analgesik

7
A. ANALGESIK Analgesik merupakan obat pereda rasa nyeri, dan terbagi atas 2 golongan: 1. Analgetika perifer (non-narkotik) Analgetika perifer terdiri dari obat-obatan yang tidak bersifat narkotik dan tidak bekerja sentral.obat-obatan analgesik perifer digunakan untuk mengobati rasa nyeri yang ringan sampai sedang seperti sakit kepala, nyeri menstruasi, nyerri pada inflamasi dan sebagainya (Kee,1996) Obat-obat anti-inflamasi (NSAID), antara lain: a. Ibuprofen b. Indometasin c. Ketorolak d. Naproksen e. Diklofenak f. Fenoprofen g. Flurbiprofen h. Ketoprofen i. Meloksikam j. Diflunisal k. Meklofenamat l. Nabumeton m. Oksaprozin

Upload: rizky-fazwi-mahardika

Post on 08-Nov-2015

11 views

Category:

Documents


3 download

DESCRIPTION

mantafff

TRANSCRIPT

A. ANALGESIKAnalgesik merupakan obat pereda rasa nyeri, dan terbagi atas 2 golongan:1. Analgetika perifer (non-narkotik)Analgetika perifer terdiri dari obat-obatan yang tidak bersifat narkotik dan tidak bekerja sentral.obat-obatan analgesik perifer digunakan untuk mengobati rasa nyeri yang ringan sampai sedang seperti sakit kepala, nyeri menstruasi, nyerri pada inflamasi dan sebagainya (Kee,1996)Obat-obat anti-inflamasi (NSAID), antara lain:a. Ibuprofenb. Indometasinc. Ketorolakd. Naproksene. Diklofenakf. Fenoprofeng. Flurbiprofenh. Ketoprofeni. Meloksikamj. Diflunisalk. Meklofenamatl. Nabumetonm. Oksaprozinn. Fenilbutazono. Piroksikamp. Sulindakq. Suprofenr. TolmetinSelain obat-obatan NSAID diatas aspirin dam asetaminofen juga termasuk dalam obat-obatan NSAID (Stringer, 2009)B. Analgesik NarkotikaAnalgesik narkotika atau kini disebut juga opioida adalah obat-obat yang daya kerjanya meniru (mimic) opioid endogen dengan memperpanjang aktivasi dari reseptor-reseptor oipioid (Tjay,2007)Penggolongan obat-obat narkotika berdasar atas cara kerjanya ada 3:1. Agonis Opiat, terbagi atasa. Alkaloida candu: morfin, kodein, heroin, nikomorfinb. Zat-zat sintetis : metadon dan derivatnya (dekstromoranida, propoksifen, bezitramida), `petidin dan derivatnya (fentanil, sufentanil), dan tramadolCara kerja obat-obat tersebut sama dengan morfin hanya berlainan mengenai potensi dan cara kerjanya (Tjay,2007).2. Antagonis opiatAntagonis opiat tidak memiliki efek bila diberikan sendiri. Bila diberikan setelah pemberian dosis agonis obat-obat ini secara cepat membalikkan kerja agonis (Stringer,2009). Obat-obat antagonis opiat adalah nalokson, nalorfin, pentazosin dan buprenorfin (Tamgesic) (Tjay,2007).3. CampuranCampuran terdiri dari agonis opiat dan antagonis opiat contohnya nalorfin, nalbufin (Nubain). Zat-zat tersebut dengan kerja campuran juga mengikat pada reseptor-opioid tapi hanya sedikit yang mengaktifasi daya kerjanya dan tidak menimbulkan epresi pernapasan (Tjay,2007).

C. DanalginDanalgin termasuk dalam golongan obat analgesik. Seperti golongan obat analgesik lainnya, obat ini juga mempunyai fungsi yang sama sebagai penghilang rasa sakit. Danalgin mengandung methampyrone dan diazepam, kombinasi analgesik dengan sedikit obat penenang untuk menghilangkan nyeri sedang hingga berat.1. Komposisi:a. Methampyron 500 mgb. Diazepam 2 mg2. Bentuk Sediaan:a. Kaplet3. Farmakologi:Methampyron bekerja sebagai analgesik anti-inflamasi dengan menghambat pembentukan prostaglandin melalui penghambatan enzim cyclooxygenase dan diazepam bekerja sebagai tranquilizer.4. Indikasi:Meringankan rasa sakit sedang -berat terutama kolik dan pasca operasi dimana diperlukan kombinasi dengan tranquilizer.Untuk menghilangkan nyeri sedang hingga berat, seperti nyeri pasca operasi ringan (operasi pengambilan gigi terpendam).5. Dosis:1 kaplet tiap 6-8 jam, max 4 kaplet sehari.6. Kontraindikasi:a. Bayi di bawah 6 bulanb. Ibu hamil dan menyusuic. Penderita dengan tekanan sistolik < 100 mmHgd. Depresi pernapasane. Gangguan pulmoner akutf. Pasien glaukomag. Pasien psikosis akut/berath. Pasien dengan resiko perdarahani. Pasien yang hipersensitif terhadap obat golongan Pyrazolone7. Peringatan dan Perhatian:a. Pasien dengan depresi pernapasan.b. Hindarkan pemberian bersama alkohol dan obat depresan SSP.8. Efek Samping:a. Reaksi hipersensitivitas, misal kemerahan pada kulit.b. -Mengantuk, ataksia, kelelahan.c. -Agranulositosis, konstipasi, depresi, diplopia, hipotensi, mual, tremor, vertigo, retensi urin.

9. Dosisa. Dewasa: 1-2 kaplet, 3-4 kali seharib. Anak: 0,5-1 kaplet, 3-4 kali sehari

10. Kemasana. Box/10 strip @ 10 kapletb. Box/50 strip @ 10 kaplet

DAFTAR PUSTAKAKee, Joyce, L., 1996, Farmakologi:Pendekatan Proses Keperawatan, EGC, Jakarta.