karya tulis ilmiah laporan studi kasus asuhan …repo.stikesperintis.ac.id/848/1/28 wahyu dwi...
Post on 25-Aug-2020
9 Views
Preview:
TRANSCRIPT
KARYA TULIS ILMIAH
LAPORAN STUDI KASUS
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN ANGGOTA
KELUARGA YANG MENGALAMI HIPERTENSI
DI PUSKESMAS GULAI BANCAH
TAHUN 2019
OLEH :
WAHYU DWI JUMAIDA
1614401032
PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN
STIKES PERINTIS PADANG
TAHUN 2019
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN ANGGOTA
KELUARGA YANG MENGALAMI HIPERTENSI
DI PUSKESMAS GULAI BANCAH
TAHUN 2019
LAPORAN STUDI KASUS
Diajukan Salah Satu Syarat Untuk Memenuhi Dalam Menyelesaikan Pendidikan
Program Diploma III Keperawatan Di STIKes Perintis Padang
OLEH :
WAHYU DWI JUMAIDA
1614401032
PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN
STIKES PERINTIS PADANG
TAHUN 2019
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN STIKES PERINTIS PADANG
PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN
Karya Tulis Ilmiah, Laporan Studi Kasus, Juli 2019
WAHYU DWI JUMAIDA
NIM : 1614401032
Asuhan Keperawatan Keluarga Dengan Anggota Keluarga Yang Mengalami Hipertensi
Di Puskesmas Gulai Bancah Tahun 2019.
V BAB + 84 Halaman + 9 Tabel + 3 Lampiran
ABSTRAK
Latar belakang : Penyakit darah tinggi atau hipertensi adalah suatu gambaran yang
mengakibatkan suplai oksigen dan nutrisi pada pembuluh darah, terhambat sampai kejaringan
tubuh dibawa oleh darah yang membutuhkan. Penyakit multifaktorial yang munculnya oleh
karena interaksi berbagai factor itu adalah Hipertensi. Meningkatnya tekanan darah Dengan
bertambahnya umur. Tujuan Penulisan : Mampu melakukan asuhan keperawatan keluarga
dengan anggota keluarga yang mengalami hipertensi di Puskesmas Gulai Bancah. Metode
penulisan : Yang dilakukan yaitu metode studi kasus yang dimulai kegiatannya pada tanggal
19 sampai 21 juni 2019. Hasil laporan : Kasus ditemukan data pada Ibu.S mengatakan
jarang memeriksakan kesehatan ke pelayanan kesehatan, Ibu.S sering mengkonsumsi beli
obat di warung, keluarga mengatakan makanan yang di konsumsi makanan yang bersantan
dan siap saji, Ibu.S mengatakan tidak pernah berolahraga, Ibu.S mengatakan tidak makan
sayur setiap hari. Kesimpulan : Di dapatkan masalah keperawatan keluarga pada Ibu.S
adalah ketidakefektifan manajemen kesehatan keluarga berdasarkan permasalahan diatas
maka disusunlah rencana dan melaksanakan tindakan keperawatan serta melakukan tujuan
evaluasi yang mengacu dan kriteria hasil. Saran : Karena itu di sarankan kepada pelayanan
kesehatan secara khusus dituntut untuk dapat membantu keluarga Ibu.S agar tetap cermat
memelihara kesehatannya dengan mengontrol penyakitnya pada pelayanan kesehatan secara
benar.
Kata Kunci : Asuhan Keperawatan Keluarga, Hipertensi
Daftar Bacaan : 2000-2017
HIGH SCHOOL OF HEALTH SCIENCES PERINTIS PADANG
DIII STUDY NURSING PROGRAM
Scientific papers, Case Study Report, July 2019
WAHYU DWI JUMAIDA
NIM : 1614401032
Family Nursing Care with Family Members Who Have Hypertension in Gulai Bancah
Health Center in 2019.
V Chapter + 84 Pages + 9 Tables + 3 Attachments
ABSTRAK
Background : Hypertension or high blood pressure is a picture of the blood vessels which
causes the supply of oxygen and nutrients, which are carried by the blood to be blocked until
the body's tissues are needed. Hypertension is a multifactorial disease that arises because of
the interaction of various factors. With increasing age, blood pressure will also increase.
Writing Purpose : Able to do family nursing care with family members who have
hypertension at the Gulai Bancah Health Center. Method of writing : What is done is a case
study method that began its activities on 19 to 21 June 2019. Results of the report : Cases
found data on the mother.S said rarely checked health into health services, Mrs..S often
consume drugs purchased at the stall, family said the food is consumed with foods that are
coconut milk and ready-to-eat food, Mrs. S said she never exercised, Mrs. S said that she
doesn't eat vegetables every day. Conclusion : In getting the problem of family nursing in
mothers. S is the ineffectiveness of family health management based on the problems above,
so plan and implement nursing actions and conduct an evaluation that refers to the objectives
and outcome criteria. Suggestion : Therefore, it is recommended that health services
specifically be demanded to be able to help the family of Mrs..S to remain meticulous in
maintaining their health by properly controlling their illnesses in health services.
Keyword : Family Nursing Care, Hypertencion
Reading List (2000-2017)
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan Segala puji bagi Allah SWT sang Maha Cahaya
penguat hidayah, dan semua jiwa di genggamannya, kasih sayang Mu yang
mulia, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah yang
berjudul “Asuhan Keperawatan Keluarga dengan Anggota Keluarga
Yang Mengalami Hipertensi Di Puskesmas Gulai Bancah Tahun
2019”
Dalam Karya Tulis Ilmiah ini penulis mendapatkan banyak bantuan dan
masukan dari berbagai pihak, dan kesempatan ini penulis ingin
mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Yendrizal jafri, S.Kp M.Biomed selaku Ketua STIKes Perintis
Padang.
2. Ibu Ns.Endra Amalia M.Kep selaku Ketua Program Studi D III
Keperawatan STIKes Perintis Padang.
3. Ibu Ns. Yaslina, M.Kep,Sp.Kep.Kom selaku pembimbing yang telah
banyak memberikan bimbingan, arahan dan petunjuk Karya Tulis
Ilmiah ini dapat terselesaikan.
4. Ibu Ns. Meria Hendayani S.Kep selaku pembimbing Klinik
memberikan banyak bimbingan, arahan dan petunjuk penulis dapat
menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah.
5. Ayah, Ibu dan Adik tercinta atas materil dan dorongan moril serta doa
yang tulus Karya Tulis Ilmiah ini dapat terselesaikan penulis.
6. Rekan-rekan mahasiswa/i Program Studi DIII Keperawatan STIKes
Perintis Padang yang telah memberikan sumbangan pikiran dan
dorongan moril untuk terwujudnya Karya Tulis Ilmiah, tidak dapat
disebutkan semua pihak namanya satu persatu.
Penulis menyadari bahwa Karya Tulis Ilmiah masih banyak kekurangan
dan jauh dari kata sempurna, penulis mengharapkan saran dan masukannya
untuk perbaikan Karya Tulis Ilmiah ini. Akhirnya kepadaNya jualah kita
berserah diri. Semoga bermanfaat Karya Tulis Ilmiah bagi kita semua
khususnya profesi keperawatan.
Bukittinggi, Juli 2019
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL
LEMBARAN PERSETUJUAN
LEMBARAN PENGESAHAN
ABSTRAK
KATA PENGANTAR ................................................................................ i
DAFTAR ISI ............................................................................................... iii
DAFTAR TABEL...................................................................................... v
DAFTAR LAMPIRAN............................................................................. vi
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ............................................................................... 1
1.2 Tujuan Penulis ................................................................................ 4
1.2.1 Tujuan Umum ....................................................................... 4
1.2.2 Tujuan Khusus ...................................................................... 4
1.3 Manfaat .......................................................................................... 5
1.3.1 Bagi Penulis............................................................................ 5
1.3.2 Bagi Institusi Pendidikan....................................................... 5
1.3.3 Bagi Puskesmas...................................................................... 6
BAB II TINJAUAN TEORITIS
2.1 Konsep Dasar
2.1.1 Defenisi Keluarga ................................................................. 7
2.1.2 Tipe-tipe Keluarga ................................................................. 8
2.1.3 Tugas Perkembangan dan Tahap Keluarga ......................... 11
2.1.4 Fungsi Perawatan Kesehatan dan Tugas Keluarga .............. 15
2.1.5 Peran Keluarga ..................................................................... 18
2.2 Konsep Hipertensi
2.2.1 Pengertian Hipertensi ........................................................... 20
2.2.2 Faktor Risiko Hipertensi ...................................................... 21
2.2.3 Tanda Gejala Hipertensi ...................................................... 22
2.2.4 Patofisiologi atau Woc ......................................................... 22
2.2.5 Komplikasi ........................................................................... 26
2.2.6 Penatalaksanaan Hipertensi ................................................. 27
2.2.7 Pencegah Hipertensi ............................................................ 29
2.3 Asuhan Keperawatan Teoritis
2.3.1 Pengkajian ............................................................................ 30
2.3.2 Diagnosa Keperawatan ........................................................ 44
2.3.3 Intervensi ............................................................................ 46
2.3.4 Implementasi ........................................................................ 51
2.3.5 Evaluasi ................................................................................ 51
BAB III TINJAUAN KASUS
3.1 Pengkajian ..................................................................................... 52
3.2 Diagnosa Keperawatan.................................................................. 66
3.3 Intervensi ...................................................................................... 67
3.4 Implementasi ................................................................................. 71
3.5 Evaluasi ...................................................................................... 71
BAB IV PEMBAHASAN
4.1 Pengkajian ...................................................................................... 76
4.2 Diagnosa Keperawatan................................................................... 77
4.3 Intervensi ....................................................................................... 78
4.4 Implementasi .................................................................................. 79
4.5 Evaluasi ....................................................................................... 80
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan .................................................................................... 82
5.2 Saran ....................................................................................... 83
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR TABEL
Tabel Prioritas Masalah Teoritis................................................................. 45
Tabel Rencana Asuhan Keperawatan Teoritis............................................ 46
Tabel Komposisi Keluarga.......................................................................... 52
Tabel Pemeriksaan Fisik.............................................................................. 62
Tabel Analisa Data...................................................................................... 64
Tabel Skala Prioritas Masalah..................................................................... 66
Tabel Intervensi Keperawatan..................................................................... 67
Tabel Implementasi Keperawatan............................................................... 71
Tabel Evaluasi Keperawatan........................................................................ 71
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran I Satuan Acara Penyuluhan Hipertensi
Lampiran II Lembaran Konsultasi Bimbingan
Lampiran III Lembaran Absensi Pengamatan Kasus
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Di Indonesia saat ini banyak penyakit diantaranya penyakit yang
tidak menular seperti hipertensi. Ilmu yang mengalami perkembangan dan
teknologi kedokteran, sudah teratasi sekarang penyakit-penyakit
terdiagnosis dan terobati. Kebanyakan penderita penyakit hipertensi tidak
mengalami keluhan terasa begitu, keluhan seseorang yang mengalami
tidak diperhatikan, pusing biasanya keluhan hipertensi. Sekarang penyakit
hipertensi bisa terdeteksi secara dini teknologi dengan adanya
perkembangan ilmu (Asmardi, 2008).
Keadaan ketika tekanan darah sistolik lebih dari 120 mmHg dan
tekanan diastolik lebih dari 80 mmHg itu merupakan Hipertensi. Menurut
Muttaqin A, 2009 Hipertensi sering menyebabkan perubahan pada
pembuluh darah yang dapat mengakibatkan semakin tingginya tekanan
darah.
Hipertensi dengan gejala-gejalanya terlebih dahulu sebagai
peringatan bagi korban termasuk yang mematikan. Gejala-gejala hipertensi
adalah rasa berat di tengkuk atau sakit kepala, vertilago, penglihatan
kabur, mudah lelah, jantung berdebar, telinga berdenging, dan mimisan
(Kemenkes RI, 2013).
Penderita hipertensi secara satatistik terus meningkat dari waktu ke
waktu. Gaya hidup modern adalah faktor yang berperan dalam hipertensi.
Makanan lemak yang dipilih, aktifitas kebiasaan yang tidak sehat,
merokok, minum kopi dan gaya hidup. Penyakit dari gaya hidup dapat
menjadi akibat modren serta penyebab sebagai penyakit non infeksi
(Anindya, 2009).
Menurut Riskesdas, 2013 Tingginya angka kejadian hipertensi
yang terus meningkat dan akan menyebabkan komplikasi. Penatalaksanaan
hipertensi yang tidak dilakukan dengan baik dapat menyebabkan
komplikasi. Apabila tidak ditangani hipertensi dengan cepat akan
menimbulkan komplikasi yaitu stroke, gagal jantung, gagal ginjal kronik
dan retinopati (Nuraini, 2015).
Menurut data WHO diseluruh dunia sekitar 972 juta orang atau
26,4 persen orang mengidap hipertensi di seluruh dunia, 29,2 persen
kemungkinan akan meningkat ditahun 2025. Menurut Yonata, 2016 Dari
972 juta pengidap hipertensi, 333 juta berada di negara maju dan sisanya
berada di negara berkembang, termasuk indonesia.
Kasus Hipertensi dalam 2 tahun terakhir di Puskesmas Gulai
Bancah terus meningkat. Tahun 2018 hipertensi di wilayah Puskesmas
Gulai Bancah 418 orang, dari wawancara yang dilakukan pada petugas
Puskesmas Gulai Bancah didapatkan bahwa penderita hipertensi banyak
yang tidak rutin mengontrol tekanan darah, memiliki kebiasaan merokok,
pola hidup yang tidak sehat.
Kondisi tersebut diatas jika tidak diatasi maka akan memicu
terjadi hipertensi dan berlanjut pada komplikasi seperti gagal jantung,
stroke, kerusakan pada ginjal dan kebutaan (Widyanto, 2014).
Keluarga berfungsi sebagai sistem pendukung bagi anggota yang
menderita hipertensi yang menuntut pengorbanan ekonomi, sosial,
psikologis yang lebih besar dari keluarga. Selanjutnya perawat juga
memliki peran yang penting terhadap hipertensi yang diderita keluarga.
Peran perawat dalam keluarga tersebut dapat berupa : Advokat Keluarga,
Pemberi Pelayanan, Pendidik Kesehatan, Penemu Kasus, Peneliti,
Fasilitator, Konselor, dan Memodifikasi atau Mengubah Lingkungan
(Widyanto, 2014).
Oleh karena itu penulis melakukan “Asuhan Keperawatan
Keluarga dengan Anggota Keluarga Yang Mengalami Hipertensi Di
Puskesmas Gulai Bancah Tahun 2019”.
1.2 Tujuan Penulis
1.2.1 Tujuan Umum
Mampu mengaplikasikan teori dan konsep berkaitan asuhan keluarga
dengan Wilayah Kerja Puskesmas Gulai Bancah pada anggota keluarga
Hipertensi.
1.2.2 Tujuan Khusus
a. Mampu menggunakan teori dan konsep terkait hipertensi dan teori
terkait asuhan keperawatan keluarga.
b. Mampu melakukan pengkajian dengan Hipertensi anggota keluarga.
c. Mampu merumuskan diagnosis dengan anggota keluarga Hipertensi.
d. Mampu anggota keluarga merencanakan tindakan keperawatan
dengan Hipertensi.
e. Mampu melaksanakan pada anggota keluarga tindakan keperawatan
dengan Hipertensi.
f. Mampu melakukan evaluasi keperawatan keluarga pada dengan
anggota keluarga Hipertensi.
g. Mampu mendokumentasikan pada anggota keluarga asuhan
keperawatan keluarga dengan Hipertensi.
1.3 Manfaat
Penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini, diharapkan dapat bermanfaat bagi
semua pihak yaitu:
1.3.1 Bagi Penulis
Pengetahuan dalam menerapkan proses keperawatan dan Menambah
wawasan dan memanfaatkan ilmu pengetahuan yang diperoleh selama
menempuh pendidikan di STIKes Perintis Perintis Padang dalam
menerapkan asuhan keperawatan keluarga dengan Hipertensi di
Puskesmas Gulai Bancah.
1.3.2 Bagi Institusi Pendidikan
Dijadikan masukan dalam memberikan penyuluhan tentang kesehatan
mengenai bagaimana cara menangani respon-respon fisiologi di
komunitas (bekerja sama dengan dinas kesehatan).
1.3.3 Bagi Puskesmas
Sebagai masukan bagi petugas kesehatan khususnya perawat dalam
memberikan asuhan keperawatan keluarga pada klien dengan
Hipertensi dan sebagai peningkatan mutu kesehatan di Puskesmas.
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
2.1 Konsep Keluarga
2.1.1 Defenisi Keluarga
Menurut Friedman, 2010 Keluarga adalah dua atau lebih dari dua
individu yang tergabung karena hubungan darah, hubungan perkawinan
atau pengangkatan dan mereka hidup dalam satu rumah tangga,
berinteraksi satu sama lain dan didalam perannya masing-masing
menciptakan serta mempertahankan kebudayaan.
Menurut Ali, 2010 Keluarga adalah dua atau lebih individu yang
bergabung karena hubungan darah, perkawinan dan adopsi dalam satu
rumah tangga, yang berinteraksi satu dengan lainnya dalam peran dan
menciptakan serta mempertahankan suatu budaya.
Menurut Harmoko, 2012 konsep keluarga merupakan sekumpulan
orang yang dihubungkan oleh ikatan perkawinan, adopsi, kelahiran
yang bertujuan menciptakan dan mempertahankan budaya yang umum:
meningkatkan perkembangan fisik, mental, emosional, dan sosial dari
tiap anggota.
2.1.2 Tipe Keluarga
Tipe – tipe keluarga di bagi menjadi ( Friedman 2010 ) :
1) Keluarga tradisional :
a) Keluarga Inti adalah keluarga yang terbentuk karena pernikahan,
peran sebagai orang tua, atau kelahiran terdiri atas suami, istri, dan
anak-anak mereka (biologis, adopsi atau keduanya).
b) Extended Family adalah keluarga yang didalamnya tinggal seorang
anak dengan minimal salah satu orang tua dan seseorang diluar
anggota keluarga inti, baik memiliki hubungan kekerabatan
maupun tidak.
c) Keluarga Tanpa Anak, salah satu tipe varian keluarga ini
tradisional adalah keluarga tanpa anak, di Amerika Serikat sekitar
5% wanita atau lebih pernah menikah sengaja tidak memiliki anak
dimasa yang akan datang, presentase tersebut diprediksi meningkat
hingga 10% bukan hanya disebabkan oleh penundaan persalinan
pernikahan dan pola persalinan, tetapi karena saat ini tersedia
banyak pilihan pendidikan dan karir bagi wanita
d) Keluarga Adopsi, merupakan membentuk keluarga dengan cara
lain. Dengan semakin majunya pengetahuan, jenis lain dari adopsi
dapat diperoleh melalui teknologi. Keluarga adopsi yang baru akan
tercipta ketika anak adopsi cocok dan sifat genetik yang serupa,
anak lahir melalui orang tua pengganti, dan akhirnya lahir dari
kloning embrio. Defisini keluarga adopsi yang futuristik dan
meluas ini baru saja mulai dibahas didalam literatur.
e) Keluarga Orang Tua Tiri, angka menikah lagi yang tinggi
menyebabkan pesatnya pertumbuhan keluarga orang tua tiri atau
keluarga campuran. Keluarga seperti ini juga dikenal sebagai
“keluarga yang menikah lagi” yang dapat terbentuk dengan atau
tanpa anak, dan “keluarga yang terbentuk kembali”. Biasanya, tipe
seperti keluarga ini terdiri atas seorang ibu, anak kandung ibu
tersebut dan seorang ayah tiri.
f) Dewasa Lajang Yang Tinggal Sendirian, Banyak wanita lansia
yang tinggal sendiri, tetapi peningkatan jumlah orang yang tinggal
sendiri terjadi pada orang dewasa 20-an dan 30-an. Banyak klien
rawatan rumah, terutama lansia yang mengalami penyakit kronik
atau individu cacat, adalah orang dewasa yang tinggal sendiri ini
tampaknya tidak biasanya mereka memiliki sebuah extended
family, saudara kandung, atau anak-anak yang mereka kenali
sebagai keluarganya. Keluarga individu yang tinggal sendiri adalah
bagian dari beberapa bentuk jaringan keluarga yang longgar. Jika
jaringan ini tidak terdiri atas kekerabatan, jaringan ini dapat terdiri
atas teman-teman seperti mereka yang tinggal dirumah pensiun,
rumah jompo, atau hidup bertetangga.
g) Keluarga Orang Tua Tunggal, Keluarga orang tua tunggal adalah
keluarga dengan ibu (83% keluarga) atau ayah (17% keluarga)
sebagai kepala rumah. Keluarga orang tua tunggal tradisional
adalah keluarga dengan kepala rumah tangga duda/janda yang
bercerai, ditelantarkan, atau berpisah. Keluarga orang tua tunggal
nontradisional adalah keluarga yang kepala keluarganya tidak
menikah.
h) Dual-Earner Family, dengan semakin banyak pekerjaan yang
ditempati oleh wanita yang menikah , 68% keluarga dengan dua
orang tua saat ini adalah Dual-earner family (kedua pasangan
berpenghasilan). Pada kenyataannya, kebanyakan bentuk keluarga
yang saat ini adalah Dual-earner family, baik memiliki anak
maupun tidak memiliki anak. Pada kebanyakan Dual-earner
family, baik keduanya bekerja karena kebutuhan ekonomi.
2) Keluarga non tradisional :
a) Keluarga dengan orang tua yang tidak pernah menikah dan anak–
biasanya ibu dan anak.
b) Keluarga pasangan yang tidak menikah dengan anak-biasanya tipe
pernikahan berdasarkan kesepakatan.
c) Pasangan heteroseksual cohabiting (kumpul kebo)- pasangan yang
tinggal tanpa menikah.
d) Keluarga homoseksual – individu dengan jenis kelamin yang sama
tinggal bersama seperti layaknya “pasangan menikah”.
e) Augment family – terdiri rumah tangga atas keluarga inti atau
keluarga orang tua tunggal bersama dengan satu individu yang
tidak memiliki hubungan darah atau lebih.
f) Keluarga komini – terdir rumah tangga lebih dari satu pasangan
monogami dengan anak, saling berbagi fasilitas yang sama, sumber
daya dan pengalaman : sosialisasi anak-anak merupakan aktivitas
kelompok.
g) Keluarga asuh – terdiri rumah tangga atas satu orang tua atau dua
orang dengan anak asuh dan dapat juga anak kandung orang tua
tersebut.
2.1.3 Tugas dan tahap perkembangan keluarga
Menurut Friedman dalam buku Jhonson & Leny (2010) tahap dan tugas
perkembangan keluarga :
1) Pasangan baru (keluarga baru), membentuk masing-masing
individu laki-laki dan perempuan melalui perkawinan yang sah
dan meninggalkan (psikologis) keluarga masing-masing :
a) Membina hubungan intim yang memuaskan.
b) Membina hubungan dengan keluarga lain, teman, kelompok
sosial.
c) Mendiskusikan rencana memiliki anak.
2) Keluarga child-bearing (kelahiran anak pertama), keluarga yang
menantikan kelahiran, dimulai dari kehamilan sampai kelahiran
anak pertama dan berlanjut sampai anak pertama berusia 30 bulan
:
a) Persiapan menjadi orang tua.
b) Adaptasi dengan perubahan anggota keluarga, Peran, interaksi,
hubungan sexsual dan kegiatan keluarga.
c) Dengan mempertahankan hubungan yang memuaskan pasangan.
3) Keluarga dengan anak pra-sekolah. Tahap ini dimulai saat
kelahiran anak pertama (2,5 bulan) dan berakhir saat anak berusia 5
bulan :
a) Memenuhi kebutuhan anggota keluarga, seperti kebutuhan
tempat tinggal, privasi dan rasa aman.
b) Membantu anak untuk bersosialisasi.
c) Beradaptasi dengan anak yang baru lahir, sementara kebutuhan
anak yang lain harus terpenuhi.
d) Mempertahankan hubungan yang sehat, baik di dalam maupun
di luar keluarga (keluarga lain dan lingkungan sekitar).
e) Pembagian waktu untuk individu, pasangan dan anak (tahap
yang paling repot).
f) Pembagian tanggung jawab anggota keluarga.
g) Kegiatan dan waktu untuk stimulasi tumbuh dan kembang anak.
4) Keluarga dengan anak sekolah
Tahap ini dimulai saat anak masuk sekolah pada usia enam tahun
dan berakhir pada usia 12 tahun. Umumnya keluarga sudah
mencapai jumlah anggota keluarga maksimal, sehingga keluarga
sangat sibuk :
a) Membantu sosialisasi anak : tetangga, sekolah dan lingkungan.
b) Mempertahankan keintiman pasangan.
c) Memenuhi kebutuhan dan biaya kehidupan yang semakin
meningkat, termasuk kebutuhan untuk meningkatkan kesehatan
anggota keluarga.
5) Keluarga dengan anak remaja
Dimulai pada saat anak pertama berusia 13 tahun dan biasanya
berakhir sampai 6-7 tahun :
a) Memberikan kebebasan yang seimbang dengan tanggung jawab,
mengingat remaja sudah bertambah dewasa dan meningkat
otonominya.
b) Dalam keluarga Mempertahankan hubungan intim.
c) Mempertahankan komunikasi terbuka antara anak dan orang tua.
Hindari perdebatan, kecurigaan dan permusuhan.
d) Perubahan sistem peran dan peraturan untuk tumbuh kembang
keluarga.
6) Keluarga dengan anak dewasa (pelepasan)
Tahap ini dimulai pada saat anak pertama meninggalkan rumah dan
berakhir pada saat anak terakhir meninggalkan rumah :
a) Memperluas keluarga inti menjadi keluarga besar.
b) Mempertahankan keintiman pasangan.
c) Membantu orang tua suami/istri yang sedang sakit dan
memasuki masa tua.
d) Membantu anak untuk mandiri dimasyarakat.
e) Penataan kembali peran dan kegiatan rumah tangga.
7) Keluarga usia pertengahan
Tahap ini dimulai pada saat anak yang terakhir meninggalkan
rumah dan berakhir saat pensiun atau salah satu pasangan
meninggal :
a) Mempertahankan kesehatan.
b) Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan sebaya
dan anak-anak.
c) Meningkatkan keakraban pasangan.
8) Keluarga usia lanjut
Tahap terakhir perkembangan keluarga ini dimulai saat salah satu
pasangan meninggal sampai keluarganya meninggal :
a) Mempertahankan suasana rumah yang menyenangkan.
b) Adaptasi dengan perubahan kehilangan pasangan, teman,
kekuatan fisik dan pendapatan.
c) Mempertahankan keakraban suami istri dan saling merawat.
d) Mempertahankan hubungan dengan anak dan sosial masyarakat.
e) Melakukan life review (merenungkan hidupnya).
2.1.4 Fungsi perawatan kesehatan dan tugas keluarga
Menurut Friedman (2010), terdapat lima fungsi keluarga yaitu :
1) Fungsi afektif adalah fungsi keluarga yang utama untuk
mempersiapkan anggota keluarga berhubungan dengan orang lain.
2) Fungsi sosialisasi yaitu proses perubahan dan perkembangan yang
dilalui individu yang menghasilkan interaksi sosial dan belajar
berperan dalam lingkungan sosialnya.
3) Fungsi reproduksi adalah fungsi untuk menjaga kelangsungan
keluarga dan mempertahankan generasi.
4) Fungsi ekonomi yaitu keluarga berfungsi untuk memenuhi
kebutuhan keluarga secara ekonomi dan tempat untuk
mengembangkan kemampuan individu meningkatkan penghasilan
untuk memenuhi kebutuhan keluarga.
5) Fungsi perawatan atau pemeliharaan kesehatan adalah untuk
mempertahankan keadaan kesehatan anggota keluarga agar tetap
memiliki produktivitas yang tinggi. Fungsi ini dikembangkan
menjadi tugas keluarga dibidang kesehatan.
Fungsi perawatan atau pemeliharaan mempunyai tugas dibidang
kesehatan yang perlu dipahami dan dilakukan, meliputi :
a) Mengenal masalah kesehatan keluarga.
b) Memutuskan tindakan kesehatan yang tepat bagi keluarga.
c) Merawat keluarga yang mengalami gangguan kesehatan.
d) Memodifikasi lingkungan keluarga untuk menjamin kesehatan
keluarga.
e) Memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan disekitarnya bagi
keluarga.
2.1.5 Peran keluarga
Peran adalah sesuatu yang diharapkan secara normatif dari seorang
dalam situasi sosial tertentu agar dapat memenuhi harapan-harapan.
Peran keluarga adalah tingakah laku spesifik yang diharapkan oleh
seseorang dalam konteks keluarga. Jadi peranan keluarga
menggambarkan seperangkap perilaku interpersonal, sifat, kegiatan
yang berhubungan dengan individu dalam posisi dan situasi tertentu.
Peranan dalam individu dalam keluarga didasari oleh harapan dan pola
perilaku dari keluarga, kelompok, dan masyarakat. Menurut Setiadi
(2008), setiap anggota keluarga mempunyai peran masing-masing
antara lain adalah:
1) Ayah sebagai pemimpin keluarga mempunyai peran sebagai
pencari nafkah, pendidik, pelindung/pengayong, pemberi rasa aman
bagi setiap anggota keluarga, dan juga sebagai anggota masyarakat,
kelompok sosial tertentu.
2) Ibu sebagai pengurus rumah tangga, pengasuh dan pendidik anak-
anak, pelindung keluarga dan juga sebagai pencari nafkah
tambahan keluarga dan juga sebagai anggota masyarakat kelompok
sosial tertentu.
3) Anak berperan sebagai spisikososial sesuai dengan perkembangan
fisik, mental, sosial, dan spiritual.
Menurut Widyanto (2014), peran dan fungsi perawat dalam keluarga
yaitu :
1) Pendidik Kesehatan, mengajarkan secara formal maupun informal
kepada keluarga tentang kesehatan dan penyakit.
2) Pemberi Pelayanan, pemberi asuhan keperawatan kepada anggota
keluarga yang sakit
3) Advokat Keluarga, mendukung keluarga berkaitan dengan isu-isu
keamanan dan akses untuk mendapatkan pelayanan kesehatan.
4) Penemu Kasus (epidiomologist), mendeteksi kemungkinan
penyakit yang akan muncul
5) Peneliti, mengidentifikasi masalah praktik dan mencari
penyelesaian
6) Manager dan Koordinator, mengelola dan bekerja sama dengan
anggota keluarga, pelayanan kesehatan dan sosial, serta sektor lain
untuk mendapatkan akses pelayanan kesehatan.
7) Fasilitator, menjalankan peran terapeutik untuk membantu
mengatasi masalah dan mengidentifikasi sumber masalah.
8) Konselor, sebagai konsultan bagi keluarga untuk mengidentifikasi
dan memfasilitasi keterjangkauan keluarga/masyarakat terhadap
sumber yang diperlukan.
9) Mengubah atau Memodifikasi Lingkungan, memodifikasi
lingkungan agar dapat meningkatkan mobilitas dan menerapkan
asuhan secara mandiri.
2.2 Konsep Hipertensi
2.2.1 Pengertian hipertensi
Menurut Bruner dan Suddarth, 2002 Hipertensi adalah tekanan
darah persisten dimana tekanan sistoliknya di atas 140 mmHg dan
tekanan diastolic di atas 90 mmHg. Pada populasi manula, hipertensi
didefinisikan sebagai tekanan sistolik 160 mmHg dan tekanan diastolic
90 mmHg.
Menurut Price (2005) Tekanan darah tinggi atau hipertensi adalah
kondisi medis di mana terjadi peningkatan tekanan darah secara kronis
(dalam jangka waktu lama).
Menurut American Society of Hypertension (ASH), pengertian
hipertensi adalah suatu sindrom atau kumpulan gejala kardiovaskuler
yang progresif, sebagai akibat dari kondisi lain yang kompleks dan
saling berhubungan (Sani, 2008).
2.2.2 Faktor Risiko Hipertensi
Faktor Risiko Hipertensi Dibedakan menjadi 2 kelompok, yaitu:
1) Faktor risiko yang tidak dapat diubah
Faktor risiko yang melekat pada penderita hipertensi dan tidak
dapat diubah, antara lain : umur, jenis kelamin, dan genetik.
2) Faktor risiko yang dapat diubah
Faktor risiko yang diakibatkan perilaku tidak sehat dari penderita
hipertensi antara lain merokok, diet rendah serat, konsumsi garam
berlebih, kurang aktifitas fisik, berat badan berlebih/kegemukan,
konsumsi alkohol, dan stress.
2.2.3 Tanda Gejala Hipertensi
Tanda dan gejala hipertensi :
1) Dapat ditemukan tanpa tanda dan gejala
2) Pandangan kabur
3) Pusing
4) Peningkatan tekanan darah
5) Lelah pendarahan hidung
6) Muka merah
7) Sakit kepala
8) Tengkuk terasa pegal
2.2.4 Patofisiologi atau Woc
Mekanisme yang mengontrol konstriksi dan relaksasi pembuluh
darah terletak di pusat vasomotor, pada medulla dari otak. Dari pusat
vasomotor ini bermula jaras saraf simpatis, yang berlanjut ke bawah ke
korda spinalis dan keluar dari kolumna medulla spinalis ganglia
simpatis di toraks dan abdormen. Rangsangan pusat vasomotor
dihantarkan dalam bentuk impuls yang bergerak ke bawah melalui
sistem saraf simpatis ke ganglia simpatis. Pada titik ini, neuron
preganglion melepaskan asetilkolin, yang akan merangsang serabut
saraf pasca ganglion ke pembuluh darah, dimana dengan dilepaskannya
norepeneprin mengakibatkan konstriksi pembuluh darah. Berbagai
faktor seperti kecemasan dan ketakutan dapat mempengaruhi respon
pembuluh darah terhadap vasokonstriksi.
Pada saat bersamaan dimana sistem saraf simpatis merangsang
pembuluh darah sebagai respon rangsang emosi, kelenjar adrenal juga
terangsang, mengakibatkan tambahan aktivitas vasokontriksi.
Vasokontriksi yang mengakibatkan penurunan aliran ke ginjal,
menyebabkan pelepasan renin, yang merangsang pembentukan
angiotensin I yang kemudian diubah menjadi angiotensin II. Suatu
vasokonstriktor yang dapat merangsang sekresi aldosteron oleh korteks
adrenal. Hormon yang menyebabkan retensi natrium yang
menyebabkan peningkatan intravaskuler. Semua faktor yang cenderung
mencetuskan keadaan hipertensi.
WOC
Faktor predisposisi
Tidak dapat diubah : Dapat diubah :
Usia, Jenis, kelamin Gaya hidup, obesitas dan stress
Beban kerja jantung Aktivitas syaraf
Arteri tidak mengembang Rangsangan saraf Dan Hormon Denyut Epinefrin dan norepinefrin
Penyumbatan Pembuluh Jantung
darah Perubahan situasi(stress )
vasokontriksi ketidakmampuan mengenal masalah
Gangguan sirkulasi Informasi kurang
Penurunan koping
keluarga
Otak Hambatan pemeliharaan
Suplai O2
Resisten pembuluh Ketidakefektifan Pemeliharaan Kesehatan
Darah otak
Nyeri kepala
modifikasi terapi perawatan di rumah
Ketidakmampuan merawat anggota Ketidakefektifan manajemen terapetik keluarga
Yang sakit
Resiko gangguan
Perfusi cerebral
2.2.5 Komplikasi
Komplikasi menurut Tambayong (2000) yang mungkin terjadi pada
hipertensi adalah sebagai berikut :
1) Payah jantung (gagal jantung)
2) Pendarahan otak (stroke)
3) Hipertensi maligna : kelainan retina, ginjal dan cerabrol
4) Hipertensi ensefalopati : komplikasi hipertensi maligma dengan
gangguan otak.
5) Infark miokardium
6) Gagal ginjal
2.2.6 Penatalaksanaan Hipertensi
1) Penatalaksanaan medis
Tujuan penatalaksanaan medis pada klien dengan hipertensi adalah
mencegah terjadinya morbiditas dengan mortalitas penyerta dengan
mencapai dan mempertahankan tekanan darah di bawah 140/90
mmHg.
Modifikasi gaya hidup
Beberapa penelitian menunjukkan pendekatan nonfarmakologi yang
dapat mengurangi hipertensi adalah sebagai berikut :
1) Teknik-teknik mengurangi stres
2) Penurunan berat badan
3) Pembatasan alkohol, natrium, dan tembakau
4) Olahraga/latihan (meningkatkan lipoprotein berdensitas tinggi)
5) Relaksasi merupakan intervensi wajib yang harus dilakukan pada
setiap terapi antihipertensi
2) Penatalaksanaan keperawatan
Obat-obat anti hipertensi dapat dipakai sebagai obat tunggal atau
campur dengan obat lain, obat-obat ini diklasifikasikan menjadi lima
kategori, yaitu :
1. Diuretik
2. Menekan simpatetik (simpatolitik)
3. Vasodilator arteriol yang bekerja langsung
2.2.7 Pencegah Hipertensi
1) Berhenti merokok secara total dan tidak mengkonsumsi alcohol.
2) Melakukan antisipasi fisik secara teratur atau berolaraga secara
teratur dapat mengurangi ketegangan pikiran (strees) membantu
menurunkan berat badan, dapat membakar lemak yang berlebihan.
3) Diet rendah garam atau makanan, kegemukan (kelebihan berat badan
harus segera di kurangi)
4) Latihan ohlaraga yang dapat seperti senam aerobic, jalan cepat, dan
bersepeda paling sedikit 7 kali dalam seminggu.
5) Memperbanyak minum air putih, minum 8-10 gelas/ hari.
6) Memeriksakan tekanan darah secara normal / berkala terutama bagi
seseorang yang memiliki riwayat penderita hipertensi.
7) Menjalani gaya hidup yang wajar mempelajari cara yang tepat untuk
mengendalikan stress. (Bambang Sadewo, 2004)
2.3 Askep Teoritis
2.3.1 Pengkajian Keluarga
a) Data Umum :
1. Komposisi keluarga
Komposisi keluarga berkenaan dengan siapa anggota keluarga yang
diidentifikasi sebagai bagian dari keluarga mereka. Identifikasi tidak
hanya meliputi penghuni rumah, tetapi keluarga besar lainnya atau
anggota keluarga fiktif yang merupakan bagian dari “suatu
keluarga”, tetapi tidak hidup dalam satu rumah tangga. Dengan
memperoleh data tentang komposisi keluarga lebih memungkinkan
anggota keluarga mengetahui minat terhadap keluarga secara
keseluruhan dari pada hanya memperoleh data klien individu.
2. Genogram
Genogram keluarga adalah suatu diagram yang menggambarkan
konstelasi atau pohon keluarga. Genogram ini merupakan suatu alat
pengkajian informatif yang digunakan untuk mengetahui keluarga
dan riwayat keluarga serta sumbernya.
GENOGRAM
KET :
: Laki-laki
: Perempuan
: Klien/pasien
: Tinggal Serumah
: Meninggal
Tn.s Ny.J
Ny.D
3. Tipe keluarga
Tipe keluarga didasari oleh anggota keluarga yang berada dalam satu
atap. Tipe keluarga dapat di lihat dari komponen dan genogram
dalam keluarga
4. Latar belakang budaya
Pengkajian kebudayaan klien (individu dan keluarga) merupakan hal
penting dari pengkajian dalam pemberian asuhan yang sesuai dengan
kebudayaan. Pengkajian kebudayaan “memerlukan penerimaan
terhadap realitas ganda, suatu pemahaman tentang perbedaan dan
keterbukaan, kepekaan, dan sikap ingin tahu”.
Latar belakang budaya dapat dikaitkan dengan anggota keluarga
dengan hipertensi misalnya dengan pola makan orang Sumatera
Barat/ orang minang suka makan makanan yang bersantan.
5. Area pengkajian etnik dan agama
Bagi kebanyakan keluarga, pengkajian kebudayaan dan etnik secara
lengkap merupakan hal yang tidak mungkin dilakukan, namun
pengkajian latar belakang etnik keluarga dan tingkat yang mereka
identifikasi dengan kebudayaan lain atau kebudayaan tradisional
mereka yang dominan, merupakan informasi dasar yang diperlukan
dalam tiap pengkajian keluarga. Masalah yang komplek, latar
belakang etnik atau pasangan dapat berbeda, dan jika berbeda maka,
penting untuk mengkaji bagaimana perbedaan ini diatasi dan
bagaimana perbedaan tersebut memengaruhi kehidupan keluarga.
Informasi tentang keyakinan agama keluarga dan praktiknya sangat
berhubungan erat dengan etnisitas sehingga harus juga dimasukkan
sebagai dari pengkajian. Keyakinan beragama sering memengaruhi
konsepsi keluarga tentang sehat-sakit dan bagaimana anggota
keluarga yang sakit ditangani.
6. Bahasa
Bahasa yang digunakan secara ekslusif atau sering di rumah,
kemampuan anggota keluarga berbahasa, dan bahasa apa yang
digunakan di luar rumah.
7. Status sosial ekonomi
Satus ekonomi keluarga adalah suatu komponen kelas sosial yang
menunjukkan tingkat dan sumber penghasilan keluarga. Penghasilan
yang cukup untuk memenuhi kebutuhan keluarga secara umum
diperoleh dari anggota keluarga yang bekerja atau dari sumber
penghasilan sendiri seperti uang pensiun dan tunjangan, sebagian
penghasilan lain yang diperoleh dari dinas sosial atau asuransi bagi
orang yang tidak bekerja umumnya kecil, tidak stabil atau hampir
tidak maupun.
8. Aktifitas rekereasi atau waktu luang keluarga
Rekreasi keluarga tidak hanya di lihat kapan saja keluarga pergi
bersama-sama unuk mengunjungi tempat rekreasi tertentu namun
dengan menonton televisi dan mendengarkan radio juga merupakan
aktivitas rekreasi.
b) Riwayat dan tahap perkembangan keluarga
1. Tahap perkembangan keluarga saat ini :
Tahap perkembangan keluarga ditentukan dengan anak tertua dari
keluarga ini.
2. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi :
Menjelaskan mengenai tugas perkembangan yang belum
terpenuhi oleh keluarga serta kendala mengapa tugas
perkembangan tersebut belum terpenuhi.
3. Riwayat keluarga inti :
Riwayat keluarga inti pada tahap ini yang dikaji adalah hubungan
keluarga inti, dan apa latar belakang sebelum menjalani sebuah
keluarga.
4. Riwayat keluarga sebelumnya :
Dijelaskan mengenai riwayat kesehatan pada keluarga dari pihak
suami dan istri.
Pada anggota keluarga hipertensi dapat diturunkan dari anggota
keluarga sebelumnya atau dari orang tua.
c) Data Lingkungan
1. Karakteristik rumah :
Bagian ini berfokus pada karakteristik tertentu dari lingkungan
rumah keluarga, yang dapat memengaruhi kesehatan keluarga.
Bagian pertama menggambarkan aspek perumahan keluarga
dalam hal struktur, keamanan, dan bahaya kesehatan lain. Bagian
kedua menjelaskan tentang sumber di rumah yang berhubungan
dengan kesehatan anggota keluarga. Bagian ketiga berfokus pada
lingkungan yang meningkatkan jumlah keluarga dan faktor
lingkungan yang memengaruhi kesehatan anggota keluarga.
2. Karakteristik tetangga dan komunitas :
Keluarga sehat adalah keluarga yang aktif dan mencari cara
dengan inisiatif sendiri untuk berhubungan dengan berbagai
kelompok komunitas. Keluarga yang berfungsi dengan cara yang
sehat memersepsikan diri mereka sendiri sebagai bagian dari
komunitas yang lebih besar. Bagian dari koping yang berhasil
adalah kemampuan mereka untuk memastikan kepatuhan dari
lingkungan atau mempertahankan keluarga yang ramah
lingkungan, berarti bahwa di dalam komunitas keluarga mampu
mencari, menerima dan/atau menerima sumber yang sesuai untuk
memenuhi kebutuhan makanan, pelayanan, dan informasi.
3. Mobilitas geografis keluarga :
Lingkungan dan komunitas yang lebih luas yang ditempati
keluarga, memiliki pengaruh nyata terhadap kesehatan keluarga.
4. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat :
Menjelaskan mengenai waktu digunakan keluarga untuk
berkumpul serta perkumpulan keluarga yang ada sejauh mana
interaksinya dengan masyarakat.
5. Sistem pendukung keluarga :
Yang termasuk pada sistem pendukung keluarga adalah jumlah
anggota keluarga yang sehat, fasilitas-fasilitas yang dimiliki
keluarga untuk menunjang kesehatan. Fasilitas mencangkup
fasilitas fisik, fasilitas psikologi atau dukungan dari anggota
keluarga dan fasilitas sosial atau dukungan dari masyarakat
setempat.
Pada anggota hipertensi perlu adanya dukungan dari anggota
keluarga karena penyakit hipertensi bersifat menahun
d) Struktur keluarga
1. Pola Komunikasi Keluarga :
Pola komunkasi keluarga merupakan karakteristik, pola interaksi
sirkular yang bersinambung yang menghasilkan arti transaksi
antara anggota keluarga. Pola komunikasi melalui interaksi yang
dapat memenuhi kebutuhan afektif keluarga. Kemampuan
anggota keluarga untuk mengenal dan merespon pesan nonverbal
merupakan aspek penting pada keluarga yang sehat.
Pola komunikasi yang tidak sehat dapat memicu terjadinya stress
pada anggota keluarga yang beresiko terhadap hipertensi terutama
pada anggota keluarga yang berusia dewasa sampai lanjut usia.
2. Struktur Peran Keluarga :
Sebuah peran didefenisikan sebagai kumpulan dari perilaku yang
secara relatif homogen dibatasi secara normatif dan diharapkan
dari seorang yang menempati posisi sosial yang diberikan. Peran
berdasarkan pada pengharapan atau penetapan peran yang
membatasi apa saja yang harus dilakukan oleh individu di dalam
situasi tertentu agar memenuhi pengharapan diri atau orang lain
terhadap mereka.
Adanya anggota keluarga yang hipertensi memerlukan peran
informal keluarga dalam merawat anggota keluarga sekaligus
sebagai sistem dukungan bagi anggota keluarga.
3. Nilai dan Norma Keluarga :
Nilai keluarga didefenisikan sebagai suatu sistem ide, perilaku,
dan keyakinan tentang nilai suatu hal atau konsep yang secara
sadar maupun tidak sadar mengikat anggota keluarga dalam
kebudayaan sehari-hari atau kebudayaan umum.
Norma keluarga adalah pola perilaku yang dianggap benar oleh
masyarakat, sebagai sesuatu yang berdasarkan pada sistem nilai
keluarga. Norma menentukan perilaku peran bagi setiap posisi di
dalam keluarga dan masyarakat serta menetapkan bagaimana
mempertahankan atau menjaga hubungan timbal balik, dan
bagaimana perilaku peran dapat berubah dengan perubahan usia.
4. Struktur kekuatan keluarga :
Dukungan pada anggota keluarga hipertensi diperlukan bagi
anggota keluarga seperti mengingatkan atau menghindari faktor
resiko, dan mengingatkan untuk melakukan kontrol.
e) Fungsi keluarga
1. Fungsi Afektif :
Fungsi afektif merupakan dasar utama baik untuk pembentukan
maupun keberlanjutan unit keluarga itu sendiri, sehingga fungsi
afektif merupakan salah satu fungsi keluarga yang paling penting.
Memelihara saling asuh antara suami dan istri, perkembangan
hubungan yang akrab, keseimbangan saling menghormati,
pertalian dan identifikasi, perhatian/dukungan suami dan keluarga
terdekat.
2. Fungsi Sosialisasi :
Fungsi sosialisasi adalah fungsi yang dibutuhkan untuk
kelangsungan hidup masyarakat. Fungsi sosialisasi merujuk pada
banyaknya pengalaman belajar yang diberikan dalam keluarga
yang ditujukan untuk mendidik anak-anak tentang cara
menjalankan fungsi dan memikul peran orang dewasa.
3. Fungsi Perawatan Kesehatan :
Fungsi fisik keluarga dipenuhi oleh orang tua yang menyediakan
makanan, pakaian, tempat tinggal, perawatan kesehatan, dan
perlindungan terhadap bahaya. Pelayanan dan praktik kesehatan
adalah fungsi keluarga yang paling relevan bagi keluarga.
Pada anggota keluarga dengan hipertensi dapat ditemukan pola
makan yang tidak sehat, adanya merokok pada anggota keluarga,
tidak melakukan aktifitas fisik.
Lima tugas kesehatan keluarga :
1) Mengenal masalah kesehatan
Kesehatan merupakan bagian dari kebutuhan keluarga yang
tidak boleh di abaikan, karena kesehatan berperan penting
dalam keluarga
2) Memutuskan tindakan yang tepat bagi keluarga
Peran ini merupakan upaya keluarga untuk mencari
pertolongan yang tepat sesuai dengan keadaan keluarga
Adapun klarifikasi nya adalah :
1. Apakah masalah dirasakan oleh keluarga
2. Apakah kepala keluarga merasa menyerah terhadap
masalah yang di hadapi salah satu anggota keluarga
3. Apakah kepala keluarga takut akibat dari terapi yang di
lakukan terhadap salah satu anggota keluarganya
4. Apakah kepala keluarga percaya pada petugas kesehatan
5. Apakah keluarga mempunyai kemampuan untuk
menjangkau fasilitas kesehatan
3) Memberikan perawatan pada keluarga yang sakit
Pemberian secara fisik merupakan beban paling berat yang di
rasakan keluarga, menyatakan bahwa keluarga memiliki
keterbatasan dalam mengatasi masalah keperawatan keluarga,
Untuk mengetahui yang dapat di kaji yaitu :
1. Apakah keluarga aktif dalam ikut merawat pasien
2. Bagaimana keluarga mencari pertolongan dan mengerti
tentang perawatan yang di perlukan pasien
3. Bagaimana sikap keluarga terhadap pasien
4) Memodifikasi lingkungan keluarga untuk menjamin
kesehatan keluarga
1. Pengetahuan keluarga tentang sumber yang di miliki di
sekitar lingkungan rumah
2. Pengetahuan tentang pentingnya sanitasi lingkungan dan
manfaat nya
3. Kebersamaan dalam meningkatkan dan memelihara
lingkungan rumah yang menunjang kesehatan
5) Menggunakan pelayanan kesehatan
Untuk mengetahui kemampuan keluarga dalam
memanfaatkan sarana kesehatan yang perlu di kaji tentang :
1. Pengetahuan keluarga tentang fasilitas kesehatan yang
dapat di jangkau keluarga
2. Keuntungan dari adanya fasilitas kesehatan
3. Kepercayaan keluarga terhadap pelayanan kesehatan yang
ada
4. Apakah fasilitas kesehatan dapat terjangkau oleh keluarga
4. Fungsi Reproduksi :
Salah satu fungsi dasar keluarga adalah untuk menjamin
kontinuitas antara generasi keluarga dan masyarakat yaitu
menyediakan anggota baru untuk masyarakat.
5. Fungsi Ekonomi :
Fungsi ekonomi melibatkan penyediaan keluarga akan sumber
daya yang cukup finansial, ruang, dan materi serta alokasi yang
sesuai melalui proses pengambilan keputusan. Suatu pengkajian
sumber ekonomi untuk mengalokasikan sumber yang sesuai guna
memenuhi kebutuhan keluarga seperti sandang, papan, pangan,
dan perawatan kesehatan yang adekuat
f) Stress dan koping keluarga
a. Stresor jangka pendek dan jangka panjang
1. Jangka pendek (<6 bulan)
stresor jangka pendek yaitu stesor yang di alami keluarga yang
memerlukan penyelesaian dalam waktu kurang lebih 6 Bulan.
Pada anggota keluarga dengan hipertensi dapat ditemui adanya
stress dan juga penyakit ini sendiri dapat menimbulkan stress
pada anggota keluarga.
2. Jangka panjang (>6 bulan).
Stresor jangka panjang yaitu stresor yang di alami keluarga
yang memerlukan penyelesaian dalam waktu lebih dari 6
Bulan
Pada anggota keluarga dengan hipertensi dapat ditemui adanya
stress dan juga penyakit ini sendiri dapat menimbulkan stress
pada anggota keluarga
b. Kemampuan keluarga berespon terhadap situasi dan stressor
Hal yang perlu dikaji adalah sejauh mana keluarga berespon
terhadap situasi /stressor.
Pada anggota keluarga hipertensi dapat ditemui kemampuan
negatif terhadap atau respon terhadap stress. Misalnya marah
yang tidak beraturan.
c. Strategi koping yang digunakan
Strategi koping apa yang digunakan keluarga bila menghadapi
permasalahan
d. Strategi adaptasi disfungsional
Dijelaskan mengenai strategi adaptasi disfungsional yang di
gunakan bila menghadapi permasalahan.
Pada anggota keluarga hipertensi dapat ditemui kemampuan
negatif terhadap atau respon terhadap stress. Misalnya marah
yang tidak beraturan.
g) Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik dilakukan pada semua anggota keluarga. Metode
yang di gunakan pada pemeriksaan fisik tidak berbeda dengan
pemeriksaan fisik klinik.
Pada anggota keluarga dengan hipertensi dapat ditemui peningkatan
tekanan darah, jantung bedebar-debar, penglihatan buram, nyeri di
daerah dada, dan sulit bernafas.
h) Harapan keluarga terhadap perawat
Pada akhir pengkajian, perawat menanyakan harapan keluarga
terhadap petugas kesehatan yang ada.
2.3.2 Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan dapat dirumuskan setelah pengkajian riwayat
perkembangan keluarga dan hubungan yang jelas pada kebutuhan serta
perhatian perkembangan keluarga terbaru secara menyeluruh. Akan
tetapi, penggunaan diagnosis keperawatan NANDA terkait dengan
perkembangan, dapat salah memberi arahan pada perawat keluarga,
bahwa diagnosis yang diidentifikasi dalam sistem klasifikasi ini
diarahkan pada individu, bukan pada keluarga.
Contoh diagnosa yang sering muncul pada hipertensi :
1. Nyeri akut
2. Ketidakefektifan manajemen kesehatan keluarga
PRIORITAS MASALAH
NO KRITERIA BOBOT PERHITUNGAN PEMBENARAN
1 Sifat masalah
Aktual : 3
Resiko : 2
Potensial : 1
1
2 Kemungkinan
masalah dapat
diubah
Mudah : 2
Sebagian : 1
Tidak dapat : 0
2
3 Kemungkinan
masalah dapat
dicegah
Tinggi : 3
Cukup : 2
Rendah : 1
1
4 Menonjolnya
masalah
Segera : 2
Tidak segera : 1
Tidak dirasakan
: 0
1
Total skor
2.3.3 Rencana Keperawatan
Salah satu tujuan keperawatan keluarga adalah membantu keluarga dan anggota keluarga untuk memenuhi tugas
perkembangan keluarga dan individu.
Menguasai suatu tugas perkembangan keluarga memungkinkan keluarga untuk meningkatkan satu tugas perkembangan
keluarga ke tugas perkembangan keluarga berikutnya.
NO DATA DIAGNOSA NOC NIC
1 Domain 1 : promosi
kesehatan
Kelas 2 : manajemen
kesehatan
(00080)
ketidakefektifan
manajemen kesehatan
keluarga
Keluarga mampu mengenal
Level 1
Domain IV : pengetahuan tentang
kesehatan dan perilaku
Hasil yang menggambarkan sikap,
pemahaman, dan tindakan dengan
menghormati kesehatan dan
penyakitnya
Level 2
Kelas S : pengetahuan tentang
kesehatan
Hasil yang menggambarkan
pemahaman individu dalam
mengaplikasikan informasi untuk
Keluarga mampu mengenal
Level 1
Domain III : perilaku
Memberikan dukungan
fungsi psikososial dan
memfasilitasi perubahan gaya
hidup
Level 2
Kelas S : pendidikan pasien
Intervensi untuk
memfasilitasi keluarga untuk
belajar
Level 3
Intervensi :
meningkatkan, mempertahankan dan
memelihara kesehatan
Level 3
Hasil :
(1803) pengetahuan : proses penyakit
Keluarga mampu mengambil
keputusan
Domain IV : pengetahuan tentang
kesehatan dan perilaku
Kelas Q : perilaku kesehatan
Hasil menggambarkan tindakan
individu dalam meningkatkan atau
memperbaiki kesehatan
Hasil :
(1606) partisipasi dalam keputusan
perawatan kesehatan
Kelas R : kepercayaan tentang
kesehatan
Hasil yang menggambarkan ide dan
persepsi individu yang
mempengaruhi perilaku kesehatan
Hasil :
(1700) kepercayaan mengenal
kesehatan
(5515) peningkatan kesadaran
kesehatan
(5602) pengajaran proses penyakit
Keluarga mampu mengambil
keputusan
Domain III : Perilaku
Kelas P : terapi kognitif
Intervensi yang dilakukan untuk
memperkuat atau
meningkatkan fungsi kognitif
yang diharapkan atau merubah
tugas kognitif yang tidak
diharapkan
Intervensi :
(5540) peningkatan kesiapan
pembelajaran
Kelas R : bantuan koping
Intervensi untuk membantu
orang lain untuk membangun
kekuatan diri, untuk beradaptasi
pada perubahan
fungsi atau menerima tingkatan
fungsi yang lebih tinggi
Keluarga mampu merawat
anggota keluarga
Domain III : kesehatan psikososial
Hasil yang menggambarkan fungsi
psikologis dan sosial
Kelas M : kesejahteraan psikologis
Hasil yang menggambarkan
kesehatan emosi dan persepsi
individu terkait diri
Hasil :
(1211) tingkat kecemasan
(1201) harapan
Kelas O : kontrol diri
Hasil yang menggambarkan
kemampuan untuk mengekang
perilaku yang mungkin secara emosi
atau fisik bisa membahayakan diri
atau orang lain
Hasil :
(1411) kontrol diri terhadap
gangguan makan
Keluarga mampu memodifikasi
lingkungan
Level 1
Domain IV : pengetahuan tentang
kesehatan dan perilaku
Intervensi :
(5250) dukungan pengambilan
keputusan
Keluarga mampu merawat
anggota keluarga
Domain III : perilaku
Kelas O : terapi perilaku
Intervensi yang dilakukan untuk
memperkuat atau meningkatkan
perilaku yang diharapkan atau
merubah perilaku yang tidak
diharapakan
Intervensi :
(4350) manajemen perilaku
(4360) modifikasi perilaku
Kelas S : pendidikan pasien
Untuk memfasilitasi pembelajaran
Intervensi :
(5616) pengajaran : peresepan
obat-obatan
Kelas T : kontrol risiko dan
keamanan
Hasil yang menggambarkan status
keamanan individu dan tindakan
untuk menghindari, membatasi,
mengontrol ancaman kesehatan yang
telah teridentifikasi
Hasil :
(1904) kontrol risiko : penggunaan
obat
Keluarga mampu
memanfaatkan fasilitas kesehatan
Level 1
Domain VII : kesehatan komunitas
Hasil yang menggambarkan
kesehatan, kesejahteraan, dan
fungsi dari komunitas atau
populasi
Level 2
Kelas CC : Perlindungan kesehatan
komunitas
Hasil yang menggambarkan struktur
dan program komunitas
untuk menghilangkan atau
menurunkan risiko kesehatan dan
peningkatan resistensi terhadap
ancaman kesehatan
Keluarga mampu memodifikasi
lingkungan
Level 1
Domain IV : keagamaan
Perawatan yang mendukung
perlindungan terhadap ancaman
Kelas V : manajemen risiko
Intervensi yang dilakukan untuk
menurunkan risiko dan memantau
risiko yang secara terus-
menerus sepanjang waktu
Intervensi :
(6480) manajemen lingkungan
Keluarga mampu
memanfaatkan fasilitas
kesehatan
Level 1
Domain VII : komunitas
Perawatan yang mendukung
kesehatan komunitas
Level 2
Kelas D : manajemen risiko
komunitas
Intervensi yang membantu
mendeteksi atau mencegah
risiko kesehatan pada seluruh
Level 3
Hasil :
(2807) keefektifan skrining
kesehatan komunitas.
komunitas
Intervensi :
(6520) skrining kesehatan
2.3.4 Implementasi Keperawatan
Implementasi keperawatan adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan
oleh perawat untuk membantu klien dari masalah status kesehatan yang
dihadapi ke status kesehatan yang lebih baik yang menggambarkan
kriteria hasil yang diharapkan.
Keluarga dengan hipertensi dapat dilakukan penyuluhan yang bertujuan
untuk mengetahui tentang perawatan kesehatan untuk klien dan untuk
menginformasikan klien tentang status kesehatannya.
2.3.5 Evaluasi Keperawatan
Evaluasi berdasarkan seberapa efektif intervensi yang dilakukan
keluarga, perawat, dan lainnya. Keberhasilan lebih ditentukan oleh hasil
pada sistem keluarga dan anggota keluarga dari pada intervensi yang
diimplementasikan.
Keluarga dengan hipertensi sudah paham apa itu hipertensi,
penyebab, faktor resiko, makanan yang baik untuk dikonsumsi dan
kontrol yang baik untuk hipertensi.
BAB III
TINJAUAN KASUS
3.1 Pengkajian Keluarga
A. DATA UMUM
1. Nama kepala keluarga (KK) : Ibu. S
2. Umur : 88 Tahun
3. Pendidikan : SD
4. Pekerjaan : IRT
5. Alamat : Gulai Bancah
6. Komposisi keluarga :
No Nama Jenis
kelamin
Umur Pendidikan Pekerjaan Hub dgn
KK
1. Bp.E Laki – laki 56
Tahun
SMP Wiraswasta Anak
GENOGRAM
Keterangan :
= Perempuan
= Laki-laki
= Perempuan meninggal
= Laki-laki meninggal
= Klien perempuan
= Serumah dengan klien
Dari genogram diatas dapat disimpulkan bahwa suami dari Ibu.S sudah meninggal
dunia karena sakit stroke. Sedangkan adik pertama Ibu.S meninggal ketika masih
bayi dan adik ketiga Ibu.S meninggal karena sakit. Ibu.S memiliki 7 orang anak, 6
orang anak Ibu.S sudah berkeluarga dan sudah keluar dari rumah dan 1 anak Ibu.S
yang no 4 belum berkeluarga. Di dalam rumah Ibu.S tinggal dengan anaknya yang
no 4 yaitu Bp.E.
7. Tipe keluarga :
Tipe keluarga single-parent yaitu ibu dan anak
8. Latar belakang budaya :
Keluarga Ibu.S berasal dari suku Minang, bahasa yang digunakan sehari-
hari dirumah dan lingkungan sekitar adalah bahasa minang. Tidak ada
kebiasaan suku atau pantangan yang mengikat dalam keluarga, serta
tidak ada kepercayaan yang bertentangan dengan kesehatan
9. Agama :
Seluruh anggota keluarga Ibu.S beragama islam dan dalam melaksanakan
kegiatan beribadah sesuai dengan agama yaitu sholat dan berdoa.
10. Status sosial ekonomi :
Ibu.S sebagai IRT yang mempunyai rumah kos-kosan yang
mendapatkan uang Rp.1.000.000/bulan dan ditambah dari uang perbulan
yang diberi oleh anaknya dari penghasilan anaknya. Dan dapat
mencukupi kebutuhan sehari-hari. Pengelolaan keuangan dalam keluarga
Ibu.S yaitu Ibu.S sendiri.
11. Aktifitas waktu luang atau rekreasi keluarga :
Ibu. S mengisi waktu luang dengan duduk di depan rumah dan kadang
Ibu.S di ajak jalan – jalan kalau anak ny pulang.
B. TAHAP DAN RIWAYAT PERKEMBANGAN KELUARGA
12. Tahap perkembangan keluarga saat ini
Keluarga berada pada tahap perkembangan keluarga dengan anak dewasa
(pelepasan) dimana tahap ini dimulai pada saat anak pertama
meninggalkan rumah dan berakhir pada saat anak terakhir meninggalkan
rumah, dimana 1 anak Ibu. S yang no 4 belum berkeluarga.
13. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi.
Dimana salah satu anak ibu.S seharusnya sudah menikah tetapi sampai
sekarang belum menikah sehingga saat ini tahap yang belum terpenuhi
adalah anak dari ibu.S belum menikah sehingga tahap perkembangan
melepas anak belum terpenuhi
14. Riwayat keluarga inti
Ibu.S dan Bp.M menikah pada tahun 1952, masing-masing kedua orang
tua merestui perkawinannya. Ibu.S merupakan pilihannya sendiri tidak
dijodohkan. Setelah menikah Ibu.S melahirkan anak tertuanya yang
bernama Anak.E dan sekarang sudah berkeluarga, anak kedua yang
bernama Anak.E dan sekarang sudah berkeluarga, anak ketiga yang
bernama Anak.E dan sudah berkeluarga, anak keempat yang bernama
Anak.E dan sekarang belum berkeluarga, anak kelima yang bernama
Anak.L dan sekarang sudah berkeluarga,anak keenam bernama Anak.M
dan sekarang sudah berkeluarga, dan anak terakhir bernama Anak.I dan
sudah berkeluarga. Dikeluarga Ibu.S tidak terdapat penyakit keturunan
seperti hipertensi hanya Ibu.S yang hipertensi di dalam keluarga.
Keluarga Ibu.S mengatakan kalau tekanan Ibu.S naik keluarga hanya
memberi obat yang ada di rumah, jika tekanan darah Ibu.S naik yang
dirasakan Ibu.S adalah kuduk terasa berat.
15. Riwayat sebelumnya kesehatan keluarga
Riwayat hubungan keluarga : Keluarga Ibu.S selalu ramah kepada
tetangga dan sanak saudaranya termasuk keluarga Ibu.S sendiri .
Riwayat sebelumnya kesehatan keluarga : keluarga Ibu.S mengatakan
Ibu.S pernah dirawat di RSAM Bukittinggi pada tahun 2017 dengan
penyakit Hipertensi, Dan Bp.E juga mengatakan pada tahun 2018 pernah
dirawat di RSAM Bukittinggi selama 6 hari dengan diagnose hipertensi.
C. LINGKUNGAN
16. Karakteristik rumah
Luas rumah 96 m2 dengan panjang12 m dan lebar 8 m terdiri dari tiga
kamar tidur, satu ruang tamu, satu ruang keluarga, satu kamar mandi,
satu dapur. Setiap ruangan memiliki jendela sehingga sirkulasi udaranya
cukup baik. Dan penerangan menggunakan lampu. Kamar mandi dan wc
terpisah. Lantai rumah bersih, sumber air dari air tanah atau sumur bor.
Pembuangan sampah yaitu dengan di jemput oleh mobil sampah. Untuk
pembuangan saluran air dibuatkan pipa ke belakang rumah yang
berdekatan dengan septitank kira-kira 10 m dari jarak belakang rumah.
Lingkungan rumah yang aman, nyaman dan di samping rumah ada
pohon-pohon pelindung. Sarana komunikasi melalui hp dan transportasi
yaitu dengan menggunakan angkot. Di rumah terdapat beberapa TV.
17. Karakteristik tetangga atau komunitas
Rumah Ibu.S berada di wilayah kelurahan yang mayoritas penduduk
disekitarnya bekerja, ada yang berwiraswasta, buruh, pegawai, dan
pedagang. Sarana jalan menuju ke rumah Ibu.S sudah di aspal. Di sekitar
rumah terdapat rumah tetangga yang ada hubungan keluarga dengan
Ibu.S. Semua tetangga Ibu.S beragama islam serta memiliki sifat
kebersamaan dan bersuku minang, misalnya gotong royong,
membersihkan desa, menjenguk tetangga yang sakit, dan lain-lainnya.
18. Mobilitas geografis keluarga
Keluarga Ibu.S sampai sekarang tidak pernah berpindah-pindah tempat,
Ibu.S tinggal di sana sekitar kurang lebih 40 tahun
19. Interaksi dan Perkumpulan keluarga dengan masyarakat
Keluarga Ibu.S bukan tergolong yang aktif dalam mengikuti musyawarah
karena keadaan yang tidak mengizinkan, dan juga anak Ibu. S juga sering
di rumah dan tidak mengikuti kegiatan dalam masyarakat dan keagamaan
20. Sistem pendukung sosial keluarga
Selama Ibu.S sakit yang merawat anaknya yaitu Bp.E, untuk biaya
berobat Ibu. S menggunakan BPJS.
D. STRUKTUR KELUARGA
21. Pola komunikasi keluarga
Keluarga Ibu.S melakukan komunikasi secara terbuka, seperti pada saat
ada masalah atau selisih paham, sehingga anak-anaknya dapat memberi
masukan tentang suatu hal kepada Ibu.S. Ibu.S adalah Ibu yang baik
terhadap anak-anaknya dan tidak pemarah.
22. Struktur kekuatan keluarga
Keluarga Ibu.S selalu menguatkan satu sama lain begitupun dengan
anak-anaknya. Bp.E yang mengurus Ibu.S dengan penuh kasih sayang
23. Struktur peran
Ibu.S adalah Ibu sekaligus sebagai kepala keluarga yang penghasilan dari
rumah kos-kosan, dan peran ibu sering kali dalam pengelolaaan rumah.
dan Bp.E sebagai anak juga membantu Ibu.S dalam mengurus rumah
kos-kosan, dan Bp.E berperan merawat Ibu.S
24. Nilai, norma dan budaya.
Norma dan nilai yang berlaku di keluarga Ibu.S adalah norma dan nilai
yang ada di lingkungan rumah seperti berada di rumah saat magrib, tidak
keluar rumah lewat jam 10.
E. FUNGSI KELUARGA
25. Fungsi afektif
Ibu.S berharap anaknya menjadi anak yang sopan dan saling
menghormati dalam keluarga meskipun kadang-kadang ada pertengkaran
kecil dikarenakan hal sepele tapi setelah itu baik lagi.
26. Fungsi sosialisasi
Ibu.S mengatakan anggota keluarga saling mengenal satu dengan yang
lainnya dan tidak ada membeda-bedakan .
Fungsi perawatan kesehatan (riwayat kesehatan dan tugas kesehatan
keluarga)
a) Riwayat kesehatan sekarang
1) Anggota keluarga salah satu khususnya Ibu.S 5 tahun yang lalu
menderita hipertensi. Biasanya kalau tekanan darahnya meningkat
yang dirasakan oleh Ibu. S adalah kuduknya terasa berat dan
kambuh ketika Ibu.S banyak pikiran dan teringat anak-anaknya.
2) Keluarga mengatakan ibu.S jarang memeriksakan kesehatan ke
puskesmas, karena keadaan yang telah lanjut usia susah untuk
berjalan
3) Ibu.S sering mengkonsumsi obat dibeli di warung, obatnya adalah
amlodipin
4) Keluarga mengatakan makanan yang di konsumsi makanan yang
dibeli di warung dan makanan yang bersantan karena ibu sudah tua
dan anak nya juga laki-laki
5) Ibu.S mengatakan tidak pernah melakukan olahraga
6) Ibu.S mengatakan tidak mengkonsumsi sayur setiap hari
b) Riwayat kesehatan dahulu
1) Keluarga mengatakan Ibu.S pernah di rawat di RSAM bukittinggi
pada tahun 2017 dan 2018 dengan hipertensi kira-kira 1 minggu
5 Tugas perawatan keluarga :
1. Mengenal masalah kesehatan
Keluarga mengatakan hipertensi adalah tekanan darah tinggi, keluarga
mengatakan tanda–tanda hipertensi adalah pusing, kaku kuduk dan
sakit kepala.
2. Mengambil keputusan
Pada saat tekanan darah Ibu.S naik keluarga hanya memberikan obat
yang selalu ada di rumah dan menyuruh istirahat
3. Mampu merawat anggota keluarga
Anak Ibu.S merawat Ibu.S dengan pola makan kurang baik yang
sering membeli makan siap saji.
4. Modifikasi lingkungan
Keluarga mengatakan tidak tau cara modifikasi lingkungan pada
penderita hipertensi
5. Memanfaatkan yang ada pelayanan kesehatan
Kalau tekanan darah Ibu.S naik, Ibu.S hanya minum obat di rumah,
Ibu.S tidak memanfaatkan fasilitas kesehatan dengan baik, dan Ibu.S
jarang kontrol karena keadaan berjalan yang susah.
27. Fungsi reproduksi
Ibu.S mengatakan tidak mungkin punya anak karena sudah lanjut usia
dan suami sudah meninggal, dan Ibu.S sudah bangga memiliki 7 orang
anak.
28. Fungsi Ekonomi
Keluarga mengatakan kondisi keluarga cukup stabil dengan biaya uang
kos-kosan milik Ibu.S
F. KOPING DAN STRESS KELUARGA
29. Stresor Jangka Panjang dan Pendek
Jangka pendek (<6 bulan)
Keluarga mengatakan sementara tidak mempunyai masalah berat.
Jangka panjang (>6 bulan)
Pada saat sakit Ibu.S sangat cemas dengan keadaannya dan juga kalau
sakit memikirkan biaya kalau di rawat di rs.
30. Kemampuan Keluarga Terhadap Respon Masalah
Keluarga Ibu.S sangat cepat berespon dengan masalah, saling terbuka
dan saling berbagi kalau ada masalah dan selalu minta solusi satu sama
lain
31. Digunakan Strategi Koping
Keluarga Ibu.S selalu membicarakan masalah bersama keluarga dan
anak-anaknya
32. Strategi Adaptasi Disfungsional
Anggota keluarga dalam mengambil keputusan tidak pernah terdapat
perselisihan.
G. Pemeriksaan Fisik (Head to Toe)
Komponen Ibu Anak
TTV TD :160/90 mmHg
N : 85 x/i
RR : 20 x/i
T : 360C
TD : 120/80 mmHg
N : 82 x/i
RR : 20x/i
T : 360C
Kepala Inspeksi :
Bentuk kepala : Simetris
Kebersihan : Bersih, kotoran dan
ketombe tidak ada
Warna rambut : Putih beruban
Kulit kepala : Bersih, tidak
terdapat lesi
Adanya gerakan yang tidak
normal
Palpasi :
Nyeri kepala : Tidak adanya
nyeri
Inspeksi :
Bentuk kepala :
Simetris,
Kebersihan : Bersih,
kotoran dan ketombe
tidak ada
Warna rambut : Hitam
beruban
Kulit kepala : Bersih,
tidak terdapat lesi
Palpasi :
Nyeri kepala : Tidak
adanya nyeri
Mata Inspeksi :
Konjungtiva : Anemis
Sklera : Tidak ikterik
Pupil : Isokor
Peradangan : Tidak ada
Gerakan bola mata : Simetris
Alat bantu penglihatan : Alat
bantu tidak digunakan
Palpasi :
Kelopak mata : Nyeri tekan
Tidak ada
Inspeksi :
Konjungtiva : Anemis
Sklera : Tidak ikterik
Pupil : Isokor
Peradangan : Tidak
ada
Gerakan bola mata :
Simetris
Alat bantu penglihatan
: Menggunakan alat
bantu
Palpasi :
Kelopak mata : Nyeri
tekan Tidak ada
Hidung Inspeksi :
Bentuk : Simetris
Peradangan : peradangan Tidak
tampak adanya
Penciuman : Baik fungsi
penciuman
Palpasi :
Nyeri : Nyeri tidak ada
Inspeksi :
Bentuk : Simetris
Peradangan :
peradangan Tidak
tampak adanya
Penciuman : Baik
fungsi penciuman
Palpasi :
Nyeri : Nyeri tidak
ada
Telinga Inspeksi :
Bentuk : Simetris
Lesi : Tidak terdapat lesi
Kebersihan telinga luar : Telinga
Inspeksi :
Bentuk : Simetris
Lesi : Tidak terdapat
lesi
luar tampak bersih
Kebersihan lubang telinga :
Tampak bersih lubang telinga
Palpasi :
Daun telinga : Nyeri tekan tidak
ada
Kebersihan telinga
luar : Telinga luar
tampak bersih
Kebersihan lubang
telinga : Tampak
bersih lubang telinga
Palpasi :
Daun telinga : Nyeri
tekan tidak ada
Mulut dan
gigi
Inspeksi :
Mukosa : Mukosa bibir kering
Bibir pecah-pecah : Ada
Kebersihan gigi : Gigi tampak
kurang bersih
Gigi tampak tinggal 4 buah
Inspeksi :
Mukosa : Mukosa
bibir kering
Bibir pecah-pecah :
Ada
Kebersihan gigi : Gigi
tampak kurang bersih
Gigi tampak lengkap
Leher dan
Tenggorokan
Inspeksi :
Bentuk : Simetris
Palpasi :
Kelenjer limfe : Tidak ada
pembesaran
Pembesaran kelenjar tyroid :
Tidak ada pembesaran
Inspeksi :
Bentuk : Simetris
Palpasi :
Kelenjer limfe : Tidak
ada pembesaran
Pembesaran kelenjar
tyroid : Tidak ada
pembesaran
Dada 1. Paru-paru
Inspeksi :
Bentuk dada : Simetris dan tidak
ada lesi pada daerah dada
Palpasi : Nyeri tekan pada dada
tidak ada
Perkusi : Sonor
Auskultasi : Suara nafas
vesikuler
2. Jantung
Inspeksi : Dada simetris
Palpasi : Pembengkakan Tidak
ada
Perkusi : Suara pekak
Auskultasi : Reguler
1. Paru-paru
Inspeksi :
Bentuk dada : Simetris
dan tidak ada lesi pada
daerah dada
Palpasi : Nyeri tekan
pada dada tidak ada
Perkusi : Sonor
Auskultasi : Suara
nafas vesikuler
2. Jantung
Inspeksi : Dada
simetris
Palpasi :
Pembengkakan Tidak
ada
Perkusi : Suara pekak
Auskultasi : Reguler
Abdomen Inspeksi : Simetris, tidak
terdapat luka bekas operasi
Auskultasi : Bising usus normal
8x/i
Inspeksi : Simetris,
tidak terdapat luka
bekas operasi
Auskultasi : Bising
Perkusi : Tympani
Palpasi : Tidak teraba massa,
nyeri tekan tidak ada
usus normal 8x/i
Perkusi : Tympani
Palpasi : Tidak teraba
massa, nyeri tekan
tidak ada
Ekstremitas 1. Atas
Inspeksi : Lesi tidak ada, kedua
tangan berfungsi dengan baik
Palpasi : Nyeri tekan tidak ada
2. Bawah
Inspeksi : Lesi tidak ada, kedua
kaki tidak lagi berfungsi dengan
baik dan tidak bisa untuk
berjalan jauh.
Palpasi : Nyeri tekan tidak ada
1.Atas
Inspeksi : Lesi tidak
ada, kedua tangan
berfungsi dengan baik
Palpasi : Nyeri tekan
tidak ada
3. Bawah
Inspeksi : Lesi tidak
adal, kedua kaki
berfungsi dengan baik
Palpasi : Nyeri tekan
tidak ada
H. HARAPAN KELUARGA TERHADAP PERAWAT
Keluarga berharap Ibu.S dapat sembuh dan petugas kesehatan dapat
memberi pelayanan kesehatan dengan baik
I. ANALISA DATA
TANGGAL DATA MASALAH
DS :
1. Salah satu anggota keluarga
khususnya Ibu.S 5 tahun yang lalu
menderita hipertensi.
2. Biasanya kalau tekanan darahnya
meningkat yang dirasakan oleh Ibu
S adalah kuduknya terasa berat dan
kambuh ketika Ibu.S banyak pikiran
dan teringat anak-anaknya
3. Keluarga mengatakan ibu.S jarang
memeriksakan kesehatan ke
puskesmas, karena keadaan yang
telah lanjut usia susah untuk
Ketidakefektifan
manajemen
kesehatan keluarga
berjalan
4. Ibu.S sering mengkonsumsi obat
yang dibeli di warung, obatnya
adalah amlodipin
5. Keluarga mengatakan makanan
yang di konsumsi makanan yang
dibeli di warung dan makanan yang
bersantan karena ibu sudah tua dan
anak ny juga laki-laki
6. Ibu.S mengatakan tidak pernah
melakukan olahraga
7. Ibu.S mengatakan tidak
mengkonsumsi sayur setiap hari
DO :
1. Tekanan darah Ibu.S 160/90 mmHg
2. Keluarga tampak tidak tahu cara
merawat keluarga dengan hipertensi
3. Keluarga tampak tidak tahu makan
yang baik untuk keluarga dengan
hipertensi
4. Keluarga tampak tidak tahu
lingkungan yang baik untuk
keluarga dengan hipertensi
5. Keluarga tampak tidak
memanfaatkan fasilitas kesehatan
3.2 DIAGNOSA KEPERAWATAN
Ketidakefektifan manajemen kesehatan keluarga
Skala prioritas masalah
Masalah : ketidakefektifan manajemen kesehatan keluarga
NO KRITERIA BOBOT PERHITU
NGAN
PEMBENARAN
1 Sifat masalah :
Aktual : 3
1 3/3x1=1 Keluarga tidak
mengetahui tentang
merawat keluarga
hipertensi dengan baik
2 Kemungkinan
masalah dapat
diubah :
Sebagian : 1
2 1/2x2=1 Dengan informasi yang
cukup, akan pengetahuan
dan menambah wawasan
keluarga mengenai
hipertensi
3 Kemungkinan
masalah dapat
dicegah :
Tinggi : 3
1 3/3x1=1 Hipertensi adalah
penyakit yang dapat
dikendalikan apabila
keluarga mengetahui
4 Menonjol
masalah :
Segera ditangani :
2
1 2/2x1=1 Masalah dirasakan oleh
ibu.S dan bisa menjadi
lebih serius bila tidak
ditangani
Total skor 4
3.3 RENCANA KEPERAWATAN
NO DATA DIAGNOSA NOC NIC
1 DS :
1. Salah satu anggota
keluarga khususnya
Ibu.S 5 tahun yang
lalu menderita
hipertensi.
2. Biasanya kalau
tekanan darahnya
meningkat yang
dirasakan oleh Ibu.S
adalah kuduknya
terasa berat dan
kambuh ketika
Ibu.S banyak pikiran
dan teringat anak-
anaknya
3. Keluarga mengatakan
ibu.S jarang
memeriksakan
kesehatan ke
puskesmas, karena
keadaan yang telah
lanjut usia susah
untuk berjalan
Domain 1 : promosi
kesehatan
Kelas 2 : manajemen
kesehatan
(00080)
ketidakefektifan
manajemen
kesehatan keluarga
Keluarga mampu mengenal
Level 1
Domain IV : pengetahuan
tentang kesehatan dan perilaku
Hasil yang menggambarkan
sikap, pemahaman, dan tindakan
dengan menghormati kesehatan
dan penyakitnya
Level 2
Kelas S : pengetahuan tentang
kesehatan
Hasil yang menggambarkan
pemahaman individu dalam
mengaplikasikan informasi
untuk meningkatkan,
mempertahankan dan
memelihara kesehatan
Level 3
Hasil :
(1803) pengetahuan : proses
penyakit
Keluarga mampu mengenal
Level 1
Domain III : perilaku
Memberikan dukungan fungsi
psikososial dan memfasilitasi
perubahan gaya hidup
Level 2
Kelas S : pendidikan pasien
Intervensi untuk
memfasilitasi keluarga untuk
belajar
Level 3
Intervensi :
(5515) peningkatan kesadaran
kesehatan
(5602) pengajaran proses
penyakit
4. Ibu.S sering
mengkonsumsi obat
yang dibeli di
warung, obatnya
adalah amlodipin
5. Keluarga mengatakan
makanan yang di
konsumsi makanan
yang dibeli di
warung dan
makanan yang
bersantan karena ibu
sudah tua dan anak ny
juga laki-laki
6. Ibu.S mengatakan
tidak pernah
melakukan olahraga
7. Ibu.S mengatakan
tidak mengkonsumsi
sayur setiap hari
DO :
1. Tekanan darah
Ibu.S 160/90 mmHg
2. Keluarga tampak
tidak tahu cara
merawat keluarga
dengan hipertensi
Keluarga mampu mengambil
keputusan
Domain IV : pengetahuan
tentang kesehatan dan perilaku
Kelas Q : perilaku kesehatan
Hasil menggambarkan tindakan
individu dalam meningkatkan
atau memperbaiki kesehatan
Hasil :
(1606) partisipasi dalam
keputusan perawatan kesehatan
Kelas R : kepercayaan tentang
kesehatan
Hasil yang menggambarkan ide
dan persepsi individu yang
mempengaruhi perilaku
kesehatan
Hasil :
(1700) kepercayaan mengenal
kesehatan
Keluarga mampu
mengambil keputusan
Domain III : Perilaku
Kelas P : terapi kognitif
Intervensi yang dilakukan
untuk memperkuat atau
meningkatkan fungsi kognitif
yang diharapkan atau
merubah tugas kognitif yang
tidak diharapkan
Intervensi :
(5540) peningkatan kesiapan
pembelajaran
Kelas R : bantuan koping
Intervensi untuk membantu
orang lain untuk membangun
kekuatan diri,
untuk beradaptasi pada
perubahan fungsi atau
menerima tingkatan fungsi
yang lebih tinggi
Intervensi :
(5250) dukungan
pengambilan keputusan
3. Keluarga tampak
tidak tahu makan
yang baik untuk
keluarga dengan
hipertensi
4. Keluarga tampak
tidak tahu lingkungan
yang baik untuk
keluarga dengan
hipertensi
5. Keluarga tampak
tidak memanfaatkan
fasilitas kesehatan
Keluarga mampu merawat
anggota keluarga
Domain III : kesehatan
psikososial
Hasil yang menggambarkan
fungsi psikologis dan sosial
Kelas M : kesejahteraan
psikologis
Hasil yang menggambarkan
kesehatan emosi dan persepsi
individu terkait diri
Hasil :
(1211) tingkat kecemasan
(1201) harapan
Kelas O : kontrol diri
Hasil yang menggambarkan
kemampuan untuk mengekang
perilaku yang mungkin secara
emosi atau fisik bisa
membahayakan diri atau orang
lain
Hasil :
(1411) kontrol diri terhadap
gangguan makan
Keluarga mampu merawat
anggota keluarga
Domain III : perilaku
Kelas O : terapi perilaku
Intervensi yang dilakukan
untuk memperkuat atau
meningkatkan perilaku yang
diharapkan atau merubah
perilaku yang tidak
diharapakan
Intervensi :
(4350) manajemen perilaku
(4360) modifikasi perilaku
Kelas S : pendidikan pasien
Untuk memfasilistasi
pembelajaran
Intervensi :
(5616) pengajaran : peresepan
obat-obatan
Keluarga mampu
memodifikasi lingkungan
Level 1
Domain IV : pengetahuan
tentang kesehatan dan perilaku
Kelas T : kontrol risiko dan
keamanan
Hasil yang menggambarkan
status keamanan individu dan
tindakan untuk menghindari,
membatasi, mengontrol ancaman
kesehatan yang telah
teridentifikasi
Hasil :
(1904) kontrol risiko : pengguna
an obat
Keluarga mampu
memanfaatkan fasilitas
kesehatan
Level 1
Domain VII : kesehatan
komunitas
Hasil yang menggambarkan
kesehatan, kesejahteraan, dan
Keluarga mampu
memodifikasi lingkungan
Level 1
Domain IV : keagamaan
Perawatan yang mendukung
perlindungan terhadap
ancaman
Kelas V : manajemen risiko
Intervensi yang dilakukan
untuk menurunkan risiko dan
memantau risiko yang
secara terus-menerus
sepanjang waktu
Intervensi :
(6480) manajemen
lingkungan
Keluarga mampu
memanfaatkan fasilitas
kesehatan
Level 1
Domain VII : komunitas
Perawatan yang mendukung
kesehatan komunitas
Level 2
fungsi dari komunitas atau
populasi
Level 2
Kelas CC : Perlindungan
kesehatan komunitas
Hasil yang menggambarkan
struktur dan program komunitas
untuk menghilangkan atau
menurunkan risiko kesehatan
dan peningkatan resistensi
terhadap ancaman kesehatan
Level 3
Hasil :
(2807) keefektifan skrining
kesehatan komunitas.
Kelas D : manajemen risiko
komunitas
Intervensi yang membantu
mendeteksi atau mencegah
risiko kesehatan pada seluruh
komunitas
Intervensi :
(6520) skrining kesehatan
3.4 Implementasi Keperawatan
NO HARI/TANGGAL DIAGNOSA IMPLEMENTASI EVALUASI TANDA
TANGAN
1 Jumat/21 Juni
2019
Jam 14.00
Ketidakefektifan
manajemen
kesehatan
keluarga
1. Kemampuan keluarga
mengenal hipertensi
a. Kaji tingkat pengetahuan
pasien terkait dengan proses
penyakit yang spesifik
b. Review pengetahuan pasien
mengenai kondisinya
c. Kenali pengetahuan pasien
mengenai kondisinya
d. Jelaskan tanda dan gejala
yang umun dari penyakit,
sesuai kebutuhan
e. Jelaskan mengenai proses
penyakit, sesuai kebutuhan
f. Identifikasi kemungkinan
penyebab, sesuai kebutuhan
S :
Ibu.S atau anaknya
mengatakan hipertensi
adalah tekanan darah tinggi
yang lebih dari 140/90
mmHg
Anak Ibu.S mengatakan
tanda dan gejala hipertensi
kuduk terasa berat, pusing,
dan sakit kepala .
O :
Keluarga terlihat
mendengarkan dengan baik
saat dilakukan penyuluhan
A :
Tujuan kemampuan
keluarga mengenal sudah
tercapai
Jumat/21 Juni
2019
Jam 14.00
2. Keluarga mampu mengambil
keputusan
a. Tentukan apakah terdapat
perbedaan antara pandangan
pasien dan pandangan
penyedia perawatan
kesehatan mengenai kondisi
pasien
b. Bantu pasien untuk
mengklarifikasi nilai dan
harapan yang mungkin akan
membantu dalam membuat
pilihan yang penting daam
hidupnya
c. Informasikan pada pasien
mengenai pandangan-
pandangan atau solusi
alternatif dengan cara yang
jelas dan mendukung
d. Bantu pasien
mengidentifikasi keuntungan
dan kerugian dari setiap
alternatif pilihan
P :
Lanjutkan kepada tugas
keluarga no 2
S :
Keluarga mengatakan akan
merubah perilakunya
berkaitan dengan
pengobatan hipertensi
O :
Keluarga terlihat serius
pada saat dilakukan edukasi
A :
Tujuan kemampuan
keluarga mengambil
keputusan sudah tercapai
P :
Lanjutkan kepada tugas
keluarga no 3
Jumat/21 juni 2019
Jam 16.00
e. Fasilitasi percakapan pasien
mengenai tujuan perawatan
f. Fasilitasi pengambilan
keputusan kolaboratif
3. Keluarga mampu merawat
anggota keluarga
a. Tentukan motivasi pasien
terhadap perubahan
perilakunya
b. Bantu pasien untuk dapat
mengidentifikasi kekuatan
dirinya dan menguatkannya
c. Dukungan untuk mengganti
kebiasaan yang tidak
diinginkan
d. Dukung pasien untuk
memeriksa perilakunya
sendiri
e. Bantu pasien dalam
mengidentifikasi meskipun
hanya keberhasilan sedikit
S :
Ibu.S mengatakan akan
mengurangi membeli
makan yang dibeli di
warung
Keluarga mengatakan
akan meningkatkan
mengkonsumsi sayur
Keluarga mengatakan
telah mengerti dari
pendidikan kesehatan
yang diberikan oleh
perawat
O :
Keluarga terlihat mengerti
dan memahami tentang
pendidikan kesehatan
A :
Jumat/21 juni 2019
Jam 16.00
4. Keluarga mampu
memodifikasi lingkungan
a. Ciptakan lingkungan yang
aman bagi pasien
b. Identifikasi kebutuhan
keselamatan pasien
berdasarkan fungsi fisik dan
kognitif serta riwayat di masa
lalu
c. Singkirkan bahaya
lingkungan
d. Singkirkan benda-benda
berbahaya dari lingkungan
Tujuan kemampuan
keluarga mampu merawat
anggota keluarga sudah
tercapai
P :
Lanjutkan kepada tugas
keluarga no 4
S :
Keluarga mengatakan
sudah mengetahui
lingkungan yang baik untuk
hipertensi seperti yang
aman, terhindar dari cidera
dan tidak menimbulkan
stress
O :
Keluarga terlihat sudah
paham mengenai
lingkungan untuk hipertensi
A :
Tujuan kemampuan
keluarga mampu
Jumat/21 juni 2019
Jam 16.00
5. Keluarga mampu
memanfaatkan fasilitas
kesehatan
a. Tentukan populasi target
untuk dilakukannya
pemeriksaan kesehatan
b. Sediakan akses yang mudah
bagi layanan skrining
c. Jadwalkan pertemuan untuk
meningkatkan efisensi dan
perawatan individual
d. Berikan kenyamanan selama
prosedur skrining
memodifikasi lingkungan
sudah tercapai
P :
Lanjutkan kepada tugas
keluarga no 5
S :
Ibu.S mengatakan akan
menggunakan atau
berkunjung ke puskesmas
untuk pengobatan
hipertensinya.
O :
Ibu.S terlihat sudah paham
tentang memanfaatkan
fasilitas kesehatan
A :
Tujuan kemampuan
keluarga
mampu memanfaatkan
fasilitas sudah tercapai
P :
Intervensi dilanjutkan oleh
petugas puskesmas
BAB IV
PEMBAHASAN
Selama penulis melakukan pada asuhan keperawatan keluarga ibu.S dengan
Hipertensi di Puskesmas Gulai Bancah pada tanggal 19 Juni 2019 sampai 21
Juni 2019. Perlu ada beberapa hal yang dibahas dan diperhatikan. Asuhan
keperawatan dalam penerapan keluarga tersebut penulis telah berusaha
mencoba menerapkan pada asuhan keperawatan keluarga ibu. S dengan
Hipertensi sesuai dengan teori – teori yang ada sesuai dengan tahap – tahap
proses keperawatan di mulai dari pengkajian, diagnose keperawatan,
intervensi, implementasi dan evaluasi.
4.1 Pengkajian
Menurut Padila, 2012 Pengkajian merupakan satu tahapan dimana
perawat mengambil data dengan pengumpulan informasi terus menerus
dan keputusan professional yang mengandung arti terhadap informasi
yang dikumpulkan. Pengumpulan data keluarga berasal dari berbagai
sumber : wawancara, observasi rumah keluarga dan fasilitasnya,
pengalaman yang dilaporkan anggota keluarga.
Sesuai dengan teori yang dijabarkan diatas penulis melakukan pengkajian
pada keluarga Ibu.S dengan menggunakan format pengkajian keluarga,
metode wawancara, observasi dan pemeriksaan fisik untuk menambah
data yang diperlukan. Saat dilakukan pengkajian pada tanggal 19-21 Juni
2019 Ibu.S mengatakan jarang melakukan pemeriksaan tekanan darah ke
pelayanan kesehatan, Ibu.S mengatakan tidak mengkonsumsi sayur setiap
hari, Ibu.S mengatakan sering mengkonsumsi makanan yang bersantan
dan siap saji, Ibu.S mengatakan sering mengkonsumsi obat yang di beli
di warung dan dilakukan pemeriksaan tekanan darah didapatkan hasil
160/90 mmHg.
Pada saat pengkajian Ibu.S mengatakan masih sering mengosumsi garam
yang berlebihan, mengosumsi makanan yang bersantan, serta Ibu.S tidak
pernah mengikuti senam hipertensi dan berolahraga. Faktor-faktor resiko
hipertensi diubah tidak dapat yaitu riwayat keluarga, usia, jenis kelamin
dan etnis. Sedangkan faktor-faktor dapat diubah resiko yaitu stress,
obesitas, Nutrisi (mengosumsi garam yang belebihan) dan
penyalahgunaan obat.
Pada umumnya data keluarga terkaji, data yang tadi untuk hipertensi ada
nyeri tapi pada saat kunjungan pasien tidak merasakan nyeri karena pada
saat kunjungan tekanan darah pasien tidak naik.
4.2 Diagnosa Keperawatan
Menurut (Carpento 2006) diagnosa keperawatan adalah respon manusia
(resiko perubahan pola atau status kesehatan) dari individu atau
kelompok.
Pada tinjauan teoritis, ditemukan 2 diagnosa keperawatan yaitu :
1. Nyeri
2. Ketidakefektifan manajemen kesehatan keluarga
Sedangkan pada tinjauan kasus, saat dikaji ditemukan di keluarga 1
diagnosa yaitu ketidakefektifan manajemen kesehatan keluarga dengan
data jarang melakukan pemeriksaan kesehatan ke pelayanan kesehatan,
mengkonsumsi obat tidak sesuai resep dokter, sering mengkonsumsi
makanan siap saji, tidak pernah melakukan kegiatan olahraga, dan jarang
mengkonsumsi sayur.
4.3 Rencana Keperawatan
Menurut Potter Perry, 2005 perencanaan adalah kegiatan keperawatan:
meletakan pada klien pusat tujuan, menetapkan ingin dicapai hasil dan
untuk mencapai tujuan memilih intervensi keperawatan.
Dalam menyusun rencana tindakan keparawatan pada klien berdasarkan
prioritas masalah yang ditemukan tidak semua rencana tindakan pada
teori dapat ditegakkan pada tinjauan kasus karena rencana tindakan pada
tinjauan kasus disesuaikan dengan keluhan yang dirasakan klien saat
dilakukan pengakajian.
Dalam penyusunan rencana keperawatan Ibu.S dilakukan bersama
keluarga sehingga rencana yang dilaksanakan merupakan rumusan
keluarga dan penulis hanya memberikan arahan serta bimbingan. Dalam
penyusunan rencana tindakan keperawatan lebih menekankan pada
kemandirian keluarga dalam melaksanakan dan mengemban lima tugas
keluarga bidang kesehatan dengan memberikan penyuluhan dan
motivasi, karena disebabkan penyebab timbulnya masalah berkaitan erat
dengan pengetahuan dan perilaku keluarga.
Dalam penyusunan penulis sedikit kesulitan dalam menyusun rencana
keperawatan yang akan di laksanakan pada keluarga, serta dalam
penyusunan rencana keperawatan tersebut sudah disesuaikan dengan
potensi yang ada dalam keluarga Ibu.S
Adapun intervensi yang di lakukan sesuai dengan diagnose keperawatan
Keluarga Ibu.S adalah sebagai berikut : pengajaran proses penyakit,
dukungan pengambilan keputusan, modifikasi perilaku, manajemen
lingkungan, dan skrining kesehatan
4.4 Implementasi Keperawatan
Rohmah, & Walid, 2012 Implementasi adalah realisasi untuk mencapai
tujuan rencana tindakan yang telah ditetapkan. Kegiatan dalam
pelaksanaan meliputi pengumpulan data berkelanjutan, mengobservasi
respon klien selama dan sesudah pelaksanaan penyuluhan, serta menilai
data yang baru.
Pelaksanaan tindakan keperawatan antara tinjauan teori dengan kasus
dianggap sesuai walaupun masih ada sedikit kekurangan. Yang dimaksud
adalah dalam kenyataan dilapangan tidak sepenuhnya rencana tindakan
dapat dilaksanakan dengan baik mengingat waktu penulis dengan
keluarga hanya 3 hari.
Dari tindakan keperawatan yang direncanakan tidak semua sesuai dengan
pelaksanaan sehingga dapat dikatakan belum sepenuhnya terlaksana
sehingga perlu dilanjutkan oleh pihak puskesmas. Namun juga ada yang
telah terlaksana berdasarkan teori yang di dapatkan .
Tindakan implementasi dilakukan pada tanggal 19 sampai 21 Juni 2019
dan sesuai dengan intervensi yang telah direncanakan. Tindakan pertama
yang dilakukan yaitu mengkaji tanda-tanda vital. Pengkajian tanda-tanda
vital dilakukan pada hari rabu, 19 Juni pukul 14.00 WIB dan pengkajian
selanjutnya dilakukan pada setiap kunjungan rumah pukul 10.00 WIB.
Hasil yang didapatkan dari pengkajian yaitu TD 160/90mmHg, N
85x/menit, R 20x/menit dan S 36 0 C.
Tindakan yang kedua yaitu pada hari kamis 20 Juni pukul 10.00 WIB
menjelaskan kepada klien mengenai semua tentang hipertensi .
Tindakan yang ketiga yaitu pada hari Jum’at 21 Juni pukul 15.00 WIB
dengan didaptkan respon baik ibu.S paham dengan penjelasan mengenai
penyakit hipertensi.
4.5 Evaluasi Keperawatan
Dalam melaksanakan evaluasi hanya bersifat evaluasi terstruktur, yaitu
evaluasi hasil mengacu kepada evaluasi akhir yaitu mengevaluasi
diagnosa. Manajemen pemeliharaan eveluasi yang dilakukan hanya pada
saat penyuluhan waktu itu, sehingga evaluasi yang penulis lakukan hanya
evaluasi dari intervensi yang sudah dilakukan belum mengevaluasi
terhadap diagnosa yang dirumuskan. Maka dari itu dalam melakukan
asuhan keperawatan untuk mencapai hasil yang maksimal memerlukan
adanya kerja sama antara penulis dengan klien, perawat, dokter, dan tim
kesehatan lainnya.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari pelaksanaan Asuhan Keperawatan Keluarga dengan Anggota Keluarga
Yang Mengalami Hipertensi Di Puskesmas Gulai Bancah pada tanggal 19 –
21 juni 2019 dapat disimpulkan :
5.1.1 Pengkajian
Pengkajian Asuhan Keperawatan Keluarga dengan Anggota Keluarga
yang Mengalami Hipertensi Di Puskesmas Gulai Bancah Tahun 2019
dapat dilakukan dengan baik. Data yang ditemukan selaras dengan
konsep teoritis antara lain data yang dikumpulkan berisikan data
keluarga, struktur keluarga, fungsi keluarga, dan pemeriksaan fisik.
5.1.2 Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan yang penulis temukan pada Asuhan
Keperawatan Keluarga dengan Anggota Keluarga Yang Mengalami
Hipertensi Di Puskesmas Gulai Bancah Tahun 2019 adalah
Ketidakefektifan Manajemen Kesehatan Keluarga.
5.1.3 Intervensi Keperawatan
Intervensi pada keluarga dengan hipertensi antara lain : pengajaran
proses penyakit, dukungan pengambilan keputusan, modifikasi
perilaku, pengajaran peresepan obat-obatan, manajemen lingkungan,
dan skrining kesehatan.
5.1.4 Implementasi Keperawatan
Implementasi yang dilakukan pada keluarga dengan hipertensi antara
lain : mengkaji terkait pasien tingkat pengetahuan proses penyakit,
menentukan apakah terdapat pandangan pasien dan pandangan
penyedia perawatan kesehatan mengenai kondisi pasien, menentukan
motivasi pasien terhadap perubahan perilakunya, menciptakan aman
lingkungan bagi pasien, dan menentukan populasi target untuk
dilakukan pemeriksaan kesehatan.
5.1.5 Evaluasi Keperawatan
Evaluasi yang didapatkan meningkatkan pengetahuan, memodifikasi
perilaku, dan manajemen lingkungan.
5.2 Saran
5.2.1 Bagi Keluarga Klien
Disarankan keluarga mampu memberikan perawatan yang baik di
rumah, juga untuk terus mempraktekkan tindak lanjut yang telah
diberikan, serta mampu memberikan dukungan dan pemulihan
kesehatan.
5.2.2 Bagi Institusi Pendidikan
Penulis Karya Tulis Ilmiah yang benar-benar ilmiah dalam pengkajian
maupun pendokumentasian untuk mendapatkan data secara akurat.
5.2.3 Bagi Insitusi Kesehatan
Disarankan bagi pihak puskesmas untuk melakukan kunjungan rumah
dan memberikan penyuluhan secara terstruktur mengenai Hipertensi
kepada keluarga dan klien di Puskesmas Gulai Bancah, sehingga klien
mempunyai pengetahuan dan motivasi dalam mencegah penyakit.
DAFTAR PUSTAKA
Ali, Z. 2010. Pengantar Keperawatan Keluarga. Jakarta: EGC
Asmadi. 2008. Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta: EGC
Badan Penelitian dan Perkembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI. 2018.
Riset Kesehatan Dasar ( RISKESDAS )
Brunner & Suddarth. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal-Bedah. Edisi 8. Volume
2. Jakarta: EGC
Friedman, Marilyn M dkk 2010. Buku Ajar : Keperawatan Keluarga Riset, Teori &
Praktik. Jakarta : EGC
Harmoko. 2012. Asuhan Keperawatan Keluarga. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Kemenkes RI. Info Data Dan Informasi Kesehatan Indonesia Tahun 2013. Jakarta :
Kemenkes RI; 2014
Mubarrak, dkk. 2011. Ilmu keperawatan komunitas 2, Konsep dan aplikasi. Jakarta:
Salemba Medika
Muttaqin, Arif. 2009. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan
sistem Kardiovaskular dan Hematodologi. Jakarta: Salemba Medika
Muttaqin, Arif 2014. Pengantar Asuhan keperawatan klien Dengan Gangguan Sistem
Kardiovaskular. Jakarta : Salemba Medika
Nuraini, B. 2015 Risk Fators of Hypertension. Faculty of Medicine. University of
Lampung
Nurarif & Kusuma 2015. Asuhan keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis &
NANDA NIC-NOC. Jogjakarta : Mediaction
Price and Wilson. 2005. Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit Edisi 6. Vol.2. Jakarta
: EGC
Riskesdas. 2013. Riset Kesehatan Dasar; RISKESDAS. Jakarta: Balitbang Depkes RI
Setiadi. 2008. Konsep dan Keperawatan Keluarga. Yogyakarta: Graha Ilmu
SIRKESNAS. 2016. Survei Indikator Kesehatan Nasional. Jakarta: Badan Penelitian
Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI.
Sudiharto. 2012. Asuhan keperawatan Keluarga dengan pendekatan Keperawatan
Transtruktual. Jakarta :EGC
Triyanto, Endang. 2014. Pelayanan Keperawatan Bagi Penderita Hipertensi secara
Terpadu. Yogyakarta: Nuha Medika
Yonata, A., Satria, A. 2016 Hipertensi sebagai Faktor Pencetus Terjadinya Stroke.
Majority
Widyanto, Faisalado., C. 2014. Keperawatan Komunitas dengan Pendekatan Praktis.
Yogyakarta : Nuha Medika
SATUAN ACARA PENYULUHAN
TENTANG PENYAKIT HIPERTENSI
STIKES PERINTIS SUMBAR BUKITTINGGI
Pokok Pembahasan : Hipertensi
Sub Pokok Pembahasan : Pengertian Hipertensi, Penyebab Hipertensi, Tanda
dan Gejala Hipertensi, Diet Hipertensi, Pencegahan
Hipertensi
Sasaran : Ibu.S
Jam : 14.00 WIB
Waktu : 25 menit
Tanggal : 20 JUNI 2019
Tempat : Rumah Ibu.S
A. Tujuan Umum
Setelah diberikan penyuluhan 25 menit, diharapkan Ibu.S mampu mengerti dan
memahami tentang hipertensi
B. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan selama 25 menit tentang hipertensi, diharapkan Ibu. S
dapat:
1. Menjelaskan tentang hipertensi
2. Menyebutkan penyebab hipertensi
3. Menyebutkan tanda dan gejala hipertensi
4. Menjelaskan tentang diet hipertensi
5. Menjelaskan tentang pencegahan hipertensi
C. Materi Penyuluhan (Terlampir)
1. Pengertian hipertensi
2. Penyebab hipertensi
3. Tanda dan gejala hipertensi
4. Diet hipertensi
5. Pencegahan hipertensi
D. Metode Penyuluhan
1. Ceramah
2. Tanya Jawab
E. Media
1. Leaflet
2. Lembar balik
F. Kegiatan Penyuluhan
No Tahap
Kegiatan
Waktu Kegiatan Penyuluhan Sasaran Media
1. Pembukaan 5 menit a. Mengucapkan salam
b. Memperkenalkan diri
c. Menyampaikan
tentang tujuan pokok
materi
d. Menyampaikan pokok
pembahasan
e. Kontrak waktu
Menjawab salam
Mendengarkan dan
menyimak
Bertanya mengenai
perkenalan dan
tujuan jika ada yang
kurang jelas
Kata-kata/
kalimat
2. Pelaksanaan 15
menit
a. Penyampaian Materi
b. Menjelaskan tentang
pengertian hipertensi
c. Menjelaskan penyebab
hipertensi
d. Menjelaskan tanda dan
gejala hipertensi
e. Menjelaskan tentang
diet hipertensi
f. Menjelaskan
pencegahan hipertensi
g. Tanya Jawab
Mendengarkan dan
menyimak
Bertanya mengenai
hal-hal yang belum
jelas dan dimengerti
Lembar balik
Leaflet
h. Memberikan
kesempatan pada
peserta untuk bertanya
3. Penutup 5 menit a. Melakukan evaluasi
b. Menyampaikan
kesimpulan materi
c. Mengakhiri pertemuan
dan menjawab salam
Sasaran dapat
menjawab tentang
pertanyaan yang
diajukan
Mendengar
Memperhatikan
Menjawab salam
Kata-kata/
kalimat
G. Evaluasi
Diharapkan Ibu.S mampu :
1. Menjelaskan tentang pengertian hipertensi
2. Menjelaskan tentang penyebab hipertensi
3. Menjelaskan tanda dan gejala hipertensi
4. Menjelaskan tentang diet hipertensi
5. Menjelaskan tentang pencegahan hipertensi
HIPERTENSI
A. Pengertian
Menurut WHO, batas tekanan darah yang masih dianggap normal adalah
140/90 mmHg dan tekanan darah sama atau diatas 160/95 mmHg dinyatakan
hipertensi.
Jadi Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah tekanan darah yang lebih dari
140/90 mmHg.
B. Penyebab Hipertensi
1. Asupan garam yang tinggi
2. Strees psikologis
3. Faktor genetik (keturunan)
4. Kurang olahraga
5. Kebiasaan hidup yang tidak baik seperti merokok dan alkohol
6. Penyempitan pembuluh darah oleh lemak/kolesterol tinggi
7. Peningkatan usia
8. Kegemukan
C. Tanda dan Gejala Hipertensi
Adapun tanda-tanda gejala pada hipertensi antara lain
1. Kepala pusing
2. Gemetar
3. Sering marah - marah
4. Jantung berdebar-debar
5. Tekanan darah lebih dari 140/90 mmHg
6. Keringat berlebihan
7. Gangguan penglihatan
8. Rasa berat ditekuk
D. Diet Hipertensi
1. Makanan yang dianjurkan untuk penderita hipertensi :
a. Sumber karbohidrat seperti biscuit, singkong, roti, tepung, mie, tapioca, nasi
b. Sumber protein nabati seperti tahu, tempe dan kacang-kacangan
c. Sumber vitamin (buah dan sayuran) seperti buah jeruk, pisang, melon, tomat, dll
2. Makanan yang dibatasi
a. Garam dapur
b. Makanan yang diawetkan dengan garam seperti ikan asin, asinan
c. Makanan yang tinggi lemak dan kolesterol
E. Pencegahan Hipertensi
1. Periksakan tekanan darah secara teratur ke pelayanan kesehatan terdekat
2. Diet hipertensi
3. Menjaga keseimbangan berat badan
4. Hindari minum-minuman keras (alkohol) dan kurangi/hentikan merokok
5. Istirahat yang cukup
6. Hindari strees
7. Olahraga yang teratur
DAFTAR PUSTAKA
http://www.antaranews.com/print/1188369274/hipertensi/7769001,id.html
hafifahparwaningtyas.blogspot.com/2011/03/asuhan-keperawatan-pada lansia dengan
hipertensi. html/m=1
www.godiabetescare.com/hipertensi.html
HIPERTENSI
DISUSUN OLEH :
MAHASISWA STIKes PERINTIS PADANG
WAHYU DWI JUMAIDA
STIKES PERINTIS PADANG
TAHUN 2019
Hipertensi bukan suatu penyakit,
melainkan suatu gangguan tekanan darah
yang dapat dicegah dengan penyesuaian
gaya hidup.
Tekanan darah tinggi adalah peningkatan
tekanan dalam pembuluh darah dimana
bagian atas (sistolik) > 140 mmHg dan
bagian bawah (diastolik) > 90 mmHg
Asupan garam yang tinggi
Strees psikologis
Faktor genetik (keturunan)
Kurang olahraga
Kebiasaan hidup yang tidak baik seperti
merokok dan alkohol
Penyempitan pembuluh darah oleh
lemak/kolesterol tinggi
Peningkatan usia
Kegemukan
Tanda dan Gejala Hipertensi
o Kepala pusing
o Gemetar
o Sering marah - marah
o Jantung berdebar-debar
o Tekanan darah lebih dari 140/90
mmHg
o Keringat berlebihan
o Gangguan penglihatan
o Rasa berat ditekuk
o Sukar tidur
PENGERTIAN
HIPERTENSI
PENYEBAB HIPERTENSI
Jenis-jenis hipertensi
Kategori Sistol Diastol
Ringan 140 – 159 90 -95
Sedang 160 - 179 100 – 109
Berat 180 - 200 110 – 120
1. Makanan yang dianjurkan untuk
penderita hipertensi
o Sumber karbohidrat seperti biscuit,
singkong, roti, tepung, mie, tapioca,
nasi
o Sumber protein nabati seperti tahu,
temped an kacang-kacangan
o Sumber vitamin (buah dan sayuran)
seperti buah jeruk, pisang, melon,
tomat, dll
2. Makanan yang dibatasi
o Garam dapur
o Makanan yang diawetkan dengan
garam seperti ikan asin, asinan
o Makanan yang tinggi lemak dan
kolesterol
1. Periksakan tekanan darah secara
teratur ke pelayanan kesehatan
terdekat
2. Diet hipertensi
3. Menjaga keseimbangan berat badan
4. Hindari minum-minuman keras
(alkohol) dan kurangi/hentikan
merokok
5. Istirahat yang cukup
6. Hindari strees
7. Olahraga yang teratur
TERIMA KASIH
Diet Hipertensi
Pencegahan Hipertensi
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Identitas pribadi
Nama : WAHYU DWI JUMAIDA
Tempat/tanggal lahir : TARUNG-TARUNG, 03 OKTOBER 1997
Agama : ISLAM
Jumlah saudara : 5 ORANG
Anak ke : 2 (DUA)
Alamat : TARUNG-TARUNG KEC. IX KOTO SUNGAI LASI
KAB. SOLOK SUMBAR
Identitas orang tua
Ayah : MASRIAL
Ibu : ARTISMI
Riwayat Pendidikan
1. Tamat SD Negeri 02 TARUNG-TARUNG : Tahun 2004-2010
2. Tamat SMP Negeri 2 IX KOTO SUNGAI LASI : Tahun 2010-2013
3. Tamat SMA Negeri 2 SOLOK : Tahun 2013-2016
4. D III Keperawatan STIKes Perintis Padang : Tahun 2016-2019
top related