multiple cropping analysis -...
Post on 16-Feb-2018
230 Views
Preview:
TRANSCRIPT
12/4/2017
1
Tim Dosen:Prof. Dr. Hadi Susilo Arifin
Prof. Dr. Wahju Qamara MugnisjahDr. Kaswanto
Departemen Arsitektur LanskapFakultas Pertanian IPB
Senin, 04 Desember 2017
MK Lanskap Perdesaan dan Pertanian
Agroforestri menggabungkan ilmu kehutanandan pertanian, serta memadukan usahakehutanan dengan pembangunan perdesaanuntuk menciptakan keselarasan antaraintensifikasi pertanian dan pelestaraian hutan.
Definisi Agroforestri bisa dibahas dariberbagai bidang ilmu, seperti ekologi, agronomi, kehutanan, botani, geografi, lanskap, maupunekonomi.
Agroforestri adalah nama bagi sistem-sistemdan teknologi penggunaan lahan di manategakan pohon berumur panjang (termasuksemak, palem, bambu, kayu, dll) dan tanamanpangan dan atau pakan ternak berumurpendek diusahakan pada petak lahan yang samadalam suatu pengaturan ruang dan waktu.
Dalam sistem-sistem Agroforestri terjadiinteraksi ekologi dan ekonomi antar unsur-unsurnya.
Agroforestri
AF Sederhana
AF Kompleks
12/4/2017
2
Perpaduan konvensional yang terdiri atassejumlah kecil unsur (skema Agroforestri klasik).
Unsur pohon dengan peran ekonomi penting(kelapa, karet, cengkeh, jati)
Unsur pohon dengan peran ekologi (dadap danpetai cina)
Unsur tanaman semusim (padi, jagung, sayur-mayur, empon-empon, rerumputan)
Tanaman lain dengan nilai ekonomi (pisang, kopi, coklat, dll).
Tumpangsari merupakan bentuk Agroforestri sederhanayang paling banyak dibahasmerupakan sistem taungyaversi Indonesia yang diwajibkan di areal hutan jati di Jawa.
Dikembangkan dalam program perhutanan sosial PT Perhutani.
Agroforestri sederhana juga menjadi ciri umum padapertanian komersial: kopi sejak dahulu diselingi dengantanaman dadap, yang menyediakan naungan bagi kopi dankayu bakar bagi petani; kelapa dengan coklat; karet danrotan; randu di pematang sawah; jeruk dan cengkeh.
Merupakan sistem-sistem yang terdiri dari sejumlah besar unsur pepohonan, perdu, tanaman musiman dan atau rumput.
Penampakan fisik dan dinamika di dalamnya mirip dengan ekosistem hutan alam primer maupun sekunder.
Keunggulan sistem ini: perlindungan dan pemanfaatan sumberdaya air dan tanah; serta mempertahankan keragaman biologi.
12/4/2017
3
Pembukaan hutan perladangan untuktanaman semusim (padi ladang 2-3 panen, atautanaman palawija).
Selanjutnya penanaman perpaduan sementarayang berisi tanaman semusim dan pepohonan(tidak hanya penghasil kayu tetapi produksilainnya).
Dibiarkan hingga pohonmembesar (termasuk bambu) dengan aneka tanaman bawahtermasuk umbi-umbian, pisang talun, umumnya agak jauhdari perkampungan, pada lahanberlereng curam.
Dikelola agak intensifdengan aneka jenis tegakanmaupun tanaman bawahyang bernilai ekonomiskebun campuran, letaknyadekat atau bahkan di tengahperkampungan.
Di dalamnya didirikan bangunan rumah pekarangan, tidak hanya perpaduan tegakan pohon dan tanaman semusim tetapi juga kadang-kadang ada ternak dan kolam ikan.
12/4/2017
4
Penanaman dua atau lebih jenis tanamansekaligus pada sebidang tanah yang sama.
Merupakan usahatani intensif berdasarkanpemanfaatan waktu dan ruang tumbuh.
Agroekosistem pertanaman yang lebih komplekskarena tanaman yang tumbuh bersama dalamsatu komunitas dapat saling mempengaruhi satusama lainnya baik berupa kompetisi maupunkomplementer.
Interaksi yang esensial terjadi akibat respon satu species terhadap lingkungannya sebagai modifikasi karena keberadaan species lain.
Interaksi kompetitif:bila asosiasi species membagifaktor-faktor pendukung pertumbuhan dari sumberyang terbatas seperti sinar, air, atau hara.
Interaksi non-kompetitif (interferensi): bilapemanfaatan unsur-unsur pendukung pertumbuhantersebut dalam jumlah yang cukup yang tidakmengakibatkan pengaruh terhadap pertumbuhanantara satu species dengan species lainnya.
Interaksi komplementer: bila satu komponen species dapat mengeluarkan suplai faktor pertumbuhan untukkebutuhan dirinya sendiri maupun untuk kebutuhantanaman lain yang ada di sekitarnya.
Varietas yang berdaya hasil tinggi. Kemampuan tanaman dalam memanfaatkan sinar
matahari, air dan nutrisi serta menghasilkan interaksi positif masing-masing tanaman yang ditumpangsarikan.
Faktor-faktor yang perlu diperhatikan: kerapatan tanaman, jarak tanam, perbedaan waktu tanam, sifat genetik dan efisiensi dalam penggunaan pupuk.
12/4/2017
5
Merupakan suatu sistem produksi yang diterapkan atas dasar pertimbangan HAYATIdan EKONOMI.
Produksi tanaman secara keseluruhan dapatmemberikan hasil yang lebih tinggi dari padasistem monokultur apabila tepat dalampemilihan kombinasi tanaman yang ditumpangsarikan dengan pengelolaan secaraoptimal.
NKL: luasan lahan relatif yang diperlukan untuksistem monokultur untuk mendapatkan hasilyang sama seperti sistem tumpangsari.
NKL merupakan indeks efisiensi biologi untukmengevaluasi pengaruh berbagai peubah sepertitingkat kesuburan, kepadatan dan jarak tanamserta kombinasi tanaman.
NKL = 1, berarti efisiensi sistem tumpangsari sama dengan sistem monokultur.
NKL > 1, berarti sistem tumpangsari lebih efisien dari sistem monokultur.
NKL < 1, berarti sistem tumpangsari kurang efisien dari sistem monokultur.
Sering mengalami kesulitan karena didapatkan dua atau lebihproduksi tanaman yang berbeda pada satu satuan lahan.
Interpretasi hasil dicoba dengan menggabungkan produksidalam bentuk uang, kalori atau NKL.
Karena dalam sistem tumpangsari terdiri dari dua variabel ataulebih, yaitu produksi tanaman pertaman dan produksi tanamanberikutnya yang salin berhubungan, maka dianjurkan evaluasidan interpretasi hasilnya untuk menggunakan lebih dari satumacam analisis analisis bivariat lebih sesuai dibandingkandengan pendekatan analisis univariat dari masing-masing hasiltanaman.
12/4/2017
6
Tumpangsari permanen dengan pohon-pohon pengikatnitrogen.
Penanaman lorong: penanaman lorong pakan ternak danpenanaman lorong yang menghasilkan dedaunan untukpemulsaan.
Pepohonan untuk konservasi tanah.
Penanaman multi-strata: pekarangan, kebun campuran, talun/hutan keluarga; sistem agrihortikultura/ hortipastura, silvopastura, agrosilvofishery, dll.
Agrosylvofisheries
Sistem jalur pepohonan permanen dipadukandengan tanaman pertanian.
Pemilihan jenis pohon yang tepat: e.g. Acacia albida, ketika dewasa (>3 tahun) daunnya rontokdi musim kemarau persaingan cahaya dankelmbaban jadi lebih kecil penting bagi zonatanaman pertanian musim kering.
Prosopis cineraria, Acacia spp., Leucaenaleucochephala, Albizia lebbek ditanam dengankerapatan rendah maka dapat meningkatkanhasil panen tumbuhan bawah secara signifikan.
Penanam lorong dengan baris-baris pohon yang disejajarkan dengan kontur efektif mengenda-likan erosi.
Tajuk pepohonan dipangkas saat penanaman tanam-an pertanian untuk mencegah naungan berlebihan; di lain pihak hasil pangkasan daun bisa untuk pemulsaan.
Bila sedang tidak ada tanaman pertanian tajuk di-biarkan tumbuh bebas, kemudian dipangkas untuk pakanternak.
Pohon multi guna: Sesbania spp., Calliandra spp., Leucaenaleucocephala, dll.
12/4/2017
7
Pepohonan, tumbuhan leguminose dan rerumputan dapat ditanam di pematang, anak tangga pada terasiring, dll.
Tegakan berkayu dengan baris tunggal, ganda atau tiga baris yang ditanam rapat sepanjang kontur dapat berfungsi sebagai tanaman untuk rintangan terhadap aliran air permukaan (Leucaena leucoce-phala, Gliricida spp., Sesbania spp., dll.).
Jenis pohon untuk pekerjaan konservasi tanah me-lalui perakaran yang dapat meningkatkan produk-tifitas lahan: Acacia auriculiformis, Albizia spp., Acacia spp., dll.
LOKASI Total sp./ Jumlah sp./pekarangan Jumlah ind./pekarangan
lokasi Maks. Min. Rataan Maks. Min. Rataan
HULU 90 36 14 27 670 107 280
TENGAH 166 64 27 40 771 225 492
HILIR 116 73 26 44 867 182 346
0
20
40
60
80
100
Hulu Tengah Hilir
Lokasi penelitian
Ra
sio
sp
esie
s ta
na
ma
n h
ias
&
Non
hia
s (%
)
0
20
40
60
80
100
Hulu Tengah Hilir
Lokasi penelitian
Ra
sio
in
div
idu
ta
na
man
hia
s &
Non
hia
s (%
)
Tanaman Hias
Tanaman Non
Hias
Ratio Spesies & Individu Tanaman Hias &
Non Hias di Pekarangan DAS Cianjur
12/4/2017
8
0
10
20
30
40
50
60
Hulu Tengah Hilir
Lokasi penelitian
Ra
sio
sp
esie
sta
na
man
non
hia
s(%
)
Ra
sio
in
div
idu
ta
na
na
n n
on
hia
s (%
)
0
10
20
30
40
50
60
Hulu Tengah Hilir
Lokasi penelitian
Buah
Sayur
Bumbu
Obat
Pati
Industri
Lain
Tanaman Hias
Tanaman Non
Hias
Rasio spesies tanaman hias dan
non hias (%)
0 20 40 60 80 100
I
II
III
IV
V
Tengah
0 20 40 60 80 100
I
II
III
IV
V
Hilir
0 20 40 60 80 100
I
II
III
IV
V
Hulu
Rasio (%) Spesies Tanaman Hias dan Non Hias
berdasarkan Strata Tanaman di Pekarangan
DAS Cianjur
Stra
ta ta
nam
an
31
82
7
433 3
3 3 3 965
9
9
9
99 39
9 999
9
Strata I
Strata II
Strata III
Strata IV
Strata V
Tinggi tanaman (m)
0
1
2
5
10
0 2 4 6M
Legenda:
1. Agave hijau (Agave sisanala Perrine)
2. Alamanda (Allamanda cathartica L.)
3. Bidara (Ziziphus mauritania)
4. Cemara (Casuarina spp.)
5. Cemara Udang (Casuarina equisetifolia)
6. Mawar (Rosa hybrida Hort.)
7. Pagoda (Clerodendron paniculatum)
8. Pandan bali (Cordyline australis)
9. Pisang (Musa paradisiaca L.)
Strata Tanaman di
Pekarangan Daerah Hulu
(Tanaman <1m dan
Tertutup Profil Terdepan
Tidak Digambar)
12
14
2
39
108 9
10
126
4
14
11 513
13
131
11
11
7
Strata I
Strata II
Strata III
Strata IV
Strata V
1
2
5
10
0
Tinggi tanaman (m)
Legenda:
1. Cabe rawit (Capsicum annum L.)
2. Jambu air (Syzygium aqueum Burm.f.)
3. Jambu biji (Psidium guajava L.)
4. Jambu bol (Syzygium malacenses (L))
5. Jeruk (Citrus nobilis Lour)
6. Jeruk bali (Citrus maximanus)
7. Kaktus (Napalaea cochenilifera)
8. Mangga (Mangifera indica L.)
9. Nangka (Artocarpus integra Merr)
10. Pisang (Musa paradisiaca L.)
11. Pisang hias (Heliconia bihai L)
12. Rasamala (Altingia exelsa Norona)
13. Singkong (Manihot esculenta Crantz.)
14. Surian (Toona sureni (BL) Merr.)
Strata Tanaman di
Pekarangan Daerah Tengah
(Tanaman <1m dan Tertutup
Profil Terdepan Tidak
Digambar)
12/4/2017
9
47
6
11
11
11
6
12
215
1 3
9
6
6
1011312
8
14 11 8
10
5
Strata I
Strata II
Strata III
Strata IV
Strata V
Tinggi tanaman (m)
0
1
2
5
10
Legenda:
1. Alpukat (Persea americana Mill.)
2. Campoleh (Madhuca cuneata)
3. Cereme (Phyllanthus javanicus (Miq) MA)
4.Hanjuang hijau (Cordyline fruticosa
A.Chev)
5. Hanjuang merah (Cordyline terminalis)
6. Jambu biji (Psidium guajava L.)
7. Mangga (Mangifera indica L.)
8. Pepaya (Carica papaya L.)
9. Petai (Parkia speciosa Hassk.)
10. Petai cina (Leucaena leucocephala (Lmk)
De Witt)
11. Pisang (Musa paradisiaca L.)
12. Rambutan (Nephelium lappaceum L.)
13. Randu (Ceiba petandra)
14. Salak (Salaca edulis Reinw)
15. Sawo (Manilkara achras (Mill))
Strata Tanaman di
Pekarangan Daerah Hilir
(Tanaman <1m dan Tertutup
Profil Terdepan Tidak
Digambar)
283
8
8
49
2432
3232
32
821
810
86
8
8
8
8
32
32
32
32
3232
3232
32
8
8
8
8
8
33
8
33
8
2
25 44
24
127
1616 3029 29 2917
1419(78)
34
20 20 20
20 20
2326
1131
13
1818
18
18
18
1818
1818
18
18
15
21
36
22
12
35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35
35
3535
32
Depan
25
35 35 3535 35353535 3535 3535 35 35 353535
Depan
0 2 4 6M
U
Diameter KanopiI. 1-2 meter
II. 2-5 meter
IV. > 10 meter
PA
Kolam
Pola penanaman(kiri) dan
penutupan kanopi (kanan) di
pekarangan hulu (diameter
kanopi <1m tidak digambar):
Rata-rata luas penutupan kanopi 196.0m2,
rata-rata RTH 188.1m2, jadi densitas
kanopi 89.8%/pekarangan.
28
33
33
33
31
3333
33
33
3333
33
33
33334233
3333
3333
24
28
3333
35
18
4216
42
40
40
17
343434
34
34
19
7
15
33
33
33
33
33
15
1440(66)
44
21(19)
26
26
26
12(10)
3
5(29)
4343
9(12)
33
11(7)
39(6)
1313
13
13
4444
2323
8(20)
8(58)25
25
25
19
34
34
34
34
34
2(8)
41
3838
38
10(6)
29(16)
36
20 2020
5
5
21
30
6
6
27
4343
1
2727
2727
43
43
43
40(19)
21
21
21
21
21
21
21
31
15
32
33
33
33
33
33
9(40)
22
19
5(5)
23
8(16)
11
11
11
10(9)
37
377
43
U
Dep
an
Dep
an
Diameter Kanopi:
I. 1-2 meter
II. 2-5 meter
III. 5-10 meter
0 2 4 6M
Kolam
Kan
dang
Pola penanaman(kiri) dan
penutupan kanopi (kanan) di
pekarangan tengah (diameter
kanopi <1m tidak digambar):
Rata-rata luas penutupan kanopi
629.0m2, rata-rata RTH 218.7m2, jadi
densitas kanopi 287%/pekarangan.14
21
21
10
17
2020
17
24
1821
2020
3
19
42
17
21
2317
22
101021
15
202020
7 19
15
21
21
20 10
10
10
2
12
8
20
1(51)
11
10(11)9
8
16
13
6
23(2)
7
1(20)21
20
25(5)26
1(10) 1(11)
10
85
5
5
2
15
15
15
23
23
3
20
16
16
16
16
16
16
16
Dep
an
Dep
an
0 2 4 6M
U Diameter Kanopi:
I. 1 - 2 meter II. 2 - 5 meter
III. 5 - 10 meter
IV. > 10 meter
Sumur
Kandang
Pola penanaman(kiri) dan penutupan kanopi (kanan) di
pekarangan hilir (diameter kanopi <1m tidak digambar):
Rata-rata luas penutupan kanopi 1733.2m2, rata-rata RTH 562.0m2, jadi
densitas kanopi 308.4%/pekarangan.
12/4/2017
10
Bahan pangan: manusia, hewan, tumbuhan Air: RH, erosi, drainase, penyimpanan biomassa air Energi: kayu bakar, arang, minyak, gas, ethanol,
latex, resin dan getah-getahan Pelindung: bahan bangunan, pohon naungan,
penahan angin Bahan baku untuk pengolahan: kerajinan, serat Uang tunai: penjualan produk Simpanan/investasi: kelangsungan usaha Hasil-hasil sosial: bahan pangan untuk upacara, dll.
Mampu beradaptasi dengan kondisi iklim lokal. Tajuk cukup terbuka, cahaya dapat menerobos. Mampu bertunas dengan cepat setelah
pemangkasan. Kapasitas produksi meliputi kayu pertukangan,
kayu bakar, bahan pangan, pakan ternak, obat-obatan dll.
Banyak menghasilkan guguran daun untukmeningkatkan ketersediaan hara.
Akar lateral sedikit dan dangkal (mudah dipotong)
Mampu mengikat nitrogen.
Tahan terhadap kekeringan, banjir, variasi tanah dangangguan iklim lainnya.
Sistem perakaran dalam.
Pemeliharaannya mudah.
Murah dalam pengadaannya.
Nilai harga dan jumlah permintaan akan hasil-hasilnya lebih tinggi.
12/4/2017
11
Cash crops (serealia, umbi-umbian, sayuran, tanaman obat, tanaman bumbu, tanaman buahsemusim dan tanaman hias).
Toleran terhadap naungan.
Toleran terhadap kelembaban yang lebih tinggi.
Toleran terhadap persaingan hara.
Tanaman yang berstrata lebih tinggi dalamtumpangsari akan dapat menaungi tanamanyang ada di sekitarnya yang berstrata lebihrendah.
Persaingan diatasi dengan pemilihan jenis danpenentuan saat tanam, serta jarak tanam yang tepat.
Tanaman yang membutuhkan cahaya penuhakan mengalami kejenuhan pada intensitascahaya 0.3 – 0.375 g kal/cm2/menit dengan titikkompensasi 0.015 – 0.0225 g kal/cm2/ menit.
Tanaman lindung (tahan teduh) mempunyaikejenuhan berkisar 0.0075 g kal/cm2/menit.
12/4/2017
12
Tanaman di tempat terbuka mempunyai lapisanjaringan epidermis yang lebih tebal dan stomata lebih banyak, batang lebih besar dan ruasnya lebihpendek.
Kondisi penyinaran yang berbeda akanmengakibatkan tampilan tanaman yang berbeda.
E.g. barley yang kurang mendapat cahaya memilikikandungan karbohidrat yang rendah, menurunnyaaktivitas enzim disertai berkurangnya jumlah protein pada daun.
Naungan terhadap tanaman kedelai akanmemberikan efek negatif terhadap hasil biji.
Makin tinggi intensitas naungan dan makin awaldiberikan, maka tanaman cenderung lebih tinggitetapi diameter batangnya makin kecil, ruas batangmakin panjang, daun lebih tipis dan lebih luas, tetapi berat kering tanaman makin berkurang.
Naungan sebesar 30% dapat meningkatkankelembaban udara di atas kanopi kedelai, menurunkan suhu tanah dan udara, mengurangikecepatan angin dan penggunaan air.
Hubungan antara intensitas cahaya dengan rasioluas daun dan berat kering total tanaman, lajufotosintesis bersih, dan kecepatan pertumbuhanrelatif, masing-masing parameter tersebutmempunyai hubungan yang spesifik terhadapintensitas cahaya dan tergantung pula dari jenistanamannya.
Baik tanaman yang butuh intensitas banyak (e.g. Helianthus annus) dan tanaman yang toleranterhadap naungan (e.g. Impatiens parviflora) biladiberikan cahaya kurang, maka laju fotosintesa(LAB) dan kecepatan pertumbuhan relatif (LPT) menurun, sedangkan rasio luas daun dengan beratkering total tanaman (LAR) meningkat.
Prosentase penurunan LAB & LPT pada Impatiens < Helianthus; peningkatan LAR Helianthus > Impatiens.
12/4/2017
13
top related