makalah bk
Post on 13-Jul-2016
766 Views
Preview:
TRANSCRIPT
MAKALAH
BIMBINGAN dan KONSELING
Bidang Pelayanan BK dan Peran Guru dalam Pengembangan Bidang
BK Sesuai Mata Pelajaran yang Dibina
KELOMPOK 6 :
Anggia Wulan Sari (14035060)
Intan Permata Sari (14052049)
Pino Ramanda (1306792)
Radifa Hudia (14052049)
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2015
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat ALLAH SWT. Karena atas berkat rahmat dan
karunia-Nyalah makalah ini dapat terselesaikan pada waktu yang telah direncanakan, dengan
judul Bidang-bidang Pelayanan Bimbingan dan konseling serta Peran Guru Dalam
Pengembangan Bidang Pelayanan Bk sesuai Mata Pelajaran Yang Dibina. Tulisan ini
bertujuan untuk memenuhi tugas Bimbingan dan Konseling yang memaparkan hal-hal yang
berkaitan dengan Bidang pelayanan BK dan Peran Guru dalam Pengembangan Bidang
Pelayanan BK sesuai dengan Mata Pelajaran Yang Dibina.
Dalam proses penyelesaian makalah ini kami mengalami banyak kesulitan dan hambatan,
terutama disebabkan oleh kurangnya ilmu pengetahuan yang kami miliki dan terbatasnya
informasi yang dapat kami akses. Namun kami Alhamdulillah dapat menyingkirkan kerikil-
kerikil tersebut berkat bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak yang ikut berpartisipasi
dalam penulisan makalah ini, baik berupa kritik, saran atau masukan dan semangat yang
mereka persembahkan, oleh sebab itu kami mengucapkan terimakasih.
Kami sadar sebagai seorang mahasiswa yang masih dalam proses pembelajaran,
penulisan makalah ini masih banyak terdapat kekurangan dan masih jauh dari kata sempurna.
Oleh karena itu, kami mengharapkan partisipasi dari para pembaca untuk menyumbangkan
kritik dan sarannya demi penulisan makalah yang lebih baik lagi di masa mendatang.
Kami harap mudah-mudahan makalah yang sangat sederhana ini benar-benar dapat
bermanfaat bagi pembaca, teman-teman, dan semua kalangan, Aamiin.
Padang, 15 Oktober 2015
Penulis
2
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR………………………………………………………………………..i
DAFTAR ISI………………………………………………………………………………....ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LatarBelakang……………………………………………………………………….1B. Rumusan Masalah……………………………………………………………………2C. TujuanMasalah………………………………………………………………………2
BAB II PEMBAHASAN
A. Bidang- bidang Pelayanan Bimbingan dan Konseling...................................................31. Bidang Pribadi……………….……………………………………………..32. Bidang Sosial ……………………………………………………………...43. Bidang Belajar ……………..……………………………………………...54. Bidang karir…………………….………………………………………….5
B. Peran Guru dalam Bidang Pelayanan Bimbingan dan Konseling Sesuai dengan Mata pelajaran yang dibina......................................................................................................................6
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan…………………………………………………………………………10B. Saran………………………………………………………………………………..10
DAFTAR PUSTAKA
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pelayanan bimbingan dan konseling memiliki peranan penting, baik bagi individu
yang berada dalam lingkungan sekolah, rumah tangga (keluarga), maupun masyarakat pada
umumnya. salah satu misi dari bimbingan dan konseling adalah misi pengembangan, yaitu
memfasilitasi perkembangan individu di dalam satuan pendidikan formal, dan non formal,
keluarga, instansi, dunia usaha dan industri, serta kelembagaan masyarakat lainnya kearah
perkembangan optimal melalui strategi upaya pengembangan individu, pengembangan
lingkungan belajar, dan lingkungan lainnya, serta kondisi tertentu sesuai dengan dinamika
perkembangan masyarakat. Ini sesuai dengan motto konselor yakni “konselor di sekolah
mantap, di luar sekolah sigap, dan dimana-mana siap”.
Layanan bimbingan dan konseling baik itu di pendidikan formal maupun pendidikan
non formal mempunyai landasan hukum yang kuat. Dalam undang-undang Sisdiknas Nomor
20 tahnun 2003 menyatakan bahwa “Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian
diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, bangsa dan negara. Maka pengertian konseling di dalamnya sepenuhnya
terkandung segenap makna dan unsur-unsur pendidikan.
Untuk mewujudkan itu semua, bimbingan dan konseling mempunyai berbagai
macam bidang pelayanan dengan berbagai setting. Diantaranya bidang pelayanan pribadi,
bidang pelayanan sosial, bidang peayanan karir, bidang pelayanan belajar,
4
B. Rumusan Masalah
Masalah dapat dirumuskan sebagai berikut.
1. Bagaimana karakteristik pelayanan Bimbingan dan Konseling di bidang pribadi ?
2. Bagaimana karakteristik pelayanan Bimbingan dan Konseling di bidang sosial?
3. Bagaimana karakteristik pelayanan Bimbingan dan Konseling di bidang karier?
4. Bagaimana karakteristik pelayanan Bimbingan dan Konseling di bidang
pembelajaran?
5. Bagaimana peran guru dalam bidang pengembangan pelayanan BK sesuai dengan
mata pelajaran yang diampu/dibina ??
C.Tujuan penulisan
Tujuan penulisan makalahini adalah agar pembaca dapat mengetahui dan
memahami 4 bidang pelayanan BK dan peran guru dalam bidang pengembangan
pelayanan BK sesuai dengan mata pelajaran yang diampu/dibina.
5
BAB II
PEMBAHASAN
1. Bidang Pelayanan Pribadi
Layanan bimbingan pribadi adalah bantuan bagi siswa untuk menemukan dan
mengembangkan pribadi yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan YME, mantap dan
mandiri serta sehat jasmani dan rohani (W.S. Winkel, 1998 : 127).
Prayitno (1997:63) mengartikan layanan bimbingan pribadi adalah membantu siswa
menemukan dan mengembangkan pribadi yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan YME,
mantap dan mandiri serta sehat jasmani dan rohani.
Pendapat lain yang dikemukakan Rahman (2002:39) bahwa layanan bimbingan
pribadi adalah layanan bimbingan yang diberikan kepada siswa untuk menemukan dan
mengembangkan diri pribadinya sehingga menjadi pribadi yang mantap dan mandiri serta
mampu mengoptimalkan potensi yang dimiliki.
Dewa Ketut Sukardi (2000:39) berpendapat bahwa layanan bimbingan pribadi berarti
bimbingan dalam menghadapi keadaan batinnya sendiri dan mengatasi pergumulan-
pergumulan dalam hatinya sendiri dalam mengatur dirinya sendiri di bidang kerohanian,
perawatan jasmani, pengisian waktu luang, penyaluran nafsu seksual, dan sebagainya.
Berdasarkan pendapat-pendapat tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa layanan
bimbingan pribadi adalah salah satu kegiatan layanan bimbingan untuk siswa agar dapat
mengembangkan dirinya sehingga mantap dan mandiri serta mampu mengoptimalkan potensi
yang dimiliki
Pelayanan bimbingan pribadi ini memiliki tujuan sebagai berikut:
- Mengamalkan nilai-nilai keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan YME.
- Memiliki pemahaman tentang irama kehidupan yg bersifat fluktuatif (antara anugerah dan
musibah) dan mampu meresponnya dengan positif.
- Memiliki pemahaman dan penerimaan diri secara objektif dan konstruktif
- Memiliki sikap respek terhadap diri sendiri
6
- Dapat mengelola stress
- Mampu mengendalikan diri dari perbuatan yang diharamkan agama
- Memahami perasaan diri dan mampu mengekspresikannya secara wajar
- Memiliki kemampuan memecahkan masalah
- Memiliki rasa percaya diri
- Memiliki mental yang sehat
- Mengembangkan potensi diri melalui berbagai aktivitas yang positif
- Menghayati nilai-nilai agama sebagai pedoman dalam berperilaku
- Memiliki kemampuan mengendalikan diri (self-control) dalam mengekspresikan emosi
atau dalam memenuhi kebutuhan diri.
- Berperilaku atas dasar keputusan yang mempertimbangkan aspek-aspek nilai dan berani
menghadapi resiko.
2. Bidang Pelayanan Sosial
Bimbingan sosial bermakna suatu bimbingan atau bantuan dalam menghadapi dan
memecahkan masalah-masalah sosial seperti pergulan, penyelesaian masalah konflik,
penyesuaian diri dan sebagainya, agar dapat mewujudkan pribadi yang mampu bersosialisasi
dan menyesuaikan diri serta mampu melakukan interaksi sosial secara baik dengan
lngkungan sosial . pelayanan ini untuk membantu para individu dalam menyelesaikan
masalah-masalah lingkungan sosial. (Ahamadi,1999: 15)..
Bimbingan Sosial, yaitu bidang pelayanan yang membantu peserta didik dalam
memahami dan menilai serta mengembangkan kemampuan hubungan sosial yang sehat dan
efektif dengan teman sebaya, anggota keluarga, dan warga lingkungan sosial yang lebih luas.
Bidang ini bertujuan membantu peserta didik memahami diri kaitannya dengan interaksi
dirinya dengan lingkungan dan etika yang didasari dengan budi pekerti luhur dan tanggung
jawab sosial.
Pelayanan bimbingan dan konseling membantu siswa dalam proses sosialisasi untuk
mengenal dan berhubungan dengan lingkungan sosial yang dilandasi budi pekerti luhur dan
rasa tanggung jawab. Bidang bimbingan ini memuat pokok-pokok materi berikut:
1. Pengembangan kemampuan berkomunikasi baik melalui ragam lisan maupun tulisan
secara efektif.
7
2. Pengembangan kemampuan bertingkah laku dan berhubungan sosial, baik di rumah,
di sekolah, maupun di masyarakat dengan menjunjung tinggi tata karma, sopan
santun, serta nilai-nilai agama, adat, peraturan dan kebiasaan yang berlaku.
3. Pengembangan hubungan yang dinamis dan harmonis serta produktif dengan teman
sebaya.
4. Pengenalan dan pemahaman peraturan dan tuntutan sekolah, rumah dan lingkungan
serta kesedaran untuk melaksanakannya.
5. Pemantapan kemampuan menerima dan mengemukakan pendapat serta
berargumentasi secara dinamis kreatif dan produktif.
6. Orientasi tentang hidup berkeluarga.
3. Bidang Pelayanan Belajar
Menurut A J Jones, bimbingan belajar merupakan suatu proses pemberian bantuan
seseorang pada orang lain dalam menentukan pilihan dan pemecahan masalah dalam
kehidupannya. Menurut L D Crow dan A Crow, bimbingan belajar merupakan suatu bantuan
yang dapat diberikan oleh seseorang yang telah terdidik pada orang lain yang mana usianya
tidak ditentukan untuk dapat menjalani kegiatan dalam hidupnya.
Dari beberapa pengertian yang telah dipaparkan di atas dapat disimpulkan bahwa
Layanan bimbingan belajar adalah layanan bimbingan dan konseling yang memungkinkan
peserta didik mengembangkan diri berkenaan dengan sikap dan kebiasaan belajar yang baik,
materi belajar yang cocok dengan kecepatan dan kesulitan belajarnya, serta berbagai aspek
tujuan dan kegiatan belajar lainnya, sesuai dengan perkembangan ilmu, teknologi, dan
kesenian. (Ketut Sukardi, 2000: 62)
Pelayanan belajar atau bimbingan akademik membantu individu (siswa) dalam hal
menemukan cara belajar yang tepat, dalam memilih program studi yang sesuai, dan dalam
mengatasi kesukaran-kesukaran yang timbul berkaitan dengan tuntutan-tuntutan belajar di
institusi pendidikan. Yang bertujuan membantu individu (siswa) agar mencapai
perkembangan yang optimal, sehingga tidak menghambat pekembangan belajar siswa.
4. Bidang pelayan karir
Bimbingan Karier, yaitu bidang pelayanan yang membantu peserta didik dalam
memahami dan menilai informasi, serta memilih dan mengambil keputusan karier. Bidang ini
8
bertujuan membantu peserta didik mengenal dunia kerja agar dapat menentukan kemana
selanjutnya mereka akan melangkah setelah lulus dan mengetahui potensi diri yang dimiliki
agar dapat diterapkan dengan kehidupannya serta dapat membaca peluang karier yang
tersedia di lingkungan sekitarnya.
Dalam arti lain , bidang pelayanan karier adalah bimbingan dalam mempersiapkan
diri menghadapi dunia kerja, dalam memilih lapangan kerja atau jabatan /profesi tertentu
serta membekali diri supaya siap memangku jabatan itu, dan dalam menyesuaikan diri
dengan berbagai tuntutan dari lapanan pekerjaan yang dimasuki. Bimbingan karier juga dapat
dipakai sebagai sarana pemenuhan kebutuhan perkembangan peserta didik yang harus dilihat
sebagai bagaian integral dari program pendidikan yang diintegrasikan dalam setiap
pengalaman belajar bidang studi. (W.S. Winkel, 1998 :132).
Menurut Herr bimbingan karier adalah suatu perangkat, lebih tepatnya suatu program
yang sistematik, proses, teknik, atau layanan yang dimaksudkan untuk membantu individu
memahami dan berbuat atas dasar pengenalan diri dan pengenalan kesempatan-kesempatan
dalam pekerjaan, pendidikan, dan waktu luang, serta mengembangkan ketrampilan-
ketrampilan mengambil keputusan sehingga yang bersangkutan dapat menciptakan dan
mengelola perkembangan kariernya
Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa bidang pelayanan karier adalah suatu
upaya/pelayanan bantuan terhadap peserta didik agar dapat mengenal dan memahami dirinya,
mengenal dunia kerjanya, mengembangkan masa depan sesuai dengan bentuk kehidupan
yang diharapkannya, mampu menentukan dan mengambil keputusan secara tepat dan
bertanggungjawab.
B.Peran Guru dalam Bidang Pelayanan Bimbingan dan Konseling Sesuai dengan Mata
Pelajaran yang Dibina.
Penyelenggaraan bimbingan dan konseling di sekolah bukan hanya menjadi tanggung
jawab guru bimbingan dan konseling (guru BK) melainkan menjadi tanggung jawab bersama
semua guru, baik guru kelas maupun guru mata pelajaran di bawah koordinasi guru
bimbingan dan konseling. Sekalipun tugas dan tanggung jawab utama guru kelas maupun
guru mata pelajaran adalah menyelenggarakan kegiatan belajar dan pembelajaran, bukan
berarti dia sama sekali lepas dari kegiatan pelayanan bimbingan dan konseling. Peran dan
konstribusi guru kelas dan guru mata pelajaran tetap sangat diharapkan guna kepentingan
efektivitas dan efisiensi pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah, bahkan dalam batas-
9
batas tertentu guru kelas maupun guru mata pelajaran dapat bertindak sebagai pembimbing
(konselor) bagi siswanya. Salah satu peran yang harus dijalankan oleh guru yaitu sebagai
pembimbing dan untuk menjadi pembimbing yang baik guru harus memiliki pemahaman
tentang siswa yang dibimbingnya. Lebih jauh, Makmun (2003) menyatakan bahwa guru
sebagai pembimbing dituntut untuk mampu mengidentifikasi siswa yang diduga mengalami
kesulitan dalam belajar, melakukan diagnosa, prognosa, dan kalau masih dalam batas
kewenangannya, harus membantu pemecahannya (remedial teaching). Berkenaan dengan
upaya membantu mengatasi kesulitan atau masalah siswa, peran guru tentu berbeda dengan
peran yang dijalankan oleh konselor profesional.
Berkenaan peran guru kelas dan guru mata pelajaran dalam bimbingan dan konseling,
Willis (2005) mengemukakan bahwa guru-guru mata pelajaran dalam melakukan pendekatan
kepada siswa harus manusiawi-religius, bersahabat, ramah, mendorong, konkret, jujur dan
asli, memahami dan menghargai tanpa syarat.
Prayitno dkk (2004) merincikan bahwa Sebagai tenaga ahli pengajaran dalam mata
pelajaran atau program pelatihan tertentu, dan sebagai personel yang sehari-hari langsung
berhubungan dengan siswa, peranan guru dalam layanan bimbingan adalah:
1. Membantu memasyarakatkan pelayanan bimbingan dan konseling kepada siswa
2. Membantu guru pembimbing/konselor mengidentifikasi siswa-siswa yang memerlukan
layanan bimbingan dan konseling, serta pengumpulan data tentang siswa-siswa tersebut.
3. Mengalih tangankan siswa yang memerlukan pelayanan bimbingan dan konseling kepada
guru pembimbing/konselor
4. Menerima siswa alih tangan dari guru pembimbing/konselor, yaitu siswa yang menuntut
guru pembimbing/konselor memerlukan pelayanan pengajar /latihan khusus (seperti
pengajaran/ latihan perbaikan, program pengayaan).
5. Membantu mengembangkan suasana kelas, hubungan guru-siswa dan hubungan siswa-
siswa yang menunjang pelaksanaan pelayanan pembimbingan dan konseling.
6. Memberikan kesempatan dan kemudahan kepada siswa yang memerlukan layanan/kegiatan
bimbingan dan konseling untuk mengikuti /menjalani layanan/kegiatan yang dimaksudkan.
7. Berpartisipasi dalam kegiatan khusus penanganan masalah siswa, seperti konferensi kasus.
8. Membantu pengumpulan informasi yang diperlukan dalam rangka penilaian pelayanan
bimbingan dan konseling serta upaya tindak lanjutnya.
10
Peran guru kelas maupun guru mata pelajaran dalam pelaksanaan kegiatan bimbingan
dan konseling sangatlah penting. Keberhasilan penyelenggaraan bimbingan dan konseling di
sekolah akan sulit dicapai tanpa peran serta guru kelas ataupun guru mata pelajaran di
sekolah yang bersangkutan.
Sehubungan dengan hal tersebut Makmun (2003:142) mengemukakan sembilan peran
guru yang terkait dengan penyelenggaraan kegiatan bimbingan dan konseling di sekolah,
yaitu:
1. Sebagai Informator, guru diharapkan sebagai pelaksana cara mengajar informatif,
laboratorium, studi lapangan, dan sumber informasi kegiatan akademik maupun umum.
2. Sebagai Organisator, guru sebagai pengelola kegiatan akademik, silabus, jadwal pelajaran
dan lain-lain.
3. Sebagai Motivator, guru harus mampu merangsang dan memberikan dorongan serta
reinforcement untuk mendinamisasikan potensi siswa, menumbuhkan swadaya (aktivitas) dan
daya cipta (kreativitas) sehingga akan terjadi dinamika di dalam proses belajar dan
pembelajaran.
4. Sebagai Director, guru harus dapat membimbing dan mengarahkan kegiatan belajar siswa
sesuai dengan tujuan yang dicita-citakan.
5. Sebagai Inisiator, guru sebagai pencetus ide dalam proses belajar-mengajar.
6. Sebagai Transmitor, guru bertindak selaku penyebar kebijaksanaan dalam pendidikan dan
pengetahuan.
7. Sebagai Fasilitator, guru akan memberikan fasilitas atau kemudahan dalam proses belajar-
mengajar.
8. Sebagai Mediator, guru sebagai penengah dalam kegiatan belajar siswa.
9. Sebagai Evaluator, guru mempunyai otoritas untuk menilai prestasi anak didik dalam
bidang akademik maupun tingkah laku sosialnya, sehingga dapat menentukan bagaimana
anak didiknya berhasil atau tidak.
Sembilan peran guru sebagaimana telah dikemukakan terkait erat dengan
penyelenggaraan kegiatan bimbingan dan konseling di sekolah. Kesulitan-kesulitan atau
permasalahan yang timbul dalam implementasi kesembilan peran tersebut pada dasarnya juga
merupakan permasalahan yang berada dalam wilayah penyelenggaraan kegiatan bimbingan
dan konseling. Dalam hal ini, guru kelas maupun guru mata pelajaran membutuhkan
kehadiran guru bimbingan dan konseling, sebaliknya guru bimbingan dan konseling juga
11
membutuhkan informasi, bantuan, dan kerja sama dengan guru kelas dan guru mata pelajaran
untuk melaksanakan tugas-tugas kepembibingannya.
Guru adalah pelaksana pengajaran serta bertanggung jawab memberikan informasi
tentang siswa untuk kepentingan bimbingan dan konseling. Di sekolah salah satu tugas utama
guru adalah mengajar. Dalam kesempatan mengajar siswa, guru mengenal tingkah laku, sifat-
sifat, kelebihan dan kelemahan tiap-tiap siswa. Dengan demikian, disamping bertugas sebagai
pengajar, guru juga dapat bertugas dan berperan dalam bimbingan antara siswa dengan siswa,
siswa dengan guru, maupun guru dengan orang tua. Sebagai pembimbing, guru merupakan
tangan pertama dalam usaha membantu memecahkan kesulitan-kesulitan siswa. (Willis,
2005: 117).
12
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Untuk mewujudka bimbingan dan konseling mempunyai 4 macam bidang pelayanan
dengan berbagai setting. Diantaranya bidang pengembangan pribadi, bidang pengembangan
sosial, bidang pengembangan karir, bidang pengembangan belajar. Masing-masing bidang
pelayanan memiliki fungsi yang berbeda-beda. Pelayanan bimbingan dan konseling memiliki
peranan penting, baik bagi individu yang berada dalam lingkungan sekolah, rumah tangga
(keluarga), maupun masyarakat pada umumnya. salah satu misi dari bimbingan dan konseling
adalah misi pengembangan, yaitu memfasilitasi perkembangan individu di dalam satuan
pendidikan formal, dan non formal, keluarga, instansi, dunia usaha dan industri, serta
kelembagaan masyarakat lainnya kearah perkembangan optimal melalui strategi upaya
pengembangan individu, pengembangan lingkungan belajar, dan lingkungan lainnya, serta
kondisi tertentu sesuai dengan dinamika perkembangan masyarakat.
Peran guru kelas maupun guru mata pelajaran dalam pelaksanaan kegiatan pelayanan
bimbingan dan konseling sangatlah penting. Keberhasilan penyelenggaraan bimbingan dan
konseling di sekolah akan sulit dicapai tanpa peran serta guru kelas ataupun guru mata
pelajaran di sekolah yang bersangkutan.
B.SARAN
Dari uraian diatas , bidang pelayang bimbingan dankonseling merupakan hal yang
sangat penting yang harus dimiliki oleh para konselor / guru pembimbing dalam proses
pembelajaran ataupun dala memberikan pelayanan bimbingan pada konseli/siswa. Maka dari
itu penulis dapat memberikan saran kepada semua pihak yang terlibat sebagai pelaksana
pendidikan atau bisa disebut sebagai seorang guru (pembimbing) dancalon guru (mahasiswa
jurusan pendidikan) , agar selalu bertanggung jawab atas keberhasilan siswa dalam rangka
mencetak kepribadian yang luhur .
13
DAFTAR PUSTAKA
Ketut Sukardi.2000. Pengantar Pelaksanaan Program Bimbingan dan Konseling di
Sekolah.Jakarta: Rineka Cipta
Makmun, Abin Syamsuddin, 2003, Psikologi Pendidikan, Bandung : PT Rosda Karya
Remaja.
Ahamadi, H. A. dan N. Uhbiyati.1991.Ilmu Kependidikan. Jakarta: Rineka Cipta.
Prayitno, dkk. 1997. Pedoman Khusus Bimbingan dan Konseling, Jakarta: Depdiknas
Willis, Sofyan S., 2004. Konseling Individual; Teori dan Praktek, Bandung : Alfabeta.
Winkel,W.S.1991.Bimbingan dan Konseling di Institusi pendidikan.Jakarta:Grasindo
14
top related