upaya meningkatkan kemampuan menulis teks arab...
Post on 06-Feb-2018
243 Views
Preview:
TRANSCRIPT
UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS ARAB
PADA MATA PELAJARAN AL-QUR’AN HADITS DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK MODELING (Penelitian Tindakan di Kelas VII B MTs Darul Ulum
Wates Ngaliyan Semarang)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam Program Strata 1
(S.1) dalam Ilmu Tarbiyah Jurusan Pendidikan Agama Islam
Oleh AHMAD MUAMAR
NIM 3104377
FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG 2009
ب
ABSTRAK
Ahmad Muamar (3104377) "Upaya Meningkatkan Kemampuan Menulis Teks Arab pada Mata Pelajaran Al-Qur’an Hadits Dengan Menggunakan Teknik Modeling (Penelitian Tindakan di Kelas VII B MTs Darul Ulum Wates Ngaliyan Semarang)" Skripsi. Semarang, Program Strata 1 (S.1) Jurusan Pendidikan Agama Islam, Fakultas Tarbiyah, IAIN Walisongo Semarang 2009.
Penelitian ini bertujuan: (1) Mengetahui peningkatan kemampuan menulis teks Arab siswa kelas VII B MTs Darul Ulum Wates Ngaliyan Semarang pada mata pelajaran Al-Qur’an Hadits; (2) Mengetahui format (bentuk) pembelajaran menulis teks Arab dengan menggunakan teknik modeling.
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang dilakukan dalam dua siklus. Pengumpulan data menggunakan teknik tes dan teknik non tes berupa observasi, dokumentasi, dan interview. Hasil penelitian menunjukkan terdapat keberhasilan dalam menggunakan teknik modeling untuk meningkatkan pembelajaran menulis teks Arab siswa VII B MTs Darul Ulum Wates Ngaliyan Semarang yang ditunjukkan dengan adanya peningkatan hasil jumlah skor pada tes awal 39.21 menjadi 53.55 pada siklus I dengan peningkatan prosentase 14.34%.
Pada siklus I masih ada lima siswa yang belum menguasai kaidah-kaidah menulis teks Arab dengan benar. Hasil refleksi siklus I menunjukkan adanya kelemahan guru dalam pelaksanaan pembelajaran dengan teknk modeling . Hal ini dilihat dari adanya siswa yang masih mengalami kesulitan dalam menulis teks Arab disebabkan guru terlalu cepat dalam menjelaskan materi dan kurang bisa menguasai kelas. Dengan adanya beberapa kekurangan di atas maka perlu diadakan tindakan pada siklus II.
Pada siklus II siswa mengalami peningkatan yang signifikan dalam menulis teks Arab, dari skor rata-rata nilai tes siklus I 53.55 menjadi 64.87 pada siklus II dengan peningkatan prosentase 11.32 %. Penyebab peningkatan ini karena guru menata kembali formasi tempat duduk siswa dan penyampaian materi dapat diterima siswa dengan baik. Hasil refleksi siklus II menunjukkan guru mampu membenahi perannya dalam proses pembelajaran menulis teks Arab dengan teknik modeling, sehingga peningkatan kemampuan menulis teks Arab siswa dapat tercapai dengan baik. Oleh karena itu pelaksanaan tindakan dihentikan.
Hasil penelitan tersebut diharapkan dapat menjadi bahan informasi dan masukkan bagi mahasiswa, para tenaga pengajar, para peneliti dan semua pihak yang membutuhkan di lingkungan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang.
ج
DEPARTEMEN AGAMA INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
WALISONGO FAKULTAS TARBIYAH
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Tanggal Tanda Tangan
Drs. Jasuri, M.Si. ______________ ______________ Pembimbing I Fakrur Rozi, M.Ag. ______________ ______________ Pembimbing II
IAIN WALISONGOSEMARANG
Alamat : Jl. Prof. Dr. Hamka Ngaliyan Semarang 50185
د
DEPARTEMEN AGAMA INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
WALISONGO FAKULTAS TARBIYAH
PENGESAHAN PENGUJI
Tanggal Tanda Tangan
Fakhrur Rozi, M.Ag ______________ ________________ Ketua
Hj. Nur Asiyah, M.Si. ______________ ________________ Sekretaris
Hj. Nur Uhbiyati, M.Pd. ______________ ________________ Penguji I Drs. Karnadi, M.Pd. ______________ ________________ Penguji II
IAIN WALISONGOSEMARANG
Alamat : Jl. Prof. Dr. Hamka Ngaliyan Semarang Telp. (024) 7601295
ه
DEKLARASI
Dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab, penulis menyatakan bahwa
skripsi ini tidak berisi materi yang telah pernah ditulis oleh orang lain atau
diterbitkan. Demikian juga skripsi ini tidak berisi satu pun pikiran-pikiran orang
lain, kecuali informasi yang terdapat dalam referensi yang dijadikan bahan rujukan.
Semarang, Januari 2009
Deklarator,
Ahmad Muamar NIM. 3104377
و
MOTTO
“ Anu Coo!!! Tiyang puniko kedah saged “anjolo sutero” tegesipun punopo-punopo kedah saged, ngahos inggih saged, macul inggih saged, ngluku soho
lintu-lintunipun inggih saged.”1
“Jadilah orang yang serba bisa”
1.Petuah KH. Zainuddin Bin Mu’min Pengasuh Pondok Pesantren “MOJOSARI” Nganjuk,
dikutip M. Ridwan Qoyyum Sa’id Dalam Rahasia Sukses Fuqoha, (Kediri: Mitra Gayatri, 2006), hlm. 111.
ز
PERSEMBAHAN
Karya ini penulis persembahkan kepada:
Ayahanda tercinta H. Slamet Solichin dan Ibunda tersayang Hj. Mulyati
Saudara-saudaraku
Keluarga Besar Al-Maghfurlah KH. Makmun ‘Abdul ‘Aziz
De Syafa’
ح
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT, Al Qodir, Al Latief, Al
Wahhaab, Al Rohman, Al Rohim atas limpahan taufiq, inayah, rahmat dan
hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi. Shalawat
dan salam semoga tetap tercurah kepada Habiby wa Sayyidy wa Maulana
Muhammad bin Abdullah, istri, keluarga, sahabat dan orang-orang yang senantiasa
istiqamah dalam menjalankan tuntunan-tuntunan beliau.
Skripsi ini tidak mungkin selesai tanpa adanya dukungan dan bantuan dari
semua pihak baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu, dengan
segala kerendahan dan ketulusan hati penulis menyampaikan terima kasih kepada
pihak-pihak yang telah memberikan bantuannya terlebih kepada:
1. Prof. Dr. H. Abdul Jamil, M.A. selaku Rektor IAIN Walisongo Semarang.
2. Prof. Dr. H. Ibnu Hadjar, M.Ed. selaku Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN
Walisongo Semarang
3. Drs. Jasuri, M.Si. dan, FakhrurRozi, M.Ag. selaku pembimbing yang telah
mengarahkan penulis dalam proses penyusunan skripsi
4. Seluruh dosen yang telah membekali ilmu pengetahuan dan keterampilan
selama kuliah dan staf karyawan IAIN Walisongo Semarang
5. Thohari, S.Ag, selaku kepala sekolah MTs Darul Ulum Wates Ngaliyan
Semarang yang telah memberikan izin penelitian
6. Syamsudin, S.Pdi, yang dengan ikhlas telah meluangkan waktunya untuk
berkolaborasi dalam penelitian yang penulis lakukan
7. Keluarga besar MTs Darul Ulum Wates Ngaliyan Semarang yang membantu
terlaksananya penelitian ini.
8. Ayahanda H. Slamet Solichin dan Ibunda Hj. Sri Mulyati yang akan aku
ta’dzimi selamanya, sebagai motivator terhebat yang telah mendidik dan
mendewasakan penulis dengan tulus dan penuh cinta kasih sayang.
ط
9. Saudara-saudaraku tersayang Mas Aziz, Mas Rozak, Mba Cici, Mba Ais, Mas
Ghony, Mba Mumun, Mas Fasy, Mba Fari, Bawaih, Faqih, Imam, dan orang-
orang terkasih baginya yang telah memberi support sekaligus menjadi inspirasi
bagi penulis hingga terselesaikannya karya ilmiah ini.
10. Para Masyayikh: KH. Abdullah Shiddiq, KH. Sya’roni, Keluarga besar Al
Maghfurlah KH. Makmun ‘Abdul ‘Aziz, KH. Faisol Sanusi, KH. Abi Darda,
Ky. Thubagus Mansyur, Gus Faruq, and Gus Syeif yang selalu memberikan
do’a dan perhatian kepada penulis.
11. Habiby Inayatul Musyafa’ah beserta keluarga yang selalu berdo’a, setia dan
penuh pengorbanan dalam menemani penulis dalam arungi kehidupan.
12. Kurowo-kurowo yang aku banggakan, Wendi, A’en, Guru Sugi, Imam
Kentung, Slankers Wanamulya, Kiswanto, Mamih Manda, mba Sri, Arum,
Fi2t, Neva, Heny, Eka Jadu, Mbah Furqon, Mbah Fatqi, Mbah Afif, Inul, Sa’ed,
Farhan, Iping, dan Uce yang selalu menemaniku dengan tawa dan kehangatan
coffee.
13. Jago-jago jomblo Dondong di “LUHUR SALAFI”, Asatidz and Unyil-unyil
yang lugu di Manba’ul Huda, Cah-cah Grombyangan IMPP WS, teman-teman
19, and kang santri di Pon-Tren Ihyaul Hikmah, Uswatun Hasanah and Nurul
Huda.
14. Semua teman-teman yang turut serta membantu dalam menyelesaikan skripsi
dan semua pihak yang tidak mungkin penulis sebutkan satu per satu, semoga
Allah SWT membalas dengan pahala yang setimpal.
Pada akhirnya penulis menyadari dengan sepenuh hati bahwa penulisan
skripsi ini belum mencapai kesempurnaan dalam arti yang sebenarnya. Namun
penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis pada khususnya
dan para pembaca pada umumnya. Amiin.
Semarang, Januari 2009
Penulis,
ي
Ahmad Muamar NIM. 3104377
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL................................................................................... i
HALAMAN ABSTRAK............................................................................... ii
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ........................................... iii
HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI ..................................................... iv
HALAMAN DEKLARASI........................................................................... v
HALAMAN MOTTO ................................................................................... vi
HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................... vii
HALAMAN KATA PENGANTAR............................................................. viii
DAFTAR ISI................................................................................................. x
DAFTAR TABEL......................................................................................... xiii
DAFTAR GAMBAR .................................................................................... xiv
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah............................................................. 1
B. Definisi Istilah............................................................................ 3
C. Rumusan Masalah ...................................................................... 5
D. Manfaat Penelitian ..................................................................... 5
E. Kajian Pustaka........................................................................... 6
BAB II : UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS
ARAB PADA MATA PELAJARAN AL-QUR’AN HADITS
DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK MODELING
(Penelitian Tindakan di Kelas VII B MTs Darul Ulum Wates
Ngaliyan Semarang)
A. HAKIKAT PENTINGNYA KETRAMPILAN MENULIS
ك
1. Pengertian Menulis ............................................................ 11
2. Kaidah-Kaidah Menulis Huruf Arab...................................... 13
B. METODE DRILL DAN TEKNIK MODELING
1. Pengertian Metode Drill........................................................... 18
2. Prinsip dan Petunjuk Drill........................................................ 19
3. Kebaikan dan Kelemahan Drill……………………………… 19
4. Cara Mengatasi Kelemahan Drill……………………………. 20
5. Pengertian Teknik Modeling …….……………..…………... 22
6. Langkah-Langkah Teknik Modeling....................................... 23
7. Kelebihan dan Kekurangan Teknik Modeling ........................ 24
C. HIPOTESIS TINDAKAN.......................................................... 25
BAB III: METODE PENELITIAN
A. Tujuan Penelitian……………….…………………………..… 26
B. Waktu Dan Tempat Penelitian………….………………......... 26
C. Jadwal Pelaksanaan…………..…………………………….... 26
D. Subjek Penelitian………..…………………………………….. 27
E. Variabel Penelitian……….. …………………………………. 28
F. Desain Penelitian……………………………………………… 28
1. Model Penelitian………………….………………………. 28
2. Kolaborasi.……………………………………………….. 32
3. Teknik Pengumpulan Data………………………...…....... 33
4. Instrumen Pengumpulan Data……………………………..... 34
5. Teknik Analisis Data…………….……………………...... 38
G. Prosedur Penelitian…………..………………………….…..... 39
BAB IV: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Lokasi Penelitian………………………………… … 40
1. Identitas Sekolah………………………………………… .. 40
2. Tinjauan Historis Sekolah……………………………… …. 40
3. Keadaan Siswa…………………………………… ……… 41
4. Jumlah Pegawai………………………………… ………… 41
5. Struktur Organisasi………………………….……………... 41
ل
6. Fasilitas Sekolah…………………………………………… 42
B. Hasil Penelitian………………………………………………… 43
1. Hasil Tes Awal….………….……………………………… 44
2. Hasil Siklus I…..….……………………………………….. 45
3. Hasil Siklus II……...……………………………………… 51
C. Analisis Hasil Penelitian……………..……………….………… 57
BAB V: SIMPULAN, SARAN DAN PENUTUP
A. SIMPULAN …..…………………………………………...…. 60
B. SARAN .………………………………………………………. 61
C. PENUTUP …………………………………………………….. 62
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
م
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Jadwal Pelaksanaan Kegiatan Penelitian Tindakan Kelas…… 27
Tabel 2 Pedoman Penilaian Aspek Posisi Huruf Terhadap Garis......... 35
Tabel 3 Pedoman Penilaian Aspek Posisi Huruf Terhadap Huruf......... 36
Tabel 4 Pedoman Penilaian Aspek Kerapian……………………......... 36
Tabel 5 Pedoman Penilaian Aspek Pemotongan Kalimat……….......... 37
Tabel 6 Skor Penilaian Maksimal…………………….……………….. 37
Tabel 7 Skor Tes Awal Kemampuan Menulis Teks Arab………......... 45
Tabel 8 Skor Tes Siklus I Kemampuan Menulis Teks Arab……......... 46
Tabel 9 Skor Aspek Posisi Huruf Terhadap Garis………………......... 47
Tabel 10 Skor Aspek Posisi Huruf Terhadap Huruf………………........ 47
Tabel 11 Skor Aspek Kerapian……………………………………......... 48
Tabel 12 Skor Aspek Pemotongan Kalimat……………………….......... 49
Tabel 13 Skor Tes Siklus II Kemampuan Menulis Teks Arab ..…........ 52
Tabel 14 Skor Aspek Posisi Huruf Terhadap Garis………………......... 53
Tabel 15 Skor Aspek Posisi Huruf Terhadap Huruf………………........ 54
Tabel 16 Skor Aspek Kerapian……………………………………......... 54
Tabel 17 Skor Aspek Pemotongan Kalimat……………………….......... 55
Tabel 18 Perbandingan Skor Pra Siklus dan Silus I……...……….......... 58
Tabel 19 Perbandingan Skor Siklus I dan Siklus II..….……………….. 59
ن
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 ...................................................................................... 29
Gambar 2 ……………………………………………………….. 41
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Al Qur’an merupakan sumber utama ajaran Islam dan pedoman hidup
bagi setiap muslim. Al Qur’an bukan sekedar memuat petunjuk tentang
hubungan manusia dengan Tuhan, tetapi juga mengatur hubungan manusia
dengan sesamanya (hablun min Allah wa hablun min an-nas), serta manusia
dengan alam sekitarnya. Untuk memahami ajaran Islam secara sempurna
(kaffah), diperlukan pemahaman terhadap kandungan al-Qur’an dan
mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari secara sungguh-sungguh dan
konsisten.1
Allah di dalam al-Qur’an juga menganjurkan kepada kita agar
membaca al-Qur’an dengan tartil (pelan-pelan dan terang) agar bisa
menghayati dengan baik. Sebagaimana firman Allah dalam surat Al Muzammil
ayat : 4,
) ٤: املز مل (يال ورتل القرآن تر ت
“Dan bacalah al-Qur’an itu dengan perlahan-lahan”. (Q.S. Al-Muzzammil : 4 ) 2
Sementara itu, kenyataan di lapangan menunjukkan tidak sedikit umat
Islam khususnya para pelajar muslim yang hingga usia dewasa belum mampu
membaca al-Qur’an dengan baik dan benar sesuai dengan kaidah-kaidah ilmu
tajwid. Ada yang mampu membaca al-Qur’an, tetapi lemah dalam menulis
huruf Arab (al-Qur’an).
Bertolak dari pemikiran di atas, maka pembelajaran membaca dan
menulis al-Qur’an perlu diperhatikan dan ditingkatkan. Terlebih bagi
1Said Agil Husin Al Munawar, Al Qur’an : Membangun Kesalehan Hakiki, ( Jakarta: Ciputat Press, 2003), Cet. 3, hlm.3. 2Fadlu Abdurrahman Bafadlol dkk., Al-Qur’an dan Terjemahnya juz 16-30, ( Kudus: Menara Kudus, 2006), hlm. 574.
2
madrasah dalam lingkup formal, yang notabene alokasi waktu pendidikan
agama Islamnya lebih banyak dibanding sekolah umum karena banyaknya
materi agama yang diajarkan.
Salah satu mata pelajaran dalam lingkup PAI madrasah adalah Al-
Qur’an Hadits, yang mempunyai karakteristik di antaranya membaca dan
menulis yang merupakan unsur penerapan ilmu tajwid.3 Sehingga salah satu
kompetensi dasar yang harus dikuasai peserta didik adalah membaca,
menyalin (menulis) materi yang akan diajarkan.
Bagi madrasah yang tidak memberikan materi secara khusus Baca
Tulis Al-Qur’an (BTA) tidak menutup kemungkinan terdapat kemampuan
membaca dan menulis yang rendah pada peserta didiknya, meskipun materi
agama yang diajarkan lebih banyak. Karena tidak sedikit pendidik dalam
kegiatan pembelajaran agama Islam yang lebih menfokuskan pada
penyampaian isi materi dan kurang memperhatikan ketrampilan menulis
peserta didik, kalaupun menekankan ketrampilan hanya sebatas dalam aspek
membaca. Padahal kemampuan menulis dan membaca al-Qur’an adalah dua
aspek penting yang menunjang peserta didik untuk menguasai materi-materi
Agama Islam.4
Tidak hanya itu, latihan menulis (terlebih menulis indah) bukan
semata-mata mengajarkan kegiatan dengan produk berupa tulisan yang baik
dan dapat dibaca dengan mudah. Lebih jauh dari itu, kegiatan dalam
pengajaran menulis indah itu akan memiliki nurturant effect berupa
terlatihnya kesabaran, ketekunan, dan disiplin.5
3Departemen Agama RI, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, Khusus Madrasah Tsanawiyah (MTs), Jilid.3, (Jakarta: PT. Binatama Raya, 2007), hlm. 274 4Sebagaimana hasil penelitian Aris Binowo yang menyatakan bahwa semakin baik kemampuan membaca dan menulis al-Qur’an siswa maka semakin baik pula prestasi belajar PAI. Lihat skripsi Aris Binowo (3199108), “Pengaruh Kemampuan Membaca dan Menulis Al-Qur’an terhadap restasi belajar PAI di SMP Islam Siti Sulaechah Sriwulan Sayung Demak”, Skripsi S.1 IAIN Walisongo Semarang, (Semarang: perpustakaan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang, 2004), hlm. 58, t.d. 5Suyatno dan Djihad Hisyam, Refleksi Reformasi Pendidikan di Indonesia Memasuki Milenium III, (Yogyakarta: Adicita Karya Nusa, 2000), Cet.1, hlm. 93.
3
Maka perlu kiranya diadakan upaya untuk meningkatkan kemampuan
menulis sejak dini, terlebih terhadap tulisan-tulisan Arab. Dengan
menggunakan teknik modeling dalam pembelajaran kemampuan menulis teks
Arab, khususnya bagi madrasah-madrasah formal diharapkan kemampuan
menulis teks Arab peserta didik akan meningkat dan pada akhirnya
kemampuan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran Agama Islam juga
akan meningkat.
B. DEFINISI ISTILAH
Untuk memudahkan pemahaman dan agar tidak terjadi kesalah
pahaman tentang judul “Upaya Meningkatkan Ketrampilan Menulis Teks
Arab Siswa Kelas VII B MTs Darul Ulum Wates Ngaliyan Semarang dengan
Menggunakan Teknik Modeling pada Mata Pelajaran Al-Qur’an Hadits” ini,
maka perlu adanya definisi istilah sebagai berikut:
1. Upaya Meningkatkan
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata “upaya” diartikan
usaha: ikhtiar (untuk mencapai suatu maksud, memecahkan persoalan,
mencari jalan keluar,dsb) dan “meningkatkan” adalah menaikkan (derajat,
taraf, dsb) mempertinggi, memperhebat (produksi dsb).6
2. Kemampuan Menulis
Menulis adalah membuat huruf (angka dsb) dengan pena (pensil,
kapur, dsb)7. Menulis juga diartikan suatu kegiatan untuk menciptakan
suatu catatan atau informasi pada suatu media dengan menggunakan
aksara.8 Kemampuan menulis yang dimaksud adalah kemampuan menulis
dalam arti khat atau menulis dalam bentuk aksara dengan baik dan benar,
6Hasan Alwi,et.al., Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2005), Cet. 3,
hlm.1250 dan hlm. 1198. 7Ibid., hlm. 1219. 8Wikipedia, “Menulis”, http://id.wikipedia.org/wiki/Menulis, (diakses pada tanggal 26 Maret 2008, pukul: 11.28 WIB), hlm. 1.
4
bukan menulis dalam arti kitabah, yaitu menuangkan ide-ide, gagasan-
gagasan dan pengalamannya dalam bahasa tulis.9
3. Teks Arab
Teks dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia diartikan sebagai
naskah yang berupa kutipan dari kitab suci untuk pangkal ajaran atau
alasan.10Yang dimaksud di sini adalah naskah-naskah yang berupa aksara
Arab.
4. Teknik Modeling
Teknik atau metode pengajaran merupakan bagian dari strategi
pengajaran. Namun terkadang metode dengan teknik dibedakan, metode
bersifat prosedural sedangkan teknik lebih bersifat implementatif.11Yang
dimaksud teknik modeling atau pemodelan adalah proses pembelajaran
dengan memperagakan sesuatu sebagai contoh yang dapat ditiru oleh
setiap siswa.12 Jadi teknik modeling merupakan teknik pembelajaran
ketrampilan atau pengetahuan dengan suatu model atau alat peraga yang
dapat ditiru.
5. Al-Qur’an Hadits
Al-Qur’an Hadits adalah unsur mata pelajaran Agama Islam pada
madrasah yang memberikan pemahaman kepada peserta didik tentang al-
Qur’an dan Hadits sebagai sumber ajaran agama Islam.13
Jadi maksud “Upaya Meningkatkan Kemampuan Menulis Teks Arab
pada Mata Pelajaran Al-Qur’an Hadits dengan Teknik Modeling (Penelitian
Tindakan di Kelas VII B MTs Darul Ulum Wates Ngaliyan Semarang)”
adalah pengupayaan terhadap peningkatan kemampuan menulis 9Muhaimin, Arah Baru Pengembangan Pendidikan Islam: Pemberdayaan, Pengembangan Kurikulum, Hingga Redefiisi Islamisasi Pengetahuan, (Bandung: Nuansa, 2003), Cet. 1, hlm. 125.
10Hasan Alwi, op. cit. hlm. 1159. 11Sandrifna, “Strategi Belajar Mengajar”,
http://pakguruonline.pendidikan.net/buku_tua_pakguru_dasar_kpdd_b11.html#top, (diakses tanggal 30 April 2008, pukul: 10.32 WIB), hlm.1.
12Wina Sanjaya, Pembelajaran dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi,(Jakarta: Prenada Media Group, 2006), Cet. 2, hlm. 121.
13Bambang Soehendro, loc. cit.
5
teks Arab peserta didik secara baik dan benar sesuai kaidah-kaidah menulis
Arab (khat) dengan menggunakan teknik modeling pada mata pelajaran Al-
Qur’an Hadits.
C. RUMUSAN MASALAH
Masalah yang akan diteliti dalam skripsi ini dirumuskan sebagai
berikut:
1. Bagaimanakah peningkatan kemampuan menulis teks Arab pada siswa
kelas VII B MTs Darul Ulum Wates Ngaliyan Semarang setelah
mengikuti pembelajaran dengan teknik modeling?
2. Bagaimanakah format (bentuk) pembelajaran dengan menggunakan teknik
modeling sehingga dapat meningkatkan kemampuan menulis teks Arab
pada siswa kelas VII B MTs Darul Ulum Wates Ngaliyan Semarang?
D. MANFAAT PENELITIAN
1. Manfaat Teoritis
Manfaat teoritis penelitian ini adalah menambah khasanah
pengembangan pengetahuan menulis teks Arab, terutama penerapan teknik
modeling untuk meningkatkan kemampuan menulis teks Arab.
2. Manfaat Praktis
Secara praktis penelitian ini dapat bermanfaat bagi guru dan siswa.
a. Bagi guru, penelitian ini dapat dijadikan acuan dalam pemecahan
masalah yang berkaitan dengan upaya guru dalam meningkatkan
kemampuan menulis teks Arab siswa kelas VII B MTs Darul Ulum
Wates Ngaliyan Semarang dengan menggunakan teknik modeling.
b. Bagi siswa, penelitian ini dapat memberikan pengalaman menulis teks
Arab dalam ragam formal yang dapat digunakan sebagai acuan dalam
mengikuti mata pelajaran Agama Islam.
6
E. KAJIAN PUSTAKA
Dalam rangka mewujudkan penulisan skripsi yang profesional dan
mencapai target yang maksimal, dalam artian untuk menghindari terjadinya
pengulangan hasil penelitian yang dilakukan seorang penulis dalam sebuah
karya ilmiah yang mempunyai pembahasan yang sama, untuk itu penulis
mencoba menampilkan beberapa judul skripsi sebagai bahan perbandingan
dengan penelitian ini, antara lain sebagai berikut :
1. Nur Rokhim dalam karya ilmiahnya yang berjudul “Problematika
Pembelajaran Menulis Huruf Al-Qur’an di TPQ Al-Iman Ngaliyan
Semarang 2007”. Ia menemukan beberapa problematika yang dihadapi
dalam pembelajaran menulis huruf al-Qur’an pada pendidikan non-formal
dan ia merekonstruksikan pembelajaran menulis huruf al-Qur’an yang
diformulasikan untuk problem yang dihadapi, seperti menyusun dan
mempersiapkan materi pembelajaran, pendekatan pembelajaran, metode
dan evaluasi pembelajaran.14 Jadi Nur Rokhim menawarkan konsep
secara keseluruhan tentang pembelajaran menulis huruf al-Qur’an pada
jenjang pendidikan kanak-kanak dalam pendidikan non-formal .
2. Aris Bimono yang meneliti tentang Pengaruh Kemampuan Membaca dan
Menulis Al-Qur’an Terhadap Prestasi Belajar PAI di SMP Islam Siti
Sulaechah Sriwulan Sayung Demak, yang menyimpulkan bahwa setelah
mengumpulkan dan mengolah data secara kuantitatif, menghasilkan
interpretasi yang signifikan dengan menerima hipotesis yang menyatakan
bahwa setiap siswa yang mempunyai kemampuan baik dalam membaca
dan menulis al-Qur’an akan berpengaruh baik pada prestasi belajar PAI.15
Dalam penelitian ini tidak dijelaskan bagaimana materi dan metode
14 Lihat skripsi Nur Rokhim (3102237), “Problematika Pembelajaran Menuis Huruf Al-
Qur’an di TPQ Al-Iman Ngaliyan Semarang”, Skripsi S.1 IAIN Walisomgo Semarang, (Semarang: Perpustakaan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang, 2007), hlm. 67, t.d.
15 Lihat skripsi Aris Binowo (3199108), “Pengaruh Kemampuan Membaca dan Menulis Al-Qur’an terhadap prestasi belajar PAI di SMP Islam Siti Sulaechah Sriwulan Sayung Demak”, Skripsi S.1 IAIN Walisongo Semarang, (Semarang: Perpustakaan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang, 2004), hlm. 58, t.d.
7
menulis huruf al-Qur’an, tetapi hanya ingin mengetahui seberapa jauh
pengaruh tersebut.
3. Shofi Inayah yang mencari pengetahuan ilmiah melalui penelitiannya
yang berjudul, Makna Qalam dalam Al-Qur’an dan Implementasinya
dalam Pendidikan Islam. Di dalamnya menyatakan hasil penelitiannya
dahwa Qalam yang terkandung dalam al-Qur’an adalah sebuah alat
transfer ilmu berupa tulisan sehingga seseorang bisa membaca, dan
dengan adanya membaca terjadi proses transfer pengetahuan, dari yang
tidak tahu menjadi tahu. Dan dia juga mengungkapkan bahwa Qalam
secara definitif tidak hanya pena tetapi juga mesin ketik, komputer dan
lain-lain yang secara substansial memiliki fungsi yang sama. Sehingga
dengan adanya Qalam manusia bisa mencatat ilmu baru untuk ditulis dan
secara terampil serta kreatif dikembangkan dari generasi ke generasi.16
Jadi dalam penelitian ini hanya terfokus pada alat untuk menulis, bukan
pada pembahasan bagaimana menulis teks/huruf Arab.
4. Muhammad Muhib dalam tuangan karya ilmiah yang berjudul Hubungan
Intensitas Belajar Baca Tulis Al-Qur’an dengan Kemampuan Baca Tulis
Al-Qur’an di TPQ Al-Iman Rowosari Kecamatan Tembalang Kota
Semarang 2006-2007, yang menghasilkan penelitian bahwa sebab akibat
yang timbul ketika semakin intens anak belajar baca tulis al-Qur’an maka
akan semakin mumpuni kemampuan anak dalam membaca dan menulis
al-Qur’an.17
Dari beberapa judul karya ilmiah di atas dapat diketahui bahwa skripsi
ini berbeda dengan skripsi yang sudah dijabarkan. Di mana skripsi ini lebih
menfokuskan pada upaya peningkatan kemampuan menulis teks Arab dengan
16 Lihat skripsi Shofi Inayah (3101330), “Makna Qalam dalam Al-Qur’an dan
Implementasinya dalam Pendidikan Islam”, Skripsi S.1 Walisongo Semarang, (Semarang: Perpustakaan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang, 2006), hlm. 82-83, t.d.
17 Lihat skripsi Muhammad Muhib (3505028), “Hubungan Intensitas Belajar Baca Tulis Al-Qur’an dengan Kemampuan Baca Tulis Al-Qur’an di TPQ Al-Iman Rowosari Kecamatan Tembalang Kota Semarang 2006-2007”, Skripsi S.1 IAIN Walisongo Semarang, (Semarang: Perpustakaan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang, 2006), hlm. 80, t.d.
8
sebuah teknik pembelajaran yaitu teknik modeling yang merupakan sebuah
teknik pendukung metode drill.
9
BAB II
UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS ARAB DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK MODELING
PADA MATA PELAJARAN AL-QUR’AN HADITS
A. Hakikat dan Pentingnya Ketrampilan Menulis
Al-Qur’an disebut al-Kitab yang berarti sesuatu yang ditulis. Tidak
sedikit ayat-ayat al-Qur’an yang berisi data tentang perintah untuk menuntut
ilmu, yang pada prinsipnya juga menyuruh untuk belajar menulis lantaran
pengembangan ilmu pengetahuan hanya dimungkinkan jika ada alat
dokumentasinya, yaitu tulisan.1
Motivasi normatif al-Qur’an tampak dalam ayat-ayatnya yang
memerintahkan umat Islam untuk belajar menulis. Sebagaimana diisyaratkan
dalam wahyu yang pertama turun yaitu pada surat al-‘Alaq ayat 4.
“Yang mengajar (manusia) dengan perantara kalam”.[4], (Q.S. al-‘Alaq: 4)”2
Di samping itu Allah juga bersumpah dengan kalam yang merupakan
perantara dalam mengajar manusia. Bersumpah dengan kalam menunjukkan
bahwa kalam adalah anugerah yang diberikan Allah kepada manusia. Dengan
kalam manusia dapat mencatat ajaran Allah yang disampaikan Rasulullah, dapat
menyampaikan berita, menulis keinginan dan perasaan juga buah pikiran.
Sumpah Allah dengan kalam termaktub dalam al-Qur’an awal surat al Qalam:3
) ا:القلم (ن والقلم و ما يسطر ون “Nun, demi kalam (pena) dan apa-apa yang mereka tulis,” (al Qalam: 1)4
1Ilham Khoiri R., Al-Qur’an dan Kaligrafi Arab, (Ciputat: Logos Wacana Ilmu, 1999), cet. 1,
hlm. 129-130. 2Fadlu Abdurrahman Bafadlol dkk., Al-Qur’an dan Terjemahnya juz 16-30, ( Kudus: Menara
Kudus, 2006), hlm. 597. 3Nurul Makin, Kapita Selekta Kaligrafi Islami, (Jakarta: Pustaka Panjimas, 1995), cet. 1, hlm.
22. 4Fadlu Abdurrahman Bafadlol dkk., op. cit., hlm. 564.
10
Atas dasar al-Qur’an menggunakan bahasa Arab, maka kegiatan tulis
menulis yang amat ditekankan adalah kegiatan tulis menulis huruf Arab (huruf
hijaiyah) sebagai bahasa al-Qur’an, bahasa penduduk surga, dan bahasa
Rasulullah saw.5
Ahmad Syarifuddin juga menjelaskan bahwa disiplin tulis menulis
sudah berkembang sejak masa kenabian. Abdullah bin Sa’id bin Ash misalnya,
mendidik banyak orang menulis di Madinah atas perintah Rasulullah SAW.6 Hal
ini selaras dengan apa yang dijabarkan Muhammad Alawi Al-Maliki Al-Makki
Al Hasani yang menjelaskan bahwa sahabat Nabi yaitu Ubadah Ibnu Al-Shamit
mengajarkan tulis menulis kepada ahlu al shuffah.
ةوادبامت قال عالص نب : ة القلعابفة كتل الصأه ا مناسن تآنم7 .ر
Dan Ubadah Ibnu Al Shamit berkata, “aku mendidik banyak orang dari kalangan ahlu al shuffah (penghuni emperan masjid) tulis menulis al-Qur’an”. Imam Bukhari juga mengabadikan ucapan Abu Hurairah r.a. yang
menunjukkan pentingnya tulis menulis:
لىا عثندد اللهحبع نب نب بهنى وربو قال أخرما عثندان قال حفيا سثندقال ح من أصحاب النبى صلى الله عليه وسلم هريرة يقول ما ه قال سمعت أبايمنبه عن أخ
ثاأحديحأكثر ى إالدمن هنا عدالل مبع رهمنمن عال بو بكتكان ي هو فانب8 أكت.
Dari Hadits di atas Abu Hurairah r.a. berkata bahwa tidak ada sahabat
Nabi SAW yang paling banyak meriwayatkan hadits melebihi diriku, hanya saja
aku kalah dengan Abdullah Bin Amr karena dia tekun menulis (mencatat) sedang
aku tidak menulis.
5Ahmad Syarifuddin, Mendidik Anak, Membaca, Menulis, dan Mencintai Al-Qur’an, (Jakarta:
Gema Insani, 2007), cet. 7, hlm.69 6Ibid. 7 Muhammad Alawi Al-Maliki Al-Makki, Muhammad SAW Insan Al-Kamil, (Madinah:
Mathobi’I Al-Rasyid, 1411 H.), hlm. 271. 8 Imam Bukhari, Shahih Bukhari, (Semarang: Toha Putra, t.t), juz I, hlm. 39.
11
Y.B. Sudarmanto mengungkapkan bahwa membuat catatan yang baik
dan menyusun ringkasan hasil belajar yang lengkap merupakan salah satu
pendukung kesuksesan belajar.9 Hal ini karena di samping daya ingat manusia
terbatas, juga karena sulitnya menguasai seluruh gagasan-gagasan secara
mendetail dengan sekali atau dua kali membaca.
Mulyono Abdurrahman juga memaparkan bahwa sejak awal masuk
sekolah anak harus belajar menulis tangan karena kemampuan ini merupakan
prasyarat bagi upaya belajar berbagai bidang studi yang lain. Kesulitan menulis
dengan tangan tidak hanya menimbulkan masalah bagi anak tetapi juga bagi
guru. Tulisan yang tidak jelas misalnya, baik anak maupun guru tidak dapat
membaca tulisan tersebut.10
Jadi anak sejak dini diharapkan memiliki kemampuan menulis
(kitabah) aksara al-Qur’an dengan baik dan benar baik dengan cara imla’ (dikte)
atau setidak-tidaknya dengan cara menyalin (naskh) dari mushaf.
1. Pengertian Menulis
Ada banyak definisi tentang menulis. Dalam Wikipedia dijelaskan
bahwa menulis adalah suatu kegiatan untuk menciptakan suatu catatan atau
informasi pada suatu media dengan menggunakan aksara.11
Mulyono Abdurrahman mendefinisikan bahwa menulis sebagai
berikut :
a. Menulis merupakan salah satu komponen sistem komunikasi;
b. Menulis adalah menggambarkan pikiran, perasaan, dan ide ke dalam
bentuk lambang-lambang bahasa grafis; dan
c. Menulis dilakukan untuk keperluan mencatat dan berkomunikasi.12
Dalam literatur pendidikan Islam, pemahaman tentang tulis (menulis)
dapat dikembangkan ke dalam dua aspek, yaitu: tulis dalam arti khat dan
9Y.B. Sudarmanto, Tuntunan Metodologi Belajar, (Jakarta: Grasindo, 1993), hlm. 49. 10Mulyono Abdurrahman, Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar, (Jakarta: Rineka Cipta,
2003), cet. Ke-2, hlm. 227. 11Wikipedia, “Menulis”, http://id.wikipedia.org/wiki/Menulis, (diakses pada tanggal 26 Maret
2008, pukul: 11.28 WIB), hlm.1. 12Mulyono Abdurrahman, op. cit hlm. 224.
12
kitabah. Khat mengandung makna menulis dengan benar dan baik, sedangkan
kitabah mengandung makna menulis, mewasiatkan atau mewajibkan. Dengan
kata lain, si penulis berusaha menuangkan ide-ide, gagasan-gagasan dan
pengalamannya dalam bahasa tulis, atau memberi komentar terhadap apa
yang diamatinya, serta mewajibkan dirinya untuk menancapkan tulisan dalam
benak dan hatinya. Hal ini sudah memasuki tulis tingkat lanjut.13
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa menulis adalah suatu
kegiatan untuk menciptakan suatu catatan atau informasi baik menggambaran
pikiran, perasaan, maupun ide-ide pada suatu media dengan menggunakan
aksara ataupun bahasa tulis untuk keperluan mencatat maupun
berkomunikasi.
Dalam skripsi ini penulis menghendaki “menulis” dengan pengertian
khat, yaitu menulis dengan baik dan benar. Karena menulis yang akan
dibahas dalam skripsi ini adalah menulis dalam artian khat, maka hal ini tidak
lepas dari menulis indah atau sering disebut kaligrafi. Sebagaimana yang
dijabarkan Syekh Syamsuddin Al Akfani (dalam Sirojuddin, 1992: 1-2) yang
dikutip M. Ibnan Syarif, mengemukakan bahwa khat/kaligrafi adalah suatu
ilmu yang memperkenalkan bentuk-bentuk huruf tunggal, letak-letaknya, dan
cara-cara merangkainya menjadi sebuah tulisan yang tersusun. Atau apa-apa
yang ditulis di atas garis-garis, bagaimana cara menulisnya dan menentukan
mana yang tidak perlu ditulis, menggubah ejaan yang perlu digubah dan
menentukan bagaimana cara menggubahnya.14
Adapun jenis-jenis khat/kaligrafi Arab yang dianggap sebagai “tulisan
besar” dalam pembahasan tarikh klasik kaligrafi Islam adalah Tsulus,
Naskhi, Muhaqqaa, Rahyani, Riqa’ dan Tawqi. 15 Ke enam jenis tulisan
tersebut sering dikenal dengan istilah Al- Aqlam Al- Sittah.
Dari macam Al- Aqlam Al- Sittah tersebut, Naskhi merupakan satu-
satunya tulisan yang digunakan hampir pada seluruh naskah-naskah ilmiah
13Muhaimin, Arah Baru Pengembangan Pendidikan Islam: Pemberdayaan, Pengembangan Kurikulum, Hingga Redefiisi Islamisasi Pengetahuan, (Bandung: Nuansa, 2003), Cet. 1, hlm. 125.
14M. Ibnan Syarif, Ketika Mushaf Menjadi Indah, (Semarang: AINI, 2003), cet. 1, hlm. 44. 15D. Sirojuddin AR., Seni Kaligrafi Islam, (Bandung: Rosda Karya, 2000), cet. 1, hlm. 103.
13
seperti buku, majalah, koran atau brosur-brosur.16 Untuk itu jenis tulisan yang
akan dijadikan sebagai bahan dalam penelitian ini adalah Naskhi.
2. Kaidah-Kaidah Menulis Huruf Arab
Perlu dijelaskan di sini perbedaan yang mendasar antara huruf Arab
dan huruf Latin, yaitu di antaranya adalah arah tulisan huruf latin dari kiri ke
kanan, sedangkan huruf Arab dari kanan ke kiri (kecuali angka, yaitu ditulis
dari arah kiri ke kanan). Tulisan Latin tidak mengenal adanya perubahan
bentuk huruf yang bergantung posisi. Huruf “a” misalnya, yang terletak
sendiri, di depan, di tengah ataupun di belakang, bentuknya sama saja/ tidak
ada perubahan. Sebaliknya tulisan Arab mengenal adanya perubahan bentuk
huruf bergantung posisinya pada suatu kata. Bahkan telah diktahui bersama
bahwa huruf Arab ada yang tidak bisa disambung dengan huruf lain
bergantung posisinya. 17
Khat Naskhi merupakan patokan utama dari semua model bentuk
tulisan Arab. Adapun ketentuannya adalah sebagai berikut:
a. Bentuk huruf atau cara menulisnya tegak di atas garis, bagi huruf-huruf yang tegak dan mendatar. Bagi huruf yang cara menulisnya atau bentuknya agak bulat, sebagian ada di bawah garis.
b. Posisi ujung pena tegak, artinya, kalau digoreskan ke atas dan ke bawah membentuk garis tipis/pipih sedang kalau digoreskan ke samping kanan atau kiri akan membuat garis tebal/lebar.
c. Ukuran tinggi huruf adalah Alif. d. Kepala huruf Fa, Qaf, dan Waw dibuat berlubang (vacum). e. Kepala huruf ‘Ain, Ghin (di tengah dan akhir kata) padat penuh
atau tidak kosong (massive), juga Mim, di awal kata. f. Cara menulisnya tidak membuat sudut, artinya sudut atau lekukan
dibuat elastis (melengkung, tidak kaku atau runcing).18
Sedangkan menurut Ibnu Muqlah (yang dikutip D Sirojuddin AR),
bentuk tulisan barulah dianggap benar jika memiliki kriteria sebagai berikut:
16Ibid. hlm. 105. 17 Agung Nugroho, “Menulis Huruf Arab dengan Komputer”, http://agung-
nugroho.web.id/?p=21, (diakses tanggal 5 februari 2009, pukul: 10.30 WIB), hlm.1 18Abdul Karim Husain, Seni Kaligrafi Khat Naskhi, (Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, t.t.), cet. Ke-
4, hlm. 32.
14
a. Tawfiyah (tepat), yakni setiap huruf harus mendapatkan usapan sesuai
dengan bagiannya, dari lengkungan, kekejuran, dan bengkokan.
b. Itmam (tuntas), yakni setiap huruf harus diberi ukuran yang utuh, dari
panjang, pendek, tipis, dan tebal.
c. Ikmal (sempurna), yakni setiap usapan garis harus sesuai dengan
kecantikan bentuk yang wajar, dalam gaya tegak, terlentang, memutar dan
melengkung.
d. Isyba’ (padat), yakni setiap usapan garis harus mendapat sentuhan pas
dari mata pena sehingga terbentuk suatu keserasian. Dengan demikian
tidak akan terjadi ketimpangan, satu bagian tampak terlalu tipis atau
kelewat tebal dari bagian yang lainnya, kecuali pada wilayah-wilayah
sentuhan yang menghendaki demikian.
e. Irsal (lancar), yakni menggoreska kalam (pena) secara cepat-cepat, tidak
tersandung atau tertahan sehingga menyusahkan, atau mogok di tengah-
tengah sehingga menimbulkan getaran tangan yang kelanjutannya
merusak tulisan yang sedang digoreskan.19
Adapun tata letak yang baik (khusnul wadh’i) menurut Ibnu Muqlah
menghendaki perbaikan empat hal, yaitu:
a. Tarsif (rapat teratur), yakni tepatnya sambungan satu huruf dengan huruf
lainnya.
b. Ta’lif (tersusun), yakni menghimpun setiap huruf terpisah (tunggal)
dengan lainnya dalam bentuk wajar namun indah.
c. Tastir (selaras, beres), yakni menghubungkan suatu kata dengan lainnya
sehingga membentuk garisan yang selaras letaknya bagaikan mistar
(penggaris).
d. Tansil (maksudnya: bagaikan pedang atau lembing, karena indahnya),
yakni meletakkan sapuan-sapuan garis memanjang yang indah pada huruf
sambung.20
19D. Sirojuddin AR, op. cit., hlm. 93 20Ibid.
15
Menurut Alis Asikin, untuk pembelajaran ketrampilan menulis teks
Arab pada siswa kelas VII MTs akan sulit dan membutuhkan waktu yang
sangat lama, apabila peserta didik dituntut menguasai ketrampilan menulis
teks Arab dengan mengikuti kaidah-kaidah khat yang sesungguhnya. Hal ini
dikarenakan khat (kaligrafi) itu sendiri merupakan menulis secara baik
(indah) dan benar.
Beliau menambahkan sebaiknya pembelajaran ketrampilan menulis
teks Arab siswa kelas VII lebih pada aspek menulis benar, bukan menulis
indah. Karena di samping siswa kelas VII merupakan kelas pemula dalam
belajar khat atau kaligrafi, juga karena untuk belajar suatu ketrampilan yang
lebih condong ke dalam bidang seni, harus membutuhkan banyak faktor, di
antaranya bakat dan minat yang tinggi dari masing-masing individu, waktu
yang lama, keuletan atau ketelatenan, dan lain sebagainya. Sedangkan jam
pelajaran yang dialokasikan untuk pembelajaran Al-Qur’an Hadits maupun
Pendidikan Agama Islam dalam tingkat SLTP ataupun MTs relatif singkat.
Jadi Alis Asikin menyarankan untuk pembelajaran ketrampilan
menulis teks Arab, ditekankan pada menulis benar. Dan unsur yang dijadikan
pedoman ataupun kaidah dalam penilaian menulis teks Arab tingkat dasar
adalah:
a. Posisi huruf terhadap garis, dalam artian menggantung atau mendatarnya
huruf terhadap garis.
b. Posisi huruf terhadap huruf, yakni kesesuaian posisi suatu huruf dengan
huruf depan atau belakang.
c. Kerapian, yakni kesesuaian besar kecilnya huruf terhadap garis.
d. Pemotongan kalimat atau kata, hal ini lebih pada penekanan kehati-hatian
dalam memenggal kalimat atau kata.21 (Untuk lebih jelasnya lihat pada
lampiran)
21Hasil wawancara dengan Alis Asikin, Dosen Pengampu Mata Kuliah Khat/ Kaligrafi Fakultas
Tarbiyah IAIN Wali Songo Semarang, (Rabu, 29 Oktober 2008, Pukul: 10.45 WIB).
16
B. Teknik Modeling Sebagai Pendukung Metode Drill
Belajar adalah suatu proses yang kompleks yang terjadi pada diri setiap
orang sepanjang hidupnya. Proses belajar terjadi karena interaksi antara seorang
dengan lingkungannya. Oleh karena itu belajar dapat terjadi kapan saja dan di
mana saja. Salah satu pertanda bahwa seseorang itu telah belajar adalah adanya
perubahan tingkah laku pada diri seseorang yang mungkin terjadi pada tingkat
pengetahuan, ketrampilan atau sikapnya. 22
Clifford T. Morgan mengatakan bahwa “learning may be defined as any
relativelly permanent change in behavior which occurs as a result of experience
or practice”23 Belajar dapat diartikan sebagai perubahan tingkah laku yang relatif
tetap yang terjadi sebagai hasil pengalaman atau latihan.
Sholih ‘Abdul ‘aziz dan ‘Abdul ‘Aziz Abdul Majid menjelaskan:
تفرعمال تسيلو ذيملا التهلصحي فسردما الهمدق ي التىةفرعمالب وددحمف ميلعا التماائدق امةوا ونا همقي ذا ةوااستدخمفت العو اسفتماد نفا الهرفد ي حهاتيو لس24.هكو
“Adapun pembelajaran itu dibatasi pada pengetahuan guru yang diberikan kepada murid, pengetahuan itu tidak akan tetap kecuali dipergunakan secara benar (sungguh-sungguh) oleh seseorang dan dapat diambil manfaatnya di dalam kehidupan dan pengamalannya.” Interaksi yang terjadi dalam proses belajar mengajar sangat dipengaruhi
oleh lingkungannya, yang di antaranya terdiri atas murid, guru, petugas
perpustakaan, kepala sekolah, bahan atau materi pelajaran dan berbagai sumber
belajar dan fasilitas (proyektor overhead, perekam pita audio dan video, radio,
televisi, computer, perpustakaan, laboratorium, pusat sumber belajar dan lain-
lain).
Setiap proses belajar juga ditandai dengan adanya beberapa unsur, antara
lain tujuan, bahan, metode dan alat, serta evaluasi. 25 Dalam proses belajar
22Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2003), Cet.5, hlm.
1-2. 23Clifford T. Morgan, Introduction to Psychology, (New York: McGraw-Hill Inc, 971), p. 63. 24Shalih Abdul Aziz dan Abdul Aziz Abdul Majid, At-Tarbiyah Wa Turuku At-Tadris, (Mesir:
Darul Ma’arif, 1968), juz I, hlm. 61. 25Nana Sudjana, Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Sinar Baru Algensindo,
2000), Cet. Ke-5, hlm. 99.
17
mengajar, seorang guru harus tepat dalam menentukan strategi belajar. Menurut
Gropper dan Ely sebagaimana dikutif oleh Sandrifna, bahwa perlu adanya kaitan
antara strategi belajar mengajar dengan tujuan pengajaran agar diperoleh
langkah-langkah kegiatan belajar-mengajar yang efektif dan efisien. Ia
mengatakan bahwa strategi belajar-mengajar ialah suatu rencana untuk
pencapaian tujuan. Strategi belajar-mengajar terdiri dari metode dan teknik
(prosedur) yang akan menjamin siswa betul-betul akan mencapai tujuan, strategi
lebih luas dari pada metode atau teknik pengajaran.26
Al-Qur’an Hadits sebagai unsur mata pelajaran Agama Islam pada
madrasah yang memberikan pemahaman kepada peserta didik tentang al-Qur’an
dan Hadits sebagai sumber ajaran agama Islam, di dalamnya menekankan
keutuhan dan keterpaduan ranah kognitif, afektif dan psikomotorik.27
Membaca dan menulis sebagai karakteristik mata pelajaran Al-Qur’an
Hadits yang merupakan unsur penerapan ilmu tajwid28lebih menekankan pada
ranah psikomotorik karena membaca dan menulis adalah sebuah ketrampilan
yang harus dikuasai peserta didik.
Dalam proses belajar mengajar yang lebih menekankan pada aspek
ketrampilan, seperti halnya menulis teks Arab maka strategi belajar-mengajar
yang lebih tepat untuk disiapkan adalah dengan menggunakan metode latihan
atau drill dan teknik yang digunakan adalah teknik modeling.
Sebagaimana dipaparkan Syaiful Sagala, bahwa metode latihan (drill)
atau metode training merupakan suatu cara mengajar yang baik untuk
menanamkan kebiasaan-kebiasaan tertentu. Juga sebagai sarana untuk untuk
memperoleh ketangkasan, ketepatan, kesempatan dan ketrampilan.29Jadi dalam
upaya meningkatkan ketrampilan menulis teks Arab tentunya guru dianjurkan
melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan metode latihan (drill) dan
26Sandrifna, “Strategi dan Metode Belajar Mengajar”, http://www.banjar-jabar.go.id/redesign/,
(diakses pada tanggal 30 April 2008, pukul: 10.32 WIB.), hlm. 1. 27 Bambang Soehendro, Kurikulim Tingkat Satuan Pendidikan Khusus Untuk Madrasah
Tsanawiyah (MTs), (Jakarta: Binatam Raya, 2007), jilid. 3, hlm. 274 28Ibid. 29Syaiful Sagala, Konsep dan Makna Pembelajaran, (Bandung: Alvabeta, t.t.), hlm. 217.
18
teknik modeling sebagai teknik pelaksanaan sekaligus penyangga dari
keefektifan metode drill itu sendiri.
1. Metode Latihan (Drill)
a. Pengertian Metode Latihan (Drill)
Metode, adalah cara yang di dalam fungsinya merupakan alat untuk
mencapai suatu tujuan. Hal ini berlaku baik bagi guru (metode mengajar)
maupun bagi siswa (metode belajar). Makin baik metode yang dipakai,
makin efektif pula pencapaian tujuan.30
Kadang-kadang metode juga dibedakan dengan teknik. Metode
bersifat prosedural, sedangkan teknik lebih bersifat implementatif.31 M.
Subana dan Sunarti menambahkan bahwa teknik merupakan kelanjutan
dari metode, yang digunakan guru dalam mencapai tujuan langsung dalam
pelaksanaan pembelajaran.32
Metode drill adalah suatu cara mengajar di mana siswa
melaksanakan kegiatan-kegiatan latihan, agar siswa memiliki ketangkasan
atau ketrampilan yang lebih tinggi dari apa yang telah dipelajari.33
Metode latihan (drill) pada umumnya digunakan untuk memperoleh
suatu ketangkasan atau ketrampilan dari apa yang dipelajari. 34 Latihan
yang praktis, mudah dilakukan, serta teratur melaksanakan pembinaan
kepada anak didik dalam meningkatkan sebuah ketrampilan akan lebih
memungkinkan anak didik memiliki ketrampilan dengan sempurna. Hal ini
juga menunjang anak didik untuk berprestasi dalam bidang tertentu.
Metode drill biasanya digunakan dengan tujuan agar peserta didik:
1) Memiliki ketrampilan motoris atau gerak; seperti menghafalkan kata-
kata, menulis, mempergunakan alat-alat atau membuat suatu benda;
melaksanakan gerak dalam olah raga.
30Sandrifna, loc. cit. 31Ibid. 32M. Subana dan Sunarti, Strategi Belajar Mengajar Bahasa Indonesia, (Bandung: Pustaka
Setia, t.t.), hlm.20. 33Roestiyah, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rineka Pustaka, 2001), Cet. Ke-5, hlm. 125. 34Nana Sudjana, op. cit. hlm. 86.
19
2) Mengembangkan kecakapan intelek, seperti mengalikan, membagi,
menjumlahkan, mengurangi. Mengenal benda atau bentuk dalam
pelajaran matematika, ilmu pasti, ilmu kimia, tanda baca dan
sebagainya.
3) Memiliki kemampuan menghubungkan antara satu keadaan dengan
hal lain, seperti hubungan sebab akibat, antara tanda huruf dan bunyi,
dan penggunaan lambang atau simbol di dalam peta dan lain-lain.35
b. Prinsip dan Petunjuk Penggunaan Metode Drill
Adapun prinsip dan petunjuk penggunaan metode drill adalah:
1) Siswa harus diberi pengertian yang mendalam sebelum diadakan
latihan tertentu.
Latihan untuk pertama kali hendaknya bersifat diagnosis, mula-mula
kurang berhasil, kemudian diadakan perbaikan untuk kemudian biasa
lebih sempurna.
2) Latihan tidak perlu lama asalkan sering dilaksanakan.
3) Harus disesuaikan dengan taraf kemampuan siswa.
4) Proses latihan hendaknya mendahulukan hal-hal yang essensial dan
berguna.36
c. Kebaikan dan Kelemahan Metode Drill
Metode latihan (drill) mempunyai kebaikan-kebaikan, di antaranya:
1) Pembentukan kebiasaan yang dilakukan dengan metode ini akan
menambah ketepatan dan kecepatan pelaksanaan.
2) Pemanfaatan kebiasaan-kebiasaan tidak memerlukan banyak
konsentrasi dalam pelaksanaannya.
3) Pembentukan kebiasaan membuat gerakan-gerakan yang kompleks,
rumit menjadi otomatis.
Adapun kelemahan-kelemahan metode ini antara lain:
35 Roestiyah, loc. cit. 36Nana Sudjana, op. cit. hlm. 87.
20
1) Metode ini dapat menghambat dan inisiatif peserta didik, karena
peserta didik lebih banyak dibawa kepada konformitas dan diarahkan
kepada unformitas.
2) Kadang-kadang latihan yang yang dilaksanakan secara berulang-ulang
merupakan hal yang monoton, mudah membosankan.
3) Membentuk kebiasaan yang kaku, karena murid lebih banyak ditujukan
untuk mendapatkan kecakapan memberikan respons secara otomatis
tanpa menggunakan inteligensia.37
d. Cara Mengatasi Kelemahan-Kelemahan Metode Drill
Ada bermacam-macam usaha yang dapat dilakukan untuk mengatasi
kelemahan-kelemahan metode drill ini, yaitu antara lain:
1) Latihan hanya untuk bahan atau tindakan yang bersifat otomatis.
2) Latihan harus memiliki arti yang luas, karenanya;
a) Jelaskan terlebih dahulu tujuan latihan tersebut.
b) Agar peserta didik dapat memahami manfaat latihan itu bagi
kehidupan peserta didik; dan
c) Peserta didik perlu mempunyai sikap bahwa latihan itu diperlukan
untuk melengkapi belajar.
3) Masa latihan relatif harus singkat, tetapi harus sering dilakukan pada
waktu-waktu tertentu.
4) Latihan harus menarik, gembira dan tidak membosankan.
5) Proses latihan dan kebutuhan-kebutuhan harus disesuaikan dengan
proses perbedaan individual;
a) Tingkat kecakapan yang diterima pada satu tidak perlu sama
b) Perlu diberikan perorangan dalam rangka menambah latihan
kelompok.38
Cara mengatasi kelemahan ini tentu harus disesuaikan dengan
kondisi objektif di mana pembelajaran itu berlangsung, dan jika dengan
37Syaiful Sagala, op. cit. hlm. 217-218. 38Ibid
21
menggunakan beberapa langkah tertentu tampak sudah dapat mengatasi
masalah, maka kegiatan belajar dilanjutkan sesuai skenario yang telah
disiapkan.
Roestiyah mengatakan bahwa untuk melengkapi atau
menyempurnakan metode drill ini, guru hendaknya memiliki cara atau
teknik lain yang menunjang.39
Dalam rangka meningkatkan ketrampilan menulis teks Arab peserta
didik, penulis mengupayakannya dengan menyertakan teknik modeling
dalam pelaksanaan pembelajaran tersebut.
2. Teknik Modeling
Pembelajaran Al-Qur’an Hadits merupakan suatu kegiatan yang
berencana dan bertujuan. Oleh karena itu, dalam pelaksanaannya diperlukan
teknik-teknik pembelajaran agar tujuan pembelajaran Al-Qur’an Hadits
khususnya dalam bidang penguasaan ketrampilan menulis teks Arab dapat
tercapai.
Jadi teknik pembelajaran Al-Qur’an Hadits adalah teknik, cara, atau
kiat yang digunakan dalam mata pelajaran Al-Qur’an Hadits.
a. Pengertian Teknik Modeling.
Setiap metode maupun teknik pembelajaran mempunyai
karakteristik tertentu dengan segala kelebihan dan kelemahan masing-
masing. Suatu metode atau teknik mungkin saja baik untuk tujuan, pokok
bahasan, situasi, dan kondisi tertentu, tetapi belum tentu baik untuk
tujuan, pokok bahasan, situasi, dan kondisi lain. Itulah sebabnya, pengajar
atau guru perlu menggunakan beberapa metode atau teknik dalam
penyampaian pokok bahasan tertentu. Dengan variasi beberapa metode
dan teknik dalam penyampaian pokok bahasan juga dapat mengatasi
kekurangan pengajar ataupun pendidik dalam hal tertentu.
39Roestiyah, Op. cit. hlm. 127.
22
Salah satu komponen pembelajaran kontekstual adalah pemodelan
(modeling), maksudnya dalam sebuah pembelajaran ketrampilan atau
pengetahuan tertentu ada model yang bisa ditiru. 40 Karena secara
psikologis menurut Martinis Yamin, model-model yang menarik, unik,
populer , berhasil dapat menggugah pemerhati untuk menirunya.41
Wina Sanjaya mendefinisikan bahwa Pemodelan atau modeling
adalah proses pembelajaran dengan memperagakan sesuatu sebagai
contoh yang dapat ditiru oleh setiap peserta didik.42
Jadi dapat disimpulkan bahwa teknik modeling adalah teknik
pembelajaran ketrampilan atau pengetahuan tertentu, dengan melalui
peragaan suatu model (baik dari guru ataupun peserta didik) atau alat
peraga lain yang bisa ditiru..
Wujud alat peraga atau model tentu saja disesuaikan dengan
kebutuhan dan jenis mata pelajaran, misalnya lagi dalam pembelajaran
Al-Qur’an Hadits, ketika peserta didik akan belajar menulis teks Arab,
guru dapat menghadirkan contoh teks Arab yang baik dan benar dari guru
ataupun dari siswa sendiri, yaitu siswa yang dapat mencontoh struktur
penulisan yang baik dan benar.
Tujuan pokok penggunaan teknik modeling dalam proses belajar
mengajar adalah untuk memperjelas pengertian, konsep, dan
memperlihatkan atau meneladani cara melakukan sesuatu atau proses
terjadinya sesuatu.
b. Langkah-Langkah Pembelajaran dengan Teknik Modeling
Metode pembelajaran beraneka ragam jenisnya dan setiap metode
pembelajaran ada kelemahan dan kelebihannya. Oleh sebab itu dalam
praktik pembelajaran mustahil hanya mengguanakan satu metode
40Syaiful Sagala, op. cit. hlm. 90. 41Martinis Yamin, Profesionalisasi guru dan Implementasi KTSP, (Jakarta: Gaung Persada
Press, 2007), cet. 2, hlm. 168. 42Wina Sanjaya, Pembelajaran dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi, (Jakarta:
Kencan Prenada Media Group, 2006), cet. Ke-2, hlm. 121.
23
pembelajaran. Jadi kombinasi metode pembelajaran antara dua sampai
tiga metode pembelajaran merupakan suatu keharusan dalam proses
belajar mengajar.
Oleh karenanya, penulis menghendaki dalam pembelajaran
ketrampilan menulis teks Arab dengan menggunakan tiga metode
pembelajaran, yaitu ceramah, demonstrasi, dan latihan. Akan tetapi dalam
pelaksanaan pembelajaran lebih menekankan pada metode latihan (drill)
dan teknik yang digunakan adalah teknik modeling.
Adapun langkah-langkahnya, sebagai berikut:43
No. Langkah Jenis-jenis Kegiatan
1.
2.
3.
Persiapan
Pelaksana
an
Evaluasi/
tindak lanjut.
1. Menyediakan peralatan yang diperlukan
2. Menciptakan kondisi anak untuk belajar
3. Memberikan pengertian atau penjelasan
sebelum latihan dimulai (ceramah)
4. Demonstrasikan proses/ prosedur tersebut
oleh guru dan peserta didik mengamatinya
5. Peserta didik diberi kesempatan
mengadakan latihan
6. Peserta didik membuat kesimpulan dari
latihan yang dilakukan
7. Membuat kumpulan pemecahan masalah
8. Guru bertanya kepada peserta didik
c. Kelebihan dan Kekurangan Teknik Modeling
Kelebihan teknik pemodelan dalam pembelajaran, yaitu sebagai
berikut:
1) Perhatian peserta didik dapat lebih dipusatkan.
2) Proses belajar peserta didik lebih terarah pada materi yang sedang
dipelajari
43Nana Sudjana, Op. cit. hlm. 97.
24
3) Pengalaman dan kesan sebagai hasil pembelajaran lebih melekat
dalam diri peserta didik.
Kekurangan dari teknik modeling dalam pembelajaran adalah
peserta didik terkadang salah persepsi bahwa yang dimodelkan itu adalah
yang terbaik. Jadi guru harus bisa memberikan pengertian yang jelas
tentang pemodelan yang akan diberikan terhadap peserta didiknya.44
Sedangkan media yang dijadikan bahan dalam teknik modeling
juga mempunyai kelemahan dan kelebihan, adapun kelebihannya yaitu di
antaranya:
1) Dapat dibuat dari bahan yang murah dan mudah didapat;
2) Dapat dipakai berulang-ulang;
3) Dapat melukiskan bentuk dan keadaan sebenarnya;
4) Besarnya dapat ditentukan dari yang sebenarnya;
5) Dapat digunakan untuk mendemonstrasikan cara kerja suatu alat;
6) Dapat digunakan untuk memperlihatkan bagian dalam sesuatu yang
dalam keadaan sebenarnya tidak bisa dilihat.
Sedangkan kelemahannya, yaitu:
1) Pada umumnya hanya baik untuk kelompok kecil.
2) Untuk beberapa jenis model, ada yang sukar dibuat dan
harganyapun mahal.45
C. Hipotesis Tindakan
Peningkatan kemampuan menulis teks Arab adalah suatu usaha dalam
rangka meningkatkan kemampuan ketrampilan menulis teks Arab secara baik dan
benar sesuai kaidah-kaidah yang ditentukan. Dengan harapan peserta didik
mampu memahami dan menuliskan bentuk-bentuk tulisan Arab yang dibenarkan,
44 Dikutip Dwi Suryanita dari Solechan dalam skripsinya “Peningkatan Kemampuan
Melisankan Puisi dengan Teknik Pemodelan Pada Siswa Kelas X MA Al-Asror Gunung Pati Semarang”, Skripsi Universitas Negeri Semarang, (Semarang: Perpustakaan UNNES, 2005), hlm. 16, t.d.
45M. Subana dan Sunarti, op. cit. hlm. 330-331.
25
sehingga pada akhirnyapembelajaran Al-Qur’an Hadits (pada khususnya) dan
pembelajaran Agama Islam (pada umumnya) dapat dikuasai dengan baik.
Salah satu unsur untuk mencapai keberhasilan menulis teks Arab adalah
dengan menggumakam teknik modeling. Maksudnya dalam pembelajaran
menulis teks Arab ada model yang bias ditiru. Modeling dapat berbentuk
demonstrasi pemberian contoh tentang konsep atau aktivitas belajar, dengan kata
lain model bias berupa sebuah cara mengoperasikan sesuatu atau tentang
bagaimana cara belajar.
Berdasarkan uraian di atas dapat disebutkan bahwa apabila pembelajaran
menulis teks Arab di kelas VII B MTs Darul Ulum Wates Ngaliyan Semarang
menggunakan teknik modeling, kemampuan menulis teks Arab peserta didik
meningkat.
26
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Tujuan Penelitian
Yang menjadi tujuan pokok dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Mendeskripsikan upaya peningkatan kemampuan menulis teks Arab siswa
kelas VII B MTs Darul Ulum Wates Ngaliyan Semarang setelah mengikuti
pembelajaran dengan teknik modeling.
2. Menghasilkan format atau bentuk pembelajaran dengan menggunakan teknik
modeling sehingga meningkatkan kemampuan menulis teks Arab siswa kelas
VII B MTs Darul Ulum Wates Ngaliyan Semarang.
B. Waktu dan Tempat Penelitian
1. Waktu Penelitian
Penelitian yang berjudul Upaya Meningkatkan Kemampuan Menulis
Teks Arab Siswa Kelas VII B MTs Darul Ulum Wates Ngaliyan Semarang
dengan Menggunakan Teknik Modeling Pada Mata Pelajaran Al-qur’an
Hadits, ini merupakan penelitian tindakan kelas (Classroom Action Research).
Penelitian ini dilaksanakan mulai tanggal 11 Februari 2008 sampai tanggal 1
Maret 2008.
2. Tempat Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di MTs Darul Ulum Wates
Ngaliyan Semarang.
C. Jadwal Pelaksanaan Penelitian
Berikut jadwal pelaksanaan kegiatan penelitian tindakan kelas yang
dilaksanakan di MTs Darul Ulum Wates Ngaliyan Semarang.
27
Tabel. 1 Jadwal Pelaksanaan Kegiatan Penelitian Tindakan Kelas
D. Subjek Penelitian
Subyek penelitian ini adalah kemampuan menulis teks Arab siswa kelas
VII B MTs Darul Ulum Wates Ngaliyan Semarang. Kelas VII B MTs Darul Ulum
Wates Ngaliyan Semarang berjumlah 38 siswa, yang terdiri dari 22 siswa laki-laki
dan 16 siswa perempuan. Kelas VII B merupakan salah satu kelas dari dua kelas
VII di MTs Darul Ulum Wates Ngaliyan Semarang. Penyebaran siswa di dalam
kelas berdasarkan pertimbangan nilai tes masuk siswa baru.
Adapun pemilihan kelas VII B sebagai subjek penelitian yaitu dengan
alasan sebagai berikut:
1. Kelas VII B merupakan kelas yang paling lambat dalam menerima materi
pembelajaran.
Waktu (Minggu ke) No. Rencana Kegiatan
1 2 3
1. Persiapan
Menyusun konsep pelaksanaan X
Menyusun jadwal dan tugas X
Menyusun Instrumen X
Diskusi konsep pelaksanaan X
Observasi kelas sekaligus
perkenalan
X
2. Pelaksanaan
Menyiapkan tempat dan alat serta
model X
Melakukan tindakan siklus I X
Melakukan tindakan siklus II X
3. Pembuatan Laporan
Menyusun konsep laporan X
28
2. Kelas VII B merupakan kelas yang paling kurang berminat dengan
pembelajaran menulis teks Arab.
3. Kelas VII B merupakan kelas yang memiliki kemampuan menulis teks Arab
paling rendah dibanding dengan kelas VII A, karena mereka kebanyakan
siswa yang nakal dan sulit menerima perintah guru. Hal ini sesuai dengan
hasil wawancara dengan guru bidang studi Al-Qur’an Hadits di sekolah MTs
Darul Ulum Wates Ngaliyan Semarang.
4. Rata-rata siswa kelas VII B kurang mempunyai basic pendidikan agama yang
baik.
E. Variabel Penelitian
Variabel penelitian ini yaitu peningkatan kemampuan menulis teks Arab
dan teknik modeling. Sedangkan indikatornya adalah (1). Posisi huruf terhadap
garis, (2). Posisi huruf terhadap huruf, (3). Kerapian, yaitu besar kecilnya huruf
terhadap garis, (4). Pemotongan kata atau kalimat.
F. Desain Penelitian
Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK), yaitu kajian
sistematik dari upaya perbaikan pelaksanaan praktik pendidikan oleh sekelompok
guru dengan melakukan tindakan-tindakan dalam pembelajaran berdasarkan
refleksi mereka mengenai hasil dari tindakan-tindakan tersebut.1
1. Model Penelitian
Dalam penelitian tindakan kelas ini dipilih model spiral dari Kemmis
dan Taggart yang terdiri dari beberapa siklus tindakan dalam pembelajaran
berdasarkan refleksi mengenai hasil tindakan-tindakan pada siklus
sebelumnya. Di mana setiap siklus tersebut terdiri dari empat tahapan yang
meliputi perencanaan, pelaksanaan, pengamatan (observasi), dan refleksi.2
1Rochiati Wiriaatmadja, Metode Penelitian Tindakan Kelas, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2005), hlm. 12
2Ibid, hlm. 66.
29
Setelah dilakukan tindakan atau pelaksanaan, analisis dan refleksi,
biasanya timbul permasalahan atau pemikiran baru yang perlu tindakan atau
pelaksanaan baru, sehingga perlu diadakan perencanaan ulang, tindakan ulang
dan refleksi ulang. Penelitian ini dilakukan dalam dua siklus. Siklus I
bermaksud untuk mengetahui ketrampilan menulis teks Arab siswa pada awal
tahap tindakan penelitian, sekaligus untuk refleksi dan melakukan siklus
berikutnya (II). Dan siklus II untuk mengetahui peningkatan ketrampilan
menulis teks Arab siswa setelah dilakukan tindakan pada refleksi siklus II.
Gambar I
Model Penelitian Tindakan3
Model
Langkah-langkah dalam penelitian tindakan kelas ini adalah sebagai
berikut:
a. Persiapan
Persiapan ini dimulai pada tanggal 11 Februari 2008 dengan alur
sebagai berikut:
1) Permohonan izin penelitian kepada kepala sekolah MTs Daru Ulum
Wates Ngaliyan Semarang;
3Suharsimi Arikunto, et.al, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: Bumi Aksara, 2006), hlm. 16.
Perencanaan
SIKLUS I
Pengamatan
Perencanaan
SIKLUS II
Pengamatan
Pelaksanaan
Pelaksanaan Refleksi
Refleksi
?
30
2) Kesepakatan jadwal penelitian;
3) Pengamatan dan wawancara, kegiatan pengamatan dilakukan di dalam
kelas ketika kegiatan belajar mengajar berlangsung dengan meneliti
tulisan Arab masing-masing siswa, sedangkan kegiatan wawancara
dilakukan dengan kolabolator menanyakan kegiatan ketrampilan
menulis teks Arab;
4) Memberikan gambaran kegiatan yang akan dilakukan peneliti kepada
kolaborator ataupun guru.
b. Pelaksanaan
Sebelum tindakan siklus I dilakukan, peneliti melakukan pre test
untuk mengetahui kemampuan dasar siswa dalam menulis teks Arab. Pre
test ini dilaksanakan pada tanggal 15 Februari 2008 pada jam mata
pelajaran Al-Qur’an Hadits dengan menulis surat An-Nisa ayat: 36.
1) Siklus I
a) Perencanaan
Bersama dengan guru Al-Qur’an Hadits dan kolabolator, peneliti:
(1) Merencanakan materi dan teknik pembelajaran yang sesuai
dengan penelitian. Pada tahap perencanaan ini dilakukan
pembelajaran menulis teks Arab yaitu Surat An Nisa Ayat: 36,
yaitu ayat yang menjelaskan takwa dan berbuat baik kepada
sesama manusia;
(2) Menyusun skenario pelaksanaan pembelajaran menulis teks
Arab dalam bentuk rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP)
(lihat lampiran);
(3) Mengembangkan lembar model yang akan digunakan;
(4) Mengembangkan lembar evaluasi.
b) Pelaksanaan tindakan
Pelaksanaan siklus I dilaksanakan pada tanggal 22 Februari
2008 di kelas pada waktu jam pelajaran Al-Qur’an Hadits.
Pelaksanaan tindakan ini dengan menerapkan tindakan yang
31
mengacu pada skenario pelaksanaan pembelajaran menulis teks
Arab dengan teknik modeling.
c) Pengamatan
Melakukan pengamatan dan menilai hasil tindakan dengan
menggunakan lembar observasi dan wawancara (lihat lampiran 2).
d) Refleksi
(1) Melakukan evaluasi tindakan yang telah dilakukan.
(2) Melakukan pertemuan kepada kolabolator untuk membahas
hasil evaluasi tentang skenario pembelajaran menulis teks
Arab dengan teknik modeling.
(3) Memperbaiki pelaksanaan tindakan sesuai hasil evaluasi untuk
digunakan pada siklus berikutnya.
2) Siklus II
Setelah evaluasi pada siklus I dilakukan, maka tahap
selanjutnya adalah melakukan kegiatan tindakan pada siklus II dengan
langkah-langkah sebagai berikut:
1) Perencanaan
Bersama dengan guru Al-Qur’an Hadits dan kolabolator,
peneliti:
Mengidentifikasi masalah dan penetapan alternatif pemecahan
masalah yang dihadapi oleh siswa, yaitu dengan memperbaiki
rancangan tindakan pembelajaran menulis teks Arab dengan
teknik modeling.
2) Pelaksanaan tindakan
Pelaksanaan siklus II dilaksanakan pada tanggal 29 Februari
2008 di kelas pada waktu jam pelajaran Al-Qur’an Hadits dengan
materi yang sama dengan siklus I. Dalam pelaksanaan tindakan
pada siklus II ini, guru ataupun kolabolator bersama peneliti
melakukan pembelajaran menulis teks Arab dengan menggunakan
teknik modeling dengan memperbaiki tindakan-tindakan yang
belum baik pada siklus I.
32
Dalam pelaksanaan tindakan siklus II siswa diingatkan kembali
aspek-aspek yang perlu diperhatikan dalam menulis teks Arab.
3) Pengamatan
(1) Melakukan pengamatan atau observasi dan mencatat semua
proses yang terjadi dalam tindakan pembelajaran menulis teks
Arab dengan teknik modeling dengan menggunakan lembar
observasi;
(2) Melakukan diskusi antara guru, kolaborator dan peneliti
tentang pelaksanaan tindakan yang telah dilakukan;
(3) Mencatat semua kelemahan, baik ketidak sesuaian antara
tindakan dengan skenario maupun tindakan dan respon siswa
yang berbeda dengan yang diharapkan.
4) Refleksi
Hasil dari pengamatan dianalisis untuk memperoleh
gambaran bagaimana hasil dari tindakan yang telah dilakukan.
Jika hasil sudah dirasa berhasil atau cukup maka tindakan siklus
dihentikan.
2. Kolaborasi
Kolaborasi yang dimaksud adalah sudut pandang setiap orang akan
dianggap memberikan andil pada pemahaman. Dalam asas ini peneliti perlu
selalu ingat bahwa ia adalah bagian dari situasi yang diteliti; ia bukan
pengamat; tetapi juga terlibat langsung dalam proses situasi tersebut.
Kolaborasi di antara keanggotaan situasi inilah yang memungkinkan proses
tersebut berlangsung.4 Kerjasama ini diharapkan dapat memberikan data atau
informasi maupun solusi demi terciptanya tujuan penelitian. Yang menjadi
kolaborator di sini adalah:
4Nurul Zuriah, Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2006),
hlm. 71.
33
a. Thohari, S.Ag., beliau adalah lulusan Fakultas Tarbiyah Institut Agama
Islam Negeri (IAIN) Walisongo Semarang tahun 1995. Di MTs Darul
Ulum menjabat sebagai kepala sekolah.
b. Syamsudin, A.h., S.Pdi., beliau adalah lulusan Fakultas Tarbiyah Institut
Agama Islam Negeri (IAIN) Walisongo Semarang tahun 2006, di sekolah
ini mengajar mata pelajaran Al-Qur’an Hadits.
3. Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini penulis menggunakan beberapa metode
pengumpulan data antara lain:
a. Teknik Tes
Data dalam penelitian ini diperoleh dengan mengadakan tes. Tes
dilakukan dengan menggunakan soal berupa perintah secara lisan yaitu
memerintahkan siswa untuk menyalin atau menulis teks Arab dengan baik
dan benar. Tes dilakukan sebanyak dua kali yaitu pada siklus pertama dan
siklus ke dua.
Hasil tes pada siklus pertama dianalisis. Dari analisis tersebut dapat
diketahui kelemahan siswa dalam menyelesaikan tugas. Berdasarkan
kelemahan-kelemahan yang ada diadakan perbaikan untuk menghadapi tes
pada siklus ke dua.
Hasil tes siklus yang ke dua dianalisis. Dari analisis tersebut
diketahui peningkatan kemampuan siswa dalam menulis teks Arab setelah
mengikuti pembelajaran menulis teks Arab dengan teknik modeling.
b. Teknik non-Tes
Teknik pengumpulan data kualitatif dalam penelititan ini adalah:
1) Observasi
Pengamatan (observasi) adalah pengamatan catatan secara
sistematik fenomena-fenomena yang diselidiki.5 Dalam pengumpulan
data ini peneliti atau kolaboratornya mencatat informasi sebagaimana
5Sutrisno Hadi, Metode research, (Yogyakarta: Andi Offset, 2000), Jilid II, hlm.151.
34
yang mereka saksikan selama penelitian. Digunakan untuk mengamati
secara langsung terhadap peningkatan ketrampilan menulis teks Arab.
Dalam penelitian yang diobservasi adalah kegiatan
pembelajaran menulis teks Arab dengan teknik modeling.
2) Interview (wawancara)
Menurut Denzin sebagaimana dikutip Rochiati Wiraatmadja
bahwa wawancara merupakan pertanyaan-pertanyaan yang diajukan
secara verbal kepada orang-orang yang dianggap dapat memberikan
informasi atau penjelasan hal-hal yang dipandang perlu. Sedangkan
menurut Hopkins, wawancara adalah suatu cara untuk mengetahui
situasi tertentu di dalam kelas dilihat dari sudut pandang yang lain.6
Teknik ini digunakan untuk mendapatkan informasi yang
berkenaan dengan pendapat tentang peningkatan ketrampilan menulis
teks Arab. Wawancara ini ditujukan kepada siswa sebagai subjek yang
akan diteliti, selain itu juga kepada guru Al-Qur’an Hadits sebagai
mitra kerja atau kolaborator.
3) Dokumentasi
Mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa dari
berbagai macam sumber tertulis atau dokumen yang ada pada tempat
penelitian.7 Metode ini digunakan untuk mengetahui data yang berada
pada arsip atau dokumen di MTs Darul Ulum Wates Ngaliyan
Semarang yang berkaitan dengan penelitian.
4. Instrumen Pengumpulan Data
Instrumen yang digunakan dalam pengumpulan data ini adalah tes dan
nontes.
a.. Tes
Tes adalah seperangkat rangsangan (stimuli) yang diberikan kepada
seseorang dengan maksud untuk mendapatkan jawaban-jawaban yang
6Rochiati Wiraatmadja, op.cit, hlm.117. 7Sukardi, Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetensi dan Praktiknya, (Jakarta: Bumi
Aksara, 2003), hlm. 81.
35
dapat dijadikan dasar bagi penetapan skor angka.8 Tes yang dimaksud
adalah tes non baku (buatan guru maupun peneliti) yang berupa tes
perbuatan, hal ini karena menulis teks Arab terkait dengan aspek
psikomotor.
Untuk menguji kereabilitas tes, tes ketrampilan menulis teks Arab
diuji cobakan pada siswa kelas VII B sebanyak 38, yaitu pada akhir siklus
I dan pada akhir siklus II.
Adapun yang diukur dalam penilaian menulis teks Arab meliputi:
1) Posisi menggantung dan mendatarnya huruf terhadap garis.
2) Posisi huruf terhadap huruf depan atau belakangnya.
3) Kerapian atau kesesuaian besar kecilnya huruf terhadap garis.
4) Pemotongan kalimat atau kata.
Skor penilaian menulis teks Arab untuk aspek posisi huruf terhadap
garis skor maksimalnya mencapai poin 25, posisi huruf terhadap huruf 30,
kerapian 30, dan pemotongan kalimat atau kata skor maksimalknya 15.
Tabel 2
Pedoman penilaian Aspek Posisi Huruf Terhadap Garis
No. Skor Keterangan
1. 21-25 Jika penulisan menggantung dan mendatarnya huruf
terhadap garis dikuasai dengan sangat baik
2. 16-20 Jika penulisan menggantung dan mendatarnya huruf
terhadap garis dikuasai dengan baik
3. 11-15 Jika penulisan menggantung dan mendatarnya huruf
terhadap garis dikuasai dengan cukup baik
4. 0-10 Jika penulisan menggantung dan mendatarnya huruf
terhadap garis dikuasai dengan kurang baik
8 Donald Ary, et. al., op. cit., Pengantar Penelitian dalam Pendidikan, terj. Arief Furchan, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar), hlm. 268.
36
Tabel 3 Pedoman Penilaian Aspek Posisi Huruf Terhadap Huruf
No. Skor Keterangan
1. 25-30 Jika kesesuaian posisi huruf dengan huruf depan
atau huruf belakang dikuasai dengan sangat baik
2. 19-24 Jika kesesuaian posisi huruf dengan huruf depan
atau huruf belakang dikuasai dengan baik
3.
13-18 Jika kesesuaian posisi huruf dengan huruf depan
atau huruf belakang dikuasai dengan cukup baik
4. 0-12 Jika kesesuaian posisi huruf dengan huruf depan
atau huruf belakang dikuasai dengan kurang baik
Tabel 4 Pedoman Penilaian Aspek Besar Kecilnya Huruf Terhadap Garis
No. Skor Keterangan
1. 25-30 Jika penulisan besar kecilnya huruf terhadap garis
dapat dikuasai dengan sangat baik
2. 19-24 Jika penulisan besar kecilnya huruf terhadap garis
dapat dikuasai dengan baik
3. 13-18 Jika penulisan besar kecilnya huruf terhadap garis
tidak dapat dikuasai dengan cukup baik
4. 0-12 Jika penulisan besar kecilnya huruf terhadap garis
tidak dapat dikuasai dengan kurang baik
37
Tabel 5 Pedoman Penilaian Aspek Pemotongan Kalimat atau Kata
No. Skor Keterangan
1. 13-15 Jika pemotongan kalimat atau kata dikuasai dengan
sangat baik
2. 10-12 Jika pemotongan kalimat atau kata dikuasai dengan
baik
3. 7-9 Jika pemotongan kalimat atau kata dikuasai dengan
cukup baik
4. 0-6 Jika pemotongan kalimat atau kata dikuasai dengan
kurang baik
Tabel 6 Skor Penilaian Maksimal
No. Aspek Penilaian Skor Maksimal
1. Posisi huruf terhadap garis 25
2. Posisi huruf terhadap huruf 30
3. Besar kecilnya huruf terhadap garis 30
4. Pemotongan kalimat atau kata 15
Jumlah 100
b. Non-Tes
Instrumen nontes yang digunakan adalah lembar observasi dan
pedoman wawancara.
1). Lembar Observasi
Lembar observasi ini digunakan untuk mengetahui aktivitas
siswa dan guru selama proses pembelajaran berlangsung. Terlebih
pada keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran menulis teks
Arab, baik sikap positif siswa maupun sifat negatif siswa.
38
2). Pedoman Wawancara
Pedoman wawancara digunakan untuk mengetahui bagaimana
pendapat siswa dan guru tentang pembelajaran menulis teks Arab
dengan mengguanakan teknik modeling. Dalam pedoman wawancara
ini disiapkan beberapa pertanyaan secara garis besarnya saja.
Pertanyaan dapat berkembang sesuai dengan situasi yang ada.
5. Teknik Analisis Data
a. Analisis Kuantitaif
Digunakan untuk menganalisis jumlah siswa yang mengalami
peningkatan ketrampilan menulis teks Arab yang diperoleh dari tindakan
siklus I dan II. Nilai masing-masing siswa pada akhir siklus diperoleh
dengan menjumlahkan skor siswa secara keseluruhan, merekap nilai tes
menulis teks Arab, dan menghitung rata-rata nilai.
Data tersebut dapat diperoleh dengan menggunakan rumus
prosentase : 9
N = NF X 100 %
Keterangan: N = Persentase Jawaban
F = Frekuensi Jawaban
N = Jumlah Responden
b. Analisis Kualitatif
Digunakan untuk mengetahui peningkatan ketrampilan menulis teks
Arab siswa dengan menggunakan teknik modeling yang diperoleh dari
hasil perhitungan persentase kemampuan siswa dari masing-masing tes
yang kemudian dideskripsikan secara kualitatif.
9 Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kuantitatif, (Jakarta: Prenada Media, 2005), cet.1 hlm.
171-172.
39
Sedangkan hasil wawancara dalam analisis kualitatif ini digunakan
sebagai dasar untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan dalam
pembelajaran menulis teks Arab dengan menggunakan teknik modeling.
6. Prosedur Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan melalui dua siklus yang sebelumnya
dilakukan pretes untuk mengetahui kondisi awal dalam menulis teks Arab.
Penilaian dilakukan dengan memberikan teks Arab yang berupa ayat-ayat Al-
Qur’an yang merupakan materi pelajaran Al-Qur’an Hadits.
Dalam prasiklus peneliti melakukan observasi mengenai keadaan siswa
dan menilai kemampuan awal siswa dalam menulis teks Arab. Di samping
observasi juga dilakukan dengan wawancara yaitu tanya jawab dengan guru
pengampu mata pelajaran Al-Qur’an Hadits dan siswa kelas VII B MTs Darul
Ulum Wates Ngaliyan Semarang.
Selain wawancara peneliti juga melakukan penilaian penulisan teks
Arab. Penilaian dilakukan dengan cara menilai tulisan siswa terhadap surat An
Nisa ayat: 36 yang merupakan materi pelajaran Al-Qur’an Hadits. Penilaian
ini tidak hanya dilakukan peneliti tetapi juga guru pengampu mata pelajaran
Al-Qur’an Hadits yang kemudian ditindak lanjuti dengan tindakan yang
berupa siklus I dan siklus II, yang pada akhirnya peningkatan kemampuan
menulis teks Arab siswa kelas II B MTs Darul Ulum Wates Ngaliyan
Semarang dapat tercapai.
40
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
1. Identitas Sekolah
a. Nama Madrasah : MTs Darul Ulum
b. Alamat MAdrasah : JL. Anyar Wates RW I kel. Wates
c. Kecamatan : Ngaliyan
d. Kota / Kabupaten : Semarang
e. Tahun didirikan : 1990
f. Tahun beroprasi : 1990 /1991
g. Status tanah : Milik yayasan
h. Luas tanah : 547 m2
i. Luas bangunan : 320 m
j. Jenjang akreditasi : Terdaftar
2. Tinjauan Historis MTs Darul Ulum
Madrasah Tsanawiyah Darul Ulum Wates Ngaliyan Semarang
merupakan salah satu dari beberapa institusi pendidikan yang ada di kota
Semarang, di mana secara kelembagaan MTs Darul Ulum Semarang
berada di bawah kordinasi Lembaga Pendidikan Ma’arif Nahdlatul
Ulama (LP Ma’arif NU ) kota Semarang. MTs Darul Ulum sendiri saat
ini berada di bawah naungan Yayasan Darul Ulum yang membidangi
pendidikan dari taman kanak-kanak (RA), Madrasah Ibtidaiyah (MI),
Madrasah Tsanawiyah (MTs) dan Madrasah Aliyah (MA). Pendirian
MA Darul Ulum pada awalnya diprakarsai oleh pengurus Yayasan Darul
Ulum yang diketuai oleh Prof. Dr. Erfan Soebahar, MA. dan sekretaris
Drs. Ali Thohari. Madrasah ini berdiri pada tahun 1995 dan telah
memasuki jenjang pendidikan pertama pada tahun pelajaran 1995 / 1996.
MTs Darul Ulum berada di tengah-tengah lingkungan masyarakat Islam
yang beralamat di Kelurahan Wates kecamatan Ngaliyan kota Semarang.
41
3. Keadaan Siswa
Siswa MTs Darul Ulum berjumlah 160 orang yang berasal dari
lingkugan sekitar yaitu dari kelurahan Wates, kelurahan Gondoriyo,
kelurahan Beringin, kelurahan Podorejo dan lain-lain. Siswa MTs
Darul Ulum meliputi 73 laki-laki dan 87 perempuan.
4. Jumlah Pegawai
a. Pegawai fungsional
- Guru tetap : 1 orang
- Guru tidak tetap : 16 orang
Jumlah : 17 orang
b. Pegawai Administrasi
- Pegawai TU : 1 orang
- Pegawai keuangan : 1 orang
Jumlah : 2 orang
5. Struktur Organisasi Sekolah
BP3 / POGM TATA USAHA
KEPALA MADRASAH
URUSAN KURIKULUM
URUSAN KESISWAAN
URUSAN HUMAS
URUSAN SARPRAS
WAKAMAD
WALI KELAS
GURU MAPEL
TENAGA HUB PENDIDIKAN
SISWA
GURU BP
42
6. Fasilitas MTs Darul Ulum
a. Perpustakaan
MTs Darul Ulum mempunyai beberapa koleksi buku
diantaranya 5.222 eksemplar, 865 jenis buku tentang teks utama, teks
pelengkap, buku sumber, fiksi/non fiksi dan yang lainnya berjumlah
771 eksemplar, yang berasal dari Depdikbud sebanyak 5233
eksemplar dengan 103 judul buku, dan dari Depag sebanyak 653
eksemplar dengan 29 judul buku, beli sebanyak 379 eksemplar
dengan 23 judul, jadi semuanya berjumlah 6677 eksemplar.
b. Laboratorium
MTs Darul Ulum mempunyai dua laboratorium, yaitu
laboratorium IPA dan laboratorium komputer, laboratorium
komputer berada di sebelah ruang guru, dengan jumlah 13 unit,
sedang laboratorium IPA berada di ruang baru sebelah barat
menghadap ke timur.
c. Media Belajar Mengajar
MTs Darul Ulum mempunyai 9 lokal gedung yang sampai saat
ini masih di tempati dan terawat baik, dan ada 2 ruang lagi dalam
proses pembangunan. Dengan jumlah 5 kelas yaitu 2 gedung untuk
kelas satu, 2 gedung untuk kelas dua, dan 1 gedung untuk kelas tiga.
1 ruang laboratorium, 1 ruang untuk kantor, 1 ruang untuk UKS, 1
ruang untuk ruang sekretariat OSIS dan 2 ruang lagi masih belum
jelas penggunaanya.
MTs Darul Ulum mempunyai komponen sarana dan parasarana
pendukung di antaranya adalah sebagai berikut:
1) Over Head Projector (OHP) : 2 buah
2) Slide Projector : 1 buah
3) Sound System : seperangkat
4) Televisi : 3 buah
5) Kipas angin : 5 buah
6) Peralatan masak
43
7) Marching band : Seperangkat
8) Tenda pramuka : 15 buah
9) Peralatan olah raga : 3 buah bola kaki dan 3 buah bola
volly, serta satu set lapangan
tenis meja.
d. Sarana Ibadah
MTs Darul Ulum berdiri tepat di samping masjid desa Wates
sehingga kegiatan keagamaan selalu dilaksanakan di Masjid
e. Ruang laboratorium Komputer
MTs Darul Ulum mempunyai ruang laboratorium komputer
yang dapat digunakan siswa yang terdiri dari 10 unit komputer
pentium II dan 2 unit komputer pentium III. Serta dilengkapi 2 unit
printer dan 1 unit scanner dan foto copy.1
B. Hasil Penelitian
Setelah melakukan penelitian dengan menggunakan instrument tes dalam
pembelajaran ketrampilan menulis teks Arab dengan menggunakan teknik
modeling melalui dua siklus, maka data yang diperoleh akan dianalisis dalam
bab ini. Analisis ini diperoleh dari hasil tes, hasil wawancara maupun hasil
observasi dalam uji kemampuan menulis teks Arab dengan menggunakan
teknik modeling. Adapun analisis dalam bab ini adalah menggunakan metode
analisis kualitatif deskriptif. Sedangkan analisis kuantitatifnya dengan
menggunakan rumus sebagai berikut:
- Rumus panjang kelas interval :2
i = range k Keterangan: i = interval kelas
range = nilai tertinggi-nilai terendah
k = jumlah kelas
1Dokumen MTs Darul Ulum Wates Ngaliyan Semarang Tahun 2007/2008. 2Singgih Santoso, Statistik Diskriptif, (Yogyakarta: Andi, 2003), hlm. 76.
44
- Rumus Prosentase jawaban: 3
N = NF X 100 %
Keterangan: N = Persentase Jawaban
F = Frekuensi Jawaban
N = Jumlah Responden
- Rumus untuk mencari rata-rata kelas (mean):4
Me = ∑X N
Keterangan: Me = rata-rata kelas
∑X = jumlah skor siswa
N = jumlah siswa
1. Hasil Tes Awal
Sesuai dengan perencanaan penelitian tindakan sebelum siklus I
bahwa analisis pelaksanaan tindakan pada siklus I diketahui dari
penyebaran tes. Sebagai langkah awal untuk megetahui kemampuan
dalam menulis teks Arab pada siswa kelas VII B MTs Darul Ulum Wates
Ngaliyan Semarang penulis menyebarkan lembar tes yang berisi perintah
menyalin tulisan teks Arab yaitu surat An Nisa ayat: 36 dengan baik dan
benar sesuai kemampuan masing-masing siswa. Setiap siswa menyalin
tulisan teks Arab dan guru menilai dengan aspek-aspek yang sudah
dijadikan pedoman penilaian menulis teks Arab pada tingkat dasar.
Hasil tes awal menulis teks Arab siswa dapat memberikan gambaran
mengenai kondisi kemampuan siswa dalam menulis teks Arab yang
sebenarnya. Pada tes awal ini kemampuan rata-rata siswa mencapai
39.21 atau berkategori kurang.
3 Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kuantitatif, (Jakarta: Prenada Media, 2005),
cet.1 hlm. 171-172. 4 Singgih Santoso, op. cit, hlm. 99
45
Tabel 7 Skor Tes Awal Kemampuan Menulis Teks Arab
No Kategori Rentang Nilai F Jumlah Skor %
1. Sangat baik 81-100 0 0 0
2. Baik 61-80 0 0 0
3. Cukup 41-60 12 565 31.58
4. Kurang ≤ 40 26 925 68.42
Jumlah 38 1490 100
Rata-rata 39.21
Dari tabel 7 diketahui belum ada siswa yang mencapai skor 61-80
dan 81-100, siswa yang mencapai skor 41-60 ada 12 atau mencapai 31.58
%. Siswa yang memperoleh skor 0-40 ada 26 atau mencapai 68.42 %.
Jadi dalam tes awal kemampuan rata-rata kelas 39.21 berkategori kurang.
2. Hasil Siklus I
a. Perencanaan
Dalam perencanaan peneliti dan kolaborator melakukan:
1) Menentukan waktu dan tempat pembelajaran, yaitu disepakati
pembelajaran menulis teks Arab siklus I diadakan pada tanggal
15 Pebruari 2008 pada jam ke-2 dan ke-3, di kelas VII B.
2) Menyiapkan RPP
3) Menyiapkan model pembelajaran menulis teks Arab (berupa
tulisan huruf hijaiyah dan Q.S. An-Nisa : 36) dan alat-alat tulis.
4) Menyiapkan lembar observasi, pedoman wawancara, dan soal
tes.
b. Pelaksanaan
Pelaksanaan dalam siklus I meliputi:
1) Guru menjelaskan materi menulis teks Arab, yaitu tata cara
menulis huruf Arab yang baik dan benar, baik dari aspek posisi
46
huruf terhadap garis, posisi hururf terhadap huruf, kerapian,
maupun pemotongan kalimat/kata.
2) Guru menunjukkan model yang berupa teks Arab yang berisi
huruf hijaiyah dan Q.S. An-Nisa : 36.
3) Guru mendemonstrasikan sebagian bentuk huruf Arab pada
papan tulis sesuai bentuk tulisan yang ada pada model.
4) Guru menyuruh siswa untuk menyalin/ menulis teks Arab sesuai
dengan model yang disiapkan.
5) Guru melakukan evaluasi, yaitu menyuruh siswa menyalin/
menulis teks Arab (yang berupa Q.S. An Nisa : 36).
c. Pengamatan
Hasil pengamatan selama siklus I adalah:
1) Hasil Tes
Hasil tes menulis teks Arab dengan teknik modeling siswa
kelas VII B MTs Darul Ulum Wates Ngaliyan Semarang pada
siklus I mengalami peningkatan dibandingkan tes awal pada pra
siklus. Skor rata-rata yang diperoleh pada tes awal adalah 39.21
sedangkan pada siklus I meningkat menjadi 53.55.
Tabel 8 Skor Tes Siklus I Kemampuan Menulis Teks Arab
No Kategori Rentang
Nilai
F Jumlah
Skor
%
1. Sangat baik 81-100 0 0 0
2. Baik 61-80 7 520 18.42
3. Cukup 41-60 26 1330 65.79
4. Kurang ≤ 40 5 185 15.79
Jumlah 38 2035 100
Rata-rata 53.55
Dari tabel 8 dapat diketahui bahwa belum ada siswa yang
mencapai skor 81-100. Siswa yang mencapai nilai 61-80
47
sebanyak 7 siswa (18.42 %). Siswa yang mencapai skor 41-60
sebanyak 26 siswa (65.79 %). Siswa yang memperoleh skor 0-40
sebanyak 5 siswa (15.79 %). Jadi dalam tes siklus I kemampuan
rata-rata kelas 53.55 berkategori cukup. Kemampuan tersebut
dapat dirinci tiap-tiap aspek sebagaimana tampak dalam tabel 9
sampai tabel 12 di bawah ini.
Tabel 9 Skor Aspek Posisi Huruf Terhadap Garis dalam Menulis
Teks Arab Siklus I
No Kategori Rentang
Nilai
F Jumlah
Skor
%
1. Sangat baik 21-25 4 100 10.52
2. Baik 16-20 4 80 10.52
3. Cukup 11-15 14 210 36.84
4. Kurang 0-10 16 160 42.11
Jumlah 38 550 100
Rata-rata 14.47
Pada aspek posisi huruf terhadap garis siswa yang
memperoleh hasil sempurna 4 siswa (10.52 %), 4 siswa mencapai
kategori baik (10.52 %), 14 siswa mencapai kategori cukup
(36.84 %), sedangkan kategori kurang 42.11 % dicapai oleh 16
siswa. Jadi dalam aspek tersebut rata-rata kelas mencapai skor
14.47 atau kategori cukup.
Tabel 10 Skor Aspek Posisi Huruf Terhadap Huruf dalam Menulis
Teks Arab Siklus I
No Kategori Rentang
Nilai
F Jumlah
Skor
%
1. Sangat baik 25-30 0 0 0
2. Baik 19-24 6 120 15.79
48
3. Cukup 13-18 8 120 47.37
4. Kurang 0-12 24 240 63.16
Jumlah 38 470 100
Rata-rata 12.37
Pada aspek posisi huruf terhadap huruf tidak ada siswa yang
memperoleh hasil sempurna. 6 siswa mencapai kategori baik
(15.79 %), 8 siswa mencapai kategori cukup (47.37 %),
sedangkan kategori kurang dicapai oleh 24 siswa (63.16 %). Jadi
dalam aspek posisi huruf terhadap huruf rata-rata kelas mencapai
skor 12.37 atau kategori cukup.
Tabel 11 Skor Besar Kecilnya Huruf Terhadap Garis
Menulis Teks Arab Siklus I
No Kategori Rentang Nilai F Jumlah
Skor
%
1. Sangat baik 25-30 0 0 0
2. Baik 19-24 7 140 18.42
3. Cukup 13-18 9 135 23.68
4. Kurang 0-12 22 220 57.89
Jumlah 38 495 100
Rata-rata 13.03
Pada aspek besar kecilnya huruf terhadap garis tidak ada
siswa yang memperoleh hasil sempurna. 7 siswa mencapai
kategori baik (18.42 %), 9 siswa mencapai kategori cukup (23.68
%), sedangkan kategori kurang 57.89 % dicapai oleh 22 siswa.
Jadi dalam aspek besar kecilnya huruf terhadap garis, rata-rata
kelas mencapai skor 13.03 atau kategori cukup.
49
Tabel 12 Skor Aspek Pemotongan Kalimat atau Kata
dalam Menulis Teks Arab Siklus I
No Kategori Rentang
Nilai
F Jumlah Skor %
1. Sangat baik 13-15 33 495 86.84
2. Baik 10-12 0 0 0
3. Cukup 7-9 0 0 0
4. Kurang 0-6 5 25 13.16
Jumlah 38 520 100
Rata-rata 13.68
Pada aspek pemotongan kalimat atau kata siswa yang
memperoleh hasil sempurna 33 (86.84 %), tidak ada siswa yang
mencapai kategori baik maupun cukup. Sedangkan kategori
kurang diperoleh oleh 5 siswa (13.16 %). Jadi dalam aspek
pemotongan kalimat tersebut rata-rata kelas mencapai skor 13.68
atau kategori sempurna.
2) Hasil Non-tes Siklus I
Dalam pengamatan siklus I sikap siswa tergambar dengan
observasi yang dilakukan selama proses belajar mengajar. Hasil
pengamatan adalah sebagai berikut:
Ketika guru menyampaikan materi, siswa memperhatikan
dengan baik, namun ada sebagian siswa yang acuh dengan apa
yang disampaikan guru. Setelah guru mulai memperlihatkan dan
memasang model yang berupa tulisan khat serta
mendemonstrasikan sebagian bentuk huruf hijaiyah (huruf Arab)
di papan tulis, pandangan siswa semua tertuju ke papan tulis dan
model yang dipasang di papan tulis.
Guru kemudian menyuruh siswa untuk meniru menulis huruf
hijaiyah yang tertera di papan tulis. Guru dan peneliti
50
memperhatikan cara menulis siswa sekaligus memberikan
pengarahan cara menulis yang baik dan benar kepada seluruh
siswa.
Guru menanyakan kepada siswa kesulitan-kesulitan yang
dialami dalam menulis teks Arab. Guru mengklarifikasi dan
membagi model yang berupa tulisan Arab serta spidol kecil yang
ujungnya sudah dibentuk secara khusus untuk menulis khat
kepada seluruh siswa. Siswa merasa senang dan tambah antusias
dalam belajar menulis teks Arab.
Guru menyuruh siswa meniru teks Arab yang dijadikan
model dengan spidol, dengan tujuan siswa merasa senang melihat
tulisannya yang menjadi lebih berbentuk dan rapi.
Setelah selesai menulis teks Arab dengan meniru model yang
sudah dibagikan, tugas siswa dikumpulkan dan guru membagi
model yang ke dua, yaitu teks Arab yang berupa surat An-Nisa
ayat: 36 yang merupakan materi mata pelajaran Al-Qur’an
Hadits. Siswa disuruh meniru model yaitu dengan menulis surat
An-Nisa ayat: 36 dengan pena ataupun pensil.
Siswa terlihat antusias dan merasa senang dapat mengetahui
tata cara menulis Arab yang baik dan benar meskipun mereka
masih merasa belum bisa menuliskannya dengan baik.
Guru bertanya kepada siswa tentang kesulitan-kesukitan yang
dihadapi siswa dalam menulis teks Arab. Siswa banyak yang
melontarkan pertanyaan dan guru menanggapi dengan baik. Guru
kemudian memerintahkan siswa menuliskan surat An-Nisa ayat:
36 yang ke dua kalinya sebagai tes siklus I.
Setelah tugas selesai dikumpulkan, siswa diberi tugas
kembali untuk menulis teks Arab dengan meniru model yang
sudah dibagi dengan spidol untuk dikerjakan di rumah masing-
masing.
51
d. Refleksi
Berdasarkan pengamatan pada siklus I diketahui kelemahan atau
hambatan pembelajaran ketrampilan menulis teks Arab dengan
menggunakan teknik modeling sebagai berikut:
1) Guru terlalu cepat dalam menyampaikan materi, sehingga siswa
kurang jelas dalam menangkap apa yang disampaiakan guru.
2) Ada beberapa siswa yang kurang serius mengikuti pembelajaran,
akan tetapi guru membiarkan saja.
3) Guru menyampaikan materi menulis teks Arab hanya garis
besarnya saja.
4) Beberapa siswa masih ada yang kesulitan menuliskan teks Arab,
terutama pada aspek kebenaran posisi huruf terhadap huruf,
posisi huruf terhadap garis dan kerapian.
5) Beberapa siswa masih ada yang acuh terhadap penjelasan guru
dan merasa percaya diri bahwa tulisan Arab mereka sudah baik
dan benar, padahal mereka masih belum menguasai dengan baik.
Untuk mengatasi kelemahan atau hambatan di atas, penelitian
ini ditindak lanjuti dengan penelitian tindakan II
3. Hasil Siklus II
a. Perencanaan
Dalam perencanaan peneliti dan kolaborator melakukan hal-hal
sebagai berikut:
1) Menentukan waktu dan tempat pembelajaran, yaitu disepakati
pembelajaran menulis teks Arab siklus II diadakan pada tanggal
29 februari 2008 pada jam ke-2 dan ke-3, di kelas VII B.
2) Menyiapkan RPP
3) Menyiapkan model pembelajaran menulis teks Arab (berupa
tulisan huruf hijaiyah bersambung dan Q.S. An-Nisa : 36) dan
alat-alat tulis.
4) Menyiapkan reward untuk menarik antusias belajar siswa.
52
5) Menyiapkan lembar observasi, pedoman wawancara, dan soal tes.
b. Pelaksanaan
Pelaksanaan dalam siklus II meliputi:
1) Guru mengubah tata letak kelas, khususnya bagi siswa yang
kurang serius mengikuti pembelajaran pada siklus I diposisikan
pada barisan yang mudah untuk dikondisikan.
2) Guru menjelaskan materi menulis teks Arab secara perlahan,
yaitu tata cara menulis huruf Arab yang baik dan benar, baik dari
aspek posisi huruf terhadap garis, posisi hururf terhadap huruf,
kerapian, maupun pemotongan kalimat/kata.
3) Guru menunjukkan model yang berupa teks Arab yang berisi
huruf hijaiyah dan Q.S. An-Nisa : 36.
4) Guru mendemonstrasikan sebagian bentuk huruf Arab pada
papan tulis sesuai bentuk tulisan yang ada pada model.
5) Guru menyuruh siswa untuk menyalin/ menulis teks Arab sesuai
dengan model yang disiapkan.
6) Guru melakukan evaluasi, yaitu menyuruh siswa menyalin/
menulis teks Arab (yang berupa Q.S. An Nisa : 36).
c. Pengamatan
Hasil pengamatan selama siklus II adalah:
1) Hasil Tes
Hasil tes menulis teks Arab dengan teknik modeling siswa
kelas VII B MTs Darul Ulum Wates Ngaliyan Semarang pada
siklus II mengalami peningkatan dibandingkan tes siklus I. Skor
rata-rata yang diperoleh pada tes siklus I adalah 53.55 sedangkan
pada siklus II meningkat menjadi 64.87
Tabel 13 Skor Tes Siklus II Kemampuan Menulis Teks Arab
No Kategori Rentang Nilai F Jumlah
Skor
%
1. Sangat baik 81-100 1 85 2.63
53
2. Baik 61-80 21 1465 55.26
3. Cukup 41-60 16 915 42.11
4. Kurang ≤ 40 0 0 0
Jumlah 38 2465 100
Rata-rata 64.87
Dari tabel 13 dapat diketahui bahwa ada satu siswa yang
mencapai skor 81-100 (kategori sempurna). Siswa yang mencapai
nilai 61-80 sebanyak 21 siswa (55.26 %). Siswa yang mencapai
skor 41-60 sebanyak 16 siswa (42.11 %). Dan tidak ada siswa
yang memperoleh skor 0-40. Jadi dalam tes siklus II kemampuan
rata-rata kelas 64.87 berkategori baik dan mengalami kenaikan
11.32 %. Kemampuan tersebut dapat dirinci tiap-tiap aspek
sebagaimana tampak dalam tabel 14 sampai tabel 17 di bawah
ini.
Tabel 14 Skor Aspek Posisi Huruf Terhadap Garis dalam Menulis
Teks Arab Siklus II No Kategori Rentang
Nilai
F Jumlah
Skor
%
1. Sangat baik 21-25 3 75 7.89
2. Baik 16-20 13 260 34.21
3. Cukup 11-15 18 270 47.37
4. Kurang 0-10 4 40 10.53
Jumlah 38 645 100
Rata-rata 16.97
Pada aspek posisi huruf terhadap garis siswa yang
memperoleh hasil Sempurna 3 siswa (7.89 %), 13 siswa
mencapai kategori baik (34.21 %), 18 siswa mencapai kategori
cukup (47.37 %), sedangkan kategori kurang 10.53 dicapai oleh 4
54
siswa.. Jadi dalam aspek tersebut rata-rata kelas mencapai skor
16.97 atau kategori baik.
Tabel 15 Skor Aspek Posisi Huruf Terhadap Huruf dalam Menulis
Teks Arab Siklus II No Kategori Rentang Nilai F Jumlah
Skor
%
1. Sangat baik 25-30 0 0 0
2. Baik 19-24 9 180 23.68
3. Cukup 13-18 29 405 71.05
4. Kurang 0-12 2 20 5.26
Jumlah 38 605 100
Rata-rata 15.92
Pada aspek posisi huruf terhadap huruf tidak ada siswa yang
memperoleh hasil sempurna. 9 siswa mencapai kategori baik
(23.68 %), 29 siswa mencapai kategori cukup (76.32 %),
sedangkan kategori kurang tidak dicapai oleh siswa sama sekali.
Jadi dalam aspek posisi huruf terhadap huruf rata-rata kelas
mencapai skor 15.92 atau kategori cukup.
Tabel 16 Skor Besar Kecilnya Huruf Terhadap Garis
Menulis Teks Arab Siklus II No Kategori Rentang Nilai F Jumlah
Skor
%
1. Sangat baik 25-30 1 25 2.63
2. Baik 19-24 16 320 42.10
3. Cukup 13-18 18 270 47.37
4. Kurang 0-912 3 36 7.89
Jumlah 38 645 100
Rata-rata 16.97
55
Pada aspek besar kecilnya huruf terhadap garis ada satu
siwa yang memperoleh hasil sempurna (2.63 %). 16 siswa
mencapai kategori baik (42.10 %),18 siswa mencapai kategori
cukup (47.37 %), sedangkan kategori kurang 7.89 % dicapai oleh
3 siswa. Jadi dalam aspek besar kecilnya huruf terhadap garis,
rata-rata kelas mencapai skor 16.97 atau kategori baik.
Tabel 17 Skor Aspek Pemotongan Kalimat atau Kata
dalam Menulis Teks Arab Siklus I
No Kategori Rentang Nilai F Jumlah
Skor
%
1. Sangat baik 12-15 38 570 100
2. Baik 9-11 0 0 0
3. Cukup 6-8 0 0 0
4. Kurang 0-5 0 0 0
Jumlah 38 570 100
Rata-rata 15
Pada aspek posisi huruf terhadap garis, seluruh siswa
memperoleh hasil sempurna (100 %). Jadi dalam aspek tersebut
rata-rata kelas mencapai skor 15 atau kategori sempurna.
2) Hasil Non-tes Siklus II
Dalam pengamatan siklus II sikap siswa tergambar dengan
observasi yang dilakukan selama proses belajar mengajar. Hasil
pengamatan adalah sebagai berikut:
Ketika guru menyampaikan materi, siswa memperhatikan
dengan baik apa yang disampaikan guru. Kemudian guru mulai
memperlihatkan dan memasang model yang berupa tulisan khat
serta mendemonstrasikan sebagian bentuk gandeng huruf
hijaiyah (huruf Arab) beserta garis-garis (sebagai pengukur besar
56
kecilnya huruf) di papan tulis, pandangan siswa semua tertuju
ke papan tulis.
Guru kemudian menyuruh siswa untuk meniru menulis huruf
gandeng hijaiyah yang tertera di papan tulis.
Guru menanyakan kepada siswa kesulitan-kesulitan yang
dialami dalam menulis teks Arab. Guru mengklarifikasi dan
kemudian membagi model yang berupa tulisan Arab yang
bergaris.Guru menyuruh siswa meniru teks Arab yang dijadikan
model dengan spidol, dengan tujuan siswa merasa senang melihat
tulisannya yang menjadi lebih berbentuk dan rapi.
Setelah selesai menulis teks Arab dengan meniru model yang
sudah dibagikan, tugas siswa dikumpulkan dan guru membagi
model yang ke dua, yaitu teks Arab yang berupa surat An-Nisa
ayat: 36 yang merupakan materi mata pelajaran Al-Qur’an
Hadits. Siswa disuruh meniru model yaitu dengan menulis surat
An-Nisa ayat: 36 dengan pena ataupun pensil.
Siswa terlihat antusias dan merasa senang dapat mengetahui
tata cara menulis Arab yang baik dan benar meskipun mereka
masih merasa belum bisa menuliskannya dengan baik.
Guru kemudian memerintahkan siswa mengulangi menulis
surat An-Nisa ayat: 36 yang kedua kalinya sebagai tes siklus II
dengan memotivasi siswa, yaitu dengan akan memberikan
reward bagi yang mempunyai nilai tertinggi. Siswapun tambah
antusias dan senang dalam mengerjakan tugas.
Setelah selesai, tugas dikumpulkan dan guru memberikan
reward bagi siswa yang mendapat nilai terbaik pada siklus I.
Kemudian guru mengakhiri pembelajaran dan memberikan
motivasi kepada siswanya untuk tetap tekun berlatih menulis
Arab.
d. Refleksi
57
Berdasarkan pengamatan pada siklus II diketahui bahwa guru
mampu mengatasi kelemahan atau hambatan pembelajaran
ketrampilan menulis teks Arab dengan menggunakan teknik
modeling sebagaimana terjadi pada siklus I sebagai berikut:
1) Guru menyampaikan materi dengan pelan dan gamblang
sehingga siswa mampu memahaminya.
2) Guru mampu menguasai kelas dan memberi banyak perhatian
terhadap siswa.
3) Guru dalam menyampaikan materi menulis teks Arab, dijelaskan
secara mendalam dan detail sehingga siswa dapat menangkap apa
yang disampaikan guru.
4) Guru memberikan motivasi dan reward kepada siswa dengan
baik untuk aktif mengikuti pembelajaran menulis teks Arab.
Atas dasar hasil pembahasan di atas, dapat dikemukakan bahwa
hipotesis tindakan yang diajukan melalui tindakan kelas ini dapat
diterima atau terbukti. Dengan kata lain teknik modeling mampu
dijadikan alternatif untuk meningkatkan kemampuan menuis teks
Arab pada mata pelajaran Al-Qur’an Hadits siswa kelas VII B MTs
Darul Ulum Wates Ngaliyan Semarang.
C. Pembahasan Hasil Penelitian
Data awal menunjukkan bahwa kemampuan siswa dalam menulis teks Arab
masih kurang. Di mana hasil tes awal menunjukkan bahwa rata-rata kelas baru
mencapai 39.21 berkategori kurang. Dengan rincian tidak ada siswa yang
mencapai skor 61-80 dan 81-100, siswa yang mencapai skor 41-60 sebanyak 12
siswa atau mencapai 31.58 persen. Siswa yang memperoleh skor 0-40 sebanyak
26 siswa atau mencapai 68.42 persen.
Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan rata-rata kelas masih di bawah
standar. Salah satu alternatif untuk memecahkan masalah tersebut adalah dengan
menggunakan teknik modeling (pemodelan). Dengan cara ini, reaksi-reaksi
58
peristiwa berlangsung di hadapan mereka (siswa), sehingga siswa dapat melihat
dan mengadakan pengamatan secara langsung dari contoh yang diberikan.
Pengamatan dalam proses tindakan telah membuktikan bahwa teknik
modeling dapat mengubah sikap siswa menjadi lebih menyukai pembelajaran
menulis teks Arab sehingga suasana kelas menjadi lebih kondusif. Hasil
observasi dan wawancara menunjukkan pembelajaran menulis teks Arab dengan
teknik modeling menarik bagi siswa dan guru. Dengan teknik modeling siswa
secara langsung dapat mengetahui bagaimana menulis teks Arab yang baik dan
benar.
Hasil tes pada pra siklus ke tes siklus I menunjukkan kenaikkan, yaitu dari
kategori kurang ke kategori cukup. Di mana skor rata-rata yang diperoleh pada
tes awal adalah 39.21 sedangkan pada siklus I meningkat menjadi 53.55.
Tabel 18 Perbandingan Skor Tes Pra Siklus dan Tes Siklus I
Kemampuan menulis Teks Arab
No Kategori Interval Tes Pra Siklus
Tes Siklus I Jmlh Kenaikan (%)
F % F %
1. Sangat baik 81-100 0 0 0 0 0
2. Baik 61-80 0 0 7 18.42 18.43
3. Cukup 41-60 12 31.58 26 65.79 34.21
4. Kurang 0-40 26 68.42 5 15.79 -52.63
Jumlah 38 100 38 100 100
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa pada tes awal tidak ada yang
mendapatkan nilai dalam kategori sempurna demikian halnya pada siklus I.
Sedangkan pada tes awal atau pra siklus tidak ada yang mendapatkan nilai
kategori baik dan pada siklus I meningkat 7 siswa. Pada kategori cukup juga
meningkat, yang tadinya pada pra siklus 12 siswa menjadi 26 siswa. Pada
kategori kurang juga mengalami peningkatan yang cukup baik, di mana ada 26
siswa pada pra siklus dan berkurang hingga lima siswa. Peningkatan dari tes
awal ke siklus I tersebut terbilang masih cukup rendah, namun bila dilihat dari
59
pengalaman siswa, hasil tersebut sangat wajar karena mereka tidak biasa menulis
teks Arab yang mengikuti kaidah-kaidah yang ditentukan.
Hasil siklus II juga menunjukkan kenaikan dari siklus I. Kenaikan tersebut
secara rinci dapat dilihat dari tabel berikut.
Tabel 19 Perbandingan Skor Tes Siklus I dan Tes Siklus II
Kemampuan menulis Teks Arab No Kategori Interval Tes Siklus I Tes Siklus II Jmlh Kenaikan
(%) F % F %
1. Sangat baik 81-100 0 % 1 2.63 2.63
2. Baik 61-80 7 0 21 55.26 36.84
3. Cukup 41-60 26 18.42 16 42.11 -23.68
4. Kurang 0-40 5 65.79 0 0 -15.79
Jumlah 38 15.79 38 100 100
Dari tabel di atas menunjukkan bahwa terdapat peningkatan dari siklus I ke
siklus II. Pada siklus I yang memperoleh kategori sempurna tidak ada. 7 siswa
mendapat skor kategori baik (18.42 %). 26 siswa mendaptkan skor kategori
cukup (65.79 %) dan 5 siswa masih mendapat skor kategori kurang (15.79 %).
Untuk siklus II yang mendapatkan skor dalam kategori sempurna adalah satu
siswa (2.63 %). Siswa yang mendapat skor kategori baik meningkat menjadi 21
siswa (55.26 %). Sedangkan skor kategori kurang sama sekali tidak didapat
siswa.
Peningkatan ini terjadi karena siswa diberi pembelajaran dengan teknik
modeling. Melalui teknik modeling penekanan aspek-aspek yang ditentukan
yang menjadi kesulitan siswa dalam menulis teks Arab dapat dilakukan dengan
berulang-ulang dan bervariasi sehingga pemahaman terhadap ke empat aspek
tersebut menjadi lebih jelas dan mudah dipahami.
Berdasarkan hasil penelitian ini menunjukkan bahwa salah satu teknik
pembelajaran yang secara teoritis dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam
menulis teks Arab adalah dengan teknik modeling.
60
40
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
1. Identitas Sekolah
a. Nama Madrasah : MTs Darul Ulum
b. Alamat MAdrasah : JL. Anyar Wates RW I kel. Wates
c. Kecamatan : Ngaliyan
d. Kota / Kabupaten : Semarang
e. Tahun didirikan : 1990
f. Tahun beroprasi : 1990 /1991
g. Status tanah : Milik yayasan
h. Luas tanah : 547 m2
i. Luas bangunan : 320 m
j. Jenjang akreditasi : Terdaftar
2. Tinjauan Historis MTs Darul Ulum
Madrasah Tsanawiyah Darul Ulum Wates Ngaliyan Semarang
merupakan salah satu dari beberapa institusi pendidikan yang ada di kota
Semarang, di mana secara kelembagaan MTs Darul Ulum Semarang
berada di bawah kordinasi Lembaga Pendidikan Ma’arif Nahdlatul
Ulama (LP Ma’arif NU ) kota Semarang. MTs Darul Ulum sendiri saat
ini berada di bawah naungan Yayasan Darul Ulum yang membidangi
pendidikan dari taman kanak-kanak (RA), Madrasah Ibtidaiyah (MI),
Madrasah Tsanawiyah (MTs) dan Madrasah Aliyah (MA). Pendirian
MA Darul Ulum pada awalnya diprakarsai oleh pengurus Yayasan Darul
Ulum yang diketuai oleh Prof. Dr. Erfan Soebahar, MA. dan sekretaris
Drs. Ali Thohari. Madrasah ini berdiri pada tahun 1995 dan telah
memasuki jenjang pendidikan pertama pada tahun pelajaran 1995 / 1996.
MTs Darul Ulum berada di tengah-tengah lingkungan masyarakat Islam
yang beralamat di Kelurahan Wates kecamatan Ngaliyan kota Semarang.
41
3. Keadaan Siswa
Siswa MTs Darul Ulum berjumlah 160 orang yang berasal dari
lingkugan sekitar yaitu dari kelurahan Wates, kelurahan Gondoriyo,
kelurahan Beringin, kelurahan Podorejo dan lain-lain. Siswa MTs
Darul Ulum meliputi 73 laki-laki dan 87 perempuan.
4. Jumlah Pegawai
a. Pegawai fungsional
- Guru tetap : 1 orang
- Guru tidak tetap : 16 orang
Jumlah : 17 orang
b. Pegawai Administrasi
- Pegawai TU : 1 orang
- Pegawai keuangan : 1 orang
Jumlah : 2 orang
5. Struktur Organisasi Sekolah
BP3 / POGM TATA USAHA
KEPALA MADRASAH
URUSAN KURIKULUM
URUSAN KESISWAAN
URUSAN HUMAS
URUSAN SARPRAS
WAKAMAD
WALI KELAS
GURU MAPEL
TENAGA HUB PENDIDIKAN
SISWA
GURU BP
42
6. Fasilitas MTs Darul Ulum
a. Perpustakaan
MTs Darul Ulum mempunyai beberapa koleksi buku
diantaranya 5.222 eksemplar, 865 jenis buku tentang teks utama, teks
pelengkap, buku sumber, fiksi/non fiksi dan yang lainnya berjumlah
771 eksemplar, yang berasal dari Depdikbud sebanyak 5233
eksemplar dengan 103 judul buku, dan dari Depag sebanyak 653
eksemplar dengan 29 judul buku, beli sebanyak 379 eksemplar
dengan 23 judul, jadi semuanya berjumlah 6677 eksemplar.
b. Laboratorium
MTs Darul Ulum mempunyai dua laboratorium, yaitu
laboratorium IPA dan laboratorium komputer, laboratorium
komputer berada di sebelah ruang guru, dengan jumlah 13 unit,
sedang laboratorium IPA berada di ruang baru sebelah barat
menghadap ke timur.
c. Media Belajar Mengajar
MTs Darul Ulum mempunyai 9 lokal gedung yang sampai saat
ini masih di tempati dan terawat baik, dan ada 2 ruang lagi dalam
proses pembangunan. Dengan jumlah 5 kelas yaitu 2 gedung untuk
kelas satu, 2 gedung untuk kelas dua, dan 1 gedung untuk kelas tiga.
1 ruang laboratorium, 1 ruang untuk kantor, 1 ruang untuk UKS, 1
ruang untuk ruang sekretariat OSIS dan 2 ruang lagi masih belum
jelas penggunaanya.
MTs Darul Ulum mempunyai komponen sarana dan parasarana
pendukung di antaranya adalah sebagai berikut:
1) Over Head Projector (OHP) : 2 buah
2) Slide Projector : 1 buah
3) Sound System : seperangkat
4) Televisi : 3 buah
5) Kipas angin : 5 buah
6) Peralatan masak
43
7) Marching band : Seperangkat
8) Tenda pramuka : 15 buah
9) Peralatan olah raga : 3 buah bola kaki dan 3 buah bola
volly, serta satu set lapangan
tenis meja.
d. Sarana Ibadah
MTs Darul Ulum berdiri tepat di samping masjid desa Wates
sehingga kegiatan keagamaan selalu dilaksanakan di Masjid
e. Ruang laboratorium Komputer
MTs Darul Ulum mempunyai ruang laboratorium komputer
yang dapat digunakan siswa yang terdiri dari 10 unit komputer
pentium II dan 2 unit komputer pentium III. Serta dilengkapi 2 unit
printer dan 1 unit scanner dan foto copy.1
B. Hasil Penelitian
Setelah melakukan penelitian dengan menggunakan instrument tes dalam
pembelajaran ketrampilan menulis teks Arab dengan menggunakan teknik
modeling melalui dua siklus, maka data yang diperoleh akan dianalisis dalam
bab ini. Analisis ini diperoleh dari hasil tes, hasil wawancara maupun hasil
observasi dalam uji kemampuan menulis teks Arab dengan menggunakan
teknik modeling. Adapun analisis dalam bab ini adalah menggunakan metode
analisis kualitatif deskriptif. Sedangkan analisis kuantitatifnya dengan
menggunakan rumus sebagai berikut:
- Rumus panjang kelas interval :2
i = range k Keterangan: i = interval kelas
range = nilai tertinggi-nilai terendah
k = jumlah kelas
1Dokumen MTs Darul Ulum Wates Ngaliyan Semarang Tahun 2007/2008. 2Singgih Santoso, Statistik Diskriptif, (Yogyakarta: Andi, 2003), hlm. 76.
44
- Rumus Prosentase jawaban: 3
N = NF X 100 %
Keterangan: N = Persentase Jawaban
F = Frekuensi Jawaban
N = Jumlah Responden
- Rumus untuk mencari rata-rata kelas (mean):4
Me = ∑X N
Keterangan: Me = rata-rata kelas
∑X = jumlah skor siswa
N = jumlah siswa
1. Hasil Tes Awal
Sesuai dengan perencanaan penelitian tindakan sebelum siklus I
bahwa analisis pelaksanaan tindakan pada siklus I diketahui dari
penyebaran tes. Sebagai langkah awal untuk megetahui kemampuan
dalam menulis teks Arab pada siswa kelas VII B MTs Darul Ulum Wates
Ngaliyan Semarang penulis menyebarkan lembar tes yang berisi perintah
menyalin tulisan teks Arab yaitu surat An Nisa ayat: 36 dengan baik dan
benar sesuai kemampuan masing-masing siswa. Setiap siswa menyalin
tulisan teks Arab dan guru menilai dengan aspek-aspek yang sudah
dijadikan pedoman penilaian menulis teks Arab pada tingkat dasar.
Hasil tes awal menulis teks Arab siswa dapat memberikan gambaran
mengenai kondisi kemampuan siswa dalam menulis teks Arab yang
sebenarnya. Pada tes awal ini kemampuan rata-rata siswa mencapai
39.21 atau berkategori kurang.
3 Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kuantitatif, (Jakarta: Prenada Media, 2005),
cet.1 hlm. 171-172. 4 Singgih Santoso, op. cit, hlm. 99
45
Tabel 7 Skor Tes Awal Kemampuan Menulis Teks Arab
No Kategori Rentang Nilai F Jumlah Skor %
1. Sangat baik 81-100 0 0 0
2. Baik 61-80 0 0 0
3. Cukup 41-60 12 565 31.58
4. Kurang ≤ 40 26 925 68.42
Jumlah 38 1490 100
Rata-rata 39.21
Dari tabel 7 diketahui belum ada siswa yang mencapai skor 61-80
dan 81-100, siswa yang mencapai skor 41-60 ada 12 atau mencapai 31.58
%. Siswa yang memperoleh skor 0-40 ada 26 atau mencapai 68.42 %.
Jadi dalam tes awal kemampuan rata-rata kelas 39.21 berkategori kurang.
2. Hasil Siklus I
a. Perencanaan
Dalam perencanaan peneliti dan kolaborator melakukan:
1) Menentukan waktu dan tempat pembelajaran, yaitu disepakati
pembelajaran menulis teks Arab siklus I diadakan pada tanggal
15 Pebruari 2008 pada jam ke-2 dan ke-3, di kelas VII B.
2) Menyiapkan RPP
3) Menyiapkan model pembelajaran menulis teks Arab (berupa
tulisan huruf hijaiyah dan Q.S. An-Nisa : 36) dan alat-alat tulis.
4) Menyiapkan lembar observasi, pedoman wawancara, dan soal
tes.
b. Pelaksanaan
Pelaksanaan dalam siklus I meliputi:
1) Guru menjelaskan materi menulis teks Arab, yaitu tata cara
menulis huruf Arab yang baik dan benar, baik dari aspek posisi
46
huruf terhadap garis, posisi hururf terhadap huruf, kerapian,
maupun pemotongan kalimat/kata.
2) Guru menunjukkan model yang berupa teks Arab yang berisi
huruf hijaiyah dan Q.S. An-Nisa : 36.
3) Guru mendemonstrasikan sebagian bentuk huruf Arab pada
papan tulis sesuai bentuk tulisan yang ada pada model.
4) Guru menyuruh siswa untuk menyalin/ menulis teks Arab sesuai
dengan model yang disiapkan.
5) Guru melakukan evaluasi, yaitu menyuruh siswa menyalin/
menulis teks Arab (yang berupa Q.S. An Nisa : 36).
c. Pengamatan
Hasil pengamatan selama siklus I adalah:
1) Hasil Tes
Hasil tes menulis teks Arab dengan teknik modeling siswa
kelas VII B MTs Darul Ulum Wates Ngaliyan Semarang pada
siklus I mengalami peningkatan dibandingkan tes awal pada pra
siklus. Skor rata-rata yang diperoleh pada tes awal adalah 39.21
sedangkan pada siklus I meningkat menjadi 53.55.
Tabel 8 Skor Tes Siklus I Kemampuan Menulis Teks Arab
No Kategori Rentang
Nilai
F Jumlah
Skor
%
1. Sangat baik 81-100 0 0 0
2. Baik 61-80 7 520 18.42
3. Cukup 41-60 26 1330 65.79
4. Kurang ≤ 40 5 185 15.79
Jumlah 38 2035 100
Rata-rata 53.55
Dari tabel 8 dapat diketahui bahwa belum ada siswa yang
mencapai skor 81-100. Siswa yang mencapai nilai 61-80
47
sebanyak 7 siswa (18.42 %). Siswa yang mencapai skor 41-60
sebanyak 26 siswa (65.79 %). Siswa yang memperoleh skor 0-40
sebanyak 5 siswa (15.79 %). Jadi dalam tes siklus I kemampuan
rata-rata kelas 53.55 berkategori cukup. Kemampuan tersebut
dapat dirinci tiap-tiap aspek sebagaimana tampak dalam tabel 9
sampai tabel 12 di bawah ini.
Tabel 9 Skor Aspek Posisi Huruf Terhadap Garis dalam Menulis
Teks Arab Siklus I
No Kategori Rentang
Nilai
F Jumlah
Skor
%
1. Sangat baik 21-25 4 100 10.52
2. Baik 16-20 4 80 10.52
3. Cukup 11-15 14 210 36.84
4. Kurang 0-10 16 160 42.11
Jumlah 38 550 100
Rata-rata 14.47
Pada aspek posisi huruf terhadap garis siswa yang
memperoleh hasil sempurna 4 siswa (10.52 %), 4 siswa mencapai
kategori baik (10.52 %), 14 siswa mencapai kategori cukup
(36.84 %), sedangkan kategori kurang 42.11 % dicapai oleh 16
siswa. Jadi dalam aspek tersebut rata-rata kelas mencapai skor
14.47 atau kategori cukup.
Tabel 10 Skor Aspek Posisi Huruf Terhadap Huruf dalam Menulis
Teks Arab Siklus I
No Kategori Rentang
Nilai
F Jumlah
Skor
%
1. Sangat baik 25-30 0 0 0
2. Baik 19-24 6 120 15.79
48
3. Cukup 13-18 8 120 47.37
4. Kurang 0-12 24 240 63.16
Jumlah 38 470 100
Rata-rata 12.37
Pada aspek posisi huruf terhadap huruf tidak ada siswa yang
memperoleh hasil sempurna. 6 siswa mencapai kategori baik
(15.79 %), 8 siswa mencapai kategori cukup (47.37 %),
sedangkan kategori kurang dicapai oleh 24 siswa (63.16 %). Jadi
dalam aspek posisi huruf terhadap huruf rata-rata kelas mencapai
skor 12.37 atau kategori cukup.
Tabel 11 Skor Besar Kecilnya Huruf Terhadap Garis
Menulis Teks Arab Siklus I
No Kategori Rentang Nilai F Jumlah
Skor
%
1. Sangat baik 25-30 0 0 0
2. Baik 19-24 7 140 18.42
3. Cukup 13-18 9 135 23.68
4. Kurang 0-12 22 220 57.89
Jumlah 38 495 100
Rata-rata 13.03
Pada aspek besar kecilnya huruf terhadap garis tidak ada
siswa yang memperoleh hasil sempurna. 7 siswa mencapai
kategori baik (18.42 %), 9 siswa mencapai kategori cukup (23.68
%), sedangkan kategori kurang 57.89 % dicapai oleh 22 siswa.
Jadi dalam aspek besar kecilnya huruf terhadap garis, rata-rata
kelas mencapai skor 13.03 atau kategori cukup.
49
Tabel 12 Skor Aspek Pemotongan Kalimat atau Kata
dalam Menulis Teks Arab Siklus I
No Kategori Rentang
Nilai
F Jumlah Skor %
1. Sangat baik 13-15 33 495 86.84
2. Baik 10-12 0 0 0
3. Cukup 7-9 0 0 0
4. Kurang 0-6 5 25 13.16
Jumlah 38 520 100
Rata-rata 13.68
Pada aspek pemotongan kalimat atau kata siswa yang
memperoleh hasil sempurna 33 (86.84 %), tidak ada siswa yang
mencapai kategori baik maupun cukup. Sedangkan kategori
kurang diperoleh oleh 5 siswa (13.16 %). Jadi dalam aspek
pemotongan kalimat tersebut rata-rata kelas mencapai skor 13.68
atau kategori sempurna.
2) Hasil Non-tes Siklus I
Dalam pengamatan siklus I sikap siswa tergambar dengan
observasi yang dilakukan selama proses belajar mengajar. Hasil
pengamatan adalah sebagai berikut:
Ketika guru menyampaikan materi, siswa memperhatikan
dengan baik, namun ada sebagian siswa yang acuh dengan apa
yang disampaikan guru. Setelah guru mulai memperlihatkan dan
memasang model yang berupa tulisan khat serta
mendemonstrasikan sebagian bentuk huruf hijaiyah (huruf Arab)
di papan tulis, pandangan siswa semua tertuju ke papan tulis dan
model yang dipasang di papan tulis.
Guru kemudian menyuruh siswa untuk meniru menulis huruf
hijaiyah yang tertera di papan tulis. Guru dan peneliti
50
memperhatikan cara menulis siswa sekaligus memberikan
pengarahan cara menulis yang baik dan benar kepada seluruh
siswa.
Guru menanyakan kepada siswa kesulitan-kesulitan yang
dialami dalam menulis teks Arab. Guru mengklarifikasi dan
membagi model yang berupa tulisan Arab serta spidol kecil yang
ujungnya sudah dibentuk secara khusus untuk menulis khat
kepada seluruh siswa. Siswa merasa senang dan tambah antusias
dalam belajar menulis teks Arab.
Guru menyuruh siswa meniru teks Arab yang dijadikan
model dengan spidol, dengan tujuan siswa merasa senang melihat
tulisannya yang menjadi lebih berbentuk dan rapi.
Setelah selesai menulis teks Arab dengan meniru model yang
sudah dibagikan, tugas siswa dikumpulkan dan guru membagi
model yang ke dua, yaitu teks Arab yang berupa surat An-Nisa
ayat: 36 yang merupakan materi mata pelajaran Al-Qur’an
Hadits. Siswa disuruh meniru model yaitu dengan menulis surat
An-Nisa ayat: 36 dengan pena ataupun pensil.
Siswa terlihat antusias dan merasa senang dapat mengetahui
tata cara menulis Arab yang baik dan benar meskipun mereka
masih merasa belum bisa menuliskannya dengan baik.
Guru bertanya kepada siswa tentang kesulitan-kesukitan yang
dihadapi siswa dalam menulis teks Arab. Siswa banyak yang
melontarkan pertanyaan dan guru menanggapi dengan baik. Guru
kemudian memerintahkan siswa menuliskan surat An-Nisa ayat:
36 yang ke dua kalinya sebagai tes siklus I.
Setelah tugas selesai dikumpulkan, siswa diberi tugas
kembali untuk menulis teks Arab dengan meniru model yang
sudah dibagi dengan spidol untuk dikerjakan di rumah masing-
masing.
51
d. Refleksi
Berdasarkan pengamatan pada siklus I diketahui kelemahan atau
hambatan pembelajaran ketrampilan menulis teks Arab dengan
menggunakan teknik modeling sebagai berikut:
1) Guru terlalu cepat dalam menyampaikan materi, sehingga siswa
kurang jelas dalam menangkap apa yang disampaiakan guru.
2) Ada beberapa siswa yang kurang serius mengikuti pembelajaran,
akan tetapi guru membiarkan saja.
3) Guru menyampaikan materi menulis teks Arab hanya garis
besarnya saja.
4) Beberapa siswa masih ada yang kesulitan menuliskan teks Arab,
terutama pada aspek kebenaran posisi huruf terhadap huruf,
posisi huruf terhadap garis dan kerapian.
5) Beberapa siswa masih ada yang acuh terhadap penjelasan guru
dan merasa percaya diri bahwa tulisan Arab mereka sudah baik
dan benar, padahal mereka masih belum menguasai dengan baik.
Untuk mengatasi kelemahan atau hambatan di atas, penelitian
ini ditindak lanjuti dengan penelitian tindakan II
3. Hasil Siklus II
a. Perencanaan
Dalam perencanaan peneliti dan kolaborator melakukan hal-hal
sebagai berikut:
1) Menentukan waktu dan tempat pembelajaran, yaitu disepakati
pembelajaran menulis teks Arab siklus II diadakan pada tanggal
29 februari 2008 pada jam ke-2 dan ke-3, di kelas VII B.
2) Menyiapkan RPP
3) Menyiapkan model pembelajaran menulis teks Arab (berupa
tulisan huruf hijaiyah bersambung dan Q.S. An-Nisa : 36) dan
alat-alat tulis.
4) Menyiapkan reward untuk menarik antusias belajar siswa.
52
5) Menyiapkan lembar observasi, pedoman wawancara, dan soal tes.
b. Pelaksanaan
Pelaksanaan dalam siklus II meliputi:
1) Guru mengubah tata letak kelas, khususnya bagi siswa yang
kurang serius mengikuti pembelajaran pada siklus I diposisikan
pada barisan yang mudah untuk dikondisikan.
2) Guru menjelaskan materi menulis teks Arab secara perlahan,
yaitu tata cara menulis huruf Arab yang baik dan benar, baik dari
aspek posisi huruf terhadap garis, posisi hururf terhadap huruf,
kerapian, maupun pemotongan kalimat/kata.
3) Guru menunjukkan model yang berupa teks Arab yang berisi
huruf hijaiyah dan Q.S. An-Nisa : 36.
4) Guru mendemonstrasikan sebagian bentuk huruf Arab pada
papan tulis sesuai bentuk tulisan yang ada pada model.
5) Guru menyuruh siswa untuk menyalin/ menulis teks Arab sesuai
dengan model yang disiapkan.
6) Guru melakukan evaluasi, yaitu menyuruh siswa menyalin/
menulis teks Arab (yang berupa Q.S. An Nisa : 36).
c. Pengamatan
Hasil pengamatan selama siklus II adalah:
1) Hasil Tes
Hasil tes menulis teks Arab dengan teknik modeling siswa
kelas VII B MTs Darul Ulum Wates Ngaliyan Semarang pada
siklus II mengalami peningkatan dibandingkan tes siklus I. Skor
rata-rata yang diperoleh pada tes siklus I adalah 53.55 sedangkan
pada siklus II meningkat menjadi 64.87
Tabel 13 Skor Tes Siklus II Kemampuan Menulis Teks Arab
No Kategori Rentang Nilai F Jumlah
Skor
%
1. Sangat baik 81-100 1 85 2.63
53
2. Baik 61-80 21 1465 55.26
3. Cukup 41-60 16 915 42.11
4. Kurang ≤ 40 0 0 0
Jumlah 38 2465 100
Rata-rata 64.87
Dari tabel 13 dapat diketahui bahwa ada satu siswa yang
mencapai skor 81-100 (kategori sempurna). Siswa yang mencapai
nilai 61-80 sebanyak 21 siswa (55.26 %). Siswa yang mencapai
skor 41-60 sebanyak 16 siswa (42.11 %). Dan tidak ada siswa
yang memperoleh skor 0-40. Jadi dalam tes siklus II kemampuan
rata-rata kelas 64.87 berkategori baik dan mengalami kenaikan
11.32 %. Kemampuan tersebut dapat dirinci tiap-tiap aspek
sebagaimana tampak dalam tabel 14 sampai tabel 17 di bawah
ini.
Tabel 14 Skor Aspek Posisi Huruf Terhadap Garis dalam Menulis
Teks Arab Siklus II No Kategori Rentang
Nilai
F Jumlah
Skor
%
1. Sangat baik 21-25 3 75 7.89
2. Baik 16-20 13 260 34.21
3. Cukup 11-15 18 270 47.37
4. Kurang 0-10 4 40 10.53
Jumlah 38 645 100
Rata-rata 16.97
Pada aspek posisi huruf terhadap garis siswa yang
memperoleh hasil Sempurna 3 siswa (7.89 %), 13 siswa
mencapai kategori baik (34.21 %), 18 siswa mencapai kategori
cukup (47.37 %), sedangkan kategori kurang 10.53 dicapai oleh 4
54
siswa.. Jadi dalam aspek tersebut rata-rata kelas mencapai skor
16.97 atau kategori baik.
Tabel 15 Skor Aspek Posisi Huruf Terhadap Huruf dalam Menulis
Teks Arab Siklus II No Kategori Rentang Nilai F Jumlah
Skor
%
1. Sangat baik 25-30 0 0 0
2. Baik 19-24 9 180 23.68
3. Cukup 13-18 29 405 71.05
4. Kurang 0-12 2 20 5.26
Jumlah 38 605 100
Rata-rata 15.92
Pada aspek posisi huruf terhadap huruf tidak ada siswa yang
memperoleh hasil sempurna. 9 siswa mencapai kategori baik
(23.68 %), 29 siswa mencapai kategori cukup (76.32 %),
sedangkan kategori kurang tidak dicapai oleh siswa sama sekali.
Jadi dalam aspek posisi huruf terhadap huruf rata-rata kelas
mencapai skor 15.92 atau kategori cukup.
Tabel 16 Skor Besar Kecilnya Huruf Terhadap Garis
Menulis Teks Arab Siklus II No Kategori Rentang Nilai F Jumlah
Skor
%
1. Sangat baik 25-30 1 25 2.63
2. Baik 19-24 16 320 42.10
3. Cukup 13-18 18 270 47.37
4. Kurang 0-912 3 36 7.89
Jumlah 38 645 100
Rata-rata 16.97
55
Pada aspek besar kecilnya huruf terhadap garis ada satu
siwa yang memperoleh hasil sempurna (2.63 %). 16 siswa
mencapai kategori baik (42.10 %),18 siswa mencapai kategori
cukup (47.37 %), sedangkan kategori kurang 7.89 % dicapai oleh
3 siswa. Jadi dalam aspek besar kecilnya huruf terhadap garis,
rata-rata kelas mencapai skor 16.97 atau kategori baik.
Tabel 17 Skor Aspek Pemotongan Kalimat atau Kata
dalam Menulis Teks Arab Siklus I
No Kategori Rentang Nilai F Jumlah
Skor
%
1. Sangat baik 12-15 38 570 100
2. Baik 9-11 0 0 0
3. Cukup 6-8 0 0 0
4. Kurang 0-5 0 0 0
Jumlah 38 570 100
Rata-rata 15
Pada aspek posisi huruf terhadap garis, seluruh siswa
memperoleh hasil sempurna (100 %). Jadi dalam aspek tersebut
rata-rata kelas mencapai skor 15 atau kategori sempurna.
2) Hasil Non-tes Siklus II
Dalam pengamatan siklus II sikap siswa tergambar dengan
observasi yang dilakukan selama proses belajar mengajar. Hasil
pengamatan adalah sebagai berikut:
Ketika guru menyampaikan materi, siswa memperhatikan
dengan baik apa yang disampaikan guru. Kemudian guru mulai
memperlihatkan dan memasang model yang berupa tulisan khat
serta mendemonstrasikan sebagian bentuk gandeng huruf
hijaiyah (huruf Arab) beserta garis-garis (sebagai pengukur besar
56
kecilnya huruf) di papan tulis, pandangan siswa semua tertuju
ke papan tulis.
Guru kemudian menyuruh siswa untuk meniru menulis huruf
gandeng hijaiyah yang tertera di papan tulis.
Guru menanyakan kepada siswa kesulitan-kesulitan yang
dialami dalam menulis teks Arab. Guru mengklarifikasi dan
kemudian membagi model yang berupa tulisan Arab yang
bergaris.Guru menyuruh siswa meniru teks Arab yang dijadikan
model dengan spidol, dengan tujuan siswa merasa senang melihat
tulisannya yang menjadi lebih berbentuk dan rapi.
Setelah selesai menulis teks Arab dengan meniru model yang
sudah dibagikan, tugas siswa dikumpulkan dan guru membagi
model yang ke dua, yaitu teks Arab yang berupa surat An-Nisa
ayat: 36 yang merupakan materi mata pelajaran Al-Qur’an
Hadits. Siswa disuruh meniru model yaitu dengan menulis surat
An-Nisa ayat: 36 dengan pena ataupun pensil.
Siswa terlihat antusias dan merasa senang dapat mengetahui
tata cara menulis Arab yang baik dan benar meskipun mereka
masih merasa belum bisa menuliskannya dengan baik.
Guru kemudian memerintahkan siswa mengulangi menulis
surat An-Nisa ayat: 36 yang kedua kalinya sebagai tes siklus II
dengan memotivasi siswa, yaitu dengan akan memberikan
reward bagi yang mempunyai nilai tertinggi. Siswapun tambah
antusias dan senang dalam mengerjakan tugas.
Setelah selesai, tugas dikumpulkan dan guru memberikan
reward bagi siswa yang mendapat nilai terbaik pada siklus I.
Kemudian guru mengakhiri pembelajaran dan memberikan
motivasi kepada siswanya untuk tetap tekun berlatih menulis
Arab.
d. Refleksi
57
Berdasarkan pengamatan pada siklus II diketahui bahwa guru
mampu mengatasi kelemahan atau hambatan pembelajaran
ketrampilan menulis teks Arab dengan menggunakan teknik
modeling sebagaimana terjadi pada siklus I sebagai berikut:
1) Guru menyampaikan materi dengan pelan dan gamblang
sehingga siswa mampu memahaminya.
2) Guru mampu menguasai kelas dan memberi banyak perhatian
terhadap siswa.
3) Guru dalam menyampaikan materi menulis teks Arab, dijelaskan
secara mendalam dan detail sehingga siswa dapat menangkap apa
yang disampaikan guru.
4) Guru memberikan motivasi dan reward kepada siswa dengan
baik untuk aktif mengikuti pembelajaran menulis teks Arab.
Atas dasar hasil pembahasan di atas, dapat dikemukakan bahwa
hipotesis tindakan yang diajukan melalui tindakan kelas ini dapat
diterima atau terbukti. Dengan kata lain teknik modeling mampu
dijadikan alternatif untuk meningkatkan kemampuan menuis teks
Arab pada mata pelajaran Al-Qur’an Hadits siswa kelas VII B MTs
Darul Ulum Wates Ngaliyan Semarang.
C. Pembahasan Hasil Penelitian
Data awal menunjukkan bahwa kemampuan siswa dalam menulis teks Arab
masih kurang. Di mana hasil tes awal menunjukkan bahwa rata-rata kelas baru
mencapai 39.21 berkategori kurang. Dengan rincian tidak ada siswa yang
mencapai skor 61-80 dan 81-100, siswa yang mencapai skor 41-60 sebanyak 12
siswa atau mencapai 31.58 persen. Siswa yang memperoleh skor 0-40 sebanyak
26 siswa atau mencapai 68.42 persen.
Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan rata-rata kelas masih di bawah
standar. Salah satu alternatif untuk memecahkan masalah tersebut adalah dengan
menggunakan teknik modeling (pemodelan). Dengan cara ini, reaksi-reaksi
58
peristiwa berlangsung di hadapan mereka (siswa), sehingga siswa dapat melihat
dan mengadakan pengamatan secara langsung dari contoh yang diberikan.
Pengamatan dalam proses tindakan telah membuktikan bahwa teknik
modeling dapat mengubah sikap siswa menjadi lebih menyukai pembelajaran
menulis teks Arab sehingga suasana kelas menjadi lebih kondusif. Hasil
observasi dan wawancara menunjukkan pembelajaran menulis teks Arab dengan
teknik modeling menarik bagi siswa dan guru. Dengan teknik modeling siswa
secara langsung dapat mengetahui bagaimana menulis teks Arab yang baik dan
benar.
Hasil tes pada pra siklus ke tes siklus I menunjukkan kenaikkan, yaitu dari
kategori kurang ke kategori cukup. Di mana skor rata-rata yang diperoleh pada
tes awal adalah 39.21 sedangkan pada siklus I meningkat menjadi 53.55.
Tabel 18 Perbandingan Skor Tes Pra Siklus dan Tes Siklus I
Kemampuan menulis Teks Arab
No Kategori Interval Tes Pra Siklus
Tes Siklus I Jmlh Kenaikan (%)
F % F %
1. Sangat baik 81-100 0 0 0 0 0
2. Baik 61-80 0 0 7 18.42 18.43
3. Cukup 41-60 12 31.58 26 65.79 34.21
4. Kurang 0-40 26 68.42 5 15.79 -52.63
Jumlah 38 100 38 100 100
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa pada tes awal tidak ada yang
mendapatkan nilai dalam kategori sempurna demikian halnya pada siklus I.
Sedangkan pada tes awal atau pra siklus tidak ada yang mendapatkan nilai
kategori baik dan pada siklus I meningkat 7 siswa. Pada kategori cukup juga
meningkat, yang tadinya pada pra siklus 12 siswa menjadi 26 siswa. Pada
kategori kurang juga mengalami peningkatan yang cukup baik, di mana ada 26
siswa pada pra siklus dan berkurang hingga lima siswa. Peningkatan dari tes
awal ke siklus I tersebut terbilang masih cukup rendah, namun bila dilihat dari
59
pengalaman siswa, hasil tersebut sangat wajar karena mereka tidak biasa menulis
teks Arab yang mengikuti kaidah-kaidah yang ditentukan.
Hasil siklus II juga menunjukkan kenaikan dari siklus I. Kenaikan tersebut
secara rinci dapat dilihat dari tabel berikut.
Tabel 19 Perbandingan Skor Tes Siklus I dan Tes Siklus II
Kemampuan menulis Teks Arab No Kategori Interval Tes Siklus I Tes Siklus II Jmlh Kenaikan
(%) F % F %
1. Sangat baik 81-100 0 % 1 2.63 2.63
2. Baik 61-80 7 0 21 55.26 36.84
3. Cukup 41-60 26 18.42 16 42.11 -23.68
4. Kurang 0-40 5 65.79 0 0 -15.79
Jumlah 38 15.79 38 100 100
Dari tabel di atas menunjukkan bahwa terdapat peningkatan dari siklus I ke
siklus II. Pada siklus I yang memperoleh kategori sempurna tidak ada. 7 siswa
mendapat skor kategori baik (18.42 %). 26 siswa mendaptkan skor kategori
cukup (65.79 %) dan 5 siswa masih mendapat skor kategori kurang (15.79 %).
Untuk siklus II yang mendapatkan skor dalam kategori sempurna adalah satu
siswa (2.63 %). Siswa yang mendapat skor kategori baik meningkat menjadi 21
siswa (55.26 %). Sedangkan skor kategori kurang sama sekali tidak didapat
siswa.
Peningkatan ini terjadi karena siswa diberi pembelajaran dengan teknik
modeling. Melalui teknik modeling penekanan aspek-aspek yang ditentukan
yang menjadi kesulitan siswa dalam menulis teks Arab dapat dilakukan dengan
berulang-ulang dan bervariasi sehingga pemahaman terhadap ke empat aspek
tersebut menjadi lebih jelas dan mudah dipahami.
Berdasarkan hasil penelitian ini menunjukkan bahwa salah satu teknik
pembelajaran yang secara teoritis dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam
menulis teks Arab adalah dengan teknik modeling.
60
60
BAB V
SIMPULAN, SARAN DAN PENUTUP
A. SIMPULAN
Setelah dilakukan pembahasan dan analisis dari bab I sampai IV guna
menjawab pokok permasalahan dalam penelitian yang dilakukan, maka dari
hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan sebelumnya dapat
diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Hasil penelitian menunjukkan terdapat keberhasilan dalam menggunakan
teknik modeling untuk meningkatkan pembelajaran menulis teks Arab
siswa VII B MTs Darul Ulum Wates Ngaliyan Semarang yang
ditunjukkan dengan adanya peningkatan hasil jumlah skor pada tes awal
39.21 (kategori kurang) menjadi 53.55 (kategori cukup) pada siklus I
dengan peningkatan prosentase 14.34%. Pada siklus I masih ada lima
siswa yang belum menguasai kaidah-kaidah menulis teks Arab dengan
benar. Hasil refleksi siklus I menunjukkan adanya kelemahan guru dalam
pelaksanaan pembelajaran dengan teknk modeling. Hal ini dilihat dari
adanya siswa yang masih mengalami kesulitan dalam menulis teks Arab
disebabkan guru terlalu cepat dalam menjelaskan materi dan kurang bisa
menguasai kelas. Dengan adanya beberapa kekurangan di atas maka perlu
diadakan tindakan pada siklus II.
2. Pada siklus II siswa mengalami peningkatan yang signifikan dalam
menulis teks Arab, dari skor rata-rata nilai tes siklus I 53.55 (kategori
cukup) menjadi 64.87 (kategori baik) pada siklus II dengan peningkatan
prosentase 11.32 %. Penyebab peningkatan ini karena guru menata
kembali formasi tempat duduk siswa dan penyampaian materi dapat
diterima siswa dengan baik. Hasil refleksi siklus II menunjukkan guru
mampu membenahi perannya dalam proses pembelajaran menulis teks
Arab dengan teknik modeling, sehingga peningkatan kemampuan menulis
teks Arab siswa dapat tercapai dengan baik. Oleh karena itu pelaksanaan
tindakan dihentikan.
61
61
3. Format (bentuk) pembelajaran dengan menggunakan teknik modeling
dalam pembelajaran menulis teks Arab adalah guru memberikan pengantar
cara menulis sesuai dengan kaidah yang benar. Kemudian guru
memberikan contoh atau model teks Arab yang benar dan
mendemonstrasikan di depan kelas. Siswa melakukan latihan menulis teks
Arab dengan melihat model yang telah disajikan oleh guru. Setelah
melakukan latihan guru meminta beberapa siswa mendemonstrasikan hasil
latihan mereka, dari hasil tersebut guru melakukan klarifikasi untuk
mengetahui kesalahan siswa. Langkah yang terakhir adalah melakukan tes
untuk mengetahui ketrampilan siswa setelah melakukan proses
pembelajaran dengan teknik modeling.
B. SARAN
Mengingat pentingnya teknik modeling sebagai salah satu teknik
pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan menulis teks Arab siswa,
maka dengan ini penulis mengharapkan beberapa hal yang berhubungan
dengan masalah tersebut diatas.
1. Untuk Siswa
Dengan adanya teknik modeling dalam pembelajaran menulis teks
Arab, diharapkan siswa aktif mengikutinya karena hal tersebut dapat
meningkatkan kemampuan menulis teks Arab siswa pada mata pelajaran
Pendidikan Agama Islam pada umumnya dan mata pelajaran Al-Qur’an
Hadits pada khususnya. Hal ini juga tidak menutup kemungkinan bagi
mereka yang mempunyai bakat dalam hal menulis Arab untuk
mengembangkan kemampuannya dengan mudah dan cepat.
2. Untuk Guru
a. Hendaknya guru mata pelajaran Al-Qur’an Hadits ataupun Pendidikan
Agama Islam secara umum menguasai berbagai strategi dalam
pembelajaran, baik dalam memilih metode, teknik, maupun media
yang akan diterapkan, dengan menyesuaikan materi ataupun
ketrampilan yang akan dijadikan tujuan akhir pembelajaran.
62
62
b. Memperhatikan keadaan kemampuan siswa dalam berbagai hal, jadi
dalam proses pembelajaran tidak hanya fokus pada materi pelajaran
akan tetapi kompetensi yang terdapat pada mata pelajaran harus tetap
diprioritaskan.
c. Keberhasilan proses belajar mengajar sebagian besar ditentukan oleh
guru. Untuk itu guru harus bisa semaksimal mungkin menjadikan
belajar sebagai sesuatu yang menyenangkan bagi siswa dan guru harus
dapat menguasai berbagai ketrampilan yang dijadikan standar
kompetensi mata pelajaran terkait.
3. Untuk Kepala Sekolah
Kepala sekolah harus memprioritaskan out put dalam berbagai
bidang, tidak hanya mampu mengeluarkan lulusan yang mempunyai nilai
tinggi tetapi juga skill untuk menuju jenjang pendidikan selanjutnya
ataupun kehidupan di masa yang akan datang. Hal ini tentunya kepala
sekolah harus jeli dalam menentukan kebijakan-kebijakan sekolah dan
harus siap menfasilitasi segala yang dibutuhkan dalam proses
pembelajaran.
4. Untuk Orang Tua
Selain guru, orang tua juga berperan dalam pendidikan anak.
Untuk itu perlu kesadaran dari orang tua untuk memberikan bimbingan
dan perhatian kepada anak-anaknya untuk meningkatkan belajar baik di
sekolah maupun di rumah.
C. PENUTUP
Syukur Alhamdulillah dengan rahmat, taufik dan hidayah dari Allah
SWT. Penulis bisa berhasil menyelesaikan penulisan skripsi ini dengan baik.
Dengan bekal sedikit kemampuan yang dimiliki, penulis telah berusaha
menulis tugas akhir ini dengan sebaik-baiknya dengan harapan semoga
bermanfaat, khususnya bagi penulis dan pembaca pada umumnya.
Penulis berharap mudah-mudahan hasil penelitian ini menjadi amal
ibadah penulis lewat kerja dalam dunia ilmu pengetahuan. Dalam
63
63
pembahasan-pembahasan skripsi ini tentunya tidak luput dari kejanggalan dan
kekurangan, hal ini karena keterbatasan penulis dalam mengkaji masalah
tersebut. Saran-saran yang penulis ungkapkan dalam skripsi ini diharapkan
menjadi koreksi dan bahan pertimbangan bagi MTs Darul Ulum Wates
Ngaliyan Semarang.
Kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan demi
kesempurnaan skripsi ini. Semoga Allah senantiasa melimpahkan rahmat dan
kekuatan-Nya kepada penulis dan kepada pembaca yang budiman. Amin.
DAFTAR PUSTAKA Abdurrahman, Fadlu Bafadlol et. al., Al-Qur’an dan Terjemahnya juz 16-30, Kudus:
Menara Kudus, 2006. Abdurrahman, Mulyono, Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar, Jakarta: Rineka
Cipta, 2003, cet. Ke-2. Alawi, Muhammad Al-Maliki Al-Makki, Muhammad SAW InsanAl-Kamil, Madinah:
Mathobi’I Al-Rasyid, 1411 H. Al Munawar, Said Agil Husin, Al Qur’an: Membangun Kesalehan Hakiki, Jakarta:
Ciputat Press, 2003, cet. 3. Alwi, Hasan, et.al.,“Kamus Besar Bahasa Indonesia”, edisi.3, Jakarta: Balai Pustaka,
2005, Cet.3. Arikunto, Suharsimi, et. al., Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta: Bumi Aksara, 2006. Arsyad, Azhar, Media pembelajaran, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2003,
Cet.5. Ary, Donald, et. al., Pengantar Penelitian Dalam Pendidikan, terj. Arief Furchan,
Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2004, Cet. 1. Aziz, Abdul Sholih dan Abdul Aziz Abdul Majid, At-Tarbiyah Wa Turuku At-
Tadris, Mesir: Darul Ma’arif, 1968, juz I. Bukhari, Imam, Shahih Al Bukhari, Semarang: Thoha Putra, t.t., Juz. 1. Bungin, Burhan, Metodologi Penelitian Kuantitatif, Jakarta: Prenada Media, 2005,
cet. 1. Hadi, Sutrisno, Metode Reseach, jilid II, Yogyakarta: Andi Offset, 2000.
Ibnan M. Syarif, Ketika Mushaf Menjadi Indah, Semarang: AINI, 2003, cet. 1.
Karim, Abdul Husain, Seni Kaligrafi Khat Naskhi, Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, t.t., cet. Ke-4.
Khoiri R., Ilham, Al-Qur’an dan Kaligrafi Arab, Ciputat: Logos Wacana Ilmu, 1999,
cet. 1.
Makin, Nurul, Kapita Selekta Kaligrafi Islami, Jakarta: Pustaka Panjimas, 1995, cet.
1.
Muhaimin, Arah Baru Pengembangan Pendidikan Islam: Pemberdayaan, Pengembangan Kurikulum, Hingga Redefiisi Islamisasi Pengetahuan, Bandung: Nuansa, 2003, Cet.1.
Roestiyah, Strategi Belajar Mengajar, Jakarta: Rineka Pustaka, 2001, Cet. Ke-5.
Sagala, Syaiful, Konsep dan Makna Pembelajaran, Bandung: Alvabeta, t.t. Sandrifna, “Strategi Belajar Mengajar”,
http://pakguruonline.pendidikan.net/buku_tua_pakguru_dasar_kpdd_b11.html#top,. (diakses pada tanggal 30 April 2008, pukul: 10.32 WIB.)
Sanjaya, Wina, Pembelajaran dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi,
Jakarta: Prenada Media Group,2006, Cet.2. Santoso, Singgih, Statistik Deskriptif, Yogyakarta: Andi Offset, 2003. Sirojuddin, D., AR., Seni Kaligrafi Islam, Bandung: Rosda Karya, 2000, cet. 1.
Soehendro, Bambang, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, Khusus Madrasah Tsanawiyah (MTs), Jilid.3, Jakarta: PT. Binatama Raya, 2007.
Subana, M., dan Sunarti, Strategi Belajar Mengajar Bahasa Indonesia, Bandung:
Pustaka Setia, t.t. Sudarmanto, Y.B., Tuntunan Metodologi Belajar, Jakarta: Grasindo, 1993. Sudjana, Nana, Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar, Bandung: Sinar Baru
Algensindo, 2000, Cet. Ke-5. Sukardi, Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetensi dan Praktiknya, Jakarta:
Bumi Aksara, 2003. Suryanita, Dwi, “Peningkatan Kemampuan Melisankan Puisi dengan Teknik
Pemodelan Pada Siswa Kelas X MA Al-Asror Gunung Pati Semarang”, Skripsi Universitas Negeri Semarang, Semarang: Perpustakaan UNNES, 2005, t.d.
Suyatno dan Djihad Hisyam, Refleksi Reformasi Pendidikan di Indonesia Memasuki
Milenium III, Yogyakarta: Adicita Karya Nusa, 2000, Cet.1.
Syarifuddin, Ahmad, Mendidik Anak, Membaca, Menulis, dan Mencintai Al-Qur’an, Jakarta: Gema Insani, 2007, cet. 7.
T. Morgan, Clifford, Introduction to Psychology, New York: McGraw-Hill Inc, 971.
Wikipedia, “Menulis”, http://id.wikipedia.org/wiki/Menulis, (diakses pada tanggal 26 Maret 2008, pukul: 11.28 WIB).
Wiriaatmadja, Rochiati, Metode Penelitian Tindakan Kelas, Bandung: PT. Rosda
Karya, 2005, cet.1. Yamin, Martinis, Profesionalisasi guru dan Implementasi KTSP, Jakarta: Gaung
Persada Press, 2007, cet. 2. Zuriah, Nurul, Metodologi Penelitian Sosial dan Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara,
2006.
.
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama : Ahmad Muamar
NIM : 3104377
TTL : Pemalang, 08 September 1986
Fak/Jurusan : Tarbiyah/ Pendidikan Agama Islam
Alamat : Jl. Cempaka, No. 284 Wanarejan Utara Taman Pemalang.
Riwayat Pendidikan
1. MI Al-Qoriyah lulus tahun 1998
2. MTsN Model Pemalang lulus tahun 2001
3. MAN Pemalang lulus tahun 2004
4. IAIN Walisongo Semarang lulus tahun 2009
top related