tugas kelompok jiwa
Post on 20-Jan-2016
38 Views
Preview:
DESCRIPTION
TRANSCRIPT
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Menurut teori keperawatan, sehat dan sakit jiwa merupakan suatu rentangan yang
sangatdinamis dari kehidupan seseorang. Penyakit kritis dan terminal sangat besar
perannya terhadap psikologis seseorang yang mengalaminya. Penyakit kritis dan
terminal sangat kecil persentase untuk hidup oleh sebab itu psikologis penderita
kebanyakan mengalami ketidakseimbangan.Pada penderita penyakit kritis dan
terminal dapat menimbulkan respon Bio-psiko-Sosio dan Spiritual ini akan
meliputi respon kehilangan : Kehilangan Kesehatan, Kehilangan Kemandirian,
Kehilangan Situasi, Kehilangan Rasa Nyaman dll. Dan keadaan tersebut dapat
memperburuk status kesehatan klien.Perawat adalah profesi yang difokuskan pada
perawatan individu, keluarga, dan masyarakatsehingga mereka dapat mencapai,
mempertahankan, atau memulihkan kesehatan yangoptimal dan kualitas hidup
dari lahir sampai mati. Bagaimana peran perawat dalam menangani pasien yang
sedang menghadapi proses sakaratul maut? Peran perawat sangat konprehensif
dalam menangani pasien karena peran perawat adalahmembimbing rohani pasien
yang merupakan bagian integral dari bentuk pelayanan kesehatan dalam upaya
memenuhi kebutuhan biologis-psikologis-sosiologis-spritual (APA, 1992 ),karena
pada dasarnya setiap diri manusia terdapat kebutuhan dasar spiritual ( Basic
spiritualneeds, Dadang Hawari, 1999 ). Pentingnya bimbingan spiritual dalam
kesehatan telahmenjadi ketetapan WHO yang menyatakan bahwa aspek agama
(spiritual) merupakan salahsatu unsur dari pengertian kesehataan seutuhnya
(WHO, 1984).Sebagai perawat tidak lepas dengan masalah yang harus
diselesaikan oleh peran perawatbaik secara independen maupun dependen,
sebagai contoh masalah secara umum yangbiasa di hadapi adalah Klien tidak
dapat mengidentifikasi respon pengingkaran terhadapkenyataan. Klien tidak dapat
mengidentifikasi perasaan cemas, Klien tidak mau membinahubungan dengan
keluarga dan petugas, Klien tidak dapat menerima realitas/keadaan dirinyasaat
ini dll.Dalam memberikan asuhan keperawatan perawat harus menunjukkan
sikap professional dantulus dengan pendekatan yang baik pada saat pasien
mengalami fase pengingkaran perawatharus dapat menghadirkan fakta. Kesadaran
diri yang kuat dan perilaku yang ideal diperlukanperawat dalam terapi.
B. Tujuan
Tujuan Umum
Mahasiswa mampu menerapkan pola pikir ilmiah dalam melaksanakan
AsuhanKeperawatan Pada Klien dengan Penyakit Kritis dan Terminal.
Tujuan Khusus
Dengan makalah ini diharapkan mahasiswa dapat menjelaskan dan
memahami tentang:
1. Pengertian Penyakit Lritis dan Terminal
2. Respon klien terhadap penyakit kritis dan Terminal
3. Psikodinamika Penyakit Kritis dan terminal
4. Asuhan Keperawatan klien dengan penyakit kritis dan terminal
C.Metode Penulisan
Penulisan ini menggunakan metode studi pustaka yang diperoleh dari buku-
bukuperpustakaan dan internet.
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN PENYAKIT KRITIS DAN TERMINAL
Kritis
Kritis adalah suatu kejadian atau peristiwa yang terjadi secara tiba-tiba dalam
kehidupan seseorang yang mengganggu keseimbangan selama mekanisme
coping individu tersebut tidak dapat mecahkan masalah.
Kritis adalah gangguan internal yang diakibatkan oleh suatu keadaan yang
dapat menimbulkan stress, dan dirasakan sebagai ancaman bagi individu.
Contoh:Gangguan Kesadaran (koma)
Terminal
Keadaan penyakit terminal merupakan kondisi penyakit yang berat dan tidak
dapat disembuhkan lagi yang dapat berlangsung dalam waktu singkat atau
panjang.
Penyakit terminal adalah suatu penyakit yag tidak bisa disembuhkan lagi.
Kematian adalah tahap akhir kehidupan. Kematian bisa datang tiba-tiba tanpa
peringatan atau mengikuti priode sakit yang panjang . Terkadang kematian
menyerang usia muda tetapi selalu menunggu yang tua.
B. RESPON KLIEN TERHADAP PENYAKIT KRITIS & TERMINAL
penyakit terminal dapat menimbulkan respon BIO-PSIKO-SOSIAL-SPIRITUAL
ini akan meliputi respon kehilangan :
1. Kehilangan Kesehatan
Klien merasa takut, cemas dan pandangan tidak realistis, aktifitasnya
terbatas.
2. Kehilangan Kemandirian
Ditunjukkan melalui berbagai perilaku, bersifat kekanak-kanakan,
ketergantungan.
3. Kehilangan Situasi
Klien merasa kehilangan situasi yang dinikmati sehari-hari bersama
keluarga / kelompoknya.
4. Kehilangan Rasa Nyaman
Gangguan rasa nyaman muncul sebagai akibat gangguan fungsi tubuh
seperti : panas, nyeri, dll.
5. Kehilangan Fungsi Fisik
Contoh : klien gagal ginjal harus dibantu melalui haoinodialisa.
6. Kehilangan Fungsi Mental
Klien mengalami kecemasan dan depresi, tidak dapat berkonsentrasi
dan berfikir efisiek sehingga klien tidak dapat berfikir secara rasional.
7. Kehilangan Konsep Diri
Klien dengan penyakit kronik merasa dirinya berubah mencakup
bentuk dan fungsi tubuh sehingga klien tidak dapat berfikir secara
rasional (body image) peran serta identitasnya.
8. kehilangan peran dalam kelompok dan keluarga
Sumber Kehilangan:
1. kehilangan obyek / bagian dari dalam diri sendiri, seperti kehilangan
bagian / fungsi tubuh, misalnya amputasi kaki, mastektomi .
2. Kehilangan obyek di luar diri, misalnya kehilangan HP, dompet,
mobil, dsb.
3. Kehilangan orang yang dicintai, misalnya nenek, orang tua, suami/istri,
anak, dsb.
4. Berpisah dengan lingkungan yang sudah akrab / menyatu dengan
dirinya, misalnya harus meninggalkan keluarga untuk sekolah di luar
negeri, pensiun, atau mutasi / pindah dari tempat pekerjaan, dsb.
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Reaksi Kehilangan:
a. Usia dan tingkat Perkembangan : pada usia bayi hingga balita, individu belum
begitu mengerti mengenai arti kehilangan, mulai usia sekolah hingga dewasa,
sudah dapat merasakan arti kehilangan.
b. Makna Kehilangan : bersifat subyektif bagi setiap individu, sehingga tidak
dapat disamaratakan. Misalnya : Nn. A menggunakan ballpoint yang,
sebenarnya dijual dibanyak tempat dengan harga 5000 rupiah. Pada saat ia
kehilangan bollpoint tersebut, ia menangis dan terus menerus mencarinya.
Baginya walaupun harga ballpoint hanya 5000 rupiah tapi makna dari benda
tersebut sangat besar karena pemberian dari orang yang sangat ia kagumi.
c. Kultur / budaya : budaya jawa mempunyai prinsip “ nrimo “, sehingga
kematian seseorang harus selalu diikhlaskan. Pada suku Toraja, bila seseorang
meninggal dunia, semakin banyak orang yang menangisi, menunjukkan bahwa
almarhum adalah orang yang mempunyai pengaruh pada saat hidupnya, atau
orang yang disayangi / dihormati oleh banyak orang, sehingga bila ia berasal
dari keluarga kecil, maka keluarga akan menyewa orang untuk menangisi
jenasahnya. Ada juga tradisi / budaya yang menunjukkan reaksi berduka
dengan mendoakan almarhum pada hari ketiga, ketujuh, ke 40 hari, 100 hari,
dst.
d. Keyakinan spiritual : individu yang beragama Katolik, Kristen dan Islam
meyakini bahwa seseorang yang telah meninggal dunia akan mempunyai
kehidupan lain sesuai dengan amal baktinya selama ia hidup di dunia ( di
neraka atau Surga ), dan doa dari anggota keluarga atau dari kerabat yang
masih hidup akan membantu mengantarkan almarhum ke kehidupannya di
alam baka, selain itu dianjurkan untuk tidak membebani “perjalanannya”
dengan meneteskan airmata pada jasadnya. Sedangkan individu yang
beragama Hindu dan Budha, meyakini juga ada kehidupan lain di alam baka
dan kemungkinan akan reinkarnasi. Keyakinan setiap individu sesuai dengan
spiritualnya akan mempengaruhi juga reaksi berdukanya. Semakin kuat
imannya, semakin positif reaksi berdukanya.
e. Jenis kelamin dan Perannya : seorang ibu yang tidak mempunyai pekerjaan
dan hanya bergantung pada suami, akan sangat merasa kehilangan bila
suaminya meninggal. Seorang suami yang biasanya hanya berfikir untuk
mencari nafkah, akan sangat kehilangan bila istrinya meninggal karena ia
tidak terbiasa mengurus anak-anaknya.
f. Status sosial ekonomi : kematian seseorang yang merupakan tulang punggung
keluarga akan mempengaruhi reaksi kehilangan.
Karakteristik berduka:
1. Merasa shock dan tidak percaya :
2. Sedih dan merasa hampa
3. Timbul perasaan tidak nyaman seperti sakit dada, nafas pendek dan cepat
lelah
4. Mengalami perasaan bersalah
5. Cenderung iritabel dan menangis
6. Disibukkan oleh bayang-bayang orang yang sudah hilang / meninggal
Tahapan Berduka ( Engel )
1. Shock dan tidak percaya
2. Mengembangkan kesadaran
3. Restitusi
4. Adaptasi kehilangan
5. Idealisasi
6. Hasil / tujuan
Tahapan Berduka ( Kubler Ross ):
1. Denial : tidak percaya, menolak
2. Anger : marah
3. Bargaining : tawat menawar dengan Tuhan
4. Depression : rasa sedih yang mendalam
5. Acceptance : memahami & menerima keadaan
C. PSIKODINAMIKA PENYAKIT KRITIS DAN TERMINAL
1. Dinamika individu
Protes dan pengingkaran
Pada fase ini klien mengekspresikan rasa tidak percaya pada
kenyataan.“mengapa kejadian ini menimpa saya?”Pada fase ini
terjadi proses perubahan konsep diri, ini terjadi selama kondisi klien
dalam keadaan stress tetapi Setelah keadaan ini berlalu klien mulai
masuk kedalam fase berikutnya.
Depresi dan cepat marah
Pada fase ini emosi klien mulai meningkat. Depresi, cemas dan
marah muncul Kerika klien tidak mampu mengatasi masalahnya dan
merasa tidak berdaya.“bagaimana mengatasi masalah ini?”
Manifestasi depresi ; sedih, kadang-kadang menangis, bingung
ketergantungan, tidak dapat mengambil keputusan, tidak punya
harapan. Kecemasan yang dialami pasien dialihkan menjadi
kemarahan yang diproyeksikan pada diri sendiri, keluarga dan
petugas.
Pelepasan dan reinvestasi
Klien mulai mengidentifikasi peningkatan keadaan cemas, depresi
dan perasaan marahnya. Klien mulai mengumpulkan kekuatan yang
dimiliki untuk mengurangi respon yang memperberat keadaan stress,
apabila penyakit ini terjadi progressif fase ini akan berlangsung
siklik. Disini klien mulai ada kerja sama. Klien mulai melepaskan
dari obyek yang hilang, mulai membina hubungan dan penyesuaian
diri terhadap realita.
2. Dinamika Keluarga
Respon keluarga bersama dengan respon emosi klien ; pengingkaran,
marah, cemas dan depresi.
3. Dinamika lingkungan
Dengan kesadaran bervariasi menimbulkan dinamika bagi klien
STIGMA SOSIAL ketidakmampuan melakukan aktivitas sosial
perubahan peran dalam kelompok sosial merupakan hambatan dalam
melaksanakan fungsi sosial secara normal.
D.ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN PENYAKIT
KRITIS DAN TERMINAL
1. Pengkajian
a. Pengkajian terhadap klien
Perlu dikaji bagaimana upaya klien dalam mengatasi kehilangan dan perubahan
yang terjadi. Hal-hal yang perlu dikaji antara lain :
1) Respon emosi klien terahadap diagnosa
2) Kemampuan mengekspresikan perasaan sedih terhadap situasi
3) Upaya klien dalam mengatasi situasi
4) Kemampuan dalam mengambil dan memilik pengobatan
5) Persepsi dan harapan klien
6) Kemampuan mengingat masa lalu
b. Pengkajian keluarga
Perawat perlu mengetahui persepsi keluarga terhadap penyakit klien dan sejauh
mana pengaruhnya terhadap keluarga, kelebihan dan kekurangan yang
memerlukan dukungan dan intervensi.
Hal-hal yang perlu dikaji antara lain :
1) Respon keluarga terhadap klien
2) Ekspresi emosi keluarga dan toleransinya.
3) Kemampuan dan kekuatan keluarga yang diketahui
4) Kapasitas dan sistem pendukung yang ada.
5) Pengertian oleh pasangan sehubungan dengan gangguan fungsional
6) Proses pengambilan keputusan
7) Identifdikasi keluarga terhadap perasaan sedih akibat kehilangan dan
perubahan yang terjadi.
c. Pengkajian lingkungan
1) Sumberdaya yang ada.
2) Stigma masyarakat terhadap keadaan normal dan penyakit
3) Kesediaan untuk membantu memenuhi kebutuhan
4) Ketersediaan fasilitas partisipasi dalam asuhan keperawatan kesempatan
kerja.
2. Diagnosa keperawatan
1) Respon pengingkaran yang tidak kuat berhubungan dengan kehilangan dan
perubahan.
2) Kecemasan yang meningkat berhubungan dengan ketidakmampuan
mengekspresikan perasaan.
3) Gangguan berhubungan (menarik diri) berhubungan dengan
ketidakmampuan melakukan aktivitas hidup sehari-hari (ADL)
4) Gangguan body image berhubungan dengan dampak penyakit yang
dialami
5) Resiko tinggi terjadinya gangguan identitas berhubungan dengan adanya
hambatan dalam fungsi seksual.
6) Ansietas/ ketakutan individu , keluarga yang berhubungan diperkirakan
dengan situasi yang tidak dikenal, sifat dan kondisi yang tidak dapat
diperkirakan takut akan kematian dan efek negatif pada pada gaya hidup
3. Perencanaan
Tujuan :
a. Klien dapat mengidentifikasi respon pengingkaran terhadap kenyataan.
b. Klien dapat mengidentifikasi perasaan cemas
c. Klien mau membina hhubungan dengan keluarga dan petugas
d. Klien dapat menerima realitas/keadaan dirinya saat ini.
e. Klien tidak mengalami gangguan fungsi seksual.
4. Intervensi terhadap klien
a. Beri kesempatan pada klien untuk mengungkapkan perasaan cemas, marah,
frustasi dan depresi
b. Bantu klien untuk menggunakan koping yang konstruktif
c. Berikan informasi secara benar dan jujur
d. Bantu klien untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan
e. Beri penjelasan mengenai perubahan fungsi seksual yang dialami terhadap
penyakitnya.
f. Ciptakan lingkungan yang mendukung penyembuhan.
5. Intervensi terhadap keluarga
a. Bantu keluarga untuk mengidentifikasi kekuatannya.
b. Beri informasi tentang klien kepada keluarga secara jelas
c. Bantu keluarga untuk mengenali kebutuhan
d. Berikan motivasi pada keluarga untuk memberikan perhatian kepada klien
e. Tingkatkan harapan keluarga terhadap keadaan klien
f. Optimalkan sumber daya yang ada
g. Beri informasi tentang penyakit ynag jelas
h. Beri motivasi pada lingkungan untuk membantu klien dalam proses
penyembuhan.
i. Upayakan fasilitas kesehatan yang memadai sesuai dengan kondisi,
BAB III
PENUTUP
A.Kesimpulan
Kondisit terminal adalah suatu proses yang progresif menuju kematian berjalan
melaluisuatu tahapan proses penurunan fisik, psikososial dan spiritual bagi
individu (Carpenito,1995).
Fase-Fase Kehilangan dan respon cemas yang berhubungan dengan penyakit
terminal:
1. Tahap pengingkaran atau denial
2. Tahap anger atau marah
3. Tahap tawar menawar atau bargaining
4. Tahap depresi
5. Tahap acceptance atau menerima Kondisi Kritis adalah penilaian dan
evaluasi secara cermat dan hati-hati terhadap suatukondisi krusial dalam rangka
mencari penyelesaian/jalan keluar atau suatu keadaanpenyakit kritis dimana
memungkinkan sekali klien meninggal, Misalnya Gangguan kesadaran (koma,
meninggal), keadaan hampir meninggal/sakaratul maut, kanker stadium lanjut.
Adapun beberapa diagnosa yang dapat diangkat dari kasus klien dengan
penyakitkritis dan terminal adalah:
1. Ansietas/ ketakutan individu dan keluarga, yang berhubungan diperkirakan
dengan situasiyang tidak dikenal, sifat dan kondisi yang tidak dapat diperkirakan
takut akan kematian danefek negatif pada pada gaya hidup
2. Berduka yang behubungan dengan penyakit terminal dan kematian yang
dihadapi,penurunan fungsi perubahan konsep diri dan menarik diri dari orang lain
3. Perubahan proses keluarga yang berhubungan dengan gangguan
kehidupankeluarga,takut akan hasil ( kematian ) dengan lingkungnnya penuh
dengan stres ( tempatperawatan )
4. Resiko terhadap distres spiritual yang berhubungan dengan perpisahan dari
systempendukung keagamaan, kurang pripasi atau ketidak mampuan diri dalam
menghadapi ancaman kematian
B.Saran
1. Untuk keluarga
Diharapkan bagi keluarga klien yang mengalami penyakit kritis dan terminal
dapat bekerjasama untuk melakukan tindakan penyembuhan terhadap klien
dengan menciptakan lingkungan yang mendukung penyembuhan, keluarga dapat
mengerti danmemahami tentang informasi mengenai proses penyakit, keluarga
dapat mengenali kebutuhan klien, serta dapat memberikan motivasi dan perhatian
lebih kepada klien
.2. Untuk tenaga keperawatanDiharapkan kepada tenaga keperawatan dapat lebih
memahami mengenai penyakitkritis dan terminal, dan dapat memberikan
informasi yang sejelas-jelasnya kepada pihakkeluarga maupun klien mengenai
proses penyakit serta prosedur tindakan penyembuhan.Selain itu diharapkan
kepada tenaga keperawatan dapat bekerjasama dengan tim kesehatan lainnya
untuk memberikan tindakan yang lebih intensif kepada klien denganpenyakit
kritis dan terminal guna mencapai tujuan tindakan asuhan keperawatan.
3. Untuk mahasiswaHendaknya dengan makalah ini, mahasiswa dapat mengetahui
dan memahami asuhankeperawatan pada klien dengan penyakit kritis dan terminal
sehingga nanti mahasiswadapat mengaplikasikannya dalam dunia keperawatan.
DAFTAR PUSTAKA
Smith, Sandra F, Smith Donna J with Barbara C Martin. Clinical Nursing Skills.
Basic to Advanced Skills, Fourth Ed, 1996. Appleton&Lange, USA.
Craven, Ruth F. Fundamentals of nursing : human healt and function.
Kozier, B. (1995). Fundamentals of nursing : Concept Procees and Practice,
Ethics and Values. California : Addison Wesley
Nuha MedikaPress : Jogjakarta Suliswati, dkk. 2005.Konsep Dasar
KeperawatanKesehatan Jiwa. EGC : Jakarta
Carpenito, L. J. 1998. “Buku Saku Diagnosa Keperawatan”, Ed. 6, EGC :
Jakarta Pusdiknakes Depkes RI. 2000. “Tindakan Keperawatan Pada Sakaratul
Maut” Jilid I Edisi1. Pusdiknakes: Jakarta.
ASKEP PADA KLIEN DENGAN PENYAKIT KRITIS DAN
TERMINAL
Disusun Oleh kelompok VII
Ahmad yunus
Elhandari Putria Anwar
Landri Lilita
Nia Aulia
Raudatul ulfa
Septia Pritayani
SEKOLAH TINGGI KESEHATAN ( STIKES ) MATARAM
S1 KEPERAWATAN
2013
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum,wr.wb
Puji syukur kami panjatkan Kehadirat Allah SWT.
Karena atas rahmat dan hidayahnya kami dapat menyelesaikan tugas
Makalah yang berjudul “ASKEP PADA KLIEN DENGAN PENYAKIT KRITIS
DAN TERMINAL” selesai tetap pada waktunya . Penulisan makala ini
merupakan salah satu tugas kelompok yang di berikan kepada kami sebagai materi
kuliah yang harus di pahami dan di mengerti maksudnya. Dalam penulisan
makalah ini kami merasa masih banyak kekurangan - kekurangan baik pada
teknis penulisan maupun materi.
Untuk itu kritik dan saran yang membangun semua pihak sangat kami
harapkan demi penyempurnaan makala kami. Mudah – mudahan dengan adanya
tugas makalah ini kreativitas mahasiswa dapat meningkat. Apabila terdapat
kekurangan dalam makalah ini. Maka, kami selaku penyusun memohon maaf
yang sebesar – besarnya.
Wassalamu’alaikum wr.wb
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan penulisan
D. Metode penulisan
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Penyakit Lritis dan Terminal
B. Respon klien terhadap penyakit kritis dan Terminal
C. Psikodinamika Penyakit Kritis dan terminal
D. Asuhan Keperawatan klien dengan penyakit kritis dan terminal
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
B. S a r a n
DAFTAR PUSTAKA
top related