bab iv hasil penelitian dan...

25
52 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum SDN Dukuh 01 Salatiga Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Dukuh 01 Salatiga semester II tahun pelajaran 2015/2016 dengan Subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas V SD Negeri Dukuh 01 Salatiga, yang berjumlah 34 siswa yang terdiri dari 17 laki-laki dan 17 perempuan. SD Negeri Dukuh 01 terletak di lingkungan yang cukup kondusif karena jauh dari pasar sehingga suasana di SD Negeri Dukuh 01 tergolong nyaman karena jauh dari kebisingan kendaraan umum. Sarana dan prasaran di SD Negeri Dukuh 01 sudah cukup lengkap dan fasilitas untuk mengajar seperti alat peraga, LCD dan sumber- sumber lain (buku) sudah sangat menunjang proses pembelajaran. 4.2. Hasil Penelitian 4.2.1. Deskripsi Kondisi Awal Kondisi awal merupakan kondisi sebelum penelitian tindakan kelas dilakukan.Pembelajaran pada kondisi awal, guru lebih sering menggunakan metode ceramah dan dilanjutkan pemberian tugas sehingga pembelajaran lebih berpusat pada guru, kondisi yang demikian menyebabkan siswa merasa cepat bosan dan berdampak pada hasil belajar siswa.Dari 34 orang siswa yang ada dikelas V, ada 16 orang siswa yang tidak tuntas dalam belajar atau dengan presentase 48% yang tidak lulus kriteria ketuntasan minimal (KKM) yaitu sebesar 65. Sementara itu siswa yang tuntas hasil belajarnya sebanyak 18 orang siswa dengan presentase 52%. Metode pembelajaran ceramah masih sering digunakan guru khususnya pada mata pelajaran IPA sehingga siswa terlihat pasif dan tidak memilki kreativitas ketika mengikuti proses pembelajaran dan hanya mendengarkan penjelasan dari guru sedangkan yang terlihat aktif

Upload: lydien

Post on 11-Mar-2019

222 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/13026/4/T1_292012595_BAB IV... · dibuat, kemudian diuraikan refleksi berdasarkan hasil observasi.Adapun

52

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Umum SDN Dukuh 01 Salatiga

Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Dukuh 01 Salatiga

semester II tahun pelajaran 2015/2016 dengan Subyek dalam penelitian

ini adalah siswa kelas V SD Negeri Dukuh 01 Salatiga, yang berjumlah

34 siswa yang terdiri dari 17 laki-laki dan 17 perempuan. SD Negeri

Dukuh 01 terletak di lingkungan yang cukup kondusif karena jauh dari

pasar sehingga suasana di SD Negeri Dukuh 01 tergolong nyaman karena

jauh dari kebisingan kendaraan umum. Sarana dan prasaran di SD Negeri

Dukuh 01 sudah cukup lengkap dan fasilitas untuk mengajar seperti alat

peraga, LCD dan sumber- sumber lain (buku) sudah sangat menunjang

proses pembelajaran.

4.2. Hasil Penelitian

4.2.1. Deskripsi Kondisi Awal

Kondisi awal merupakan kondisi sebelum penelitian tindakan kelas

dilakukan.Pembelajaran pada kondisi awal, guru lebih sering

menggunakan metode ceramah dan dilanjutkan pemberian tugas sehingga

pembelajaran lebih berpusat pada guru, kondisi yang demikian

menyebabkan siswa merasa cepat bosan dan berdampak pada hasil

belajar siswa.Dari 34 orang siswa yang ada dikelas V, ada 16 orang siswa

yang tidak tuntas dalam belajar atau dengan presentase 48% yang tidak

lulus kriteria ketuntasan minimal (KKM) yaitu sebesar 65. Sementara itu

siswa yang tuntas hasil belajarnya sebanyak 18 orang siswa dengan

presentase 52%. Metode pembelajaran ceramah masih sering digunakan

guru khususnya pada mata pelajaran IPA sehingga siswa terlihat pasif

dan tidak memilki kreativitas ketika mengikuti proses pembelajaran dan

hanya mendengarkan penjelasan dari guru sedangkan yang terlihat aktif

Page 2: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/13026/4/T1_292012595_BAB IV... · dibuat, kemudian diuraikan refleksi berdasarkan hasil observasi.Adapun

53

hanya guru. Seperti yang terjadi pada mata pelajaran IPA siswa kelas V

SD NDukuh 01 Semester II Tahun Ajaran 2015/2016 berikut ini:

Tabel 11

Hasil Belajar Mata Pelajaran IPA siswa kelas V SDN Dukuh 01

Semester II Tahun Ajaran 2015/2016 Pra Siklus

No Nilai Siklus I Keterangan

Jumlah

Siswa

(%)

1 89 – 100 5 14,71 Tuntas

2 77 – 88 7 29,41 Tuntas

3 65 – 75 6 16,65 Tuntas

4 54 – 64 16 47,06 Tidak Tuntas

Jumlah 34 100

Dari tabel 4.4 frekuensi data nilai siklus I di atas, jumlah siswa

sebanyak 34 siswa. Siswa yang mendapat skor antara 89 sampai 100 ada 5

siswa dengan persentase 14,71%, siswa yang mendapat skor antara 77

sampai 88 ada 7 siswa dengan persentase 29,41%, dan siswa yang

mendapat skor antara 65 sampai 75 sebanyak 6 siswa dengan persentase

16,65% dan siswa yang mendapatkan skor 54 sampai 64 ada 16 siswa

dengan persentase 47,06

Berikut disajikan dalam tabel, prosentase ketuntasan belajar pada

pra siklus. hasilnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 12

Prosentase Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Kelas V

SDN Dukuh 01 Sebelum Tindakan

No Nilai Sebelum Tindakan Keterangan

Jumlah Siswa (%)

1 < 65 16 48 Belum tuntas

2 ≥ 65 18 52 Tuntas

Jumlah 34 100

Rata-rata 60,8

Nilai tertinggi 80

Nilai terendah 40

Page 3: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/13026/4/T1_292012595_BAB IV... · dibuat, kemudian diuraikan refleksi berdasarkan hasil observasi.Adapun

54

Prosentase ketuntasan hasil belajar siswa kelas V SDN Dukuh 01

sebelum dilakukan tindakan, diketahui bahwa siswa yang memperoleh

nilai kurang dari Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM = 65) sebanyak 16

siswa atau 48% dari total keseluruhan siswa; sedangkan siswa yang

mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal sebanyak 18 siswa atau 52% dari

total seluruh siswa. Berikut, prosentase siswa yang belum ataupun telah

mencapai KKM disajikan pada gambar berikut ini:

Gambar 4.1

Diagram Ketuntasan Hasil Belajar Sebelum Tindakan

Berdasarkan pengamatan sebelum dilakukan penelitian, rendahnya

hasil belajar siswa disebabkan karena metode yang sering digunakan

adalah metode ceramah yaitu dengan guru mendominasi dalam

penjelasan materi kemudian dilanjutkan dengan pemberian tugas.Hal ini

berdampak pada siswa yang menjadi cepat bosan dan kurang aktif pada

saat pelajaran IPA, ini terlihat ketika di kelas, siswa mudah bosan selama

mengikuti kegiatan pembelajaran. Selain itu, cara guru mengajar yang

masih didominasi dengan ceramah membuat kelas menjadi monoton dan

sajian pelajaran menjadi kurang menarik perhatian siswa.

52%

48%

KETUNTASAN HASIL BELAJAR PRA SIKLUS

TUNTAS TIDAK TUNTAS

Page 4: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/13026/4/T1_292012595_BAB IV... · dibuat, kemudian diuraikan refleksi berdasarkan hasil observasi.Adapun

55

Berpatokan pada data hasilbelajar awal atau data hasil belajar

sebelum dilakukan tindakan, penulis melakukan sebuah penelitian

tindakan kelas (PTK) sesuai dengan rancangan penelitian yang telah

diuraikan pada bab-bab sebelumnya. Dalam penelitian di SDN Dukuh 01,

penulis menggunakan model Quantum Learning.Penelitian ini dilakukan

dalam dua siklus, dimana tiap siklus dilakukan dua pertemuan.

4.2.2. Pelaksanaan Penelitian

a. Pelaksanaan Siklus I

Pelaksanaan siklus I dengan membahas sub pokok bahasan sifat-sifat

cahaya dilakukan melalui empat tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan

tindakan, pengamatan/observasi, dan refleksi yang sesuai dengan tahap

penelitian Kemmis & Mc Taggart dalam Arikunto (2007:16). Langkah

pelaksanaan siklus I diuraikan pada perencanaan tindakan mengenai apa

yang diperlukan dan dilaksanankan saat pembelajaran. Observasi

dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan dari rencana yang telah

dibuat, kemudian diuraikan refleksi berdasarkan hasil observasi.Adapun

penjelasan masing-masing tahapan dijabarkan sebagai berikut.

a) Tahap Perencanaan Tindakan

Sebelum dilaksanakan tindakan perbaikan, ada beberapa langkah yang

dilakukan oleh penulis, antara lain:

1) Memeriksa RPP yang telah disusun, sambil mencermati kembali

setiap butir yang direncanakan untuk dilaksanakan pada

pelaksanaan tindakan.

2) Menyiapkan alat peraga dan sarana lain yang akan digunakan.

Setelah itu dilakukan pengecekan lagi alat peraga tersebut apakah

sudah benar-benar tersedia dan sesuai dengan perencanaan

pembelajaran yang hendak dilakukan.

3) Mengecek kembali kelengkapan dan ketersediaan alat pengumpul

data, seperti lembar observasi yang telah disepakati dengan guru

yang mendampingi sebagai observer.

b) Pelaksanaan Tindakan

Page 5: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/13026/4/T1_292012595_BAB IV... · dibuat, kemudian diuraikan refleksi berdasarkan hasil observasi.Adapun

56

Setelah menyusun langkah-langkah kegiatan pembelajaran, maka

disepakatilah untuk melakukan kegiatan perbaikan pembelajaran yang

terdiri dari dua pertemuan pembelajaran yaitu:

Pertemuan I

1) Kegiatan Awal

Kegiatan awal yang dilakukan meliputi beberapa

kegiatan seperti yang telah didesain dalam rencana

pembelajaran yaitu membuka pembelajaran dengan salam,

berdoa, mengabsen, mengecek kerapian siswa, mengatur

tempat duduk siswa dan melakukan apersepsi. Kegiatan

apersepsi yang dilakukan adalah mengingatkan kembali

kepada para siswa tentang materi sifat-sifat cahaya.

2) Kegiatan Inti

Pada kegiatan inti, yang dilakukan adalah menjelaskan

materi pembelajaran yaitu sifat-sifat cahaya. Guru membagi

siswa menjadi 4 kelompok dan membagikan LKS yang

digunakan untuk melakukan diskusi dengan teman

kelompoknya sesuai dengan materi yang diberikan. Dari

diskusi tersebut diperoleh hasil sebagai berikut: 1). Proses

terjadinya cahaya merambat lurus, 2). Proses terjadinya

cahaya menembus benda bening, dan 3). Proses terjadinya

cahaya dapat dipantulkan. Pada kegiatan LKS 1 ini, siswa

melakukan diskusi untuk mendapatkan emahaman dan

langsung mengetahui tentang konsep dasar sifat-sifat cahaya

dan proses pembiasan cahaya. Diskusi yang dilakukan akan

berguna agar siswa lebih memahami materi pembelajaran dan

melatih siswa untuk berkerja sama yang baik dalam

kelompok. Pada akhir kegiatan ini siswa menjawab soal pada

lembar LKS yang sudah disediakan.Tahap diskusi dan

penjelasan, Guru memberikan penjelasan tentang konsep

dasar sifat-sifat cahaya dan pembuatan cahaya merambat

Page 6: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/13026/4/T1_292012595_BAB IV... · dibuat, kemudian diuraikan refleksi berdasarkan hasil observasi.Adapun

57

lurus, caya menembus benda bening, dan cahaya dipentulkan

dengan selusi yang didasarkan pada hasil diskusi. Guru

menguatkan konsep yang telah dipelajari yaitu tentang sifat

cahaya sehinga siswa tidak ragu tentang konsep yang

diungkapkan sebelumnya. Guru berusaha berusaha

menjelaskan materi dengan jenis-jenisnya sehingga membuat

siswa semangkin mengerti dan paham trntang sifat-sifat

cahaya.

3) Kegiatan penutup

Bersama-sama dengan siswa mengambil kesimpulan

tentang materi yang telah dipelajari dengan menggunakan

model Quantum Learning, sekaligus memberikan

kesempatan kepada siswa yang masih belum memahami

materi pelajaran yang diberikan, Guru memberikan pesan

kepada siswa untuk mempelajari lagi materi tersebut di

rumah, karena masih akan dilakukan lagi pertemuan

berikutnya, dan memberikan Pekerjaan Rumah (PR).

Pertemuan II

1) Kegiatan awal

Pelaksanaan pada pertemuan II guru membuka

pelajaran dengan mengucapkan salam, berdoa, mengabsensi

siswa, mengatur suasana di ruangan kelas, dan apersepsi.

Kemudian, guru bertanya kepada siswa “siapa yang tidak

mengerjakan PR?”. Guru mencocokkan PR dan

mengingatkan kembali tentang materi yang diajarkan

dipertemuan sebelumnya yaitu materi “sifat-sifat cahaya”.

2) Kegiatan inti

Pada kegiatan inti, yang dilakukan adalah menjelaskan

materi pembelajaran yaitu sifat-sifat cahaya. Guru membagi

siswa menjadi 4 kelompok dan membagikan LKS yang

digunakan untuk melakukan diskusi dengan teman

Page 7: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/13026/4/T1_292012595_BAB IV... · dibuat, kemudian diuraikan refleksi berdasarkan hasil observasi.Adapun

58

kelompoknya sesuai dengan materi yang diberikan. Dari

diskusi tersebut diperoleh hasil sebagai berikut: 1). Proses

terjadinya cahaya merambat lurus, 2). Proses terjadinya

cahaya menembus benda bening, dan 3). Proses terjadinya

cahaya dapat dipantulkan. Pada kegiatan LKS 1 ini, siswa

melakukan diskusi untuk mendapatkan emahaman dan

langsung mengetahui tentang konsep dasar sifat-sifat cahaya

dan proses pembiasan cahaya. Diskusi yang dilakukan akan

berguna agar siswa lebih memahami materi pembelajaran dan

melatih siswa untuk berkerja sama yang baik dalam

kelompok. Pada akhir kegiatan ini siswa menjawab soal pada

lembar LKS yang sudah disediakan.Tahap diskusi dan

penjelasan, Guru memberikan penjelasan tentang konsep

dasar sifat-sifat cahaya dan pembuatan cahaya merambat

lurus, caya menembus benda bening, dan cahaya dipentulkan

dengan selusi yang didasarkan pada hasil diskusi. Guru

menguatkan konsep yang telah dipelajari yaitu tentang sifat

cahaya sehinga siswa tidak ragu tentang konsep yang

diungkapkan sebelumnya. Guru berusaha berusaha

menjelaskan materi dengan jenis-jenisnya sehingga membuat

siswa semangkin mengerti dan paham trntang sifat-sifat

cahaya.

3) Kegiatan penutup

Setelah waktu selesai, guru memberikan kesempatan

kepada siswa yang belum memahami pelajaran untuk

bertanya, guru bersama-sama dengan siswa membuat

kesimpulan. Guru membagikan lembar evaluasi kepada

masing-masing siswa untuk dikerjakan.

c) Observasi

Pada kegiatan ini, yang diamati adalah aktivitas guru dan

siswa setelah diberikan tindakan dengan model Quantum

Page 8: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/13026/4/T1_292012595_BAB IV... · dibuat, kemudian diuraikan refleksi berdasarkan hasil observasi.Adapun

59

Learning. Berikut ini dipaparkan hasil aktivitas guru dan siswa

dalam pembelajaran dengan menggunakan model Quantum

Learningyang diperoleh setelah dilakukan tindakan pada siklus I,

baik pada pertemuan pertama maupun pertemuan kedua.

d) Evaluasi Hasil Belajar Siklus I

Hasil belajar pada siklus I yang diperoleh selama proses

pembelajaran IPA dengan menggunakan model Quantum

Learningkelas V SDN Dukuh 01, adalah sebagai berikut:

Tabel 13

Rekapitulasi Ketuntasan Hasil Belajar Siklus I

No Nilai Siklus I Keterangan

Jumlah Siswa (%)

1 89 – 100 5 14,71 Tuntas

2 77 – 88 10 29,41 Tuntas

3 65 – 75 13 38,23 Tuntas

4 54 – 64 6 17,65 Tidak Tuntas

Jumlah 34 100

Dari tabel 17 frekuensi data nilai siklus I di atas, jumlah siswa

sebanyak 5 siswa. Siswa yang mendapat skor antara 89 sampai 100 ada 10

siswa dengan persentase 14,71%, siswa yang mendapat skor antara 77

sampai 88 ada 10 siswa dengan persentase 29,41%, dan siswa yang

mendapat skor antara 65 sampai 75 sebanyak 13 siswa dengan persentase

38,23% dan siswa yang mendapatkan skor 54 sampai 64 ada 6 siswa

dengan persentase 17,65%

Berikut disajikan dalam tabel, prosentase ketuntasan belajar pada

siklus I. hasilnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Page 9: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/13026/4/T1_292012595_BAB IV... · dibuat, kemudian diuraikan refleksi berdasarkan hasil observasi.Adapun

60

Tabel 14

Prosentase Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Kelas V

SDN Dukuh 01 Siklus I

No Nilai Siklus I Keterangan

Jumlah Siswa (%)

1 < 65 6 18 Belum tuntas

2 ≥ 65 28 82 Tuntas

Jumlah 34 100

Rata-rata 74,5

Nilai tertinggi 94

Nilai terendah 45

Prosentase ketuntasan hasil belajar siswa SD Negeri Dukuh

01, sebelum dilakukan tindakan diketahui bahwa siswa yang

memiliki nilai kurang dari Kriteria Ketuntasan Minimal sebanyak

16 siswa atau 48%; sedangkan yang mencapai Kriteria

Ketuntasan Minimal sebanyak 18 siswa dengan prosentase 52%.

Kondisi ini berubah setelah dilaksanakan tindakan pada siklus I,

dimana siswa yang berhasil lulus KKM sebanyak 28 siswa atau

82% dan siswa yang belum berhasil lulus KKM sebanyak 6 siswa

atau 18%. Berikut prosentase hasil belajar siklus I disajikan pada

gambar di bawah ini:

Page 10: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/13026/4/T1_292012595_BAB IV... · dibuat, kemudian diuraikan refleksi berdasarkan hasil observasi.Adapun

61

Gambar 4.2

Prosentase Ketuntasan Belajar Siklus I

Berdasarkan hasil belajar siswa, setelah diadakan tindakan

pada siklus I, terjadi peningkatan hasil belajar siswa.Terjadi

peningkatan ketuntasan belajar sebanyak 28 siswa atau secara

prosentase sebanyak 82%, kemudian terjadi penurunan bagi siswa

yang belum tuntas atau mencapai KKM yaitu menjadi sebanyak 6

siswa atau secara prosentase sebesar 18%. Hal ini disebabkan

karena siswa mulai merasa senang dalam proses pembelajaran.

Meskipun awalnya siswa sangat ribut, namun terlihat bahwa

siswa menikmati dan tidak merasa bosan saat mengikuti kegiatan

pembelajaran di kelas.

e) Refleksi

Pembelajaran IPA kelas V pada materi sifat-sifat cahaya

pada siklus I ini belum berhasil sesuai indikator kinerja yang

ditentukan karena ketuntasan belajar baru 82%.

Hasilnya di ungkapkan faktor penyebab kekurang

keberhasilan dalam pembelajaran yaitu:

Tuntas70%

Tidak Tuntas18%

Ketuntasan Belajar siswa Siklus I

Page 11: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/13026/4/T1_292012595_BAB IV... · dibuat, kemudian diuraikan refleksi berdasarkan hasil observasi.Adapun

62

1) Pembelajaran masih gaduh dan kurang terkendali saat pada

saat siswa mulai diminta untuk membuat kelompok.

2) Guru masih kaku dalam memandu siswa yang belum

memahami langkah-langkah dalam model Quantum

Learning.

3) Guru belum memberi pujian atau reward pada siswa yang

menjawab benar.

Berdasarkan data yang telah dianalisis dan data hasil

diskusi, peneliti melakukan penelaahan dan mencoba

menyimpulkan hasil tindakan yang telah dilakukan.Hasil ini

menunjukkan bahwa penguasaan siswa sudah meningkat,

meskipun belum sesuai dengan kriteria keberhasilan yang

ditentukan karena ketuntasan belajar baru 82%.

Berdasarkan hasil evaluasi observasi, peneliti memutuskan

untuk mengadakan perbaikan pembelajaran pada siklus II sebagai

berikut:

1) Memandu siswa dalam membentuk kelompok dan

mengarahkan dalam langkah-langkah pembelajaran dalam

materi yang sedang dipelajari melalui model Quantum

Learning.

2) Memberikan rewardatau pujian kepada siswa yang

menjawab benar. Reward atau pujian kepada siswa berupa

gambar bintang, tepuk tangan atau pujian.

b. Pelaksanaan Siklus II

Tahap pelaksanaan siklus II sama seperti tahap pelaksanaan pada

siklus I, yakni mengacu pada tahap penelitian Kemmis & Mc Taggart

dalam Arikunto (2007:16), pelaksanaan siklus II terdiri dari empat langkah

yaitu perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan/observasi, dan

refleksi.Kompetensi dasar yang digunakan yakni mengidentifikasi sifat-

sifat cahaya. Bagian pelaksanaan siklus II menguraikan perencanaan

tindakan mengenai apa yang dilaksanakan sebagai perbaikan dari

Page 12: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/13026/4/T1_292012595_BAB IV... · dibuat, kemudian diuraikan refleksi berdasarkan hasil observasi.Adapun

63

kekurangan siklus I. Setelah perencanaan dan pelaksanaan, diuraikan

refleksi berdasarkan hasil obsevasi.

a. Tahap Perencanaan

Peneliti menyiapkandan merevisi RPP dan menyiapkan

kembali skenario tindakan yang akan dilaksanakan pada

perbaikan pembelajaran siklus II. Berdasarkan hasil diskusi dan

refleksi siklus I maka peneliti melakukan upaya perbaikan

pembelajaran, memandu siswa dalam membentuk kelompok dan

mengarahkan dalam langkah-langkah pembelajaran dalam materi

yang sedang dipelajari melalui model Quantum Learningdan

memberikan reward atau penguatan kepada siswa yang

menjawab benar. Selain itu penulis juga menyiapkan kembali

lembar kerja siswa, lembar evaluasi, lembar observasi dan

menyiapkan alat peraga.

b. Pelaksanaan

Pertemuan I

1) Kegiatan awal

Pelaksanaan pada pertemuan II guru membuka pelajaran

dengan mengucapkan salam, berdoa, mengabsensi siswa,

mengatur suasana di ruangan kelas, dan apersepsi. Kemudian,

guru bertanya kepada siswa “siapa yang tidak mengerjakan

PR?”. Guru mencocokkan PR dan mengingatkan kembali

tentang materi yang telah diajarkan dipertemuan sebelumnya

yaitu materi sifat-sifat cahaya.

2) Kegiatan inti, guru menjelaskan kembali materi tentang sifat-

sifat cahaya. Setelah bertanya jawab sebentar, guru

melanjutkan materi sifat-sifat cahaya.Untuk memberikan

penjelasan tentang sub materi tersebut, guru menggunakan

model Quantum Learning. Pada kegiatan inti, yang dilakukan

adalah menjelaskan materi pembelajaran yaitu sifat-sifat

cahaya. Guru membagi siswa menjadi 4 kelompok dan

Page 13: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/13026/4/T1_292012595_BAB IV... · dibuat, kemudian diuraikan refleksi berdasarkan hasil observasi.Adapun

64

membagikan LKS yang digunakan untuk melakukan diskusi

dengan teman kelompoknya sesuai dengan materi yang

diberikan. Dari diskusi tersebut diperoleh hasil sebagai

berikut: 1). Proses terjadinya cahaya merambat lurus, 2).

Proses terjadinya cahaya menembus benda bening, dan 3).

Proses terjadinya cahaya dapat dipantulkan. Pada kegiatan

LKS 1 ini, siswa melakukan diskusi untuk mendapatkan

emahaman dan langsung mengetahui tentang konsep dasar

sifat-sifat cahaya dan proses pembiasan cahaya. Diskusi yang

dilakukan akan berguna agar siswa lebih memahami materi

pembelajaran dan melatih siswa untuk berkerja sama yang

baik dalam kelompok. Pada akhir kegiatan ini siswa

menjawab soal pada lembar LKS yang sudah disediakan.

Tahap diskusi dan penjelasan, Guru memberikan penjelasan

tentang konsep dasar sifat-sifat cahaya dan pembuatan cahaya

merambat lurus, caya menembus benda bening, dan cahaya

dipentulkan dengan selusi yang didasarkan pada hasil diskusi.

Guru menguatkan konsep yang telah dipelajari yaitu tentang

sifat cahaya sehinga siswa tidak ragu tentang konsep yang

diungkapkan sebelumnya. Guru berusaha berusaha

menjelaskan materi dengan jenis-jenisnya sehingga membuat

siswa semangkin mengerti dan paham trntang sifat-sifat

cahaya.

3) Kegiatan akhir

Setelah waktu selesai, siswa diberikan tugas secara

individual untuk dikerjakan di rumah, guru memberikan

kesempatan kepada siswa yang belum memahami pelajaran

untuk bertanya, guru selaku pengajar bersama-sama dengan

siswa mengambil kesimpulan dan guru mengingatkan untuk

mempelajari sub materi berikutnya yang akan dipelajari pada

pertemuan berikutnya. Tidak lupa, guru juga memberikan

Page 14: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/13026/4/T1_292012595_BAB IV... · dibuat, kemudian diuraikan refleksi berdasarkan hasil observasi.Adapun

65

pujian kepada siswa atau kelompok yang aktif bertanya,

sambil mengingatkan pada siswa yang lain, bahwa bertanya

adalah hal penting dan mendasar di dalam belajar.

Pertemuan II

1) Kegiatan awal

Seperti pada pertemuan-pertemuan sebelumnya,

kegiatan awal dimulai dengan salam, berdoa, mengabsensi

siswa, mengatur suasana di ruangan kelas, dan apersepsi.

Setelah itu, guru menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan

dicapai pada pertemuan itu.

2) Kegiatan inti

Kegiatan inti, guru menjelaskan kembali materi tentang

sifat-sifat cahaya.Setelah bertanya jawab sebentar, guru

melanjutkan materi sifat-sifat cahaya.Untuk memberikan

penjelasan tentang sub materi tersebut, guru menggunakan

model Quantum Learning. Pada kegiatan inti, yang dilakukan

adalah menjelaskan materi pembelajaran yaitu sifat-sifat

cahaya. Guru membagi siswa menjadi 4 kelompok dan

membagikan LKS yang digunakan untuk melakukan diskusi

dengan teman kelompoknya sesuai dengan materi yang

diberikan. Dari diskusi tersebut diperoleh hasil sebagai

berikut: 1). Proses terjadinya cahaya merambat lurus, 2).

Proses terjadinya cahaya menembus benda bening, dan 3).

Proses terjadinya cahaya dapat dipantulkan. Pada kegiatan

LKS 1 ini, siswa melakukan diskusi untuk mendapatkan

emahaman dan langsung mengetahui tentang konsep dasar

sifat-sifat cahaya dan proses pembiasan cahaya. Diskusi yang

dilakukan akan berguna agar siswa lebih memahami materi

pembelajaran dan melatih siswa untuk berkerja sama yang

baik dalam kelompok. Pada akhir kegiatan ini siswa

menjawab soal pada lembar LKS yang sudah

Page 15: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/13026/4/T1_292012595_BAB IV... · dibuat, kemudian diuraikan refleksi berdasarkan hasil observasi.Adapun

66

disediakan.Tahap diskusi dan penjelasan, Guru memberikan

penjelasan tentang konsep dasar sifat-sifat cahaya dan

pembuatan cahaya merambat lurus, caya menembus benda

bening, dan cahaya dipentulkan dengan selusi yang

didasarkan pada hasil diskusi. Guru menguatkan konsep yang

telah dipelajari yaitu tentang sifat cahaya sehinga siswa tidak

ragu tentang konsep yang diungkapkan sebelumnya. Guru

berusaha berusaha menjelaskan materi dengan jenis-jenisnya

sehingga membuat siswa semangkin mengerti dan paham

trntang sifat-sifat cahaya.

3) Kegiatan akhir

Setelah semua siswa selesai mengerjakan tugasnya,

guru memberikan kesempatan siswa untuk bertanya pada hal-

hal yang belum dipahami. Sebelum menutup pelajaran, guru

memberikan tes akhir atau tes evaluasi kepada siswa, juga

memberikan pujian dan mengucapkan terimakasih atas

kerjasama selamaguru melakukan penelitian.

c. Observasi

Pada kegiatan ini, yang diamati adalah aktivitas guru dan

siswasetelah diberikan tindakan dengan model Quantum

Learning. Berikut ini dipaparkan hasil aktivitas guru dan siswa

dalam pembelajaran dengan menggunakan model Quantum

Learning yang diperoleh setelah dilakukan tindakan pada siklus

II, baik pada pertemuan pertama maupun pertemuan kedua.

d. Evaluasi Hasil Belajar Siklus II

Hasil belajar pada siklus II yang diperoleh selama proses

pembelajaran IPA dengan menggunakan model Quantum

Learning kelas V SDN Dukuh 01, adalah sebagai berikut:

Page 16: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/13026/4/T1_292012595_BAB IV... · dibuat, kemudian diuraikan refleksi berdasarkan hasil observasi.Adapun

67

Tabel 15

Rekapitulasi Ketuntasan Belajar Siklus II

No Nilai Siklus II Keterangan

Jumlah Siswa (%)

1 89 – 100 14 41,18 Tuntas

2 77 – 88 16 47,06 Tuntas

3 65 – 75 4 11,76 Tuntas

4 54 – 64 - 0,00 Tidak Tuntas

Jumlah 34

Dari tabel 23 frekuensi data nilai siklus II di atas, jumlah siswa

sebanyak 34 siswa. Siswa yang mendapat skor antara 89 sampai 100 ada

14 siswa dengan persentase 41,18%, siswa yang mendapat skor antara 77

sampai 88 ada 16 siswa dengan persentase 47,06%, dan siswa yang

mendapat skor antara 65 sampai 75 sebanyak 4 siswa dengan persentase

11,76% dan siswa yang mendapatkan skor 54 sampai 64 ada siswa dengan

persentase 0,00%

Berikut disajikan dalam tabel, prosentase ketuntasan belajar pada

siklus I. hasilnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 16

Prosentase Ketuntasan Hasil Belajar Siklus II

No Nilai Siklus II Keterangan

Jumlah Siswa (%)

1 < 65 - - Belum tuntas

2 ≥ 65 34 100 Tuntas

Jumlah 34 100

Rata-rata 91,7

Nilai tertinggi 100

Nilai terendah 70

Ketuntasan Hasil belajar siswa SD Negeri Dukuh 01

sebelum dilakukan tindakan dapat diketahui bahwa siswa yang

memiliki nilai kurang dari Kriteria Ketuntasan Minimal

(KKM=65) sebanyak 16 siswa atau 48% pada siklus I kemudian

terjadi penurunan menjadi 6 siswa atau 18% setelah dilakukan

Page 17: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/13026/4/T1_292012595_BAB IV... · dibuat, kemudian diuraikan refleksi berdasarkan hasil observasi.Adapun

68

siklus II tidak ada lagi siswa yang tidak berada pada di bawah

KKM. Sedangkan, yang mencapai ketuntasan minimal sebelum

dilaksanakan tindakan yaitu sebanyak 18 siswa atau 52% pada

siklus I kemudian meningkat menjadi 28 siswa atau 82%, dan

pada siklus II mengalami peningkatan lagi menjadi 100% tuntas

dalam belajar IPA. Dengan hasil ini membuktikan penelitian yang

dilakukan telah berhasil karena telah melebihi batas ketuntasan

indicator kinerja yang ditetapkan yaitu sebesar 85% sedangkan

hasil yang didapat adalah 100%.

Berdasarkan hasil tes dan pengamatan aktivitas siswa setelah

diadakannya tindakan pada siklus II, terjadi peningkatan hasil

belajar siswa.Peningkatan ketuntasan hasil belajar pada siklus II

adalah sebesar 34 siswa tuntas semua atau secara prosentase

sebesar 100% tuntas secara KKM, kemudian tidak ada lagi siswa

yang belum tuntas hasil belajarnya. Terjadinya kenaikan

hasilbelajar siswa tersebut karena siswa merasa senang dalam

proses pembelajaran. Siswa terlihat sangat antusias, aktif dalam

bertanya dalam pembelajaran menggunakan model Quantum

Learning.

e. Perbandingan Ketuntasan Hasil Belajar Kondisi Awal, Siklus

I dan Siklus II

Di bawah ini disajikan dalam tabel, perbandingan hasil

belajar dari kondisi awal, siklus I dan siklus II.

Page 18: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/13026/4/T1_292012595_BAB IV... · dibuat, kemudian diuraikan refleksi berdasarkan hasil observasi.Adapun

69

Tabel 17

Perbandingan Ketuntasan Hasil Belajar Kondisi Awal,

Siklus I dan Siklus II

No. Nilai

Tuntas Belum Tuntas

Jumlah

Siswa %

Jumlah

Siswa %

1 Kondisi Awal 18 52% 16 48%

2 Siklus I 28 82% 6 18%

3 Siklus II 34 100 % - -

Berdasarkan tabel 25 di atas, diketahui bahwa terjadi

peningkatan ketuntasan hasil belajar baik pada siklus I maupun

siklus II.Pada kondisi awal ketuntasan hasil belajar siswa

sebanyak 52%, sedangkan ketuntasan hasil belajar pada siklus I

meningkat menjadi 82%, dengan kata lain terjadi peningkatan

sebesar 30% dari kondisi awal ke Siklus I. Kemudian terjadi

peningkatan kembali pada siklus II yaitu sebesar 100% bagi

yang tuntas. Dengan kata lain terjadi peningkatan sebesar 18%

dari ketuntasan hasil belajar dari Siklus I ke siklus II. Hasil ini

dapat disimpulkan bahwa model Quantum Learningberhasil

pada pelajaran IPA materi sifat-sifat cahaya dan dapat

meningkatkan hasil belajar pada siswa kelas V SDN Dukuh 01

semester II tahun pelajaran 2015/2016.

Hasil ini disajikan pada grafik perbandingan ketuntasan

hasil belajar pada kondisi awal, siklus I dan siklus II yang dapat

dilihat pada grafik yang tersaji berikut ini:

Page 19: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/13026/4/T1_292012595_BAB IV... · dibuat, kemudian diuraikan refleksi berdasarkan hasil observasi.Adapun

70

Gambar 4.3

Perbandingan Ketuntasan Hasil Belajar Kondisi Awal,

Siklus I dan Siklus II

f. Refleksi

Setelah dilakukan perbaikan pembelajaran pada materi sifat-

sifat cahaya, peneliti melakukan refleksi.Ternyata hasil perbaikan

pembelajaran memberikan hasil sesuai yang diharapkan, dimana

semua siswa pada siklus II berhasil tuntas dalam belajarnya.

0

5

10

15

20

25

30

35

Pra Siklus Siklus I Siklus II

18

28

34

16

6

0

Jum

lah

Sis

wa

Tuntas

Tidak Tuntas

Page 20: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/13026/4/T1_292012595_BAB IV... · dibuat, kemudian diuraikan refleksi berdasarkan hasil observasi.Adapun

71

4.3. Deskripsi Hasil Penelitian

4.3.1. Pelaksanaan Pembelajaran dengan Model Quantum Learning

Oleh Guru

Pada bagian ini, akan diuraikan penggunaan model Quantum

Learningdalam pembelajaran yang dilakukan oleh guru. Uraian

penggunaan model Quantum Learning dalam pembelajaran IPA ini

dimaksudkan untuk melihat sejauh mana model ini benar-benar

diterapkan, sehingga dengan demikian dapat diambil kesimpulan darinya

bahwa model ini dapat meningkatkan hasil belajar IPA pada siswa kelas

V SDN Dukuh 01 Salatiga.

Acuan untuk penggunaan model Quantum Learning dalam

pembelajaran ini, diambil dari lembar observasi guru maupun lembar

observasi siswa. Berikut ini, akan disajikan dalam tabel penggunaan

model Quantum Learning sebagai model pembelajaran oleh guru dalam

mengajarkan mata pelajaran IPA. Penggunaan model Quantum Learning

dalam pembelajaran IPA tersebut, akan disajikan dalam tabel berikut ini:

Page 21: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/13026/4/T1_292012595_BAB IV... · dibuat, kemudian diuraikan refleksi berdasarkan hasil observasi.Adapun

72

Tabel 18

Pembelajaran dengan Model Quantum Learning oleh Guru

No Aktivitas Guru

yang diamati

Siklus I Siklus II

Pertemuan Pertemuan Pertemuan Pertemuan

I II I II

Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak

1

Menjelaskan

tujuan

pembelajaran

atau kompetensi

dasar yang perlu

dicapai

√ √ √ √

2

Penyampaian

Materi dan

Strategi

Pembelajaran

√ √ √ √

3

Penggunaan

Model

Pembelajaran

dan

Pemanfaatan

Sumber

Belajar

√ √ √ √

4 Penilaian

Hasil Belajar √ √ √ √

5 Mengakhiri

Pelajaran √ √ √ √

Total 2 3 4 1 5 - 5 -

Mengacu pada lembar observasi guru dalam menggunakan model

Quantum Learning dalam pembelajaran IPA, diketahui bahwa pada siklus

I pertemuan I, dari 5 aktivitas yang perlu dilakukan dengan menggunakan

model Quantum Learning, hanya 2 yang dilakukan atau 50% dari

keseluruhan aktivitas dan 3 langkah tidak dilakukan. Pada pertemuan II

siklus I, terjadi peningkatan yaitu dari 5 aktivitas pembelajaran

berdasarkan model Quantum Learning, 4 langkah dilakukan sedangkan 1-

nya tidak dilakukan.

Page 22: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/13026/4/T1_292012595_BAB IV... · dibuat, kemudian diuraikan refleksi berdasarkan hasil observasi.Adapun

73

Pada siklus II pertemuan I dan II, dari 5 aktivitas yang dilakukan

dalam pembelajaran, kelima langkah tersebut dilakukan oleh guru dalam

proses pembelajaran.

4.3.2. Pelaksanaan Pembelajaran dengan Model Quantum Learning

Oleh Siswa

Selain mengamati kegiatan guru dalam mengajar dengan

menggunakan model Quantum Learning, juga diamati kegiatan siswa yang

terlibat dalam pembelajaran. Pengamatan ini dimaksudkan bahwa sejauh

mana siswa memahami model pembelajaran dengan menggunakan model

Quantum Learning itu sendiri. Berikut ini, dipaparkan dalam tabel, hasil

pengamatan siswa dalam pembelajaran IPA, baik siklus I dan siklus II

dengan menggunakan model Quantum Learning.

Tabel 19

Pembelajaran dengan Model Quantum Learning oleh Siswa

No Aktivitas Siswa yang

diamati

Siklus I Siklus II

Pertemuan Pertemuan Pertemuan Pertemuan

I II I II Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak Ya Tidak

1 Siswa mendengarkan

tujuan pembelajaran

√ √ √ √

2 Siswa

memperhatikan

penjelasan materi

yang dilakukan oleh

guru.

√ √ √ √

3 Siswa dapat

mengaitkan materi.

√ √ √ √

4 Siswa menyelidiki

dan menemukan

konsep melalui

penjelasan guru

degan model

Quantum Learning

√ √ √ √

5 Siswa membentuk

kelompok

√ √ √ √

6 Siswa mendapatkan

reward dari

perolahan skor dalam

pembelajaran yang

telah dilakukan.

√ √ √ √

Total 2 4 2 4 6 - 6 -

Page 23: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/13026/4/T1_292012595_BAB IV... · dibuat, kemudian diuraikan refleksi berdasarkan hasil observasi.Adapun

74

Pada pertemuan pertama dan kedua siklus I, dari 6 aktivitas

pembelajaran dengan model Quantum Learning yang perlu dilakukan oleh

siswa, hanya 2 aktivitas yang benar-benar dilakukan oleh siswa; sedangkan

4 aktivitas lainnya tidak dilakukan. Hal ini disebabkan oleh beberapa hal,

pertama bahwa model Quantum Learning adalah model pembelajaran

yang pertama kali diterapkan di kelas tersebut; kedua, guru sendiri masih

kaku dalam mengajar dengan menggunakan model Quantum Learning;

ketiga, guru belum melakukan pendampingan kepada siswa dalam

melaksanakan pembelajaran dengan menggunakan model Quantum

Learning, akibatnya siswa belum memahami dengan benar dalam

pembelajaran IPA.

Hal tersebut berbeda pada siklus II. Dengan memperbaiki

kekurangan-kekurangan pada siklus I, guru mencoba memperbaiki hal-hal

yang perlu dilakukan pada siklus II. Setelah dilakukan perbaikan, hasilnya

siswa kemudian terlibat aktif dalam pembelajaran, siswa dapat mengaitkan

materi, siswa dapat menyelidiki dan menemukan konsep melalui

penjelasan guru dengan model Quantum Learning.

4.4.Pembahasan

Pada studi awal, siswa yang tuntas belajar sebanyak 18 siswa

(52%) dari 34 siswa, dengan nilai rata-rata 60,08. Setelah dilaksanakan

perbaikan pembelajaran pada siklus I, jumlah siswa yang tuntas belajar

menjadi 28 siswa (82%) dengan nilai rata-rata 88,5.Dari hasil ini dapat

dikatakan bahwa terjadi peningkatan nilai rata-rata dari kondisi awal ke

siklus I yaitu 30%. Setelah mempertimbangkan berbagai kekurangan-

kekurangan yang dilakukan pada siklus I, dilakukan lagi perbaikan

pembelajaran pada siklus II. Pada siklus II, diketahui bahwa semua siswa

berhasil tuntas dalam belajarnya, dengan perolehan nilai rata-rata 91,7.

Mengacu pada hasil ini dapat dikatakan bahwa terjadi peningkatan

ketuntasan hasil belajar dari siklus I ke siklus II yaitu sebesar 18%.

Berdasarkan pada hasil ini maka dikatakan bahwa pembelajaran dengan

Page 24: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/13026/4/T1_292012595_BAB IV... · dibuat, kemudian diuraikan refleksi berdasarkan hasil observasi.Adapun

75

model Quantum Learning dapat meningkatkan hasil belajar sesuai dengan

yang direncanakan.

Hasil penelitian ini memperkuat temuan penelitian lainnya yang

membuktikan bahaw Quantum Learning dapat meningkatkan hasil belajar

siswa. Penelitian yang dilakukan oleh Dikdik Dikrulla (2010) dengan

judul “Penerapan Model Pembelajaran Quantum Learning Untuk

Meningkatkan hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Teknologi

Informasi Dan Komunikasi (TIK)”. Hasil penelitian menunjukan bahwa

nilai rata-rata peningkatan hasil belajar siswa mengalami kenaikan yang

signifikan. Hal ini ditunjukan oleh nilai rata-rata yang dinormalisasi

sebesar 0,534 dengan kriteria sedang.

Penelitian lainnya yang menunjukkan adanya peningkatan hasil

belajar dengan Quantum Learning adalah penelitian dari Sri Sutarni

(2011) dengan judul “Upaya Peningkatan Motivasi Belajar Matematika

Siswa Dengan Menggunakan Model Pembelajaran Quantum Learning

(Ptk Di Smp Negeri 1 Ngemplak Boyolali Kelas VII Tahun 2011/2012)”.

Hasil penelitiannya adalah motivasi belajar siswa meningkat hal ini dapat

dilihat dari meningkatnya indikator peningkatan motivasi belajar siswa

meliputi: a) Bertanya kepada guru tentang materi yang telah disampaikan

dan mengungkapkan ide sebelum tindakan 9,375% dan di akhir tindakan

78,125 %.b). Antusiasme mengerjakan soal latihan didepan kelas sebelum

tindakan 12,5% dan di akhir tindakan 62%, c). Aktif dalam kelompok

diskusi sebelum tindakan 25% dan di akhir tindakan 87%. Kesimpulan

penelitian ini adalah bahwa penerapan model pembelajaran Quantum

Learning dapat meningkatkan motivasi belajar matematika siswa di SMP

Negeri 1 Ngemplak Boyolali.

Penelitian Nurhamidah (2010) dengan judul Pengaruh Model

Pembelajaran Quantum Learning Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas

VIII Pada Materi Cahaya Di Mtsn Rukoh Banda Aceh juga menunjukkan

adanya peningkatan. Dari hasil analisis data yang diperoleh nilai rata-rata

dengan metode Quantum Learning pre-test = 36,833; SD 11,5 dan post-

Page 25: BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/13026/4/T1_292012595_BAB IV... · dibuat, kemudian diuraikan refleksi berdasarkan hasil observasi.Adapun

76

test = 75,23 ; SD = 10,388, sedangkan dengan metode pembelajaran

konvensional pre-test = 37,038 ; SD = 12,056 dan post-test = 60,602 SD =

10,523. Untuk harga t_(tabel ) dengan α = 0,05 dan dk 76 diperoleh

2,000. Karena pengujian hipotesis dalam tabel penelitian ini

menggunakan uji t diketahui t_(hitung )= 6,15 sehingga t_(hitung )>

t_(tabel ), maka hipotesis diterima. Hal ini dapat disimpulkan terdapat

pengaruh yang positif dan signifikan antara metode pembelajaran

Quantum Learning terhadap hasil belajar siswa kelas VIII pada Materi

Cahaya di MTsN Rukoh Kota Banda Aceh.

Hasil penenlitian ini dengan demikian mendukung teori Bobbi

DePorter & Mike Hernacki (2011:12) yang menyatakan bahwa Quantum

Learning merupakan pembelajaran yang bertujuan untuk menciptakan

lingkungan belajar yang efektif dan proses belajar yang menyenangkan

sehingga dapat membantu meningkatkan hasil belajar siswa.