analisa kelayakan usaha-industri

54
Studi Kelayakan Usaha - Industri 1 LAPORAN II TUGAS PERANCANGAN & PENGEMBANGAN PRODUK MEJA LAPTOP PORTABLE Diajukan untuk Melengkapi Tugas Mata Kuliah Perancangan dan Aplikasi Sistem Teknik Industri II Pada Program Studi Teknik Industri Disusun Oleh : Kelompok 5 Rudini Mulya (41610010035) Paulus Fortunatus P. (41610010004) Andy Irawan (41610010029) Herman Santoso P. (41610010001) Ikhya Maulana (41610010011) Aditya Anugrah S. (41610010031) PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA 2011 Diperiksa dan disetujui oleh : Ir. Silvi Ariyanti, M.Sc.

Upload: rudini-mulya

Post on 31-Dec-2015

238 views

Category:

Documents


8 download

TRANSCRIPT

Page 1: Analisa Kelayakan Usaha-Industri

Studi Kelayakan Usaha - Industri 1

LAPORAN II

TUGAS PERANCANGAN & PENGEMBANGAN PRODUK

MEJA LAPTOP PORTABLE

Diajukan untuk Melengkapi Tugas Mata Kuliah

Perancangan dan Aplikasi Sistem Teknik Industri II

Pada Program Studi Teknik Industri

Disusun Oleh :

Kelompok 5

Rudini Mulya (41610010035)

Paulus Fortunatus P. (41610010004)

Andy Irawan (41610010029)

Herman Santoso P. (41610010001)

Ikhya Maulana (41610010011)

Aditya Anugrah S. (41610010031)

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS MERCU BUANA

JAKARTA

2011

Diperiksa dan disetujui oleh :

Ir. Silvi Ariyanti, M.Sc.

Page 2: Analisa Kelayakan Usaha-Industri

Studi Kelayakan Usaha - Industri 2

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Dalam era kemajuan teknologi yang sudah semakin berkembang sekarang

ini, tentunya akan membuat banyak orang untuk berlomba-lomba menciptakan

suatu benda atau produk yang lebih bermanfaat atau mempunyai kegunaan yang

lebih banyak dari pada produk yang sudah ada di pasaran. Tentunya produk yang

bagus adalah produk yang bisa digunakan secara maksimal dalam beraktifitas

sehari-hari tanpa mengganggu dari aktifitas yang sudah ada.

Di zaman sekarang banyak sekali orang yang menginginkan untuk bisa

mengerjakan pekerjaannya dengan cara simpel dan tanpa perlu terganggu dengan

minimnya kegunaan dari suatu produk yang sudah ada di pasaran, tidak terkecuali

produk yang digunakan sebagai meja laptop portable.Desainnya kurang

ergonomis karena hanya bisa digunakan untuk laptop dengan rata-rata ukuran 12

inch sehingga hanya menopang sebagian dari laptop saja, bahannya terbuat dari

kaca mika dan rentan akan pecah, bentuknya kaku dan sulit untuk diputar ke

segala arah mengikuti keinginan pengguna.Untuk itu maka dibuatlah suatu produk

yang nantinya bisa digunakan dengan praktis dan membantu kegunaan dalam

beraktifitas belajar dan bekerja menggunakan laptop Produk ini kami namakan

sebagai Meja Laptop Portable.

Awal munculnya ide ini sangat sederhana, karena menurut pengalaman

sebagai mahasiswa terkadang sering mahasiswa dalam kerja kelompok, sedikit

yang terkendala akan minimnya laptop yang dipunyai, sehingga saat kita bekerja

dengan 1 laptop, rekan sekelompok yang lain akan mengalami kesulitan untuk

melihat apakah data yang sudah kita buat tadi sudah sesuai apa belum, dan

akhirnya laptop pun harus diangkat-angkat agar rekan sekelompok tersebut dapat

melihat dari sisi yang lain juga.

Page 3: Analisa Kelayakan Usaha-Industri

Studi Kelayakan Usaha - Industri 3

Dengan pengalaman tersebut maka dibuatlah satu produk meja mserba

guna dan juga dilengkapi dengan satu kipas laptop yang nantinya tetap bisa untuk

mendinginkan laptop tersebut agar pengguna laptop tetap merasa nyaman dan

ergonomis dalam menggunakannya. Sehingga para pengguna akan lebih

dimudahkan dalam penggunaan laptop baik dalam belajar atau bekerja.

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan Latar Belakang diatas dapat dirumuskan permasalahan yang

dihadapi, yaitu:

a. “Bagaimana merancang produk meja laptop portable yang ergonomis?”

b. “Apakah produk yang diproduksi kami dapat diterima di pasaran?”

1.3. Batasan Masalah

Batasan masalah yang akan dipakai dalam penelitian ini adalah :

a. Penelitian hanya membahas desain produk meja laptop putar berkipas.

b. Data pengukuran Anthropometri didapatkan dari ukuran masyarakat

Indonesia terutama di Meruya Selatan dengan usia telah di tentukan.

c. Pengukuran Antropometri yang didapatkan hanya digunakan pada

panjang, lebar dan tebal meja laptop.

1.3.1. Asumsi-asumsi

Dalam penelitian ini asumsi asumsi yang digunakan adalah :

a. Kondisi pengguna diukur dalam keadaan baik (tidak cacat) dan dalam

kondisi sehat.

b. Semua pengguna laptop yang diukur mampu menggunakan laptop dan

meja laptop.

c. Hasil rancangan meja laptop yang didesain bisa digunakan untuk semua

ukuran laptop.

Page 4: Analisa Kelayakan Usaha-Industri

Studi Kelayakan Usaha - Industri 4

1.4. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :

Melakukan perancangan produk meja laptop Portable serba guna yang ergonomis.

1.5. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diperoleh dengan melakukan penelitian ini adalah:

a. Bagi Peneliti

Sebagai latihan untuk menerapkan teori yang sudah didapatkan di bangku

kuliah dalam permasalahan pembuatan produk.

b. Bagi Pengguna (pemakai laptop)

Memberikan kemudahan dalam melakukan kegiatan khususnyadalam

penggunaan laptop.

c. Bagi Ilmu Pengetahuan

Dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam memecahkan

masalah pembuatan produk sehingga dapat dikembangkan dalam

penelitian–penelitian selanjutnya.

1.6. Sistematika Penulisan

Sistematika yang digunakan dalam penelitian ini akan disesuaikan dengan

panduan yang ada untuk memudahkan dalam pelaksanaan penelitian tersebut,

yaitu:

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini berisi latar belakang masalah, perumusan masalah, batasan

masalah, asumsi–asumsi, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan

sistematika penulisan.

BAB II LANDASAN TEORI

Bab ini berisi teori dan konsep yang dijadikan dasar atau landasan teori

didalam pemecahan masalah yang berkaitan dengan penelitian.

Page 5: Analisa Kelayakan Usaha-Industri

Studi Kelayakan Usaha - Industri 5

BAB III PENGUMPULAN DATA

Bab ini berisi langkah–langkah pemecahan yang diperlukan dalam

penelitian ini, yang meliputi tempat dan waktu penelitian, identifikasi dan

definisi variabel, langkah–langkah pemecahan masalah, metode

pengambilan data dan analisis data.

BAB IV PENGOLAHAN DATA

Bab ini berisi pengumpulan data, pengolahan data dan pembahasan data–

data hasil penelitian.

BAB V ANALISA DAN EVALUASI

Bab ini berisi pembahasan tentang keterkaitan antar factor-faktor dari data

yang diperoleh dari masalah yang diajukan kemudian menyelesaikan

masalah tersebut menganalisa proses dan hasil penyelesaian masalah.

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini berisi uraian mengenai kesimpulan dari pembahasan serta

beberapa saran untuk perbaikan.

Page 6: Analisa Kelayakan Usaha-Industri

Studi Kelayakan Usaha - Industri 6

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1. Data Izin Usaha Industri

Izin Usaha Industri (IUI) adalah izin yang harus dimiliki untuk melakukan

kegiatan usaha industri. Izin usaha industri diberikan kepada industri yang

berlokasi di kawasan industri/kawasan berikat atau yang berlokasi di luar kawasan

industri/kawasan berikat.

Berdasarkan jenisnya, Izin Usaha Industri dibedakan menjadi dua, yaitu :

1. Izin Usaha Industri melalui tahap persetujuan prinsip ; diberikan kepada

perusahaan industri unutk langsung dapat melakukan persiapan-persiapan dan

usaha pembangunan, pengadaan dan instalasi/peralatan, dan lain-lain yang

diperlukan. Izin Usaha Industri ini diberikan kepada perusahaan industri yang

jenis industri dan proses produksinya tidak merusak ataupun membahayakan

lingkungan, serta tidak menggunakan Sumber Daya Alam (SDA) berlebihan

atau perusahaan industri yang tidak berlokasi di kawasan industri.

2. Izin Usaha Industri tanpa melalui persetujuan prinsip ; diberikan kepada

perusahaan industri yang berlokasi di kawasan industri/kawasan berikat yang

memiliki izin dan jenis industri atau proses produksinya tidak merusak

ataupun membahayakan lingkungan.

2.1.1. Dasar Hukum Izin Usaha Industri

Dasar hukum yang mengatur tentang Izin Usaha Industri, yaitu :

1. UU No. 5 Tahun 1984 tentang Perindustrian.

2. SK. Memperindag No. 590/MPP/Kep/10/1999 tentang Ketentuan dan Tata

Cara Pemberian Izin Usaha Industri dan Izin Perluasan.

3. Perda No. 29 Tahun 2001 tentang Retribusi Izin Usaha Industri.

2.1.2. Prosedur Pengurusan Izin Usaha Industri

2.1.2.1.Prosedur Pengurusan Izin Usaha Industri Melalui Tahap Persetujuan

Prinsip

Page 7: Analisa Kelayakan Usaha-Industri

Studi Kelayakan Usaha - Industri 7

Tata cara permintaan Izin Usaha Industri melalui tahap persetujuan

prinsip, yaitu :

1. Pengajuan permintaan persetujuan prinsip menggunakan formulir.

2. Pengajuan permintaan Izin Usaha Industri melalui tahap persetujuan prinsip

menggunakan formulir.

3. Permintaan persetujuan prinsip diajukan oleh pemohon kepada Kepala Dinas

Perindag dengan menggunakan formulir.

4. Setelah formulir diterima secara lengkap dan benar, selambat-lambatnya 14

(empat belas) hari kerja Kepala Dinas Perindag wajib memberikan persetujuan

prinsip dengan menggunakan formulir.

2.1.2.2.Prosedur Pengurusan Izin Usaha Industri Tanpa Persetujuan Prinsip

Tata cara permintaan Izin Usaha Industri tanpa persetujuan prinsip, yaitu :

1. Pengajuan permintaan Izin Usaha Industri melalui tahap persetujuan prinsip

menggunakan formulir.

2. Pengajuan permintaan izin perluasan usaha menggunakan formulir.

3. Permintaan Izin Usaha Industri bagi jenis usaha industri yang pemberian Izin

Usaha Industri tanpa melalui tahap persetujuan prinsip dilakukan dengan

menggunakan formulir dan mengisi daftar isian untuk permintaan Izin Usaha

Industri dengan menggunakan formulir.

4. Formulir diajukan langsung oleh Perusahaan Industri kepada Kepala Dinas

Perindag yang bersangkutan.

5. Selambat-lambatnya 14 (empat belas) hari kerja terhitung sejak diterimanya

formulir secara lengkap dan benar, Kepala Dinas Perindag yang bersangkutan

wajib memberikan Izin Usaha Industri dengan menggunakan formulir.

Page 8: Analisa Kelayakan Usaha-Industri

Studi Kelayakan Usaha - Industri 8

2.1.2.3.Prosedur Pengurusan Izin Usaha Industri Kecil

Tata cara permintaan Izin Usaha Industri kecil, yaitu :

1. Setiap pendirian perusahaan industri yang nilai investasi perusahaan

seluruhnya sebesar Rp. 5.000.000,00 (lima juta rupiah) sampai dengan Rp.

200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan

tempat usaha, wajib memperoleh Izin Usaha Industri.

2. Perusahaan industri untuk memperoleh Izin Usaha Industri tidak diperlukan

tahap persetujuan prinsip.

3. Permintaan Izin Usaha Industri kecil diajukan langsung oleh pemohon kepada

Kepala Dinas Perindag dengan menggunakan formulir.

4. Selambat-lambatnya 14 (empat belas) hari kerja terhitung sejak diterimanya

Permintaan Izin Usaha Industri kecil secara lengkap dan benar, Kepala Dinas

Perindag setempat wajib memberikan Izin Usaha Industri Kecil dengan

menggunakan formulir.

2.1.3. Persyaratan untuk Mendapatkan Izin Usaha Industri

2.1.3.1.Persyaratan Permintaan Persetujuan Prinsip

Syarat-syarat yang harus dipenuhi untuk permintaan persetujuan prinsip,

yaitu :

1. Formulir Permintaan Persetujuan Prinsip.

2. Fotokopi Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP).

3. Fotokopi Akta Pendirian Perusahaan dan Akta Perubahan.

2.1.3.2.Persyaratan Permintaan Izin Usaha Industri Melalui Tahap

Persetujuan Prinsip

Syarat-syarat yang harus dipenuhi untuk permintaan Izin Usaha Industri

melalui tahap persetujuan prinsip, yaitu :

1. Formulir Permintaan Izin Usaha Industri (Baru/Hilang/Rusak).

2. Formulir Permintaan Izin Perluasan.

3. Formulir Permintaan Persetujuan Pemindahan Lokasi Pabrik.

4. Fotokopi Persetujuan Prinsip.

Page 9: Analisa Kelayakan Usaha-Industri

Studi Kelayakan Usaha - Industri 9

5. Informasi Kemajuan Pembangunan Pabrik.

6. Fotokopi NPWP.

7. Fotokopi Akta Pendirian Perusahaan dan Akta Perubahan.

8. Fotokopi Izin Mendirikan Bangunan (IMB).

9. Fotokopi Nama Direksi dan Dewan Komisaris.

10. Fotokopi UKL dan UPL atau SPPL.

11. Fotokopi Izin Lokasi.

12. Fotokopi Undang-Undang Gangguan atau AMDAL.

2.1.3.4.Persyaratan Permintaan Izin Usaha Industri Tanpa Melalui Tahap

Persetujuan Prinsip

Syarat-syarat yang harus dipenuhi untuk permintaan Izin Usaha Industri

tanpa melalui tahap persetujuan prinsip, yaitu :

1. Formulir Permintaan Izin Usaha Industri.

2. Informasi Pembangunan Pabrik dan Sarana Produksi (Proyek).

3. Fotokopi NPWP.

4. Fotokopi Akta Pendirian atau Akta Perubahan.

5. Fotokopi Izin Mendirikan Bangunan (IMB).

2.1.3.5.Persyaratan Permintaan Izin Usaha Industri Kecil

Syarat-syarat yang harus dipenuhi untuk permintaan Izin Usaha Industri

kecil, yaitu formulir Permintaan Izin Usaha Industri Kecil.

2.1.4. Biaya Resmi Pengurusan Izin Usaha Industri

Biaya pengurusan Izin Usaha Industri, yaitu :

1. Usaha Kecil : 0,50 x Rp. 100.000,00 = Rp. 50.000,00

2. Usaha Menengah : 1,50 x Rp. 100.000,00 = Rp. 150.000,00

3. Usaha Besar : 2,50 x Rp. 100.000,00 = Rp. 250.000,00

Page 10: Analisa Kelayakan Usaha-Industri

Studi Kelayakan Usaha - Industri 10

2.1.5. Ketentuan Pelaksanaan/Kewajiban Pemegang Izin

Ketentuan-ketentuan dalam pelaksanaan Izin Usaha Industri atau

kewajiban pemegang Izin Usaha Industri adalah sebagai berikut :

1. Perusahaan yang telah memperoleh Izin Usaha Industri wajib menyampaikan

informasi industri secara berkala kepada pejabat yang berwenang memberikan

Izin Usaha Industri.

2. Membayar Retribusi Izin Usaha Industri.

2.1.6. Sanksi/Denda untuk Pelanggaran Ketentuan Izin

Sanksi yang dikenakan apabila terjadi pelanggaran ketentuan izin, yaitu :

1. Perusahaan Industri yang tidak melaksanakan ketentuan-ketentuan dalam Izin

Usaha Industri dikenakan sanksi sesuai ketentuan pidana yang tercantum

dalam Pasal 24 dan Pasal 27 UU No. 5 Tahun 1984 tentang Perindustrian.

2. Wajib Retribusi yang tidak melaksanakan kewajiban sehingga merugikan

Keuangan Daerah, diancam pidana yang tercantum dalam Pasal 18 Perda No.

29 Tahun 2001 tentang Retribusi Izin Usaha Industri.

2.2. Data Tanda Daftar Perusahaan

Tanda Daftar Perusahaan (TDP) adalah surat tanda pengesahan yang

diberikan oleh Kantor Pendaftaran Perusahaan kepada perusahaan yang telah

melakukan pendaftaran perusahaan.

2.2.1. Tata Cara Pendaftaran Perusahaan

Tata cara pendaftaran perusahaan berdasarkan Peraturan Menteri

Perdagangan No. 37/M-DAG/PER/9/2007 pasal 9 yaitu :

1. Pendaftaran perusahaan dilakukan oleh pemilik, pengurus, penanggungjawab,

atau kuasa perusahaan yang sah pada Kantor Pembantu Perusahaan (KPP)

Kabupaten/Kota/Kotamadya di tempat kedudukan perusahaan.

2. Kuasa perusahaan tidak termasuk kuasa untuk menandatangani formulir

pendaftaran perusahaan.

3. Pendaftaran perusahaan dilakukan dengan mengisi formulir pendaftaran

perusahaan yang disampaikan langsung kepada Kepala

Page 11: Analisa Kelayakan Usaha-Industri

Studi Kelayakan Usaha - Industri 11

Kabupaten/Kota/Kotamadya dengan melampirkan dokumen-dokumen

persyaratan.

4. Pendaftaran perusahaan bagi agen perusahaan atau anak perusahaan berlaku

ketentuan sesuai dengan bentuk perusahaannya.

5. Formulir pendaftaran perusahaan untuk Perseroan Terbatas (PT)

ditandatangani oleh pengurus atau penanggungjawab perusahaan.

6. Formulir pendaftaran perusahaan untuk Koperasi, Persekutuan Komanditer

(CV), Firma (Fa), Perorangan, dan Bentuk Usaha Lainnya (BUL)

ditandatangani oleh pemilik, pengurus, atau penanggungjawab perusahaan.

7. Kepala KPP Kabupaten/Kota/Kotamadya mengesahkan pendaftaran

perusahaan dan menerbitkan TDP paling lambat 3 (tiga) hari kerja terhitung

sejak formulir pendaftaran dan dokumen persyaratan diterima secara benar

dan lengkap.

8. Pendaftaran dikenakan biaya administrasi sebesar Rp. 0,00 (nol rupiah).

9. TDP diterbitkan berdasarkan bentuk perusahaan dengan menggunakan blanko

warna.

10. Perusahaan yang telah menerima TDP harus memasang TDP di tempat yang

mudah dibaca dan dilihat oleh umum, dan nomor TDP harus dicantumkan

pada papan nama dan dokumen-dokumen perusahaan yang dipergunakan

dalam kegiatan usahanya.

11. TDP berlaku untuk jangka waktu 5 (lima) tahun terhitung mulai tanggal

diterbitkan dan wajib diperbaharui paling lambat 3 (tiga) bulan sebelum masa

berlakunya berakhir.

12. Penolakan Pendaftaran dilakukan apabila pengisian formulir pendaftaran

perusahaan belum benar dan/atau dokumen belum lengkap.

13. Penolakan Pendaftaran disampaikan oleh KPP Kabupaten/Kota/Kotamadya

secara tertulis kepada perusahaan paling lambat 3 (tiga) hari kerja terhitung

sejak diterimanya isian formulir pendaftaran perusahaan disertai alasan

penolakan dengan menggunakan format surat penolakan.

14. Apabila perusahaan dalam waktu paling lambat 10 (sepuluh) hari kerja

terhitung sejak diterimanya surat penolakan, tidak melaksanakan pembetulan

Page 12: Analisa Kelayakan Usaha-Industri

Studi Kelayakan Usaha - Industri 12

dan/atau melengkapi dokumen persyaratan, wajib melakukan pendaftaran

ulang dengan mengisi formulir pendaftaran ulang.

15. Pembaharuan TDP dilakukan dengan mengisi formulir pendaftaran dengan

melampirkan dokumen asli TDP yang akan diperbaharui, tanpa melampirkan

dokumen persyaratan yang telah disampaikan pada waktu pendaftaran

sebelumnya.

16. Kepala KPP Kabupaten/Kota/Kotamadya menerbitkan TDP paling lambat 3

(tiga) hari kerja terhitung sejak diterimanya permohonan pembaharuan secara

benar dan lengkap.

17. Pembaharuan TDP dikenakan biaya administrasi.

2.2.2. Persyaratan Pendaftaran Perusahaan

2.2.2.1.Persyaratan Pendaftaran Persekutuan Komanditer (CV)/Firma

(Fa)/Koperasi

Syarat-syarat yang harus dilengkapi yaitu :

1. Formulir isian (diisi lengkap).

2. Fotokopi Akta Pendirian Perusahaan.

3. Pengesahaan Akta dari Pengadilan Negeri (PN).

4. Fotokopi Domisili Perusahaan.

5. Fotokopi Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP).

6. Fotokopi SIUP/Izin Teknis lainnya.

7. Fotokopi Kartu Tanda Penduduk (KTP) Penanggung Jawab dan Sekutu

Komanditer lainnya.

8. Akta Pendirian dan Pengesahan dari Kanwik/Kandep Koperasi (khusus

Koperasi).

9. Fotokopi KTP Penanggung Jawab Koperasi (khusus Koperasi).

Page 13: Analisa Kelayakan Usaha-Industri

Studi Kelayakan Usaha - Industri 13

2.2.2.2.Persyaratan Pendaftaran Perusahaan Perseorangan (PO)/Badan

Usaha Lainnya (BUL)

Syarat-syarat yang harus dilengkapi yaitu :

1. Formulir isian (diisi lengkap).

2. Fotokopi Domisili Perusahaan/SIT/UUG.

3. Fotokopi SIUP/Izin Teknis lainnya.

4. Fotokopi Kartu Tanda Penduduk (KTP) Penanggung Jawab atau Paspor

apabila Penanggung Jawab adalah Warga Negara Asing (WNA).

5. Fotokopi Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP).

2.2.2.3.Persyaratan Pendaftaran Perseroan Terbatas (PT)

Syarat-syarat yang harus dilengkapi yaitu :

1. Formulir isian (diisi lengkap).

2. Fotokopi Akta Pendirian Perusahaan dan Akta Perubahan.

3. Fotokopi dan asli Pengesahan Akta Pendirian/Perubahan dari Departemen

Kehakiman (sesuai dengan UU PT No. 1 Tahun 1995).

4. Fotokopi dan asli Data Akta Pendirian.

5. Fotokopi dan asli Data Akta Perubahan.

6. Fotokopi dan asli Laporan Data Akta Perubahan.

7. Fotokopi SIUP/Izin Teknis lainnya.

8. Fotokopi Domisili Perusahaan/SIT/UUG.

9. Fotokopi Kartu Tanda Penduduk (KTP) Pengurus dan Komisaris serta

Pemegang Saham.

2.2.3. Prosedur Pendaftaran Perusahaan

Prosedur yang dilakukan untuk mendaftarkan perusahaan, yaitu :

1. Pemohon datang langsung ke Kantor Departemen Perindustrian dan

Perdagangan dengan membawa persyaratan yang telah disebutkan.

2. Bagi perusahaan yang memenuhi persyaratan, diberikan blanko pendaftaran

perusahaan sesuai dengan bentuk usaha, yakni :

Page 14: Analisa Kelayakan Usaha-Industri

Studi Kelayakan Usaha - Industri 14

3. Blanko pendaftaran tersebut pada poin 2 di atas harus diisi oleh

pemilik/pengurus perusahaan dalam rangkap 3 (tiga) dengan tinta hitam dan

huruf kapital.

4. Apabila pengisiannya benar, diterbitkan Surat Perintah Membayar dan apabila

pengisian salah, dikembalikan untuk diperbaiki.

2.2.4. Biaya Pengurusan Tanda Daftar Perusahaan

Rincian biaya pengurusan TDP dapat dilihat pada Tabel 2.1.

Tabel 2.1. Biaya Pengurusan Tanda Daftar Perusahaan

No. Status Biaya (Rp.) Proses Biaya Sudah Termasuk

1. BUL 2.500.000,00 14 Hari Kerja Pengambilan Formulir dan Persyaratannya

Persiapan dan Pemeriksaan

Pengajuan Permohonan TDP

Biaya Administrasi dan Jasa

Legalisir Fotokopi TDP oleh Notaris

2. PT 2.500.000,00 14 Hari Kerja

3. KOPERASI 2.000.000,00 14 Hari Kerja

4. CV 1.500.000,00 14 Hari Kerja

5. PO 1.000.000,00 14 Hari Kerja

2.3. Data AMDAL

Dalam UU No. 32 Tahun 2009, Analisis Mengenai Dampak Lingkungan

(AMDAL) mendapat porsi yang cukup banyak dibandingkan instrumen

lingkungan lainnya, dari 127 pasal yang ada, 23 pasal di antaranya mengatur

tentang AMDAL. Pengertian AMDAL pada UU No. 32 Tahun 2009 berbeda

dengan UU No. 23 Tahun 1997, yaitu hilangnya “dampak besar”. Jika dalam UU

No. 23 Tahun 1997 disebutkan bahwa “AMDAL adalah kajian mengenai dampak

besar dan penting suatu usaha dan/atau kegiatan yang direncanakan pada

lingkungan hidup yang diperlukan bagi proses pengambilan keputusan tentang

penyelenggaraan usaha dan/atau kegiatan”, pada UU No. 32 Tahun 2009

disebutkan bahwa “AMDAL adalah kajian mengenai dampak penting suatu usaha

dan/atau kegiatan yang direncanakan pada lingkungan hidup yang diperlukan bagi

proses pengambilan keputusan tentang penyelenggaraan usaha dan/atau kegiatan”.

Daru ke-23 pasal tersebut, terdapat pasal-pasal penting yang sebelumnya

tidak termuat dalam UU No. 23 Tahun 1997 maupun PP No. 27 Tahun 1999 dan

Page 15: Analisa Kelayakan Usaha-Industri

Studi Kelayakan Usaha - Industri 15

memberikan implikasi yang besar bagi para pelaku AMDAL, termasuk pejabat

pemberi ijin.

Hal-hal penting baru yang terkait dengan AMDAL yang termuat dalam

UU No. 32 Tahun 2009, antara lain :

1. AMDAL dan RKL/RPL merupakan salah satu instrumen pencegahan

pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup.

2. Penyusun dokumen AMDAL wajib memiliki sertifikat kompetensi penyusun

dokumen AMDAL.

3. Komisi penilai AMDAL pusat, propinsi, maupun kabupaten/kota wajib

memiliki lisensi AMDAL.

4. AMDAL dan RKL/RPL merupakan persyaratan untuk penerbitan izin

lingkungan.

5. Izin lingkungan diterbitkan oleh menteri, gubernur, bupati/walikota sesuai

kewenangannya.

Selain kelima hal tersebut, terdapat pengaturan yang tegas yang

diamanatkan dalam UU No. 32 Tahun 2009, yaitu dikenakannya sanksi pidana

dan perdata terkait pelanggaran bidang AMDAL. Pasal-pasal yang mengatur

tentang sanksi-sanksi tersebut, yaitu :

1. Sanksi terhadap orang yang melakukan usaha/kegiatan tanpa memiliki izin

lingkungan.

2. Sanksi terhadap orang yang menyusun dokumen AMDAL tanpa memiliki

sertifikat kompetensi.

3. Sanksi terhadap pejabat yang memberikan izin lingkungan tanpa dilengkapi

dengan dokumen AMDAL atau RKL/RPL.

2.3.1. Dokumen AMDAL

Dokumen AMDAL terdiri dari :

1. Dokumen Kerangka Acuan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup

(KA-AMDAL).

2. Dokumen Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup (AMDAL).

3. Dokumen Rencana Michelangelo Lingkungan Hidup (RKL).

4. Dokumen Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup (RPL).

Page 16: Analisa Kelayakan Usaha-Industri

Studi Kelayakan Usaha - Industri 16

2.3.2. Fungsi AMDAL

AMDAL digunakan untuk :

1. Bahan bagi perencanaan pembangunan wilayah.

2. Membantu proses pengambilan keputusan tentang kelayakan lingkungan

hidup dari rencana usaha dan/atau kegiatan.

3. Memberi masukan untuk penyusunan disain rinci teknis dari rencana usaha

dan/atau kegiatan.

4. Memberi masukan untuk penyusunan rencana pengelolaan dan pemantauan

lingkungan hidup.

5. Memberi informasi bagi masyarakat atas dampak yang ditimbulkan dari suatu

rencana usaha dan/atau kegiatan.

2.3.3. Pihak-pihak yang Terlibat dalam Proses AMDAL

Pihak-pihak yang terlibat dalam proses AMDAL yaitu :

1. Komisi penilai AMDAL, yaitu komisi yang bertugas menilai dokumen

AMDAL.

2. Pemrakarsa, yaitu orang atau badan hukum yang bertanggung jawab atas suatu

rencana usaha dan/atau kegiatan yang akan dilaksanakan.

3. Masyarakat yang berkepentingan, yaitu masyarakat yang terpengaruh atas

segala bentuk keputusan dalam proses AMDAL.

2.3.4. Persyaratan Kompetensi dalam Penyusunan Dokumen AMDAL

Syarat-syarat dalam penyusunan dokumen AMDAL berdasarkan Peraturan

Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 7 Tahun 2010, yaitu :

1. Dokumen AMDAL yang diajukan kepada Komisi Penilai AMDAL wajib

disusun oleh pemrakarsa.

2. Dalam penyusunan dokumen AMDAL, pemrakarsa dapat meminta bantuan

kepada lembaga penyedia jasa penyusunan dokumen AMDAL yang telah

mendapatkan tanda registrasi kompetensi.

3. Penyusun dokumen AMDAL wajib memiliki sertifikat kompetensi.

Page 17: Analisa Kelayakan Usaha-Industri

Studi Kelayakan Usaha - Industri 17

4. Dalam penyusunan dokumen AMDAL, penyusun dokumen AMDAL wajib

menggunakan data dan/atau informasi yang sahih dan sesuai dengan kaidah

ilmiah.

5. Komisi Penilai AMDAL wajib menolak pengajuan dokumen AMDAL yang

penyusunannya tidak memenuhi ketentuan.

2.4. Tingkat Suku Bunga Bank

Tingkat suku bunga bank yang terakhir dikeluarkan oleh Bank Indonesia

(BI) pada tanggal 4 Maret 2010 yaitu sebesar 6,50% (berdasarkan hasil dari Rapat

Dewan Gubernur).

2.5. Data Upah Minimum Regional

Upah Minimum Regional (UMR) adalah suatu standar minimum yang

digunakan para pengusaha atau pelaku industri untuk memberikan upah kepada

pegawai, karyawan, atau buruh di dalam lingkungan usaha atau kerjanya.

Pemerintah mengatur pengupahan melalui Peraturan Menteri Tenaga Kerja No.

05/Men/1989 tanggal 29 Mei 1989 tentang Upah Minimum. Data upah minimum

regional untuk tahun 2010 dapat dilihat pada Tabel 2.2.

Tabel 2.2. Data Upah Minimum Regional Tahun 2010

No. Provinsi UMR (Rp.)

1. Bangka Belitung 813.000,00

2. Banten 537.000,00

3. Bengkulu 683.528,00

4. DKI Jakarta 972.604,80

5. Gorontalo 710.000,00

6. Jambi 900.000,00

7. Jawa Barat 568.193,39

8. Jawa Tengah 547.000,00

9. Kalimantan Barat 645.000,00

10. Kalimantan Tengah 765.868,00

11. Kalimantan Timur 1.002.000,00

12. Kalimantan Selatan 1.024.500,00

Page 18: Analisa Kelayakan Usaha-Industri

Studi Kelayakan Usaha - Industri 18

13. Lampung 678.900,00

14. Maluku 840.000,00

15. Nanggroe Aceh Darussalam 1.300.000,00

Tabel 2.2. Data Upah Minimum Regional Tahun 2010 (Lanjutan)

No. Provinsi UMR (Rp.)

16. Nusa Tenggara Barat 730.000,00

17. Nusa Tenggara Timur 650.000,00

18. Papua 1.105.500,00

19. Riau 800.000,00

20. Sulawesi Barat 944.500,00

21. Sulawesi Tengah 777.500,00

22. Sulawesi Tenggara 860.000,00

23. Sulawesi Selatan 1.000.000,00

24. Sulawesi Utara 1.000.000,00

25. Sumatera Barat 700.000,00

26. Sumatera Selatan 743.000,00

27. Sumatera Utara 965.000,00

28. Yogyakarta 547.000,00

2.6. Data Peluang Pasar

Peluang pasar (market share) menunjukkan seberapa besar peluang yang

dimiliki oleh perusahaan untuk masuk ke dalam pasar. Peluang pasar ditentukan

setelah dilakukan strategi pemasaran (Segmentation, Targetting, Positioning)

untuk produk perusahaan tersebut.

2.6.1. Segmentasi (Segmentation)

Segmentasi yang dilakukan terdiri atas tiga jenis, yaitu :

1. Segmentasi Geografis

Bangsa : Indonesia

Propinsi : Sumatera Utara

Kota : Medan

Perguruan Tinggi : Universitas Sumatera Utara

Page 19: Analisa Kelayakan Usaha-Industri

Studi Kelayakan Usaha - Industri 19

Fakultas Teknik

Departemen Teknik Industri

2. Segmentasi Demografis

Umur : 19 – 23 tahun

Jenis Kelamin : Laki-laki dan Perempuan

Pekerjaan : Mahasiswa/i

Pendidikan : Perguruan Tinggi

Agama : (Tidak Dibatasi)

Ras : (Tidak Dibatasi)

Kebangsaan : Indonesia

Program Studi : S-1 Reguler

Stambuk : 2005 - 2009

3. Segmentasi Psikografis

Kelas Sosial : Bawah, Menengah, dan Atas

Gaya Hidup : Sederhana dan Mewah

2.6.2. Penargetan (Targetting)

Dari segmentasi-segmentasi yang dilakukan sebelumnya, terdapat segmen

yang dianggap potensial untuk dijadikan target pasar (targetting) penjualan

gantungan kunci, yaitu :

1. Daerah sasaran : Universitas Sumatera Utara

Fakultas Teknik

Departemen Teknik Industri

2. Konsumen : Mahasiswa/i S-1 Reguler Stambuk 2006

3. Kelas Sosial : Bawah, Menengah, dan Atas

2.6.3. Pemosisian (Positioning)

Dalam memposisikan produk gantungan kunci ke dalam benak konsumen,

maka terdapat 3 tahap yang dilakukan, yaitu :

1. Identifikasi Target

Page 20: Analisa Kelayakan Usaha-Industri

Studi Kelayakan Usaha - Industri 20

Target pasar pada penjualan gantungan kunci ini adalah mahasiswa/i

Departemen Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara,

dengan Program Studi S-1 Reguler dan Stambuk 2006 yang berjumlah 78

orang.

2. Merumuskan Point of Differentiation

Pada tahap ini, diuraikan keunggulan produk gantungan kunci sehingga

berbeda dari produk para pesaing (terdapat 3 pesaing). Keunggulan produk

gantungan kunci antara lain :

Bentuk Cendera Mata Padang Sidempuan dalam bentuk candi, yaitu Candi

Bahal.

Bentuk yang sederhana dan menarik.

3. Melakukan Strategi Pemasaran (Marketing Mix)

Strategi yang digunakan yaitu :

Strategi Produk (Product)

Pada strategi ini, keunggulan gantungan kunci yang membuatnya berbeda

dengan gantungan kunci pesaing dijabarkan kepada konsumen. Point of

Differentation nya dapat dilihat pada tahap kedua (tahap sebelumnya).

Strategi Harga (Price)

Strategi yang digunakan adalah competitive pricing, dimana harga

gantungan kunci bersaing dengan harga yang ditetapkan pesaing.

Strategi Promosi (Promotion)

Promosi yang dilakukan yaitu promosi penjualan dengan pemberian

diskon sebesar 5% untuk pembelian gantungan kunci di atas 10 buah.

Strategi Tempat / Distribusi (Place)

Distribusi yang dilakukan adalah one level distribution, dimana produsen

langsung bertemu dengan konsumen. Tempat penjualan dilakukan di

sekitar gedung kampus Departemen Teknik Industri, terutama di beberapa

titik yang biasanya merupakan tempat berkumpul target pasar, seperti

koridor, halaman teknik, di bawah pohon rindang (dpr), bahkan di ruangan

kuliah.

Page 21: Analisa Kelayakan Usaha-Industri

Studi Kelayakan Usaha - Industri 21

Jumlah mahasiswa Departemen Teknik Industri stambuk 2006 dengan

program studi reguler berjumlah 78 orang (Demand). Dalam penjualan produk

gantungan kunci ini terdapat 3 pesaing. Supply untuk gantungan kunci hasil

brainstorming adalah (78 : [3 + 1]) = 19,5. Supply untuk pasar (market) menjadi

(78 – 19,5) = 58,5. Dari data di atas, dapat dihitung peluang pasar (market share),

yaitu :

%25

%10078

5,5878

%100)(PasarPeluang

Demand

SupplyDemandShareMarket

2.7. Data Peraturan Perpajakan

Berdasarkan UU No. 28 Tahun 2007 tentang Ketentuan Umum dan Tata

Cara Perpajakan Pasal 1, terdapat beberapa poin yang penting yaitu:

1. Pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh pribadi atau

badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak

mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara

bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.

2. Wajib Pajak adalah orang pribadi atau badan, meliputi pembayar pajak,

pemotong pajak, dan pemungut pajak, yang mempunyai hak dan kewajiban

perpajakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan

perpajakan.

3. Nomor Pokok Wajib Pajak adalah nomor yang diberikan kepada Wajib Pajak

sebagai sarana dalam administrasi perpajakan yang dipergunakan sebagai

tanda pengenal diri atau identitas Wajib Pajak dalam melaksanakan dan

kewajiban perpajakannya.

Berdasarkan UU No. 28 Tahun 2007 tentang Ketentuan Umum dan Tata

Cara Perpajakan Pasal 2, terdapat beberapa poin yang penting yaitu:

1. Setiap Wajib Pajak yang telah memenuhi persyaratan subjektif dan objektif

sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan wajib

mendaftarkan diri pada kantor Direktorat Jenderal Pajak yang wilayah

Page 22: Analisa Kelayakan Usaha-Industri

Studi Kelayakan Usaha - Industri 22

kerjanya meliputi tempat tinggal atau tempat kedudukan Wajib Pajak dan

kepadanya diberikan Nomor Pokok Wajib Pajak.

2. Setiap Wajib Pajak sebagai Pengusaha dikenai pajak berdasarkan Undang-

Undang Pajak Pertambahan Nilai 1984 dan perubahannya, wajib melaporkan

usahanya pada kantor Direktorat Jenderal Pajak yang wilayah kerjanya

meliputi tempat tinggal atau tempat kedudukan Pengusaha, dan tempat

kegiatan usaha dilakukan untuk dikukuhkan menjadi Pengusaha Kena Pajak.

Berdasarkan UU No. 28 Tahun 2007 tentang Ketentuan Umum dan Tata

Cara Perpajakan Pasal 28, terdapat beberapa poin yang penting yaitu:

1. Wajib Pajak orang pribadi yang melakukan kegiatan usaha atau pekerjaan

bebas dan Wajib Pajak badan di Indonesia wajib menyelenggarakan

pembukuan.

2. Pembukuan atau pencatatan tersebut harus diselenggarakan dengan

memperhatikan itikad baik dan mencerminkan keadaan atau kegiatan usaha

yang sebenarnya.

3. Pembukuan atau pencatatan harus diselenggarakan di Indonesia dengan

menggunakan huruf Latin, angka Arab, satuan mata uang Rupiah, dan disusun

dalam bahasa Indonesia atau dalam bahasa asing yang diizinkan oleh Menteri

Keuangan.

4. Pembukuan sekurang-kurangnya terdiri atas catatan mengenai harta,

kewajiban, modal, penghasilan dan biaya, serta penjualan dan pembelian

sehingga dapat dihitung besarnya pajak yang terutang.

Berdasarkan UU No. 28 Tahun 2007 tentang Ketentuan Umum dan Tata

Cara Perpajakan Pasal 34, terdapat beberapa poin yang penting yaitu:

1. Identitas Wajib Pajak meliputi : nama Wajib Pajak, Nomor Pokok Wajib

Pajak, alamat Wajib Pajak, alamat kegiatan usaha, merk usaha, dan kegiatan

usaha Wajib Pajak.

2. Informasi yang bersifat umum tentang perpajakan meliputi : penerimaan pajak

secara nasional, penerimaan pajak per Kantor Wilayah Direktorat Jenderal

Pajak atau Kantor Pelayanan Pajak, penerimaan pajak per jenis pajak,

Page 23: Analisa Kelayakan Usaha-Industri

Studi Kelayakan Usaha - Industri 23

penerimaan pajak per klasifikasi lapangan usaha, jumlah Wajib Pajak atau

Pengusaha Kena Pajak terdaftar, register permohonan Wajib Pajak, tunggakan

pajak secara nasional, dan tunggakan pajak per Kantor Wilayah Direktorat

Jenderal Pajak atau Kantor Pelayanan Pajak.

Berdasarkan UU No. 36 Tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan (PPh),

terdapat beberapa poin penting yaitu :

1. Bagi Wajib Pajak orang pribadi, tarif PPh tertinggi diturunkan dari 35%

menjadi 30% dan menyederhanakan lapisan tarif dari 5 lapisan menjadi 4

lapisan, namun memperluas masing-masing lapisan penghasilan kena pajak,

yaitu lapisan tertinggi dari sebesar Rp. 200.000.000,00 menjadi Rp.

500.000.000,00.

2. Bagi Wajib Pajak badan usaha, tarif PPh yang semula terdiri dari 3 lapisan

(10%, 15%, dan 30%) menjadi tarif tunggal 28% di tahun 2009 dan 25%

tahun 2010.

3. Bagi Wajib Pajak yang telah mempunyai Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP),

dibebaskan dari kewajiban pembayaran fiskal luar negeri sejak 2009, dan

pemungutan fiskal luar negeri dihapus pada 2011. diharapkan pada 2011,

semua masyarakat yang wajib memiliki NPWP telah memiliki NPWP

sehingga kewajiban pembayaran fiskal luar negeri layak dihapuskan.

4. Bagi Wajib Pajak penerima penghasilan yang dikenai pemotongan PPh Pasal

21 yang tidak mempunyai NPWP dikenai pemotongan 20% lebih tinggi dari

tarif normal.

5. Bagi Wajib Pajak penerima penghasilan yang dikenai pemotongan PPh Pasal

23 yang tidak mempunyai NPWP, dikenai pemotongan 200% lebih tinggi dari

tarif normal.

6. Bagi Wajib Pajak yang dikenai pemungutan PPh Pasal 22 yang tidak

mempunyai NPWP dikenakan pemungutan 100% lebih tinggi dari tarif

normal.

Adapun besar tarif-tarif perpajakan yang berlaku sejak tahun 2009, yaitu :

1. Pajak Penghasilan (PPh)

Page 24: Analisa Kelayakan Usaha-Industri

Studi Kelayakan Usaha - Industri 24

Tabel 2.3 menunjukkan Wajib Pajak orang pribadi dalam negeri. Tabel 2.4

menunjukkan Wajib Pajak badan dalam negeri dan bentuk usaha tetap.

Tabel 2.3. Wajib Pajak Orang Pribadi Dalam Negeri

No Lapisan Penghasilan Kena Pajak Tarif Pajak

1 < Rp. 50.000.000,00 5%

2 Rp. 50.000.000,00 – Rp. 250.000.000,00 15%

3 Rp. 250.000.000,00 – Rp. 500.000.000,00 25%

4 > Rp 500.000.000,00 30%

Tabel 2.4. Wajib Pajak Badan Dalam Negeri dan Bentuk Usaha Tetap

No Keterangan Tarif Pajak

1 Tahun 2009 28%

2 Tahun 2010 dan selanjutnya 25%

3 PT yang 40% sahamnya diperdagangkan

di bursa efek

5% lebih rendah dari

yang seharusnya

4 Peredaran bruto sampai dengan

Rp. 50.000.000.000,00

Pengurangan 50% dari

yang seharusnya

2. Pajak Bumi dan Bangunan (PBB)

Berdasarkan UU No. 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi

Daerah (PDRD), tarif Pajak Bumi dan Bangunan untuk pedesaan dan

perkotaan diturunkan dari 0,5% terhadap Nilai Jual Objek Pajak (NJOP)

menjadi paling tinggi 0,3% dari NJOP. Yang menjadi dasar perhitungan PBB

adalah Nilai Jual Kena Pajak (NJKP), yaitu persentase tertentu dari nilai jual

sebenarnya. NJKP ditetapkan serendah-rendahnya 20% dan setinggi-tingginya

100%.

3. Penyusutan

Berdasarkan PP Nomor 1 Tahun 2007 Pasal 2, tarif penyusutan dapat dilihat

pada Tabel 2.5.

Tabel 2.5. Tarif Penyusutan

Page 25: Analisa Kelayakan Usaha-Industri

Studi Kelayakan Usaha - Industri 25

No Kelompok Harta Berwujud Masa Manfaat

(tahun)

Metode

Garis Lurus

Metode

Saldo Menurun

1 Bukan

Bangunan

Kelompok I 2 50% 100%

Kelompok II 4 25% 50%

Kelompok III 8 12,5% 25%

Kelompok IV 10 10% 20%

2 Bangunan Permanen 10 10% -

Tidak Permanen 5 20% 40%

2.8. Data Mesin dan Peralatan

Mesin dan peralatan merupakan salah satu input yang membantu dalam

proses pembuatan gantungan kunci. Untuk data mesin, dapat dilihat pada Tabel

2.6, sedangkan untuk data peralatan dapat dilihat pada Tabel 2.7.

Tabel 2.6. Mesin yang Digunakan Dalam Pembuatan Gantungan Kunci

No Mesin Pemakaian

Listrik (KWh)

Lama

Pemakaian

(jam/hari)

Harga

per Unit (Rp.)

Jumlah Yang

Dibutuhkan

Total

Harga (Rp.)

1 Mixer 1 2 3.000.000 1 3.000.000

2 Mesin Gerinda 0,54 5 400.000 1 400.000

3 Mesin Bor 0,50 2 300.000 1 300.000

Total 3.700.000

Tabel 2.7. Peralatan yang Digunakan Dalam Pembuatan Gantungan Kunci

No Peralatan Harga per Unit

(Rp.)

Jumlah yang

Dibutuhkan

Total Harga

(Rp.)

1 Mal Kayu 50.000 1 50.000

2 Sekop 50.000 1 50.000

3 Ayakan Pasir 35.000 1 35.000

4 Kupola/Tanur 1.500.000 1 1.500.000

5 Gayung Penuang 40.000 1 40.000

Page 26: Analisa Kelayakan Usaha-Industri

Studi Kelayakan Usaha - Industri 26

6 Selang 20.000 1 20.000

7 Timbangan 60.000 1 60.000

8 Sendok Jaring 30.000 1 30.000

9 Drum Minyak 20.000 1 20.000

10 Gergaji Kayu 50.000 1 50.000

11 Ember 10.000 1 10.000

12 Kuas 5.000 1 5.000

13 Beko 200.000 1 200.000

14 Drag 15.000 4 60.000

15 Ragum/Penjepit 350.000 1 350.000

Tabel 2.7. Peralatan yang Digunakan Dalam Pembuatan Gantungan Kunci

(Lanjutan)

No Peralatan Harga per Unit

(Rp.)

Jumlah yang

Dibutuhkan

Total Harga

(Rp.)

16 Pulpen 1.000 10 10.000

17 Meteran 10.000 1 10.000

18 Kikir 10.000 1 10.000

Total 2.510.000

2.9. Data Harga Komponen

Komponen yang digunakan dalam pembuatan gantungan kunci dengan

pengecoran logam yang menggunakan cetakan pasir terdiri atas 3, yaitu

komponen biaya tetap (fixed cost), komponen biaya berubah (variable cost), dan

investasi.

2.9.1. Komponen Biaya Tetap (Fixed Cost)

Dalam pembuatan gantungan kunci, yang termasuk ke dalam komponen

biaya tetap yaitu :

1. Biaya tenaga kerja

Tenaga kerja yang digunakan sebanyak 7 orang dengan upah masing-masing

sebesar Rp. 1.200.000,00/bulan, sehingga total biaya tenaga kerja adalah Rp.

8.400.000,00/bulan.

Page 27: Analisa Kelayakan Usaha-Industri

Studi Kelayakan Usaha - Industri 27

2. Biaya listrik

Biaya listrik per KWh adalah Rp. 600,00. Listrik digunakan untuk mesin dan

penerangan.

Mixer menggunakan listrik sebesar (1 x 2 x 22) = 44 KWh/bulan

Mesin Gerinda menggunakan listrik sebesar (0,54 x 5 x 22) = 59,4

KWh/bulan

Mesin Bor menggunakan listrik sebesar (0,50 x 2 x 22) = 22 KWh/bulan

Total penggunaan listrik untuk mesin adalah 125,4 KWh/bulan, sehingga

biayanya (125,4 x 600) = Rp75.240/bulan. Biaya penerangan diperkirakan

sebesar Rp. 50.000/bulan. Total biaya listrik adalah sebesar Rp. 125.240/bulan.

3. Biaya air

Air yang digunakan adalah untuk perusahaan dan kegiatan produksi. Biaya air

untuk perusahaan diperkirakan Rp. 30.000/bulan dan untuk kegiatan produksi

Rp. 900/bulan, sehingga total biaya air adalah sebesar Rp. 30.900/bulan.

4. Biaya perawatan

Biaya perawatan untuk mesin dan peralatan diperkirakan Rp. 60.000/bulan.

5. Biaya administrasi

Biaya administrasi diperkirakan sebesar Rp. 80.000/bulan.

6. Pajak Bumi dan Bangunan (PBB)

Investasi untuk tanah dan bangunan sebesar Rp. 200.000.000 dengan Nilai

Jual Kena Pajak sebesar 20% (dari pengumpulan data) dan tarif pajak yang

dikenakan pada Nilai Objek Kena Pajak sebesar 0,3% (dari pengumpulan

data). Maka, PBB yang dikenakan sebesar (Rp.2300.000.000 x 20% x 0,3%) =

Rp. 120.000/tahun.

2.9.2. Komponen Biaya Berubah (Variable Cost)

Komponen yang termasuk dalam biaya berubah adalah komponen produk

dan komponen di luar produk. Untuk komponen produk dapat dilihat pada Tabel

2.8 dan untuk komponen di luar produk dapat dilihat pada Tabel 2.9.

Page 28: Analisa Kelayakan Usaha-Industri

Studi Kelayakan Usaha - Industri 28

2.9.3. Investasi

Data investasi ini terdiri dari pra operasi, bangunan/gedung dan tanah,

mesin dan peralatan, alat transportasi/kendaraan, inventaris kantor. Data investasi

ini dapat dilihat Tabel 2.10.

Tabel 2.10. Data Investasi

No Keterangan Harga (Rp.)

1 Pra Operasi Ijin 1.150.000

Konsultan 1.000.000

2 Bangunan dan Tanah 200.000.000

3 Mesin 3.700.000

4 Peralatan 2.510.000

5 Alat Transportasi Pick-Up Mitsubishi L-300 80.000.000

6 Inventaris Kantor

Kursi (8 unit) 400.000

Meja (2 unit) 180.000

Rak (4 unit) 1.000.000

Komputer (1 unit) 3.000.000

Printer Canon IP 1980 (1 unit) 450.000

AC (1 unit) 2.500.000

Telepon (2 unit) 90.000

Kipas Angin (2 unit) 160.000

Dispenser (1 unit) 300.000

Total 296.440.000

Asumsi-asumsi yang digunakan untuk perhitungan dalam pengolahan data

adalah sebagai berikut :

1. Volume produksi per bulan adalah sebesar 2200 unit.

2. Jumlah hari kerja per bulan adalah 22 hari kerja.

3. Periode ekonomis dari investasi adalah selama 10 tahun.

4. Karakteristik pasar adalah pasar sempurna, dimana produk yang diproduksi

terjual seluruhnya.

5. Laba yang diperoleh sebesar 18%

Page 29: Analisa Kelayakan Usaha-Industri

Studi Kelayakan Usaha - Industri 29

BAB III

PENGUMPULAN DATA

3.1. Perhitungan Break Even Point

Data-data yang diperlukan untuk perhitungan Break Even Point adalah yang terdapat

pada Tabel 3.1, Tabel 3.2. dan Tabel 3.3.

Tabel 3.1. Perincian Investasi

Keterangan Perkiraan Biaya (Rp) Jumlah yang

Dibutuhkan Total Harga (Rp.)

Harta Berwujud

1. Bangunan Rp 2,000,000 1 Rp 2,000,000

2. Mesin dan

Peralatan

Mesin Gerinda Rp 450,000 4 Rp 1,800,000

Mesin Bor/Drill Rp 280,000 3 Rp 840,000

Mesin Serut/Plener Rp 900,000 2 Rp 1,800,000

Mesin Spay/Cat Rp 215,000 3 Rp 645,000

Mesin Compressor Rp 1,000,000 2 Rp 2,000,000

Amplas Kayu Rp 5,000 4 Rp 20,000

Palu Rp 10,000 2 Rp 20,000

Pahat Rp 12,000 2 Rp 24,000

Obeng Rp 7,000 3 Rp 21,000

Siku Rp 15,000 2 Rp 30,000

Jidar/Mistar Rp 10,000 2 Rp 20,000

Gergaji Kayu Rp 25,000 3 Rp 75,000

Kuas Rp 5,000 2 Rp 10,000

Baut/Bur Rp 2,000 8 Rp 16,000

Pulpen/Pensil Rp 1,000 5 Rp 5,000

Meteran Rp 10,000 2 Rp 20,000

Cat Minyak Rp 10,000 2 Rp 20,000

Vernis Rp 7,000 1 RP 7,000

Page 30: Analisa Kelayakan Usaha-Industri

Studi Kelayakan Usaha - Industri 30

Kikir Rp 10,000 2 Rp 20,000

Total Rp 9,393,000

Tabel 3.2. Perhitungan TFC (Total Fix Cost) per Tahun

Perincian Perkiraan Biaya (Rp)

1. Upah tenaga kerja langsung 7 orang @ Rp.

1.200.000/bulan Rp 8,400,000

2. Biaya Listrik Mesin

Mesin Gerinda (247,68 KWh/bulan) Rp 198,144

Mesin Bor/Drill (97,2 KWh/bulan) Rp 77,760

Mesin Serut/Plener (164,16 KWh/bulan) Rp 131,328

Mesin Spray/Cat (48 KWh/bulan) Rp 38,400

Biaya Penerangan Rp 60,000

3. Biaya Air Rp 100,000

4. Biaya Perawatan Rp 100,000

5. Biaya Administrasi Rp 100,000

6. Pajak Bumi dan Bangunan Rp 10,000

Total Rp 9,215,632

Total TFC per tahun = Rp.9,215,632 x 12 bulan = Rp.110,587,584

Tabel 3.3. Perhitungan TVC (Total Varible Cost) per Unit

Nama Perkiraan Biaya (Rp)

Engsel 4.000.

Vernis 7.000

Cat 20.000

Fan 30.000

Kayu 37.500

Triplek/papan 12.000

Total Rp 113.500

Page 31: Analisa Kelayakan Usaha-Industri

Studi Kelayakan Usaha - Industri 31

Jika kapasitas produksi per bulan adalah 100 unit maka biaya variabel per tahun menjadi

= Rp.113.500 x 100 x 12 = Rp. 136.200.000

Titik pulang pokok (Break Even Point) merupakan suatu titik atau keadaan dimana

perusahaan dalam operasionalnya tidak memperoleh laba dan juga tidak mengalami kerugian.

Ada beberapa kesimpulan dalam Break Even Point :

1. Apabila TR > TC maka memperoleh laba

2. Apabila TR = TC maka terjadi break even point

3. Apabila TR<TC maka perusahaan mengalami kerugian

Adapun Rumus untuk menentukan BEP secara umum sebagai berikut:

TR = TC

[Total Penerimaan] = [Total Biaya]

(P)(NBEP) = (TFC)+(VC)(NBEP)

NBEP = VCP

TFC

Dimana: NBEP = Jumlah output titik pulang pokok

TFC = Total biaya tetap

P = Harga jual per unit produk

VC = Biaya variabel per unit produk

Adapun langkah-langkah untuk menentukan Break Even 18 % sebagai berikut :

Laba = TR-TC

20%.TC = TR – TC

TC( 20% + 1 ) = TR

( TFC + TVC )(20%+1 ) = TR

(9.215.632 +9.393.000)( 1,18 ) = Q.P

(18.608.632)(1,18) = (100 x 1) . P

P = 100

186.958.21

= Rp. 219.581,86

≈ Rp. 220.000

Diperoleh harga jual produk adalah sebesar Rp. 220.000

Page 32: Analisa Kelayakan Usaha-Industri

Studi Kelayakan Usaha - Industri 32

Keterangan:

TR = Total Revenue (total penerimaan) per tahun

TC = Total Cost (total biaya) per tahun

TFC = Total Fix Cost (total biaya tetap) per tahun

TVC = Total Variabel Cost (total biaya berubah) per tahun

Q = Quantity (total unit produksi) per tahun

P = Price (harga jual) per unit

Perhitungan untuk titik BEP adalah sebagai berikut:

NBEP = VP

TFC

NBEP = 113.500 -220.000

9.215.632

NBEP = 86,531

NBEP ≈ 86,53 unit/Bulan

NBEP =87 unit/Bulan

Untuk grafik BEP dapat dilihat pada Gambar 3.1.

62.875.200 TFC

TVC = Rp.6.023,8

(x)

TR = Rp 10.000 (x)TC = TFC +

TVC

BEP

15.849x (unit)

Y

(Rp).

Rugi

Laba

158.490.000

Gambar 3.1. Titik Impas (Break Even Point)

220.000

110.587.584

220.000.000

.000

220.000.00

0

Rp. 1304,6

Page 33: Analisa Kelayakan Usaha-Industri

Studi Kelayakan Usaha - Industri 33

3.2. Perhitungan Internal Rate of Return

Tingkat pengembalian internal merupakan suatu nilai yang menunjukkan tingkat

pertumbuhan rata-rata dari uang yang diinvestasikan ke dalam usaha produksi meja laptop

portable dalam setiap tahunnya. Dan selanjutnya nilai ini digunakan untuk menentukan

kelayakan dari usaha tersebut jika dibandingkan dengan nilai MARR (Minimum Attractive

Rate of Return). Dalam hal ini, nilai MARR yang digunakan adalah tingkat suku bunga Bank

Indonesia (BI rate) yaitu sebesar 6,50%.

Dalam menentukan IRR, ada beberapa langkah perhitungan yang harus dilakukan

untuk dapat menghitung nilai IRR yaitu sebagai berikut:

3.2.1. Depresiasi

Depresiasi dikenakan pada barang-barang yang kelihatan secara fisik seperti

bangunan dan mesin peralatan.

a. Depresiasi untuk mesin dan peralatan

Menurut Undang-undang RI No.17 tahun 2000, Pasal 11, besar tarif penyusutan untuk

kelompok bukan bangunan yang masa manfaatnya mencapai 10 tahun adalah sebesar

12.5%.

b. Depresiasi untuk Bangunan

Menurut Undang-undang RI No.17 tahun 2000, Pasal 11, besar tarif penyusutan untuk

kelompok bangunan permanen adalah sebesar 5%.

Perhitungan Depresiasi Non Bangunan:

Tahun 1: 0,125 x 7.393.000 = 924.125

Tahun 2: 0,125 x (7.393.000 – 924.125) = 0.125 x 6.468.875 = 808.609,375

Tahun 3: 0,125x(6.468.875–808.609,375)= 0.125 x 5.660.265,625 = 707.533,203

Perhitungan Depresiasi Bangunan:

Tahun 1: 0,05 x 2.000.000 = 100.000

Tahun 2: 0,05 x (2.000.000-100.000) = 0,05 x 1.900.000 = 95.000

Tahun 3: 0,05 x (1.900.000-95.000) = 0,05 x 1.805.000 = 90.250

Total Depresiasi = Depresiasi Non Bangunan + Depresiasi Bangunan

Page 34: Analisa Kelayakan Usaha-Industri

Studi Kelayakan Usaha - Industri 34

Tabel 3.4. Hasil Perhitungan Depresiasi

Tahun Depresiasi Non

Bangunan (Rp)

Depresiasi

Bangunan (Rp)

Total Depresiasi

(Rp)

1 924.125 100.000 1.024.125

2

808.609 95.000

903.609

3 707.533 90.250 797.783

4 619.091 85.500 704.591

5 6.116.705 81.225 6.197.930

6 5.352.117 77.164 5.429.281

7 4.683.102 81.022 4.764.124

8 4.097.714 76.971 4.174.685

9 3.585.500 73.122 3.658.622

10 4.033.688 69.466 4.103.154

3.2.2. Amortisasi

Amortitasi dikenakan pada aset-aset yang tidak tampak (intangible assets), misalnya

nama merk perusahaan. Perhitungan besar amortisasi dengan metode garis lurus ditunjukkan

pada Tabel 3.5.

Perhitungan amortisasi per tahun = Rp. 1.000.000/10 = Rp. 100.000/tahun

Tabel 3.5. Hasil Perhitungan Amortisasi

Tahun Amortisasi (Rp)

1 100.000

2 100.000

3 100.000

4 100.000

5 100.000

6 100.000

7 100.000

8 100.000

9 100.000

10 100.000

Page 35: Analisa Kelayakan Usaha-Industri

Studi Kelayakan Usaha - Industri 35

Untuk total penyusutan setiap tahun didapat dengan cara menjumlahkan depresiasi

tiap tahun dengan amortisasi tiap tahun. Hasil perhitungannya dapat dilihat pada Tabel 3.6.

Tabel 3.6. Hasil Perhitungan Total Penyusutan

Tahun Total Depresiasi

(Rp) Amortisasi (Rp) Total (Rp)

1 1.024.125 100.000 1.124.125

2 903.609 100.000 1.003.609

3 797.783 100.000 897.783

4 704.591 100.000 804.591

5 6.197.930 100.000 6.297.930

6 5.429.281 100.000

5.529.281

7 4.764.124 100.000 4.864.124

8 4.174.685 100.000 4.274.685

9 3.658.622 100.000 3.758.622

10 4.103.154 100.000 4.203.154

3.2.3. Aliran Tunai Bersih

Aliran tunai bersih merupakan in cash flow setiap tahun. Besar aliran tunai bersih

adalah penerimaan dikurangi biaya dan pajak. Hasil perhitungan aliran tunai bersih

ditunjukkan pada Tabel 3.6.

TR = Rp. 220.000 x 2200 = Rp. 484.000.000

TC = TFC +TVC

= Rp. 62.875.200 + Rp. 159.265.920 = Rp. Perhitungan aliran tunai bersih

adalah sebagai berikut:

Untuk tahun 1 : Total depresiasi = Rp. 10.891.250

Laba kotor = TR - TC - Total depresiasi

= 264.000.000 – 222.141.120 – 10.891.250 =

Rp. 30.967.630

Pajak = 5% x Rp. 30.967.630 = Rp. 1.548.382

Laba Bersih = Laba kotor – Pajak

= 30.967.630 – 1.548.382

= Rp. 29.419.248

Page 36: Analisa Kelayakan Usaha-Industri

Studi Kelayakan Usaha - Industri 36

Untuk tahun 2 : Total depresiasi = Rp. 10.294.219

Laba kotor = TR - TC - Total depresiasi

= 264.000.000 – 222.141.120 – 10.294.219 = Rp.

31.564.661

Pajak = 5% x Rp. 31.564.661 = Rp. 1.578.233

Laba Bersih = Laba kotor – Pajak

= 31.564.661 – 1.578.233

= Rp. 29.986.428

Dengan melakukan perhitungan yang sama untuk tahun-tahun berikutnya maka

diperoleh hasil seperti terlihat pada Tabel 3.7.

Tabel 3.7. Perhitungan Laba Bersih per Tahun

Tahun Total penyusutan Laba kotor Pajak Laba bersih

1 10.891.250 30.967.630 1.548.382 29.419.248

2 10.294.219 31.564.661 1.578.233 29.986.428

3 9.734.316 32.124.564 1.606.228 30.518.336

4 9.208.777 32.650.103 1.632.505 31.017.598

5 8.715.086 33.143.794 1.657.190 31.486.604

6 8.250.955 33.607.925 1.680.396 31.927.529

Tabel 3.7. Perhitungan Laba Bersih per Tahun (Lanjutan)

Tahun Total penyusutan Laba kotor Pajak Laba bersih

7 7.814.296 34.044.584 1.702.229 32.342.355

8 7.403.203 34.455.677 1.722.784 32.732.893

9 7.015.930 34.842.950 1.742.148 33.100.802

10 6.650.880 35.208.000 1.760.400 33.447.600

Total 315.979.393

Dari data tersebut diatas maka besar IRR dapat ditentukan. Untuk memperkirakan

letak IRR, maka dicari harga Annualnya.

A = 10

bersihTunaiAliran

Page 37: Analisa Kelayakan Usaha-Industri

Studi Kelayakan Usaha - Industri 37

A = 10

3315.979.39

A = Rp. 31.597.939,3

A/P = 31.597.939,3 / 206.210.000 = 0,1532

Dari tabel bunga uang diperoleh bahwa faktor A/P berada pada i antara 7% dan 9%.

Dengan metode ”Trial dan Error” dicari nilai IRR yang diperoleh jika :

0 NCFPV

PVNCF (Present Value Net Cash Flow) merupakan nilai sekarang dari aliran tunai bersih Jika

digambarkan dengan Cash Flow dapat dilihat pada Gambar

3.2.

Gambar 3.2. Cash Flow Diagram

Keterangan:

Untuk i = 7%

NPV = -206.210.000 + 29.419.248 (P/F, 7%, 1) + 29.986.428 (P/F, 7%, 2) + 30.518.336

(P/F, 7%, 3) + 31.017.598 (P/F, 7%, 4) + 31.486.604 (P/F, 7%, 5) + 31.927.529

(P/F, 7%, 6) + 32.342.355 (P/F, 7%, 7) + 32.732.893 (P/F, 7%, 8) + 33.100.802

(P/F, 7%, 9) + 33.447.600 (P/F, 7%, 10)

= -206.210.000 + 29.419.248 (0,9346) + 29.986.428 (0,8734) + 30.518.336

(0,8163) + 31.017.598 (0,7629) + 31.486.604 (0,7130) + 31.927.529 (0,6663) +

32.342.355 (0,6227) + 32.732.893 (0,5820) + 33.100.802 (0,5439) + 33.447.600

(0,5083)

= 5.817.061

Untuk i = 9%

Investasi

(Out Cash Flow) Laba Bersih

(In Cash Flow)

Page 38: Analisa Kelayakan Usaha-Industri

Studi Kelayakan Usaha - Industri 38

NPV = -206.210.000 + 29.419.248 (P/F, 9%, 1) + 29.986.428 (P/F, 9%, 2) + 30.518.336

(P/F, 9%, 3) + 31.017.598 (P/F, 9%, 4) + 31.486.604 (P/F, 9%, 5) + 31.927.529

(P/F, 9%, 6) + 32.342.355 (P/F, 9%, 7) + 32.732.893 (P/F, 9%, 8) + 33.100.802

(P/F, 9%, 9) + 33.447.600 (P/F, 9%, 10)

= -206.210.000 + 29.419.248 (0,9174) + 29.986.428 (0,8417) + 30.518.336

(0,7722) + 31.017.598 (0,7084) + 31.486.604 (0,6499) + 31.927.529 (0,5963) +

32.342.355 (0,5470) + 32.732.893 (0,5019) + 33.100.802 (0,4604) + 33.447.600

(0,4224)

= -5.452.769

Tabel 3.8. Hasil Perhitungan IRR

Persen (P/F) Out Cash Flow (Rp) NPV (Rp)

7% 206.210.000 5.817.061

9% 206.210.000 -5.452.769

IRR adalah nilai discount rate i yang membuat NPV dari proyek sama dengan nol.

Dari Tabel 3.8. dapat dilihat IRR berada diantara 7 % dan 9 %, maka dengan interpolasi

didapatkan:

IRR=

%95.452.769

)5.452.769(5.817.061

%9%7x 8,03%

Dari perhitungan diketahui bahwa IRR = 8,03% lebih besar daripada suku bank yang

sebesar 6,50%. Hal ini berarti bahwa usaha ini layak dilakukan ditinjau dari perhitungan IRR

tersebut.

3.2.4. Perhitungan Pay Back Period

Pada tahun nol nilai cash outflow adalah sebesar nilai dari investasi. Perhitungan pay

back period dapat dilihat pada Tabel 3.9.

Tabel 3.9. Perhitungan Pay Back Period

Tahun Laba

Bersih Depresiasi Amortisasi

Cash

Proceeds

Cash

Outflow

Saldo

Cash

0 - - - - 206.210.000 (206.210.000)

1 29.419.248 10.776.250 115.000 40.310.498 0 -165.899.502

2 29.986.428 10.179.219 115.000 40.280.647 0 -125.618.855

Page 39: Analisa Kelayakan Usaha-Industri

Studi Kelayakan Usaha - Industri 39

3 30.518.336 9.619.316 115.000 40.252.652 0 -85.366.203

4 31.017.598 9.093.777 115.000 40.226.375 0 -45.139.828

5 31.486.604 8.600.086 115.000 40.201.690 0 -4.938.138

6 31.927.529 8.135.955 115.000 40.178.484 0 35.240.346

7 32.342.355 7.699.296 115.000 40.156.651 0 75.396.997

8 32.732.893 7.288.203 115.000 40.136.096 0 115.533.093

9 33.100.802 6.900.930 115.000 40.116.732 0 155.649.825

10 33.447.600 6.535.880 115.000 40.098.480 0 195.748.305

12,5

5)346.240.35138.938.4(

138.938.4

PeriodBackPay

Pay Back Period = 5 tahun 1 bulan

3.1 Operation produksi chart

Data yang diperlukan untuk perhitungan opc ini adalah :

3.2 Komponen Biaya Tetap (Fixed Cost)

No. Keterangan Perkiraanbiaya/tahun (Rp)

1 Biayatenagakerja 10 orang Rp. 20.000.000 x 12 bulan 240.000.000

2 BiayaListrik/bulanRp. 324.560 x 12 bulan 3.894.720

3 Biaya Air/bulanRp. 90.000 x 12 bulan 1.080.000

4 BiayaPerawatan/bulanRp. 100.000 x 12 bulan 1.200.000

5 Biayaadministrasi/bulanRp. 50.000/bulan x 12 bulan 600.000

6 PajakbumidanbangunanRp. 120.000/tahun 120.000

7 Sewamobilselamasetahun 800.000 800.000

8 SewaBangunandan Tanah setahun 8000.000 8.000.000

Total = 255.694.720

Page 40: Analisa Kelayakan Usaha-Industri

Universitas Mercu Buana 40

3.4 Agregat planning

Dengan data break event point sebesar 357 unit/bulan sehingga didapatkan :

Production Plan

Month 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Total Units Produced on St.

Time 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 1200

Units Produced on OT 0 0 0 0 0 0 35 35 35 35 0 140

Total Units Produced 100 100 100 100 100 100 135 135 135 135 100 100 1340

Units Subcontracted

Demand 87 91 96 101 106 111 117 128 141 155 171 188 1491

Held in Inventory 13 22 26 25 19 8 27 33 27 7 -64 -151

Shortage Net Left 13 22 26 25 19 8 27 33 27 7 -64 -151

Ending Inventory 13 22 26 25 19 8 27 33 27 7 -64 -151

Page 41: Analisa Kelayakan Usaha-Industri

Universitas Mercu Buana 41

BAB IV

PENGOLAHAN DATA

4.1 Data permintaan konsumen

Pengumpulan data permintaan konsumen sudah diketahui dari perhitungan Break event point. Berikut adalah data permintaan “Meja Laptop

Bamboo Portable dapat di lihat dari tabel berikut ini:

Bulan Jumlah permintaan konsumen

1 148

2 148

3 148

4 148

5 148

6 148

7 148

8 148

9 148

10 148

11 148

12 148

Page 42: Analisa Kelayakan Usaha-Industri

Universitas Mercu Buana 42

Tabel Error! No text of specified style in document..1 Data Rencana Produksi (Tingkat Agregat) Tahun 2014

4.2 MPS (master produksi schedule)

4.2.1 BOM (Bll Of Material)

Bill of Material menunjukan berapa besarnya jumlah kebutuhan akan material untuk membuat satu produk tas laptop yang

ditunjukan pada tingkatan struktur produk yang terakait sebagai penjabaran dari tingkatan-tingkatan diatasnya mulai dari produk

jadi akhir (level 0) maka berikut ini diberian data struktur produk (bill of material) untuk pembuatan produk yang dimaksud yaitu

tas laptop sebagai berikut:

Page 43: Analisa Kelayakan Usaha-Industri

Universitas Mercu Buana 43

Jenis-jenis bahan baku berikut harga per jenis-jenis bahan baku yang digunakan pada proses pembuatan tas laptop adalah sebagai berikut

:

No Nama Material Harga (Rp/Satuan

material) Biaya pemesanan

/setup*(Rp/pesan) Biaya simpan**

(Rp/bulan/satuan material)

1 Amplas Kayu Rp 5,000 4 Rp 20,000

2 Palu Rp 10,000 2 Rp 20,000

3 Pahat Rp 12,000 2 Rp 24,000

4 Obeng Rp 7,000 3 Rp 21,000

5 Siku Rp 15,000 2 Rp 30,000

6 Jidar/Mistar Rp 10,000 2 Rp 20,000

7 Gergaji Kayu Rp 25,000 3 Rp 75,000

8 Kuas Rp 5,000 2 Rp 10,000

9 Baut/Bur Rp 2,000 8 Rp 16,000

10 Pulpen/Pensil Rp 1,000 5 Rp 5,000

11 Meteran Rp 10,000 2 Rp 20,000

12 Cat Minyak Rp 10,000 2 Rp 20,000

13 Vernis Rp 7,000 1 RP 7,000

Page 44: Analisa Kelayakan Usaha-Industri

Universitas Mercu Buana 44

4.3 Perhitungan MRP

Lead Time 1 Month Meja Laptop Portable Min Order 0

Safety Stock 0 Time Period (mount)

Loot Size LFL -

7

-

6

-

5

-

4

-

3

-

2

-1 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

Gross Requirements 87 91 96 101 106 111 117 128 141 155 171 188

Projected on Hand 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Net Requirements 87 91 96 101 106 111 117 128 141 155 171 188

Planned Order

Receipts

87 91 96 101 106 111 117 128 141 155 171 188

Planned Order

Releases

87 91 96 101 106 111 117 128 141 155 171 188 0

Lead Time 1 Mount kayu Min Order 0

Safety Stock 0 Time Period (mount)

Loot Size LFL -

7

-

6

-5 -4 -3 -2 -1 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

Gross Requirements 87 91 96 101 106 111 117 128 141 155 171 188 0

Projected on Hand 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Net Requirements 357 375 394 413 434 456 478 526 579 637 700 770 0

Planned Order

Receipts

357 375 394 413 434 456 478 526 579 637 700 770 0 0

Page 45: Analisa Kelayakan Usaha-Industri

Universitas Mercu Buana 45

Planned Order

Releases

357 375 394 413 434 456 478 526 579 637 700 770 0 0 0

Lv 1

Lead Time 1 Mount Triplek Min Order 0

Safety Stock 0 Time Period (mount)

Loot Size LFL -

7

-

6

-5 -4 -3 -2 -1 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

Gross Requirements 87 91 96 101 106 111 117 128 141 155 171 188 0

Projected on Hand 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Net Requirements 357 375 394 413 434 456 478 526 579 637 700 770 0

Planned Order

Receipts

357 375 394 413 434 456 478 526 579 637 700 770 0 0

Planned Order

Releases

357 375 394 413 434 456 478 526 579 637 700 770 0 0 0

Lv 1

Lead Time 1 Mount Cooling Fan Min Order 0

Safety Stock 0 Time Period (mount)

Loot Size LFL -

7

-

6

-5 -4 -3 -2 -1 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

Gross Requirements 87 91 96 101 106 111 117 128 141 155 171 188 0

Projected on Hand 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Net Requirements 357 375 394 413 434 456 478 526 579 637 700 770 0

Planned Order

Receipts

357 375 394 413 434 456 478 526 579 637 700 770 0 0

Planned Order

Releases

357 375 394 413 434 456 478 526 579 637 700 770 0 0 0

Page 46: Analisa Kelayakan Usaha-Industri

Universitas Mercu Buana 46

Lv1

Lead Time 1 Mount Cat Min Order 0

Safety Stock 0 Time Period (mount)

Loot Size LFL -

7

-

6

-5 -4 -3 -2 -1 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

Gross Requirements 87 91 96 101 106 111 117 128 141 155 171 188 0

Projected on Hand 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Net Requirements 357 375 394 413 434 456 478 526 579 637 700 770 0

Planned Order

Receipts

357 375 394 413 434 456 478 526 579 637 700 770 0 0

Planned Order

Releases

357 375 394 413 434 456 478 526 579 637 700 770 0 0 0

Lv 2

Lead Time 1 Mount Vernis Min Order 0

Safety Stock 0 Time Period (mount)

Loot Size LFL -

7

-

6

-5 -4 -3 -2 -1 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

Gross Requirements 87 91 96 101 106 111 117 128 141 155 171 188 0 0 0

Projected on Hand 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Net Requirements 357 375 394 413 434 456 478 526 579 637 700 770 0 0 0

Planned Order

Receipts

357 375 394 413 434 456 478 526 579 637 700 770 0 0 0 0

Planned Order

Releases

357 375 394 413 434 456 478 526 579 637 700 770 0 0 0 0 0

Lv 2

Lead Time 1 Mount Cat minyak Min Order 0

Page 47: Analisa Kelayakan Usaha-Industri

Universitas Mercu Buana 47

Safety Stock 0 Time Period (mount)

Loot Size LFL -

7

-

6

-5 -4 -3 -2 -1 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

Gross Requirements 87 91 96 101 106 111 117 128 141 155 171 188 0 0 0

Projected on Hand 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Net Requirements 357 375 394 413 434 456 478 526 579 637 700 770 0 0 0

Planned Order

Receipts

357 375 394 413 434 456 478 526 579 637 700 770 0 0 0 0

Planned Order

Releases

357 375 394 413 434 456 478 526 579 637 700 770 0 0 0 0 0

Lv 2

Lead Time 1 Mount CONNECTOR USB Min Order 0

Safety Stock 0 Time Period (mount)

Loot Size LFL -

7

-

6

-5 -4 -3 -2 -1 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

Gross Requirements 87 91 96 101 106 111 117 128 141 155 171 188 0 0 0

Projected on Hand 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Net Requirements 357 375 394 413 434 456 478 526 579 637 700 770 0 0 0

Planned Order

Receipts

357 375 394 413 434 456 478 526 579 637 700 770 0 0 0 0

Planned Order

Releases

357 375 394 413 434 456 478 526 579 637 700 770 0 0 0 0 0

Page 48: Analisa Kelayakan Usaha-Industri

Universitas Mercu Buana 48

BAB V

ANALISA DAN EVALUASI

5.1 Spesifikasi Produk

Analisa mengenai kepuasan produk yang telah dibuat dilihat dari

hasil kuisionernya. Selain itu dijabarkan pula setiap bagiannya untuk melihat

lebih jauh lagi kesesuaian produk dengan keinginan konsumen. Analisa

produk juga dimaksudkan untuk mempelajari produk yang telah dibuat secara

mendalam per bagian.

5.1.1 Bahan Luar

Saat ini pilihan bahan luar sangatlah bermacam-macam dan juga

bervariasi jenisnya. Hal tersebut bergantung dari kebutuhan dan selera

konsumen. Pemilihan bahan menentukan jenis tas seperti apa ang akan kita

buat dan tujuan pangsa pasar yang ingin diraih.

Untuk produk “Tas Meja Laptop” ini bahan luar yang dipilih

adalah nylon. Bahan ini dipilih karena ketahanan dan kekuatannya.

Walaupun laptop ang ada di dalamnya tidak akan benar-benar aman dari

hujan deras. Tetapi masih tetap dapat melindungi laptop dari hujan yang

tidak deras. Untuk perlindungan yang lebih lagi, pemilik dapat

menambahkan raincoat khusus untuk tas.

5.1.2 Bahan Peredam

Bahan peredam merupakan bagian yang terdapat pada tas laptop

yang memang bertujuan untuk melindungi laptop dari goncangan dan

benturan dengan benda lain. Tas laptop yang baik haruslah memiliki bagian

ini dan terpasang dengan baik agar laptop terlindung.

Pada produk yang dibuat ini menggunakan bahan peredam yang

terbuat dari busa yang cukup tebal sehingga laptop yang tersimpan di

dalamnya cukup terlindung baik dari gncangan maupun benturan.

Page 49: Analisa Kelayakan Usaha-Industri

Universitas Mercu Buana 49

5.1.3 Model

Tas yang beredar sekarang ini terdiri dari berbagai macam bentuk

dan model. Mulai dari tas jinjing, tas selempang hingga tas punggung.

Pemilihan bentuk tas tersebut disesuaikan dengan isinya dan juga selera dari

pemakainya. Apabila beban yang dibawa termasuk ringan, maka bentuk tas

selempang cocok untuk kondisi tersebut. Sedangkan apabila beban yang

dbawa berat maka sebaiknya memakai tas punggung agar beban dapat

terangkat dengan baik. Untuk wanita yang memang mementingkan gaya

dapat dipakai tas berbentuk jinjing yang memang lebih elegan.

Produk ini memakai bentuk tas jinjing agar terkesan lebih simple

dan elegan. Tas ini dibuat untuk dapat membawa laptop sampai ukuran 14”.

Tas yang dibuat cukup kuat untuk membawa laptop dengan ukuran tersebut.

5.1.4 Kaki Meja

Kaki meja yang dibutuhkan merupakan kaki meja yang kuat

menahan beban laptop dan pendingin yang berat sehingga dipilih bahan

yang kuat. Selain itu bahan tersebut juga harus ringan agar tidak membebani

penggunanya. Karena itu dipilih bahan metal yang ringan sebagai kaki meja

ang terdiri dari 4 kaki.

5.1.5 Pendingin

Pada saat meggunakan laptop terlalu lama tidak bisa dihindari

laptop akan menjadi panas. Walaupun di dalam laptop sendiri sudah ada

sistim pembuang panas tetapi untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak

diinginkan seperti kerusakan, dibutuhkan sisitem pendingin tambahan.

Pendingin yang digunakan merupakan cooling pad yang nantinya juga

difungsikan sebagai alas meja yang kipas pendinginnya menggunakan

tenaga dari port USB.

5.1.6 Ukuran

Ukuran tas yang dibutuhkan oleh setiap orang berbeda-beda.

Tergantung dari laptop yang dimiliki. Sekarang ini walauun banyak netbook

yang berukuran kecil, tetapi laptop dengan ukuran 14” masih menjadi

pilihan karena fungsi dan performa yang lebih baik.

Page 50: Analisa Kelayakan Usaha-Industri

Universitas Mercu Buana 50

Oleh karena itu dipilih ukuran tas yang dapat digunakan untuk

membawa laptop ukuran 14”. Walaupun tas ini dapat juga digunakan untuk

membawa laptop dengan ukuran yang lebih kecil, tetapi tetap disarankan

untuk memilih ukuran tas yang sesuai.

5.2 Analisa SWOT

Analisa SWOT merupakn analisa yang dipakai dalam melihat dan

mengevaluasi factor yang ada di dalam suatu proyek, masalah, maupun

konsep bisnis berdasarkan factor internal maupun eksternal. Terdiri dari

Strengths, Weakness, Opportunities, dan Threats.

5.2.1 Strengths

Produk “TAS MEJA LAPTOP” memiliki kelebihan yang tidak dimiliki

oleh produ-produk lain yang sejenis. Kelebihan tersebut adalah

kelebihan multi fungsi. Sehingga pengguna produk ini dapat merasakan

berbagai fungsi yang dibutuhkan dalam satu paket yaitu tas, meja, dan

pendingin untuk laptop.

5.2.2 Weakness

Setiap produk memiliki kelemahan. Kelemahan yang ada pada produk

ini adalah dari segi ukuran dan juga bobbotnya yang di atas produk

sejenis karena lebih banyak komponen yang ada di dalamnya. Selain itu

karena terdapat barang elektronik di dalamnya tas tersebut juga rawan

apabila terkena air.

5.2.3 Opportunities

Kemajuan teknlogi yang semakin pesat akan membuat berbagai

produk menjadi bervariasi jenisnya baik bentuk, ukuran, mauun

kegunaan. Produk-produk teknologi tersebut tentunya membutuhkan

produk lain yang juga menjadi pendukung dan pelengkap. Oleh karena

itu selain memperbaiki kekurangan dari produk yang suda ada, maka di

masa datang juga dapat dikembangkan lagi produk-produk baru sebagai

pendukung produk berteknologi.

Page 51: Analisa Kelayakan Usaha-Industri

Universitas Mercu Buana 51

5.2.4 Threats

Ancaman yang dapat menghalangi langkah dan perkembangan

pembuatan produk di masa yang akan datang dapat muncul dari pesaing

yang sudah memiliki nama besar. Untuk itu konsumen sendiri harus

diyakinkan bahwa produk kita tidak kalah dari produk dengan nama

besar yang sejenis dengan cara terus berinovasi dan mempertahankan

kualitas produk.

5.3 Gambar Produk

Terbuat Dari Bahan Kayu Kokoh

Tinggi Bisa Disesuaikan +/- 30cm

1 Fan Big

Ada Kotak / Laci Tempat Menyimpan Barang

Ada Penahan Laptop

Kokoh

Tempat Teks Dan Minuman

Page 52: Analisa Kelayakan Usaha-Industri

Universitas Mercu Buana 52

5.4 Profil Produk Pesaing

EIGER

Sejarah Eiger

PT. Eigerindo Multi Produk Industri atau lebih dikenal dengan sebutan

Eiger adalah sebuah perusahaan Indonesia yang terkenal dalam bidang pembuatan

produk dan penjualan peralatan perlengkapan petualangan. Perusahaan ini

didirikan pada tahun 1993 oleh Ronny Lukito di kota Bandung.

Nama perusahaan ini sendiri, Eiger diinspirasi oleh sebuah gunung yang

bernama Eiger, sebuah gunung terkenal di Alpen Bernese, Swiss, dengan

ketinggian 3.970 meter di atas permukaan laut. Dimulai dengan fasilitas yang

sangat terbatas, beliau meluncurkan produks tas dengan hanya dua mesin

sederhana di Bandung Jalan Cihampelas No 22. Dan di tempat yang sama beliau

membuka sebuah toko kecil untuk menjual produk tasnya.

Perusahaan Eiger memproduksi tas dan peralatan petualangan. Produk

Eiger muncul dalam tiga merek utama yaitu Eiger yang diposisikan pada gaya

hidup petualangan, Bodypack diposisikan dengan image e-lifestyle atau era

teknologi digital, dan Nordwand dengan sisi aktifitas outdoornya. Merek Eiger

akhirnya diakui sebagai merek lokal terkemuka di Indonesia. Pada tahun 2009

Eiger tercatat sebagai salah satu Top 250 Indonesia Original Brands oleh majalah

khusus bisnis Swa. Hal ini menunjukkan kerja keras , tekad, komitmen yang kuat

pada keunggulan kualitas dan reputasi yang luar biasa.

Filosofi Logo Eiger

Lingkaran luar biru berarti dunia, sedangkan segitiga biru berarti

petualangan dan warna dasar merah berarti semangat. Maka logo Eiger bermakna

semangat dunia petualangan. Merek Eiger diposisikan sebagai gaya hidup

petualangan dengan semboyan The Real Adventure Gear.

Page 53: Analisa Kelayakan Usaha-Industri

Universitas Mercu Buana 53

BAB VI

6.2 Kesimpulan

Berdasarkan hasil dari analisa menenai produk yang telah dibuat dapat ditarik

kesimpulan sebagai berikut :

Perancangan dan pengembangan produk akan selalu ada karena sifat

dasar manusia yang selalu ingin tahu dan berkembang sehingga akan

terus berinovasi

Inovasi produk tidak hanya mnciptakan produk yang benar-benar

baru, tetapi juga mengembangkan produk yang sudah ada. Bisa dengan

memperbaiki maupun menggabungkan fungsi beberapa produk.

Tas laptop yang baik harus memiliki criteria sebagai berikut:

o Bahan luar kuat dan tahan lama

o Jahitan tidak mudah sobek

o Tidak mudah basah sehingga laptop cukup aman dari air

o Terdapat pelindung dari goncangan dan benturan

o Model tas sesuai dengan kebutuhantidak hanya untuk menyimpan

laptop saja tetapi juga untuk menyimpan aksesoris pelengkap

dalam menggunakan laptop

Secara umum produk “TAS MEJA LAPTOP” ini sudah dapat

mewakili keinginan konsumen dan memenuhi kebutuhan konsumen

sebagai tas laptop yang baik.

TAS MEJA LAPTOP ini memiliki kelebihan multifungsi dimana

dapat digunakan sebagai tas, meja, dan dilengkapi dengan pendingin.

Selain itu juga memiliki harga yang lebih murah dari pada tas yang

sudah terkenal merknya dengan kualitas yang hampir setara.

Kelemahan produk ini yaitu masih belum terlalu terkenal

dibandingkan dengan merk yang sudah ada sehingga kemungkina

konsumen belum tahu dan belum begitu yakin untuk menggunakan

produk ini.

Page 54: Analisa Kelayakan Usaha-Industri

Universitas Mercu Buana 54

6.3 Saran

Masukan serta saran dari pengguna produk “TAS MEJA LAPTOP”

ini akan digunakan untuk memperbaiki kualitas serta kesesuaian dengan

keinginan konsumen. Saran dan masukan tersebut antara lain :

1. Lebih meningkatkan lagi kualitas yang telah ada sehingga dapat

menyamai atau bahkan melebihi merk merk tas terkenal yang sudah

ada.

2. Tetap berinovasi dan berkreasi agar didapat produk baru yang lebih

beragam dan lebih bermacam-macam. Sehingga banyak terdapat

pilihan bagi konsumen.

3. Mengusahakan agar tas yang ada saat ini dibuat lebih ringan agar tidak

terlalu membebani penggunanya.