meyloma multiple

45
S1 KEPERAWATAN BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Tahun-tahun pertama kehidupan merupakan periode penting dan kritis : tumbuh kembang fisik, mental, psikososial berjalan dengan cepatnya, sehingga dapat dikatakan bahwa keberhasilan tahun pertama untuk sebagian besar menentukan masa depan anak. Kelainan atau penyimpangan apabila tidak di intervensi secara dini dengan baik apalagi jika tidak terdeteksi secara nyata akan mengakibatkan berbagai hal yang buruk dan berdampak fatal, sehingga akan mengurangi kualitas sumber daya manusianya kelak dikemudian hari. Multiple myeloma adalah suatu kanker sel plasma dimana sebuah clone dari sel plasma yang abnormal berkembangbiak, membentuk tumor di sumsum tulang dan menghasilkan sejumlah besar antibodi yang abnormal, yang terkumpul di dalam darah atau air kemih. Multiple myeloma (myelomatosis, plasma cell myeloma, Kahler's disease) merupakan keganasan sel plasma yang ditandai dengan penggantian sumsum tulang. Pengetahuan dan penatalaksanaan Myeloma Multiple yang baik akan mengurangi dan mencegah terjadinya penyimpangan/kelainan dalam proses tumbuh kembang yang optimal sehingga akan meningkatkan sumber daya manusia Indonesia yang 1 KARDIO VASKULER III

Upload: matahari-pagi

Post on 05-Dec-2014

88 views

Category:

Documents


4 download

TRANSCRIPT

Page 1: Meyloma Multiple

S1 KEPERAWATAN

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang

Tahun-tahun pertama kehidupan merupakan periode penting dan kritis : tumbuh

kembang fisik, mental, psikososial berjalan dengan cepatnya, sehingga dapat dikatakan

bahwa keberhasilan tahun pertama untuk sebagian besar menentukan masa depan anak.

Kelainan atau penyimpangan apabila tidak di intervensi secara dini dengan baik apalagi jika

tidak terdeteksi secara nyata akan mengakibatkan berbagai hal yang buruk dan berdampak

fatal, sehingga akan mengurangi kualitas sumber daya manusianya kelak dikemudian hari.

Multiple myeloma adalah suatu kanker sel plasma dimana sebuah clone dari sel plasma yang

abnormal berkembangbiak, membentuk tumor di sumsum tulang dan menghasilkan sejumlah besar

antibodi yang abnormal, yang terkumpul di dalam darah atau air kemih. Multiple myeloma

(myelomatosis, plasma cell myeloma, Kahler's disease) merupakan keganasan sel plasma yang

ditandai dengan penggantian sumsum tulang.

Pengetahuan dan penatalaksanaan Myeloma Multiple yang baik akan mengurangi dan

mencegah terjadinya penyimpangan/kelainan dalam proses tumbuh kembang yang optimal

sehingga akan meningkatkan sumber daya manusia Indonesia yang berkualitas seoptimal

mungkin, akan coba kami bahas dalam penyajian materi pada makalah berikut ini.

1.2. Rumusan Masalah

- Bagaimana konsep dasar mengenai Myeloma Multiple

- Bagaimana asuhan keperawatan klien dengan Myeloma Multiple

1.3. Tujuan

a. Tujuan Umum.

Tujuan umum penulis dalam menyusun makalah ini adalah untuk mendukung

kegiatan pembelajaran, khususnya pada mata kuliah Keperawatan Kardiovaskuler yang

membahas tentang Asuhan Keperawatan pada Myeloma Multiple sehingga mahasiswa

dapat memahami bagaimana asuhan keperawatan pada klien dengan Meyloma Multiple

dapat diterapkan dalam berbagai bidang pelayanan kesehatan.

1

KARDIO VASKULER III

Page 2: Meyloma Multiple

S1 KEPERAWATAN

b. Tujuan Khusus.

Tujuan khusus penulis dalam menyusun makalah ini agar mahasiswa memahami

konsep dasar keperawatan pada klien dengan Myeloma Multiple, dan mengetahui bagaimana

proses penyakit, etiologi, serta mampu memberikan Asuhan Keperawatan Pada Klien

Myeloma Multiple.

2

KARDIO VASKULER III

Page 3: Meyloma Multiple

S1 KEPERAWATAN

BAB II

KONSEP DASAR

2.1. DEFINISI

Mieloma Multipel adalah suatu kanker sel plasma dimana sebuah clonedari sel plasma

yang abnormal berkembangbiak, membentuk tumor di sumsum tulang dan menghasilkan

sejumlah besar antibodi yang abnormal, yang terkumpul di dalam darah atau air kemih.

(Smeltzer. 2001) Penyakit ini menyerang pria dan wanita, dan biasanya ditemukan pada usia

diatas 40 tahun. Tumor sel plasma (plasmasitoma) paling banyak ditemukan di tulang

panggul, tulang belakang, tulang rusuk dan tulang Tengkorak.

Kadang mereka ditemukan di daerah selain tulang, terutama di paru-paru dan organ

reproduksit.

Sel plasma yang abnormal hampir selalu menghasilkan sejumlah besar antibodi yang

abnormal dan pembentukan antobodi yang normal berkurang. Sebagai akibatnya, penderita

lebih mudah terkena infeksi. Pecahan dari antibodi yang abnormal seringkali terkumpul di

ginjal, menyebabkan kerusakan dan kadang menyebabkan gagal ginjal. Endapan dari

pecahan antibodi di dalam ginjal atau organ lainnya bisa menyebabkan amiloidosis. Pecahan

antibodi abnormal di dalam air kemih disebut protein Bence-Jones.

Myeloma, seperti kanker-kanker lain, mulai pada sel-sel. Pada kanker, sel-sel baru

terbentuk ketika tubuh tidak memerlukan mereka, dan sel-sel yang tua atau rusak tidak mati

ketika mereka harus mati. Sel-sel ekstra ini dapat membentuk massa dari jaringan yang

disebut pertumbuhan atau tumor.

Myeloma mulai ketika sel plasma menjadi abnormal. Sel yang abnormal membelah

untuk membuat salinan-salinan dari dirinya sendiri. Sel-sel yang baru membelah berulang-

ulang, membuat semakin banyak sel-sel abnormal. Sel-sel plasma abnormal ini disebut sel-sel

myeloma.

Pada waktunya, sel-sel myeloma berkumpul dalam sumsum tulang. Mereka mungkin

merusak bagian yang padat dari tulang. Ketika sel-sel myeloma berkumpul pada beberapa 3

KARDIO VASKULER III

Page 4: Meyloma Multiple

S1 KEPERAWATAN

tulang-tulang anda, penyakitnya disebut "multiple myeloma". Penyakit ini mungkin juga

membahayakan jaringan-jaringan dan organ-organ lain, seperti ginjal-ginjal.

Sel-sel myeloma membuat antibodi-antibodi yang disebut protein-protein M dan

protein-protein lain. Protein-protein ini dapat berkumpul dalam darah, urin, dan organ-organ.

2.2. ETIOLOGI DAN FAKTOR PENYEBAB

Tidak ada satupun orang yang tahu penyebab-penyebab yang tepat dari multiple

myeloma. Dokter-dokter jarang tahu mengapa seorang mengembangkan penyakit ini dan

yang lainnya tidak. Bagaimanapun, kita tahu bahwa multiple myeloma tidak menular. Anda

tidak dapat mendapatkannya dari orang lain.

Penelitian telah menunjukan bahwa faktor-faktor risiko tertentu meningkatkan

kesempatan seseorang akan mengembangkan penyakit ini. Studi-studi telah menemukan

faktor-faktor risiko berikut untuk multiple myeloma:

Umur diatas 65 tahun: Tumbuh menjadi lebih tua meningkatkan kesempatan

mengembangkan multiple myeloma. Kebanyakan orang-orang dengan myeloma

terdiagnosa setelah umur 65 tahun. Penyakit ini adalah jarang pada orang-orang yang

lebih muda dari umur 35 tahun.

Ras (Bangsa): Risiko dari multiple myeloma adalah paling tinggi diantara

orang-orang Amerika keturunan Afrika dan paling rendah diantara orang-orang Amerika

keturunan Asia. Sebab untuk perbedaan antara kelompok-kelompok ras tidak diketahui.

Menjadi pria: Setiap tahun di Amerika, kira-kira 11,200 pria-pria dan 8,700

wanita-wanita terdiagnosa dengan multiple myeloma. Tidak diketahui mengapa lebih

banyak pria-pria terdiagnosa dengan penyakit ini.

Sejarah perorangan dari monoclonal gammopathy of undetermined

significance (MGUS): MGUS adalah kondisi yang tidak membahayakan dimana sel-sel

plasma abnormal membuat protein-protein M. Biasanya, tidak ada gejala-gejala, dan

tingkat yang abnormal dari protein M ditemukan dengan tes darah. Adakalanya, orang-

orang dengan MGUS mengembangkan kanker-kanker tertentu, seperti multiple

4

KARDIO VASKULER III

Page 5: Meyloma Multiple

S1 KEPERAWATAN

myeloma. Tidak ada perawatan, namun orang-orang dengan MGUS menperoleh tes-tes

lab regular (setiap 1 atau 2 tahun) untuk memeriksa peningkatan lebih lanjut pada tingkat

protein M. Mereka juga memperoleh pemeriksaan-pemeriksaan regular untuk memeriksa

perkembangan dari gejala-gejala.

Sejarah multiple myeloma keluarga: Studi-studi telah menemukan bahwa

risiko multiple myeloma seseorang mungkin lebih tinggi jika saudara dekatnya

mempunyai penyakit ini.

Banyak faktor-faktor risiko lain yang dicurigai sedang dipelajari. Peneiti-peneliti telah

mempelajari apakah terpapar pada kimia-kimia atau kuman-kuman tertentu (terutama virus-

virus), yang mempunyai perubahan-perubahan pada gen-gen tertentu, memakan makanan-

makanan tertentu, atau menjadi kegemukan (obese) meningkatkan risiko mengembangkan

multiple myeloma. Peneliti-penelit terus menerus mempelajari ini dan kemungkinan faktor-

faktor risiko lain.

Mempunyai satu atau lebih faktor-faktor risiko tidak berarti bahwa seorang akan

mengembangkan myeloma. Kebanyakan orang-orang yang mempunyai faktor-faktor risiko

tidak pernah mengembangkan kanker.

2.3. PATHOFISIOLOGI

Adanya tumor pada tulang menyebabkan jaringan lunak diinvasi oleh sel tumor.

Timbul reaksi dari tulang normal dengan respon osteolitik yaitu proses destruksi atau

penghancuran tulang dan respon osteoblastik (pembentukan tulang)atau proses pembentukan

tulang. Terjadi destruksi tulang lokal.. Pada proses osteoblastik, karena adanya sel tumor

maka terjadi penimbunan periosteum tulang yang baru dekat tempat lesi terjadi, sehingga

terjadi pertumbuhan tulang yang abortif.

5

KARDIO VASKULER III

Page 6: Meyloma Multiple

S1 KEPERAWATAN

2.4. GEJALA

- Nyeri tulang, biasanya pada punggung dan tulang-tulang rusuk

- Tulang-tulang yang patah, biasanya pada spine (tulang belakang)

- Merasa lemah dan sangat lelah

- Merasa sangat haus

- Infeksi-infeksi dan demam-demam yang seringkali

- Kehilangan berat badan

- Mual atau sembelit

- Buang air kecil yang seringkali.

Paling sering, gejala-gejala tidak disebabkan oleh kanker. Persoalan-persoalan

kesehatan lain mungkin juga menyebabkan gejala-gejala ini. Hanya seorang dokter dapat

memastikannya. Siapa saja dengan gejala-gejala ini harus memberitahu dokter sehingga

persoalan-persoalan dapat didiagnosa dan dirawat sedini mungkin.

Mieloma multipel seringkali menyebabkan nyeri tulang (terutama pada tulang

belakang atau tulang rusuk) dan pengeroposan tulang sehingga tulang mudah patah.

Nyeri tulang biasanya merupakan gejala awal, tetapi kadang penyakit ini terdiagnosis setelah

penderita mengalami:

Anemia, karena sel plasma menggeser sel-sel normal yang menghasilkan sel darah merah

di sumsum tulang.

Infeksi bakteri berulang, karena antibodi yang abnormal tidak efektif melawan infeksi

Gagal ginjal, karena pecahan antibodi yang abnormal (protein Bence-Jones) merusak

ginjal.

Kadang mieloma multipel mempengaruhi aliran darah ke kulit, jari tangan, jari kaki

dan hidung karena terjadi pengentalan darah (sindroma hiperviskositas). Berkurangnya aliran

darah ke otak bisa menyebabkan gejala neurologis berupa kebingungan, gangguan

penglihatan dan sakit kepala.

6

KARDIO VASKULER III

Page 7: Meyloma Multiple

S1 KEPERAWATAN

2.5. TES DIAGNOSTIK

Dokter-dokter adakalanya menemukan multiple myeloma setelah tes darah rutin.

Lebih sering, dokter-dokter mencurigai multiple myeloma setelah x-ray untuk tulang yang

patah. Umumnya meskipun demikian, pasien-pasien pergi ke dokter karena mereka

mempunyai geala-gejala yang lain.

Untuk mencari tahu apakah persoalan-persoalan jenis ini adalah dari multiple

myeloma atau beberapa kondisi-kondisi lain, dokter anda mungkin bertanya tentang sejarah

medis pribadi dan keluarga anda dan melakukan pemeriksaan fisik. Dokter anda juga

mungkin meminta beberapa dari tes-tes- berikut:

☻ Tes-tes Darah: Lab melakukan beberapa tes-tes darah:

Multiple myeloma menyebabkan tingkat-tingkat yang tinggi dari

protein-protein dalam darah. Lab memeriksa tingkat-tingkat dari banyak protein-protein

yang berbeda, termasuk protein M dan immunoglobulin-immunoglobulin (antibodi-

antibodi) lain, albumin, dan beta-2-microglobulin.

Myeloma mungkin juga menyebabkan anemia dan tingkat-tingkat yang

rendah dari sel-sel darah putih dan platelet-platelet. Lab melakukan complete blood

count untuk memeriksa jumlah sel-sel darah putih, sel-sel darah merah, dan platelet-

platelet.

Lab juga memeriksa tingkat-tingkat yang tinggi dari calcium.

Untuk melihat berapa baik giinjal-ginjal bekerja, lab menguji

creatinine.

☻ Tes-tes Urin: Lab melihat kemungkinan protein Bence Jones, tipe dari protein M, dalam

urin. Lab mengukur jumlah dari protein Bence Jones dalam urin yang dikumpulkan

melalui periode 24 jam. Jika lab menemukan tingkat yang tinggi dari protein Bence

Jones dalam sample urin anda, dokter-dokter akan memonitor ginjal-ginjal anda. Protein

Bence Jones dapat menyumbat ginjal-ginjal dan merusak mereka.

7

KARDIO VASKULER III

Page 8: Meyloma Multiple

S1 KEPERAWATAN

☻ X-rays: Anda mungkin mempunyai x-rays untuk melihat kemungkinan tulang-

tulang yang patah atau menipis. X-ray dari seluruh tubuh anda dapat dilakukan

untuk melihat berapa banyak tulang-tulang dapat dirusak oloeh myeloma.

☻ Biopsi: Dokter anda mengeluarkan jaringan untuk melihat kemungkinan sel-sel

kanker. Biopsi adalah satu-satunya cara yang pasti untuk mengetahui apakah sel-

sel myeloma ada didalam sumsum tulang anda. Sebelum sample diambil, anestesi

lokal digunakan untuk memati rasakan area. Ini membantu mengurangi nyeri.

Dokter anda mengeluarkan beberapa sumsum tulang dari tulang pinggul anda atau

tulang besar lainnya. Ahli patologi menggunaan mikroskop untuk memeriksa

jaringan untuk sel-sel myeloma.

Ada dua cara-cara dokter anda dapat memperoleh sumsum tulang. Beberapa orang-

orang akan mempunyai kedua prosedur-prosedur selama kunjungan yang sama:

☻ Aspirasi sumsum tulang: Dokter menggunakan jarum tebal yang berongga untuk

mengeluarkan sample-sample dari sumsum tulang.

☻ Biopsi sumsum tulang: Dokter menggunakan jarum yang sangat tebal yang berongga

untuk mengeluarkan sepotong kecil tulang dan sumsum tulang.

2.6. PENATALAKSANAAN

1. Penatalaksanaan medis

Penatalaksanaan tergantung pada tipe dan fase dari tumor tersebut saat didiagnosis.

Tujuan penatalaksanaan secara umum meliputi pengangkatan tumor, pencegahan amputasi

jika memungkinkan dan pemeliharaan fungsi secara maksimal dari anggota tubuh atau

ekstremitas yang sakit. Penatalaksanaan meliputi pembedahan, kemoterapi, radioterapi, atau

terapi kombinasi.

Osteosarkoma biasanya ditangani dengan pembedahan dan / atau radiasi dan

kemoterapi. Protokol kemoterapi yang digunakan biasanya meliputi adriamycin

(doksorubisin) cytoksan dosis tinggi (siklofosfamid) atau metrotexate dosis tinggi (MTX)

dengan leukovorin. Agen ini mungkin digunakan secara tersendiri atau dalam kombinasi.

8

KARDIO VASKULER III

Page 9: Meyloma Multiple

S1 KEPERAWATAN

Bila terdapat hiperkalsemia, penanganan meliputi hidrasi dengan pemberian cairan normal

intravena, diurelika, mobilisasi dan obat-obatan seperti fosfat, mitramisin, kalsitonin atau

kortikosteroid, (Gale, 1999).

2. Tindakan keperawatan

a. Manajemen nyeri

Teknik manajemen nyeri secara psikologik (teknik relaksasi napas dalam, visualisasi,

dan bimbingan imajinasi ) dan farmakologi ( pemberian analgetika ).

b. Mengajarkan mekanisme koping yang efektif

Motivasi klien dan keluarga untuk mengungkapkan perasaan mereka, dan berikan

dukungan secara moril serta anjurkan keluarga untuk berkonsultasi ke ahli psikologi atau

rohaniawan.

c. Memberikan nutrisi yang adekuat

Berkurangnya nafsu makan, mual, muntah sering terjadi sebagai efek samping

kemoterapi dan radiasi, sehingga perlu diberikan nutrisi yang adekuat. Antiemetika dan

teknik relaksasi dapat mengurangi reaksi gastrointestinal. Pemberian nutrisi parenteral dapat

dilakukan sesuai dengan indikasi dokter.

d. Pendidikan kesehatan

Pasien dan keluarga diberikan pendidikan kesehatan tentang kemungkinan terjadinya

komplikasi, program terapi, dan teknik perawatan luka di rumah. (Smeltzer. 2001)

\

9

KARDIO VASKULER III

Page 10: Meyloma Multiple

S1 KEPERAWATAN

BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN

3.1. PENGKAJIAN

ANAMNESIS

1. Identitas klien

Meliputi nama, umur (kebanyakan terjadi pada bayi dan neonatus), jenis kelamin

pendidikan, alamat, pekerjaan, agama, suku bangsa, tanggal dan jam masuk rumah sakit,

nomor register, asuransi kesehatan, dan diagnosa medis.

2. Riwayat penyakit : pengobatan kanker sebelumnya

Riwayat keluarga : adanya gangguan hematologis, adanya faktor herediter misal kembar

monozigot.

Kaji adanya tanda-tanda anemia : kelemahan, kelelahan, pucat, sakit kepala, anoreksia,

muntah, sesak, nafas cepat

Kaji adanya tanda-tanda leukopenia : demam, stomatitis, gejala infeksi pernafasan atas,

infeksi perkemihan; infeksi kulit dapat timbul kemerahan atau hiotam tanpa pus

Kaji adanya tanda-tanda trombositopenia : ptechiae, purpura, perdarahan membran

mukosa, pembentukan hematoma, purpura; kaji adanya tanda-tanda invasi ekstra medula:

limfadenopati, hepatomegali, splenomegali.

Kaji adanya pembesaran testis, hemAturia, hipertensi, gagal ginjal, inflamasi di sekkitar

rektal dan nyeri.

PEMERIKSAAN FISIK

Teraba massa tulang dan peningkatan suhu kulit di atas massa serta adanya pelebaran

vena. Pembengkakan pada atau di atas tulang atau persendian serta pergerakan yang terbatas.

Nyeri tekan / nyeri lokal pada sisi yang sakit. mungkin hebat atau dangkal. sering hilang

dengan posisi flexi. anak berjalan pincang, keterbatasan dalam melakukan aktifitas, tidak

10

KARDIO VASKULER III

Page 11: Meyloma Multiple

S1 KEPERAWATAN

mampu menahan objek berat. Kaji status fungsional pada area yang sakit, tanda-tanda

inflamasi, nodus limfe regional.

3.2. DIAGNOSA KEPERAWATAN YANG MUNGKIN MUNCUL

1. Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera biologi.

2. Koping tidak efektif berhubungan dengan rasa takut tentang ketidak tahuan, persepsi

tentang proses penyakit, dan sistem pendukung tidak adekuat.

3. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan status hipermetabolik

berkenaan dengan kanker.

4. Gangguan harga diri karena hilangnya bagian tubuh atau perubahan kinerja peran.

5. Berduka berhubungan dengan kemungkinan kehilangan alat gerak.

3.3. RENCANA INTERVENSI

Dx 1 : Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera biologi.

Tujuan: klien mengalami pengurangan nyeri

K riteria Hasil :

- Mengikuti aturan farmakologi yang ditentukan.

- Mendemontrasikan penggunaan keterampilan relaksasi dan aktifitas hiburan sesuai

indikasi situasi individu.

Intervensi :

- Kaji status nyeri ( lokasi, frekuensi, durasi, dan intensitas nyeri )

R/ memberikan data dasar untuk menentukan dan mengevaluasi intervensi yang

diberikan.

- Berikan lingkungan yang nyaman, dan aktivitas hiburan ( misalnya : musik, televisi )

R/ meningkatkan relaksasi klien.

- Ajarkan teknik manajemen nyeri seperti teknik relaksasi napas dalam, visualisasi, dan

bimbingan imajinasi.

R/ meningkatkan relaksasi yang dapat menurunkan rasa nyeri klien

- Kolaborasi :Berikan analgesik sesuai kebutuhan untuk nyeri.

R/ mengurangi nyeri dan spasme otot.

Dx 2

11

KARDIO VASKULER III

Page 12: Meyloma Multiple

S1 KEPERAWATAN

Tujuan : Mendemonstrasikan penggunaan mekanisme koping efektif dan partisipasi aktif

dalam aturan pengobatan

K riteria H asil :

- Pasien tampak rileks

- Melaporkan berkurangnya ansietas

- Mengungkapkan perasaan mengenai perubahan yang terjadi pada diri klien

Intervensi :

- Motivasi pasien dan keluarga untuk mengungkapkan perasaan.

R/ memberikan kesempatan pada pasien untuk mengungkapkan rasa takut serta

kesalahan konsep tentang diagnosis.

- Berikan lingkungan yang nyaman dimana pasien dan keluarga merasa aman untuk

mendiskusikan perasaan atau menolak untuk berbicara.

R/ membina hubungan saling percaya dan membantu pasien untuk merasa diterima

dengan kondisi apa adanya.

- Pertahankan kontak sering dengan pasien dan bicara dengan menyentuh pasien.

R/ memberikan keyakinan bahwa pasien tidak sendiri atau ditolak.

- Berikan informasi akurat, konsisten mengenai prognosis.

R/ dapat menurunkan ansietas dan memungkinkan pasien membuat keputusan atau

pilihan sesuai realita.

Dx 3

Tujuan : mengalami peningkatan asupan nutrisi yang adekuat

K riteria H asil : penambahan berat badan, bebas tanda malnutrisi, nilai albumin dalam batas

normal ( 3,5 – 5,5 g% )

Intervensi :

- Catat asupan makanan setiap hari.

R/ mengidentifikasi kekuatan atau defisiensi nutrisi.

- Ukur tinggi, berat badan, ketebalan kulit trisep setiap hari.

R/ mengidentifikasi keadaan malnutrisi protein kalori khususnya bila berat badan dan

pengukuran antropometrik kurang dari normal

- Berikan diet TKTP dan asupan cairan adekuat.

12

KARDIO VASKULER III

Page 13: Meyloma Multiple

S1 KEPERAWATAN

R/ memenuhi kebutuhan metabolik jaringan. Asupan cairan adekuat untuk

menghilangkan produk sisa.

- Kolaborasi :

Pantau hasil pemeriksaan laboratorium sesuai indikasi.

R/ membantu mengidentifikasi derajat malnutrisi

Dx 4

Tujuan : mengungkapan perubahan pemahaman dalam gaya hidup tentang tubuh, perasaan

tidak berdaya, putus asa dan tidak mampu.

K riteria H asil :

Mulai mengembangkan mekanisme koping untuk menghadapi masalah secara efektif.

Intervensi :

Diskusikan dengan orang terdekat pengaruh diagnosis dan pengobatan terhadap

kehidupan pribadi pasien dan keluarga.

R/ membantu dalam memastikan masalah untuk memulai proses pemecahan masalah.

Motivasi pasien dan keluarga untuk mengungkapkan perasaan tentang efek kanker

atau pengobatan.

R/ membantu dalam pemecahan masalah.

Pertahankan kontak mata selama interaksi dengan pasien dan keluarga dan bicara

dengan menyentuh pasien

R/ menunjukkan rasa empati dan menjaga hubungan saling percaya dengan pasien

dan keluarga.

Dx. 5

Tujuan : Keluarga dan klien siap menghadapi kemungkinan kehilangan anggota gerak.

K riteria H asil : Pasien menyesuaikan diri terhadap kehilangan anggota gerak Mengalami

peninggkatan mobilitas

Intervensi :

Lakukan pendekatan langsung dengan klien.

R/ meningkatkan rasa percaya dengan klien.

Diskusikan kurangnya alternatif pengobatan.

R/ memberikan dukungan moril kepada klien untuk menerima pembedahan.

13

KARDIO VASKULER III

Page 14: Meyloma Multiple

S1 KEPERAWATAN

Ajarkan penggunaan alat bantu seperti kursi roda atau kruk sesegera mungkin sesuai

dengan kemampuan pasien.

R/ membantu dalam melakukan mobilitas dan meningkatkan kemandirian pasien.

Motivasi dan libatkan pasien dalam aktifitas bermain.

R/ secara tidak langgsung memberikan latihan mobilisasi.

BAB IV

LEUKEMIA

4.1. DEFINISI

Leukemia adalah neoplasma akut atau kronis dari sel-sel pembentuk darah dalam

sumsum tulang dan limfa nadi (Reeves, 2001). Sifat khas leukemia adalah proliferasi tidak

teratur atau akumulasi ssel darah putih dalam sumusm tulang, menggantikan elemen sumsum

tulang normal. Juga terjadi proliferasi di hati, limpa dan nodus limfatikus, dan invasi organ

non hematologis, seperti meninges, traktus gastrointesinal, ginjal dan kulit.

4.2. ETIOLOGI

Penyebab yang pasti belum diketahui, akan tetapi terdapat faktor predisposisi yang

menyebabkan terjadinya leukemia yaitu :

1. Faktor genetik : virus tertentu meyebabkan terjadinya perubahan struktur gen ( T cell

leukemia-lymphoma virus/HTLV)

2. Radiasi ionisasi : lingkungan kerja, pranatal, pengobatan kanker sebelumnya

3. Terpapar zat-zat kimiawi seperti benzen, arsen, kloramfenikol, fenilbutazon, dan agen

anti neoplastik.

4. Obat-obat imunosupresif, obat karsinogenik seperti diethylstilbestrol

5. Faktor herediter, misalnya pada kembar monozigot

6. Kelainan kromosom : Sindrom Bloom’s, trisomi 21 (Sindrom Down’s), Trisomi G

(Sindrom Klinefelter’s), Sindrom fanconi’s, Kromosom Philadelphia positif,

Telangiektasis ataksia.

4.3. Patofisiologi

14

KARDIO VASKULER III

Page 15: Meyloma Multiple

S1 KEPERAWATAN

Leukemia meningkat dari sel batang limfoid tunggal dengan kematangan lemah dan

pengumpulan sel-sel penyebab kerusakan di dalam sumsum tulang. Biasanya dijumpai

tingkat pengemabangan limfoid yang berbeda dalam sumsum tulang, mulai dari yang

premature hingga hampir menjadi sel normal.

Derajat kematangannya merupakan petunjuk untuk menentukan atau meramalkan

kelanjutannya. Pada pemeriksaan darah tepi, ditemukan sel muda limfoblas dan biasanya

terdapat leukositosis, kadang-kadang leucopenia (25%). Jumlah leukosit neutrofil seringkali

rendah, demikian kadar hemoglobin dan trombosit. Hasil pemeriksaan sumsum tulang

biasanya menunjukkan sel-sel blast yang dominan. Pematangan limfosit B dimulai dari stem

sel pluripoten, kemudian stem sel limfoid, pre-B, early B, sel B intermedia, sel B matang, sel

plasmasitoid, dan sel plasma. Limfosit T juga berasal dari stem sel pluripoten, berkembang

menjadi stem sel limfoid, sel timosit imatur, cimmom thymosit, timosit matur, serta menjadi

sel limfosit T helper dan limfosif T supresor.

Peningkatan produksi leukosit juga melibatkan tempat-tempat ekstramedular sehingga

anak-anak menderita pembesaran kelenjar limfe dan hepatosplenomegali. Sakit tulang juga

sering dijumpai. Juga timbul serangan pada susunan saraf pusat, yaitu: sakit kepala, muntah-

muntah, kejnag dan gangguan penglihatan.

15

KARDIO VASKULER III

Page 16: Meyloma Multiple

S1 KEPERAWATAN

PATH WAY

Penyebab yang tidak diketahui

Terekspose radiasi ion toksin (seperti benzen, agent alkylating)

Virus yaitu Human T-cell Leukimia Lymphoma Virus (HTLV-1)

Faktor keturunan

Gangguan genetik seperti syndrome down, Fanconi’s Anemia

Kompetisi dari makanan, infiltrasi dan replacement

Sumsum tl. Infiltrasi SSP Hypermetabolisme Belakang ekstra medular

Penurunan penuruna penurunan peningkatan pembesaran hati leukimia kelaparan SDM SDP platelet tekanan limpa & KGB meningitis sel

Anemia infeksi perdarahan nyeri tulang pengecilan & sendi tulang

- resti infeksi fraktur

- Resti ggn.Perfusi jaringan- Intoleransi aktivitas

ggn. rasa nyaman ggn pola nafas - ggn. perfusi - defisit vol. cairan

resti cedera -ggn. nutrisi serebral

16

KARDIO VASKULER III

Page 17: Meyloma Multiple

S1 KEPERAWATAN

4.4. JENIS LEUKEMIA

1. Leukemia Mielogenus Akut

AML mengenai sel stem hematopeotik yang kelak berdiferensiasi ke semua sel

Mieloid: monosit, granulosit, eritrosit, eritrosit dan trombosit. Semua kelompok usia dapat

terkena; insidensi meningkat sesuai bertambahnya usia. Merupakan leukemia nonlimfositik

yang paling sering terjadi.

2. Leukemia Mielogenus Kronic

CML juga dimasukkan dalam sistem keganasan sel stem mieloid. Namun lebih

banyak sel normal dibanding bentuk akut, sehingga penyakit ini lebih ringan. CML jarang

menyerang individu di bawah 20 tahun. Manifestasi mirip dengan gambaran AML tetapi

tanda dan gejala lebih ringan, pasien menunjukkan tanpa gejala selama bertahun-tahun,

peningkatan leukosit kadang sampai jumlah yang luar biasa, limpa membesar

3. Luekemia Limfositik Akut

ALL dianggap sebagai proliferasi ganas limfoblast. Sering terjadi pada anak-anak,

laki-laki lebih banyak dibanding perempuan, puncak insiden usia 4 tahun, setelah usia 15

ALL jarang terjadi. Manifestasi limfosit immatur berproliferasi dalam sumsum tulang dan

jaringan perifer, sehingga mengganggu perkembangan sel normal..

4. Leukemia Limfositik Kronis

CLL merupakan kelainan ringan mengenai individu usia 50 sampai 70 tahun.

Manifestasi klinis pasien tidak menunjukkan gejala, baru terdiagnosa saat pemeriksaan fisik

atau penanganan penyakit lain.

4.5. TANDA DAN GEJALA17

KARDIO VASKULER III

Page 18: Meyloma Multiple

S1 KEPERAWATAN

1. Aktivitas : kelelahan, kelemahan, malaise, kelelahan otot.

2. Sirkulasi :palpitasi, takikardi, mur-mur jantung, membran mukosa pucat.

3. Eliminsi : diare, nyeri tekan perianal, darah merah terang, feses hitam, penurunan

haluaran urin.

4. Integritas ego : perasaan tidak berdaya, menarik diri, takut, mudah terangsang, ansietas.

5. Makanan/cairan: anoreksia, muntah, perubahan rasa, faringitis, penurunan BB dan

disfagia.

6. Neurosensori : penurunan koordinasi, disorientasi, pusing kesemutan, parestesia,

aktivitas kejang, otot mudah terangsang.

7. Nyeri : nyeri abomen, sakit kepala, nyeri sendi, perilaku hati-hati gelisah.

8. Pernafasan : nafas pendek, batuk, dispneu, takipneu, ronkhi, gemericik, penurunan bunyi

nafas.

9. Keamanan : gangguan penglihatan, perdarahan spontan tidak terkontrol, demam, infeksi,

kemerahan, purpura, pembesaran nodus limfe.

10. Seksualitas : perubahan libido, perubahan menstruasi, impotensi, menoragia

4.6. KOMPLIKASI

1. Infeksi yang lebih sering terjadi pada paru-paru, saluran cerna dan kulit

2. Hemoragi akibat trombositopenia

3. Kerusakan SSP

4. Kerusakan tulang

5. Kerusakan testikuler

6. Nepropaty uretra

7. Efek pengobatan yang lama

4.7. PEMERIKSAAN PENUNJANG

☻ Hitung darah lengkap : menunjukkan normositik, anemia normositik

☻ Hemoglobulin : dapat kurang dari 10 gr/100ml

☻ Retikulosit : jumlah biasaya rendah

☻ Trombosit : sangat rendah (< 50000/mm)

☻ SDP : mungkin lebih dari 50000/cm dengan peningkatan SDP immatur

18

KARDIO VASKULER III

Page 19: Meyloma Multiple

S1 KEPERAWATAN

☻ PTT : memanjang

☻ LDH : mungkin meningkat

☻ Asam urat serum : mungkin meningkat

☻ Muramidase serum : pengikatan pada leukemia monositik akut dan mielomonositik

☻ Copper serum : meningkat

☻ Zink serum : menurun

☻ Foto dada dan biopsi nodus limfe : dapat mengindikasikan derajat keterlibatan.

4.8. PENATALAKSANAAN

1. Pelaksanaan kemoterapi

2. Irradiasi kranial

3. Terdapat tiga fase pelaksanaan keoterapi :

a. Fase induksi

Dimulasi 4-6 minggu setelah diagnosa ditegakkan. Pada fase ini diberikan terapi

kortikostreroid (prednison), vincristin dan L-asparaginase. Fase induksi dinyatakan behasil

jika tanda-tanda penyakit berkurang atau tidak ada dan dalam sumsum tulang ditemukan

jumlah sel muda kurang dari 5%.

b. Fase Profilaksis Sistem saraf pusat

Pada fase ini diberikan terapi methotrexate, cytarabine dan hydrocotison melaui

intrathecal untuk mencegah invsi sel leukemia ke otak. Terapi irradiasi kranial dilakukan

hanya pada pasien leukemia yang mengalami gangguan sistem saraf pusat.

19

KARDIO VASKULER III

Page 20: Meyloma Multiple

S1 KEPERAWATAN

BAB V

ASUHAN KEPERAWATAN

5.1. PENGKAJIAN

1. Riwayat penyakit : pengobatan kanker sebelumnya.

2. Riwayat keluarga : adanya gangguan hematologis, adanya faktor herediter misal kembar

monozigot).

3. Kaji adanya tanda-tanda anemia : kelemahan, kelelahan, pucat, sakit kepala, anoreksia,

muntah, sesak, nafas cepat.

4. Kaji adanya tanda-tanda leukopenia : demam, stomatitis, gejala infeksi pernafasan atas,

infeksi perkemihan; infeksi kulit dapat timbul kemerahan atau hiotam tanpa pus.

5. Kaji adanya tanda-tanda trombositopenia : ptechiae, purpura, perdarahan membran

mukosa, pembentukan hematoma, purpura; kaji adanya tanda-tanda invasi ekstra medula:

limfadenopati, hepatomegali, splenomegali.

6. Kaji adanya pembesaran testis, hemAturia, hipertensi, gagal ginjal, inflamasi di sekkitar

rektal dan nyeri.

5.2. DIAGNOSA KEPERAWATAN DAN INTERVENS

1. Actual/ resiko tinggi terhadap infeksi yang berhubungan dengan perubahan maturitas sel

darah merah, peningkatan jumlah limfosit imatur, dan imunosupresi.

2. Aktul/ resiko terhadap penurunan volume cairan yang yang berhubungan dengan

muntah, perdarahan, diare, dan penurunan intake cairan.

3. Nyeri akut yang berhubungan dengan pembesaran kelenjar limfa, efek sekunder

pemberian agen antileukemia.

20

KARDIO VASKULER III

Page 21: Meyloma Multiple

S1 KEPERAWATAN

4. Intoleransi aktifitas yang berhubungan dengan kelemahan, penurunan sumber energy,

peningkatan laju metabolism akibat produksi leukosit yang berlebihan, serta

ketidakseimbangan suplai oksigen dengan kebutuhan.

5. Koping individu atau keluarga tidak efektif yang berhubungan dengan prognosis

penyakit, gambaran diri yang salah, dan perubahan peran.

6. Kecemasan yang berhubungan dengan prognosis penyakit.

5.3. RENCANA KEPERAWATAN

1. DX 1

Actual/ resiko tinggi terhadap infeksi yang berhubungan dengan perubahan maturitas

sel darah merah, peningkatan jumlah limfosit imatur, dan imunosupresi.

Tujuan: dalam waktu …x 24 jam tidak terjadi infeksi

Kriteria: klien dan keluarga mampu mengidentifikasi factor resiko yang dapat dikurangi serta

mampu menyebutkan tanda dan gejala infeksi.

Intervensi Rasional

Kaji dan catat factor yang

meningkatkan resiko infeksi

Menjadi data dasar meminimalkan resiko infeksi

Lakukan tindakan untuk mencegah

pemajanan pada sumber sumber

yang berisiko

Pertahankan isolasi protektif

sesuai kebijakan intitusional

Pertahankan teknik mencuci

tangan

Beri higien yang baik

Batasi pengunjung

Gunakan protocol rawat mulut

Kewaspadaan meminimalkan pemajanan klien

terhadap bakteri, virus, dan pathogen jamur,

baik endogen maupun eksogen

Laporkan bila ada perubahan TTV Perubahan TTV merupakan tanda dini terjadinya

sepsis, terutama bila terjadi peningkatan suhu

21

KARDIO VASKULER III

Page 22: Meyloma Multiple

S1 KEPERAWATAN

tubuh

Jelaskan alasan kewaspadaan dan

pantangan

Pengertian klien dapat memperbaiki kepatuhan

dan mengurangi factor resiko.

Yakinkan klien keluarga bahwa

peningkatan kerentatan pada

infeksi hanya sementara

Granulositopenia dapat menetap 6-6-12 minggu.

Pengertian tentang sifat sementara

granulositopenia dapat medmbantu

kecemasan klien dan keluarga

Minimalkan prosedur infasif Prosedur tertentu dapat menyebabkan trauma

jaringan, meningkatkan kerentatan infeksi

Dapatkan kultur sputum, urin, diare,

darah, dan sekresi tubuh

abnormal sesuai anjuran

Kultur dapat mengonfirmasikan infeksi dean

mengidentifikasi oerganisme penyebab.

2. DX II

Aktual/ resiko terhadap penurunan volume cairan yang yang berhubungan dengan

muntah, perdarahan, diare, dan penurunan intake cairan.

Tujuan: dalam waktu …x24 jam gangguan volume dan syok hipovolemik teratasi

Criteria: klien tidak mengeluh pusing, membrane mukosa lembab, turgor kulit normal,

TTV normal, urine 600 ml/ hari. Laboratorium: nilai hematokrit dan protein serum

meningkat, BUN/ kreatinin menurun

Intervensi Rasional

Pantau terus cairan tubuh ( turgor

kulit, membrane mukosa, dan

haluan urine)

Jumlah dan tipe cairan pengganti ditentukan

dari keadaan status cairan.

Penurunan volume cairan mengakibatkan

menurunya produksi urin, pemantauan

yang ketat pada produksi urin 600 ml/hari

merupakan tanda-tanda terjadinya syok

22

KARDIO VASKULER III

Page 23: Meyloma Multiple

S1 KEPERAWATAN

kardiogenik

Kaji sumber-sumber kehilangan

cairan

Kehilangan cairan bias berasal dari factor

ginjal dan diluar ginjal. Penyakit yang

mendasari terjadinya kekurangan volume

cairan ini juga harus dibatasi. Perdarahan

harus dikendalikan. Muntah dapat diatasi

dengan obat-obat antiemetic dan diare

dengan antidiare

Auskultasi TD. Bandingkan kedua

lengan, ukur dalam keadaan

berbaring, duduk, atau berdiri

bila memungkinkan

Hipotensi dapat terjadi pada hipovolemik yang

memberikan manifestasi sudah terlibatnya

system kardiovaskuler untuk melekukan

kompensai mempertahankan tekanan

darah

Timbang berat badan setiap hari Sebagai ukuran keadekuatan volume cairan.

Intake yang lebih besar dari output

diintifikasi menjadi renal obstruksi

Kaji warna kulit, suhu, sianosis,

nadi perifer, dan diaphoresis

secara teratur

Mengetahui adanya pengaruh adanya

peningkatan tahanan perifer

Pantau frekwensi jantung dan irama Perubahan frekuensi dan irama jantung

menunjukan komplikasi disritmia

Kolaborasi:

Pertahankan pemberian cairan

secara interavena

Jalur yang paten penting untuk pemberian

cepat dan memudahkan perawat dalam

melakukan control intake dan output cairan

Pemberian kortikosteroit Efek kortikosteroit yang menahan cairan dapat

menurunkan bertambahnya cairan yang

keluar

Monitor hasil pemeriksaan Bila platelet kurang dari 20.000/mm, klien

23

KARDIO VASKULER III

Page 24: Meyloma Multiple

S1 KEPERAWATAN

diagnostic: planet, Hb/Hct, dan

bekan darah

cendrung mengalami perdarahan.

Penurunan Hb/Hct berindikasi terhadap

perdarahan.

3. DX II

Nyeri akut yang berhubungan dengan pembesaran kelenjar limfe, efek sekunder

pemberian agen antileukimia, peningkatan produksi asam laktat jaringan

local

Tujuan: terdapat penurunan respons nyeri

Criteria: secara subjektif klien menyatakan penurunan rasa nyeri, secara objektif

didapatkan tanda-tanda vital dalam batas normal, wajah rileks, dan tidak terjadi

penurunan perfusi perifer

Intervensi Rasional

Catat karakteristik nyeri, lokasi,

intensitas, serta lama dan

penyebarannya

Variasi penampilan dan prilaku klien karena

nyeri sebagai temuan pengkajian

Lakukan manajemen nyeri

keperawatan:

1. Atur posisi fisilogis

2. Istirahatkan klien

Posisi fisiologis akan meningkatkan asupan

O2 ke jaringan yang mengalami nyeri

sekunder dari iskemia

Istirahat akan menurunkan kebutuhan O2

jaringan perifer sehingga akan

menurunkan demand oksigen jaringan

Lingkungan yang tenang akan menurunkan

stimulus eksternal dan pembatasan

pengunjung akan membantu

24

KARDIO VASKULER III

Page 25: Meyloma Multiple

S1 KEPERAWATAN

3. Manajemen lingkungan:

lingkungan yang tenang dan

batasi pengunjung

4. Ajarkan tehnik relaksasi

pernafasan dalam

5. Ajarkan tehnik distraksi pada

saat nyeri

6. Lakukan manajemen sentuhan

meningkatkan kondisi O2 ruangan yang

akan berkurang apabila banyak

pengunjung di ruangan

Meningkatkan asupan O2 sehingga akan

mennurunkan nyeri sekunder dari

iskemia

Distraksi dapat menurunkan stimulus

internal dengan mekanisme peningkatan

produksi endorphin dan enkefalin yang

dapat memblok reseptor nyeri untuk

tidak dikirimkan kekorteks serebri

sehingga menurunkan persepsi nyeri

Manajemen sentuhan pasa saat nyeri berupa sentuhan dukungan psikologis dapat membantu penurunkan nyeri. Masase ringan dapat meningkatkan aliran darah dan dengan otomatis membantu suplai darah dan oksigen kearea nyeri dan menurunkan sensai nyeri

Kolaborasi pemberian terapi

Analgetik

Kemoterapi

Digunakan untuk mengurangi nyeri sehubungan dengan hematoma otot yang besar dan perdarahan sendi analgetika oral non-opioid diberikan untuk menghindari ketergantungan terhadap narkotika pada nyeri kronis

Bentuk terapi utama adalah kemoterapi dengan kombinasi vincristine, prednisone, daunorubicin, dan asparaginase untuk terapi awal dan dilanjutkan dengan kombinasi mercaptopurine, methoxate, vincristine, dan prednisone untuk pemeliharaan.

25

KARDIO VASKULER III

Page 26: Meyloma Multiple

S1 KEPERAWATAN

Radiasi

Radiasi untuk daerah kraniospinal dan injeksi intratekal obat kemoterapi dapat membantu kekambuhan pada system saraf pusat

4. DX IV

Intoleransi aktifitas yang berhubungan dengan kelemahan, penurunan sumber

energy, peningkatan laju metabolism akibat produksi leukosit yang

berlebihan, serta ketidakseimbangan suplai oksigen dengan kebutuhan.

Tujuan: aktivitas sehari-hari klien terpenuhi dan mengkatnya kemampaun beraktivitas

Kreteria: klien menunjukan kemampuan beraktivitas tanpa gejala-gejala yang berat,

terutama mobilisai ditempat tidur.

Intervensi Rasional

Catat frekuensi dan irama jantung,

serta perubahan tekanan darah

selama dan sesudah aktivitas

Respon klien terhadap aktivitas dapat

mengindikasikan penurunan oksigen

miokardium

Tingkatkan istirahat, batasi

aktivitas, dan berikan aktivitas

senggang yang tidak berat

Menurnkan kerja miokardium/ konsumsi

oksigen

Anjurkan klien untuk menghindari

tekanan abdomen, misalnya

mengejan saat defekasi

Dengan mengejan dapat menyebabkan

bradikardi, menurunkan curah jantung,

dan takikardi serta peningkatan tekanan

darah

Jelaskan pola peningkatan

bertahap dari tingkat aktivitas,

contoh bangun dari kursi bila

tak ada nyeri, ambulasi, dan

istirahat selama satu jam

Aktifitas yg maju memberikan control

jantung, meningkatkan regangan dan

mencegah aktivitas berlebihan.

26

KARDIO VASKULER III

Page 27: Meyloma Multiple

S1 KEPERAWATAN

setelah makan

Pertahankan klien tirah baring

sementara sakit akut

Untuk mengurangi beban jantung

Pertahankan rentang gerak pasif

selama sakit kritis

Meningkatkan kontraksi otot sehingga

membantu aliran vena balik

Evaluasi tanda vital saat kemajuan

aktiviatas terjadi

Untuk mengetahui fungsi jantung, bila

dikaitkan dengan aktivitas

Berikan waktu istirahat di antara

waktu aktivitas

Untuk mendapatkan cukup waktu resolusi

bagi tubuh dan tidak terlalu memaksa

kerja jantung

Selama aktivitas kaji EKG,

dispnea, sianosis, kerja dan

frekuensi napas serta keluhan

subjektif

Melihat dampak dari aktivitas berserta fungsi

jantung

5. DX V

Koping individu atau keluarga tidak evektif yang berhubungan dengan

prognosis penyakit, gambaran diri yang salah, perubahan peran

Tujuan : dalam waktu 1x 24 jam klien atau kluarga mampu mengembangkan koping

yang positif

Criteria hasil : klien kooperatif padda setiap intervensi keperawatan, mampu

menyatakan atau mengomunikasikan dengan orang terdekat tentang situasi dan

perubahan yang sedang terjadi, mampu menyatakan penerimaan diri terhadap

situasi, nengakui dan menggabungkan perubahan dalam konsep diridengan cara

yang akurat tyanpa harga diri yang negative

Intervensi Rasional

Kaji perubahan dari gangguan persepsi Menentukan bantuan individual dalam

27

KARDIO VASKULER III

Page 28: Meyloma Multiple

S1 KEPERAWATAN

dan hubungan dengan derajat

ketidakmampuan

menyusun rencana perawatan atau

pemilihan intervensi.

Identifikasi arti dari kehilangan atau

disfungsi pada klien.

Beberapa klien dapat menerima dan

mengatur perubahan fungsi secara

efektif dengan sedikit penyesuain

diri, sedangkan yang laen

mempunyai kesulitan

membandingkan mengenal dan

mengatur kekurangan

Anjurkan klie untuk mengekpresikan

perasaan, termaksud permusuhan

dan kemarahan

Menunjukan penerimaan, membantu

klien untuk mengenal dan mulai

menyusaikan dengan perasaan

tersebut

Catat ketika klien menyatakan

terpengaruh seperti sekarat atau

mengingkari dan menyatakan inilah

kematian

Mendukung penolakan terhadap

bagian tubuh atau perasaan

negative terhadap gambaran tubuh

juga kemampuan yang

menunjukan kebutuhan dan

intervensi serta dukungan

emosional

Berikan informasi status kesehatan

pada klien dan kluarga

Klien dgn hemophilia sering

memerlukan bantuan dalam

menghadapi kondisis kronis,

keterbatasan ruang kehidupan, dan

kenyataan bahwa kondisi tersebut

merupakan penyakit yang akan di

turunkan kegenerasi berikutnya.

Dukung mekanisme koping efektif Sejak masa kanak- kanak, klien di

bantu untuk menerima dirirnya

sendiri dan penyakitnya serta

m,engidentifikasi aspek positif dari

28

KARDIO VASKULER III

Page 29: Meyloma Multiple

S1 KEPERAWATAN

kehidupan mefreka

Hindari factor peningkatan stress

emosional

Perawat harus mengetahui pengaruh

stress tersebut secara professional

dan personal serta menggali

semua sumber dukungan untuk

mereka sediri begitu juga untuk

klien dan kluarganya

Bantu dan ajarkan perawatan yang

baik dan memperbaiki kebiasaan

Membantu meningkatkan perasaan

harga diri dan mengontrol lebih dari

satu area kehidupan

Anjurkan orang yang terdekat utuk

mengijinkan klien melakukan

sebanyak –banyaknya hal- hal

untuk dirinya

Menyebutkan kembali perasaan

kemandirian dan membantu

poerkembangan harga diri sendiri

serta mempengaruhi proses

rehabilitasi

Dukung perilaku atau usaha seperti

peningkatan minat atau partisipasi

dalam aktivitas rehabilitasi

Klien dapat beradaptasi terhadap

perubahan dan pengertian tentang

peran individu masa mendatang

Dukung penggunaan alat –alat yang

dapat mengaadaptasikan klien,

tongkat, alat bantu jalan, dan tas

panjang untuk kateter

Meningkatkan kemandirian untuk

membantu pemenuhan kebutuhan

fisik dan menunjukan posisi untuk

lebih aktif dalam kegiatan sosial

Pantau gangguan tidur peningkatan

kesulitan konsentrasi, letargi dan

menarik diri

Dapat mengindikasikan terjadinya

depresi umumnya terjadi sebagai

pengaruh dari stroke di mana

memerlukan intervensi dan

evaluasi lebih lanjut

29

KARDIO VASKULER III

Page 30: Meyloma Multiple

S1 KEPERAWATAN

Kolaborasi : rujuk pada ahli

neuropsikologi dan konseling bila

ada indikasi

Dapat memfasilitasi perubahan peran

yang penting utnmtuk

perkembangan perasaan.

6. DX VI

Cemas berhubungan dengan rasa takut akan kematian, ancaman atau perubahan

kesehatan

Tujuan : dalam waktu 1 x24 jam kecemasan klien berkurang

Criteria hasil : klien menyatakan kecemasan berkurang, mengenal perasaannya, dapat

mengidentifikasi penyebab atau factor yang mempengaruhinya, kooperatif terhadap

tindakan wajah rileks.

Intervensi Rasional

Kaji tanda verbal dan noverbal

kecemasan, damping klien dan

lakukan tindakan bila menunjukan

prilaku merusak

Reaksi verbal / nonverbal dapat

menunjukan rasa agitasi, marah dan

gelisah

Hindari konfrontasi Konfrontasi dapat meningkatkan rasa

marah, menurunkan kerja sama, dan

mungkin memperlambat

penyembuhan

Mulai melakukan tindakan untuk

mengurangi kecemasan, beri

lingkungan yang tenang dan suasana

penuh istirahat

Mengurangi rangsangan internal yang

tidak perlu

Tingkatkan control sensasi klien Dapat menurunkan ketakutan dengan

cara memberikan informasi tentang

keadaan klien

30

KARDIO VASKULER III

Page 31: Meyloma Multiple

S1 KEPERAWATAN

Orientasikan klien terhadap prosedur

rutin dan aktivitas yang di harapkan

Orientasi dapat menurunkan kecemasan

Beri kesempatan kepada klien untuk

mengungkapkan ansietasnya

Dapat menghilangkan ketegangan

terhadap kekhawatiran yang tidak di

ekspresikan

Berikan privasi klien dan orang terdekat Memberikan waktu untuk

mengekspresikan perasaan,

menghilangkan cemas dan prilaku

adaptasi

Kolaborasi : berikan anti cemas sesuai

indikasi contohnya : diazepam.

Meningkatkan relaksasi dan menurunkan

kecemasan

BAB VI

31

KARDIO VASKULER III

Page 32: Meyloma Multiple

S1 KEPERAWATAN

PENUTUP

A. Kesimpulan

Mieloma Multipel adalah suatu kanker sel plasma dimana sebuah clonedari sel plasma

yang abnormal berkembangbiak, membentuk tumor di sumsum tulang dan menghasilkan

sejumlah besar antibodi yang abnormal, yang terkumpul di dalam darah atau air kemih.

Penyakit ini menyerang pria dan wanita, dan biasanya ditemukan pada usia diatas 40 tahun.

Tumor sel plasma (plasmasitoma) paling banyak ditemukan di tulang panggul, tulang

belakang, tulang rusuk dan tulang Tengkorak. Kadang mereka ditemukan di daerah selain

tulang, terutama di paru-paru dan organ reproduksit.

Pada waktunya, sel-sel myeloma berkumpul dalam sumsum tulang. Mereka mungkin

merusak bagian yang padat dari tulang. Ketika sel-sel myeloma berkumpul pada beberapa

tulang-tulang anda, penyakitnya disebut "multiple myeloma". Penyakit ini mungkin juga

membahayakan jaringan-jaringan dan organ-organ lain, seperti ginjal-ginjal.

Leukemia adalah neoplasma akut atau kronis dari sel-sel pembentuk darah dalam

sumsum tulang dan limfa nadi (Reeves, 2001). Sifat khas leukemia adalah proliferasi tidak

teratur atau akumulasi ssel darah putih dalam sumusm tulang, menggantikan elemen sumsum

tulang normal. Juga terjadi proliferasi di hati, limpa dan nodus limfatikus, dan invasi organ

non hematologis, seperti meninges, traktus gastrointesinal, ginjal dan kulit.

B. Saran

Semoga makalah yang kami buat dapat bermanfaat bagi semua orang yang

membacanya. Dengan adanya makalah ini diharapkan dapat membantu mata kuliah

“Keperawatan Kardiovaskuler III”. Selain itu diperlukan lebih banyak referensi dalam

penyusunan makalah ini agar lebih baik.

32

KARDIO VASKULER III