analisa kelayakan usaha.docx

26
ANALISA KELAYAKAN USAHA PENGOLAHAN GULA AREN OLEH PETANI PENGRAJIN DI NAGARI GURUN KECAMATAN HARAU KABUPATEN LIMAPULUH KOTA PROPOSAL TUGAS AKHIR OLEH: RENNY BASIR, A.Md BP. 1111336017 PROGRAM STUDI MANAJEMAN PRODUKSI PERTANIAN PPGT SMK KOLABORATIF JURUSAN BUDIDAYA TANAMAN PANGAN

Upload: firmandkawaguchi

Post on 17-Jan-2016

16 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: ANALISA KELAYAKAN USAHA.docx

ANALISA KELAYAKAN USAHAPENGOLAHAN GULA AREN OLEH PETANI PENGRAJIN

DI NAGARI GURUN KECAMATAN HARAUKABUPATEN LIMAPULUH KOTA

PROPOSAL TUGAS AKHIR

OLEH:RENNY BASIR, A.Md

BP. 1111336017

PROGRAM STUDI MANAJEMAN PRODUKSI PERTANIANPPGT SMK KOLABORATIF

JURUSAN BUDIDAYA TANAMAN PANGANPOLITEKNIK PERTANIAN NEGERI PAYAKKUMBUH

2012-->

Page 2: ANALISA KELAYAKAN USAHA.docx

I.  PENDAHULUAN

1.1.  Latar Belakang

Sektor Pertanian memegang peranan penting dalam perekonomian Indonesia.  Sektor

pertanian itu sendiri terbagi dalam berbagai subsektor yang dikelompokkan berdasarkan jenis

tanaman yaitu Subsektor tanaman pangan, subsektor tanamanan hortikultura, serta subsektor

tanaman perkebunan.

Aren atau enau (Arenga Pinata) merupakan salah satu jenis tanaman dari subsektor

tanaman perkebunan.  Pohon Aren mempunyai nilai ekonomis yang sangat tinggi, karena

hampir dari seluruh bagian tanaman ini mempunyai nilai jual dan mendatangkan keuntungan,

diantaranya 1. Ijuk, dalam dunia kesehatan ijuk dapat digunakan sebagai bahan penyaring

untuk menyehatkan air keperluan rumah tangga dan sebagai bahan pembuatan tambang, sapu

dan sikat.  2.  Nira (sari buah manis), nira aren dapat diolah menjadi tuak, cuka, gula aren,

dan gula semut.  3.  Buah, aren juga menghasilkan buah yang dikenal dengan kolang koling

yang dimanfaatkan untuk bahan pengisi kolak.  Nira merupakan salah satu bagian dari pohon

aren yang mempunyai nilai ekonomis paling tinggi (Slamet Suseno, 1993)

Pohon Aren berpotensi menghasilkan 10-15 liter air nira tiap harinya dan proses

penampungan ini dapat dilakukan setiap harinya selama tiga bulan, pada pagi dan sore hari.  

Air Nira hasil sadapan yang sudah dikurangi kadar airnya dan menjadi padat, inilah yang

disebut gula aren.

Pengolahan gula aren merupakan salah satu jenis usaha kecil yang mudah untuk

dilaksanakan, sehingga banyak diusahakan oleh para petani pengrajin.  Gula Aren

mempunyai nilai ekonomis lebih tinggi dibandingkan dengan cuka aren. (Slamet Suseno,

1993)

Berdasarakan data statistik Kecamatan Harau Kabupaten Limapuluh Kota, luas areal

perkebunan enau di Kecamatan ini 16 ha, yang terbagi atas 9 ha lahan produktif dan 7 ha

lahan belum produktif.  Kecamatan Harau merupakan salah satu sentra produksi enau di

Kabupaten limapuluh Kota.

Kenagarian Gurun merupakan salah satu kenagarian yang terletak di Kecamatan Harau

dan banyak ditumbuhi oleh Pohon enau.  Mata pencaharian penduduk dikenagarian ini  rata

rata adalah bertani, seperti bertanam padi sawah, tanaman sayur sayuran, dan usaha

pengolahan.  Pengolahan gula aren merupakan salah satu usaha pengolahan yang dilakukan

oleh masyarakat Nagari Gurun untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka. 

Page 3: ANALISA KELAYAKAN USAHA.docx

Berdasarkan hasil survey, pertani pengrajin gula aren ini, mampu mengahasilkan 3-11

kg gula aren dalam satu  hari .  Gula aren yang dihasilkan oleh petani pengrajin gula aren ini

dipasarkan kepada masyarakat sekitar dan pedagang pengumpul.  Akan tetapi bagi

pemerintahan Nagari Gurun usaha pengolahan yang dilakukan oleh masyarakatnya dianggap

sebagai suatu usaha yang tidak terlalu menghasilkan dan hanya sebagai usaha sampingan. 

Padahal berdasarkan kenyataanya, ada beberapa kepala rumah tangga yang menjadikan usaha

ini sebagai pekerjaan pokok yang bertujuan untuk mengahasilkan uang guna memenuhi

kebutuhan hidup keluarga mereka.

Usaha pengolahan gula aren di Nagari Gurun dari tahun ketahun tidak mengalami

perkembangan.  Kapasitas produksi tetap tidak ada peningkatan.  Pada umumnya petani

pengrajin tidak mempunyai catatan usahatani, sehingga sulit bagi petani untuk melakukan

analisa usahataninya.  Para petani  hanya memperhitungkan  penjualan gula tanpa membuat

analisa usahatani .

Analisa usahatani merupakan salah satu kegiatan penting yang harus dilakukan dalam

menjalankan sebuah  usaha.  Pentingnya pelaksanaan analisa usaha adalah untuk mengetahui

apakah usaha ini mendatangkan keuntungan atau tidak. Oleh karena itulah penulis tertarik

untuk mengangkat judul Analisa Kelayakan Usaha Pengolahan Gula Aren oleh Petani

Pengrajin Di Nagari Gurun Kecamatan Harau Kabupaten Limapuluh Kota.

1.2.  Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas, maka rumusan permasalahan yang

diajukan dalam penelitian ini antara lain :

1.        Berapa besar pendapatan pengolahan gula aren yang dilakukan oleh petani pengolah gula

aren selama 1 (satu) bulan periode produksi di Nagari Gurun Kecamatan Harau Kabupaten

Limapuluh kota?

2.        Apakah  usaha pengolahan gula aren yang dilakukan petani pengrajin gula aren di Nagari

Gurun Kecamatan Harau Kabupaten Limapuluh Kota secara ekonomi layak untuk dijalankan

dan dikembangkan?

1.3.  Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini antara lain:

Page 4: ANALISA KELAYAKAN USAHA.docx

1.        Untuk mengetahui pendapatan yang diperoleh petani pengrajin dalam pengolahan gula aren

di Nagari Gurun Kecamatan Harau Kabupaten Limapuluh Kota selama 1 (satu) bulan periode

produksi.

2.        Untuk mengetahui apakah usaha pengolahan gula aren yang dilakukan oleh petani pengrajin

gula aren di Nagari Gurun Kecamatan Harau Kabupaten Limapuluh Kota layak untuk

dikembangkan

3.        Untuk mengetahui R/C, B/C, NPV, IRR dan BEP usaha pengolahan gula aren di Nagari

Gurun Kecamatan Harau Kabupaten Limapuluh Kota

1.4.  Manfaat Penelitian

1.        Bagi Petani

 memberikan gambaran tentang pendapatan dan keuntungan usahataninya serta

memberi kmudahan untuk pengajuan kredit untuk penngembanngan usaha

2.        Bagi peneliti

Menambah wawasan dan pengetahuan serta pengalaman dalam melakukan penelitian

dan bersosialisasi dengan masyarakat

3.        Bagi pemerintah

Sebagai bahan pertimbangan bagi dinas pertanian Kabupaten Limapuluh Kota dalam

mengambil kebijakan, guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan sebagai bahan

pertimbangan bagi Badan Pemberdayaan Masyarakat Kabupaten Limapuluh Kota dalam

mengambil kebijakan untuk memberikan pinjaman atau bantuan modal guna pengembangan

usaha Kecil

 

--> II.          TINJAUAN PUSTAKA

2.1.    Usahatani

Usahatani adalah himpunan dari sumber sumber alam yang terdapat di tempat itu yang

diperlukan untuk reproduksi pertanian seperti tumbuhan, tanah dan air, perbaikan perbaikan

yang telah dilakukan atas tanah itu, sinar matahari, bangunan bangunan yang didirikan di atas

tanah dan sebagainya (Mubyarto, 1989).  Kumpulan kegiatan pengolahan merupakan bagian

Page 5: ANALISA KELAYAKAN USAHA.docx

dari proyek pertanian, seperti pengolahan gula (J. Price  gitinger, 1986).  Dengan demikian

pengolahan gula aren ini merupakan salah satu bentuk usahatani yang berskala kecil.

Di Indonesia batasan petani kecil telah disepakati pada seminar petani kecil di Jakarta

pada tahun 1979 (BPLPP, 1979).  Pada pertemuan tersebut ditetapkan, bahwa yang

dinamakan petani kecil adalah :

  Petani yang pendapatannya rendah

  Petani yang memiliki lahan sempit

  Petani yang kekurangan modal dan memiliki tabungan yang terbatas

  Petani yang memiliki pengetahuan yang terbatas dan kurang dinamik

Ciri – ciri lain dari petani kecil adalah (John L.Dillon dan J. Brian Hardaker, 1986)

  Berusaha dalam lingkungan tekanan penduduk lokal yang meningkat

  Mempunyai sumberdaya terbatas, sehingga menciptakan tingkat hidup yang rendah

  Bergantung seluruhnya atau sebagian kepada produksi yang subsistem

Ilmu usahatani biasanya diartikan sebagai ilmu yanng mempelajari bagaimana

seseorang mengalokasikan sumberdaya yang ada secara efektif dan efisien untuk tujuan

memperoleh keuntungan yang tinggi pada waktu tertentu.  Usahatani dikatakan efektif

apabila petani atau produsen dapat mengalokasikan sumberdaya yang mereka miliki (yang

dikuasai) sebaik-baiknya, sedangkan yang dikatakan efisien apabila pemanfaatan sumberdaya

tersebut menghasilkan keluaran (output) yang melebihi masukan (input) (Soekartawi, 2002)

2.2.     Pengolahan Gula Aren

2.2.1.       Penyadapan nira

a.         Pemukulan tangkai tandan

Nira disadap dari tangkai bunga jantan.  Penyadapan  nira dilakukan dengan cara

memukulkan martel kayu kecil pada tangkai bunga jantan mulai dari ujung ke arah pangkal. 

Pemukulan ini dilakukan berhati hati, jangan sampai terlalu keras, supaya tangkai tandan

pada tempat pemukulan tidak patah.

Menurut Slamet Suseno, 1993 Maksud pemukulan untuk memperlonggar pembuluh

pembuluh tapis dalam tangkai tandan.  Pembuluh yang bertugas memasok sari tanaman

berisi  gula kepada bunga itu tersusun rapat sekali, dengan dipukul pembuluh yang semula

padat kan terurai atau pecah, sehingga timbul lubang lubang bocoran yang menjadi saluran

baru. 

Page 6: ANALISA KELAYAKAN USAHA.docx

Pemukulan dilakukan tiga kali dalam sehari (pagi, siang, dan sore), pada setiap kali

pemukulan hanya boleh setengah jam saja.  Pada hari kedua, tangkai diistirahatkan (tidak

dipukuli).  Pada hari ketiga tangkai dipukuli lagi, tapi cukup dua kali dalam sehari (pagi dan

sore), pada setiap kali pemukulan setengah jam.  Pada hari keempat dan kelima tangkai

diistirahatkan lagi.  Pada hari ke enam tangkai dipukuli lagi dengan lebih keras dari

pemukulan sebelumnya, tapi cukup dengan satu kali pemukulan dalam sehari, selama

setengah jam.  Waktunya boleh pagi atau siang atau sore hari.

Di daerah Jawa Tengah, pemukulan setengah jam itu disusul dengan acara menggoyang

goyang, setelah digoyang goyang selama setengah jam, pekerjaan dihentikan, agar lukanya

tidak terlalu berat sampai membuat tangkai patah.

Dengan dipukulnya tangkai tandan ini, semua sari bakal buah seakan akan dirangsang

dan digiring ke tempat yang remuk redam itu.  Penyadap yang tadinya sudah sabar menanti,

dengan melihat tanda jatuhnya tepung sari yang kuning di tanah dulu sebelum menyadap, kini

sudah bisa mengiris tandan bunga dan menadahkan bumbung bambu penampung niranya. 

b.        Penampungan nira dalam bumbung

Iris bagian ujung tandan tangkai bunga, maka ditempat irisan itu akan keluar nira.   Jika

keluar niranya tidak lancar, luka bekas irisan dibalut dengan daun yang diberi bobok bawang

putih.  Bobok bawang putih dapat melindungi luka dari serangan serangga, bunglon, kera,

luak, dan merangsang pengeluaran nira.  Apabila nira sudah mengucur dengan deras , maka

pembalutnya dilepas dan diganti dengan tabung bambu yang diikatkan pada tangkai bunga,

agar dapat menampung kucuran nira.  Panjang bumbung bambu penampungan ini biasannya

3 ruas, yang sekat sekat pada tiga bukunya sudah dibuang (Slamet suseno, 1993).

2.2.2.           Proses pengolahan gula aren

a.         Alat-alat untuk proses produksi

Alat-alat yang digunakan dalam proses produksi gula aren (Aulia Rahman, 2008) antara

lain:

1.        Tungku

Tungku digunakan untuk memanaskan nira yang sudah ada diatas wajan sampai batas

waktu yang telah ditentukan.

2.        Wajan

Page 7: ANALISA KELAYAKAN USAHA.docx

Wajan yang baik digunakan harus terbuat dari baja agar gula aren tidak melekat pada

wajan dan panasnya secara perlahan-lahan dan tahan lama, yang berguna untuk menampung

nira yang siap dipanaskan diatas tungku.

3.        Sutil

Sutil terbuat dari kayu yang dibentuk menyerupai sendok, berguna untuk

membersihkan gula yang ada dipinggir wajan.

4.        Pengaduk

Pengaduk ini terbuat dari kayu dengan panjang sekitar 40-50 cm. Gunanya untuk

mengaduk adonan yang sudah kental dengan cara mengaduk bagian pinggirnya saja untuk

mengetahui apakah adonan tersebut benar-benar sudah masak atau belum.

5.        Cetakan

Cetakan terbuat dari kayu dan berbentuk gelas dengan bagian dalam berbentuk kerucut.

6.        Anyaman Bambu

Anyaman bambu dibuat berbentuk lingkaran dengan diameter yang sama dengan

diameter wajan, berguna untuk mencegah meluapnya nira yang dimasak, dipasang diatas

wajan.

7.        Ember

Ember terbuat dari bahan plastik yang berguna untuk merendam cetakan agar gula yang

dicetak tidak melekat pada cetakan.

8.        Tataan

Tataan ini terbuat dari papan dengan panjang sekitar 50 cm dan lebar sekitar 30 cm

berguna sebagai alas/dasar untuk meletakkan cetakan agar permukaan cetakan bisa rata.

9.        Penyaring

Penyaring yang digunakan berupa wadah dari bahan plastik yang mempunyai anyaman

besar yang dikaitkan pada kayu, berguna untuk menyaring kotoran yang terdapat dalam nira.

Misalnya, semut dan lebah pada saat menuangkan nira dari bumbung ke wajan.

10.    Alat Ciduk

Alat ini terbuat dari potongan tempurung kelapa berguna untuk menciduk gula dan

mengetes kekentalannya, serta sebagai alat penciduk adonan yang akan dimasukkan ke dalam

cetakan.

11.    Alat-alat lain

Alat-alat lain yang digunakan yaitu wadah yang terbuat dari anyaman bambu berbentuk

seperti keranjang yang berguna untuk menyimpan gula yang telah dicetak

b.        Proses produksi

Page 8: ANALISA KELAYAKAN USAHA.docx

Proses produksi adalah proses transformasi atau perubahan bentuk, waktu, dan tempat

atas faktor-faktor produksi (alam, tenaga kerja, dan modal) (Reksohadiprodjo dan

gitusardono, 1993 dalam Aulia Rahman 2008)

Nira mempunyai sifat mudah asam karena adanya proses fermentasi oleh bakteri

Soceharomyses sp. Oleh karena itu nira harus segera diolah setelah diambil dari pohon,

paling lambat 90 menit setelah dikeluarkan dari bumbung. Nira dituangkan sambil disaring

dengan kasa kawat yang dibuat dari bahan tembaga, kemudian ditaruh diatas tungku perapian

untuk segera dipanasi (direbus) (Sunanto, 1993 dalam Aulia rahman, 2008).

Langkah-langkah dalam pembuatan gula aren (Sapari, 1995 dalam Aulia Rahman,

2008)  adalah:

  Pengambilan nira dari pohon

  Direbus dengan panas ± 200ºC, selama 3-4 jam

  Bahan diangkat dari api

  Dicetak dengan menggunakan cetakan

  Dibungkus

  Siap untuk dipasarkan

2.3.  Analisa Usahatani

2.3.1.      Kegunaan analisa usahatani

Analisa investasi usaha pertanian dimaksudkan untuk menentukan daya tarik suatu

usulan investasi terhadap petani dan pihak lain, termasuk masyarakat secara keseluruhan. 

Titik awal dari analisa usaha suatu proyek pertanian pada umumnya adalah beberapa analisa

investasi mengenai pola atau model usaha yang didasarkan pada anggaran biaya masing-

masing usaha pertanian. Analisa pendapatan usaha pertanian pada umumnya digunakan untuk

mengevaluasi kegiatan suatu usaha pertanian dalam satu tahun (Gittinger, 1986).

Semua analisa keuangan dan ekonomi menggunakan suatu asumsi bahwa harga

merupakan gambaran dari nilai atau dapat disesuaikan dalam melakukan penilaian.  Sifat

analisa proyek pertama kali adalah mengidentifikasi input dan output secara teknik untuk

suatu usulan investasi, kemudian menilai input dan output dengan menggunakan harga pasar

untuk penyusunan laporan keuangan.  Jadi langkah pertama dalam penilaian biaya dan

manfaat proyek adalah menentukan harga pasar yang digunakan untuk input dan output (J.

Price Gittinger, 1986)

Page 9: ANALISA KELAYAKAN USAHA.docx

2.3.2.      Tujuan analisa usahatani

Menurut Soekartawi, 2002 Tujuan analisa usahatani adalah :

1.        Untuk mengetahui atau meneliti keunggulan komparatif (comparative advantage)

Ada beberapa faktor yang dapat mengubah keunggulan komparatif (John L. Dillon dan

J. Brian Hardaker, 1986)

  Pengembangan pola usahatani baru atau perbaikan teknologi

  Perubahan biaya produksi dan harga relatif berbagai komoditi usahatani

  Perubahan biaya angkutan, seperti yang terjadi bila jalan diperbaiki atau rusak

  Perbaikan kualitas lahan karena drainase, irigasi dan sebagainya

2.        Untuk mengetahui atau meneliti kenaikan hasil yang semakin menurun (law of diminishing

return)

Kenaikan hasil yang berkurang berasal dari hubungan fisik antara faktor-faktor variabel

terhadap faktor-faktor tetap.  Pada dasarnya prinsip ini adalah sebagai berikut : tambahkan

faktor variabel kepada sumberdaya tetap, selama tambahan hasil yang diharapkan dari

pemakaian unit terkhir faktor variabel itu, hampir cukup untuk menutupi tambahan biaya

tersebut. 

3.        Untuk mengetahui efek substitusi (substitution effect)

Untuk mengetahui apakah metode baru yang akan dipakai lebih menguntungkan

daripada metode lama yang telah digunakan.

4.        Untuk mengetahui pengeluaran biaya usahatani (farm expenditure)

Biaya dalam usaha tani terdiri dari dua macam  yaitu biaya tetap (fixed sost) dan biaya

tidak tetap (variable cost)

5.        Untuk mengetahui dan meneliti biaya yang diluangkan (opportunity cost)

Berkaitan dengan tiap pilihan biaya, misalnya meggunakan beberapa macam

sumberdaya didalam suatu kegiatan, dinyatakan oleh nilai penggunaan alternatif terbaik yang

diluangkan.

6.        Untuk mengetahui atau meneliti kepemilikan cabang usaha

Dengan adanya analisa usaha tani dapat diketahui kemungkinan untuk memiliki cabang

usaha, dengan membandingkan pendapatan yang diperoleh dengan biaya yang dikeluarkan.

7.        Untuk mengetahui atau meneliti baku timbang tujuan (goal trade – off) 

Untuk memberikan gambaran dalam mempertimbangkan tujuan mana yang harus

diwujudkan terlebih dahulu, karena dalam suatu usaha tani memiliki berbagai macam tujuan.

2.3.3.      Penerimaan usahatani

Page 10: ANALISA KELAYAKAN USAHA.docx

Penerimaan usahatani adalah perkalian antara produksi yang diperoleh dengan harga

jual.  Pernyataan ini dapat dituliskan sebagai berikut :

TR = Y. Py

Keterangan :

TR       :  Total Penerimaan

Y         :  Produksi yang diperoleh dalam suatu usahatani

Py        :  Harga Y

Harga dapat diketahui dengan cara melakukan pengamatan langsung ke pasar, dengan

cara mendatangi beberapa nara sumber seperti petani, pedagang eceran, importir dan

eksportir, pegawai kantor, pegawai lapangan, ahli-ahli pasar pemerintah dan ahli statistik,

publikasi, dan laporan statistik tentang harga untuk pasar domestik dan luar negeri (J. Price

Gittinger, 1986)

Tiga hal yang perlu diperhatikan secara lebih hati – hati dalam menghitung penerimaan

usahatani (Soekartawi, 2002) adalah :

1.        Menghitung produksi

2.        Menghitung penerimaan

3.        Penggunaan responden

2.3.4.      Biaya usahatani

Biaya merupakan nilai dari semua korbanan (input) ekonomis yang diperlukan yang

dapat diperkirakan dan dapat diukur untuk menghasilkan suatu produk. Menurut Soekartawi

2002, biaya dalam usahatani dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu biaya tetap (fixed

cost) dan biaya variabel (variabel cost)

1.        Biaya Tetap (Fixed cost)

Biaya tetap adalah biaya yang penggunaannya tidak habis satu masa produksi.   Biaya

yang tergolong dalam kelompok ini antara lain: pajak tanah, pajak air ,alat dan bangunan

pertanian, pemeliharaan kerbau, pemeliharaan pompa air, traktor dan lain sebagainya. Tenaga

kerja keluarga dapat dikelompokkan pada biaya tetap bila tidak ada biaya imbangan dalam

penggunaannya atau tidak adanya penawaran untuk itu terutama untuk usahatani maupun

diluar usahatani (Hernanto, 1995 dalam Aulia Rahman, 2008), sedangkan menurut

Soekartawi Biaya tetap adalah biaya yang relatif tetap jumlahnya dan terus dikeluarkan

walaupun produksi yang diperoleh banyak atau sedikit. 

Page 11: ANALISA KELAYAKAN USAHA.docx

Untuk biaya alat produksi yang tahan lama, maka yang dihitung adalah biaya

pengurangan nilai (penyusutan/depresiasi).  Depresiasi adalah pemakaian habis pakai sebuah

masukan (input) yang berumur panjang secara perlahan.

Metode depresiasi yang akan digunakan adalah garis lurus (the staright line methode). 

Secara matematik metode garis lurus ini dapat dituliskan sebagai berikut :

D = (Nb – Ns) / n

Keterangan :

Nb       :  Nilai nBaru

Ns        :  Nilai Sisa

n          :  Usia Ekonomis

            Usia ekonomis adalah Jangka usia pemakaian suatu alat produksi sampai biayanya

menjadi lebih mahal daripada pemakaian alat produksi baru untuk tujuan yang sama.  Nilai

sisa adalah nilai penjualan dari alat produksi yang sudah habis usia ekonomisnnya.

2.        Biaya tidak tetap (variable cost)

Biaya tidak tetap atau  biaya variabel adalah biaya yang besar kecilnya dipengaruhi oleh

produksi yang diperoleh (Soekartawi, 2002), sedangkan menurut rangkuti 2006 dalam Aulia

Rahman 2008 Biaya variabel adalah semua biaya yang sifatnya berubah-ubah, tergantung

pada jumlah unit yang dihasilkan, misalnya biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung

dan biaya overhead, serta menurut Hernanto (1995) dalam Aulia Rahman 2008 biaya

variabel adalah biaya yang penggunaannya habis dalam satu masa produksi, yang tergolong

dalam kelompok ini adalah biaya untuk pupuk, bibit, obat pembasmi hama dan penyakit,

buruh atau tenaga kerja upahan, biaya panen, biaya pengolahan tanah baik yang berupa

kontrak maupun upah harian dan sewa tanah.

Jadi biaya dalam usahatani dapat dirumuskan sebagai berikut :

TC       = FC + VC

Keterangan :

TC       :  Total Cost

FC       :  Fixed Cost

VC      :  Variable Cost

2.3.5.      Pendapatan usahatani

Menurut John L. Dillon dan J. Brian Hardaker 1986, pendapatan usahatani dapat

digolongkan atas dua bagian, yaitu :

Page 12: ANALISA KELAYAKAN USAHA.docx

  Pendapatan kotor (Gross Farm Income) merupakan nilai produksi total usahatani dalam jangka

waktu tertentu, baik yang dijual maupun yang tidak dijual. Jangka waktu pembukuan

umumnya setahun dan mencakup semua produk yang dijual, dikonsumsi rumah tangga

petani, digunakan dalam usahatani untuk bibit/makanan ternak, digunakan untuk pembayaran

dan disimpan/digudangkan pada akhir tahun.

  Pendapatan bersih (Net Farm Income) merupakan selisih antara pendapatan kotor dengan

pengeluaran total usahatani.

Pendapatan usahatani adalah selisih antara penerimaan dan semua Biaya (Soekartawi,

2002).  Jadi pendapatan dapat dirumuskan sebagai berikut :

π          = TR – TC

Keterangan :

π          :   Pendapatan Usahatani

TR       :  Total Penerimaan

TC       :  Total Cost

2.3.6.      Analisa R/C, B/C, NPV, IRR, dan  BEP

Analisa yang digunakan adalah analisa parsial, yang terdiri dari analisa R/C, B/C, NPV

dan IRR (Soekartawi, 2002)

  Analisa R/C adalah Singkatan dari return Cost Ratio atau dikenal dengan perbandingan antara

penerimaan dan biaya. 

R/C Ratio dapat dibagi menjadi dua yaitu :

1.         R/C ratio berdasarkan data apa adanya (tipe I)

2.        R/C ratio berdasarakan data dengan memperhitungkan tenaga kerja dalam keluarga, sewa

lahan (andaikan lahan dianggap menyewa) dan sebagainya (Tipe II)

Dari dua cara mendapatkan nilai R/C ratio, dapat ditarik kesimpulan bahwa nilai R/C

ratio tipe I selalu lebih besar dibandingkan nilai R/C ratio tipe II.  Dalam prakteknya

adakalanya R/C ratio menurut tipe I > 2,0 dan apabila diukur dengan tipe II, maka R/C ratio <

1,0  (Soekartawi, 2002).

  Analisa B/C ratio (benefit – Cost Ratio) pada prinsipnya sama dengan analisa R/C, hanya saja

pada analisa B/C ini data yang diperhitungkan adalah besarnya manfaat.  Usahatani dikatakan

dapat memberikan manfaaat apabila memiliki nilai B/C ratio > 1.  Selain B/C ratio, juga

dikenal istilah Net B/C ratio. Net B/C ratio adalah menghitung perbandingan nilai selisih

Page 13: ANALISA KELAYAKAN USAHA.docx

biaya manfaat yang positif dan negatif.  Kriteria yang digunakan adalah apabila nilai Net B/C

ratio > 1, maka usahatani tersebut layak untuk dilaksanakan (Soekartawi, 2002)

  Analisa IRR (Internal Rate of Return) merupakan parameter yang dipakai untuk menentukan

apakah suatu usahatani mempunyai kelayakan usaha atau tidak.  Suatu usaha dikatakan layak,

apabila mempunya nilai IRR lebih tinggi dari tingkat suku bunga bank pada saat usaha tani

itu diusahakan dengan meminjam uang (biaya) dari bank pada saat nilai netto sekarang (Net

Present Value/NPV = 0).  Oleh karena itu untuk menghitung IRR diperlukan nilai NPV

(Soekartawi, 2002)

  BEP (Break Even Point)

Analisis BEP terdiri dari analisis BEP hasil, BEP harga dan BEP skla Usaha. 

a.         BEP hasil

Analisis BEP hasil bertujuan untuk melihat pada hasil atau produksi berapa suatu usaha

agribisnis impas/pulang pokok (tidak untung dan tidak rugi). 

b.        BEP harga

Analisis BEP harga berguna untuk melihat pada harga jual berapa suatu usaha

agribisnis akan impas/pulang pokok (tidakuntung dan tidak rugi).  

--> III.           METODOLOGI PENELITIAN

3.1.  Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan di Nagari Gurun Kecamatan Harau Kabupaten

Limapuluh Kota.  Pemilihan lokasi penelitian ini dilakukan secara sengaja, karena Nagari

Gurun Merupakan salah satu Nagari yang memiliki masyarakat pengrajin gula aren cukup

banyak.   Alasan lain pemilihan lokasi penelitian ini adalah akses ke Nagari Gurun yang

cukup mudah dan bagi pemerintahan Nagari Gurun usaha ini dianggap tidak mendatangkan

keuntungan bagi pengrajin, sehingga pada data penduduk menurut pekerjaan, tidak

ditampilkan jumlah penduduk yang pekerjaanya melakukan pengolahan gula aren.   Padahal

ada beberapa kepala rumah tangga yang menjadikan pengolahan ini sebagai mata

pencaharian pokok, untuk memenuhi kebutuhan keluarga mereka.  Penelitian ini dilakukan

selama satu bulan, yaitu pada bulan Oktober 2012

3.2.  Cara Pelaksanaan Penelitian

Page 14: ANALISA KELAYAKAN USAHA.docx

Penelitian adalah suatu kegiatan yang terencana untuk mencari dan menggali fakta yang

sesuai dengan masalah yang diteliti dengan pendekatan ilmiah.  Metode penelitian yang

digunakan dalam penelitian ini adalah metode sensus.  Dengan metode sensus maka seluruh

populasi petani pengrajin gula aren menjadi sampel penelitian, yaitu enam orang petani

pengrajin. 

Penggunaan metode ini dilakukan berdasarkan beberapa pertimbangan diantaranya : 1.

Jumlah populasi kecil, 2. Dapat memperoleh informasi yang lengkap, 3. Dapat menghasilkan

gambaran yang lengkap dan dapat dipercaya tentang usaha panngolahan yang dilakuakan

petani pengrajin.

3.3.  Tahapan Pelaksanaan Penelitian

1. Perencanaan Peneliian2. Penyusunan Proposal3. Pembuatan Kuisioner4. Pengumpulan Data5. Pengolahan Data6. Penyusunan Laporan

Pelakasanaan penelitian ini melalui beberapa tahapan diantaranya :

 

Pengumpulan data di lapangan

Pengolahan Data Penelitian

Pembuatan Laporan Penellitian

Page 15: ANALISA KELAYAKAN USAHA.docx

3.4.  Metode dan Teknik Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data adalah dengan menggunakan sampel.  Populasi yang akan

diajadikan sampel adalah patani pengolah gula aren di Nagari Gurun Kecamatan Harau

Kabupaten Limapuluh Kota.  Jumlah petani pengrajin yang ada di Nagari Gurun ini adalah

sebanyak enam orang pengrajin.  Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik pengambilan

sampel sengaja (purposive sampling).  Dengan demikian jumlah sampel yang akan dimbil

adalah sebanyak  enam pengrajin.  Hal ini dilakukan karena jumlah populasinya cukup kecil. 

Dengan demikian hasil penelitian juga jauh lebih akurat dibandingkan dengan penggunaan

jumlah sampel yang kecil.

Teknik pengumpulan data adalah dengan studi lapangan dan studi kepustakaan.

1.        Studi lapangan (field reaserch)

Studi lapangan bertujuan untuk memperoleh data primer.  Data primer merupakan data

yang diperoleh langsung dari sumbernya, melalui cara survey dan wawancara  ke sumber data

atau responden.  Pengumpulan data primer dilakukan dengan menggunakan daftar pertanyaan

yang berhubungan dengan biaya dan pendapatan.  Teknik wawancara yang akan digunakan

dalam penelitian ini adalah focused interview.  Teknik wawancara ini merupakan teknik

wawancara yang terarah, karena sebelum melakukan wawancara, pertanyaan-pertanyaan

sudah dipersiapkan dan dirangkai sedemikian rupa, sehingga jawaban dari responden telah

menjurus ketujuan tertentu.  Data primer yang akan peroleh dari sampel antara lain :

  Identitas sampel

  Lama waktu untuk satu kali proses produksi atau pengolahan

  Jumlah tenaga kerja yang digunakan dalam satu kali pengolahan

  Bahan baku yang digunakan

  Cara mendapatkan bahan baku

  Jenis modal yang digunakan

  Biaya yang dikeluarkan

  Permasalahan yang dihadapi

  Peralatan yanng digunakan

  Proses produksi

  Kapasitas produksi

Page 16: ANALISA KELAYAKAN USAHA.docx

  pemasaran

  Harga jual

2.         Studi kepustakaan (library research)

Studi kepustakaan bertujuan untuk memperoleh data sekunder, seperti teori-teori dan

data-data pendukung yang relevan dengan penelitian.  Data sekunder merupakan data yang

diperoleh tidak langsung dari sumber datanya, misalnya dari Badan Pusat Statistik, jurnal

penelitian sebelumnya dan dari buku-buku perpustakaan. 

3.5. Teknik Analisis dan Metode Pengujian

Teknik analisa yang digunakan adalah

  Analisa R/C

Analisa R/C adalah Singkatan dari return Cost Ratio atau dikenal dengan perbandingan

antara penerimaan dan biaya.  Secara matematik dapat dituliskan sebagai berikut :

RC Ratio         =  TR/TC

Keteranngan :

RC Ratio         :  Ratio penerimaan dan biaya

TR                   :  Total reveniu / penerimaan total

TC                   :  Total cost / total biaya

  Analisa B/C

Analisa B/C ratio (benefit – Cost Ratio) atau dikenal dengan perbandingan antara

benefit dan biaya.  Secara matematik dapat dituliskan sebagai berikut :

B/C      =   ( ) / ( )

Keterangan :

B/C      :  Benefit-Cost Ratio

Bt        :  Benefit langsung dan tidak langsung pada tahun t

Ct        :  Biaya langsung dan tidak langsung pada tahun t

i           :  Tingkat bunga yang berlaku

t           :  Jangka waktu usaha tani

  NPV dan IRR

Analisa IRR (Internal Rate of Return) merupakan parameter yang dipakai untuk

menentukan apakah suatu usahatani mempunyai kelayakan usaha atau tidak.  Suatu usaha

dikatakan layak, apabila mempunya nilai IRR lebih tinggi dari tingkat suku bunga Bank pada

saat usahatani itu diusahakan dengan meminjam uang (biaya) dari bank pada saat nilai netto

Page 17: ANALISA KELAYAKAN USAHA.docx

sekarang (Net Present Value/NPV = 0).  Oleh karena itu untuk menghitung IRR diperlukan

nilai NPV (Soekartawi, 2002)

NPV dapat dihitung dengan mengunakan Rumus :

NPV  =

Keterangan :

NPV    :  Net Present Value

Bt        :  Benefit langsung dan tidak langsung pada tahun t

Ct        :  Biaya langsung dan tidak langsung pada tahun t

i           :  Tingkat bunga yang berlaku

t           :  Jangka waktu usaha tani

IRR  =  +   x ( )

Keterangan :

IRR                 :  Internal rate of return

               :  NPV Positif

               :  NPV Negatif

                     :  Tingkat bunga yang besar

                     :  Tingkat bunga yang kecil

  BEP

a.          BEP hasil

Secara matematik BEP hasil dapat dituliskan sebagai berikut :

BEP hasil = TR/harga

Keterangan :

TR       :  Total reveniu

b.        BEP harga

Secara matematik BEP hasil dapat dituliskan sebagai berikut :

BEP harga = TR/produksi