13a lpp multiple cropping analysis edited...

12
12/9/2014 1 MK Lanskap Perdesaan dan Pertanian Tim Dosen: Prof. Dr. Hadi Susilo Arifin Prof  Dr  Wahju Qamara Mugnisjah Prof. Dr. Wahju Qamara Mugnisjah Dr. Kaswanto Departemen Arsitektur Lanskap Program Pascasarjana IPB 2014 Agroforestri menggabungkan ilmu kehutanan dan pertanian  serta memadukan usaha dan pertanian, serta memadukan usaha kehutanan dengan pembangunan perdesaan untuk menciptakan keselarasan antara intensifikasi pertanian dan pelestaraian hutan. Definisi Agroforestri bisa dibahas dari berbagai bidang ilmu  seperti ekologi  agronomi  berbagai bidang ilmu, seperti ekologi, agronomi, kehutanan, botani, geografi, lanskap, maupun ekonomi. Agroforestri adalah nama bagi sistemsistem dan teknologi penggunaan lahan di mana dan teknologi penggunaan lahan di mana tegakan pohon berumur panjang (termasuk semak, palem, bambu, kayu, dll) dan tanaman pangan dan atau pakan ternak berumur pendek diusahakan pada petak lahan yang sama dalam suatu pengaturan ruang dan waktu. Dalam sistemsistem Agroforestri terjadi interaksi ekologi dan ekonomi antar unsurunsurnya. Perpaduan konvensional yang terdiri atas j lh k il ( k A f i kl ik) sejumlah kecil unsur (skema Agroforestri klasik). Unsur pohon dengan peran ekonomi penting (kelapa, karet, cengkeh, jati) Unsur pohon dengan peran ekologi (dadap dan petai cina) Unsur tanaman semusim (padi, jagung, sayurmayur, emponempon, rerumputan) Tanaman lain dengan nilai ekonomi (pisang, kopi, coklat, dll).

Upload: nguyentuyen

Post on 22-Aug-2019

215 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: 13a LPP Multiple Cropping Analysis edited 2014kaswanto.staff.ipb.ac.id/files/2014/12/13a-LPP-Multiple-Cropping... · saling mempengaruhi satu sama lainnya baik berupa kompetisi maupun

12/9/2014

1

MK Lanskap Perdesaan dan Pertanian

Tim Dosen:Prof. Dr. Hadi Susilo Arifin

Prof  Dr  Wahju Qamara MugnisjahProf. Dr. Wahju Qamara MugnisjahDr. Kaswanto

Departemen Arsitektur LanskapProgram Pascasarjana IPB

2014

Agroforestrimenggabungkan ilmu kehutanandan pertanian  serta memadukan usahadan pertanian, serta memadukan usahakehutanan dengan pembangunan perdesaanuntukmenciptakan keselarasan antaraintensifikasi pertanian dan pelestaraian hutan.

DefinisiAgroforestri bisa dibahas dariberbagai bidang ilmu  seperti ekologi  agronomi  berbagai bidang ilmu, seperti ekologi, agronomi, kehutanan, botani, geografi, lanskap, maupunekonomi.

Agroforestri adalah nama bagi sistem‐sistemdan teknologi penggunaan lahan di manadan teknologi penggunaan lahan di manategakan pohon berumur panjang (termasuksemak, palem, bambu, kayu, dll) dan tanamanpangan dan atau pakan ternak berumur pendekdiusahakan pada petak lahan yang sama dalamsuatu pengaturan ruang dan waktu.

Dalam sistem‐sistemAgroforestri terjadiinteraksi ekologi dan ekonomi antar unsur‐unsurnya.

Perpaduan konvensional yang terdiri atasj l h k il ( k A f i kl ik)sejumlah kecil unsur (skemaAgroforestri klasik).

Unsur pohon dengan peran ekonomi penting(kelapa, karet, cengkeh, jati)

Unsur pohon dengan peran ekologi (dadap danpetai cina)

Unsur tanaman semusim (padi, jagung, sayur‐mayur, empon‐empon, rerumputan)

Tanaman lain dengan nilai ekonomi (pisang, kopi, coklat, dll).

Page 2: 13a LPP Multiple Cropping Analysis edited 2014kaswanto.staff.ipb.ac.id/files/2014/12/13a-LPP-Multiple-Cropping... · saling mempengaruhi satu sama lainnya baik berupa kompetisi maupun

12/9/2014

2

Tumpangsari merupakan bentukAgroforestri sederhanayang paling banyak dibahasmerupakan sistem taungyayang paling banyak dibahasmerupakan sistem taungyaversi Indonesia yang diwajibkan di areal hutan jati di Jawa.

Dikembangkan dalam program perhutanan sosial PT Perhutani.

Agroforestri sederhana jugamenjadi ciri umum padapertanian komersial: kopi sejak dahulu diselingi dengantanaman dadap, yang menyediakan naungan bagi kopi dankayu bakar bagi petani; kelapa dengan coklat; karet danrotan; randu di pematang sawah; jeruk dan cengkeh.

Merupakan sistem‐sistem yang terdiri dari sejumlah besar unsur pepohonan, perdu, tanaman musiman dan atau rumput. 

Penampakan fisik dan dinamika di dalamnya mirip dengan ekosistem hutan alam primer maupun sekunder.K l   i t  i i   li d  d   Keunggulan sistem ini: perlindungan dan pemanfaatan sumberdaya air dan tanah; serta mempertahankan keragaman biologi.

Pembukaan hutan perladangan untuk Pembukaan hutan perladangan untuktanaman semusim (padi ladang 2‐3 panen, atautanaman palawija). 

Selanjutnya penanaman perpaduan sementarayang berisi tanaman semusim dan pepohonan( id k h h il k i d k i(tidak hanya penghasil kayu tetapi produksilainnya).

Page 3: 13a LPP Multiple Cropping Analysis edited 2014kaswanto.staff.ipb.ac.id/files/2014/12/13a-LPP-Multiple-Cropping... · saling mempengaruhi satu sama lainnya baik berupa kompetisi maupun

12/9/2014

3

Dibiarkan hingga pohonmembesar (termasuk bambu) dengan aneka tanaman bawahtermasuk umbi‐umbian, pisang talun, umumnya agak jauhdari perkampungan, pada lahangberlereng curam.

Dikelola agak intensifdengan aneka jenis tegakanmaupun tanaman bawahyang bernilai ekonomiskebun campuran, letaknyadekat atau bahkan di tengahdekat atau bahkan di tengahperkampungan.

Di dalamnya didirikan bangunan rumah pekarangan, tidak hanya perpaduan tegakan pohon dan tanaman semusim t t i j  k d k d  tetapi juga kadang‐kadang ada ternak dan kolam ikan.

Penanaman dua atau lebih jenis tanaman sekaligus pada sebidang tanah yang samasekaligus pada sebidang tanah yang sama.

Merupakan usahatani intensif berdasarkan pemanfaatan waktu dan ruang tumbuh.

Agroekosistem pertanaman yang lebih kompleks karena tanaman yang tumbuh bersama dalam satu komunitas dapat saling mempengaruhi satu sama lainnya saling mempengaruhi satu sama lainnya baik berupa kompetisi maupun komplementer.

Page 4: 13a LPP Multiple Cropping Analysis edited 2014kaswanto.staff.ipb.ac.id/files/2014/12/13a-LPP-Multiple-Cropping... · saling mempengaruhi satu sama lainnya baik berupa kompetisi maupun

12/9/2014

4

Interaksi yang esensial terjadi akibat   t   i  t h d  respon satu species terhadap 

lingkungannya sebagai modifikasi karena keberadaan species lain.

Interaksi kompetitif:bila asosiasi species membagifaktor faktor pendukung pertumbuhan dari sumberfaktor‐faktor pendukung pertumbuhan dari sumberyang terbatas seperti sinar, air, atau hara.

Interaksi non‐kompetitif (interferensi): bilapemanfaatan unsur‐unsur pendukung pertumbuhantersebut dalam jumlah yang cukup yang tidakmengakibatkan pengaruh terhadap pertumbuhanantara satu species dengan species lainnyaantara satu species dengan species lainnya.

Interaksi komplementer: bila satu komponen species dapat mengeluarkan suplai faktor pertumbuhan untukkebutuhan dirinya sendiri maupun untuk kebutuhantanaman lain yang ada di sekitarnya.

Varietas yang berdaya hasil tinggi. Kemampuan tanaman dalam memanfaatkan sinar matahari, air dan nutrisi serta menghasilkan interaksi positif masing‐masing tanaman yang ditumpangsarikan.

Faktor‐faktor yang perlu diperhatikan: kerapatan t  j k t   b d   kt  t  tanaman, jarak tanam, perbedaan waktu tanam, sifat genetik dan efisiensi dalam penggunaan pupuk.

Merupakan suatu sistem produksi yang di k d i b HAYATIditerapkan atas dasar pertimbanganHAYATIdan EKONOMI.

Produksi tanaman secara keseluruhan dapatmemberikan hasil yang lebih tinggi dari padasistemmonokultur apabila tepat dalampemilihan kombinasi tanaman yang pemilihan kombinasi tanaman yang ditumpangsarikan dengan pengelolaan secaraoptimal.

Page 5: 13a LPP Multiple Cropping Analysis edited 2014kaswanto.staff.ipb.ac.id/files/2014/12/13a-LPP-Multiple-Cropping... · saling mempengaruhi satu sama lainnya baik berupa kompetisi maupun

12/9/2014

5

NKL: luasan lahan relatif yang diperlukan untuksistemmonok lt r nt k mendapatkan hasilsistemmonokultur untuk mendapatkan hasilyang sama seperti sistem tumpangsari.

NKL merupakan indeks efisiensi biologi untukmengevaluasi pengaruh berbagai peubah sepertitingkat kesuburan, kepadatan dan jarak tanamtingkat kesuburan, kepadatan dan jarak tanamserta kombinasi tanaman.

NKL = 1, berarti efisiensi sistem tumpangsari , p gsama dengan sistem monokultur.

NKL > 1, berarti sistem tumpangsari lebih efisien dari sistem monokultur.

NKL < 1, berarti sistem tumpangsari kurang efisien dari sistem monokulturefisien dari sistem monokultur.

Seringmengalami kesulitan karena didapatkan duaatau lebih produksi tanaman yang berbeda pada satup y g psatuan lahan.

Interpretasi hasil dicoba denganmenggabungkanproduksi dalam bentuk uang, kalori atau NKL.

Karena dalam sistem tumpangsari terdiri dari duavariabel atau lebih, yaitu produksi tanaman pertamandan produksi tanaman berikutnya yang salinberhubungan  maka dianjurkan evaluasi danberhubungan, maka dianjurkan evaluasi daninterpretasi hasilnya untuk menggunakan lebih darisatu macam analisis analisis bivariat lebih sesuaidibandingkan dengan pendekatan analisis univariatdari masing‐masing hasil tanaman. 

Tumpangsari permanen dengan pohon‐pohonpengikat nitrogenpengikat nitrogen.

Penanaman lorong: penanaman lorong pakan ternakdan penanaman lorong yang menghasilkandedaunan untuk pemulsaan.

Pepohonan untuk konservasi tanah. Penanamanmulti‐strata: pekarangan, kebuncampuran  talun/hutan keluarga  sistemcampuran, talun/hutan keluarga; sistemagrihortikultura/ hortipastura, silvopastura, agrosilvofishery, dll.

Page 6: 13a LPP Multiple Cropping Analysis edited 2014kaswanto.staff.ipb.ac.id/files/2014/12/13a-LPP-Multiple-Cropping... · saling mempengaruhi satu sama lainnya baik berupa kompetisi maupun

12/9/2014

6

Agrosylvofisheries

Sistem jalur pepohonan permanen dipadukan dengan tanaman pertaniandengan tanaman pertanian.

Pemilihan jenis pohon yang tepat: e.g. Acacia albida, ketika dewasa (>3 tahun) daunnya rontok di musim kemarau  persaingan cahaya dan kelmbaban jadi lebih kecil  penting bagi zona tanaman pertanian musim kering.

Prosopis cineraria, Acacia spp., Leucaena l h h l  Albi i  l bb k dit  d  leucochephala, Albizia lebbek ditanam dengan kerapatan rendah maka dapat meningkatkan hasil panen tumbuhan bawah secara signifikan.

Penanam lorong dengan baris‐baris pohon yang disejajarkan dengan kontur efektif mengenda‐disejajarkan dengan kontur efektif mengendalikan erosi.

Tajuk pepohonan dipangkas saat penanamantanam‐an pertanian untuk mencegah naunganberlebihan; di lain pihak hasil pangkasan daun bisauntuk pemulsaan.

Bila sedang tidak ada tanaman pertanian tajuk Bila sedang tidak ada tanaman pertanian tajukdi‐biarkan tumbuh bebas, kemudian dipangkasuntuk pakan ternak.

Pohonmulti guna: Sesbania spp., Calliandra spp., Leucaena leucocephala, dll.

Pepohonan, tumbuhan leguminose dan rerumputan dapat ditanam di pematang, anak tangga pada dapat ditanam di pematang, anak tangga pada terasiring, dll.

Tegakan berkayu dengan baris tunggal, ganda atau tiga baris yang ditanam rapat sepanjang kontur dapat berfungsi sebagai tanaman untuk rintangan terhadap aliran air permukaan (Leucaena leucoce‐phala, Gliricida spp., Sesbania spp., dll.).

Jenis pohon untuk pekerjaan konservasi tanah me‐lalui perakaran yang dapat meningkatkan produk‐tifitas lahan: Acacia auriculiformis, Albizia spp., Acacia spp., dll.

Page 7: 13a LPP Multiple Cropping Analysis edited 2014kaswanto.staff.ipb.ac.id/files/2014/12/13a-LPP-Multiple-Cropping... · saling mempengaruhi satu sama lainnya baik berupa kompetisi maupun

12/9/2014

7

LOKASI Total sp./ Jumlah sp./pekarangan Jumlah ind./pekarangan lokasi Maks. Min. Rataan Maks. Min. Rataan

HULU 90 36 14 27 670 107 280

TENGAH 166 64 27 40 771 225 492

HILIR 116 73 26 44 867 182 346

60

80

100

anam

an h

ias &

as

(%) 60

80

100

an h

ias

&)

0

20

40

Hulu Tengah Hilir

Lokasi penelitian

Ras

io s

pesi

es ta

Non

hi

0

20

40

Hulu Tengah Hilir

Lokasi penelitian

Ras

io in

divi

du ta

nam

Non

hia

s (%

)

Tanaman Hias

Tanaman NonHias

Lokasi penelitian Lokasi penelitian

Ratio Spesies & Individu Tanaman Hias & Non Hias di Pekarangan DAS Cianjur

40

50

60

nhi

as(%

)

nan

non

hias

(%)

40

50

60

Buah

Sayur

Bumbu

0

10

20

30

Hulu Tengah Hilir

L k i liti

Ras

iosp

esie

stan

aman

non

Ras

io in

divi

du ta

nan

0

10

20

30

Hulu Tengah Hilir

L k i liti

Obat

Pati

Industri

Lain

Lokasi penelitian Lokasi penelitian

Page 8: 13a LPP Multiple Cropping Analysis edited 2014kaswanto.staff.ipb.ac.id/files/2014/12/13a-LPP-Multiple-Cropping... · saling mempengaruhi satu sama lainnya baik berupa kompetisi maupun

12/9/2014

8

IV

V

Tengah

IV

V

Hilir

IV

V

Hulu

Strata

Tanaman Hias

Tanaman NonHias

Rasio spesies tanaman hias dan

0 20 40 60 80 100

I

II

III

0 20 40 60 80 100

I

II

III

0 20 40 60 80 100

I

II

III

tanaman

Rasio spesies tanaman hias dan non hias (%)

Rasio (%) Spesies Tanaman Hias dan Non Hias berdasarkan Strata Tanaman di Pekarangan

DAS Cianjur

Strata IV

Strata V

Tinggi tanaman (m)

5

10Legenda:

1. Agave hijau (Agave sisanala Perrine)2. Alamanda (Allamanda cathartica L.)3. Bidara (Ziziphus mauritania)4. Cemara (Casuarina spp.)5. Cemara Udang (Casuarina equisetifolia)

31

8 2

74

33 3 3 3 3 9 65 9

9

999 3

9

9 999

9

Strata I

Strata II

Strata III

0

1

2

0 2 4 6M

6. Mawar (Rosa hybrida Hort.)7. Pagoda (Clerodendron paniculatum)8. Pandan bali (Cordyline australis)9. Pisang (Musa paradisiaca L.)

Strata Tanaman diPekarangan Daerah Hulu(Tanaman <1m danTertutup Profil TerdepanTidak Digambar)

Strata IV

Strata V

5

10

Tinggi tanaman (m)

Legenda:

1. Cabe rawit (Capsicum annum L.)2. Jambu air (Syzygium aqueum Burm.f.)3. Jambu biji (Psidium guajava L.)4. Jambu bol (Syzygium malacenses (L))5. Jeruk (Citrus nobilis Lour)6. Jeruk bali (Citrus maximanus)7 Kaktus (Napalaea cochenilifera)12

142

39

108 9

1012

6

4

14

11 513

1313

1

1111

7

Strata I

Strata II

Strata III

1

2

0

7. Kaktus (Napalaea cochenilifera)8. Mangga (Mangifera indica L.)9. Nangka (Artocarpus integra Merr)10. Pisang (Musa paradisiaca L.)11. Pisang hias (Heliconia bihai L)12. Rasamala (Altingia exelsa Norona)13. Singkong (Manihot esculenta Crantz.)14. Surian (Toona sureni (BL) Merr.)

St t T diStrata Tanaman diPekarangan Daerah Tengah (Tanaman <1m dan TertutupProfil Terdepan TidakDigambar)

Strata III

Strata IV

Strata V

Tinggi tanaman (m)

5

10

Legenda:

1. Alpukat (Persea americana Mill.)2. Campoleh (Madhuca cuneata)3. Cereme (Phyllanthus javanicus (Miq) MA)4.Hanjuang hijau (Cordyline fruticosaA.Chev)5. Hanjuang merah (Cordyline terminalis)6. Jambu biji (Psidium guajava L.)

47

6

11

11

11

6

122

15

1 3

9

6

6

1011312 8

14 11 810

5

Strata I

Strata II

0

1

2

j ( g j )7. Mangga (Mangifera indica L.)8. Pepaya (Carica papaya L.)9. Petai (Parkia speciosa Hassk.)10. Petai cina (Leucaena leucocephala (Lmk)De Witt)11. Pisang (Musa paradisiaca L.)12. Rambutan (Nephelium lappaceum L.)13. Randu (Ceiba petandra)14. Salak (Salaca edulis Reinw)15. Sawo (Manilkara achras (Mill))

Strata Tanaman diPekarangan Daerah Hilir(Tanaman <1m dan TertutupProfil Terdepan TidakDigambar)

Page 9: 13a LPP Multiple Cropping Analysis edited 2014kaswanto.staff.ipb.ac.id/files/2014/12/13a-LPP-Multiple-Cropping... · saling mempengaruhi satu sama lainnya baik berupa kompetisi maupun

12/9/2014

9

2838

8

4 924

323232

328218

1086

8

8 32

32

8

8

833

8

33

8

2

25 44

24

127

1616 3029 29 29 1714

19(78)34

20 20 2020 20

2326

1131

13

1818

1818

1818181818

1818

12

35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35 3535

3535

32Depan

2535 35 3535 3535 3535 3535 3535 35 35 35

3535

Depan

Diameter KanopiI. 1-2 meter

II. 2-5 meter

Kolam

8

8

32

32

323232

3232

8

8

15

21

36

22

U

IV. > 10 meter

PA

Pola penanaman(kiri) dan penutupan kanopi (kanan) di

k h l (di t0 2 4 6M

pekarangan hulu (diameter kanopi <1m tidak digambar):Rata-rata luas penutupan kanopi 196.0m2, rata-rata RTH 188.1m2, jadi densitas kanopi 89.8%/pekarangan.

15

22

Dep

an

Dep

an

Kan

dang

Pola penanaman(kiri) dan penutupan kanopi (kanan) di pekarangan tengah (diameter kanopi <1m tidak digambar):Rata-rata luas penutupan kanopi

28

33

3333

31

3333

3333

3333

33

33

33334233

3333

3333

24

28

3333

3518

42 1642

404017

343434

34

34

19

7

15

33

3333

3333

1440(66)

44

21(19)

26

26

26

12(10)

3

5(29)

4343

9(12)

33

11(7)

39(6)1313

13

13

4444

2323

8(20)

8(58) 2525

25

19

34

3434

34

34

2(8)

41

3838 38

10(6)

29(16)

36

20 2020

5

5

21

30

66

274343

1

2727

2727

4343

43

40(19)

21

21

21

2121

2121

31

15

32

33

3333

33

33

9(40)

19

5(5)

23

8(16)

11

11

11

10(9)

37

377

43

U

0 2 4 6M

Kolam

K

629.0m2, rata-rata RTH 218.7m2, jadi densitas kanopi 287%/pekarangan.

Diameter Kanopi:

I. 1-2 meterII. 2-5 meter

III. 5-10 meter

3

19

42

1721

22

101021

15

202020

7 19

15

2121

20 10

10

8

20

1(51)

8

1613

7 25(5)26

1(10) 1(11)

102

15

15

15

23

23

3

20

16

16

16

16

16

16

Dep

an

Dep

an

Kandang

14

2121

10

17

2020

17

24

1821

2020

2317

10

2

12

11

10(11)9

6

23(2) 1(20)21

20 85

55

1616

0 2 4 6M

U Diameter Kanopi:

I. 1 - 2 meter II. 2 - 5 meter

III. 5 - 10 meter

IV. > 10 meter

Sumur

0 2 4 6M

Pola penanaman(kiri) dan penutupan kanopi (kanan) di pekarangan hilir (diameter kanopi <1m tidak digambar):Rata-rata luas penutupan kanopi 1733.2m2, rata-rata RTH 562.0m2, jadi densitas kanopi 308.4%/pekarangan.

Page 10: 13a LPP Multiple Cropping Analysis edited 2014kaswanto.staff.ipb.ac.id/files/2014/12/13a-LPP-Multiple-Cropping... · saling mempengaruhi satu sama lainnya baik berupa kompetisi maupun

12/9/2014

10

Bahan pangan: manusia, hewan, tumbuhan Air: RH  erosi  drainase  penyimpanan biomassa air Air: RH, erosi, drainase, penyimpanan biomassa air Energi: kayu bakar, arang, minyak, gas, ethanol, latex, resin dan getah‐getahan

Pelindung: bahan bangunan, pohon naungan, penahan angin

Bahan baku untuk pengolahan: kerajinan, serat Uang tunai: penjualan produk Uang tunai: penjualan produk Simpanan/investasi: kelangsungan usaha Hasil‐hasil sosial: bahan pangan untuk upacara, dll.

Mampu beradaptasi dengan kondisi iklim lokal Mampu beradaptasi dengan kondisi iklim lokal Tajuk cukup terbuka, cahaya dapat menerobos Mampu bertunas dengan cepat setelah pemangkasan

Kapasitas produksi meliputi kayu pertukangan, kayu bakar, bahan pangan, pakan ternak, obat‐b t  dllobatan dll.

Banyak menghasilkan guguran daun untuk meningkatkan ketersediaan hara

Akar lateral sedikit dan dangkal (mudahdipotong)dipotong)

Mampumengikat nitrogen Tahan terhadap kekeringan, banjir, variasi tanahdan gangguan iklim lainnya

Sistem perakaran dalam Pemeliharaannyamudah Murah dalam pengadaannya Murah dalam pengadaannya Nilai harga dan jumlah permintaan akan hasil‐hasilnya lebih tinggi.

Cash crops (serealia, umbi‐umbian, sayuran,  p ( , , y ,tanaman obat, tanaman bumbu, tanaman buah semusim dan tanaman hias).

Toleran terhadap naungan. Toleran terhadap kelembaban yang lebih tinggitinggi.

Toleran terhadap persaingan hara.

Page 11: 13a LPP Multiple Cropping Analysis edited 2014kaswanto.staff.ipb.ac.id/files/2014/12/13a-LPP-Multiple-Cropping... · saling mempengaruhi satu sama lainnya baik berupa kompetisi maupun

12/9/2014

11

Tanaman yang berstrata lebih tinggi dalamtumpangsari akan dapat menaungi tanamantumpangsari akan dapat menaungi tanamanyang ada di sekitarnya yang berstrata lebihrendah.

Persaingan diatasi dengan pemilihan jenis danpenentuan saat tanam, serta jarak tanam yang p , j y gtepat.

Tanaman yang membutuhkan cahaya penuhakanmengalami kejenuhan pada intensitascahaya 0.3 – 0.375 g kal/cm2/menit dengan titikkompensasi 0.015 – 0.0225 g kal/cm2/ menit.

Tanaman lindung (tahan teduh) mempunyaikejenuhan berkisar 0 0075 g kal/cm2/menitkejenuhan berkisar 0.0075 g kal/cm2/menit.

Tanaman di tempat terbukamempunyai lapisanjaringan epidermis yang lebih tebal dan stomata j g p y glebih banyak, batang lebih besar dan ruasnya lebihpendek.

Kondisi penyinaran yang berbeda akanmengakibatkan tampilan tanaman yang berbeda.

E g  barley yang kurangmendapat cahayamemiliki E.g. barley yang kurangmendapat cahayamemilikikandungan karbohidrat yang rendah, menurunnyaaktivitas enzim disertai berkurangnya jumlah protein pada daun.

Page 12: 13a LPP Multiple Cropping Analysis edited 2014kaswanto.staff.ipb.ac.id/files/2014/12/13a-LPP-Multiple-Cropping... · saling mempengaruhi satu sama lainnya baik berupa kompetisi maupun

12/9/2014

12

Naungan terhadap tanaman kedelai akanmemberikan efek negatif terhadap hasil biji.g p j

Makin tinggi intensitas naungan danmakin awaldiberikan, maka tanaman cenderung lebih tinggitetapi diameter batangnyamakin kecil, ruas batangmakin panjang, daun lebih tipis dan lebih luas, tetapi berat kering tanamanmakin berkurang.

Naungan sebesar 30% dapat meningkatkang 3 p gkelembaban udara di atas kanopi kedelai, menurunkan suhu tanah dan udara, mengurangikecepatan angin dan penggunaan air.

Hubungan antara intensitas cahaya dengan rasioluas daun dan berat kering total tanaman, lajufotosintesis bersih, dan kecepatan pertumbuhanrelatif, masing‐masing parameter tersebutmempunyai hubungan yang spesifik terhadapintensitas cahaya dan tergantung pula dari jenisttanamannya.

Baik tanaman yang butuh intensitas banyak (e.g. Helianthus annus) dan tanaman yang toleranHelianthus annus) dan tanaman yang toleranterhadap naungan (e.g. Impatiens parviflora) biladiberikan cahaya kurang, maka laju fotosintesa(LAB) dan kecepatan pertumbuhan relatif (LPT) menurun, sedangkan rasio luas daun dengan beratkering total tanaman (LAR) meningkat.

Prosentase penurunan LAB & LPT pada Impatiens  Prosentase penurunan LAB & LPT pada Impatiens < Helianthus; peningkatan LAR Helianthus > Impatiens.