bab iv hasil penelitian dan...
Post on 27-Mar-2019
218 Views
Preview:
TRANSCRIPT
53
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini akan membahas hasil penelitian yang telah dilakukan.
Dimana pembahasan hasil penelitian meliputi rencana tindakan, pelaksanaan
observasi dan tindakan, hasil tindakan, dan refleksi yang dijabarkan per siklus
pada setiap pertemuan. Kemudian dilengkapi analisis data rekapitulasi Pra Siklus,
Siklus I dan Siklus II serta pembahasan hasil penelitian. Secara rinci akan
diuraikan sebagai berikut.
4.1 Deskripsi Siklus I
4.1.1 Rencana Tindakan
Rencana pelaksanaan pembelajaran disusun berdasarkan kompetensi dasar
dan indikator pembelajaran di dalam silabus IPA Kelas 5 Semester 2. RPP siklus I
dirancang dalam 3 kali pertemuan dimana pertemuan pertama dan kedua
penyampaian materi dengan menerapkan Metode Inkuiri dan pertemuan ketiga
adalah pemantapan materi dengan diadakannya tes formatif siswa. Tes formatif
digunakan untuk mengukur hasil belajar siswa. Tahapan perencanaan yang
dilakukan adalah sebagai berikut.
Pada pertemuan pertama peneliti melakukan diskusi dengan guru kelas 5
mengenai materi pembelajaran yang akan disajikan serta alat penunjang lain yang
perlu disiapkan. Sebelum melaksanakan proses belajar mengajar peneliti
mempersiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan pokok bahasan
“Gaya Magnet”. Persiapan alat dan bahan menggunakan media KIT IPA tentang
gaya magnet antara lain: Percobaan ( Mengelompokkan benda –benda magnetis
dan non magnetis ), selain KIT Magnet yang digunakan perlu ditambahkan benda
– benda yang menunjang untuk mengelompokkan benda – benda magnetis dan
non magnetis. Bahannya antara lain : paku, peniti, klip ( warna dan logam ),
kertas, jarum pentul, kancing baju, uang, karet gelang, penghapus, paku payung,
kain flanel, dan jarum jahit.
54
Pada pertemuan kedua siklus I materi dilanjutkan mengenai gaya gesek
dan gaya grafitasi. Siswa akan melakukan 2 percobaan yaitu pada percobaan
pertama mengenai gaya gesek. Siswa difasilitasi bahan – bahan yang menunjang
percobaan, yaitu antara lain balok kayu, papan, papan ( dilapisi kertas minyak,
karton, dan kain ). Untuk percobaan kedua mengenai gaya grafitasi bahan – bahan
yang digunakan adalah kertas, kertas yang diremas, buku, pensil, daun kering, dan
daun basah. Pada pertemuan ketiga merupakan tindak lanjut dari hasil belajar dan
kekurangan / kelebihan pada pertemuan sebelumnya. Peneliti menyiapkan lembar
kerja siswa, lembar evaluasi yang berisi butur-butir soal uraian setelah di uji
validitas dan reliabilitas untuk mengukur hasil belajar dari siklus I, dan lembar
observasi peneliti.
Langkah-langkah pembelajaran yang dirancang disesuaikan dengan
Metode Inkuiri. Untuk mengetahui penerapannya di kelas, yang dilakukan peneliti
yakni menyiapkan lembar observasi penerapan Metode Inkuiri tersebut. Dengan
adanya lembar observasi ini peneliti dengan bantuan observer 2 dapat mengamati
lebih jelas kesesuaian tindakan yang dilakukan di kelas dengan langkah – langkah
yang seharusnya dilakukan. Di dalam lembar observasi terdapat dua kolom
pelaksanaan yang harus di centang ( √ ) yakni Terlaksana jika tindakan yang
dilakukan dalam kegiatan belajar mengajar sesuai dengan langkah pembelajaran
yang sesuai dengan metode, serta Belum Terlaksana jika langkah tersebut tidak
diimplementasikan di dalam kelas. Sebelum dilaksanakannya tindakan di kelas,
instrumen yang dibutuhkan untuk mengukur hasil belajar siswa juga disusun
berdasarkan indikator yang telah ditetapkan peneliti.
4.1.2 Pelaksanaan Observasi dan Tindakan
4.1.2.1 Pelaksanaan Observasi
Pelaksanaan observasi dilakukan hanya pada pertemuan pertama dan
kedua. Hal ini dikarenakan pada pertemuan ketiga tidak ada proses pembelajaran
sesuai dengan lembar observasi yang mengacu pada langkah penerapan metode
yang digunakan. Secara garis besar, berikut hasil pelaksanaan observasi pada
siklus I yang dapat dilihat pada Tabel 16.
55
Tabel 16 Hasil Lembar Observasi Aktivitas Guru Siklus I
Aspek yang
diamati Indikator
Pertemuan 1
Pertemuan 2
T BT T BT
Kegiatan Awal
Melakukan kegiatan apersepsi dan menyampai-kan tujuan pembelajaran.
√ _ √ _
Guru menyajikan sebuah permasalahan yang berhubungan dengan materi yang akan disampaikan.
√ _ √ _
Siswa dibentuk kelompok untuk mengumpulkan data dari percobaan untuk memecahkan masalah.
√ _ √ _
Guru merangsang dan mengajak siswa berfikir memecahkan masalah dengan mengadakan tanya jawab dan menyampaikan materi secara singkat.
_ √ √ _
Guru merangsang siswa untuk mengajukan jawaban sementara dari permasalahan yang sedang di bahas.
√ _ √ _
Kegiatan Inti
Guru memfasilitasi siswa dengan media yang telah disiapkan dalam mengumpulkan informasi yang tepat untuk memecahkan permasalahan.
√ _ √ _
Guru memberikan petunjuk langkah kerja dan mengatur jalannya presentasi dari masing-masing kelompok.
_ √ _ √
Guru memberikan konfirmasi jawaban dari hasil percobaan dan hipotesis awal.
√ _ √ _
Kegiatan Akhir
Guru bersama dengan siswa menarik kesimpulan dari materi yang baru saja dipelajari
√ _ √ _
Refleksi berupa penanaman nilai moral. √ _ √ _
Jumlah 8 2 9 1
Berdasarkan Tabel 16 hasil lembar observasi aktivitas guru Siklus I
pertemuan pertama, langkah – langkah kegiatan pembelajaran yang mengacu
pada penerapan metode Inkuiri berbantuan media KIT IPA mencapai 80% atau
sebanyak 8 pernyataan dari 10 pernyataan sesuai dengan tindakan yang dilakukan
di kelas. Kegiatan yang belum sesuai dengan perencanaan dapat dilihat pada tabel
56
diberikan tanda (-) yaitu antara lain pada saat kegiatan tanya jawab guna
merangsang siswa untuk memecahkan masalah, guru hanya terfokus pada
beberapa siswa saja, serta saat membagikan lembar kerja siswa, guru belum
maksimal menyampaikan langkah kerja yang akan dilakukan. Hal ini dikarenakan
kondisi kelas yang cenderung sedikit ramai.
Pada pertemuan kedua dapat diketahui bahwa 90% dari 10 pernyataan
sudah dilakukan dengan baik, hanya ada 1 pernyataan yang belum dilakukan
sesuai rencana, yaitu masih dengan kondisi kelas yang saat akan dibagi dalam
kelompok kembali ramai seperti saat pelaksanaan pertemuan pertama, sehingga
guru belum maksimal dalam memberikan petunjuk langkah kerja siswa. Meskipun
demikian, pada pertemuan kedua ini terdapat peningkatan dari pertemuan pertama
dimana guru memberikan kesempatan yang luas pada siswa untuk mengadakan
tanya jawab.
4.1.2.2 Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan tindakan dalam siklus I dilakukan dalam 3 kali pertemuan
sesuai dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Masing–masing
pertemuan berlangsung selama 2 jam pelajaran (70 menit). Pertemuan pertama
dilaksanakan pada hari Jumat tanggal 10 April 2015 serta pertemuan kedua dan
ketiga dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal 11 April 2015.
(1) Pertemuan Pertama
Pelaksanaan pada siklus I ini terdiri dari tiga pertemuan. Pada pertemuan
pertama siklus I dilaksanakan pada pukul 07.00 – 08.10 guru mengawali
pembelajaran dengan mengulas sedikit pembelajaran sebelumnya dan
memberikan apersepsi yang berhubungan dengan materi yang akan dipelajari
yaitu dengan menunjukkan atraksi sulap menggunakan “permen ajaib” dengan
menarik benda yang terbuat dari besi dan benda – benda kecil lainnya dan
menyampaikan tujuan pembelajaran. Guru membentuk siswa dalam beberapa
kelompok, masing masing kelompok terdiri dari 4 -5 siswa. Siswa diminta
mengidentikasi mengapa benda dapat menempel pada permen ajaib dan
menuliskan jawabannya digulungan kertas yang dimasukkan kedalam botol.
57
Guru membagikan lembar kerja masing masing kelompok untuk dibaca
bersama – sama kemudian membagikan KIT Magnet tiap kelompok. Guru
menjelaskan langkah kerja sebelum melakukan percobaan. Selanjutnya masing –
masing kelompok mengidentifikasi benda – benda yang sudah dibagikan guru
termasuk benda magnetis atau benda non magnetis. Selama siswa melakukan
percobaan dalam rangka mengumpulkan data, guru berkeliling memberikan
bimbingan pada kelompok yang mengalami kesulitan.
Selanjutnya, setiap perwakilan kelompok menunjukkan hasil diskusi
didepan kelas, sedangkan kelompok lain memberikan tanggapan dari jawaban
kelompok yang sedang presentasi. Kegiatan presentasi berulang dari satu
kelompok ke kelompok lain. Guru bersama dengan siswa membuka jawaban
sementara yang telah dibuat oleh siswa diawal pembelajaran, dan guru
memberikan penguatan atas jawaban beberapa siswa serta menghubungkan
dengan hasil percobaan.
Guru bersama siswa merangkum dan membuat kesimpulan tentang materi
yang baru saja dipelajari dan siswa menyampaikan pendapatnya tentang
pembelajaran hari ini.
(2) Pertemuan Kedua
Penelitian siklus I pertemuan kedua dilaksanakan pada hari sabtu 11 April
2015 pukul 07.00 - 08.10 guru mengawali pembelajaran dengan meminta siswa
salah satu siswa memindahkan meja yang ada didepan kelas. Jika siswa tersebut
mengalami kesulitan dalam memindahkan meja, siswa tersebut diberikan
kesempatan untuk memilih teman untuk membantunya memindahkan meja. Guru
menyampaikan tujuan pembelajaran dan memotifas siswa untuk memperhatikan
pembelajaran hari ini. Selanjunya guru mengadakan tanya jawab mengenai
kegiatan yang baru saja teman mereka lakukan, siswa mengidentifikasi apa yang
menyebabkan benda sulit bergeser ? dan meminta siswa untuk menuliskannya
pada selembar kertas kemudian memasukkan pada botol yang telah disediakan
oleh guru sebagai jawaban sememtara dari permasalahan yang dimunculkan guru.
58
Guru membagikan lembar kerja masing masing kelompok untuk dibaca
bersama – sama. Guru menjelaskan langkah kerja sebelum melakukan percobaan
yang terdiiri dari 2 percobaan. Percobaan pertama mengenai gaya gesek dan
percobaaan kedua mengenai gaya grafitasi. Untuk percobaan gaya gesek masing –
masing kelompok mendapatkan bahan – bahan yang dapat dilakukan dan
didiskusikan didalam ruang kelas, sedangkan untuk percobaan gaya gravitasi guru
memfasilitasi siswa untuk keluar kelas menguji cobakan percobaannya dilapangan
sekolah.
Selama siswa melakukan percobaan dalam rangka mengumpulkan data,
guru berkeliling memberikan bimbingan pada kelompok yang mengalami
kesulitan. Selanjutnya, setiap perwakilan kelompok menunjukkan hasil
percobaannya didepan kelas, sedangkan kelompok lain memberikan tanggapan
dari jawaban kelompok yang sedang presentasi. Kegiatan presentasi berulang dari
satu kelompok ke kelompok lain. Untuk menguji hipotesis yang sudah
dilaksanakan diawal pembelajaran tadi, guru bersama dengan siswa membuka
jawaban sementara yang telah dimasukkan kedalam botol. Guru memberikan
penguatan atas jawaban beberapa siswa serta menghubungkan dengan hasil
percobaan.
Guru memberikan kesempatan pada siswa untuk bertanya tentang
kesulitan yang mereka alami dan menjelaskan kembali bagian yang ditanyakan
oleh siswa. Guru bersama siswa merangkum dan membuat kesimpulan tentang
materi yang baru saja dipelajari dan siswa menyampaikan pendapatnya tentang
pembelajaran hari ini.
(3) Pertemuan Ketiga
Pertemuan ketiga dari siklus I dilaksanakan pada tanggal 11 April 2015
pukul 09.30 – 10.40. Kegiatan pembelajaran diawali guru dengan merivew
pembelajaran pada pertemuan pertama dan kedua. Dimana guru mengadakan
tanya jawab untuk mengukur pemahaman siswa sebelum mengadakan tes dan
memberikan motivasi ataupun semangat untuk mengerjakan soal tes.
59
Guru memberikan kesempatan siswa untuk bertanya tentang kesulitan
sebelum siswa mengerjakan soal evaluasi. Selanjutnya siswa mengerjakan soal
evaluasi yang terdiri dari 7 soal uraian. Soal yang diberikan kepada siswa sudah
melalui proses uji validitas dan reliabilitas. Guru bersama siswa menyimpulkan
materi pelajaran selama 3 kali pertemuan tersebut.
4.1.3 Hasil Tindakan Siklus I
Hasil Tindakan pada siklus I ini berupa hasil belajar IPA yang diperoleh
siswa setelah pembelajaran selesai dilaksanakan yaitu pada pertemuan ketiga
siklus I. Pada akhir pertemuan ketiga, siswa mengerjakan tes sesuai dengan
materi yang sudah disampaikan guru selama dua hari tersebut. Siswa mengerjakan
tes dengan jumlah 7 soal uraian yang sudah di uji tingkat validitas dan
reliabilitasnya.
Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) pelajaran IPA di SDN Dadapayam
02 adalah 60. Berdasarkan skor yang diperoleh siswa dari hasil evaluasi siklus I,
maka dapat dibuat tabel distribusi frekuensi hasil belajar siswa. Untuk
mempermudah dalam membuat tabel distribusi frekuensi, menurut Subana
(2000:48) rentang skor hasil belajar yang perlu dilakukan yaitu menentukan
Jangkauan (J), Banyaknya kelas (K), dan Panjang kelas (P). Adapun rumus yang
digunakan adalah sebagai berikut:
Jangkauan = Nilai Tertinggi - Nilai Terendah
= 92 - 52
= 40
Kelas Interval = 1+3,3 (log n)
= 1 + 3,3 (log 24)
= 1 + 3,3 ( 1,38)
= 5,55 boleh 5 atau 6, dalam penelitian siklus I ini
digunakan pembulatan 6
Panjang Interval : ���������
����� �������� =
��
�= 6,66 dibulatkan menjadi 7
60
Setelah melakukan perhitungan diatas, maka berdasarkan nilai yang
diperoleh siswa kelas 5 SDN Dadapayam 02 disajikan tabel distribusi frekuensi
hasil belajar siklus I yang dapat dilihat pada Tabel 17.
Tabel 17 Distribusi Hasil Belajar IPA Siklus I
Nilai Frekuensi Presentase 50 – 56 9 37,5 % 57 – 63 1 4,2 % 64 – 70 4 16,7 % 71 – 77 3 12,5 % 78 – 84 2 8,3 % 85 − 91 5 20,8 %
Jumlah 24 100 %
Nilai Rata – Rata 68,3 Nilai Tertinggi 90 Nilai Terendah 50
Berdasarkan tabel 17 distribusi hasil belajar IPA Siklus I, hasil yang
diperoleh siswa pada Siklus I mengalami peningkatan dibandingkan dengan
kondisi awal. Dapat dilihat dari nilai rata-rata pada kondisi awal yaitu 59,3
meningkat menjadi 68,3 dari jumlah 24 siswa. Sedangkan untuk ketuntasan siswa
dapat dilihat pada Tabel 18 berikut :
Tabel 18 Rekapitulasi Ketuntasan Hasil Belajar IPA Siklus I
Ketuntasan Nilai Frekuensi Presentase
Tuntas ≥60 15 62,5 % Belum Tuntas <60 9 37,5 %
Jumlah 24 100%
Dari Tabel 18 rekapitulasi ketuntasan hasil belajar IPA Siklus I, terdapat
15 siswa yang tuntas (62,5 %) dan 9 siswa yang belum tuntas (37,5 %) atau belum
memenuhi kriteria ketuntasan IPA yaitu ≥60. Diagram ketuntasan hasil belajar
Siklus I dapat dilihat pada Gambar 2 berikut :
Gambar 2
4.1.4 Refleksi
Melalui refleksi dapat diketahui bahwa
sesuai dengan rencana dan langkah
Inkuiri berbantuan media KIT IPA. Pada pertemuan pertama masih terdapat
kekurangan dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar,
guna merangsang siswa untuk memecahkan masalah, guru hanya terfokus pada
beberapa siswa saja, serta saat membagikan lembar kerja siswa
maksimal menyampaikan
kondisi kelas yang cenderung sed
kelompok belum mau memberikan tanggapan atas presentasi kelompok lain yang
sedang membacakan hasil percobaan maupun diskusinya.
kedua, kekurangan tersebut sudah bisa teratasi namun belum semua.
mendapati kondisi kelas yang saat akan dibagi dalam kelompok kembali ramai
seperti saat pelaksanaan pertemuan pertama, sehingga guru belum maksimal
dalam memberikan petunjuk langkah kerja siswa
pertemuan kedua ini terdapat peni
memberikan kesempatan yang luas pada siswa untuk mengadakan tanya jawab.
Beberapa siswa sudah mulai berani memberikan tanggapan mereka dan kegiatan
pembelajaran sudah sesuai dengan rencana dan sintaks.
Dari kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan, hasil belajar siswa
dalam mata pelajaran IPA menggunakan Metode Inkuiri berbantuan media KIT
IPA mengalami peningka
dapat dilihat dari jumlah siswa yang sudah memen
kondisi awal (prasiklus)
Gambar 2 Diagram Ketuntasan Hasil Belajar IPA Siklus I
Melalui refleksi dapat diketahui bahwa kegiatan pembelajaran cukup
sesuai dengan rencana dan langkah – langkah pembelajaran menggunakan Metode
Inkuiri berbantuan media KIT IPA. Pada pertemuan pertama masih terdapat
kekurangan dalam pelaksanaan kegiatan belajar mengajar, kegiatan tanya jawab
guna merangsang siswa untuk memecahkan masalah, guru hanya terfokus pada
beberapa siswa saja, serta saat membagikan lembar kerja siswa
maksimal menyampaikan langkah kerja yang akan dilakukan. Hal ini dikarenakan
as yang cenderung sedikit ramai, serta pada masing
kelompok belum mau memberikan tanggapan atas presentasi kelompok lain yang
sedang membacakan hasil percobaan maupun diskusinya. Namun pada pertemuan
kedua, kekurangan tersebut sudah bisa teratasi namun belum semua.
kondisi kelas yang saat akan dibagi dalam kelompok kembali ramai
seperti saat pelaksanaan pertemuan pertama, sehingga guru belum maksimal
dalam memberikan petunjuk langkah kerja siswa. Meskipun demikian
pertemuan kedua ini terdapat peningkatan dari pertemuan pertama
memberikan kesempatan yang luas pada siswa untuk mengadakan tanya jawab.
Beberapa siswa sudah mulai berani memberikan tanggapan mereka dan kegiatan
pembelajaran sudah sesuai dengan rencana dan sintaks.
tan pembelajaran yang telah dilakukan, hasil belajar siswa
dalam mata pelajaran IPA menggunakan Metode Inkuiri berbantuan media KIT
IPA mengalami peningkatan. Setelah melakukan kegiatan pembelajaran siklus I
dapat dilihat dari jumlah siswa yang sudah memenuhi KKM. Dimana pada
(prasiklus) jumlah siswa yang tuntas hanya 10 siswa ( 41,7 % ),
62,50%
37,50%
Hasil Belajar Siklus 1
Tuntas
Belum Tuntas
61
Diagram Ketuntasan Hasil Belajar IPA Siklus I
kegiatan pembelajaran cukup
langkah pembelajaran menggunakan Metode
Inkuiri berbantuan media KIT IPA. Pada pertemuan pertama masih terdapat
kegiatan tanya jawab
guna merangsang siswa untuk memecahkan masalah, guru hanya terfokus pada
beberapa siswa saja, serta saat membagikan lembar kerja siswa, guru belum
langkah kerja yang akan dilakukan. Hal ini dikarenakan
serta pada masing – masing
kelompok belum mau memberikan tanggapan atas presentasi kelompok lain yang
Namun pada pertemuan
kedua, kekurangan tersebut sudah bisa teratasi namun belum semua. Masih
kondisi kelas yang saat akan dibagi dalam kelompok kembali ramai
seperti saat pelaksanaan pertemuan pertama, sehingga guru belum maksimal
Meskipun demikian, pada
ngkatan dari pertemuan pertama dimana guru
memberikan kesempatan yang luas pada siswa untuk mengadakan tanya jawab.
Beberapa siswa sudah mulai berani memberikan tanggapan mereka dan kegiatan
tan pembelajaran yang telah dilakukan, hasil belajar siswa
dalam mata pelajaran IPA menggunakan Metode Inkuiri berbantuan media KIT
pembelajaran siklus I
uhi KKM. Dimana pada
jumlah siswa yang tuntas hanya 10 siswa ( 41,7 % ),
62
setelah dilakukan tindakan dengan menggunakan Metode Inkuiri berbantuan
media KIT IPA jumlah siswa yang tuntas meningkat menjadi 15 anak ( 62,5 % )
namun belum mencapai inkdikator kinerja yang telah ditetapkan.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa penerapan Metode Inkuiri
berbantuan media KIT IPA sudah meningkatkan hasil belajar IPA siswa namun
belum berhasil mencapai indikator yang telah ditetapkan. Serta belum semuanya
sesuai dengan rencana yang telah dibuat, terutama pada proses pembelajaran yang
menunjukkan kondisi kelas yang cenderung ramai untuk guru menyampaikan
langkah kerja dan masih terdapat siswa yang belum mau menyampaikan pendapat
ketika kelompok lain presentasi, sehingga harus dilanjutkan ke siklus II.
Berdasarkan observasi siklus I, hal – hal yang perlu dilakukan untuk
memperbaiki pembelajran pada siklus berikutnya antara lain :
(1) Untuk mengatasi kekurangan dari tiap pertemuan yang telah dilakukan,
maka guru harus lebih mengkondisikan kelas terlebih dahulu sebelum
memulai pembelajaran, dimana pembelajaran belum akan dimulai ketika
kondisi belum tenang, sehingga pembelajaran akan berjalan lebih optimal.
(2) Dilakukan pengarahan ulang dalam menyampaikan langkah kerja.
Diusahakan dengan kalimat yang jelas dan mudah dipahami oleh siswa,
sehingga siswa tidak ramai sendiri saat melakukan diskusi / percobaan
karena belum memahami langkah kerjanya.
(3) Saat kegiatan presentasi, guru memberikan motivasi pada siswa kelompok
lain untuk lebih mencermati apa yang dipresentasikan kelompok yang
maju didepan, sehingga kelompok lain dapat memberikan tanggapan pada
kelompok yang sedang presentasi.
4.2 Deskripsi Siklus II
Pada bagian ini akan diuraikan mengenai tahap perencaanaan, pelaksanaan
tindakan dan observasi, hasil tindakan dan refleksi. Berdasarkan catatan perbaikan
pelaksanaan dalam pembelajaran IPA yang menerapkan Metode Inkuiri
berbantuan media KIT IPA, masih didapati kondisi kelas yang cenderung ramai
untuk guru menyampaikan langkah kerja percobaan serta kurangnya motivasi
63
siswa dalam menyampaikan pendapatnya. Selain itu masih adanya siswa yang
belum mencapai KKM, maka di dalam siklus II ini dilakukan perbaikan kembali
agar catatan – catatan yang terdapat pada siklus I tidak terulang kembali.
4.2.1 Rencana Tindakan
Rencana pelaksanaan pembelajaran disusun berdasarkan kompetensi dasar
dan indikator pembelajaran di dalam silabus IPA Kelas 5 Semester 2. RPP siklus
II dirancang dalam 3 kali pertemuan dimana pertemuan pertama dan kedua
penyampaian materi serta penerapan Metode Inkuiri dan pertemuan ketiga adalah
pemantapan materi serta diadakannya tes formatif siswa. Tes formatif untuk
mengukur hasil belajar siswa. Tahapan perencanaan yang dilakukan adalah
sebagai berikut.
Pada pertemuan pertama peneliti melakukan diskusi dengan guru kelas 5
mengenai materi pembelajaran yang akan disajikan serta alat penunjang lain yang
perlu disiapkan. Sebelum melaksanakan proses belajar mengajar peneliti
mempersiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan pokok bahasan
“Pesawat sederhana ( Pengungkit dan bidang miring )”. Persiapan alat dan bahan
menggunakan media KIT IPA tentang pesawat sederhana ( pengungkit dan bidang
miring ) antara lain: Percobaan pertama ( Pengungkit ), selain KIT Pengungkit
yang digunakan perlu ditambahkan benda – benda yang menunjang untuk
mengidentifikasi berbagai jenis pesawat sederhana berupa pengungkit. Bahannya
antara lain : Gunting, Pinset, Pemotong Kuku, Stapler, dan Pembuka botol. Untuk
percobaan kedua ( Bidang miring ) diperlukan bahan – bahan diantarannya KIT
bidang miring, Papan, dan tali.
Pertemuan kedua kedua siklus I ini materi dilanjutkan dengan pokok
bahasan “Pesawat sederhan” ( Katrol dan Roda ). Siswa akan melakukan 2
percobaan yaitu pada percobaan pertama mengenai katrol, siswa difasilitasi bahan
– bahan yang menunjang percobaan, yaitu antara lain satu buah katrol tetap,
gantungan, tali, beban pemberat, satu buah katrol rangkap, dan Satu buah katrol
bebas. Untuk percobaan kedua mengenai roda bahan – bahan yang digunakan
adalah KIT ( balok kayu ) dan roda.
64
Pada pertemuan ketiga merupakan tindak lanjut dari hasil belajar dan
kekurangan / kelebihan pada pertemuan sebelumnya. Peneliti menyiapkan lembar
kerja sisiwa, lembar evaluasi yang berisi butur-butir soal setelah di uji validitas
dan reliabilitas untuk mengukur hasil belajar dari siklus II, dan lembar observasi
peneliti.
Langkah-langkah pembelajaran yang dirancang disesuaikan dengan
Metode Inkuiri. Untuk mengetahui penerapannya di kelas, yang dilakukan peneliti
yakni menyiapkan lembar observasi penerapan Metode Inkuiri tersebut. Di dalam
lembar observasi terdapat dua kolom pelaksanaan yang harus di centang ( √ )
yakni Terlaksana jika tindakan yang dilakukan dalam kegiatan belajar mengajar
sesuai dengan langkah pembelajaran yang sesuai dengan metode, serta Belum
Terlaksana jika langkah tersebut tidak diimplementasikan di dalam kelas.
Sebelum dilaksanakannya tindakan di kelas, instrumen yang dibutuhkan untuk
mengukur hasil belajar siswa juga disusun berdasarkan indikator yang telah
ditetapkan peneliti.
4.2.2 Pelaksanaan Observasi dan Tindakan
4.2.2.1 Pelaksanaan Observasi
Pelaksanaan observasi pada siklus II ini dilakukan hanya pada pertemuan
pertama dan kedua. Hal ini dikarenakan pada pertemuan ketiga tidak ada proses
pembelajaran sesuai dengan lembar observasi yang mengacu pada langkah
penerapan metode yang digunakan. Secara garis besar, berikut hasil pelaksanaan
observasi pada siklus II yang dapat dilihat pada Tabel 19.
65
Tabel 19 Hasil Lembar Observasi Aktivitas Guru Siklus II
Aspek yang
diamati Indikator
Pertemuan 1
Pertemuan 2
T BT T BT
Kegiatan Awal
Melakukan kegiatan apersepsi dan menyampai-kan tujuan pembelajaran. √ _ √ _
Guru menyajikan sebuah permasalahan yang berhubungan dengan materi yang akan disampaikan.
√ _ √ _
Siswa dibentuk kelompok untuk mengumpulkan data dari percobaan untuk memecahkan masalah.
√ _ √ _
Guru merangsang dan mengajak siswa berfikir memecahkan masalah dengan mengadakan tanya jawab dan menyampaikan materi secara singkat.
√ _ √ _
Guru merangsang siswa untuk mengajukan jawaban sementara dari permasalahan yang sedang di bahas.
√ _ √ _
Kegiatan Inti
Guru memfasilitasi siswa dengan media yang telah disiapkan dalam mengumpulkan informasi yang tepat untuk memcahkan permasalahan.
√ _ √ _
Guru memberikan petunjuk langkah kerja dan mengatur jalannya presentasi dari masing-masing kelompok.
√ _ √ _
Guru memberikan konfirmasi jawaban dari hasil percobaan dan hipotesis awal. √ _ √ _
Kegiatan Akhir
Guru bersama dengan siswa menarik kesimpulan dari materi yang baru saja dipelajari √ _ √ _
Refleksi berupa penanaman nilai moral. √ _ √ _
Jumlah 10 0 10 0
Berdasarkan Tabel 19 hasil lembar observasi aktivitas guru siklus II
pertemuan pertama dan kedua, menunjukkan semua langkah – langkah kegiatan
pembelajaran sesuai dengan sintak metode inkuiri berbantuan media KIT IPA
yang mencapai 100% atau sebanyak 10 pernyataan sesuai dengan tindakan yang
dilakukan di kelas. Hal ini dapat dilihat dari pemberian tanda (√) pada semua
kolom terlaksana.
66
4.2.2.2 Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan tindakan pembelajaran dalam siklus II dilakukan dalam 3 kali
pertemuan sesuai dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Masing–
masing berlangsung selama 2 jam pelajaran (70 menit). Pertemuan pertama
dilaksanakan pada hari Senin tanggal 13 April 2015, pertemua kedua dan ketiga
dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 14 April 2015.
(1) Pertemuan Pertama
Pelaksanaan pada siklus II ini terdiri dari tiga pertemuan. Pada pertemuan
pertama siklus II dilaksanakan pada tanggal 13 April 2015 pada pukul 09.30-
10.40 guru mengawali pembelajaran dengan mengulas sedikit pembelajaran
sebelumnya dan memberikan apersepsi yang berhubungan dengan materi yang
akan dipelajari yaitu dengan menunjukkan sebuah gambar – gambar benda yang
menggunakan prinsip kerja pengungkit dan menyampaikan tujuan pembelajaran.
Guru membentuk siswa dalam beberapa kelompok, masing masing kelompok
terdiri dari 4-5 siswa. Siswa diminta mengidentikasi permasalahan –
permasalahan yang berhubungan dengan gambar dan menuliskan jawabannya
digulungan kertas yang dimasukkan kedalam botol.
Guru membagikan lembar kerja masing masing kelompok untuk dibaca
bersama – sama kemudian membagikan KIT pengungkit dan bidang miring tiap
kelompok. Guru menjelaskan langkah kerja sebelum melakukan percobaan.
Selanjutnya masing – masing kelompok mengidentifikasi benda – benda yang
sudah dibagikan guru termasuk golongan pengungkit jenis berapa dan prinsip
kerja pada bidang miring. Selama siswa melakukan percobaan dalam rangka
mengumpulkan data, guru berkeliling memberikan bimbingan pada kelompok
yang mengalami kesulitan. Selanjutnya, setiap perwakilan kelompok
menunjukkan hasil percobaannya didepan kelas, sedangkan kelompok lain
memberikan tanggapan dari jawaban kelompok yang sedang presentasi. Kegiatan
presentasi berulang dari satu kelompok ke kelompok lain.
Guru bersama dengan siswa membuka jawaban sementara yang telah
dibuat oleh siswa diawal pembelajaran, dan guru memberikan penguatan atas
67
jawaban beberapa siswa serta menghubungkan dengan hasil percobaan. Guru
bersama siswa merangkum dan membuat kesimpulan tentang materi yang baru
saja dipelajari dan siswa menyampaikan pendapatnya tentang pembelajaran hari
ini.
(2) Pertemuan Kedua
Penelitian siklus II pertemuan kedua dilaksanakan pada hari selasa 14
April 2015 pukul 07.30-08.40 guru mengawali pembelajaran dengan meminta
salah satu siswa untuk mengangkat ember yang berisi batu yang ada didepan kelas
tanpa diangkat. Jika ember tidak berpindah, guru meminta tambahan dua siswa
lagi untuk mengangkat ember tersebut. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
dan memotifasi siswa untuk memperhatikan pembelajaran hari ini. Selanjunya
guru mengadakan tanya jawab mengenai kegiatan yang baru saja teman mereka
lakukan, siswa mengidentifikasi apa yang menyebabkan ember sulit dipindahkan
dan meminta siswa untuk menuliskannya pada selembar kertas kemudian
memasukkan pada botol yang telah disediakan oleh guru sebagai jawaban
sementara dari permasalahan yang dimunculkan guru.
Guru membagikan lembar kerja masing masing kelompok untuk dibaca
bersama – sama. Guru menjelaskan langkah kerja sebelum melakukan percobaan
yang terdiri dari 2 percobaan. Percobaan pertama mengenai katrol dan percobaaan
kedua mengenai roda. Untuk percobaan katrol masing – masing kelompok
mendapatkan bahan – bahan dan Kit Katrol. Pada percobaan katrol, masing –
masing kelompok diminta mengidentifikasi bagaimana prinsip katrol bebas, katrol
tetap, katrol rangkap, dan katrol ganda sehingga siswa mampu mengaplikasikan
dalam kehidupan sehari – hari mereka.
Selama siswa melakukan percobaan dalam rangka mengumpulkan data,
guru berkeliling memberikan bimbingan pada kelompok yang mengalami
kesulitan. Selanjutnya, setiap perwakilan kelompok menunjukkan hasil
percobaannya didepan kelas, sedangkan kelompok lain memberikan tanggapan
dari jawaban kelompok yang sedang presentasi. Kegiatan presentasi berulang dari
satu kelompok ke kelompok lain. Untuk menguji hipotesis yang sudah
68
dilaksanakan diawal pembelajaran tadi, guru bersama dengan siswa membuka
jawaban sementara yang telah dimasukkan kedalam botol. Guru memberikan
penguatan atas jawaban beberapa siswa serta menghubungkan dengan hasil
percobaan.
Guru memberikan kesempatan pada siswa untuk bertanya tentang
kesulitan yang mereka alami dan menjelaskan kembali bagian yang ditanyakan
oleh siswa. Guru bersama siswa merangkum dan membuat kesimpulan tentang
materi yang baru saja dipelajari dan siswa menyampaikan pendapatnya tentang
pembelajaran hari ini.
(3) Pertemuan Ketiga
Pertemuan ketiga dari siklus II dilaksanakan pada tanggal 14 April 2015
pukul 09.30 – 10.40. Kegiatan pembelajaran diawali guru dengan merivew
pembelajaran pada pertemuan pertama dan kedua. Dimana guru mengadakan
tanya jawab untuk mengukur pemahaman siswa sebelum mengadakan tes dan
memberikan motivasi ataupun semangat untuk mengerjakan soal tes.
Guru memberikan kesempatan siswa untuk bertanya tentang kesulitan
sebelum siswa mengerjakan soal evaluasi. Selanjutnya siswa mengerjakan soal
evaluasi yang terdiri dari 4 soal uraian. Soal yang diberikan kepada siswa sudah
melalui proses uji validitas dan reliabilitas. Guru bersama siswa menyimpulkan
materi pelajaran selama 3 kali pertemuan tersebut.
Hasil pengamatan pada pertemuan ketiga, dapat diketahui bahwa
pelaksanaan kegiatan belajar mengajar sudah sangat sesuai dengan perencanaan.
Peran guru di dalam kegiatan pembelajaran siklus II sudah berkurang, guru hanya
sebagai fasilitator saja, kegiatan lebih berpusat pada siswa. Hal ini menunjukkan
bahwa indikator proses telah tercapai, dan kegiatan pembelajaran sudah baik.
4.2.3 Hasil Tindakan Siklus II
Hasil Tindakan pada siklus II ini berupa hasil belajar IPA yang diperoleh
siswa setelah pembelajaran selesai dilaksanakan yaitu pada pertemuan ketiga
siklus II. Pada akhir pertemuan ketiga, siswa mengerjakan tes sesuai dengan
69
materi yang sudah disampaikan guru. Siswa mengerjakan tes dengan jumlah 4
soal uraian yang sudah di uji tingkat validitas dan reliabilitasnya.
Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) pelajaran IPA di SDN Dadapayam
02 adalah 60. Berdasarkan skor yang diperoleh siswa dari hasil evaluasi siklus II,
maka dapat dibuat tabel distribusi frekuensi hasil belajar siswa. Untuk
mempermudah dalam membuat tabel distribusi frekuensi, menurut Subana
(2000:48) rentang skor hasil belajar yang perlu dilakukan yaitu menentukan
Jangkauan (J), Banyaknya kelas (K), dan Panjang kelas (P). Adapun rumus yang
digunakan adalah sebagai berikut:
Setelah melakukan perhitungan diatas, maka berdasarkan nilai yang
diperoleh siswa kelas 5 SDN Dadapayam 02 disajikan tabel distribusi frekuensi
hasil belajar siklus II yang dapat dilihat pada Tabel 20.
Jangkauan = Nilai Tertinggi - Nilai Terendah
= 93 - 53
= 40
Kelas Interval = 1+3,3 (log n)
= 1 + 3,3 (log 24)
= 1 + 3,3 ( 1,38)
= 5,55 boleh 5 atau 6, dalam penelitian siklus II ini
digunakan pembulatan 6
Panjang Interval : ���������
����� �������� =
��
�= 6.66 = dibulatkan menjadi 7
70
Tabel 20 Distribusi Hasil Belajar IPA Siklus II
Nilai Frekuensi Presentase 53 − 59 2 8,3 % 60 – 66 1 4,2 % 67 – 73 5 20,8 % 74 – 80 4 16,7 % 81 – 87 6 25 % 88 − 94 6 25 %
Jumlah 24 100 %
Nilai Rata – Rata 80,7 Nilai Tertinggi 93 Nilai Terendah 53
Berdasarkan Tabel 20 destribusi hasil belajar IPA yang diperoleh siswa
pada siklus II mengalami peningkatan dibandingkan dengan hasil belajar siklus I.
Dapat dilihat dari nilai rata-rata pada siklus I yaitu 68,3 meningkat menjadi 80,7
dari jumlah 24 siswa. Sedangkan untuk rekapitulasi ketuntasan hasil belajar IPA
siklus II dapat dilihat pada Tabel 21 berikut :
Tabel 21 Rekapitulasi Ketuntasan Hasil Belajar IPA Siklus II
Ketuntasan Nilai Frekuensi Presentase
Tuntas ≥60 22 91,7% Belum Tuntas <60 2 8,3%
Jumlah 24 100%
Dari Tabel 21 rekapitulasi ketuntasan hasil belajar IPA Siklus II, terdapat
22 siswa yang tuntas (91,7%) dan terdapat 2 siswa yang tidak tuntas (8,3%)
Diagram ketuntasan hasil belajar Siklus II dapat dilihat pada Gambar 3 berikut :
Gambar 3.Diagram Ketuntasan Hasil Belajar IPA Siklus II
Hasil belajar
selama 3 pertemuan mengalami
4.2.4 Refleksi
Melalui refleksi dapat diketahui bahwa
sesuai dengan rencana dan langkah
Inkuiri berbantuan media KIT IPA
pengamatan tidaklah jauh berbeda. Siswa sudah berani dalam menyatakan
pendapat mereka. Siswa menjadi lebih aktif, lebih berantusias, terlihat
senang dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar IPA dan lebih tenang tidak
ramai seperti pembelajaran siklus I sebelumnya. Langkah
dilakukan sudah sesuai dengan sintak, dengan kata lain lembar observasi sudah
menyatakan “Terlaksana” ta
pembelajaran yang dilakukan telah mencapai indikator proses yang telah
ditetapkan sebelumnya.
Berdasarkan tindakan kelas yang dilakukan,
pelajaran IPA dengan menerapkan
mengalami peningkatan. Setelah melakukan kegiatan pembelajaran siklus I dan
siklus II di kelas, pene
indikator kinerja bahkan melampaui indikator yang ditetapkan yakni 80%
Persentase hasil belajar
berarti lebih besar dari indikator kinerja
Gambar 3.Diagram Ketuntasan Hasil Belajar IPA Siklus II
Hasil belajar siswa setelah pelaksanaan kegiatan pembelajaran
selama 3 pertemuan mengalami peningkatan dari hasil belajar siswa pada Siklus I.
Melalui refleksi dapat diketahui bahwa kegiatan pembelajaran sangat
sesuai dengan rencana dan langkah – langkah pembelajaran menggunakan Metode
berbantuan media KIT IPA. Pada pertemuan pertama dan kedua hasil
pengamatan tidaklah jauh berbeda. Siswa sudah berani dalam menyatakan
pendapat mereka. Siswa menjadi lebih aktif, lebih berantusias, terlihat
senang dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar IPA dan lebih tenang tidak
ramai seperti pembelajaran siklus I sebelumnya. Langkah
dilakukan sudah sesuai dengan sintak, dengan kata lain lembar observasi sudah
menyatakan “Terlaksana” tanpa ada catatan apapun. Hal ini berarti kegiatan
pembelajaran yang dilakukan telah mencapai indikator proses yang telah
ditetapkan sebelumnya.
Berdasarkan tindakan kelas yang dilakukan, hasil belajar siswa dalam mata
n IPA dengan menerapkan Metode Inkuiri berbantuan media KIT IPA
mengalami peningkatan. Setelah melakukan kegiatan pembelajaran siklus I dan
siklus II di kelas, peneliti dan guru kelas memperoleh hasil yang memenuhi
bahkan melampaui indikator yang ditetapkan yakni 80%
Persentase hasil belajar siswa setelah siklus II berlangsung sebesar
berarti lebih besar dari indikator kinerja yang telah ditetapkan.
91,70%
8,30%
Hasil Belajar Siklus II
Tuntas
BelumTuntas
71
Gambar 3.Diagram Ketuntasan Hasil Belajar IPA Siklus II
aksanaan kegiatan pembelajaran Siklus II
siswa pada Siklus I.
kegiatan pembelajaran sangat
langkah pembelajaran menggunakan Metode
. Pada pertemuan pertama dan kedua hasil
pengamatan tidaklah jauh berbeda. Siswa sudah berani dalam menyatakan
pendapat mereka. Siswa menjadi lebih aktif, lebih berantusias, terlihat lebih
senang dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar IPA dan lebih tenang tidak
ramai seperti pembelajaran siklus I sebelumnya. Langkah –langkah yang
dilakukan sudah sesuai dengan sintak, dengan kata lain lembar observasi sudah
npa ada catatan apapun. Hal ini berarti kegiatan
pembelajaran yang dilakukan telah mencapai indikator proses yang telah
hasil belajar siswa dalam mata
Inkuiri berbantuan media KIT IPA
mengalami peningkatan. Setelah melakukan kegiatan pembelajaran siklus I dan
hasil yang memenuhi
bahkan melampaui indikator yang ditetapkan yakni 80%.
siswa setelah siklus II berlangsung sebesar 91,7 % yang
BelumTuntas
72
Pelaksanaan tes setelah Siklus II juga menunjukkan bahwa sebagian
besar siswa atau 91,7 % siswa telah mencapai ketuntasan. Meskipun belum semua
siswa tuntas, tetapi presentase ketuntasan hasil belajar sudah berada di atas
indikator kinerja yang ditetapkan. Hanya ada dua orang siswa yang belum
mencapai KKM. Pada siklus II ini nilai tertiggi yang diperoleh siswa meningkat
yakni mendapatkan nilai 93. Meskipun demikian rata – rata kelas yang diperoleh
pada siklus II ini meningkat yakni 80,7.
Masing – masing variabel terikat sudah menunjukkan hasil yang berada di
atas indikator kinerja yang telah ditetapkan, oleh sebab itu guru dan peneliti
membuat kesepakatan tentang akhir tindakan kelas ini. Karena hasil yang
diperoleh sudah berada di atas indikator kinerja yang ditetapkan, maka penelitian
cukup sampai siklus II dan tidak diadakan siklus selanjutnya lagi.
4.3 Analisis Data Rekapitulasi Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II
Berdasarkan hasil tindakan dari prasiklus, Siklus I dan Siklus II maka
dapat diketahui peningkatan hasil belajar selalu mengalami kenaikan yang cukup
signifikan. Rekapitulasi ketuntasan hasil belajar IPA kondisi awal, Siklus I, dan
Siklus II setelah mengikuti proses belajar mengajar menggunakan Metode Inkuiri
berbantuan media KIT IPA dapat dilihat pada Tabel 22 berikut:
Tabel 22 Rekapitulasi Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Prasiklus, Siklus I dan Siklus II
Kategori Kondisi Awal Siklus I Siklus II
Frekuensi % Frekuensi % Frekuensi %
Tuntas 10 41,7 15 62,5 22 91,7 Belum Tuntas 14 58,3 9 37,5 2 8,3
Jumlah 24 100 24 100 24 100
Berdasarkan Tabel 22 Rekapitulasi Ketuntasan Hasil Belajar Siswa
Prasiklus, Siklus I dan Siklus II , dapat diketahui bahwa adanya peningkatan hasil
belajar IPA yang memenuhi kriteria ketuntasan (KKM = 60). Terbukti untuk
persentase ketuntasan pada kondisi awal hanya 41,7% kemudian pada saat
penerapan metode Inkuiri presentase ketuntasan siklus I sebesar 62,5% dan pada
Siklus II presentase ketuntasan menjadi 91,7
pembelajaran dengan mengunakan
belajar siswa. Diagram r
dan Siklus II dapat dilihat pada Gambar 4
Gambar 4 Diagram Rekapitulasi K
Berdasarkan Gambar 5 diagram rekapitulasi ketuntasan hasil belajar pada
Prasiklus, Siklus I dan Siklus II dapat disimpulkan bahwa penerapan Metode
Inkuiri berbantuan media KIT IPA dapat meningkatkan hasil belajar IPA dengan
peningkatan yang sigifi
dengan setiap siklus nya selalu meningkat dalam jumlah presentase siswa yang
mendapatkan nilai diatas KKM.
4.4 Pembahasan
Berdasarkan
Dadapayam 02 pada mata pelajaran
bahwa terjadi peningkatan dari kondisi awal
Dalam penelitian tindakan kelas yang sudah dilaksanakan,
diagram rekapitulasi ketuntasan hasil belajar yang selalu me
Persentase Kondisi awal (
tuntas, kemudian meningkat pada Siklus I yakni
0%
20%
40%
60%
80%
100%
resentase ketuntasan menjadi 91,7%. Ini membuktikan bahwa
pembelajaran dengan mengunakan metode Inkuiri dapat meningkatkan hasil
Diagram rekapitulasi ketuntasan hasil belajar Prasiklus
s II dapat dilihat pada Gambar 4 berikut.
Diagram Rekapitulasi Ketuntasan Hasil Belajar Prasiklus
I dan Siklus II
Berdasarkan Gambar 5 diagram rekapitulasi ketuntasan hasil belajar pada
Prasiklus, Siklus I dan Siklus II dapat disimpulkan bahwa penerapan Metode
Inkuiri berbantuan media KIT IPA dapat meningkatkan hasil belajar IPA dengan
peningkatan yang sigifikan dimana dapat dibandingkan dari awal pra
dengan setiap siklus nya selalu meningkat dalam jumlah presentase siswa yang
mendapatkan nilai diatas KKM.
Pembahasan
Berdasarkan hasil pengamatan, hasil belajar siswa Kelas
02 pada mata pelajaran IPA Tahun Pelajaran 2014
bahwa terjadi peningkatan dari kondisi awal (prasiklus) hingga akhir siklus II.
Dalam penelitian tindakan kelas yang sudah dilaksanakan, dapat dilihat pada
diagram rekapitulasi ketuntasan hasil belajar yang selalu mengalami peningkatan,
Kondisi awal ( Pra Siklus ) hasil belajar IPA yaitu 41,7
meningkat pada Siklus I yakni 62,5 % siswa yang tuntas
Prasiklus Siklus I Siklus II
41,70% 62,50%
91,70%
58,30%37,50%
8,30%
Belum Tuntas
Tuntas
73
%. Ini membuktikan bahwa
dapat meningkatkan hasil
Prasiklus, Siklus I
Hasil Belajar Prasiklus, Siklus
Berdasarkan Gambar 5 diagram rekapitulasi ketuntasan hasil belajar pada
Prasiklus, Siklus I dan Siklus II dapat disimpulkan bahwa penerapan Metode
Inkuiri berbantuan media KIT IPA dapat meningkatkan hasil belajar IPA dengan
na dapat dibandingkan dari awal prasiklus
dengan setiap siklus nya selalu meningkat dalam jumlah presentase siswa yang
hasil belajar siswa Kelas 5 SDN
4/2015 diketahui
hingga akhir siklus II.
dapat dilihat pada
ngalami peningkatan,
41,7 % siswa yang
siswa yang tuntas dan
Belum Tuntas
Tuntas
74
pada ada akhir Siklus II juga terlihat bahwa hasil belajar siswa meningkat menjadi
91,7% siswa yang tuntas.
Penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Anjar
Wikaningrum ( 2009 ) yang berjudul “ upaya meningkatkan hasil belajar siswa
menggunakan metode inkuiri dalam pembelajaran IPA dengan materi pokok
pesawat sederhana di SD N 3 Kaloran tahun ajaran 2009 / 2010” menunjukkan
bahwa hasil belajar kognitif, afektif, dan psikomotorik siswa mengalami
peningkatan dan penelitian yang dilakukan oleh Rokhmat ( 2009 ) dalam skripsi
yang berjudul “ Upaya meningkatkan hasil belajar siswa dalam mata pelajaran
IPA untuk kelas IV dengan menggunakan metode inkuiri di SDN Tulusrejo
Malang “. Menurut penelitiannya secara umum ditinjau dari keaktifan dan hasil
belajar siswa melalui penerapan metode inkuiri memperoleh kemajuan yang lebih
baik dibandingkan sebelum menerapkan metode inkuiri.
Penerapan Metode Inkuiri berbantuan media KIT IPA terbukti dapat
meningkatkan hasil belajar siswa pada mata IPA kelas 5 SDN Dadapayam 02
Kecamatan Suruh Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2014/2015. Harapan
yang diinginkan peneliti setelah pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini yakni
guru dapat menggunakan metode pembelajaran yang kreatif, inovatif, dan
menyenangkan untuk memperbaiki mutu pembelajaran. Selain itu pengetahuan
dan keterampilan guru juga semakin berkembang dengan penggunaan metode -
metode pembelajaran yang kreatif dan inovatif. Guru juga dapat menerapkan
tindakan perbaikan pembelajaran sebagai upaya meningkatkan profesionalisme
kerja.
Bagi siswa, implikasi dari penelitian ini adalah menumbuhkan semangat
siswa dalam belajar, sehingga hasil belajar yang didapatkan lebih optimal. Serta
merubah gaya belajar siswa yang biasanya hanya duduk diam mendengarkan
penjelasan dari guru, dapat dirubah dengan cara menemukan sendiri proses dalam
belajarnya.
top related