bab iv hasil penelitian dan...
TRANSCRIPT
51
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Pelaksanaan Tindakan
Pelaksanaan dalam penelitian ini berupa penelitian tindakan kelas,
dilaksanakan dalam 2 siklus, tiap siklus dilaksanakan dalam 2 kali pertemuan (2
tindakan), untuk mendapatkan data awal terlebih dahulu peneliti melaksanakan
kegiatan pra tindakan sebagai berikut.
4.1.1 Kondisi Awal
Hasil belajar IPA siswa kelas 4 SDN Sumogawe 01 Kecamatan Getasan
sebelum diadakan tindakan masih banyak siswa yang hasil belajaranya belum
memenuhi kriteria ketuntasan minimal (KKM). Ketuntasan klasikal belajar siswa
kelas 4 pada mata pelajaran IPA hanya 45% dengan nilai rata-rata 69. hal ini
belum sesuai dengan tujuan yang akan dicapai pada setiap KKM atau jauh dari
ketuntasan belajar pada mata pelajaran IPA yaitu 75. Hasil belajar IPA
selengkapnya dapat dilihat pada tabel 17 di bawah ini:
Tabel 17
Distribusi Frekuensi Hasil Belajar IPA Siswa Kelas 4 SDN Sumogawe 01
Kecamatan Getasan Kondisi Awal.
No Ketuntasan Frekuensi Prosentase
1 Tuntas 16 44%
2 Tidak Tuntas 20 56%
Jumlah 36 100%
Nilai Minimum 55
Nilai Maksimum 95
Nilai Rata-Rata 69
Dari tabel diatas, tampak bahwa ketuntasan belajar siswa sebelum
diadakan tindakan hanya mencapai 16 dari 36 siswa yang tuntas sementara jumlah
siswa yang tidak tuntas mencapai 20 dari 36 siswa. Ketuntasan Belajar siswa
disajikan pada gambar 3 diagram lingkaran dibawah ini:
52
44%
56%
Kondisi Awal
Tuntas
Tidak Tuntas
Gambar 3 Persentase Ketuntasan Belajar Siswa pada Kondisi Awal
Berdasarkan persentase nilai ulangan harian IPA siswa kelas 4 SDN
Sumogawe 01 Kecamatan Getasan yang dijadikan sebagai nilai kondisi awal
dengan kriteria ketuntasan minimal (KKM 75) dapat dikatakan bahwa hasil
belajar siswa rendah dan rendahnya hasil belajar IPA siswa kelas 4 disebabkan
karena proses pembelajaran yang kurang aktif dan kurang bervariasi serta kurang
melibatkan siswa dalam proses pembelajaran. Konsentrasi siswa dalam
pembelajaran rendah, sebagian besar siswa tidak dapat menjawab pertanyaan
guru, hanya siswa tertentu saja yang aktif dalam diskusi kelas. Ketika proses
pembelajaran berlangsung sebagian besar siswa tampak sudah menguasai
pelajaran. Setiap pertanyaan yang diajukan guru kepada siswa hampir semua
dijawab dengan benar tetapi begitu pelajaran berakhir pada hari berikutnya
ditanya sudah tidak ada yang bisa menjawab.
Dari analisis data hasil belajar pra siklus dijadikan sampel penelitian.
Pelaksanaan penelitian ini terdiri dari 2 siklus. Masing-masing siklus dilaksanakan
dalam 3 tahap yaitu perencanaan (Planning), tindakan (action), pengamatan
(observation) dan refleksi (reflection). Tiap siklus dilaksanakan dalam 2 kali
pertemuan dengan alokasi waktu masing-masing pertemuan dilaksanakan selama
53
2 jam pelajaran (2x35 menit), dengan model pembelajaran CTL dalam
pembelajaran IPA.
4.1.2. Pra Tindakan
Sebelum melaksanakan penelitian pada siklus I, terlebih dahulu peneliti
melaksanakan pra tindakan untuk mengetahui hasil belajar siswa dengan
melakukan observasi pra tindakan siklus I. Pada tahap pelaksanaan pra tindakan
metode yang digunakan oleh guru, yaitu metode ceramah, tanya jawab dan
pemberian tugas.
Pembelajaran berlangsung seperti biasanya dengan mengambil latar
alamiah dikelas. Adapun pra tindakan dilaksanakan hari Senin tanggal 4 April
2016 pada jam pertama dengan alokasi waktu 2x35 menit dan materi
pembelajaran “Sumber Daya Alam dan Teknologi”. Terlebih dahulu guru
membuka pelajaran dengan mengajak siswa berdoa dan mengucapkan salam,
kemudian guru mempersiapkan materi pelajaran serta alat pembelajaran seperti
buku paket IPA dan alat-alat tulis. Tanpa memberikan apersepsi guru langsung
meminta siswa untuk membuka buku paket masing-masing siswa Pembelajaran
berlangsung seperti biasa dengan metode ceramah dan penugasan. Selama proses
pembelajaran terlihat siswa terlihat tegang dan pasif dalam mengikuti proses
pembelajaran.
4.1.3 Pelaksanaan Siklus 1
Setelah memperoleh data hasil belajar siswa melaluli tahap pra siklus,
untuk dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas 4 SDN Sumogawe 01
Kecamatan Getasan pada mata pelajaran IPA, maka digunakanlah model
pembelajaran CTL yaitu merupakan konsep pembelajaran yang membantu guru
untuk mengaitkan antara materi ajar dengan situasi dunia nyata siswa, yang dapat
mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dipelajari dengan
penerapannya dalam kehidupan siswa sebagai anggota keluarga dan masyarakat.
Hipotesis dalam penelitian ini adalah menggunakan model pembelajaran CTL
dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas 4 SDN Sumogawe 01 Kecamatan
Getasan terhadap pembelajaran IPA. Pelaksanaan tindakan pada siklus 1
dilakukan dalam 2 kali pertemuan ( dua tindakan).
54
4.1.3.1 Perencanaan Pelaksanaan Siklus 1
Pada tahap perencanaan ini adalah memilih materi yang akan disampaikan
dan menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) berkolaborasi dengan
guru kelas. Selanjutnya peneliti mempersiapkan media pembelajaran yang akan
digunakan yaitu video tentang manfaat teknologi terhadap pengelolaan sumber
daya alam, gambar tentang taknologi yang digunakan untuk mengelola sumber
daya alam. Selain itu peneliti juga membuat lembar obervasi siswa dan lembar
observasi guru dimana lembar observasi ini akan digunakan untuk mengamati
aktivitas siswa selama mengikuti pelajaran dan untuk mengamati kinerja guru
selama pembelajaran berlangsung.
Siklus 1 dilaksanakan dalam 2 tindakan, adapun materi pelajaran IPA
kelas 4 pada semester 2 tindakan 1 adalah Sumber Daya Alam dan Teknologi
yang terdiri dari dua sub pokok bahasan, yaitu a) menjelaskan hubungan antara
sumber daya alam dan teknologi yang digunakan, b) menjelaskan dampak
pengambilan bahan alam terhadap pelestarian lingkungan.
4.1.3.2 Pelaksanaan 1
Pelaksanaan 1 dilaksanakan pada hari Senin tanggal 25 April 2016 jam
pertama dan kedua setelah upacara, dengan alokasi waktu 2x35 menit. Sebelum
memulai pelajaran terlebih dahulu siswa berdoa menurut agamanya masing-
masing dengan dipimpin oleh ketua kelasnya. Setelah berdoa dilanjutkan dengan
menanyakan kehadiran siswa dan di lanjutkan dengan apperspsi dimana siswa
menyaksikan video tentang “manfaat teknologi terhadap pegelolaan sumber daya
alam”, dan di lanjutkan dengan bertanya mengenai pemaham siswa tentang video
yang telah disaksikan. Setelah siswa memberi pendapatnya mengenai video yang
telah disaksikan, selama 20 menit guru menjelaskan secara singkat mengenai dua
sub pokok bahasan yang akan di bahas, sesuai dengan prinsip CTL menggunakan
media pembelajaran yang sudah disiapkan. Dalam penjelasan mengenai dua sub
pokok pembahasan guru mengkaitkan pokok pembahasan dengan kehidupan
nyata yang pernah siswa alami. Pada pelaksanaan 1 ini sub pokok pembahasan
yaitu: 1) menjelaskan manfaat sumber daya alam bagi kehidupan manusia, 2)
mengidentifikasi hubungan sumber daya alam dan teknologi, 3) menjelaskan
55
manfaat teknologi terhadap sumber daya alam. Sesuai dengan prinsip CTL pada
pelaksanaan 1 ini siswa diberi penugasan dengan mengkaitkan pengetahuan yang
baru didapat dengan pengalaman mereka sehari-hari berupa tugas kelompok.
Dalam penugasan ini siswa adalah pusat pembelajaran, maka diharapkan siswa
mampu menemukan sendiri dengan membangun ilmu pengetahuan yang dimiliki
berdasarkan konsep dan fakta yang mereka temukan.
Dalam kelompok dibagi menjadi 9 kelompok, masing-masing kelompok
terdiri dari 4 siswa dengan jumlah keseluruhan siswa adalah 36 siswa. Setiap
perwakilan kelompok diminta untuk maju kedepan dan memilih gambar teknologi
yang sudah disipakan dengan cara undian. Dari teknologi yang telah dipilih oleh
perwakilan kelompok, masing-masing kelompok diminta untuk menceritakan
gambar teknologi dan menjelaskan manfaat teknologi dari gambar yang diambil.
4.1.3.3 Pelaksanaan 2
Pelaksanaan 2 dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 28 april 2016 jam
pelajaran kedua dan ketiga dengan alokasi waktu 2x35 menit. Sebelum memluai
pelajaran guru dan siswa mempersiapkan alat-alat pembelajaran serta media
pembelajaran yang akan digunakan. Seperti biasanya pembelajaran dibukan
dengan salam dan doa. Peda pertemuan tindakan kedua ini guru melanjutkan
materi pada tindakan pertama yaitu: 1) menyebutkan berbagai contoh benda dari
alam yang diolah menggunakan teknologi, 2) menyebutkan penggunaan teknologi
dalam pemanfaatan sumber daya alam. Sebelum memulai pelajaran terlebih
dahulu guru menampilkan video tentang pengelolaan kayu menjadi kertas dengan
menggunakan teknologi sebagai appersepsi untuk menarik perhatian dan
semangat siswa dalam mengikuti proses pembelajaran. Kemudian guru
membimbing siswa menyebutkan cara pengelolaan kayu menjadi kertas
menggunakan teknologi. Selama 15 menit guru menjelaskan tentang sumber daya
alam yang dapat diolah menggunakan teknologi, dalam menjelaskan materi
pelajaran guru menggunakan media gambar tentang teknologi yang digunakan
manusia untuk mengelola sumber daya alam, untuk membuka wawasan siswa
mengenai teknologi-teknologi yang di gunakan manusia untuk mengelola sumber
daya alam. Kemudia guru membagi siswa kedalam kelompok yang sama pada
56
pelaksanaan 1, guru memberi tugas yang di kerjakan secara berkelompok kapada
siswa yang di kerjakan selama 20 menit, dalam tugas kelompoknya siswa diminta
untuk menyebutkan hasil dari pemanfaatan teknologi dalam mengolah hutan,
perkebunan, laut, sungai gunung. Setelah selesai mengerjakan tugas kelompok,
setiap kelompok diminta untuk membacakan hasil kerjanya di depan kelas dan
kelompok yang lain memberi tanggapan jika memiliki jawaban yang berbeda dari
kelompok yang maju. Hal ini untuk melatih keberanian siswa dalam
mengemukakan pendapat serta keaktifan siswa sehingga memudahkan guru untuk
mengamati seberapa besar motivasi siswa saat mengikuti pelajaran.
4.1.3.4 Tahap Observasi
Pada pertemuan pertama dan kedua siklus 1 kegiatan guru dalam proses
belajar mengajar menggunakan model pembelajaran CTL yang diamati oleh
observer. Pengamatan yang dilakukan dengan lembar observasi untuk mengamati
kegiatan guru dan siswa dalam proses belajar mengajar.
a) Hasil Obervasi Guru
Hasil pengamatan yang dilakukan oleh observer terhadap kinerja guru
dalam melaksanakan tindakan pada siklus 1 pertemuan 1 dan 2 dapat dilihat pada
tabel 18 di bawah ini:
Tabel 18
Hasil Observasi Aktivitas Guru Dalam Menggunakan
Model Pembelajaran CTL Siklus 1
No Aspek yang diamati Item
Terlaksana
Siklus 1
Pertemuan
1
Item
Terlaksana
Siklus 1
Pertemuan
2
Kegiatan Awal
1 Membuka pelajaran dengan doa.
2 Melakukan absensi terhadap kehadiran siswa.
3 Menyampaikan tujuan pembelajaran.
4 Memberikan motivasi kepada siswa.
5 Memberikan appersepsi.
6 Terdapat 80% dari jumlah siswa yang
57
merespon appersepsi yang diberikan guru.
Kegiatan Inti
7 Menyampaikan cakupan materi dan penjelasan
uraian kegiatan.
8 Guru memberikan hubungan antara materi
pokok dengan dunia nyata.
9
Guru menjelaskan materi dengan menampilkan
contoh gambar yang berkaitan dengan materi
pelajaran sumber daya alam dan teknologi
10 Terdapat 80% dari jumlah siswa
memperhatikan penjelasan guru.
11 Guru melakukan tanya jawab mengenai materi
pelajaran sumber daya alam dan teknologi
12
Terdapat 80% dari jumlah siswa aktif
melakukan tanya jawab mengenai materi
pelajaran.
13 Adanya interaksi positif antara guru dan siswa,
serta siswa dengan siswa.
14
Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk
mengeluarakan pendapat mengenai penjelasan
guru tentang materi pelajaran sumber daya
alam dan teknologi.
15 Guru menanggapi dan membenarkan pendapat
dari siswa.
16
Guru memfasilitasi siswa dan membagi siswa
kedalam kelompok belajar dengan masing –
masing anggota kelompok 4 siswa.
17
Guru menjelaskan kepada setiap kelompok
bagaimana caranya untuk saling bekerja sama
dalam kelompok untuk memecahkan masalah
58
yang di hadapi siswa secara efekstif dan
efisien.
18 Guru memfasilitasi siswa untuk berdiskusi dan
bekerja sama dengan anggota kelompok.
19
Guru memfasilitasi siswa untuk memberi
tanggapan dari hasil presentasi kelompok
temannya.
20
Terdapat 80% dari jumlah siswa yang
memberikan tanggapan kepada kelompok
temannya.
21 Guru memberi pujian bagi setiap kelompok.
22 Guru memberi penguatan kepasa siswa
mengenai pelajaran yang sudah di sampaikan.
23 Guru memberikan soal evaluasi kepada siswa
Penutup
24 Guru bersama siswa membuat kesimpulan
mengenai pembelajaran IPA tentang sumber
daya alam dan teknologi.
25 Menutup pelajaran dengan doa.
Jumlah 17 21
Persentase 68% 84%
Pada pertemuan pertama dengan berdasarkan hasil skor penilaian yang
berjumlah 17 atau persentasenya adalah 68%. Pada pembelajaran pertemuan
pertama siklus 1 dilaksanakan kurang maksimal. Kegiatan yang belum dilakukan
yaitu menggunakan masalah yang akan dicari jawabannya melalui pengamatan
gambar untuk menemukan jawaban melalui lembar tugas, meminta siswa
membuat rangkuman hasil-hasil diskusinya dan melakukan tindak lanjut. Selama
pembelajaran siswa masih ramai dan sebagian besar siswa belum mengerti tentang
pembelajaran yang dilakukan, siswa takut bertanya kepada guru, hanya siswa
tertentu saja yang aktif dalam kegiatan pembelajaran berlangsung. Pada
59
pertemuan kedua siklus 1 guru dalam model pembelajaran CTL setelah diamati
oleh observer dapat skor 21 atau persentase 84% dapat dikatakan bahwa
pembelajaran yang dilakukan guru baik. Pada pertemuan kedua ini aspek yang
belum dilakukan pada pertemuan pertama berkurang.
Aspek yang belum dilakukan yaitu memuji siswa yang giat dalam
melaksanakan penemuan. Walaupun masih ada siswa yang masih ramai tetapi
sebagian besar siswa sudah mengerti pembelajaran yang dilakukan.
b) Hasil Observasi Siswa
Hasil pengamatan yang dilakukan oleh observer terhadap aktivitas siswa
dalam mengikuti proses belajar mengajar pada siklus 1 pertemuan 1 dan 2 dapat
dilihat pada tabel 19 di bawah ini:
Tabel 19
Hasil Penelitian Aktivitas Belajar Siswa Kelas 4 SDN Sumogawe 01
Kecamatan Getasan Selama Mengikuti Pembelajaran Model CTL Siklus 1
Aspek Aspek yang Diamati
Item
Terlaksana
Siklus 1
Pertemuan
1
Item
Terlaksana
Siklus 1
Pertemuan
1
Keaktifan
1. Aktif memperhatikan
appersepsi guru.
2. Aktif memperhatikan
penjelasan guru.
3. Aktif menjawab pertanyaan
guru.
4. Aktif memberikan ide.
Keberanian
5. Rasa ingin tahu dan
keberanian siswa.
6. Berani mengajukan pertanyaan
yang belum dimengerti.
7. Memiliki keberanian untuk
memberi tanggapan terhadap
60
hasil kerja kelompok
temannya.
Kerjasama
8. Kerjasama mengerjakan tugas
– tugas kelompok.
9. Berkerja sama dalam tugas –
tugas kelompok dalam
memberikan pendapat.
Bertanya
10. Mengajukan pertanyaan
dengan sopan.
11. Bertanya tentang materi yang
kurang jelas.
Kemauan 12. Mampu membuat kesimpulan
pembelajaran.
Jumlah 7 9
Persentase (%) 58,3% 75%
Tabel 19 menunjukan aktivitas belajar siswa selama mengikuti
pembelajaran CTL pada siklus 1 pertemuan pertama memperoleh skor 7 dengan
nilai presentase 58,3% dikatakan cukup baik, pada pertemuan kedua siklus 1
mendapat skor 9 dengan nilai presentase 75% dikatakan baik sekali.
4.1.3.5 Hasil Refleksi
Sebelum melakukan tindakan pada siklus 2 diadakan refleksi proses
pembelajaran yang dilakukan pada siklus 1. Refleksi yang dilakukan oleh peneliti
terhadap penerapan model pembelajaran CTL pada mata pelajaran IPA kelas 4
SDN Sumogawe 01 Kecamatan Getasan menunjukkan hasil yang cukup
memuaskan meskipun masih belum sesuai dengan apa yang diharapan. Hasil
refleksi pada siklus 1 adalah sebagai berikut:
1) Terlihat perubahan kondisi belajar siswa setelah melakukan pembelajaran
dengan model pembelajaran CTL yaitu siswa lebih bersemangat, aktif, dan
berani maju didepan kelas.
61
2) Siswa memiliki keberanian untuk mengemukakan pendapatnya, dengan
membaca hasil diskusi serta memberi tanggapan terhadap hasil dikusi yang
dilakukan dalam kelompok.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan, dan yang akan ditindaklanjuti sehingga
hal-hal tersebut tidak terulang pada siklus berikutnya adalah :
1) Masih ada siswa kurang aktif dalam bekerja sebagai sebuah kelompok. Untuk
memperbaiki masalah yang di hadapi siswa tersebut guru seharusnya
menciptakan masyarakat belajar dengan cara membimbing siswa, supaya
siswa lebih aktif dan mampu bekerja sama dalam kelompok.
2) Menumbuhkan kepercayaan diri siswa saat mengemukakan pendapatnya.
Untuk menumbuhkan kepercayaan diri siswa dalam berpendapat, guru dapat
menghadirkan suatu masalah yang akan di selesaikan oleh siswa, kemudian
siswa diberi kesempatan untuk menyelidiki dan mengamati, sehingga akan
mucul ide-ide yang siswa miliki dan akan disampaikan kepada teman-
temannya.
3) Siswa belum terlatih untuk memberikan tanggapan terhadap hasil kerja
teman-temannya. Untuk melatih siswa mampu memberikan tanggapan
terhadap hasil kerja teman-temannya yaitu dengan cara memberikan
dorongan motivasi, memberikan pujian dan penghargaan kepada siswa.
4.1.4 Pelaksanaan Siklus 2
Pelaksanaan siklus 2 adalah sebagai tindak lanjut dari siklus 1 berdasarkan
hasil refleksi tersebut. Siklus 2 dilakukan dalam dua kali pertemuan.
4.1.4.1 Perencanaan Pelaksanaan Siklus 2
Pada perencanaan pelaksanaan siklus 2 ini hal-hal yang perlu di perhatikan
adalah mempersiapkan materi yang akan disampaikan. Siklus 2 dilaksanakan
dalam 2 tindakan, adapun materi pokok pada siklus 2 ini membahas tentang “
dampak pengambilan bahan alam terhadap kelestarian lingkungan”. Dengan sub
pokok materi yang akan di sampaikan pada siklus 2 pertemuan 1 adalah: 1)
menjelaskan cara pengelolaan sumber daya alam yang bijaksana. 2) menyebutkan
contoh cara pelestarian lingkungan, 3) menjelaskan keterkaitan antara sumber
daya alam dan lingkungan. Sedangkan sub pokok pembahasan materi yang akan
62
disampaikan pada siklus 2 pertemuan 2 adalah : 1) menjelaskan dampak negatif
pengambilan bahan alam terhadap lingkungan, 2) menyebutkan contoh-contoh
pengambilan bahan alam yang merusak kelestarian lingkungan. Selanjutnya
peneliti menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Alat-alat atau
media yang digunakan dalam pembelajaran ini video yang digunakan sebagai
appersepsi untuk menarik minat dan semangat siswa dalam mengikuti pelajaran,
gambar tentang kerusakan alam akibat ulah manusia dan alat peraga yang dibuat
untuk memperagakan tentang tanah longsor akibat hutan yang gundul di lereng-
lereng gunung. Alat peraga pada siklus 2 ini dibuat menggunakan kardus bekas
yang di isi dengan tanah di kedua sisi kardus yang di buat menyerupai bentuk
gunung dan masing-masing tumpukan tanah tersebut di tanami pohon-pohon
kecil.
Selain mempersiapkan materi yang akan disampaikan, pada perencanaan
siklus 2 ini perlu juga adanya perencanaan untuk menindaklanjuti hal-hal yang
terjadi pada siklus 1 agar pada pelaksanaan siklus 2 hal-hal yang terjadi pada
siklus 1 tidak terulang. Hal-hal yang perlu di tindaklanjuti dalam perencanaan
siklus 2 adalah sebagai berikut :
Untuk mengatasi masalah keaktifan siswa dalam bekerja kelompok, guru
menciptakan masyarakat belajar dengan cara membagi siswa kedalam kelompok,
kemudian guru memberi contoh bagaimana cara bekerja sama dalam kelompok,
dalam bertukar pendapat dan berbagi ide dan pengetahuan kepada teman
kelompoknya. Pada saat proses pembelajaran berlangsung dalam sebuah
kelompok guru terus mengamati dan membimbing setiap kelompok, agar tercipta
masyarakat belajar.
Untuk menumbuhkan rasa percaya diri siswa dalam menyampaikan
pendapatnya atau pengetahuan yang dimiliki siswa, yang pertama guru dalam
proses pembelajaran dapat menyajikan kegiatan-kegiatan yang menimbulkan rasa
ingin tahu siswa terhadap topik yang akan di bahas, dengan cara menghadirkan
model-model pembelajaran yang sesuai dengan topik, dan siswa diminta
mengamati dan mencari tahu sendiri. Kemudian guru akan mengajukan
pertanyaan sesuai dengan topik yang diamati siswa, siswa akan menjawab sesuai
63
dengan hasil pengamatannya dengan bahasanya sendiri, selanjutnya guru memberi
pujian atau penghargaan kepada siswa. dengan demikian rasa percaya diri siswa
akan bertambah. Demikian juga dengan melatih siswa dalam memberikan
tanggapan terhadap hasil kerja teman-temannya yaitu dengan cara memberikan
pujian dan penghargaan kepada siswa setelah menanggapi hasil kerja teman-
temannya, apakah hasil yang di sampaikan oleh teman-temannya sesuai dengan
hasil yang dimiliki siswa yang akan menanggapi disertai dengan penjelasannya.
4.1.4.2 Pelaksanaan 1
Pelaksanaan 1 dilaksanakan pada hari Senin Tanggal 2 Mei 2016 jam
pertama dan kedua setelah upacara bendera dengan alokasi waktu 2x35 menit.
Seperti biasanya sebelum memulai pelajaran terlebih dahulu siswa berdoa
menurut agamanya masing-masing dengan dipimpin oleh ketua kelasnya. Setelah
berdoa dilanjutkan dengan menanyakan kehadiran siswa dan di lanjutkan dengan
appersepsi dimana siswa menyaksikan video tentang “dampak negatif
pengelolaan sumber daya alam yang tidak bijaksana terhadap lingkungan, dan di
lanjutkan dengan bertanya mengenai pemaham siswa tentang video yang telah
disaksikan. Setelah siswa memberi pendapatnya mengenai video yang telah
disaksikan, selama 20 menit guru menjelaskan secara singkat mengenai dua sub
pokok bahasan yang akan di bahas, sesuai dengan prinsip CTL, sambil melakukan
tanya jawab dengan siswa mengenai video yang sudah disaksikan. Dalam
penjelasan mengenai dua sub pokok pembahasan guru mengkaitkan pokok
pembahasan dengan kehidupan nyata yang pernah siswa alami. Pada pelaksanaan
1 ini sub pokok pembahasan yaitu: 1) menjelaskan cara pengelolaan sumber daya
alam yang bijaksana. 2) menyebutkan contoh cara pelestarian lingkungan, 3)
menjelaskan keterkaitan antara sumber daya alam dan lingkungan. Sesuai dengan
prinsip CTL.
Setelah menjelaskan materi pelajaran, guru meminta siswa memperhatikan
alat peraga yang akan di peragakan oleh guru, mengenai tanah longsor yang
diakibatkan oleh manusia. Selanjutnya pada pelaksanaan 1 ini siswa diberi
penugasan dengan mengkaitkan pengetahuan yang baru didapat dengan
pengalaman mereka sehari-hari berupa tugas kelompok. Dalam penugasan ini
64
siswa adalah pusat pembelajaran, maka diharapkan siswa mampu menemukan
sendiri dengan membangun ilmu pengetahuan yang dimiliki berdasarkan konsep
dan fakta yang mereka temukan.
Dalam kelompok dibagi menjadi 9 kelompok, masing-masing kelompok
terdiri dari 4 siswa dengan jumlah keseluruhan siswa adalah 36 siswa. Selanjutnya
guru membagikan kertas yang berisikan tabel yang akan di isi siswa, sesuai
dengan pengetahuannya, dengan cara menuliskan tempat pengambilan bahan
alam, akibat pengambilan bahan alam dan cara pelestairian alam. Setiap anggota
kelompok diharuskan untuk mengeluarkan pendapatnya dengan cara diskusi
dalam kelompok untuk memecahkan masalah yang di hadapi.
4.1.4.3 Pelaksanaan 2
Pelaksanaan 2 dilaksanakan pada hari Kamis tanggal 12 Mei 2016 pada
jam kedua dan ketiga dengan alokasi waktu 2x35 menit. Pada tindakan kedua ini
pokok pembahasan masih mengenai “dampak pegambilan bahan alam terhadap
pelestarian lingkungan” dengan sub pokok pembahasan adalah: 1) menjelaskan
dampak negatif pengambilan bahan alam terhadap lingkungan, 2) menyebutkan
contoh-contoh pengambilan bahan alam yang merusak kelestarian lingkungan.
Sebelum memulai guru dan siswa mengucapkan salam setelah itu guru
mempersiapkan bahan yang akan di ajarkan pada pertemuan kedua. Seperti pada
pertemuan sebelumnya siswa akan tertarik dan semangat mengikuti pelajaran
apabila di mulai dengan menyaksikan video yang berkaitan dengan materi yang
akan disampaikan.
Dengan menyaksikan video guru dapat melihat kesiapan siswa untuk
mengikuti pelajaran dengan menyimak video dengan baik. Selama 20 guru
memusatkan perhatian siswa pada penjelasan materi tentang “dampak
pengambilan bahan alam terhadap lingkungan dan kegiatan-kegiatan manusia
yang dapat merusak kelestarian alam dan lingkungan. Sambil menjelaskan materi
pelajaran, guru melakukan tanya jawab dengan siswa mengenai video yang baru
disaksikan oleh siswa, dalam menjelaskan materi pelajaran, pada siklus 2
pertemuan 2 ini guru menggunakan gambar sebagai media pelajaran. Setelah
mendengarkan/memperhatikan penjelasan guru dan melakukan tanya jawab, siswa
65
diberi tugas yang di kerjakan dalam kelompok. Dengan jumlah anggota kelompok
masih tetap sama seperti pada pertemuan-pertemuan sebelumnya.
Dalam mengerjakan lembar kerja kelompok, siswa di tugas untuk
menentukan salah satu contoh pengelolaan sumber daya alam yang merusak
lingkungan dan bagaimana cara menjaga kelestarian alam dan lingkungan dari
contoh yang di tentukan siswa dalam kelompok. Siswa diminta untuk saling
bekerja sama dengan mengeluarkan pemikiran yang dimiliki masing-masing
siswa.
4.1.4.4 Hasil Observasi
Pada pertemuan pertama dan kedua siklus 2 kegiatan guru dalam proses
belajar mengajar menggunakan model pembelajaran CTL yang diamati oleh
observer. Pengamatan yang dilakukan dengan lembar observasi untuk mengamati
kegiatan guru dan siswa dalam proses belajar mengajar.
a) Hasil Observasi Guru
Kegiatan observasi terhadap kegiatan pembelajaran guru dalam
menerapkan model pembelajaran CTL pada siklus 2 baik pada pertemuan pertama
dan kedua yang dinilai observer sudah menunjukan hasil yang lebih baik dari
siklus 1. Hasilnya dapat dilihat pada tabel 20 dibawah ini:
Tabel 20
Hasil Observasi Aktivitas Guru Dalam Menggunakan
Model Pembelajaran CTL Siklus 2
No Aspek yang diamati Item
Terlaksana
Siklus 2
Pertemuan
1
Item
Terlaksana
Siklus 2
Pertemuan
2
Kegiatan Awal
1 Membuka pelajaran dengan doa.
2 Melakukan absensi terhadap kehadiran siswa.
3 Menyampaikan tujuan pembelajaran.
4 Memberikan motivasi kepada siswa.
5 Memberikan appersepsi.
66
6 Terdapat 80% dari jumlah siswa yang
merespon appersepsi yang diberikan guru.
Kegiatan Inti
7 Menyampaikan cakupan materi dan penjelasan
uraian kegiatan.
8 Guru memberikan hubungan antara materi
pokok dengan dunia nyata.
9
Guru menjelaskan materi dengan menampilkan
contoh gambar yang berkaitan dengan materi
pelajaran sumber daya alam dan teknologi
10 Terdapat 80% dari jumlah siswa
memperhatikan penjelasan guru.
11 Guru melakukan tanya jawab mengenai materi
pelajaran sumber daya alam dan teknologi
12
Terdapat 80% dari jumlah siswa aktif
melakukan tanya jawab mengenai materi
pelajaran.
13 Adanya interaksi positif antara guru dan siswa,
serta siswa dengan siswa.
14
Guru memberi kesempatan kepada siswa untuk
mengeluarakan pendapat mengenai penjelasan
guru tentang materi pelajaran sumber daya
alam dan teknologi.
15 Guru menanggapi dan membenarkan pendapat
dari siswa.
16
Guru memfasilitasi siswa dan membagi siswa
kedalam kelompok belajar dengan masing –
masing anggota kelompok 4 siswa.
17 Guru menjelaskan kepada setiap kelompok
bagaimana caranya untuk saling bekerja sama
67
dalam kelompok untuk memecahkan masalah
yang di hadapi siswa secara efekstif dan
efisien.
18 Guru memfasilitasi siswa untuk berdiskusi dan
bekerja sama dengan anggota kelompok.
19
Guru memfasilitasi siswa untuk memberi
tanggapan dari hasil presentasi kelompok
temannya.
20
Terdapat 80% dari jumlah siswa yang
memberikan tanggapan kepada kelompok
temannya.
21 Guru memberi pujian bagi setiap kelompok.
22 Guru memberi penguatan kepasa siswa
mengenai pelajaran yang sudah di sampaikan.
23 Guru memberikan soal evaluasi kepada siswa
Penutup
24 Guru bersama siswa membuat kesimpulan
mengenai pembelajaran IPA tentang sumber
daya alam dan teknologi.
25 Menutup pelajaran dengan doa.
Jumlah 22 24
Persentase (%) 88% 96%
Pada pertemuan pertama memperoleh skor 22 atau dengan nilai persentase
kegiatan yaitu 88%. Kegiatan yang belum dilakukan yaitu melakukan evaluasi
dan tindak lanjut. Pada pertemuan kedua siklus 2 mendapat skor 24 atau nilai
persentase kegiatan yaitu 96%, semua kegiatan yang dilakukan guru semua
dilaksanakan dengan kriteria baik.
68
b) Hasil Observasi Siswa
Hasil penelitian aktivitas belajar siswa selama mengikuti pembelajaran
menggunakan model pembelajaran CTL pada siklus 2 tersaji pada tabel 21 di
bawah ini:
Tabel 21
Hasil Penilaian Aktivitas Belajar Siswa Kelas 4 SDN Sumogawe 01
Kecamatan Getasan Selama Mengikuti Proses Pembelajaran CTL Siklus 2
Aspek Aspek yang Diamati
Item
Terlaksana
Siklus 2
Pertemuan
1
Item
Terlaksana
Siklus 2
Pertemuan
2
Keaktifan
1. Aktif memperhatikan
appersepsi guru.
2. Aktif memperhatikan
penjelasan guru.
3. Aktif menjawab pertanyaan
guru.
4. Aktif memberikan ide.
Keberanian
5. Rasa ingin tahu dan
keberanian siswa.
6. Berani mengajukan pertanyaan
yang belum dimengerti.
7. Memiliki keberanian untuk
memberi tanggapan terhadap
hasil kerja kelompok
temannya.
Kerjasama
8. Kerjasama mengerjakan tugas
– tugas kelompok.
9. Berkerja sama dalam tugas –
tugas kelompok dalam
memberikan pendapat.
69
Bertanya
10. Mengajukan pertanyaan
dengan sopan.
11. Bertanya tentang materi yang
kurang jelas.
Kemauan 12. Mampu membuat kesimpulan
pembelajaran.
Jumlah 8 11
Persentase (%) 66,6% 91,6%
Tabel 21 menunjukan aktivitas belajar siswa selama mengikuti
pembelajaran CTL pada siklus 2 pertemuan pertama memperoleh skor 8 dengan
nilai persentase 66,6% dikatakan cukup baik, pada pertemuan kedua siklus 2
mendapat skor 11 dengan nilai persentase 91,6% dikatakan baik sekali.
4.1.4.5 Hasil Refleksi
Hasil refleksi yang dilakukan oleh peneliti terhadap peningkatan hasil
belajar siswa pada pertemuan pertama melalui model pembelajaran CTL pada
mata pelajaran IPA di kelas 4 SDN Sumogawe 01 Kecamatan Getasan
menunjukkan hasil yang lebih baik. Siswa kelas 4 pada saat proses pembelajaran
berlangsung diberi kepercayaan dan kebebasan dalam mengemukakan
pengetahuannya sendiri sehingga siswa terlatih dalam membacakan hasilnya
didepan kelas, tertarik untuk bertanya, aktif, adanya kerjasama dan pembelajaran
lebih bermakna bagi siswa maupun guru. Namun meskipun demikian masih tetap
diperlukan perbaikan secara berkesinambungan, terutama kepada ke-4 siswa yang
belum bisa mencapai ketuntasan. Untuk selanjutnya ke-4 siswa tersebut perlu
bimbingan khusus, secara perlahan supaya dapat memahami pelajaran seperti
teman-temanya yang lain. Karena salah satu dari ke-4 siswa tersebut bisa
memperoleh nilai sebesar 60 dari 55 nilai pada siklus sebelumnya, hal ini
menunjukan ada peningkatan dari salah satu siswa tersebut.
4.2 Hasil Penelitian
Hasil Penelitian ini terdiri dari deskripsi data siklus 1 dan siklus 2. Adpun
penjabarannya akan dibahas pada masing-masing sub bab di bawah ini:
70
4.2.1 Deskripsi Data
4.2.1.1 Deskripsi Data Siklus 1
Hasil penilaian mata pelajaran IPA siswa kelas 4 SDN Sumogawe 01
Kecamatan Getasan pada siklus 1 disajikan pada tabel 24 di bawah ini:
Data ketuntasan hasil belajar siswa pada siklus satu dapat dilihat pada tabel 24,
dengan membuat rekap nilai yang diperoleh dengan menentukan kelas
menggunakan rumus dari (sabana dkk 2000:23):
Kelas Interval (K) = 1+3,3 log n (jumah siswa)
K = 1 +3,3 log 36
K = 1 + 3,3 . 1,556
K = 1 + 5,135
K = 6,135
Dibulatkan menjadi K = 6
Setelah perhitungan kelas interval ditemukan kemudian mencari Range dengan
rumus:
Range = (Nilai maksimum – Nilai minimum) + 1
Interval =
Range = (95 – 55) + 1
= 41
Interval =
= = 6,8 dibulatkan menjadi 7
Tabel 22
Distribusi Frekuensi Hasil Belajar IPA Siklus 1 Siswa Kelas 4 SDN
Sumogawe 01 Kecamatan Getasan Semester 2
Tahun Pelajaran 2015/2016
No Interval Frekuensi Persentase
1 55 – 61 3 8%
2 62 – 68 4 11%
3 69 – 75 9 25%
4 76 – 82 6 17%
5 83 – 89 6 17%
6 90 - 96 8 22%
71
Jumlah 36 100%
4.2.1.2 Deskripsi Data Siklus 2
Hasil penilaian mata pelajaran IPA siswa kelas 4 SDN Sumogawe 01
Kecamatan Getasan pada siklus 2 disajikan pada tabel 22 di bawah ini:
Kelas Interval (K) = 1+3,3 log n (jumah siswa)
K = 1 +3,3 log 36
K = 1 + 3,3 . 1,556
K = 1 + 5,135
K = 6,135
Dibulatkan menjadi K = 6
Setelah perhitungan kelas interval ditemukan kemudian mencari Range dengan
rumus:
Range = (Nilai maksimum – Nilai minimum) + 1
Interval =
Range = (100 – 60) + 1
= 41
Interval =
= = 6,8 dibulatkan menjadi 7
Tabel 23
Distribusi Frekuensi Hasil Belajar IPA Siklus 2 Siswa Kelas 4 SDN
Sumogawe 01 Kecamatan Getasan Semester 2
Tahun Pelajaran 2015/2016
No Interval Frekuensi Persentase
1 60 – 66 3 8%
2 67 – 73 1 3%
3 74 – 80 12 33%
4 81 – 87 11 31%
5 88 – 94 5 14%
6 95 – 101 4 11%
Jumlah 36 100%
72
4.3 Analisis Data
Analisis data merupakan bagian dari proses pengujian data, dimana
hasilnya dapat digunakan peneliti sebagai bukti yang memadai untuk menarik
kesimpulan penelitian. Analisis data pada penelitian ini dilakukan dalam dua
tahap yaitu analisis ketuntasan dan analisis komparatif.
4.3.1 Analisis Ketuntasan
Berdasarkan hasil tindakan kelas yang telah dilakukan, dapat diketahui
telah terjadi peningkatan hasil belajar IPA siswa kelas 4 SDN Sumogawe 01
Kecamatan Getasan dengan menggunakan model pembelajaran CTL pada
semester 2 Tahun ajaran 2015/2016. Hasil belajar IPA siswa yang dialakukan
pada akhir pertemuan kedua siklus 1, sebelum diadakan perbaikan dan pengayaan
setelah memperoleh tindakan meningkat dibandingkan hasil belajar pra siklus
tersaji pada tabel 24 dibawah ini:
Tabel 24
Analisis Ketuntasan Hasil Belajar IPA Siklus 1
Kelas 4 SDN Sumogawe 01 Kecamatan Getasan Semester 2
Tahun Pelajaran 2015/2016
No Ketuntasan
Belajar
Julah Siswa Keterangan
Jumlah Persentase
1 Tuntas 25 69% Tuntas
2 Tidak Tuntas 11 31% Tidak Tuntas
Jumlah 36 100%
Nilai Rata – Rata 78
Nilai Tertinggi 95
Nilai Terendah 55
Dengan demikian nilai rata-rata IPA siswa kelas 4 SDN Sumogawe 01
Kecamatan Getasan pada siklus 1 adalah 78 meningkat dibandingkan nilai rata-
rata pra siklus yaitu 69. Jumlah siswa yang tuntas belajarnya pada siklus 1
meningkat menjadi 25 siswa, sementara pada pra siklus hanya 16 siswa. Nilai
tertinggi yang diperoleh siswa pada siklus 1 sudah ada yang mencapai nilai
73
maksimum 95 nilai tarendah 55. Perolehan hasil belajar IPA siswa kelas 4 SDN
Sumogawe 01 Kecamatan Getasan melalui model pembelajaran CTL jumlah
siswa yang nilainya >75 atau memenuhi KKM sudah terlihat meningkat. Hasil
analisis berdasarkan ketuntasan belajar siswa pada hasil tes siklus 1 disajikan
dalam bentuk diagram lingkaran pada gambar 4 di bawah ini:
Gambar 4
Presentase Ketuntasan Belajar IPA Siswa Kelas 4 SDN Sumogawe 01
Kecamatan Getasan Siklus 1
Semester 2 Tahun Pelajaran 2015/2016
Siswa yang tuntas pada siklus 1 mencapai 69%, sedangkan siswa yang
belum tuntas hasil belajarnya 31% meningkat dibandingkan hasil belajar pada pra
siklus. Namun demikian hasil yang diperoleh pada siklus 1 belum mencapai
standar yang telah ditetapkan pada indikator kinerja pada penelitian ini dianggap
berhasil apabila 30 siswa nilainya tuntas dalam kelas atau ketuntasan klasikal
80%. Dari data dapat diperoleh informasi bahwa siswa yang telah tuntas pada
siklus 1 mencapai 69% sebanyak 25 siswa. Oleh karena itu penelitian ini
dilanjutkan dengan mempersiapkan siklus 2. Ketuntasan hasil belajar IPA siswa
kelas 4 SDN Sumogawe 01 Kecamatan Getasan ditunjukan pada tabel 25 dibawah
ini:
74
Tabel 25
Analisis Ketuntasan Hasil Belajar IPA Siklus 2 Kelas 4 SDN Sumogawe 01
Kecamatan Getasan Semester 2
Tahun Pelajaran 2015/2016
No Ketuntasan Frekuensi Presentase
1 Tuntas 32 89%
2 Tidak Tuntas 4 11%
Jumlah 36 100%
Nilai Rata - Rata 83
Nilai Tertinggi 100
Nilai Terendah 60
Dengan demikian nilai rata-rata siswa dalam kelas pada siklus 2 adalah 83
meningkat dibandingkan nilai rata-rata pra siklus yaitu 69 dan siklus 1 adalah 78.
Jumlah siswa yang tuntas belajarnya pada siklus 2 meningkat menjadi 30 siswa,
sementara pada pra siklus hanya 16 siswa dan siklus 1 yaitu 25 siswa. Tabel 25
diatas menunjukan bahwa perolehan hasil belajar IPA siswa kelas 4 SDN
Sumogawe 01 Kecamatan Getasan dengan penerapan model pembelajaran
CTL pada siklus 2 degan jumlah siswa yang nilainya <75 atau yang mencapai
KKM sudah terlihat sangat meningkat. Hasil tes pada siklus 2 apabila dianalisis
berdasarkan ketuntasan belajar dapat disajikan dalam bentuk diagram lingkaran
pada gambar 5 di bawah ini:
75
Gambar 5
Prsentase Ketuntasan Belajar IPA Siswa Kelas 4 SDN Sumogawe 01
Kecamatan Getasan Siklus 2
Semester 2 Tahun Pelajaran 2015/2016
Gambar 5 menunjukan bahwa hasil belajar yang diperoleh siswa pada
siklus 2 sudah mencapai standar yang telah ditetapkan pada indikator kinerja pada
penelitian ini. Indikator keberhasilan penelitian ini dianggap berhasil apabila 30
siswa dari 36 siswa kelas 4 tuntas hasil belajarnya. Dari data tersebut dapat
diperoleh informasi bahwa siswa yang telah tuntas pada siklus 2 sudah mencapai
89% (32 siswa). Dari hasil data siklus 2 tersebut sudah menunjukan keberhasilan
ketuntasan belajar siswa yang sudah sesuai dengan indikator berhasilan penelitian.
Pada siklus 2 yang sudah dilakukan, bisa dikatakan berhasil dan dapat
dilihat dari meningkatnya hasil ketuntasan belajar siswa yaitu 32 siswa atau 89%
siswa tuntas. Dapat disimpulkan bahwa pembelajaran yang dilakukan dalam
menerapkan model pembelajaran CTL pada siklus 2 sudah berhasil karena
memperoleh penilaian pada siklus 1 adalah 69% meningkat pada siklus 2 menjadi
84%.
76
4.3.2 Analisis Komparatif
Berdasarkan hasil analisis ketuntasan belajar IPA siswa kelas 4 SDN
Sumogawe 01 Kecamatan Getasan, dilakukan analisis komparatif ketuntasan hasil
belajar antar siklus dan pra siklus. Analisis komparatif dilakukan dengan
menyajikan data ketuntasan hasil belajar pra siklus, siklus 1 dan siklus 2 dalam
satu tabel 26 dibawah ini:
Tabel 26
Analisis Komparatif Ketuntasan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas 4 SDN
Sumogawe 01 Kecamatan Getasan Semester 2
Tahun Pelajaran 2015/2016
No Nilai
Pra Siklus Siklus 1 Siklus 2
Jumlah
Siswa
Persen
(%)
Jumlah
Siswa
Persen
(%)
Jumlah
Siswa
Persen
(%)
1 Tuntas 16 44% 25 69% 32 89%
2 Tidak
Tuntas 20 56% 11 31% 4 11%
Jumlah 36 100% 36 100% 36 100%
Berdasarkan tabel diatas terlihat bahwa rata-rata nilai hasil belajar siswa
mengalami peningkatan dari pra siklus hingga pelaksanaan siklus 2. Untuk
memvisualisasikan analisis komparatif ketuntasan hasil belajar antar siklus dan pra
siklus dapat digambarkan dalam diagram berikut :
77
Gambar 6
Analisis Komparatif
Tuntas
Tidak Tuntas0%
20%
40%
60%
80%
100%
Pra SiklusSiklus 1
Siklus 2
Analisis Komparatif
Tuntas
Tidak Tuntas
4.4 Pembahasan
Sebelum diadakan tindakan siklus 1 dan siklus 2, yang dilakukan di kelas
4 SDN Sumogawe 01 Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang ditemukan
bahwa hasil belajar IPA siswa masih rendah, hal ini disebabkan penyampaian
materi dengan metode konvensional dan tanpa media yang mendukung dalam
penyampaian materi pembelajaran. Siswa hanya mendengarkan penjelasan guru
saja, sehingga keaktifan dan kekreatifan siswa sama sekali tidak terlihat. Proses
pembelajaran sebelum tindakan menunjukkan bahwa siswa masih pasif, karena
tidak diberi respon yang menantang, siswa terlihat tegang dan tampak bosan
dalam mengikuti proses belajar mengajar. Sehingga nilai rata-rata pelajaran IPA
siswa rendah, nilai rata-rata siswa sebelum diadakan tindakan adalah 69. Siswa
yang mencapai KKM ≥75 hanya 16 siswa dari 36 siswa dengan persentase 44%
sedangkan siswa yang belum mencapai kriteria ketuntasan minimal sebanyak 20
siswa dari 36 siswa dengan persentase 56%. Sebelum diadakan tindakan jumlah
siswa yang mendapatkan nilai tertinggi sebesar 95 hanya diperoleh oleh 1 siswa
dari 36 siswa. Sedangkan jumlah siswa yang memperoleh nilai terendah
78
berjumlah 5 siswa dengan nilai 55. Adanya perbedaan yang signifikan antara
jumlah siswa yang tuntas dan tidak tuntas menjadi masalah yang harus segera
diatasi. Tuntasnya ke-16 siswa ini dikarenakan sudah dapat menangkap materi
yang disajikan oleh guru walaupun hanya dengan ceramah saja begitu juga
dengan 1 siswa yang memperoleh nilai tertinggi. Ke-16 siswa ini termasuk 1
siswa yang memperoleh nilai tertinggi, memang mempunyai daya tangkap yang
lebih dibandingkan teman-temannya yang lain walaupun hanya dengan
mendengarkan saja, sedangkan 20 siswa yang lain belum bisa menangkap materi
yang disajikan oleh guru hanya dengan ceramah saja karena daya tangkap mereka
rendah jika hanya mendengarkan saja mereka belum bisa memahami sepenuhnya
tentang materi yang disampaikan. Siswa akan lebih paham dan lebih mudah
mengingat bila siswa mencari, membuat dan melakukan sendiri serta terlibat
langsung dalam kegiatan pembelajaran. Untuk mengatasi rendahnya hasil belajar
IPA siswa kelas 4 dalam proses pembelajaran, maka diperlukan model
pembelajaran yang cocok dan tepat. Untuk itu peneliti mencoba mengatasi
masalah yang hasil belajar IPA siswa kelas 4 SDN Sumogawe 01 Kecamatan
Getasan Kabupaten Semarang dengan menggunakan model pembelajaran CTL.
Menurut Baharudin dan Wahyuni (2007: 137) pembelajaran CTL adalah konsep
pembelajaran yang membantu guru mengaitkan materi yang diajarkan dengan
situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara
pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka
sehari-hari. Dari definisi para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa model
pembelajaran CTL adalah model pembelajaran yang mengkaitkan materi
pelajaran dengan dunia nyata sesuai dengan pemikiran siswa. Dalam proses
pembelajaran CTL guru menghadirkan dunia nyata kedalam kelas yang sesuai
dengan materi yang akan disampaikan dan mengkaitkan materi tersebut dengan
pemikiran siswa sehingga siswa mampu mengembangkan pemikiran yang ada
dengan hal-hal yang baru didapat.
Menurut Mulyasa, (2006: 110-111) menyatakan bahwa “pembelajaran IPA
sebaiknya dilakukankan secara inkuiri dan berbuat untuk memperoleh
pemahaman yang mendalam tentang alam dan menumbuhkan kemampuan
79
berpikir, bekerja dan bersikap ilmiah”. dari definisi diatas dapat disimpulkan
bahwa pembelajaran IPA adalah siswa dituntut untuk berpikir kritis dan mampu
mengembangkan pengetahuan-pengetahuan yang dimiliki serta menumbuhkan
rasa ingin tahu siswa pada hal-hal baru serta mampu mengembangkan
keterampilan untuk memecahkan masalah yang dihadapi dalam kehidupan sehari-
hari siswa. Dengan menerapkan model pembelajaran CTL pada pelajaran IPA
siswa kelas 4 SDN Sumogawe 01 Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang,
siswa akan mengamati langsung objek yang akan dipelajari dengan menggunakan
media gambar dan video dalam proses pembelajaran, tentu siswa akan lebih
tertarik mengikuti pelajaran dan menumbuh kan rasa ingin tahu siswa mengenai
hal-hal baru yang timbul dalam pikirannya sehingga timbul pertanyaan-
pertanyaan dari siswa yang berkaitan dengan media-media yang diamaiti siswa,
tentunya media-media tersebut berhubungan dengan materi pelajaran yang akan
disampaikan.
Perencanaan penelitian ini diawali dengan berdiskusi bersama guru kelas 4
SDN Sumogawe 01 Kecamatan Getasan, untuk mendiskusikan hal-hal yang
diperlukan dalam pemecahan masalah hasil belajar siswanya dan mendiskusikan
pelaksanaan pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran CTL.
Setelah melaksanakan penelitian, maka diperoleh hasil belajar siswa pada
siklus 1 dengan menerapkan model pembelajaran CTL, siswa yang mencapai
Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM ≥ 75) sebanyak 25 siswa dari 36 jumlah
keseluruhan siswa dengan persentase 69% siswa yang memperoleh nilai di bawah
KKM sebanyak 11 siswa dengan persentase 31%. Nilai rata-rata yang diperoleh
siswa sebesar 78 sedangkan nilai tertinggi yang diperoleh sebesar 95 dan nilai
terendah 55. Dibandingkan dengan kondisi awal hasil belajar IPA siswa kelas 4
SDN Sumogawe 01 mengalami peningkatan yang signifikan, namun peneliti
belum merasa puas karena belum memenuhi kriteria ketuntasan yang diharapkan.
Untuk itu peneliti melakukan tindak lanjut dengan memperhatikan kekurangan-
kekurangan pada siklus 1, sehingga peneliti melakukan perbaikan pada tahap
siklus 2.
80
Siklus 2 dengan menerapkan model pembelajaran CTL untuk
meningkatkan hasil belajar siswa kelas 4 SDN Sumogawe 01, siswa yang
mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM ≥ 75) sebanyak 36 siswa dengan
persentase 89% dan masih terdapat 4 siswa yang belum bisa mencapai nilai diatas
KKM. Nilai rata-rata yang diperoleh siswa pada siklus 2 sebesar 83 sedangkan
nilai tertinggi adalah 100 dan nilai terendah 60. Hasil yang cukup fantastis jika
dibandingkan pada pra siklus. Namun masih ada beberapa siswa yang belum
mencapai KKM 75. Setelah ditelusuri terdapat 4 siswa yang belum mencapai
KKm 75, ke 4 siswa tersebut lamban dalam memahami pelajaran dan salah satu
dari ke 4 siswa tersebut adalah anak berkebutuhan khusus sehingga sulit untuk
mengikuti pelajaran yang berlangsung.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakuakan oleh
Samriani dalam Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 2 dengan judul
“Penerapan Pendekatan Contextual Teaching And Learning (CTL) Dalam
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA di Kelas IV SDN No
3 Siwalempu”. Peneliti menggunakan model pembelajaran yang menekankan
pada partisipasi dan aktivitas siswa untuk mencari dan melakukan sendiri materi
pelajaran yang akan dipelajari, melalui pengetahuan yang dimiliki siswa
dihubungkan materi pelajaran yang akan dipelajari, siswa dilibatkan sejak
perencanaan sampai akhir dan siswa dituntut untuk memiliki kemampuan
pengetahuan yang baik, serta terlibat aktif pada aktivitas pembelajaran dan
memiliki kemampuan dalam mengembangkan pengetahuannya sendiri melalui
materi pelajaran yang dipelajarinya.
Berdasarkan perolehan nilai yang didapatkan pada siklus I dan siklus II
dengan menerapkan model pembelajaran CTL dapat meningkatan hasil belajar
siswa pada mata pelajaran IPA siswa kelas 4 SDN Sumogawe 01 Kecamatan
Getasan Kabupaten Semarang Semester 2 Tahun Pelajaran 2015/2016. Situasi
pembelajaran seperti ini mendukung efektivitas proses pembelajaran dan dengan
langsung terlibat pada aktivitas (learning community) siswa akan lebih memahami
dan mengerti materi yang dipelajari.