skripsi - e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.ide-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/3878/1... ·...
Post on 01-Nov-2020
0 Views
Preview:
TRANSCRIPT
i
IMPLEMENTASI PENDIDIKAN AKHLAK
PADA SISWA KELAS VII DI SMP ISLAM TERPADU
NIDAUL HIKMAH SALATIGA
TAHUN PELAJARAN 2017/ 2018
SKRIPSI
Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.)
Oleh :
AMALIA ULFA
111-13-167
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA
TAHUN 2018
ii
iii
iv
v
vi
vii
MOTTO
ت علم ف ليس المرء ي ولد عالم BELAJARLAH, KARENA TIDAK ADA MANUSIA YANG
DILAHIRKAN DALAM KEADAAN PINTAR / MENGETAHUI.
م مكارم الخلاق إنما بعثت لتم
SESUNGGUHNYA AKU ( MUHAMMAD SAW ) DIUTUS HANYA
UMTUK MENYEMPURNAKAN AKHLAK
viii
PERSEMBAHAN
Puji Syukur Kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat serta karunia-
Nya, karya skripsi ini saya persembahkan kepada:
1. Ibu tercinta, ibu Umi Kiptiyah yang telah memberikan kasih sayang,
segala dukungan, yang telah mensupport dan selalu mendoakan
keberhasilanku dalam melangkah untuk menuju kesusksesan dunia dan di
akhirat serta cinta kasih yang tiada terhingga yang tidak mungkin dapat
dibalas hanya dengan selembar kertas yang bertuliskan kata cinta dan
persembahan. Dan juga kedua mertuaku abi dan umi yang telah
memberikan dukungan serta doa yang tiada henti.
2. Ketiga kakakku Arif Subkhan, Heni Malahayati dan Asis Rosadi yang
telah memberikan semangat, dukungan dan nasehatnya selama ini.
3. Suamiku M. Aminullah Ibrahim terimakasih atas bantuan, semangat, doa,
nasehat, dan iming-imingnya agar segera menyelesaikan skripsi ini.
Terimakasih banyak juga telah membimbing dengan kesabaran yang
sangat luas dan selalu setia berada disampingku dalam keadaan susah
maupun senang.
4. Keluarga besar SMP Islam Terpadu Nidaul Hikmah yang telah
memberikan dukungannya, motivasi dan doanya sehingga proses
penempuhan gelar sarjana ini bisa tercapai.
5. Keluarga besar PAI angkatan 2013 yang telah banyak membantu dalam
memberikan infomasi sekitar kampus, support dan doanya sehingga kita
dapat mendapat gelar dan nilai sesuai yang diinginkan.
ix
6. Sahabat-sahabatku Wahyu Ratna Ningtyas, Yuliani Zumaroh, Endang
Asmiatun dan mbak luluk yang telah menemani keperpustakaan kampus,
memberi semangat, dukungan, motivasi dan doanya dalam menempuh
gelar sarjana ini.
x
KATA PENGANTAR
Assalamu‟alaikum Wr. Wb.
Segala puji bagi Allah swt yang telah memberikan limpahan taufiq, rahmat
dan hidayah-Nya. Shalawat dan salam tercurah kepada nabi agung Muhammad
SAW beserta keluarga dan sahabatnya.
Skripsi yang berjudul “Implementasi Pendidikan Akhlak pada siswa di
SMPIT Nidaul Hikmah tahun Ajaran 2017/2018” ini disusun untuk memenuhi
salah satusyarat memeroleh gelar sarjana strata satu (S. 1) pada Fakultas Tarbiyah
dan Ilmu Keguruan, jurusan Pendidikan Agama Islam, Institut Agama Islam
Negeri Salatiga dan penulis dapat menyelesaikan sesuai dengan rencana.
Selanjutnya penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada berbagai pihak
yang telah membantu pembuatan skripsi ini, kepada yang terhormat:
1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd. selaku Rektor IAIN Salatiga.
2. Bapak Suwardi, M.Pd. selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu
Keguruan IAIN Salatiga.
3. Ibu Siti Rukhayati, M.Ag. selaku Ketua Jurusan Fakultas Tarbiyah dan
Ilmu Keguruan IAIN Salatiga.
4. Ibu Dra. Siti Asdiqoh, M.Si. selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang telah
dengan sabarnya memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis dalam
penyusunan skripsi ini.
5. Bapak dan Ibu dosen IAIN Salatiga yang telah berbagi keilmuan di bidang
pendidikan kepada penulis.
xi
xii
ABSTRAK
Ulfa, Amalia. 2018. Implementasi Pendidikan Akhlak pada Siswa Kelas VII Di
SMP Islam Terpadu Nidaul Hikmah Salatiga Tahun Pelajaran 2018/2019.
Skripsi. Jurusan Pendidikan Agama Islam, Fakultas Tarbiyah dan Ilmu
Keguruan. Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Dra. Siti
Asdiqoh, M. Si.
Kata kunci: Implementasi, Pendidikan Akhlak
Kemerosotan akhlak anak di zaman modern ini sangat membawa dampak
buruk bagi anak. Penyebab kemerosotan akhlak anak yaitu dipengaruhi oleh
lingkungan, baik lingkungan keluarga, masyarakat maupun sekolah. Kenakalan
ini berupa mabuk-mabukan, pergaulan bebas, tawuran dan lain sebagainya. Salah
satu upaya menanamkan akhlak adalah lewat pendidikan di sekolah melalui
program kegiatan sekolah.
Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif, rumusan masalahnya yaitu
bagaimana implementasi pendidikan akhlak pada siswa kelas VII di SMP Islam
Terpadu Nidaul Hikmah salatiga, bagaimana hambatan dan solusi dalam
implementasi pendidikan akhlak Pada siswa kelas VII. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui: implementasi pendidikan akhlak pada siswa di SMP Islam
Terpadu Nidaul Hikmah Salatiga, Hambatan dalam implementasi pendidikan
akhlak di SMP Islam Terpadu Nidaul Hikmah Salatiga, dan Solusi dalam
implementasi pendidikan akhlak di SMP Islam Terpadu Nidaul Hikmah Salatiga.
Metode penelitianya adalah observasi, wawancara, dan dokumentasi. Subjek
penelitiannya yaitu kepala sekolah, guru PAI, guru BP, guru pendamping
mentoring dan siswa.
Hasil penelitian menunjukan bahwa pertama, implementasi pendidikan
akhlak di SMP Islam Terpadu Nidaul Hikmah Salatiga adalah melalui kegiatan
belajar mengajar, ekstrakulikuler, kegiatan keagamaan dan melalui bimbingan.
Kedua, hambatan implementasi pendidikan akhlak adalah adanya hambatan yang
muncul dari anak didik, guru, kurangnya pengawasan orang tua dan sarana
prasarana serta pengaruh negatif di era digital. Ketiga, solusi yang dilakukan
dalam implementasi pendidikan akhlak adalah mengevaluasi siswa, memberikan
sanksi, mendidik dengan penuh kesabaran, keikutsertaan orangtua dalam
mendukung dan memotivasi siswa dan antar guru saling bekerjasama atau saling
berkomunikasi.
xiii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ........................................................................................... i
LEMBAR BERLOGO ....................................................................................... ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING ..................................................................... iii
PENGESAHAN KELULUSAN ....................................................................... iv
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN .......................................................... v
MOTTO ............................................................................................................. vi
PERSEMBAHAN ............................................................................................ vii
KATA PENGANTAR ...................................................................................... ix
ABSTRAK ........................................................................................................ xi
DAFTAR ISI ................................................................................................... xii
DAFTAR TABEL ........................................................................................... xvi
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... xvii
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xviii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ......................................................................... 1
B. Fokus Penelitian ..................................................................................... 5
C. Tujuan Penelitian ................................................................................... 6
xiv
D. Manfaat Penelitian ................................................................................. 6
E. Penegasan Istilah .................................................................................... 7
F. Sistematika Penulisan ............................................................................. 9
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Pengertian Pendidikan Akhlak ............................................................ 11
1. Pendidikan Akhlak ......................................................................... 11
2. Dasar Pendidikan Akhlak ............................................................... 12
3. Macam-macam Akhlak .................................................................. 13
4. Tujuan Pendidikan Akhlak ............................................................. 21
5. Metode Pendidikan Akhlak ............................................................ 23
6. Evalusasi Pendidikan Akhlak ......................................................... 28
7. Materi Pendidikan Akhlak ............................................................. 29
B. Kajian Pustaka ...................................................................................... 33
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian ..................................................................................... 35
B. Lokasi dan Waktu Penelitian ............................................................... 35
C. Sumber Data ......................................................................................... 36
D. Prosedur Pengumpulan Data ................................................................ 36
E. Analisis Data ........................................................................................ 38
F. Pengecekan Kabsahan Data ................................................................. 40
xv
BAB IV PAPARAN DAN ANALISIS DATA
A. Paparan Data ........................................................................................ 41
1. Profil SMP IT Nidaul Hikmah Salatiga ......................................... 42
2. Visi dan Misi SMP IT Nidaul Hikmah Salatiga ............................ 43
3. Struktur Organisasi SMP IT Nidaul Hikmah Salatiga ................... 44
4. Keadaan Guru SMP IT Nidaul Hikmah Salatiga ........................... 44
5. Keadaan Siswa SMP IT Nidaul Hikmah Salatiga .......................... 44
6. Prestasi dan Program Siswa SMP IT Nidaul Hikmah Salatiga ...... 45
7. Keadaan Sarana Dan Prasarana SMP IT Nidaul Hikmah Salatiga 47
8. Gambaran Informan Implementasi Pendidikan Akhlak di SMP IT
Nidaul Hikmah Salatiga ................................................................. 50
B. Temuan Penelitian ................................................................................ 51
1. Implementasi Pendidikan Akhlak Pada Siswa Kelas VII Di SMP Islam
Terpadu Tahun Pelajaran 2017/2018 ............................................. 51
2. Hambatan dalam Implementasi Pendidikan Akhlak Pada Siswa Kelas
VII Di SMP Islam Terpadu Tahun Pelajaran 2017/2018 ................ 56
3. Solusi Dalam Implementasi Pendidikan Akhlak Pada Siswa Kelas VII
Di SMP Islam Terpadu Tahun Pelajaran 2019/2018 ..................... 58
C. Analisis Data ........................................................................................ 61
1. Implementasi Pendidikan Akhlak Siswa Kelas VII di SMP IT Nidaul
Hikmah Salatiga ............................................................................. 61
2. Hambatan dalam Implementasi Pendidikan Akhlak siswa Kelas VII di
SMP IT Nidaul Hikmah Salatiga ................................................... 64
xvi
3. Solusi Dalam Implementasi Pendidikan Akhlak Siswa Kelas VII di
SMP IT Nidaul Hikmah Salatiga ................................................... 65
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan .......................................................................................... 68
B. Saran ..................................................................................................... 69
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 71
LEMBAR WAWANCARA .................................................................................
LEMBAR OBSERVASI ......................................................................................
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ......................................................................... 74
DOKUMENTASI ........................................................................................... 75
DAFTAR SATUAN KREDIT KEGIATAN (SKK) ........................................ 79
xvii
DAFTAR TABEL
1. Tabel 4. 1 Struktur organisasi SMPIT Nidaul Hikmah Salatiga
2. Tabel 4. 2 Keadaan guru SMPIT Nidaul Hikmah Salatiga
3. Tabel 4. 3 Keadaan siswa di SMPIT Nidaul Hikmah
4. Tabel 4. 4 Keadaan Prestasi Sekolah
5. Tabel 4. 5 keadaan Sarana dan Prasarana dengan jenis ruangan
6. Tabel 4. 6 Perlengkapan Ruang kelas, Guru dan Tata Usaha
7. Tabel 4. 7 Perlengkapan Perpustakaan
8. Tabel 4.8 Perlengkapan Laboratorium IPA/Pusat Sumber Belajar
9. Tabel 4.9 Perlengkapan Kamar Mandi
xviii
DAFTAR GAMBAR
1. Foto Wawancara dengan Murid
2. Foto Siswi Kelas VII
3. Foto Siswa Kelas VII
4. Foto kegiatan Mentoring pada siswa-siswi Kelas VII
5. Foto Kegiatan Muqoyyam Qur‟an dan Mabit Siswa kelas VII
6. Extrakulikuler Pramuka
7. Pembangunan Masjid Sekolah
xix
DAFTAR LAMPIRAN
1. Daftar Nilai SKK
2. Daftar Riwayat Hidup Penulis
3. Nota Pembimbing Skripsi
4. Surat Keterangan Melakukan Penelitian
5. Lembar Konsultasi
6. Foto-Foto
7. Lembar observasi
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam era globalisasi sekarang ini, pendidikan akhlak sangat
diperlukan bagi anak-anak karena pengaruh kebudayaan yang dibawa oleh
barat yang menyebabkan terjadinya kemerosotan akhlak pada anak
peserta didik. Dalam buku yang tulis oleh Ahmad Tafsir dalam bukunya
Pendidikan Agama Dalam Keluarga bahwa “globalisasi kebudayaan sering
dianggap sebagai penyebab kemerosotan akhlak tersebut” (Ahmad Tafsir,
1996: 1).
Penyebab kemerosotan akhlak pada anak-anak salah satunya
karena adanya kenakalan remaja. Kenakalan remaja ini dipengaruhi oleh
lingkungan masyarakat. Dalam ranah pendidikan kenakalan remaja juga
dipengaruhi lingkungan sekolah dimana teman juga salah satu faktor yang
menyebabkan peserta didik mengikuti kebudayaan yang tidak sesuai
dengan agama Islam.
Menurut riset dari Kominfo dan UNICEF mengenai perilaku anak
dan remaja dalam menggunakan internet mencapai 84% dari total
penduduk, mereka melakukan survei ekstensif terhadap perilaku generasi
muda (Kominfo,18 februari 2017). Jika dilihat dari demografi indonesia,
penduduk usia remaja mencapai 30%, namun sayang berdasarkan data dari
Badan Narkotika Nasional, justru 50-60% remaja menggunakan narkoba.
2
48% dari jumlah tersebut merupakan pecandu sementara sisanya hanya
baru mencoba.
Pelanggaran yang lainya yaitu 90% video porno yang berdar itu
diperankan oleh remaja dan tingginya tingkat seks bebas juga
meningkakan angka aborsi. Penelitian yang dilakukan pada 2012, sekitar
21,2% remaja SMP dan SMA di 17 kota besar di indonesia pernah
melakukan aborsi (kapanlagi.com, jum‟at, 17 Maret 2017).
Globalisasi juga identik dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan
teknologi (IPTEK) yang canggih dan pesat yang dapat menimbulkan
berbagai macam perubahan dalam kehidupan masyarakat, termasuk
perubahan perilaku sehari-hari. Perkembangannya dapat kita jumpai dalam
kehidupan sehari-hari di media massa, media cetak dan elektronik,
perilaku-perilaku menyimpang seperti tawuran antar pelajar atau
kampung, mabuk-mabukan, penyalahgunaan obat-obat terlarang, tindakan
kriminal, dan lain-lain.
Dampak dengan adanya globalisasi sangatlah nyata adanya baik
dampak yang baik maupun yang buruk. Dampak baik globalisasi menurut
kompasiana yaitu masih ada kalangan remaja yang menerapkan sikap
sopan santun. Dampak buruknya yaitu gaya hidup yang kebarat-baratan,
semakin lunturnya nilai-nilai musyawarah dan gotong royong, semakin
sedikit yang melestarikan budaya tradisional.
Melihat masalah diatas, maka salah satu upaya yang dapat
dilakukan untuk mengatasinya yaitu dengan pendidikan. Pendidikan
3
dimaksudkan untuk membimbing dan menumbuh kembangkan potensi
peserta didik secara bertanggung jawab baik secara individu maupun
pendidikan sosial agar tercapai kebahagiaan hidup didunia dan di akhirat
(Usman, 2010: 112). Pendidikan agama ini tidak hanya dilakukan di
sekolah tetapi juga di lingkungan keluarga.
Pendidikan Agama Islam adalah pikiran, pendapat dan renungan
manusia tentang suatu proses transformasi serta usaha pengembangan
bakat kemampuan siswa. Dalam hal ini akhlak pribadi untuk menetapkan
status, kedudukan dan fungsi didunia dan di akhirat. Oleh karena itu,
pendidikan dalam ajaran islam merupakan suatu proses penyampaian
informasi yang kemudian diserap oleh masing-masing individu yang dapat
menjiwai berpikir, bersikap dan bertindak.
Dalam kehidupan yang mempunyai tingkat paling penting manusia
adalah akhlaknya, karena jatuh dan bangunnya bangsa terletak pada
masyarakat yaitu para generasi penerus bangsa. Seseorang yang
mempunyai akhlak mulia akan selalu melaksanakan kewajiban-
kewajibannya terhadap dirinya sendiri maupun orang lain.
Dunia pendidikan adalah salah satu cara dalam pembentukan
tingkah laku yang sesuai dengan etika sosial yang berlaku dan dengan
konsep-konsep dasar pendidikan kepribadianya yang baik sejak dini.
Sehingga ketika masuk usia remaja, dan secara bertahap memahami
makna kehidupan, dimana pergaulanya dengan orang lain dan perangainya
didalam masyarakat akan tampak baik, berbuat baik dan berlemah lembut
4
kepada orang lain dan memiliki akhlak yang mulia. Namun saat terjun
kedalam manyarakat apakah si anak mampu memposisikan dirinya sebagai
manusia yang bisa diterima diberbagai golongan atau usia, dan bahkan
harapan yang lebih jauh sebagai manusia terhormat. Dan jika si anak
sudah berada di masyarakat apakah bisa membedakan mana yang baik dan
mana yang buruk, Karena realitanya anak hanya memikirkan apa yang dia
sukai dan tidak disukainya.
Dengan banyak sekali penyimpangan yang dilakukan anak-anak
pada zaman saat ini, tentunya penanaman nilai-nilai keagamaan sangatlah
dibutuhkan dalam proses pendidikan. Apalagi jika merujuk pada
permasalahan diatas, jelas sekali jika terjadi peluang terjadinya
penyelewengan yang dilakukan oleh para siswa. Sebagai contoh, remaja
(umur 13-17) zaman sekarang banyak yang sudah mulai merokok sambil
nongkrong dipinggir jalan. Mereka tidak memikirkan dampaknya, yang
mereka inginkan hanya sebatas pertemanan untuk bisa diterima
dilingkungan yang dia inginkan. Hal ini sangat disayangkan, seharusnya
anak usia mereka digunakan untuk belajar dan mempersiapkan diri untuk
kehidupan selanjutnya supaya apa yang dicita-citakan bisa tercapai.
Dengan adanya penyelewengan-penyelewengan yang dilakukan,
maka lembaga pendidikan lanjutan pertama sangat dibutuhkan perananya
dalam membantu orangtua serta melanjutkan pemberian pemahaman
akhlak pada anak didik yang sudah mereka dapatkan dari sekolah dasar.
5
Anak yang pada masa sekolah dasar dan belum memahami agama
Islam dan fenomena tersebut terjadi disekolahan lanjutan pertama dengan
dukungan mata pelajaran tentang keagamaan yang kurang maksimal, maka
anak akan mudah terjerumus pada perbuatan dosa dan maksiat lainya.
Keadaan semacam ini penyebab utama merosotnya moral, pergaulan
bebas, penggunaan obat-obat terlarang dan perbuatan kejahatan yang
banyak dilakukan oleh generasi yang kurang pemahamanya tentang
akhlak, kurangnya pendidikan akhlak serta pembinaan akhlak pada anak.
Apabila anak telah memahami hikmah dan pentingnya
mempelajari akhlak dengan baik berarti mereka mereka telah dibimbing
untuk senantiasa dirinya dekat dengan Allah SWT, yang akan membawa
ketengan pada jiwa dan akan timbul perasaan takut jika hendak melakukan
perbuatan dosa.
Berdasarkan latar belakang tersebut maka penulis tertarik untuk
melakukan penelitian dengan judul “Implementasi Pendidikan Akhlak
pada Siswa kelas VII di SMP Islam Terpadu (IT) Nidaul Hikmah Salatiga
Tahun Pelajaran 2017/2018” yang peneliti tuangkan dalam tulisan yang
berupa skripsi.
B. Fokus Penelitian
1. Bagaimana implementasi pendidikan akhlak pada siswa kelas VII di
SMP Islam Terpadu (IT) Nidaul Hikmah Salatiga tahun ajaran
2017/2018?
6
2. Apa hambatan dalam implementasi pendidikan akhlak pada siswa
kelas VII di SMP Islam Terpadu (IT) Nidaul Hikmah Salatiga tahun
ajaran 2017/2018?
3. Bagaimana solusi dalam implementasi pendidikan akhlak pada siswa
kelas VII di SMP Islam Terpadu (IT) Nidaul Hikmah Salatiga tahun
ajaran 2017/2018?
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mendeskripsikan implementasi pendidikan akhlak pada siswa
kelas VII di SMP Islam Terpadu (IT) Nidaul Hikmah Salatiga tahun
ajaran 2017/2018.
2. Untuk mengetahui hambatan-hambatan dalam implementasi
pendidikan akhlak pada Siswa kelas VII di SMP Islam Terpadu (IT)
Nidaul Hikmah Salatiga tahun ajaran 2017/ 2018.
3. Untuk mengetahui solusi dalam mengatasi hambatan dalam
impementasi pendidikan akhlak pada siswa kelas VII di SMP Islam
Terpadu (IT) Nidaul Hikmah Salatiga tahun ajaran 2017/2018.
D. Manfaat Penelitian
a. Manfaat Teoritis
Memberikan masukan dan informasi bagi SMP Islam Terpadu (IT)
Nidaul Hikmah Salatiga agar senantiasa meningkatkan kualitas
pendidikan khususnya dalam pendidikan akhlak.
7
b. Manfaat Praktis
1. Berguna bagi para pendidik agama Islam, sebagai dasar
pertimbangan dalam pembelajaran khususnya pendidikan akhlak.
2. Sebagai motivator dalam meningkatkan kualitas pendidikan
khususnya pendidikan akhlak.
3. Sebagai petunjuk, arahan, ataupun acuan serta bahan pertimbangan
peneliti selanjutnya yang relevan atau sesuai dengan hasil
penelitian ini.
E. Penegasan Istilah
1. Pengertian Implementasi
Menurut Susilo Implementasi adalah merupakan suatu
penerapan, ide, konsep, kebijaksanaan dan inovasi dalam suatu
tindakan praktis sehingga memberikan dampak baik berupa
perubahan pengetahuan, keterampilan maupun nilai sikap (Susilo,
2007: 174).
2. Pengertian pendidikan
Menurut Undang-undang RI pendidikan (2003: 2) adalah
usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasa belajar dan
proses pembelajaran agar peserta didik dapat secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memeiliki kekuatan
spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan,
akhlak mulia, serta keterampilan yang dibutuhkan dirinya,
masyarakat, bangsa dan negara.
8
Pendidikan menurut Syeikh Musthafa Al-Ghalayayni
adalah menanamkan akhlak yang utama, budi pekerti yang luhur
serta didikan yang mulia dalam jiwa remaja dan menyiraminya
dengan petunjuk dan nasehat yang beguna, sehingga menjadi jiwa
yang tertaanam didaalam jiwa (Al-Ghalayayni, tanpa tahun: 189).
3. Pengertian Akhlak
Menurut Al-Ghazali akhlak adalah Al Khuluq (jamaknya
Al-Akhlaq) ialah Ibarat (sifat atau keadaan) dari perilaku konstan
dan meresap dalam jiwa, dariadanya tumbuh perbuatan-perbuatan
dengan wajar dan mudah, tanpa memerlukan pikiran dan
pertimbangan (Zainuddin, dkk, 1991: 102).
Sedangkan menurut Mohammad Daud Ali akhlak adalah
sikap yang melahirkan perbuatan dan tingkah laku manusia (2008:
351).
Dari pengertian diatas maka dapat disimpulkan bahwa
akhlak adalah perilaku seseorang yang meresap dalam jiwa yang
melahirkan perbuatan-perbuatan wajar dan mudah yang akan
mendororng perbuatan baik dan jahat.
4. Pengertian Pendidikan Akhlak
Pendidikan akhlak menurut Al-Abrasyi adalah jiwa dari
pendidikan Islam.
Menurut Omar pendidikan akhlak adalah suatu upaya untuk
meningkatkan perrkembangan pikir, rasa, karsa, karya, cipta dan
9
hati nuran siswa agar mampu menilai dan menentukan untuk
selanjutnya menetapkan dan memiliki akhlak al-karimah dengan
senantiasa mengajarkan nilai-nilai ajaran Islam (Omar, 1979: 398).
Jadi yang dimaksud dengan implementasi pendidikan
akhlak adalah penerapan, ide, konsep, kebijaksanaan dan inovasi
dalam suatu tindakan praktis upaya untuk meningkatkan
perkembangan pikir, rasa, karsa, karya, cipta dan hati nurani siswa
agar mampu menilai dan menentukan untuk selanjutnya
menetapkan dan memiliki akhlak al-karimah dengan senantiasa
mengajarkan nilai-nilai ajaran Islam.
F. Sistematika Penulisan
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Penelitian
E. Penegasan Istilah
F. Sistematika Penulisan.
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Pengertian Pendidikan Akhlak
2. Dasar-dasar Pendidikan Akhlak
3. Macam-macam Akhlak
10
4. Manfaat Pendidikan Akhlak
5. Metode Pendidikan Akhlak
6. Evaluasi Pendidikan Akhlak
7. Materi Pendidikan Akhlak di SMP
B. Kajian Penelitian Terdahulu
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
B. Lokasi dan Waktu Penelitian
C. Sumber Data
D. Prosedur Pengumpulan Data
E. Analisis Data
F. Pengecekan Keabsahan Data
BAB IV PAPARAN DAN ANALISIS DATA
A. Paparan Data
B. Analisis data.
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
11
` BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Pengertian Pendidikan Akhlak
Menurut Undang-undang RI pendidikan (2003: 2) adalah usaha
sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik dapat secara aktif mengembangkan
potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang dibutuhkan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Pendidikan menurut Syeikh Musthafa Al-Ghalayayni adalah
menanamkan akhlak yang utama, budi pekerti yang luhur serta didikan
yang mulia dalam jiwa remaja dan menyiraminya dengan petunjuk dan
nasehat yang beguna, sehingga menjadi jiwa yang tertanam didalam
jiwa (Al-Ghalayayni, tanpa tahun: 189).
Menurut Al-Ghazali akhlak adalah Al Khuluq (jamaknya Al-
Akhlaq) ialah Ibarat (sifat atau keadaan) dari perilaku konstan dan
meresap dalam jiwa, dari adanya tumbuh perbuatan-perbuatan dengan
wajar dan mudah, tanpa memerlukan pikiran dan pertimbangan
(Zainuddin, dkk, 1991: 102).
Sedangkan menurut Mohammad Daud Ali akhlak adalah sikap
yang melahirkan perbuatan dan tingkah laku manusia (2008: 351).
12
Dari pengertian diatas maka dapat disimpulkan bahwa akhlak
adalah perilaku seseorang yang meresap dalam jiwa yang melahirkan
perbuatan-perbuatan wajar dan mudah yang akan mendorong
perbuatan baik dan jahat.
Menurut Omar pendidikan akhlak adalah suatu upaya untuk
meningkatkan perkembangan pikir, rasa, karsa, karya, cipta dan hati
nuran siswa agar mampu menilai dan menentukan untuk selanjutnya
menetapkan dan memiliki akhlak al-karimah dengan senantiasa
mengajarkan nilai-nilai ajaran Islam (Omar, 1979: 398).
Dari pengertian diatas, maka yang dimaksud dengan Implementasi
Pendidikan Akhlak adalah pelaksanaan usaha sadar dan terencana
untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar
peserta didik dapat secara aktif mengembangkan potensi diri yang
meresap dalam jiwa yang melahirkan perbuatan-perbuatan wajar dan
mudah yang akan mendorong perbuatan baik dan buruk.
2. Dasar-dasar Pendidikan Akhlak
Dasar pendidikan akhlak adalah Al-Qur‟an dan hadist, karena
akhlak merupakan sistem moral yang bertitik pada ajaran islam. Al-
Qur‟an dan hadist sebagai pedoman hidup umat manusia menjelaskan
kriteria baik dan buruknya suatu perbuatan (Abu Ahmad dan Noor
Salimi, 1994: 199). Al-Qur‟an sebagai dasar akhlak menjelaskan
tentang kebaikan Rasulullah SAW sebagai teladan bagi seluruh umat
13
manusia. Sebagaimana firman Allah SWT dalam QS. Al-Ahzab ayat
21:
وم الخ وذ كر ر لقد كا ن لكم في رسول الله اسوة حسنة لمن كان ي رجوا الله والي
را الله كثي
Artinya: “Sungguh, telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan
yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah
dan (kedatangan) hari kiamat dan yang banyak mengingat Allah”.
Didalam hadist juga disebutkan tentang betapa pentingnya akhlak
didalam kehidupan manusia. Diutusnya Rasulullah didunia juga untuk
menyempurnakan akhlak manusia, sebagaimana sabda Rasululah
SAW:
م مكارم الخلاق )رواه : بيهاقى( إنما بعثت لتم“Sesungguhnya aku diutus hanya untuk menyempurnakan keshalihan
akhlak” ( HR. Al-Baihaqi dalam al-Sunan al-Kubra‟(no.20782), al-
Bazzar dalam Musnadnya (no. 8949).
Dari hadist diatas memberikan pengertian tentang pentingnya
pendidikan akhlak dalam kehidupan manusia, dimana dengan
pendidikan akhlak yang diberikan dan disampaikan tentunya akan
menghasilkan orang-orang yang bermoral, memiliki jiwa yang bersih,
memiliki kemauan yang keras, cita-cita yang benar dan akhlak yang
tinggi, mengetahui perbedaan yang baik dan buruk.
3. Macam-macam Akhlak
Beberapa definisi akhlak sebagai berikut :
a. Berdasarkan sifatnya akhlak dibagi menjadi dua yaitu:
14
1) Akhlak Mahmudah adalah akhlak baik, berupa semua
perbuatan yang baik, yang harus dimiliki oleh setiap orang.
Menjunjung tinggi akhlak mahmudah dapat dihubungkan
dengan kualitas perilaku seseorang, bobot amal dan jaminan
masuk surga. Seseorang jika memiliki akhlak mahmudah akan
mendapatkan kedamaian dan kebahagiaan dalam hidup didunia
maupun di akhirat.
Beberapa contoh perilaku akhlak mahmudah yaitu:
a) Kejujuran. Orang yang berbuat jujur saat berkata dan
bertindak sesuai dengan yang ada dalam hatinya.
b) Ikhlas. Ikhlas yang diridhoi oleh Allah adalah apabila
perilaku yang dilakukan semata-mata karena Allah, bukan
mengaharpkan suatu imbalan atau mengaharpkan pujian
dari orang lain.
c) Amanah atau dapat dipercaya.
2) Akhlak Mazmumah adalah akhlak tercela. Dimana akhlak ini
merupakan suatu perbuatan yang tidak disukai oleh Allah, jika
seseorang melakukanya maka dia akan mendapatkan dosa.
Beberapa contoh akhlak tercela yaitu:
a) Penyakit hati seperti: iri, dengki, hasud dan munafik.
b) Melakukan perbuatan yang dilarang oleh Allah diantaranya:
mabuk-mabukan, zina dan lain sebaginya.
15
b. Menurut Zainuddin (1999: 77-78) berdasarkan objeknya akhlak
dibagi menjadi dua, yaitu:
1) Akhlak kepada Allah
Akhlak terhadap Allah merupakan esensial dari pada
akhlak-akhlak yang lain. Akhlak terhadap Allah merupakan
tolak ukur keberhasilan dalam memahami dan melaksanakan
nilai-nilai akhlak yang lainya. Jika akhlak terhadap Allah
lemah (kualitas rendah), maka akan memperbaruhi akhlak
lainnya. Dengan demikian, untuk menjalani proses hidup
dengan baik, manusia perlu menjalin hubungan secara
harmonis dengan pencipta (al-Khaliq), sehingga perjalanan
kehidupan manusia senantiasa mendapat bimbingan dan
petunjuk dari Allah.
Manusia harus mensyukuri nikmat yang diberikan oleh
Allah serta malu kepada-Nya ketika akan berbuat maksiat,
bertaubat dengan benar, bertawakal keada-Nya, menharapkan
rahmat-Nya, takut akan siksaan-Nya, itulah yang dinamakan
akhlak terhadap Allah. Ketika manusia konsisten menjaga
akhlak kepada Allah dengan baik, maka manusia akan
bertambah derajatnya, kedudukan semakin tinggi, dan
kemuliaan yang agung. Sehingga manusia mendapatkan
pelindungan dari Allah.
Firman Allah dalam surat Al- Baqarah ayat 163 :
16
ل الو ال ىو الرحمن الر حيم جكم الو واحد واله (2
Artinya : “ Dan Tuhan kamu adalah Tuhan Yang Maha Esa,
tidak ada Tuhan selain Dia, Yang Maha Pengasih, Maha
Penyayang.
Ibadah secara umum meliputi segala perbuatan yang
diizinkan oleh Allah. Manusia sebagai ciptaan Allah
mempunyai kewajiban terhadap sang pencipta dan terhadap
sesama manusia. Untuk ibadah dalam artian khusus yaitu
ibadah yang pelaksaannya mempunyai tata cara tertentu. Dalam
ajaran islam, ibaah yang bersifat khusus antara lain: shalat,
puasa, zakat, dan haji. Sementara itu, termasuk bagian dari
akhlak terhadap Allah yaitu meminta pertolongan kepada Allah
setelah terlebih dahulu melakukan ikhtiyar semaksimal
mungkin.
3) Akhlak kepada Makhluk, yang dibagi menjadi lima yaitu:
a) Akhlak terhadap Rasulullah
Tiap-tiap umat islam meyakini bahwa muhammad
adalah Rasul Allah dan suatu kewajiban bagi manusia
untuk beriman kepada Allah dan Rasul-Nya.
Iman bukan hanya sekedar percaya terhadap
sesuatu, tetapi harus pula dibuktikan dengan amal
perbuatan yang juga dijelaskan dalam al-Qur‟an dan hadist
tentang bagaimana bersikap kepada Rasulullah. Itulah yang
17
dinamakan akhlak terhadap Rasulullah. Nabi Muhammad
adalah manusia istimewa yang dipilih oleh Allah yang
memiliki kedudukan tinggi disisi Allah dibandingkan
manusia lainya.
b) Akhlak terhadap keluarga
Setelah anak lahir, maka akan terlibat langsung
dengan jelas fungsi keluarga dalam pendidikan, yaitu
memberikan pengalaman kepada anak, melalui
pemeliharaan, pembinaan dan pengaruh menuju pada
terbentuknya tingkah laku yang diinginkan oleh orangtua.
Orangtua merupakan pusat kegiatan rohani yang
pertama kali didapatkan oleh anak, baik tentang sikap, cara
berbuat dan cara berfikir akan terlihat. Keluarga juga
sebagai pelaksana kegiatan pendidikan Islam yang akan
mempengaruhi dalam pembentukan akhlak anak.
c) Akhlak terhadap diri sendiri
Akhlak terhadap diri sendiri yaitu bagaimana
seseorang menjaga dirinya (jiwa dan raga) dari perbuatan
yang munkar yang dapat menyesatkan dirinya maupun
berpengaruh bagi orang lain. Dalam firman Allah QS. At-
Tahrim ayat 6:
18
ها يا ي ها الذين ا من وا ق وا ان فسكم واىليكم نارا وق ودىا الناس والحجارة علي
ا ي ؤمرون ملائكة غلاظ شدادل ي عصون الله ماامرىم وي فعلون م
Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, peliharalah
dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan
bakarnya adalah manusia dan batu”.
Beberapa akhlak mulia terhadap diri sendiri antara
lain:
(1) Menjaga kebersihan dan kesucian diri dalam
berpakaian, berhias, berjalan dan aktifitas
lainya yang dilakukan dengan orang lain.
(2) Bersikap pemaaf dan pemohon maaf pada
orang lain.
(3) Menepati janji dan menjaga kepercayaan
orang lain.
(4) Menghindarkan diri dari perbuatan dosa
besar dan tindakan tercela, seperti: zina,
mabuk-mabukan dan pergaulan bebas.
(5) Menghindarkan diri dari perbuatan negatif
yang merusak dirinya.
d) Akhlak terhadap sesama
Didunia semua manusia itu adalah makhluk sosial,
dimana seseorang hidup pasti bergantung pada orang lain.
Islam menganjurkan umanya untuk saling menghormati,
19
tolong menolong, berkata sopan, berperilaku adil dan
sebagainya. Sehingga akan menciptakan kehidupan yang
aman, nyaman dan damai. Firman Allah QS. Al-Maidah
ayat 2:
قوى ول ت عاو ن وا على الإثم والعدوان وات قوا الله وت عاون وا على البر والت
ان الله شديد العقاب
Artinya: “Dan tolong-menolonglah kamu dalam
(mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan janganlah tolong-
menolonglah dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan
bertakwalah kamu kepada Allah SWT, sesungguhnya Allah
SWT amat berat siksa-Nya”.
Sedangkan akhlak sesama bagi anak usia sekolah
menengah pertama, antara lain:
(1) Akhlak terhadap orang tua, Allah SWT memerintahkan
manusia untuk selalu patuh dan taat serta menjaga
hubungan duniawi kepada orangtua dan selalu bertindak
sopan, bertutur kata yang baik dan lembut,
merendahkan hati, dan memohonkan rohmah dan
maghfiroh kepada Allah SWT karena ridhonya orang
tua adalah ridhonya Allah.
(2) Akhlak terhadap guru, guru harus dihormati dan
dipatuhi karena guru merupakan orangtua kedua yang
mengajarkan kita ilmu supaya menjadi manusia yang
lebih beradab dan merawat anak didiknya sebagaimana
20
ia menyayangi anaknya sendiri. Oleh karena itu, sudah
seharusnya seorang murid menghormati dan
meneladani gurunya.
(3) Akhlak terhadap tetangga atau kerabat, mempunyai
hak-hak atas diri mereka, dan akhlak harus dijalankan
dengan sempurna, berdasarkan dalil berikut ini:
Firman Allah: (QS. An-Nisa ayat 36)
واعبدوا الله ول تشركوا بو شيء وبالوالدين احسانا وبذى القربى واليتمى
بيل والمساكين والجار ذى القربى والجار الجنب والصاحب وابن الس
ل يحب من كان مختال فخورا وما ملكت ايمانكم انالله
Artinya: “Dan berbuat baiklah kepada kedua orang ibu-
bapak, kerabat-karib, anak-anak yatim, orang-orang
miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh”.
e) Akhlak terhadap lingkungan
Manusia merupakan khalifah di bumi dan hidup
ditengah-tengah lingkungan bersama makhluk lain
sehingga menjadi kewajiban bersama untuk menjaga
lingkungan, terlebih manusia memiliki derajat tertinggi
dengan akal dan kemampuan lebih untuk mengelola alam
dari banding makhluk lainya.
Dalam firman Allah SWT QS. Al-Baqarah ayat 11-
12:
واذاقيل لهم ل ت فسدوا في الرض قالوا انما نحن مصلحن
21
ال ان هم ىم المفسدون ولكن ل يشعرن
Artinya: “Dan apabila dikatakan kepada mereka: Janganlah kamu
membuat kerusakan dimuka bumi, Ingatlah, Sesungguhnya mereka
itulah orang-orang yang membuat kerusakan, tetapi mereka tidak
sadar”.
Manusia wajib berakhlak terhadap lingkungan
karena didasarkan beberapa alasan sebagai berikut:
(1) Manusia hidup dan mati berada di alam.
(2) Allah memerintahkan kepada manusia untuk menjaga
kelestarian alam.
(3) Allah memerintahkan kepada manusia untu mengambi
manfaat sebesar-besarnya dari alam, agar kehidupan
menjadi makmur.
(4) Manusia juga berkewajiban untuk mewujudkan
kebahagiaan dan kemakmuran diatas muka bumi ini.
4. Tujuan Pendidikan Akhlak
Menurut Chabib Thoha kegunaan mempelajari akhlak ada dua
yaitu tujuan umum dan tujuan khusus.
a. Tujuan umum adalah agar setiap orang memiliki pengertian baik
buruknya suatu perbuatan, agar dpat mengamalkanya sesuai ajaran
islam dan selalu berakhlakul karimah.
b. Tujuan khusus antara lain: Menumbuhkan pembentukan kebiasaan
berakhlak mulia dan beradat kebiasaan yang baik, memantapkan
rasa keagamaan pada siswa, membiasakan diri berpegang pada
22
akhlak mulia dan membenci akhlak yang rendah, membiasakan
siswa bersikap rela, optimis, percaya diri, menguasai emosi, tahan
menderita dan sabar, membimbing siswa ke arah sikap yang sehat
yang dapat membantu mereka berinteraksi sosial yang baik,
mencintai kebaikan untuk orang lain, suka menolong, sayang
kepada yang lemah dan menghargai orang lain, membiasakan
siswa bersopan santun dalam berbicara dan bergaul baik di sekolah
maupun di luar sekolah, selalu tekun beribadah dan mendekatkan
diri kepada Allah dan bermuamalah yang baik. (Zainuddin, 1999:
135-136)
Menurut Omar Muhammad Al Thoumy Al Syaibani tujuan
pendidikan akhlak adalah menciptakan kebahagiaan dunia dan
akhirat, kesempurnaan jiwa, menciptakan kebahagiaan, kemajuan
dan keteguhan bagi masyarakat. (Omar Al Thoumy,1992: 346)
Adapun menurut Muhammad „Athiyyah Al-Abrasyi
menjelaskan tujuan dari pendidikan moral dan akhlak islam adalah
membentuk orang-orang yang bermoral baik, keras kemauan,
sopan dalam berbicara dan mulia dalam bertingkah laku dan
perangai, bersifat bijaksana, sopan dan beradab, ikhlas, jujur dan
suci. Jiwa dari pendidikan islam adalah pendidikan moral dan
akhlak (2003: 114).
Menurut Mahmud Yunus tujuan pendidikan adalah
membentuk putra-putri yang berakhlak mulia, berbudi luhur,
23
bercita-cita tinggi, berkemauan keras, baik tingkah lakunya, manis
tutur bahasanya, jujur dalam segala perbuatanya, suci murni
hatinya (Mahmud Yunus, 1978: 22).
Jadi dapat disimpulkan bahwa tujuan pendidikan akhlak
adalah membentuk peserta didik yang berakhlak mulia,
berkemauan keras dan memiliki hati yang suci untuk kebahagiaan
didunia dan di akhirat, serta berguna bagi bangsa dan negara.
5. Metode Pendidikan Akhlak
Metode dalam bahasa Arab dikenal dengan istilah thariqah, yang
berarti langkah-langkah strategis mempersiapkan untuk melakukan
suatu pekerjaan (Ramayulis, 2004: 155).
Menurut Miskawaih metode Pendidikan Akhlak yang baik ada dua
hal yaitu pertama, kemauan yang sungguh-sungguh. Adanya kemauan
secara sungguh-sungguh untuk berlatih secara terus-menerus dan
menahan diri ( al-„adat wa al-jihad). Kedua, menjadikan pengetahuan
dan pengalaman orang lain sebagai cermin bagi dirinya, yaitu
berpengetahuan dan pengalaman berkenaan dengan hukum akhlak
yang berlaku sebagai sebab munculnya kebaikan dan keburukan bagi
manusia (Heri Gunawan, 2014: 312 ).
Menurut Al-ghazali proses pendidikan merupakan proses yang
menuntut adanya keteladanan dari seorang guru, dan adanya hubungan
erat antara guru dengan murid, yang akan mendorong terciptanya
metode pengajaran yang amat penting (Heri Gunawan, 2014: 333).
24
Dalam pendidikan metode mempunyai kedudukan yang sangat penting
unuk mencapai tujuan.
Untuk mencapai tujuan dalam pelaksanaaan pendidikan akhlak
maka ada beberapa metode yang dapat digunakan antara lain metode
keteladanan, metode pembiasaan, metode kisah, metode memberi
nasehat, metode motivasi dan intimidasi, dan metode persuasi.
a. Metode Keteladanan
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia keteladanan kata
dasarnya “teladan” yaitu (perbuatan atau barang dan sebagainya)
yang patut ditiru dan dicontoh (Arief, Armai. 2002: 117). Dengan
demikian metode keteladanan adalah suatu cara dalam pengajaran
dengan meniru dan mencontoh dari orang lain. Disekolah gurulah
yang akan menjadi contoh para siswa untuk merealisasikan tujuan
pendidikan supaya siswa dapat berkembang baik secara fisik
maupun mental dan memiliki akhlak yang baik dan benar.
b. Metode Pembiasaan
Metode pembiasaan dalam kaitanya dengan pengajaran
adalah sebuah cara yang dapat dilakukan untuk membiasakan anak
didik berfikir, bersikap dan bertindak sesuai dengan tuntunan
ajaran agama islam.
Pembiasaan ini didahului dengan niat kemudian diberikan
latihan-latihan dengan suatu norma tertentu kemudian anak disuruh
untuk melakukan kegiatan tersebut berkali-kali agar menjadi
25
bagian hidupnya seperti sholat, puasa, menghargai orang lain dan
lain sebagainya.
c. Metode Kisah
Kisah-kisah yang terdapat di dalam Al-Qur‟an banyak
menceritakan para nabi dan Rasul. Dalam ranah pendidikan cerita
memiliki daya tarik sendiri bagi anak didik, dimana jika seorang
guru bercerita tenang sebuah kisah seorang peserta didik akan
mengaktifkan segenap ideranya untuk memperhatikan. Sebab
dalam kisah akan menceritakan suatu kejadian dimasa yang
lampau, sekarang dan yang sebagainya. Metode ini juga sangat
disukai siswa karena sangat mudah dalam pemahaman dan
mengambil pelajaraan (ibrah), guru juga dapat menyertakan
nasehat-nasehat untuk siswanya dalam Al-Qur‟an terdapat ayat
yang mengandung metode cerita ini diantaranya:
..فا قصص القصص لعلهم يتفكرون.
Artinya: ... Maka ceritakanlah kisah-kisah itu agar mereka
berpikir. (QS. Al-A‟raf ayat 176)
d. Metode Memberi Nasehat
Metode nasehat yang sesuai dengan Al-Qur‟an
menggunakan kalimat-kalimat yang menyentuh hati untuk
mengarahkan manusia kepada jalan yang benar (Heri, 2014: 271).
Nasehat hendaknya diulang-ulang agar dapat berpengaruh
ke dalam jiwa secara langsung melalui perasaan. Ia menggerakan
26
dan menggoncangkan perasaannya selama waktu tertentu, seperti
halnya seorang anak yang selalu mendapat nilai rendah dan diejek
teman-temannya, jika seorang guru tidak memberi suatu
pengarahan dan pembinaan maka anak tersebut tidak akan bisa
berubah.
Oleh karena itu dalam pendidikan, nasehat tidaklah cukup
bila tidak dibarengi dengan teladan dan perantara yang mungkin
dapat diikuti dan diteladini. Seorang anak jika mendapat nasehat
yang baik akan selalu mengingat dan menjadikannya sebagai
teladan dalam hidupnya.
e. Metode Persuasi
Sedangkan menurut Prof. Dr. Hamka metode pengajaran akhlak
ialah:
a. Metode Alami
Metode alami adalah suatu metode dimana akhlak yang
baik diperoleh bukan melalui didikan, pengalaman ataupun
latihan, tetapi diperoleh melalui insting atau naluri yang
dimilikinya secara alami.(Zainuddin, 1999: 127)
Allah swt telah menciptakan manusia dilengkapi dengan
akal dan nafsu yang berjalan untuk keseimbangan keinginan
hidupnya. Perbuatan baik dan buruk seseorang dikendalikan
oleh hati sesuai dengan fitrohnya masing-masing. Metode ini
sangat efektif untuk menanamkan sikap baik terhadap anak
27
didik karena secara harfiah manusia mempunyai potensi untuk
berbuat kebaikan tinggal bagaimana memelihara dan
menjaganya.
b. Metode Mujahadah dan Riadhoh
Mujahadah yaitu perjuangan yang dilakukan oleh guru
yang mengasilkan kebiasaan-kebiasaan yang baik. Dibutuhkan
perjuangan yang sangat berat, namun apabila dilakukan dengan
kesungguhan pasti akan menjadi suatu kebiasaan. Metode ini
sangat tepat untuk mengajarkan tingkah laku dan perbuatan
baik lainya, agar peserta didik memiliki kebiasaan baik,
walaupun harus diawali dengan usaha yang keras dan
membutuhkan perjuangan yang sungguh-sungguh.
Imam Al Ghazali sangat menganjurkan agar mendidik anak
dan membina akhlaknya dengan cara latihan dan pembiasaan
yang sesuai dengan perkembangan jiwanya walaupun seakan-
akan dipaksakan, agar anak terhindar dari keterlanjuran yang
menyesatkan (Zainuddin, 1991: 107).
Oleh karena itu, guru harus memberikan bimbingan secata
terus menerus kepada peserta didiknya agar tujuan pendidikan
akhlak dapat tercapai secara optimal.
c. Metode Teladan
Metode teladan yaitu mengambil contoh atau meniru orang
yang dekat dengannya.(Zainuddin, 1999: 129)
28
Orangtua adalah salah satu contoh dan memberikan
pengalaman-pengalaman yang akan diikuti oleh anak dalam
ranah sikap, sifat dan perbuatan sehari-hari. Dalam lingkungan
sekolah yang dapat dijadikan contoh yaitu guru. Sedangkan
islam banyak memberikan contoh peneladanan akhlak yang
baik yaitu Rasulullah SAW.
6. Evaluasi Pendidikan Akhlak
Evaluasi adalah suatu tindakan atau proses untuk menentukan nilai
dari sesuatu. Dan pada dasarnya evaluasi suatu kegiatan atau proses
untuk menentukan kualitas mutu dari sesuatu, atau memberikan
jawaban atas pertanyaan: “What Value?". (Mulyadi, 2010: 1)
Menurut Suharsimi Arikunto dan Safruddin Abdul Jabar , evaluasi
adalah kegiatan untuk mengumpulkan informasi tentang bekerjanya,
yang selanjutnya informasi tersebut digunakan untuk menenukan
alternative yang tepat dalam mengambil sebuah keputusan (2004: 1-2).
Evaluasi pendidikan akhlak harus melalui beberapa langkah yang
bisa di rencanakan dalam kegiatan penilaian hasil belajar. Adapun
beberapa langkah-langkahnya :
a. Merumuskan tujuan penilaian yang hendak dilakukan dalam proses
belajar mengajar.
b. Menentukan aspek-aspek yang akan dinilai.
c. Menentukan metode pengajaran yang akan digunakan berdasarkan
aspek-aspek yang akan dinilai.
29
d. Memilih dan menyusun alat-alat penilaian yang akan digunakan
sesuai dengan metode yang dipilih.
e. Menentukan dan menetapkan frekuensi penilaian.
7. Materi Pendidikan Akhlak di SMPIT
Dalam ranah pendidikan akhlak merupakan suatu pengalaman
yang bersifat lengkap yang penyempurna bagi keimanan dan
keislaman seseorang yang mengajarkan tata cara hidup manusia. Mata
pelajaran akhlak yang merupakan bagian dari pendidikan agama Islam
(PAI) yang didalam silabus disebut dengan akhlak yang diarahkan
untuk menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami,
menghayati dan berakhlak mulia dalam diri sendiri, masyarakat,
berbangsa dan bernegara melalui bimbingan, pengarahan, latihan,
pembiasaan dan keteladanan.
Bahan-bahan atau materi pengajaran adalah sebagai rincian dari
pokok-pokok bahasan dan sub-sub bahasan dalam GBPP atau bidang
studi bersangkutan (Oemar Hamalik, 1989: 81).
Materi pengajaran itu mengandung segi-segi etik yang mana materi
pelajaran yang akan dipilih hendaknya mempertimbangkan segi
perkembangan moral siswa kelak. Pengetahuan dan keterampilan yang
bakal mereka peroleh dari pelajaran yang dia terima di arahkan untuk
mngembangkan dirinya sebagai manusia yang sesuai dengan sistem
nilai dan norma-norma yang berlaku dimasyarakat (Harjanto, 2000:
224).
30
Adapun ruang lingkup materi Akhlak di sekolah tingkat Sekolah
Menengah Pertama (SMP) meliputi: Hubungan manusia dengan Allah
SWT, Hubungan manusia dengan sesama manusia, Hubungan manusia
dengan Alam. Materi diatas sudah dijelaskan pada pembagian macam-
macam akhlak dengan runtut dan jelas.
Ruang lingkup materi atau bahan pelajaran akhlak di SMP menurut
Riduwan (2004: 34) yaitu:
1. Berlaku dengan sifat-sifat terpuji, diantaranya:
a. Tawadhu‟
Tawadhu‟ adalah merendahkan diri untuk
menyembunyikan kemampuan yang dimilikinya oleh orang
lain. Orang yang mempunyai sifat tawadu‟ akan ditinggikan
derajatnya oleh Allah.
Keutamaan sifat tawadhu‟ adalah akan ditinggikan
derajatnya oleh Allah, mendapatkan cinta dan kasih sayang
dari Allah.
b. Taat
Taat adalah patuh dan tunduk atas perintah atau
larangan seseorang terhadap suatu peraturan yang ada. Taat
berkaitan dengan sikap dan tindakan seseorang dalam
mentaati peraturan secara sukarela tanpa ada paksaan
namun harus dilakukan peraturan tersebut didasarkan
31
peraturan yang berlaku. Mentaati peraturan Allah
merupakan akhlak terpuji dan hukumnya wajib.
c. Qanaah
Qanaah adalah suatu sikap menerima atas apa yang
diberikan oleh Allh SWT dan merasa bahwa itu akan
menjadi bagian pada dirinya.
Adapun manfaat qanaah adalah hatinya penuh
keimanan dan keyakinan yang kuat kepada Allah SWT,
dapat mewujudkan rasa syukur kepada Allah SWT, bisa
hidup bahagia tanpa merasa adanya kekurangan dan
mejadikanya mulia.
d. Sabar.
Sabar artinya teguh hati tanpa mengeluh dalam
menghadapi cobaan dan ujian. Orang yang sabar tidak
pernah mengeluh dan putus asa atas cobaan dan ujian yang
diberikan oleh Allah, dia akan cenderung bersyukur dan
ikhlas menerima tersebut.
Ada beberapa macam sabar yaitu:
a. Sabar dalam berperilaku yaitu sabar dalam melakukan
pekerjaan tidak tergesa-gesa.
b. Sabar dalam penderitaan yaitu bila tertimpa musibah
kita hendaknya menerima dengan lapang dada.
c. Sabar dalam menahan marah.
32
2. Menghindari sifat-sifat tercela
Ada beberapa contoh sifat tercela diantaranya:
a. Ananiah adalah mementingkan diri sendiri. Sikap ini
disebut juga dengan egois, dimana seseorang yang
memiliki sifat ini akan membahayakan bagi dirinya
karena dia akan mejadi rakus dan akan berupaya
menyingkirkan orang yang akan mengganggu tujuanya.
b. Gadab adalah marah artinya, kondisi jiwa yang tidak
senang karena bertentangan dengan keinginan hatinya.
Marah ini sangat berbahaya bagi pelakunya karena jika
tidak bisa mengendalikanya karena bisa merugikan
dirinya sendiri.
c. Hasad adalah dengki artinya, sutu sikap seseorang yang
berusaha menghilangkan nikmat orang lain dan beharap
nikmat itu berpindah pada dirinya.
3. Bertatakrama
Tata karama adalah suatu tingkah laku berdasarkan nilai-
nilai kesopan santunan terhadap orang lain maupun diri sendiri.
Ada beberapa tata krama dalam kehidupan yaitu:
a. Tata krama dalam kehidupan
b. Tata krama dalam berhias dan berpakaian
c. Tata krama dalam perjalanan
d. Tata krama dalam bertamu dan menerima tamu
33
Dalam islam tata krama sendiri mengajarkan bahwa
dalam kehidupan Allah tidak memandang harta, jabatan,
golongan, suku dan kedudukan lainya, islam hanya
memandang siapa yang bertaqwa adalah orang yang paling
tnggi derajatnya. Orang yang bertaqwa berarti dia telah
melakukan tata krama dalam kehidupanya. Tata krama
yang baik adalah mencontoh nabi Muhammas SAW,
dimana dialah panutan seluruh umat islam dalam
bertingkah laku.
B. Kajian Penelitian Terdahulu
1. Nur hidayati skripsi yang berjudul implementasi pendidikan akhlak
siswa di SMP Al-Azhar 9 Salatiga tahun 2017. Skripsi ini menjelaskan
tentang implementasi pendidikan karakter yang hampir sama dengan
pembahasan penelitian ini. Persamaannya adalah sama-sama meneliti
dalam pendidikan perilaku siswa, hambatan dalam implmentasi yaitu
faktor intern (keadaan siswa itu sendiri) dan ekstern (kegiatan yang
terprogram dan budaya sekolah) dan setiap siswa mempunyai karakter
yang berbeda, kebudayaan sekolah dengan rumah dan lain-lainya.
Perbedaanya adalah penelitian terdahulu yang diteliti oleh Nur
Hidayah ini tentang karakter siswa dan faktor-faktor yang menunjang
karakter saja. Sedangkan penelititan sekarang ini meneliti tentang
upaya yang dilakukan sekolah untuk Implementasi akhlak serta hasil
yang dicapai sekolah.
34
2. Skripsi Samsul Ma‟arif yang berjudul Usaha Pembinaan Akhlak Siswa
di Smk Pelita Salatiga tahun pelajaran 2015, Skripsi ini menjelaskan
tentang usaha pembinaan akhlak siswa karena kondisi awal akhlak
yang sudah baik, namun ada beberapa anak yang berakhlak kurang
baik, seperti membolos, kurang sopan dengan guru dan lain-lain.
Setelah dilakukan usaha-usaha pembinaan akhlak melalui tindakan
preventif, kuratif an represif, walaupun masih ada kendala-kendala tapi
pelaksanaanya isa dikatakan baik dan efektif. Tebukti sudah ada
perubahan dari segi akhlak siswa. Penelitian terdahulu yang hampir
sama dengan penelitian ini yaitu, dalam bidang kajian akhlak. Yang
membedakan antara penelitian sebelumnya dengan pembahasan
peneliti yaitu cara pengajaran akhlak dan jenjang sekolahan.
3. Roni Fatakhul Alim yang berjudul implementasi program
parentingdalam bidang PAI di SMPN 7 Salatiga. Skripsi ini
menjelaskan pelaksanaan program parenting dalam aspek ubudiyah
dan pendidikan karakter. Penelitian ini hampir sama dengan
pembahasan yang sedang diteliti yaitu antara siswa, guru dan orangtua
bersama-sama menjalin komunikasi agar program sekolah dan siswa
yang dinginkan dapat tercapai. Perbedaanya adalah metode pengajaran
akhlak.
35
BAB III
Metode Penelitian
A. Jenis Penelitian
Pendekatan yang dilakukan peneliti adalah Deskriptif
dengan jenis penelitian kualitatif. Penelitian deskriptif adalah
metode penelitian untuk membuat gambaran mengenai situasi atau
kejadian, sehingga metode ini berkehendak mengadakan akumulasi
data dasar belaka (Nazir, 1985: 64).
Peneliti memilih penelitian deskriptif ini bertujuan untuk
membuat penjelasan secara sistematis, faktual, dan akurat
mengenai fakta-fakta yang ada tentang bagaimana implementasi
pendidikan akhlak pada Siswa kelas VII di SMP Islam Terpadu
(IT) Nidaul Hikmah Salatiga tahun pelajaran 2017/ 2018.
B. Lokasi dan Waktu Penelitian
Peneliti bertindak sebagai instrumen sekaligus pengumpul
data. Disini peneliti bertindak sebagai pengamat patisipan, karena
peneliti dapat berkomunikasi secara leluasa terhadap informan.
Dalam hal ini peneliti diketahui statusnya oleh informan.
Penelitian ini dilakukan di SMP Islam Terpadu (IT) Nidaul
Hikmah Salatiga yang beralamatkan di jalan Argosari, Rt 03 Rw
02, Kelurahan Randu Acir, Kecamatan Argomulyo Salatiga.
Adapun waktu penelitian dilaksanakan selama 3 (tiga)
bulan dari bulan Oktober 2017 sampai dengan Januari 2018.
36
C. Sumber data
1. Sumber data primer
Sumber data primer adalah data yang diambil secara
langsung dari para subyek pendididkan yaitu kepala
sekolah, para guru, dan peserta didik.
2. Sumber data sekunder
Sumber data sekunder adalah data tambahan yang
berasal dari sumber buku dan sumber-sumber lainya yang
berkaitan dengan judul penelitian ini.
D. Prosedur pengumpulan data
1. Wawancara
Wawancara adalah percakapan dengan maksud
tertentu. Percakapan dilakukan oleh dua belah pihak yaitu
pewawancara (interviewer) yang mengajukan prtanyaan
dan terwawancara yang memberikan jawaban atas
pertanyaaan itu (Moleong, 2002: 135).
Dari penjelasan diatas peneliti menggunakan tehnik
wawancara ini dengan membawa sederetan pertanyaan
lengkap dan terperinci sesuai dengan pembahasan judul
skripsi ini yang dilakukan kepada kepala sekolah, guru PAI,
guru BP, guru Kurikulum, guru pendamping dan murid
SMP Islam Terpadu Nidaul Hikmah Salatiga.
37
2. Observasi
Observasi adalah metode pengumpulan data yang
dilakukan secara sistematik terhadap gejala sosial maupun
psikologi melalui penglihatan dan pencatatan secara
langsung (Sabari, 2010: 380).
Peneliti mengamati proses kegiatan-kegiatan
implementasi pendidikan akhlak, salah satunya yaitu
kegiatan muqayyam Qur‟an yag dilaksanakan setiap hari
sabtu sampai hari minggu di sekolah SMP Islam Terpadu
Nidaul Himkah Salatiga. Dengan observasi, maka data
yang diperoleh akan lebih lengkap, jelas dan paham dari
setiap perilaku yang tampak.
3. Dokumentasi
Dokumentasi adalah metode pengumpulan data
yang dilakukan melalui penelusuran dokumen yang dapat
berupa buku, majalah, notulen rapat dan lain sebagainya
(Moleong, 2011: 217).
Dokumentasi juga membantu dalam menjelaskan
dan menguraikan pembahasan dari tehnik-tehnik
sebelumnya. Dokumen yang digunakan berupa buku yang
berjudul kekhasan sekolah Islam terpadu, kurikulum
SMPIT Nidaul Hikmah Salatiga dan soft file tentang data-
data sekolah. Dokumentasi juga bisa berupa foto yang akan
38
menjadi bukti atau data tambahan guna mencapai data yang
diinginkan.
Adapun Tahap-tahap Penelitian
a. Tahap awal
1) Menyusun proposal penelitian
2) Menentukan tempat penelitian
3) Mengurus surat perizinan
4) Menyusun pertanyaan untuk wawancara
b. Pelaksanaan Penelitian
1) Mengadakan observasi langsung ke SMPIT Nidaul Hikmah
Salatiga
2) Wawancara kepada kepala sekolah, guru PAI dan peserta
didik.
3) Mengidentifikasi data.
c. Akhir Penelitian
Tahap akhir penelitian ini adalah analisis data, pada tahap
ini peneliti melakukan pengecekan dan pemeriksaan tentang
keabsahan data dengan teknik tringulasi.
E. Analisis Data
Menurut Bogdan & Binkle (1928) yang dikutip oleh
Moleong (2008: 248) mengatakan bahwa Analisis data kualitatif
adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data,
mengorganisasikan data, memilah-milahnya menjadi satuan yang
39
dapat dikelola, mensintensiskanya, mencari dan menemukan pola,,
menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan
memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain.
Analisis data berlangsung secara bersama-sama dengan proses
pengumpulan data dengan alur tahapan sebagai berikut:
1. Reduksi Data
Reduksi data yaitu memilih data yang menjadi obyek formil
dari teori yang digunakan untuk membedah fenomena
dengan cara menyederhanakan data, memastikan bahwa
data yang diperoleh adalah cakupan penelitian.
2. Penyajian Data
Sekumpulan informasi yang tersusun sehingga
memberikan kemungkinan penarikan kesimpulan dan
pengambilan tindakan. Data yang diperoleh
dikategorisasikan menurut pokok permasalahan dan dibuat
dalam bentuk matriks untuk memudahkan penelitian dalam
melihat pola-pola hubungan antara satu dengan yang lain.
3. Penyimpulan data
Data-data yang sudah didapatkan dari catatan
lapangan, hasil wawancara, gambar, foto, serta dokumen
berupa soft file dan hard file akan dikumpulkan dan
disusun, kemudian dianalisis dan interpretasi atau
penafsiran terhadap data-data tersebut.
40
F. Pengecekan Keabsahan Data
Pengecekan keabsahan dalam penelitian ini menggunakan
metode triangulasi data, yaitu memanfaatkan sesuatu lain diluar
data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding
terhadap data itu (Moleong, 2002:178). Dalam penelitian ini
penulis menggunakan triangulasi sumber data. Triangulasi sumber
data adalah menggali kebenaran informasi tertentu melalui
berbagai metode dan sumber perolehan data. Misalnya, selain
metode wawancara peneliti bisa menggunakan metode lain yang
sesuai dengan judul penelitian, yang akan menghasilkan bukti atau
data yang berbeda, yang selanjutnya akan memberikan pandangan
yang berbeda pula mengenai fenomena yang diteliti.
41
BAB IV
PAPARAN DAN ANALISIS DATA
A. Paparan Data
1. Profil Sekolah SMP Islam Terpadu (IT) Nidaul Hikmah Salatiga
a. Tinjauan Geografis
SMP Islam Terpadu (IT) Nidaul Hikmah yang berlokasi di jalan
Argosari, Rt 03 Rw 02, Kelurahan Randu Acir, Kecamatan
Argomulyo Salatiga. Sekolah ini berdiri di atas tanah seluas 10.
200 m3 yang didirikan pada tanggal 1 juli 2013. Sekolah ini
berstatus hak milik yayasan.
b. Identitas Sekolah
1) Profil SMP Islam Terpadu (IT) Nidaul Hikmah Salatiga
Nama Sekolah : SMP Islam Terpadu (IT) Nidaul Hikmah
Nama Kepala Sekolah : Hendro Gunawan, S. Pd
Alamat Sekolah :
Jalan : Argosari Raya 03/02 Randuacir
Kecamatan : Argomulyo
Kota : Salatiga
No. Telepon : (0298) 313288
Email : smpitnh_salatiga@yahoo.co.id
a) Nama Yayasan: Wahana Bina Masyarakat
b) Alamat Yayasan & No. Tlp:
Jalan : Jl. Marditomo No. 48
42
Kelurahan : Sidorejo Kidul
Kecamatan : Tingkir
Kota : Salatiga
c) Jenjang Akreditasi: B
d) Tahun Didirikan: 2013
e) Tahun Beroperasi: 2013
f) Kepemilikan Tanah:
Status Tanah: Milik Yayasan
Luas Tanah:10.200 m3
Surat Kepemilikan Tanah: Sertifikat
g) Status Bangunan: Milik Yayasan
Surat izin bangunan: -
Luas seluruh bangunan: 10.000 m3
2. Visi dan Misi SMP Islam Terpadu (IT) Nidaul Hikmah Salatiga
SMP Islam Terpadu (IT) Nidaul Hikmah merupakan sekolah yang
berkualitas yang mempunyai visi dan misi yang luhur, yaitu:
a. Visi SMP Islam Terpadu (IT) Nidaul Hikmah Salatiga
Mencetak generasi yang Sholeh, Cerdas dan Mandiri.
b. Misi SMP Islam Terpadu (IT) Nidaul Hikmah Salatiga
1) Menyelenggarakan pendidikan yang terintegrasi antara
pendidikan agama dan pendidikan umum untuk melahirkan
peserta didik yang berkarakter.
43
2) Mengoptimalkan setiap potensi dan kecerdasan peserta didik
untuk meraih keberhasilan bagi setiap peserta didik.
3) Menyelenggarakan pendidikan kecakapan hidup (life skill) dan
pengembangan diri (self development) untuk menghasilkan
peserta didik yang lebih mandiri dan bertanggung jawab.
4) Memberikan pelayanan pendidikan pada semua kalangan
dengan pendidikan inklusif.
3. Struktur Organisasi SMP Islam Terpadu (IT) Nidaul Hikmah Salatiga
Pendidikan yang efektif dan kondusif dalam pelaksanaanya
tidaklah terlepas dari adanya organisasi struktural untuk mencapai
tujuan dalam proses pendidikan. Adapun struktur organisasi SMP
Islam Terpadu (IT) Nidaul Hikmah Salatiga sebagai berikut:
Tabel. 4. 1 Struktur organisasi SMP Islam Terpadu Nidaul Hikmah
Salatiga
NO NAMA JABATAN
1 Ahmad Rokhim, S. Hut Kepala Yayasan
2 Hendra Gunawan, S.Pd. Kepala Sekolah
3 Susilowati, S.T Wakil Kepala
4 Sani Fajrul Hasanah, S.Pd.I Bendahara dan Kepala TU
5 Abdul Kholik, SH Staff Tenaga Administrasi
6 Dwi Galih Priyanto PAI
7 Nurul Hidayah, S.Pd. Humas
8 Erna Ayu Rohkhayani, S.Pd Kesiswaan
9 Heru Gunawan, S.Pd Sarana dan Prasarana
10 Atina Rahmawati Firda, S.Pd Pelatihan Ekstra English
44
11 Dina Arumsari, S.Si, M.Si Pelatihan Ekstra Sains
12 M. Aminullah Ibrahim Pelatihan Ekstra Kaligrafi
13 Ratih Asti Supriyanto, M.Pd Guru pembina khusus
14 Mahfud Sodikin Tahfiz
15 Mulyono Petugas Kebersihan
16 Nur Abidin Pengemudi
17 Dardiri Tukang Kebun
Sumber: Dokumen sekolah SMP Islam Terpadu Nidaul Hikmah
Salatiga
4. Keadaan Guru SMP Islam Terpadu Nidaul Hikmah Salatiga
SMP Islam Terpadu Nidaul Hikmah Salatiga merupakan sekolah
yang memiliki guru tetap dan tidak tetap. Adapun jumlah guru yang
dimiliki dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 4. 2 Keadaan guru SMP Islam Terpadu Nidaul Hikmah Salatiga
No Guru/ Staf Jenis Kelamin
Jumlah
Laki-laki Perempuan
1 Guru Tetap 8 7 15
2 Guru Tidak Tetap 2 - 2
Sumber: Dokumen sekolah SMP Islam Terpadu Nidaul Hikmah
Salatiga
5. Keadaan siswa SMP Islam Terpadu Nidaul Hikmah Salatiga
Siswa merupakan Objek utama dalam pendidikan di sekolah,
adapun keadaan siswa SMP Islam Terpadu Nidaul Hikmah Salatiga
dapat dilihat pada tabel berikut :
45
Tabel 4. 3 Keadaan siswa di SMP Islam Terpadu Nidaul Hikmah
No Kelas Jumlah Siswa
Jumlah Seluruh Siswa
L P
1 VII A 10 18 28
2 VII B 12 10 22
3 VIII A 10 12 22
4 VIII B 12 10 22
5 IX A 9 12 21
6 IX B 5 6 11
Sumber: Dokumen sekolah SMP Islam Terpadu Nidaul Hikmah
Salatiga
6. Prestasi Sekolah
Tabel 4. 4 Keadaan Prestasi Siswa
No. Nama siswa Prestasi
1 Ikhfina Izzatul
Malikha
Terbaik 1 Tartil SMP/ MTs Putri MTQ
Kota Salatiga 2017
Juara 1 Tartil dalam lomba MAPSI
Tingkat Kota Salatiga 2017
Juara II Tartil dalam lomba PHBI
Tingkat Kota Salatiga 2017
Juara III Lomba Tartil Putri Festifal
Lomba Islami SMA N 1 salatiga 2017
2 Ghunnyatullami‟ah Juara III Lomba OSN Matematika
Tingkat Kota salatiga Tahun 2017
3 Thoriq
Ibadurrahman
Juara II Kaligrafi dalam Lomba MAPSI
Tingkat Kota salatiga 2017
4 Durah Al Mumtazah Juara II Tiawah Putri dalam Lomba
MAPSI Tingkat Kota Salatiga 2017
5 Yusuf Maulana Juara II Tartil Qur‟an Putra dalam lomba
46
MAPSI tingkat Kota Salatiga 2017
6 Regu Pramuka Putri Juara Harapan II Lomba Pionering tahun
2017
7 Khusnul Fauz Syifa
Nabila
Juara II kategori SMP dalam lomba
Cooking Competition International Chef
Day di SMK N 1 Salatiga Tahun 2017
8 Muhammad Robih
Juara III cabang Taekwondo kelas under
36 kg putra SMP POPDA Tingkat Kota
Salatiga Tahun 2017
9 Zakia Amalia
Ahmad
Juara III Lomba Cabang Panahan jarak
30 m Putri SMP POPDA Tingkat Kota
Salatiga Tahun 2017
Juara II Lomba Cabang Panahan Jarak
40m Putri POPDA Tingkat Kota
Salatiga 2017
Juara II Kategori Poomsae Putih s.d
Kuning KADET Putri Magelang Open
Taekwondo Championship Walikota Cup
V Se Jawa- Bali dan Invitasi tahun 2017
10 Syifa Divanti Alya
Nugraha
Juara II Kategoria Poomsae Putih s.d
Kuning KADET Putri Magelang Open
Taekwondo Championship Walikota Cup
V Se Jawa- Bali dan Invitasi tahun 2017
11 Nabilla Atayya
Kautsarani
Juara II Kategori Poomsae Putih s.d
Kuning KADET Putri Magelang Open
Taekwondo Championship Walikota Cup
V Se Jawa- Bali dan Invitasi tahun 2017
12 Hedona Hilwa
Taqiyya
Juara III Kategori KYORUGI OVER 51-
55 kg KADET Putih s.d Kuning KADET
Putri Magelang Open Taekwondo
47
Championship Walikota Cup V Se Jawa-
Bali dan Invitasi tahun 2017
13 Regu Pramuka Putri
Harapan II Lomba Pioneering Kategori
SMP Putri Piala Komandan Kodim 0714
SLG
Sumber: Dokumen sekolah SMP Islam Terpadu Nidaul Hikmah
Salatiga
7. Keadaan Sarana dan Prasarana
a. Jenis Ruangan
Tabel 4. 5 keadaan Sarana dan Prasarana dengan jenis ruangan
No Jenis Ruang Jumlah Kondisi
1 Ruang Kelas 6 Baik
2 Ruang Guru 1 Baik
3 Ruang Pimpinan Sekolah 1 Baik
4 Ruang Tata Usaha 1 Baik
5 Ruang Perpustakaan 1 Baik
6 Ruang Masjid/ Musholla 1 Baik
7 Ruang UKS 1 Baik
8 Ruang Kantin 1 Baik
9 Kamar Mandi/ WC Siswa 2 Baik
10 Kamar Mandi/ WC Guru 2 Baik
11 Ruang Parkir 1 Baik
Sumber: Dokumen sekolah SMP Islam Terpadu Nidaul Hikmah
Salatiga
48
b. Perlengkapan Ruang Kelas, Guru dan Tata Usaha
Tabel 4. 6 Perlengkapan Ruang kelas, Guru dan Tata Usaha
No Jenis Barang Jumlah Kondisi
1 Meja siswa 64 Baik
2 Kursi siswa 64 Baik
3 Meja guru 15 Baik
4 Kursi guru 15 Baik
5 Whiteboard 6 Baik
6 Lemari 3 Baik
7 Sapu 6 Baik
8 Sulak 6 Baik
9 Tempat sampah 6 Baik
10 Spidol 15 Baik
11 Penghapus 6 Baik
12 Lampu 16 Baik
13 Rak buku 2 Baik
14 Rak sepatu 7 Baik
15 Jam dinding 8 Baik
16 Papan statistik 1 Baik
17 Papan pengumuman 1 Baik
Sumber: Dokumen sekolah SMP Islam Terpadu Nidaul Hikmah
Salatiga
c. Perlengkapan Perpustakaan
Tabel 4. 7 Perlengkapan Perpustakaan
No Jenis Barang Jumlah Kondisi
1 Rak Buku 2 Baik
2 Meja Pembaca 5 Baik
3 Kursi pembaca 5 Baik
49
4 Whiteboard 1 Baik
5 Lemari 1 Baik
6 Sapu 1 Baik
7 Sulak 1 Baik
8 Tempat sampah 1 Baik
9 Penghapus 1 Baik
10 Spidol 1 Baik
11 Buku baik
Sumber: Dokumen sekolah SMP Islam Terpadu Nidaul Hikmah
Salatiga
d. Perlengkapan Laboratorium IPA/ Pusat Sumber Belajar
Tabel 4.8 Perlengkapan Laboratorium IPA/Pusat Sumber Belajar
No Jenis Barang Jumlah Kondisi
1 Lemari 2 Baik
2 Alat peraga IPA Baik
3 Alat Peraga Matematika Baik
4 Meja dan kursi siswa Baik
5 Alat percobaan IPA Baik
6 Whiteboard 1 Baik
7 Spidol 1 Baik
8 Penghapus 1 Baik
Sumber: Dokumen sekolah SMP Islam Terpadu Nidaul Hikmah
Salatiga
e. Perlengkapan Kamar Mandi
Tabel 4.9 Perlengkapan Kamar Mandi
No Jenis Barang Jumlah Kondisi
1 Tempat air 1 Baik
50
2 Kloset 1 Baik
3 Gayung 1 Baik
4 Gantungan pakaian 1 Baik
5 Tempat sampah 1 Baik
Sumber: Dokumen sekolah SMP Islam Terpadu Nidaul Hikmah
Salatiga
8. Gambaran Informan
a. Hendra Gunawan, S.Pd.
Hendra Gunawan, S. Pd selaku kepala sekolah sejak tahun 2013.
Dalam penelitian ini nama kepala sekolah menggunakan inisial
yaitu HD.
b. Dwi Galih Priyanto
Dwi Galih Priyanto selaku guru Pendidikan Agama Islam sejak
tahun 2013. Dalam penelitian ini nama guru PAI menggunakan
inisial yaitu DG.
c. Muhammad Aminullah Ibrahim
Muhammad Aminullah Ibrahim selaku guru BP sejak tahun 2017.
Dalam penelitian ini nama Guru BP menggunakan inisial yaitu
MA.
d. Susilowati, S.T
Susilowati, S.T selaku pembina kurikulum. Dalam penelitian ini
nama guru tersebut menggunakan inisial yaitu SS.
e. Heru Gunawan, S.Pd.
51
Heru Gunawan, S.Pd selaku guru pendamping mentoring. Dalam
penelitian ini guru tersebut menggunakan inisial sebagai HR.
f. Nurul Hidayah, S.Pd.
Nurul Hidayah, S.Pd selaku guru pendamping mentoring. Dalam
penelitian ini menggunakan inisial sebagai NH.
g. Dina Arumsari, S.Si, M.Si
Dina Arumsari, S.Si, M.Si selaku guru pendamping mentoring.
Dalam penelitian ini menggunakan inisial sebagai DA.
h. Muti‟ah Fisabillihab
Muti‟ah Fisabillihab selaku siswa kelas VII. Dalam penelitian ini
nama siswa tersebut menggunakan inisial yaitu MF.
i. Ifla Sahla
Ifla Sahla selaku siswa kelas VII. Dalam penelitian ini nama siswa
tersebut menggunakan inisial yaitu IS.
j. Akbar Riski
Akbar Riski selaku siswa kelas VII. Dalam penelitian ini nama
siswa tersebut menggunakan inisial yaitu AR.
B. Temuan Penelitian
1. Implementasi pendidikan akhlak pada siswa kelas VII di SMP Islam
Terpadu Nidaul Hikmah Salatiga tahun pelajaran 2017/2018
Beberapa hasil wawancara dilapangan yang berkaitan dengan
implementai pendidikan akhlak siswa kelas VII di SMP Islam Terpadu
Nidaul Hikmah Salatiga adalah sebagai berikut:
52
Menurut HG upaya yang dilakukan sekolah dalam implementasi
pendidikan akhlak , sebagai berikut:
“Upaya sekolah dalam penerapan akhlak terhadap siswa siswi di SMP
IT Nidaul Hikmah adalah Mensosialisasikan indikator lulusan siswa
SMPIT Nidaul Hikmah, mensosialisasikan adab atau SOP keseharian
di sekolah, evaluasi pekanan melalui kegiatan Bina Pribadi Islami
(mentoring) dan evaluasi bulanan melalui pantauan isian buku evaluasi
yang diisi oleh orangtua siswa” (wawancara dengan HG, pada tanggal
10 Januari 2018).
Implemetasi juga dilakukan pada saat proses belajar mengajar
khususnya pelajaran PAI. Sebagaimana yang telah dituturkan oleh DG
sebagai berikut:
“upaya yang dilakukan guru itu mengacu pada peraturan
sekolah diantaranya yaitu mentoring atau biasa disebut dengan
Bina Kepribadian, dimana mentoring ini dilakukan selama satu
jam dan isi pembahasanya ada aqidah, Akhlak, SKI, dan lain-
lainya yang temasuk dalam pelajaran PAI. Upaya selanjutnya
yaitu Ibadah Tabiah atau kebiasaan itu dilakukan untuk
menanamkan sikap kemandirian, kebiasaan yang baik.
Kemudian Buku Mutaba‟ah atau karakter siswa, dimana buku
ini mengatur tentang apa yang dilakukan siswa dari bangun
tidur sampai tidur lagi seperti: sholat subuh, menata tempat
tidur dan lain-lain. Buku muktaba‟ah ini diisi oleh orangtua
siswa. Kemudian ada juga pagi setelah bel berbunyi siswa
diberikan motivasi oleh walikelas masing-masing. Kemudian
pelajaran PAI itu selama 3 jam setiap minggu dan ada jam
khusus untuk pelajaran Al-Qur‟an yang dalam seminggu itu
ada 9 jam dan juga mengontrol siswa yang berkelakuan jelek.”
“Semua itu dilakukan mempunyai tujuan yaitu guna
pembiasaan Islami siswa.” (Wawancara dengan DG, pada
tanggal 10 januari 2018).
Pernyataan tersebut juga diperkuat oleh HG sebagai berikut:
“Pembelajaran di SMP ini memadukan antara pelajaran umum
dengan agama, jadi setelah anak paham anak bisa
mengamalkan materi yang diajarkan”(hasil wawancara dengan
HG, 10 januari 2018)
53
MA juga menambahkan bahwa upaya yang dilakukan sekolah
dalam implementasi akhlak adalah sebagai berikut:
“Sekolah berupaya menjadikan dari berbagai elemen yang ada
disekolahan sebagai pendorong dan pemupuk dalam penerapan
terbinanya akhlakul karimah dari kegiatan seluruh prosedur
operasional sekolah, tata tertib sampai aktifitas aau kegiatan
pendukung yang lain. Adapu tujuanya adalah agar dan dapat
diharapkan seluruh yang ada di sekolah dapat berperilaku dan
berakhlak sebagaimana akhlak Rasulullah SAW” (wawancara
dengan MA, pada tanggal 11 Januari 2018).
Menurut SS sebagai guru dalam bidang kurikulum menjelaskan
langkah-langkah dalam implementasi pendidikan akhlak sebagai
berikut:
“Di sekolah ini dalam implementasi pendidikan akhlak ada
langkah-langkahnya yaitu menegakkan standart kelulusan yang
berpribadi islami, kemudian sosialisasi SOP, motivasi pagi dari wali
kelas, kemudian ada pembinaan melalui pendidikan PAI, pembinaan
kepribadian Islami (BPI), mengikuti kegiatan keislaman pada hari
besar islami, seperti lomba-lomba keagamaan. Dalam kurikulum kita
ada pelajaran khusus yaitu muqayyam qur‟an itu setiap satu bulan
sekali, buku mutaba‟ah dan mentoring. Siswa juga kita latih untuk
menyampaikan qultum ba‟da dhuhur dan laporan evaluasi SKL setiap
tengah semester” (hasil wawancara dengan SS, 11 Januari 2018).
Ada beberapa kegiatan khusus yang ada pada kurikulum SMP
Islam Terpadu Nidaul Hikmah salah satunya yaitu mentoring.
Mentoring ini dijelaskan oleh HR.
“Kegiatan mentoring ini memiliki materi, materinya itu dari
buku arosat. Buku tersebut berisi tentang Al- Qur‟an, aqidah,
hadis, akhlak fiqih dan sirah”(hasil wawancara dengan HR, 11
Januari 2018 )
Kemudian NH juga menambahkan:
“untuk kegiatan mentoring ini dibagi menjadi kelompok-
kelompok, dimana setiap kelompok ada sekitar 10-12 anak dan
saat mentoring ini biasanya dimulai dengan tilawah, kemudian
54
mengumpulkan dan membahas buku mutaba‟ah tentang
permasalahan dirumah, setelah itu guru pendamping akan
memberikan materi yang terakhir tanya jawab” (hasil
wawancara dengan NH, 11 Januari 2018).
Di dalam Buku mutaba‟ah ada beberapa aspek yang harus
dilakukan oleh siswa yaitu:
No. Aspek Keterangan
1. Tidak memiliki, menyimpan,
menjual, membeli dan
menggunakan jimat
Tidak
2 Tidak mempelajari ilmu sihir,
ilmu kebal dan sebagainya
Iya
3 Menjaga pergaulan Iya
4 Tidak merokok Iya
5 Menjauhi minuman keras dan
narkoba
Iya
6 Menutup aurat Iya
7 Menjaga kebugaran dengan
olahraga
Iya
8 Murajaah hafidz ¼ juz Iya/ kadang-kadang
Sependapat dengan NH, DA juga menambahkan bahwa:
“untuk kegiatan praktik pendidikan akhlaknya disekolah berupa
sholat sunnah, qultum dan lain-lainnya, sedangkan praktik yang
dirumah itu dengan buku mutaba‟ah yang diisi orang tua”
(hasil wawancara dengan DA, 11 Januari 2018).
55
Contoh kegiatan keagamaan di SMP Islam Terpadu. Sebagaimana
dituturkan oleh MF sebagai berikut.
“Disekolahan kami mendapatkan pembinaan pembelajaran
tentang akhlak dari kegiatan ibadah sunah seperti sholat dhuha,
puasa sunah dan dari guru-guru kami yang memberikan contoh
akhlak yang mulia dalam kehidupan sehari-hari seperti
senyum, sapa dan salam. Kalau tujuanya supaya siswa
mempunyai budi pekerti dan adab yang mulia. Dan menurut
kami sudah bagus tapi kadang guru kurang tegas” (Wawancara
dengan MF, pada tanggal 11 Januari 2018)
Di SMP Islam Terpadu juga memiliki kegiatan ekstrakulikuler
yang dapat membentuk akhlak siswa sebagaimana yang dituturkan
oleh IS:
“Setiap tahun ajaran baru ada kegiatan malam bina Iman dan
taqwa. Kegiatan tersebut dilakukan dua hari satu malam
disekolah. Siswa dilatih melakukan hal-hal yang baik dari pagi
sampai malam, ada sholat sunnah, mengaji, dan lainya.”
AR juga menambahkan kegiatan yang dilakukan disekolah yaitu:
“Setelah sholat dhuhur saya pernah mengisi kultum. Saat
kultum materi yang biasa dibacakan itu tentang adab-adab
islami.”(hasil wawancara dengan AR, 10 Januari 2018)
Tidak hanya itu, MA juga menambahkan:
“kegiatan yang dapat membentuk akhlak siswa juga bisa
dengan peringatan hari besar seperti, siswa zakat disekolah,
kemudian para siswa kami tuntun untuk memberikan kepada
fakir miskin yang sudah kami minta datang esekolah, siswa
sendiri pula yang memberikannya. Saat ramadhan kita
melaksanakan bakti sosial dan lomba islami.” (hasil
wawancara dengan MA, 11 Januari 2018)
Kegiatan-kegiatan yang dilakukan di SMP Islam Terpadu
seperti yang dijelaskan diatas, kegiatan tersebut merupakan program
56
kurikulum sekolah, dimana semua sekolah yang berbasis IT (Islam
Terpadu) melaksanakan program tersebut dengan nama yang sama
pula.
2. Hambatan yang di hadapi dalam Implementasi Pendidikan Akhlak
pada siswa kelas VII di SMP Islam Terpadu Nidaul Hikmah Salatiga
Suatu kegiatan pastilah ada suatu hambatan. Begitu juga dengan
upaya dalam implementasi Pendidikan Akhlak siswa di SMPIT Nidaul
Hikmah Salatiga. Hal ini telah dijelaskan oleh kepala sekolah, guru
BP, guru PAI, guru bagian kurikulum, guru pendamping mentoring
dan siswa.
Hasil wawancara dengan HG adapun hambatan-hambatannya
adalah:
“Hambatan selama pelaksanaan implementasi akhlak selama ini
adalah guru masih belum konsisten dalam menerapkan dan
mengevaluasi aktivitas atau perilaku siswa secara rutin”
(wawancara dengan HG, 10 januari 2018).
Perbedaan status sosial siswa juga menjadi suatu hambatan seperti
yang dituturkan oleh DG bahwa :
“Hambatanya itu karena antara siswa satu dengan yang lainya
mempunyai karakter yang berbeda, jadi diperlukan juga metode
dan penyampaian yang berbeda-beda. Saat menggunakan
metode A tidak semua siswa faham dan menyukai metode A.
Jadi disini guru benar-benar dituntut harus memahami karakter
anak didiknya. Kemudian hambatan selanjutnya menyangkut
tentang buku mutaba‟ah, guru bisa mengetahui kegiatan siswa
dengan buku tersbebut, jika orangtua tidak bisa bekerjasama
maka sangat sulit untuk sekolah khususnya guru untuk
mengontrol anak. Bahwasanya guru bisa mengetahui kebiasaan
dan kegiatan yang dilakukan dirumah hanya dengan buku
tersebut” (wawancara dengan DG, 11 Januari 2018).
57
Pernyataan diatas diperkuat dengan apa yang telah dituturkan oleh
MA yaitu:
“Kurangnya keistiqomahan dalam penerapan dan berperilaku
yang sesuai akhlaqul karimah, karena hal ini seharusnya setiap
penduduk lingkungan sekolahan menerapkan dan melakukanya
begitupun hal ini terhambat dengan faktor eksternal anak anak
peserta didik, yang mana di luar sekolahan atau ketika mereka
kembali di lingkungan rumah mereka ada yang hidup pada
situasi yang mana minimnya akhlaq yang mulia pada sosial
mereka” (wawancara dengan guru BP bapak M. Aminullah
Ibrahim, 11 Januari 2018).
Hambatan yang dihadapi tidak hanya dari status sosial HR
menambahkan bahwa:
“menurut saya sebagai guru pendamping mentoring yang dapat
menjadi hambatan dalam implementasi akhlak itu ketika guru
kurang profesional dalam menerapkan akhlak, karena guru itu
manusia biasa yang terkadang masih ada khilafnya” (hasil
wawancara dengan HR, 11 Januari 2018 ).
SS juga menjelaskan bahwa :
“sekolah SMP ini temasuk masih baru jadi untuk implemetasi
pendidikan akhlak yang menjadi hambatan yang utama yaitu
sarana dan prasarana yang kurang dan masih dalam proses
pembangunan. Untuk ruang praktik, lab komputer, uks dan
lainya itu belum ada, jadinya ruang guru kita rangkap juga
menjadi ruang lab komputer” (hasil wawancara dengan SS, 11
Januari 2018)
Selaras dengan SS, NH juga menambahkan :
“kurangnya ruang kelas, maka saat praktek komputer guru yang
sedang tidak mengajar harus keluar ruangan terlebih dahulu.
Tidak hanya itu orangtua juga berpengaruh, karena ada beberapa
orangtua yang menyerahkan sepenuhnya pendidikan di sekolah,
kemajuan teknologi juga sangat berpengaruh besar dalam
tingkah laku anak, seperti handphone atau gadget. ” (hasil
wawancara dengan NH, 11 Januari 2018).
Sepakat dengan SS dan NH, DA juga menambahkan bahwa:
58
“kemajuan IPTEK saat ini sangat pesat, dapat mempengaruhi
anak dari tingkah laku, berbicara, bersosial dan lainya. ”
“di era sekarang ini anak lebih cenderung menyukai gadget
daripada melakukan hal-hal yang bermanfaat. Anak-anak kecil
dibelikan HP dengan alasan untuk belajar di internet tapi apakah
selalu belajar, pastilah tidak, makanya balik lagi ke orangtua
harus membatasi dalam bermain atau menggunakan gadget
tersebut seperti dibatasi hanya pada jam-jam tertentu saja”
“Apabila remaja tidak dibekali dengan nilai agama yang kuat
dan akhlakul karimah maka mereka akan mudah mengakses
pornografi dan mereka akan membuat akun palsu yang
merugikan orang lain begitu pula kecanduan game yang mana
degan semakin berketergantungan dengan game hal ini bisa
merusak perkembangan dan pertumbuhannya begitu pula tidak
bisa dipungkiri mereka akan melupakan kewajibanya untuk
kegiatan duniawi dan akhirat seperti belajar, membantu
orangtua, sholat dan lainya” (hasil wawancara dengan DA, 11
Januari 2018).
.
Hasil wawancara dengan siswa hambatan yang mereka alami
menurut MF sebagai berikut:
“hambatan saya itu kecapekan, karena pulang sekolah sudah
sore jadi saya biasanya sampai di rumah langsung tidur bahkan
terkadang saya tidak sholat” (hasil wawancara dengan MF, 11
Januari 2018).
Berbeda halnya dengan IS, dia menjelaskan bahwa:
“sedikit susah saat menghafalkan Al-Qur‟an, karena saat dirumah
harus mengerjakan PR dan mengaji tapi saya selalu sholat 5
waktu, kadang juga malas dan capek, kalau disekolah kadang
tidak terlalu paham dengan pelajaran” (hasil wawancara dengan
IS, 11 Januari 2018).
AR juga menambahkan bahwa:
“Kadang ada teman-teman yang tidak ikut sholat padahal sudah
diperingatkan guru, tetapi dia tetap tidak mau. Sampai-sampai
ada teman yang disuruh guru untuk memanggilnya tapi yang
disuruh guru itu malah diam saja. Ketika dirumah saya jarang
sholat, karena ibu dan ayah saya kadang juga tidak sholat, jadi
59
kadang saya kalau disuruh sholat kadang mengerjakan, kadang
juga tidak” (hasil wawancara dengan IS, 11 Januari 2018).
3. Solusi Terhadap Implementasi Pendidikan Akhlak Siswa Di SMPIT
Nidaul Hikmah
Untuk mengatasi suatu hambatan diperlukannya suatu solusi agar
kegiatan yang diinginkan tercapai. Solusi yang dilakukan bukanlah hal
yang mudah. Dibutuhkan usaha yang keras dan semua pihak harus ikut
mewujudkan tercapainya akhlak yang mulia.
Hasil wawancara dengan HG, solusi apa yang telah dilakukan
sekolah dalam mengatasi hambatan dalam Implementasi pendidikan
akhlak adalah:
“Solusi yang telah dilakukan sekolah yaitu saya selalu
menanyakan hasil evaluasi aktifitas atau perilaku siswa minimal
satu pekan sekali” (wawancara dengan HG, 10 Januari 2018).
Dengan solusi yang dilakukan maka HG berkeinginan supaya anak
menjadi baik, seperti yang beliau jelaskan.
“kami berharap seorang peserta didik kekayaan moral dan
mereka menyimpan moral yang santun atau akhlaqul karimah
dalam jiwa mereka, dan ini akan menjadikan mereka
mempunyai pilihan figur yang patut diteladani, maka tidak heran
kalau setiap pekan perilaku mereka terdapat perubahan sedikit
demi sedikit bagaikan padi yang semakin berisi semakin
menunduk” (Hasil wawancara dengan HG, 10 januari 2018).
Ketika proses belajar mengajar juga menggunakan metode yang
aktif dan efisien, seperti yang dituturkan DG bahwa:
“Solusi yang dilakukan yaitu ketika sedang dalam proses belajar
mengajar metode yang saya gunakan berbeda-beda. Ketika
menggunakan metode ceramah saya selingi dengan praktek,
kemudian diskusi dan lainya.”
60
“Jika ada murid yang terlambat, saat dikelas ribut dan tidak
mengerjakan PR akan diberikan sanksi yaitu disuruh membaca
Al-Qur‟an satu jus” (wawancara dengan bapak Dwi Galih
Prasetya, 11 Januari 2018).
Figur seorang guru juga sangat berpengaruh sebagaimana yang
dijelaskan oleh MA adalah :
“Ada beberapa solusi yang kami terapkan, diantaranya memang
kita selaku pendidik di sekolahan ini yang paling utama ialah
memberikan mereka qudwah dan figur yang baik dan santun
terhadap mereka sebagaimana dalam islam bil hikmah wal
mauidatil hasanah maka sebagai pendidik memang kesabaran
adalah modal utama, kami disini akan terus menerapkan sikap
yang telah rasulullah terapkan, maka dalam menghadapi murid
yang sedikit bandel senatiasa kami do‟akan dan senatiasa kami
berikan teguran-terguran yang bermanfaat dengan tidak basanya
kami melakukan hal itu hingga timbul titik perubahan dalam
sikap mereka” (wawancara dengan MA, 11 Januari 2018).
Selaras dengan pernyataan diatas, sebagaimana yang diungkapkan
oleh SS yaitu:
“namun semua itu perlu proses, akhlak belum terlihat jika masih
satu bulan, kemudian baru bulan-bulan berikutnya mulai
muncul-muncul keterbiasaan yang baik, seperti: sholat subuh
tanpa disuruh dan bangun pagi, mempunyai sifat jujur, mandiri
dan berpikir kritis” (Hasil wawancara dengan GD, 11 Januari
2018).
Sebagai pendamping mentoring HR menjelaskan bahwa:
“saat mentoring biasanya saya menanyai satu persatu siswa apa
kegiatan dirumah yang dilakukan dan apa yang tidak dilakukan
kemudian akan saya beri motivasi” (hasil wawancara dengan
HR, 11 Januari 2018).
NH juga menambahkan:
“kebetulan murid yang saya mentoirng itu ada siswa laki-
lakinya jadi saya sendirikan karena biasanya melarikan diri.
Tapi saya tetep profesional dalam mengarahkan anak didik
kearah yang lebih baik dengan motivasi dan terkadang juga saya
61
beri hukuman untuk membaca alqur‟an” (hasil wawancara
dengan NH, 11 Januari 2018).
Selaras dengan HR dan NH, DA juga meambahkan:
“Biasanya saya ancaman untuk memberi tahu orangtua kalau
tidak pak kepala sekolah. Dalam kegiatan mentoring semua guru
pendamping saling bersinergi dalam mementor siswa kedalam
nilai agama islam dan nilai akhlakul karimah” (hasil wawancara
dengan DA)
C. Analisis Data
Setalah peneliti mengumpulkan data dari hasil penelitian, yang di
peroleh dari hasil wawancara/ interview, observasi dan dokumentasi. maka
selanjutnya peneliti akan melakukan analisis data untuk menjelaskan lebih
lanjut dari penelitian.
1. Implementasi pendidikan akhlak pada siswa kelas VII di SMP Islam
Terpadu Tahun Pelajaran 2017/2018
Sekolah Menengah Pertama Islam Terpadu (SMPIT) merupakan
sekolah yang setara dengan MTS dan SMP. Namun SMPIT memiliki
perbedaan dengan MTs atau SMP yaitu sekolah islam yang
diselenggarakan dengan memadukan secara integrative nilai dan ajaran
islam dalam pembangunan kurikulum dengan pendekatan
pembelajaran yang efektif dan pelibatan yang optimal dan kooperatif
antara guru dan orangtua, serta masyarakat untuk membina karakter
dan kompetensi peserta didik.
Implementasi pendidikan akhlak di SMP Islam Terpadu yang
dilakukan SMPIT Salatiga dalam Implementasi pendidikan Akhlak
siswa Tahun pelajaran 2017/2018
62
a. Melalui kegiatan belajar mengajar.
Kegiatan belajar mengajar dilakukan dalam pendidikan,
dimana guru harus profesional dalam memberikan metode cara
mengajar dan penyampaian materi. Disini guru dituntut untuk bisa
menyampaikan maksud dan tujuan dalam pembelajaran. Tidak
hanya itu, khusus di SMP Islam Terpadu siswa diharapkan
memiliki karakter seperti yang dituturkan oleh HG sebagai
berikut:
“siswa menjadi terbiasa melaksanakan adab dan akhlak yang
baik, siswa tidak melakukan perbuatan yang dilarang oleh
agama atau sekolah, dan suasana sekolah akan menjadi nyaman”
(wawancara dengan HG, 10 Januari 2018)
b. Ekstrakulikuler keagamaan
Selain didalam kelas, program yang bisa dilakukan untuk
menunjang akhlak siswa dengan kegiatan ekstrakulikuler. Kegiatan
ekstrakulikuler yang ada yaitu kaligrafi, panahan, sains club,
english club, matematika club, tilawatil Qur‟an, pramuka,
taekwondo dan rebana. Diharapkan semua siswa dapat memilih
keahlian dalam bidang masing-masing.
c. Kegiatan Keagamaan
Kegiatan keagamaan merupakan program untuk
memperkuat dan menambah wawasan siswa tentang keislaman dan
juga membentuk akhlak siswa yang baik dan santun.
Kegiatan yang dilakukan yaitu pertama, Pembinaan
Kepribadian Islam (BPI) yang dilakukan tiap pekan. Kedua,
63
kegiatan pada hari besar Islam seperti lomba-lomba keagamaa,
pawai ta‟aruf, zakat, qurban dan lain-lainya. Ketiga, malam Bina
Iman dan Taqwa (mabit), yang dilakukan sekali dalam setahun.
Keempat, muqoyyam Qur‟an setiap satu bulan sekali.
d. Melalui bimbingan
Upaya yang dilakukan dalam implementasi pendidikan
akhlak di SMPIT Nidaul Hikmah cenderung lebih banyak melalui
bimbingan dan penyuluhan. Bimbingan tersebut melalui
pendekatan personal (personal Development). Siswa yang
melakukan pelanggaran cenderung lebih sedikit dibandingkan
dengan sekolah lainya maka pendekatan ini sangat efektif untuk
mengetahui karakter siswa.
Bimbingan di SMP Islam Terpadu Nidaul Hikmah
dilakukan saat disekoah dan dirumah. Ketika disekolah disebut
mentoring atau bina kepribadian, sedangkan ketika dirumah setiap
siswa dibekali buku Mutaba‟ah. Buku mutaba‟ah berisi tentang
Standar Operasional Prosedur (SOP) yaitu tata cara melaksanakan
suatu kegiatan yang akan dilakukan siswa seperti: cara berwudhu,
sholat sunnah, membaca Al-Qur‟an dan lain sebagainya.
Berdasarkan uraian diatas, penulis dapat menyimpulkan bahwa
implementasi pendidikan akhlak pada siswa kelas VII melalui kegiatan
yang dilakukan dalam pendidikan yang sudah terprogam sesuai dengan
silabus dan program khusus keagamaan. Kegiatan khusus tersebut
64
yang dilakukan saat disekolah adalah Pembinaan Kepribadian Islam
(BPI), Malam Bina Iman dan Taqwa (mabit), Muqayyam Qur‟an,
Mentoring atau Bina Kepribadian dan Buku Mutaba‟ah.
2. Hambatan yang dihadapi dalam Implementasi Pendidikan siswa Di
SMPIT Nidaul Hikmah Salatiga
Dibutuhkan usaha yang maksimal untuk mencapai suatu tujuan
yang diharapkan. Dimana ada usaha pasti ada kendala atau hambatan
yang akan menjadi suatu penghalang untuk mencapai tujuan yang
ingin dicapai.
Implementasi pendidikan akhlak juga mengalami hambatan baik
dari siswa, guru dan sarana dan prasarana bahkan lingkungan sangat
mempengaruhi tercapainya pelaksanaan tujuan.
Hal ini sesuai dengan yang telah dijelaskan oleh kepala sekolah,
guru PAI dan guru BP. Adapun kendala yang dihadapi dalam
implementasi pendidikan akhlak adalah sebagai berikut:
a. Faktor dalam diri siswa
Antara satu siswa dengan yang lainya berangkat dari latar belakang
keluarga yang berbeda, maka tingkat agama dan keimananya juga
berbeda.
b. Faktor pendidik
Hambatan yang dialami SMP Islam Terpadu Nidaul Hikmah yang
berasal dari pendidik adalah guru belum konsisten dalam
menerapkan dan mengevaluasi perilaku siswa secara rutin.
65
c. Kurangnya pengawasan dari orangtua
Hambatan dari kurangnta pengawasan orangtua adalah orangtua
tidak mau bekerjasama untuk mengisi buku kepribadian siswa dan
tidak adanya pengendalian orangtua dalam membenahi akhlak
anak, orangtua cenderung menyerahkannya kepada sekolah.
d. Sarana dan prasarana
Hambatan yang dihadapi dalam sarana dan prasarana adalah
sekolah masih dalam tahap pembangunan, jadi musholla belum
efektif untuk digunakan dan tidak ada gedung aula.
e. Pengaruh negatif di era digital
Dengan kemajuan IPTEK, untuk mendapatkan barang elektronik
sanglah mudah. Banyak anak-anak lebih suka menonton televisi
dan bermain handphone dibandingkan belajar.
3. Solusi Terhadap Implementasi Pendidikan Akhlak Siswa Di SMPIT
Nidaul Hikmah Salatiga
Dalam implementasi pendidikan akhlak siswa bukanlah hal mudah.
Upaya yang dilakukan membutuhkan usaha yang keras untuk
mewujudkannya. Sudah menjadi tugas guru khususnya guru
pendidikan agama Islam untuk membina akhlakul karimah siswanya,
namun diharapkan semua pihak sekolah juga mendukung akhlak
siswa.
Dalam mendidik siswa guru dituntut untuk bertanggungjawab
dalam mengajarkan akhlak yang baik. Saat disekolah guru adalah
66
orangtua siswa yang akan merubah perilaku siswa yang kurang baik
menjadi baik. Dilingkungan keluarga juga merupakan faktor yang
dapat dijadikan solusi karena keluarga sangat berpengaruh sekali
dalam implementasi siswa. Pihak pertama yang membentuk anak
adalah keluarga, jika lingkungan keluarga baik maka anak akan
menjadi baik bahkan sebaliknya. Lingkungan masyarakat juga
mempunyai peran dalam akhlak siswa.
Selain lingkungan keluarga dan lingkungan masyarakat ada
beberapa faktor lain atau solusi dalam implementasi pendidikan akhlak
siswa diantaranya adalah:
a. Mengevaluasi siswa
Guru mendapatkan solusi dalam implementasi akhlak
setelah proses evaluasi yang dipimpin kepala sekolah dalam
bentuk musyawarah dalam Pembinaan kepribadian Islam setiap
satu pekan. Setiap orangtua harus mengumpulkan buku
mutaba‟ah setiap tengah semester.
b. Memberikan sanksi
Setiap kesalahan yang dilakukan siswa akan diberikan
punishment berupa Al-Qur‟an.
c. Mendidik dengan penuh kesabaran
Guru dituntut tidak boleh lelah dalam mendidik siswa dan
memberikan contoh yang baik. Keprofesionalan guru sangat
67
dibutuhkan dan diharuskan di Sekolah SMP Islam Terpadu
Nidaul Hikmah agar tujuan sekolah tercapai.
d. Keikut sertaan orangtua dalam memberikan dukungan dan
motivasi.
Dengan adanya program-program yang dilakukan sekolah,
orangtua diharapkan bekerjasama dalam membentuk akhlak
anak dan tidak mengandalkan guru-guru disekolah. Saat
dirumah anak juga membutuhkan dukungan semangat dan
motivasi anak untuk maju dan menggapai cita-citanya.
e. Kerjasama antar guru atau saling berkomunikasi.
Antar guru diharapkan dapat berkomunikasi dalam penerapan
akhlak siswa. Dalam menerapkan akhlak siswa guru harus
bekerjasama apa yang salah dengan siswa dan bagaimana
solusi untuk mengarahkan siswa kearah yang baik.
Dari analisis diatas, dapat diambil kesimpulan bahwa solusi yang
dilakukan sekolah dalam menghadapi hambatan implementasi pendidikan
akhlak pada siswa adalah mengevaluasi siswa, memberikan sanksi atau
punishmant, mendidik dengan penuh kesabaran, Keikut sertaan orangtua
dalam memberikan dukungan dan motivasi dan kerjasama antar guru atau
saling berkomnikasi.
68
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan data dan analisis yang telah dikemukakan, kesimpulan
yang dapat diambil dari upaya implementasi pendidikan akhlak siswa di
SMP Islam Terpadu Nidaul Hikmah salatiga adalah sebagai berikut:
1. Implementasi Pendidikan Akhlak pada siswa di SMP Islam Terpadu
Nidaul Hikmah Salatiga Tahun Pelajaran 2017/2018
Implementasi pendidikan akhlak siswa di SMP Islam Terpadu
Nidaul Hikmah adalah mensosialisasikan indikator lulusan siswa,
mensosialisasikan adab atau SOP keseharian di sekolah, evaluasi
pekanan melalui kegiatan Bina Pribadi Islami (mentoring) dan evaluasi
bulanan melalui pantauan isian buku evaluasi yang diisi oleh orangtua
siswa, ibadah Tabi‟ah, buku Mutaba‟ah dan menjadikan semua elemen
yang ada di sekolah sebagai pendorong dan penerapan akhlakul
karimah.
2. Hambatan yang di alami dalam implementasi Pendidikan Akhlak
adalah:
Hambatan yang dihadapi SMP Islam Terpadu adalah faktor dalam
diri siswa, antara satu siswa dengan yang lainya berangkat dari latar
belakang keluarga yang berbeda, maka tingkat agama dan keimananya
69
juga berbeda, faktor pendidik, kurangnya pengawasan dari orangtua,
sarana dan prasarana dan pengaruh negatif di era digital.
3. Solusi yang dilakukan SMP Islam Terpadu dalam mengatasi hambatan
tersebut adalah mengevaluasi siswa, memberikan sanksi, mendidik
dengan penuh kesabaran, keikutsertaan orangtua dalam mendukung
dan memotivasi siswa dan antar guru saling bekerjasama atau saling
berkomunikasi.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan penulis paparkan diatas, maka saran-saran
yang dapat penulis sampaikan adalah:
1. Kepada sekolah/ guru
Program-progranm yang menunjang Implmentasi pendidikan Akhlak
siswa sangat baik sehingga perlu dilaksanakan seterusnya dan
dikembangkan sarana dan prasarana yang menunjang dan juga metode-
metode lain yang efektif untuk akhlak siswa. Selain itu, guru harus
lebih tegas dan konsisten dalam menegur siswa kurang baik, Ibadah
Tabiah atau kebiasaan, buku Mutaba‟ah dan motivasi yang diberikan
oleh guru.
2. Kepada orangtua
Orangtua harus lebih peduli dengan anaknya, karena orang tua adalah
penanggungjawab penuh dam pendidikan anak, khususnya dalam
bidang Pendidikan Agama Islam. Orangtua juga harus lebih mengerti
dan peduli apa kelebihan dan kekurangan anak, sehingga orangtua
70
akan lebih mudah bagaimana cara mendidik anak yang efektif. Dalam
kehidupan orangtua tiak hanya berperan untuk menjadi orangtua tetapi
juga sebagai teman yang mana orangtua harus mendengarkan keluh
kesah anak dalam lingkungan sekolah maupun pribadinya.
3. Kepada murid
Murid diharapkan dapat memilih pergaulan yang baik agar tidak
terjerumus kearah yang tidak baik. Siswa juga diharapkan lebih kritis
dalam menghadapi modernisasi, karena anak-anaklah yang akan
menjadi penerus memimpin negara ini.
4. Kepada peneliti lain
Hasil penelitian ini adalah sebagai evaluasi Implementasi pendidikan
akhlak siswa di SMP Islam Terpadu Nidaul Hikmah Salatiga. Jadi
peneliti memberikan kesempatan kepada peneliti yang lain untuk lebih
mengembangkan penelitian tersebut atau melakukan penelitian
ditempat lain dan hasilnya dapat menjadi pembanding dalam
mengukur keefektifan pelaksanaannya program Implementasi
pendidikan akhlak di sekolah.
71
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, Abu dan Noor Salimi. 1994. Dasar-Dasar endidikan Agama Islam.
Jakarta: Bumi Aksara. Cet ke-2.
Al-Abrasyi, Muhammad „Athiyyah. 2003. Prinsip-prinsip Dasar Pendidikan.
Bandung: Pustaka Setia.
Al-Ghalayayni, Musthafa. T.th. Idzotun nasyi‟in. (Surabaya: Al-Hidayah).
Ali, Mohammad daud. 2008. Pendidikan Agama Islam. Jakarta: Rajawali Press.
Al Syaibani, Omar Muhammad Al Thoumy. 1992. Falsafah Pendidikan Islam
terj. Hasan Langgung. Jakarta: Bulan Bintang.
Arief, Armai. 2002. Pengantar Ilmu dan Metodologi Pendidikan Islam. Jakarta:
Ciputat Pres.
Gunawan, Heri. 2014. Pendidikan Islam Kajian Teori dan Pemikiran Tokoh.
Jakarta: Rosda Karya.
Hamalik, Oemar. 1989. Pengajaran Unit. Bandung: Mandar Maju.
Harjanto. 2000. Perencanaan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
Moleong, Lexy J. 2002. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Moleong, Lexy J. 2011. Metodologi Penelitian Kualiatif edisi Revisi. Bandung:
PT Remaja Rosdakarya.
Mulyadi, H. 2010. Evaluasi Pendidikan Pengembangan Model Evaluasi
pendidikan Agama di Sekolah. Malang: UIN-MALIKI PRESS.
Nazir, Moh. 1985. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Omar, Mohammad Al-Touny Al-Syaibany. 1979. Filsafat Pendidikan Islam. Terj.
Hasan Langgulung. Jakarta: Bulan Bintang.
Ramayulis. 2004. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Kalam Mulia.
Riduwan. 2004. Metode Riset. Jakarta: Rineka Cipta.
Sabari, Hadi. 2010. Metode Penelitian Wilayah Kontemporer. Jakarta :Pustaka
Pelajar.
Suharsimi, Arikunto dan Safruddin Abdul Jabar. 2004. Evaluasi Program
Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Susilo, Mashuri & A. Yusuf MS. 2007. Belajar Membaca Al-Qur’an Remaja &
Dewasa. Surabaya: Lembaga Ummi Foundation.
72
Tafsir, Ahmad. 1996. Metodologi Pengajaran Islam. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Usman. 2010. Filsafat Pendidikan. Yogyakarta: Teras.
Yunus, Mahmud. 1978. Pokok-pokok Pendidikan dan Pengajaran. Jakarta: Hida
Karya Agung.
Zainuddin, A. dan Muammad Jamhari. 1999. Al-Islam 2: Muamalah dan Akhlak.
Bandung: Pustaka Setia.
Zainuddin, dkk. 1991. Seluk Beluk Pendidikan dari Al-Ghazali. Jakarta: Bumi
Aksara.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem
Pendidikan Nasional. 2003. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.
https://www.google.co.id/amp/s/m.kapanlagi.com/fenomena-klitih-potret-
kenakalan-remaja-yang-menghawatirkan-f90439.html
https://kominfo.go.id/content/detail/3834/siaran-pers-no-17pihkominfo22014-
tentang-riset-kominfo-dan-unicef-mengenai-perilaku-anak-dan-remaja-
dalam-menggunakan-internet/0/siaran_pers
http://www.kompasiana.com/firlymashita/pengaruh-globalisasi-terhadap-
remaja_550e07c2a33311a62dba7e2
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama lengkap : Amalia Ulfa
Tempat, tanggal lahir : Salatiga, 19 Oktober 1995
Jenis kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Alamat asal : Jl. Janoko III No. 40 RT 01/02 Ngemplak, Dukuh,
Salatiga
No. Hp/ WA : 0895348804114
Nama orangtua :
Ayah : Abdul Malik (Alm)
Ibu : Umi Kiptiyah
Riwayat pendidikan :
1. Tk/ RA : RA Palupi Dukuh Salatiga
2. SD/MI : MI Ma‟arif Dukuh
3. SMP/MTS : SMP Muhammadiyah Salatiga
4. SMA/SMK : SMK Pelita Salatiga
2
DOKUMENTASI
Wawancara dengan murid
Siswi kelas VII
3
Siswa kelas VII
Kegiatan mentoring pada siswa – siswi kelas VII
4
Kegiatan Mukhoyam Al- Qur‟an dan Mabit pada siswa – siswi kelas VII SMP
Islam Terpadu NIDAUL HIKMAH Salatiga
Kegiatan Extrakulikuler Pramuka siswa siswi
5
Suasana pembangunan Masjid dan ruang kelas lantai dua SMP Islam Terpadu
NIDAUL HIKMAH
6
DAFTAR SATUAN KREDIT KEGIATAN (SKK)
Nama : Amalia Ulfa Fakultas : FTIK / PAI
NIM : 111-13-167 Dosen PA : Dra. Siti Asdiqoh, M. Si
No Jenis Kegiatan Pelaksanaan Status Skor
1.
OPAK STAIN Salatiga 26 - 27 Agustus
2013
Peserta
2. OPAK Tarbiyah 29 Agustus 2013 Peserta
3. Library User Education
(Pendidikan Pemakai
Perpustakaan)
16 September 2013 Peserta
4. Seminar Nasional Bahasa Arab
“ Inovasi Pembelajaran
Bahasa: Upaya Menjaga
Eksistensi dan Masa Depan
Pembelajaran Bahasa Arab”
09 Oktober 2013 Peserta
5. KISMIS (Kajian Intensif
Mahasiswa) dengan tema
“Agar Shalat Bukan Sekedar
Kewajiban, namun kebutuhan”
10 Oktober 2013 Peserta
6. Musabaqah Tilawatil Qur‟an
(MTQ) Mahasiswa V dengan
tema MTQ Wahana Apresiasi
untuk Mencetak Insan Qur‟ani.
23 Oktober 2013 Peserta
7
7. Gerbang Masuk (GEMA)
Ittaqo dengan tema
“Mengukuhkan Peran Bahasa
Arab dalam Ranah Pendidikan
Islam di Era Modern”
16-17 November
2013
Peserta
8. Penerimaan Anggota Baru
(PAB) JQH dengan tema
“Kristalisasi Nilai Qur‟ani
menuju Insan yang Penuh
Hikmah”
23-24 November
2013
Peserta
9. Seminar Internasional on the
inaguration “ ASEAN
Economic Community 2015,
Prospects and Challenges for
Islamic Higher Education””
28 februari 2015 Peserta
10. Sarasehan Akbar bersama
tokoh Nasional dengan tema
“Komitmen Politik Islam
dalam Menata Arah Masa
Depan Bangsa Indonesia”
15 Maret 2015 Peserta
11. Held by Ma‟had Al Jami‟ah
IAIN Salatiga on 2015/2016
2015-2016 Peserta
12. Cerfificate “outbond and
introducing ma‟had”
12-13 2015 Peserta
8
13. Seminar Nasional dengan tema
“Peningkatan Profesionalisme
sebagai Guru Dalam
Pembelajaran Di Era
Globalisasi”
23 November 2015
Peserta
14. Kegiatan Lomba Cerdas
Cermat Ma;hada Al Jami‟ah
14-17 Desember
2015
Peserta
15. Ma‟had
Championship”Togetherness
for Improving art and Sport
quality”
12-16 Desember
2015
Peserta
16. Seminar Internasional dengan
tema “Petani Untuk Negeri”
22 September 2016 Peserta
17. Talkshow dengan tema “satu
jam lebih dekat bersama
kandidat walikota dan wakil
walikota salatiga periode 2017-
2022”
05 November 2016 Peserta
18. Seminar Nasional dengan tema
“Menumbuhkan Jiwa
Kewirausahaan Melalui Usaha
Online Untuk Masyarakat
Ekonomi Mandiri”
10 Desember 2016 Peserta
9
19. Sertifikat Praktikum Mata
Kuliah Kewirausahaan
(Mahasiswa jurusan PAI,
PGMI dan PGRA)
14 Desember 2016 Peserta
20. Kegiatan Pesantren Kilat
Ramadhan tahun 2017
09 Mei – 16 Juni
2017
Pemateri
21. Pelantikan Pengurus Cabang
dan Kohati HMI Cabang
Salatiga Periode 2017/ 2018
dan seminar Nasional dengan
tema “peneguhan kembali
ikhtiar perjuangan HMI dalam
rangka mengawal
kemaslahatan umat dan
Bangsa”
29 Agustus 2017 Peserta
22. Seminar Nasional Hari Santri
dengan tema “Santri Kancah
Geopolitik Global”
Oktober 2017 Peserta
23. Seminar TALK SHOW “
FIND YOUR PASSION,
LET‟S MAKE YOUR
CREATION”
13 November 2017 Peserta
10
11
12
13
14
top related