pengaruh penerapan metode sorogan terhadap...

80
PENGARUH PENERAPAN METODE SOROGAN TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA AL-QUR’AN ANAK USIA 6-7 TAHUN DI PONDOK TAHFIDH YANBU’UL QUR’AN ANAK-ANAK KUDUS SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1 Ilmu Tarbiyah Oleh : INAYAH ALFAUZIYAH NIM : 3103100 FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO SEMARANG 2008

Upload: doxuyen

Post on 01-Apr-2019

223 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: PENGARUH PENERAPAN METODE SOROGAN TERHADAP …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/79/jtptiain-gdl... · kamu adalah orang yang mempelajari al-Quran dan mengajarkannya. ”

PENGARUH PENERAPAN METODE SOROGAN TERHADAP

KEMAMPUAN MEMBACA AL-QUR’AN ANAK USIA 6-7

TAHUN DI PONDOK TAHFIDH YANBU’UL QUR’AN

ANAK-ANAK KUDUS

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata 1

Ilmu Tarbiyah

Oleh :

INAYAH ALFAUZIYAH NIM : 3103100

FAKULTAS TARBIYAH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO

SEMARANG

2008

Page 2: PENGARUH PENERAPAN METODE SOROGAN TERHADAP …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/79/jtptiain-gdl... · kamu adalah orang yang mempelajari al-Quran dan mengajarkannya. ”

DEKLARASI PERNYATAAN

Dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab, penulis menyatakan bahwa

skripsi ini, tidak berisi materi yang telah pernah ditulis oleh orang lain atau

diterbitkan. Demikian juga skripsi ini tidak berisi satupun pikiran-pikiran

orang lain, kecuali informasi yang terdapat dalam referensi yang dijadikan

bahan rujukan.

Semarang, 14 Januari 2008

Deklarator,

Inayah Alfauziyah N I M. 3103100

Page 3: PENGARUH PENERAPAN METODE SOROGAN TERHADAP …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/79/jtptiain-gdl... · kamu adalah orang yang mempelajari al-Quran dan mengajarkannya. ”

ABSTRAK

Inayah Alfauziyah (NIM: 3103100). Pengaruh Penerapan Metode Sorogan Terhadap Kemampuan Membaca al-Qur’an Anak Usia 6-7 Tahun di Pondok Tahfidh Yanbu’ul Qur’an Anak-Anak Kudus. Skripsi. Semarang: Program Strata I Jurusan Pendidikan Agama Islam IAIN Walisongo 2008.

Penelitian ini bertujuan Untuk mengetahui penerapan metode sorogan di

Pondok Tahfidh Yanbu’ul Qur’an Anak-anak Kudus, untuk mengetahui kemampuan membaca al-Qur’an anak usia 6-7 tahun di Pondok Tahfidh Yanbu’ul Qur’an Anak-anak Kudus, dan untuk mengetahui adakah pengaruh positif antara penerapan metode sorogan terhadap kemampuan membaca al-Qur’an anak usia 6-7 tahun di Pondok Tahfidh Yanbu’ul Qur’an Anak-anak Kudus.

Penelitian ini menggunakan metode field research dengan tehnik analisis regresi sederhana (satu predictor). Subyek penelitian sebanyak 38 responden, menggunakan penelitian populasi. Pengumpulan data dengan menggunakan metode observasi, metode angket, tes dan metode dokumentasi

Permasalahan: Adakah Pengaruh antara Penerapan Metode Sorogan terhadap Kemampuan Membaca al-Qur’an Anak Usia 6-7 tahun di Pondok Tahfidh Yanbu’ul Qur’an Anak-anak Kudus.

Pengujian hipotesis penelitian menggunakan analisis regresi dan korelasi. Pengujian hipotesis penelitian menunjukkan bahwa : (1) terdapat korelasi antara penerapan metode sorogan dengan kemampuan membaca al-Qur’an anak usia 6-7 tahun di Pondok Tahfidh Yanbu’ul Qur’an Anak-anak Kudus, dengan hasil koefisien korelasi, r xy = 0,805 > 0,320 pada taraf 5%, berarti signifikan, dan r xy = 0,805 > 0,413 pada taraf 1%, berarti signifikan. (2) terdapat pengaruh penerapan metode sorogan terhadap kemampuan membaca al-Qur’an anak usia 6-7 tahun di Pondok Tahfidh Yanbu’ul Qur’an Anak-anak Kudus, dengan hasil Fhitung = 66,08 > 4,11 = F(0,05;1,36) = signifikan, dan Fhitung = 66,08 > 7,39 = F(0,01;1,36) = signifikan.

Jadi akhir dari penelitian ini menyatakan ada pengaruh positif antara penerapan metode sorogan terhadap kemampuan membaca al-Qur’an anak usia 6-7 tahun di Pondok Tahfidh Yanbu’ul Qur’an Anak-anak Kudus, yaitu dilihat dari nilai Freg > Ft 5 % dan Freg > Ft 1 %, berarti signifikan dan hipotesis dapat diterima.

Page 4: PENGARUH PENERAPAN METODE SOROGAN TERHADAP …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/79/jtptiain-gdl... · kamu adalah orang yang mempelajari al-Quran dan mengajarkannya. ”

Motto

:عن عثمان رضي اهللا عنه عن النيب صلى اهللا عليه وسلم قال كمريخ هلمعأن والقر لمعت نم 1)رواه البخارى(

Dari Usman ra. Rasulullah SAW bersabda: “Orang yang baik diantara kamu adalah orang yang mempelajari al-Quran dan mengajarkannya. ” (H.R. Bukhari).

  

1 Imam Abi Abdillah Muh. Ibn Ismail Ibn Ibrahim Ibn Mughirah Ibn Barzabatil Bukhari

Ja’fi, Shahih Bukhari, (Beirut: Darul Kitab, t.th), juz.5, hlm. 427.

Page 5: PENGARUH PENERAPAN METODE SOROGAN TERHADAP …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/79/jtptiain-gdl... · kamu adalah orang yang mempelajari al-Quran dan mengajarkannya. ”

PERSEMBAHAN

Karya ini saya persembahkan kepada:

1. Ayahanda (Bapak Drs. H. Zaenul Wafa) dan ibunda (Ibu Hj. Sri Nur

hayati, S.Ag.) tercinta yang senantiasa memberikan doa restu serta

dukungan baik secara moril maupun materiil terhadap keberhasilan studi

peneliti.

2. Saudaraku (Zaky Noer Faiqoh S.Pd.I dan Syafiq Alwazan) tersayang yang

selalu memberikan semangat dan dukungan dalam penulisan skripsi ini.

3. Kakak terbaikku yang selalu membantu dan mengiringi setiap langkahku

dalam pembuatan skripsi ini hingga selesai.

4. Teman-teman dan penghuni “Aries kost” Jrakah atas semua dukungannya,

sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

Page 6: PENGARUH PENERAPAN METODE SOROGAN TERHADAP …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/79/jtptiain-gdl... · kamu adalah orang yang mempelajari al-Quran dan mengajarkannya. ”

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah

melimpahkan rahmat, hidayah dan inayah-Nya sehingga penulisan skripsi ini

dapat terselesaikan.

Shalawat dan salam semoga senantiasa tetap terlimpahkan kepangkuan

beliau Nabi Muhammad SAW, beserta keluarganya, sahabat-sahabatnya serta

orang-orang mukmin yang senantiasa mengikutinya.

Dengan kerendahan hati dan kesadaran penuh, peneliti sampaikan bahwa

skripsi ini tidak akan mungkin terselesaikan tanpa adanya dukungan dan bantuan

dari semua pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu

penulis mengucapkan terimakasih sebanyak-banyaknya kepada semua pihak yang

telah membantu. Adapun ucapan terima kasih secara khusus penulis sampaikan

kepada :

1. Prof. Dr. H. Abdul Jamil, M.Ag, selaku Rektor IAIN Walisongo

2. Prof. Dr. H. Ibnu Hadjar, M.Ed, selaku Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN

Walisongo Semarang, beserta staf yang telah memberikan pengarahan dan

pelayanan dengan baik, selama masa penelitian

3. Prof. Dr. H. Muhtarom, HM, selaku pembimbing yang telah berkenan

memberikan bimbingan dan pengarahan dalam penulisan skripsi

4. Segenap Civitas Akademik IAIN Walisongo Semarang yang telah

memberikan bimbingan kepada penulis untuk meningkatkan ilmu.

5. Bapak dan Ibu pengelola perpustakaan yang telah menyediakan dan

memberikan layanan perpustakaan.

6. Ayahanda dan Ibunda tercinta dan senantiasa mencurahkan kasih sayang,

do’a, semangat, dan dukungan baik moril maupun materiil demi keberhasilan

penulis.

7. Saudara dan kakakku tersayang yang tak bosan-bosannya selalu memberikan

motivasi, kasih sayang dan pengorbanannya baik waktu, tenaga dan

sebagainya.

Page 7: PENGARUH PENERAPAN METODE SOROGAN TERHADAP …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/79/jtptiain-gdl... · kamu adalah orang yang mempelajari al-Quran dan mengajarkannya. ”

8. Sahabatku tercinta Dini, Mamie, Aslamah,” salam perjuangan!!” yang selalu

membuatku tertawa dan penggembira, serta mbak-mbak yang ada dikos

“Aries” mbak yu Ida, mba’ yu Istini, dan mbak yu muslimah. Terimakasih

atas dukungan kalian serta teman-teman yang tidak dapat disebutkan satu

persatu

9. Semua karib kerabat yang telah memberikan motivasi dalam penyelesaian

skripsi ini.

Kepada semuanya, peneliti mengucapkan terima kasih disertai do’a semoga

budi baiknya diterima oleh Allah SWT, dan mendapatkan balasan berlipat ganda

dari Allah SWT.

Kemudian penyusun mengakui kekurangan dan keterbatasan kemampuan

dalam menyusun skripsi ini, maka diharapkan kritik dan saran yang bersifat

konstruktif, evaluatif dari semua pihak guna kesempurnaan skripsi ini. Akhirnya

semoga dapat bermanfaat bagi diri peneliti khususnya.

Page 8: PENGARUH PENERAPAN METODE SOROGAN TERHADAP …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/79/jtptiain-gdl... · kamu adalah orang yang mempelajari al-Quran dan mengajarkannya. ”

DAFTAR GAMBAR

Gambar I . Histogram Penerapan Metode sorogan. Gambar II . Histogram Kemampuan Membaca Al-Qur’an Anak Usia 6-7 Tahun

di PTYQA Kudus.

Page 9: PENGARUH PENERAPAN METODE SOROGAN TERHADAP …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/79/jtptiain-gdl... · kamu adalah orang yang mempelajari al-Quran dan mengajarkannya. ”

DAFTAR TABEL

Tabel : 1. Data Penerapan Metode Sorogan.

2. Data Frekuensi Nilai Variabel Penerapan Metode Sorogan.

3. Data Distribusi Frekuensi Skor Mean Variabel Penerapan Metode

Sorogan.

4. Data Nilai Distribusi Relatif Variabel Penerapan Metode Sorogan.

5. Data Hasil Kemampuan Membaca al-Qur’an Anak Usia 6-7 Tahun

Sebelum Penerapan Metode Sorogan.

6. Data Hasil Kemampuan Membaca al-Qur’an Anak Usia 6-7 Tahun

Sesudah Penerapan Metode Sorogan .

7. Data Frekuensi Nilai Variabel Kemampuan Membaca al-Qur’an Anak

Usia 6-7 Tahun.

8. Data Distribusi Frekuensi Skor Mean Variabel Kemampuan Membaca al-

Qur’an Anak Usia 6-7 Tahun.

9. Data Nilai Distribusi Relatif Variabel Kemampuan Membaca al-Qur’an

Anak Usia 6-7 Tahun.

10. Data Pengaruh Penerapan Metode Sorogan Terhadap Kemampuan

Membaca Al-Qur’an Anak Usia 6-7 Tahun di Pondok Tahfidh Yanbu’ul

Qur’an Anak-anak Kudus.

11. Interpretasi Dari Nilai r.

12. Data Ringkasan Anava Regresi Linier Sederhana.

Page 10: PENGARUH PENERAPAN METODE SOROGAN TERHADAP …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/79/jtptiain-gdl... · kamu adalah orang yang mempelajari al-Quran dan mengajarkannya. ”

DAFTAR ISI Halaman

HALAMAN JUDUL .......................................................................................... i

PERSETUJUAN PEMBIMBING ....................................................................... ii

PENGESAHAN ................................................................................................. iii

DEKLARASI ..................................................................................................... iv

HALAMAN ABSTRAK ..................................................................................... v

HALAMAN MOTTO ........................................................................................ vi

HALAMAN PERSEMBAHAN ....................................................................... vii

KATA PENGANTAR ..................................................................................... viii

DAFTAR TABEL ............................................................................................... x

DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xi

DAFTAR ISI ..................................................................................................... xii

BAB I : PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ............................................................................. 1

B. Penegasan Istilah dan Pembatasan Masalah.................................. 3

C. Tujuan penelitian .......................................................................... 5

D. Rumusan Masalah ........................................................................ 5

E. Manfaat Penelitian ........................................................................ 5

BAB II : PENERAPAN METODE SOROGAN TERHADAP

KEMAMPUA MEMBACA ALQUR’AN ANAK USIA 6-7

TAHUN DI PONDOK PESANTREN

A. Metode Sorogan ........................................................................... 7

1. Pengertian Metode Sorogan ......................................................

2. Dasar dan Tujuan .................................................................... 7

3. Kelebihan dan Kelemahan Metode Sorogan ......................... 10

4. Penerapan Metode Sorogan ................................................... 11

B. Kemampuan Membaca Al-Qur’an Anak .................................. 12

1. Pengertian Membaca Al-Qur’an ............................................ 12

2. Kemampuan Membaca Al-Qur’an Anak .............................. 15

3. Indikator Kemampuan Membaca Al-Qur’an ........................ 20

Page 11: PENGARUH PENERAPAN METODE SOROGAN TERHADAP …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/79/jtptiain-gdl... · kamu adalah orang yang mempelajari al-Quran dan mengajarkannya. ”

4. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kemampuan

Membaca ................................................................................ 25

5. Adab Membaca Al-Qur’an .................................................... 27

C. Penerapan Metode Sorogan Terhadap Kemampuan Membaca

al-Qur’an Anak Usia 6-7 Tahun Di Pondok Pesantren ............. 29

D. Hipotesis Penelitian ................................................................... 31

BAB III : METODOLOGI PENELITIAN

A. Tujuan Penelitian ....................................................................... 32

B. Waktu dan Tempat Penelitian .................................................... 32

C. Variabel dan Indikator Penelitian ............................................... 33

D. Metode Penelitian ....................................................................... 33

E. Populasi ...................................................................................... 34

F. Teknik Pengumpulan Data .......................................................... 34

G. Teknik Analisis Data .................................................................. 35

H. Gambaran Umum Pondok Tahfidh Yanbu’ul Qur’an

Anak-anak Kudus ..................................................................... 38

BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Analisis Pendahuluan ................................................................. 42

B. Analisis Uji Hipotesis ................................................................. 50

C. Analisis Lanjut ........................................................................... 58

D. Pembahasan Hasil Penelitian ..................................................... 59

E. Hambatan dan Peluang Penelitian .............................................. 60

BAB V : PENUTUP

A. Simpulan ................................................................................... 61

B. Saran Saran ................................................................................. 62

C. Penutup ....................................................................................... 63

DAFTAR KEPUSTAKAAN

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 12: PENGARUH PENERAPAN METODE SOROGAN TERHADAP …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/79/jtptiain-gdl... · kamu adalah orang yang mempelajari al-Quran dan mengajarkannya. ”
Page 13: PENGARUH PENERAPAN METODE SOROGAN TERHADAP …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/79/jtptiain-gdl... · kamu adalah orang yang mempelajari al-Quran dan mengajarkannya. ”

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Al-Qur’an adalah kalam Allah yang agung, jalan Allah yang lurus,

Undang-undang Allah yang kokoh, bisa memberikan kebahagiaan, sebagai

risalah Allah yang abadi, dan merupakan rahmat Allah yang luas, hikmah

yang indah, dan nikmat yang sempurna.1

Allah SWT telah menunjukkan jalan kebenaran kepada makhluk Nya

lewat makna yang terkandung dalam al-Qur’an, sebagai sumber pedoman

hidup manusia beriman dan bertaqwa, supaya terselamatkan dari kesesatan

kehidupan dunia dan akhirat. Banyak hal yang tersurat maupun tersirat dalam

al-Qur’an dan dijadikan khasanah ilmu pengetahuan dalam berbagai

bidangnya dan kajian bagi para ilmuwan.

Untuk menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa, berawal dari

pentingnya belajar al-Qur’an itu dimulai sejak dini. Pada masa inilah anak

akan diarahkan kepada keyakinan bahwa Allah adalah Robb dan al-Qur’an

dapat merasuki intelektualitas mereka.

Yang dimaksud dengan belajar al-Qur’an adalah membaca sampai

lancar dengan ucapan yang fasih sesuai dengan kaidah (bacaan) dan tajwid,

belajar memahami makna-makna yang terkandung di dalam al-Qur’an dan

belajar menghafalkan di luar kepala. 2 Karena itu, langkah awal dalam

mengajarkan al-Qur’an adalah diperkenalkannya pada anak dengan huruf-

huruf hijaiyah dan bacaan al-Qur’an sehingga anak dapat membaca dengan

lancar, benar sesuai dengan tajwid dan makhrojnya.

Pembelajaran al-Qur’an dapat dilakukan diberbagai jalur pendidikan,

baik pendidikan formal, non formal dan informal. Di lembaga pendidikan

Islam telah membuka tempat untuk belajar khusus ilmu-ilmu agama Islam,

1 Fahd Bin Abdurrahman Ar-Rumi, Ulumul Qur'an: Studi Kompleksitas Al_Qur'an,

(Yogyakarta: Titian Ilahi, 1996), Cet. 1, hlm. 86. 2 Azyumardi Azra, Ensiklopedi Islam, Jilid 4, (Jakarta: PT Ichtiar Baru Van Hoeve,

2002), Cet.4, hlm. 144.

Page 14: PENGARUH PENERAPAN METODE SOROGAN TERHADAP …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/79/jtptiain-gdl... · kamu adalah orang yang mempelajari al-Quran dan mengajarkannya. ”

2

untuk usia anak dapat belajar di Taman Pendidikan Al-Qur’an dan dapat juga

di pondok pesantren.

Pesantren didefinisikan sebagai suatu tempat pendidikan dan

pengajaran yang menekankan pelajaran agama Islam dan di dukung asrama

dengan tempat tinggal santri yang bersifat permanen. 3 Melihat tujuan

pesantren secara khusus adalah mempersiapkan para santri untuk menjadi

orang alim dalam ilmu agama yang diajarkan oleh kiai yang bersangkutan

serta mengamalkannya dalam masyarakat.4 Santri yang sudah dibekali ilmu

dari pondok pesantren diharapkan dapat mengamalkannya supaya bermanfaat

bagi diri maupun orang lain.

Pesantren merupakan lembaga pendidikan Islam tertua di Indonesia,

dalam penyampaian materi pelajarannya juga masih menggunakan metode

yang bersifat tradisional.

Departemen Agama RI telah melaporkan bahwa metode penyajian atau

penyampaian di pesantren ada yang bersifat tradisional (mengikuti kebiasaan-

kebiasaan lama yang dipergunakan) seperti balaghah, wetonan, dan sorogan.

Di pesantren, metode sorogan di gunakan untuk kelompok santri pada tingkat

rendah yaitu mereka yang baru menguasai pembacaan al-Qur’an. 5 Sorogan ini

merupakan sistem belajar secara individual, sebagaimana santri pada tingkat

rendah masih membutuhkan bimbingan yang intensif.

Pondok Tahfidh Yanbu’ul Qur’an Anak-anak Kudus merupakan salah

satu lembaga pendidikan Islam yang menerapkan metode sorogan bagi

santrinya, terlebih yang baru masuk pondok tersebut, mereka yang berusia 6-7

tahun. Dari pondok pesantren tersebut menuntun anak agar mampu membaca,

menghafal dan memahami isi al-Qur’an sesuai dengan kaidah ilmu al-Qur’an.

Sedangkan persyaratan anak dapat masuk menjadi santri di Pondok Tahfidh

Yanbu’ul Qur’an Anak-anak Kudus, anak harus berusia 6-7 tahun.

3 Mujamil Qomar, Pesantren: Dari Transformasi Metodologi Menuju Demokratisasi

Institusi, (Jakarta: Erlangga, t.t), hlm. 2. 4 Hasbullah, Sejarah Pendidikan Islam di Indonesia: Lintasan Sejarah Pertumbuhan dan

Perkembangannya, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 1995), Cet. 1, hlm. 25. 5 Mujamil Qomar, Op.Cit, hlm. 142.

Page 15: PENGARUH PENERAPAN METODE SOROGAN TERHADAP …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/79/jtptiain-gdl... · kamu adalah orang yang mempelajari al-Quran dan mengajarkannya. ”

3

Berangkat dari latar belakang masalah tersebut, peneliti tertarik

mengadakan penelitian dengan judul sebagai berikut:

“PENGARUH PENERAPAN METODE SOROGAN TERHADAP

KEMAMPUAN MEMBACA AL-QUR’AN ANAK USIA 6-7 TAHUN DI

PONDOK TAHFIDH YANBU’UL QUR’AN ANAK-ANAK KUDUS”

B. Penegasan Istilah Dan Pembatasan Masalah

Untuk menghindari kesalah pahaman dan keluasan arti pada judul

penelitian “PENGARUH PENERAPAN METODE SOROGAN TERHADAP

KEMAMPUAN MEMBACA AL-QUR’AN ANAK USIA 6-7 TAHUN DI

PONDOK TAHFIDH YANBU’UL QUR’AN ANAK-ANAK KUDUS”. Maka

diperlukan adanya penegasan istilah dan batasan masalah sesuai dengan

kalimat judul tersebut, yaitu sebagai berikut:

1. Pengaruh Penerapan Metode Sorogan

Pengaruh yaitu daya yang timbul dari sesuatu (orang atau benda)

yang ikut membentuk watak, kepercayaan, perbuatan seseorang.6 Dalam

penelitian ini dimaksudkan adanya daya yang ditimbulkan pada penerapan

metode sorogan.

Penerapan dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia yaitu

pemasangan, pengenaan, perihal mempraktekkan.7

Metode adalah cara yang tersusun dan teratur, untuk mencapai tujuan,

khususnya dalam hal ilmu pengetahuan.8

Sorogan berasal dari kata sorog (jawa) yang berarti menyodorkan kitab ke

depan kiai atau asistennya.9

Dalam penelitian ini dimaksudkan penggunaan metode sorogan

dalam suatu pembelajaran pada anak usia 6-7 tahun di PTYQA.

6Sulchan Yasyin, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, (Surabaya:Amanah,1997), hlm.375. 7 W.J.S. Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Imdonesia, (Jakarta : Balai Pustaka,

1976), hlm. 1059. 8 Sulchan Yasyin, Op.Cit hlm. 335. 9Abuddin Nata, Sejarah Pertumbuhan dan Perkembangan Lembaga-Lembaga

Pendidikan Islam di Indonesia, (Jakarta: PT Grasindo, 2001), hlm. 108.

Page 16: PENGARUH PENERAPAN METODE SOROGAN TERHADAP …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/79/jtptiain-gdl... · kamu adalah orang yang mempelajari al-Quran dan mengajarkannya. ”

4

Jadi pengaruh penerapan metode sorogan dalam penelitian ini

dimaksudkan adanya daya yang ditimbulkan pada penerapan metode

sorogan terhadap kemampuan membaca al-Qur’an anak usia 6-7 tahun di

PTYQA.

2. Kemampuan membaca al- Qur’an anak

Kemampuan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, berasal dari

kata “mampu” yang mendapat awalan ke- dan akhiran -an, yang berarti

kesanggupan, kecakapan dan kekuatan untuk melakukan sesuatu. 10 Jadi

kemampuan dapat diartikan sebagai kesanggupan atau kecakapan untuk

melakukan sesuatu. Dalam penelitian ini dimaksudkan kemampuan

membaca al-Qur’an anak.

Membaca adalah aktivitas melihat serta memahami isi dari apa

yang tertulis dengan melisankan atau dalam hati, mengeja atau dengan

melafalkan apa yang tertulis.11 Dalam penelitian ini dimaksudkan

membaca al-Qur’an anak dengan suara nyaring atau dengan dilisankan.

Qur’an adalah kalam Allah SWT yang merupakan mu’jizat yang

diturunkan (diwahyukan) kepada Nabi Muhammad saw dan membacanya

adalah ibadah.12

Anak adalah masa pertumbuhan yang pertama dari umur 0 – 12

tahun.13 Dalam penelitian ini dimaksudkan anak yang berusia 6-7 tahun di

PTYQA.

Kemampuan membaca al-Qur’an anak dalam judul ini

dimaksudkan hasil tes kemampuan membaca al-Qur’an anak usia 6-7

tahun, karena usia tersebut merupakan usia awal anak belajar membaca

dan menghafal al-Qur’an di PTYQA.

10 Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan Dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar

Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1991), hlm. 623. 11 Ibid, hlm. 72. 12 Soenarjo, Al-Qur’an dan Terjemahannya, (Jakarta: PT Serajaya Santra,1986), hlm. 16. 13 Zakiah Daradjat, Ilmu jiwa Agama, (Jakarta: Bulan Bintang, 1996), hlm. 58.

Page 17: PENGARUH PENERAPAN METODE SOROGAN TERHADAP …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/79/jtptiain-gdl... · kamu adalah orang yang mempelajari al-Quran dan mengajarkannya. ”

5

C. Rumusan Masalah

Rumusan permasalahan harus dapat mencakup dan menunjukkan

semua variabel maupun hubungan variabel satu dengan yang lain yang hendak

diteliti.14

Dari pernyataan tersebut, peneliti merumuskan permasalahan yang

akan diteliti, sebagai berikut:

1. Bagaimana penerapan metode sorogan di Pondok Tahfidh Yanbu’ul

Qur’an Anak-anak Kudus?

2. Bagaimana kemampuan membaca al-Qur’an anak usia 6-7 tahun di

Pondok Tahfidh Yanbu’ul Qur’an Anak-anak Kudus?

3. Apakah ada pengaruh positif penerapan metode sorogan terhadap

kemampuan membaca al-Qur’an anak usia 6-7 tahun di Pondok Tahfidh

Yanbu’ul Qur’an Anak-anak Kudus?

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperkaya khasanah

informasi dalam ilmu pendidikan, khususnya dalam bidang baca Al-Qur’an

dan diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan dan sumber informasi

bagi peneliti lain yang akan meneliti dan atau mengembangkan

permasalahan metode sorogan.

2. Manfaat Praktis

Merupakan sumbangan kepada dunia pendidikan khususnya bagi

para pendidik atau ustadz untuk meningkatkan kemampuan pengajaran

membaca al-Qur’an bagi anak melalui metode sorogan.

14 Sukardi, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2003), Cet.1,

hlm. 29.

Page 18: PENGARUH PENERAPAN METODE SOROGAN TERHADAP …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/79/jtptiain-gdl... · kamu adalah orang yang mempelajari al-Quran dan mengajarkannya. ”

6

BAB II

PENERAPAN METODE SOROGAN TERHADAP KEMAMPUAN

MEMBACA AL-QUR’AN ANAK USIA 6-7 TAHUN DI PONDOK

PESANTREN

A. Metode Sorogan

1. Pengertian Metode Sorogan

Pesantren sebagai lembaga pendidikan Islam tertua di Indonesia,

yang mulanya hanya mengajarkan ilmu agama. Adapun penerapan metode

yang lazim dipergunakan dalam penyajian dan penyampaian materi

pendidikan pesantren adalah metode sorogan, wetonan dan hafalan.

Pendidikan di pesantren Syeh Abdul Qodir berorientasi pada

pengembangan keislaman dan pengetahuan umum. Pengembangan

keagamaan Islam menjadi dasar mengembangkan kurikulum pesantren.

Misalnya, metode “sorogan” yang sekarang berkembang dengan metode

kontekstual learning. Dimana metode ini diterapkan pada berbagai

pengajian kitab di pesantren.1 Metode tersebut dikenal sebagai metode

tradisional dalam pendidikan Islam, dan sampai saat ini metode tersebut

masih digunakan di lembaga-lembaga pendidikan Islam.

Di pesantren, metode sorogan di gunakan untuk kelompok santri

pada tingkat rendah yaitu mereka yang baru menguasai pembacaan al-

Qur’an.2

Pengertian metode sorogan terdiri dari dua kata, yaitu metode dan

sorogan. Kata “metode” mengandung pengertian suatu jalan yang dilalui

untuk mencapai suatu tujuan. Metode berasal dari dua perkataan yaitu

meta dan hodos berarti “jalan atau cara”.3

1Najlah Naqiyah, http://www.indonesiamedia.com/2006/05/mid/local/ pendidikan%20

di%20 chicago.htm, 20 Januari 2008. 2 Mujamil Qomar, Pesantren: Dari Transformasi Metodologi Menuju Demokratisasi

Institusi, (Jakarta: Erlangga, t.t), hlm. 142. 3 M. Arifin, Ilmu Pendidikan Islam Tinjauan Teoretis Dan Praktis Berdasarkan

Pendekatan Interdisipliner, (Jakarta: Bumi Aksara, 2003), hlm.65.

Page 19: PENGARUH PENERAPAN METODE SOROGAN TERHADAP …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/79/jtptiain-gdl... · kamu adalah orang yang mempelajari al-Quran dan mengajarkannya. ”

7

7

Zuhairini menjelaskan bahwa metode adalah salah satu komponen

dari proses pendidikan, alat untuk mencapai tujuan yang didukung oleh

alat-alat bantu mengajar, dan merupakan kebulatan dalam sistem

pendidikan.4

Penulis menyimpulkan bahwa metode merupakan suatu cara untuk

mencapai suatu tujuan. Sehingga metode mempunyai peranan penting

dalam kehidupan manusia. Tuhan sendiri telah mengajarkan kepada

manusia supaya mementingkan metode. Sebagaimana firman Allah SWT

pada surat An-Nahl : 125. 5

عبيل إلى ادس كبة رعظة بالحكموالمو نسةالح مادلهجبالتي و هي نسإن أح كبر وه لمأع نل بمض نبيله عس وهو لمأع دينته125 :النحل. (بالم(

Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.(Q.S. An-Nahl: 125)

Ayat di atas menyuruh supaya manusia memperhatikan metode

dalam menyampaikan ajaran tuhan, yaitu dengan cara-cara yang bijaksana,

sesuai antara bahan dan orang yang akan menerimanya dengan

mempergunakan faktor-faktor yang akan dapat membantu supaya

ajarannya itu dapat diterima.6

Metode dalam rangkaian sistem pengajaran, telah menempati

urutan setelah materi yang akan diajarkan atau disampaikan oleh guru atau

ustadz. Dalam penyampaian materi, seorang guru harus mampu memilih

metode dengan tepat dan menggunakannya dengan baik, sehingga

memiliki pengaruh besar terhadap hasil pendidikan dan pengajarannya.

Sedangkan pengertian Sorogan menurut beberapa ahli, sebagai

berikut:

4 Zuhairini, dkk, Metodik Khusus Pendidikan Agama, (Malang: Biro Ilmiah Fakultas Tarbiyah IAIN Sunan Ampel, 1981), hlm. 68.

5 Soenarjo, Op. Cit, hlm. 421. 6 Muhammad Zein, Methodologi Pengajaran Agama, (Yogyakarta:AK Group,1995),

hlm.11.

Page 20: PENGARUH PENERAPAN METODE SOROGAN TERHADAP …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/79/jtptiain-gdl... · kamu adalah orang yang mempelajari al-Quran dan mengajarkannya. ”

8

8

Abuddin Nata mengemukakan istilah Sorogan berasal dari kata

sorog (jawa) yang berarti menyodorkan kitab ke depan kiai atau

asistennya.7

Armai Arief telah mengutip pendapat dari Mastuhu dan Wahyu

Utomo dalam Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam, Mastuhu

menjelaskan bahwa Sorogan artinya belajar secara individu, dimana

seorang santri berhadapan dengan seorang guru, terjadi interaksi saling

mengenal diantara keduanya. Sedangkan menurut Wahyu Utomo, Metode

Sorogan adalah sebuah sistem belajar dimana santri maju satu per satu

untuk membaca dan menguraikan isi kitab dihadapan seorang guru atau

kiai. 8

Hasbullah menyebut Sorogan sebagai cara mengajar per kepala,

yaitu setiap santri mendapat kesempatan tersendiri untuk memperoleh

pelajaran secara langsung dari kiai.9 Dalam metode sorogan, santri

menyodorkan kitab (sorog) yang akan dibahas dan sang guru

mendengarkan, setelah itu beliau memberikan komentar, penjelasan dan

bimbingan yang dianggap perlu bagi santri.10

Penulis menyimpulkan bahwa metode sorogan merupakan salah

satu metode pendidikan Islam, yaitu para santri maju satu per satu untuk

menyodorkan kitabnya dan berhadapan langsung dengan seorang guru

atau kiai dan terjadi interaksi diantara keduanya. Dalam proses

pengajarannya, metode sorogan terdapat pembelajaran secara individual,

interaksi pembelajaran, bimbingan pembelajaran, dan didukung keaktifan

santri. Demikian, Sorogan merupakan sebuah metode yang terdiri dari

beberapa langkah atau kegiatan yang mempunyai urutan tertentu, dengan

pendekatan individual.

7 Abuddin Nata, Sejarah Pertumbuhan dan Perkembangan Lembaga-Lembaga

Pendidikan Islam di Indonesia, (Jakarta: PT Grasindo, 2001), hlm. 108. 8 Armai Arief, Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam, (Jakarta: Ciputat Pers,

2002), hlm. 150. 9 Hasbullah, Sejarah Pendidikan Islam di Indonesia: Lintasan Sejarah Pertumbuhan dan

Perkembangannya, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 1995), Cet. 1, hlm. 145. 10 Uharsputra, Proses Pembelajaran Di Pesantren, http://uharsputra.worldpress.com/,

hlm.2. tgl, 8 juni 2007.

Page 21: PENGARUH PENERAPAN METODE SOROGAN TERHADAP …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/79/jtptiain-gdl... · kamu adalah orang yang mempelajari al-Quran dan mengajarkannya. ”

9

9

2. Dasar dan Tujuan

Pengajaran individual merupakan cara penyampaian materi yang

didasari atas peristiwa yang terjadi ketika Rasulullah saw ataupun nabi

lainnya menerima ajaran dari Allah SWT. Melalui malaikat Jibril mereka

langsung bertemu satu persatu, yaitu antara malaikat jibril dan para Nabi

tersebut. 11 Pada zaman Rasulullah saw dan para sahabat, pengajaran

individual dikenal dengan metode belajar Kuttab, sampai muncul istilah

Sorogan yang dijadikan sebagai salah satu metode pengajaran di pondok

pesantren.

Metode sorogan merupakan konsekuensi logis dari layanan yang

sebesar-besarnya pada santri. Berbagai usaha pembaharuan dewasa ini

dilakukan justru mengarah pada layanan secara individual kepada peserta

didik. Metode sorogan justru mengutamakan kematangan dan perhatian

serta kecakapan seseorang.12 Karena melihat tujuan metode sorogan

sendiri adalah untuk mengarahkan anak didik pada pemahaman materi

pokok dan juga tujuan kedekatan relasi anak didik dan guru.

Disamping itu, dengan metode sorogan seorang guru dapat

memanfaatkan metode ini untuk menyelami gejolak jiwa atau problem-

problem yang dihadapi masing-masing anak, terutama yang berpotensi

mengganggu proses penyerapan pengetahuan mereka. Kemudian, dari

penyelaman ini guru dapat mengambil langkah-langkah yang diperlukan

untuk memberikan solusinya. 13 Sehingga metode ini mengakibatkan

kedekatan antara anak didik dan guru, karena guru selalu terlibat dalam

menghadapi kesulitan-kesulitan yang dialami anak didik.

3. Kelebihan dan Kelemahan Metode Sorogan

Metode Sorogan merupakan salah satu metode pengajaran yang

dapat digunakan oleh seorang guru atau ustadz dalam proses

pengajarannya, seperti halnya metode-metode lain, metode ini juga

mempunyai kelebihan dan kelemahan, yaitu sebagai berikut:

11 Armai Arief, Op.Cit, hlm.151. 12 Mujamil Qomar, Op. Cit, hlm. 145. 13 Ibid, hlm. 154.

Page 22: PENGARUH PENERAPAN METODE SOROGAN TERHADAP …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/79/jtptiain-gdl... · kamu adalah orang yang mempelajari al-Quran dan mengajarkannya. ”

10

10

Beberapa Kelebihan Metode Sorogan, sebagai berikut :

a. Terjadi hubungan yang erat dan harmonis antara guru dengan santri. b. Memungkinkan bagi seorang guru untuk mengawasi, menilai dan

membimbing secara maksimal kemampuan seorang santri. c. Santri mendapatkan penjelasan langsung dari guru. d. Guru dapat mengetahui kualitas yang telah dicapai santrinya. e. Santri yang aktif dan IQ tinggi akan lebih cepat menyelesaikan materi

pembelajarannya dibanding yang rendah akan membutuhkan waktu yang lebih lama. 14

Mujamil Qomar mengutip pendapat Ismail SM, bahwa metode

sorogan secara didaktik-metodik terbukti memiliki efektivitas dan

signifikansi yang tinggi dalam mencapai hasil belajar. Sebab metode ini

memungkinkan kyai atau ustadz mengawasi, menilai, dan membimbing

secara maksimal kemampuan santri dalam menguasai materi.15

Beberapa kelemahan Metode Sorogan, sebagai berikut :

a. Kurang efisien, dikarenakan hanya menghadapi beberapa santri saja. b. Membuat santri cepat bosan karena metode ini menuntut kesabaran,

kerajinan, ketaatan, dan disiplin pribadi. c. Santri kadang hanya menangkap kesan verbalisme semata terutama

mereka yang tidak mengerti terjemahan dari bahasa tertentu.16

Demikian kelebihan metode sorogan memiliki efektivitas dan

signifikansi yang tinggi dalam mencapai hasil belajar, yang berarti santri

akan mampu dalam melakukan sesuatu. Disamping itu, penerapan metode

ini membutuhkan waktu yang lama, yang berarti pemborosan, kurang

efektif dan efisien.

4. Penerapan Metode Sorogan

Dalam penerapannya metode sorogan terdapat pembelajaran secara

individual, interaksi pembelajaran, bimbingan pembelajaran, dan didukung

keaktifan santri.

Amin Haedari telah mengutip pendapat Mastuhu bahwa metode

sorogan merupakan metode pengajaran individual yang dilaksanakan di

14 Armai Arief, Op. Cit, 152. 15 Mujamil Qomar, Op. Cit,,hlm. 145. 16 Armai Arief, Loc.Cit.

Page 23: PENGARUH PENERAPAN METODE SOROGAN TERHADAP …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/79/jtptiain-gdl... · kamu adalah orang yang mempelajari al-Quran dan mengajarkannya. ”

11

11

pesantren. Dalam aplikasinya, metode ini terbagi menjadi 2 cara, sebagai

berikut:17

a. Santri pemula, mereka mendatangi seorang guru atau ustadz yang akan

membacakan kitab tertentu.

b. Santri senior, mereka mendatangi seorang guru atau ustadz, supaya

ustadz tersebut mendengarkan sekaligus memberikan koreksi terhadap

bacaan kitab mereka.

Hasbullah menjelaskan bahwa pelaksanaan pembelajaran dengan

metode sorogan, santri yang banyak datang bersama, kemudian mereka

antri menunggu giliran masing-masing. 18 Dengan sistem pengajaran

sorogan ini hubungan antara kiai dengan santri bisa menjadi lebih dekat,

sebab kyai dapat mengenal kemampuan santri baik kognitif maupun

pribadi mereka secara satu-persatu.

Interaksi dan bimbingan pembelajaran pada metode sorogan dapat

dilakukan dengan cara; guru membaca, santri mendengarkan dan

sebaliknya, guru membaca dan santri hanya mendengarkan, Santri

membaca dan guru mendengarkan.19 Dapat pula, guru membaca atau

membetulkan bacaan, dan santri menirukan bacaan tersebut. Jika anak

belum atau tidak lancar dalam membacanya, seorang guru tidak boleh

menaikkan ke bacaan berikutnya, guru harus membimbing dengan

memberikan nasehat dan motivasi sampai akhirnya santri bisa membaca

dengan baik dan benar.

Pembelajaran dengan metode sorogan membutuhkan keaktifan

santri, karena sebelum membacakan kitab al-Qur’annya dihadapan guru

atau ustadz, santri harus mempersiapkan diri untuk belajar terlebih dahulu.

Semakin aktif mengikuti pembelajaran dengan metode sorogan, santri

akan semakin cepat pula menguasai materi yang didapat.

17 HM, Amin Haedari, Masa Depan Pesantren Dalam Tantangan Modernitas Dan

Tantangan Kompleksitas Global, (Jakarta: IRD Press, 2004), Cet. 1, hlm. 16. 18 Hasbullah, Kapita Selekta Pendidikan Islam, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1996),

Cet.1, hlm. 50. 19 Pondok Hufadh Yanbu’ul Qur’an, Mengenal Dari Dekat Pondok Tahfidh Yanbu’ul

Qur’an Anak-Anak, (Kudus : t.p, 2007), hlm. 2.

Page 24: PENGARUH PENERAPAN METODE SOROGAN TERHADAP …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/79/jtptiain-gdl... · kamu adalah orang yang mempelajari al-Quran dan mengajarkannya. ”

12

12

Zamakhsyari Dhofier, berpendapat bahwa Metode Sorogan ini

merupakan bagian yang paling sulit dari keseluruhan metode pendidikan

Islam tradisional, sebab sistem ini menuntut kesabaran, kerajinan,

ketaatan, dan disiplin pribadi santri.20 Abuddin Nata mengutip pendapat

Kafrawi, kendatipun demikian, metode seperti ini (sorogan) diakui paling

intensif, karena dilakukan seorang demi seorang dan ada kesempatan

untuk tanya jawab langsung.21

Oleh karena itu, dalam penerapan metode sorogan telah

memberikan layanan yang sebesar-besarnya kepada santri. Sebab dengan

metode ini, seorang guru atau ustadz dapat menilai dan membimbing

secara maksimal kemampuan santri dalam menguasai materi.

B. Kemampuan Membaca Al-Qur’an Anak

1. Pengertian Membaca Al-Qur’an

Membaca adalah aktivitas otak dan mata. Mata digunakan untuk

menangkap tanda-tanda bacaan, sehingga apabila lisan mengucapkan tidak

akan salah. Sedangkan otak digunakan untuk memahami pesan yang

dibawa oleh mata, kemudian memerintahkan kepada organ tubuh lainnya

untuk melakukan sesuatu. Jadi cara kerja diantara keduanya sangat

sistematis dan saling kesinambungan. 22

Mulyono Abdurrahman telah mengutip pendapat Soedarso, bahwa

membaca merupakan aktivitas kompleks yang memerlukan sejumlah besar

tindakan terpisah-pisah, mencakup penggunaan pengertian atau khayalan

atau pengamatan, dan ingatan. Manusia tidak mungkin dapat membaca

tanpa menggerakkan mata dan menggunakan pikiran. 23

20 Zamakhsyari Dhofier, Tradisi Pesantren: Studi Tentang Pandangan Hidup Kyai,

(Jakarta: LP3ES, 1982), hlm. 28. 21 Abuddin Nata, Op.Cit, hlm. 108. 22 Lukman Saksono, Mengungkap Lailatul Qadar: Dimensi Keilmuan Dibalik Mushaf

Usmani, Malam Seribu Bulan Purnama, (tt.p, Grafikatama Jaya, 1992), hlm. 51. 23 Mulyono Abdurrahman, Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar, (Jakarta: Rineka

Cipta, 2003), Cet. 2, hlm. 200.

Page 25: PENGARUH PENERAPAN METODE SOROGAN TERHADAP …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/79/jtptiain-gdl... · kamu adalah orang yang mempelajari al-Quran dan mengajarkannya. ”

13

13

Pendapat di atas dapat penulis simpulkan bahwa membaca adalah

sebuah aktifitas yang dilakukan oleh beberapa organ tubuh tertentu, yang

terdiri dari kerja otak dan mata untuk memahami suatu pesan tertulis.

Membaca merupakan suatu aktivitas penting. Banyak hal yang bisa

diperoleh dari membaca. Melalui kegiatan membaca akan mendapatkan

informasi penting yang terkandung di dalamnya. Bahan untuk membaca

dapat berasal dari buku-buku pengetahuan, buku-buku pelajaran maupun

Al-Qur’an. Membaca al-Qur’an merupakan bagian terpenting yang

diajarkan di pesantren.

Beberapa pengertian al-Qur’an sebagai berikut:

Al-Farra, menyebutkan bahwa kata al-Qur’an berakar pada kata al-

Qarai, jamak dari Qorinah yang berarti kawan. Menurut Imam Asy'ari kata

al-Qur’an, berasal dari kata Qarana yang berarti menggabungkan dan

menurut Imam Lehyani, al-Qur’an berasal dari kata Qaraa yang berarti

membaca.24

Al-Qur’an menurut istilah, adalah kalam Allah SWT yang

merupakan mu’jizat yang diturunkan (diwahyukan) kepada Nabi

Muhammad SAW dan membacanya adalah ibadah.25

The Quran is the word of Allah revealed by Him to the Holy

Prophet (S.A.W.) through the Archangel Gabriel. The Quran has its own

unique way and mode of expression which has no match.26

Qur’an adalah firman Allah yang diwahyukan olehNya (Allah)

kepada Nabi Muhammad saw melalui Malaikat Jibril. Qur’an memiliki

cara yang khas dan bentuk ungkapan yang tidak ada bandingannya.

Seorang muslim sangat dianjurkan untuk mempelajari al-Qur’an.,

baik membaca, menghafal dan memahami maknanya, karena al-Qur’an

sebagai penuntun jalan kebenaran bagi mereka. Perintah membaca

24 Yusran Asmuni, Pengantar Studi Al-Qur’an, Al Hadits, Fiqh, dan Pranata Sosial,

(Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 2001), hlm. 7. 25 Soenarjo, Op.Cit, hlm. 16. 26 Rafi Ahmad Fidai, Concise History of Muslim World, Vol. 1, (New Delhi: Kitabbhavan,

2001), hlm. 47.

Page 26: PENGARUH PENERAPAN METODE SOROGAN TERHADAP …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/79/jtptiain-gdl... · kamu adalah orang yang mempelajari al-Quran dan mengajarkannya. ”

14

14

terdapat dalam al-Qur’an. Sebagaimana firman Allah SWT pada surat Al

‘Alaq: 1. 27

)1العلق ( خلق الذي ربك باسم اقرأ

Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan. (Al-‘Alaq: 1)

Quraish Shihab berpendapat bahwa perintah membaca merupakan

perintah yang paling berharga yang dapat diberikan kepada umat manusia.

Karena, membaca merupakan jalan yang mengantar manusia mencapai

derajat kemanusiaannya yang sempurna.28 Karena membaca merupakan

faktor utama bagi keberhasilan manusia dalam menguasai ilmu yang telah

diajarkan oleh Allah kepada manusia.

Membaca al-Qur’an merupakan ibadah yang memberikan manfaat

bagi pembacanya, kaitannya dengan membaca al-Qur’an, Rasulullah saw

bersabda: عن زيدانه مسع اباسالم يقول حدثىن ابوأمامة الباهلى قال مسعت رسول اهللا صل اهللا

29)رواه مسلم(يأتى يوم القيامة شفيعا ألصحابه إقرأوا القرأن فإنه : عليه وسلم يقول

Dari Zaid sesungguhnya dia mendengar Aba Salam berkata, Abu Umamah al-Bahili menceritakan kepadaku, berkata : Aku mendengar Rasulullah saw bersabda : Bacalah kamu sekalian al-Qur’an, karena sesungguhnya al-Qur’an itu besuk pada hari kiamat akan datang memberikan syafaat bagi pembacanya.(HR. Muslim).

2. Kemampuan Membaca Al-Qur’an Anak Usia 6-7 Tahun

a. Kemampuan membaca al-Qur’an

Pendidikan bagi seorang anak, dimulai dari al-Qur’an dan anak

mulai belajar membaca kitab suci al-Qur’an, menghafal dan

mengingatnya. Kitab suci al-Qur’an merupakan pedoman final bagi

setiap muslim dalam kepercayaan dasar, bentuk peribadatan, dan aturan

27 Soenarjo, Op.Cit, hlm. 1079. 28 Quraish Shihab, Membumikan Al-Qur’an: Fungsi Dan Peran Wahyu Dalam

Kehidupan Masyarakat, (Bandung: PT Mizan Pustaka, 2004), hlm. 170. 29 Imam Muslim, Shahih Muslim, Juz 1, (Beirut: Darul Kutub, t.th.), hlm. 321.

Page 27: PENGARUH PENERAPAN METODE SOROGAN TERHADAP …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/79/jtptiain-gdl... · kamu adalah orang yang mempelajari al-Quran dan mengajarkannya. ”

15

15

perilaku.30 Sehingga kemampuan membaca al-Qur’an anak sejak dini

perlu diperhatikan oleh pendidik, baik orang tua maupun guru atau

ustadz.

Kemampuan adalah sesuatu yang benar-benar dapat dilakukan

oleh seseorang.31 Kemampuan membaca al-Qur’an anak, berarti sesuatu

yang benar-benar dapat dilakukan seorang anak. Kemampuan membaca

al-Qur’an harus diajarkan sejak dini, yakni pada saat anak masih usia

sekolah rendah atau bahkan masa Taman Kanak-Kanak, karena lidah

anak dibawah umur masih lunak dan relatif lebih mudah membimbing

mereka dalam mengucapkan makhraj yang pas dan benar.

Mulyono Abdurrahman mengutip pendapat Lerner bahwa

kemampuan membaca merupakan dasar untuk menguasai berbagai

bidang studi. Jika anak pada usia sekolah permulaan tidak segera

memiliki kemampuan membaca, maka ia akan mengalami banyak

kesulitan dalam mempelajari berbagai bidang studi pada kelas-kelas

berikutnya. Oleh karena itu, anak harus belajar membaca agar ia dapat

membaca untuk belajar.32 Mengingat dari tujuan membaca untuk

memperluas pengetahuannya, memperkaya pengalamannya, dan

memperkaya perbendaharaan katanya.

Kemampuan dibangun atas kesiapan, ketika kemampuan

ditemukan pada seseorang berarti orang itu memiliki kesiapan untuk hal

itu.33 Fahim Musthafa dalam bukunya Agar Anak Anda Gemar

Membaca, mengemukakan bahwa kesiapan membaca anak dipengaruhi

beberapa faktor, antara lain kesiapan fisik, kesiapan psikologis,

kesiapan pendidikan, dan kesiapan IQ.34

30 Abdullah Fadjar, Peradaban Dan Pendidikan Islam, (Jakarta: CV. Rajawali, 1991),

Cet. 1, hlm. 60. 31 Najib Khalid al-Amir, Mendidik Cara Nabi SAW, (Bandung: Pustaka Hidayah, 2002),

hlm. 166. 32 Mulyono Abdurrahman, Op.Cit, hlm. 200. 33 Najib Khalid al-Amir, Loc. Cit. 34 Fahim Musthafa, Op. Cit., hlm. 31.

Page 28: PENGARUH PENERAPAN METODE SOROGAN TERHADAP …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/79/jtptiain-gdl... · kamu adalah orang yang mempelajari al-Quran dan mengajarkannya. ”

16

16

Kesiapan fisik, Sebelum melakukan aktifitas belajar, guru harus

yakin bahwa anak didiknya memiliki indra yang sehat, sebab memiliki

peranan penting dalam aktifitas membaca. Telinga, mata, kedua tangan

dan alat bicara merupakan organ yang sangat penting dalam belajar

membaca.

Kesiapan psikologis, sebelum aktifitas belajar membaca

berlangsung, terlebih dahulu guru harus mengetahui kondisi psikologi

setiap anak, kemudian memberinya motivasi agar secepatnya anak

melepaskan diri dari persoalan-persoalan yang membelit dirinya,

sehingga anak merasa tenang dan dapat beradaptasi dengan lingkungan

belajarnya.

Kesiapan pendidikan, Mempersiapkan anak membaca adalah

tanggung jawab keluarga dan sekolah, namun dalam hal ini sekolah

merupakan penanggung jawab utama, sementara keluarga merupakan

tempat pembentukan pengalaman anak.

Kesiapan IQ (Intelligent Quotient), Sebelum anak belajar

membaca, terlebih dahulu anak harus mencapai tingkat kematangan IQ-

nya, sehingga memudahkannya dalam belajar.

Arno F. Wittig explains intelligence as the combination of a

person’s inherited potential and measured performance.35

Arno F. Wittig menerangkan bahwa kecerdasan sebagai gabungan

dari potensi bawaan seseorang dan ukuran perbuatan seseorang.

Dengan begitu, anak yang mempunyai inteligen tinggi akan lebih

mudah menguasai materinya dibandingkan yang berinteligen rendah.

Tahapan kemampuan membaca dapat dibedakan sebagai

membaca pemula (membaca awal) dan membaca lanjut. Pembaca yang

baru sampai pada tahap membaca awal berarti pembaca itu baru

memiliki kemampuan untuk memvokalisasi lambang-lambang bunyi

bahasa yang tertuang dalam berbagai sumber tertulis. Sedangkan

35 Arno F. wittig, Psychology Of Learning, (New York: McGrow-Hill Book, 1981), hlm.

252.

Page 29: PENGARUH PENERAPAN METODE SOROGAN TERHADAP …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/79/jtptiain-gdl... · kamu adalah orang yang mempelajari al-Quran dan mengajarkannya. ”

17

17

pembaca lanjut memasuki tahap kemampuan memahami pesan dan

gagasan dari berbagai sumber tertulis.36 Untuk usia anak termasuk

sebagai pembaca pada tahap awal, yaitu baru memiliki kemampuan

untuk memvokalisasi huruf-huruf hijaiyah dan bacaan al-Qur’an, belum

pada tahapan memahami isi al-Qur’an.

b. Anak Usia 6-7 tahun

Mulyono Abdurrahman telah mengemukakan bahwa tahap

membaca permulaan umumnya dimulai sejak anak masuk kelas satu

SD, yaitu pada saat berusia sekitar 6 tahun. 37 Syamsu Yusuf LN,

menerangkan bahwa masa usia sekolah dasar sering disebut masa

intelektual atau masa keserasian sekolah. Pada usia 6 atau 7 tahun,

biasanya anak telah matang untuk memasuki sekolah dasar. Pada masa

tersebut, secara relatif anak-anak lebih mudah dididik dari masa

sebelum dan sesudahnya.38 Beliau juga menambahi bahwa otak usia 6-8

tahun mencapai bentuk ukuran yang sempurna.39

Pada usia sebelumnya boleh saja diperkenalkan gambar huruf

atau angka, atau mengenali barang-barang dengan namanya, membaca

dengan pelan-pelan, dibacakan bagian-bagian cerita yang menarik, dan

kemudian menirukan kata-kata singkat yang bendanya dan artinya

sudah dipahami, tetapi belajar menulis dan membaca yang

sesungguhnya hendaknya ketika anak mencapai usia 6 tahun atau duduk

di kelas 1 SD.40 Sehingga kemampuan membaca anak supaya

mendapatkan perhatian khusus, karena membaca merupakan salah satu

tugas perkembangan untuk usia 6-12 tahun.

36 Abdul Razaq, Formula 247 Plus: Metode Mendidik Anak Menjadi Pembaca Yang

Sukses, (Jakarta: PT Elex Media Komputindo, 2004), hlm. 4. 37 Mulyono Abdurrahman, Op.cit, hlm. 201. 38 Syamsu Yusuf LN, Psikologi Perkembangan Anak Dan Remaja, (Bandung: PT Remaja

Rosdakarya, 2005), Cet. 6, hlm. 24. 39 Ibid, hlm. 19. 40 Theo Riyanto dan Martin Handoko, Pendidikan Pada Usia Dini, (Jakarta: PT Grasindo,

2004), hlm. 25-26.

Page 30: PENGARUH PENERAPAN METODE SOROGAN TERHADAP …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/79/jtptiain-gdl... · kamu adalah orang yang mempelajari al-Quran dan mengajarkannya. ”

18

18

Tugas perkembangan untuk usia 6-12 tahun dari Havighurst yang

dikutip oleh Elizabeth B. Hurlock, sebagai berikut:41

1. Belajar kecakapan fisik yang diperlukan untuk permainan anak-anak.

2. Membangun sikap menyeluruh terhadap diri sendiri sebagai organisme yang bertumbuh.

3. Belajar bergaul dengan teman sebaya. 4. Belajar memainkan peran pria dan wanita yang sesuai. 5. Mengembangkan kecakapan dasar dalam membaca, menulis, dan

menghitung. 6. Mengembangkan konsep yang diperlukan sehari-hari. 7. Mengembangkan nurani, moralitas, dan suatu skala nilai. 8. Mencapai kepribadian pribadi. 9. Membentuk sikap terhadap keluarga dan lembaga sosial.

Demikian, kecakapan dasar membaca merupakan tugas

perkembangan untuk anak usia awal 6 tahun. Seorang pendidik baik itu

orang tua ataupun seorang guru diharapkan mengetahui tugas

perkembangan anaknya, karena dapat membantu mengetahui apa yang

harus dipelajari anak pada usia tertentu.

Muhammad Nur Abdul Hafizh mengutip pendapat dari Ibnu Sina

dalam kitabnya, As Siyasah, mengatakan, Jika seorang anak sudah bisa

mulai di didik dan sudah bisa memperhatikan, maka ketika itu

dimulailah pengajaran al-Qur’an, di ajarkan tentang baca tulis al-Qur’an

serta didiktekan rambu-rambu agama.42 Al Hakim dan Abu Daud

meriwayatkan dari Ibnu Amr bin Al ‘Ash ra. Rasulullah saw bersabda :

قال رسول اهللا صلى اهللا عليه وسلم : عن عمرو بن شعيب عن ابيه عن جده قالمهالة وبالص كمالدا أوورمنسني عباء سناب . شراء عناب مها وهليع مهورباضو

43 )رواه ابو داوود. (وفرقوا بينهم في المضاجع

41 Elizabeth B. Hurlock, Perkembangan Anak, Jilid 1, {Jakarta: Erlangga, 2005), hlm. 40.

42 Muhammad Nur Abdul Hafizh, Mendidik Anak Bersama Nabi, (Solo: Pustaka Arafah, 2004), hlm. 320.

43 Ibnu Qoyim, Aunul Ma’bud Syarah Sunan Abu Dawud, Jilid II, (Beirut: Al-Maktabah as-Salafiyah, t.th), hlm. 162.

Page 31: PENGARUH PENERAPAN METODE SOROGAN TERHADAP …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/79/jtptiain-gdl... · kamu adalah orang yang mempelajari al-Quran dan mengajarkannya. ”

19

19

Dari Amr bin Syu’aib dari ayahnya dari kakeknya berkata Rasulullah bersabda: Suruhlah anak-anakmu menjalankan ibadah shalat jika mereka sudah berusia 7 tahun. Dan jika mereka sudah berusia 10 tahun, maka pukullah mereka. jika tidak mau melaksanakan halat dan pisahkanlah tempat tidur mereka. (HR. Abu Dawud)

Sururin mengutip pendapat Ahmad Ibn Hanbal, telah menggaris

bawahi bahwa anak dalam usia 7 tahun dipandang sebagai permulaan

pertumbuhan logis, sehingga wajarlah bila anak harus diberi pelajaran

dan dibiasakan melakukan shalat pada usia dini, dan dipukul bila

melanggarnya. 44 Pernyataan tersebut tidak menutup kemungkinan

bahwa, seorang anak usia 7 tahun atau sebelumnya, harus sudah

dibiasakan shalat, berarti anak tersebut sudah harus di ajarkan huruf-

huruf hijaiyah dan bacaan al-Qur’an.

Dari Uraian diatas, menyebutkan bahwa umumnya anak mampu

membaca huruf-huruf al-Qur’an dimulai dari usia kecerdasan 6 atau 7

tahun, karena usia tersebut, anak cenderung lebih mudah dididik dari

pada usia sebelum dan sesudahnya. Dengan begitu, kemampuan

membaca al-Qur’an anak juga disesuaikan dengan tingkat kematangan

dan juga inteligen mereka, seperti halnya kefasihan, kelancaran

membaca, ketepatan pada tajwid dan makhrajnya sebagaimana

kemampuan membaca al-Qur’an anak.

3. Indikator Kemampuan Membaca Al-Qur’an Anak

Beberapa indikator kemampuan membaca al-Qur’an anak, sebagai

berikut:

a. Kefasihan dalam membaca al-Qur’an

Fasih berasal dari kata ةاحفص حفصي حفص yang berarti

berbicara dengan terang, fasih, petah lidah.45 Fasih dalam membaca al-

Qur’an maksudnya terang atau jelas dalam pelafalan atau pengucapan

44 Sururin, Ilmu Jiwa Agama, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada,2004), Cet. 1, hlm. 54. 45 Mahmud Yunus, Kamus Arab Indonesia, (Jakarta: PT Hidakarya, 1989), hlm. 317.

Page 32: PENGARUH PENERAPAN METODE SOROGAN TERHADAP …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/79/jtptiain-gdl... · kamu adalah orang yang mempelajari al-Quran dan mengajarkannya. ”

20

20

lisan ketika membaca al-Qur’an. Tingkatan kefasihan di dalamnya

terdapat tartil dalam membaca al-Qur’an.

Bacaan al-Qur’an berbeda dengan bacaan manapun, karena

isinya merupakan kalam Allah yang ayat-ayatnya disusun dengan rapi

dan dijelaskan secara terperinci, yang berasal dari Dzat yang Maha

Bijaksana lagi Maha Mengetahui. Karena itu membacanya tidak lepas

dari adab yang bersifat zhahir maupun batin. Diantaranya adabnya yang

bersifat zhahir ialah secara tartil. Makna tartil dalam bacaan ialah pelan-

pelan dan perlahan-lahan, memperjelas huruf dan harakatnya,

menyerupai permukaan gigi-gigi yang rata dan yang tertata rapi.46

Sebagaimana firman Allah SWT pada surat Al-Muzammil : 4.47

أو ه زدليل عترآن وتيال القرر4: ملاملز . (ت(

Dan bacalah al-Qur’an itu secara tartil (perlahan-lahan). (Al-Muzammil: 4).

Muhammad Ibn ‘Alawi mengutip karya Syaikh Al-Zarkasyi,

Dalam kitab Al-Burhan, diterangkan bahwa kesempurnaan bacaan tartil

terletak pada pembacaan setiap kata secara tegas (tafkhim al-fazh) dan

pembacaan huruf secara jelas.48

b. Ketepatan pada tajwidnya

Para ahli qira’at (qurra’) mengatakan bahwa tajwid merupakan

hiasan atau seni dalam membaca al-Qur’an (hilyah al-qira’ah). Tajwid

adalah membaca huruf sesuai dengan hak-haknya, menertibkannya,

serta mengembalikannya ke tempat keluar (makhraj), dan asalnya, serta

memperhalus pelafalannya tanpa dilebih-lebih kan, tanpa dikurangi dan

dibuat-buat.49 Ilmu tajwid di dalamnya mencakup hukum bacaan nun

46 Yusuf Qaradhawi, Bagaimana Berinteraksi Dengan Al-Qur’an, (Jakarta: Pustaka

Alkautsar, 2000), hlm. 166. 47 Soenarjo, Op. Cit, hlm. 988. 48 Muhammad Ibn ‘Alawi Al-Maliki Al- Hasani, Samudra Ilmu-Ilmu Al-Qur’an

Ringkasan Kitab al Itqan Fi ‘Ulum Al-Qur’an Karya Al Imam Jalal Al Maliki Al Hasani, (Bandung: Pt Mizan Pustaka, 2003), Cet.1, hlm. 64.

49 Ibid, hlm. 52-53.

Page 33: PENGARUH PENERAPAN METODE SOROGAN TERHADAP …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/79/jtptiain-gdl... · kamu adalah orang yang mempelajari al-Quran dan mengajarkannya. ”

21

21

sukun dan tanwin , hukum mim sukun, hukum lam ta’rif, huruf mad,

dan sebagainya. Tujuan dari ilmu tajwid sendiri adalah untuk

dipraktekkan kaidah-kaidah ketika membaca al-Qur’an, bukan hanya

untuk dihafalkan saja. Berikut ini disebutkan dengan beberapa kategori

hukum bacaan dalam ilmu tajwid, yaitu :

1. Nun sukun dan tanwin

ن

ب ل ر ي ن م و ءه ح خ ع غت ث ج د ذ س ش ص ض ط ظ ف ق ك

ا خفا ء ا قال ب ا د غا م بال غنه ا د غا م بغنه ا ظها رحلقي

2. Mim sukun

م Kecuali م + ب م ب

ا ظها ر شفوى ا د غا م شفوى ا خفا ء شفوى

3. Lam ta’rif

ا ل

ت ث د ذ س ش ص ض ط ظ ل ن

ب ج ح خ ع غ ف ق ك و ر ه ا ى

ا د غا م قمر يه ا د غا م مشسيه

c. Ketepatan pada makhrajnya

Page 34: PENGARUH PENERAPAN METODE SOROGAN TERHADAP …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/79/jtptiain-gdl... · kamu adalah orang yang mempelajari al-Quran dan mengajarkannya. ”

22

22

Orang yang membaca al-Qur’an sebelum praktek membaca

diantaranya harus sudah tahu makhraj-makhrajnya huruf dan sifat-

sifatnya. makhraj adalah tempat keluarnya huruf. Makharijul huruf

menurut Imam Kholil ada 17, yaitu 50

No Makhraj Huruf 1 Rongga mulut dan tenggorokan ي و ا

Huruf ini dinamakan huruf mad atau hawa’iyyah 2 Pangkal tenggorokan ه ء

Selalu dibaca tarqiq, walaupun berdekatan dengan huruf tafkhim seperti اهللا 3 Tengah tenggorokan ح ع jangan jadi ng ع ,ketika disukun jangan sampai dipanjangkan ح ع 4 Puncak tenggorokan خ غ tidak mendengkur, lidah tidak bergerak dan jangan jadi seperti g غ

mendengkur خHuruf 6 diatas dinamakan huruf halqiyyah 5 Pangkal lidah mengenai langit-langit yang diatasnya ق 6 Pangkal lidah yang agak kedepan mengenai langit-langit ك lidah agak ditekan dan keluarkan nafas yang banyak ك

dinamakan huruf lahawiyyah ك ق 7 Tengah lidah dan tengah langit-langit ي ش ج ’yang dimaksud di sini adalah ya’ hidup atau ya’ lin, ketika membaca ya ي

tengah lidah bergerak keatas dan ujungnya kebawah, supaya tidak jadi ز tengah lidah rapat dengan langit-langit ي ج

tengah lidah renggang, bibir terbuka lebar ش

50 Pondok Hufadh Yanbu’ul Qur’an, ’’Pendidikan dan LatihanXII: Pasca Belajar MA

Banat NU Kudus dan Pasca Tahfidh PHYQ’’, (Kudus: 2003), hlm. 3-4, t.d.

Page 35: PENGARUH PENERAPAN METODE SOROGAN TERHADAP …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/79/jtptiain-gdl... · kamu adalah orang yang mempelajari al-Quran dan mengajarkannya. ”

23

23

dinamakan huruf syajriyyah يش ج 8 Sisi (kanan-kiri) lidah mengenai sisi gigi geraham atas

(sebelah dalam) ض

boleh sisi lidah kanan atau kiri atau kanan dan kiri, tapi bibir tetap ض

kedepan. Ketika dibaca sisi lidah menekan gigi, sehingga tidak ada nafas

yang keluar dan lidah tidak kelihatan. Pipi tidak menggelembung dan bibir

moncong.

9 Sisi bagian depan lidah mengenai gusi depan ل Lidah jangan keluar. selain lamnya اهللا jangan dibaca tebal (lha) ال إله إال اهللا 10 Ujung lidah mengenai gusi gigi depan atas ن

yang dimaksud disini adalah nun yang dibaca idhar 11 Ujung lidah agak kedalam mengenai gusi gigi depan atas ر dinamakan huruf dzalqiyyah ل ن ر 12 Punggung ujung lidah mengenai pangkal gigi depan atas ت د ط Awas, ujung lidah jangan sampai keluar atau kelihatan dan jangan tidak ت د ط

sampai menyentuh pangkal gigi (jadi ujung lidah harus menempel pangkal gigi depan atau gusinya)

ujung lidah ditekan dan keluarkan nafas yang banyak, awas, jangan jadi تC ketiga huruf ini dinamakan huruf nith’iyyah 13 Ujung lidah menghadap dan mendekat diantara gigi depan

atas dan bawah ز س ص

ketiga huruf ini dinamakan huruf asaliyyah 14 Ujung lidah dan ujung dua gigi seri pertama atas ث د ظ lidah menempel pada ujung gigi depan Z د ظ

lidah renggang dari ujung gigi depan ثketiga huruf ini dinamakan huruf litsawiyyah 15 Bibir bawah bagian dalam mengenai ujung gigi seri atas ف

Page 36: PENGARUH PENERAPAN METODE SOROGAN TERHADAP …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/79/jtptiain-gdl... · kamu adalah orang yang mempelajari al-Quran dan mengajarkannya. ”

24

24

bibir tidak usah dimasukkan 16 Kedua bibir atas dan bawah م ب و yang dimaksud disini adalah wau hidup atau wau lin, kedua bibir renggang و

bibir rapat dan tidak usah dimasukkan. Mim kalau di dlommah bacaannya م بMU bukan MO

Ketika membaca semua huruf, termasuk ض, kedua bibir tidak ada yang rapat

kecuali م ب Dinamakan huruf syafawiyyah م ب و ف 17 Rongga pangkal hidung ( غنه (ن م

d. Kelancaran membaca al-Qur’an anak

Lancar adalah tak ada hambatan, tak lamban dan tak tersendat-

sendat.51 Kelancaran membaca al-Qur’an anak berarti anak mampu

membaca al-Qur’an dengan lancar, cepat, tepat dan benar. Dalam

pengajaran membaca al-Qur’an, ketika anak belum atau tidak lancar

dalam membacanya, seorang guru tidak menaikkan ke bacaan

berikutnya.

d. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kemampuan Membaca

Agar berhasil sesuai dengan tujuan yang harus dicapai, perlu

memperhatikan beberapa faktor yang dapat mempengaruhi hasil

belajar. Adapun hasil belajar yang dimaksud dalam penelitian ini adalah

hasil belajar membaca, sehingga anak mampu membaca al-Qur’an dengan

baik dan benar.

Mulyono Abdurrahman mengutip pendapat dari Kirk, Kliebhan,

dan Lerner, ada 8 faktor yang memberikan sumbangan bagi keberhasilan

belajar membaca, yaitu (1) Kematangan mental, (2) Kemampuan visual,

(3) Kemampuan mendengarkan, (4) Perkembangan wicara dan bahasa, (5)

51 Sulchan Yasyin, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, (Surabaya: Amanah, 1997), hlm.

310.

Page 37: PENGARUH PENERAPAN METODE SOROGAN TERHADAP …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/79/jtptiain-gdl... · kamu adalah orang yang mempelajari al-Quran dan mengajarkannya. ”

25

25

Keterampilan berpikir dan memperhatikan, (6) Perkembangan motorik, (7)

Kematangan sosial dan emosional, (8) Motivasi dan minat.52

Ahmad Thonthowi dalam bukunya Psikologi Pendidikan,

menggolongkan faktor-faktor tersebut, sebagai berikut:

a. Faktor internal

Faktor internal adalah semua faktor yang ada dalam diri anak atau

siswa. Karena itu pada garis besarnya meliputi faktor fisik (jasmaniah)

dan faktor-faktor psikis (mental).53

Faktor-faktor fisik atau jasmaniah, faktor ini berkaitan dengan

kesehatan tubuh dan kesempurnaannya, yaitu tidak terdapat atau

mengalami cacat atau kekurangan yang ada pada anggota tubuh siswa

atau santri, yang dapat menjadi hambatan dalam meraih

keberhasilannya atau kemampuannya membaca al-Qur’an dengan baik

dan benar menurut kaidah ilmu al-Qur’an.

Faktor-faktor psikis atau mental, faktor yang mempengaruhi

keberhasilan membaca al-Qur’an antara lain, adanya motivasi, proses

berpikir, inteligensi, sikap, perasaan dan emosi.

1). Motivasi, dengan tingkah laku bermotif yang terjadi karena di

dorong oleh adanya kebutuhan yang disadari dan terarah pada

tercapainya tujuan yang relevan dengan kebutuhan itu.

2). Proses Berpikir, dalam berpikir terkandung aspek kemampuan

sehingga akan menghasilkan perubahan tingkah laku, seperti

mengetahui, mengenal, memahami objek berpikir.

3). Inteligensi, dipandang sebagai potensi berpikir, sehingga anak-

anak yang inteligen dalam belajar lebih mampu dibandingkan

dengan anak-anak yang kurang inteligen.

4). Sikap, sikap yang positif ataupun negative senantiasa berkaitan

dengan tindakan belajarnya, anak yang tidak menyukai mata

52 Mulyono Abdurrahman, Op.Cit, hlm. 201. 53 Ahmad Thonthowi, Psikologi Pendidikan, (Bandung: Angkasa, 1993), hlm. 105.

Page 38: PENGARUH PENERAPAN METODE SOROGAN TERHADAP …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/79/jtptiain-gdl... · kamu adalah orang yang mempelajari al-Quran dan mengajarkannya. ”

26

26

pelajaran, cenderung tidak mau belajar sehingga akan

mempengaruhi kemampuannya dalam membaca al-Qur’an.

5). Perasaan dan emosi, emosi merupakan aspek perasaan yang telah

mencapai tingkatan tertentu. Emosi juga dapat bersifat positif

disamping negative, sehingga dapat berpengaruh terhadap

keberhasilan membaca al-Qur’an.

b. Faktor eksternal

Faktor eksternal merupakan faktor-faktor yang ada atau berasal dari

luar siswa atau santri. Sifat faktor ini ada 2, yaitu bersifat sosial dan

non sosial. 54

1). Sosial, yaitu yang berkaitan dengan manusia, misalnya perilaku

guru dalam kegiatan belajar mengajar dengan menggunakan

metode sebagai strategi yang tepat dalam penyampaian materi

guna pencapaian keberhasilan atau kemampuan anak membaca al-

Qur’an.

2). Non sosial, seperti bahan pelajaran, alat atau media pendidikan,

metode mengajar, dan situasi lingkungan, yang semuanya itu

berpengaruh terhadap keberhasilan atau kemampuan anak

membaca al-Qur’an.

Melihat dari faktor-faktor di atas, keberhasilan membaca tidak

hanya dipengaruhi dari dalam diri saja, tidak menutup kemungkinan

dapat dipengaruhi dari luar diri, atau disebut dengan lingkungan.

Lingkungan diartikan segala sesuatu yang berada di luar diri

yang memberikan pengaruh terhadap perkembangan dan

pendidikannya. Terdapat tiga lingkungan pendidikan, yaitu

54 Ibid, hlm.103.

Page 39: PENGARUH PENERAPAN METODE SOROGAN TERHADAP …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/79/jtptiain-gdl... · kamu adalah orang yang mempelajari al-Quran dan mengajarkannya. ”

27

27

lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, dan lingkungan

masyarakat.55

Jadi kemampuan membaca termasuk hasil belajar yang baik

dan dapat dipengaruhi dari berbagai faktor, diantaranya dengan faktor

sosial maupun non sosial (eksternal) yang dijalankan oleh guru

sebagai pembimbing dan penyampai materi, sehingga seorang guru

diharapkan mempunyai cara (metode) untuk mencapai tujuan

pengajarannya, dengan menggunakan metode sorogan di harapkan

anak mampu membaca dan menghafal al-Qur’an dengan baik dan

benar.

e. Adab Membaca Al-Qur’an

Beberapa hal yang disunnahkan dalam membaca al-Qur’an

menurut Muhammad Ibn ‘Alawi Al-Maliki Al- Hasani, diantaranya,

sebagai berikut :56

Pertama, disunnahkan berwudhu sebelum membaca al-Qur’an karena membaca al-Qur’an adalah zikir yang paling utama. Kedua, disunnahkan membaca al-Qur’an ditempat yang suci, terutama di dalam masjid. Ketiga, disunnahkan, ketika membaca al-Qur’an, duduk sambil menghadap kiblat, dengan khusyuk, tenang dan tertib sambil menundukkan kepala. Keempat, disunnahkan membersihkan gigi sebelum membaca al-Qur’an sebagai bentuk penghormatan dan penyucian terhadapnya. Kelima, disunnahkan membaca isti’adzah sebelum membaca al-Qur’an, yaitu memohon perlindungan kepada Allah Swt. Keenam, siapapun yang hendak membaca al-Qur’an sebaiknya membiasakan bacaan basmalah pada awal setiap surah, selain surah Al-Taubah. Ketujuh, disunnahkan membaca al-Qur’an secara tartil (pelan dan jelas sesuai kaidah tajwid al-Qur’an). Kedelapan, disunnahkan membaca al-Qur’an dengan merenungkan makna (tadabbur)dan memahami arti (tafahhum). Kedua hal tersebut merupakan tujuan utama dari pembacaan terhadap al-Qur’an.

Beberapa etika atau adab membaca al-Qur’an, antara lain:57

55 Armai Arief, Op.Cit, hlm. 76. 56 Muhammad Ibn ‘Alawi Al-Maliki Al- Hasani, Op.C it, hlm. 61.

Page 40: PENGARUH PENERAPAN METODE SOROGAN TERHADAP …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/79/jtptiain-gdl... · kamu adalah orang yang mempelajari al-Quran dan mengajarkannya. ”

28

28

a. Suci, baik badan, tempat, pakaian maupun mulut. b. Hendaknya duduk, sebagai penghormatan yang sopan terhadap al-Qur’an. c. Membaca ta'awudz kepada allah dari godaan setan yang terkutuk,

ketika memulai membaca al-Qur’an. d. Membaca basmalah setelah isti'adzah. e. Disunnahkan berhenti membaca al-Qur’an ketika menguap, karena

mulut adalah alat dialog dan alat bermunajat kepada Tuhan. f. Membaca al-Qur’an sebaiknya tidak gelisah dan menyelanya dengan

perkataan, kecuali dalam keadaan sangat penting. g. Membaca dengan perlahan, tartil dan tidak terburu-buru. h. Berhenti sejenak ketika sampai pada ayat-ayat janji (pahala), untuk

memohn karunia Allah. Juga pada ayat-ayat ancaman, untuk memohon keringanan sikasa dari Allah.

i. Meletakkan mushaf dengan kedua tangan, dan diletakkkan ditempat yang rendah karena sama dengan menghina.

j. Membaca dengan tadabbur tama'un (menyimak artinya dan mengkajinya) dan berupaya memahami apa yang dibaca.

Diantara adab membaca al-Qur’an yang lain adalah membaguskan

suara bacaan. Tidak diragukan bahwa al-Qur’an adalah baik, dan bahkan

merupakan puncak kebaikan, sehingga suara yang bagus bisa menambah

kebaikan al-Qur’an.58

Uraian di atas telah menjelaskan beberapa adab dalam membaca al-

Qur’an, terdapat adab dalam membacanya, karena al-Qur’an adalah kalam

Allah yang tidak ada bandingannya dan dijadikan sumber pedoman hidup

bagi manusia di muka bumi, dan membacanya merupakan ibadah.

C. Penerapan Metode Sorogan Terhadap Kemampuan Membaca Al-Qur’an

Anak Usia 6-7 Tahun di Pondok Pesantren

Pondok adalah tempat pertama mengajar anak-anak membaca al-

Qur’an dan pondok ini memegang peranan penting, karena penghafalan al-

Qur’an adalah suatu yang sangat penting dalam Islam.59

Pemilihan metode dalam penyampaian materi di pondok pesantren,

menduduki urutan kedua setelah materi, karena metode dapat diartikan

57 Fahd Bin Abdurrahman Ar-Rumi, Ulumul Qur'an: Studi Kompleksitas al-Qur'an,

(Yogyakarta: Titian Ilahi, 1996), Cet. 1, hlm. 83-84. 58 Yusuf Qaradhawi, Bagaimana Berinteraksi Dengan Al-Qur’an, Op.Cit, hlm. 168. 59 Muhammad ‘Athiyah Al-Abrasyi, Dasar-dasar Pokok Pendidikan Islam, (Jakarta:

Bulan Bintang, t.t), hlm. 62.

Page 41: PENGARUH PENERAPAN METODE SOROGAN TERHADAP …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/79/jtptiain-gdl... · kamu adalah orang yang mempelajari al-Quran dan mengajarkannya. ”

29

29

sebagai cara mengajar untuk mencapai tujuan. Penggunaan metode dapat

memperlancar proses pendidikan sehingga tujuan pendidikan dapat tercapai

secara efektif dan efisien.60 Sehingga peran guru sebagai faktor penggerak

dalam proses belajar mengajar, akan memperoleh kesuksesan dalam mengajar

dan menambah pengaruh kepada anak didik berkaitan erat dengan khasanah

ilmu dan keluasan cakrawala pemikirannya, keyakinan yang kuat di dalam hati

akan risalah yang diembannya, kecintaannya terhadap para siswa dan karena

pengusaannya terhadap metodologi pengajaran yang baik dan tepat.61

Usia 6 atau 7 tahun, biasanya anak telah matang untuk belajar

membaca, anak cenderung lebih mudah dididik dari pada masa sebelum dan

sesudahnya, anak dalam usia 7 tahun juga dipandang sebagai permulaan

pertumbuhan logis. Sehingga pada masa awal anak dalam belajar membaca

masih sangat memerlukan bimbingan yang intensif dari seorang pendidik,

supaya tugas perkembangannya dapat berjalan sesuai dengan kemampuan

yang seharusnya telah dimiliki.

Dengan penerapan metode sorogan bagi anak yang berusia 6-7 tahun,

dapat memberikan pelayanan yang maksimal kepada anak, sebab metode ini

memungkinkan seorang guru atau ustadz dapat membimbing secara maksimal

kemampuan anak dalam menguasai materi.

Penerapan metode sorogan, santri yang banyak datang bersama,

kemudian mereka antri menunggu giliran masing-masing. Dengan sistem

pengajaran sorogan ini memungkinkan hubungan kiai dengan santri sangat

dekat, sebab kyai dapat mengenal kemampuan pribadi santri secara satu-

persatu. Kitab yang disorogkan kepada kyai oleh santri yang satu dengan

santri yang lain tidak harus sama.62

Melalui sorogan, perkembangan intelektual santri dapat ditangkap kyai

secara utuh. Kyai atau ustadz dapat memberikan bimbingan penuh kejiwaan

sehingga dapat memberikan tekanan pengajaran kepada santri-santri tertentu

60 Armai Arief, Op.Cit, 81. 61 Yusuf Qaradhawi, Konsepsi Ilmu Dalam Persepsi Rosulullah SAW, Kerangka Dasar

Methode Pengajaran, (Jakarta: CV. Firdaus, 1994), cet. 1, hlm. 13 62 Hasbullah, Kapita Selekta Pendidikan Islam,Op.Cit, hlm. 50.

Page 42: PENGARUH PENERAPAN METODE SOROGAN TERHADAP …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/79/jtptiain-gdl... · kamu adalah orang yang mempelajari al-Quran dan mengajarkannya. ”

30

30

atas dasar observasi langsung terhadap tingkat kemampuan dasar dan

kapasitas mereka.63 Penerapan metode sorogan secara didaktik-metodik

terbukti memiliki efektivitas dan signifikansi yang tinggi dalam mencapai

hasil belajar. Sebab metode ini memungkinkan kyai atau ustadz mengawasi,

menilai, dan membimbing secara maksimal kemampuan santri dalam

menguasai materi.

Karena kemampuan membaca al-Qur’an dapat dipengaruhi dari

berbagai faktor baik dari santri (faktor internal) maupun metode yang

digunakan oleh guru (faktor eksternal), Sehingga metode sorogan yang

diterapkan di Pondok pesantren dapat berpengaruh terhadap kemampuan

membaca al-Qur’an anak didiknya. Dengan hal tersebut, metode sorogan

mempunyai pengaruh terhadap kemampuan membaca al-Qur’an anak di

pondok pesantren.

63 Mujamil Qomar, Loc.Cit.

Page 43: PENGARUH PENERAPAN METODE SOROGAN TERHADAP …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/79/jtptiain-gdl... · kamu adalah orang yang mempelajari al-Quran dan mengajarkannya. ”

31

31

D. Hipotesis

Hipotesis adalah jawaban yang masih bersifat sementara bersifat

teoritis. Hipotesis dikatakan sementara karena kebenarannya masih perlu diuji

atau dites kebenarannya dengan data yang asalnya dari lapangan.64

Dalam hal ini penulis mengajukan hipotesis berdasarkan

pertimbangan-pertimbangan bahwa terdapat pengaruh yang positif dan

signifikan antara Metode Sorogan Terhadap Kemampuan membaca al-Qur’an

Anak Usia 6-7 Tahun di Pondok Tahfidh Yanbu’ul Qur’an Anak-anak Kudus.

Mengingat hipotesis adalah jawaban sementara yang belum diketahui

kebenarannya, maka perlu dilakukan pengkajian pada bagian analisis data

untuk mendapatkan bukti apakah hipotesis yang diajukan dapat diterima atau

tidak.

64 Sukardi, Op.Cit, hlm. 41.

Page 44: PENGARUH PENERAPAN METODE SOROGAN TERHADAP …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/79/jtptiain-gdl... · kamu adalah orang yang mempelajari al-Quran dan mengajarkannya. ”

32

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Metode penelitian seringkali disebut juga metodologi, adalah cara-cara

untuk mengumpulkan dan menganalisis data-data yang dikembangkan untuk

memperoleh pengetahuan dengan menggunakan prosedur yang reliabel dan

terpercaya.1 Adapun dalam metode penelitian ini, akan diuraikan tentang

tujuan penelitian, waktu dan tempat penelitian, variabel dan indikator

penelitian, metode penelitian, populasi, tehnik pengumpulan data, tehnik

analisis data, dan gambaran umum pondok pesantren.

A. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian menunjukkan adanya sesuatu hal yang harus di capai

atau diperoleh setelah penelitian tersebut dilaksanakan.

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui penerapan metode sorogan di Pondok Tahfidh

Yanbu’ul Qur’an Anak-anak Kudus.

2. Untuk mengetahui kemampuan membaca al-Qur’an anak usia 6-7 tahun di

Pondok Tahfidh Yanbu’ul Qur’an Anak-anak Kudus.

3. Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh penerapan metode sorogan

terhadap kemampuan membaca al-Qur’an anak usia 6-7 tahun di Pondok

Tahfidh Yanbu’ul Qur’an Anak-anak Kudus.

B. Waktu Dan Tempat Penelitian

Adapun waktu penelitian dimulai sejak tanggal 28 September s/d 27

Oktober 2007, dan lokasi penelitian di Pondok Tahfidh Yanbu’ul Qur’an

Anak-Anak Kudus, yang beralamat di Jalan KH. Muhammad Arwani No. 12

Krandon Kota Kudus Jawa Tengah.

Sesuai dengan judul penelitian : “PENGARUH PENERAPAN

METODE SOROGAN TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA ALQUR’AN

1 Ibnu Hajar, Dasar-Dasar Metode Penelitian Kuantitatif Dalam Pendidikan, (Jakarta:

RajaGrafindo Persada, 1998), hlm. 10.

Page 45: PENGARUH PENERAPAN METODE SOROGAN TERHADAP …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/79/jtptiain-gdl... · kamu adalah orang yang mempelajari al-Quran dan mengajarkannya. ”

33

33

ANAK USIA 6-7 TAHUN DI PONDOK TAHFIDH YANBU’UL QUR’AN

ANAK-ANAK KUDUS”.

C. Variabel Dan Indikator Penelitian

Variabel penelitian yaitu pengelompokan yang logis dari dua atribut

atau lebih.2 Dalam penelitian ini peneliti menggunakan dua variabel, variabel

bebas atau disebut variabel eksperimental, atau variabel x, yakni variabel yang

diselidiki pengaruhnya. Variabel terikat atau disebut variabel kontrol, variabel

ramalan ataupun variabel y yaitu variabel yang diramalkan akan timbul dalam

hubungan yang fungsional dengan (atau sebagai pengaruh dari) variabel

bebas.3

Adapun yang menjadi variabel X dalam penelitian ini adalah

Penerapan Metode Sorogan dengan indikator sebagai berikut :

1. Pembelajaran Individual

2. Interaksi Pembelajaran

3. Bimbingan Pembelajaran

4. Keaktifan Santri

Sedangkan variabel Y dalam penelitian ini adalah Kemampuan

Membaca Al-Qur’an Anak Usia 6-7 Tahun, dengan indikator :

1. Kefasihan anak dalam membaca al-Qur’an

2. Ketepatan pada tajwidnya

3. Ketepatan pada makhrajnya

4. Kelancaran anak membaca al-Qur’an

D. Metode Penelitian

Metode field research digunakan dalam penelitian ini, untuk

memperoleh pengumpulan data di lapangan, dengan pendekatan kuantitatif.

Penelitian ini menggunakan teknik analisis regresi satu prediktor yang

bertujuan untuk menemukan ada tidaknya pengaruh dan apabila ada, betapa

besarnya pengaruh yang ditimbulkan antara variabel I (Penerapan Metode

2 S. Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta:Rineka Cipta, 2005), hlm. 133. 3Winarno Surakhmad, Pengantar Penelitian Ilmiah Dasar, Metode,dan Teknik (Bandung:

Tarsito, 1990), hlm. 73.

Page 46: PENGARUH PENERAPAN METODE SOROGAN TERHADAP …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/79/jtptiain-gdl... · kamu adalah orang yang mempelajari al-Quran dan mengajarkannya. ”

34

34

Sorogan) dengan variabel II (Kemampuan Membaca Al-Qur’an Anak Usia 6-7

Tahun).

E. Populasi

Populasi ialah keseluruhan objek penelitian yang terdiri dari manusia,

benda-benda, hewan, tumbuh-tumbuhan, gejala-gejala, nilai tes, atau peristiwa

sebagai sumber data yang memiliki karakteristik tertentu didalam suatu

penelitian.4 Penelitian yang menggunakan seluruh anggota populasinya

disebut sample total atau sensus. Penggunaan ini berlaku jika anggota populasi

relative kecil.5

Adapun yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah anak usia

6-7 tahun di PTYQA Kudus, karena yang menjadi subyek penelitian ini

seluruh anak yang berusia 6-7 tahun dan berjumlah 38 anak, maka penelitian

ini disebut penelitian populasi.

F. Teknik Pengumpulan Data

Untuk mengumpulkan data-data yang relevan, penulis menggunakan

teknik pengumpulan data sebagai berikut:

1. Observasi

Observasi diartikan sebagai pengamatan dan pencatatan secara sistematik

terhadap gejala yang tampak pada objek penelitian.6

Metode observasi digunakan untuk mengamati langsung proses belajar

mengajar di PTYQA, fasilitas yang ada di PTYQA, dan tata letak lokasi

pembelajaran.

2. Check-list

Check-list (daftar centang) yaitu daftar variabel yang akan dikumpulkan

datanya dengan menggunakan centang.7

Check-list ini digunakan untuk mendapatkan data mengenai penerapan

metode sorogan di pondok tersebut. Setiap anak ditanya mengenai

4 S. Margono, Op. Cit, hlm. 118. 5 Husaini Usman, Pengantar Statistika, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2006), hlm.181. 6 S. Margono, Op.Cit, hlm.158. 7 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: PT

Rineka Cipta, 2002), Cet. 12 , hlm. 136.

Page 47: PENGARUH PENERAPAN METODE SOROGAN TERHADAP …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/79/jtptiain-gdl... · kamu adalah orang yang mempelajari al-Quran dan mengajarkannya. ”

35

35

penerapan metode sorogan dalam proses belajar mengajar di tempat

belajar mereka, sedangkan peneliti memberi centang sesuai jawaban

setiap anak.

3. Metode Tes

Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang

digunakan untuk mengukur ketrampilan, pengetahuan, intelegensi,

kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok.8

Metode ini digunakan untuk mengukur kemampuan membaca al-Qur’an

anak usia 6-7 tahun di PTYQA. Dalam penelitian ini, menggunakan tes

lisan sebagaimana untuk mengetahui kemampuan membaca al-Qur’an

anak yang hanya dapat diketahui dengan kemampuan verbalisme anak.

4. Metode Dokumentasi

Cara mengumpulkan data melalui peninggalan tertulis, seperti arsip-arsip

dan termasuk juga buku-buku tentang pendapat, teori, dalil atau hokum-

hukum, dan lain-lain yang berhubungan dengan masalah penelitian.9

Metode ini untuk menjaring data tentang struktur organisasi, data anak

Pondok Tahfidh Yanbu’ul Qur’an Anak-anak Kudus yang berusia 6-7

tahun.

G. Teknik Analisis Data

Di dalam menganalisis data hasil penelitian, penulis menggunakan

beberapa tahapan yaitu:

1. Analisis Pendahuluan

Pada tahap ini data yang telah diperoleh dari hasil tes dan angket yang

disebarkan selama penelitian dimasukkan dalam tabel pada setiap variabel dan

diberi skor nilai pada setiap alternatif jawaban responden yaitu dengan

menggunakan data tersebut kedalam angka-angka kuantitatif.

a. Untuk alternatif jawaban a diberi skor 4

b. Untuk alternatif jawaban b diberi skor 3

c. Untuk alternatif jawaban c diberi skor 2

8 Ibid , hlm. 127. 9S. Margono, Op.Cit , hlm. 181.

Page 48: PENGARUH PENERAPAN METODE SOROGAN TERHADAP …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/79/jtptiain-gdl... · kamu adalah orang yang mempelajari al-Quran dan mengajarkannya. ”

36

36

Y

d. Untuk alternatif jawaban d diberi skor 1

2. Analisis Uji Hipotesis

Analisis uji hipotesis digunakan untuk mengetahui besarnya hubungan

antara variabel bebas dan variabel terikat. Dan juga digunakan untuk

mengetahui Pengaruh Metode Sorogan (x) terhadap Kemampuan Membaca Al

Qur’an Anak Usia 6-7 Tahun (y) dengan rumus yang digunakan adalah:

• Mencari Koefisien Korelasi:10

))(( 22 yx

xyr

∑∑= ∑

• UJi Signifikansi nilai t : 11

212

rNrt−

−=

• Persamaan garis regresi :12

bXa +=Υ−

21

21

1112

11

)())(())((

XnYXXXYa

∑−∑∑∑−∑∑

=

21

21

1111

)())((

XXnYXYXnb

∑−∑∑∑−∑

=

keterangan:

: variabel terikat/kriterium

X : variabel prediktor

a : bilangan konstan

b : Koefisien arah regresi linear

• Analisis Regresi

10 Husaini Usman, Op.Cit,, hlm. 202. 11 Ibid, hlm. 204. 12 Ibid, hlm. 216.

Page 49: PENGARUH PENERAPAN METODE SOROGAN TERHADAP …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/79/jtptiain-gdl... · kamu adalah orang yang mempelajari al-Quran dan mengajarkannya. ”

37

37

Uji analisis regresi menggunakan rumus-rumus dengan langkah

sebagai berikut :

1. Jumlah kuadrat total

JKtotal = Σy²

2. Jumlah kuadrat regresi

JKregresi = 2

2)(xxy

∑∑

3. Jumlah Kuadrat Residu

JKresidu = Σy² - JKreg

4. dK regresi

dKregresi = K = 1

5. dK residu

dKresidu = N – K – 1

6. F regresi

F regresi = resres

resreg

dKJKdKJK

//

Untuk memudahkan hitungan bilangan F maka dibuat tabel ringkasan

Anava Regresi Linear Sederhana, sebagai berikut :

Ftabel(a;dK[reg]

dKres[reg]) Sumber

varian JK dK RK Rhitung

α 0,05 α 0,01

Kesimpulan

Regresi 2

2)(xxy

∑∑

K reg

reg

dKJK

Residu egJKry −∑ 2 N-K-

1 res

res

dKJK

res

reg

RKRK

Page 50: PENGARUH PENERAPAN METODE SOROGAN TERHADAP …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/79/jtptiain-gdl... · kamu adalah orang yang mempelajari al-Quran dan mengajarkannya. ”

38

38

Total 2y∑ N-1

tot

tot

dKJK

Harga F diperoleh (Freg) kemudian dikonsultasikan dengan harga F

tabel pada taraf signifikansi 1% dan 5% dan db = n-2. Hipotesis diterima jika

Freg Hitung > F Tabel.

3. Analisis lanjut

Setelah diperoleh persamaan regresi antara variabel x dan variabel y,

maka selanjutnya adalah menghubungkan antara nilai f hitung dengan nilai f

pada tabel, baik pada taraf signifikansi 5% atau 1%. Apabila nilai yang

dihasilkan dari f hitung > f tabel, maka hasil yang diperoleh adalah signifikan,

yang berarti hipotesis yang diajukan diterima. Namun apabila nilai yang

dihasilkan dari f hitung < f tabel, maka hasil yang diperoleh adalah non

signifikan, yang berarti hipotesis yang diajukan ditolak.

H. Gambaran Umum Pondok Tahfidh Yanbu’ul Qur’an Anak-anak Kudus

Data mengenai gambaran Umum Pondok Tahfidh Yanbu’ul Qur’an

Anak-anak Kudus berdasarkan pada sumber data dari dokumentasi pondok

tersebut, sebagai berikut :

1. Letak Geografis

Pondok Tahfidh Yanbu’ul Qur’an Anak-Anak berada di barat kota

kudus yang beralamatkan di JL. KH. Muhammad Arwani No. 12 Krandon

Kota Kudus Jawa Tengah. Di tanah seluas + 6000 m2 dari wakaf muslimin

dan Muslimat yang berlokasi di Desa Krandon.

2. Sejarah Berdirinya Pondok Tahfidh Yanbu’ul Qur’an Anak-anak Kudus

Berdirinya Pondok Tahfidh Yanbu'ul Qur'an Anak-anak

dilatarbelakangi adanya keinginan masyarakat Kudus pada lembaga

pendidikan yang mampu menampung dan memberikan lanjutan bagi anak-

anak mereka yang telah menyelesaikan pendidikan al-Qur'an di pondok

Manba'ul Hisan Sedayu Gresik Jawa Timur.

Adanya keinginan dan harapan tersebut disampaikan kepada para

pengurus atau pengasuh Pondok Yanbu'ul Qur'an yang ada pada saat itu

Page 51: PENGARUH PENERAPAN METODE SOROGAN TERHADAP …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/79/jtptiain-gdl... · kamu adalah orang yang mempelajari al-Quran dan mengajarkannya. ”

39

39

sudah berkecimpung dan berkiprah di bidang pendidikan Al Qur'an,

khususnya Tahfidh Al-Qur'an.

Oleh beliau KH. Mc. ULINNUHA (putra pertama KH. M Arwani

Amin) atas nama pengurus Pondok Yanbu'ul Qur'an, keinginan tersebut

ditanggapi secara positif. Maka dengan dibantu para Ulama' dan Agniya

kota Kudus, didirikanlah lembaga-lembaga Pendidikan Al-Qur'an sebagai

lanjutan pendidikan pra sekolah pada tahun 1986.

Di tahun 1987 berkat bantuan-bantuan muslimin muslimat di

Kudus dan sekitarnya angan-angan di atas tecapai. Sampai kini tahun 2007

(setelah berlalu 21 tahun) dari tiga unit bangunan tersebut, berkembang

menjadi 10 unit dengan jumlah santri +186 santri, namun dari tuntutan

representasi yang dibutuhkan saat ini harus dibangun 1 unit lagi guna

tempat khusus menghafal agar kontrol evaluasi pimpinan pondok lebih

mudah dan gairah santri terlayani, sekaligus guna tempat transit wali santri

yang setiap sebulan sekali atau setiap jum’at awal bulan Qomariyyah

meninjau sekaligus mengevaluasi putranya.

Demikian sejarah perkembangan Pondok Tahfidh Yanbu’ul Qur’an

Anak-anak Kudus.

3. Tujuan

Tujuan Pelaksana Pondok untuk mencetak santri-santri yang

Hafidh Al Qur'an dengan ilmu tajwid dan mampu memahami pokok-

pokok isi al-Qur'an serta akhirnya mampu mengamalkan ajaran al-Qur'an

dalam kehidupan sehari-hari.

4. Proses Pembelajaran

Di pondok pesantren, umumnya guru al-Qur’an menerapkan

metode sorogan yang diperuntukkan kelompok santri pada tingkat rendah

yaitu mereka yang baru menguasai pembacaan al-Qur’an. Begitu pula di

Pondok Tahfidh Yanbu’ul Qur’an Anak-anak Kudus, setiap guru atau

ustadz diberikan wewenang untuk menangani sekitar 9 atau 10 santri pada

setiap pembelajaran al-Qur’an. Metode tersebut adalah salah satu metode

yang dipakai untuk memperlancar proses pengajaran membaca dan

Page 52: PENGARUH PENERAPAN METODE SOROGAN TERHADAP …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/79/jtptiain-gdl... · kamu adalah orang yang mempelajari al-Quran dan mengajarkannya. ”

40

40

menghafal al-Qur’an, terlebih diperuntukkan bagi santri yang baru masuk

pondok pesantren tersebut, yaitu anak berusia 6-7 tahun.

Dalam proses pembelajaran al-Qur’an tidaklah sama dan semudah

mengajar pelajaran yang lain. Oleh karena itu digunakanlah berbagai

metode di Pondok Tahfidh Yanbu’ul Qur’an Anak-anak Kudus, antara

lain:

a. Metode Musyafahah (Sorogan )

Pada prinsipnya metode ini bisa dilakukan melalui tiga cara:

1. Guru membaca santri mendengarkan dan sebaliknya

2. Guru membaca dan santri hanya mendengarkan.

3. Santri membaca dan guru mendengarkan.

Metode ini digunakan dalam pembelajaran membaca dan

menghafal al-Qur’an anak, sebelum menghafal, santri

mensorogkan kitab al-Qur’annya dengan dibacakan dihadapan

ustadz terlebih dahulu.

b. Metode Resitasi:

Guru memberi tugas kepada santri untuk menghafal beberapa ayat

atau halaman sanpai hafal betul, kemudian santri membaca

halamannya di muka guru

c. Metode Takrir:

Santri mengulang – ulang hafalan yang ia peroleh, kemudian

membaca hafalannya di muka guru.

d. Metode Mudarrosah:

Semua santri menghafal secara bergantian dan berurutan secara

bergantian dan yang lain mendengarkan/menyimaknya.

Berikut ini daftar keseluruhan ustadz dan pembagian kelompok

belajar membaca dan menghafal al-Qur’an di PTYQA, sebagai berikut :

No Ustadz JML ANAK

1 Hazim Hamdan 10 2 M. Hamdani 11

Page 53: PENGARUH PENERAPAN METODE SOROGAN TERHADAP …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/79/jtptiain-gdl... · kamu adalah orang yang mempelajari al-Quran dan mengajarkannya. ”

41

41

3 Ali Ahmadi 10 4 M. Arief Fahmi 10 5 Naschihuddin 10 6 M. Syarifuddin 10 7 Nuril Fadli 9 8 Muhammad Sholeh 9 9 Abdul Aziz 10 10 M. Labib Nz. 10 11 Arofah Bahtiar 10 12 Bahruddin 12 13 Kholidun AM 12 14 M. Shubhi 7 15 Ali Ridlo 9 16 M. Rosyidi 9 17 Malik Haris 9 18 Sholichul Amin 9 19 M. Rozikhan 8

JML SELURUH SANTRI PTYQA 185

Untuk anak usia 6-7 tahun, telah diberikan wewenang kepada ustadz

Ali Ridlo dengan 9 anak, ustadz M. Rosyidi dengan 9 anak, ustadz Malik

Haris dengan 9 anak, ustadz Sholichul Amin dengan 9 anak, dan ustadz M.

Rozikhan dengan 2 anak. Jadi keseluruhan anak yang berusia 6-7 tahun

berjumlah 38 anak.

Page 54: PENGARUH PENERAPAN METODE SOROGAN TERHADAP …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/79/jtptiain-gdl... · kamu adalah orang yang mempelajari al-Quran dan mengajarkannya. ”

42

BAB IV

PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Setelah data terkumpul serta adanya teori yang mendukung, maka

langkah selanjutnya adalah membuktikan ada atau tidaknya pengaruh yang

signifikan antara penerapan metode sorogan terhadap kemampuan membaca

al-Qur’an anak usia 6-7 tahun di Pondok Tahfidh Yanbu’ul Qur’an Anak-anak

Kudus, dengan melakukan 3 tahapan analisis data dengan rumus statistik,

yaitu analisis pendahuluan, analisis uji hipotesis, dan analisis lanjut.

Selanjutnya terdapat pembahasan penelitian, hambatan dan peluang dalam

penelitian.

A. Analisis Pendahuluan

Dalam analisis ini akan dideskripsikan tentang data penerapan metode

sorogan terhadap kemampuan membaca al-Qur’an anak usia 6-7 tahun di

Pondok Tahfidh Yanbu’ul Qur’an Anak-anak Kudus, pemerolehan data

penelitian dari responden melalui data angket dan data hasil tes kemampuan

membaca al-Qur’an anak usia 6-7 tahun sebelum dan sesudah penerapan

metode sorogan. Setelah diketahui data-data tersebut kemudian dihitung untuk

mengetahui tingkat hubungan masing-masing variabel dalam penelitian ini.

Adapun langkahnya adalah sebagai berikut :

1. Data Penerapan Metode Sorogan Pada Anak Usia 6-7 Tahun (X)

Tabel. I

Data Penerapan Metode Sorogan

No. Resp. Jawaban Nilai Jumlah1 2 3 4

A B C D 4 3 2 1 1 10 3 7 0 40 9 14 0 60 2 6 8 6 0 24 24 12 0 56 3 3 10 6 1 12 30 12 1 43 4 9 7 4 0 36 21 8 0 60 5 13 2 5 0 52 6 10 0 56 6 8 6 4 2 32 18 8 2 52 7 10 5 4 1 40 15 8 1 64 8 10 4 5 1 40 12 10 1 54

Page 55: PENGARUH PENERAPAN METODE SOROGAN TERHADAP …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/79/jtptiain-gdl... · kamu adalah orang yang mempelajari al-Quran dan mengajarkannya. ”

43

43

9 6 7 5 2 24 21 10 2 41 10 5 11 4 0 20 33 8 0 50 11 7 1 4 8 28 3 8 8 42 12 10 2 6 2 40 6 12 2 56 13 13 3 4 0 52 9 8 0 64 14 12 4 4 0 48 12 8 0 68 15 4 6 10 0 16 18 20 0 48 16 11 5 4 0 44 15 8 0 53 17 8 8 4 0 32 24 8 0 53 18 7 8 5 0 28 24 10 0 54 19 10 5 5 0 40 15 10 0 60 20 7 3 9 1 28 9 18 1 52 21 4 6 8 2 16 18 16 2 44 22 7 4 7 2 28 12 14 2 40 23 8 7 4 1 32 21 8 1 49 24 6 7 7 0 24 21 14 0 44 25 5 6 8 1 20 18 16 1 51 26 9 6 5 0 36 18 10 0 49 27 8 7 5 0 32 21 10 0 56 28 7 9 4 0 28 27 8 0 53 29 7 5 8 0 28 15 16 0 46 30 9 4 6 1 36 12 12 1 54 31 9 5 5 1 36 15 10 1 44 32 8 6 4 2 32 18 8 2 55 33 9 4 7 0 36 12 14 0 40 34 8 1 5 3 32 3 10 3 40 35 12 3 5 0 48 9 10 0 68 36 7 7 6 0 28 21 42 0 60 37 14 3 2 1 56 9 4 1 69 38 9 5 5 1 36 15 10 1 50

Untuk menentukan kualifikasi dan interval digunakan rumus sebagai

berikut:

KRI =

Keterangan:

I = lebar interval

R : rentang (range) = skor tertinggi – skor terendah

N : banyaknya sampel

K : banyaknya kelas = 1+(3,3) log N

Page 56: PENGARUH PENERAPAN METODE SOROGAN TERHADAP …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/79/jtptiain-gdl... · kamu adalah orang yang mempelajari al-Quran dan mengajarkannya. ”

44

44

58,1)3,3(129

+=I

67,4=

38log)3,3(14069

+−

=I

= 6,214 dibulatkan menjadi 6

214,629

=I

Di bulatkan menjadi 5

Dari perhitungan data diatas, diperoleh kualifikasi dan interval nilai

sebagai berikut:

Tabel.2

Frekuensi Nilai Variabel Penerapan Metode Sorogan

Nilai

variabel Frekuensi

Keterangan

40 – 44 9 Sangat baik

45 – 49 4 Baik

50 – 54 11 Cukup

55 – 59 5 Cukup baik

60 – 64 6 Buruk

65 – 69 3 Sangat buruk

a. Mencari nilai rata-rata (mean)

Tabel.3

Distribusi Frekuensi Skor Mean Variabel Penerapan Metode Sorogan

Nilai

variabel X1 F Fx1

40 – 44 42 9 378

45 – 49 47 4 188

50 – 54 52 11 572

55 – 59 57 5 285

60 – 64 62 6 372

∑∑=

ffx

M 1

= 38

1996

Page 57: PENGARUH PENERAPAN METODE SOROGAN TERHADAP …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/79/jtptiain-gdl... · kamu adalah orang yang mempelajari al-Quran dan mengajarkannya. ”

45

45

65 – 69 67 3 201

Jumlah 327 38 1996

= 52,5263

Skor mean yang dihasilkan dari variable penerapan metode sorogan

dengan nilai 52,5263 yang berada pada nilai interval 50 – 54. Setelah

diketahui nilai mean, dilanjutkan dengan membuat tabel distribusi Frekuensi -

Relatif pada metode sorogan, dengan cara sebagai berikut ;

f (%) garis pertama = %100)( xNpertamaabsf

Tabel.4

Nilai Distribusi Relatif Variabel Penerapan Metode Sorogan

Nilai variabel F F %

40 – 44 9 23,68

45 – 49 4 10,53

50 – 54 11 28,95

55 – 59 5 13,16

60 – 64 6 15,79

65 – 69 3 7,89

Jumlah 38 100

Page 58: PENGARUH PENERAPAN METODE SOROGAN TERHADAP …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/79/jtptiain-gdl... · kamu adalah orang yang mempelajari al-Quran dan mengajarkannya. ”

46

46

Metode Sorogan

70.065.060.055.050.045.040.0

Freq

uenc

y

12

10

8

6

4

2

0

Std. Dev = 8.10 Mean = 52.6

N = 38.00

Gambar I. Histogram

Keterangan: Histogram merupakan penyajian data distribusi frekuensi

yang diubah menjadi diagram batang.

2. Data Kemampuan Membaca Al-Qur’an Anak Usia 6-7 Tahun (Y)

Tabel.5

Data Hasil Kemampuan Membaca Al-Qur’an Anak Usia 6-7 Tahun

sebelum penerapan metode sorogan

No. R

Nama Responden

Skor

1 M. Taufiq Ibrohim 47 2 A. Mu'tashim Billah 41 3 Abdul Rohim 47 4 Abdur Rozaq Afifi 49 5 M. Khottob Shoffan S 56 6 Abdurrahman Abbas 46 7 M. Shoffi Fuadi 53 8 Zu'ama Zianiddin Sardar 53 9 Ibni sinan Pasha 54

Page 59: PENGARUH PENERAPAN METODE SOROGAN TERHADAP …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/79/jtptiain-gdl... · kamu adalah orang yang mempelajari al-Quran dan mengajarkannya. ”

47

47

10 Afif Rouzan Mahasin 55 11 Achmad Fauzen 54 12 A. Najib Nafi' 54 13 M. Ja'far Shiddiq 54 14 Ahmad Yanshur Haqq 53 15 Ahmad Faiq Irfanuddin 54 16 Erik Khanafi Ihsana 47 17 Fadhel Minallah 47 18 Fatkhan Maulana Burhanuddin 44 19 Ahmad Rifa'i 44 20 Firman Nur Rochman 54 21 Jadwa Rifqi Sakha 45 22 Khulwa Azro Adika 47 23 M. Adib Saifullah 45 24 M. Ircham Maulana 46 25 M. Nur Isytaqo Salsabila 43 26 M. Rasif Ulil Aidy 43 27 M. Sayyid Anwar Al-Mahbub 54 28 M. Syamsuddin Nur Syifa 54 29 M. Ulil Albab 54 30 M. Umar Faruq 54 31 M. Ilmi Albahy 52 32 Mohammad 49 33 Sa'ad Ar-Rosyid 48 34 M. Zulfikar 49 35 M. Sholeh 46 36 Thoriq Yanuar Putra Perdana 42 37 Hafidz Bramantya Nugraha 48 38 Walid Yusdiantoro 48 ∑ 1fx 1911

Page 60: PENGARUH PENERAPAN METODE SOROGAN TERHADAP …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/79/jtptiain-gdl... · kamu adalah orang yang mempelajari al-Quran dan mengajarkannya. ”

48

48

Mencari nilai rata-rata (mean)

∑∑=

ffx

M 1

381911

=M = 50,2894

Skor mean yang dihasilkan dari tes kemampuan membaca al-Qur’an

anak usia 6-7 tahun sebelum penerapan metode sorogan adalah 50,2894.

Tabel.6

Data Hasil Kemampuan Membaca Al-Qur’an Anak Usia 6-7 Tahun

sesudah penerapan metode sorogan

No. Resp. Jawaban Nilai Jumlah

1 2 3 4 A B C D 4 3 2 1 1 10 3 7 0 40 9 14 0 63 2 6 8 6 0 24 24 12 0 60 3 3 10 6 1 12 30 12 1 55 4 9 7 4 0 36 21 8 0 65 5 13 2 5 0 52 6 10 0 60 6 0 I8 2 0 0 54 8 0 58 7 10 5 4 1 40 15 8 1 64 8 10 4 5 1 40 12 10 1 63 9 6 7 5 2 24 21 10 2 57 10 5 11 4 0 20 33 8 0 61 11 7 1 4 8 28 3 8 8 47 12 10 2 6 2 40 6 12 2 60 13 13 3 4 0 52 9 8 0 69 14 12 4 4 0 48 12 8 0 68 15 4 6 10 0 16 18 20 0 54 16 9 4 7 0 36 12 14 0 62 17 9 5 5 1 36 15 10 1 62 18 7 8 5 0 28 24 10 0 62 19 10 5 5 0 40 15 10 0 65 20 7 3 9 1 28 9 18 1 56 21 4 6 8 2 16 18 16 2 52 22 1 12 7 0 4 36 14 0 54 23 8 7 4 1 32 21 8 1 62 24 6 7 7 0 24 21 14 0 59 25 5 6 8 1 20 18 16 1 55 26 9 6 5 0 36 18 10 0 64

Page 61: PENGARUH PENERAPAN METODE SOROGAN TERHADAP …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/79/jtptiain-gdl... · kamu adalah orang yang mempelajari al-Quran dan mengajarkannya. ”

49

49

27 8 7 5 0 32 21 10 0 63 28 7 9 4 0 28 27 8 0 63 29 7 5 8 0 28 15 16 0 59 30 9 4 6 1 36 12 12 1 61 31 10 2 5 3 40 6 10 3 59 32 8 6 4 2 32 18 8 2 60 33 9 1 10 3 36 3 20 0 59 34 0 8 12 0 0 24 24 0 48 35 12 3 5 0 48 9 10 0 67 36 7 7 6 0 28 21 42 0 61 37 14 3 2 1 56 9 4 1 70 38 9 5 5 1 36 15 10 1 62

a. Mencari interval nilai

Untuk menentukan kualifikasi dan interval digunakan rumus sebagai

berikut:

KRI =

keterangan:

I = lebar interval

R = rentang (range) = skor tertinggi – skor terendah

N = banyaknya sampel

K = banyaknya kelas = 1+(3,3) log N

38log)3,3(14770

+−

=I

58,1)3,3(123

+=I

214,623

=I

= 6,214 dibulatkan menjadi 6

= 3,70 dibulatkan menjadi 4

Dari perhitungan data diatas, diperoleh kualifikasi dan interval nilai

sebagai berikut:

Page 62: PENGARUH PENERAPAN METODE SOROGAN TERHADAP …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/79/jtptiain-gdl... · kamu adalah orang yang mempelajari al-Quran dan mengajarkannya. ”

50

50

Tabel.7

Frekuensi Nilai Variabel Kemampuan

Membaca Al-Qur’an Anak Usia 6-7 Tahun

Nilai variabel Frekuensi Keterangan

47 - 50 2 Sangat baik

51 – 54 3 Baik

55 – 58 5 Cukup

59 – 62 16 Cukup baik

63 – 66 8 Buruk

67 - 70 4 Sangat buruk

b. Mencari nilai rata-rata (mean)

Tabel.8

Distribusi Frekuensi Skor Mean Variabel Kemampuan

Membaca Al-Qur’an Anak Usia 6-7 Tahun

Nilai

variabel X1 F Fx1

47 - 50 48,5 2 97

51 – 54 52,5 3 157,5

55 – 58 56,5 5 282,5

59 – 62 60,5 16 968

63 – 66 64,5 8 516

67 - 70 68,5 4 274

Jumlah 351 38 2295

∑∑=

ffx

M 1

= 38

2295

= 60,3947

Skor mean yang dihasilkan dari variable kemampuan membaca al-

Qur’an anak usia 6-7 tahun sesudah penerapan metode sorogan, dengan nilai

60,3947 yang berada pada nilai interval 59 - 62. Setelah diketahui nilai mean,

dilanjutkan dengan membuat tabel distribusi Frekuensi - Relatif pada

kemampuan membaca al-Qur’an anak usia 6-7 tahun, dengan cara sebagai

berikut ;

Page 63: PENGARUH PENERAPAN METODE SOROGAN TERHADAP …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/79/jtptiain-gdl... · kamu adalah orang yang mempelajari al-Quran dan mengajarkannya. ”

51

51

f (%) garis pertama = %100)( xNpertamaabsf

Tabel.9

Nilai Distribusi Relatif Variabel Kemampuan

Membaca Al-Qur’an Anak Usia 6-7 Tahun

Nilai variabel F F %

40 – 44 2 97

45 – 49 3 157,5

50 – 54 5 282,5

55 – 59 16 968

60 – 64 8 516

65 – 69 4 274

Jumlah 38 100

Kemam. Memb al-Qur'an

70.067.565.062.560.057.555.052.550.047.5

Freq

uenc

y

12

10

8

6

4

2

0

Std. Dev = 5.11 Mean = 60.2

N = 38.00

Gambar II. Histogram

Keterangan: Histogram merupakan penyajian data distribusi frekuensi

yang diubah menjadi diagram batang.

Page 64: PENGARUH PENERAPAN METODE SOROGAN TERHADAP …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/79/jtptiain-gdl... · kamu adalah orang yang mempelajari al-Quran dan mengajarkannya. ”

52

52

B. Analisis Uji Hipotesis

Pengujian hipotesis merupakan analisis untuk pembuktian diterima

atau ditolaknya hipotesis yang diajukan, berikut langkah kerja dalam

pengujian hipotesis:

Tabel.10

Pengaruh Penerapan Metode Sorogan Terhadap Kemampuan Membaca

Al-Qur’an Anak Usia 6-7 Tahun Di Pondok Tahfidh Yanbu’ul Qur’an

Anak-anak Kudus

No. Resp. X1 Y1 X1Y1 X1² Y1²

1 60 63 3780 3600 3969

2 56 60 3360 3136 3600

3 43 55 2365 1849 3025

4 60 65 3900 3600 4225

5 56 60 3360 3136 3600

6 52 58 3016 2704 3364

7 64 64 4096 4096 4096

8 54 63 3402 2916 3969

9 41 57 2337 1681 3249

10 50 61 3050 2500 3721

11 42 47 1974 1764 2209

12 56 60 3360 3136 3600

13 64 69 4416 4096 4761

14 68 68 4624 4624 4624

15 48 54 2592 2304 2916

16 53 62 3286 2809 3844

17 53 62 3286 2809 3844

18 54 62 3348 2916 3844

19 60 65 3900 3600 4225

20 52 56 2912 2704 3136

21 44 52 2288 1936 2704

Page 65: PENGARUH PENERAPAN METODE SOROGAN TERHADAP …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/79/jtptiain-gdl... · kamu adalah orang yang mempelajari al-Quran dan mengajarkannya. ”

53

53

22 40 54 2160 1600 2916

23 49 62 3038 2401 3844

24 44 59 2596 1936 3481

25 51 55 2805 2601 3025

26 49 64 3136 2401 4096

27 56 63 3528 3136 3969

28 53 63 3339 2809 3969

29 46 59 2714 2116 3481

30 54 61 3294 2916 3721

31 44 59 2596 1936 3481

32 55 60 3300 3025 3600

33 40 59 2360 1600 3481

34 40 48 1920 1600 2304

35 68 67 4556 4624 4489

36 60 61 3660 3600 3721

37 69 70 4830 4761 4900

38 50 62 3100 2500 3844

ΣX1

=1998

ΣY1

=2289

ΣX1Y1

=121584

ΣX1²

=107478

ΣY1²

=138847

Dari tabel kerja diatas diketahui bahwa:

N = 38

ΣX1 = 1998

ΣY1 = 2289

ΣXY =121584

ΣX² = 107478

ΣY² = 138847

NX

x ∑=−

58,5238

1998==

Page 66: PENGARUH PENERAPAN METODE SOROGAN TERHADAP …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/79/jtptiain-gdl... · kamu adalah orang yang mempelajari al-Quran dan mengajarkannya. ”

54

54

NY

y ∑=−

24,6038

2289==

Setelah diketahui hasil rata-rata di atas, kemudian dilanjutkan dengan

langkah-langkah penggunaan rumus Analisis regresi sebagai berikut:

1. Mencari koefisien korelasi ( r)

Mencari koefisien korelasi ini, dimaksudkan untuk menghubungkan

antar variabel bebas (x) dan variabel terikat (y), bukan dalam arti hubungan

sebab akibat, melainkan hubungan searah. Hasil rhitung dapat dikonsultasikan

dengan tabel di bawah ini :

Tabel. 11

Interpretasi dari nilai r

r Interpretasi

0

0,01-0,20

0,21-0,40

0,41-0,60

0,61-0,80

0,81-0,99

1

Tidak berkorelasi

Sangat rendah

Rendah

Agak rendah

Cukup

Tinggi

Sangat tinggi

Kemudian mencari nilai r , dengan langkah sebagai berikut :

NXXx

222 )(∑−∑=∑

38

3992004107478−=

38

)1998(1074782

−=

= 107844-105052,7368

= 2425,2632

Page 67: PENGARUH PENERAPAN METODE SOROGAN TERHADAP …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/79/jtptiain-gdl... · kamu adalah orang yang mempelajari al-Quran dan mengajarkannya. ”

55

55

NYYy

222 )(∑−∑=∑

38

)2289(1388472

−=

38

5239521138847 −=

= 138847-137882,1316

= 964,8684

NYXXYxy ))(( ∑∑

−∑=∑

38

)2289()1998(121584 −=

38

4573422121584 −=

= 121584 – 120353,2105

= 1230,7895

sehingga didapatkan skor deviasi, yaitu : 2x∑ = 2425,2632 2y∑ = 964,8684

xy∑ = 1230,7895

Kemudian dimasukkan ke dalam rumus :

))(( 22 yx

xyrxy

∑∑= ∑

)8684,964)(2632,2425(

7895,1230=

823,23400597895,1230

=

7254,15297895,1230

=

804581985,0= di bulatkan menjadi 0,8046

kesimpulan = Γ hitung > Γ tabel = signifikan

Page 68: PENGARUH PENERAPAN METODE SOROGAN TERHADAP …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/79/jtptiain-gdl... · kamu adalah orang yang mempelajari al-Quran dan mengajarkannya. ”

56

56

= 0,805 > 0,320 pada taraf 5%, berarti signifikan

= 0,805 > 0,413 pada taraf 1%, berarti signifikan

nilai r = 0,805 yang berarti r mempunyai interpretasi yang tinggi. Dan

hubungan antara variable X dengan Y ternyata positif (tinggi) dan

signifikan.

2. Uji signifikansi nilai t

212

rNrt−

−=

2)8046,0(12388046,0

−=t

6474,01368406,0

−=

3526,06.8406,0

=

5938,08276,4

=

= 8,130010104 dibulatkan menjadi 8,130

Kesimpulan: t = 8,130 > 2,021 = t (0,05;1,36) = signifikan.

t = 8,130 > 2,704 = t (0,01;1,36) = signifikan

3. Persamaan analisis regresi

bXa +=Υ−

dimana: −

Υ = variabel kriterium

X = variabel prediktor

a = bilangan konstan

b = koefisien arah regresi linier

21

21

1112

11

)())(())((

XnYXXXYa

∑−∑∑∑−∑∑

=

Page 69: PENGARUH PENERAPAN METODE SOROGAN TERHADAP …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/79/jtptiain-gdl... · kamu adalah orang yang mempelajari al-Quran dan mengajarkannya. ”

57

57

2)1998(107478.38)121584)(1998()107478)(2289(

−−

=

39920044084164242924832246017142

−−

=

92160

3092310=

5537,33= dibulatkan menjadi 33,554

21

21

1111

)())((

XXnYXYXnb

∑−∑∑∑−∑

=

2)1998(107478.38)2289)(1998(121584.38

−−

=

3992004408416445734224420192

−−

=

9216046770

=

5075,0=

bXa +=Υ−

Sehingga persamaan regresinya menjadi:

X51,055,33 +=Υ−

Persamaan regresi antara variabel (X) dengan variabel (Y) = karena b

positif, maka hubungan fungsionalnya (pengaruh atau meramalkan pengaruh)

juga menjadi positif.

4. Analisis regresi

Berikut ini rumus regresi linear sederhana untuk mengetahui harga

Fhitung :, dengan menggunakan langkah-langkah sebagai berikut :

a. Jumlah kuadrat total

JKtotal = Σy²

= 964,8684

b. Jumlah kuadrat regresi

JKregresi = 2

2)(xxy

∑∑

Page 70: PENGARUH PENERAPAN METODE SOROGAN TERHADAP …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/79/jtptiain-gdl... · kamu adalah orang yang mempelajari al-Quran dan mengajarkannya. ”

58

58

2632,2425

)7895,1230( 2

=

2632,2425

793,1514842=

6096479,624= dibulatkan menjadi 624,610

c. Jumlah kuadrat residu

JKresidu = Σy² - JKreg

= 964,8684 – 624,6096

= 340,2588 dibulatkan menjadi 340,259

d. dKregresi = K = 1

e. dKresidu = N – K – 1

= 38 – 1 – 1

= 36

f. F regresi = resres

resreg

dKJKdKJK

//

= 36/2588,3401/6096,624

= 4516,96096,624

= 66,08506496 dibulatkan menjadi 66,08

Kesimpulan: F= 66,08 > 4,11 = F(0,05;1,36) = signifikan.

F= 66,08 > 7,39 = F(0,01;1,36) = signifikan.

Berikut ini perhitungan di atas dapat disubstitusikan dalam tabel,

sebagai berikut :

Tabel.12

Ringkasan Anava Regresi Linier Sederhana

Ftabel(a;dK[reg]

dKres[reg]) Sumber

varian JK dK RK Fhitung

α 0,05 α 0,01

Kesimpulan

Page 71: PENGARUH PENERAPAN METODE SOROGAN TERHADAP …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/79/jtptiain-gdl... · kamu adalah orang yang mempelajari al-Quran dan mengajarkannya. ”

59

59

Regresi 624,610 1 624,610

Residu 340,258 36 9,452 66,085 4,11 7,39 signifikan

Total 964,868 37 -

5. Uji signifikansi

Dengan rumus sebagai berikut :

)1/()1(/

2

2

−−−=

KNRKRF

Langkah-langkahnya sebagai berikut :

22

22 )(

yxxyR∑∑

∑=

)8684,964)(2632,2425(

)7895,1230( 2

=

823,2340059793,1514842

=

= 0,6474

)1/()1(/

2

2

−−−=

KNRKRF

36/)6474,01(

1/6474,0−

=

36/353,0

6474,0=

0098,06474,0

=

= 66,06122449 dibulatkan menjadi 66,06

Kesimpulan: F= 66,06 > 4,11 = F(0,05;1,36) = signifikan

F= 66,06 > 7,39 = F(0,01;1,36) = signifikan

Page 72: PENGARUH PENERAPAN METODE SOROGAN TERHADAP …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/79/jtptiain-gdl... · kamu adalah orang yang mempelajari al-Quran dan mengajarkannya. ”

60

60

C. Analisis Lanjut

Analisis lanjut merupakan kelanjutan dari analisis uji hipotesis dengan

cara membandingkan hasil perhitungan yang sudah diperoleh, harga Freg yang

telah diketahui dengan tabel (Ft 5% dan Ft 1%) dengan kemungkinan sebagai

berikut :

a. Jika Freg lebih besar dari Ft 5% dan 1% maka pengajuan hipotesis

yang menyatakan ada pengaruh positif antara penerapan metode sorogan

terhadap kemampuan membaca al-Qur’an anak usia 6-7 tahun di PTYQA

dapat diterima.

b. Jika Freg kurang dari Ft 5% dan 1% maka pengajuan hipotesis yang

menyatakan ada pengaruh positif antara penerapan metode sorogan

terhadap kemampuan membaca al-Qur’an anak usia 6-7 tahun di PTYQA

ditolak.

Dari analisis uji hipotesis diperoleh harga Freg = 66,08 dengan derajat

kebebasan pembilang V1=1 dan V2=36, maka :

Freg = 66,08 > Ft 5 % = 4,11 (hal ini berarti signifikan)

Freg = 66,08 > Ft 5 % = 7,39 (hal ini berarti signifikan)

Sehingga hipotesis yang menyatakan bahwa ada pengaruh positif

antara penerapan metode sorogan terhadap kemampuan membaca al-Qur’an

anak usia 6-7 tahun di Pondok Tahfidh Yanbu’ul Qur’an Anak-anak Kudus

diterima.

D. Pembahasan Hasil Penelitian

Dari hasil penghitungan di atas diperoleh nilai Freg lebih besar dari

nilai Ftabel, yang berarti signifikan. Dengan hal tersebut membuktikan bahwa

penerapan metode sorogan berpengaruh positif terhadap kemampuan

membaca al-Qur’an anak usia 6-7 tahun di Pondok Tahfidh Yanbu’ul Qur’an

Anak-anak Kudus.

Adapun faktor-faktor yang menyebabkan bahwa penerapan metode

sorogan berpengaruh positif terhadap kemampuan membaca al-Qur’an anak

usia 6-7 tahun di Pondok Tahfidh Yanbu’ul Qur’an Anak-anak Kudus, di

antaranya sebagai berikut :

Page 73: PENGARUH PENERAPAN METODE SOROGAN TERHADAP …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/79/jtptiain-gdl... · kamu adalah orang yang mempelajari al-Quran dan mengajarkannya. ”

61

61

1. Metode sorogan mencakup pengajaran individual, yang secara langsung

guru dapat mengetahui kemampuan membaca al-Qur’an santri sehingga

guru langsung dapat memberikan tekanan pengajaran kepada santri

menurut tingkat kemampuan masing-masing dari mereka..

2. Metode ini memungkinkan guru atau ustadz mengawasi, menilai, dan

membimbing secara maksimal kemampuan santri dalam menguasai

pembelajaran baca dan menghafal al-Qur’an dengan baik dan benar.

3. Metode sorogan mendorong kedisiplinan belajar membaca al-Qur’an

santri, sehingga santri yang aktif akan lebih cepat mampu membaca al-

Qur’an dan menyelesaikan materi bacaannya.

E. Hambatan Dan Peluang Dalam Penelitian

Dalam sebuah penelitian tentunya terdapat beberapa hambatan dan

peluang yang ditemukan ketika terjun di lapangan. Begitupula dengan

penelitian ini, terdapat beberapa hambatan, diantaranya yaitu :

1. Dalam pemerolehan daftar check-list untuk anak usia 6-7 tahun

dibutuhkan banyak waktu, dikarenakan anak ditanya satu persatu.

2. Pengumpulan data hasil tes kemampuan membaca al-Qur’an

membutuhkan banyak waktu pula, dikarenakan anak di tes satu persatu.

3. Untuk pengumpulan data check-list dan hasil tes, baru bisa diperoleh

dengan waktu yang cukup lama, dikarenakan keterbatasan tenaga, biaya

dan juga obyeknya dirasa cukup jauh.

Beberapa peluang yang ditemukan ketika di lapangan, diantaranya

yaitu:

1. Dari pihak pelaksana dan pengurus pondok pesantren memberikan

respon yang sangat baik dengan adanya penelitian ini, sehingga dalam

pemerolehan data penelitian cukup mudah didapatkan, dengan demikian

penelitian ini dapat berjalan cukup lancar.

2. Dalam pembuatan soal tes kemampuan membaca al-Qur’an, penulis

mendapatkan peluang untuk bekerjasama dengan beberapa ustadz yang

bersangkutan.

Page 74: PENGARUH PENERAPAN METODE SOROGAN TERHADAP …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/79/jtptiain-gdl... · kamu adalah orang yang mempelajari al-Quran dan mengajarkannya. ”

62

BAB V

PENUTUP

A. Simpulan

Setelah penulis mengadakan penelitian, dan memperoleh data-data

yang diperlukan melalui berbagai metode penelitian, kemudian menganalisis

data tersebut yang berupa angka kasar, maka penulis dapat menyimpulkan dari

hasil penelitian, sebagai berikut :

Metode Sorogan merupakan salah satu metode pendidikan Islam

tradisional, yang umumnya digunakan di pondok pesantren, sebagaimana

sistem belajar secara individual, para santri maju satu per satu untuk

menyodorkan kitabnya dan berhadapan langsung dengan seorang guru atau

kiai dan terjadi interaksi diantara keduanya. Dalam proses pengajarannya,

metode sorogan terdapat pembelajaran secara individual, interaksi

pembelajaran, bimbingan pembelajaran, dan didukung keaktifan santri.

Pondok Tahfidh Yanbu’ul Qur’an Anak-anak merupakan tempat

belajar membaca dan menghafal al-Qur’an, metode sorogan telah diterapkan

pada santri pondok tersebut, yang bertujuan untuk mencetak santri-santri yang

Hafidh Al Qur'an dengan ilmu tajwid dan mampu memahami pokok-pokok isi

al-Qur'an serta akhirnya mampu mengamalkan ajaran al-Qur'an dalam

kehidupan sehari-hari. Untuk usia 6-7 tahun nasih membutuhkan bimbingan

yang intensif sehingga penerapan metode sorogan dapat berpengaruh terhadap

kemampuan membaca al-Qur’annya.

Kemampuan membaca al-Qur’an dapat dipengaruhi dari berbagai

faktor, baik internal maupun eksternal, ustadz sebagai pembimbing dan

penyampai materi diharapkan mempunyai cara (metode) untuk mencapai

tujuan pengajarannya, dengan menggunakan metode sorogan, telah

berpengaruh terhadap kemampuan membaca al-Qur’an, karena

perkembangan intelektual santri dapat ditangkap kyai secara utuh dan dapat

memberikan bimbingan penuh kejiwaan sehingga dapat memberikan tekanan

Page 75: PENGARUH PENERAPAN METODE SOROGAN TERHADAP …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/79/jtptiain-gdl... · kamu adalah orang yang mempelajari al-Quran dan mengajarkannya. ”

63

pengajaran kepada santri-santri tertentu atas dasar observasi langsung terhadap

tingkat kemampuan dasar dan kapasitas mereka.

Pengujian hipotesis penelitian menggunakan analisis regresi satu

predictor menunjukkan bahwa hasil Fhitung = 66,08 > 4,11 = F(0,05;1,36) =

signifikan, dan Fhitung = 66,08 > 7,39 = F(0,01;1,36) = signifikan. Persamaan

regresi antara variabel (X) dengan variabel (Y) = X51,055,33 +=Υ−

karena b

positif, maka hubungan fungsionalnya (pengaruh atau meramalkan pengaruh)

juga menjadi positif. Sehingga hasil akhir dari penelitian ini terdapat pengaruh

antara penerapan metode sorogan terhadap kemampuan membaca al-Qur’an

anak usia 6-7 tahun di Pondok Tahfidh Yanbu’ul Qur’an Anak-anak Kudus.

Dari hasil penelitian ini, dapat memberikan tawaran bagi pendidik

untuk menerapkan sebuah metode pendidikan, khususnya penerapan metode

sorogan dalam pembelajarannya, yang harus disesuaikan tujuan dan materi

nya, disebabkan metode tersebut mempunyai efektifitas dalam hasil belajar,

dikarenakan dapat memberikan layanan sebesar-besarnya terhadap

kemampuan anak didik.

B. Saran-Saran

Setelah penulis mendapat kesimpulan sebagaimana di atas dan ternyata

hipotesis yang diajukan diterima, maka penulis menyampaikan beberapa saran

diantaranya kepada :

1. Santri Pondok Tahfidh Yanbu’ul Qur’an Anak

Hendaknya para santri PTYQA tetap memiliki semangat untuk

belajar al-Qur’an, tetap tekun, belajar disiplin dan mandiri untuk terus

berpartisipasi aktif dalam mengikuti pembelajaran al-Qur’an dengan

metode sorogan, karena dengan metode sorogan guru dapat langsung

mengetahui kemampuan santri dan dapat langsung untuk ditindak lanjuti.

2. Guru atau Ustadz Pondok Tahfidh Yanbu’ul Qur’an Anak

Guru atau Ustadz PTYQA hendaknya bijaksana dan selalu

memberi semangat dalam mengajarkan al-Qur’an kepada anak, karena

pada usia tersebut belum mempunyai pemahaman dalam melaksanakan

Page 76: PENGARUH PENERAPAN METODE SOROGAN TERHADAP …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/79/jtptiain-gdl... · kamu adalah orang yang mempelajari al-Quran dan mengajarkannya. ”

64

ajaran agama Islam, akan tetapi disinilah peran guru dalam

memperkenalkan dan membiasakan anak dalam melakukan tindakan-

tindakan agama.

3. Pondok Tahfidh Yanbu’ul Qur’an Anak

Kemampuan membaca dan menghafal al-Qur’an pada masa awal

membutuhkan banyak waktu yang khusus sehingga jadwal rutinitas belajar

al-Qur’an kepada anak dengan menggunakan metode sorogan di PTYQA

hendaknya tetap dipertahankan. Mengingat kegiatan membaca dan

menghafal al-Qur’an adalah suatu ketrampilan, dan ketrampilan tersebut

memerlukan banyak latihan. Sehingga tujuan PTYQA dapat tercapai yaitu

untuk mencetak santri-santri yang hufadz supaya mampu mengamalkan

ajaran agama Islam.

C. Penutup

Segala puji bagi Allah, skripsi yang berjudul Pengaruh Penerapan

Metode Sorogan Terhadap Kemampuan Membaca Al-Qur’an Anak Usia 6-7

Tahun di Pondok Tahfidh Yanbu’ul Qur’an Anak-anak Kudus, berkat taufiq,

hidayah, dan inayah Nya dari Allah SWT serta bimbingan dari pembimbing

dan bantuan pengurus Pondok Tahfidh Yanbu’ul Qur’an Anak Kudus,

sehingga skripsi ini dapat penulis selesaikan.

Usaha secara optimal untuk mendapatkan kebenaran dan keabsahan

telah penulis lakukan dengan sungguh-sungguh, namun telah disadari pula

bahwa penulis adalah manusia biasa yang tidak lepas dari sifat manusianya,

yaitu luput dan lupa. Oleh karena itu, penulis mengharap saran dan kritik

konstruktif dari semua pihak demi kesempurnaan skripsi ini. Ucapan terima

kasih penulis sampaikan kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan

terhadap penyelesaian skripsi ini. Semoga amalnya dibalas oleh Allah SWT

dengan balasan yang lebih baik.

Akhirnya, harapan penulis semoga skripsi ini dapat bermanfaat. Amin.

Page 77: PENGARUH PENERAPAN METODE SOROGAN TERHADAP …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/79/jtptiain-gdl... · kamu adalah orang yang mempelajari al-Quran dan mengajarkannya. ”

DAFTAR KEPUSTAKAAN

Abdurrahman, Mulyono, Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar, Jakarta: Rineka Cipta, 2003, Cet. 2.

Al- Hasani, Muhammad Ibn ‘Alawi Al-Maliki, Samudra Ilmu-Ilmu Al-Qur’an

Ringkasan Kitab al Itqan Fi ‘Ulum Al-Qur’an Karya Al Imam Jalal Al Maliki Al Hasani, Bandung: Pt Mizan Pustaka, 2003, Cet.1.

Al-Abrasyi, Muhammad ‘Athiyah, Dasar-dasar Pokok Pendidikan Islam, Jakarta:

Bulan Bintang, t.th. Al-Amir, Najib Khalid, Mendidik Cara Nabi SAW, Bandung: Pustaka Hidayah,

2002. Arief, Armai, Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam, Jakarta: Ciputat

Pers, 2002. Arifin, M., Ilmu Pendidikan Islam Tinjauan Teoretis Dan Praktis Berdasarkan

Pendekatan Interdisipliner, Jakarta: Bumi Aksara, 2003. Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta: PT

Rineka Cipta, 2002, Cet. 12. Ar-Rumi, Fahd Bin Abdurrahman, Ulumul Qur'an: Studi Kompleksitas Al_Qur'an,

Yogyakarta: Titian Ilahi, 1996. Asmuni, Yusran, Pengantar Studi Al-Qur’an, Al Hadits, Fiqh, dan Pranata Sosial,

Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 2001. Azra, Azyumardi, Ensiklopedi Islam, Jilid 4, Jakarta: PT Ichtiar Baru Van Hoeve,

2002, Cet.4. Daradjat, Zakiah, Ilmu jiwa Agama, Jakarta: Bulan Bintang, 1996. Dhofier, Zamakhsyari, Tradisi Pesantren: Studi Tentang Pandangan Hidup Kyai,

Jakarta: LP3ES, 1982. Fadjar, Abdullah, Peradaban Dan Pendidikan Islam, Jakarta: CV. Rajawali, 1991,

Cet. 1. Fidai, Rafi Ahmad, Concise History of Muslim World, Vol. 1, New Delhi:

Kitabbhavan, 2001.

Page 78: PENGARUH PENERAPAN METODE SOROGAN TERHADAP …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/79/jtptiain-gdl... · kamu adalah orang yang mempelajari al-Quran dan mengajarkannya. ”

Haedari, HM. Amin, Masa Depan Pesantren Dalam Tantangan Modernitas Dan Tantangan Kompleksitas Global, Jakarta: IRD Press, 2004, Cet. 1.

Hafizh, Muhammad Nur Abdul, Mendidik Anak Bersama Nabi, Solo: Pustaka

Arafah, 2004. Hajar, Ibnu, Dasar-Dasar Metode Penelitian Kuantitatif Dalam Pendidikan, Jakarta:

RajaGrafindo Persada, 1998. Hasbullah, Kapita Selekta Pendidikan Islam, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1996. ,Sejarah Pendidikan Islam di Indonesia: Lintasan Sejarah Pertumbuhan dan

Perkembangannya, Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 1995, Cet.1. Hurlock, Elizabeth B., Perkembangan Anak, Jilid 1, Jakarta: Erlangga, 2005. Muslim, Imam, Shahih Muslim, Juz 1, Beirut: Darul Kutub, t.th. Margono,S., Metodologi Penelitian Pendidikan, Jakarta: Rineka Cipta, 2005. Mohammad Ali, Penelitian Kependidikan Prosedur dan Strategi, Bandung: Angkasa,

1982. Musthafa, Fahim, Agar Anak Anda Gemar Membaca, Bandung: Hikmah, 2005,

Cet.1. Nata, Abuddin, Sejarah Pertumbuhan dan Perkembangan Lembaga-Lembaga

Pendidikan Islam di Indonesia, Jakarta: PT Grasindo, 2001. Naqiyah, Najlah, http://www. indonesiamedia. com /2006/05/mid/local/ pendidikan%20 di%20

chicago.htm, 2008. Poerwadarminta, W.J.S., Kamus Umum Bahasa Imdonesia, Jakarta : Balai Pustaka,

1976. Pondok Hufadh Yanbu’ul Qur’an, ’’Pendidikan dan LatihanXII: Pasca Belajar MA

Banat NU Kudus dan Pasca Tahfidh PHYQ’’, Kudus: 2003, t.d. , Mengenal Dari Dekat Pondok Tahfidh Yanbu’ul Qur’an Anak-Anak,

Kudus : t.p, 2007. Qomar, Mujamil, Pesantren: Dari Transformasi Metodologi Menuju Demokratisasi

Institusi, Jakarta: Erlangga, t.t.

Page 79: PENGARUH PENERAPAN METODE SOROGAN TERHADAP …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/79/jtptiain-gdl... · kamu adalah orang yang mempelajari al-Quran dan mengajarkannya. ”

Qaradhawi, Yusuf, Bagaimana Berinteraksi Dengan Al-Qur’an, Jakarta: Pustaka Alkautsar, 2000.

, Konsepsi Ilmu Dalam Persepsi Rosulullah SAW, Kerangka Dasar

Methode Pengajaran, Jakarta: CV. Firdaus, 1994. Qoyim, Ibnu, Aunul Ma’bud Syarah Sunan Abu Dawud, Jilid II, Beirut: Al-Maktabah

as-Salafiyah, t.th. Razaq, Abdul, Formula 247 Plus: Metode Mendidik Anak Menjadi Pembaca Yang

Sukses, Jakarta: PT Elex Media Komputindo, 2004. Riyanto, Theo, Pendidikan Pada Usia Dini, Jakarta: PT Grasindo, 2004. Saksono, Lukman, Mengungkap Lailatul Qadar: Dimensi Keilmuan Dibalik Mushaf

Usmani, Malam Seribu Bulan Purnama, tt.p, Grafikatama Jaya, 1992. Shihab, Quraish, Membumikan Al-Qur’an: Fungsi Dan Peran Wahyu Dalam

Kehidupan Masyarakat, Bandung: PT Mizan Pustaka, 2004. Soenarjo, Al-Qur’an dan Terjemahannya, Jakarta: PT Serajaya Santra,1986. Sukardi, Metodologi Penelitian Pendidikan, Jakarta: PT Bumi Aksara, 2003. Surakhmad, Winarno, Pengantar Penelitian Ilmiah Dasar, Metode,dan Teknik

Bandung: Tarsito, 1990. Sururin, Ilmu Jiwa Agama, Jakarta: PT RajaGrafindo Persada,2004, Cet. 1. Thonthowi, Ahmad, Psikologi Pendidikan, Bandung: Angkasa, 1993. Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan Dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar

Bahasa Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 1991. Uharsputra, Proses Pembelajaran di Pesantren, http://uharsputra. worldpress. com/, 2007. Usman, Husaini, Pengantar Statistika, Jakarta: PT Bumi Aksara, 2006. Wittig, Arno F., Psychology Of Learning, New York: McGrow-Hill Book, 1981. Yasyin, Sulchan, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, Surabaya: Amanah, 1997. Yunus, Mahmud, Kamus Arab Indonesia, Jakarta: PT Hidakarya, 1989.

Page 80: PENGARUH PENERAPAN METODE SOROGAN TERHADAP …library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/79/jtptiain-gdl... · kamu adalah orang yang mempelajari al-Quran dan mengajarkannya. ”

Yusuf, Syamsu, Psikologi Perkembangan Anak Dan Remaja, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2005, Cet. 6.

Zein, Muhammad, Methodologi Pengajaran Agama, Yogyakarta:AK Group, 1995. Zuhairini, dkk, Metodik Khusus Pendidikan Agama, Malang: Biro Ilmiah Fakultas

Tarbiyah IAIN Sunan Ampel, 1981.