bab ii tinjauan umum hak dipilih terkait hak asasi … final bab ii.pdf1 bab ii tinjauan umum hak...

139
1 BAB II TINJAUAN UMUM HAK DIPILIH TERKAIT HAK ASASI MANUSIA 2.1 Pengertian Hak Dipilih Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia, 1 secara leksikal “hak dipilih” diuraikan sebagai hak untuk dipilih menjadi anggota Dewan Perwakilan Rakyat. Namun, sebelum menguraikan tentang “hak dipilih”, terlebih dahulu diuraikan “hak pilih” sebagai hak untuk memilih wakil dalam Dewan Perwakilan Rakyat. Pada bagian lain, dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia 2 , pengertian “hak dipilih” diuraikan sejalan dengan pengertian “hak pilih”. Pengertian “hak dipilih” diuraikan sebagai hak untuk dipilih menjadi anggota (tentang Dewan Perwakilan Rakyat, dsb). Sedang “hak pilih” diuraikan sebagai hak warga negara untuk memiliki wakil dalam lembaga perwakilan rakyat yang merupakan salah satu unsur dalam sistem pemilihan umum yang demokratis. “Hak pilih” dibagi menjadi dua, yaitu: “hak pilih aktif” dan “hak pilih pasif”. “Hak pilih aktif” sebagai hak untuk memilih wakil dalam lembaga perwakilan rakyat. Sedang “hak pilih pasif” adalah hak untuk dipilih dan duduk dalam lembaga perwakilan rakyat. 1 WJS. Poerwadarminta, 2003, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Jakarta, Balai Pustaka. Cet. XV, Hlm. 339. 2 Anton M. Moelyono, 1988, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, Hlm. 292; Bdk. Anonim, 2014, Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa, Jakarta, PT. Gramedia Pustaka Utama, Edisi VII, Cet. IV, Hlm. 475.

Upload: dothuy

Post on 20-Jul-2019

224 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II TINJAUAN UMUM HAK DIPILIH TERKAIT HAK ASASI … Final Bab II.pdf1 BAB II TINJAUAN UMUM HAK DIPILIH TERKAIT HAK ASASI MANUSIA 2.1 Pengertian Hak Dipilih Dalam Kamus Umum Bahasa

1

BAB II

TINJAUAN UMUM HAK DIPILIH TERKAIT HAK ASASI MANUSIA

2.1 Pengertian Hak Dipilih

Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia,1 secara leksikal “hak dipilih”

diuraikan sebagai hak untuk dipilih menjadi anggota Dewan Perwakilan Rakyat.

Namun, sebelum menguraikan tentang “hak dipilih”, terlebih dahulu diuraikan

“hak pilih” sebagai hak untuk memilih wakil dalam Dewan Perwakilan Rakyat.

Pada bagian lain, dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia2, pengertian “hak

dipilih” diuraikan sejalan dengan pengertian “hak pilih”. Pengertian “hak dipilih”

diuraikan sebagai hak untuk dipilih menjadi anggota (tentang Dewan Perwakilan

Rakyat, dsb). Sedang “hak pilih” diuraikan sebagai hak warga negara untuk

memiliki wakil dalam lembaga perwakilan rakyat yang merupakan salah satu

unsur dalam sistem pemilihan umum yang demokratis. “Hak pilih” dibagi menjadi

dua, yaitu: “hak pilih aktif” dan “hak pilih pasif”. “Hak pilih aktif” sebagai hak

untuk memilih wakil dalam lembaga perwakilan rakyat. Sedang “hak pilih pasif”

adalah hak untuk dipilih dan duduk dalam lembaga perwakilan rakyat.

1WJS. Poerwadarminta, 2003, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Jakarta, Balai Pustaka. Cet.

XV, Hlm. 339.

2Anton M. Moelyono, 1988, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta, Departemen

Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, Hlm. 292; Bdk. Anonim, 2014, Kamus Besar

Bahasa Indonesia Pusat Bahasa, Jakarta, PT. Gramedia Pustaka Utama, Edisi VII, Cet. IV, Hlm.

475.

Page 2: BAB II TINJAUAN UMUM HAK DIPILIH TERKAIT HAK ASASI … Final Bab II.pdf1 BAB II TINJAUAN UMUM HAK DIPILIH TERKAIT HAK ASASI MANUSIA 2.1 Pengertian Hak Dipilih Dalam Kamus Umum Bahasa

2

Dalam kaitan dengan hak pilih aktif (hak memilih) dan hak pilih pasif (hak

dipilih) wajib menenuhi berbagai persyaratan yang telah ditentukan.3 Persyaratan

dimaksud sesuai Pasal 60 Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2003 antara lain

adalah sebagai berikut:

a. Bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa;

b. Berdomisili di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia;

c. Cakap berbicara, membaca, dan menulis dalam bahasa Indonesia;

d. Berpendidikan serendah-rendahnya SLTA atau sederajat;

e. Setia kepada Pancasila sebagai dasar negara, Undang-Undang Dasar

Negara Republik Indonesia Tahun 1945, dan cita-cita Proklamasi 17

Agustus 1945;

f. Bukan bekas anggota organisasi terlarang Partai Komunis Indonesia,

termasuk organisasi massanya, atau bukan orang yang terlibat langsung

ataupun tak langsung dalam G-30-S/PKI, atau organisasi terlarang

lainnya;

g. Tidak sedang dicabut hak politiknya berdasarkan putusan pengadilan

yang telah berkekuatan hukum tetap;

h. Tidak sedang menjalani pidana penjara berdasarkan putusan pengadilan

yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap karena melakukan tindak

pidana yang diancam dengan pidana penjara 5 (lima) tahun atau lebih;

i. Sehat jasmani dan rohani berdasarkan hasil pemeriksaan kesehatan dari

dokter yang kompeten; dan

j. Terdaftar sebagai pemilih.

Pada bagian lain, dalam Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2008 Tentang

Pemilihan Umum Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah,

dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 2008 Nomor 51) persyaratan untuk menjadi anggota Dewan Perwakilan

Daerah diatur dalam Pasal 12, sedang untuk menjadi anggota Dewan Perwakilan

3Persyaratan sebagai dimaksud Pasal 60 huruf g Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2003

sebagai obyek penelitian ini berdasarkan Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 011-017/PUU-

I/2003 pada tanggal 24 Februari 2003 dinyatakan bertentangan dengan Undang-Undang Dasar

Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dan tidak mempunyai kekuatan hukum mengikat.

Page 3: BAB II TINJAUAN UMUM HAK DIPILIH TERKAIT HAK ASASI … Final Bab II.pdf1 BAB II TINJAUAN UMUM HAK DIPILIH TERKAIT HAK ASASI MANUSIA 2.1 Pengertian Hak Dipilih Dalam Kamus Umum Bahasa

3

Rakyat dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah diatur dalam Pasal 50. Untuk

menjadi anggota Dewan Perwakilan Daerah dengan anggota Dewan Perwakilan

Rakyat dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah persyaratannya hampir sama.

Perbedaan hanya pada persyaratan: mencalonkan hanya 1 (satu) lembaga

perwakilan, mencalonkan hanya di 1 (satu) daerah pemilihan, dan mendapat

dukungan minimal dari pemilih dari daerah pemilihan yang bersangkutan untuk

menjadi anggota Dewan Perwakilan Daerah. Sedang persyaratan untuk menjadi

anggota Dewan Perwakilan Rakyat dan anggota Dewan Perwakilan Rakyat

Daerah adalah: menjadi anggota Partai Peserta Pemilu, dicalonkan hanya 1 (satu)

lembaga perwakilan, dan dicalonkan hanya di 1 (satu) daerah pemilihan.

Hak pilih warga negara, baik hak memilih maupun hak dipilih dalam

Pemilihan Umum merupakan salah satu substansi penting dalam perkembangan

demokrasi dan sekaligus sebagai bukti adanya eksistensi dan kedaulatan yang

dimiliki rakyat dalam pemerintahan. Dengan demikian, hak pilih adalah hak warga

negara untuk memilih wakil dan dipilih sebagai wakil di lembaga perwakilan

rakyat melalui Pemilihan Umum yang demokratis.

Hak memilih dan hak dipilih merupakan hak yang dilindungi dan diakui

keberadaannya dalam Konstitusi Negara Republik Indonesia (Undang-Undang

Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945). Oleh karena itu setiap warga

negara yang akan menggunakan hak tersebut dalam setiap Pemilihan Umum harus

Page 4: BAB II TINJAUAN UMUM HAK DIPILIH TERKAIT HAK ASASI … Final Bab II.pdf1 BAB II TINJAUAN UMUM HAK DIPILIH TERKAIT HAK ASASI MANUSIA 2.1 Pengertian Hak Dipilih Dalam Kamus Umum Bahasa

4

terbebas dari segala bentuk intervensi, intimidasi, diskrimininasi dan segala bentuk

tindak kekerasan yang dapat menimbulkan rasa takut untuk menyalurkan haknya

dalam memilih dan dipilih dalam setiap proses Pemilihan Umum. Adapun

ketentuan yang mengatur adalah Pasal 28C ayat (2), Pasal 28I ayat (1), dan ayat

(5) Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Sedangkan

dalam Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 Tentang Hak Asasi Manusia diatur

dalam Pasal 23 ayat (1) dan Pasal 43 ayat (1) yang menjadi dasar hukum bagi

setiap warga negara Indonesia untuk memiliki kebebasan untuk ikut serta

menentukan wakil-wakil mereka, baik untuk duduk dalam lembaga legislatif

maupun dijadikan sebagai pimpinan lembaga eksekutif yang dilakukan melalui

Pemilihan Umum.

Sejalan dengan uraian tersebut dapat dimaknai bahwa hak dipilih sebagai

bagian dari hak pilih (hak pilih pasif) merupakan hak asasi manusia yang dapat

diimplementasikan dalam Pemilihan Umum yang demokratis. Oleh karena itu

setiap warga negara dalam menyalurkan dan menggunakan hak tersebut harus

bebas dari intervensi, intimidasi, dan diskriminasi serta bebas dari segala bentuk

tindak kekerasan yang dapat menghambat dan bahkan meniadakan hak tersebut.

2.2 Sejarah Munculnya Hak Dipilih

Upaya penelusuran sejarah munculnya hak dipilih tidak dapat dilepaskan dari

hak memilih. Bahkan hak dipilih dan hak memilih sebagai embrio dari hak pilih

tidak dapat dilepaskan dari sejarah perkembangan demokrasi yang bermula di

Page 5: BAB II TINJAUAN UMUM HAK DIPILIH TERKAIT HAK ASASI … Final Bab II.pdf1 BAB II TINJAUAN UMUM HAK DIPILIH TERKAIT HAK ASASI MANUSIA 2.1 Pengertian Hak Dipilih Dalam Kamus Umum Bahasa

5

Yunani. Istilah demokrasi yang menurut asal kata berarti “rakyat berkuasa” atau

government by the people (kata Yunani: demos berarti rakyat, kratos/kratein

berarti kekuasaan/ berkuasa).4

Sistem demokrasi yang terdapat di negara kota (city state) Yunani Kuno

(Abad VI sampai Abad III SM)5 merupakan demokrasi langsung (direct

democracy), yaitu suatu bentuk pemerintahan dimana hak untuk membuat

keputusan-keputusan politik dijalankan secara langsung oleh seluruh warga negara

yang bertindak berdasarkan prosedur mayoritas. Sifat langsung dari demokrasi

Yunani dapat diselenggarakan secara efektif karena berlangsung dalam kondisi

yang sederhana, wilayahnya terbatas (negara terdiri dari kota dan daerah

sekitarnya) serta jumlah penduduk sedikit. Ketentuan-ketentuan demokrasi hanya

berlaku untuk warga negara yang resmi yang hanya merupakan bagian kecil saja

4Miriam Budiardo, 2013, Dasar-Dasar Ilmu Politik (Edisi Revisi), Jakarta, PT Gramedia

Pustaka Utama, Cet. IX, Hlm. 105; Lihat juga dalam C.F. Strong, 2004, Konstitusi-Konstitusi

Politik Modern: Kajian tentang Sejarah & Bentuk-Bentuk Konstitusi Dunia (Penerjemah: Derta

Sri Widowatie, dkk dari Modern Political Constitutions: An Introduction to the Comparative

Study of Their History and Existing Form, The English Book Society and Sidgwich & Jakson

Limited London, 1966), Bandung, Nusamedia, Hlm. 240 menguraikan bahwa demokrasi diartikan

sebagai “bentuk pemerintahan yang kekuasaannya dalam mengambil keputusan untuk suatu negara

ditetapkan secara sah, bukan menurut golongan atau beberapa golongan, tetapi menurut anggota-

anggota dari suatu komunitas sebagai keseluruhan”. Hal ini penting ditegaskan pada awal

pembahasan tentang persoalan pemilihan, sebab terkadang demokrasi digunakan untuk menunjuk

kekuasaan “rakyat” sebagai lawan dari “golongan”. Sebenarnya, kata demos dalam bahasa Yunani

menggambarkan jumlah yang banyak, yang berbeda artinya dengan jumlah yang sedikit. Kata

demos sendiri cenderung menunjukkan rakyat sebagai keseluruhan.

5Menurut MacIver di Yunani sebetulnya tidak dikenal kata yang searti dengan istilah modern

“negara”. Hanya “kota” polis yang dikenal dan mudah akan salah mengintrepretasikan apa yang

dimaksudkan jika menerjemahkannya sebagai negara. Pada “masyarakat kota” bukan kepada

“negara kota”. Lihat dalam MacIver, 1984, Negara Modern (Penerjemah Moertono dari Mac Iver,

The Modern State, New York, Oxford University Press), Jakarta, Aksara Baru, Hlm. 83; Bdk.

Robert A. Dahl, 2001, Perihal Demokrasi: Menjelajahi Teori dan Praktek Demokrasi Secara

Singkat (Penerjemah: A. Rahman Zainuddin dari Robert A. Dahl, 1999, On Democracy, Yale

University Press), Jakarta, Yayasan Obor Indonesia, Hlm. 15-16

Page 6: BAB II TINJAUAN UMUM HAK DIPILIH TERKAIT HAK ASASI … Final Bab II.pdf1 BAB II TINJAUAN UMUM HAK DIPILIH TERKAIT HAK ASASI MANUSIA 2.1 Pengertian Hak Dipilih Dalam Kamus Umum Bahasa

6

dari penduduk. Untuk mayoritas yang terdiri atas budak belian dan pedagang

asing demokrasi tidak berlaku.6

Dalam perkembangan selanjutnya dimana gagasan demokrasi Yunani dapat

dikatakan hilang dari muka dunia Barat waktu bangsa Romawi yang sedikit

banyak masih kenal kebudayaan Yunani dikalahkan oleh suku bangsa Eropa Barat

dan benua Eropa memasuki Abad Pertengahan (600-1400). Masyarakat Abad

Pertengahan dicirikan oleh struktur sosial yang feodal (hubungan antara vassal dan

lord) yang kehidupan sosial dan spiritualnya dikuasai oleh Paus dan pejabat-

pejabat agama lainnya. Dilihat dari sudut perkembangan demokrasi Abad

Pertengahan menghasilkan dokumen yang penting, yaitu Magna Charta (Piagam

Besar, 1215). Magna Charta merupakan semi kontrak antara beberapa bangsawan

dan Raja John dari Inggris dimana untuk pertama kali seorang raja yang berkuasa

mengikatkan diri untuk mengakui dan menjamin beberapa hak dan priveleges dari

bawahannya sebagai imbalan untuk penyerahan dana bagi keperluan perang dan

sebagainya.7

Selanjutnya pada permulaan Abad XVI di Eropa Barat muncul negara-negara

nasional (national state) dalam bentuk yang modern. Eropa Barat mengalami

beberapa perubahan sosial dan kultural yang menyiapkan jalan untuk memasuki

zaman yang lebih modern dimana akal dapat memerdekakan diri dari pembatasan-

pembatasannya. Dua kejadian ini ialah Renaissance (1350-1600) yang terutama

6Ibid., Hlm. 109.

7Ibid.

Page 7: BAB II TINJAUAN UMUM HAK DIPILIH TERKAIT HAK ASASI … Final Bab II.pdf1 BAB II TINJAUAN UMUM HAK DIPILIH TERKAIT HAK ASASI MANUSIA 2.1 Pengertian Hak Dipilih Dalam Kamus Umum Bahasa

7

berpengaruh di Eropa Selatan seperti Italia dan Reformasi (1500-1650) yang

banyak mendapat pengikutnya di Eropa Utara seperti di Jerman dan Swiss.8

Renaissance dan Reformasi merupakan dua aliran pemikiran yang sangat

berpengaruh dan mempengaruhi perkembangan pemikiran dunia selanjutnya,

khususnya di Eropa Barat.

Bahkan dikatakan bahwa kedua aliran pemikiran tersebut menyiapkan orang

Eropa Barat untuk dalam masa 1650-1800 mengalami masa Aufklarung (Abad

Pemikiran atau Abad Pencerahan) beserta Rasionalisme, suatu aliran pikiran yang

ingin memerdekakan pikiran manusia dari batas-batas yang dtentukan oleh Gereja

dan mendasarkan pemikiran atas akal (ratio) semata-mata. Kebebasan berpikir

membuka jalan untuk meluaskan gagasan ini di bidang politik. Timbullah gagasan

bahwa manusia mempunyai hak-hak politik yang tidak boleh diselewengkan oleh

raja dan mengakibatkan dilontarkannya kecaman-kecaman terhadap raja yang

menurut pola yang sudah lazim pada masa itu mempunyai kekuasaan tak

terbatas.9 Namun, dalam perkembangan selanjutnya kekuasaan raja yang absolut

tersebut telah mulai ada pembatasan-pembatasan. Hal ini didasarkan atas suatu

teori rasionalistis yang umumnya dikenal sebagai kontrak sosial (social contract).

Salah satu asas dari gagasan kontrak sosial ialah bahwa dunia dikuasai oleh hukum

yang timbul dari alam (nature) yang mengandung prinsip-prinsip keadilan yang

8Ibid., Hlm. 109-10.

9Ibid., Hlm. 110.

Page 8: BAB II TINJAUAN UMUM HAK DIPILIH TERKAIT HAK ASASI … Final Bab II.pdf1 BAB II TINJAUAN UMUM HAK DIPILIH TERKAIT HAK ASASI MANUSIA 2.1 Pengertian Hak Dipilih Dalam Kamus Umum Bahasa

8

universal; artinya berlaku untuk semua waktu serta semua manusia, apakah ia raja,

bangsawan, atau rakyat jelata. Hukum ini dinamakan hukum alam (natural law,

ius naturale). Unsur universalisme inilah yang diterapkan pada masalah-masalah

politik.10

Pada hakikatnya teori-teori kontral sosial merupakan usaha untuk mendobrak

dasar pemerintahan absolut dan menetapkan hak-hak politik rakyat. Filsuf-filsuf

yang mencetuskan gagasan ini antara lain John Locke dari Inggris (1632-1704)

dan Montesquieu dari Prancis (1689-1755). Menurut John Locke bahwa hak-hak

politik mencakup hak atas hidup, hak atas kebebasan, dan hak atas milik (life,

liberty and property). Sedangkan Montesquieu mencoba menyusun suatu sistem

yang dapat menjamin hak-hak politik yang kemudian dikenal dengan istilah Trias

Politika. Ide-ide bahwa manusia mempunyai hak-hak politik menimbulkan

Revolusi Prancis pada akhir Abad XVIII serta Revolusi Amerika melawan Inggris.

Selanjutnya sebagai akibat dari pergolakan tersebut, maka pada akhir Abad XIX

gagasan mengenai demokrasi mendapat wujud yang konkret sebagai program dan

sistem politik. Demokrasi pada tahap ini semata-mata bersifat politis dan

mendasarkan dirinya atas asas-asas kemerdekaan individu, kesamaan hak (equal

rights), serta hak pilih untuk semua warga negara (universal suffrage).11

10Ibid., Hlm. 111.

11

Ibid., Hlm. 111-12.

Page 9: BAB II TINJAUAN UMUM HAK DIPILIH TERKAIT HAK ASASI … Final Bab II.pdf1 BAB II TINJAUAN UMUM HAK DIPILIH TERKAIT HAK ASASI MANUSIA 2.1 Pengertian Hak Dipilih Dalam Kamus Umum Bahasa

9

Demokrasi yang telah berkembang ditandai bangkitnya kemerdekaan

individu, adanya kesamaan hak dan hak pilih yang berlaku bagi semua warga

menjadi trend akhir Abad XIX. Sebagai akibat dari keinginan untuk

menyelenggarakan hak-hak politik secara efektif timbullah gagasan bahwa cara

yang terbaik untuk membatasi kekuasaan pemerintahan ialah dengan suatu

konstitusi. Konstitusi menjamin hak-hak politik dan menyelenggarakan pembagian

kekuasaan negara sedemikian rupa sehingga kekuasaan eksekutif diimbangi oleh

kekuasaan parlemen dan lembaga-lembaga hukum. Gagasan ini dinamakan

konstitusionalisme (constitutionalism), sedangkan negara yang menganut gagasan

ini dinamakan Constitutional State atau Rechtsstaat.12

Menurut Miriam Budiardjo, gagasan konstitusionalisme dimana undang-

undang dasar dipandang sebagai suatu lembaga yang mempunyai fungsi khusus,

yaitu menentukan dan membatasi kekuasaan pemerintah di satu pihak dan di pihak

lain menjamin hak-hak asasi warga negaranya. Undang-undang dasar dianggap

sebagai perwujudan dari hukum tertinggi yang harus dipatuhi oleh negara dan

pejabat-pejabat pemerintah sekalipun, sesuai dengan dalil: Pemerintahan

berdasarkan hukum, bukan oleh manusia (Government by laws, not by men).13

12

Ibid., Hlm. 112; Bdk. Khusus terkait pembahasan Rechtsstaat dan Rule of Law diuraikan

dalam Subbab 1.7.1

13

Ibid., Hlm. 112-13. Menurut Sutandyo Wignjosoebroto ide konstitusionalisme bertumbuh

kembang di bumi aslinya Eropa Barat dapat dipulangkan kedua esensinya. Esensi pertama ialah

konsep negara hukum (atau di negeri-negeri yang terpengaruh oleh sistem hukum Anglo Saxon

disebut rule of law) yang menyatakan bahwa kewibawaan hukum secara universal mengatasi

kekuasaan negara, dan sehubungan dengan itu hukum akan mengontrol politik (dan tidak

sebaliknya). Esensi kedua ialah konsep hak-hak sipil warga negara yang mengatakan bahwa

Page 10: BAB II TINJAUAN UMUM HAK DIPILIH TERKAIT HAK ASASI … Final Bab II.pdf1 BAB II TINJAUAN UMUM HAK DIPILIH TERKAIT HAK ASASI MANUSIA 2.1 Pengertian Hak Dipilih Dalam Kamus Umum Bahasa

10

Dalam perkembangan selanjutnya muncul gagasan perlunya untuk

merumuskan secara yuridis pembatasan kekuasaan pemerintah. Pembatasan-

pembatasan dimaksud oleh ahli-ahli hukum Eropa Barat Kontinental, seperti

Immanuel Kant (1724-1804) dan Freidrich Julius Stahl (1802-1861) menyebut

dengan istilah Rechtsstaat. sedangkan ahli hukum Anglo Saxon seperti Albert

Venn Dicey (1835-1922) menyebut dengan istilah Rule of Law. Pembatasan

tersebut intinya bertumpu pada supremasi hukum (supremation of the law),

adanya kedudukan yang sama dihadapan hukum (equality before the law), tidak

adanya kekuasaan sewenang-wenang (absence of arbitrary power), pemerintah

berdasarkan peraturan-peraturan, dan terjaminnya hak asasi manusia. Gagasan-

gagasan tersebut sekaligus menjadi prinsip-prinsip negara hukum (Rechtsstaat)

dan Rule of Law dalam arti negara hukum klasik.

Sejalan dengan perkembangan demokrasi, politik dan hak asasi manusia di

negara-negara Eropa Barat, Amerika, negara-negara Asia dan negara-negara di

belahan dunia lainnya, meletusnya Perang Dunia I (1914-1920) dan disusul Perang

Dunia II (l939-l945) memicu dan mengetuk perhatian dan kepedulian masyarakat

dunia terhadap dampak buruk langsung dari Perang Dunia tersebut. Penghormatan,

penyelamatan dan perlindungan terhadap kebebasan, kesetaraan, dan keadilan

sebagai nilai-nilai hak asasi manusia semakin mengedepan dan menjadi fokus

perhatian masyarakat dunia. Dalam kondisi seperti itu di penghujung Perang

kebebasan warga negara dijamin oleh konstitusi dan kekuasaan negara pun akan dibatasi oleh

konstitusi, dan kekuasaan itu pun hanya mungkin memperoleh legitimasinya dari konstitusi saja.

Lihat dalam Sutandyo Wignjosoebroto, 2002, Op.Cit., Hlm. 405.

Page 11: BAB II TINJAUAN UMUM HAK DIPILIH TERKAIT HAK ASASI … Final Bab II.pdf1 BAB II TINJAUAN UMUM HAK DIPILIH TERKAIT HAK ASASI MANUSIA 2.1 Pengertian Hak Dipilih Dalam Kamus Umum Bahasa

11

Dunia tersebut, Negara Republik Indonesia sebagai negara yang lama mengalami

penindasan dari penjajahan kolonialisme memproklamasikan kemerdekaan pada

tanggal 17 Agustus 1945. Segala bentuk penindasan, keterkungkungan,

ketidakbebasan, perlakuan tidak adil dan diskriminatif sekaligus harapan untuk

mewujudkan cita hukum dan tujuan pendirian Negara Kesatuan Republik

Indonesia. Oleh karena itu dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara

Republik Indonesia Tahun 1945 tercermin nilai-nilai kemanusiaan, kesetaran,

keadilan, kebebasan dan kesejahteraan yang tidak lain adalah nilai-nilai hak asasi

manusia.14

Nilai-nilai tersebut sekaligus merupakan nilai-nilai yang menjadi

landasan filosofis bangsa Indonesia yang berdasarkan Pancasila. Meski tidak

implementatif, nilai-nilai tersebut menjadi muatan materi yang terkandung dalam

pasal-pasal Batang Tubuh Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

Tahun 1945, terutama Pasal 27 sampai dengan Pasal 34.

Pada bagian lain masyarakat dunia melalui Majelis Umum Perserikatan

Bangsa Bangsa (MU PBB) telah memproklamasikan Deklarasi Universal Hak-Hak

Asasi Manusia (Universal Declaration of Human Rights) pada tanggal 10

Desember 1948. Deklarasi Universal Hak-Hak Asasi Manusia terdiri atas 30 pasal

memuat pokok-pokok hak asasi manusia dan kebebasan dasar. Dengan demikian,

di dalamnya tidak saja mencakup hak sipil dan hak politik (Hak Sipol) melainkan

juga hak ekonomi, sosial, dan budaya (Hak Ekosob). Bahwa hak-hak yang

14Hesti Arwiwulan Sochmawardiah, 2013, Diskriminasi Rasial dalam Hukum HAM: Studi

tentang Diskriminasi terhadap Etnis Tionghoa, Jakarta, Genta Publishing, Hlm. 235.

Page 12: BAB II TINJAUAN UMUM HAK DIPILIH TERKAIT HAK ASASI … Final Bab II.pdf1 BAB II TINJAUAN UMUM HAK DIPILIH TERKAIT HAK ASASI MANUSIA 2.1 Pengertian Hak Dipilih Dalam Kamus Umum Bahasa

12

tercantum dalam Deklarasi Universal Hak-Hak Asasi Manusia ini merupakan

bentuk pengakuan terhadap hak asasi manusia secara tertulis yang keberadaannya

diakui oleh hampir seluruh negara di dunia. Deklarasi Universal Hak-Hak Asasi

Manusia ini merupakan instrumen hukum internasional yang memuat pokok-

pokok tentang hak asasi manusia dan kebebasan dasar, seperti: mengakui adanya

persamaan hak-hak atas seluruh individu dimana seluruh individu tersebut berhak

atas kemerdekaan, kesetaraan, keadilan, kebebasan, keselamatan, dan

kesejahteraan dirinya. Deklarasi Universal Hak-Hak Asasi Manusia ini

dimaksudkan juga sebagai acuan umum hasil pencapaian dari sebuah kesepakatan

untuk semua rakyat dan bangsa untuk terjaminnya pemenuhan, pengakuan,

penghormatan, penegakan dan perlindungan hak-hak manusia secara universal dan

efektif.

Dalam konteks hak pilih dan hak dipilih sebagai hak politik, dalam Deklarasi

Universal Hak-Hak Asasi Manusia secara tegas diuraikan dalam Pasal 2115

sebagai

berikut:

Ayat (1): Setiap orang berhak turut serta dalam pemerintahan negerinya

sendiri, baik dengan langsung maupun dengan perantaraan

wakil-wakil yang dipilih dengan bebas.

Ayat (2): Setiap orang berhak atas kesempatan yang sama untuk diangkat

dalam jabatan pemerintahan negerinya.

Ayat (3): Kemauan rakyat harus menjadi dasar kekuasaan pemerintah;

kemauan ini harus dinyatakan dalam pemilihan-pemilihan

berkala yang jujur dan yang dilakukan menurut hak pilih yang

15Ian Brownlie (Penyunting.), 1993, Dokumen-Dokumen Pokok Mengenai Hak Asasi

Manasia (Penerjemah: Beriansah), Jakarta, Universitas Indonesia (UI Press), Hlm. 31-32.

Page 13: BAB II TINJAUAN UMUM HAK DIPILIH TERKAIT HAK ASASI … Final Bab II.pdf1 BAB II TINJAUAN UMUM HAK DIPILIH TERKAIT HAK ASASI MANUSIA 2.1 Pengertian Hak Dipilih Dalam Kamus Umum Bahasa

13

bersifat umum dan berkesamaan, serta dengan pemungutan suara

yang rahasia ataupun menurut cara-cara yang juga menjamin

kebebasan mengeluarkan suara.

Ketentuan Pasal 21 Deklarasi Universal Hak-Hak Asasi Manusia dapat

dimaknai bahwa setiap orang mempunyai hak dan kedudukan yang sama dalam

pemerintahan (jabatan-jabatan pemerintahan) dan hal ini dilakukan melalui suatu

pemilihan umum yang demokratis berlangsung secara umum, langsung, bebas dan

rahasia. Kedudukan dalam pemerintahan yang diperoleh melalui suatu pemilihan

umum sifatya tidak diskriminatif. Setiap orang (warga negara) mempunyai hak

dan kesempatan yang sama.

Keberadaan Deklarasi Universal Hak-Hak Asasi Manusia tersebut sangat

berpengaruh dan telah menjadi penyemangat bagi faunding fathers bangsa ini.

Sebelumnya Indonesia memberlakukan Undang-Undang Dasar Negara Republik

Indonesia Tahun 1945 (mulai berlaku dari tanggal 18 Agustus 1945 sampai

dengan 27 Desember 1949), namun selanjutnya terutama dalam penyusunan

Konstitusi Republik Indonesia Serikat yang berlaku menggantikan Undang-

Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (berlaku dari 27 Desember

1949 sampai dengan. 15 Agustus 1950) dan Undang-Undang Dasar Sementara

Tahun 1950 (berlaku dari tanggal 15 Agustus 1950 sampai dengan 5 Juli 1959)16

16Dalam Konstitusi Republik Indonesia Serikat, pengaturan tentang hak asasi manusia terdapat

dalam Bagian V yang berjudul: “Hak-Hak dan Kebebasan-Kebebasan Dasar Manusia.” Pada

bagian tersebut terdapat 27 pasal, dari Pasal 7 Ssampai dengan Pasal 33. Pasal-pasal tentang hak

asasi manusia yang isinya hampir keseluruhannya serupa dengan Konstitusi Republik Indonesia

Serikat yang terdapat dalam Undang-Undang Dasar Sementara Tahun 1950. Di dalam Undang-

Undang Dasar Sementara Tahun 1950, pasal-pasal tersebut juga terdapat dalam Bagian V yang

Page 14: BAB II TINJAUAN UMUM HAK DIPILIH TERKAIT HAK ASASI … Final Bab II.pdf1 BAB II TINJAUAN UMUM HAK DIPILIH TERKAIT HAK ASASI MANUSIA 2.1 Pengertian Hak Dipilih Dalam Kamus Umum Bahasa

14

dipengaruhi oleh suasana kebatinan Deklarasi Universal Hak-Hak Asasi manusia.

Ketentuan Pasal 21 Deklarasi Universal Hak-Hak Asasi Manusia seolah-olah telah

begitu saja “diadopsi” menjadi materi pasal-pasal dalam Konstitusi Republik

Indonesia Serikat dan Undang-Undang Dasar Sementara Tahun 1950.17

Adapun

pasal-pasal yang dimaksud dalam Konstitusi Republik Indonesia Serikat adalah

Pasal 22 dan Pasal 34. Pasal 22 menentukan:

Ayat (1): Setiap warga negara berhak turut serta dalam pemerintahan dengan

langsung atau dengan perantaraan wakil-wakil yang dipilih dengan

bebas menurut cara yang ditentukan dalam undang-undang.

Ayat (2):Setiap warga negara dapat diangkat dalam tiap-tiap jabatan

pemerintahan.

....

Sedangkan Pasal 34 menentukan:

Kemauan rakyat adalah dasar kekuasaan penguasa; kemauan itu dinyatakan

dalam pemilihan berkala yang jujur dan dilakukan menurut hak pilih yang

sedapat mungkim bersifat umum dan berkesamaan, serta dengan

pengungutan suara yang rahasia ataupun menurut cara yang menjamin

kebebasan mengeluarkan suarat.

.

Dalam Undang-Undang Dasar Sementara Tahun 1950, pasal-pasal dimaksud

adalah Pasal 23 ayat (1) dan ayat (2) serta Pasal 35. Adapun Pasal 23 dapat disebut

sebagai berikut:

berjudul “Hak-Hak dan Kebebasan Dasar Manausia”. Bagian ini terdiri dari 28 pasal, dari Pasal 7

sampai dengan Pasal 34 dalam Satya Arinanto, 2011, Hak Asasi Manusia dalam Transisi Politik

di Indonesia, Jakarta, Pusat Studi Hukum Tata Negara Fakultas Hukum Universitas Indonesia,

Hlm. 10.

17

Dalam hal ini, Jimly Asshiddiqie menyatakan bahwa “jaminan terhadap hak asasi manusia

dalam Undang-Undang Dasar Sementara Tahun 1950 sesungguhnya merupakan copy paste dari

Konstitusi Republik Indonesia Serikat” dalam Majda El-Muhtaj, 2012, Hak Asasi Manusia dalam

Konstitusi Indonesia: Dari UUD 1945 sampai dengan Amandemen UUD 1945 Tahun 2002.

Jakarta, Kencana Prenada Media Group, Cet. IV, Hlm. vii.

Page 15: BAB II TINJAUAN UMUM HAK DIPILIH TERKAIT HAK ASASI … Final Bab II.pdf1 BAB II TINJAUAN UMUM HAK DIPILIH TERKAIT HAK ASASI MANUSIA 2.1 Pengertian Hak Dipilih Dalam Kamus Umum Bahasa

15

Ayat (1): Setiap warga negara berhak turut serta dalam pemerintahan

dengan langsung atau dengan perantaraan wakil-wakil yang

dipilih dengan bebas menurut cara yang ditentukan oleh undang-

undang.

Ayat (2): Setiap warga negara dapat diangkat dalam tiap-tiap jabatan

Pemerintahan.

Sedangkan Pasal 35 bunyinya sebagai berikut:

Kemauan Rakyat adalah dasar kekuasaan penguasa; kemauan itu dinyatakan

dalam pemilihan berkala yang jujur dan yang dilakukan menurut hak pilih

yang bersifat umum dan berkesamaan, serta dengan pemungutan suara yang

rahasia ataupun menurut cara yang juga menjamin kebebasan mengeluarkan

suara.

Dengan mencermati pasal-pasal hak politik (hak pilih dan hak dipilih), baik

dalam Konstitusi Republik Indonesia Serikat maupun Undang-Undang Dasar

Sementara Tahun 1950 menunjukkan bahwa suasana eforia terhadap nilai

kebebasan, kesetaraan, keadilan, dan kesejahteraan yang menjadi nilai dasar

kemanusiaan sekaligus sebagai hak asasi manusia yang baru diraih oleh bangsa

Indonesia sangat dipengaruhi oleh nilai hak asasi manusia sebagaimana tertuang

dalam Deklarasi Universal Hak-Hak Asasi manusia. Namun demikian, suasana

tersebut tidak berlangsung lama. Melalui Dekrit Presiden Republik Indonesia

tanggal 5 Juli 1959 dituangkan dalam Keputusan Presiden Nomor 150 Tahun

1959 (Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 75 Tahun 1959), maka

Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dinyatakan

berlaku lagi dan Undang-Undang Dasar Sementara Tahun 1950 dinyatakan tidak

Page 16: BAB II TINJAUAN UMUM HAK DIPILIH TERKAIT HAK ASASI … Final Bab II.pdf1 BAB II TINJAUAN UMUM HAK DIPILIH TERKAIT HAK ASASI MANUSIA 2.1 Pengertian Hak Dipilih Dalam Kamus Umum Bahasa

16

berlaku.18

Dengan kembalinya Indonesia ke Undang-Undang Dasar Negara

Republik Indonesia Tahun 1945, maka sebagai konsekuensi logis ketentuan hak

asasi manusia sebagaimana tercantum dalam Undang-Undang Dasar Negara

Republik Indonesia Tahun 1945 menjadi berlaku lagi.

Delapan belas tahun setelah dicetuskan Deklarasi Universal Hak-Hak Asasi

Manusia (DUHAM), Perserikatan Bangsa-Bangsa mengeluarkan International

Covenant on Civil and Political Rights (ICCPR) atau Kovenan Internasional

Tentang Hak-Hak Sipil dan Politik (KIHSP) pada tanggal 16 Desember 1966.19

Pada prinsipnya substansi dari Kovenan Internasional Tentang Hak-Hak Sipil dan

Politik adalah memberikan jaminan perlindungan dan kebebasan terhadap hak sipil

(civil liberties) dan hak politik yang esensial atau mengandung hak-hak demokratis

bagi semua orang. Kovenan ini menegaskan mengenai jaminan terhadap hak-hak

dan kebebasan individu yang harus dihormati oleh semua negara.20

Kovenan yang

terdiri atas 53 (lima puluh tiga) pasal ini memang fokus terkait dengan hak-hak

sipil dan hak-hak politik, termasuk kewajiban negara untuk memberikan jaminan,

perlindungan, dan pemenuhan terhadap hak-hak tersebut. Di antara 53 (lima puluh

tiga) pasal tersebut, ketentuan hak pilih dan hak dipilih diatur dalam Pasal 25

18Subandi Al Marsudi, 2003, Pancasila dan UUD ’45 dalam Paradigma Reformasi (Edisi

Revisi), Jakarta, PT. RajaGrafindo Persada, Cet. III, Hlm. 110 Lihat juga Hesti Arwiwulan

Sochmawardiah., 2013, Ibid., Hlm. 189.

19

Indonesia telah meratifikasi International Covenant Civil and Political Rights (ICCPR)

melalui Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2005 Tentang Pengesahan International Covenant on

Civil and Political Rights (Kovenan Internasional Tentang Hak-Hak Sipil dan Politik) pada

tanggal 28 Oktober 2005 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 119).

20

Ibid., Hlm. 190.

Page 17: BAB II TINJAUAN UMUM HAK DIPILIH TERKAIT HAK ASASI … Final Bab II.pdf1 BAB II TINJAUAN UMUM HAK DIPILIH TERKAIT HAK ASASI MANUSIA 2.1 Pengertian Hak Dipilih Dalam Kamus Umum Bahasa

17

Kovenan Internasional Tentang Hak-Hak Sipil dan Politik dan sekaligus sebagai

penegasan terhadap hak-hak sipil dan hak-hak politik (hak pilih dan hak dipilih)

sebagaimana diatur dalam Pasal 21 Deklarasi Universal Hak-Hak Asasi Manusia.

Adapun ketentuan Pasal 25 bunyinya sebagai berikut:

Setiap warga negara mempunyai hak dan kesempatan, tanpa perbedaan apa

pun seperti yang tersebut dalam Pasal 2, dan tanpa pembatasan yang tidak

wajar:

(a) Ikut serta dalam menjalankan segala urusan umum, baik secara langsung

maupun melalui wakil-wakil yang dipilih secara bebas;

(b) Memberikan suara dalam pemilihan dan dipilih pada pemilihan berkala

dan dengan hak pilih yang sama dan universal serta diadakan melalui

pemungutan suara secara rahasia, yang menjamin adanya pernyataan

bebas dari kehendak para pemilih;

(c) Mendapatkan pelayanan umum, atas dasar persyaratan dan persamaan

umumnya di negerinya.

Ketentuan Pasal 25 Kovenan Internasional Tentang Hak-Hak Sipil dan Politik

tersebut dapat dimaknai bahwa setiap warga negara mempunyai hak dan

kesempatan yang sama dan tanpa ada perbedaan dalam menjalankan hak-hak

politik dalam hal ini hak pilih dan dipilih. Ketentuan tersebut juga menegaskan

larangan terhadap berbagai bentuk diskriminasi dalam menggunakan hak pilih dan

hak dipilih.

Dalam perkembangan berikutnya bahwa keberadaan Ketetapan MPR Nomor

XVII/MPR/1998 Tetang Hak Asasi Manusia yang ditetapkan dalam Sidang

Istimewa MPR pada tanggal 13 November 1998 menunjukkan tekad bangsa dan

negara Indonesia terhadap perhormatan, penegakan, pemenuhan, pemajuan, dan

Page 18: BAB II TINJAUAN UMUM HAK DIPILIH TERKAIT HAK ASASI … Final Bab II.pdf1 BAB II TINJAUAN UMUM HAK DIPILIH TERKAIT HAK ASASI MANUSIA 2.1 Pengertian Hak Dipilih Dalam Kamus Umum Bahasa

18

perlindungan terhadap hak asasi manusia. Dalam TAP MPR Nomor

XVII/MPR/1998 tersebut, paling tidak ada dua hal yang ditegaskan. Pertama,

kepada Lembaga-Lembaga Tinggi Negara dan seluruh Aparatur Pemerintah untuk

menghormati, menegakkan dan menyebarluaskan pemahaman mengenai hak asasi

manusia kepada seluruh masyarakat. Kedua, kepada Presiden Republik Indonesia

dan Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia untuk meratifikasi berbagai

instrumen Perserikatan Bangsa-Bangsa tentang hak asasi manusia.

Tidak berselang lama setelah TAP MPR Nomor XVII/MPR/1998 tersebut,

pada tanggal 23 November 1999 terbit Undang-Undang Nomor 39 Tentang Hak

Asasi Manusia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 165).

Undang-undang yang bersifat lex specialis tentang hak asasi manusia ini diakui

bahwa pengaturannya ditentukan dengan berpedoman pada Deklarasi Universal

Hak-Hak Asasi Manusia Perserikatan Bangsa-Bangsa, Konvensi Perserikatan

Bangsa-Bangsa tentang Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi terhadap

Wanita, Konvensi Perserikatan Bangsa-Bangsa tentang Hak-Hak Anak, dan

berbagai instrumen internasional lain yang mengatur tentang hak asasi manusia.

Dengan demikian, nampaklah bahwa materi maupun muatan pasal-pasal dalam

Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tersebut tidak saja merupakan cerminan

dari pasal-pasal pokok TAP MPR Nomor XVII/MPR/1998 melainkan juga pasal-

pasal pokok dari Deklarasi Universal Hak-Hak Asasi Manusia dan Kovenan

Internasional Tentang Hak-Hak Sipil dan Politik.

Page 19: BAB II TINJAUAN UMUM HAK DIPILIH TERKAIT HAK ASASI … Final Bab II.pdf1 BAB II TINJAUAN UMUM HAK DIPILIH TERKAIT HAK ASASI MANUSIA 2.1 Pengertian Hak Dipilih Dalam Kamus Umum Bahasa

19

Khusus terkait pasal-pasal pokok dalam Deklarasi Universal Hak Asasi

Manusia dan Kovenan Internasional Tentang Hak-Hak Sipil dan Politik dimaksud

tercermin dalam Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999, terutama pada “Bagian

Kedelapan” terkait “Hak Turut Serta dalam Pemerintahan” Pasal 43 menyebutkan:

Ayat (1): Setiap warga negara berhak untuk dipilih dan memilih dalam

pemilihan umum berdasarkan persamaan hak melalui

pemungutan suara yang langsung, umum, bebas, rahasia, jujur,

adil sesuai dengan ketentuan peraturan perundangan-undangan.

Ayat (2): Setiap warga negara berhak turut serta dalam pemerintahan dengan

langsung atau dengan perantaraan wakil yang dipilihnya dengan

bebas, menurut cara yang ditentukan dalan peraturan perundang-

undangan.

Ayat (3): Setiap warga negara dapat diangkat dalam setiap jabatan

pemerintahan.

Pengakuan hak asasi manusia oleh negara dalam Undang-Undang Dasar

Negara Republik Indonesia Tahun 1945 setelah Perubahan sangat kuat. Materi

muatan hak asasi manusia dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik

Indonesia Tahun 1945 sebelum perubahan semula hanya berisi 7 (tujuh) butir

ketentuan (pasal), Pasal 27 sampai dengan Pasal 34 yang juga tidak sepenuhnya

dapat disebut sebagai jaminan hak asasi manusia. Terkait dengan keberadaan

pasal-pasal tersebut, dalam hal ini pernyataan tegas disampaikan Moh. Mahfud

MD bahwa Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 tidak

memuat secara ketat materi-materi yang secara substansial harus ada pada setiap

Page 20: BAB II TINJAUAN UMUM HAK DIPILIH TERKAIT HAK ASASI … Final Bab II.pdf1 BAB II TINJAUAN UMUM HAK DIPILIH TERKAIT HAK ASASI MANUSIA 2.1 Pengertian Hak Dipilih Dalam Kamus Umum Bahasa

20

konstitusi yakni perlindungan hak asasi manusia21

, namun sekarang telah

bertambah secara signifikan, sehingga perumusannya menjadi sangat lengkap dan

menjadikan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945

merupakan salah satu undang-undang dasar yang paling lengkap memuat

perlindungan hak asasi manusia.22

Sebagai constitutional rights, di samping sarat

dengan pengaturan hak asasi manusia beserta jaminannya, Undang-Undang Dasar

Negara Republik Indonesia Tahun 1945 juga melahirkan lembaga-lembaga baru,

yaitu: Komisi Yudisial, Mahkamah Konstitusi, Dewan Perwakilan Daerah,

Pemerintah Daerah, dan Komisi Pemilihan Umum sebagai amanat Undang-

Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Perubahan Ketiga.

Bahwa pengaturan tentang hak asasi manusia diatur dalam Pasal 27 dan secara

khusus diatur dalam Bab XA “Hak Asasi Manusia”, dari Pasal 28A sampai dengan

Pasal 28J. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 di

samping memberi kedudukan yang sama kepada setiap warga, baik dalam

kedudukannya di dalam hukum dan pemerintahan serta kesempatan yang sama

dalam pemerintahan juga perintah larangan terhadap perlakuan diskriminatif.

Hak-hak konstitusional (constitutional rights) tersebut sebagaimana dinyatakan

bahwa: “Segala warga negara bersamaan kedudukannya di dalam hukum dan

21Moh. Mahfud MD, 2000, Demokrasi dan Konstitusi di Indonesia: Studi tentang Interaksi

Politik dan Kehidupan Ketatanegaraan, Yogyakata, Rineka Cipta, Cet. II, Hlm. 141.

22

Jimly Asshiddiqie, 2006, Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara (Jilid II), Jakarta,

Sekretariat Jenderal dan Kepaniteraan Mahkamah Konstitusin Republik Indonesia, Hlm.104-105

Lihat juga dalam Jimly Asshiddiqie, 2009, Menuju Negara Hukum yang Demokratis, Jakarta,

PT Bhuana Ilmu Populer, Hlm. 433.

Page 21: BAB II TINJAUAN UMUM HAK DIPILIH TERKAIT HAK ASASI … Final Bab II.pdf1 BAB II TINJAUAN UMUM HAK DIPILIH TERKAIT HAK ASASI MANUSIA 2.1 Pengertian Hak Dipilih Dalam Kamus Umum Bahasa

21

pemerintahan dan wajib menjunjung hukum dan pemerintahan itu dengan tidak

ada kecualinya” (Pasal 27 ayat (1), dan “Setiap warga negara berhak memperoleh

kesempatan yang sama dalam pemerintahan“ (Pasal 28D ayat (3), maka oleh

karena itu “Setiap orang berhak atas pengakuan, jaminan, perlindungan, dan

kepastian hukum yang adil serta perlakuan yang sama dihadapan hukum” (Pasal

28D ayat (1), dan selanjutnya bahwa “Setiap orang berhak bebas dari perlakuan

yang bersifat diskriminatif atas dasar apa pun dan berhak mendapatkan

perlindungan terhadap perlakuan yang bersifat diskriminatif itu” (Pasal 28I ayat

(2).

Jaminan terhadap pelaksanaan hak asasi manusia tersebut sepenuhnya menjadi

kewajiban dan tanggung jawab negara, terutama pemerintah. Jaminan tersebut

diamanatkan dalam Pasal 28I ayat (4) yang menyatakan bahwa “Perlindungan,

pemajuan, penegakan, pemenuhan hak asasi manusia adalah tanggung jawab

negara, terutama pemerintah”. Selanjutnya “Untuk menegakkan dan melindungi

hak asasi manusia sesuai dengan prinsisp-prinsip negara hukum yang demokratis,

maka pelaksanaan hak asasi manusia dijamin, diatur dan dituangkan dalam

peraturan perundang-undangan” (Pasal 28I ayat (5) Undang-Undang Dasar Negara

Republik Indonesia Tahun 1945).

Sebagaimana diuraikan di atas, keberadaan Komisi Pemilihan Umum (KPU)

sebagai penyelenggara untuk melaksanakan pemilihan umum secara langsung,

umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil. Dalam hal ini, anggota Dewan Perwakilan

Page 22: BAB II TINJAUAN UMUM HAK DIPILIH TERKAIT HAK ASASI … Final Bab II.pdf1 BAB II TINJAUAN UMUM HAK DIPILIH TERKAIT HAK ASASI MANUSIA 2.1 Pengertian Hak Dipilih Dalam Kamus Umum Bahasa

22

Rakyat23

, anggota Dewan Perwakilan Daerah24

, dan anggota Dewan Perwakilan

Rakyat Daerah dipilih secara langsung olah rakyat.25

Bahkan Presiden dan Wakil

Presiden pun dalam satu pasangan dipilih secara langsung oleh rakyat,26

di

samping Gubernur, Bupati dan Walikota.27

Dengan mekanisme pemilihan

langsung tersebut, tidak lain merupakan pencerminan konkret dari kedaulatan

rakyat yang tidak saja diamanatkan dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar

Negara Republik Indonesia Tahun 1945 melainkan juga berdasarkan ketentuan

Pasal 1 ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945

bahwa “Kedaulatan berada di tangan rakyat dan dilaksanakan menurut Undang-

23Pasal 19 ayat (1) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Perubahan

Kedua menentukan: Anggota Dewan Perwakilan Rakyat dipilih melalui pemilihan umum.

24

Pasal 22C ayat (1) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesian Tahun 1945

Perubahan Ketiga menetukan: Anggota Dewan Perwakilan Daerah dipilih dari setiap provinsi

melalui pemilihan umum.

25

Pasal 22E ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Perubahan

Ketiga menentukan: Pemilihan umum diselengarakan untuk memilih anggota Dewan Perwakilan

Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, Presiden dan Wakil Presiden dan Dewan Perwakilan Rakyat

Daerah.

26

Pasal 6A ayat (1) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Perubahan

Ketiga menentukan: Presiden dan Wakil Presiden dipilih dalam satu pasangn secara langsung oleh

rakyat.

27

Pasal 18 ayat (4) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesi Tahun 1945 Perubahan

Kedua ditentukan: Gubernur, Bupati, dan Walikota masing-masing sebagai kepala pemerintahan

provinsi, kabupaten, dan kota dipilih secara demokratis. Pemilihan Kepala Daerah (Gubernur,

Bupati dan Walikota) tidak dimasukkan ke dalam ketentuan Pasal 22E Undang-Undang Dasar

Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Dalam kerangka kedaulatan rakyat, Undang-Undang

Nomor 22 Tahun 1999 Tentang Pemerintahan Daerah, selanjutnya diubah menjadi Undang-

Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2004 Nomor 125), dalam Pasal 56 ayat (1) telah memuat regulasi bersejarah

pemilihan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah secara langsung oleh rakyat. Undang-Undang

Nomor 32 Tahun 2004 diubah menjadi Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 Tentang Perubahan

Kedua Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59).

Page 23: BAB II TINJAUAN UMUM HAK DIPILIH TERKAIT HAK ASASI … Final Bab II.pdf1 BAB II TINJAUAN UMUM HAK DIPILIH TERKAIT HAK ASASI MANUSIA 2.1 Pengertian Hak Dipilih Dalam Kamus Umum Bahasa

23

Undang Dasar.” Dengan ketentuan tersebut dapat dimaknai bahwa pemilik

kedaulatan Negara Republik Indonesia adalah rakyat. Dalam mewujudkan

kedaulatan rakyat tersebut dapat dilakukan melalui sistem demokrasi, baik

langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu menggunakan hak pilih dan hak

dipilih merupakan pencerminan dari kedaulatan rakyat dan sekaligus sebagai

bagian dari hak asasi manusia.

2.3 Perkembangan Hak Dipilih

Sebagaimana diuraikan di atas bahwa hak dipilih merupakan hak pilih pasif.

Dengan demikian, menurut Hans Kelsen hak pilih adalah hak individu untuk turut

serta dalam prosedur pemilihan dengan jalan memberikan suaranya.28

Hak

memberikan suara merupakan hak politik dan sekaligus merupakan implemenatasi

dari demokrasi. Oleh karena itu, lanjut Hans Kelsen bahwa hakekat demokrasi,

hak pilih harus universal. Sekecil mungkin individu yang dikecualikan dari hak

pilih, dan usia minimum memperoleh hak suara harus serendah mungkin.

Mengecualikan wanita atau individu-individu yang termasuk ke dalam suatu

profesi tertentu seperti misalnya tentara atau pendeta akan tidak sesuai dengan ide

28Hans Kelsen, 2013, Teori Umum Tentang Hukum dan Negara (Penerjemah: Raisul

Muttaqien dari Hans Kelsen, 1971, General Theory of Law and State, New York, Russel and

Russel), Bandung, Cet. VIII, Hlm. 414.

Page 24: BAB II TINJAUAN UMUM HAK DIPILIH TERKAIT HAK ASASI … Final Bab II.pdf1 BAB II TINJAUAN UMUM HAK DIPILIH TERKAIT HAK ASASI MANUSIA 2.1 Pengertian Hak Dipilih Dalam Kamus Umum Bahasa

24

demokrasi tentang hak suara universal. Demokrasi menghendaki agak hak pilih

tidak hanya seuniveral mungkin tetapi juga seadil mungkin.29

Hak pilih atau hak dipilih dalam konteks hakekat demokrasi sebagaimana

dikemukakan oleh Hans Kelsen tersebut tidak saja harus seuniversal mungkin

melainkan juga harus seadil mungkin. Namun, apakah demikian keadaannya, pada

bagian berikut diuraikan perkembangan hak pilih atau hak dipilih sejalan dengan

perkembangan demokrasi.

Perkembangan hak pilih dan hak dipilih sebagai perwujudan demokrasi telah

berlangsung pada zaman Yunani Kuno. Pada masa itu rakyat Yunani Kuno ikut

melaksanakan hak-hak politiknya dalam melaksanakan pemerintahan, yaitu

melalui mekanisme pemilihan secara langsung untuk memilih pemimpin, apa yang

menjadi keinginan dan apa yang menjadi kebutuhannya. Pemilihan secara

langsung (direct democracy) tersebut dimungkinkan karena jumlah penduduk

Yunani Kuno tidak banyak (sekitar 300.000 orang) dan wilayahnya pun tidak luas

(sekitar 2.000 Km2). Wilayah Yunani Kuno hanya merupakan negara kota (city

state) atau lebih dikenal dengan istilah Polis.

Sistem demokrsi Yunani Kuno, baik ketika yang berkuasa Solon (638-558

SM) maupun Cleisthenes (570-508 SM) pemilihan langsung untuk jabatan-jabatan

negara hanya melibatkan kaum laki yang telah berusia 20 tahun. Kaum perempuan

dan budak belian tidak berhak untuk ikut dalam pemilihan langsung tersebut.

29Hans Kelsen, 2013, Ibid.

Page 25: BAB II TINJAUAN UMUM HAK DIPILIH TERKAIT HAK ASASI … Final Bab II.pdf1 BAB II TINJAUAN UMUM HAK DIPILIH TERKAIT HAK ASASI MANUSIA 2.1 Pengertian Hak Dipilih Dalam Kamus Umum Bahasa

25

Namun demikian, sebagai sebuah sistem pemerintahan demokrasi yang berlaku di

Yunani Kuno tersebut merupakan cikal bakal terhadap perkembangan demokrasi

selanjutnya (demokrasi modern). Terhadap perkembangan tersebut, menurut

Miriam Budiardjo bahwa dalam negara modern demokrasi tidak lagi bersifat

langsung, tetapi merupakan demokrasi berdasarkan perwakilan (representative

democracy).30

Bahkan terlebih dahulu hal tersebut telah disampaikan oleh C.F.

Strong bahwa kehendak ini dapat diekspresikan melalui pemilihan yang

representatif. Perkembangan cara demokratis ini di zaman modern telah diatur

dalam batasan-batasan negara bangsa yang menghendaki adanya sistem yang

representatif. Dengan kata lain, kemajuan demokrasi politik terjadi dengan jalan

memperluas hak pilih yang terus bertambah dan eksperimen dalam memanipulasi

ukuran, bentuk dan distribusi jumlah pemilih dengan harapan memperoleh

lembaga legislatif yang benar-benar mewakili pendapat para pemilih.31

Terkait perkembangan demokrasi yang berlangsung pada zaman Yunani Kuno

dan bandingannya dengan demokrasi modern pada Abad Pertengahan, C.F. Strong

menilai bahwa sejauh menyangkut Yunani Kuno, kekuatan itu timbul dari sebab-

sebab yang sangat berbeda dengan kekuatan yang ada pada zaman modern. Dalam

hal ini, Abad Pertengahan dapat dikatakan menjadi satu periode panjang yang

benar-benar mengalami kemunduran untuk kepentingan politik demokratis,

30Miriam Budiardjo, 2013, Op.Cit., Hlm. 109.

31

C.F. Strong, 2004., Op.Cit.,Hlm. 241.

Page 26: BAB II TINJAUAN UMUM HAK DIPILIH TERKAIT HAK ASASI … Final Bab II.pdf1 BAB II TINJAUAN UMUM HAK DIPILIH TERKAIT HAK ASASI MANUSIA 2.1 Pengertian Hak Dipilih Dalam Kamus Umum Bahasa

26

kecuali adanya beberapa usaha yang tidak jelas dengan adanya persamaan di

beberapa kota Abad Pertengahan di Italia sampai masa Renaissance mengantarkan

era modern. Dalam peninjauan ini, demokrasi tidak dikelirukan dengan semangat

republik sebagaimana terjadi pada contoh masa-masa awal Konfederasi Swiss atau

seperti kasus di Inggris pada Abad XIV dan Abad XV dengan masuknya suatu

elemen dalam Commons untuk membantu sokongan dana terhadap raja karena

fenomna seperti itu dapat dengan mudah berdampingan dengan rezim oligarkis,

bahkan rezim otokratis.32

Dalam perkembangan selanjutnya, tuntutan hak-hak politik semakin menonjol

sejalan dengan munculnya gagasan-gagasan religius. Contoh terbaik untuk hal ini

adalah konflik dengan kerajaan di bawah pemerintahan wangsa Stuart di Inggris.

Konflik ini merupakan perjuangan untuk memperoleh hak-hak religius yang

mendorong berdirinya Koloni Inggris Baru. Perang Saudara pada rezim Raja

Charles I merupakan perang agama yang disebabkan oleh prinsip politik. Teori

abstrak memainkan peran penting dalam sejarah Abad XVIII. Kebenarannya dapat

dibuktikan dengan membandingkan dekomen Revolusi Amerika dengan dokumen

Revolusi Prancis. Ketika penulis the Declaration of Independence (Deklarasi

Kemerdekaan) dan the Declaration of the Right of Man (Deklarasi Hak-Hak Asasi

Manusia) mengemukakan bahwa basis manusia terlahir bebas dan sederajat,

mereka berdua mencoba meletakkan landasan bagi politik praktis dan tidak

32C.F. Strong, 2004., Ibid., Hlm. 241-42.

Page 27: BAB II TINJAUAN UMUM HAK DIPILIH TERKAIT HAK ASASI … Final Bab II.pdf1 BAB II TINJAUAN UMUM HAK DIPILIH TERKAIT HAK ASASI MANUSIA 2.1 Pengertian Hak Dipilih Dalam Kamus Umum Bahasa

27

semata-mata mengajukan tuntutan persamaan seluruh umat mansia dihadapan

Tuhan, seperti yang terjadi pada pendeta-pendeta Kristen. Pengaruh teori

persamaan ini sangat kuat terhadap hak pilih karena aplikasinya yang paling nyata

terdapat pada usaha-usaha untuk mewujudkan gagasan “one man one vote” (satu

orang satu suara).33

Sebagaimana diuraikan di atas, perkembangan hak pilih dan dipilih sebagai

bagian dari demokrasi pada Abad XIX telah berkembang. Demokrasi pada tahap

ini semata-mata bersifat politis dan berdasarkan dirinya atas asas-asas

kemerdekaan. Dalam hal ini, paham Liberalisme Barat mengasumsikan eksistensi

“suatu badan yang terdiri dari warga negara yang secara teoretis sempurna di

antara mereka yang tidak boleh mengalami perlakuan diskriminasi di tempat

pemungutan suara”.34

Selanjutnya hak pilih dan hak dipilih yang sangat luas merupakan

karakteristik bagi seluruh negara konstitusional. Negara-negara yang usianya lebih

tua telah melakukan reformasi pemilihan dengan memberikan hak pilih hanya

kepada kaum dewasa atau kaum pria dewasa, sedangkan negara-negara yang

belum lama berdiri hampir selalu mencantumkan suatu pasal dalam konstitusi

yang memberikan hak pilih universal tanpa memperdulikan jenis kelamin.35

33C.F. Strong, 2004. Ibid., Hlm. 242.

34

C.F. Strong, 2004, Ibid.

35

C.F. Strong, 2004. Ibid., Hlm. 243.

Page 28: BAB II TINJAUAN UMUM HAK DIPILIH TERKAIT HAK ASASI … Final Bab II.pdf1 BAB II TINJAUAN UMUM HAK DIPILIH TERKAIT HAK ASASI MANUSIA 2.1 Pengertian Hak Dipilih Dalam Kamus Umum Bahasa

28

Dengan kalimat lain, pencantuman hak pilih universal dalam konstitusinya

merupakan jaminan terhadap hak politik.

Dalam perkembangan selanjutnya, meletusnya Perang Dunia I (1914-1920)

dan Perang Dunia II (1939-1945) menggugah kepedulian dan kesadaran

masyarakat dunia terhadap pentingnya memberikan penghormatan, penyelamatan,

dan perlindungan terhadap kebebasan, kesetaraan, dan keadilan sebagai nilai-nilai

hak asasi manusia. Melalui proses yang sangat panjang, Majelis Umum

Perserikatan Bangsa-Bangsa telah memproklamasikan Deklarasi Universal Hak-

Hak Asasi Manusia (Universal Declaration of Human Rights) pada tanggal 10

Desember 1948. Dalam kaitan dengan hak pilih dan hak dipilih sebagai hak politik

diatur dalam Pasal 21 Deklarasi Universal Hak-Hak Asasi Manusia. Sedang dalam

Kovenan Internasional Tentang Hak-Hak Sipil dan Politik (International Covenant

Civil and Political Rights) yang dideklarasikan pada tanggal 16 Desember 1966,

hak pilih dan hak dipilih diatur dalam Pasal 25.

Dalam Konstitusi Republik Indonesia Serikat, hak pilih dan hak dipilih diatur

dalam Pasal 22 dan Pasal 34. Sedang dalam Undang-Undang Dasar Sementara

Tahun 1950, hak pilih dan dipilih diatur dalam Pasal 23 ayat (1), ayat (2) dan Pasal

23.

Perkembangan politik di penghujung tahun 1998, yang sebelumnya ditandai

dengan krisis moneter, akhirnya memunculkan gerakan Reformasi. Gerakan

Reformasi dimana mahasiswa sebagai motor penggerak bersama rakyat telah

mampu memaksa Presiden Soeharto untuk turun mengundurkan diri dari jabatan

Page 29: BAB II TINJAUAN UMUM HAK DIPILIH TERKAIT HAK ASASI … Final Bab II.pdf1 BAB II TINJAUAN UMUM HAK DIPILIH TERKAIT HAK ASASI MANUSIA 2.1 Pengertian Hak Dipilih Dalam Kamus Umum Bahasa

29

sebagai presiden pada tanggal 20 Mei 1998. Dengan pengunduran diri Presiden

Soeharto telah menandai berakhirnya Orde Baru dan muncul Orde Reformasi

sebagai penggantinya. Pada awal Orde Reformasi tersebut telah terbit berbagai

produk undang-undang yang lebih demokratis sesuai dengan nafas reformasi,

baik Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1999 Tentang Partai Politik, Undang-

Undang Nomor 3 Tahun 1999 Tentang Pemilihan Umum, Undang-Undang Nomor

39 Tahun 1999 Tentang Hak Asasi Manusia, Undang-Undang Nomor 40 Tahun

1999 Tentang Pers. Dalam konteks ini, penghormatan, pemenuhan dan jaminan

terhadap hak asasi manusia, terutama terkait dengan hak pilih dan hak dipilih

dalam Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 diatur dalam Pasal 43 ayat (1), ayat

(2), dan ayat (3).

Perkembangan yang sangat subtansial dari Orde Reformasi tersebut adalah

ketika melakukan amandemen terhadap Undang-Undang Dasar Negara Republik

Indonesia Tahun 1945 yang berlangsung dari tahun 1999 sampai dengan tahun

2002 (Perubahan Pertama sampai dengan Perubahan Keempat). Konsekuensi

yuridis adanya amandemen Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

Tahun 1945, maka semua produk hukum rezim Orde Baru yang tidak sesuai

dengan jiwa Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 pasca

amandemen harus diganti. Dalam kaitan ini berlaku dalil bahwa manakala

konfigurasi politik berubah, maka hukum-hukum pun ikut berubah dan diubah36

.

36Moh. Mahfud MD, 2011, Politik Hukum di Indonesia (Edisi Revisi), Jakarta, PT

RajaGrafindo Persada, Cet. IV, Hlm. 373-74.

Page 30: BAB II TINJAUAN UMUM HAK DIPILIH TERKAIT HAK ASASI … Final Bab II.pdf1 BAB II TINJAUAN UMUM HAK DIPILIH TERKAIT HAK ASASI MANUSIA 2.1 Pengertian Hak Dipilih Dalam Kamus Umum Bahasa

30

Terkait tentang pengaturan tentang hak asasi manusia dalam Undang-Undang

Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Perubahan Kedua diatur dalam

Pasal 27, secara khusus diatur dalam Bab XA “Hak Asasi Manusia”, Pasal 28A

sampai dengan Pasal 28J. Meski dalam Konstitusi ini tidak secara eksplisit

dicantumkan terkait “hak pilih” dan “hak dipilih”, namun terkait kedudukan dan

kesempatan yang sama di dalam hukum dan pemerintahan di samping larangan

terhadap perlakuan diskriminatif merupakan jaminan, perlindungan, pengakuan

dan pemenuhan terhadap hak-hak politik tersebut. Adapun pasal-pasal dimaksud

adalah Pasal 27 ayat (1) dan Pasal 28D ayat (3), Pasal 28D ayat (1), Pasal 28I ayat

(2), Pasal 28I ayat (4), serta Pasal 28I ayat (5) Undang-Undang Dasar Negara

Republik Indonesia Tahun 1945 Perubahan Kedua.

Sebagaimana diuraikan di atas, bahwa dalam Undang-Undang Dasar Negara

Republik Indonesia Tahun 1945 Perubahan Kedua dan Perubahan Ketiga

ditentukan bahwa anggota Dewan Perwakilan Rakyat, anggota Dewan

Perwakilan Daerah, dan anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah dipilih secara

langsung oleh rakyat. Bahkan, Presiden dan Wakil Presiden dalam satu pasangan

dipilih secara langsung oleh rakyat, termasuk Gubernur, Bupati dan Walikota37

.

37Justifikasi pelaksanaan pemilihan langsung kepala daerah dinyatakan oleh Samsul Wahidin

meliputi: 1) Pilkada langsung merupakan jawaban atas tuntutan aspirasi rakyat karena Presiden dan

Wakil Presden, DPR, DPRD bahkan Kepala Desa selama ini telah dilakukan langsung, 2) Pilkada

langsung merupakan perwujudan konstitusi dan UUD 1945. Seperti telah diamanatkan Pasal 18

ayat (4) UUD 1945, Gubernur, Bupati dan Walikota, masing-masing sebagai kepala pemerintahan

daerah provinsi, kabupaten, dan kota dipilih secara demokratis, 3) Pilkada langsung dipandang

sebagai sarana pembelajaran demokrasi (politik) bagi rakyat (civics education), 4) Pilkada langsung

dipandang sebagai sarana untuk memperkuat otonomi daerah, dan 5) Pilkada langsung merupakan

sarana penting bagi proses kaderisasi kepemimpinan nasonal. Lihat dalam Samsul Wahidin, 2008,

Page 31: BAB II TINJAUAN UMUM HAK DIPILIH TERKAIT HAK ASASI … Final Bab II.pdf1 BAB II TINJAUAN UMUM HAK DIPILIH TERKAIT HAK ASASI MANUSIA 2.1 Pengertian Hak Dipilih Dalam Kamus Umum Bahasa

31

Perkembangan selanjutnya terkait dengan hak dipilih adalah

diakomodasikannya pasangan calon perseorangan yang dikenal dengan calon

independen dalam rezim Pemilihan Umum Kepada Daerah (Pemilukada). Terkait

dengan hal tersebut, sebelumnya dalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004

Tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004

Nomor 125), Pasal 56 ayat (1) ditentukan: Kepala Daerah dan Wakil Kepala

Daerah dipilih dalam satu pasangan calon yang dilaksanakan secara demokratis

berdasarkan asas langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil. Sedang pada

ayat (2) ditentukan: Pasangan calon sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

ditentukan oleh partai politik atau gabungan partai politik. Ketentuan tersebut

dianggap bertentangan dengan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

Tahun 1945 yang pada intinya memberikan jaminan pemenuhan terhadap hak-hak

politik setiap warga negara. Terhadap hal tersebut, dalam Putusan Mahkamah

Konstitusi Nomor 5/PUU-V/2/2007 tanggal 23 Juli 2007 mengabulkan

permohonan pengujian Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang

Pemerintahan Daerah terhadap Pasal 56. Menurut Mahkamah Konstitusi,

ketentuan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 yang menyatakan bahwa hanya

partai politik atau gabungan partai politik yang dapat mengajukan pasangan Calon

Kepala Daerah bertentangan dengan Undang-Undang Dasar Negara Republik

Indonesia Tahun 1945. Adanya ketentuan tersebut telah menututp hak

Hukum Pemerintahan Daerah Mengawasi Pemilihan Umum Kepala Daerah, Yogyakarta,

Pustaka Pelajar, Hlm. 139-40.

Page 32: BAB II TINJAUAN UMUM HAK DIPILIH TERKAIT HAK ASASI … Final Bab II.pdf1 BAB II TINJAUAN UMUM HAK DIPILIH TERKAIT HAK ASASI MANUSIA 2.1 Pengertian Hak Dipilih Dalam Kamus Umum Bahasa

32

konstitusional warga negara untuk mencalonkan diri sebagai Kepala Daerah.

Dengan demikian, Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 5/PUU-V/2/2007

membuka ruang bagi calon perseorangan untuk maju dalam pemilihan kepala

daerah tanpa harus melalui jalur partai politik.

Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 5/PUU-V/2/2007 tersebut

ditindaklanjuti dan menjadi materi muatan Pasal 56 Undang-Undang Nomor 12

Tahun 2008 Tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun

2004 Tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

2008 Nomor 59). Selanjutnya ketentuan Pasal 56 ayat (1) berbunyi: Kepala daerah

dan wakil kepala daerah dipilih dalam satu pasangan calon yang dilaksanakan

secara demokratis berdasarkan asas langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan

adil. Sedang ayat (2) berbunyi: Pasangan calon sebagaimana dimaksud pada ayat

(1) diusulkan oleh partai politik, gabungan partai politik, atau perseorangan yang

didukung oleh sejumlah orang yang memenuhi persyaratan sebagaimana ketentuan

dalam undang-undang ini.

Dengan uraian tersebut nampak bahwa calon perseorangan yang mempunyai

hak dipilih telah diakomodasi dalam Pasal 56 Undang-Undang Nomor 12 Tahun

2008. Dalam perkembangan selanjutnya, calon perseorangan yang mempunyai hak

dipilih diakomodasi dalam Pasal 39 huruf b, Pasal 41 Undang-Undang Nomor 1

Tahun 2015 Tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang

Nomor 1 Tahun 2014 Tentang Pemilihan Gubernur, Bupati, dan Walikota Menjadi

Undang-Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 23)

Page 33: BAB II TINJAUAN UMUM HAK DIPILIH TERKAIT HAK ASASI … Final Bab II.pdf1 BAB II TINJAUAN UMUM HAK DIPILIH TERKAIT HAK ASASI MANUSIA 2.1 Pengertian Hak Dipilih Dalam Kamus Umum Bahasa

33

dan selanjutnya diubah menjadi Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2015 Tentang

Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2015 Tentang Penetapan

Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2014 Tentang

Pemilihan Gubernur, Bupati, dan Walikota Menjadi Undang-Undang (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 57). Dengan kalimat lain,

keberadaan hak dipilih sebagai hak politik telah diakomodasi dalam Undang-

Undang Nomor 12 Tahun 2008 dan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2015 yang

selanjutnya diubah menjadi Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2015.

2.4 Kaitan Hak Dipilih dengan Hak Asasi Manusia

Kaitan hak dipilih dengan hak asasi manusia bagaikan “dua sisi mata uang”.

Penggunaan hak pilih, termasuk hak dipilih (hak pilih pasif) merupakan suatu hak

dan sekaligus bagian dari hak asasi manusia. Hak asasi manusia adalah hak-hak

yang dimiliki oleh manusia semata-mata karena ia manusia. Hak ini dimilikinya

bukan karena diberikan oleh masyarakat atau berdasarkan hukum positif,

melainkan berdasarkan martabatnya sebagai manusia.38

Meskipun manusia

terlahir dalam kondisi dan keadaan yang berbeda-beda, termasuk berbeda jenis

38Rhona K.M. Smith, dkk, 2008, Hukum Hak Asasi Manusia, Yogyakarta, PUSHAM UII,

Hlm. 11.

Page 34: BAB II TINJAUAN UMUM HAK DIPILIH TERKAIT HAK ASASI … Final Bab II.pdf1 BAB II TINJAUAN UMUM HAK DIPILIH TERKAIT HAK ASASI MANUSIA 2.1 Pengertian Hak Dipilih Dalam Kamus Umum Bahasa

34

kelamin, ras, agama, suku, budaya dan keanekaragaman lainnya, namun manusia

tetap memiliki hak-hak tersebut dimana hak tersebut bersifat universal.39

Sifat keuniversalan hak asasi manusia tidak lain karena hak asasi manusia

merupakan hak yang dimiliki oleh setiap manusia yang melekat dan inheren dalam

dirinya sehingga wajib dihormati, dipenuhi, dijunjung tinggi, dilindungi, dan

dijamin oleh negara, hukum dan pemerintah. Untuk itu dalam sistem hukum

nasional Negara Republik Indonesia yang diproklamasikan pada tanggal 17

Agustus 1945, nilai-nilai hak asasi manusia yang sejatinya adalah nilai-nilai

kemanusiaan sebagai tercermin dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara

Republik Indonesia Tahun 1945, dalam Batang Tubuh Undang-Undang Dasar

Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang meski tidak aplikatif, dan dalam

Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Perubahan. Di

samping itu materi-materi hak asasi manusia dalam Konstitusi Negara Republik

Indonesia tersebut tidak dapat dilepaskan dari pengaruh perkembangan hak asasi

manusia di dunia, termasuk yang telah menjadi instrumen-instrumen internasional

mengenai hak asasi manusia.

39Dalam Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 ditemukan dua pengertian hak asasi manusia

meski memiliki substansi yang sama. Pertama, hak asasi manusia merupakan hak dasar yang

secara kodrati melekat pada diri manusia, bersifat universal dan langgeng, oleh karena itu harus

dilindungi, dihormati, dipertahankan, dan tidak boleh diabaikan, dikurangi, atau dirampas oleh

siapa pun (bagian Menimbang pada huruf b). Kedua, hak asasi manusia adalah seperangkat hak

yang melekat pada hakikat dan keberadaan manusia sebagai mahkluk Tuhan Yang Mahan Esa dan

merupakan anugerah-Nya yang wajib dihormati, dijunjung tinggi dan dilindungi oleh negara,

hukum, pemerintah, dan setiap orang demi kehormatan serta perlindungan harkat dan martabat

manusia (Pasal 1 angka 1).

Page 35: BAB II TINJAUAN UMUM HAK DIPILIH TERKAIT HAK ASASI … Final Bab II.pdf1 BAB II TINJAUAN UMUM HAK DIPILIH TERKAIT HAK ASASI MANUSIA 2.1 Pengertian Hak Dipilih Dalam Kamus Umum Bahasa

35

Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945

terkandung sarat dengan nilai-nilai hak asasi manusia, baik pada alenia pertama

sampai alenia keempat. Dalam alenia keempat dinyatakan bahwa: “Kemudian dari

pada itu....maka disusunlah kemerdekaan kebangsaan itu dalam suatu undang-

undang Negara Indonesia yang terbentuk dalam suatu susunan negara Republik

Indonesia yang berkedaulatan rakyat...” Pernyataan tersebut dapat dimaknai bahwa

sistem pemerintahan Negara Republik Indonesia didasarkan atas kedaulatan rakyat

(demokrasi). Oleh karena itu bentuk Negara Republik Indonesia yang

berkedaulatan rakyat merupakan bentuk pemerintahan dimana pemerintah dipilih

oleh rakyat. Bentuk ini sejalan dengan makna kedaulatan rakyat dimana kekuasaan

tertinggi dalam negara dipegang oleh rakyat (negara yang menganut paham

demokrasi). Rakyat yang memiliki kekuasaan untuk menyelenggarakan

pemerintahan, baik secara langsung maupun tidak langsung melalui lembaga

perwakilan rakyat.

Amanat kedaulatan rakyat dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara

Republik Indonesia Tahun 1945 tersebut dielabosi sebagaimana tercermin dalam

Batang Tubuh Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945

Perubahan Ketiga dalam Pasal 1 ayat (2), Pasal 6A, Pasal 18 ayat (4), Pasal 19

ayat (1), dan Pasal 22E. Ketentuan konstitusional tersebut pada hakekatnya

merupakan perwujudan dari kedaulatan rakyat yang dilaksanakan melalui

pemilihan umum secara langsung, umum, bebas, rahasia, jujur dan adil untuk

Page 36: BAB II TINJAUAN UMUM HAK DIPILIH TERKAIT HAK ASASI … Final Bab II.pdf1 BAB II TINJAUAN UMUM HAK DIPILIH TERKAIT HAK ASASI MANUSIA 2.1 Pengertian Hak Dipilih Dalam Kamus Umum Bahasa

36

memilih wakil-wakil rakyat (Dewan Perwakilan Rakyat, dan Dewan Perwakilan

Daerah, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah), Presiden dan Wakil Presiden serta

Gubernur, Bupati dan Walikota. Hak-hak konstitusional warga negara tersebut

seperti hak pilih dan hak dipilih sebagai hak politik dikonkretisasi oleh lembaga

pemilihan umum (Komisi Pemilihan Umum). Komisi Pemilihan Umum sebagai

lembaga secara konstitusional baru lahir dalam Konstitusi Negara Republik

Indonesia (Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945

Perubahan Ketiga) bersifat nasional, mandiri dan tetap eksistensinya telah diakui

oleh negara-negara yang menganut paham kedaulatan rakyat (paham demokrasi).

Oleh karena itu pemilihan umum merupakan salah satu sarana penyaluran hak

asasi warga negara dan sekaligus sebagai ciri dari negara hukum demokratis.40

Dengan eksistensinya yang sangat penting dan strategis dalam mewujudkan negara

hukum demokratis, maka dapat dimaknai apabila International Commission of

Jurist (1965) memberikan rumusan mengenai sistem politik yang demokratis

sebagai suatu bentuk pemerintahan dimana hak untuk membuat keputusan-

keputusan politik diselenggarakan oleh warga negara melalui wakil-wakil yang

40International Commission of Jurist dalam konferensi tahun 1965 di Bangkok telah

merumuskan syarat-syarat pemerintahan yang demokratis di bawah Rule od Law ialah: 1)

Perlindungan konstitusional, dalam arti bahwa konstitusi, selain menjamin hak-hak individu harus

menentukan pula cara prosedural untuk memperoleh perlindungan atas hak-hak yang dijamin; 2)

Badan kehakiman yang bebas dan tidak memihak (independent and impartial trubunal); 3)

Pemilihan umum yang bebas; 4) Kebebasan untuk menyatakan pendapat; 5) Kebebasan untuk

berserikat/ berorganiasi dan beroposisi; 6) Pendidikan kewarganegaraan (civic education) dalam

Miriam Budiardjo, Op.Cit., Hlm. 116.

Page 37: BAB II TINJAUAN UMUM HAK DIPILIH TERKAIT HAK ASASI … Final Bab II.pdf1 BAB II TINJAUAN UMUM HAK DIPILIH TERKAIT HAK ASASI MANUSIA 2.1 Pengertian Hak Dipilih Dalam Kamus Umum Bahasa

37

dipilih oleh mereka dan yang bertanggung jawab kepada mereka melalui suatu

proses pemilihan yang bebas.41

Sebagaimana diuraikan di atas bahwa tonggak-tonggak sejarah hak dipilih

tidak dapat dilepaskan dan sekaligus merupakan bagian dari perkembangan hak

asasi manusia, demokrasi, negara hukum, baik dalam istilah Rechtsstaat maupun

Rule of Law dalam pengertian klasik dan modern. Keberadaan hak dipilih sebagai

bagian dari hak asasi manusia dengan tegas diuraikan tidak saja dalam Konstitusi

Negara Republik Indonesia, Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 Tentang Hak

Asasi Manusia melainkan juga dalam berbagai instrumen internasional tentang hak

asasi manusia. Keberadaan hak dipilih sebagai constitutional rights dalam

Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 diatur dalam Pasal

27 ayat (1) dan ayat (2), Pasal 28D ayat (3) dan Pasal 28E ayat (3). Sedangkan

dalam Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 diatur dalam Pasal 23 ayat (1) yang

menetukan bahwa “Setiap orang bebas untuk memilih dan mempunyai keyakinan

politiknya”. Lebih lanjut diuraikan dalam Pasal 43 ayat (1) yang menentukan

bahwa “Setiap warga negara berhak untuk dipilih dan memilih dalam pemilihan

umum berdasarkam persamaan hak melalui pemungutan suara yang langsung,

umum, bebas, rahasia, jujur dan adil sesuai dengan ketentuan peraturan

perundang-undangan.”

41Miriam Budiardjo. Op.Cit. Hlm. 116-17.

Page 38: BAB II TINJAUAN UMUM HAK DIPILIH TERKAIT HAK ASASI … Final Bab II.pdf1 BAB II TINJAUAN UMUM HAK DIPILIH TERKAIT HAK ASASI MANUSIA 2.1 Pengertian Hak Dipilih Dalam Kamus Umum Bahasa

38

Pengaturan hak dipilih dalam Deklarasi Universal hak Asasi Manusia diatur

dalam Pasal 21 ayat (1) dan ayat (2). Sedangkan dalam Kovenan Internasional

Tentang Hak-Hak Sipil dan Politik diatur dalam Pasal 25 ayat (1) dan ayat (2).

Kedua instrumen internasional hak asasi manusia tersebut, secara substansial

menegaskan bahwa setiap warga negara mempunyai hak sama tanpa ada

perbedaan untuk duduk dalam pemerintahan dan memiliki hak politik yang sama

untuk memilih dan dipilih dalam pemilihan umum yang dilaksanakan secara

langsung, umum, bebas, rahasia, adil dan jujur. Segala bentuk pembatasan,

penyimpangan, peniadaan, penghapusan dan tindakan diskriminatif terhadap hak-

hak tersebut sehingga tidak dapat dipenuhi hal tersebut merupakan pelanggaran.

Dari seluruh uraian tentang hak dipilih di atas menunjukkan dengan jelas

bahwa hak dipilih sebagai bagian dari hak asasi manusia merupakan constitusional

rights dimana jaminan, pemenuhan, penegakan dan perlindungan terhadap hak

tersebut merupakan tanggung jawab negara, terutama pemerintah. Berbagai bentuk

pembatasan, penyimpangan, peniadaan, penghapusan, dan tindakan diskriminatif

yang membuat tidak terpenuhinya hak-hak tersebut dapat dinyatakan sebagai

bentuk pelanggaran terhadap hak asasi manusia.

Page 39: BAB II TINJAUAN UMUM HAK DIPILIH TERKAIT HAK ASASI … Final Bab II.pdf1 BAB II TINJAUAN UMUM HAK DIPILIH TERKAIT HAK ASASI MANUSIA 2.1 Pengertian Hak Dipilih Dalam Kamus Umum Bahasa

39

BAB III

KONSEP PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP HAK DIPILIH

3.1 Perlindungan Hukum dalam Sistem Ketatanegaraan Indonesia

Sistem ketatanegaraan dijadikan sebagai dasar elaborasi, sebab hal ini

berkaitan dengan hak dipilih, yang berada dalam sistem ketatanegaraan

Indonesia.42

Dalam sistem ketatanegaraan Indonesia, perlindungan hukum hak

dipilih, baik dalam konsepsi negara hukum maupun konsepsi kedaukatan rakyat

yang nota bene merupakan bagian dari hak asasi manusia tercermin sebagaimana

diamanatkan dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik

Indonesia Tahun 1945. Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik

Indonesia Tahun 1945 sarat dengan nilai-nilai hak asasi manusia, baik pada alenia

pertama sampai alenia keempat. Berkaitan tentang tujuan Negara Republik

Indonesia tercermin dalam alenia keempat sebagaimana dinyatakan: “Kemudian

daripada itu untuk membentuk suatu pemerintahan yang melindungi segenap

bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan...,

maka disusunlah kemerdekaan kebangsaan itu dalam suatu Undang-Undang

Negara Indonesia yang terbentuk dalam suatu susunan Negara Republik Indonesia

yang berkedaulatan rakyat....” Pernyataan tersebut dapat dimaknai bahwa sistem

pemerintahan Negara Republik Indonesia didasarkan atas kedaulatan rakyat

42Abdul Mukthie Fadjar, 2006, Hukum Konstitusi & Mahkamah Konstitusi, Jakarta-

Yogyakarta, Konstitusi Pres-Citra Media, Hlm. 47-48.

Page 40: BAB II TINJAUAN UMUM HAK DIPILIH TERKAIT HAK ASASI … Final Bab II.pdf1 BAB II TINJAUAN UMUM HAK DIPILIH TERKAIT HAK ASASI MANUSIA 2.1 Pengertian Hak Dipilih Dalam Kamus Umum Bahasa

40

(demokrasi). Oleh karena itu bentuk Negara Republik Indonesia yang

berkedaulatan rakyat merupakan bentuk pemerintahan dimana pemerintah dipilih

oleh rakyat.

Dalam sistem ketatanegaraan Indonesia, perlindungan hukum sebagai bagian

dari hak asasi manusia dapat juga ditelusuri dari Pembukaan Undang-Undang

Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (alenia keempat: “…melindungi

segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia….”) berikut pasal-

pasal dari Batang Tubuhnya. Oleh karena itu perlindungan hukum sebagai bagian

dari hak aasasi manusia nampak dari prinsip kedaulatan rakyat di Indonesia yang

berarti demokrasi kerakyatan secara tegas termaktub dalam Pancasila Sila IV:

“Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/

perwakilan”. Dengan demikian, demokrasi kerakyatan adalah konsep yang

mempunyai kaitan erat dengan hak asasi manusia karena salah satu prinsip dari

demokrasi kerakyatan adalah jaminan perlindungan hak asasi manusia.43

Secara

substansial alenia keempat Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik

Indonesia Tahun 1945 mengandung makna bahwa Negara Republik Indonesia

dibentuk dengan tujuan melindungi hak asasi manusia warga negaranya (“segenap

bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia”). Konsep negara seperti

ini diusung oleh John Locke dalam bukunya Two Treatises of Civil Government.

Locke menyatakan bahwa: “in great and chief end therefore, of men’s uniting into

commonwealths, and putting themselves under government, is the preservation of

43Hesti Armiwulan Sochmawardiah, 2013, Op.Cit., Hlm. 233.

Page 41: BAB II TINJAUAN UMUM HAK DIPILIH TERKAIT HAK ASASI … Final Bab II.pdf1 BAB II TINJAUAN UMUM HAK DIPILIH TERKAIT HAK ASASI MANUSIA 2.1 Pengertian Hak Dipilih Dalam Kamus Umum Bahasa

41

their property”. Sedangkan yang dimaksud property ini mengacu pada uraian

Locke sebelumnya, yakni: “live, liberties and estates, which I call by the general

name, property.44

Dengan demikian dapat dipahami bahwa keberadaan suatu

negara tidak lain adalah untuk memberi jaminan perlindungan terhadap hak asasi

manusia, terutama terkait tentang kehidupannya, kebebasannya, dan hak miliknya.

Sejalan dengan hal tersebut, tanggung jawab negara berkaitan dengan hak

asasi manusia adalah menghormati, melindungi dan memenuhi (to respect, to

protect, to fulfill). Tanggung jawab untuk menghormati hak asasi manusia adalah

tangung jawab negara untuk tidak bertindak atau mengambil kebijakan yang

bertentangan dengan hak asasi manusia. Tanggung jawab untuk melindungi hak

asasi manusia merupakan tanggung jawab untuk mencegah, menghentikan dan

menghukum setiap terjadinya pelanggaran hak asasi manusia. Sedangkan

tanggung jawab untuk memenuhi hak asasi manusia adalah kewajiban negara

untuk melaksanakan, memberikan, menjamin pelaksanaan setiap hak-hak asasi

melalui tindakan dan kebijakan-kebijakannya.45

Sebelum mengelaborasi tanggung jawab negara untuk menghormati (to

respect), melindungi (to protect) dan memenuhi (to fulfill) hak asasi manusia

sebagaimana terkandung dalam Batang Tubuh Undang-Undang Dasar Negara

Republik Indonesia Tahun 1945 pasca amandemen, terutama terkait tentang

44Rocky Gerung (Ed.), 2006, Hak Asasi Manusia Teori, Hukum, Kasus, Jakarta, Filsafat UI

Press, Hlm. 194.

45

Ibid., Hlm. 196-97.

Page 42: BAB II TINJAUAN UMUM HAK DIPILIH TERKAIT HAK ASASI … Final Bab II.pdf1 BAB II TINJAUAN UMUM HAK DIPILIH TERKAIT HAK ASASI MANUSIA 2.1 Pengertian Hak Dipilih Dalam Kamus Umum Bahasa

42

perlindungan hukum, maka pada bagian berikut terlebih dahulu akan dicari

terminologi atau batasan dan pengertian tentang perlindungan dan perlindungan

hukum sehingga ada persepsi dan pemahaman yang sama terhadapnya.

Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia, secara leksikal perlindungan

diartikan sebagai tempat berlindung (tempat bersembungi dan sebagainya),

perbuatan (hal dan sebagainya) melindungi, pertolongan (penjagaan dan

sebagainya).46

Arti ini sebagai hal mendasar yang dijadikan pijakan untuk

memahami perlindungan hukum bagi warga negara Indonesia dan implikasinya,

khususnya dalam hubungan dengan hak dipilih. Hal tersebut merupakan refleksi

dari eksistensi keterlibatan warga negara secara langsung dalam pengelolaan

negara.

Pada tataran normatif perlindungan hukum selalu menjadi materi muatan

dalam konstitusi maupun dalam berbagai peraturan perundang-undangan.

Keberlakuan suatu peraturan perundang-undangan ditandai dengaan sifatnya yang

memaksa sekaligus disertai adanya sanksi atau hukuman bila ketentuan tersebut

terlanggar. Dengan pula adanya perlindungan hukum dimaksudkan agar tidak

menciptakan kerugian atau ketidaknyamanan bagi setiap warga negara.

Pengertian sebagai dasar dari konseptualisasi perlindungan hukum ini

disampaikan oleh banyak ahli. Di antaranya dikemukakan oleh Sudikno

46WJS Poerwadarminta, 2003, Op.Cit., Hlm. 670; Lihat juga Anton M. Moelyono (Peny.),

1988, Op.Cit., Hlm. 52. Arti istilah “perlindungan” dari kata “lindung”, mendapat “awalan per” dan

“akhiran –an”.

Page 43: BAB II TINJAUAN UMUM HAK DIPILIH TERKAIT HAK ASASI … Final Bab II.pdf1 BAB II TINJAUAN UMUM HAK DIPILIH TERKAIT HAK ASASI MANUSIA 2.1 Pengertian Hak Dipilih Dalam Kamus Umum Bahasa

43

Mertokusumo dan A. Pitlo bahwa dalam kerangka keterkaitan hukum dengan

perlindungan hukum. Menurutnya, bahwa hukum berfungsi sebagai perlindungan

kepentingan manusia. Agar kepentingan manusia terlindungi, hukum harus

dilaksanakan. Pelaksanaan hukum dapat berlangsung secara normal, damai, tetapi

dapat juga karena pelanggaran hukum. Dalam hal ini hukum yang telah dilanggar

itu harus ditegakkan. Melalui penegakan hukum inilah hukum ini menjadi

kenyataan.47

Pada bagian lain, Sudikno Mertokusumo menyatakan bahwa hukum

berfungsi sebagai perlindungan kepentingan manusia. Agar kepentingan manusia

terlindungi, hukum harus dilaksanakan. Pelaksanaan hukum dapat berlangsung

secara normal, damai, tetapi dapat terjadi juga karena pelanggaran hukum.48

Oleh

karena itu agar perlindungan hukum dapat berlaku efektif dan dipatuhi oleh

masyarakat, maka perlindungan hukum berbasis ketentuan formal. Dalam kaitan

ini wujudnya adalah himpunan peraturan yang dibuat oleh pihak yang berwenang

dengan tujuan untuk mengatur tata kehidupan bermasyarakat. Dengan demikian,

peraturan perunangan-undangan dimaksud mempunyai ciri memerintah dan

melarang serta mempunyai sifat memaksa dengan menjatuhkan sanksi hukuman

bagi yang melanggarnya.

Penekanan terhadap perbuatan dalam rangka perlindungan hukum terhadap

warga negara menjadi tujuan hukum dibuat. Hukum harus memberikan rasa aman

47Sudikno Mertokusumo dan A. Pitlo, 1993, Bab-Bab Penemuan Hukum, Bandung, PT. Citra

Aditya Bakti, Hlm. 1.

48

Sudikno Mertokusumo, 1999, Mengenal Hukum: Suatu Pengantar, Yogyakarta, Liberty,

Edisi IV, Cet. II, Hlm. 145.

Page 44: BAB II TINJAUAN UMUM HAK DIPILIH TERKAIT HAK ASASI … Final Bab II.pdf1 BAB II TINJAUAN UMUM HAK DIPILIH TERKAIT HAK ASASI MANUSIA 2.1 Pengertian Hak Dipilih Dalam Kamus Umum Bahasa

44

dan jaminan untuk mendapat perlindungan hukum dari berbagai tindakan yang

dapat menyebabkan terdegradasinya rasa aman dan tenteram kepada warga negara.

Karakter hukum demikian menjadi ciri khas dari negara yang menerapkan

perlindungan hukum bagi setiap warganya dan hal tersebut merupakan kewajiban

negara, terutama pemerintah.

Perlindungan hukum tidak semata-mata mencakup pencegahan dari intervensi

luar. Dalam perlindungan hukum yang terpenting adalah mengakomodasikan hak-

hak warga negara dalam kehidupan bernegara. Hal ini sebagai dasar dari

perlindungan hukum untuk mencegah tindakan penyelewengan atau kesewenang-

wenangan negara terhadap warga negaranya. Oleh karena itu perlindungan hukum

sebagai bagian dari hak asasi manusia menjadi materi muatan dalam Konstitusi

Negara Republik Indonesia, dalam hal ini sebagai ditentukan Pasal 27 ayat (1),

ayat (2), dan ayat (3) 49

dan secara khusus diatur dalam Bab XA “Hak Asasi

Manusia”, dari Pasal 28A sampai dengan Pasal 28J. Dengan demikian, paling

tidak ada 10 (sepuluh) pasal dan 24 (dua puluh empat) ayat menjadi materi muatan

hak asasi manusia sebagai hasil Undang-Undang Dasar Negara Republik

Indonesia Tahun 1945 Perubahan Kedua. Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa

pencantuman pasal-pasal secara khusus mengatur mengenai hak asasi manusia

dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Perubahan

49Pasal 27 ayat (3) yang bunyinya: “Setiap warga Negara berhak dan wajib ikut serta dalam

pembelaan negara” merupakan hasil dari Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun

1945 Perubahan Kedua.

Page 45: BAB II TINJAUAN UMUM HAK DIPILIH TERKAIT HAK ASASI … Final Bab II.pdf1 BAB II TINJAUAN UMUM HAK DIPILIH TERKAIT HAK ASASI MANUSIA 2.1 Pengertian Hak Dipilih Dalam Kamus Umum Bahasa

45

Kedua merupakan suatu kemajuan yang cukup siginifikan.50

Dengan diaturnya hak

asasi manusia dalam Konstitusi Negara Republik Indonesia, maka keberadaan hak

asasi manusia merupakan constitutional rights warga negara sehingga negara,

terutama pemerintah mempunyai kewajiban untuk menghormati, memenuhi,

melindungi, dan menegakkan hak asasi manusia dimaksud. Terkait dengan hal

tersebut, ditegaskan dalam Pasal 28I ayat (4) Undang-Undang Dasar Negara

Republik Indonesia Tahun 1945 Perubahan Kedua yang menentukan:

“Perlindungan, pemajuan, penegakan, dan pemenuhan hak asasi manusia adalah

tanggung jawab negara, terutama pemerintah.”

Berdasarkan uraian di atas, dapat dimaknai bahwa konsep perlindungan hak

asasi manusia bermuara pada Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik

Indonesia Tahun 1945 yang mengamanatkan bahwa untuk melindungi warga

Negara menjadi tugas dan kewajiban Negara, terutama Pemerintah. Konsep

perlindungan hak asasi manusia merupakan bagian dari constitutional right karena

telah menjadi materi muatan dalam Konstitusi Negara Republik Indonesia, Pasal

27 ayat (1), ayat (2), dan ayat (3) serta Pasal 28A sampai dengan Pasal 28J

Perubahan Kedua.

Bagaimana mengimplementasikan perlindungan, pemajuan, penegakan dan

pemenuhan hak asasi manusia tersebut, Pasal 28I ayat (5) Undang-Undang Dasar

Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Perubahan Kedua menentukan: “Untuk

menegakkan dan melindungi hak asasi manusia sesuai dengan prinsip negara

50Hesti Armiwulan Sochmawardiah, 2006, Op.Cit.,Hlm. 238.

Page 46: BAB II TINJAUAN UMUM HAK DIPILIH TERKAIT HAK ASASI … Final Bab II.pdf1 BAB II TINJAUAN UMUM HAK DIPILIH TERKAIT HAK ASASI MANUSIA 2.1 Pengertian Hak Dipilih Dalam Kamus Umum Bahasa

46

hukum yang demokratis, maka pelaksanaan hak asasi manusia dijamin, diatur, dan

dituangkan dalam peraturan perundang-undangan.” Dengan kalimat lain, untuk

menegakkan dan melindungi hak asasi manusia agar implemtatif harus dijabarkan

dalam peraturan peundang-undangan yang bersifat organik.

Dalam praktek perlindungan hukum sebagai bagian dari perlindungan hak

asasi manusia tidak ayal menghadapi berbagai kendala. Adapun bentuk

perlindungan hukum ini misalnya dalam Hukum Pers. Perlindungan hukum untuk

operasionalisasi pers, diatur berdasarkan Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999

Tentang Pers (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 nomor 166),

meskipun hal itu belum memadai, khususnya dalam hal perlindungan hukum

terhadap rakyat akibat tindakan arogansi pers. Artinya belum tercipta

keseimbangan antara perlindungan hukum kepada pers pada satu sisi dan

perlindungan hukum terhadap masyarakat akibat tindakan pers yang merugikan

masyarakat pada sisi lain. Dalam konteks ini peran pemerintah sebagai

representasi negara sangat penting untuk mewujudkan tujuan dari pers.

Dalam hubungan dengan subyek yang secara konkret harus dilindungi yaitu

warga negara sebagai sasaran, wujudnya adalah dalam peraturan perundang-

undangan yang dibuat oleh pembentuk undang-undang (DPR bersama Presiden).

Sehubungan dengan hal tersebut, dalam pandangan Philipus M. Hadjon, bahwa

perlindungan hukum bagi warga negara meliputi dua macam, yaitu:

1. Perlindungan hukum preventif. Maksudnya bahwa kepada rakyat diberi

kesempatan untuk mengajukan keberatan atau pendapatnya sebelum suatu

keputusan pemerintah mendapat bentuk yang definitif.

Page 47: BAB II TINJAUAN UMUM HAK DIPILIH TERKAIT HAK ASASI … Final Bab II.pdf1 BAB II TINJAUAN UMUM HAK DIPILIH TERKAIT HAK ASASI MANUSIA 2.1 Pengertian Hak Dipilih Dalam Kamus Umum Bahasa

47

2. Perlindungan hukum represif. Pada perlindungan hukum ini lebih

menitikberatkan pada tujuan perlindungan yaitu dalam hal penyelesian

sengketa. Hal demikian mengingat bahwa rakyat, apalagi berhadapan

dengan penguasa, senantiasa pada posisi lemah dan sering kalah atau

dikalahkan 51

Dalam perspektif ideologis, perlindungan hukum bagi rakyat Indonesia adalah

prinsip pengakuan dan perlindungan terhadap harkat dan martabat manusia yang

bersumber pada Pancasila dan prinsip negara hukum yang berdasarkan Pancasila.

Filosofi Pancasila pada dasarnya memberikan perlindungan secara komprehensif

kepada rakyat sebagai pemilik sah dari negara. Pancasila dengan kelima sila dan

penjabarannya merupakan proteksi filosofis dan ideologis bagi warga negara

Indonesia.52

Elemen dan karakter Negara Hukum Pancasila yang mengandung

perlindungan hukum ialah:

1. Keserasian hubungan antara pemerintah dengan rakyat berdasarkan asas

kerukunan.

2. Hubungan fungsional yang proporsional antara kekuasaan-kekuasaan

negara;

51

Ibid., Hlm. 23.

52

Lihat Laica Marzuki, 2006, Berjalan-Jalan di Ranah Hukum, Jakarta, Sekretaris

Jenderal Kepaniteraan Mahkamah Konstitusi, menyatakan bahwa konkretisasi dari perlindungan

terhadap rakyat itu terutama tercermin dari penegakan hukum yang berkeadilan. Hal demikian

berangkat dari penegakan hukum normatif dan pada saat yang sama disertai dengan dukungan

hukum normatif (the substance) yang bakal mengefektifkan upaya penegakan hukum yang

akuntabel yang tentu saja harus direspons oleh budaya hukum (legal culture) rakyat sebagai

pihak pencari keadilan.

Page 48: BAB II TINJAUAN UMUM HAK DIPILIH TERKAIT HAK ASASI … Final Bab II.pdf1 BAB II TINJAUAN UMUM HAK DIPILIH TERKAIT HAK ASASI MANUSIA 2.1 Pengertian Hak Dipilih Dalam Kamus Umum Bahasa

48

3. Prinsip penyelesian sengketa secara musyawarah dan peradilan merupakan

sarana terakhir.

4. Keseimbangan antara hak dan kewajiban.

Berdasarkan elemen sebagaimana diuraikan di atas, perlindungan hukum bagi

rakyat terhadap tindakan sewenang-wenang pemerintah diarahkan kepada hal-hal

sebagai berikut:

1. Usaha-usaha untuk mencegah terjadinya sengketa atau sedapat mungkin

mengurangi terjadinya sengketa, dalam hubungan ini sarana perlindungan

hukum preventif patut diutamakan daripada sarana perlindungan represif.

2. Usaha-usaha untuk menyelesaikan sengketa antara pemerintah dan rakyat

dengan cara musyawarah.

3. Penyelesaian sengketa melalui peradilan merupakan jalan terakhir,

peradilan hendaklah merupakan ultimum remedium dan peradilan bukan

forum konfrontasi sehingga peradilan harus mencerminkan suasana damai

dan tenteram terutama melalui hubungan acaranya.53

Dalam perspektif lebih luas, keputusan sebagai instrumen hukum pemerintah

dalam melakukan tindakan hukum sepihak dipahami bahwa hal tersebut dapat

menjadi penyebab terjadinya pelanggaran hukum terhadap hak asasi manusia,

termasuk hak warga negara. Dalam negara hukum modern perlindungan hukum

menjadi tema sentral dalam operasionalisasi atau penyelenggaraan negara.

Perlindungan hukum terhadap hak asasi manusia, khususnya hak warga negara

menjadi permasalahan utama telah semestinya menjadi perhatian negara, terutama

pemerintah.

53Philipus M. Hadjon, Op.Cit., Hlm. 56.

Page 49: BAB II TINJAUAN UMUM HAK DIPILIH TERKAIT HAK ASASI … Final Bab II.pdf1 BAB II TINJAUAN UMUM HAK DIPILIH TERKAIT HAK ASASI MANUSIA 2.1 Pengertian Hak Dipilih Dalam Kamus Umum Bahasa

49

Oleh karena itu justeru ketika negara berkewajiban melindungi warga

negaranya, maka interpretasi operasionalnya adalah diperlukan perlindungan

hukum bagi warga negara terhadap tindakan hukum pemerintah sebagai

representasi negara. Negara yang diwakili oleh pemerintah tidak boleh membuat

kebijakan yang justeru tidak memberikan perlindungan hukum kepada warga

negaranya.

Pada dasarnya kekuasaan yang dijalankan oleh pemerintah sebagai wakil

negara sangat rawan terhadap berbagai penyelewengan dan tindakan diskriminatif.

Hal ini sejalan dengan adagium dari sejarawan Inggris Lord Acton (1834-1902)

yang menyatakan bahwa “Manusia yang mempunyai kekuasaan cenderung untuk

menyalahgunakan kekuasaan itu, tetapi manusia mempunyai kekuasaan tak

terbatas pasti akan menyalahgunakannya secara tak terbatas pula" (power tends to

corrupt, and absolute power corrupts absolutely).54

Dengan pernyataan tersebut

dapat dimaknai bahwa kekuasaan yang besar dan tidak ada pengawasan yang

efektif cenderung diselewengkan atau disalahgunakan. Dengan kalimat singkat,

kekuasaan yang dilaksanakan dengan sewenang-wenang rentan diselewenangkan

atau disalahgunakan.

Dalam rangka perlindungan hukum, keberadaan Asas-Asas Umum

Pemerintahan yang Baik (dikenal dengan AAUPB)55

memiliki peranan penting

54Miriam Budiardjo, Op.Cit., Hlm. 107, 175.

55

Diatur dalam Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 Tentang Penyelenggara Negara yang

Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme. Dalam Pasal 3 dinyatakan bahwa

Page 50: BAB II TINJAUAN UMUM HAK DIPILIH TERKAIT HAK ASASI … Final Bab II.pdf1 BAB II TINJAUAN UMUM HAK DIPILIH TERKAIT HAK ASASI MANUSIA 2.1 Pengertian Hak Dipilih Dalam Kamus Umum Bahasa

50

sehubungan dengan kinerja pembentuk undang-undang (DPR bersama Presiden).

Asas-Asas Umum Pemerintahan yang Baik atau sering disebut Algemene

Beginselen van Behoorlijk Bestuur terdiri atas: 1) asas netralitas dan tidak

berpihak (fair play), 2) asas kecermatan (zorguuldigheid), 3) asas sasaran yang

tepat (zuiverheid van oogmerk), 4) asas keseimbangan (overwidtigheid/

equilibrium), dan 5) asas kepastian hukum (rechtzekerheids/ legal certainty).56

Tanpa berpegang pada asas tersebut, cenderung akan lahir produk hukum yang

tidak berpihak kepada kepentingan warga negara. Termasuk dalam implementasi

produk hukum yang dibuat oleh pembentuk undang-undang. Kecenderungan

membuat jabaran atas produk hukum sebagai refleksi dari freies ermessen57

akan

cenderung menyimpang pula. Itulah sebabnya dalam kerangka perlindungan

penyelenggara negara dilaksanakan dengan berpegang pada asas Asas-asas Umum

penyelenggaraan negara meliputi:1) Asas Kepastian Hukum; 2) Asas Tertib Penyelenggaraan

Negara; 3) Asas Kepentingan Umum; 4) Asas Keterbukaan; 5) Asas Proporsionalitas; 6) Asas

Profesionalitas, dan 7) Asas Akuntabilitas.

56

Amos H.F. Abraham, 2007, Sistem Ketatanegaraan Indonesia (Dari Orla, Orba Sampai

Reformasi), Telaah Sosiologis Yuridis dan Yuridis Pragmatis Krisis Jati Diri Hukum Tata

Negara Indonesia, Jakarta, PT. RajaGrafindo Persada, Hlm.108.

57

Freies ermessen adalah sebuah istilah yang digunakan dalam bidang pemerintahan, yang

menurut Marcus Lukman dalam “Eksistensi Peraturan Kebijakan dalam Bidang Perencanaan dan

Pelaksanaan Rencana Pembangunan di Daerah serta Dampaknya terhadap Pembangunan Materi

Hukum Tertulis Nasional” (Disertasi),, Bandung, Universitas Padjajaran, 1997 bahwa Freies

ermessen diartikan sebagai salah satu sarana yang memberikan ruang bergerak bagi pejabat atau

badan-badan administrasi negara untuk melakukan tindakan tanpa harus terikat sepenuhnya pada

undang-undang. Kewenangan ini diberikan oleh pemerintah atas dasar fungsi pemerintah, yaitu

untuk menyelenggarakan kesejahteraan umum, dan kewenangan ini merupakan konsekuensi logis

dari konsep negara hukum modern (welfare state). Namun, tentu saja kewenangan ini (freies

ermessen) tidak dapat digunakan tanpa batas dan haruslah memenuhi unsur-unsur sebagai berikut:

a) bertujuan untuk mengoptimalkan pelayanan publik; b) merupakan tindakan aktif dari

administrasi negara; c) dimungkinkan oleh hukum; d) atas inisiatif sendiri. e) bertujuan untuk

penyelesaian masalah-masalah penting yang timbul secara mendadak; dan f) dapat

dipertanggungjawabkan.

Page 51: BAB II TINJAUAN UMUM HAK DIPILIH TERKAIT HAK ASASI … Final Bab II.pdf1 BAB II TINJAUAN UMUM HAK DIPILIH TERKAIT HAK ASASI MANUSIA 2.1 Pengertian Hak Dipilih Dalam Kamus Umum Bahasa

51

hukum terhadap warga negara yang menjadi tujuan berlakunya suatu undang-

undang dan peraturan perundang-undangan lainnya menjadi refleksi dari freies

ermessen tersebut harus didasarkan pada AAUPB.

Berdasarkan realitas yang terjadi, pemberian kewenangan untuk mengambil

kebijakan sebagai pelaksanaan undang-undang dapat menjadi peluang terjadinya

pelanggaran terhadap hak asasi warga negara oleh pemerintah. Berkaitan dengan

hal tersebut, ada dua macam perlindungan hukum bagi rakyat, yaitu: perlindungan

hukum preventif dan perlindungan hukum represif.

Perlindungan hukum preventif memberikan rakyat kesempatan untuk

mengajukan keberatan atau pendapatnya sebelum suatu keputusan pemerintah

mendapat bentuk yang definitif. Artinya, perlindungan hukum preventif bertujuan

untuk mencegah terjadinya sengketa. Sedangkan perlindungan hukum represif

bertujuan untuk menyelesaikan sengketa.

Dalam kerangka perlindungan hukum terhadap warga negara ini pada

dasarnya merupakan bagian dari sistem yang menempatkan administrasi

pemerintahan sebagai hak warga negara. Terkait dengan pemenuhan perlindungan

hukum terhadap warga negara tersebut, dalam Undang-Undang Nomor 25 Tahun

2009 Tentang Pelayanan Publik dijabarkan sebagai berikut:

a. Negara berkewajiban melayani setiap warga negara dan penduduk untuk

memenuhi kebutuhan dasarnya dalam kerangka pelayanan publik yang

merupakan amanat UUD 1945.

b. Membangun kepercayaan masyarakat atas pelayanan publik yang

dilakukan penyelenggara pelayanan publik merupakan kegiatan yang

Page 52: BAB II TINJAUAN UMUM HAK DIPILIH TERKAIT HAK ASASI … Final Bab II.pdf1 BAB II TINJAUAN UMUM HAK DIPILIH TERKAIT HAK ASASI MANUSIA 2.1 Pengertian Hak Dipilih Dalam Kamus Umum Bahasa

52

harus dilakukan seiring dengan harapan dan tuntutan seluruh warga negara

dan penduduk tentang peningkatan pelayanan publik.

c. Sebagai upaya untuk mempertegas hak dan kewajiban setiap warga negara

dan penduduk serta terwujudnya tanggung jawab negara dan korporasi

dalam penyelenggaraan pelayanan publik, diperlukan norma hukum yang

memberi pengaturan secara tegas.

d. Sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas dan menjamin penyediaan

pelayanan publik sesuai dengan asas-asas umum pemerintahan dan

korporasi yang baik serta untuk memberi perlindungan bagi setiap warga

negara dan penduduk dari penyalahgunaan wewenang di dalam

penyelenggaraan pelayanan publik.

Pada bagian lain perlu dipahami terkait aspek sosiologis dan faktual yang

menjadi dasar dari perlindungan hukum terhadap warga negara. Perlindungan

hukum ini diperlukan untuk mencegah adanya tindakan sewenang-wenang dari

pemerintah sebagaimana tercermin dalam undang-undang tersebut. Adapun aspek

sosiologis dan faktual dimaksud dapat diuraikan sebagai berikut:

1. Terjadinya krisis nasional berkepanjangan yang melanda Indonesia

mengindikasikan kelemahan di bidang administrasi pemerintahan,

terutama birokrasi yang tidak mengindahkan prinsip-prinsip tata

pemerintahan yang baik, sehingga pada gilirannya sangat merugikan

warga negara.

2. Terjadinya korupsi, kolusi dan nepotisme lebih banyak disebabkan oleh

rentannya birokrasi sebagai unsur pelayan masyarakat, sehingga warga

negara sangat dirugikan.

3. Perlunya dilakukan penataan dalam administrasi pemerintahan yang dapat

meliputi pembangunan sikap kebersamaan untuk menyatukan irama dan

langkah guna terciptanya aparatur negara yang handal dan profesional,

serta pentingnya dilakukan peningkatan kapasitas dan profesional

aparatur negara.

Page 53: BAB II TINJAUAN UMUM HAK DIPILIH TERKAIT HAK ASASI … Final Bab II.pdf1 BAB II TINJAUAN UMUM HAK DIPILIH TERKAIT HAK ASASI MANUSIA 2.1 Pengertian Hak Dipilih Dalam Kamus Umum Bahasa

53

Di samping itu, dengan terbitnya Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 dapat

dimaknai sebagai upaya untuk mengurangi, bahkan jika mungkin menghilangkan

praktek kolusi, korupsi dan nepotisme (KKN). Untuk itu diperlukan penerapan

instrumen yang memperjuangkan secara aktif tidak saja sanksi-sanksi terhadap

pelaku tindak korupsi, tetapi juga instrumen hukum yang dapat memperkuat

penegakan hukum dan memperbaiki perlindungan hukum kepada warga negara

melalui pengawasan dan pemberian kesempatan pengaduan formal serta

pembatasan kekuasaan pemerintah sebagai penyelenggara administrasi negara.

Urgensi Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 yang paling utama antara

lain dapat menjadi perlindungan bagi setiap warga negara dari tindakan birokrat

yang bertindak sewenang-wenang, adanya jaminan pemerintah atas

terselenggaranya hak asasi warga negara dan atas terselenggaranya tugas negara

sesuai dengan harapan dan kebutuhan warga negara melalui jaminan undang-

undang sehingga dapat memberikan kepastian manakala terjadi penyimpangan,

penyalahgunaan dan penyelewengan yang merugikan warga negara. Sedangkan

pada bagian lain, dalam Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 menempatkan

Asas-Asas Umum Pemerintahan yang Baik sebagai asas yang menjunjung tinggi

norma kesusilaan, kepatutan, dan norma hukum untuk mewujudkan penyelenggara

negara yang bersih dan bebas dari korupsi, kolusi dan nepotisme. Dengan

dimasukkannya sebagian Asas-Asas Umum Pemerintahan yang Baik, maka asas

Page 54: BAB II TINJAUAN UMUM HAK DIPILIH TERKAIT HAK ASASI … Final Bab II.pdf1 BAB II TINJAUAN UMUM HAK DIPILIH TERKAIT HAK ASASI MANUSIA 2.1 Pengertian Hak Dipilih Dalam Kamus Umum Bahasa

54

tersebut menjadi kaedah normatif, sehingga mempunyai konsekuensi

keberlakuannya mengikat bagi seluruh masyarakat Indonesia.

Demikian pula refleksi perlindungan hukum dengan ketaatan pada Asas Asas

Pemerintahan yang Baik (AAUPB) sebagaimana diatur dalam Undang-Undang

Nomor 9 Tahun 2004 Tentang Perubahan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986

Tentang Peradilan Tata Usaha Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia

Tahun 2004 Nomor 35). Dalam Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2004 juga diatur

tentang Asas-Asas Umum Pemerintahan yang Baik sebagai dasar pengujian

Keputusan Tata Usaha Negara (KTUN). Termasuk jika terjadi gugatan dari

seseorang atau Badan Hukum Perdata yang merasa kepentingannya dirugikan

(Pasal 53 ayat (1) dan ayat (2) Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2004).

Dalam hubungan dengan hal tersebut, ada beberapa hal yang menjadi alasan

setiap warga negara harus mendapat perlindungan hukum dari tindakan

pemerintah, yaitu:

a. Disebabkan dalam berbagai hal warga negara dan badan hukum perdata

tergantung pada keputusan-keputusan pemerintah, seperti kebutuhan

terhadap izin yang diperlukan untuk usaha perdagangan, perusahaan atau

pertambangan. Olah karena itu warga negara dan badan hukum perdata

perlu mendapat perlindungan hukum.

b. Adanya hubungan antara pemerintah dan warga negara tidak berjalan

dalam posisi sejajar dan warga negara berada di pihak lemah, dalam hal ini

cenderung menjadi korban kekuasaan rezim pemerintah yang memegang

kekuasaan.

c. Terjadinya berbagai perselisihan warga negara dengan pemerintah

berkenan dengan keputusan, sebagai instrumen pemerintah yang bersifat

sepihak dalam menentukan intervensi terhadap kehidupan warga negara.

Page 55: BAB II TINJAUAN UMUM HAK DIPILIH TERKAIT HAK ASASI … Final Bab II.pdf1 BAB II TINJAUAN UMUM HAK DIPILIH TERKAIT HAK ASASI MANUSIA 2.1 Pengertian Hak Dipilih Dalam Kamus Umum Bahasa

55

Di Indonesia perlindungan hukum bagi warga negara akibat tindakan hukum

pemerintah ada beberapa kemungkinan, tergantung dari instrumen hukum yang

digunakan pemerintah. Instrumen hukum pemerintah yang lazim digunakan adalah

suatu peraturan perundang-undangan yang dikeluarkan atau sebagai produk hukum

bentukan Dewan Perwakilan Rakyat bersama Presiden. Perlindungan hukum

akibat dikeluarkannya peraturan perundang-undangan tersebut ditempuh melalui

permohonan uji materiil (judicial review) ke Mahkamah Agung58

dan Mahkamah

Konstitusi.59

Dalam konteks uji meteriil (judicial review) yang diajukan ke

Mahkamah Konstitusi, Saldi Isra mengemukakan bahwa judicial review menjadi

salah satu cara untuk menjamin hak-hak kenegaraan yang dimiliki oleh seseorang

warga negara pada posisi diametral dengan kekuasaan pembuatan peraturan,

termasuk undang-undang.60

Hal di atas kiranya menjadi dasar bagi setiap warga negara untuk secara

konkret melakukan tindakan hukum terhadap berbagai peraturan perundang-

undangan yang merugikan dirinya. Tujuannya antara lain adalah untuk

menyampingkan atau mengeleminasi munculnya kerugian akibat berlakunya suatu

58Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2004 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 14

Tahun 1984 Tentang Mahkamah Agung (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004

Nomor 9) Pasal 31 ayat (1) menyebutkan bahwa Mahkamah Agung mempunyai wewenang

menguji peraturan perundang-undangan di bawah undang-undang terhadap undang.

59

Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2003 Tentang Mahkamah Konstitusi Pasal 10 ayat (1)

butir a menyebutkan bahwa Mahkamah Konstitusi menguji undang-undang terhadap Undang-

Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

60

Saldi Isra, 2010, Pergeseran Fungsi Legislasi: Menguatnya Model Legislasi Parlementer

dalam Sistem Presidensial Indonesia, Jakarta, PT. RajaGrafindo Persada, Hlm. 293.

Page 56: BAB II TINJAUAN UMUM HAK DIPILIH TERKAIT HAK ASASI … Final Bab II.pdf1 BAB II TINJAUAN UMUM HAK DIPILIH TERKAIT HAK ASASI MANUSIA 2.1 Pengertian Hak Dipilih Dalam Kamus Umum Bahasa

56

peraturan perundangan-undangan. Di samping itu, dengan tindakan tersebut dapat

dimaknai sebagai bentuk pengawasan warga negara terhadap dikeluarkannya

peraturan perundang-undangan oleh DPR bersama Presiden sehingga dalam

pembentukan peraturan perundangan-undangan berikutnya akan lebih cermat,

partisipatif dan responsif.

Dalam perspektif kepastian hukum yang menjadi dasar dari perlindungan

hukum terhadap setiap warga negara ini dapat dirujuk beberapa teori:

1. Teori Utilitas

Teori ini menurut Jeremy Bentham bahwa hukum bertujuan untuk

mewujudkan apa yang berfaedah atau yang sesuai dengan daya guna

(efektif). Adagiumnya yang terkenal adalah The G reatest H appiness

for the Greatest N umber. Artinya, kebahagiaan yang terbesar untuk

jumlah yang terbanyak. Ajaran Bentham disebut juga sebagai

edonisme atau utilitarisme.

2. Teori Etis

Teori ini b erpendapat bahwa tujuan hukum semata-mata untuk

mewujudkan keadilan. Mengenai keadilan, Aristoteles mengajarkan dua

macam keadilan, yaitu keadilan distributif dan keadilan komutatif.

Keadilan distributif ialah keadilan yang memberikan kepada tiap orang

jatah menurut jasanya. Keadilan komutatif adalah keadilan yang

memberikan jatah kepada setiap orang sama banyaknya tanpa harus

Page 57: BAB II TINJAUAN UMUM HAK DIPILIH TERKAIT HAK ASASI … Final Bab II.pdf1 BAB II TINJAUAN UMUM HAK DIPILIH TERKAIT HAK ASASI MANUSIA 2.1 Pengertian Hak Dipilih Dalam Kamus Umum Bahasa

57

mengingat jasa-jasa perorangan.61

3. Teori Pengayoman

Teori ini mengemukakan bahwa tujuan hukum adalah untuk mengayomi

manusia, baik secara aktif maupun secara pasif. Secara aktif dimaksudkan

sebagai upaya untuk menciptakan suatu kondisi kemasyarakatan yang

manusiawi dalam proses yang berlangsung secara wajar. Sedangkan yang

dimaksud secara pasif adalah mengupayakan pencegahan atas tindakan yang

sewenang-wenang dan penyalahgunaan hak. Dengan demikian bermaksud

menyeimbangkan antara keadilan dan kepastian hukum.62

Dalam kerangka mewujudkan pengayoman tersebut, termasuk di dalamnya

adalah a) m ewujudkan ketertiban dan keteraturan, b) mewujudkan kedamaian

sejati, c) mewujudkan keadilan, d) mewujudkan kesejahteraan dan keadilan

sosial.63

Apresiasi terhadap permasalahan ini, khususnya terhadap daya ikat hukum

dalam masyarakat, dapat dijadikan sebagai dasar adalah pemikiran dari Gustav

Radbruch. Radbruch mengembangkan pemikiran yang dikenal dengan

Geldingstheorie mengemukakan bahwa berlakunya hukum secara sempurna harus

memenuhi tiga nilai dasar yang harus secara komprehensif terpenuhi daya ikat dari

hukum itu di tengah masyarakat. Adapun ketiga nilai dasar tersebut meliputi:

61Dudu Duswara, 2003, Sketsa Ilmu Hukum, Bandung, Reflika Aditama, Hlm. 24-25.

62

Ibid., Hlm. 30.

63

Ibid., Hlm. 31.

Page 58: BAB II TINJAUAN UMUM HAK DIPILIH TERKAIT HAK ASASI … Final Bab II.pdf1 BAB II TINJAUAN UMUM HAK DIPILIH TERKAIT HAK ASASI MANUSIA 2.1 Pengertian Hak Dipilih Dalam Kamus Umum Bahasa

58

a. Juridical doctrine, nilai kepastian hukum dimana kekuatan

mengikatnya didasarkan pada aturan hukum yang lebih tinggi.

b. Sociological doctrine, nilai sosiologis, artinya aturan hukum mengikat

karena diakui dan diterima dalam masyarakat (teori pengakuan) atau

dapat dipaksakan sekalipun masyarakat menolaknya (teori paksaan).

c. Philosophical doctrine, nilai filosofis, artinya aturan hukum mengikat

karena sesuai dengan cita hukum, keadilan sebagai nilai positif yang

tertinggi.64

Dengan demikian, perlindungan hukum berkait erat dengan kepastian hukum

yang harus diwujudkan. Hal ini menjadi dasar dari tindakan warga negara untuk

melakukan tindakan hukum terhadap terbitnya suatu peraturan perundang-

undangan (undang-undang) yang merugikan dirinya. Tindakan hukum ini

khususnya tercermin dalam upaya mengawasi peraturan perundang-undangan

yang sudah diterbitkan melalui pengajuan uji materiil (judicial review).

Tujuan dari tindakan warga negara yang hak-haknya secara konstitusional

dijamin sehingga apabila terbitnya suatu peraturan perundang-undangan (undang-

undang) mengakibatkan adanya kerugian karena tidak dapat menggunakan hak–

haknya (hak-haknya dilanggar dan atau berlaku diskriminatif), maka setiap warga

negara tersebut dapat melakukan pengawasan terhadapnya. Oleh karena itu, dalam

analisis penelitian ini kerugian yang muncul adalah akibat dari tidak

diakomodasikannya hak dipilih warga negara, terutama dengan adanya Pasal 60

huruf g Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2003 yang menentukan: “bukan bekas

64I Dewa Gede Atmadja, 1993, “Manfaat Filsafat Hukum dalam Studi Ilmu Hukum”, dalam

Kerta Patrika, No. 62-63 Tahun XIX Maret-Juni, Denpasar: Fakultas Hukum Universitas Udayana,

Hlm. 68.

Page 59: BAB II TINJAUAN UMUM HAK DIPILIH TERKAIT HAK ASASI … Final Bab II.pdf1 BAB II TINJAUAN UMUM HAK DIPILIH TERKAIT HAK ASASI MANUSIA 2.1 Pengertian Hak Dipilih Dalam Kamus Umum Bahasa

59

anggota organisasi terlarang Partai Komunis Indonesia, termasuk organisasi

massanya, atau bukan orang yang terlibat langsung ataupun tak langsung dalam G-

30-S/PKI, atau organisasi terlarang lainnya”. Hal ini tentu saja sangat merugikan

warga Negara dimaksud. Oleh karenanya peraturan perundang-undangan (undang-

undang) yang berdimensi merugikan dan berlaku diskriminatif in casu ketentuan

Pasal 60 huruf g Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2003, selanjutnya diajukan uji

meteriil (judicial review) agar dieleminasi atau dinyatakan tidak berlaku oleh

Mahkamah Konstitusi. Oleh karena itu, melalui Putusan Mahkamah Konstitusi

Nomor 011-017/PUU-I/2003 ketentuan Pasal 60 huruf g Undang-Undang Nomor

12 Tahun 2003 dinyatakan bertentangan dengan Undang-Undang Dasar Negara

Republik Indonesia Tahun 1945 dan tidak mempunyai kekuatan hukum mengikat.

Di samping itu, tindakan warga negara tersebut dimaksudkan sebagai bentuk

pengawasan dari setiap warga negara. Demikian pula hal tersebut dilakukan

terhadap kebijakan yang telah dibuat oleh pemerintah yang sedang memegang

kekuasaan sekaligus untuk mewaspadai terhadap keberadaan peraturan perundang-

undangan (undang-undang). Pengawaan terhadap peraturan perundang-undangan

dengan mekanisme yang jelas tentu akan mengurangi atau bahkan mengeleminasi

tindakan penyimpangan, penyelewengan dan penyalahgunaan yang dilakukan oleh

negara, termasuk pemerintah.

Peraturan perundang-undangan yang dibentuk baik pada masa lalu maupun

dibentuk pada rezim yang sedang berkuasa harus dilakukan pengawasan, sehingga

dalam pembentukan peraturan perundang-undangan berikutnya akan lebih cermat,

Page 60: BAB II TINJAUAN UMUM HAK DIPILIH TERKAIT HAK ASASI … Final Bab II.pdf1 BAB II TINJAUAN UMUM HAK DIPILIH TERKAIT HAK ASASI MANUSIA 2.1 Pengertian Hak Dipilih Dalam Kamus Umum Bahasa

60

antisipatif dan responsif65

. Peraturan perundang-undangan yang dibentuk pada

akhirnya ditujukan kepada warga negara harus mempertimbangkan asfek filosofis,

sosiologis, yuridis serta responsif terhadap nilai-nilai yang hidup dan berkembang

dalam masyarakat. Pengawasan dimaksud pada intinya adalah memberikan

perlindungan hukum kepada warga negara dari tindakan penyimpangan,

penyelewengan dan penyalahgunaan terhadap diberlakukannya suatu peraturan

perundangan-undangan yang bertentangan dengan konstitusi.

3.2 Hak Dipilih dalam Perspektif Hak Asasi Manusia

Sebagaimana diuraikan sebelumnya bahwa hak dipilih merupakan bagian

dari hak asasi manusia. Dalam perspektif hak asasi manusia, hak dipilih sebagai

constitutional rights, jaminan, pemenuhan, perlindungan dan penegakannya

merupakan kewajiban negara, dalam hal ini pemerintah. Oleh karena itu

pembatasan, peniadaan dan tindakan diskriminatif terhadap hak tersebut tidak

dapat dibenarkan karena tidak sesuai dengan Konstitusi Negara Republik

65Pemahaman kita tentang perubahan sosial tidak akan utuh jika kita tidak mencari cara-cara

adaptasi yang melahirkan alternatif-alternatif historis yang baru dan yang mampu terus bertahan,

misalnya perubahan dari status ke kontrak, dari Gemeinschaft (masyarakat paguyuban) ke

Gesellschaft (masyarakat petembayan), dari hukum yang keras ke keadilan. Lihat dalam Nonet,

Philipe dan Philip Selznick, 2013, Hukum Responsif (Diterjemahkan Raisul Muttaqien dari Law

and Society in Transition: Toward Responsive Law), Cet. VII, Nusa Media, Bandung, Hlm 29.

Bdk. Moh. Mahfud MD, 2001, Politik Hukum di Indonesia, Jakarta, Cet. II, LP3ES, Hlm. 381,

menyatakan setiap produk hukum merupakan pencerminandari konfigurasi politik yang

melahirkannya. Artinya setiap muatan produk hukum akan sangat ditentukan oleh visi politik

kelompok dominan (penguasa). Oleh karena itu, setiap upaya melahirkan hukum-hukum yang

berkarakter responsif/populistik harus dimulai dari upaya demokratisasi dalam kehidupan politik.

Page 61: BAB II TINJAUAN UMUM HAK DIPILIH TERKAIT HAK ASASI … Final Bab II.pdf1 BAB II TINJAUAN UMUM HAK DIPILIH TERKAIT HAK ASASI MANUSIA 2.1 Pengertian Hak Dipilih Dalam Kamus Umum Bahasa

61

Indonesia, peraturan perundang-undangan, dan instrumen internasional tentang

hak asasi manusia.

Terkait dengan hal tersebut, pada bagian berikut diuraikan tentang

“Demokrasi sebagai dasar hak asasi manusia terkait dengan hak dipilih” dan

“Bentuk-bentuk hak asasi manusia dan tempatnya hak dipilih”.

3.2.1 Demokrasi sebagai Dasar Hak Asasi Manusia Terkait dengan Hak

Dipilih

Tidak dapat dipungkiri bahwa pada dasarnya pembahasan hak dipilih akan

terkait pula dengan hak memilih. Oleh karena itu antara hak dipilih dan hak

memilih (hak pilih aktif) menjadi satu kesatuan. Keduanya menjadi dasar dalam

kehidupan bersama, khususnya dalam masalah keterwakilan. Permasalahan

keterwakilan ini, dalam kaitannya dengan kehidupan bernegara adalah sebagai

implementasi dari demokrasi.66

Dalam sejarah perkembangan demokrasi belum pernah menjadi topik yang

begitu hangat seperti sekarang ini. Dalam sistem demokrasi yang sudah tua dan

mapan di Eropa dan Amerika, namun beberapa warga negara tengah menuntut

pelaksanaan demokrasi yang lebih besar. Sementara warga negara di belahan

66Demokrasi merupakan sistem pemerintahan yang diterapkan hampir di seluruh dunia saat

ini. Meskipun penerapannya berbeda antara satu negara dengan negara lain. Lihat dalam Miriam

Budiardjo, 2013, Op.Cit., Hlm. 157-64; Samsul Wahidin, 2011, Konseptualisasi dan Perjalanan

Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia, Yogyakarta, Pustaka Pelajar, Hlm. 9-24.

Page 62: BAB II TINJAUAN UMUM HAK DIPILIH TERKAIT HAK ASASI … Final Bab II.pdf1 BAB II TINJAUAN UMUM HAK DIPILIH TERKAIT HAK ASASI MANUSIA 2.1 Pengertian Hak Dipilih Dalam Kamus Umum Bahasa

62

dunia lainnya karena kesenjangan sosial ekonomi menuntut demokrasi menjadi

sesuatu yang mahal sehingga kurang menjadi perhatian dan kepeduliannya..

Di negara-negara yang sistem demokrasinya lebih muda, ada kepedulian akan

hadirnya lembaga-lembaga yang diperlukan untuk membangun suatu demokrasi

sejati, stabil dan efektif. Bahkan menurut Jean Baechler bahwa di tempat-tempat di

mana demokrasi belum sungguh-sungguh berakar, partai-partai oposisi mencita-

citakan demokrasi dalam berbagai bentuk. Meskipun demikian tidak bisa

diabaikan suara-suara yang menentang dari para pengkritik dan musuh-musuh

demokrasi yang mulai terdengar kembali suaranya, setelah selama dua generasi

mereka seolah-olah berdiam diri dan membisu.67

Oleh karena itu demokrasi adalah kosa kata yang terus menjadi bahan kajian

dan begitu menarik bagi banyak negara dan ahli di berbagai negara. Bagi para ahli

tidak henti-henti mengkaji dan meneliti konsep dan realitas demokrasi karena

negara-negara yang menerima demokrasi masih belum menemukan demokrasi

dalam realitas. Hal ini sebagaimana dikemukakan oleh Soetandyo Wignjosoebroto

bahwa di negara-negara demokrasi “hanya” tertransfer dan diterima sebagai

bagian dari upaya penataan kehidupan bernegara dalam maknanya yang normatif,

akan tetapi ide itu tidak juga kunjung terwujud sebagai realitas kehidupan sehari-

hari. Adanya selisih antara ide dan realitas inilah yang melahirkan tegangan yang

67Jean Baechler, 2001, Demokrasi Sebuah Tinjauan Analitis, Yogyakarta, Kanisius, Hlm. 13

menyebutkan bahwa UNESCO telah menyelenggarakan beberapa konferensi internasional yang

besar dengan tema “Budaya Demokratis dan Pembangunan” (Montevideo,1991), “Kebudayaan dan

Demokrasi” (Praha,1991), “Pendidikan Demokrasi” (Tunisia, 1992), “Pendidikan Hak-hak Asasi

Manusia dan Demokrasi” (Montreal, 1993), serta “Demokrasi dan Toleransi” (Seoul, 1994).

Page 63: BAB II TINJAUAN UMUM HAK DIPILIH TERKAIT HAK ASASI … Final Bab II.pdf1 BAB II TINJAUAN UMUM HAK DIPILIH TERKAIT HAK ASASI MANUSIA 2.1 Pengertian Hak Dipilih Dalam Kamus Umum Bahasa

63

tidak gampang diatasi yang pada gilirannya juga akan melahirkan ketidakpastian-

ketidakpastian.68

Pada bagian lain, sebagaimana dinyatakan oleh Mac Iver bahwa demokrasi itu

sendiri telah dan terus akan mengalami perkembangan. Democracy is a form of

government that is never completely achieved. Democracy grows into its being.69

Sejalan dengan pendapat Mac Iver tersebut, Bagir Manan menyatakan bahwa

demokrasi merupakan suatu fenomena yang tumbuh, bukan suatu penciptaan.70

Oleh karena itu, menurut Arend Liphard bahwa praktik demokrasi di setiap

negara tidak selalu sama, namun demikian sebuah negara dapat dinyatakan

demokrasi apabila telah memenuhi unsur-unsur sebagai berikut71

:

a) Ada kebebasan untuk membentuk dan menjadi anggota perkumpulan;

b) Ada kebebasan menyatakan pendapat;

c) Ada hak untuk memberikan suara dalam pemungutan suara;

d) Ada kesempatan untuk dipilih atau menduduki berbagai jabatan pemerintah

atau negara;

e) Ada hak bagi para aktivis politik berkampanye untuk memperoleh

dukungan atau suara;

68Soetandyo Wignjosoebroto, 2002, Op.Cit., Hlm. 535.

69

Mac Iver, 1988, The Web of Government, New York, The Mac Millan Company, Hlm..3.

70

Bagir Manan, 1994, “Pelaksanaan Demokrasi Pancasila dalam Pembangunan Jangka

Panjang II” (Makalah) dalam Lokakarya Pancasila, Bandung, Universitas Padjadjaran, Hlm. 2.

71

Bagir Manan, 1996, Kedaulatan Rakyat, Hak Asasi Manusia dan Negara Hukum,

Kumpulan Esai Guna Menghormati Prof. Dr. R. Sri Soemantri Martosoewignyo, S.H., Jakarta,

Gaya Media Pratama, Hlm. 106.

Page 64: BAB II TINJAUAN UMUM HAK DIPILIH TERKAIT HAK ASASI … Final Bab II.pdf1 BAB II TINJAUAN UMUM HAK DIPILIH TERKAIT HAK ASASI MANUSIA 2.1 Pengertian Hak Dipilih Dalam Kamus Umum Bahasa

64

f) Terdapat berbagai sumber aspirasi;

g) Ada pemilihan yang bebas dan jujur;

h) Semua lembaga yang bertugas merumuskan kebijakan pemerintah harus

bergantung kepada keinginan rakyat.

Dari unsur-unsur demokrasi sebagaimana diuraikan di atas, ternyata beberapa

unsur demokrasi tersebut sarat dengan kandungan hak asasi manusia. Bahkan

dapat dikatakan bahwa unsur-unsur demokrasi tidak lain merupakan bagian dari

hak asasi manusia. Beberapa dari unsur tersebut, seperti: mendapatkan kesempatan

yang sama untuk dipilih atau menduduki berbagai kesempatan pada berbagai

jabatan pemerintah atau negara, ada pemilihan umum yang bebas dan jujur, serta

semua lembaga yang ada apabila merumuskan kebijaksanaan pemerintah harus

bergantung kepada keinginan masyarakat.72

Demikian pula, unsur-unsur

demokrasi tersebut telah menjadi muatan materi pasal-pasal dalam Konstitusi

Negara Republik Indonesia (Pasal 22E, Pasal 27 ayat (1), Pasal 28D ayat (3),

Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 (Pasal 43 ayat (1) dan ayat (2), Deklarasi

Universal Hak-Hak Asasi Manusia (Pasal 21), dan Kovenan Internasional Tentang

Hak-Hak Sipil dan Politik (Pasal 25 ayat (1) dan ayat (2).

Praktek demokrasi yang paling konkret tercermin dalam pemilihan umum.

Sebagaimana diketahui bahwa pemilihan umum merupakan sarana untuk

mewujudkan kedaulatan rakyat dalam pemerintahan Negara Kesatuan Republik

72Arsyad Mawardi, 2013, Pengawasan & Keseimbangan antara DPR dan Presiden dalam

Sistem Ketatanegaraan RI: Kajian Yuridis Normatif, Empiris, Historis dan Komprehensif,

Jakarta, Rasail Media Group, Hlm. 23.

Page 65: BAB II TINJAUAN UMUM HAK DIPILIH TERKAIT HAK ASASI … Final Bab II.pdf1 BAB II TINJAUAN UMUM HAK DIPILIH TERKAIT HAK ASASI MANUSIA 2.1 Pengertian Hak Dipilih Dalam Kamus Umum Bahasa

65

Indonesia seperti diamanatkan dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara

Republik Indonesia Tahun 1945. Dalam perkembangan selanjutnya sebagai

tercermin dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945

Pasca Perubahan, pemilihan umum dilaksanakan secara langsung umum, bebas,

rahasia, jujur dan adil bertujuan untuk memilih wakil rakyat (Dewan Perwakilan

Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah), Presiden

dan Wakil Presiden secara berpasangan, dan Gubernur, Bupati serta Walikota

untuk membentuk pemerintahan yang demokratis, kuat dan memperoleh dukungan

rakyat. Pemilihan tersebut dilakukan secara langsung oleh rakyat.

Keberatan lain yang dapat dikedepankan terhadap sistem demokrasi ialah

bahwa justeru karena demokrasi pada akhirnya telah berhasil mewujudkan

pelbagai kemerdekaan dan kebebasan sebagai percerminan terhadap hak asasi

manusia, seperti: kebebasan berfikir dan mengeluarkan fikiran, kemerdekaan

berbicara dan bersidang, kebebasan untuk memilih dan dipilih dan lain-lain

sebagainya.

3.2.2 Bentuk-Bentuk Hak Asasi Manusia dan Tempatnya Hak Dipilih

Kiranya perlu klarifikasi sebagai bagian dari pencarian tempat hak dipilih

dalam dokumen mengenai hak asasi manusia. Dalam kaitan ini ada berbagai pan-

dangan tentang bentuk-bentuk hak asasi manusia. Misalnya Thomas Hobbes

berpendapat bahwa satu-satunya hak asasi adalah hak hidup. Hak untuk hidup

Page 66: BAB II TINJAUAN UMUM HAK DIPILIH TERKAIT HAK ASASI … Final Bab II.pdf1 BAB II TINJAUAN UMUM HAK DIPILIH TERKAIT HAK ASASI MANUSIA 2.1 Pengertian Hak Dipilih Dalam Kamus Umum Bahasa

66

adalah hak paling asasi dari subyek hukum manusia, terutama dalam interaksi

dengan sesamanya di dunia.

Menurut John Locke dan aliran liberalisme klasik, hak asasi meliputi hak

hidup (right to life), hak kemerdekaan (right to liberty), dan hak milik (right to

property). Pendapat John Locke ini sangat dipengaruhi oleh gagasan hukum alam

(natural law) ketika dalam keadaan alamiah (state of nature), yaitu suatu keadaan

dimana belum terdapat kekuasaan dan otorita apa-apa, semua orang sama sekali

bebas dan sama derajatnya.73

Dalam perkembangan selanjutnya, di antaranya orang-orang itu sering terjadi

percekcokan karena perbedaan pemilikan harta benda dan karena ada orang yang

hidup di atas penderitaan orang lain. Kondisi seperti itu telah menggeser keadaan

alamiah ke keadaan perang (state war), sehingga memunculkan pemikiran untuk

melindungi ketiga hak-hak fundamental, yaitu baik hak hidup, hak merdeka, dan

hak memiliki (right to life, right to liberty, right to property).

Untuk itu kemudian mereka berkumpul dan mengadakan perjanjian untuk

bermasyarakat dan menyerahkan sebagian hak-haknya kepada pemimpin yang

berkewajiban untuk melindungi ketiga hak tersebut, baik sebagai hak individu

maupun masyarakat yang tidak dapat dipisahkan dari dirinya. Selanjutnya hak-hak

tersebut diserahkan kepada pemimpin negara dan diterima manusia sejak lahir.

Dengan demikian, hak-hak tersebut bukan merupakan pemberian hukum manusia

atau masyarakat melainkan hak-hak yang melekat dalam dirinya.

73

Ibid., Hlm. 112

Page 67: BAB II TINJAUAN UMUM HAK DIPILIH TERKAIT HAK ASASI … Final Bab II.pdf1 BAB II TINJAUAN UMUM HAK DIPILIH TERKAIT HAK ASASI MANUSIA 2.1 Pengertian Hak Dipilih Dalam Kamus Umum Bahasa

67

Dalam Deklarasi Universal Hak-Hak Asasi Manusia (Universal Declaration

of Human Rights) yang memuat 30 pasal dan 31 ayat, apabila ditelaah lebih lanjut

secara garis besar bentuk-bentuk hak asasi manusia dapat dikelompokkan ke

dalam tiga bagian, yaitu:

a. Hak-hak politik dan yuridis.

b. Hak-hak atas martabat dan integritas manusia.

c. Hak-hak sosial, ekonomi, dan budaya.74

Dalam konteks ini kiranya perlu klarifikasi tentang perbedaan antara hak

politik dengan hak sipil. Pada tataran normatif, perbedaan antara keduanya dapat

dikemukakan bahwa hak politik merupakan hak yang didapat oleh seseorang

dalam hubungan sebagai seorang anggota di dalam lembaga politik, seperti: hak

memilih, hak dipilih, hak mencalonkan diri untuk menduduki jabatan-jabatan

politik, hak memegang jabatan-jabatan umum dalam negara atau hak yang

menjadikan seseorang ikut serta di dalam mengatur kepentingan negara atau

pemerintahan.

Lapangan hak-hak politik sangat luas mencakup asas-asas masyarakat, dasar-

dasar negara, tata hukum, partisipasi rakyat, pembagian kekuasaan, dan batas-

batas kewenangan penguasa terhadap warga negaranya. Sedangkan yang dimaksud

hak-hak sipil dalam pengertian yang luas mencakup hak-hak ekonomi, sosial, dan

kebudayaan merupakan hak yang dinikmati oleh manusia dalam hubungan dengan

74Dawam Rahardjo, 1996, Sistem Pemilu: Demokratisasi dan Pembangunan, Jakarta, PT.

Pustaka Cides Indonesia, Hlm. 132.

Page 68: BAB II TINJAUAN UMUM HAK DIPILIH TERKAIT HAK ASASI … Final Bab II.pdf1 BAB II TINJAUAN UMUM HAK DIPILIH TERKAIT HAK ASASI MANUSIA 2.1 Pengertian Hak Dipilih Dalam Kamus Umum Bahasa

68

warga negara lainnya dan tidak ada hubungan dengan penyelenggaraan kekuasaan

negara, salah satu jabatan dan kegiatannya.

Dari uraian di atas dapat dimaknai bahwa hak asasi manusia pun berkembang

baik secara negatif maupun positif. Hak sipil dan politik adalah rumpun hak

negatif yang menuntut absennya campur tangan negara (-) sementara, hak sosial

ekonomi adalah rumpun hak yang menuntut uluran tangan negara dalam

pelaksanaannya.75

Dalam Kovenan Internasional Tentang Hak-Hak Sipil dan Politik

(International Covenant on Civil and Political Rights) dan Kovenan Internasional

Tentang Hak-Hak Sosial, Ekonomi dan Budaya (International Covenant on

Economic, Social and Cultural Rights) bentuk-bentuk hak asasi manusia dapat di-

kemukakan sebagai berikut.

a. Bentuk-bentuk hak-hak sipil dan politik antara lain:

1) Hak atas hidup

2) Hak atas kebebasan dan keamanan dirinya.

3) Hak atas keamanan di muka badan-badan peradilan.

4) Hak atas kebebasan berpikir, mempunyai keyakinan (conscience), beragama.

5) Hak untuk mempunyai pendapat tanpa mengalami gangguan.

6) Hak atas kebebasan berkumpul secara damai.

7) Hak untuk berserikat.

b. Bentuk-bentuk hak asasi ekonomi, sosial dan budaya antara lain:

75Rocky Gerung (Ed.), 2006, Ibid., Hlm. 9.

Page 69: BAB II TINJAUAN UMUM HAK DIPILIH TERKAIT HAK ASASI … Final Bab II.pdf1 BAB II TINJAUAN UMUM HAK DIPILIH TERKAIT HAK ASASI MANUSIA 2.1 Pengertian Hak Dipilih Dalam Kamus Umum Bahasa

69

1) Hak atas pekerjaan.

2) Hak untuk membentuk serikat kerja.

3) Hak atas pensiun.

4) Hak atas tingkat kehidupan yang layak bagi dirinya serta keluarganya,

termasuk makanan, pakaian, perumahan yang layak, dan

5) Hak atas pendidikan.76

Pembagian hak asasi manusia yang agak mirip dengan kedua kovenan

internasional (International Covenant on Civil and Political Rights dan

International Covenant on Economic, Social, and Cultural Rights) tersebut adalah

yang mengikuti pembedaan sebagai berikut:

a. Hak-hak asasi pribadi (personal rights), meliputi kebebasan menyatakan

pendapat, kebebasan memeluk agama, kebebasan bergerak, dan

sebagainya.

b. Hak-hak asasi ekonomi (property rights), yaitu hak untuk memiliki

sesuatu, membeli, dan menjualnya serta memanfaatkannya.

c. Hak-hak asasi untuk mendapatkan perlakuan yang sama dalam hukum dan

pemerintahan (rights of legal equality).

d. Hak-hak asasi politik (political rights), yaitu hak untuk ikut serta dalam

pemerintahan, hak pilih (memilih dan dipilih dalam pemilihan umum), hak

mendirikan partai politik, dan sebagainya.

e. Hak-hak asasi sosial dan kebudayaan (sosial and culture rights), misalnya

hak untuk memilih pendidikan, mengembangkan kebudayaan, dan

sebagainya.

f. Hak-hak asasi untuk mendapatkan perlakuan tata cara peradilan dan

perlindungan (procedural rights), misalnya peraturan dalam hal

penangkapan, penggeledahan, peradilan, dan sebagainya.77

76Indonesia telah meratifikasi kovenan tesebut melalui Undang-Undang Nomor 11 Tahun

2005 Tentang Pengesahan International Covenant on Economic, Social and Cultural Rights

(Kovenan Internasional Tentang Hak-Hak Ekonomi, Sosial dan Budaya disahkan pada tanggal 28

Oktober 2005, Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 118).

Page 70: BAB II TINJAUAN UMUM HAK DIPILIH TERKAIT HAK ASASI … Final Bab II.pdf1 BAB II TINJAUAN UMUM HAK DIPILIH TERKAIT HAK ASASI MANUSIA 2.1 Pengertian Hak Dipilih Dalam Kamus Umum Bahasa

70

Pendapat lain tentang bentuk-bentuk hak asasi manusia dikemukakan Franz

Magnis Suseno78

yang mengelompokkan menjadi empat kelompok, yaitu: hak

asasi negatif (liberal), hak asasi aktif (demokratis), hak asasi positif, dan hak asasi

sosial.

1. Hak Asasi Negatif (Liberal)

Kelompok hak asasi pertama ini diperjuangkan oleh kaum liberalisme dan pada

hakikatnya mau melindungi kehidupan pribadi manusia terhadap campur

tangan negara dan kekuatan-kekuatan sosial lain. Hak asasi ini didasarkan pada

kebebasan dan hak individu untuk mengurus diri sendiri dan oleh karena itu

juga disebut hak-hak kebebasan (liberal). Sedangkan dikatakan negatif karena

prinsip yang dianut bahwa kehidupan pribadi tidak boleh dicampuri oleh pihak

luar.

Kehidupan pribadi merupakan otonomi setiap orang yang harus dihormati.

Otonomi ini merupakan kedaulatan asasinya sendiri yang merupakan dasar

segala usaha lain, maka hak asasi negatif ini tetap merupakan inti hak asasi

manusia. Bentuk-bentuk hak asasi manusia negatif, antara lain:

1) Hak atas hidup.

2) Hak kebutuhan jasmani.

77Rincian ini memastikan bahwa tidak ada diskriminasi dalam kehidupan berpolitik, khususnya

adalah hak untuk memilih dan dipilih. Tindakan diskriminasi terhadap dipenuhinya hak tersebut

bertentangan dengan konvenan dimaksud, khususnya pada ketentuan tentang political rights.

78

Frans Magnis Suseno, 1989, Paradigma Hak Asasi Manusia, Jakarta, Kanisius, Hlm.12.

Page 71: BAB II TINJAUAN UMUM HAK DIPILIH TERKAIT HAK ASASI … Final Bab II.pdf1 BAB II TINJAUAN UMUM HAK DIPILIH TERKAIT HAK ASASI MANUSIA 2.1 Pengertian Hak Dipilih Dalam Kamus Umum Bahasa

71

3) Kebebasan bergerak.

4) Kebebasan untuk memilih jodoh.

5) Perlindungan terhadap hak milik.

6) Hak untuk mengurus kerumahtanggaan sendiri.

7) Hak untuk memilih pekerjaan dan tempat tinggal.

8) Kebebasan beragama.

9) Kebebasan untuk mengikuti suara hati sejauh tidak mengurangi kebebasan

serupa orang lain.

10) Kebebasan berpikir.

11) Kebebasan untuk berkumpul dan berserikat.

12) Hak untuk tidak ditahan secara sewenang-wenang.

2. Hak Asasi Aktif (Demokratis)

Dasar hak ini adalah keyakinan terhadap kedaulatan rakyat yang menuntut agar

rakyat memerintah dirinya sendiri dan setiap pemerintah di bawah kekuasaan

rakyat. Hak ini disebut aktif karena merupakan hak atau suatu aktivitas manusia

untuk ikut menentukan arah perkembangan masyarakat/ negaranya. Adapun

yang termasuk hak asasi aktif (demokratis) antara lain:

1. Hak untuk memilih wakil dalam badan pembuat undang-undang.

2. Hak untuk mengangkat dan mengontrol pemerintah.

3. Hak untuk menyatakan pendapat.

4. Hak atas kebebasan pers, dan

5. Hak untuk membentuk perkumpulan politik.

Page 72: BAB II TINJAUAN UMUM HAK DIPILIH TERKAIT HAK ASASI … Final Bab II.pdf1 BAB II TINJAUAN UMUM HAK DIPILIH TERKAIT HAK ASASI MANUSIA 2.1 Pengertian Hak Dipilih Dalam Kamus Umum Bahasa

72

3. Hak Asasi Positif

Kalau hak-hak negatif menolak campur tangan negara dalam urusan pribadi

manusia, maka sebaliknya hak-hak positif justru menuntut prestasi-prestasi

tertentu dari negara. Paham hak asasi positif berdasarkan anggapan bahwa

negara bukan tujuan pada dirinya sendiri, melainkan merupakan lembaga yang

diciptakan dan dipelihara oleh masyarakat untuk memberikan pelayanan-

pelayanan tertentu (pelayanan publik). Oleh karena itu, tidak boleh ada anggota

masyarakat yang tidak mendapat pelayanan hanya karena ia terlalu miskin

untuk membayar biayanya. Dalam hal ini, termasuk hak asasi positif, antara

lain:

1. Hak atas perlindungan hukum (misalnya: hak atas perlakuan yang sama di

depan hukum (equality before the law) dan hak atas keadilan).

2. Hak warga masyarakat atas kewarganegaraan.

4. Hak Asasi Sosial

Hak asasi sosial ini merupakan paham tentang kewajiban negara untuk

menjamin hasil kerja kaum buruh yang wajar dan merupakan hasil kesadaran

kaum buruh melawan kaum borjuis. Hak asasi sosial mencerminkan kesadaran

bahwa setiap anggota masyarakat berhak atas bagian yang adil dari harta benda

material dan kultural bangsanya dan atas bagian yang wajar dari hasil nilai

ekonomis. Hak ini harus dijamin dengan tindakan negara. Adapun yang

termasuk hak asasi sosial, antara lain:

Page 73: BAB II TINJAUAN UMUM HAK DIPILIH TERKAIT HAK ASASI … Final Bab II.pdf1 BAB II TINJAUAN UMUM HAK DIPILIH TERKAIT HAK ASASI MANUSIA 2.1 Pengertian Hak Dipilih Dalam Kamus Umum Bahasa

73

Pada dasarnya hak dipilih merupakan hak setiap orang untuk mencalonkan diri

untuk dipilih, khususnya pada lembaga perwakilan, sepanjang memenuhi syarat

yang ditentukan undang-undang. Pemenuhan terhadap hak dipilih tidak

dibenarkan adanya pembatasan dan tindakan diskriminatif. Dalam Pasal 21

ayat (1) Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia ditegaskan bahwa: “Everyone

has the right to take part in the government of his country, directly or through

freely chosen representatives” (Setiap orang berhak untuk mengambil bagian

dalam pemerintahan negerinya, secara langsung atau melalui wakil-wakil yang

dipilih dengan bebas). Demikian pula, dalam Kovenan Internasional Tentang

Hak-Hak Sipil dan Politik dalam Pasal 25 butir (a) menentukan: “Ikut serta

dalam menjalankan segala urusan umum, baik secara langsung maupun melalui

wakil-wakil yang dipilih secara bebas” dan dalam butir (b) “Memberikan suara

dalam pemilihan dan dipilih pada pemilhan berkala dan dengan hak pilih yang

sama dan universal serta diadakan melalui pemungutan suara secara rahasia

yang menjamin adanya pernyataan bebas dari kehendak para pemilih.”

Keberadaan hak dipilih sebagaimana ditentukan dalam Deklarasi Universal

Hak Asasi Manusia (Universal Declaration of Human Rights) dan Kovenan

Internasional Tentang Hak-Hak Sipil dan Politik (International Covenant on Civil

and Political Rights) tersebut semakin diperkuat keberadaannya dalam Pasal 28D

ayat (3) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945

Perubahan Kedua yang menyebutkan bahwa “Setiap warga negara berhak

memperoleh kesempatan yang sama dalam pemerintahan”. Permasalahannya

Page 74: BAB II TINJAUAN UMUM HAK DIPILIH TERKAIT HAK ASASI … Final Bab II.pdf1 BAB II TINJAUAN UMUM HAK DIPILIH TERKAIT HAK ASASI MANUSIA 2.1 Pengertian Hak Dipilih Dalam Kamus Umum Bahasa

74

bahwa suatu rezim pemerintahan bisa berganti dan interpretasi terhadap suatu

ketentuan bisa berubah dengan implementasi kebijakan yang diambil oleh

pemerintah yang sedang melaksanakan kekuasaannya. Perubahan itu didasarkan

pada kepentingan penguasa yang didasarkan pada berbagai pertimbangan praktis.

Berdasarkan uraian di atas, bahwa dalam pespektif hak asasi manusia (HAM)

tidak ada peraturan perundang-undangan yang dapat membatasi hak dipilih dan

hak memilih. Ketentuan dalam Deklarasi Universal Hak-Hak Asasi Manusia

(Universal Declaration of Human Rights) dan Kovenan Internasional Tentang

Hak-Hak Sipil dan Politik (International Covenant Civil and Political Rights),

termasuk sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-undangan Negara

Republik Indonesia (TAP MPR Nomor XVII/MPR/1998 dan Undang-Undang

Nomor 39 Tahun 1999) yang menjabarkan ketentuan tersebut sebagai hak asasi

warga negara. Tidak ada interpretasi selain dipenuhinyaa hak dipilih dan hak

memilihh dalam peraturan perundang-undangan dimaksud. Pembatasan,

penyimpangan, peniadaan, dan penghapusan serta segala bentuk tindakan

diskriminatif terhadap hak asasi warga negara tersebut bertentangan dengan

ketentuan Pasal 27 ayat (1), Pasal 28D ayat (1), ayat (3), dan Pasal 28I ayat (2)

Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Oleh karena itu

Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 011-017/PUU-I/2003 yang menyatakan

bahwa Pasal 60 huruf g Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2003 tidak berlaku dan

tidak mempunyai kekuatan hukum mengikat karena bertentangan dengan

konstitusi dimaksud.

Page 75: BAB II TINJAUAN UMUM HAK DIPILIH TERKAIT HAK ASASI … Final Bab II.pdf1 BAB II TINJAUAN UMUM HAK DIPILIH TERKAIT HAK ASASI MANUSIA 2.1 Pengertian Hak Dipilih Dalam Kamus Umum Bahasa

75

BAB IV

AKIBAT HUKUM PUTUSAN MAHKAMAH KONSTITUSI

NOMOR 011-017/PUU-I/2003 TERHADAP WARGA NEGARA

4.1 Pertimbangan dan Analisis Hukum atas Putusan Mahkamah Konstitusi

Nomor 011-017/PUU-I/2003

4.1.1 Pertimbangan Hukumnya

Perkara permohonan pengujian Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2003

Tentang Pemilihan Umum Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan

Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah terhadap Undang-

Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 diajukan oleh Prof. Dr.

Deliar Noer, dkk (sebanyak 28 orang) selaku Para Pemohon I dan permohonan ini

diajukan pada tanggal 15 Oktober 2003 dengan register perkara Nomor 011/PUU-

I/2003. Sedang permohonan II diajukan oleh Said Pradono bin Djaja, dkk

(sebanyak 4 orang) pada tanggal tanggal 19 November 2003 dengan perkara

Nomor 017/PUU-I/2003. Dalam persidangan perkara a quo, kedua permohonan

tersebut digabung sehingga teregister dalam perkara Nomor 011-017/PUU-I/2003.

Adapun alasan permohonan tersebut diajukan pada pokoknya menyatakan bahwa

ketentuan Pasal 60 huruf g Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2003 yang berisi

larangan menjadi anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah,

Page 76: BAB II TINJAUAN UMUM HAK DIPILIH TERKAIT HAK ASASI … Final Bab II.pdf1 BAB II TINJAUAN UMUM HAK DIPILIH TERKAIT HAK ASASI MANUSIA 2.1 Pengertian Hak Dipilih Dalam Kamus Umum Bahasa

76

Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi, dan Dewan Perwakilan Rakyat

Daerah Kabupaten/Kota bagi mereka yang “bekas anggota organisasi terlarang

Partai Komunis Indonesia, termasuk organisasi massanya, atau bukan orang yang

terlibat langsung atau pun tak langsung dalam G.30 S/PKI atau organisasi

terlarang lainnya” bertentangan dengan pasal-pasal dalam Undang-Undang Dasar

Negara Republik Indonesia Tahun 1945, yaitu: Pasal 28C ayat (2), Pasal 28D ayat

(1), Pasal 28D ayat (3), dan Pasal 28I ayat (2), termasuk instrumen internasional

hak asasi manusia, baik dalam Pasal 21 Deklarasi Universal Hak-Hak Asasi

Manusia dan Pasal 25 Kovenan Internasional Hak-Hak Sipil dan Politik. Oleh

karena itu, Para Pemohon memohon agar Mahkamah Konstitusi menyatakan Pasal

60 huruf g Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2003 bertentangan dengan Undang-

Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945 dan Pasal 60 huruf g Undang-

Undang Nomor 12 Tahun 2003 dinyatakan tidak mempunyai kekuatan hukum

mengikat.

Perkara Nomor 011-017/PUU-I/2003 menghadirkan juga pihak pemerintah

yang diwakili oleh Menteri Dalam Negeri Hari Sabarno dan Menteri Hukum dan

HAM Republik Indonesia Yusril Ihza Mahendra serta Prof. Dr. Frans Magnis

Suseno, S.J. dan Dr. Thamrin Amal Tomagola sebagai ahli. Perkara a quo diputus

dengan adanya pendapat berbeda (dissenting opinion) oleh Hakim Konstitusi

Achmad Roestandi, S.H.

Page 77: BAB II TINJAUAN UMUM HAK DIPILIH TERKAIT HAK ASASI … Final Bab II.pdf1 BAB II TINJAUAN UMUM HAK DIPILIH TERKAIT HAK ASASI MANUSIA 2.1 Pengertian Hak Dipilih Dalam Kamus Umum Bahasa

77

Pada bagian berikut dikutip pertimbangan-pertimbangan hukum Mahkamah

Konstitusi dalam Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 011-017/PUU-I/2003

sebagai berikut.

a. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 melarang

diskriminasi sebagaimana dinyatakan dalam Pasal 27 ayat (1), Pasal 28 D

ayat (1), Pasal 28 I ayat (2). Pasal 1 ayat (3) Undang-Undang Nomor 39

Tahun 1999 Tentang Hak Asasi Manusia sebagai penjabaran ketentuan

Pasal 27 dan Pasal 28 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

Tahun 1945 tidak membenarkan diskriminasi berdasarkan perbedaan

agama, suku, ras, etnik, kelompok, golongan status sosial, status ekonomi,

jenis kelamin, bahasa, keyakinan politik. Pasal 60 huruf g Undang-

Undang Nomor 12 Tahun 2003 tentang Pemilihan Umum Anggota

Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan

Perwakilan Rakyat Daerah melarang sekelompok Warga Negara

Indonesia (WNI) untuk dicalonkan serta menggunakan hak dipilih

berdasarkan keyakinan politik yang pernah dianut.

b. Menimbang bahwa Pasal 27 ayat (1) Undang-Undang Dasar Negara

Republik Indonesia Tahun 1945 menegaskan bahwa segala warga negara

bersamaan kedudukannya di dalam hukum dan pemerintahan dengan

tidak ada kecualinya. Pasal 28 D ayat (1) Undang-Undang Dasar Negara

Republik Indonesia Tahun 1945 menegaskan, bahwa setiap orang berhak

Page 78: BAB II TINJAUAN UMUM HAK DIPILIH TERKAIT HAK ASASI … Final Bab II.pdf1 BAB II TINJAUAN UMUM HAK DIPILIH TERKAIT HAK ASASI MANUSIA 2.1 Pengertian Hak Dipilih Dalam Kamus Umum Bahasa

78

atas pengakuan jaminan, perlindungan dan kepastian hukum yang adil

serta perlakuan yang sama dihadapan hukum.

c. Ditegaskan pula dalam Pasal 28 I ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara

Republik Indonesia Tahun 1945, bahwa setiap orang berhak bebas dari

perlakuan yang bersifat diskriminatif atas dasar apa pun dan berhak

mendapatkan perlindungan terhadap perlakuan yang bersifat diskriminatif

itu yang sesuai pula dengan Article 21 Universal Declaration of Human

Rights yang menyatakan: 1. Everyone has the right to take part in the

government of his country, directly or through freely chosen

representatives. 2. Everyone has the right of equal access to public

service in his country. 3. The will of people shall be the basis of the

authority of government; this will shall be expressed in periodic and

genuine elections which shall be by universal and equal suffrage and

shall be held by secret vote or by equivalen free voting procedures. Selain

itu, dalam perkembangan selanjutnya mengenai hak-hak manusia yang

berkaitan dengan hak-hak sipil dan politik, Perserikatan Bangsa-Bangsa

(PBB) pada tahun 1966 telah menghasilkan Kovenan Internasional

tentang Hak-Hak Sipil dan Politik yang dikenal dengan International

Covenant on Civil and Political Rights (ICCPR) berlaku sejak tanggal 1

Januari 1991 dimana 92 (sembilan puluh dua) negara dari 160 (seratus

enam puluh) negara anggota Perserikatan Bangsa-Bangsa menjadi negara

anggota.

Page 79: BAB II TINJAUAN UMUM HAK DIPILIH TERKAIT HAK ASASI … Final Bab II.pdf1 BAB II TINJAUAN UMUM HAK DIPILIH TERKAIT HAK ASASI MANUSIA 2.1 Pengertian Hak Dipilih Dalam Kamus Umum Bahasa

79

d. Article 25 tentang International Covenant Civil and Political Rights

dimaksud mengatur sebagai berikut: “Every citizen shall have the right

and the opportunity, without any of the distinctions mentioned in article 2

and without unreasonable restrictions: a) To take part in the conduct of

public affairs, directly or through freely chosen representatives;b) To

vote and to be elected at genuine periodic elections which shall be b

universal and equal suffrage and shall be held by secret ballot,

guaranteein the free expression of the will of the electors c) To have

access, on general terms of equality, to public service in hi country.

e. Hak konstitusional warga negara untuk memilih dan dipilih (right to vote

and right to be candidate) adalah hak yang dijamin oleh konstitusi

undang-undang maupun konvensi internasional, maka pembatasan,

penyimpangan, peniadaan dan penghapusan akan hak dimaksud

merupakan pelanggaran terhadap hak asasi dari warga negara.

f. Ketentuan dalam Pasal 28J ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara

Republik Indonesia Tahun 1945 memuat ketentuan dimungkinkannya

pembatasan hak dan kebebasan seseorang dengan undang-undang, tetapi

pembatasan terhadap hak-hak tersebut haruslah didasarkan atas alasan-

alasan yang kuat, masuk akal dan proporsional serta tidak berkelebihan.

g. Pembatasan tersebut hanya dapat dilakukan dengan maksud “semata-mata

untuk menjamin pengakuan serta penghormatan atas hak dan kebebasan

orang lain dan untuk memenuhi tuntutan yang adil sesuai dengan

Page 80: BAB II TINJAUAN UMUM HAK DIPILIH TERKAIT HAK ASASI … Final Bab II.pdf1 BAB II TINJAUAN UMUM HAK DIPILIH TERKAIT HAK ASASI MANUSIA 2.1 Pengertian Hak Dipilih Dalam Kamus Umum Bahasa

80

pertimbangan moral, nilai-nilai agama, keamanan, dan ketertiban umum

dalam suatu masyarakat demokratis”; tetapi pembatasan hak dipilih

seperti ketentuan Pasal 60 huruf g Undang-Undang Nomor 12 Tahun

2003 Tentang Pemilihan Umum tersebut justru karena hanya

menggunakan pertimbangan yang bersifat politis.

h. Di samping itu dalam persoalan pembatasan hak pilih (baik aktif maupun

pasif) dalam pemilihan umum lazimnya hanya didasarkan atas

pertimbangan ketidakcakapan misalnya faktor usia dan keadaan sakit

jiwa, serta ketidakmungkinan (impossibility) misalnya karena telah

dicabut hak pilihnya oleh putusan pengadilan yang berkekuatan hukum

tetap dan pada umumnya bersifat individual dan tidak kolektif.

i. Menimbang bahwa dari sifatnya, yaitu pelarangan terhadap kelompok

tertentu warga negara untuk mencalonkan diri sebagai anggota Dewan

Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan

Rakyat Daerah, Pasal 60 huruf g jelas mengandung nuansa hukuman

politik kepada kelompok sebagaimana dimaksud. Sebagai negara hukum,

setiap pelarangan yang mempunyai kaitan langsung dengan hak dan

kebebasan warga negara harus didasarkan atas putusan pengadilan yang

mempunyai kekuatan hukum yang tetap.

j. Ketetapan MPRS Nomor XXV/MPRS/1966 tentang Pembubaran Partai

Komunis Indonesia, Pernyataan sebagai Organisasi Terlarang di Seluruh

Wilayah Negara Republik Indonesia Bagi Partai Komunis Indonesia dan

Page 81: BAB II TINJAUAN UMUM HAK DIPILIH TERKAIT HAK ASASI … Final Bab II.pdf1 BAB II TINJAUAN UMUM HAK DIPILIH TERKAIT HAK ASASI MANUSIA 2.1 Pengertian Hak Dipilih Dalam Kamus Umum Bahasa

81

Larangan Setiap Kegiatan untuk Menyebarkan atau Mengembangkan

Paham atau Ajaran Komunisme/Marxisme-Leninisme juncto Ketetapan

MPR Nomor I/MPR/2003 tentang Peninjauan terhadap Materi dan Status

Hukum Ketetapan MPRS dan Ketetapan MPR Tahun 1960 sampai

dengan Tahun 2002, yang dijadikan alasan hukum Pasal 60 huruf g

Undang-undang Nomor 12 Tahun 2003 Tentang Pemilihan Umum

Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan

Dewan Perwakilan Rakyat Daerah adalah berkaitan dengan pembubaran

Partai Komunis Indonesia dan larangan penyebarluasan ajaran

komunisme/Marxisme-Leninisme yang sama sekali tidak berkaitan

dengan pencabutan atau pembatasan hak pilih baik aktif maupun pasif

warga negara, termasuk bekas anggota Partai Komunis Indonesia.

k. Suatu tanggungjawab pidana hanya dapat dimintakan

pertanggungjawabannya kepada pelaku (dader) atau yang turut serta

(mededader) atau yang membantu (medeplichtige), maka adalah suatu

tindakan yang bertentangan dengan hukum, rasa keadilan, kepastian

hukum, serta prinsip prinsip negara hukum apabila tanggungjawab

tersebut dibebankan kepada seseorang yang tidak terlibat secara langsung.

l. Berdasarkan pertimbangan-pertim-bangan tersebut di atas dan

berdasarkan pula keterangan Pemerintah dan Dewan Perwakilan Rakyat

serta alat-alat bukti tertulis, saksi, dan ahli maka ketentuan Pasal 60 huruf

g Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2003 yang berbunyi “bukan bekas

Page 82: BAB II TINJAUAN UMUM HAK DIPILIH TERKAIT HAK ASASI … Final Bab II.pdf1 BAB II TINJAUAN UMUM HAK DIPILIH TERKAIT HAK ASASI MANUSIA 2.1 Pengertian Hak Dipilih Dalam Kamus Umum Bahasa

82

anggota organisasi terlarang Partai Komunis Indonesia termasuk

organisasi massa, atau bukan orang yang terlibat langsung maupun tak

langsung dalam Gerakan 30 September/Partai Komunis Indonesia atau

organisasi terlarang lainnya” merupakan pengingkaran terhadap hak asasi

warga negara atau diskriminasi atas dasar keyakinan politik, dan oleh

karena itu, bertentangan dengan hak asasi yang dijamin oleh Undang-

Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, sebagaimana

dimaksud dalam Pasal 27 dan Pasal 28 D ayat (1), ayat (3), dan Pasal 28 I

ayat (2).

m. Oleh karena itu cukup beralasan untuk menyatakan bahwa Pasal 60 huruf

g Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2003 tentang Pemilihan Umum

Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan

Dewan Perwakilan Rakyat Daerah tidak mempunyai kekuatan hukum

yang mengikat.

n. Di samping pertimbangan juridis tersebut di atas, materi ketentuan

sebagaimana terkandung dalam Pasal 60 huruf g Undang-undang Nomor

12 Tahun 2003 tentang Pemilihan Umum Anggota Dewan Perwakilan

Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat

Daerah dipandang tidak lagi relevan dengan upaya rekonsiliasi nasional

yang telah menjadi tekad bersama bangsa Indonesia menuju masa depan

yang lebih demokratis dan berkeadilan.

Page 83: BAB II TINJAUAN UMUM HAK DIPILIH TERKAIT HAK ASASI … Final Bab II.pdf1 BAB II TINJAUAN UMUM HAK DIPILIH TERKAIT HAK ASASI MANUSIA 2.1 Pengertian Hak Dipilih Dalam Kamus Umum Bahasa

83

o. Oleh karena itu, meskipun keterlibatan Partai Komunis Indonesia dalam

peristiwa G.30.S. pada tahun 1965 tidak diragukan oleh sebagian terbesar

bangsa Indonesia, terlepas dari tetap berlakunya Ketetapan MPRS

Nomor: XXV/MPRS/1966 juncto Ketetapan MPR Nomor I/MPR/ 2003

tentang Peninjauan Terhadap Materi dan Status Hukum Ketetapan MPRS

dan Ketetapan MPR Tahun 1960 sampai dengan Tahun 2002, tetapi orang

perorang bekas anggota Partai Komunis Indonesia dan organisasi massa

yang bernaung di bawahnya harus diperlakukan sama dengan warga

negara yang lain tanpa diskriminasi.

p. Berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tersebut di atas tentang pokok

perkara, dalam Sidang Pleno Rapat Permusyawaratan Hakim pada

tanggal 24 Februari 2004, telah mengambil putusan terhadap permohonan

Para Pemohon a quo dengan 1 (satu) orang Hakim Mahkamah Konstitusi

mengajukan pendapat berbeda (dissenting opinion).

4.1.2 Amar Putusan

Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 011-017/PUU-I/2003 telah telah

diputus pada tanggal 24 Februari 2004. Bahwa Putusan Mahkamah

Konstitusi Nomor 011-017/PUU-I/2003 dibarengi dengan adanya pendapat

beda (dissenting opinion). Adapun amar putuan perkara a quo adalah sebagai

berikut:

Page 84: BAB II TINJAUAN UMUM HAK DIPILIH TERKAIT HAK ASASI … Final Bab II.pdf1 BAB II TINJAUAN UMUM HAK DIPILIH TERKAIT HAK ASASI MANUSIA 2.1 Pengertian Hak Dipilih Dalam Kamus Umum Bahasa

84

a. Mengabulkan permohonan pengujian undang-undang yang diajukan oleh

sebagian Pemohon I, yakni: 1) Payung Salenda, 2) Gorma Hutajulu, 3)

Rhein Robby Sumolang, 4) Ir. Sri Panudju, 5) Suyud Sukma Sendjaja, dan

6) Margondo Hardono; dan seluruh Pemohon II, yakni: 1) Sumaun Utomo,

2) Achmad Soebarto, 3) Mulyono, 4) Said Pradono Bin Djaja, 5) Ngadiso

Yahya Bin Somoredjo, 6) Tjasman Bin Setyo Prawiro, 7) Makmuri Bin

Zahzuri.

b. Menyatakan Pasal 60 huruf g Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2003

Tentang Pemilihan Umum Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan

Perwakilan Daerah, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 37, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonsia Nomor 4277) bertentangan dengan Undang-Undang

Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

c. Menyatakan Pasal 60 huruf g Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2003

tentang Pemilihan Umum Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan

Perwakilan Daerah, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor: 37, Tambahan Lembaran Negara

Republik Indonesia Nomor 4277) tidak mempunyai kekuatan hukum

mengikat.

Page 85: BAB II TINJAUAN UMUM HAK DIPILIH TERKAIT HAK ASASI … Final Bab II.pdf1 BAB II TINJAUAN UMUM HAK DIPILIH TERKAIT HAK ASASI MANUSIA 2.1 Pengertian Hak Dipilih Dalam Kamus Umum Bahasa

85

4.1.3 Pendapat Berbeda (Dissenting Opinion)

Hakim Konstitusi, H. Achmad Roestandi, S.H. memberikan pendapat

berbeda (dissenting opinion) dengan Hakim Konstitusi lainnya. Achmad

Roestandi berpendapat bahwa permohonan Para Pemohon I nomor 23 sampai

dengan nomor 28 dalam Perkara Nomor 011/ PUU-I/2003 dan seluruh Para

Pemohon II dalam Perkara Nomor 017/ PUU-I/2003 harus ditolak dengan alasan

sebagai berikut.

a) Pasal 60 huruf g Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2003 tentang

Pemilihan Umum Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan

Perwakilan Daerah, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah berbunyi: “bukan

bekas anggota organisasi terlarang Partai Komunis Indonesia, termasuk

organisasi massanya, atau bukan orang yang terlibat langsung ataupun tak

langsung dalam G30S/ PKI, atau organisasi terlarang lainnya.” Pasal ini

seolah-olah tidak terlalu sejalan dengan semangat yang terkandung dalam

beberapa pasal dari Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

Tahun 1945, yaitu: a) Pasal 27 ayat (1): persamaan hak dalam hukum dan

pemerintahan; b) Pasal 28 C ayat (2): hak untuk memperjuangkan haknya

secara kolektif; c) Pasal 28 D ayat (1): hak atas perlakuan yang sama di

depan hukum; d) Pasal 28 D ayat (3): hak untuk memperoleh kesempatan

yang sama dalam pemerintahan; e) Pasal 28 I ayat (2): hak untuk bebas

dari perlakuan yang bersifat diskriminatif.

Page 86: BAB II TINJAUAN UMUM HAK DIPILIH TERKAIT HAK ASASI … Final Bab II.pdf1 BAB II TINJAUAN UMUM HAK DIPILIH TERKAIT HAK ASASI MANUSIA 2.1 Pengertian Hak Dipilih Dalam Kamus Umum Bahasa

86

b) Namun demikian, dalam membaca dan mencari makna pasal-pasal

Undang-Undang Dasar hendaknya tidak parsial, tetapi harus dikaitkan

secara sistematis dengan pasal-pasal lainnya, dalam hal ini terutama Pasal

22E ayat (6), Pasal 28I ayat (1), dan Pasal 28J ayat (2) Undang-Undang

Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

c) Pasal 22 E ayat (6) berbunyi: “Ketentuan lebih lanjut tentang Pemilu

diatur dengan undang-undang”. Pasal ini memberi mandat kepada

Pembuat Undang-Undang (Dewan Perwakilan Rakyat dan Presiden)

untuk membuat ketentuan yang lebih rinci tentang Pemilu. Sebagaimana

lazimnya mandat seperti itu bisa meliputi persyaratan, penegasan

(konfirmasi), pengulangan (repetisi), dan pembatasan (restriksi)

sepanjang tidak bertentangan dengan Undang-Undang Dasar. Itulah yang

telah dilakukan oleh pembuat Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2003

tentang Pemilihan Umum Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan

Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yaitu

membuat pembatasan seperti tercantum dalam Pasal 60 huruf a:

pembatasan umur, Pasal 60 huruf c: pendidikan, Pasal 60 huruf g:

konduite politik, dan Pasal 145: status pemilih.

d) Pembatasan seperti itu mempunyai alas konstitusional, yaitu: Pasal 28 J

ayat (2) dan 28 I ayat (1) Undang-Undang Dasar Negara Republik

Indonesia Tahun 1945. Pasal 28 J ayat (2) berbunyi: “Dalam menjalankan

hak dan kebebasannya, setiap orang wajib tunduk kepada pembatasan

Page 87: BAB II TINJAUAN UMUM HAK DIPILIH TERKAIT HAK ASASI … Final Bab II.pdf1 BAB II TINJAUAN UMUM HAK DIPILIH TERKAIT HAK ASASI MANUSIA 2.1 Pengertian Hak Dipilih Dalam Kamus Umum Bahasa

87

yang ditetapkan oleh Undang-Undang dengan maksud semata-mata untuk

menjamin pengakuan serta penghormatan atas hak dan kebebasan orang

lain dan untuk memenuhi tuntutan yang adil sesuai dengan pertimbangan

moral, nilai-nilai agama, keamanan dan ketertiban umum dalam suatu

masyarakat demokratis.” Pasal ini memberikan wewenang kepada

pembuat undang-undang untuk membuat pembatasan bagi setiap orang

dalam menjalankan haknya dengan pertimbangan tertentu. Adapun salah

satu pertimbangan yang bisa digunakan sebagai dasar pembatasan itu

adalah pertimbangan keamanan dan ketertiban umum.

e) Walaupun rujukan terakhir adalah Undang-Undang Dasar Negara

Republik Indonesia Tahun 1945, tetapi pembatasan tersebut bersesuaian

dengan Pasal 29 ayat (2) Universal Declaration of Human Rights yang

berbunyi: “In the exercise of his rights and freedoms, everyone shall be

subject only to such limitations determined by law solely for the purpose

of securing due recognation and respect for the rights and freedoms of

others and of meeting the just requirements of morality, public order and

the general welfare in a democratic society”.

f) Sebagai perbandingan, pembatasan hak individual karena konduite

politik, yaitu misalnya bekas anggota suatu Partai Politik tertentu bisa

terjadi juga di negara lain, termasuk negara-negara yang demokratis. Dari

keterangan ahli Frans Magnis Soeseno, dalam sidang, terungkap bahwa di

Jerman, setidak-tidaknya sewaktu pendudukan Sekutu (1945-1949) dan di

Page 88: BAB II TINJAUAN UMUM HAK DIPILIH TERKAIT HAK ASASI … Final Bab II.pdf1 BAB II TINJAUAN UMUM HAK DIPILIH TERKAIT HAK ASASI MANUSIA 2.1 Pengertian Hak Dipilih Dalam Kamus Umum Bahasa

88

awal era Republik Federasi Jerman (1949-1953) telah dilakukan tindakan

de-NAZI-fikasi, yang antara lain berupa pembatasan terhadap bekas

anggota partai Nazi untuk menduduki jabatan-jabatan tertentu (misalnya

jabatan menteri). Ahli juga mengakui bahwa Sekutu yang terdiri dari

Amerika Serikat, Inggris, dan Perancis adalah negara demokratis,

walaupun belum tentu bertindak demokratis.

g) Pembatasan yang diberlakukan di Jerman tidak bersifat permanen tetapi

semakin longgar dan akhirnya berakhir pada tahun 1956. Sementara itu,

ahli menerangkan juga bahwa walaupunn hak asasi manusia tidak bisa

dilanggar dengan menggunakan alasan raison d’etat, namun dalam

kenyataannya dengan menggunakan alasan kepentingan nasional

(national interest) kadang-kadang pelanggaran terhadap ketentuan

tersebut dilakukan oleh negara-negara “demokratis”.

h) Pemerintah Amerika Serikat melakukan penangkapan terhadap warga

Afghanistan yang dicurigai terlibat Al-Qaida dan kemudian menahan

mereka di sebuah kamp di Guatanamo (Cuba). Walaupun tindakan

Pemerintah Amerika Serikat seperti itu mungkin tidak akan dibenarkan

oleh Hakim-hakim Amerika Serikat, tetapi demi raison d’etat dan

national interest ternyata Pemerintah Amerika melakukannya.

i) Di Indonesia, berdasarkan Undang-Undang Dasar Negara Republik

Indonesia Tahun 1945 pembatasan seperti itu bisa dilakukan oleh

pembuat undang-undang terhadap semua hak asasi manusia, yang

Page 89: BAB II TINJAUAN UMUM HAK DIPILIH TERKAIT HAK ASASI … Final Bab II.pdf1 BAB II TINJAUAN UMUM HAK DIPILIH TERKAIT HAK ASASI MANUSIA 2.1 Pengertian Hak Dipilih Dalam Kamus Umum Bahasa

89

tercantum dalam keseluruhan Bab XV HAK ASASI MANUSIA, kecuali

terhadap hak-hak yang tercantum dalam Pasal 28 I, yaitu:

a. hak hidup.

b. hak untuk tidak disiksa.

c. hak kemerdekaan pikiran dan hati nurani.

d. hak beragama.

e. hak untuk tidak diperbudak.

f. hak untuk diakui sebagai pribadi di depan hukum.

g. hak untuk tidak dituntut atas dasar hukum yang berlaku surut.

h. Pembatasan yang diatur dalam Pasal 60 huruf g Undang-Undang

Nomor 12 Tahun 2003 tentang Pemilihan Umum Anggota Dewan

Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, Dewan Perwakilan

Rakyat Daerah tidak termasuk dalam salah satu hak yang disebut

dalam Pasal 28 I ayat (1). Oleh karena itu pembatasan dalam Pasal 60

huruf g tidak bertentangan dengan Undang-Undang Dasar Negara

Republik Indonesia Tahun 1945. Dari keterangan Dewan Perwakilan

Rakyat dan Pemerintah terungkap bahwa ketika Pasal 60 huruf g

dibahas telah secara mendalam dipertimbangkan alasan-alasan

pembatasan tersebut sebagaimana dimaksud dalam Pasal 28 I ayat (1)

dan Pasal 28J ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara Republik

Indonesia Tahun 1945.

Page 90: BAB II TINJAUAN UMUM HAK DIPILIH TERKAIT HAK ASASI … Final Bab II.pdf1 BAB II TINJAUAN UMUM HAK DIPILIH TERKAIT HAK ASASI MANUSIA 2.1 Pengertian Hak Dipilih Dalam Kamus Umum Bahasa

90

j. Pembatasan yang ditentukan oleh pembuat undang-undang

sebagaimana tercantum dalam Pasal 60 huruf g bukanlah pembatasan

yang bersifat permanen, melainkan pembatasan yang bersifat

situasional, dikaitkan dengan intensitas peluang penyebaran kembali

faham (ideologi) Komunisme/Marxisme-Leninisme dan konsolidasi

Partai Komunis Indonesia (PKI). Sebagaimana diketahui penyebaran

ideologi komunisme dan konsolidasi PKI tidak dikehendaki oleh

rakyat Indonesia, dengan tetap diberlakukannya TAP MPRS Nomor

XXV/MPRS/1966 oleh MPR hingga saat ini. Menurut keterangan ahli

Dr. Thamrin Amal Tomagola, TAP MPR itu secara formal adalah sah,

karena dibuat oleh lembaga negara yang berwenang.

k. Pembatasan ini bersifat situasional, dapat ditelusuri dengan semakin

longgarnya perlakuan terhadap bekas anggota PKI dan lain-lain dari

undang-undang Pemilu yang terdahulu ke undang-undang Pemilu

berikutnya. Dalam undang-undang Pemilu sebelumnya bekas

anggota PKI dan lain-lain, bukan saja dibatasi hak pilih pasif (hak

untuk dipilih), tetapi juga hak pilih aktif (hak untuk memilih).

Sedangkan dalam Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2003 tentang

Pemilihan Umum Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan

Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang

dibatasi hanya hak pilih pasif saja.

Page 91: BAB II TINJAUAN UMUM HAK DIPILIH TERKAIT HAK ASASI … Final Bab II.pdf1 BAB II TINJAUAN UMUM HAK DIPILIH TERKAIT HAK ASASI MANUSIA 2.1 Pengertian Hak Dipilih Dalam Kamus Umum Bahasa

91

l. Dalam rangka rekonsiliasi nasional, di masa datang pembuat undang-

undang diharapkan untuk mempertimbangan kembali pembatasan itu,

yang diikuti oleh legislative review, untuk memutakhirkan bunyi

Pasal 60 huruf g sesuai dengan pertimbangan-pertimbangan yang

sesuai dengan ketentuan Pasal 28J ayat (2) Undang-Undang Dasar

Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Himbauan ini disampaikan

karena sesuai dengan ketentuan Pasal 28J ayat (2) yang diberikan

wewenang untuk membuat pertimbangan atas pembatasan itu adalah

pembuat undang-undang (Dewan Perwakilan Rakyat bersama

Presiden), bukan lembaga negara lain. Setiap lembaga negara,

termasuk Mahkamah Konstitusi memang boleh saja memberikan

penilaian terhadap situasi keamanan dan ketertiban umum untuk

menentukan atau menghapuskan pembatasan, tetapi secara

konstitusional yang diberi mandat sebagai pemegang kata akhir

(ultimate decision maker) dalam hal ini adalah pembuat undang-

undang (Dewan Perwakilan Rakyat dan Presiden).

Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 011-017/PUU-I/2003 diputus dalam

rapat permusyawaratan Pleno Mahkamah Konstitusi pada hari Selasa, tanggal 24

Pebruari 2004 dan diucapkan dalam Sidang Pleno Mahkamah Konstitusi yang

terbuka untuk umum pada hari Selasa, tanggal 24 Pebruari 2004. Dalam

pembacaan perkara a quo, Prof. Dr. Jimly Asshiddiqie, S.H., selaku Ketua dan

didampingi oleh: Prof. Dr. H.M. Laica Marzuki, S.H., Prof. H.A.S. Natabaya,

Page 92: BAB II TINJAUAN UMUM HAK DIPILIH TERKAIT HAK ASASI … Final Bab II.pdf1 BAB II TINJAUAN UMUM HAK DIPILIH TERKAIT HAK ASASI MANUSIA 2.1 Pengertian Hak Dipilih Dalam Kamus Umum Bahasa

92

S.H., L.LM., Dr. Harjono, S.H., MCL, I Dewa Gede Palguna, S.H., M.H., Prof.

Dr. H. Mukthie Fajar, S.H., M.S., Maruarar Siahaan, S.H., Soedarsono, S.H., dan

H. Achmad Roestandi, S.H., masing-masing sebagai Anggota. Sedang Cholidin

Nasir, S.H. sebagai Panitera Pengganti.

4.1.4 Ratio Decidendi Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 011-017/PUU-

I/2003

Ian McLeod dalam buku Legal Method secara singkat menerjemahkan ratio

decidendi sebagai alasan untuk membuat keputusan (... ratio decidendi may be

translated as the reason for the decision...).79 Dengan kalimat lain, ratio decidendi

maksudnya adalah dasar putusan.80

Dalam kaitan dengan Putusan Mahkamah

Konstitusi Nomor 011-017/PUU-I/2003 merupakan putusan Mahkamah

Konstitusi yang pertama kali menyatakan suatu norma bertentangan dengan

Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dan tidak

mempunyai kekuatan hukum mengikat. Pengujian terhadap undang-undang

(judicial review) dimaksud adalah terhadap ketentuan Pasal 60 huruf g Undang-

Undang Nomor 12 Tahun 2003 Tentang Pemilihan Umum Anggota Dewan

79 Ian McLeod, 1996, Legal Method (Second Edition), London, MacMillan, Hlm. 137.

80

Bryan A. Garner, 2009, Op.Cit., Hlm. 1376 menyatakan ratio decidendi diartikan sebagai:

“the reason for deciding”. Selengkapnya disebut: 1) “The principle or rule of law on which a

court’s decision in founded; 2) The rule of the law on which a later court thinks that a previous

court founded its decision”.

Page 93: BAB II TINJAUAN UMUM HAK DIPILIH TERKAIT HAK ASASI … Final Bab II.pdf1 BAB II TINJAUAN UMUM HAK DIPILIH TERKAIT HAK ASASI MANUSIA 2.1 Pengertian Hak Dipilih Dalam Kamus Umum Bahasa

93

Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat

Daerah.

Mahkamah Konstitusi menyatakan larangan bekas anggota organisasi

terlarang Partai Komunis Indonesia, termasuk organisasi massanya, atau orang

yang terlibat langsung maupun tidak langsung dalam G.30.S/PKI atau organisasi

terlarang lainnya menjadi Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan

Daerah, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi, dan Dewan Perwakilan

Rakyat Daerah Kabupaten/Kota adalah bertentangan dengan Undang-Undang

Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dan tidak mempunyai kekuatan

hukum mengikat.

Dalam Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 011-017/PUU-I/2003,

Mahkamah Konstitusi telah memulihkan hak dipilih bekas anggota Partai

Komunis Indonesia (PKI) dan anggota partai terlarang lainnya yang dibatasi oleh

ketentuan Pasal 60 huruf g Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2003 Tentang Pemilihan

Umum Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah dan Dewan

Perwakilan Rakyat Daerah. Pasal ini telah membatasi hak asasi manusia warga

negara terkait dengan persyaratan menjadi calon anggota Dewan Perwakilan

Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, bukan

bekas anggota organisasi terlarang PKI, termasuk organisasi massanya, atau bukan

orang yang terlibat langsung atau pun tidak langsung dengan peristiwa tersebut.81

81Istilah “terlibat langsung atau tidak langsung” bersifat relatif. Ketentuan Pasal 60 huruf g

Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2003 menegaskan syarat-syarat pencalonan anggota Dewan

Page 94: BAB II TINJAUAN UMUM HAK DIPILIH TERKAIT HAK ASASI … Final Bab II.pdf1 BAB II TINJAUAN UMUM HAK DIPILIH TERKAIT HAK ASASI MANUSIA 2.1 Pengertian Hak Dipilih Dalam Kamus Umum Bahasa

94

Setelah Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 011-017/PUU-I/2003 tersebut,

beberapa materi muatan ayat, pasal, dan/atau bagian dari undang-undang ataupun

undang-undang secara keseluruhan yang diputus dan diucapkan oleh Mahkamah

Konstitusi dalam sidang terbuka untuk umum sampai dengan tahun 2012,

dikabulkan permohonannya dan dalam amar putusan dinyatakan bertentangan

dengan Undang-Undang Dasar Republik Negara Indonesia Tahun 1945 dan tidak

mempunyai kekuatan hukum mengikat.

Di antara ratio decidendi pada Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 011-

017/PUU-I/2003 dapat disebutkan bahwa di samping sebagai implementasi atas

kewenangan Mahkamah Konstitusi sebagai pelindung hak-hak konstitusional

warga negara, sebagai penafsir tunggal konstitusi, dan sebagai pengawal

demokrasi (the protector of the citizen constitutional rights, as sole intepreter of

the constitution, and as the guardian of the process of democratization) juga

adalah dalam rangka menuju rekonsiliasi nasional.82

Rekonsiliasi dimaknai

Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi dan

Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten/Kota. Pada waktu itu, apabila calon anggota warga

negara telah berumur 60 tahun dimana dalam KTP-nya tidak tertulis “seumur hidup” melainkan

dalam KTP-nya diberi tanda ET (eks tahanan politik), maka tidak memenuhi syarat Pasal 60

huruf g Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2003 karena telah dianggap sebagai bekas anggota

Partai Komunis Indonesia atau terlibat langsung atau tidak langsung dalam G.30.S/PKI.

82Pengertian rekonsiliasi menurut Jimly Asshiddiqie ada dua, yaitu: a) secara sosiologis-

politis atau dalam arti sempit dimaksudkan sebagai usaha mengatasi konflik dengan semangat

“islah” dan “rujuk” untuk terciptanya kehidupan bersama yang rukun dan damai di antara pihak-

pihak yang sebelumnya bersengketa; 2) secara politis atau dalam arti luas berhubungan dengan

telah terjadnya berbagai jenis pelanggaran hak asasi manusia yang berat (gross violation of human

rights) yang selama ini belum pernah diselesaikan secara adil yang banyak menimpa banyak pihak

di masa lalu. Lihat dalam Jimly Asshiddiqie, 2011, Hukum Tata Negara dan Pilar-Pilar

Demokrasi, Jakarta, Edisi Kedua, Sinar Grafika, Hlm. 299-300. Bdk. dalam Anonim, 2014,

Op.Cit., Hlm. 1158, secara leksikal rekonsiliasi dimaknai sebagai perbuatan memulihkan hubungan

Page 95: BAB II TINJAUAN UMUM HAK DIPILIH TERKAIT HAK ASASI … Final Bab II.pdf1 BAB II TINJAUAN UMUM HAK DIPILIH TERKAIT HAK ASASI MANUSIA 2.1 Pengertian Hak Dipilih Dalam Kamus Umum Bahasa

95

sebagai upaya untuk memperbaiki sebuah hubungann yang rusak yang dilakukan

oleh dua pihak yang terlibat dalam pertikaian. Dalam perspektif substantif, ada

beberapa argumentasi mengapa penyelesaian berbagai kasus hak asasi manusia

masa lalu pada umumnya dan pemberontakan PKI tahun 1965 pada khususnya

mendesak untuk segera diselesaikan oleh pemerintah yang sedang memegang

kekuasaan. Argumentasi yang dijadikan dasar, pertama, berdasarkan penilaian

politis bahwa Indonesia kini masih berada pada masa peralihan/transisi dari

periode otoriter ke rezim yang lebih demokratik. Masa peralihan adalah masa yang

strategis dan momen paling tepat untuk menyelesaikan kasus-kasus yang berkaitan

dengan pelanggaran hak asasi manusia pemerintahan sebelumnya yang autokratik

dan sewenang-wenang, khususnya pemberontakan PKI.83

Dapat dinyatakan sebagai masa yang strategis karena pelaku pelanggaran

hak asasi manusia diharapkan masih dapat dimintai pertanggungjawaban. Banyak

pelaku masih hidup dan berbagai dokumen yang mendukung dapat dijadikan

sebagai dasar masih dapat ditemukan. Barang bukti yang mendukung

persahabatan ke keadaan semula. Bdk.juga dalam Bryan A. Gadner (Ed.)., 2009, Op.Cit., Hlm

1386 mengartikan rekonsiliasi sebagai pemulihan keharmonisan antara orang-orang atau sesuatu

yang telah mengalami konflik (restoration of harmony between persons or things that had been in

conflict).

83

Ifdhal Kasim (Ed..), 2003, Kebenaran Versus Keadilan. Pertanggungjawaban

Pelanggaran HAM Masa Lalu, Jakarta, Elsam. Dalam buku ini dideskripsikan, misalnya

terjadinya pembunuhan, penyiksaan, penahanan massal, pengusiran paksa, perkosaan,

perbudakan seks, terjadi antara bulan Oktober 1965 sampai sekitar bulan Maret 1966. Diduga

antara setengah sampai satu juta orang tewas dalam rangkaian kejadian itu, ratusan ribu lainnya

ditahan, sementara belasan juta kehilangan penghidupan, harta benda karena dirampas dalam

gelombang kekerasan tersebut. Operasi pembasmian ini menandai awal berdirinya Orde Baru. Pola

dan teknik yang digunakan terus ditemukan dalam kasus-kasus pelanggaran selanjutnya.

Page 96: BAB II TINJAUAN UMUM HAK DIPILIH TERKAIT HAK ASASI … Final Bab II.pdf1 BAB II TINJAUAN UMUM HAK DIPILIH TERKAIT HAK ASASI MANUSIA 2.1 Pengertian Hak Dipilih Dalam Kamus Umum Bahasa

96

pengungkapkan diharapkan masih dapat diinventarisasi. Demikian pula saksi-saksi

maupun korban diharapkan pula masih dapat mengingat peristiwa dengan baik.

Kedua, penyelesaian kasus masa lalu membawa makna penting untuk

mencegah impunitas atau kekebalan dari para pelanggar hak asasi manusia,

apalagi kasus pemberontakan PKI yang membawa begitu banyak korban dan

kerugian itu.84

Sejarah tentu mencatat, bahwa dengan tidak diselesaikannya kasus

itu segera memberikan kesan bahwa para pelanggar hak asasi manusiaa dapat

bebas meninggalkan korbannya tanpa pertanggungjawaban. Hal demikian

bertentangan dengan nilai-nilai keadilan dan cita-cita negara hukum yang menjadi

dasar penyelenggaraan negara. Padahal dalam hal ini dengan tegas dinyatakan

bahwa Indonesia adalah negara berdasar atas hukum.

Norma yang dijadikan dasar untuk penetapan kesalahan terhadap pelaku

penting dan penegakan hukum dengan doktrin persamaan dihadapan hukum

(equality before the law) dalam negara hukum harus konsisten ditegakkan. Apalagi

dalam tataran kehidupan berbangsa dan bernegara bersama dalam pergaulan

internasional hal demikian diabadikan dalam Universal Declaration of Human

Rights (UDHR) tidak hanya menjadi sekadar tema yang dikumandangkan untuk

kepentingan sempit. Konsistensi terhadap penegakan hukum bagi pelanggar hak

84

Pemberontakan PKI menimbulkan diskriminasi hak kewarganegaraan, yang mencabut atau

membatasi hak kewarganegaraan tanpa dasar hukum telah merugikan hak dan kewenangan

konstitusional warga negara Indonesia. Dalam bahasa politis, mereka menjadi korban rezim Orde

Baru dalam peristiwa G.30.S/PKI dan pelanggaran HAM.

Page 97: BAB II TINJAUAN UMUM HAK DIPILIH TERKAIT HAK ASASI … Final Bab II.pdf1 BAB II TINJAUAN UMUM HAK DIPILIH TERKAIT HAK ASASI MANUSIA 2.1 Pengertian Hak Dipilih Dalam Kamus Umum Bahasa

97

asasi manusia untuk ini harus ditegakkan sebagai implementasi dan

tanggungjawab atas peristiwa yang terjadi pada masa lalu.

Ketiga, pada perspektif hak asasi manusia, penuntasan kasus pelanggaran hak

asasi manusia masa lalu, khususnya kasus pemberontakan PKI merupakan refleksi

keadilan. Penegakan keadilan bagi para korban adalah adalah hak setiap orang

yang dilanggar hak asasinya sebagaimana diamanatkan Pasal 8 Deklarasi

Universal Hak-Hak Asasi Manusia. Demikian pula, pemberian keadilan bagi para

korban merupakan syarat yang harus dipenuhi terlebih dahulu dalam kerangka

tercapainya rekonsiliasi nasional dimaksud.

Rekonsiliasi atau perdamaian atau persahabatan baru akan mungkin terwujud,

jika pelaku telah ditetapkan sebagai pihak yang bersalah. Sebagai konsekuensinya

harus menjalani hukuman, atau kewajiban lain menurut hukum sebagai

kompensasinya. Demikian pula, untuk pihak korban mendapatkan kompensasi,

restitusi, rehabilitasi, dan pemulihan nama baik sesuai dengan harkat dan martabat

kemanusiaan atas dasar hak asasi manusia (HAM).

Tanpa adanya pengungkapan dan penetapan siapa yang salah dan

bertanggung jawab dan kewajiban bagi pelaku, maka rekonsiliasi nasional sulit

diwujudkan. Oleh karena itu, mendasar untuk dilakukan adalah melakukan

klarifikasi berdasarkan kesadaran semua pihak sehingga perjalanan sejarah masa

lalu yang kelam itu menjadi catatan berharga bagi eksistensi bangsa Indonsia.

Rekonsiliasi nasional, dalam perspektif hak asasi manusia, termasuk hak

warga negara artinya seluruh warga negara mempunyai kesempatan, hak dan

Page 98: BAB II TINJAUAN UMUM HAK DIPILIH TERKAIT HAK ASASI … Final Bab II.pdf1 BAB II TINJAUAN UMUM HAK DIPILIH TERKAIT HAK ASASI MANUSIA 2.1 Pengertian Hak Dipilih Dalam Kamus Umum Bahasa

98

kewajiban serta tanggungjawab yang sama di dalam kedudukan di pemerintahan

(jabatan publik). Oleh karena itu, tidak ada perbedaan dan diskriminasi yang

didasarkan pada pandangan politik tertentu.

Dalam perspektif konstitusional, terjadinya perubahan Undang-Undang Dasar

Negara Republik Indonesia Tahun 1945 telah memberi warna baru komitmen

negara dalam jaminan, pemenuhan, penegakan, dan perlindungan terhadap hak

asasi manusia (HAM). Jaminan dan pemenuhan terhadap hak asasi manusia yang

selama ini tidak sepenuhnya dan terinci dalam Undang-Undang Dasar Negara

Republik Indonesia Tahun 1945 diwujudkan. Hal ini tercermin dari materi muatan

pengaturan hak asasi manusia yang lebih beragam dan lebih lengkap, manakala

hak asasi manusia dimaksud dipenuhi dan menjadi bagian dari bentuk jaminan,

pemenuhan, penegakan, dan perlindungan terhadap hak asasi manusia (HAM).

Baik dalam kaitan dengan hak asasi pribadi, hak asasi keluarga, masyarakat dan

sebagai warga negara Indonesia yang aman dan damai.85

Perlindungan yang beragam tersebut dapat dilihat dengan dimuatnya jaminan

dan perlindungan hak asasi manusia dalam Undang-Undang Dasar Negara

Republik Indonesia Tahun 1945 Perubahan II pada BAB XA “Hak Asasi

Manusia”, dari Pasal 28A sampai dengan Pasal 28I. Pengaturan jaminan dan

perlindungan terhadap hak asasi manusia yang lebih beragam dan lebih lengkap

tersebut sekaligus dapat dipandang sebagai suatu upaya dalam merepresentasikan

85Majda El-Muhtaj, 2002, Op.Cit., Hlm. 30.

Page 99: BAB II TINJAUAN UMUM HAK DIPILIH TERKAIT HAK ASASI … Final Bab II.pdf1 BAB II TINJAUAN UMUM HAK DIPILIH TERKAIT HAK ASASI MANUSIA 2.1 Pengertian Hak Dipilih Dalam Kamus Umum Bahasa

99

gagasan konstitusionalisme moderen. Konstitusionalisme ini penekanannya adalah

sebagai implementasi dari gagasan pembatasan kekuasaan yang terus berkembang.

Dengan demikian, kemunculannya adalah sebagai reaksi terhadap praktik

penyalahgunaan kekuasaan sepanjang sejarah peradaban manusia oleh penguasa

demi kelanggengan kekuasaannya.86

Dengan adanya Mahkamah Konstitusi sebagai buah dari Gerakan Reformasi

menjadi salah satu pilar negara hukum demokratis. Hal ini bertolak dari anggapan

bahwa konstitusi ditetapkan oleh rakyat yang memegang kedaulatan. Rakyat yang

memegang kekuasaan sepenuhnya dalam negara yang diimplementasikan dan

dijalankan dalam kekuasaan pemerintah sehingga harus dijalankan sesuai dengan

amanat rakyat. Dengan demikian, dapat dimaknai bahwa pemulihan hak-hak

mantan anggota PKI dalam Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 011-017/PUU-

I/2003 telah dipenuhi meski sifatnya masih belum maksimal.

Oleh karena itu kedaulatan rakyat yang dituangkan dalam konstitusi

memperkuat gagasan agar konstitusi ditempatkan pada puncak piramida sistem

norma hukum. Norma hukum ini mengakomodasikan hak asasi manusia (HAM)

sebagai dasar pengikat kekuasaan dalam negara. Konstitusi dibuat untuk mengikat

organ-organ kekuasaan negara, yang secara umum terdistribusikan dalam

kekuasaan legislatif, eksekutif dan yudikatif.

86Ni’matul Huda., 2008, UUD 1945 dan Gagasan Amandemen Ulang, Jakarta, PT. RajaGrafindo

Persada, Hlm. 39.

Page 100: BAB II TINJAUAN UMUM HAK DIPILIH TERKAIT HAK ASASI … Final Bab II.pdf1 BAB II TINJAUAN UMUM HAK DIPILIH TERKAIT HAK ASASI MANUSIA 2.1 Pengertian Hak Dipilih Dalam Kamus Umum Bahasa

100

Dalam hubungan dengan perlindungan hak politik warga negara, kewenangan

Mahkamah Konstitusi sebagai refleksi pengakomodasian atas hak asasi manusia

tersebut tercermin pada kewenangan konstitusional Mahkamah Konstitusi, yaitu

melakukan pengujian terhadap produk hukum berupa undang-undang yang

merugikan dan bertentangan dengan Undang-Undang Dasar Negara Republik

Indonesia Tahun 1945, pembubaran partai politik, perkara sengketa perselisihan

hasil pemilihan umum (PHPU), memutus sengketa lembaga negara

memperlihatkan fungsi Mahkamah Kontitusi sebagai penjaga demokrasi. Hal ini

sekaligus sebagai penjaga konstitusi, pelindung hak asasi manusia, dan pelindung

hak konstitusional warga negara.87

Pada bagian lain wewenang Mahkamah Konstitusi dalam perkara

pembubaran Partai Politik merupakan upaya melindungi hak asasi manusia (hak

konstitusional warga negara) yang telah dijamin oleh konstitusi agar pemerintah

tidak sewenang-wenang membubarkan Partai Politik yang akan mengakibatkan

terlanggarnya hak berserikat dan mengeluarkan pendapat yang telah dijamin oleh

konstitusi.

Sejalan dengan hal tersebut, sesuai dengan wewenang dan peranan

Mahkamah Konstitusi dalam menguatkan gagasan negara hukum demokrasi

dilaksanakan berdasarkan kehendak dan kemauan rakyat. Sesuai dengan prinsip

87Jaminan hak asasi manusia dalam Pasal 28E ayat (3) UUD 1945 yang berbunyi, “ Setiap

orang berhak atas kebebasan berserikat, berkumpul, dan mengeluarkan pendapat ”, menjadikan

negara wajib untuk melindungi, menghormati, mmenuhi dan memajukan hak-hak tersebut secara

konsisten. Pemerintah sebagai representasi negara mempunyai kewajiban untuk mewujudkannya.

Page 101: BAB II TINJAUAN UMUM HAK DIPILIH TERKAIT HAK ASASI … Final Bab II.pdf1 BAB II TINJAUAN UMUM HAK DIPILIH TERKAIT HAK ASASI MANUSIA 2.1 Pengertian Hak Dipilih Dalam Kamus Umum Bahasa

101

demokrasi, yaitu dimana prinsip kebebasan diakui oleh Undang-Undang Dasar

Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Dalam hal ini, konstitusi bukan

merupakan fungsi redusial hak asasi manusia dari kekuasaan negara dan

pemerintah melainkan sebaliknya merupakan fungsi redusial kekuasaan dari

kebebasan dan hak asasi manusia. Konstitusi tidak boleh memberi pembatasan

terhadap hak asasi manusia atau hanya menjadikan kekuasaan pemerintah semata.

Konstitusi memberikan jaminan dan perlindungan terhadap kebebasan sebagai

bagian dari hak asasi manusia.

Dalam konteks perlindungan hak politik warga negara, kewenangan

Mahkamah Konstitusi dalam perkara pembubaran Partai Politik dan perkara

sengketa perselisihan hasil pemilihan umum (PHPU) memperlihatkan fungsi

Mahkamah Konstitusi sebagai pengawal konstitusi, penafsir konstitusi, juga

sebagai pengawal demokrasi (the guardian and the sole interpreter of the

constitution as well as the guandian of the process of the democratization),

sekaligus sebagai pelindung hak asasi manusia dan pelindung hak konstitusional

warga negara (the protector of the citizens constitution rights). Adanya jaminan

hak asasi dalam Pasal 28E ayat (3) Undang-Undang Dasar Negara Republik

Indonesia Tahun 1945 yang berbunyi, “Setiap orang berhak atas kebebasan

berserikat, berkumpul, dan mengeluarkan pendapat” menjadikan negara wajib

untuk melindungi, menghormati, memenuhi dan memajukan hak-hak tersebut.

Wewenang Mahkamah Konstitusi dalam perkara pembubaran Partai Politik

merupakan upaya untuk melindungi hak asasi manusia (hak konstitusional) warga

Page 102: BAB II TINJAUAN UMUM HAK DIPILIH TERKAIT HAK ASASI … Final Bab II.pdf1 BAB II TINJAUAN UMUM HAK DIPILIH TERKAIT HAK ASASI MANUSIA 2.1 Pengertian Hak Dipilih Dalam Kamus Umum Bahasa

102

negara yang telah dijamin oleh konstitusi agar pemerintah tidak sewenang-wenang

membubarkan Partai Politik yang akan mengakibatkan terlanggarnya hak

berserikat dan mengeluarkan pendapat yang telah dijamin oleh konstitusi.

Berdasarkan uraian di atas, dalam praktik penegakan hukum, khususnya

Peradilan Tata Negara ratio decidendi mengacu pada peraturan perundang-

undangan. Namun demikian, secara substantif di balik peraturan perundang-

undangan senantiasa ada ratio decidendi yang menjadi dasar sehingga

diakomodasikan dalam pasal sebagai dasar pertimbangan (pertimbangan hakim

dalam memutus suatu perkara).

Sehubungan dengan dibatalkan atau dinyatakan tidak berlakunya ketentuan

Pasal 60 huruf g Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2003 tersebut, salah satu di antaranya

adalah dalam kerangka rekonsiliasi nasional. Khususnya dengan orang yang

secara langsung atau tidak langsung terlibat dengan peristiwa G-30. S/ PKI

tersebut. Meskipun sampai saat ini rekonsiliasi dimaksud belum terwujud secara

formal, namun dalam konteks pemulihan terhadap hak dipilih warga negara telah

terpenuhi meski terbatas pada pencalonan sebagai anggota legislatif.

4.2 Akibat Hukum Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 011-017/PUU-

I/2003

Pada Pasal 10 ayat (1) Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2003 Tentang

Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia ditentukan bahwa Mahkamah

Konstitusi berwenang mengadili pada tingkat pertama dan terakhir yang

Page 103: BAB II TINJAUAN UMUM HAK DIPILIH TERKAIT HAK ASASI … Final Bab II.pdf1 BAB II TINJAUAN UMUM HAK DIPILIH TERKAIT HAK ASASI MANUSIA 2.1 Pengertian Hak Dipilih Dalam Kamus Umum Bahasa

103

putusannya bersifat final. Selanjutnya, pada Pasal 47 ditentukan bahwa Putusan

Mahkamah Konstitusi memperoleh kekuatan hukum tetap sejak selesai diucapkan

dalam sidang pleno terbuka untuk umum. Itu berarti bahwa Putusan Mahkamah

Konstitusi langsung memperoleh kekuatan hukum tetap sejak diucapkan dan tidak

ada upaya hukum yang dapat ditempuh.88

Dengan kalimat lain, putusannya bersifat

final and binding.

Kekuatan mengikat putusan Mahkamah Konstitusi, berbeda dengan putusan

pengadilan biasa, tidak hanya meliputi pihak-pihak berperkara, yaitu: Pemohon,

Pemerintah, DPR/DPD ataupun pihak terkait yang diizinkan memasuki proses

perkara, tetapi juga putusan tersebut mengikat bagi semua orang, lembaga negara

dan badan hukum dalam wilayah Republik Indonesia. Ia berlaku sebagai hukum

sebagaimana hukum diciptakan oleh pembentuk undang-undang. Hakim

Mahkamah Konstitusi dikatakan sebagai negative legislator yang putusannya

bersifat erga omnes, yang ditujukan pada semua orang.89

Meski demikian, terkait

dengan Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 011-017/PUU-I/2003 pada bagian

berikut diuraikan tentang: a) keterbatasan putusan hanya pada lembaga

perwakilan, b) akibat hukum dalam bidang politik untuk hak dipilih, dan c)

perspektif negara hukum dan hak asasi manusia.

88 Maruarar Siahaan, 2005, Op.Cit., Hlm. 208.

89

Maruarar Siahaan, Op.Cit., Hlm. 208-209.

Page 104: BAB II TINJAUAN UMUM HAK DIPILIH TERKAIT HAK ASASI … Final Bab II.pdf1 BAB II TINJAUAN UMUM HAK DIPILIH TERKAIT HAK ASASI MANUSIA 2.1 Pengertian Hak Dipilih Dalam Kamus Umum Bahasa

104

4.2.1 Keterbatasan Putusan Hanya pada Lembaga Perwakilan

Permasalahannya adalah berkenaan dengan akomodasi hak dipilih dalam

pemilihan umum, dalam kaitan ini adalah Pemilihan Umum Legislatif. Padahal

berdasarkan analisis pada Bab III permasalahan yang berhubungan dengan hak

dipilih pada dasarnya adalah untuk semua jabatan publik. Dalam prakteknya,

untuk jabatan publik yang bersifat strategis masih menggunakan acuan atau

mencantumkan persyaratan: “terlibat secara langsung atau tidak langsung dengan

pemberontakan PKI.” Kalimat “terlibat langsung atau tidak langsung dengan

pemberontakan PKI”, yaitu bekas anggota organisasi terlarang PKI, termasuk

organisasi massanya, atau bukan orang yang terlibat langsung dalam G.30.S/PKI

merupakan kalimat politis yang dapat diterjemahkan oleh rezim penguasa sesuai

dengan kepentingannya. Secara politis hal demikian dapat dijadikan sebagai dasar

untuk menyingkirkan hak-hak politik dari para pesaing politiknya.90

Sebagai refleksi dalam hal ini, misalnya adalah pada syarat calon Presiden

dan Wakil Presiden sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 huruf q Undang-Undang

Nomor 42 Tahun 2008 Tentang Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden,

terkait persyaratan Calon Presiden dan Calon Wakil Presiden dan Pasal 10 huruf q

Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 15 Tahun 2014 Tentang Pencalonan

Presiden dan Wakil Presiden masih mencantumkan persyaratan “bukan bekas

anggota organisasi terlarang Partai Komunis Indonesia, termasuk organisasi

90Munasir, 2003, Hak Politik dalam Pespektif Hak Asasi Manusia, Solo, Panepen Mukti,

Hlm. 65.

Page 105: BAB II TINJAUAN UMUM HAK DIPILIH TERKAIT HAK ASASI … Final Bab II.pdf1 BAB II TINJAUAN UMUM HAK DIPILIH TERKAIT HAK ASASI MANUSIA 2.1 Pengertian Hak Dipilih Dalam Kamus Umum Bahasa

105

massanya, atau bukan orang yang terlibat langsung dalam G.30.S/PKI”. Dalam

perspektif hak asasi manusia dan hak dipilih adanya ketentuan tersebut

bertentangan dengan hak konstitusional (constitutional rights) warga negara, baik

sebagaimana ditentukan dalam Konstitusi Negara Republik Indonesia, peraturan

perundang-undangan Indonesia maupun dalam instrumen internasional tentang

hak asasi manusia. Dalam Konstitusi Negara Republik Indonesia, jaminan dan

perlindungan terhadap hak asasi manusia tercermin dalam pasal-pasal tentang

hak asasi manusia (HAM). Terutama terkait dengan hak dipilih sebagai hak

politik, ketentuan Pasal 27 ayat (1), Pasal 28D ayat (1), Pasal 28I ayat (2)

Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Perubahan Kedua

merupakan landasan konstitusional. Dengan demikian, hal ini seharusnya juga

menjadi dasar dalam pengakomodasian hak-hak warga negara untuk mencalonkan

diri sebagai pemimpin tertinggi negeri ini, yaitu sebagai Calon Presiden dan Calon

Wakil Presiden dalam satu pasangan yang dipilih langsung oleh rakyat dalam

suatu Pemilihan Umum.

Ketentuan pasal yang kemudian dicabut itu dinilai bertentangan dengan

konstitusi karena berbagai peraturan perundang-perundangan lain sudah

mengakomodasikan hak anggota partai tersebut. Setidaknya secara ideologis tidak

ada kekhawatiran akan terjadinya pemberontakan atau mengulangi peristiwa

pemberontakan G.30-S/PKI tersebut. Secara ideologis, perjuangan yang dikaitkan

Page 106: BAB II TINJAUAN UMUM HAK DIPILIH TERKAIT HAK ASASI … Final Bab II.pdf1 BAB II TINJAUAN UMUM HAK DIPILIH TERKAIT HAK ASASI MANUSIA 2.1 Pengertian Hak Dipilih Dalam Kamus Umum Bahasa

106

dengan pemberontakan PKI itu seharusnya sudah tidak ada lagi dan tinggal

menjadi catatan sejarah perjalanan bangsa yang kelam.91

Kalaupun berdasarkan kajian politis teoretik masih relevan dan memunculkan

kekhawatiran, akan tetapi kecenderungannya adalah sebagai upaya untuk

mengurangi persaingan atau untuk menyingkirkan lawan-lawan politik dari kancah

persaingan. Permasalahan yang berhubungan dengan pemberontakan PKI,

misalnya dalam kerangka apa yang disebut dengan PKI gaya baru misalnya,

bersifat wacana yang tidak terukur dan terbuktikan secara kuantitatif.92

Kondisi sebagaimana dikemukakan di atas merupakan bentuk diskriminasi

dalam bidang politik. Diskriminasi dalam hubungan ini merujuk kepada perlakuan

yang tidak adil terhadap warga negara tertentu. Secara umum diskriminasi

memberlakukan perbedaan peraturan atas pemberlakuan secara tidak adil karena

karakteristik suku, antar golongan, kelamin, ras, agama dan kepercayaan, aliran

politik, kondisi fisik atau karateristik lain.

Dalam perspektif Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden yang

didasarkan pada Pasal 5 huruf q Undang-Undang Nomor 42 Tahun 2008 dan pada

Pasal 10 huruf q Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 15 Tahun 2014 yang

mensyaratkan Calon Presiden dan Calon Wakil Presiden harus bebas dari

keanggotaan PKI maupun simpatisannya merupakan bentuk diskriminasi terhadap

91Ibid., . Hlm. 80.

92

PKI gaya baru menjadi tema hangat beberapa waktu yang lalu dan merupakan upaya untuk

membangkitkan kembali peristiwa pemberontakan PKI. Namun pada dasarnya hal itu

mencerminkan adanya ketakutan kiprah lawan politik, terutama dari anak keturunan anak-anak

PKI.

Page 107: BAB II TINJAUAN UMUM HAK DIPILIH TERKAIT HAK ASASI … Final Bab II.pdf1 BAB II TINJAUAN UMUM HAK DIPILIH TERKAIT HAK ASASI MANUSIA 2.1 Pengertian Hak Dipilih Dalam Kamus Umum Bahasa

107

hak politik warga negara. Hal demikian tentunya tidak boleh terjadi, apalagi

kebijakan diskriminatif tersebut dilakukan oleh negara. Negara sebagai pihak yang

seharusnya melindungi dan bertanggung jawab untuk memastikan terpenuhinya

hak konstitusional (constitutional rights) warga negara tanpa diskriminasi.93

Dalam kaitan ini, pola rekruitmen kepemimpinan harusnya direfleksikan pada

pengakomodasian seluruh warga negara untuk secara sehat berkompetisi

didasarkan pada hak asasi manusia yang universal yaitu tidak ada pembatasan,

penyimpangan, peniadaan, penghapusan, dan diskriminasi. Pemilihan Umum

sebagai sarana perwujudan demokrasi tidak seharusnya tercoreng dengan adanya

pembatasan hak partisipasi politik warga negara. Ketentuan Undang-Undang

Nomor 42 Tahun 2008 dan Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 15 Tahun

2014 tersebut sudah tidak relevan dalam menumbuhkan budaya hukum yang

demokratis. Demikian pula, dalam perspektif hak asasi manusia hal tersebut

mencerminkan adanya ketakutan yang berlebihan (fobia) dan cenderung sebagai

upaya mengeleminasi hak-hak warga negara.

Dalam perspektif ini kiranya Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 011-

017/PUU-I/2003 tersebut harusnya dijadikan sebagai dasar yuridis untuk

93Dengan adanya Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 011-017/PUU-I/2003, persoalan lain

yang tidak kalah pentingnya adalah menyangkut beberapa peraturan perundang-undangan yang

masih mencantumkan larangan bagi eks anggota PKI (dan organisasi terlarang lainnya) untuk

mendapat perlakuan yang sama di dalam hukum dan pemerintahan. Semestunya Putusan

Mahkamah Konstitusi Nomor 011-017/PUU-I/2003 harus menjadi spirit untuk menghapus semua

peraturan perundang-undangan yang diskriminatif. Semangat ini penting artinya karena sampai

sekarang masih ada belasan undang-undang yang diskriminatif terhadap eks anggota PKI. Lihat

dalam Saldi Isra, Satu Tahun Sang Penjaga Konstitusi” dalam Refli Harus (Ed.), 2004, Menjaga

Denyut Konstitusi, Jakarta, Konstitysi Press, Hlm. 341.

Page 108: BAB II TINJAUAN UMUM HAK DIPILIH TERKAIT HAK ASASI … Final Bab II.pdf1 BAB II TINJAUAN UMUM HAK DIPILIH TERKAIT HAK ASASI MANUSIA 2.1 Pengertian Hak Dipilih Dalam Kamus Umum Bahasa

108

mengakomodasikan dalam Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden serta

pemilihan umum untuk jabatan publik lainnya. Dalam hal ini dapat merujuk pada

rezim Pemilihan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah sebagaimana

ditentukan dalam Pasal 58 Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang

Pemerintahan Daerah tidak mencantumkan persyaratan sebagaimana dimaksud

Pasal 60 huruf g Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2003. Dengan demikian,

pengakomodasian terhadap Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 011-017/PUU-

I/2003 tersebut harus diperluas menjadi tidak saja untuk pemilihan umum anggota

legislatif tetapi untuk seluruh jabatan publik, baik pada jabatan legislatif, eksekutif

(dalam hal ini Presiden dan Wakil Presiden) maupun pada jabatan yudikatif.

Sebagai instrumen internasional yang juga diakomodasikan dalam sistem

penegakan dan perlindungan hak asasi manusia di Indonesia, maka ketentuan

sebagai dasar hukum sebagaimana diatur dalam Pasal 25 huruf b Kovenan

Internasional Tentang Hak-Hak Sipil dan Politik yang telah diratifikasi melalui

Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2005 Tentang Pengesahan International

Covenant on Civil and Political Rights (Kovenan Internasional Hak-Hak Sipil dan

Politik, Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 119). Dalam

kovenan tersebut dinyatakan bahwa setiap warga negara memiliki hak dan

kesempatan tanpa pembedaan, termasuk untuk memilih dan dipilih pada Pemilihan

Umum berkala yang murni, dan dengan hak pilih yang universal dan sama, serta

dilakukan melalui pemungutan suara secara rahasia, menjamin kebebasan

berekspresi dari kehendak pemilih.

Page 109: BAB II TINJAUAN UMUM HAK DIPILIH TERKAIT HAK ASASI … Final Bab II.pdf1 BAB II TINJAUAN UMUM HAK DIPILIH TERKAIT HAK ASASI MANUSIA 2.1 Pengertian Hak Dipilih Dalam Kamus Umum Bahasa

109

Tidak ada interpretasi yang kemudian mengeleminasi ketentuan tersebut.

Artinya bagi negara tidak ada argumentasi yang membenarkan adanya pembatasan

hak politik bagi mantan anggota PKI dan simpatisannya. Untuk itu, negara

seharusnya menjamin pelaksanaan sekaligus perlindungan hak untuk berpartisipasi

dalam pemilihan umum, tanpa mendapat perlakuan diskriminasi terhadap warga

negaranya. Dengan kalimat lain, hendaknya hak-hak tersebut dapat

diakomodasikan tanpa adanya pembatasan-pembatasan yang bertentangan dengan

hak asasi manusia.

4.2.2 Akibat Hukum dalam Bidang Politik untuk Hak Dipilih

Bahwa pada prinsipnya pendapat dari para Hakim Konstitusi yang kemudian

dituangkan dalam putusan pada permohonan uji materiil (judicial review) tersebut

sangat tepat. Bahwa secara tersurat dan tegas tanpa harus ada interpretasi

gramatikal dinyatakan dalam Pasal 1 ayat (3) Undang-Undang Dasar Negara

Republik Indonesia Tahun 1945 Perubahan Kedua bahwa “Negara Indonesia

adalah negara hukum.” Dengan masih tetapnya ketentuan Pasal 60 huruf g

Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2003, akhirnya warga negara yang hak

konstitusionalnya dibatasi mengajukan perrmohonan uji material (judicial review)

terhadap ketentuan tersebut ke Mahkamah Konstitusi.

Meskipun secara praktis Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2003 sudah

diubah dengan Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2008 Tentang Pemilihan

Umum Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan

Page 110: BAB II TINJAUAN UMUM HAK DIPILIH TERKAIT HAK ASASI … Final Bab II.pdf1 BAB II TINJAUAN UMUM HAK DIPILIH TERKAIT HAK ASASI MANUSIA 2.1 Pengertian Hak Dipilih Dalam Kamus Umum Bahasa

110

Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

2008 Nomor 51) yang telah disahkan pada tanggal 31 Maret 2008, namun sebagai

dasar pembelajaran untuk menghadapi permasalahan yang sama kiranya

diperlukan klarifakasi.

Ketegasan sebagaimana dinyatakan dalam Pasal 1 ayat (3) Undang-Undang

Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, menurut Jimly Ashiddiqie

mengandung pengertian adanya pemahaman substansial sebagai berikut:

a. Pengakuan terhadap supremasi hukum dan konstitusi.

b. Dianutnya prinsip pemisahan dan pembatasan kekuasaan menurut sistem

konstitusional yang diatur dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik

Indonesia Tahun 1945.

c. Adanya jaminan hak asasi manusia dalam Undang-Undang Dasar Negara

Republik Indonesia Tahun 1945.

d. Adanya prinsip peradilan yang bebas dan tidak memihak yang menjamin

persamaan setiap warga negara dalam hukum.

e. Menjamin keadilan bagi setiap orang termasuk terhadap penyalahgunaan

wewenang oleh pihak yang berkuasa.94

Dalam perspektif ini, dapat dipahami bahwa esensi negara hukum seperti

diungkapkan oleh Frans Magnis Suseno adalah “…didasarkan pada suatu

keinginan bahwa kekuasaan negara harus dijalankan atas dasar hukum yang

94Jimly Asshiddiqie, 1994, Gagasan Kedaulatan Rakyat dalam Konstitusi dan

Pelaksanaannya di Indonesia, Jakarta, Ichtiar Baru Van Hoeve, Hlm. 79.

Page 111: BAB II TINJAUAN UMUM HAK DIPILIH TERKAIT HAK ASASI … Final Bab II.pdf1 BAB II TINJAUAN UMUM HAK DIPILIH TERKAIT HAK ASASI MANUSIA 2.1 Pengertian Hak Dipilih Dalam Kamus Umum Bahasa

111

baik dan adil. Hukum menjadi landasan dari segenap tindakan negara, dan

hukum itu sendiri harus baik dan adil. Baik karena sesuai dengan apa yang

diharapkan oleh masyarakat dari hukum dan adil karena maksud dasar segenap

hukum adalah keadilan. Ada empat alasan utama untuk menuntut agar negara

diselenggarakan dan menjalankan tugasnya berdasarkan hukum: 1) kepastian

hukum; 2) tuntutan perlakuan yang sama; 3) legitimasi demokratis; dan 4)

tuntutan akal budi”.95

Berkaitan dengan hal tersebut, dalam kerangka untuk memenuhi unsur-

unsur agar disebut sebagai negara hukum, khususnya dalam pengertian

Rechtsstaat, Freidrich Julius Stahl mensyaratkan beberapa prinsip yang

meliputi:

a. Perlindungan hak asasi manusia (grondrechten).

b. Pembagian kekuasaan (scheiding van machten).

c. Pemerintahan berdasarkan undang-undang (wetmatigheid van bestuur).

d. Adanya peradilan administrasi Tata Usaha Negara (administratieve

rechspraak).96

Dalam perspektif ini kiranya dapat dimaknai, bahwa dalam suatu negara

hukum, salah satu pilar terpentingnya adalah adanya penghormatan,

pemenuhan, dan perlindungan terhadap hak asasi manusia (HAM). Pada kalimat

95Frans Magnis Suseno, 1999, Etika Politik Prinsip-Prinsip Moral Dasar Kenegaraan

Modern, Jakarta, Gramedia, Hlm. 295.

96

Philipus M. Hadjon, 1988, Pengkajian Ilmu Hukum, Surabaya, Program Pascasarjana

Universitas Airlangga, Hlm. 23.

Page 112: BAB II TINJAUAN UMUM HAK DIPILIH TERKAIT HAK ASASI … Final Bab II.pdf1 BAB II TINJAUAN UMUM HAK DIPILIH TERKAIT HAK ASASI MANUSIA 2.1 Pengertian Hak Dipilih Dalam Kamus Umum Bahasa

112

sederhana hal tersebut dipandang sebagai roh dari negara hukum. Tanpa adanya

jaminan dan perlindungan terhadap hak asasi manusia (HAM), maka negara

hukum itu kehilangan roh yang berarti tidak ada maknanya. Dengan demikian ada

keterkaitan yang tidak bisa dipisahkan antara negara hukum, perlindungan dan

penegakan hak asasi manusia.

Perlindungan terhadap hak asasi manusia dimasyarakatkan secara luas dalam

rangka mempromosikan penghormatan (to respect), perlindungan (to protect), dan

pemenuhan (to fulfill) terhadap hak asasi manusia sebagai ciri yang penting bagi

suatu negara hukum yang demokratis.97

Makna substansialnya bahwa setiap

manusia sejak kelahirannya menyandang hak-hak dan kewajiban-kewajiban yang

bersifat bebas dan asasi.

Dalam kaitan ini, terbentuknya negara, termasuk penyelenggaraan kekuasaan

suatu negara tidak boleh mengurangi arti atau makna kebebasan dan hak asasi

manusia. Penyelenggaraan pemerintahan negara yang mengurangi makna jaminan

dan perlindungan terhadap hak-hak warga negara dipandang melanggar hak asasi

manusia dan menjadi refleksi dari sistem pemerintahan yang otoriter dan keluar

dari prinsip negara hukum.

Sebagaimana dikemukakan oleh A.V. Dicey tentang prinsip negara hukum

ditekankan bahwa isi konstitusi suatu negara yang menganut negara hukum

(rule of law) harus mengikuti perumusan hak-hak dasar (constitution based on

97Ibid., Hlm. 85.

Page 113: BAB II TINJAUAN UMUM HAK DIPILIH TERKAIT HAK ASASI … Final Bab II.pdf1 BAB II TINJAUAN UMUM HAK DIPILIH TERKAIT HAK ASASI MANUSIA 2.1 Pengertian Hak Dipilih Dalam Kamus Umum Bahasa

113

human rights), selain prinsip supremasi hukum (the supremacy of law), dan

persamaan kedudukan dihadapan hukum (equality before the law).98

Sehubungan dengan hal di atas, bahwa menjadi kewajiban negara di dalam

mempromosikan penghormatan, pemenuhan dan perlindungan terhadap hak asasi

manusia. Hal ini mengingat pada dasarnya negara dibentuk untuk menjamin

pelaksanaan prinsip-prinsip hak asasi manusia. Inilah yang menjadi tujuan pokok

dan utama dibentuknya negara, yaitu menghormati, memenuhi, dan

melindungi,hak asasi manusia.

Konsep tujuan negara ini diusung oleh John Locke yang menyatakan bahwa

negara ada dan dibentuk oleh manusia semata-mata untuk menjamin perlindungan

hak-hak milik manusia, yakni kehidupannya, kebebasannya, dan hak miliknya.

Hak-hak milik yang melekat pada manusia inilah yang kemudian diartikan sebagai

hak asasi manusia karena hak tersebut memang dimiliki oleh manusia sejak

lahir.99

Pemikiran di atas menjadi dasar pemikiran Locke mengenai kaitan antara hak-

hak manusia dengan negara. Inilah yang menjadi pokok utama pemikiran Locke

mengenai kaitan antara hak-hak manusia dengan negara. Negara ada

melalui perjanjian di antara manusia untuk menjaga hak-hak manusia itu. Selain

menjadi tujuan, hal ini juga menjadi dasar dari adanya negara. Oleh sebab itu, the

98 Miriam Budiardjo, . 2013, Op.Cit., Hlm. 113-14.

99

Kajian mengenai hal ini dilakukan oleh para pakar Hukum Tata Negara, yang selalu

mengaitkan hak-hak dasar warga negara yang kemudian dikenal dengan hak asasi manusia sebagai

pilar penting dalam kehidupan bernegara.

Page 114: BAB II TINJAUAN UMUM HAK DIPILIH TERKAIT HAK ASASI … Final Bab II.pdf1 BAB II TINJAUAN UMUM HAK DIPILIH TERKAIT HAK ASASI MANUSIA 2.1 Pengertian Hak Dipilih Dalam Kamus Umum Bahasa

114

preservation of human’s property ini merupakan raison d’etre dari negara;100

Sebagai refleksi dari prinsip negara hukum dari A.V. Dicey juga ditegaskan

oleh Eric Barendt. Menurut Barendt bahwa karakteristik dari dokumen konstitusi,

terutama adalah memberikan jaminan perlindungan terhadap hak asasi manusia.

Selain keharusan untuk memberikan batasan pada kekuasaan legislatif dan

eksekutif serta mendorong penguatan dan independensi institusi peradilan.101

Pada refleksi hubungan antara negara hukum dan hak asasi manusia ini

menjadi substansi dari negara hukum juga dikatakan oleh Brian Z. Tamanaha.

Tamanaha sebagai dikutip Herqutanto Sosronegooro menyatakan bahwa

substansi dari the rule of law adalah pada pemenuhan hak asasi manusia. Hak

individu, hak atas keadilan dan tindakan yang bermartabat serta pemenuhan

kesejahteraan sosial menjadi inti dari the rule of law. Sedangkan penyelenggaraan

pemerintahan dan demokrasi adalah instrumen atau prosedur untuk mencapai

kesejahteraan yang menjadi substansi.102

Bagi Negara Republik Indonesia yang didasarkan pada prinsip negara

konstitusionalisme,103

dengan tegas dinyatakan Indonesia adalah negara dengan

100Ibid., Hlm. 92.

101

Herqutanto Sosronegoro, 1984, Beberapa Ideologi dan Implementasinya dalam

Kehidupan Kenegaraan, Yogyakarta, Liberty, Hlm. 89.

102

Herqutanto, 1984, Ibid. Hlm. 92.

103

Konstitusionalisme merujuk pada prinsip bahwa negara yang menggunakan Konstitusi

sebagai hukum dasarnya disebut dengan negara konstitusionalisme. Namun pada Abad

Pertengahan, konstitusionalisme merupakan satu aliran sebagai bentuk koreksi terhadap negara

absolutisme. Lihat dalam Joseph Raz, 1980, The Concept of a Legal System: An Introduction to

the Theory of Legal System, London, The Calendon Press.

Page 115: BAB II TINJAUAN UMUM HAK DIPILIH TERKAIT HAK ASASI … Final Bab II.pdf1 BAB II TINJAUAN UMUM HAK DIPILIH TERKAIT HAK ASASI MANUSIA 2.1 Pengertian Hak Dipilih Dalam Kamus Umum Bahasa

115

dasar konstitusi. Berdasarkan hal tersebut, pengertian negara hukum Indonesia

yang berdasar pada Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun

1945 dan Pancasila, berbeda dengan pengertian negara hukum dalam kerangka

rechtsstaat seperti yang berlaku di Belanda, namun lebih mendekati negara

hukum dalam pengertian rule of law.104

Secara konseptual sumber dari rechtsstaat pada satu sisi dan the rule of law

pada sisi lain memang berbeda. Rechtsstaat bersumber pada tradisi hukum Eropa

Kontinental, sedangkan the rule of law bersumber pada tradisi hukum Anglo

Amerika.

Berkaitan dengan hal di atas, Moh. Mahfud MD memberikan pendapat yang

senada dengan Simorangkir. S e l a n j u t n ya , M o h . Mahfud MD mengatakan

bahwa penggunaan istilah rechtsstaat dalam Undang-Undang Dasar Negara

Republik Indonesia Tahun 1945 sangat berorientasi pada konsepsi negara hukum

Eropa Kontinental. Namun demikian, bilamana melihat materi muatan Undang-

Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 justru yang terlihat kental

adalah materi yang bernuansakan Anglo Saxon, khususnya ketentuan yang

mengatur tentang jaminan perlindungan terhadap hak asasi manausia.105

Dalam perspektif yang sama, menurut Kusumadi Pudjosewojo

104

Rechtsstaat muncul pada tradisi hukum Eropa Kontinental. Sementara itu, The Rule of Law

muncul pada tradisi hukum Anglo Saxon atau Anglo Amerika.

105

Moh. Mahfud MD, 1999, Pergulatan Politik dan Hukum di Indonesia, Yogyakarta,

Gama Media, Hlm. 36.

Page 116: BAB II TINJAUAN UMUM HAK DIPILIH TERKAIT HAK ASASI … Final Bab II.pdf1 BAB II TINJAUAN UMUM HAK DIPILIH TERKAIT HAK ASASI MANUSIA 2.1 Pengertian Hak Dipilih Dalam Kamus Umum Bahasa

116

sebagaimana dikutif Ni’matul Huda106

dikarenakan Indonesia adalah negara

hukum, maka segala kewenangan dan tindakan alat-alat perlengkapan negara

harus pula berdasarkan dan diatur oleh hukum. Penguasa bukanlah pembentuk

hukum, melainkan pembentuk aturan-aturan hukum. Oleh sebab itu hukum

berlaku bukan karena ditetapkan oleh penguasa, akan tetapi karena hukum itu

sendiri. Hal ini membawa konsekuensi, bahwa penguasa pun dapat dimintai

pertanggungjawaban jika dalam menjalankan kekuasaannya melampaui batas-

batas yang telah diatur oleh hukum, atau melakukan perbuatan melawan hukum.107

Berdasarkan uraian tersebut, pada prinsipnya pembatasan untuk berperan

serta sebagai calon dalam pencalonan jabatan publik dengan menggunakan hak

dipilih, khususnya Presiden dan Wakil Presiden harusnya juga mengacu pada

Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 011-017/PUU-I/2003 tersebut. Peraturan

perundang-undangan dan peraturan lain yang membatasi pencalonan dimaksud

merupakan pembatasan terhadap hak dipilih. Tindakan pembatasan tersebut

merupakan tindakan diskriminasi.

Interprertasi demikian merupakan perwujudan negara hukum yang

menekankan pada tidak adanya diskriminasi. Semua orang berkedudukan sama

dalam hukum dan pemerintahan (Pasal 27 ayat (1) Undang-Undang Dasar Negara

Republik Indonesia Tahun 1945 Perubahan Kedua). Secara khusus adalah hak

106Ni’matul Huda, 2007, Lembaga Negara dalam Masa Transisi Demokrasi, Yogyakarta,.

UII Press, Hlm. 79.

107

Ibid., Hlm. 104

Page 117: BAB II TINJAUAN UMUM HAK DIPILIH TERKAIT HAK ASASI … Final Bab II.pdf1 BAB II TINJAUAN UMUM HAK DIPILIH TERKAIT HAK ASASI MANUSIA 2.1 Pengertian Hak Dipilih Dalam Kamus Umum Bahasa

117

untuk dicalonkan dan terbebas dari perlakuan diskriminasi. Hal ini yang menjadi

dasar dari pencabutan yang secara normatif terkandung dalam Putusan Mahkamah

Konstitusi Nomor 011-017/PUU-I/2003 sebagaiman diuraikan pada bagian

terdahulu.

4.2.3 Perspektif Perlindungan Negara Hukum dan Hak Asasi Manusia

Dalam perspektif administratif, kewenangan penguasa dan organ-organ

negara sangat dibatasi, terutama pada tindakan perseorangan dalam negara.

Pembatasan ini adalah refleksi dari hak asasi manusia. Pendapat tersebut

menegaskan bahwa hak asasi manusia merupakan unsur penting dalam sebuah

negara hukum. Dengan demikiam, Hotma P. Sibuea menyatakan bahwa dari

perspektif negara hukum, upaya peningkatan perlindungan terhadap hak-hak

individu tersebut dilakukan dengan cara membatasi kekuasaan pemerintah

(penguasa).108

Dalam perspektif konstitusional, bahwa perlindungan hak asasi manusia

sebagai bagian penting dari konsep negara hukum yang dianut oleh Negara

Republik Indonesia. Secara khusus penegasan mengenai jaminan hak asasi

manusia dalam negara hukum demokratis tertuang dalam Pasal 28 I ayat (5)

Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Perubahan Kedua

yang menentukan: “Untuk menegakkan dan melindungi hak asasi manusia sesuai

108Hotma P. Sibuea, 2010, Asas Negara Hukum, Peraturan Kebijakan & Asas-Asas Umum

Pemerintahan yang Baik, Jakarta, Erlangga, Hlm. 140.

Page 118: BAB II TINJAUAN UMUM HAK DIPILIH TERKAIT HAK ASASI … Final Bab II.pdf1 BAB II TINJAUAN UMUM HAK DIPILIH TERKAIT HAK ASASI MANUSIA 2.1 Pengertian Hak Dipilih Dalam Kamus Umum Bahasa

118

dengan prinsip negara hukum yang demokratis, maka pelaksanaan hak asasi

manusia dijamin, diatur dan dituangkan dalam peraturan perundang-undangan.”.

Dalam perspektif ini dapat dimaknai bahwa dalam negara hukum, peraturan

perundangan-undangan yang terbentuk harus mengandung nilai-nilai keadilan

bagi semua orang. Wolfgang Friedman dalam buku Law in a Changing Society

sebagaimana dikutif Jimly Asshiddiqie membedakan organized public power

(the rule of law dalam arti formil), dengan the rule of just law (the rule of law

dalam arti materiil).109

Lebih jauh mencermati ketentuan Pasal 60 huruf g Undang-Undang Nomor

12 Tahun 2003 sifatnya sangat diskriminatif. A r t i n ya t idak mencerminkan

aturan yang secara tegas pro atau sejalan dengan hak asasi manusia (HAM).

Keberadaan ketentuan tersebut jelas merupakan refleksi dari aturan yang

mencerminkan ketidakadilan. Dengan demikian, ketentuan semacam itu sulit

untuk dilaksanakan secara adil (fair).

Rumusan dalam ketentuan pasal tersebut jelas mengandung unsur

diskriminasi terhadap seseorang yang harus memperoleh perlindungan hukum

berdasarkan hak asasi manusia. Keadaan dimaksud juga bertentangan dengan

ketentuan peraturan perundangan yang lebih tinggi (Undang-Undang Dasar

Negara Republik Indonesia Tahun 1945), khususnya terkait ketentuan pasal yang

dimaksud. Diskriminasi merupakan bentuk pelanggaran atas konsep negara hukum

109Jimly Asshiddiqie, 1996, Pergumulan Peran Pemerintah dan Parlemen dalam Sejarah,

Jakarta, UI Press, Hlm. 89. Bdk. Jimly Asshidiqie, 2009, Menuju Negara Hukum yang

Demokratis, Jakarta, Buana Ilmu Populer, Hlm. 200.

Page 119: BAB II TINJAUAN UMUM HAK DIPILIH TERKAIT HAK ASASI … Final Bab II.pdf1 BAB II TINJAUAN UMUM HAK DIPILIH TERKAIT HAK ASASI MANUSIA 2.1 Pengertian Hak Dipilih Dalam Kamus Umum Bahasa

119

(rule of law) yang didasarkan kepada a legal system in which rules are clear,

well understood, and fairly enforced dan hak asasi manusia (HAM).

Dalam perspektif hak asasi manusia, rule of law dapat dimaknai sebagai a

legal system in which rules are clear, wel understood, and fairly enforced.110

Dengan satu ciri antara lain adanya persamaan di depan hukum (equality before

the law) dan kepastian hukum yang mengandung asas legalitas, prediktibilitas, dan

transparansi.

Hak untuk tidak b e r l ak u diskriminasi berhubungan dengan persamaan

hak dihadapan hukum (equality before the law) yang juga merupakan salah

satu prinsip dari negara hukum. Penegasan ini ada di dalam berbagai konsep

fundamental tentang hak asasi manusia. Bahkan prinsip tersebut sudah dijamin

dalam berbagai instrumen internasionall tentang hak asasi manusia sebagai

dimaksud di bawah ini:

a. Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia (DUHAM): Pasal 2 dan Pasal 7.

b. Konvensi Internasional Hak-Hak Sipil dan Politik: Pasal 2 ayat (1), Pasal 3

dan Pasal 26.

c. Kovenan Internasional Hak Ekonomi, Sosial dan Budaya: Pasal 2 ayat (2),

ayat (3) dan Pasal 3.

d. Konvensi tentang Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi Rasial (ICERD).

Bahkan untuk jaminan terhadap keberadaan dan hak-hak masyarakat adat

telah diatur secara spesifik dalam United Nation Declaration on the Rights of

110Jimly Asshiddiqie, 1996, Op.Cit., Hlm. 90.

Page 120: BAB II TINJAUAN UMUM HAK DIPILIH TERKAIT HAK ASASI … Final Bab II.pdf1 BAB II TINJAUAN UMUM HAK DIPILIH TERKAIT HAK ASASI MANUSIA 2.1 Pengertian Hak Dipilih Dalam Kamus Umum Bahasa

120

Indigenous Peoples (UNDRIP).

Dalam perspektif konstitusional, ketentuan Pasal 28C ayat (1) Undang-

Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Perubahan Kedua telah

memberikan jaminan konstitusional bagi setiap warga negara untuk

mengembangkan dirinya, demi meningkatkan kualitas hidupnya dan kesejahteraan

umat manusia. Dalam Pasal 28C ayat (1) ditentukan bahwa “Setiap orang berhak

mengembangkan diri melalui pemenuhan kebutuhan dasarnya, berhak mendapat

pendidikan dan memperoleh manfaat dari ilmu pengetahuan dan teknologi, seni

dan budaya, demi meningkatkan kualitas hidupnya dan demi kesejahteraan umat

manusia”.

Ketentuan tegas dinyatakan dalam Pasal 28G ayat (1) Undang-Undang

Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 bahwa Setiap orang berhak atas

perlindungan diri pribadi, keluarga, kehormatan dan martabat, dan harta benda

yang di bawah kekuasaannya, serta berhak atas rasa aman dan perlindungan dari

ancaman ketakutan untuk berbuat atau tidak berbuat sesuatu yang merupakan hak

asasi.

Sesuai dengan kenyataan di atas bahwa bangsa Indonesia mengakui hak untuk

mengembangkan diri dan hak keamanan sebagai hak dasar yang tidak boleh

terabaikan dalam pemenuhannya. Hal ini sebagaimana ditegaskan dalam

Pembukaan Piagam Hak Asasi Manusia pada TAP MPR Nomor XVII/MPR/

1998 T entang Hak Asasi Manusia. Pada alinea kedua dari Piagam tersebut

menyebutkan bahwa hak asasi manusia adalah hak-hak dasar yang melekat

Page 121: BAB II TINJAUAN UMUM HAK DIPILIH TERKAIT HAK ASASI … Final Bab II.pdf1 BAB II TINJAUAN UMUM HAK DIPILIH TERKAIT HAK ASASI MANUSIA 2.1 Pengertian Hak Dipilih Dalam Kamus Umum Bahasa

121

pada diri manusia secara kodrati, universal, dan abadi sebagai anugerah Tuhan

Yang Maha Esa meliputi hak untuk hidup, hak berkeluarga, hak mengembangkan

diri, hak keadilan, hak kemerdekaan, hak berkomunikasi, hak keamanan, dan

hak kesejahteraan, yang oleh karena itu tidak boleh diabaikan atau dirampas oleh

siapapun. Selanjutnya manusia juga mempunyai hak dan tanggung jawab yang

timbul sebagai akibat perkembangan kehidupannya dalam masyarakat.

Sesuai dengan prinsip hak asasi manusia, maka menjadi hak bagi setiap

orang untuk mengembangkan diri yang bersifat pokok dan mendasar. Hal

demikian juga akan berpengaruh terhadap pemenuhan hak-hak lain. Hal ini

sebagaimana disebutkan dalam Bagian Ketiga Undang-Undang Nomor 39 Tahun

1999..

Jaminan terhadap hak untuk mengembangkan diri terdapat dua dimensi

pengakuan sekaligus. P e r t a m a , d i dalamnya termasuk pengakuan hak sipil

dan politik. Kedua, hak ekonomi, sosial dan budaya. Undang-undang sendiri

merupakan pengembangan atau pelaksanaan Undang-Undang Dasar Negara

Republik Indonesia Tahun 1945, khususnya pada pasal-pasal yang disebutkan di

dalam konsiderannya.

Dengan demikian peraturan perundang-undangan di Indonesia telah

memberikan jaminan bagi setiap orang atas perlindungan diri pribadi, keluarga,

kehormatan, martabat, dan hak miliknya. Hal tersebut ditegaskan dalam Pasal 29

ayat (1) Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 bahwa “Setiap orang berhak atas

perlindungan diri pribadi, keluarga, kehormatan, martabat, dan hak miliknya”. Hal

Page 122: BAB II TINJAUAN UMUM HAK DIPILIH TERKAIT HAK ASASI … Final Bab II.pdf1 BAB II TINJAUAN UMUM HAK DIPILIH TERKAIT HAK ASASI MANUSIA 2.1 Pengertian Hak Dipilih Dalam Kamus Umum Bahasa

122

demikian sangat fundamental. Dalam pelaksanaan pemajuan, penegakan,

pemenuhan, jaminan dan perlindungan hak asasi manusia di dalamnya berlaku

beberapa prinsip dasar. Adapun prinsip dimaksud meliputi: 1) prinsip

indivisibility, 2) prinsip interdependence, dan 3) prinsip interrelatedness. Artinya,

prinsip indivisibility memiliki pengertian bahwa seluruh komponen hak asasi

manusia memiliki status yang sama dan setara, tidak ada yang lebih penting

daripada yang lain. Oleh karena itu, jika ada penyangkalan atas satu hak tertentu,

maka akan langsung menghambat penikmatan hak lainnya.

Untuk prinsip interdependence dan interrelatedness ingin menegaskan

bahwa tiap hak akan berhubungan dan menyumbang pada pemenuhan hak dan

martabat orang. Hak atas politik, untuk memilih dan dipilih tergantung pada

pemenuhan hak atas pembangunan, hak atas pendidikan dan hak atas informasi.

Hal itu semuanya ditentukan dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik

Indonesia Tahun 1945. Ketentuan Pasal 60 huruf g Undang-Undang Nomor 12

Tahun 2003 bertentangan dengan prinsip dasar dimaksud.

Maknanya bahwa berdasarkan pada prinsip-prinsip di atas, maka pembatasan

atas hak untuk mengembangkan diri demi memenuhi kebutuhan dasar hidup dan

hak atas rasa aman akan berdampak dan berhubungan pada pemenuhan hak dasar

lainnya, termasuk di dalamnya menghambat pemenuhan hak atas pekerjaan,

hak atas kesehatan, hak atas pendidikan, hak atas harta benda, dan lainnya. Semua

itu merupakan refleksi dari hak seseorang yang di hulunya boleh disebut sebagai

hak politik.

Page 123: BAB II TINJAUAN UMUM HAK DIPILIH TERKAIT HAK ASASI … Final Bab II.pdf1 BAB II TINJAUAN UMUM HAK DIPILIH TERKAIT HAK ASASI MANUSIA 2.1 Pengertian Hak Dipilih Dalam Kamus Umum Bahasa

123

Berdasarkan uraian di atas, bahwa adalah sangat tepat Putusan Mahkamah

Konstitusi Nomor 011-017/PUU-I/2003 mengandung pengakuan atas hak dipilih

eks PKI. Putusan Mahkamah Konstitusi a quo dapat dimaknai bahwa keanggotaan

pada suatu organisasi terlarang sebelum organisasi itu dilarang bukanlah suatu

cacat hukum maupun konstitusi. Dengan demikian, pelarangan yang semata-mata

berdasarkan hal itu dan tidak didukung oleh fakta dan alasan yang kuat sesuai

hukum melalui Putusan Pengadilan yang telah berkuatan hukum tetap adalah

tindakan diskriminasi. Demikian pula, adanya pelarangan terhadap pandangan

politik yang berbeda adalah bentuk pelanggaran terhadap hak asasi manusiaa

(HAM).

Pelarangan dan pembatasan hak dipilih sebagaimana ditentukan dalam Pasal

60 huruf g Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2003 tidak lagi relevan dengan

upaya rekonsiliasi nasional. Kendati pun keterlibatan PKI dalam peristiwa G.30-

S yang juga diamini oleh banyak kalangan dan keberadaan TAP MPRS Nomor

XX/MPRS/1966 masih berlaku, namun sebagai sesama warga negara Indonesia

mereka yang bekas anggota PKI harus diperlakukan sama dengan warga negara

lainnya tanpa diskriminasi. Dalam perspektif ini, Putusan Mahkamah Konstitusi

Nomor 011-017/PUU-I/2003 tersebut merupakan upaya Mahkamah Konstitusi

dalam menyetarakan hak dan kewajiban konstitusional warga negara Indonesia

yang dijamin hak konstitusionalnya untuk dipilih dari tindakan diskriminatif.

Dengan demikian upaya ini adalah tindakan untuk menghilangkan diskriminasi

dan sekaligus mengakomodasikan secara konkret dari ketentuan, baik dalam

Page 124: BAB II TINJAUAN UMUM HAK DIPILIH TERKAIT HAK ASASI … Final Bab II.pdf1 BAB II TINJAUAN UMUM HAK DIPILIH TERKAIT HAK ASASI MANUSIA 2.1 Pengertian Hak Dipilih Dalam Kamus Umum Bahasa

124

Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, peraturan

perundang-undangan (Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999) maupun berbagai

instrumen internasional tentang hak asasi manusia.

Page 125: BAB II TINJAUAN UMUM HAK DIPILIH TERKAIT HAK ASASI … Final Bab II.pdf1 BAB II TINJAUAN UMUM HAK DIPILIH TERKAIT HAK ASASI MANUSIA 2.1 Pengertian Hak Dipilih Dalam Kamus Umum Bahasa

125

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan uraian pada bagian terdahulu, dapat disimpulkan hal-hal sebagai

berikut:

1. Konsep perlindungan hukum hak dipilih dari segala bentuk diskriminasi dalam

mekanisme ketatanegaraan Indonesia bermuara dari Pembukaan Undang-

Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Konsep perlindungan

hukum hak dipilih sebagai bagian dari hak asasi manusia merupakan

constitutional rights karena diatur dalam Pasal 27 ayat (1), ayat (2), dan ayat

(3) serta Pasal 28A sampai dengan Pasal 28J Undang-Undang Negara

Republik Indonesia Tahun 1945 Perubahan Kedua. Dengan demikian,

mekanisme perlindungan hukum dapat dilakukan dengan mengajukan uji

materiil (judicial review) bila ada peraturan perundangan-undangan merugikan

hak-hak konstitusional warga negara.

2. Akibat hukum Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 011-017/PUU-I/2003

terhadap warga Negara adalah pulihnya hak dipilih sebagai hak-hak politik

warga negara. Undang-undang yang tidak lagi mencantumkan atau

menyaratkan ketentuan Paal 60 huruf g Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2003

(“bukan bekas anggota organisasi terlarang Partai Komunis Indonesia, termasuk

organisasi massanya, atau bukan yang terlibat langsung dalam G-30.S/PKI”):

Page 126: BAB II TINJAUAN UMUM HAK DIPILIH TERKAIT HAK ASASI … Final Bab II.pdf1 BAB II TINJAUAN UMUM HAK DIPILIH TERKAIT HAK ASASI MANUSIA 2.1 Pengertian Hak Dipilih Dalam Kamus Umum Bahasa

126

a) Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2008 Tentang Pemilihan Umum

Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan

Dewan Perwakilan Rakyat Daerah.

b) Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah.

c) Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2015 Tentang Perubahan Unfang-Undang

Nomor 1 Tahun 2015 Tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti

Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2014 Tentang Pemilihan Gubernur,

Bupati, dan Walikota Menjadi Undang-Undang.

5.2 Saran

Berdasarkan uraian terdahulu dan kesimpulan di atas, disarankan hal-hal

sebagai berikut:

1. Hendaknya pembentukan peraturan perundang-undangan tidak semata-

mata berorientasi kepada pertimbangan politis dari golongan yang terwakili

dalam lembaga perwakilan (Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan

Daerah, dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah). Berbagai produk

peraturan perundang-undangan yang dibentuk oleh DPR bersama Presiden

pada akhirnya ditujukan untuk kepentingan warga negara seyogianya

paling mempertimbangkan asfek filosofis, sosiologis, dan yuridis serta

responsif terhadap nilai-nilai yang hidup dan berkembang di masyarakat

mengingat Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945

merupakan konstitusi yang hidup (living constitution). Dengan

Page 127: BAB II TINJAUAN UMUM HAK DIPILIH TERKAIT HAK ASASI … Final Bab II.pdf1 BAB II TINJAUAN UMUM HAK DIPILIH TERKAIT HAK ASASI MANUSIA 2.1 Pengertian Hak Dipilih Dalam Kamus Umum Bahasa

127

mempertimbangkan hal tersebut, paling tidak berbagai tindakan sewenang-

wenang, penyimpangan dan penyalahgunaan wewenang dapat dihindari.

2. Hendaknya pasca dari Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 011-

017/PUU-I/2003, pembentukan peraturan perundang-undangan terkait

dengan hak dipilih tidak lagi mencantumkan atau menyaratkan ketentuan

sebagaimana dimaksudkan dalam Pasal 60 huruf g Undang-Undang Nomor

12 Tahun 2003 semata-mata ditujukan untuk anggota legislatif melainkan

pada semua pembentukan peraturan perundangan-undangan untuk

pencalonan pejabat publik, termasuk untuk jabatan Presiden dan Wakil

Presiden harus mengacu pada Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 011-

017/PUU-I/2003 tersebut. Bukan sebaliknya sebagaimana Undang-Undang

Nomor 42 Tahun 2008 Tentang Pemilihan Umum Presiden dan Wakil

Presiden masih mencantumkan atau menyaratkan sebagaimana dimaksud

Pasal 60 huruf g Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2003 segera direvisi

atau diubah sehingga tidak bertentangan dengan Undang-Undang Dasar

Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

Page 128: BAB II TINJAUAN UMUM HAK DIPILIH TERKAIT HAK ASASI … Final Bab II.pdf1 BAB II TINJAUAN UMUM HAK DIPILIH TERKAIT HAK ASASI MANUSIA 2.1 Pengertian Hak Dipilih Dalam Kamus Umum Bahasa

128

DAFTAR PUSTAKA

A. BUKU

Amos, H.F. Abraham, 2007, Sistem Ketatanegaraan Indonesia (Dari Orla,

Orba Sampai Reformasi) Telaah Sosiologis Yuridis dan Yuridis

Pragmatis Krisis Jati Diri Hukum Tata Ngara Indonesia, PT.

RajaGrafindo Persada, Jakarta.

Anonim, 2014, Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa,

PT.Gramedia Pustaka Utama, Edisi IV, Cet. VII, Jakarta.

Anwar C, 2011, Teori dan Hukum Konstitusi: Paradigma Kedaulatan dalam

UUD 1945 (Pasca Perubahan) Implikasi dan Implementasi pada

Lembaga Negara, Intran Publising, Malang.

Arinanto, Satya, 2011, Hak-Hak Asasi Manusia dalam Transisi Politik di

Indonesia, Pusat Studi Hukum Tata Negara Fakultas Hukum

Universitas Indonesia, Cet. III, Jakarta.

Asshiddiqie, Jimly dan M. Ali Safa’at, 2006, Teori Hans Kelsen Tentang

Hukum, Sekretariat Jenderal dan Kepaniteraan Mahkamah Konstitusi

RI, Jakarta.

Asshiddiqie, Jimly, 1994. Gagasan Kedaulatan Rakyat dalam Konstitusi dan

Pelaksanaannya di Indonesia, Ichtiar Baru Van Hoeve, Jakarta.

----------------, 1996, Pergumulan Peran Pemerintah dan Parlemen dalam

Sejarah, Jakarta, UII Press.

----------------, 1998, Teori & Aliran Penafsiran Hukum Tata Negara, Ind-

Hill-Co, Jakarta.

-----------------, 2004, Konstitusi & Konstitutionalisme Indonesia, Mahkamah

Konstitusi Republik Indonesia dan Pusat Studi Hukum Tata Negara

Fakultas Hukum Universitas Indonesia, Jakarta.

-----------------, 2006a, Perkembangan dan Konsolidasi Lembaga Negara

Panca Reformasi, Konstitusi Press, Cet. II, Jakarta.

Page 129: BAB II TINJAUAN UMUM HAK DIPILIH TERKAIT HAK ASASI … Final Bab II.pdf1 BAB II TINJAUAN UMUM HAK DIPILIH TERKAIT HAK ASASI MANUSIA 2.1 Pengertian Hak Dipilih Dalam Kamus Umum Bahasa

129

-----------------, 2006b, Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara (Jilid II),

Sekretariat Jenderal dan Kepaniteraan Mahkamah Konstitusi RI,

Jakarta.

-----------------, 2009, Menuju Negara Hukum yang Demokratis, Buana Ilmu

Populer, Jakarta.

-----------------, 2011, Hukum Tata Negara dan Pilar-Pilar Demokrasi, Sinar

Grafika, Edisi Kedua, Jakarta.

Atmasasmita, Romli, 2012, Teori Hukum Integratif: Rekonstruktif

Terhadap Teori Hukum Pembangunan dan Teori Hukum

Progresif, Genta Publishing, Cet. II, Jakarta.

Baechler, Jean. 2001, Demokrasi Sebuah Tinjauan Analitis, Kanisus,

Yogyakarta.

Budiardjo, Miriam, 2013, Dasar-Dasar Ilmu Politik (Edisi Revisi), PT.

Gramedia Pustaka Utama, Cet. IX, Jakarta.

Brownlie, Ian (Peny.), 1993, Dokumen-Dokumen Pokok Mengenai Hak Asasi

Manusia (Basic Document on Human Rights), Penerjemah:

Beriansyah, Universitas Indonesia (UI-Press), Jakarta.

Dahl, Robert A, 2001, Perihal Demokrasi: Menjelajah Teori dan Praktek

Demokrasi Secara Singkat (Penerjemah: A. Rahman Zainuddin dari

Robert A. Dahl, 1999, On Democracy, Yale University Press.

Darmodiharjo, Darji dan Shidarta, 2006, Pokok-Pokok Filsafat Hukum: Apa

dan Bagaimana Filsafat Hukum Indonesia, PT. Gramedia Pustaka

Utama, Jakarta.

Davidson, Scott, 2008, Sejarah, Teori, danm Praktek dalam Pergaulan

Internasional (Penerjemah A. Hadyana Pudjaatmaka), PT. Pustaka

Utama Grafiti, Jakarta.

Duswara, Deden, 2003, Sketsa Ilmu Hukum, Refika Aditama, Bandung.

Effendi, A. Masyhur, 1994, Dimensi/Dinamika Hak Asasi Hukum Nasional

dan Internasional, Ghalia Indonesia. Jakarta.

Fadjar, A. Mukthie, 2006, Hukum Konstitusi & Mahkamah Konstitusi,

Konstitusi Press-Citra Media, Jakarta-Yogyakarta.

Page 130: BAB II TINJAUAN UMUM HAK DIPILIH TERKAIT HAK ASASI … Final Bab II.pdf1 BAB II TINJAUAN UMUM HAK DIPILIH TERKAIT HAK ASASI MANUSIA 2.1 Pengertian Hak Dipilih Dalam Kamus Umum Bahasa

130

--------------, 2013, Pemilu, Perselisihan Hasil Pemilu dan Demokrasi, Setara

Press, Malang.

Friedrich, Carl Joschim, 2004, Filsafat Hukum Perspektif Historis (The

Philosophy of Law in Historical Perspective),Penerjemah: Raisul

Muttaqien, Nusa Media, Bandung.

Gadung Agussalim, Andi, 2007, Pemerintahan Daerah: Kajian Politik dan

Hukum, Ghalia Indonesia, Jakarta.

Gaffar, Janedjri M, 2012, Politik Hukum Pemilu. Konstitusi Press, Jakarta.

--------------, 2013a, Hukum Pemilu dalam Yurisprudensi Mahkamah

Konstitusi, Konstitusi Press, Jakarta.

--------------, 2013b, Demokrasi dan Pemilu di Indonesia, Konstitusi Press,

Jakarta.

Garner, Bryan A, 2009, Black’s Law Dictionary, Nith Edition, Thompson

Reuter, St. Paul-Minnesota.

Gerung, Rocky (Ed.), 2006, Hak Asasi Manusia Teori, Hukum, Kasus,

Filsafat UI Press, Jakarta.

Goud, Carol C, 1993, Demokrasi Ditinjau Kembali, PT. Tiara Wacana,

Yogyakarta.

Hadjon, Philipus M, 1987, Perlindungan Hukum Bagi Rakyat di Indonesia,

Bina Ilmu, Surabaya.

---------------, 1988, Pengkajian Ilmu Hukum, Program Pascasarjana,

Universitas Airlangga, Surabaya.

Hardjono, 2013, Legitimasi Peubahan Konstitusi: Kajian Terhadap

Perubahan UUD 1945, Pustaka Pelajar, Yogyakarta.

Hasani, Ismail (Ed.), 2013, Dinamika Perlindungan Hak Konstitusional

Warga: Mahkamah Konstitusi sebagai Mekanisme Nasional Baru

Pemajuan dan Perlindungan Hak Asasi Manusia, Pustaka

Masyarakat Setara, Jakarta.

Page 131: BAB II TINJAUAN UMUM HAK DIPILIH TERKAIT HAK ASASI … Final Bab II.pdf1 BAB II TINJAUAN UMUM HAK DIPILIH TERKAIT HAK ASASI MANUSIA 2.1 Pengertian Hak Dipilih Dalam Kamus Umum Bahasa

131

Huda, Ni’ Matul, 2007, Lembaga Negara dalam Masa Transisi Demokrasi,

UII Press, Yogyakarta.

Huijbers, Theo, 2002, Filsafat Hukum dalam Lintasan Sejarah, Kanisius, Cet.

XI, Yogyakarta.

Ibrahim, Johnny, 2006, Teori & Metodologi Penelitian Hukum Normatif,

Bayumedia Publishing, Malang.

Isra, Saldi, 2004, “Satu Tahun Sang Penjaga konstitusi” dalam Refli Harus

(Ed.), Menjaga Denyut Konstitusi, Konstitusi Press, Jakarta.

-------------, 2010, Pergeseran Fungsi Legislasi: Menguatnya Model Legislasi

Parlementer dalam Sistem Presidensial Indonesia, PT.

RajaGrafindo Persada, Jakarta.

Iver, Mac, 1988, The Web of Goverment, The Macmillan Company, New

York.

---------------, 1984, Negara Modern (Penerjemah Moertono dari Mac Iver, The

Modern State, New York, Oxford University Press), Aksara Baru,

Jakarta.

Kelsen, Hans. 2008, Dasar-Dasar Hukum Normatif: Prinsip-Prinsip Teoretis

untuk Mewujudkan Keadilan dakam Hukum dan Politik (What is

Justice? Justice, Politic, and Law in the Mirror of Science), Penerjemah: Narulita Yusron, Nusa Media, Bandung.

------------------, 2009, Pengantar Teori Hukum (Introduction to the Problems

Legal Theory), Penerjemah: Siwi Purwandari, Nusa Media. Cet. II,

Bandung.

Kaligis, O.C, 2006, Perlindungan Hukum Atas Hak Asasi Tersangka,

Terdakwa dan Terpidana, Alumni, Bandung.

Kasim, Ifdhal (Ed.), 2003, Kebenaran Versus Keadilan, Pertanggungjawaban

Pelanggaran HAM Masa Lalu, Elsham, Jakarta.

Latif, H, Abdul, 2007, Fungsi Mahkamah Konstitusi dalam Upaya

Mewujudkan Negara Hukum Demokrasi, Kreasi Total Media,

Jakarta.

Page 132: BAB II TINJAUAN UMUM HAK DIPILIH TERKAIT HAK ASASI … Final Bab II.pdf1 BAB II TINJAUAN UMUM HAK DIPILIH TERKAIT HAK ASASI MANUSIA 2.1 Pengertian Hak Dipilih Dalam Kamus Umum Bahasa

132

Lubis, Todung Mulya, 1993, In Seach of Human Rights: Legal-Political

Dilemmas of Indonesia’s New Order 1966-1990, Gramedia

Pustaka Utama, Jakarta.

Mahfud MD, Moh, 1999, Pergulatan Politik dan Hukum di Indonesia, Gama

Media, Yogyakarta.

-------------2000, Demokrasi dan Konstitusi di Indonesia: Studi tentang

Interaksi Politik dan Kehidupan Ketatanegaraan, Rineka Cipta,

Cet. II, Yogyakarta.

---------------2001, Politik Hukum di Indonesia, LP3ES, Cet. II, Jakarta

---------------2011, Membangun Politik Hukum, Menegakkan Konstitusi,

Rajawali Pers, Jakarta.

Manan, Bagir, dkk., 2001, Perkembangan dan Pengaturan Hak Asasi

Manusia di Indonesia, PT. Alumni, Bandung.

------------- dan Susi Dwi Harijanti, 2014, Memahami Konstitusi Makna dan

Aktualisasi, PT RajaGrafindo Persada, Jakarta.

Marsudi, Subandi Al, 2003, Pancasila dan UUD ’45 dalam Paradigma

Reformasi (Edisi Revisi), .PT RajaGrafindo Persada, Cet. III,

Jakarta.

Martitah, 2013, Mahkamah Konstitusi dari Negative Legislative ke Positive

Legislative, Konstitusi Press, Jakarta.

Marzuki, Laica, 2006, Berjalan-Jalan di Ranah Hukum, Sekretariat Jenderal

Kepaniteraan Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia, Jakarta.

McLeod, Ian, 1996, Legal Metod, Macmillan Press Ltd, London.

Mertokusumo, Sudikno dan A. Pitlo, 1993, Bab-Bab Tentang Penemuan

Hukum, PT. Citra Aditya Bakti, Bandung.

---------------, 1999, Mengenal Hukum: Suatu Pengantar, Liberty, Edisi IV,

Cet. II, Yogyakarta.

Page 133: BAB II TINJAUAN UMUM HAK DIPILIH TERKAIT HAK ASASI … Final Bab II.pdf1 BAB II TINJAUAN UMUM HAK DIPILIH TERKAIT HAK ASASI MANUSIA 2.1 Pengertian Hak Dipilih Dalam Kamus Umum Bahasa

133

Muhtaj, Majda El, 2012, Hak Asasi Manusia dalam Konstitusi Indonesia:

Dari UUD 1945 sampai dengan Amandemen UUD 1945 Tahun

2002, Prenada Medi Group, Cet. IV, Jakarta.

Moelyono, Anton M., 1988, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Departemen

Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, Jakarta.

Muroj, Ma'mun, 1999, Menyingkap Pemikiran Politik Gus Dur dan Amien

Rais tentang Negara, Raja Grafindo Persada, Jakarta.

Nasution, Bahder Johan, 2011, Negara Hukum dan Hak Asasi Manusia,

Bandar Maju, Bandung.

Nonet, Philipe dan Philip Selznick, 2013, Hukum Responsif (Diterjemahkan

Raisul Muttaqien dari Law and Society in Transition: Toward

Responsive Law), Cet. VII, Nusa Media, Bandung.

Palguna, I Dewa Gede, 2013, Pengaduan Konstitusional (Constitutional

Complaint) Upaya Hukum terhadap Hak-Hak Konstitusional Warga

Negara, Sinar Grafika, Jakarta.

Poerwadarminta, WJS, 2003, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Balai

Pustaka, Cet. XV, Jakarta.

Rahardjo, Dawan, 1996, Sistem Pemilu: Demokratisasi dan Pembangunan,

PT. Pustaka Cides Indonesia, Jakarta.

Ranadireksa, Hendarmin, 2002, Visi Politik Amandemen UUD 45 Menuju

Konstitusi yang Berkedaulatan Rakyat, Yayasan Pancur Siwah,

Jakarta.

Raz, Joseph, 1980, The Concept of a Legal System: An Introduction to The

Theory of Legal System, The Calendon Press, London.

Rawls, John, 2011, Teori Keadilan (A Theory of Justice), Penerjemah: Uzair

Fausan, dkk., Pustaka Pelajar, Cet. II, Yogyakarta.

Roestandi, Achmad, 2004, “Mengapa Saya Mengajukan Dissenting Opinion”

dalam Refly Harun, dkk (Ed.), Menjaga Denyut Konstitusi, Konstitusi

Press, Jakarta.

Rozak, Abdul, dkk (Ed.), 2005, Demokrasi Hak Asasi Manusia & Masyarakat

Madani, Prenada Media, Cet. III, Jakarta.

Page 134: BAB II TINJAUAN UMUM HAK DIPILIH TERKAIT HAK ASASI … Final Bab II.pdf1 BAB II TINJAUAN UMUM HAK DIPILIH TERKAIT HAK ASASI MANUSIA 2.1 Pengertian Hak Dipilih Dalam Kamus Umum Bahasa

134

Rukmini, Mien, 2003, Perlindungan HAM Melalui Asas Praduga Tidak

Bersalah dan Asas Poersamaan Kedudukan dalam Hukum pada

Sistem Peradilan Pidana Indonesia, Alumni, Bandung.

Sahdan, Gregorius, 2004, Jalan Transisi Demokrasi: Pasca Soeharto, Pondok

Edukasi, Jakarta.

Sastrapratedja, M, 2002, Etika dan Hukum: Relevansi Teori Hukum Kodrat

Th. Aquinas, Kanisius,Yogyakarta.

Satjipta Rahardjo, 2006, Membedah Hukum Progresif, Kompas, Jakarta.

Siahaan, Maruarar, 2005, Hukum Acara Mahkamah Konstitusi Republik

Indonesia, Konstitusi Press, Jakarta.

Sibuea, Hotma P., 2010, Asas Negara Hukum, Peraturan Kebijakan & Asas-

Asas Pemerintahan yang Baik, Erlangga, Jakarta.

Sochmawardiah, Hesti Armiwulan, 2013, Diskriminasi Rasial Dalam Hukum

Ham: Studi Tentang Diskriminasi Terhadap Etnis Tionghoa, Genta

Publishing, Yogyakarta.

Sosronegoro, Hergunanto, 1994, Beberapa Ideologi dan Implemetasinya

dalam Kehidupan Berbangsa, Liberty, Yogyakarta.

Strong, C.F., 2004, Konstitusi-Konstitusi Politik Modern: Kajian Tentang

Sejarah & Bentuk-Bentuk Konstitusi Dunia (Penerjemah: Derta Sri

Widowatie, dkk. dari C.F. Strong, 1966, Modern Poliitical

Constittution: An Introduction to the Comparative Study of Their

History and Existing Form, The English Book Society and Sidgwick

& Jackson Limited, London), Nusamedia, Bandung.

Subandi Al Narsudi, 2003, Pancasila dan UUD ’45 dalam Paradigma

Reformasi (Edisi Revisi), PT. RajaGrafindo Persada, Cet. III., Jakarta.

Sugiyono, 2013, Cara Mudah Menyusun Skripsi, Tesis dan Disertasi,

Bandung, Alfabeta, Hlm. 55-56.

Suharizal, Firdaus Arifin, 2007, Refleksi Reformasi Konstitusi 1998-2002,

Citra Aditya Bakti, Bandung.

Sujatmoko, Andrey, 2015, Hukum HAM dan Hukum Humaniter.

RajaGrafindo Persada, Jakarta,

Page 135: BAB II TINJAUAN UMUM HAK DIPILIH TERKAIT HAK ASASI … Final Bab II.pdf1 BAB II TINJAUAN UMUM HAK DIPILIH TERKAIT HAK ASASI MANUSIA 2.1 Pengertian Hak Dipilih Dalam Kamus Umum Bahasa

135

Sumarsono, E, 1999, Etika Profesi Hukum: Norma-Norma Bagi Penegak

Hukum, Kanisius, Cet. II., Yogyakarta.

Sumantri M, Sri, 1992, Bunga Rampai Hukum Tata Nagara Indonesia,

Alumni, Bandung.

Suseso, Frans Magnis, 1989, Paradigma Hak Asasi Manusia, Kanisius,

Jakarta.

----------------,1994, Etika Politik, Prinsip-Prinsip Moral Dasar Kenegaraan

Modern, Gramedia, Jakarta.

Sutiyoso, Bambang, 2009, Tata Cara Penyelesaian Sengketa di Lingkungan

Mahkamah Konstitusi, UII Press, Yogyakarta.

Tutik, Titik Triwulan, 2010, Konstruksi Hukum Tata Negara Indonesia Pasca

Amandemen UUD 1945, Prenada Media, Jakarta.

Ubaedillah, A dan Abdul Rozak, 2006, Pendidikan Kewarganegaraan:

Demokrasi, Hak Asasi Manusia, dan Masyarakat Madani, ICCE

UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta.

Ujan, Andre Ata, 2001, Keadilan dan Demokrasi: Telaah Filafat Politik John

Rawls, Kanisius, Yogyakarta.

Wahidin, Samsul, 2008, Hukum Pemerintahan Daerah Mengawasi

Pemilihan Umum Kepala Daerah, Pustaka Pelajar, Yogyakata.

----------------, 2011, Konseptualisasi dan Perjalanan Dewan Perwakilan

Rakyat Republik Indonesia, Pustaka Pelajar, Yogyakarta.

Wignyosoebroto, Soetandyo, 2002, Hukum, Paradigma, Metode dan

Dinamika Masalahnya, Elsham dan Huma, Jakarta.

Wolff, Jonathan, 2013, Pengantar Filsafat Politik (An Introduction to

Political Philosophy), Penerjemah: M. Nur Prabowo Setyabudi.

Nusa Media, Bandung.

B. PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN

a. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

Page 136: BAB II TINJAUAN UMUM HAK DIPILIH TERKAIT HAK ASASI … Final Bab II.pdf1 BAB II TINJAUAN UMUM HAK DIPILIH TERKAIT HAK ASASI MANUSIA 2.1 Pengertian Hak Dipilih Dalam Kamus Umum Bahasa

136

b. Ketetapan MPRS-RI Nomor XXV/MPRS/1966 Tentang Pembubaran Partai

Komunis Indonesia dan Larangan Setiap Kegiatan untuk Menyebarkan atau

Mengembangkan Paham atau Ajaran Komunisme/ Marxisme-Lenninisme.

c. Ketetapan MPR-RI Nomor XVII/MPR/1998 Tentang Hak Asasi Manusia.

d. Ketetapan MPR-RI Nomor I/MPR/2003 Tentang Peninjauan Terhadap Materi

dan Status Hukum Ketetapan MPRS dan Ketetapan MPR Tahun 1960 sampai

dengan Tahun 2002.

e. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 Tentang Penyelenggaraan Negara yang

Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme.

f. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 Tentang Hak Asasi Manusia.

g. Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 Tentang Pers.

h. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2003 Tentang Mahkamah Konstitusi

Republik Indonesia.

i. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2003 Tentang Pemilihan Umum Anggota

Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan

Rakyat Daerah.

j. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2008 Tentang Pemilihan Umum Anggota

Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewan Perwakilan

Rakyat Daerah.

k. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2009 Tentang Penetapan Peraturan

Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2009 Tentang

Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2008 Tentang Pemilihan

Umum Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan

Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Menjadi Undang-Undang.

l. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 Tentang Pelayan Publik.

Page 137: BAB II TINJAUAN UMUM HAK DIPILIH TERKAIT HAK ASASI … Final Bab II.pdf1 BAB II TINJAUAN UMUM HAK DIPILIH TERKAIT HAK ASASI MANUSIA 2.1 Pengertian Hak Dipilih Dalam Kamus Umum Bahasa

137

m. Undang-Undang Nomor 42 Tahun 2008 Tentang Pemilihan Umum Presiden

dan Wakil Presiden.

n. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2011 Tentang Perubahan Atas Undang-

Undang Nomor 24 Tahun 2003 Tentang Mahkamah Konstitusi.

o. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2014 Tentang Penetapan Peraturan

Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2013 Tentang

Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2003 Tentang

Mahkamah Konstitusi Menjadi Undang-Undang.

p. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2015 Tentang Perubahan Atas Undang-

Undang Nomor 1 Tahun 2015 Tentang Penetapan Peraturan Pemerintah

Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2014 Tentang Pemilhan Gubernur,

Bupati dan Walikota Menjadi Undang-Undang.

q. Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 011-017/PUU-I/2003 tanggal 24

Februari 2004.

r. Universal Declaration of Human Rights (UDHR).

s. International Covenant on Civil and Political Rights (ICCPR).

t. International Covenant on Social, Economic and Cultural.

C. JURNAL, SKRIPSI, TESIS, DAN DISERTASI

a. Atmadja, I Dewa Gede, 1993, “Manfaat Filsafat Hukum dalam Studi Ilmu

Hukum”, dalam Kerta Patrika, No. 62-63 Tahun XIX Maret-Juni. Fakultas

Hukum Universitas Udayana, Denpasar.

Page 138: BAB II TINJAUAN UMUM HAK DIPILIH TERKAIT HAK ASASI … Final Bab II.pdf1 BAB II TINJAUAN UMUM HAK DIPILIH TERKAIT HAK ASASI MANUSIA 2.1 Pengertian Hak Dipilih Dalam Kamus Umum Bahasa

138

b. Diantha, I Made Pasek, 2000, “Batas Kebebasan Kekuasaan Kehakiman”

(Disertasi), Universitas Airlangga, Program Pascasarjana, Surabaya.

c. Eko Prasojo, 2006, “Mahkamah Konstitusi dalam Sistem Hukum dan Politik”

dalam Jentera Jurnal Hukum. Edisi 11, Tahun III, Januari-Maret, Jakarta.

d. Kasim, Ifdhal, 2004, “Analisis Putusan MK dalam Perspektif Rekonsiliasi

Nasional”; dalam Jurnal Konstitusi, Vol.1 No 1, Juli, Jakarta.

e. Lubis, Todung Mulya, 2004, “Putusan Mahkamah Konstitusi Perkara No. 011-

017/PUU-I/2003 dari Perspekif Hukum Hak Asasi Manusia Internasional”

dalam Jurnal Konstitusi Vol.1, No 1, Juli, Jakarta.

f. Lukman, Marcus, 1997, “Eksistensi Peraturan Kebijakan dalam Bidang

Perencanaan dan Pelaksanaan Rencana Pembangunan di Daerah serta

Dampaknya terhadap Pembangunan Materi Hukum Tertulis Nasional”

(Disertasi), Universitas Padjajaran, Bandung.

g. Manan, Bagir, 1994, “Pelaksanaan Demokrasi Pancasila dalam Pembangunan

Jangka Panjang II” (Makalah) dalam Lokakarya Pancasila, Universitas

Padjadjaran, Bandung.

h. Shidarta, 2006, “Filosofi Penalaran Hukum Hakim Konstitusi dalam Masa

Transisi Konstitusional” dalam Jentera, Edisi 11, Tahun III, Januari-Maret,

Jakarta.

i. Termoshuizen-Art, Marhanne, 2004, “The Concept of Rule of Law” dalam

Jentera, Edisi 3 Tahun II, November, Hlm. 83-92, Pusat Studi Hukum dan

Kebjakan (PSHK), Jakarta.

j. Putra, Gugun Ridho, 2012, “Hak Mantan Narapidana untuk Dipilih dalam

Pemilihan Umum Kepala Daerah” (Skripsi), Fakultas Hukum, Program Studi

Kekhususan Hukum Tata Negara, Universitas Indonesia, Depok.

Page 139: BAB II TINJAUAN UMUM HAK DIPILIH TERKAIT HAK ASASI … Final Bab II.pdf1 BAB II TINJAUAN UMUM HAK DIPILIH TERKAIT HAK ASASI MANUSIA 2.1 Pengertian Hak Dipilih Dalam Kamus Umum Bahasa

139

k. Putra, Nugraha Widya, 2012, “Pengaturan Hak Pilih TNI dan Polri dalam

Siostem Demokrasi di Indonesia (Studi Perbandingan Pemilu 1955, Orde Baru,

dan Era Reformasi)” (Skripsi), Fakultas Hukum, Univeersitas Islam Indonesia,

Yogyakarta.