak langsung dcngan sengaja memperlembat penyelesaian pekerjaan

sebagaimana diatur dalam Pasal 5 Kontrak Perjanjian ini; b. Memberikan keterangan tidak benar yang merugikan atau dapat merugikan PIHAK

PERTAMA, sehubungan dengan perjanjian ini.

2. PIHAK KEDUA berhak memutuskan Kontrak Perjanjian ini secara sepihak, apabila : a. PIHAK PERTAMA dengan sengaja tidak memberikan informasi-informasi yang benar

dalam rangka pelaksanaan pekerjaan;

Page 12: departemen SDM

b. `PIHAK PERTAMA melalaikan kewajiban sebagaimana tersebut dalam Pasal 12 ayat (1) huruf d Kontrak Perjanjian ini, yang berakibat merugikan PIHAK KEDUA.

3. Jika terjadi pemutusan Kontak Perjarjian secara sepihak oleh PIHAK PERTAMA sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) pasal ini, PIHAK PERTAMA dapat menunjuk perusahaan lain atas kehendak dan berdasarkan pilihannya sendiri untuk menyelesaikan pekerjaan tersebut PIHAK KEDUA harus menyerahkan kepada PIHAK PERTAMA semua arsip dan dokumen lainnya yang berhubungan dengan kontrak perjanjian ini.

Pasal 19 Amandemen Kontrak

1. PIHAK PERTAMA bersepakat dengan PIHAK KEDUA untuk melakukan Arnandemen/ Perubahan Kontrak sepanjang tidak terjadi keadaan kahar. Amandemen Kontrak dapat dilakukan apabila ada perubahan pekerjaan yang disebabkan oleh sesuatu hal yang dilakukan oleh kedua belah pihak atau perubahan jadwal pelaksanaan pekerjaan akibat adanya perubahan pekerjaan

2. Apabila terjadi Anandemen Kontrak PIHAK PERTAMA bersepakat dengan PIHAK KEDUA untuk mengatur dalam Amandemen Kontrak yang tidak merugikan kedua belah pihak.

Pasal 20 Ketentuan Tambahan

1. Apabila perubahan dalam hal-hal yang belum diatur dalam perjanjian akan diatur kemudian secara musyawarah oleh kedua belah pihak dan akan dicantumkan dalam Adendum/Amandenen yang merupakan satu kesatuan yang tak terpisahkan dengan perjanjian ini;

2. Jika terdapat kekeliruan atau kekurangan dalam Kontrak Perjanjian ini akan diadakan perubahan atau peninjauan kembali oleh kedua belah pihak.

Pasal 21 PENUTUP

Demikian Surat Kontrak Perjanjian ini dibuat dalam keadaan sadar, tanpa paksaan dan ditandatangani oleh kedua belah pihak di Jakarta pada hari, tanggal bulan dan tahun sebagaimana tarsebut di atas, dalam rangkap 6 (enam) dan 2 (dua) rangkap dibubuhi materai secukupnya dan mempunyai kekuatan hukum yang sama.

PIHAK KEDUAYANG DIBERI PERINTAH

PT. Tritunggal Selaras Consultant Uatama

Dra. MuflizahDirektur

PIHAK PERTAMAYANG MEMBERI PERINTAH

Pejabat Pembuat Komitmen Non FisikDitjen Mineral, Batubara dan Panas Bumi

Ir. Indriyatmoko, MMNIP. 100009684

Page 13: departemen SDM

SURAT PERJANJIAN / KONTRAK APPRAISAL PENGADAAN SARANA OPERASIONAL

Nomor : 3511/1799 Tanggal : 14 September 2009

Pada hari ini Senin tanggal empat betas bulan September tahun dua ribu sembilan (14-9-2009) bertempat di Jakarta kami yang bertanda tangan dibawah ini setuju mengadakan perjanjian antara pihak-pihak :

PIHAK PERTAMA

Nama : Ir. Hj. WAHJU PUDJIASTUTI, MSi.Jabatan : Kepala Bidang Teknik Pengelolaan Kebersihan Dinas Kebersihan Provinsi

DKI Jakarta selaku Kuasa Pengguna Anggaran Appraisal Pengadaan Sarana Operasional berkedudukan di Jalan Mandala V Nomor 67 Cililitan Besar Jakarta Timur, telah ditunjuk dan atas nama Gubernur Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta, selanjutnya dalam Perjanjian ini disebut PIHAK PERTAMA.

PIHAK KEDUA

Nama : BAHARUN NAZIR, SEJabatan : Direktur Utama PT. SEKEPAR BILIKON, yang berkedudukan di Duta Mas

Fatmawati Blok A1/14-16 Jl. RS. Fatmawati No. 39, Cipete Utara, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan selanjutnya disebut berdasarkan Akte Perubahan Notaris Widyatmoko, SH, Nomor 22 Tanggal 27 Juni 2008 di Jakarta dalam hal ini sesuai dengan ketentuan anggaran dasarnya bertindak untuk dan atas badan usaha tersebut, selanjutnya dalam perjanjian ini disebut PIHAK KEDUA

dengan ini kedua belah pihak sepakat untuk mengadakan perjanjian pemborongan pekerjaan berdasarkan ketentuan - ketentuan sebagaimana tercantum dalam BAB dan Pasal - Pasal di bawah ini:

BAB I KETENTUAN UMUM

Pasal 1 LINGKUP TUGAS DAN LINGKUP PEKERJAAN

1. PIHAK PERTAMA memberikan tugas kepada PIHAK KEDUA dan diterima PIHAK KEDUA untuk melaksanakan pekerjaan Appraisal Pengadaan Sarana Operasional, sesuai Dokumen Pelaksanaan Anggaran Satuan Kerja Perangkat Daerah (DPA-SKPD) Dinas Kebersihan Provinsi DKI Jakarta Tahun Anggaran 2009,Organisasi / SKPD : 1.08.004 DINAS KEBERSIHAN 0.16.02.00.0000.000Urusan Pemerintahan : 1.03 PEKERJAAN UMUM

Page 14: departemen SDM

Program : 01 Program Penerapan Kaidah Good Governance dalam penyelenggaraan urusan Pekerjaan Umum

Kegiatan : 066 Appraisal Pengadaan Sarana Operasional Kode Rekening : 5.2.2.21.08 Belanja Jasa Konsultansi Penilai/Appraisal

2. PIHAK KEDUA mempunyai kewajiban kepada PIHAK PERTAMA untuk melaksanakan dan menyelesaikan Pekerjaan Appraisal Pengadaan Sarana Operasional, sesuai dengan Ketentuan Kerangka Acuan Kerja (KAK) yang tercantum dalam Surat Perjanjian/Kontrak

Pasal 2 DASAR PERJANJIAN / KONTRAK

Dasar Surat Perjanjian / Kontrak dan pelaksanaan pekerjaan pemborongan ini menjadi lampiran dan bagian yang mengikat serta tidak terpisahkan dalam perjanjian ini adalah dokumen Surat Perjanjian / Kontrak, yang meliputi :1. Surat Penawaran Harga (SPH);2. Berita Acara Hasil Penunjukan Langsung;3. Undangan dan Jadual Penunjukan Langsung Penyedia Barang / Jasa;4. Penjelasan Pekerjaan dan Daftar Hadir Panitia Pengadaan Barang / Jasa melalui Penunjukan

Langsung serta peserta Penunjukan Langsung Penyedia Barang / Jasa;5. Pembukaan Surat Penawaran Harga dan Daftar Hadir Pengadaan Barang / Jasa melalui

Penunjukan Langsung;6. Hasil Pembukaan Surat Penawaran Harga dan Daftar Hadir Pengadaan Barang / Jasa melalui

Penunjukan Langsung;7. Surat Persetujuan Penetapan Penunjukan Langsung Penyedia Barang/Jasa Kegiatan Appraisal

Pengadaan Sarana Operasional;8. Keputusan Kepala Bidang Teknik Pengelolaan Kebersihan tentang Penunjukan Penyedia

Barang/Jasa Kegiatan Appraisal Pengadaan Sarana Operasional;9. Rencana Kerja dan Syarat - Syarat ( RKS );10. Kerangka Acuan Kerja;11. Jadual Pelaksanaan Pekerjaan;12. Dokumen Pelaksanaan Anggaran Satuan Kerja Pefangkat Daerah (DPA-SKPD) Dinas

Kebersihan Provinsi DKI Jakarta Tahun Anggaran 2009;

Pasal 3 PEDOMAN PERSYARATAN TEKNIS PELAKSANAAN PEKERJAAN

Pelaksanaan pekerjaan ini berpedoman kepada peraturan perundang - undangan, ketentuan umum dan persyaratan teknis yang berlaku, dibawah ini :

1. Ketentuan Umum

a. Keputusan Presiden Nomor 80 Tahun 2003 tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah sebagaimana telah beberapa kali diubah, terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 95 Tahun 2007.

b. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah.

Page 15: departemen SDM

c. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 152 Tahun 2004 tentang Pedoman Pengelolaan Barang.

d. Peraturan Gubernur Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta Nomor 130 Tahun 2008 tentang Tata Cara Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta.

e. Peraturan Daerah Khusus Ibukota Jakarta Nomor 17 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Barang Daerah.

f. Keputusan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 25 Tahun 1999 tentang Pengelolaan Barang Darah Khusus Ibukota Jakarta.

g. Surat Edaran Sekretaris Daerah Nomor 21/SE/2008 tanggal 23 April 2008 perihal Biaya Langsung Personil dan Non Personil Untuk Jasa Konsultansi di Provinsi DKI Jakarta.

Pasal 4 PENGENDALIAN PELAKSANAAN PEKERJAAN

1. Pengendali Teknis, Administrasi dan Operasional kegiatan adalah Kepala Dinas Kebersihan Provinsi DKI Jakarta.

2. Pengendali Teknis adalah Kepala Bidang Teknik Pengelolaan Kebersihan selaku Kuasa Pengguna Anggaran yang bertanggung jawab terhadap semua kegiatan dalam pelaksanaan kegiatan.

BAB II KETENTUAN ADMINISTRASI UMUM

Pasal 5 HARGA BORONGAN

1. Kedua belah pihak secara pasti (fixed) telah sepakat untuk menyetujui bahwa harga borongan untuk pelaksanaan pekerjaan sebagaimana dimaksud pada pasal 1 diatas seluruhnya sebesar Rp, 41.030.000,00 (Empat puluh satu juta tiga puluh ribu rupiah) termasuk segala macam pajak.

2. Harga borongan untuk pelaksanaan pekerjaan tersebut dalam ayat 1 pasal ini, dilaksanakan berdasarkan Dokumen Surat Perjanjian / Kontrak dan Dokumen lainnya, yang sebagaimana tersebut pada pasal 2 Surat Perjanjian / Kontrak ini.

Pasal 6 BEBAN BIAYA DAN PAJAK

1. PIHAK KEDUA wajib membayar segala biaya sehubungan dengan pembuatan Surat Perjanjian / Kontrak, termasuk biaya Materai.

2. PIHAK KEDUA wajib membayar Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dan pajak -pajak lainnya yang pembayarannya dilakukan sesuai dengan peraturan perundang - undangan yang berlaku.

Page 16: departemen SDM

Pasal 7 PENYESUAIAN DAN KONPENSASI HARGA BORONGAN

1. Penyesuaian harga borongan dapat diberikan kepada PIHAK KEDUA yang diakibatkan adanya ekskalasi biaya dan perhitungan penyesuaian biaya harus disesuaikan dengan peraturan yang berlaku.

2. Kompensasi diberikan bila terbukti merugikan Penyedia Barang / Jasa dalam hal - hal sebagai berikut : a. PIHAK PERTAMA memodifikasi atau mengubah jadwal dengan pihak lain yang dapat

mempengaruhi pekerjaan PIHAK KEDUA. b. Keterlambatan pembayaran kepada PIHAK KEDUA. c. PIHAK PERTAMA tidak memberikan gambaran-gambaran, spesifikasi atau instruksi

sesuai jadwal yang dibutuhkan untuk pelaksanaan pekerjaan. d. PIHAK PERTAMA menginstruksikan kepada PIHAK KEDUA untuk melakukan

pengujian tambahan, dan ternyata setelah dilaksanakan pengujian tidak ditemukan kerusakan / kegagalan / penyimpangan.

e. Kompensasi diberikan berupa penambahan harga Surat Perjanjian / Kontrak dan atau jangka waktu penyelesaian pekerjaan.

3. Kenaikan Harga Bahan, Barang, Peralatan dan Upah setelah penandatanganan Surat Perjanjian / Kontrak dan selama masa pelaksanaan pekerjaan berlangsung ditanggung oleh PIHAK KEDUA.

4. PIHAK KEDUA tidak dapat mengajukan klaim / tuntutan, kecuali apabila ada pengumuman dari Pemerintah Republik Indonesia atau Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dalam Bidang Moneter, secara resmi menyatakan tentang kenaikan tersebut yang diatur dalam ketentuan peraturan dan perundang-undangan yang berlaku.

Pasal 8 JANGKA WAKTU

1. PIHAK KEDUA dalam melaksanakan pekerjaan seperti dimaksud pada pasal 1, diwajibkan menyelesaikan serta menyerahkan seluruh hasil pekerjaan tersebut dalam jangka waktu 1 (satu) bulan, terhitung mulai tanggal 14 September 2009 sampai dengan tanggal 14 Oktober 2009.

2. Jangka waktu pelaksanaan setiap bagian pekerjaan ditetapkan sesuai jadwal pelaksanaan pekerjaan (time schedule) pada lampiran Surat Perjanjian / Kontrak ini.

3. Waktu penyelesaian tersebut dalam ayat 1 dan 2 pasal ini tidak dapat diubah PIHAK KEDUA, kecuali PIHAK PERTAMA telah memberikan persetujuan tertulis dan diatur di dalam perjanjian tambahan (addendum)

Pasal 9 CARA PEMBAYARAN

1. PIHAK PERTAMA akan melaksanakan pembayaran harga borongan pekerjaan sebagaimana dimaksud pada pasal 5 ayat 1 di atas kepada PIHAK dengan cara sekaligus sebesar Rp. 41.030.000,00 (Empat puluh satu juta tiga puluh ribu rupiah) setelah prestasi pekerjaan yang dilakukan setelah pelaksanaan pekerjaan mencapai 100 % yaitu Laporan Akhir telah selesai dinyatakan dengan Nilai Bobot Pekerjaan, Berita Acara Kemajuan Pekerjaan dan Berita Acara Serah Terima Pekerjaan yang ditandatangani oleh kedua belah pihak.

Page 17: departemen SDM

2. PIHAK PERTAMA dalam kurun waktu 7 (tujuh) hari kerja sejak berkas tagihan dari PIHAK KEDUA diterima, harus sudah mengajukan Surat Permintaan Pembayaran (SPP) untuk pembayaran prestasi kerja.

Pasal 10 SERAH TERIMA PEKERJAAN

1. Setelah pekerjaan selesai 100 % (seratus persen) dilakukan penyerahan hasil pekerjaan (Serah Terima I) dari PIHAK KEDUA kepada PIHAK PERTAMA, dengan ketentuan sebagai berikut: a. PIHAK KEDUA mengajukan permohonan secara tertulis kepada PIHAK PERTAMA

untuk dilakukan penyerahan pekerjaan. b. PIHAK PERTAMA melakukan penilaian terhadap hasil pekerjaan yang telah diselesaikan

oleh PIHAK KEDUA. Bilamana terdapat kekurangan-kekurangan dan atau cacat hasil pekerjaan, PIHAK KEDUA wajib memperbaiki / menyelesaikan.

c. PIHAK PERTAMA menerima penyerahan pekerjaan setelah seluruh hasil pekerjaan dilaksanakan sesuai dengan ketentuan surat perjanjian / kontrak.

2. Hasil penyerahan pekerjaan, harus dituangkan dalam Berita Acara dan dinyatakan dengan jelas tidak dapat, dapat diterima atau dapat diterima dengan catatan. Berita Acara dimaksud ditandatangani oleh PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA.

3. Apabila PIHAK KEDUA tidak melakukan hal sebagaimana ayat 1 dan 2 pada pasal ini, PIHAK PERTAMA dapat memperhitungkan pembayaran kepada PIHAK KEDUA sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

BAB III KETENTUAN ADMINISTRASI PELAKSANAAN

Pasal 11 MULAI PELAKSANAAN PEKERJAAN

1. Selambat - lambatnya 3 (tiga) hari sejak tanggal penandatanganan kontrak, PIHAK KEDUA harus sudah memulai melaksanakan pekerjaan sesuai dengan Surat Perjanjian / Kontrak ini.

2. Apabila sampai batas waktu yang ditetapkan sebagaimana ayat 1 pasal ini PIHAK KEDUA belum juga melaksanakan pekerjaan, segala resiko keterlambatan penyelesaian pekerjaan menjadi tanggung jawab PIHAK KEDUA dan kondisi tersebut tidak dapat dijadikan sebagai alasan keterlambatan pekerjaan.

Pasal 12 KEADAAN MEMAKSA (FORCE MAJEURE)

1. Yang dimaksud keadaan kahar / memaksa (force majeure ) dalam perjanjian ini adalah suatu keadaan yang terjadi diluar kemampuan PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA sehingga pelaksanaan pekerjaan yang telah ditentukan dalam surat perjanjian / kontrak menjadi tidak dapat dipenuhi, yaitu : a. Bencana alam (gempa burni, tanah longsor, badai dan banjir); b. Perang, revolusi, makar, huru hara, pemberontakan, kerusuhan dan kekacauan (kecuali

karyawan kontraktor);

Page 18: departemen SDM

c. Kebakaran ( kecuali disebabkan dalam pelaksanaan pekerjaan atau kelalaian PIHAK KEDUA)

d. Keadaan memaksa yang dinyatakan secara resmi oleh pemerintah.2. Keadaan kahar ini tidak termasuk hal - hal yang merugikan yang disebabkan oleh perbuatan

atau kelalaian para pihak.3. Keterlambatan pelaksanaan pekerjaan yang diakibatkan oleh karena terjadinya keadaan kahar

tidak dapat dikenai sanksi.4. Siapa yang menanggung kerugian akibat terjadinya keadaan kahar, diserahkan pada kesepakatan

kedua belah pihak.5. Hal - hal yang diambil untuk mengatasi terjadinya keadaan kahar, diserahkan kepada

kesepakatan dari kedua belah pihak.6. Apabila terjadi keadaan kahar maka PIHAK KEDUA memberitahukan dalam waktu 14 hari,

dari hari terjadinya keadaan kahar dengan menyertakan keadaan kahar dari instansi yang berwenang

Pasal 13 SANKSI DAN DENDA

1. Apabila PIHAK KEDUA tidak melaksanakan sesuai dengan isi surat perjanjian / kontrak ini, atau tidak melaksanakan pekerjaan selambat - lambatnya 3 hari sejak tanggal penandatanganan akan dikenakan sanksi, yang secara berjenjang sesuai dengan urutannya, diatur sebagai berikut. a. Teguran

1) Teguran tertulis dibuat oleh Kuasa Pengguna Anggaran dalam bentuk Surat Teguran I dan disampaikan langsung kepada PIHAK KEDUA yang bersangkutan.

2) Tembusan Surat Teguran I disampaikan kepada Pengawas Teknis.3) Isi Surat Teguran I harus sudah dilaksanakan oleh PIHAK KEDUA dalam waktu 4 hari

kerja sejak Surat Teguran I diterima.4) Apabila isi Surat Teguran I tersebut sampai batas waktu yang ditentukan tidak

dilaksanakan oleh PIHAK KEDUA, maka akan diberikan Surat Teguran II yang dibuat oleh Kepala Unit.

5) Isi Surat Teguran II harus sudah dilaksanakan oleh PIHAK KEDUA dalam waktu 4 hari kerja sejak Surat Teguran II diterima.

b. Peringatan1) Peringatan tertulis dibuat oleh Kepala Unit dalam bentuk Surat Peringatan, apabila

PIHAK KEDUA tidak melaksanakan isi Surat Teguran II dalam batas waktu yang ditentukan.

2) Tembusan Surat Peringatan disampaikan kepada Badan Pengawas Daerah (Bawasda) Provinsi DKI Jakarta.

3) Isi Surat Peringatan harus sudah dilaksanakan oleh PIHAK KEDUA dalam waktu 4 hari kerja sejak Surat Peringatan diterima.

c. Pada Surat Teguran dan Surat Peringatan akan dinyatakan dengan jelas, tentang :1) Pada pembuatan Sanksi yang lebih awai dicantumkan ancaman sanksi berikutnya,

misalnya dari Teguran I, Teguran II, Peringatan sampai dengan Pencabutan / Pembatalan Surat Perjanjian / Kontrak.

2) Dan hal - hal lain yang dianggap perlu.

Page 19: departemen SDM

d. Pencabutan / Pembatalan surat perjanjian / kontrak1) Pencabutan / Pembatalan surat perjanjian / kontrak dilakukan oleh Kuasa Pengguna

Anggaran, apabila PIHAK KEDUA tidak melaksanakan isi Surat Peringatan dalam batas waktu yang ditentukan.

2) Tembusan Surat Peringatan disampaikan kepada Badan Pengawasan Daerah Provinsi DKI Jakarta, Biro Administrasi Sarana Perkotaan, Biro Keuangan, Biro Hukum, Biro Perlengkapan Provinsi DKI Jakarta,

e. Pencabutan Izin Usaha1) PIHAK KEDUA yang dikenakan sanksi pencabutan / pembatalan surat perjanjian /

kontrak, selanjutnya dikenakan pencabutan surat izin usaha untuk seluruh badan usaha yang dimiliki.

2) PIHAK PERTAMA dengan diketahui Kepala Unit Satuan Kerja membuat surat pemberitahuan kepada Dinas Perindustrian dan Energi Provinsi DKI Jakarta, dengan tembusan kepada Kepala Inspektorat Provinsi DKI Jakarta, Biro Hukum, Badan Pengelola Keuangan Daerah, Biro Tata Ruang dan Lingkungan Hidup Provinsi DKI Jakarta dan Pengawas Teknis yang bersangkutan, yang disampaikan selambat - lambatnya 3 hari sejak Pembatalan / Pencabutan Surat Perjanjian / Kontrak dilaksanakan.

2. PIHAK KEDUA yang dikenakan pencabutan / pembatalan surat perjanjian / kontrak dan dikenakan pencabutan izin usaha, tidak berhak menerima sisa prestasi yang belum dibayarkan dan jaminan pelaksanaan menjadi milik Daerah (disetorkan ke Kas Daerah).

3. Untuk menyelesaikan sisa pekerjaan atas pencabutan / pembatalan surat perjanjian / kontrak, maka diatur sebagai berikut :a. Dengan persetujuan Gubernur atau Kepala Unit / Satuan Kerja dapat dilakukan penunjukan

kepada pihak lain, sepanjang harga penawarannya tidak melebihi pagu anggaran yang tersedia dan memperhatikan batas waktu berakhirnya tahun anggaran.

b. Apabila penyedia barang / jasa yang ditunjuk tidak bersedia melaksanakan pekerjaan, maka dilakukan pelelangan ulang atau penunjukan langsung sesuai ketentuan peraturan dan perundang - undangan yang berlaku.

4. Terhadap PIHAK KEDUA yang melakukan keterlambatan pelaksanaan (cidera janji) dari jangka waktu yang tercantum dalam surat perjanjian / kontrak, yang disebabkan karena kesalahan dan kelalaiannya sendiri secara sengaja atau tidak disengaja akan dikenakan sanksi finansial berupa denda, dengan ketentuan sebagai berikut : a. Besarnya denda kepada PIHAK KEDUA atas keterlambatan penyelesaian pekerjaan adalah

1 0/00 (satu permil) dari nilai kontrak untuk setiap hari keterlambatan yang dilakukan. b. Perhitungan denda tersebut dituangkan dalam berita acara denda yang ditandatangani oleh

PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA. c. PIHAK PERTAMA membuat Surat Pemberitahuan Kepala Biro Keuangan

memperhitungkan denda tersebut, dari angsuran pembayaran yang tercatat dalam Surat Perintah Membayar (SPM) kepada PIHAK KEDUA dan dibukukan sebagai penerimaan daerah.

Pasal 14 PERUBAHAN / ADDENDUM KONTRAK

1. Perubahan / addendum kontrak adalah merupakan kesepakatan para pihak untuk melakukan perubahan / addendum surat perjanjian / kontrak, yang terjadi apabila:

Page 20: departemen SDM

a. Perubahan pekerjaan karena disebabkan oleh suatu hal yang dilakukan oleh para pihak dalam surat perjanjian / kontrak ini, yang menurut ketentuan peraturan dan perundang - undangan yang berlaku dinyatakan sebagai pekerjaan tambah kurang, sehingga merubah lingkup pekerjaan dalam surat perjanjian / kontrak.

b. Perubahan jadwal pelaksanaan pekerjaan akibat adanya perubahan pelaksanaan pekerjaan, atau disebabkan suatu hal yang mengakibatkan perpanjangan waktu pelaksanaan pekerjaan.

2. Perubahan Jadwal pelaksanaan pekerjaan yang dapat diberikan, dilaksanakan sebagai berikut: a. Keterlambatan yang diluar kemampuan para pihak dalam surat perjanjian / kontrak, yang

dianggap layak dan wajar untuk diberikan perpanjangan waktu antara lain, karena terjadinya1. Pekerjaan tambah.2. Perubahan / penyesuaian perencanaan (disain).3. Keterlambatan pembayaran disebabkan oleh PIHAK PERTAMA.4. Masalah yang timbul di luar kesengajaan PIHAK KEDUA.5. Kondisi kahar / memaksa (force mayeure).

b. PIHAK KEDUA mengajukan secara tertulis permohonan perpanjangan waktu pelaksanaan kepada PIHAK PERTAMA atas rekomendasi dan pertimbangan teknis secara tertulis dari Tim Teknis.

c. Surat permohonan diajukan selambat - lambatnya 6 (enam) hari kerja sebelum berakhirnya jadwal pelaksanaan pekerjaan, yang ditetapkan dalam surat perjanjian / kontrak.

d. PIHAK PERTAMA dapat menyetujui perpanjangan waktu pelaksanaan, apabila alasan yang diusulkan oleh penyedia barang / jasa dan rekomendasi dari pengawas teknis dapat diterima, serta dengan memperhatikan batas waktu berakhirnya tahun anggaran atas.

e. Persetujuan perpanjangan waktu merupakan kesepakatan yang harus dituangkan dalam berita acara perpanjangan waktu pelaksanaan.

f. Apabila perpanjangan waktu pelaksanaan pekerjaan, PIHAK KEDUA harus memperpanjang / memperbaharui jaminan pelaksanaan, disesuaikan dengan batas perpanjangan waktu yang disetujui.

3. Berdasarkan Berita Acara pekerjaan tambah kurang dan perpanjangan waktu pelaksanaan pekerjaan, selanjutnya dibuat Perubahan / Addendum Surat Perjanjian / Kontrak, yang merupakan pernyataan kesepakatan kembali dan ditandatangani dan dilengkapi Materai seperti halnya Surat Perjanjian / Kontrak.

4. Perubahan / Addendum Kontrak Surat Perjanjian / Kontrak harus dibuat selambat - lambatnya 3 hari, sebelum berakhirnya jangka waktu pelaksanaan pekerjaan yang ditetapkan dalam Surat Perjanjian / Kontrak.

5. Perubahan / Addendum Surat Perjanjian / Kontrak hanya diberikan / dilakukan 1 kali saja.

Pasal 15 RISIKO

1. Jika hasil pekerjaan PIHAK KEDUA musnah karena kelalaian PIHAK KEDUA sebelum diserahkan kepada PIHAK PERTAMA, maka PIHAK KEDUA bertanggungjawab atas segala kerugian yang timbul.

2. Jika pada waktu pelaksanaan terjadi .kemacetan - kemacetan akibat tidak tersedianya bahan dan alat - alat karena kesalahan PIHAK KEDUA, maka segala resiko akibat kemacetan pekerjaan tersebut menjadi tanggung jawab PIHAK KEDUA.

Page 21: departemen SDM

3. Apabila terjadi penyimpangan dalam pelaksanaan kegiatan yang mengakibatkan kerugian Negara, menjadi tanggung jawab sepenuhnya PIHAK KEDUA dan PIHAK PERTAMA dibebaskan dari segala tuntutan hukum.

Pasal 16 PENYELESAIAN DAN TEMPAT KEDUDUKAN PERSELISIHAN

1. Surat perjanjian / kontrak ini dibuat dengan pengertian tidak diharapkan timbulnya perselisihan, namun apabila terjadi perselisihan pendapat tentang pelaksanaan Surat Perjanjian / Kontrak ini langkah pertama adalah berupaya melakukan penyelesaian secara musyawarah oleh PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA.

2. Dalam hal secara musyawarah yang dilakukan tidak dicapai suatu penyelesaian, maka PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA setuju bahwa masalahnya akan diputuskan oleh Gubernur, dimana apapun keputusannya adalah mengikat bagi Kedua Belah Pihak.

3. Apabila dalam hal ini perselisihan tidak dapat diputuskan oleh Gubernur, maka dilakukan upaya penyelesaian oleh Badan Arbitase Nasional Indonesia (BANI) sampai didapatkan suatu kesepakatan yang dapat diterima oleh Kedua Belah Pihak.

4. Apabila masih juga tidak dicapai penyelesaiannya, langkah terakhir adalah melalui jalur hukum, yaitu melalui Penyelesaian Perselisihan di pengadilan, dimana segala resiko akibat dari keputusan pengadilan harus dapat diterima oleh para pihak dalam Surat Perjanjian / Kontrak.

5. Tempat penyelesaian hukum Pengadilan Negeri, yang pelaksanaannya sesuai domisili PIHAK PERTAMA dipilih Kantor Pengadilan Negeri Kotamadya Jakarta Timur.

Pasal 17 PEMUTUSAN PERJANJIAN / KONTRAK

1. PIHAK PERTAMA dapat membatalkan secara sepihak Surat Perjanjian / Kontrak ini tanpa menggunakan ketentuan pasal 1266 dan 1267 Kitab Undang - undang Hukum Perdata setelah PIHAK PERTAMA memberikan peringatan / teguran tertulis 3 kali berturut - turut tetapi PIHAK KEDUA tetap tidak mengindahkannya, dalam hal : a. Dalam waktu 7 hari dari terhitung sejak tanggal Surat Perjanjian / Kontrak ini

ditandatangani oleh Kedua Belah Pihak, PIHAK KEDUA tidak memulai melaksanakan pekerjaan ini sebagaimana diatur dalam pasal 1 surat perjanjian / kontrak ini.

b. Dalam waktu 7 hari berturut - turut tidak melanjutkan pekerjaan yang telah dimulainya. c. Secara langsung atau tidak langsung dengan sengaja memperlambat penyelesaian pekerjaan

ini. d. Memberikan keterangan tidak benar yang dapat merugikan PIHAK PERTAMA,

sehubungan dengan pelaksanaan pekerjaan ini. e. Jika PIHAK KEDUA melaksanakan pekerjaan ini tidak sesuai dengan jadwal waktu (time

schedule) yang telah disetujui oleh PIHAK PERTAMA. f. PIHAK KEDUA nyata - nyata tidak dapat melaksanakan atau melanjutkan pekerjaan yang

ditugaskan. g. PIHAK KEDUA telah menyerahkan sebagian atau seluruh pekerjaan kepada PIHAK

KETIGA tanpa persetujuan tertulis PIHAK PERTAMA.

2. Jika terjadi Pemutusan Perjanjian / kontrak secara sepihak oleh PIHAK PERTAMA sebagaimana dimaksud ayat 1 pasal ini, maka PIHAK PERTAMA dapat menunjuk penyedia barang jasa lain untuk menyelesaikan pekerjaan tersebut. PIHAK KEDUA segera menyerahkan

Page 22: departemen SDM

kepada PIHAK PERTAMA dokumen kontrak lengkap dengan lampiran - lampirannya dan seluruh keterangan lain yang berkaitan dengan pelaksanaan pekerjaan yang telah dilakukan PIHAK KEDUA.

3. Apabila terjadi pemutusan Surat Perjanjian / Kontrak sebagaimana dimaksud ayat 2 pasal ini, maka PIHAK PERTAMA akan memperhitungkan dan menetapkan pembayaran berdasar penilaian prestasi pelaksanaan pekerjaan yang telah diselesaikan oleh PIHAK KEDUA.

4. Dalam hal demikian, maka Jaminan Pelaksanaan dan Jaminan yang telah diserahkan oleh PIHAK KEDUA kepada PIHAK PERTAMA menjadi milik negara sebagaimana diatur dalam pasal 9 dan 10 Surat Perjanjian / Kontrak ini.

BAB IV KETENTUAN TEKNIS PELAKSANAAN

Pasal 18 PENANGGUNG JAWAB PELAKSANA TEKNIS

1. PIHAK KEDUA dalam melaksanakan pekerjaan diwajibkan menunjuk seorang penanggung jawab yang bertugas sebagai penanggung jawab teknis dan diajukan secara tertulis kepada PIHAK PERTAMA untuk menerima dan melaksanakan petunjuk - petunjuk dan perintah dari PIHAK PERTAMA yang berhubungan dengan pekerjaan tersebut.

2. Petugas yang ditunjuk PIHAK KEDUA sebagaimana dimaksud ayat 1 pasal ini, terlebih dahulu harus mendapat persetujuan dari PIHAK PERTAMA.

3. Apabila petugas tersebut melalaikan atau tidak melaksanakan petunjuk-petunjuk atau perintah- perintah yang telah diberikan, maka PIHAK KEDUA wajib memenuhi permintaan tersebut.

Pasal 19 RENCANA DAN JADWAL PELAKSANAAN PEKERJAAN

1. PIHAK KEDUA mernbuat rencana kerja dan jadwal pelaksanaan pekerjaan secara terinci dan harus diketahui PIHAK PERTAMA terlebih dahulu setelah berkonsultasi dengan pengawas Teknis.

2. PIHAK KEDUA diwajibkan untuk melaksanakan pekerjaan yang tercantum dalam surat perjanjian / kontrak ini, sesuai dengan rencana kerja dan jadwal pelaksanaan pekerjaan tersebut pada ayat 1 pasal ini, serta jangka waktu seperti yang diatur dalam pasal 8 surat perjanjian/ kontrak ini.

3. PIHAK KEDUA bertanggung jawab atas rencana dan jadwal pelaksanaan pekerjaan yang telah dibuatnya serta resiko - resiko yang timbul oleh karenanya.

Pasal 20 PENUTUP

1. Segala sesuatu yang belum diatur dalam surat perjanjian ini atau perubahan-perubahan yang dipandang perlu oleh kedua belah pihak akan diatur lebih lanjut dalam surat perjanjian tambahan (addendum) yang nantinya merupakan bagian tidak terpisahkan dari surat perjanjian / kontrak ini.

2. Surat perjanjian / kontrak ini dibuat rangkap 14 (empat belas), 2 (dua) diantaranya asli bermaterai cukup, dan mempunyai kekuatan hukum yang sama, masing - masing untuk PIHAK

Page 23: departemen SDM

PERTAMA dan PIHAK KEDUA serta pihak -pihak lain yang berkepentingan yang berkaitan dengan pekerjaan ini.

3. Surat perjanjian / kontrak pekerjaan ini ditandatangani oleh kedua belah pihak di Jakarta pada hari dan tanggal tersebut di atas, dan dinyatakan berlaku sejak tanggal penandatanganan.

PIHAK - PIHAK YANG MENGADAKAN PERJANJIAN / KONTRAK

PIHAK KEDUAPT. SEKEPAR BILIKON

BAHARUNNAZIR, SEDirektur Utama

PIHAK PERTAMAKEPALA BIDANG

TEKNIK PENGELOLAAN KEBERSIHANSelaku Kuasa Pengguna Anggara

Ir. Hj. WAHJU PUDJIASTUTI, MsiNip 510102808

Mengetahui :KEPALA DINAS KEBERSIHAN

PROVINSI DKI JAKARTA

Ir. EKO BHARUNA, MTNIP. 470055081

Tembusan :1. Kepala Bidang Teknik Pengelolaan Kebersihan Dinas Kebersihan Provinsi DKI Jakarta selaku Kuasa

Pengguna Anggaran (Asli Kesatu)2. Direktur Utama PT. SEKEPAR BILIKON ( Asli Kedua )3. Kepala Dinas Kebersihan Provinsi DKI Jakarta4. Kepala Badan Pengelola Keuangan Daerah Provinsi DKI Jakarta5. Inspektur Provinsi DKI Jakarta6. Kepala Biro Prasarana dan Sarana Kota Provinsi DKI Jakarta7. Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi DKI Jakarta8. Kepala Kantor Pelayanan Pajak9. Kepala Kantor Perbendaharaan Kas Daerah10. Sekretaris Dinas Kebersihan Provinsi DKI Jakarta.11. Bendahara Pengeluaran Dinas Kebersihan Provinsi DKI Jakarta