analisa proyek pembuatan man rek atau pipe rek di...
TRANSCRIPT
1
ANALISA PROYEK PEMBUATAN MAN REK ATAU
PIPE REK DI PERUSAHAAN PT. OMETRACO ARYA SAMANTA
Binuko Galih Viko Rahasiwi
Teknik Industri Universitas 17 Agustus Surabaya
Email : [email protected]
ABSTRAK
PT. Ometraco Arya Samanta yang ber alamat di Jl. Rungkut Industri 1/ 5 – 7 Surabaya Jawa Timur, Indonesia.
merupakan salah satu usaha kecil menegah yang berkembang dalam industri yang bergerak dalam penyedia suku
cadang (spare part) mobil. Seiring perkembangan PT. Ometraco Arya Samanta melebarkan produksi untuk suku
cadang selain mobil dan juga peralatan lain yang terbuat dari baja. Baru-baru ini PT. Ometraco Arya Samanta
telah mendirikan suatu usaha pembuatan konstruksi dari bahan baja yang proses pembuatan bajanya tidak
membuat sendiri melainkan di supply dari perusahaan lain, PT. Ometraco Arya Samanta hanya membuat proses
perakitan atau manufaktur. PT Ometraco Arya Samanta perusahaan yang memproduksi konstruksi baja. Salah
satunya adalah MAN REK atau PIPE REK, yaitu tempat untuk menompang pipa pengeboran minyak untuk di
darat. Akan tetapi proses pembuatan MAN REK cukup lama yaitu memakan waktu. Oleh karena itu saya akan
membuat Tugas Akhir saya tentang manajeman proyek pembuatan MAN REK supaya proses pengerjaanya atau
pembuatanya bisa lebih cepat dan menambah tenaga kerja sehingga tidak memakan waktu terlalu banyak proyek
pembuatan Man Rek yang semula dikerjakan dalam jangka waktu 105 hari kini bisa dikerjakan dengan waktu
pengerjaan 80 hari dengan cara metode Network Diagram.
Kata kunci : proyek pembuatan man rek, Network diagram, CPM.
ABSTRACT
PT. Ometraco Arya Samanta address at Jl. Rungkut Industri 1/5 - 7 Surabaya East Java, Indonesia. is one of the
small and medium enterprises that developed in the industry engaged in the provision of spare parts (car parts).
Along with the development of PT. Ometraco Arya Samanta widen the production for spare parts other than cars
and also other equipment made of steel. Recently PT. Ometraco Arya Samanta has established a steel construction
business which the steel making process does not make itself but in the supply of other companies, PT. Ometraco
Arya Samanta only makes assembly or manufacturing process. PT Ometraco Arya Samanta company that
produces steel construction. One of them is MAN REK or PIPE REK, which is a place to support oil drilling pipe
for on land. But the process of making MAN REK long enough that takes time. Therefore I will make my final
project about MANKeman MAN's making project management so that the process of workmanship or
manufacture can be faster and increase the workforce so it does not take too much project Man Rek manufacture
which was originally done in the period of 105 days can now be done with time 80 working days by way of
Network Diagram method.
Keywords: man-making project, Network diagram, CPM.
2
1PENDAHULUAN
Industri adalah suatu usaha atau kegiatan pengolahan bahan mentah menjadi barang
setengah jadi atau barang jadi yang memiliki nilai tambah untuk mendapatkan keuntungan.
Usaha perakitan dan reparasi adalah bagian dari industri. Hasil industri tidak hanya berupa
barang tapi juga berupa jasa. Salah satu industri yang menghasilkan barang yaitu industri
manufaktur.
Dalam industri manufaktur yang bergerak dalam bidang pembuatan proyek konstruksi
baja dan lain sebagainya. Umumnya selalu menerapkan konsep manajemen proyek dalam
setiap pengerjaan proyeknya. Dalam pengerjaan proyek dibutuhkan perencanaan dan
penjadwalan yang terperinci tentang aktifitas kegiatan, waktu dan biaya yang diperlukan untuk
menyelesaikan suatu proyek. Hal ini dilakukan untuk mendapatkan hasil yang optimal dan
yang diharapkan sesuai perusahaan atau pemesan.
Demikian pula secara micro, perusahaan dituntut bersaing tidak hanya dalam aspek
produktifitas, tetapi juga dalam kemampuan untuk menghasilkan barang dan jasa yang bermutu
tinggi, beraneka ragam sesuai dengan selera pelanggan, disertai dengan kemudahan dan
kenyamanan serta ketetapan waktu dan ekonomis. Daya saing suatu perusahaan sangatlah
menentukan yaitu dengan cara memanfaatkan ilmu pengetahuan dan teknologi. Perusahaan
mengutamakan teknologi dan sumber daya manusia sebagai kemudahan menjalankan aktivitas
industri seperti proses produksi, pengaturan managemen dan lainnya.
PT. Ometraco Arya Samanta yang ber alamat di Jl. Rungkut Industri 1/ 5 – 7 Surabaya
Jawa Timur, Indonesia. merupakan salah satu usaha kecil menegah yang berkembang dalam
industri yang bergerak dalam penyedia suku cadang (spare part) mobil. Seiring perkembangan
PT. Ometraco Arya Samanta melebarkan produksi untuk suku cadang selain mobil dan juga
peralatan lain yang terbuat dari baja. Baru-baru ini PT. Ometraco Arya Samanta telah
mendirikan suatu usaha pembuatan konstruksi dari bahan baja yang proses pembuatan bajanya
tidak membuat sendiri melainkan di supply dari perusahaan lain, PT. Ometraco Arya Samanta
hanya membuat proses perakitan atau manufaktur. Sehingga sekarang menjadi perusahaan
yang menjadi skala lebih besar di perindustrian di Indonesia dan Asia.
3
Sejauh ini PT.Ometraco Arya Samanta telah memproduksi begitu banyak konstruksi dari baja.
Salah satunya adalah man rek atau pipe rek, yaitu tempat untuk menompang pipa pengeboran
minyak untuk di darat. Akan tetapi proses pembuatan man rek cukup lama yaitu memakan
waktu sampai 12 bulan bahkan bisa mencapai 15 bulan.
Faktor yang membuat memakan waktu lama yaitu, kurangnya tenaga kerja sumber daya
manusia seperti welder, helper, dan fitter, kurang trampilnya operator mesin CNC (Computer
Numerical Control) dalam pengoprasian mesin. Dan juga pengaruh terhadap pekerja yang
memiliki status pekerja harian lepas, sehingaa proyek yang dulu dikerjakan oleh pekerja yang
lama bisa dikerjakan oleh pekerja yang baru. Jadi pekerja yang baru harus di beri pengarahan
dulu agar bisa mengerjakan atau melanjutkan proyek sehingga bisa memakan waktu yang
cukup lama. Selain itu masalah datang dari sumber daya manusianya mulai dari welder,
melakukan pengelasan yang tidak sesuai standard yang ditentukan perusahaan. Dalam arti
welder hanya bisa atau asal – asalan mengelas karena welder tidak memiliki sertifikat
pengelasan sehingga pada saat pengelasanya di uji oleh welding isnpactor dengan
menggunakan NDT (Non Destructive Testing) maka pengelasanya tidak lolos uji NDT (Non
Destructive Testing). Sehingga prodak yang sudah dilakukan pengelasan maka harus dibongkar
kembali untuk dilakukan pengelasan kembali sampai lolos uji standard perusahaan. Sehingga
memerlukan waktu yang cukup lama dan biaya yang cukup besar. Kemudian dari fitter
tugasnya hanya melakukan perakitan bagian bagian man rek dengan menggunakan las listrik.
Akan tetapi biasanya seorang fitter mendapatkan tugas yang lain dari kepala produksi untuk
membantu proses pengelasan fuul pada man rek, karena kekurangan pekerja sehingga hasil
pengelasanya tidak maksimal karena itu bukan tugas dari fitter. Ketika hasilpengelasanya di uji
ternyata hasil pengelasanya tidak lolos uji standard dan harus di lakukan pengelasan ulang. Dan
itu memerlukan waktu yang cukup lama dan biaya yang cukup besar. Sehingga proses
pembuatan man rek tidak sesuai kontrak. Dalam arti kontrak pembuatan man rek yang idealnya
adalah dengan waktu 12 bulan menjadi 15 – 16 bulan dan menyebabkan pembengkakan biaya
dan perusahaan harus menutupi biaya tersebut dengan mengambil keuntungan dari prodak yang
di hasilkan lainya (konsruksi baja, pintu baja, dan lain – lain) Berikut adalah totol jumlah
pekerja pada setiap Work Shop :
4
Tabel Jumlah Tenaga kerja
proyek dapat dikerjakan sesuai pada waktunya atau tepat waktu, maka yang harus
dilakukan memaksimalkan jumlah tenaga kerja bila perlu menambah jumlah pekerja. Terutama
menambah jumlah welder yang memiliki sertifikat pengelasan dan berpengalaman.
Menetapkan status karyawan tetap di perusahaan dan memberikan gaji yang sesuai dengan
upah minimum kerja yang ditentukan disnaker. Memberikan fasilitas pada pekerja seperti
menyediakan makan siang pada saat jam istirahat, memberikan jaminan kesehatan,
memberikan bonus apa bila pekerja melakukan pekerjaanya dengan baik dan lebih produktif,
memberikan jenjang karir di perusahaan apa bila pekerja tersebut bekerja lebih baik, sehingga
dapat membantu pekerja lebih efektif dalam melakukan pekerjaanya. sehingga tidak lagi
memakai jasa pekerja dari perusahaan lain. Memfokuskan pekerja pada pekerjaanya yang
sesuai dengan kontrak kerja di perusahaan dalam arti pekerja tidak boleh melakukan pekerjaan
yang dobel. Sehingga proses pembuatan man rek bisa tepat pada waktunya.
MATERI DAN METODE
Pengertian Proyek dan Manajemen Proyek
Proyek merupakan rangkaian kegiatan yang mempunyai dimensi waktu, fisik dan biaya
guna mewujudkan gagasan serta mendapatkan tujuan tertentu. Rangkaian kegiatan ini terdiri
atas tahap studi kelayakan, tahap perencanaan dan perancangan, tahap pelelangan/tender, dan
tahap pelaksanaan konstruksi. Dari hal ini dapat kita lihat bahwa perencanaan adalah salah satu
bagian yang penting dalam proyek konstruksi. Perencanaan merupakan proses pemilihan
informasi dan pembuatan asumsi-asumsi mengenai keadaan di masa yang akan datang untuk
No Nama profesi Jumlah pekerja
1 Welder 3
2 Fitter 4
3 Helper 4
4 Operator mesin cnc 5
5 Kepala produksi 1
6 Hse 1
5
merumuskan kegiatan-kegiatan yang perlu dilakukan dalam rangka pencapaian tujuan yang
telah ditetapkan sebelumnya. Tiga unsur utama yang menjadi pertimbangan dalam
perencanaan adalah waktu (time), biaya (cost), dan mutu (quality). Dengan perencanaan yang
tepat maka seluruh kegiatan proyek dapat dimulai dan selesai dengan alokasi waktu yang
cukup, biaya serendah mungkin dan mutu yang dapat diterima (Imam Soeharto, 1995).
Dalam perencanaan proyek seorang pengambil keputusan dihadapkan pada pilihan
dalam menetapkan sumber daya yang tepat. Salah satu bagian perencanaan adalah penjadwalan
(scheduling), di mana penjadwalan ini merupakan gambaran dari suatu proses penyelesaian
dan pengendalian proyek. Dalam penjadwalan ini akan tampak uraian pekerjaan, durasi atau
waktu penyelesaian setiap pekerjaan, waktu mulai dan akhir setiap pekerjaan dan hubungan
ketergantungan antara masing-masing kegiatan.
Pada umumnya penjadwalan proyek dikerjakan oleh konsultan perencana dan kemudian
dikoordinasikan dengan kontraktor dan pemilik (owner) dengan ketentuan yang telah
disepakati dalam kontrak. Dengan demikian, maka penjadwalan waktu setiap kegiatan proyek
perlu diatur secara efisien dan seoptimal mungkin sehingga tidak akan terjadi keterlambatan
penjadwalan waktu, maka kontraktor membuat pengelolaan penjadwalan proyek sesuai dengan
karakteristik proyek konstruksi yang direncanakan dan kondisi di lapangan pada waktu
pelaksanaan, serta mudah untuk dimonitoring pada setiap waktu. Untuk penjadwalan waktu,
yang akan dibahas pada penelitian ini adalah elaborasi antara Metode Bar Chart, Metode
Network Diagram (CPM,PDM,PERT), serta Metode Penjadwalan Linear (Line of Balance, dan
Time Chainage Diagram).
Manajemen proyek merupakan sebuah perencanaan, pelaksanaan, pengendalian, dan
koordinasi suatu proyek dari awal hingga berakhirnya proyek untuk menjamin pelaksanaan
proyek secara tepat waktu dan tepat biaya. Proyek adalah pekerjaan yang memiliki kegiatan
awal dan memiliki kegiatan akhir, dengan kata lain setiap pekerjaan yang dimulai pada waktu
tertentu dan diselesaikan pada waktu yang telah ditentukan.
Fungsi dari manajemen proyek terdiri dari pengelohan – pengolahan lingkup kerja,
waktu, biaya, dan mutu, apabila fungsi – fungsi manajemen proyek dapat direalisasikan dengan
baik maka tujuan dari sebuah proyek yaitu :
1. Tepat waktu
2. Tepat kualitas
3. Tepat sesuai dengan biaya yang direncanakan
6
Ukuran dari sebuah proyek ditentukan oleh beberapa faktor yaitu :
1. Jumlah waktu yang diperlukan
2. Jumlah biaya yang diperlukan
3. Jumlah antar kegiatan dalam proyek
Pengertian CPM
CPM dikembangkan pada tahun 1957 oleh J.E. Kelly dari Remington Rand dan M.R. Walker
dari Dupont untuk membantu pembangunan dan pemeliharaan pabrik di Dupon. Solusi CPM
yang diadopsi oleh Kelly pada dasarnya berasal dari Linear Programming dan menggunakan
notasi “I-J” untuk menggambarkan hubungan antar kegiatan (Weaver. 2006). Sekarang ini
penjadwalan menggunakan CPM sudah jarang dijumpai, dan umumnya hanya ditemukan di
paper – paper akademik yang dimana perhitunganya dilakukan secara manual (Weaver, 2006)
Teknik perhitungan CPM
Activity on arrow atau sering disebut dengan CPM (Critical Path Method) terdiri atas
anak panah dan lingkaran / segiempat. Anak panah menggambarkan kegiatan / aktivitas,
sedangkan lingkaran / segiempat menggambarkan kejadian (event). Di awal anak panah
tersebut “I”, sedangkan kejadian (event) di akhir anak panah disebut “J” (Ervianto, 2011).
Gambar Contoh Lintasan Kritis
Dimana:
i,j = Nomor peristiwa
X = Nama kegiatan
EET = Earliest Event Time (Saat Paling Awal Kegiatan)
LET = Latest Event Time (Saat Paling Lambat Kegiatan)
Y = Durasi kegiatan
7
ES = Earliest Start Time (Saat paling cepat untuk mulai
kegiatan)
EF = Earliest Finish Time (Saat paling cepat untuk akhir
kegiatan)
LS = Latest Start Time (Saat paling lambat untuk mulai
kegiatan)
LF = Latest Finish Time (Saat paling lambat untuk akhir
kegiatan)
Metode ini mempunyai karakteristik sebagai berikut (Husen, 2008 : 139) :
Diagram network dibuat dengan menggunakan anak panah untuk menggambarkan
kegiatan dan node-nya menggambarkan peristiwanya/event. Node pada permulaan anak panah
ditentukan sebagai I-Node, sedangkan pada akhir anak panah ditentukan sebagai J-Node.
Menggunakan perhitungan maju untuk memperoleh waktu mulai paling awal (EETi)
pada I-Node dan waktu mulai paling awal (EETj) pada J-Node dari seluruh kegiatan dengan
mengambil nilai maksimumnya. Di sini berlaku pengertian bahwa waktu paling awal peristiwa
terjadi adalah = 0. Adapun perhitungannya adalah : EETj = EETi + durasi X
Menggunakan perhitungan mundur untuk memperoleh waktu selesai paling lambat
(LETi) pada I-Node dan waktu selesai paling lambat (LETj) pada J-Node dari seluruh kegiatan
dengan mengambil nilai minimumnya. Adapun perhitungannya adalah : LETi = LETj - durasi
X
Di antara dua peristiwa tidak boleh ada 2 kegiatan, sehingga untuk menghindarinya
digunakan kegiatan semu atau dummy yang tidak mempunyai durasi.
Menggunakan CPM (Critical Path Method) atau metode lintasan kritis, di mana
pendekatan yang dilakukan deterministik hanya menggunakan satu jenis durasi pada
kegiatannya. Lintasan kritis adalah lintasan dengan kumpulan kegiatan yang mempunyai durasi
terpanjang yang dapat diketahui bila kegiatannya mempunyai Total Float (TF) = 0.
Float : batas toleransi keterlambatan suatu kegiatan yang dapat dimanfaatkan untuk optimasi
waktu dan alokasi sumber daya.
Ada tiga macam jenis Float, yaitu (Husen, 2008 : 140) :
8
TF (Total Float) ü Waktu tenggang maksimum di mana suatu kegiatan boleh terlambat tanpa
menunda waktu penyelesaian proyek.
Berguna untuk menentukan lintasan kritis, di mana TF = 0.
TFij = LETj – EETi - Durasiij
FF (Free Float) ü Waktu tenggang maksimum di mana suatu kegiatan boleh terlambat tanpa
menunda penyelesaian suatu kegiatan bila kegiatan tersebut dimulai pada saat paling awal
peristiwa awalnya.
Berguna untuk alokasi sumberdaya dan waktu dengan memindahkan ke kegiatan lain.
FFij = EETj – EETi - Durasiij
IF (Independent Float) ü Waktu tenggang maksimum di mana suatu kegiatan boleh terlambat
tanpa menunda penyelesaian suatu kegiatan bila kegiatan tersebut dimulai pada saat paling
lambat peristiwa awalnya. ü IFij = EETj – LETi - Durasiij
Metode network seperti CPM telah terbukti menjadi alat penjadwalan dan pengendalian
proyek yang handal. Tetapi metode berbasis jaringan ini tidak cocok untuk proyek yang
mempunyai sifat berulang, seperti yang telah ditulis secara luas dalam literatur (Reda, 1990;
Suhail dan Neal, 1994; Hegazy dan Wassef, 2001; Arditi et al., 2002(1)), karena aktifitas
berulang sering memiliki tingkat produktifitas yang berbeda. CPM juga tidak memberikan
efisien struktur untuk representasi tugas berulang. Semua tugas diwakili sama, dan tidak ada
pertimbangan lokasi pekerjaan dalam jadwal, serta memerlukan penggunaan dummy aktifitas
sebagai suatu teknik yang tidak mudah dipahami oleh semua orang untuk melengkapi logika
jaringan.
Metode CPM tidak cocok untuk mewakili dan atau menyeimbangkan tingkat produksi aktifitas
berulang. Dengan demikian, tingkat ketidakseimbangan produksi dapat secara negatif
berdampak pada kinerja proyek yang dapat menyebabkan berhentinya pekerjaan, inefisiensi
penggunaan alokasi sumber daya, dan peningkatan biaya proyek (Lutz dan Halpin, 1992
(dalam Arditi et al., 2002(1))). Karena tidak mengindikasikan tingkat produksi dalam jaringan
CPM, maka situasi ini tidak akan pernah terantisipasi oleh penjadwal selama pengembangan
suatu jaringan, dan juga tidak dapat dideteksi dalam analisis jaringan pada umumnya.
Kelemahan lain dari metode CPM menurut Laksito (2005) adalah hanya mengenal hubungan
finish to start saja. Oleh karena itu, apabila diterapkan pada proyek multiunit penggunannya
9
menjadi tidak efektif karena mengandung terlalu banyak hubungan dan menciptakan kegiatan
dummy yang sangat banyak
Diagram alir penelitian
mulai
Studi literature
Studi lapangan
Kegiatan pengenalan proyek
Perumusan masalah
Pengumpulan data
Pengolahan data
Metode CPM
Perbandingan biaya
Analisa dan pembahasan
Kesimpulan dan saran
selesa
i
10
Tabel Perencanaan Penelitian
Jadwal Kegiatan Bulan Januari
Proses pengerjaan man rek blok SR 2 – F (SR 2 – 05 ) dan SR 2 – E ( SR 2 – 06) Data kegiatan
bulan januari 2018 PT. OMETRACO ARYA SAMANTA.
Tabel 1.1 Jadwal Kegiatan Bulan Januari
No tanggal waktu uraian aktivitas keterangan
1 02/01/2018 08.00 - 17.00 Marking plat baja meteran, siku, kapur palu, penitik,
2 03/01/2018 08.00 - 17.00 pemotongan plat mesin plasma 3 04/01/2018 08.00 - 17.00 pemotongan plat mesin plasma
baja kanal u dan H 4 05/01/2018 08.00 - 17.00 pengelasan man rek mesin las FCAW 5 08/05/2018 08.00 - 17.00 pengelasan man rek mesin las FCAW 6 09/05/2018 08.00 - 17.00 pengelasan man rek mesin las FCAW 7 10/05/2018 08.00 - 17.00 pengelasan man rek mesin las FCAW 8 11/05/2018 08.00 - 17.00 pengelasan man rek mesin las FCAW 9 12/05/2018 08.00 - 17.00 pengelasan man rek mesin las FCAW
10 15/05/2018 08.00 - 17.00 pengelasan man rek mesin las FCAW 11 16/05/2018 08.00 - 17.00 pengelasan man rek mesin las FCAW 12 17/05/2018 08.00 - 17.00 pengelasan man rek mesin las FCAW 13 18/05/2018 08.00 - 17.00 pengelasan man rek mesin las FCAW 14 19/05/2018 08.00 - 17.00 pengelasan man rek mesin las FCAW 15 22/05/2018 08.00 - 17.00 pengelasan man rek mesin las FCAW 16 23/05/2018 08.00 - 17.00 pengelasan man rek mesin las FCAW 17 24/05/2018 08.00 - 17.00 pengelasan man rek mesin las FCAW 18 25/05/2018 08.00 - 17.00 pengelasan man rek mesin las FCAW 19 26/05/2018 08.00 - 17.00 pengelasan man rek mesin las FCAW 20 29/05/2018 08.00 - 17.00 pengelasan man rek mesin las FCAW 21 30/05/2018 08.00 - 17.00 pengelasan man rek mesin las FCAW 22 31/05/2018 08.00 - 17.00 pengelasan man rek mesin las FCAW
No Kegiatan Bulan
1 2 3 4 5 6
1 Studi literatur
2 Studi pendahuluan
3 Persiapan instrumen penelitian
4 Pengambilan data
5 Analisa data dan pembahasan
6 Pembuatan laporan
11
Jadwal Kegiatan Bulan Februari
proses pengerjaan man rek blok SR 2 – F (SR 2 – 05 ) dan SR 2 – E ( SR 2 – 06) Data kegiatan
bulan Februari 2018 PT. OMETRACO ARYA SAMANTA.
Tabel 1.2 Jadwal Kegiatan Bulan Februari
No Tanggal waktu Uraian kegiatan Keterangan
1 01/02/2018 08.00 - 17.00 uji NDT plat baja dan alat ultra sonic test
pengelasan
2 02/02/2018 08.00 - 17.00 uji NDT plat baja dan alat penetran
pengelasan
3 05/02/2018 08.00 - 17.00 rijek plat baja yang mesin las FCAW
sudah di NDT dengan mesin blander
pengelasan ulang
4 06/02/2018 08.00 - 17.00 rijek plat baja yang mesin blander
sudah di NDT
5 07/02/2018 08.00 - 17.00 rijek plat baja yang mesin blander
sudah di NDT
6 08/02/2018 08.00 - 17.00 pengelasan ulang mesin las FCAW
7 09/02/2018 08.00 - 17.00 pengelasan ulang mesin las FCAW
8 10/02/2018 08.00 - 17.00 pengelasan ulang mesin las FCAW
9 11/02/2018 08.00 - 17.00 pengelasan ulang mesin las FCAW
10 12/02/2018 08.00 - 17.00 pengelasan ulang mesin las FCAW
11 13/02/2018 08.00 - 17.00 pengelasan ulang mesin las FCAW
12 14/02/2018 08.00 - 17.00 pengelasan ulang mesin las FCAW
13 15/02/2018 08.00 - 17.00 pengelasan ulang mesin las FCAW
14 19/02/2018 08.00 - 17.00 uji NDT pengelasan alat penetran
15 20/02/2018 08.00 - 17.00 pemotongan plat mesin drilling
dan pembuatan
lubang mur
16 21/02/2018 08.00 - 17.00 menghaluskan mesin grinda
17 22/02/2018 08.00 - 17.00 pengelasan plat beam mesin las Fcaw
18 23/02/2018 08.00 - 17.00 uji NDT pengelasan alat penetran
19 26/02/2018 08.00 - 17.00 proses barsing mesin grinda
20 27/02/2018 08.00 - 17.00 proses barsing mesin sanblas
21 28/02/2018 08.00 - 17.00 proses pengecatan mesin compresore
12
Jadwal Kegiatan Bulan Maret
Proses Proses pengiriman manrek blok SR 2 – F (SR 2 – 05 ) dan SR 2 – E ( SR 2 – 06). proses
pengerjaa blok SR 2 – F (SR 2 – 04 ) dan SR 2 – E ( SR 2 – 05) Data kegiatan bulan Februari
man rek 018 PT. OMETRACO ARYA SAMANTA.
Tabel 1.3 Jadwal Kegiatan Bulan Maret
No Tanggal Waktu Uraian kegiatan Keterangaan
1 01/03/2018 08.00 - 17.00 Proses packing Dikemas palet
2 02/03/2018 08.00 - 17.00 Proses pengiriman Crane, forklif
3 05/03/2018 08.00 - 17.00 Pross brasing plat Mesin grinda
4 06/03/2018 08.00 - 17.00 Pross brasing plat Mesin grinda
5 07/03/2018 08.00 - 17.00 Pross brasing plat Mesin grinda
6 08/03/2018 08.00 - 17.00 Pross brasing plat Mesin grinda
7 09/03/2018 08.00 - 17.00 Marking plat baja Meteran, siku, kapur,
Palu, penitik
8 12/03/2018 08.00 - 17.00 Pemotongan plat Mesin plasma
9 13/03/2018 08.00 - 17.00 Pemotongan plat Mesin plasma
10 14/03/2018 08.00 - 17.00 Proses pengelasan Mesin las FCAW
11 15/03/2018 08.00 - 17.00 Proses pengelasan Mesin las FCAW
12 16/03/2018 08.00 - 17.00 Proses pengelasan Mesin las FCAW
13 19/03/2018 08.00 - 17.00 Proses pengelasan Mesin las FCAW
14 20/03/2018 08.00 - 17.00 Proses pengelasan Mesin las FCAW
15 21/03/2018 08.00 - 17.00 Proses pengelasan Mesin las FCAW
16 22/03/2018 08.00 - 17.00 Proses pengelasan Mesin las FCAW
17 23/03/2018 08.00 - 17.00 Proses pengelasan Mesin las FCAW
18 26/03/2018 08.00 - 17.00 Proses pengelasan Mesin las FCAW
19 27/03/2018 08.00 - 17.00 Proses pengelasan Mesin las FCAW
20 28/03/2018 08.00 - 17.00 Proses pengelasan Mesin las FCAW
21 29/03/2018 08.00 - 17.00 Proses pengelasan Mesin las FCAW
Jadwal Kegiatan Bulan April
proses pengerjaan man rek blok SR 2 – F (SR 2 – 04 ) dan SR 2 – E ( SR 2 – 05) Data kegiatan
bulan Februari 2018 PT. OMETRACO ARYA SAMANTA.
Tabel 1.4 Jadwal Kegiatan Bulan April
No Tanggal Waktu Uraian kegiatan Keterangan
1 02/04/2018 08.00 - 17.00 Uji NDT plat baja Alat penetran
2 03/04/2018 08.00 - 17.00 Uji NDT plat baja Alat penetran
3 04/04/2018 08.00 - 17.00 Rijek plat baja yang Mesin las FCAW
4 05/04/2018 08.00 - 17.00 Sudah di NDT dengan Mesin blander
5 06/04/2018 08.00 - 17.00 Pengelasan ulang
6 09/04/2018 08.00 - 17.00 Uji NDT plat baja Alat penetran
13
7 10/04/2018 08.00 - 17.00 Pemotongan plat Mesin drilling
Dengan pembuatan
Lubang mur
8 11/04/2018 08.00 - 17.00 Menghaluskan Mesin grinda
9 12/04/2018 08.00 - 17.00 Pengelasan plat beam Mesin las FCAW
10 13/04/2018 08.00 - 17.00 Pengelasan plat beam Mesin las FCAW
11 16/04/2018 08.00 - 17.00 Uji NDT plat baja Alat penetran
12 17/04/2018 08.00 - 17.00 Pengelasan ulang Mesin las FCAW
13 18/04/2018 08.00 - 17.00 Proses brasing Mesin grinda
14 19/04/2018 08.00 - 17.00 Proses brasing Mesin grinda
15 20/04/2018 08.00 - 17.00 Proses brasing Mesin grinda
16 23/04/2018 08.00 - 17.00 Proses sanblas Mesin sanblas
17 24/04/2018 08.00 - 17.00 Proses pengecatan Mesin compresore
18 25/04/2018 08.00 - 17.00 Proses pengecatan Mesin compresore
19 26/04/2018 08.00 - 17.00 Proses packing Dikemas palet
20 27/04/2018 08.00 - 17.00 Proses packing Dikemas palet
21 30/04/2018 08.00 - 17.00 Proses pengiriman Crane, forklif
Jadwal Kegiatan Bulan Mei
proses pengerjaan man rek blok SR 2 – F (SR 2 – 03 ) dan SR 2 – E ( SR 2 – 04) Data kegiatan
bulan Februari 2018 PT. OMETRACO ARYA SAMANTA.
Tabel 1.5 Jadwal Kegiatan Bulan Mei
No Tanggal waktu uraian aktivitas keterangan
1 02/05/2018 08.00 - 17.00 Marking plat baja meteran, siku, kapur
2 03/05/2018 08.00 – 17.00 Marking plat baja palu, penitik, 3 04/05/2018 08.00 - 17.00 pemotongan plat mesin plasma
4 07/05/2018 08.00 - 17.00 pemotongan plat mesin plasma
5 08/05/2018 08.00 - 17.00 baja kanal u dan H mesin plasm 6 09/05/2018 08.00 - 17.00 pengelasan man rek mesin las FCAW
7 11/05/2018 08.00 - 17.01 pengelasan man rek mesin las FCAW
8 14/05/2018 08.00 - 17.02 pengelasan man rek mesin las FCAW
9 15/05/2018 08.00 - 17.03 pengelasan man rek mesin las FCAW
10 16/05/2018 08.00 - 17.04 pengelasan man rek mesin las FCAW
11 17/05/2018 08.00 - 17.05 pengelasan man rek mesin las FCAW
12 18/05/2018 08.00 - 17.06 pengelasan man rek mesin las FCAW
13 21/05/2018 08.00 - 17.07 pengelasan man rek mesin las FCAW
14 22/05/2018 08.00 - 17.08 pengelasan man rek mesin las FCAW
15 23/05/2018 08.00 - 17.09 pengelasan man rek mesin las FCAW
16 24/05/2018 08.00 - 17.10 pengelasan man rek mesin las FCAW
17 25/05/2018 08.00 - 17.11 pengelasan man rek mesin las FCAW
18 28/05/2018 08.00 - 17.12 pengelasan man rek mesin las FCAW
19 30/05/2018 08.00 - 17.13 pengelasan man rek mesin las FCAW
20 31/05/2018 08.00 - 17.14 pengelasan man rek mesin las FCAW
14
Aktivitas kegiatan
Tabel 1.6 Aktivitas kegiatan.
Berikut ini adalah daftar tabel kegiatan dengan durasi waktu per hari.dan dengan kegiatan
pendahulu
0
0 0 4
1
4 4
3
2
2
2
715
10
3
4
6 6
6 15
5 6 7 8 9 10 11 12
13 14 15
252519
10
10 35 35 6 41 41 6 47 47 9 56 56 2 5858 9 67 67 6 73 73
3
76 76 3 79 79 80 801
Gambar 1.1 jalur lintasan kritis
No Diskripsi aktivitas Aktivitas Pendahulu Durasi
0 0 0
1 Marking plat baja 1 4
2 Pemotongan plat baja kanal U 2 1 3
3 Pemotongan plat baja kanal H 3 1 2
4 Pemotongan base plate 4 1 2
5 Pengelasan man rek 5 2.3.4 39
6 Pengelasan base plate 6 5 10
7 Pengujian NDT 7 5.6 6
8 Merijek plat baja yang sudah NDT 8 7 6
9 Pengelasan ulang 9 7.8 9
10 Pembuatan lubang mur di base plat 10 9 2
11 Proses brasing 11 10 9
12 Proses sanblas 12 11 6
13 Proses pengecatan 13 12 3
14 Proses packing 14 13 3
15 Proses pengiriman 15 14 1
15
Tabel 1.7 Daftar gaji
Berikut ini adalah daftar gaji pekerja subkon dan daftar kegiatan pembuatan Man Rek di PT.
Ometraco Arya Samanta.
Kegiatan Durasi J.P Posisi Alat Total Biaya
1 4 1 WL kapur besi, meteran 540.000
1 FT penggaris siku palu, penitik. 500.000
2 3 2 OP Mesin CNC plasma 810.000
3 2 2 OP Mesin CNC plasma 540.000
4 2 1 OP Mesin CNC plasma 135.000
5 39 4 WL Mesin las FCAW, SMAW 21.060.000
4 FT Mesin Gerinda 19.500.000
3 HL 14.040.000
6 10 2 WL Mesin las FCAW 2.700.000
2 FT Mesin Gerinda 2.500.000
7 6 4 NDT Mesin NDT 0
8 6 2 NDT Penetran 0
9 6 2 WL Mesin las FCAW, SMAW 1.620.000
1 FT Mesin Gerinda 750.000
1 HL 540.000
10 2 2 FT Mesin drilling portabel 500.000
2 HL Mata bor, air, 360.000
11 9 4 HL Mesin Gerinda 3.240.000
12 6 2 FT Mesin sanblas 1.500.000
13 3 2 FT Mesin compressure 750.000
2 HL Cat besi, cat anti karat 540.000
14 3 4 HL Palet, Seling kawat baja, crane 1.080.000
15 1 1 OC Crane 0
3 OF Forklif 0
TOTAL 73.205.000 Catatan Tabel 4.16
1. Kegiatan no 1 adalah pekerja yang sama melakukan kegiatan no 5.
2. Kegiatan no 5 adalah pekerja yang sama melakukan kegiatan no 6,9,10,11,12,13,14,
3. Kegiatan no 7,8,15 adalah bukan pekerja subkon jadi biaya tenaga kerjanya tidak
termasuk dalam daftar.
4. Kegiatan no 5 adalah menambah 1 pekerja Welder.
16
2KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Setelah dilakukan penelitian analisa dapat ditarik beberapa kesimpulan yaitu sebagai
berikut :
1. proyek pembuatan Man Rek yang semula dikerjakan dalam jangka waktu 105 hari kini
bisa dikerjakan dengan waktu pengerjaan 80 hari dengan cara metode Network
Diagram.
2. Biaya waktu percepatan relative lebih hemat dari waktu pengerjaan proyek
sebelumnya. Yaitu biaya tenaga kerja awal sebesar Rp.141.160.000.00 sekarang
menjadi Rp. 73.205.000.00
17
DAFTAR PUSTAKA
Arif Arianto 2010, Penjadwalan Proyek, eksplorasi metode bar chart, cpm, pdm, pert, line of
balance dan time chainage diagram dalam penjadwalan proyek konstruksi.
Ezekiel R. M. Iwawo Jermias Tjakra 2016, Metode CPM, Penerapan, Penjadwalan, Proyek
konstruksi, penerapan metode cpm pada proyek konstruksi (studi kasus pembangunan
gedung baru kompleks eben haezar manado).
Elfitria Wiratmani Galih Prawitasari 2013, penjadwalan proyek, CPM, dan optimalisasi biaya,
penerapan metode jalur kritis dalam penyusunan jadwal pelaksanaan proyek pembangunan
fasilitas rumah karyawan.
Husen, 2008, teknik perhitungan CPM.
Imam Soeharto Manajemen Proyek 1995.
Reda, 1990; Suhail dan Neal, 1994; Hegazy dan Wassef, 2001; Arditi et al., 2002, pengertian
CPM.
Sugiyarto1, Siti Qomariyah2, Faizal Hamzah3, 2013, , CPM, Jalur Kritis, Efisiensi Waktu dan
Biaya Proyek, Analisis network planning dengan cpm (critical path method) dalam rangka
efisiensi waktu dan biaya proyek.
Tjutju Tarliah Dimyanti 2013, Oprations Research Model – model pengambilan keputusan